Wanita itu

37
Wanita itu HEBAT . . . !! Oleh : Naneth A. Ekopriyono, S.Psi, M.Si Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah 25 April 2013

Transcript of Wanita itu

Wanita itu HEBAT . . . !!

Oleh : Naneth A. Ekopriyono, S.Psi, M.Si

Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah

25 April 2013

BEDA PRIA DAN WANITA

PRIA WANITA

SIFAT Maskulin Feminin

FUNGSI Produksi Reproduksi

RUANG LINGKUP Publik Domestik

TANGGUNG JAWAB Nafkah utama Nafkah tambahan

Maskulin : kuat, gagah, perkasa, pemberani, tegas, rasional, terus terang, suka menantang, agresif, dst

Feminin : lembut , perhatian, perasa , emosional, mengalah, beraninya di belakang, bergantung, submisif, dst Harus berkerja di luar

rumah untuk kerja produksi / menghasilkan uang

Diberi tempat di dalam rumah untuk kerja domestik dan reproduksi

Karena harus menanggung beban keluarga maka harus diupah secara utuh

Tidak perlu bekerja mencari nafkah, kalaupun bekerja dianggap sbg pelengkap

Laki-laki Perempuan

Melahirkan KETIDAKADILAN GENDER karena oleh masyarakat sering disalahartikan sebagai “kodrat”

PERBEDAAN JENIS KELAMIN - GENDER

• Ciptaan Tuhan• Bersifat kodrat• Tidak dapat berubah• Tidak dapat ditukar• Berlaku sepanjang

zaman & di mana saja

• Buatan manusia • Tidak bersifat

kodrat• Dapat berubah• Dapat ditukar• Tergantung waktu dan

budaya setempat

JENIS KELAMIN (SEKS)Perbedaan organ biologislaki-laki dan perempuan

khususnya pada bagian reproduksi.

G E N D E RPerbedaan peran, fungsi,

dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan hasil konstruksi sosial

BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER

• Marginalisasi • Subordinasi• Pelabelan/Citra Baku/Stereotype

• Beban Ganda/Double Burden

• Tindak Kekerasan/Violence

Kerja domestik tidak dihargai setara dengan pekerjaan publik

Perempuan sering tidak mempunyai akses terhadap sumber daya ekonomi, waktu luang dan pengambilan keputusan .

Perempuan kurang didorong / atau memiliki kebebasan kultural untuk memilih karir daripada rumah tangga atau akan mendapat sanksi sosial.

Perempuan sering mendapat upah yang lebih kecil dibanding lelaki untuk jenis pekerjaan yang setara

MARJINALISASIPROSES PEMINGGIRAN AKIBAT PERBEDAAN JENIS

KELAMIN YANG MENGAKIBATKAN KEMISKINAN

Perempuan sering menjadi korban pertama jika terjadi PHK

Izin usaha perempuan harus diketahui ayah (jika masih lajang & suami jika sudah menikah, permohonan kredit harus seizin suami

• Pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan tertentu terhadap perempuan

• Ada beberapa pasal hukum dan tradisi yang memperlakukan perempuan tidak setara dengan laki-laki : harta waris, gono-gini, dst.

• Kemajuan teknologi sering meminggirkan peranserta perempuan

MARGINALISASI / PEMINGGIRAN

SUBORDINASI /PENOMORDUAAN• Masih sedikit perempuan yang

berperan dalam level pengambil keputusan dalam organisasi / pekerjaan

• Perempuan yang tidak menikah atau tidak punya anak dianggap lebih rendah secara sosial sehingga ada alasan untuk poligami.

• Perempuan dibayar sebagai pekerja lajang atau bahkan dikeluarkan karena alasan menikah atau hamil,

• Ada aturan pajak penghasilan perempuan lebih tinggi dari laki-laki karena perempuan dianggap lajang.

• Beberapa pasal hukum tidak menganggap perempuan setara dengan laki-laki misalnya : pendirian izin usaha, pengelolaan harta (suami wajib mengemudikan harta pribadi isteri)

Perempuan : sumur - dapur – kasur - macak - masak – manak : “sekedar ibu rumah tangga” dan dianggap sebagai pengangguran, kalaupun bekerja dianggap sebagai perpanjangan peran domestik : guru TK, sekretaris, bagian penjualan, dst.

• Perempuan emosional, tidak rasional dan tidak mandiri sehingga tidak berhak pada fungsi perwakilan dan pemimpin.

• Perempuan tidak mampu mengendalikan syahwat jika diberi kekebasan : tradisi sunat perempuan, perda tentang larangan keluar malam bagi perempuan, janda dianggap sebagai berpotensi mengganggu rumah tangga orang.

• Pria: tulang punggung keluarga dan pencari nafkah tidak peduli seperti apapun kondisinya, jika gagal dicap sbg “tidak bertanggungjawab”.

• Pria : Kehebatannya dilekatkan pada kemampuan seksual dan karirnya, menganggap “wajar” jika laki-laki menggoda perempuan, selingkuh, poligami, dst.

STEREOTIPE (PELABELAN NEGATIF)

Contoh:a. Beban pekerjaan di rumah tidak berkurang dengan adanya peran publik dan peran pengelolaan komunitas (walaupun

perempuan telah masuk dalam peran publik/meniti karier peran dalam rumah tangga masih besar);

b. Pekerjaan dalam rumah tangga, sebagian besar dikerjakan ibu dan anak perempuan sedangkan ayah dan anak lelaki terbebas dari pekerjaan domestik.

DOUBLE BURDEN(BEBAN GANDA)

DOUBLE BURDEN (BEBAN GANDA) • Perempuan sebagai perawat, pendidik anak, pendamping suami, juga pencari nafkah tambahan,

• Perempuan pencari nafkah utama masih harus mengerjakan tugas domestik,

• Lelaki meski bekerja sebagai mencari nafkah, tetap harus terlibat dalam peran sosial kemasyarakatan, karena tidak dapat diwakili oleh perempuan.

KONDISI PEREMPUAN

•Larangan untuk belajar atau mengembangkan karir

•Penggunaan istilah yang menyebut ciri fisik atau status sosial : bahenol, janda kembang, perawan tua, nenek lincah, dst,

•Tindakan yang diasosiasikan sebagai pernyataan hasrat seksual : kerdipan, suitan, rangkulan, green jokes,

•Pemaksaan atau sebaliknya pengabaian penggunaan kontrasepsi,

•Pencabulan, perkosaan, inses, •Pembatasan atau pengabaian pemberian nafkah •Penggunaan genitalitas perempuan sbg alat penaklukan baik pada masa damai ataupun perang,

VIOLENCE / KEKERASAN THD PEREMPUAN FISIK & NON FISIK

Perselingkuhan atau poligami tanpa izin isteri,

Pemukulan atau penyiksaan fisik lain, Pengurungan di dalam rumah, Pemasungan hak-hak politik Pemaksaan perkawinan Pemaksaan pindah agama mengikuti agama

pasangan, Perendahan martabat laki-laki dan

perempuan semata- mata sebagai objek seks dalam iklan,

Pria yang tidak “macho” atau maskulin atau gagal di bidang karir dianggap kurang laki-laki, dan akan dilecehkan dalam masyarakat.

VIOLENCE / KEKERASAN THD PEREMPUAN FISIK & NON FISIK

Perbedaan Gender dan Lahirnya Ketidakadilan

• Gender dan Marginalisasi Perempuan Bentuk ketidakadilan gender yang berupa proses marginalisasi perempuan adalah suatu proses pemiskinan atas satu jenis kelamin tertentu (dalam hal ini perempuan) disebabkan oleh perbedaan gender.

• Gender dan SubordinasiPandangan gender ternyata tidak saja berakibat terjadinya marginalisasi, akan tetapi juga mengakibatkan terjadinya subordinasi terhadap perempuan.

Adanya anggapan dalam masyarakat bahwa perempuan itu emosional, irrasional dalam berpikir, perempuan tidak bisa tampil sebagai pemimpin (sebagai pengambil keputusan), maka akibatnya perempuan ditempatkan pada posisi yang tidak penting dan tidak strategis (second person).

Lanjutan Ketidakadilan Gender

• Gender dan Stereotipe Stereotipe adalah pelabelan terhadap pihak

tertentu yang selalu berakibat merugikan pihak lain dan menimbulkan ketidakadilan. Salah satu stereotipi yang dikenalkan dalam bahasan ini adalah stereotipi yang bersumber pada pandangan gender. Karena itu banyak bentuk ketidakadilan terhadap jenis kelamin yang kebanyakan adalah perempuan yang bersumber pada stereotipi yang melekatnya.

• Gender dan Kekerasan Kekerasan (violence) adalah suatu serangan (assault) baik terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan terhadap manusia bisa terjadi karena berbagai macam sumber, salah satunya adalah kekerasan yang bersumber pada anggapan gender. Kekerasan semacam itu disebut “gender-related violence” yang pada dasarnya terjadi karena adanya ketidaksetaraan kekuatan atau kekuasaan dalam masyarakat.

Lanjutan Ketidakadilan Gender • Gender dan Beban Kerja• Adanya anggapan dalam masyarakat bahwa kaum perempuan bersifat memelihara, rajin, dan tidak cocok menjadi kepala keluarga, maka akibatnya semua pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab kaum perempuan.

Oleh karena itu beban kerja perempuan menjadi berat dan alokasi waktu yang lama untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah tangga; mulai dari mengepel lantai, memasak, dan merawat anak dan sebagainya.

Wanita itu HEBAT . . . !!

KONSEP DIRI Merupakan pandangan dan perasaan secara psikologi, fisik dan sosial, meliputi apa yang kita rasa dan pikirkan tentang diri kita pribadi (pengenalan diri), yang dapat menghasilkan 2 konsep yaitu : Konsep diri negatif dan Konsep diri positif

Peka terhadap kritikResponsif terhadap pujianBersifat hiperkritisMerasa tidak disenangiPesimis terhadap kompetisi

Yakin dalam berpikir dan bertindak ketika mengatasi masalah

Setara dengan orang lain

Menerima pujian Sadar bahwa tidak seluruh masyarakat setuju dengan keputusan2 yang diambilnya

Mampu memperbaiki diri

BANGUN KONSEP DIRI YANG POSITIF

KONSEP DIRI YANG TERBENTUK PADA DIRI SEORANG PEREMPUAN DIPENGARUHI OLEH BERBAGAI FAKTOR

SALAH SATU FAKTOR YG BERPERANAN ADALAH FAKTOR PEMENUHAN KEBUTUHAN SEBAGAI INSAN MANUSIA

Menurut MASLOW kebutuhan manusia bersifat Hirarki (saling berkaitan) sbb:

Kebutuhan dasar1.Kebutuhan fisiologis2.Kebutuhan rasa aman3.Kebutuhan untuk dicintai4.Kebutuhan untuk dihargai

Aktualisasi Diri

Septi, Ahli Jarimatika

dari Boyolali• Seorang ibu rumah tangga lulusan UNDIP

• Berhasil menemukan metode penghitungan matematikan menggunakan jari jemari

• Berhasil mempopulerkan metode jarimatika

Merry RianaSaat usianya menginjak 20 tahun, Merry Riana (31) punya mimpi. Dia ingin sebelum berusia 30 tahun sudah mendapatkan ”kebebasan” finansial. Mimpi itu terwujud. Hanya setahun setelah dia berani menjadi agen asuransi tepatnya di usia 23 tahun, Merry sudah berpenghasilan 220.000 dollar Singapura. Kira-kira sekitar Rp 1,5 miliar dengan nilai tukar saat ini. Setahun berikutnya, yaitu pada tahun 2004, dia mendirikan perusahaan Merry Riana Organization (MRO).

Tulis mimpi Anda !Mimpi tidak kenal usia Dan tidak akan pernah terlambat ….

eee

Naneth A . Ekopriyono, S. Psi, M.Si

- Ketua Program Studi KOMUNIKASI UNIKA SOEGIJAPRANATA

- Direksi CV PRAWITANADI, UKM handicraft TRASTY tas batikwww.trastybatik.com

081390387552

Bangga sebagai wanita