BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA MENHIR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL ADAT ISTIADAT DI NAGARI MAHAT KABUPATEN LIMA...

46
BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA MENHIR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL ADAT ISTIADAT DI NAGARI MAHAT KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, SUMATERA BARAT KAJIAN ETNOARKEOLOGI Oleh ROMI HIDAYAT Alumni Arkeologi Udayana Kantor: Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo

Transcript of BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA MENHIR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL ADAT ISTIADAT DI NAGARI MAHAT KABUPATEN LIMA...

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA MENHIR DALAM KEHIDUPAN SOSIAL ADAT ISTIADAT

DI NAGARI MAHAT

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, SUMATERA BARAT

KAJIAN ETNOARKEOLOGI

Oleh

ROMI HIDAYAT

Alumni Arkeologi Udayana

Kantor: Balai Pelestarian

Cagar Budaya Gorontalo

LATARLATAR BELAKANGBELAKANG

Kebudayaan megalitik merupakan istilah untuk

menyebutkan kebudayaan yang menghasilkan

bangunan-bangunan dari batu besar

Pendirian bangunan dalam tradisi megalitik

selalu didasarkan pada kepercayaan akan adanya

hubungan antara yang telah meninggal dunia.

MENHIR

Menhir adalah sebuah batu tegak

baik dikerjakan atau belum dikerjakan dan diletakkan

dengan sengaja di suatu tempat untuk media penghormatan dan

menjadi lambang dari orang-orang yang diperingati

a. Megalitik Koto Tinggi

b. Megalitik Padang Ilalang

c. Megalitik Bukit Domo I

d. Megalitik Bukit Domo II

e. Megalitik Ronah I

f. Megalitik Ronah II

g. Megalitik Kayu Kaciak

h. Megalitik Koto Gadang

i. Megalitik Tanjung Masjid

j. Megalitik Kampung

k. Megalitik Ampang Gadang I

l. Megalitik Ampang Gadang II

Di Nagari Mahat dari hasil penelitian terdahulu tercatat 12 situs temuan

tradisi megalitik, dimana temuan dominannya adalah menhir dengan

jumlah ± 800 buah, diantaranya:

Astronomi 00º 1’ 35,5” LU dan 100º 29’ 41” BT, berada pada ketinggian 350 meter di atas permukaan laut.

Situs Koto Tinggi terletak di Jorong Koto Tinggi

Jumlah temuan menhir sebanyak ± 311 buah dari berbagai bentuk, ukuran dan hiasan.

Orientasi menhir kearah Tenggara

Astronomi 00º 1’ 63” LU dan 100º 30’ 28” BT di terletak

di Jorong Ronah

Jumlah temuan sebanyak 25 buah menhir

Menhir umumnya berbentuk tangkai pedang dan terdapat

1 buah menhir berhias

Orientasi menhir situs ini mengarah ke Selatan.

SITUS KOTO GADANGSITUS KOTO GADANG

Astronomi 00º 0’ 62” LU dan 100º 30’ 36,7” BT dengan

luas situs 4776m2, terletak di Jorong Koto Gadang

Temuan sebanyak 31 buah menhir

Bentuk, ukuran, dan pola hias sangat beragam

Orientasi arah hadap menhir ke tenggara

1.Bagaimana tipologi menhir di Situs

Nagari Mahat ?

2.Bagaimana fungsi dan makna menhir

dalam kehidupan sosial adat istiadat di

Nagari Mahat masa lampau dan

sekarang ?

TUJUANTUJUAN PENELITIANPENELITIAN

Tujuan Umum

Mengetahui kehidupan kebudayaan masa lampau, dan

bagaimana proses budaya yang terjadi.

Tujuan khusus

Mengetahui keragaman tipologi hias, fungsi dan makna

menhir.

MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoretis Memberikan gambaran keberadaan menhir dari

segi fisik (tipologi) maupun dari fungsi dan makna menhir.

Menambah data arkeologi atau referensi. Manfaat Praktis Informasi bagi Pemerintah dalam hal yang

berkaitan dengan pembinaan, perlindungan, pelestarian, dan pemeliharaan terhadap situs sehingga masyarakat memahami arti penting sebuah sejarah masa lampau.

Penelitian terbatas pada peninggalan tradisi megalitik di Situs

Nagari Mahat yaitu menhir.

Penelitian juga melihat konteks temuan lain berupa lumpang batu

dan batu dakon.

Lingkup penelitian ini juga mencakup masalah yang dibahas,

yaitu tipologi, fungsi, dan makna menhir dalam kehidupan sosial

adat istiadat di Nagari Mahat dulu dan sekarang.

R.P. Soejono dkk (1990) dalam buku Jaman Prasejarah di Indonesia, menhir adalah sebuah batu tegak dikerjakan atau tidak untuk memperingati orang yang telah meninggal dunia.

H.G. Quaitch Wales (1958) dalam buku The Mountains of God, gunung atau bukit dianggap sebagai suatu tempat yang suci, sumber potensi, dan sumber kesuburan.

Ayu Kusumawati dan Haris Sukendar dalam bukunya yang berjudul Megalitik Bumi Pasemah, Peranan dan Fungsinya (2000), menhir mempunyai bermacam-macam bentuk, polos dan dipahatkan dengan berbagai hiasan. Perkembangannya menhir mempunyai fungsi dan peranan yang beragam.baik sebagai tanda kubur, dan tonggak untuk penyembelihan binatang korban dalam suatu upacara.

Robert von Heine Geldern (1945) Prehistoric Research in The Netherland Indies, tradisi megalitik berhubungan dengan kepercayaan adanya kehidupan setelah mati, bangunan megalitik didirikan dengan tujuan untuk melindungi arwah, agar terhindar dari gangguan dalam kehidupannya di dunia arwah.

D.D Bintarti artikelnya (1987) Seni Hias Prasejarah Suatu Studi Etnografi, ragam hias prasejarah merupakan salah satu unsur kebudayaan. Konsep keindahan disesuaikan dengan tujuan pembuatannya, dan mengandung kekuatan magis yang dapat melindungi.

PENGUMPULAN DATAPENGUMPULAN DATA

1. Studi Kepustakaan 2. Observasi 3. Wawancara

a. Tujuan Eksplisif

b. Penjelasan Etnografis

c. Pertanyaan Deskriptif

Metode Penelitian

1. Analisis Artefak

2. Analisis Kualitatif

3. Analisis Etnoarkeologi

4. Analisis Komparatif

GAMBARAN UMUMGAMBARAN UMUM

Provinsi Sumatera Barat terletak antara 0º 54’ LU dan 3º 30’ LS, serta antara 98º 36’ BT sampai 101º 53’ LS. Batas Provinsi Sumatera Barat Utara : Provinsi Sumatera Utara. Selatan : Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu. Timur : Provinsi Riau. Barat : Samudra Indonesia. Geografis Bertopografi pegunungan dan Dataran Tinggi Bukit Barisan yang membujur dari barat laut ke tenggara, dengan ketinggian 3000m dpl. Provinsi Sumatera Barat dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang nol derajat), dengan iklim tropis, suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Ketinggian permukaan daratan antara satu daerah dengan daerah lainnya sangat bervariasi.

Nagari Mahat

Syarat sebuah nagari menurut adat yaitu:

• Basasok – Bajurami

• Bapandam – Bapakuburan

• Barumah – Batanggo

• Balabua – Batapian

• Bakoroang – Bakampuang

• Basawah – Baladang

• Babalai – Bamusajik

Nagari di Minangkabau asal usulnya bermula dari

---- Nagari Taratak ----- Dusun ----- Koto

Sosial Budaya

Kategori adat Minangkabau

1. Adat nan sabana adat. 2. Adat nan diadatkan.

3. Adat nan taradat, dan

4. Adat istiadat.

RAGAM MENHIR NAGARI MAHAT

TipoTipologilogi

Klasifikasi Taksonomi Atribut Tipe

Teknologi

Bentuk

Ukuran

Pola Hias

Penentuan Tipologi

Variabel Atribut

367 buah menhir

Teknologi

Berdasarkan proses

A. Anostractive technology (teknologi pengurangan)

yakni berupa proses pembentukan hasil melalui pengurangan volume

bahan (proses sentifugal)

B. Additive technology (teknologi penambahan)

yakni proses pembentukan produk melalui penambahan bahan

(proses sentripetal)

Tahap Pembuatan

Pencarian Bahan

Pemisahan Bahan Inti

Pembentukan setengah jadi

Penghalusan dan

Dekorasi

Bentuk Menhir

Tipe MM 1

Persegi panjang

Badan menhir

tegak lurus

Membengkok

dan meruncing

Tinggi 50-400 cm

Tipe MM 2

Bagian bawah persegi panjang

Bentuk badan menhir tegak lurus

Ketebalan menhir makin ke atas makin

mengecil.

Setengah lingkaran

(membulat)

seperti gagang golok atau

keris

Tinggi 60-175 cm

Tipe MM 3

Bagian bawah berbentuk persegi panjang

Ketebalan menhir hampir sama,

Tinggi 60-190 cm

Ujung datar membentuk

siku atau sudut

Tipe MM 4

Bagian bawah persegi panjang

Ketebalannya makin ke atas makin

mengecil, Ujungnya ada yang runcing,

membulat, dan tidak beraturan

Bentuk badan menhir melengkung

Tinggi 50-195 cm

Tipe MM 5

Tipe menhir yang

berbentuk seperti

makluk hidup

Bagian bawah tidak

beraturan,

Badan makin ke atas

ketebalan menhir makin

mengecil

Tinggi 80-95 cm

Tipe MM 6

Merupakan tipe yang

tidak beraturan,

terutama dari

ketebalan dan bentuk

ujung menhir.

Tinggi 30-110 cm

No Tipe Menhir Jumlah Menhir Persentase (%)

1

2

3

4

5

6

Tipe MM 1

Tipe MM 2

Tipe MM 3

Tipe MM 4

Tipe MM 5

Tipe MM 6

111

88

49

43

4

72

30 %

24 %

13 %

12 %

1 %

20 %

Total 367 buah 100 %

No Tipe Menhir Ukuran (tinggi) Arah Hadap Pola Hias

(jumlah) Total

1

2

3

4

5

6

Tipe MM 1

Tipe MM 2

Tipe MM 3

Tipe MM 4

Tipe MM 5

Tipe MM 6

50-400 cm

70-160 cm

60-120 cm

50-190 cm

80-95 cm

30-110 cm

Tenggara

Tenggara

Tenggara

Tenggara

Tenggara

Tenggara

1

1

2

-

-

-

86

78

46

42

2

57

JUMLAH 4 311

No Tipe Menhir Ukuran (tinggi) Arah Hadap Pola Hias (jml) Total

1

2

3

4

5

6

Tipe MM 1

Tipe MM 2

Tipe MM 3

Tipe MM 4

Tipe MM 5

Tipe MM 6

70-230 cm

60-120 cm

80-90 cm

170 cm

-

30-60cm

Selatan

Selatan

Selatan

Selatan

-

Selatan

-

-

-

1

-

-

11

4

3

1

-

6

JUMLAH 1 25

No Tipe Menhir Ukuran (tinggi) Arah Hadap Pola Hias

(jumlah) Total

1

2

3

4

5

6

Tipe MM 1

Tipe MM 2

Tipe MM 3

Tipe MM 4

Tipe MM 5

Tipe MM 6

100-300 cm

80-175 cm

-

-

80-90 cm

75-90 cm

Tenggara

Tenggara

-

-

Tenggara

Tenggara

-

2

-

-

-

-

14

6

-

-

2

9

JUMLAH 2 31

Situs Menhir Nagari Mahat memiliki

ciri bentuk menhir yang khas yaitu

berbentuk seperti hulu pedang atau

gagang keris dengan ukuran tinggi

menhir berkisar 40-400 cm.

UKURAN MENHIR

No Jenis Menhir Ukuran (tinggi)

1.

2.

3.

Menhir ukuran kecil

Menhir ukuran sedang

Menhir ukuran besar

0-70 cm

71-140 cm

> 141 cm

No Tipe Menhir Kecil Sedang Besar

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Tipe MM 1

Tipe MM 2

Tipe MM 3

Tipe MM 4

Tipe MM 5

Tipe MM 6

22

19

7

4

-

59

6

5

2

1

-

17

53

48

42

23

4

13

14

13

11

6

1

3

36

21

-

16

-

-

10

6

-

4

-

-

Total 111 31 % 183 49 % 73 20 %

Persentase Menhir Berdasarkan Ukuran

Penggolongan menhir berdasarkan ukuran

apabila dikaitkan dengan pola hias

Secara artefaktual dapat dikatakan

bahwa menhir ditinjau berdasarkan ukuran

menunjukkan perbedaan ada dan tidaknya

hiasan, perbedaan dimaksudkan sebagai

pertanda perbedaan status sosial bagi orang-

orang yang dimakamkan di daerah tersebut.

Bahwa pola hias menhir hanya terdapat

pada menhir yang berukuran sedang dan

besar, sedangkan menhir yang termasuk ke

dalam golongan berukuran kecil tidak

ditemukan pola hias.

Menhir berhias segi tiga, suluran

(kaluak paku), sulur ganda, fauna.

Ragam Hias Menhir

No Situs Jumlah Jumlah Menhir Berhias

1

2

3

Situs Koto Tinggi

Situs Padang Ilalang

Situs Koto Gadang

311

25

31

4

1

2

Total 367 7

Persentase (%) menhir berhias 1,91%

Persentase Jumlah Menhir Berhias di Situs Nagari Mahat

No Jenis Menhir Jumlah Menhir Jumlah Pola Hias

1.

2.

3.

Menhir ukuran kecil

Menhir ukuran sedang

Menhir ukuran besar

111

183

73

-

3

4

Total 367 7

Pola Hias Menhir Berdasarkan Ukuran

Jenis Hiasan

No Jenis Hiasan Situs

Koto Tinggi Ilalang Koto Gadang

1

2

3

4

Sulur

Sulur ganda

Garis

Segitiga

3 menhir

2 menhir

2 menhir

2 menhir

-

-

-

1 menhir

1 menhir

-

1 menhir

-

Catatan: Satu menhir dapat terdiri atas lebih dari dua jenis hiasan.

Bagian-bagian Menhir yang Dihias

Bagian-bagian yang dimaksud adalah keletakan hiasan pada bagian menhir dari 4 sisi depan, belakang, kiri, dan kanan serta 3 bagian badan menhir yaitu atas, tengah, dan bawah.

A : Bagian atas

B : Bagian tengah

C : Bagian bawah

NO Letak Hiasan Situs

Koto Tinggi Ilalang Koto Gadang

1

2

3

4

5

6

7

Kiri

Kanan

Depan

Belakang

Atas

Tengah

Bawah

-

-

-

-

-

-

-

Catatan: Satu menhir berhias tidak lebih atas 3 bagian keletakan.

Teknik Hias Timbul

Teknis Hias Cekung

Teknik Hias

No Teknis Hias Situs

Koto Tinggi Ilalang Koto Gadang

1

2

Timbul

Cekung

v

v

-

v

v

v

Tanda kubur atau batu mejan Merupakan komplek makam yang memiliki kesamaan fungsi dengan

nisan dalam budaya Islam.

Barundiang datuak-datuak

Media aspirasi manusia untuk menampilkan hasil karya seni dan indikasi

berhubungan dengan pemujaan arwah leluhur

Penghormatan leluhur

Makna Menhir di Situs Nagari Mahat

Makna itu dapat ditemukan dari individu masyarakat itu

sendiri terutama melalui studi etnografi yang memiliki alat

dan cara unutk membahas kenyataan makna ini

Di Nagari Mahat masyarakatnya masih memegang kuat

sistem budaya yang diwariskan leluhurnya, yang sebagian

besar menganggap kematian tidak membawa perubahan

essensial dalam kedudukan ataupun sifat seseorang.

Sehingga apabila seseorang pernah berjasa bagi keluarga

apalagi menjadi tokoh yang diketahui masyarakat umum,

maka sebagai wujud dari rasa hormatnya kepada si mati

akan dibuatkan bangunan makam atau nisan yang permanen

dan kuat yang nantinya menjadi peringatan bagi generasi

selanjutnya.

Kepala buaya, kerbau, dan phallus

Sesuatu yang luar biasa tidak lain untuk menegaskan

keluarbiasaan kekuatan gaib yang dikandung oleh roh yang

meninggal, sehingga mampu menjaga keselamatan diri

sendiri, dan dapat juga bertindak sebagai pelindung kaum

yang ditinggalkan

Motif sulur menyiratkan keselarasan manusia dengan

lingkungan

Motif segitiga pada umumnya disebut dengan

pucuk rebung atau si tinjau lauikmelambangkan

kebesaran

Menhir di Nagari Mahat tersebut menjadi lambang

status sosial tertentu dari masyarakatnya

Keberagaman hiasan menunjukkan simbolis rasa

hormat dan bangga terhadap yang dikuburkan