PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANG ...

122
PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANG MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK DAN WANITA YANG TIDAK MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK ISLAM Oleh : LIZA ANDR1ANI 99 320 079 FAKULTAS I'SIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Transcript of PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANG ...

PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANG

MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK

DAN WANITA YANG TIDAK MELAKUKAN

LATIHAN KEBUGARAN FISIK

ISLAM

Oleh :

LIZA ANDR1ANI

99 320 079

FAKULTAS I'SIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANG

MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK

DAN WANITA YANG TIDAK MELAKUKAN

LATIHAN KEBUGARAN FISIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas f*sikoiar|i IJniversitas Islam IndonesiaUntuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Oerajat Sarjana Psikologi

Oleh i

LIZA ANDRIANI

99 320 079

FAKXJLTTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISI^AFU INDONESIA

YOGYAKARTA

PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANGMELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK

DAN WANITA YANG TIDAK MELAKUKANLATIHAN KEBUGARAN FISIK

SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi FakuitasPsikologi Universitas Islam Indonesia dan Diterima untukMemenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S-1 PsikologiPada Tanggal

2 $ AUG 2003

Mengesahkan

Fakuitas Psikologi

Universitas islam Indonesia

'• 1.«r

\\ DR. SukartiS*!^.

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Sri Rahayu Partosuwido, Prof, Dr. ^/>

2. Marnio Pudjono, Drs, MS.llWiiii

/

3. Yuiianti Dwi Astuti, S. Psi

VA

<%

4

*/S

^*>

K^

o

^

it

^

**

f^

vI-

i$

^

no

fri

Cn

^^

.^=£

>/Cs

3r

3r^

3. Ibu Yulianti Dwi Astuti S.Psi, selaku Dosen Pembimbing Pendamping,

atas segala bimbingan, perhatian, dan kejelian, serta kesabaran beliau

sangat membantu untuk keluar dari segala masalah dan hambatan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sus Budiharto S.Psi Psikolog, selaku Dosen Pembimbing

Akademik, atas segala perhatian, bimbingan, dan dukungan yang

diberikan kepada penulis selama masa studi di Fakuitas PsikologiUniversitas Islam Indonesia.

5. Ibu Endang Herbeno, selaku pemilik pusat kebugaran Cahya

Kumala...terima kasih atas izin tempat dan kemudahan-kemudahan yang

telah diberikan selama penulis melakukan penelitian

6. Ibu Joko Tri Hartanto, selaku pemilik kost putri Orange..Terima kasih atas

izin dan kebaikan yang telah diberikan selama penulis melakukan

penelitian

7. Segenap dosen Fakuitas Psikologi Universitas Islam Indonesia..Bu

Ratna, Bu Uyun, Bu UN, Bu Heppy, Bu Mira, Bu Miftah, Pak Fuad.Pak

Bakhtiar, Pak Sus, Pak Irwan, Pak Soni, Pak Arif dan seluruh dosen

lainnya yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu... Terima kasih

untuk ilmu-ilmu bermanfaat yang telah diberikan pada penulis selama

masa studi, semoga bisa menjadi bekal untuk melangkah ke kehidupan

penulis selanjutnya kelak.

8. Seluruh Staff dan Karyawan Fakuitas Psikologi Universitas Islam

Indonesia.Terimakasih untuk segala kebaikan dan kemudahan yang

telah diberikan pada penulis selama ini.

VI

9. Ayahku (Aim), dan lbuku...lbuku...lbuku yang sangat kucintai.

Untuk seluruh cinta dan sayangnya, pengorbanannya, airmatanya, doa-

doanya, dan kasihnya yang diperlihatkan terus menerus, juga untuk

semua yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata dan tidak dapat

terbalaskan dengan apapun. Semoga Allah membalas keduanya dengan

kebaikan yang besar, memudahkan segala urusannya, melapangkan

hatinya, dan menyelamatkan keduanya dari fitnah dunia dan akhirat,

Allahumma Arnien...

10. My Dearest Brothers and Sisters... (Kakak, Abang, Kak Ana, Bang Sul,

Bang Dhie,& Kak Nin), My Bro &sist in law... (Bang Narno, Kak Titik,

Bang Udin, dan Kak Neng, juga Mas Doni dan Mbak Nana (meski masih

calon), and also... Pendi, Fitri, Linda, & Diana. Terima kasih untuk seluruh

cinta, perhatian, dan bantuan baik moral maupun materiil selama in, I'm

so Proud to be a partof this Big Happy Families.

11. My Magnificent Nieces and Nephews ...Wida, Galih, Anisah, Roshid,

Tyaz, Aldo, Haikal, Ifa, dan Mila... You're always make me laugh!!

12.Bapak, Ibu, dan keluarga besar Pandega Siwi...Terima kasih untuk

segala perhatian yang tercurah pada penulis selama ini.

13. Sahabat-sahabat terbaikku diYogya...Wied, Ayie, Vida, Ika, lis, DoenGah,

Echa... yang mengenalkanku arti persahabatan, persaudaraan,

kemandirian, dan toleransi. Terimakasih atas semangat, dukungan, dan

kebersamaan dalam suka dan duka selama ini, Friends are like a star not

always seen but they are always there... Untuk Indah, bagaimanapun...

vn

makasih ya untuk mekanisme pertahanan egonya. Akhirnya semua itu

menjadikanku lebih sabar.

14. Sahabat setia bimbingan skripsi oolama ini...Ainul...Meski hanya sesaat

diakhir perkuliahan kita, terima kasih telah memberikan suntikan motivasi

dan semangat jika aku sedang malas dan bosan dalam mengerjakan

skripsi ini.

15. Sohib-sohib kostku dulu dan sekarang...Mb.Ndet, Mb.Noey, Mb.Nia,

Ka.Uchie, Mb.Mei, Mb.Evi, Mb.Wien, Rahmi, siska, Mb.Yuni, Sari, Niken,

Lia, juga Mb.Upi... Terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.

Kenang-kenangan bersama kalian tidak akan terlupakan.

16. Seluruh teman-teman yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Terima

kasih telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu

penulis melaksanakan penelitian ini.

17. Alkautsar club...Makday, Oca, Reni, Dian, Yuli, Putri, Pipit(Where are u),

Dini, lis, Beti, Ragil, Bona, Boni, Royn, Erik, Pongge, Firman, Tendi, Ulin,

dan semuanya...Terima kasih telah mewarnai hidup penulis, kapan ya

kita bisa kumpul2 lagi?.

18.Teman-teman seperjuanganku angkatan '99... Boni, Agus (Makasih

pinjaman monitomya), Eno, Bleki, Uztam, Ratih, Gayuh, Seto, Eri, Elin,

Vicki, Herka, Nina, Nita, Evi, Ita, Yuyun, Nila, Rama, Tiwi, Robi, dan yang

tidak dapat disebutkan satu persatu...Terima kasih untuk kebersamaan

yang sangat menyenangkan selama ini.

vm

19.Terakhir namun sangat berarti bagi penulis, Sahabatku...

Kekasihku...Mas Dimas. Terima kasih atas segala cinta, kasih sayang,

kesabaran, perhatian, dorongan, dan kesetiaannya mendampingiku

selama ini dalam suka maupun duka.

20. Terima kasih pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu...Atas bantuan dalam kelancaran penulisan skripsi ini, semoga

amal baiknya mendapat balasan dari Allah SWT, Amien...

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penelitian ini, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua, Amien.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Juli 2003

Penulis

IX

DAFTAR ISf

HALAMAN JUDULi

HALAMAN PENGESAHAN Tn

HALAMAN PERSEMBAHANin

HALAMAN MOTTOiv

KATA PENGANTARv

DAFTAR ISI .x

DAFTAR TABELXIII

DAFTAR GAMBARXIV

DAFTAR LAMPIRANxv

INTISARIxvi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan Penelitian 7

C. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Stabilitas Emosi 9

1. Pengertian Emosi g

2. Pengertian Stabilitas Emosi 14

3. Karakteristik Stabilitas Emosi 16

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Emosi 17

B. Latihan Kebugaran Fisik 22

1. Pengertian Kebugaran Fisik 22

2. Pengertian Latihan Kebugaran Fisik 23

3. Keuntungan Yang Didapatkan Dari Latihan Kebugaran Fisik 3?

C. Hubungan Antara Latihan Kebugaran Fisik Dengan Stabilitas

Emosi 07

D. Landasan Teori 41

E. Hipotesis 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian 44

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 44

C. Subyek Penelitian 45

D. Metode Pengumpulan Data 47

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 50

F. Desain Penelitian 51

G. Metode Analisis Data 52

3AB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 53

1. Orientasi Kancah Penelitian 53

2. Persiapan Penelitian 54

3. Pengurusan Izin Penelitian 56

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Uji Coba Skala Stabilitas Emosi 53

2. Pelaksanaan Penelitian 59

XI

C. Hasil Penelitian

D. Pembahasan ....

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ...

xn

.61

.65

.68

.68

.71

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Butir-Butir Skala Stabilitas Emosi 49

Tabel 2. Distribusi Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Stabilitas Emosi

Setelah Uji Coba 58

Tabel 3. Distribusi Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Stabilitas Emosi

Setelah Uji Coba Disesuaikan Dengan Nomor Bam 59

Tabel 4. Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Eksperimen 62

Tabel 5. Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Kontrol 63

Tabel 6. Hasil Uji Beda Skor Pre test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol 63

Tabel 7. Hasil Uji Beda Skor Post test Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol 64

Tabel 8. Hasil Uji Beda Selisih Skor Pre test dan Post test Antara

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 64

xni

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Desain Penelitian Control Group Pre test- Post test Design 52

xiv

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan peradaban manusia yang semakin pesat,

bertambah kompleks pula gaya hidup, sehingga manusia berusaha mencapai

tingkat yang dicita-citakan. Perkembangan dan arus modemisasi yang melaju

pesat, mempengaruhi perilaku, gaya hidup, dan nilai-nilai hidup di masyarakat,

Persaingan ketat dalam mengejar cita-cita , adanya pergeseran nilai dan norma

kehidupan, semakin menuntut penyesuaian diri dengan keadaan yang serba

kompleks. Kemajuan teknologi dan pembangunan juga berpengaruh terhadap

lingkungan fisik dan tentu saja berdampak pada lingkungan sosial. Kehidupan

yang serba cepat, bising, dan penuh polusi menyebabkan manusia merasa leiah

jiwa dan raga.

Dalam menghadapi berbagai permasalahan yang begitu kompleks, ada

sebagian individu yang berhasil dalam mengatasi masalah-masalah yang

dihadapinya, akan tetapi kemungkinan lain yang terjadi adalah individu

rnengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam menghadapi masalah-

masalahnya. Kesulitan ataupun kegagalan yang dihadapi individu ini

memungkinkan timbulnya ketegangan emosi yang selanjutnya dapat

mempengaruhi stabilitas emosi seseorang.

Ciri-ciri jasmaniah antara pria dan wanita sangat berbeda. Perbedaan

anatomi dan fisiologi menyebabkan adanya perbedaan pada tingkah laku wanita

dan tingkah laku pria, Perbedaan tersebut selanjutnya diperkuat oleh struktur

to**™ van9 ada, d,mana terdapat beberapa ^^ ^maSyaraka' kePa" — - - wa„ita. Masyaraka, biasanyamemposisikan wanita sebagai spcp.,,,^ c

- ,-.0 ..w.^o uc.aiKdp sempurna,

-rasa bangga dengan kebande|an anak |akj |ak]nya ^^^ ^ ^™nunfukkan keberania„ anak tersebu, akan te|apj keska anak perempuan"aka, sa„9 ibu akan merasa ma|u ^ ^ ^^^ ^^harus selalu bersikap baik dan paluh (Gamayanli. 2003).

Ke«*a memaSuki masa pubertas ,„buh wanjta menga|ami perubatanPerubahan drama,is. karena ,ubuh mu|aj mempmduksi hormonhormon wanj(aVang mempe„8aruhi pertumbuha„, ^^^^ ^ ^^^Tanda-tanda pertama pada pubertas ^^ ter|jha| nya(a ^^^ ^^payudara. Hormon-normon „a„ita merislimulasi da„ meningkatkan

™* dewasa (matang, Seiring dengan ^ ^^ ^ ^ ^•enad, puia perubahan secara psikis yang ^^^ ^ ^ ^sensitif den ,ebin peka. Dibandingkan denga„ ^ ^ ^ ^cenderung mempergunakan emosi dan perasaannya apabj|a ^^^ ^masalah. Menu., Frederick, (daiam Setiawan Goos,e,om. 2003) da|amPerkembangannye wanila cendemng ^ MmMm^ ^ ^banyak menggunakan praduoa, peras.an dan emosi ketimbanc rasio. Kartinimasa kini adalab wanita yang berfikiran maju dan berkepnbadian. sshingga*aum wa„i,a masa kini diharapkan bisa men.adi wani.a yan9 serba blsa dansukses daiam menjeieni kerier dan kehidupan perkawinan. Adanya tuntu.an derimasyarakat agar wanita masa ,„, bjsa berperan sempuma mempengamhj

wanita yang mengakibatkan emosi wanita cenderung tidak stabil (Aura, April

2002).

Terdapatnya banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian atau

kehidupan kejiwaan seseorang terutama pada wanita, sehingga menimbulkan

perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dalam

menanggapi kesan-kesan yang datang dari luar dirinya atau bisa dikatakan

sebagai reaksi emosionalnya. Ada individu yang tingkat emosinya tinggi dan ada

individu yang tingkat emosinya rendah, dan ada sebagian individu dalam

mengekspresikan emosinya secara berlebihan tetapi ada juga yang bisa

menyembunyikan emosinya dan tidak ekspresif.

Keadaan emosi dalam diri individu tidak menetap, emosi yang baik

berada dalam keadaan seimbang dimana individu dapat mengendalikannya.

Sehingga tidak menimbulkan gangguan emosional yang dapat mempengaruhi

keadaan dan tingkah laku individu. Emosi memiliki peranan penting dalam

kehidupan manusia. Menurut Segal (2000) emosi merupakan sumber daya

terampuh yang dimiliki individu. Emosi merupakan penyambung hidup bagi

kesadaran diri dan kelangsungan diri yang secara mendalam menghubungkan

kita dengan diri sendiri dan dengan orang lain.

Keadaan emosi seseorang tidak dapat diobservasi secara pasti karena

bersifat abstrak, dan hanya dapat disimpulkan dari aktivitas-aktivitas dan reaksi-

reaksi fisik dan mental yang menyertai setiap kebutuhan manusia. Salah satu

contoh dari perilaku emosional yang sulit dikendalikan dan sering muncul dalam

kehidupan sehari-hari adalah kemarahan, ketika seseorang mengalami

kemarahan, maka kemarahan ini akan mengganggu ketenangan hatinya,

mempengaruhi proses fisik dan proses mentalnya, dan selanjutnya akan

mempengaruhi tingkah lakunya sehingga individu tidak dapat menyesuaikan diri

dengan realita. Perilaku emosional semacam ini merupakan gangguan kognitifyang merusdk apabila terperangkap dalam rutinitas yang sama dan akan sangatmengganggu keseimbangan emosi seseorang. (Aura, April 2002).

Stabilitas emosi antara individu yang satu berbeda dengan individu yanglain, hal ini tidak terlepas dari pengalaman individu, pertimbangan akal,pendidikan dalam keluarga, latar belakang kehidupan dari masa kanak-kanak,lingkungan bergaul, serta faktor-faktor yang lainnya.

Scheff (dalam Wahyudi, 1998) menjelaskan bahwa teori katarsis bisa

dijadikan sebagai tawaran alternatif sebagai media yang bermanfaat bagikesehatan emosi seseorang terutama wanita yang cenderung sering memendam

emosi, menurutnya mengingat-ingat saja tidak cukup dan tidak perlu. Dengan

adanya media katarsis; seseorang dapat mengakhiri suatu episode emosional

sebelum menjadi semakin memburuk. Katarsis tidak hanya sekedar

pembenaman secara sederhana keadaan emosi, tetapi juga melibatkan secara

bersamaan persepsi dari kontrol dan penguasaan perasaan negatif. Dengan

adanya media katarsis maka individu dapat melepaskan emosi-emosi negatif

dalam dirinya sehingga keadaan emosinya bisa menjadi lebih stabil.

Latihan kebugaran fisik dapat dijadikan sebagai suatu media katarsis

untuk melepaskan emosi-emosi negatif dalam diri seseorang, sehingga dapat

membuat seseorang merasa lebih baik bahkan pada saat sedang stress. Jika

dilakukan secara konsisten, latihan kebugaran fisik bisa mengurangi reaktivitas

stress seseorang, hormon penyebab stress seperti adrenalin yang di keluarkan

akan berkurang sehingga seseorang tidak akan merasa terlalu tertekan terhadap

hal-hal yang biasanya menimbulkan kemarahan (Fit, Desember 2002). Dengan

melakukan latihan kebugaran secara teratur juga mengaktifkan hormon endorfin.

yaitu sejenis morfin yang dibuat oleh tubuh sendiri, hormon inilah yang memberi

rasa nyaman dan relaks (Fit, Maret 2002). Latihan kebugaran fisik yang

dilakukan secara teratur juga dapat meningkatkan kesehatan jiwa dan raga

seseorang, serta mampu memompa semangat dan menenangkan fikiran (Fit,

Januari 2003).

Raga atau tubuh merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting

karena langsung mempengaruhi kualitas dan kuantitas perilaku seseorang dan

secara tidak langsung mempengaruhi individu dalam evaluasi diri sendiri.

Evaluasi terhadap diri sendiri dapat menimbulkan perasaan senang ataupun

tidak senang terhadap keadaan fisiknya Jersild, (dalam Indriani 2001). Raga juga

merupakan faktor yang penting bagi perasaan seseorang tentang ketertarikan,

stabilitas, keamanan, dan peran jenisnya.

Munculnya pusat-pusat kebugaran fisik seperti menjamurnya fitness

centre dan sanggar senam khususnya bagi wanita, menuniukkan makin

besarnya kebutuhan masyarakat terutama kaum wanita untuk mendapatkan

kebugaran fisik, karena dengan melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur,

baik, dan benar dapat memelihara tubuh menjadi sehat, segar, dan bugar,

sehingga dapat berpenampilan prima dan merasa lebih rileks karena latihan

kebugaran fisik juga dapat mengurangi ketegangan. Selanjutnya menurut

Sarafino (1990), terdapat tiga keuntungan melakukan latihan kebugaran fisik

secara teratur, yaitu : menghilangkan stress dan kecemasan, meningkatkan

kemampuan kerja dan sikap-sikap seseorang, meningkatkan konsep diri karena

dapat mengontrol berat badan, dan memelihara penampilan yang menarik.

Selain itu juga dengan melakukan Latihan kebugaran fisik secara teratur dapat

memperbaiki suasana hati, konsep diri, dan perilaku kerja. Latihan kebugaran

fisik mampu menghasilkan proses coping (self regulation) yang dapat

membangun interaksi adaptif dengan individu didalam lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk membuktikan

secara empiris apakah latihan kebugaran fisik dapat meningkatkan stabilitas

emosi seseorang terutama pada wanita, sehingga peneliti mengangkat judul

" Perbedaan Stabilitas Emosi Wanita Yang Melakukan Latihan Kebugaran Fisik

Dan Wanita Yang Tidak Melakukan Latihan Kebugaran Fisik ". Subyek dalam

penelitian ini dikhususkan pada wanita karena menurut Kartono (dalam Wahyudi

1998) wanita dalam perilakunya cenderung dipengaruhi oleh perasaan dan

suasana hatinya sehingga wanita lebih sering mengambil tindakan atas dasar

emosi, sedangkan pria menunjukkan adanya pembatasan antara pikiran dan

emosinya. Hal ini mengakibatkan dalam menghadapi suatu permasalahan yang

berat wanita lebih cenderung emosional sehingga mempengaruhi stabilitas

emosinya.

Penelitian mengenai latihan kebugaran fisik itu sendiri pernah diteliti oleh

Uyun (1993) dengan judul : Latihan Kebugaran Fisik Salah Satu Cara Untuk

Menurunkan Stress dan Kecemasan, Dan Indriyani (2001) dengan judul :

Pengaruh Latihan Kebugaran Fisik Terhadap Kepercayaan Diri Pada Wanita.,

kedua penelitian ini melihat hubungan antara variabel latihan kebugaran fisik

sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung yaitu kecemasan dan

kepercayaan diri. Penelitian-penelitian Iain yang menggunakan variabel stabilitas

emosi adalah : Perbedaan Kestabilan Emosi Mahasiwa Yang Mengikuti Teater

dan Mahasiswa Yang Tidak Mengikuti Teater oleh Wahyudi (1998), Motif

Berprestasi Ditinjau Dari Stabilitas Emosi oleh Rahmalina (2001), dan. Pengaruh

Indonesia oleh Instyari (1995). Penelitian-penelitian sebelumnya yang

menggunakan variabel-variabel stabilitas emosi ini menghubungkan dengan

berbagai variabel lain yaitu keikutsertaan teater, motif berprestasi, dan

produktivitas karyawan. Penelitian-penelitian sebelumnya tidak mengontrol jeniskelamin subyek.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dari penelitian-

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, karena pada penelitian ini

menggabungkan antara variabel stabilitas emosi sebagai variabel tergantung dan

variabel latihan kebugaran fisik sebagai variabel bebas, dan subyek dalam

penelitian ini adalah mahasiswi dengan rentang usia 18-25 tahun.

Sepengetahuan peneliti, penelitian mengenai Perbedaan Stabilitas Emosi Wanita

yang Melakukan Latihan Kebugaran Fisik dan Wanita yang Tidak Melakukan

Latihan Kebugaran Fisik belum pernah diteliti oleh peneliti lain sebelumnya,

sehingga penelitian ini dapat dikatakan asli atau orisinal.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah latihan kebugaran fisik

dapat meningkatkan kesehatan dan stabilitas emosi pada wanita, sehingga

terdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaran

fisik dan wanitayang tidak melakukan latihan kebugaran fisik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stabilitas EmosS

1. Pengertian Emosi

Definisi mengenai emosi secara sederhana dikemukakan oleh Albin

(1993), menurutnya emosi merupakan perasaan yang kita alami, misalnya rasa

senang, sedih, marah, cemas, cinta, takut, dan sebagainya. Selanjutnya konsep

emosi diperluas oleh Goleman (1999), menurutnya emosi merupakan suatu

perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis, dan serangkaiankecenderungan untuk bertindak.

Menurut Prawitasari (dalam Hardjono,1987), emosi adalah suatu keadaan

perasaan yang banyak berpengaruh pada perilaku. Emosi merupakan reaksi

terhadap rangsang dari dalam dan dari luar individu yang sangat berperan dalam

kehidupan manusia khususnya dalam hubungan dengan orang lain.

Kamus bahasa Inggris Oxford (dalam Goleman,1999) mendefinisikan

emosi sebagai kegiatan atau pergolakan fikiran, perasaan, nafsu, dan juga

menggambarkan setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.

Sedangkan Chaplin (2000) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang

terangsang dari individu, mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang

sifatnya mendalam, dan perubahan perilaku. Chaplin juga menjelaskan bahwa

emosional berkaitan erat dengan ekspresi emosi atau dengan perubahan-

perubahan yang mendalam yang menyertai emosi. Menurut Chaplin terdapat tigateori dalam emosi, yaitu :

1. Emeigency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Canon yang menyatakan bahwa emosi-emosi

dan aktivitas simpatetis yang berasosiasi dengannya terdapat didalam sistem

syaraf otonomik yang berfungsi mempersiapkan individu untuk menghadapikeadaan darurat.

2. James-Lange Theory

Teori ini dikemukakan oleh James Lange, yaitu satu perumusan yangberusaha mengintegrasikan kesadaran dan aspek-aspek tingkah laku emosi.3. Thalamic Theory

Teori ini dikemukakan oleh Canon dan Bard yang menekankan perasaanhipotalamus sebagai pusat dari emosi.

Teori emosi yang berkembang saat ini lebih menekankan pada sifat

dasar, asal mula perkembangan, serta perbedaan antara emosi dan bukan

emosi. Menurut Strongman (dalam Wahyudi, 1998) Emosi merupakan respon

fisiologis yang kompleks dan terpola, serta kecenderungan untuk bertindak yang

ditimbulkan oleh penilaian seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadidilingkungannya.

Emosi adalah gejolak yang ada pada organisme yang disertai oleh respon

terhadap suatu rangsang, yang didalamnya mengandung suatu kebutuhan

dasar. Jika kebutuhan itu terpenuhi individu mengalami gembira, bahagia, dan

dicintai, akan tetapi apabila tidak terpenuhi akan marah, takut, khawatir,

cemburu, cemas, dan sedih. Walgito (1994).

Meichati (dalam Wahyudi, 1998) mengemukakan emosi merupakan

pengalaman batin yang timbul untuk melengkapi arti pengalaman itu bagi

seseorang disertai oleh kegiatan fisik lainnya, sehingga mempengaruhi seluruh

pribadinya. Didalam perkembangannya emosi dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman baik bersifat memupuk maupun menghambat.

Menurut Schneider (1964) bahwa reaksi emosi mempunyai sifat psikofisik

dan sosial. Misalnya seseorang mengalami kemarahan, maka kemarahan itu

akan mengganggu ketenangan hatinya, mempengaruhi proses fisik dan proses

mentalnya. Selanjutnya akan mempengaruhi tingkah iakunya sehingga ia tidak

dapat menyesuaikan diri dengan realitas. Seperti juga diungkap oleh Albin (1993)

bahwa emosi yang kuat akan menghambat rasio dan bersifat tidak rasional.

Kartono dan Andari (1989) mengemukakan bahwa emosi adalah tergugahnya

perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya

otot yang menegang, debaran jantung yang cepat, dan sebagainya.

. Dalam ilmu faal emosi dibedakan menjadi dua yaitu perasaan emosional

dan ekspresi emosional. Perasaan emosional adalah perasaan senang, tidak

senang, marah, takut, jijik, dan sebagainya, sedangkan ekspresi emosional

adalah tingkah laku yang diakibatkan adanya perasaan emosional.

Emosi berkembang sejak seorang anak lahir dan kemudian berkembang

selaras dengan pertumbuhan fisiknya, semakin bertambah usia seseorang

diharapkan individu semakin mampu untuk memberikan reaksi yang sesuai

dengan stimulus yang diterimanya, kemudian dengan bertambahnya usia maka

reaksi emosi seseorang menjadi bervariasi. Makin dewasa seseorang, maka ia

akan makin mampu menyatakan emosinya secara berbeda. Kemampuan ini

karena adanya proses sosialisasi yang memberikan pelajaran bahwa lingkungan

12

dapat memberikan rasa senang dan tidak senang. Tercapainya kemasakanemosi dan kontrol emosi dalam hubungan oenyesuaian diri individu terhadapdunia luarnya tergantung lingkungan sosial dan kemasakan yang dicapai olehindividu. Demikian pula emosi yang mewarnai kehidupan individu juga tergantungpada lingkungannya (Wahyudi, 1998).

Prawitasari (dalam Hardjono,1987), menjelaskan bahwa seseorangmengungkapkan berbagai macam emosi, seperti bahagia, takut, marah, malu,sedih, dan banyak lagi melalui kata-katanya atau ekspresi wajah berikut gerakantangan, tubuh dan nada suaranya. Sering tejadi bahwa secara verbal seseorangmenyangkal adanya emosi tertentu, tetapi tangannya gemetar, wajahnyacemberut, dan suaranya tersekat. Ekspresi non verbal ini disertai pula perubahan

fisiologis yang banyak mempengaruhi kesehatan seseorang. Kaitan erat denganproses fisiologis inilah yang membuat emosi sebagai salah satu indikatorkesehatan seseorang.

Webster (dalam Instyari, 1995) mengemukakan bahwa emosi merupakan

suatu gerak atau perubahan dari kondisi tenang dan normal pada individu

kepada suatu perasaan yang kuat. Dorongan terhadap timbulnya gerakan yangsifatnya lebih terbuka, yang beberapa diantaranya digambarkan sebagai

ketakutan, kemarahan, dukacita, kengerian, terkejut, dan belas kasihan. Ekspresiemosi ini melibatkan seluruh kepribadian individu, misalnya dengan adanya

perubahan jasmani, tingkah laku motorik, dan tingkah laku psikis.

Reaksi emosional berhubungan dengan reaksi fisiologis dalam tubuh

seseorang. Reaksi emosional dapat mengakibatkan terjadinya perubahan-

perubahan dalam sistem ketegangan otot kerangka, endokrin. Menurut Guilford

(1959) emosi adalah suatu keadaan yang timbul dari perasaan individu serta

13

mempengaruhi ke,enjar Co,, sehingga orang yang me„galami emosi dapatterliha, dari gerakan-gerakannya antara lain memukul orang ,ai„ alaumembanling harann kalau oodnng ,„alal,, menang.s karena sedih. tettawaKarena gembira. dan sebagainya. Reaksi-reaksi tersebut dipenganjhi oleh'ingkungen dan dipelajari selama masa perkembangan individu.

El-Qussy (dalam Rahmalina, 2001) menyatakan bahwa istiiah emosidigunakan un.uk keadaa„.keadaan perasaan yang mendaiam. Ha, ini sesuaidengan pendapa, Hadi,ono (dalam ,nSt,ary.,995>, yang menyatakan bahwaemosi adalah keadaan perasaan yang mendaiam dan biasanya menimbulkanperbuatan-perbuatan.

Davidoff (1991) menyatakan bahwa emosi merupakan suatu keadaanperasaan yang kompleks yang melibatkan pengalaman yang disadari, respon-respon fisik yang tampak dan tidak tampak, serta kekuatan yang memotivasiorganisme untuk bertindak.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh, emosi individuyng satu akan berbeda dengan emosi individu yang lain, dan rangsang yangdapat membangkitkan reaksi individu pada individu yang satu, belum tentu dapatmembangkitkan reaksi emosi pada individu yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari tindakan seseorang akan selalu medapat pengaruh dari emosinya, keadaanfikiran dan pertimbangan akalnya. Akan tetapi tidak jarang pula dalam situasitertentu emosi lebih berpengaruh daripada fungsi-fungsi jiwa lain. Emosi kadang-kadang menghambat tingkah laku dan kadang-kadang mendorong dan memberisemangat tingkah laku. Seseorang yang telah beberapa kali mengalamikegagalan dapat menjadi murung, sedih, apatis, tetapi ada juga dengan

14

kegagalan-kegagalan tersebut lebih mendorong individu dalam mencapai cita-citan^a.

Beberapa pendapat dari para ahli tersebut di atas ternyata pada dasarnyamemiliki kesamaan. Dari uraian di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengertian emosi adalah suatu pengalaman batin maupun gejolak

perasaan yang dapat diamati dan tampak dalam tingkah laku serta

mempengaruhi bekerjanya alat-alat tubuh dan antara individu yang satu dengan

individu yang lainnya berbeda. Dapat dikatakan bahwa emosi merupakan suatu

perasaan manusia yang mendaiam dan kompleks. Ungkapan atau pernyataan ini

mempunyai sifat fisik, psikis, pribadi, dan sosial.

Bersifat fisik artinya dengan adanya emosi maka timbul kesiapan motorik

untuk bertindak, terjadi perubahan pada kelenjar, antara lain air luir, keringat

bertambah, terjadi konstraksi otot, aliran darah meningkat, dan sebagainya.

Bersifat psikis artinya emosi akan dapat mempengaruhi proses mental baik

menghambat maupun memperlancar. Adapun yang dimaksud bersifat pribadi

adalah timbulnya perasaan sedih, gembira, bahagia, iri hati yang hanya dapat

dirasakan oleh pribadi yang bersangkutan. Emosi itu sendiri dapat menjadi

sumber penilaian diri serta memberi pandangan hidup individu. Bersifat sosial

artinya semua emosi baik menyenangkan atau tidak menyenangkan akan

meningkatkan interaksi sosial dan mempengaruhi penerimaan sosial.

2. Pengertian Stabilitas Emosi

Keadaan emosi dalam diri individu tidak menetap, emosi yang baik

berada dalam keadaan seimbang dimana individu dapat mengendalikannya

15

dengan baik, sehingga tidak menimbulkan gangguan emosi yang dapatmempengaruhi keadaan dan tingkah laku individu. Kondisi emosi da.am keadaanbaik ini yang dikenal dengan stabilitas emosi.

Morgan (1986) mengemukakan bahwa stabilitas emosi merupakankeadaan emosi seseorang manakala mendapat rangsang-rangsang emosionaldari luar tidak menimbulkan gangguan emosional, seperti depresi dankecemasan. Dengan kata lain individu tersebut tetap dapat mengendalikandirinya dengan baik. Stabilitas emosi individu dapat dilihat dari perilakukesehariannya yang tampak pada proses interaksi sosial antar individu.

Menurut Hardjono (1987), stabilitas emosi adalah emosi seseorang yangmudah bergerak didalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehinggaapabila orang tersebut mendapat rangsang emosional maka ia dapatmenyesuaikan diri dan tidak menunjukkan gejala ketegangan atau gangguanemosional.

Witherington (dalam Rahmalina, 2001), menjelaskan bahwa emosi timbul

dari situasi-situasi yang memandang semacam keadaan bahaya, stabulitas

emosi dapat tercapai oleh individu didalam menghadapi situasi tersebut denganmenemukan suatu cara untuk mengatasinya.

Kartono dan Andari (1989) menjelaskan bahwa stabilitas emosi yang baik

membawa pada tingkah laku yang serasi dan tepat yang bisa diterima oleh

niasyarakat pada umumnya sehingga terbentuk hubungan interpersonal dan

intersosial yang memuaskan.

Saparinah dan Markam (dalam Hardjono1987) memberi suatu uraian

bahwa orang yang memiliki stabilitas emosi adalah orang yang tidak mudah

16

terganggu oleh rangsang-rangsang yang bersifat emosional baik dari dalam

maupun dari luar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi stabilitas emosi individu secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu, misalnya kondisi

fisik, kepribadian, serta faktor dari luar individu yaitu lingkungan sosialnya, seperti

lingkungan keluarga, pergaulan, dan sebagainya.

3. Karakteristik Stabilitas Emosi

Perkembangan individu dan lingkungan yang berbeda-beda

menyebabkan adanya perbedaan pada stabilitas emosinya. Ada individu yang

mempunyai emosi yang relatif stabil, tetapi ada juga individu yang emosinya tidak

stabil. Untuk mengetahui stabilitas emosi seseorang secara cermat, tentu

diperlukan suatu alat ukur atau alat tes. Tetapi secara kasar sebenarnya

stabilitas emosi seseorang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan sehari-

hari. Oleh sebab itu para ahli diantaranya, Morgan dan King (1975), Smith (dalam

Rahmalina, 2001), dan Mc Keachie&Doyle (1967) mengemukakan adanya

perbedaan karakteristik psikologis antara individu yang mempunyai emosi stabil

dan individu yang mempunyai emosi tidak stabil, dapat dijabarkan sebagai

berikut :

a. Individu yang mempunyai emosi stabil mempunyai ciri-ciri kreatif, produktif

Smith (dalam Rahmalina, 2001), sedangkan Mc Keachie, Doyle, dan Moffat

(1976) menyatakan tidak mudah cemas, tegang, serta frustasi. Mandiri,

semangat tinggi, dan efisien merupakan pendapat yang dikemukakan oleh

17

Morgan dan King (1975). Mc Keachie, Doyle, dan Moffat (1976) jugamengemukakan bahwa individu yang mempunyai emosi yang stabil memiliki

KOnsentrasi bekerja yang lebih baik daripada individu yang mempunyai emositidak stabil. Emosi yang stabil membuat individu tidak mudah terganggu olehsuasana bising, gaduh, bahkan situasi yang bersifat emosional sekalipun.

b. Individu yang memiliki emosi tidak stabil menunjukkan sifat-sifat antara laintidak produktif. Smith (dalam Rahmalina, 2001) menyatakan mudah cemas,tegang, frustasi, serta kurang hati-hati. Mc Keachie, Doyle, dan Moffat (1976)menyatakan tidak mandiri, kurang bersemangat, dan tidak efisien. Sifat-sifat

tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja individu.

Albin (1993) memberikan pengertian kematangan emosi adalah individu

yang dapat mengontrol dan mengendalikan emosinya. Oleh karena itu

Kinney (dalam Hardjono, 1987) memberikan ciri-ciri kematangan emosi, yaitu :a. Dapat berdiri sendiri

b. Mempunyai perasaan yang sama dengan keluarga

c. Kematangan seksual

d. Tidak egosentris

e. Dapat mengontrol emosinya

f. Tegas, sabar, hati-hati dan penuh pertimbangan

g. Ulet dalam menghadapi persoalan hidup.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Emosi

Setiap individu dalam menjalani kehidupannya akan selalu dihadapkan

pada masalah-masalah kehidupan. Dalam menghadapi berbagai permasalahan

yang begitu kompleks, ada sebagian individu yang berhasil dalam mengatasi

masalah-masalah yang dihadapinya, akan tetapi kemungkinan lain yang terjadiadalah individu mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam menghadapimasa'ah-masalahnya. Kesulitan ataupun kegagalan yang dihadapi individu inimemungkinkan timbu.nya ketegangan emosi yang se.anjutnya dapatmempengaruhi stabilitas emosi seseorang.

Young (dalam Instiary, 1995) mengemukakan faktor-faktor yangmempengaruhi stabilitas emosi adalah sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan

faktor lingkungan adalah lingkungan dimana individu hidup dan tinggal,termasuk didalamnya yakni lingkungan keluarga dan lingkungan sosial

masyarakat, keadaan keluarga yang tidak harmonis, hubungan yang tidak baik

antar anggota keluarga dan tidak adanya ketentraman dapat mempengaruhistabilitas emosi anggota keluarganya, begitu pula lingkungan sosial yang tidakmemberikan rasa aman akan dapat mengganggu stabilitas emosi individu.

b. Faktor individu

faktor individu sangat berpengaruh terhadap stabilitas emosi seseorang,

yaitu kepribadian dari individu itu sendiri. Seseorang yang memiliki ketahanan

mental yang kuat, apabila menghadapi masalah akan tetap tegar dan dapat

menyesuaikan diri dengan baik dan stabilitas emosinya tidak akan terganggu,

tetapi individu yang memiliki mental yang lemah akan mudah putus asa dan hal

ini akan mempengaruhi stabilitas emosinya.

c. Faktor pengalaman.

Pengalaman individu yang diperoleh dari kehidupannya juga mempunyai

pengaruh kepada stabilitas emosinya. Pengalaman yang menyenangkan akan

memberikan pengaruh yang positif pada individu, akan tetapi pengalaman yang

tidak menyenangkan apabila selalu berulang akan memberikan pengaruh negatifterhadap stabilitas emosinya .

K°ndisi fisik yan9 se9ar< bu9ar, dan prima merupakan salah satu faktoryang berhubungan erat dengan kesehatan mental seseorang, karena latihankebugaran fisik dapat menyehatkan jiwa dan raga sehingga kesehatan mentalterjaga. Latihan kebugaran fisik akan mengolah reaksi kimia dalam tubuh yangakan membantu memperbaiki stabilitas emosi seseorang, Getchel (dalam Uyun,1993).

Menurut Tice (dalam Goleman, 1999) Latihan aerobik merupakan salahsatu faktor yang dapat memperbaiki suasana hati yang buruk dan jugamengurangi perasaan cemas sehingga akan membuat kondisi emosi seseorangmenjadi lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Wilcox (dalam Sirait, 1997)menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur

memiliki menfaat yang lebih baik untuk melawan aspek-aspek penyebabmenurunnya tingkat kesehatan dan perasaan yang tidak nyaman pada wanita.

Selaras dengan teori stabilitas emosi Goleman (1999) dalam bukunyakecerdasan emosi menempatkan emosi sebagai inti daya hidup. Stabilitas emosi

adalah keadaan emosi yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya,sehingga apabila orang tersebut mendapat rangsang emosional tetap dapatmenyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan baik dan tidak menunjukkan

gejala ketegangan atau gangguan emosional. Stabilitas emosi itu sendiri

didukung oleh kesehatan emosi dan penyesuaian emosi, yang dinyatakan oleh

Schneider (1964) terdapat tiga faktor, yaitu :

20

a. Adekuasi emosi

Adalah reaksi emosi yang sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Faktor**" °ernubungan dengan isi dan bentuk respon emosi, jika kedua aspektersebut tidak adekuat, akan menyebabkan ketidakmampuan dalampenyesuaian emosi karena sebagian respon emos, mempunyai sifat baik dan

sehat, maka cara untuk memperoleh kesehatan emosi tidak denganmenahan atau menghilangkan reaksi yang timbul.

b. Kematangan Emosi

Merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan reaksi emosi sesuaidengan tingkat perkembangan kepribadian individu. Gilmer (1971)mengemukakan bahwa kematangan emosi tidak mempunyai batasan umur,artinya kematangan emosi dapat dilihat dari kemampuannya untukmenyesuaikan diri terhadap stress, tidak mudah khawatir atau cemas, dan

tidak mudah marah. Definisi tentang kematangan emosi juga dikemukakan

oleh Chaplin (2000) yaitu bahwa kematangan emosi merupakan suatu

keadaan tercapainya tingkat kedewasaan dalam perkembangan emosi.c Kontrol emosi

Merupakan fase khusus dari kontrol diri yang sangat penting bagi tercapainya

kematangan emosi, penyesuaian dan kesehatan mental. Kontrol emosi ini

meliputi pengaturan emosi dan perasaan sesuai dengan tuntutan lingkungan

atau situasi dan standar dalam diri individu, yang berhubungan dengan nilai-

nilai, cita-cita, serta prinsip. Indikasi kontrol yang kurang baik dapat dilihat

dari timbulnya kegagalan pada hal-hal sebagai berikut: pengaturan perasaan

seksual, pembatasan kesenangan pada materi, penempatan moraiitas diatas

keienangan sementara serta penghindaran diri sedikit demi sedikit serta

21

stimulus yang menyulitkan. Individu yang mampu mengekspresikan emosi

secara tepal akan memperoleh kepuasan serta kemampuan untuk

mengarahkan energi emosi kedalam aktivitas yang kreatif dan produktif

(Smith, dalam Rahmalina, 2001). Hurlock (1974) menambahkan bahwa

kontrol emosi ini merupakan cara pengekspresian emosi yang dapat diterima

oleh kelompok dan pada saat yang sama memberikan kepuasan yang

maksimal serta gangguan keseimbangan yang minimal pada individu yangbersangkutan.

Menurut Schneider (1964) tercapainya stabilitas emosi juga didukung

oleh kesehatan fisik yang berhubungan dengan kesehatan emosi dan

penyesuaian emosi. Untuk mendapatkan fisik yang sehat, maka perlu

diperhatikan adalah hal-hal seperti istirahat yang cukup, mempunyai kebiasaan

hidup yang teratur, dan juga melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur.

Penyakit-penyakit organik, gangguan kelenjar, dan gangguan fisik yang lemah

dapat menyebabkan gangguan emosi dan penyesuaian emosi, yang selanjutnya

akan menyebabkan emosi individu tidak stabil. Pendapat ini sesuai dengan

pandangan Priest (dalam Uyun,1993), yang menyatakan bahwa aktivitas fisik

merupakan jalan utama dalam mengatasi kecemasan yang menjadi salah satu

penyebab emosi seseorang tidak stabil, Disamping itu latihan kebugaran fisik

merupakan salah satu cara untuk membantu membersihkan fikiran dan membuat

perasaan menjadi lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat individu

yang tenang dan dingin bukan merupakan penyesuaian emosi yang baik,

tuntutan kehidupan membutuhkan bentuk reaksi emosi yang memadai atau

adekuat yang isinya tidak menyulitkan ataupun merusak penyesuaian personal,

22

sosial, dan mora, individu tersebut. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhistabilitas emosi, yaitu faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor pengalaman.Stabi.itas emosi itu sendiri didukung oleh kesehatan dan penyesuaian emosiyang me.iputi tiga faktor, yaitu kematangan emosi, kontrol emosi, dan adekuasiemosi.

B. Latihan Kebugaran Fisik

1. Pengertian Kebugaran Fisik

Definisi kebugaran fisik menurut Irianto (2000) adalah kemampuanseseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpamenimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga dapat menikmati waktuluangnya.

Menurut Sorochan (dalam Indriani, 2001), kebugaran fisik adalahkemampuan untuk melaksanakan kegiatan setiap hari tanpa mengalamikelelahan yang berlebihan dan masih banyak mempunyai waktu cadangantenaga untuk menghadapi kejadian yang tidak disangka atau keadaan darurat.

Menurut Hardinge dan Shroyck (2001), bahwa orang-orang yang bugaradalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugassehari-hari dengan giat dan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan

yang berarti, dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu

senggangnya, dan menghadapi hal-hal yang terduga. Kebugaran fisik tidak

hanya menentukan kesanggupan seseorang untuk melaksanakan kerja, tapimempunyai hubungan langsung dengan kemampuannya untuk mengatasi bebandari lingkungannya.

23

Menurut Soemarjono (1987), kebugaran fisik merupakan aspek fisikkesehatan yang meyeluruh (total Fitness) yang memberi kesanggupan kepada-aCu,aiiy uniuK menjalani hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri

pada tiap-tiap stres fisik yang layak. Kebugaran terbagi menjadi tiga kelompok,yaitu :

a. Kebugaran Statis : Keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan cacatatau disebut sehat.

b. Kebugaran Dinamis : Kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien

yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya berjalan, berlari,melompat, dan mengangkat.

c Kebugaran Motoris : Kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisienyang menuntut keterampilan khusus.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran fisik

berhubungan erat dengan kesehatan, akan tetapi seseorang yang merasa dirinyasehat belum tentu bugar, karena pengertian kebugaran fisik bukan hanya bebasdari penyakit saja, tetapi kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerjasehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehinggadapat menikmati waktu luangnya.

2. Pengertian Latihan Kebugaran Fisik

Latihan kebugaran fisik diartikan sebagai proses sistematika

menggunakan rangsang gerak, bertujuan untuk meningkatkan atau

mempertahankan kualitas fungsional tubuh, yang meliputi kualitas daya tahan

paru, jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kekuatan dan komposisi tubuh

(lrianto,2000).

24

Olahraga senam aerobik merupakan salah satu dari latihan kebugaranfisik. Olahraga senam aerobik mempunyai ciri membutuhkan oksigen untukmembantu oksidasi gula darah (glikogen) guna penyediaan energi didalampelaksanaannya. Bentuk-bentuk latihan yang termasuk jenis latihan aerobik

adalah jalan, lari, joging, bersepeda, renang, dan senam aerobik (lrianto,2000).Dalam penelitian ini bentuk latihan kebugaran fisik dengan menggunakan latihansenam aerobik. Senam aerobik adalah rangkaian senam yang teratur dan lancar

dengan mengikuti irama lagu dan diikuti dalam waktu lama, sekitar 60 menit

(Soemarjono, 1987). Senam aerobik terdiri dari pemanasan dan peregangan, lowimpact aerobik, pembentukan, dan pendinginan.

Pemanasan adalah bagian yang sangat penting bagi yang akan

melakukan latihan olahraga termasuk senam aerobik. Gerakan yang dilakukan

dari badan bagian atas sampai bawah pada senam aerobik memeriukan otot

yang lentur dan dapat bergerak maksimal dengan mudah, dan hal ini bisa

tercapai apabila diawali dengan melakukan pemanasan dan peregangan yang

baik dan benar. Fungsi pemanasan (pemanasan selama sepuluh sampai duabelas menit) :

a. Meningkatkan suhu badan dan jumlah aliran darah keotot-otot. Secara

harfiah akan memanaskan otot-otot dan membuatnya lentur. Otot-otot yanglentur dapat bergerak lebih bebas daripada otot-otot yang kaku.

b. Meningkatkan cairan pelumas dan sendi-sendi, kelenturan ligmen dan

panjangnya tendo dan otot. Hal ini akan meningkatkan daerah gerak yang

penuh dari anggota gerak

c Meningkatkan pacuan syaraf, sehingga dapat membantu untuk bergerak

lebih efisien

25

d. Mempersiapkan system kardiorespirasi, sehingga tidak mendapatkan bebansecara mendadak karena latihan-latihan aerobik yang dilakukan.

Pemanasan yang baik merupakan jaminan bahwa tubuh betul-betul siapmelakukan latihan inti, selain itu akan terhindar dari kemungkinan cedera ototpada saat melakukan gerakan yang lebih berat.dalam penerapannya pemanasandilakukan dengan dua teknik, yaitu :

a. Dinamis/ritmik, adalah pemanasan yang dilakukan dalam keadaan bergerakterus dan diikuti dengan gerakan tangan.

b. Statis, adalah pemanasan dilakukan dimana kedua kaki dalam satu posisitetap, hal ini untuk menjaga keseimbangan tubuh pada saat melakukanpemanasan untuk bagian otot tubuh lainnya.

Langkah selanjutnya setelah melakukan pemanasan adalah melakukan

peregangan. Tanpa latihan peregangan yang teratur otot-otot cenderungberkurang kelenturannya, sehingga apabila akan melakukan latihan yang lebihberat, otot-otot tersebut akan berkurang kelenturannya, dan hal ini akanmengakibatkan cidera. Manfaat peregangan adalah :

a. mencegah cidera, karena akan memperbaiki daerah gerak dari otot, oleh

karena itu bila suatu persendian diregangkan sampai batas kemampuannya,maka otot-otot yang teregang dapat membentu daerah gerakannya lebih luas

b. Memperbaiki efisiensi boimekanis, misalnya tendo achilles menjadi efisien

karena tidak dapat membantu mendorong gerakan pada setiap langkah yanh

dilakukan pada saat lari. Hal ini dapat dihindari dengan melakukanperegangan yang teratur.

26

c Menaikkan kemampuan otot yang memanjang, dapat memperiuas daerahgerakan sehingga dapat memperbaiki kecepatan dan tenaga pada waktudiperlukan.

d. Memperbaiki koordinasi antar gotongan otot, mengurangi kelemahan-kelemahan pada otot-otot yang bekerja berlawanan (antagonis) denganmenguatkan hubungan antar otot dan tendo.

e. Memperbaiki relaksasi otot setelah bergerak

f. Mengurangi kekakuan otot setelah bergerak, melakukan peregangan setelahlatihan dapat menghiiangkan kekakuan pada otot dan mencegah rasa ngilupada otot.

Ketentuan melakukan peregangan :

a. Dilakukan setelah melakukan pemanasan dan setelah melakukan latihan intib. Gerakannya ditahan

c. Dilakukan secara menyeluruh

d. Waktu 2-5 menit.

Low impact aerobik (aerobik benturan ringan), pada gerakan senam ini

kaki masih menempel pada lantai (tanpa iompatan). Latihan ini dilakukan

berurutan setelah pemanasan dan peregangan dengan durasi 20-30 menit. Pada

fase ini intensitas latihan sudah muiai naik menuju puncak latihan (training zone)dimana kerja jantung, paru-paru, dan seluruh faal tubuh dan otot diharapkan

sudah mulai menuju titik optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Yang dimaksud dengan intensitas ringannya latihan dan merupakan faktor utama

yang mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh. Untuk lebih cepat

tercapainya training zone, low impact aerobik harus dilakukan secara variatif

antar kaki dan tangan tentu tanpa lepas dari fungsinya. Karena kedua kaki tidak

27

boleh melayang maka harus dikombinasikan dengan gerakan tangan yangmendukung gerakan kaki. Low impact aerobik terbagi menjadi tiga bagian :a. Low impact aerobik intensitas sedang

b. Low impact aerobik intensitas tinggi

c Low impact aerobik intensitas sangat tinggi (mix impact), mix impact adalahkombinasi low impact dan high impact aerobik.

High impact aerobik atau disebut juga aerobik benturan keras, dimana

pada bagian ini salah satu kaki atau kedua kaki mulai terlepas dari lantai atau

melayang. Semua gerakan bersifat lompatan dengan durasi 5-10 menit.

Senam untuk pembentukan berfungsi untuk membentuk tubuh khususnya

tubuh yang kurang ideal. Dalam senam pembentukan ditujukan pada bagian-

bagian tubuh tertentu yang pada aktivitas sehari-hari bagian-bagian tubuhtersebut jarang digerakkan sehingga bagian tersebut:

a. Ototnya lemah dan kendur

b. Kekuatan antara yang kanan dan kiri tidak sama karena kiri jarang digunakan

c. Pada bagian-bagian tersebut biasa terjadi penumpukan lemak

d. Bentuk antara kiri dan kanan tidak sama, misalnya paha kanan lebih besar

dari paha kiri.

Pendinginan (cooling down) merupakan tahap akhir dari rangkaian senam

aerobik. Durasinya 6-10 menit. Tujuan pendinginan adalah :

a. mencegah penggumpalan darah

b. mengembalikan tubuh dalam kondisi tenang

c. meregangkan otot

d. memberi kesempatan otot untuk relaks karena beban latihan vana berat.

28

Perencanaan latihan kebugaran periu mempertimbangkan potensi yangdimiliki o,eh masing-masing individu untuk mendapatkan tingka, kebugaranP " ""enCanaa" 'a,ihan K**™ tersusun menjadi 4periode, yaitu :a. Periode Diagnosa (Diagnose Period)

Periode ini memiiki sasaran untuk menghimpun data potensi peserta yang-„pu,i : dwayat kesehatan dan gaya h,duP. Pengukuran kesehatan dankomponen kehugaran. pemilihan program dasar latihan.b- Periode Pendasaran (Foundation Period,

Periode ini bensi iatihan kebugaran de„ga„ ,UJUan memberikankesempatan tubuh heradaptasi dengan pembebanan latihan, sehelum mengikutiProgram iatihan yang sebenarnya. Latihan kebugaran ditekankan padakemampuan dasar aerobik (AeroM Foundation) dengan latihan gerak dinamispada intensitas 60% -65%, detak jantung maksimal. serta pendasaran kekuatancot (Strength Foundation) dengan beban 40% -60% kemampuan maksimal.c. Periode Peningkatan (Promoting Period)

Periode ini herisi latihan lanjutan dengan tekanan sesuai dengan tujuanyang hendak dioapai guna menoapai status kebugaran yang meliputi daya tahanotot, kelenturan. serta menurunkan lemak tubuh.d. Periode Pemeliharan

Periode ini daiakukan dengan serangkaian latihan untukmempertahankan status kebugaran yang telah dicapai pada periodesebelumnya.

Implementasi latihan dijabarkan dalam a.ur layanan kebugaran sebagaiberikut:

yang

29

a- Penjan-noan riwayat kesehatan dan gaya hidup, sebelum mengikuti suatuProgram .atihan sebaiknya setiap peserta mengisi blangko tentang catatannwayat kesehatan dan kebiasaan sehari-hari, antara lain tentang penyakitdan gangguan fisik yang pernah dalami, kebiasaan sehari-hari, meliputiPenanyaan apakah anda berolahraga secara teratur, merokok, minimalkohol, makan camilan sepanjang hari, sedang diet, vegetarian, dan riwayatkesehatan meliputi pertanyaan : adakah keluarga anda yang pernahmenderita tekanan darah tinggi, kolestrol ?.

b. Pemeriksaan kesehatan dan kebugaran, meliputi pemeriksaan tinggi badan,detak jantung istirahat, tekanan darah dan jika diperlukan dilengkapi dengantes darah, pengukuran status kebugaran, meliputi :daya tahan paru, jantung,kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan dan lemak tubuh.

c Penyusunan program latihan, berdasarkan catatan kesehatan dan gayahidup, pemeriksaan kesehatan serta pengukuran komponen kebugaran,selanjutnya disusun program latihan dengan mempertimbangkan berbagaiaspek antara lain tujuan latihan ditetapkan berdasarkan keinginan pesertadengan menunjukkan hasil pemeriksaan kesehatan dan pengukurankesehatan dan pengukuran kebugaran. Misalnya dari pengukuran kebugarandiperoleh lemak tubuh yang beriebih maka program latihan ditujukan untukpembakaran lemak, orioritas program dimana program latihan tidak dapatdikerjakan sekaligus, harus ditentukan prioritas program terlebih dahulu,memilih model latihan harus disesuaikan dengan keadaan peserta.

d. Proses Latihan, tahapan ini merupakan pelaksanaan program latihan yangdilakukan secara individual dengan memperhatikan berbagai hal antara lainmengikuti tahapan latihan, Pada tahap ini takaran latihan khususnya

30

imensitas dipertahankan dalam jangka waktu tertentu, mempertahankan caraberlatih yang benar. Cara berlatih yang salah selain tidak efisien jugaberesiko terjadinya cidera.

e. Evaluasi hasil latihan, untuk mendapatkan hasil latihan yang optima,, perludiadakan evaluasi latihan secara periodik, m.salnya satu bulanan dan tigabulanan dengan cara mengukur komponen kebugaran.

Dengan evaluasi akan dapat diketahu, hasil latihan, misalnya adakecenderungan terjadi peningkatan status kebugaran, maka program latihanterus dilanjutkan Namun jika terjadi perubahan atau justru status kebugaranmenurun, perlu dicari penyebabnya, misal latihan pembebanan terla.u berat,latihan tidak teratur atau peserta tidak menyukai model latihan yang dipilihsehingga menimbulkan kebosanan

Menurut Soemarjono (1987) agar latihan dapat dilakukan secara efektifdan aman sehingga mampu meningkatkan kebugaran secara optimal perlumemperhatikan prinsip-prinsip latihan kebugaran, yang meliputi :

a. Overload (beban lebih), pembebanan dakam latihan harus lebih beratdibanding aktivitas fisik sehari-hari. Pembebanan terus ditingkatkan secarabertahap sehingga memberikan pembebanan terhadap fungsi tubuh.

b. Specificity (kekhususan), model latihan yang dipilih harus disesuaikandengan tujuan yang hendak dicapai.

c Riversible (kembali asal), kebugaran yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali jika latihan tidak dikerjakan

dengan takaran yang tepat. Kebugaran akan menurun 50% setelah berhenti

latihan 10-30 minggu. Untuk itu latihan kebugaran perlu dikerjakan terus-menerus sepanjang waktu.

31

Menurut Irianto (2000) keberhasilan mencapai kebugaran sangat

ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi : tujuan latihan, model latihan,

penggunaan sarana latihan, dan yang lebih penting adalah takaran atau dosis

latihan yang dijabarkan dalam kosep FIT (Frekuensi, Intensity, and Time).

a. Frequency : Banyaknya unit latihan persatuan waktu. Untuk meningkatkan

kebugaran memeriukan latihan 3-5 kali perminggu, sebaiknya dilakukan

berselang, misalnya senin-rabu-jumat. Sedangkan hari yang lain

dipergunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan untuk

pemulihan tenaga.

b. Intensity : Kualitas yang menunjukKan berat-ringannya latihan. Besarnya

intensitas latihan tergantung jenis dan tujuan latihan.

c. Time : Waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih. Untuk

meningkatkan kebugaran paru dan jantung dan penurunan berat badan

diperlukan waktu berlatih 20-60 menit.

Kebugaran yang prima dapat dimiliki oleh setiap manusia dengan

memperhatikan perencanaan sistematis melalui pola hidup sehat. Yang meliputi

tiga upaya bugar, yaitu :

a. Makan

Untuk mempertahankan hidup secara layak setiap manusia memeriukan

makan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, yakni memenuhi syarat

makanan berimbang cukup energi dan nutrisis meliputi : karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, mineral, dan air. Kebutuhan energi untuk kerja sehari-hari

diperoleh dari makanan sumber energi dengan proporsi karbohidrat 60 %, lemak

25%.

32

b. Istirahat

Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki

kemampuan teroatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus-menerus

sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator

keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar

tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan, sehingga dapat melakukan

kerja atau aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Dalam sehari semalam

umumnya seseorang memeriukan istirahat 7 hingga 8 jam.

c. Melakukan Latihan Kebugaran Fisik

Banyak cara dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan kebugaran,

misalnya dengan melakukan massage (pemijatan), mandi uap (sauna, steam),

berendam dipancaran air hangat (whirpool), dan melakukan latihan kebugaran

fisik. Melakukan latihan kebugaran fisik merupakan altematif yang paling efektif

dan aman untuk memperoleh kebugaran.

Semakin tinggi tingkat kemampuan fisik seseorang, semakin besar

kemungkinan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar

pula kemungkinannya untuk dapat menikmati kehidupan. Dengan pengertian

tersebut, Soemarjono (1987) menyatakan bahwa suatu kualitas fisik

berhubungan dengan kualitas hidup yang tidak lepas dari kebugaran fisik. Dalam

hal ini kebugaran fisik akan berbeda tergantung pada beberapa hal, antara lain :

a. Jenis pekerjaan

b. Keadaan kesehatan

c. Jenis kelamin

d. Usia

e. Tingkat keterlatihan seseorang

33

Kebugaran fisik tergantung pada dua komponen, yaitu kesegaran organik

dan kesegaran dinamik (lrianto,2000V Kesegaran organik adalah sifat-sifat

khusus yang berhubungan dengan keturunan yany diwaiisi dari kedua orangtua

dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Kesegaran dinamik variabelnya lebih

banyak dan istilah ini biasanya digunakan untuk hal-hal yang mengarah pada

kesiapan dan kapasitas tubuh untuk bergerak dan bertindak dalam tindakan

tertentu sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran yang prima

dapat dimiliki oleh setiap manusia dengan memperhatikan perencanaan

sistematis melalui pola hidup sehat, untuk mempunyai kebugaran jasmani yang

tinggi, maka perlu memperhatikan :

a. Aktivitas fisik, Disesuaikan dengan usia, kondisi tubuh, dan jenis kelamin.

b. Kesehatan, yang perlu diperhatikan : masalah gizi (makanan yang dipilih

harus mengandung nilai gizi yang baik dan jumlah yang cukup), selalu

memeriksa kesehatan secara berkala, perlu adanya relaksasi atau istirahat,

untuk menghilangkan kejenuhan perlu rekreasi.

c. Pekerjaan : Pekerjaan yang cocok dengan minat dan kemampuan serta

dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Hal ini penting bagi kebugaran

jasmani.

3. Keuntungan Yang Didapatkan Dari Latihan Kebugaran Fisik

Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh setelah berolahraga

secara baik dan benar menurut Soemarjono (1987) adalah :

a. Otot menjadi lebih kencang dan kekuatannya bertambah

b. Lebih tahan terhadap stress, baik fisik maupun psikologis

34

c. Mampu mengendalikan emosi

d Tekanan darah tidak mudah naik, tidak mudah mengalami sakit pinggang dan

gangguan pcncernaan

e. Dapat tidur lebih nyenyak dengan mengendorkan otot yang lebih sempuma

f. Merasa segar, percaya diri, dan merasa gembira

g. Lebih kreatif

h. Akan mengalami perbaikan dalam hal berat badan, postur (sikap badan), dan

penampilan

i. Waktu pemulihan setelah sakitmenjadi lebih cepat

j. Akan lebih jarang mengalami cidera dipersendian maupun diotot

k. Kapasitas kerja fisik akan bertambah

I. Efisilusi kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah) akan baik

m. Toleransi terhadap glukosa menjadi lebih baik

n. Resiko untuk mendapatkan serangan penyakit jantung akan berkurang,

terutama bila mengikuti aturan makan yang baik, tidak merokok, tidak minum

alkohol, dan obat-obatan beriebih.

Sedangkan menurut Hardinge (1990) manfaat-manfaat yang dapat

diperoleh dengan melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur adalah :

a. Mengatur tonus dan menguatkan setiap organ tubuh dan sistem dalam tubuh

b. Membantu menenangkan ketegangan sehingga bisa membuat tidur lebih

nyenyak

c. Menguatkan pengendalian diri, meningkatkan mutu kerja pikiran dan

meningkatkan rasa segar

d. Mengurangi rasa tertekan dan cemas

e. Menurunkan stress emosional

f. Mengurang resiko berbagai penyakit sehingga dapat memperpanjang usia

harapan hidup.

Apabila seseorang tolah mcncapai tingkat kebuyaian yang optimal berarti

tubuh dalam keadaan sehat dan segar. Selain itu juga tidak mudah terserang

penyakit, karena apabila keadaan tubuh sehat maka daya tahan tubuh pun juga

akan meningkat. Orang yang telah mencapai tingkat kebugaran fisik secara baik

akan merasa santai dan tidur lebih nyenyak, lebih produktif dalam pekerjaan,

mampu meminimalisasi stress, dan mampu berpenampilan lebih baik

(lrianto,2000).

Soemarjono (1987), menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik secara

teratur merupakan cara yang paling cocok untuk mencegah atau mengendalikan

r\ecemasan dan depresi.

Pendapat ini sesuai dengan pandangan Priest (dalam Uyun, 1993), yang

menyatakan bahwa aktivitas fisik merupakan jalan utama dalam mengatasi

kecemasan. Disamping itu latihan kebugaran fisik merupakan salah satu cara

untuk membantu membersihkan fikiran dan membuat perasaan menjadi lebih

baik, serta dapat membantu seseorang tidur lebih nyaman, sehingga dapat

bangun dengan kondisi yang lebih nyaman dan segar dan ketegangan

berkurang. Kondisi tersebut marn^u membantu msm"9rtah':i"l'':>r' -'♦'»'

memelihara kepercayaan diri dan harga diri seseorang, sehingga dapat

dikatakan bahwa latihan kebugaran yang dilakukan secara teratur merupakan

dasar yang penting untuk membantu mental yang sehat.

Latihan kebugaran fisik sebagai salah satu aspek untuk mengembangkan

dan meningkatkan kesehatan fisik dan psikis, saat ini digemari oleh banyak

crang karena memiliki daya tarik untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan

36

menjaga penampilan diri. Kenyataan diatas didukung oleh teori yang menyatakan

bahwa latihan kebugaran fisik berhubungan dengan sejumlah keuntungan

psikologis, yaitu latihan kebugaran fisik dapat memperbaiki suasana hati, konsep

diri, dan perilaku kerja Foikins dan Sime (dalam Indriani, 2001). Getchel (dalam

uyun, 1993) menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik dapat menyehatkan jiwa

dan meningkatkan kesadaran mental, sehingga individu yang melakukan latihan

secara teratur merasa bergairah dalam hidupnya. Selain itu latihan kebugaran

fisik dapat menjadikan reaksi kimia dalam tubuh yang membantu memperbaiki

stabilitas emosinya.

Salah satu faktor yang sangat penting dalam latihan kebugaran fisik

adalah faktor relaksasi yang didefinisikan sebagai hilangnya atau berkurangnya

ketegangan atau tension (Fox, dalam Uyun,1993). Pendapat ini didukung oleh

Sirait,1997 yang mengatakan bahwa relaksasi adalah salah satu teknik didalam

terapi perilaku yang dapat dipergunakan untuk mengurangi ketegangan dan

kecemasan. Menurut Getchel (dalam Uyun 1993), latihan kebugaran fisik yang

teratur seperti dapat meningkatkan kesehatan seseorang secara menyeluruh,

sehingga orang dapat tidur dan beristirahat dengan nyaman meskipun hanya

sebentar, dapat memperbaiki produktivitas kerja, serta menjadi lebih baik dalam

menghadapi stress.

Semakin tinggi tingkat kemampuan fisik seseorang semakin besar

kernungkinannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar pula

kemungkinannya untuk dapat menikmati kehidupan dan mampu mengatasi

beban yang timbul dalam lingkungannya (Soemarjono,1987).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latihan kebugaran

noirv 11 ici u}jcir\Gii i ooicm oqiu ao^crv uiuurx 11 ici lycll ibdi lyrvciFt uaii ii lcninyK.aiKai i

kesehatan fisik maupun psikis, saat ini latihan kebugaran fisik digemari oleh

banyak orang karena memiliki daya tarik untuk meningkatkan kesehatan jasmani

dan menjaga pcnampilan diri. Apabila seseorang telah mencapai tingkat

kebugaran yang optimal berarti tubuh dalam keadaan sehat dan segar. Selain itu

juga tidak mudah terserang penyakit, karena apabila keadaan tubuh sehat maka

daya tahan tubuh pun juga akan meningkat.

C. Hubungan antara Latihan Kebugaran Fisik dengan Stabilitas Emosi

Setiap individu dalam kehidupannya tidak pernah lepas dari

permasalahan yang harus dihadapi termasuk kaum wanita. Sehubungan dengan

itu kemungkinan yang terjadi adalah individu sukses dalam mengatasi

masalahnya, akan tetapi kemungkinan lain yang terjadi adalah individu

mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam menghadapinya. Kesulitan

ataupun kegagalan yang dihadapi individu ini memungkinkan timbulnya

ketegangan emosi yang selanjutnya dapat rnempengaruhi stabilitas emosi

seseorang.

Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur selain bertujuan

untuk menjaga kesehatan dan menjadikan tubuh dalam kondisi segar, bugar, dan

prima juga dapat menyegarkan jiwa sehingga kesehatan mental pun terjaga dan

vitalitas hidup meningkat. Latihan kebugaran fisik akan mengolah reaksi kimia

dalam tubuh yang akan membantu memperbaiki stabilitas emosi Getchel (dalam

Uyun, 1993).

Menurut Sirait (1997) latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara

teratur dan disiplin akan memperbaiki kekuatan dan kesehatan seseorang secara

menyeluruh, latihan kebugaran fisik juga akan merangsang produksi hormon

38

Menurut Sirait (1997) latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara

teratur dan disiplin akan memperbaiki kekuatan dan kesehatan seseorang secara

menyeluruh, latihan kebugaran fisik juga akan merangsang produksi hoimon

endorphin yaitu senyawa kimia yang berfungsi untuk memperbaiki suasana hati

seseorang, dengan melakukan latihan kebugaran fisik secara berkelanjutan

selama tiga atau empat kali dalam seminggu akan meregangkan otot-otot, dan

memperkuattulang.

Latihan kebugaran fisik selain bertujuan untuk menjaga kesehatan juga

untuk menjaga kebugaran sehingga badan selalu dalan kondisi segar, bugar,

dan prima. Latihan kebugaran fisik secara teratur dengan baik dan benar pada

penderita obesitas mampu mengurangi timbunan lemak yang dibakar melalui

proses metabolisme tubuh, selain itu latihan kebugaran fisik juga mampu

mengurangi rasa stress dan cemas seseorang, Sarafino (1990).

Latihan kebugaran fisik dapat memperbaiki suasana hati, konsep diri, dan

perilaku kerja. Latihan kebugaran fisik mampu menghasilkan proses coping (self

regulation) yang dapat membancfun interaksi adaptif dengan individu didalam

lingkungannya. Scott dan Layman telah membuktikan tinjauan yang menyeluruh

dari huoungan antara aktivitas fisik dengan variabel psikologis, seperti persepsi,

body image, konsep diri, suasana hati, penyesuaian diri, dan kepercayaan diri

Folkins dan Sime, (dalam Indriani, 2001). Asumsi dalam penelitian ini adalah

latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan

kesehatan secara menyeluruh baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental.

Scheff (dalam Wahyudi, 1998) menjelaskan bahwa teori katarsis bisa

dijadikan sebagai tawaran alternatif sebagai media yang bermanfaat bagi

kesehatan emosi seseorang, menurutnya mengingat-ingat saja tidak cukup dan

39

tidak perlu. Dengan adanya media katarsis seseorang dapat mengakhiri suatu

episode emosional sebelum menjadi semakin memburuk. Katarsis tidak hanya

sekedar pembenaman secara sederhana keadaan emosi, totapi juga molibatkan

secara bersamaan persepsi dari kontrol dan penguasaan perasaan negatif.

Dengan adanya media katarsis maka individu dapat melepaskan emosi-emosi

negatif dalam dirinya sehingga keadaan emosinya bisa menjadi lebih stabil.

Latihan kebugaran fisik dapat dijadikan sebagai suatu media katarsis untuk

melepaskan emosi-emosi negatif dalam diri seseorang, sehingga dapat membuat

seseorang merasa lebih baik bahkan pada saat sedang stress. Jika dilakukan

secara konsisten, latihan kebugaran fisik bisa mengurangi reaktivitas stress

seseorang, hormon penyebab stress seperti adrenalin yang di keluarkan akan

berkurang sehingga seseorang tidak akan merasa terlalu tertekan terhadap hal-

hal yang biasanya menimbulkan kemarahan (Fit, Desember 2002).

Apabila seseorang telah mencapat kebugaran yang optimal berarti tubuh

dalam keadaan sehat dan bugar. Selain itu tidak mudah terserang penyakit

karena apabila keadaan tubuh sehat maka daya tahan tubuh pun juga

meningkat. Orang yang telah mencapai tingkat kebugaran fisik secara baik akan

merasa santai, tidur lebih nyenyak, lebih produktif dalam bekerja,

meminimalisasikan stress, dan mampu berpenampilan lebih baik (lrianto,2000).

Menurut Sarafino (1990), keuntungan-keuntungan dari latihan kebugaran

fisik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Latihan yang menarik mampu mengurangi rasa stress dan cemas seseorang

b. Bagi perilaku kerja dan meningkatkan sikap. Hal ini karena dalam otak

seseorang akan terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan seseorang

menjadi gembira atau menjadi baik suasana hatinya.

40

c. Mempertinggi konsep diri seseorang, karena dapat mengontrol maupun

mengatasi kegemukan ESrown dan memelihara penampilan yang menarik.

Emosi berperan penting dalam kehidupan. Menurut Segal (2000) emosi

yang umum dikenal dengan perasaan adalah sumber daya terampuh yang

dimiliki individu. Emosi adalah penyambung hidup bagi kesadaran diri dan

kelangsungan diri yang secara mendaiam menghubungkan kita dengan diri kita

sendiri dan dengan orang lain.

Individu yang stabilitas emosinya baik, berarti juga memiliki kecerdasan

emosi yang baik, karena mampu mengontrol, mengendalikan, dan mengarahkan

emosi yang dimiliki menjadi positif. Emosi yang positif akan menimbulkan

perwujudan perilaku yang positif serta terarah.

Menurut Schneider (1964) tercapainya stabilitas emosi didukung oleh

kesehatan fisik yang berhubungan dengan kesehatan emosi dan penyesuaian

emosi. Untuk mendapatkan fisik yang sehat, maka perlu diperhatikan adalah hal-

hal seperti istirahat yang cukup, mempunyai kebiasaan yang teratur antara lain

makan, tidur, cukup rekreasi dan juga melakukan latihan kebugaran fisik secara

teratur. Penyakit-penyakit organik, gangguan kelenjar, dan gangguan fisik yang

lemah dapat menyebabkan gangguan emosi dan penyesuaian emosi, yang

selanjutnya akan menyebabkan emosi individu tidak stabil.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan reaksi

terhadap rangsang dari dalam dan dari luar individu yang sangat berperan dalam

kehidupan manusia. Seseorang yang memiliki stabilitas emosi yang baik adalah

orang yang tidak mudah terganggu oleh rangsang-rangsang yang bersifat

emosional baik dari dalam maupun dari luar. Latihan kebugaran fisik merupakan

salah satu aspek untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan fisik dan

41

Psikis seseorang. Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur jugadapat menyehatkan jiwa dan meningkatkan kesehatan mental seseorang serta

- dapat m^ang, reaktiVltas seseorang {erhadap stpesS| seh.ngga |nd|vjdu ^melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur akan merasa lebih tenang danbersemangat dalam menjalani kehidi,pannya.

D. Landasan Teori

Teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori-teori mengenaistabilitas emosi dan teori-teori yang berkaitan dengan latihan kebugaran fisikyang dikemukakan oleh para ahli dibidangnya masing-masing.

Teori mengenai stabilitas emosi sebagai variabel tergantung dalampenelitian ini yang dipakai untuk menyusun Skala Stabilitas Emosi adalah teoriyang dikemukakan oleh Schneider (1964) yang mengemukakan bahwa stabilitasemosi didukung oleh tiga aspek, yaitu 1. adekuasi emosi, 2. Kematangan emosi,3. Kontrol emosi.

1• Adekuasi emosi adalah reaksi emosi sesuai dengan yang diterimanya, reaksiini menyangkut isi emosi atau semacamnya dan arah emosi atau kepadasiapa emosi tertuju.

2. Kematangan emosi adalah reaksi emosi yang sesuai dengan tingkatkematangan kepribadian individu.

3. Kontrol emosi adalah pengaturan emosi yang sesuai dengan tuntutanlingkungan, nilai-nilai, cita-cita, dan prinsip-prinsip dalam kehidupan individu.Teori-teori yang mendukung variabel latihan kebugaran fisik sebagai variabel

bebas banyak dikemukakan oleh Irianto (2000) dan Soemarjono (1987), yangmengemukakan mengenai pengertian latihan kebugaran fisik, perencanaan

42

latihan kebugaran fisik, cara melakukan latihan kebugaran fisik secara baik danbenar, serta keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan

—«- Keougaran fisik secara teratur. Menurut Irianto (2000) pengertian latihankebugaran fisik ada.ah proses sistematika menggunakan rangsang gerakbertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsional tubuhVang meliputi kualitas daya tahan paru, jantung, kekuatan dan daya tahan otot,kekuatan dan komposisi tubuh, sedangkan menurut Soemarjono (1987) salahsatu keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan latihan kebugaran fisiksecara teratur dengan baik dan benar ada.ah bertambahnya kemampuanseseorang untuk mengelola dan mengenCalikan emosinya.

Seseorang yang memiliki stabilitas emosi yang baik adalah orang yangtidak mudah terganggu oleh rangsang-rangsang yang bersifat emosional baikdari dalam maupun dari luar. Latihan kebugaran fisik merupakan salah satuaspek untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan fisik dan psikisseseorang. Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur juga dapat

Latihan kebugaran fisik dapat dijadikan sebagai suatu media katarsisuntuk melepaskan emosi-emosi negatif dalam diri seseorang, sehingga dapatmembuat seseorang merasa lebih baik bahkan pada saat sedang stress. Jikadilakukan secara konsisten, latihan kebugaran fisik bisa mengurangi reaktivitassxess seseorang, hormon penyebab stress seperti adrenalin yang di ke.uarkanakan berkurang sehingga seseorang tidak akan merasa terlalu tertekan terhadaphal-hal yang biasanya menimbulkan kemarahan.

43

E. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori serta penelitian para ahli yang telah diu.aikan diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : "Ada perbedaan stabilitasemosi antara wanita yang melakukan latihan kebugaran fisik dengan wanita yangtidak melakukan latihan kebugaran fisik". Stabilitas emosi wanita yang melakukanlatihan kebugaran fisik lebih baik daripada wanita yang tidak melakukan latihankebugaran fisik.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas : Latihan Kebugaran Fisik

2. Variabel Tergantung : Stabilitas Emosi

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Latihan Kebugaran Fisik

Merupakan suatu proses sistematik yang menggunakan rangsang gerak,bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsional tubuh,yang meliputi daya tahan paru-paru, jantung, keki-atan dan daya tahan otot,kelenturan dan komposisi tubuh. Pada awal penelitian kelompok eksperimen dankelompok kontrol diberikan Skala Stabilitas emosi sebagai pengukuran pre test.Bentuk latihan kebugaran fisik yang dilakukan kelompok eksperimen berupalatihan kebugaran fisik yang bersifat aerobik yaitu senam aerobik dengan durasisatu jam setiap kali pertemuan, dilakukan dengan frekuensi tiga kali dalam

seminggu. Latihan kebugaran fisik dalam penelitian ini dilakukan selama satu

bulan. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini melakukan pelatihan latihan

kebugaran fisik dipusat kebugaran khusus wanita Cahya Kumala, sedangkan

pada kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan latihan kebugaran fisik senam

44

45

aerobik dan diminta untuk tidak melakukan latihan kebugaran fisik dalam bentukapapun. Setelah satu bulan, diberikan kembali skala stabilitas emosi pada duaKe,ompok penelitian sebagai pengukuran post test untuk mengetahui apakahterdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaranfisik dan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik.

2. Stabilitas emosi

adalah suatu keadaan emosi seseorang yang mudah menyesuaikan gunamenyesuiakan din dengan lingkungan sekitarnya, sehingga orang tersebutmendapat rangsang emosi dari luar dirinya atau tekanan hidup baik yang ringanmaupun yang berat, maka tidak mengalami ketegangan atau gangguan emosi

dan dirinya tetap dalam keadaan baik. Tingkat stabilitas emosi seseorang diukurberdasarkan skor yang diperoleh dari skala stabilitas emosi yang akandimodifikasi peneliti dari Skala Stabilitas Emosi yang dibuat oleh Rahmalina(2001). Semakin tinggi nilai yang diperoleh dalam Skala Stabilitas Emosi

seseorang menunjukkan bahwa stabilitas emosi orang tersebut semakin baik,

dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakinrendahnya kualitas stabilitas emosi orang tersebut.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah mahasiswi dengan rentang usia 18-25 tahun.

Usia ini menurut Hurlock merupakan masa transisi dari tahap remaja akhir

menuju dewasa awal, dimana seseorang mengalami banyak perubahan fisiologismaupun psikologis, wanita dengan rentang usia tersebut masih memiliki

46

semangat yang tinggi melakukan berbagai macam aktivitas yang banyakmenimbulkan tekanan sehingga dapat mempengaruhi stabilitas emosinya.

*UbyQk dalam PVnelitian ini terbag, menjad, dua kelompok, yaitukelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel padakelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakanteknik purposive sampling. Yaitu metode pengambilan sampel yang disesuaikandengan tujuan penelitian dan didasarkan atas ciri-ciri yang sudah diketahuisebelumnya. Pengambilan sampel pada kelompok eksperimen dilakukan dipusatkebugaran khusus wanita Cahya Kumala, subyek dalam kelompok eksperimenini adalah anggota yang bam mendaftar dan mengikuti pelatihan kebugaran fisikdipusat kebugaran tersebut. Sedangkan pengambilan sampel pada kelompokkontrol dilakukan pada kost putri "Orange"

Masing-masing kelompok dalam penelitian ini berjumlah 25 orang.Karakteristik kelompok eksperimen adalah :

1. Usia berkisar 18-25 Tahun

2. Pendidikan perguruan tinggi

3. Tidak bekerja

4. Jenis kelamin wanita

5. Wanita yang bam mendaftar sebagai anggota pada pusat kebugaran CahyaKumala.

Karakteristik kelompok kontrol adalah :

1. Usia berkisar 18-25 Tahun

2. Pendidikan perguruan tinggi

3. Tidak bekerja

4. Jenis kelamin wanita

48

seseorang. Skala Stabilitas Emosi ini telah dimodifikasi dan diadaptasi dari SkalaStabilitas Emosi yang disusun oleh Hartantie dan Agustini yang telah digunakano-eh Rahmalina (2001). Penulis juga melakukan modifikasi dan penambahanbeberapa nomor dan aitem, ha, ini dilakukan karena bahasa yang digunakankurang tepat untuk subyek penelitian ini Perubahan aitem yang dilakukan olehpenulis adalah pada nomor 4, 11, 13, 16, 18, 24, 27, 30, 31, 32, 45, 46, 47, 48,49,50,51,52,53,54,55.

Aitem skala stabilitas emosi ini didasarkan pada pendapat Schneider(1964) yang mengemukakan bahwa stabilitas emosi didukung oleh tiga aspek,yaitu 1. adekuasi emosi, 2. Kematangan emosi, 3. Kontrol emosi.

1• Adekuasi emosi adalah reaksi emosi sesuai oengan yang diterimanya, reaksiini menyangkut isi emosi atau semacamnya dan arah emosi atau kepadasiapa emosi tertuju.

2. Kematangan emosi adalah reaksi emosi yang sesuai dengan tingkatkematangan kepribadian individu.

3. Kontrol emosi adalah pengaturan emosi yang sesuai dengan tuntutanlingkungan, nilai-nilai, cita-cita, dan prinsip-prinsip dalam kehidupan individu.

Bentuk-bentuk pemyataan dalam Skala Stabilitas Emosi ini ada yangbersifat favourable dan unfavourable. Untuk masing-masing pemyataandisediakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), TidakSesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS), alternatif jawaban ragu-ragusengaja dihilangkan untuk menghindari pemusatan jawaban pada salah satualternatif jawaban.

49

Rincian butir-butir skala stabilitas emosi sebelum diuji cobakan, disajikanpada tabel 1.

Tabel 1.

Rincian butir-butir skala stabilitas emosi

Aipek^aspeiT^Stabilitas Emosi

Ad^kTja^TEmosT

Kontrol Emosi

2, 12, 15, 20, 28

34,41,47,52,55.

KernaTangarrE7no^rT4T^7^3Tl7rT9~30, 42, 45, 46, 48,

50.

5, 6, 7, 9, 10, 14,

16,22,33.

Jumlah

11, 18,23,29, 32,

39, 43, 44.

25T^6736738T^a51,54.

1, 3, 21, 24, 27,

31,35,37,49,53.

Pengukuran frekuensi, intensitas, dan waktu pelaksanaan latihankebugaran fisik pada kelompok eksperimen dilakukan oleh peneliti denganmembuat lembar presensi kehadiran pada kelompok eksperimen. Selamamelakukan penelitian, peneliti terjun langsung untuk memantau dan ikut sertamengikuti proses latihan kebugaran fisik yang dilakukan oleh kelompokeksperimen. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi periakuan samasekali dan mereka juga diminta untuk tidak melakukan latihan kebugaran fisikdalam bentuk apapun.

50

E. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur

_Alat ukur yanq digunakan dalam penolitian haruslali iiieinenuh. kntenasahih dan andal (Valid dan Reliabel). Validitas dan reliabilitas suatu alat ukurmerupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian ilmiah, sehinggasebelum alat ukur dipergunakan perlu diuji terlebih dahulu validitas danreliabilitasnya (Azwar, 1997). Hal ,n. dilakukan dengan maksud bahwa suatu alatyang valid dan reliabe, akan menghasilkan informasi yang akurat dan dapatdipertanggungjawabkan.

Validitas suatu alat ukur memilik, art, sejauh mana ketepatan dankecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Alat ukurdikatakan valid apabila alat tersebut mampu memberikan data atau hasil ukurdengan tepat dan gambaran yang cermat sesuai dengan maksud dilakukannyapengukuran, (,W,1999). Validitas alat ukur skala perbedaan stabilitas emosiwanita yang melakukan latihan kebugaran fisik dan wanita yang tidak melakukanlatihan kebugaran fisik diperoleh melalui pengujian validitas isi. Validitas isimerupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengananalisis rasional. Pertanyaan yang ingin dicari jawabnya dalam validitas ini

adalah sejauh mana aitem-aitem dalam suatu tes dan alat ukur mencakupkeseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur oleh tes atau alat ukur yangbersangkutan. Hal ini berarti selain komprehensif, isinya pun harus tetap relevandan tidak keluar dari batas-batas tujuan ukur. Salah satu cara praktis yang dapatdilakukan untuk melihat validitas isi apakah telah terpenuhi adalah denganmelihat apakah aitem-aitem dalam alat ukur telah ditulis sesuai dengan blue printyang telah ditetapkan (Azwar, 1999).

51

Reliabilitas atau suatu keandalan adalah keajegan alat ukur dalammengukur suatu gejala, artinya suatu aht ukur dikatakan reliabel (ajeg) apabilahasil pengukuran tetap atau nilai-nilai yang didapat bersifat stabil (Hadi.1994).Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan program statistik SPSS for

windows release. 10.01. untuk menyeleksi aitem-aitem dam menguji reliabilitasskala. Parameter yang digunakan dalam seleksi aitem adalah daya beda ataudaya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan

yang tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi aitem

menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor

aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri.

Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (Azwar,1999).

F. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan menggunakan rancangan eksperimen Pre test - Post test

control group design, rancangan ini dipakai untuk melihat perbedaan pencapaian

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, Arikunto (1997). Rancanganeksperimen tersebut adalah sebagai berikut:

P1 X

P1

Keterangan :

E = Kelompok Eksperimen

K = Kelompok Kontrol

P1 = Pengukuran sebelum diberi perlakuan

X = Perlakuan yang diberikan

= Tanpa perlakuan

P2 = Pengukuran setelah diberi perlakuan

P2

P2

Gambar 1Control Group Pre test- Post test design

(dalam Arikunto.1997)

52

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk

mengolah data, menganalisis hasil penelitian untuk menguji kebenarannya.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

statistik, dengan pertimbangan bahwa statistik bekerja dengan angka, bersifat

objektif dan universal, dalam artian dapat digunakan hampir pada semua bidang

penelitian (Hadi, 1994). Teknik analisis yang digunakan adalah t-test ( uji t) untuk

melihat perbedaan variabel tergantung dari dua kelompok subyek pada penelitian

ini.

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Ada dua kancah penelitian yang dipakai disini, yaitu pusat kebugaranCahya Kumala (sebagai kelompok eksperimen) dan kost putri Orange (sebagaikelompok kontrol). Dipilihnya kedua kancah penelitian ini dengan pertimbanganantara lain :

a. Sampel penelitian relatif mudah didapat

b. Aktivitas sehari-hari subyek penelitian mudah diamati

c. Subyek penelitian sangat kooperatif

Pusat kebugaran Cahya Kumala yang dipakai sebagai tempat pelatihan

kebugaran fisik pada kelompok eksperimen merupakan pusat kebugaran dan

kesehatan jasmani khusus untuk wanita yang dikelola secara profesional

berdasarkan hasil pengamatan dan penerapan terpadu oleh ahli kebugaran dan

instruktur kebugaran. Konsultasi kesehatan dan penentuan program latihan

dilakukan sebelum anggota melakukan latihan kebugaran fisik untuk yang

pertama kalinya, selanjutnya akan dilakukan pengontrolan setiap satu bulan

sekali untuk mengetahui perkembangan kondisi masing-masing anggota.

Kegiatan latihan kebugaran dipusat kebugaran Cahya Kumala dibuka setiap hari

dan pelaksanaan latihan kebugaran fisik senam aerobik dilaksanakan dua kali

dalam sehari, yaitu pada pagi hari dimulai pada pukul 07.00 - 10.00, dan pada

54

sore hari pada pukul 15.00 - 17.30, sehingga setiap anggota bebas menentukan

waktu latihan sesuai dengan kegiatan mereka masing-masing.

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian pada kelompok kontrol

adalah kost putri Orange dengan jumlah kamar 40 kamar berlantai dua dan

jumlah penghuni 40 orang, Kost putri Orange merupakan kost putri yang seluruh

penghuninya adalah mahasiswi.

Tidak seluruh penghuni kost putri Orange dijadikan sampel penelitian,

karena dalam penelitian ini dipilih subyek yang tidak pernah melakukan latihan

kebugaran fisik senam aerobik, atau bagi subyek yang pernah melakukan latihan

kebugaran fisik, khususnya senam aerobik sudah tidak aktif lagi minimal satu

tahun terakhir. Dipilihnya sampel penelitian untuk kelompok kontrol pada satu

kost dengan pertimbangan untuk memudahkan jalannya penelitian. Subyek

dalam kelompok kontrol diminta untuk tidak melakukan latihan kebugaran fisik

dalam bentuk apapun selama satu bulan.

Pengambilan sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Yaitu metode

pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan didasarkan

atas ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya

.2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa langkah, yaitu

penyusunan skala stabilitas emosi, uji coba skala stabilitas emosi, penentuan

pusat kebugaran yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel penelitian

untuk kelompok eksperimen, dan juga kost putri yang akan dijadikan tempat

untuk pengambilan sampel pada kelompok kontrol.

55

Penyusunan skala stabilitas emosi dimaksudkan untuk mengungkap

stabilitas emosi subyek penelitian sebelum dan sesudah perlakuan, skala ini

dimodifikasi dan diadaptasi dari Skala Stabilitas Emosi yang disusun oleh

Hartantie dan Agustini yang telah digunakan oleh Rahmalina (2001). Skala

Stabilitas Emosi ini didasarkan pada pendapat Schneider (1964) yang

mengemukakan bahwa stabilitas emosi didukung oleh tiga aspek, yaitu adekuasi

emosi, Kematangan emosi, dan Kontrol emosi. Peneliti melakukan uji coba Skala

Stabilitas Emosi kepada mahasiswi Fakuitas Teknik Industri dan Fakuitas

Psikologi Universitas Islam Indonesia yang memiliki karakteristik yang samadengan subyek penelitian.

Setelah melakukan penyusunan dan uji coba Skala Stabilitas Emosi,,

peneliti menentukan pusat kebugaran yang akan dijadikan tempat untuk

pengambilan sampel pada kelompok eksperimen, dan juga kost putri yang akan

dijadikan tempat untuk pengambilan sampel pada kelompok kontrol.

Pusat kebugaran Cahya Kumala dipilih sebagai tempat penelitian karena

pusat kebugaran Cahya Kumala merupakan pusat kebugaran khusus untuk

wanita dengan lokasi yang strategis dan tempat yang nyaman, pusat kebugaran

Cahya Kumala ini juga memakai sistem keanggotaan yang berlaku minimal

selama satu bulan. Sehingga setiap anggota yang mendaftar dipusat kebugaran

ini akan terus aktif selama satu bulan kedepan.

Setelah diperoleh tempat yang sesuai untuk pengambilan sampel

penelitian pada kelompok eksperimen , maka peneliti melakukan kerjasama

dengan pemilik pusat kebugaran Cahya Kumala dengan cara ikut membantu

promosi pusat kebugaran tersebut dengan cara menyebarkan pamflet-pamfiet

tentang pusat kebugaran Cahya Kumala dikampus-kampus dan tempat-tempat

56

strategis lainnya, dengan cara promosi diharapkan semakin banyak orang yang

mengetahui dan tertarik untuk bergabung dalam pusat kebugaran Cahya

Kumala. Sebelum dilakukan penelitian pada kelompok kontrol, selain meminta

izin kepada pemiiik kost putri Orange tersebut, peneliti terlebih dahulu melakukan

pendekatan pada penghuni kost putri Orange agar mereka bersedia bekerjasama

untuk menjadi subyek dalam penelitian ini.

3. Pengurusan Izin Penelitian

Setelah mendapatkan dua tempat yang direncanakan sebagai tempat

penelitian, kemudian peneliti meminta izin secara informal kepada pemilik pusat

kebugaran Cahya Kumala dan pemilik kost putri Orange, kemudian setelah

meminta izin secara informal dilakukan pula permohonan izin penelitian secara

formal dengan memberikan surat izin penelitian dari fakuitas Psikologi

Universitas Islam Indonesia dengan nomor surat 271/Dek/70/FPA//2003.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Uji Coba Skala Stabilitas Emosi

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba Skala

Stabilitas Emosi. Penyebaran Skala Stabilitas Emosi dilakukan pada tanggal 9

dan 10 Mei 2003. Subyek uji coba Skala Stabilitas Emosi adalah mahasiswi

Fakuitas Teknik Industri dan Fakuitas Psikologi Universitas Islam Indonesia

57

dengan karakteristik yang sama dengan subyek dalam penelitian. Data yangterkumpul pada uji coba Skala Stabilitas Emosi ini adalah 53 subyek.

Seldah ditaKUKan uji coba Skala Stabilitas Emosi. Data yang terkumpuldianalisis dengan menggunakan program statistik SPSS for windows release

10.01 untuk menguji validitas dan reliabilitas skala. Parameter yang digunakan

dalam seleksi aitem adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem. Dayadiskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara

individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yangdiukur. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi

koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan,

yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien

koreksi aitem total (Azwar,1999).

1. Uji Validitas Alat Ukur

Seleksi aitem dalam penelitian ini menggunakan indeks daya beda aitem

aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan koefisien

korelasi > 0,30. semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30

daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki koefisien korelasi

kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya

diskriminasi rendah, Azwar (1999).

.Dari hasil analisis aitem Skala Stabilitas Emosi diketahui ada 9 aitem

yang gugur, yaitu 2, 3, 24, 31, 34, 35, 45, 46, 48. perincian nomor aitem sebelum

uji coba dan nomor aitem yang sahih dan disesuaikan dengan nomor aitem bam

Skala Stabilitas Emosi dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel3.

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Uji Reliabilitas ini menggunakan teknik korelasi Alpha Cronbach pad

58

a sen

SPSS 10.01 for windows release. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwakoefisien reliabilitas untuk Skala Stabilitas Emosi ini adalah sebesar 0,9246.

Angka reliabilitas ini cukup reliabel, karena menurut Azwar (1999) reliabilitasdianggap memuaskan bila mencapai 0,900.

Tabel 2.

Distribusi Aitem Valid dan aitem Gugur Skala Stabilitas Emosi Setelah UiiCoba '

NOMOR AITEMAitem Valid

Favorable

12, 15,20,28,

41,47,52,55.

4, 8, 13, 17,

19, 30,42,50.

5, 6, 7, 9, 10,

14, 16,22,33.

25

Unfavorable

11,18, 23, 29,

32, 39, 43, 44.

25, 26, 36, 38,

40, 51,54.

1, 21, 27, 37,

49, 53.

21

46

Aitem GugurFavorable Unfavorable

2,34

45, 46, 48

3,24,31,35

59

Tabel 3.

Distribusi Aitem Skala Stabilitas Emosi Setelah Uji Coba Disesuaikan DenganNomor Aitem Baru

No Aspek-aspekStabilitas Emosi

Adekuasi Emosi

Kematangan Emosi

Kontrol Emosi

Keterangan :

Favourable

10(12),13(15),18(2

0),25(23),35(41),39

(47),43(52),46(55).

2(4),6(8),11(13),

15(17),17(19),

27(30),36(42),

41(50).

3(5),4(6), 5(7), 7(9),

8(10),12(14),14(16)

,20(22), 29(33).

Jumlah

Unfavourable

9(11),16(18),

21(23),26(29),

28(32),33(39),

37(43), 38(44).

22(25),23(26),

30(36),32(38),

34(40),42(51),

45(54).

1(1),19(21),

24(27),31(37),

40(49), 44(53).

Angka cetak tebal =Nomor Aitem Baru Setelah Uji Coba

Angka Dalam Kurung =Nomor Aitem Lama Sebelum Uji Coba

Jumlah

16

15

15

46

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah memperoleh izin dari dua temDat yang akan dijadikan lokasi

penelitian, peneliti mulai melakukan pengambilan data pre-test untuk kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Pengambilan data pre-test untuk kelompok

kontrol dilakukan pada tanggal 14 Mei 2003 pukul 18.30 WIB yang berjumlah 25

orang, kemudian pengambilan data post-test untuk kelompok kontrol dilakukan

sebulan kemudian yaitu pada tanggal 14 Juni 2003 pukul 20.15 WIB. Sedangkan

pengambilan data pre-test untuk kelompok eksperimen dilakukan secara

60

bertahap pada setiap anggota baru yang akan melakukan latihan untuk yangpertama kali mulai tanggal 12 Mei 2003 sampai dengan tanggal 17 Mei 2003, halini dilakukan kcrena juiulah anggota baru yang masuk setiap harinya tidakmenentu. Jumlah kelompok eksperimen dalam penelitian ini juga terdiri dari 25

orang. Pengambilan data post-test untuk kelompok eksperimen dilakukan padatanggal 12 Juni 2003 sampai dengan 17 Juni 2003 sesuai dengan tanggal masuksubyek penelitian.

Sebelum penyampaian skala pre-test pada kelompok eksperimen dimulai

dengan penjelasan oleh ahli kebugaran kepada anggota baru bahwa seusai

melakukan konsultasi kesehatan dan penentuan program latihan untuk pemuladengan frekuensi tiga kali dalam seminggu akan diadakan penelitian darimahasiswi Fakuitas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Setelah itu penelitimenyampaikan beberapa ucapan permohonan kesediaan subyek untuk

mengikuti penelitian sampai selesai dan bersama dengan subyek merencanakan

jadwal pelatihan senam aerobik yang dapat dilakukan subyek secara

berkesinambungan dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu selama satu

bulan. Kemudian para anggota yang menjadi kelompok eksperimen dalam

penelitian ini dijelaskan oleh peneliti tentang pentingnya subyek bersungguh-

sungguh dalam melakukan latihan kebugaran fisik senam aerobik dan juga jujur

dalam mengisi skala, Subyek penelitian juga diyakinkan bahwa kerahasiaan

jawaban dijamin sepenuhnya oleh etika akademik peneliti, selanjutnya tidak lupapeneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota baru pusat

kebugaran Cahya Kumala untuk menjadi subyek penelitian dalam kelompokeksperimen.

61

Bentuk latihan kebugaran fisik yang dilakukan oleh kelompok eksperimendalam penelitian ini adalah senam aerobik yang dilakukan selama satu jam

"^n^-Trekuen-si 3kali dalam seminggu selama satu bulan, sedangkan padakelompok kontro, tidak diberi periakuan sama sekali dan mereka juga dimintauntuk tidak melakukan latihan kebugaran fisik dalam bentuk apapun. Setelahsatu bulan, peneliti memberikan kembali skala stabilitas emosi pada duakelompok penelitian sebagai pengukuran post test untuk mengetahui apakahOrdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaranfisik dan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik. Setelahpengambilan data post test pada kelompok eksperimen peneliti juga tetapmenganjurkan pada kelompok eksperimen untuk tetap melakukan latihankebugaran fisik senam aerobik meskipun sudah tidak menjadi subyek penelitian.

C Hasil Penelitian

Uji asumsi homogenitas dan uji asumsi normalitas dilakukan terlebihdahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian. Uji asumsihomogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontro, dilakukandengan menggunakan test of homogeneity vanances-levene statistics,,perhitungannya menunjukkan F = 2,231 dan (p = 0,142 > 0,05). Hal inimenunjukkan bahwa penelitian dapat dilanjutkan karena subyek dalam kelompokeksperimen maupun kelompok kontrol berada dalam kondisi yang sama(homogen). Uji asumsi normalitas data dilakukan dengan menggunakan OneSample Kolmogorov-Smimov Test, perhitungannya menunjukkan p=0,927 >0,05, hal ini menunjukkan bahwa distribusi data penelitian normal.

62

Setelah dilakukan uji prasarat selanjutnya dilakukan pengujian hipotesisuntuk melihat perbedaan yang terjadi antar kelompok yaitu kelompok eksperimendan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakananalisis uji t. Penelitian ini menghasilkan deskripsi data stabilitas emosi untukkelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil rangkuman data penelitianuntuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4dantabel 5.

Tabel 4

Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Eksperimen

Statistik Pre test Post test

Jumlah Subyek 25 25 IMean 127,80 137,96

Deviasi Standar 11,328 9,944

Skor minimum 111 122

Skor Maksimum 153 159

I

Tabel 5

Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Kontrol

1 Statistik 1 Prelest T PostlesT |1 J^rnlaTTSubyek 1 2lT~ i 25

J Mean 1 125,04 | i; 127,36 !

| Deviasi Standar J 7,823 i ;

J 9,128

Skor minimum 111 112

Skor Maksimum 137

J

I

142

63

Adapun hasil uji beda untuk skor pre test antara kelompok eksperimendan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6

Hasil Uji Beda Skor Pre test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok

Eksperimen

Kontrol

N

25

25

Mean SD

127,80 | 11,328

125,04 i 7,823

1,002 P = 0,321

P > 0,05

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test, menunjukkantidak ada perbedaan skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontroldengan t =1,002 (p =0,321 >0,05), mean kelompok eksperimen 127,80 danmean kelompok kontro. 125,04. dengan demikian kondisi subyek pada saat pretest adalah sama.

64

Hasil uji beda untuk skor post test antara kelompok eksperimen dankelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7

Hasil Uji Beda Skor Post test Kelompok Eksperimen dan KelompokKontrol

Kelompok j n ~ , " MearT SD~

Eksperimeni ~^ T^37^ 9MT~r-^fr-lpTomKOntr°' I 25 \ 127'36 9.128 | I p<0,05

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa skor post test stabilitas emosikelompok eksperimen lebih tinggi dari skor post test pada kelompok kontrol,dengan t=3,927 (P =0,000 <0,05). Mean kelompok eksperimen =137,96 ,danmean untuk kelompok kontrol = 127,36. Berdasarkan hasil post test tersebutdapat dilihat bahwa pelatihan kebugaran fisik senam aerobik efektif untukmeningkatkan stabilitas emosi pada kelompok eksperimen.

Pengaruh pelatihan kebugaran fisik senam aerobik pada kelompokeksperimen dapat d<l,hat dengan menggunakan uji beda selisih skor pre test danpost test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji beda untukselisih skor pre test dan post test antara kelompok eksperimen dan kelompokkontrol dapat dilihat pada tabel 8.

65

Tabel 8

Hasil Uji Beda Selisih Skor Pre test Dan Post test Antara KelompokEksperimen Dan Kelompok Kontrol

Kelompok i N

Eksperimen [ 25I

Kontrol 25

Mean

137,96

127,36

SD

9,384

4,507

3,766 P = 0,001

P < 0,05

Hasil uji beda untuk selisih skor pre test dan post test antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang tampak pada tabel 7 menunjukkan

bahwa ada perbedaan yang bermakna (p <0,05) dalam Stabilitas Emosi untuk

kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah pelatihan kebugaran fisik

senam aerobik. Berdasarkan uji beda tersebut, maka hipotesis dalam penelitianini dapat diterima.

Sumbangan efektif pelatihan kebugaran fisik senam aerobik terhadap

peningkatan stabilitas emosi pada kelompok eksperimen dapat dilihat dari

peningkatan yang terjadi antara skor pre-test dan skor post test pada kelompok

eksperimen. Rerata pre test pada kelompok eksperimen sebesar 127, 80 dan

rerata post test pada kelompok eksperimen sebesar 137,96. Berdasarkan hasil

rerata pre test dan post test pada kelompok eksperimen tersebut maka dapat

dilihat bahwa pelatihan kebugaran fisik senam aerobik yang dilakukan pada

kelompok ekperimen efektif dalam meningkatkan stabilitas emosi. Pada

kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan stabilitas emosi yang signifikan,dapat dilihat dari rerata pre test yang diperoleh pada kelompok kontrol sebesar

125,04 dan rerata post test yang diperoleh padakelompok kontrol hanya sebesar

127,36. Berdasarkan hasil tersebut ehingga terdapat perbedaan stabilitas emosi

66

wanita yang melakukan latihan kebugaran fisik dan wanita yang tidak melakukanlatihan kebugaran fisik.

D. Pembahasan

Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatanstabilitas emosi yang lebih besar pada kelompok eksperimen yang mengikutilatihan kebugaran fisik senam aerobik di pusat kebugaran Cahya Kumaladibandingkan dengan peningkatan stabilitas emosi kelompok kontrol yang tidakdiberi pelatihan kebugaran senam aerobik. Hasi, penelitian ini sejalan denganhipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yangmelakukan latihan kebugaran fisik dan wanita yang tidak meiakukan latihankebugaran fisik, stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaran fisiklebih baik dibandingkan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik.

Perbedaan skor stabilitas emosi pada post test untuk ke.ompokeksperimen dan kelompok kontrol ini terjadi karena pada kelompok eksperimenmeiakukan latihan kebugaran fisik sedangkan kelompok kontrol tidak melakukanlatihan kebugaran fisik, dalam penelitian in, subyek dalam kelompok eksperimenmelakukan latihan kebugaran fisik senam aerobik.

Peningkatan skor stabilitas emosi pada kelompok eksperimen dalampenelitian ini selain dikarenakan efek pelatihan latihan kebugaran fisik senamaerobik periu juga diperhatikan faktor-faktor yang menjadi ancaman terhadapvaliditas interna,. Suatu penelitian eksperimen d.katakan memiliki validitasinternal yang tinggi apabila perubahan yang terjadi pada variabel dependen yangdiamati benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan dalameksperimen, bukan dikarenakan faktor kebetulan maupun faktor-faktor lain yang

67

tidak relevan. Faktor yang menjadi ancaman terhadap validitas interna, dalam

penelitian ini adalah familiaritas subyek terhadap skala penelitian, karena skala

penelitian yang digunakan pada saat pre test dan pos test sama dan diberikan

dalam jangka waktu yang relatif singkat maka terdapat kemungkinan subyekpenelitian masih mengingat aitem-aitem dalam skala penelitian ini.

Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan

kesehatan secara menyeluruh, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental

terutama stabilitas emosi seserorang. Secara umum penelitian ini mendukunghasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian Uyun(1993) yang menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara

teratur dapat menurunkan tingkat stress dan kecemasan seseorang.

Tujuan utama latihan kebugaran fisik adalah untuk memperolehkebugaran fisik yang dapat menimbulkan rasa nyaman, segar, dan bersemangat,sehingga dapat memperbaiki suasana hati dan konsep diri (Indriani, 2001).Latihan kebugaran fisik senam aerobik yang dilakukan oleh kelompokeksperimen dalam penelitian ini disertai dengan konsultasi gizi dan latihan

terprogram, sehingga diperoleh kesehatan dan keseimbangan tubuh dalam

melakukan aktivitasnya. Hal lain yang menyebabkan peningkatan stabilitas emosi

kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol adalahkarena dalam latihan kebugaran fisik, individu akan melakukan gerakan-gerakanyang dapat menimbulkan perubahan biokimiawi pada otak, yaitu peredarandarah keotak menjad, lebih lancar, serta jaringan otak mendapat lebih banyakoksigen, sehingga dapat menimbulkan perasaan senang nyaman, dan bahagia(Hardinge dan Shryock, 2001).

68

Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur dapat memberikankegairahan dan energi kembal, setelah mengalami kelesuan danketidakseimbangan mental akibat tekanan pekerjaan rutin yang melelahkan.Pada saat individu melakukan latihan kebugaran fisik akan timbu, perasaanrileks. terlepas dari stress, dan merasa terbebas dari rutinitas kegiatan sehari-hari.

Kenyataan diatas didukung oleh teori yang menyatakan bahwa latihankebugaran fisik yang dilakukan secara teratur berhubungan dengan sejumlahkeuntungan psikologis. Getchel (dalam Uyun, 1993) menyatakan bahwa latihankebugaran fisik dapat menyehatkan jiwa dan meningkatkan kesadaran mental,sehingga individu yang melakukan latihan secara teratur merasa bergairah dalamhidupnya. Selain itu latihan kebugaran fisik dapat menjadikan reaksi kimia dalamtubuh yang membantu memperbaiki stabilitas emosinya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan,

yaitu terdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan

kebugaran fisik dan waiita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik,stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaran fisik lebih baik

dibandingkan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik. Hasilnyamenunjukkan t = 3,927 (p =0,000 <0,05), maka dapatlah ditarik kesimpulan

bahwa sistem latihan kebugaran fisik berpengaruh dalam meningkatkan stabilitasemosi pada wanita.

Pengaruh sistem latihan kebugaran fisik khususnya senam aerobik jugamemperlihatkan efektivitasnya dalam meningkatkan stabilitas emosi yang lebih

unggi dibandingkan dengan peningkatan stabilitas emosi yang tidak melakukan

latihan kebugaran fisik senam aerobik. Dengan demikian dapat diuraikan bahwa

melalui proses latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur dengan cara

yang baik dan benar seseorang akan mendapatkan manfaat-manfaat baik tidak

hanya dari segi kesehatan fisik akan tetap, juga dari segi kesehatan mentalterutama stabilitas emosi.

B. Saran-saran

Penelitian terhadap kegiatan olahraga pada umumnya dan khususnyaolahraga kebugaran fisik melalui tinjauan psikologis belum banyak dilakukan

69

70

dibandingkan dengan tinjauan sosiologis dan medis. Lebih khusus lagi latihankebugaran fisik yang di,akukan semata-mata bukan untuk tujuan pencapaianprestasi ataupun penciptaan rekor di arena oiahraga. Akan tetapi jenis latihanKebugaran fisik yang dilakukan sekedar untuk kesenangan dan kenyamanan,pembentukan fisik agar lebih bagus, pembentukan kepribadian, atau yang seringdisebut dengan sport for all. Penelitian mengenai Perbedaan Stabilitas EmosiWan,ta Yang Melakukan Latihan Kebugaran Fisik dan Wanita Yang TidakMeiakukan Latihan Kebugaran Fisik ini diharapkan dapat merangsang minatpeneliti lain untuk melakukan penelitian-penelitian sejenis selanjutnya yang lebihberkualitas dan menank untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan „miahkhususnya di bidang ilmu psikologi.

Saran-saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adafah :1. Hasi, penelitian ini menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik dapat

meningkatkan stabilitas emosi pada wanita menjadi lebih baik, sehinggalatihan kebugaran fisik khususnya senam aerobik dapat dipakai sebagaisalah satu alternatif yang efektif dan aman untuk meningkatkan stabilitasemosi seseorang khususnya kaum wanita.

2. Bagi subyek penelitian khususnya pada kelompok eksperimen, karenapelatihan ini cukup efektif untuk peningkatan stabilitas emosi makadisarankan agar subyek untuk tetap me,akukan ,at,han kebugaran fisikkhususnya senam aerobik secara teratur dan berkeianjutan untukmempertahankan bahkan meningkatkan kondisi yang telah dicapai padasaat ini.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutanyang lebih baik dari penelitian ini, peneliti yang menggunakan rancangan

71

eksperimen selanjutnya disarankan untuk menggunakan skala paralel yangberbeda pada saat pre test dan post test untuk menghindari familiaritas

subyek terhadap skala penelitian yang dapat menjadi anraman terhadapvaliditas internal penelitian.

LAM PI RAN A

* ALAT UKUR PENELITIAN *

Skala Stabilitas Emosi Sebelum Uji Coba

Skala Stabilitas Emosi Setelah Uji Coba

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

PETUNIUK PENGISIAN SKALA

vann ZTTAe!Pan' berikUt ini terdaPat sejumlah pemyataanXfm?nt» ^ 6ngan 8ktiVitaS sehari-han saudara. Saudaradiminta untuk memberikan jawaban yang sesuai denqankeadaan ataupun pengalaman saudara sendiri. Untuk memberiy^fbaenrtaandaSkala ™' berikanlah tanda si,an9 WP^ kolom- SS ( Sangat sesuai)

Jika penyataan sangat sesuai dengan anda- S ( Sesuai)

Jika pemyataan sesuai dengan anda- TS ( Tidak Sesuai)

Jika pemyataan tidak sesuai dengan anda- STS ( Sangat Tidak Sesuai)

Jika pemyataan sangat tidak sesuai dengan andaSebelum saudara menjawab, bacalah setiap pertanyaan

dengan baik. Semua jawaban saudara adalah benar asalkansesuai dengan keadaan atau pengalaman diri saudaraKejujuran dan kesungguhan saudara sangat kami hargai

Penksalah kembali jawaban saudara. Usahakan janqansampai ada nomor yang terlewati. Kerahasiaan identitas danjawaban saudara dijamin penuh oleh etika akademik peneliti

Selamat mengerjakan, terimakasih atas kesediaan dankesungguhan teman-teman dalam mengerjakan skala ini

Liza Andriani

IPENTITASNama

Usia

Pendidikan

Tanggal pengisian skala

9.

10.

11.

"pernyataanT

Bagi saya melamun hanya akan Tnelnbulng"waktu saja

Saya akan berusaha mawas diri jika orangtuama rah pada saya

Bi|a~secialig~7Se7^^punya masalah saya merasa cemas

Saya berusaha memaafkan orang y~a7ig~leTahbersalah, meskipun ia tidak minta maafBersama l^aTi^SaTTla^"^bekerjasama dengan baik

Apabila ditunjuk sebagai p"e7rii^ipln^ala^r^ulkeg,atan, maka saya akan melaksanakannyadengan sungguh-sungguh

kalau melihat pencurilipukui^^saya tidak ikutmemukuli karena kasihan

Saya tidak mudahlersTngcjung dengan lingkungin"saya

Bila lawan main memp^iihl^eTn^angalvdalamsuatu pertandingan, maka saya akan mergakuibahwa permainannya memang bagusBila saya datang terlambat, maka sa^Takanmeminta maaf dan memberikan penjelasantentang sebab-sebab keterlambatan sayaSaya merasa tidak mampVTnernbahagiakanorangtua saya

No.PERNYATAAN

12. Bila terlambatliTelTjeTT^uTleTn^r^^^keperluan tapi ternyata dia sudah berangkat lebihdulu maka saya segera menyusul dan memintamaaf

T3: saya tidak curiga apabila adaleman berbisi^bisfkdidepan saya

Sc^ya tidak mudah terpancing untuk marah14.

15.

16?

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

Saya merasa bahw^ma^dep^n^a^cerahSaya berusaha tidak marah padTlemaTv^SaTTyang telah berjanjf tetapi tidak menepatiApabila dituduhl^elal^kaT^eTbT^baik, maka saya akan berusaha tenang dalammenyelesaikan masalah itu

Saya merasa kesulitan dalampersoalan-persoalan saya

Saya selalu akan memberi semampu saya jikaada pengemis yang datang kerumah

mengatasi

Saya aka^~berus^h¥lu7mjirmen^buruk saya

Apabila a^a^seoTang"yaTiglrTelTyaWpirasaansaya maka saya akan membalas denganmenyakiti perasaannya

Saya berusaha untUiTnrmnl^Telngl^^membeli barang yang saya anggap kurangphoritas

Jika menghadapi persoalan saya merasa tidakada yang mau menolong

Dalam perdebatan,~sayaaterrme^^pendapat yang saya anggap benar sampaimenang

Saya mudah tersinggung~a^il¥^ima7airoleForangtua

26.

"PERNYATAANSaya merasa gelisahlil^^gl^da^rna^aTahyang sulit

^ka^adajang mengganggu biasanya saya marahSaya tidak pernah merasa~c^^tenp^ebabf-~yang jelas

29. Saya tidak bisa" memaafkan o7allg^g~telahmenyakiti hati saya

Jika temaTTVar^ftiddT^^maka saya akan menemui agar tidak kecewa

30.

35.

Apabila merlo7iton~fiim^nTS^^saya ikut merasa sedih

Jika sedang ^dlh^a^rn^ra^id^^teman

SaVa merasTtJdak~mTjdahlTwahJika teman sedang sedih, sa^TbeTuiihTUrrtukmemahami perasaannya

Bila cenlTnin^ln^m^mejamkan mata clan menjerit ketakutan*iia~^^r^r^^teman, maka saya akan marah pada orangtuasaya

Saya^¥9^dlFd^rTgeli^^kecii

Saya sering berubah pendiriarTleTha^aTa^ya^cj[saya lakukan

rsaya~7^elaia~ialdtl^^^orang lain

Saya sering beTte^r^eTig^nl^kal^^| Berada ditengah-4engah oranging tidak dikenal| saya mudah mendapatkan kenalanSaya dapaTTell^s^rit^sT^iRia^lia^ng"melakukan sesuatu

No.

437"PERNYATAAN

Saya tidaklnalripirmengei^^saya dengan baik

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54

55

Saya tidak dapat tidur nyenyalTjikTida' masalah"yang mengganggu

Saya berterima kasih"^ada_te7Tia7ryang~lelahmemberitahukan kekurangan saya.

Saya berusaha~untuFtetep~tenang jika sedangmenghadapi persoalan yang sulit

Jika melihat kecelakaan lalu llntasTdan ada yangterluka, maka saya akan ikut menolong

Saya selalu menghormati daTmemaluhfoTaTigtuasaya

Saya sering merasa- takuT Tanpa"sebab-sebabyangjelas

Saya akan selalu meminta maaf apabila sayamelakukan kesalahan.

Apabila saya tidak bisa mendapatkan apa yangsaya inginkan, saya merasa sangat kecewa

Saya merasa tidak memiliki kelebihan yang bisadibanggakan

Jika sedang marah "saya sering melampiaskankemarahan pada orang-orang disekitar sayaSaya merasa orangtua saya tidak memperhatikansaya

Saya dapat memahami perasaan saya

SS TS STS

. L.

/SI A

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

PETUNJUK PENCISIAN SKALA

Teman-teman, berikut ini terdapat sejumlah pemyataanyang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari saudara Saudaradiminta untuk memberikan jawaban yang sesuai dengankeadaan ataupun pengalaman saudara sendiri. Untuk memberijawaban pada skala ini, berikanlah tanda silang (X) pada kolomyang bertanda :- SS ( Sangat sesuai)

Jika penyataan sangatsesuai dengan anda- S ( Sesuai)

Jika pemyataan sesuai dengan anda- TS ( Tidak Sesuai)

Jika pemyataan tidak sesuai dengan anda- STS ( Sangat Tidak Sesuai)

Jika pemyataan sangat tidak sesuai dengan andaSebelum saudara menjawab, bacalah setiap pertanyaan

dengan baik. Semua jawaban saudara adalah benar asalkansesuai dengan keadaan atau pengalaman diri saudaraKejujuran dan kesungguhan saudara sangat kami hargai

Periksalah kembali jawaban saudara. Usahakan jangansampai ada nomor yang terlewati. Kerahasiaan identitas danjawaban saudara dijamin penuh oleh etika akademik peneliti.

Selamat mengerjakan, terimakasin atas kesediaan dankesungguhan teman-teman dalam mengerjakan skala ini.

Liza Andriani

2.

3.

~4~

11.

14.

16.

Nama

Usia

Pendidikan

IDENTITAS

Tanggal pengisian skala

Bagi saya_Uvaktu_saja

^PERNYATAANmelalriuTTlTariya

|ersalah,_meskipun ia tidak minta maafSaya mampu melakukan kerjasama yang baikbersama teman-temanApabila ditunjuk sebagai pemimpin~dalim~iuauiKegiatan, maka saya akan melaksanakannya^Tg^nsujTg^uh-sj^g^kalau melihat pencT^rTdipuk^

JlZeOlMkylLlSaiHiakasihansaya tidak i

Saya tidak mudah tersinggung din^li^kullgi^saya

Bila lawan mairTr^el^rdelTTeTr^^suatu pertandingan, maka saya akan mengakuiMnwa_p^rmamannyjj^Bila saya datang terlaHltat^al^a^l^meminta maaf dan memberikan penjelasanlejTtangjeb^bj^e^bj^ejeda^^Saya merasa tidak mampu memballagialcanorangtua saya_Bila terlambat menjemput teman untuk suatukeperluan tapi ternyata dia sudah berangkat lebihdulu maka saya segera menyusul dan memintamaaf

Saya tidak curi^a^a^ila^d^lel^all^eTbliik^]^jidepan sayaJ^yald^k muda^Sa7ajTn_erasa_b^hwa masa depan saya cerahTSaya berusaha tidak l^laTalTrSa^terrlaTi^el^^S^JL^flanJije^apij^Apabila dituduh melal^aTp^rK^te^^^

jbaik, maka saya akan tetap tenang dalammenyelesaikan masjjjah_itn^Saya "merasa kesulitanpersoalan-persoalan saya

dalam mengatas

20.

JDEjRNYAfAANTSaya selalu akan memberi seTrTal^siyallka"ada pengem.s yang datang kerumahbumksaya ******* untuk men9ubah sifat-sifatApabila ada seseoTaTig^nTSel^^saya maka saya akan membalas denganmenygkjtj perasaannya y

me^bSrS9^^ m6nallan ^nginan untukmembej, barang yang saya anggap kurang

ada yang mau menolong

oraanaqtuaUdah terSin"Ung aP^a^^aTalTolell

Saya tidak pernah^e7a^a~cirrla¥lal1pXiibibyang jelas K

hatisa^^7^33^^IJika teman yan9 tidak^iieT^gTdalal^gn^rl^a^IkerpLSaya akan t6tap menemui a9ar «dakJika~^edang"teman

^^eras¥lldal7rmjda¥rria^Bila di^aTalir^h^rirlglu^di^al^^teman, maka saya akan marah pada oranatuasaya w

sedih saya meTa^lld^k^punya

saya lakukan y a

i+S^"^erasasaldThal^teguranLdarioransMain

_Saya^sering bertengkardengaFkakal<7adrksa7aAf^'^eradatftengih^^enaj^aiajTTudaJxme^Saya dapat be7k^ie7^sr^aWa~~ieda7iq"melakukan sesuatu

Saya }jtek mampTrn^^ks'pTesik^^saya dengan baik

Saya tidaYdapaTlidllrTyeriya^^yajigjtiengganggu

Jika melihat kecelal^aanlalulntaT^nada^^Muka..mjkajsa^akanjkutjrjenplon5

No.

40.

41.

42.

Saya selalukesalahan

Apabila saya tidak bisa mendapatkan ana vannsaya mginkan, saya merasa sanoat • P V 9

rPERNYATAAN^ya^enng merasa takut tanpa sebab-sebab

meminta maaf jika melakukan

43. Sava kecewa^^^merniliki-kelebihan yang bisa

Kemarahan^adaorang-orang disekitarsaya45.

"46?

Saya merasa orarlgtua-i!leJIlJieiJ]aiykan_saya_ saya kurang

Saya dapat memahami perasaan^iyi"

TABEL DATA UJI COBA ( Hal. 1

CO

O

LO

iolo

iinio

toIO

ito

inrs

^1

"im

!ro

|tvi

roIro

j-*•U

f|ro

ro;ro

jrom

;ro

ro|ro

roj•*

|ro!

; ^*"jrr,jroro

jro

jr\Jj<NJ<M

jr\Jjroiro

|roro

Jr\ijroi

[ui|w

UU

-

-r_

r

r\J

ro

CT

)IC

O1M

NlfN

'oi

CO

O;

co

o""

ftJl^

-lM

~~

T

r^lo

-^lo

iLD

rxjro

U-

^io

>-io

»L

i^

Lr\l

^<\j

t\j^

-rsi

_KJ

ro\

^~

ICM

I*—

ioco

imU

j-«-0

Oj

r\jo

jro

ro

io

lrg

f\jr\l

I<

\j,-\j

--._i"i"!Vlm

n*K

m:-1

-'-!^-

>--fciVTm

^H

mi*j*>

imIm

1~i*i*

i-1-"!-;-I~T*

4

<*o!"^

jro,r\j

!ro

r\J;CM

|r\jjro„i'ro

|<\jj

^!"

|*-|roj^o|roUJroj^-j~\^|7

^'

f\l!

roI

f\j•

r\jI

^

rojro

;co|ro

jrojro

<^J!ro!^d-

jm|rv-i!rsg

roIjroj^>jro|r^|o,jro~[ro]"^]~

j^,"]"~"^

jrojro|rxj|ro].-T

^jroPro")"^!~

i"_T^"-t

,,

,.

roIro

roi

^It*

Ir\j

,","

-J-lmN

fm

rojT

j-|ro

!ro

TlrO

irolo

jU-irM

lroirO

roro,^.rN

jjro>!-=

rUt-J

rojro|^

l~'

!^

.cnj

roi

Tt-

I^

-,.

~i

'~I

A"

-:

rOC

M;

r\l'

rr,I

rvi

I~

rNJ|r\jiro

lrO|^

r'roN

frM

j<\j;ro

|r\iroiro

|ro|ro

*I*i_^j^JjroIM-jro|^fjroJTTj^

^-

™|"-I

<\iI—j^-|rsiITf

rO|^-j^-roJrO

vj-jro|^-rM

|ro|rojrojrojro

jrofro,'

fNJ

ir\j

|en

•^;

'.-DI

rf-r\J

:r\j

Ir\j

CO

iro

r\j[

—i

c\j

r\jl

Ir\j

:L

fl|

roM

-in

im

rvi

:rs

j|

r\j

'—.ro

roi-rt-

j^tj-

:ro

'—ro

ro.

roi

ro

•»-.

•*}•I

(

r^-'•r-*.in

IrfIf\j

<M

f\jr\j

If\j

oj

ro:ro

i^f-jr\j!ro

j^-:

^;

rojro

I^-

!r\j

^•i

mi-t

roi

roI

-3-

r\ljro

N^-

Iro

Jj

(\jI

|ro

)ro

(-

<*>|ro|^jojjrojroTroTTTrTj'ro1~

_^_Mm

|^i•*•Jrojro!rTTTTj^TrTJro"

^IroJrMJ^-l^jrM

l^"7Tr7"Ui"^7^

U~

-Jj

ro

ro

ro

^lrO|^-|M

-|ro[ro!roiro|ror\I^|^

j~[ro!ro|rjrojrxjj'o7ppT|77-

jrojcmJrsjjroTro|r7jrTfmrTTlToT^

ro

^;M|<V

<roi^-lrM

lrxjI^-JojiVj^l"^

H^

Jroj^,ro|m|«v,U

!"^j^i'^

iT,;^

iTo

".TZ

Jrcfm

|N]m

|MM

jrjm

|*ro

^>

!^j<V

jro]ro

|mro

jroiro

Icm";^\

j^ro|ro,roi^,|^|„

|m,m

,„T^T

^|roT7[7oT7,'

I

!"1|<M

|-|ro

jrs,ro

jro|roIr7Uo"

rMjro

rojro

joj|roIro

Uj-

roro

iro

]ro

Ir\j

^C

O!

CD

ri=!,=:i=:,si-:=!=|sj~:aiS|a|sli»ftis|18|sis!aiaiaiSi,!lill:!C

O,

rjiJ

oi

—r\j

roro

.ro

jvj-

;*j-

^j-•

^_

•^I

ro;

roro

!^

fI•*

r\ir\j

Jro

r\j

(NJI

f\JI

<NJI

ooctiIo

j-~I<xjJro

i^

i^-in

!L

njL

niL

n|

w<oCOI

CO

HCO

<<:

EH

.

H^Hffl~

<H

ft

W

0)oH4JCO

HVItV03rd04-1IB4J

ill0>

01

0,

MJ)

+J

1r-i

IJ

uh:

roro

(IJQ

)J-i

hH

1i

0,u

MM

Fj

H<

)M

uo

[J0)

-I

cIJ

ffl(1)

hO

-,(C

OM

<4M

ro-H

OJ

01E0)

rdco

MU

0)

r^

s:

^<

7''•"

n?^

f;^

°^

°r-

^r-

-*.m

r-o

^,N

^.,

'^v^'

l"J-^

(1ro

.^ico

<o

cmcm

cmo

co,*,

-,->(X,

~t

:?7!c'

?™

™?

™J

~^

^.-m

<n^

Si-

••>,o,

onj,

oicn

jjai

ojon

ojon

Ci)t-n

lTlT

,lTl

j,CO

Hjdajco^r

>jt.co

e-jroen^rcoen

a-.h

r-cmrorococmcmlo-hcoco^rco

M<MCMCMCMCMCMCMCMCMCMCMCMCMN

T,

(Tion

cno

jen

enen

<:j,en

enen

cnen

en

^C—

CNCM

^-CO

cn.o

tot,

^ico

coo

to^

,-^

*-,_

^.'...^

.l!^

°^

r"ic

o'T

''^|n

OiM

OD

iin2

,Mco

^cn

r~clj£

£§

ro?

g?

£-

™£

PS

gg

££

95;?°

2ioco'co'

'co'oo

oon'co'on'cm'co'J

^,M

OJOJ

CMCM

CMCM

CMCM

CMCMCM

CMCM

ejCM

CMSS£»£-£-£»£--£---££^

03^

CO

'^

ui

Uvy

hH

Ol

^J"O

C\!rO

CO

Ji

(Ti

ssSaS

ssasa

SaS

SS

Sss'sss-ss

ci

mi

ji

'.Dr~

no

cn

HCM

CO

Mi

LO

'Xi~-

rH

,-ivH

,_)r-l

,-jM

"rin

in

uiv

in

in

in

in

^m

io

."

utid

lolit

mcn

coin

mm

lduj

on^H

r-lrH

rH

rH

,H

rH

,-MrM

--J^-J

__ji

JrH

CM

:n

M"

lo

io

r~

CO

1C

MC

Mn

jC

-JC

MC

JC

M,•

•<<

<;

<<

<<

JH

11

nV

Kl

m^

un

-^r

^^ji

inu

iu

ilo

CO

OJ

•"0

ro

RELIABILITY ANALYSIS-SCALE(ALPHA)

Item-total Statistics

Scale

Mean

if Item

Deleted

A4 2 154.9434A43 155.2075A4 4 155.7170A45 154.4717A4 6 154.6604

"47 154.9057A48 154.4151A49 155.0000ASG 154.4906

A"j' 155.6415A52 154.6981A°3 155.1132A5 4 lc>4 . o84y

A=> => 15 4.6981

Scale Corrected

Variance Item-

if Item Total

Deleted Correlation

278.0929 .3372

278.5522 .4513

280.7068 .32 00

286.0232 .1932

283.8440 .2793

282.0102 .3879

285.5936 .1978

274.5000 .5378

281.6778 .4446

275.4267 .5 03 4

273.8302 .6483

277.4100 .4798

274 .4782 .5608

273.2533 .6733

hipna

if Item

ueiecea

O O 'J /!

. 9229

.9241

. 9247

.9242

.9235

.9247

.9221

.9232

.9225

. 9213

.9227

.9220

Reliability Coefficients

N of Cases = 53.0 N cf Items = 55

Alpha = .9246

LAM PI RAN C

ANALIJIf PENELITIAN *

- Distribusi JawabanSubyek

• Uji Asumsi Homogenitas

• Uji Asumsi Normalitas

- Ujit

Data Stabilitas Emosi Pre Test Kelompok Eksperimen

Data Stabilitas Emosi Pre Test Kelompok Eksperimen

No.

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

2

3 3

41 42 43 44 45 46 Total

121

122

124

114

120

125

111

107

123

121

153

146

149

139

136

124

130

134

126

129

121

137

118

136

131

cooQ.

Eo*:

4-1

U)

0)

If)

oEUJwro

£2TO

wro

•*->

ro

Q

Data Stabilitas Emosi Pre Test Kelompok Kontrol

No. 26 I27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Total1 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 i 3 1192•>

4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 133—3-—3-—1——*!--—3-—t- -4-•—2- •I—4~T~A~ 2 1 1 2 2 3 2 1 3 4 4 118

4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 1 2 2 2 1 3 1 3 ? 1125 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1186 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 1147 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 1358 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 ? 1119 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 133

10 3 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 1 4 1 4 3 1 3 3 3 13011 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 ? 12612 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 2 4 3 2 2 3 ? ? 11613 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 ? 2 3 11714 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13015 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 4 1 4 1 1 3 3 3 13016 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 13417 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 12418 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 12319 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 13320 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 2 4 3 12621 2 3 3 1 3 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 1 ? 2 3 3 12522 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 13323 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 12924 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 13725 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 120

Data Stabilitas Emosi Post Test Kelompok Eksperimen

No.

7_8

10

11

~1213

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

8 9

3

3 4

10 11 121 13 14 15 16

3

2 3

17 18 19 20I21 22 23 24 25 I

-3-

Data Stabilitas Emosi Post Test Kelompok Eksperimen

CooCL

EoCD

CD

(/)OQ.

WOELUwro

S3ro

+j

COro

ro

Q

CM

CM

00

CM

CM

CM

CM

OCM

o>

T-

oo

CO

ro

00

CO

CO

CO

CM

lOC

OC

J5

(Nro

ro

CM

CM

CM

Data Stabilitas Emosi Post Test Kelompok Kontrol

No. 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Total1 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 ? 3 3 3 3 125

2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 ? 4 3 1303 3 3 1 2 3 2 4 2 4 -—4--—3- —4--—4--—3--—+- —3- —2- —f-

4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 1 3 3 2 1 3 1 3 ? 106I 5 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 I 2 3 2 2 2 2 3 3 123I 6

I""7"2 I 3 I 2 3 3 2 2 3 | 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1193 3 2 3 | 3 | 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 4 3 135

I 8 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 ? 112| 910

11

3

3

3

4

3 | 33 j 3

3

3

3

3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 1331 3 4 3 3 3 2 4 2 4 2 3 4 4 3 142

3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 12712 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 3 ? 3 12113 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 ? 11714 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13615 |16

3

3

3

3

2

4

3

3

3

3

2

3

2

3

2

3

4

3

2 3 3 1 4 2 4 3 2 3 4 2 131

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 13917 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 4 2 2 3 4 4 12418 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 13519 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 13920 2 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 1 4 3 13221 2 3 2 4 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 3 12522 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 13323 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 12624 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 13625 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3! 3 2 124 j

DESKRIPSI DATA HIPOTETIK

Variabel Minimum Maksimum [ Mean SD iI

StabilitasEmosi

46 184 Il 11-5 23.00

. - _.i

Deskripsi Kategori Data Hipotetik teoritik

Nama Variabel

Jumlah Aitem

Skor Aitem Terendah

Skor Aitem Tertinggi

Skor Minimal Hipotetik

Skor Maksimal Hipotetik

Mean Hipotetik

Stabilitas Emosi

46 (Jumlah Jawaban Aitem Sahih)

(Skor Jawaban Aitem Terendah)

(Skor Jawaban Aitem Tertinggi)

(Jumlah Aitem x SkorTerendah Aitem)

(Jumlah Aitem x Skor Tertinggi Aitem)

(Skor Max + Skor Min) / 2

(1/6 x (Skor Max - Skor Min))

1

4

46

184

115

Standar Deviasi (SD) Hipotetik 23.00

PERHITUNGAN

Skor Tinggi (Batas Atas) 138.0

Skor Rendah (Batas Bawah) 92.0

Tabel Kategori Skor Variabel

Kateqori

Ti nggj

(Mean + (1,0 SD)

(Mean-(1,0 SD)

Skor

X > 138

Sedang 92 < X < 138

Rendah X < 92

DATA PENELITIAN

Uji asumsi homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.Stabilitas emosi (pre test)Stabilitas emosi (post test)

2.231

.036

1

1

48

48

.142

.850

Uji asumsi normalitas

One-Siample Kolmogorov-Smimov Test

Stabilitas Stabilitasemosi (pre emosi (post

test) test)N

50 50Normal Parameters3.b Mean 126.42 132.66

Std. Deviation 9.735 10.858Most Extreme Absolute .077 110Differences Positive .077 .110

Negative -.050 -.054Kolmogorov-Smimov Z .546 774Asymp. Sig. (2-tailed) .927 .586

a. Tes. distribution is Normal.

b. Calculated from data

T~TestStabilitas emosi

Kelompok eksperimen

Test

Stabilitas emosi (kip Pre testeksperimen) Post test

Group Statistics

25

25

Mean

127.80

137.96

Std. Deviation

11.328

9.944

Independent Samples Test

Std. Error

Mean

2.266

1.989

Levene's Test forEquality of Variances t-test for Equality of Means

Stabilitas emosi (kipeksperimen)

Equal variancesassumed

Equal variancesnot assumed

.489

Sig.

.488

t

-3.370

-3.370

df

48

47.206

Sig.(2-tailed)

.001

.002

T-TestStabilitas emosiKelompok kontrol

Stabilitas emosi (kipkontrol)

Stabilitas emosi (kipkontrol)

Group Statistics

Test

Pre test

Post test

Mean Std. DeviationStd. Error

Mean25

25

125.04

127.36

Independent Samples Test

Equal variancesassumed

Equal variancesnot assumed

Levene's Test forEquality of Variances

Sig.

.332 .567

7.823

9.128

1.565

1.826

t-test for Equality of Means

t

-.965

.965

df

48

46.902

Sig.(2-tailed)

.339

.340

T-TestStabilitas emosiPre test

Group Statistics

KelompokStabilitas emwsi (pre test) Eksperimen

Kontrol

Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Stabilitas emosi (pre test)

25

25

127.80

125.04

Independent Samples Test

Equal variancesassumed

Equal variancesnot assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

Sig.

2.231 .142

11.328

7.823

2.266

1.565

t-test for Equality of Means

t

1.002

1.002

df

48

42.651

Sig.(2-tailed)

.321

.322

T-TestStabilitas emosiPost test

Group Statistics

KelompokStabilitas emosi (post test) Eksperimen

Kontrol

lean Std. DeviationStd. Error

Mean

Stabilitas emosi (post test)

25

25

137.96

127.36

Independent Samples Test

Equal variancesassumed

Equal variancesnot assumed

Levene's Test forEquality of Variances

Sig.

.036 .850

9.944

9.128

1.989

1.826

t-test for Equality of Means

t

3.927

3.927

df

48

47.653

Sig.(2-tailed)

.000

.000

T-TestPerubahan stabilitas emosi

Sebelum dan setelah perlakuan

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. DeviationStd. Error

MeanPerubahan stabilitasemosi

Eksperimen

Kontrol

25

25

10.16

2.32

9.384

4.507

1.877

.901

Stabilitas emosi

Independent Samples Test

Equal variancesassumed

Equal variancesnot assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

Sig.

5.840 .020

t-test for Equality of Means

t

3.766

3.766

df

48

34.512

Sig.(2-tailed)

.000

.001

LAM PI RAN D

• Surat Izin Penelitian

" Surat Bukti Penelitian

• Presensi Pelatihan Kebugaran

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS PSIKOLOGI

Kampus Terpadu, Jalnn Kaliurang Kin.. 14,5 TcJp. (0274) 896146, Fax. 896147 Yogyakarta 55584

Nomor • g^L/Dgk/70/FP/1// zoQz,Lamp. :

Hal ; Ponnohonanljin Penelitian untuk Skripsi

Yogyakarta, lu MeT Zc03

Kepada Yth.BapaMbu PeM|L|K P^ b&to™ CAH^A kUMA^di

Tempat

Assalamu 'alalkum wr.wb.

Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk memberi ijinpada rnahasiswa kami ;

Naina

No. Mhs.

LiQo ArNDRiani

99 i'lu O'f)

Agar dapat melakukan penolitian/survey/try-out angket/studi kasus *) diInstanai Bapak/Ibu/Sdr.Kegiatan ini dilakukan oleh rnahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan Skripsi sebagai ayarat kelulusan study di Fakuitas kami.Adapun judul BkripEinya adalah :

Dengan Dosen Pembimbing : Prof • Of Sn R<7.hcw<J Pcr-tWywiDo

Demikian pmnohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdrkami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu 'alaikum wr, wb.

Mengefahui,Dosen Pembimbing

•i iU[

Prof . D(Y /n jWvo faKfa&oJjjiI!,

Dekan,V

Dr. Sukarti

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS PSIKOLOGI

Kampus Terpadu. Ma„ KallurungKm. 14,5 Tclp. (0274; 836,46, Fax. 896147Yogyakma53584

Nomor

Lamp.Hal

^/Dek/7U/HV V/ zoo??

Permohonan Ijin Penelitian untuk Skripsi

Yogyakarta, <o r/e? icx-i

Kepada Yth.Bapak/Ibu PcmiLiK *&i putr? 'ibu oko' oRa^edi

Tempat

Assalamu 'alalhun wr. wb,

Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk memberi ijinpada rnahasiswa kami ;

Naina

No. Mils.

Ll2A AKlPMAVil

99 i20 0*79

Agar dapat melakukan penelitian/survey/try-out angkei/studi kasus *) diInstnnai Bapak/Ibu/Sdr.

Kegiatan ini dilakukan oleh rnahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan Skripsi sebagai syarat keluluaan study di Fakuitas kamiAdapunjudul skripBinya adalah :

Pcrtk'-'W-ir, UaLiMai CMCi r.JAAitf.X '-r^ny MeUikuKv.in UtiS^n

fisiK. ~ ' ~~~ ~ :

Dengan Dosen Pembimbing j Prof . Pr in RftSavu PnrtosvwiDo

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Jbu/Sdrkami ucapkan banyak terimakasih.

Wassa!amu'a!aikumwr,wb,

Mengefahui,Dosen Pembimbing

*f,' \\ '/; -: : ,

/ VvDr. Sukarti