Artikel Ilmiah Tertutup
-
Upload
kompasiana -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of Artikel Ilmiah Tertutup
ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH KEPRIBADIAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL,DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP KINERJA STAF PADAUNIT PERENCANA PROGRAM, KEGIATAN, DAN ANGGARAN
PENDIDIKAN KANTOR PUSAT
KEMENTERIANPENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN
BUDI PURWAKANomor Registrasi: 7617091504
2
Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mengikuti UjianTertutup
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKANPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2015
PENGARUH KEPRIBADIAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DANKOMITMEN PROFESI TERHADAP KINERJA STAF PADA UNIT
PERENCANA PROGRAM, KEGIATAN, DAN ANGGARAN PENDIDIKANKANTOR PUSAT KEMENTERIANPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
EFFECT PERSONALITY, INTERPERSONAL COMMUNICATION, ANDCOMMITMENT PROFESSIONAL TO PERFORMANCE STAFF ON UNIT
PLANNER OF PROGRAM, ACTIVITY, AND EDUCATION BUDGETMINISTRY OF EDUCATION AND CULTURE
BUDI PURWAKAe-mail: [email protected]
ABSTRACT
The research objective was to obtain an empirical answer directly andindirectly influence of Personality, Interpersonal Communication, andProfessional Commitment, on the Performance Staff Planner Program,Activities, and Education Budget in Kemendikbud Jakarta. Approaches andmethods of research is quantitative and descriptive analysis that describesthe effect of two or more variables. While the model to complete theresearch is Structural Equation Model. The sampling with simple randomsample of the 297 people from 1,237 population. The results showed that:the personality of a positive direct effect on employee performance;interpersonal communication is not a direct positive effect on employeeperformance; commitment to the profession positive direct effect onemployee performance; the personality of a positive direct effect oncommitment to the profession; interpersonal communication is not adirect positive effect on the commitment of the profession; and thepersonality of a positive direct effect on interpersonal communication. Theconclusion is that there are two variables positive direct effect onemployee performance, ie personality and commitment to the profession,as well as a variable that is not a direct positive effect on performance, ieinterpersonal communication.
1
2
Key words are: Personality, Interpersonal Communication, ProfessionalCommitment and Employee Performance.
Pendahuluan
Berdasarkan pengamatan bahwa, dalam kurun waktu
beberapa tahun ini kinerja staf perencana program dan
anggaran Kemendikbud belum bisa dikatakan optimal.
Struktur Organisasi Kementerian mengalami beberapa kali
penyesuaian, sehingga berdampak pada kurang stabilnya
struktur organisasi yang ada dan spikologi Sumber Daya
Manusia yang ada. Spikologi yang labil sangat
berpengaruh pada kinerja pegawai itu sendiri, yang
dalam hal ini kinerja staf perencana program, kegiatan,
dan anggaran Kementerian. Berdasarkan hal tersebut,
maka Kemendikbud menghadapi permasalahan kinerja staf
perencana program, kegiatan, dan anggaran masih rendah
sehingga perlu ditingkatkan. Permasalahan tersebut
diantaranya: (1) kepribadian sebagian pegawai masih
belum sepenuhnya bisa mendukung tugas dan fungsinya;
3
(2) komunikasi interpersonal sebagai bagian dari budaya
kerja yang dibangun belum berjalan efektif; dan (3)
komitmen profesi sebagian pegawai/staf sebagai
perencana program, kegiatan, dan anggaran masih perlu
diperkokoh.
Michael Amstrong (2009: 626-627) menyatakan bahwa,
dalam evaluasi kinerja pegawai, hendaknya ada
keseimbangan antara; (1) prestasi atau capaian pegawai
yang dihasilkan dengan tujuan organisasi yang akan
dicapai; (2) sikap dan semangat kerja yang tinggi,
disiplin, dan mempunyai etos kerja yang baik, sehingga
dapat menghasilkan output yang efektif setiap harinya;
(3) perilaku kerja pegawai pada saat bekerja yang dapat
mempengaruhi kinerja secara keseluruhan; (4) perilaku
pegawai dalam menjunjung tinggi tata nilai yang ada di
dalam organsiasi; dan (5) tingkat pengetahuan dan
keterampilan teknis yang dimiliki atau yang mendukung
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Mengacu pada pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
kinerja pegawai/staf itu dapat dipengaruhi oleh
4
beberapa unsur dan kriteria pada saat melakukan
evaluasi kinerja.
Menurut Fred Luthans (1995:114) menyatakan bahwa
ada lima ciri-ciri kepribadian baru yang bersumber dari
penelitian dan berkaitan dengan prestasi kerja. yaitu:
(1) ekstraversi (exstraversion); (2) mudah akur dan mudah
bersepakat (agreeableness); (3) sifat berhati-hati
(conscientious-ness); (4) stabilitas emosi (emotional stability);
dan (5) terbuka terhadap hal-hal baru (openness to
experience). Secara bersama-sama faktor-faktor tersebut
akan membentuk kepribadian seseorang yang akan
diperlihatkan dalam kehidupan dalam organisasi.
Selanjutnya dari perilaku pribadi akan membentuk
perilaku kelompok yang akhirnya akan menjadi perilaku-
perilaku organisasi yang akan sangat menentukan kinerja
pegawai/staf itu sendiri dan organisasi pada umumnya.
Elemen-elemen dalam proses komunikasi yang
disampaikan oleh Dewi K. Soedarsono (2009: 28-29)
meliputi: (1) sumber (source/encoder) membuat kode
komunikasi, kemudian dikirim sebagai (2) pesan
5
(message) melalui (3) saluran (channel) untuk (4)
penerima/pembaca kode (receiver/decoder), yang direspon
melalui (5) umpan balik (feedback) sesuai dengan masing-
masing bentuk komunikasi. Pemahaman terhadap tiap
elemen bergantung pada (6) situasi atau kontek dimana
pesan tersebut diinterpretasikan). Komponen-komponen
komunikasi tersebut tidaklah berdiri sendiri, artinya
bahwa komponen-komponen tersebtu saling ketergantungan
dan saling terkait. Joseph A. DeVito (2011: 49)
menyatakan bahwa “Elemen-elemen komunikasi saling
bergantung, tidak pernah independen masing-masing
komponen dalam kaitannya dengan komponen yang lain.
Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal yang
dibangun, baik komunikasi vertikal maupun horizontal
akan sangat menentukan produktivitas kinerja
pegawai/staf yang ada.
Komitmen organisasi yang dapat dianalogikan dengan
komitmen terhadap profesi dapat didefinisikan sebagai:
(1) keinginan kuat untuk tetap pada profesi tertentu;
(2) keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan
6
tuntutan profesi; dan (3) keyakinan tertentu, dan
penerimaan nilai serta tujuan organisasi keprofesian.
Komitmen tersebut merupakan sikap yang merefleksikan
loyalitas karyawan pada organisasi/profesi yang
dipilihnya. Wibowo (2014: 437) menyatakan bahwa
“organisasi yang mempunyai Komitmen tinggi akan
memberikan kinerja berkelanjutan dengan mengembangkan 3
pilar organisasi, yaitu performance alignment, psychological
alignment, dan capacity for training and change. Dengan mengacu
pada pernyataan tersebut bahwa, dengan komitmen profesi
dan loyalitas terhadap organisasi yang tinggi akan
dapat mempengaruhi kinerja pribadi maupun kinerja
organisasi.
Adapun tujuan utama dalam penelitian ini untuk
melihat ada atau tidak adanya pengaruh langsung ataupun
tidak langsung faktor kepribadian, komunikasi
interpersonal, dan komitmen profesi, terhadap kinerja
staf perencana program, kegiatan, dan anggaran
pembangunan pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan tujuan
khusus yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian
7
adalah memperoleh jawaban empiris dari pengaruh
antarvariabel yang telah dikembangkan.
Beberapa hasil penelitian relevan yang berkaitan
dengan variabel kepribadian, komunikasi interpersonal,
komitmen profesi dan kinerja staf, diantaranya adalah:
Penelitian Hoffmann, Ineson dan Steward (2007) mengenai
“Personality As an Indicator of Organisational Commitment”,
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan
menyebar kuesioner terhadap 145 responden yaitu staf
sales, marketing, reservasi hotel di Jerman; (2)
Penelitian Tiur Asi Siburian (International Journal of Humanities
and Social Science, Vol. 3 No. 12) tentang “Pengaruh
komunikasi interpersonal, budaya organisasi, kepuasan
kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi”.
Menggunakan sampel penelitian sebanyak 150 responden
guru sekolah di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara; (3)
Dalam penelitian Memari, Madieh dan Marnani (2013)
yaitu: “The Impact of Organizational Commitmen on Employees Job
Performance, a Study of Meli Bank”, penelitian ini menggunakan
metode penelitian kausal dan menggunakan matriks
8
korelasi dan regresi untuk analisis data, responden
sebayak 153 staf Meli Bank; (4) Penelitian Riyanto,
Arifati, dan Minarsih (Jurnal Ilmiah Universitas Pandanaran)
mengenai “Pengaruh Komitmen Profesional, Komitmen
Organisasi, dan Locus of Control terhadap Kinerja
Manajerial di PT. Bank Mega Cabang Kudus”, dengan
sampel penelitian sebanyak 55 responden staf.
Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tujuan, dan hipotesis
penelitian, maka pendekatan yang dipakai dalam
penelitian adalah pendekatan kuantitatif yang lebih
mengandalkan angka-angka berupa skor sebagai kerangka
dasar analisis. Sedangkan metode penelitiannya
menggunakan analisis diskriptif yang menjelaskan
pengaruh dua atau lebih variabel. Penelitian ini
termasuk juga pada penelitian penjelasan (eksplanatory
research) yang menganalisis pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Sedangkan model yang
digunakan untuk menyelesaikan penelitian digunakan
9
Structural Equation Model (SEM). Teknik pengambilan sampel
dari populasi dengan menggunakan cara sampel acak
sederhana (simple random sampling) diperoleh sampel 297
orang dari populasi sebanyak 1.237 orang staf. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tidak
menduduki jabatan struktural (staf) yang mempunyai
tugas dan fungsi sebagai perencana program, kegiatan,
dan anggaran di Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar
Negeri, Setjen dan Unit Utama lain di lingkungan Kantor
Pusat Kemendikbud Jakarta. Dalam rangka pengumpulan
data penelitian, instrumen pokoknya adalan kuesioner
yang didasarkan pada indikator-indikator per variabel
penelitian. Sedangkan untuk teknik analisis datanya
digunakan statistik inferensial, yaitu teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Teknik ini
diperkuat oleh Sugiyono (2008:209) bahwa Statistik ini
akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi
10
yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi
itu dilakukan secara ramdom.
Hasil Penelitian
Data hasil penelitian di lapangan terhadap
variabel kinerja pegawai/staf, kepribadian, komunikasi
interpersonal, dan komitmen profesi dapat dilihat dalam
matrik tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Matrik Data Hasil Penelitian Terhadap
Variabel
MINIMAL MAKSIMAL
1 Kinerja 89,69 91,00 91,00 8 32,00 110,00 78,00
2 Kepribadian 69,09 70,00 75,00 8 23,00 85,00 62,00
3 Kom unikasi Interpersonal 70,17 71,00 71,00 8 24,00 110,00 86,00
4 Kom itm en Profesi 73,74 76,00 79,00 8 19,00 95,00 76,00
KELAS INTER-VAL
RENTANG SKOR DALAM
KELAS INTERVAL
SKORNO VARIABEL
NILAI SERING MUNCUL (MODUS )
NILAI TENGAH (MEDIAN)
NILAI RATA-RATA (MEAN)
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa, terdapat
dua model struktur hasil penelitian yang masing-masing
menggambarkan pengaruh antarvariabel yang dikembangkan.
Di dalam gambar 1 menunjukkan model struktur yang
menggambarkan keseluruhan koefisien jalur dari masing-
masing variabel yang dikembangkan.
11
Gambar 1. Stardardized Estimates Model Struktural
Sedangkan rangkuman hasil pengujian hipotesis
antarvariabel dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis JalurKoefisie
njalur
thitung
ttabel
0,05 0,01
H0: β41 ≤ 0; H0:β41 > 0
β41 0,476 2,397* 1,960 2,576
H0: β42 ≤ 0; H0:β42 > 0
β42 -0,102 -1,256ns 1,960 2,576
H0: β43 ≤ 0; H0: β43 0,427 2,290* 1,960 2,576
12
Hipotesis Jalur Koefisien
jalur
thitungttabel
0,05 0,01β43 > 0
H0: β31 ≤ 0; H0:β31 > 0
β31 0,790 6,332** 1,960 2,576
H0: β32 ≤ 0; H0:β32 > 0
β32 0,079 1,085ns 1,960 2,576
H0: β21 ≤ 0; H0:β21 > 0
β21 0,314 3,446** 1,960 2,576
Keterangan:* = Koefisien jalur signifikan; ** = Koefisien jalur sangat signifikan; ns = Koefisien jalur tidak signifikan
Pada model struktur pertama dalam pengujian
hipotesis pertama, memperlihatkan bahwa nilai koefisien
jalur yang ada sebesar 0,476. Untuk hasil pengujian
dengan uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung > dari ttabel
pada α = 0,05 atau 2,397 > 1,968. Nilai yang positif
dari koefisien jalur (standardized loading factor) yang
dihasilkan menunjukkan bahwa kepribadian berpengaruh
langsung positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai. Hasil pengujian hipotesis juga menolak H0
sehingga menerima H1, artinya bahwa kepribadian
seseorang akan mengakibatkan peningkatan kinerja
pegawai/staf perencana program, kegiatan, dan anggara.
Atas dasar hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
13
kepribadian merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja pegawai. Pada pengujian hipotesis
kedua, memperlihatkan bahwa nilai koefisien jalur
sebesar -0,102. Selanjutnya, di dalam uji-t menunjukkan
bahwa, nilai thitung < dari ttabel pada α = 0,05 atau -
1,256 > 1,968. Nilai dari koefisien jalur yang
dihasilkan menunjukkan bahwa, pengaruh komunikasi
interpersonal terhadap kinerja pegawai tidak
signifikan. Hasil pengujian hipotesis juga menunjukkan
bahwa H0 diterima dan menolak H1, hal ini berarti bahwa
komunikasi interpersonal yang dibangun tidak akan
mengakibatkan perubahan kinerja pegawai/staf perencana
program, kegiatan, dan anggaran. Sehingga pengujian
hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal bukanlah satu-satunya faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai. Hasil
pengujian hipotesis ketiga, menunjukkan bahwa nilai
koefisien jalur sebesar 0,427. Hasil pengujian dengan
uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung > dari ttabel pada
α=0,05 atau 2,290 > 1,968. Nilai positif dari koefisien
14
jalur yang dihasilkan menunjukkan bahwa komitmen
profesi berpengaruh langsung positif dan sangat
signifikan terhadap kinerja staf. Hasil pengujian
hipotesis juga menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga
menerima H1. Hal ini berarti bahwa komitmen profesi
seseorang akan mengakibatkan peningkatan kinerja
pegawai/staf perencana program, kegiatan, dan anggaran.
Hasil tersebut dapat dikatakan telah sesuai dengan apa
yang disampaikan oleh Mowday et.al., bahwa sifat
keinginan yang kuat, kesediaan berusaha keras,
keyakinan akan hal tertentu, adanya penerimaan nilai
dan mempunyai tujuan, dapat mempengaruhi tinggi-
rendahnya kinerja pegawai/seseorang dalam satu
organisasi.
Pada model struktur kedua dalam pengujian
hipotesis keempat, bahwa nilai koefisien jalur sebesar
0,790, hasil pengujian dengan uji-t menunjukkan bahwa
nilai thitung > dari ttabel pada α = 0,01 atau 6,332 >
2,592. Nilai positif dari koefisien jalur yang
dihasilkan menunjukkan bahwa kepribadian berpengaruh
15
langsung positif dan signifikan terhadap komitmen
profesi. Hasil pengujian ini juga menolak H0 dan
menerima H1, berarti bahwa bahwa kepribadian seseorang
akan mengakibatkan penguatan komitmen profesi
pegawai/staf perencana program, kegiatan, dan
anggaran. Komitmen Profesi memerlukan faktor atau unsur
inti kepribadian yang positif agar organiasi dapat
membangun komitmen yang terus menerus untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Atas dasar hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan faktor
yang sangat penting dalam usaha meningkatkan komitmen
profesi. Hasil pengujian hipotesis kelima
memperlihatkan bahwa, nilai koefisien jalur sebesar
0,079, hasil pengujian uji-t menunjukkan bahwa nilai
thitung < dari ttabel pada α = 0,05 atau 1,085 < 1,968.
Nilai dari koefisien jalur yang dihasilkan menunjukkan
bahwa pengaruh komunikasi interpersonal terhadap
komitmen profesi tidak signifikan dalam mencapai tujuan
organisasi. Hasil pengujian hipotesis juga menunjukkan
bahwa H0 diterima dan menolak H1. Hal ini berarti bahwa
16
komunikasi interpersonal yang dibangun tidak akan
mengakibatkan perubahan komitmen profesi dari
pegawai/staf perencana program, kegiatan, dan anggaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan komunikasi
interpersonal bukan satu-satunya faktor dominan dalam
peningkatan komitmen profesi. Pengujian hipotesis
keenam menunjukkan bahwa, nilai koefisien jalur sebesar
0,314 dan pengujian uji-t menunjukkan nilai thitung >
dari ttabel pada α = 0,01 atau 3,446 > 2,592. Nilai
positif dari koefisien jalur yang dihasilkan
menunjukkan bahwa kepribadian berpengaruh langsung
positif dan signifikan terhadap komunikasi
interpersonal. Hasil pengujian hipotesisi ini juga
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. Pengujian
hipotesis ini berarti bahwa, kepribadian seseorang akan
mengakibatkan adanya penguatan atau pengembangan
komunikasi interpersonal staf perencana program,
kegiatan, dan anggaran. Dengan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kepribadian itu merupakan faktor yang
17
sangat penting dalam meningkatkan komunikasi
interpersonal.
Berdasarkan tabel 2 tersebut di atas, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a) Nilai
koefisien jalur variabel eksogen terhadap endogen yang
ada pada model struktural pertama yaitu variabel
kepribadian dan komitmen profesi terhadap kinerja
menunjukan nilai positif atau lebih besar dari nol,
hal ini berarti pengaruh eksogen terhadap endogen
mempunyai pengaruh positif (positive effect). b) Sedangkan
untuk jalur variabel eksogen terhadap endogen yang ada
pada model struktural kedua yaitu kepribadian dan
komunikasi interpersonal terhadap kinerja menunjukan
nilai positif atau lebih besar dari nol, ini berarti
pengaruh eksogen terhadap endogen adalah positif
(positive effect). c) Demikian pula untuk nilai thitung
semuanya bernilai > ttabel(0,05;294). Hal ini berarti
hubungan kausalitas untuk variabel kepribadian dan
komitmen profesi dari setiap pasangan variabel
(eksogen-endogen) tersebut dinyatakan signifikan. d)
18
Masing-masing variabel laten untuk tiap-tiap variabel
eksogen-endogen memiliki nilai faktor loading yang
positif kecuali pada variabel komunikasi
interpersonal. Ini berarti variabel laten tersebut
memiliki validitas yang baik dalam mengukur variabel.
Nilai thitung > ttabel(0,05;294) berarti hubungan kausalitas
dari setiap pasangan variabel (eksogen-endogen)
tersebut dinyatakan signifikan.
19
Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan, analisis serta
pengujian terhadap hipotesis yang dikembangkan
menunjukkan bahwa, hipotesis yang dikembangkan hampir
semuanya terbukti menolak H0 sehingga, menerima H1. Hal
ini berarti bahwa, hipotesis yang diuji memiliki
kesesuaian dengan landasan teoritik yang dijadikan
dasar dalam merumuskan hipotesis, sehingga dengan
demikian, secara konseptual model teoritik yang
diajukan dalam penelitian tersebut sesuai dengan model
empirik yang didasarkan hasil analisis data.
Hasil pengujian pertama bahwa terdapat pengaruh
langsung positif kepribadian terhadap kinerja pegawai.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikembangkan oleh
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Jugde dalam bukunya
Organizational Behavior 12th. Teori yang dikembangkan oleh
Robbins ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh John Bearden yang kesimpulannya bahwa terdapat
lima model faktor kepribadian (big five model) atau lima
20
dimensi dasar dalam kepribadian manusia. Faktor-faktor
tersebut adalah kepribadian yang ekstraversi, mudah
akur dan sepakat, hati-hati, stabil emosinya, terbuka
untuk hal-hal baru akan menguatkan hipotesis bahwa ada
hubungan antara Kepribadian dengan Kinerja Pegawai
dalam unit organisasi dalam mencapai tujuan bersama.
Hasil pengujian kedua menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh langsung positif komunikasi interpersonal
terhadap kinerja staf. Dengan demikian bahwa
komunikasi interpersonal bukanlah satu-satunya faktor
yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai.
Dengan demikian unsur-unsur komunikasi interpersonal
yang dikembangkan oleh Werne J. Severin dan James W.
Tankard tidak terbukti. Penulis mencermati hal ini
berpendapat bahwa, teori yang disampaikan akan berlaku
untuk komunikasi yang dilakukan pada umumnya, sehingga
apabila dikaitkan dengan kinerja pegawai/seseorang
dapat disimpulkan tidak signifikan.
Pengujian ketiga terdapat pengaruh langsung
positif komitmen profesi terhadap kinerja staf. Hal
21
ini telah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
Mowday et.al., bahwa sifat keinginan yang kuat,
kesediaan berusaha keras, keyakinan akan hal tertentu,
adanya penerimaan nilai dan mempunyai tujuan, dapat
mempengaruhi tinggi-rendahnya kinerja
pegawai/seseorang dalam satu organisasi. Dimensi moral
seperti ini yang dibutuhkan organisasi agar
keberlangsungan organisasi tetap terjaga dan dapat
menggerakkan pegawai untuk selalu meningkatkan kinerja
sebagai bagian dari keberadaan organisasinya.
Hasil pengujian keempat bahwa terdapat pengaruh
langsung positif kepribadian terhadap komitmen
profesi, yang berarti bahwa kepribadian seseorang
berpengaruh langsung positif terhadap komitmen profesi
sehingga kepribadian tersebut merupakan faktor yang
sangat penting dalam usaha meningkatkan komitmen
profesi. Dengan sifat-sifat yang dimiliki yaitu
ekstraversi, mudah akur dan mudah sepakat, berhati-
hati, emosi yang stabil, dan terbuka pada hal-hal baru
akan sangat berpengaruh terhadap komitmen profesi yang
22
dijalani. Unsur-unsur kepribadian tersebut tentu akan
menentukan seberapa kuat atau komitmen yang dipegang.
Komitmen profesi memerlukan faktor atau unsur inti
kepribadian yang positif agar organiasi dapat
membangun komitmen yang terus menerus untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil pengujian kelima menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh langsung positif komunikasi interpersonal
terhadap komitmen profesi. Hal ini berarti bahwa
hipotesis yang berbunyi adanya pengaruh langsung
positif komunikasi interpersonal terhadap komitmen
profesi menjadi tidak terbukti, atau pengaruhnya
menjadi tidak signifikan. Atas dasar hal tersebut,
maka teori yang disampaikan hanya berlaku untuk
komunikasi interpersonal maupun komitmen profesi dalam
kehidupan berorganisasi pada umumnya, sedangkan
apabila dikaitkan dengan Komitmen Profesi dapat
disimpulkan tidak signifikan.
Hasil pengujian keenam terdapat pengaruh langsung
positif kepribadian terhadap komunikasi
23
interpersonal. Hal ini berarti bahwa kepribadian itu
merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan komunikasi interpersonal yang dibangun.
Komunikasi yang dibentuk bisa komunikasi antara atasan
dengan bawahan (vertikal) ataupun komunikasi antara
teman-teman sejawat (horizontal), dimana ukuran
keberhasilannya dapat diukur dengan umpan balik yang
diharapkan. Apabila komunikasi yang dibangun itu dapat
berjalan baik dan efektif, maka iklim organisasi yang
ada menjadi kondusif dan akhirnya akan berimbas pada
peningkatan kinerja pegawai maupun organisasinya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan penganalisaan
data yang ada, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut: 1) Kepribadian berpengaruh langsung
positif terhadap kinerja staf, artinya bahwa
kepribadian seseorang akan mengakibatkan peningkatan
kinerja pegawai/staf perencana program, kegiatan, dan
anggaran. Implikasi yang timbul akibat kesimpulan ini
24
adalah kinerja pegawai/staf akan dapat ditingkatkan
dengan mengubah maupun mengembangkan kepribadian
masing-masing staf; 2) Komunikasi interpersonal tidak
berpengaruh langsung positif terhadap kinerja staf,
artinya bahwa komunikasi interpersonal yang dibangun
tidak akan mengakibatkan perubahan kinerja pegawai/staf
perencana program, kegiatan, dan anggaran. Implikasi
yang timbul akibat kesimpulan ini adalah kinerja staf
tidak akan berubah walaupun ada perubahan komunikasi
interpersonal yang dibangun oleh staf; 3) Komitmen
profesi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja
staf, yang berarti bahwa komitmen profesi seseorang
akan mengakibatkan peningkatan kinerja staf. Implikasi
yang timbul adalah kinerja staf akan dapat ditingkatkan
dengan membangun dan menguatkan komitmen profesi
perencana program, kegiatan, dan anggaran masing-masing
staf; 4) Kepribadian berpengaruh langsung positif
terhadap komitmen profesi, artinya bahwa kepribadian
seseorang akan mengakibatkan penguatan komitmen profesi
staf perencana program, kegiatan, dan anggaran.
25
Implikasi yang timbul adalah komitmen profesi staf akan
dapat ditingkatkan dengan melakukan perubahan-perubahan
terhadap kepribadian staf; 5) Komunikasi interpersonal
tidak berpengaruh langsung positif terhadap komitmen
profesi, artinya bahwa komunikasi interpersonal yang
dibangun tidak akan mengakibatkan perubahan komitmen
profesi dari staf perencana program, kegiatan, dan
anggaran. Implikasi yang timbul adalah komitmen profesi
pegawai/staf tidak akan berubah walaupun ada perubahan
komunikasi interpersonal yang dibangun oleh staf; dan
6) Kepribadian berpengaruh langsung positif terhadap
komunikasi interpersonal, berarti bahwa kepribadian
seseorang akan mengakibatkan adanya penguatan atau
pengembangan komunikasi interpersonal staf perencana
program, kegiatan, dan anggaran. Implikasi yang timbul
akibat kesimpulan ini adalah komunikasi interpersonal
pegawai/staf akan dapat ditingkatkan dengan melakukan
perubahan-perubahan atau pengembangan terhadap
kepribadian bagi pegawai/staf.
26
Atas dasar kesimpulan-kesimpulan di atas, maka
dapat disarankan bahwa: 1) Pimpinan di lingkungan
Kemendikbud harus lebih memperhatikan dan melakukan
upaya yang dapat menguatkan kepribadian; 2) Perlu
dibangun komunikasi interpersonal agar terbentuknya
komunikasi yang efektif dan akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja; 3) Perlu dilakukan penguatan dan
pembangunan komitmen profesi bagi staf Kemendikbud; 4)
Berupaya untuk mengubah dan mengembangkan kepribadian
staf; dan 5) Perlu penguatan komitmen profesi bagi staf
perencana program, kegiatan, dan anggaran.
Daftar Pustaka
Armstrong, Michael. “Armstrong’s Handbook of Human ResourceManagement Practice”, 11th Edition. London: Kogan,2009.
Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, alih bahasa AgusMaulana, Edisi Kelima. Banten: Karisma, 2011.
Imam, Ghozali. Structural Equation Modeling, Cetakan Mei2010. Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, 2010.
Irham, Fahmi. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung:Alfabeta, 2010.
27
Littauer, Florence., Sweet Rose. Personality Plus at Work,terjemahan Michael Hartono Wong. Jakarta: LightPublishing, 2011.
Luthans, Fred. Organizational Behavior, Seventh Edition,International Editions. Singapore: McGraw-Hill,1995.
Mahmudi. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: AkademiManajemen Perusahaan YKPN, 2005.
Mahsun, Mohamad. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:BPFE, 2006.
Miftah, Thoha. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
Nevizond, Chatab. Mengawal Pilihan Rancangan Organisasi,Organization Theory, Design Structured Networks. Bandung:Alfabeta, 2009.
Pervin, Lawrence A., Oliver P. John. Personality Theory andResearch. New York: John Wiley & Sons, Inc, 2001.
Robbins, Stephen P., dan Timothy A. Judge, PerilakuOrganisasi terjemahan Diana Angelicia, Ria Cahyani,dan Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Simanjuntak, Payaman J. Manajemen dan Evaluasi Kinerja.Jakarta: LPFE-UI, 2011.
Soedarsono, Dewi K. Sistem Manajemen Komunikasi. Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Angkasa, 2010.
28
Wexley, Kenneth N., Gary A Yuki. Perilaku Organisasi danPsikologi Personalia, terjemahan Muh. Shobaruddin.Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005.
Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi Keempat. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014.
Wirawan. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, danPenelitian. Jakarta: Salemba Empat, 2009.