biografi syekh muhammad said dan peranannya

102
BIOGRAFI SYEKH MUHAMMAD SAID DAN PERANANNYA DALAM DAKWAH ISLAM DI DESA TANGKIT BARU KEC. SUNGAI GELAM KAB. MUARO JAMBI TAHUN 1948-1992 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S 1 ) Dalam Jurusan Sejarah Peradaban Islam OLEH: REZA RODHIAH NIM : 402170832 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Transcript of biografi syekh muhammad said dan peranannya

BIOGRAFI SYEKH MUHAMMAD SAID DAN PERANANNYA

DALAM DAKWAH ISLAM DI DESA TANGKIT BARU KEC.

SUNGAI GELAM KAB. MUARO JAMBI TAHUN 1948-1992

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S 1 ) Dalam

Jurusan Sejarah Peradaban Islam

OLEH:

REZA RODHIAH

NIM : 402170832

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

i

NOTA DINAS

Pembimbing I : Mailinar, S.Sos, M.Ud.

Pembimbing II : Rahyu Zami, M.Hum

Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

DI_

Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami berpendapat

bahwa skripsi saudara Reza Rodhiah, Nim: 402170832 yang berjudul “Biografi

Syekh Muhammad Said dan Peranannya Dalam Dakwah Islam di Desa

Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi Tahun 1948-1992”

telah dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami

ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

ii

iii

iv

MOTTO

.الجنةإلىطري قاله للا عل ما,سهلفي هطري قايل تمس سلكمن

( لمرواه س م )

“Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah

pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.”

(HR. Muslim)

v

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim…

Rasa puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, untuk segala anugerah

serta hidayah yang telah dilimpahkan. Sholawat serta salam tidak lupa

tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW.

Karya ini saya persembahkan kepada :

Orang Tua Tercinta

Segala hormat dan kasih sayang serta ketulusan kepada Ayahanda (Azra’i)

tercinta dan Ibunda (Sukariniatin) tercinta dengan segala ketulusan dan kasih

sayangmu yang sangat lembut, serta keikhlasanmu semata-mata hanya

mengaharap ridho-Nya agar Ananda menjadi anak yang sholeha serta berbakti

terhadap nusa dan bangsa.

Saudara Laki-Laki Tercinta

Untuk satu-satunya saudaraku (Muhadi Setiawan) yang selalu memberikan

Ananda semangat dan tekad yang kuat, untuk menyadarkan diri ini kembali

sebagai satu-satunya anak yang menjadi harapan keluarga.

Teman-Teman Tercinta

Serta seluruh teman-teman yang telah memberikan doa dan inspirasi serta

bantuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga Ananda mampu menyelesaikan

skripsi ini tanpa hambatan yang terlalu besar.

Untuk Almamater dan Jurusan

Saya bangga menjadi bagian dari Fakultas Adab dan Humaniora dan menjadi

bagian dari keluarga besar Sejarah Peradaban Islam UIN STS Jambi.

Terimalah karya sederhana ini yang baru dapat Ananda persembahkan, yang

tentunya tidak akan pernah sebanding dengan apa yang sudah diberikan.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmad, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis. Sholawat

beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada kekasih Allah SWT yaitu

Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya

hingga akhir zaman. Sehingga penulis dapat dimudahkan untuk menyelesaikan

tugas akhir kuliah berupa skripsi yang berjudul “Biografi Syekh Muhammad

said dan peranannya dalam Islam di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam

Kab. Muaro Jambi Tahun 1948-1992”.

Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini banyak mendapatkan

banyak hambatan dan kendala, baik dalam penulisan, pengumpulan sumber,

hingga proses wawancara berlangsung. Namun berkat bantuan dan upaya dari

para pembimbing, serta kerja sama dari beberapa pihak yang terkait dalam

penulisan skripsi ini. Sehingga kendala tersebut mampu di hadapi dan diatasi

dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing kepada Ibu

Mailinar, S.Sos, M.Ud dan Bapak Rahyu Zami, M.Hum. Selanjutnya penulis juga

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah ikut serta dalam

membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih saya ucapkan kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN

Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

2. Yth. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati, SE., M. EI., Bapak Dr. As’ad Isma, M. Pd.,

dan Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA Selaku Wakil Rektor I, II, dan II

UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

3. Yth. Ibu Dr. Halimah Djafar., M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

vii

4. Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag., Bapak Dr. Alfian, S.Pd., M.Ed., dan

Ibu Raudhoh, S.Ag.,SS., M.Pd. I., sekalu Wakil Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

5. Yth. Bapak Agus Fiadi, S. Ip., M. Si., selaku Ketua Program Studi Sejarah

Peradaban Islam UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

6. Yth. Bapak Aliyas, S.Th.I, M.Fil.I selaku Dosen Pembimbing Akademik

7. Yth. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adan dan Humaniora UIN

Sultha Thaha Saifuddin Jambi.

8. Yth. Bapak dan Ibu Staff Karyawan dan Karyawati Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sulthan Thaha Sifuddin Jambi.

9. Yth. Kepala Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Kepala

Pepustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Kepala

Perpustakaan Wilayah Jambi.

10. Kepada seluruh narasumber yang telah membantu dan memberi dorongan

demi kelancaran penelitian ini.

11. Kepada seluruh pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam

proses penulisan.

Semoga bantuan dan motivasi yang telah diberikan untuk peneliti baik

secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi pahala dan ibadah bagi kita

semua serta diterima oleh Allah SWT. Penulis berharap hendaknya skripsi ini

dapat berguna untuk peneliti khususnya serta pembaca pada umumnya, Amin ya

robbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum, wr. Wb

viii

ABSTRAK

Rodhiah, Reza. 2021. Biografi Syekh Muhammad Said dan Peranannya Dalam

Dakwah Islam di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro

Jambi Tahun 1948-19992. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan

Humaniora. Pembimbing I : Mailinar, S. Sos, M. Ud dan Pembimbing II : Rahyu

Zami, M. Hum.

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dalam bentuk deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menjelaskan tentang Sykeh Muhammad Said yang merupakan

seorang ulama asal Sulawesi Selatan yang lahir di Desa Liu Kec. Meja Uleng

Kab. Wajo pada tahun 1915. Syekh Muhammad Said lahir di keluarga yang

terpandang dan agamis ayahnya bernama Muhammad Yunus Daeng Pabilla dan

ibunya bernama Maddanaca, beliau anak ke 3 dari 4 orang bersaudara. Syekh

Muhammad Said memiliki karakter yang positif antara lain disiplin, bertangggung

jawab, taat dengan syari’at, memiliki rasa solidaritas, dan pantang menyerah.

Tahun 1928 Syekh Muhammad Said menempuh pendidikan di Pondok Persantren

As’adiyah Sulawesi Selatan, dan tahun 1943 berguru kepada Sykeh Abu Bakri.

Pada tahun 1943 beliau terlibat dalam aktivitas Tarekat Khalwatiyah Samaniyah,

tahun 1947-1948 juga terlibat dalam peristiwa berdarah yang terjadi di Sulawesi

Selatan, dan di tahun 1958 beliau terlibat dalam pemberontakan yang dilakukan

oleh Kelompok Gerilyawan DI/TII. Beberapa amalan spiritual yang selalu

dikerjakan Syekh Muhammad Said antara lain berdzikir dan ber-khalwat. Syekh

Muhammad Said dalam pola dakwah yang dilakukan antara lain membuka lahan

dan pemukiman, dakwah pendidikan, serta terlibat dalam aktivitas politik. Syekh

Muhammad Said mempunyai beberapa peranan antara lain, sebagai inspirator

dalam pembangunan, sebagai seorang da’i, motivator, agent of change, dan

sebagai problem solving.

Kata Kunci : Dakwah, Desa Tangkit Baru, Peranan, Pembangunan, Ulama

ix

ABSTRACT

Rodhiah, Reza. 2021. Biography of Syekh Muhammad Said and The Role in

Islamic Da’wah in The Tangkit Baru’s Vilage, Sungai Gelam District, Muaro

Jambi Regency in 1948-1992. Department of History of Islamic Civilization,

Faculty of Adab and Humanities, State Islamic University of Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Supervisor I: Mailinar, S.Sos, M.Ud and Supervaisor II: Rahyu

Zami, M.Hum.

This research is a historicsl research in the type of qualitative descriptive research.

This study describes of Syekh Muhammad Saidd is a scholar from South

Sulawesi, he was born in Liu’s vilage, Meja Uleng District, Wajo Regency in

1915. Syekh Muhammad Said was born in a respected and religious family, his

father was Muhammad Yunus Daeng Pabilla and his mother was Maddanaca, he

was the third of four children. Syekh Muhammad said has a pisitive characters, he

is dicipline, responsibility, obeying the syari’a, having a sense of solidarity, and

never giving up. In 1928 Syekh Muhammad Said studied at the As’adiyah Islamic

Boarding School, South Sulawesi. In 1943 he studied with Syekh Abu Bakri. In

1943 he was seen in teh activities of The Khalwatiyah Samaniyah congregation in

South Sulawesi. In 1946-1948 he was also involved in the bloody events that

occurred in South Sulawesi, and in 1958 he was involved in a rebellion carried ut

by Guerrilla Groups DI/TII. Some of the spiritual practices that Syekh

Muhammad Said always did include dzikir and khalwah. Syekh Muhammad Said

in the pattern of da’wah that was carried out, among others, opened land and

settlements, preached education, and was involved in political activities. Syekh

Muhammad Said has several roles, among others, as an inspiration in

development, as a preacher, motivator, agent of change, and as problem solving.

Key Word: Da’wah, Tangkit Baru’s Vilage, The Role, Development, Ulama

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

NOTA DINAS ......................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

MOTTO ................................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Batasan Masalah........................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

E. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6

F. Tinjauan Puastaka ........................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10

A. Biografi ........................................................................................................ 10

B. Tokoh ........................................................................................................... 11

xi

C. Peranan ........................................................................................................ 12

D. Ulama .......................................................................................................... 13

E. Dakwah ........................................................................................................ 14

F. Tarekat ......................................................................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 17

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 17

B. Metode Sejarah........................................................................................... 18

1. Heuristik ............................................................................................... 18

a. Observasi ....................................................................................... 18

b. Wawancara .................................................................................... 19

c. Dokumentasi ................................................................................. 20

2. Verifikasi ............................................................................................. 22

3. Interpretasi............................................................................................ 23

4. Historiografi ......................................................................................... 24

BAB IV TEMUAN PEMBAHASAN .................................................................. 26

A. Biografi Syekh Muhammad Said ............................................................... 26

1. Keluarga ............................................................................................... 26

2. Pendidikan ............................................................................................ 30

3. Sifat dan Karakter ................................................................................. 31

4. Peristiwa Penting Dalam Hidupnya ..................................................... 32

a. Mendapatkan Amanah Menjadi Guru Mursyid ............................. 33

b. Peristiwa Berdarah 1947-1948 ...................................................... 34

c. Pemberontakan Gerilyawan DI/TII ............................................... 36

5. Kehidupan Religiusitas ........................................................................ 38

a. Dzikir darajat dan khasannah ....................................................... 39

b. Ber-khalwat ................................................................................... 39

c. Beribadah di sebuah gua ............................................................... 40

B. Pola Penyebaran Dakwah ........................................................................... 41

1. Membentuk Pemukiman-Pemukiman Baru ......................................... 41

xii

2. Dakwah Pendidikan ............................................................................. 53

3. Partisipasi Bidang Politik ..................................................................... 56

C. Peran Syekh Muhammad Said Dalam Dakwah ......................................... 58

1. Inisiator Pembangunan ......................................................................... 58

2. Sebagai Seorang Da’i ........................................................................... 60

3. Problem Solving ................................................................................... 63

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 67

A. Kesimpulan ................................................................................................ 67

B. Saran ........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

LAMPIRAN .......................................................................................................... 73

CURICULUM VITAE ......................................................................................... 87

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan suatu kisah atau peristiwa masa lampau umat manusia.

Peristiwa sejarah mencakup segala hal yang dipikirkan, dikerjakan, dikatakan,

dirasakan, dan dialami oleh manusia.1 Sejarah meliputi segala hal yang berkaitan

dengan pengalaman manusia. Sejarah sebagai suatu peristiwa tentu melibatkan

tokoh sebagai faktor penggerak terjadinya peristiwa sejarah, dimana suatu

peristiwa sejarah dipengaruhi oleh tokoh-tokoh beserta gagasannya. Karena itu,

sejarah tidak bisa lepas dari peranan tokoh sebagai pelaku sejarah. Misalnya,

peristiwa sejarah yang terjadi dalam perlawanan terhadap bangsa Belanda pada

perang di tanah Jawa yang melibatkan tokoh Pangeran Diponegoro dan

peranannya sebagai pemimpin dari gerakan perlawanan yang terjadi di kota

Yogyakarta.2

Biografi merupakan bagian dari unit sejarah yang telah ada sejak zaman

klasik ditulis dalam bentuk historiografi Tacitus. Untuk menokohkan seorang

pelaku, biografi menjadi alat utama. 3 Sejarah merupakan penjumlahan dari

biografi, dengan biografilah dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang

menjadi latar belakang biografi, serta lingkungan sosial-politiknya. Dalam kajian

biografi tokoh, hendaknya mengikuti kaidah-kaidah ketokohan. Sejarah mencatat

bahwa banyaknya tokoh yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dunia,

untuk menjadi seorang tokoh tentunya memiliki syarat agar dapat dikatakan layak

menjadi seorang tokoh. Menelusuri riwayat hidup seorang tokoh merupakan hal

yang sangat penting dalam kajian sejarah, karena berguna untuk memahami dan

1 Kuntowijoyo dalam Dudung Adburahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam

(Yogyakarta: Ombak, 2011), hal 1 2 Ni ketut Ginanti, Siti Suratini Zai Yustiani, “Tinjauan Historis Peran Perjuangan

Pangeran Diponegoro Tentang Peristiwa Perang Jawa Pada Tahun 1825-1830”, Palapa: Vol 1

No 1, September 2019, Artikel Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Bandar

Lampung 3 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi sejarah, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal 76

2

memperdalam kepribadian tokoh, mulai dari latar belakang tokoh tersebut,

kehidupan sosio-kultural, lingkungannya, watak dan sifatnya, dan lain

sebagainya.4 Dalam studi biografi yang mengisahkan kehidupan seorang tokoh

dari kelahirannya, peristiwa yang terjadi pada zamannya, eksistensinya, hingga

akhir hayatnya ternyata lebih bernilai lebih dibandingkan hanya menceritakan

suatu priode kritis atau waktu dimana terdapat peristiwa yang berkesan dalam

hidupnya. Namun, masih terdapat banyak tokoh yang riwayat hidupnya belum di

telusuri lebih jauh oleh para sejarawan.

Biografi merupakan riwayat hidup atau catatan hidup seseorang yang

ditulis oleh orang lain.5 Penulisan biografi mengkaji seseorang tokoh dalam

hubungannya dengan masyarakat atau kelompok tertentu, watak dan sifatnya,

pengaruh pemikiran dan idenya, serta pembentukan karakter tokoh tersebut

selama dia hidup.6 Seperti karya biografi Soekarno yang di tinjau melalui

prespekktif sejarah dan prilakunya dalam berorganisasi. Menceritakan tentang

latar belakang kehidupan beliau hingga menjadi tokoh pergerakan nasional dan

presiden RI pertama, kontribusinya dalam membela dan menjunjung tinggi tanah

air Indonesia, dan semangatnya yang memicu gerakan nasionalisme hingga ia

menderita sakit ginjal dalam tahanan rumah dan meninggal dunia7

Tokoh saja belum tentu menyandang status sebagai ulama, namun seorang

ulama sudah tentu ia seorang tokoh. Seperti Abdurrahman Wahid, beliau adalah

tokoh nasional bangsa Indonesia tidak hanya dalam bidang politik yang beliau

geluti melainkan pula dalam bidang ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Beliau

adalah seorang tokoh yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, beliau

menerima penghargaan atas kemajemukan bangsa dan pembelaan terhadap kaum

4 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, Hal 10 5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

Keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum), hlm 197 6 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal

6

7 Setia Budhi Wilardjo, “Sukarno: Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah dan Prilaku

Organisasi”, Artikel Neliti, Value Added: Majalah Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9,No. 1, September

2012-Februari 2013

3

tertindas dan minoritas. Beliau memiliki kontribusi yang besar terhadap kerjasama

antar dunia selama beliau menjadi seorang kepala negara. 8Namun berbeda

dengan ulama, ulama bisa bergerak bebas dalam bidang apapun. K.H.R. As’Ad

Syamsul Arifin merupakan seorang tokoh ulama asal Madura yang terkenal dalam

mengurus pondok persantren sepeninggalan ayahnya. Dalam berita Kompas 7

Agustus 1983 beliau menemui presiden Soeharto sebagai penasehat pemerintah

atas gagasan pemikiran beliau dalam memajukan sektor bahari demi kemajuan

bangsa Indonesia. Lalu beliau juga pernah mengusulkan gagasannya dalam bidang

politik, bahwa pembangunan negara Indonesia sebaiknya dilakukan dalam

prespektif pesantren, hal ini dijelaskan agar pemerintah mengupayakan

pembangunan masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan berpengalaman.9

Ulama dalam Islam merupakan pemimpin umat, karena masyarakat

menganggap bahwa seorang ulama adalah orang alim dan dianggap memiliki

kelebihan dalam kehidupannya di masyarakat. Sumatera merupakan wilayah yang

berpotensi melahirkan beberapa ulama yang memiliki peranan penting dalam

pembangunan pendidikan Islam di Nusantara. Seperti ulama asal Sarolangun

KH.Muhammad Salekh dan peranannya dalam mengembangkan ajaran Islam dan

mendidik masyarakatnya10. Hal ini menunjukkan bahwa posisi seorang ulama di

masyarakat dianggap sebagai seseorang yang sangat dihormati dan diagungkan.

Artinya penempatan stratifikasi sosial mereka dalam masyarakat berada di lapisan

atas. Webber mengatakan bahwa faktor kekuasaan dan pendidikan mampu

mengangkat strata sosial seseorang dalam lapisan sosial masyarakat. Yang mana

menurut Webber menempatkan stratifikasi sosial pada lapisan teratas menurut

dimensi kekuasaan, kekayaan, dan pendidikan.11

8 Muhammad Rifai, Ensiklopedi Presiden Republik Indonesia: Abdurrahman Wahid

(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2010) 9 Suadi Sa’ad, Pendidik dan Pejuang Karismatik Spiritualis, Vol. 11, No. 2, Agustus

2016, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, hal 291 10 Raenah, Peranan K.H. Muhammad Salekh Dalam Pengembangan Agama Islam di

Kecamatan Pelawan Singkut Kabupaten Sarolangun, (IAIN STS Jambi: 2001) 11 Bruce J. Cohen diterjemahkan oleh Sahat simamora, Sosiologi Suatu Pengantar

(Jakarta, Bina Aksara: 1983), Hal 254

4

Tokoh lain diantaranya adalah Syekh Muhammad Said, beliau merupakan

seorang ulama Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah asal Sulawesi Selatan. Beliau

adalah seorang guru mursyid dari Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.12

Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan di lapangan, Syekh Muhammad

Said banyak membuka lahan perkampungan, membantu untuk membangkitkan

kembali prekonomian masyarakat sembari menjalankan dakwahnya. Eksistensi

Syekh Muhammad Said hingga saat ini masih melekat di diri mayarakatnya,

khususnya Desa Tangkit Baru. Beliau sangat disayangi dan dihormati meskipun

telah meninggal dunia. Peranannya dalam mendidik, membina moral

masyarakatnya, dan sebagai seorang guru masih jelas dirasakan pada

masyarajatnya hingga saat ini. Ulama merupakan seorang tokoh sentral yang hadir

di tengah-tengah masyarakat. Ulama sebagai tumpuan masyarakat untuk

menjawab segala tantangan zaman, khususnya yang berhubungan dengan ilmu

keislaman sangat mengakui jasa-jasa atau prestasinya didalam meningkatkan dan

mengembangkan nilai norma dan moral di masyarakat.13 Bukan suatu hal yang

mustahil bagi Syekh Muhammad Said meskipun beliau berasal dari wilayah

Sulawesi Selatan, kiprahnya dalam membuka kampung, dan banyaknya

keberhasilan yang beliau raih sangat membekas di masyarakat khususnya di Desa

Tangkit Baru.

Tokoh ini layak untuk diteliti karena Syekh Muhammad Said adalah

seorang ulama Tarekat Khalwatiyah Samaniyyah yang sangat dihormati di

wilayah Tangkit Baru, namun tidak banyak yang mengetahui kedudukannya

sebagai seorang tokoh ulama kertika berada di tempat lain. Syekh Muhammad

said memiliki caranya sendiri dalam membuka dan mengembangkan sebuah desa,

pengaruh dakwah yang dilakukannya berhasil membawa kemakmuran dan

kesejahteraan bagi masyarakatnya. Menerapkan sebuah falsafah pemerintahan

12 Supriyadi, Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyahdalam Kehidupan Beragama

Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru, Skripsi Sarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi (2015/2016), hal 7 13 Rustam Efendi, skripsi Peranan KH. Abdurahman dalam Pembinaan Pondok

Persantren Nurul Yaqim Desa Durian Lencah Kec. Sungai Manau Kabupaten Merangin, (IAIN

STS Jambi: tahun 2004), hal 1-2

5

suku bugis di masa lalu Sawerigading sebagai sebuah konsep perkampungan yang

beliau bangun dan dipadu padankan dengan ajaran Islam mistis (tarekat). Konsep

pembangunan desa ini bisa diterapkan kembali, namun tidak banyak yang

mengetahui bagaimana Syekh Muhammad Said dalam membuka dan

mengembangkan sebuah desa. Dengan begitu peneliti ingin mengungkapnya, agar

dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi para pembaca. Penulis juga ingin

mengetahui apa yang membuat Syekh Muhammad Said datang ke Sumatera dan

memutuskan untuk menetap di Desa Tangkit Baru hingga akhir hayatnya, hal

inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara

mendalam.

Peneliti melakukan sebuah penelitian mengenai Syekh Muhammad Said

melalui pendekatan sejarah, yang memfokuskan kajian ini terhadap kehidupan

Syekh Muhammad Said dilihat dari aspek life story seorang tokoh. Syekh

Muhammad Said merupakan ulama asal Sulawesi Selatan, bukan hal yang tidak

mungkin baginya untuk menyebarkan dakwah hingga ke wilayah Jambi.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, hal ini memunculkan beberapat

pertanyaan mengenai, siapa Syekh Muhammad Said dan sejauh mana peran

dakwah yang dilakukan oleh Syekh Muhammad Said dalam menyebarkan agama

Islam. Dalam hal ini peneliti merasa tertarik untuk mengambil sebuah penelitian

mengenai Biografi Syekh Muhammad Said Dan Peranannya Dalam Dakwah

Islam di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi Tahun

1948-1992 (Kajian Difusi Sejarah).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, adapun topik

permasalahan yang akan dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana biografi Syekh Muhammad Said ?

2. Bagaimana pola penyebaran dawah Islam yang dilakukan oleh Syekh

Muhammad Said ?

3. Bagaimana peran Syekh Muhammad Said dalam dakwah Islam tahun ?

6

C. Batasan Masalah

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, penulis

membatasi masalah penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul

dan isi dalam penelitian ini. Oleh karena itu penulis hanya melakukan penelitian

mengenai dakwah Syekh Muhammad Said ditinjau melalui kajian studi tokoh

melalui pendekatan sejarah tahun 1948-1992 dari daerah Sulawesi Selatan hingga

ke Jambi tepatnya di Desa tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan peneliti melakukan

penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui biografi Syekh Muhammad Said.

2. Mengetahui jaringan dakwah Syekh Muhammad Said dari Sulawesi

Selatan hingga ke wilayah Jambi khususnya di Desa Tangkit baru

ditinjau melalui kajian difusi sejarah tahun 1948-1992.

3. Mengetahui bagaimana peran dakwah Syekh Muhammad Said dalam

menyebarkan ajaran Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah kepada

masyarakat.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk :

1. Menjadi sumber rujukan yang digunakan bagi penelitian terhadap

perjalanan dakwah yang akan dikaji melalui pendekatan studi tokoh

yang fokus pada kajian difusi sejarah.

2. Untuk memperkaya khazanah sejarah sosial keagamaan agar menjadi

bacaan yang berguna bagi para pembaca maupun masyarakat yang

ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Syekh Muhammad Said

perjalanan hidup serta dakwah yang dilakukan olehnya.

7

3. Diharapkan agar mampu membangkitkan kesadaran dalam berfikir di

kalangan umat Islam untuk lebih memacu semangat mengkaji dalam

bidang keagamaan, intelektual, maupun kebudayaan Islam.

4. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Humaniora.

F. Tinjauan Pustaka

Salah satu hal yang penting untuk dilakukan penulis dalam penelitian

ilmiah adalah melakukan tinjauan atas penelitian terdahulu atau prior research.

Prior research penting dilakukan untuk menghidai adanya duplikasi dalam

menulis kaya ilmiah , untuk membandingkan penelitian terdahulu dan melihat

perbedaan atau kesamaan dari penelitian yang akan di teliti, dan menggali

infomasi penelitian atas tema yang di tetapkan oleh peneliti sebelumnya.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis hingga saat ini terdapat beberapa karya

berupa hasil penelitian-penelitian terdahulu terkait peran dakwah para ulama di

Nusantara baik ulama terdahulu maupun ulama yang saat ini. Beberapa karya

tersebut diantaranya adalah:

Pertama, dalam skripsi yang ditulis oleh Fajar Sutrisno pada tahun 2015

dengan judul Habib Idrus al-Jufri (Peranannya di Kesultanan Jambi) yang

menjelaskan tentang latar belakang dari biografi tokoh Habib Idrus al-Jufri.

Dalam tulisan ini penulis juga membahas tentang gelombang imigrasi al-Jufri ke

Jambi dan asal usul gelar kebangsawanannya. Tidak hanya itu, penulis juga

menulis tentang peran serta kebijakan politik yang dilakukan oleh tokoh tersebut

di Kesultanan Jambi dengan menggunakan metodologi studi lapangan dengan

mengumpulkan, mengevaluasi, dan menganalisis fakta yang didapat di lapangan

selama proses penelitian. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian

yang telah dilakukan oleh penulis, dalam penelitian ini lebih memfokuskan latar

belakang Habib Idrus al-Jufri di Kesultanan Jambi, kehidupan politiknya, serta

peranannya di Kesultanan Jambi.14 Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan

14 Fajar Sutrisno, Habib Idrus al-Jufri (Peranannya di Kesultanan Jambi), (Jambi: IAIN

STS Jambi, 2015)

8

oleh penulis memfokuskan peranan seorang tokoh ulama terhadap perkembangan

dakwah Islam yang dilakukannya di beberapa tempat yang ia singgahi, meskipun

sama-sama ulama yang bukan berasal dari wilayah Jambi, namun kontribusinya

dalam perkembangan dan pembangunan sebuah desa sangat besar pengaruhnya

bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Abd Roni yang berjudul Peran Al-Habib

As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri (Pangeran Wirokusumo) dalam

Menyebarkan Agama Islam (Suatu Kegiatan Studi Tokoh di Kel. Olak Kemang

Kec. Danau Teluk Kota Jambi. Dalam penelitian ini menjelaskan secara jelas

mengenai penyebaran Islam di wilayah Seberang Kota jambi dibawah komando

Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri. Proses Islamisasi di Seberang

Kota Jambi berlangsung mudah dikarenakan beliau menikahi seorang wanita yang

merupakan anak dari Sulthan Ahmad Nazaruddin. Penelitian ini juga membahas

tentang peranan yang dilakukan oleh Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-

Jufri serta bagaimana proses penyebaran agama Islam yang dilakukannya dan apa

saja peninggalan Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri yang ada di

wilayah di Kel. Olak Kemang Kec. Danau Teluk Kota Jambi.15

Ketiga, dalam skripsi yang berjudul Eksistensi Tarekat Khalwatiyah

Samaniyahdalam Kehidupan Beragama Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru.

Penelitian ini menjelaskan tentang siapa tokoh yang membawakan tarekat ini

hingga masuk ke desa Tangkit Baru, keberadaan tarekat tersebut di kehidupan

masyarakatnya, tata cara beribadah dalam tarekat khalwatiyah samaniyah, serta

pengaruh tarekat tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.16 Dalam penelitian

yang ingin di teliti oleh penulis mengenai Syekh Muhammad Said serta

penanannya dalam dakwah Islam, penulis hanya memfokuskan kepada latar

belakang biografi, peranan tokoh ulama tersebut dalam dakwah yang

15 Abd Roni, Peran Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri (Pangeran

Wirokusumo) dalam Menyebarkan Agama Islam (Suatu Kegiatan Studi Tokoh di Kel. Olak

Kemang Kec. Danau Teluk Kota Jambi, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2011) 16 Supriyadi, Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyah dalam Kehidupan Beragama

Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2016)

9

dilakukannya, serta bagaimana proses dan pola penyebaran dakwah yang

dilakukannya di setiap tempat yang ia tempati.

Namun belum adanya penelitian yang terfokus membahas tentang peranan

Syekh Muhammad Said dalam dakwah Islam yang dilakukannya di beberapa

tempat yang beliau bangun. Untuk itu, penelitian ini penting untuk dilakukan dan

diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan kontribusi positif bagi

pengungkapan fakta tentang sejarah dan peranan Syekh Muhammad Said dalam

dakwah Islam di tahun 1948-1968 dari Sulawesi Selatan hingga ke wilayah Jambi

khususnya di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Penelitian ini merupakan penelitian studi tokoh yang bertujuan untuk

mrngkisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi terhadap seorang tokoh beserta ide

dan gagasannya, karya-karyanya yang monumental, dan bentuk aktivitas

sosialnya. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan beberapa konsep untuk

menghubungkan antara landasan teori dengan kenyataan yang terjadi sebagai

sebuah landasan tempat pengambilan pembahasan berdasarkan kenyataan yang

terjadi.

A. Biografi

Biografi merupakan sebuah sejarah atau riwayat hidup seseorang yang

ditulis oleh orang lain. Biografi mengambil peran dalam sejarah besar kehidupan

seorang tokoh, untuk itu penulisan biografi tidak akan pernah lepas dari peranan

sejarah didalamnya.17 Model penulisan biografi mengkaji seseorang tokoh dalam

hubungannya dengan masyarakat atau kelompok tertentu, watak dan sifatnya,

pengaruh pemikiran dan idenya, serta pembentukan karakter tokoh tersebut

selama dia masih hidup.18 Penelitian biografi termasuk kedalam jenis penelitian

sejarah. dalam pendekatan biografi, penulishendaknya mengumpulkan informasi

berdasarkan data dokumen maupun arsip-arsip. Pendekatan biografi ditujukan

untuk mengungkap pengalaman menarik atau yang sangat mempengaruhi

perubahan seseorang, serta berbagai macam kejadian dan pristiwa yang terjadi

dalam kehidupan seorang individu dimulai dari kelahiran hingga meninggal dunia.

Memahami dan mendalami kepribadian tokoh dituntut untuk mengetahui

latar belakang kehidupan sosial-kultural dimana tokoh tersbeut dibesarkan,

bagaimana proses pendidikan formal dan informalnya, serta watak orang yang ada

di sekitarnya. Untuk merekonstruksi biografis perlu penalaran yang sangat kuat,

17 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, Agustus 2003), hal 203 18 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal

6

11

dalam artian sejarawan mampu menempatkan dirinya seolah-olah berada di situasi

tokoh, bagaimana emosinya, motivasi, dan sikapnya, serta persepsi dan

konsepsinya. Lalu sejarawan juga dituntut untuk mengindahkan historical-

mindedness, yang mana sejarawan harus menempatkan diri mereka dalam konteks

zamannya. Kita diharapkan mengalihkan imajinasi ke masa itu untuk

mendapatkan suasananya.19

Kuntowijoyo menjelaskan bahwa dalam penulisan biografi hendaknya

mengungkap kepribadian tokoh tersebut, kekuatan sosial yang mendukungnya,

lukisan sejarah pada zamannya, dan keberuntungan serta kesempatan yang datang.

Dalam penulisan biografi juga perlu memperhatikan latar belakang keluarganya,

pendidikam, lingkungan sosial-budayanya, dan perkembangan diri tokoh tersebut

dilingkungannya.juga penting untuk menceritakan tikungan-tikungan yang

menentukan jalan hidup selanjutnya dan membawa perubahan penting dalam

hidup tokoh20

B. Tokoh

Tokoh merupakan seseorang yang memiliki pengaruh yang sangat besar di

masyarakat dengan karya-karyanya serta eksistensinya dalam masyarakat serta

memegang peranan penting dalam suatu bidang dalam aspek kehidupan tertentu di

dalam masyarakat. Menurut kamus etimologi bahasa Indonesia, menjelaskan

bahwa tokoh dikatakan sebagai seorang yang mampu dan berpengelaman.21

Arief Furchan menjelaskan seseorang layak disebut tokoh ketika ia mampu

berhasil dalam bidangnya yang ditunjukkan dengan karya-karyanya yang

monumental dan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat

serta diakui secara mutawatir, yang artinya dengan segala kelebihan dan

kekurangan tokoh tersebut masyarakatnya mampu memberikan sebuah apresiasi

positif dan mengidolakannya sebagai orang yang berhasil menjadi seorang tokoh

19 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi sejarah, 20Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, hal 206-207 21 Mohamad Ngatenan, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia (Semarang: Dahara Prize,

1990), hal 173

12

yang ditokohkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan sesuai dengan

bidangnya.22 Dalam menentukan seseorang tersebut layak disebut tokoh atau

tidak, menurut Syahrin Harahap ada tiga indikator. Pertama, integritas seorang

tokoh tersebut meliputi moralitasnya, keilmuan, kepemimpinan, dan

keberhasilannya dalam suatu bidang tertentu. Kedua, kontribusinya baik berupa

pemikiran ataupun lainnya. Ketiga, pengaruhnya dalam kelompok atau organisasi

masyarakat.23

Tokoh menjadikan dirinya sebagai seseorang yang berpengaruh bagi

manusia lainnya. Seorang tokoh menempatkan dirinya untuk menjadi kekuatan

yang mampu merubah cara pandang seseorang terhadap suatu permasalahan yang

ada didalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang tokoh mampu menyebarkan

pengaruh (influence) dengan pengetahuannya, doktrin, dan kata-kata yang

memiliki kekuatan besar untuk mepengaruhi banyak orang di lingkungannya.24

Hal inilah yang menjadi alasan besar mengapa seorang layak disebut dan diangkat

sebagai tokoh didalam kehidupan bermasyarakat.

C. Peranan

Peranan merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan kedudukan

seseorang di masyarakat. Jika seseorang tersebut menjalankan kewajiban-

kewajiban sesuai kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu peran. Sebuah

peran mampu membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat dan

organisasi didalam masyarakat. Peranan juga dikatakan sebagai prilaku individu

yang penting didalam struktur sosial.25 Menurut kamus besar bahasa Indonesia,

peranan merupakan suatu yang menjadi bagian atau memegang alih suatu keadaan

terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Peranan itu sendiri termasuk

kedalam aspek kedudukan (status), yang apabila seseorang melakukan atau

22 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal

11-13 23 Rahmadi, “Metde Studi Tokohdan Aplikasinya Dalam Penelitian Agama”, Vol. 18, No.

2, Juli-Desember 2019, Al- Banjari, hlm 274-295. 24 Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016), hal

409 25 Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi, hal 384-385

13

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia telah

menjalankan suatu peranan. Kepribadian seseorang itu sendiri juga sangat

berpengaruh terhadap peranan yang dijalankan.

Peranan dalam artian merupakan serangkaian peraturan-peraturan yang

membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan Peter Burke

mendefenisikan bahwa peranan sosial sebagai pola-pola atau seperangkat norma-

norma prilaku yang diharapkan dari seseorang yang telah menduduki suatu posisi

tertentu dalam sebuah struktur sosial.26 Teori ini juga beranggapan bahwa

seseorang dalam kehidupan bermasyarakat senantiasa berusaha melakukan peran

seperti yang dikehendaki oleh orang lain. Dengan demikian, identitas seseorang

sangat dipengaruhi oleh respons atas perlakuan dan harapan yang dikehendaki

orang lain terhadap dirinya. Peranan dalam sosiologi merupakan sebuah prilaku

atau tugas yang diharapkan dilaksanakan seseorang berdasarkan kedudukan atau

status yang dimilikinya. 27 Jadi, peranan merupakan kedudukam seseorang dalam

hubungannya dengan sesama manusia dalam suatu hubungan di dalam masyarakat

atau suatu kelompok organisasi. Sesuai dengan teori tersebut, peranan Syekh

Muhammad Said sebagai pendakwah yang memiliki pengajaran tarekat yang

dianutnya dan memiliki peran yang kuat dan berpengaruh di dalam kehidupan

bermasyarakat.

D. Ulama

Ulama adalah jama’ dari kata alim yang berarti terpelajar, dan ulama

dalam artian sebagai orang-orang yang diakui sebagai cendikiawan yang

memegang otoritas ilmu pengetahuan.28 Orang yang ahli dalam ilmu apa pun juga

dapat dikategorikan sebagai ulama, namun istilah tersebut berkembang sehingga

lebih banyak digunakan untuk menyebut mereka yang ahli dalam ilmu agama

Islam.

26 Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, Terj. Mestika Zed dan Zulfani (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2001), hal 68 27 Suntoyo Usman, Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi (Ypgyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015), hal 59 28 Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm 417.

14

Ulama di Indonesia menempati posisi penting dalam pendidikan dan

pembinaan moral masyarakat. Seseorang bisa dikatakan sebagai ulama apabila

mampu ,menguasai ilmu agama yang mantap. Peran penting seorang figur ulama

pada catatan sejarah di Indonesia, para ulama memiliki andil dalam melawan

penjajah, ulama menjadi pemimpin dan konseptor pahlawan terhadap imperialis.

Dapat dikatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan terwujud tanpa

perjuangan ulama dan umat Islam. Saat ini peran ulama bukan lagi memegang

andil dalam perperangan, melainkan berperan penting dalam membina moral

masyarakat, sebagai tangan kanan pemerintah,serta menjembatani umat Islam dan

Pemerintah.29

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Baharudin Hsubki, setelah

menganalisis pengertian ulama menurut Al-Qur’an dan Hadits dan beberapa ahli

seperti Ibnu Katsir dan lain-lain. menyimpulkan bahwa kriteria ulama itu

meliputi:30

1. Menguasai ilmu agama (tafaqquh fiddin) dan sanggup membimbing

umat, memberikan bekal ilmu keislaman yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Hadits, Ijma’, dan Qiyas.

2. Ikhlas melaksanakan ajaran Islam.

3. Mampu menghidupkan sunnah Rasul dengan mengembangkan Islam

secara kaffah.

4. Berakhlak baik, mampu berfikir kritis, sebagai pendorong masyarakat

agar melakukan perbatan yang positif, bertanggung jawab, dan

istiqomah dalam jalan dakwahnya.

5. Bejiwa besar, kuat mental dan fisik, hidup sederhana, amanah,

tawadhu’, memberikan kasih sayang terhadap sesama, mahabbah, serta

khasayyah dan tawakal kepada Allah SWT.

29 Abdul Aziz al-Badri, Peran Ulama dan Penguasa, Terj. Salim Muhammad Wahid, cet,

Ke-2, (Solo Indonesia: Pustaka Mantiq, 1987), hlm 9. 30 Moch Eksan, Kiai Kelanu: Biografi K.H. Muchith Muzadi (Yogyakarta: Lkis, 2000),

hal 2-3

15

6. Mampu memahami situasi yang ada serta mampu menjawab setiap

persoalan yang dihadapi oleh umatnya untuk kepeningan agama.

Berwawasan luas dan mampu menguasai berbagai cabang ilmu

pengetahuan. Dan memiliki sikap yang tawadu’.

7. Serta mampu menjadi contoh dan tauladan yang baik bagi para

pengikutnya.

E. Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu, da’a- yad’u-

da’watan yang berarti mengajak, menyeru, atau memanggil. Dakwah secara

terminologi, menurut Quraish Shihab adalah seruan atau ajakan untuk mencapai

keinsyafan atau sebuah usaha untuk mengubah suatu situasi kepada situasi yang

lebih baik, baik untuk pribadi maupun orang lain. Perwujudan dakwah bukan

hanya sekedar pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, namun

juga menuju sasaran yang lebih luas. Saat ini, dakwah juga harus lebih berperan

kedalam bentuk pelaksanaan ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh dalam segala

aspek.31

Adapun dakwah merupakan sutu bentuk aktivitas yang dilakukan secsra

sadar untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada orang lain. Dakwah

tidak hanya bentuk penyampaian, melainkan juga dapat menjarah ke berbagai hal

dalam setiap aspek kehidupan. Terdapat tiga metode oleh seorang da’i untuk

menyampaikan dakwahnya. Pertama, dakwah bil Al-Lisan yang mana dakwah ini

dilaksanakan melalui lisan seperti ceramah, khutbah, dasihat-nasihat, dan lain-

lain. Kedua, dakwah bil Al-Qalam yang mana dakwah ini dilaksanakan melalui

sebuah media seperti buku, surat kabar, maupun media sosial. Ketiga, dakwah bil

Al-Hal yang mana dakwah ini dilakukan melalui tindakan atau perbuatan yang

31 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2013), hal 1-4

16

nyata dari seorang da’i, nantinya dakwah ini dapat memberikan sebuah hasil yang

nantinya hasil tersebut mampu dirasakan dan dinikmati pleh masyarakatnya.32

F. Tarekat

Islam sebagaimana yang diajarkan kepada orang-orang Asia Tenggara

diwarnai dengan ajaran dan amalan sufi. Sejarawan telah mengemukakan bahwa

perkembangan tassauf merupakan salah satu faktor yang menyebabkan proses

Islamisasi besar yang terjadi di Asia Tenggara. Islam di Indonesia sendiri masih

diliputi dengan sikap-sikap sufistik dan kegemaran pada hal-hal yang

mengandung keramat. Mengunjungi tempat-tempat keramat seperti puncak

gunung, gua, pantai, dan makam dengan tujuan untuk memperoleh kekuatan

spiritual merupakan sebuah kegiatan yang sudah sejak lama menjadi bagian

penting dari kehidupan keagamaan seorang sufi. 33

Tarekat merupakan bagian dari ilmu tassauf, dimana para sufi

mengajarkan ajarn pokok tassauf yaitu syari’at, tarekat, hakikat, dan ma’rifat.

Tarekat itu sendiri merupakan pelaksanaan dari peraturan-peraturan syari’at Islam.

Tarekat sebagai bentuk proses penguatan nilai spiritual bagi para penganutnya.

Martin Van Bruinessen menjelaskan bahwa tarekat sebagai suatu intuisi belum

ada sebelum abad ke-8 H/14 M, yang berarti tarekat merupakan sebuah ajaran

baru yang tidak ada dalam ajaran Islam murni. Namun tarekat saling berkaitan

dengan ajaran rasulullah SAW, sesuai dengan kata tarekat itu sendiri secara

harfiah berarti sebuah jalan yang mengacu pada sistem latihan meditasi maupun

amalan (muroqobah, dzikir, wirid, dan sebagainya) yang dihubungkan dengan

guru sufi dan organisasi yang tumbuh di sekitar sufi.34 Imam Al-Ghazali

menegaskan bahwa tarekat merupakan sbuah organisasi dari pengikut para sufi-

sufi besar yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tassauf gurunya.

Tarekat ini memiliki suatu tempat yang digunakan sebagai sebuah tempat kegiatan

32 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, hal 11 33 Martin Van Bruinessen, Abdurrahman Wahid, Khab Kuning: Persantren dan Tarekat (

Bandung: MIZAN,1995-1999) , hal 187-192 34 Ris’an Rusli, Tassauf dan Tarekat (Palembang: PT Raja Grafindo Persada), hal 184

17

yang disebut dengan ribath. Tempat ini digunakan untuk berkumpul dan

melestarikan ajaran tassauf walinya dan syekhnya.35

35 Ris’an Rusli, Tassauf dan Tarekat, hal 189

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif (penelitian

lapangan). Penelitian Deskriptif bermaksud untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan sejumlah peristiwa-peristiwa sejarah yang berkenaan dengan

masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor, bahwa penelitian kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang meghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian ini

mengarah kepada latar belakang individu secara holistik (utuh), dalam artian

memandang tokoh tersebut dalam suatu yang utuh.36

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah biografi, yang

mana peneliti mengkaji seorang tokoh derdasarkan kehidupan seseorang. Kajian

mengenai tokoh harus menggunakan kaidah-kaidah dalam kajian kesejarahan

yang tidak lepas dari ruang dan waktu beserta fakta-fakta sejarahnya.37 Dalam hal

ini, penulis akan mengkaji tokoh tersebut berkaitan dengan kehidupannya,

hubungannya dengan masyarakat, watak dan pengaruh pemikiran dan idenya,

hingga akhir hayatnya. Penelitian sejarah juga melihat catatan hidup seorang

tokoh dalam konteks individual life story. Meskipun penelitian ini merupakan

penelitian sejarah, namun dalam proses penelitiannya tidak lepas dalam kaidah-

kaidah studi tokoh.

Penelitian biografi, penulis dituntut untuk memahami situasi dan kondisi

seorang tokoh pada zamannya. Dalam hal ini, peneliti mengharuskan dirinya

36 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), hlm 4-5 37 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal

25

19

untuk membangkitkan daya imajinasi agar bisa masuk dan meresapi suasana yang

terjadi pada situasi tokoh di zamannya.

Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber lisan dan

tradisi lisan. Sumber lisan merupakan suat cara atau teknik dalam mengumpulkan

data dalam penelitian sejarah yang dilakukan oleh seorang pewawancara terhadap

orang yang memiliki informasi atau disebut dengan informan.38 Hasil informasi

yang didapatkan melalui informan selanjutnya direkam oleh peneliti yang

nantinya data itu akan digunakan sebagai bahan dalam penulisan sejarah.39 Tradisi

lisan dalam penelitian ini adalah sebuah cerita atau pengkisahan yang diujarkan

pada informen dari mulut ke mulut. Yang mana tradisi lisan akan di lestarikan dari

satu generasi ke generasi setelahnya.

Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

sejarah, terdapat empat metode dalam metode sejarah diantaranya adalah

heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.

B. Metode Sejarah

Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian

dengan melakukan proses pengujian dan menganalisis kesaksian sejarah guna

untuk menemukan data yang otentik dan valid, serta hasilnya dapat dituangkan

dalam bentuk tertulis.40 Langkah-langkah metode sejarah diantara lain :

1. Heuristik

Heuristik ini merupakan proses pengumpulan data, untuk mendapatkan

hasil dalam proses pengumpulan data. Peneliti menggunakan langkah-langkah

diantaranya adalah:

38 Sartono W.Pranoto, Teori &Metode Sejarah, (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2014), hal 11 39 Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah:Dari Riset Hingga Penulisan,

(Yogyakarta: Magnup Pustaka Utama, 2018), hal 47 40 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), hlm. 44.

20

a) Observasi atau Pengamatan.

Observasi merupakan suatu teknik dalam pengumpulan data yang

dilakukan guna untuk memperoleh informasi tentang objek penelitian. Observasi

adalah suatu metode atau cara mengamati dan mencatat langsung secara sistematis

terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki, pengamatan yang dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung.41 Langkah ini dilakukan agar dapat memperoleh

informasi dan data yang valid, akurat, dan sesuai dengan apa yang dilihat. Dalam

penelitian studi tokoh, teknik observasi sangat berguna untuk mengetahui secara

langsung hasil dan pengaruh yang dilakukan oleh Syekh Muhammad Said di

wilayah tersebut. Observasi awal, peneliti mengumpulakan beberapa sumber

sebelum mengadakan riset penelitian. Diantaranya adalah website resmi Desa

Tangkit Baru, skripsi yang berjudul Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyah

dalam kehidupan masyarakat bugis di Desa Tangkit Baru, serta buku pedoman

Desa Tangkit Baru.

b) Wawancara (intervew)

Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan antara dua orang atau

lebih berhadapan secara fisik dan bertatap muka.42 Wawancara merupakan teknik

dalam penelitian kualitatif, teknik ini berguna dalam pengumpulan data dengan

melakukan tanya jawab terhadap responden untuk menemukan dan menggali

informasi yang diperlukan oleh peneliti sesuai dengan tema penelitiannya. Dalam

hal ini peneliti menggunakan wawancara tidak langsung, yang dilakukan oleh

peneliti terhadap orang lain yang mengetahui tentang kegiatan keseharian seorang

tokoh yang dalam hal ini adalah informan.43

41 Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, (Jambi: Sulthan Thaha press

IAIN Jambi, 2007), hal 42 Lasa HS dan Uminurida Sucianti, Kamus Kepustakawanan Indoneisa, (Yogyakarta:

Calpulis, 2009), hal 353 43 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, hal

52-53

21

Dalam proses wawancara peneliti menggunakan bahasa Indonesia atau

bahasa daerah setempat agar lebih akrab terhadap responden. Peneliti

mewawancarai beberapa informan diantaranya adalah:

1) Andi Zainal Abidin (Puang Fetta Rabbi) : Kepala Desa Tangkit Baru sekaligus

sebagai guru mursyid ke 44 dari Tarekat Khalwatiyyah Samaniyyah dan anak

Syekh Muhammad Said yang ke 7.

2) Andi Martunis (Puang Fetta Haidir Bau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang

ke 5

3) Andi Samsu Bahru (Puang Fetta Haji Jaga) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang

ke 2

4) Andi Pajung (Puang Fetta Sulaifi) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang

ke 8

5) Andi Pawelangi (Puang Fetta Kasau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said.

6) Adbul Ghani : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus pelaku

sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said secara

langsung.

7) Abdurrahman IP : Sekretaris Desa Tangkit Baru, sekaligus anak dari pendiri

Desa Tangkit Baru

8) Puang Badruddin : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus

pelaku sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said

secara langsung.

9) H. Baso Patolai : Anak dari pendiri Desa Tangkit Baru

10) Abdul Kadir : Keluarga Puang Muhammad

11) Andi Sarmadan : cucu ke 4 dari anak Syekh Muhammad Said yang ke 2.

22

c) Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode dengan mengumpulkan data

melalui dokumentasi berupa gambar, rekaman, dan lainnya dengan menggunakan

alat khusus untuk mendapatkannya. Metode ini bertujuan untuk melengkapi

metode observasi dan wawancara dalam proses pengumpulan data.44 Tahap ini,

peneliti menggunakan recorder dan kamera selama proses pengambilan data

dokumentasi. Adapun data dokumentasi yang penulis dapatkan adalah gambar

kondisi lingkungan Desa Tangkit Baru, Makam Puang Muhammad, pengambilan

gambar bersama narasumber, kitab perukunan sholat milik Puang Muhammad,

dan foto Puang Muhammad beserta foto gurunya.

Tahap pengumpulan data bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam

mengumpulkan dan mencari data dilapangan dengan bukti-bukti yang valid. Pada

tahap ini, peneliti mewawancarai responden-responden yang menjadi sumber data

penelitian, atau mengobservasi sesuatu keadaan, suasana, peristiwa, atau tingkah

laku, atau bisa juga dengan menghimpun, memeriksa, mencatat dokumen

dokumen yang terkait dengan sumber data yang diperlukan selama proses

penelitian.

Berdasarkan uraian di atas maka sumber-sumber yang digunakan dalam

tahap heuristik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumber primer dan

sumber sekunder.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian adalah sumber yang disampaikan oleh saksi

sejarah berupa sumber lisan yang dianggap primer yang didapatkan dalam proses

wawancaran, data ini bisa diambil dari pelaku sejarah ataupun orang-orang

terdekatnya seperti para sahabat atau kerabat yang hidup sezaman dengan tokoh

tersebut.45 Dalam penelitian ini penulis mendapatkan sumber lisan dari pelaku

44 Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, hal 45 Dudung Abdurahman,Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak,

2011), hal 105

23

sejarah seperti anak-anaknya, keluarga dan kerabat dekatnya, serta beberapa orang

yang mengenal Syekh Muhammad Said.

2. Data Sekunder

Sumber sekunder ini merupakan sumber yang diambil secara tidak

langsung dari sumbernya. Sumber sekunder atau sumber pendukung, bisa dalam

bentuk dokumen dan beberapa karya monumental yang dihasilkan oleh tokoh

tersebut, dalam hal ini penulis mengambil sumber sekunder yang merupakan

sebuah desa dan lingkungan masyarakat yang ditinggalkan oleh tokoh tersebut

sebagai bentuk peninggalan yang tampak hingga saat ini, karya tulis mengenai

perukunan sholat milik Syekh Muhammad Said sendiri, serta terdapat pula

makam beliau yang dianggap keramat oleh masyarakat di Desa Tangkit Baru.

Sumber data merupakan sumber dimana data itu dapat diperoleh selama

proses penelitian. Sumber data didalam penelitian ini meliputi tokoh agama

seperti ke lima anak Syekh Muhammad Said, para kerabatnya, yang pernah

sezaman dengannya, serta orang-orang yang mengenal tokoh Syekh Muhammad

Said, data dokumen dari kantor Kepala Desa Tagkit Baru, dokumen dari rumah

tinggi Bola Loppoe, dan beberapa sumber lainnya.

2. Verifikasi (Kritik sumber)

Setelah mendapatkan sumber penelitian, langkah selanjutnya adalah

melakukan kritik sumber. Verifikasi terbagi menjadi dua yaitu kritik intern dan

kritik ekstern. Kritik intern merupakan kritik yang mengacu kepada kredibilitas

sumber, kritik ini ditujukan untuk memahami sisi teks. Kritik ekstern merupakan

usaha untuk mendapatkan otentisitas sumber dengan melakukan fisik terhadap

suatu sumber.46 Untuk menentukan otentisitas sumber, peneliti dapat mengajukan

beberapa pertanyaan antara lain: 1) kapan sumber itu dibuat, 2) dimana sumber itu

46 Suhartono W. Pranoto. Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006),

hal 35-37

24

dibuat dan ditemukan, 3) siapa yang membuat, dan lain sebagainya.47 Lalu barulah

peneliti melakukan tahap verifikasi dengan tujuan untuk memperoleh keabsahan

sumber.48 Namun dalam penelitian mengenai tokoh, untuk mengecek keabsahan

data peneliti menggunakan cara dengan kredibilitas data. Ini merupakan upaya

peneliti untuk menjamin keabsahan data dengan cara mengkonfirmasikan data

yang telah diperoleh terhadap subyek penelitian. Hal ini bertujuan untuk

membuktikan bahwa apa yang ditemukan sesuai dengan data yang sesungguhnya

atau mengandung kebenaran.

Peneliti memerlukan Triangulasi data atau mengecek keabsahan data,

dengan membandingkan berbagai sumber dari luar. Ini dilakukan dengan dua

cara. Dengan triangulasi data yaitu membandingkan data hasil pengamatan

dengan data wawancara, hasil wawancara dengan dokumentasi, atau data hasil

wawancara dengan data dokumentasi. Dalam hal ini, penulis melakukan

tiangulasi data dengan informasi yang telah diperoleh di awal penelitian melalui

website resmi Desa Tangkit Baru, Facebook, buku panduan desa, dan beberapa

informen. Lalu peneliti membandingkan dengan data dokumen, disini peneliti

menggunakan dokumen terkait haul Puang Muhammad, dan buku mengenai

biografi Puang Muhammad yang ditulis langsung oleh anaknya yang bernama

Andi Zainal Abidin. Kemudian barulah membandingkannya dengan data

wawancara kepada informan ketika di lapangan.

Triangulasi metode yaitu dengan mengecek derajat kepercayaan dengan beberapa

teknik pengumpulan data, dan mengecek derajat kepercayaan dengan beberapa

sumber data. Lalu dengan pengecekan sejawat, mendiskusikan data yang telah

diperoleh dengan pihak yang mengenal lebih dalam tokoh tersebut. Peneliti juga

harus menentukan keukupan data yang di peroleh, ini digunakan untuk melacak

kecocokan hasil analisis data agar hasi penelitian lebih terpercaya. Selanjutnya,

dengan melakukan pengecekan anggota. Hal ini peneliti diharuskan untuk

melibatkan informen untuk mengecek keabsahan data dalam hal penafsiran,

47 Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah:Dari Riset Hingga Penulisan,

hal 75 48 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, hlm. 58-59.

25

analisis, dan kesimpulan. Informen yang terlibat dimanfaatkan untuk memberikan

reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah

disusun peneliti.49

3. Interpretasi (Analisis Fakta Sejarah)

Interpretasi adalah upaya penafsiran atas fakta-fakta sejarah dalam

kerangka rekonstruksi realitas masa lampau yang dapat memberikan hubungan

antar fakta-fakta. Interpretasi juga dibagi menjadi dua macam, yaitu analisis yang

berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan.50Analisis dalam sejarah

itu sendiri bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh

dari sumber-sumber sejarah dan bersamaan dengan teori lalu disusunlah fakta itu

kedalam suatu interprestasi yang menyeluruh.51 Lalu ada analisis sintesis yang

merupakan proses menyatukan semua fakta yang telah diperoleh sehingga tersusun

sebuah kronologi peristiwa dalam bentukrekonstriksi sejarah.52 Dalam membuat

cerita sejarah, sejarawan harus mampu melakukan eksplanasi sejarah, yang mana

eksplanasi sejarah merupakan penjelasan dalam cerita sejarah. Dalam hal ini,

peneliti melakukan pengelompokkan, memberi tanda/kode, dan mengkategorikan

data sehingga peneliti mendapatkan hipotesis mendasar atas penelitian yang akan

diteliti.

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Historiografi ini merupakan tahap terakhir dalam metodologi sejarah.

peneliti memilih untuk menyajikan hasil penelitian ini dalam bentuk tulisan

sejarah. Historiografi mencakup penulisan, pemaparan, serta pelaporan hasil

penelitian yang telah dilakukan. Proses penulisannya memperhatikan aspek

kronologis sehingga menjadi suatu rangkaian sejarah yang utuh dan dapat

49 Arief Furchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh,

hal 75-81 50 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu sejarah, (Yogyakarta : Yayasan Bentang Budata, 1995),

hal 78 51 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, hal 114 52 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, hal 103

26

dipahami.53 Dalam penulisan sejarah, penulis harus menggambarkan secara jelas

mengenai kronologis suatu peristiwa sejarah dengan menggunakan tahapan

metode penelitian ilmiah secara sistematis. Layaknya laporan ilmiah, dengan

penulisan yang memberikan gambaran yang tepat dan jelas berkaitan proses

penelitian dari awal perencanaan hingga penarikan kesimpulan.54 Kuntowijoyo

menjelaskan, dalam penulisan sejarah hendaknya memuat pengantar, hasil

penelitian dan kesimpulan, sehingga teriptalah hasil karya ilmiah yang

sistematis.55

Meskipun penelitian ini menggunakan metode sejarah dalam

penulisannya, namun kaidah-kaidahnya tetap mengacu kepada penelitin studi

tokoh. Yang mana menurut Syahrin Harahap dalam penulisan laporan penelitian

studi tokoh harus didasarkan atas tiga prinsip. Pertama, kesatuan. Kesatuan yang

baik ialah keterkaitan antara isi dan judul, diharuskan ada gagasan tunggal yang

mendominasi seluruh uraian. Kedua, pertautan. hal ini dignakan untuk

menunjukkan urutan bagian uraian yang saling berkaitan antara satu bagian

dengan bagian yang lain. Untuk menciptkan pertautan diperlukan ungkapan yang

saling menyambung dalam merangkai kata-kata, lalu mensejajarkan unsur kalimat

yang sejenis dengan ungkapan yang sama, dan hindari pengulangan kata yang

terlalu banyak. Ketiga, titik berat. dengan melihat bagian-bgian yang penting

dalam tulisan yang perlu untuk diperhatikan.56

53 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, hal 108 54 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, hal 117 55 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu sejarah, hal 107 56 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh dan Penulisan Biografi, hal 68-69

27

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Biografi Syekh Muhammad Said

1. Keluarga

Syekh Muhammad Said atau akrab di panggil Puang Muhammad lahir dari

keluarga yang agamis dan terpandang. Kakek dari ayahnya bernama Imam Makka

yang merupakan seorang tokoh agama yang cukup disegani di lingkungannya, dan

neneknya bernama Indo’ Maek. Kakek dari ibunya bernama Imam Sakke dan

neneknya bernama Sitti Hafifah. Imam Sakke merupakan keturunan arab

campuran dari nenek buyutnya yang bernama Bau Habibah binti Tubagus

Maulana yang merupakan cucu dari Syekh Yusuf Al-Makassari. Masih ada

hubungan darah dengan Fatimah binti Muhammad Rasulullah SAW. Akan tetapi,

nasab keturunan Raslullah SAW itu terputus dari nenek buyutnya. Menurut suku

Bugis, gelar Imam merupakan sebuah tanda penghormatan dan kemuliaan yang

disandingkan oleh seseorang yang telah dianggap layak. Gelar imam didapati oleh

seseorang yang diakui kepemimpinannya, dihormati, disegani, dan dicintai oleh

masyarakat di lingkungannya. Pernyatan ini berdasarkan pada hasil wawancara

oleh Bapak Abdul Ghani :

“Puang Muhammad itu lahir di keluarga yang agamis. Kakek dari

ayahnya bernama Imam Makka dan neneknya bernama Indo’ Maek. Lalu

kakek dari ibunya bernama Imam Sakke dan neneknya bernama Sitti

Hafifah. Kakeknya itu masih ada pertalian darah dengan Rasulullah SAW.

Nenek buyut Imam Sakke yang bernama Bau Habibah binti Tubagus

Maulana adalah cucu dari Syekh Yusuf al-Makassari keturunan dari

Rasulullah SAW. namun karena nasabnya itu terputus dari nenek

buyutnya, jadi masih ada hubungan darah hanya saja bukan dari

keturunannya yang laki-laki... Keluarga Puang Muhammad itu sangat

disegani, terpandang, dicintai, pokoknya keluarganya itu sangat dihormati

lah di masyarakat...”57

57 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit

Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad)

28

Ayah Puang Muhammad bernama Muhammad Yunus Daeng Pabilla anak

dari Imam Makka dan ibunya bernama Maddanaca anak dari Imam Sakke.

Muhammad Yunus dan isterinya memiliki empat orang anak yang bernama Sitti

Aisyah, Muhammad Said Daeng Mallino, Sitti Ruqayah, dan Umi Kalsum.

“...Ayahnya bernama Muhammad Yunus Daeng Pabilla dan

Maddanaca nama ibunya. Puang Muhammad itu anak satu-satunya laki-

laki dari empat bersaudara. Siti Aisyah anak pertamanya, beliau anak

kedua, lalu Siti Rukayyah anak ketiga, dan yang terakhir itu adalah Ummi

Kalsum...”58

Puang Muhammad lahir di Desa Liu, Turung Pakkae Kec. Meja Uleng

Kab. Wajo, Sulawesi Selatan pada tahun 1915. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara oleh Bapak Andi Zainal Abidin (Puang Petta Billa’) dan Bapak

Badruddin

“Ayah saya itu lahir di Desa Liu desa kecil di Wajo, tanggal

lahirnya tidak terlalu jelas namun tahun nya 1915...”59

“... Puang Muhammad itu lahir tahun 1915 di Wajo, nama desanya

itu Desa Liu, desa kecil biasa ...”60

Pernyataan itupun senada dengan dokumen mengenai biografi singkat

Puang Muhammad milik Desa Tangkit Baru yang dibacakan pada Haul Puang

Muhammad yang ke-26 tahun pada tanggal 08 Oktober 2018, yang merupakan

hari meninggalnya Puang Muhammad. Bahwa Pung Muhammad Said di lahirkan

di Desa Liu, Turungpakkae, Kecaatan Majauleng, Kabupaten Wajo Provinsi

Sulawesi Selatan pada tahun 1915.

Pernikahan pertama Puang Muhammad saat usianya masih 15 tahun

bersama seorang gadis yang bernama Imagetta Putri. Selama kurang lebih satu

tahun pernikahannya, istri Puang Muhammad meninggal dunia bersama anak

yang dikandungnya. Pernikahan keduanya saat perjalanan pertama Puang

Muhammad di Lamoga sawitto, oleh seorang cucu dari teman ayahnya yang

58 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit

Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad) 59 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB (anak Puang Muhammad ke-7) 60

29

bernama Andi Mardjan yang saat itu masih berusia 15 tahun. Andi Mardjan atau

biasa dipanggil Puang Naca adalah keturunan bangsawan Bugis yang bernama

Andi Pawwellangi Petta Arung Matoae Datu Akkajeng. Pada tahun 1939,

pernikahan Puang Muhammad dilangsungkan dengan penuh berkah dan

kebahagiaan. Lalu mereka dikaruniai 8 orang anak laki-laki yang bernama Andi

Tolla, Andi Samsul Bahru, Andi Sanisiyyu, Andi Pawellangi, Andi Baso

Martunis, Andi Abdussalam, Andi Zainal Abidin, dan Andi Pajung. Anaknya

yang bernama Andi Tolla dan Andi Sanisiyu telah meninggal dunia. Pernyataan

ini berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Abdul Ghani :

“... Istri pertama Puang Muhammad itu bernama Imagetta Putri,

setelah kurang lebih satu tahun lalu istrinya meninggal dunia saat

melahirkan anaknya ... Pernikahan keduanya bersama Andi Mardjan di

Lamoga Sawitto, Andi Mardjan itu seorang keturunan bangsawan bugis

dari Andi Pawwellangi Petta Arung Matoe Datu Akkajeng. Tahun 1939

menikahlah mereka, dari pernikahan mereka itu melahirkan delapan orang

anak laki-laki. Anaknya bernama Andi Tola dan Andi Sanisiyu telah

meninggal dunia, jadi yang masih hidup hanya tinggal enam orang

saja...”61

Silsilah Keturunan Syekh Muhammad Said bin Syekh Muhammad

Yunus Dari Rasulullah SAW. 62

1. Sayyidina Muhammad Saw

2. Fatimah Az-Zahra Binti Rasulullah SAW

3. Sayyidina Husein bin Ali Ibn Thalib

4. Sayyidina Ali Zainal Abidin

5. Sayyidina Muhammad Al-Baqir

6. Sayyidina Ja’far As-Shidiq

61 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit

Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad) 62 Data Dokumentasi Silsilah Keturunan Syekh Muhammad Said bin Muhammad Yunus,

pada Andi Samsu Bahru atau Puang Fetta Jaga.

30

7. Sayyidina Ali Al Uraidi

8. Sayyidina Muhammad Annaqib

9. Sayyidina Isa Arrumi

10. Sayyidina Ahmad al Muhajir

11. Sayyidina Ubaidillah

12. Sayyid Alwi

13. Sayyid Muhammad

14. Sayyid Alwi

15. Sayyid Kala Qasam

16. Muhammad Shohib

17. Sayyid Alwi

18. Sayyid Abdul Malik

19. Maulana Abdullah

20. Maulana Ahmad

21. Syekh al-Habib Jamaluddin al-Akbar al-Husaini

22. Maulana Ali Nur Alam

23. Maulana Abdullah Umdatuddin

24. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)

25. Maulana Hasanuddin

26. Maulana Yusuf

27. Maulana Muhammad

31

28. Sulthan Abdul Mufakir

29. Sultan Abdul Ma’ali

30. Syultan Ageng Tirta Yasa

31. Ratu Ayu Dahlia (Isteri Syekh Yusuf al-Makassari)

32. Tubgus Maulana

33. Bau Habibah (Siti Habibah)

34. Lakasi Arung Sigeri Fetta Fonggawae Ri Bone (Kerajaan Bone )

35. Abdullahi Munir Samsul Arifin

36. Abdullah

37. Abdul Latif

38. Abdul Razak (Imam Sakke)

39. Maddanaca

40. Syekh Muhammad Said bin Syekh Muhammad Yunus

41. ke-8 orang anaknya

2. Pendidikan

Puang Muhammad pernah menempuh pendidikan di Persantren As’adiyah

Sengkeng Sulawesi Selatan kurang lebih pada tahun 1928, dan menempuh

pendidikan di persantren selama kurang lebih empat tahun. Selain itu, Muhammad

Said pernah berguru dengan seorang sufi di Lafeo Mandar yang bernama KH.

Muhammad Tahir atau yang dikenal dengan nama Puang Imang Lafeo.63 Sebelum

akhirnya Muhammad Said berguru dengan Syekh Abu Bakri atau Puang Labbang

dan menjadi penganut tarekat.

63 Data Dokumen mengenai biografi singkat Puang Muhammad, pada HAUL ke-26

Tahun 2018

32

“Beliau pernah bersekolah di pesantren As’adiyah Singkang di

Sulawesi Selatan selama kurang lebih empat tahun. Setelah dari sana, dia

juga pernah berguru bersama Puang Imang Lafeo. Lalu dia berguru

bersama Syekh Abu Bakri atau Puang Labbang dan kepada para auliya’.

Dan tidak ada riwayat pendidikan lain, ya hanya itulah yang saya tahu.”64

Syekh Abu Bakri Daeng Mallabbang merupakan seorang guru mursyid di

perhimpunan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah yang dibawakan oleh Syekh

Abdul Karim As-Samman. Puang Muhammad diangkat menjadi seorang murid

kemudian khalifah untuk menyampaikan ajarannya. Sampai akhirnya di tanggal

10 Juni 1967 Puang Muhammad diberikan amanah oleh gurunya Syekh Abu

Bakri untuk menjadi guru Mursyid ke-43 Tarekat Khalwatiyyah Sammaniyah.65

Lalu berubahlah namanya menjadi Syekh Muhammad Said Tajul Khalwati.

Ajaran ini akan disampaikan secara turun temurun, namun kabarnya Tarekat ini

telah tutup pada mursyid ke-44 yaitu kepada anak-anaknya. Akan tetapi ajarannya

masih terus di pertahankan dan dilestarikan sebagai bentuk penghormatan kepada

guru-guru mursyid perhimpunan Tarekat Khalwatiyyah Sammaniyah ini.

3. Sifat dan Karakter

Puang Muhammad dikenal memiliki sifat peduli terhadap sesama, tidak

membeda-bedakan antara keluarga dan masyarakatnya, disiplin dan ketat dengan

syari’at, bertanggung jawab, memiliki rasa solidaritas yang kuat, dan tidak mudah

menyerah. Sikap ini yang selalu ditanamkan oleh ayahnya dari dalam diri

Muhammad Said sejak masih kecil. Puang Muhammad tampak dengan pancaran

aura yang tegas dan kharismatik. Puang Muhammad selalu memberikan nasehat

yang baik bagi masyarakatnya, dan setiap yang beliau katakan dan perintahkan

selalu di ikuti dengan baik oleh masyarakatnya. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara kepada Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi

“...Puang Muhammad itu orangnya sangat peduli kepada sesama

dan tidak membeda-bedakan antara keluarga dan masyarakatnya.

64 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB (anak Puang Muhammad ke-7) 65 Data Dokumen mengenai biografi singkat Puang Muhammad, pada HAUL ke-26

Tahun 2018

33

Orangnya sangat disiplin dan ketat dengan syari’at apalagi dalam hal

sholat, orangnya bertanggung jawab dalam mengerjakan suatu hal,

merangkul kami semua, dia selalu mengajak kami untuk selalu bergotong

royong dan mengerjakan sesuat secara bersama-sama, dan pentang

menyerah. Puang Muhammad itu orangnya berkharismatik, beliau itu

selalu meberikan kami nasehat yang baik, dan apa yang beliau katakan

atau perintahkan kami tidak pernah bantah dan selalu menurutinya.”66

Pernyataan itu senada dengan pernyataan oleh beberapa narasumber

“...beliau itu orangnya disiplin, tidak pernah main-main soal agama

dan syariat, dia tidak membeda-bedakan meski itu dengan anaknya. Beliau

selalu mmberikan nasehat-nasehat, orangnya juga berkharismatik...”67

“...Puang Muhammad itu disiplin orangnya, apalagi kalau soal

ibadah sholat... Orangnya juga tidak pernah membeda-bedakan

siapapun...”68

Puang Muhammad memiliki perawakan yang tampan, rapih, dan

berwibawa, dengan bola matanya yang tajam dan menusuk, giginya tersusun rapih

dan rata, dengan garis alis yang tebal dan terukir indah menambah citra

kewibawaannya, hidung mancungnya menandakan adanya garis keturunan arab

yang mengalir didalam tubuhnya. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara

kepada H. Baso Patolai

“... Beliau itu alisnya tebal, hidungnya mancung, kulitnya sawo

matang, tampan, penampilannya yang rapih. Puang Muhammad itu ketika

dia menatap kita, tatapannya tajam dan menusuk. Terlihat sangat

berwibawa dan kharismatik, karena dia ada keturunan arabnya mungkin

karena itu wajahnya sedikit terlihat seperti orang arab.”69

4. Peristiwa-Peristiwa Penting Sykeh Muhammad Said

Penulis akan memberikan uraian mengenai peristiwa penting dalam

kehidupan Syekh Muhammad Said, dari beliau masih berada diSulawesi Selatan

hingga ke wilayah Jambi.

66 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi anak

ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49 WIB 67 Berdasarkan data wawancara dari Puang Abdul Ghani, RT.02 Parit 2 Desa Tangkit

Baru, Senin, 27 Maret 2021 pukul 13.15-15.45 WIB (saudara sepupu Puang Muhammad) 68 Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Baso Patolai dan Andi Sarmadan, Hari kamis.

01 Maret 2021, ja 13.00-15.20 WIB 69 Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Baso Patolai (Pimpinan Pondok Persantren

Raudlatul Muhajirin) dan Andi Sarmadan, Hari kamis. 01 Maret 2021, ja 13.00-15.20 WIB

34

a. Mendapatkan Amanah Menjadi Guru Mursyid

Puang Muhammad masuk kedalam organisasi Tarekat Khalwatiyah

Samaniyah sejak tahun 1943 ketika beliau di Pangkep. Guru yang mengajarkan

Tarekat Khalwatiyah Samaniyah adalah Syekh Abu Bakri atau biasa di panggil

Puang Labbang. Puang Muhammad dibaiat menjadi seorang suluk dalam

persaudataan Tarekat Khalwatiyah Samaniyyah Al-Mu’tabaroh oleh Syekh Abu

Bakri. Puang Muhammad kemudian diangkat menjadi seorang khalifah dan

mampu mengajarkan amalan-amalan yang beliau dapatkan dari Puang Labbang

kepada para muridnya. Tahun 1970, Puang Muhammad diminta untuk kembali ke

Sulawesi oleh gurunya. Puang Labbang saat itu merasa bahwa hidupnya sudah

tidak akan lama lagi. Puang Labbang telah mendapatkan petunjuk bahwa beliau

harus memindahkan posisi guru mursyid kepada Puang Muhammad sebelum

beliau wafat. Puang Labbang menutup usia tidak lama setelah membaiat Puang

Muhammad pada usia ke 81 tahun. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara

dari Puang Badruddin

“... Puang Muhammad menerima ajaran spiritual, yaitu Tarekat

Khalwatiyah Saman oleh Syeh Abu Bakrein atau biasa di panggil Puang

Labbang ketika beliau berada di Wanua Pangkep. Puang Muhammad

diangkat menjadi suluk lalu menjadi khalifah dan mengajarkan amalan-

amalan kepada para muridnya. Hingga Puang Muhammad dibaiat menjadi

seorang guru mursyid ketika Puang Labbang memanggilnya untuk kembali

ke Sulawesi. Saat itu Puang Muhammad sudah ada di Desa Tangkit Baru

tahun 1970-an dipanggillah dia ke Sulawesi, karena telah ada petunjuk

bahwa Puang Labbang hidupnya tidak akan lama lagi ...” 70

Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Samsu

Bahru.

“... Puang Labbang saat itu sudah tua, dan dia meminta Puang

Muhammad untuk pulang ke Sulawesi. Karena Puang Labbang telah

mendapatkan petunjuk bahwa hidupnya tidak lama lagi, dan harus segera

memindahkan posisi guru mursyid kepada Puang Muhammad... karena itu

sudah petunjuk yang Allah turunkan langsung, dibilang alasannya kenapa

ya hanya Allah yang mengetahui dan kita pun tidak tahu alasannya

70 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021

pukul 13.00 – 14.00 WIB

35

mengapa. Lalu diangkatlah Puang Muhammad menjadi guru mursyid, tak

lama itu Puang Labbang meninggal dunia pada usia 81 tahun...”71

Puang Muhammad membawa Tarekat Khalwatiyah Samaniyah ini dan

mendaftarkannya di persatuan Tarekat Mukhtabarah tahun 1975, dan di sahkan

oleh organisasi perhimpunan Tarekat Mukhtabarah. Tarekat Khalwatiyah

Samaniyah ini masuk dalam urutan ke 12. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara kepada Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi.

“Tarekat Khalwatiyah Saman ini dibawa oleh Puang Muhammad

dan didaftarkan kedalam perhimpunan Tarekat Mukhtabarah Tahun 1975

nomor urut ke 12...”72

b. Peristiwa Berdarah 1947-1948

Sulawesi Selatan pada tahun 1947-1948 terkenal dengan peristiwa

pemberontakan yang dilakukan oleh tentara DST-KNIL yang di komando oleh

Raymond Piarre Paul Westerling. Tidak hanya mereka, melainkan juga para polisi

desa, pemangku adat, dan semua yang berpihak keada Belanda. Banyak dari

mereka yang kehilangan nyawanya, keluarga, dan harta bendanya.

Puang Muhammad beserta rombongan selama tiga tahun merantau,

mereka pun kembali ke Kabupaten Wajo. Puang Muhammad sangat terusik dan

diusik dengan para gerombolan, yang mereka sebut dengan gerombolan pengacau

anti merah putih. Dimana mereka adalah orang-orang yang berpihak kepada

Belanda, yang selalu membunuh siapapun yang berpihak kepada Indonesia.

Sebelum Puang Muhammad membuka lahan di Kabupaten Wajo, Puang

Muhammad telah diberikan izin oleh Kepala Desa Paria Sawitto. Namun Puang

Muhammad bersama keluarganya di fitnah atas segala bentuk tuduhan. Namun

71 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 72 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi anak

ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49 WIB

36

penulis tidak mendapatkan seperti apa tuduhan yang di berikan dalam proses

wawancara berlangsung.

Puang Muhammad yang berhasil membangun desa bersama

rombongannya terdengar menjadi pembicaraan hangat. Hal ini mengakibatkan

munculnya kecemburuan sosial dan sikap iri hari bagi mereka yang

mendengarnya. Kepala Desa Paria Sawitto dan gerombolan pengacau anti merah

putih ini mulai mengganggu Puang Muhammad dan rombongannya. Mereka yang

berpihak kepada Belanda menyalah gunakan kekuasaannya hanya untuk menjarah

warga yang lemah. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang

Badruddin.

“...Sesampai di pertengahan jalan, dan itu cukup jauh dari

pemukiman penduduk ayahnya dihadang oleh sekelompok orang yang

ingin membunuhnya. Leher ayahnya itu terkena tebasan pedang yang

menyebabkan batang leher beliau luka parah dan nyaris putus. Namun

Muhammad Yunus berhasil kabur dan bersembunyi di sebuah selokan,

sampai akhirnya Puang Muhammad menemukan ayahnya. Saat Puang

Muhammad menemukan ayahnya dalam kondisi kritis, lalu dibawalah

ayahnya kerumah sakit dan wafat disana. Dan Puang Kitta’ pamannya juga

meninggal dunia saat dia berani mengatakan kekejaman yang dilakukan

oleh para gerombolan itu kepada para tentara yang sedang bertanta-

tanya...”73

Puang Muhammad dan keluarganya mengalami musibah perampokan,

perampokan yang terjadi juga melibatkan Muhammad Yunus atau ayahnya Puang

Muhammad. Seluruh harta benda mereka dirampas, semua buku tulis, kitab-kitab

Puang Muhammad dibakar habis oleh para gerombolan. Pada malam yang sama,

ayah dari Puang Muhammad yang bernama Muhammad Yunus meninggal dunia.

Karena diculik dan dibunuh oleh para gerombolan. Di kejadian yang sama, Puang

Muhammad pun juga harus kehilangan pamannya yang bernama Puang Kitta;

yang telah terbunuh juga oleh para gerombolan seat setelah bala bantuan datang

dari wilayah Pare-Pare pada akhir tahun 1948.

73 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021

pukul 13.00 – 14.00 WIB

37

c. Pemberontakan Gerilyawan DI/TII

Pemberontakan yang terjadi di Daya Mandai pada tahun 1958 itu

dilakukan oleh kelompok Gerilyawan DI/TII. Menurut A.E. Kawilarang,

kelompok Gerilyawan ini merupakan sebuah kelompok petualang yang suka

membuat kerusuhan, dan sekelompok orang yang hanya memikirkan dirinya dan

daerahnya sendiri. Mereka tidak memiliki senjata yang memadai, mereka lari

mninggalkan pertempuran, lantas dengan begitu mereka ingin disebut dengan

prajurit. Namun bagi mereka para gerilyawan, mereka memang memiliki sedikit

senjata dan lari dalam medan pertempuran adaah cara yang terbaik untuk tetap

bertahan. Kebanyakan dari mereka tidak tamat sekolah, bahkan tidak bersekolah

sama sekali. Satu-satunya latihan militer mereka hanya sebuah pengalaman

praktis dalam peperangan gerilya.

Puang Muhammad di tangkap oleh kelompok Gerilyawan karena

membuka lahan di daerah Maros. Lokasi wilayah itu dekat dengan markas TNI

dan bandara Nasional Sulthan Hasanuddin. Perselisihan antara kelompok

Gerilyawan dan APRIS/TNI ini berlangsung hingga tahun 1959. Mereka membuat

kesepakatan untuk membatasi pergerakan mereka di daerah-daerah tertentu di

Makassar dan di kota-kota lain. Sedangkan Kelompok Gerilyawan harus

meninggalkan kota, dan mereka masuk ke hutan dan membuat sebuah

perkampungan mereka sendiri. Jadi penduduk desa tidak diperbolehkan masuk ke

kota, begitu pula masyarakat kota tidak diperbolehkan memasuki wilayah hutan

dan perdesaan. Adanya larangan bagi masyarakat desa dan kota untuk saling

berkunjung. Antara masyarakat desa dan kota apabila melanggar larangan itu akan

ditangkap dan di penjarakan. Kelompok Gerilyawan tahu bahwa Puang

Muhammad berasal dari desa, maka mereka membawa Puang Muhammad

kembali masuk ke desa. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang

Badruddin.

“... terjadi pemberontakan di Daya Mandai, itu di tahun 1958.

Puang Muhammad saat itu ditangkap oleh gerilyawan “...karena mereka

membuat wilayah yang berada di dekat markas TNI dan dekat dengan

38

bandara di daerah Maros itu. Masyarakat desa itu tidak diperbolehkan

untuk membuka lahan di dekat kota. Karena dia dari desa jadi di usir oleh

masyarakat kota. Kalau orang kota keluar ke desa itu ditahan sama

kelompok Gerilyawan, kalau orang desa masuk ke kota itu ditahan juga

oleh orang TNI. Itu tahun 1959, karena waktu itu saya masih smp, karena

saya sekolahnya di kabupaten jadi saya diusir karena saya orang desa,

karena saat itu masih masa pemberontakan. Cuma Gerilyawan itu tau

kalau Puang Muhammad ini dari desa, jadi diambil kembali ke desa, dan

jangan disitu karena Puang Muhammad ini dihargai...”74

Kelompok Gerilyawan membawa Puang Muhammad dan ketiga

pengikutnya ditahan dan disekap di camp tahanan mereka yang jauh didalam

hutan. Puang Muhammad memutuskan untuk mencoba melarikan diri dari camp

tahanan. Puang Muhammad pun juga turut mengajak kedua pengikutnya itu untuk

ikut serta dalam pelariannya. Puang Muhammad melakukan sholat sunnah dua

rakaat sebelum melarikan diri dari camp tawanan. Lalu Puang Muhammad

meminta pengikutnya untuk menutup mata dan hanya mengikuti beliau saja tanpa

bertanya dan bersuara. Lalu sebelum matahari terbit, mereka telah sampai di

sebuah pasar. Sebelum akhirnya ketiga pengikutnya itu meninggal dunia akibat

ingkar janji, kesaksian pengikutnya saat itu bahwa mereka seperti berjalan diatas

sebuah pohon dan sungai. Setelah berhasil melarikan diri dari camp tawanan,

akhirnya mereka sampai di Desa Mandai. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara dari Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau.

“Saat itu ayah saya bersama tiga orang pengikutnya ditangkap oleh

kelompok Gerilyawan. Mereka di tahan dengan keadaan tangan terikat

didalam gelapnya hutan rindang di malam hari. Dia bilang sekarang saya

mau pulang, pada saat itu jam 12 malam. Lalu bagaimana mau pulang kita

ditutup matanya dan diikat tangan kita. Sedangkan didaerah itu ada sungai,

macam mana mau nyebrang. Ayah saya bilang, sekarang saya mau pulang,

bagi kalian yang mau ikut atau tidak itu terserah. Karena mereka

pengikutnya itu hanya berdua bersama orang tua saya jadi bertiga, salah

satu yang ikut maka mau tidak mau yang lain juga ikut. Ikut atau pun tidak

menurut mereka akan mati juga, lalu mereka bertiga memutuskan untuk

ikut. Lalu orang tua saya sembahyang dua rakaat, lalu setelah itu baru

mereka pergi. Beliau ngomong sama tiga orang itu, untuk diam saja dan

tutup mata kalian, apapun yang terjadi jangan membuka mata, dan jangan

bertanya terus saja ikut dimana arah saya berjalan. Kata mereka itu, seperti

74 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021

pukul 13.00 – 14.00 WIB

39

berjalan diatas pohon, dan berjalan diatas air sungai. Lalu tepat jam lima

subuh sampai di pinggir pasar, jadi mereka diminta untuk berjanji jangan

mengeluarkan kata-kata. Jika ada yang bertanya sebaiknya diam!

Dijanjikan kepada dua orang itu apabila ngomong dia akan kena penyakit

liver mematikan, lalu akan meninggal dalam waktu dekat. Tapi susah

untuk tidak ngomong, dia mengucap laillaha illallah terus. Tapi selalu

ditanyakan apa-apa mengapa, lalu akhirnya mereka ngomong. Yah

pendeklah umurnya, lalu dia ngomong lagi lalu sakitlah dia dan akhirnya

meninggal. Saat ayah saya ditantang oleh seseorang, beliau pernah berkata

bahwa dia akan memberikan waktu tiga hari. Namun apabila mereka tidak

bertaubat maka selesai lah.”75

Pernyataan ini senada dengan hasil wawancara dari Puang Andi Samsu

Bahru atau Puang Petta Jaga.

“... Puang Muhammad itu ditangkap oleh gerilyawan itu, lalu di

sekap di rumah tahanan mereka jauh didalam hutan waktu itu. Tapi beliau

berhasil kabur bersama pengikutnya, wallahu a’lam orang keramat ya kita

tidak tahu kenapa bisa. Pengikutnya itu bilang kalau mereka disuruh

menutup mata dan ikut saja kemana saya pergi kata beliau. Seperti

berjalan di atas pohon, padahal disana ada sungai...”76

5. Kehidupan Religiusitas

Religiusitas merupakan sebuah ekspresi keagamaan seseorang yang

bersifat formal dan institusional karena telah merefleksikan sebuah komitmen

keyakinan dan praktek-praktek ibadah menurut tradisi keagamaan tertentu. Dalam

hal ini yang menjadi bentuk religiusitas adalah sebuah proses ritual ibadah

seseorang dalam menuju jalan ketaatan yang maksimal. Puang Muhammad

menjalankan amalan-amalan selama ia berada di organisasi tarekat tersebut.

Adapun amalannya sebagai berikut :

75Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau

anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 76 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15

40

a. Dzikir darajat dan khasannah

Puang Muhammad melaksanakan dzikir yang disebut dengan dzikir qalbi

dan dzikir khasanah. Dzikir ini mengharuskan penganutnya membaca la illaha

illallah sebanyak yang diinginkan. Selanjutnya dzikir darajat dengan kalimat la

illaha illallah, bertasbih, bertahmid, istighfar, dan dzikir lainnya minimal 300

kali, bisa juga 700 kali dan seterusnya dalam bilangan ganjil. Pernyataan ini

berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta

Billa’.

“... Puang Muhammad itu melaksanakan dzikir, ada namanya

dzikir khasanah biasanya dibaca tidak dipatokkan berapa, jadi berapa saja

boleh dibaca. Ada juga dzikir darajat, dzikir ini biasanya dibatasi sesuai

kesanggupan. Biasanya 300 kali atau 700 kali, dengan angka yang ganjil.

Tapi harus di tuntaskan sampai batasan yang telah di tentukan. Puang

Muhammad mengajarkan itu kepada masyarakatnya... bacaannya seperti

biasa dengan kalimat la illaha illallah atau bertasbih, bertahmid, dan

lainnya...”77

b. Ber-khalwat

Puang Muhammad juga gmelaksanakan amalan ibadah suluk yaitu dengan

ber-khalwat (mengasingkan diri). Berkhalwat dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah, yang biasanya beliau laksanakan selama 40 hari dan berpuasa.

Puang Muhammad biasanya ber-khalwat didalam sebuah pondok-pondok kecil

atau ribath yang telah disediakan dan jauh dari keramaian. Puang muhammad

melakukan ini apabila terjadi suatu masalah, yang tidak bisa diselesaikan hanya

dengan sekedar beribadah, berdzikir, dan sebagainya agar selalundekat dengan

Allah SWT. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal

Abidin atau Puang Petta Billa’

“...Lalu Puang Muhammad itu dulu melakukan amalan ber-khalwat

ini biasanya dilakukan didalam tempat yang khusus dibuat untuk dia,

seperti pondok-pondok yang jauh dari pemukiman karena dia tidak suka

ada suara-suara. Biasanya beliau melakukan ini selama 40 hari dan

77 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’ anak ke-7

dari Puang Muhammad , Hari Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB

41

berpuasa, lalu beribadah didalam pondok tersebut. Puang Muhammad

melakukan itu biasanya ketika ada sesuatu masalah yang besar, tidak

cukup hanya dengan beribadah seperti biasanya...” 78

Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Samsu

Bahru atau Puang Petta Jaga

“Kalau ritual itu seperti kebiasaan orang dahulu, dalam kesendirian

beribadah dan lepas dari duniawi. Disitulah biasanya mendapatkan

petunjuk dari Allah... kalau disini itu udah tidak ada lagi, biasanya ada

rumahnya itu. Pondoknya kecil Cuma muat satu orang. Biasanya kalau ada

orang mau minta didoakan, dia disana sambil berpuasa selama 40 hari,

baca-baca ayat didalam pondok itu dan tidak boleh diganggu, supaya

tenang dalam beribadah. Bisanya pondok itu dipagar, itu hak dia dan tidak

boleh diganggu, itulah yang namanya berkhalwah. Makanya tarekat ini

dinamakan Tarekat Khalwatiyah Saman...”79

c. Beribadah di sebuah gua

Puang Muhammad tidak hanya melakukan khalwat didalam sebuah

pondok-pondok khusus, melainkan juga melakukannya didalam sebuah gua atau

lubang yang sengaja di gali untuknya saat beliau berada di Sulawesi Selatan.

Puang Muhammad melakukan ibadahnya didalam gua dan berpuasa selama 40

hari. Tidak ada seorangpun yang mampu beribadah khalwat seperti Puang

Muhammad lakukan, inilah salah satu alasan mengapa Puang Muhammad di

juluki sebagai ulama keramat. Sehingga setiap ucapan dan perbuatannya selalu di

ikuti oleh pengikut dan masyarakatnya. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara kepaad Puang andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.

“...Waktu itu saya masih ingat di sulawesi, ketika tinggal

didalam sebuah gua yang jauh dibawah tanah. Dia tinggal disana

berpuasa dan tidak makan selama 40 hari. Jadi makanya itu orang takut

semua sama dia, apa yang dikatakan pasti ikut semua. Karena nampak

jelas ... itulah mengapa sering disebut orang keramat.”80

78 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’ anak ke-7

dari Puang Muhammad , Hari Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 79 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 80 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 WIB

42

B. Pola penyebaran Dakwah

Pola atau model dakwah yang dilakukan oleh Puang Muhammad adalah

sebagai berikut :

1. Membentuk Pemukiman-Pemukiman Baru

Model dakwah yang Puang Muhammad lakukan salah satunya adalah

dengan membuka lahan pemukiman baru. Pemukiman ini dibangun saat dia

melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat yang lain, dimana setiap daerah-

daerah yang Puang Muhammad bangun kemudian ditinggali biasanya membentuk

sebuah pemukiman, lahan pertanian, dan lahan perkebunan yang telah dibina

hingga produktif dan mampu dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di sekitar

pemukiman tersebut. Hal ini dilkukan Puang Muhammad untuk membangun

stabilitasi perekonomian masyarakat yang sebelumnya jauh dibawah kata cukup

Adapun beberapa wilayah pemukiman yang menjadi bagian dari

perjalanannya antara lain:

a) Lamoga Sawitto

Puang Muhammad bersama keluarganya membuat sebuah pemukiman

pertamanya bernama Desa Paria, Lamoga Sawitto, Sulawesi Selatan pada tahun

1933. Puang Muhammad ditemani oleh ayahnya, kakak, adkik, dan pamannya

yang bernama Ashaf Daeng Maggading atau Puang Kitta’. Saat Puang Muhammd

dan keluarganya membuka lahan di Sawittto, kondisi saat itu masih area belukar

dengan jalur yang masih dikelilingi oleh hutan dan rerumputan yang tinggi.

Puang Muhammad bersama keluarganya membuka lahan perkebunan dan

pertanian, serta mebangun pondok untuk mereka tempati. Beberapa tanaman yang

mereka tanami seperti palawija, padi, dan lain sebagainya. Pernyataan ini

berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta

Billa’

“... Puang Muhammad itu awalnya dia membuka lahan di Desa

Paria, Sawitto tahun 1933, beliau ditemani oleh ayahnya Muhammad

43

Yunus, pamannya ashaf Daeng maggading yang biasanya dipanggil Puang

Kitta’, dan saudaranya. Sawitto saat itu masih semak belukar, dan ditutupi

hutan. Lalu mereka sedikit-demi sedikit membuka lahan itu. Mereka buat

lahan perkebunan, pertanian, dan pondok untuk mereka tempati. Tanaman

yang sering beliau tanam ketika membuka lahan itu tanaman palawija,

padi, ubi-ubian...”81

Penulis hanya mendapatkan sebagian informasi perjalanan Puang

Muhammad saat berada di Lamoga Sawitto. Setelah kurang lebih enam tahun

mereka menetap di sawitto, Puang Muhammad bersama keluarganya berpindah ke

wilayah baru, dan desa yang telah dibangunnya diberikan kepada warga yang ada

di desa tersebut untuk dirawat dan dijaga.

b) Lafeo Mandar

Puang Muhammad bersama keluarganya membangun sebuah lahan dan

pemukiman kembali di Desa Mafilli, Lafeo Mandar, Sulawesi selatan pada tahun

1939. Kondisi awal wilayah ini hampir sama dengan kondisi saat mereka pertama

kali membuka lahan di Desa Paria Sawitto. Puang Muhammad dan keluarganya

mengelola lawan pertanian milik Kepala Kampung Lafeo Mandar yang

ditinggalkan, dan menjadikan lahan pertanian itu agar kembali produktif.

Penulis hanya mendapatkan sebagian informasi perjalanan Puang

Muhammad saat berada di Lamoga Sawitto. Berdasarkan hasil wawancara dari

Puang Abdul Ghani.

“...Puang Muhammad dan keluarganya tahun 1939 pernah

membuka lahan di wilayah lafeo Mandar, namun hanya mengelola lahan

milik Kepala Kampung yang telah ditinggalkan saja...”82

81 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’ anak ke-7

dari Puang Muhammad , Hari Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 82 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021

pukul 13.00 – 14.00 WIB

44

c) Topalosa

Puang Muhammad berpindah ke Topalosa sekitar tahun 1948 setelah

peristiwa pembantaian, perampokan, dan pembunuhan yang terjadi kepada

keluarganya di wilayah Sawitto. Berbeda dengan sebelumnya, Puang Muhammad

berpindah dan membuka lahan hanya ditemani oleh istri dan ketiga anaknya.

Puang Muhammad kembali berladang dan menanam beberapa tanaman untuk

memenuhi kebutuhan hidup bersama istri dan anaknya. Kehidupan Puang

Muhammad dan keluarganya saat itu sangat kekurangan, kemiskinan dan

kelaparan tidak satu kali terjadi pada mereka. Pada tahun 1950 Puang Muhammad

dan keluarganya dijemput oleh sahabatnya untuk kembali ke Desa Liu. Puang

Muhammad menyerahkan lahan perkebunan dan pertanian yang telah di bangun

di Desa Tapaloka kepada warga setempat. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara kepaad Puang andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.

“... Puang Muhammad juga pernah membuka lahan di Tapalosa

sekitar tahun 1948, setelah ayah dan pamannya terbunuth di Sawitto. Dia

hanya bersama istri dan tiga orang anaknya yang masih kecil. Disana

Puang Muhammad sendiri yang membuka ladang dan menananan tanaman

untuk bertahan hidup, dibantu istrinya juga. Disana dia susah sekali ...”83

d) Daya Mandai

Puang Muhammad membuka lahan kembali di Desa Daya Mandai, Ujung

Pandang, Sulawesi Selatan di tahun 1957. Puang Muhammad mendapatkan izin

dari Pemda Kodya Ujung Pandang untuk membuka di Desa Daya Mandai, yang

saat itu wilayahnya dekat dengan markas TNI. Dengan bantuan dari pemerintah

berupa alat berat untuk membuka lahan, setelah lahan terbuka mulailah Puang

Muhammad beserta rombongannya membentuk jalur transportasi dan lahan

pertanian. Lokasi pertanian berada di pinggiran kota Ujung Pandang dan dekat

sekali dengan bandara Sulthan Hasanuddin. Desa ini kelak nantinya akan menjadi

desa percontohan, karena Puang Muhammad mengharapkan keberhasilan dari

usaha-usaha yang telah beliau lakukan. Hingga akhirnya Desa Daya Mandai di

83 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15

45

porak porandakan oleh Kelompok Gerilyawan yang tidak menginginkan Puang

Muhammad membuka lahan pertanian dekat dengan kota dan jauh dari perdesaan.

Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani dan Puang

Badruddin

“... beliau telah mendapatkan izin dari pemerintahan Kodya Ujung

Pandang untuk membuka lahan disana, yang sekarang menjadi bandara di

dekat ibu kota Maros itu. Tapi gara-gara Gerilyawan yang menghancurkan

kampung itu dan Puang Muhammad di tangkap oleh mereka, jadi

pembangunan pun tidak bisa di selesaikan ...”84

“... Puang Muhammad dan pemerintah disana berharap bahwa desa

ini kelak akan menjadi sebuah desa percontohan untuk desa-desa yang

lain. pemerintah memberikan bantuan alat berat untuk membuka lahan

disana, lalu dihancurkan oleh para gerombolan itu...”85

Menurut beberapa informan lainnya, pada tahun 1958 setelah kejadian

pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Gerilyawan DI/TII di Desa Daya

Mandai. Puang Muhammad bersama ketiga orang anak buahnya di tahan oleh

para gerilyawan yang pada saat itu dibawah pimpinan Nurdin Baso. Ketiga anak

buahnya itu adalah Nurdin Takwa, Abu, dan La Ussak. Puang Muhammad dan

ketiga pengikutnya digiring ke tengah-tengah hutan dan disekap di camp tawanan

mereka dengan penjagaan yang ketat.

Pernyataan ini senada dengan dokumen mengenai biografi singkat Puang

Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa Tangkit

Baru. Bahwa ketika gerobolan DI/TII menyerang Desa Mandai. Mereka

menangkap Puang Muhammad dan tiga orang muridmya yaitu Nurdin Taqwa,

Abu, dan La Ussa. Mereka digiring ke tengah hutan dan di sekap di camp

tawanan. Puang Muhammad terbebas dari penahanan dengan pertolongan Allah

SWT.

84 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret

2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 85 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021

pukul 13.00 – 14.00 WIB

46

e) Kalukuang

Puang Muhammad lalu membuka lahan di Kalukuang, Kodya Ujung

Pandang sekitar tahun 1960, sebuah lahan yang telah dihibahkan oleh Puang

Labbang untuk mereka. Puang Muhammad hanya ditemani anak-anaknya,

kemenakannya, dan pengikutnya. Puang Muhammad membangun pemukiman,

membuka lahan perkebunan, dan lahan pertanian. Hingga di akhir tahun 1960

desa ini pernah mendapatkan penghargaan pada lomba Operasi Gerakan Makmur

(OGM). Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Samsu

Bahru atau Puang Petta Jaga.

“... lahan yang Puang Muhammad buka di Kalukuang itu tanah

yang telah dihibahkan oleh Puang Labbang untuk Puang Muhammad

garap. Sekitar tahun 1960-an, dibukalah lahan perkebunan dan pertanian,

setelah itu sudah produktif ditinggalkan lagi... Desa itu pernah

mendapatkan penghargaan dalam lomba Operasi Gerakan Makmur yang

diadakan oleh pemerintah ...”86

f) Tanah Bare

Tanah Bare yang berarti pulau emas, ini ditunjukkan oleh wilayah

Sumatera khususnya di Kabupaten Tajung Jabung, Jambi. Puang Muhammad

melanjutkan perjalanannya ke Sumatera pada tahun 1963 bersama dengan

keluarga dan pengikutnya. Melewati pelabuhan di Makassar menuju pelabuhan

Tanjung Perak di Surabaya, lalu menaiki kereta api menuju Merak, Banten dan

sampai di Kertapati, Palembang, Melewati Mungai Musi dengan perahu. Di

perjalanan Puang Muhammad bersama rombongannya mendapati musibah,

ongkos perjalanan yang kurang, ditambah lagi kelaparan hingga 11 hari di Sungai

Musi. Hingga perjalanannya sampai di Kuala Mendahara, Kabupaten Tanjung

Jabung, Jambi. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara oleh Puang

Badruddin.

“...kami menyebutnya tanah bare yang berarti pulau emas, tujuan

awal Puang Muhammad adalah wilayah Tanjung Jabung. Lalu tahun 1963

86 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15

47

pergi ke Sumatera, bersama keluarganya dan beberapa orang lainnya.

Melewati pelabuhan yang ada di Kota Makasar, menyebrangi lautan

hingga ke pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, menaiki kereta api

menuju Merak di Banten hingga ke Kertapati, Palembang. Sampainya

disana kami menaiki kapal yang mengangkut banyak orang, melewati

sungai Musi. Tapi di tengah Sungai Musi kapal yang kami naiki malah

ditahan oleh polisi air karena kelebihan kapasitas. Menunggulah kami di

sana selama 11 hari, setelah 11 hari barulah kami sampai ke Kuala

Mendahara di Tanjung Tabung...”87

Pernyataan ini senada dengan hasil wawawncara kepada Puang Andi

Martunis ata Puang Petta Bau

“... kami pergi dari Makassar ke pelabuhan Tanjung Perak, lalu ke

Jakarta, menaiki kereta api hingga ke Merak, lalu sampai di Kertapati

Palembang, kami niak kapal Sesampainya di Kertapati, kami menaiki

pangngurusu’ pasompe’e atau travel agent, terus naik perahu phinisi’ dan

melewati sungai Musi, Palembang. Menyebrangi di Sungai Musi, lalu

kami pernah terjebak 11 hari di sungai Musi karena kena tangkap polisi air

sebab kapal kami kelebihan berat. Hingga sampai kami di Mendahara...”88

Puang Muhammad bersama rombongannya menginap di rumah

saudaranya Andi Mardjan. Puang Muhammad bersama rombongannya berada di

sana beberapa hari, sebelum mereka benar-benar siap untuk melanjutkan

perjalanannya ke lokasi ke Sungai Cambang, Kecamatan Muara Sabak,

Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara

oleh Puang Badruddin.

“... di Kuala Mendahara itu kami menginap di salah satu rumah

milik saudarinya istri Puang Muhammad. Setelah beberapa hari barulah

kami berangkat menuju Sungai Cambang...”89

g) Sungai Cambang

Puang Muhammad dan rombongannya tiba di Sungai Cambang,

Kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi pada tahun 1963.

87 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021

pukul 13.00 – 14.00 WIB 88 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau

anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 89 Berdasarkan haril wawancara dari Puang Badruddin parit 04, Hari Sabtu, 27 Maret 2021

pukul 13.00 – 14.00 WIB

48

Puang Muhammad bersama keluarganya, dan tiga keluarga dari rombongannya,

semua berjumlah 22 jiwa. Sesampainya di Sungai Cambang, Puang Muhamamad

mendirikan pondok tempat mereka bernaung dan menampung 4 KK. Puang

Muhammad dan rombongannya kembali membuka lahan perkebunan dan ladang,

menananm beberapa tanaman untuk bertahan hidup disana. Puang Muhammad

tidak membuka oemukiman di Sungai Cambang, karena sudah mendapatkan izin

dari Pasirah Kepala Marga Sabak pada September 1962 untuk menetap dan

membuka lahan di wilayah Sungai Siau Dalam, Kecamatan Muara Sabak,

Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara

kepada Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

“... selama perjalanan mereka sampai di Sungai Cambang di Sabak

sekitar tahun 1963, beliau tidak lama berada disana sebab tujuan utamanya

adalah Sungai Siau Dalam. Karena Puang Muhamamd sudah diizinkan

untuk menggarap lahan yang diberikan oleh Pasirah Kepala Marga Sabak

pada September 1962. Beliau membuka ladang dan mendirikan pondok

yang menampun 22 orang...”90

h) Sungai Siau Dalam

Puang Muhammad dan rombongannya membuka lahan di Sungai Siau

Dalam pada tahun 1964, sekarang wilayah itu dikenal dengan Parit 9 Muara Siau.

Kondisi lokasi saat itu masih berbentuk hutan belukar, dan pepohonan besar.

Mereka membersihkan lahan tersebut menggunakan alat seadanya seperti kapak

dan beliung. Puang Muhammad membua lahan perkebunan dan pertanian, serta

membangun sebuah pemukiman untuk mereka. Ada beberapa jenis tanaman yang

ditanam seperti singkong, ubi rambat, tebu, kopi, padi, palawija, dan lain-lain.

Puang Muhammad dan rombongannya juga bergerak dibidang perikanan, dengan

membiakkan beberapa ikan air tawar, udang, dan lainnya. Sungai Siau Dalam

mendapatkan perhatian oleh para suku Bugis di perantauan, khususnya Bugis

Wajo. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani

“... di Jambi tahun 1964 Puang Muhammad membuka wilayah di

Sungai Siau Dalam,Parit 9. Beliau bersama teman-temannya membuka

90 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15

49

lokasi itu dengan kapak dan beliung, karena dulu belum ada singso atau

gergaji besi. Lalu ditanami beberapa tanaman yang tidak terlalu lama

waktu panennya sepeti singkong, ubi rambat, tebu, kopi, padi, dan

palawija. Lalu Puang Muhammad mengembang biakkan ikan air tawar

seperti lele, udang. Sejak Puang Muhammad membangun dea di Sungai

Siau dalam dan banyak sekali suku Bugis perantau khususnya Bugis Wajo

yang ingin menetap disana ...”91

Eksistensi Puang Muhammad mendapatkan perhatian bagi mereka yang

ingin bertemu belajar dan bahkan menjadi muridnya. Tahun 1967, Puang

Muhammad dibanjiri para pengunjung yang ingin bertemu langsung hingga

jumlahnya mencapai ribuan orang. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara

dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’.

“...tahun 1967 banyak sekali para pengunjung yang datang untuk

belajar dan menjadi muridnya setiap hari, dulu itu pernah sampai 1.000an

orang. Sampai-sampai rumah Bolla Loppo itu kan dua tingkat, tingkat atas

dan bawah, nah yang ditingkat bawah itu penuh oleh para pengunjung...”92

Puang Muhammad dan rombongannya membuat sebuah pabrik

penggilingan beras. Gedung pabrik telah dibangun dan mesin penggilingan beras

mereka pesan dari wilayah Sulawesi Selatan. Puang Muhammad dan

rombongannya menggunakan gedung itu sementara dipakai oleh mereka sebagai

tempat sholat jum’at, karena kebetulan dari wilayah mereka ke mesjid sangat jauh

jika ditempuh dengan berjalan kaki. Namun secara tidak langsung Puang

Muhammad bersama rombongannya dituduh sebagai PKI. Kepala Desa yang

bernama M. Saleh menuduh mereka menggunakan gedung mushola menjadi

pabrik penggilingan padi. Puang Muhammad dan rombongannya memutuskan

untuk meninggalkan Parit 9 Muara Siau, dan mencari wilayah baru untuk

ditempati. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani.

“... waktu itu kita kan mendirikan pabrik, itu pabrik penggilingan

padi. Pabrik penggilingan padi ini sudah dibuat, yang menjadi masalah itu

karena mesin penggilingannya itu belum dikirim ke Jambi dari Sulawesi.

Karena kita sudah melihat, di Sabak aja ada gedung disitu karena

91 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret

2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 92 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB

50

mesjidnya di renovasi jadi mereka sholat disitu. Gimana kalau kita sholat

jum’at di gedung penggilingan padi itu saja, karena kan mesjid jauh dari

rumah. Saya kesini tahun 1968, jadi akhirnya tempat mimbar untuk

khutbah itu saya sendiri yang buat, dengan kayu ya sederhana saja lah.

Waktu itulah dituduh menjadi PKI, karena menurut pemikiran dia kami

menempati mushola ini untuk pabrik. Padahal mulanya ini untuk pabrik

padi, namun karena mesin penggilingan padi belum datang. Maka

dijadikanlah gedung ini untuk sementara menjadi sebuah mushola

sementara untuk sholat jum’at ... yang nuduh itu termasuk kepala desa

namanya M. Saleh dan bagian dari ke kecamatan itu ...”93

i) Desa Tangkit Baru

Puang Muhammad melanjutkan perjalanannya ke sebuah desa yang

bernama Desa Tangkit pada tahun 1968. Awalnya desa Tangkit Baru masih

menjadi bagian dari Desa Tangkit. Lokasi Desa Tangkit Baru dahulunya berupa

rawa dan disebut dengan Danau Putih Kuku, yang masih merupakan begian dari

Dusun Sungai Terap. Puang Muhammad bersama rombongannya menempati RT.

05, yang kemudian mereka sebut dengan RT.05 Kampung Baru Tangkit. Puang

Muhammad dan kelompoknya yang menempati wilayah itu diberi nama

Transmigrasi Sepontan oleh Gubernur Jambi Noer Atmadibrata pada 21 Juli 1973.

Puang Muhammad pun mendapatkan apresiasi dari Gubernur atas partisipasi

kelompok tani dalam membangun, Puang Muhammad pun diberikan sebuah lahan

seluas 1.500 Ha. Pernyataan ini merupakan hasil wawancara dari Puang Andi

Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’

“...membuka wilayah Tangkit Baru ini tahun 1968, namun awalnya

ini masih bagian dari Desa Tangkit, namanya RT.05 Kampung Baru

Tangkit. Tangkit Baru dahulunya merupakan wilayah rawa yang disebut

Danau Putih Kuku. Wilayah ini digenangi air, dan tekstur tanahnya

gambut. Jadi sulit untuk ditanami tanaman. Tanggal 21 Juli 1973 Puang

Muhammad dan rombongan diberi nama Transmigrasi Spontan oleh

Gubernur Jambi Noer Atmadibrata sebagai bentuk apresiasi kelompok tani

yang Puang Muhammad bangun. Puang Muhammad dan kelompoknya

diberikan tanah seluas 1.500 Ha untuk dijadikan lahan garapan...”94

93 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret

2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 94 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB

51

Puang Muhammad dan kelompoknya memutuskan untuk berpisah dari

Desa Tangkit, dan diberlakukanlah UU No. 05 tahun 1979 yang membenarkan

keinginan mereka, setelah terpisah wilayah RT. 05 Kampung BaruTangkit

berubah menjadi Desa Tangkit Baru. Puang Muhammad berinisiatif untuk

membangun sepuluh batang parit, agar air dari danau tersebut mampu mengalir ke

sungai Tangkit. Dibuatlah jalan dengan gabungan dari pelepah-pelepah dan

bambu yang membentang lurus membelah parit-parit. Puang Muhammad

membangun kelompok gotong royong yang terdiri dari 20 orang. Pernyataan ini

merupakan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Fetta

Kasau.

“... desa ini dibangun dengan 10 parit, parit-parit inilah yang

mengaliri air rawa sampai ke sungai. Lalu dibuatlah jalan dengan

menggabungkan pelepah-pelepah serta bambu, yang membelah parit-parit.

Setelah air rawanya surut, barulah mereka mulai menggarap lahannya.

Dulu disini itu rawa danau putih kuku namanya, wilayah ini di genangi air

setinggi lutut orang dewasa. Awalnya dibuat lah 10 batang parit, dan

kemudian dibangunlah sebuah jalan yang lurus dari Parit 01 sampai Parit

10...”95

Pernyataan itu juga senada dengan hasil wawancara dari Puang Andi

Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’, dan dokumen mengenai biografi singkat

Puang Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa

Tangkit Baru.

“... lalu Desa Tangkit Baru menjadi sebuah desa tersendiri dan

terpisah dengan desa induknya, sesuai dengan permintaan masyarakat dan

keputusan pemerintah yang diatur dalam UU No. 05 Tahun 1979. Jadilah

RT.05 Kampung Baru Tangkit menjadi Desa Tangkit Baru.....”96

Puang Muhammad sangat optimis dengan pembangunan desa ini, Puang

Muhammad pernah menyampaikan bahwa dia melihat wilayah ini akan menjadi

sebuah desa. Jalan yang membentang lurus membelah parit-parit, dan kendaraan

roda empat yang keluar masuk desa dengan membaea hasil tanaman. Namun

95 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,

hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06 96 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB

52

banyak dari mereka merasa bahwa itu tidaklah mungkin sebab lokasinya yang

dianggap tidak straategis. Namun pada akhirnya siapa sangka, bahwa apa yang

dikatakan Puang Muhammad benar terjadi. Pernyataan ini merupakan hasil

wawancara kepada Puang Abdul Ghani

“... Puang Muhammad bernah bilang, kalau dia melihat wilayah ini

akan menjadi sebuah desa, berbaris lah rumah penduduk, dengan jalan

yang membentang lurus dan kendaraan roda empat keluar masuk desa dan

membawa hasil tanaman. Tapi rombongan mereka banyak mengatakan itu

tidaklah mungkin, beliau masih optimis saja. Lalu kemudian saat ini

memang benar kan ...”97

Puang Muhammad membuat kelompok gotong royong, awalnya mereka

hanya 20 orang, lalu bertambah menjadi 28 orang. Kelompok ini dibuat dengan

maksud sebagai pekerja sosial yang membangun wilayah Tangkit Baru hingga

menjadi sebuah desa. setelah Desa tangkit Baru didirikan, mulailah mereka

mendatangkan sanak saudara. Mayoritas masyarakat di Desa Tangkit Baru adalah

suku Bugis, yang mana mereka dominan perantau Suku Bugis Wajo’. Pernyataan

ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Fetta

Kasau

“ Puang Muhammad membangun kelompok gotong royong, yang

awalnya berjumlah 20 lalu bertambah menjadi 28 orang. Kelompok ini

dibangun atas dasar pembangunan desa, mereka merupakan penggerak

pembangunan Desa Tangkit Baru. Setelah didirikan desa ini, barulah mulai

ramai yang berdatangan dan menetap didesa ini. kebanyakan dari mereka

itupara perantau Suku Bugis Wajo’...”98

Pernyataan ini juga senada dengan dokumen mengenai biografi singkat

Puang Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa

Tangkit Baru. Puang Muhammad membentuk pekerja sosial dan pejuang

pembangunan RT.05 Kampung Baru Tangkit, yang lebih dikenal dengan

kelompok 20. Seiring bertambah luas lahan yang harus diolah maka Puang

Muhammad kemudian menambah anggota kelompok 20 menjadi 28 orang.

97 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret

2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 98 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,

hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06

53

Puang Muhammad dan rombongannya membangun sebuah rumah besar

dan panjang, yang diberi nama Bolla Lampe di tahun 1969. Dimana rumah

tersebut menampung seluruh KK sebelum akhirnya mereka membangun tempat

tinggal mereka sendiri. Rumah ini brada di Parit 2 dengan lebar 3 meter dan

panjang 10 meter lebih. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada

Puang Abdul Ghani

“... dulu rumah Puang Muhammad itu ada di Parit. 02, rumahnya

besar mungkin sekitar 3 meter dan panjangnya 10 meter lebih. Bolla lampe

namanya yang berarti rumah panjang. Inilah rumah pertama, yang tinggal

disana banyak hampir seluruh KK ...”99

Wilayah ini memiliki tekstur tanah gambut dan sulit ditanami beberapa

tanaman. Puang Muhammad dan kelompoknya mencoba menananm singkong, ubi

rambat, padi, kopi, tebu, dan kelapa. Namun hasilnya tidak memuaskan,

dikarenakan tanah gambut sulit sekali ditanami. Pada akhirnya meeka mencoba

menanam nanas, ternyata tanaman nanaslah yang pada akhirnya membentang

hampir seluruh wilayah Desa Tangkit Baru. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara kepada Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau

“... tekstur tanah gambut dan sulit ditanami tanaman, awalnya kami

menanam tanaman singkong lalu ubi dan padi. Tapi hasinya tidak

memuaskan, tanaman itu banyak yang busuk dan tidak tumbuh dengan

baik. Lalu tanaman padi, kopi, tebu, dan kelapa. Namun hasilnya juga

sama. Setelah dipikir-pikir mengapa tidak menanam nanas, lalu diambillah

bibit nanas di Desa Tangkit luar dan dipindahkan ke sini. Eh ternyata

bagus hasilnya, jadi itulah diputuskan tanaman nanas yang kami tanam

sampai saat ini ...”100

Puang Muhammad tidak lagi melakukan perjalanannya dalam membuka

lahan dan perkampungan, dikarenakan beliau sudah lanjut usia. Demi anak dan

istrinya, akhirnya Desa Tangkit Baru inilah Puang Muhammad menghabiskan

masa tuanya. Hingga akhir hayatnya pada hari Senin 05 Oktober 1992 di usianya

yang ke 77 tahun. Tanggal 05 oktober, masyarakat Tangkit Baru memperingati

99 Berdasarkan hasil wawancara dari Puang Abdul Ghani di parit 02, Hari, Sabtu, 27 Maret

2021 pukul 14.15 – 16.00 WIB 100 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau

anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB

54

hari kematiannya dengan mengadakan Haul untuk setiap tahunnya. Pernyataan ini

berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau

“... ayah saya itu masih saja ingin membuka kampung dengan

mengajak kami anak-anaknya, tapi saya bilang ke dia udahlah tidak usah

pindah-pindah lagi. Yang lalu kan juga begitu pindah-pindah terus sebab

dia suka membuka kampung itu, karena anak-anak dan keluarganya

banyak disini, dan juga dia sudah tua. Ya udah lah dia tidak lagi membuka

perkampungan, dia di desa ini hingga maut menjemput...”101

Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Abdul Kadir

“Puang Muhammad meninggal dunia di desa ini pada usia ke 77

tahun, tanggal 05 oktober 1992. Dan masyarakat desa menjadikan tanggal

05 Oktober itu sebagai hari Haul untuk memperingati kematian Puang

Muhammad...”102

Pernyataan ini juga senada dengan dokumen mengenai biografi singkat

Puang Muhammad yang dibacakan pada Haul ke 26 tahun 2018 milik Desa

Tangkit Baru. Puang Muhammad wafat pada 9 Rabiul Akhir 1413 Hijriah, dan

dimakamkan di Kobbang RT.04 Desa Tangkit Baru, dan wafat pada usia 77 tahun.

2. Dakwah Pendidikan

Puang Muhammad Said mengajarkan ajaran agama Islam dalam bentuk

syari’at dan spiritual. Adapun dalam bentuk syari’at, Puang Muhammad biasanya

mengajarkan fiqh ibadah, nasehat-nasehat keagamaan, akidah dan akhlak, dan

tauhid. Puang Muhammad memiliki banyak buku karangannya sendiri, ditulis

dalam aksara Bugis. Namun buku karangan Puang Muhammad saat ini banyak

tersebar ke murid-muridnya. Salah satu buku karangan Puang Muhammad yang

selalu digunakan dalam mendidik dan mengajar para muridnya yaitu Ma’rifatus

Sihatul Islam dan buku Perukunan sholat. Namun penulis hanya menjumpai buku

Puang Muhammad berjudul Perukunan Sholat. Puang Muhammad mengajarkan

syari’at kepada murid-muridnya bukan hanya merujuk pada buku karangan beliau

101 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau

anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 102 Berdasarkan Hasil wawancara dari Bapak abdul Kadir, Hari Sabtu 27 Maret 2021

pukul 14.15-16.00 WIB

55

sendiri. Puang Muhammad juga menggunakan buku-buku tauhid alisan

Asy’ariyah sebagai sumber rujukan. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara

kepada Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi

“...beliau itu mengajarkan syari’at dan spiritual, kalau syari’atnya

beliau mengajarkan fiqih, perukunan sholat, akidah akhlak, tauhid,

danlain-lain. kalau spiritualnya itu ya Tarekat Khalwatiyah Saman yang

dibawakannya. Puang Muhammad itu biasanya menggunakan kitab-kitab

yang dia tulis sendiri menggunakan aksara lontara’, kitabnya banyak

tersebar oleh murid-muridnya. Kitabnya berjudul Ma’rifatus Sihatul Islam

dan buku Perukunan sholat. Namun yang masih ada hanya tulisannya

tentang perukunan sholat ini...”103

“... selain ajarannya dan desa yang Puang Muhammad tinggalkan,

beliau juga menulis buku. Ma’rifatus Sihatul Islam itu bukunya, lalu ada

buku perukunan sholat juga ...”104

Puang Muhammad juga sering melakukan pengajian antara maghrib dan

isya, yang biasanya diisi dengan ceramah singkat mengenai fiqh ibadah. Puang

Muhammad memiliki perinsip bahwa beliau hanya ingin memberikan ilmunya

kepada mereka yang membutuhkan dan menginginkannya. Oleh karena itu, Puang

Muhammad tidak terbiasa dengan metode mengajar layaknya ceramah yang

biasanya dilakukan oleh seorang da’i pada umumnya. Puang Muhammad biasanya

didatangi oleh para murid-muridnya yang ingin belajar dengannya. Pernyataan ini

merupakan hasil wawancara dari Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi.

“... biasanya menjelang isya kami diharuskan untuk tetap tinggal di

masjid hingga waktu isya, dan beliau mengisinya dengan ceramah singkat

mengenai fiqh ibadah. Puang Muhammad pernah berkata bahwa dirinya

tidak ingin memberikan ilmunya kepada mereka yang tidak

membutuhkannya. Beliau tidak terbiasa dengan ceramah seperti ustadz dan

da’i pada umumnya. Beliau biasanya sering didatangi oleh para murid-

muridnya untuk belajar...”105

103 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi

anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49

WIB 104 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 105 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB

56

Puang Muhammad juga menyampaikan ajaran spiritualnya yaitu Tarekat

Khalwatiyah saman yang dianutnya. Dalam hal ini, yang menjadi literatur beliau

adalah kitab-kitab seperti Hidayatussalikin, sairussalikin, Nafhatul Ilahiyah, dan

lainnya. Puang Muhammad juga menganjurkan murid-muridnya untuk selalu

berdzikir, diantara dzikir yang dipilih oleh muridnya antara dzikir darajat dan

dzikir khasanah. Serta amalan Tarekat lainnya, yang dalam hal ini menjadi bentuk

tanggung jawab bagi para pengikutnya hingga saat ini.

Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Martunis

atau Puang Petta Bau, dan Puang Andi Zainal Abidin.

“... dan ajaran spiritualnya ya itu Tarekat yang dibawkannya.

Berupa dzikir dan wirid, dan amalan lainnya. Kalau sudah menjerumus ke

sana, kami tidak bisa memberitahunya...”106

“... kalau tarekatnya itu biasanya berdzikir membaca wirit,

berkhalwah...”107

Puang Muhammad berdakwah tidak menggunakan bahasa indonesia,

melainkan bahasa Bugis Wajo’. Puang Muhammad tidak mampu melafalkan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar, beliau hanya bisa menyampaikannya

dengan bahasa daerahnya Bugis dengan sedikit Bahasa Arab. Pernyataan ini

merupakan hasil wawancara dari Puang Andi Pajung atau Puang Petta Sulaifi.

“... Puang Muhammad itu dalam menyampaikan dakwah tidak bisa

menggunakan bahasa Indonesia, dia hanya menggunakan bahasa Bugis

dan sedikit bahasa Arab. Sebab dia tidak terlalu mahir bahasa Indonesia,

makanya kebanyakan dari muridnya harus mampu mengerti bahasanya

...”108

106 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau

anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 107 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB 108 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi

anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49

WIB

57

3. Partisipasi Bidang Politik

Puang Muhammad juga terlibat dalam pembangunan administrasi desa,

yang mana disetiap pemukiman yang beliau bangun dipimpin oleh beliau sendiri.

Lalu ketika Puang Muhammad hendak melanjutkan kembali perjalanannya

membuka perkampungan, beliau menyerahkan lahan perkampungan itu kepada

masyarakat disekitarnya.

“... beliau sebagai pemimpin desa, yang mana jika dia ingin

berpindah ke wilayah lain beliau memberikan lahan garapannya kepada

masyarakat sekitar secara percuma...”109

Puang Muhammad ingin membuat sebuah desa yang aman dan damai,

tertib, tentram, dengan stabilitas keamanan desa yang baik, agar masyarakatnya

bisa melaksanakan ibadahnya dengan damai tanpa harus waspada akan bahaya

yang datang. Sehingga apabila seorang gadis berjaan di tengah malam, dia

merasakan aman tanpa ada gangguan. Yang mana istilah itu disebut dengan

wanua salewangeng yang mana masyarakat yang menghuninya adalah fabbanua

siamasei, yaitu sebuah desa yang aman, tentram dan damai, dengan penduduk

yang saling menghormati dan menyayangi. Konsep desa wanua salewangeng

memiliki tiga kategori, yaitu :

a. De Penyawaki : Keamanan jiwa. Masyarakat tidak perlu takut akan

adanya ancaman yang membahayakan dirinya sendiri.

b. De Pesiriiki : Merasa aman dan terjaga kehormatan dan harga diri

masyarakatnya, dan tidak perlu khawatir akan tindakan pelecehan

terutama pelecehan sosial dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

c. De Pewarangparangki : Masyarakat selalu merasa aman terhadap harta

benda mereka, tidak takut ataupun merasa khawatir akan kehilangan

harta benda mereka.

109 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15

58

Pernyataan ini berdasarkan wawancara dari tokoh pendiri Desa Tangkit

Baru yaiutu Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.

“... beliau puya visi dan misi ingin membangun sebuah desa yang

aman, damai, tertib, tentran, dengan stabilitas keamanan yang baik.

Sehingga seorang gadis apabila berjalan dimalam hari, tidak merasa takut

ataupun khawatir akan diganggu orang jahat. Itu beliau sebut dengan

wanua salewangeng sebuah desa yang aman, tentram dan damai,

penduduknya bernama fabbanua siamasei yaitu penduduk yang saling

menghormati dan menyayangi. Ada tiga konsep desa wanua salewangeng

ini. Pertama De Penyawaki, keamanan jiwa, kedua De Pesiriiki, terjaga

kehormatan dan harga diri, ketiga De Pewarangparangki, aman harta

benda. Konsep inilah yang diterapkan dalam menjaga stabilitas keamanan

di desa...”110

Puang Muhammad menerapkan sebuah nilai kejujuran pada setiap

masyarakat di Desa Tangkit baru, ketika mereka menemukan barang yang

berharga terjatuh di jalan seperti emas dan uang, biasanya dibuat sebuah tiang di

pinggir jalan dan digantungkannya disana hingga sang pemilik datang menjemput.

Pernyataan ini berdasarkan wawancara dari Puang Andi Pajung atau Puang Petta

Sulaifi.

“...dulu kalau nampak emas atau uang jatuh di jalan, kami biasanya

menggantungkan barang itu di sebuah tiang di pinggir jalan, agar mudah

ditemukan oleh pemiliknya. Puang Muhammad yang mengajari kami nilai

kejujuran ...”111

Puang Muhammad juga membangun desa dengan konsep sebuah falsafah

masa lalu yang diterapkan dimasa pemerintahan suku Bugis, yaitu sawerigading

yang berarti rebba si patokkong, malie si parappe, malelu si paka inge. Suatu

bentuk masyarakat yang gemar tolong- menolong, saling mencintai, dan saling

menasehati. Puang Muhammad juga membangun desa dengan konsep

sawerigading dengan dipadu konsepsi Islam mistik, yang menjanjikan kehidupan

sosial yang baik. Baik dalam segi kedamaian, perekonomian, kesejahteraan

110 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 WIB 111 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi

anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49

WIB

59

masyarakatnya, dan terpenuhi pula lah kebutuhan rohani mereka. Lalu konsep

desa seperti inilah yang diterapkan dan dibangun oleh Puang Muhammad,

diperkenalkan bentuknya ke masyarakat melalui para murid-muridnya ketika

Puang Muhammad telah menjadi seorang guru.

Pernyataan ini berdasarkan wawancara dari tokoh pendiri Desa Tangkit

Baru yaiutu Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.

“...menerapkan konsep desa sawerigading yang berarti rebba si

patokkong, malie si parappe, malelu si paka inge. Ini pada masa

pemerintahan dahulu. Yang berarti masyarakat yang hidup didalamnya

harus saling mencintai, tolong-menolong, saling memberikan nasehat.

Ditanbah lagi dengan Islam mistis dari Tarekat yang Puang Muhammad

terapkan didesa. Desa yang aman dan danmai serta rohani yang cukup,

hanya itulah yang diinginkan Puang Muhammad, disampaikanlah itu

semua kepada murid-muridnya dan masyarakat semua...”112

C. Peran Syekh Muhammad Said Dalam Dakwah

Peran Puang Muhammad dalam dakwah yang dilakukannya antara lain :

1. Inisiator Pembangunan

Puang Muhammad dalam hal pembangunan desa, beliau sebagai pemberi

inspirasi dalam membangun dan mengembangkan desa. Menjadi pribadi yang

cerdas, peka terhadap masyarakat, percaya diri, stabil dalam mengontrol emosi,

berani, dan memiliki jiwa semangat yang tinggi, penuh inisiatif, namun juga

berhati-hati, kreatif, serta berbudi luhur. Inilah yang membawa Puang Muhammad

menjadi seorang pribadi yang cukup dikenal oleh masyarakat, terutama

masyarakat Bugis. Puang Muhammad mengajarkan rasa solidaritas antar sesama,

memupuk rasa saling tolong-menolong. Inilah yang Puang Muhammad terapkan

dan tanamkan kepada keluarga dan pengikutnya dalam rangka mendorong

semangat partisipasi masyarakatnya terhadap seluruh kegiatan pembangunan.

112 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 WIB

60

Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Samsu Bahru atau

Puang Petta Jaga

“...dengan melihat kesungguhan Puang Muhammad dalam

pembangunan desa, kami pun jadi ikut semangat. Sikapnya yang tekun,

punya semangat yang tinggi, disiplin, inisiatif, rajin, ditambah dengan

ilmu agama dan spiritualnya, menambah kepercayaan masyarakat untuk

terus berjuang bersama beliau. Ditambah lagi dengan sikap rendah hati,

jujur, adil terhadap sesama, taat dengan ibadahnya...kami diajarkan untuk

saling bahu membahu satu sama lain, berat sama dipikul dan ringan sama

dijinjing, ya begitulah yang diajar beliau kepada kami...”113

Puang Muhammad tidak ingin menunggu hingga pemerintah mampu

memecahkan kemiskinan dan kelaparan yang terjadi pada masyarakatnya. Puang

Muhammad selalu memberikan semangat berusaha kepada seluruh masyarakatnya

untuk terus begerak. Puang Muhammad tidak pernah sekali-kali mengajarkan

masyaraktnya bahwa takdir hanya sebatas hasil akhir dari upaya yang sedang

mereka raih saat itu. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak

Abdurahman IP selaku sekretaris Desa Tangkit Baru

“...demi mengatasi kemiskinan dan kekurangan makanan, Puang

Muhammad mendorong masyarakatnya untuk bekerja agar bisa keluar dari

kondisi sulit itu. Puang Muhammad mengajarkan bahwa takdir yang baik

akan datang untuk mereka yang mau berusaha ikhtiar, sambil berdoa

kepada Allah...”114

Puang Muhammad telah diaganggap oleh masyarakatnya sebagai sebagai

agent of change yang membawa pembaharuan dan perubahan bukan hanya dalam

upaya pembangunan desa melainkan dalam bidang ide, pembangunan, maupun

spritualnya. Puang Muhammad memberikan arahan dan contoh secara langsung

oleh masyarakatnya. Tidak heran masyarakatnya sangat patuh terhadap apa yang

di perintahkan Puang Muhammad. Pernyataan ini senada dengan wawancara

kepada Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga.

113 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15

114 Berdasarkan hasil wawancara dengan Abdurrahman IP sekretaris Desa Tangkit Baru,

hari 13 Oktober 2020, Jam 11.15-14.05

61

“... dia memberi contoh langsung bagaimana mengejrakan sesuatu,

dan berkat Puang Muhammad desa ini menjadi desa yang diharapkan oleh

penduduk desa. karena semuanya ikut perkataan dia, tidak pernah di

bantah. Apa yang beliau katakan itu pasti akan terjadi itu nantinya. Jadi

masa dia masih hidup itu selalu didengarkan, tidak ada yang berani

membantah. . Beliau juga turut membimbing kami secara langsung

ditengah-tengah kesibukan dia dalam membangun desa...”115

Selanjutnya, untuk menebarkan rasa solidaritas antar masyarakatnya,

Puang Muhammad dalam membangun Desa Tangkit Baru membentuk sebuah

kelompok kerja sosial, yang dinamai dengan kelompok Gotong Royong. Anggota

dari kelompok itu awalnya berjumlah 20 orang, lalu bertambah menjadi 28 orang.

Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau

Puang Petta Kasau.

“ Puang Muhammad membangun kelompok gotong royong, yang

awalnya berjumlah 20 lalu bertambah menjadi 28 orang. Kelompok ini

dibangun atas dasar pembangunan desa, mereka merupakan penggerak

pembangunan Desa Tangkit Baru. Setelah didirikan desa ini, barulah mulai

ramai yang berdatangan dan menetap didesa ini. kebanyakan dari mereka

itupara perantau Suku Bugis Wajo’...”116

Puang Muhammad hadir ditengah-tengah masyarakat, ibarat seorang guide

atau pemandu yang menuntun masyarakatnya kepada kemaslahatan dan

keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Segala perbuatan dan perkataanya

dijadikan sebagai tolak ukur dalam tindakan keseharian masyarakatnya.

2. Sebagai Seorang Da’i

Puang Muhammad sebagai seoang da’i selain mengajak masyarakatnya

dalam hal kebaikan, juga memposisikan dirinya sebagai motivator penggerak

etika dan moral. Menjadi seorang da’i Puang Muhammad memberikan nasehat-

nasehat keagamaan kepada murid-muridnya. Misalnya dalam hal berpakaian,

perempuan tidak diberkenankan untuk tidak menggunakan hijab ketika berada

diluar rumah. Puang Muhammad sangat tegas dalam hal berpakaian kaum

115 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Samsu Bahru atau Puang Petta Jaga

anak ke-2 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Maret pukul 14.30 – 16.15 116 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,

hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06

62

perempuan. Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pajung

atau Puang Petta Sulaifi.

“...beliau marah jika perempuan keluar rumah tidak memakai

jilbapnya. Puang Muhammad selalu sampaikan itu ketika pengajiannya,

dan kalau ada yang langgar biasanya dia langsung tegur. Pesan-pesannya

ketika beliau meninggal dunia, untuk perempuan agar selalu memakai

jilbap dan menjaga auratnya...”117

Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Martunis

atau Puang Petta Bau.

“...Puang Muhammad sangat tegas sama wanita agar selalu

memakai jilbab, jika perempuan itu tidak pakai jilbab keluar langsung

disuruhnya pakai jilbab dulu baru keluar. Karena dia sangat tegas dan

disiplin orangnya...”118

Puang Muhammad juga selalu mengajak masyarakatnya untuk selalu taat

beribadah, dan juga memberikan pembelajaran mengenai tauhid dan fiqh ibadah.

Diceritakan bahwa Puang Muhammad sangat tegas dan disiplin mengenai hal

ibadah. Puang Muhammad selalu mengajak masyarakatnya untuk selalu sholat

berjamaah, berdzikir, dan selalu mengajak untuk mengingat Allah SWT.

Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pajung atau Puang

Petta Sulaifi.

“Sewaktu saya kecil, Puang Muhammad itu selalu disiplin dengan

ibadah. Saat watu sholat maghrib tiba, Puang Muhammad selalu

memantau kami dan mendisiplinkan kami untuk selalu sholat maghrib

berjamaah. Lalu saat sholat subuh tiba, kami selalu dibanguni untuk

melaksanakan sholat subuh berjamaah. Namun saat kami tidak mendengar

dan tidak sadar bahwa waktu sholat tiba. Puang Muhammad selalu

membawa pecutan panjang, beliau tidak memukul kita tapi hanya

memukul lantai disampingnya. Setelah itu, pada takutlah kami dan

langsung lari ambil wudhu dan duduk di bawah (Rumah Bolla Loppo).”119

117 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi

anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49

WIB 118 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau

anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 119 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi

anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49

WIB

63

Puang Muhammad sangat tegas dalam menekankan batas pergaulan antara

laki-laki dan perempuan. Hal ini dilakukan agar nantinya tidak terjadi fitnah

antara keduanya. Sebab Islam mengajarkan tentang batasan pergaulan antara laki-

laki dan perempuan yang bukan mahromnya untuk saling menjaga pandangan dan

kemaluannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah An-Nur ayat 31.

Hal ini penulis lihat, tampak pada karakter dan pribadi dari masyarakatnya yang

sangat pemalu, menjaga pandangan, dan pergaulannya. Sebagaimana petuah orang

Bugis terdahulu terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan dimana “Hai

perempuan, pagari dirimu demi kehormatanmu; Hai pria, pagari dirimu demi

kesabaranmu.”120

Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada Puang Andi Pajung atau

Puang Petta Sulaifi.

“Itu sangat dijaga itu, jadi batas laki-laki dan wanita itu betul-betul

dijaga. Misalnya perempuan diatas jendela dan laki-laki dibawahnya saja,

kalau itu rasanya tidak ada keperluan itu udah dimarahin itu...”121

Puang Muhammad juga mengajarkan masyarakatnya dengan nilai

kejujuran dan sikap bertanggung jawab. Puang Muhammad juga selalu

mengajarkan untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan milik mereka. Sikap

yang diajarkan oleh Puang Muhammad kepada masyarakatnya sangat melekat

pada diri mereka saat itu. Sebab Islam mengajarkan dan melarang mengambil

sesuatu yang bukan hak kita, sikap inilah yang sangat ditekankan oleh Puang

Muhammad. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal

Abidin atau Puang Petta Billa’.

“Waktu dulu ya itu, kalau ada saja uang jatuh di jalanan itu tidak

ada satupun orang boleh ambil. Jadi itu dibuat seperti kayu untuk

meletakkan barang itu seperti uang ataupun emas. Ini dilakukan supaya

orang yang kehilangan bisa mudah untuk menemukannya. Sampai berhari

hari itu, jika berhari-hari masih belum diambil yang berarti tidak ada yang

mengaku punya siapa. Biasanya di umumkan di masjid, jika tidak ada juga

120 Christian Perlas, Manusia Bugis, hal 248 121 Berdasarkan hasil wawancara dengan Puang Andi Pajung atau Puang Fetta Sulaifi

anak ke-8 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu tanggal 14 Maret 2021 pukul 11.15 – 13.49

WIB

64

biasanya masuklah ke dalam kas masjid. Jadi tidak ada yang berani

mengambilnya itu. Nah kalau sekarang kan berbeda, kalau ada emas jatuh

saja mungkin sudah hilanglah itu...”122

Puang Muhammad juga menekankan kepada masyarakatnya agar

senantiasa selalu berbuat baik. Karena itulah dilingkungan masyarakatnya jarang

sekali terjadi kerusuhan seperti pencurian atau kejahatan. Sebab dalam Islam juga

mengajarkan untuk selalu berprilaku baik dan tidak di berkenankan untuk

mendzolimi atau melukai yang lain. Sikap inilah yang selama ini juga di tekankan

pada masyarakatnya. Sesuai pula dengan motto hidupnya untuk menciptakan

sebuah desa yang aman dan damai. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara

dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’.

“Puang Muhammad itu ingin membuat sebuah desa yang aman dan

damai, tidak ada ancaman bahkan kejahatan. Agar sorang wanita bisa

merasa aman sewaktu dia keluar rumah di malam hari, dulu juga orang

meletakkan motor didepan rumahnya tidak takut dicuri. Sekarang yah

tidak bisa seperti itu lagi, sebab semua sudah berubah...”123

3. Problem Solving

Puang Muhammad juga memposisikan dirinya sebagai seseorang yang

mampu dengan bijak dalam memberikan sebuah solusi dalam memecahkan

permasalahan, mengeluarkan ide-ide, dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Dalam hal ini, semua kebijakan yang beliau keluarkan mampu

dipertanggungjawabkan dengan baik. Dalam hal ini, itulah alasan mengapa Puang

Muhammad selalu dicari dan diminta untuk mengambil keputusan atas

permasalahan yang terjadi antara individu atau kelompok.

Puang Muhammad pernah diminta oleh masyarakatnya untuk menjadi

seorang penasihat dalam acara pernikahan. Mereka yang datang ke kediaman

Puang Muhammad meminta izin kepada dirinya untuk menikahkan anaknya.

Dikarenakan kondisi masyarakat saat itu sangat kekurangan, pada akhirnya Puang

122 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 123 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30

65

Muhammad membuat kesimpulan untuk meringankan beban pernikahan. Dengan

mengumpulkan masyarakatnya yang ingin menikahkan anaknya, dan membuat

keputusan agar pernikahan tersebut bisa dilangsungkan di hari Isra’ Mi’raj Nabi

Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal. Hal itu dilakukan untuk

menjembatani keinginan masyarakatnya dalam mengurangi biaya pernikahan

anak-anaknya. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi

Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’.

“Terutama pada Isra’ Mi’raj itu, di zaman Puang Muhammad dulu

waktu Isra’ Mi’raj biasanya diadakan ceremony, jadi ceremoni itu

biasanya ceremoni diadakan selesai acara dilakukan pernikahan semacam

pernikahan massal secara serentak. Mungkin maksudnya itu untuk

meringankan biaya pernikahan, jadi dari mana-mana itu daang untuk

melihat acara ceremoninya itu. Makanya waktu itu kalau diadakan

ceremony biasanya Puang Muhammad memotong 9 kerbau, tapi saat ini

sudah tidak ada ya.”124

Puang Muhammad dalam hal dakwah pendidikannya, beliau tidak ingin

berceramah didepan umum secara percuma. Puang Muhammad pernah

mengatakan, bahwa beliau ditak ingin memberikan ilmunya kepada orang-orang

yang tidak membutuhkannya. Pang Muhammad sangat bijak dalam hal

pendidikan agama, akhlak, dan moral masyarakatnya. Sehingga, jika ada yang

ingin belajar dengannya maka orang tersebutlah yang harus datang dan meminta

kepadanya. Pernyataan ini berdasarkan hasil wawancara dari Puang Andi Zainal

Abidin atau Puang Petta Billa’

“...Puang Muhammad pernah berkata bahwa dirinya tidak ingin

memberikan ilmunya kepada mereka yang tidak membutuhkannya. Beliau

tidak terbiasa dengan ceramah seperti ustadz dan da’i pada umumnya.

Beliau biasanya sering didatangi oleh para murid-muridnya untuk

belajar...”125

Puang Muhammad juga memberikan solusi dalam hal pembangunan jalan

dan pemukiman penduduk di Desa Tangkit Baru. Puang Muhammad

124 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sabtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 125 Berdasarkan hasil wawancara dari Drs. Zainal Abiddin atau Puang Petta Billa’, Hari

Sambtu, 06 Maret 2021, Jam 13.00-15.30 WIB

66

menyarankan agar pemukiman penduduk dibangun sekitar 10 meter atau sedikit

lebih jauh dari jalan raya. Ini dikarenakan apabila nantinya ada pelebaran jalan,

maka tidak sampai kerumah penduduk. Pernyataan ini berdasarkan hasil

wawancara dari Puang Andi Zainal Abidin atau Puang Petta Billa’

“...Puang Muhammad juga menyarankan agar rumah penduduk

dibangun agak jauh dari jalan raya, sekitar 10 meter. Ini dikarenakan apa

bila suatu-waktu ada pelebaran jalan maka tidak sampai kerumah

penduduk...”126

Puang Muhammad juga memberikan solusi agar Desa Tangkit Baru

dibentuk 10 Parit, agar air dari danau bisa mengalir ke Sungai Tangkit. Jadi

wilayah desa tidak lagi digenang oleh air, dan nantinya bisa dibangun pemukiman

dan dibuka lahan pertanian. Puang Muhammad juga menyarankan agar dibikin

jalan yang membentang lurus membelah parit-parit. Pernyataan ini berdasarkan

hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Haji Kasau.

“... desa ini dibangun dengan 10 parit, parit-parit inilah yang

mengaliri air rawa sampai ke sungai. Lalu dibuatlah jalan dengan

menggabungkan pelepah-pelepah serta bambu, yang membelah parit-parit.

Setelah air rawanya surut, barulah mereka mulai menggarap lahannya.

Dulu disini itu rawa danau putih kuku namanya, wilayah ini di genangi air

setinggi lutut orang dewasa. Awalnya dibuat lah 10 batang parit, dan

kemudian dibangunlah sebuah jalan yang lurus dari Parit 01 sampai Parit

10...”127

Puang Muhammad juga memberikan solusi dalam hal pertanian di Desa

Tangkit Baru. Awalnya desa itu ditanami padi, namun tidak memiliki hasil. Oleh

sebab itu, Puang Muhammad memerintahkan masyarakatnya untuk mencoba

menanam tanaman lain seperti pisang, kopi, kelapa, sorgun, kedelai, jagung,

kacang-kacangan, ubi, dan lain-lain namun juga tidak memberikan hasil. Tahun

1972, Puang Muhammad mulai mencoba menanam tanaman nanas. Ternyata

tanaman nanas yang cocok di tanah yang bergambut di Desa Tangkit Baru. Lalu

Puang Muhammad memutuskan untuk menanam tanaman nanas di hamparan

126 Berdasarkan Hasil wawancara kepada Bapak Muhammad Ishak hari hari Kamis, 25

Februari 2021, Jam 13.45 – 14.40 127 Berdasarkan hasil wawancara kepada Puang Andi Pawelangi atau Puang Petta Kasau,

hari Kamis, 11 Maret 2021, Jam 09.15-12.06

67

lahan di Desa Tangkit Baru. Pernyataan ini senada dengan wawancara kepada

Puang Andi Martunis atau Puang Petta Bau.

“... awalnya itu kami mencoba tanaman padi, tapi kami malah

mengalami gagal panen. Ayah saya mencoba menanam pisang, kopi,

kelapa, sorgun, kedelai, jagung, kacang-kacangan, ubi, dan hasilnya juga

tidak begitu memuaskan. Lalu kami melihat ada bibit nanas di Desa

Tangkit itu, lalu kami coba menanam nanas di wilayah ini. Ternyata nanas

cocok di tanah gambut ini, jadi ayah saya memutuskan untuk menanam

nanas. Dan ditanamlah, hingga meluas seperti sekarang...”128

Pernyataan ini juga senada dengan wawancara dari Bapak Abdurrahman

IP.

“... berbagai macam tanaman pernah ditanam di sini, mulai dari

umbi-umbian, padi, kelapa, jagung, namun yang berhasil hanya tanaman

nanas. Karena kondisi tanah yang gambut dan lembab jadi tidak bisa

ditanami tanaman yang seperti itu...”129

128 Berdasarkan Hasil wawancara dari Puang Andi Baso Martunis atau Puang Petta Bau

anak ke-5 dari Puang Muhammad Said, Hari Rabu, 14 Oktober 2020, Jam 11.39 - 13.45 WIB 129 Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Abdurrahman IP,hari Kamis, 25 Februari

2021, Jam 16.15 – 17.04

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Biografi Syekh Muhammad Said

Dan Peranannya Dalam Dakwah Islam di Desa Tangkit Baru Kec. Sungai Gelam

Kab. Muaro Jambi Tahun 1948-1992 (Kajian Difusi Sejarah).” maka peneliti

dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Syekh Muhammad Said lahir tahun 1915 di Desa Liu, Sulawesi

Selatan. Syekh Muhammad Said merupakan anak ketiga dari empat

orang bersaudara. Syekh Muhammad Said dikenal memiliki sifat

peduli terhadap sesama, tidak membeda-bedakan antara keluarga dan

masyarakatnya, disiplin dan ketat dengan syari’at, bertanggung jawab,

memiliki rasa solidaritas yang kuat, dan tidak mudah menyerah. Syekh

Muhammad Said pernah bersekolah di Pondok Persantren As’adiyah,

Sengkeng, Sulawesi Selatan. Syekh Muhammad Said berguru ajaran

Tarekat Khalwatiyyah oleh guru yang bernama Syekh Abu Bakri, dan

menggantikan gurunya sebagai guru mursyid dalam perhimpunan

Tarekat Khalwatiyah Samaniyah. Syekh Muhammad Said pernah

terlibat dalam pemberontakan oleh kelompok yang di komandoi oleh

Kapten Westerling tahun 1947, hingga ayah dan pamannya harus

tewas dibunuh. Syekh Muhammad juga terlibat dalam pemberontakan

Kelompok Gerilyawan DI/TII, dan diculik di camp tahanan mereka.

2. Syekh Muhammad Said menggunakan beberapa model dalam

dakwahnya. Pertama, dengan membuka lahan dan membentuk sebuah

perkampungan. Kedua, dengan dakwah pendidikan yang biasanya

beliau lakukan dengan memberikan arahan dan nasehat secara

langsung, dan mengajarkan ilmu agama syari’at dan spiritualnya

kepada masyarakat dan pengikutnya. Ketiga, dengan terlibat dalam

69

aktivitas politik dalam membangun sebuah desa sesuai visi dan

misinya.

3. Syekh Muhammad Said berperan sebagai inisiator pembangunan,

dalam hal ini adalah membuka lahan dan perkampungan. Beliau juga

berperan sebagai da’i yang mengajak dan mengajarkan masyarakatnya

kepada kebaikan, seperti dengan memberikan nasehat-nasehat khusus

baik dalam hal duniawi maupun ukhrawi. Beliau juga berperan sebagai

problem solving atau pemberi kebijakan dan solusi dalam memecahkan

permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.

B. Saran

1. Usaha-usaha yang dilakukan oleh tokoh ini dianggap sebagai sebuah

usaha yang dapat dicontoh dalam kegiatan pembangunan sebuah desa,

maka perlu adanya pengenalan atas jasa-jasa dan kegiatan yang pernah

dilakukan selama hidupnya. Meskipun tokoh ini hanya dikenali oleh

kalangan suku Bugis saja, penulis harapkan agar tokoh ini mampu

dikenali oleh masyarakat luas.

2. Diharapkan masyarakat di Desa Tangkit Baru turut ikut memahami

dan mengerti mengenai tokoh ini, agar ketika seseorang pendatang

bertanya lebih jauh mengenai siapa dan bagaimana Desa Tangkit Baru

ini terbentuk, jadi mereka mengetahui sejarah terbentukanya dan siapa

yang membentuknya. Penulis harap, masyarakat tidak lagi merasa

tertutup terhadap informasi mengenai tokoh ini, dikarenakan tokoh ini

merupakan seorang tokoh yang memiliki usaha yang besar, terutama

dalam hal pembangunan sebuah desa.

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, 1999, Jakarta: Logos

Wacana Ilmu

Adburahman Dudung, 2011, Metodologi Penelitian Sejarah Islam,

Yogyakarta: Ombak

Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, 2013, Jakarta: AMZAH

Aziz, Abdul al-Badri, 1987, Peran Ulama dan Penguasa, Terj. Salim

Muhammad Wahid, cet, Ke-2, Solo Indonesia: Pustaka Mantiq

Bruinessen, Martin Van, Wahid, Abdurrahman, Khab Kuning: Persantren

dan Tareka, 1995-1999, Bandung: MIZAN

Burke, Peter, 2001, Sejarah dan Teori Sosial, Terj. Mestika Zed dan

Zulfani, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Cohen, Bruce J., Simamora, Sahat, 1983, Sosiologi Suatu Pengantar

Jakarta: Bina Aksara

Eksan, Moch , 2000, Kiai Kelanu: Biografi K.H. Muchith Muzadi

Yogyakarta: LKIS

Furchan, Arief dan Maimun, Agus, 2005, Studi Tokoh Metode Penelitian

Mengenai Tokoh, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Glasse, Cyril, 2000, Ensiklopedia Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Harahap, Syahrin, 2011, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi,

Jakarta: Kencana

71

HS Lasa, Sucianti Uminurida, 2009, Kamus Kepustakawanan Indoneisa,

Yogyakarta: Calpulis

Kartodirjo Sartono, 1992, Pendekatan Ilmu sosial dalam Metodologi

sejarah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kuntowijoyo, 2003, Metodologi Sejarah edisi kedua, Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya.

Kuntowijoyo, 1995, Pengantar Ilmu sejarah, Yogyakarta : Yayasan

Bentang Budata

Moleong, , J Lexy, 2009, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Mukhtar, 2007, Bimbingan Skripsi, Thesis dan Artikel Ilmiah, Jambi:

Sulthan Thaha Press IAIN Jambi

Ngatenan, Mohamad, 1990, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia,

Semarang: Dahara Prize

Pranoto, Sartono W, Teori &Metode Sejarah, 2014, Yogyakarta:

GrahaIlmu

Rifai, Muhammad, 2010, Ensiklopedi Presiden Republik Indonesia:

Abdurrahman Wahid, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA

Rusli, Ris’an, Tassauf dan Tarekat, Palembang: PT Raja Grafindo Persada

Soyomukti, Nurani, 2016, Pengantar Sosiologi, Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA

Usman. Suntoyo, 2015, Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

72

Wasino, Sri Hartatik, Endah, Metode Penelitian Sejarah:Dari Riset

Hingga Penulisan, 2018, Yogyakarta: Magnup Pustaka Utama

Skripsi :

Efendi, Rustam, 2004, skripsi Peranan KH. Abdurahman dalam

Pembinaan Pondok Persantren Nurul Yaqim Desa Durian Lencah Kec. Sungai

Manau Kabupaten Merangin, Jambi: IAIN STS Jambi

Hidayat, Husnol, Juni 2015, Harun Nasution dan Pembaharuan Pemikiran

Pendidikan Islam, Tdris Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 no. 1 Online ISSN 2442-

5494

Jambak, Febian Fadhly, 2017, Filsafat Sejarah Hamka: Refleksi, Islam

dalam Perjalanan Sejarah (Jurnal THEOLOGIA, Vol 28 No. 2:, 255-272.

Ketut, Ni Ginanti dan Suratini, Siti Tinjauan Historis Peran Perjuangan

Pangeran Diponegoro Tentang Peristiwa Perang Jawa Pada Tahun 1825-1830

(Artikel Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi Studi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI

Bandar Lampung)

Raenah, Peranan K.H. Muhammad Salekh Dalam Pengembangan Agama

Islam di Kecamatan Pelawan Singkut Kabupaten Sarolangun, 2001, IAIN STS

Jambi

Roni, Abd, 2011, Peran Al-Habib As-Sayyid Idrus Bin Hasam Al-Jufri

(Pangeran Wirokusumo) dalam Menyebarkan Agama Islam (Suatu Kegiatan Studi

Tokoh di Kel. Olak Kemang Kec. Danau Teluk Kota Jambi, Jambi: IAIN STS

Jambi

Setia Budhi Wilardjo, “Sukarno: Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah dan

Prilaku Organisasi”, September 2012-Februari 2013, Artikel Neliti, Value

Added: Majalah Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9,No. 1

73

Supriyadi, 2015, Eksistensi Tarekat Khalwatiyah Samaniyahdalam

Kehidupan Beragama Masyarakat Bugis Desa Tangkit Baru, Jambi: UIN STS

JAMBI

Sutrisno, Fajar, 2015, Habib Idrus al-Jufri (Peranannya di Kesultanan

Jambi), Jambi: UIN STS JAMBI

Jurnal :

Muhamad Mawangir, “Soekarno dan Pemikirannya Tentang Agama,

Politik, dan Pendidikan Islam”, Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin,

Pemikiran, dan Fenomena Agama 17, no. 1 (July 13, 2016), hal 139-145,

Accessed November 2, 2020

Rahmadi, Metde Studi Tokohdan Aplikasinya Dalam Penelitian Agama, ,

Juli-Desember: Al- Banjari 2019, Vol. 18, No. 2

Sa’ad, Suadi, Pendidik dan Pejuang Karismatik Spiritualis, Agustus 2016,

Vol. 11, No. 2, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Dokumen :

Andi, Abidin, Zainal, Syekh Muhammad Said: Profil Pembangunan Desa

(Profil Biografi Tokoh Pendiri Desa Tangkit Baru), Jambi:Desa Tangkit Baru

Data Dokumentasi Silsilah Keturunan Syekh Muhammad Said bin

Muhammad Yunus, pada Andi Samsu Bahru atau Puang Fetta Jaga.

Data Dokumen mengenai biografi singkat Puang Muhammad, pada HAUL

ke-26 Tahun 2018

74

LAMPIRAN

Gambar 1. Syekh Muhammad Said bin Muhammad Yunus Tajul

Khalwati (Puang Muhammad) Guru Mursyid ke 43 dari persaudaraan

Tarekat Khalwatiyah Samaniyah.

75

Gambar 2. Syekh Abu Bakri bin Fahrin Tajul Khalwati

(Puang Labbang) Guru Mursyid ke 42 dari persaudaraan Tarekat

Khalwatiyah Samaniyah.

76

Gambar 3. Wawancara kepada Puang Andi Baso Martunis

(Puang Fetta Bau) anak ke 5 Puang Muhammad sekaligus mursyid ke

44 dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.

Gambar 4. Wawancara kepada Puang Andi Zinal Abidin

(Puang Fetta Rabbi) anak ke 7 Puang Muhammad sekaligus mursyid

ke 44 dari persaudaraan Terekat Khalwatiyah Samaniyah.

77

Gambar 5. Wawancara kepada Puang Andi Pajung (Puang

Fetta Sulaifi) anak ke 8 Puang Muhammad sekaligus mursyid ke 44

dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.

Gambar 6. Wawancara kepada Puang Andi Samsul Bahru

(Puang Fetta Jaga) anak ke 2 Puang Muhammad sekaligus mursyid

ke 44 dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.

78

Gambar 7. Wawancara kepada Puang Andi Pawelangi (Puang

Fetta Kasau) anak ke 4 Puang Muhammad sekaligus mursyid ke 44

dari persaudaraan Tarekat Khalwatiyyah Samaniyah.

Gambar 8. Wawancara kepada cucu Puang Muhammad, Ibu

Andi Sarmadan dan Ketua Pimpinan Pondok Persantren As-

Saidiyyah H. Baso Patolai

79

Gambar 9. Wawancara kepada Puang Badruddin, selaku saksi

sejarah perjalanan Puang Muhammad.

Gambar 10. Wawancara kepada Bapak Sekretaris Desa,

sekaligus sebagai anak dari pelopor pendiri Desa Tangkit Baru

80

Gambar 11. Wawancara kepada Puang Abdul Ghani, selaku saksi

sejarah kehidupan Puang Muhammad Said

Gambar 12. Makam Guru Mursyid ke 43 dari Tarekat Khalwatiyah

Samaniyah yaitu Syekh Muhammad Said bin Muhammad Yunus

81

Gambar 13. Makam istri dari Puang Muhammad said, yaitu Puang

Andi Mardjan (Puang Fetta Unga)

82

Gambar 14. Dokumentasi Alih Silsilah Puang Muhammad Said dari

anaknya.

83

Gambar 15. Dokumentasi Kitab Karangan Puang Muhammad Said, yaitu

kitab perukunan sholat miliknya.

84

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

N

O

TEKNI

K

KAT SUB PERTANYAAN SUMBER

DATA

KET

1 Wawanc

ara

/Dokume

ntasi

1. Riwayat hidup Syekh

Muhammad Said :

a. Bagaimana latar

belakang

keluarganya ?

b. Bagaimana latar

belakang

pendidikannya?

c. Bagaimana bentuk

aktivitas sosialnya ?

d. Bagaimana

kehidupan

beragamanya ?

2 Wawanc

ara

/Dokume

ntasi

2. Tarekat Khalwatiyyah

Samaniyyah yang

dibawakannya :

a. Siapa yang

mengenalkan

Tarekat

Kahalwatiyyah

Samaniyyah

kepadanya?

b. Apa yang

mempengaruhinya,

sehingga beliau

menjadi seorang

suluk sekaligus

mursyid didalam

ajaran Tarekat

Khalwatiyyah

Samaniyyah ?

c. Bagaimana bentuk

aktivitas Tarekat

yang dibawakannya

?

d. Siapa yang

melanjutkan ajaran

Tarekat

Khalwatiyyah

Samaniyyah saat

beliau telah wafat ?

85

3 Wawanc

ara

/Dokume

ntasi

3. Perjalanan dakwahnya

:

a. Dimana saja tempat

yang pernah beliau

datangi dalam

penyampaikan

dakwahnya ?

b. Bagaimana kondisi

yang dialaminya

selama perjalanan

dakwahnya ?

c. Apakah ada

hambatan selama

proses dakwahnya ?

d. Apa yang Syekh

Muhammad Said

dapatkan selama

menjadi seorang

suluk sekaligus

mursyid dalam

Tarekat

Khalwatiyyah

Samaniyyah yang

dibawakannya ?

4 Wawanc

ara

/Dokume

ntasi

4. Gambaran/ pola

penyebaran dakwah

yang dilakukannya :

a. Apakah beliau

berdakwah untuk

menyebarkan

Tarekat yang

dibawakannya ?

b. Bagaimana cara

beliau dalam

menyampaikan

ajarannya ?

c. Apakah ajarannya

mampu diterima

oleh masyarakatnya

?

d. Apakah ada masalah

dalam penyampaian

dakwahnya kepada

masyarakat ?

86

e. Apakah dakwahnya

mampu berjalan

dengan baik ?

5 Wawanc

ara

/Dokume

ntasi

5. Peranannya dalam

berdakwah :

a. Bagaimana pengaruh

yang di bawakan

Syekh Muhammad

Said dalam

kehidupan sosial dan

keagamaan

masyarakat di Desa

Tangkit Baru ?

b. Bagaimana

pandangan

masyarakat terhadap

tokoh Syekh

Muhammad Said ?

c. Bagaimana

masyarakat

menerapkan

pengajaran yang

disampaikan oleh

Syekh Muhammad

Said dalam

kehidupan sehari-

hari ?

d. Apa pandangan

masyarakat terhadap

ajaran Tarekat

Khalwatiyyah

Samaniyyah yang

dibawa oleh Syekh

Muhammad Said ?

6 Wawanc

ara

/Dokume

ntasi

Apa alasan masyarakat

memilih ajaran Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah

yang dibawakkan oleh

Syekh Muhammad Said?

87

7 Wawanc

ara/Doku

mentasi

Apakah masyarakat di Desa

Tangkit Baru seluruhnya

mengamalkan ajaran

Tarekat Khalwatiyyah

Samaniyyah yang

dibawakan oleh Syekh

Muhammad Said ?

8 Wawanc

ara/Doku

mentasi

Apakah sampai saat ini

masyarakat masih

memegang teguh ajaran

yang diajarkan oleh Syekh

Muhammad Said ?

9 Wawanc

ara

/Dokume

ntasi

Apakah msyarakat masih

mengamalkan kebiasaan

yang dilakukan syekh

Muhammad Said ?

10 Dokume

ntasi/Do

kumenta

si

Laporan PRODEKSEL

Tahun 2021 oleh Desa

Tangkit Baru

Data

Statistik

PRODEK

SEL tahun

2021 Desa

Tangkit

Baru

Keterangan:

KAT: Kategori

KET: Keterangan

Catatan: Bentuk-bentuk pertanyaan yang akan ditanyakan berkaitan dengan hasil

pengamatan, penelueuran, pengetahuan, perasaan, pendapat, dan latar belakang

informan.

88

Informan/Narasumber wawancara :

d) Andi Zainal Abidin (Puang Fetta Rabbi) : Kepala Desa Tangkit Baru sekaligus

sebagai guru mursyid ke 44 dari Tarekat Khalwatiyyah Samaniyyah dan anak

Syekh Muhammad Said yang ke 7.

e) Andi Martunis (Puang Fetta Haidir Bau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang

ke 5

f) Andi Samsu Bahru (Puang Fetta Haji Jaga) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang

ke 2

g) Andi Pajung (Puang Fetta Sulaifi) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said yang

ke 8

h) Andi Pawelangi (Puang Fetta Kasau) : guru mursyid ke 44 dari Tarekat

Khalwatiyyah Samaniyyah sekaligus anak dari Syekh Muhammad Said.

i) Adbul Ghani : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus pelaku

sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said secara

langsung.

j) Abdurrahman IP : Sekretaris Desa Tangkit Baru, sekaligus anak dari pendiri

Desa Tangkit Baru

k) Puang Badruddin : sebagai salah satu pendiri Desa Tangkit Baru sekaligus

pelaku sejarah yang menyangksikan pengalaman Syekh Muhammad Said

secara langsung.

l) H. Baso Patolai : Anak dari pendiri Desa Tangkit Baru

m) Abdul Kadir : Keluarga Puang Muhammad

n) Andi Sarmadan : cucu ke 4 dari anak Syekh Muhammad Said yang ke 2.

89

CURICULUM VITAE

Nama : Reza Rodhiah

Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 05 Mei 1999

Jurusan : Sejarah Peradaban Islam

Fakultas : Adab dan Humaniora

Jenis Kelamain : Perempuan

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Azra’i

Nama Ibu : Sukariniatin

Anak Ke : 2 dari 2 orang bersaudara

Alamat Asal : JL. RD.P.Kolopaking RT. 24 NO. 13

Kec. Telanai Pura Kel. Simpang Empat Sipin, Jambi

Nomor Telepon : 0895604974758

E-mail : [email protected]

JENJANG PENDIDIKAN

SD/MI : SDN 66 Kota Jambi

SMP/MTS : MTS Laboratorium STS Jambi

SMA/MA : SMKN 4 Kota Jambi