PLN SKRIPSI SIMULASI DAN ANALISIS STABILITAS ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PLN SKRIPSI SIMULASI DAN ANALISIS STABILITAS ...
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
SKRIPSI
SIMULASI DAN ANALISIS STABILITAS TRANSIEN AKIBAT
PELEPASAN BEBAN DAN GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
UNIT 1 PLTU PT. INDONESIA POWER SURALAYA PGU
DISUSUN OLEH :
AGUNG HERMAWAN
NIM : 2016 11 092
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
JAKARTA, 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
SIMULASI DAN ANALISIS STABILITAS TRANSIEN AKIBAT
PELEPASAN BEBAN DAN GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
UNIT 1 PLTU PT. INDONESIA POWER SURALAYA PGU
Disusun Oleh :
AGUNG HERMAWAN
NIM : 2016 11 092
Diajukan untuk memenuhi
persyaratan
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBAHARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
Jakarta, 17 juli 2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Agung Hermawan
NIM : 2016 -11-092
Jurusan : S1 Teknik Elektro
Judul : Simulasi dan analisis stabilitas transien akibat pelepasan beban
dan gangguan hubung singkat unit 1 PLTU PT. Indonesia Power
Suralaya PGU
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Program Sarjana
Strata 1. Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik – PLN pada
tanggal 25 Agustus 2020.
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
Ir. Sampurno SP, M.T. Ketua Penguji
Adri Senen, S.T., M.T. Sekretaris Penguji
Andi Junaidi, S.T., M.T. Anggota Penguji
Mengetahui,
Kepala Program Studi
(Tony Koerniawan, S.T., M.T.)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Agung Hermawan
NIM : 2016 -11-092
Jurusan : S1 Teknik Elektro
Judul : Simulasi dan analisis stabilitas transien akibat pelepasan beban
dan gangguan hubung singkat unit 1 PLTU PT. Indonesia Power
Suralaya PGU
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan Institut
Teknologi PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran
dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika ternyata
pernyataan ini tidak benar.
Jakarta, 17 juli 2020
Agung Hermawan
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar - besarnya kepada yang terhormat:
Bapak Ir. Aloysius Agus Yogianto, M.T. Selaku Dosen Pembimbing I
Bapak Andi Makkulau, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing II
Yang telah memberi petunjuk, saran – saran serta bimbingannya sehingga
laporan kerja magang ini bisa diselesaikan.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :
1. Bapak Alex Fernandes selaku Manager Pemeliharaan unit 1-4 PLTU
Suralaya.
2. Bapak Heru Setyo Nugroho selaku supervisor senior pemeliharaan listrik
unit 1-4 PLTU Suralaya.
3. Bapak Dindin Baharudin selaku Supervisor Pemeliharaan Elektro Mekanik
unit 1-4 PLTU Suralaya.
4. Bapak Subkhan Sadzali selaku Supervisor Pemeliharaan Relay Proteksi
unit 1-4 PLTU Suralaya.
5. Seluruh teknisi di bagian HAR Listrik unit 1-4 PLTU Suralaya
6. Seluruh Staff PT. Indonesia Power Suralaya PGU khususnya divisi
HUMAS.
Dan nama-nama lainnya yang tidak dicantumkan, yang telah memberikan
bantuan moril maupun materil sehingga membantu penulis dalam proses
penulisan skipsi hingga selesai.
Jakarta, 17 juli 2020
Agung Hermawan
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama : Agung Hermawan
NIM : 2016 -11-092
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Fakultas : Simulasi dan analisis stabilitas transien akibat
pelepasan beban dan gangguan hubung singkat unit 1
PLTU PT. Indonesia Power Suralaya PGU
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Institut Teknologi - PLN Hak bebas Royalti Non eksklusif (Non-
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Simulasi
dan analisis stabilitas transien akibat gangguan hubung singkat dan pelepasan
beban di unit pembangkit pltu suralaya PT. Indonesia power pgu Beserta
perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non ekslusif ini
Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan
ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 17 juli 2020
Yang Menyatakan
(Agung Hermawan)
vi
SIMULASI DAN ANALISIS STABILITAS TRANSIEN AKIBAT PELEPASAN
BEBAN DAN GANGGUAN HUBUNG SINGKAT UNIT 1 PLTU PT.
INDONESIA POWER SURALAYA PGU
AGUNG HERMAWAN, 2016 11 092
Dibawah bimbingan A. Agus Yogianto Ir., M.T dan Andi Makkulau, S.T., M.T.
ABSTRAK
PLTU suralaya merupakan salah satu unit pembangkit terbesar di
Indonesia dengan suplai daya 3400 MW. Apabila pembangkit mengalami
gangguan berupa gangguan internal maupun eksternal bisa menyebabkan
pembangkit keluar dari sistem. Oleh sebab itu perlu dilakukan serangkain
pengujian pelepasan beban dan hubung singkat untuk mengetahui kesiapan unit
pembangkit terkait kontrol turbin dan generator dalam menghadapi gangguan
pada sistem tenaga. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian terkait stabilitas transien ini menggunakan
simulasi dengan program aplikasi Matlab Simulink yang memakai model unit 1
PLTU Suralaya. Hubung singkat dan pelepasan beban terjadi pada bus 500 kV.
Pada pelepasan beban 25%,50%,75%, dan 100% pembangkit tetap berada pada
batas kestabilan. Waktu pemutusan gangguan frekuensi tidak aman pada 0.5
detik dan waktu pemutusan aman adalah 90 mili detik berdasarkan standar SPLN
No 52-1 Tahun 1983 pada sistem tegangan 500 kV. Tegangan generator tidak
aman saat CB open 0.5 detik dan aman pada saat CB open 0.09 detik terjadi
kenaikan tegangan pada range yang masih diijinkan. Sudut rotor tidak aman
pada CB open 0.5 detik dan aman pada CB open 0.09 detik dengan sudut rotor
berosilasi disekitar nilai sudut rotor awal dan kembali stabil.
Kata kunci : Kestabilan, frekuensi, tegangan, sudut rotor.
vii
SIMULATION AND ANALYSIS OF TRANSIENT STABILITY DUE TO SHORT CIRCUIT AND LOAD REJECTION ON UNIT 1 PLTU PT. INDONESIA
POWER SURALAYA PGU
AGUNG HERMAWAN, 2016 11 092
Under the Guidance A. Agus Yogianto Ir., M.T dan Andi Makkulau, S.T., M.T.
ABSTRACT
PLTU Suralaya is one of the largest generator units in Indonesia with a
3400MW power supply, when the generator system is faulted due to fault or
mechanisms of network systems such as load addition and load Rejection will
have a large impact on network stability. Transient stability is the ability of the
power system to maintain synchronization when a transient electrical fault occurs.
The method This study uses qualitative research approaches. The research
related to the transient stability is using models and simulations with the Matlab
Simulink application program that uses the unit 1 Suralaya PGU model. Short-
circuited occurred on the Bus 500 KV, the timing of the disconnection of
frequency fault is unsafe at 0.5 seconds and the safe disconnection time is 90
mili sec based on the standard SPLN No 52-1 1983 on a 500 KV voltage system.
Generator voltage is unsafe when CB is open 0.5 second and safe at the time of
CB Open 0.09 sec as a result voltage increase at the range is still permitted. The
rotor angle is not secure on the CB open 0.5 s and secured on the CB Open 0.09
s the rotor angle oscillates around the initial rotor angle value at the allowable
limit.
Keyword: Stability, Frequency, Voltage, Rotor Angle
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ................................................................... 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ........................................................................... 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .................................................................... 2
1.2.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 3
1.3.1 Tujuan Penelitian : ............................................................................. 3
1.3.2 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4
2.2 Teori Pendukung ................................................................................ 4
2.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron ....................................................... 4
ix
2.2.2 Kestabilan Transien (Kundur & Paserba, 2004.) .............................. 5
2.2.3 Standar Kestabilan Transien (IEEE, IEEE Std, 2003) ...................... 6
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 8
3.1 Perancangan Penelitian ..................................................................... 8
3.2 Teknik Analisis ................................................................................. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 12
4.1 Pengolahan Data .............................................................................. 12
4.2 Simulasi dan Analisis ...................................................................... 17
4.2.1 Kestabilan Unit Pembangkit pada Kondisi Normal ....................... 17
4.2.2 Kestabilan Unit Pembangkit Dalam Kondisi Pelepasan Beban ... 19
4.2.3 Kestabilan Unit Pembangkit Dalam Kondisi Hubung Singkat ..... 25
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 33
5.1 Simpulan ........................................................................................... 33
5.2 Saran ................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 35
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar frekuensi Pembangkit WECC untuk frekuensi 60 Hz,
IEEE Std C37.106-2003 (IEEE, IEEE Std, 2003) ............................................. 7
Tabel 2.2 Konversi frekuensi 60 Hz ke frekuensi 50 Hz (Rizky, 2017) ........ 7
Tabel 4.1 Variasi Daya Output Generator PLTU Suralaya ......................... 14
Tabel 4.2 Data parameter Steam Turbin dan Governor ............................. 15
Tabel 4.3 Data parameter Sistem Eksitasi .................................................. 15
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Klasifikasi Power System Stability (Kundur & Paserba, 2004.,
p. 1390) ............................................................................................................ 6
Gambar 2.2 Standar Kestabilan Frekuensi Pembangkit Berdasarkan IEEE
Std C37.106-2003 ............................................................................................ 6
Gambar 3.1 Diagram Alir .............................................................................. 10
Gambar 4.1 Blok Diagram Steam Turbin Generator Matlab Simulink ...... 12
Gambar 4.2 Frekuensi Generator pada kondisi normal ............................. 17
Gambar 4.4 Sudut rotor generator pada kondisi normal ........................... 18
Gambar 4.5 Frekuensi generator pada saat pelepasan beban 100% ....... 19
Gambar 4.6 Tegangan generator pada saat pelepasan beban 100% ....... 20
Gambar 4.7 Kenaikan Tegangan generator pada t=10+ saat pelepasan
beban 100% ................................................................................................... 21
Gambar 4.8 Sudut rotor generator pada saat pelepasan beban 100% ..... 21
Gambar 4.9 Penurunan daya aktif akibat pelepasan beban 100% ............ 22
Gambar 4.10 Respon frekuensi generator akibat pelepasan beban secara
bertahap ......................................................................................................... 22
Gambar 4.11 Respon sudut rotor generator akibat pelepasan beban secara
bertahap ......................................................................................................... 23
Gambar 4.12 Respon Tegangan generator akibat pelepasan beban secara
bertahap ......................................................................................................... 24
Gambar 4.14 Frekuensi range tidak aman, CB Open 0.544 detik ............. 26
Gambar 4.15 Frekuensi range aman, CB Open 0.09 detik ......................... 26
Gambar 4.16 Tegangan generator pada saat hubung singkat .................. 27
Gambar 4.17 Tegangan generator tidak aman CB Open 0.5 detik ............ 28
Gambar 4.18 Tegangan generator aman CB Open 0.09 detik ................... 28
Gambar 4.19 Sudut rotor generator saat terjadi hubung singkat ............. 29
xii
Gambar 4.20 Sudut rotor generator aman CB open 0.5 detik ................... 30
Gambar 4.21 Sudut rotor generator aman CB open 0.09 detik ................. 30
Gambar 4.22 Respon frekuensi generator akibat hubung singkat ........... 31
Gambar 4.23 Respon Sudut Rotor generator akibat hubung singkat ...... 32
Gambar 4.24 Respon Tegangan generator akibat hubung singkat .......... 32
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PLTU Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit terbesar di
Indonesia dengan suplai daya 3400MW. Sistem Pembangkit PLTU Suralaya
selain harus dapat menghasilkan daya ke sistem jaringan tenaga listrik, juga
harus dapat menjaga sistem tetap stabil. Sistem tenaga listrik membutuhkan data
kondisi unit pembangkit terkait dengan respon kontrol turbin dan kontrol
generator. Hal ini dibutuhkan untuk melihat kesiapan pembangkit dalam memikul
beban-beban listrik dengan tetap menjaga supplai listrik unit pembangkit masih
dalam batas yang diijinkan.
Gangguan dapat berupa gangguan internal dan eksternal yang bisa
menyebabkan pembangkit keluar dari sistem. Dalam hal unit pembangkit harus
siap terhadap gangguan eksternal, misalnya hubung singkat di bus transmisi,
switching dan lain lain, maka unit pembangkit bisa keluar dari sistem atau lepas
dari sistem, tetapi harus tetap kondisi stabil dalam hal tegangan dan frekuensi
dan siap kembali sinkron bila gangguan sistem sudah dipulihkan. Sebuah
generator yang tidak stabil akan dilepas dari sistem dan pelepasan ini dapat
berpengaruh terhadap kestabilan sistem secara keseluruhan.
Kinerja unit dari sisi kestabilan di sisi unit pembangkit tergantung kepada
kondisi kinerja sistem kontrol turbin dan sistem kontrol generator. Untuk
memastikan bahwa sistem kontrol tersebut bekerja optimal dapat diketahui dari
kondisi transien pada perubahan putaran/frekuensi, perubahan tegangan dan
perubahan sudut rotor. Tahapan pertama untuk memeriksa kesiapan unit, bila
terjadi gangguan bisa dilakukan dengan pelepasan beban, sehingga dapat
diketahui kinerja kontrol turbin dan kontrol generator dalam menangani
perubahan beban generator secara mendadak.
Setelah didapat informasi terkait kestabilan sudut rotor, tegangan dan
frekuensi unit pembangkit pada pengujian pelepasan beban, selanjutnya pada
unit pembangkit bisa dilakukan uji stabilitas dengan gangguan hubung singkat.
Ketika terjadi gangguan hubung singkat diharapkan pembangkit tidak boleh trip
2
hanya breaker generator saja yang lepas dan dalam waktu singkat breaker
generator dimasukkan lagi, bila gangguan sudah pulih kembali. Oleh karena itu
pada penelitian ini dilakukan simulasi hubung singkat untuk mengetahui kesiapan
pembangkit dalam menghadapi gangguan hubung singkat pada sistem tenaga
listrik.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Sistem tenaga listrik menjadi lebih besar dan lebih rumit, jadi penting untuk
menganalisis dan memahami fenomena dinamis dari sistem tenaga. Gejala
transien adalah perwujudan dari perubahan yang mendadak karena kondisi
berbeban dan pelepasan beban. Saat terjadi gejala transien peralatan-peralatan
mengalami perubahan berupa tegangan dan arus sebelum mencapai keadaan
steady-state.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Agar sesuai dan terarah mengenai pembahasan penelitian maka penulis
merumuskan ruang lingkup hanya pada pembahasan mengenai parameter
generator yaitu:
1. Membahas tentang stabilitas generator sinkron (single machine) Unit 1
PLTU Suralaya dengan sistem interkoneksi infinite bus 500 kV.
2. Pelepasan beban terjadi pada bus 500 kV dilakukan dengan simulasi
mengunakan program aplikasi Matlab Simulink.
3. Gangguan hubung singkat terjadi adalah hubung singkat 3 fasa, 2 fasa
(fasa-fasa) dan 1 fasa ke tanah pada bus 500 kV disimulasi dengan
program aplikasi Matlab Simulink.
1.2.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana rancangan blok diagram dari sistem turbin uap-generator
PLTU unit 1?
2. Bagaimana respon transien tegangan, frekuensi dan sudut rotor hasil
simulasi pelepasan beban ?
3
3. Bagaimana respon transien tegangan, frekuensi dan sudut rotor hasil
simulasi hubung singkat 3 fasa, 2 fasa (fasa-fasa) dan 1 fasa ke tanah ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian :
1. Membuat rancangan simulasi blok diagram sistem steam turbin generator
unit 1 PLTU Suralaya.
2. Mengetahui respon transien tegangan, frekuensi dan sudut rotor hasil
simulasi pelepasan beban.
3. Mengetahui respon transien tegangan, frekuensi dan sudut rotor hasil
simulasi hubung singkat 3 fasa, 2 fasa (fasa-fasa) dan 1 fasa ke tanah.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pengetahuan tentang stabilitas
generator sinkron dan Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Blok diagram turbin generator PLTU yang sesuai dan data parameter
generator dan exciter dari manual book, dapat simulasikan respon
transien tegangan, frekuensi generator. Sehingga dapat dilihat secara
prediktif apabila terjadi perubahan dinamik baik hubung singkat maupun
pelepasan beban.
4
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka
Prabha Kundur dan John Paserba dalam Definition and Classification of
Power System Stability membahas tentang definisi dari stabilitas dan klasifikasi
dari sistem tenaga secara mendasar.
Baghazta Akbar A, Margo Pujiantara, Daniar Fahmi dalam penelitiannya
Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri
Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban membahas tentang
stabilitas yang terjadi Ketika terjadi pada PT. Pusri Ketika terjadi lepas
pembangkit, dan starting motor.
Anizar Rizky dalam penelitiannya, membahas tenang stabilitas pada
interkoneksi Jamali Ketika terjadi gangguan hubung singkat dan pelepasan
saluran dengan mengunakan program aplikasi Etap tahun 2019 dengan
menentukan waktu pemutusan gangguan.
2.2 Teori Pendukung
2.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Prinsip kerja generator sinkron adalah :
1. Prime mover atau turbin uap dihubungkan dengan poros generator, yang
berfungsi untuk menghasilkan daya mekanik (Pm) dengan kecepatan
putaran yang konstan.
2. Rotor generator sinkron dihubungkan dengan catu daya DC yaitu sumber
eksitasi dari Exciter. Exciter berfungsi untuk menghasilkan medan megnet
pada kumparan medan yaitu rotor generator sinkron.
3. Ketika pada motor timbul medan magnet dan berputar dengan kecepatan
yang konstan dengan kecepatan putaran turbin, maka berdasarkan hukum
induksi faraday akan diinduksikan tegangan ke stator. Sehingga timbul ggl
induksi pada kumparan armature yaitu stator generator sinkron. Sesuai
dengan persamaan dibawah :
𝑒 = − 𝑁 𝑑𝜙
𝑑𝑡 (2.2)
5
𝑒 = − 𝑁 𝑑ϕ𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑆𝑖𝑛𝜔𝑡
𝑑𝑡
𝑒 = − 𝑁 𝜔 𝜙𝑚𝑎𝑘𝑠𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑡
Dengan mengacu
𝜔 = 2𝜋𝑓 (2.3)
𝑒 = −𝑁(2𝜋𝑓)𝜙𝑚𝑎𝑘𝑠𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑡
Berdasarkan persamaan (2.1)
𝑒 = −𝑁 (2𝜋𝑛𝑝
120) 𝜙𝑚𝑎𝑘𝑠𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑡
𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑁 (2𝜋𝑛𝑝
120) 𝜙𝑚𝑎𝑘𝑠 (2.4)
Jadi
𝑒𝑒𝑓𝑓 =𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠
√2=
𝑁(2𝜋𝑛𝑝
120)𝜙𝑚𝑎𝑘𝑠
√2 (2.5)
𝑒𝑒𝑓𝑓 =4.44𝑁𝑝𝑛𝜙𝑚𝑎𝑘𝑠
120 (2.6)
Jika,
𝐶 =4.44𝑁𝑝
120
Maka,
𝑒𝑒𝑓𝑓 = 𝐶𝑛𝜙𝑚𝑎𝑘𝑠 (2.7)
Dimana:
𝑒 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛
𝐶 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑛 = 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑛𝑘𝑟𝑜𝑛 (𝑟𝑝𝑚)
ɸ = 𝑓𝑙𝑢𝑘𝑠 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 (𝑤𝑒𝑏𝑒𝑟)
2.2.2 Kestabilan Transien (Kundur & Paserba, 2004.)
Kestabilan Transien pembangkit pada umumnya dapat didefinisikan
sebagai kemampuan dari pembangkit untuk tetap sinkron ketika terjadi gangguan
transien (gangguan besar) yang mengakibatkan perubahan besaran listrik yang
besar mendadak. Respon pembangkit yang dilihat yaitu Frekuensi, Tegangan
dan sudut rotor pembangkit seperti pada gambar 2.1.
6
Gambar 2.1 Klasifikasi Power System Stability (Kundur & Paserba, 2004., p.
1390)
2.2.3 Standar Kestabilan Transien (IEEE, IEEE Std, 2003)
1. Standar Frekuensi
Gambar 2.2 Standar Kestabilan Frekuensi Pembangkit Berdasarkan IEEE Std
C37.106-2003
7
Tabel 2.1 Standar frekuensi Pembangkit WECC untuk frekuensi 60 Hz,
IEEE Std C37.106-2003 (IEEE, IEEE Std, 2003)
Batas kestabilan pembangkit berdasarkan standar seperti terlihat pada
gambar 2.2. Pada tabel di 2.1 diuraikan batas batas under frekuensi dan over
frekuensi dengan waktu maksimum nya. Karena di Indonesia standar frekuensi
adalah 50 Hz, jadi dikonversi 60 Hz ke frekuensi 50 Hz sesuai dengan table 2.2.
Tabel 2.2 Konversi frekuensi 60 Hz ke frekuensi 50 Hz (Rizky, 2017)
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Metode pada penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian kualitatif,
metode pengumpulan data yang utama adalah studi pustaka dan observasi.
Desain penelitian bersifat sementara karena model dari simulasi terus
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi kelistrikan. Pada Gambar
3.1 flow chart metodologi yang dipakai untuk penelitian ini, dapat diuraikan
berikut ini:
1. Studi Kepustakaan
Dilaksanakan dengan mencari dan mengumpulkan informasi baik teori
maupun data teknik dari perpustakaan ataupun internet seperti jurnal ilmiah,
buku-buku, dan laporan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan materi yang
dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penulisan dan pembahasan
penelitian ini seperti yang terlihat dalam daftar pustaka.
2. Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan bersama pembimbing dan
pihak teknisi atau operator team yang berwenang, untuk mendapatkan data
sekaligus pemahaman secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.
Tujuannya untuk menguatkan teori dengan melihat objek penelitian dilapangan.
3. Diskusi dan konsultasi
Melakukan diskusi dan konsultasi baik dengan pembimbing skripsi
maupun pembimbing lapangan yang memahami bidang yang di bahas dalam
penelitian.
4. Simulasi
Untuk mengetahui apakah sistem stabil atau tidak dibuat blok diagram
simulasi kestabilan mengunakan software aplikasi pada penelitian ini. Analisis
kestabilan disimulasikan dengan mengunakan data pembangkitan dan beban
PLTU Suralaya. Pada simulasi kestabilan transien pada tugas akhir ini terdapat
9
dua gangguan untuk menguji kestabilan sistem yaitu pelepasan beban dan
gangguan hubung singkat sistem pembangkit PLTU Suralaya dengan sistem
infinite bus.
5. Analisis
Setelah dilakukan simulasi kestabilan transien pada sistem, dilihat dan
diamati hasil dari simulasi terkait frekuensi, tegangan dan sudut rotor. Pada saat
pelepasan beban dilihat kestabilan sistem berdasarkan batasan dan standar
sistem dikatakan stabil sebelum dan sesudah gangguan. Kemudian dilanjutkan
dengan melihat respon transien dari frekuensi, tegangan dan sudut rotor ketika
terjadi gangguan hubung singkat 3 fasa pada bus 500kV. Kemudian dicari waktu
pemutusan kritis circuit breaker dan dilihat respon transiennya apakah stabil atau
tidak, sehingga didapat waktu pemutusan saat dimana sistem stabil dan tidak
stabil.
6. Penarikan kesimpulan
Pada saat pelepasan beban penuh pembangkit masih dalam keadaan
stabil dilihat dari respon frekuensi, tegangan dan sudut rotor. Ketika terjadi
gangguan hubung singkat 3 fasa CB harus membuka dengan cepat dan
memutus gangguan agar tidak menguncang kestabilan sistem.
10
Mulai
Pengumpulan Data dan Studi Literatur
Pembangkit PLTU Suralaya
Membuat Blok diagram sistem menggunakan program aplikasi
Simulasi Gangguan dan Analisis Transient Generator
(simulasi gangguan: Generator lepas beban, hubung
singkat, Analisis Transient: frekuensi, tegangan dan
sudut rotor
Simulasi kestabilan sistem
Respon Stabil (frekuensi,
tegangan dan sudut rotor
dalam batas yang
diijinkan)
Kesimpulan
Selesai
Critical Clearing Time
(CCT) digunakan untuk
gangguan hubung
singkat
Gambar 3.1 Diagram Alir
11
3.2 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis
statistik deskriptif. Teknik ini berdasarkan studi literatur yang diperoleh dari buku
buku penunjang, jurnal dan tugas akhir terdahulu yang berhubungan dengan
Stabilitas generator sinkron serta data didapat dari manual book. Model blok
diagram yang dibutuhkan adalah blok diagram blok turbin, Generator, dan sistem
eksitasi. Kemudian dari blok diagram yang ada dimasukan nilai
konstanta/parameter generator untuk disimulasikan dengan program Matlab
Simulink. Dari hasil simulasi dilakukan analisis output tegangan generator,
frekuensi dan sudut rotor. Sehingga dapat dilakukan analisis apa bila terjadi
gangguan.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data
Gambar 4.1 Blok Diagram Steam Turbin Generator Matlab Simulink
Gambar 4.1 menunjukan blok diagram Sistem Pembangkit Tenaga Uap
tunggal tanpa kerja pararel. Blok diagram yang digunakan adalah Steam Turbin
dan Governor merupakan input dari generator yaitu daya mekanik (Pm) yang
didapat dari putaran turbin uap bertekanan yang terhubung satu shaft dengan
poros generator dan exciter. Untuk menghasilkan frekuensi sistem sebesar 50
Hz, rotor harus diputar dengan kecepatan 3000 RPM, dengan jumlah kutub 1
pasang (Rotor jenis Silindris/non salient pole). Dalam blok terdapat subsystem
governor untuk melakukan manipulasi apabila terjadi penurunan frekuensi pada
sistem.
Exciter dimodelkan sebagai sumber arus atau tegangan eksitasi untuk
membangkitkan medan magnet pada kumparan medan. Untuk memodelkan
generator 2 input ini harus ada, karena syarat timbul tegangan berdasarkan
hukum induksi faraday adalah harus ada medan magnet yang berputar disekitar
kumparan atau kumparan yang berputar disekitar medan magnet. Sehingga akan
diinduksikan tegangan dari kumparan medan ke kumparan armature.
Waktu generator diberikan beban, maka besaran generator akan berubah-
ubah sesuai dengan variasi beban sistem. Namun dengan pengaturan governor
13
dan avr exciter dapat menjaga kedua besaran ini dapat tetap pada kondisi
operasinya. Beban pada sistem pembangkit terbagi menjadi dua yaitu beban
sistem dan beban pemakaian sendiri. Beban pemakaian sendiri pembangkit
adalah berkisar antara 1-10% dari produksi energi yang dihasilkan pusat listrik.
Beban house load paling besar umumnya adalah pada pusat listrik tenaga uap
yang mengunakan bahan bakar batubara. Oleh karena itu beban pada simulasi
adalah sebesar 10% dari produksi energi PLTU. Data beban generator dapat
dilihat pada table 4.1. (Marsudi, 2011)
Generator terhubung dengan infinite bus yaitu sistem interkoneksi dengan
tegangan jaringan transmisi 500kV. Pada sistem interkonesi terdapat banyak
pusat listrik dan pusat beban (gardu induk) yang dihubungkan satu sama lain
oleh sistem transmisi. Karena operasi antar pusat listrik saling mempengaruhi
satu sama lain, maka diperlukan koordinasi yang meliputi pengaturan frekuensi,
pengaturan tegangan, prosedur mengatasi gangguan, pembagian beban dan
koordinasi pemeliharaan. (Marsudi, 2011) Gangguan yang terjadi adalah
gangguan hubung singkat dan pelepasan beban pada sistem 500kV.
Daya output Generator diambil data beban terbesar generator, data yang
disimulasikan diambil dengan pertimbangan daya aktif paling besar yang disuplai
generator, yaitu pada beban puncak pukul 18.00 dengan daya yang disuplai
380,2316 MW dan 69,02501 MVAR dengan faktor daya 0.989845 dan tegangan
generator pada saat itu adalah 23.119 Volt terlihat pada table 4.1.
14
Tabel 4.1 Variasi Daya Output Generator PLTU Suralaya
pNO Tanggal
Gen Voltage
Gen Active Power
Gen Reactive Power
Power Factor
KV MW MVAR COS
01GN046E 1EI3863-1 1EI3864-1 1EI3865
1 2020-03-26 00:00:00 22,72782 256,9107 9,220275 0,984435
2 2020-03-26 01:00:00 22,73296 262,3329 15,5806 0,98669
3 2020-03-26 02:00:00 22,68479 257,268 7,470017 0,983535
4 2020-03-26 03:00:00 22,69445 262,4753 6,07585 0,982291
5 2020-03-26 04:00:00 22,68591 263,0618 1,935706 0,982043
6 2020-03-26 05:00:00 22,69061 255,4461 4,594169 0,982048
7 2020-03-26 06:00:00 22,68541 255,9203 10,69971 0,984566
8 2020-03-26 07:00:00 22,99885 279,5535 62,27768 0,978937
9 2020-03-26 08:00:00 23,58096 328,913 117,1386 0,947378
10 2020-03-26 09:00:00 23,80348 329,144 160,1075 0,907603
11 2020-03-26 10:00:00 23,79323 333,687 163,3758 0,901157
12 2020-03-26 11:00:00 23,79706 339,5017 175,1123 0,892414
13 2020-03-26 12:00:00 23,81825 327,0569 161,2299 0,901701
14 2020-03-26 13:00:00 23,80277 335,6287 167,1235 0,900974
15 2020-03-26 14:00:00 23,81607 365,9315 182,2049 0,900488
16 2020-03-26 15:00:00 23,81375 361,3924 173,2521 0,904989
17 2020-03-26 16:00:00 23,12087 361,3675 88,58614 0,977195
18 2020-03-26 17:00:00 23,12808 354,4687 74,35751 0,983704
19 2020-03-26 18:00:00 23,11932 380,2316 69,02501 0,989845
20 2020-03-26 19:00:00 23,12172 348,4533 62,45249 0,989397
21 2020-03-26 20:00:00 22,71511 352,9809 18,88395 0,990223
22 2020-03-26 21:00:00 22,53252 323,6419 -15,726 0,986
23 2020-03-26 22:00:00 22,52361 306,5091 -23,9018 0,981047
24 2020-03-26 23:00:00 22,72362 300,6059 5,588104 0,989491
15
Tabel 4.2, 4.3 dan 4.4 adalah data parameter dari steam turbine governor,
sistem exsitasi dan generator sinkron unit 1 PLTU Suralaya. Dari didapat dari
buku manual book dan data dari penelitian sebelumnya. Parameter pada sebuah
mesin seperti ciri-ciri dan karakteristik dari mesin itu sendiri. Kontanta ini meliputi
gain, konstanta waktu, reaktansi dan konstanta waktu sumbu direct dan
quadrature pada kondisi steady state, transient maupun kondisi subtransient,
Tabel 4.2 Data parameter Steam Turbin dan Governor
No Parameter Steam Turbine Governor Nilai
1 Regulator gain Kp 1
2 Permanent droop Rp (pu) 0.05
3 dead zone Dz (pu) 0
4 Speed relay Tsr (s) 0.001
5 Servo-motor time constants Tsm (s) 0.15
6 Gate opening limits Vgmin/Vgmax (pu/s) -0.1/0.1
7 Gate opening limits Gmin/Gmax (pu) 0/0.4492
8 Steam turbine time constants T2,T3,T4,T5 (s) 0,0,0.19,11
9 Turbine torque fractions F2,F3,F4,F5 0.5,0.5,0,0
Tabel 4.3 Data parameter Sistem Eksitasi
No Parameter Sistem Eksitasi Nilai
1 Low-pass filter time constant Tr(s) 0.015
2 Voltage regulator gain Ka 250
3 Time constant Ta(s) 0.03
4 Voltage regulator output limits Vrmin/Vrmax (pu) -7.6/7.6
5 Damping filter gain Kf 0.06
6 Time constants Tf(s) 1
7 Exciter gain Ke 1
8 Time constant Te(s) 0.98
9 Field voltage values Efdmax(pu) 6.6
16
Tabel 4.4 Data Parameter Generator Sinkron
Unit no #1
Rated Capacity [MVA] 471
Rated Output [MW] 400.35
Reactance
Direct-Axis Saturated Substransient Xd"s [%] 25.2
Quadrature-Axis Saturated Substransient Xq"s [%] 25.9
Direct-Axis Saturated Transient Xd's [%] 29.4
Quadrature-Axis Saturated Transient Xq's[%] 48.7
Direct-Axis Saturated Synchroneous Xds [%] 189
Quadrature-Axis Saturated Synchroneous Xqs [%] 131
Leakage Xl [pu] 0.213
Saturated Negative-squance X2s [pu] 0.255
Zero-sequence X0 [pu] 0.134
Time Constant
Direct-Axis Short circuit Subtransient Td"[s] 0.023
Quadrature-Axis Short circuit Subtransient Tq"[s] 0.015
Direct-Axis Satureted Short circuit Transient Td'[s] 1.01
Quadrature-Axis Satureted Short circuit Transient Tq'[s] 0.184
Direct-Axis Open circuit Subtransient Tdo"[s] 0.017
Quadrature-Axis Open circuit Subtransient Tqo"[s] 0.028
Direct-Axis Short circuit Transient Tdo'[s] 7.46
Quadrature-Axis Open circuit transient Tqo'[s] 0.829
Saturated Armature Tas [s] 0.531
17
4.2 Simulasi dan Analisis
4.2.1 Kestabilan Unit Pembangkit pada Kondisi Normal
Gambar 4.2 Frekuensi Generator pada kondisi normal
Pada gambar 4.2 kondisi normal frekuensi yang dihasilkan sistem
pembangkit adalah 50,05. Nilai ini didalam dari besarnya daya mekanik dan
kecepatan primemover yaitu 3000 rpm dan juga kutup non salient pole/silinder
pada generator sinkron berjumlah 2. Sehingga frekuensi pembangkit dapat
sinkron dengan frekuensi jaringan sistem tenaga listrik. Frekuensi haruslah
dijaga kestabilannya karena apabila terjadi gangguan yang mengguncang
kestabilan frekuensi dapat membuat generator out of synchronous dari sistem
tenaga listrik artinya generator dapat lepas dari jaringan.
Dampaknya tidak hanya terjadi pada sistem pembangkit namun juga ke
jaringan karena suplai daya ke jaringan akan berkurang, dan membuat jaringan
interkoneksi sendiri menjadi tidak stabil. Penurunan frekuensi dapat terjadi
karena beban naik, sehingga terjadi speed drop. Jika kecepatan rotor turun maka
frekuensi sistem pem juga akan turun. Prinsip kerja governor mirip seperti keran
dengan membuka lebih banyak ruang akan mempercepat aliran uap bertekanan
masuk ke turbin, sehingga bisa memback-up penurunan kecepatan turbin.
18
Gambar 4.3 Tegangan terminal Generator pada kondisi normal
Tegangan terminal adalah hasil dari besarnya tegangan induksi (Eind)
atau tegangan armature (Ea) dikurangi dengan jatuh tegangan (Ia.Ra), reaktansi
bocor (Ia.Xl) dan jatuh tegangan karena reaksi jangkar sebesar (Ia.Xa).
(Berahim, 1991) Besarnya tegangan Ea adalah dijaga sesuai dengan persamaan
2.7 dimana Ea tergantung pada Fluks maksimal yang dihasilkan oleh tegangan
eksitasi dan daya mekanik (Pm) yang bervariasi dengan perubahan beban. Oleh
karena itu karakteristik generator sinkron adalah tegangan stabil walaupun terjadi
perubahan beban seperti terlihat pada gambar 4.3 pada nilai 1.005 pu atau
23.234 volt.
Gambar 4.4 Sudut rotor generator pada kondisi normal
19
Pada gambar 4.4 dilihat pada kondisi normal sebelum gangguan sudut
rotor adalah konstan atau stabil, tidak ada penyimpangan sudut pada rotor. Sudut
rotor yang konstan ini menandakan tidak ada penyimpangan sudut antara torsi
mekanik steam turbin dan torsi elektromagnetik (Tm dan Te). Saat terjadi
perubahan beban listrik mengakibat kan kecepatan dan sudut rotor berubah
berdasarkan besarnya beban yang berubah. Apabila kontrol pembangkit tidak
siap untuk menahan gangguan dapat menyebabkan pembangkit lepas.
4.2.2 Kestabilan Unit Pembangkit Dalam Kondisi Pelepasan Beban
Gambar 4.5 Frekuensi generator pada saat pelepasan beban 100%
Pelepasan beban pada penelitian ini digunakan untuk menguji kesiapan
unit pembangkit dalam merespon perubahan yang mendadak dari sistem tenaga
listrik. Pelepasan beban merupakan salah satu fenomena yang terjadi disuatu
sistem tenaga listrik yang mengijinkan adanya beberapa beban keluar dari sistem
sehingga menghasilkan kestabilan sisem tenaga listrik. Hal ini biasanya
disebabkan oleh beban lebih pada sistem, sehingga untuk dapat mengembalikan
kondisi sistem seperti sedia kala diperlukan pelepasan beberapa beban tertentu.
(Irfan, 2004).
Dari hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa terjadi osilasi pada saat
pelepasan beban saat 10 detik. Osilasi mencapai nilai maksimum pada 50.15 Hz
20
berdasarkan standar IEEE Std C37.106-2003 Tabel 2.2 besarnya overshot masih
berada pada batas continuous operation yang artinya berada pada kondisi yang
diijinkan. Generator lepas beban dan membutuhkan selang waktu 10 detik
sampai frekuensinya kembali pada kondisi setpoint.
Gambar 4.6 Tegangan generator pada saat pelepasan beban 100%
Gambar 4.6 saat beban lepas pada 10s maka arus akan turun drastis, hal
ini mengakibatkan tegangan generator naik dari tegangan nominalnya 23.119 V
menjadi 24.390 V (1,055pu). Batas operasi yang aman ketika kondisi transien
adalah 110% dari tegangan nominal yaitu sekitar 25.430 V. (zHannett, 1981)
Pada nilai 105.5% tidak membuat relay overvoltage bekerja. Sehingga respon
tegangan transien generator masih dalam batas yang diijinkan seperti terlihat
pada gambar 4.7 kenaikan dari tegangan hanya sepersekian detik, sehingga
tidak membahayakan peralatan unit pembangkit. Setelah itu tegangan turun dan
berosilasi untuk mencapai kondisi steady state membutuhkan waktu 5-12 detik.
21
Gambar 4.7 Kenaikan Tegangan generator pada t=10+ saat pelepasan beban
100%
. (Rizky, 2017) Pada gambar 4.9 karena pada saat lepas beban terjadi terjadi
Gambar 4.8 Sudut rotor generator pada saat pelepasan beban 100%
Kestabilan transien merupakan kemampuan pembangkit untuk dapat
kembali pada kondisi stabil dengan keadaan kerja yang baru atau berada pada
batas operasi yang diijinkan. Penurunan suplai daya membuat perubahan sudut
rotor, sehingga generator bekerja pada sudut rotor yang baru namun mengalami
osilasi pada kondisi transien pada sudut 66 derajat. Sehingga terjadi
22
penyimpangan sudut 6 derajat sebelum terjadi pelepasan beban seperti terlihat
pada gambar 4.8.
Gambar 4.9 Penurunan daya aktif akibat pelepasan beban 100%
Dalam pengujian pelepasan beban biasanya dilakukan dengan beberapa
langkah yaitu beban dilepas 25% kemudian dilihat apakah kestabilan generator
dalam kondisi baik. Setelah itu beban yang dilepas dinaikan menjadi 50%, 75%
sampai dengan lepas beban penuh. Apabila langsung dilakukan pelepasan
beban penuh, dikhawatirkan kontrol generator dan turbin tidak siap dalam
merespon perubahan yang signifikan dari gangguan sistem tenaga listrik.
Gambar 4.10 Respon frekuensi generator akibat pelepasan beban secara
bertahap
23
Karena beban berkurang atau hilang maka arus akan turun dengan
signifikan, hal ini akan menyebabkan frekuensi generator ketika beban lepas naik
dan berisolasi seperti terlihat pada gambar 4.10. Berdasarkan IEEE Std C37.106-
2003 sistem stabil bila kenaikan frekuensi tidak lebih dari 51.4 Hz dan tidak lebih
rendah dari 47 Hz. Ketika beban lepas 25% frekuensi naik mencapai nilai puncak
atas dan bawah sebesar 50,05 Hz dan 50 Hz. Semakin besar beban generator
dilepas 50%, 75% dan 100%, lonjakan frekuensi menjadi semakin besar. Dari
hasil simulasi dapat dilihat bahwa unit pembangkit dapat menahan perubahan
sistem yang mendadak.
Gambar 4.11 Respon sudut rotor generator akibat pelepasan beban secara
bertahap
Respon sudut rotor generator hasil simulasi pelepasan beban
menunjukkan semakin besar presentase beban dilepas maka pergeseran sudut
rotor menjadi semakin besar. Beban mempunyai besar dan sudut, apabila beban
berkurang maka load angle juga akan berubah mengakibatkan sudut rotor
bergeser. Pelepasan beban 25% akan mengakibatkan sudut rotor bergeser
sekitar 2 derajat, 50% sebesar 3 derajat dan 75% sebesar 4 derajat serta beban
penuh 6 derajat.
24
Berdasarkan gambar 4.12 seperti dijelaskan sebelumnya karena beban
lepas berarti tegangan akan naik. Berdasarkan Standar besarnya kenaikan
tegangan tidak boleh mencapai setting kerja relay under voltage 90% dan relay
overvoltage 110% dari tegangan nominal (IEEE, IEEE Guide for AC Generator
Protection, 2006). Berdasarkan hasil simulasi menunjukan bahwa semakin besar
presentase beban dilepas mengakibatkan kenaikan tegangan semakin besar dari
tegangan nominal. Namun kenaikan maksimal dari tegangan adalah 105,5 % dan
drop tegangan sekitar 98% dari tegangan nominal. Sehingga perubahan
tegangan tidak mengakibatkan relay berkerja.
Gambar 4.12 Respon Tegangan generator akibat pelepasan beban secara
bertahap
25
4.2.3 Kestabilan Unit Pembangkit Dalam Kondisi Hubung Singkat
Gambar 4.13 Frekuensi generator pada saat hubung singkat
Dari gambar 4.13 saat terjadi hubung singkat pada bus 500kV
menyebabkan frekuensi generator naik hingga mencapai nilai kritis sekitar 62 Hz
sehingga harus dilakukan pemutusan gangguan. Frekuensi pada gambar diatas
sudah jelas membuat generator lepas dari jaringan, karena melebihi batas
kestabilan pembangkit berdasarkan IEEE Std C37.106-2003 yaitu 51.4 Hz.
Apabila frekuensi melebihi dari batas frekuensi yang dilarang maka akan
menyebabkan adanya potensi keretakan bilah turbin dari generator. (Rizky,
2017) Sehingga perlu dicari waktu pemutusan kritis atau critical clearing time
yang disebabkan oleh gangguan hubung singkat.
26
Gambar 4.14 Frekuensi range tidak aman, CB Open 0.544 detik
Dari Gambar 4.14 frekuensi pada generator terjadi osilasi yang besar dan
mencapai nilai kritis sebesar 57.5 Hz. Nilai ini melebihi batas frekuensi yang
diijinkan berdasarkan standar frekuensi IEEE Std C37.106-2003 yaitu 51.417 Hz.
Ini menandakan pembangkit bisa lepas dari jaringan jika CB membuka 0.544
detik dari waktu gangguan.
Gambar 4.15 Frekuensi range aman, CB Open 0.09 detik
27
Standar SPLN No 52-1 1983 menuliskan bahwa sistem tegangan 500 kV,
ketika adanya gangguan diharapkan pemutus tenaga yang dimaksud disini
adalah CB dapat bekerja dengan cepat pada sistem kelistrikan pada periode
waktu 90 mili detik. Pada gambar 4.15 dapat dilihat bahwa terjadi osilasi
maksimumnya sebesar 50.6 Hz masih berada pada batas frekuensi yang
dilarang oleh standar frekuensi IEEE Std C37.106-2003 yaitu 51.417 Hz. Dari
hasil simulasi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa frekuensi berada pada daerah
yang tidak aman.
Gambar 4.16 Tegangan generator pada saat hubung singkat
Dari gambar 4.16 saat terjadi hubung singkat pada bus 500kV
menyebabkan tegangan terminal generator Drop hingga mencapai nilai kritis
sekitar 0.05 pu dan mencapai kondisi steady pada 0,2916 pu atau 6,741 kV. Drop
voltage yang terjadi adalah sebesar 70,84% atau sebesar 16,377 kV sedangkan
batas drop voltage berdasarkan SPLN No.72. Tahun 1987 adalah -10% sehingga
harus dilakukan pemutusan gangguan. Kondisi ini harus segera diatasi secepat
mungkin karena dapat menyebabkan komponen peralatan listrik pembangkit
berada pada kondisi Undervoltage sehingga relay akan bekerja dan mentripkan
peralatan listrik dan akan menggangu/memutus produksi daya listrik pembangkit.
28
Gambar 4.17 Tegangan generator tidak aman CB Open 0.5 detik
Pada gambar 4.17 tegangan generator mengalami osilasi pada nilai kritis
selama 20 detik sebelum mencapai nilai setpoint tegangan yaitu 1 pu. Tegangan
melewati batas drop voltage yang diijinkan berdasarkan SPLN No.72. Tahun
1987 yaitu -10%, sehingga tegangan generator tidak dalam kondisi aman
Gambar 4.18 Tegangan generator aman CB Open 0.09 detik
29
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya tentang batas kestabilan
tegangan pembangkit. Diharapkan bahwa Ketika terjadi hubung singkat hanya
CB generator saja yg membuka, dan begitu gannguan dihilangkan pembangkit
bekerja pada kondis normal lagi. Pada gambar 4.18 dapat dilihat bahwa drop
tegangan terminal generator yang melewati standar tegangan operasi, hanya 0.1
detik seperti terlihat pada gambar 4.18 sehingga tidak membahayakan peralatan
unit pembangkit. Setelah itu tegangan naik dan berosilasi untuk mencapai kondisi
steady state 1 pu. Sehingga dapat disimpulkan tegangan generator berada pada
range yang aman.
Gambar 4.19 Sudut rotor generator saat terjadi hubung singkat
Pada gambar 4.19 dapat dilihat bahwa sudut rotor generator terus
meningkat melebihi batas kestabilan 90º sehingga generator akan lepas sinkron
dengan sistem. Jadi dapat disimpulkan sudut rotor tidak stabil. Apabila generator
lepas dari sistem maka suplai daya akan berkurang khususnya apabila yang
terganggu adalah sistem pembangkit yang besar seperti PLTU suralaya.
Kehilangan daya yang besar akan membuat sistem manjadi tidak stabil.
30
Gambar 4.20 Sudut rotor generator aman CB open 0.5 detik
Gambar 4.20 menunjukan sudut rotor mengalami kenaikan terus,
pemutusan arus gangguan pada selang waktu 0.5 detik tidak dapat meredam
kenaikan sudut rotor. Sehingga dari nilai perubahan sudut rotor yang
menyimpang jauh dari nilai kestabilan, dapat disimpulkan sudut rotor tidak stabil.
Gambar 4.21 Sudut rotor generator aman CB open 0.09 detik
31
Pada gambar 4.21 dapat dilihat bahwa sudut rotor Kembali pada nilai
sudut awal Ketika berosilasi selama 5 detik pada osilasi terbesar 5 derajat
sebelum mencapai kondisi steady statenya Kembali. Sehingga dapat
disimpulkan sudut rotor generator dalam range yang aman. Ketika CB membuka
pada 90 mili detik tidak membuat sudut rotor mengalami osilasi yang besar dan
cepat Kembali pada kondisi normal ketika gangguan dihilangkan.
Gambar 4.22 Respon frekuensi generator akibat hubung singkat
Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi adalah hubung singkat 3
fasa, hubung singkat 2 fasa (fasa ke fasa) dan gangguan hubung singkat 1 fasa
ketanah. Ketika terjadi hubung singkat akan mengalir arus yang besar pada
generator sehingga mengakibatkan frekuensi turun dan berosilasi. Pada hasil
simulasi 4.22 warna merah adalah gangguan 1 fasa ketanah nilai puncak atas
dan bawah adalah sekitar 50.2 Hz dan 49.8 Hz. Sedangkan hubung singkat 2
fasa sekitar 50.3 Hz dan 49.7 Hz. Penyimpangan paling besar terjadi saat hubung
singkat 3 fasa karena besarnya arus gangguan tiap fasanya sama sehingga lebih
besar mencapai 50.6 Hz dan 49.55 Hz. Namun kestabilan sistem masih terjaga
dalam batas yang aman.
32
Gambar 4.23 Respon Sudut Rotor generator akibat hubung singkat
Dari ketiga jenis gangguan, yang paling berdampak besar adalah
gangguan tiga fasa karena lonjakan arus yang besar didekat saluran pembangkit
sehingga mengeser sudut rotor generator 20 derajat. Pergeseran sudut lebih
besar dari hubung singkat 2 fasa dan 1 fasa ketanah. Yang terjadi penyimpangan
sudut sekitar 6-10 derajat seperti terlihat pada gambar diatas. Ketika terjadi
hubung singkat CB generator akan trip dikarenakan relay under voltage berkerja.
Dari hasil simulasi dapat dilihat dari gambar 4.24 tegangan drop melewati setting
relay yaitu 110% dan 90% (IEEE, IEEE Guide for AC Generator Protection, 2006)
Gambar 4.24 Respon Tegangan generator akibat hubung singkat
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil simulasi dan analisis dapat ditarik kesimpulan pada penelitian
ini adalah:
1. Simulasi unit pembangkit unit 1 PLTU suralaya dengan output daya dan
tegangan sesuai dengan beban puncak dari data variasi beban generator
pukul 18.00 dengan daya yang disuplai 380,23 MW dan 69,02 MVAR
dengan faktor daya 0.98 dan tegangan generator pada saat itu adalah
23.119 Volt.
2. Unit pembangkit tetap stabil saat terjadi pelepasan beban pada detik ke
10. Frekuensi berosilasi dengan nilai puncak 8% dari frekuensi nominal.
Nilai tegangan generator naik menjadi 24.390 V atau 105.5% dari
tegangan nominal. Sedangkan perubahan sudut rotor hanya sekitar 6
derajat dari sudut awal.
3. Hubung singkat terjadi pada bus 500 kV, waktu pemutusan gangguan
tidak aman pada 0.5 detik dan waktu pemutusan gangguan aman pada 90
mili detik sehingga hanya breaker generator saja yang trip dan kembali
pulih ketika gangguan dihilangkan.
5.2 Saran
Pada penelitian ini hanya dilakukan dua jenis kasus untuk masalah
kestabilan transien, maka untuk melakukan analisa kestabilan transien yang lebih
baik lagi, dapat menambahkan lebih banyak jenis kasus masalah kestabilan
transien, sehingga hasil analisis kestabilan transien yang didapatkan lebih akurat
34
DAFTAR PUSTAKA
PLN Persero (2014). Buku Pedoman Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT).
Jakarta: PT PLN.
Berahim, H. (1991). Pengantar Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta: Andi Offset
Yogyakarta.
IEEE. (2003). IEEE Std. IEEE Guide for Abnormal Frequency Protection for
Power Generating Plants, C37.106.
IEEE. (2006). IEEE Guide for AC Generator Protection. IEEE Standart.
Irfan, H. F. (2004). Simulasi Pelepasan Beban Pada Sistem Tenaga Listrik.
Depok.
Kundur, P., & Paserba, J. (2004.). IEEE/CIGRE Joint Task Force on Stability
Terms and Definitions. “Definition and Classification of Power System
Stability”IEEE Transactions on Power system, 19, no. 2.
Marsudi, D. ( 2011). Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Erlangga.
Rizky, A. (2017). ANALISIS STABILITAS TRANSIEN AKIBAT GANGGUAN
(GENERATOR TRIP, HUBUNG SINGKAT DAN LINE TRIP) DENGAN
MENENTUKAN CRITICAL CLEARING TIME (CCT) DAN SINGLE POLE AUTO
RECLOSING TIME, SISTEM TRANSMISI JAMALI 500 KV PADA TAHUN 2019.
Surabaya.
Soeprijanto, R. d. (2015). Penentuan batas kestabilan steady state generator
dengan konsep rei-dimo . Seminar Nasional “Inovasi dalam Desain dan
Teknologi” - IDeaTech 2015.
zHannett, F. P. (1981). Validation of Synchronous Machine Models and
Derivation of Model Parameters from Tests. Power Technologies, Inc.,
Schenectady, NY, 662.
35
RIWAYAT HIDUP
A. Data Personal
Nama : Agung Hermawan
NIM : 201611092
Tempat,Tanggal Lahir : Cilacap, 5 Februari 1998
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Program Studi : S1 Teknik Elektro
Alamat Rumah : Jl. Butsi RT 5 RW 2 Desa Sidayu,
Binangun, Cilacap, Jawa Tengah
HP : 081211478076
Email : [email protected]
B. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 1 Sidayu - 2010
SMP SMPN 1
Binangun - 2013
SMA SMAN 1 Kroya IPA 2016
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 17 Juli 2020
Agung Hermawan
38
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Agung Hermawan
NIM : 2016 -11-092
Jurusan : S1 Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana
Pembimbing 2 : Andi Makkulau, S.T., M.Ikom.,M.T.
Judul :Simulasi dan analisis stabilitas transien akibat
pelepasan beban dan gangguan hubung singkat di PT.
Indonesia Power Suralaya PGU