biografi syekh muhammad said dan peranannya
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of biografi syekh muhammad said dan peranannya
BIOGRAFI SYEKH MUHAMMAD SAID DAN PERANANNYA
DALAM DAKWAH ISLAM DI DESA TANGKIT BARU KEC.
SUNGAI GELAM KAB. MUARO JAMBI TAHUN 1948-1992
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S 1 ) Dalam
Jurusan Sejarah Peradaban Islam
OLEH:
REZA RODHIAH
NIM : 402170832
JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
i
NOTA DINAS
Pembimbing I : Mailinar, S.Sos, M.Ud.
Pembimbing II : Rahyu Zami, M.Hum
Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
DI_
Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami berpendapat
bahwa skripsi saudara Reza Rodhiah, Nim: 402170832 yang berjudul “Biografi
Syekh Muhammad Said dan Peranannya Dalam Dakwah Islam di Desa
Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi Tahun 1948-1992”
telah dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami
ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
iv
MOTTO
.الجنةإلىطري قاله للا عل ما,سهلفي هطري قايل تمس سلكمن
( لمرواه س م )
“Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah
pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim…
Rasa puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, untuk segala anugerah
serta hidayah yang telah dilimpahkan. Sholawat serta salam tidak lupa
tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW.
Karya ini saya persembahkan kepada :
Orang Tua Tercinta
Segala hormat dan kasih sayang serta ketulusan kepada Ayahanda (Azra’i)
tercinta dan Ibunda (Sukariniatin) tercinta dengan segala ketulusan dan kasih
sayangmu yang sangat lembut, serta keikhlasanmu semata-mata hanya
mengaharap ridho-Nya agar Ananda menjadi anak yang sholeha serta berbakti
terhadap nusa dan bangsa.
Saudara Laki-Laki Tercinta
Untuk satu-satunya saudaraku (Muhadi Setiawan) yang selalu memberikan
Ananda semangat dan tekad yang kuat, untuk menyadarkan diri ini kembali
sebagai satu-satunya anak yang menjadi harapan keluarga.
Teman-Teman Tercinta
Serta seluruh teman-teman yang telah memberikan doa dan inspirasi serta
bantuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga Ananda mampu menyelesaikan
skripsi ini tanpa hambatan yang terlalu besar.
Untuk Almamater dan Jurusan
Saya bangga menjadi bagian dari Fakultas Adab dan Humaniora dan menjadi
bagian dari keluarga besar Sejarah Peradaban Islam UIN STS Jambi.
Terimalah karya sederhana ini yang baru dapat Ananda persembahkan, yang
tentunya tidak akan pernah sebanding dengan apa yang sudah diberikan.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmad, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis. Sholawat
beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada kekasih Allah SWT yaitu
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya
hingga akhir zaman. Sehingga penulis dapat dimudahkan untuk menyelesaikan
tugas akhir kuliah berupa skripsi yang berjudul “Biografi Syekh Muhammad
said dan peranannya dalam Islam di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam
Kab. Muaro Jambi Tahun 1948-1992”.
Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini banyak mendapatkan
banyak hambatan dan kendala, baik dalam penulisan, pengumpulan sumber,
hingga proses wawancara berlangsung. Namun berkat bantuan dan upaya dari
para pembimbing, serta kerja sama dari beberapa pihak yang terkait dalam
penulisan skripsi ini. Sehingga kendala tersebut mampu di hadapi dan diatasi
dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing kepada Ibu
Mailinar, S.Sos, M.Ud dan Bapak Rahyu Zami, M.Hum. Selanjutnya penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah ikut serta dalam
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih saya ucapkan kepada :
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
2. Yth. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati, SE., M. EI., Bapak Dr. As’ad Isma, M. Pd.,
dan Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA Selaku Wakil Rektor I, II, dan II
UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
3. Yth. Ibu Dr. Halimah Djafar., M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
vii
4. Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag., Bapak Dr. Alfian, S.Pd., M.Ed., dan
Ibu Raudhoh, S.Ag.,SS., M.Pd. I., sekalu Wakil Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
5. Yth. Bapak Agus Fiadi, S. Ip., M. Si., selaku Ketua Program Studi Sejarah
Peradaban Islam UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
6. Yth. Bapak Aliyas, S.Th.I, M.Fil.I selaku Dosen Pembimbing Akademik
7. Yth. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adan dan Humaniora UIN
Sultha Thaha Saifuddin Jambi.
8. Yth. Bapak dan Ibu Staff Karyawan dan Karyawati Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sulthan Thaha Sifuddin Jambi.
9. Yth. Kepala Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Kepala
Pepustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Kepala
Perpustakaan Wilayah Jambi.
10. Kepada seluruh narasumber yang telah membantu dan memberi dorongan
demi kelancaran penelitian ini.
11. Kepada seluruh pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam
proses penulisan.
Semoga bantuan dan motivasi yang telah diberikan untuk peneliti baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi pahala dan ibadah bagi kita
semua serta diterima oleh Allah SWT. Penulis berharap hendaknya skripsi ini
dapat berguna untuk peneliti khususnya serta pembaca pada umumnya, Amin ya
robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum, wr. Wb
viii
ABSTRAK
Rodhiah, Reza. 2021. Biografi Syekh Muhammad Said dan Peranannya Dalam
Dakwah Islam di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 1948-19992. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan
Humaniora. Pembimbing I : Mailinar, S. Sos, M. Ud dan Pembimbing II : Rahyu
Zami, M. Hum.
Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dalam bentuk deskriptif kualitatif.
Penelitian ini menjelaskan tentang Sykeh Muhammad Said yang merupakan
seorang ulama asal Sulawesi Selatan yang lahir di Desa Liu Kec. Meja Uleng
Kab. Wajo pada tahun 1915. Syekh Muhammad Said lahir di keluarga yang
terpandang dan agamis ayahnya bernama Muhammad Yunus Daeng Pabilla dan
ibunya bernama Maddanaca, beliau anak ke 3 dari 4 orang bersaudara. Syekh
Muhammad Said memiliki karakter yang positif antara lain disiplin, bertangggung
jawab, taat dengan syari’at, memiliki rasa solidaritas, dan pantang menyerah.
Tahun 1928 Syekh Muhammad Said menempuh pendidikan di Pondok Persantren
As’adiyah Sulawesi Selatan, dan tahun 1943 berguru kepada Sykeh Abu Bakri.
Pada tahun 1943 beliau terlibat dalam aktivitas Tarekat Khalwatiyah Samaniyah,
tahun 1947-1948 juga terlibat dalam peristiwa berdarah yang terjadi di Sulawesi
Selatan, dan di tahun 1958 beliau terlibat dalam pemberontakan yang dilakukan
oleh Kelompok Gerilyawan DI/TII. Beberapa amalan spiritual yang selalu
dikerjakan Syekh Muhammad Said antara lain berdzikir dan ber-khalwat. Syekh
Muhammad Said dalam pola dakwah yang dilakukan antara lain membuka lahan
dan pemukiman, dakwah pendidikan, serta terlibat dalam aktivitas politik. Syekh
Muhammad Said mempunyai beberapa peranan antara lain, sebagai inspirator
dalam pembangunan, sebagai seorang da’i, motivator, agent of change, dan
sebagai problem solving.
Kata Kunci : Dakwah, Desa Tangkit Baru, Peranan, Pembangunan, Ulama
ix
ABSTRACT
Rodhiah, Reza. 2021. Biography of Syekh Muhammad Said and The Role in
Islamic Da’wah in The Tangkit Baru’s Vilage, Sungai Gelam District, Muaro
Jambi Regency in 1948-1992. Department of History of Islamic Civilization,
Faculty of Adab and Humanities, State Islamic University of Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Supervisor I: Mailinar, S.Sos, M.Ud and Supervaisor II: Rahyu
Zami, M.Hum.
This research is a historicsl research in the type of qualitative descriptive research.
This study describes of Syekh Muhammad Saidd is a scholar from South
Sulawesi, he was born in Liu’s vilage, Meja Uleng District, Wajo Regency in
1915. Syekh Muhammad Said was born in a respected and religious family, his
father was Muhammad Yunus Daeng Pabilla and his mother was Maddanaca, he
was the third of four children. Syekh Muhammad said has a pisitive characters, he
is dicipline, responsibility, obeying the syari’a, having a sense of solidarity, and
never giving up. In 1928 Syekh Muhammad Said studied at the As’adiyah Islamic
Boarding School, South Sulawesi. In 1943 he studied with Syekh Abu Bakri. In
1943 he was seen in teh activities of The Khalwatiyah Samaniyah congregation in
South Sulawesi. In 1946-1948 he was also involved in the bloody events that
occurred in South Sulawesi, and in 1958 he was involved in a rebellion carried ut
by Guerrilla Groups DI/TII. Some of the spiritual practices that Syekh
Muhammad Said always did include dzikir and khalwah. Syekh Muhammad Said
in the pattern of da’wah that was carried out, among others, opened land and
settlements, preached education, and was involved in political activities. Syekh
Muhammad Said has several roles, among others, as an inspiration in
development, as a preacher, motivator, agent of change, and as problem solving.
Key Word: Da’wah, Tangkit Baru’s Vilage, The Role, Development, Ulama
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
NOTA DINAS ......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Batasan Masalah........................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6
F. Tinjauan Puastaka ........................................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10
A. Biografi ........................................................................................................ 10
B. Tokoh ........................................................................................................... 11
xi
C. Peranan ........................................................................................................ 12
D. Ulama .......................................................................................................... 13
E. Dakwah ........................................................................................................ 14
F. Tarekat ......................................................................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 17
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 17
B. Metode Sejarah........................................................................................... 18
1. Heuristik ............................................................................................... 18
a. Observasi ....................................................................................... 18
b. Wawancara .................................................................................... 19
c. Dokumentasi ................................................................................. 20
2. Verifikasi ............................................................................................. 22
3. Interpretasi............................................................................................ 23
4. Historiografi ......................................................................................... 24
BAB IV TEMUAN PEMBAHASAN .................................................................. 26
A. Biografi Syekh Muhammad Said ............................................................... 26
1. Keluarga ............................................................................................... 26
2. Pendidikan ............................................................................................ 30
3. Sifat dan Karakter ................................................................................. 31
4. Peristiwa Penting Dalam Hidupnya ..................................................... 32
a. Mendapatkan Amanah Menjadi Guru Mursyid ............................. 33
b. Peristiwa Berdarah 1947-1948 ...................................................... 34
c. Pemberontakan Gerilyawan DI/TII ............................................... 36
5. Kehidupan Religiusitas ........................................................................ 38
a. Dzikir darajat dan khasannah ....................................................... 39
b. Ber-khalwat ................................................................................... 39
c. Beribadah di sebuah gua ............................................................... 40
B. Pola Penyebaran Dakwah ........................................................................... 41
1. Membentuk Pemukiman-Pemukiman Baru ......................................... 41
xii
2. Dakwah Pendidikan ............................................................................. 53
3. Partisipasi Bidang Politik ..................................................................... 56
C. Peran Syekh Muhammad Said Dalam Dakwah ......................................... 58
1. Inisiator Pembangunan ......................................................................... 58
2. Sebagai Seorang Da’i ........................................................................... 60
3. Problem Solving ................................................................................... 63
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 67
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67
B. Saran ........................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
LAMPIRAN .......................................................................................................... 73
CURICULUM VITAE ......................................................................................... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu kisah atau peristiwa masa lampau umat manusia.
Peristiwa sejarah mencakup segala hal yang dipikirkan, dikerjakan, dikatakan,
dirasakan, dan dialami oleh manusia.1 Sejarah meliputi segala hal yang berkaitan
dengan pengalaman manusia. Sejarah sebagai suatu peristiwa tentu melibatkan
tokoh sebagai faktor penggerak terjadinya peristiwa sejarah, dimana suatu
peristiwa sejarah dipengaruhi oleh tokoh-tokoh beserta gagasannya. Karena itu,
sejarah tidak bisa lepas dari peranan tokoh sebagai pelaku sejarah. Misalnya,
peristiwa sejarah yang terjadi dalam perlawanan terhadap bangsa Belanda pada
perang di tanah Jawa yang melibatkan tokoh Pangeran Diponegoro dan
peranannya sebagai pemimpin dari gerakan perlawanan yang terjadi di kota
Yogyakarta.2
Biografi merupakan bagian dari unit sejarah yang telah ada sejak zaman
klasik ditulis dalam bentuk historiografi Tacitus. Untuk menokohkan seorang
pelaku, biografi menjadi alat utama. 3 Sejarah merupakan penjumlahan dari
biografi, dengan biografilah dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang
menjadi latar belakang biografi, serta lingkungan sosial-politiknya. Dalam kajian
biografi tokoh, hendaknya mengikuti kaidah-kaidah ketokohan. Sejarah mencatat
bahwa banyaknya tokoh yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dunia,
untuk menjadi seorang tokoh tentunya memiliki syarat agar dapat dikatakan layak
menjadi seorang tokoh. Menelusuri riwayat hidup seorang tokoh merupakan hal
yang sangat penting dalam kajian sejarah, karena berguna untuk memahami dan
1 Kuntowijoyo dalam Dudung Adburahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam
(Yogyakarta: Ombak, 2011), hal 1 2 Ni ketut Ginanti, Siti Suratini Zai Yustiani, “Tinjauan Historis Peran Perjuangan
Pangeran Diponegoro Tentang Peristiwa Perang Jawa Pada Tahun 1825-1830”, Palapa: Vol 1
No 1, September 2019, Artikel Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Bandar
Lampung 3 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi sejarah, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal 76
2
memperdalam kepribadian tokoh, mulai dari latar belakang tokoh tersebut,
kehidupan sosio-kultural, lingkungannya, watak dan sifatnya, dan lain
sebagainya.4 Dalam studi biografi yang mengisahkan kehidupan seorang tokoh
dari kelahirannya, peristiwa yang terjadi pada zamannya, eksistensinya, hingga
akhir hayatnya ternyata lebih bernilai lebih dibandingkan hanya menceritakan
suatu priode kritis atau waktu dimana terdapat peristiwa yang berkesan dalam
hidupnya. Namun, masih terdapat banyak tokoh yang riwayat hidupnya belum di
telusuri lebih jauh oleh para sejarawan.
Biografi merupakan riwayat hidup atau catatan hidup seseorang yang
ditulis oleh orang lain.5 Penulisan biografi mengkaji seseorang tokoh dalam
hubungannya dengan masyarakat atau kelompok tertentu, watak dan sifatnya,
pengaruh pemikiran dan idenya, serta pembentukan karakter tokoh tersebut
selama dia hidup.6 Seperti karya biografi Soekarno yang di tinjau melalui
prespekktif sejarah dan prilakunya dalam berorganisasi. Menceritakan tentang
latar belakang kehidupan beliau hingga menjadi tokoh pergerakan nasional dan
presiden RI pertama, kontribusinya dalam membela dan menjunjung tinggi tanah
air Indonesia, dan semangatnya yang memicu gerakan nasionalisme hingga ia
menderita sakit ginjal dalam tahanan rumah dan meninggal dunia7
Tokoh saja belum tentu menyandang status sebagai ulama, namun seorang
ulama sudah tentu ia seorang tokoh. Seperti Abdurrahman Wahid, beliau adalah
tokoh nasional bangsa Indonesia tidak hanya dalam bidang politik yang beliau
geluti melainkan pula dalam bidang ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Beliau
adalah seorang tokoh yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, beliau
menerima penghargaan atas kemajemukan bangsa dan pembelaan terhadap kaum
4 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, Hal 10 5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum), hlm 197 6 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal
6
7 Setia Budhi Wilardjo, “Sukarno: Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah dan Prilaku
Organisasi”, Artikel Neliti, Value Added: Majalah Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9,No. 1, September
2012-Februari 2013
3
tertindas dan minoritas. Beliau memiliki kontribusi yang besar terhadap kerjasama
antar dunia selama beliau menjadi seorang kepala negara. 8Namun berbeda
dengan ulama, ulama bisa bergerak bebas dalam bidang apapun. K.H.R. As’Ad
Syamsul Arifin merupakan seorang tokoh ulama asal Madura yang terkenal dalam
mengurus pondok persantren sepeninggalan ayahnya. Dalam berita Kompas 7
Agustus 1983 beliau menemui presiden Soeharto sebagai penasehat pemerintah
atas gagasan pemikiran beliau dalam memajukan sektor bahari demi kemajuan
bangsa Indonesia. Lalu beliau juga pernah mengusulkan gagasannya dalam bidang
politik, bahwa pembangunan negara Indonesia sebaiknya dilakukan dalam
prespektif pesantren, hal ini dijelaskan agar pemerintah mengupayakan
pembangunan masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan berpengalaman.9
Ulama dalam Islam merupakan pemimpin umat, karena masyarakat
menganggap bahwa seorang ulama adalah orang alim dan dianggap memiliki
kelebihan dalam kehidupannya di masyarakat. Sumatera merupakan wilayah yang
berpotensi melahirkan beberapa ulama yang memiliki peranan penting dalam
pembangunan pendidikan Islam di Nusantara. Seperti ulama asal Sarolangun
KH.Muhammad Salekh dan peranannya dalam mengembangkan ajaran Islam dan
mendidik masyarakatnya10. Hal ini menunjukkan bahwa posisi seorang ulama di
masyarakat dianggap sebagai seseorang yang sangat dihormati dan diagungkan.
Artinya penempatan stratifikasi sosial mereka dalam masyarakat berada di lapisan
atas. Webber mengatakan bahwa faktor kekuasaan dan pendidikan mampu
mengangkat strata sosial seseorang dalam lapisan sosial masyarakat. Yang mana
menurut Webber menempatkan stratifikasi sosial pada lapisan teratas menurut
dimensi kekuasaan, kekayaan, dan pendidikan.11
8 Muhammad Rifai, Ensiklopedi Presiden Republik Indonesia: Abdurrahman Wahid
(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010) 9 Suadi Sa’ad, Pendidik dan Pejuang Karismatik Spiritualis, Vol. 11, No. 2, Agustus
2016, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, hal 291 10 Raenah, Peranan K.H. Muhammad Salekh Dalam Pengembangan Agama Islam di
Kecamatan Pelawan Singkut Kabupaten Sarolangun, (IAIN STS Jambi: 2001) 11 Bruce J. Cohen diterjemahkan oleh Sahat simamora, Sosiologi Suatu Pengantar
(Jakarta, Bina Aksara: 1983), Hal 254
4
Tokoh lain diantaranya adalah Syekh Muhammad Said, beliau merupakan
seorang ulama Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah asal Sulawesi Selatan. Beliau
adalah seorang guru mursyid dari Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.12
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan di lapangan, Syekh Muhammad
Said banyak membuka lahan perkampungan, membantu untuk membangkitkan
kembali prekonomian masyarakat sembari menjalankan dakwahnya. Eksistensi
Syekh Muhammad Said hingga saat ini masih melekat di diri mayarakatnya,
khususnya Desa Tangkit Baru. Beliau sangat disayangi dan dihormati meskipun
telah meninggal dunia. Peranannya dalam mendidik, membina moral
masyarakatnya, dan sebagai seorang guru masih jelas dirasakan pada
masyarajatnya hingga saat ini. Ulama merupakan seorang tokoh sentral yang hadir
di tengah-tengah masyarakat. Ulama sebagai tumpuan masyarakat untuk
menjawab segala tantangan zaman, khususnya yang berhubungan dengan ilmu
keislaman sangat mengakui jasa-jasa atau prestasinya didalam meningkatkan dan
mengembangkan nilai norma dan moral di masyarakat.13 Bukan suatu hal yang
mustahil bagi Syekh Muhammad Said meskipun beliau berasal dari wilayah
Sulawesi Selatan, kiprahnya dalam membuka kampung, dan banyaknya
keberhasilan yang beliau raih sangat membekas di masyarakat khususnya di Desa
Tangkit Baru.
Tokoh ini layak untuk diteliti karena Syekh Muhammad Said adalah
seorang ulama Tarekat Khalwatiyah Samaniyyah yang sangat dihormati di
wilayah Tangkit Baru, namun tidak banyak yang mengetahui kedudukannya
sebagai seorang tokoh ulama kertika berada di tempat lain. Syekh Muhammad
said memiliki caranya sendiri dalam membuka dan mengembangkan sebuah desa,
pengaruh dakwah yang dilakukannya berhasil membawa kemakmuran dan
kesejahteraan bagi masyarakatnya. Menerapkan sebuah falsafah pemerintahan
12 Supriyadi, Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyahdalam Kehidupan Beragama
Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru, Skripsi Sarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi (2015/2016), hal 7 13 Rustam Efendi, skripsi Peranan KH. Abdurahman dalam Pembinaan Pondok
Persantren Nurul Yaqim Desa Durian Lencah Kec. Sungai Manau Kabupaten Merangin, (IAIN
STS Jambi: tahun 2004), hal 1-2
5
suku bugis di masa lalu Sawerigading sebagai sebuah konsep perkampungan yang
beliau bangun dan dipadu padankan dengan ajaran Islam mistis (tarekat). Konsep
pembangunan desa ini bisa diterapkan kembali, namun tidak banyak yang
mengetahui bagaimana Syekh Muhammad Said dalam membuka dan
mengembangkan sebuah desa. Dengan begitu peneliti ingin mengungkapnya, agar
dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi para pembaca. Penulis juga ingin
mengetahui apa yang membuat Syekh Muhammad Said datang ke Sumatera dan
memutuskan untuk menetap di Desa Tangkit Baru hingga akhir hayatnya, hal
inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara
mendalam.
Peneliti melakukan sebuah penelitian mengenai Syekh Muhammad Said
melalui pendekatan sejarah, yang memfokuskan kajian ini terhadap kehidupan
Syekh Muhammad Said dilihat dari aspek life story seorang tokoh. Syekh
Muhammad Said merupakan ulama asal Sulawesi Selatan, bukan hal yang tidak
mungkin baginya untuk menyebarkan dakwah hingga ke wilayah Jambi.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, hal ini memunculkan beberapat
pertanyaan mengenai, siapa Syekh Muhammad Said dan sejauh mana peran
dakwah yang dilakukan oleh Syekh Muhammad Said dalam menyebarkan agama
Islam. Dalam hal ini peneliti merasa tertarik untuk mengambil sebuah penelitian
mengenai Biografi Syekh Muhammad Said Dan Peranannya Dalam Dakwah
Islam di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi Tahun
1948-1992 (Kajian Difusi Sejarah).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, adapun topik
permasalahan yang akan dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Syekh Muhammad Said ?
2. Bagaimana pola penyebaran dawah Islam yang dilakukan oleh Syekh
Muhammad Said ?
3. Bagaimana peran Syekh Muhammad Said dalam dakwah Islam tahun ?
6
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, penulis
membatasi masalah penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul
dan isi dalam penelitian ini. Oleh karena itu penulis hanya melakukan penelitian
mengenai dakwah Syekh Muhammad Said ditinjau melalui kajian studi tokoh
melalui pendekatan sejarah tahun 1948-1992 dari daerah Sulawesi Selatan hingga
ke Jambi tepatnya di Desa tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan peneliti melakukan
penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui biografi Syekh Muhammad Said.
2. Mengetahui jaringan dakwah Syekh Muhammad Said dari Sulawesi
Selatan hingga ke wilayah Jambi khususnya di Desa Tangkit baru
ditinjau melalui kajian difusi sejarah tahun 1948-1992.
3. Mengetahui bagaimana peran dakwah Syekh Muhammad Said dalam
menyebarkan ajaran Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah kepada
masyarakat.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk :
1. Menjadi sumber rujukan yang digunakan bagi penelitian terhadap
perjalanan dakwah yang akan dikaji melalui pendekatan studi tokoh
yang fokus pada kajian difusi sejarah.
2. Untuk memperkaya khazanah sejarah sosial keagamaan agar menjadi
bacaan yang berguna bagi para pembaca maupun masyarakat yang
ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Syekh Muhammad Said
perjalanan hidup serta dakwah yang dilakukan olehnya.
7
3. Diharapkan agar mampu membangkitkan kesadaran dalam berfikir di
kalangan umat Islam untuk lebih memacu semangat mengkaji dalam
bidang keagamaan, intelektual, maupun kebudayaan Islam.
4. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Humaniora.
F. Tinjauan Pustaka
Salah satu hal yang penting untuk dilakukan penulis dalam penelitian
ilmiah adalah melakukan tinjauan atas penelitian terdahulu atau prior research.
Prior research penting dilakukan untuk menghidai adanya duplikasi dalam
menulis kaya ilmiah , untuk membandingkan penelitian terdahulu dan melihat
perbedaan atau kesamaan dari penelitian yang akan di teliti, dan menggali
infomasi penelitian atas tema yang di tetapkan oleh peneliti sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis hingga saat ini terdapat beberapa karya
berupa hasil penelitian-penelitian terdahulu terkait peran dakwah para ulama di
Nusantara baik ulama terdahulu maupun ulama yang saat ini. Beberapa karya
tersebut diantaranya adalah:
Pertama, dalam skripsi yang ditulis oleh Fajar Sutrisno pada tahun 2015
dengan judul Habib Idrus al-Jufri (Peranannya di Kesultanan Jambi) yang
menjelaskan tentang latar belakang dari biografi tokoh Habib Idrus al-Jufri.
Dalam tulisan ini penulis juga membahas tentang gelombang imigrasi al-Jufri ke
Jambi dan asal usul gelar kebangsawanannya. Tidak hanya itu, penulis juga
menulis tentang peran serta kebijakan politik yang dilakukan oleh tokoh tersebut
di Kesultanan Jambi dengan menggunakan metodologi studi lapangan dengan
mengumpulkan, mengevaluasi, dan menganalisis fakta yang didapat di lapangan
selama proses penelitian. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh penulis, dalam penelitian ini lebih memfokuskan latar
belakang Habib Idrus al-Jufri di Kesultanan Jambi, kehidupan politiknya, serta
peranannya di Kesultanan Jambi.14 Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan
14 Fajar Sutrisno, Habib Idrus al-Jufri (Peranannya di Kesultanan Jambi), (Jambi: IAIN
STS Jambi, 2015)
8
oleh penulis memfokuskan peranan seorang tokoh ulama terhadap perkembangan
dakwah Islam yang dilakukannya di beberapa tempat yang ia singgahi, meskipun
sama-sama ulama yang bukan berasal dari wilayah Jambi, namun kontribusinya
dalam perkembangan dan pembangunan sebuah desa sangat besar pengaruhnya
bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Abd Roni yang berjudul Peran Al-Habib
As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri (Pangeran Wirokusumo) dalam
Menyebarkan Agama Islam (Suatu Kegiatan Studi Tokoh di Kel. Olak Kemang
Kec. Danau Teluk Kota Jambi. Dalam penelitian ini menjelaskan secara jelas
mengenai penyebaran Islam di wilayah Seberang Kota jambi dibawah komando
Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri. Proses Islamisasi di Seberang
Kota Jambi berlangsung mudah dikarenakan beliau menikahi seorang wanita yang
merupakan anak dari Sulthan Ahmad Nazaruddin. Penelitian ini juga membahas
tentang peranan yang dilakukan oleh Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-
Jufri serta bagaimana proses penyebaran agama Islam yang dilakukannya dan apa
saja peninggalan Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri yang ada di
wilayah di Kel. Olak Kemang Kec. Danau Teluk Kota Jambi.15
Ketiga, dalam skripsi yang berjudul Eksistensi Tarekat Khalwatiyah
Samaniyahdalam Kehidupan Beragama Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru.
Penelitian ini menjelaskan tentang siapa tokoh yang membawakan tarekat ini
hingga masuk ke desa Tangkit Baru, keberadaan tarekat tersebut di kehidupan
masyarakatnya, tata cara beribadah dalam tarekat khalwatiyah samaniyah, serta
pengaruh tarekat tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.16 Dalam penelitian
yang ingin di teliti oleh penulis mengenai Syekh Muhammad Said serta
penanannya dalam dakwah Islam, penulis hanya memfokuskan kepada latar
belakang biografi, peranan tokoh ulama tersebut dalam dakwah yang
15 Abd Roni, Peran Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri (Pangeran
Wirokusumo) dalam Menyebarkan Agama Islam (Suatu Kegiatan Studi Tokoh di Kel. Olak
Kemang Kec. Danau Teluk Kota Jambi, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2011) 16 Supriyadi, Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyah dalam Kehidupan Beragama
Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2016)
9
dilakukannya, serta bagaimana proses dan pola penyebaran dakwah yang
dilakukannya di setiap tempat yang ia tempati.
Namun belum adanya penelitian yang terfokus membahas tentang peranan
Syekh Muhammad Said dalam dakwah Islam yang dilakukannya di beberapa
tempat yang beliau bangun. Untuk itu, penelitian ini penting untuk dilakukan dan
diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan kontribusi positif bagi
pengungkapan fakta tentang sejarah dan peranan Syekh Muhammad Said dalam
dakwah Islam di tahun 1948-1968 dari Sulawesi Selatan hingga ke wilayah Jambi
khususnya di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian ini merupakan penelitian studi tokoh yang bertujuan untuk
mrngkisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi terhadap seorang tokoh beserta ide
dan gagasannya, karya-karyanya yang monumental, dan bentuk aktivitas
sosialnya. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan beberapa konsep untuk
menghubungkan antara landasan teori dengan kenyataan yang terjadi sebagai
sebuah landasan tempat pengambilan pembahasan berdasarkan kenyataan yang
terjadi.
A. Biografi
Biografi merupakan sebuah sejarah atau riwayat hidup seseorang yang
ditulis oleh orang lain. Biografi mengambil peran dalam sejarah besar kehidupan
seorang tokoh, untuk itu penulisan biografi tidak akan pernah lepas dari peranan
sejarah didalamnya.17 Model penulisan biografi mengkaji seseorang tokoh dalam
hubungannya dengan masyarakat atau kelompok tertentu, watak dan sifatnya,
pengaruh pemikiran dan idenya, serta pembentukan karakter tokoh tersebut
selama dia masih hidup.18 Penelitian biografi termasuk kedalam jenis penelitian
sejarah. dalam pendekatan biografi, penulishendaknya mengumpulkan informasi
berdasarkan data dokumen maupun arsip-arsip. Pendekatan biografi ditujukan
untuk mengungkap pengalaman menarik atau yang sangat mempengaruhi
perubahan seseorang, serta berbagai macam kejadian dan pristiwa yang terjadi
dalam kehidupan seorang individu dimulai dari kelahiran hingga meninggal dunia.
Memahami dan mendalami kepribadian tokoh dituntut untuk mengetahui
latar belakang kehidupan sosial-kultural dimana tokoh tersbeut dibesarkan,
bagaimana proses pendidikan formal dan informalnya, serta watak orang yang ada
di sekitarnya. Untuk merekonstruksi biografis perlu penalaran yang sangat kuat,
17 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, Agustus 2003), hal 203 18 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal
6
11
dalam artian sejarawan mampu menempatkan dirinya seolah-olah berada di situasi
tokoh, bagaimana emosinya, motivasi, dan sikapnya, serta persepsi dan
konsepsinya. Lalu sejarawan juga dituntut untuk mengindahkan historical-
mindedness, yang mana sejarawan harus menempatkan diri mereka dalam konteks
zamannya. Kita diharapkan mengalihkan imajinasi ke masa itu untuk
mendapatkan suasananya.19
Kuntowijoyo menjelaskan bahwa dalam penulisan biografi hendaknya
mengungkap kepribadian tokoh tersebut, kekuatan sosial yang mendukungnya,
lukisan sejarah pada zamannya, dan keberuntungan serta kesempatan yang datang.
Dalam penulisan biografi juga perlu memperhatikan latar belakang keluarganya,
pendidikam, lingkungan sosial-budayanya, dan perkembangan diri tokoh tersebut
dilingkungannya.juga penting untuk menceritakan tikungan-tikungan yang
menentukan jalan hidup selanjutnya dan membawa perubahan penting dalam
hidup tokoh20
B. Tokoh
Tokoh merupakan seseorang yang memiliki pengaruh yang sangat besar di
masyarakat dengan karya-karyanya serta eksistensinya dalam masyarakat serta
memegang peranan penting dalam suatu bidang dalam aspek kehidupan tertentu di
dalam masyarakat. Menurut kamus etimologi bahasa Indonesia, menjelaskan
bahwa tokoh dikatakan sebagai seorang yang mampu dan berpengelaman.21
Arief Furchan menjelaskan seseorang layak disebut tokoh ketika ia mampu
berhasil dalam bidangnya yang ditunjukkan dengan karya-karyanya yang
monumental dan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat
serta diakui secara mutawatir, yang artinya dengan segala kelebihan dan
kekurangan tokoh tersebut masyarakatnya mampu memberikan sebuah apresiasi
positif dan mengidolakannya sebagai orang yang berhasil menjadi seorang tokoh
19 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi sejarah, 20Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, hal 206-207 21 Mohamad Ngatenan, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia (Semarang: Dahara Prize,
1990), hal 173
12
yang ditokohkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan sesuai dengan
bidangnya.22 Dalam menentukan seseorang tersebut layak disebut tokoh atau
tidak, menurut Syahrin Harahap ada tiga indikator. Pertama, integritas seorang
tokoh tersebut meliputi moralitasnya, keilmuan, kepemimpinan, dan
keberhasilannya dalam suatu bidang tertentu. Kedua, kontribusinya baik berupa
pemikiran ataupun lainnya. Ketiga, pengaruhnya dalam kelompok atau organisasi
masyarakat.23
Tokoh menjadikan dirinya sebagai seseorang yang berpengaruh bagi
manusia lainnya. Seorang tokoh menempatkan dirinya untuk menjadi kekuatan
yang mampu merubah cara pandang seseorang terhadap suatu permasalahan yang
ada didalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang tokoh mampu menyebarkan
pengaruh (influence) dengan pengetahuannya, doktrin, dan kata-kata yang
memiliki kekuatan besar untuk mepengaruhi banyak orang di lingkungannya.24
Hal inilah yang menjadi alasan besar mengapa seorang layak disebut dan diangkat
sebagai tokoh didalam kehidupan bermasyarakat.
C. Peranan
Peranan merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan kedudukan
seseorang di masyarakat. Jika seseorang tersebut menjalankan kewajiban-
kewajiban sesuai kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu peran. Sebuah
peran mampu membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat dan
organisasi didalam masyarakat. Peranan juga dikatakan sebagai prilaku individu
yang penting didalam struktur sosial.25 Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
peranan merupakan suatu yang menjadi bagian atau memegang alih suatu keadaan
terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Peranan itu sendiri termasuk
kedalam aspek kedudukan (status), yang apabila seseorang melakukan atau
22 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal
11-13 23 Rahmadi, “Metde Studi Tokohdan Aplikasinya Dalam Penelitian Agama”, Vol. 18, No.
2, Juli-Desember 2019, Al- Banjari, hlm 274-295. 24 Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016), hal
409 25 Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi, hal 384-385
13
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia telah
menjalankan suatu peranan. Kepribadian seseorang itu sendiri juga sangat
berpengaruh terhadap peranan yang dijalankan.
Peranan dalam artian merupakan serangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan Peter Burke
mendefenisikan bahwa peranan sosial sebagai pola-pola atau seperangkat norma-
norma prilaku yang diharapkan dari seseorang yang telah menduduki suatu posisi
tertentu dalam sebuah struktur sosial.26 Teori ini juga beranggapan bahwa
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat senantiasa berusaha melakukan peran
seperti yang dikehendaki oleh orang lain. Dengan demikian, identitas seseorang
sangat dipengaruhi oleh respons atas perlakuan dan harapan yang dikehendaki
orang lain terhadap dirinya. Peranan dalam sosiologi merupakan sebuah prilaku
atau tugas yang diharapkan dilaksanakan seseorang berdasarkan kedudukan atau
status yang dimilikinya. 27 Jadi, peranan merupakan kedudukam seseorang dalam
hubungannya dengan sesama manusia dalam suatu hubungan di dalam masyarakat
atau suatu kelompok organisasi. Sesuai dengan teori tersebut, peranan Syekh
Muhammad Said sebagai pendakwah yang memiliki pengajaran tarekat yang
dianutnya dan memiliki peran yang kuat dan berpengaruh di dalam kehidupan
bermasyarakat.
D. Ulama
Ulama adalah jama’ dari kata alim yang berarti terpelajar, dan ulama
dalam artian sebagai orang-orang yang diakui sebagai cendikiawan yang
memegang otoritas ilmu pengetahuan.28 Orang yang ahli dalam ilmu apa pun juga
dapat dikategorikan sebagai ulama, namun istilah tersebut berkembang sehingga
lebih banyak digunakan untuk menyebut mereka yang ahli dalam ilmu agama
Islam.
26 Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, Terj. Mestika Zed dan Zulfani (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2001), hal 68 27 Suntoyo Usman, Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi (Ypgyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hal 59 28 Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm 417.
14
Ulama di Indonesia menempati posisi penting dalam pendidikan dan
pembinaan moral masyarakat. Seseorang bisa dikatakan sebagai ulama apabila
mampu ,menguasai ilmu agama yang mantap. Peran penting seorang figur ulama
pada catatan sejarah di Indonesia, para ulama memiliki andil dalam melawan
penjajah, ulama menjadi pemimpin dan konseptor pahlawan terhadap imperialis.
Dapat dikatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan terwujud tanpa
perjuangan ulama dan umat Islam. Saat ini peran ulama bukan lagi memegang
andil dalam perperangan, melainkan berperan penting dalam membina moral
masyarakat, sebagai tangan kanan pemerintah,serta menjembatani umat Islam dan
Pemerintah.29
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Baharudin Hsubki, setelah
menganalisis pengertian ulama menurut Al-Qur’an dan Hadits dan beberapa ahli
seperti Ibnu Katsir dan lain-lain. menyimpulkan bahwa kriteria ulama itu
meliputi:30
1. Menguasai ilmu agama (tafaqquh fiddin) dan sanggup membimbing
umat, memberikan bekal ilmu keislaman yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Hadits, Ijma’, dan Qiyas.
2. Ikhlas melaksanakan ajaran Islam.
3. Mampu menghidupkan sunnah Rasul dengan mengembangkan Islam
secara kaffah.
4. Berakhlak baik, mampu berfikir kritis, sebagai pendorong masyarakat
agar melakukan perbatan yang positif, bertanggung jawab, dan
istiqomah dalam jalan dakwahnya.
5. Bejiwa besar, kuat mental dan fisik, hidup sederhana, amanah,
tawadhu’, memberikan kasih sayang terhadap sesama, mahabbah, serta
khasayyah dan tawakal kepada Allah SWT.
29 Abdul Aziz al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, Terj. Salim Muhammad Wahid, cet,
Ke-2, (Solo Indonesia: Pustaka Mantiq, 1987), hlm 9. 30 Moch Eksan, Kiai Kelanu: Biografi K.H. Muchith Muzadi (Yogyakarta: Lkis, 2000),
hal 2-3
15
6. Mampu memahami situasi yang ada serta mampu menjawab setiap
persoalan yang dihadapi oleh umatnya untuk kepeningan agama.
Berwawasan luas dan mampu menguasai berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Dan memiliki sikap yang tawadu’.
7. Serta mampu menjadi contoh dan tauladan yang baik bagi para
pengikutnya.
E. Dakwah
Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu, da’a- yad’u-
da’watan yang berarti mengajak, menyeru, atau memanggil. Dakwah secara
terminologi, menurut Quraish Shihab adalah seruan atau ajakan untuk mencapai
keinsyafan atau sebuah usaha untuk mengubah suatu situasi kepada situasi yang
lebih baik, baik untuk pribadi maupun orang lain. Perwujudan dakwah bukan
hanya sekedar pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, namun
juga menuju sasaran yang lebih luas. Saat ini, dakwah juga harus lebih berperan
kedalam bentuk pelaksanaan ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh dalam segala
aspek.31
Adapun dakwah merupakan sutu bentuk aktivitas yang dilakukan secsra
sadar untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada orang lain. Dakwah
tidak hanya bentuk penyampaian, melainkan juga dapat menjarah ke berbagai hal
dalam setiap aspek kehidupan. Terdapat tiga metode oleh seorang da’i untuk
menyampaikan dakwahnya. Pertama, dakwah bil Al-Lisan yang mana dakwah ini
dilaksanakan melalui lisan seperti ceramah, khutbah, dasihat-nasihat, dan lain-
lain. Kedua, dakwah bil Al-Qalam yang mana dakwah ini dilaksanakan melalui
sebuah media seperti buku, surat kabar, maupun media sosial. Ketiga, dakwah bil
Al-Hal yang mana dakwah ini dilakukan melalui tindakan atau perbuatan yang
31 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2013), hal 1-4
16
nyata dari seorang da’i, nantinya dakwah ini dapat memberikan sebuah hasil yang
nantinya hasil tersebut mampu dirasakan dan dinikmati pleh masyarakatnya.32
F. Tarekat
Islam sebagaimana yang diajarkan kepada orang-orang Asia Tenggara
diwarnai dengan ajaran dan amalan sufi. Sejarawan telah mengemukakan bahwa
perkembangan tassauf merupakan salah satu faktor yang menyebabkan proses
Islamisasi besar yang terjadi di Asia Tenggara. Islam di Indonesia sendiri masih
diliputi dengan sikap-sikap sufistik dan kegemaran pada hal-hal yang
mengandung keramat. Mengunjungi tempat-tempat keramat seperti puncak
gunung, gua, pantai, dan makam dengan tujuan untuk memperoleh kekuatan
spiritual merupakan sebuah kegiatan yang sudah sejak lama menjadi bagian
penting dari kehidupan keagamaan seorang sufi. 33
Tarekat merupakan bagian dari ilmu tassauf, dimana para sufi
mengajarkan ajarn pokok tassauf yaitu syari’at, tarekat, hakikat, dan ma’rifat.
Tarekat itu sendiri merupakan pelaksanaan dari peraturan-peraturan syari’at Islam.
Tarekat sebagai bentuk proses penguatan nilai spiritual bagi para penganutnya.
Martin Van Bruinessen menjelaskan bahwa tarekat sebagai suatu intuisi belum
ada sebelum abad ke-8 H/14 M, yang berarti tarekat merupakan sebuah ajaran
baru yang tidak ada dalam ajaran Islam murni. Namun tarekat saling berkaitan
dengan ajaran rasulullah SAW, sesuai dengan kata tarekat itu sendiri secara
harfiah berarti sebuah jalan yang mengacu pada sistem latihan meditasi maupun
amalan (muroqobah, dzikir, wirid, dan sebagainya) yang dihubungkan dengan
guru sufi dan organisasi yang tumbuh di sekitar sufi.34 Imam Al-Ghazali
menegaskan bahwa tarekat merupakan sbuah organisasi dari pengikut para sufi-
sufi besar yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tassauf gurunya.
Tarekat ini memiliki suatu tempat yang digunakan sebagai sebuah tempat kegiatan
32 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, hal 11 33 Martin Van Bruinessen, Abdurrahman Wahid, Khab Kuning: Persantren dan Tarekat (
Bandung: MIZAN,1995-1999) , hal 187-192 34 Ris’an Rusli, Tassauf dan Tarekat (Palembang: PT Raja Grafindo Persada), hal 184
17
yang disebut dengan ribath. Tempat ini digunakan untuk berkumpul dan
melestarikan ajaran tassauf walinya dan syekhnya.35
35 Ris’an Rusli, Tassauf dan Tarekat, hal 189
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif (penelitian
lapangan). Penelitian Deskriptif bermaksud untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan sejumlah peristiwa-peristiwa sejarah yang berkenaan dengan
masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor, bahwa penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang meghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian ini
mengarah kepada latar belakang individu secara holistik (utuh), dalam artian
memandang tokoh tersebut dalam suatu yang utuh.36
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah biografi, yang
mana peneliti mengkaji seorang tokoh derdasarkan kehidupan seseorang. Kajian
mengenai tokoh harus menggunakan kaidah-kaidah dalam kajian kesejarahan
yang tidak lepas dari ruang dan waktu beserta fakta-fakta sejarahnya.37 Dalam hal
ini, penulis akan mengkaji tokoh tersebut berkaitan dengan kehidupannya,
hubungannya dengan masyarakat, watak dan pengaruh pemikiran dan idenya,
hingga akhir hayatnya. Penelitian sejarah juga melihat catatan hidup seorang
tokoh dalam konteks individual life story. Meskipun penelitian ini merupakan
penelitian sejarah, namun dalam proses penelitiannya tidak lepas dalam kaidah-
kaidah studi tokoh.
Penelitian biografi, penulis dituntut untuk memahami situasi dan kondisi
seorang tokoh pada zamannya. Dalam hal ini, peneliti mengharuskan dirinya
36 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), hlm 4-5 37 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal
25
19
untuk membangkitkan daya imajinasi agar bisa masuk dan meresapi suasana yang
terjadi pada situasi tokoh di zamannya.
Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber lisan dan
tradisi lisan. Sumber lisan merupakan suat cara atau teknik dalam mengumpulkan
data dalam penelitian sejarah yang dilakukan oleh seorang pewawancara terhadap
orang yang memiliki informasi atau disebut dengan informan.38 Hasil informasi
yang didapatkan melalui informan selanjutnya direkam oleh peneliti yang
nantinya data itu akan digunakan sebagai bahan dalam penulisan sejarah.39 Tradisi
lisan dalam penelitian ini adalah sebuah cerita atau pengkisahan yang diujarkan
pada informen dari mulut ke mulut. Yang mana tradisi lisan akan di lestarikan dari
satu generasi ke generasi setelahnya.
Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
sejarah, terdapat empat metode dalam metode sejarah diantaranya adalah
heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
B. Metode Sejarah
Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian
dengan melakukan proses pengujian dan menganalisis kesaksian sejarah guna
untuk menemukan data yang otentik dan valid, serta hasilnya dapat dituangkan
dalam bentuk tertulis.40 Langkah-langkah metode sejarah diantara lain :
1. Heuristik
Heuristik ini merupakan proses pengumpulan data, untuk mendapatkan
hasil dalam proses pengumpulan data. Peneliti menggunakan langkah-langkah
diantaranya adalah:
38 Sartono W.Pranoto, Teori &Metode Sejarah, (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2014), hal 11 39 Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah:Dari Riset Hingga Penulisan,
(Yogyakarta: Magnup Pustaka Utama, 2018), hal 47 40 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), hlm. 44.
20
a) Observasi atau Pengamatan.
Observasi merupakan suatu teknik dalam pengumpulan data yang
dilakukan guna untuk memperoleh informasi tentang objek penelitian. Observasi
adalah suatu metode atau cara mengamati dan mencatat langsung secara sistematis
terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki, pengamatan yang dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung.41 Langkah ini dilakukan agar dapat memperoleh
informasi dan data yang valid, akurat, dan sesuai dengan apa yang dilihat. Dalam
penelitian studi tokoh, teknik observasi sangat berguna untuk mengetahui secara
langsung hasil dan pengaruh yang dilakukan oleh Syekh Muhammad Said di
wilayah tersebut. Observasi awal, peneliti mengumpulakan beberapa sumber
sebelum mengadakan riset penelitian. Diantaranya adalah website resmi Desa
Tangkit Baru, skripsi yang berjudul Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyah
dalam kehidupan masyarakat bugis di Desa Tangkit Baru, serta buku pedoman
Desa Tangkit Baru.
b) Wawancara (intervew)
Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih berhadapan secara fisik dan bertatap muka.42 Wawancara merupakan teknik
dalam penelitian kualitatif, teknik ini berguna dalam pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab terhadap responden untuk menemukan dan menggali
informasi yang diperlukan oleh peneliti sesuai dengan tema penelitiannya. Dalam
hal ini peneliti menggunakan wawancara tidak langsung, yang dilakukan oleh
peneliti terhadap orang lain yang mengetahui tentang kegiatan keseharian seorang
tokoh yang dalam hal ini adalah informan.43
41 Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, (Jambi: Sulthan Thaha press
IAIN Jambi, 2007), hal 42 Lasa HS dan Uminurida Sucianti, Kamus Kepustakawanan Indoneisa, (Yogyakarta:
Calpulis, 2009), hal 353 43 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal
52-53
21
Dalam proses wawancara peneliti menggunakan bahasa Indonesia atau
bahasa daerah setempat agar lebih akrab terhadap responden. Peneliti
mewawancarai beberapa informan diantaranya adalah:
1) Andi Zainal Abidin (Puang Fetta Rabbi) : Kepala Desa Tangkit Baru sekaligus
sebagai guru mursyid ke 44 dari Tarekat Khalwatiyyah Samaniyyah dan anak
Syekh Muhammad Said yang ke 7.
2) Andi Martunis (Puang Fetta Haidir Bau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang
ke 5
3) Andi Samsu Bahru (Puang Fetta Haji Jaga) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang
ke 2
4) Andi Pajung (Puang Fetta Sulaifi) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang
ke 8
5) Andi Pawelangi (Puang Fetta Kasau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said.
6) Adbul Ghani : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus pelaku
sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said secara
langsung.
7) Abdurrahman IP : Sekretaris Desa Tangkit Baru, sekaligus anak dari pendiri
Desa Tangkit Baru
8) Puang Badruddin : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus
pelaku sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said
secara langsung.
9) H. Baso Patolai : Anak dari pendiri Desa Tangkit Baru
10) Abdul Kadir : Keluarga Puang Muhammad
11) Andi Sarmadan : cucu ke 4 dari anak Syekh Muhammad Said yang ke 2.
22
c) Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode dengan mengumpulkan data
melalui dokumentasi berupa gambar, rekaman, dan lainnya dengan menggunakan
alat khusus untuk mendapatkannya. Metode ini bertujuan untuk melengkapi
metode observasi dan wawancara dalam proses pengumpulan data.44 Tahap ini,
peneliti menggunakan recorder dan kamera selama proses pengambilan data
dokumentasi. Adapun data dokumentasi yang penulis dapatkan adalah gambar
kondisi lingkungan Desa Tangkit Baru, Makam Puang Muhammad, pengambilan
gambar bersama narasumber, kitab perukunan sholat milik Puang Muhammad,
dan foto Puang Muhammad beserta foto gurunya.
Tahap pengumpulan data bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
mengumpulkan dan mencari data dilapangan dengan bukti-bukti yang valid. Pada
tahap ini, peneliti mewawancarai responden-responden yang menjadi sumber data
penelitian, atau mengobservasi sesuatu keadaan, suasana, peristiwa, atau tingkah
laku, atau bisa juga dengan menghimpun, memeriksa, mencatat dokumen
dokumen yang terkait dengan sumber data yang diperlukan selama proses
penelitian.
Berdasarkan uraian di atas maka sumber-sumber yang digunakan dalam
tahap heuristik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumber primer dan
sumber sekunder.
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian adalah sumber yang disampaikan oleh saksi
sejarah berupa sumber lisan yang dianggap primer yang didapatkan dalam proses
wawancaran, data ini bisa diambil dari pelaku sejarah ataupun orang-orang
terdekatnya seperti para sahabat atau kerabat yang hidup sezaman dengan tokoh
tersebut.45 Dalam penelitian ini penulis mendapatkan sumber lisan dari pelaku
44 Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, hal 45 Dudung Abdurahman,Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak,
2011), hal 105
23
sejarah seperti anak-anaknya, keluarga dan kerabat dekatnya, serta beberapa orang
yang mengenal Syekh Muhammad Said.
2. Data Sekunder
Sumber sekunder ini merupakan sumber yang diambil secara tidak
langsung dari sumbernya. Sumber sekunder atau sumber pendukung, bisa dalam
bentuk dokumen dan beberapa karya monumental yang dihasilkan oleh tokoh
tersebut, dalam hal ini penulis mengambil sumber sekunder yang merupakan
sebuah desa dan lingkungan masyarakat yang ditinggalkan oleh tokoh tersebut
sebagai bentuk peninggalan yang tampak hingga saat ini, karya tulis mengenai
perukunan sholat milik Syekh Muhammad Said sendiri, serta terdapat pula
makam beliau yang dianggap keramat oleh masyarakat di Desa Tangkit Baru.
Sumber data merupakan sumber dimana data itu dapat diperoleh selama
proses penelitian. Sumber data didalam penelitian ini meliputi tokoh agama
seperti ke lima anak Syekh Muhammad Said, para kerabatnya, yang pernah
sezaman dengannya, serta orang-orang yang mengenal tokoh Syekh Muhammad
Said, data dokumen dari kantor Kepala Desa Tagkit Baru, dokumen dari rumah
tinggi Bola Loppoe, dan beberapa sumber lainnya.
2. Verifikasi (Kritik sumber)
Setelah mendapatkan sumber penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan kritik sumber. Verifikasi terbagi menjadi dua yaitu kritik intern dan
kritik ekstern. Kritik intern merupakan kritik yang mengacu kepada kredibilitas
sumber, kritik ini ditujukan untuk memahami sisi teks. Kritik ekstern merupakan
usaha untuk mendapatkan otentisitas sumber dengan melakukan fisik terhadap
suatu sumber.46 Untuk menentukan otentisitas sumber, peneliti dapat mengajukan
beberapa pertanyaan antara lain: 1) kapan sumber itu dibuat, 2) dimana sumber itu
46 Suhartono W. Pranoto. Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006),
hal 35-37
24
dibuat dan ditemukan, 3) siapa yang membuat, dan lain sebagainya.47 Lalu barulah
peneliti melakukan tahap verifikasi dengan tujuan untuk memperoleh keabsahan
sumber.48 Namun dalam penelitian mengenai tokoh, untuk mengecek keabsahan
data peneliti menggunakan cara dengan kredibilitas data. Ini merupakan upaya
peneliti untuk menjamin keabsahan data dengan cara mengkonfirmasikan data
yang telah diperoleh terhadap subyek penelitian. Hal ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa apa yang ditemukan sesuai dengan data yang sesungguhnya
atau mengandung kebenaran.
Peneliti memerlukan Triangulasi data atau mengecek keabsahan data,
dengan membandingkan berbagai sumber dari luar. Ini dilakukan dengan dua
cara. Dengan triangulasi data yaitu membandingkan data hasil pengamatan
dengan data wawancara, hasil wawancara dengan dokumentasi, atau data hasil
wawancara dengan data dokumentasi. Dalam hal ini, penulis melakukan
tiangulasi data dengan informasi yang telah diperoleh di awal penelitian melalui
website resmi Desa Tangkit Baru, Facebook, buku panduan desa, dan beberapa
informen. Lalu peneliti membandingkan dengan data dokumen, disini peneliti
menggunakan dokumen terkait haul Puang Muhammad, dan buku mengenai
biografi Puang Muhammad yang ditulis langsung oleh anaknya yang bernama
Andi Zainal Abidin. Kemudian barulah membandingkannya dengan data
wawancara kepada informan ketika di lapangan.
Triangulasi metode yaitu dengan mengecek derajat kepercayaan dengan beberapa
teknik pengumpulan data, dan mengecek derajat kepercayaan dengan beberapa
sumber data. Lalu dengan pengecekan sejawat, mendiskusikan data yang telah
diperoleh dengan pihak yang mengenal lebih dalam tokoh tersebut. Peneliti juga
harus menentukan keukupan data yang di peroleh, ini digunakan untuk melacak
kecocokan hasil analisis data agar hasi penelitian lebih terpercaya. Selanjutnya,
dengan melakukan pengecekan anggota. Hal ini peneliti diharuskan untuk
melibatkan informen untuk mengecek keabsahan data dalam hal penafsiran,
47 Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah:Dari Riset Hingga Penulisan,
hal 75 48 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, hlm. 58-59.
25
analisis, dan kesimpulan. Informen yang terlibat dimanfaatkan untuk memberikan
reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah
disusun peneliti.49
3. Interpretasi (Analisis Fakta Sejarah)
Interpretasi adalah upaya penafsiran atas fakta-fakta sejarah dalam
kerangka rekonstruksi realitas masa lampau yang dapat memberikan hubungan
antar fakta-fakta. Interpretasi juga dibagi menjadi dua macam, yaitu analisis yang
berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan.50Analisis dalam sejarah
itu sendiri bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh
dari sumber-sumber sejarah dan bersamaan dengan teori lalu disusunlah fakta itu
kedalam suatu interprestasi yang menyeluruh.51 Lalu ada analisis sintesis yang
merupakan proses menyatukan semua fakta yang telah diperoleh sehingga tersusun
sebuah kronologi peristiwa dalam bentukrekonstriksi sejarah.52 Dalam membuat
cerita sejarah, sejarawan harus mampu melakukan eksplanasi sejarah, yang mana
eksplanasi sejarah merupakan penjelasan dalam cerita sejarah. Dalam hal ini,
peneliti melakukan pengelompokkan, memberi tanda/kode, dan mengkategorikan
data sehingga peneliti mendapatkan hipotesis mendasar atas penelitian yang akan
diteliti.
4. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Historiografi ini merupakan tahap terakhir dalam metodologi sejarah.
peneliti memilih untuk menyajikan hasil penelitian ini dalam bentuk tulisan
sejarah. Historiografi mencakup penulisan, pemaparan, serta pelaporan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Proses penulisannya memperhatikan aspek
kronologis sehingga menjadi suatu rangkaian sejarah yang utuh dan dapat
49 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh,
hal 75-81 50 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu sejarah, (Yogyakarta : Yayasan Bentang Budata, 1995),
hal 78 51 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, hal 114 52 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, hal 103
26
dipahami.53 Dalam penulisan sejarah, penulis harus menggambarkan secara jelas
mengenai kronologis suatu peristiwa sejarah dengan menggunakan tahapan
metode penelitian ilmiah secara sistematis. Layaknya laporan ilmiah, dengan
penulisan yang memberikan gambaran yang tepat dan jelas berkaitan proses
penelitian dari awal perencanaan hingga penarikan kesimpulan.54 Kuntowijoyo
menjelaskan, dalam penulisan sejarah hendaknya memuat pengantar, hasil
penelitian dan kesimpulan, sehingga teriptalah hasil karya ilmiah yang
sistematis.55
Meskipun penelitian ini menggunakan metode sejarah dalam
penulisannya, namun kaidah-kaidahnya tetap mengacu kepada penelitin studi
tokoh. Yang mana menurut Syahrin Harahap dalam penulisan laporan penelitian
studi tokoh harus didasarkan atas tiga prinsip. Pertama, kesatuan. Kesatuan yang
baik ialah keterkaitan antara isi dan judul, diharuskan ada gagasan tunggal yang
mendominasi seluruh uraian. Kedua, pertautan. hal ini dignakan untuk
menunjukkan urutan bagian uraian yang saling berkaitan antara satu bagian
dengan bagian yang lain. Untuk menciptkan pertautan diperlukan ungkapan yang
saling menyambung dalam merangkai kata-kata, lalu mensejajarkan unsur kalimat
yang sejenis dengan ungkapan yang sama, dan hindari pengulangan kata yang
terlalu banyak. Ketiga, titik berat. dengan melihat bagian-bgian yang penting
dalam tulisan yang perlu untuk diperhatikan.56
53 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, hal 108 54 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, hal 117 55 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu sejarah, hal 107 56 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh dan Penulisan Biografi, hal 68-69
27
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Biografi Syekh Muhammad Said
1. Keluarga
Syekh Muhammad Said atau akrab di panggil Puang Muhammad lahir dari
keluarga yang agamis dan terpandang. Kakek dari ayahnya bernama Imam Makka
yang merupakan seorang tokoh agama yang cukup disegani di lingkungannya, dan
neneknya bernama Indo’ Maek. Kakek dari ibunya bernama Imam Sakke dan
neneknya bernama Sitti Hafifah. Imam Sakke merupakan keturunan arab
campuran dari nenek buyutnya yang bernama Bau Habibah binti Tubagus
Maulana yang merupakan cucu dari Syekh Yusuf Al-Makassari. Masih ada
hubungan darah dengan Fatimah binti Muhammad Rasulullah SAW. Akan tetapi,
nasab keturunan Raslullah SAW itu terputus dari nenek buyutnya. Menurut suku
Bugis, gelar Imam merupakan sebuah tanda penghormatan dan kemuliaan yang
disandingkan oleh seseorang yang telah dianggap layak. Gelar imam didapati oleh
seseorang yang diakui kepemimpinannya, dihormati, disegani, dan dicintai oleh
masyarakat di lingkungannya. Pernyatan ini berdasarkan pada hasil wawancara
oleh Bapak Abdul Ghani :
“Puang Muhammad itu lahir di keluarga yang agamis. Kakek dari
ayahnya bernama Imam Makka dan neneknya bernama Indo’ Maek. Lalu
kakek dari ibunya bernama Imam Sakke dan neneknya bernama Sitti
Hafifah. Kakeknya itu masih ada pertalian darah dengan Rasulullah SAW.
Nenek buyut Imam Sakke yang bernama Bau Habibah binti Tubagus
Maulana adalah cucu dari Syekh Yusuf al-Makassari keturunan dari
Rasulullah SAW. namun karena nasabnya itu terputus dari nenek
buyutnya, jadi masih ada hubungan darah hanya saja bukan dari
keturunannya yang laki-laki... Keluarga Puang Muhammad itu sangat
disegani, terpandang, dicintai, pokoknya keluarganya itu sangat dihormati
lah di masyarakat...”57
57 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit
Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad)
28
Ayah Puang Muhammad bernama Muhammad Yunus Daeng Pabilla anak
dari Imam Makka dan ibunya bernama Maddanaca anak dari Imam Sakke.
Muhammad Yunus dan isterinya memiliki empat orang anak yang bernama Sitti
Aisyah, Muhammad Said Daeng Mallino, Sitti Ruqayah, dan Umi Kalsum.
“...Ayahnya bernama Muhammad Yunus Daeng Pabilla dan
Maddanaca nama ibunya. Puang Muhammad itu anak satu-satunya laki-
laki dari empat bersaudara. Siti Aisyah anak pertamanya, beliau anak
kedua, lalu Siti Rukayyah anak ketiga, dan yang terakhir itu adalah Ummi
Kalsum...”58
Puang Muhammad lahir di Desa Liu, Turung Pakkae Kec. Meja Uleng
Kab. Wajo, Sulawesi Selatan pada tahun 1915. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara oleh Bapak Andi Zainal Abidin (Puang Petta Billa’) dan Bapak
Badruddin
“Ayah saya itu lahir di Desa Liu desa kecil di Wajo, tanggal
lahirnya tidak terlalu jelas namun tahun nya 1915...”59
“... Puang Muhammad itu lahir tahun 1915 di Wajo, nama desanya
itu Desa Liu, desa kecil biasa ...”60
Pernyataan itupun senada dengan dokumen mengenai biografi singkat
Puang Muhammad milik Desa Tangkit Baru yang dibacakan pada Haul Puang
Muhammad yang ke-26 tahun pada tanggal 08 Oktober 2018, yang merupakan
hari meninggalnya Puang Muhammad. Bahwa Pung Muhammad Said di lahirkan
di Desa Liu, Turungpakkae, Kecaatan Majauleng, Kabupaten Wajo Provinsi
Sulawesi Selatan pada tahun 1915.
Pernikahan pertama Puang Muhammad saat usianya masih 15 tahun
bersama seorang gadis yang bernama Imagetta Putri. Selama kurang lebih satu
tahun pernikahannya, istri Puang Muhammad meninggal dunia bersama anak
yang dikandungnya. Pernikahan keduanya saat perjalanan pertama Puang
Muhammad di Lamoga sawitto, oleh seorang cucu dari teman ayahnya yang
58 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit
Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad) 59 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB (anak Puang Muhammad ke-7) 60
29
bernama Andi Mardjan yang saat itu masih berusia 15 tahun. Andi Mardjan atau
biasa dipanggil Puang Naca adalah keturunan bangsawan Bugis yang bernama
Andi Pawwellangi Petta Arung Matoae Datu Akkajeng. Pada tahun 1939,
pernikahan Puang Muhammad dilangsungkan dengan penuh berkah dan
kebahagiaan. Lalu mereka dikaruniai 8 orang anak laki-laki yang bernama Andi
Tolla, Andi Samsul Bahru, Andi Sanisiyyu, Andi Pawellangi, Andi Baso
Martunis, Andi Abdussalam, Andi Zainal Abidin, dan Andi Pajung. Anaknya
yang bernama Andi Tolla dan Andi Sanisiyu telah meninggal dunia. Pernyataan
ini berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Abdul Ghani :
“... Istri pertama Puang Muhammad itu bernama Imagetta Putri,
setelah kurang lebih satu tahun lalu istrinya meninggal dunia saat
melahirkan anaknya ... Pernikahan keduanya bersama Andi Mardjan di
Lamoga Sawitto, Andi Mardjan itu seorang keturunan bangsawan bugis
dari Andi Pawwellangi Petta Arung Matoe Datu Akkajeng. Tahun 1939
menikahlah mereka, dari pernikahan mereka itu melahirkan delapan orang
anak laki-laki. Anaknya bernama Andi Tola dan Andi Sanisiyu telah
meninggal dunia, jadi yang masih hidup hanya tinggal enam orang
saja...”61
Silsilah Keturunan Syekh Muhammad Said bin Syekh Muhammad
Yunus Dari Rasulullah SAW. 62
1. Sayyidina Muhammad Saw
2. Fatimah Az-Zahra Binti Rasulullah SAW
3. Sayyidina Husein bin Ali Ibn Thalib
4. Sayyidina Ali Zainal Abidin
5. Sayyidina Muhammad Al-Baqir
6. Sayyidina Ja’far As-Shidiq
61 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit
Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad) 62 Data Dokumentasi Silsilah Keturunan Syekh Muhammad Said bin Muhammad Yunus,
pada Andi Samsu Bahru atau Puang Fetta Jaga.
30
7. Sayyidina Ali Al Uraidi
8. Sayyidina Muhammad Annaqib
9. Sayyidina Isa Arrumi
10. Sayyidina Ahmad al Muhajir
11. Sayyidina Ubaidillah
12. Sayyid Alwi
13. Sayyid Muhammad
14. Sayyid Alwi
15. Sayyid Kala Qasam
16. Muhammad Shohib
17. Sayyid Alwi
18. Sayyid Abdul Malik
19. Maulana Abdullah
20. Maulana Ahmad
21. Syekh al-Habib Jamaluddin al-Akbar al-Husaini
22. Maulana Ali Nur Alam
23. Maulana Abdullah Umdatuddin
24. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
25. Maulana Hasanuddin
26. Maulana Yusuf
27. Maulana Muhammad
31
28. Sulthan Abdul Mufakir
29. Sultan Abdul Ma’ali
30. Syultan Ageng Tirta Yasa
31. Ratu Ayu Dahlia (Isteri Syekh Yusuf al-Makassari)
32. Tubgus Maulana
33. Bau Habibah (Siti Habibah)
34. Lakasi Arung Sigeri Fetta Fonggawae Ri Bone (Kerajaan Bone )
35. Abdullahi Munir Samsul Arifin
36. Abdullah
37. Abdul Latif
38. Abdul Razak (Imam Sakke)
39. Maddanaca
40. Syekh Muhammad Said bin Syekh Muhammad Yunus
41. ke-8 orang anaknya
2. Pendidikan
Puang Muhammad pernah menempuh pendidikan di Persantren As’adiyah
Sengkeng Sulawesi Selatan kurang lebih pada tahun 1928, dan menempuh
pendidikan di persantren selama kurang lebih empat tahun. Selain itu, Muhammad
Said pernah berguru dengan seorang sufi di Lafeo Mandar yang bernama KH.
Muhammad Tahir atau yang dikenal dengan nama Puang Imang Lafeo.63 Sebelum
akhirnya Muhammad Said berguru dengan Syekh Abu Bakri atau Puang Labbang
dan menjadi penganut tarekat.
63 Data Dokumen mengenai biografi singkat Puang Muhammad, pada HAUL ke-26
Tahun 2018
32
“Beliau pernah bersekolah di pesantren As’adiyah Singkang di
Sulawesi Selatan selama kurang lebih empat tahun. Setelah dari sana, dia
juga pernah berguru bersama Puang Imang Lafeo. Lalu dia berguru
bersama Syekh Abu Bakri atau Puang Labbang dan kepada para auliya’.
Dan tidak ada riwayat pendidikan lain, ya hanya itulah yang saya tahu.”64
Syekh Abu Bakri Daeng Mallabbang merupakan seorang guru mursyid di
perhimpunan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah yang dibawakan oleh Syekh
Abdul Karim As-Samman. Puang Muhammad diangkat menjadi seorang murid
kemudian khalifah untuk menyampaikan ajarannya. Sampai akhirnya di tanggal
10 Juni 1967 Puang Muhammad diberikan amanah oleh gurunya Syekh Abu
Bakri untuk menjadi guru Mursyid ke-43 Tarekat Khalwatiyyah Sammaniyah.65
Lalu berubahlah namanya menjadi Syekh Muhammad Said Tajul Khalwati.
Ajaran ini akan disampaikan secara turun temurun, namun kabarnya Tarekat ini
telah tutup pada mursyid ke-44 yaitu kepada anak-anaknya. Akan tetapi ajarannya
masih terus di pertahankan dan dilestarikan sebagai bentuk penghormatan kepada
guru-guru mursyid perhimpunan Tarekat Khalwatiyyah Sammaniyah ini.
3. Sifat dan Karakter
Puang Muhammad dikenal memiliki sifat peduli terhadap sesama, tidak
membeda-bedakan antara keluarga dan masyarakatnya, disiplin dan ketat dengan
syari’at, bertanggung jawab, memiliki rasa solidaritas yang kuat, dan tidak mudah
menyerah. Sikap ini yang selalu ditanamkan oleh ayahnya dari dalam diri
Muhammad Said sejak masih kecil. Puang Muhammad tampak dengan pancaran
aura yang tegas dan kharismatik. Puang Muhammad selalu memberikan nasehat
yang baik bagi masyarakatnya, dan setiap yang beliau katakan dan perintahkan
selalu di ikuti dengan baik oleh masyarakatnya. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara kepada Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi
“...Puang Muhammad itu orangnya sangat peduli kepada sesama
dan tidak membeda-bedakan antara keluarga dan masyarakatnya.
64 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB (anak Puang Muhammad ke-7) 65 Data Dokumen mengenai biografi singkat Puang Muhammad, pada HAUL ke-26
Tahun 2018
33
Orangnya sangat disiplin dan ketat dengan syari’at apalagi dalam hal
sholat, orangnya bertanggung jawab dalam mengerjakan suatu hal,
merangkul kami semua, dia selalu mengajak kami untuk selalu bergotong
royong dan mengerjakan sesuat secara bersama-sama, dan pentang
menyerah. Puang Muhammad itu orangnya berkharismatik, beliau itu
selalu meberikan kami nasehat yang baik, dan apa yang beliau katakan
atau perintahkan kami tidak pernah bantah dan selalu menurutinya.”66
Pernyataan itu senada dengan pernyataan oleh beberapa narasumber
“...beliau itu orangnya disiplin, tidak pernah main-main soal agama
dan syariat, dia tidak membeda-bedakan meski itu dengan anaknya. Beliau
selalu mmberikan nasehat-nasehat, orangnya juga berkharismatik...”67
“...Puang Muhammad itu disiplin orangnya, apalagi kalau soal
ibadah sholat... Orangnya juga tidak pernah membeda-bedakan
siapapun...”68
Puang Muhammad memiliki perawakan yang tampan, rapih, dan
berwibawa, dengan bola matanya yang tajam dan menusuk, giginya tersusun rapih
dan rata, dengan garis alis yang tebal dan terukir indah menambah citra
kewibawaannya, hidung mancungnya menandakan adanya garis keturunan arab
yang mengalir didalam tubuhnya. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara
kepada H. Baso Patolai
“... Beliau itu alisnya tebal, hidungnya mancung, kulitnya sawo
matang, tampan, penampilannya yang rapih. Puang Muhammad itu ketika
dia menatap kita, tatapannya tajam dan menusuk. Terlihat sangat
berwibawa dan kharismatik, karena dia ada keturunan arabnya mungkin
karena itu wajahnya sedikit terlihat seperti orang arab.”69
4. Peristiwa-Peristiwa Penting Sykeh Muhammad Said
Penulis akan memberikan uraian mengenai peristiwa penting dalam
kehidupan Syekh Muhammad Said, dari beliau masih berada diSulawesi Selatan
hingga ke wilayah Jambi.
66 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi anak
ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49 WIB 67 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit
Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad) 68 Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Baso Patolai dan Andi Sarmadan, Hari kamis.
01 Maret 2021, ja 13.00-15.20 WIB 69 Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Baso Patolai (Pimpinan Pondok Persantren
Raudlatul Muhajirin) dan Andi Sarmadan, Hari kamis. 01 Maret 2021, ja 13.00-15.20 WIB
34
a. Mendapatkan Amanah Menjadi Guru Mursyid
Puang Muhammad masuk kedalam organisasi Tarekat Khalwatiyah
Samaniyah sejak tahun 1943 ketika beliau di Pangkep. Guru yang mengajarkan
Tarekat Khalwatiyah Samaniyah adalah Syekh Abu Bakri atau biasa di panggil
Puang Labbang. Puang Muhammad dibaiat menjadi seorang suluk dalam
persaudataan Tarekat Khalwatiyah Samaniyyah Al-Mu’tabaroh oleh Syekh Abu
Bakri. Puang Muhammad kemudian diangkat menjadi seorang khalifah dan
mampu mengajarkan amalan-amalan yang beliau dapatkan dari Puang Labbang
kepada para muridnya. Tahun 1970, Puang Muhammad diminta untuk kembali ke
Sulawesi oleh gurunya. Puang Labbang saat itu merasa bahwa hidupnya sudah
tidak akan lama lagi. Puang Labbang telah mendapatkan petunjuk bahwa beliau
harus memindahkan posisi guru mursyid kepada Puang Muhammad sebelum
beliau wafat. Puang Labbang menutup usia tidak lama setelah membaiat Puang
Muhammad pada usia ke 81 tahun. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara
dari Puang Badruddin
“... Puang Muhammad menerima ajaran spiritual, yaitu Tarekat
Khalwatiyah Saman oleh Syeh Abu Bakrein atau biasa di panggil Puang
Labbang ketika beliau berada di Wanua Pangkep. Puang Muhammad
diangkat menjadi suluk lalu menjadi khalifah dan mengajarkan amalan-
amalan kepada para muridnya. Hingga Puang Muhammad dibaiat menjadi
seorang guru mursyid ketika Puang Labbang memanggilnya untuk kembali
ke Sulawesi. Saat itu Puang Muhammad sudah ada di Desa Tangkit Baru
tahun 1970-an dipanggillah dia ke Sulawesi, karena telah ada petunjuk
bahwa Puang Labbang hidupnya tidak akan lama lagi ...” 70
Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Samsu
Bahru.
“... Puang Labbang saat itu sudah tua, dan dia meminta Puang
Muhammad untuk pulang ke Sulawesi. Karena Puang Labbang telah
mendapatkan petunjuk bahwa hidupnya tidak lama lagi, dan harus segera
memindahkan posisi guru mursyid kepada Puang Muhammad... karena itu
sudah petunjuk yang Allah turunkan langsung, dibilang alasannya kenapa
ya hanya Allah yang mengetahui dan kita pun tidak tahu alasannya
70 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 14.00 WIB
35
mengapa. Lalu diangkatlah Puang Muhammad menjadi guru mursyid, tak
lama itu Puang Labbang meninggal dunia pada usia 81 tahun...”71
Puang Muhammad membawa Tarekat Khalwatiyah Samaniyah ini dan
mendaftarkannya di persatuan Tarekat Mukhtabarah tahun 1975, dan di sahkan
oleh organisasi perhimpunan Tarekat Mukhtabarah. Tarekat Khalwatiyah
Samaniyah ini masuk dalam urutan ke 12. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara kepada Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi.
“Tarekat Khalwatiyah Saman ini dibawa oleh Puang Muhammad
dan didaftarkan kedalam perhimpunan Tarekat Mukhtabarah Tahun 1975
nomor urut ke 12...”72
b. Peristiwa Berdarah 1947-1948
Sulawesi Selatan pada tahun 1947-1948 terkenal dengan peristiwa
pemberontakan yang dilakukan oleh tentara DST-KNIL yang di komando oleh
Raymond Piarre Paul Westerling. Tidak hanya mereka, melainkan juga para polisi
desa, pemangku adat, dan semua yang berpihak keada Belanda. Banyak dari
mereka yang kehilangan nyawanya, keluarga, dan harta bendanya.
Puang Muhammad beserta rombongan selama tiga tahun merantau,
mereka pun kembali ke Kabupaten Wajo. Puang Muhammad sangat terusik dan
diusik dengan para gerombolan, yang mereka sebut dengan gerombolan pengacau
anti merah putih. Dimana mereka adalah orang-orang yang berpihak kepada
Belanda, yang selalu membunuh siapapun yang berpihak kepada Indonesia.
Sebelum Puang Muhammad membuka lahan di Kabupaten Wajo, Puang
Muhammad telah diberikan izin oleh Kepala Desa Paria Sawitto. Namun Puang
Muhammad bersama keluarganya di fitnah atas segala bentuk tuduhan. Namun
71 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 72 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi anak
ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49 WIB
36
penulis tidak mendapatkan seperti apa tuduhan yang di berikan dalam proses
wawancara berlangsung.
Puang Muhammad yang berhasil membangun desa bersama
rombongannya terdengar menjadi pembicaraan hangat. Hal ini mengakibatkan
munculnya kecemburuan sosial dan sikap iri hari bagi mereka yang
mendengarnya. Kepala Desa Paria Sawitto dan gerombolan pengacau anti merah
putih ini mulai mengganggu Puang Muhammad dan rombongannya. Mereka yang
berpihak kepada Belanda menyalah gunakan kekuasaannya hanya untuk menjarah
warga yang lemah. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang
Badruddin.
“...Sesampai di pertengahan jalan, dan itu cukup jauh dari
pemukiman penduduk ayahnya dihadang oleh sekelompok orang yang
ingin membunuhnya. Leher ayahnya itu terkena tebasan pedang yang
menyebabkan batang leher beliau luka parah dan nyaris putus. Namun
Muhammad Yunus berhasil kabur dan bersembunyi di sebuah selokan,
sampai akhirnya Puang Muhammad menemukan ayahnya. Saat Puang
Muhammad menemukan ayahnya dalam kondisi kritis, lalu dibawalah
ayahnya kerumah sakit dan wafat disana. Dan Puang Kitta’ pamannya juga
meninggal dunia saat dia berani mengatakan kekejaman yang dilakukan
oleh para gerombolan itu kepada para tentara yang sedang bertanta-
tanya...”73
Puang Muhammad dan keluarganya mengalami musibah perampokan,
perampokan yang terjadi juga melibatkan Muhammad Yunus atau ayahnya Puang
Muhammad. Seluruh harta benda mereka dirampas, semua buku tulis, kitab-kitab
Puang Muhammad dibakar habis oleh para gerombolan. Pada malam yang sama,
ayah dari Puang Muhammad yang bernama Muhammad Yunus meninggal dunia.
Karena diculik dan dibunuh oleh para gerombolan. Di kejadian yang sama, Puang
Muhammad pun juga harus kehilangan pamannya yang bernama Puang Kitta;
yang telah terbunuh juga oleh para gerombolan seat setelah bala bantuan datang
dari wilayah Pare-Pare pada akhir tahun 1948.
73 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 14.00 WIB
37
c. Pemberontakan Gerilyawan DI/TII
Pemberontakan yang terjadi di Daya Mandai pada tahun 1958 itu
dilakukan oleh kelompok Gerilyawan DI/TII. Menurut A.E. Kawilarang,
kelompok Gerilyawan ini merupakan sebuah kelompok petualang yang suka
membuat kerusuhan, dan sekelompok orang yang hanya memikirkan dirinya dan
daerahnya sendiri. Mereka tidak memiliki senjata yang memadai, mereka lari
mninggalkan pertempuran, lantas dengan begitu mereka ingin disebut dengan
prajurit. Namun bagi mereka para gerilyawan, mereka memang memiliki sedikit
senjata dan lari dalam medan pertempuran adaah cara yang terbaik untuk tetap
bertahan. Kebanyakan dari mereka tidak tamat sekolah, bahkan tidak bersekolah
sama sekali. Satu-satunya latihan militer mereka hanya sebuah pengalaman
praktis dalam peperangan gerilya.
Puang Muhammad di tangkap oleh kelompok Gerilyawan karena
membuka lahan di daerah Maros. Lokasi wilayah itu dekat dengan markas TNI
dan bandara Nasional Sulthan Hasanuddin. Perselisihan antara kelompok
Gerilyawan dan APRIS/TNI ini berlangsung hingga tahun 1959. Mereka membuat
kesepakatan untuk membatasi pergerakan mereka di daerah-daerah tertentu di
Makassar dan di kota-kota lain. Sedangkan Kelompok Gerilyawan harus
meninggalkan kota, dan mereka masuk ke hutan dan membuat sebuah
perkampungan mereka sendiri. Jadi penduduk desa tidak diperbolehkan masuk ke
kota, begitu pula masyarakat kota tidak diperbolehkan memasuki wilayah hutan
dan perdesaan. Adanya larangan bagi masyarakat desa dan kota untuk saling
berkunjung. Antara masyarakat desa dan kota apabila melanggar larangan itu akan
ditangkap dan di penjarakan. Kelompok Gerilyawan tahu bahwa Puang
Muhammad berasal dari desa, maka mereka membawa Puang Muhammad
kembali masuk ke desa. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang
Badruddin.
“... terjadi pemberontakan di Daya Mandai, itu di tahun 1958.
Puang Muhammad saat itu ditangkap oleh gerilyawan “...karena mereka
membuat wilayah yang berada di dekat markas TNI dan dekat dengan
38
bandara di daerah Maros itu. Masyarakat desa itu tidak diperbolehkan
untuk membuka lahan di dekat kota. Karena dia dari desa jadi di usir oleh
masyarakat kota. Kalau orang kota keluar ke desa itu ditahan sama
kelompok Gerilyawan, kalau orang desa masuk ke kota itu ditahan juga
oleh orang TNI. Itu tahun 1959, karena waktu itu saya masih smp, karena
saya sekolahnya di kabupaten jadi saya diusir karena saya orang desa,
karena saat itu masih masa pemberontakan. Cuma Gerilyawan itu tau
kalau Puang Muhammad ini dari desa, jadi diambil kembali ke desa, dan
jangan disitu karena Puang Muhammad ini dihargai...”74
Kelompok Gerilyawan membawa Puang Muhammad dan ketiga
pengikutnya ditahan dan disekap di camp tahanan mereka yang jauh didalam
hutan. Puang Muhammad memutuskan untuk mencoba melarikan diri dari camp
tahanan. Puang Muhammad pun juga turut mengajak kedua pengikutnya itu untuk
ikut serta dalam pelariannya. Puang Muhammad melakukan sholat sunnah dua
rakaat sebelum melarikan diri dari camp tawanan. Lalu Puang Muhammad
meminta pengikutnya untuk menutup mata dan hanya mengikuti beliau saja tanpa
bertanya dan bersuara. Lalu sebelum matahari terbit, mereka telah sampai di
sebuah pasar. Sebelum akhirnya ketiga pengikutnya itu meninggal dunia akibat
ingkar janji, kesaksian pengikutnya saat itu bahwa mereka seperti berjalan diatas
sebuah pohon dan sungai. Setelah berhasil melarikan diri dari camp tawanan,
akhirnya mereka sampai di Desa Mandai. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara dari Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau.
“Saat itu ayah saya bersama tiga orang pengikutnya ditangkap oleh
kelompok Gerilyawan. Mereka di tahan dengan keadaan tangan terikat
didalam gelapnya hutan rindang di malam hari. Dia bilang sekarang saya
mau pulang, pada saat itu jam 12 malam. Lalu bagaimana mau pulang kita
ditutup matanya dan diikat tangan kita. Sedangkan didaerah itu ada sungai,
macam mana mau nyebrang. Ayah saya bilang, sekarang saya mau pulang,
bagi kalian yang mau ikut atau tidak itu terserah. Karena mereka
pengikutnya itu hanya berdua bersama orang tua saya jadi bertiga, salah
satu yang ikut maka mau tidak mau yang lain juga ikut. Ikut atau pun tidak
menurut mereka akan mati juga, lalu mereka bertiga memutuskan untuk
ikut. Lalu orang tua saya sembahyang dua rakaat, lalu setelah itu baru
mereka pergi. Beliau ngomong sama tiga orang itu, untuk diam saja dan
tutup mata kalian, apapun yang terjadi jangan membuka mata, dan jangan
bertanya terus saja ikut dimana arah saya berjalan. Kata mereka itu, seperti
74 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 14.00 WIB
39
berjalan diatas pohon, dan berjalan diatas air sungai. Lalu tepat jam lima
subuh sampai di pinggir pasar, jadi mereka diminta untuk berjanji jangan
mengeluarkan kata-kata. Jika ada yang bertanya sebaiknya diam!
Dijanjikan kepada dua orang itu apabila ngomong dia akan kena penyakit
liver mematikan, lalu akan meninggal dalam waktu dekat. Tapi susah
untuk tidak ngomong, dia mengucap laillaha illallah terus. Tapi selalu
ditanyakan apa-apa mengapa, lalu akhirnya mereka ngomong. Yah
pendeklah umurnya, lalu dia ngomong lagi lalu sakitlah dia dan akhirnya
meninggal. Saat ayah saya ditantang oleh seseorang, beliau pernah berkata
bahwa dia akan memberikan waktu tiga hari. Namun apabila mereka tidak
bertaubat maka selesai lah.”75
Pernyataan ini senada dengan hasil wawancara dari Puang Andi Samsu
Bahru atau Puang Petta Jaga.
“... Puang Muhammad itu ditangkap oleh gerilyawan itu, lalu di
sekap di rumah tahanan mereka jauh didalam hutan waktu itu. Tapi beliau
berhasil kabur bersama pengikutnya, wallahu a’lam orang keramat ya kita
tidak tahu kenapa bisa. Pengikutnya itu bilang kalau mereka disuruh
menutup mata dan ikut saja kemana saya pergi kata beliau. Seperti
berjalan di atas pohon, padahal disana ada sungai...”76
5. Kehidupan Religiusitas
Religiusitas merupakan sebuah ekspresi keagamaan seseorang yang
bersifat formal dan institusional karena telah merefleksikan sebuah komitmen
keyakinan dan praktek-praktek ibadah menurut tradisi keagamaan tertentu. Dalam
hal ini yang menjadi bentuk religiusitas adalah sebuah proses ritual ibadah
seseorang dalam menuju jalan ketaatan yang maksimal. Puang Muhammad
menjalankan amalan-amalan selama ia berada di organisasi tarekat tersebut.
Adapun amalannya sebagai berikut :
75Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau
anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 76 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15
40
a. Dzikir darajat dan khasannah
Puang Muhammad melaksanakan dzikir yang disebut dengan dzikir qalbi
dan dzikir khasanah. Dzikir ini mengharuskan penganutnya membaca la illaha
illallah sebanyak yang diinginkan. Selanjutnya dzikir darajat dengan kalimat la
illaha illallah, bertasbih, bertahmid, istighfar, dan dzikir lainnya minimal 300
kali, bisa juga 700 kali dan seterusnya dalam bilangan ganjil. Pernyataan ini
berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta
Billa’.
“... Puang Muhammad itu melaksanakan dzikir, ada namanya
dzikir khasanah biasanya dibaca tidak dipatokkan berapa, jadi berapa saja
boleh dibaca. Ada juga dzikir darajat, dzikir ini biasanya dibatasi sesuai
kesanggupan. Biasanya 300 kali atau 700 kali, dengan angka yang ganjil.
Tapi harus di tuntaskan sampai batasan yang telah di tentukan. Puang
Muhammad mengajarkan itu kepada masyarakatnya... bacaannya seperti
biasa dengan kalimat la illaha illallah atau bertasbih, bertahmid, dan
lainnya...”77
b. Ber-khalwat
Puang Muhammad juga gmelaksanakan amalan ibadah suluk yaitu dengan
ber-khalwat (mengasingkan diri). Berkhalwat dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah, yang biasanya beliau laksanakan selama 40 hari dan berpuasa.
Puang Muhammad biasanya ber-khalwat didalam sebuah pondok-pondok kecil
atau ribath yang telah disediakan dan jauh dari keramaian. Puang muhammad
melakukan ini apabila terjadi suatu masalah, yang tidak bisa diselesaikan hanya
dengan sekedar beribadah, berdzikir, dan sebagainya agar selalundekat dengan
Allah SWT. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal
Abidin atau Puang Petta Billa’
“...Lalu Puang Muhammad itu dulu melakukan amalan ber-khalwat
ini biasanya dilakukan didalam tempat yang khusus dibuat untuk dia,
seperti pondok-pondok yang jauh dari pemukiman karena dia tidak suka
ada suara-suara. Biasanya beliau melakukan ini selama 40 hari dan
77 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’ anak ke-7
dari Puang Muhammad , Hari Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB
41
berpuasa, lalu beribadah didalam pondok tersebut. Puang Muhammad
melakukan itu biasanya ketika ada sesuatu masalah yang besar, tidak
cukup hanya dengan beribadah seperti biasanya...” 78
Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Samsu
Bahru atau Puang Petta Jaga
“Kalau ritual itu seperti kebiasaan orang dahulu, dalam kesendirian
beribadah dan lepas dari duniawi. Disitulah biasanya mendapatkan
petunjuk dari Allah... kalau disini itu udah tidak ada lagi, biasanya ada
rumahnya itu. Pondoknya kecil Cuma muat satu orang. Biasanya kalau ada
orang mau minta didoakan, dia disana sambil berpuasa selama 40 hari,
baca-baca ayat didalam pondok itu dan tidak boleh diganggu, supaya
tenang dalam beribadah. Bisanya pondok itu dipagar, itu hak dia dan tidak
boleh diganggu, itulah yang namanya berkhalwah. Makanya tarekat ini
dinamakan Tarekat Khalwatiyah Saman...”79
c. Beribadah di sebuah gua
Puang Muhammad tidak hanya melakukan khalwat didalam sebuah
pondok-pondok khusus, melainkan juga melakukannya didalam sebuah gua atau
lubang yang sengaja di gali untuknya saat beliau berada di Sulawesi Selatan.
Puang Muhammad melakukan ibadahnya didalam gua dan berpuasa selama 40
hari. Tidak ada seorangpun yang mampu beribadah khalwat seperti Puang
Muhammad lakukan, inilah salah satu alasan mengapa Puang Muhammad di
juluki sebagai ulama keramat. Sehingga setiap ucapan dan perbuatannya selalu di
ikuti oleh pengikut dan masyarakatnya. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara kepaad Puang andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.
“...Waktu itu saya masih ingat di sulawesi, ketika tinggal
didalam sebuah gua yang jauh dibawah tanah. Dia tinggal disana
berpuasa dan tidak makan selama 40 hari. Jadi makanya itu orang takut
semua sama dia, apa yang dikatakan pasti ikut semua. Karena nampak
jelas ... itulah mengapa sering disebut orang keramat.”80
78 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’ anak ke-7
dari Puang Muhammad , Hari Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 79 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 80 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 WIB
42
B. Pola penyebaran Dakwah
Pola atau model dakwah yang dilakukan oleh Puang Muhammad adalah
sebagai berikut :
1. Membentuk Pemukiman-Pemukiman Baru
Model dakwah yang Puang Muhammad lakukan salah satunya adalah
dengan membuka lahan pemukiman baru. Pemukiman ini dibangun saat dia
melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat yang lain, dimana setiap daerah-
daerah yang Puang Muhammad bangun kemudian ditinggali biasanya membentuk
sebuah pemukiman, lahan pertanian, dan lahan perkebunan yang telah dibina
hingga produktif dan mampu dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di sekitar
pemukiman tersebut. Hal ini dilkukan Puang Muhammad untuk membangun
stabilitasi perekonomian masyarakat yang sebelumnya jauh dibawah kata cukup
Adapun beberapa wilayah pemukiman yang menjadi bagian dari
perjalanannya antara lain:
a) Lamoga Sawitto
Puang Muhammad bersama keluarganya membuat sebuah pemukiman
pertamanya bernama Desa Paria, Lamoga Sawitto, Sulawesi Selatan pada tahun
1933. Puang Muhammad ditemani oleh ayahnya, kakak, adkik, dan pamannya
yang bernama Ashaf Daeng Maggading atau Puang Kitta’. Saat Puang Muhammd
dan keluarganya membuka lahan di Sawittto, kondisi saat itu masih area belukar
dengan jalur yang masih dikelilingi oleh hutan dan rerumputan yang tinggi.
Puang Muhammad bersama keluarganya membuka lahan perkebunan dan
pertanian, serta mebangun pondok untuk mereka tempati. Beberapa tanaman yang
mereka tanami seperti palawija, padi, dan lain sebagainya. Pernyataan ini
berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta
Billa’
“... Puang Muhammad itu awalnya dia membuka lahan di Desa
Paria, Sawitto tahun 1933, beliau ditemani oleh ayahnya Muhammad
43
Yunus, pamannya ashaf Daeng maggading yang biasanya dipanggil Puang
Kitta’, dan saudaranya. Sawitto saat itu masih semak belukar, dan ditutupi
hutan. Lalu mereka sedikit-demi sedikit membuka lahan itu. Mereka buat
lahan perkebunan, pertanian, dan pondok untuk mereka tempati. Tanaman
yang sering beliau tanam ketika membuka lahan itu tanaman palawija,
padi, ubi-ubian...”81
Penulis hanya mendapatkan sebagian informasi perjalanan Puang
Muhammad saat berada di Lamoga Sawitto. Setelah kurang lebih enam tahun
mereka menetap di sawitto, Puang Muhammad bersama keluarganya berpindah ke
wilayah baru, dan desa yang telah dibangunnya diberikan kepada warga yang ada
di desa tersebut untuk dirawat dan dijaga.
b) Lafeo Mandar
Puang Muhammad bersama keluarganya membangun sebuah lahan dan
pemukiman kembali di Desa Mafilli, Lafeo Mandar, Sulawesi selatan pada tahun
1939. Kondisi awal wilayah ini hampir sama dengan kondisi saat mereka pertama
kali membuka lahan di Desa Paria Sawitto. Puang Muhammad dan keluarganya
mengelola lawan pertanian milik Kepala Kampung Lafeo Mandar yang
ditinggalkan, dan menjadikan lahan pertanian itu agar kembali produktif.
Penulis hanya mendapatkan sebagian informasi perjalanan Puang
Muhammad saat berada di Lamoga Sawitto. Berdasarkan hasil wawancara dari
Puang Abdul Ghani.
“...Puang Muhammad dan keluarganya tahun 1939 pernah
membuka lahan di wilayah lafeo Mandar, namun hanya mengelola lahan
milik Kepala Kampung yang telah ditinggalkan saja...”82
81 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’ anak ke-7
dari Puang Muhammad , Hari Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 82 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 14.00 WIB
44
c) Topalosa
Puang Muhammad berpindah ke Topalosa sekitar tahun 1948 setelah
peristiwa pembantaian, perampokan, dan pembunuhan yang terjadi kepada
keluarganya di wilayah Sawitto. Berbeda dengan sebelumnya, Puang Muhammad
berpindah dan membuka lahan hanya ditemani oleh istri dan ketiga anaknya.
Puang Muhammad kembali berladang dan menanam beberapa tanaman untuk
memenuhi kebutuhan hidup bersama istri dan anaknya. Kehidupan Puang
Muhammad dan keluarganya saat itu sangat kekurangan, kemiskinan dan
kelaparan tidak satu kali terjadi pada mereka. Pada tahun 1950 Puang Muhammad
dan keluarganya dijemput oleh sahabatnya untuk kembali ke Desa Liu. Puang
Muhammad menyerahkan lahan perkebunan dan pertanian yang telah di bangun
di Desa Tapaloka kepada warga setempat. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara kepaad Puang andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.
“... Puang Muhammad juga pernah membuka lahan di Tapalosa
sekitar tahun 1948, setelah ayah dan pamannya terbunuth di Sawitto. Dia
hanya bersama istri dan tiga orang anaknya yang masih kecil. Disana
Puang Muhammad sendiri yang membuka ladang dan menananan tanaman
untuk bertahan hidup, dibantu istrinya juga. Disana dia susah sekali ...”83
d) Daya Mandai
Puang Muhammad membuka lahan kembali di Desa Daya Mandai, Ujung
Pandang, Sulawesi Selatan di tahun 1957. Puang Muhammad mendapatkan izin
dari Pemda Kodya Ujung Pandang untuk membuka di Desa Daya Mandai, yang
saat itu wilayahnya dekat dengan markas TNI. Dengan bantuan dari pemerintah
berupa alat berat untuk membuka lahan, setelah lahan terbuka mulailah Puang
Muhammad beserta rombongannya membentuk jalur transportasi dan lahan
pertanian. Lokasi pertanian berada di pinggiran kota Ujung Pandang dan dekat
sekali dengan bandara Sulthan Hasanuddin. Desa ini kelak nantinya akan menjadi
desa percontohan, karena Puang Muhammad mengharapkan keberhasilan dari
usaha-usaha yang telah beliau lakukan. Hingga akhirnya Desa Daya Mandai di
83 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15
45
porak porandakan oleh Kelompok Gerilyawan yang tidak menginginkan Puang
Muhammad membuka lahan pertanian dekat dengan kota dan jauh dari perdesaan.
Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani dan Puang
Badruddin
“... beliau telah mendapatkan izin dari pemerintahan Kodya Ujung
Pandang untuk membuka lahan disana, yang sekarang menjadi bandara di
dekat ibu kota Maros itu. Tapi gara-gara Gerilyawan yang menghancurkan
kampung itu dan Puang Muhammad di tangkap oleh mereka, jadi
pembangunan pun tidak bisa di selesaikan ...”84
“... Puang Muhammad dan pemerintah disana berharap bahwa desa
ini kelak akan menjadi sebuah desa percontohan untuk desa-desa yang
lain. pemerintah memberikan bantuan alat berat untuk membuka lahan
disana, lalu dihancurkan oleh para gerombolan itu...”85
Menurut beberapa informan lainnya, pada tahun 1958 setelah kejadian
pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Gerilyawan DI/TII di Desa Daya
Mandai. Puang Muhammad bersama ketiga orang anak buahnya di tahan oleh
para gerilyawan yang pada saat itu dibawah pimpinan Nurdin Baso. Ketiga anak
buahnya itu adalah Nurdin Takwa, Abu, dan La Ussak. Puang Muhammad dan
ketiga pengikutnya digiring ke tengah-tengah hutan dan disekap di camp tawanan
mereka dengan penjagaan yang ketat.
Pernyataan ini senada dengan dokumen mengenai biografi singkat Puang
Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa Tangkit
Baru. Bahwa ketika gerobolan DI/TII menyerang Desa Mandai. Mereka
menangkap Puang Muhammad dan tiga orang muridmya yaitu Nurdin Taqwa,
Abu, dan La Ussa. Mereka digiring ke tengah hutan dan di sekap di camp
tawanan. Puang Muhammad terbebas dari penahanan dengan pertolongan Allah
SWT.
84 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret
2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 85 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 14.00 WIB
46
e) Kalukuang
Puang Muhammad lalu membuka lahan di Kalukuang, Kodya Ujung
Pandang sekitar tahun 1960, sebuah lahan yang telah dihibahkan oleh Puang
Labbang untuk mereka. Puang Muhammad hanya ditemani anak-anaknya,
kemenakannya, dan pengikutnya. Puang Muhammad membangun pemukiman,
membuka lahan perkebunan, dan lahan pertanian. Hingga di akhir tahun 1960
desa ini pernah mendapatkan penghargaan pada lomba Operasi Gerakan Makmur
(OGM). Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Samsu
Bahru atau Puang Petta Jaga.
“... lahan yang Puang Muhammad buka di Kalukuang itu tanah
yang telah dihibahkan oleh Puang Labbang untuk Puang Muhammad
garap. Sekitar tahun 1960-an, dibukalah lahan perkebunan dan pertanian,
setelah itu sudah produktif ditinggalkan lagi... Desa itu pernah
mendapatkan penghargaan dalam lomba Operasi Gerakan Makmur yang
diadakan oleh pemerintah ...”86
f) Tanah Bare
Tanah Bare yang berarti pulau emas, ini ditunjukkan oleh wilayah
Sumatera khususnya di Kabupaten Tajung Jabung, Jambi. Puang Muhammad
melanjutkan perjalanannya ke Sumatera pada tahun 1963 bersama dengan
keluarga dan pengikutnya. Melewati pelabuhan di Makassar menuju pelabuhan
Tanjung Perak di Surabaya, lalu menaiki kereta api menuju Merak, Banten dan
sampai di Kertapati, Palembang, Melewati Mungai Musi dengan perahu. Di
perjalanan Puang Muhammad bersama rombongannya mendapati musibah,
ongkos perjalanan yang kurang, ditambah lagi kelaparan hingga 11 hari di Sungai
Musi. Hingga perjalanannya sampai di Kuala Mendahara, Kabupaten Tanjung
Jabung, Jambi. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara oleh Puang
Badruddin.
“...kami menyebutnya tanah bare yang berarti pulau emas, tujuan
awal Puang Muhammad adalah wilayah Tanjung Jabung. Lalu tahun 1963
86 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15
47
pergi ke Sumatera, bersama keluarganya dan beberapa orang lainnya.
Melewati pelabuhan yang ada di Kota Makasar, menyebrangi lautan
hingga ke pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, menaiki kereta api
menuju Merak di Banten hingga ke Kertapati, Palembang. Sampainya
disana kami menaiki kapal yang mengangkut banyak orang, melewati
sungai Musi. Tapi di tengah Sungai Musi kapal yang kami naiki malah
ditahan oleh polisi air karena kelebihan kapasitas. Menunggulah kami di
sana selama 11 hari, setelah 11 hari barulah kami sampai ke Kuala
Mendahara di Tanjung Tabung...”87
Pernyataan ini senada dengan hasil wawawncara kepada Puang Andi
Martunis ata Puang Petta Bau
“... kami pergi dari Makassar ke pelabuhan Tanjung Perak, lalu ke
Jakarta, menaiki kereta api hingga ke Merak, lalu sampai di Kertapati
Palembang, kami niak kapal Sesampainya di Kertapati, kami menaiki
pangngurusu’ pasompe’e atau travel agent, terus naik perahu phinisi’ dan
melewati sungai Musi, Palembang. Menyebrangi di Sungai Musi, lalu
kami pernah terjebak 11 hari di sungai Musi karena kena tangkap polisi air
sebab kapal kami kelebihan berat. Hingga sampai kami di Mendahara...”88
Puang Muhammad bersama rombongannya menginap di rumah
saudaranya Andi Mardjan. Puang Muhammad bersama rombongannya berada di
sana beberapa hari, sebelum mereka benar-benar siap untuk melanjutkan
perjalanannya ke lokasi ke Sungai Cambang, Kecamatan Muara Sabak,
Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara
oleh Puang Badruddin.
“... di Kuala Mendahara itu kami menginap di salah satu rumah
milik saudarinya istri Puang Muhammad. Setelah beberapa hari barulah
kami berangkat menuju Sungai Cambang...”89
g) Sungai Cambang
Puang Muhammad dan rombongannya tiba di Sungai Cambang,
Kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi pada tahun 1963.
87 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 14.00 WIB 88 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau
anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 89 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021
pukul 13.00 – 14.00 WIB
48
Puang Muhammad bersama keluarganya, dan tiga keluarga dari rombongannya,
semua berjumlah 22 jiwa. Sesampainya di Sungai Cambang, Puang Muhamamad
mendirikan pondok tempat mereka bernaung dan menampung 4 KK. Puang
Muhammad dan rombongannya kembali membuka lahan perkebunan dan ladang,
menananm beberapa tanaman untuk bertahan hidup disana. Puang Muhammad
tidak membuka oemukiman di Sungai Cambang, karena sudah mendapatkan izin
dari Pasirah Kepala Marga Sabak pada September 1962 untuk menetap dan
membuka lahan di wilayah Sungai Siau Dalam, Kecamatan Muara Sabak,
Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara
kepada Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
“... selama perjalanan mereka sampai di Sungai Cambang di Sabak
sekitar tahun 1963, beliau tidak lama berada disana sebab tujuan utamanya
adalah Sungai Siau Dalam. Karena Puang Muhamamd sudah diizinkan
untuk menggarap lahan yang diberikan oleh Pasirah Kepala Marga Sabak
pada September 1962. Beliau membuka ladang dan mendirikan pondok
yang menampun 22 orang...”90
h) Sungai Siau Dalam
Puang Muhammad dan rombongannya membuka lahan di Sungai Siau
Dalam pada tahun 1964, sekarang wilayah itu dikenal dengan Parit 9 Muara Siau.
Kondisi lokasi saat itu masih berbentuk hutan belukar, dan pepohonan besar.
Mereka membersihkan lahan tersebut menggunakan alat seadanya seperti kapak
dan beliung. Puang Muhammad membua lahan perkebunan dan pertanian, serta
membangun sebuah pemukiman untuk mereka. Ada beberapa jenis tanaman yang
ditanam seperti singkong, ubi rambat, tebu, kopi, padi, palawija, dan lain-lain.
Puang Muhammad dan rombongannya juga bergerak dibidang perikanan, dengan
membiakkan beberapa ikan air tawar, udang, dan lainnya. Sungai Siau Dalam
mendapatkan perhatian oleh para suku Bugis di perantauan, khususnya Bugis
Wajo. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani
“... di Jambi tahun 1964 Puang Muhammad membuka wilayah di
Sungai Siau Dalam,Parit 9. Beliau bersama teman-temannya membuka
90 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15
49
lokasi itu dengan kapak dan beliung, karena dulu belum ada singso atau
gergaji besi. Lalu ditanami beberapa tanaman yang tidak terlalu lama
waktu panennya sepeti singkong, ubi rambat, tebu, kopi, padi, dan
palawija. Lalu Puang Muhammad mengembang biakkan ikan air tawar
seperti lele, udang. Sejak Puang Muhammad membangun dea di Sungai
Siau dalam dan banyak sekali suku Bugis perantau khususnya Bugis Wajo
yang ingin menetap disana ...”91
Eksistensi Puang Muhammad mendapatkan perhatian bagi mereka yang
ingin bertemu belajar dan bahkan menjadi muridnya. Tahun 1967, Puang
Muhammad dibanjiri para pengunjung yang ingin bertemu langsung hingga
jumlahnya mencapai ribuan orang. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara
dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’.
“...tahun 1967 banyak sekali para pengunjung yang datang untuk
belajar dan menjadi muridnya setiap hari, dulu itu pernah sampai 1.000an
orang. Sampai-sampai rumah Bolla Loppo itu kan dua tingkat, tingkat atas
dan bawah, nah yang ditingkat bawah itu penuh oleh para pengunjung...”92
Puang Muhammad dan rombongannya membuat sebuah pabrik
penggilingan beras. Gedung pabrik telah dibangun dan mesin penggilingan beras
mereka pesan dari wilayah Sulawesi Selatan. Puang Muhammad dan
rombongannya menggunakan gedung itu sementara dipakai oleh mereka sebagai
tempat sholat jum’at, karena kebetulan dari wilayah mereka ke mesjid sangat jauh
jika ditempuh dengan berjalan kaki. Namun secara tidak langsung Puang
Muhammad bersama rombongannya dituduh sebagai PKI. Kepala Desa yang
bernama M. Saleh menuduh mereka menggunakan gedung mushola menjadi
pabrik penggilingan padi. Puang Muhammad dan rombongannya memutuskan
untuk meninggalkan Parit 9 Muara Siau, dan mencari wilayah baru untuk
ditempati. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani.
“... waktu itu kita kan mendirikan pabrik, itu pabrik penggilingan
padi. Pabrik penggilingan padi ini sudah dibuat, yang menjadi masalah itu
karena mesin penggilingannya itu belum dikirim ke Jambi dari Sulawesi.
Karena kita sudah melihat, di Sabak aja ada gedung disitu karena
91 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret
2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 92 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB
50
mesjidnya di renovasi jadi mereka sholat disitu. Gimana kalau kita sholat
jum’at di gedung penggilingan padi itu saja, karena kan mesjid jauh dari
rumah. Saya kesini tahun 1968, jadi akhirnya tempat mimbar untuk
khutbah itu saya sendiri yang buat, dengan kayu ya sederhana saja lah.
Waktu itulah dituduh menjadi PKI, karena menurut pemikiran dia kami
menempati mushola ini untuk pabrik. Padahal mulanya ini untuk pabrik
padi, namun karena mesin penggilingan padi belum datang. Maka
dijadikanlah gedung ini untuk sementara menjadi sebuah mushola
sementara untuk sholat jum’at ... yang nuduh itu termasuk kepala desa
namanya M. Saleh dan bagian dari ke kecamatan itu ...”93
i) Desa Tangkit Baru
Puang Muhammad melanjutkan perjalanannya ke sebuah desa yang
bernama Desa Tangkit pada tahun 1968. Awalnya desa Tangkit Baru masih
menjadi bagian dari Desa Tangkit. Lokasi Desa Tangkit Baru dahulunya berupa
rawa dan disebut dengan Danau Putih Kuku, yang masih merupakan begian dari
Dusun Sungai Terap. Puang Muhammad bersama rombongannya menempati RT.
05, yang kemudian mereka sebut dengan RT.05 Kampung Baru Tangkit. Puang
Muhammad dan kelompoknya yang menempati wilayah itu diberi nama
Transmigrasi Sepontan oleh Gubernur Jambi Noer Atmadibrata pada 21 Juli 1973.
Puang Muhammad pun mendapatkan apresiasi dari Gubernur atas partisipasi
kelompok tani dalam membangun, Puang Muhammad pun diberikan sebuah lahan
seluas 1.500 Ha. Pernyataan ini merupakan hasil wawancara dari Puang Andi
Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’
“...membuka wilayah Tangkit Baru ini tahun 1968, namun awalnya
ini masih bagian dari Desa Tangkit, namanya RT.05 Kampung Baru
Tangkit. Tangkit Baru dahulunya merupakan wilayah rawa yang disebut
Danau Putih Kuku. Wilayah ini digenangi air, dan tekstur tanahnya
gambut. Jadi sulit untuk ditanami tanaman. Tanggal 21 Juli 1973 Puang
Muhammad dan rombongan diberi nama Transmigrasi Spontan oleh
Gubernur Jambi Noer Atmadibrata sebagai bentuk apresiasi kelompok tani
yang Puang Muhammad bangun. Puang Muhammad dan kelompoknya
diberikan tanah seluas 1.500 Ha untuk dijadikan lahan garapan...”94
93 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret
2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 94 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB
51
Puang Muhammad dan kelompoknya memutuskan untuk berpisah dari
Desa Tangkit, dan diberlakukanlah UU No. 05 tahun 1979 yang membenarkan
keinginan mereka, setelah terpisah wilayah RT. 05 Kampung BaruTangkit
berubah menjadi Desa Tangkit Baru. Puang Muhammad berinisiatif untuk
membangun sepuluh batang parit, agar air dari danau tersebut mampu mengalir ke
sungai Tangkit. Dibuatlah jalan dengan gabungan dari pelepah-pelepah dan
bambu yang membentang lurus membelah parit-parit. Puang Muhammad
membangun kelompok gotong royong yang terdiri dari 20 orang. Pernyataan ini
merupakan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Fetta
Kasau.
“... desa ini dibangun dengan 10 parit, parit-parit inilah yang
mengaliri air rawa sampai ke sungai. Lalu dibuatlah jalan dengan
menggabungkan pelepah-pelepah serta bambu, yang membelah parit-parit.
Setelah air rawanya surut, barulah mereka mulai menggarap lahannya.
Dulu disini itu rawa danau putih kuku namanya, wilayah ini di genangi air
setinggi lutut orang dewasa. Awalnya dibuat lah 10 batang parit, dan
kemudian dibangunlah sebuah jalan yang lurus dari Parit 01 sampai Parit
10...”95
Pernyataan itu juga senada dengan hasil wawancara dari Puang Andi
Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’, dan dokumen mengenai biografi singkat
Puang Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa
Tangkit Baru.
“... lalu Desa Tangkit Baru menjadi sebuah desa tersendiri dan
terpisah dengan desa induknya, sesuai dengan permintaan masyarakat dan
keputusan pemerintah yang diatur dalam UU No. 05 Tahun 1979. Jadilah
RT.05 Kampung Baru Tangkit menjadi Desa Tangkit Baru.....”96
Puang Muhammad sangat optimis dengan pembangunan desa ini, Puang
Muhammad pernah menyampaikan bahwa dia melihat wilayah ini akan menjadi
sebuah desa. Jalan yang membentang lurus membelah parit-parit, dan kendaraan
roda empat yang keluar masuk desa dengan membaea hasil tanaman. Namun
95 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,
hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06 96 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB
52
banyak dari mereka merasa bahwa itu tidaklah mungkin sebab lokasinya yang
dianggap tidak straategis. Namun pada akhirnya siapa sangka, bahwa apa yang
dikatakan Puang Muhammad benar terjadi. Pernyataan ini merupakan hasil
wawancara kepada Puang Abdul Ghani
“... Puang Muhammad bernah bilang, kalau dia melihat wilayah ini
akan menjadi sebuah desa, berbaris lah rumah penduduk, dengan jalan
yang membentang lurus dan kendaraan roda empat keluar masuk desa dan
membawa hasil tanaman. Tapi rombongan mereka banyak mengatakan itu
tidaklah mungkin, beliau masih optimis saja. Lalu kemudian saat ini
memang benar kan ...”97
Puang Muhammad membuat kelompok gotong royong, awalnya mereka
hanya 20 orang, lalu bertambah menjadi 28 orang. Kelompok ini dibuat dengan
maksud sebagai pekerja sosial yang membangun wilayah Tangkit Baru hingga
menjadi sebuah desa. setelah Desa tangkit Baru didirikan, mulailah mereka
mendatangkan sanak saudara. Mayoritas masyarakat di Desa Tangkit Baru adalah
suku Bugis, yang mana mereka dominan perantau Suku Bugis Wajo’. Pernyataan
ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Fetta
Kasau
“ Puang Muhammad membangun kelompok gotong royong, yang
awalnya berjumlah 20 lalu bertambah menjadi 28 orang. Kelompok ini
dibangun atas dasar pembangunan desa, mereka merupakan penggerak
pembangunan Desa Tangkit Baru. Setelah didirikan desa ini, barulah mulai
ramai yang berdatangan dan menetap didesa ini. kebanyakan dari mereka
itupara perantau Suku Bugis Wajo’...”98
Pernyataan ini juga senada dengan dokumen mengenai biografi singkat
Puang Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa
Tangkit Baru. Puang Muhammad membentuk pekerja sosial dan pejuang
pembangunan RT.05 Kampung Baru Tangkit, yang lebih dikenal dengan
kelompok 20. Seiring bertambah luas lahan yang harus diolah maka Puang
Muhammad kemudian menambah anggota kelompok 20 menjadi 28 orang.
97 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret
2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 98 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,
hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06
53
Puang Muhammad dan rombongannya membangun sebuah rumah besar
dan panjang, yang diberi nama Bolla Lampe di tahun 1969. Dimana rumah
tersebut menampung seluruh KK sebelum akhirnya mereka membangun tempat
tinggal mereka sendiri. Rumah ini brada di Parit 2 dengan lebar 3 meter dan
panjang 10 meter lebih. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada
Puang Abdul Ghani
“... dulu rumah Puang Muhammad itu ada di Parit. 02, rumahnya
besar mungkin sekitar 3 meter dan panjangnya 10 meter lebih. Bolla lampe
namanya yang berarti rumah panjang. Inilah rumah pertama, yang tinggal
disana banyak hampir seluruh KK ...”99
Wilayah ini memiliki tekstur tanah gambut dan sulit ditanami beberapa
tanaman. Puang Muhammad dan kelompoknya mencoba menananm singkong, ubi
rambat, padi, kopi, tebu, dan kelapa. Namun hasilnya tidak memuaskan,
dikarenakan tanah gambut sulit sekali ditanami. Pada akhirnya meeka mencoba
menanam nanas, ternyata tanaman nanaslah yang pada akhirnya membentang
hampir seluruh wilayah Desa Tangkit Baru. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara kepada Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau
“... tekstur tanah gambut dan sulit ditanami tanaman, awalnya kami
menanam tanaman singkong lalu ubi dan padi. Tapi hasinya tidak
memuaskan, tanaman itu banyak yang busuk dan tidak tumbuh dengan
baik. Lalu tanaman padi, kopi, tebu, dan kelapa. Namun hasilnya juga
sama. Setelah dipikir-pikir mengapa tidak menanam nanas, lalu diambillah
bibit nanas di Desa Tangkit luar dan dipindahkan ke sini. Eh ternyata
bagus hasilnya, jadi itulah diputuskan tanaman nanas yang kami tanam
sampai saat ini ...”100
Puang Muhammad tidak lagi melakukan perjalanannya dalam membuka
lahan dan perkampungan, dikarenakan beliau sudah lanjut usia. Demi anak dan
istrinya, akhirnya Desa Tangkit Baru inilah Puang Muhammad menghabiskan
masa tuanya. Hingga akhir hayatnya pada hari Senin 05 Oktober 1992 di usianya
yang ke 77 tahun. Tanggal 05 oktober, masyarakat Tangkit Baru memperingati
99 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret
2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 100 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau
anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB
54
hari kematiannya dengan mengadakan Haul untuk setiap tahunnya. Pernyataan ini
berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau
“... ayah saya itu masih saja ingin membuka kampung dengan
mengajak kami anak-anaknya, tapi saya bilang ke dia udahlah tidak usah
pindah-pindah lagi. Yang lalu kan juga begitu pindah-pindah terus sebab
dia suka membuka kampung itu, karena anak-anak dan keluarganya
banyak disini, dan juga dia sudah tua. Ya udah lah dia tidak lagi membuka
perkampungan, dia di desa ini hingga maut menjemput...”101
Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Abdul Kadir
“Puang Muhammad meninggal dunia di desa ini pada usia ke 77
tahun, tanggal 05 oktober 1992. Dan masyarakat desa menjadikan tanggal
05 Oktober itu sebagai hari Haul untuk memperingati kematian Puang
Muhammad...”102
Pernyataan ini juga senada dengan dokumen mengenai biografi singkat
Puang Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa
Tangkit Baru. Puang Muhammad wafat pada 9 Rabiul Akhir 1413 Hijriah, dan
dimakamkan di Kobbang RT.04 Desa Tangkit Baru, dan wafat pada usia 77 tahun.
2. Dakwah Pendidikan
Puang Muhammad Said mengajarkan ajaran agama Islam dalam bentuk
syari’at dan spiritual. Adapun dalam bentuk syari’at, Puang Muhammad biasanya
mengajarkan fiqh ibadah, nasehat-nasehat keagamaan, akidah dan akhlak, dan
tauhid. Puang Muhammad memiliki banyak buku karangannya sendiri, ditulis
dalam aksara Bugis. Namun buku karangan Puang Muhammad saat ini banyak
tersebar ke murid-muridnya. Salah satu buku karangan Puang Muhammad yang
selalu digunakan dalam mendidik dan mengajar para muridnya yaitu Ma’rifatus
Sihatul Islam dan buku Perukunan sholat. Namun penulis hanya menjumpai buku
Puang Muhammad berjudul Perukunan Sholat. Puang Muhammad mengajarkan
syari’at kepada murid-muridnya bukan hanya merujuk pada buku karangan beliau
101 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau
anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 102 Berdasarkan Hasil wawancara dari Bapak abdul Kadir, Hari Sabtu 27 Maret 2021
pukul 14.15-16.00 WIB
55
sendiri. Puang Muhammad juga menggunakan buku-buku tauhid alisan
Asy’ariyah sebagai sumber rujukan. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara
kepada Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi
“...beliau itu mengajarkan syari’at dan spiritual, kalau syari’atnya
beliau mengajarkan fiqih, perukunan sholat, akidah akhlak, tauhid,
danlain-lain. kalau spiritualnya itu ya Tarekat Khalwatiyah Saman yang
dibawakannya. Puang Muhammad itu biasanya menggunakan kitab-kitab
yang dia tulis sendiri menggunakan aksara lontara’, kitabnya banyak
tersebar oleh murid-muridnya. Kitabnya berjudul Ma’rifatus Sihatul Islam
dan buku Perukunan sholat. Namun yang masih ada hanya tulisannya
tentang perukunan sholat ini...”103
“... selain ajarannya dan desa yang Puang Muhammad tinggalkan,
beliau juga menulis buku. Ma’rifatus Sihatul Islam itu bukunya, lalu ada
buku perukunan sholat juga ...”104
Puang Muhammad juga sering melakukan pengajian antara maghrib dan
isya, yang biasanya diisi dengan ceramah singkat mengenai fiqh ibadah. Puang
Muhammad memiliki perinsip bahwa beliau hanya ingin memberikan ilmunya
kepada mereka yang membutuhkan dan menginginkannya. Oleh karena itu, Puang
Muhammad tidak terbiasa dengan metode mengajar layaknya ceramah yang
biasanya dilakukan oleh seorang da’i pada umumnya. Puang Muhammad biasanya
didatangi oleh para murid-muridnya yang ingin belajar dengannya. Pernyataan ini
merupakan hasil wawancara dari Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi.
“... biasanya menjelang isya kami diharuskan untuk tetap tinggal di
masjid hingga waktu isya, dan beliau mengisinya dengan ceramah singkat
mengenai fiqh ibadah. Puang Muhammad pernah berkata bahwa dirinya
tidak ingin memberikan ilmunya kepada mereka yang tidak
membutuhkannya. Beliau tidak terbiasa dengan ceramah seperti ustadz dan
da’i pada umumnya. Beliau biasanya sering didatangi oleh para murid-
muridnya untuk belajar...”105
103 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi
anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49
WIB 104 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 105 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB
56
Puang Muhammad juga menyampaikan ajaran spiritualnya yaitu Tarekat
Khalwatiyah saman yang dianutnya. Dalam hal ini, yang menjadi literatur beliau
adalah kitab-kitab seperti Hidayatussalikin, sairussalikin, Nafhatul Ilahiyah, dan
lainnya. Puang Muhammad juga menganjurkan murid-muridnya untuk selalu
berdzikir, diantara dzikir yang dipilih oleh muridnya antara dzikir darajat dan
dzikir khasanah. Serta amalan Tarekat lainnya, yang dalam hal ini menjadi bentuk
tanggung jawab bagi para pengikutnya hingga saat ini.
Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Martunis
atau Puang Petta Bau, dan Puang Andi Zainal Abidin.
“... dan ajaran spiritualnya ya itu Tarekat yang dibawkannya.
Berupa dzikir dan wirid, dan amalan lainnya. Kalau sudah menjerumus ke
sana, kami tidak bisa memberitahunya...”106
“... kalau tarekatnya itu biasanya berdzikir membaca wirit,
berkhalwah...”107
Puang Muhammad berdakwah tidak menggunakan bahasa indonesia,
melainkan bahasa Bugis Wajo’. Puang Muhammad tidak mampu melafalkan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, beliau hanya bisa menyampaikannya
dengan bahasa daerahnya Bugis dengan sedikit Bahasa Arab. Pernyataan ini
merupakan hasil wawancara dari Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi.
“... Puang Muhammad itu dalam menyampaikan dakwah tidak bisa
menggunakan bahasa Indonesia, dia hanya menggunakan bahasa Bugis
dan sedikit bahasa Arab. Sebab dia tidak terlalu mahir bahasa Indonesia,
makanya kebanyakan dari muridnya harus mampu mengerti bahasanya
...”108
106 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau
anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 107 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 108 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi
anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49
WIB
57
3. Partisipasi Bidang Politik
Puang Muhammad juga terlibat dalam pembangunan administrasi desa,
yang mana disetiap pemukiman yang beliau bangun dipimpin oleh beliau sendiri.
Lalu ketika Puang Muhammad hendak melanjutkan kembali perjalanannya
membuka perkampungan, beliau menyerahkan lahan perkampungan itu kepada
masyarakat disekitarnya.
“... beliau sebagai pemimpin desa, yang mana jika dia ingin
berpindah ke wilayah lain beliau memberikan lahan garapannya kepada
masyarakat sekitar secara percuma...”109
Puang Muhammad ingin membuat sebuah desa yang aman dan damai,
tertib, tentram, dengan stabilitas keamanan desa yang baik, agar masyarakatnya
bisa melaksanakan ibadahnya dengan damai tanpa harus waspada akan bahaya
yang datang. Sehingga apabila seorang gadis berjaan di tengah malam, dia
merasakan aman tanpa ada gangguan. Yang mana istilah itu disebut dengan
wanua salewangeng yang mana masyarakat yang menghuninya adalah fabbanua
siamasei, yaitu sebuah desa yang aman, tentram dan damai, dengan penduduk
yang saling menghormati dan menyayangi. Konsep desa wanua salewangeng
memiliki tiga kategori, yaitu :
a. De Penyawaki : Keamanan jiwa. Masyarakat tidak perlu takut akan
adanya ancaman yang membahayakan dirinya sendiri.
b. De Pesiriiki : Merasa aman dan terjaga kehormatan dan harga diri
masyarakatnya, dan tidak perlu khawatir akan tindakan pelecehan
terutama pelecehan sosial dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga.
c. De Pewarangparangki : Masyarakat selalu merasa aman terhadap harta
benda mereka, tidak takut ataupun merasa khawatir akan kehilangan
harta benda mereka.
109 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15
58
Pernyataan ini berdasarkan wawancara dari tokoh pendiri Desa Tangkit
Baru yaiutu Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.
“... beliau puya visi dan misi ingin membangun sebuah desa yang
aman, damai, tertib, tentran, dengan stabilitas keamanan yang baik.
Sehingga seorang gadis apabila berjalan dimalam hari, tidak merasa takut
ataupun khawatir akan diganggu orang jahat. Itu beliau sebut dengan
wanua salewangeng sebuah desa yang aman, tentram dan damai,
penduduknya bernama fabbanua siamasei yaitu penduduk yang saling
menghormati dan menyayangi. Ada tiga konsep desa wanua salewangeng
ini. Pertama De Penyawaki, keamanan jiwa, kedua De Pesiriiki, terjaga
kehormatan dan harga diri, ketiga De Pewarangparangki, aman harta
benda. Konsep inilah yang diterapkan dalam menjaga stabilitas keamanan
di desa...”110
Puang Muhammad menerapkan sebuah nilai kejujuran pada setiap
masyarakat di Desa Tangkit baru, ketika mereka menemukan barang yang
berharga terjatuh di jalan seperti emas dan uang, biasanya dibuat sebuah tiang di
pinggir jalan dan digantungkannya disana hingga sang pemilik datang menjemput.
Pernyataan ini berdasarkan wawancara dari Puang Andi Pajung atau Puang Petta
Sulaifi.
“...dulu kalau nampak emas atau uang jatuh di jalan, kami biasanya
menggantungkan barang itu di sebuah tiang di pinggir jalan, agar mudah
ditemukan oleh pemiliknya. Puang Muhammad yang mengajari kami nilai
kejujuran ...”111
Puang Muhammad juga membangun desa dengan konsep sebuah falsafah
masa lalu yang diterapkan dimasa pemerintahan suku Bugis, yaitu sawerigading
yang berarti rebba si patokkong, malie si parappe, malelu si paka inge. Suatu
bentuk masyarakat yang gemar tolong- menolong, saling mencintai, dan saling
menasehati. Puang Muhammad juga membangun desa dengan konsep
sawerigading dengan dipadu konsepsi Islam mistik, yang menjanjikan kehidupan
sosial yang baik. Baik dalam segi kedamaian, perekonomian, kesejahteraan
110 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 WIB 111 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi
anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49
WIB
59
masyarakatnya, dan terpenuhi pula lah kebutuhan rohani mereka. Lalu konsep
desa seperti inilah yang diterapkan dan dibangun oleh Puang Muhammad,
diperkenalkan bentuknya ke masyarakat melalui para murid-muridnya ketika
Puang Muhammad telah menjadi seorang guru.
Pernyataan ini berdasarkan wawancara dari tokoh pendiri Desa Tangkit
Baru yaiutu Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.
“...menerapkan konsep desa sawerigading yang berarti rebba si
patokkong, malie si parappe, malelu si paka inge. Ini pada masa
pemerintahan dahulu. Yang berarti masyarakat yang hidup didalamnya
harus saling mencintai, tolong-menolong, saling memberikan nasehat.
Ditanbah lagi dengan Islam mistis dari Tarekat yang Puang Muhammad
terapkan didesa. Desa yang aman dan danmai serta rohani yang cukup,
hanya itulah yang diinginkan Puang Muhammad, disampaikanlah itu
semua kepada murid-muridnya dan masyarakat semua...”112
C. Peran Syekh Muhammad Said Dalam Dakwah
Peran Puang Muhammad dalam dakwah yang dilakukannya antara lain :
1. Inisiator Pembangunan
Puang Muhammad dalam hal pembangunan desa, beliau sebagai pemberi
inspirasi dalam membangun dan mengembangkan desa. Menjadi pribadi yang
cerdas, peka terhadap masyarakat, percaya diri, stabil dalam mengontrol emosi,
berani, dan memiliki jiwa semangat yang tinggi, penuh inisiatif, namun juga
berhati-hati, kreatif, serta berbudi luhur. Inilah yang membawa Puang Muhammad
menjadi seorang pribadi yang cukup dikenal oleh masyarakat, terutama
masyarakat Bugis. Puang Muhammad mengajarkan rasa solidaritas antar sesama,
memupuk rasa saling tolong-menolong. Inilah yang Puang Muhammad terapkan
dan tanamkan kepada keluarga dan pengikutnya dalam rangka mendorong
semangat partisipasi masyarakatnya terhadap seluruh kegiatan pembangunan.
112 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 WIB
60
Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Samsu Bahru atau
Puang Petta Jaga
“...dengan melihat kesungguhan Puang Muhammad dalam
pembangunan desa, kami pun jadi ikut semangat. Sikapnya yang tekun,
punya semangat yang tinggi, disiplin, inisiatif, rajin, ditambah dengan
ilmu agama dan spiritualnya, menambah kepercayaan masyarakat untuk
terus berjuang bersama beliau. Ditambah lagi dengan sikap rendah hati,
jujur, adil terhadap sesama, taat dengan ibadahnya...kami diajarkan untuk
saling bahu membahu satu sama lain, berat sama dipikul dan ringan sama
dijinjing, ya begitulah yang diajar beliau kepada kami...”113
Puang Muhammad tidak ingin menunggu hingga pemerintah mampu
memecahkan kemiskinan dan kelaparan yang terjadi pada masyarakatnya. Puang
Muhammad selalu memberikan semangat berusaha kepada seluruh masyarakatnya
untuk terus begerak. Puang Muhammad tidak pernah sekali-kali mengajarkan
masyaraktnya bahwa takdir hanya sebatas hasil akhir dari upaya yang sedang
mereka raih saat itu. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak
Abdurahman IP selaku sekretaris Desa Tangkit Baru
“...demi mengatasi kemiskinan dan kekurangan makanan, Puang
Muhammad mendorong masyarakatnya untuk bekerja agar bisa keluar dari
kondisi sulit itu. Puang Muhammad mengajarkan bahwa takdir yang baik
akan datang untuk mereka yang mau berusaha ikhtiar, sambil berdoa
kepada Allah...”114
Puang Muhammad telah diaganggap oleh masyarakatnya sebagai sebagai
agent of change yang membawa pembaharuan dan perubahan bukan hanya dalam
upaya pembangunan desa melainkan dalam bidang ide, pembangunan, maupun
spritualnya. Puang Muhammad memberikan arahan dan contoh secara langsung
oleh masyarakatnya. Tidak heran masyarakatnya sangat patuh terhadap apa yang
di perintahkan Puang Muhammad. Pernyataan ini senada dengan wawancara
kepada Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.
113 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15
114 Berdasarkan hasil wawancara dengan Abdurrahman IP sekretaris Desa Tangkit Baru,
hari 13 Oktober 2020, Jam 11.15-14.05
61
“... dia memberi contoh langsung bagaimana mengejrakan sesuatu,
dan berkat Puang Muhammad desa ini menjadi desa yang diharapkan oleh
penduduk desa. karena semuanya ikut perkataan dia, tidak pernah di
bantah. Apa yang beliau katakan itu pasti akan terjadi itu nantinya. Jadi
masa dia masih hidup itu selalu didengarkan, tidak ada yang berani
membantah. . Beliau juga turut membimbing kami secara langsung
ditengah-tengah kesibukan dia dalam membangun desa...”115
Selanjutnya, untuk menebarkan rasa solidaritas antar masyarakatnya,
Puang Muhammad dalam membangun Desa Tangkit Baru membentuk sebuah
kelompok kerja sosial, yang dinamai dengan kelompok Gotong Royong. Anggota
dari kelompok itu awalnya berjumlah 20 orang, lalu bertambah menjadi 28 orang.
Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau
Puang Petta Kasau.
“ Puang Muhammad membangun kelompok gotong royong, yang
awalnya berjumlah 20 lalu bertambah menjadi 28 orang. Kelompok ini
dibangun atas dasar pembangunan desa, mereka merupakan penggerak
pembangunan Desa Tangkit Baru. Setelah didirikan desa ini, barulah mulai
ramai yang berdatangan dan menetap didesa ini. kebanyakan dari mereka
itupara perantau Suku Bugis Wajo’...”116
Puang Muhammad hadir ditengah-tengah masyarakat, ibarat seorang guide
atau pemandu yang menuntun masyarakatnya kepada kemaslahatan dan
keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Segala perbuatan dan perkataanya
dijadikan sebagai tolak ukur dalam tindakan keseharian masyarakatnya.
2. Sebagai Seorang Da’i
Puang Muhammad sebagai seoang da’i selain mengajak masyarakatnya
dalam hal kebaikan, juga memposisikan dirinya sebagai motivator penggerak
etika dan moral. Menjadi seorang da’i Puang Muhammad memberikan nasehat-
nasehat keagamaan kepada murid-muridnya. Misalnya dalam hal berpakaian,
perempuan tidak diberkenankan untuk tidak menggunakan hijab ketika berada
diluar rumah. Puang Muhammad sangat tegas dalam hal berpakaian kaum
115 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga
anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 116 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,
hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06
62
perempuan. Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pajung
atau Puang Petta Sulaifi.
“...beliau marah jika perempuan keluar rumah tidak memakai
jilbapnya. Puang Muhammad selalu sampaikan itu ketika pengajiannya,
dan kalau ada yang langgar biasanya dia langsung tegur. Pesan-pesannya
ketika beliau meninggal dunia, untuk perempuan agar selalu memakai
jilbap dan menjaga auratnya...”117
Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Martunis
atau Puang Petta Bau.
“...Puang Muhammad sangat tegas sama wanita agar selalu
memakai jilbab, jika perempuan itu tidak pakai jilbab keluar langsung
disuruhnya pakai jilbab dulu baru keluar. Karena dia sangat tegas dan
disiplin orangnya...”118
Puang Muhammad juga selalu mengajak masyarakatnya untuk selalu taat
beribadah, dan juga memberikan pembelajaran mengenai tauhid dan fiqh ibadah.
Diceritakan bahwa Puang Muhammad sangat tegas dan disiplin mengenai hal
ibadah. Puang Muhammad selalu mengajak masyarakatnya untuk selalu sholat
berjamaah, berdzikir, dan selalu mengajak untuk mengingat Allah SWT.
Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pajung atau Puang
Petta Sulaifi.
“Sewaktu saya kecil, Puang Muhammad itu selalu disiplin dengan
ibadah. Saat watu sholat maghrib tiba, Puang Muhammad selalu
memantau kami dan mendisiplinkan kami untuk selalu sholat maghrib
berjamaah. Lalu saat sholat subuh tiba, kami selalu dibanguni untuk
melaksanakan sholat subuh berjamaah. Namun saat kami tidak mendengar
dan tidak sadar bahwa waktu sholat tiba. Puang Muhammad selalu
membawa pecutan panjang, beliau tidak memukul kita tapi hanya
memukul lantai disampingnya. Setelah itu, pada takutlah kami dan
langsung lari ambil wudhu dan duduk di bawah (Rumah Bolla Loppo).”119
117 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi
anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49
WIB 118 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau
anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 119 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi
anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49
WIB
63
Puang Muhammad sangat tegas dalam menekankan batas pergaulan antara
laki-laki dan perempuan. Hal ini dilakukan agar nantinya tidak terjadi fitnah
antara keduanya. Sebab Islam mengajarkan tentang batasan pergaulan antara laki-
laki dan perempuan yang bukan mahromnya untuk saling menjaga pandangan dan
kemaluannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah An-Nur ayat 31.
Hal ini penulis lihat, tampak pada karakter dan pribadi dari masyarakatnya yang
sangat pemalu, menjaga pandangan, dan pergaulannya. Sebagaimana petuah orang
Bugis terdahulu terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan dimana “Hai
perempuan, pagari dirimu demi kehormatanmu; Hai pria, pagari dirimu demi
kesabaranmu.”120
Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pajung atau
Puang Petta Sulaifi.
“Itu sangat dijaga itu, jadi batas laki-laki dan wanita itu betul-betul
dijaga. Misalnya perempuan diatas jendela dan laki-laki dibawahnya saja,
kalau itu rasanya tidak ada keperluan itu udah dimarahin itu...”121
Puang Muhammad juga mengajarkan masyarakatnya dengan nilai
kejujuran dan sikap bertanggung jawab. Puang Muhammad juga selalu
mengajarkan untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan milik mereka. Sikap
yang diajarkan oleh Puang Muhammad kepada masyarakatnya sangat melekat
pada diri mereka saat itu. Sebab Islam mengajarkan dan melarang mengambil
sesuatu yang bukan hak kita, sikap inilah yang sangat ditekankan oleh Puang
Muhammad. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal
Abidin atau Puang Petta Billa’.
“Waktu dulu ya itu, kalau ada saja uang jatuh di jalanan itu tidak
ada satupun orang boleh ambil. Jadi itu dibuat seperti kayu untuk
meletakkan barang itu seperti uang ataupun emas. Ini dilakukan supaya
orang yang kehilangan bisa mudah untuk menemukannya. Sampai berhari
hari itu, jika berhari-hari masih belum diambil yang berarti tidak ada yang
mengaku punya siapa. Biasanya di umumkan di masjid, jika tidak ada juga
120 Christian Perlas, Manusia Bugis, hal 248 121 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi
anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49
WIB
64
biasanya masuklah ke dalam kas masjid. Jadi tidak ada yang berani
mengambilnya itu. Nah kalau sekarang kan berbeda, kalau ada emas jatuh
saja mungkin sudah hilanglah itu...”122
Puang Muhammad juga menekankan kepada masyarakatnya agar
senantiasa selalu berbuat baik. Karena itulah dilingkungan masyarakatnya jarang
sekali terjadi kerusuhan seperti pencurian atau kejahatan. Sebab dalam Islam juga
mengajarkan untuk selalu berprilaku baik dan tidak di berkenankan untuk
mendzolimi atau melukai yang lain. Sikap inilah yang selama ini juga di tekankan
pada masyarakatnya. Sesuai pula dengan motto hidupnya untuk menciptakan
sebuah desa yang aman dan damai. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara
dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’.
“Puang Muhammad itu ingin membuat sebuah desa yang aman dan
damai, tidak ada ancaman bahkan kejahatan. Agar sorang wanita bisa
merasa aman sewaktu dia keluar rumah di malam hari, dulu juga orang
meletakkan motor didepan rumahnya tidak takut dicuri. Sekarang yah
tidak bisa seperti itu lagi, sebab semua sudah berubah...”123
3. Problem Solving
Puang Muhammad juga memposisikan dirinya sebagai seseorang yang
mampu dengan bijak dalam memberikan sebuah solusi dalam memecahkan
permasalahan, mengeluarkan ide-ide, dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Dalam hal ini, semua kebijakan yang beliau keluarkan mampu
dipertanggungjawabkan dengan baik. Dalam hal ini, itulah alasan mengapa Puang
Muhammad selalu dicari dan diminta untuk mengambil keputusan atas
permasalahan yang terjadi antara individu atau kelompok.
Puang Muhammad pernah diminta oleh masyarakatnya untuk menjadi
seorang penasihat dalam acara pernikahan. Mereka yang datang ke kediaman
Puang Muhammad meminta izin kepada dirinya untuk menikahkan anaknya.
Dikarenakan kondisi masyarakat saat itu sangat kekurangan, pada akhirnya Puang
122 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 123 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30
65
Muhammad membuat kesimpulan untuk meringankan beban pernikahan. Dengan
mengumpulkan masyarakatnya yang ingin menikahkan anaknya, dan membuat
keputusan agar pernikahan tersebut bisa dilangsungkan di hari Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal. Hal itu dilakukan untuk
menjembatani keinginan masyarakatnya dalam mengurangi biaya pernikahan
anak-anaknya. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi
Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’.
“Terutama pada Isra’ Mi’raj itu, di zaman Puang Muhammad dulu
waktu Isra’ Mi’raj biasanya diadakan ceremony, jadi ceremoni itu
biasanya ceremoni diadakan selesai acara dilakukan pernikahan semacam
pernikahan massal secara serentak. Mungkin maksudnya itu untuk
meringankan biaya pernikahan, jadi dari mana-mana itu daang untuk
melihat acara ceremoninya itu. Makanya waktu itu kalau diadakan
ceremony biasanya Puang Muhammad memotong 9 kerbau, tapi saat ini
sudah tidak ada ya.”124
Puang Muhammad dalam hal dakwah pendidikannya, beliau tidak ingin
berceramah didepan umum secara percuma. Puang Muhammad pernah
mengatakan, bahwa beliau ditak ingin memberikan ilmunya kepada orang-orang
yang tidak membutuhkannya. Pang Muhammad sangat bijak dalam hal
pendidikan agama, akhlak, dan moral masyarakatnya. Sehingga, jika ada yang
ingin belajar dengannya maka orang tersebutlah yang harus datang dan meminta
kepadanya. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal
Abidin atau Puang Petta Billa’
“...Puang Muhammad pernah berkata bahwa dirinya tidak ingin
memberikan ilmunya kepada mereka yang tidak membutuhkannya. Beliau
tidak terbiasa dengan ceramah seperti ustadz dan da’i pada umumnya.
Beliau biasanya sering didatangi oleh para murid-muridnya untuk
belajar...”125
Puang Muhammad juga memberikan solusi dalam hal pembangunan jalan
dan pemukiman penduduk di Desa Tangkit Baru. Puang Muhammad
124 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 125 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari
Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB
66
menyarankan agar pemukiman penduduk dibangun sekitar 10 meter atau sedikit
lebih jauh dari jalan raya. Ini dikarenakan apabila nantinya ada pelebaran jalan,
maka tidak sampai kerumah penduduk. Pernyataan ini berdasarkan hasil
wawancara dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’
“...Puang Muhammad juga menyarankan agar rumah penduduk
dibangun agak jauh dari jalan raya, sekitar 10 meter. Ini dikarenakan apa
bila suatu-waktu ada pelebaran jalan maka tidak sampai kerumah
penduduk...”126
Puang Muhammad juga memberikan solusi agar Desa Tangkit Baru
dibentuk 10 Parit, agar air dari danau bisa mengalir ke Sungai Tangkit. Jadi
wilayah desa tidak lagi digenang oleh air, dan nantinya bisa dibangun pemukiman
dan dibuka lahan pertanian. Puang Muhammad juga menyarankan agar dibikin
jalan yang membentang lurus membelah parit-parit. Pernyataan ini berdasarkan
hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Haji Kasau.
“... desa ini dibangun dengan 10 parit, parit-parit inilah yang
mengaliri air rawa sampai ke sungai. Lalu dibuatlah jalan dengan
menggabungkan pelepah-pelepah serta bambu, yang membelah parit-parit.
Setelah air rawanya surut, barulah mereka mulai menggarap lahannya.
Dulu disini itu rawa danau putih kuku namanya, wilayah ini di genangi air
setinggi lutut orang dewasa. Awalnya dibuat lah 10 batang parit, dan
kemudian dibangunlah sebuah jalan yang lurus dari Parit 01 sampai Parit
10...”127
Puang Muhammad juga memberikan solusi dalam hal pertanian di Desa
Tangkit Baru. Awalnya desa itu ditanami padi, namun tidak memiliki hasil. Oleh
sebab itu, Puang Muhammad memerintahkan masyarakatnya untuk mencoba
menanam tanaman lain seperti pisang, kopi, kelapa, sorgun, kedelai, jagung,
kacang-kacangan, ubi, dan lain-lain namun juga tidak memberikan hasil. Tahun
1972, Puang Muhammad mulai mencoba menanam tanaman nanas. Ternyata
tanaman nanas yang cocok di tanah yang bergambut di Desa Tangkit Baru. Lalu
Puang Muhammad memutuskan untuk menanam tanaman nanas di hamparan
126 Berdasarkan Hasil wawancara kepada Bapak Muhammad Ishak hari hari Kamis, 25
Februari 2021, Jam 13.45 – 14.40 127 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,
hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06
67
lahan di Desa Tangkit Baru. Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada
Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau.
“... awalnya itu kami mencoba tanaman padi, tapi kami malah
mengalami gagal panen. Ayah saya mencoba menanam pisang, kopi,
kelapa, sorgun, kedelai, jagung, kacang-kacangan, ubi, dan hasilnya juga
tidak begitu memuaskan. Lalu kami melihat ada bibit nanas di Desa
Tangkit itu, lalu kami coba menanam nanas di wilayah ini. Ternyata nanas
cocok di tanah gambut ini, jadi ayah saya memutuskan untuk menanam
nanas. Dan ditanamlah, hingga meluas seperti sekarang...”128
Pernyataan ini juga senada dengan wawancara dari Bapak Abdurrahman
IP.
“... berbagai macam tanaman pernah ditanam di sini, mulai dari
umbi-umbian, padi, kelapa, jagung, namun yang berhasil hanya tanaman
nanas. Karena kondisi tanah yang gambut dan lembab jadi tidak bisa
ditanami tanaman yang seperti itu...”129
128 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau
anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 129 Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Abdurrahman IP,hari Kamis, 25 Februari
2021, Jam 16.15 – 17.04
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Biografi Syekh Muhammad Said
Dan Peranannya Dalam Dakwah Islam di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam
Kab. Muaro Jambi Tahun 1948-1992 (Kajian Difusi Sejarah).” maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Syekh Muhammad Said lahir tahun 1915 di Desa Liu, Sulawesi
Selatan. Syekh Muhammad Said merupakan anak ketiga dari empat
orang bersaudara. Syekh Muhammad Said dikenal memiliki sifat
peduli terhadap sesama, tidak membeda-bedakan antara keluarga dan
masyarakatnya, disiplin dan ketat dengan syari’at, bertanggung jawab,
memiliki rasa solidaritas yang kuat, dan tidak mudah menyerah. Syekh
Muhammad Said pernah bersekolah di Pondok Persantren As’adiyah,
Sengkeng, Sulawesi Selatan. Syekh Muhammad Said berguru ajaran
Tarekat Khalwatiyyah oleh guru yang bernama Syekh Abu Bakri, dan
menggantikan gurunya sebagai guru mursyid dalam perhimpunan
Tarekat Khalwatiyah Samaniyah. Syekh Muhammad Said pernah
terlibat dalam pemberontakan oleh kelompok yang di komandoi oleh
Kapten Westerling tahun 1947, hingga ayah dan pamannya harus
tewas dibunuh. Syekh Muhammad juga terlibat dalam pemberontakan
Kelompok Gerilyawan DI/TII, dan diculik di camp tahanan mereka.
2. Syekh Muhammad Said menggunakan beberapa model dalam
dakwahnya. Pertama, dengan membuka lahan dan membentuk sebuah
perkampungan. Kedua, dengan dakwah pendidikan yang biasanya
beliau lakukan dengan memberikan arahan dan nasehat secara
langsung, dan mengajarkan ilmu agama syari’at dan spiritualnya
kepada masyarakat dan pengikutnya. Ketiga, dengan terlibat dalam
69
aktivitas politik dalam membangun sebuah desa sesuai visi dan
misinya.
3. Syekh Muhammad Said berperan sebagai inisiator pembangunan,
dalam hal ini adalah membuka lahan dan perkampungan. Beliau juga
berperan sebagai da’i yang mengajak dan mengajarkan masyarakatnya
kepada kebaikan, seperti dengan memberikan nasehat-nasehat khusus
baik dalam hal duniawi maupun ukhrawi. Beliau juga berperan sebagai
problem solving atau pemberi kebijakan dan solusi dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.
B. Saran
1. Usaha-usaha yang dilakukan oleh tokoh ini dianggap sebagai sebuah
usaha yang dapat dicontoh dalam kegiatan pembangunan sebuah desa,
maka perlu adanya pengenalan atas jasa-jasa dan kegiatan yang pernah
dilakukan selama hidupnya. Meskipun tokoh ini hanya dikenali oleh
kalangan suku Bugis saja, penulis harapkan agar tokoh ini mampu
dikenali oleh masyarakat luas.
2. Diharapkan masyarakat di Desa Tangkit Baru turut ikut memahami
dan mengerti mengenai tokoh ini, agar ketika seseorang pendatang
bertanya lebih jauh mengenai siapa dan bagaimana Desa Tangkit Baru
ini terbentuk, jadi mereka mengetahui sejarah terbentukanya dan siapa
yang membentuknya. Penulis harap, masyarakat tidak lagi merasa
tertutup terhadap informasi mengenai tokoh ini, dikarenakan tokoh ini
merupakan seorang tokoh yang memiliki usaha yang besar, terutama
dalam hal pembangunan sebuah desa.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, 1999, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu
Adburahman Dudung, 2011, Metodologi Penelitian Sejarah Islam,
Yogyakarta: Ombak
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, 2013, Jakarta: AMZAH
Aziz, Abdul al-Badri, 1987, Peran Ulama dan Penguasa, Terj. Salim
Muhammad Wahid, cet, Ke-2, Solo Indonesia: Pustaka Mantiq
Bruinessen, Martin Van, Wahid, Abdurrahman, Khab Kuning: Persantren
dan Tareka, 1995-1999, Bandung: MIZAN
Burke, Peter, 2001, Sejarah dan Teori Sosial, Terj. Mestika Zed dan
Zulfani, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Cohen, Bruce J., Simamora, Sahat, 1983, Sosiologi Suatu Pengantar
Jakarta: Bina Aksara
Eksan, Moch , 2000, Kiai Kelanu: Biografi K.H. Muchith Muzadi
Yogyakarta: LKIS
Furchan, Arief dan Maimun, Agus, 2005, Studi Tokoh Metode Penelitian
Mengenai Tokoh, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Glasse, Cyril, 2000, Ensiklopedia Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Harahap, Syahrin, 2011, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi,
Jakarta: Kencana
71
HS Lasa, Sucianti Uminurida, 2009, Kamus Kepustakawanan Indoneisa,
Yogyakarta: Calpulis
Kartodirjo Sartono, 1992, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi
sejarah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kuntowijoyo, 2003, Metodologi Sejarah edisi kedua, Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya.
Kuntowijoyo, 1995, Pengantar Ilmu sejarah, Yogyakarta : Yayasan
Bentang Budata
Moleong, , J Lexy, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Mukhtar, 2007, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, Jambi:
Sulthan Thaha Press IAIN Jambi
Ngatenan, Mohamad, 1990, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia,
Semarang: Dahara Prize
Pranoto, Sartono W, Teori &Metode Sejarah, 2014, Yogyakarta:
GrahaIlmu
Rifai, Muhammad, 2010, Ensiklopedi Presiden Republik Indonesia:
Abdurrahman Wahid, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Rusli, Ris’an, Tassauf dan Tarekat, Palembang: PT Raja Grafindo Persada
Soyomukti, Nurani, 2016, Pengantar Sosiologi, Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA
Usman. Suntoyo, 2015, Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
72
Wasino, Sri Hartatik, Endah, Metode Penelitian Sejarah:Dari Riset
Hingga Penulisan, 2018, Yogyakarta: Magnup Pustaka Utama
Skripsi :
Efendi, Rustam, 2004, skripsi Peranan KH. Abdurahman dalam
Pembinaan Pondok Persantren Nurul Yaqim Desa Durian Lencah Kec. Sungai
Manau Kabupaten Merangin, Jambi: IAIN STS Jambi
Hidayat, Husnol, Juni 2015, Harun Nasution dan Pembaharuan Pemikiran
Pendidikan Islam, Tdris Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 no. 1 Online ISSN 2442-
5494
Jambak, Febian Fadhly, 2017, Filsafat Sejarah Hamka: Refleksi, Islam
dalam Perjalanan Sejarah (Jurnal THEOLOGIA, Vol 28 No. 2:, 255-272.
Ketut, Ni Ginanti dan Suratini, Siti Tinjauan Historis Peran Perjuangan
Pangeran Diponegoro Tentang Peristiwa Perang Jawa Pada Tahun 1825-1830
(Artikel Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi Studi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI
Bandar Lampung)
Raenah, Peranan K.H. Muhammad Salekh Dalam Pengembangan Agama
Islam di Kecamatan Pelawan Singkut Kabupaten Sarolangun, 2001, IAIN STS
Jambi
Roni, Abd, 2011, Peran Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri
(Pangeran Wirokusumo) dalam Menyebarkan Agama Islam (Suatu Kegiatan Studi
Tokoh di Kel. Olak Kemang Kec. Danau Teluk Kota Jambi, Jambi: IAIN STS
Jambi
Setia Budhi Wilardjo, “Sukarno: Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah dan
Prilaku Organisasi”, September 2012-Februari 2013, Artikel Neliti, Value
Added: Majalah Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9,No. 1
73
Supriyadi, 2015, Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyahdalam
Kehidupan Beragama Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru, Jambi: UIN STS
JAMBI
Sutrisno, Fajar, 2015, Habib Idrus al-Jufri (Peranannya di Kesultanan
Jambi), Jambi: UIN STS JAMBI
Jurnal :
Muhamad Mawangir, “Soekarno dan Pemikirannya Tentang Agama,
Politik, dan Pendidikan Islam”, Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin,
Pemikiran, dan Fenomena Agama 17, no. 1 (July 13, 2016), hal 139-145,
Accessed November 2, 2020
Rahmadi, Metde Studi Tokohdan Aplikasinya Dalam Penelitian Agama, ,
Juli-Desember: Al- Banjari 2019, Vol. 18, No. 2
Sa’ad, Suadi, Pendidik dan Pejuang Karismatik Spiritualis, Agustus 2016,
Vol. 11, No. 2, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Dokumen :
Andi, Abidin, Zainal, Syekh Muhammad Said: Profil Pembangunan Desa
(Profil Biografi Tokoh Pendiri Desa Tangkit Baru), Jambi:Desa Tangkit Baru
Data Dokumentasi Silsilah Keturunan Syekh Muhammad Said bin
Muhammad Yunus, pada Andi Samsu Bahru atau Puang Fetta Jaga.
Data Dokumen mengenai biografi singkat Puang Muhammad, pada HAUL
ke-26 Tahun 2018
74
LAMPIRAN
Gambar 1. Syekh Muhammad Said bin Muhammad Yunus Tajul
Khalwati (Puang Muhammad) Guru Mursyid ke 43 dari persaudaraan
Tarekat Khalwatiyah Samaniyah.
75
Gambar 2. Syekh Abu Bakri bin Fahrin Tajul Khalwati
(Puang Labbang) Guru Mursyid ke 42 dari persaudaraan Tarekat
Khalwatiyah Samaniyah.
76
Gambar 3. Wawancara kepada Puang Andi Baso Martunis
(Puang Fetta Bau) anak ke 5 Puang Muhammad sekaligus mursyid ke
44 dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.
Gambar 4. Wawancara kepada Puang Andi Zinal Abidin
(Puang Fetta Rabbi) anak ke 7 Puang Muhammad sekaligus mursyid
ke 44 dari persaudaraan Terekat Khalwatiyah Samaniyah.
77
Gambar 5. Wawancara kepada Puang Andi Pajung (Puang
Fetta Sulaifi) anak ke 8 Puang Muhammad sekaligus mursyid ke 44
dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.
Gambar 6. Wawancara kepada Puang Andi Samsul Bahru
(Puang Fetta Jaga) anak ke 2 Puang Muhammad sekaligus mursyid
ke 44 dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.
78
Gambar 7. Wawancara kepada Puang Andi Pawelangi (Puang
Fetta Kasau) anak ke 4 Puang Muhammad sekaligus mursyid ke 44
dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.
Gambar 8. Wawancara kepada cucu Puang Muhammad, Ibu
Andi Sarmadan dan Ketua Pimpinan Pondok Persantren As-
Saidiyyah H. Baso Patolai
79
Gambar 9. Wawancara kepada Puang Badruddin, selaku saksi
sejarah perjalanan Puang Muhammad.
Gambar 10. Wawancara kepada Bapak Sekretaris Desa,
sekaligus sebagai anak dari pelopor pendiri Desa Tangkit Baru
80
Gambar 11. Wawancara kepada Puang Abdul Ghani, selaku saksi
sejarah kehidupan Puang Muhammad Said
Gambar 12. Makam Guru Mursyid ke 43 dari Tarekat Khalwatiyah
Samaniyah yaitu Syekh Muhammad Said bin Muhammad Yunus
83
Gambar 15. Dokumentasi Kitab Karangan Puang Muhammad Said, yaitu
kitab perukunan sholat miliknya.
84
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
N
O
TEKNI
K
KAT SUB PERTANYAAN SUMBER
DATA
KET
1 Wawanc
ara
/Dokume
ntasi
1. Riwayat hidup Syekh
Muhammad Said :
a. Bagaimana latar
belakang
keluarganya ?
b. Bagaimana latar
belakang
pendidikannya?
c. Bagaimana bentuk
aktivitas sosialnya ?
d. Bagaimana
kehidupan
beragamanya ?
2 Wawanc
ara
/Dokume
ntasi
2. Tarekat Khalwatiyyah
Samaniyyah yang
dibawakannya :
a. Siapa yang
mengenalkan
Tarekat
Kahalwatiyyah
Samaniyyah
kepadanya?
b. Apa yang
mempengaruhinya,
sehingga beliau
menjadi seorang
suluk sekaligus
mursyid didalam
ajaran Tarekat
Khalwatiyyah
Samaniyyah ?
c. Bagaimana bentuk
aktivitas Tarekat
yang dibawakannya
?
d. Siapa yang
melanjutkan ajaran
Tarekat
Khalwatiyyah
Samaniyyah saat
beliau telah wafat ?
85
3 Wawanc
ara
/Dokume
ntasi
3. Perjalanan dakwahnya
:
a. Dimana saja tempat
yang pernah beliau
datangi dalam
penyampaikan
dakwahnya ?
b. Bagaimana kondisi
yang dialaminya
selama perjalanan
dakwahnya ?
c. Apakah ada
hambatan selama
proses dakwahnya ?
d. Apa yang Syekh
Muhammad Said
dapatkan selama
menjadi seorang
suluk sekaligus
mursyid dalam
Tarekat
Khalwatiyyah
Samaniyyah yang
dibawakannya ?
4 Wawanc
ara
/Dokume
ntasi
4. Gambaran/ pola
penyebaran dakwah
yang dilakukannya :
a. Apakah beliau
berdakwah untuk
menyebarkan
Tarekat yang
dibawakannya ?
b. Bagaimana cara
beliau dalam
menyampaikan
ajarannya ?
c. Apakah ajarannya
mampu diterima
oleh masyarakatnya
?
d. Apakah ada masalah
dalam penyampaian
dakwahnya kepada
masyarakat ?
86
e. Apakah dakwahnya
mampu berjalan
dengan baik ?
5 Wawanc
ara
/Dokume
ntasi
5. Peranannya dalam
berdakwah :
a. Bagaimana pengaruh
yang di bawakan
Syekh Muhammad
Said dalam
kehidupan sosial dan
keagamaan
masyarakat di Desa
Tangkit Baru ?
b. Bagaimana
pandangan
masyarakat terhadap
tokoh Syekh
Muhammad Said ?
c. Bagaimana
masyarakat
menerapkan
pengajaran yang
disampaikan oleh
Syekh Muhammad
Said dalam
kehidupan sehari-
hari ?
d. Apa pandangan
masyarakat terhadap
ajaran Tarekat
Khalwatiyyah
Samaniyyah yang
dibawa oleh Syekh
Muhammad Said ?
6 Wawanc
ara
/Dokume
ntasi
Apa alasan masyarakat
memilih ajaran Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah
yang dibawakkan oleh
Syekh Muhammad Said?
87
7 Wawanc
ara/Doku
mentasi
Apakah masyarakat di Desa
Tangkit Baru seluruhnya
mengamalkan ajaran
Tarekat Khalwatiyyah
Samaniyyah yang
dibawakan oleh Syekh
Muhammad Said ?
8 Wawanc
ara/Doku
mentasi
Apakah sampai saat ini
masyarakat masih
memegang teguh ajaran
yang diajarkan oleh Syekh
Muhammad Said ?
9 Wawanc
ara
/Dokume
ntasi
Apakah msyarakat masih
mengamalkan kebiasaan
yang dilakukan syekh
Muhammad Said ?
10 Dokume
ntasi/Do
kumenta
si
Laporan PRODEKSEL
Tahun 2021 oleh Desa
Tangkit Baru
Data
Statistik
PRODEK
SEL tahun
2021 Desa
Tangkit
Baru
Keterangan:
KAT: Kategori
KET: Keterangan
Catatan: Bentuk-bentuk pertanyaan yang akan ditanyakan berkaitan dengan hasil
pengamatan, penelueuran, pengetahuan, perasaan, pendapat, dan latar belakang
informan.
88
Informan/Narasumber wawancara :
d) Andi Zainal Abidin (Puang Fetta Rabbi) : Kepala Desa Tangkit Baru sekaligus
sebagai guru mursyid ke 44 dari Tarekat Khalwatiyyah Samaniyyah dan anak
Syekh Muhammad Said yang ke 7.
e) Andi Martunis (Puang Fetta Haidir Bau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang
ke 5
f) Andi Samsu Bahru (Puang Fetta Haji Jaga) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang
ke 2
g) Andi Pajung (Puang Fetta Sulaifi) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang
ke 8
h) Andi Pawelangi (Puang Fetta Kasau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat
Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said.
i) Adbul Ghani : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus pelaku
sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said secara
langsung.
j) Abdurrahman IP : Sekretaris Desa Tangkit Baru, sekaligus anak dari pendiri
Desa Tangkit Baru
k) Puang Badruddin : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus
pelaku sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said
secara langsung.
l) H. Baso Patolai : Anak dari pendiri Desa Tangkit Baru
m) Abdul Kadir : Keluarga Puang Muhammad
n) Andi Sarmadan : cucu ke 4 dari anak Syekh Muhammad Said yang ke 2.
89
CURICULUM VITAE
Nama : Reza Rodhiah
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 05 Mei 1999
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
Fakultas : Adab dan Humaniora
Jenis Kelamain : Perempuan
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Azra’i
Nama Ibu : Sukariniatin
Anak Ke : 2 dari 2 orang bersaudara
Alamat Asal : JL. RD.P.Kolopaking RT. 24 NO. 13
Kec. Telanai Pura Kel. Simpang Empat Sipin, Jambi
Nomor Telepon : 0895604974758
E-mail : [email protected]
JENJANG PENDIDIKAN
SD/MI : SDN 66 Kota Jambi
SMP/MTS : MTS Laboratorium STS Jambi
SMA/MA : SMKN 4 Kota Jambi