Artikel 9 - eJournal Unsrat

6
Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009 52 MEMPELAJARI REAKSI ISOMERISASI SAFROL DENGAN PEREAKSI t-BuOK/DMSO DAN KOH/CH 2 OHCH 2 OH Sanusi Gugule 1 dan Feti Fatimah 2 1 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Manado, Tondano 2 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi, Manado Diterima 07-02-2009; Diterima setelah direvisi 17-02-2009; Disetujui 21-02-2009 ABSTRACT Gugule, S and F. Fatimah, 2009. Study about isomerazation of safrol with t-BuOK/DMSO and KOH/CH2OHCH2OH reagen. The studies have been done about the transformation of safrole into isosafrole. The transformation was done using reagents, namely t-BuOK/DMSO and KOH/CH2OHCH2OH. The purities of all products were tested with thin layer and gas chromatography. Thereafter the structures were identified with infrared spectrophotometers, NMR 1 H and 13 C spectrometry, and mass spectrometry. The isomerization product of safrole into isosafrole with highest percentage yield (97%) was given t-BuOK/DMSO. Keywords: safrole, isosafrole, isomerization PENDAHULUAN Dewasa ini berbagai usaha dilakukan untuk mensintesis berbagai macam bahan baku, baik untuk obat-obatan maupun untuk keperluan parfum dan kosmetik. Salah satu bahan yang banyak diperlukan adalah senyawa isosafrol atau 4-alil-1,2-metilendioksibenzena. Isosafrol adalah suatu bahan pewangi penting dalam pembuatan sabun dan sebagai material awal dalam pembuatan L-DOPA atau obat-obat turunan amfetamin (Freeman dan Alder, 2002; Bjorsvik et al., 2000; French, 1995). Isosafrol adalah suatu senyawa intermediet yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan piperonal dan 1-[(3,4- metilendioksifenil)-fenil]-2-propanon (Torii et al., 1984; French, 1995). Disamping itu, isosafrol juga banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam minuman ringan (Chong dan Lin, 2001); serta sebagai bahan dasar dalam sintesis senyawa strigol (de Lima et al., 2000). Isosafrol dapat dibuat dari safrol atau 4- alil-1,2-metilendioksibenzena melalui reaksi isomerisasi. Analisis retrosintesisnya dapat disajikan dalam bentuk gambar reaksi berikut (Gambar 1). (b) (a) O O CH=CHCH 3 O O CH 2 CH=CH 2 Isosafrol Safrol Gambar 1. Analisis retrosintesis isosafrol Dalam reaksi isomerisasi tersebut, pada umumnya menggunakan katalisis basa. Lampman et al. (1977) dan Sastrohamidjojo (1981), telah melakukan reaksi isomerisasi eugenol menggunakan KOH dan NaOH dalam media etilenaglikol. Devgan dan Bokaida (1968), telah pula melakukan isomerisasi γ-asarona menggunakan KOH dalam etanol, sedangkan Sloop (1995), melakukan isomerisasi 2-alil sesamol menggunakan basa kalium t-butoksida (t- BuOK) dalam pelarut dimetil sulfoksida (DMSO). Adapun mekanisme reaksi yang diharapkan dalam reaksi ini, disajikan sebagai berikut (Gambar 2). Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan: * Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Manado. Jl. Kampus UNIMA Tondano. Mobile : -

Transcript of Artikel 9 - eJournal Unsrat

Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009

52

MEMPELAJARI REAKSI ISOMERISASI SAFROL DENGAN PEREAKSI t-BuOK/DMSO DAN KOH/CH2OHCH2OH

Sanusi Gugule1 dan Feti Fatimah2

1Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Manado, Tondano 2Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sam Ratulangi, Manado

Diterima 07-02-2009; Diterima setelah direvisi 17-02-2009; Disetujui 21-02-2009

ABSTRACT

Gugule, S and F. Fatimah, 2009. Study about isomerazation of safrol with t-BuOK/DMSO and KOH/CH2OHCH2OH reagen. The studies have been done about the transformation of safrole into isosafrole. The transformation was done using reagents, namely t-BuOK/DMSO and KOH/CH2OHCH2OH. The purities of all products were tested with thin layer and gas chromatography. Thereafter the structures were identified with infrared spectrophotometers, NMR1H and 13C spectrometry, and mass spectrometry. The isomerization product of safrole into isosafrole with highest percentage yield (97%) was given t-BuOK/DMSO. Keywords: safrole, isosafrole, isomerization

PENDAHULUAN

Dewasa ini berbagai usaha dilakukan untuk mensintesis berbagai macam bahan baku, baik untuk obat-obatan maupun untuk keperluan parfum dan kosmetik. Salah satu bahan yang banyak diperlukan adalah senyawa isosafrol atau 4-alil-1,2-metilendioksibenzena. Isosafrol adalah suatu bahan pewangi penting dalam pembuatan sabun dan sebagai material awal dalam pembuatan L-DOPA atau obat-obat turunan amfetamin (Freeman dan Alder, 2002; Bjorsvik et al., 2000; French, 1995).

Isosafrol adalah suatu senyawa intermediet yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan piperonal dan 1-[(3,4-metilendioksifenil)-fenil]-2-propanon (Torii et al., 1984; French, 1995). Disamping itu, isosafrol juga banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam minuman ringan (Chong dan Lin, 2001); serta sebagai bahan dasar dalam sintesis senyawa strigol (de Lima et al., 2000).

Isosafrol dapat dibuat dari safrol atau 4-alil-1,2-metilendioksibenzena melalui reaksi isomerisasi. Analisis retrosintesisnya dapat disajikan dalam bentuk gambar reaksi berikut (Gambar 1).

(b)(a)

OO

CH=CHCH3

OO

CH2CH=CH2

Isosafrol Safrol

Gambar 1. Analisis retrosintesis isosafrol

Dalam reaksi isomerisasi tersebut, pada

umumnya menggunakan katalisis basa. Lampman et al. (1977) dan Sastrohamidjojo (1981), telah melakukan reaksi isomerisasi eugenol menggunakan KOH dan NaOH dalam media etilenaglikol. Devgan dan Bokaida (1968), telah pula melakukan isomerisasi γ-asarona menggunakan KOH dalam etanol, sedangkan Sloop (1995), melakukan isomerisasi 2-alil sesamol menggunakan basa kalium t-butoksida (t-BuOK) dalam pelarut dimetil sulfoksida (DMSO). Adapun mekanisme reaksi yang diharapkan dalam reaksi ini, disajikan sebagai berikut (Gambar 2).

Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan: *Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Manado.

Jl. Kampus UNIMA Tondano. Mobile : -

Sanusi Gugule : Mempelajari Reaksi …

53

CH2CH=CH2

OO

+ M+B-

OO

(CH)-CH=CH2

OO

CH=CH(CH2)-

M++ BH

Isosafrol

OO

CH=CHCH3

safrol

Gambar 2. Mekanisme reaksi isomerisasi safrol

Meskipun telah banyak pereaksi basa yang

dipakai dalam berbagai reaksi isomerisasi, tetapi masih diperlukan pengujian terhadap pereaksi yang digunakan maupun substrat isoalil yang sesuai, dengan tujuan untuk memperoleh persentase hasil reaksi yang maksimal. Dengan demikian, pada penelitian ini akan dicobakan reaksi isomerisasi dengan pereaksi t-BuOK dalam media pelarut DMSO dan KOH dalam media pelarut etilena glikol. Pemakaian pereaksi ini, didasarkan pada karakteristik dan struktur dari kedua senyawa basa tersebut. Kalium t-butoksida adalah basa organik yang sangat kuat dan DMSO adalah pelarut yang bersifat aprotik, sedangkan KOH adalah basa anorganik yang sangat kuat dengan pelarut etilena glikol yang bersifat protik. BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Safrol (hasil isolasi dari minyak lawang), t-BuOK (Sigma), DMSO p.a. (Merck), CaCl2 anhidrat p.a.(Merck), NaOH p.a. (Merck), MgSO4 anhidrat p.a (Merck), etilena glikol p.a. (Merck), dietil eter p.a. (Merck), petroleum eter p.a. (Merck), pelat KLT silika gel 60 F254 (20x20) (Merck), akuades, aseton teknis. Alat-alat gelas, satu set alat refluks, satu set alat distilasi pengurangan tekanan, satu set Evapoator Buchii, Lampu UV λ = 254 nm, KG-SM Shimadzu QP-5000, Spektrometer RMI1H HITACHI FT-NMR-R-1900, Spektrometer RMI13C HITACHI FT-NMR-R-1900, Spektrometer IM JASCO FT/IR-5300.

Karakterisasi safrol

Safrol yang dijadikan bahan dasar dalam reaksi isomerisasi adalah hasil isolasi dari minyak lawang. Sebelum digunakan, terlebih dahulu dikarakterisasi.

Sintesis isosafrol menggunakan pereaksi t-BuOK dalam pelarut DMSO

Ke dalam labu leher tiga yang telah dilengkapi dengan corong tetes, termometer, penghubung ke tangki gas nitrogen, pendingin refluks, tabung kalsium klorida serta penangas air, dimasukkan 1,38 g (12,35 mmol) t-BuOK dan DMSO sebanyak 25 mL, kemudian diaduk hingga t-BuOk larut sempurna.

Selanjutnya 2 g (12,35 mmol) safrol dimasukkan tetes demi tetes sambil diaduk dan temperatur reaksi + 50oC, kemudian dilanjutkan dengan pengadukan selama 2 jam. Setelah itu, campuran dituang ke dalam 100 mL campuran eter-es (1:1) dan digojok selama 5 menit. Lapisan eter dipisahkan dan lapisan air diekstraksi 2x50 mL dengan dietil eter. Lapisan-lapisan eter digabung, dicuci dengan air, dikeringkan dengan MgSO4 anhidrat, didekatansi dan pelarutnya dievaporasi. Kemurnian hasil diuji dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas cair, sedangkan struktur diidentifikasi dengan spektrofotometer inframerah, NMR1H dan 13C, spektrometer massa. Sintesis isosafrol dengan pereaksi KOH dalam pelarut etilena glikol

Suatu campuran 4 g (71,43 mmol) KOH dan 20 mL (23,31 g; 0,36 mmol) etilena glikol, dipanaskan hingga semua KOH larut. Selanjutnya, sebanyak 2 g (12,35 mmol) safrol ditambahkan. Campuran direfluks selama 6 jam dalam penangas minyak dan temperatur internal dipertahankan pada + 135oC.

Campuran reaksi didinginkan, dilarutkan ke dalam 50 mL air dan diasamkan dengan HCl 25% hingga pH 3. Kemudian diekstraksi dengan 3x30 mL dietil eter. Selanjutnya, ekstrak dicuci dengan 2x50 mL air, dikeringkan dengan MgSO4 anhidrat, didekatansi dan pelarutnya dievaporasi. Residu didistilasi pengurangan tekanan. Distilat diidentifikasi sebagai isosafrol. Kemurnian hasil diuji dengan KLT dan kromatografi gas cair, sedangkan struktur diidentifikasi secara spektroskopi.

Identifikasi dengan KG-SM

Sedikit sampel diinjeksikan ke dalam alat KG-SM, kemudian dibuat kromatogram dan spektrum massa. Dianalisis dan diidentifikasi fragmentasi struktur, posisi m/e ion-ion hasil

Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009

54

fragmentasi. Kondisi alat KG-SM Shimadzu QP-5000 adalah sebagai berikut: Jenis pengionan : EI (electron impack) Jenis Kolom : DB1 (panjang 30 meter) Suhu Kolom : 1000C (5/100/menit) s/d 2700C

(40 – 2200C) Gas Pembawa : Helium 10 Kpa (100 Kpa) Injektor Mode : Split 1 : 80; suhu 2800C (2300C) Suhu detector : 2800C (2300C) Identifikasi dengan spektrofotometer IM

Sedikit sampel dicampur dengan bubuk KBr dan dibuat pellet berbentuk cakram tipis, dimasukkan ke dalam alat spektrometer IM. Kemudian dibuat spektrum kurva % transmisi terhadap bilangan gelombang (γ) pada daerah 400-4600 cm-1. Diidentifikasi karakteristik pita serapan dari gugus-gugus fungsi yang terjadi berdasarkan daftar peta korelasi (Sastrohamidjojo, 1985; Silverstein dan Webster, 1998). Identifikasi dengan spektrometer RMI1H dan RMI13C

Sedikit sampel dilarutkan dalam kloroform deuterited (CDCl3) yang telah mengandung tetrametilsilan (TMS). Dibuat resonansi proton senyawa pada daerah geseran kimia (δ) 0 – 10 ppm (RMI1H). Diidentifikasi itensitas, jumlah dan posisi pada daerah geseran kimia dari puncak-puncak proton (1H) pada spektrum RMI yang terjadi (Silverstein dan Webster, 1998). HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik safrol

Hasil karakterisasi safrol dengan spektroskopi, menunjukkan bahwa senyawa tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan isosafrol

Karakteristik isosafrol

Isosafrol diperoleh dari hasil reaksi isomerisasi safrol dengan pereaksi t-BuOK/DMSO dan KOH/CH2OHCH2OH. Setelah pemurnian, diperoleh produk reaksi dengan pereaksi t-BuOK/DMSO sebanyak 1,94 g atau 97%, sedangkan dengan pereaksi KOH/CH2OHCH2OH, diperoleh produk reaksi sebanyak 1,41 g atau 70,50%. Kedua produk reaksi tersebut berbentuk cairan berwarna agak kekuning-kuningan. Hasil uji kemurnian dengan KLT menggunakan eluen campuran benzena-kloroform (9:1), menunjukkan satu noda dengan harga Rf 0,76.

Hasil analisis tersebut memperlihatkan bahwa pereaksi t-BuOK/DMSO memberikan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan pereaksi KOH/CH2OHCH2OH. Hal ini disebabkan karena pereaksi t-BuOK adalah suatu basa organik yang lebih kuat dibanding dengan KOH (Fieser dan Fieser, 1967). Demikian pula pelarut yang digunakan adalah DMSO, pelarut polar aprotik. Denga adanya sifat polar aprotik ini, dapat memberikan efek solvasi. Hal ini didukung oleh Bank (1972), yang mengemukakan bahwa efek pelaarut DMSO pada reaksi isomerisasi olefin dengan katalis t-BuOK dapat mempercepat penataan ulang prototropik. Disamping efek solvasi tersebut, dipengaruhi juga oleh adanya pembentukan ikatan hidrogen baik antar pelarut maupun basa yang digunakan sebagai pereaksi (Meakins, 1996).

Selanjutnya, struktur isosafrol tersebut diindentifikasi dengan spektrofotometer inframerah (IM), spektrometer RMI1H, spektrometer RMI13C serta kromatografi gas-spektrometer massa (KG-SM). Gambar dan hasil interpretasi terhadap spektrum tersebut dapat dilihat pada Gambar 3-7 dan Tabel 1-2. Data kromatogram dan spektrum massa, disajikan pada gambar berikut (Gambar 3).

Hasil pengujian dengan KGmenunjukkan bahwa produk reaksi adalah 2 puncak dengan waktu retensi 5,7 menit dengan konsentrasi 10,48% serta 6,48 (89,52%). Dua puncak tersebut menunjukkan bahberada dalam bentuk campuran sedangkan spektrum massa menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah isosafrol dengan m/z = 162. Hasil interpretasi terhadap pola fragmentasinya, disajikan pada Gambar 4.

CO

OO

CH=CHCH3

HH

H H

HCH=CHCH3

H

O

m/z = 162

- CH2O

m/z = 132

CH=CHCH=CHCH2

+

H

m/z = 7

HC CH-H

HH

m/z = 51

Gambar 4. Pola fragmentasi isosafrol

Untuk identifkasi gugus fungsional,

dilakukan uji spektrofotometer inframerah. Spektrum tersebut disajikan pada gambar berikut (Gambar 5).

Sanusi Gugule : Mempelajari Reaksi …

Gambar 3. Kromatogram-spektrum isosafrol

Hasil pengujian dengan KG-SM tersebut,

menunjukkan bahwa produk reaksi adalah 2 puncak dengan waktu retensi 5,7 menit dengan konsentrasi 10,48% serta 6,48 (89,52%). Dua puncak tersebut menunjukkan bahwa isosafrol berada dalam bentuk campuran cis dan trans, sedangkan spektrum massa menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah isosafrol dengan m/z = 162. Hasil interpretasi terhadap pola fragmentasinya, disajikan pada Gambar 4.

H

H

H

CH=CHCH3

m/z = 104

C CHH

CH=CHCH3

H

m/z = 78

H

HCH3

77

Pola fragmentasi isosafrol

Untuk identifkasi gugus fungsional, dilakukan uji spektrofotometer inframerah. Spektrum tersebut disajikan pada gambar berikut

Gambar 5. Spektrum inframerah isosafrol Interpretasi terhadap

tersebut, disajikan pada tabel berikut (Tabel 1).

Tabel 1. Data serapan inframerah isosafrol

υ (cm-1)

3024 (regangan) dan 1606

2218-1747 2994 (regangan)

dan 1655 1249-1103

2910 (regangan) 1489 dan 1377

Sanusi Gugule : Mempelajari Reaksi …

55

Spektrum inframerah isosafrol

Interpretasi terhadap spektrum inframerah tersebut, disajikan pada tabel berikut (Tabel 1).

Data serapan inframerah isosafrol

Serapan

= CH dan C=C aromatis

Arom.trisubstitusi =CH dan C=C

alkena C-O eter

CH alkana -CH2- dan –CH3

Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009

56

Untuk menentukan jumlah proton dan jumlah karbon isosafrol, dilakukan dengan spektrometer resonansi magnetik inti (RMI) dan 13C. Spektrum senyawa tersebut disajikan pada gambar berikut (Gambar 6-7).

Gambar 6. Spektrum RMI1H isosafrol

Tabel 2. Data spektrum RMI

Data RMI13C

δ (ppm) Kedudukan

atom C 148,04 146,64 132,65 130,79 123,80 120,08 108,20 105,49 100,89 81,20

C (a) C (b) C (c) C (d) C (e) C (f) C (g) C (h)

C (i) C (j)

6,86

1,80

Berdasarkan hasil analisis, isosafrol dengan

mudah dibuat dari senyawa safrol. Isosafrol adalah suatu senyawa intermediet yang banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan piperonal (Torii et al., 1984). Disamping itu, isosafrolbanyak juga digunakan sebagai campuran dalam soft drink (Choong et al., 2001), serta sebagai bahan dasar dalam sintesis senyawa strigol (de Lima et al., 2000).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa isosafrol

Untuk menentukan jumlah proton dan jumlah karbon isosafrol, dilakukan dengan spektrometer resonansi magnetik inti (RMI) 1H

C. Spektrum senyawa tersebut disajikan

Gambar 7. Spektrum RMI13C isosafrol

Interpretasi terhadap spektrum RMIdan 13C (Gambar 6 dan 7) isosafrol, disajikan pada Tabel 2.

Data spektrum RMI13C dan RMI1H isosafrol

Data RMI1H

δ (ppm Multiplisitas Kedudukan H

6,86-6,71 6,41 6,11 5,90

1,80-2,40

m d,J=15,84Hz(bc)

d,J=15,84Hz(cb) s m

3H arom.(a) =CH(b) =CH(c)

OCH2O (d) -CH3(e)

Berdasarkan hasil analisis, isosafrol dengan mudah dibuat dari senyawa safrol. Isosafrol adalah suatu senyawa intermediet yang banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan

., 1984). Disamping itu, n sebagai campuran

., 2001), serta sebagai bahan dasar dalam sintesis senyawa

Berdasarkan hasil penelitian dan dapat disimpulkan bahwa isosafrol

dapat disintesis dari safrol baik dengan pereaksi BuOK/DMSO maupun KOH/CH2OHCHmenghasilkan rendemen produk reaksi 97% dan 70,50%. DAFTAR PUSTAKA

Bjorsvik, H.R., Lucia L., and Francesco, M., 2000., ” High Selectivity in The Oxidaton of Mandelic Acid Derivatives and in O-Methylation od Protocatechualdehyde: New Processes for Synthesis of Vaniline, Iso-Vaniline, and Helitropin”., Org. Process Res.Dev534-543.

Chong, YM., and Hsiu-Jung, L., 2001., A Rapid and

C isosafrol

Interpretasi terhadap spektrum RMI1H C (Gambar 6 dan 7) isosafrol, disajikan pada

dapat disintesis dari safrol baik dengan pereaksi t-OHCH2OH,

menghasilkan rendemen produk reaksi 97% dan

Bjorsvik, H.R., Lucia L., and Francesco, M., 2000., ” High Selectivity in The Oxidaton of Mandelic

Methylation od Protocatechualdehyde: New Processes for

Vaniline, and Org. Process Res.Dev., 4:6; pp.

Jung, L., 2001., A Rapid and

Sanusi Gugule : Mempelajari Reaksi …

57

Sample Gas Chromatographic Method for Direct Determination of Safrole In Soft Drinks”, J.Food Drug Anal.9:1., pp 27-32

de Lima, M.E.F., Andre,J.A.G., and Rosane N.C., 2000., "Synthesis of a New Strigol Analogue from Natural. Safrole", J. Braz. Chem. Soc. 11:4., pp. 371-374.

Fieser, L, and Fieser, M., 1967.,”Ragents for Organic Synthesis”, John Wiley & Sons, New York, p.911.

Freeman, S., Alder, J.F., 2002, “Arylethylamine Psychotropic Recretional Drugs: A Chemical Prospective”, Eur. J. Med. Chem., 37., pp 527-539

French, G., 1995.,”The Sasafras Tree and Designer Drugs”, J. Chem. Uduc., 72:6; pp. 485-489.

Lapman, G.M., Andrews, J., Brair W., Hansen O., Kelly K., Perry D., and Ridgoway A., 1977., “Preparation of Vanillin from Eugenol and Sawdust”., J. Chem. Educ. 54:12, pp. 776-778

Meakins, G.D., 1996,”Fungtional Group: Characteristics and Intercoversions”, Oxford

University Press, Oxford, pp.12-13. Santos, A.S., Pereira, N.Jr., da Silva, I.M., Sarquis,

M.I.M., Antunes, O.A.C., 2004.,”Peroxidase Catalyzed Microbiological Oxidation of Isosafrole into Piperonal”, Process Biochem., pp.1-7.

Sastrohamidjojo, H., 1985.,"Spektroskopi", Penerbit Liberty Yogyakarta.

Sastrohamidjojo, H., 1981,”A Study of Some Indonesian Essential Oils”, Disertasi FMIPA UGM Yogyakarta,pp.139-144

Silverstein, R.M., Webster, F.X.,1998.,"Spectrometric Indentification of Organic Compounds", Sixth Edition, John Wiley & Sons, INC, New York.

Slop, J.G., 1995, “Synthesis of Natural Products Carpanone and Piperine”, J.Chem.Educ., 72:2., pp.A25-A26.

Torii, S., Uneyama K., and Ueda, K., 1984.,”Electrochemical Procedure for a Practical of Piperonal from Isosafrole”, J. Org. Chem. 49., pp.1830-1832