ARSIP DPR RI

88
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ADVOKAT Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Sifat Rapat Hari/Tanggal Waktu Dengan Tempat Ketua Rapat Sekretaris Acara Anggota Hadir : RAPAT PANJA RUU ADVOKAT : 31 JANUARI 2003 : HAMDAN ZOELVA PIMPINAN PANSUS RUU TENTANG ADYOKAT DPR RI ARSIP DPR RI

Transcript of ARSIP DPR RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

PANITIA KHUSUS DPR RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ADVOKAT

Tahun Sidang

Masa Persidangan

Jenis Rapat

Sifat Rapat

Hari/Tanggal

Waktu

Dengan

Tempat

Ketua Rapat

Sekretaris

Acara

Anggota Hadir

: RAPAT PANJA RUU ADVOKAT

: 31 JANUARI 2003

: HAMDAN ZOELVA

PIMPINAN PANSUS RUU TENTANG ADYOKAT DPR RI

719

ARSIP DPR RI

RISALAH RAPAT PANJA RUU ADVOKAT TANGGAL 31 JANUARI 2003

KETUA RAPAT (HAMDAN ZOELFA, SH) Assalamualaimum Wr. Wb.

Yth. Sdr. Dirjen Peradilan dan Perundang-undangan, Departemen

Kehakiman dan Hamdan seluruh jajarannya yang mewakili Pemerintah.

Yth. Sdr. Anggota Panja Komisi II DPR-RI.

Pertama-tarna kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan kehadirat Allah

Subhacahuwata'ala, hanya dengan perkenannya kita mendapat rnenghadiri

rapat Panja dcngan Dirjen pada pagi hari ini.

Sesuai dengan rapat kita tadi rnalarn bahwa kita rnenskor sidang,jadi kita

melanjutkan sidang tadi malam oleh karena itu perkenankan kami pada pagi

ini, mencabut skors sidang itu dan rapat dilanjutkan dengan rapat tertutup.

Saudara sekalian tadi rnalarn kita sudah selesai rnerumuskan Pasal 14,

kemudian kita telah membicarakan yang kita pending adalah berkaitan dengan

Pasal 14 ini, usu!an satu pasal tersendiri yang intinya merumuskan suatu

kebebasan dari Advokat di luar sidang pengadilan. Bisa dibagikan foto copynya.

Saudara-saudara Advokat bebas membela kepentingan-kepentingan klien yang

menjadi tanggung jawabnya. Jadi advokat bebas dalam membela dalam

kepentingan klien, yang telah menjadi tanggungjawabnya. Pemerintah telah

menyelesaikan suatu rumusan pasal baru sebagaijalan keluar perdebatan kita

tadi malam. Selanjutnya saya persilahkan kepada teman-teman untuk

memberikan tanggapan, tanggapan terhadap rumusan pasal yang baru ini.

ANGGOTA FPG (Mo AKIL MUCHTAR) : Kita mencoba mengadop pandangan-pandangan semalam itu, dan setelah

dirumusakan berkali-kali sampailah pada rumusan pasal baru itu, dan ketika

dikaitkan dengan Pasal 14 yang saudaa setujui itu, bisa jadi pasal bartu ini.

Kalau rumusan seperti ini, dia bisa menjadi X 1 dan sudah disepakati tadi malam

bisa menjadi X2, dengan beberapa perubahan konsistensi. Kemudian untuk

penjelasan pasal 14, bisa menjadi penjelasan pasal baru ini atau menjadi batang

tubuh,jadi penjelasan yang diatas itu menjadi batang tubuh untuk rnenggantikan

rumusan baru yang dibawah, sehingga konsistennya lebih pas begitu. !tu kira­

kira beberapa penjeiasan.

Terima kasih.

720

ARSIP DPR RI

RISALAH RAPAT PANJA RUU ADVOKAT TANGGAL 31 JANUARI 2003

KETUA RAPAT (HAMDAN ZOELFA, SH)

Assalamualaimum Wr. Wb.

Yth. Sdr. Dirjen Peradilan dan Perundang-undangan. Departemen Kehakirnan dan Hamdan seluruhjajarannya yang mewakili Pemerintah.

Yth. Sdr. Anggota Panja Komisi II DPR-RI.

Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan kehadirat Allah Subhanahuwata'ala, hanya dengan perkenannya kita mendapat menghadiri rapat Panja dcngan Di1jen pada pagi hari ini.

Sesuai dengan rapat kita tadi malam bahwa kita menskor siclang,jacli kita melanjutkan siclang tacli malam oleh karena itu perkenankan kami pacla pagi ini. mencabut skors siclang itu clan rapat clilanjutkan clengan rapat tertutup.

Sauclara sekalian tacli malam kita suclah selesai merumuskan Pasal 14. kemuclian kita telah membicarakan yang kita pending aclalah berkaitan clengan Pasal 14 ini. usulan satu pasal tersencliri yang intinya merumuskan suatu kebebasan clari Aclvokat di luar sidang pengadilan. Bisa dibagikan foto copynya. Saudara-saudara Aclvokat be bas membela kepentingan-kepentingan kl ien yang menjadi tanggung jawabnya. Jadi advokat bebas dalam membeia claiarn kepentingan klien. yang telah menjacli tanggungjawabnya. Pemerintah telah menyelesaikan suatu rumusan pasal baru sebagai jalan keluar perclebatan kita tadi malam. Selanjutnya saya persilahkan kepada teman-teman untuk memberikan tanggapan. tanggapan terhadap rumusan pasal yang baru ini.

ANGGOTA FPG (M. AKIL MUCHTAR):

Kita mencoba mengaclop panclangan-panclangan semalam itu. clan setelah dirumusakan berkali-kali sarnpailah pada rumusan pasal baru itu. clan ketika clikaitkan clengan Pasal 14 yang saudaa setujui itu. bisa jadi pasal bartu ini. Kalau rumusan sepe1ii ini. clia bisa menjacli X 1 clan suclah disepakati tadi malam bisa menjacli X2, dengan beberapa perubahan konsistensi. Kemudian untuk penjelasan pasal 14. bisa menjacli pe11jelasan pasal baru ini atau menjacli batang tubuh,jadi penjelasan yang diatas itu menjadi batang tubuh untuk menggantikan rumusan baru yang dibmvah. sehingga konsistennya lebih pas begitu. !tu kira­kira beberapa penjelasan.

Terima kasih.

721

ARSIP DPR RI

ANGGOTA FPPP (ANWAR MALIK!):

Terirna kasih atas waktu yang diberikan.

Mungkin kita sudah sarna - sarna mendengar tadi rnalarn hal-hal yang rnasih kurang dari rumusan Pasal 14 ini, di drnana Pasal 14 ini kernarin kalau nggak salah, terakhir kita persoalkan dirnana kebebasan ini, kebebasan rnengajukan, rnengeluarkan pendapat, pernyataan ini yang kita sepakati diperadilan. Yang baru ini tentu rnaksudnya dirnana saja, tetapi rnenurut saya masih terlalu luas, rnaksud saya kebebasan apa? Kalau diataskanjelas kalau rnengeluarkan pendapat atau pernyataan, dan ini sekarang bebas bagairnana? Kebebasan itu dirnana? Kan ada bebas rnasuk kek, bebas apa kek? bertindak sesuai ini. Sedangkan diatas itupun ada sesuai dengan perundang-undangan, nah apakah kebebasannya itu dalarn bi dang perundang-undangan dan ini perlu penjelasan Pak. Antara lain.

Sebetulnya dalarn beracara, apakah itu acara pidana ataupun acara perdata, dalarn kitab yang mengatur undang-undang yang mengatur acara sudahjelas konsep itu apa yang dilakukan pengacara dalam sidang pengadilan atau bisa dilakukan dalam proses pendidikan itu sudah ada, sudah ada sebetulnya,jadi apakah diluar dari itu kebebasan itu,jadi rnungkin ini perlu kita ini supaya, kalau saya pribadi Bapak pimpinan ya kita sudah banyak pengalarnan undang-undang yang sudah kita undangkan diperrnasalhkan dalam rnasyarakat,jadi kedepan ini kita harus ada kemajuanlah,jadi betul-betuljangan kita berpikir saat ini, saya sendiri terus terang saja anak saya sendiripun Advokat. Jadi tidak ada diri saya terlalu, kebetulan latar belakang profesi saya dari Kepolisian Pak.

Pasal 14 itu setelah saya renungkan tadi rnalarn itu perlu dipertanyakan rnalah kalaupun dipengadilan, ketika pengacara mengajukan pendapat lalu penuntut mengatakan objection, mungkin bisa distop Pak tidak, saya ndak tahu dengan adanya Pasal 14 ini apakah tidak boleh lagi hakirn distop, seorang Advokat katakanlah sudah menurut penuntut um um sudah dilihat kontek dari masalah itu. Jadi perlu kongkret kebebasan itu bidang apa? Kalau perlu kita bikin 10 pasal Pak. Itu tidak bisa terakomodasi dalarn 1 pasaL kalau yang diatas ini sudah penting sekali Pak. Bebas, bebas apa mengeluarkan pendapat atau pernyataan iya kan dalam membela perkara tentu, dirnana kebebasan di pengadilan. lni sekarang bebas, patokannya dimana? Dipasal-pasal selanjutnya kalau gak salah ada, masalah inipun harus jelas juga kan? Ada lagi kebebasan mendapatkan informasi kita nanti, kalau gak salah ini. Jadi hirnbauan dari karni Pak,jadi masih kurangjeias, kurang kongkret gitu.

722

ARSIP DPR RI

PEMERINTAH:

Apa yang dikatakan tadi kita mencoba rnembuat satu Iagi alternatif yang sudah jelas sesuai koridor hukum. Seperti yang dikatakan Bapak dari pusat, kalau terjadi, kalau dia melakukan sesuatu tetap dalam koridor hukum,jadi itu coba dirumuskan Iagi sebagai pasal baru dibawah, dengan menggabungkan penjelasan yang atas dengan ide yang ada di pasal baru, jadi lebih mencerminkan Iagi, ada batasan-batasan. Kalau yang baru Advokat bebas tanpa batasan-batasan yang menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan,jadi ada koridor itu. !tu adalah satu pasal adopsi dari semua hal yang dibicarakan tadi, curna yang menjadi soal apakah penjelasan yang diatas masih perlu apa tidak karena sudah ditransfer menjadi norma. Karena isinya sama maka tidak perlu ada penjelasan lagi, langsung pasal baru yang mengadopsi itu semua.

ANGGOTA:

Ketua tadi mengatakan pasal ini untuk menarnpung kebebasan diluar pengadilan, kalau saya berpendapat yang diluar pengadilan tidak perlu diatur, itu dengan sendirinya sudah ada aturannya, ada peraturan Undang-undang yang mengaturnya, itu artinya kalau diluar pengadilan sekalipun dia membela klien-kl iennya. Dal am pengadilan itu saja ada kebebasan, tapi diluar pengadilan dia tidak bebas. Makasih.

ANGGOTA:

Pak ketua terima kasih, saya kira dengan adanya pencantuman kalimat bebas itu, disini adalah bagian pendidikan pada masyarakat terrnasuk juga kepada para Advokat yang selama ini tidak punya keberanian, saya rasa adalah suatu sernangat untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan apakah itu di dalam lembaga peradilan atau tidak, diluar lembaga peradilan tetapi masih ada hubungannya dengan masalah yang di be la. Mungkin di Jakarta kita tidak Iagi menemukan hakim-hakim atau jaksa-jaksa yang diktator, tapi diluar Jakarta khususnya didesa-desa atau di Kabupaten-kabupaten itu masih banyak pengacara yang takut surat SK nya dicabut atau segala rnacam.

Ancaman itu sebenarnya tidak hanya datang dari kalangan-kalangan resrni seperti itu tapi bisajuga dari luar karena ada kepentingan-kepentingan pihak te11entu, apakah itu kelompok yang sudah di .... atau juga spontan atau juga pihak-pihak yang ada sebelumnya yang sudah berperkara. Kalau kita lihat ada ancaman pengacara, bahkan ada ancaman sesuatu yang sangat kita sayangkan terjadi di Bali misalnya, mereka kesana daiarn rangka menjalankan tugas maka kita memberikan kesempatan, suatu kekebalan atau perlindungan

723

ARSIP DPR RI

hukum kepada para advokat untuk diberikan kebebasan di dalam melakukan tugas-tugas baik diluar dan didalam peradilan.

Maka kalangan Advokat diberikan hak untuk meminta perlindungan hukum berdasarkan Undang-undang ini, jadi saya kira disini sudah ada kebebasan yang rnemotivasi tadi, tapi kebebasan itu masih dibatasi oleh aturan kode etik dari peraturan perundang-undangan, dan kitajuga membayangkan kebebasan ini nantinya mesti akan membuat pengacara ini malah menjadi kebablasan, ini tidak kalau dia bebas dan melawan kode etik dan undang­undang ditindak, kalau dalam melaksanakan tugasanya katakanlah dalam peradilan dia takut, kalau bicara seperti ini dia saya bisa dituntut bisajuga proses µidana akhirnya ini tidakjadi, samajuga dengan para anggota parlemen yang tidak memiliki kekebalan hukum dalam mengemukakan pendapatnya, sama dengan para pengacara, justru sekarang para anggota parlemen tidak hanya di dalam diluarpun dia berani karena undang-undang mel indungi dalam menjalankan tugasnya. Ketika kita mengadakan dialog terbuka di mas media, tidak sedikit anggota DPR yang sudah garang kan. Jadi justru yang harus kita khawatirkan dengan kalimat seperti ini, saya kira bagian pertamanya substansinya mana. Jadi saya kira itu pengertian dari kebebasan ini.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Terima kasih.

Sa ya bisa dikatakan sependapat dengan ketua disini, tentang kebebasan advokat. Jadi intinya begini kalau kita lihat dari pasal yang ada, saya malah sudah dikembangkan tadi malam. Saya malah cenderung kepada pasal alternatif, kalau masalah kebebasan Advokat sudah panjang lebar dijelaskan oleh ketua, saya setuju sekali bahwa memang mungkin betul kalau di Jakarta ini, para pengacara bisa mengemukakan pendapat tanpa rasa, itupun masih dalam tanda kutip, itupun hanya pengacara-pengacara yang sudah besar namanya, pengacara-pengacara yang kecil yang baru mulai saya pikir itu juga, ini tidak bisa kita tutupi masih dalam rasa te11ekan, masih sangat lemah, kita tidak bisa tutup mata,jangan kita melihat kedaerah, di Jakarta pun masih ada.

Jadi saya lebih cenderung mengatakan, bebas itukan sudah dalam garis dalam kata alternatif,juga tidak keluar dari peraturan perundang-undangan, jadi saya pikir ini sudah suatu rumusan yang tetap, ini menurut pendapat saya. fadi jangan kita takut kaiau bicara kata bebas, seoiah kata bebas itu menjadi momok, menjadi barang haram, padahal bebas itu juga ada

724

ARSIP DPR RI

batasannya. Nab cuma satu hal kalau misalnya itu hanya diartikan selama proses persidangan di pengadi Ian saya tidak sependapat, karena proses pengananan itu tidak hanya dalam sidang pengadilan. Di Palisi, Kejaksaan sampai kepengadilan,jadi itu ada suatu rumusan entah itu yang namanya proses peradilan atau apa namanya. Bisa dirumuskan, tapi yangjelas saya tidak setuju kalau kalau substansinya hanya dipengadilan saja, saya pikir dari saya itu Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Tadi malam kita sudah sepakati tentang ha! itu, jadi kita tidak mundur pembahasan itu, bahwa kebebasan itu hanya dalam sidang pengadilan, tadi malam sudah disepakati susbtansinya bahwa disamping sidang pengadilan, bahwa dia mendapat kebebasan di!uar pengadilan, inilah yang kita rumuskan, substansinya sudah punya cukup rumusan,jadi persoalan ini tadi rnalam sudah kita ketok, karena subtansinya sudah kita rumuskan, persoalannya hanya pada rumusan saja,jadi kita tidak mundur dalam pembicaraan.

ANGGOTA:

Terima kasih pimpinan.

Kalau kita sudah sepakat terhadap rumusan substansi Pasal 14, cuma kan persoalannya ada keinginan bagaimana proses diluar pengadilan itujuga terakomodir itu, sebenarnya kita juga menyadari yang disebut dengan pemeriksaan itu ada dua, pemeriksaan didepan penyidik dan pemeriksaan di depan pengadilan, dan KUHPpun menganut itu, itulah yang disebut dengan azas ..... oleh sebab itu disinikan ada dua seperti yang diungkapkan guru saya dibidang administrasi. Yang dicari itu kontek kebebasan, kebebasan mengeluarkan pendapat jadi memang ada dua ha!, kebebasan itu dalam menjalankan profesi, saya melihat bahwa kalupun ini dimuat, itu tidak cukup memberi muatan terhadap perlindungan bagi Advokat, kalau kebebasan itu diidentikkan dengan tekanan, ancaman dan kesempatan. Kenapa, karena dalam praktik tekanan yang paling besar justru berada diluar pengadilan, bukan di dalam sidang pengadilan, karena di!uar sidang pengadilan seorang Advokat itu, disamping dia mengeluarkan pendapat secara lisan juga secara tertulis yang dia be la, yang akan dipertangungajawabkan kepada profesijuga terhadap undang-undang.

Jadi agak relatif lebih mudah kalau menu rut saya, tetapi diluar itu tekanan itu bisa saja datang dari kelompok orang, ke!ompok petugas dan macam-macam. Saya 1idak mclihat bahwa terhadap kebebasan itu juga, bagi mereka yang melakukan tekanan itujuga tidak diancarn dengan tindakan pidana, kan

725

ARSIP DPR RI

sebenamya tujuan kita adalah memberikan sebuag perlindungan, tidak semata­mata dalam kontek bebas. Bebas sih dalam pengertian harfiah, saya bebas pergi kekantor polisi, bebas dalam mendampingi klien saya, ketika saya misalnya diancam di tern pat parkir, kalau saya lagi lewat, tiba-tiba ada yang mukul bagaimana, perlindungan saya tethadap itu, itu tidak tercakup disini.

Oleh sebab itu kalau rumusan ini mau disatukan dengan sebuah proses, kebebasan itu harus dilakukan pada setiap pemeriksaan, pemeriksaan itu apa, pemeriksaan dihadapan penyidik, apakah dia .... , apakah dia pledoi atau apa tetap saja penyidik. Kemudian untuk di tingkat penuntut umum kan tidak dikenal istilah pemeriksaan, walaupun KUHP memberikan ada istilah Jaksa itu memeriksa anggota tapi itu sudah tidak dikenal lagi itu sekarang. ltu hanya dalam ha! tidak bisa merubah berita acara, pemeriksaan itu ada dua di sidang pengadilan dan dihadapan penyidik. Jadi tidak hanya pada polisi kan sekarang ~ni maksud saya, penyidik itu dikenal sebagai polisi.

Jadi saya lebih setuju memang, dimana kita menggambarkan dimana advokat itu bebas dalam menjalankan profesinya di tingakat pemeriksaan, itu saja. Kalau kebebasan itu sudah kita nyatakan disana, tekanan. Ancaman, hambatan.jadijelas itu. Diluar itukan sesuai dengan koridor Undang-undang. Misalnya kekhawatiran Pak Logan saya mendampingi klien saya tidak bisa berbicara itu memang KUHP memberikan ha! demikian, tetapi KUHP memberikan hak klien untuk konsultasi kepada pengacara dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan jadi sebenarnya tidak ada hal yang begitu luar biasa tetapi bagaimana mengambil ini sebagai sebuah proses penyempurnaan sehingga pasal ini juga tidak hanya semata-mata pasal indah, tidak boleh begini-begini, tetap aja pengacaranya dipotong kepalanya siapa yang menjamin. siapa bilang tanpa aturan ini dia bebas dari rasa takut, tidak ada :sangsi bagi mereka yang mengancam, apa coba buka undang-undang ini ndak ada.jadi hanya memberikan indah saja begitu, dilindungi begini-begini, tetapi tetap, misalnya ini kawasan hutan lindung dilarang tebang, tetapi ditebang juga itu. Contohnya kan kaya gini, bebas dari ancaman, tekanan itu ini, tapi bagaimana mereka yang melakukan ancaman itu. Jadi saya lebih setuju bahwa .setiap proses pemeriksaan.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Terima kasih.

Supaya kita tidak kabur terhadap fokus pembicaraan, kalau saya melihat pada a\valnya Pasal 14 ini memang kaitannya dengan kebebasan mengeluarkan

ll6

ARSIP DPR RI

pendapat dan pernyataan, fokusnya memang itu. Kalau kita beranjak dari ini saya kira tidak membicarakan Pasal 14 lagi. Sepanjang yang saya ikuti dipembicaraan yang ad~ ini saya kira ketentuan Pasal I 4 yang tadi malam rame-rame kita bahas, saya kira rumusannya sudah ideal, tetap kebebasan yang dikaitkan dengan menyatakan pendapat dan pernyataan, dan itu pengadilan, bukan diproses peradilan, tapi di sidang pengadilan, nah sekarang temyata diluar perundangan yang mengatur kebebasan malah menurut Bang Akil tadi malah lebih banyak pada keamanan, saya kira. Kalau soal keamanan jangan lagi advokat., presiden aja bisa tidak aman kalau tidak dijaga baik-baik.

Jadi kalau masalahnya ada semacam hal- hal seperti itu, perundang­undangan kita selam ini dipandang kurang memadai, tidak memberikan perlindungan terhadap kebebasan di luar sidang pengadilan, ya itu perlu ada subtansi baru yang itu aj~ tapi yang ini jangan sampai bergeser sebab sejak semula saya melihat Pasal 14 ini dikaitkan kebebasan Advokat di dalam mengeluarkan pernyataan diluar sidang pengadilan, jadi kalau yang diluar pengadilan merasa belum terakomodasi disini, ya apakah benar, kita lihat perundang-undangan yang mengatur advokat yang mengatur diluar sidang pengadilan itu belum memadai. Kalau memang kenyataannya belurn memadai ya ada subtansi baru, tetapi yang ini sepanjang fokusnya sama yang kemaren, ya kebebasan mengeluarkan pendapat ini, dan itu sudah ideal sekali, sebab disitu kode etik sudah disebut, perundang-undangan,

Saya kira sudah ndak ada yang lebih lengkap dari itu, lebih ideal dari itu selagi menyangkut masalah kebebasan Advokat ini didalam menyatakan pendapat dan pernyataan di sidang pengadilan. Tapi kalau di luar itu, dirasa ketentuan perundang-undangan belum memadai ya itu aja yang ditambah, tapi subtansi sendiri, tapi yang ini tetap, supaya tetap seperti niat semul~ sya kira ini sudah cukup ideal rumusan ini, yang sudah disepakati substansi.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Saya kira masalah mengeluarkan pernyataans, mengeluatrkan pendapat sudah dimuat di dalam konstitusi,jadi secara umum sudah ada tetapi, untuk Advkoat itu. yang bagus sekali sudah ada Advokat bangbebas rnembela kliennya. tanggungjawabnya tetap berpegang kepada kode etik dan peraturan perundang-undangn itu juga sudah baik, karena kebebasan mengeluarkan pendapat itu dijarnin oleh konstitusi, semua orang juga bebas dalam mengeluarkan pendapat bukan hanya Advokat.

727

ARSIP DPR RI

ANGGOTA:

Terima kasih.

Kalau kita bicara Pasal 14 rumusasn yang sudah kita sempurnakan malam tadi sudah kita sepakati memang itu hanya rnenyangkut dalam mengeluarkan pendapat dan pernyataan di sidang pengadilan, dan lalu apakah kita j uga harus mengatiur, ada dua ha! saya lihat dalm diskusi kita, yang pertama punya kebebasan dalam membela kliennya itu lebih sempit, manakala mereka akan bertugas dalam mernbela kliennya itu diberikan kebebasan, tetapi ada yang lebih urnum tadi dikemukakan dalarn mejalankan profesinya, kan ini lain ini.

Sangat beda, persoalan kita apakah kita akan mengatur yang secara urnum, sehinggaAdvokat dalam menjalankan profesinya itu dirasakan banyak hambatan dan ini diluarpengadilan, kalau di sidang pengadilan sudahje\as itu, nggak ada hambatan di dalam pengadilan, bahkan di dalam mengeluarkan pemyataan, pendapatpun sudah diatur di Pasal 14 itu, tapi persoalannya apakah memang ditemukan kesulitan dalam menjalankan profesinya, itu yang menjadi persoalan saat ini, bukan dalarn rnernbela kliennya,jadi lebih urnurn.

Nah saya kalau rnemang itu dirasakan hambatan itu dalam melaksanakan profesinya. barangkali bisa dituangkan dalam pasal khusus tidak dalam Pasal 14 begini, Pasal 15 baru misalnya. Saya kira Pasal 14 itu hanya khusus di dalam sidang pengadilan, tapi pasal berikutnya, dibalik atau entah bagaimana nanti pasalnya, itu dalam menjalankan profesi, sehingga artinya undang-undang justru ..... Pasal 14 satu yang sudah kita sepakati, sudah clear sebetulnya,jadi barangkali ini yang harus kita clierkan dulu,jadi tidak sempit hanya rnembela klienya begitu.

KETUA RAPAT :

Jadi saya kira ini sudah bisa kita arnbil satu kesimpulan,jadi begini Pasal l4sudah bebas dalam menyatakan pendapat di pengadilanitu, kemudian yang mengatur di luar pengadilan itu, ini sudah ada dua yang rnengkristal, ada kebebasan dalarn menjalankan profesinya.

Saya kira tinggal itu yang dirumuskan, kalau dirumuskann begini bagaimana, Advokat bebas dalam rnenja\ankan profesinya,jangan ditambahkan ancaman ini dipenjelasan aja, Advokat bebas dalarn rnenjalkankan profesinya untuk membela perkara, yang rnenjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang kepada etika profesi, peraturan perundang-undangan, saya kira ini sudah menjawab. Dengan tetap berpegang kepada etika profesi dan peraturn perundang - undangan. Jadi ada yang umum, ada

128

ARSIP DPR RI

alternatif yang mudah-mudahan bisa jadi jalan keluar rumusan yang kita perdebatkan, ini menyangkut soal perumusan, sekali lagi masalah subtansi sudah kita rumuskan.

ANGGOTA:

Jadi untuk kita tidak terlalu berdebat apakah itu di pengadilan, ataupun diluar pengadilan. Saya berpikir ada baiknya kita ambil pikiran secara umum tapi mencakup keseluruhan, ada rumusan yang saya coba saya coret-coret tapi subtansinya sama, inikan dalam rangka hak, dalam undang-undang itu yang berkenaan dengan hak itu disebutkan, haknya apa, tentang apa, begini Advokat berhak untuk bebas dari tekanan, ancaman dan perlakuan yang merendahkan martabat profesi, mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam rangka pembelaan klien.

Jadi kalau dalam rangka pembelaan klien, yangjelas kalau dia membela klien, yang jelas kalau dia membela klien itu adalah otomatikali itu diluar. ..... Advokat berhak untuk bebas dari tekanan, kan asal usulnya tekanan ini, bebas dari tekanan koma ancaman dan perlakukuan,jadi sekaligus untuk profesinya tidak hanya orangnya, dn perlakuan yang merendahkan derajat ma11abat profesi koma dalam mengeluarkan pendapat atau pernyataan, dalam rangka pembelaan klien. Ini mungkin kalimatnya kita sempurnakan, tapi ini subtansinya gitu,jadi tidak hanya kepada advokat tetapijuga martabat profesi yang dianggap sebagai profesi yang terhormat inipunjuga harus dlindungi, dia sekaligus da dalamnya. Kemudian kalau kita bicara dalam rangka pembelaan klien, pembelaan klien itu bisa di dalam dan di! luar pengadilan,jadi tidak spesifik, jadi dalam mem,bela kliennya bisa di dalam, artinya kalau dia membela klienya dimana-mana, kalau dia digebukin orang, membela itu dalam a11i luas, tidak sempit pembelaan itu, tapi kalau pembelaan itu hanya di dalam pengadilan itu sempit sekali. Seakan akan Advokat itu juga punya keterbatasan, sementara kalau kita bicara membela kepentingan klien dimanapun sejauh yang berkaitan dengan perkara itu,jadi dia tidak bisa diculi, tidak bisa diciduk, segala macam, kalau dalam pidana no. 8 begitujuga tidak bisa disita begitu saja tanpa proses hukum, dia berhak melakukan pembelaan.

Saya kira itu.

ANGGOTA:

Terima kasih.

Untuk bebas dan tekanan dalam Perpu l ada diatur, antara lain bahwa itu bisa, perpu i itu diatur tentang teroris, daiam situ disebutkan barang siapa

729

ARSIP DPR RI

melakukan tekanan, ancaman dan menimbulkan rasa takut terhadap advokat dalam menjalankan tugasnya, dalam membela perkaranya, mernbela kepentingan kliennya di hukum dengan pidana penjara dan seterusnya. Kemudian apa yang kita bicarakan ini mengenai pasal alternatif seperti yang disampaikan itu kurang disepakati sebenarnya kita sudah mernasuki Pasal 15, jadi kalau rnemang sudah masuk kesitu kenapa tidak kita gabung saja, kita tinggalkan Pasal 14 yang sudah kita sepakati bersama, kita masuki pasal yang lain. Ini lebih aman, lebih menyentuh.

ANGGOTA:

Terima kasih Pak Ketua.

Kita kan mengatur disini rnengenai rancangan Undang-undang profesi Advokat,jadi disini menyangkut yang kita atur adalah hak dan kewajiban dari pada advokat dalam melaksanakannya, kedua mengenai profesinya, nah mengenai kekebalan di dalam sidang pengadilan Pasal 15 mengatur, saya baca Aadvokat mempunyai kekebalan sehingga tidak dapat dituntut perdata maupun pidana dalam menjalankan profesinya dengan itikad baik dan sebagainya,jadi ini kekebalan, profesi Advokat itu harus adajaminan di dalam mereka melaksanakan tugasnya itujauh dari rasa takut,jadi saya kasih contoh misaslnya ini diatur juga di dalarn suatu keputusan PBB mengenai kewajiban dan tanggungjawab dari pada advokat itu, begitujuga di dalam ... .juga diatur masalah profesi ini, mercka juga barns jauh dari rasa takut dan bebas, dari kepentingan kliennya itu,jadi bisa diluar, tapi dalam rangka kepentingannya itu, nah kalau kita sekarang ini sebetulnya sudah mengkristal, kalau kekebalan itu di dalam Pasal 15, sekarang bagaimana, yang diluar.

Jadi kalau kita umpamanya setuju yang alternatif dari pemerintah tadi, itu sudah pas. Advokat bebas melaksankan profesinya untuk membela perkara yang menjadi tanggungjawabnya, dan tentu saja berpegang kepada kode etik, dan perkara yang dalam pengadilan maka akan tunduk kepada Pasal 15 itu. Karena kita tidak melihat kaitan 14 dengan 15 itu. Kalau dalam pengadilan saya kasih contoh perkara yang sedang in kemarin dulu, dikualifikasi oleh Jaksa pada waktu itu adalah penghinaan Inpektur Jenderal Maryaman dan Jaksa Tinggi Simanjuntak, tapi ternyata setelah Mahkamah Agung keluarkan, karena ini kekebalannya, karena ini dikeluarkan, kepada yang mengadukan itu dulu, kekebalan dia mengemukakan pendapat di sidang pengadilan itu, dia dibebaskan itu jelas. !tu Pasal 15. !tu bagaimana profesi advokat itu yang harus kita bagaimana itu, l indungi dalam rangka, ta pi j uga .... interest of clien jadi tidak apa narnanya itu, daiam kepentingan yang iain tapi daiam

730

ARSIP DPR RI

kepentingan ... .Ini kira-kira apa yang namanya itu kita atur dalam, ini barangkali yang dalam Pasal I 4 itu.

ANGGOTA:

Saya mengikuti dengan seksama ya, memang ada dua hal ini, benar bahwa Pasal yang pertama yang disebut menyangkut kebebasan di dalam mengeluarkan pendapat, pernyataan pengacara itu di dalam pengadilan itu diperlukan supaya Advokat tidak ragu-ragulah, tidak khawatir dia ngomong sesuatu dia akan dipukul orang dan sebagainya,jadi ada kebutuhan yang nyata di dalam, tapi kebutuhannya tidak hanya disitu, kalau dipengadilan dalam mengemukakan pendapat dan sikapnya tapi dalam menjalankan profesinya itu kan banyak, tugas profesional advokat itu katakanlah berhubungan dengan kliennya atau tahanan , dalam menghubungi para pejabat-pejabat, penyidik, penuntut, kejaksaan dan sebagainya, di dalam mendampingi.

Kalau semua di dalam tugas profesi, dia tidak diberikan kebebasan dalm arti dia bisa menjalankan profesinya, ini paling dirasakan dalam praktiknya begitu, saya ambil contoh kongkret sajalah, wakktu saya diminta oleh Polisi, lalu saya katakan pada mereka, membela perwira Polisi di tahan oleh POM ABRI, barangkali panja ini ingat, advokat pada waktu itu tidak diperbolehkan bertemu, padahal besok mau sidang, Kapolripun tidak sanggup menembus blokade tidak bertemu, setelah saya usahakan dengan berbagai cara, bisa bertemu dengan klien itu, dan bagaimana tugas profesi itu bisa jalan dan menyangkut keadilan untuk dipersidangkan. Nggak bisa bertemu sama Advokatnya.

Nah inilah hambatan-hambatan atau ancaman profesi. Banyak lagi kasus sekarang, contoh waktu saya di Sukabumi, 6500 orang korban penipuan dalam tanda kutip PT Kisar, proses di tangan Polisi waktu itu, tapi para penasehat hukumnya ataupun para investornya sendiri, sulit untuk menghubungi pihak Kepolisian dan setelah ditangan Kejaksaan, Kejaksaanpun tidak sanggup untuk bisa menghubungi pihak Kepolisian karena masalah sudah selesai dianggap, jadi kalau sekarang tidak ada kebebasan itu susah berhubungan memberikan masukan atau memberikan kritik, nab ini yang menjadi korban publikjuga.

Jadi saya pikir memang harus ada suatujaminan, belum lagi dari publik, jadi bahaya, ancaman, hambatan baik dari pihak aparatur pemerintah, penegak hukum, birokrasi, tapi juga dari masyarakat, yang secara emosional memukul advokat, menyerbu kantor LBH misalnya, memecahkan kaca-kaca inikan

731

ARSIP DPR RI

membuat orang takut menjalankan profesinya. Jadi saya rasa memang perlu ada suatu perumusan tentang kebebasan advokat dalam menjalankan tugas profesainya, ditambash kode profesi, di dalam kode etik internasional, profesional duty dan mungkin tambah tugas profesi itu.

KETUA RAPAT :

Kemarin bebas itu kita cut dan kita ... , be bas itu apa, nanti dipenjelasan, bebas dari ancaman, bebas dari hambatan, rasa takut, bebas dari tekanan dan bebas dari perlakuan yang merendahkan martabat, jadi kita tambahkan dalam penjelasan. Jadi tidak semua masukkan kita masukkan dalam pasal ini. Jadi ditambahkan nanti di dalam penjelasan.

Jadi kita masukan semua rumusan ini kedalam pasal ini, apakah dalam penjelasan ini atau dalam ... nanti kita atur. Kita hanya sampai dalam kata bebas disini, definisinya disini nanti kita masukkan di penjelasannya. Bebas dari rasa takut, bebas dari ancaman, bebas dari tekanan dan bebas dari rasa takut, bebas dari hambatan dan bebas dari yang merendahkan martabat, nanti dipenjelasan ... .Jadi karena itu kita coba diskuksikan yang rumusan alternatif, yangtebal itu. Dari diskusi tadi, inilah subtansi yang sudah kita sepakati tadi malam, kita diskusikan apakah rumusan ini sudah cukup apa tidak. Kalau ini sudah bisa disetujui, kita bisa melangkah maju.

ANGGOTA:

Jadi sebetulnya tadi alternatif dari ... bagus sekali, ada beberapa unsur, bebas dengan penjelasannya dan bebas ... dan sebagainya. Kemudian dalam membela klien perkara kedua ini, nah ini yang sebetulnya perlu dalam pasal tambahan, kalaupun bebas itu ada dalam penjelasan, karena kita kan untuk mengisi kekosongan Pasal 14 semalam . Semalam itu kebebasan di pengadilan .... Penjelasan di hadapan penyidik, membela klien .... agar di dalam ... misalnya dalam penganann kliennya tidak benar,jadi pengacara bebas unruk melakukan ini, walaupun keputusan tetap ada pada tangan yang berwenang, Advokat tidak memaksa, diatur oleh undang-undang. Mungkin yang berpengalaman di bidang Advokat yang tahu, menurut kami itu di dalam penjelasan. Unsurnya itu kepentingan klien tapi sesuai dengan perundang­undangan tetap ada Pak, orientasinya tetap kepada perundang-undangan itu, itu dari kami Pak. Mengenai isinya mungkin ahli bahasanya Pak.

KETUA RAPAT :

Saya kira subtansi pasal sudah bisa kita setujui tinggal nanti di penjelasan kita tambahkan bahwa yang dimaksud disini adalah kebebasan dalam membela kliennya di luar sidang pengadilan, karena untuk membedakan dengan yang

ARSIP DPR RI

di atas tadi, membedakan dengan Pasal 14, membela kepentingan kliennya. Jadi dicatatan diberi membela kepentingan klien di luar sidang pengadilan, membela kepentingan klien di luar sidang pengadilan, rumusannya nanti kita, yang penting penjelasan subtansinya sudah. Oke, kita ketemu, terima kasih Alhamdulillah.

Pasal 15 Advokat mempunyai kekebalan untuk tidak dapat dituntut baik secara pidana maupun perdata dalam menjalankan profesinya dengan itikad baik untuk kepentingnan pembelaan terhadap kliennya di pengadilan koma lembaga peradilan lainnya atau dalam dengar pendapat di DPR-RI. Dari para anggota saya silahkan untuk memberikan tanggapan terhadap pasal ini.

ANGGOTA:

Terima kasih pimpinan.

Inikan yang disebut hak imunitas, karena tugas-tugas kepengacaraan itu yang berkaitan dengan tugas-tugas hukum. Baik delegasi rnaupun nondelegasi untuk itu rumusan Pasal 15 ini, itu saya dapat menyetujui tapi sampai pasa prosa kata lembaga peradilan lainnya, untuk selanjutnya yang berkaitan dengan atau dengar pendapat dengan ... hukurn itu ndak perlulah, saya kira anggota DPR itu hanya kebal dia di ruang sidang dalarn dengar pendapat, tapi di iuar itu tidak kebal hukum dia, lalu misaslnya dalarn kontek apa. bahwa seorang advokat itujuga sernua pihak saya kira siapapun dia, dalam dengar pendapat di DPR itu hasknya sarna itu Pak, jadi tidak ada relevansinya antara DPR dengan pengadilan maupun dengan lernbaga peradilan lainnya. Kalau itu rnernang dalarn kontek profesi itu, kalau misalnya di DPR itu kan, itu lembaga legislatif dan itu adalah lernbaga politik yang secara langsung, m ungkin tidak berhubungan dengan tugas-tugas advokat itu dan rapat dengar pendapat di DPR itujuga ada mekanismenya dan ada tingkatan-tingkatannya, itu subtansi pasal 15 ini yang berkaitan dengan dengar pendapat di DPR itu didrop saja, itu usu Ian kongkret dari kami.

Teri ma kasih

ANGGOTA:

Kalau kami berpendapat DPR itu tetap dibutuhkan, tetapijuga barangkali untuk memberi penge1iian bahwa DPR itu tidak hanya DPR-RI, tetapi seluruh lembaga perwakilan rakyat yang berada di daerah, kata dewannya itu diganti saja dengan lembaga perwakilan rakyat, jadi ini dirnungkinkan semuanya itu terjadi, jadi biar jelas nanti dimana saja mereka diberikan kekebalan itu begitu. Kami tetap mengusulkan biar saja rumusan yang ada sekarang itu.

733

ARSIP DPR RI

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ada satu ha! yang berkaitan dengan DPR ini, dalam konstitusi kita ada pasal impeachmen, saya lupa pasal berapa, pasal itu proses impeachmen itu dari DPR kemudian Mahkamah Konstitusi kemudian MPR. Impeachmen itu karena presoden dituduh melakukan tindakan pidana, masih dimungkinkan ada pembelaan, itu mau tidak mau, dimungkinkan ada pembelaan terhadap presiden, yang diimpeachmen karena dituduh melanggar perbuatan pidana sehingga dia harus berhenti,jadi ini mungkin ini kita coba mengakomidir ini kita coba melangkah kearah sana, tidak ha! yang satu kasus kemaren dalam dengar pendapat, tidak. Saya kira ini terlalu sempit kalau kita memberikan contoh itu.

Saya kira itu, kemudian ini pemerintah lagi transisi, pemerintah lagi vakum kekttasaan, jadi begini Pak jaini Pak Prof. Tadi hanya ada satu tanggapan tentang pasal ini, karena ini yang ditanggapijadi ini saja yang kita balms, kita tangani yaitu tentang tidak setuju dimasukkan di dengar pendapat di DPR-RI jadi cukup sampai peradilan lainnya, fokus yang kita diskusikan.

Silahkan Pak.

ANGGOTA:

Mengenai rumusan yang terakhir itu sebenarnya melengkat pada, maaf tadi ter\ambat menyalurkan aspirasi yang tidak bisa diwaki lkan, rumusan yang terakhir itu sebenarnya melekat erat pada hak imunitet yang ada pada anggota dewan di dalam sidang, sebenarnya. Tetapi ketika dikaitkan dengan yang atas maka kelihatannya tidak ingin dibawa serta hak imunitet pada anggota dewan. Kalau memang demikian bagaimana kalau lembaga perwakilan rakyat, hingga bisa di semua tingkat lembaga perwakilan. Sebab di daerahjuga di DPRD itu juga diminta, dipanggil juga, advokat ini untuk diminta untuk di dengar pendapatnya, sekarang kalau umpamanya tidak diberi hak semacam itu, maka kemungkinan mereka tidak mau terbuka, padahal yang dicari permasalahan materil,jadi permasalahan yang dihadapi.

ANGGOTA:

Ya, saya tambah sedikit aja, tadi sudah benar Pak Gani ini. lnikan berkaitan dengan kewenangan DPR sekarang untuk memanggil hearing, atau dalam rangka angket, ambillah contoh kasus Bank Bali <lulu, DPR memanggil untuk dengar pendapat, atau untuk di dengar oleh DPR, oleh Pansusnya. Disini advokat menghadapi dilema, saya waktu itu dilema, saya alami betul, saya

734

ARSIP DPR RI

izinkankah klien saya ikut, karena itu akan membawa implikasi self in kreminiting, omongan di DPR bisa menjeratnya nanti di pengadilan. Dimana kasusnya sedang diperiksa oleh Polisi, maka saya mengambil sikap berarti menolak panggilan DPR, DPR marahkan ... mau dituntut, saya bilang silahkan kalau mau dituntut, kan begitujadinya sama DPR,Akhirnyakalau ribut saya tinggalkan kasus Bank Bali, karena Bank Bali juga bingung juga, gak mau dengar nasehat saya, akhirnya mau juga datang ke DPR.

Nab ini contoh betapa tidak ada, ketegasan bagaimana kalai orang di DPR, kalau dia memberikan keterngan apakah Advokatnya juga, ada kebebedasan itu dan konsekwensL Dalam kekebalannya itu, menurut saya perlu dipertimbangkan apalagi ditambah oleh tadi saran ketua dalam rangka nanti kalau ada impeachmcn, bagaimana advokat menjalankan fungsinya disana, jadi menurut saya perlu masih. Makasih. Bahkan kalau dikatakan lembaga perwakilan rnungkin lebih baik.

KETUA RAPAT:

ltu kita garis miring dulu di lernbaga perwakilan, atau di lembaga perwakilan, atau lernbaga perwakilan rakyat, besok diskusinya atau di lembaga perwakilan rakyat. Di lembaga perwakilan rakyat saja titik, di hapus selanjutnya. Ya sekarang, atau kita diskusikan di lembaga perwakilan rakyat, masih ada. Silahkan habis itu Pak Logan, Pak Mark, habis itu Pak Jasin.

ANGGOTA:

Terima kasih Pak pirnpinan.

Jadi ada dua unsur atau subtansi di pasal ini yang perlu kami tanggapi, pertarna mengenai istilah hak kekebalan,jadi kalau dilihat rumusan pasal ini advokat mempunyai hak kekebalan, dijelaskan lagi yakni tidak dapat dituntut bai secara perdata rnaupun pidana. Jadi ini istilah hak kekebalan ini, yang saya kenal dalam perundang-undangan dikenakan kepada diplomat, ini kan tan pa ... sarna sekali tidak berwenang penegak hukum untuk menuntut itu, kedutaan mana saja yang korp diplomatik itu tidak boleh. Kalau saya pribadi nih Pak, terlalu berlebih-lebihan, kalau diistilahkan dengan hak kekebalan, kepada advokat di dalam menjalankan tugasnya ini.

ANGGOTA:

Ujung-ujungnya seperti tadi di dalarn Pasal 14 sudah kita bairns, bebas dalam mengeluarkan pendapat sudah ada sebetulnya, jadi ini hanya mernpertegas saja ini. Saya kira DPR saja tidak disebut hak kekebalan kok, setahu saya beium pernah saya baca disebut hak kekebalan di

735

ARSIP DPR RI

mengeluarkan pendapat, ada kekebalan ya. Jadi mohon diwaspadailah. kemudian yang keduajuga mengenai kalau dengar pendapat di hadapan dewan atau perwkilan, sebetulnyua kalau event di hadapan legislatif atau apa atau DPR inikan sudah unsur politis. Itu bukan pengadilan itu, apa perlu kita masukkan disini itu. Pemerintah saja dalam rangka dengar pendapat ini tidak seperti ini diatur ini.

Kita berbicara dalam sistem peradilan ini Pak. Waiau pun produk legislatif ini produk hukum. Tetapi menurut saya di atas peradilan. Jadi kami kurang sependapat kalau, mesti kita atur disini yang berkaitan dengan tugas legislatif. Mari kita disini kita atur dalam beracara hukumlah begitu. Jadi yang pertama kami menyarankan tidak usahlah pakai kekebalan, karena disini sudah ada yakninya ia kan. Jadi menurut kami kekebalan itu sudah teknis, ini saran dari kami.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Mengenai kekebalan ini saya, aiiinya tidak sependapat kekebalan tetap berada disini, karena ini disebut hak apa, hak apa ini, hak kekebalan tentunya disini. bukan hak tidak dapat dituntut, kita kan bicara hak ini. Mengenai soal dewan perwakilan rakyat, sayajuga tidak setuju. lni sebenarnya pembinaan Advokat ini yaitu untuk kepentingan kliennya dan ada efek hukumnya, dalam pembelaan. Artinya dalam pengadilan itukan artinya dapat menentukan hukuman bagi kliennya, apa di dewan perwakilan rakyat akan rneringankan atau memberatkan kliennya tidak sama sekali tidak. Tidak akan dicatatat itu bahwa bicara apapun dia disitu,juga dewan perwakilan rakyat tidak akan memberikan vonis atau apa, ini saya tidak sependapat kalau ini ada dewan perwakilan rakyat atau lembaga perwakilan rakyat,juga mengenai di pengadilan atau di lembaga peradilan lainnya ini maksudnya lembaga peradilan lainnya, ya

mungkin itu. Peradilan lainnya itu saya rasa tidak perlu di pengadilan saja saya rasa sudah cukup.

ltu saja cukup.

ANGGOTA:

Kalau kewenangan kekebalan tarolah, apapun namanya kalau dipengadilan kita setuju dengan itu namun apakah di lembaga Perwakilan ataupun di dewan perwakilan terserah namanya Pak. Apakah advokat mernpunyai kewenangan yang sama seperti di pengadilan, apakah Advokat boleh mewakili kliennya di dalam berbicara di DPR, itu belum terlihat Pak,

736

ARSIP DPR RI

nanti kalau tidak diatur demikian kalau dia berbicara seperti itu, apakah membanding kaya di DPR ini. Boleh hanya saat di penyidik dia hanya boleh mendampingi, boleh berkonsultasi dengan pengacara, tapi tidak berbicara begitu, ya ini perlu. Kalau seandainya misalnya hanya di pengadilan, depan DPRD, DPR atau lembaga perwakilan rakyat, tidak berbicara, tidak perlu saya rasakan kita atur di situ. Kalau diberikan kewenangan pembelaan seperti di pengadilan boleh mungkin Pak. Itu boleh kita atur Pak.

Demikian Pak. Terima kasih.

ANGGOTA:

Ada beberapa hal yang saya masalahkan, pertama ada perbedaan lagi kita Pak Logan masalah kekebalan, karena menurut saya tepat prinsipnya kekebalan ini, Cuma mungkin kalau kita mau lebih fokus, bisa saja kita tambahkan dalam hal mengemukakan fakta, pendapat atau pernyataan di dalam proses atau di dalam menjalankan profesinya tadi, rumusannya ahli bahasanyalah yang tahu, tapi mungkin kalau dianggap kekebalan seperti diplomatik, diplomat saya pikir ya pasti ada perbedaan, tapi dalam hal kekebalan itu dalam rangka mengemukakan fakta, pendapat tahu pernyataan dalam tugas sebagai pengacara atau tugas profesinya, saya pikir itu telap perlu diatur kekebalannya itu. Kemudian menyangkut rnasalah lernbaga perwakilan rakyat, saya setuju kalau itu tetap dipertahankan dengan asumsi seperti tadi bahwa, kadang-kadang ada tersangka atau seseorang yang rnasih dalarn status tersangka atau te rdakwa, mungkin karena kaitannya dengan DPR, contoh kasus tadi Bank BI, BLBI dan lain sebagainya yang pasti akan marah ini dipanggil oleh DPR, dan kemudian ketika mendampingi itu, itu akan sangat berpengaruh terhadap proses peradilannya nanti, apabila klien ini atau tersangka ini atau seseorang sebagai tersangka dalam proses hukum ini salah­salah menjawab karena ketidaktahuannya dalam bidang hukum.

Ya tentu akan rnenjerat dia nanti di prosees peradilan, tapi tentu juga tidak berarti sebagai pengacara dia punya hak sama seperti anggota dewan pula, ini kita sadari. Ini kaki saya dua DPR dan advokatjadi kita bisa paharni betul itu, Jadi mungkin dalarn batasan, tadi Pak Jasri solusinya saya pikir cukup lurnayan, rnisalnya sarna seperti proses penyelidikan atau penyidikan natni kita bisa perdebatkan. Bisa berkonsultasi dengan pengacaranya atau advokatnya tetapi ketika rnenyampaikan tentu yang dipanggil itulah yang berbicara, rumusannya karena saya bukan ahli bahasa, ya silahkanlah pemerintah dengan ahli bahasanya. Mungkin dalam kontek itu, ka!au tiba-tiba kita berikan I 00% j uga kepada pengacara untuk bicara, ya nan ti sidang

737

ARSIP DPR RI

pengadilan pindah pula ke DPR kan. Tapi kalau diberi kesempatan berkonsultasi penyampainnya terhadap DPR, dilakukan oleh yang dipanggil itu sendiri atau klirennya pengacara itu sendiri saya rasa itu sangat fair,jadi tidak akan menghilangkan haknya sebagai sebagai seorang tersangka yang belum tentu bersalah, saya rasa begitu, rnasalah bahasa, subtansinya begitu, bahasanya Bapak ,Ibu yang ahli bahsalah yang lebih tahu.

KETUA RAPAT :

Kira-kira begini, yang pertama bahwa tadi sudah adajaminan kebebasan menjalankan profesi sudah ada di Pasal 14 a di luar sidang pengadilan, itu kita jamin. Kemudian yang kedua di Pasal 15 ada dua tadi yang masuk dalam perdebatan adalah kekebalan, hak kekebalan ada dua pendapt yang setuju, ada yang tidak. Yaitu tidak dapat dituntut secara pidana maupun perdata, kemudian yang ketiga dalam kaitan dengan di lembaga perwakilan rakyat, dikhawatirkan akan ada hal-hal yang berlebihan itu saja yang dikhawatirkan tadi. lni sebetulnya bisajalan keluar bisa dipenjelasan, ditegaskan apa batas­batas, apa-apayang bisadsilakukanAdvokatdi lembaga perwakilan, rnungkin ini bisa diatur dalam penjelasn nanti, ini tawaran saya. Kita diskusikan satu­satu. Sebelurn saya serahkan kepada pernerintah, pada Pak Patrialis dulu.

ANGGOTA:

Teri ma kasih Pirnpinan.

Jadi Pasal J 5 ini sebetulnya ada dua hal yang sangat subtantif, yang pe1iama tidak hanya kekebalan pada advokat itu sendiri tapijuga perlindungan terhadap klien di dalamnya, jadi dia rnenjalankan tugasnya itukan untuk kepentingan klien, itu satu. Yang kedua kalau kita mengamati Pasal 15 ini justru kelihatannyajustru mempersempit ruang gerak Advokat itu sendiri. Kenapa kita harus membatasi diri seperti ini, bahwa kekebalan hanya di pengadilan atau di lembaga peradilan lainnya, kita tahu bahwa banyak sekali persoalan-persoalan hukum sekarangjuga ditangani oleh komisi-komisi rcsmi yang dibentuk oleh negara.

Disini kita juga jangan hanya berpikir bahwa klien itu hanya swasta, seakan-akan. Kan begitu. Klien itujuga para pejabat negara, termasuk klien juga ketika mereka minta perlindungan hukum. Jadi menurut saya kalimat yang berbunyi di pengadilan dan sampai akhir itu gak ada gunanya, lebih baik kita buang. Nah persoalan lain adalah apakah para Advokat bisa diberikan kewenagan mendampingi klien ketika dipanggil Dewan Perwakilan Rakyat itu persoalan lain., bukan persoalan disini. Tidak ada kaitannya dengan Pasal

15 ini. ltu berkaitan dengan aturan-aturan hukum yang lain yang mengatur

738

ARSIP DPR RI

tentang masalah lenbaga-lembaga negara itu. Jadi sebaiknya kalimat, di pengadilan sampai terakhir itu kita buang saja, sehingga memberikan ruang gerak yang lebih besar, fleksible kepada para pengacara dalam melakukan tugasnya.

Saya kira begitu.

PEMERINTAH

Saya lihat Pasal 15 yang rumusan awal itu, tidak sepe1ti apa yang dibayangkan. Ada dua subtansi yang saya lihat, pertama dalam rangka membela kliennya, yang kedua dengar pendapat dengan DPR, itu dengar pendapatnya sudah tidak ada lagi. Yang ada hanya dalam membela klien disini, tadi dikemukakan juga kok sampai sejauh itu Advokat bersama kliennya berhadapan dengan DPR, kernungkinannya itujugakecil rnungkin.Ataujuga dirnungkinkan. Tetapi kalau dengar pendapat itu ada, rnanakala kita ingin mendapat satu fakta, kebenaran misalnya dalarn suatu masalah. Advokat bisa bicara apa adanya,. di lernbaga perewakilan rakyat itu, itu yang subtansinya yang dibutuhkan sekarang. Kalau kita ingin mendalami suatu proses hukurn misalnya, yang dibutuhkan oleh DPR, kita panggil Advokat lalu rnereka bicara apa adanya.

Dalarn 74 melaksanakan profesinya pada saat itu, bukan dalam kontek membela kliennya. Itu yang saya lihat disini, itu yang diatur pada konsep draft awal ini. Nah, pada perbaikan ini sudah tidak rnuncul lagi itu, dengar pendapat itu sudah tidak ada lagi, atau denagar pendapat dengan lembaga perwakilan rakyat. Disitu kepentingannya, jadi advokat bebas berbicara disitu dengan hak imuniti yang ada begitu. Jadi tidak rancu di dalam kita melihat rumusan itu. Nah dalam kontek inilah saya melihat, perlu adanya kekebalan, dalam mereka mengemukakan pandangan-pandagannya oleh advokat. Dalam menjalankan profesinya, pada waktu mereka dengar pendapat dengan lembaga perwakilan rakyat, itu dari seluruh tingkatannya. Saya lihat itu kepentingan rumusan yang ada itu. Terima kasih.

PEMERINTAH:

Kami tertarik, kami masih belum bulat pemahaman mengenai terutama khususnya di DPR ini, kalau menurut hemat saya di DPR ini, kalau dipanggil dalam dengar pendapat itu dalam rangka membela klien, setahu saya di dalam ... tidak terungkap kalau advokat membela kliennya, katakan Kapolri di panggil, ya harus langsung itu. Nab inijadi kesepakatan, lalu kedua Pak. Ini himbauan Pak, saya me!ibat, kalau kita rnelihat Undang-undang negara, yang kita bicarakan ini undang - undang negara ini Pak. Negara memberikan

739

ARSIP DPR RI

pembatasan-pembatasan, memberikan wewenang kepada Advokat ini, mudah-mudahan penafsiran saya tidak terlalu tepat. Jadi seolah-olah kita ini tertlalu membela, memangAdvokat itu ada dua yang dibela pidana dan perdata, kalau perdata bermain nanti Advokat dengan advokat silahkanlah. Karena hakim di dalam perdata itu sifatnya hanya sebagai apalahjuru tengah begitulah, tapi dalam pidana kita sekarang malah harus menurut ketentuan-ketentuan, karena kejahatan ini makin menghebat, ya kan makin menghebat itu. Sebentar lagi ini kita bahas ini. ,

Nah jadi sebetulnuya profesi Advokat itu dalam, perkara pidana itu membela tersangka, terdakwa. Kalau kita katakanlah terlalu kasihan kepada penjah&t-penjahat ini, ya itujadijangan seolah-olah targetnya itu. Maka itu pernah dalam dengar pendapat dengan DPR masalah ini kami ditanyakan, bukan mengulagi ini Bapak Ketua, masalah advokat sebagai penegak hukum. Kami kurang sependapat karena setahu kami istilah penegak hukum ini datangnya dari low inforceman, to inforce. Inforce itu memaksa, memaksa demi kewenangan begitu kan. Saya beri contoh Advokat katakanlahn ada kliennyadi dalam proses peradilan. Si Advokatatahu bersalah kliennya, sudah jelas dia pembunuhnyalah katakanlah Pasal 340, tetapi kekurang mampuan mulai dari penyidik, penuntuttidak mampu menyakinkan hakim. Lalu bakim memutus tidak terbukti bersalah, apakah Advokat keberatan. Paling dab, berpaling kepada Jaksa saya bilang.

Nah ini tolonglah visi kita mengenai ini, menurut sayajangan, terlalu bagaimana caranya supaya si kliennya yang nota bene adalah ya katakanlah oelaku kejahatanlah, diluluar dari perdata ini menurut saya. Karena KUHP itu, Bang Buyung tahu ini, <lulu dikritik ini, KUHP ini terlalu pro kepada pelaku kejahatan. Korban tidak pernah dipikirkan, makanya undang-undang teroris juga ada dilema bahkan bagi penyidik, Bnag buyung tahu itu. Ini mohon ini Pak ditanga-tngah suasana negara kita terutama kahir-akhir ini yang dituntut oleh masyaratkan terhadap KKN ini. Katakanlah koruptorlah, iya kan biasanya yang ditakuti itu. Biasanyakan yang ditakuti itu, biasanya pengacara itu, advokat itu. Ini sekedar himbauan untuk rnenjadi milik kita,jadi ceritanya di DPR ini tadi terlalu diwaspadai, rnenurut kamijangan terlalu berlebih-lebihanlah. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Tadikan di Pasal 14 a,jaminan kebebasan untuk menjalankan profesi itu ada, dan diluar pengadilan. Bagaimana kalau ditambahkan nanti di dalarn penjelasan, termasuk dalam lembaga perwakilan, bagaimana kita akornodir,

740

ARSIP DPR RI

ini sekedar tawaran untuk kita diskusikan. Tadi dari berbagai pendapat yang berkembang tadi, tetap diakomodir ini hanya saja dipertegas nanti dalam pertjelasan itu. Saya silahkan kepada pemerintah.

PEMERINTAH:

Tadi pimpinanmemberikan altematif, bagaimana kalau penjelasan Pasal 14 a, dimasukkan termasuk di dalam dengar pendapat di D PR ini Pak. Tapi ketika dimasukkan kesan tidak ikut lengket kekebalannya itu, sedangkan yang dimaksud ini, ketika dia dengar pendapat dengan D PR, hak kekebalan ikut lengket gitu. Ikut melekat, lengket dengan melekat lain. Jadi dari segi rumusan itu memang tepat, tetapi dalam soal kekebalan tidak ikut serta disitu. Sedangkan maksud pasal ini ikut serta kekebalan itu kemana dia pergi, seakan-akan inilah yang disebut hak kekebalan profesiAdvokat,jadi ada kekebalan diplomatik, ada kekebalan lai-lain, kemudian ada kekebalan profesi Advokat. Dimana saja dia mendapat kekebalan seperti maksud rumusan Pasal 15 termasuk di dalam dengar pendapat di DPR, tadi dari ibu Dwi itu kalau ingin, kalau dirasakan kurang tepat dimasukkan dalam dengar pendapat, itu dapat dibatasi secara ketat, dibatasi dengan yuang dikatakan Ibu tadi, Ibu Dwi. Jadi yang dimaksud dalam kekebalan dengar pendapat dengan DPR adalah dalarn mengukakan fakta-fakta, apakah fakta yuridis, apakah fakta psikologis.

Jadi itu bisa mernbatasi penjelasan di dalam pendapat itu jika pencantuman lernbaga legislatifitu, dirasakan tidak tepat. Jadi kalau tu memang bisa dilakukan diberi penjelasn seperti tadi, itu sebagai salah satu jalan keluar. Kalau dipindahkan Pasal 14 a, itu tidak ikut serta kekebalan itu dibawa kesana. Saya kira itu Pak, tambahan dari pernerintah.

ANGGOTA:

Saya sekali lagi rnengernukakan, bahwa saya sampai sekarang itu masih berpendapat, bahwa hak advokat untuk mernbela kliennya itu, hanya di pengadilan, di I uar pengadilan tidak, dia tetap bisa di tun tut dia itu. Kalau dia berbuat hal yang ini. Kalau rnenurut saya di DPR, di DPR itu bukan untuk mernbela dia, kepentingan DPR !ah. Dia dipanggil bukan dia datang kesitu, mernbela seorang klien. Dan DPR itu memangil bukan untuk satu orang klien yang satu orang ini, untuk selurnh, sesuatu yang ini, bukannya ini. Dan seorang advokat itu, itu rnisalnya di Polisi di kejaksaan, itu dia itu bukan ini, dia mendampingi kliennya. Bukan dia sendiri yang datang kesitu, untuk mendampingi kliennya agar pertanyaai1-pe1tanyaannya, yang diajukan oleh pcmeriksa, oleh penyidik itu,jangan menyimpang. Jangan dengan pertanyaan­pertanyaan yang menjebak kepada dia. Itu yang ini, bukan untuk berpidato

741

ARSIP DPR RI

disana tidak dan dia bukan sendiri datang, itu narnanya rnendarnpingi klien.

Jadi hanya di pengadilan saja dia ada kekebalan hukurn. Dan nanti dipengadilan

itu ada efek hukurnnya, dan hingga dapat rneringankan kliennya. Bicara apapun dia di DPR, di luar tidak ada gunanya, dia hanya ini, bisa dapat pujian

rnasyarakatlah hanya itu.

Sekian terirnakasih.

PEMERINTAH :

Sayahanya ingin mernberi penjelasn, rnungkin ini sangat kasustik, mudah­

rnudahan kasus ini bisa mernberikan klausal untuk satujalan tangah terhadap

ini, termasuk apakah perlu den gar pendapat DPR itu juga, diberi hak kekebalan

juga terhadap profesi Advokat. KepadaAdvokat, baik dalam rnembela kliennya,

ataupun tidak, ini ada kasus yang ini dikemukakan, sehingga simulasi ini mudah­

rnudahan bisa meberikan wawasan kausula bagi kita.

PEMERINTAH :

Pada saat kita menyusun pasal ini kita dihadapkan pada kasus, secara

umum sebetilnya apabila kasus pidana itu masih di dalam proses, siapapunjug

tidak boleh rnencampuri. Tetapi ternyata di republik kit ini kan dicampuri, oleh

DPR. Contoh itu kasus Bank Bali, ada Pansus dan segala macam. Jadi pada

waktu pengacaranya datang kesitu, bagaimana dia apa namanyaitu kepada

klienya, kalau dia dianggap pengacaranya, advokatnya itu mengeluarkan

pendapat. Nah, dia mengeluarkan pendapat itu ada kemungkinan, tarolab, dia

rnengatakan rnenunjuk seseorang, bisa itu dikatakan penghinaan, ataupun segala

macam bagaimana ini, advokatyang demikian ini perlindungannya. Kalau dia

menolak dikatakan kontem of par! iement, kan dia diancam.

Nah ini,jadi masalah kalau sebetulnya DPR tidak ikut-ikut persoalan ini,

memang gak perlu, tapi kan sekarang ini perkembangnyajauh dengan kita ini.

Le bib rnaju perkembangn kita ini akhirnya pada waktu jaman Habibi sernua

itu di Pansuskan itu. BI, Bank Bali diPansuskan semuanya itu, dipanggil

semuanya itu. Seolah-olab pada waktu itu macam ada proses peradilan di

DPR pada waktu itu, apalagi Iskandar itu lebih dari pada jaksa. Wah hebat

sekali pada waktu itu dia memriksa.

Saya apa namanya itu melihat, wah bagaimana apa namanya itu. Jadi

Polisi yang inenyidiknya kcvvalan juga, nah bagairnana pengacara yang dipanggil, dia merninta di dampingi. Pada waktu itu dia mengemukakan

742

ARSIP DPR RI

pernyataan demi kepentingan kliennya itu, di depan Pansus yang itu tadi, akhirnya banyak pengacara menolak, gak mau kita itu tadi, tidak ada perlindung terhadap dia.

Nah ini, saya setuju memang pada umumnya, pada dasarnya kekebalan imunitet itu diberikan pada sidang pengadilan, begitujuga DPR pada waktu DPR, itu dimana-mana itu. Bagaiman kita memberikan kausulanya sehingga, kalau umpama ini terjadi, yang kita, kalu-kalu if, nah ini yang kitajadikan persoalan, inilah kira-kira, kita itu setuju kepada pengadilan kalau kekebalan itu pada umumnya.Tapi apabila terjadi kasus yang demikian itu seperti apa yang dikatkan anggota yang terhormat saudara ini, dulu ya pacar saya dulu. Sekarang ya sudah istri orang, apa namanya Ibu Dwi. lni kira-kira pemikiran pada waktu itu, kenapa ini keluar sebetulnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Kai au say a l ihat subtansinya sud ah, mungkin penegasan-penegasan bahwa dalam batas-batas apa di DPR itu. Subtansi apa dipenjelasn itu, ini bisa selesai. A tau mungkin masih ada yan lain.

ANGGOTA:

Terima kasih Pak.

Kalau misalnya kita berikan kewenangan sama dengan pengadilan berarti pengacara boleh berbicara dalam hal itu, di DPR apakah kita berikan hal yang seperti itujuga, tapi kalau seandainya dia hanya mendampingi kliennya disaat denagar pendapat. Sama seperti saat penyidikan saya rasa tidak, ya toh tidak ada permasalahan . Dia tidak berbuat apa-apa disana, tapi seandainya diberikan hak untuk berbicara, mungkin perlu diatur kekebalanya, seperti apa, sampai dimana kit diberikan hak itu. Mungkin itu yang perlu diperjelas Pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Mungkin begini, satu mendampingi unsurnya, kemudian yang kedua dengan menghormati mekanisme sidan-sidang DPR. Tata cara sidang di DPR. Saya kira dipenjelasan itu bisa menyelesaikan masalah ini.

ANGGOTA:

Kalau saya melihat Pasal 15 ini kan, sebanarnya hak imunitasnya itu kepada advokai yang menjalankan profosinya dengan itikad baik. Kalau dia

743

ARSIP DPR RI

dengan itikad tidak baik, misalnya tentu dia kan tekena pasal-pasal yang di depan. Bisa dia melangar etikanya, bisa dia melanggar sopan santun dan segala macam. ltu sebenarnya rambunya sudah ada. Yang agak aneh menurut saya kekebalan itu di depan DPR itu apa konteknya. ltu aja, kalau misalnya resumenya dapat memberikan ada alasan akademik misalnya mungkin kita nggak keberatan, menurut saya kita nggak keberatan j uga untuk terima. Tapi apa relevansinya. Kalau rapat kerja misalnya di DPR, atau rapat denagar pedapat itu biasanya tidak pada person Pak itu ada lembaga, pada organisasi misalnya. Nah disitu kita bisa mengeluarkan pendapat secara bebas, memang dijamin kebebasan itu.

KETUA RAPAT :

Bagaimana ini kita ketok <lulu, apa kita lobby dulu. Lobby <lulu, baik. Sekaligus minta petunjuk pada saat sholat Jum'at. Makasih dan kita skorsing sid~ing ini dan kita akan masuk lagi padajam 14.

Saya skorsing sidang sampai jam 14.

Bapak-bapak, Ibu-Ibu skorsing saya cabut kembali.

Tadi kita sampai pada Pasal 15, masalah yang kita tinggalkan adalah !embaga perwakilan rakyat atau mendampingi klien. Di DPR yang belum bisa kita putuskan. Mungkin setelah kita beberapajam mungkin ada sesuatu yang lebih fresh, satu kali putaran kita coba membicarakan ini, kalau tidak juga kita mendapatkan suatu kesepakatan bersama, mungkin pasal ini kita pending <lulu, kita masuk ke pasal yang lebih mudah <lulu. Jadi yang ke atas ya, satu pasal ini kita pending dulu, kemudian kita lanjukan pada pasal-pasal yang lain. Setuju.

Ada rumusan baru yang mana. Advokat mempunyai kekebalan tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan terhadap kl ien dalan1 sidang pengadilan. Apa yang berubah ini Pak, mungkin pemerintah bisajelaskan lebih dahulu.

PEMERINTAH :

Mungkin kita sudah agak setuju, tadi memang kita persoalkan mengenai kekebalan yang diberikan kepada advokat di sidang pengadilan ini, cuma memang kami mmelihat sebetulnya kekebalan itu tidak 100% kebal, karena adapembatasan. Pembatasannya ialah dengan itikad baik, nah ini barangkali kitasberi penjclasan, itikad baik ini~ indikatornya apa sebetulnya. Menurut pendapat kami antara lain itikad baik itu ya, tidak melanggar hukum, tidak

744

ARSIP DPR RI

berbohong. Karena itu sering terjadi, advokat ini, umpamanya kliennya tidak terlibat atau larilah katakan, padahal advokat ini tahu dimana dia. Karena antara membela dan memberi nasehat hukum tidakjelas ini, nah demi membela supayajangan ketangkap ini kliennya dia berbohong. Ternyata bohong dia, di dalam sidang dia tidak ini dan sebagainya. Ini mungkin perlu diberi penjelasan Pak, sehingga sebetulnya istilah kekebalan ini kurang tepat. Kami contohkan kekebalan terhadap diplomatik, kalau diplomatik tidak ada ... kebal hukum dia. Walaupun dia membunuh, undang-undang internasional dan dimana-mana itu adalah kejahatan, tapi penegak hukurn republik ini tidak bisa rnenangkap dia, harus kepada negaranya.

Nahjadi dengan begini, sebetulnya menurut pendapat kami tidak I 00 % kebal ini. Karena itu dihapus kekebalan ini, kami tidakjadi masalah, dengan bunyinya, advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana, menghapus kekebalan itu bisa sebetulnya, dengan itikad baik. Ini sebetulnya Pak, supayajangan nanti salah ini begitu. Karena istilah kekebalan itu, dimana saya baru tahu persis setelah, diplomatik rupanya sudah diberikan pula ke DPR, istilah kekebalan ini. Jadi kalau tambah ke advokat maka ketigalah advokat, karena hakimpun tidak kebal di sidang pengadilan, penuntut umumpun tidak kebal. Nah, kalau advokat ini kita sudah terima sebagai penegak hukum, maka advokatlah satu-satunya yang kebal. Jadi saran kami kekebalan itu dihapus juga gak ada masalah. Kemudian disini harus dibatasi oleh itikad baik, itikad baik ini perlu dijelaskan, apa itu itikad baik, karena pasal 1 ini tidak ada itikad baik, kekebalanpun tidak ada, apa itu kekebalan.

Demikian terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik,jadi kelihatannya memang kita perlu menjelaskan itkad baik itu di dalarn penjelasan, jadi apa itu itikad baik, bagaimana merumuskannya. Kita coba mencari suatu solusi untuk merumuskan itikad baik ini dalam penjelasan, walaupun itikad baik disitu mungkin bisa kita pahami. Sayajuga minta saran yang jelas itikad baik menurut tafsiran dari Pak Logan apa saja unsurnya begitu, biar kita bisajadi bahan pe1tirnbangan dalam merumuskan ini.

PEMERINTAH :

Jadi kalau kita sudah sepakat kalau advokat adalah penegak hukum, itikad baik itu apapun yang dikemukakan disitu demi tegaknya hukum dan keadilan, bukan demi bebasnya klien. Nab ini rumusan, indikator-indikator khususnya antara Iain tidak boleh membohongi kliennya itu dimana. Tidak

745

ARSIP DPR RI

boleh membohongi uangnya sudah habis misalnya kalau korupsi. Tidak boleh membohongi kemana uangnya itu. Itu kalau konsekwen advokat, penegak hukum. Kalau saya pribadi sebetulnya dalam sistem kita memang advokat itu boleh aja membohongi kliennya, karena dia disewa untuk membela kepentingan dari klienkan. !tu menurut saya, tapi dengan adanya penegak hukum, thank you very much, berarti searah setujuan dia dengan aparat pemerintah yang membela publik. Korban-korban daripada pela_nggaran hukum, begitu.

Kai au dalam ha! inikan, penuntut, penyidik kan sebetulnya kliennya korban, nah saya mohon dikoreksi Bang Buyung. Kliennya korban karena dalam sistem peradilan kita, kalau korban katakanlah seperti Pak Hendardi sekarang ini, dia tidak perlu pakai pengacara, dia sebagai korban, laporan ke polisi, langsung polisi sebagai penyelidik yang melaksanakan kepentingan daripada korban. Kalau sudah ke penuntut, penuntutlah kekuasaannya. Kecuali dalam perdata Pak, kalau perdata tidak berhak pakai pengacara. Jadi kalau dibikin tidak boleh melanggar hukum, tidak boleh berbohong, atau sesuai kode etik itu boleh. Jadi demi tegaknya hukum semata-mata.

Terima kasih.

PEMERINTAH

Tadi Pak Logan mengusulkan adanya suatu penjelasan tentang itikad baik, itikad baik tadi atau rumusan umum dikemukakan adalah dia memang melakukan itu dalam rangka, atau demi tegaknya hukum dan keadilan. Bukan dalam rangka apa-apa itu.

ANGGOTA:

Saya sedikit Pak, saya teringat apa yang dikatakan Pak Logan, sepanjang sayajuga pernah mengalami praktek di persidangn ada semacam, sayajuga lihat teman-teman yang praktik, ada salah satu pengacara, yang sengaja tidak menghadirkan terdakwa di persidangan dengan alasan sakit. Nah apakah ini juga dapat dikatagorikan seorang advokat tidak mempunyai itikad baik, itu satu. Ada juga seorang advokat menjamin kliennya tidak melarikan diri, kenyataannya melarikan diri. Ini bagaimana, ini kasus-kasus besar, kemarin kalau tidak salah waktu kita ke kejaksaan agung ini, yang menanyakan seperti itu, yang kebetulan sekarang sudah meningglkan. Nah ini suatu contoh soal, nab ini harus kita pikirkan bersam jangan sampai kedepan, setelah undang­undang ini dibuat lalu penyesalan timbul kemudian.

Nab yang disaiahkan ini produk khusnya komisi II. Di antaranya Pak Logan juga, kemudian Pak Jasril yang sering terkenaL termasuk sayajuga,

746

ARSIP DPR RI

termasukjuga inijenderal saya ini Pak, Pak Gapar. Nah ini harus kita pikirkan. Terima kasih Pak.

PEMERINTAH :

Ini ke Pak Logan ini. Saya ingatkan ke Pak Logan ini, nama yang paling hebat ini. Karena yang memberikan nama Indonesia yang pertama itu Logan, itu adlah orang Jerman,jadi memang itu hebat Bapak ini. Artinya kita begini, memang perlu itikad baik itu perlu, sebab itikad baik itu salah satu prinsip hukum. Tetapi itu adalah yang paling sulit kalau diberi difinisi. Good fight itu harus, dalam kontrakpun harus dalam perdata itu. Jadi semua itu harus dengan itikad baik, tidak dengan tidak itikad baik. Jadi saya setuju apanama itu, tapi jangan disama ratakan bahwa pengacara itu hitam semua. Kalau Pak Logan tadi kan , semua hitam seolah-olah, tidak ada yang putihnya. Jadi kita tidak bisa menutup mata ada yang namanya itu, pengacara yang berbohong, kalau dia berbohong kena 378 dong, penipuan. Kalau berbohong itu, kalau dia mengelapkan 372.

Nah kalau umpama contoh dari pak ini tadi, ditanya kenapa pengacara itu menjamin, itu gak boleh itu gak ada itu. Gak ada bukunya menjamin, apa namanya itu. Salahjaksanyakenapadia mau. Yang boleh menjamin itu keluarga, yang salah itu jasanya. Bukan salah pengacarnya mau dibujuk begitu, jadi jaksa yang bertanya dengan Bapak itu gak tahu saya jaksa apa itu. Kadang­kadan gitu tidak dapat menempatkan diri apanmanya itu, saya tahu ada yang lari karen apernah main-maindengan jaksanya, itu bukan karena yang menjaminnya itu, diperbolehkanjaksanya yang memperbolehkan itu dia keluar itu. Jadi bukan salah itu. Saya itu memang, Pak Logan ini agak alergi dengan kekebalan itu. Tapi saya akan sedikit bantah dia memberikan contoh diplomatik tadi, karena bidang itu bidang saya. Dia itu imun dari hukum nasional dari tempatnya itu, tapi kalau dia membunuh dia akan tetap kena hukum negaranya, among kosong kalau dikatakan imun tidak kena. Dari negarnya itu tempatnya tinggal, maka dia boleh di personal non great kan. Tapi dia akan tetap oleh negaranya itu, sebab membunuh itu dimana saja kena, tinggal ruang lingkup hukum pidana manayang dikenakan. Apa ruang lingkup pidana yang nasional disini, apakah teritorial disini apakah nasional dia, itu gak masalah itu.

Jadi kalau kata kekebalan ini agak sedikit alergi, kalau memang advokat gak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugasnya dengan itikad baik untuk rnembela terhadap kliennya di sidang pengadilan it's ok. Tunggu <lulu, itikad baik itu boleh diberikan penjelasan.

747

ARSIP DPR RI

ANGGOTA:

Itikad baik, baik itu bahasa Indonesia, Itikad itu bahasa Arab. Untuk mengetahui makna aslinya kita lihat .... menjadi bahasa Indonesia Itikod. Jadi ... artinya ... bahasa Inggrisnyajeren peletakan sesuatu pada pegangan yang benar dan kukuh, sehingga timbul pada diri itu itulah yang benar. Jadi kalau hukum yang menjadi pengangan, itikad baik berarti, dia memegang hukum itu secara baik itu artinya. Kan yang menjadi peg?-ngan adalah hukum, sekarang bagaimana merumuskannya.

KETUA RAPAT :

Yang dimaksud dengan itikad baik adalah dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela kepentingan kliennya demi tegaknya hukum, demi tegaknya keadilan dan hukum, penegak keadilan bedasrkan hukum titik. Sudah­sudah itu, jadi berdasarkan hukum sudah anu. Tidak menambah-nambah. Sudc.h, penyelesaian diketok, terima kasih.

ANGGOTA:

Itikad baik adalah dalam menjalankan profesi demi tegaknya keadilan dan hukum dalam membela kepentingan klien itu yang betul. Jadi demi tegaknya keadilan yang berdasarkan hukum itu, memberi pengertian kepada menjalankan profesi. Dalam menjalankan profesi demi tegaknya keadilan dan hukum untuk membela klien. Kalau tidak dibalik berarti demi tegaknya hukum, demi kepentingan klien. Bukan sebagai penegak hukum, begitukan artinya. Jadi dibalik, adalah rnenjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan hukurn, tapi kalau di pengadilan rnenegakkan keadilan itu hakim. Saya itu mancing hanya untuk memperkuat itu aja, bukan. Adalah meqjalankan tu gas hukurn demi tegaknya keadilan berdasarkan hukurn untuk kepentingan rakyat.

KETUA RA.PAT :

Ok, rnulus, baik, Udah dua kali ini diketok,jangan diulangi lagi. Baik, Bapak !bu sekalian karena saya sudah tadi rnalam, sekarang diganti oleh jenderal,Ayo mepimpin dulu.

Silakan.

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Saya lanjutkan ini.Saya tidak hadir tadi malarn karena diperintah oleh komisi II untuk mendampingi Kapolri, Panglima TN! dalarn rangka

748

ARSIP DPR RI

pemberantasan hutan di kawasan Kalimantan, pemberantasan ilegal logging. Dimana penyelundup-penyelundup kayu itu menggunakan pengacara, tadi pagi saya juga mewakili ketua komisi II, saudar-saudara dalam rangka meeting dengan Kapolri, Barn selesai jam 10.30, masuk sudah mau selesai. Sebelum saya melanjutkan dari pembahsan ini, saya belurn secara khusus kepadaAbang Buyung ini, selamat datang Bang Buyung dari saya pribadi, terman lama ni. Jaman Pak Harto. Baik, ini barang sebetulnya nanti malam harus selesai ini. Karena besok masuk tim perumus, kalau tidak selesai nanti malam maka 14 persidangan ini. Karena setelah ini kita akan fokus kepada Hakim Agung, Cal on Hakim Agung dan tata cara pembuatan undang-undang. Ini kalau ndak selesai nanti malam bablas angine, wes ewes ini.

Saya melihat tadi Pak Natabaya sudah memperlancar yang terakh ir tadi, agak aneh juga biasnya menghambat, sekarang. Pokoknya sampai selesai kalau mau, kalau gak ya sudah, kalau gak selesai nanti malam bablas, karena besok sudah tim perumus sudah. Itu, untuk diketahui oleh hadirin yang saya hormati. Baik saya lanjutkan pada Pasal 16, dalam menjalankan profesinya advokat berhak memperoleh informasi data dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pembelaan kliennya baik dari instansi pemerintah maupun dari pihak lain, yang berkaitan dengan kepentingan tersebut, ini hebat ini, apa rahasia negara termasuk di dalamnya ini.

Silakan-silakan yang mau berbicara.

ANGGOTA:

Ini memang untuk bab ini barangkali perlu banyak dari fraksi TN! Polri untuk menanggapi karena menyangkut hak, kita be I um melihat kewaj ibannya ini Bang Buyung sampai pasal ini belum kewajiban, semua ini hak ini. Hak memperoleh informasi data, dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan klien baik dari instansi pemerintah maupun dari pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut. Ini bukan main ini Pak. Penyidik masih rahasia kok, si advokat minta inforrnasi harus dikasih, mohon klarifikasi ini, apa begitu maksudnya. Ini- ini padahal ban yak yang rahasia ini Pak. Apalagi undang-undang teroris informasi dari intel, sudahjadi alat bukti itu. Terns diminta, waduh.

Sekali lagi kami rninta Pak, ini untuk menyamakan persepsi ini ya Pak ya. Di dalarn pengadilan yang dihantam hakim sebetulnya adalah advokat dan penuntut, penuntut ini diwakili korban dalam tanda kutip Pak ya. Advokat mewakili, katakanlah dari penjahat sudah dituduh penjahat, itu terdakwa itukan. Umpamanya kalau seperti apak an. Ya ini tanda kutip Pak, tanda kutip.

749

ARSIP DPR RI

Katanya kan sebelum ada keputusan yang mempunyai kekuatan hukum yangtetap katnya masih klien. Nab inikan masih perdebatan Pak. Jadi meskipun pengadilan negeri sudah memvonis terbukti bersalah seseorang, ini belum dianggap ini sebagai penegak hukum, inijuga perlu diklarifikasi ini,jadi dalam hal ini mohon klarifikasi Pak. Kalau itu yang dikatakan,jadi ketika advokat menanyakan kepada penyidik maupun penuntut segala informasi yang dibutuhkan demi kliennya wajib diberikan, terns terang aja kita keberatan Pak. .

ANGGOTA:

Saya begini ya, saya juga khawtir seperti apa yang disampaikan Pak Logan. Ini maslah dokumen, ini terkaitjuga dengan rahasiajabatan notaris Pak. Kemudian undang-undang mengenai memperoleh informasi itu belum ada, ini juga kita hams kita pikirkan Pak. Nah sambil menunggu undang­undang itu, ini sebaiknya didrop dulu. Sekarangkan masih pembahasan mengenai informasi. Nah ini sekarang kalau advokat sampai memperoleh dokumen-dokumen dan lain sebagainya ini juga hams dikhawatirkan, tan pa ada batasnya.

Saya nggak setuju ini.

PEMERINTAH :

Pada prinsipnya Pasal 16 ini, sudah punya kemajuan yang cukup baik namun hams disempurnakan. Pembatasnnya itu adalah selam undang-undang tidak melarang, jadi selama Undang - undang tidak melarang katkanlah seperti maslah perbangkan, masalah-masalah negara, walaupun ada kaitan dengan perkara itu, kalau undang-undang melarang gak bisa. Jadi kalimat itu saja yang kita tambahkan, dalam mejalankan profesinya selam tidak dilarang oleh undang-undang advokat berhak rnemperoleh informasi atau dapat memperoleh inforrnasi dan selanjutnya.

ANGGOTA:

Saya pertanyakan dulu, tadikan Pak Logan mengatakan. Dalam tahap penyidikan misalnya yang masuk klasifikasi rahasia oleh penyidik apakah itu sudah bisa diberikan kira-kira begitu.

PEMERINTAH :

Ya, kalau undang-undang tidak melarang ya diberikan, kenapa harus mesti tetutup. Jadi mulai dari awal itu kebersamaan untuk menegakkan hukum, eh keadilan berdasarkan huku1n itu sudah harus dimulai tapi kalau disatu sisi, pengacara gak dapat informasi lengkap, kemudian dipihak lain sudah

750

ARSIP DPR RI

memperoleh informasi yang sudah lengkap, bagaimanauntuk membela kepentingan kliennya. Tapi kalau masih terbuka dan Undang-undang tidak melarang, ya mari kita bersama begitu.

KETUA RAPAT :

Kewajiban untuk merahasiakan hal yang diketahui, karena hubungan profesinya, ini bertentangan ini kita berdeabat, di satu dia berhak itu tapi dia waj ib merahasiakan, ini ada ketidakseimbangan sebagai tambahan pertimbangan Pasal 18, apakakh ini dimasukkan Pasal 17 apa bagaimana ini. Itu dari saya selaku pimpinan.

ANGGOTA:

Pak pcnjelasnnya bisa diulang Pak. Prinsinya karni bisa menerima, bahwa sesuai dengan peraturan perundang-undangn tapi, tadi Bapak menjelaskan ada penjelasannya,, ya boleh sekali lagi Pak.

KETUA RAPAT :

Untuk membela klien advokat diberi kekuasaan mencari dan memperoleh informasi, data dan dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturn perundang-undangan.

ANGGOTA:

Sebenarnya gak debat Pak, kami mengusulkan lebih tegas lagi sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang.

ANGGOTA:

Terima kasih Pak.

Kelihatannya dari pemerintah ini tetap mendukung pada pasal ini,jadi mohon Pak kita mewaspadai, penegak hokum yang laoinpun apalagi penyidik, ini tidak bebas dalam arti, dia minta informasi semua pihak atau orang diminta infonnasi itu waj ib memeberikan, jangan salah Pak. Kalau dalam tahap ini diberikan, kalau orang mau orang mau memberikan keterangan thank you, terima kasih, tapi kalau gak, gak kewajibannya, melihat dalarn pasal ini seolah­olah rnewaj ibkan, itu sepe11inya advokat itu dalam rangka rnencari inforrnasi untuk kliennya itu, siapa aja dirninta keterangan wajib, sepanjang tidak be11entangan dengan Undang-undang.

Sekarang katakanlah kami yang banyak tahu penyidik, selarna ini terjadi hanya berkas pemeriksaan terhadap tersangkalah yang rnerupakan hak dari advokat atau pengacara dalain n1en1bela klien untuk didapat keterangan dari hasil penyelidikan, yang lainnya itu walaupun Undang-undang tidak rnelarang

751

ARSIP DPR RI

tapi prosesi penyidikan rnengharuskan dia merahasiakan, dia tidak wajib rnemberikan. Advokat boleh saja berusaha, tolonglah Pak, ini begini, dan sebagainya, tapi tidak wajib memberi. Dia kan punya profesi juga, punya kode etik sendiri.

Ini penyidik saja demi kepentingan public Pak, inikan kliennya advokat kan pada umurnnya pribadi kan Pak. Barang siapa ini, bukan public, yang dibela oleh advokat adlah pribadi, kalau penyidik clan penuntutjelas public, wakil Negara dia, ini aja tidak kewajiban orang seperti di dalam film sana, di internasional saja begitu. Seorang penyidik di ketok tuntut. Ini bukan format tapi kenyataan, tidak bisa dipaksa, jadi kita jangan selalu memberikan kewajiban kepada bangsa untuk .... beginilah, tolong dia sebagai wakil pemerintahlah, menurut saya kalau boleh dia berusaha mencari, tapi jangan diwajibkan orang lain memberikan wah ini berat ini.

KETUA RAPAT :

Sebentar-sebentar, tolong Pak Logan kata-katnaya dicek, dalam menjalankan profesinya pengacara berhak mernperoleh informasi data dan sebagainya untuk rnernbela kliennya, gak ada kata-kata waj ib, gak ada kata­kata wajib. Hanya memang dia berhak, begitu lo, apakah berhak itu dapat diganti dengan dapat memperoleh informasi, sehingga terserah kalau, penyidik minta informasi itu hak penyidik, itu lo kira-kira ini jalan keluar, dari pada ditolak sama sekali, ini jalan keluar belum tentu merupakan keputusan. Jangnnan dilihat saya dari fraksi TN!, Pak Logan dari fraksi TNI, ini jalan keliuar. Ini dari tadi mulai bicara katanya Golkar sudah setuju.

ANGGOTA:

Setuju kan saya harus memberikan resume, beginilah kita gak usah producelah, produce itu susah itu, kalau imager kita semuajelek ya kita gak usah balias itu, kalau saya. Sebenarnya Pasal 16 itu gak ada apa-apanya, a11inya saya berhak untuk kawin tapi kan perempuan itu tidak wajib untuk kawin dengan saya, apa saya boleh maksa tidak kan. Inikan hanya hak, hak untuk memperoleh infomasi, hak untuk memperoleh dokumen tetap harus dengan diajukan pennintaan, kalau yang mempunyai dokumen itu mempuunyai alasan yang sah, berdasarkan Undang-undang, dia tidak memberikan, kan tidak bisa dipaksa, tidak ada kewajiban disini,tetapi dia mempunyai hak untuk itu, dalam kontek tugas profesinya membela kliennya, saya kira kalau kita tidak dengan produce yang begitu tinggi, membaca ini denganjernih terlebih lagi dengan penjelasan Pasal 16 itu dibatasi dengan

752

ARSIP DPR RI

undang yang berlaku, gak ada apa-apanya, disamping itu juga advokat ini kan mempunyai kepentingan merahasiakan dalam menjalankan profesinya itu wajib juga dia merahasiakan, kalau misalnya dia mengeluarkan dokumen ini, dengan alasan sengaja bukan untuk kepentingan kliennya, dia kan sudah bertentangan dengan undang-undang, dia kan bisa ditindak sesuai dengan codenya, sesuai dengan peraturan perundang-undngan yang berlaku.

Ini saya kira sederhana-sederhana saja kita membahas ini, dalam kontek memperoleh infonnasi, sebetulnya pemerintah j uga menjamin untuk masyarakat kita, untuk berhak memperoleh informasi apapun, itu menjadi sebuah syarat dari sebuah Negara demokrasi, saya kira itu kita pahami bersama, tapi itu kan sesuai dengan koridor, HAM itu bebas tapi ... dibatasi dia dibatasi, dia dikalahkan juga dengan peraturan yang berlaku, misalnya perspektifHAM dalam Undang­undang dasar itu tidak boleh mengurangi hak seseorang dalam keadaan apapun, tapi di 28 itu adajuga batasannya, sesuaikan dengan Undang-undang itu boleh itu.

Nah inilah artinya menurut saya, tidakjuga kita terlalujauh-jauh menurut saya, seakan-akan dengan ini saya seakan-akan wajib saja minta kemana­mana, goblok amat tuh pengacaranya dia kan sudah tahu ada rahasia bank, dia ngotot misalnya. Bank kan punya alasan untuk tidak memberikan misalnya, ini kan juga berhubungan dengan dokumen yang berhubungan dengan penyidikan, yang seiam aini kan yang berlaku adalah KHUP, dalam proses hukum acara kita. Yang berhak untuk diberikan dokumen itu si tersangka itu, dan itupun kadang-kadang susah untuk memperolehnya, itu diwajibkan menurut undang-undang KUHP, diluar itukan penyidik tidak punya kepentingan untuk itu. Nah, hak dan kewajiban itu hams dibedakan.

Jadi menurut kami kenapa kami setuju, dengan resume penjelasan Pasal 16 ayat ini sebensarnya bukan berarti dia bahwa dia lalu dengan adanya hak untuk memperoleh informasi, data dokumen yang lainnya yang diperlukan, tidak boleh semau-mau hatinya, sederhana saya contohkan saya berhak untuk kawin, kan gak boleh maksa peprempuan itu untuk kawin dengan saya, sederhana saja kan , setiap lelaki berhak untuk kawin, lelaki dewasa maksudnya.

Terima kasih Pak.

ANGGOTA:

Jadi kalau Kata Pak Aki I itu pengertiannya. haknya ada sih tetapi tidak ada kewajiban, kalau dipersoalkan. Ok ya.

,,753

ARSIP DPR RI

Terima kasih.

ANGGOTA:

Ini sebenarnya harus dipertimbangkan, apa yang dikatakan Pak Logan itu mengenai hak terkaitjuga dengan kewajiban Pak. Sayajuga sependapat apa yang disampaikan Pak Gatot tadi, haknya itu diganti dengan dapat, itu lebih halus itu, karena dapat tidak ada kewajiban dia untuk memberi tahu, sayajuga paham dengan apa yang dikatkan Pak Aki!. Memang ada juga dalam Undang-undang ini, semua

pengacarakan tidak semua seperti yang dikatkan Pak Item itu semua kan tidak, adajuga yang ugal-ugalan, kepada massa biasanya gertak-gertak, dan itu biasanya mengancam di persidangan Pak. Jadijuga pernah kita anu, nah ini yang perlu kita pikirkan.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Boleh tambah Pak, Terima kasih. Bagian Pak Aki!, advokat boleh panjang-panjang, pemerintah boleh panjang-panjang ini. Baik tapi kelihatannya lain Pak, Baik tadinya kalau ini dianggap, apa yang disampaikan wakil tadi pasal ini tidak ada apa-apanya sebaiknya kita drop. Kalau toh memang seperti yang tadi tidak ada salahnya, itukan lebih halus kata-kata seperti itu kenapa harus mempertahankan kalau toh tidak ada artinya kata berhak itu, kenapa toh kita harus mempertahankan betul. Atau seperii yang tadi, advokat dapat memperoleh, kata berhak Pak, kata berhak sekarang ini, mungkin bagi sebagian orang awam akan jadi masalah contohnya wartawan saja Pak, itu banyak memaksa pemerintah. Dia bilang kami berhak mendapatkan informasi, Bapak tidak mau kasih, saya buka dikoran atau saya adukan Bapak, tidak semuanya pemerintah ini atau rakyat ini mengerti, haknya semua tidak mengerti, kewajibannya tidak mengerti Pak. Nah digertak begitu saja takut, takut digeriak dengan begitu saja. Akhirnya dibukalah semuanya, penyidikpun takut kalau dibegitukan, tidak sernuanya penyidik galak, Pak. Galak itujaman 45, sekarang penakut Pak.

Terima kasih Pak.

PEMERINTAH :

Disini kan kita masih bicara tentang hak,jadi hak itu boleh dipergunakan boleh tidak, tetapi ketika dia mempergunakan itu memang pihak yang berhubungan punya kewaj iban untuk memberikan, akan tetapi kewaj iban itukan tidak serta merta. Kewaj iban itu bisa dilakukan pihak lain selama tidak

754

ARSIP DPR RI

ada aturan hukum yang melarang,jadi kalau selama tidak ada aturan hukum yang melarang ya kita berikan. Jadi kita tidak usah ngeri dengan kalimat berhak karena, Undang-undang dasar kita dalam Pasal 28 a mengatur betul tentang hak memperoleh informasi.

Undang-undang dasar saja memberikan dasar ini kan impelmantasi dari Undang-Undang Dasar. Jadi untuk lebih lengkapnya kita buat, keterangan apa penmjelasan, misalnya selama itu tidak dilarang oleh Undang-undang, kalau ini kan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, lebih jelas lagi kita muat di dalam penjelasan dan disitu dinyatakan kalau memang undang­undang melarang ya advokat tidak boleh memaksa untuk memperoleh informasi itu, jadi lebih tegas, jadi kita fak usahlah gerilah dengan hak, ini Pasal 28 mengenai HAM secara universal, HAM secara keseluruhan, itu memang ada pembatasan, dan itu memang memberikan hak kepada masarakat yang seluas-luasnya ini. Dan segeralah kita pertahankan itu, tapi kita elaborasi lebihjauh dalam penjelasan.

Terima kasih.

PEMERINTAH :

Di dalam implementasinya, ada undang-undang yang mengatur dalam PP yang mengatur mengenai kebolehan, kalau disebut undanh\g-undang saja maka PP tidak tercover, lebih baik peraturan perundang-undangan juga akan iebih luas.

KETUA RAPAT :

Baik ini ada dua pendapat dari POI dan beberapa teman. Kata berhak itu diganti dapat, ada lagi yang mengatakan berhak tetap seperti ini, dengan tambahan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dalam penjelsannya, ini ada dua pendapat ini. Saya tawarkan satu putaran terakhir, masih ada yang berpendapat.

ANGGOTA:

Kita masih dalam koridor ilmu pengetahuan, ini kan kita berbicara mengenai profesi advokat, berbicara khususnya dalam bab hak dan kewaj iban advokat itu. Jadi yang berbicara itu mengenai hak dan kewajiban dia, hak dan kewajiban itu selalu bergandengan, dia tidak mngatur hak dan kewjiban dengan orang lain, tidak, gak nagatur dia. Jadi tempatkan dulu itu,jadi koridor berpikir itu, nah jadi umpamanya yang lain itu menurut perundang-undangan yang berlaku, memang tidak memperbolehkan itu gak bisa inijalan, dia punya hak tapi orang itu tidak punya kewaj iban.

755

ARSIP DPR RI

Jadi Pak Logan tidak boleh takut, kalau memang undang-undang tidak memperbolehkan, dia memenuhi kewajiban itu, sebab seseorang itu harus merahasiakan menurut sifatnya, atau menurut undang-undang. Yang paling payah seseorang itu diberi tugas menurut sifatnya, dia harus tahu. Sebaba sifat dari sesuatu perintah, itu sifat, ini memang sifatnya harus begini. Tapi ada undang-undang yang khusus mengatakan macam di keuangan itu, gak boleh dia. Walaupun orang punya hak, dia punya kewajiban di bidang yang lain.

Jadi saya setuju itu diberi kausula sesuai dengan undang-undang maupun peraturan perundang-undangan, tapi ada bahaya kalau itu. Sebab hak itu hanya diatur dengan undang-undang, tidak ada hak diatur diluar undang-undang, umpamanya nanti ada keputusan gubcrnur bahwa kamu tidak boleh apa namanya itu, tapi kan undang-undang memperbolehkan, oleh karena itu, fals2fahnya kalau hak harus diatur dengan undang-undang, jadi tidak sesuai dengan undang-undang, bukan tidak sesuai dengan peraturan perundang­undangan, lain itu. Ada aturan camat yang tidak memperbolehkan kami untuk anu, sedangkan U ndang-undang memperbolehkan, akhirnya tabrakan. Tetap tapi ditambahkan dengan tidak bertentangan dengan Undang-undang.

KETUA RAPAT:

Kalau seandainya memang berhak seperti yang Bapak katakan. peraturan carnat tidak rnemperbolehkan. Camat itu tidak mau memberi. apakah camat itu kena sangsi.

ANGGOTA:

Kalau Camat itu tidak memberikan sedangkan dia itu tidak relevan, bisa saja oleh apa namanya itu, siapa saja !ah. Contoh saya punya kewaj iban, saya kepala bea cukai, saya tidak memberikan izin, bisa saja di PTUNkan bisa saja. kenapa tidak. Karena saya sebagai seorang pejabat Negara harus mengeluarkan keputusan untuk itu.

KETUA RAPAT :

Kalau memang, misalnya te1jadi perkara antara atau cerai atau bagaimana karena perselingkuhan. si advokat minta pengacara, Hey kau kan dimainkan sama itu, berapa kal i itu, padahal sebagai kepentingan d ia sebagai kl iennya, dalam rangka mengolkan, supaya dia bisa cerai, atausupaya tidak cerai, kira­kira begitu. Itukanjadi masalah bagairnana dia harus rnenjawab, !ho ia Pak, rnengapa kok begini, masalah dong. Kaitannya dengan hak dan kewajiban untuk menjawab, saya contoh tadi seperti itu, kepentingan klien dengan

756

ARSIP DPR RI

advokat ngomong kepada musuhnya, berapa kalim di main in sama itu, di hotel ini misalnya. Dia kan harus memberikan informasi, kalau dia gak mau ngasih advokat bertanya dalam rangka, menggolkan atau menggagalkan percerainnya misalnya.

Jadi masalah kalau kita mau implimentasi di lapangan, tapi kalau seandainya diganti dapat, saya bukan berarti setuju, lebih banyak masalah kompromi dia. Kalau p[ engacara itu bertanya kepada perermpuan itu hak dia, tapi perempuan itu tidak ada hak untuk menjawab, tidak ada kewaj iban untuk menjawab, kalaupun dia menjawab syukur. Itu contoh di hadapan kliennya, itu bisa diperdebatkan panjang, bisa diperdebatkan panjang, karena hak dan kewajiban itu melekat.

ANGGOTA:

Makasih Pak ketua, kita ini banyak sarjana hukum disini, soal hak dan kewajiban aja kok sulit ini. Inijuga yang sudah dikatakan Pak Natabaya, soal hak dan kewajiban itu tetap ada itu, tapi yang, tapi yang pihak lain itu, yang berkewajiban itu dia sendiri, dia punya hak dan diajuga punya kewajiban, si advokat inilah yang bilang ini, dia punya hak, tetapi orang lain belum tentu punya hak, punya kewajiban. Kalau kita misalnya ada jual beli, ada timbal balik, tapi inikan tidak. Si advokat berhak,jadi dia karena punya hak dia punya kewajiban. Jadi melekat pada dia ini kewajiban. Jadi bukan pada orang lain, artinya dia sangat berhak untuk minta informasi dari polisi, polisi itu tidak berkewaj iban untuk memberi, karena orang itu pun ya hak itu. Sekalipun tidak kita cantumkan sesuai dengan undang-undang, dengan sendirinya dia tidak punya kewaj iban untuk menyerahkan kepada advokat, karena orang itu punya hak tidak.

ANGGOTA:

Masuk aka! jug abeliau ini, saya berhak untuk bicara tapi tidak ada kewajiban untuk mendengar. Lho kan bisa aja begitu, ia kan, anda boleh aja berbicara, hak anda berbicara, hak anda mencari informasi, tapi sejauh ini tidak mau ngasih mau apa. Eh berapa istri mudamu, mislnya misal, adalah Pak Jasri untuk tidak menjawab. ltukan gak ada undang-undangnya kok. Bukan rnaksud saya Jasri itu tidak waj ib menjawab, dia gak ada undang-undang yang mengatur, apakah dia harus rnenjawab.

PEMERINTAH :

Saya sambung dengan pembicaraan pimpinan sekaligus bukan sama­sama ya Pak, seperti berhak saya berhak memperoleh informasi, seperti beliau katakana tadi. kasus perselingkuhan. misalnya di hotel ini. apakah seandainya

757

ARSIP DPR RI

beliau pengacara datang. Pangacara datang untuk membela seseorang ini, dia datang ke hotel ini, eh saya minta copy 8, saya minta copy ini, itu karena dia berhak, haruskah orang hotel ini memberikan dia, copy kepada dia, boleh gak,jadi, untuk apa gunanya.

ANGGOTA:

Ini kita mengatur hak dan kewajiban si pengacara yang diatur dalam ini. Inikan kita ngatur inikan profesi advokat, kita mengatur haknya ini !ho, kewaj ibannya nan ti tho, tidak mengatur hak dan kewaj iban orang lain.

KETUA RAPAT :

Ok sudahjelas, itu tadi sudah ada penjelasan dari Pak Patrialis, itu sudah ok. Jadi ada kev,rajiban dari ini untuk memberikan informasi, atas hak untuk mendapatkan informasi. Ini Pak Patrialis satu banding sepuluh ini. Jadi kalau yang dimaksud seperti Pak Natabaya, dimaksud dengan Pak Aki! gak ada masalah itu Ok, ok saja, seperti yang dikatkan be Jiau ini malah dapat begitu. Kalau haknya untuk memperoleh informasi, dibalik kewaj iban pihak lain utnuk memaksa dia memberikan informasi itu yang jadi masalah. Inikan menunjukkan masalah yang bersifat privat, bisa saja Eh Pak Johar saya diadu sama orang.

Bapak katanya berselingkuh dengan si 8, Pak Natabaya dengar, Pak Gapar, ini pengacaranya yang perempuan ini. Sudah berapa kali 8apak bawa perempuan itu, dia mengadukan kepada saya, mewakili saya sebagai pengacara, Bapak pernah bawa, sudah berapa kali Bapak ini. Bukan karena pemerasan, dia mengatas namakan, dia dapat surat kuasa sebagai pengacaranya. Apakah saya harus menjawab, kalau saya menjawab berarti saya putus dengan istri saya, cerai karena dimasukkan ke Koran dan sebagainya, inikan bisa memporakporandakan rumah tangga orang ini. Itu saya kasih contoh seperti itu. Oleh karena itu di dalam penjelasan perlu bahwasannya hak itu no problem, tidak ada kewajiban dari pihak lain mtinya tidak ada kewajiban yang memaksa atau bagaimana harus memberikan.

Saya setuju hak dikasih habis setuju.

PEMERINTAH :

Ya, kalau gitu begini aja kita tinggal memilih, yang dimaksudkan hak disini, apakah hak itu merupakan sesuatu seperti yang saya katakan tadi, atau itu hanya merupakan suatu landasan bagi seorang advokat dalam melaksanakan tugasnya untuk meminta informasi kepada orang lain. Kalau memang itu yang dimaksudkan, maka itu harus kita masdukkqan di dalam

758

ARSIP DPR RI

penjelasan, tetapi gak apa-apa saya tambahkan. Tetapi hak disini artinya hanya sepihak, artinya tidak ada kewaj iban bagi orang lain, ompongjuga, Tapi kalau itu yang dimaksudkan gak apa-apajuga.

ANGGOTA:

Jadi kalau begitu Pak, kami tadi agak tergelitik, karena itu berhak memperoleh. Jadi bagaimana rumusannya berhak mencari, mencari informasi. Kalau berhak mencarijadi dia bisa mendatangi seseorang, minta ini berhak. Setiap ada hak, diajuga yang wajib untuk itu.

PEMERINTAH :

Apapun yang diperbolehkan kepada advokat untuk meminta informasi. Ini sebagai landasan hukum sebagi advokat untuk memperoleh informasi, jadijangan dia dikelecein. Begitu advoakat minta informasi, apa hak saudara untuk minta disini kan begitu, hak saya kan undang-undang, ingin memberikan atau tidak itu kan urusan you kan begitu.

ANGGOTA:

Saya ada saran Pak ketua, ini agak panjang kita bicara ini, kita sepakat bahwa Pasal 14, Pasal 16 ini mengatur masalah hak, tapikan tidak perlu disebut Pak. Tidak periu disebut seperti itu, asal apa yang dirumuskan dalam Pasal 16 itu yang mencerminkan hak. Aplagi ada penjelasan pihak lain untuk memberikan keterangan, informasi, kalau begitu kita tidak usah pakai saja berhak itu, toh tidak memanjang kaan persoalan ini. Cukup dapat saja, tidak perlu penjelasan lagi kalau itu pengertiannya. Jadi dapat memperoleh, jadi selesai itu Pak.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Sebetulnya kita membodohi diri sendiri menurut saya inikan memberikan hak yang kita berikan kepada advokat, kenapa kita harus megatuir kepada orang lain, tergantung kepada advokat ini untuk menggunakan hak ataun tidak, itu saja ,jangan kita bicara orang Iain lagi, itu saja.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Bukan, itukan tadi ada penjelasan, adanya hak dari advokat ini disertai kewajiban orang lain untuk memenuhi.

ANGGOTA:

759

ARSIP DPR RI

Saya kira, sebenarnya kita sudah matchlah soal pengertiannya, artinya kita inikan kita mengatur hak kepada si advokat itu, bahwa dia memang berhak untuk mendapakan informasi, tetapi penjelsan bahwa tiudak ada kewajiban yang memberikan informasi itu tidak perlu. Karena apa, itukan sesuai dengan peraturn perundang-undangan kan, jadi kita fleksible aja yang kita atur ini adalah hak-hak advokat itu dalam kepentingan menjalankan profesi atau membela kliennya, dia berhak memperoleh informasi itu. Tetapi apakah dia akan mempergunakan itu kan belum tentu, nah ketika dia mempergunakan hak itu tentu instansi atau pihak yang diminta patut juga, tapikan ini tidak menjadi bagian dari advokat ini, inikan hak dia. Oleh sebab itu supaya hak itu tidak ditapsirkan meluas makakan dikonsi dengan penjelasan.

Sebenarnya gak ada masalah.

KETUA RAPAT :

Saya kan ngasih contoh perselingkuhan, ini yang paling enak bicara perselingkuhan biar gak ngantuk, seorang pengacara mendatangi saya, Pak Krena ini surat kuasanya, sudah sering Bapak pakai, jujur saja Pak sudah berapa kali Bapak mengunakan dia. Apakah ada aturan yang mengatur bahwa saya harus menjawab I 0 kali, 15 kali, kalau saya bilang gak apa sangsinya. Lho kalau saya gak menjawab apa ada sangsinya, makanya sama yang dikhawatirkan oleh pihak tadi itu. Itu sama yang dikhawatirkan itu, khususnya Polri, ada teknik-teknik menyidikan yang belum waktunya dibuka kecuali dipersidangan. ltukan satu sisi seperti itu, tapi kalau contoh seperti saya kalau ada undang-undang yang mengatur kan mengikat juga kepada saya, yang diatur dalam Undang-undang harusdijawab.

KETUA RAPAT :

Perlakuan tethadap klien berdasarkanjenis kelamin, politik, agama, latar belakang, sosial dan budaya, ini gak ada maslah ya. Dua advoakat tidak dapat dihentikan kliennya dalam membela, oleh pihak yang berwenang atau masyarakat, gak ada masalah toh.

ANGGOTA:

Saya bacanya apakah harus masuk dalam ketentuan undang-undang ini, seperti penjelasan. Usu I saya dia masuk dalam penjelasan bagian umum saja Pak.

PEMERINTAH :

Jadi masalah sinkronisasi saja Pak, tadi kita kalau ada profesi. ada tugas, jadi menjalankan tugas profesinya. Jadi sudah ada diatas, Pak Gapar say a

760

ARSIP DPR RI

Saya kira, sebenarnya kita sudah matchlah soal pengertiannya, artinya kita inikan kita mengatur hak kepada si advokat itu, bahwa dia memang berhak untuk mendapakan informasi, tetapi penjelsan bahwa tiudak ada kewajiban yang memberikan informasi itu tidak perlu. Karena apa, itukan sesuai dengan peraturn perundang-undangan kan, jadi kita fleksible aja yang kita atur ini adalah hak-hak advokat itu dalam kepentingan menjalankan profesi atau membela kliennya, dia berhak memperoleh informasi itu. Tetapi apakah dia akan mempergunakan itu kan belum tentu, nah ketika dia mempergunakan hak itu tentu instansi atau pihak yang diminta patut juga, tapikan ini tidak menjadi bagian dari advokat ini, inikan hak dia. Oleh sebab itu supaya hak itu tidak ditapsirkan meluas makakan dikonsi dengan penjelasan.

Sebenarnya gak ada masalah.

KETUA RAPAT :

Saya kan ngasih contoh perselingkuhan, ini yang paling enak bicara perselingkuhan biar gak ngantuk, seorang pengacara mendatangi saya, Pak Krena ini surat kuasanya, sudah sering Bapak pakai, jujur saja Pak sudah berapa kali Bapak mengunakan dia. Apakah ada aturan yang mengatur bahwa saya harus menjawab I 0 kali, 15 kali, kalau saya bilang gak apa sangsinya. Lho kalau saya gak menjawab apa ada sangsinya, makanya sama yang dikhawatirkan oleh pihak tadi itu. Itu sama yang dikhawatirkan itu, khususnya Polri, ada teknik-teknik menyidikan yang belum waktunya dibuka kecuali dipersidangan. Itukan satu sisi seperti itu, tapi kalau contoh seperti saya kalau ada undang-undang yang mengatur kan mengikat juga kepada saya, yang diatur dalam U ndang-undang harusdijawab.

KETUA RAPAT :

Perlakuan tethadap klien berdasarkanjenis kelamin, politik, agama, latar belakang, sosial dan budaya, ini gak ada maslah ya. Dua advoakat tidak dapat dihentikan kl iennya dalam membela, oleh pihak yang berwenang atau masyarakat, gak ada masalah toh.

ANGGOTA:

Saya bacanya apakah harus masuk dalam ketentuan undang-undang ini, seperti penjelasan. Usu! saya dia rnasuk dalam penjelasan bagian umum saja Pak.

PEMERINTAH :

Jadi masalah sinkronisasi saja Pak, tadi kita kaiau ada profesi, ada tugas, jadi menjalankan tugas profesinya. Jadi sudah ada diatas, Pak Gapar saya

761

ARSIP DPR RI

advokat melakukan sesuatu yaitu merahasiakan sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya sehubungan dengan profesinya. Banyak kasus begini ada seorang advokat membela seorang yang mau cerai, sesudah itu, istri inikan cerita segala macam, sehingga menyebabkan dia menggugat cerai, antara lain ceritanya suami saya tidak mau memenuhi kewaj ibannya.

Kewajiban apa kan ditanyauntuk masuk ke dalam gugatannya. Ini saya minta kepada suami tujuh kali sehari, tapi dia mau dua kali sehari inikan melalaikan

kewajiban, tidak boleh diceritakan tapi diceritakan ini yang dengan maksud

kewajiban untuk merahasiakan. Dan itu banyak,jadi gakjadi masalah.

KETUA RAPAT

Terima kasih Pak.

Saya berpikir juga, pertama menanggapi, nanti yang kedua bertanya

Pak.Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui, atau yang diperoleh dari kliennya karena hubungan profesinya. Pada pasal-pasal awal

kita sudah menjelaskan bahwa advokat adalah penegak hukum, nah sedanghkan dia tahu bahwa seseorang ini memang salah, sudah tahu dia bersalah, tapi karena hubungan dengan kliennya tentu dia tidak buka, apakah

ha! yang seperti itu yang dimaksud. Jangan pasal ini bertentangan dengan yang sebelum, yang sekarang bertentangan kita buat itu Pak. Terus sekaligus

kami ingin be1tanya apakah, hal sepe1ti ini advokat misalnya, kalau dia seoerang pelaku tindak pidana, contohnya pembunuhan. Tapi karena memang penuntut

dan penyidik ini tidak cakap, dengan memberikan alat-alat bukti yang ada, bebas dia Pak. Sementara pengacara tahu betul bahwa yang pelakunya ini,

apakah ini dia wajib merahasiakan. Ini tolong dijelaskan oleh pemerintah.

Sarannya apa ini, saran perbaikan sehingga keinginan- keinginan dari

Pak Jasri tertuang, bunyi dari Pasal 18. lni advokat wajib merahasikan sesuatu

yang diketahui, kalau hal seperti ini, bertentangn Pak dengan Pasal 5 tadi,

dengan Pasal 5, itu Pak.

ANGGOTA:

Saya tidak hapal pasalnya to long pemerintah cari di KUHP, bahwa barang

siapa membuka rahasia karena jabatannya diancam dengan pidana sekian, itu ada dalam KUHP dan jabatan ini termasuk pengacara. Saya ingat betul karena dikecualikan dalam undang-undang tindak pidana korupsi. Dalam

undang-undang pidana korupsi bahwa pengacara tidak boleb berpegang pada rahasia, itu dikecualikan, yang lain tolong pemerintah pasal KUHPnya itu.

762

ARSIP DPR RI

PEMERINTAH :

Dalam KUHP juga ada barang siapa mengetahui tindak kejahatan dan tidak melaporkannya, dia dihukumjuga.

KETUA RAPAT :

Ada dua pendapat, yang satu dirahasiakan yang satu harus membuka. Ini sama-sama pengacara. Pak Patrialis mantan pengacara, sekarang anggota DPR gak boleh merangkap pengacara, DPR gak boleh rangkap, pangdam juga bekas pengacara, nanti setelah 2004 kalau gak kepilih buka lagi. Jadi ini ada dua pendapat, yang satu buka, yang satu tutup. Bagaimana pemerintah.

PEMERINTAH :

Kalau gak disuruh menjawab pantatnya gak bisa duduk,jadi harus dikasih menjawab, supaya gak pergi-pergi dia. Kita inikan mengatur mengenai profesi advoakat dalam rangka menjalankan tugasnya itu. Jadi kita harus dikoridor ini, jadi jangan kita mengatakan, kalau dia melakukan tindak pidana apa itu, itukan bukan masalah profesi advokat kalau masalah,jadi kalau dia sekarang, saya menangani suatu perkara pembunuhan, itukan saya rahasiakan, yang membuktikan kan jaksa dipengadilan, saya tidak membukanya, itu tu gas penyidik dan tugas penuntut. Sistemnya dulu itu kita bikin, umpamanya kebenaran saya advokat, umpamanya datang yang saya tahu seorang teroris, saya bi Jang saya gak tahu, saya kan bukan dalam rangka itu tapikan sebagai warga negara, saya harus kasih tahu itu, kan bisa diancam pidana. Menyimpan orang itu,jadi kita itu lihat dimana kita berada,jangan out of contec kita itu. Nah dalam ha! itu.

Saya umpamnya sedang menangani perkara, saya wajib merahasiakan ini, kalau tidak buat apa saya jadi pengacaranya. Itu tugas dari penyidik dan penuntut. Sekarang kita memang istilah penegak hukum itu agak rancu ya, karena ini adalah terjemahan dari offical oftheguard tapi bukan sebagai law inforceman seperti polisi. Sebetulnya yang dimaksud dari penegak hukum ini pilar. Apakah kita tepat menggunakan istilah .penegak hukum, apakah kita akan mengambil aslinya di dalam bahasa asingnya di dalam kurung nanti itu, itukan masalah lain. Tidak sama dia penegak hukum seperti polisi. Sebab polisi, jaksa itu penegak hukum dalam arti publik, melaksanakan apa negara. Dia bukan itu maksudnya itu. Tapi penegak hukm dalam rangka upaya hukum itu tegak dalam proses peradilan itu. Ini barangkali sudahjelas Bapak ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

763

ARSIP DPR RI

Sebelum kita masuk ke Bab 4, setelah melihat bab ini hak dan kewaj iban. Hak dan kewaj iban ini sudah semua kita baca sampai Bab 18, 19 ini tidak terlalu sulit saya rasa.

ANGGOTA:

Terima kasih Pak.

Kita belum melihat apa namanya keharusan-keharusan suatu advokat, disini kelihatannya hak, hak saja. Ini kelihatannya seperti itu, sekarang bagaimana seandainya kita belum melihat bagaimana advokat yang menyembunyikan kliennya. Seorang yang misalnya sudah DPO, daftar pencarian orang, dia tahu atupun dia tidur dirumah dia. Tidak memberitahu dia membiarkan, itu satu. Yang kedua seperti biasa terjadi, surat sakit. Dokter itu mengetahui bahwa advokat itu minta, karen adokter, advokatnya itu yang mintakepada dokter, misalnya ini bis adibuktikan, apakah inijuga bagaiman tentang advokat ini. Kira-kira itu pidana, jangan itu saja. Ini juga tolong dicanturnkan dalam hal-hal seperti ini kelihatnnya tidak ada, bagaimana kewajiban advokat dalam hal seperti ini.

ANGGOTA:

Kita rnengatur profesi advokat, sepanjang dia melanggar sehubungan dengan profesinya ini. Maka profesinya itu yang akan melakukan penindakan, inikan dalam melanggar profesinya. Oleh karena itu dalarn kode etik, dan juga kalau ada pelenggaran itu kehormatan itu. lnikan dalam rangka profesi. Kalau dia diluar rangka profesinya, melanggar yang kira-kira ditanyakan Pak Jasri ini."Apanamanya dia berbohong, minta ini, minta itu, dia kena. Bukan dalam rangka melaksankan profesinya, tapi kalau dia oleh profesinya bisa ditindak, dia ada pidananya diajuga bisa kena pidananya. Ini kita mengatur mengenai hak dan kewajiban dalam rangka profesinya itu, apabila dia keluar dari hak profesinya itu, hak kewaj iban profesinya, dia akan ditindak oleh dewan kehormatan, pengaduan itu, Nah inilah apanamanya itu kita kan dalam koridor pernbahasannya itu. Kalau dia diluar profesinya, apakah itu pidana, apakah itu perdata dia akan kena hukurn biasa.

Terirna kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak.

Kita memang dalam bab ini kita baru melihat Pasal 18 ayat (1) yang secara eksplisit ditulis walaupun dalarn hal ini dipertanyakan, tapi sudah kita ketok ya Pak. Bisa wajib, bisa juga hak ini. Tapi dengan rumusan ini

764

ARSIP DPR RI

berarti, manakala suatu saat nanti ada advokat yang meberitahukan hal-hal tertentu dari kliennya, yang tidak dirahasikan, berarti melanggar dia, melanggar aturanjadi ini hubungannya dengan advokat. Jadi barangkali memang Pasal 19 ini, untuk bab ini supaya dipertanggungjawabkan mengenai hak dan kewajiban. lnikan harusnya bab hak dan kewjiban. Jadi ada kaitan dengan itu, makanya Pasal 19 ini menurut saya, disinikan pakai dilarang semua, saya bisa memahami dari rumus,jadi yang dimaksudkan disini. Larangan ini berkonotasi kewajiban, apakah tidak bisa dirubah sehingga pasal 19 ini berupa kewajiban­kewajiban aja dirumuskan. Seperti ayat (I), advokat dilarang merangkap jabatan yang lain, dan ini bisa dirubag advoakat waj ib hanya menjabat sebagai advoakat, barangkali gak boleh kerja rangkap.

Kemudian yang kedua advokat dilarang mernegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa, itu bisa dirumuskanjadi wajib, hanya karena dilarang ini, mudah-mudahan nanti ayat-ayat selanjutnya ada sangsinya terhadap ini mudah-mudahan, karena saya lihat hanya ada satu pasal aja yang mengandung sangsi. Jadi dirumuskanlah, mungkin nanti tim perumus nanti. Dirubah ini menjadi suatu kewajiban, jadi ditulis jelas-jelas, advokat hanya memegangjabatan advokat, tidak boleh rangkap, kan itu intinya kan. Jadijangan dilarang, supaya ada uang, kan bab ini hanya hak dan kewajiban, ini saran kamiini.

Tadikan semua ini dilarang, ayat (l) dilarang, ayat dua dilarang, ayat (3) dibebaskan untuk sementara, ini apa kewajiban juga apa bagaimana ini, tapi kalau kami menilai Pasal I 9 ini bisa dianggap sebagai suatu kewjiban, bisa dirumuskan sebagai kewajiban. Mungkin tim perumus bisa merubah jadi kewjiban.

KETUA RAPAT :

Pasal I 9 sudah ada tanggapan dari Pak Logan saya rasa semua sudah baca ya. Advokat memegangjabatan lain, satu dan dua itu hampir sama ini. Yang ke tiga kalau advokat menjadi anggota DPR, maka dia diberhentikan sementara kira-kira begitu, jadi tidak boleh berkaki dua, satu sebagai anggota DPR, satu sebagai advokat. Itu kata-kata yang saya rubah, advokat yang menjadi pejabat negara dibebaskan sementara, dari profesinyajadi dia tidak boleh menjadi advokat, angggota DPR atau mentri maksud saya. Kalau dia tidak menjadi anggota DPR, menteri atau pejabat negara, boleh saja. Jadi Pak Akib, Pak Patrialis istirahat sampai 2004, Pak Hamdan istirahat, kecuali 2004 gak maju lagi. 50% advokat, 50 % di DPR ini melanggar undang-undang, kode etik. Pak si lakan.

765

ARSIP DPR RI

ANGGOTA:

Sebelum ke subtansi Pak ketua, saya ini tadi ada beberapa pendapat bahwa, dilihat dalam subtansinya memang dalam ha! pengaturan itu memang berbeda antara kewajiban dengan larangan, kalau dari segi pengaturan, dibanyak undang-undang yang kita temui itu berbeda, sebab kalau kewaj iban itu sifatnya positifkalimatnya, kalau larangan itu negatifbiasanya. Nah, disini memang dicampur disini, kewj iban dangan lararyg itu dicampur, itu juga biasnya sangsinya itu juga berbeda, kewjiban sendiri ada sangsinya, larangan juga malah lebih beratdari kewajiban itu biasanya, namun nanti ditimus barangkali, perlu dimunculkan tersendiri ini, mana kelompok yang kewajiban, mana yang kelompok larangan, sehingga tindak pidanajadi lebihjelas, dan ini sudah umum dalam berbagai undang-undang.

Kemudian dari segi subtansi dalam Pasal 19, saya kira kita tidak mempermaslahkan masalah ini, karena kita setuju terhadap subtansi ini, karen adalam kode etikjuga sudah diatur Pak, terkait masalah ini juga sudah ada Pak. Misalnya seorang anggota DPR harus mengutamakan kewajibannya, atau keberadaannya sebagai anggota DPR dalam menjalankan tugasnya. Seorang anggota DPR tidak boleh mempengaruhi proses peradsilan, itujuga ada dalam kode etik kita. Jadi memang semangat ini Iebih kuat dari norma yang ada di kode etik, menjadi nonna hukum dalam ketentuan undang-undang ini, itu Pak ketua.

KETUA RAPAT :

Ayat (I) dengan ayat (2) itu sama itu. Jadi ayat (2) itu bisa didrop sehingga tidak ngeba-ngebai ini. Ada komentar gak itu Pak Jaini. Sebentar <lulu pemerintah belakangan, Pak Anwar dulu

ANGGOTA:

Han ya ingin dapat penjelasan dari pemerintah ini, Pasal 19 ayat (1 ), memegangjabatan lain. lnikan belumjelas inijabatan apasaja, apakah seorang pimpinan partai itujabatan lain, atau apa ini,jadi saya ingin ada penjelasan ini Pak. Terima kasih.

PEMERINTAH :

Kalau dari Pak Jaini berupa saran, nanti saran kepada tim sinkronisasi, itukaiihak dan kewajiban, itu hanya ada dua pasal, pasal satu megatur haknya pasal dua mengatur kewajibannya, kira-kira begitu, dengan tidak mengurangi apa yang tel ah kita setujui bersama, ini setuju ya bagus sarannya itu. Setuju. Sekretaris catat. Silahkan pemerintah ada yang mau dibicarkan, tadi Pak Gani

766

ARSIP DPR RI

angkat tangan. Yang diketok itu bab namer 4, bab itukan hak dan kewajiban, Pasal 14, 15, 16, 17, 18 ini nanti dibagi dua masalah, yang hak, hak, yang kewajiban-kewajiban. Ditambah larangan-larangan itu !ho, itu yang saya ketok, ok. Lanjut.

ANGGOTA:

Tadi ada tanggapan bahwa ayat dua itu tidak diperlukan, apa bedanya dengan ayat satu. Advokat dilarang memegangjabatan lain yang merugikan dan mengurangi kebebasan martabat profesi. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa sehingga merugikan profesi advokat, ataupun mengurangi kebebasan dalam kemerdekaan. Ayat (1) itu belum tentu mengurangi, belum tentu mengambil sedemikian rupa sehingga merugikan advokat, jadi masih umum. Seorang advokat tiba-tiba terpilih menjadi anggota Komnas HAM, itukan dilarang. Itu yang dimaksud oleh ayat dua. Nah kemudian ayat ( 1 ), dilarang memegang jabatan yang merugikan kebebasan dan mengurangi martabat, bagaimana menjadi partai politik. Atau menjadi pemimpin demo, atau sebagai mucikari, atau menjadi ketua pengurus yayasan. Jadi hal-hal itu yang dapat mengurangi martabat, profesi advokat, jadi bisajadi advokat ini menurut keinginan ini lepas dari semua itu.

KETUA RAPAT :

Jadi kita harus jelas dulu tolak ukur jabatan lainnya itu apa,jadi kita kalau rumusan seperti inikan multi tafsir ini.

ANGGOTA:

Di dalam penjelasan itupun cukup jelas, saya kira perlu konstribusi bersama untuk memberikan batasan. Kitakan mau mencarijalan keiuar, mencari rumusan yang terbaik. Yang tertulisnya itu cukup jeias, perlu dijeiaskan lagi supaya Iebihjeias.

KETUA RAPAT :

Saya ini memang tidakjeias. Ayat ( 1 ),(2) ini tidakjelas ini,jabatan lain itu tidakjelas. Jadi kaiau saya rnengusulkan mengganti dengan adajabatan Iain, yang bertentangan dengan konflik atau interest itu jarang, jabatan Iain, profesinya sebagai advokat, bukanjabatan Iain,jabatan lain kanjelas. Jadi kita harus tambahkan disini.

Dengan kepentingan profesinya, inijangan ditentangdulu ini, ini konsep. Kita perbaiki bersasma, kalau yang kedua lebihjelas, kaiau advokatjadi pejabat negar amaka dia dibebaskan sementara, tidak boieh berpraktik sebagai

767

ARSIP DPR RI

pengacara kecuali liar. Kalau liar itukan illegal, kalau illegal loggingjuga boleh, selingkuh juga boleh kalau gak ketahuan. Selingkuh juga boleh kalau gak ketahuan. Kalau ketahuan kena PP No.20. Jadi ayat (1 ), (2) itu dikombine, digabung. Alam pikirannya begini, yang satu dan dua kenapa dipisah.

Kalau ayat (1) alam pikirannya advokat dilarang merangkap jabatan lain yang merugikan dan mengurangi martabat profesinya. Jadi jabatan lain yang mengurangi martabatnya itu dia tidak bisa, jadi advokat. Tapi jadi bisnismen itu mengurangi martabatnya ataupun, dia menjadi mucikari itu martabatnya. Kalau yang 2, dia memegang jabatannya, dengan meminta sedemikian rupa,jadi menteri,jadi presiden inikan memerlukan pengabdian khusus, stop dulu dia. Tiga menjadi pejabat Negara dibebaskan sementara, sebetulnya ini, ini saya pribadi, masih menimbuilkan question mark yang mana, sebagai pejabat Negara, apakah itu mengurangi martabat profesi, apakah itu meminta pengabdian sedemikian rupa.

Jadi kalau yang 3 ini sebetulnya memang, yang pejabat negara ini apakah termasuk, termasuk yang pengabdian yang sedemikian rupa atau bagaimana. Sebab satu contoh dulu, ini bukan saya membela advokat yang ada di DPR, bukan. Oulu padajaman tahun 50an banyak advokat yang menjadi anggota DPR. Gak ada persoalan karena itu tidak merugikan martabatnya dan tidak memerlukan pengabdian sedemikian rupa. Jadi jangan lantas berapiapilah anggota DPR yang advokat. Kenapa seorang advokat tidak boleh merangkap anggota DPR, karena kalau sidang dia ngurus sidangnya, bukan sidang di DPR, sidang di pengadilan alasannya, kalau gak merangkap aja sulit kok, apalalgi merangkap kira-kira begitu. Yang ke3 ini sudah pas ini, yang jadi masalah I dan 2 sebetulnya ini. Saya sudah berjuang sendiri tanpa dibantu profesor tadi.

Si lakan Pak.

ANGGOTA:

Saya melihat ini memang ada yang bertentangan di Pasal 19 ini, khususnya ayat (I) dan (3). Saya sependapat dan memahami betul, pemikiran saya sama dengan Pak Natabaya ini. Jadi dilarang disini, memegangjabatan lain yang mengurangi martabat. Jadi mucikari misalnya, kalau pedagang masih bisa Pak. Kalau pedagang tidak mengurangi maitabat Pak. Karena harus kita ingat bahwa advokat ini ijin usaha Pak. Saya lihat dikode etiknya itu diatur itu. Tapi di ayat (3) ini be1tentangan ini, adv.okat yang menjadi pejabat negara dibebaskan untuk sementara waktu selaku advokat selama memangku jabatan tersebut. Menurut saya ini perlu kita pikirkan. Contohnya seperti di Babinkum

768

ARSIP DPR RI

TN! dan Babinkum Polri,juga di kejaksaan,jadi profesi penasehat umumjuga melaksanakan tugas advoakt itu. Seperti di Polri sekarang ini apakah nantinya setelah undang-undang ini berlaku, apakah setelah pra peradilan, penasehat

. hukum Polri itu harusjadi advoakat. Jadi dalam visi saya tidak ada larangan, sejauh dia punya keahlian hukum dan sebagainya sesuai dengan yang ditunjuk, si tersangka atau terdakwa, pembelaan itukan tersangka atau terdakwa, dalam hal-hal tertentu terdakwa ini bisa membela diri sendiri. Ini saya llihat agak bertentangan ini saya mohon ada klarifikasi Pak.

KETUA RAPAT :

Apakah Pasal 19 itu perlu dibuldoser atau bagaimana, atau dibumi hanguskan istilahnya. Karena ini nanti, itu perang mulut sebetulnya, menurut saya tidak mengurangi martabat itu padahal pekerjaannya sebagai mucikari itu. Itu terhormat karena saya sudah berhasil mengangkat orang-orang dari Subang, Indramayu, Madura dan dari segala macam. Itukan bahasa hukum bisa saja pengacara berdebat seperti itu. Dapat surat pujian dia itu dapat penghargaan. Penganguran-penganguran yang segala macam itu, katanya advokat kan tergantung resumenya advokat. Adaalah advokat itu yang jelas bukan Pak Patrialis. Ada yang menarik dari Pak Logan sebetulnya, dengan kata setelah undang-undang ini dibentuk jaksa agung sebagai penasehat pemerintah itu tidak berlaku, satu. Yang ke2 kalau Kapolri di prpaperadilankan maka Kapolri harus mengambil penasehat OC Kaligis. Apa artinya ada kepala dinas hukum Polri., apa artinya ada kepala dinas hukum Mabes TNI, angkatan laut sama angkatan udara, bunuh aja itu semua, kasarnya. Atau bubarkan, atau I ikuidasi bahasa halusnya, begitu ya. Maki um yang berbicara orang Sunda, oleh karena itu masukkan yang sangat bagus dari Pak Logan ini, Kaitannya dengan advokat yang menjadi pejabat Negara.

Tentara itu pejabat Negara bukan, dibebastugaskan sementara dari profesinya sebagai tentara. Ini perlu penjelasan sehingga kita satu. Belum tentu advoakt itu penegak hukum kira-kira begitulah. Karena saya pernah ditanya sama anak saya apa bedanya advokat, pengacara dan penegak hukum, serupa tapi tak sama, sama tapi tak serupa, pikir saja kau.

ANGGOTA:

Jadi kalau kita menunjukkan disini advokat, menunjukkan profesi. Jadi kalau umpamanya yang dikasih contoh oleh saudara saya Logan ini. Itukan kalau yang membela itu sewaktu-waktu, itukan bukan broop dia, ya pekerjaannya Polisi. Tapi karena ada kasus tertentu dia diangkat apanamanya itu ya boleh-boleh saja. Jadi sama seperti saya dipengadilan adhoc, itu banyak

769

ARSIP DPR RI

tentara yangjadi pengacara, kasus Hartono itu. Tapi bukan broop dia sebagai pengacara, dia militer kebenaran pada kasus itu, dia membela itu, itukan insedentil. Jadi bukan itu yang dimaksud oleh ayat (3) ini, Bapak yang terhormat.

ANGGOTA:

Makasih Pak Ketua, saya terus terang agak bingung dengan Pasal 19 ini, saya mau klarifikasi dulu supaya tidak, tolongjuga karena menganggap saya pengacara dan juga anggota DPR. Saya sekarang masih pengacara Pak. Jadi saya ingin katakan bahwa, kalau memang toh nantinya dilaranglah pengacara itu sebagai anggota DPR, itukan konotasinya kan seperti itu, ya apa bolch buat !ah, tapi perlu kita balms secara matang subtansi ini. Kalau memang sudah sedemikian buruknya seorang advokat, menjadi pejabat Negara, sejauh tidak ada konflik interest yang terjadi antara keduajabatan yang dia lakukan.

Kaiau kita bicara masalah personal, seseorang pernah memanfaatkan jabatanya itu, itu sudah ada aturan yang mengatur, kode etik yang mengatur, kemudian juga ada undang-undang yang mengaturnya. Kalau misalnya ada tindak pidana atau apaun yang dilakukan masyarakat yang mengontrol. Saya ini terus terang bangga pengacara ini bisa duduk di DPR. Danjuga saya tidak bisa meninggalkan profesi saya yang susah payah saya raih, susah payah kita pe1juangkan, kemudian tiba-tiba, karena hal-hal yang sifatnya like dan dislike, yang sifatnya personal. Karena kelakuan seorang atau siapa, kita kemudian mengambil garis generalisir segala ha! diangggap buruk. Jadi saya malah beranggapan Pasal 19 ini gak ada sajalah. Drop, kalau saya tegas aja, kalau dia misalnya melakukan pelanggaran itu akan ada peraturan-perpaturan yang mengatur. Tapi kembalijuga dengan rendah hati, kalau memang karena saya sebagai pengacara, takut dianggap, karena mementingkann diri sendir. Kalau memang keputusan kita dilarang ya kita ikuti. Kai au berj uang dulukan boleh Pak.

PEMERINTAH :

Melihat perdebatan kita ini ada perdebatan asumsi yang sangat mendasar, kita harus memberikan pemaknaan terhadap profesi, itu tidak identik dengan orang ahli. Orang ahli belum tentu professional, karena apa, karena profesi itupunya prasyarat ya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi, apasih yang bisa dikategorikan seorang profesi itu. Apakah guru yang ngajar di SD itu profesi, bukan Pak. Kalau profesi di indonesia ini adalah kaiau ada syarat-syarat, dia harus memiliki spesialisasi keahlian. Yang kedua seorang profesional harus

770

ARSIP DPR RI

punya standar baku tentang konsentrasi peke1jaannya, yang ke tiga misalnya berhak seorang profesional itu menerima nafkah,jadimalu seorang profesional menerima uang, ketika pekerjaannya tidak profesional, ini untuk membedakan asumsi kita.

Seorang ahli misalnya, seorang ahli tukang belum bisa dikategorikan ahli, peneliti barang kali bisa dikatakan profesi baru, dokter, advokat adalah profesi. Apakah advokat boleh merangkap jabatan sebagai pejabat negara, menurut saya tidak boleh Pak, karena asumsinya seorang profesi itu harus ada syarat yang harus dipenuhi. Seorang advokat menjadi anggota DPR, dari sudut mana memandangnya, kalau profesinya sudah terkonsentari ke jabatan lain, akan rusak standarisasinya. Kalau asumsi ini bisa diterima di forum ini maka Pasal 3 itu.

Sehingga kalau kita konsisten dengan pengertian ini, profesi itu gak boleh merangkap.

ANGGOTA:

Ketua pertama-tama saya minta maaf karena kemarin sore saya gak hadir, karena dikejar kasus undang-undang pemilu, setelah itu ada beberapa tugas lain lagi. Setelah saya masuk DPR , saya dapat masukkan, dan ada yang betanya apakah pantas seorang anggota DPR, yang kebetulan jadi pengacara. Dilihat mondar mandir di pengadilan, dan saya jawab dia boleh mondar mandir saja, tapi tidak etis dan tidak sesuai dengan moral, dia datang ke pengadilan itu untuk apa. Untuk sekedar melihat boleh saja. Lho anggota DPR ini datang untuk apa, saya datang sebagai wakil rakyat karena melihat pengadilan yang semakin semrawut ini. Ia masuk ke ruangan ketua, dan dia bukan bicara sebagai anggota DPR, tapi sebagai seorang pengacara. Ada juga hakim yang mengatakan.

Saya pikir terlepas dari income kita sebagai anggota DPR, saya kira kurang etislah, saya kira ini adalah soal etika. Kalau soal konplik of interest, saya tahu banyak teman saya jadi pengacara, kalau saya bicara banyak yang gak suka, tapi secara jujur harus mengatkan hal itu, karena hati nurani saya tidak mengizinkan. Saya tanyajuga ketika saya ke luar negeri, tapi kitajuga jangan lupa ukuran diluar negeri, dan disini ada soal moral dan normatifyang tidak sama. Saya berpendapat seorang pengacara yang telah menjadi anggota DPR, wakil rakyat, pejabat negara dan kalau dia menghormati, pengacara itu sebagai satu profession and one ofnobel prnfesion, one of the oidest profession, sebaiknya dia, harus berhenti sebgai pengacara itu saja saran saya.

771

ARSIP DPR RI

PEMERINTAH :

Pertama saya mau melihat dari posisi pejabat negara ini, tentu juga kita harus memahami mana pejabat negara yang mempunyai otoritas untuk mengambil keputusan, ataumana pejabat negara yang tidak punya otoritas mengambil keputusan, di dalam pelaksanaan pemerintahan. Kalau saya melihat pejabat negara yang paling bersentuhan langsung pada masalah penegakan hukum, yang disebut dengan merangkap jabatan itu adalah, mereka-mereka yang berada dikalangan eksekutif, yang kedua mereka-mereka yang berada di kalangan yudikatif. Ini bersentuhan langsung, tidak bisa tidak. Tapi yang namanya legislatif dia tidak punya akses sama sekali di pengadilan, karena lembaga peradilan bukanlah bagian daripada, mitra DPR dalam melakukan kontrol, karena azas kernendirian dan kebcbasan lembaga peradilan itu tersendiri, dia tidak bisa ikut campur sama sekali, karena itu akses langsung yudikatif ke eksekutif itu tidak ada. Kemudian, kalau mereka-mereka yang menjadi pejabat negara yang berada di Lembaga DPR.

Sesungguhnya sejauh tidak menggunakan posisi itu justru akan membuat para penegak hITRtlm berhati-hati di dalam menegakkan hukum. Karena mereka memang tahu.•i:ttl'ifi'adalah seseorang yang juga dapat mengetahui secara langsung benar atau tidak penegakan hukum itu. Tapi dia tidak punya akses secara langsung, namun demikian kalau memang kita ingin meratakan pejabat negara itu secarn keseluruhan, maka dalam undang-undang ini harus meletakkan totali, jadi tidak hanya pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif sebagaimana yang diatur undang-undang. Saya melihat kode etik inijuga tidak komprehensif, banyak sekali lembaga-lembaga negara yang tidak berada pada tiga posisi itu. Tapi ia merupakan lembaga independent seperti KPU, Komisi hukum nasional, Komnas HAM, ini bukan lembaga yang dibuat resmi oleh negara. Mereka tidak dilarang.

Jadi kalau kita memang ingin objektif secara keseluruhan, maka itu harus dijelaskan dalam undang-undang ini secara keseluruhan. Kalau menurut saya legislatif ini tidak punya akses langsung ke pemerintahan,jadi boleh kita pilih. Saya setuju kalau kita atur, kita atur secara keseluruhan jangan sedikit-sedikit, masalahnya ini kode etik. Kode etikpun kita akui sebagai bagian di dalam pedoman untuk melakukan penindakan seseorang advokat. Padahal dari dulu kita tidak pernah trias politika. ·

772

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jadi kode etik itu harus sesuai dengan undang-undang, kalau bertenta-

ARSIP DPR RI

ngan supaya disesuaikan. Saya sudah baca konsepnya sedikit-sedikit ini. Kalau kita rnelihat Pasal 19 ini ada tiga pendapat. Drop pendapat pertama, tidak setuju pendapat kedua, pendapat ketiga setuju dengan perbaikan.

PEMERINTAH :

Terima kasih Pak.

Jadi kalau kita sudah sepakat kalau advokat ini sebagai profesi, dengan berbagai syarat profesi. Profesi ni dibutuhkan oleh pembangunan oleh aparat penegak hukum. Kalau saya sebenarnya melihat profesi yang paling transparan, paling mantap itu adalah dokter. Karena dokter itu dibutuhkan oleh masyarakat, tidak ada yang cemburu, misalnya disin ada yang sakit seorang dokter Iangsung mengobati, gak ada yang cemburu kok praktek itu, saya rnelihat profesi advokat itu sepeti itu. Tidak ada kewenangan-kewenangan yang hebat diberikan kepada advokat ini, apalagi kan dia meluruskan hukum terhadap terdakwa.

Jadi manakala ada waktu meskipun rangkap, dia sebagai dosen, advokat, saya pkir tidak terlalu problem. Sebetulnya yang saya kritik di ayat (3) ini, dibebaskan sementara dari profesi sebagai advokat dan profesi ini jelas sampai rnati. Tidak ada yagn berhak untuk memberhentikan itu, tapi kalau untuk praktik oke seperti profesi dokter tadi. Jadijangan profesi advokat ini diberhentikan sementara, paling-paling barangkali berpraktik, ini pun mari kita sepakat <lulu apa masalahnya. Kerugiannya apa, kalau penyalah gunaannyajabatan sudah dijelaskan. Menurut saya profesi advokat itu jangan diberhentikan sementara, karena tetap profesi itu. Sebagai anggota DPR pun sebetulnya banyak profesi lain. Seperti saya profesi saya adalah Polisi tapi saya sebagai Yudikatif.

KETUA RAPAT :

Saya melihat Pasal 16 sepertinya perlu pendalaman lebih lanjut, tapi untuk ayat ( 1) dan (2) nggak ada masalah toh.

ANGGOTA:

Ini tidakjelas, seorang bisnismen. Seorang advokat tidak bisa menjadi seorang bisnismen, saya usulkan supaya ini digantikan jadi satu pasal saja, dengan ada pertentangan kepentingan. Kalau jabatan lain tidak ada pertentangan kepentingan why not.

KETUA RAPAT :

Jadi pendapat pertarna, advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan profesinya. Jabatan lainnya nanti kita kan

773

ARSIP DPR RI

jelaskan dalam penjelasan nanti Pak. Ayat (1), (2) nya di drop. Ayat (l) dan (2) dikurung saja, ayat (3) menjadi ayat (2), ayat (3) nya saya pending.

PEMERINTAH :

Pasal 19 ini mungkin cukup satu ayat tapi dirumuskan agak luas, aturan lebih lanjut diatur oleh para advokat.

KETUA RAPAT :

Ada usulan dari Pak Sahetapi, advokat dilarang memegangjabatan lain, yang bertentangan dengan profesinya, ayat kedua, selanjutnya diatur oleh para advokat, itu lebih luas. Dari Prof. Sahetapi ayat ( 1 ), advokat dilarang memegang profesi lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas profesinya. Ayat dua pengaturan lebih lanj ut diatur oleh advokat. Dari 1, 2 dan 3 ini dirangkap.

ANGGOTA:

Yang akan menggurangi kebebasan dan mengurangi kehormatannya itulah yang sebenarnya dilarang. Tambah lagi yang memakan waktu, yang memerlukan pengabdian sepenuhnya, mengurangi waktunya bekerja sebagai advokat, substansinya 3 elemen itu. Seorang advokat menjadi pejabat negara, tradisi advokat Indonesia meniru Eropa kontinental, yang dimaksud pejabat negara yang bertentangan, konflik interest dengan advokat dibidang eksekutif, maupun yudikatif. Kalau yudikatif tidak masalah, trdisinya sudah begitu,jaman Belanda boleh itu. Tapi begitu mereka rnenjadi pejabat negara, eksekutif,jadi mentri rnisalnya, rnereka harus rneninggalkanjabatan.

PEMERINTAH :

Kalaujadi menteri, tapi namanya masih dipapan di kertas, kasarnya seperti Pak rnenteri kita ini.

ANGGOTA:

Walaupun normative, sekarang ini banyak kritik, bahwa anggota DPR yang advokat menyalahgunakan jabatannya, 7 profesi sekarang ini memang melarang, paling tidk dibebas tugas sernentara, sebagai prinsip hal ini tidak bisa dikorbankan. Tinggal bagaimana mengawasi advokat yang masih menjadi anggota DPR, supaya mereka tidak menyalah gunakan, tapi mereka jangan dibebas tugaskan.

KETUA RAPAT:

Saya kira ayat satu itu sudah disetujui, ayat (2) juga gak ada masa!ah dengan penjelasan tadi, ayat (3) kita pending.

774

ARSIP DPR RI

ANGGOTA:

Penyempuranaan kalimat supaya sinkron dengan yang tadL di ayat (2), dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya, bukan dalam melakukan profesi tapi dalam menjalankan tugas profesi.

ANGGOTA:

Kalau bisa ayat 3 jugajangan di pending, yang diatur disinikan advoka,t yang merangkap menjadi pejabat negara. Kalau pejabat negara yang menjadi advokat kan undang-undang yang rnengatur. Advokat ini kan sebuah tugas profesi yang tidak bisa dikelola secara amatiran. Pejabat negara profesijuga tidak bisa dikelola secara amatiran. Dosa ini kalau kita setengah-setengah rnelaksnakan. Dua-duanya amanah. Jadi kalau menurut saya, ia tidak berhenti jadi advokat tapi dia berhenti berpraktik, selama menduduki jabatan itu.

KETUA RAPAT :

Advokat yang menjadi pejabat negara dibebaskan sementara, dalam rnenjalankan profesinya selama memangkukjabatan. Kalau gak perlu dipending lebih bagus. Ok.Sudah dibetulkan tadi, ok.

ANGGOTA:

Supaya tidak menirnbulkan penapsiran saya kira, kalau dapat pengertian pejabat negara itu dijelaskan, salah satu referensi ada Undang-undang no.18 Pasal 9 tentang penyelenggaraan negara.

ANGGOTA:

Jangan sampai terjadi salah tafsir. Bagaimana seandainya seperti yang terjadi sekarang. Memang dia tidak turun berpraktik, ada kantornya dipakai juga, kesannya terselubung. !tu bagaimana. Apakah berpraktik ini sama artinya tidak rnenjalankan tugasnya turun dalam proses peradilan. Ini yang terkesan sama saya, ketika semua berbicara tidak usah berpraktik, tidak bolehjabatan rangkap. Tapi terkesan munafik, ketika larangan itu dibuat, bahkan akan tei:jadi, calo-calo tetap menjalankan profesinya.

Saya jujur katakan lebih baik tegas supaya diawasi, dengan kontrol masyarakat dari pada akan menipu juga. Dilarangpun apakah ada jaminan, seorang pengacara yang rnenjadi pejabat negara itu, tidak memanfaatkan profesinya, secara diam-diam bahkan menarik keuntungan lebih besar, bahasa kasarnyajadi calo,jadi broker. Tidak ada yang bisa mengawasi, kecuali kita bandingkan dia tetap bisa menjalankan profesi, dengan kontrol masyarakat ketika dia melakukan kesalahan, ada pengawasan-pengawasan tergantung dengan undang-undang dan sebagainya. Kitajangan munafiklah, kita cari

775

ARSIP DPR RI

ANGGOTA:

Sebelum ke subtansi Pak ketua, saya ini tadi ada beberapa pendapat bahwa, dilihat dalam subtansinya memang dalam hal pengaturan itu memang berbeda antara kewajiban dengan larangan, kalau dari segi pengaturan, dibanyak undang-undang yang kita temui itu berbeda, sebab kalau kewaj iban itu sifatnya positifkalimatnya, kalau larangan itu negatifbiasanya. Nah, disini memang dicampur disini, kewj iban dangan larang itu dicampur, itu juga biasnya sangsinya itu juga berbeda, kewjiban sendiri ada sangsinya, larangan juga malah lebih beratdari kewajiban itu biasanya, namun nanti ditimus barangkali, perlu dimunculkan tersendiri ini, manakelompokyang kewajiban, manayang kelompok larangan, sehingga tindak pidanajadi lebihjelas, dan ini sudah umum dalam berbagai undang-undang.

Kemudian dari segi subtansi dalam Pasal 19, saya kira kita tidak mempermaslahkan masalah ini, karena kita setuju terhadap subtansi ini, karen adalam kode etikjuga sudah diatur Pak, terkait masalah inijuga sudah ada Pak. Misalnya seorang anggota DPR harus mengutamakan kewajibannya, atau keberadaannya sebagai anggo!a DPR dalam menjalankan tugasnya. Seorang anggota DPR tidak boleh mempengaruhi proses peradsilan, itujuga ada dalam kode etik kita. Jadi memang semangat ini lebih kuat dari norma yang ada di kode etik, menjadi norma hukum dalam ketentuan undang-undang ini, itu Pak ketua.

· KETUA RAPAT :

Ayat (I) dengan ayat (2) itu sama itu. Jadi ayat (2) itu bisa di drop sehingga tidak ngeba-ngebai ini. Ada komentar gak itu Pak Jaini. Sebentar dulu pemerintah belakangan, Pak Anwar dulu

ANGGOTA:

Hanya ingin dapat penjelasan dari pemerintah ini, Pasal 19 ayat (I), memegangjabatan lain. Inikan belumjelas inijabatan apa saja, apakah seorang pimpinan patiai itu jabatan lain, atau apa ini,jadi saya ingin ada penjelasan ini Pak. Terima kasih.

PEMERINTAH :

Kalau dari Pak Jaini berupa saran, nanti saran kepada tim sinkronisasi, itukan hak dan kewaj iban, itu hanya ada dua pasal, pasal satu megatur haknya pasal dua mengatur kewajibannya, kira-kira begitu, dengan tidak mengurangi apa yang tel ah kita setu jui be rs am a, in i setuj u ya bagus sarannya itu. Setuj u. Sekretaris catat. Silahkan pemerintah ada yang mau dibicarkan, tadi Pak Gani

776

ARSIP DPR RI

Ayat (I) ini bahasanyapun tidak jelas ini, advokat berhak menerima honorarium atas dasar yang telah diberikan, kalau yang telah diberikan memang dia pun ya hak. Saya kira mungkin bukan yang telah diterima barangkali. Ayat (2) telahnya.

KETUA RAPAT :

Advokat berhak menerima honorarium atas dasar hukum yang diberikan kepada klien, telalmya dicoret. Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang diberikan kepada klien.

ANGGOTA:

Terkait dengan jasa hukum, saya mau tanya selainjasa hukum, seorang advokat membuat perjanjian terhadap kliennya seakan-akan melebihi, prosentasi haknya yang di sengketakan, itu sering terjadi.

ANGGOTA:

Kalau saya gak perlu dihapus pak, karena apa, bukan honorariumnya tapi jasa hukum yang telah diberikan. Jadi dia dapat honorarium setelah dia menjalankan tugasnya.

ANGGOTA:

Tadi penjelasan dari pemerintah, mengenai batasan tadi tolong Bang Buyung tambahkan, atau Bang Bugis tambahakan. Honorarium macam mana yang akan dibicarakan ini, di dalam kenyataan begitu negosasi penyerahan perkara, sudah ada honorariumnya itu. Ada fee yang hams dibayar pada saat tanda tangan kuasa, sesudah itu muka dari honorarium yang hams diterima. Ada lagi sukses fee, mungkin inilah yang hams dibatasi, sebab kenyataan itu ada. Pada saat tanda tangan kontrak datanglah fee. Honorarium ini perlu dijelaskan, supaya kata telah perlu atau tidak. Memang hams dijelaskan dulu sebelum ada syarat. Memang panjang dulu, supaya ada gambaran honorarium itu model apa. Setelah teken kontrak ada feenya setelah itu ada personal fee, mungkin 1/4 atau berapa, setelah itu ada sukses fee, setelah itu kalau kurang personal fee, ada tambahannya lagi. Kemudian sukses fee adajuga yang membuat surat pengakuan hutang, disini paksaannya ada. Sebab jarang terjadi kalau tidak ada surat pengakuan hutang untuk sukses fee, maka klienpun Iari. Maka itu kata telah perlu ada, supaya ada ikatan bahwa ada kewajiban pihak yang berpekara itu untuk membayar fee sebelum jasa um um yang ada dilakukan. Tetap ada kata telahnya.

KETUA RAPAT :

Baik setaiah ada penerimaan selain honorarium, bagaimana kalau

777

ARSIP DPR RI

honorarium ini kita ganti uangjasa misalnya.

PEMERINTAH :

Honorarium ini sudah meliputi semua penerimaan seperti yang telah diuraikan.

ANGGOTA:

Salah pengertian honor itu adner itu, jadi bahasa Inggrisnya itu uang penghormatan. Karena itu memang terhormat itu profesinya.

ANGGOTA:

Jadi mengenai honor ini memang perlu kita inikan Pak. Jadi ibarat dokter, dokter itujuga ada kesepakatan diantara mereka itu, misalnya spesialis pasti lebih tinggi dan sebagainya. Jadi advokat inipun kelihatannya adajuga tarif tertentu ini, artinya tidak sama. Kalau di populer harganya sama dengan yang lain pasti antri. Jadi setujujugasayakalau ini diaturoleh pemerintah, mengenai honorarium ini.

ANGGOTA:

Kata wajar memang pelu disini, biarlah pemerintah perumuskannya, tapi perlu penjelsan. Untuk penjelasannya ini Bang Buyung punya konsep.

PEMERINTAH :

Jadi saya kira kata-kata waj ar disetuj ui disamping persetujuan dari kedua belah pihak. Inikan kebebasan dalam menentukan fee, kecuali negara kita mengikuti aturan pemerintah, jadi kebebasan harus diikat dengan ukuran kewajaran. Apa ukuran kewajaran, waktu yang akan diberikan, tenaga, resiko yang akan dihadapi advokat, tapijuga kemampuan klien. Jadi unsur yang harus dipertimbangkan, gak sewenang-wenang advokat itu, jadi meres kesannya itu. ltu yang bisa dimasukkan dalam pertimbangan kewajaran itu, masak 5 menit telepon dia minta 1 Milyar, yang bener aja.

KETUA RAPAT :

Jadi secara itu, perlu diberi penjelasan seperti penjelasannya Pak Buyung. Bukan begitu pernerintah. Klien, resiko, waktu. Mantap, aman, terkendali itu.

ANGGOTA:

Jadi inikan masalahjasa Pak, apa perlu diatur dalam undang-undang ini diatur rnasalah pajak, sehingga transparan ini. Jadi pajaknya berapa persen ini, apakah san1a kalau kita 1nakan di restoran7 atau bagaiinana. Profesi

778

ARSIP DPR RI

yang sudah diatur mengenai honor begini,jarang begitu.

ANGGOTA:

Ada case, menurut saya menjadi advokatternama itu dihitung oleh pajak, pajak pendapatan dan lain-lain. Undang-undang pajak pun sudah punya yustisi atas ini,jadi sudahjalan itu Pak.

KETUA RAPAT :

Jadi menurut Pak Hamdan dia bayar pajak ratusanjuta. Kita mulai 19.30 gak datang bablas.

KETUA RAPAT :

Nanti mekanismenya akan diatur Pak Hamadan dan Menteri Kehakiman, karena Pak Gani dipanggil menjadi tamu Allah. Setuju ini ya, kalau setuju udah. Dari apa yang kita bairns apa ada yang ingin diungkapkan dari teman-teman silahkan, siapa tahu ayat (3) Pasal 9 yang tel ah diendapkan ada kerugian atau yang lain-lain.

Silakan Pak Profesor.

PEMERINTAH :

Ada beberapa hal yang saya sendiri tidak tahu mau dimasukkan kemana, tapi ini juga ada pertalian dengan, bagaimana kalau advokat dalam menjalankan tugasnya itu ternyata berkolusi misalnya dengan kiiennya ynag sedang dikejar polisi, Sebab saya ragu-ragu, kalau itu diatur dalam kode etik, dipihak Iain bagaimana advokat ini dilindungi dalam rangka berbicara dengan pihak lain. Saya lalu teringgat kepada kasus Yap Tian Hien,jadi dalam sidang pengadilan juga advokat itu mendapat hak imunitas untuk dilindungi oleh undang-undang, tetapi dalam pihak lain advokatjuga harus ditindak. Kalau Palisi atau penegak hukum mencari seseorang, dan advokat itu terus menerus mengadakan dialog secara terselubung, dan tidak mau memberi tahu kepada aparat penegak hukum. Maka ha! inijuga pelu diatur, dalam kode etik. Saya lihat hal itu sering terjadi di dalam negara kita.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Yang kedua Pak Prof. Ini memberi masukkan bagaimana kalau seandainya, advoakat me! indungi seseorang yang dijadikan DPO, harus diatur disini. Di sisi lain advokatjuga perlu, kalau istilah beliau hak imunitas, sudah di atur di pasa! yang telah disetujui. Dia tidak bisa dituntut perdata maupun perdata dalam sidang pengadilan, jadi imunitasnya sudah selesai tadi.

779

ARSIP DPR RI

Pemerintah coba dijawab.

PEMERINTAH :

Jadi tadi sebenamya secara tidak langsung ketika kita membahas imunitas dan lain-lain, memang sudah kita bahas itu. Kita simpulkan bahwa sebenamya tidak kebal terhadap segala - galanya pengacara itu dalam melaksanakan tugasnya, sebagai pengacara. Persoalannya kalau imunitas itu selalu kita buat sesuai dengan perundang-undangan,jadi ada memang undang-undang yang mengatur soal itu. Kalau seorang DPR lah katakan, bukti permulaan telah membuktikan bahwa dialah tersangka yang diancam pidana melebihi 5 tahun, karena itu penyidik berwenang sementara. Lalu advokat menyembunyikan, dikemudian hari ketahuan ini, Palisi bisa menindak penyidik. ltu tadi kesepakatannya.

Persoalannya mungkin dari pasal tadi apa perlu lagi diulang disini. Ini memang perlu jadi kaj ian kita, ban yak sebetulnya hal-hal yang menyangkut pengacara ini, bisa kemungkinan terjadi, menjadikan dia sebagai tersangka. Jadi menurut saya tanpa dibikinpun disini bisa itu, seperti Elsa Syarip lab kemarin, dia sebetulnya gak lepas tugasnya dari pengacarnya, walaupun penyelesainnya itu bagaimana gak tahu itu. Jadi itu tadi kesepakatannya, namun demikian marilah kita bahas, apakah apa yang saya kemukakan ini salah, atau apa.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Hal ini tentu menjadikan pemikiran kita secara bersama Pak, berimbanglah advokat mempunyai hak-hak yang cukup banyak seperti itu, juga diberi keringanan, keharusan-keharusan yang harus dipatuhi juga, Ini hal-hal yang sangat krusial Pak, pasti Pak Natabayajawabannya, sudah diatur nanti gampang itu, tapi alangkah baiknya kalau jangan tersirat Pak. Tersuratlah dalam undang-undang ini, kliennya yang disembunyikan, barang bukti disembunyikan. Mohan dipikirkan.

ANGGOTA:

Saya perlu menanyakan tindakan advokat yang berkolusi dengan hakim, apa perlu juga kita atur disini. Kedua diajuga berkolusi dengan lawan kliennya.

KETUA RAPAT :

Tambahan dari Pak Makslamuda, bagaimana kalau advokat berkolusi dcngan hakin1. ~v1aksudnya kalau dari Pak Jasri perlulah ditaruh disini, ada

780

ARSIP DPR RI

kausul tambahan yang agak mengikat kira-kira begitulah. Coba dari Pak Gani kasih komentar.

PEMERINTAH :

Memang men jadi pertanyaan sekarang in i, fenomena yang pemah terjadi dari ungkapan-ungkapan, adanya mafia peradilan. Apakah undang-undang ini mampu menghilangkan itu, karenaadvokatadalah salah satu komponen dalam penegakan keadilan, bagaimanapun mempunyai konstribusi yang besar untuk menghilangkan fenomena itu. Dal am kontek yang lebih jauh keterkaitan dengan tersangka atau lainnya itu, apabila memang tidak diatur, kemungkinan fenomena itu akan berlanjut terns. Kita membuat undang-undang ini untuk menekan terjadinya semacam penyakit seperti fenomena itu. Secara dianostik hal itu te1jadi, sekalipun tidak bisa dibuktikan. Undang-undang ini bisa gak menghilangkan diagnose itu. Untuk menghilangkan itu perlujuga.

Kalau dilihat dari itu, fenomena mafia peradilan itu tetap ada. Tapi undang­undang ini setidak-tidaknya dapat mengobati fenomena itu. Apakah perlu rumusan tambahan atau tidak, itu tergantung kepada kita. Tapi bagaimana menghilangkan fenomena itu agar anggapan-anggapan mengatakan bahwa kepastian hukum itu bisa diperoleh itu seakan-akan menyelesaikan. Apakah masuk dipasal pengawasan atau yang mana. Dari rumusan-rumusan ini kalau dilihat, itu dari pembahasan kita kemarin-kemarin belum bisa terjawab. Apa yang diungkap Professor Sahetapi itu, bagaimanapuin itu adalah ungkapan fenomena yang selalu terjadi, kita harapkan undang-undang ini dapat mengobati hal itu. Kal;au memang demikian perlu ada pemikiran kita bersama, saya kira itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Di Pasal 6, huruf e, melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undang yang berlaku kira-kira begitu. Apakah itu sudah mencakup. Huruf f nya rnemang ada tambahan itu, melanggar sumpahjabatan, melanggar kode etik. Melanggar sumpah ,janji advokat atau melanggar kode etik profesi advokat. Di dalam sumpahjabatan itu tidak menerima, di dalam pasal 4. Apakah ini sudah cukup memadai dengan adanya e dan f Pasal 6, dimana bunyinya itu dikenai tindakan dengan alasan seperti disebut tadi.

Silakan Pak Logan.

ANGGOTA:

Saya kira Pasal 5, 6 dan 7 mengenai tindakan ini, kalau di kita ini tindakan

781

ARSIP DPR RI

disiplin dari organisasi. Namun di dalam tindakan ini harus ada, tindakan yang diberikan oleh organisasi tidak meniadakan tindkan pidana. Yang kita bicarkan tadi,komisi, mafia peradilan, ini sudah pidana Pak. Di undang-undang korupsi itu diatur, memberi suap, menerima suap minimum kalau gak salah 3 tahun itu. Ini hanya tindakan disiplin aja, pemberhentian paling top disini. lni memang harus ditegaskan, tindakan yang diadakan oleh organisasi tidak rneniadakan sangsi pidana. Jadi peradilan pidana masih tetap, walaupun sudah diberhentikan, ditindak, tetap ini. Sama dengan kemarin Dewan Kehormatan mengenai tuduhan Elsa Syarif itu, pidana tetap.

Jadi rnenurut saya, sejauh sudah diatur di undang-undang pidana lain, apakah di undang-undang korupsi, apa di KUHP, say a pikir tidak per\u kita inikan disini, karena seperti yang kita katakan kekebalan ataupun tidak bisa dituntutnya advokat itu hanyalah menyangkut, menyatakan pendapat dan ini di pengadilan, saya kemarin telah membatasi. Jadi bukan berarti menyuap, kolusi dengan hakim tidak bisa ditindak. Itu ada undang-undang pidannya itu. Namun demikian ada hal iain yang harus kita rnasukkan disini. Menyangkut kewajiban seperti saran Pak Jasri, inikan terungkap karena ada saran dari Prof. Sahetapi tadi. Masih ada kekeurangan menyangkut dari advokat ini. Kurang signifikan kita membicarakan itu.

ANGGOTA:

Kita tidak periu lagi mengulangi, bahwa yang kita atur ini adalah mengenai advokat. organisasinya, tata cara pengangkatanya. pemberhantiannya,. Jadi rnengenai tindak pidana tidak ada kaitanya, itu diluar kontek, karena itu tetap, tidak hilang.

KETUA RAPAT :

Bab 6. advokat yang menyelengarakan jasa hukurn, litigasi wajib memberikan jasa hukurn cuma-cuma mencari keadilan atas permintaan Kepolisian Negara RI, Kejaksaan atau Pengadilan, mengenai persyaratan mengenai bantuan hukum, diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah. Komentar saya yang ke 2 ini, bisa 10 tahun selesai PP ini.

Silakan kalau ada komentar.

ANGGOTA:

Jadi kita tambahkan yang tidak mampu, pencari keadilan yang tidak mampu atas permintaan ... Lain-lain setuju cuma itu saja tambahan.

Terima kasih.

ANGGOTA:

782

ARSIP DPR RI

Meskipun ini menyangkut masalah pidana, legitasi. Ada banyak juga pencari keadilan yang tidak mampu, bagaimana merumuskannya supaya dalam kasus \egitasi, para pengacarajuga wajib membantu. Kalau dia gak mampu mengurus hak waris, atau catatan sipil, paling tidak kan supaya diberijalanlah.

KETUA RAPAT :

Advokat yang menjalankanjasa hukum, legitasi dan non legitasi, wajib memberi bantuan hukum secara cuma-cuma yang tidak mampu, atas permintaan ini-ini, Ok.

PEMERINTAH :

Mengenai non legitasi itu diluar pengadilan gak bisa masuk disini. Legitasi itu hanya di pengadilan. Kalau non legitasi itu bisa ajak damai, bisa mendidik advokat atau konsultan pasar modal, itu non legitasi.

KETUA RAPAT :

Jadi yang dimaksud Pak Sopyan, ada saran temasuk dari Mbak Dwi, bagaimana dengan perdata.

ANGGOTA:

Gak bisajuga kalau legitasi disatukan dengan non legitasi ..

ANGGOTA:

Kalau pasar modal itu jelas orang pun ya du it, ban yak yang bertanya dia mau pergi kepengadilan, hal-hal yang bertalian dengan catatan sipil, dia sudah didaftarkan dicatatan sipil, tapi ternyata dia masih mengaj ukan lagi permohonan ke pengadilan, karena di catatan sipil itu tidak ditulis nama marganya. Kalau cuma itu, terlalu sempit pengertian itu. Padahal masyarakat kita banyak yang mengalami hal-hal seperti ini.

ANGGOTA:

Memang rumusan Pasal 21 ayat (I) ini, itu dipengaruhi oleh legitasi pidana, sehingga seakan-akan ·legitasi perdata itu tidak terlihat. Karena kebanyakan konsultasi semacam itu dalam perkara perdata bisa saja atau dapat dirubah rumusan ini, sehingga tidak terjadi pendekatan pidana yang dominan. Jadi advokatyang menjalankanjasa hokum legitasi, wajib memberikan bantuan hokum secara cuma-cuma baik perdata maupun pidana, pada para peke1ja keadilan titik. Jadi tidak lagi atas perrnintaan kejaksaan, kepolisian atau pengadilan.

ANGGOTA:

783

ARSIP DPR RI

Kalau kita ambil dari kode etik ini lebih mengena, advokat dapat memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma bagi yang tidak mampu, maupun legitasi apapun non legitasi. Ada filasofi, ada perkara-perkara yang wajib didampingi pengacara, di kode etik ada,jelas masalah ini. Ini berkaitan dengan ketentuan K UHP.

ANGGOTA:

Saya melihat usulan pemerintah yang terakhir masih agak rancu. Bisa memberikan kerancuan dalam pelaksanaannya, itu kalau dikatakan advokat dapat memberikan bantuan keadilan secara cuma-cuma atas permintaan kepolisisn dan seterusnya. Yang kedua konteknya inikan dalamdasar hokum legitasi, saya melihat yang non legitasi tidak perlu dicantumkan diberikan secara cuma-cuma, karena pengacara itu pekeijaan professional, katakanlah pekerjaan yang memang memerlukan kemampuan tersendiri, dia tidak digaji oleh siapapun. Dia memperoleh sesuatu atas jasa profesionalisme yang dimilikinya itu. Kalau masalah non legitasi, cuma-cuma atau tidak cuma-cuma itu implementasi dilapangan, kalau rnernang dirumuskan lebih tepat di kode etik.

Kalau yang menyangkut masalah pemberian pelayanan informasi dan lain sebagainya, saya pikir lembaga hokum universitas lebih tepat,kaiau sekedar memberikan konsultasi dan sebagainya. Saya berpikir rumusan ini konteknya untuk itu. Jadi kalau non legitasi ini didrop seperti usu Ian pemerintah, dalam kontekatas permintaan kepolisian. Ynagdimaksud atas permintaan kepolisian itu yang disampaikan Sdr. Hamdan tadi.

ANGGOTA:

Biasanya yang minta itu biasanya bukan kepolisian atau kejaksaan tapi pengadilan yang minta, disinilah memerlukan biaya dan disebutkan secara cuma-cuma sebetulnya tidak, Negara membayar dia, ada aturannya itu. Walaupun sedikit tapi ada.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Advokat yang men ye lenggarakan bi dang hukum legitasi, waj ib memeberikan bantua11 secara cuma-cuma kepada pencari keadilan atas permintaan pengadilan, kejaksaan dan kepolisian, ini tetap.

ANGGOTA:

Yang legitasi kita atur dalam undang-undahg ini, sedangkan yang 11011 iegitasi daiam kode etik sudah ada, te11tu manakah yang kuat undang-undang

784

ARSIP DPR RI

dengan kode etik. Kenapa gak sekaligus yang legitasi kita cantumkan disini, yang hak itu juga diatur dalam KUHP,justru yang kode etik, yang non legitasi kenapa gak kita atur disini.Sebaiknya itu dimasukkan di dalam sini.

ANGGOTA:

Kalau seribu orang datang mengaku tidak semua punya uang ke kantor pengacara, bagaimana melayaninya sementara dia wajib, dia dituntut kalau tidak memberinya itu. Jadi banyak hal yang perlu kita pertimbangkan secara matang. Hanya menerima itu saja , dia tidak mendapat bayaran bagaimana dia menjalankan profesinya, bagaimana dia mengkaj i sekretarisnya, bagaimana dia membayar sewa kantornya,jadi banyak hal yang harus kita pikirkan secara cermat. Dia bayar sendiri, itulah dasar pilosofi yang harus dipahami.

ANGGOTA:

Saya tidak mau bertentangan dengan Pak. Hamdan, tapi itu pilosofis materialistis. Saya ingin menggugat hati nurani saudara-saudara ini tentang rakyat kecil, bukan saya karena saya dari PDI-P, sama sekali tidak itu. Masak pengacara hanya mikir gaji, segala macam itu. Ini kalau begitu jangan disebut Negara pancasila, sila kemanusiaan, meskipun sekarang orangjarang menyebut tentang sila Pancasila itu. Begitu banyak rakyat kecil, yang dipikirkan hanya orang yang berduit saja. Kalau SHnya itu bukan sarjana-sarjana haram tempatnya di neraka itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Saya mau klarifikasi dulujangan sampai salah pengertian. Di kode etik, jelas sekali dia punya kewajiban itu, tapi etis dan tidak etis, kalau wajib diatur dalam undang-undang itu ada konsekwensinya, itu masalahnya. Itu konsekwensinya, dia dihukum menurut undang-undangnya, itu batas etis dan tidak etis, bukan bera1ti pengacara-pengacara itu tidak bersedia memberikan konsultasi, betul gak?

ANGGOTA:

Saya paham betul filosofi yang disampaikan Bang Hamdan masalah segi tiga itu.

KETUA RAPAT :

Jadi kita sepakat seperti yang dimaui Pak Jasri, ya. Non legitasi perlu juga dicantumkan dalam ayat (2), kira-kira begitu.

785

ARSIP DPR RI

ANGGOTA:

Apa yang disampaikan Pak Hamdan tadi, itukan bisa diminta oleh

pengacara. Dia bisa menggunakan orang lain, anda terima itu kan bisa begitu,

tapi ada kewajiban pei1gaacara itu menerima, tidak bisa menolak, hak-haknya,

kita tampilkan disini. Ini gak ada duitnya, masa sarjana gak bisa memang itu

saja. Demikian Pak.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Perlu kita perhatikan saya adajuga satu contoh, di Jepang, Jepang itu

menyediakan satu tempat, dan kewajiban organisasi advokatnya untuk melayani

masyarakat, yangtidak punya uang itu. Kalau kita pikirkan ini menjadi kewajiban

advokat untuk memberikan pelayanan dan itu diorganisir, itu lebih dahsyat

pengaturannya, jadi organisasi advokat itu yang berkewajiban memberikan

pelayanan hukum gratis itu kepada masyarakat lemah. Orang-orang tidak

mampu datangnya kesitu, profesi advoakat yang melayaninya. Dan bergiliran

itu advokat untuk memberikan pelayanan gratis, mungkin bentuknya itu yang

coba kita pikirkan. lni untukjalan keluar dari diskusi tadi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Untuk masalah ini dirombak Pasal 1, wajib memberikan bantuan hukum

secara cuma-ccuma kepada yang tidak mampu, yang diorganisir oleh

organisasi advokat. Bagaimana pemerintah ada komentar?

ANGGOTA:

Pemerintah tidak punya pengalaman dalam ha! ini, Pak Buyung dan Pak

Hendra kalau mereka kasih komentar yang tidak mendukung ya sudah.

ANGGOTA:

Mengenai hal ini biar bagaimanapun fenomena di dalam masyarakat itu

ada, itu harus ditampung dalam undang-undang ini. Perumusan yang diajukan

oleh Bu Dwi tadi, saya kira bisa akomodir di rumusan baru. Tapi pengalaman

empirik harus kita dengar dulu, agar komprehensif dalam perumusan ini.

PEMERINTAH :

786

ARSIP DPR RI

Di hukum memang ada kekacauan, ada istilah legal aid itu bantuan hukum, yang kita salah pakai. Sebab harus dibedakan legal aid itu, free legal assisten, bantuan hukum yang gratis, legal sevices yang bayar profesional. Yang kita rnaksud sekarang ini yang mana, menwut saya rnemang merupakan tugas rutin seorang profesional advokatpun, ini diluar legal aid. Itu bagian tugas luhur dia, hams j uga rnemberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk membela yang tidak man1pu, j angan hanya yang kaya. lni kewaj iban luhur profesinya, tapi ini yang sayakecam dari dulu, perasaan ini tidak tumbuh di Indonesia. Tahun 1970 saya bikin LBH, kritik kepada profesi sendiri, waktu itu disambut oleh Pak Lukman, Pak J asri the groot semua. Maksudnya supy yang lin juga rnau bantu, tapi kurang respon dari profesional. Saya tidak perlu katakan berapa ratus juta, bahkan rnilyar yang saya kasih ke LBH. Tapi hanya beberapa orang yang mau begitu, tapi untW1glah pernerintah kita sadarkan itu, seperti gubemur Bang Ali, Suparjo Rustam, Tambunan. Ini tugas pemerintahjuga

Publik service di bidang hukum, bukannya kesehatan. Maka kita lihat ada dua bantuan hukum yang dilakukan oleh profesional, bantuan hukum yang dilakukan oleh pemerintah. Satu model baar associaton , med el J epang, Singapura, Hongkong, Amerika, public de vend er, segala macam. Tapi ada jug alegal aid yang seperti LBH dengan dana masyarakat atau otoritas. Sckarang kita pakai model apa? Menurut saya apakah model LBH mau ditemskan dengan bantuan masyarakat, ia bekerj a hanya untuk orang rniskin saja dia tidak boleh terima orang bayar. Tapi bukan berarti kalu ada LBH, advokaat profesional, ya udah urusan LBH, gak mau terima. Ini saya rasa tugas kita, mewujudkan juga profesioanal advokat rnenerima perkara orang yang tidak mampu, tapi saya kira gak bisa Polisi sembarangan gitu nyuruh dong, J aksa juga nyuruh.

Inilah yang perlu diatur dalan1 peratman pemerintah, bersama organisasi advokat nanti, bagaimana mernbaginya? Tadi Frans mengatakan kenapa tidak pengadilan saja? Karena banyak perkara belurn sampai pengadilan sudah butuh bantuan kok, nunggu hakim gak mungkin, di kepolisian sudah perlu bantuan, di kejaksaan perlu bantuan. Jadi perlu, wajib karena ini bagian dari tugas luhur.

KETUARAPAT:

Sa ya ini sudah kl op, yang satu sudah selesai. Yang satu juga perlu masuk non iegitasi saran ya Bu Dwi. Yang kedua itu non legitasi. Yang satu ini sudah ok, yang dua itu rurnusan tentang non legitasi kira-kira begitu.

787

ARSIP DPR RI

PEMERINTAH

Seperti apa yang sudah dijelaskan oleh Bang Buyung tadi, kita seharusnya tidak boleh membedakan secara eksplisit, advokat menjalankan jasa hukum non legitasi, gak usah. Pokoknya advokat wajib memberikan bantuannya, itu sudah masuk ke dalamnya.

KETUA RAPAT :

Jadi advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang kurang mampu atas permintaan kejaksaan, kepolisian dan pengadilan gitu?

Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak mampu. Advokat wajib memberi bantuan hukum, yang menjalankan bidang legitasi itu dicoret. Ayat (1) heres, ok. Udah.

Yang kedua, ketentuan dan tata cara membela diatur dengan PP, sesuai dengan komentar tadi. Diatur oleh organisasi advokat.

ANGGOTA:

Saya nggak setuju kalau organisasi advokat, yang namanya bantuan hukum cuma-cuma itu adalah kewajiban negara terhadap warga negaranya. Itu dalam konstitusi juga negara menjamin, terhadap orang yang tidak mampu. Oleh sebab itu peran negara tidak bisa dilepaskan terhadap warga negarnya. Yang mengatur tentang bantuan hukum ini. Oleh sebab itu negarapun memberikan anggaran melalui departemen atu apapun, dalam rangka pemberian bantuan hukum ini. Dan itu diatur oleh peraturan pemerintah, kewaj iban pemerintah terhadap waarga negaranya dalam bantuan hukum ini. !tu sesuai dengan konstitusi kitajuga, UUD pun menjamin, oleh sebab itu saya tetap mendukung dan setuju terhadap hal-hal yang mengenai bantuan hukum secara cuma-cuma itu haarus diatur oleh peraturan pemerintah.

J ad i ada kewaj iban negara disana, terhadap warga negaranya, termasuk biayanya. Bantuan hukum itu tidak hanya non legitasi, tetapi juga mungkin adalah pemberian ceramah dan sebagainya.

KETUA RAPAT :

Sepe1ti yang Bapak katakan tadi, ini pengalaman Pak. Kalau kita tunggu peraturan pemerintah yang mengatur, itu bisa terjadi. Bila PP nya itu tidak keluar-keluar, advokat bilang PP nya belum. Walaupun ada yang mengatakan walaupun undang-undang sudah diundangkan sudah berlaku efektif, katanya beium, PP beium. Ini bisa te1jadi, menurut saya tidak ada saiahnya kaiau memang kita ada niat baik. Tidak ada salahnyajuga beban itu kita berikan

788

ARSIP DPR RI

kepada organisasi advokat. Kalau toh nantinya diperlukan bantuan pemerintah, tentu apakah dicantumkan juga disitu ? Jadi yang terakhir itu diatur Iebih lanjut oleh organisasi advokat.

PEMERINTAH :

Di dalam ketentuan peralihan, disebutkan ada beberapa organisasi advokat. Kalau disini diatur oleh organisasi advokat, organisasi yang lama, belum terbentuk Iagi. Kalau itu bisa sayajuga berterima kasih. Yang menjadi pertsnyaan adalah organisasi itu kan banyak, dalam jangka waktu berapa lama organisasi bersatu. Ppembebanan ini supaya tidak menjadi rancu, nanti setelah diserahkan kepada organisasi advokat, organisasi advokat tidak bisa membuat PP itu.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Ketentuan lebih !an jut undang-undang ini tidak mungkin dibuat produk hukum, peraturan advokat, pasti PP. Oleh karena itu yang menjadi masalah adalah persoalan waktu, masalah teknis pembuatannya. Bahwa peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), deng~n mengikut sertakan organisasi advokat dan selambat-lambatnya mau berapa tahun se!esai, cantumkan dipenjelasan. Saya rasa itu selesai.

Terima kasih.

PEMERINTAH :

Terima kasih.

Mengenai ayat (2) saya sependapat seperti yang disampaikan Bapak­bapak sekalian tadi. Bahkan kalau perlu persyaratan koma, tata cara plus biaya itu lebih kongkret, supaya dalam PP itu bisa diatur biayanya juga. cuma­cuma itu bagi mereka. Bagi pemerintah, bagi pengacara itu harus pakai biaya, apakah sama-sama konstribusi itu tergantung pembahasan. Kemudian perumusasn RPP, sebetulnya konsep RPP itu pemerintah sudah siapkan. Dalam pembahasannya tanpa disebut penjelasan, otomatis pemerintah itu akan mengundang organisasi advokat untuk membahas itu tidak mungkin membikin sendiri. Apalagi mereka berkepentingan dalam ha! ini.

Kalau seandainya PP nya ini belum ada, berarti pasal itu belum berlaku Pak. Ayat I kalau dia sudah disyahkan kama dia berlaku, sebagai undang­undang cuma dalam tata cara dia belum efektif, kan berbeda itu. Tata cara pelaksanaan sebagaimana dirnaksud ayat (I), d iatur Iebih Ian jut dala, PP. Kalau bisa itu j ngan ketentuan tapi tatacara atau persyaratan. Tapi hukurnnya

789

ARSIP DPR RI

sudah berjalan.

ANGGOTA:

Setelah mendei1gar penjelasan Pak Gani, berarti cuma-cuma yang diatur ayat 1 itu bukan cuma-cuma, kalau selama ini kita lihat KUHP memamg ini kewaj iban pemerintah, bagi yang tidak mampu ini terhadap hukum tertentu. Dalam praktiknya selama ini, ada indeksnya itu, tetap dibayar. Negara telah memberikan kepada advokat fungsi kenegaraan, mungkin Pasal 21 ini sebagai imbalannya begitu, keterkaitannya begitu. Kan di ayat (I) bantuan hukum secara cuma-cuma.

Seperti kalau semuanya minta kepada Bang Buyung, kan gak adil. Kalau gak salah wacana tadi diatur dalam organisasi, oorganisasijuga satu, barangkali organisasi ini ada komisi yang khusus mengatur ini, seperti kemarin ada komisi pengawasan. Memang konsekwensi birokrasinya, mungkin model piket nanti, katakanlah dari para advokat ini memberikan daftar nama-nama yang siap memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma. Kalau itupun diatur, cuma­camanya itu tetap,jadi rnengurangi beban negara.

KETUA RAPAT :

Tadi Pak Gani sudah jawab bahwa dalam pembuatan PP, organisasi diikutkan, sudahjelas, saran Pak Logan sudah masuk. Yang menjadi rnasalah kapan curna-cumanya itu tergantung PP, yang dituntut Pak Jasri maunya dipercepat ya itulah tergantung situasi dan kondisi berlaku, semuanya pelanggar BLBI itu ditembak mati, se!esai itu 2 men it. Tapi nyatanya prosedurnya itu berbelit-belit, yang PP 21 itu pun gak masuk, itulah aturan-aturan yang dimainkan. Oleh karena itu kita sepakat Pasal 21 ayat (2) ini tetap seperti itu, ya.

Advokat asing Pasal 22, wah asing gak boleh masuk ini. Advikasi dilarang berada dipengadilan atau membuka kantor jasa hukum di Indonesia, dilarang beracara. Ini dibawahnya ini diulang-ulang ini, kantor dapat mengangkat tenaga asing sebagai karyawan di bidang hukum atau izin pemerintah atau dengan rekomendasi organisasi advokat, advokat asing wajib memberikan bantuan hukurn secara cuma-cuma terhadap dunia pendidikan dan penelitian hukurn.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pasal ini tidak menjalankan advokasi atau bantuan hukum dalarn bidang penelitian hukum dan pendidikan, diatur dalam keputusan mentri, itu Pasal 22. Advokasi yang berpraktik di Indonesia tunduk kepada kode etik di Indonesia, kode etik advikasi Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 22 yang berat.

790

ARSIP DPR RI

Silakan yang mau komentar.

ANGGOTA:

Kalau saya sebenarnya bolehlah untuk tenaga kerja kita, karena orang asing itu .... Tapi bertanya sedikit dulu Pak. Undang-undang ini mengatur advokat, kayanya kita sudah mengatur orang lain ini. Mengatur orang asing yang masuk. Apakah tepat di undang-undang ini? Itu pertanyaan kepada pemerintah. Kalau tepat, Ok. Kalau isinya saya setuju dengan ini Pak. Isinya betul Pak, kita namanya warga negara kita semua ini harus kita Iindungi Pak, dengan aturan. Tapi apakah tepat?

PEMERINTAH :

Rumusan ini memang diambil dari fenomena yang pernah akan terjadi dan bahkan sudah terjadi. Dan bahkan kalau tidak diatur di dalam undang­undang ini, kemungkinan advokat asing akan secara bebas, merajalela, apalagi dalam AFTA ini. Bahasa Inggris mereka lebih bagus ternyata ada perkara­perkara yang berkaitan dengan luar negeri tentu mereka akan lebih mendominasi hal-hal seperti itu, dan ini merugikan advokat nasional.

Oleh karena itu maka itu perlu diatur. Maka soal advokat asing perlu diatur dalam undang-undang ini, maka kontektualitasnya memang ada dan fenomena itu sering terjadi. Sering datang ke Menteri Kehakiman minta izin, membuka dan lain sebagainya. Ini kira-kira alasannya.

ANGGOTA:

Apa !atar belakang pemikiran kita bahwa ini cukup diatur dalam keputusan mentri, bukan diatur dalam PP? Jadi mohon penjelasan dulu ini.

PEMERINTAH :

Ketentuan lebih lanjut, tata cara mempekerjakan advokat asing dan kewajiban memberikan bantuan diatur dengan peraturan menteri. Masalahnya terutama ada dua hal, pertama orang asing ada hubungannya dengan keimigrasian. Kalau diatur oleh PP akan lebih menyulitkan dalam pelaksanaan, sementara persoalan keimigrasian berada di menteri kehakiman yang harus dilaksanakan dalam waktu paling singkat, apabila ada timbul persoalan keimigrasian. Kemudian yang kedua karena persoalan keimigrasian dengan keadvokatan ini berdekatan sekali, maka untuk mempermudah pelaksanaan hukum itu sendiri itu lebih baik dengan keputusan menteri, lebih mudah untuk dirubah, kalau ada perubahan dan lain sebagainya. Saya kira itu.

,..., . • i ~ i

1 enma Kas111.

791

ARSIP DPR RI

ANGGOTA:

Kamijuga setuju dalam melindungi waga negara kita ini Pak, tapi harus sama naiknya sama turunnya, seperti saat ini banyak warga negara kita banyak menghadapi pengadilan di negara-negara lain. Ini secara internasional bagaimana? Kalau ada warga negara asing disini, lalu dari negaranya ada yang mau mengadkan pembelaan, ini barangkal i ada aturan internasionalnya ini. Jadi jangan hanya warga negara asing yang,tidak boleh, tapi kita menuntut boleh. Kalau memang sudah begitu sesuai dengan aturan internasional kami setujulah.

PEMERINTAH :

Jadi begini, kita pada prinsipnya membatasi kehadiran para advokat asing ke Indonesia ini memang itu sudah sangat tepat. Karena sekarang ini justru terjadi persoalan-persoalan hukum di BLBI, kemidian di BPPN itu gara-gara para advokat asing yang nongkrong disitu. MSAA itu ciptaan mereka bukan produk hukum kita, tapi rekayasa mereka sedemikian rupa. Bahkan konsultan departemen keuangan pun orang asing dan berkantor di departemen keuangan, inikan gila, dan bayaran mereka sangat mahal, luar biasa dan itu ratusan kali lipat. Ini suatu fakta, tapi disisi lain kita tentu tidak boleh menampik keberadaan mereka disini sama sekali, sebab masih ada kepentingan-kepentingan warga negara asing yang ada di Indonesia. Jadi ini harus kita beberkan juga, kalau ternyata ada masalah-masalah hubungan antara kaitan tata hukum dengan negara lain tentu mereka untuk masuk ke Indonesia ini boleh.

Jadi kita batasi, mereka boleh sejauh yang menyangkut masalah-masalah hukum negara mereka di Indonesia ini atau perjanjian-perjanjian bilateral yang mungkin perusahaan swasta asing itu membutuhkan mereka untuk datang ke indonesia. Mewkili perusahaan mereka dengan perusahaan Indonesia. Jadi saya setuj u sejauh yang berkaitan dengan masalah hukum atau kepentingan warga negara mereka yang ad di Indonesia. Rumusannya nanti bisa kita buat. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi ini sebetulnya sulit untuk masuk, karena untuk menjadi advokat disini harus lulus tes organisasi advokat. Apakah dia sudah ikut tes organisai advokat untuk menjadi advokat, kira-kira begitu. Dihubungkan dengan tadi, kalau dia dianggap sudah advokat, sudah lulus itu gak ada masa\ah. Pak Hamdan silahkan.

ANGGOTA:

792

ARSIP DPR RI

Teknik pada pemerintah yang ayat (I )nya yang dilarang itu beracara dipengadilan dan membuka kantor. Kalau berpraktik bagaimana? Dia tidak beracara dipengadilan, tidak membuka kantor tapi dia berpraktik, di luar ayat (2). Bagaimana kalau disempurnakan, beracara di pengadilan, berpraktik dan atau membuka kantor.

ANGGOTA:

Kalau kita lihat kasus manulife, pengacarnya dari Belanda itu. Pernah seminar sama-sama dengan saya cerita kasus manulife. Ketika itu ada professor dari Australi membantu kasus manulife. Saya tidak tahu dia berkantor dimana? Apakah dia ... dengan manulife, itu tidak jelas. Itu makanya perlu diatur disini, bahan untuk praktek itu say kira setuju itu.

ANGGOTA:

Bang Buyung mohon menjelaskan, sekitar tahun 80an Abang kan belum associate atau ... juga memperkenankan advokat-advokat asing ini. Apakah ketentuan-ketentuan yang katakanlah dari ayat ( 1) sampai sekian ini, apakah sudah dapat membatasi, mengcoverlah, gerak langkah dari asing dan kehendak kita ini. Sehingga hak asing itu kalau memang masih kurang itu bagaimana. Bang Buyung kan pernah memperkerjakan advokat asing, Jadi berikan gambaran. Makasih Bang.

PEMERINTAH :

Dari pengalaman kami dengan Muktar KusumaAtmaja. Kami pertama­tama dulu memasukkan orang asing, kami sadar betul bahayanya, kalau tidak kuat Law firm Indonesia itu, dia dilalap, dimakan. Namanya lawyer Indonesia, tapi hanya dipakai nama, tapi dikantor itu orang asing. Ini pengalaman kita sekarang, maka harus Iebih banyak free costnya. Hanya untuk menjaga interset kita. Kurang kalau menurut saya, tapi kurangnya itu memang memerlukan pemikiran lebih jauh di dalam izin pemerintah ini. Saya kira pemerintah perlu mengambil pelajaran dalarn praktik selama ini. Supaya menjegah manipulasi, penyalah gunaan sebab dalam praktik mereka berkuasa di Indonesia ini. Pemerintah pakai merekajuga, bagaimana?

KETUA RAPAT :

Ok, ayat (1) itu sudah cukup Bang Buyung. Advokat asing dilarang beracara di sidang pengadilan, berpraktik dan atau membuka kantor jasa hukum dan perwakilannyadi Indonesia. Berpraktikpun sudah dilarang itu Bang. Kecuali di dalam 2, dia menjadi karyawan itupun atas rekomendasi pemerintah dan o rganisasi advokat. Jadi kalau sampa1 sampa1 advokat

793

ARSIP DPR RI

memberikan rekomendasi bunuh diri dia. Saya kira sudah cukup ketat untuk sementara ini Bang. Bagaimana setuju Ya. Ok.

Pasal 23, advokat asing selama berpraktik di Indonesia tunduk kepada kode etik Indonesia, jelas dong masak tunduk pada hukum Belandanya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ok.

Atribut 24, advokat yang menjalankan tugas di pengadilan. Di ayat (2) nya ada dia sebagai karyawan yang berke1jasama dengan pengacara di Indonesia dengan rekomendasi dari menteri sama ikatan advokat, boleh. Di Pasal 22, secara pribadi di situ tidak boleh gitu lho. Tapi kalau Ibu punya kantor mau mempekerjakan orang asing setelah mendapatkl,iin izin dari pemerintah dan rekomendasi organisasi.

KETUA RAPAT :

Saya usu! begini, kalimatnya disempumakan. Jangan dipakai berpraktik, tapi dipakai pada ayat (2) itu. Advokat asing selama menjadi karyawan atau tenaga ahli dibidang hukurn asing di Indonesia. Advokat asing sebagaimana yang dimaksud Pasal 22 ayat (2), tunduk kepada kode etik Indonesia, itu yang dimaksud. Ok. Advokat asing sebagaimana yang dimaksud Pasal 22 ayat (2), tunduk kepada ....

ANGGOTA:

Kalau menurut saya jangan waj ib Pak, ta pi d iberi atribut tertentu dalam menjalankan tugasnya sebagai advokat di pengadilan. Sekarang yang mengatur adanya atribut itu dimana? Keputusan mentri kan lebih rendah dari undang­undang, dan supaya lebih kuat. Sama dengan katakanlah di undang-undang kepolisian itu, polisi diberi pakaian seragam, pakaian dinas. Jadi diatur <lulu bahwa advokat itu dalam menjalankan profesinya, disidang pengadilan terutama diberi atribut tertentu, itu satu mungkin. Kemudian di ayat (2), dalam menjalankan tugasnya wajib, karena saya melihat. lnikan undang-undang negara Pak. Inikan negara yang memberikan kepada advokat, baru nanti kedua pakai wajib. Karena saya melihat pada saat praktek dilapangan ada yang pakai atribut ada yang tidak. Kalau ada 5 pengacara cukup satu selama ini. Jadi kalau ini diingikan semuanya harus pakai, boleh itu, tapi ditentukan <lulu oleh undang-undang ini. Kalau hakim itu toganya, warnanya itu sudah ada. Saya-tidak tahu peraturan pemerintah atau undamg-undang itu. Ini dengan kita berikan semua melalui undang-undang negara, itu <lulu Pak. Ujug-ujug wajib, lalu yang wajib itu mana.

PEMERINTAH :

794

ARSIP DPR RI

Jacli kalau kita bicara advokat itukan tidak hanya pidana tapijuga perdata. Di sini kita mengambil secara gem:ral advokat yang menjalankan tugas, sidang pengadilan juga ada pcrdata, apakah sidang pengadilan juga \\'ajib rnemakai atribut. ini pertanyaan buat pemerintah. K.alau memang tidak kita lebih fokus dalam masalah pidana. Jadi tidak usah lag1 kita buat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, mana peraturan perundang-undangannya? keputusan mentri, tata hukum kita tidak mengenal keputusan menteri sebagai p1:raturan penmdang-undangan. Jadi sampai mengenakan atribut saja. Nanti bagaimana atributnya bisa diatur oleh organisasi advokat.

ANGGOTA:

Sebenamya pasal ini sudah cukup flcksible, sepengetahuan saya dalam pcngalaman praktik itu ketentuan yang berkaitan dengan atribut advokat itu, misalnya dalam sidang pidana bukan soal atribut saja tapi lidah atau apapun harus diatur. Saya kira bukan pada tingkat pelaksanaan pcraturan, tapikan peraturan di aturan peralihan ini sepanjang masih berlaku tidak bertentangan dengan undang-undang ini masih berlaku, itu masih ada sebagai sebuah standar. Kalau tidak ada terjadi kevakuman, kekosongan hukum disana. ltu hanya sebuah standar sederhana saja, misalnya Saya hanya memberikan resume itu. kalau memang berpekara, bcrpidata pakai standar yang biasalah. Tapi karena kita beracara pidana. itu kan antara jaksa dan ad vok atnya juga harus memakai atribut. Saya <lulu gak pakai itu, cuma pakai dasi, diusir sama hakimnya di dalam sidang. Dulu saya harus pakai toga hitam dan ketentuan itu jelas, ini ada artinya. Itu semua ada dalam keputusan mentcri kehakiman, bukan sembarangan midsalnya kain putih aja kita sumpal disini, itukan gak ada arti.

KETUA RAPAT:

Begini pemerintah, ini ada dua pendapat tadi dari Pak Logan mengatakan diberikan seragam kemudian bani wajib menggunakan ini. Ada lagi pendapat ini sudah baik, sudah sesuai, kira-kira begitulah intinya, Pak Jasri dengan Pak Patrialis hampir sama itu.

PEMERINTAH:

Di dalam rancangan penjelasan ujum RUU ini, itu ada diuraikan mengenai itu, jadi mengenai kostum atau atribut di dalam sidang pengadilan, itu memang ada diatur. Karena ini adalah peraturan zaman Belanda maka kita ambil alih, diatur dalam atribut ini. Sebab biar bagaimanapun riwayatnya atribut-atribut ini untuk mcnambah \vibawa jaiannya persidangan itu. Hakim pakai toga, hakim pakai wig itu semua untuk memancing atau mcnumbuhkan

795

ARSIP DPR RI

wibawa dari pada hakim itu sendiri. Maka atribut ini diperlukan dalam sidang pcngadilan. Cuma kan persoalan tadi apakah dalam perdata masih perlu atribut? Kalau dalam perkara pidana itukanjelas, dekorumnya jelas, atributnya jelas. Karena itu maka pemerintah tetap melihat pasal ini tetap seperti itu. Soal disediakan atau tidak itukan suatu kewajiban.

ANGGOTA:

Jadi dalam sidang pengadilan dalam menangani kasus pidana, perkara pidana boleh. Kalau perdata panas nanti itu.

KETUA RAPAT :

Wajib mengenakan atribut sesuai dcngan, supaya ditambah itu. Saya rasa Pak Logan setuju itu ada pakai toga itu, hanya ada kata-kata, apa tadi itu Pak?

ANGGOTA:

Ini kan disini mengenakan atribut sesuai dengan peraturan pernndang­undangan, jadi undang-undang mana lagi diatur mengenai atribut ini. Padahal katanya tadi dikeputusan menteri, atau kalau memang itu cukup diatur oleh keputusan menteri. Yang mengenai atribut ini diatur oleh keputusan menteri. Itu bolch, itu sudah bisa berlaku scperti apa yang ada sekarang. Kalau undang­undang nya ini belum ada yang mengatuL apa dibuat lagi undang-undang '? Keputusan mentri atau bagaimana9

KETUA RAPAT :

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, ulangi tukang ketik. Nanti bagaimana peratunmya itu terserah. Ok. Ketok

Pasal 25 kode etik dan devvan kehormatan profesi advokat. Judulnua udah betul itu ? Kode etik dan de·wan kebormatan profesi advokat.

ANGGOTA:

Ada prinsip perdagangan global yang ternyata ada hubungannya dengan profesi advokat, soal advokat asing itu ada kata-kata, ayat ( l ), advokat asing dilarang beracara di sidang pengadilan, berpraktik atau bcrkantor dan lain sebagainya, dalam kata berpraktik itu akan berhadapan dengan WTO, sementara di WTO itu di perdagangan global.

ANGGOTA:

Dalam rangka WTO ini, FBA (International Far Association) sudah mengeluarkan standar yang dinamakan FBA Standar for legal consultant, disingkat FLC, sekarang ini praktek advokat yang tidak boleh cross forder,

796

ARSIP DPR RI

sekarang sudah boleh cross forder dengan WTO, jadi ada diatur di WTO, bukan tidak ada, dengan pengaturan ini advokat atau FLC, forum legal consultant ini boleh praktik. advokat asing ini boleh praktik ke negara mana saja, tapi ada syarat lintas negara namanya, hanya dalam bisnis lm\· dan comercial adbritasion, jclas <lulu ini. Kalau tidak kita melawan ini. nanti rancu harus dibatalkan semuanya nanti. Kita akan kena WTO nanti sangsi. Dan tidak bolch legitasi, sudah jclas pengadilan. Untuk praktik di negara yang dikunjunginya, dia hanya boleh praktek hukum bisnis negara asah1ya, tidak bolch negar ayang dikunjungni. Kemudian dia untuk masuk ke negara yang dikunjunginya scbelunmya dia hams punya rekomendasi dari organisasi advokat negara asalnya, praktik minimal 5 tahun dalam bidang bisnis tertentu yang khusus ahli dalam bidangnya. integritasnya harus tinggi dan tidak pernah rnelanggar kode etik. Dengan surat itu dia barn masuk ke dalam negeri yang lain, dan dia hams mengikuti syarat­syarat negara yang dukunjunginya. Kalau menteri kehakiman membuat kode etik. harus dia juga, ujian, ujian harus juga. Katakanlah ada syarat harus berbahasa Indonesia, dia harus katakanlah begitu. Kode etik negar yang dikunjunginya harus diikuti, dia hanya boleh berpraktek hukum negara asalnya tidak boleh hukum Indonesia sekali. Jadi disini dikurangi resiko-resiko bersaing dcngan advokat setempat kurang iebih beggitulah. Sebenamya sudah banyak sekali syarat yang sudah saya berikan kepada Pak Oka Mahendra sebagai staf ahli disana.

KETUA RAPAT :

Di dalam ayat (1) itu advokat asing itu dilarang beracara dalam sidang pengadilan koma berpraktik koma atau membuka jasa hukum dan pernakilannya di Indonesia. Kata apa itu yang lemah, yang perlu diperkuat lagi'i Kalau sudah ok no problem.

Yang dimaksud berpraktek. nanti dikasih penjelsan ayat (I). berpraktek sesuai negara hukum asalnya.

ANGGOTA:

Sesudah ayat (1 ), kita buat saja ayat baru, dalam hal advoakt asing berpraktik di Indonesia, hanya berpraktik dan tunduk kepada hukum negaranya.

KETUA RAPAT :

Isinya seperti apa yang dikatakan tadi, rumusan tadi, Pak Indarta rupanya.

ANGGOTA:

Jadi yang dilarang itukan yang berpraktik, berpraktik yang bagaimana,

797

ARSIP DPR RI

praktik hukum Indonesia. yang dibatasi itu saja. Artinya dia boleh memberikan.

ANGGOTA:

Kantor hukum advokat dapat mempeke.r:jakan advokat asing sebagai tenaga ahli untuk mcmberikan konsultasi hukum atau nasehat hukum yang terbatas kepada hukum intemasionaL atau hukum negara asalnya, atas izin pemerintah dengan persetujuan badan eksekutif foderasi.

KETUA RAPAT:

Kalau isinya kita sepakat ini Pak. Kita serahkan saja kepada pemerintah, dibuat rumusan yang baguslah, scperti tadi Bang Bu~unglah.

ANGGOTA:

Apakah tidak disini, sebaiknya badan pengawasan terhadap kode etik advokat ini, tidak hanya dari organisasi advokat. Baik, mau dibikin badan itu, luar dari ini, yang kita setujui. Seperti yang Pak Kiyai, yang mengusulkan kemarin, apakah itu '? Supaya badan ini tidak berjalan semaunya begitu, ada badan tersendiri yang mengawasinya. Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT:

Ada kaitmmya dengan Pasal 26, keanggotaan dari de\rnn kehormatan, itu diatur di dalamnya, mungkin pcrlu ada anggota DPR disitu, pcrlu ada organisai apa bcgitu.

ANGGOTA:

Dari kemarin juga kita berdiskusi masalah itu, pentingnya de\\an kehonnatan itu dari unsur di luar advokat itu intinya. Jadi itu kita masukkan di 26, kita catat itu. Walaupun belum ada di rancangan disini, tapi itu sudah saya catat itu akan kita bicarakan itu.

ANGGOTA:

Di sinikan babnya kode etik dan profesi advokat. di ayat (I) ini ada kata­kata sctiap orang yang menjalankan profesi advokat, mungkin ini untuk pemahaman kita semua saja. Bukan setiap orangnya ini. Betul itu ketua, itu dicoret betul bcgitu ketua. Terima kasih.

ANGGOTA:

Saya ingin catatan saja agar kode etik itu dicanturnkan dcngan tcgas tidak boleh bertentangan dengan peratt1ran pcrundang-undangan yang berlaku~ karena landasan kcrja advokat itu han"a dua, kode ctik dan pcraturan

798

ARSIP DPR RI

perundang-undangan. Tapi kalau ada kode etik yang bcrtcntangan dengan pcraturan perundang-undangan mi menjadi suatu perdebatan yang cukup scngit. Jadi harus jelas mencantumkan kode etik tidak boleh bertcntangan.

ANGGOTA:

Saya rasa rumusan itu sesudah ayat (I), kode etik sebagaimana yang dimaksud ayat (1). Kode etik sebagaimana yang dimaksud ayat (I) tidak boleh bertentangan dengan peraturan penmdang-undangan.

ANGGOTA:

Kami ingin ada tambahan di Pasal 25 ini satu ayat yang nlel~Jelaskan keputusan dewan kehormatan kode etik, tidak meniadakan atau menghapuskan sangsi pidana. Katakanlah scorang advokat karena melaksanakan suatu tindak pidana, tentu ini melanggar kode ctik ini, diberikan hukuman. Jangan karena adanya hukuman dari dc\rnn kode etik ini hilang ataupun selesai masalah pidananya. Ini rumusannya.

KETUA RAPAT :

Itu persis undang-undang korupsi, pengembalian harta yang dikorupsi seseorang, tidak menghilangkan tindak pidananya, ada kata-kata itu saya masih ingat. Jadi gak ada masalah tambahan scperti i11i. pmerintah komentamya bagaimana?

ANGGOTA:

Masukkan sama dengan tidak dimasukkan sebcnamya, karena keputusan dewan kehonnatan tidak bisa mcngalahkan undang-undang yang mengatur masalah pidana itu. Lagi pula materi muatan keputusan dewan kehormatan itu, tidak menyangkut soal pidananya. Sejak awal sudah kita katakan, bahwa pelanggaran kode etik atau penghukuman terhadap pelanggar kode etik tidak berarti menghilangkan tuntutan pidana padanya. Saya kira pengertian kita dari mval begitu,jadi kalau dimasukkan itu mempcrkuat. Tetapi adanya sama saja dengan tidak adanya, jadi berlebihan.

ANGGOTA:

Apa tidak sebaiknya di Pasal 25 ini disebut dulu di ayat ( l) ·: Dalam rangka pemeliharaan profesi, disusun sebuah kode etik, barulah kewajibannya untuk mentaati kode ctik itu. Esensinya dulu Pak, kok tiba-tiba bicara kode etik.

KETUA RAPAT:

Apa bedanya martabat dengan martabak') Kadang - kadang kita ini

799

ARSIP DPR RI

menjual martabat untuk mendapatkan martabak. lni hanya menunggu tukang ketik itu, tapi ada itu.

ANGGOTA:

Ide dari ayat ( l) yang diusulkan, ini biasanya konsideran dengan dewan kode etik dengan dewan kehormatan, inikan undang-undang. Kalau kita lihat bab-bab sebelumnya kita tidak menjelaskan dengan ide itu, dengan bah, babnya apa? Kemudian perlunya ini, ini gak perlu itu. Inikan semacam konsideran,

.. inikan. Mungkin ini tepat tapi sudah disebutkan di dalam kode ctik sebelum kode ctik masuk, mungkin sudah ada ini. Untuk menjaga martabat ini, ini p9rlu di dan seterusnya. lni udah pasal ini. menurut saya ini kalimat .... betul tapi karena ini undang-undang maka tidak perlu lagi. Coba kita lihat bab-bab sebelumnya, dalam bab-bab sebelurnnya menjelaskan mengenai masalah ini. Tidak ada kata-kata sebelum masuk pasal ini dijelaskan dulu. Apa maksudnya ada pasal yang berikut ini ? Demikian ketua terima kasih.

ANGGOTA:

lni untuk memperkuat status kode etik itu, sumber hukurnnya adalah undang-undang.

KETUA RAPAT :

Ada pendapat nomor satu itu tidak perlu ada, ada pendapat yang pcrlu ada, satu. Tadi ada keputusan dewan kehormatan itu tidak menghilangkan tindak pidana. pemerintah jawabannya, boleh ada boleh tidak. Coba Bang Bu:-ung kasih komentar dulu ini.

PEMERINTAH :

Mengenai ketentuan ayat ( l) ini. Kalau dilihat prosesnya dulu kenapa kode etik hams dimasukkan undang-undang, biasanya gak masuk undang­undang kode etik itu. Ini rencanya akan dimasukkanjadi bagian dari undang­undang kan'?

PEMERINTAH :

Sebelum pembahasan RUU ini ada tugas kepada pemerintah kalau tidak salah ini kepada Pak Natabaya, untuk berkonsultasi semua organisasi advokat. agar ada satu organisasi advokat yang masuk dalam undang-undang. Karena bagaimanapun harus ada satu kode etik bagi seluruh advokat, tidak mungkin masing-masing organisasi membuat kodc etik sendiri. Untuk pertama kali kode etik dibuat oleh organisasi advokat yang diakui oleh undang-undang ini. Jadi ada perintah undang-undang ini untuk membuatkan satu kode etik,

800

ARSIP DPR RI

ada kausula dan pemerintah, mungkin ini satu perintah. Kemudian yang kedua, kode etik sepcrti yang dimaksud ayat (1 ), dibuat oleh organisasi advokat, barn pertintah-perintah untuk menjalankannya itu dan sebagainya. Jadi ada dua ayat disini untuk ditambah, saya kira.

Sekalipun rumusan seperti yang dikatakan yang terhormat Pak Saiful seperti rumusan konsideran. Itu rumusan bisa dipoles lagi supaya tidak kelihatan. Dalam undang-undang anti korupsi itu ada disebut, untuk melaksanakan ini maka dibentuk komisi anti kornpsi. itu kan bahasa konsideran juga. Dalam melaksanakan pelaporan dalam hal pencucian uang dan lain-lain dibentuk pusat laporan analisis transaksi keuangan. Jadi ada contoh untuk rnmusan-rnmusan itu. Tinggal dipoles aja supaya gak begitu kelihatan, ini itu. Jadi yang pertama itu bisa dipakai untuk scmentara, kode etik seperti yang dimaksud ayat (I), dibuat oleh organisasi advokat.

KETUA RAPAT :

Untuk merrjaga martabat dan kehormatan profesi advokat disusunlah kode etik advokat, oleh organisasi advokat. Jadi gak perlu ada ide barn, oleh organisasi advokat. Saya kira ini bagus. Komentar yang satu Bang. Yang di Pak Logan tadi.

PEMERINTAH :

Saya juga pemah terlibat, diminta okh pihak kedokteran. Waktu itu oleh dokter dan polisi, ini ccrita 20, 30 tahun yang lalu. Semua perkara yang mengenai dokter, waktu itu IOI. Bahwa tidak semua hal-hal kedokteran itu bisa dipidana, ada hal-hal yang hams dilihat dari kode etik, dari profesi kedokteran. Contoh seorang dokter melakukan abortus .. menurut polisi melanggar hukum. Dalam kode etik harus dilihat dulu apakah itu masuk propokatus apa memang abortus yang berdasarkan etika kedokteran, wajib dilaksanakan. Ini gak bisa polisi main tangkap begitu saja, ini pidana gak boleh. Maka saya juga hati-hati, bagaimana mencarinya? Jadi menurnt saya kalau ada satu kasus dimana memang menyangkut kode etik, semata-mata belong to termasuk kategori kode etik memang tidak bisa dipidana lagi. Tapi kalau dia seperti Elsa Syarif, membayar saksi, ini bukan hanya pelanggaran kode etik, tapi juga pidana. Dua-duanya kena, hukum etika tidak tertutup untuk pidana terns. Jadi memang hams dilihat kasus demi kasus ini.

Terima kasih.

ANGGOTA:

Saya tambahkan, ada RUU praktik kedokteran itu dari komisi VII, saya

801

ARSIP DPR RI

sudah berkali-kali diminta untuk melaksanakan itu. Kemarin 3, 4 hari yang lalu saya dipanggil untuk membicarakan ha! itu. Disana diatur mengenai adanya pengadilan adhoc,akhir-akhimya tidakjadi. Pisau itu lupa tertinggal di dalam perut, itu pidana atau apa? Tadi sudah diselesaikan, tapi nuansamenunjukkan ada kemginan untuk meningkatkan menjadi perbuatan melawan hukum. Jadi berkait dengan itu saya kira apa yang dikatakan diatas itu sudah cukup.

ANGGOTA:

Kalau dengan contoh yang disampaikan Bang Buyung tadi, dengan mudah kita bisa memahami itu. Namun yang dikhawatirkan kami adalah bisa saja terjadi tindak pidana yang sebetulnya sudah kategori tindak pidana yang bisa diproses. Berlindung dibalik dewan kehormatan di kode ctik itu. Kemungkinan itukan mungkin saja terjadi kalau tidak ada pengaturan. Saya fikir untuk lebih faimya, kalau memang sudah dalam kontek pidana. Walaupun organisasi profesinya itu mengatakan itu bukan pidana, seperti yang disampaikan tadi dengan istilah-istilah sepcrti yang disebutkan tadi, yang saya juga gak ngerti. Kalan memang mau fair, masing-masing maju ke pengadilan. Polisi tidak menangani begitu saja, tapi prosesnya pembuktiannya digelar di pengadilan. Artinya organisasi profesi itu, dokter dan segala macam, kalau memang ada landasan hukumnya dan argumentasi yang kuat saya rasa bebas dia itu. Kira-kira demikian. Terima kasih.

ANGGOTA:

Barangkali dalam mengambil suatu pemikiran tentang hal ini. kitakan bisa bandingan. di kepolisian juga ada kode etik ini. Ada d<;.~wan kehormatan yang diluar pengadilan pidana ini. Seperti di kode etik kepolisian, kalau anggota kepolisian melakukan tindak pidana itu melanggar kode etik. Ada tindakan kode etiknya itu. Tapi tctap proses pidananya be1:jalan. Saya yakin di kode etik advokat inipun ada itu. Kalau seseorang memberikan suap kepada hakim ataupun kepada polisi itupun melanggar kode etik. Dewan kehormatan kode etik ini hukumannya bukan dipenjara itu, paling-paling dipecat. Tidak boleh beracara. Itu bukan tindak pidana, untuk menjatuhkan hukuman pidana pengadilan itu. Jadi hams tegas itu, saya kira tidak ada masalahnya ini. Jadi bisa saja dia kena tindfak pidana, dia kena tindk dewan kehormatan itu. Sama dengan di TNI, hukuman disiplin. Hukuman disiplin bisa dijatuhkan, bisajuga tindakan pidana. Saya pikir itu sangat perlu dicantumkan, supayajelas.

ANGGOTA:

802

ARSIP DPR RI

Ada dua Pak ketua, yang pertama mengenai pelanggaran kode etik. Secara singkat dengan apa yang disampaikan Pak Logan. Yang kedua, kalau rumusan ayat (1) itu memang adalah satu kehamsan untuk memperjdas, agar dibentuknya kode etik ini. Seperti yang disampaikan dari pihak pemerintah. Kalau demikian saya usul ini, yang di bab advokat asing itu, yang diperta.nyakan Pak Jasri. Kitakan ngatur advokat kita kok kenapa ada advokat asing ? Seperti yang dijelaskan ... karena memang dalam WTO dan segala macamnya. Kenapa tidak sebelum masuk kc ayat (I) ini di bab ini, sehingga bagi yang mcmbaca ini. da.n juga. yang tida.k terliba.t <la.lam pembahasan ini, memahami mengapa. ta.hu-tahu a.da. advokat asing. Ba.rangkali ini usul yang sejalan dengan itu.

Terima. ka.sih.

ANGGOTA:

Ka.lau mengenai WTO tadi kurang tepat kalau dimasukkan ke pasal, di penjela.sa.n umum. Di pcnjelasa.n umum itu.

ANGGOTA:

Yang berkaitan dengan dewan kehomlatan adrnkat ini, saya melihat baik di dalam kode etik maupun dalam bab ini, yang berkaitan dengan komposisi dewa.n kehorma.ta.n gak diatur, siapa saja. yang masuk disa.na. Coba kita pikirka.n lagi mengenai ha! itu apakah masuk dipcnjelasan umum atau di penjelasan pasal. Sa.ya kira di penjdsan pasa!, bukan di penjelasan umum. Usul kami di penjelsan pasal.

KETUA RAPAT :

Prinsipnya dikasih penjelasan, ta.pi bukan di penjclasan umum tapi di penjelasan pasal. Bagaimana Pak Gani 9

PEMERINTAH :

Uraiannya agak panjang sedikit, jadi gak mungkin masuk penjelasan pasal. masuk penjelasan umum. Mengapa begini, mengapa begitu dalam rangka perdagangan global itu perlu dijelaskan. Jadi <la.lam rangka kaitannya dengan perdagangan global begini, begini dan setcmsnya.

KETUA RAPAT :

Jadi sudah dijelaskan, pemerintah bersikukuh. Ta.pi yang penting ada penjela.san menurut saya.

Pasal 5, aya.t (22) itu ya, silahkan Bu.

ANGGOTA:

803

ARSIP DPR RI

lni secara teknis saja, kembali kita dalam badan pekerjakan kita sudah

sepakat, perubahan kata-kata UUD 45 dan perubahannya saya kira. itu Pak

Hamdan. Mengingat itu !ho. Ini fatal ini. Nomor L ditambah lagi Pasal 24 ayat

(3). Ini bunyinya Pasal 24 ayat (3), badan-badan lain yang fungsinya yang

berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang.

Mengingat ini.

KETUA RAPAT :

l\faaf nanti ini satu kali pertemuan lagi, kita punya waktu satu hari dari

jam 9 sampai dengan selesai, ya ok ini bisa diselesaikan. Kita cari waktu tapi.

ANGGOTA:

Interupsi ketua, maaf Pak Gani saya kira dipertimbangkan lagilah. dimana

kita tempatkan itu. Persoalannya. ketcntuan umum itukan hal-hal yang berkali­

kali kita sebutkan dalam undang-undang. Inikan tidak berkali-kali disebutkan,

ini bukan satu istilah yang berkali-kali disebutkan dalam undang~undang. Ini

satu masalah yang mau dimasukkan dalam pasal, mengapa itu ada dalam

pasal. !tu dijelaskan dalam penjelasan pasal. Ini usu! kami, mohon penjelasan.

KETUA RAPAT :

Pak Gani keberatannya apa dimasukkan dalam penjelas<m pasal ? Panjang

juga scdikit-sedikit makin panjangkan makin enak sebenamya itu.

PE MERI NT AH ::

Sebenam~ a tidak ada keberatan. Kalau materi muatannya itu panjang

itu samapai 3 paragraf. mungkin penjelasan pasaL begitu. lPadahal apa yang

dikemukakan tadi panjang lebar, kalau memang mau dipersingkat dengan

bahasa hukum kita, bisa diperkecil.

KETUA RAPAT :

Jadi dari pemerintah, penjelasan Pak Hendarta itu dipersingkat masuk

di penjelasan saja, ok. M ungkin nanti Pak Hendarta Hendarta kasih masukkan

ke Pak Gani, Pak Gani menginikan dengan sekretariat. Kita paksa Pak Gani

untuk menyetujui ini pasal. Ok. Ketok.

Jadi Pasal 26 kita mencari waktu yang pas, yang enak, kalau bisa satu

hari, kalau bisa dipersidanga.n ini disyahkan undang-undang ini, begitu. Memang

ada kcndala Pak Gani mau naik haji tanggaal 16, itu saja. Itu bahan

pcrtimbangan untuk

804

ARSIP DPR RI

pertimbangan untuk menyusunjadwal. Mudah-mudahan ada waktu nantinya''''·· Pak Hamdan bicara.

ANGGOTA:

Dari kemarin catatan-catatan kita dari kemarin sampai hari ini adalah ada keinginan untuk mcnambah satu ayat nanti tentang keanggotaan dari dewan kehormatan. Mohon kepada pemerintah untuk mcmbuat draft itu, untuk kita langsung masuk bahas bab itu. Makasih

ANGGOTA:

Saya juga kasih tambahan. di Pasal 30 perlu tambahan barangkali, sehubungan dengan Pasal J 4.

KETUA RAPAT :

Pasal 25 ada tambahan satu ini kok, sudah di:setujui. Keputusan dC\\an kehormatan tidak menghilangkan tindak pidana, itu aja. Ok. Bapak-bapak dan Ibu=ibu sekalian dengan segala kerendahan hati mohon maaf dalam mcmirnpin rapat ini. Kadang-kadang saya bersuara keras, kadang-kadang lunak, kadang­kadang ada kata-kata yang menyinggung peranakan sedikit ya. Tapi tujuannya supaya adalah supaya kita tidak ngantuk. kemudian yang kcdua kita hidup suasananya, tidak ada lain hanya untuk mcnyelcsaikan tugas ini. Dari pemerintah ada komentar'>

PEMERINTAH :

Ya, ada. Pemerintah sangat bersyukur kepadaAllah dan berterima kasih bahwa suasana ini hidup sekali dan hampir semua anggota itu hadir clan aktif dan ini menambah keyakinan kita bahwa begitu seriusnya. anggota Panja ini dalam membahas RUU ini. Sudah itu yang kedua

ANGGOTA:

Yang ketiga, memang ini mcnunaikan tugas, saya sebagai Amirulhaj. Mudah-mudahan kita semua diberi rahmat oleh Allah, Amicn.

KETUA RAPAT:

Tolong anggota Panja yang hadir didoakan disana, yang sakit cepat sembuh, yang kaya tambah kaya. yang miskin tambah kaya. Tcrima kasih.

ANGGOTA:

Saya berterima kasih, karena telah memperkenankan saya untuk menunaikan ibadah haji dan tugas-tugas.

KETUA RAPAT :

805

ARSIP DPR RI

Ok. terima kasih. Rapat saya tunda sampai \\·aktu diberitahukan lebih lanjut.

806

Assalamualaikum WR WB,

Salam sejahtera. Ketok, saya tunda.

Jakarta, 3 J Januari 2003

a .. n. Ketua Rapat

Sekretaris Rapat,

ARSIP DPR RI