Artikel ilmiah

24
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA PANUSUPAN KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : KOKO MAHAGI 0911020145 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Transcript of Artikel ilmiah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL MASYARAKATDENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA

PANUSUPAN KECAMATAN CILONGOKKABUPATEN BANYUMAS

JAWA TENGAH

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Mencapai Derajat Sarjana

Oleh :

KOKO MAHAGI

0911020145

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2013

RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT COMMUNITY SOCIAL

INTERACTION WITH ELDERLY IN VILLAGE PANUSUPAN CILONGOK

DISTRICT DISTRICT BANYUMAS

CENTRAL JAVA

ABSTRACT

Koko Mahagi ¹ , Yuliarti ², KrisLiggardini ³

Background: The aging process in the course of humanlife is a natural thing would be experienced byeveryone who was blessed with a long life, just slowthe speed of the process depends on each individual andwhere there is a process of changes in the elderly bothsocially and physically.Objective: To determine the relationship between socialsupport elderly people with social interaction in theVillage District Panusupan Cilongok Banyumas.Methods: This study is a non-experimental research,design in use is the correlation design using crosssectional approach. The population in this study wereall elderly in the village Panusupan Cilongok Banyumasdistrict with a total of 2,280 people. Sampling usingsimple random sampling with a sample size of 96.Results: Social support for elderly people in thevillage Panusupan met with a value of 58.3% and thepercentage of social interactions in a positi categorywith a percentage value of 61.5%. There is asignificant relationship between social support elderlypeople with social interaction with p value of 0.000Conclusion: there is a significant relationship betweensocial support elderly people with social interaction.

Keywords: social interaction, social support elderly

1. Nursing student S1 FIKES Muhammadiyah University Purwokerto 2. The Academic Staff FIKES Community, Muhammadiyah Universty

Purwokerto3. Academic Staff FIKES Muhammadiyah University Purwokerto

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL MASYARAKATDENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA

PANUSUPAN KECAMATAN CILONGOKKABUPATEN BANYUMAS

JAWA TENGAH

ABSTRAK

Koko Mahagi¹, Yuliarti², Kris Liggardini³

Latarbelakang: Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu dan dimana terjadi proses perubahan-perubahanpada lansia baik secara sosial dan fisik.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara dukungansosial masyarakat dengan interaksi sosial lansia diDesa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-experimental, desain yang di gunakan adalah desainkorelasi dengan menggunakan pendekatan crossectional.Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia diDesa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumasdengan jumlah sebanyak 2.280 orang. Pengambilan sampelmenggunakan teknik simple random sampling dengan jumlahsampel 96.Hasil: dukungan sosial lansia di desa Panusupanterpenuhi dengan nilai presentase 58,3% dan interaksisosial dalam kategori positi dengan nilai presentase61,5%. Terdapat hubungan yang signifikan antaradukungan sosial masyarakat dengan interaksi sosiallansia dengan nilai p value 0,000Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antaradukungan sosial masyarakat dengan interaksi sosiallansia.

Kata kunci: Dukungan sosial masyarakat, interaksi sosial lansia

1. Mahasiswa Keperawatan S1 FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto

2. Staf Akademik Bagian Keperawatan Komunitas FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto

3. Staf Akademik FIKES Universitas Muhammadiyah PurwokertoPENDAHULUAN

Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia

merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang

yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya

proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi

proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan

masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita

(Contantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000).

Dukungan sosial bagi lansia sangat diperlukan

selama lansia sendiri masih mampu memahami makna

dukungan sosial tersebut sebagai penyokong/penopang

kehidupannya. Namun dalam kehidupan lansia seringkali

ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami adanya

dukungan sosial dari orang lain, sehingga walaupun ia

telah menerima dukungan sosial tetapi masih saja

menunjukkan adanya ketidakpuasan, yang ditampilkan

dengan cara menggerutu, kecewa, kesal dan sebagainya.

Dalam hal ini memang diperlukan pemahaman dari pemberi

bantuan tentang keberadaan (availability) dan ketepatan/

kelayakan (adequacy) dari bantuan tersebut bagi lansia,

sehingga tidak menyebabkan dukungan sosial yang

diberikan dipahami secara keliru dan tidak tepat

sasaran. Jika lansia (karena berbagai alasan) sudah

tidak mampu lagi memahami makna dukungan sosial, maka

yang diperlukan bukan hanya dukungan sosial namun

layanan atau pemeliharaan secara sosial (social care)

sepenuhnya. Bila yang terakhir ini tidak ada yang

melaksanakan berarti lansia tersebut menjadi terlantar

dalam kehidupannya (Kuntjoro, 2002).

Kenyataannya di Indonesia, banyak lanjut usia yang

tidak memiliki dukungan sosial yang baik. Menurut data

yang dikumpulkan dari Dinas Sosial pada tahun 2006,

terungkap sekitar 10% atau 1.564.286 orang dari

keseluruhan lanjut usia di Indonesia sebanyak

16.522.311 orang, termasuk dalam kategori terlantar,

bahkan diperkirakan dari jumlah 16,5 juta lanjut usia,

hanya 9 juta orang saja yang tidak masuk kategori

terlantar, sisanya masuk kategori terlantar dan rawan

terlantar. Pengertian lanjut usia terlantar adalah

lanjut usia dengan usia diatas 60 tahun yang tidak

punya penghasilan, tidak punya tempat tinggal dan atau

tinggal bersama keluarga miskin (Susanto, 2007).

Di Indonesia tahun 2000 proporsi penduduk lanjut

usia (lanjut usia) adalah 7,18 persen dan tahun 2010

meningkat sekitar 9,77 persen, sedangkan tahun 2020

diperkirakan proporsi lanjut usia dari total penduduk

Indonesa dapat sampai 11,34 persen. Tahun 2010 proporsi

penduduk lanjut usia sudah menyamai proporsi penduduk

balita. Pada saat ini penduduk lanjut usia berjumlah

sekitar 24 juta dan tahun 2020 diperkirakan sekitar 30-

40 juta jiwa (Komnas Lansia RI, 2010).

Provinsi Jawa Tengah, merupakan uratan kedua dari

tujuh provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan

jumlah lansia. Data Departemen Sosial (Depsos)

menyebutkan, jumlah penduduk lansia di Jawa Tengah

mencapai 9.36%. Daerah lain yang juga masuk tujuh besar

di antaranya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar

12,48%, Jawa Timur 9,36%, Bali 8,77% dan Jawa Barat

7,09% (Suara Merdeka, 2009).

Berdasarkan survey pada tanggal 16 oktober 2012

peneliti mendapatkan data lansia di seluruh desa

Kecamatan Cilongok.Tepatnya di Desa Panusupan Kecamatan

Cilongok Kabupaten Banyumas yang peneliti lakukan

memiliki jumlah penduduk lansia tertinggi sebanyak

2.280 jiwa, Desa Cilongok tertinggi kedua dengan jumlah

lansia sebanyak 921 jiwa dan Desa Langgongsari dengan

jumlah lansia sebanyak 813 jiwa (Dinkes Banyumas).

Dimana peneliti melakukan survey terhadap 10 lansia di

Desa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas

yaitu : lansia yang mendapat dukungan sosial masyarakat

sebanyak 6 orang (60%) dan yang tidak mendapat dukungan

sosial masyarakat sebanyak 4 orang (40%). Sedangkan

hasil wawancara dan observasi pada lansia dengan respon

Interaksi sosial didapat hasil: Mau bekerja sama dengan

orang lain (gotong royong) sebanyak 5 orang (50%), mau

berbaur dalam menyelesaikan masalah bersama

dilingkungan masyarakat 6 orang (60%), tidak mau

mengikuti kegiatan sosial karena merasa malu 7 orang

(70%) dan tidak mau mengikuti kegiatan sosial karena

adanya perbedaan faham dan kepentingan sebanyak 5 orang

(50%). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti

tertarik mengambil judul ”Hubungan Antara Dukungan

Sosial Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Lansia di

Desa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas”

untuk di teliti lebih lanjut.

METODE PENLITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian non-

experimental dengan menggunakan pendekatan crossectional,

desain yang di gunakan adalah desain korelasi yaitu

untuk mempelajari dan mengetahui hubungan antara dua

variabel pada situasi atau sekelompok subjek

(Notoatmodjo, 2003). Populasi dalam penelitian ini

adalah semua lansia di Desa Panusupan Kecamatan

Cilongok Kabupaten Banyumas dengan jumlah sebanyak

2.280 orang. Teknik pengambilan sampel dalam populasi

ini menggunakan simple random sampling disebut juga random

murni dengan jumlah sampel 96 responden. analisis data

menggunakan uji chi square dengan tujuan untuk mengetahui

hubungan antara dukungan sosial masyarakat dengan

interaksi sosial lansia.

HASIL PENELITIAN

1. Analisis univariat

a. Karakteristik responden.

Tabel 4.1 Deskripi Karakteristik Responden

Variabel Frekuensi Presentase(%)

Umur- 60-74 tahun- 75-90 tahun - > 90 tahun

64284

66,729,24,2

Jumlah 96 100Jenis kelamin - laki-laki- perempuan

7125

74,026,0

Jumlah 96 100Pekerjaan

- TidakBekerja - Buruh- Tani- Pedagang- Wirausaha- Pensiunan

44042325

4,241,743,83,12,15,2

Jumlah 96 100Tngkat pendidikan-SD-SMP-SMA-PerguruanTinggi

-Tidak sekolah

23491158

24,051,011,55,28,3

Jumlah 96 100

Table 4.1 menunjukan bahwa dari 96 responden

sebgaian besar responden berumur 60-74 tahun

sebanyak 64 (66,7%) responden, sisanya sendiri

adalah berumur 75-90 tahun sebanyak 28 (29,2%)

responden dan berumur > 90 tahun sebanyak 4 (4,2%)

responden.

Pada karakteristik jenis kelamin menunjukan

bahwa jenis kelamin responden didominasi oleh

responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak

71 (74,0%) responden dan sisanya berjenis kelamin

perempuan sebanyak 25 (26,0%) responden.

Pada karakteristik pekerjaan menunjukan bahwa

pekerjaan responden mayoritas tani sebanyank 42

(43,8%) responden, sisanya buruh sabanyak 40

(41,7%) responden, pensiunan sebanyak 5 (5,2%)

responden, tidak bekerja sebanyak 4 (4,2%)

responden, pedagang sebanyak 3 (3,1%) responden dan

wirausaha 2 (2,1%) responden.

Pada karakteristik tingkat pendidikan

menunjukan bahwa rata-rata responden berpendidikan

SMP sebanyak 49 (51,1%) responden, sisanya

berpendidikan SD sebanyak 23 (24,0%) responden,

berpendidikan SMA sebanyak 11 (11,5%) responden,

tidak sekolah sebanyak 8 (8,3%) responden dan

perguruan tinggi sebanyak 5 (5,2%) responden.

b. Dukungan sosial

Tabel 4.2 Deskripi Dukungan Sosial

Variabel Frekuensi Presentase(%)

Dukungan sosial- Terpenuhi - Tidakterpenuhi

5640

58,341,7

Jumlah 96 100

Tabel 4.2 menunjukan bahwa sebangian besar

responden dukungan sosialnya telah terpenuhi

sebanyak 56 (58,3%) responden dan sisanya dukungan

sosial tidak terpenuhi sebanyak 40 (41,7%)

responden.

c. Interaksi sosial

Tabel 4.3 Deskripi Interaksi Sosial

Variabel Frekuensi Presentase(%)

Interaksisosial- Positif- Negatif

5937

61,538,5

Jumlah 96 100

Tabel 4.3 menunjukan bahwa mayoritas responden

memiliki interaksi sosial positif sebanyak 59

(61,5%) responden dan sisanya memiliki interaksi

sosial negatif sebanyak 37 (38,5%) responden.

2. Analisis bivariat

a. Hubungan antara dukungan sosial masyarakat

dengan interaksi sosial lansia di Desa Panusupan

Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square Hubungan Faktor

Penghargaan Dengan Motivasi Perawat Untuk

Melanjutkan Pendidikan Tinggi Keperawatan Di RSUD

dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.

Dukungansosial

Interaksi sosial Total NilaOR

(95%CI)

PvaluePositif Negatif

n % n % N % 28,704(CI:9,310-88,500

)

0,000- Terpenuhi- Tidakterpenuhi

59

89,3

22,5

631

10,777,5

56 40

100100

Jumlah 59 61,5

37 41,2

96 100

Tabel 4.4 menunjukan hasil analisa data dengan

menggunakan uji chi square diperoleh nilai p value =

0,000, artinya ada hubungan yang signifikan

antara dukungan sosial masyarakat dengan

interaksi sosial lansia. Dari hasil analisis juga

telah diperoleh nilai odds ratio yaitu 28,704.

PEMBAHASAN

1. Analisis univariat

a. Dukungan sosial masyarakat di Desa Panusupan

Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukan bahwa dukungan sosial

responden sebagian besar telah terpenuhi, hal ini

ditunjukan dengan nilai presentase yaitu sebesar

58,3%. Dari beberapa responden menyatakan bahwa

mereka selalu mendapatkan semangat dari lingkungan

mereka supaya tetap semangat dalam menjalani

kehidupannya dan tetap tersenyum walaupun sedang

menghadapi permasalahan supaya tetap awet muda.

Menurut Wilis dalam Taylor (2003) menyatakan bahwa

dukungan sosial didefinisikan sebagai persepsi atau

pengalaman bahwa seseorang dicintai dan disayangi,

dihargai dan dinilai, dan merupakan bagian dari

suatu jaringan sosial yang memberikan bantuan dan

kewajiban secara timbal balik.

Weiss dalam Cutrona & Russell (1994)

menyatakan bahwa dukungan sosial dapat berfungsi

antara lain untuk memenuhi kebutuhan adanya

bimbingan, memberikan adanya perasaan ada teman

yang dapat diandalkan, meyakinkan keberhargaan

diri, kesempatan untuk memberikan perhatian kepada

orang lain, kasih sayang dan integrasi sosial

Apabila seorang lansia mendapatkan dukungan sosial

yang baik dari lingkunganngya dimana mereka

tinggal, maka lansia tersebut dengan tidak disadari

akan meningkatkan pola komunikasi di lingkungannya.

b. Interaksi sosial lansia di Desa Panusupan

Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar dari

responden memiliki interaksi yang positif, hal ini

ditunjukan dengan nilai presentase sebesar 61,5%.

Beberapa dari lansia yang ada di desa panusupan

kecamatan Cilongok masih aktif dan senang dalam

mengikuti kegiatan gotong royong dalam hal

pembangunan desa mereka bahkan apabila teman atau

tetangga mereka yang sedang ada kegiatan yang

mungkin membutuhkan bantuan mereka siap dan senang

untuk bisa membantu. Bagi mereka membantu dan

berkumpul dengan orang lain adalah suatu kebanggaan

tersendiri, walaupun mereka menyadari bahwa keadaan

yang sekarang banyak sekali kemunduran dan

perubahan-perubahan terkait dengan bertambahnya

usia. Menurut Dariyo (2002) menyatakan bahwa

Interaksi sosial merupakan hubungan interpesonal

yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan

menggunakan tindakan verbal maupun non verbal.

Interaksi sosial menjadi faktor utama dan

terpenting didalam hubungan antara dua orang atau

lebih yang saling mempengaruhi. Dengan kata lain,

interaksi sosial merupakan kunci utama dari semua

kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak akan

mungkin ada kehidupan bersama.

2. Analisis bivariat

a. Hubungan antara dukungan sosial masyarakat dengan

interaksi sosial lansia di Desa Panusupan Kecamatan

Cilongok Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan sosial masyarakat dengan

interaksi sosial lansia dengan nilai p value = 0,000.

Dukungan sosial dibutuhkan oleh seorang lansia

untuk mengoptimalkan dan mendorong lansia untuk

dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan

mampu untuk berinteraksi sosial secara positif di

lingkunganya. Dukungan sosial juga yang mendasari

seorang lansia untuk dapat menerima dan menyadari

dengan perubahan-perubahan terjadi pada dirinya,

meningkatkan kemandirian serta mau berperan serta

dalam kegitan-kegiatan yang ada dimasyarakat

sehingga akan memunculkan interaksi sosial dalam

diri lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini (2004)

menyatakan bahwa ada pengaruh sosialisasi (peer

group support) terhadap interaksi sosial lansia.

Dari hasil analisis juga telah diperoleh

nilai odds ratio yaitu 28,704, yang artinya bahwa

seorang lansia yang terpenuhi dukungan sosialnya

maka mempunyai peluang sebesar 29 kali untuk

menyebabkan lansia tersebut memiliki interaksi

sosial yang positif. Sebaliknya apabila seorang

lansia tidak terpenuhi dukungan sosialnya maka

mempunyai peluang sebesar 29 kali untuk menyebabkan

lansia tesebut untuk mempunyai interaksi sosial

yang negatif. Terpenuhi atau tidaknya dukungan

sosial oleh lansia dapat mempengaruhi interaksi

sosial dari lansia itu sendiri. Dalam hal ini

menunjukan bahwa pemenuhan dukungan sosial sangat

diperlukan oleh seorang lansia guna tercapainya

interaksi sosial yang positif.

KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian karakteristik responden adalah

umur lansia yang paling banyak di Desa Panusupan

Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas sebagian

besar berumur 60-74 tahun dengan jumlah 64 orang

lansia (66,7%) dari 96 responden, Jenis kelamin

paling banyak di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok

Kabupaten Banyumas adalah laki-laki sebanyak 71

responden (74,0%) dari 96 responden, pekerjaan yang

dominan dilakukan lansia di Desa Panusupan Kecamatan

Cilongok Kabupaten Banyumas adalah tani sebanyak 42

responden (43.8%) dari 96 responden, Pendidikan

paling banyak di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok

Kabupaten Banyumas adalah SMP sebanyak 49 (51.0%)

responden dari 96 responden

2. Sebagian besar responden dukungan sosialnya telah

terpenuhi sebanyak 56 (58,3%) responden

3. Mayoritas responden memiliki interaksi sosial

positif sebanyak 59 (61,5%) responden

4. Ada hubungan antara dukungan sosial masyarakat

dengan interaksi sosial lansia di desa panusupan

kecamatan cilongok kabupaten banyumas dengan ρ-Value

= 0,000.

SARAN

a. Bagi masyarakat

Diharapkan untuk masyarakat untuk dapat memberikan

dukungan sosial masyarakat dan memberikan bimbingan

yang tinggi kepada lansia supaya lansia termotivasi

untuk bisa berinteraksi sosial secara baik dan

mandiri menyadari arti penting dukungan sosial

masyarakat dengan interaksi sosial.

b. Bagi responden

Diharapkan bagi responden dapat bersosialisasi

dengan baik dilingkungan masyarakatnya hal ini

dikarenakan dukungan sosial masyarakat memiliki

hubungan yang signifikan dengan interaksi sosial

khususnya bagi lansia.

c. Bagi profesi keperawatan

Diharapkan khususnya pada profesi perawat dapat

mengoptimalkan peningkatan ilmu pengetahuan dan

memberikan dukungan sosial masyarakat yang baik

terhadap lansia untuk dapat berinteraksi sosial yang

baik dilingkungan masyarakatnya.

d. Bagi penelitian selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian ini lebih kompleks dan

mendalam terkait penelitian ini dengan menggunakan

faktor-faktor yang lainnya yang berhubungan dengan

dukungan sosial masyarakat dan interaksi sosial

lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S,. (2002). Prosedur penelitian. Jakarta: RinekaCipta.

Bishop, G. D,. (1997). Health psychology: Integrating mind andbody. Boston : Allyn & Bacon.

Budiarto, E,. (2002). Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatanmasyarakat. Jakarta : EGC.

Dinkes Kabupaten Banyumas. (2012). Profil kesehatan. DinasKesehatan Kabupaten Banyumas. Provinsi JawaTengah.

Hardiwynoto, S. T,. (2005). Panduan gerontologi tinjauan dariberbagai aspek. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Hayati, S,. (2010). Pengaruh dukungan sosial terhadap kesepianpada lansia. Terdapat pada http://library.usu.ac.id.Diakses pada 23 November 2012.

Hidayat, A.A,. (2007). Pengantar konsep dasar keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E,. (2002). Psikologi perkembangan.(5th ed).Jakarta: Erlangga.

Hutapea, R,. (2005). Sehat dan ceria di usia senja jilid1: Suatuawal baru. Jakarta: P.T. Asdi Mahasatya.

Ismayadi. (2004). Proses menua (aging proses).Tesis FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara : Tidakditerbitkan

Komisi Nasional Lanjut Usia Republik Indonesia. (2010).Profil penduduk lanjut usia indonesia. Jakarta.

Kuntjoro, Z. S,. (2002). Dukungan sosial pada lansia. Teradapatpada http://www.epsikologi.com/epsi/lanjutusia_detail.asp?id=183. Diakses pada 26November 2012.

Machfoedz, I,. (2009). Metodologi penelitian. Yogyakarta:Fitramaya.

Maslow, A,. (1970). Motivation and personality.New York:Harper and Row

Murdiyatmoko, J,. (2008). Sosiologi memahami dan mengkajimasyarakat. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Notoatmodjo, S,. (2003). Pengantar pendidikan kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.