Contoh Proposal Magang PT PLN (Persero)
-
Upload
telkomuniversity -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Contoh Proposal Magang PT PLN (Persero)
BAB 1
RUANG LINGKUP MANAJEMEN DAN BISNIS PERUSAHAAN
1.1 Gambaran Umum Perusahaan
1.1.1 Profil Umum
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
merupakan perusahaan BUMN penyedia listrik pertama
yang berdiri di Jawa Barat tepatnya di Bandung. PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
merupakan salah satu APD (Area Pengatur Distribusi)
yang berfungsi mengatur dan mengadakan sistem
distribusi tenaga lsitrik agar proses penyaluran
tenaga listrik di wilayah yang ditangani berjalan
dengan baik. Sejarah berdirinya PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten tergambar pada tabel
di bawah ini.
TABEL 1.1
SEJARAH PERUSAHAAN LISTRIK JAWA BARAT
Tahun Peristiwa
1905
Didirikannya perusahaan yang bernama
Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM) yang
menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan public1920 Berubah menjadi perusahaan perseroan
1
dengan nama Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf
Voor Bandoeng (GEBEO)1942-
1945
Proses distribusi perusahaan diambil alih
oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha
1957Perusahaan diambil alih oleh Pemerintah
Indonesia
1961
Terbentuknya Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) dan PLN berubah nama menjadi PLN Exploitasi XIJawa Barat.
1970 Status kepemilikan PLN Exploitasi XI Jawa Barat resmi menjadi milik negara.
1975
PLN Exploitasi XI Jawa Barat diubah
namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik
Negara Distribusi Jawa Barat.
1994
Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi
Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat.
2001
Perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit
Bisnis Distribusi Jawa Barat2002 -
sekaran
g
PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi
Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten, yang meliputi wilayah kerja
2
provinsi Jawa Barat dan Banten
Seiring dengan kebijakan pemerintah yang
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka status
PLN kemudian beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang. Berikut ini adalah data umum PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
TABEL 1.2
DATA UMUM PERUSAHAAN
Alamat Jl. Asia Afrika No.63 Bandung, Jawa BaratTelepon (022) 4230747Web http://www.pln.co.id/disjabar/Fax 4230822
Sumber: http://www.pln.co.id/disjabar/ diakses Juli
2014
1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
memiliki visi dan misi sebagai berikut:
3
Visi
“Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang,
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.”
Misi
Adapun misi dari PT. PLN (Persero) Distribusi JawaBarat dan Banten adalah:
1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha
terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
pegawai dan pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi
pendorong kegiatan ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
1.1.3 Struktur Organisasi
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
memiliki struktur organisasi secara keseluruhan yang
dapat dilihat di bagian lampiran. Berikut ini
merupakan struktur organisasi Divisi Sumber Daya
Manusia dan Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten.
4
GAMBAR 1.1
STRUKTUR ORGANISASI SDM PT PLN (PERSERO)
DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN
5
SUPERVISOR PENGELOLAAN OUTSOURCING
1.1.4 Wilayah Kerja
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
merupakan unit PLN terbesar di Indonesia dengan luas
wilayah kerja yang menjangkau lebih dari 42.196 km²
yang meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi
Banten, kecuali Tangerang dengan jumlah konsumen yang
mencapai lebih dari sembilan juta pelanggan, atau 22%
dari jumlah pelanggan PLN secara nasional. Wilayah
dan beban kerja tersebut dikelola oleh unit-unit
Pelaksana Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan Area
Pengatur Distribusi (APD), dengan komposisi berikut:
1) Area Pelayanan Jaringan (Area) : 17 Unit
2) Area Pengatur Distribusi (APD) : 1 Unit
3) Unit Pelayanan dan Jaringan (Rayon) : 100 Unit
4) Unit Pelayanan dan Jaringan Prima (Rayon
Prima) : 7 Unit
5) Kantor Pelayanan (KP) : 191 KP
Adapun unit-unit pelaksana tersebut adalah:
1) APD Jawa Barat & Banten
2) Area Bandung
3) Area Banten Utara
4) Area Banten Selatan
6
5) Area Bekasi
6) Area Bogor
7) Area Cianjur
8) Area Cimahi
9) Area Cirebon
10) Area Depok
11) Area Garut
12) Area Gunung Putri
13) Area Karawang
14) Area Majalaya
15) Area Purwakarta
16) Area Sukabumi
17) Area Sumedang
18) Area Tasikmalaya
1.1.5 Bidang Usaha
Sesuai dengan Undang-Undang No. 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, berikut ini adalah rangkaian
kegiatan usaha PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten yakni meliputi:
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik
yang mencakup:
7
a. Pembangkit tenaga listrik.
b. Penyaluran tenaga listrik.
c. Distribusi tenaga listrik.
d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyedia
tenaga listrik.
e. Pengembangan penyediaan tenaga listrik.
2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang
mencakup:
a. Konsultasi ketenagalistrikan.
b. Pembangunan dan pemasangan peralatan
ketenagalistrikan.
c. Pengembangan teknologi peralatan yang
menunjang penyediaan tenaga listrik.
3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:
a. Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber energi lainnya untuk
kepentingan tenaga listrik.
b. Pemberian jasa operasi dan pengaturan
(dispatcher) pada pembangkitan, transmisi,
distribusi serta retail tenaga listrik.
8
c. Kegiatan perindustrian perangkat keras dan
lunak di bidang ketenagalistrikan dan
peralatan lain terkait dengan tenaga listrik.
d. Kerjasama dengan pihak lain atau badan
penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik
dari dalam maupun luar negeri di bidang
pembangunan, operasional, telekomunikasi dan
informasi terkait dengan ketenagalistrikan.
e. Usaha jasa ketenagalistrikan.
Kegiatan usaha perusahaan dibagi menjadi beberapa
kategori, yaitu:
1. Kegiatan Perencanaan
Perencanaan yang dilaksanakan oleh perusahaan
diantaranya:
a. Perencanaan pengembangan fasilitas tenaga
listrik (pembangkit, transmisi dan distribusi
secara umum) dan penunjang fasilitas lainnya
b. Perencanaan pendanaan.
c. Perencanaan pengembangan usaha.
d. Perencanaan pengembangan organisasi dan SDM.
Kegiatan perencanaan dilakukan oleh induk
perusahaan yang mencakup pokok kebijakan makro,
9
sedangkan detailnya dilakukan oleh satuan
organisasi wilayah atau distribusi.
2. Kegiatan Pembangunan
Pembangunan yang dilaksanakan oleh perusahaan
diantaranya:
a. Pembangunan konstruksi sarana penyediaan
tenaga listrik.
b. Pembangunan transmisi.
c. Pembangunan gardu, dimana gardu induk
merupakan tugas dari satuan organisasi
konstruksi proyek induk.
Sementara itu pelaksanaan pembangunan jaringan
distribusi dilakukan oleh masing-masing unit
organisasi wilayah dan distribusi. Kegiatan
pembangunan proyek kelistrikan berasal dari
pendanaan APBN yang merupakan tugas Pemerintah
melalui Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi.
3. Kegiatan Usaha/ Operasi
Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik
dihasilkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik
10
yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit,
yaitu:
a. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis
batubara, gas alam atau bahan bakar minyak
(BBM)
b. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), berbasis
tenaga air sebagai penggerak turbin.
c. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG gas turbine)
berbasis gas alam atau BBM.
d. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
berbasis tenaga uap panas bumi.
e. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM.
Selain itu, perusahaan juga melakukan pembelian
tenaga listrik yang diproduksi oleh pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik swasta yang juga
merupakan gabungan dari beberapa jenis
pembangkit, yaitu PLTU berbahan bakar batubara,
Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU- combined cycle)
berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga
air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis
tenaga uap panas bumi dan PLTD berbasis BBM.
4. Kegiatan Riset dan Penunjang
11
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi
penunjang mencakup hal-hal berikut:
a. PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan
b. PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring
Ketenagalistrikan
c. PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan
d. PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi
e. PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi
f. PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi
1.2 Pengamatan Praktik Manajemen
1.2.1 Aspek Distribusi
Bidang Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten melakukan:
1. Menyusun rencana pengembangan sistem jaringan
distribusi dan membina penerapannya.
2. Menyusun strategi pengoperasiannya dan
pemeliharaan jaringan distribusi dan membina
penerapannya.
3. Menyusun SOP untuk penerapan dan pengujian
peralatan distribusi, serta SOP untuk operasi
dan pemeliharaan jaringan distribusi.
12
4. Menyusun desain standard konstruksi jaringan
distribusi dan peralatan kerjanya serta membina
penerapannya.
1.2.2 Aspek Keuangan
Manajemen keuangan PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten melakukan:
1. Mengendalikan aliran kas pendapatan dan membuat
laporan rekonsiliasi keuangan.
2. Mengendalikan anggaran investasi dan operasi serta
rencana aliran kas pembiayaan.
3. Melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan
unit-unit serta menyusun laporan keuangan
konsolidasi.
4. Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan
penghapusan aset.
5. Melakukan pengelolaan keuangan dan menyusun
laporan manajemen dibidangnya.
1.2.3 Aspek Pemasaran
Kegiatan pemasaran dalam PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten sepenuhnya merupakan
tugas dari Manajemen Niaga, yaitu:
1. Menyusun ketentuan dan strategi pemasaran.
13
2. Menyusun rencana penjualan energi dan rencana
pendapatan.
3. Mengevaluasi harga jual listrik.
4. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik.
5. Menyusun strategi dan pengembangan pelayanan
pelanggan.
6. Menyusun ketentuan Data Induk Pelanggan (DIL)
dan Data Induk Saldo (DIS) serta kontrak jual beli
tenaga listrik.
7. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan
menyusun rencana penyempurnaannya.
8. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada
pelanggan tertentu antara lain TNI/ POLRI dan
instansi vertikal.
9. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo
piutang.
10. Menyusun konsep kebijakan sistem informasi
pelayanan pelanggan.
11. Menyusun mekanisme interaksi antar unit
pelaksanaan.
12. Menyusun laporan manajemen.
1.2.4 Aspek Sumber Daya Manusia
14
Manajemen SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten melakukan:
1. Menyusun kebijakan pengembangan organisasi dan
mengelola pelaksanaannya.
2. Menyusun kebijakan manajemen SDM dan mengelola
pelaksanaannya
3. Menyusun kebijakan pengembangan SDM dan mengelola
pelaksanaannya.
4. Mengkaji usulan pengembangan organisasi dan
pengembangan SDM dan menyusun laporan manajemen
dibidangnya.
BAB II
AKTIVITAS DAN PENUGASAN MAGANG
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Magang
2.1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang
Salah satu program dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang dianjurkan untuk dilaksanakan adalah
program link and match. Program ini bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sumber daya manusia, dalam
konteks ini mahasiswa, agar dapat menghadapi
tantangan dunia kerja. Program link and match sesuai
dengan salah satu program Universitas Telkom yaitu
15
Praktik Kerja Lapangan. Pada pelaksanaan sistem
pendidikan Universitas Telkom, para mahasiswa tidak
hanya dituntut untuk memiliki keterampilan serta
kemampuan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama
melaksanakan kegiatan belajar di kampus, tetapi
menerapkannya dalam setiap kegiatan/ tugas di
lapangan.
Oleh karena itu, penulis memilih perusahaan yang
dapat memfasilitasi kegiatan praktik yang akan
dilaksanakan pada divisi yang sesuai dengan mata
kuliah keahlian yang ditempuh oleh penulis, yaitu
Manajemen Sumber Daya Manusia. Berdasarkan hal
tersebut, penulis memilih PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten sebagai tempat melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan. Pada kegiatan operasionalnya,
perusahaan PT PLN tidak terlepas dari kegiatan
Manajemen. Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan ini akan menjadi kesempatan yang sangat
berharga bagi penulis untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang manajemen SDM di PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten sekaligus menerapkan
pengetahuan yang diperoleh dari kampus untuk
mengetahui bagaimana penerapan sistem manajemen di
16
Departemen SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten.
2.1.2 Tujuan Pelaksanaan Magang
Secara umum magang ini bertujuan agar mahasiswa /
mahasiswi memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
dunia kerja. Selain itu, magang ini juga mempunyai
tujuan khusus agar mahasiswa mempunyai kemampuan
untuk dapat:
1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang akan
membuka pola pikir yang lebih luas mengenai
disiplin ilmu yang ditekuni selama ini.
2. Membandingkan praktik kegiatan manajemen SDM yang
terjadi di PT PLN (Persero) distribusi Jawa barat
dan Banten dengan teori yang telah dipelajari
selama masa perkuliahan.
3. Melakukan analisa mengenai sistem yang berjalan
dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama magang
di PT PLN (Persero) distribusi Jawa Barat dan
Banten.
4. Mempelajari berbagai permasalahan yang terdapat di
tempat magang dan mencari penyelesaiannya
berdasarkan pengetahuan yang telah didapat di
perkuliahan.
17
2.1.3 Manfaat Pelaksanaan Magang
A. Bagi Mahasiswa
1. Mengetahui dan membiasakan diri terhadap
suasana kerja yang sebenarnya sehingga dapat
membangun etos kerja yang baik, serta sebagai
upaya memperluas cakrawala wawasan kerja
khususnya pada bidang SDM.
2. Sebagai pembanding antara ilmu yang di peroleh
mahasiswa pada saat perkuliahan dengan ilmu
yang di peroleh pada saat kegiatan magang.
3. Mengetahui secara jelas kegiatan dalam
perusahaan dan kendala yang dihadapi dalam
suatu perusahaan.
B. Bagi Perusahaan
1. Mendapatkan masukan-masukan dari peserta
pekerja praktik dalam pemecahan masalah yang
dihadapi oleh perusahaan tersebut sesuai dengan
bidang keilmuan yang dimiliki mahasiswa.
2. Menjadi sarana untuk menjalin hubungan baik
antara PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten dengan Universitas Telkom.
18
3. Mendapatkan bantuan tenaga SDM untuk membantu
pekerjaan yang membutuhkan tenaga lebih tanpa
harus membuka recruitment pegawai baru.
C. Bagi Lembaga pendidikan (Universitas Telkom)
1. Menjadi nilai tambah bagi Universitas Telkom
untuk menjalin relasi yang baik dengan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
2. Dapat menambah referensi lapangan pekerjaan
untuk lulusan-lulusan Universitas Telkom.
3. Dapat Meningkatkan koordinasi dan kerjasama
dengan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten.
2.2 Ruang Lingkup Penugasan Magang
2.2.1 Waktu dan Tempat Kegiatan Magang
Penulis melakukan aktivitas magang di PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang
beralamat di Jl. Asia Afrika No.63 Bandung, Jawa
Barat. Kegiatan magang ini dilakukan selama 30 hari
masa kerja dimulai pada tanggal 09 Juni 2014 sampai
21 Juli 2014. Adapun waktu kerjanya adalah sebagai
berikut.
19
TABEL 2.1
WAKTU KEGIATAN MAGANG
Hari Jam Kerja Jam IstirahatSenin –
Kamis
Pukul 08.00 –
15.00 WIB
Pukul 12.00 – 13.00
WIB
JumatPukul 08.00 –
15.00 WIB
Pukul 11.45 – 13.00
WIB
2.2.2 Dasar Pemilihan Tempat Magang
Penulis melaksanakan kegiatan magang di PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten tepatnya
di Departemen Sumber Daya Manusia (SDM). Secara umum,
Departemen SDM di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
Administrasi SDM, Pengembangan SDM, dan Organisasi
dan Pengendalian Tenaga Kerja. Pemilihan bagian SDM
didasari oleh keinginan penulis untuk lebih
mengetahui praktik di lapangan mengenai gaya
kepemimpinan yang diterapkan di Departemen SDM PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten serta
pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.
2.2.3 Bagian Kerja Praktik Magang
20
Bagian Administrasi SDM merupakan bagian yang
ditempati penulis selama melakukan praktik magang.
Bagian Administrasi SDM dipimpin oleh Deputi Manajer
yang membawahi bagian pengelolaan data pegawai,
administrasi pegawai, dan pengelolaan remunerasi dan
benefit. Remunerasi yang dimaksud oleh perusahaan
adalah segala yang diterima pegawai dalam bentuk
uang, seperti gaji maupun bonus dari atasan,
sedangkan benefit adalah manfaat yang diterima
pegawai seperti tunjangan manfaat kesehatan dan
manfaat dana pensiun. Tugas dari Administrasi SDM
adalah mengelola gaji, biaya kesehatan, dana pensiun
pegawai, dan mengatur kontrak kerjasama dengan Rumah
Sakit, Apotek serta beberapa Perusahaan Farmasi.
2.2.4 Uraian Kegiatan Aktivitas Magang
Berikut ini adalah aktivitas magang yang dilakukan
oleh penulis selama melakukan praktik magang di
bagian Administrasi SDM PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten.
TABEL 2.2
AKTIVITAS MAGANG
Har Tanggal Deskripsi kegiatan
21
i
ke-
109 Juni
2014
- Pengenalan struktural dan fungsional
bagian Administrasi SDM
- Pengenalan Aplikasi SAP ERP SDM
- Praktik membuat Surat Pengantar
Jaminan Kesehatan
210 Juni
2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mencari alamat perusahaan-perusahaan
Farmasi yang akan diajak kerjasama
311 Juni
2014
- Sebagai panitia donor darah PT PLN
DJJB
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mencari alamat perusahaan-perusahaan
Farmasi yang akan diajak kerjasama.
- Rekapitulasi dokumen Surat Pengantar
Jaminan Kesehatan4 12 Juni
2014- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Rekapitulasi Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
22
- Mencari alamat perusahaan-perusahaan
Farmasi yang akan diajak kerjasama.
5 13 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas-berkas pegawai di
ruang database pegawai
- Mencari alamat perusahaan-perusahaan
Farmasi yang akan diajak kerjasama.
6 16 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Pengenalan proses pengolahan data
Penagihan Biaya Kesehatan
- Mengikuti rapat tender (kerjasama
dengan perusahaan farmasi)
7 17 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen
- Mengarsip berkas pensiunan8 18 Juni
2014- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen
23
- Mengarsip berkas pensiunan
9 19 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen
10 20 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen
11 23 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen
12 24 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen
13 25 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen14 26 Juni
2014- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
24
- Memisahkan daftar obat berdasarkan
masing-masing produsen
15 27 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
16 30 Juni2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
17 01 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
18 02 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
19 03 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
20 04 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan21 07 Juli
2014- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
25
- Mengolah berkas calon pegawai
promosi
22 08 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
- Mengolah berkas calon pegawai
promosi
23 10 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
24 11 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
25 14 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
26 15 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
27 16 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
28 17 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
26
- Mengarsip berkas pensiunan
29 18 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
- Menginput dokumen Penawaran dan
Pernyataan kerjasama Perusahaan
Farmasi dengan PLN
30 21 Juli2014
- Membuat Surat Pengantar Jaminan
Kesehatan
- Mengarsip berkas pensiunan
Deskripsi kegiatan magang yang dilakukan oleh
penulis di bagian Administrasi SDM adalah:
1. Membuat Surat Pengantar Jaminan Kesehatan.
Bagian Administrasi SDM memiliki tanggung
jawab terhadap pembiayaan kesehatan pegawai
beserta keluarga pegawai PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten. Pada bagian pembuatan
surat pengantar jaminan kesehatan pegawai,
terbagi atas tiga jenis surat pengantar, yaitu
surat pengantar rawat inap, surat pengantar rawat
jalan, dan surat pengantar pemeriksaan
laboratorium. Masing-masing surat memiliki format
surat, fungsi dan jangka waktu masa berlaku yang
27
berbeda-beda. Surat pengantar rawat inap berlaku
selama dua minggu terhitung dari tanggal pasien
dirawat di rumah sakit, sedangkan surat pengantar
rawat jalan berlaku selama seminggu terhitung
dari tanggal pembuatan surat, dan surat pengantar
pemeriksaan laboratorium berlaku selama lima hari
terhitung dari tanggal pembuatan surat. Pada
bagian pembuatan surat pengantar juga bertugas
menangani restitusi dan pengesahan resep dokter.
Restitusi adalah istilah yang digunakan di dalam
perusahaan ketika seorang pegawai meminta uang
pengganti kepada perusahaan untuk biaya yang
telah dikeluarkan oleh pegawai pada saat berobat.
Pengesahaan resep dokter berfungsi untuk
memastikan bahwa obat yang akan dibeli oleh
pegawai benar-benar adalah obat yang hanya
dibutuhkan saja, artinya perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk obat yang seharusnya
tidak diperlukan oleh pegawai.
2. Mencari Alamat Perusahaan-Perusahaan Farmasi yang
akan Diajak Kerjasama.
Mencari dan mengumpulkan informasi dari
internet mengenai alamat perusahaan farmasi yang
28
telah masuk daftar calon vendor obat yang akan
diajak kerjasama. Data Perusahaan yang dicari
adalah alamat kantor perwakilan Bandung, nomor
telepon, dan email, yang kemudian akan dilakukan
pengiriman surat undangan pertemuan perdana untuk
membahas kerjasama yang dimaksud.
3. Rekapitulasi Surat Pengantar Jaminan Kesehatan
Setiap proses pembuatan surat pengantar
jaminan kesehatan, surat pengantar tersebut harus
di cetak sebanyak dua lembar, dimana satu lembar
untuk si pemohon surat, dan satu lagi untuk
disimpan sebagai bukti. Setiap awal bulan akan
dilakukan pengarsipan bukti dokumen surat
pengantar jaminan kesehatan, dimana dokumen
tersebut disusun dan di bagi ke dalam tiga
bagian: Surat Pengantar Rawat Jalan, Surat
Pengantar Pemeriksanaan Laboratorium dan Surat
Pengantar Rawat Inap. Penyusunan yang dilakukan
29
bertujuan untuk mempermudah pencarian berkas
apabila suatu saat diperlukan. Hasil rekapitulasi
surat rawat inap kemudian akan dilakukan
pencatatan nama pasien di papan tulis yang memang
telah disediakan oleh perusahaan yang berguna
agar pegawai-pegawai yang ada diperusahaan
mengetahui informasi rekan kerja mereka. Hal ini
juga menjadi salah satu bentuk solidaritas antar
pegawai perusahaan.
4. Memisahkan Daftar Obat Berdasarkan Masing-Masing
Produsen
Setelah proses rapat tender dengan perusahaan
farmasi dilakukan, perusahaan farmasi tersebut
akan mengirimkan daftar obat kepada pihak PLN
dalam bentuk hardcopy .Daftar obat yang masih
berbentuk hardcopy kemudian diinput ke dalam
format excel, lalu dibandingkan dengan Daftar Obat
Perusahaan (DOP) PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten, dimana perusahaan PLN sudah
mempunyai beberapa daftar obat dari hasil tender
periode sebelumnya. Setelah melakukan
penyortiran, nantinya hasil akhir yang diperoleh
adalah daftar obat baru yang lebih lengkap.
30
5. Mengarsip Berkas Pensiunan
Berkas-berkas pegawai PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten yang telah pensiun
dilakukan pengarsipan, dikelompokkan berdasarkan
nama pegawai dan Nomor Induk Pegawai. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan pencarian berkas
apabila ada pegawai yang suatu saat
memerlukannya.
6. Mengolah Berkas Calon Pegawai Promosi
Setiap periode masa jabatan tertentu, PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
melaksanakan program promosi jabatan. Setiap
pegawai yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan
promosi jabatan diseleksi secara keseluruhan
berdasarkan kriteria tugas yang dibuat,
keikutsertaan dalam tim, solusi yang diberikan
kepada perusahaan untuk menyelesaikan
permasalahan dan lain-lain. Kemudian setiap
berkas pegawai tersebut dikumpulkan dan dijadikan
kedalam satu file.
31
7. Panitia donor darah PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten
Setiap tiga bulan sekali, PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten selalu
mengadakan program donor darah sebagai salah satu
bentuk social responsibility perusahaan terhadap
masyarakat. Seluruh pihak yang ada dalam
perusahaan, baik itu pegawai, satpam ataupun
cleaning service ikut berpartisipasi sebagai peserta
donor darah.
2.3 Permasalahan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama
melaksanakan kegiatan magang di bagian Administrasi
SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten, ada beberapa masalah yang menurut penulis
dapat berpotensi negatif terhadap perusahaan,
diantaranya adalah:
a. Sistem kepemimpinan yang diterapkan oleh Deputi
Manajer sudah cukup baik,dimana hubungan antara
atasan dengan pegawai sangat dekat. Tetapi
terkadang masih ada pegawai yang terlambat masuk
kerja. Ada juga pegawai yang terkadang tidak ada
di tempat kerja pada saat jam kerja berlangsung.
32
Hal ini mungkin terjadi karena masih adanya
kelonggaran peraturan bagi pegawai.
b. Kinerja pegawai sudah cukup bagus, namun masih
perlu adanya tindakan dari atasan yang dapat
membantu si pegawai dalam meningkatkan
kinerjanya. Perusahaan tidak akan mengalami
kemajuan apabila kinerja pegawai dari waktu ke
waktu tidak berkembang. Gaya kepemimpinan yang
salah dapat menjadi salah satu faktor penyebab
kurang maksimalnya kinerja pegawai
2.4 Landasan Teori
2.4.1 Teori Sumber Daya Manusia
Pada prinsipnya sumber daya manusia adalah satu-
satunya sumber daya yang menentukan organisasi.
Sumber daya manusia dipahami sebagai kekuatan yang
bersumber pada potensi manusia yang ada dalam
organisasi, dan merupakan modal dasar untuk
melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan (Sunyoto,
2012: 3)
Menurut Hadari (Sunyoto, 2012: 3), Sumber Daya
Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan
suatu organisasi, disebut juga personil, tenaga
kerja, pegawai atau karyawan. Sumber daya manusia
33
merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non
material atau non financial) di dalam organisasi bisnis,
yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata secara
fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi
organisasi. Sumber daya manusia dalam sebuah
perusahaan memerlukan pengelolaan yang tepat, dimana
hal ini menjadi salah satu dari fungsi perusahaan,
yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Marihot
(Sunyoto, 2012: 1) Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah aktivitas yang dilakukan merangsang,
mengembangkan, memotivasi dan memelihara kinerja
yang tinggi dalam organsisasi.
Amstrong (Suwatno dan Priansa, 2011: 28)
berpendapat bahwa “The practice of Human Resource
Management is concerned with all aspect of how people are employed
and managed in organizations. It covers activities such as strategic
HRM, human capital management, corporate social responsibility,
knowledge management, organization development, resourcing,
performance management, learning and development, reward
management, employee relations, and safety of employee services.”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia
34
adalah segala bentuk aspek tentang bagaimana orang
bekerja dan dikelola dalam sebuah organisasi.
Fischer, et al (Subekhi dan Jauhar, 2012: 5)
mengemukakan bahwa pentingnya Manajemen Sumber Daya
Manusia mencakup berbagai kegiatan, yaitu:
a. Staffing/ Human Resourcing Planning: Perencanaan Sumber
Daya Manusia.
b. Organization/ Employee Development: Pengembangan
Pegawai/ Organisasi.
c. Compensation/ Employee Relations: Hubungan Pegawai atau
Karyawan/ Kompensasi.
d. Employee Support: Dukungan Pegawai.
e. Legal Requirements/ Compliance: Rekrutmen Legal/
Keluhan.
f. Labor/ Union Relations: Serikat/ Organisasi Buruh.
g. Policy Adherence: Kebijakan.
h. Administrative Services: Pelayanan Administrasi.
Pelaksanaan fungsi Manajemen SDM di atas menjadi
tanggung jawab dari seorang manajer dalam organisasi
yang dipimpinnya karena memang manajer melakukan
pekerjaannya dalam sebuah organisasi. Manajer harus
benar-benar memahami bagaimana karakter dan perilaku
masing-masing individu yang dipimpin. Seluruh topik
35
mengenai pola perilaku dan karakter seseorang
dibahas dalam kajian ilmu Perilaku Organisasi. Oleh
karena itu, Perilaku Organisasi menjadi salah satu
bidang ilmu yang wajib dipahami seorang manajer
sebelum melakukan fungsinya dalam manajemen SDM.
2.4.2 Teori Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi merupakan bidang studi yang
mencakup teori, metode dan prinsip dari berbagai
disiplin ilmu guna mempelajari persepsi individu,
nilai-nilai, kapasitas pembelajar individu, dan
tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan
dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisis
akibat lingkungan eksternal terhadap organisasi dan
sumber dayanya, misi, sasaran dan
strateginya(Wahjono, 2010: 6). Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa ilmu
Perilaku Organisasi bermanfaat dalam memahami dan
membantu dalam keterampilan mengobservasi, prediksi,
dan implementasi. Hal ini berarti merupakan
sumbangan yang besar bagi manajemen dan pemimpin
organisasi dalam mengelola organisasi untuk mencapai
tujuan.
36
Robbins dan Timothy (2008:5) mengemukakan bahwa
seorang manajer harus melakukan empat fungsi
manajemen dalam organisasinya, yaitu:
a. Perencanaan, proses yang meliputi pendefinisian
tujuan suatu organisasi, penentuan strategi
keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut, dan
pengembangan serangkaian rencana komprehensif
untuk menggabung dan mengkoordinasikan berbagai
aktivitas.
b. Pengorganisasian, proses yang meliputi penentuan
tugas yang harus dikerjakan, siapa yang
mengerjakan tugas tersebut, bagaimana tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang melapor kepada
siapa, dan dimana keputusan-keputusan dibuat.
c. Kepemimpinan, proses yang mencakup pemberian
motivasi karyawan, pengaturan orang, pemilihan
saluran komunikasi yang paling efektif, dan
penyelesaian konflik.
d. Pengendalian, memantau aktivitas untuk memastikan
aktivitas tersebut diselesaikan seperti yang
telah direncanakan dan membetulkan penyimpangan
yang signifikan.
37
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wahjono
serta pernyataan Robbins dan Timothy tentang empat
fungsional manajemen dapat disimpulkan bahwa ilmu
Perilaku Organisasi memberi gambaran terhadap
manajer tentang bagaimana seharusnya penerapan
manajemen sebuah organisasi yang didalamnya terdapat
individu-individu dengan karakteristik dan perilaku
yang berbeda-beda.
2.4.3 Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu dimensi
kompetensi yang sangat menentukan terhadap kinerja
atau keberhasilan organisasi. Menurut Anoraga
(Sutrisno, 2009: 232), kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi
baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud
untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia
mengikuti kehendak pimpinan itu. Sedangkan menurut
Amstrong (Sudarmanto, 2009: 133) mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah proses memberi inspirasi kepada
semua karyawan agar bekerja sebaik-baiknya untuk
mencapi hasil yang diharapkan. Mengacu pada kedua
38
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin
menginspirasi bawahan agar dapat memberikan usaha
yang semaksimal mungkin untuk kepentingan
organisasi.
Melihat sangat beragamnya pengertian kepemimpinan
menunjukkan bahwa kepemimpinan memiliki banyak
karakteristik yang berbeda-beda tergantung sudut
pandang para ahli. Fokus kepemimpinan yang dibahas
penulis dalam laporan ini adalah gaya kepemimpinan.
Menurut Martin dan Robert (Wahjono, 2010: 283) dalam
teori Path-Goal ada empat gaya kepemimpinan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan direktif, mengarahkan tentang apa
yang harus dilakukan dan bagaimana caranya,
menjadwalkan pekerjaan, mempertahankan standar
kinerja, dan memperjelas peranan pemimpin dalam
kelompok.
b. Kepemimpinan suportif, melakukan berbagai usaha
agar pekerjaan menjadi lebih menyenangkan,
memperlakukan anggota dengan adil, bersahabat,
dan mudah bergaul, serta memperhatikan
kesejahteraan bawahannya.
39
c. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi,
menentukan tujuan-tujuan yang menantang,
mengharap kinerja yang tinggi, menekankan
pentingnya kinerja yang berkelanjutan, optimistic
dan memenuhi standar-standar yang tinggi.
d. Kepemimpinan partisipatif, melibatkan bawahan,
meminta saran bawahan dan menggunakannya dalam
proses pengambilan keputusan.
Pada laporan magang ini, penulis hanya
menggunakan tiga gaya kepemimpinan yang dikemukakan
dalam teori Path-Goal dimana gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada prestasi belum diterapkan di
Departemen SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten.
2.4.4 Teori Kinerja
Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sebuah
organisasi, kinerja menjadi salah satu tolak ukur
paling penting untuk menilai apakah sebuah
organisasi berhasil atau tidak. Dikatakan berhasil
40
apabila menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap kemajuan sebuah organisasi. Menurut Suyadi
Prawirosentono (Subekhi dan Jauhar, 2012: 193)
kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika. Jika kinerja dilihat dari sudut pandang
hasil, Bernardin (Sudarmanto, 2009: 8) mengatakan
bahwa “kinerja merupakan catatan hasil yang
diproduksi (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan
tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode
waktu tertentu”. Menurut sudut pandang perilaku,
Richard (Sudarmanto, 2009: 8) mengatakan bahwa
“kinerja merupakan seperangkat perilaku yang relevan
dengan tujuan organisasi atau unit organisasi tempat
orang bekerja”. Mengacu dari pengertian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja adalah segala
bentuk hasil kerja dalam periode waktu tertentu yang
menunjukkan tingkat prestasi seseorang dalam
memenuhi tujuan organisasi.
41
Kinerja seseorang dapat diketahui berdasarkan
dimensi atau indikator kinerja yang dapat dijadikan
sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja. John Miner
(Sudarmanto, 2009: 11) mengemukakan empat dimensi
kinerja, yaitu:
a. Kualitas, yaitu: tingkat kesalahan, kerusakan,
kecermatan.
b. Kuantitas, yaitu: jumlah pekerjaan yang
dihasilkan
c. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu: tingkat
ketidakhadiran, waktu kerja efektif/ jam kerja
hilang.
d. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.
Berdasarkan empat dimensi kinerja di atas,
penulis menggunakan keempat dimensi tersebut pada
laporan magang ini sebagai tolak ukur kinerja
pegawai di Departemen SDM PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten.
2.5 Hasil Penelitian dan Pembahasan
2.5.1 Karakteristik Responden
Kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis, juga
mencantumkan hasil penelitian berupa kuesioner yang
42
disebarkan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten guna mengetahui secara pasti bagaiamana
perngaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di
perusahaan. Pada penelitian ini penulis memilih
pegawai SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten sebagai responden karena Departemen SDM
merupakan fokus utama penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Penulis memilih seluruh pegawai SDM PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai
responden karena meskipun melaksanakan aktivitas
magang di bagian Administrasi SDM, penulis juga
diberikan hak akses untuk meneliti di seluruh bagian
Departemen SDM, seperti Pengembangan SDM dan
Organisasi dan Pengendalian Tenaga Kerja.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan
dan dilakukan pengolahan, penulis memberikan
gambaran mengenai responden pada penelitian ini. Ada
empat karakteristik responden yang ditentukan oleh
penulis pada penelitian ini, yaitu:
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
GAMBAR 2.1
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN
43
JENIS KELAMIN
Gambar di atas menunjukkan selisih jumlah antara
responden pria dan wanita yaitu jumlah responden
pria sebanyak 9 pegawai atau 33% sedangkan jumlah
responden wanita sebanyak 18 pegawai atau 67%.
Berdasarkan gambar di atas dan juga hasil pengamatan
penulis selama melaksanakan kegiatan magang, pegawai
wanita lebih banyak dibanding pegawai pria karena
sebagian besar kegiatan di Departemen SDM
berhubungan langsung dengan individu baik dari dalam
dan luar perusahaan seperti pegawai dan keluarga
pegawai, sehingga perusahaan membutuhkan pegawai
yang memiliki keahlian komunikasi yang bagus.
44
33%
67%
GENDER
PRIA
WANITA
b. Karakteristik responden berdasarkan usia
GAMBAR 2.2
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Gambar di atas menjelaskan bahwa responden
berdasarkan usia terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu
responden dengan usia 21-30 tahun sebanyak 13 orang
atau 48% sekaligus menjadi responden dengan jumlah
paling banyak, responden dengan usia 31-40 tahun
sebanyak 3 (tiga) orang dan responden dengan usia
45
48%
11%
41%
USIA
21-30 tahun
31-40 tahun
> 40 tahun
lebih dari 40 tahun sebanyak 11 orang atau 41%.
Sesuai dengan hasil pengamatan penulis, pegawai di
perusahaan khususnya di bagian SDM, jumlahnya masih
berbanding lurus antara pegawai yang muda dengan
pegawai yang sudah senior. Hal ini dapat memberi
pengaruh positif bagi pegawai perusahaan, dimana
pegawai yang masih muda tidak merasa tertekan
terhadap pegawai senior.
c. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
GAMBAR 2.3
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA
46
56%11%
22%
11%
MASA KERJA
1-10 Tahun11-20 Tahun21-30 tahun> 30 Tahun
Gambar di atas menjelaskan bahwa responden
berdasarkan masa kerja dibagi menjadi empat masa
kerja, yaitu responden dengan masa kerja 1-10 tahun
sebanyak 15 pegawai atau 56%, masa kerja 11-20 tahun
sebanyak 3 pegawai atau 11%, masa kerja 21-30 tahun
sebanyak 6 pegawai atau 22%, dan masa kerja lebih
dari 30 tahun sebanyak 3 pegawai atau 11%.
Berdasarkan pengamatan penulis, pegawai dengan masa
kerja yang masih sedikit, biasanya bertugas sebagai
asisten pegawai yang sudah senior, misalnya saja
pada bagian pensiunan pegawai terdapat lima orang
pegawai, yaitu satu orang menjabat sebagai
supervisor dan empat pegawai lainnya sebagai
asisten. Asisten supervisor tersebut bertanggung
jawab membantu supervisor menyelesaikan tugas-tugas
mengenai pensiuan pegawai.
47
d. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir
GAMBAR 2.4
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
Gambar di atas menjelaskan bahwa responden
berdasarkan pendidikan terakhir terbagi menjadi
tiga, yaitu responden dengan pendidikan terakhir D3
sebanyak 6 pegawai atau 22%, pendidikan terakhir S1
sebanyak 20 pegawai atau 74% sekaligus menjadi
jumlah responden terbanyak, dan pendidikan terakhir
S2 sebanyak 1 orang atau 4%. Hal ini menunjukkan
48
22%
74%
4%
PENDIDIKAN TERAKHIR
D3
S1
S2
bahwa perusahaan lebih mengutamakan pegawai dengan
pendidikan terakhir S1 dibandingkan dengan pegawai
dengan pendidikan terakhir selain dari S1 untuk
tingkat kemampuan yang sama.
2.5.2 Analisis Variabel KeseluruhanSetelah menyebarkan kuesioner kepada para
responden di perusahaan, maka dapat diketahuibagaimana tanggapan responden mengenai kepemimpinandan kinerja pegawai SDM di PT PLN (Persero)Distribusi Jawa Barat dan Banten. Kemudian dilakukanperhitungan terhadap masing-masing jawaban untuknantinya hasil perhitungan tersebut akan digunakanuntuk membuat garis kontinum sebagai standarisasiuntuk menentukan bagus tidaknya variabel yangdianalasis. Rumus yang digunakan adalah sebagaiberikut:
Jawaban Responden x Jumlah Responden
Sangat Setuju (SS) : 4 x 27 = 108
Setuju (S) : 3 x 27 = 81
Tidak Setuju (TS) : 2 x 27 = 54
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 x 27 = 27
49
Setelah memperoleh hasil di atas, dapat disimpulkan
bahwa nilai terendah yang mungkin diperoleh seorang
responden adalah 27 dan nilai tertinggi adalah 108.
Kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai
interval dari tiap kriteria dengan rumus sebagai
berikut:
Interval = Nilai Tertinggi : Nilai Terendah
= 108 :
27
= 20,25
Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, kemudian
dibuat garis kontinum dengan kriteria sebagai
berikut:
GAMBAR 2.5
GARIS KONTINUM
Berdasarkan garis kontinum di atas, kemudian
penulis melakukan perhitungan terhadap nilai dari
masing-masing variabel Kepemimpinan dan variabel
Kinerja. Setelah melakukan perhitungan menggunakan
excel penulis mendapatkan nilai variabel Kepemimpinan
50
sebesar 77,7 dan nilai variabel Kinerja sebesar
81,5. Garis kontinum untuk masing-masing variabel
adalah sebagai berikut:
GAMBAR 2.6
GARIS KONTINUM VARIABEL KEPEMIMPINAN
Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan
bahwa variabel kepemimpinan dalam garis kontinum
berada pada posisi cukup baik. Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa di Departemen SDM PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten pola kepemimpinan
yang diterapkan tidak terlalu bagus, namun tidak
juga terlalu buruk. Hasil ini juga masih berbanding
lurus dengan hasil diskusi penulis bersama pimpinan
perusahaan.
GAMBAR 2.7
GARIS KONTINUM VARIABEL KINERJA
51
Gambar di atas menunjukkan bahwa variabel kinerja
dalam garis kontinum berada pada posisi cukup baik.
Kesimpulan ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai SDM
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
sudah cukup baik, namun masih kurang memuaskan. Hal
ini terjadi karena kinerja yang diberikan oleh
pegawai terhadap perusahaan tidak mengalami
peningkatan yang signifikan.
2.5.3 Metode Pengukuran Kinerja PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten
Mengacu pada hasil wawancara yang dilakukan
penulis dengan Departemen Pengembangan SDM, penulis
mendapatkan informasi tentang metode pengukuran
kinerja pegawai PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten. Metode pengukuran kinerja di
perusahaan ini nantinya akan menentukan proses
kenaikan jabatan seorang pegawai. Metode pengukuran
kinerja selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
52
Secara garis besar, pengukuran kinerja pegawai
dimulai dengan memperhatikan tabel perolehan
Kriteria Talenta (terlampir). Pada tabel tersebut
terdapat sembilan Kriteria Talenta dengan urutan
sebagai berikut (dari yang terbaik ke yang lebih
rendah):
1) LBS = Luar Biasa
2) SOP = Sangat Optimal
3) SPO = Sangat Potensial
4) OPT = Optimal
5) POT = Potensial
6) KPO = Kandidat Potensial
7) PPS = Perlu Penyesuaian
8) PPE = Perlu Perhatian
9) SPP = Sangat Perlu Perhatian
Berdasarkan Kriteria Talenta di atas kemudian
dilakukan pengukuran kinerja pegawai. Ada empat
tahap pengukuran kinerja pegawai, yaitu:
a. Pengukuran Pencapaian Kontrak Sasaran Kinerja
Pegawai
53
Pengukuran Pencapaian Kontrak Sasaran Kinerja
Pegawai merupakan hasil kompilasi atas Pengukuran
Pencapaian Sasaran Kinerja Pegawai dan Program
Pengembangan Diri Pegawai (Program PDP) yang
penjelasannya dapat dilihat di lampiran. Hasil
Pengukuran Pencapaian Kontrak Sasaran Kinerja
Pegawai diberikan dalam uraian sebagai berikut:
TABEL 2.3
HASIL PENGUKURAN SASARAN KINERJA
RentangScoreKinerja
Hasil Pengukuran SasaranKinerja
Simbol
401 – 500 Pencapaian Luar Biasa (Outstanding)
OS
301 – 400 Melampaui Harapan (Exceeds Requirements)
ER
201 – 300 Memenuhi Persyaratan (Meet Requirements)
MR
101 – 200 Perlu Pengembangan (Need Improvement)
NI
0 – 100 Pencapaian Minimum (Marginal) MG
b. Pengukuran Kompetensi Individu
Pengukuran Kompetensi Individu dapat dilakukan
secara multi sumber dan atau oleh atasan langsung
sesuai tingkat budaya dan evaluasi impelementasi,
54
dimana hasil pengukuran tersebut akan
menggambarkan presentasi pemenuhan Kompetensi
Individu (KI) terhadap Kebutuhan Kompetensi
Jabatan (KKJ), dengan penjelasan yang dapat
dilihat di lampiran. Hasil Pengukuran dan
Evaluasi Kompetensi Individu diberikan dalam
uraian sebagai berikut:
TABEL 2.4
PENGUKURAN DAN EVALUASI KOMPETENSI INDIVIDU
Rentang ScoreKompetensiIndividu
Hasil PengukuranKompetensi Individu Simbol
401 – 500 Kompetensi SangatIstimewa
KOM-1
301 – 400 Kompetensi Istimewa KOM-2201 – 300 Kompetensi Rata-rata KOM-30 - 200 Kompetensi Kurang
DitampilkanKOM-4
c. Penetapan Kriteria Talenta
Kriteria Talenta merupakan penggabungan dari
hasil pengukuran pencapaian Kontrak Sasaran
Kinerja Pegawai dan pengukuran Kompetensi
55
Individu yang ditentukan dengan matriks sebagai
berikut:
TABEL 2.5
TABEL MATRIKS PENETAPAN KRITERIA TALENTA
HasilPengukura
nKompetens
iIndividu
Hasil Pengukuran Sasaran Kinerja
MG NI MR ER OS
KOM-1SangatPotensial
LuarBiasa
KOM-2 KandidatPotensial
Potensial
Optimal
SangatOptimal
KOM-3PerluPerhatian
KOM-4
SangatPerluPerhatian
PerluPenyesuaian
56
d. Tindak Lanjut Kriteria Talenta Pegawai
Setelah melakukan tiga tahap di atas, tahap ini
merupakan tahap terakhir untuk menentukan apakah
pegawai mengalami peningkatan prestasi atau tidak
sekaligus proses transformasi kompensasi pegawai.
Untuk tahap secara detailnya dapat dilihat di
lampiran.
Berikut ini adalah contoh pengukuran kinerja
pegawai SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten dengan menggunakan data yang diperoleh
langsung oleh penulis dari Departemen Pengembangan
SDM. Penulis memperoleh 12 data kinerja pegawai
selama dua semester kerja berturut-turut tahun 2013.
Nama pegawai dan Nomor Induk Pegawai tidak
dicantumkan oleh penulis karena sifatnya yang
rahasia, sehingga nama pegawai yang dicantumkan
hanya sebatas inisial saja (inisial “STAF”). Di
bawah ini adalah tabel kinerja pegawai selama dua
semester pada tahun 2013.
TABEL 2.6
KINERJA PEGAWAI SDM PT PLN (Persero) DJBB
57
SEMESTER I & II TAHUN 2013
No NamaPegawai
Kriteria TalentaSemester I Semester II
1 STAF 1 OPT OPT2 STAF 2 OPT OPT3 STAF 3 OPT OPT4 STAF 4 POT POT5 STAF 5 OPT POT6 STAF 6 POT OPT7 STAF 7 SPO OPT8 STAF 8 OPT OPT9 STAF 9 OPT POT10 STAF 10 POT POT11 STAF 11 POT POT12 STAF 12 OPT POTTabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi
penurunan kinerja pada STAF 5, STAF 9, dan STAF 12
dimana pada semester satu memperoleh kriteria
talenta Optimal (OPT) sementara pada semester dua
memperoleh kriteria talenta Potensial (POT). STAF 7
juga mengalami penurunan kinerja dari Sangat
Potensial (SPO) menjadi Potensial (POT), hanya STAF
6 saja yang mengalami peningkatan dari Potensial
(POT) menjadi Optimal (OPT) sedangkan staf sisanya
tidak mengalami perkembangan kinerja. Hal ini
menunjukkan adanya masalah pada kinerja pegawai SDM
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Pemimpin sangat disarankan untuk melakukan evaluasi
58
baik terhadap kinerja pegawai maupun terhadap gaya
kepemimpinan yang sudah diterapkan untuk
mengidentifikasi penyebab masalah di atas.
2.6 Relevansi antara Teori dengan Aktivitas Kegiatan
Magang
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilakukan
oleh penulis di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten selama 30 hari masa kerja, maka
penulis memperoleh beberapa poin penting sebagai
berikut:
1. Penerapan gaya kepemimpinan di SDM PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
berdasarkan teori Path-Goal sudah cukup baik,
meskipun belum semua gaya kepemimpinan tersebut
diterapkan. Hal ini menunjukkan bahwa teori yang
dijadikan penulis sebagai landasan dalam
penelitian masih memiliki relevansi terhadap
praktik di dunia kerja.
2. Kinerja pegawai SDM PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten sebagian besar berhubungan
dengan dimensi kinerja yang terdapat pada
landasan teori, atau dengan kata lain terdapat
59
relevansi antara teori dengan praktik nyata di
perusahaan, namun untuk pelaksanaannya masih
belum maksimal karena belum semua unsur-unsur
dalam dimensi kinerja tersebut diterapkan
diperusahaan.
3. Teori yang diperoleh penulis semasa perkuliahan
tidak diterapkan secara mutlak, namun masih
melewati beberapa proses modifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan budaya perusahaan.
4. Aktivitas magang yang dilakukan oleh penulis
membuktikan bahwa teori-teori yang selama ini
dipelajari oleh penulis dapat dibuktikan
kebenarannya.
5. Meskipun teori-teori yang digunakan oleh penulis
diambil dari banyak sumber yang berbeda, namun
masih saling berhubungan dengan praktik kerja di
perusahaan.
60
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis serta analisis yang tercantum di bab
sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Variabel Kepemimpinan di SDM PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten dapat dikatakan
cukup dengan nilai indeks 2,87. Nilai ini
61
menunjukkan bahwa gaya ataupun metode
kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan di
Departemen SDM sudah cukup baik dan pengaruhnya
terhadap kinerja pegawai juga sudah cukup bagus
dimana hal ini ditunjukkan oleh hasil kuesioner
yang memperoleh nilai indeks variabel kineja
sebesar 3,01.
2. Kinerja pegawai sudah cukup baik berdasarkan
perolehan nilai indeks sebesar 3,01. Kesimpulan
ini juga diperkuat oleh pernyataan pimpinan
perusahaan yang menyatakan bahwa untuk saat ini
kinerja pegawai SDM di PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten sudah cukup
baik.
3. Variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang
cukup signifikan terhadap kinerja pegawai di SDM
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten.
4. Pelaksanaan kegiatan magang sangat penting karena
memberikan pengaruh positif baik terhadap
mahasiswa dimana mahasiswa tidak hanya menguasai
teori saja tetapi juga mengetahui bagaimana
penerapannya di dunia kerja, dan juga terhadap
62
perusahaan tempat kegiatan magang dilaksanakan
dimana perusahaan merasa terbantu dengan adanya
peserta magang yang membantu kegiatan perusahaan.
3.2 Saran / Rekomendasi
A. Bagi PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
1. Gaya kepemimpinan di perusahaan khususnya di
Departemen SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten harus dipertahankan, atau dapat
ditingkatkan dengan cara menerapkan setiap unsur-
unsur yang ada pada keempat metode Path-Goal yang
sudah dijelaskan dalam landasan teori.
2. Sebaiknya pegawai perusahaan lebih meningkatkan
lagi kinerja mereka untuk memberi dampak positif
bagi perusahaan. Jika kinerja pegawai konstan
tiap periode, hal ini akan berpengaruh buruk juga
terhadap perusahaan dan karir pegawai. Pimpinan
perusahaan perlu membuat standar kinerja yang
berjenjang atau dalam artian meningkatkan level
standar kinerja agar terjadi peningkatan kualitas
kinerja yang dihasilkan oleh pegawai dan tentunya
dengan memberikan reward yang sesuai juga.
63
3. Karena terdapat pengaruh yang cukup signifikan
antara kepemimpinan terhadap kinerja, perusahaan
disarankan untuk lebih memperhatikan perbaikan-
perbaikan mengenai pola kepemimpinan yang
diterapkan supaya menjadi lebih baik lagi,
sehingga pengaruhnya terhadap kinerja juga akan
berpengaruh positif.
B. Bagi Universitas Telkom
1. Menambah referensi tempat magang bagi kampus
untuk rekomendasi bagi mahasiswa-mahasiswa yang
akan melakukan kegiatan magang.
2. Menjadi sumber informasi bagi mahasiswa mengenai
peraturan dan situasi terbaru tentang perusahaan.
3. Menjadi rekomendasi bagi mahasiswa sebagai tempat
unutk melakukan penelitian lebih lanjut.
4. Penambahan durasi magang, dengan tujuan agar
peserta magang lebih menguasai permasalahan yang
dihadapi dan juga peserta magang dapat menjalin
hubungan yang lebih dekat dengan instansi
perusahaan tempat pelaksanaan magang.
64
PLN, Company Profile 2010 http://www.pln.co.id/eng/?p=79
Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. (2008)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)12 ͭ ͪ ed. Terj. Diana
Angelica, Rica Cahyani dan Abdul Rosyid. Jakarta:
Salemba Empat.
Subekhi, Akhmad dan Muhammad Jauhar. (2012) Pengantar
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Sudarmanto. (2009) Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sunyoto, Danang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Sutrisno. (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suwatno dan Juni Priansa, Donni (2011).Manajemen SDM
Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Wahjono, Sentot Imam. (2010) Perilaku Organisasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Website PLN http://www.pln.co.id/disjabar/
66
LAMPIRAN
Daftar Lampiran:
1. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Jawa Baratdan Banten
2. Kuesioner3. Metode Pengukuran Kinerja Pegawai PT PLN
(Persero) Jawa Barat dan Banten4. Lembar Kegiatan Magang
67