ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN...
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
RINI SUSILOWATI
NIM. B09.105
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
iv
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada bayi
NY. M dengan Berat Badan Lahir Rendah di RS ASSALAM Gemolong”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, ucapan
terimakasih ini terutama penulis ucapkan kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, SKM. M.Kes, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Estri Kusumawati, S.ST, selaku pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Direktur di RS ASSALAM Gemolong yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan studi kasus.
5. Seluruh Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.
6. Rekan-rekan DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah
membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik dari pembaca, sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
vi
MOTTO
© Betapapun suburnya tanah, sejuknya embun, teraturnya hujan dan bagusnya
sinar matahari, hasil tak pernah dipetik tanpa menabur.
© Punggung pisaupun akan menjadi tajam bila sering di asah.
© Jadilah anak yang selalu jujur karna itulah hal yang dapat selalu membawamu
dalam kemujuran. (Ayah)
© Ikuti dan jalankan kata hatimu yang baik. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
© Allah SWT , Thanks God to everything for me.
© Bapak dan ibu yang selalu memberiku doa dan dukungan
moral dan material.
© Kedua adikku ( duik dan rani) yang memberikanku
keceriaan dan semangat.
© Keluarga besar yang selalu memberikanku semangat dan
dukungan agar aku cepat lulus.
© Bu Estri dan bu erlyn yang menjadi pembimbing kuliahku.
© Sahabat di “happy kost” juga rekan seperjuanganku (mba
rika, rina, mba nia, enur, susan, vevy, melinda) Terimakasih
atas kerjasama dan dukungan kalian.
© Bagus Wicaksono yang selalu memberiku semangat supaya
kita bisa wisuda bareng.
© Almamater yang aku banggakan selalu.
© Untuk semua teman-temanku DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta, terutama kelas III B.
vii
CURICULLUM VITAE
BIODATA
Nama : Rini Susilowati
Tempat/Tgl. Lahir : Karanganyar, 29 Desember 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jumantoro, Rt. 03 Rw. 09, Giriwondo, Jumapolo, Karanganyar
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Jumantoro II Tahun 2003
2. SMP Negeri 1 Jumapolo Tahun 2006
3. SMA Negeri 1 Jumapolo Tahun 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009/2010
viii
D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Rini Susilowati
NIM. B09.105
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. M DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
TAHUN 2012
( xiii + 74 Halaman + 3 tabel + 1 gambar + 9 lampiran )
INTISARI
Latar Belakang : Angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) di Indonesia masih
cukup tinggi berada pada kisaran 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2011).
Penyebab kematian bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia
neonaturum 49-60%, infeksi 24-34%, Premature/Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) 15-20%, Trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba,
2007). Berdasarkan Studi Pendahuluan di RS Assalam Gemolong pada Januari
2011 hingga April 2012 angka kelahiran bayi total sebanyak 1034, jumlah bayi
lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak 128 (12,37%).
Tujuan Studi Kasus: Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny. M
dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Assalam Gemolong dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah varney mulai dari
pengkajian-evaluasi.
Metode Studi Kasus: Studi Kasus ini menggunakan metode deskriptif, lokasi
studi kasus adalah di RS Assalam Gemolong Sragen, subyek studi kasus adalah
pada bayi Ny. M, waktu pengambilan kasus adalah pada 19-29 juni 2012, dengan
teknik pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik, wawancara, observasi, studi
kepustakaan dan studi dokumentasi.
Hasil Studi Kasus: Setelah dilakukan Asuhan berupa merawat bayi pada
inkubator, memberikan injeksi cefotaxim 2x100 mg, merangsang reflek hisap
dengan memberikan PASI menggunakan dot, mengobservasi BAB, BAK bayi dan
mengganti popok dan pakaian apabila basah/ kotor, menjaga tali pusat agar selalu
kering, mengobservasi keadaan umum bayi selama 3 hari didapatkan hasil
keadaan umum bayi baik, vital sign : N: 140 x/menit, Rr: 44 x/menit, S: 37° C,
Gerakan bayi aktif, Reflek hisap bayi kuat, tali pusat bayi bersih dan layu dan
kenaikan berat badan bayi 50 gram pada hari ke tiga.
Kesimpulan : Penulis menemukan kesenjangan pada langkah antisipasi yaitu
suhu inkubator diturunkan 2° C / hari, dan pada perencanaan yaitu pemberian air
gula dan susu formula menggunakan dot.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan BBLR, Bayi Baru Lahir, Bayi dengan BBLR
Kepustakaan : 32 literatur ( 2001 – 2012 )
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. .. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ .. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
CURRICULUM VITTAE .......................................................................... vii
INTISARI .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.............................................................................................. ... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL...................................................................................... .. xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 3
C. Tujuan Studi Kasus................................................................. 3
D. Manfaat Studi Kasus............................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus .............................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ............................................................................ 10
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 19
ix
C. Landasan Hukum .................................................................... 38
D. Informed Concent .................................................................. 38
E. Kerangka Konsep .................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus .................................................................... 40
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 40
C. Subyek Studi Kasus ................................................................ 40
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 41
E. Instrumen Studi Kasus ............................................................ 41
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 41
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan ..................................................... 44
BAB 1V TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 46
B. Pembahasan ............................................................................ 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 72
B. Saran ....................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Konsep.................................................................. 39
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekomendasi Cairan untuk Bayi BBLR............................... 15
Tabel 3.1 Cara Menilai Apgar Score pada Bayi Baru Lahir……….... 23
Tabel 4.1 Riwayat Apgar Score Bayi Ny. M ...................................... 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pengambilan Kasus
Lampiran 2. Surat balasan dari RS Assalam Gemolong Sragen
Lampiran 3. Surat Persetujuan dari Pasien
Lampiran 4. Lembar Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi
Lampiran 5. Lembar Leaflet imunisasi
Lampiran 6. Lembar Observasi
Lampiran 7. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 8. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Kesehatan sebagai salah satu upaya Pembangunan
Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Tingginya derajat kesehatan pada suatu
negara dapat ditentukan oleh beberapa indikator, Salah satu diantaranya
adalah tinggi rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB). AKB dapat digunakan
sebagai acuan untuk tingkat keberhasilan pelayanan kesehatan. Angka
kematian bayi baru lahir (Neonatal) di Indonesia masih cukup tinggi berada
pada kisaran 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2011) di Jawa Tengah sendiri
angka kematian bayi mencapai 10,62/1000 kelahiran hidup, sedangkan target
MDGS (Millenium Development Goals) ke-4 diharapkan tahun 2015 yaitu
17/1000 per kelahiran hidup (Depkes, 2010). Penyebab kematian bayi di
Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia neonaturum 49-60%,
infeksi 24-34%, Premature/Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15-20%,
Trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba, 2007).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram (Sampai dengan 2499 gram) (Sarwono, 2004). Bayi
baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai permasalahan
yang serius untuk segera mendapatkan perawatan dan pengawasan secara
intensif. Hal ini dikarenakan kondisi fisik bayi masih sangat lemah, alat-alat
pernafasan belum berfungsi sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa bayi
2
dengan keadaan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangatlah rentan untuk
terjangkitnya suatu infeksi dan penyakit (Manuaba, 2007).
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada
pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem
pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum
sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain
itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan
balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh
pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Assalam Gemolong
diperoleh data pada bulan Januari 2011 hingga April 2012 angka kelahiran
bayi total sebanyak 1034, jumlah bayi lahir dengan berat badan normal
sebanyak 762 (73,69%) , bayi lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak
128 (12,37%) , kematian perinatal sebanyak 34 bayi (3,28%), bayi dengan
prematur 59 bayi (5,70%), bayi dengan indikasi capput succedaneum
sebanyak 27 bayi (2,61%), bayi dengan hiperbirilubim sebanyak 14 bayi
(1,35%), sedangkan dengan ikterik 10 bayi (0,98%).
Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat
tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik membahas tentang ”Asuhan
Kebidanan pada bayi NY. M dengan Berat Badan Lahir Rendah di RS
Assalam Gemolong”.
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka perumusan
masalah dalam penyusunan studi kasus ini adalah: “Bagaimana
penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. M dengan Berat Badan
Lahir Rendah di RS Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan metode
pendekatan Manajemen Kebidanan menurut Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada bayi Ny. M dengan berat
badan lahir rendah di Rumah Sakit Assalam Gemolong dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Dengan disusunnya studi kasus ini dihahapkan penulis mampu:
1) Melakukan pengkajian secara lengkap terhadap Bayi Baru Lahir
Dengan Berat Badan Lahir Rendah pada bayi Ny. M di Rumah
Sakit Assalam Gemolong.
2) Melakukan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan bayi dengan berat badan lahir rendah pada
bayi Ny. M di Rumah sakit Assalam Gemolong .
3) Merumuskan diagnosa potensial pada bayi baru lahir dengan berat
badan lahir rendah pada bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam
Gemolong.
4
4) Mengidentifikasi serta melakukan antisipasi dan tindakan segera
pada bayi dengan berat badan lahir rendah pada bayi Ny.M di
Rumah Sakit Assalam Gemolong.
5) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada bayi baru lahir
dengan berat badan lahir rendah pada Bayi Ny.M di Rumah Sakit
Assalam Gemolong.
6) Melakukan tindakan secara cepat dan tepat sesuai dengan rencana
tindakan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah pada
Bayi Ny.M di Rumah Sakit Assalam Gemolong.
7) Mengevaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada bayi dengan
berat badan lahir rendah pada Bayi Ny. M di Rumah Sakit
Assalam Gemolong.
b. Melakukan identifikasi bagaimana kesenjangan antara teori dan
praktek yang ada di lahan berkaitan dengan masalah pada bayi dengan
berat badan lahir rendah pada Bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam
Gemlong beserta penanganannya.
c. Membuat alternatif pemecahan masalah pada bayi dengan berat badan
lahir rendah dengan menggunakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir pada bayi Ny. M di Rumah Sakit Assalam Gemolong.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai bayi baru
lahir dengan berat badan lahir rendah sehingga penulis mampu
5
memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan berat badan
lahir rendah dan bermanfaat dalam menjalankan tugas di lapangan.
2. Bagi Profesi
Menambah ilmu pengetahuan bagi tenaga kesehatan terutama
bidan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan
berat badan lahir rendah dengan tepat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Dengan melihat hasil pengkajian dari studi kasus ini diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan tenaga kesehatan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
di rumah sakit khususnya di Rumah Sakit Assalam Gemolong
b. Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi sehingga dapat
memberikan wawasan yang luas mengenai asuhan kebidanan bayi
baru lahir dengan berat badan lahir rendah.
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah sudah pernah
dilakukan oleh :
1. Nur Indiyah Linasari (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi
Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Pandan Arang
Boyolali”, bayi dengan berat badan lahir 1800 gram, PB: 45cm,
6
LK: 31 cm, LD: 28cm, apgar score 6-7-8. Asuhan yang diberikan antara
lain adalah merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 320
C, kolaborasi
dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan nutrisi yang
adekuat pada bayi berupa, memasang infus D5% 6 tetes per menit
mikrodrip, injeksi vit. K 1mg 1x/hari, injeksi Aminopilin 2 x 2.4 cc,
injeksi Cefotaxim 40 mg / 12 jam secara IV, pemberian ASI melalui
sonde, mengobservasi tanda-tanda vital, merawat tali pusat, menjaga
personal hygne pada bayi dengan mengganti popok jika basah,
mengobservasi BAB atau BAK. Asuhan tersebut diberikan selama 6 hari
mulai dari 04 juli 2008 hingga 10 juli 2008 dengan hasil KU bayi baik,
gerak aktif, tangis kuat, Vital sign : S : 36,50 C, R :44 x /menit,
N : 140 x/menit, reflek hisap kuat, tali pusat bersih dan kering, tidak ada
tanda-tanda infeksi, terjadi kenaikan berat badan 2000 gram, bayi dalam
keadaan baik dan diperbolehkan pulang.
2. Nur Susilawati (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.H
Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di RSUD Banjarsari Surakarta”, bayi
dengan berat badan lahir 2400 gram, dan asuhan yang diberikan antara lain
adalah mengobservasi KU dan VS, melakukan perawatan dalam inkubator,
memberi injeksi vitamin K 1 mg, memberi ASI / LLM sebanyak 30 cc
setiap 2 jam, merawat tali pusat, mengganti popok apabila basah atau kotor
dan mengobservasi BAB dan BAK, asuhan tersebut dilakukan selama 3
haridengan hasil KU bayi baik, reflek menghisap bayi baik dan berat
badan bayi mengalami peningkatan dari 2400 gram menjadi 2500 gram
dan tidak terjadi hipotermi.
7
3. Darsi (2009), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Ny.D Dengan Berat Badan Lahir Rendah Dengan Kecil Masa Kehamilan
Di Ruang Perinatologi RSUD Karanganyar”, bayi dengan berat lahir
2200 gram, Apgar Score 7-10-10, reflek menghisap lemah, asuhan yang
diberikan antara lain adalah membebaskan jalan nafas dengan cara
meletakkan bayi dengan posisi miring dan bagian punggung diganjal
dengan kain, melakukan perawatan dalam inkubator dengan suhu 320
C,
berkolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi yaitu
pemberian vit.K 0,05 mg 1x, salep mata dan texegram 110 mg/hari,
pemberian ASI, mengganti popok apabila basah atau kotor, observasi BAB
dan BAK, setelah dilakukan perawatan selama 3 hari klien sudah
diperbolehkan pulang dengan kemajuan kondisi yaitu keadaan umumnya
baik, reflek menghisap dan menelan kuat, gerakan bayi aktif, bayi pulang
dengan berat badan 2150 gram.
Persamaan dari studi kasus diatas dengan studi kasus yang dilakukan
adalah asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah, adapun
perbedaannya adalah pada tempat, waktu, subyek dan hasil dari kasus yang
diambil.
8
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan
sistematika penulisan yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori medis mengenai pengertian bayi baru lahir,
klasifikasi bayi baru lahir, pengertian bayi baru lahir dengan berat
badan rendah, klasifikasi bayi baru lahir dengan berat badan
rendah,etilogi bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah,
masalah-masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah,
penatalaksanaan dan upaya pencegahan kegawatdaruratan bada
bayi dengan berat badan lahir rendah, teori management kebidanan
menurut varney yang meliputi: pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, implementasi dan
evaluasi,dicantumkan pula data perkembangan menggunakan
SOAP, serta kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang jenis studi kasus, lokasi
pengambilan studi kasus, subyek studi kasus, waktu pelaksanaan
studi kasus, instrumen yang digunakan, teknik pengambilan data,
teknik dalam menjalankan studi kasus, serta alat-alat dan bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan studi kasus ini.
9
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menggambarkan Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah, secara nyata sesuai manajemen
kebidanan menurut 7 langkah Varney mulai dari Pengkajian,
Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Antisipasi, Perencanaan,
Pelaksanaan, Evaluasi dan Data Perkembangan. Sedangkan dalam
pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah-masalah atau
kesenjangan antara teori dengan praktek yang penulis temukan di
lapangan.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
inti dari pembahasan Asuhan Kebidanan pada bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah bdan saran untuk pemecahan masalah yang
realitas operasional yang artinya saran yang ditemukan itu dapat
diterima secara wajar dan dapat dilaksanakan oleh yang diberi
saran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
38 - 40 minggu yang mempunyai berat badan 2500 - 4000 gram
(Manuaba, 2007).
2) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat (Sholeh, 2007).
3) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya
biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu(Donna, 2003).
b. Klasifikasi Bayi Baru Lahir
Menurut Saifuddin (2002), klasifikasi bayi baru lahir yaitu:
1) Bayi berat keadaan normal, berat lahir 2500 - 4000 gram.
2) Bayi berat badan rendah (BBLR), berat lahir 1500 - 2500 gram.
3) Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari
1500 gram.
4) Bayi berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang
dari 1000 gram.
11
2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
a. Pengertian
1) Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi karena umur
kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dengan
semestinya sekalipun umur kehamilan cukup atau karena kombinasi
keduanya (Manuaba, 2007).
2) Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir
(Sarwono, 2004).
3) WHO (World Health Organization) menyatakan BBLR Merupakan
bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari
2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
b. Klasifikasi bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi Berat Badan lahir
Rendah (BBLR) yaitu masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan disebut prematur dan
bayi yang beratnya kurang dari berat badan semestinya menurut
kehamilan (kecil masa kehamilan atau dismatur) atau kombinasi
keduanya (Manuaba, 2007).
c. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur.
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
12
seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin
juga merupakan penyebab terjadinya BBLR (IDAI, 2004).
Faktor-faktor yang dapat meyebabkan terjadinya BBLR menurut
Sarwono (2005), adalah :
1) Faktor ibu
a) Umur bumil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun .
b) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
c) Gizi saat hamil yang kurang.
d) Faktor pekerja yang terlalu berat .
e) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi,jantung dan lain lain .
2) Faktor kehamilan
a) Hamil ganda (gemeli).
b) Hamil dengan hidramnion.
c) Perdarahan antepartum.
d) Komplikasi kehamilan (Preeklampsi/ eklampsi, ketuban pecah
dini).
e) Plasenta Previa.
3) Faktor janin
a) Cacat bawaan.
b) Infeksi dalam rahim.
4) Faktor pendukung lainnya (nutrisi, perokok, peminum alkohol,
budaya, sosial ekonomi, dan lain-lain).
13
d. Masalah-masalah atau kelainan pada bayi berat lahir rendah
Menurut Sarwono (2002), masalah pada BBLR yaitu :
1) Suhu Tubuh
a) Pusat pengatur nafas tubuh masih belum sempurna.
b) Otot bayi masih lemah.
c) Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga bayi
dengan BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak
kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36ºC -
37ºC.
d) Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan
panas tubuh.
2) Pernafasan
a) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna.
b) Otot pernafasan dan tulang iga lemah.
c) Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya
tidak sempurna.
d) Dapat disertai penyakit : Penyakit hialin membran, mudah infeksi
paru-paru, gagal pernafasan.
3) Alat pencernaan makanan
a) Penyerapan makanan masih lemah atau kurang baik karena fungsi
pencernaannya belum berfungsi sempurna.
b) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan
aspirasi pneumonia.
14
c) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna
sehingga pengosongan lambung berkurang.
4) Hepar yang belum matang
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin sehingga mudah
terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai meyebabkan ikterus.
5) Ginjal yang belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metaboliseme dan air masih
belum sempurna sehingga mudah terjadi oedema.
6) Perdarahan dalam otak
a) Karena mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan
terjadinya perdarahan dalam otak.
b) Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah.
c) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan
kematian bayi.
d) Pemberian Oksigen belum mampu diatur sehingga mempermudah
terjadi perdarahan dan nekrosis.
7) Gangguan Immunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar
Ig E.
e. Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan Berat Badan lahir Rendah
Dengan memperhatikan gambaran klinis dan berbagai kemungkinan
yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, maka
perawatan dan pengawasannya harus dilakukan dengan intensif.
15
1) Pengaturan suhu
Hipotermia disebabkan oleh permukaan tubuh bayi lebih luas
dibanding dengan berat badan. Cara mempertahankan suhu antara
lain:
a) Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gr dirawat dalam
inkubator dengan suhu 35°C dan untuk berat badan 2000 - 2500
gram dengan suhu 34°C Kelembaban antara 50 - 60%, suhu
inkubator dapat diturunkan 1°C per minggu (Wiknjosastro, 2005).
b) Bila inkubator tidak ada dapat dilakukan dengan membungkus bayi
dan memasang lampu di dekat tempat tidur bayi
(Wiknjosastro, 2005). Menurut Saifuddin (2002), beri lampu 60
watt dengan jarak 60 cm dari bayi.
c) Tutupi kepala bayi, pastikan bahwa kepala bayi ditutupi setiap saat.
Bagian kepala bayi mempunyai luas permukaan yang cukup besar
sehingga bayi akan dapat cepat kehilangan panas tubuh jika bagian
kepalanya tidak tertutup (Saifuddin, 2002).
d) Badan bayi harus dalam keadaan kering untuk mencegah evaporasi
(Winkjosastro, 2005).
e) Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara kontak kulit
secaralangsung (Metode Kanguru) (Wiknjosastro, 2005).
f) Menganjurkan ibu untuk sering-sering menyusui
bayi(Wiknjosastro, 2005).
16
2) Nutrisi
Bayi BBLR reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
kapasitaslambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase masihkurang. Di samping kebutuhan protein 3 - 5 gr/hari dan
tinggi kalori(110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-
baiknya.Pemberian minuman pada umur 3 jam agar bayi tidak
hipoglikemiadan hiperbillirubinemia (Winkjosastro, 2005).
Tabel 2.1Rekomendasi Kebutuhan Cairan untuk Bayi BBLR
Tipe tempat
tidur
Berat badan
600-800 801-1000 1001-1500 1501-2000
Radiant 120 cc 90 cc 15 cc 65 cc
Inkubator 90 cc 75 cc 65 cc 55 cc
Lain-lain 70 cc 55 cc 50 cc 45 cc
Sumber : Yushananta (2007).
3) Mencegah infeksi dengan ketat
Bayi BBLR mudah sekali terkena infeksi. Oleh karena itu upaya
preventif sudah didahulukan sejak pengawasan antenatal, sehingga
tidak terjadi persalinan BBLR, dan pada masa post natal, yaitu jika
keadaan ibudan bayi mengizinkan, maka bayi dirawat bersama ibu dan
diberi air susu ibu. Untuk mencegah terjadinya infeksi maka:
a) Pisahkan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi.
b) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi.
c) Membersihkan tempat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi
(paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu
untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antiseptik).
17
d) Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu.
e) Setiap bayi mempunyai perlengkapan tersendiri.
f) Kalau mungkin setiap bayi dimandikan di tempat tidur masing-
masing dengan perlengkapan sendiri.
g) Petugas di bangsal bayi, harus memakai pakaian yang telah
disediakan.
h) Petugas yang menderita penyakit menular (infeksi saluran nifas,
diare, konjungtivitas dan lain-lain) dilarang merawat bayi.
i) Kulit dan tali pusat harus dibersihkan sebaik-baiknya.
j) Pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca.
(Wiknjosastro, 2005)
4) Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dengan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab
itupenimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat
(Saifuddin, 2002).
5) Reflek-reflek pada bayi BBLR
Menurut Stright (2004), reflek-reflek pada bayi berat badan lahir
rendah yaitu :
a) Reflek Moro : Respon asimetris terlihat pada cedera saraf
perifer atau fraktur lengan atau kaki. Tidak
ada respon terjadi pada kasus-kasus cedera
saraf perifer yang berat.
18
b) Reflek Rooting : Respon yang lemah, tidak pada BBLR,
penurunan atau cedera neurologis.
c) Reflek Sucking : Respon yang lemah pada BBLR, muntah,
batuk atau regurgitasi akan dapat terjadi
kemungkinan berhubungan dengan sianosis
sekunder karena prematuritas.
d) Reflek Plantar : Respon yang berkurang terjadi pada BBLR.
Tidak ada respon terjadi pada defisit
neurologis yang berat.
e) Reflek Palmar : Respon ini berkurang pada BBLR. Tidak ada
respon terjadi pada defisit neurologis yang
berat.
f) Reflek Tonick neck : Respon persisten setelah bulan ke empat
dapat menandakan cedera neurologis.
Respon menetap tampak pada cedera SSP
dan gangguan neurologis.
6) Perawatan mata
Mata bayi dibersihkan, kemudian diberi obat untuk mencegah
Blenorhoe. Metode Crade: dengan tetesan nitras argenti 1 - 2%
sebanyak 2 tetes pada masing-masing mata, penicillin salep atau
garamycin salep mata (Saifuddin, 2002).
19
f. Upaya Meningkatkan berat badan pada bayi BBLR
Alat pencernaan bayi BBLR belum sempurna, lambung kecil enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB
dan kalori 110 kal;/kgBB sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pada
hari 2-3 bayi akan mengalami penurunan berat badan sekitar 10 %, dan
akan pulih kembali pada hari ke 10 (Wiknjosastro, 2005). Untuk
meningkatkan berat badan pada bayi BBLR perlu diperhatikan asupan
nutrisinya. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan menghisap cairan lambung, reflek masih lemah
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit. Bila faktor
menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan
sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan
yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari terus dinaikan sampai mencapai
sekitar 200 cc/kgBB/hari (Yushananta, 2007).
B. Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan yaitu sesuatu pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah. Penernuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada pasien
(Varney, 2004).
Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
20
1. Langkah I: PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien (Varney, 2004).
Tahap awal dari proses manajemen kebidanan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2005).
Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien
dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien yang
meliputi:
a. Data Subyektif
Adalah data yang didapat dari pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
akan berhubungan langsung dengan diagnosa (Muslihatun, 2009).
Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Nursalam, 2001), meliputi:
1) Biodata
a) Nama bayi : Untuk mengetahui identitas bayi dan
memastikan bahwa yang diperiksa benar-
benar bayi yang dimaksud.
b) Umur bayi : Untuk mengetahui umur bayi yang nantinya
disesuaikan dengan tindakan yang akan
dilakukan.
21
c) Tanggal/jam lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir di
sesuaikan dengan hari perkiraan lahir.
d) Nama ayah/ibu : Untuk mengetahui identitas orang tua bayi.
e) Umur : Untuk mengetahui faktor-faktor resiko dari
tingkat kesuburan (Nursalam, 2001). Umur
ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun dapat menyebabkan bayi BBLR
(Surasmi, 2003).
f) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan ras.
g) Agama : Untuk memberikan motivasi kepada
keluarganya sesuai dengan agamanya.
h) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu
yang nantinya penting dalam memberikan
KIE perawatan bayi.
i) Pekerjaan : Untuk mengetahui gambaran keadaan sosial
ekonomi berhubungan dengan kemampuan
dalam mencukupi kebutuhan nutrisi
(Nursalam, 2001). Faktor bekerja terlalu
berat bisa mengakibatkan bayi BBLR
(Surasmi, 2003).
j) Alamat : Untuk mendapatkan gambaran tentang
tempat dimana pasien tinggal.
22
2) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus yang harus dinyatakan
dengan singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi
keterangan (Varney, 2004).
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Menurut Nursalam, 2001 yaitu :
a) kehamilan : Adanya gangguan seperti muntah-muntah
berlebihan,Hipertensi, perdarahan pada kehamilan.
b) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm, pre term, atau
postterm, ada perdarahan waktu persalinan,
ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
c) Nifas : Apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan
bagaimana proses laktasinya.
4) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Pemeriksaan Antenatal
Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, ada keluhan
atau tidak, penyuluhan apa yang pernah didapat, imunisasi TT
berapa kali, HPHT, HPL, golongan darah ayah dan golongan darah
ibu (Varney, 2004).
b) Riwayat Penyakit Kehamilan
Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin, misalnya ibu tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung, preeklamsia, eklamsia, hipertensi, TBC, diabetes
mellitus, ginjal dan asma (Saifuddin, 2002). Karena ibu dengan
23
penyakit Pre eklamsi/eklamsi, hipertensi, jantung resiko terjadi
bayi dengan BBLR (Surasmi, 2003).
c) Kebiasaan Ibu Waktu Hamil
Untuk mengetahui kebiasaan ibu rneliputi pola makan apakah
bergizi dan tinggi protein atau tidak, minum obat-obatan dari bidan
atau tidak, minum jamu atau tidak, apakah ibu merokok atau tidak
dan lain-lain (Varney, 2004). Untuk mengetahui obat-batan apa
yang dikonsumsi ibu dan apakah ibu mempunyai kebiasaan
merokok (Prawirohardjo, 2006). Ibu dengan kebiasaan merokok
akan terjadi resiko bayi dengan BBLR (Surasmi, 2003).
d) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-sehari,
(1) Personal hygiene
Berapa kali ibu mandi dan ganti baju, gosok gigi dan keramas
dalam sehari (Varney, 2004).
(2) Pola nutrisi
Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikomsumsi dan
porsi makan dalam sehari serta ada pantangan atau tidak.
Kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan bisa
mengakibatkan bayi BBLR (Surasmi, 2003).
(3) Pola aktivitas dan istirahat
Dikaji untuk mengetahui aktifitas sehari-hari dan kebiasaan
istirahat pasien. Aktivitas bekerja terlalu berat (seperti Buruh
pabrik), bisa mengakibatkan bayi dengan BBLR
(Surasmi, 2003).
24
(4) Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK
(Surasmi, 2003).
(5) Riwayat Persalinan Sekarang
Untuk mengetahui jenis persalinan, penolong persalinan, lama
persalinan dari kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air
ketuban dan komplikasi persalinan (Varney, 2004).
b. Data obyektif
Data yang dapat diobervasi dan diukur, informasi tersebut biasanya
diperoleh melalui "sense" 25 (sigh, smell) dan HT (hearing and
touchatau teiste), selama pemeriksaan fisik (Nursalam, 2005).
1) Pemeriksaan khusus
Dilakukan dengan menghitung nilai Apgar Score pada menit
pertama,kelima dan kesepuluh. Bahan penilaian adalah frekuensi
denyut jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit dan reaksi
terhadap rangsang (Wiknjosastro, 2005).
Tabel 2.2 Cara Menilai Apgar Score Pada Bayi Baru Lahir
No Tanda Nilai
0 1 2 l. Warna kulit Pucat Badan merah Seluruh tubuh
Ekstremitas biru kemerah-merahan
2. Frekuensi Tidak ada < 100 kali/menit > 100 kali/menit
3. Reaksi Tidak ada Sedikit gerakan mimik Batuk bersin
4. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas sedikit fleksi Gerakan aktif
5. Usaha nafas Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik, menangis
Sumber : Kosim (2003).
25
Interpretasi :
Nilai 1-3 asfiksia berat;
Nilai 4-6 asfiksia sedang;
Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal).
2) Pemeriksaan Umum
a) Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat kesadaran
(sadar penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan ekstrim dan
ketegangan otot (Saifuddin, 2002).
b) Untuk mengetahui tanda-tanda vital (TTV), meliputi:
(1) Suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rectal, axilla dan oral
yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang
dapat digunakan untuk membantu menentukan diagnosis dini
suatu penyakit (Hidayat, 2005). Suhu tubuh normal bayi baru
lahir berkisar 36,5°C - 37,5°C (Saifuddin, 2002).Pada bayi
dengan BBLR suhu tubuh berkisar 34°C - 37° C
(Wiknjosastro, 2005).
(2) Pernafasan (Respirasi Rate)
Pada pernafasan normal perut dan dada bergerak hampir
bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada
waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan bayi
normal 30 - 50 kali permenit (Saifuddin, 2002).
26
Pada bayi dengan BBLR frekuensi pernafasan pada hari
pertama 40- 50 x/menit sedangkan pada hari-hari berikutnya
35 - 45 x/menit (Wiknjosastro, 2005).
(3) Denyut jantung
Penilaian frekuensi denyut jantung secara normal pada bayi
baru lahir antara 120 - 160 x/menit. Pada bayi BBLR denyut
jantung berkisar 100 - 140 x/menit (Hidayat, 2005).
3) Pemeriksaan Fisik Sistematis
a) Kepala : Yang perlu dikaji rambut tipis dan halus,
sutura tengkorak dan fontanel melebar
:penonjolan fontanel karena
ketidakadekuatanpertumbuhan tulang mungkin
terlihat. Cacat bawaan(mycrocepalus,
hydrocepalus, dan lain-lain),trauma jalan lahir.
Kepala kecil dengan dahi menonjol,
kemungkinan ditemukan caput succedaneum
atau cephal haematom, ubun-ubun besar
cekung atau cembung kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intrakranial(Sarwono,
2002).
b) Rambut : Rambut yang tumbuh adalah rambut lanugo
adalah rambut imatur yang halus, lunak dan
sering menutupi kulit, kepala, dahi dan muka
(Nursalam, 2001).
27
c) Muka : Pals muka, tanda-tanda dismorfik, seperti
lipatan epkantus, jarak mata yang lebar,
adanya kelainan bentuk, kelainan letak,
trauma(Sarwono, 2002).
d) Mata : Adakah kotoran di mata, ikterik di sclera dan
merah di konjungtiva (Nursalam, 2001).
Pelebaran tampilan mata (dihubungkan dengan
hipoksia in utero kronis), kemungkinan cacat
bawaan (mikroftalmia, katarak, dan lain-lain).
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis,
tidak ada bleeding konjungtiva
(Sarwono, 2002).
e) Hidung : Batang hidung cekung, hidung pendek
mencuat, tanda-tanda distres pernafasan
mungkin ada, khususnya pada adanya sindrom
aspirasi mekonium, mucus mungkin hijau
pekat, pernafasan cuping hidung dan terdapat
penumpukan lendir (Sarwono, 2002)
f) Telinga : Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi
yang keras (Varney, 2004).Perhatikan
kebersihannya dan adanya kelainan,
bentuk/simetris, letaknya, pendengaran, cacat
bawaan, dan lain-lain (Sarwono,2002).
28
g) Mulut : Pada BBLR bibir atas tipis, dagu maju, refleks
menelan dan menghisap yang lemah, mukosa
mulut (kotor, bersih), ada lendir atau
tidak(Sarwono, 2002).
h) Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid, adakah
keretakan pada clavicula (normal: rata
atautanpa gumpalan disepanjang tulang
simetris) (Varney, 2004).
i) Dada : Bentuk pembesaran dada,frekuensi bunyi
jantung, adakah kelainan (Markum, 2001).
j) Abdomen : Adakah pembesaran pada hepar, lien dan
ginjal (Markum, 2001).
k) Tali pusat : Adakahperdarahan atau tidak
(Nursalam, 2001).
l) Kulit : Pada BBLR Adakah lanugo sedikit atau
berlebih, apakah kulit lembab atau hangat
ketika disentuh, adakah pengelupasan pada
kulit (Varney, 2004).
m) Genetalia : Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada
skrotum, jika perempuan apakah labia mayora
sudah menutupi labia minora (Varney, 2004).
Pada BBLR testis belum turun pada skrotum
dan labia mayora belum menutupi labia
minora (Surasmi, 2003).
29
n) Ekstremitas : Adakahkelainansepertipolidaktiliatau
sinidaktili, adakah tulang yang retak misalnya
clavicula (Varney, 2004),
o) Tulang punggung : Adakahkerusakanyang terlihatmisalnya massa,
lekuk atau tonjolan (Varney, 2004).
p) Anus : Adakah lubang atau saluran genitourinasi
(Varney, 2004).
4) Pemeriksaan Reflek
a) Reflek Moro :Rangsanganmendadakyangmenyebabkanlengan
terangkat ke atas dan ke bawah terkejut dan
relaksasidengan cepat
(Wiknjosastro, 2005). Pada BBLR reflek
moro positif tangan bayi dapat menggenggam
(Wiknjosastro, 2005).
b) Reflek Rooting : Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh
pipi (Saifudin, 2002). Pada kasus BBLR reflek
rooting positif (mulut bayi mencari puting
susu) (Wiknjosastro, 2005).
c) Reflek Sucking : Terjadi apabila terdapat pada penyentuh bibir,
yang disertai reflek menelan
(Saifuddin, 2002). pada bayi prematur reflek
menghisap dan menelan belum sempurna
(Hasan, 2002).
30
d) Reflek Plantar : Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila
jari diletakkan di dasar jari-jari kakinya.Pada
BBLR reflek plantar lemah (Strigh, 2004).
e) Reflek Tonick Neck : Bayi melakukan perubahanposisibila
kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek
ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar
tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan
menghilang pada umur 6 bulan
(Hidayat, 2005). Pada kasus BBLR reflek
tonick leher lemah (Wiknjosastro, 2005).
f) Reflek Palmar : Jari bayi melekuk di sekeliling berada pada
menggenggamnya seketika bila jari diletakkan
di telapak tangan (Strigh, 2004). Pada kasus
BBLR reflek palmar lemah
(Wiknjosastro, 2005).
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar Kepala : Normal pada bayi baru lahir antara 33 - 35 cm
(Hidayat, 2005). Pada kasus BBLR biasanya
lingkar kepala bayi kurang dari 33 cm
(Kosim, 2003).
b) Lingkar dada : Normal pada bayi baru lahir antara 30 -33 cm
(Hidayat, 2005).Pada kasus BBLR biasanya
lingkar dada bayi kurang dari 30 cm
(Kosim, 2003).
31
c) Panjang badan : Untuk mengetahui pertambahan panjang badan
bayi normal 45 cm sampai 55 cm
(Bobak, 2004).Pada kasus BBLR biasanya
panjang badan bayi kurang dari 45 cm
(Surasmi, 2003).
d) Berat badan : Untuk mengetahui pertambahan berat badan
bayi normal 2500 gram sampai 3500 gram
(Hidayat, 2005).Pada kasus BBLR biasanya
berat badan bayi kurang dari 2500 gram
(Surasmi, 2003).
6) Pola Eliminasi
Untuk mengetahui fungsi sistem pencernaan dan metabolisme tubuh
meliputi BAB dan BAK:
a) Urine : Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
setelah 8 jam kelahiran urinekeluarkarena
ketidakmampuan untuk melarutkan ekskresi dalam
urine (Surasmi, 2003).
b) Mekonium : Pada umumnya mekonium keluar pada 24 jam
pertama setelah kelahiran, dan pada saat mengecek
anus berlubang atau tidak (Hidayat, 2005).
7) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium pada Bayi Berat
Badan Lahir Rendah dengan pemeriksaan golongan darah, test
Hemoglobin (HB) dan Ultrasonografi (USG) (Doengoes, 2001).
32
2. Langkah II: INTERPRESTASI DATA
Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap masalah atau diagnosa dengan kebutuhan klien (Varney, 2004).
a. Diagnosa Kebidanan
Adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek
kebidanan (Varney, 2004).
Diagnosa:
Bayi Ny. X umur 1 jam dengan Berat Badan Lahir Rendah.
DS :
1) Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal... pukul...
2) Ibu mengatakan anaknya lahir dengan berat badannya kurang
3) Ibu mengatakan saat anaknya lahir menangis dengan keras/ kuat
DO:
1) KU : Baik.
2) TTV : Suhu (S) : 36 °C
Nadi (N) : 110 x/menit
Respirasi (R) : 40 x/menit
3) Antopometri :
Berat badan kurang dari 2500 gram.
Panjang badan kurang dari 45cm.
Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4) Kulit transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang.
33
5) Reflek
Menurut Stright (2004), reflek-reflek pada bayi berat badan lahir
rendah yaitu :
a) Reflek Moro : Respon asimetris terlihat pada cedera saraf
perifer atau fraktur lengan atau kaki. Tidak
ada respon terjadi pada kasus-kasus cedera
saraf perifer yang berat.
b) Reflek Rooting : Respon yang lemah, tidak pada BBLR,
penurunan atau cedera neurologis.
c) Reflek Sucking : Respon yang lemah pada BBLR, muntah,
batuk atau regurgitasi akan dapat terjadi
kemungkinan berhubungan dengan sianosis
sekunder karena prematuritas.
d) Reflek Plantar : Respon yang berkurang terjadi pada BBLR.
Tidak ada respon terjadi pada defisit
neurologis yang berat.
e) Reflek Palmar : Respon ini berkurang pada BBLR. Tidak ada
respon terjadi pada defisit neurologis yang
berat.
f) Reflek Tonick neck : Respon persisten setelah bulan ke empat
dapat menandakan cedera neurologis.
Respon menetap tampak pada cedera SSP
dan gangguan neurologis.
34
b. Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa (Varney, 2004).
Masalah yang umumnya muncul pada bayi baru lahir dengan Berat
Badan Lahir Rendah adalah suhu tubuh yang rendah, belum
sempurnanya reflek menghisap (Kosim, 2003).
c. Kebutuhan
Adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belmn teridentifikasi
dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa
data (Varney, 2004).Kebutuhan yang diberikan pada bayi dengan BBLR
yaitu dengan menjaga lingkungan nyaman dan hangat, pemenuhan nutrisi
(Saifuddin, 2002).
3. Langkah III : DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis
pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan
untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang
spesifik (Varney, 2004).Pada kasus bayi BBLR, kemungkinan yang dapat
terjadi adalah Hipotermi (Surasmi, 2003).
4. Langkah IV : ANTISIPASI
Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak segera
dan menentukan bentuk kolaborasi yang paling tepat untuk keselamatan
pasien. Antisipasi yang dilakukan adalah: hindari kehilangan panas dengan
metode Kanguru, periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit, ukur suhu
axilla, menganjurkan ibu mulai menyusui bayinya. Bayi dengan berat badan
35
kurang dari 2000 gram dirawat dalam inkubator dengan suhu 35° C dan
untuk berat badan 2000- 2500 gram dengan suhu 34° C dapat diturunkan
1° C per minggu (Wiknjosastro, 2005).
5. Langkah V : PERENCANAAN
Adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau
kebutuhan pasien. Berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan
kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau
diharapkan (Varney, 2004). Menurut Saifuddin (2002), rencana asuhan pada
bayi dengan BBLR meliputi:
a. Observasi Keadaan Umum dan Vital Sign .
b. Pertahankan suhu dengan ketat.
c. Penimbangan ketat.
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
e. Pemeriksaan Reflek.
f. Perawatan Tali pusat.
g. Observasi BAB dan BAK.
h. Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak.
6. Langkah VI : IMPLEMENTASI
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh
dari perencanaan (Varney, 2004).
36
Petaksanaan asuhan ini bisa dilakukan oleh klien atau tenaga
kesehatan lainnya. Menurut Saifuddin (2002), pelaksanaan asuhan pada bayi
BBLR adalah disesuaikan dengan rencana tindakan, yang meliputi :
a. Melakukan Observasi Keadaan Umum dan Vital Sign.
b. Mempertahankan suhu dengan ketat.
c. Melakukan penimbangan ketat.
d. Memenuhi kebutuhan nutrisi.
e. Melakukan pemeriksaan Reflek.
f. Merawat tali pusat.
g. Melakukan observasi BAB dan BAK.
h. Melakukan Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak.
7. Langkah VII : EVALUASI
Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana
asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah
dan diagnosa (Varney, 2004).
Menurut Saifudin (2002) setelah dilakukan asuhan, hasilnya adalah :
a. Keadaan umum bayi baik.
b. Vital sign bayi normal.
c. Bayi tidak hipotermi.
d. Peningkatan berat badan.
e. Nutrisi bayi terpenuhi.
f. Reflek bayi baik.
37
g. Tali pusat tidak berbau.
h. Bayi sudah BAK dan BAB dalam 24 jam pertama kelahiran.
Catatan Perkembangan Pasien
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada
bayi dengan berat badm lahir renpdah dengan SOAP menurut Varney (2004),
yaitu:
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa, data Subyektif diperoleh melalui wawancara
langsung dengan ibu bayi Ny. M.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,
hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I, data Obyektif
diperoleh langsung berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
bayi Ny. M.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa masalah.
2. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial.
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter kolaborasi atau
rujukan.
38
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi
(E) berdasarkan analisa pada bayi ny. M.
C. Landasan Hukum
Bidan dalam melakukan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada
kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan pertolongan pada
kegawatdaruratan memerlukan pertolongan hertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga (IBI, 2007).
Sedangkan menurut Pasal 11 ayat 2 huruf b Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1464 / MENKES / PER / X / 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan praktek bidan menyebutkan bahwa Bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan anak berwenang untuk penanganan hipotermi pada bayi
baru lahir dan segera merujuk (Kepmenkes, 2010).
D. Informed Concent
Informed concent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan
kebidanan terhadap pasien sesudah memperoleh infortnasi lengkap dan yang
dipahaminya mengenai tindakan itu (IBI, 2007).
Informed concent merupakan butir yang paling penting dalam
pencegahan konflik etik yang sangat besar. Walaupun demikian bukan berarti
informed concent dapat mengatasi permasalahan, karena kita melihat
39
yangterjadi selanjutnya diluar dugaan oleh karena itu, bidan selalu dituntut
untuk berbuat yang terbaik tantuk pasiennya sesuai kondisi (IBI, 2007).
E. Kerangka Konsep
Input Proses Out put
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Sumber : Modifikasi. Varney (2004), Saifuddin (2002).
Bayi baru lahir
dengan berat badan
lahir rendah
Asuhan kebidanan
menurut manajemen
kebidanan Varney
1. Pengkajian data
2. Interpretasi data
3. Diagnosal potensial
4. Antisipasi masalah
5. Perencanaan
tindakan
6. Pelaksanaan
tindakan
7. Evaluasi
Hasil asuhan kebidanan
1. Keadaan umum
baik
2. Vital sign normal
3. Bayi tidak terjadi
hipotermi
4. Berat badan bayi
naik
5. Nutrisi bayi
terpenuhi
6. Reflek bayi baik
7. Tali pusat tidak
berbau
8. Bayi sudah BAB
dan BAK
40
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus dengan
metode deskriptif pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Metode
deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
memaparkan atau membuat gambaran tentang bukti keadaan secara obyektif.
Studi kasus adalah cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri unit tunggal (Notoatmodjo, 2005).
Studi kasus ini tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.M Dengan
Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat, dimana pengambilan kasus
dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005).
Lokasi dalam pengambilan kasus ini dilakukan di Ruang Perinatologi
RS Assalam Gemolong.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus merupakan hal atau orang yang akan dikenai
kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2005).
Studi kasus ini adalah pada bayi Ny. M dengan Berat Badan Lahir
Rendah.
41
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah batas waktu dimana pengambilan kasus
diambil (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan studi kasus ini dilakukan pada
19 – 29 Juni 2012.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan dipergunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005).
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data Studi Kasus adalah:
1. Lembar Pedoman Wawancara
Untuk memperoleh data subyektif dari pasien. Lembar yang digunakan
adalah format Asuhan Kebidanan (Askeb) Bayi Baru Lahir.
2. Lembar Dokumentasi
Untuk mencatat hasil pengkajian dan pemeriksaan.
3. Lembar persetujuan dari Pasien
Sebagai bukti bahwa pasien tersebut setuju untuk dilakukan pengkajian
data pemeriksaan dalam membuat studi kasus ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah hasil pencatatan baik yang berupa fakta atau angka
(Arikunto, 2002). Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa
atau hal-hal atau keterangan atau karakteristik sebagian atau seluruh elemen
populasi yang akan menunjukkan penelitian (Hasan, 2002).
42
Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan
data sekunder (Riwidikdo, 2006).
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya (Hasan, 2002).
Data primer dapat diperoleh dari:
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan atau
mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan
penderita secara lisan dari seorang sasaran peneliti (responden) atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut face to face
(Notoatmodjo, 2005).
Pada pengambilan kasus ini dilakukan wawancara dengan orang tua
bayi Ny. M dan tenaga kesehatan.
b. Observasi
Merupakan suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian
untuk mengetahui perkembangan asuhan yang telah diberikan, hal-haI
yang diobservasi adalah misalnya: berat badan, keadaan umum, vital
sign, reflek menghisap, reflek tonick neck dan reflek moro
(Nursalam, 2001).
43
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik atau pengkajian fisik dalam keperawatan
dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dari riwayat
keperawatan klien (Nursalam, 2005).
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematis dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran
dan penciuman sebagai suatu alat pengumpulan data. Inspeksi
dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki. Dalam
pengambilan kasus ini melakukan inspeksi BBLR mulai dari
kepala sampai kaki.
2) Palpasi
Suatu teknik yang menggunakan indera peraba, tangan dan jari.
Dalam hal ini dilakukan utuk memeriksakan keadaan turgor kulit
bayi. Dalam pengambilan kasus ini penelitian melakukan palpasi
keadaan turgor kulit bayi BBLR tersebut.
3) Perkusi
Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan
kiri-kanan setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan
penghasilan suara. Perkusi bertujuan atau rnengidentifikasikan
lokasi, ukuran bentuk dan konsisten jaringan.
4) Auskultasi
Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang diberikan
oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mendeteksi frekuensi jantung.
44
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek
penelitian (Riwidikdo, 2006).
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-dokumen resmi maupun
tidak resmi (Notoatmodjo, 2005).
Dokumen ini didapat dengan melihat catatan rekam medik (RM)
pasien, data bayi lahir berat badan normal, bayi dengan BBLR, bayi
dengan prematur, indikasi capput succedaneum, bayi dengan
hiperbirilubin, ikterik, dan jumlah kematian perinatal di RS Assalam
Gemolong.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting
dalam menunjang latar belakang teoritis suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2005).
Bahan pustaka dalam kasus ini penulis mengambil dari buku-buku
yang berhubungan dengan bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir
Rendah dari tahun 2001 sampai 2012.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Untuk mendapatkan data dalam studi kasus ini, menggunakan alat dan bahan
sebagai berikut:
45
1. Alat dan bahan untuk wawancara:
a. Format pengkajian pada bayi baru lahir
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan untuk pemeriksaan dan observasi:
a. Stetoskop
b. Termometer
c. Timbangan bayi
d. Metelin
e. Infuse set lengkap abocath, selang infus dan cairan infus bila perlu
f. Oksigen
g. Pipet minum
h. Minyak telon
i. Plester
j. Gunting
k. Jam tangan
l. Sonde bila perlu
m. Obat-obatan sesuai terapi
n. Inkubator dengan suhu 34° C - 35° C
o. Kassa
3. Alat untuk dokumentasi
a. Buku catatan rekam medik (RM)
b. Alat tulis
46
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tempat : Ruang Perinatologi
Tanggal : 19 Juni 2012
Pukul : 08. 10 WIB
No. Register : 148134
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Bayi
1) Nama Bayi : Bayi Ny. M
2) Umur :2 Jam
3) Tgl/Jam Lahir : 19 Juni 2012 / 06.10 WIB
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
5) BB/PB : 2.400 gram / 46 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1) Nama : Ny. M Nama : Tn. S
2) Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun
3) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
4) Agama : Islam Agama : Islam
5) Pendidikan : SD Pendidikan : SD
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
7) Alamat : Glinggang Rt 02, Rw 03 Kendel, Kemusu, Boyolali
46
47
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke tujuh pada tanggal
19 Juni 2012, pukul 06.10 WIB dengan berat badan 2400 gram.
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPMT : 17 September 2011
b) HPL : 24 Juni 2012
c) Keluhan pada: Trimester I : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester III :Ibu mengatakan pegel-pegel di
sekitar punggung dan sering BAK.
d) Riwayat ANC : Ibu mengatakan melakukan ANC sebanyak 5
kali di Bidan, ibu juga mendapatkan tablet Fe dan Kalk.
Trimester I : 1 kali, pada umur kehamilan 3 bulan.
Trimester II : 2 kali, pada umur kehamilan 5 dan 6 bulan.
Trimester III: 2 kali, pada umur kehamilan 8 dan 9 bulan.
e) Penyuluhan yang pernah didapat :
Ibu mengatakan pada saat umur kehamilan 3 bulan ibu pernah
mendapatkan penyuluhan tentang gizi ibu hamil dari bidan di
desanya.
f) Imunisasi TT :
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali
TT1 : Pada saat capeng.
48
TT2 : Pada saat hamil ke tujuh umur kehamilan 3 bulan.
3) Riwayat persalinan, nifas yang lalu
No
Tahun
Bersalin
Penolong
Persalinan
Tempat
persalinan
Keadaan
Anak
Nifas Keadaan
Keadaan Laktasi Anak
1. 1991 Baik Abortus
2. 1992 Dukun Rumah P Baik ASI Hidup
3. 1995 Dukun Rumah L Baik ASI Hidup
4. 2000 Dukun Rumah P Baik ASI Hidup
5. 2003 Dukun Rumah L Baik ASI Hidup
6. 2008 Dukun Rumah L Baik ASI Hidup
7. 2012
Dokter
dan
bidan
RS.
Assalam
L Baik ASI Hidup
4) Riwayat Persalinan ini
a) Tempat persalinan : Ruang VK, RS Assalam Gemolong
b) Jenis persalinan : Spontan / bracht
c) Umur kehamilan : 39 minggu
d) Penolong : Dokter Obsgyn dan Bidan
e) Plasenta
(1) Berat plasenta : ± 600 gram
(2) Panjang tali pusat : ± 50 cm
49
(3) Jumlah katiledon : Lengkap
(4) Insersi tali pusat : Centralis
(5) Kelainan : Tidak ada
(6) Lama persalinan : Kala I : 13 jam
Kala II : 15 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Total : 15 jam 25 menit
(7) Jumlah Pendarahan : ± 100 cc
5) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit saat hamil
Ibu mengatakan saat hamil tidak menderita sakit apapun, seperti
Flu, batuk, panas.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan dadanya tidak berdebar-debar
dan merasakan nyeri dada sebelah kiri.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pinggang
bagian kanan dan kiri
(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas maupun
batuk berkepanjangan lebih dari 100 hari.
(4) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah kuning pada mata
dan ujung-ujung kuku.
(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah sering merasa lapar
50
dan BAK pada malam hari.
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh
mengalami pusing yang menetap dan
mempunyaitekanan darah lebih dari
140/90 mmHg.
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan
mengeluarkan busa dari mulut.
(8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
riwayat penyakit menular seperti HIV/AIDS,
Infeksi Menular Sexual (IMS) ataupun
penyakit yang lainnya.
c) Riwayat penyakit keluarga
lbu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
menurun seperti Jantung, DM, epilepsi, dan riwayat penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis, IMS ataupun HIV/AIDS.
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu dan suaminya mengatakan baik dari pihaknya maupun pihak
suaminya tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau
pembedahan perut apapun.
6) Pola kebiasaan selama hamil
a) Makanan : Ibu mengatakan selama hamil makan
51
3 kali / hari, porsi sedang, menu terdiri dari
nasi, sayur, lauk-pauk dan buah. Minum ±8
gelas / hari.
b) Obat-obatan/Jamu: Ibu mengatakan tidak minum obatobatan/
jamu kecuali obat dari Bidan.
c) Merokok : Ibu dan suami mengatakan tidak merokok
d) Pola Istirahat : Ibu mengatakan istirahat cukup ± 6 jam
pada malam hari dan ± 2 jam pada siang hari.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Pemeriksaan Khusus (Apgar Score)
Tabel 4.1 Riwayat Apgar Score Bayi Ny. M
No Tanda Nilai Jumlah
0 1 2 Mnt 1 5'I 10'I 1. Warna Kulit
Pucat Badan merah
Ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerah
merahan
2 2 2
2.
Frekuensi
Jantung Tidak ada < 100
kali/menit
> 100 kali/
menit 2 2 2
3. Reaksi
rangsangan Tidak ada
Sedikit gerakan
mimic Batuk/bersin 1 2 2
4. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas
sedikit fleksi
Gerakan aktif 1 2 2
5.
Pernafasan
Tidak ada
Lemah/tidak
teratur
Baik, Teratur
1
1
2
JUMLAH 7 9 10
52
2) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit merah,
turgor baik.
b) Tanda-tanda vital : N =144 x/menit
R = 52 x/menit
S =36,4° C
3) Pemeriksaan fisik sistematis
a) Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada
cephalhematom atau caput succedaneum.
b) Rambut : Tebal, warna hitam, lurus.
c) Muka : Bersih, warna merah muda, simetris
d) Mata : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
kotoran, conjungtiva warna merah muda,
sklera putih.
e) Telinga : Simetris antara kanan dan kiri, tulang rawan
sudah terbentuk sempurna, rambut lanugo
banyak.
f) Hidung : Tidak ada pengeluaran cairan, berlubang,
simetris.
g) Mulut : Bibir warna merah muda, mukosa basah,
tidak ada kelainan labioskisis atau
labiopalatoskisis.
h) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
53
i) Dada : Simetris, tidak ada retraksi saat nafas,
jantung tidak bising, tidak ada suara
tambahan.
j) Abdomen : Perut tidak kembung.
k) Tali Pusat : Tali pusat terjepit klem tali pusat, bersih,
masih basah, terbungkus kassa steril.
l) Kulit : Mengkilap, warna merah muda, turgor kulit
baik.
m) Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum.
n) Ekstrernitas
Atas : Aktif, jumlah jari lengkap, kuku belum
melebihi ujung jari.
Bawah : Aktif jumlah jari lengkap, kuku belum
melebihi ujung jari.
o) Tulang punggung : Tidak ada benjolan atau tumor.
p) Anus : (+) Berlubang.
4) Pemeriksaan Reflek
a) ReflekMoro : Baik, tangan bayi dapat terangkat keatas
apabila dikejutkan, tangan bayi juga
menggenggam ketika diberi rangsangan.
b) Reflek Rooting : Baik, mulut bayi mencari putting susu,
ketika jari telunjuk di sentuhkan pada pipi
bayi.
54
c) Reflek Sucking : Lemah, reflek menghisap dan menelan
bayi belum sempurna.
d) Reflek Plantar : Baik, jari-jari kaki bayi melekuk ke bawah
saat jari diletakkan di dasar jari jari
kakinya.
e) Reflek Tonik neck : Baik, bayi melakukan perubahan posisi
saat kepala diputar ke satu sisi.
f) Reflek Palmar : Baik, jari bayi melekuk di sekeliling
berada pada menggenggamnya saat jari
diletakkan di telapak tangan.
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar kepala : 31 cm
b) Lingkar dada : 29 cm
c) Berat badan : 2.400 gram
d) Panjang Badan : 46 cm
e) Lingkar lengan atas : 10 cm
6) Eliminasi
a) Urine : Sudah keluar pukul 07.00 WIB
b) Meconium : Sudah keluar pukul 06.20 WIB
d. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
1) Gula Darah Sewaktu bayi : 74 mg/dl
55
e. Perawatan Bayi Baru Lahir yang telah dilakukan
1) Pemberian vitamin K 0,1 mg secara IM dan salep mata Gentamicin
pada pukul 06.25 WIB.
2. Interpretasi Data
Tanggal 19 Juni 2012 Pukul : 08.50WIB
a. Diagnosa kebidanan:
Bayi Ny. M umur 2 jam dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Data Dasar :
Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke tujuh dengan
jenis kelamin laki-laki pada tanggal 19 juni 2012, pukul 06.10
WIB dengan berat badan 2.400 gram.
2. Ibu mengatakan bayinya menangis keras/kuat.
Data Obyektif :
1. KU = Baik, gerak aktif
2. Vital sign : R= 52 x/menit, N= 144 x/menit, S= 36,4°C.
3. Antropometri: BB = 2.400 gr, LK = 31 cm, LD = 29 cm, PB =
46 cm, LILA = 10 cm.
4. a. Reflek Bayi
Reflek Moro : Baik
Reflek Rooting : Baik
Reflek Sucking : Lemah
Reflek Plantar : Baik
56
Reflek Tonik neck : Baik
Reflek Palmar : Baik
b. Masalah :
Reflek menelan atau menghisap lemah.
c. Kebutuhan :
Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, latih reflek hisap.
3. Diagnosa Potensial
Hipotermi
4. Antisipasi
a. Kolaborasi :
1) Tetap merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 34° C.
2) Kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi
yaitu injeksi cefotaxim 2x100 mg dan memberikan nutrisi yang
adekuat pada bayi dengan menggunakan air gula, PASI.
5. Perencanaan
Tanggal 19 Juni 2012 Pukul 09.00 WIB
a. Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 6 jam sekali.
b. Jaga kehangatan bayi dengan perawatan di inkubator dengan suhu 34° C.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi cefotaxim
2x 100 mg secara IM.
d. Rangsang reflek hisap dan penuhi kebutuhan nutrisi dengan minum
PASI (air gula) menggunakan dot pelan-pelan.
e. Mengganti pemenuhan nutrisi menggunakan air gula dengan susu
57
formula.
f. Rawat tali pusat 2 kali per hari dengan kassa steril.
g. Ganti pakaian bila basah/kotor.
h. Observasi BAK dan BAB.
i. Memandikan bayi setelah 6 jam.
6. Implementasi
Tanggal 19 Juni 2012
a. Pukul 09.05 WIB Menjaga kehangatan bayi dengan tetap
melakukan perawatan di inkubator dengan suhu
34° C.
b. Pukul 09.30 WIB Memberikan injeksi cefotaxim 2x100 mg secara
IM, sesuai advis dokter.
c. Pukul 09.35 WIB Merangsang reflek hisap dan memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan memberi minum air
gula menggunakan dot pelan-pelan, ± 25 cc.
d. Pukul 15.00 WIB Memeriksa keadaan umum dan vital sign.
e. Pukul 15.05 WIB Mengganti pakaian bila basah/kotor.
f. Pukul 15.10 WIB Memandikan bayi, merawat tali pusat kemudian
memasukkan lagi ke dalam inkubator dengan
suhu 34° C.
7. Evaluasi
Tanggal 19 juni 2012
a. Pukul 09.05 WIB Bayi masih tetap dirawat di dalam inkubator
58
dengan suhu 34° C.
b. Pukul 09.35 WIB Bayi sudah diberi injeksi cefotaxim 2x100 mg
secara IM, sesuai advis dokter.
c. Pukul 09.50 WIB Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan mencoba
memberi minum air gula dengan menggunakan dot
pelan-pelan ± 25 cc, tumpah.
d. Pukul 15.10 WIB Keadaan umum baik, gerak aktif,
vital sign: N : 140 x/menit
R : 50 x/mcnit
S : 36,4° C
Lembar observasi terlampir.
e. Pukul 15.10 WIB Pakaian dan popok bayi bersih dan kering.
f. Pukul 15.30 WIB Bayi sudah dimandikan dan dilakukan perawatan tali
pusat dengan menggunakan kassa steril, bayi
kembali dimasukkan kedalam inkubator dengan
suhu 34° C.
59
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 20 Juni 2012 Pukul 07.00 WIB
S : Subyektif
Ibu mengatakan bayinya belum bisa menyusu.
O : Obyektif
1. Keadaan umum baik, gerakan aktif.
vital sign :
N:140 x/menit, R: 48 x/menit, S:36,4° C.
2. BAB 3 kali/ hari warna kehitaman, BAK 6 kali/ hari warna kekuningan.
3. Reflek hisap lemah.
4. Berat badan bayi 2.400 gram.
5. Bayi telah dimandikan.
6. Tali pusat dalam keadaan basah, bersih,tidak ada tanda-tanda infeksi,
sudah terbungkus kassa steril.
7. Bayi masih berada di inkubator dengan suhu 32° C, suhu inkubator
diturunkan sebanyak 2° C.
A : Assesment
Bayi Ny. M umur I hari dengan Berat Badan Lahir Rendah
P : Planning
Tanggal 20 Juni 2012
1. Pukul 07.10 WIB Menjaga kehangatan bayi dengan cara membungkus
dengan kain kering dan bersih.
60
2. Pukul 07.15 WIB Melanjutkan terapi injeksi cefotaxim 2x100 mg secara IM
sesuai advis dokter.
3. Pukul 07.20 WIB Memberikan minum dan merangsang reflek hisap bayi
dengan memberi PASI menggunakan dot pelan-pelan
sebanyak 25cc setiap 2-3 jam.
4. Pukul 08.00 WIB Mengganti pakaian/popok bayi bila basah/kotor.
5. Pukul 13.00 WIB Memeriksa keadaan umum dan vital sign.
Evaluasi:
Tanggal 20 Juni 2012
1. Pukul 07.10 WIB Bayi sudah dibungkus/digedong dengan kain bersih
dan kering.
2. Pukul 07.20 WIB Bayi sudah di injeksi cefotaxim 2x100 mg secara IM.
3. Pukul 07.30 WIB Reflek hisap bayi masih lemah, dicoba dengan minum
menggunakan dotpelan-pelan ± 25 cc, tidak habis.
4. Pukul 08.05 WIB Pakaian bayi bersih dan tidak basah.
5. Pukul 13.00 WIB Keadaan umum baik, gerakan aktif.
vital sign :
N : 140 x/menit, R: 40 x/menit, S : 36,6°C.
Lembar observasi terlampir.
61
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 21 Juni 2012 Pukul 07.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan bayinya sudah mulai bisa menyusu.
2. Ibu mengatakan bayi menangis kuat.
O : Obyektif
1. Keadaan umum baik, gerakan aktif.
vital sign= N: 144 x/menit, R: 44 x/menit, S: 36,8° C.
2. Bayi BAB 4 kali/ hari warna hitam kekuningan, BAK 6 kali/ hari warna
kekuningan.
3. Reflek hisap bayi kuat.
4. Berat badan bayi 2.400 gram.
5. Bayi telah dimandikan.
6. Tali pusat dalam keadaan basah, bersih,tidak ada tanda-tanda infeksi,
sudah terbungkus kassa steril.
7. Bayi masih berada di inkubator dengan suhu 30° C.
A : Assesment
Bayi Ny. S umur 2 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah.
P : Planning
Tanggal 21Juni 2012
1. Pukul 07.25 WIB Melanjutkan terapi injeksi cefotaxim 2x100 mg secara
IM sesuai advis dokter.
62
2. Pukul 07.30 WIB Memberikan minum dan merangsang reflek hisap bayi
dengan memberi PASI menggunakan dot pelan-pelan
sebanyak 25 cc setiap 2-3 jam.
3. Pukul 09.00 WIB Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya.
4. Pukul 09.30 WIB Mengobservasi BAB dan BAK dan mengganti
pakaian/popok bayi bila basah/kotor.
5. Pukul 13.00 WIB Memeriksa keadaan umum dan vital sign.
Evaluasi:
Tanggal 21 Juni 2012
1. Pukul 07.30 WIB Bayi sudah diberikan injeksi cefotaxim 2x100mg
secara IM.
2. Pukul 07.50 WIB Kebutuhan nutrisi bayi dan reflek menghisap bayi
baik, pemberian PASI menggunakan dot ± 25 cc,
habis.
3. Pukul 09.15 WIB Ibu sudah menyusui bayinya.
4. Pukul 09.35 WIB Pakaian dan popok bersih dan tidak basah.
5. Pukul 13.10 WIB Keadaan umum baik, gerakan aktif
Vital sign : N: 142 x/menit, R: 44 x/menit, S: 36,5° C.
Lembar observasi terlampir.
63
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal 22 Juni 2012 Pukul 07.00 WIB
S : Subyektif
Ibu mengatakan rencana untuk pulang dan bayi sudah menetek dengan kuat.
O : Obyektif
1. Keadaan umum baik, gerakan aktif, bayi tampak tenang.
Vital sig: N: 140 x/menit, Rr : 44 x/menit, S: 37° C.
2. Bayi BAB 5 kali/ hari warna kekuningan, BAK 7x/ hari warna
kekuningan.
3. Berat badan bayi mengalami kenaikan 50 gram yaitu menjadi 2450 gram.
4. Bayi sudah dimandikan.
5. Tali pusat bersih dan layu sudah terbungkus kassa steril.
6. Reflek hisap kuat
7. Bayi masih berada di inkubator suhu 28° C.
A : Assesment
Bayi Ny. M umur 3 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah.
P : Planning
Tanggal 22 Juni 2012
1. Pukul 07.05 WIB Memberikan imunisasi HB0 0,5 mg secara IM.
2. Pukul 07.10 WIB Memindahkan bayi di couvis.
3. Pukul 08.30 WIB Mempersiapkan bayi untuk pulang.
a. Memastikan tali pusat kering dan terbungkus dengan kassa steril.
64
b. Gedong bayi dengan kain bersih dan kering dan diberi topi.
4. Pukul 08.50 WIB Menganjurkan pada ibu untuk memberikan nutrisi
secara adekuat pada bayi dengan cara pemberian
menyusui tiap 2-3 jam selama 15 menit agar berat
badan bayi naik.
5. Pukul 09.00 WIB Menganjurkan untuk kontrol/ kunjungan ulang I
minggu lagi.
Evaluasi:
Tanggal 22 Juni 2012
1. Pukul 07.10 WIB Bayi telah diberikan imunisasi HB0.
2. Pukul 07. 15 WIB Bayi sudah dipindahkan ke couvis.
3. Pukul 08.50 WIB Bayi sudah disiapkan untuk pulang :
a. Tali pusat bersih, kering layu dan terbungkus kassa steril.
b. Pakaian bayi bersih dan kering, bayi sudah digedong dan
dipakaikan topi.
4. Pukul 08.55 WIB Ibu bersedia memberikan nutrisi yang adekuat pada
bayi dengan cara menyusui bayinya 2-3 jam sekali
selama 15 menit atau selama bayi menginginkan
agar berat badan bayinya naik.
5. Pukul 09.00 WIB Ibu bersedia kontrol / kunjungan ulang 1 minggu lagi.
6. Bayi pulang tanggal 22 Juni 2012, pukul 09.00 WIB.
65
DATA PERKEMBANGAN IV (Kunjungan Ulang)
Tanggal 29 Juni 2012 Pukul 08.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada masalah apapun.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menetek dengan kuat.
O : Obyektif
1. Keadaan umum baik, gerakan aktif, tangis bayi kuat
Vital sign:
N: 148 x/menit, R: 44 x/menit, S: 37,0° C.
2. Berat badan 2600 gram.
3. Tali pusat sudah puput.
4. Reflek hisap kuat.
A : Assesment
Bayi Ny. M umur 11 hari dengan riwayat Berat Badan Lahir Rendah
P : Planning
Tanggal 29Juni 2012
1. Pukul 08.10 WIB Memberitahu pada ibu tentang keadaan umum dan vital
sign bayi.
2. Pukul 08.15 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.
3. Pukul 08.20 WIB Menganjurkan ibu untuk mengimunisasikan bayinya
secara teratur di pelayanan kesehatan terdekat sesuai
jadwal imunisasi.
66
Evaluasi:
Tanggal 29 Juni 2012
1. Pukul 08.15 WIB Ibu tau keadaan umum bayi: baik, gerakan aktif,
reflek hisap kuat.
2. Pukul 08.20 WIB Ibu bersedia untuk tetap menyusui bayinya dan
nutrisi bayi terpenuhi dengan ASI.
3. Pukul 08.30 WIB Ibu bersedia untuk mengimunisasikan bayinya di
tempat pelayanan kesehatan terdekat sesuai dengan
jadwal imunisasi.
67
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan kebidanan pada
Bayi Ny. M dengan Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Assalam
Gemolong Sragen dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan
menurut Varney yang terdiri dari tujuh langkah, yaitu pengkajian, interpretasi
data, diagnosa potensial, antisipasi tindakan segera, rencana tindakan,
pelaksanaan dan evaluasi. Adapun urutannya sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian pada bayi dengan berat badan lahir rendah dilakukan
dengan pengumpulan data subyektif, obyektif maupun data penunjang.
Menurut Sarwono (2004), bayi dikatakan berat badan lahir rendah
apabila beratnya antara kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
gestasi. Berdasarkan pengumpulan data subyektif ibu bayi Ny. M
mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke tujuh dengan jenis kelamin
laki-laki pada tanggal 19 Juni 2012, pukul 06.10 WIB dengan berat badan
2400 gram, dan obyektif pada kasus bayi Ny. M, terdapat tanda-tanda bayi
BBLR sesuai teori yaitu BB: 2400 gram, PB: 46 cm, LK: 31 cm, LD: 29
cm, lanugo masih banyak, tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif,
reflek menghisap lemah.
Pada kasus bayi Ny. M, rambut lanugo masih banyak testis sudah
turun ke scrotum, bayi aktif, reflek menghisap suching masih lemah. Hasil
dari pengkajian tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek.
68
2. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Diagnosa kebidanan pada kasus adalah bayi Ny. M umur 2 jam
dengan berat badan lahir rendah. Bayi tidak mengalami hipotermi karena
penanganannya yang baik, hanya terdapat masalah yang dialami timbul
yaitu reflek hisap bayi yang lemah sehingga bayi di beri minum
menggunakan dot perlahan-lahan.
Menurut Kosim (2003), masalah yang timbul pada bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah adalah suhu tubuh rendah dan belum
sempurnanya reflek hisap bayi. Sedangkan kebutuhan yang diberikan pada
bayi dengan BBLR yaitu dengan menjaga suhu lingkungan nyaman dan
hangat serta merangsang reflek hisap.
Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
3. Diagnosa Potensial
Teori dari diagnosa potensial pada BBLR.yaitu terjadinya hipotermi,
tetapi pada kasus ini tidak terjadi karena adanya antisipasi yang baik yaitu
membungkus bayi dengan menggunakan kain bersih dan bayi ditempatkan
dalam inkubator dengan suhu 34° C. Bayi cukup aktif, selalu terbungkus
kain bersih dan tidak basah, badan bayi selalu dalam keadaan kering
sehingga tidak terjadi hipotermi.
4. Antisipasi
Antisipasi yang dilakukan pada bayi Ny. M dengan berat badan lahir
rendah adalah perawatan bayi di dalam inkubator dengan suhu 34° C, dan
69
diturunkan 2° C per hari, pemberian terapi sesuai advis dokter, yaitu
vitamin K 0,1 mg dan cefotaxim 2x100 mg secara IM dan pemberian
nutrisi yang adekuat pada bayi.
Menurut Wiknjosastro (2005), antisipasi yang diberikan hindari
kehilangan panas dengan metode Kanguru, periksa bayi dan hitung nafas
dalam semenit, ukur suhu axilla, menganjurkan ibu mulai menyusui
bayinya. Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram dirawat dalam
inkubator dengan suhu 35° C dan untuk berat badan 2000 - 2500 gram
dengan suhu 34° C dapat diturunkan 1 ° C per minggu.
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu
pada bayi Ny. M suhu inkubator diturunkan 2° C per hari.
5. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa, masalah dan kebutuhan
dalam teori sama dengan perencanaan dalam kasus ini, yaitu beri rasa
aman dan nyaman. Pemenuhan nutrisi yang adekuat, observasi vital sign,
perawatan tali pusat, pantau berat badan (Saifuddin, 2002).
Perencanaan yang dilakukan pada bayi Ny. Mmeliputi : observasi
KU dan VS, jaga kehangatan bayi, cegah infeksi tali pusat, penimbangan
bayi dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi
dan nutrisi yang adekuat pada bayi.
Menurut Yushananta (2007), untuk meningkatkan berat badan pada
bayi BBLR perlu diperhatikan asupan nutrisinya. Pemberian minum bayi
sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan
70
lambung, reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diberikan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan
memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari
terus dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari.
Pada kasus bayi Ny. M kebutuhan nutrisi bayi dipenuhi dengan
memberikan air gula setelah bayi lahir dan memberikan PASI (susu
formula) bukan ASI dengan menggunakan dot, maka dapat disimpulkan
pada langkah ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan ini disesuaikan dengan rencana
tindakan, yaitu memberikan perawatan bayi dengan BBLR. Menurut
Saifuddin (2002), diantaranya memberikan rasa aman dan nyaman,
memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, mengobservasi vital sign,
merawat tali pusat, memantau berat badan.
Pelaksanaan yang dilakukan pada bayi Ny. M meliputi
mengobservasi KU dan VS, menjaga kehangatan bayi, mencegah infeksi,
menimbang bayi, dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk
pemberian terapi dan nutrisi yang adekuat pada bayi. Dalam langkah ini
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
7. Evaluasi
Menurut Wiknjosastro (2005), diharapkan setelah diberikan
asuhankebidanan bayi dengan BBLR dapat mengalami peningkatan berat
71
badan, bayi tidak hipotermi, vital sign normal, reflek bayi baik, tambahan
nutrisi sudah diberikan, pengukuran antropometri sudah dilakukan, bayi
sudah BAK dam BAB dalam 24 jam pertama kelahiran.
Pada evaluasi setelah dirawat 3 hari, bayi mengalami peningkatan
berat badan sebanyak 50 gram yaitu dari 2.400 gram menjadi 2.450 gram
pada hari keempat. Keadaan umum bayi Ny. M baik, suhu: 37,0° C,
Nadi: 140 x/menit, Respirasi: 44 x/menit, bayi aktif dan reflek hisap kuat.
Dalam langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan khususya BBLR.
1. Dari hasil pengkajian didapatkan bayi Ny. M diklasifikasikan sebagai bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah, berdasarkan data subyektif yang
diperoleh ibu bayi Ny. M mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke
tujuh dengan jenis kelamin laki-laki pada tanggal 19 juni 2012 pada pukul
06. 10 WIB dengan berat badan 2400 gram, dengan tanda dan gejala
meliputi berat badan : 2400 gram, panjang badan : 46 cm, lingkar kepala :
31 cm, lingkar dada : 29 cm, rambut lanugo masih banyak, testis sudah
turun pada scrotum, reflek hisap bayi masih lemah.
2. Dari hasil interpretasi data didapatkan diagnosa pada bayi Ny. M dengan
Berat Badan Lahir Rendah. Masalah yang timbul pada bayi Ny. M adalah
reflek hisap Iemah dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi Ny. M
dengan diberikan PASI menggunakan dot maupun dsusui langsung oleh
ibunya, kebutuhannya adalah merangsang reflek hisap bayi.
3. Pada kasus ini diagnosa potensialnya hipotermi, tetapi hipotermi tidak
terjadi karena penanganan yang baik.
4. Antisipasi dari kasus ini adalah membungkus bayi dengan kain bersih,
merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 34° C, dan diturunkan 2 ° C
72
73
per hari, kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak untuk pemberian terapi
dan pemenuhan nutrisi yang adekuat pada bayi.
5. Perencanaan dari kasus ini adalah observasi vital sign, jaga kehangatan
bayi, kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak, pemenuhan nutrisi yang
adekuat (PASI/ASI), perawatan tali pusat, pemantauan rutin berat badan.
6. Dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney,
pelaksanaan asuhan kebidanan bayi Ny. M dengan Berat Badan Lahir
Rendah dapat berjalan baik sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi dilakukan selama 3 hari untuk mengetahui perkembangan dari
bayi. Hasil keadaan umum baik, gerakan aktif, reflek hisap kuat, vital sign:
Nadi : 140 x/menit, Respirasi: 44 x/menit, suhu 37° C, tali pusat layu dan
bersih tidak ada tanda-tanda infeksi, berat badan bayi mengalami
peningkatan50 gram dari 2.400 menjadi 2.450 gram dan diperbolehkan
pulang.
8. Ada kesenjangan antara teori dan praktek, yaitu pada Antisipasi dan
Perencanaan Ny. M Antisipasi agar bayi tidak terjadi hipotermi adalah
dengan merawat bayi dalam inkubator dengan suhu 34° C dan diturunkan
2° C per hari,sedangkan pada perencanaan adalah bayi diberi PASI yaitu
dengan air gula setelah bayi lahir kemudian menggantinya menggunakan
susu formula dan diberikan menggunakan dot. Tetapi kesejangan tersebut
tidak menjadi masalah dalam pemberian asuhan kebidanan pada Bayi
Ny. M.
9. Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi kesenjangan pada bayi
74
Ny. M adalah untuk tidak menurunkan suhu inkubator sebanyak 2° C per
hari dan memberikan ASI yang diberikan menggunakan sendok.
B. Saran
1. Institusi
a. Rumah Sakit
Disarankan agar Rumah Sakit dapat lebih meningkatkan mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah, pemberian ASI menggunakan sendok baik
pada bayi yang mengalami BBLR maupun tidak, serta meminimalkan
pemberian PASI seperti air gula dan susu formula pada BBL.
b. Bagi Pendidikan
Dengan mengetahui permasalahan yang dapat timbul pada bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah dan cara penanganannya dapat dijadikan
bahan referensi.
2. Bagi Keluarga Pasien
Ibu diharapkan merawat bayinya sendiri di rumah, makan makanan yang
bergizi serta pemenuhan nutrisi bayi dengan baik yaitu dengan pemberian
ASI saja serta mengimunisasikan bayinya sesuai jadwal imunisasi agar
kesehatan bayi dapat optimal , selain itu ibu juga diharapkan dapat
menghentikan kesuburan atau menjarangkan kehamilan dengan cara
mengikuti program KB agar tidak terjadi BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Barri, Syaifudin. (2002), Buku Acuan Nasional Pedoman Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta: EGC.
Darsi. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.D Dengan Berat Badan Lahir
Rendah Dengan Kecil Masa Kehamilan Di Ruang Perinatologi RSUD
Karanganyar : Karya Tulis Ilmiah. Tidak dipublikasikan.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks
Keluarga. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Depkes RI 2012. Angka Kematian Bayi Indonesia. w.w.w.Depkes.go.id diakses
pada tanggal 18 maret 2012.
Doengoes, M.E. 2001. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan.Jakarta: EGC.
Farrer, Helen. 2002. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Hasan, I. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia.
Hasan, R, Alatas, H, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
dan KB. Jakarta: EGC.
Hidayat, Alimul, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
IBI. 2007. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2004. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam
:Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktek Bidan No. 1464/ Menkes/ PER/ X/ 2010. PP
IKTN IBI. Jakarta.
Kosim, S. 2003. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan
Untuk Dokter, Bidandan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Linasari, Nur, I. 2008. Asuhan Kebidanan Pada Bay iNy. S dengan Berat Badan
Lahir Rendah di RSUD Pandanarang Boyolali: Karya Tulis Ilmiah. Tidak
dipublikasikan.
Manuba, I. B .G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC.
Markum. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid 1.Jakarta: FKUI.
Markum, AH. 2012. Imunisasi dalam Praktek. Jakarta : FKUI
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek.
Jilid I. Jakarta: Salemba Merdeka.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (untukperawatdanbidan).
Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. 2002. Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Riwidikdo. 2006. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Press.
Saifuddin, A. B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. JNPKKR-POGI. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Sholeh Kosim, M. 2007. Perawatan Bayi Berat Lahir rendah, MUI.IDAI.or.id
(Diakses 27 Januari 2008).
Susilawati, Nur. 2006. Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny.H Dengan Berat Badan
Lahir Rendah Di RSUD Banjar Sari Surakarta : Karya Tulis Ilmiah. Tidak
dipublikasikan.
Wong. 2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma
III kebidanan. Jakarta: Pusdiknakes.
Saifuddin, A. B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. JNPKKR-POGI. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Surasmi, Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.
Strigh, Barbara R. 2004. Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
Varney, Hellen. 2004. Varney’s Midwifery. (terjemahan). Boston: Jones
andBarlett Publisher. Boston.
Wiknjosarto. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Yushananta. 2007. Nutrisi Parenteral Total Pada Bayi Prematur. FK. Adam
Malik Medan. google/pus.htm.co.id.
Lampiran Materi
Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imum, kebal atau resisten. Anak diimunisasi
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain.
2. Macam kekebalan
1. Kekebalan tidak spesifiknon spesifik resistance.
Yang dimaksud dengan faktor-faktor non khusus adalah pertahanan tubuh
pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu
penyakit, misalnya, kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari
perut (usus), adanya reflek-reflek tertentu misalnya batuk dan bersin dan
sebagainya.
2. Kekebalan spesifik (specipik resistence)
Kekebalan specific dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni:
a) Genetik
b) Kekebalan yang diperoleh (acquaied immunity)
3. Faktor yang mempengaruhi kekebalan
a) Umur
b) Sex
c) Kehamilan
d) Gizi
e) Trauma
Kekebalan masyarakat (Herd Immunity)
Kekebalan yang terjadi pada tingkat komuniti disebut "Heard immunity".
Masa Inkubasi
Masa inkubasi adalah jarak waktu dari mulainya terjadi infeksi di dalam
diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda
penyakit pada orang tersebut.
4. Jenis-jenis imunisasi
Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi.
a. Imunisasi pasif (pasive immunization)
Imunisasi pasif ini adalah "Immuno globulin "jenis imunisasi ini dapat
mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak)
b. Imunisasi aktif (active immunization)
1) BCG, untuk mencegah penyakit TBC
2) DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, partusis dan
tetanus.
3) Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
4) Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)
5. Tujuan imunisasi
a. Tujuan
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
b. Sasaran
1. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
a) Ibu hamil (awal kehamilan - 8 bulan)
b) Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
c) Anak sekolah dasar kelas I dan VI
6. Jadwal imunisasi
JENIS
VAKSIN
JUMLAH
VAKSINASI
SELANG
WAKTU
PEMBERIAN
SASARAN
HB 3 kali - Bayi 0,2,3,4 bulan
BCG 1 kali - Bayi 1 bulan
DPT 3 kali
(DPT 1, 2, 3) 4 minggu Bayi 1,2,3 bulan
POLIO
3 kali
(POLIO 1, 2,
3)
4 minggu Bayi 1,2,3,4 bulan
CAMPAK 1 kali - Anak 9 bulan
TT.IH
- 1 kali
(booster)
- 2 kali
4 minggu
- Bila Ibu Hamil pernah
menerima TT 2x pada
waktu calon pengantin
atau pada waktu
kehamilan sebelumnya.
- Bila ibu hamil belum
pernah divaksinasi TT
diberikan 2x selama
kehamilan. Bila pada
waktu kontak berikutnya
(saat pemberian TT2
tetap diberikan dengan
maksud untuk
memberikan
perlindungan pada
kehamilan berikutnya.
DT 2 kali 4 minggu Anak kelas 1 SD
Wanita
TT 2 kali 4 minggu Anak kelas 6 SD
Wanita
TT Calon 2 kali 4 minggu
Calon pengantin sebelum
akad nikah (waktu
melapor/ waktu
menerima nasehat
perkawinan)
Pengantin
Wanita (TT 1, 2)
Referensi : Markum, AH. 2012. Imunisasi dalam Praktek. Jakarta : FKUI
Dis
usu
n O
leh
:
RIN
I SU
SIL
OW
AT
I
NIM
. B
09.1
05
PR
OD
I D
III
KE
BID
AN
AN
ST
IKE
S K
USU
MA
HU
SA
DA
2012
IMU
NIS
AS
I
A.
Pen
ger
tian
Imunis
asi
ber
asal
dar
i kat
a im
um
, keb
al
atau
resi
sten
. A
nak
d
iim
un
isasi
ber
arti
dib
erik
an
kekeb
alan
ter
had
ap s
uat
u p
enyak
it t
erte
ntu
. A
nak
keb
al a
tau r
esis
ten t
erhad
ap s
uat
u p
enyak
it,
teta
pi
bel
um
ten
tu k
ebal
ter
had
ap p
enyak
it y
ang l
ain.
B.
Maca
m K
ekeb
ala
n
1.
Kek
ebala
n
tid
ak
sp
esif
ik
/ n
on
sp
esif
ik
resi
stan
ce
Yan
g
dim
aksu
d
den
gan
fa
kto
r-fa
kto
r non
khusu
s ad
alah
per
tahan
an t
ubuh p
ada
man
usi
a
yan
g s
ecara
ala
mia
h d
apat
mel
indungi
bad
an
dar
i su
atu p
enyak
it,
mis
alnya,
kuli
t, a
ir m
ata,
cair
an-c
aira
n
khusu
s yan
g
kel
uar
dar
i per
ut
(usu
s),
adan
ya
refl
ek-r
efle
k t
erte
ntu
mis
alnya
bat
uk d
an b
ersi
n d
an s
ebag
ainya.
2.
Kek
ebal
an s
pes
ifik
(sp
ecip
ik r
esis
tence
)
Kek
ebal
an
spec
ific
d
ap
at
dip
erole
h
dar
i 2
sum
ber
, yak
ni:
1)
Gen
etik
2)
Kek
ebal
an
yan
g
dip
ero
leh
(a
cquai
ed
imm
unit
y)
C.
Fak
tor-
fak
tor
ya
ng
mem
pen
garu
hi
kek
ebala
n
- U
mur
- S
ex
- K
eham
ilan
- G
izi
- T
rau
ma
Kek
ebala
n
masy
ara
kat
(Her
d
Imm
unit
y)
Kek
ebal
an
yan
g
terj
adi
pad
a ti
ngkat
ko
mu
nit
i
dis
ebu
t "H
ear
d i
mm
un
ity".
Masa
Inku
basi
Masa
in
ku
basi
ad
ala
h j
ara
k w
ak
tu d
ari
mu
lain
ya t
erj
ad
i in
feksi
di
dala
m d
iri
ora
ng
sam
pai
den
gan
mu
nculn
ya g
ejal
a-g
eja
la a
tau
tanda-
tanda
pen
yak
it p
ada
ora
ng t
ers
ebu
t.
D.
Jen
is-j
en
is I
mu
nis
asi
Pad
a dasa
rnya
ada 2
(d
ua)
jen
is i
mu
nis
asi
.
a.
Imunis
asi
pas
if
(pasi
ve
imm
uniz
ati
on)
Imunis
asi
pas
if i
ni
adal
ah "
Imm
un
o g
lob
uli
n"
jen
is i
mu
nis
asi
in
i d
apat
men
cegah
pen
yakit
cam
pak (
measl
es p
ada
anak
-anak
)
b.
Imu
nis
asi
akti
f (a
ctiv
e im
muniz
ati
on)
1.
BC
G, untu
k m
ence
gah
pen
yak
it T
BC
2.
DP
T,
untu
k m
ence
gah
pen
yak
it p
enyak
it
dip
ther
i, p
artu
sis
dan
tet
anus.
3.
Poli
o,
untu
k
men
cegah
pen
yak
it
poli
om
ilit
is.
4.
Cam
pak,
untu
k
men
cegah
pen
yakit
cam
pak
(m
easl
es)
E.
Tuju
an P
rogra
m I
munis
asi
a.
Tuju
an
Untu
k
men
uru
nkan
an
gka
kes
akit
an
dan
kem
atia
n
dar
i pen
yak
it
yan
g
dap
at
dic
egah
den
gan
im
unis
asi.
b.
Sas
aran
·
Bay
i dib
awah
um
ur
I ta
hun (
0-1
1 b
ula
n)
·
Ibu
ham
il (
aw
al
keh
am
ilan
- 8
bula
n)
·
Wanit
a u
sia s
ub
ur
(calo
n m
em
pela
i
wan
ita)
·
An
ak s
ekola
h d
asa
r kel
as I
dan V
I
JA
DW
AL
PE
MB
ER
IAN
IM
UN
ISA
SI
JE
NIS
VA
KS
IN
JU
ML
AH
VA
KS
INA
SI
SE
LA
NG
WA
KT
U
PE
MB
ER
I
AN
SA
SA
RA
N
BC
G
1 k
ali
- B
ayi
0-11
DP
T
3 k
ali
(DP
T 1
, 2,
3)
4 m
ingg
u
Bay
i 2-
11 b
ula
n
PO
LIO
3 k
ali
(PO
LIO
1,
2,
3)
4 m
ingg
u
Bay
i 2-
11 b
ula
n
CA
MP
AK
1
kal
i -
An
ak 9
-11
bu
lan
TT
.IH
- 1
kal
i
(boo
ster
)
- 2
kal
i
4 m
ingg
u
- B
ila
Ibu
Ham
il
per
nah
men
erim
a
TT
2x
pad
a
wak
tu c
alon
pen
gan
tin
ata
u
pad
a w
aktu
keh
amil
an
seb
elu
mn
ya.
- B
ila
ibu
ham
il
bel
um
per
nah
div
aksi
nas
i T
T
dib
erik
an 2
x
sela
ma
keh
amil
an.
Bil
a
pad
a w
aktu
kon
tak
ber
iku
tny
a (s
aat
pem
ber
ian
TT
2
teta
p d
iber
ikan
den
gan
mak
sud
un
tuk
mem
ber
ikan
per
lin
du
nga
n
pad
a k
eham
ilan
ber
iku
tny
a.
DT
2
kal
i 4
min
ggu
A
nak
kel
as 1
SD
Wan
ita
TT
2
kal
i 4
min
ggu
A
nak
kel
as 6
SD
Wan
ita
TT
Cal
on
2 k
ali
4 m
ingg
u
Cal
on p
enga
nti
n
seb
elu
m a
kad
nik
ah (
wak
tu
mel
apor
/ w
aktu
men
erim
a
nas
ehat
per
kaw
inan
)
Pen
gan
tin
Wan
ita
(TT
1,
2)
LE
MB
AR
OB
SE
RV
AS
I
No
H
ari/
Tgl
Jam
/
WIB
K
U
Vit
al S
ign
BB
R
efle
k
Su
ckin
g
Inta
ke
Ket
eran
gan
Nu
tris
i N
x/m
nt
S
˚C
R
x/m
nt
1.
19
Ju
ni
20
12
15
.00
B
aik
1
40
3
6,4
5
0
24
00
L
emah
±
25
cc
Air
Gu
la
21
.00
B
aik
1
42
3
6,3
4
6
2.
20
Ju
ni
20
12
03
.00
B
aik
1
40
3
6,5
4
2
07
.00
B
aik
1
40
3
6,4
4
8
24
00
L
emah
±
25
cc
Su
su F
orm
ula
13
.00
B
aik
1
40
3
6,6
4
0
19
.00
B
aik
1
42
3
6,8
4
6
3.
21
Ju
ni
20
12
01
.00
B
aik
1
44
3
6,6
4
3
07
.00
B
aik
1
44
3
6,8
4
4
24
00
K
uat
±
25
cc
AS
I +
Su
su F
orm
ula
13
.00
B
aik
1
42
3
6,5
4
4
19
.00
B
aik
1
40
3
6,5
4
2
4.
22
Ju
ni
20
12
01
.00
B
aik
1
40
3
6,5
4
4
07
.00
B
aik
1
40
3
7,0
4
4
24
50
K
uat
±
30
cc
AS
I
Lampiran 6