HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ...
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI
DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X
DI SMA N I 2X11 ENAM LINGKUNG
Skripsi
Diajukan Untuk Mememnuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana (SI) Bimbingan Dan Konseling
Acc dimunaqasyahkan 05/11-2020
Oleh :
Azi Fauziah
NIM: 2616.025
Pembimbing :
Dr. Afrinaldi, S.Sos.I, MA
NIP: 1978004032005011003
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2020 M/ 1442 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini atas nama Azi Fauziah, NIM : 2616025, mahasiswi Program
Studi Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri IAIN Bukittinggi, dengan judul “Hubungan Antara
Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA
N 1 2X11 Enam Lingkung” telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti sidang
munaqasah.
Dengan demikian persetujuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, November 2020
Dosen Pembimbing
Dr. Afrinaldi, S.Sos.I, MA
NIP: 1978004032005011003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Azi Fauziah
Nim : 2616025
Tempat / Tanggal Lahir : Pasa Dama, 20 April 1998
Fakultas / Program Studi :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Bimbingan Dan
Konseling
Judul Skripsi : “Hubungan Antara Kemampuan Mengelola
Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) saya
dengan judul di atas merupakan karya saya sendiri. Apabila kemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri, maka saya bersedia diproses sesuai
hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan saya dicabut sampai batas waktu yang
ditentukan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, November 2020
Penulis
Azi Fauziah
NIM. 2616025
MOTO HIDUP
“MAN JADDA WA JADDA”
“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan itu
adalah untuk dirinya sendiri... “
(Q.S. Al-Ankabut: 6)
“Kunci Kegagalan Adalah Saat Kita Terlalu Fokus Pada Hidup Orang
Lain”
(Min Yoon Gi)
“Hakikatnya Engkau Akan Lebih Kuat Jika Mampu Berdiri Diatas Kaki
Sendiri”
(Azifa)
“Kamu Diciptakan Bukan Untuk Menjadi Sempurna, Tapi Kamu
Diciptakan Untuk Menjadi Nyata”
(Min Yoon Gi)
“Hanya Karena Masa Lalu tidak berjalan sesuai keinginan, bukan berarti
masa depan tidak bisa lebih indah dari yang kita bayangkan”
(Kim Soek Jin)
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS Al-Insyirah: 5-6)
Skripsi Ini Ku Persembahkan Kepada:
Allah swt dan Nabi Muhammad saw yang telah menjadi tonggak kebenaran
dalam setiap curahan do’a dan harapan dalam hidupku.
……….
Ibunda Dan Ayahanda Tercinta
Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada ibunda Yulidar dan ayahanda Nur
Suhud. Terimaksih telah melahirkan serta memberikanku banyak cinta, terimaksih
telah mengajarkanku cara berjuang dan memahami kehidupan hingga aku menjadi
gadis kuat yang aku inginkan dan banggakan.
Ibu, terimakasih telah melahirkan, membesarkan, dan mengajarkan ku cara
berjalan, hingg aku mampu meraih apapun yang aku inginkan. Ayah terimakasih
telah menjadi lelaki hebat yang selalu membantu jika aku terjatuh dari perjalanan
panjang menapaki hidupku. Terimakasih telah meminjamkan bahu kokohmu
untukku bersandar jika aku merasa lelah dengan perjalannku, terimakasih atas
keringat yang ayah keluarkan, semoga kelak keringat itu akan menjadi telaga
penghilang dahaga ayah di syurga kelak. Aamiin Ya Rabbal’alamin
Dosen Pembimbing,
Bapak Dr. Afrinaldi, S.Sos.I, MA
Terimakasih banyak pak telah bersedia membimbing dan mengarahkan azi dalam
proses menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Terimakasih atas nasehat
dan ilmu yag telah bapak berikan kepada azi, terimakasih atas semua motivasi
bapak yang membuat azi tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah swt selalu melindungi bapak dan membalas semua kebaikan bapak
Aamiin Ya Rabbal’alamin
Terima kasih seluruh guru SMA N 1 2X11 Enam Lingkung yang telah memberikan izin dan bantuaannya dalam proses penelitian untuk karya tulis ini, serta terima
kasih untuk Dosen IAIN Bukittinggi
Big Thanks To My Second Family
Thanks to Sahabat Sapilin (Munaroh, Sibet Kaciak, Mak Wo Arpah), Saudara Kanduang Lain Amak Lain Ayah (Amak Puik, Sulastri Nengsih), Kawan
Sapanangguangan (Rika Sapitri, Ninda Kardeli, Ilhamdi Putra, Fadila Gusra), Kakak/ Abang Kece Denai (Kak Tesa, Kak Dilla Ketek, Kak Mesa, Bang Bos
Kadai), Adiak Denai: (Atry, Tia, Fani,) tiada hari tanpa kalian keluargaku, suka, duka, sedih, tawa, bahkan sampai air mata, kalian selalu ada disaat aku
membutuhkan dan berusaha membuat tertawa hingga aku lupa dengan sulitnya perjalananku. Terkhusus untuk Han Ji A dan Koro yang selalu memberikan
semangat dan dukungannya, yang selalu bawel, cerewet dan marah ketika aku ingin menyerah dan berleha-leha. Dan teman2 yang seperjuangan dengan ku
khususnya PBK A angkatan 2016.
i
ABSTRAK
Azi Fauziah, NIM: 2616025 dengan judul penelitian “Hubungan Antara
Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA
N 1 2X11 Enam Lingkung”. Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam (IAIN) Bukittinggi, tahun
2020.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pengamatan peneliti yang
menemukan bahwa adanya peserta didik yang memiliki kemampuan mengelola
emosi yang rendah sehingga dapat menimbulkan prilaku agresif. Salah satunya
adalah adanya peserta didik yang berkelahi saat masih dalam lingkungan sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara konkrit apakah terdapat
hubungan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa
kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung serta untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa
kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu teori tentang kemampuan mengelola emosi serta teori tentang perilaku
agresif.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode korelasional. Dengan populasi peserta didik kelas X SMA
N 1 2X11 Enam Lingkung yang berjumlah 268 siswa yang akan diambil sampel
sebesar 15% yaitu menjadi 40 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah proportional random sampling. Dalam penelitian ini
akan digunakan dua instrumen yaitu instrumen kemampuan mengelola emosi dan
instrument perilaku agresif.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh = 5,972 dengan =
0,696, maka hipotesis diterima yang menyatakan adanya hubungan signifikan
antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa, itu berarti
ditolak. Hal ini disebabkan = 0,696 yang berada pada interval koefisien
0,60-0,799 sehingga tingkat korelasi antar kedua variabel termasuk dalam
kategori kuat. Hubungan kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif siswa
kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung terlihat dari nilai koefisien determinasi
antara variabel X dan Y adalah sebesar KD= 48,4416 %. Angka ini menunjukkan
bahwa 48,4416 % perilaku agresif ditentukan oleh kemampuan mengelola emosi
dan selebihnya ditentukan oleh faktor lainnya.
Kata kunci: Kemampuan Mengelola Emosi, Perilaku Agresif
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin segala puji bagi Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan inayah-nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini melaluiprose yang panjang. Salam dan shalawat penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai uswatun hasanah dan petunjuk
jalan yang benar bagi manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.
Melalui tulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus
teristimewa kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Nur Suhud dan Ibunda
Yulidar yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai penulis selama masa
pendidikan hingga selesainya skripsi ini. Kepada beliau yang sangat penulis
cintai, penulis senantiasa mendoakan semoga Allah swt mengasihani,
mengampuni segala dosa serta memberikan rezeki yang cukup serta melindungi
ayah dan ibu dimanapun dan kapanpun. Aamiin ya allah.
Penulis juga menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak akan selesai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu,
penulis patut menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor IAIN Bkittinggi.
2. Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Si, selaku Wakil Rektor I IAIN Bukittinggi.
3. Bapak Dr. Novri Hendri, M.Ag, selaku Wakil Rektor II IAIN Bukittinggi.
4. Bapak Dr. Miswardi, M.Hum, selaku Wakil Rektor III IAIN Bukittinggi.
iii
5. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Bukittinggi.
6. Bapak Dr. Iswantir, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Bukittinggi.
7. Bapak Charles, M.Pd,I, sekalu Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Bukittinggi.
8. Bapak Dr. Supratman Zakir, S.Kom, M.Pd, M.Kom, selaku Wakil Dekan III
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.
9. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd, Kons, selaku ketua Program Studi Bimbingan Dan
Konsling
10. Bapak Dr. Afrinaldi S.Sos.I, MA, selaku pembimbing yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran untuk memberikan ilmu, bimbingan
dan arahan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.
11. Bapak/Ibu dosen beserta Staf Program Studi Bimbingan Dan Konseling.
12. Bapak Dodi Pasila Putra, M.Pd yang sudah bersedia membantu penulis
memvalidasi perangkat penelitian.
13. Bapak Dr. Muhiddinur Kamal, M.Pd yang sudah bersedia membantu penulis
memvalidasi perangkat penelitian.
14. Ibu Sri Astuti, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung, yang telah bersedia menerima penulis di sekolah untuk melakukan
penelitian.
iv
15. Ibu Fajriati, S.Pd, Kons selaku guru Bimbingan Dan Konseling SMA N 1
2X11 Enam Lingkung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
16. Bapak/Ibu guru dan staf SMA N 1 2X11 Enam Lingkung, yang telah
memberikan banyak dorongan dan arahan demi terselesaikannya skripsi ini.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Akhir kata, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pengajar ilmu
pengetahuan khusunya program studi penulis yaitu Bimbingan Dan Konseling dan
IAIN Bukittinggi secara umum. Semoga bantuan yang telah diberikan bernilai
ibadah disisi Allah swt, dan mendapat pahala yang setimpal, Aamiin Ya Rabbal
Alamin.
Bukittinggi, November 2020
Penulis
Azi Fauziah
NIM. 2616025
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
MOTO HIDUP
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 11
C. Batasan Masalah.......................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 13
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 13
G. Penjelasan Judul .......................................................................... 14
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 15
vi
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... 16
A. Kemampuan Mengelola Emosi ................................................... 16
1. Kemampuan Mengelola Emosi ............................................ 16
2. Aspek Kemampuan Mengelola Emosi ................................. 17
3. Cara Mengelola Emosi ......................................................... 20
4. Ciri-ciri Individu Dengan Kemampuan Mengelola Emosi .. 22
B. Perilaku Agresif .......................................................................... 23
1. Pengertian Perilaku Agresif ................................................. 23
2. Tipe-tipe Perilaku Agresif .................................................... 25
3. Fase-fase Dalam Perilaku Agresif ........................................ 26
4. Bentuk Perilaku Agresif ....................................................... 28
5. Faktor Penyebab Perilaku Agresif........................................ 31
6. Cara Menurunkan Perilaku Agresif...................................... 35
C. Hubungan Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku
Agresif ........................................................................................ 39
D. Penelitian Relevan ....................................................................... 42
E. Kerangka Konseptual .................................................................. 44
F. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 46
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 46
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 46
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 47
D. Populasi Dan Sampel .................................................................. 48
vii
1. Populasi ................................................................................. 48
2. Sampel ................................................................................... 49
E. Prosedur Penelitian...................................................................... 50
1. Tahap Persiapan .................................................................... 50
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 51
3. Tahap Penyelesaian ............................................................... 51
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 51
G. Instrument Penelitian .................................................................. 53
1. Angket Kemampuan Mengelola Emosi ................................ 53
2. Angket Perilaku Agresif ........................................................ 54
H. Teknik Analisis Instrumen .......................................................... 55
1. Analisis Instrumen Angket .................................................... 55
a. Validitas Instrumen Angket ............................................ 55
b. Reliabilitas Instrumen Angket......................................... 57
I. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 59
J. Teknik Analisis Data ................................................................... 61
1. Analisis Uji Prasyarat ............................................................ 62
a. Uji Normalitas ................................................................. 62
b. Uji Linearitas ................................................................... 63
c. Uji Hipotesis ................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 67
A. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 67
B. Analisis Data Penelitian .............................................................. 71
viii
C. Pembahasan ................................................................................. 77
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 83
B. Saran ............................................................................................ 85
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 48
3.2 Jumlah Sampel Penelitian ............................................................ 50
3.3 Kriteria Pemberian Skor ............................................................... 52
3.4 Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi ........................ 53
3.5 Kisi-kisi Angket Perilaku Agresif ................................................ 54
3.6 Tabel Uji Validitas ...................................................................... 56
3.7 Reliabelitas Angket Kemampuan Mengelola Emosi ................... 58
3.8 Reliabelitas Angket Perilaku Agresif ........................................... 58
3.9 Pedoman Interpretasi Skala .......................................................... 60
3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ......................................... 64
4.1 Distribusi Kemampuan Mengelola Emosi ................................... 68
4.2 Distribusi Perilaku Agresif ........................................................... 70
4.3 Uji Normalitas .............................................................................. 72
4.4 Uji Linearitas ................................................................................ 72
4.5 Uji Koefisien Korelasi................................................................. 75
4.6 Uji Determinasi ........................................................................... 76
x
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 44
4.1 Grafik Uji Normalitas ................................................................... 72
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Izin Penelitian Dari IAIN Bukittinggi
Lampiran II : Surat Izin Penelitian Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
Provinsi Sumatera Barat
Lampiran III : Surat Keterangan Telah Malaksanakan Penelitian Di SMA N 1
2X11 Enam Lingkung
Lampiran IV : Surat Keputusan Pembimbing
Lampiran V : Hasil Validasi Angket Dari Dosen Ahli
Lampiran VI : Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi
Lampiran VII : Angket Kemampuan Mengelola Emosi
Lampiran VIII : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Kemampuan
Mengelola Emosi
Lampiran IX : Kisi-kisi Angket Perilaku Agresif
Lampiran X : Angket Perilaku Agresif
Lampiran XI : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Perilaku Agresif
Lampiran XII : Tabulasi Kemampuan Mengelola Emosi
Lampiran XIII : Tabulasi Perilaku Agresif
Lampiran XIV : Hasil Uji Prasyarat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepribadian merupakan suatu kebiasaan yang berasal dari
rangsangan (stimulus) dan reaksi (response) yang mendapatkan penguatan
dari luar yang membuat si pemilik kepribadian menjadi tambah yakin
bahwa apa yang dilakukannya adalah yang terbaik karena mendapat
dukungan dari lingkungannya. Kepribadian manusia sangatlah unik antar
satu individu dengan individu lainnya. Menurut Gordon W. Allport,
kepribadian merupakan sebuah organisasi dinamis dalam diri individu
yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara
penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap
lingkungannya. Yang dimaksud Gordon tentang psiko-fisik adalah hal
yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian, yaitu psikis yang berupa
pikiran, perasaan, motivasi, minat perilaku dan lain sebagainya.
Sedangkan fisik yaitu tinggi badan, warna kulit, sistem syaraf, proporsi
tubuh dan lain sebagainya. Organisasi dinamis yang menggabungkan
semua sistem psiko-fisik dalam suatu proses kerja yang kait-mengait dan
terus berubah dari waktu ke waktu sebagai upaya penyesuaian diri
individu tersebut terhadap lingkungannya dan secara unik dan tidak sama
anatar individu lainnya.1
1 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009), hal. 171
2
Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya. Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan,
pemikiran dan tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungannya.
Skiner membedakan perilaku menjadi dua yaitu perilaku alami yang
dibawa sejak lahir yang berupa reflek dan insting, serta perilaku operant
yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses pembelajaran. Salah satu
faktor pembentukan perilaku adalah emosi.
Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang
mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak
suasana batin. Hilgard menyatakan bahwa hidup tanpa emosi akan sangat
membosankan. Bayangkan ketika hidup ini tidak memiliki atau tidak ada
rasa gembira, sedih, marah, benci, harapan, maka segala sesuatu dalam
hidup ini akan terasa hambar. Dalam keadaan emosi, pribadi seseorang
dipengaruhi sedemikian rupa hingga pada umumnya individu kurang dapat
menguasai diri lagi.
Selain itu emosi yang ditunjukkan oleh manusia juga dipertegas
dalam Q.S Al-a’raf : 150
3
Artinya : “Dan tatkala Musa Telah kembali kepada kaumnya dengan
marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya
perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! apakah
kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? dan Musapun
melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut)
kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya,
Harun berkata: "Hai anak ibuku, Sesungguhnya kaum Ini
Telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka
membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-
musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan Aku
ke dalam golongan orang-orang yang zalim".
Ayat ini menceritakan bahwa ketika Nabi Musa a.s kembali kepada
kaumnya setelah bermunajat kepada tuhannya, ia kembali dalam keadaan
marah dan bersedih hati karena umatnya kembali menyembah patung anak
sapi sepeninggalannya. Dalam ayat ini dinampakkan bahwa inilah
gambaran emosi yang digambarkan dalam dalam al-qur’an.
Perilaku orang yang emosi pada umumnya tidak lagi
memperhatikan suatu norma yang ada dalam hidup bersama, tetapi telah
memperlihatkan adanya hambatan dalam diri individu. Seseorang yang
mengalami emosi pada umumnya tidak lagi memperhatikan keadaan
sekitarnya.2 Bentuk-bentuk dari emosi adalah takut, cemas, khawatir, rasa
bersalah, rasa senang, marah serta permusuhan. Emosi juga dapat bergerak
dari emosi positif ke emosi negatif, hal itu tergantung kepada kemampuan
seseorang dalam mengelola emosi sehingga memiliki emosi yang tepat
2 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1981) hal. 229
4
dengan mempertimbangkan keadaan, waktu dan tempat. Individu
berkembang, dimana perkembangannya meliputi semua aspek
kepribadian, termasuk emosi. Pola rangsangan pada bayi hanya bersifat
umum dan hanya bisa direspons dengan tangisan. Pola perkembangan
emosi pada remaja tergantung pada usia, kematangan pola pikir dan
interaksinya dengan lingkungan. Pola-pola emosi dan pengendaliannya:
1. Spontanitas Dan Pengendalian
Anak sangat spontan dalam mengekspresikan emosi, tetapi budaya
menuntutnya untuk mengendalikan energi emosinya.
2. Pernyataan Konstruktif Dan Penekanan
Tidak semua emosi dinyatakan sebagai keinginan individu,
kadang-kadang ekspresi emosi yang dapat diterima masyarakat dapat
diterima juga oleh individu yang ditolak masyarakat ditolak juga oleh
individu. Disini ada penekanan-penekanan perkembangan emosi.
3. Ekspresi Langsung Atau Tersembunyi
Emosi yang mempunyai intensitas tinggi, seperti benci,
permusuhan, biasanya ditahan atau disembunyikan. Penekanan emosi-
emosi tersebut dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun
psikis, misalnya gangguan pencernaan, pernapasan, kulit dan
sebagainya.
Komponen-komponen emosi dibagi menjadi tiga yaitu Expression
(biasanya dapat dilihat dari ekspresinya), Psycological Change (emosi
yang menimbulkan perubahan fisiologis yang permanen), Subjective State
5
(emosi yang biasanya diikuti oleh perasaan takut, cemas atau bergairah).
Fungsi emosi adalah sebagai motivasi dalam bertingkah laku. Emosi juga
dapat membuat individu siap atau tidak siap untuk berinteraksi dengan
lingkungannya melalui perubahan-perubahan fisiologis. Emosi yang tidak
terkontrol akan membuat seseorang kehilangan kontrol akan dirinya
sendiri, untuk itu penting sekali seseorang untuk dapat mengelola emosi
dengan baik. Mengelola emosi bukanlah suatu perkara yang mudah
dibutuhkan latihan dan kesabaran agar seseorang dapat benar-benar
mengelola emosi nya dengan baik. berikut adalah cara mengendalikan
emosi dengan baik:
1. Berorientasi Pada Kenyataan
Dalam kehidupan individu mempunyai titik-titik dan sasaran yang
akan dicapai. Supaya tidak terbawa pada penghayatan emosi negatif,
sebaiknya individu selalu melihat pada kenyataan atau realita yang
ada, apa yang dimiliki atau dapat dikerjakan dan selalu ditujukan pada
pencapaian tujuan yang nyata.
2. Menghilangkan Dan Mengurangi Emosi Negatif
Jika individu terlanjur mengalami emosi yang negatif, sesegera
mungkin diusahakan untuk menghilangkan emosi tersebut.
3. Membangitkan Rasa Humor
Individu yang memiliki rasa humor tidak akan pernah putus asa, ia
tetap bisa tertawa meskipun sedang menghadapi masalah. Yang
6
dimaksud dengan rasa humor ini adalah rasa gembira, senang dan
optimis.3
Jika seorang individu tidak dapat mengendalikan emosinya
dengan baik, maka akan muncul perilaku-perilaku yang tidak
seharusnya terjadi atau perilaku negatif, salah satu contoh perilaku
yang mengarah ke arah yang negatif adalah adalah perilaku agresi.
Perilaku agresi menurut Baron adalah bentuk perilaku yang
disengaja terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukai atau
membinasakan dan orang yang diserang berusaha untuk menghindar.
Menurut Geen, agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai
orang lain.4 Perilaku agresi dapat terjadi karena lingkungan serta individu
tersebut tidak dapat mengontrol emosinya dengan baik. Perilaku agresi
pada remaja terjadi karena banyak factor yang menyebabkan,
mempengaruhi atau memperbesar peluang munculnya, seperti factor
biologis, tempramen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negative,
penggunaan narkotika, pengaruh tayangan kekerasan dan lain sebagainya.5
Proses terjadinya agresi dapat dipicu oleh perilaku modeling, yaitu
perilaku yang meniru atau mencontoh seseuatu yang diidolakan atau
seseorang yang memiliki ikatan emosional dengan pelaku modeling.
Selanjutnya adalah karena pelaku agresi belajar dari seseorang yang
mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang kemudian diberi
3 Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), hal. 37 4 Shelley E. Taylor, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 496
5 Laela Siddiqah, Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui
Pengelolaan Amarah (Anger Management), (Jurnal Psikologi, Vol.37, No. 1, Juni 2010), hal. 51
7
imbalan tertentu. Hal ini apabila diarahkan untuk perbuatan agresif, tentu
akan menjadi faktor pembelajaran agresif bagi seseorang tersebut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi agresifitas yang berikut
ini dapat dijelaskan:
1. Provokasi
Provokasi adalah orang yang berbuat agresi disebabkan oleh
adanya usaha yang sifatnya membalas sifat orang lain.
2. Kondisi Aversif
Kondisi ini adalah dimana berada pada kondisi tidak
menyenangkan yang biasanya dihindari oleh seseorang. Apabila yang
menyebabkan tidak senang adalah orang lain, maka akan timbul
perilaku agresif terhadap orang yang menjadi penyebab tersebut.
3. Isyarat Agresif
Seseorang berbuat agresif karena melihat stimulus yang
diasosiasikan sebagai sumber perbuatan agresif.
4. Frustasi
Tidak semua orang yang frustasi berperilaku agresif. Tetapi
frustasi bisa menjadi penyebab terjadinya perilaku agresif.
5. Kehadiran Orang Lain
Terjadinya perkelahian diantara para pelajar, misalnya saat
didatangi kelompok pelajar lain yang menjadi rivalnya.
8
6. Karakteristik Individu
Individu yang mempunyai karakter agresif akan mempunyai
kecendrungan untuk brtindak agresif.
7. Deindividualisasi
Le Bon menjelaskan bahwa orang yang berada dalam kerumunan
sering merasa bebas untuk memuaskan nalurinya yang “liar dan
destruktif”. Hal ini terjadi karena adanya perasaan tak terkalahkan dan
anonimitas.
8. Obat-obatan Terlarang
Telah banyak terjadi dimasyarakat seseorang yang melakukan
perkelahian disebabkan oleh sesuatu yang sepele yaitu ia
dalamkeadaan mabuk.
Perilaku agresif juga dijelaskan dalam al-qur’an yaitu menyakiti
seseorang tanpa adanya seseorang tersebut berbuat salah yaitu pada Q.S
Al-ahzab: 58
Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin
dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka
Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa
yang nyata”.6
6 Q.S Al-ahzab ayat 58, Al-qur‟an Dan Terjemahannya Al- Jumanatul „Ali, (Bandung:
CV Penerbit J-ART, 2004), hal. 426
9
Ayat ini jelas nenggambarkan bahwa salah satu perilaku menyakiti
orang lain tanpa orang lain melakukan kesalahan adalah salah satu
tindakan agresif. Sesuai dengan pengertian yang telah dijelaskan oleh
Baron, yaitu segala sesuatu yang menyakiti orang lain disebut dengan
tindakan agresif.
Hurlock mengatakan bahwa masa remaja adalah masa peralihan
atau masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang diikuti
dengan berbagai masalah yang ada karena perubahan fisik, psikis dan
sosial, dengan adanya perubahan dalam diri remaja maka mereka dituntut
untuk melakukan penyesuaian antara keinginan dirinya dengan
lingkungan.7 Adanya perubahan fisik yang dialami oleh remaja, sering
terjadi ketegangan emosi yang tinggi. Hal-hal yang mempengaruhi
meningginya emosi remaja dikarenakan adanya tekanan-tekanan yang
muncul dalam hubungan sosial, dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru dan ketidaksiapan dalam menghadapi lingkungan baru
tersebut. Hal semacam ini dapat memicu timbulnya perilaku agresif pada
siswa SMA yang termasuk dalam kategori remaja.
Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung, penulis menemukan sekumpulan siswi yang berada di taman
sekolah, awalnya pembicaraan mereka tampak hangat dan diselingi
dengan sedikit candaan, namun tidak lama kemudian ada dua orang siswi
dari kelompok tersebut yang awalnya mereka tampak berbicara seperti
7 Hurlock.E.B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 107
10
biasa kemudian pembicaraan berubah menjadi pembicaraan yang berujung
pada perdebatan dengan nada suara yang tinggi dan mengeluarkan kata-
kata yang kasar. Dari hal tersebut terjadi tindakan saling menghina dan
tarik menarik hijab, hingga salah satu hijab dari siswi tersebut terlepas.
Dari pertengkaran tersebut salah satu dari siswi mengalami luka di bagian
tangan akibat cakaran dari rivalnya. Perilaku agresif yang ditunjukkan
memberikan akibat yang tidak baik pada kedua belah pihak sehingga
terjadi perselisihan antar kedua siswi tersebut.
Siswi yang berperilaku agresi secara konsisten menunjukkan
kekurangan dalam kemampuan mengelola emosi dengan tidak baik,
sehingga muncullah perilaku agresif dengan menjambak dan melukai siswi
lainnya. manusia yang melakukan perilaku agresi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pengelolaan emosi yang
kurang baik.
Menurut RN salah satu siswa yang penulis wawancarai, perilaku
agresif tidak hanya saja ditunjukkan dengan tindakan menyakiti fisik saja
namun juga melalui verbal dan melalui media sosial. Dimana setiap orang
dapat melihat apapun kegiatan yang dilakukan, dikatakan, dan dirasakan
oleh seseorang. Melalui media sosial inilah yang sering memicu terjadinya
perselisihan dan menimbulkan perilaku agresif, dengan cara saling sindir
dalam status Whatshap, Facebook, Instagram dan media sosial lainnya.
Sehingga pergaulan yang mereka jalani menjadi tidak sebebas
sebelumnya, karena adanya rasa tidak senang pada seseorang yang telah
11
menyinggung perasaannya. Perilaku agresif yang ditunjukkan merupakan
perilaku agresif verbal yang disampaikan melalui perantara yaitu media
sosial.8
RD mengatakan bahwa sering juga terjadi peristiwa menedang
meja ataupun membanting pintu ketika salah seorang siswa merasa kesal
dengan temannya ataupun tidak suka kepada salah seorang guru yang telah
selesai mengajar dari kelas mereka. Dari wawancara diatas bentuk perilaku
agresif yang ditunujukkan adalah bentuk perilaku agresif dalam bentuk
tindakan.9
Berdasarkan peristiwa tersebut, diduga bahwa ada hubungan antara
kemampuan pengelolaan emosi siswa dengan perilaku agresif siswa.
Berdasarkan pernyataan diatas yang mendorong penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kemampuan Mengelola
Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X Di SMA N 1 2X11
Enam Lingkung”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Masih sering terjadi pertengkaran antar siswa/siswi di SMA N 1 2X11
Enam Lingkung.
2. Terdapatnya siswa/ siswi SMA N 1 2X11 Enam Lingkung yang
melawan kepada personil sekolah.
8 Hasil wawanara dengan siswa RN pada tanggal 03 Februari 2020
9 Hasil wawancara dengan siswa RD pada tanggal 03 Februari 2020
12
3. Adanya perilaku suka memukul benda oleh siswa/ siswi SMA N 1
2X11 Enam Lingkung.
4. Tidak mampunya siswa/ siswi dalam mengelola emosi dengan baik
saat menghadapi masalah
C. Batasan Masalah
Mengingat terlalu luasnya kajian masalah ini serta terbatasnya
waktu, tenaga, dan biaya, maka penulis membatasi masalah penelitian ini
pada:
1. Adakah terdapat hubungan antara kemampuan mengelola emosi siswa
dengan perilaku agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung.
2. Seberapa besar kemampuan mengelola emosi siswa dan perilaku
agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah terdapat hubungan antara kemampuan mengelola emosi siswa
dengan perilaku agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung?
2. Seberapa besar kemampuan mengelola emosi siswa dan perilaku
agresif siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung?
13
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui secara konkrit apakah terdapat hubungan antara
kemampuan mengelola emosi siswa dengan perilaku agresif siswa
kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan
mengelola emosi siswa dengan perilaku agresif siswa kelas X di SMA
N 1 2X11 Enam Lingkung.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khusunya mengenai hubungan kemampuan
mengelola emosi siswa dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N
1 2X11 Enam Lingkung.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
hubungan kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif
siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
b. Untuk menurunkan perilaku agresif siswa dan meningkatkan
kemampuan mengelola emosi.
14
G. Penjelasan Judul
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami judul penelitian ini,
penulis perlu menjelaskan maksud dari judul tersebut. Maksud dari judul
penelitian ini adalah:
1. Hubungan : Berasal dari bahasa inggris corelation yang artinya
saling berhubungan, sedangkan dalam bahasa indonesia adalah adanya
hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistik, hubungan atau korelasi
merupakan uji statistik untuk menentukan kecendrungan atau pola
untuk dua variabel atau lebih.10
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa hubungan merupakan suatu hal yang saling
berkaitan anata satu sama lainnya. Pada penelitian ini, kata hubungan
mengaitkan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku
agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
2. Mengelola Emosi : Menurut Fatimah, mengelola emosi berarti
menangani perasaan agar terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan
berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa
kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat.11
Dengan
demikian mengelola emosi yaitu bagaimana seseorang mampu
mengontrol emosinya agar dapat mengungkapkan emosinya dengan
tepat.
10
John Creswell, Riset Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 664 11
Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:
Pustaka Setia, 2006), hal. 116
15
3. Perilaku Agresif : Perilaku agresi merupakan bentuk perilaku
yang disengaja terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukai
seseorang baik fisik maupun mental.12
Dari uraian di atas, maksud dari judul penelitian ini adalah
Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif
Siswa Kelas X di SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
H. Sistematika Penulisan
Agar dapat mempermudah dalam penulisan proposal penelitian ini,
penulis telah menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul dan
sistematika penulisan
BAB II : Berisi landasan teori berupa teori tentang kemampuan
mengelola emosi dan teori tentang perilaku agresif
BAB III : berisi tentang metodologi penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
motode analisi instrument dan teknik pengolahan data
BAB IV : Berisi hasil penelitian, dekripsi hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian
BAB V : Berupa penutup yang berisi kesimpulan dan saran
12
Siti Mahmudah, Psikologi Sosial, (Malang: UIN MALIKI PRESS (Anggota IKAPI),
2012), hal. 61
16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Mengelola Emosi
1. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi
Fatimah mengatakan mengartikan kemampuan megelola emosi
sebagai kemampuan untuk menangani emosi agar terungkap dengan
tepat. Orang dikatakan berhasil dalam mengelola emosinya apabila
individu mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat
melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan
bangkit kembali dengan cepat.13
Safaria dan Saputra mengungkapkan
bahwa orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih
cakap menangani ketegangan emosi. Sebaliknya individu dengan
kemampuan mengelola emosinya rendah akan cenderung mudah
stress, marah, tersinggung dan mudah kehilangan semangat.14
Goleman mengatakan bahwa kemampuan mengelola emosi
merupakan kemampuan untuk mengatasi emosinya sendiri agar
terungkap dengan tepat. Individu dengan tingkat kemampuan
mengelola emosi yang rendah akan terus menerus bertarung melawan
perasaan murung, sementara individu yang tingkat kemampuan
mengelola emosinya cukup baik akan cepat bangkit kembali dari
keterpurukan. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan
13
Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:
Pustaka Setia, 2006), hal. 116 14
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hal. 14
17
seorang anak dalam membahagiakan diri sendiri, melepaskan rasa
cemas, keputusasaan, atau kemarahan pada diri, dan akibat yang
ditimbulkan karena terjadi kegagalan dalam keterampilan emosi dasar
seperti marah, senang, sedih, takut, dan jijik.15
Berdasarkan uraian tentang kemampuan mengelola emosi dari
beberapa ahli, peneliti menyimpulkan bahwa emosi adalah perasaan
yangsedemikian hebat sehingga terjadi perubahan fisiologis seperti
muka menjadi merah ketika marah. Kemampuan mengelola emosi
merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri, menunjukkan sifat
dapat dipercaya, menunjukkan sikap bersungguh-sungguh,
menunjukkan adaptabilitas, dan menunjukkan inovasi sehingga dapat
diterima secara sosial.16
2. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi
Goleman menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi
merupakan salah satu aspek yang terkandung pada kecerdasan emosi
(kemampuan mengenali perasaan kita sendiri, kemampuan mengenali
perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan
mengelola emosi dalam hubungan dengan orang lain). Berikut
merupakan aspek-aspek kemampuan mengelola emosi seperti yang
dikemukakan Goleman, yaitu:17
15
Novita Wahyu Ningsih, Ruli Hafidah, Adriani Rahma Pudyaningstyas, Metode
Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi Pada Anak Usia 5-6 Tahun,
(Jurnal Kumara Cendikia, Vol.8, No.1, Maret 2020), hal. 14 16
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi (Terjemah),
(Jakarta: Gramedia Pustaka, 1999), hal. 130 17
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi...hal. 130-151
18
a. Mengendalikan Diri : orang yang mampu mengendalikan diri
artinya mampu mengelola emosi dan impuls yang merusak
dengan efektif, orang yang mampu mengendalikan diri mampu
untuk:
1) Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan
emosi-emosi yang menekan.
2) Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun dalam
situasi yang paling berat.
3) Berpikir jernih dan tetap terfokus kendati dalam tekanan.
b. Sifat dapat dipercaya : orang yang memiliki sifat dapat dipercaya
yaitu orang yang mampu menunjukkan kejujuran dan integritas,
orang yang dapat dipercaya mampu untuk:
1) Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan
orang.
2) Membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan
otentisitas.
3) Mengakui kasalahan sendiri dan berani menegur perbuatan
tidak etis pada orang lain.
4) Berpegang pada prinsip secara teguh walaupun bila akibatnya
adalah menjadi tidak disukai.
c. Sifat bersungguh-sungguh : orang yang memiliki sifat
bersungguh-sungguh yaitu orang yang mampu diandalkan dan
19
menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam memenuhi
kewajiban, orang yang memiliki kehati-hatian mampu untuk:
1) Memenuhi komitmen dan mematuhi janji.
2) Bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya.
3) Terorganisasi dan cermat dalam bekerja.
d. Adaptabilitas : orang yang memiliki adaptabilitas yaitu orang
yang memiliki keluwesan dalam menangani perubahan dan
tantangan, orang yang memiliki adaptabilitas mampu untuk:
1) Terampil menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya
prioritas, dan pesatnya perubahan.
2) Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan.
3) Luwes dalam memandang situasi.
e. Inovasi : orang yang memiliki inovasi yaitu orang yang mampu
bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru, dan
informasi terkini, orang yang memiliki inovasi mampu untuk:
1) Selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber.
2) Mendahulukan solusi-solusi yang orisinil dalam pemeahan
masalah.
3) Menciptakan gagasan-gagasan baru.
4) Berani mengubah wawasan dan mengambil resiko akibat
pemikirannya.
20
3. Cara Mengelola Emosi
Ada banyak cara untuk mengelola emosi, antara lain
mengungkapkan emosi dengan tepat dan melakukan relaksasi:
a. Mengungkapkan emosi dengan tepat
Planalp dalam Safaria dan Saputra menjelaskan bahwa
pengungkapan emosi adalah upaya mengkomunikasikan status
perasaanya yang berorientasi pada tujuan.18
Menurut Johnson,
emosi dapat diungkapkan secara jelas dan langsung dengan cara
mendeskripsikan emosi tersebut. Ada empat cara
mendeskripsikan emosi yaitu:
1) Mengidentifikasi atau menyebut nama emosi itu. Misalnya
untuk mengungkapkan kesedihan seseorang berkata “saya
sedang sedih”.
2) Menggunakan kiasan emosi. Misalnya mengatakan “hati saya
seperti teriris-iris” untuk mendeskripsikan hati yang pedih
akibat tersinggung.
3) Menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan karena
terdorong oleh emosi yang dialami. Misalnya “ saya seperti
ingin membelai rambutnya” untuk mendeskripsikan
kekaguman.
18
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hal. 81
21
4) Menggunakan kiasan kata-kata. Misalnya, mengatakan “saya
merasa seperti kehilangan arah” untuk mendeskripsikan
kekecewaan karena kehilangan.19
b. Mengelola emosi dengan melakukan relaksasi
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi
adalah melalui relaksasi. Tujuan dari latihan relaksasi ini adalah
untuk menurunkan tingkat ketegangan psikis dan fisiologis akibat
stresor yang menekan dan menggantinya dengan keadaan santai
dan tenang. Jika tubuh kita dalam keadaan santai dan relaks,
keadaan emosi kita juga akan menjadi relatif dan santai.20
Safaria
dan Saputra menjelaskan bahwa teknik relaksasi ue-controlled
menggabungkan pernapasan dan kalimat-kalimat atau kata sugesti
yang dapat menimbulkan keadaan santai, tenang dan tentram.
Teknik relaksasi ini dapat dilakukan dengan posisi berbaring atau
duduk. Langkah-langkah melakukan teknik relaksasi cue-
controlled adalah sebagai berikut:
1) Pertama-tama tarik napas lewat hidung, kembungkan diperut,
tahan diperut, kemudian sambil menahankan napas hitung
dalam hati (1-5) pada hitungan ke-5 katakan dalam hati
“seluruh tubuh saya dan pikiran saya tenang”.
19
Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis, (Yogyakarta: Kanisius,
1995), hal. 57 20
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hal. 9
22
2) Selama melaksanakan teknik relaksasi ini dikonsentrasikan
kesadaran kita pada seluruh bagian tubuh rasakan setiap
tarikan nafas, kita rasakan perubahan yang terjadi selama
melakukan relaksasi, lupakan sejenak semua masalah yang
ada.
3) Kalimat sugesti yang kita ucapkan dapat diganti dengan
kalimat lain yang lebih kuat sugestinya seperti kalimat doa
yang dapat menimbulkan rasa damai dan tenang.21
4. Ciri-ciri Individu Dengan Kemampuan Mengelola Emosi
Menurut Safaria & Saputra, bahwa individu yang memiliki
kemampuan mengeelola emosi akan lebih cakap menangani
ketegangan emosi.22
Reivich & Shatte, dua hal penting yang terkait
dengan kemampuan emosi, yaitu ketenangan (calming) dan fokus
(focussing). Individu yang tingkat kemampuan mengelola emosi baik
akan mampu mengelola kedua keterampilan ini sehingga dapat
membantu meredakan emosi yang ada dan mampu memecahkan
konflik secara efektif. Sebaliknya, individu dengan kemampuan
mengelola emosi yang rendah akan cendrung mudah stress, marah,
tersinggung dan mudah kehilangan semangat.
21
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi... hal. 158 22
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi... hal. 8
23
B. Perilaku Agresif
1. Pengertian Perilaku Agresif
Agresi menurut Robert Baron adalah tingkah laku individu yang
ditunjukkan untuk melukai atau melecehkan individu lain yang tidak
menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Defenisi agresi dari
Baron ini mencangkup empat faktor yaitu: tingkah laku, tujuan untuk
melukai atau mencelakakan (termasuk mematikan dan membunuh),
individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi korban,
ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku.
Elliot Aronson mengajukan defenisi agresi, menurutnya agresi
adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan maksud
melukai atau mencelakakan individu lain dengan ataupun tanpa tujuan
tertentu. Sementara itu, More dan Fine mendefenisikan agresi sebagai
tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap
individu lain atau terhadap objek lain.23
Perilaku agresi menurut Murray merupakan kebutuhan
menyerang, melukai orang lain, meremehkan, merugikan,
mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati, mengejek,
mencemooh, menuduh secara jahat, menghukum berat, dan
melakukan tindakan sadis lainnya, tetapi perilaku disini tidak hanya
23
Koeswara, Agresi Manusia, (Bandung: PT Eresco, 1998) Cet.1, hal. 5
24
bersifat sadis atau merusak saja tapi ada hal-hal yang menyebabkan
individu berkecendrungan berperilaku agresif.24
Perilaku agresif adalah salah satu bentuk tindakan-tindakan yang
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku pada masyarakat bisa
disebut sebagai perilaku negatif atau anti sosial, yang perlu
penanganan khusus agar perilaku negatif atau anti sosial tersebut
menjadi perilaku yang positif atau yang bersosial. Perilaku agresif
siswa misalnya marah-marah, menghina, mengkutuk, mengkritik,
bertengkar, menyindir, menyalahkan dan menertawakan.25
Perilaku
agresif merupakan perilaku yang secara sengaja diniatkan untuk
menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun verbal dan terhadap
objek-objek, dimana perilaku tersebut tidak diinginkan oleh orang
yang menjadi korbannya.26
Perilaku agesif bukan suatu perilaku yang dengan sendirinya ada
di dalam diri manusia. Perilaku agresif individu akan menimbulkan
dampak yang sangat merugikan, baik bagi individu itu sendiri maupun
bagi orang lain.27
Mekanisme lain dari perilaku agresi adalah adanya
proses imitasi. Menurut Bandura, orang cendrung meniru yang
diamati, stimuli, menjadi teladan bagi perilakunya bila seseorang
24
Caplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Grafisindo Persada, 1989), hal. 15 25
Mutiara Eka P, dkk, Hubungan Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Kecendrungan
Berperilaku Agresif Siswa, (Jurnal Riset Tindakan Indonesia JRTI, Vol. 5, No. 1, ISSN: 2503-
1619, 2020), Hal. 16 26
Yoshi Restu & Yusri, Studi Tentang Perilaku Agresif Siswa Di Sekolah, (Jurnal Ilmiah
Konseling, Vol. 2, No.1, 2013), Hal. 247 27
Fadhilla Yusri, Jasnienti, Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Remaja Trhadap Perilaku
Agresif Siswa Di PKBM Kasih Bundo Kota Bukittinggi, (Islam Realitas; Jurnal Of Islamic &
Social Studies IAIN Bukittinggi, Vol.3, No. 1, Januari-Juni 2017), hal. 99
25
melihat adegan agresivitas dalam televisi maka orang tersebut akan
melakukan tindakan agresi, dengan kata lain akan mendorong orang
berperilaku agresi pula.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa perilaku agresif merupakan perilaku yang
dilakukan secara sengaja oleh individu kepada individu lain yang
ditujukan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun secara
mental.
2. Tipe-tipe Perilaku Agresif
Pembagian agresi yang diajukan oleh Kenneth Moyer adalah
sebagai berikut:
a. Agresi Predatori
Agresi predatori adalah agresi yang dibangkitkan oleh
kehadiran objek alamiah (mangsa). Agresi predatori ini biasanya
terdapat pada organisme atau spesies hewan yang menjadikan
hewan dari species lain sebagai mangsanya.
b. Agresi Antar Jantan
Agresi antar jantan adalah agresi yang secara tipikal
dibangkitkan oleh kehadiran sesama jantan pada suatu spesies.
c. Agresi Ketakutan
Merupakan agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya
kesempatan untuk menghindar dari ancaman.
26
d. Agresi Tersinggung
Merupakan agresi yang dibangkitkan oleh perasaan
tersinggung atau kemarahan. Respon menyerang muncul terhadap
stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-
objek hidup maupun objek mati.
e. Agresi Pertahanan
Merupakan agresi yang dilakukan oleh organisme rangka
mempertahankan daerah kekuasaanya dari ancaman atau
gangguan anggota speciesnya sendiri.
f. Agresi Maternal
Merupakan agresi yang spesifik pada spesies atau
organisme betina (induk) yang dilakukan dalam rangka
menlindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
g. Agresi Instrumental
Merupakan agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced)
dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.28
3. Fase-fase dalam Perilaku Agresif
Agresifitas secara fisik hampir didahului dengan caci maki atau
ancaman, dari analisis situsional mengenal tindakan kekerasan telah
membuat para peneliti menegaskan bahwa suatu kekerasan adalah
bagian dari siklus perilaku, ada beberapa fase yang saling berkaitan
28
Koeswara, Agresi Manusia,...hal. 6
27
menurut Breakwell Gilynis yang biasanya ditemukan dalam sebagian
besar situasi penyerangan, sebagai berikut:
a. Fase Pemicu
Adalah titik dimana individu pertama-tama menunjukkan
suatu gerakan menjauh dari perilaku normal mereka. Perubahan-
perubahan seperti itu ditangkap dalam perilaku non verbal dan
verbal misalnya tidak bersedia untuk duduk, tidak mampu untuk
menunggu sampai anda menyelesaikan kalimat anda, menjawab
sebelum pertanyaan-pertanyaan diselesaikan atau kurang sabar.
b. Fase Eskalasi
Fase ini mengerahkan pada perilaku beringas, perilaku
individu semakin menyimpang dari tingkat dasarnya, jika tidak
ada intervensi. Penyimpangan ini akan semakin nyata dan sulit
dialihkan. Misalnya, individu mulai berjalan hilir mudik,
kecepatan bicara mereka semakin meningkat begitupun dengan
volume suaranya, berteriak atau menjerit dan lain sebagainya.
c. Fase Krisis
Dimana individu semakin tegang baik secara fisik,
emosional dan psikologis, kendali atas dorongan-dorongan agresif
mengendor dan perilaku beringas aktual akan menjadi lebih
mungkin. Misalnya menendang, mendorong, meninju, melempar
barang-barang, mengemuk (berusaha mencederai orang lain).
28
d. Fase Pemulihan
Dalam fase ini individu sedikit demi sedikit akan kembali
ke perilaku normal setelah tindak kekerasan terjadi. Pada titik
inilah banyak terjadi intervensi. Ketegangan fisik maupun
psikologis tingkat tinggi pada individu masih bisa bartahan satu
setengah jam setelah insiden berlangsung, dan hal tersebut dapat
terulang kembali. Misalnya pengendalian diri sendiri,
menyembunyikan perasaan marah dan mencari saluran
penumpahan kebelakang, memikirkan dan mengenalisis
pengalaman kemarahan itu untuk jangka panjang.
e. Fase Depresi Pasca Krisis
Pada fase ini individu seringkali turun hingga dibawah garis
perilaku normal. Kelelahan mental dan fisik adalah umum
didahului dengan perubahan-perubahan fisiologis. Dan hal
tersebut dapat mengekibatkan individu berlinang air mata
(menangis) penuh sesal, merasa bersalah, malu, bingung atau
merana.29
4. Bentuk-bentuk Perilaku Agresi
Leonard Berkowitz membedakan agresi kedalam dua macam
agresi, yakni agresi instrumental (instrumental aggression) dan agresi
benci (hostile aggression) atau disebut juga agresi impulsif (impulsive
aggression). Yang dimaksud agresi instrumental adalah agresi yang
29
Breakwell M. Glynis, Coping With Aggressive Behaviour (Mengatasi Perilaku
Agresif), (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hal. 75
29
dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan agresi benci atau agresi impulsif adalah
agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan
untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa tujuan selain untuk
menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran
atau korban.30
Baron dan Byrne menyatakan bahwa agresivitas dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yakni: agresivitas fisik dan agresivitas verbal.
Agresivitas fisik adalah agresivitas yang dilakukan dengan cara
melukai atau menyakiti badan. Adapun agresivitas verbal adalah
agresivitas yang dilakukan dengan mengucapkan kata-kata kotor atau
kasar.
Sears, Freedman, dan Peplau membagi agresivitas menjadi tiga
jenis, yaitu agresivitas anti sosial, agresivitas prososial, dan agresivitas
sanksi. Agresivitas anti sosial adalah agresivitas yang terdiri dari
perbuatan kriminal yang tidak punya alasan jelas dan melanggar
norma-norma sosial, seperti membunuh, menyerang dan perkelahian
antar geng atau perbuatan yang melanggar norma-norma sosial
lainnya. Agresivitas prososial adalah agresivitas yang didasari oleh
norma-norma sosial, hukum dan sebagainya. Seperti seorang hakim,
menjatuhkan hukuman penjara pada tersangka. Agresivitas sanksi
adalah agresivitas yang tidak diharuskan dalam norma-norma sosial
30
Baron R. A dan Byrne, D. Social Psychology, terj. Ratna Djuwita et.al dengan judul
Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 151
30
tetapi tidak dilanggar. Misalnya seseorang yang memukul orang lain
dengan maksud mempertahankan diri.
Jika dilihat dari bentuk perilaku yang ditampilkan, Buss dan Perry
membagi bentuk perilaku agresi kedalam empat macam yaitu :
a. Agresi verbal yaitu suatu tindakan dalam bentuk ucapan yang
dapat menyakiti orang lain. Perilaku verbal bisa berupa menghina,
mengancam, memaki, menjelek-jelekkan orang lain.
b. Agresi non verbal yaitu suatu perilaku dalam bentuk tindakan
fisik yang dapat merugikan, merusak, dan melukai orang lain.
Perbuatan tersebut bisa berupa menendang, memukul, meludahi.
c. Agresi kemarahan yaitu suatu bentuk agresi yang sifatnya
tersembunyi dalam perasaan seseorang tapi efeknya juga dapat
menyakiti orang lain. Dalam hal ini perilakunya bisa tampak juga
bisa tidak tampak.
d. Agresi permusuhan yaitu suatu bentuk agresi berupa perasaan
negative terhadap orang lain yang muncul karena perasaan
tertentu, misalnya cemburu, dengki, agresi permusuhan ini dapat
ditimbulkan dari beberapa agresi yang telah disebutkan diatas.31
31
Baidi Bukhori, Zikir Al-Asma‟ Al-Husna Solusi Atas Problem Agresivitas Remaja,
(Semarang: Syiar Media Publishing, 2008), hal. 41
31
5. Faktor Penyebab Perilaku Agresif
Menurut Sofyan perilaku agresif pada anak dan remaja disebabkan
oleh beberapa hal yaitu:32
a. Naluri Agresif
Mengenai tindakan agresif yang disebabkan oleh dasar
alamiah atau pembawaan (naluri agresif) dikemukakan oleh
Sigmund Freud. Freud melihat bahwa perbuatan agresif
disebabkan suatu dorongan naluri yang mewakili naluri kematian
(the death instinct). Hidup menurut Freud merupakan konflik
abadi antara dorongan hidup (life instinct) dengan dorongan mati
(death instinct). Diantara dua dorongan tersebut manusia berusaha
untuk hidup dan membangun. Sedangkan Lorenz (1966) melihat
tindakan agresif sebagai suatu pertahanan diri sebagaimana terjadi
juga pada binatang. Diakatakannya bahwa factor budaya
menjadikan penahan bagi meledaknya perbuatan brutal.
Id, Ego, Super ego, merupakan dasar struktur kepribadian
manusia yang digambarkan oleh Freud dalam psikologi analisis.
Masing-masing unsur memiliki kecenderungan tertentu. Id
mempunyai kecenderungan nafsu, libido seks, dan perbuatan
destruktif. Menahan lajunya id sehingga ego menjadi tenang dan
berkembang. Jika dorongan id yang destruktif tidak dapat ditahan
oleh “super ego” maka ego akan terjebak pada perbuatan-
32
Sofyan S Willis, Remaja dan Masalahnya, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 122-126
32
perbuatan jahat termasuk agresivitas yang cenderung merusak
orang lain dan dirinya.
b. Keadaan Sumpek (Crowding)
Pengertian fisiologis dari keadaan sumpek (crowding)
adalah penuh sesaknya manusia di suatu tempat, seperti jalanan,
bus kota, kereta api, pasar, stasiun, dan terminal bus. Keadaan
sumpek secara psikologis memberi pengaruh negatif terhadap
perilaku sosial individu. Mereka frustasi dengan keterbatasan
sarana angkutan dalam kota, namun terpaksa berdesakan ke
tempat pekerjaan atau sekolah karena suatu kewajiban yang harus
dia lakukan. Antara kebutuhan dan sarana transportasi yang
tersedia dengan keadaan sumpek membuat individu konflik,
stress, marah, agresif. Disamping itu efek nyata dari sumpek
adalah timbulnya penyakit fisik seperti penyakit menular.
c. Tindakan agresif yang dipelajari
Teori yang dekat dengan belajar yang terkondisi adalah
teori behavioral khususnya conditioning. Menurut teori ini
tindakan agresif merupakan perilaku hasil belajar. Kebanyakan
ahli-ahli psikologi berpendapat bahwa belajar adalah determinan
utama dalam perilaku agresif. Dengan kata lain, semua tindakan
agresif adalah dipelajari. Hanya sedikit sekali yang disebabkan
oleh naluri.
33
Anak kecil yang selalu mendapat tekanan, lingkungan yang
bertengkar, akan menjadi anak pemarah dan agresif. Dasar
perilaku pemarah dapat diperluas dan diperkuat melalui contoh-
contoh dari orang dewasa dan tayangan film di televisi. Orang
tua, yang agresif akan ditiru oleh anak-anaknya, demikian juga
oleh masyarakat yang agresif. Sebaliknya orang tua yang permisif
(masa bodoh) cenderung membuat anak selalu dibiarkan saja
tanpa ada norma evaluasi dan pembatasan.
d. Tindakan Agresif karena Frustasi
Teori yang dikemukakan oleh Yale dan Dolar mengatakan
bahwa penyebab perilaku agresif adalah paling banyak
mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya. Karena
kegagalan yang bertumpuk maka ia menjadi frustasi dan kecewa
berat. Jalan keluar akibat frustasi kemungkinan adalah :
1) Menjadi agresif seperti marah, menyerang, memukul, bahkan
mungkin membunuh.
2) Mengurangi cita-cita yang tidak mungkin dijangkau (sadar
akan kemampuan diri), hal ini karena diri didasari agama dan
budaya yang membimbing.
Tetapi kebanyakan akibat frustasi adalah tindakan-tindakan
kekerasan. Namun pernyataan dorongan agresif sering ditentukan
oleh pemenuhan harapan dan hukuman. Artinya bahwa
meredanya agresif bergantung pada kondisi luar. Apakah mampu
34
menurunkannya dengan reward atau punishment. Sebab hadiah
bukan semata materi, akan tetapi berisi juga dorongan,
penghargaan psikologis dan penerimaan. Sedangkan hukuman
mungkin juga bisa mengurangi agresivitas untuk sesaat, karena
sering respons terhadap hukuman tidak sama dipahami anak dan
remaja.
e. Agresi karena tekanan
Tekanan lingkungan individu dan kelompok menimbulkan
stress. Artinya individu merasakan pukulan hebat terhadap usaha
dan tujuannya. Kemungkinan perilaku yang terjadi akibat
serangan stress adalah:
1) Perilaku ketidakberdayaan (helpness) dan dibumbui depresi.
Biasa orang berserah diri, pasrah menyalahkan diri sendiri,
bahkan “self destructive”.
2) Berespons menentang lingkungan dengan nekat, lalu
bertindak menghancurkan rintangan melalui perilaku agresif.
f. Agresi karena balas dendam
Balas dendam merupakan penyaluran frustasi melalui
proses internal yakni merencanakan pembalasan terhadap obyek
yang menghambat dan merugikan. Biasanya balas dendam bisa
dalam bentuk yang paling ringan seperti menjahili atau meliciki,
dan bias juga dengan perusakan atau penganiayaan terhadap
orang lain.
35
Dari uraian mengenai tindakan agresif pada anak dan
remaja, sangat banyak faktor penyebab yang bersumber dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kehidupan keluarga terutama
orang tua yang sibuk mendorong terjadinya pengabaian terhadap
anak dan remaja. Demikian pula guru-guru yang sibuk untuk
menambah penghasilan, lebih tidak sanggup lagi memperhatikan
siswanya. Sedangkan masyarakat kita yang cenderung
individualistik, tidak lagi memperhatikan perilaku negatif remaja.
Karena sebagian mereka beranggapan hal itu bukan urusan
mereka.
6. Cara Menurunkan Perilaku Agresif
Koeswara menyatakan bahwa agresivitas bisa dicegah dengan
penanaman moral, pengembangan perilaku non agresi, dan
pengembangan kemampuan memberikan empati.33
a. Penanaman Moral
Nurani atau moral yang diinternalisasikan dan
diintegrasikan kedalam kepribadian individu merupakan rem yang
efektif bagi kemunculan perilaku destruktif, termasuk agresifitas.
Oleh karena itu, penanaman moral merupakan cara yang tepat
guna mencegak kemunculan agresifitas tersebut.
33
Koeswara, Agresi Manusia, (Bandung: PT Eresco, 1998) Cet.1, hal. 39-42
36
b. Pengembangan Perilaku non Agresi
Mengembangkan nilai-nilai yang mendukung
perkembangan perilaku non agresi, dan sebaliknya menghapus
atau setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong
perkembangan agresivitas. Nilai-nilai merupakan daya pendorong
dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada
tindakan seseorang. Nilai-nilai tersebut bisa bersumber dari
agama maupun etika. Adapun nilai-nilai yang dapat menurunkan
agresivitas antara lain nilai yang mendorong manusia untuk saling
mengasihi dan menghormati sesama manusia, bersikap sabar dan
pemaaf, maupun sikap prososial lainnya.
c. Pengembangan kemampuan memberikan empati
Pencegahan agresivitas bisa dan perlu menyertakan
pengembangan kemampuan mencintai pada individu. Dengan
kata lain, pengembangan kemampuan memberikan empati
merupakan langkah yang perlu diambil dalam rangka mencegah
berkembangnya agresivitas. Sears, Freedman, dan Peplau
menyatakan bahwa teknik-teknik untuk mereduksi (mengurangi)
perilaku agresif:
1) Hukuman dan Pembalasan
Pada umumnya rasa takut terhadap hukuman atau
pembalasan bisa menekan agresivitas. Hal ini terjadi karena
seseorang akan memperhitungkan akibat agresi di masa
37
mendatang, dan berusaha untuk tidak melakukan agresi bila
ada kemungkinan mendapat hukuman. Hukuman dan
pembalasan yang dimaksud disini adalah yang berdasarkan
hukum dan peraturan. Dengan hukum dan peraturan tersebut
maka hukuman dan pembalasan yang juga berwujud agresi
dapat dikategorikan sebagai agresi pro sosial, sehingga tidak
terjadi agresi anti sosial dibalas dengan agresi anti sosial.
2) Mengurangi Serangan dan Frustasi
Agresivitas dapat dikurangi dengan mengurangi
kemungkinan terjadinya serangan dan frustasi. Hal ini bias
diwujudkan antara lain dengan mengurangi sebab-sebab
pokok seperti berusaha menjamin adanya tingkat kesamaan
hak untuk mendapatkan keperluan hidup, penyediaan
sandang, pangan dan papan maupun kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
3) Pengalihan
Agresivitas selain dapat dikurangi dengan cara-cara
diatas dapat pula dikurangi dengan cara pengalihan. Hal ini
terjadi karena perasaan agresi kadangkala tidak bisa
diekspresikan secara langsung terhadap penyebab amarah
sehingga diperlukan sasaran pengganti yang lebih
memungkinkan untuk mengekspresikan agresi. Pemilihan
38
sasaran pengganti biasanya diarahkan pada sasaran yang
dipersepsikan lebih lemah atau lebih kuat.
4) Katarsis
Perasaan marah dapat dikurangi dengan melalui
pengungkapan agresi atau disebut katarsis. Inti gagasan
katarsis adalah, bila seseorang merasa agresif, tindakan agresi
yang dilakukannya akan mengurangi intensitas perasaannya.
Hal tersebut pada gilirannya akan mengurangi kemungkinan
untuk bertindak agresif.
5) Hambatan yang dipelajari
Agresivitas juga dapat dikurangi dengan cara belajar
mengendalikan agresivitas, tanpa memperhitungkan apakah
ada hubungan atau tidak. Belajar mengendalikan agresivitas ini
juga bisa dilaksanakan dengan cara belajar berperilaku yang
pro sosial, kapan agresivitas diperbolehkan dan kapan pula
agresivitas tidak diperbolehkan.
Menurut Sarlito, sampai saat ini belum ditemukan resep manjur
untuk menghilangkan agresi dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi agresi. Sarlito menyatakan bahwa setidaknya kita
mencoba untuk mengurangi agresi misalnya dengan mengurangi
sarana dan prasarana yang dapat memicu agresi seperti adanya
larangan membawa senjata tajam ke sekolah atau pusat perbelanjaan,
39
atau juga bisa dengan pelatiahan keterampilan sosial untuk
kecendrungan agresivitas.
Selanjutnya cara untuk mengurangi agresi dapat dengan berbagai
macam cara yang biasa dilihat dari teori agresi yang ada. Para
penganut teori bawaan menyatakan bahwa upaya untuk mengurangi
agresi adalah dengan katarsis. Melalui katarsis, naluri agresi akan
tersalurkan misalnya dengan mengikuti kegiatan karate. Lain pula
dengan teori belajar sosial, agresi dapat dikurangi dengan prinsip
penjenuhan misalnya untuk mengurangi agresi pada anak adalah
dengan membiarkannya agar hilang dengan sendirinya karena tidak
mendapat perhatian, melatih orang tua untuk mendidik anak tanpa
kekerasan atau dengan prinsip reinforcement dimana agresi sebagai
perilaku yang tidak dikehendaki akan mendapat ganjaran negatif
seperti pemberian hukuman. Pemberian hukuman ini menurut Myers
dinyatakan bahwa hukuman hanya efektif jika diberiakn pada perilaku
agresif yang instrumental bukan agresi yang didasari emosi.34
C. Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku
Agresif
Kecerdasan emosi mempunyai peranan yang amat penting untuk
mengendalikan agresivitas yang terkadang sudah menjadi sebuah
kebiasaan pada seorang individu. Hal ini dibutuhkan karena seorang
34 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 2005),
hal. 326
40
individu yang mempunyai kecerdasan emosi yang matang akan belajar
mengelola emosi individu tersebut agar terhindar dari perilaku agresi.35
Keberhasilan seseorang siswa tidak hanya ditandai dengan prestasi
akademiknya saja. Tetapi juga harus dilihat dari kemampuan dan
pengendalian perilaku dalam beretika dalam lingkungan sekolah. Pendapat
Daniel Goleman mengatakan bahwa peran kecerdasan akademik (kognitif)
yang akan menyokong kesuksesan hidup seseorang hanyalah sekitar
20%.36
Dari pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan
intelegensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan
seseorang karena ada faktor yang menetukan keberhasilan seseorang
karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Emosi sangat dibutuhkan
dalam hal ini, emosi menentukan apakah seseorang mampu mengendalika
perilakunya, khususnya perilaku agresif.
Agresi menurut Baron adalah bentuk perilaku yang disengaja
terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukai atau membinasakan
dan orang yang diserang berusaha untuk menghindar. Menurut Geen,
agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai orang lain.37
Dalam pengertian tersebut masalah yang penting yaitu, agresif itu
perilaku, dengan demikian segala aspek perilaku terdapat dalam agresi,
misalnya emosi.
35
Faris Zaky & Haryanta, Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan AgresivitasPada
Atlet Futsal, (Gadjah Mada Journal Of Psychology, Vol. 3, No. 1, ISSN: 2407-7798, 2017), hal.
40 36
Prawira Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), hal. 159 37
Shelley E. Taylor, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 496
41
Emosi marah yang bersifat negatif dan meledak-ledak disertai
dengan faktor eksternal seperti frustasi dan provokasi, menyebabkan
terjadinya proses penyaluran energi negatif berupa dorongan agresi yang
akan mempengaruhi perilaku individu. Individu yang mampu mengelola
emosi, akan mampu meredam dorongan agresi, pandai membaca perasaan
orang lain, serta dapat memelihara hubungan baik dengan lingkungannya.
Sehingga, apabila individu mampu mengelola emosinya maka individu
tersebut akan mampu untuk mengendalikan perilaku agresifnya.
Menurut Fatimah mengelola emosi berarti menangani perasaan
agar terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila
mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepaskan diri
dari dari kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit
kembali dengan cepat.38
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kontrol emosi,
atau kendali emosi sangat berpengaruh terhadap tindakan yang diambil.
Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosi, maka akan dengan
mudah mengambil keputusan untuk tindakan yang tanpa dipikirkan
terlebih dahulu apa akibat yang akan timbul dari keputusan yang dibuat
secara singkat. Segala tindakan yang diambil, akan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidupnya.
38 Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:
Pustaka Setia, 2006), hal. 116
42
Dalam hal ini, kemampuan mengelola emosi seseorang dapat
mempengaruhi perilaku agresif seseorang. Pada dasarnya seseorang yang
memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik, maka ia juga akan
dapat mengontrol tindakannya sehingga dapat terhindar dari perilaku
agresif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
D. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penalitian Hubungan Antara
Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif yang penulis
lakukan adalah:
1. Ida Triratnasari STKIP PGRI dengan penelitian yang berjudul
“Hubungan Antara Kemampuan Pengelolaan Emosi Dengan Perilaku
Agresif Peserta Didik di SMP Negeri 23 Padang”. Berdasarkan hasil
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kemampuan pengelolaan emosi dengan perilaku
agresif peserta didik.
2. Tanti Lestari Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik
Indonesia (UNP Kediri) dengan penelitian yang berjudul “Hubungan
Antara Kemampuan Pengelolaan Emosi Dengan Perilaku Agresif
Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 2 Parpar Tahun Pelajaran
2014/2015”. Berdasarkan analisa data diperoleh r hitung dengan
N=42 sebesar 0,727 jika dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikan 5% dengan N=42 diperoleh angka 0,304 Dengan demikian,
r hitung lebih besar dari r tabel (0,727 < 0,304). Artinya ada
43
Hubungan antara Kemampuan Pengelolaan Emosi dengan Perilaku
Agresif Peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Papar. Berdasarkaan
uraian yang telah disebutkan diatas, maka dari penelitian ini dapat
ditarik kesimpulan: ada hubungan antara kemampuan pengelolaan
emosi dengan perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2
Papar.
3. Roby Kristiawan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dengan
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Kemampuan Mengatur
Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Di SMP N 17 Surakarta”.
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi dengan bantuan program
SPSS 19 for windows diketahui bahwa nilai r hitung sebesar 0,404 > r
tabel 0,349 sehingga Ho ditolak, maka diperoleh hasil bahwa ada
hubungan antara kemampuan mengatur emosi dengan perilaku agresif
peserta didik SMPN 17 Surakarta dengan tingkat korelasi/hubungan
sedang. Sehingga hipotesis penelitian : ada hubungan antara
kemampuan mengatur emosi dengan perilaku agresif peserta didik
SMPN 17 Surakarta, terdukung kebenarannya.
Kemampuan mengelola emosi sangat berpengaruh terhadap
kecendrungan perilaku agresif siswa. Bentuk-bentuk perilaku agresif yang
dikemukakan penelitian tersebut sebagian besar nampak terlihat pada
siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah atau tidak
dapat mengelola emosi dengan baik. Sementara dalam penelitian yang
penulis lakukan adalah dengan melihat Hubungan Antara Kemampuan
44
Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X di SMA N 1
2X11 Enam Lingkung.
E. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Variabel X berkorelasi (berhubungan terhadap variabel Y. Korelasi
antara variabel X (Kemampuan Mengelola Emosi) sebagai variabel bebas
yang berkorelasi secara negatif variabel Y (Perilaku Agresif) sebagai
variabel terikat.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya,
atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.39
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan negatif antara kemampuan mengelola emosi dengan
perilaku agresif pada siswa. Artinya semakin tinggi kemampuan
39
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal 76
Peserta didik/
siswa
Kemampuan
Mengelola
Emosi
Perilaku
Agresif
Korelasi
45
mengelola emosi maka semakin rendah perilaku agresif, sebaliknya
semakin rendah kemampuan mengelola emosi maka semakin tinggi
perilaku agresif.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat expost facto, yaitu melihat
fakta yang sudah berlangsung, tetapi tidak melakukan tindakan lanjutan.
Penelitian ini tergolong metode penelitian kuantitatif korelasional.
Berkaitan dengan ini menurut Suharsimi Arikunto, penelitian korelasional
yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua atau beberapa variabel.40
Penelitian ini untuk
membuktikan hubungan antara variable bebas (X) dan variable terikat (Y)
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif korelasional. Dikatakan pendekatan
kuantitatif karena data dan informasi yang dikumpulkan diwujudkan
dalam bentuk kuntitatif atau angka-angka. Dikatakan korelasional karena
penelitian ini mencari hubungan antar variable bebas (independent
variable) dan variable terikat (dependent variable).
B. Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi sebagai tempat penelitian ini adalah
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, alasan
penulis memilih lokasi ini karena didasarkan pada pertimbangan bahwa di
40
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rinekacipta, 1995), hal 326
47
tempat inilah penulis menemukan gejala-gejala atau fenomena-fenomena
yang menjadi permasalahan yang akan diteliti.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.41
Menurut Sutrisno Hadi,
variable merupakan semua objek yang menjadi sasaran penelitian yang
menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatan.42
Dari
kedua pendapat tersebut maka variable dapat diartikan sebagai suatu
obyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian yang menunjukkan
variasi atau dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Bambang Prasetyo dan Jannah, L.M, variable dalam penelitian
kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua:
1. Variable bebas (independent variable), atau yang disebut dengan
variabel X dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang
menjelaskan terjadinya fokus.
2. Variabel terikat (dependent variabel), atau yang disebut dengan
variabel Y sebagai variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh
variabel bebas.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu kemampuan mengelola emosi
yang merupakan variabel bebas (X), sedangkan variabel terikat adalah
perilaku agresif (Y).
41
Sugiyono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), hal. 61 42
Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, (Yogyakarta: Andi, 2004), hal. 250
48
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.43
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Untuk lebih jelasnya dapat
diterangkan melalui tabel berikut:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas X IPA 1 35 siswa
2 Kelas X IPA 2 35 siswa
3 Kelas X IPA 3 35 siswa
4 Kelas X IPA 4 34 siswa
5 Kelas X IPS 1 32 siswa
6 Kelas X IPS 2 32 siswa
7 Kelas X IPS 3 33 siswa
8 Kelas X IPS 4 32 siswa
Total 268 siswa
Sumber Data: Tata Usaha SMA N 1 2X11 Enam Lingkung
Berdasarkan pengertian populasi tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa/siswi kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung
Kabupaten Padang Pariaman.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2001), hal. 80
49
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Dalam penetapan sampel penulis mengambil
pendapat Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa:
“Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
seluruhnya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka dapat
diambil antara 10% sampai 25% dari populasi”.44
Siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berjumlah 8 kelas
yaitu kelas X IPA 1 – X IPS 4, sehingga jika dijumlahkan total untuk
semua populasi adalah 268 orang. Dari populasi tersebut penulis
mengambil 15% dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 40
siswa. Alasan penulis mengambil 15% pada penentuan ukuran jumlah
sampel karena:
a. Jumlah siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berjumlah
268, tidak mungkin diambil semua menjadi sampel.
b. Agar semua kelas terwakili.
Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan
teknik proportional random sampling. Alasan penulis menggunakan
teknik ini karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya
siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung yang terbagi ke dalam
8 kelas. Agar semua kelas dapat terwakili, maka sampel diambil dari
masing-masing kelas dengan cara acak.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Hal. 112
50
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah
Siswa
Jumlah Sampel
1 Lokal X IPA 1 35 15/100 x 35 = 5,25 = 5 siswa
2 Lokal X IPA 2 35 15/100 x 35 = 5,25 = 5 siswa
3 Lokal X IPA 3 35 15/100 x 35 = 5,25 = 5 siswa
4 Lokal X IPA 4 34 15/100 x 34 = 5,1 = 5 siswa
5 Lokal X IPS 1 32 15/100 x 32 = 4,8 = 5 siswa
6 Lokal X IPS 2 32 15/100 x 32 = 4,8 = 5 siswa
7 Lokal X IPS 3 33 15/100 x 33 = 4,95 = 5 siswa
8 Lokal X IPS 4 32 15/100 x 32 = 4,8= 5 siswa
Total 268 40 siswa
Keterangan: 15% dari 268 adalah 40 siswa, sedangkan untuk
mencari sampel masing-masing adalah :
yang
diambil. Contoh: Kelas X IPA 1
E. Prosedur Penelitian
Untuk tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka perlu disusun
suatu prosedur penelitian yang sistematis. Secara umum prosedur
penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Menetapkan tempat penelitian yaitu SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung dan waktu penelitian
b. Mengurus surat izin penelitian pada pihak kampus.
c. Meminta data jumlah siswa kelas X kepada pihak sekolah
d. Menyusun instrument yang akan digunakan untuk penelitian yaitu
angket Kemampuan Mengelola Emosi Dan Perilaku Agresif
51
e. Melakukan validitas terhadap angket Kemampuan Mengelola
Emosi Dan Perilaku Agresif
f. Mengujicobakan instrument.
2. Tahap Pelaksanaan
Menyebarkan angket kemampuan mengelola emosi dan perilaku
agresif kepada sampel yang telah dipilih dari banyaknya siswa kelas
X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
3. Tahap Penyelesaian
Dalam tahap penyelesaian ini peneliti melakukan uji analisis
korelasi, kemudian menarik kesimpulan dari data hasil analisis yang
telah diperoleh.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak bisa
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Metode
pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini adalah metode angket atau kuesioner. Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.45
Angket dibagi dalam dua bagian, yaitu:
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),
hal. 142
52
a. Angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga responden diminta untuk memilki salah satu jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan
tanda silang atau checklist.
b. Angket terbuka, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sederhana
sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak
dan keadaannya.46
Sesuai dengan pengertian diatas, dalam penelitian ini penulis
menggunakan angket tertutup. Angket yang penulis gunakan adalah
dengan menggunakan metode Skala Likert. Alat ukur skala likert ini
menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang jawabnnya berbentuk
skala persetujuan atau penolakan terhadap pertanyaan atau pernyataan
yang telah disediakan. Penerimaan atau penolakan dinyatakan dalam
persetujuan yang dimulai dari selalu,sering, kadang-kadang, jarang, dan
tidak pernah. Penskoran untuk setiap butir berdasarkan pilihan dan sifat
butir sebagai berikut.47
Tabel 3.3
Kriteria Pemberian Skor
Alternatif
Jawaban
Singkatan Skor
(+)
Skor
(-)
Selalu SL 5 1
Sering SR 4 2
Kadang-kadang KD 3 3
Jarang J 2 4
Tidak Pernah TP 1 5
46
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 71-72 47
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula.
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 87
53
G. Instrument Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat untuk memperoleh
data tentang fenomena (variabel) yang diteliti. Sesuai dengan teknik yang
di pakai dalam pengumpulan data, dalam penelitian ini instrument
pengumpulan data yang digunakan adalah angket, yaitu angket
kemampuan mengelola emosi dan angket perilaku agresif.
1. Angket Kemampuan Mengelola Emosi
Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung dalam
mengelola emosi yang mereka miliki. Angket ini terdiri dari dari item-
item yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek kemampuan
mengelola emosi yang dikemukan oleh Daniel Goleman. Berikut kisi-
kisi angket kemampuan mengelola emosi siswa kelas X SMA N 1
2X11 Enam Lingkung.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi
No Aspek Indikator
1
Mampu
mengendalikan
diri
Mengelola dengan baik perasaan-perasaan yang
menekan
Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun
dalam situasi berat
Berpikir jernih dan tetap fokus walaupun dalam
keadaan tertekan
2
Menunjukkan
Sifat dapat
dipercaya
Bertindak menurut etika dan tidak mempermalukan
orang lain
Membangun kepercayaan dan keandalan diri lewat
otentisitas
Mengakui kesalahan sendiri dan menegur perbuatan
orang lain yang tidak etis
Berpegah teguh pada prinsip
Memenuhi komitmen dan mematuhi janji
54
3 Menunjukkan
Sifat
bersungguh-
sungguh
Bertanggung jawab untuk mencapaii tujuannya
Terorganisasi dan cermat dalam bekerja
4
Menunjukkan
Adaptabilitas
Terampil menangani beragamnya kebutuhan,
bergesernya prioritas, dan pesatnya perubahan
Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan
Luwes dalam memandang situasi
5
Menunjukkan
Inovasi
Selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber
Menciptakan gagasan-gagasan baru
Berani mengubah wawasan dan mengambil resiko
2. Angket Perilaku Agresif
Angket ini dimaksudkan untuk mengetahuitinggi atau rendahnya
perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
Angket ini terdiri dari item-item yang disusun berdasarkan aspek-
aspek perilaku agresif yang dikemukakan oleh Buss dan Perry.
Berikut kisi-kisi angket perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11
Enam Lingkung.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Angket Perilaku Agresif
No Aspek Indikator
1 Agresi Fisik Menyerang
Memukul
2 Agresi Verbal Berdebat
Menyebarkan gosip
Bersikap sarkastis
3 Agresi Marah Kesal
Mudah marah
4 Sikap
Permusuhan
Benci
Curiga
Iri hati
55
H. Teknik Analisis Instrumen
1. Analisis Instrumen Angket
a. Validitas Instrument Angket
Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin di ukur (a valid
measure if it successfully measure the phenomenom).48
Suatu
instrument yang baik memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya,
instrument yang kurang baik memilki validitas yang rendah.
Untuk mengukur suatu validitas instrument angket
digunakan validitas kontruk (contruct validity). Validitas kontruk
adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat
ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya.
Menurut Jack R. Fraenkel, validitas kontruk (penentuan validitas
kontruk) merupakan yang terluas cakupannya dibandingkan
dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur,
termasuk validitasi isi dan validasi kriteria.49
Rumus yang
digunakan untuk uji validitas kontruk dengan teknik korelasi
product moment, yaitu:
√ ( ] (
]
48
Syofian Siregar. Statistik Parametric Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 75 49
Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 77
56
Keterangan :
n = jumlah responden
x = skor variabel (jawaban responden)
y = skor total dari variabel untuk responden ke-n.50
Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan cara
memberi skor pada butir instrument dan mentabulasi data
kemudian dimasukkan kedalam SPSS untuk menghitung
validitas tiap butir instrument. Berikut rincian jumlah item yang
valid dan tidak valid.
Tabel 3.6
Table uji validitas
Variabel Jumlah Item
Uji Coba
Jumlah Item
yang Valid
Jumlah Item
yang Tidak
Valid
Kemampuan
Mengelola
Emosi (X)
60 34 26
Perilaku
Agresif (Y)
40 31 9
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran
Berdasarkan table diatas diketahui variabel kemampuan
mengelola emosi terdapat 34 item valid dan 26 item yang tidak
valid dari 60 item yang diuji. Dari 34 item yang valid terlihat
bahwa sudah mewakili dari masing-masing indicator. Sedangkan
pada variabel perilaku agresif terdapat 31 item yang valid dan 9
item yang tidak valid dari 40 item yang diujikan. Dari 31 item
yang valid terlihat sudah mewakili masing-masing indicator.
50
Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 77
57
Untuk lebih jelasnya berkenaan dengan hasil validasi dapat
dilihat pada lampiran.
b. Reliabilitas Instrument Angket
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat pengukur yang sama pula.51
Metode alpha cronbach yang
digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang tidak
mempunyai pilihan “benar” atau “salah” maupun “ya” atau
“tidak”, melainkan digunakan untuk menghitung reabilitas suatu
tes yang mengukur sikap atau perilaku.52
Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reabel
dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, bila koefisien
reliabilitas Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan
menggunakan teknik alpha cronbach, yaitu:
1) Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan
2) Menentukan nilai varian total
51
Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 87 52
Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 89
58
3) Menentukan reabilitas instrument
[
]
Keterangan:
Jumlah sampel
Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
Varian total
Jumlah varian butir
jumlah butir pertanyaan
koefisien realibilitas instrument.53
Table 3.7
Reliabilitas Angket Kemampuan Mengelola Emosi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.902 60
Table 3.8
Reliabilitas Angket Perilaku agresif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.935 40
53
Syofian Siregar, Statistic Parametrik…, hal. 90
59
I. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data
ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau
rumus-rumus tertentu. Adapun langkah-langkahnya ialah:
1. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) data
yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan editing untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di
lapangan dan bersifat koreksi.
2. Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data
yang termasuk dalam kategori yang sama.
3. Scoring yaitu memberikan nilai terhadap alternative jawaban.
4. Tabulasi, yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah
diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.54
5. Pengolahan data, teknik pengolahan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik statistik sederhana
dengan mencari skor mean, standar devisasi, range, skor minimum
dan skor maxsimum dengan formula :
a. Mean
Mean diperoleh dari menjumlahkan seluruh nilai dan
membaginya dengan jumlah individu. Mean dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
54
Misbahuddin Dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2013) Hal: 27
60
Keterangan:
M = Mean
∑X = Jumlah nilai
N = Jumlah Responden
b. Range, yaitu : ST - SR
5
Keterangan :
ST = skor tertinggi
SR =skor terendah
c. Menghitung frekuensi (F) dari setiap item
d. Menentukan skor dengan menggunakan rumus
Setelah data diolah menggunakan rumus statistik sederhana,
kemudian kedua variabel data di klasifikasikan kedalam kategori
interpretasi skala, sebagai berikut :
Tabel 3.9
Pedoman Interpretasi skala
Kategori Presentase
Sangat Sesuai 81% - 100%
Sesuai 61% - 80%
Kurang Sesuai 41% - 60%
Tidak Sesuai 21% - 40%
Sangat Tidak Sesuai 0% - 20%
61
e. Interval data : ST-SR
K
Keterangan :
ST: skor tertinggi
SR: skor terendah
K: kelas kategori
f. Standar Deviasi
SD = √∑𝑓𝑥2
N
Keterangan :
SD : Standar deviasi
fx : Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing
skor dengan deviasi skor yang telah dikodratkan
N : Sumber of cases
Setelah data diolah dengan menggunakan rumus statistis
sederhana, kemudian kedua variabel maka data diklasifikasikan ke dalam
kategori interpretasi kuesioner.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai upaya dimana data
yang sudah tersedia diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan jenis data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini, maka peneliti dalam menganalisis
datanya menggunakan teknik analisis data kuantitatif yang diperoleh dari
62
angket kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif. Sebelum
dilakukan uji hipotesis maka perlu ada uji prasyarat. Untuk uji prasyarat
dari pengujian korelasi dan regreasi digunakan uji normalitas dan uji
linearitas.
1. Analisis Uji Prasyarat
Uji prasyarat analisis adalah uji prasyarat yang harus dipenuhi oleh
sebuah data untuk dapat memenuhi prasyarat analisis. Prasyarat
analisis data adalah sesuatu yang dikenakan pada sekelompok data
hasil observasi atau penelitian untuk mengetahui layak atau tidak
layaknya data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik
statistik.55
Pengujian prasyaratan analisis dilakukan apabila peneliti
menggunakan analisis parametrik, maka harus dilakukan pengujian
prasyaratan analisis terhadap asumsi-asumsinya seperti homogenitas
untuk uji perbedaan (komparatif), normalitas dan lineritas untuk uji
korelasi dan regresi.56
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah dari
variabel-variabel penelitian sudah mengikuti distribusi kurva
normal.57
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dianalisis
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria
55
Misbahudin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014) Cet-2, hal 277 56
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian,.....,hal 119 57
Syofyan Siregar. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Bumi Aksara.
2014) h. 153.
63
pengujiannya adalah jika nilai signifikasi (Sig) atau nilai probalitas
(p) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan baik secara manual maupun menggunakan
komputer program SPSS. Kriteria pengujian yang diambil
berdasarkan nilai probabilitas:
1) Jika α > 0,05 maka H0 diterima atau data berdistribusi normal.
2) Jika α ˂ 0,05 maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi
normal.
b. Linearitas
Tujuan dilakukan uji linieritas adalah untuk mengetahui
apakah antara variabel tak bebas (Y) dan variabel bebas (X)
mempunyai hubungan linier. Menurut Siregar menyatakan bahwa
sebelum uji korelasi atau regresi, sebaliknya dilakukan dulu uji
linearitas untuk memastikan apakah derajat hubungannya linear
atau kuadrat (pangkat dua). Apakah hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linear.58
Uji
linearitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan
menggunakan test for linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila
signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.
58
Syofyan Siregar. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Bumi
Aksara. 2014) h. 178.
64
c. Uji Hipotesis
1) Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi (KK) adalah indeks atau bilangan yang
digunakan untuk mengukur derajat hubungan dan bentuk/ arah
hubungan.59
Rumus yang digunakan adalah Koefisien Korelasi
Pearson ( ). Rumus Koefisien Korelasi Pearson ( ),
digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel
interval/rasio dengan variabel interval/rasio. Koefisien Pearson
dirumuskan:
√{ }{ }
Keterangan :
: Koefisien korelasi Pearson
: Variabel bebas
: Variabel terikat.60
Tabel 3.10
Intrepestasi Koefisien Korelasi Nilai r61
Interfal Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat kuat
Kuat
Cukup rendah
Rendah
Sangat rendah
59
Misbahuddin, Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian…, hal. 48 60
Misbahuddin Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian, ..., hal. 61 61
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal.138
65
Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada
diantara -1 hingga +1. Untuk bentuk/ arah hubungan, nilai
koefisien korelasi dinyatakan dengan positif (+) dan negative (-),
atau ( .
a) Jika koefisien korelasi bernilai positif maka variabel-variabel
berkolerasi positif. Artinya, jika variabel yang satu naik/
turun maka variabel yang lainnya juga naik/ turun. Semakin
dekat nilai koefisien korelasi ke +1, semakin kuat korelasi
positifnya.
b) Jika koefisien korelasi bernilai negative maka variabel-
variabel berkolerasi negative. Artinya, jika variabel yang satu
naik/ turun maka variabel yang lainnya juga naik/ turun.
Semakin dekat nilai koefisien korelasi ke -1, semakin kuat
korelasi negatifnya.
c) Jika koefisien korelasi bernilai 0 (nol) maka variabel tidak
menunjukkan korelasi.
d) Jika koefisien korelasi bernilai +1 atau -1 maka variabel-
variabel menunjukkan korelasi positif atau negative
sempurna.62
62
Misbahuddin, Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian…, hal. 48
66
2) Koefisien Determinasi Sederhana
Koefisien determinasi seberhana untuk menentukan besarnya
konstribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan
rumus:
KD = r2 100%
Dimana:
KD = Koefisien determinan atau koefisien
penentu
r = Koefisien korelasi.63
3) Uji Signifikansi
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi
apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X
terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji
Signifikansi dengan rumus:
√
√
Dimana:
nilai t
nilai koefisien korelasi
jumlah sampel.64
63
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,..., hal 139
64 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula, …, hal.
139
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang dideskripsikan terdiri dari variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel
bebasnya adalah Kemampuan Mengelola Emosi dan variabel terikatnya
adalah Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
Berikut penulis jabarkan hasil penelitian Hubungan Antara Kemampuan
Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA N 1 2X11
Enam Lingkung.
1. Kemampuan Mengelola Emosi
Data penelitian tentang Kemampuan Mengelola Emosi
dikumpulkan menggunakan instrument angket yang peneliti sebarkan
kepada 40 siswa (sampel penelitian) kelas X SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung. Angket ini disebarkan menggunakan skala likert yang
terdiri dai pernyataan negative dan pernyataan positif dengan
alternative pilihan jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-
kadang (KD), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan
positif diberi rentang skor SL= 5 - TP= 1, seangkan untuk pernyataan
negative diberi rentang skor SL= 1 - TP= 5.
Goleman menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi
merupakan salah satu aspek yang terkandung pada kecerdasan emosi
(kemampuan mengenali perasaan kita sendiri, kemampuan mengenali
68
perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan
mengelola emosi dalam hubungan dengan orang lain). Adapun
deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi dapat dilihat berdasarkan
tabel berikut:
Tabel 4.1
Tabel Distribusi Kemampuan Mengelola Emosi
Katergori Interval Frekuensi Persentase %
Sangat Tinggi 143-170 3 7,5%
Tinggi 116-142 33 82,5%
Sedang 89-115 4 10%
Rendah 62-88 0 0%
Sangat Rendah 34-61 0 0%
Total 40 100%
Dari tabel diatas dapat diidentifikasi bahwa 7,5 % (3 siswa)
memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat tinggi, 82,5 % (33
siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi, 10,0 % (4
siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah,
sememntara itu terdapat 0% (0 siswa) yang memiliki kemampuan
mengelola emosi pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi siswa kelas X di
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang tinggi
dengan jumlah persentase sebesar 82,5 %.
69
2. Perilaku agresif
Data penelitian tentang Perilaku Agresif dikumpulkan
menggunakan instrumen angket yang peneliti sebarkan kepada 40
siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Angket ini disebarkan
dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari yang terdiri dari
pernyataan negative dan pernyataan positif dengan alternative pilihan
jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang
(J), dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan positif diberi rentang skor
SL= 5 - TP= 1, seangkan untuk pernyataan negative diberi rentang
skor SL= 1 - TP= 5.
Buss dan Perry membagi bentuk perilaku agresi kedalam empat
macam yaitu :
g. Agresi verbal yaitu suatu tindakan dalam bentuk ucapan yang dapat
menyakiti orang lain. Perilaku verbal bisa berupa menghina,
mengancam, memaki, menjelek-jelekkan orang lain.
h. Agresi non verbal yaitu suatu perilaku dalam bentuk tindakan fisik
yang dapat merugikan, merusak, dan melukai orang lain. Perbuatan
tersebut bisa berupa menendang, memukul, meludahi.
i. Agresi kemarahan yaitu suatu bentuk agresi yang sifatnya
tersembunyi dalam perasaan seseorang tapi efeknya juga dapat
menyakiti orang lain. Dalam hal ini perilakunya bisa tampak juga
bisa tidak tampak.
70
j. Agresi permusuhan yaitu suatu bentuk agresi berupa perasaan
negative terhadap orang lain yang muncul karena perasaan tertentu,
misalnya cemburu, dengki, agresi permusuhan ini dapat
ditimbulkan dari beberapa agresi yang telah disebutkan diatas.
Adapun deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi dapat dilihat
berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Perilaku Agresif
Katergori Interval Frekuensi Persentase %
Sangat Tinggi 132-155 0 0%
Tinggi 107-137 1 2,5%
Sedang 82-106 19 47,5%
Rendah 57-81 20 50%
Sangat Rendah 31-56 0 0%
Total 40 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 0 % (0 siswa)
memiliki perilaku yang sangat agresif, sebesar 2,5 % (1 siswa)
memiliki perilaku agresif dengan kategori yang tinggi, sebesar 47,5 %
(19 siswa) memiliki perilaku agresif dengan kategori yang sedang,
sebesar 50 % (20 siswa), memiliki perilaku agresif yang rendah,
sebesar 0 % (0 siswa) memiliki perilaku agresif yang sangat rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1
2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang rendah dengan
jumlah persentase 50%.
71
B. Analisis Data Penelitian
Untuk melakukan uji statistic dilakukan beberapa pengujian
kriteriaberikut ini:
1. Analisis Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan bagian dari uji asumsi klasik. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. model regresi yang baik adalah
memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Kriteria
pengujiannya adalah jika nilai signifikasi (Sig) atau nilai probalitas
(p) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Analisis uji normalitas pada masing-masing variabel
penelitian dilakukan dengan uji Kolmogorov smirnov yang diolah
menggunakan SPSS 25 didapatkan nilai signifikasi pengujian
adalah 0,200 > dari alpha 0,05 maka data berdistribusi normal.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.3.
72
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengelola Emosi Dan Perilaku Agresif
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 7.24199401
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .076
Negative -.042
Test Statistic .076
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada grafik berikut
Gambar 4.1
Grafik Uji Normalitas
73
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara
variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang
linear. Dasar keputusan hasil uji linearitas adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. deviation from linearity > 0,05, maka terdapat
hubungan yang linear antara variabel bebas dan variabel terikat
b. Jika Sig. deviation from linearity < 0,05, maka tidak terdapat
hubungan yang linear antara variabel bebas dan variabel
terikat.
Berdasarkan perhitungan yag telah dilakukan dengan
menggunakan SPSS 25 diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi
deviation from linearity adalah 0,280. Pada taraf signifikansi 95%
atau α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai >
(0,280 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berpola
linear. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.4
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
AGRESIFIT
AS *
KEMAMPU
AN
MENGELOL
A EMOSI
Betwe
en
Groups
(Combined) 3294.225 24 137.259 3.083 .014
Linearity 1916.562 1 1916.562 43.053 .000
Deviation from Linearity 1377.663 23 59.898 1.346 .280
Within Groups 667.750 15 44.517
Total 3961.975 39
74
2. Uji Hipotesis
a. Koefisien Korelasi
Bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan
antara variabel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Jenis
hubungan antara variabel X dan Y dapat bersifat positif atau
negative. Jika hubungan negative maka artinya semakin tinggi nilai
X, maka semakin rendah nilai Y. Jika hubungan Positif maka
artinya semakin tinggi nilai X, maka semakin tinggi pula nilai Y.
Setelah melakukan perhitungan melalui SPSS 25
didapatkan hasil bahwa Kedua variabel ini memiliki hubungan
dengan melihat Sig. antar kedua variabel yaitu 0,000 (berkorelasi).
Nilai person correlation kemampuan mengelola emosi adalah -
0,696 dan nilai person correlation agresifitas -0,696. ( tanda minus
di depan person correlation menandakan bahwa bentuk hubungan
kedua variabel adalah bentuk hubungan yang negative).
Kesimpulannya adalah Variabel X terhadap variabel Y memiliki
korelasi dengan derajat hubungan yaitu korelasi kuat dan bentuk
hubungan nya adalah negative. Utnuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
75
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
KEMAMPUAN
MENGELOLA
EMOSI AGRESIFITAS
KEMAMPUAN
MENGELOLA
EMOSI
Pearson Correlation 1 -.696**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
AGRESIFITAS Pearson Correlation -.696** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. setelah melakukan perhitungan maka diperoleh nilai
= 0,696 dan koefisien determinasi 48,4416%. Dengan nilai
r positif yang berarti bahwa jika kemampuan mengelola emosi
mengalami kenaikan atau penurunan maka akan diikuti pula
dengan kanaikan atau penurunan perilaku agresif. Dari nilai
korelasi yang diperoleh sebelumnya bahwa kemampuan mengelola
emosi memberikan sumbangan sebesar 48,4416 % terhadap
perilaku agresif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
76
Tabel 4.6
Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .696a .484 .470 7.337
a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI
c. Uji Signifikansi
1) Menentukan rumus hipotesis statistic yang sesuai dengan
hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu:
: Tidak Ada hubungan signifikan antara kemampuan
mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA
N 1 2X11 Enam Lingkung
: Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan
mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA
N 1 2X11 Enam Lingkung
2) Menentukan Taraf kemaknaan nyata α dan t tabel, pada taraf
kepercayaan α = 0,05 dan df = n-2 = 38, maka diperoleh dari
daftar distribusi t untuk = 1,68
3) Menentukan kriteria pengujian:
a) : Diterima ( ditolak) apabila ≤
b) : Ditolak ( diterima) apabila >
77
4) Menetukan dan menghitung nilai uji statistic yang digunakan
dalam analisis korelasi sederhana, uji statistic yang
digunakanadalah uji t dengan rumus:
= √
√
= √
√
= √
√
=
= 5,9728
5) Membuat Kesimpulan
Karena = 5,9728 > = 1,68, maka ditolak dan
diterima sehingga terdapat hubungan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa “Terdapat Hubungan Signifikan Antara
Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Siswa Kelas X
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”
C. Pembahasan
Pada aspek kemampuan mengelola emosi siswa kelas X SMA N 1
2X11 Enam Lingkung diperoleh data sebanyak 7,5 % (3 siswa) memiliki
kemampuan mengelola emosi yang sangat tinggi, 82,5 % (33 siswa)
memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi, 10,0 % (4 siswa)
memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah, sememntara itu
terdapat 0% (0 siswa) yang memiliki kemampuan mengelola emosi pada
78
kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan mengelola emosi siswa kelas X di SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung berada pada kategori yang tinggi dengan jumlah persentase
sebesar 82,5 %.
Pada aspek perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung diperoleh data sebanyak 0 % (0 siswa) memiliki perilaku yang
sangat agresif, sebesar 2,5 % (1 siswa) memiliki perilaku agresif dengan
kategori yang tinggi, sebesar 47,5 % (19 siswa) memiliki perilaku agresif
dengan kategori yang sedang, sebesar 50 % (20 siswa), memiliki perilaku
agresif yang rendah, sebesar 0 % (0 siswa) memiliki perilaku agresif yang
sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku agresif siswa kelas X
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang rendah dengan
jumlah persentase 50%.
Setelah melakukan perhitungan melalui SPSS 25 didapatkan hasil
bahwa Kedua variabel ini memiliki hubungan dengan melihat Sig. antar
kedua variabel yaitu 0,000 (berkorelasi). Nilai person correlation
kemampuan mengelola emosi adalah -0,696 dan nilai person correlation
agresifitas -0,696. ( tanda minus di depan person correlation menandakan
bahwa bentuk hubungan kedua variabel adalah bentuk hubungan yang
negative artinya semakin tinggi nilai X, maka semakin rendah nilai Y).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
signifikansi antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif
siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung. Hubungan kemampuan
79
mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11
Enam Lingkung dilakukan dengan perhitungan manual hasilnya dapat
diketahui bahwa taraf signifikansi antara variabel kemampuan mengelola
emosi (X) dan perilaku agresif (Y) siswa adalah = 5,972 dengan
= 0,696, maka hipotesis diterima yang menyatakan adanya
hubungan signifikan antara kemampuan mengelola emosi dengan perilaku
agresif siswa, itu berarti ditolak. Hal ini disebabkan = 0,696
yang berada pada interval koefisien 0,60-0,799 sehingga tingkat korelasi
antar kedua variabel termasuk dalam kategori kuat.
Hubungan kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif siswa
kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung terlihat dari nilai koefisien
determinasi antara variabel X dan Y adalah sebesar KD= 48,4416 %.
Angka ini menunjukkan bahwa 48,4416 % perilaku agresif ditentukan oleh
kemampuan mengelola emosi dan selebihnya ditentukan oleh faktor
lainnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh
Fatimah. Menurut Fatimah kemampuan megelola emosi sebagai
kemampuan untuk menangani emosi agar terungkap dengan tepat. Orang
dikatakan berhasil dalam mengelola emosinya apabila individu mampu
menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepaskan kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat.65
Safaria dan Saputra mengungkapkan bahwa orang yang memiliki
65
Fatimah Enung, Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:
Pustaka Setia, 2006), hal. 116
80
kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani ketegangan
emosi. Sebaliknya individu dengan kemampuan mengelola emosinya
rendah akan cenderung mudah stress, marah, tersinggung dan mudah
kehilangan semangat.66
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengelola
emosi memiliki hubungan dengan perilaku agresif. Apabila dikaitkan
dengan judul penelitian “Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi
Dengan Perilaku Agresif Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”,
yang mana kemampuan mengelola emosi memiliki hubungan dengan
perilaku agresif siswa.
Analisis dengan penelitian relevan yang sebelumnya yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Tanti Lestari Universitas Nusantara
Persatuan Guru Republik Indonesia (UNP Kediri) dengan penelitian yang
berjudul “Hubungan Antara Kemampuan Pengelolaan Emosi Dengan
Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Parpar Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Berdasarkan analisa data diperoleh r hitung
dengan N=42 sebesar 0,727 jika dikonsultasikan dengan r tabel dengan
taraf signifikan 5% dengan N=42 diperoleh angka 0,304 Dengan
demikian, r hitung lebih besar dari r tabel (0,727 < 0,304). Artinya ada
Hubungan antara Kemampuan Pengelolaan Emosi dengan Perilaku
Agresif Peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Papar. Berdasarkaan
uraian yang telah disebutkan diatas, maka dari penelitian ini dapat ditarik
66
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hal. 14
81
kesimpulan: ada hubungan antara kemampuan pengelolaan emosi dengan
perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Papar.
Persamaan penelitian ini dengan penulis lakukan adalah sama-
sama mengakaji tentang hubungan antara kemampuan mengelola emosi
dengan perilaku agresif, sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada
lokasi penelitian serta objek penelitian, dalam penelitian ini objek
penelitiannya adalah siswa SMA kelas X sedangkan pada penelitian yang
relevan objek penelitiannya adalah siswa SMP kelas VIII. Selain itu pada
penelitian ini = 0,696, sedangkan pada penelitian yang relevan
= 0,727.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sudah dilakukan dengan sebaik-baiknya berdasarkan
metode dan prosedur penelitian ilmiah yang sesuai dengan jenis penelitian.
Meskipun demikian peneliti menyadari bahwa sebagai manusia
kekurangan dan kekeliruan mungkin saja terjadi karena manusia memiliki
keterbatasan dan jauh dari kata sempurna. Adapun keterbatasan peneliti
dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Peneliti kesulitan dalam mengumpulkan data dikarenakan peneliti
melakukan penelitian dimasa pandemi Covid-19 dan sekolah
dilaksanakan dengan system daring, peneliti tidak bisa berinteraksi
secara langsung dengan sampel,, sehingga membutuhkan waktu yang
lumayan lama dalam melakukan pendekatan dengan siswa (sampel
penelitian) secara daring.
82
2. Peneliti tidak terbiasa dengan penelitian karya ilmiah yang baik serta
benar dan masih perlu memperkaya wawasan terkait penelitian ilmiah
yang baik dan benar.
3. Dana yang terbatas dalam melaksanakan penelitian ini
4. Peneliti merasa kebingungan dalam mengembangkan teori karena
belum terbiasa melakukan penelitian ilmiah
Dari keterbatasan tersebut, diharapkan kritikan, masukan serta saran
yang membangun dari dari para pembaca agar hasil penelitian untuk
kedepannya menjadi lebih baik lagi, bermanfaat dan dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pengembangan penelitian kedepannya.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang
Hubungan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan Perilaku Agresif
Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan mengelola emosi
dan perilaku agresif siswa. Kekuatan hubungan aspek-aspek
kemampuan mengelola emosi dengan peilaku agresif siswa
ditunjukkan melalui koefisien korelasi dengan = 0,696 dengan
yang berada pada interval koefisien 0,60-0,799 sehingga tingkat
korelasi antar kedua variabel termasuk dalam kategori kuat. Hubungan
kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung dilakukan dengan perhitungan
manual hasilnya dapat diketahui bahwa taraf signifikansi antara
variabel kemampuan mengelola emosi (X) dan perilaku agresif (Y)
siswa adalah = 5,972 dengan = 0,696, maka hipotesis
diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara
kemampuan mengelola emosi dengan perilaku agresif siswa.
2. Hubungan kemampuan mengelola emosi dan perilaku agresif siswa
kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung terlihat dari nilai koefisien
determinasi antara variabel X dan Y adalah sebesar KD= 48,4416 %.
84
Angka ini menunjukkan bahwa 48,4416 % perilaku agresif ditentukan
oleh kemampuan mengelola emosi dan selebihnya ditentukan oleh
faktor lainnya.
3. Gambaran kemampuan mengelola emosi siswa kelas X SMA N 1
2X11 Enam Lingkung diperoleh data sebanyak 7,5 % (3 siswa)
memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat tinggi, 82,5 % (33
siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi, 10,0 % (4
siswa) memiliki kemampuan mengelola emosi yang rendah,
sememntara itu terdapat 0% (0 siswa) yang memiliki kemampuan
mengelola emosi pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi siswa kelas X di
SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada pada kategori yang tinggi
dengan jumlah persentase sebesar 82,5 %.
4. Gambaran perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung diperoleh data sebanyak 0 % (0 siswa) memiliki perilaku
yang sangat agresif, sebesar 2,5 % (1 siswa) memiliki perilaku agresif
dengan kategori yang tinggi, sebesar 47,5 % (19 siswa) memiliki
perilaku agresif dengan kategori yang sedang, sebesar 50 % (20 siswa),
memiliki perilaku agresif yang rendah, sebesar 0 % (0 siswa) memiliki
perilaku agresif yang sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung berada
pada kategori yang rendah dengan jumlah persentase 50%.
85
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran
kepada beberapa pihak yaitu:
1. Kepada siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung untuk terus
meningkatkan kemampuan mengelola emosinya agar tidak terjadi
perilaku agresif yang dapat merugikan diri sendiri serta orang lain
disekitaarnya.
2. Bagi guru dan personil sekolah agar lebih memahami karakteristik dari
siswa atau peserta didik dan memberikan motivasi sehingga dapat
mendorong peserta didik untuk lebih memahami diri sendiri serta
mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengelola emosi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melanjutkan
penelitian serupa dengan melihat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku agresif sehingga mendapatkan gambaran yang
kompleks berkenaan dengan hubungan kemampuan mengelola emosi
dengan perilaku agresif.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A Baron R. dan Byrne, D. 2006. Social Psychology, terj. Ratna Djuwita et.al
dengan judul Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Arikunto Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rinekacipta
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Atmaja Prawira Purwa. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
B Hurlock.E. 1996. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Bukhori Baidi. 2008. Zikir Al-Asma‟ Al-Husna Solusi Atas Problem Agresivitas
Remaja. Semarang: Syiar Media Publishing
Caplin. 1989. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Grafisindo Persada
Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Danarjati Dwi Prasetia, dkk. 2013. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Pustaka Setia
Glynis Breakwell M. 1998. Coping With Aggressive Behaviour (Mengatasi
Perilaku Agresif). Yogyakarta: Kanisius
Goleman Daniel. 1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi
(Terjemah). Jakarta: Gramedia Pustaka
Hadi Sutrisno. 2004. Metodologi Research 3. Yogyakarta: Andi
Hasan Misbahudin Iqbal. 2014. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik Cet-2.
Jakarta: Bumi Aksara
Koeswara. 1998. Agresi Manusia Cetakan 1. Bandung: PT Eresco
Mahmudah Siti. 2012. Psikologi Sosial. Malang: UIN MALIKI PRESS (Anggota
IKAPI)
P Mutiara Eka, dkk. 2020. Hubungan Kemampuan Mengelola Emosi Dengan
Kecendrungan Berperilaku Agresif Siswa. Jurnal Riset Tindakan Indonesia
JRTI, Vol. 5, No. 1, ISSN: 2503-1619
Prasetyo Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif,
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Q.S Al-ahzab ayat 58. 2004. Al-qur‟an Dan Terjemahannya Al- Jumanatul „Ali.
Bandung: CV Penerbit J-ART
Restu Yoshi & Yusri. 2013. Studi Tentang Perilaku Agresif Siswa Di Sekolah.
Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 2, No.1
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta
Safaria Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta:
Bumi Aksara
Sarwono Sarlito W. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rajawali
Press
. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Siddiqah Laela. 2010. Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja
Melalui Pengelolaan Amarah (Anger Management). Jurnal Psikologi,
Vol.37, No. 1
Siregar Syofian. 2014. Statistik Parametric Untuk Penelitian Kuantitatif:
Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17.
Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius
Taylor Shelley E, dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana
Wahyuningsih Novita, Ruli Hafidah, Adriani Rahma Pudyaningstyas. 2020.
Metode Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi
Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Kumara Cendikia, Vol.8, No.1
Walgito Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Willis Sofyan S. 2010. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta
Yusri Fadhilla, Jasnienti. 2017. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Remaja
Terhadap Perilaku Agresif Siswa Di PKBM Kasih Bundo Kota Bukittinggi.
Islam Realitas; Jurnal Of Islamic & Social Studies IAIN Bukittinggi, Vol.3,
No. 1
Zaky Faris & Haryanta. 2017. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
AgresivitasPada Atlet Futsal. Gadjah Mada Journal Of Psychology, Vol. 3,
No. 1, ISSN: 2407-7798
Lampiran V : Hasil Validasi Angket Dari Dosen Ahli
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN (ANGKET)
KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DAN PERILAKU AGRESIF
Petunjuk:
1. Untuk memberikan penilaian terhadap instrumen. Bapak / Ibu cukup
memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.
2. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :
0 = tidak valid
1 = kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
3. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan sedikit revisi
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan banyak revisi
E = tidak dapat digunakan
No Aspek penilaian Skala
0 1 2 3 4
1. Aspek petunjuk
a. Petunjuk dinyatakan dengan jelas
b. Indikator yang diamati mudah
dipahami
c. Masing-masing indikator dapat
dibedakan dengan jelas
2. Aspek isi
a. Indikator yang diamati sudah
mencakup semua aspek kemampuan
mengelola emosi dan perilaku agresif
b. Kebenaran instrumen
3. Aspek bahasa
a. Kalimat yang digunakan berdasarkan
kaidah bahasa Indonesia yang benar
b. Menggunakan kalimat yang mudah
dipahami
PENILAIAN SECARA UMUM
No Uraian A B C D E
1 Penilaian secara umum terhadap angket
kemampuan mengelola emosi dan
perilaku agresif
Saran
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Bukittinggi, 14 September 2020
Validator
Dodi Pasila Putra, M.Pd
NIP: 19710531200604016
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN (ANGKET)
KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DAN PERILAKU AGRESIF
Petunjuk:
4. Untuk memberikan penilaian terhadap instrumen. Bapak / Ibu cukup
memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.
5. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :
0 = tidak valid
1 = kurang valid
2 = cukup valid
3 = valid
4 = sangat valid
6. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti :
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan sedikit revisi
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan banyak revisi
E = tidak dapat digunakan
No Aspek penilaian Skala
0 1 2 3 4
1. Aspek petunjuk
d. Petunjuk dinyatakan dengan jelas √
e. Indikator yang diamati mudah
dipahami
√
f. Masing-masing indikator dapat
dibedakan dengan jelas
√
2. Aspek isi
c. Indikator yang diamati sudah
mencakup semua aspek kemampuan
mengelola emosi dan perilaku agresif
√
d. Kebenaran instrumen √
3. Aspek bahasa
c. Kalimat yang digunakan berdasarkan
kaidah bahasa Indonesia yang benar
√
d. Menggunakan kalimat yang mudah
dipahami
√
PENILAIAN SECARA UMUM
No Uraian A B C D E
1 Penilaian secara umum terhadap angket
kemampuan mengelola emosi dan
perilaku agresif
Saran
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Bukittinggi, 14 September 2020
Validator
Dr, Muhiddinur Kamal, M.Pd
NIP: 197402102005011007
Lampiran VI : Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi
No Aspek Indikator Item Positif
(+)
Item
Negatif
(-)
1
Mampu
mengendalikan
diri
Mengelola dengan baik
perasaan-perasaan yang
menekan
1, 3 2, 4
Tetap teguh, tetap positif,
dan tidak goyah walaupun
dalam situasi berat
5, 7, 9 6, 8, 10
Berpikir jernih dan tetap
fokus walaupun dalam
keadaan tertekan
11, 12, 13, 14
2
Menunjukkan
Sifat dapat
dipercaya
Bertindak menurut etika dan
tidak mempermalukan
orang lain
15, 17, 18 16
Membangun kepercayaan
dan keandalan diri lewat
otentisitas
19, 20, 21
Mengakui kesalahan sendiri
dan menegur perbuatan
orang lain yang tidak etis
22, 25 23, 24
Berpegah teguh pada
prinsip
26 27
3
Menunjukkan
Sifat
bersungguh-
sungguh
Memenuhi komitmen dan
mematuhi janji
28, 29, 30 31
Bertanggung jawab untuk
mencapaii tujuannya
32, 33, 34, 35
Terorganisasi dan cermat
dalam bekerja
36, 39 37, 38
4
Menunjukkan
Adaptabilitas
Terampil menangani
beragamnya kebutuhan,
bergesernya prioritas, dan
pesatnya perubahan
40, 42, 44 41, 43, 45
Siap mengubah tanggapan
dan taktik untuk
menyesuaikan diri dengan
keadaan
46, 47, 48
Luwes dalam memandang
situasi
50, 51 49
5
Menunjukkan
Inovasi
Selalu mencari gagasan
baru dari berbagai sumber
52 53
Menciptakan gagasan-
gagasan baru
55, 56 54, 57
Berani mengubah wawasan
dan mengambil resiko
58, 59 60
Lampiran VII : Angket Kemampuan Mengelola Emosi
ANGKET
KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI
I. PENGANTAR
1. Angket ini diedarkan kepada siswa/i dengan maksud untuk mendapatkan
informasi sehubung dengan penelitian tentang kemampuan mengelola
emosi dan perilaku agresif.
2. Partisipasi siswa/I memberikan informasi yang sangat diharapkan.
II. PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan cermat
dan seksama.
2. Isi terlebih dahulu identitas pada kolom yang telah disediakan
3. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-kadang
J = Jarang
TP = Tidak pernah
4. Tidak ada jawaban yang salah, Semua jawaban adalah benar, selama
menggambarkan diri adik-adik.
Good Luck
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
JK :
Umur :
Kelas :
Sekolah :
Angket Kemampuan Mengelola Emosi
NO Pernyatanan SL SR KD J TP
1 Saya tetap bersikap ramah kepada guru walaupun
merasa kecewa terhadapnya
2 Saya merasa sangat terpuruk jika mendapatkan
nilai yang rendah
3 Saya menyadari berbagai perasaan ketika belajar
di dalam kelas
4 Saya memendam sendiri perasaan kecewa yang
saya alami
5 Saya mampu menyemangati diri untuk terus
belajar dan berprestasi
6 Saya merasa putus asa ketika mendapatkan nilai
ujian yang rendah
7 Saya yakin setiap guru akan membimbing
siswanya dengan baik
8 Saya merasa heran mengapa setiap tugas yang
saya kerjakan selalu mendapat nilai yang rendah
9 Saya mampu mengendalikan rasa kecewa saat
mendapat nilai yang rendah
10 Perasaan saya menjadi campur aduk ketika teman
membicarakan keburukan saya
11 Saya merasa bahagia ketika guru memberi
perhatian kepada saya.
12 Saya berusaha tetap fokus dan berpikir jernih saat
mengerjakan ulangan
13 Saya sadar saat marah konsentrasi belajar saya
menjadi terganggu
14 Saya merasa takut jika tidak dapat menyelesaikan
tugas sekolah, namun berusaha untuk tetap
semangat
15 Saya tetap menghormati guru, meskipun beliau
membuat saya kecewa
16 Saya menjelek-jelekkan guru kepada teman-
teman kelas ketika merasa kecewa terhadap guru
tersebut
17 Saya tidak memotong pembicaraan ketika guru
menjelaskan materi pelajaran
18 Saya memberi komentar apabila pendapat teman-
teman tidak sesuai dengan pendapat saya
19 Saya berusaha menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya
20 Saya menunjukkan kemajuan dalam
menyelesaikan tugas tiap minggunya
21 Saya sadar yang menjadi penentu bagi
kesuksesan adalah diri sendiri
22 Saya segera meminta maaf apabila melakukan
suatu kesalahan
23 Saya memaksakan pendapat saya dalam sebuah
diskusi
24 Saya memberikan julukan negative kepada teman
yang saya benci
25 Saya menyatakan perasaan kecewa yang saya
alami
26 Saya menyatakan perasaan yang saya alami
dengan cara menyebutkan nama perasaan tersebut
(saya sedih, marah, benci, dll)
27 Saya akan bertanya kepada guru ketika merasa
bingung dengan materi pelajaran,
28 Saya tidak suka melakukan hal yang tidak
bermanfat, karena ingin fokus belajar
29 Saya mampu menyingkirkan rasa malas untuk
mengerjakan tugas sekolah
30 Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat
waktu
31 Saya sering memainkan handphone hingga lupa
dengan tugas sekolah
32 Saya bertanggung jawab terhadap tugas yang
saya kerjakan
33 Saya memiliki daya juang yang tinggi untuk
dapat menyelesaikan tugas sekolah
34 Saya yakin bahwa tugas yang saya kerjakan telah
benar dan tepat
35 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas dengan
tepat waktu
36 Saya menyadari manfaat dari jurusan yang saya
pilih
37 Saya tidak tau manfaat jurusan yang saya pilih
38 Saya tidak yakin dapat menyelesaikan salah satu
tugas sekolah, karena tidak paham dengan
materinya.
39 Saya memiliki pertimbangan yang matang saat
mengambil keputusan
40 Saya menjadi tidak bersemangat ketika merasa
bosan
41 Saya memiliki semnagat yang tinggi dalam
menyelesaiakn tugas sekolah
42 Saya dapat menerima dan memaklumi kesibukan
orang tua saya
43 Saya merasa bahwa ayah dan ibu tidak lagi
peduli kepada saya
44 Saya tetap semangat menjalani sekolah secara
online
45 Saya tidak hadir pada mata pelajaran tertentu
karena tidak suka dengan gurunya
46 Saya merasa termotivasi ketika ada yang
mengkritik saya
47 Saya sangat berterimaksih kepada orang yang
telah memberi kritikan jujur kepada saya
48 Saya mendengarkan dengan baik saran dan
nasehat yang di berikan orang tua
49 Saya mudah sekali merasa pesimis ketika gagal
mencapai target yang telah ditetapkan
50 Saya berusaha memahami maksud komentar
seseorang sebelum menjawabnya
51 Saya mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru
52 Saya sabar menghadapi tingak laku seseorang
yang menjengkelkan
53 Saya marasa kesal apabila tidak kunjung paham
dengan materi pelajaran
54 Saya sering mengandalkan contekan dari teman-
teman saat ujian atau ulangan
55 Saya berinisiatif untuk belajar sendiri sebelum
pelajaran tersebut dijelaskan oleh guru
56 Saya menolak keras aksi mencontek
57 Saya memilih mencontek apabila pikiran mulai
kacau
58 Saya memahami terlebih dahulu komentar yang
diberikan kepada saya
59 Saya berani mengemukakan pendapat walaupun
tidak sesuai dengan pemikiran teman-teman
60 Saya menganggukkan kepala agar mendapatkan
kesan bahwa saya memahami apa yang di
maksudkan guru
Lampiran VIII : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Kemampuan
Mengelola Emosi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.902 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keputusan
X1 214.70 475.695 -.010 .903
X2 217.35 475.608 -.015 .904
X3 215.45 470.682 .089 .903
X4 217.20 464.168 .259 .901
X5 215.05 454.471 .659 .898 Valid
X6 216.40 470.358 .063 .905
X7 214.35 474.766 .066 .902
X8 216.30 466.116 .169 .903
X9 215.60 475.832 -.020 .904
X10 216.95 464.155 .199 .902
X11 214.65 468.976 .253 .901
X12 214.85 458.555 .481 .899 Valid
X13 214.90 455.253 .587 .898 Valid
X14 214.65 464.976 .407 .900 Valid
X15 214.80 464.168 .443 .900 Valid
X16 214.70 453.484 .619 .898 Valid
X17 215.35 459.818 .231 .903
X18 216.00 464.211 .284 .901
X19 214.70 449.379 .738 .897 Valid
X20 215.80 445.537 .796 .896 Valid
X21 214.50 459.947 .640 .899 Valid
X22 214.85 460.976 .451 .900 Valid
X23 215.35 481.713 -.141 .906
X24 215.10 466.411 .221 .902
X25 216.75 467.987 .161 .902
X26 216.90 460.411 .327 .901
X27 217.20 498.168 -.702 .908
X28 215.25 443.145 .717 .896 Valid
X29 215.60 439.200 .710 .896 Valid
X30 214.95 449.734 .707 .897 Valid
X31 216.15 462.345 .364 .900
X32 214.95 456.261 .627 .898 Valid
X33 215.15 458.555 .518 .899 Valid
X34 215.20 460.168 .490 .899 Valid
X35 215.00 452.842 .586 .898 Valid
X36 214.70 461.063 .488 .899 Valid
X37 214.90 453.779 .542 .898 Valid
X38 216.40 461.516 .384 .900 Valid
X39 215.65 450.976 .509 .898 Valid
X40 215.60 493.095 -.410 .908
X41 217.25 495.461 -.549 .908
X42 215.10 454.200 .451 .899 Valid
X43 214.80 452.379 .505 .899 Valid
X44 215.15 445.292 .635 .897 Valid
X45 214.60 451.621 .587 .898 Valid
X46 215.60 452.358 .391 .900 Valid
X47 214.90 440.516 .721 .896 Valid
X48 214.40 459.095 .740 .899 Valid
X49 216.40 477.305 -.053 .906
X50 215.20 453.537 .644 .898 Valid
X51 215.75 461.355 .338 .900
X52 215.50 450.263 .634 .897 Valid
X53 216.25 461.039 .306 .901
X54 215.50 447.947 .745 .897 Valid
X55 216.35 451.082 .512 .898 Valid
X56 216.05 443.103 .690 .896 Valid
X57 216.30 460.958 .338 .900
X58 215.20 464.695 .343 .900
X59 215.95 453.839 .460 .899 Valid
X60 216.65 468.871 .124 .903
Lampiran IX : Kisi-kisi Angket Perilaku Agresif
No Aspek Indikator Item Positif
(+)
Item Negatif
(-)
1 Agresi Fisik Menyerang
Memukul
8
2,3,19
1,13,27
23
2 Agresi Verbal Berdebat
Menyebarkan gosip
Bersikap sarkastis
14,33,36
21,24
22
4,31
20
26,32,40
3 Agresi Marah Kesal
Mudah marah
37
15,28,38
24
29,35
4 Sikap
Permusuhan
Benci
Curiga
Iri hati
9,25,30
6,7
11
5,12,39
10,17
16,18
Lampiran X : Angket Perilaku Agresif
ANGKET
PERILAKU AGRESIF
I. PENGANTAR
1. Angket ini diedarkan kepada siswa/i dengan maksud untuk mendapatkan
informasi sehubung dengan penelitian tentang kemampuan mengelola
emosi dan perilaku agresif.
2. Partisipasi siswa/I memberikan informasi yang sangat diharapkan.
II. PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan cermat
dan seksama.
2. Isi terlebih dahulu identitas pada kolom yang telah disediakan
3. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-kadang
J = Jarang
TP = Tidak pernah
4. Tidak ada jawaban yang salah, Semua jawaban adalah benar, selama
menggambarkan diri adik-adik.
Good Luck
NO Pernyatanan SL SR KD J TP
1 Saya berusaha melerai teman yang sedang
berkelahi
2 saya merasa hebat jika mampu memukul
seseorang agar ia lebih disiplin
3 Saya tidak akan segan memukul dan menendang
teman yang sering menghina saya
4 Saya memilih untuk diam ketika terjadi
perdebatan yang mulai memanas
5 Saya merasa lelah setelah memaki teman dengan
penuh rasa kebencian
6 Saya akan menjaga barang-barang ketika ada
teman yang berkunjung ke rumah
7 Saya menuduh teman mencuri karena ia berada di
lokasi saat benda tersebut hilang
8 Saya akan membalas dengan kejam kepada teman
yang menyakiti saya
9 Saya merasa lega jika menyakiti orang yang saya
benci
10 Saya bersikap biasa saja ketika ada teman yang
main ke rumah, karena saya percaya kepada
mereka
11 Saya dan teman-teman tidak akan bergaul dengan
orang kaya karena mereka sombong
12 Saya berusaha untuk tidak mengolok seseorang
yang saya benci
13 Saya membenci kekerasan secara fisik, karena
akan berdampak buruk bagi korbannya
14 Saya akan berterik dengan keras jika pendapat
saya tidak didengarkan
15 Saya merasa sangat kesal ketika ada teman yang
memukul saya
16 Saya sadar bahwa iri kepada teman merupakan
pertanda bahwa saya tidak lebih baik dari dirinya
17 Saya merasa malu jika menuduh teman yang
tidak bersalah
18 Saya sangat percaya diri saat presentasi di kelas
19 Saya memukul teman yang membuat saya kesal
20 Saya tidak peduli ketika ada teman yang
membicarakan keburukan teman lainnya
21 Saya akan ikut bergabung ketika ada teman yang
membicarakan keburukan teman lainnya
22 Saya menertawakan teman yang sedang tertimpa
musibah
23 Saya tidak akan membalas ketika ada teman yang
menghina saya
24 Saya mudah menyesuaikan diri dengan siapapun
25 Saya merasa senang ketika mengejek orang lain
26 Saya rasa tidak wajar jika harus bersikap buruk
kepada teman-teman
27 Saya sadar bahwa berkelahi bukanlah solusi
terbaik untuk menyelesaikan masalah
28 Saya menendang pintu saat sedang marah
29 Saya dijauhi teman-teman ketika marah tanpa
alasan
30 Saya mengajak teman untuk membenci orang lain
31 Saya berusaha membela pendapat teman yang
saya rasa masuk akal
32 Saya meminta uang kepada teman yang lebih
kecil dari saya
33 Saya mengajak berkelahi teman yang
mengganggu
34 Saya suka membicarakan keburukan seseorang
secara diam-diam agar mereka tidak
mengetahuinya
35 Saya berusaha mengalah terhadap adik saya
36 Saya bisa memberikan ide terbaik jika ada
pekerjaan kelompok
37 Saya tidak suka dengan teman yang
menjengkelkan
38 Saya akan sangat marah jika keinginan saya tidak
terpenuhi
39 Saya tidak akan menatap seseorang dengan niat
merendahkannya
40 Saya tidak suka bercanda dengan sangat
keterlaluan
Lampiran XI : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Perilaku Agresif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.935 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y01 100.15 586.555 .754 .931 Valid
Y02 101.65 618.134 .383 .935 Valid
Y03 101.25 614.303 .352 .935
Y04 100.10 589.463 .686 .932 Valid
Y05 100.15 586.555 .754 .931 Valid
Y06 100.20 641.326 -.097 .940
Y07 101.65 618.134 .383 .935 Valid
Y08 102.00 597.789 .672 .932 Valid
Y09 101.85 609.187 .477 .934 Valid
Y10 100.05 587.524 .766 .931 Valid
Y11 102.00 597.789 .672 .932 Valid
Y12 100.95 593.103 .636 .933 Valid
Y13 100.10 589.463 .686 .932 Valid
Y14 101.85 609.187 .477 .934 Valid
Y15 101.25 619.671 .272 .936
Y16 100.80 607.011 .481 .934 Valid
Y17 100.10 589.463 .686 .932 Valid
Y18 100.05 587.524 .766 .931 Valid
Y19 101.50 610.789 .505 .934 Valid
Y20 100.15 586.555 .754 .931 Valid
Y21 102.00 597.789 .672 .932 Valid
Y22 101.85 609.187 .477 .934 Valid
Y23 100.25 588.829 .744 .932 Valid
Y24 100.85 606.345 .507 .934 Valid
Y25 102.25 610.724 .503 .934 Valid
Y26 101.45 597.734 .554 .933 Valid
Y27 100.25 588.829 .744 .932 Valid
Y28 102.00 597.789 .672 .932 Valid
Y29 100.95 593.103 .636 .933 Valid
Y30 102.55 627.839 .552 .935 Valid
Y31 101.15 596.871 .588 .933 Valid
Y32 99.35 674.345 -.696 .943
Y33 102.50 632.053 .231 .936
Y34 102.30 628.853 .246 .936
Y35 101.30 605.274 .474 .934 Valid
Y36 100.55 623.839 .214 .936
Y37 100.25 630.829 .071 .938
Y38 101.50 616.579 .364 .935
Y39 100.45 588.471 .595 .933 Valid
Y40 100.80 586.274 .661 .932 Valid
Lampiran XII : Tabulasi Kemampuan Mengelola Emosi
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 TOTAL
5 5 4 4 4 1 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 1 3 4 5 1 4 1 4 4 5 4 3 3 3 3 5 130
4 5 4 3 5 1 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 1 4 5 4 4 4 2 4 3 4 124
5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 1 1 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 3 4 4 4 143
2 4 3 4 5 3 5 3 5 5 3 3 3 5 3 2 3 5 1 2 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 3 2 1 3 123
5 5 4 5 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2 4 4 5 2 5 2 3 5 5 5 4 2 4 3 2 139
3 5 5 4 5 1 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 1 3 4 5 1 4 1 5 5 5 5 5 2 3 2 4 129
5 5 4 5 4 2 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 3 3 4 4 2 4 1 2 3 5 4 5 3 3 1 3 125
5 4 4 4 5 1 5 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 1 2 4 5 1 5 1 4 4 5 4 4 1 3 4 4 127
4 5 5 5 5 1 4 3 5 5 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 5 2 3 2 3 5 4 3 5 3 3 2 3 122
4 4 4 4 5 1 4 4 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 2 3 4 4 1 4 1 4 4 5 4 4 1 3 3 3 120
5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 1 4 4 4 2 3 1 4 4 5 4 4 3 3 3 4 132
5 5 4 4 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 2 5 1 4 5 5 5 4 2 4 5 3 142
4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 4 3 3 5 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 2 122
3 3 5 5 5 2 3 3 4 4 1 1 5 5 4 5 5 3 3 4 5 5 2 1 1 1 1 5 5 5 4 1 2 5 116
5 4 5 4 5 2 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 2 3 4 5 1 4 1 4 5 5 4 4 3 2 3 3 132
4 5 5 1 5 1 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 1 1 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 1 3 5 3 134
4 4 5 4 5 2 5 3 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 1 5 4 4 2 3 2 3 4 4 5 4 3 2 2 4 129
5 5 3 5 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 1 3 5 5 3 5 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 135
5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 1 1 5 5 1 5 1 5 4 5 5 5 1 4 3 3 138
5 4 5 4 5 3 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 1 3 1 5 5 5 4 5 3 4 2 3 140
5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 1 5 4 4 5 5 5 5 3 4 3 4 146
4 4 3 4 4 2 4 3 4 5 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 109
4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 123
4 4 3 4 5 1 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 5 2 4 1 4 4 4 4 4 2 3 3 3 118
5 4 4 5 2 3 1 4 5 3 2 4 5 5 4 3 3 3 2 4 3 5 1 5 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 115
5 5 5 5 5 1 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 3 4 1 4 4 5 4 3 1 3 5 5 139
4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 1 5 1 3 3 5 5 4 3 3 3 2 113
5 4 4 4 5 3 5 3 5 4 3 4 4 4 5 4 3 5 1 3 5 5 1 3 2 4 5 4 3 5 3 2 2 4 126
4 3 4 5 5 3 5 4 5 5 5 3 4 5 3 5 3 3 1 4 3 5 1 4 1 3 5 5 3 5 3 2 1 2 122
5 4 5 4 5 1 5 4 5 5 3 3 5 5 4 3 5 4 1 4 3 5 1 5 1 4 5 5 4 5 3 1 2 1 125
5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 2 5 4 5 148
5 5 3 5 4 1 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 1 2 5 5 1 4 1 4 4 5 4 3 2 3 3 4 122
5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 3 4 5 1 5 1 4 4 5 4 5 2 3 4 3 139
3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 1 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 105
5 4 4 5 5 1 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 4 4 2 3 4 4 1 5 1 4 4 5 4 3 3 3 3 3 128
3 4 4 5 5 3 5 3 5 5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 4 5 4 4 3 3 3 130
5 3 4 5 4 1 4 4 5 5 3 4 5 4 4 3 5 4 2 3 4 5 1 4 1 5 4 5 4 4 2 3 3 5 127
4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 2 4 5 5 3 5 2 4 4 5 5 3 3 3 3 3 138
5 3 4 4 4 1 4 3 5 4 5 3 4 5 4 3 4 4 2 2 5 4 1 5 2 5 5 5 4 5 3 3 3 3 126
5 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 2 3 5 3 3 1 4 4 4 4 3 2 3 3 3 130
Lampiran XIII : Tabulasi Perilaku Agresif
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y26 Y27 Y28 Y29 TOTAL
4 4 3 1 2 1 1 4 1 4 4 4 5 5 5 1 3 1 1 3 3 1 4 4 1 2 1 4 4 81
4 3 3 3 1 2 1 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 1 4 4 1 4 3 4 3 2 4 4 88
4 1 5 1 1 1 1 4 1 5 5 1 5 5 4 1 1 1 1 5 4 1 5 5 1 1 1 3 5 79
5 1 5 1 1 3 2 5 1 1 4 1 3 4 3 3 3 3 1 3 5 2 2 5 3 1 1 5 5 82
5 2 3 3 2 1 2 3 2 4 2 2 3 5 4 2 3 3 1 4 4 2 5 5 2 3 1 4 5 87
4 1 4 4 1 1 1 4 1 5 5 1 5 5 4 1 3 2 1 4 3 1 5 5 1 3 1 3 4 83
3 3 3 4 2 1 2 5 1 3 5 1 4 5 2 3 5 2 1 3 3 4 4 4 1 3 2 4 5 88
4 1 3 1 1 1 1 5 1 5 5 1 4 2 4 1 2 2 1 5 3 1 4 4 1 1 1 4 4 73
1 2 3 3 3 2 1 3 1 2 5 3 5 5 2 3 3 2 1 2 2 1 5 5 1 2 1 3 2 74
3 1 5 1 2 1 1 4 1 4 5 2 4 5 4 1 2 1 2 5 3 1 5 5 1 2 1 4 4 80
5 2 3 3 4 3 1 4 3 4 5 1 5 4 5 3 2 2 1 2 4 1 4 4 1 1 1 4 5 87
5 1 4 1 3 1 1 5 3 4 5 2 4 3 3 1 2 2 1 2 4 1 1 5 1 3 2 4 5 79
3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 4 4 1 3 3 3 4 72
2 1 5 5 4 4 5 1 1 5 5 1 5 5 1 2 5 1 1 2 2 2 4 5 1 1 1 5 4 86
4 1 3 1 1 1 1 4 1 5 5 1 4 4 3 1 3 1 1 2 4 1 5 5 1 1 1 4 4 73
5 1 5 1 1 3 1 5 1 5 5 1 1 5 3 1 1 1 1 2 4 1 5 5 1 1 1 3 5 75
4 3 5 5 2 2 2 5 1 4 5 5 4 5 3 3 5 1 1 5 3 2 4 5 4 4 1 5 3 101
4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 2 2 5 4 3 2 2 2 2 5 2 4 5 2 2 2 4 4 86
5 1 5 3 1 1 1 4 1 5 5 1 5 5 4 1 2 1 1 5 3 1 5 5 1 2 1 4 5 84
5 3 5 3 2 1 1 5 1 1 5 3 5 5 4 4 5 2 1 5 4 1 5 5 3 3 1 5 5 98
4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 3 4 4 3 1 4 5 3 5 5 1 5 3 5 5 116
3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 2 1 4 5 77
4 1 4 3 2 2 2 4 3 4 4 2 4 3 4 2 4 2 1 4 4 2 4 4 2 3 1 4 3 86
4 3 3 1 1 1 1 4 2 5 5 1 3 4 3 2 3 2 2 3 3 1 4 5 1 1 1 3 4 76
4 2 3 3 1 3 3 4 1 2 3 4 4 5 3 3 3 3 1 3 2 3 4 3 3 2 2 4 3 84
5 1 5 5 1 1 1 5 1 5 5 1 5 5 5 1 1 1 1 3 4 1 5 5 1 5 1 4 3 87
3 1 2 1 1 1 1 4 1 1 4 3 4 4 3 1 1 1 1 3 3 1 4 4 1 1 1 3 4 63
3 5 5 3 3 3 1 5 1 3 4 4 3 5 3 3 4 3 2 3 5 1 3 5 4 3 1 5 2 95
3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 5 1 5 5 3 1 2 5 5 1 5 1 1 5 1 1 1 2 5 69
4 1 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 5 5 1 2 2 2 3 5 5 1 2 2 5 3 1 5 4 76
5 2 5 4 1 1 1 2 1 5 5 2 5 5 3 1 4 2 2 5 2 1 5 5 2 5 2 4 5 92
4 1 3 3 1 3 2 5 1 4 4 1 5 5 4 3 4 2 2 4 2 2 4 4 1 2 1 4 3 84
3 1 4 1 1 1 1 3 2 4 5 1 4 4 3 1 2 1 1 2 4 1 1 5 1 1 1 4 5 68
3 2 3 1 1 1 1 3 3 1 4 1 2 1 3 2 3 3 2 3 3 1 1 5 3 2 1 3 3 65
4 1 3 3 1 1 2 5 3 4 4 2 4 5 3 1 3 2 1 3 3 1 4 4 2 2 1 4 3 79
4 1 4 1 1 1 1 4 2 4 5 3 4 4 3 2 2 2 1 1 2 1 4 4 1 2 1 3 4 72
3 1 2 4 3 2 4 3 1 4 4 3 4 4 4 1 3 1 1 4 4 1 4 5 1 3 1 4 4 83
4 3 4 4 1 1 1 5 2 4 5 1 4 5 3 1 4 3 1 4 3 1 5 4 3 4 1 3 5 89
2 1 3 1 1 1 1 4 1 1 5 2 3 4 4 1 3 3 1 4 4 1 4 5 1 3 1 3 5 73
4 1 3 2 1 1 1 4 1 1 4 1 3 4 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 3 1 1 3 3 58
Lampiran XIV : Hasil Uji Prasyarat
Hasil Uji Normalitas Angket Kemampuan Mengelola Emosi dan Perilaku
Agresif dengan SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 7.24199401
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .076
Negative -.042
Test Statistic .076
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Hasil Uji Linearitas Dengan SPSS
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
AGRESIFITAS
*
KEMAMPUAN
MENGELOLA
EMOSI
Between
Groups
(Combined) 3294.225 24 137.259 3.083 .014
Linearity 1916.562 1 1916.562 43.053 .000
Deviation from Linearity 1377.663 23 59.898 1.346 .280
Within Groups 667.750 15 44.517
Total 3961.975 39
Hasil Uji Koefisien Korelasi Dengan SPSS
Correlations
KEMAMPUAN
MENGELOLA
EMOSI AGRESIFITAS
KEMAMPUAN
MENGELOLA
EMOSI
Pearson Correlation 1 -.696**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
AGRESIFITAS Pearson Correlation -.696** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Koefisien Determinasi Dengan SPSS
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .696a .484 .470 7.337
a. Predictors: (Constant), KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI
Lampiran XV : Penghitungan Manual Koefisien Determinasi
KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi Pearson Product
Moment (PPM) yang dikalikan dengan seratus. Berikut penjabaran hasil
perhitungan koefisien determinasi secara manual:
KD = x 100%
KD = x 100%
KD = 48,4416 %
Koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya sumbangan yang diberikan
variabel X terhadap variabel Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan
mengelola emosi memberikan sumbangan sebesar 48,4416 % terhadap perilaku
siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung.
Lampiran XVI: Uji Signifikansi Manual (Uji t)
KEBERARTIAN KOEFISIEN KORELASI
Pengujian koefisien korelasi dilakukan dengan langkah-langkah pengujian
hipotesis sebagai berikut:
6) Menentukan rumus hipotesis statistic yang sesuai dengan
hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu:
: Tidak Ada hubungan signifikan antara kemampuan mengelola
emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung
: Terdapat hubungan signifikan antara kemampuan mengelola
emosi dengan perilaku agresif siswa kelas X SMA N 1 2X11 Enam
Lingkung
7) Menentukan Taraf kemaknaan nyata α dan t tabel, pada taraf
kepercayaan α = 0,05 dan df = n-2 = 38, maka diperoleh dari
daftar distribusi t untuk = 1,68
8) Menentukan kriteria pengujian:
c) : Diterima ( ditolak) apabila ≤
d) : Ditolak ( diterima) apabila >
9) Menetukan dan menghitung nilai uji statistic yang digunakan
dalam analisis korelasi sederhana, uji statistic yang
digunakanadalah uji t dengan rumus:
= √
√
= √
√
= √
√
=
= 5,9728
10) Membuat Kesimpulan
Karena = 5,9728 > = 1,68, maka ditolak dan diterima
sehingga terdapat hubungan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa “Terdapat
Hubungan Signifikan Antara Kemampuan Mengelola Emosi Dengan
Perilaku Siswa Kelas X SMA N 1 2X11 Enam Lingkung”
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Azi Fauziah
Tempat tgl Lahir : Pasa Dama, 20 April 1998
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Nur Suhud
Nama Ibu : Yulidar
Nama Saudara Kandung : Renni Anggraini dan Mery Anjayani
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 2003 – 2004 : TK Lembah Anai, Kecamatan 2X11 Enam Lingkung,
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat
2. Tahun 2004 – 2010 : SD Negeri 1 2X11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang
Pariaman, Sumatera Barat
3. Tahun 2010 – 2013 : MTs Negeri Kepala Hilalang, Kabupaten Padang
Pariaman, Sumatera Barat
4. Tahun 2013 – 2016 : SMA Negeri 1 2X11 Enam Lingkung, Kabupaten
Padang Pariaman, Sumatera Barat
5. Tahun 2016 – 2020 : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi ,
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Program Studi
Bimbingan Dan Konseling