Artikel ilmiah
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Artikel ilmiah
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL MASYARAKATDENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA
PANUSUPAN KECAMATAN CILONGOKKABUPATEN BANYUMAS
JAWA TENGAH
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mencapai Derajat Sarjana
Oleh :
KOKO MAHAGI
0911020145
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT COMMUNITY SOCIAL
INTERACTION WITH ELDERLY IN VILLAGE PANUSUPAN CILONGOK
DISTRICT DISTRICT BANYUMAS
CENTRAL JAVA
ABSTRACT
Koko Mahagi ¹ , Yuliarti ², KrisLiggardini ³
Background: The aging process in the course of humanlife is a natural thing would be experienced byeveryone who was blessed with a long life, just slowthe speed of the process depends on each individual andwhere there is a process of changes in the elderly bothsocially and physically.Objective: To determine the relationship between socialsupport elderly people with social interaction in theVillage District Panusupan Cilongok Banyumas.Methods: This study is a non-experimental research,design in use is the correlation design using crosssectional approach. The population in this study wereall elderly in the village Panusupan Cilongok Banyumasdistrict with a total of 2,280 people. Sampling usingsimple random sampling with a sample size of 96.Results: Social support for elderly people in thevillage Panusupan met with a value of 58.3% and thepercentage of social interactions in a positi categorywith a percentage value of 61.5%. There is asignificant relationship between social support elderlypeople with social interaction with p value of 0.000Conclusion: there is a significant relationship betweensocial support elderly people with social interaction.
Keywords: social interaction, social support elderly
1. Nursing student S1 FIKES Muhammadiyah University Purwokerto 2. The Academic Staff FIKES Community, Muhammadiyah Universty
Purwokerto3. Academic Staff FIKES Muhammadiyah University Purwokerto
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL MASYARAKATDENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA
PANUSUPAN KECAMATAN CILONGOKKABUPATEN BANYUMAS
JAWA TENGAH
ABSTRAK
Koko Mahagi¹, Yuliarti², Kris Liggardini³
Latarbelakang: Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu dan dimana terjadi proses perubahan-perubahanpada lansia baik secara sosial dan fisik.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara dukungansosial masyarakat dengan interaksi sosial lansia diDesa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-experimental, desain yang di gunakan adalah desainkorelasi dengan menggunakan pendekatan crossectional.Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia diDesa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumasdengan jumlah sebanyak 2.280 orang. Pengambilan sampelmenggunakan teknik simple random sampling dengan jumlahsampel 96.Hasil: dukungan sosial lansia di desa Panusupanterpenuhi dengan nilai presentase 58,3% dan interaksisosial dalam kategori positi dengan nilai presentase61,5%. Terdapat hubungan yang signifikan antaradukungan sosial masyarakat dengan interaksi sosiallansia dengan nilai p value 0,000Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antaradukungan sosial masyarakat dengan interaksi sosiallansia.
Kata kunci: Dukungan sosial masyarakat, interaksi sosial lansia
1. Mahasiswa Keperawatan S1 FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2. Staf Akademik Bagian Keperawatan Komunitas FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
3. Staf Akademik FIKES Universitas Muhammadiyah PurwokertoPENDAHULUAN
Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia
merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang
yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya
proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.
Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi
proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan
masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Contantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000).
Dukungan sosial bagi lansia sangat diperlukan
selama lansia sendiri masih mampu memahami makna
dukungan sosial tersebut sebagai penyokong/penopang
kehidupannya. Namun dalam kehidupan lansia seringkali
ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami adanya
dukungan sosial dari orang lain, sehingga walaupun ia
telah menerima dukungan sosial tetapi masih saja
menunjukkan adanya ketidakpuasan, yang ditampilkan
dengan cara menggerutu, kecewa, kesal dan sebagainya.
Dalam hal ini memang diperlukan pemahaman dari pemberi
bantuan tentang keberadaan (availability) dan ketepatan/
kelayakan (adequacy) dari bantuan tersebut bagi lansia,
sehingga tidak menyebabkan dukungan sosial yang
diberikan dipahami secara keliru dan tidak tepat
sasaran. Jika lansia (karena berbagai alasan) sudah
tidak mampu lagi memahami makna dukungan sosial, maka
yang diperlukan bukan hanya dukungan sosial namun
layanan atau pemeliharaan secara sosial (social care)
sepenuhnya. Bila yang terakhir ini tidak ada yang
melaksanakan berarti lansia tersebut menjadi terlantar
dalam kehidupannya (Kuntjoro, 2002).
Kenyataannya di Indonesia, banyak lanjut usia yang
tidak memiliki dukungan sosial yang baik. Menurut data
yang dikumpulkan dari Dinas Sosial pada tahun 2006,
terungkap sekitar 10% atau 1.564.286 orang dari
keseluruhan lanjut usia di Indonesia sebanyak
16.522.311 orang, termasuk dalam kategori terlantar,
bahkan diperkirakan dari jumlah 16,5 juta lanjut usia,
hanya 9 juta orang saja yang tidak masuk kategori
terlantar, sisanya masuk kategori terlantar dan rawan
terlantar. Pengertian lanjut usia terlantar adalah
lanjut usia dengan usia diatas 60 tahun yang tidak
punya penghasilan, tidak punya tempat tinggal dan atau
tinggal bersama keluarga miskin (Susanto, 2007).
Di Indonesia tahun 2000 proporsi penduduk lanjut
usia (lanjut usia) adalah 7,18 persen dan tahun 2010
meningkat sekitar 9,77 persen, sedangkan tahun 2020
diperkirakan proporsi lanjut usia dari total penduduk
Indonesa dapat sampai 11,34 persen. Tahun 2010 proporsi
penduduk lanjut usia sudah menyamai proporsi penduduk
balita. Pada saat ini penduduk lanjut usia berjumlah
sekitar 24 juta dan tahun 2020 diperkirakan sekitar 30-
40 juta jiwa (Komnas Lansia RI, 2010).
Provinsi Jawa Tengah, merupakan uratan kedua dari
tujuh provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan
jumlah lansia. Data Departemen Sosial (Depsos)
menyebutkan, jumlah penduduk lansia di Jawa Tengah
mencapai 9.36%. Daerah lain yang juga masuk tujuh besar
di antaranya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar
12,48%, Jawa Timur 9,36%, Bali 8,77% dan Jawa Barat
7,09% (Suara Merdeka, 2009).
Berdasarkan survey pada tanggal 16 oktober 2012
peneliti mendapatkan data lansia di seluruh desa
Kecamatan Cilongok.Tepatnya di Desa Panusupan Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas yang peneliti lakukan
memiliki jumlah penduduk lansia tertinggi sebanyak
2.280 jiwa, Desa Cilongok tertinggi kedua dengan jumlah
lansia sebanyak 921 jiwa dan Desa Langgongsari dengan
jumlah lansia sebanyak 813 jiwa (Dinkes Banyumas).
Dimana peneliti melakukan survey terhadap 10 lansia di
Desa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas
yaitu : lansia yang mendapat dukungan sosial masyarakat
sebanyak 6 orang (60%) dan yang tidak mendapat dukungan
sosial masyarakat sebanyak 4 orang (40%). Sedangkan
hasil wawancara dan observasi pada lansia dengan respon
Interaksi sosial didapat hasil: Mau bekerja sama dengan
orang lain (gotong royong) sebanyak 5 orang (50%), mau
berbaur dalam menyelesaikan masalah bersama
dilingkungan masyarakat 6 orang (60%), tidak mau
mengikuti kegiatan sosial karena merasa malu 7 orang
(70%) dan tidak mau mengikuti kegiatan sosial karena
adanya perbedaan faham dan kepentingan sebanyak 5 orang
(50%). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti
tertarik mengambil judul ”Hubungan Antara Dukungan
Sosial Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Lansia di
Desa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas”
untuk di teliti lebih lanjut.
METODE PENLITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian non-
experimental dengan menggunakan pendekatan crossectional,
desain yang di gunakan adalah desain korelasi yaitu
untuk mempelajari dan mengetahui hubungan antara dua
variabel pada situasi atau sekelompok subjek
(Notoatmodjo, 2003). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua lansia di Desa Panusupan Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas dengan jumlah sebanyak
2.280 orang. Teknik pengambilan sampel dalam populasi
ini menggunakan simple random sampling disebut juga random
murni dengan jumlah sampel 96 responden. analisis data
menggunakan uji chi square dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial masyarakat dengan
interaksi sosial lansia.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis univariat
a. Karakteristik responden.
Tabel 4.1 Deskripi Karakteristik Responden
Variabel Frekuensi Presentase(%)
Umur- 60-74 tahun- 75-90 tahun - > 90 tahun
64284
66,729,24,2
Jumlah 96 100Jenis kelamin - laki-laki- perempuan
7125
74,026,0
Jumlah 96 100Pekerjaan
- TidakBekerja - Buruh- Tani- Pedagang- Wirausaha- Pensiunan
44042325
4,241,743,83,12,15,2
Jumlah 96 100Tngkat pendidikan-SD-SMP-SMA-PerguruanTinggi
-Tidak sekolah
23491158
24,051,011,55,28,3
Jumlah 96 100
Table 4.1 menunjukan bahwa dari 96 responden
sebgaian besar responden berumur 60-74 tahun
sebanyak 64 (66,7%) responden, sisanya sendiri
adalah berumur 75-90 tahun sebanyak 28 (29,2%)
responden dan berumur > 90 tahun sebanyak 4 (4,2%)
responden.
Pada karakteristik jenis kelamin menunjukan
bahwa jenis kelamin responden didominasi oleh
responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
71 (74,0%) responden dan sisanya berjenis kelamin
perempuan sebanyak 25 (26,0%) responden.
Pada karakteristik pekerjaan menunjukan bahwa
pekerjaan responden mayoritas tani sebanyank 42
(43,8%) responden, sisanya buruh sabanyak 40
(41,7%) responden, pensiunan sebanyak 5 (5,2%)
responden, tidak bekerja sebanyak 4 (4,2%)
responden, pedagang sebanyak 3 (3,1%) responden dan
wirausaha 2 (2,1%) responden.
Pada karakteristik tingkat pendidikan
menunjukan bahwa rata-rata responden berpendidikan
SMP sebanyak 49 (51,1%) responden, sisanya
berpendidikan SD sebanyak 23 (24,0%) responden,
berpendidikan SMA sebanyak 11 (11,5%) responden,
tidak sekolah sebanyak 8 (8,3%) responden dan
perguruan tinggi sebanyak 5 (5,2%) responden.
b. Dukungan sosial
Tabel 4.2 Deskripi Dukungan Sosial
Variabel Frekuensi Presentase(%)
Dukungan sosial- Terpenuhi - Tidakterpenuhi
5640
58,341,7
Jumlah 96 100
Tabel 4.2 menunjukan bahwa sebangian besar
responden dukungan sosialnya telah terpenuhi
sebanyak 56 (58,3%) responden dan sisanya dukungan
sosial tidak terpenuhi sebanyak 40 (41,7%)
responden.
c. Interaksi sosial
Tabel 4.3 Deskripi Interaksi Sosial
Variabel Frekuensi Presentase(%)
Interaksisosial- Positif- Negatif
5937
61,538,5
Jumlah 96 100
Tabel 4.3 menunjukan bahwa mayoritas responden
memiliki interaksi sosial positif sebanyak 59
(61,5%) responden dan sisanya memiliki interaksi
sosial negatif sebanyak 37 (38,5%) responden.
2. Analisis bivariat
a. Hubungan antara dukungan sosial masyarakat
dengan interaksi sosial lansia di Desa Panusupan
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square Hubungan Faktor
Penghargaan Dengan Motivasi Perawat Untuk
Melanjutkan Pendidikan Tinggi Keperawatan Di RSUD
dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.
Dukungansosial
Interaksi sosial Total NilaOR
(95%CI)
PvaluePositif Negatif
n % n % N % 28,704(CI:9,310-88,500
)
0,000- Terpenuhi- Tidakterpenuhi
59
89,3
22,5
631
10,777,5
56 40
100100
Jumlah 59 61,5
37 41,2
96 100
Tabel 4.4 menunjukan hasil analisa data dengan
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p value =
0,000, artinya ada hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial masyarakat dengan
interaksi sosial lansia. Dari hasil analisis juga
telah diperoleh nilai odds ratio yaitu 28,704.
PEMBAHASAN
1. Analisis univariat
a. Dukungan sosial masyarakat di Desa Panusupan
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukan bahwa dukungan sosial
responden sebagian besar telah terpenuhi, hal ini
ditunjukan dengan nilai presentase yaitu sebesar
58,3%. Dari beberapa responden menyatakan bahwa
mereka selalu mendapatkan semangat dari lingkungan
mereka supaya tetap semangat dalam menjalani
kehidupannya dan tetap tersenyum walaupun sedang
menghadapi permasalahan supaya tetap awet muda.
Menurut Wilis dalam Taylor (2003) menyatakan bahwa
dukungan sosial didefinisikan sebagai persepsi atau
pengalaman bahwa seseorang dicintai dan disayangi,
dihargai dan dinilai, dan merupakan bagian dari
suatu jaringan sosial yang memberikan bantuan dan
kewajiban secara timbal balik.
Weiss dalam Cutrona & Russell (1994)
menyatakan bahwa dukungan sosial dapat berfungsi
antara lain untuk memenuhi kebutuhan adanya
bimbingan, memberikan adanya perasaan ada teman
yang dapat diandalkan, meyakinkan keberhargaan
diri, kesempatan untuk memberikan perhatian kepada
orang lain, kasih sayang dan integrasi sosial
Apabila seorang lansia mendapatkan dukungan sosial
yang baik dari lingkunganngya dimana mereka
tinggal, maka lansia tersebut dengan tidak disadari
akan meningkatkan pola komunikasi di lingkungannya.
b. Interaksi sosial lansia di Desa Panusupan
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar dari
responden memiliki interaksi yang positif, hal ini
ditunjukan dengan nilai presentase sebesar 61,5%.
Beberapa dari lansia yang ada di desa panusupan
kecamatan Cilongok masih aktif dan senang dalam
mengikuti kegiatan gotong royong dalam hal
pembangunan desa mereka bahkan apabila teman atau
tetangga mereka yang sedang ada kegiatan yang
mungkin membutuhkan bantuan mereka siap dan senang
untuk bisa membantu. Bagi mereka membantu dan
berkumpul dengan orang lain adalah suatu kebanggaan
tersendiri, walaupun mereka menyadari bahwa keadaan
yang sekarang banyak sekali kemunduran dan
perubahan-perubahan terkait dengan bertambahnya
usia. Menurut Dariyo (2002) menyatakan bahwa
Interaksi sosial merupakan hubungan interpesonal
yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan
menggunakan tindakan verbal maupun non verbal.
Interaksi sosial menjadi faktor utama dan
terpenting didalam hubungan antara dua orang atau
lebih yang saling mempengaruhi. Dengan kata lain,
interaksi sosial merupakan kunci utama dari semua
kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak akan
mungkin ada kehidupan bersama.
2. Analisis bivariat
a. Hubungan antara dukungan sosial masyarakat dengan
interaksi sosial lansia di Desa Panusupan Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan sosial masyarakat dengan
interaksi sosial lansia dengan nilai p value = 0,000.
Dukungan sosial dibutuhkan oleh seorang lansia
untuk mengoptimalkan dan mendorong lansia untuk
dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan
mampu untuk berinteraksi sosial secara positif di
lingkunganya. Dukungan sosial juga yang mendasari
seorang lansia untuk dapat menerima dan menyadari
dengan perubahan-perubahan terjadi pada dirinya,
meningkatkan kemandirian serta mau berperan serta
dalam kegitan-kegiatan yang ada dimasyarakat
sehingga akan memunculkan interaksi sosial dalam
diri lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini (2004)
menyatakan bahwa ada pengaruh sosialisasi (peer
group support) terhadap interaksi sosial lansia.
Dari hasil analisis juga telah diperoleh
nilai odds ratio yaitu 28,704, yang artinya bahwa
seorang lansia yang terpenuhi dukungan sosialnya
maka mempunyai peluang sebesar 29 kali untuk
menyebabkan lansia tersebut memiliki interaksi
sosial yang positif. Sebaliknya apabila seorang
lansia tidak terpenuhi dukungan sosialnya maka
mempunyai peluang sebesar 29 kali untuk menyebabkan
lansia tesebut untuk mempunyai interaksi sosial
yang negatif. Terpenuhi atau tidaknya dukungan
sosial oleh lansia dapat mempengaruhi interaksi
sosial dari lansia itu sendiri. Dalam hal ini
menunjukan bahwa pemenuhan dukungan sosial sangat
diperlukan oleh seorang lansia guna tercapainya
interaksi sosial yang positif.
KESIMPULAN
1. Dari hasil penelitian karakteristik responden adalah
umur lansia yang paling banyak di Desa Panusupan
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas sebagian
besar berumur 60-74 tahun dengan jumlah 64 orang
lansia (66,7%) dari 96 responden, Jenis kelamin
paling banyak di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas adalah laki-laki sebanyak 71
responden (74,0%) dari 96 responden, pekerjaan yang
dominan dilakukan lansia di Desa Panusupan Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas adalah tani sebanyak 42
responden (43.8%) dari 96 responden, Pendidikan
paling banyak di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas adalah SMP sebanyak 49 (51.0%)
responden dari 96 responden
2. Sebagian besar responden dukungan sosialnya telah
terpenuhi sebanyak 56 (58,3%) responden
3. Mayoritas responden memiliki interaksi sosial
positif sebanyak 59 (61,5%) responden
4. Ada hubungan antara dukungan sosial masyarakat
dengan interaksi sosial lansia di desa panusupan
kecamatan cilongok kabupaten banyumas dengan ρ-Value
= 0,000.
SARAN
a. Bagi masyarakat
Diharapkan untuk masyarakat untuk dapat memberikan
dukungan sosial masyarakat dan memberikan bimbingan
yang tinggi kepada lansia supaya lansia termotivasi
untuk bisa berinteraksi sosial secara baik dan
mandiri menyadari arti penting dukungan sosial
masyarakat dengan interaksi sosial.
b. Bagi responden
Diharapkan bagi responden dapat bersosialisasi
dengan baik dilingkungan masyarakatnya hal ini
dikarenakan dukungan sosial masyarakat memiliki
hubungan yang signifikan dengan interaksi sosial
khususnya bagi lansia.
c. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan khususnya pada profesi perawat dapat
mengoptimalkan peningkatan ilmu pengetahuan dan
memberikan dukungan sosial masyarakat yang baik
terhadap lansia untuk dapat berinteraksi sosial yang
baik dilingkungan masyarakatnya.
d. Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian ini lebih kompleks dan
mendalam terkait penelitian ini dengan menggunakan
faktor-faktor yang lainnya yang berhubungan dengan
dukungan sosial masyarakat dan interaksi sosial
lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S,. (2002). Prosedur penelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Bishop, G. D,. (1997). Health psychology: Integrating mind andbody. Boston : Allyn & Bacon.
Budiarto, E,. (2002). Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatanmasyarakat. Jakarta : EGC.
Dinkes Kabupaten Banyumas. (2012). Profil kesehatan. DinasKesehatan Kabupaten Banyumas. Provinsi JawaTengah.
Hardiwynoto, S. T,. (2005). Panduan gerontologi tinjauan dariberbagai aspek. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
Hayati, S,. (2010). Pengaruh dukungan sosial terhadap kesepianpada lansia. Terdapat pada http://library.usu.ac.id.Diakses pada 23 November 2012.
Hidayat, A.A,. (2007). Pengantar konsep dasar keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E,. (2002). Psikologi perkembangan.(5th ed).Jakarta: Erlangga.
Hutapea, R,. (2005). Sehat dan ceria di usia senja jilid1: Suatuawal baru. Jakarta: P.T. Asdi Mahasatya.
Ismayadi. (2004). Proses menua (aging proses).Tesis FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara : Tidakditerbitkan
Komisi Nasional Lanjut Usia Republik Indonesia. (2010).Profil penduduk lanjut usia indonesia. Jakarta.
Kuntjoro, Z. S,. (2002). Dukungan sosial pada lansia. Teradapatpada http://www.epsikologi.com/epsi/lanjutusia_detail.asp?id=183. Diakses pada 26November 2012.
Machfoedz, I,. (2009). Metodologi penelitian. Yogyakarta:Fitramaya.
Maslow, A,. (1970). Motivation and personality.New York:Harper and Row
Murdiyatmoko, J,. (2008). Sosiologi memahami dan mengkajimasyarakat. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Notoatmodjo, S,. (2003). Pengantar pendidikan kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.