Artikel Raina
Transcript of Artikel Raina
PROFIL PELEPASAN IBUPROFEN TRANSDERMAL PATCH
TIPE MATRIX MENGGUNAKAN KOMBINASI POLIMER
ETHYLCELLULOSE DAN POLYVINYLPYRROLIDONE
Artikel Ilmiah
untuk memenuhi persyaratan
dalam menyelesaikan program sarjana strata-1 Farmasi
Oleh
Raina Heryani
NIM. J1E108014
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
JULI 2012
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
PROFIL PELEPASAN IBUPROFEN TRANSDERMAL PATCH
TIPE MATRIX MENGGUNAKAN KOMBINASI POLIMER
ETHYLCELLULOSE DAN POLYVINYLPYRROLIDONE
(Oleh Raina Heryani; Pembimbing: Nani Kartinah & Efrin Pujianti; 2012)
Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNLAM, Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Email: [email protected]
ABSTRAK
Ibuprofen apabila digunakan secara per oral akan menimbulkan banyak
permasalahan sehingga dibuatlah solusi dengan membuat sediaan transdermal
patch yang memanfaatkan kulit sebagai tempat masuknya obat. Efektifitas suatu
sediaan patch tipe matrix ditentukan oleh jumlah polimer hidrofobik dan polimer
hidrofilik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kombinasi polimer EC dan PVP terhadap profil pelepasan ibuprofen transdermal
patch tipe matrix pada perbandingan (2:3); (3:3); dan (3:2). Uji sifat fisik meliputi
penampilan fisik, keseragaman bobot, keseragaman ketebalan, moisture content
dan dilanjutkan dengan uji pelepasan yang dilakukan selama 8 jam menggunakan
alat dissolution tester. Fluks pelepasan untuk formula I, II dan III berturut-turut
128.333±14.009 μg/cm2/menit
1/2; 53.974±17.623 μg/cm
2/menit
1/2; 34.675±29.349
μg/cm2/menit
1/2. Data dianalisis secara statistik dengan SPSS 20.0 Perlakuan
formula I menunjukkan perbedaan bermakna dibandingkan dengan formula II dan
III. Hasil penelitian dan data pendukung menunjukkan bahwa sediaan transdermal
patch tipe matrix yang memberikan pelepasan obat terbaik adalah formula I
dimana nilai fluks paling besar yaitu 128.333 μg/cm2/menit
1/2.
Kata kunci: transdermal patch, matrix, ibuprofen, fluks, profil pelepasan.
ABSTRACT
Ibuprofen that used in oral way has many problems so that the solution was made
by making transdermal patch which used skin as a drug entrance. Effectiveness of
patch in matrix type was determined by the amount of hydrophobic and
hydrophilic polymers. The aim of this research to know the effect of combination
EC and PVP polymers in ibuprofen releasing profile of matrix type transdermal
patch in comparison (2: 3); (3: 3); and (3: 2). Physical characteristic test
includes physical appearance, uniformity of weight, uniformity of thickness,
moisture content and releasing test for 8 hours using dissolution tester. The
average of flux for formula I, II, and III were 128.333 ± 14.009 μg/cm2/minute
1/2;
53.974 ± 17.623 μg/cm2/minute
1/2; and 34.675 ± 29.349 μg/cm
2/minute
1/2. Data
was analyzed statistically with SPSS 20.0. Formula I showed significant
differences compared with formula II and III. Physical characteristic test and
releasing test showed that matrix type of transdermal patch which gave the best
drug release is formula I with the largest flux value, 128.333 ± 14.009
μg/cm2/minute
1/2.
Keywords: transdermal patch, matrix, ibuprofen, flux, releasing profile.
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ibuprofen merupakan salah satu golongan NSAID dengan mekanisme
kerja menghambat sintesis COX-1 dan COX-2 (Bindu et al., 2011) yang apabila
digunakan secara per oral dapat mengakibatkan iritasi lambung, sehingga
pemberian perkutan dari ibuprofen banyak diteliti dalam rangka meminimalkan
efek samping obat terhadap gastrointestinal. Salah satunya adalah Bindu et al.
(2011) yang memformulasikan ibuprofen dalam bentuk lain berupa patch yang
diberikan melalui rute transdermal. Pembuatan sediaan ibuprofen dalam bentuk
transdermal patch dimaksudkan untuk menurunkan resiko iritasi lambung oleh
ibuprofen, sehingga akan lebih efektif dan aman dalam penggunaannya (Naik et
al., 2000).
Penelitian kali ini dilakukan dengan membuat transdermal patch tipe
matrix sediaan obat dalam sistem disperse, yaitu obat akan tersebar secara
homogen dalam matrix polimer hidrofilik atau lipofilik. Pemilihan metode ini
didasarkan pada sistem matrix yang mengarah pada pembentukan pori-pori
gelaneous, pembentukan pori-pori ini menyebabkan penurunan rata-rata panjang
jalur difusi molekul obat untuk melepas ke dalam media difusi dan karenanya
menyebabkan tingkat pelepasan yang lebih tinggi (Shivaraj et al., 2010).
Polimer yang digunakan dalam formulasi pada penelitian ini adalah
ethylcellulose sebagai polimer hidrofobik dan polyvinylpyrrolidone sebagai
polimer hidrofilik, kombinasi kedua polimer diharapkan mampu membantu
pelepasan obat sehingga dapat ditentukan profil yang paling baik seperti pada
penelitian sebelumnya yaitu membuat sediaan patch tipe matrix dengan kombinasi
EC dan PVP perbandingan 4,5:0,5; 4:1; 3:2; dan 2:3 yang didapatkan bahwa
perbandingan EC dan PVP komposisi 3:2 paling cocok untuk sistem transdermal
patch menggunakan bahan aktif metoprolol tartrate (Bhatt et al., 2008).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kombinasi polimer
ethylcellulose dan polyvinylpyrrolidone terhadap fluks/kecepatan pelepasan
ibuprofen pada sediaan transdermal patch tipe matrix dan mengetahui kombinasi
polimer dari ethylcellulose dan polyvinylpyrrolidone yang menghasilkan fluks
pelepasan paling baik.
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
METODELOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Mei 2012.
bertempat di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, Dissolution
Tester Electrolab TDT 208L (USP), neraca analitik (Ohaus), oven (Thermologic),
Spektrofotometer Genesys 10 UV (Thermo Scientific), stirrer dan tabung reaksi
(Pyrex Iwaki Glass).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibuprofen, EC,
PVP, PEG 400, mentol, aquadest (H2O), etanol, NaCl, KCl, Na2HPO4, KH2PO4,
HCl 1N, semua bahan penelitian jika tidak disebutkan lain memiliki kemurnian
pharmaceutical grade serta alumunium foil, tensocrepe, tisu, dan kertas label.
Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini merupakan variabel pelepasan ibuprofen yang
terdiri dari 3 variabel yaitu variabel bebas, variabel tergantung dan variabel
kendali. Variabel bebas meliputi konsentrasi polimer, variabel tergantung meliputi
profil pelepasan ibuprofen sedangkan variabel kendali meliputi suhu, waktu dan
kecepatan pengadukan.
Prosedur Penelitian
Tahapan Penelitian
Pembuatan sediaan patch
Uji evaluasi
Karakteristik fisik :
- Uji penampakan fisik
- Uji keseragaman ketebalan
- Uji keseragaman bobot
- Uji kandungan air
Uji efektifitas :
- Uji pelepasan obat
Analisa data
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
Formulasi Sediaan Patch Ibuprofen
Bahan Fungsi Konsentrasi (mg/7 cm2)
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ibuprofen Bahan aktif 100 mg/ 7 cm2
100 mg/7 cm2 100 mg/7 cm
2
EC Basis (hidrofobik) 242 mg 302.5 mg 363 mg
PVP Basis (hidrofilik) 363 mg 302.5 mg 242 mg
PEG 400 (5%) Plastizier 37.5 mg 37.5 mg 37.5 mg
Mentol (1%) Enhancer 7.5 mg 7.5 mg 7.5 mg
Berat total patch 750 mg 750 mg 750 mg
Cara Pembuatan
Skema Pembuatan Sediaan
Uji Evaluasi Fisik Sediaan Patch Ibuprofen
Uji Penampakan Fisik
Uji penampakan fisik dilakukan pada semua patch secara visual, diperiksa
untuk warna, fleksibilitas, dan bau (Shivaraj et al, 2010). Pengujian dilakukan
dengan bantuan responden untuk mendapatkan data yang lebih obyektif.
Bahan-bahan
EC+etanolIbuprofen+
etanol
Mentol+
etanol
PVP+
etanolPEG 400+
etanol
Campuran
- dicampur semua bahan yang sudah
larut
- diaduk hingga homogen dengan stirer
kecepatan penuh ad homogen selama 10
menit
- dituang ke cetakan
- dikeringkan dalam oven suhu
40 derajat selama 120 menit
Sediaan akhir
Uji evaluasi
diaduk
selama
5 menit
diaduk
selama
15 menit
diaduk
selama
20 menit
diaduk
selama
3 menit
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
Uji Keseragaman Ketebalan
Pengukuran ketebalan patch yang dilihat pada 3 titik yang berbeda
menggunakan alat ukur ketebalan dan dihitung rata-rata ketebalan pembacaan dari
tiga data tersebut (Shivaraj et al, 2010)
Uji Keseragaman Berat
Keseragaman berat dilakukan dengan menyiapkan masing-masing patch
untuk dikeringkan pada suhu 60° C selama 4 jam sebelum diujikan. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan tiga patch yang dipilih secara acak pada setiap
formulasi. Untuk menguji variasi bobot, tiga patch tersebut dihitung berat rata-
ratanya (Shivaraj et al, 2010).
Uji Kandungan Air (Moisture Content)
Uji ini dilakukan dengan menimbang sediaan patch dan menyimpannya
didalam desikator yang mengandung kalsium klorida pada suhu ruangan selama
24 jam. Masing-masing patch ditimbang hingga menunjukkan berat yang konstan.
%MC = x 100 %…….……………..(1)
(Shivaraj et al, 2010).
Uji Pelepasan Ibuprofen Dari Sediaan Patch
Alat dan perlengkapan percobaan uji pelepasan ibuprofen dari sediaan
patch yang digunakan disesuaikan dengan metode di USP Apparatus V. Alat yang
digunakan adalah rangkaian alat uji pelepasan yaitu bejana uji penetrasi, pengaduk
tipe dayung yang dilengkapi dengan sel difusi. Sel difusi terdiri dari cover dan
reservoir.
Sel difusi terbuat dari bahan stainless steel berbentuk silinder pipih.
Sebagai pengaman untuk mencegah kebocoran, sel difusi dilengkapi dengan karet
penyekat berbentuk ring sebagai penghubung antara tempat sediaan dengan
penutupnya. Bejana uji diisi dengan media pelepasan sebanyak 500 ml yang
terlebih dahulu dipanaskan sampai mencapai suhu 37±0.5˚C. Sel difusi diletakkan
didasar bejana uji dengan bagian cover menghadap ke atas kemudian dayung
diputar dengan kecepatan 50 rpm. Cuplikan diambil pada setiap waktu tertentu
sebanyak 5.0 ml di tengah-tengah antara permukaan media disolusi dan bagian
atas daun dayung, tidak lebih dari satu cm dari dinding bejana. Setiap kali
pengambilan cuplikan, bejana disolusi ditambah larutan dapar fosfat salin pH
7.4±0.5 dengan temperatur dan volume yang sama (Kumar et al., 2010).
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
Pengambilan sampel dilakukan selama 8 jam dengan rentang pengambilan
pada menit ke 0, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360, 390,
420,450, 480. Replikasi dilakukan 3 kali dan kadar yang terbaca kemudian
dilakukan perhitungan koreksi disolusi menurut Wurster dan Taylor (Wurster &
taylor, 1965; El kamel et al., 2002)
………....…………………...(2)
Keterangan:
Cn = kadar sebenarnya setelah dikoreksi (ppm)
C’n = kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai serapan sampel
yang terbaca pada kadar spektrofotometer) (ppm)
Cs = kadar terbaca dari sampel sebelumnya
a = volume sampel yang diambil
b = volume media
Analisis Data
Analisa data fluks pelepasan diolah dengan menggunakan SPSS
(Statistical Package for the Social Sciences) 20,0. Pengujian normalitas data fluks
pelepasan menggunakan Saphiro wilk. Pengujian homogenitas data fluks
pelepasan menggunakan uji Varian levene. Jika data tersebar normal dan
homogen maka dilanjutkan analisis parametrik One-way Annova, bila terdapat
perbedaan yang bermakna dilanjutkan dengan uji Post-Hock Tukey. Jika data tidak
tersebar normal dan homogen atau data tersebar normal dan tidak homogen maka
dilanjutkan análisis non parametrik Krusskal-wallis, bila terdapat perbedaan
yang bermakna dilanjutkan dengan uji Mann-whitney.
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
-500.000
0.000
500.000
1000.000
1500.000
2000.000
2500.000
3000.000
3500.000
4000.000
0.000 3.000 6.000 9.00012.00015.00018.00021.000Ju
mla
h K
um
ula
tif
rata
-ra
ta ib
up
rofe
n y
g
terle
pa
s (μ
g/c
m2
)
√t (menit1/2)
Formula I
Formula II
Formula III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penentuan jumlah rata-rata kumulatif ibuprofen transdermal patch tipe
matrix
Pengujian pelepasan obat secara in vitro dari sediaan patch dilakukan untuk
mengetahui jumlah kumulatif ibuprofen yang terlepas untuk selanjutnya dipilih
fluks pelepasan yang paling besar. Pengambilan sampel pada uji pelepasan
dimulai pada menit ke-0, hal ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya obat
yang terlepas pada menit ke-0 tersebut. Parameter yang akan diukur untuk bisa
menentukan laju pelepasan adalah jumlah kumulatif dari ibuprofen yang terlepas
dengan akar waktu sehingga dilakukan uji pelepasan menggunakan alat disolusi
yang merupakan suatu sistem berkelanjutan dan prosesnya tidak dapat terputus.
Uji pelepasan dilakukan dengan mengambil cuplikan sampel pada waktu-waktu
tertentu selama 8 jam dan kemudian dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer UV. Perhitungan jumlah kumulatif rata-rata ibuprofen yang
lepas dari EC dan PVP sebagai polimer hidrofobik dan polimer hidrofilik tiap
formula selanjutnya digunakan untuk membuat kurva hubungan antara akar waktu
vs jumlah obat yang terlepas.
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
Penentuan kecepatan pelepasan (fluks) ibuprofen dari sediaan
Berdasarkan hasil perhitungan fluks pelepasan ibuprofen dapat diketahui
bahwa fluks pelepasan yang paling baik adalah pada formula I dengan
perbandingan EC dan PVP (2:3) dimana harga fluks rata-rata pelepasan ± SD dari
sediaan transdermal patch ibuprofen tipe matrix pada formula I sebesar
128.333±14,009 μg/cm2/menit
1/2, pada formula II sebesar 53.974±17,623
μg/cm2/menit
1/2 dan pada formula III sebesar 34.675±29.349 μg/cm
2/menit
1/2.
Harga fluks pelepasan sediaan transdermal patch ibuprofen dengan perbandingan
EC dan PVP (3:2) paling kecil dibandingkan dengan perbandingan EC dan PVP
(2:3) dan (3:3). Hal ini dikarenakan pada formula yang jumlah polimer
hidrofobiknya lebih besar daripada jumlah polimer hidrofiliknya obat akan sulit
terlepas yang mengakibatkan terhambatnya pelepasan dari ibuprofen. Fluks
tertinggi yang dihasilkan terdapat pada formula yang menggunakan perbandingan
kombinasi EC dan PVP (2:3) sebagai polimer hidrofobik dan polimer hidrofilik
dengan standar deviasi paling kecil daripada yang menggunakan perbandingan EC
dan PVP (3:3) dan (3:2) sebagai polimer hidrofobik dan polimer hidrofilik. Hal ini
tidak sama dengan penelitian sebelumnya oleh Bhatt et al., 2008 yang diketahui
bahwa perbandingan EC dan PVP (3:2) merupakan perbandingan yang paling
bagus untuk sediaan transdermal patch tipe matrix dengan bahan aktif metoprolol
tartrate, karena afinitas atau kemampuan bahan aktif berikatan dengan polimer
berbeda-beda pada setiap obat.
128.333
53.974 34.675
0.000
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
Formula I Formula II Formula III
Flu
ks
(µg/c
m2/m
enit
1/2
)
FLUKS
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
Parameter Uji Sifat Fisik Dan Uji Pelepasan Ibuprofen Transdermal Patch
Tipe Matrix Tiap Formula
Parameter Formula I Formula II Formula III
Penampakan Fisik
- Warna
- Fleksibilitas
- Bau
Lebih gelap
daripada backing
membrane
Lingkaran kaku
Mentol lemah
Lebih gelap
daripada backing
membrane
Lingkaran kaku
Mentol lemah
Lebih gelap
daripada backing
membrane
Lingkaran kaku
Mentol lemah
Keseragaman
ketebalan ± SD (mm) 1.323 ± 0.013 1.429 ± 0.014 1.430 ± 0.018
Keseragaman bobot ±
SD (mg) 926.00 ± 24.083 795.00 ± 11.180 818.00 ± 20.484
Kandungan air rata-
rata ± SD (%) 30.563 ± 3.810 19.969 ± 3.821 19.026 ± 1.104
Fluks ± SD
(µg/cm2/menit
1/2)
128.333 ± 14,009 53.974 ± 17,623 34.675 ± 29.349
Parameter yang menunjang kualitas sediaan meliputi keseragaman bobot
dan keseragaman ketebalan. Dalam hal pelepasan, terlihat formula I menunjukkan
hasil terbaik pada parameter penunjangnya yaitu moisture content dan juga fluks.
Diharapkan dalam suatu formula idealnya memiliki fluks yang besar untuk suatu
obat bisa cepat berpenetrasi dan mencapai konsentrasi minimum berefek (MEC).
Formula I memiliki nilai fluks terbesar, yaitu 128.333 µg/cm2/menit
1/2 .
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semakin sedikit EC semakin besar fluks
pelepasan dan formula yang menghasilkan sediaan transdermal patch yang baik
setelah ditinjau dari uji sifat fisik pada kandungan air (MC) dan uji pelepasan obat
in vitro dari sediaan patch ibuprofen adalah formula I dengan perbandingan EC
dan PVP (2:3).
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Terima kasih
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012
yang sebesar-besarnya ayah dan ibu atas kasih sayang, doa dan dukungan yang tak
pernah habis hingga skripsi ini dapat selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Nani Kartinah, S.Farm., M.Sc., Apt. dan Ibu
Efrin Pujianti, S.Farm., M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan saran, motivasi, dan bimbingan selama pelaksanaan
penelitian hingga penyusunan skripsi ini. Bapak Drs. Ahmad Yanie, M.Si., Apt.,
Bapak Joharman, S.Si., M.Si., Apt. dan Ibu Difa Intannia S.Farm., M.Farm-Klin.,
Apt. selaku tim penguji yang telah banyak memberikan masukan serta seluruh
pihak yang telah membantu segala proses dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt, Dinesh Chandra., A.S. Dhake, R.K. Khar, D.N. Mishra. 2008.
Development and In Vitro Evaluation of Transdermal Matrix Films of
Metoprolol Tartrate. The Pharmaceutical Society of Japan. Yakugaku
Zasshi 128 (9) 1325-1331.
Bindu D. Thushara, Teja K., V. Bhanu. P., Ramesh S. 2011. Development And
Characterization Of Ibuprofen Transdermal Patch With Various
Permeation Enhancers. The Pharma Proffesionals. Volume 1 – Issue 1.
Kumar J. Ashok, Nikhila Pullakandam, S. Lakshmana Prabu, V. Gopal.
Transdermal Drug Delivery System : An Overview. 2010. ISSN 0976 –
044X. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and
Research. Vol 3.
Naik, Aarti., Y.N. Kalia, R.H. Guy. 2000. Transdermal Drug Delivery:
Overcoming The Skin’s Barrier Function. Pharmaceutical Science &
Technology Today, Volume 3, Issue 9, 1 September 2000, Pages 318-326.
Shivaraj, A, R. Panner Selvam, T. Tamiz Mani, T. Sivakumar. 2010. Design and
evaluation of transdermal drug delivery of ketotifen fumarate.
International Journal of Pharmaceutical And biomedical Research. 1(2),
42-47.
Wurster D.E., P.W. Taylor., 1965. Dissolution Kinetics Of Certain Crystalline
Forms Of Prednisolone. Journal of Pharmaceutical Science., 54(5), 169.