HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ...

141
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X DI SMA N I 2X11 ENAM LINGKUNG Skripsi Diajukan Untuk Mememnuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana (SI) Bimbingan Dan Konseling Acc dimunaqasyahkan 05/11-2020 Oleh : Azi Fauziah NIM: 2616.025 Pembimbing : Dr. Afrinaldi, S.Sos.I, MA NIP: 1978004032005011003 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2020 M/ 1442 H

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ...

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X

DI SMA N I 2X11 ENAM LINGKUNG

Skripsi

Diajukan Untuk Mememnuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar

Sarjana (SI) Bimbingan Dan Konseling

Acc dimunaqasyahkan 05/11-2020

Oleh :

Azi Fauziah

NIM: 2616.025

Pembimbing :

Dr. Afrinaldi, S.Sos.I, MA

NIP: 1978004032005011003

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020 M/ 1442 H

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini atas nama Azi Fauziah, NIM : 2616025, mahasiswi Program

Studi Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut

Agama Islam Negeri IAIN Bukittinggi, dengan judul “Hubungan Antara

Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA

N 1 2X11 Enam Lingkung” telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti sidang

munaqasah.

Dengan demikian persetujuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, November 2020

Dosen Pembimbing

Dr. Afrinaldi, S.Sos.I, MA

NIP: 1978004032005011003

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Azi Fauziah

Nim : 2616025

Tempat / Tanggal Lahir : Pasa Dama, 20 April 1998

Fakultas / Program Studi :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Bimbingan Dan

Konseling

Judul Skripsi : “Hubungan Antara Kemampuan Mengelola

Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) saya

dengan judul di atas merupakan karya saya sendiri. Apabila kemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri, maka saya bersedia diproses sesuai

hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan saya dicabut sampai batas waktu yang

ditentukan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, November 2020

Penulis

Azi Fauziah

NIM. 2616025

MOTO HIDUP

“MAN JADDA WA JADDA”

“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan itu

adalah untuk dirinya sendiri... “

(Q.S. Al-Ankabut: 6)

“Kunci Kegagalan Adalah Saat Kita Terlalu Fokus Pada Hidup Orang

Lain”

(Min Yoon Gi)

“Hakikatnya Engkau Akan Lebih Kuat Jika Mampu Berdiri Diatas Kaki

Sendiri”

(Azifa)

“Kamu Diciptakan Bukan Untuk Menjadi Sempurna, Tapi Kamu

Diciptakan Untuk Menjadi Nyata”

(Min Yoon Gi)

“Hanya Karena Masa Lalu tidak berjalan sesuai keinginan, bukan berarti

masa depan tidak bisa lebih indah dari yang kita bayangkan”

(Kim Soek Jin)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS Al-Insyirah: 5-6)

Skripsi Ini Ku Persembahkan Kepada:

Allah swt dan Nabi Muhammad saw yang telah menjadi tonggak kebenaran

dalam setiap curahan do’a dan harapan dalam hidupku.

……….

Ibunda Dan Ayahanda Tercinta

Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada ibunda Yulidar dan ayahanda Nur

Suhud. Terimaksih telah melahirkan serta memberikanku banyak cinta, terimaksih

telah mengajarkanku cara berjuang dan memahami kehidupan hingga aku menjadi

gadis kuat yang aku inginkan dan banggakan.

Ibu, terimakasih telah melahirkan, membesarkan, dan mengajarkan ku cara

berjalan, hingg aku mampu meraih apapun yang aku inginkan. Ayah terimakasih

telah menjadi lelaki hebat yang selalu membantu jika aku terjatuh dari perjalanan

panjang menapaki hidupku. Terimakasih telah meminjamkan bahu kokohmu

untukku bersandar jika aku merasa lelah dengan perjalannku, terimakasih atas

keringat yang ayah keluarkan, semoga kelak keringat itu akan menjadi telaga

penghilang dahaga ayah di syurga kelak. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Dosen Pembimbing,

Bapak Dr. Afrinaldi, S.Sos.I, MA

Terimakasih banyak pak telah bersedia membimbing dan mengarahkan azi dalam

proses menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Terimakasih atas nasehat

dan ilmu yag telah bapak berikan kepada azi, terimakasih atas semua motivasi

bapak yang membuat azi tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah swt selalu melindungi bapak dan membalas semua kebaikan bapak

Aamiin Ya Rabbal’alamin

Terima kasih seluruh guru SMA N 1 2X11 Enam Lingkung yang telah memberikan izin dan bantuaannya dalam proses penelitian untuk karya tulis ini, serta terima

kasih untuk Dosen IAIN Bukittinggi

Big Thanks To My Second Family

Thanks to Sahabat Sapilin (Munaroh, Sibet Kaciak, Mak Wo Arpah), Saudara Kanduang Lain Amak Lain Ayah (Amak Puik, Sulastri Nengsih), Kawan

Sapanangguangan (Rika Sapitri, Ninda Kardeli, Ilhamdi Putra, Fadila Gusra), Kakak/ Abang Kece Denai (Kak Tesa, Kak Dilla Ketek, Kak Mesa, Bang Bos

Kadai), Adiak Denai: (Atry, Tia, Fani,) tiada hari tanpa kalian keluargaku, suka, duka, sedih, tawa, bahkan sampai air mata, kalian selalu ada disaat aku

membutuhkan dan berusaha membuat tertawa hingga aku lupa dengan sulitnya perjalananku. Terkhusus untuk Han Ji A dan Koro yang selalu memberikan

semangat dan dukungannya, yang selalu bawel, cerewet dan marah ketika aku ingin menyerah dan berleha-leha. Dan teman2 yang seperjuangan dengan ku

khususnya PBK A angkatan 2016.

i

ABSTRAK

Azi Fauziah, NIM: 2616025 dengan judul penelitian “Hubungan Antara

Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA

N 1 2X11 Enam Lingkung”. Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam (IAIN) Bukittinggi, tahun

2020.

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pengamatan peneliti yang

menemukan bahwa adanya peserta didik yang memiliki kemampuan mengelola

emosi yang rendah sehingga dapat menimbulkan prilaku agresif. Salah satunya

adalah adanya peserta didik yang berkelahi saat masih dalam lingkungan sekolah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara konkrit apakah terdapat

hubungan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa

kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung serta untuk mengetahui seberapa besar

hubungan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa

kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Teori yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu teori tentang kemampuan mengelola emosi serta teori tentang perilaku

agresif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode korelasional. Dengan populasi peserta didik kelas X SMA

N 1 2X11 Enam Lingkung yang berjumlah 268 siswa yang akan diambil sampel

sebesar 15% yaitu menjadi 40 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah proportional random sampling. Dalam penelitian ini

akan digunakan dua instrumen yaitu instrumen kemampuan mengelola emosi dan

instrument perilaku agresif.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh = 5,972 dengan =

0,696, maka hipotesis diterima yang menyatakan adanya hubungan signifikan

antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa, itu berarti

ditolak. Hal ini disebabkan = 0,696 yang berada pada interval koefisien

0,60-0,799 sehingga tingkat korelasi antar kedua variabel termasuk dalam

kategori kuat. Hubungan kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif siswa

kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung terlihat dari nilai koefisien determinasi

antara variabel X dan Y adalah sebesar KD= 48,4416 %. Angka ini menunjukkan

bahwa 48,4416 % perilaku agresif ditentukan oleh kemampuan mengelola emosi

dan selebihnya ditentukan oleh faktor lainnya.

Kata kunci: Kemampuan Mengelola Emosi, Perilaku Agresif

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin segala puji bagi Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat dan inayah-nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini melaluiprose yang panjang. Salam dan shalawat penulis

haturkan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai uswatun hasanah dan petunjuk

jalan yang benar bagi manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.

Melalui tulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus

teristimewa kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Nur Suhud dan Ibunda

Yulidar yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai penulis selama masa

pendidikan hingga selesainya skripsi ini. Kepada beliau yang sangat penulis

cintai, penulis senantiasa mendoakan semoga Allah swt mengasihani,

mengampuni segala dosa serta memberikan rezeki yang cukup serta melindungi

ayah dan ibu dimanapun dan kapanpun. Aamiin ya allah.

Penulis juga menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai

pihak, skripsi ini tidak akan selesai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu,

penulis patut menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor IAIN Bkittinggi.

2. Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Si, selaku Wakil Rektor I IAIN Bukittinggi.

3. Bapak Dr. Novri Hendri, M.Ag, selaku Wakil Rektor II IAIN Bukittinggi.

4. Bapak Dr. Miswardi, M.Hum, selaku Wakil Rektor III IAIN Bukittinggi.

iii

5. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Bukittinggi.

6. Bapak Dr. Iswantir, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Bukittinggi.

7. Bapak Charles, M.Pd,I, sekalu Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Bukittinggi.

8. Bapak Dr. Supratman Zakir, S.Kom, M.Pd, M.Kom, selaku Wakil Dekan III

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.

9. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd, Kons, selaku ketua Program Studi Bimbingan Dan

Konsling

10. Bapak Dr. Afrinaldi S.Sos.I, MA, selaku pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran untuk memberikan ilmu, bimbingan

dan arahan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.

11. Bapak/Ibu dosen beserta Staf Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

12. Bapak Dodi Pasila Putra, M.Pd yang sudah bersedia membantu penulis

memvalidasi perangkat penelitian.

13. Bapak Dr. Muhiddinur Kamal, M.Pd yang sudah bersedia membantu penulis

memvalidasi perangkat penelitian.

14. Ibu Sri Astuti, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung, yang telah bersedia menerima penulis di sekolah untuk melakukan

penelitian.

iv

15. Ibu Fajriati, S.Pd, Kons selaku guru Bimbingan Dan Konseling SMA N 1

2X11 Enam Lingkung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

16. Bapak/Ibu guru dan staf SMA N 1 2X11 Enam Lingkung, yang telah

memberikan banyak dorongan dan arahan demi terselesaikannya skripsi ini.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Akhir kata, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pengajar ilmu

pengetahuan khusunya program studi penulis yaitu Bimbingan Dan Konseling dan

IAIN Bukittinggi secara umum. Semoga bantuan yang telah diberikan bernilai

ibadah disisi Allah swt, dan mendapat pahala yang setimpal, Aamiin Ya Rabbal

Alamin.

Bukittinggi, November 2020

Penulis

Azi Fauziah

NIM. 2616025

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

MOTO HIDUP

HALAMAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 11

C. Batasan Masalah.......................................................................... 12

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 13

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 13

G. Penjelasan Judul .......................................................................... 14

H. Sistematika Penulisan ................................................................. 15

vi

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... 16

A. Kemampuan Mengelola Emosi ................................................... 16

1. Kemampuan Mengelola Emosi ............................................ 16

2. Aspek Kemampuan Mengelola Emosi ................................. 17

3. Cara Mengelola Emosi ......................................................... 20

4. Ciri-ciri Individu Dengan Kemampuan Mengelola Emosi .. 22

B. Perilaku Agresif .......................................................................... 23

1. Pengertian Perilaku Agresif ................................................. 23

2. Tipe-tipe Perilaku Agresif .................................................... 25

3. Fase-fase Dalam Perilaku Agresif ........................................ 26

4. Bentuk Perilaku Agresif ....................................................... 28

5. Faktor Penyebab Perilaku Agresif........................................ 31

6. Cara Menurunkan Perilaku Agresif...................................... 35

C. Hubungan Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku

Agresif ........................................................................................ 39

D. Penelitian Relevan ....................................................................... 42

E. Kerangka Konseptual .................................................................. 44

F. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 46

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 46

B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 46

C. Variabel Penelitian ...................................................................... 47

D. Populasi Dan Sampel .................................................................. 48

vii

1. Populasi ................................................................................. 48

2. Sampel ................................................................................... 49

E. Prosedur Penelitian...................................................................... 50

1. Tahap Persiapan .................................................................... 50

2. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 51

3. Tahap Penyelesaian ............................................................... 51

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 51

G. Instrument Penelitian .................................................................. 53

1. Angket Kemampuan Mengelola Emosi ................................ 53

2. Angket Perilaku Agresif ........................................................ 54

H. Teknik Analisis Instrumen .......................................................... 55

1. Analisis Instrumen Angket .................................................... 55

a. Validitas Instrumen Angket ............................................ 55

b. Reliabilitas Instrumen Angket......................................... 57

I. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 59

J. Teknik Analisis Data ................................................................... 61

1. Analisis Uji Prasyarat ............................................................ 62

a. Uji Normalitas ................................................................. 62

b. Uji Linearitas ................................................................... 63

c. Uji Hipotesis ................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 67

A. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 67

B. Analisis Data Penelitian .............................................................. 71

viii

C. Pembahasan ................................................................................. 77

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 83

B. Saran ............................................................................................ 85

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 48

3.2 Jumlah Sampel Penelitian ............................................................ 50

3.3 Kriteria Pemberian Skor ............................................................... 52

3.4 Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi ........................ 53

3.5 Kisi-kisi Angket Perilaku Agresif ................................................ 54

3.6 Tabel Uji Validitas ...................................................................... 56

3.7 Reliabelitas Angket Kemampuan Mengelola Emosi ................... 58

3.8 Reliabelitas Angket Perilaku Agresif ........................................... 58

3.9 Pedoman Interpretasi Skala .......................................................... 60

3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ......................................... 64

4.1 Distribusi Kemampuan Mengelola Emosi ................................... 68

4.2 Distribusi Perilaku Agresif ........................................................... 70

4.3 Uji Normalitas .............................................................................. 72

4.4 Uji Linearitas ................................................................................ 72

4.5 Uji Koefisien Korelasi................................................................. 75

4.6 Uji Determinasi ........................................................................... 76

x

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 44

4.1 Grafik Uji Normalitas ................................................................... 72

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Izin Penelitian Dari IAIN Bukittinggi

Lampiran II : Surat Izin Penelitian Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan

Provinsi Sumatera Barat

Lampiran III : Surat Keterangan Telah Malaksanakan Penelitian Di SMA N 1

2X11 Enam Lingkung

Lampiran IV : Surat Keputusan Pembimbing

Lampiran V : Hasil Validasi Angket Dari Dosen Ahli

Lampiran VI : Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi

Lampiran VII : Angket Kemampuan Mengelola Emosi

Lampiran VIII : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Kemampuan

Mengelola Emosi

Lampiran IX : Kisi-kisi Angket Perilaku Agresif

Lampiran X : Angket Perilaku Agresif

Lampiran XI : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Perilaku Agresif

Lampiran XII : Tabulasi Kemampuan Mengelola Emosi

Lampiran XIII : Tabulasi Perilaku Agresif

Lampiran XIV : Hasil Uji Prasyarat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepribadian merupakan suatu kebiasaan yang berasal dari

rangsangan (stimulus) dan reaksi (response) yang mendapatkan penguatan

dari luar yang membuat si pemilik kepribadian menjadi tambah yakin

bahwa apa yang dilakukannya adalah yang terbaik karena mendapat

dukungan dari lingkungannya. Kepribadian manusia sangatlah unik antar

satu individu dengan individu lainnya. Menurut Gordon W. Allport,

kepribadian merupakan sebuah organisasi dinamis dalam diri individu

yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara

penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap

lingkungannya. Yang dimaksud Gordon tentang psiko-fisik adalah hal

yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian, yaitu psikis yang berupa

pikiran, perasaan, motivasi, minat perilaku dan lain sebagainya.

Sedangkan fisik yaitu tinggi badan, warna kulit, sistem syaraf, proporsi

tubuh dan lain sebagainya. Organisasi dinamis yang menggabungkan

semua sistem psiko-fisik dalam suatu proses kerja yang kait-mengait dan

terus berubah dari waktu ke waktu sebagai upaya penyesuaian diri

individu tersebut terhadap lingkungannya dan secara unik dan tidak sama

anatar individu lainnya.1

1 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2009), hal. 171

2

Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap

lingkungannya. Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan,

pemikiran dan tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungannya.

Skiner membedakan perilaku menjadi dua yaitu perilaku alami yang

dibawa sejak lahir yang berupa reflek dan insting, serta perilaku operant

yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses pembelajaran. Salah satu

faktor pembentukan perilaku adalah emosi.

Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang

mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak

suasana batin. Hilgard menyatakan bahwa hidup tanpa emosi akan sangat

membosankan. Bayangkan ketika hidup ini tidak memiliki atau tidak ada

rasa gembira, sedih, marah, benci, harapan, maka segala sesuatu dalam

hidup ini akan terasa hambar. Dalam keadaan emosi, pribadi seseorang

dipengaruhi sedemikian rupa hingga pada umumnya individu kurang dapat

menguasai diri lagi.

Selain itu emosi yang ditunjukkan oleh manusia juga dipertegas

dalam Q.S Al-a’raf : 150

3

Artinya : “Dan tatkala Musa Telah kembali kepada kaumnya dengan

marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya

perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! apakah

kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? dan Musapun

melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut)

kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya,

Harun berkata: "Hai anak ibuku, Sesungguhnya kaum Ini

Telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka

membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-

musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan Aku

ke dalam golongan orang-orang yang zalim".

Ayat ini menceritakan bahwa ketika Nabi Musa a.s kembali kepada

kaumnya setelah bermunajat kepada tuhannya, ia kembali dalam keadaan

marah dan bersedih hati karena umatnya kembali menyembah patung anak

sapi sepeninggalannya. Dalam ayat ini dinampakkan bahwa inilah

gambaran emosi yang digambarkan dalam dalam al-qur’an.

Perilaku orang yang emosi pada umumnya tidak lagi

memperhatikan suatu norma yang ada dalam hidup bersama, tetapi telah

memperlihatkan adanya hambatan dalam diri individu. Seseorang yang

mengalami emosi pada umumnya tidak lagi memperhatikan keadaan

sekitarnya.2 Bentuk-bentuk dari emosi adalah takut, cemas, khawatir, rasa

bersalah, rasa senang, marah serta permusuhan. Emosi juga dapat bergerak

dari emosi positif ke emosi negatif, hal itu tergantung kepada kemampuan

seseorang dalam mengelola emosi sehingga memiliki emosi yang tepat

2 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1981) hal. 229

4

dengan mempertimbangkan keadaan, waktu dan tempat. Individu

berkembang, dimana perkembangannya meliputi semua aspek

kepribadian, termasuk emosi. Pola rangsangan pada bayi hanya bersifat

umum dan hanya bisa direspons dengan tangisan. Pola perkembangan

emosi pada remaja tergantung pada usia, kematangan pola pikir dan

interaksinya dengan lingkungan. Pola-pola emosi dan pengendaliannya:

1. Spontanitas Dan Pengendalian

Anak sangat spontan dalam mengekspresikan emosi, tetapi budaya

menuntutnya untuk mengendalikan energi emosinya.

2. Pernyataan Konstruktif Dan Penekanan

Tidak semua emosi dinyatakan sebagai keinginan individu,

kadang-kadang ekspresi emosi yang dapat diterima masyarakat dapat

diterima juga oleh individu yang ditolak masyarakat ditolak juga oleh

individu. Disini ada penekanan-penekanan perkembangan emosi.

3. Ekspresi Langsung Atau Tersembunyi

Emosi yang mempunyai intensitas tinggi, seperti benci,

permusuhan, biasanya ditahan atau disembunyikan. Penekanan emosi-

emosi tersebut dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun

psikis, misalnya gangguan pencernaan, pernapasan, kulit dan

sebagainya.

Komponen-komponen emosi dibagi menjadi tiga yaitu Expression

(biasanya dapat dilihat dari ekspresinya), Psycological Change (emosi

yang menimbulkan perubahan fisiologis yang permanen), Subjective State

5

(emosi yang biasanya diikuti oleh perasaan takut, cemas atau bergairah).

Fungsi emosi adalah sebagai motivasi dalam bertingkah laku. Emosi juga

dapat membuat individu siap atau tidak siap untuk berinteraksi dengan

lingkungannya melalui perubahan-perubahan fisiologis. Emosi yang tidak

terkontrol akan membuat seseorang kehilangan kontrol akan dirinya

sendiri, untuk itu penting sekali seseorang untuk dapat mengelola emosi

dengan baik. Mengelola emosi bukanlah suatu perkara yang mudah

dibutuhkan latihan dan kesabaran agar seseorang dapat benar-benar

mengelola emosi nya dengan baik. berikut adalah cara mengendalikan

emosi dengan baik:

1. Berorientasi Pada Kenyataan

Dalam kehidupan individu mempunyai titik-titik dan sasaran yang

akan dicapai. Supaya tidak terbawa pada penghayatan emosi negatif,

sebaiknya individu selalu melihat pada kenyataan atau realita yang

ada, apa yang dimiliki atau dapat dikerjakan dan selalu ditujukan pada

pencapaian tujuan yang nyata.

2. Menghilangkan Dan Mengurangi Emosi Negatif

Jika individu terlanjur mengalami emosi yang negatif, sesegera

mungkin diusahakan untuk menghilangkan emosi tersebut.

3. Membangitkan Rasa Humor

Individu yang memiliki rasa humor tidak akan pernah putus asa, ia

tetap bisa tertawa meskipun sedang menghadapi masalah. Yang

6

dimaksud dengan rasa humor ini adalah rasa gembira, senang dan

optimis.3

Jika seorang individu tidak dapat mengendalikan emosinya

dengan baik, maka akan muncul perilaku-perilaku yang tidak

seharusnya terjadi atau perilaku negatif, salah satu contoh perilaku

yang mengarah ke arah yang negatif adalah adalah perilaku agresi.

Perilaku agresi menurut Baron adalah bentuk perilaku yang

disengaja terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukai atau

membinasakan dan orang yang diserang berusaha untuk menghindar.

Menurut Geen, agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai

orang lain.4 Perilaku agresi dapat terjadi karena lingkungan serta individu

tersebut tidak dapat mengontrol emosinya dengan baik. Perilaku agresi

pada remaja terjadi karena banyak factor yang menyebabkan,

mempengaruhi atau memperbesar peluang munculnya, seperti factor

biologis, tempramen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negative,

penggunaan narkotika, pengaruh tayangan kekerasan dan lain sebagainya.5

Proses terjadinya agresi dapat dipicu oleh perilaku modeling, yaitu

perilaku yang meniru atau mencontoh seseuatu yang diidolakan atau

seseorang yang memiliki ikatan emosional dengan pelaku modeling.

Selanjutnya adalah karena pelaku agresi belajar dari seseorang yang

mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang kemudian diberi

3 Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013), hal. 37 4 Shelley E. Taylor, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 496

5 Laela Siddiqah, Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui

Pengelolaan Amarah (Anger Management), (Jurnal Psikologi, Vol.37, No. 1, Juni 2010), hal. 51

7

imbalan tertentu. Hal ini apabila diarahkan untuk perbuatan agresif, tentu

akan menjadi faktor pembelajaran agresif bagi seseorang tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi agresifitas yang berikut

ini dapat dijelaskan:

1. Provokasi

Provokasi adalah orang yang berbuat agresi disebabkan oleh

adanya usaha yang sifatnya membalas sifat orang lain.

2. Kondisi Aversif

Kondisi ini adalah dimana berada pada kondisi tidak

menyenangkan yang biasanya dihindari oleh seseorang. Apabila yang

menyebabkan tidak senang adalah orang lain, maka akan timbul

perilaku agresif terhadap orang yang menjadi penyebab tersebut.

3. Isyarat Agresif

Seseorang berbuat agresif karena melihat stimulus yang

diasosiasikan sebagai sumber perbuatan agresif.

4. Frustasi

Tidak semua orang yang frustasi berperilaku agresif. Tetapi

frustasi bisa menjadi penyebab terjadinya perilaku agresif.

5. Kehadiran Orang Lain

Terjadinya perkelahian diantara para pelajar, misalnya saat

didatangi kelompok pelajar lain yang menjadi rivalnya.

8

6. Karakteristik Individu

Individu yang mempunyai karakter agresif akan mempunyai

kecendrungan untuk brtindak agresif.

7. Deindividualisasi

Le Bon menjelaskan bahwa orang yang berada dalam kerumunan

sering merasa bebas untuk memuaskan nalurinya yang “liar dan

destruktif”. Hal ini terjadi karena adanya perasaan tak terkalahkan dan

anonimitas.

8. Obat-obatan Terlarang

Telah banyak terjadi dimasyarakat seseorang yang melakukan

perkelahian disebabkan oleh sesuatu yang sepele yaitu ia

dalamkeadaan mabuk.

Perilaku agresif juga dijelaskan dalam al-qur’an yaitu menyakiti

seseorang tanpa adanya seseorang tersebut berbuat salah yaitu pada Q.S

Al-ahzab: 58

Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin

dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka

Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa

yang nyata”.6

6 Q.S Al-ahzab ayat 58, Al-qur‟an Dan Terjemahannya Al- Jumanatul „Ali, (Bandung:

CV Penerbit J-ART, 2004), hal. 426

9

Ayat ini jelas nenggambarkan bahwa salah satu perilaku menyakiti

orang lain tanpa orang lain melakukan kesalahan adalah salah satu

tindakan agresif. Sesuai dengan pengertian yang telah dijelaskan oleh

Baron, yaitu segala sesuatu yang menyakiti orang lain disebut dengan

tindakan agresif.

Hurlock mengatakan bahwa masa remaja adalah masa peralihan

atau masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang diikuti

dengan berbagai masalah yang ada karena perubahan fisik, psikis dan

sosial, dengan adanya perubahan dalam diri remaja maka mereka dituntut

untuk melakukan penyesuaian antara keinginan dirinya dengan

lingkungan.7 Adanya perubahan fisik yang dialami oleh remaja, sering

terjadi ketegangan emosi yang tinggi. Hal-hal yang mempengaruhi

meningginya emosi remaja dikarenakan adanya tekanan-tekanan yang

muncul dalam hubungan sosial, dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru dan ketidaksiapan dalam menghadapi lingkungan baru

tersebut. Hal semacam ini dapat memicu timbulnya perilaku agresif pada

siswa SMA yang termasuk dalam kategori remaja.

Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung, penulis menemukan sekumpulan siswi yang berada di taman

sekolah, awalnya pembicaraan mereka tampak hangat dan diselingi

dengan sedikit candaan, namun tidak lama kemudian ada dua orang siswi

dari kelompok tersebut yang awalnya mereka tampak berbicara seperti

7 Hurlock.E.B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 107

10

biasa kemudian pembicaraan berubah menjadi pembicaraan yang berujung

pada perdebatan dengan nada suara yang tinggi dan mengeluarkan kata-

kata yang kasar. Dari hal tersebut terjadi tindakan saling menghina dan

tarik menarik hijab, hingga salah satu hijab dari siswi tersebut terlepas.

Dari pertengkaran tersebut salah satu dari siswi mengalami luka di bagian

tangan akibat cakaran dari rivalnya. Perilaku agresif yang ditunjukkan

memberikan akibat yang tidak baik pada kedua belah pihak sehingga

terjadi perselisihan antar kedua siswi tersebut.

Siswi yang berperilaku agresi secara konsisten menunjukkan

kekurangan dalam kemampuan mengelola emosi dengan tidak baik,

sehingga muncullah perilaku agresif dengan menjambak dan melukai siswi

lainnya. manusia yang melakukan perilaku agresi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pengelolaan emosi yang

kurang baik.

Menurut RN salah satu siswa yang penulis wawancarai, perilaku

agresif tidak hanya saja ditunjukkan dengan tindakan menyakiti fisik saja

namun juga melalui verbal dan melalui media sosial. Dimana setiap orang

dapat melihat apapun kegiatan yang dilakukan, dikatakan, dan dirasakan

oleh seseorang. Melalui media sosial inilah yang sering memicu terjadinya

perselisihan dan menimbulkan perilaku agresif, dengan cara saling sindir

dalam status Whatshap, Facebook, Instagram dan media sosial lainnya.

Sehingga pergaulan yang mereka jalani menjadi tidak sebebas

sebelumnya, karena adanya rasa tidak senang pada seseorang yang telah

11

menyinggung perasaannya. Perilaku agresif yang ditunjukkan merupakan

perilaku agresif verbal yang disampaikan melalui perantara yaitu media

sosial.8

RD mengatakan bahwa sering juga terjadi peristiwa menedang

meja ataupun membanting pintu ketika salah seorang siswa merasa kesal

dengan temannya ataupun tidak suka kepada salah seorang guru yang telah

selesai mengajar dari kelas mereka. Dari wawancara diatas bentuk perilaku

agresif yang ditunujukkan adalah bentuk perilaku agresif dalam bentuk

tindakan.9

Berdasarkan peristiwa tersebut, diduga bahwa ada hubungan antara

kemampuan pengelolaan emosi siswa dengan perilaku agresif siswa.

Berdasarkan pernyataan diatas yang mendorong penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kemampuan Mengelola

Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X Di SMA N 1 2X11

Enam Lingkung”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Masih sering terjadi pertengkaran antar siswa/siswi di SMA N 1 2X11

Enam Lingkung.

2. Terdapatnya siswa/ siswi SMA N 1 2X11 Enam Lingkung yang

melawan kepada personil sekolah.

8 Hasil wawanara dengan siswa RN pada tanggal 03 Februari 2020

9 Hasil wawancara dengan siswa RD pada tanggal 03 Februari 2020

12

3. Adanya perilaku suka memukul benda oleh siswa/ siswi SMA N 1

2X11 Enam Lingkung.

4. Tidak mampunya siswa/ siswi dalam mengelola emosi dengan baik

saat menghadapi masalah

C. Batasan Masalah

Mengingat terlalu luasnya kajian masalah ini serta terbatasnya

waktu, tenaga, dan biaya, maka penulis membatasi masalah penelitian ini

pada:

1. Adakah terdapat hubungan antara kemampuan mengelola emosi siswa

dengan perilaku agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung.

2. Seberapa besar kemampuan mengelola emosi siswa dan perilaku

agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah terdapat hubungan antara kemampuan mengelola emosi siswa

dengan perilaku agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung?

2. Seberapa besar kemampuan mengelola emosi siswa dan perilaku

agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung?

13

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui secara konkrit apakah terdapat hubungan antara

kemampuan mengelola emosi siswa dengan perilaku agresif siswa

kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan

mengelola emosi siswa dengan perilaku agresif siswa kelas X di SMA

N 1 2X11 Enam Lingkung.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan

ilmu pengetahuan khusunya mengenai hubungan kemampuan

mengelola emosi siswa dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N

1 2X11 Enam Lingkung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

hubungan kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif

siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

b. Untuk menurunkan perilaku agresif siswa dan meningkatkan

kemampuan mengelola emosi.

14

G. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami judul penelitian ini,

penulis perlu menjelaskan maksud dari judul tersebut. Maksud dari judul

penelitian ini adalah:

1. Hubungan : Berasal dari bahasa inggris corelation yang artinya

saling berhubungan, sedangkan dalam bahasa indonesia adalah adanya

hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistik, hubungan atau korelasi

merupakan uji statistik untuk menentukan kecendrungan atau pola

untuk dua variabel atau lebih.10

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat

disimpulkan bahwa hubungan merupakan suatu hal yang saling

berkaitan anata satu sama lainnya. Pada penelitian ini, kata hubungan

mengaitkan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku

agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

2. Mengelola Emosi : Menurut Fatimah, mengelola emosi berarti

menangani perasaan agar terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan

berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa

kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau

ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat.11

Dengan

demikian mengelola emosi yaitu bagaimana seseorang mampu

mengontrol emosinya agar dapat mengungkapkan emosinya dengan

tepat.

10

John Creswell, Riset Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 664 11

Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:

Pustaka Setia, 2006), hal. 116

15

3. Perilaku Agresif : Perilaku agresi merupakan bentuk perilaku

yang disengaja terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukai

seseorang baik fisik maupun mental.12

Dari uraian di atas, maksud dari judul penelitian ini adalah

Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif

Siswa Kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

H. Sistematika Penulisan

Agar dapat mempermudah dalam penulisan proposal penelitian ini,

penulis telah menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul dan

sistematika penulisan

BAB II : Berisi landasan teori berupa teori tentang kemampuan

mengelola emosi dan teori tentang perilaku agresif

BAB III : berisi tentang metodologi penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

motode analisi instrument dan teknik pengolahan data

BAB IV : Berisi hasil penelitian, dekripsi hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian

BAB V : Berupa penutup yang berisi kesimpulan dan saran

12

Siti Mahmudah, Psikologi Sosial, (Malang: UIN MALIKI PRESS (Anggota IKAPI),

2012), hal. 61

16

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Mengelola Emosi

1. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi

Fatimah mengatakan mengartikan kemampuan megelola emosi

sebagai kemampuan untuk menangani emosi agar terungkap dengan

tepat. Orang dikatakan berhasil dalam mengelola emosinya apabila

individu mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat

melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan

bangkit kembali dengan cepat.13

Safaria dan Saputra mengungkapkan

bahwa orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih

cakap menangani ketegangan emosi. Sebaliknya individu dengan

kemampuan mengelola emosinya rendah akan cenderung mudah

stress, marah, tersinggung dan mudah kehilangan semangat.14

Goleman mengatakan bahwa kemampuan mengelola emosi

merupakan kemampuan untuk mengatasi emosinya sendiri agar

terungkap dengan tepat. Individu dengan tingkat kemampuan

mengelola emosi yang rendah akan terus menerus bertarung melawan

perasaan murung, sementara individu yang tingkat kemampuan

mengelola emosinya cukup baik akan cepat bangkit kembali dari

keterpurukan. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan

13

Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:

Pustaka Setia, 2006), hal. 116 14

Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hal. 14

17

seorang anak dalam membahagiakan diri sendiri, melepaskan rasa

cemas, keputusasaan, atau kemarahan pada diri, dan akibat yang

ditimbulkan karena terjadi kegagalan dalam keterampilan emosi dasar

seperti marah, senang, sedih, takut, dan jijik.15

Berdasarkan uraian tentang kemampuan mengelola emosi dari

beberapa ahli, peneliti menyimpulkan bahwa emosi adalah perasaan

yangsedemikian hebat sehingga terjadi perubahan fisiologis seperti

muka menjadi merah ketika marah. Kemampuan mengelola emosi

merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri, menunjukkan sifat

dapat dipercaya, menunjukkan sikap bersungguh-sungguh,

menunjukkan adaptabilitas, dan menunjukkan inovasi sehingga dapat

diterima secara sosial.16

2. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi

Goleman menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi

merupakan salah satu aspek yang terkandung pada kecerdasan emosi

(kemampuan mengenali perasaan kita sendiri, kemampuan mengenali

perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan

mengelola emosi dalam hubungan dengan orang lain). Berikut

merupakan aspek-aspek kemampuan mengelola emosi seperti yang

dikemukakan Goleman, yaitu:17

15

Novita Wahyu Ningsih, Ruli Hafidah, Adriani Rahma Pudyaningstyas, Metode

Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi Pada Anak Usia 5-6 Tahun,

(Jurnal Kumara Cendikia, Vol.8, No.1, Maret 2020), hal. 14 16

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi (Terjemah),

(Jakarta: Gramedia Pustaka, 1999), hal. 130 17

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi...hal. 130-151

18

a. Mengendalikan Diri : orang yang mampu mengendalikan diri

artinya mampu mengelola emosi dan impuls yang merusak

dengan efektif, orang yang mampu mengendalikan diri mampu

untuk:

1) Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan

emosi-emosi yang menekan.

2) Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun dalam

situasi yang paling berat.

3) Berpikir jernih dan tetap terfokus kendati dalam tekanan.

b. Sifat dapat dipercaya : orang yang memiliki sifat dapat dipercaya

yaitu orang yang mampu menunjukkan kejujuran dan integritas,

orang yang dapat dipercaya mampu untuk:

1) Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan

orang.

2) Membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan

otentisitas.

3) Mengakui kasalahan sendiri dan berani menegur perbuatan

tidak etis pada orang lain.

4) Berpegang pada prinsip secara teguh walaupun bila akibatnya

adalah menjadi tidak disukai.

c. Sifat bersungguh-sungguh : orang yang memiliki sifat

bersungguh-sungguh yaitu orang yang mampu diandalkan dan

19

menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam memenuhi

kewajiban, orang yang memiliki kehati-hatian mampu untuk:

1) Memenuhi komitmen dan mematuhi janji.

2) Bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya.

3) Terorganisasi dan cermat dalam bekerja.

d. Adaptabilitas : orang yang memiliki adaptabilitas yaitu orang

yang memiliki keluwesan dalam menangani perubahan dan

tantangan, orang yang memiliki adaptabilitas mampu untuk:

1) Terampil menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya

prioritas, dan pesatnya perubahan.

2) Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan

diri dengan keadaan.

3) Luwes dalam memandang situasi.

e. Inovasi : orang yang memiliki inovasi yaitu orang yang mampu

bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru, dan

informasi terkini, orang yang memiliki inovasi mampu untuk:

1) Selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber.

2) Mendahulukan solusi-solusi yang orisinil dalam pemeahan

masalah.

3) Menciptakan gagasan-gagasan baru.

4) Berani mengubah wawasan dan mengambil resiko akibat

pemikirannya.

20

3. Cara Mengelola Emosi

Ada banyak cara untuk mengelola emosi, antara lain

mengungkapkan emosi dengan tepat dan melakukan relaksasi:

a. Mengungkapkan emosi dengan tepat

Planalp dalam Safaria dan Saputra menjelaskan bahwa

pengungkapan emosi adalah upaya mengkomunikasikan status

perasaanya yang berorientasi pada tujuan.18

Menurut Johnson,

emosi dapat diungkapkan secara jelas dan langsung dengan cara

mendeskripsikan emosi tersebut. Ada empat cara

mendeskripsikan emosi yaitu:

1) Mengidentifikasi atau menyebut nama emosi itu. Misalnya

untuk mengungkapkan kesedihan seseorang berkata “saya

sedang sedih”.

2) Menggunakan kiasan emosi. Misalnya mengatakan “hati saya

seperti teriris-iris” untuk mendeskripsikan hati yang pedih

akibat tersinggung.

3) Menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan karena

terdorong oleh emosi yang dialami. Misalnya “ saya seperti

ingin membelai rambutnya” untuk mendeskripsikan

kekaguman.

18

Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hal. 81

21

4) Menggunakan kiasan kata-kata. Misalnya, mengatakan “saya

merasa seperti kehilangan arah” untuk mendeskripsikan

kekecewaan karena kehilangan.19

b. Mengelola emosi dengan melakukan relaksasi

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi

adalah melalui relaksasi. Tujuan dari latihan relaksasi ini adalah

untuk menurunkan tingkat ketegangan psikis dan fisiologis akibat

stresor yang menekan dan menggantinya dengan keadaan santai

dan tenang. Jika tubuh kita dalam keadaan santai dan relaks,

keadaan emosi kita juga akan menjadi relatif dan santai.20

Safaria

dan Saputra menjelaskan bahwa teknik relaksasi ue-controlled

menggabungkan pernapasan dan kalimat-kalimat atau kata sugesti

yang dapat menimbulkan keadaan santai, tenang dan tentram.

Teknik relaksasi ini dapat dilakukan dengan posisi berbaring atau

duduk. Langkah-langkah melakukan teknik relaksasi cue-

controlled adalah sebagai berikut:

1) Pertama-tama tarik napas lewat hidung, kembungkan diperut,

tahan diperut, kemudian sambil menahankan napas hitung

dalam hati (1-5) pada hitungan ke-5 katakan dalam hati

“seluruh tubuh saya dan pikiran saya tenang”.

19

Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis, (Yogyakarta: Kanisius,

1995), hal. 57 20

Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hal. 9

22

2) Selama melaksanakan teknik relaksasi ini dikonsentrasikan

kesadaran kita pada seluruh bagian tubuh rasakan setiap

tarikan nafas, kita rasakan perubahan yang terjadi selama

melakukan relaksasi, lupakan sejenak semua masalah yang

ada.

3) Kalimat sugesti yang kita ucapkan dapat diganti dengan

kalimat lain yang lebih kuat sugestinya seperti kalimat doa

yang dapat menimbulkan rasa damai dan tenang.21

4. Ciri-ciri Individu Dengan Kemampuan Mengelola Emosi

Menurut Safaria & Saputra, bahwa individu yang memiliki

kemampuan mengeelola emosi akan lebih cakap menangani

ketegangan emosi.22

Reivich & Shatte, dua hal penting yang terkait

dengan kemampuan emosi, yaitu ketenangan (calming) dan fokus

(focussing). Individu yang tingkat kemampuan mengelola emosi baik

akan mampu mengelola kedua keterampilan ini sehingga dapat

membantu meredakan emosi yang ada dan mampu memecahkan

konflik secara efektif. Sebaliknya, individu dengan kemampuan

mengelola emosi yang rendah akan cendrung mudah stress, marah,

tersinggung dan mudah kehilangan semangat.

21

Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi... hal. 158 22

Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi... hal. 8

23

B. Perilaku Agresif

1. Pengertian Perilaku Agresif

Agresi menurut Robert Baron adalah tingkah laku individu yang

ditunjukkan untuk melukai atau melecehkan individu lain yang tidak

menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Defenisi agresi dari

Baron ini mencangkup empat faktor yaitu: tingkah laku, tujuan untuk

melukai atau mencelakakan (termasuk mematikan dan membunuh),

individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi korban,

ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku.

Elliot Aronson mengajukan defenisi agresi, menurutnya agresi

adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan maksud

melukai atau mencelakakan individu lain dengan ataupun tanpa tujuan

tertentu. Sementara itu, More dan Fine mendefenisikan agresi sebagai

tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap

individu lain atau terhadap objek lain.23

Perilaku agresi menurut Murray merupakan kebutuhan

menyerang, melukai orang lain, meremehkan, merugikan,

mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati, mengejek,

mencemooh, menuduh secara jahat, menghukum berat, dan

melakukan tindakan sadis lainnya, tetapi perilaku disini tidak hanya

23

Koeswara, Agresi Manusia, (Bandung: PT Eresco, 1998) Cet.1, hal. 5

24

bersifat sadis atau merusak saja tapi ada hal-hal yang menyebabkan

individu berkecendrungan berperilaku agresif.24

Perilaku agresif adalah salah satu bentuk tindakan-tindakan yang

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku pada masyarakat bisa

disebut sebagai perilaku negatif atau anti sosial, yang perlu

penanganan khusus agar perilaku negatif atau anti sosial tersebut

menjadi perilaku yang positif atau yang bersosial. Perilaku agresif

siswa misalnya marah-marah, menghina, mengkutuk, mengkritik,

bertengkar, menyindir, menyalahkan dan menertawakan.25

Perilaku

agresif merupakan perilaku yang secara sengaja diniatkan untuk

menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun verbal dan terhadap

objek-objek, dimana perilaku tersebut tidak diinginkan oleh orang

yang menjadi korbannya.26

Perilaku agesif bukan suatu perilaku yang dengan sendirinya ada

di dalam diri manusia. Perilaku agresif individu akan menimbulkan

dampak yang sangat merugikan, baik bagi individu itu sendiri maupun

bagi orang lain.27

Mekanisme lain dari perilaku agresi adalah adanya

proses imitasi. Menurut Bandura, orang cendrung meniru yang

diamati, stimuli, menjadi teladan bagi perilakunya bila seseorang

24

Caplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Grafisindo Persada, 1989), hal. 15 25

Mutiara Eka P, dkk, Hubungan Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Kecendrungan

Berperilaku Agresif Siswa, (Jurnal Riset Tindakan Indonesia JRTI, Vol. 5, No. 1, ISSN: 2503-

1619, 2020), Hal. 16 26

Yoshi Restu & Yusri, Studi Tentang Perilaku Agresif Siswa Di Sekolah, (Jurnal Ilmiah

Konseling, Vol. 2, No.1, 2013), Hal. 247 27

Fadhilla Yusri, Jasnienti, Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Remaja Trhadap Perilaku

Agresif Siswa Di PKBM Kasih Bundo Kota Bukittinggi, (Islam Realitas; Jurnal Of Islamic &

Social Studies IAIN Bukittinggi, Vol.3, No. 1, Januari-Juni 2017), hal. 99

25

melihat adegan agresivitas dalam televisi maka orang tersebut akan

melakukan tindakan agresi, dengan kata lain akan mendorong orang

berperilaku agresi pula.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa perilaku agresif merupakan perilaku yang

dilakukan secara sengaja oleh individu kepada individu lain yang

ditujukan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun secara

mental.

2. Tipe-tipe Perilaku Agresif

Pembagian agresi yang diajukan oleh Kenneth Moyer adalah

sebagai berikut:

a. Agresi Predatori

Agresi predatori adalah agresi yang dibangkitkan oleh

kehadiran objek alamiah (mangsa). Agresi predatori ini biasanya

terdapat pada organisme atau spesies hewan yang menjadikan

hewan dari species lain sebagai mangsanya.

b. Agresi Antar Jantan

Agresi antar jantan adalah agresi yang secara tipikal

dibangkitkan oleh kehadiran sesama jantan pada suatu spesies.

c. Agresi Ketakutan

Merupakan agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya

kesempatan untuk menghindar dari ancaman.

26

d. Agresi Tersinggung

Merupakan agresi yang dibangkitkan oleh perasaan

tersinggung atau kemarahan. Respon menyerang muncul terhadap

stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-

objek hidup maupun objek mati.

e. Agresi Pertahanan

Merupakan agresi yang dilakukan oleh organisme rangka

mempertahankan daerah kekuasaanya dari ancaman atau

gangguan anggota speciesnya sendiri.

f. Agresi Maternal

Merupakan agresi yang spesifik pada spesies atau

organisme betina (induk) yang dilakukan dalam rangka

menlindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.

g. Agresi Instrumental

Merupakan agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced)

dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.28

3. Fase-fase dalam Perilaku Agresif

Agresifitas secara fisik hampir didahului dengan caci maki atau

ancaman, dari analisis situsional mengenal tindakan kekerasan telah

membuat para peneliti menegaskan bahwa suatu kekerasan adalah

bagian dari siklus perilaku, ada beberapa fase yang saling berkaitan

28

Koeswara, Agresi Manusia,...hal. 6

27

menurut Breakwell Gilynis yang biasanya ditemukan dalam sebagian

besar situasi penyerangan, sebagai berikut:

a. Fase Pemicu

Adalah titik dimana individu pertama-tama menunjukkan

suatu gerakan menjauh dari perilaku normal mereka. Perubahan-

perubahan seperti itu ditangkap dalam perilaku non verbal dan

verbal misalnya tidak bersedia untuk duduk, tidak mampu untuk

menunggu sampai anda menyelesaikan kalimat anda, menjawab

sebelum pertanyaan-pertanyaan diselesaikan atau kurang sabar.

b. Fase Eskalasi

Fase ini mengerahkan pada perilaku beringas, perilaku

individu semakin menyimpang dari tingkat dasarnya, jika tidak

ada intervensi. Penyimpangan ini akan semakin nyata dan sulit

dialihkan. Misalnya, individu mulai berjalan hilir mudik,

kecepatan bicara mereka semakin meningkat begitupun dengan

volume suaranya, berteriak atau menjerit dan lain sebagainya.

c. Fase Krisis

Dimana individu semakin tegang baik secara fisik,

emosional dan psikologis, kendali atas dorongan-dorongan agresif

mengendor dan perilaku beringas aktual akan menjadi lebih

mungkin. Misalnya menendang, mendorong, meninju, melempar

barang-barang, mengemuk (berusaha mencederai orang lain).

28

d. Fase Pemulihan

Dalam fase ini individu sedikit demi sedikit akan kembali

ke perilaku normal setelah tindak kekerasan terjadi. Pada titik

inilah banyak terjadi intervensi. Ketegangan fisik maupun

psikologis tingkat tinggi pada individu masih bisa bartahan satu

setengah jam setelah insiden berlangsung, dan hal tersebut dapat

terulang kembali. Misalnya pengendalian diri sendiri,

menyembunyikan perasaan marah dan mencari saluran

penumpahan kebelakang, memikirkan dan mengenalisis

pengalaman kemarahan itu untuk jangka panjang.

e. Fase Depresi Pasca Krisis

Pada fase ini individu seringkali turun hingga dibawah garis

perilaku normal. Kelelahan mental dan fisik adalah umum

didahului dengan perubahan-perubahan fisiologis. Dan hal

tersebut dapat mengekibatkan individu berlinang air mata

(menangis) penuh sesal, merasa bersalah, malu, bingung atau

merana.29

4. Bentuk-bentuk Perilaku Agresi

Leonard Berkowitz membedakan agresi kedalam dua macam

agresi, yakni agresi instrumental (instrumental aggression) dan agresi

benci (hostile aggression) atau disebut juga agresi impulsif (impulsive

aggression). Yang dimaksud agresi instrumental adalah agresi yang

29

Breakwell M. Glynis, Coping With Aggressive Behaviour (Mengatasi Perilaku

Agresif), (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hal. 75

29

dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan agresi benci atau agresi impulsif adalah

agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan

untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa tujuan selain untuk

menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran

atau korban.30

Baron dan Byrne menyatakan bahwa agresivitas dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yakni: agresivitas fisik dan agresivitas verbal.

Agresivitas fisik adalah agresivitas yang dilakukan dengan cara

melukai atau menyakiti badan. Adapun agresivitas verbal adalah

agresivitas yang dilakukan dengan mengucapkan kata-kata kotor atau

kasar.

Sears, Freedman, dan Peplau membagi agresivitas menjadi tiga

jenis, yaitu agresivitas anti sosial, agresivitas prososial, dan agresivitas

sanksi. Agresivitas anti sosial adalah agresivitas yang terdiri dari

perbuatan kriminal yang tidak punya alasan jelas dan melanggar

norma-norma sosial, seperti membunuh, menyerang dan perkelahian

antar geng atau perbuatan yang melanggar norma-norma sosial

lainnya. Agresivitas prososial adalah agresivitas yang didasari oleh

norma-norma sosial, hukum dan sebagainya. Seperti seorang hakim,

menjatuhkan hukuman penjara pada tersangka. Agresivitas sanksi

adalah agresivitas yang tidak diharuskan dalam norma-norma sosial

30

Baron R. A dan Byrne, D. Social Psychology, terj. Ratna Djuwita et.al dengan judul

Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 151

30

tetapi tidak dilanggar. Misalnya seseorang yang memukul orang lain

dengan maksud mempertahankan diri.

Jika dilihat dari bentuk perilaku yang ditampilkan, Buss dan Perry

membagi bentuk perilaku agresi kedalam empat macam yaitu :

a. Agresi verbal yaitu suatu tindakan dalam bentuk ucapan yang

dapat menyakiti orang lain. Perilaku verbal bisa berupa menghina,

mengancam, memaki, menjelek-jelekkan orang lain.

b. Agresi non verbal yaitu suatu perilaku dalam bentuk tindakan

fisik yang dapat merugikan, merusak, dan melukai orang lain.

Perbuatan tersebut bisa berupa menendang, memukul, meludahi.

c. Agresi kemarahan yaitu suatu bentuk agresi yang sifatnya

tersembunyi dalam perasaan seseorang tapi efeknya juga dapat

menyakiti orang lain. Dalam hal ini perilakunya bisa tampak juga

bisa tidak tampak.

d. Agresi permusuhan yaitu suatu bentuk agresi berupa perasaan

negative terhadap orang lain yang muncul karena perasaan

tertentu, misalnya cemburu, dengki, agresi permusuhan ini dapat

ditimbulkan dari beberapa agresi yang telah disebutkan diatas.31

31

Baidi Bukhori, Zikir Al-Asma‟ Al-Husna Solusi Atas Problem Agresivitas Remaja,

(Semarang: Syiar Media Publishing, 2008), hal. 41

31

5. Faktor Penyebab Perilaku Agresif

Menurut Sofyan perilaku agresif pada anak dan remaja disebabkan

oleh beberapa hal yaitu:32

a. Naluri Agresif

Mengenai tindakan agresif yang disebabkan oleh dasar

alamiah atau pembawaan (naluri agresif) dikemukakan oleh

Sigmund Freud. Freud melihat bahwa perbuatan agresif

disebabkan suatu dorongan naluri yang mewakili naluri kematian

(the death instinct). Hidup menurut Freud merupakan konflik

abadi antara dorongan hidup (life instinct) dengan dorongan mati

(death instinct). Diantara dua dorongan tersebut manusia berusaha

untuk hidup dan membangun. Sedangkan Lorenz (1966) melihat

tindakan agresif sebagai suatu pertahanan diri sebagaimana terjadi

juga pada binatang. Diakatakannya bahwa factor budaya

menjadikan penahan bagi meledaknya perbuatan brutal.

Id, Ego, Super ego, merupakan dasar struktur kepribadian

manusia yang digambarkan oleh Freud dalam psikologi analisis.

Masing-masing unsur memiliki kecenderungan tertentu. Id

mempunyai kecenderungan nafsu, libido seks, dan perbuatan

destruktif. Menahan lajunya id sehingga ego menjadi tenang dan

berkembang. Jika dorongan id yang destruktif tidak dapat ditahan

oleh “super ego” maka ego akan terjebak pada perbuatan-

32

Sofyan S Willis, Remaja dan Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 122-126

32

perbuatan jahat termasuk agresivitas yang cenderung merusak

orang lain dan dirinya.

b. Keadaan Sumpek (Crowding)

Pengertian fisiologis dari keadaan sumpek (crowding)

adalah penuh sesaknya manusia di suatu tempat, seperti jalanan,

bus kota, kereta api, pasar, stasiun, dan terminal bus. Keadaan

sumpek secara psikologis memberi pengaruh negatif terhadap

perilaku sosial individu. Mereka frustasi dengan keterbatasan

sarana angkutan dalam kota, namun terpaksa berdesakan ke

tempat pekerjaan atau sekolah karena suatu kewajiban yang harus

dia lakukan. Antara kebutuhan dan sarana transportasi yang

tersedia dengan keadaan sumpek membuat individu konflik,

stress, marah, agresif. Disamping itu efek nyata dari sumpek

adalah timbulnya penyakit fisik seperti penyakit menular.

c. Tindakan agresif yang dipelajari

Teori yang dekat dengan belajar yang terkondisi adalah

teori behavioral khususnya conditioning. Menurut teori ini

tindakan agresif merupakan perilaku hasil belajar. Kebanyakan

ahli-ahli psikologi berpendapat bahwa belajar adalah determinan

utama dalam perilaku agresif. Dengan kata lain, semua tindakan

agresif adalah dipelajari. Hanya sedikit sekali yang disebabkan

oleh naluri.

33

Anak kecil yang selalu mendapat tekanan, lingkungan yang

bertengkar, akan menjadi anak pemarah dan agresif. Dasar

perilaku pemarah dapat diperluas dan diperkuat melalui contoh-

contoh dari orang dewasa dan tayangan film di televisi. Orang

tua, yang agresif akan ditiru oleh anak-anaknya, demikian juga

oleh masyarakat yang agresif. Sebaliknya orang tua yang permisif

(masa bodoh) cenderung membuat anak selalu dibiarkan saja

tanpa ada norma evaluasi dan pembatasan.

d. Tindakan Agresif karena Frustasi

Teori yang dikemukakan oleh Yale dan Dolar mengatakan

bahwa penyebab perilaku agresif adalah paling banyak

mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya. Karena

kegagalan yang bertumpuk maka ia menjadi frustasi dan kecewa

berat. Jalan keluar akibat frustasi kemungkinan adalah :

1) Menjadi agresif seperti marah, menyerang, memukul, bahkan

mungkin membunuh.

2) Mengurangi cita-cita yang tidak mungkin dijangkau (sadar

akan kemampuan diri), hal ini karena diri didasari agama dan

budaya yang membimbing.

Tetapi kebanyakan akibat frustasi adalah tindakan-tindakan

kekerasan. Namun pernyataan dorongan agresif sering ditentukan

oleh pemenuhan harapan dan hukuman. Artinya bahwa

meredanya agresif bergantung pada kondisi luar. Apakah mampu

34

menurunkannya dengan reward atau punishment. Sebab hadiah

bukan semata materi, akan tetapi berisi juga dorongan,

penghargaan psikologis dan penerimaan. Sedangkan hukuman

mungkin juga bisa mengurangi agresivitas untuk sesaat, karena

sering respons terhadap hukuman tidak sama dipahami anak dan

remaja.

e. Agresi karena tekanan

Tekanan lingkungan individu dan kelompok menimbulkan

stress. Artinya individu merasakan pukulan hebat terhadap usaha

dan tujuannya. Kemungkinan perilaku yang terjadi akibat

serangan stress adalah:

1) Perilaku ketidakberdayaan (helpness) dan dibumbui depresi.

Biasa orang berserah diri, pasrah menyalahkan diri sendiri,

bahkan “self destructive”.

2) Berespons menentang lingkungan dengan nekat, lalu

bertindak menghancurkan rintangan melalui perilaku agresif.

f. Agresi karena balas dendam

Balas dendam merupakan penyaluran frustasi melalui

proses internal yakni merencanakan pembalasan terhadap obyek

yang menghambat dan merugikan. Biasanya balas dendam bisa

dalam bentuk yang paling ringan seperti menjahili atau meliciki,

dan bias juga dengan perusakan atau penganiayaan terhadap

orang lain.

35

Dari uraian mengenai tindakan agresif pada anak dan

remaja, sangat banyak faktor penyebab yang bersumber dari

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kehidupan keluarga terutama

orang tua yang sibuk mendorong terjadinya pengabaian terhadap

anak dan remaja. Demikian pula guru-guru yang sibuk untuk

menambah penghasilan, lebih tidak sanggup lagi memperhatikan

siswanya. Sedangkan masyarakat kita yang cenderung

individualistik, tidak lagi memperhatikan perilaku negatif remaja.

Karena sebagian mereka beranggapan hal itu bukan urusan

mereka.

6. Cara Menurunkan Perilaku Agresif

Koeswara menyatakan bahwa agresivitas bisa dicegah dengan

penanaman moral, pengembangan perilaku non agresi, dan

pengembangan kemampuan memberikan empati.33

a. Penanaman Moral

Nurani atau moral yang diinternalisasikan dan

diintegrasikan kedalam kepribadian individu merupakan rem yang

efektif bagi kemunculan perilaku destruktif, termasuk agresifitas.

Oleh karena itu, penanaman moral merupakan cara yang tepat

guna mencegak kemunculan agresifitas tersebut.

33

Koeswara, Agresi Manusia, (Bandung: PT Eresco, 1998) Cet.1, hal. 39-42

36

b. Pengembangan Perilaku non Agresi

Mengembangkan nilai-nilai yang mendukung

perkembangan perilaku non agresi, dan sebaliknya menghapus

atau setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong

perkembangan agresivitas. Nilai-nilai merupakan daya pendorong

dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada

tindakan seseorang. Nilai-nilai tersebut bisa bersumber dari

agama maupun etika. Adapun nilai-nilai yang dapat menurunkan

agresivitas antara lain nilai yang mendorong manusia untuk saling

mengasihi dan menghormati sesama manusia, bersikap sabar dan

pemaaf, maupun sikap prososial lainnya.

c. Pengembangan kemampuan memberikan empati

Pencegahan agresivitas bisa dan perlu menyertakan

pengembangan kemampuan mencintai pada individu. Dengan

kata lain, pengembangan kemampuan memberikan empati

merupakan langkah yang perlu diambil dalam rangka mencegah

berkembangnya agresivitas. Sears, Freedman, dan Peplau

menyatakan bahwa teknik-teknik untuk mereduksi (mengurangi)

perilaku agresif:

1) Hukuman dan Pembalasan

Pada umumnya rasa takut terhadap hukuman atau

pembalasan bisa menekan agresivitas. Hal ini terjadi karena

seseorang akan memperhitungkan akibat agresi di masa

37

mendatang, dan berusaha untuk tidak melakukan agresi bila

ada kemungkinan mendapat hukuman. Hukuman dan

pembalasan yang dimaksud disini adalah yang berdasarkan

hukum dan peraturan. Dengan hukum dan peraturan tersebut

maka hukuman dan pembalasan yang juga berwujud agresi

dapat dikategorikan sebagai agresi pro sosial, sehingga tidak

terjadi agresi anti sosial dibalas dengan agresi anti sosial.

2) Mengurangi Serangan dan Frustasi

Agresivitas dapat dikurangi dengan mengurangi

kemungkinan terjadinya serangan dan frustasi. Hal ini bias

diwujudkan antara lain dengan mengurangi sebab-sebab

pokok seperti berusaha menjamin adanya tingkat kesamaan

hak untuk mendapatkan keperluan hidup, penyediaan

sandang, pangan dan papan maupun kebutuhan-kebutuhan

lainnya.

3) Pengalihan

Agresivitas selain dapat dikurangi dengan cara-cara

diatas dapat pula dikurangi dengan cara pengalihan. Hal ini

terjadi karena perasaan agresi kadangkala tidak bisa

diekspresikan secara langsung terhadap penyebab amarah

sehingga diperlukan sasaran pengganti yang lebih

memungkinkan untuk mengekspresikan agresi. Pemilihan

38

sasaran pengganti biasanya diarahkan pada sasaran yang

dipersepsikan lebih lemah atau lebih kuat.

4) Katarsis

Perasaan marah dapat dikurangi dengan melalui

pengungkapan agresi atau disebut katarsis. Inti gagasan

katarsis adalah, bila seseorang merasa agresif, tindakan agresi

yang dilakukannya akan mengurangi intensitas perasaannya.

Hal tersebut pada gilirannya akan mengurangi kemungkinan

untuk bertindak agresif.

5) Hambatan yang dipelajari

Agresivitas juga dapat dikurangi dengan cara belajar

mengendalikan agresivitas, tanpa memperhitungkan apakah

ada hubungan atau tidak. Belajar mengendalikan agresivitas ini

juga bisa dilaksanakan dengan cara belajar berperilaku yang

pro sosial, kapan agresivitas diperbolehkan dan kapan pula

agresivitas tidak diperbolehkan.

Menurut Sarlito, sampai saat ini belum ditemukan resep manjur

untuk menghilangkan agresi dikarenakan banyak faktor yang

mempengaruhi agresi. Sarlito menyatakan bahwa setidaknya kita

mencoba untuk mengurangi agresi misalnya dengan mengurangi

sarana dan prasarana yang dapat memicu agresi seperti adanya

larangan membawa senjata tajam ke sekolah atau pusat perbelanjaan,

39

atau juga bisa dengan pelatiahan keterampilan sosial untuk

kecendrungan agresivitas.

Selanjutnya cara untuk mengurangi agresi dapat dengan berbagai

macam cara yang biasa dilihat dari teori agresi yang ada. Para

penganut teori bawaan menyatakan bahwa upaya untuk mengurangi

agresi adalah dengan katarsis. Melalui katarsis, naluri agresi akan

tersalurkan misalnya dengan mengikuti kegiatan karate. Lain pula

dengan teori belajar sosial, agresi dapat dikurangi dengan prinsip

penjenuhan misalnya untuk mengurangi agresi pada anak adalah

dengan membiarkannya agar hilang dengan sendirinya karena tidak

mendapat perhatian, melatih orang tua untuk mendidik anak tanpa

kekerasan atau dengan prinsip reinforcement dimana agresi sebagai

perilaku yang tidak dikehendaki akan mendapat ganjaran negatif

seperti pemberian hukuman. Pemberian hukuman ini menurut Myers

dinyatakan bahwa hukuman hanya efektif jika diberiakn pada perilaku

agresif yang instrumental bukan agresi yang didasari emosi.34

C. Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku

Agresif

Kecerdasan emosi mempunyai peranan yang amat penting untuk

mengendalikan agresivitas yang terkadang sudah menjadi sebuah

kebiasaan pada seorang individu. Hal ini dibutuhkan karena seorang

34 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 2005),

hal. 326

40

individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang matang akan belajar

mengelola emosi individu tersebut agar terhindar dari perilaku agresi.35

Keberhasilan seseorang siswa tidak hanya ditandai dengan prestasi

akademiknya saja. Tetapi juga harus dilihat dari kemampuan dan

pengendalian perilaku dalam beretika dalam lingkungan sekolah. Pendapat

Daniel Goleman mengatakan bahwa peran kecerdasan akademik (kognitif)

yang akan menyokong kesuksesan hidup seseorang hanyalah sekitar

20%.36

Dari pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan

intelegensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan

seseorang karena ada faktor yang menetukan keberhasilan seseorang

karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Emosi sangat dibutuhkan

dalam hal ini, emosi menentukan apakah seseorang mampu mengendalika

perilakunya, khususnya perilaku agresif.

Agresi menurut Baron adalah bentuk perilaku yang disengaja

terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukai atau membinasakan

dan orang yang diserang berusaha untuk menghindar. Menurut Geen,

agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai orang lain.37

Dalam pengertian tersebut masalah yang penting yaitu, agresif itu

perilaku, dengan demikian segala aspek perilaku terdapat dalam agresi,

misalnya emosi.

35

Faris Zaky & Haryanta, Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan AgresivitasPada

Atlet Futsal, (Gadjah Mada Journal Of Psychology, Vol. 3, No. 1, ISSN: 2407-7798, 2017), hal.

40 36

Prawira Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2014), hal. 159 37

Shelley E. Taylor, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 496

41

Emosi marah yang bersifat negatif dan meledak-ledak disertai

dengan faktor eksternal seperti frustasi dan provokasi, menyebabkan

terjadinya proses penyaluran energi negatif berupa dorongan agresi yang

akan mempengaruhi perilaku individu. Individu yang mampu mengelola

emosi, akan mampu meredam dorongan agresi, pandai membaca perasaan

orang lain, serta dapat memelihara hubungan baik dengan lingkungannya.

Sehingga, apabila individu mampu mengelola emosinya maka individu

tersebut akan mampu untuk mengendalikan perilaku agresifnya.

Menurut Fatimah mengelola emosi berarti menangani perasaan

agar terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila

mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepaskan diri

dari dari kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit

kembali dengan cepat.38

Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kontrol emosi,

atau kendali emosi sangat berpengaruh terhadap tindakan yang diambil.

Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosi, maka akan dengan

mudah mengambil keputusan untuk tindakan yang tanpa dipikirkan

terlebih dahulu apa akibat yang akan timbul dari keputusan yang dibuat

secara singkat. Segala tindakan yang diambil, akan sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan hidupnya.

38 Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:

Pustaka Setia, 2006), hal. 116

42

Dalam hal ini, kemampuan mengelola emosi seseorang dapat

mempengaruhi perilaku agresif seseorang. Pada dasarnya seseorang yang

memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik, maka ia juga akan

dapat mengontrol tindakannya sehingga dapat terhindar dari perilaku

agresif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

D. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penalitian Hubungan Antara

Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif yang penulis

lakukan adalah:

1. Ida Triratnasari STKIP PGRI dengan penelitian yang berjudul

“Hubungan Antara Kemampuan Pengelolaan Emosi Dengan Perilaku

Agresif Peserta Didik di SMP Negeri 23 Padang”. Berdasarkan hasil

penelitiannya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kemampuan pengelolaan emosi dengan perilaku

agresif peserta didik.

2. Tanti Lestari Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik

Indonesia (UNP Kediri) dengan penelitian yang berjudul “Hubungan

Antara Kemampuan Pengelolaan Emosi Dengan Perilaku Agresif

Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 2 Parpar Tahun Pelajaran

2014/2015”. Berdasarkan analisa data diperoleh r hitung dengan

N=42 sebesar 0,727 jika dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikan 5% dengan N=42 diperoleh angka 0,304 Dengan demikian,

r hitung lebih besar dari r tabel (0,727 < 0,304). Artinya ada

43

Hubungan antara Kemampuan Pengelolaan Emosi dengan Perilaku

Agresif Peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Papar. Berdasarkaan

uraian yang telah disebutkan diatas, maka dari penelitian ini dapat

ditarik kesimpulan: ada hubungan antara kemampuan pengelolaan

emosi dengan perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2

Papar.

3. Roby Kristiawan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dengan

penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Kemampuan Mengatur

Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Di SMP N 17 Surakarta”.

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi dengan bantuan program

SPSS 19 for windows diketahui bahwa nilai r hitung sebesar 0,404 > r

tabel 0,349 sehingga Ho ditolak, maka diperoleh hasil bahwa ada

hubungan antara kemampuan mengatur emosi dengan perilaku agresif

peserta didik SMPN 17 Surakarta dengan tingkat korelasi/hubungan

sedang. Sehingga hipotesis penelitian : ada hubungan antara

kemampuan mengatur emosi dengan perilaku agresif peserta didik

SMPN 17 Surakarta, terdukung kebenarannya.

Kemampuan mengelola emosi sangat berpengaruh terhadap

kecendrungan perilaku agresif siswa. Bentuk-bentuk perilaku agresif yang

dikemukakan penelitian tersebut sebagian besar nampak terlihat pada

siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah atau tidak

dapat mengelola emosi dengan baik. Sementara dalam penelitian yang

penulis lakukan adalah dengan melihat Hubungan Antara Kemampuan

44

Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X di SMA N 1

2X11 Enam Lingkung.

E. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Variabel X berkorelasi (berhubungan terhadap variabel Y. Korelasi

antara variabel X (Kemampuan Mengelola Emosi) sebagai variabel bebas

yang berkorelasi secara negatif variabel Y (Perilaku Agresif) sebagai

variabel terikat.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya,

atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.39

Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah ada hubungan negatif antara kemampuan mengelola emosi dengan

perilaku agresif pada siswa. Artinya semakin tinggi kemampuan

39

Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan

Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal 76

Peserta didik/

siswa

Kemampuan

Mengelola

Emosi

Perilaku

Agresif

Korelasi

45

mengelola emosi maka semakin rendah perilaku agresif, sebaliknya

semakin rendah kemampuan mengelola emosi maka semakin tinggi

perilaku agresif.

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat expost facto, yaitu melihat

fakta yang sudah berlangsung, tetapi tidak melakukan tindakan lanjutan.

Penelitian ini tergolong metode penelitian kuantitatif korelasional.

Berkaitan dengan ini menurut Suharsimi Arikunto, penelitian korelasional

yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara dua atau beberapa variabel.40

Penelitian ini untuk

membuktikan hubungan antara variable bebas (X) dan variable terikat (Y)

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kuantitatif korelasional. Dikatakan pendekatan

kuantitatif karena data dan informasi yang dikumpulkan diwujudkan

dalam bentuk kuntitatif atau angka-angka. Dikatakan korelasional karena

penelitian ini mencari hubungan antar variable bebas (independent

variable) dan variable terikat (dependent variable).

B. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi sebagai tempat penelitian ini adalah

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, alasan

penulis memilih lokasi ini karena didasarkan pada pertimbangan bahwa di

40

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rinekacipta, 1995), hal 326

47

tempat inilah penulis menemukan gejala-gejala atau fenomena-fenomena

yang menjadi permasalahan yang akan diteliti.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.41

Menurut Sutrisno Hadi,

variable merupakan semua objek yang menjadi sasaran penelitian yang

menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatan.42

Dari

kedua pendapat tersebut maka variable dapat diartikan sebagai suatu

obyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian yang menunjukkan

variasi atau dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Bambang Prasetyo dan Jannah, L.M, variable dalam penelitian

kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua:

1. Variable bebas (independent variable), atau yang disebut dengan

variabel X dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang

menjelaskan terjadinya fokus.

2. Variabel terikat (dependent variabel), atau yang disebut dengan

variabel Y sebagai variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh

variabel bebas.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu kemampuan mengelola emosi

yang merupakan variabel bebas (X), sedangkan variabel terikat adalah

perilaku agresif (Y).

41

Sugiyono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010), hal. 61 42

Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, (Yogyakarta: Andi, 2004), hal. 250

48

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.43

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Untuk lebih jelasnya dapat

diterangkan melalui tabel berikut:

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 Kelas X IPA 1 35 siswa

2 Kelas X IPA 2 35 siswa

3 Kelas X IPA 3 35 siswa

4 Kelas X IPA 4 34 siswa

5 Kelas X IPS 1 32 siswa

6 Kelas X IPS 2 32 siswa

7 Kelas X IPS 3 33 siswa

8 Kelas X IPS 4 32 siswa

Total 268 siswa

Sumber Data: Tata Usaha SMA N 1 2X11 Enam Lingkung

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, penulis menyimpulkan

bahwa populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa/siswi kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung

Kabupaten Padang Pariaman.

43

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2001), hal. 80

49

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Dalam penetapan sampel penulis mengambil

pendapat Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa:

“Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

seluruhnya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka dapat

diambil antara 10% sampai 25% dari populasi”.44

Siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berjumlah 8 kelas

yaitu kelas X IPA 1 – X IPS 4, sehingga jika dijumlahkan total untuk

semua populasi adalah 268 orang. Dari populasi tersebut penulis

mengambil 15% dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 40

siswa. Alasan penulis mengambil 15% pada penentuan ukuran jumlah

sampel karena:

a. Jumlah siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berjumlah

268, tidak mungkin diambil semua menjadi sampel.

b. Agar semua kelas terwakili.

Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan

teknik proportional random sampling. Alasan penulis menggunakan

teknik ini karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya

siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung yang terbagi ke dalam

8 kelas. Agar semua kelas dapat terwakili, maka sampel diambil dari

masing-masing kelas dengan cara acak.

44

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Hal. 112

50

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah

Siswa

Jumlah Sampel

1 Lokal X IPA 1 35 15/100 x 35 = 5,25 = 5 siswa

2 Lokal X IPA 2 35 15/100 x 35 = 5,25 = 5 siswa

3 Lokal X IPA 3 35 15/100 x 35 = 5,25 = 5 siswa

4 Lokal X IPA 4 34 15/100 x 34 = 5,1 = 5 siswa

5 Lokal X IPS 1 32 15/100 x 32 = 4,8 = 5 siswa

6 Lokal X IPS 2 32 15/100 x 32 = 4,8 = 5 siswa

7 Lokal X IPS 3 33 15/100 x 33 = 4,95 = 5 siswa

8 Lokal X IPS 4 32 15/100 x 32 = 4,8= 5 siswa

Total 268 40 siswa

Keterangan: 15% dari 268 adalah 40 siswa, sedangkan untuk

mencari sampel masing-masing adalah :

yang

diambil. Contoh: Kelas X IPA 1

E. Prosedur Penelitian

Untuk tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka perlu disusun

suatu prosedur penelitian yang sistematis. Secara umum prosedur

penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan tempat penelitian yaitu SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung dan waktu penelitian

b. Mengurus surat izin penelitian pada pihak kampus.

c. Meminta data jumlah siswa kelas X kepada pihak sekolah

d. Menyusun instrument yang akan digunakan untuk penelitian yaitu

angket Kemampuan Mengelola Emosi Dan Perilaku Agresif

51

e. Melakukan validitas terhadap angket Kemampuan Mengelola

Emosi Dan Perilaku Agresif

f. Mengujicobakan instrument.

2. Tahap Pelaksanaan

Menyebarkan angket kemampuan mengelola emosi dan perilaku

agresif kepada sampel yang telah dipilih dari banyaknya siswa kelas

X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

3. Tahap Penyelesaian

Dalam tahap penyelesaian ini peneliti melakukan uji analisis

korelasi, kemudian menarik kesimpulan dari data hasil analisis yang

telah diperoleh.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak bisa

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Metode

pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam

penelitian ini adalah metode angket atau kuesioner. Angket merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.45

Angket dibagi dalam dua bagian, yaitu:

45

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),

hal. 142

52

a. Angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian

rupa sehingga responden diminta untuk memilki salah satu jawaban

yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan

tanda silang atau checklist.

b. Angket terbuka, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sederhana

sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak

dan keadaannya.46

Sesuai dengan pengertian diatas, dalam penelitian ini penulis

menggunakan angket tertutup. Angket yang penulis gunakan adalah

dengan menggunakan metode Skala Likert. Alat ukur skala likert ini

menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang jawabnnya berbentuk

skala persetujuan atau penolakan terhadap pertanyaan atau pernyataan

yang telah disediakan. Penerimaan atau penolakan dinyatakan dalam

persetujuan yang dimulai dari selalu,sering, kadang-kadang, jarang, dan

tidak pernah. Penskoran untuk setiap butir berdasarkan pilihan dan sifat

butir sebagai berikut.47

Tabel 3.3

Kriteria Pemberian Skor

Alternatif

Jawaban

Singkatan Skor

(+)

Skor

(-)

Selalu SL 5 1

Sering SR 4 2

Kadang-kadang KD 3 3

Jarang J 2 4

Tidak Pernah TP 1 5

46

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 71-72 47

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula.

(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 87

53

G. Instrument Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat untuk memperoleh

data tentang fenomena (variabel) yang diteliti. Sesuai dengan teknik yang

di pakai dalam pengumpulan data, dalam penelitian ini instrument

pengumpulan data yang digunakan adalah angket, yaitu angket

kemampuan mengelola emosi dan angket perilaku agresif.

1. Angket Kemampuan Mengelola Emosi

Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung dalam

mengelola emosi yang mereka miliki. Angket ini terdiri dari dari item-

item yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek kemampuan

mengelola emosi yang dikemukan oleh Daniel Goleman. Berikut kisi-

kisi angket kemampuan mengelola emosi siswa kelas X SMA N 1

2X11 Enam Lingkung.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi

No Aspek Indikator

1

Mampu

mengendalikan

diri

Mengelola dengan baik perasaan-perasaan yang

menekan

Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun

dalam situasi berat

Berpikir jernih dan tetap fokus walaupun dalam

keadaan tertekan

2

Menunjukkan

Sifat dapat

dipercaya

Bertindak menurut etika dan tidak mempermalukan

orang lain

Membangun kepercayaan dan keandalan diri lewat

otentisitas

Mengakui kesalahan sendiri dan menegur perbuatan

orang lain yang tidak etis

Berpegah teguh pada prinsip

Memenuhi komitmen dan mematuhi janji

54

3 Menunjukkan

Sifat

bersungguh-

sungguh

Bertanggung jawab untuk mencapaii tujuannya

Terorganisasi dan cermat dalam bekerja

4

Menunjukkan

Adaptabilitas

Terampil menangani beragamnya kebutuhan,

bergesernya prioritas, dan pesatnya perubahan

Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan

Luwes dalam memandang situasi

5

Menunjukkan

Inovasi

Selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber

Menciptakan gagasan-gagasan baru

Berani mengubah wawasan dan mengambil resiko

2. Angket Perilaku Agresif

Angket ini dimaksudkan untuk mengetahuitinggi atau rendahnya

perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

Angket ini terdiri dari item-item yang disusun berdasarkan aspek-

aspek perilaku agresif yang dikemukakan oleh Buss dan Perry.

Berikut kisi-kisi angket perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11

Enam Lingkung.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Angket Perilaku Agresif

No Aspek Indikator

1 Agresi Fisik Menyerang

Memukul

2 Agresi Verbal Berdebat

Menyebarkan gosip

Bersikap sarkastis

3 Agresi Marah Kesal

Mudah marah

4 Sikap

Permusuhan

Benci

Curiga

Iri hati

55

H. Teknik Analisis Instrumen

1. Analisis Instrumen Angket

a. Validitas Instrument Angket

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur mampu mengukur apa yang ingin di ukur (a valid

measure if it successfully measure the phenomenom).48

Suatu

instrument yang baik memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya,

instrument yang kurang baik memilki validitas yang rendah.

Untuk mengukur suatu validitas instrument angket

digunakan validitas kontruk (contruct validity). Validitas kontruk

adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat

ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya.

Menurut Jack R. Fraenkel, validitas kontruk (penentuan validitas

kontruk) merupakan yang terluas cakupannya dibandingkan

dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur,

termasuk validitasi isi dan validasi kriteria.49

Rumus yang

digunakan untuk uji validitas kontruk dengan teknik korelasi

product moment, yaitu:

√ ( ] (

]

48

Syofian Siregar. Statistik Parametric Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan

Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 75 49

Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 77

56

Keterangan :

n = jumlah responden

x = skor variabel (jawaban responden)

y = skor total dari variabel untuk responden ke-n.50

Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan cara

memberi skor pada butir instrument dan mentabulasi data

kemudian dimasukkan kedalam SPSS untuk menghitung

validitas tiap butir instrument. Berikut rincian jumlah item yang

valid dan tidak valid.

Tabel 3.6

Table uji validitas

Variabel Jumlah Item

Uji Coba

Jumlah Item

yang Valid

Jumlah Item

yang Tidak

Valid

Kemampuan

Mengelola

Emosi (X)

60 34 26

Perilaku

Agresif (Y)

40 31 9

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran

Berdasarkan table diatas diketahui variabel kemampuan

mengelola emosi terdapat 34 item valid dan 26 item yang tidak

valid dari 60 item yang diuji. Dari 34 item yang valid terlihat

bahwa sudah mewakili dari masing-masing indicator. Sedangkan

pada variabel perilaku agresif terdapat 31 item yang valid dan 9

item yang tidak valid dari 40 item yang diujikan. Dari 31 item

yang valid terlihat sudah mewakili masing-masing indicator.

50

Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 77

57

Untuk lebih jelasnya berkenaan dengan hasil validasi dapat

dilihat pada lampiran.

b. Reliabilitas Instrument Angket

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan

alat pengukur yang sama pula.51

Metode alpha cronbach yang

digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang tidak

mempunyai pilihan “benar” atau “salah” maupun “ya” atau

“tidak”, melainkan digunakan untuk menghitung reabilitas suatu

tes yang mengukur sikap atau perilaku.52

Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reabel

dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, bila koefisien

reliabilitas Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan

menggunakan teknik alpha cronbach, yaitu:

1) Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan

2) Menentukan nilai varian total

51

Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 87 52

Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 89

58

3) Menentukan reabilitas instrument

[

]

Keterangan:

Jumlah sampel

Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

Varian total

Jumlah varian butir

jumlah butir pertanyaan

koefisien realibilitas instrument.53

Table 3.7

Reliabilitas Angket Kemampuan Mengelola Emosi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.902 60

Table 3.8

Reliabilitas Angket Perilaku agresif

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.935 40

53

Syofian Siregar, Statistic Parametrik…, hal. 90

59

I. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data

ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau

rumus-rumus tertentu. Adapun langkah-langkahnya ialah:

1. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) data

yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan editing untuk

menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di

lapangan dan bersifat koreksi.

2. Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data

yang termasuk dalam kategori yang sama.

3. Scoring yaitu memberikan nilai terhadap alternative jawaban.

4. Tabulasi, yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah

diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.54

5. Pengolahan data, teknik pengolahan data yang digunakan pada

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik statistik sederhana

dengan mencari skor mean, standar devisasi, range, skor minimum

dan skor maxsimum dengan formula :

a. Mean

Mean diperoleh dari menjumlahkan seluruh nilai dan

membaginya dengan jumlah individu. Mean dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut:

54

Misbahuddin Dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, ( Jakarta:

Bumi Aksara, 2013) Hal: 27

60

Keterangan:

M = Mean

∑X = Jumlah nilai

N = Jumlah Responden

b. Range, yaitu : ST - SR

5

Keterangan :

ST = skor tertinggi

SR =skor terendah

c. Menghitung frekuensi (F) dari setiap item

d. Menentukan skor dengan menggunakan rumus

Setelah data diolah menggunakan rumus statistik sederhana,

kemudian kedua variabel data di klasifikasikan kedalam kategori

interpretasi skala, sebagai berikut :

Tabel 3.9

Pedoman Interpretasi skala

Kategori Presentase

Sangat Sesuai 81% - 100%

Sesuai 61% - 80%

Kurang Sesuai 41% - 60%

Tidak Sesuai 21% - 40%

Sangat Tidak Sesuai 0% - 20%

61

e. Interval data : ST-SR

K

Keterangan :

ST: skor tertinggi

SR: skor terendah

K: kelas kategori

f. Standar Deviasi

SD = √∑𝑓𝑥2

N

Keterangan :

SD : Standar deviasi

fx : Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing

skor dengan deviasi skor yang telah dikodratkan

N : Sumber of cases

Setelah data diolah dengan menggunakan rumus statistis

sederhana, kemudian kedua variabel maka data diklasifikasikan ke dalam

kategori interpretasi kuesioner.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai upaya dimana data

yang sudah tersedia diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk

menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan jenis data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini, maka peneliti dalam menganalisis

datanya menggunakan teknik analisis data kuantitatif yang diperoleh dari

62

angket kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif. Sebelum

dilakukan uji hipotesis maka perlu ada uji prasyarat. Untuk uji prasyarat

dari pengujian korelasi dan regreasi digunakan uji normalitas dan uji

linearitas.

1. Analisis Uji Prasyarat

Uji prasyarat analisis adalah uji prasyarat yang harus dipenuhi oleh

sebuah data untuk dapat memenuhi prasyarat analisis. Prasyarat

analisis data adalah sesuatu yang dikenakan pada sekelompok data

hasil observasi atau penelitian untuk mengetahui layak atau tidak

layaknya data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik

statistik.55

Pengujian prasyaratan analisis dilakukan apabila peneliti

menggunakan analisis parametrik, maka harus dilakukan pengujian

prasyaratan analisis terhadap asumsi-asumsinya seperti homogenitas

untuk uji perbedaan (komparatif), normalitas dan lineritas untuk uji

korelasi dan regresi.56

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah dari

variabel-variabel penelitian sudah mengikuti distribusi kurva

normal.57

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dianalisis

dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria

55

Misbahudin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2014) Cet-2, hal 277 56

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian,.....,hal 119 57

Syofyan Siregar. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Bumi Aksara.

2014) h. 153.

63

pengujiannya adalah jika nilai signifikasi (Sig) atau nilai probalitas

(p) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Uji normalitas

dilakukan dengan baik secara manual maupun menggunakan

komputer program SPSS. Kriteria pengujian yang diambil

berdasarkan nilai probabilitas:

1) Jika α > 0,05 maka H0 diterima atau data berdistribusi normal.

2) Jika α ˂ 0,05 maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi

normal.

b. Linearitas

Tujuan dilakukan uji linieritas adalah untuk mengetahui

apakah antara variabel tak bebas (Y) dan variabel bebas (X)

mempunyai hubungan linier. Menurut Siregar menyatakan bahwa

sebelum uji korelasi atau regresi, sebaliknya dilakukan dulu uji

linearitas untuk memastikan apakah derajat hubungannya linear

atau kuadrat (pangkat dua). Apakah hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linear.58

Uji

linearitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan

menggunakan test for linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua

variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila

signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.

58

Syofyan Siregar. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Bumi

Aksara. 2014) h. 178.

64

c. Uji Hipotesis

1) Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi (KK) adalah indeks atau bilangan yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan dan bentuk/ arah

hubungan.59

Rumus yang digunakan adalah Koefisien Korelasi

Pearson ( ). Rumus Koefisien Korelasi Pearson ( ),

digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel

interval/rasio dengan variabel interval/rasio. Koefisien Pearson

dirumuskan:

√{ }{ }

Keterangan :

: Koefisien korelasi Pearson

: Variabel bebas

: Variabel terikat.60

Tabel 3.10

Intrepestasi Koefisien Korelasi Nilai r61

Interfal Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

0,60 – 0,799

0,40 – 0,599

0,20 – 0,399

0,00 – 0,199

Sangat kuat

Kuat

Cukup rendah

Rendah

Sangat rendah

59

Misbahuddin, Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian…, hal. 48 60

Misbahuddin Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian, ..., hal. 61 61

Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung:

Alfabeta, 2013), hal.138

65

Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada

diantara -1 hingga +1. Untuk bentuk/ arah hubungan, nilai

koefisien korelasi dinyatakan dengan positif (+) dan negative (-),

atau ( .

a) Jika koefisien korelasi bernilai positif maka variabel-variabel

berkolerasi positif. Artinya, jika variabel yang satu naik/

turun maka variabel yang lainnya juga naik/ turun. Semakin

dekat nilai koefisien korelasi ke +1, semakin kuat korelasi

positifnya.

b) Jika koefisien korelasi bernilai negative maka variabel-

variabel berkolerasi negative. Artinya, jika variabel yang satu

naik/ turun maka variabel yang lainnya juga naik/ turun.

Semakin dekat nilai koefisien korelasi ke -1, semakin kuat

korelasi negatifnya.

c) Jika koefisien korelasi bernilai 0 (nol) maka variabel tidak

menunjukkan korelasi.

d) Jika koefisien korelasi bernilai +1 atau -1 maka variabel-

variabel menunjukkan korelasi positif atau negative

sempurna.62

62

Misbahuddin, Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian…, hal. 48

66

2) Koefisien Determinasi Sederhana

Koefisien determinasi seberhana untuk menentukan besarnya

konstribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan

rumus:

KD = r2 100%

Dimana:

KD = Koefisien determinan atau koefisien

penentu

r = Koefisien korelasi.63

3) Uji Signifikansi

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi

apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X

terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji

Signifikansi dengan rumus:

Dimana:

nilai t

nilai koefisien korelasi

jumlah sampel.64

63

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,..., hal 139

64 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula, …, hal.

139

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang dideskripsikan terdiri dari variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel

bebasnya adalah Kemampuan Mengelola Emosi dan variabel terikatnya

adalah Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

Berikut penulis jabarkan hasil penelitian Hubungan Antara Kemampuan

Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA N 1 2X11

Enam Lingkung.

1. Kemampuan Mengelola Emosi

Data penelitian tentang Kemampuan Mengelola Emosi

dikumpulkan menggunakan instrument angket yang peneliti sebarkan

kepada 40 siswa (sampel penelitian) kelas X SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung. Angket ini disebarkan menggunakan skala likert yang

terdiri dai pernyataan negative dan pernyataan positif dengan

alternative pilihan jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-

kadang (KD), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan

positif diberi rentang skor SL= 5 - TP= 1, seangkan untuk pernyataan

negative diberi rentang skor SL= 1 - TP= 5.

Goleman menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi

merupakan salah satu aspek yang terkandung pada kecerdasan emosi

(kemampuan mengenali perasaan kita sendiri, kemampuan mengenali

68

perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan

mengelola emosi dalam hubungan dengan orang lain). Adapun

deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi dapat dilihat berdasarkan

tabel berikut:

Tabel 4.1

Tabel Distribusi Kemampuan Mengelola Emosi

Katergori Interval Frekuensi Persentase %

Sangat Tinggi 143-170 3 7,5%

Tinggi 116-142 33 82,5%

Sedang 89-115 4 10%

Rendah 62-88 0 0%

Sangat Rendah 34-61 0 0%

Total 40 100%

Dari tabel diatas dapat diidentifikasi bahwa 7,5 % (3 siswa)

memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat tinggi, 82,5 % (33

siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi, 10,0 % (4

siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah,

sememntara itu terdapat 0% (0 siswa) yang memiliki kemampuan

mengelola emosi pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi siswa kelas X di

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang tinggi

dengan jumlah persentase sebesar 82,5 %.

69

2. Perilaku agresif

Data penelitian tentang Perilaku Agresif dikumpulkan

menggunakan instrumen angket yang peneliti sebarkan kepada 40

siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Angket ini disebarkan

dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari yang terdiri dari

pernyataan negative dan pernyataan positif dengan alternative pilihan

jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang

(J), dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan positif diberi rentang skor

SL= 5 - TP= 1, seangkan untuk pernyataan negative diberi rentang

skor SL= 1 - TP= 5.

Buss dan Perry membagi bentuk perilaku agresi kedalam empat

macam yaitu :

g. Agresi verbal yaitu suatu tindakan dalam bentuk ucapan yang dapat

menyakiti orang lain. Perilaku verbal bisa berupa menghina,

mengancam, memaki, menjelek-jelekkan orang lain.

h. Agresi non verbal yaitu suatu perilaku dalam bentuk tindakan fisik

yang dapat merugikan, merusak, dan melukai orang lain. Perbuatan

tersebut bisa berupa menendang, memukul, meludahi.

i. Agresi kemarahan yaitu suatu bentuk agresi yang sifatnya

tersembunyi dalam perasaan seseorang tapi efeknya juga dapat

menyakiti orang lain. Dalam hal ini perilakunya bisa tampak juga

bisa tidak tampak.

70

j. Agresi permusuhan yaitu suatu bentuk agresi berupa perasaan

negative terhadap orang lain yang muncul karena perasaan tertentu,

misalnya cemburu, dengki, agresi permusuhan ini dapat

ditimbulkan dari beberapa agresi yang telah disebutkan diatas.

Adapun deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi dapat dilihat

berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Perilaku Agresif

Katergori Interval Frekuensi Persentase %

Sangat Tinggi 132-155 0 0%

Tinggi 107-137 1 2,5%

Sedang 82-106 19 47,5%

Rendah 57-81 20 50%

Sangat Rendah 31-56 0 0%

Total 40 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 0 % (0 siswa)

memiliki perilaku yang sangat agresif, sebesar 2,5 % (1 siswa)

memiliki perilaku agresif dengan kategori yang tinggi, sebesar 47,5 %

(19 siswa) memiliki perilaku agresif dengan kategori yang sedang,

sebesar 50 % (20 siswa), memiliki perilaku agresif yang rendah,

sebesar 0 % (0 siswa) memiliki perilaku agresif yang sangat rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1

2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang rendah dengan

jumlah persentase 50%.

71

B. Analisis Data Penelitian

Untuk melakukan uji statistic dilakukan beberapa pengujian

kriteriaberikut ini:

1. Analisis Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan bagian dari uji asumsi klasik. Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual

berdistribusi normal atau tidak. model regresi yang baik adalah

memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Kriteria

pengujiannya adalah jika nilai signifikasi (Sig) atau nilai probalitas

(p) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Analisis uji normalitas pada masing-masing variabel

penelitian dilakukan dengan uji Kolmogorov smirnov yang diolah

menggunakan SPSS 25 didapatkan nilai signifikasi pengujian

adalah 0,200 > dari alpha 0,05 maka data berdistribusi normal.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.3.

72

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengelola Emosi Dan Perilaku Agresif

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 7.24199401

Most Extreme Differences Absolute .076

Positive .076

Negative -.042

Test Statistic .076

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada grafik berikut

Gambar 4.1

Grafik Uji Normalitas

73

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara

variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang

linear. Dasar keputusan hasil uji linearitas adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig. deviation from linearity > 0,05, maka terdapat

hubungan yang linear antara variabel bebas dan variabel terikat

b. Jika Sig. deviation from linearity < 0,05, maka tidak terdapat

hubungan yang linear antara variabel bebas dan variabel

terikat.

Berdasarkan perhitungan yag telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi

deviation from linearity adalah 0,280. Pada taraf signifikansi 95%

atau α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai >

(0,280 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berpola

linear. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.4

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

AGRESIFIT

AS *

KEMAMPU

AN

MENGELOL

A EMOSI

Betwe

en

Groups

(Combined) 3294.225 24 137.259 3.083 .014

Linearity 1916.562 1 1916.562 43.053 .000

Deviation from Linearity 1377.663 23 59.898 1.346 .280

Within Groups 667.750 15 44.517

Total 3961.975 39

74

2. Uji Hipotesis

a. Koefisien Korelasi

Bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan

antara variabel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Jenis

hubungan antara variabel X dan Y dapat bersifat positif atau

negative. Jika hubungan negative maka artinya semakin tinggi nilai

X, maka semakin rendah nilai Y. Jika hubungan Positif maka

artinya semakin tinggi nilai X, maka semakin tinggi pula nilai Y.

Setelah melakukan perhitungan melalui SPSS 25

didapatkan hasil bahwa Kedua variabel ini memiliki hubungan

dengan melihat Sig. antar kedua variabel yaitu 0,000 (berkorelasi).

Nilai person correlation kemampuan mengelola emosi adalah -

0,696 dan nilai person correlation agresifitas -0,696. ( tanda minus

di depan person correlation menandakan bahwa bentuk hubungan

kedua variabel adalah bentuk hubungan yang negative).

Kesimpulannya adalah Variabel X terhadap variabel Y memiliki

korelasi dengan derajat hubungan yaitu korelasi kuat dan bentuk

hubungan nya adalah negative. Utnuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

75

Tabel 4.5

Hasil Uji Koefisien Korelasi

Correlations

KEMAMPUAN

MENGELOLA

EMOSI AGRESIFITAS

KEMAMPUAN

MENGELOLA

EMOSI

Pearson Correlation 1 -.696**

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

AGRESIFITAS Pearson Correlation -.696** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. setelah melakukan perhitungan maka diperoleh nilai

= 0,696 dan koefisien determinasi 48,4416%. Dengan nilai

r positif yang berarti bahwa jika kemampuan mengelola emosi

mengalami kenaikan atau penurunan maka akan diikuti pula

dengan kanaikan atau penurunan perilaku agresif. Dari nilai

korelasi yang diperoleh sebelumnya bahwa kemampuan mengelola

emosi memberikan sumbangan sebesar 48,4416 % terhadap

perilaku agresif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

76

Tabel 4.6

Uji Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .696a .484 .470 7.337

a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

c. Uji Signifikansi

1) Menentukan rumus hipotesis statistic yang sesuai dengan

hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu:

: Tidak Ada hubungan signifikan antara kemampuan

mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA

N 1 2X11 Enam Lingkung

: Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan

mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA

N 1 2X11 Enam Lingkung

2) Menentukan Taraf kemaknaan nyata α dan t tabel, pada taraf

kepercayaan α = 0,05 dan df = n-2 = 38, maka diperoleh dari

daftar distribusi t untuk = 1,68

3) Menentukan kriteria pengujian:

a) : Diterima ( ditolak) apabila ≤

b) : Ditolak ( diterima) apabila >

77

4) Menetukan dan menghitung nilai uji statistic yang digunakan

dalam analisis korelasi sederhana, uji statistic yang

digunakanadalah uji t dengan rumus:

= √

= √

= √

=

= 5,9728

5) Membuat Kesimpulan

Karena = 5,9728 > = 1,68, maka ditolak dan

diterima sehingga terdapat hubungan. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa “Terdapat Hubungan Signifikan Antara

Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Siswa Kelas X

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”

C. Pembahasan

Pada aspek kemampuan mengelola emosi siswa kelas X SMA N 1

2X11 Enam Lingkung diperoleh data sebanyak 7,5 % (3 siswa) memiliki

kemampuan mengelola emosi yang sangat tinggi, 82,5 % (33 siswa)

memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi, 10,0 % (4 siswa)

memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah, sememntara itu

terdapat 0% (0 siswa) yang memiliki kemampuan mengelola emosi pada

78

kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan mengelola emosi siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung berada pada kategori yang tinggi dengan jumlah persentase

sebesar 82,5 %.

Pada aspek perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung diperoleh data sebanyak 0 % (0 siswa) memiliki perilaku yang

sangat agresif, sebesar 2,5 % (1 siswa) memiliki perilaku agresif dengan

kategori yang tinggi, sebesar 47,5 % (19 siswa) memiliki perilaku agresif

dengan kategori yang sedang, sebesar 50 % (20 siswa), memiliki perilaku

agresif yang rendah, sebesar 0 % (0 siswa) memiliki perilaku agresif yang

sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku agresif siswa kelas X

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang rendah dengan

jumlah persentase 50%.

Setelah melakukan perhitungan melalui SPSS 25 didapatkan hasil

bahwa Kedua variabel ini memiliki hubungan dengan melihat Sig. antar

kedua variabel yaitu 0,000 (berkorelasi). Nilai person correlation

kemampuan mengelola emosi adalah -0,696 dan nilai person correlation

agresifitas -0,696. ( tanda minus di depan person correlation menandakan

bahwa bentuk hubungan kedua variabel adalah bentuk hubungan yang

negative artinya semakin tinggi nilai X, maka semakin rendah nilai Y).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

signifikansi antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif

siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Hubungan kemampuan

79

mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11

Enam Lingkung dilakukan dengan perhitungan manual hasilnya dapat

diketahui bahwa taraf signifikansi antara variabel kemampuan mengelola

emosi (X) dan perilaku agresif (Y) siswa adalah = 5,972 dengan

= 0,696, maka hipotesis diterima yang menyatakan adanya

hubungan signifikan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku

agresif siswa, itu berarti ditolak. Hal ini disebabkan = 0,696

yang berada pada interval koefisien 0,60-0,799 sehingga tingkat korelasi

antar kedua variabel termasuk dalam kategori kuat.

Hubungan kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif siswa

kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung terlihat dari nilai koefisien

determinasi antara variabel X dan Y adalah sebesar KD= 48,4416 %.

Angka ini menunjukkan bahwa 48,4416 % perilaku agresif ditentukan oleh

kemampuan mengelola emosi dan selebihnya ditentukan oleh faktor

lainnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh

Fatimah. Menurut Fatimah kemampuan megelola emosi sebagai

kemampuan untuk menangani emosi agar terungkap dengan tepat. Orang

dikatakan berhasil dalam mengelola emosinya apabila individu mampu

menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepaskan kecemasan,

kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat.65

Safaria dan Saputra mengungkapkan bahwa orang yang memiliki

65

Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:

Pustaka Setia, 2006), hal. 116

80

kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani ketegangan

emosi. Sebaliknya individu dengan kemampuan mengelola emosinya

rendah akan cenderung mudah stress, marah, tersinggung dan mudah

kehilangan semangat.66

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengelola

emosi memiliki hubungan dengan perilaku agresif. Apabila dikaitkan

dengan judul penelitian “Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi

Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”,

yang mana kemampuan mengelola emosi memiliki hubungan dengan

perilaku agresif siswa.

Analisis dengan penelitian relevan yang sebelumnya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Tanti Lestari Universitas Nusantara

Persatuan Guru Republik Indonesia (UNP Kediri) dengan penelitian yang

berjudul “Hubungan Antara Kemampuan Pengelolaan Emosi Dengan

Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Parpar Tahun

Pelajaran 2014/2015”. Berdasarkan analisa data diperoleh r hitung

dengan N=42 sebesar 0,727 jika dikonsultasikan dengan r tabel dengan

taraf signifikan 5% dengan N=42 diperoleh angka 0,304 Dengan

demikian, r hitung lebih besar dari r tabel (0,727 < 0,304). Artinya ada

Hubungan antara Kemampuan Pengelolaan Emosi dengan Perilaku

Agresif Peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Papar. Berdasarkaan

uraian yang telah disebutkan diatas, maka dari penelitian ini dapat ditarik

66

Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hal. 14

81

kesimpulan: ada hubungan antara kemampuan pengelolaan emosi dengan

perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Papar.

Persamaan penelitian ini dengan penulis lakukan adalah sama-

sama mengakaji tentang hubungan antara kemampuan mengelola emosi

dengan perilaku agresif, sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada

lokasi penelitian serta objek penelitian, dalam penelitian ini objek

penelitiannya adalah siswa SMA kelas X sedangkan pada penelitian yang

relevan objek penelitiannya adalah siswa SMP kelas VIII. Selain itu pada

penelitian ini = 0,696, sedangkan pada penelitian yang relevan

= 0,727.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan dengan sebaik-baiknya berdasarkan

metode dan prosedur penelitian ilmiah yang sesuai dengan jenis penelitian.

Meskipun demikian peneliti menyadari bahwa sebagai manusia

kekurangan dan kekeliruan mungkin saja terjadi karena manusia memiliki

keterbatasan dan jauh dari kata sempurna. Adapun keterbatasan peneliti

dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Peneliti kesulitan dalam mengumpulkan data dikarenakan peneliti

melakukan penelitian dimasa pandemi Covid-19 dan sekolah

dilaksanakan dengan system daring, peneliti tidak bisa berinteraksi

secara langsung dengan sampel,, sehingga membutuhkan waktu yang

lumayan lama dalam melakukan pendekatan dengan siswa (sampel

penelitian) secara daring.

82

2. Peneliti tidak terbiasa dengan penelitian karya ilmiah yang baik serta

benar dan masih perlu memperkaya wawasan terkait penelitian ilmiah

yang baik dan benar.

3. Dana yang terbatas dalam melaksanakan penelitian ini

4. Peneliti merasa kebingungan dalam mengembangkan teori karena

belum terbiasa melakukan penelitian ilmiah

Dari keterbatasan tersebut, diharapkan kritikan, masukan serta saran

yang membangun dari dari para pembaca agar hasil penelitian untuk

kedepannya menjadi lebih baik lagi, bermanfaat dan dapat dijadikan

sebagai dasar dalam pengembangan penelitian kedepannya.

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang

Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif

Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan mengelola emosi

dan perilaku agresif siswa. Kekuatan hubungan aspek-aspek

kemampuan mengelola emosi dengan peilaku agresif siswa

ditunjukkan melalui koefisien korelasi dengan = 0,696 dengan

yang berada pada interval koefisien 0,60-0,799 sehingga tingkat

korelasi antar kedua variabel termasuk dalam kategori kuat. Hubungan

kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung dilakukan dengan perhitungan

manual hasilnya dapat diketahui bahwa taraf signifikansi antara

variabel kemampuan mengelola emosi (X) dan perilaku agresif (Y)

siswa adalah = 5,972 dengan = 0,696, maka hipotesis

diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara

kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa.

2. Hubungan kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif siswa

kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung terlihat dari nilai koefisien

determinasi antara variabel X dan Y adalah sebesar KD= 48,4416 %.

84

Angka ini menunjukkan bahwa 48,4416 % perilaku agresif ditentukan

oleh kemampuan mengelola emosi dan selebihnya ditentukan oleh

faktor lainnya.

3. Gambaran kemampuan mengelola emosi siswa kelas X SMA N 1

2X11 Enam Lingkung diperoleh data sebanyak 7,5 % (3 siswa)

memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat tinggi, 82,5 % (33

siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi, 10,0 % (4

siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah,

sememntara itu terdapat 0% (0 siswa) yang memiliki kemampuan

mengelola emosi pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi siswa kelas X di

SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang tinggi

dengan jumlah persentase sebesar 82,5 %.

4. Gambaran perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung diperoleh data sebanyak 0 % (0 siswa) memiliki perilaku

yang sangat agresif, sebesar 2,5 % (1 siswa) memiliki perilaku agresif

dengan kategori yang tinggi, sebesar 47,5 % (19 siswa) memiliki

perilaku agresif dengan kategori yang sedang, sebesar 50 % (20 siswa),

memiliki perilaku agresif yang rendah, sebesar 0 % (0 siswa) memiliki

perilaku agresif yang sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada

pada kategori yang rendah dengan jumlah persentase 50%.

85

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran

kepada beberapa pihak yaitu:

1. Kepada siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung untuk terus

meningkatkan kemampuan mengelola emosinya agar tidak terjadi

perilaku agresif yang dapat merugikan diri sendiri serta orang lain

disekitaarnya.

2. Bagi guru dan personil sekolah agar lebih memahami karakteristik dari

siswa atau peserta didik dan memberikan motivasi sehingga dapat

mendorong peserta didik untuk lebih memahami diri sendiri serta

mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengelola emosi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melanjutkan

penelitian serupa dengan melihat faktor-faktor lain yang

mempengaruhi perilaku agresif sehingga mendapatkan gambaran yang

kompleks berkenaan dengan hubungan kemampuan mengelola emosi

dengan perilaku agresif.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A Baron R. dan Byrne, D. 2006. Social Psychology, terj. Ratna Djuwita et.al

dengan judul Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga

Arikunto Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rinekacipta

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Atmaja Prawira Purwa. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

B Hurlock.E. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Bukhori Baidi. 2008. Zikir Al-Asma‟ Al-Husna Solusi Atas Problem Agresivitas

Remaja. Semarang: Syiar Media Publishing

Caplin. 1989. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Grafisindo Persada

Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danarjati Dwi Prasetia, dkk. 2013. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Pustaka Setia

Glynis Breakwell M. 1998. Coping With Aggressive Behaviour (Mengatasi

Perilaku Agresif). Yogyakarta: Kanisius

Goleman Daniel. 1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi

(Terjemah). Jakarta: Gramedia Pustaka

Hadi Sutrisno. 2004. Metodologi Research 3. Yogyakarta: Andi

Hasan Misbahudin Iqbal. 2014. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik Cet-2.

Jakarta: Bumi Aksara

Koeswara. 1998. Agresi Manusia Cetakan 1. Bandung: PT Eresco

Mahmudah Siti. 2012. Psikologi Sosial. Malang: UIN MALIKI PRESS (Anggota

IKAPI)

P Mutiara Eka, dkk. 2020. Hubungan Kemampuan Mengelola Emosi Dengan

Kecendrungan Berperilaku Agresif Siswa. Jurnal Riset Tindakan Indonesia

JRTI, Vol. 5, No. 1, ISSN: 2503-1619

Prasetyo Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif,

Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Q.S Al-ahzab ayat 58. 2004. Al-qur‟an Dan Terjemahannya Al- Jumanatul „Ali.

Bandung: CV Penerbit J-ART

Restu Yoshi & Yusri. 2013. Studi Tentang Perilaku Agresif Siswa Di Sekolah.

Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 2, No.1

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Safaria Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta:

Bumi Aksara

Sarwono Sarlito W. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rajawali

Press

. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Siddiqah Laela. 2010. Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja

Melalui Pengelolaan Amarah (Anger Management). Jurnal Psikologi,

Vol.37, No. 1

Siregar Syofian. 2014. Statistik Parametric Untuk Penelitian Kuantitatif:

Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17.

Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:

Kanisius

Taylor Shelley E, dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana

Wahyuningsih Novita, Ruli Hafidah, Adriani Rahma Pudyaningstyas. 2020.

Metode Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi

Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Kumara Cendikia, Vol.8, No.1

Walgito Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Willis Sofyan S. 2010. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta

Yusri Fadhilla, Jasnienti. 2017. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Remaja

Terhadap Perilaku Agresif Siswa Di PKBM Kasih Bundo Kota Bukittinggi.

Islam Realitas; Jurnal Of Islamic & Social Studies IAIN Bukittinggi, Vol.3,

No. 1

Zaky Faris & Haryanta. 2017. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

AgresivitasPada Atlet Futsal. Gadjah Mada Journal Of Psychology, Vol. 3,

No. 1, ISSN: 2407-7798

Lampiran I : Surat Izin Penelitian Dari IAIN Bukittinggi

Lampiran II : Surat Izin Penelitian Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan

Provinsi Sumatera Barat

Lampiran III : Surat Keterangan Telah Malaksanakan Penelitian Di SMA N 1

2X11 Enam Lingkung

Lampiran IV : Surat Keputusan Pembimbing

Lampiran V : Hasil Validasi Angket Dari Dosen Ahli

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN (ANGKET)

KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DAN PERILAKU AGRESIF

Petunjuk:

1. Untuk memberikan penilaian terhadap instrumen. Bapak / Ibu cukup

memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.

2. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :

0 = tidak valid

1 = kurang valid

2 = cukup valid

3 = valid

4 = sangat valid

3. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :

A = dapat digunakan tanpa revisi

B = dapat digunakan dengan sedikit revisi

C = dapat digunakan dengan revisi sedang

D = dapat digunakan dengan banyak revisi

E = tidak dapat digunakan

No Aspek penilaian Skala

0 1 2 3 4

1. Aspek petunjuk

a. Petunjuk dinyatakan dengan jelas

b. Indikator yang diamati mudah

dipahami

c. Masing-masing indikator dapat

dibedakan dengan jelas

2. Aspek isi

a. Indikator yang diamati sudah

mencakup semua aspek kemampuan

mengelola emosi dan perilaku agresif

b. Kebenaran instrumen

3. Aspek bahasa

a. Kalimat yang digunakan berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia yang benar

b. Menggunakan kalimat yang mudah

dipahami

PENILAIAN SECARA UMUM

No Uraian A B C D E

1 Penilaian secara umum terhadap angket

kemampuan mengelola emosi dan

perilaku agresif

Saran

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Bukittinggi, 14 September 2020

Validator

Dodi Pasila Putra, M.Pd

NIP: 19710531200604016

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN (ANGKET)

KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DAN PERILAKU AGRESIF

Petunjuk:

4. Untuk memberikan penilaian terhadap instrumen. Bapak / Ibu cukup

memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.

5. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :

0 = tidak valid

1 = kurang valid

2 = cukup valid

3 = valid

4 = sangat valid

6. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :

A = dapat digunakan tanpa revisi

B = dapat digunakan dengan sedikit revisi

C = dapat digunakan dengan revisi sedang

D = dapat digunakan dengan banyak revisi

E = tidak dapat digunakan

No Aspek penilaian Skala

0 1 2 3 4

1. Aspek petunjuk

d. Petunjuk dinyatakan dengan jelas √

e. Indikator yang diamati mudah

dipahami

f. Masing-masing indikator dapat

dibedakan dengan jelas

2. Aspek isi

c. Indikator yang diamati sudah

mencakup semua aspek kemampuan

mengelola emosi dan perilaku agresif

d. Kebenaran instrumen √

3. Aspek bahasa

c. Kalimat yang digunakan berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia yang benar

d. Menggunakan kalimat yang mudah

dipahami

PENILAIAN SECARA UMUM

No Uraian A B C D E

1 Penilaian secara umum terhadap angket

kemampuan mengelola emosi dan

perilaku agresif

Saran

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Bukittinggi, 14 September 2020

Validator

Dr, Muhiddinur Kamal, M.Pd

NIP: 197402102005011007

Lampiran VI : Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi

No Aspek Indikator Item Positif

(+)

Item

Negatif

(-)

1

Mampu

mengendalikan

diri

Mengelola dengan baik

perasaan-perasaan yang

menekan

1, 3 2, 4

Tetap teguh, tetap positif,

dan tidak goyah walaupun

dalam situasi berat

5, 7, 9 6, 8, 10

Berpikir jernih dan tetap

fokus walaupun dalam

keadaan tertekan

11, 12, 13, 14

2

Menunjukkan

Sifat dapat

dipercaya

Bertindak menurut etika dan

tidak mempermalukan

orang lain

15, 17, 18 16

Membangun kepercayaan

dan keandalan diri lewat

otentisitas

19, 20, 21

Mengakui kesalahan sendiri

dan menegur perbuatan

orang lain yang tidak etis

22, 25 23, 24

Berpegah teguh pada

prinsip

26 27

3

Menunjukkan

Sifat

bersungguh-

sungguh

Memenuhi komitmen dan

mematuhi janji

28, 29, 30 31

Bertanggung jawab untuk

mencapaii tujuannya

32, 33, 34, 35

Terorganisasi dan cermat

dalam bekerja

36, 39 37, 38

4

Menunjukkan

Adaptabilitas

Terampil menangani

beragamnya kebutuhan,

bergesernya prioritas, dan

pesatnya perubahan

40, 42, 44 41, 43, 45

Siap mengubah tanggapan

dan taktik untuk

menyesuaikan diri dengan

keadaan

46, 47, 48

Luwes dalam memandang

situasi

50, 51 49

5

Menunjukkan

Inovasi

Selalu mencari gagasan

baru dari berbagai sumber

52 53

Menciptakan gagasan-

gagasan baru

55, 56 54, 57

Berani mengubah wawasan

dan mengambil resiko

58, 59 60

Lampiran VII : Angket Kemampuan Mengelola Emosi

ANGKET

KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

I. PENGANTAR

1. Angket ini diedarkan kepada siswa/i dengan maksud untuk mendapatkan

informasi sehubung dengan penelitian tentang kemampuan mengelola

emosi dan perilaku agresif.

2. Partisipasi siswa/I memberikan informasi yang sangat diharapkan.

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan cermat

dan seksama.

2. Isi terlebih dahulu identitas pada kolom yang telah disediakan

3. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya

SL = Selalu

SR = Sering

KD = Kadang-kadang

J = Jarang

TP = Tidak pernah

4. Tidak ada jawaban yang salah, Semua jawaban adalah benar, selama

menggambarkan diri adik-adik.

Good Luck

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

JK :

Umur :

Kelas :

Sekolah :

Angket Kemampuan Mengelola Emosi

NO Pernyatanan SL SR KD J TP

1 Saya tetap bersikap ramah kepada guru walaupun

merasa kecewa terhadapnya

2 Saya merasa sangat terpuruk jika mendapatkan

nilai yang rendah

3 Saya menyadari berbagai perasaan ketika belajar

di dalam kelas

4 Saya memendam sendiri perasaan kecewa yang

saya alami

5 Saya mampu menyemangati diri untuk terus

belajar dan berprestasi

6 Saya merasa putus asa ketika mendapatkan nilai

ujian yang rendah

7 Saya yakin setiap guru akan membimbing

siswanya dengan baik

8 Saya merasa heran mengapa setiap tugas yang

saya kerjakan selalu mendapat nilai yang rendah

9 Saya mampu mengendalikan rasa kecewa saat

mendapat nilai yang rendah

10 Perasaan saya menjadi campur aduk ketika teman

membicarakan keburukan saya

11 Saya merasa bahagia ketika guru memberi

perhatian kepada saya.

12 Saya berusaha tetap fokus dan berpikir jernih saat

mengerjakan ulangan

13 Saya sadar saat marah konsentrasi belajar saya

menjadi terganggu

14 Saya merasa takut jika tidak dapat menyelesaikan

tugas sekolah, namun berusaha untuk tetap

semangat

15 Saya tetap menghormati guru, meskipun beliau

membuat saya kecewa

16 Saya menjelek-jelekkan guru kepada teman-

teman kelas ketika merasa kecewa terhadap guru

tersebut

17 Saya tidak memotong pembicaraan ketika guru

menjelaskan materi pelajaran

18 Saya memberi komentar apabila pendapat teman-

teman tidak sesuai dengan pendapat saya

19 Saya berusaha menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya

20 Saya menunjukkan kemajuan dalam

menyelesaikan tugas tiap minggunya

21 Saya sadar yang menjadi penentu bagi

kesuksesan adalah diri sendiri

22 Saya segera meminta maaf apabila melakukan

suatu kesalahan

23 Saya memaksakan pendapat saya dalam sebuah

diskusi

24 Saya memberikan julukan negative kepada teman

yang saya benci

25 Saya menyatakan perasaan kecewa yang saya

alami

26 Saya menyatakan perasaan yang saya alami

dengan cara menyebutkan nama perasaan tersebut

(saya sedih, marah, benci, dll)

27 Saya akan bertanya kepada guru ketika merasa

bingung dengan materi pelajaran,

28 Saya tidak suka melakukan hal yang tidak

bermanfat, karena ingin fokus belajar

29 Saya mampu menyingkirkan rasa malas untuk

mengerjakan tugas sekolah

30 Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat

waktu

31 Saya sering memainkan handphone hingga lupa

dengan tugas sekolah

32 Saya bertanggung jawab terhadap tugas yang

saya kerjakan

33 Saya memiliki daya juang yang tinggi untuk

dapat menyelesaikan tugas sekolah

34 Saya yakin bahwa tugas yang saya kerjakan telah

benar dan tepat

35 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas dengan

tepat waktu

36 Saya menyadari manfaat dari jurusan yang saya

pilih

37 Saya tidak tau manfaat jurusan yang saya pilih

38 Saya tidak yakin dapat menyelesaikan salah satu

tugas sekolah, karena tidak paham dengan

materinya.

39 Saya memiliki pertimbangan yang matang saat

mengambil keputusan

40 Saya menjadi tidak bersemangat ketika merasa

bosan

41 Saya memiliki semnagat yang tinggi dalam

menyelesaiakn tugas sekolah

42 Saya dapat menerima dan memaklumi kesibukan

orang tua saya

43 Saya merasa bahwa ayah dan ibu tidak lagi

peduli kepada saya

44 Saya tetap semangat menjalani sekolah secara

online

45 Saya tidak hadir pada mata pelajaran tertentu

karena tidak suka dengan gurunya

46 Saya merasa termotivasi ketika ada yang

mengkritik saya

47 Saya sangat berterimaksih kepada orang yang

telah memberi kritikan jujur kepada saya

48 Saya mendengarkan dengan baik saran dan

nasehat yang di berikan orang tua

49 Saya mudah sekali merasa pesimis ketika gagal

mencapai target yang telah ditetapkan

50 Saya berusaha memahami maksud komentar

seseorang sebelum menjawabnya

51 Saya mudah menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru

52 Saya sabar menghadapi tingak laku seseorang

yang menjengkelkan

53 Saya marasa kesal apabila tidak kunjung paham

dengan materi pelajaran

54 Saya sering mengandalkan contekan dari teman-

teman saat ujian atau ulangan

55 Saya berinisiatif untuk belajar sendiri sebelum

pelajaran tersebut dijelaskan oleh guru

56 Saya menolak keras aksi mencontek

57 Saya memilih mencontek apabila pikiran mulai

kacau

58 Saya memahami terlebih dahulu komentar yang

diberikan kepada saya

59 Saya berani mengemukakan pendapat walaupun

tidak sesuai dengan pemikiran teman-teman

60 Saya menganggukkan kepala agar mendapatkan

kesan bahwa saya memahami apa yang di

maksudkan guru

Lampiran VIII : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Kemampuan

Mengelola Emosi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.902 60

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Keputusan

X1 214.70 475.695 -.010 .903

X2 217.35 475.608 -.015 .904

X3 215.45 470.682 .089 .903

X4 217.20 464.168 .259 .901

X5 215.05 454.471 .659 .898 Valid

X6 216.40 470.358 .063 .905

X7 214.35 474.766 .066 .902

X8 216.30 466.116 .169 .903

X9 215.60 475.832 -.020 .904

X10 216.95 464.155 .199 .902

X11 214.65 468.976 .253 .901

X12 214.85 458.555 .481 .899 Valid

X13 214.90 455.253 .587 .898 Valid

X14 214.65 464.976 .407 .900 Valid

X15 214.80 464.168 .443 .900 Valid

X16 214.70 453.484 .619 .898 Valid

X17 215.35 459.818 .231 .903

X18 216.00 464.211 .284 .901

X19 214.70 449.379 .738 .897 Valid

X20 215.80 445.537 .796 .896 Valid

X21 214.50 459.947 .640 .899 Valid

X22 214.85 460.976 .451 .900 Valid

X23 215.35 481.713 -.141 .906

X24 215.10 466.411 .221 .902

X25 216.75 467.987 .161 .902

X26 216.90 460.411 .327 .901

X27 217.20 498.168 -.702 .908

X28 215.25 443.145 .717 .896 Valid

X29 215.60 439.200 .710 .896 Valid

X30 214.95 449.734 .707 .897 Valid

X31 216.15 462.345 .364 .900

X32 214.95 456.261 .627 .898 Valid

X33 215.15 458.555 .518 .899 Valid

X34 215.20 460.168 .490 .899 Valid

X35 215.00 452.842 .586 .898 Valid

X36 214.70 461.063 .488 .899 Valid

X37 214.90 453.779 .542 .898 Valid

X38 216.40 461.516 .384 .900 Valid

X39 215.65 450.976 .509 .898 Valid

X40 215.60 493.095 -.410 .908

X41 217.25 495.461 -.549 .908

X42 215.10 454.200 .451 .899 Valid

X43 214.80 452.379 .505 .899 Valid

X44 215.15 445.292 .635 .897 Valid

X45 214.60 451.621 .587 .898 Valid

X46 215.60 452.358 .391 .900 Valid

X47 214.90 440.516 .721 .896 Valid

X48 214.40 459.095 .740 .899 Valid

X49 216.40 477.305 -.053 .906

X50 215.20 453.537 .644 .898 Valid

X51 215.75 461.355 .338 .900

X52 215.50 450.263 .634 .897 Valid

X53 216.25 461.039 .306 .901

X54 215.50 447.947 .745 .897 Valid

X55 216.35 451.082 .512 .898 Valid

X56 216.05 443.103 .690 .896 Valid

X57 216.30 460.958 .338 .900

X58 215.20 464.695 .343 .900

X59 215.95 453.839 .460 .899 Valid

X60 216.65 468.871 .124 .903

Lampiran IX : Kisi-kisi Angket Perilaku Agresif

No Aspek Indikator Item Positif

(+)

Item Negatif

(-)

1 Agresi Fisik Menyerang

Memukul

8

2,3,19

1,13,27

23

2 Agresi Verbal Berdebat

Menyebarkan gosip

Bersikap sarkastis

14,33,36

21,24

22

4,31

20

26,32,40

3 Agresi Marah Kesal

Mudah marah

37

15,28,38

24

29,35

4 Sikap

Permusuhan

Benci

Curiga

Iri hati

9,25,30

6,7

11

5,12,39

10,17

16,18

Lampiran X : Angket Perilaku Agresif

ANGKET

PERILAKU AGRESIF

I. PENGANTAR

1. Angket ini diedarkan kepada siswa/i dengan maksud untuk mendapatkan

informasi sehubung dengan penelitian tentang kemampuan mengelola

emosi dan perilaku agresif.

2. Partisipasi siswa/I memberikan informasi yang sangat diharapkan.

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan cermat

dan seksama.

2. Isi terlebih dahulu identitas pada kolom yang telah disediakan

3. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya

SL = Selalu

SR = Sering

KD = Kadang-kadang

J = Jarang

TP = Tidak pernah

4. Tidak ada jawaban yang salah, Semua jawaban adalah benar, selama

menggambarkan diri adik-adik.

Good Luck

NO Pernyatanan SL SR KD J TP

1 Saya berusaha melerai teman yang sedang

berkelahi

2 saya merasa hebat jika mampu memukul

seseorang agar ia lebih disiplin

3 Saya tidak akan segan memukul dan menendang

teman yang sering menghina saya

4 Saya memilih untuk diam ketika terjadi

perdebatan yang mulai memanas

5 Saya merasa lelah setelah memaki teman dengan

penuh rasa kebencian

6 Saya akan menjaga barang-barang ketika ada

teman yang berkunjung ke rumah

7 Saya menuduh teman mencuri karena ia berada di

lokasi saat benda tersebut hilang

8 Saya akan membalas dengan kejam kepada teman

yang menyakiti saya

9 Saya merasa lega jika menyakiti orang yang saya

benci

10 Saya bersikap biasa saja ketika ada teman yang

main ke rumah, karena saya percaya kepada

mereka

11 Saya dan teman-teman tidak akan bergaul dengan

orang kaya karena mereka sombong

12 Saya berusaha untuk tidak mengolok seseorang

yang saya benci

13 Saya membenci kekerasan secara fisik, karena

akan berdampak buruk bagi korbannya

14 Saya akan berterik dengan keras jika pendapat

saya tidak didengarkan

15 Saya merasa sangat kesal ketika ada teman yang

memukul saya

16 Saya sadar bahwa iri kepada teman merupakan

pertanda bahwa saya tidak lebih baik dari dirinya

17 Saya merasa malu jika menuduh teman yang

tidak bersalah

18 Saya sangat percaya diri saat presentasi di kelas

19 Saya memukul teman yang membuat saya kesal

20 Saya tidak peduli ketika ada teman yang

membicarakan keburukan teman lainnya

21 Saya akan ikut bergabung ketika ada teman yang

membicarakan keburukan teman lainnya

22 Saya menertawakan teman yang sedang tertimpa

musibah

23 Saya tidak akan membalas ketika ada teman yang

menghina saya

24 Saya mudah menyesuaikan diri dengan siapapun

25 Saya merasa senang ketika mengejek orang lain

26 Saya rasa tidak wajar jika harus bersikap buruk

kepada teman-teman

27 Saya sadar bahwa berkelahi bukanlah solusi

terbaik untuk menyelesaikan masalah

28 Saya menendang pintu saat sedang marah

29 Saya dijauhi teman-teman ketika marah tanpa

alasan

30 Saya mengajak teman untuk membenci orang lain

31 Saya berusaha membela pendapat teman yang

saya rasa masuk akal

32 Saya meminta uang kepada teman yang lebih

kecil dari saya

33 Saya mengajak berkelahi teman yang

mengganggu

34 Saya suka membicarakan keburukan seseorang

secara diam-diam agar mereka tidak

mengetahuinya

35 Saya berusaha mengalah terhadap adik saya

36 Saya bisa memberikan ide terbaik jika ada

pekerjaan kelompok

37 Saya tidak suka dengan teman yang

menjengkelkan

38 Saya akan sangat marah jika keinginan saya tidak

terpenuhi

39 Saya tidak akan menatap seseorang dengan niat

merendahkannya

40 Saya tidak suka bercanda dengan sangat

keterlaluan

Lampiran XI : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Perilaku Agresif

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.935 40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Y01 100.15 586.555 .754 .931 Valid

Y02 101.65 618.134 .383 .935 Valid

Y03 101.25 614.303 .352 .935

Y04 100.10 589.463 .686 .932 Valid

Y05 100.15 586.555 .754 .931 Valid

Y06 100.20 641.326 -.097 .940

Y07 101.65 618.134 .383 .935 Valid

Y08 102.00 597.789 .672 .932 Valid

Y09 101.85 609.187 .477 .934 Valid

Y10 100.05 587.524 .766 .931 Valid

Y11 102.00 597.789 .672 .932 Valid

Y12 100.95 593.103 .636 .933 Valid

Y13 100.10 589.463 .686 .932 Valid

Y14 101.85 609.187 .477 .934 Valid

Y15 101.25 619.671 .272 .936

Y16 100.80 607.011 .481 .934 Valid

Y17 100.10 589.463 .686 .932 Valid

Y18 100.05 587.524 .766 .931 Valid

Y19 101.50 610.789 .505 .934 Valid

Y20 100.15 586.555 .754 .931 Valid

Y21 102.00 597.789 .672 .932 Valid

Y22 101.85 609.187 .477 .934 Valid

Y23 100.25 588.829 .744 .932 Valid

Y24 100.85 606.345 .507 .934 Valid

Y25 102.25 610.724 .503 .934 Valid

Y26 101.45 597.734 .554 .933 Valid

Y27 100.25 588.829 .744 .932 Valid

Y28 102.00 597.789 .672 .932 Valid

Y29 100.95 593.103 .636 .933 Valid

Y30 102.55 627.839 .552 .935 Valid

Y31 101.15 596.871 .588 .933 Valid

Y32 99.35 674.345 -.696 .943

Y33 102.50 632.053 .231 .936

Y34 102.30 628.853 .246 .936

Y35 101.30 605.274 .474 .934 Valid

Y36 100.55 623.839 .214 .936

Y37 100.25 630.829 .071 .938

Y38 101.50 616.579 .364 .935

Y39 100.45 588.471 .595 .933 Valid

Y40 100.80 586.274 .661 .932 Valid

Lampiran XII : Tabulasi Kemampuan Mengelola Emosi

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 TOTAL

5 5 4 4 4 1 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 1 3 4 5 1 4 1 4 4 5 4 3 3 3 3 5 130

4 5 4 3 5 1 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 1 4 5 4 4 4 2 4 3 4 124

5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 1 1 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 3 4 4 4 143

2 4 3 4 5 3 5 3 5 5 3 3 3 5 3 2 3 5 1 2 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 3 2 1 3 123

5 5 4 5 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2 4 4 5 2 5 2 3 5 5 5 4 2 4 3 2 139

3 5 5 4 5 1 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 1 3 4 5 1 4 1 5 5 5 5 5 2 3 2 4 129

5 5 4 5 4 2 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 3 3 4 4 2 4 1 2 3 5 4 5 3 3 1 3 125

5 4 4 4 5 1 5 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 1 2 4 5 1 5 1 4 4 5 4 4 1 3 4 4 127

4 5 5 5 5 1 4 3 5 5 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 5 2 3 2 3 5 4 3 5 3 3 2 3 122

4 4 4 4 5 1 4 4 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 2 3 4 4 1 4 1 4 4 5 4 4 1 3 3 3 120

5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 1 4 4 4 2 3 1 4 4 5 4 4 3 3 3 4 132

5 5 4 4 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 2 5 1 4 5 5 5 4 2 4 5 3 142

4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 4 3 3 5 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 2 122

3 3 5 5 5 2 3 3 4 4 1 1 5 5 4 5 5 3 3 4 5 5 2 1 1 1 1 5 5 5 4 1 2 5 116

5 4 5 4 5 2 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 2 3 4 5 1 4 1 4 5 5 4 4 3 2 3 3 132

4 5 5 1 5 1 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 1 1 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 1 3 5 3 134

4 4 5 4 5 2 5 3 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 1 5 4 4 2 3 2 3 4 4 5 4 3 2 2 4 129

5 5 3 5 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 1 3 5 5 3 5 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 135

5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 1 1 5 5 1 5 1 5 4 5 5 5 1 4 3 3 138

5 4 5 4 5 3 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 1 3 1 5 5 5 4 5 3 4 2 3 140

5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 4 4 5 5 5 5 3 4 3 4 146

4 4 3 4 4 2 4 3 4 5 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 109

4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 123

4 4 3 4 5 1 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 5 2 4 1 4 4 4 4 4 2 3 3 3 118

5 4 4 5 2 3 1 4 5 3 2 4 5 5 4 3 3 3 2 4 3 5 1 5 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 115

5 5 5 5 5 1 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 3 4 1 4 4 5 4 3 1 3 5 5 139

4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 1 5 1 3 3 5 5 4 3 3 3 2 113

5 4 4 4 5 3 5 3 5 4 3 4 4 4 5 4 3 5 1 3 5 5 1 3 2 4 5 4 3 5 3 2 2 4 126

4 3 4 5 5 3 5 4 5 5 5 3 4 5 3 5 3 3 1 4 3 5 1 4 1 3 5 5 3 5 3 2 1 2 122

5 4 5 4 5 1 5 4 5 5 3 3 5 5 4 3 5 4 1 4 3 5 1 5 1 4 5 5 4 5 3 1 2 1 125

5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 2 5 4 5 148

5 5 3 5 4 1 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 1 2 5 5 1 4 1 4 4 5 4 3 2 3 3 4 122

5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 3 4 5 1 5 1 4 4 5 4 5 2 3 4 3 139

3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 1 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 105

5 4 4 5 5 1 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 4 4 2 3 4 4 1 5 1 4 4 5 4 3 3 3 3 3 128

3 4 4 5 5 3 5 3 5 5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 4 5 4 4 3 3 3 130

5 3 4 5 4 1 4 4 5 5 3 4 5 4 4 3 5 4 2 3 4 5 1 4 1 5 4 5 4 4 2 3 3 5 127

4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 2 4 5 5 3 5 2 4 4 5 5 3 3 3 3 3 138

5 3 4 4 4 1 4 3 5 4 5 3 4 5 4 3 4 4 2 2 5 4 1 5 2 5 5 5 4 5 3 3 3 3 126

5 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 2 3 5 3 3 1 4 4 4 4 3 2 3 3 3 130

Lampiran XIII : Tabulasi Perilaku Agresif

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y26 Y27 Y28 Y29 TOTAL

4 4 3 1 2 1 1 4 1 4 4 4 5 5 5 1 3 1 1 3 3 1 4 4 1 2 1 4 4 81

4 3 3 3 1 2 1 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 1 4 4 1 4 3 4 3 2 4 4 88

4 1 5 1 1 1 1 4 1 5 5 1 5 5 4 1 1 1 1 5 4 1 5 5 1 1 1 3 5 79

5 1 5 1 1 3 2 5 1 1 4 1 3 4 3 3 3 3 1 3 5 2 2 5 3 1 1 5 5 82

5 2 3 3 2 1 2 3 2 4 2 2 3 5 4 2 3 3 1 4 4 2 5 5 2 3 1 4 5 87

4 1 4 4 1 1 1 4 1 5 5 1 5 5 4 1 3 2 1 4 3 1 5 5 1 3 1 3 4 83

3 3 3 4 2 1 2 5 1 3 5 1 4 5 2 3 5 2 1 3 3 4 4 4 1 3 2 4 5 88

4 1 3 1 1 1 1 5 1 5 5 1 4 2 4 1 2 2 1 5 3 1 4 4 1 1 1 4 4 73

1 2 3 3 3 2 1 3 1 2 5 3 5 5 2 3 3 2 1 2 2 1 5 5 1 2 1 3 2 74

3 1 5 1 2 1 1 4 1 4 5 2 4 5 4 1 2 1 2 5 3 1 5 5 1 2 1 4 4 80

5 2 3 3 4 3 1 4 3 4 5 1 5 4 5 3 2 2 1 2 4 1 4 4 1 1 1 4 5 87

5 1 4 1 3 1 1 5 3 4 5 2 4 3 3 1 2 2 1 2 4 1 1 5 1 3 2 4 5 79

3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 4 4 1 3 3 3 4 72

2 1 5 5 4 4 5 1 1 5 5 1 5 5 1 2 5 1 1 2 2 2 4 5 1 1 1 5 4 86

4 1 3 1 1 1 1 4 1 5 5 1 4 4 3 1 3 1 1 2 4 1 5 5 1 1 1 4 4 73

5 1 5 1 1 3 1 5 1 5 5 1 1 5 3 1 1 1 1 2 4 1 5 5 1 1 1 3 5 75

4 3 5 5 2 2 2 5 1 4 5 5 4 5 3 3 5 1 1 5 3 2 4 5 4 4 1 5 3 101

4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 2 2 5 4 3 2 2 2 2 5 2 4 5 2 2 2 4 4 86

5 1 5 3 1 1 1 4 1 5 5 1 5 5 4 1 2 1 1 5 3 1 5 5 1 2 1 4 5 84

5 3 5 3 2 1 1 5 1 1 5 3 5 5 4 4 5 2 1 5 4 1 5 5 3 3 1 5 5 98

4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 3 4 4 3 1 4 5 3 5 5 1 5 3 5 5 116

3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 1 4 5 77

4 1 4 3 2 2 2 4 3 4 4 2 4 3 4 2 4 2 1 4 4 2 4 4 2 3 1 4 3 86

4 3 3 1 1 1 1 4 2 5 5 1 3 4 3 2 3 2 2 3 3 1 4 5 1 1 1 3 4 76

4 2 3 3 1 3 3 4 1 2 3 4 4 5 3 3 3 3 1 3 2 3 4 3 3 2 2 4 3 84

5 1 5 5 1 1 1 5 1 5 5 1 5 5 5 1 1 1 1 3 4 1 5 5 1 5 1 4 3 87

3 1 2 1 1 1 1 4 1 1 4 3 4 4 3 1 1 1 1 3 3 1 4 4 1 1 1 3 4 63

3 5 5 3 3 3 1 5 1 3 4 4 3 5 3 3 4 3 2 3 5 1 3 5 4 3 1 5 2 95

3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 5 1 5 5 3 1 2 5 5 1 5 1 1 5 1 1 1 2 5 69

4 1 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 5 5 1 2 2 2 3 5 5 1 2 2 5 3 1 5 4 76

5 2 5 4 1 1 1 2 1 5 5 2 5 5 3 1 4 2 2 5 2 1 5 5 2 5 2 4 5 92

4 1 3 3 1 3 2 5 1 4 4 1 5 5 4 3 4 2 2 4 2 2 4 4 1 2 1 4 3 84

3 1 4 1 1 1 1 3 2 4 5 1 4 4 3 1 2 1 1 2 4 1 1 5 1 1 1 4 5 68

3 2 3 1 1 1 1 3 3 1 4 1 2 1 3 2 3 3 2 3 3 1 1 5 3 2 1 3 3 65

4 1 3 3 1 1 2 5 3 4 4 2 4 5 3 1 3 2 1 3 3 1 4 4 2 2 1 4 3 79

4 1 4 1 1 1 1 4 2 4 5 3 4 4 3 2 2 2 1 1 2 1 4 4 1 2 1 3 4 72

3 1 2 4 3 2 4 3 1 4 4 3 4 4 4 1 3 1 1 4 4 1 4 5 1 3 1 4 4 83

4 3 4 4 1 1 1 5 2 4 5 1 4 5 3 1 4 3 1 4 3 1 5 4 3 4 1 3 5 89

2 1 3 1 1 1 1 4 1 1 5 2 3 4 4 1 3 3 1 4 4 1 4 5 1 3 1 3 5 73

4 1 3 2 1 1 1 4 1 1 4 1 3 4 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 3 1 1 3 3 58

Lampiran XIV : Hasil Uji Prasyarat

Hasil Uji Normalitas Angket Kemampuan Mengelola Emosi dan Perilaku

Agresif dengan SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 7.24199401

Most Extreme Differences Absolute .076

Positive .076

Negative -.042

Test Statistic .076

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil Uji Linearitas Dengan SPSS

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

AGRESIFITAS

*

KEMAMPUAN

MENGELOLA

EMOSI

Between

Groups

(Combined) 3294.225 24 137.259 3.083 .014

Linearity 1916.562 1 1916.562 43.053 .000

Deviation from Linearity 1377.663 23 59.898 1.346 .280

Within Groups 667.750 15 44.517

Total 3961.975 39

Hasil Uji Koefisien Korelasi Dengan SPSS

Correlations

KEMAMPUAN

MENGELOLA

EMOSI AGRESIFITAS

KEMAMPUAN

MENGELOLA

EMOSI

Pearson Correlation 1 -.696**

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

AGRESIFITAS Pearson Correlation -.696** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Koefisien Determinasi Dengan SPSS

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .696a .484 .470 7.337

a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

Lampiran XV : Penghitungan Manual Koefisien Determinasi

KOEFISIEN DETERMINASI

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi Pearson Product

Moment (PPM) yang dikalikan dengan seratus. Berikut penjabaran hasil

perhitungan koefisien determinasi secara manual:

KD = x 100%

KD = x 100%

KD = 48,4416 %

Koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya sumbangan yang diberikan

variabel X terhadap variabel Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan

mengelola emosi memberikan sumbangan sebesar 48,4416 % terhadap perilaku

siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.

Lampiran XVI: Uji Signifikansi Manual (Uji t)

KEBERARTIAN KOEFISIEN KORELASI

Pengujian koefisien korelasi dilakukan dengan langkah-langkah pengujian

hipotesis sebagai berikut:

6) Menentukan rumus hipotesis statistic yang sesuai dengan

hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu:

: Tidak Ada hubungan signifikan antara kemampuan mengelola

emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung

: Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan mengelola

emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam

Lingkung

7) Menentukan Taraf kemaknaan nyata α dan t tabel, pada taraf

kepercayaan α = 0,05 dan df = n-2 = 38, maka diperoleh dari

daftar distribusi t untuk = 1,68

8) Menentukan kriteria pengujian:

c) : Diterima ( ditolak) apabila ≤

d) : Ditolak ( diterima) apabila >

9) Menetukan dan menghitung nilai uji statistic yang digunakan

dalam analisis korelasi sederhana, uji statistic yang

digunakanadalah uji t dengan rumus:

= √

= √

= √

=

= 5,9728

10) Membuat Kesimpulan

Karena = 5,9728 > = 1,68, maka ditolak dan diterima

sehingga terdapat hubungan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa “Terdapat

Hubungan Signifikan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan

Perilaku Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”

Lampiran XVII : Tabel r

Lampiran XVIII: Tabel t

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Azi Fauziah

Tempat tgl Lahir : Pasa Dama, 20 April 1998

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswi

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Nur Suhud

Nama Ibu : Yulidar

Nama Saudara Kandung : Renni Anggraini dan Mery Anjayani

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2003 – 2004 : TK Lembah Anai, Kecamatan 2X11 Enam Lingkung,

Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat

2. Tahun 2004 – 2010 : SD Negeri 1 2X11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang

Pariaman, Sumatera Barat

3. Tahun 2010 – 2013 : MTs Negeri Kepala Hilalang, Kabupaten Padang

Pariaman, Sumatera Barat

4. Tahun 2013 – 2016 : SMA Negeri 1 2X11 Enam Lingkung, Kabupaten

Padang Pariaman, Sumatera Barat

5. Tahun 2016 – 2020 : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi ,

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Program Studi

Bimbingan Dan Konseling