dewan perwakilan rakyat - DPR RI

84
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RESMI RAPAT KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PUPR, MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BNPP Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : II Rapat ke- : Jenis Rapat : Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Sifat Rapat : Terbuka Hari, Tanggal : Rabu, 05 Februari 2020 Waktu : Pukul 10.50 s.d. 15.05 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI, Gedung Nusantara - Jakarta Ketua Rapat : Lasarus,.S.Sos, M.Si / Ketua Komisi V DPR RI / F-PDIP Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H. Acara : Membahas Persiapan Infrastruktur dan Transportasi Pendukung di Lima Destinasi Prioritas Wisata Nasional Hadir : 32 dari 52 orang Anggota dengan rincian A. Anggota DPR RI: PIMPINAN : 1. Lasarus, S.Sos, M.Si 2. Ir. Ridwan Bae 1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN: 7 orang Anggota dari 10 Anggota: 1. H. Herson Mayulu,S.IP 2. IR.Sudjadi 3. Sukur Nababan 4. Mochamad Herviano 5. Bob Andika Mamana Sitepu.SH 6. H.M. Rifqinizamy Karsayuda 7. Bambang Suryadi, SH,MH 2. FRAKSI PARTAI GOLKAR: 6 orang Anggota dari 7 Anggota: 1. Drs. Hamka B Kady, MS

Transcript of dewan perwakilan rakyat - DPR RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RESMI RAPAT

KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PUPR, MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BNPP

Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : II Rapat ke- : Jenis Rapat : Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Sifat Rapat : Terbuka Hari, Tanggal : Rabu, 05 Februari 2020 Waktu : Pukul 10.50 s.d. 15.05 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI, Gedung

Nusantara - Jakarta Ketua Rapat : Lasarus,.S.Sos, M.Si / Ketua Komisi V DPR RI /

F-PDIP Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H. Acara : Membahas Persiapan Infrastruktur dan

Transportasi Pendukung di Lima Destinasi Prioritas Wisata Nasional

Hadir : 32 dari 52 orang Anggota dengan rincian

A. Anggota DPR RI: PIMPINAN : 1. Lasarus, S.Sos, M.Si 2. Ir. Ridwan Bae 1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA

PERJUANGAN: 7 orang Anggota dari 10 Anggota: 1. H. Herson Mayulu,S.IP 2. IR.Sudjadi 3. Sukur Nababan 4. Mochamad Herviano 5. Bob Andika Mamana Sitepu.SH 6. H.M. Rifqinizamy Karsayuda 7. Bambang Suryadi, SH,MH

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR: 6 orang Anggota dari 7 Anggota: 1. Drs. Hamka B Kady, MS

- 2 -

2. Dr. H. Gatot Sudjito, M.Si 3. H. Daniel Mutaqien Syafiuddin, ST 4. H. Ansar Ahmad, SE, MM 5. H. Hasan Basri Agus 6. H. Tubagus Haerul Jaman, SE

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA:

2 2 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Sudewo,ST, MT 2. Ir. Eddy Santana Putra, MT

4. FRAKSI NASDEM:

3 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Drs.H.Tamanuri,MM 2. Sri Wahyuni 3. Roberth Rouw

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 5 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th.I 2. H. Irmawan, S.Sos, MM 3. Ruslan M Daud 4. H. Dedi Wahidi, S.Pd 5. H. Syafiuddin, S.Sos

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT:

3 orang Anggota dari 5 Anggota: 1. Willem Wandik, .S.Sos 2. H. Irwan, S.IP, MP 3. Drh. Jhoni Allen Marbun

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA: 2 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Ahmad Syaikhu 2. H. Suryadi Jaya Purnama, ST

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL:

1 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. H.A. Bakri H.M. SE

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN: 1 orang Anggota dari 1 Anggota: 1. H. Muh Aras, S.Pd,MM

ANGGOTA YANG IZIN DAN SAKIT: 1. Hj. Sadarestuwati, SP, M.MA (F-PDIP) 2. Sarce Bandaso Tandiasik, SH (F-PDIP) 3. H. Andi Iwan Darmawan Aras, SE, M.Si

- 3 -

(F-GERINDRA) 4. Iis Edhy Prabowo, S.Hum, MM (F-

GERINDRA) 5. Hj. Hanna Gayatri, SH (F-PAN

B. PEMERINTAH: 1. Budi Karya Sumadi (Menteri

Perhubungan) 2. Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR) 3. A. Haris Achadi (Kepala BNPP) 4. John Wempi Wetipo (Wamen PUPR) 5. R. Agus H. Purnomo (DJP2) 6. Nowie Riyanto (DGU) 7. Zulfikri (DJKA) 8. Milatia Moemin (Dirut Damri) 9. Syahputra Sembiring (Direktur Operasi

Pelindo I) 10. Prasetyaadi (Dirut Operasional Pelindo II) 11. Farid Padang (Dirut Pelindo IV) 12. Muhammad Awaluddin (Dirut AP2) 13. Faik Fahmi (Dirut AP1) 14. Amrozi Hamidi (Dirut KAI) 15. Daniel Putur (CEO LION) 16. Veranita Yosephine (CEO Air Asia) 17. Irfan Sewaputra (Garuda) 18. Amirullah HZ (Basarnas)

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Om swastiastu, Namo Buddhaya. Yang saya hormati dan kita banggakan Wakil Ketua DPR RI, Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI, Yang terhormat saudara Menteri Perhubungan beserta jajarannya, Saudara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beserta jajarannya, Saudara Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, yang hari ini diwakili oleh salah satu Deputi karena yang bersangkutan berhalangan hadir ada tugas ke luar,

- 4 -

Yang saya hormati tamu undangan dari Maskapai Penerbangan, dari Garuda, kemudian dari Lion Air, dari Sriwijaya dan Air Asia, Kemudian hadir pula dari PT. Pelindo I sampai dengan Pelindo IV, dari Pelni, kemudian PT. KAI, ASDP dan dari Perum PPD, Bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati dan saya cintai. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita bisa berkumpul pada siang hari ini untuk menghadiri rapat yang sudah kita agendakan sesuai dengan undangan yang telah kami sampaikan. Sebelum dilanjutkan, kami perkenalkan Anggota Komisi V DPR RI yang baru, Saudara Sudewo, S.T. mohon berdiri, tepuk tangan buat beliau, Nomor Anggota A-99 dari Dapil Jawa Tengah III. Menggantikan saudara Ade Rezki Pratama, S.E., M.M., yang pindah ke Komisi IX DPR RI. Berdasarkan informasi dari sekretariat, sekarang sudah hadir 26 Anggota dari 9 Fraksi yang berbeda, maka sesuai dengan Pasal 251 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib dan izinkanlah saya membuka rapat pada hari ini dan berdasarkan ketentuan pada Pasal 246 Ayat (1) Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.50 WIB)

(RAPAT TERBUKA UNTUK UMUM)

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada saudara Menteri Perhubungan, Menteri PU dan Perumahan Rakyat dan Kepala BNPP atau yang mewakili yang telah memenuhi undangan kami pada hari ini, serta hadirin yang kami muliakan. Saudara-saudara sekalian. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, pemerintah telah memutuskan lima kawasan strategis pariwisata nasional menjadi destinasi wisata super prioritas; yaitu KSPN Danau Toba, KSPN Borobudur, KSPN Mandalika, KSPN Labuan Bajo dan KSPN Likupang. Perlu kami sampaikan pada kesempatan Rapat Kerja dengan Menteri PUPR pada tanggal 28 Agustus 2019 dan Rapat Kerja dengan Menteri Perhubungan tanggal 3 September 2019 tentang pembahasan RKA K/L dalam Nota Keuangan RAPBN Tahun 2020, telah disampaikan kepada Komisi V beberapa program pembangunan infrastruktur PUPR dan Perhubungan di lima daerah wisata super prioritas tersebut. Namun demikian, masih terdapat permasalahan yang terkait dengan pembangunan infrastruktur di destinasi wisata prioritas antara lain:

- 5 -

1. Infrastruktur akses konektivitas menuju destinasi wisata masih perlu dibenahi, baik berupa terminal bandara, runway dan taxi way, dermaga pelabuhan, serta konektivitas jalan menuju tempat wisata.

2. Perlunya peningkatan standar fasilitas sosial dan fasilitas umum yang tersedia di lokasi wisata.

3. Masih diperlukan penataan pemukiman dan pengelolaan sampah di kawasan wisata

4. Masih ada problem pengaturan dan pengendalian tata ruang yang masih harus dibenahi, termasuk di dalamnya juga soal kewenangan pengaturan penataan wilayah ini antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Saudara Pimpinan, Saudara Wakil Ketua DPR RI, Pimpinan dan Anggota Komisi V yang kami hormati dan saudara Menteri, Bapak dan Ibu saudara sekalian yang kami muliakan. Demikian sebagai pengantar dari kami pada rapat hari ini untuk selanjutnya saya persilakan untuk diberi kesempatan kepada saudara Menteri Perhubungan. Dilanjutkan nanti dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan BNPP untuk menyampaikan paparannya terkait beberapa hal yang tadi kami sampaikan. Sehingga ke depan ketika nanti pusat-pusat utama pariwisata ini sudah kita bangun, apa yang kita harus antisipasi sebelum ini semua selesai, bisa kiranya untuk kita deteksi dini salah satunya melalui rapat kita pada hari ini. Untuk mempersingkat waktu, saya persilakan terlebih dahulu saudara Menteri Perhubungan untuk menyampaikan paparannya, nanti dilanjutkan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saya persilakan. MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Terima kasih Pak Ketua Komisi V. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Shalloom. Om swastiastu. Namo Buddhaya dan salam kebajikan. Yang saya hormati Wakil Ketua DPR, Ketua Komisi V, Wakil Ketua Komisi V, Dan bapak ibu Anggota Komisi V yang saya hormati. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita bisa berkumpul untuk membahas suatu topik-topik yang sangat memberikan suatu kemanfaatan bagi bangsa Indonesia. Bapak Wakil Ketua DPR,

- 6 -

Bapak Ketua, Bapak-bapak Wakil Ketua, Bapak ibu Anggota Komisi V. Sesuai dengan agenda hari ini, izinkan kami menyampaikan program dan kegiatan Kementerian Perhubungan dalam mendukung lima destinasi super prioritas pariwisata dengan pokok penyampaian sebagai berikut. Yang pertama berkaitan dengan visi Presiden dalam RPJMN 2020-2024. Yang kedua adalah agenda pembangunan Kementerian Perhubungan pada 2020-2024. Tiga, kebijakan Kementerian Perhubungan pada destinasi wisata. Empat, APBN 2020 Kementerian Perhubungan untuk mendukung pariwisata dan kelima program dan kegiatan sektor perhubungan dalam mendukung lima destinasi. Bapak Wakil Ketua DPR, Bapak Ketua Komisi V, Wakil Ketua Komisi V, Dan para Anggota Komisi V dan hadirin sekalian. Sesuai dengan visi misi Presiden yang telah dikristalisasikan dalam RPJMN 2020-2024 terdapat tujuh pembangunan yaitu:

1. Ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan; 2. Pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan; 3. SDM berkualitas dan berdaya saing; 4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan; 5. Infrastruktur dan ekonomi dan pelayanan dasar; 6. Lingkungan hidup, ketahanan bencana dan perubahan iklim dan

stabilitas Polhukam dan transportasi pelayanan publik.

Dalam rangka menjalankan visi misi tersebut, Kementerian Perhubungan mengembangkan tugas bersama Kementerian PU meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, keselamatan dan keamanan dan meningkatkan pelayanan transportasi. Sesuai dengan arahan Presiden lima tahun ke depan pembangunan infrastruktur transportasi diharapkan dapat berhubungan menghubungkan pusat-pusat wisata, pusat-pusat ekonomi dan pusat kawasan industri.

Kementerian Perhubungan telah menetapkan lima agenda prioritas

selama 2020-2024. Dukungan terhadap pariwisata, logistik, daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan, Ibu kota negara baru dan peningkatan mutu SDM khususnya bidang transportasi.

Kementerian Perhubungan berkomitmen bahwa pembangunan

infrastruktur transportasi akan dilaksanakan secara fokus tepat sasaran dan tercapai saja output-nya. Namun bukan tercapai output-nya tapi juga jauh lebih dari itu dirasakan outcome bagi masyarakat. Kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan mendorong pertumbuhan wilayah. Bapak Wakil Ketua DPR,

- 7 -

Bapak Ketua Komisi V, Wakil Ketua Komisi V, Dan hadirin khususnya Anggota Komisi V yang saya hormati. Bapak Presiden Jokowi telah menetapkan pariwisata sebagai prioritas dan sebagai backbone pertumbuhan ekonomi nasional untuk meningkatkan devisa negara. Untuk mewujudkan itu Presiden memberikan arahan mengeksekusi proyek infrastruktur yang terhubung dengan destinasi wisata secara eksplisit transportasi membantu percepatan pengembangan pariwisata, khususnya di lima destinasi super prioritas. Dukungan terhadap pengembangan pariwisata dilakukan secara masif di lima destinasi prioritas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas penumpang; 2. Membuat jalur kereta api pariwisata; 3. Membangun terminal pelabuhan laut destinasi pariwisata; 4. Pembangunan dermaga danau dan lain-lain; dan 5. Pelayanan subsidi operasional untuk antarmoda.

Agar manfaat tiga DSP tersebut segera terwujud, maka Bapak

Presiden untuk infrastruktur lima destinasi 2020, selanjutnya 2021 akan difokuskan pada yang lainnya dan 2020 Kementerian Perhubungan mengalokasi 2,9Triliun untuk infrastruktur dan pelayanan transportasi di lima destinasi super prioritas.

Bapak Wakil Ketua DPR, Bapak Ketua Komisi V, Bapak Wakil Ketua Komisi V, Dan para Anggota Komisi V yang kami hormati. Dapat disampaikan bahwa destinasi Toba Kementerian Perhubungan telah mengalokasikan sebanyak 1.000.000.000.000,- dengan sektor darat perkeretaapian, udara. Danau ditopang oleh dua bandara dan juga beberapa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan dermaga-dermaga yaitu diantaranya di Ajibata, Tarutung, Dolok Sanggul dan beberapa tempat yang lain. Selanjutnya pembangunan dermaga penyebrangan sembilan tempat yaitu Ajibata, yang kedua Ambarita, yang ketiga Tigaras, ke empat Simalindo, kelima di Marbun Toruan, ke enam di Tongging, ke tujuh di Balige, ke delapan di Muara dan ke sembilan Sepinggan. Pembangunan itu juga akan dilengkapi dengan beberapa kapal, juga bus air yang akan melengkapi konektivitas yang ada di Danau Toba. Sedangkan kereta api kita melakukan suatu perbaikan beberapa jalur, khususnya di Pematang Siantar dan menuju Parapat dan juga kita akan membuat peningkatan di Araskabu dan Tebing Tinggi Siantar. Bapak Wakil Ketua DPR, Ketua Komisi V,

- 8 -

Wakil Ketua Komisi V, Dan Bapak Ibu Anggota Komisi V yang saya hormati. Selanjutnya Borobudur juga kita mengalokasikan suatu jumlah yang cukup memadai 1,2Triliun. Di mana dibangunnya bandara baru di Kulon Progo dan nanti akan merefungsikan Adi Sucipto sebagai bandara pesawat propeller. Namun demikian, bandara yang baru akan kita kembangkan menjadi suatu bandara internasional yang bisa cukup luas. Selain itu juga menggunakan Bandara Ahmad Yani dan Adi Sumarno menjadi suatu aksesibilitas Borobudur dan kami membuat link antara ke empat bandara itu dengan aksesibilitas kereta api dari Semarang ke Solo, ke Yogya, bahkan sampai ke daerah Purwokerto dan sebagainya. Berikutnya destinasi Mandalika yang merupakan dukungan 2020 juga kita lakukan suatu pengembangan dan berkolaborasi dengan AP1, kita mengembangkan bandara yang ada di Lombok dan kita harapkan itu menjadi suatu tujuan wisata yang cukup baik. Apa lagi kita akan membangun atau mengadakan kegiatan formula. Selain itu di Lombok, kita juga akan mengembangkan Dermaga Gili Mas yang dikelola oleh Pelindo III, diharapkan dimungkinkannya kegiatan cruise di tempat itu. Bapak Wakil Ketua DPR, Bapak Ketua Komisi V, Wakil Ketua Komisi V, Dan Anggota Komisi V yang saya hormati. Labuan Bajo adalah satu daerah yang baik sekali. Kita melakukan suatu effort dengan memberikan suatu APBN kurang lebih Rp 400.000.000.000,- di beberapa sektor dan secara khusus kita mengadakan proyek KPBU di Labuan Bajo, Bandara Komodo dan ada satu kolaborasi antara APBN dan biaya dari swasta kurang lebih 1,2Triliun dalam kurun waktu 4 sampai 5 tahun. Selain itu kita juga akan menggunakan terminal multi purpose bersama-sama dengan Kementerian PU yaitu menggunakan Pelabuhan Labuan Bajo eksisting untuk kegiatan khususnya pariwisata. Sedang kegiatan yang logistik akan kita pindahkan di tempat lain yang namanya Waiklambu.

ASDP menjadi suatu andalan dari pada konektifitas yang ada di Labuan Bajo dan kita juga akan membangun Kapal Bottom Glass sebanyak 2 unit, di mana ini bisa melengkapi kegiatan-kegiatan pariwisata yang ada di situ.

Yang saya hormati Wakil Ketua DPR, Ketua Komisi V, Wakil Ketua Komisi V, Dan Bapak Ibu sekalian Anggota Komisi V. Di Kupang kita juga melakukan suatu upaya dimana ada dedikasi sebanyak 150.000.000.000,- sektor darat dan laut kita kembangkan. Sedangkan Bandara Ratulangi yang dikelola AP1 dikembangkan oleh AP1

- 9 -

dan kemungkinan kita juga akan merekrut swasta untuk mengembangkan yang biayanya lebih dari 500.000.000.000,- untuk menjadikan runway-nya menjadi 2.800. Likupang menjadi tempat yang utama, oleh karenanya kita akan membangun pelabuhan di sana dan kita juga akan kolaborasi dengan masyarakat setempat untuk memberdayakan kapal Bottom Glass yang kita akan bangun paling tidak sebanyak dua unit. Bapak Wakil Ketua DPR, Bapak Ketua Komisi V, Bapak Wakil Ketua Komisi V, Dan Bapak dan Ibu Anggota Komisi V dan hadirin. Demikian penjelasan kami atas lima destinasi, nanti kami siap berdiskusi karena kolaborasi antara kementerian di lima destinasi ini sangat baik dan inshaAllah memberikan devisa yang banyak bagi pemerintah atau bangsa Indonesia di masa mendatang. Terima kasih. Shalloom. Om shanti shanti om. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Menteri Perhubungan. Selanjutnya kami persilakan Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. MENTERI PUPR RI (MOCHAMAD BASUKI HADIMULJONO): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Bapak Wakil Ketua DPR RI yang saya banggakan, Bapak Ketua dan Wakil Ketua Komisi V, Ibu Bapak Anggota Komisi V yang terhormat. Menambahkan apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri Perhubungan, jadi sesuai dengan visi Presiden Jokowi untuk pariwisata, Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju akan membangun atau meningkatkan 10 destinasi Bali baru. Kenapa dengan pariwisata? Karena dianggap bahwa pariwisata ini lebih cepat untuk membuka lapangan kerja dengan biaya yang lebih murah. Jadi intinya untuk pariwisata adalah karena kita dapat bersaing dengan negara lain. Hanya dengan pariwisatalah kita dapat bersaing karena memang

- 10 -

mempunyai keunikan sendiri di Indonesia, satu itu. Yang kedua, cepatnya membuka lapangan kerja dan biaya murah untuk membuka satu lapangan kerja dibandingkan dengan upaya ekonomi lainnya. Sepuluh destinasi wisata menurut saya bapak ibu sekalian, saya kira sudah mengenal sudah ada Danau Toba dan lain-lainnya. Hanya pada tahun 2020 ini difokuskan pada lima destinasi wisata prioritas, khususnya untuk infrastruktur tahun 2020 ini harus selesai lima, sehingga 2021 kita sudah akan menyentuh yang lima lainnya. Dengan selesainya nanti akhir tahun 2020, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus bisa memulai. Jadi sekarang beliau sedang mendesain event-nya kemudian nanti setelah selesai ini baru promosi besar-besaran untuk tahun 2021. Untuk Kementerian PUPR dukungan infrastruktur pada lima KSPN super prioritas ini, sejak tahun 2019 sudah kami lakukan. Jadi untuk Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado Bitung di Likupang. Untuk Danau Toba pada tahun 2019 ada 838 Miliar dan 2020 ini 1,556 Miliar. Kemudian Borobudur tahun 2019 ada 78 Miliar, tahun 2020 1,1 Miliar. Mandalika 2019, 481 dan 2020 ini 683. Labuan Bajo 2019, 83 Miliar dan 2020 1,3 Triliun. Sedangkan Likupang dari 187 Miliar tahun 2019, tahun 2020, 520 Miliar. Dengan demikian total anggaran pada lima destinasi wisata ini 2019 1,6 Triliun dan 2020 5,2 Triliun. Bapak Ibu sekalian yang kami hormati. Kita masuk pada setiap KSPN. Di Danau Toba di tahun 2019 kita sudah mulai dengan pelebaran Alur Tano Ponggol yang untuk bisa sehingga nanti dan Pulau Samosir bisa dilayari keliling oleh kapal yang sedang disiapkan oleh Menteri Perhubungan. Kemudian dengan pembangunan Embung Kabupaten Tapanuli Utara dan Samosir untuk penyediaan air bersihnya. Kemudian jembatan, penggantian Jembatan Tano Ponggol nanti ada desainnya. Kemudian pelebaran jalan menuju standar dari Onan Runggu sampai ke Nainggolan. Kemudian di pemukiman, penataan kawasan Parapat dan perumahan peningkatan kualitas rumah swadaya, khususnya nanti untuk homestay-homestay yang di setiap KSPN harus ada homestay-nya. Kemudian kami perkenalkan nanti ini ada arsiteknya, Pak Nuri Antar yang ditugasi untuk mendesain kawasan-kawasan wisata di lima destinasi ini. Kemudian anggaran tahun 2020 sebesar 1,5Triliun untuk Danau Toba kita merealisasi Embung dan pembangunan penyediaan air baku di Kaldera Toba. Kawasan Kaldera ini adalah kawasan baru yang di bawahnya sudah ada desa yang bisa nanti langsung ke Samosir. Kemudian jalan, kita meneruskan pembangunan jalan lingkar Siborong-borong dan pembangunan Kantor Revo Medan Brastagi dan kami juga ditugasi untuk penataan Kampung Ulos Hutaraja di Samosir dan Huta Sialagan tempat persidangan zaman itu, nanti ada gambarnya. Kemudian dengan pembangunan TPA Sidikalang dan perumahan pembangunan sarana

- 11 -

hunian pendukung kota wisata, itu yang kami sampaikan tadi untuk yang homestay. Bapak-bapak sekalian. Ini adalah progress dari Alur Tano Ponggol yang tadinya sempit kita lebarkan menjadi 25 meter sehingga nanti kapal bisa melayari keliling Samosir. Dilakukan pengerukan di alur ini dan pembuatan saluran, ini sekarang sudah hampir selesai untuk pelebaran alur tersebut. Sekarang sedang kita lelang untuk jembatannya. Jadi jembatan yang di atas itu sudah selesai desainnya dan bulan ini sudah kita lelangkan untuk bisa nanti kita mulai akhir Maret konstruksinya. Kemudian jalan tol Kuala Tanjung Tebing Tinggi Parapat, saya kira ini ada terusannya dari apa yang sudah kita lakukan selama ini dari Tebing Tinggi dan kita akan teruskan sampai dengan Parapat dalam rangka konektivitas dari Medan ke Danau Toba ini. Kemudian peningkatan jalan lingkar Samosir sepanjang 145KM, ini mungkin tinggal kalau tidak keliru 15 sampai 20KM. Lainnya sudah selesai hanya kemarin di Komisi V juga diminta di sebagian jalan itu tidak menaik bukit. Mungkin dulu ada desain dari bapak bupati yang lama, makanya kita akan lanjutkan dengan yang di pesisirnya. Kemudian penataan kawasan Parapat. Jadi ini adalah Parapat yang akan kita perbaiki, ini jadi kawasan yang memang layak menjadi kawasan destinasi yang akan kita bangun dan ini saya kira semua 2020 sekarang sedang dalam tahap lelang. Selanjutnya adalah Hutaraja. Hutaraja ini adalah untuk daerah ulos, ini adalah Kampung Ulos yang juga. Jadi kelima destinasi ini sudah dikunjungi tidak hanya sekali oleh Bapak Presiden, dan beliau juga mengarahkan langsung desain-desainnya untuk bisa menjadikan mengubah penampakan dari kawasan destinasi ini. Danau Toba ini akan bisa diakses dari beberapa pintu, baik dari Parapat maupun di Brastagi dan dari yang lain saya lupa namanya, tapi itu nanti semua ada gapuranya sendiri. Dan kita tetap mempertahankan konstruksi gorga dari rumah adat di Danau Toba ini. Ini juga sudah dilelang, jadi ini hanya satu-satunya menurut kami yang kami sudah lihat itu kampung yang memproduksi ulos. Yang selanjutnya adalah Huta Siallagan, Siallagan ini adalah yang tempat untuk persidangan zaman kerajaan dulu, jadi diminta untuk kita juga kita apa, kita renovasi. Kemudian untuk KSPN Borobudur bapak-bapak sekalian, di tahun 2019 ada 77,5 Miliar antara lain untuk kegiatan di sumber daya air, jalan dan jembatan, pemukiman dan perumahan. Jadi kalau Borobudur ini dengan nanti selesainya New Yogyakarta Airport, kita juga akan mencapai Borobudur ini baik dari Jalan Magelang maupun dari Kulon Progo langsung. Nah sekarang juga kita akan mulai lebarkan jalan-jalan provinsi dari Kulon Progo langsung ke Borobudur.

- 12 -

Sedangkan untuk capaian New Yogyakarta Airport-nya sendiri dari Yogya yang sekitar 50KM, itu saat ini dengan jalan nasional yang ada dicapai sekitar 1,5 jam saya kira ini terlalu lama, tapi nanti kami sedang melelangkan jalan tol Kulon Progo-Yogya-Solo. Mudah-mudahan ini akan segera dapat kita kerjakan dan selesai mungkin dalam 1-2 tahun ke depan, termasuk jalan tol dari Bawen ke Yogya semua sudah ada panlok-nya, trase dan panlok-nya untuk bisa segera sekarang sedang dalam proses lelang. Untuk tahun 2020 di KSPN Borobudur ini adalah pembangunan prasarana pengendali, karena ini ada dua sungai yang menuju ke New Yogyakarta Airport yang pada saat awalnya dulu pernah tergenangi banjir, ini kita lakukan pembangunan prasarana pengendali banjirnya. Kemudian untuk jalan-jalan rehabilitasi Minor Balaputra Dewa dan pelebaran jalan menuju standar Roro Mendut, ini yang menuju dari Kulon Progo ke Borobudur. Kemudian pemukiman pembangunan TPS tiga di Magelang dan TPA regional di Piyungan dan perumahan, pembangunan sarana hunian pendukung ini tadi yang disampaikan adalah untuk homestay-homestay-nya. Bapak-bapak sekalian. Progresnya adalah untuk penyediaan air baku yang kemarin juga diresmikan di Bendung Kamijoro oleh Bapak Presiden. Bendung Kamijoro ini di Sungai Progo yang sebagian debitnya airnya untuk air bersih, baik untuk Kulon Progo Yogya dan untuk New Airport di Yogyakarta ini. Kemudian rehabilitasi jalan Balaputra Dewa, ini kita akan bikin lebih baik dan sekarang sedang dalam proses lelang. Selanjutnya adalah pelebaran jalan menuju standar Blondo-Mendut di Kabupaten Magelang, saya kira ini ada eksistingnya di bawah akan kita bikin menjadi yang dalam rencana desainnya. Kemudian penataan kawasan pemukiman Borobudur ini adalah kawasan-kawasan Borobudur yang akan kita perbaiki arsitekturalnya untuk bisa lebih menarik wisatawan ke Borobudur ini dan penataan kawasan pemukiman Borobudur di gerbang-gerbang dan rest area Klangon Kabupaten Kulon Progo ini juga kita teruskan. Ibu Bapak sekalian. Yang tadi dengan yang saya sampaikan tadi jalan tol misalnya dari Bawen ke Yogya, ini juga ingin menarik atau menyatukan kawasan KSPN Yoglosemar (Yogya, Solo, Semarang). Sekarang cruise ya, Kapal Cruise wisata yang dia bersandar di Tanjung Mas Semarang menginap tetap di kapal tapi kami sudah memperbaiki kawasan Kota Lama Semarang. Dan nanti ada jalan tol yang Bawen ke Yogya, mudah-mudahan wisatawan yang datang ke Semarang juga akan tinggal lebih lama di Semarang karena konektifitasnya akan lebih baik dan beberapa destinasi wisatanya terutama di Kota Lama Semarang tersebut.

- 13 -

Untuk 2020 di Mandalika, ada dari 2019 dan 2020. Pada tahun 2020 di Mandalika ini tidak hanya di Pantai Mandalika, tapi juga di 3 pulau Gili yang akan kita perbaiki. Kami akan membuat penyediaan air baku dari Bendungan Pengga, kemudian pembangunan saluran pengendali banjir di KEK Mandalika. Pengga ini sudah jadi bendungannya, nah ini kita akan meng-instal TPA-nya untuk air bersihnya. Kemudian jalan jembatan, pembangunan jalan Bandara Internasional Lombok ke Kuta di Mandalika, ini karena masuk juga untuk aksesibilitas ke Mandalika. Jadi langsung menjadi jalan bukan jalan tol tapi jalan nasional yang lebih dekat.

Kemudian sektor pemukiman pengembangan wisata di tiga Gili, Gili

Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, serta pembangunan promenade Gerupuk. Kemudian perumahan seperti yang tadi saya sampaikan adalah untuk membangun homestay-homestay baik di Mandalika maupun di tiga Gili tersebut.

Progress-nya di sini adalah pembangunan saluran pengendali banjir

KEK Mandalika yang sudah kita desain akan kita lelangkan. Kemudian pembangunan jalan dari Kuta ini yang sudah jadi, tapi akan kita bikin yang baru yang langsung ke Mandalika dengan panjang hanya 17 KM dan rencana promenade di Desa Gerupuk Kabupaten Lombok Tengah ini juga sedang di dalam desain dan kita akan lelangkan pada bulan Juni 2020.

Dan untuk pengembangan kawasan Gili, kemarin pada saat gempa

besar, Gili Trawangan, Gili Air juga terdampak. Nah kami sekalian memperbaiki baik dermaga maupun jalan lingkarnya sambil menata kawasan-kawasannya yang sepanjang jalan lingkar yang sekarang lebih banyak apa belum begitu teratur. Banyak dermaga juga yang runtuh kemarin dengan adanya gempa besar ini sekalian kita perbaiki. Penataan kawasan tiga gili lainnya ini kita juga sudah mendesainnya dengan lebih baik.

Kemudian Labuan Bajo.

Ibu Bapak sekalian, Bapak Wakil Ketua DPR, Bapak Ketua dan Wakil Ketua Komisi V, Ibu Bapak sekalian yang kami hormati. Labuan Bajo ini juga menjadi kawasan yang agak eksklusif karena memang tempatnya jauh lebih baik, terutama untuk diving dan adanya benda purbakala serta komodo tadi, beberapa komodo. Jadi tahun 2020 kebetulan juga diprogramkan untuk pertemuan G-20 pada tahun 2021 sehingga kita sekaligus memperbaiki untuk mempromosikan kawasan wisata Labuan Bajo. Dari 1,3 Triliun sumber daya air, kita menambah kapasitas air minum yang sekarang sudah ada kita tambah 100 liter per detik lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan yang akan datang.

- 14 -

Kemudian untuk pengembangan Pantai Loh Buaya di Pulau Rinca. Jalan, peningkatan jalan kawasan Wecicu. Jadi ini termasuk nanti pembuatan jalan perbaikan jalan ya dari tadi yang disampaikan oleh Bapak Menteri Perhubungan sekarang ini Pelabuhan Kontainer yang ada di Labuan Bajo akan dipindah Wae Kelambu dan akan ada sedikit ada tiga titik untuk sementara perbaikan geometrik jalannya untuk bisa mengangkut logistik. Namun di sana bukan dari Wae Kelambu ke Labuan Bajo bukan berupa kontainer, tapi sudah dipindah ke truk-truk yang lebih kecil. Kemudian pemukiman, penerangan kawasan Marina, pembangunan IPA dan SPAM Wae Mese yang menjadi tambahan 100 liter per detik yang tadi kami sampaikan. Kemudian juga pembangunan homestay-nya. Lanjut, ini adalah pembangunan Labuan Bajo, ini dulu di Bari tetapi sekarang sudah dipindah ke Wae Kelambu. Kemudian ini sarana di Pulau Rinca, ini sudah didesain dermaganya oleh Pak Yori Antar dan ini sedang dalam lelang sekarang ini. Ini nanti dari dermaga ini menuju ke tempatnya komodo semua sudah elevated karena tidak boleh satu bidang antara komodo dan pengunjungnya. Kemudian dari Jalan Soekarno-Hatta di atas dan Jalan Soekarno-Hatta bawah itu kita perbaiki pembangunannya, sehingga orang bisa melihat ke pantai berjalan kaki. Karena ini sangat dekat sekali dengan Puncak Waringin yang menjadi pusat suvenir yang sekarang lagi dibangun.

Ini penataan tadi Pantai Marina. Kalau yang ini adalah sebelumnya adalah yang di atas ini, atas kanan itu yang sekarang itu jadi di pelabuhan apa di Kota Labuan Bajo ini juga masuk kontainer-kontainer. Ini yang akan dipindah ke Wae Kelambu, sehingga yang di sini yang di Labuan Bajo khusus untuk ya untuk para penumpang. Nah ini sedang akan kita perbaiki kawasannya. Yang di atas itu adalah Pulau Pramuka, jadi akan kita perbaiki dari ujung sini langsung sampai ke Pulau Pramuka itu yang namanya tadi Pantai Marina sampai Bukit Pramuka. Ini akan kita perbaiki menjadi kawasan yang bisa diakses dengan jalan kaki.

Selanjutnya adalah Puncak Waringin. Ini adalah pusat untuk melihat ke

laut dengan bagus, tapi tidak hanya untuk suvenir, tapi ini akan menjadi di daerah terus lanjut. Nah itu adalah sebelah kirinya adalah untuk yang namanya nanti Kreatif Hub, jadi Menteri Pariwisata sudah merencanakan di Danau Toba, di Kota Lama Semarang dan di Puncak Waringin Labuan Bajo mau membuat Kreatif Hub untuk training-training penenun dan kerajinan tangan yang ada di lokasi tersebut. Sekaligus ini sangat dekat dengan Airport sehingga kalau orang mau nunggu dari pada di Airport, mereka nunggu di sini sambil melihat pemandangan dan pusat-pusat suvenir serta Kreatif Hub ini. Ini akan selesai pada tahun 2020. Sekarang yang di atas ini sudah selesai, tahun 2020 ini yang tempat Kreatif Hub untuk yang training-training dan landscape-nya. Kemudian SPAM Wae Mese ini yang tadi kami sampaikan menambah 100 liter per detik. Sekarang sudah ada sekitar 100 juga tapi ini atau 50 tapi ini akan kita tambah menjadi ditambah 100 liter per detik.

Kemudian untuk KSPM Manado-Bitung-Likupang, pada tahun 2020

ada 520 Miliar, sumber daya air, pembangunan pengendali banjir, kemudian

- 15 -

prasarana air tanah untuk air baku karena di sana daerah pantai. Kemudian jembatan, MOR apa pembangunan Manado atau ring road II III. Kemudian peningkatan jalan, trotoar dan backing track Pantai Pulisan itu seberangnya dari Likupang. Kemudian pembenahan kawasan Pantai Malalayang di Kota Manado ini daerah yang kalau ibu bapak sekalian tempat kuliner, tapi kita perbaiki nanti ada desainnya dan penataan ecotourism village di Bunaken. Kemudian juga untuk pembangunan homestay-homestay.

Lanjut, ini adalah di kawasan Likupang yang sekarang memang sudah

kita perlebar aksesibilitasnya, ini akan kita teruskan pada tahun 2020 ini. Lanjut, ini adalah peta dari pembangunan Manado atau ring road III. Lanjut, Pantai Pal Likupang akan kita perbaiki dan kemudian ecotourism di Bunaken, kemudian kawasan Pantai Malalayang. Jadi nanti ini ibu bapak sekalian kalau eksistingnya itu yang di atas itu kan banyak kios-kios makan nah ini kita perbaiki sehingga tidak menghalangi orang melihat pantainya. Jadi ini akan kita sekarang sedang lelang akan dilaksanakan pada 2020 ini.

Bapak Wakil Ketua DPR, Bapak Ketua Wakil Ketua Komisi V, Ibu Bapak Anggota yang kami hormati. Demikian laporan kami, kami akan siap untuk mendapatkan masukan dan juga arahan dari Komisi V DPR RI. Kurang lebihnya mohon maaf. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Terakhir kami ingin mendengar juga Pak karena ini kawasan wisata prioritas, aktivitas masyarakat cukup banyak di sini dan ini area pantai pasti memerlukan juga dari terkait dengan keamanan para pengunjung dan seterusnya, sejauh mana kesiapan Basarnas sendiri dalam rangka menyikapi lima destinasi wisata ini dari sisi sarana prasarana dan seterusnya. Nanti juga tolong disampaikan kepada kita supaya ini bisa beriringan Pak dan di sini juga tidak tergambar nanti di mana posisi kantor Basarnas-nya di lima destinasi wisata tadi. Silakan Pak. BNPP/BASARNAS: Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Yang terhormat Bapak Wakil Ketua DPR RI, Bapak Ketua Komisi V DPR RI, Bapak Wakil Ketua Komisi V DPR RI,

- 16 -

Serta Bapak dan Ibu Anggota Komisi V DPR RI. Yang saya hormati Menteri Perhubungan dan Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sebelumnya saya mohon maaf karena Kabasarnas tidak bisa hadir pada kesempatan pagi hari ini, karena beliau sedang menghadiri pertemuan internasional di INSARAG dan mohon izin saya Deputi Bina Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan mewakili beliau pada kesempatan pagi hari ini. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada Basarnas untuk menyampaikan penjelasan dalam pembahasan Persiapan Infrastruktur dan Transportasi Pendukung di Lima Destinasi Prioritas Wisata Nasional. Wakil Ketua DPR RI, Ketua dan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Serta Bapak dan Ibu Anggota Komisi V yang saya hormati. Peran Basarnas dalam mendukung penyelenggaraan prioritas wisata nasional diwujudkan antara lain dengan memberikan rasa aman kepada wisatawan. Untuk itu Basarnas berupaya melakukan penguatan kelembagaan dengan pembentukkan unit siaga SAR, peningkatan Pos SAR menjadi Kantor SAR kelas B dan peningkatan Kantor SAR kelas B menjadi kelas A. Upaya lain yang dilakukan Basarnas adalah melengkapi sarana dan prasarana serta peralatan secara bertahap untuk menunjang kegiatan pelayanan SAR yang disesuaikan dengan karakteristik daerah wisata seperti daerah perairan, daerah rawan gempa dan lain sebagainya. Dalam hal sumber daya manusia, Basarnas juga melakukan upaya peningkatan baik dalam kuantitas maupun kualitas. Pada tahun lalu, kami laporkan bulan November 2019 Basarnas mendapatkan sertifikasi internasional dari organisasi internasional di bawah PBB yaitu INSARAG untuk tim SAR kebencanaan. Terkait dengan masalah sumber daya manusia ini, memang ada keterbatasan, oleh karena itu Basarnas melakukan pembinaan terhadap potensi pencarian dan pertolongan. Kami sangat berterima kasih kepada Pimpinan dan para Anggota Komisi V DPR RI yang telah mendukung terwujudnya program pembinaan 10.000 potensi SAR yang merupakan salah satu program prioritas nasional. Pembinaan potensi SAR ini juga dilakukan di kawasan wisata nasional.

Pada kesempatan ini akan kami sampaikan upaya-upaya Basarnas untuk mendukung suksesnya lima destinasi prioritas wisata nasional yaitu; Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang dan Labuan Bajo. Yang terhormat Wakil Ketua DPR RI, Ketua dan Wakil Ketua Komisi V DPR RI serta Anggota Komisi V.

- 17 -

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu tujuan wisatawan. Upaya-upaya yang dilakukan Basarnas dalam mendukung kesuksesan di Danau Toba salah satunya dalam bidang kelembagaan adalah dengan pembentukan Pos SAR di Danau Toba. Dalam bidang sarana dan prasarana Basarnas akan meresmikan Gedung Pos SAR Danau Toba dalam waktu dekat. Kemudian Basarnas menempatkan Alut berupa rescue boat, rigid inflatable boat, perahu kaset dan Jet Ski serta peralatan SAR lainnya. Selanjutnya dalam bidang sumber daya manusia, Basarnas telah memiliki personil dengan kualifikasi Urban SAR Internasional dan Selam untuk memberikan pelayanan SAR yang profesional. Basarnas telah menyelenggarakan pembinaan potensi SAR dengan melaksanakan pelatihan water rescue bagi 34 orang potensi SAR di sekitar Danau Toba. Upaya lainnya adalah dengan mengusulkan penambahan jumlah personil SAR yang akan mendukung kesuksesan destinasi wisata Danau Toba. Bapak Wakil Ketua DPR RI, Bapak Ketua dan Wakil Ketua Komisi V, Serta Bapak dan Ibu para Anggota Komisi V. Selanjutnya untuk destinasi wisata Borobudur. Dalam bidang kelembagaan untuk mendukung destinasi wisata Borobudur, Basarnas didukung oleh Kantor SAR Yogyakarta dan Kantor SAR Semarang. Di mana di Kantor SAR Semarang ini kita juga punya Pos SAR di Wonosobo. Selain itu Basarnas didukung juga oleh Pos SAR Cilacap yang pada tahun ini yang sebelumnya merupakan Pos SAR Semarang, sekarang sudah menjadi Kantor SAR. Kemudian di bidang sarana dan prasarana, Basarnas mengupayakan pengembangan Gedung Kantor SAR Cilacap dan pemenuhan peralatan Kantor SAR Cilacap sesuai standar peralatan Kantor SAR kelas B, antara lain peralatan urban SAR guna mendukung terselenggaranya wisata di Borobudur. Di bidang sumber daya manusia, Basarnas pada tahun 2019 telah melaksanakan pembinaan potensi di Magelang, Purworejo dan Temanggung. Upaya Basarnas lainnya adalah dengan mengusulkan penambahan jumlah personil yang akan mendukung kesuksesan destinasi wisata Borobudur. Selanjutnya untuk destinasi wisata di Mandalika. Dalam bidang kelembagaan untuk mendukung destinasi wisata di Mandalika, Basarnas memiliki Kantor SAR di Mataram yang sudah ditingkatkan dari kelas B menjadi kelas A dan tentunya terkait dengan personil dan kebutuhan peralatan akan disesuaikan. Kemudian di bidang sarana dan prasarana, Basarnas mengupayakan pembangunan Kantor Unit Siaga SAR Mandalika dan pemenuhan peralatan urban SAR dikarenakan daerah Nusa Tenggara Barat yang rawan terjadi

- 18 -

gempa. Termasuk juga adalah peralatan vehicle accident rescue untuk membantu dalam penanganan kecelakaan di sirkuit yang akan dibangun yang bertaraf internasional serta penambahan sarana SAR laut berupa rigid inflatable boat dan rubber boat. Di bidang sumber daya manusia, Basarnas juga memiliki kualifikasi yang tadi saya sampaikan yaitu kualifikasi urban SAR internasional. Basarnas juga telah menyelenggarakan pembinaan potensi SAR dengan melaksanakan pelatihan water rescue bagi 40 orang potensi SAR di Sumbawa. Upaya Basarnas lainnya adalah dengan mengusulkan penambahan jumlah personil SAR yang akan mendukung kesuksesan di destinasi wisata ini. Yang saya hormati Bapak Wakil Ketua DPR RI, Bapak Ketua dan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Serta bapak dan ibu Anggota Komisi V. Selanjutnya untuk destinasi wisata di Likupang. Dalam bidang kelembagaan untuk mendukung destinasi wisata, Basarnas memiliki Kantor SAR di Manado yang kebetulan ini juga sudah satu kabupaten dan Pos SAR di Tahuna dan Amurang, serta akan merencanakan untuk mendirikan unit siaga di Bitung. Selanjutnya di bidang sarana dan prasarana, Basarnas merencanakan pembangunan Kantor Unit Siaga SAR di Likupang dan pemenuhan peralatan urban SAR dikarenakan sering terjadinya gempa. Penambahan sarana berupa kapal serta peralatan SAR laut berupa peralatan selam. Terkait SDM, termasuk di Kantor SAR Manado atau di daerah sekitar Likupang, Basarnas telah melakukan pelatihan kepada potensi pencarian pertolongan yaitu pelatihan channel rescue kepada lima orang tim SAR di Kotamobagu. Upaya Basarnas lainnya adalah mengusulkan penambahan jumlah personil SAR yang akan mendukung kesuksesan di destinasi wisata ini. Selanjutnya yang terakhir yaitu terkait dukungan untuk destinasi wisata di labuan Bajo. Dalam bidang kelembagaan untuk mendukung destinasi wisata ini, Basarnas telah memiliki Kantor SAR di Maumere dan Pos SAR di Labuan Bajo. Selanjutnya dalam bidang sarana dan prasarana, Basarnas merencanakan pengembangan Gedung Pos SAR di Labuan Bajo. Penambahan Alut kapal yang dilengkapi dengan chamber dan rencana penempatan helikopter, serta pemenuhan peralatan urban SAR dikarenakan sering terjadi gempa dan banyaknya hotel di sekitar Labuan Bajo. Serta tentunya penambahan sarana rib rubber boat, rescue car, trap personil serta peralatan SAR laut berupa peralatan selam. Terkait di bidang SDM pencarian pertolongan, kita telah melakukan pembinaan kepada potensi pencarian pertolongan dengan melaksanakan

- 19 -

pelatihan water rescue bagi 45 orang potensi SAR di Maumere dan 30 orang potensi SAR di Larantuka Flores Timur dan termasuk beberapa anggota personil di sekitar Labuan Bajo. Wakil Ketua DPR RI, Ketua dan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Serta Bapak dan Ibu Anggota Komisi V yang saya hormati. Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan pada kesempatan rapat pembahasan Persiapan Infrastruktur dan Transportasi Pendukung di Lima Destinasi Prioritas Wisata Nasional. Atas perhatian dan dukungan Pimpinan serta Anggota Komisi V DPR RI, kami ucapkan terima kasih, sekian. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih yang mewakili Kepala Basarnas sudah menyampaikan paparannya. Kami hormati teman-teman Anggota Komisi V, Pak Wakil Ketua DPR RI. Sekarang kita masuk ke pendalaman materi rapat kita pada hari ini. Untuk mempersingkat waktu ya saya harap kita kalau dapat tertib dengan tema kita pada hari ini, supaya rapat kita tidak molor. Karena nanti agenda-agenda lain kita sudah jadwalkan sesuai dengan agenda yang kita susun di Rapat Internal kemarin. Jadi kita pada hari ini khusus membahas masalah bagaimana penjelasan pemerintah terkait dengan lima daerah destinasi utama yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang. Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terhormat, Wakil Menteri, Kemudian Pak Menteri Perhubungan dan yang mewakili Kepala Basarnas. Tadi dalam paparan semua sudah kita simak pak dalam proses persiapan sampai nanti seperti apa desain dari pada masing-masing tempat ini semua tadi sudah disampaikan kepada kita. Baik untuk mempersingkat waktu, sesuai daftar yang ada di tempat saya. Saya persilakan untuk yang pertama Pak Ruslan Daud, Pak Ruslan Daud ada? Oh lagi keluar, baik Pak Hasan Basri silakan, ya bersiap-siap nanti Pak Ruslan Daud. F-PG (Drs. H. HASAN BASRI AGUS, M.M.): Baik, terima kasih.

- 20 -

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Bapak Wakil Ketua DPR RI, Bapak Ketua Komisi V dan Pimpinan Komisi V yang kami hormati, Kemudian yang kami hormati Bapak Menteri Perhubungan, Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Bapak Wakil Menteri dan dari Basarnas, Seluruh Staf yang hadir dan rekan-rekan Komisi V DPR RI yang kami hormati. Pertama-tama, izinkan kami menanggapi beberapa hal. Pertama setelah kami mendengar tadi informasi dari Bapak Menteri dan dari Basarnas tentang lima daerah destinasi yang tadi disampaikan, memang kami belum semua daerah itu yang kami kunjungi. Yang sudah kita kunjungi baru daerah Labuan Bajo ya saya sendiri ya, tapi kalau Danau Toba juga sudah pernah dulu kebetulan saya sekolah di Usu Medan. Bapak-bapak sekalian yang berbahagia. Setelah melihat dari rencana anggaran yang akan diluncurkan daerah sana, rasanya ya sebagai orang daerah yang mewakili Dapil dari Provinsi Jambi pak, rasanya kita iri juga gitu. Di satu sisi memang ini sudah perintah program Bapak Presiden bahwa ini adalah skala prioritas dengan lima daerah pariwisata. Padahal sebenarnya di daerah kami juga Jambi ada juga potensi wisata yang rasanya juga luar biasa juga ya, tapi mungkin kekurangan kelemahan kami adalah mempromosikannya keluar.

Salah satu contoh misalnya Candi Muaro Jambi itu lebih tua dari Candi Borobudur supaya kita tahu dan itu memang bukan hanya terus terang bukan dibuat-buat, itu diakui oleh agama Budha sendiri gitu dan Atisa tokoh agama Buddha dulu yang berada di Nalanda itu belajarnya di Jambi di Muaro Jambi. Itu satu. Yang kedua, kita juga di Kerinci ada Danau Kerinci, ada gunung tertinggi di Sumatera, maksud saya gunung tertinggi dan ada danau juga tertinggi di sana, itu Danau Tujuh itu dan banyak potensi lain lagi. Maksud kami adalah jangan sampai nanti ada kesenjangan antara propinsi ini pak. Di satu sisi dana terlalu besar kita luncurkan kepada satu daerah tertentu destinasi wisata yang tadi diharapkan Bapak Presiden, tapi juga tolong diperhatikan daerah-daerah lain yang mempunyai potensi tentang itu gitu, tentang wisata. Dan mungkin itu menjadi harapan kami kepada Pak Menteri untuk menjadi perhatian ke depan itu. Kalaulah itu dikembangkan, semua daerah-daerah potensi yang kita miliki, kami yakin juga tidak kalah menariknya nanti dengan kawasan-kawasan wisata yang lainnya. Bapak Menteri yang kami hormati. Di satu sisi misalnya salah satu contoh, jalan antar provinsi jalan nasional saja pak, itu di daerah kami Jambi itu memalukan gitu. Padahal itu jalan nasional, tapi kita sudah menghambur-hambur uang yang cukup besar terhadap tadi program itu. Sekali lagi bukan kami tidak senang dengan

- 21 -

rencana Bapak Presiden itu, tidak, tapi dalam membagi kue di pusat tolong juga dipikirkan terutama hal-hal yang sangat mendasar terutama masalah infrastruktur jalan. Jalan berlobang-lobang gitu, apa lagi kemarin menghadap hari Natal dan Tahun Baru ini, sebab biasanya kalau menghadap Lebaran karena anggaran sudah jalan, kalau Natal Tahun Baru jalannya belum begitu perbaikannya belum banyak gitu. Nah oleh sebab itu sekali terutama Bapak Menteri Pekerjaan Umum, Bapak Menteri Perhubungan, hal-hal yang seperti ini mungkin kami mohon keadilan dalam hal pembagian anggaran-anggaran dari pusat kepada daerah ini. Jangan sampai di satu sisi daerah ini sudah terlalu maju di tingkat kabupaten, tapi di kami daerah provinsi saja jalan antar provinsi saja itu belum jadi perhatian dari Pak Menteri. Itu harapan kami kepada Pak Menteri. Itu saja sebenarnya sekedar himbauan kepada Pak Menteri untuk ke depan gitu. Kami sekali lagi bahwa apa yang direncanakan ini kita mendukung sepenuhnya sesuai dengan harapan Bapak Presiden, tapi tolong sekali lagi jangan sampai daerah-daerah wisata potensial lainnya juga tolong diperhatikan. Demikian. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, terima kasih. Saya ingatkan kembali teman-teman, nanti kalau soal kepentingan Dapil, kepentingan daerah, nanti kita ada arena khusus pak. Kita ada nanti pembahasan anggaran khusus nanti, silakan teman sampaikan Dapil masing-masing. Sekarang kita fokus pada materi rapat kita pada hari ini terkait dengan persiapan pemerintah dalam mempersiapkan infrastruktur di lima destinasi wisata. Dari apa yang tadi disampaikan oleh pemerintah, saran masukan dan seterusnya terkait dengan materi rapat hari ini supaya nanti kita tidak melebar ke mana-mana gitu loh. Kalau yang lain-lain kita kemarin sudah internal dan akan kita siapkan tempat khusus untuk kita bahas bersama juga dengan Menteri terkait. Selanjutnya ke Pak Tamanuri, bersiap-siap Pak Ansar Ahmad. F-P.NASDEM (Drs. H.TAMANURI, M.M.): Terima kasih Pak Pimpinan. Yang kami hormati Pak Wakil DPR, Yang terhormat Pak Pimpinan,

- 22 -

Yang kami hormati Pak Menteri PU, Menteri Perhubungan, Yang mewakili Kepala BNPP, Hadirin sekalian yang berbahagia. Pertama-tama, kami tentu bangga melihat rencana-rencana yang akan difokuskan dalam lima destinasi pariwisata ini. Akan tetapi kami belum mendengar tadi itu bahwa ini hanya terfokus kepada tempat-tempat itu tertentu, objek-objek wisata itu tertentu. Sebetulnya sebelum sampai ke objek wisata itu, ini masih kita mengikuti jalan apa jalan dari bandara, apa jalan dari Ibu Kota Provinsi ke situ, apa ada yang 30 Kilo, mungkin ada yang 50 Kilo, tapi di Bajo itu ada beberapa ratus meter.

Nah ini harus kita perhatikan juga pembangunan kiri kanannya dan ini akan sangat bermanfaat. Kalau dia di situ ada Kebun Lada, Kebun Lada ini diperbaiki, kalau di situ ada Kebun Karet, Kebun Karetnya juga bisa jadi objek wisata, kalau ada Kebun Pala, Kebun Pala bisa menjadi objek wisata. Nah oleh karena itu, ini mesti mendapat perhatian juga. Di samping itu kalau ada daerah-daerah kumuh sebelum menjadi objek wisata, mesti kita perhatikan dengan tentunya program-program yang ada di ke-PU-an. Jangan sampai orang-orang dari luar, ya kalau kita orang Indonesia sendiri mungkin tidak ya sudah terbiasa seperti itu, tapi orang-orang dari luar melihat kondisi kumuh sebelum dia sampai di objek wisata itu, ini akan mengurangi dari pada keindahan objek wisata yang sudah kita desain sedemikian rupa. Kemudian yang perlu juga saya sampaikan, mengenai banyaknya program ini tentu memerlukan suatu komunikasi antara kami-kami yang ada di DPR ini dengan aparat-aparat atau pejabat-pejabat yang ada di kementerian. Kami terus terang saja pak, kami Anggota DPR ini sangat sulit berhubungan dengan dirjen-dirjen ini.

Jangankan dari dirjen-dirjen, kepala-kepala Biro sulit kami berhubungan, ditelepon tidak mau ngangkat, di WA tidak mau membalas. Nah sedangkan kita perlu komunikasi supaya kita bisa menyelesaikan hal-hal yang patut kita selesaikan, terutama ini di Kementerian PUPR saya katakan. Tolong ini pak disampaikan kepada dirjen-dirjen, kepala-kepala Bironya supaya kalau ditelepon sama Anggota Dewan diangkatlah. Kami tidak meminta proyek, hanya menyampaikan keluhan-keluhan dari masyarakat. Ini perlu disampaikan. Kemudian ini Alhamdulillaah syukur ini ada Lion Air. Lion Air kami berterima kasih masyarakat berterima kasih, satu-satunya pesawat yang tiketnya murah adalah Lion Air. Cuma di sini yang perlu dipertimbangkan kasihan sama rakyat itu dia tiketnya murah, cuma bagasinya bayar lebih dari 5 Kilo bayar 60.000 per Kilo. Jadi kalau perempuan itu minimal kalau jalan itu 10-20 Kilo itu, kalau 20 kali 60 berarti 1.200.000 dia harus bayar bagasi. Ini tolong pak, tolong diperhatikan, ini kan nyekek rakyat pak. Jadi mohon ini. Cuma itu pak yang kami sampaikan.

- 23 -

Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik ya, penghargaan khusus kepada Lion Air pak yang sudah mengangkut warga kita di Wuhan untuk dibawa ke Indonesia, tepuk tangan buat Lion Air, tapi Pak Tamanuri belakangnya nembak juga pak. Ya kita apresiasi pak atas nama Pimpinan pak, yang mewakili Lion Air kita mengucapkan terima kasih pak atas nama rakyat, apa yang sudah dilakukan Lion Air luar biasa. Bukan perusahaan penerbangan yang berplat merah pak yang melakukan evakuasi ini, adalah perusahaan swasta murni yang bisa melakukan ini. Ini kami turut berbangga pak, nanti kami akan ajak diskusi Garuda kenapa Garuda tidak bisa gitu. Baik, salam hormat pak untuk jajaran Lion Air dari Komisi V DPR RI dan Pimpinan DPR RI juga ada di sini. Selanjutnya Pak Ansar Ahmad, bersiap-siap Pak Ruslan Daud. F-PG (H. ANSAR AHMAD, S.E., M.M.): Terima kasih Pimpinan. Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat pagi, Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Yang kami hormati Pak Wakil Ketua DPR RI, Ketua Komisi V, Para Pimpinan kemudian teman-teman Anggota Komisi V, Kemudian Pak Menteri PUPR beserta Bapak Wakil Menteri, Kemudian Bapak Menteri Perhubungan, Kemudian Kepala BNPP (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan). Pak Ketua ini mesti diluruskan ini Pak Ketua, kalau kita memang Basarnas, nomenklaturnya Basarnas saja gitu, karena nomenklaturnya BNPP tapi lebih glamor namanya Basarnas. Kalau Basarnas sebaiknya nomenklaturnya diubah supaya tidak bingung juga masyarakat gitu. Nah kemudian para Dirjen, Para Sekjen, Para Deputi serta jajaran kementerian yang hadir yang saya hormati. Nama saya Ansar Ahmad, No. Anggota A-285 dari Fraksi Partai Golkar, Dapil Provinsi Kepulauan Riau. Pertama, saya ingin sampaikan bahwa kawasan KSPN ini sangat menggembirakan dari hasil kunjungan kita, pemerintah pusat memang sangat

- 24 -

serius mengembangkan berbagai infrastruktur di sana. Walaupun mungkin karena kami berbagi tugas belum semua tempat yang dapat kami kunjungi masing-masing, akan tetapi kemarin kita coba mencatat, me-record beberapa hasil diskusi kita khususnya di Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat itu. Nah ada beberapa masukan yang perlu kami teruskan pada pertemuan ini. Pertama terkait dengan BNPP. Labuan Bajo itu sudah men-declare sebagai kawasan pariwisata premium, premium tourism destination. Kalau kita sudah men-declare seperti itu maka service-nya mesti luxury service. Akan tetapi kondisinya masih banyak yang sangat kurang, terutama dukungan tidak hanya infrastruktur dalam bentuk jalan, kemudian dermaga, tapi soal sarana keselamatan. Pak Ketua, kita memang mesti mendukung tambahan anggaran BNPP ini Pak, karena di kawasan-kawasan wisata ini perlu kapal-kapal Basarnas yang memadai. Saya lihat kemarin itu kapalnya dari Fiberglass, panjangnya kalau tidak salah hanya 12 Meter. Kalau moonsun itu musim gelombang, 2 Meter, 3 Meter, 4 Meter. Kemarin kata Kepala Basarnas di sana, Basarnas lagi saya ini, Kepala BNPP di sana pernah mau mengevakuasi turis di sana, turisnya menolak karena tidak visible kapalnya pak. Maka tidak hanya di Labuan Bajo, tapi di kawasan-kawasan KSPN yang lain ini perlu menjadi perhatian kita, karena pariwisata itu sangat kompetitif. Kalau ada turis meninggal karena kelalaian kita, itu beritanya di luar luar biasa. Yang kedua Pak Menteri saya minta pemerintah pusat bargaining dengan pemerintah daerah. Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran banyak di sana, jalan, pelabuhan, tapi pemerintah daerahnya masih cukup ambivalent pak. Daerah-daerah kumuhnya masih banyak di sana. Jalan-jalan di perkotaannya masih sangat kecil-kecil sekali. Kalau bisa pemerintah pusat bargaining pak, pemerintah daerah merehabilitasi jalan-jalan kampung-kampung di kota-kota yang masih relatif kecil dan masih perlu mendapat perhatian soal kebersihan. Jangan kita hanya kita berslogan wisata premium tapi kenyatannya tidak premium gitu. Jadi Pak Ketua itu. Kemudian yang kedua Pak Menteri Perhubungan, saya kira kita apresiasi pak kalau bandara itu tahun anggaran ini diperpanjang. Yang kita pertanyakan hanya pengelolaannya. Kemarin saya dengar pengelolaannya itu swasta yaitu Changi dan CAS itu pak. Nah mungkin kita perlu ada landasan hukumnya, nanti Bapak jelaskan kalau boleh. Kemudian proporsi share holders-nya karena bandara ini cukup strategis gitu. Nah kita khawatir karena ini daerah-daerah di Timur ya, maka kita perlu memberikan perhatian khusus untuk pengelolaan bandara. Kalau prinsipnya kita setuju, mudah-mudahan kalau Changi dengan CAS ini bergabung, saya kira jaringan mereka cukup bagus. Kalau kemarin 2019 baru 117.000 saya lihat penumpang yang ke sana pak, ke depan mungkin bisa 2-3 kali lipat cepat ini. Kalau potensi alamnya tak diragukan lagi. Nah kemudian Pak Menteri, ini mungkin di luar sedikit pak, soal maskapai penerbangan, khususnya Sriwijaya pak. Kita minta penjelasan

- 25 -

bagaimana kondisi Sriwijaya hari ini. Saya sebenarnya bangga dengan maskapai Sriwijaya dan saya hobi naik Sriwijaya itu. Pesawatnya tak terlalu banyak saya yakin maintenance-nya bagus, tapi saat ini sudah semakin surut pak, saya tidak tahu kenapa itu. Saya dari Kepulauan Riau dari Tanjung Pinang ke Jakarta itu dulu tiap hari, sekarang sudah tiga kali satu Minggu. Jadwalnya jam 07.30 berangkatnya kadang-kadang jam 12.00 jam 01.00 kadang-kadang batal dikembalikan uang penumpang.

Lebih baik pak ada kepastian dan kalau bisa Pak Menteri agar sama-sama duduk satu meja agar maskapai ini jangan sampai wujuduhu waadamihi ada, tapi tiada gitu, karena kita harus apresiasi, terima kasih Sriwijaya ini juga membantu menjangkau kawasan-kawasan yang minim penerbangan. Harapan kita Sriwijaya bisa tetap eksis. Nah saya kira mungkin itu pak karena tidak bisa yang lain-lain, sebenarnya saya mau mempertanyakan perkembangan Jembatan Batam-Bintan sama Pak Menteri. Kemarin DPRD kita ke PU pak, ada salah seorang Direktur yang mengatakan jangan bermimpi Jembatan Batam-Bintan itu cepat dibangun. Saya tidak mengerti pak kalau ada Direktur yang bicara begitu, sementara Pemda Provinsi sudah kemari, Pemda sudah siap menyediakan untuk terase-nya, bahkan katanya perlu ada pelabuhan di sana begini begitu dulu dibangun.

Saya kira tidak perlu jembatan itu tempat arus lalu lintas orang dan logistik, walaupun itu ada kawasan pabean non-pabean karena kawasan FTZ di sana, tiga kawasan ini oleh Pak Menteri Perekonomian akan segera di FTZ-kan menyeluruh. Jadi tidak perlu ada embel-embel tambahan ini itu pak.

Pak Menteri kalau boleh tolong rapat koordinasi pak, kalau boleh kami hadirlah pak. Kemarin Pak Menko Perekonomian dua hari di sana memberikan dukungan penuh, karena potensinya kawasan itu. Kami tak kecil hati Bintan itu tak dapat KSPN. Kepulauan Riau itu pak tahun 2019, 2.500.000 turis asingnya, No.2 setelah Bali, itu 1.000.000 di Pulau Bintan, turis asing loh pak ini bukan domestik apa lagi sama domestik, 800.000 itu di Batam, sisanya di Karimun dan Anambas, kita tidak dapat KSPN. Kemudian pak, kami sarankan untuk kawasan KSPN sebaiknya ada pola lainlah yang kita bangun. Pemerintah saya kira cukup pak untuk mengurangi beban biaya APBN membangun akses-akses ke kawasan seperti contoh Likupang, ini ide saja pak. Saya lihat kawasannya masih mentahlah begitu untuk dikembangkan. Kenapa harus pemerintah yang bangun di dalam kawasan itu, dukungan-dukungan pariwisata, seperti tempat-tempat tinggal dan lain sebagainya, taman ini dan itu, kacamata kita beda dengan kacamata orang yang punya visi pariwisata pak. Kenapa tidak kawasan itu pak kita serahkan ke satu operator, operator itu yang mengembangkan infrastruktur di dalam, mengundang investor dengan cara mereka, membangun kawasan itu. Di Bintan itu Bintan Resort itu pak, sepenuhnya itu dikelola oleh swasta. Jalannya dibangun swasta di dalam. Pemda hanya membangun jalan di luarnya saja pak. Bahkan air mereka kembangkan sendiri di seluruh

- 26 -

kebutuhan resort-nya, sehingga kacamatanya kena pak. Jangan turis maunya A kita bangun B. Turis itu kacamatanya beda, apa lagi turis asing pak tidak suka yang modern-modern kita bangun yang ini begitu. Jadi saya kira mungkin itu perlu didiskusikan kembali pak, supaya APBN tidak terlalu terbebani karena banyak daerah-daerah lain yang masih membutuhkan infrastruktur dan lain sebagainya. Sebaiknya operator-operator diserahkan pengelolaan kawasan itu mereka yang mengelola itu mengundang investor mengembangkan itu. Kita hanya mendapatkan setoran pajak hotel, restoran, hiburan dan lain-lain yang menjadi kewajiban mereka. Barangkali pola itu jauh lebih baik. saya kira itu Pak Ketua, nanti soal jembatan yang lain berikutnya. Terima kasih. Wabillaahittaufik walhidayah, Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik. Terima kasih Pak Ansar Ahmad masukannya. Ya soal Jembatan Bintan ini nanti kita bicara khusus Pak saat kita bahas anggaran nanti kita pertajam lagi. Sekarang Pak Ruslan Daud. Tidak ada ya. Baik saya silakan Pak Bakri, siap-siap Pak Irwan. F-PAN (H. A. BAKRI H.M., S.E.): Terima kasih Pak Ketua. Wakil Ketua DPR yang saya hormati, Pimpinan Komisi dan Anggota Komisi V yang saya banggakan, Pak Menteri beserta seluruh jajarannya. Sebenarnya banyak yang mau saya sampaikan, tapi pembicara terdahulu sudah pada dimakannya semua tadi ini, cuma mungkin yang perlu penekanan saya apa yang disampaikan oleh saudara saya tadi terakhir ini berbicara tentang investasi. Ini mungkin memang perlu Pak Menteri, karena kita lihat tadi itu yang dipaparkan oleh Pak Menteri Perhubungan, PU, semuanya itu nilainya tinggi-tinggi semua pak. Kalau kita boleh terbuka hari ini sebenarnya kita semuanya sama, hati saya dengan Pak Hasan Basri Agus sama kecemburuan itu pasti tumbuh. Nah kalau dikelola dengan pola-pola yang disampaikan oleh saudara saya terdahulu tadi, saya pikir mungkin kebagian semua nanti ini. Oleh sebab itu mungkin sekedar saran saja ke Pak Menteri supaya ini bisa menjadi pikiran. Terus yang kedua, di lain sisi kita mungkin menginginkan turis luar ya, tapi sementara lokal sendiri banyak juga. Oleh sebab itu Pak Menteri juga mungkin perlu memikirkan wisata-wisata kecil. Ini tambahan ya Pak Ketua ya,

- 27 -

wisata-wisata kecil kita lihat banyak sekarang ini muncul di berbagai macam dan ini tidak jauh beda dengan kunjungan-kunjungan dari pada wisata luar. Terus yang lebih terpenting juga saya pikir mungkin termasuk angkutan. Kesempatan mungkin tidak salah, mungkin Pimpinan saya juga ingin mendengar dari Airline kesiapan mereka terhadap rencana-rencana ini mungkin, baik itu dari Garuda, dari swasta lain-lainnya. Karena bagaimana pun juga ujung-ujungnya bukan hanya kita mengharapkan, apa yang disampaikan tadi di sini bukan hanya semata-mata mengharapkan turis luar, tapi lokal pun juga sangat-sangat diharapkan untuk bisa berinteraksi di situ.

Nah bagaimana sebenarnya trik ataupun rencana dari pada Menteri Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara strategi-strategi. Karena kalau masih juga tiket yang sampai hari ini masih dirasakan mahal, ya saya pikir luar akan datang mungkin, tapi yang kita harapkan betul dari lokal pun di sini bisa berinteraksi ke berbagai macam daerah. Itu mungkin Pak Ketua dari saya tambahan saja. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Bakri, singkat, padat, jelas. Pak Irwan silakan. Bersiap-siap Pak Rifqi. F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Yang saya hormati Wakil Ketua DPR, Pimpinan Komisi V serta Rekan-rekan Komisi V, Yang saya hormati Bapak Menteri PUPR, Bapak Menteri Perhubungan, Bapak Kepala Basarnas serta seluruh jajaran. Pertama-tama, saya apresiasi kerja kementerian dalam mendukung pembangunan dan pengelolaan kawasan strategis pariwisata nasional. Yang mana ada lima super prioritas yang tadi sudah dijelaskan, namun mungkin ada beberapa pertanyaan dan masukan terkait kesiapan kementerian untuk sampai akhir tahun benar-benar terealisasi yang direncanakan tadi terkait anggaran. Kemudian dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi kita juga masih main di 5% apakah itu juga tidak mempengaruhi untuk realisasi pada akhir tahun nanti? Pada prinsipnya juga memang kita ke depan harus membangun pembangunan pariwisata ini karena harus kita kurangi ya

- 28 -

pembangunan dari pengelolaan sumber daya alam yang tidak terbarukan, tetapi jangan sampai juga pembangunan pariwisata ini menimbulkan masalah baru. Karena menurut data yang saya punya Bank Dunia sendiri 53% ya rumah tangga yang punya akses air bersih di kawasan pariwisata utama itu masih belum.

Tadi agar ke depan maksudnya dari lima kawasan ini Kementerian PUPR juga memperhatikan dari akses air bersih buat masyarakat di lima kawasan wisata itu, kemudian sanitasi baru 66% serta layanan pengangkutan sampahnya sendiri 46%. Jangan sampai terpusat tadi perencanaan dari sisi jembatan, pelabuhan, ataupun akses menuju pariwisatanya. Kemudian di sini lingkungan lain juga tidak boleh dilupakan, jangan sampai kasus Monas ya, terjadi sudah dikerjakan kemudian dihentikan karena isu lingkungan juga sangat-sangat penting. Jangan sampai pembangunan infrastruktur pariwisata ini justru mengorbankan kondisi keanekaragaman hayati, kondisi tutupan hutan yang ada di lima kawasan prioritas itu. Kemudian pelibatan pengusaha lokal Pak Menteri ya, serta masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata ini menjadi penting. Jangan sampai kita bangun sebuah kawasan tapi masyarakatnya justru terpinggirkan tidak menjadi aktor, termasuk pengusaha-pengusaha lokalnya. Kemudian kalau opsi lain kalau jika kemudian sampai mau pertengahan akhir tahun kesiapan daerah, nah terkait pembebasan lahan atau kemudian tidak maksimal terserap. Apakah kemudian anggaran yang begitu besar tadi bisa dialihkan ya ke kawasan pariwisata yang lain? Ini juga perlu dipikirkan. Kemudian Pimpinan, saya bukan cemburu ya, saya cukup dari Kalimantan Timur sangat bahagia kita dianugerahi IKN tapi perlu juga saya pertanyakan di sini mekanisme penentuan kawasan strategis pariwisata nasional ini apa? Karena yang saya tahu semua provinsi itu punya potensi pariwisata yang luar biasa tidak kalah dengan yang disampaikan tadi. Dan bicara asas keadilan, semua provinsi juga punya rencana tata ruang provinsi yang di mana di situ juga ada kawasan-kawasan strategis pariwisata daerah yang ingin ditonjolkan.

Karena sekali ditentukan sebagai kawasan pariwisata apa namanya kawasan strategis pariwisata nasional seperti ini, saya lihat gelontoran dana semua ke situ. Pembangunan pelabuhan ya, jembatan, jalan, serta infrastruktur lain dan itu cukup membawa APBN ke kawasan tersebut. Nah bagaimana dengan provinsi-provinsi lain yang juga punya potensi?

Ini perlu diperhatikan Pimpinan, saya juga mengusulkan agar kawasan strategis pariwisata nasional ini ya tiap-tiap provinsi saja. Ya karena semua provinsi saya pikir punya destinasi pariwisata yang bagus, punya kearifan lokal yang bagus pula.

- 29 -

Mungkin yang terakhir juga, saya tadi melihat di Kalimantan tidak ada sama sekali ya kawasan strategis pariwisata nasional, mungkin dalam kaitannya perencanaan Pak Jokowi untuk IKN di Kalimantan Timur saya pikir perlu ya di Kalbar, Kalteng, Kalsel, ataupun di Kaltara dan di Kaltim-nya ada kawasan strategis pariwisata nasional yang mana bisa mendukung terkait keberadaan IKN nanti. Mungkin itu Pimpinan.

Terima kasih banyak. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, terima kasih Pak Irwan. Kalimantan sudah kebagian IKN Pak Irwan, biar nanti Pak Irwan kita investasi saja di sana bikin pariwisata di Kalimantan Timur. Baik selanjutnya Pak Rifqi, bersiap-siap Pak Daniel Mutaqien. F-PDIP (H.M. RIFQINIZAMI KARSAYUDA): Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Bapak Wakil Ketua DPR RI, Pimpinan Komisi V, Para Anggota Komisi V yang kami hormati, Para Menteri dan para mitra kerja Komisi V yang hadir pada kesempatan hari ini yang kami banggakan. Kita tahu bahwa pariwisata ini memberikan kontribusi lebih kurang 8 sampai 10% terhadap produk domestik brutto kita dalam beberapa tahun yang terakhir ini. Dan dari persentase itu Bali memang penyumbang paling besar dari industri pariwisata yang ada di Indonesia saat ini, karena itu ikhtiar pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk membangun 10 daerah prioritas daerah pariwisata super prioritas tentu kita sambut baik.

Dan karena itu pembangunan infrastruktur di lima daerah pariwisata super prioritas pada tahun 2019 dan 2020 itu kami apresiasi dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan beserta seluruh jajarannya. Yang kedua, saya ingin menegaskan dua isu yang tadi sudah disampaikan oleh teman-teman bahwa kita perlu mengantisipasi persoalan sosiologis dari dampak pembangunan kawasan pariwisata super prioritas yang sekarang sedang kita laksanakan ini. Ada dua hal yang perlu kita antisipasi. Satu, ketimpangan pembangunan di dalam provinsi itu sendiri. Kita

- 30 -

tahu dari 10 kawasan pariwisata super prioritas sebagian besar berada di luar Jawa. Ada di Nusa Tenggara Timur, ada di Maluku Utara ada di Nusa Tenggara Barat yang nanti juga akan dibangun setelah ini. Dan persoalan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang kami sebutkan tadi itu masih menjadi persoalan utama di mana-mana, baik infrastruktur darat, infrastruktur laut, termasuk infrastruktur udara. Anggaran yang dikucurkan cukup besar, itu difokuskan pada kawasan pariwisatanya tapi kemudian di daerah-daerah di luar kawasan pariwisata di provinsi setempat itu masih menjadi persoalan di kemudian hari. Kami khawatir nanti terjadi persoalan sosiologis, masyarakat setempat merasa bahwa pembangunan ini hanya bertumpu atas kehendak pemerintah pusat melalui kebijakan nasional penentuan 10 daerah pariwisata super prioritas, tetapi kemudian pembangunan-pembangunan infrastruktur termasuk infrastruktur perhubungan di provinsi itu belum kita lakukan secara merata.

Ini persoalannya tidak hadir 1-2 tahun ke depan, tapi akan muncul 10-20 tahun ke depan. Kita tidak ingin membangun infrastruktur fisik dengan baik, tapi infrastruktur sosiologisnya berantakan. Saya sering ingatkan ini Pak Wakil Ketua DPR RI di ruangan ini, karena kita sering kali hanya fokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tapi kita lupa mengantisipasi dampak dari pembangunan itu sendiri dalam konteks sosiologis. Yang kedua, yang harus kita antisipasi dalam konteks ketimpangan pembangunan ini apa yang tadi disuarakan oleh kawan-kawan di beberapa Dapil tadi, bahwa penentuan 10 daerah pariwisata super prioritas itu tentu akan sedikit banyak membuat kecemburuan daerah-daerah lain yang merasa juga punya tempat-tempat pariwisata yang bisa di-exercise infrastrukturnya. Ini saya kira penting untuk menjadi kebijakan kita bersama ke depan di DPR dan Pemerintah dan mudah-mudahan Pak Menteri, Menteri PUPR dan Menteri Perhubungan dalam rapat-rapat kabinet bersama Presiden juga bisa nyentil-nyentil persoalan ini. Agar keinginan kita menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam konteks pariwisata itu juga bisa diberikan ke berbagai tempat. Kalau tadi Ketua Komisi V mengingatkan kepada kita semua untuk tidak mengedepankan persoalan Dapil, ya saya kira itu sah-sah saja dalam konteks fokus rapat kita pada hari ini, tapi saya kira kita semua tahu bahwa hampir di semua tempat di Indonesia, kita juga bisa membangun skala-skala prioritas terkait dengan pariwisata ini ke depan dan itu penting agar semua merasa bahwa kita memiliki keunggulan. Kalimantan Selatan misalnya mempunyai keunggulan pariwisata sungai, yang saya kira tidak banyak dimiliki oleh tempat lain dan itu nampaknya tidak terlalu dilirik, karena yang dilirik pariwisatanya pariwisata yang lain pariwisata laut dan sebagainya. Yang berikutnya terkait dengan concern kita terhadap wisatawan asing dan wisatawan domestik. Ketika kita bicara industri pariwisata, kerap kali yang kita bicarakan adalah bagaimana revenue economy itu muncul dari industri pariwisata itu dan kerap kali pendekatannya adalah bagaimana agar wisatawan asing sebanyak-banyaknya hadir ke tempat-tempat pariwisata kita.

- 31 -

Karena itu standarisasinya harus dibangun setinggi mungkin sebagaimana keinginan wisatawan asing dan standarisasi internasional. Saya menegaskan apa yang disampaikan oleh Pak Bakri tadi, bahwa kita jangan lupa untuk juga menjadikan raja para wisatawan dalam negeri, rakyat kita sendiri di objek-objek wisata kita. Karena itu saya mengapresiasi kehadiran kawan-kawan dari BUMN maupun swasta yang berhadir pada hari ini, dan kami menghimbau pada aspek transportasi baik udara, darat, laut maupun sungai kita juga bisa menghadirkan transportasi yang nyaman dan murah bagi mereka, bagi rakyat kita.

Karena jangan sampai yang menikmati ini namanya pariwisata premium yang menikmati hanya orang-orang kelas premium saja. Kita-kita yang berada di ruangan ini mungkin diberikan oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa keleluasaan rezeki untuk menikmati pariwisata premium, tapi kita harus ingat bahwa kita di sini adalah bagian dari amanah rakyat kita yang ratusan juta itu. Dan karena itu kita insyafi bahwa keberadaan mereka penting juga untuk mengakses pariwisata yang sekarang sedang kita bicarakan. Kami mengapresiasi pula misalnya keberadaan akomodasi yang dibangun oleh BUMN, PT.PP, PT.ASDP di Labuan Bajo misalnya ada hotel ya Bu Dirut ya? Dan saya kira juga pembangunan itu bisa diteruskan di tempat-tempat lain dengan memperhatikan dua skala tadi yang premium dan non-premium agar rakyat kita sekali lagi juga bisa mendapatkan tempat yang layak di destinasi-destinasi pariwisata super prioritas yang kita bicarakan pada kesempatan ini. Saya kira Bapak Ketua Komisi V itu yang bisa kami sampaikan, Pak Wakil Ketua DPR RI, mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Wabillaahittaufik walhidayah, Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang, Salam sejahtera untuk kita semua, Merdeka! KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Merdeka! Baik, sekarang sudah jam 12.25, sudah masuk masa sholat Zuhur, saya tanya dulu teman-teman ini, karena yang belum nanya ini masih kurang lebih 16 orang ya, jadi kalau nunggu ini selesai kayanya masih perlu waktu. Saya mohon izin dengan teman-teman apakah sholat dan. INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Ketua, sholat itu tidak usah perlu jamaah.

- 32 -

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Oke sholatnya kita dan apa namanya makan siangnya gantian saja, sementara yang lain melanjutkan atau kita istirahat dulu kurang lebih 30 menit. Nah 30 menit, kalau bisa 30 menit cukup bisa sholat bisa makan, saya rasa itu lebih efektif juga. Saya tawarkan lanjutkah? Ada yang minta lanjut, ada yang minta sholat dulu. Ini kebetulan ada Pimpinan DPR di sini, saya perlu fatwa ini. WAKIIL KETUA DPR RI (RACHMAT GOBEL / F-P.NASDEM): Lanjut saja. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Oh lanjut saja. Baik, karena Pak Menteri ini ada agenda juga setelah rapat dengan kita, kelihatannya waktu menjadi penting tapi saya sekali lagi karena ini ruang punya kita bersama, saya tanya sekali lagi ini kita lanjut dulu apa kita istirahat dulu? Lanjutkah? Baik, saya persilakan untuk yang mau sholat untuk sholat gantian ya, yang mau makan siang di ruang makan sudah ada prasmanan, bisa makan gantian, rapat kita lanjutkan. Pak Menteri juga kita persilakan pak untuk sholat ya, di sini kan ada Dirjen dan seterusnya kalau Pak Menterinya tidak ada nanti Dirjen-nya yang mencatat, sementara Pak Menteri masih sholat dulu. Setuju ya? Setuju?

(RAPAT: SETUJU)

Ketoknya mesti kencang ini. Baik, selanjutnya Pak Daniel Mutaqien, bersiap-siap Pak Suryadi. F-PG (H. DANIEL MUTAQIEN SYAFIUDDIN, S.T.): Terima kasih Pimpinan. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Yang saya hormati Wakil Ketua DPR, Kemudian Pimpinan Komisi V, Rekan-rekan Anggota Komisi V yang saya hormati dan saya banggakan, Pak Menteri, Menteri PUPR dan Pak Wamen beserta jajarannya, Pak Menteri Perhubungan beserta jajarannya,

- 33 -

Pak Kepala BNPP atau yang mewakili. Sebelumnya saya mengapresiasi atas upaya pemerintah untuk mengembangkan lima destinasi prioritas yang ada di wilayah Indonesia pak dengan tadi pemaparan-pemaparan yang sudah sangat luar biasa kita sangat mengapresiasi sekali. Walaupun memang saya sedikit kecewa kenapa saya mewakili teman-teman dari Papua ini Raja Ampat ini tidak masuk kepada lima destinasi prioritas tersebut?

Padahal kalau bicara pemerataan, tapi kalau tadi ada rekan-rekan Komisi V memang kalau Indonesia ini kan negara kepulauan yang setiap jengkalnya memang bisa dijadikan wilayah pariwisata, cuma kalau bicara masalah pemerataan, tadi di Sumatera ada, kemudian di Jawa juga ada, di Papua di wilayah Timur yang belum ada. Dari Barat sampai Timur, Papua memang padahal potensi Raja Ampat juga sangat luar biasa. Itu mudah-mudahan ke depan ini bisa menjadi salah satu destinasi prioritas yang akan dikembangkan. Kemudian selanjutnya Pak Menteri Perhubungan tadi sudah disinggung oleh Pak Ansar. Minggu yang lalu kita sempat ke Labuan Bajo Pak, ada kunjungan di sana. Saya fokus saja hanya pendalaman masalah pengelolaan. Asumsi saya asumsi kita bahwa bandara itu pintu gerbang orang asing masuk ke wilayah kita. Pintu gerbang baik dari negara lain maupun kita bangsa kita untuk bisa masuk di wilayah-wilayah tertentu dan bandara salah satunya adalah pintu masuk untuk menuju wilayah Indonesia. Kami mendengar Bandara Komodo ini satu-satunya atau menjadi pioner salah satu mungkin kelanjutannya ke depan juga akan ada hal yang sama bahwa Bandara Komodo dikelola oleh pihak ketiga dari pihak asing yang menang tender yang kemarin adalah dari Changi. Saya perlu penjelasan dan kejelasan, apa yang didapat oleh Indonesia sebanding dengan mungkin resiko-resiko negatif yang akan didapatkan oleh kita.

Karena ketika pengelolaan bandara itu termasuk keluar masuk barang dan keluar masuk orang juga yang menjadi penanggungjawab adalah pengelola kan seperti itu pak ya. Apakah memang AP di sini kebetulan ada AP juga, AP sudah tidak sanggup lagi untuk menjadi pengelola di wilayah Komodo? Karena ini Komodo ini kan salah satu yang mungkin ke depannya ini potensinya akan sangat besar.

Ketika ini dikelola oleh pintu gerbang kita dikelola oleh pihak asing,

apakah ini tidak mengkhawatirkan? Apakah tidak ada hal-hal negatif yang akan terjadi ke depannya? Saya mungkin itu perlu penjelasan dan kejelasan dari Pak Menteri Perhubungan karena pada saat kita di Labuan Bajo itu juga kita sedikit heran kok apa namanya. Sementara AP juga reputasinya saat ini juga bagus untuk mengelola bandara. Sekian Pimpinan. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

- 34 -

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak ini kalau kaya Pak Daniel semua cepat rapat kita selesai ini. Silakan Pak Suryadi. F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.): Terima kasih Pak Ketua. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Bapak Wakil Ketua DPR yang saya hormati, Ketua, para Pimpinan, Pak Menteri, Menteri Perhubungan, Menteri PUPR dan pejabat dari Basarnas. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini Pak Ketua. Yang pertama yang bersifat umum, kemudian yang kedua mungkin agak teknis sedikit menyangkut beberapa destinasi. Pertama tadi beberapa rekan-rekan menyampaikan tentang ketimpangan ya seolah-olah penetapan KSPN ini merupakan “bentuk ketimpangan”. Justru kebijakan KSPN ini merupakan jawaban atas ketimpangan yang terjadi di masa lalu begitu. Karena banyak potensi-potensi kita yang dalam “cukup lama terbengkalai” ya dan itu memang mayoritas di luar Jawa. Karenanya mungkin usul saya nanti rekan-rekan tidak mempertentangkan antara kebijakan penetapan kawasan super prioritas ini dengan isu ketimpangan, justru ini adalah jawaban atas ketimpangan di masa lalu begitu. Nah yang kedua, saya ingin menyampaikan tentang koordinasi ini Pak Menteri. Saya melihat di lapangan ada kelemahan koordinasi antara pusat dengan daerah, terutama di lokasi yang sudah ditetapkan. Sebagai salah satu contoh misalnya tadi Pak Menteri sampaikan Pak Menteri PU tentang air bersih di Bendungan Pengga.

Nah ini belum ada koordinasi sehingga pemerintah daerah karena bendungan itu kan lokasinya memang agak jauh dari kawasan Mandalika akan melalui perbukitan, secara teknis itu akan biaya mahal dan airnya itu untuk irigasi di Kabupaten Lombok Barat itu. Nah ini kalau dialirkan ke tempat itu, mungkin ada solusi lain gitu ya, salah satunya adalah pembangunan Bendungan Mujur. Nah itu Pak Menteri, karena itu lokasinya sangat dekat dan memang kalau menggunakan gravitasi itu akan gampang dialirkan ke lokasi itu.

- 35 -

Demikian juga di pembangunan sarana pemukiman di tiga Gili, karena itu pemerintah daerah akan sudah merencanakan untuk KPBU untuk penataan kawasan. Nah ini bagaimana mungkin ini catatan-catatan yang perlu saya sampaikan terkait dengan koordinasi dan inshaAllah izin Pak Menteri, saya juga sudah memulai mengkoordinasikan dan mudah-mudahan juga ada arahan dari Pak Menteri terutama kepada para pejabat kementerian yang ada di daerah. Kemudian yang kedua, terkait dengan standar keselamatan baik itu transportasi maupun fasilitas publik ya. Karena ini kan judulnya adalah super prioritas dengan skala internasional, maka standarnya juga jangan sampai seperti kemarin itu para wartawan kita di Labuan Bajo ya ada insiden gitu. Berikutnya catatan terkait dengan keterlibatan ya, pengusaha lokal di dalam pelaksanaan kegiatan ini. Karena tadi sudah disampaikan oleh rekan-rekan yang lain ada faktor juga masalah keamanan. Kalau pengusaha lokal tidak dilibatkan, ini juga akan berpengaruh karena secara psikologis mereka ya itu nenek moyang mereka di situ, mereka hidup sudah lama di situ, tapi kok yang sejahtera orang lain, yang kerja orang lain begitu. Nah ini juga perlu, tinggal diatur secara teknis seperti apa, tentu hal-hal yang memang bisa dikerjakan oleh masyarakat lokal diprioritaskan di masyarakat lokal, kecuali memang hal-hal yang mereka belum mampu begitu. Nah itu yang bersifat umum. Ada pun yang bersifat khusus Pak Ketua, Pak Menteri. Yang pertama tentang konektivitas ya. Ada janji Bapak Presiden untuk membangun jalan bypass jalan nasional dari Pelabuhan Lembar ke Pelabuhan Kayangan dan dalam dukungan untuk konektivitas Mandalika ini, ini belum masuk di tahun 2020. Padahal itu sudah dijanjikan oleh Bapak Presiden, ya beliau beberapa kali berkunjung ke sana dan dokumentasinya ada mungkin ini perlu menjadi perhatian. Kemudian yang kedua juga jalan nasional dari bandara ke Lombok Timur. Ini kabupaten terbesar di Pulau Lombok, tetapi jalannya sangat kecil gitu ya, padahal penduduknya terbanyak di Nusa Tenggara Barat ya Kabupaten Lombok Timur. Saya sudah koordinasi dengan pemerintah daerah, pemerintah daerah siap menyediakan lahan asalkan konstruksinya disiapkan oleh pemerintah pusat ya. Kemudian juga pelabuhan Gili Mas, Pelabuhan Gili Mas ini Pak Menteri Perhubungan tadi disampaikan tetapi tidak ada anggarannya di tahun 2020 gitu. Dan sekaligus saya sampaikan judul kita adalah dukungan, tapi dari Kementerian Perhubungan anggaran yang mendukung di sini hanya 40.000.000.000,- begitu.

Artinya program-program reguler itu lebih besar dibanding dengan ada agenda-agenda khusus, bahkan super prioritas. Nah ini mungkin perlu menjadi catatan Pak Menteri di tahun 2020 ini sangat kecil anggaran ya. Jauh lebih kecil dibanding dengan kegiatan-kegiatan reguler yang tidak ada agenda super prioritasnya. Nah itupun lokasinya juga tidak berhubungan langsung,

- 36 -

lokasinya ada di kawasan Lombok Utara, itu di tiga Gili ini sebetulnya tanpa ada Mandalika, tiga Gili ini sudah memang perlu dikembangkan gitu. Jadi ini catatan dari kementerian, mudah-mudahan 2020 ini bisa ada APBN-P kemudian karena judulnya dukungan, jangan sampai kesannya menjadi tidak mendukung gitu. Kemudian tentang air bersih ya, tentang air bersih itu juga tadi sudah saya sampaikan solusinya adalah Bendungan Mujur Pak Menteri. Karena itu secara teknis sangat dekat dengan lokasi dan debit airnya juga sangat memungkinkan, apalagi kawasan Mandalika ini merupakan kawasan yang dari sisi ketersediaan air bersihnya sangat sedikit. Berikutnya masalah perumahan, jadi kita mengapresiasi ada kebijakan untuk melibatkan masyarakat lokal, terutama membantu pembangunan homestay. Nah ada juga yang dengan dibukanya jalan baru itu melewati perkampungan-perkampungan yang relatif kumuh. Karenanya perlu ditambahkan juga program-program reguler, seperti ya penataan kawasan kumuh, rumah-rumah kumuh melalui program yang berbasis masyarakat ini perlu difokuskan ya.

Jangan sampai kita judulnya tadi wisata berkelas gitu tetapi begitu dilewati oleh wisatawan ternyata kiri kanan jalannya ini rumahnya juga tidak tertata. Jadi ini perlu penambahan volume kegiatan khususnya misalnya bantuan subsidi rumah ya dan seterusnya gitu yang melewati jalur-jalur wisata supaya kelemahan terutama dari sisi kebersihan, ketertiban ini menjadi cacat cela, padahal kita sudah menata begitu rupa kawasan itu. Nah berikutnya Pak Ketua, terkait dengan SPAM regional ya, ini masalah air bersih. Karena dari volume air di Pulau Lombok, sesungguhnya volumenya tersedia, hanya saja distribusinya yang tidak merata. Ada daerah-daerah yang sangat kelebihan air, bahkan sering terjadi banjir, tapi ada daerah-daerah yang terutama di daerah kawasan ini daerah yang kekeringan. Nah bagaimana ini ditata sehingga perlu ada program SPAM regional satu pulau gitu ya untuk mendukung kawasan ini. Jadi itu beberapa hal yang perlu saya sampaikan, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat teknis. Terima kasih Pak Ketua dan inshaAllah kami juga akan terus mengkoordinasikan ini izin Pak Menteri. Sejauh ini sih relatif kerja sama cukup baik dengan khususnya di Nusa Tenggara Barat. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Suryadi dan cukup panjang lebar sudah menyampaikan karena Dapil-nya, Dapil Mandalika.

- 37 -

Silakan Pak Eddy Santana, bersiap-siap Pak Herson Manalu. F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.): Terima kasih Ketua. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Yang saya hormati Wakil Ketua DPR RI, Pimpinan Komisi V, dan rekan-rekan Anggota Komisi V, Menteri PU beserta jajaran, Menteri Perhubungan beserta jajaran dan Kepala Basarnas. Saya lebih senang Basarnas pak jadi biar saja ganti, tetap saya sebut Basarnas saja Basarnas dan atau yang mewakili. Tentu sama pak, kita memberikan apresiasi gitu dengan adanya prioritas untuk premium wisata premium di 5 destinasi ini. Nah tadinya 10, kemudian berkurang jadi 5. Nah kalau bicara potensi-potensi wisata, tadi disampaikan teman-teman semua ada unggulan, di Sumatera Selatan ada Danau Ranau tapi jalannya tidak jelas ke situ. Dari Palembang mau ke sana 7 jam-8 jam atau bisa 9 jam. Kemudian juga di Banyuasin itu ada semacam itu, mampirnya itu pada waktu musim dingin imigran burung dari Siberia, nah itu 4 bulan di situ dia di Sungai Sembilang itu bisa jadikan wisata dunia juga saya kira hal-hal seperti itu. Nah yang ingin saya sampaikan di sini begini pak, tadi sudah juga disampaikan kita jangan terlalu berharap banyak dengan wisatawan asing, karena kalau disurvei mungkin di Bali itu yang paling banyak mengeluarkan uang belanja itu wisatawan domestik pak. Saya pernah punya cafe pak di Seminyak, judul cafenya untuk breakfast-lah, sepasang suami istri bule, sudah tua dia, bawa laptop karena ada Wifi dari pagi sampai siang pak, cuma pesan kopi sama roti. Enam bulan tutup pak itu. Saya lihat di sana saya ikut makan di satu restoran Banyuwangi namanya mungkin ada yang pernah ke sana, itu berbus-bus orang kita pak. Jadi luar biasa wisatawan kita domestik. Nah maksud saya begini, dengan adanya misalnya dikembangkan Danau Toba, kemudian tempat lain interkoneksi transportasi ini paling penting itu. Sekarang dari Jakarta saya sudah sering jalan darat Pak Menteri, jadi ke Palembang itu dari Lampung 2 jam pak sekarang pak. Saya mampir di Lampung makan, bukan dari Bakauheni, dari Bandar Lampung ke Palembang 2 jam hanya masuk Palembang itu di pintu tol Kayu Agung itu tersendat pak setengah jam di situ, karena pintunya cuma dua. Nah ini ada kaitannya pak, alangkah hebatnya kita ini kalau ini dipercepat, sampai Sumatera Utara itu jadi wisatawan domestik kita yang ini pak kita siapkan pak, dari Palembang ke Lampung sudah banyak sekarang pantai-pantai itu pak. Kemudian dari Lampung ke Palembang wisata kulinernya itu terkenal. Nah ini akan menggiatkan pertumbuhan ekonomi nasional gitu.

- 38 -

Saya teringat mohon maaf Pak Ketua, jadi 15 tahun yang lalu di Tiananmen China, saya tanya di situ “Berapa orang datang ke sini setahun?, “Seratus Juta”. “Seratus Juta itu wisatawan asing?” “Tidak, Delapan Puluh Juta domestik, Dua Puluh Juta asing”. Nah artinya mereka berkembang pak dari tempat ke tempat itu antar provinsi itu sudah luar biasa menggiatkan pertumbuhan ekonomi nasional mereka. Dan saya pernah juga di Singapura antara ketawa dan marah pak. Jadi pemandu wisata Singapura itu bilang begini, “Wah kami kalau tidak ada Indonesia mati kami, tapi orang asing itu dari mana-mana ke Indonesia cuma jemur-jemur saja, berjemur di hotel terus belanjanya di kami pak, jadi lebih banyak uang dapat kami” itu kata pemandu wisata dari Singapura. Nah saya kira mari kita mindset kita ini kita ubah sedikit kita dahulukan gitu wisatawan domestik ini yang luar biasa potensinya Dua Ratus berapa sekarang Dua Ratus Lima Puluh Juta. Itu kalau liburan pak, itu semua Airport penuh, semua jalan-jalan penuh itu bukan orang asing pak, orang kita. Dan mereka punya potensi untuk mengeluarkan atau belanja sehingga perekonomian di masing-masing lokal itu menjadi tumbuh dengan pesat. Nah saya mungkin satu lagi berkaitan dengan ini juga di penyebarangan pak, Bakauheni atau Merak-Bakauheni itu sudah bagus sekali Ketua, ada mall-nya gitu, tetapi tidak dipandu gitu. Mobil pribadi yang potensinya bisa belanja di mall-mall itu atau makan itu tidak tahu pak ada Mall di situ, naik saja dia langsung di mobilnya naik ke kapal gitu.

Saya sekali waktu itu seperti itu, saya coba turun nah ini harusnya dipandu, semua penumpang demi keselamatan penumpang itu harus turun dan masuk mall. Jadi melewati mall kemudian ada garbarata di situ, nah ini akan lebih menghidupkan mall. Saya khawatir tenant-tenant di mall itu dalam waktu dekat langsung tutup pak karena pembelinya kurang, sementara potensi yang pembeli itu yang makan itu mobil pribadi yang lebih banyak. Terima kasih. Wabillaahittaufik walhidayah. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, terima kasih Pak Eddy Santana. Pak Herson silakan, ini Likupang punya Dapil ini. Bersiap-siap Pak Bambang Suryadi. F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.): Baik, terima kasih. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh,

- 39 -

Selamat siang, Salam sejahtera bagi kita semua. Pimpinan dari pada, Pimpinan Komisi, Seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati, Pak Menteri, Menteri Perhubungan, Menteri PUPR beserta Wamen PUPR. Pak Wamen ini orang Manado pak. Yang mewakili dari Basarnas, hadirin hadirat kita semua yang inshaAllah dirahmati Allah. Saya langsung saja, yang pertama saya berterima kasih kepada kedua kementerian yang telah mengucurkan dana kurang lebih 666.000.000.000,- untuk dukungan pembangunan DSP Likupang. Saya ingin bertanya kepada Pak Menteri Perhubungan, di mana untuk Kementerian Perhubungan itu atau sektor perhubungan untuk mendukung DSP Likupang ini ada total anggaran sejumlah 146.000.000.000,- lebih untuk sektor darat, sektor perkeretaapian, sektor laut dan sektor udara. Nah mungkin Pak Dirjen dari sektor udara ini saya ingin ada rincian, di sini besarannya 53.000.000.000,- lebih. Kemudian ada peruntukkan untuk 4 item kegiatan, tapi sayang tidak dirinci berapa ini. Contoh misalnya perluasan dan renovasi Gedung PKP PK Bandara Naha di Tahuna itu berapa anggarannya. Kemudian ada pekerjaan tanah untuk persiapan perpanjangan runway berapa anggarannya.

Kemudian ada pekerjaan lanjutan tanah Bandara Bolaang Mongondow termasuk pengawasan. Kalau toh Bandara Bolaang Mongondow ini yang lakasinya di Lolak untuk menopang DSP Likupang dengan anggaran 53.000.000.000,- itu akan dibagi di 3 sektor ini item kegiatan, berapa besaran untuk pengembangan pembangunan bandara di Kabupaten Bolaang Mongondow, Bandara Lolak. Supaya kami tahu jelas berapa besar ini. Demikian juga untuk pekerjaan pelapisan landasan pacu di runway Bandara Melonguane, ini isi taruh tolong juga disampaikan berapa jumlahnya. Selanjutnya Pak Menteri PU, singkat saja ini. Kita tahu bahwa untuk menopang berkembangnya industri pariwisata ditopang dengan sektor kebersihan. Di Manado itu ada pembangunan TPA Regional Mamitarang yang Pak Menteri sudah 4 kali tender gagal terus. Sekarang tendernya ditarik ke Jakarta. Toh kalau memang para pengusaha di sana tidak memenuhi secara teknis maupun administrasinya, mohon dipercepat pak.

Saya khawatir seperti yang disampai-sampaikan oleh Bapak Presiden, perlambatan pertumbuhan ekonomi itu karena mandeknya anggaran seperti ini, tertahan di kementerian-kementerian dan itu sudah disinyalir oleh Menteri Keuangan bahwa begitu besar dana yang tertahan di setiap kementerian sampai di kabupaten kota. Oleh karena itu Pak Menteri, saya ingin kejelasan untuk memberi jawaban kepada teman-teman DPRD Provinsi Sulawesi Utara yang menanyakan ini kepada kami. Apakah mau ditender lagi atau

- 40 -

penunjukkan langsung? Toh ketika penunjukkan langsung, kami mohon segera Pak Menteri. Demikian Pak Ketua dari kami. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Herson. Selanjutnya Pak Bambang Suryadi, masih sholat kelihatannya. Kemudian Pak Ahmad Syaikhu silakan. F-PKS (AHMAD SYAIKHU): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang, Salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang terhormat Wakil Ketua DPR RI, Ketua, Wakil Ketua dan seluruh Anggota Komisi V DPR RI, Yang saya hormati Pak Menteri PUPR, Pak Wamen PUPR beserta seluruh jajaran, Dan juga Pak Menteri Perhubungan serta seluruh jajaran, Juga yang saya hormati Deputi Basarnas beserta seluruh jajaran. Terima kasih Pak Ketua atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Pertama, saya ingin mengapresiasi atas seluruh upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di sektor pariwisata. Namun demikian saya meminta kepada pemerintah juga untuk terus berupaya meningkatkan layanan-layanan diantaranya juga dengan upaya untuk menurunkan harga tiket pesawat.

Hal ini untuk menggerakkan sektor pariwisata. Karena apa? Kalau harga tiket naik tinggi, tentu ini akan menuju ke daerah wisata ini juga akan sangat berat bagi masyarakat dan akhirnya dampaknya turun. Dan ini terbukti kalau kita melihat sebagai contoh pada data penumpang ke Bandara Silangit, pada tahun 2018 itu berjumlah 425.463 orang, sementara tahun 2019 itu hanya bisa mengangkut sebanyak 309.503 orang. Artinya terjadi penurunan sekitar 100.000 orang lebih atau sekitar 27,26%. Jadi sangat disayangkan, potensi ini tentu dengan kemungkinan kenaikan tarif yang bisa jadi sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat luas. Tentu saja saya juga berharap dalam setiap kenaikan tarif kalau pun ada, ini kiranya mempertimbangkan pada asas keadilan dan juga sesuaikan dengan aturan perundang-undangan yang memang telah disepakati bersama. Saya melihat contoh misalnya seperti apa yang baru saja dialami bersama kenaikan tarif tol dalam kota. Ini mungkin untuk Pak Menteri PUPR kiranya

- 41 -

bisa menjadi pertimbangan secara khusus ya, bahwa kalau kita melihat peningkatan tarif yang ada golongan I itu meningkat 5,26% ini sangat wajar karena sesuai dengan tingkat inflasi sekitar 6%, tetapi golongan II ini meningkatnya justru pada 30% lebih padahal ini kebanyakan adalah para pengusaha UMKM.

Nah ini sangat disayangkan kalau kemudian ini tidak sesuai dengan apa yang sudah diatur oleh Undang-undang 38 Tahun 2004 maupun PP No.15 Tahun 2005. Namun ternyata terus dipaksakan, sehingga masih berlaku sampai saat ini. Sedangkan golongan III yang notabene adalah kebanyakan para korporasi diberikan semacam penurunan dari tarif dari 3 sampai 26%. Jadi sekali lagi saya ingin mengingatkan kepada pemerintah kiranya dalam upaya kenaikan-kenaikan tarif ini sekali lagi mempertimbangkan asas keadilan, dan juga sesuaikan dengan aturan perundangan sehingga tidak nabrak-nabrak dengan ketentuan yang ada. Berikutnya yang kedua, kalau kita melihat tadi dalam paparan Pak Menteri Perhubungan, kita melihat bahwa 7 agenda pembangunan dalam rencana strategis itu, diantaranya adalah disebutkan bahwa stabilitas Polhukhankam.

Dan ini tentu kita juga ingin pertanyakan dalam kaitan pengelolaan Bandar Udara Komodo yang kemudian dikerjasamakan dengan swasta asing, sungguh sangat disayangkan, karena tadi arus orang dan barang bisa jadi tidak terkendali dan akhirnya stabilitas Polhukhankam ini juga akan bisa terganggu. Padahal kita melihat potensi-potensi kalau itu dikelola oleh negara atau perusahaan nasional, tentu ini akan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi Indonesia. Karena Komodo adalah termasuk The Seven Wonder of the World, jadi ini peluang yang sangat besar bagi keuntungan negeri kita. Yang ketiga, kaitan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Lion Air dalam kaitan evakuasi WNI di Wuhan, tentu kami mengucapkan banyak terima kasih atas upaya-upaya yang sungguh sangat luar biasa. Namun demikian saya juga merasa sangat prihatin Pak Menteri Perhubungan bahwa kebijakan itu ternyata tidak diberikan kepada penerbangan nasional berplat merah Garuda atau bahkan dengan penerbangan Angkatan Udara ya padahal ini menyangkut marwah dan kewibawaan sebuah negara.

Jadi sangat sayang saja begitu, apakah ini karena ketidakmampuan Garuda saya yakin tidak yakin juga kalau Garuda tidak mampu melakukan itu. Nah cuma tadi sangat disayangkan ini kemudian diberikan kepada justru perusahaan swasta, padahal ini adalah menyangkut masalah kewibawaan dari negeri kita. Ini saja barangkali yang ingin saya sampaikan, mohon jawabannya. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

- 42 -

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Syaiku, ini senior ini, kalau senior itu ngomongnya paten pak. Ya Bu Neneng ada ya, silakan Bu Neneng, bersiap-siap Pak Bob Andika. F-PKB (NENG EEM MARHAMAH ZULFA HIZ., M.M.): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semuanya, Om swastiastu. Wakil Ketua DPR yang saya hormati beserta Ketua Komisi V dan Wakilnya, Dan Bapak Menteri Perhubungan PUPR beserta jajaran, Juga Bapak Deputi Basarnas dan beberapa dari BUMN, Pelindo, Garuda, Juga ada dari swasta dari Lion Group terima kasih atas kehadirannya, Juga Anggota DPR RI Komisi V. Pertama saya bahagia sebenarnya ketika melihat paparan apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri itu tadi. Harapan kita dengan lima destinasi wisata ini yang kemudian di tahun 2020 itu tuntas. Berharap ya harapan yang paling utama adalah bagaimana masyarakat sekitar destinasi wisata tersebut di daerah-daerah tersebut juga kesejahteraannya juga meningkat, itu harapan pertama saya. Oleh karena itu bagaimana agar semua destinasi wisata yang ada ini juga menjadi media untuk promosi terhadap destinasi wisata di sekitarnya. Baik destinasi wisata desa maupun lokal yang lainnya, harapan kita seperti itu.

Oleh karena itu terkait infrastruktur dan konektivitas pendukungnya juga harus ada. Tidak hanya dari bandara terhadap tempat wisata yang menjadi andalan itu, tetapi juga terhadap tempat-tempat wisata sekitarnya itu juga harus diperbaiki, harus dibangun. Terutama mungkin jalan-jalan yang baik jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten itu juga ikut dibangun fasilitas keselamatan di jalannya PJU dan lain sebagainya, itu juga harus dibangun. Di samping itu juga terhadap tempat-tempat yang menjadi andalan lokalnya. Karena apa? Jangankan para wisatawan mancanegara, kita saja, saya saja misalnya kalau datang ke suatu tempat wisata maka kita ingin sekali melihat sosiokultur kebudayaan yang ada di daerah tersebut yang menjadi kekhasan masyarakat. Maka hal-hal ini juga saya kira perlu ada, perlu dibangun infrastrukturnya. Maupun sosial budayanya itu juga perlu kemudian dimanivestasikan juga pak dan perlu juga dimudahkan fasilitas-fasilitas untuk mencapai ke sana seperti itu. Saya tadi juga melihat paparan dari Pak Menteri PUPR, di situ juga ada fasilitas untuk mendukung homestay atau pun juga ada juga bypass dan lain sebagainya. Nah ini juga yang sering sekali kita ini tidak menjadi

- 43 -

perhatian, sering sekali membangun-membangun terutama yang rumah-rumah mungkin ya. Rumah-rumah masyarakat walaupun itu milik masyarakat, maka kalau di daerah destinasi wisata unggulan maka itu juga harus disesuaikan dengan kekhasan lokal pak kalau bisa.

Jangan kemudian semuanya tembok seperti yang mungkin sekarang dilaksanakan, tetapi kekhasan-kekhasan lokal itu juga perlu diwujudkan. Karena itu juga tentu akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan mancanegara maupun juga wisatawan lokal kita negara kita antar provinsi dan lain sebagainya. Jadi mungkin itu saja pak mohon ini juga menjadi perhatian ya, termasuk juga transportasi kekhasan transportasi lokal yang ada di tempat-tempat tersebut juga jangan diberangus pak, bila perlu justru diperbaiki dipercantik seperti itu. Kalau ada transportasi yang biasa dilakukan oleh daerah-daerah di mana tempat wisata itu ada. Mungkin itu saja. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Bu Eem. Sekarang Pak Sudewo mau? Ya silakan. F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.): Terima kasih. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Wakil Ketua DPR yang saya hormati, Pimpinan Komisi V yang saya hormati, Bapak Ibu sekalian Anggota Komisi V yang saya hormati, Pak Jadi izin pak Jadi senior saya, ketemu lagi, Menteri Perhubungan dengan seluruh jajarannya, Menteri PUPR dengan seluruh jajarannya, Basarnas dan ada beberapa BUMN di sini saya lihat dari Angkasa Pura I, Dari Garuda dan mungkin banyak lagi yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Terima kasih. Ini kepada semua baik Menteri Perhubungan maupun Menteri PUPR ya, barangkali Basarnas juga. Sesungguhnya kami menginginkan ada satu gambaran yang utuh bagaimana kondisi infrastruktur yang ada di 5 prioritas kawasan wisata ini. Bagaimana kondisi infrastrukturnya ya, bagaimana moda

- 44 -

transportasi menjangkau sampai objek wisata tersebut, waktu tempuhnya bagaimana dan kendala yang dihadapi kondisi sekarang ini seperti apa?

Saya hanya sedikit bisa membayangkan untuk objek wisata Borobudur karena saya sering ke sana, tapi itu pun meskipun saya sering ke sana tapi hanya sedikit saya bisa membayangkan. Mestinya potretnya itu secara komprehensif apa lagi untuk super prioritas wisata yang lain yang keempat itu. Saya belum pernah ke Mandalika, hanya sekali di Labuan Bajo, sekali di Danau Toba yang di Sulawesi Utara malah tidak sama sekali.

Alangkah baiknya apabila Pak Menteri PUPR dan Menteri Perhubungan dalam pemaparan materinya itu menjelaskan secara gamblang bagaimana situasi kondisi di sana. Sehingga kami juga bisa mengkritisi, mencermati apa yang dibutuhkan untuk ke depannya dalam rangka menunjang super prioritas tersebut, tetapi karena Pak Menteri langsung mengalokasikan program-programnya dengan anggaran-anggarannya, sungguh kami tidak bisa membayangkan apakah program-program tersebut memang sudah tepat untuk dilakukan di sana.

Saya menilainya positif saja bahwa itu tepat, karena sudah masuk

dalam Undang-undang APBN Tahun 2020, tetapi untuk ke depannya saya harapkan ada pemaparan yang lebih utuh, roadmap-nya jelas. Sekarang ini apa yang dibutuhkan untuk tahun anggaran ke depan apa yang dibutuhkan? Sehingga final itu apa saja yang sudah yang harus lengkap secara sempurna bahwa super prioritas ini menjadi sebuah kenyataan sebagaimana yang diimpikan oleh Presiden kita.

Tadi yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan bahwa dalam

rangka sampai dengan Borobudur itu akan dibangun transportasi kereta baik itu dari Bandara Yogya, baik itu dari Bandara Ahmad Yani Semarang maupun Adi Sumarno Solo. Saya melihatnya sekilas ini baik, tetapi mohon dicermati mengapa kita ini beban pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk pada super prioritas itu saja.

Agar postur APBN kita itu tidak ada gap, tidak ada kesenjangan

dengan sektor-sektor yang lain. Betul bahwa itu perlu perhatian, perlu ada prioritas pembangunan infrastruktur untuk menuju ke sana, tetapi kalau kita berbicara dalam konteks pembangunan secara nasional, harus kita lihat pula sektor-sektor yang lain.

Jangan sampai di situ banyak anggaran yang kita alokasikan ke situ,

tetapi sektor yang lain menjadi timpang menjadi kurang, ini tentu kita tidak menginginkan. Dan jenis transportasi yang dipilih oleh Menteri Perhubungan ini hendaknya dikoordinasikan juga dengan Kementerian Pariwisata. Persoalannya apa? Karena tidak semata-mata soal pariwisata ini hanya masalah transportasi. Tidak hanya semata-mata satu tempat dari bandara sampai kepada tempat yang dituju ke super prioritas itu taruhlah kepada Borobudur.

- 45 -

Dalam konsep wisata ada yang namanya objek wisata penyangga. Wisatawan maupun wisata lokal bisa saja menyukai objek wisata-objek wisata penyangga yang itu justru menjadi penunjang tercapainya target untuk prioritas objek wisata itu sendiri. Jadi bisa jadi pilihannya Pak Menteri Perhubungan akan dibangunnya kereta dari bandara-bandara menuju ke Borobudur belum tentu menjadi sesuatu yang efektif.

Jadi kami harapkan pilihan infrastruktur ini juga mempertimbangkan

asas-asas efektivitas dan efisiensi. Ada asas keadilan bahwa kita berbicaranya tidak hanya berbicara untuk super prioritas wisata, tapi kita berbicara dalam konteks pembangunan nasional.

Yang berikutnya, kami mengingatkan saja kepada Menteri PUPR,

kepada Menteri Perhubungan terutamanya bahwa wisata ini merupakan satu andalan pendapatan negara. Kita mindset-nya adalah keekonomian, bagaimana kita menggenjot suatu pariwisata, kita berbicara super prioritas ini, tapi bagaimana pula kita bisa mendapatkan outcome yang lebih dari pada yang kita investasikan, yaitu dalam bentuk pembangunan infrastruktur itu sendiri. Jangan kita genjot infrastruktur sebesar-besarnya, tetapi outcome-nya tidak imbang, karena pariwisata itu adalah persoalan pendapatan bukan persoalan pembelanjaan anggaran negara.

Bagaimana devisanya dan segala macam, bagaimana pengaruhnya

terhadap ekonomi lokal dan lain sebagainya, ini harus kita lihat. Ada satu simulasi keekonomian ini visible atau tidak? Bahwa kita mengalokasikan anggaran untuk dukungan infrastruktur di super prioritas ini dengan outcome yang akan kita capai, ini harus kita cermati. Jangan sampai kita banyak pengeluaran anggaran untuk infrastruktur, tapi pada kenyataannya target pariwisata tidak akan tercapai. Ini perlu ada koordinasi yang komprehensif supaya pariwisata betul-betul menjadi pendapatan andalan negara.

Saya tidak maksudnya tidak setuju dengan apa yang direncanakan

oleh Menteri Perhubungan dan Menteri PUPR, tapi paling tidak ke depannya mempertimbangkan hal-hal yang semacam ini. Kemarin ada hal yang dikritisi oleh kawan dari Komisi lain bahwa infrastruktur kita anggaranya bertambah, anggarannya itu lebih dari pada periode sebelumnya dari tahun-tahun sebelumnya, tapi faktanya target pariwisata tidak tercapai, itu jangan sampai terjadi di kemudian hari lagi.

Kemudian untuk Basarnas, Basarnas ini mohon dipertimbangkan super

prioritasnya ada di Borobudur mengapa Kantor SAR-nya ada di Yogya, ada di Semarang, ada di Cilacap. Nah ini perlu dikritisi ini mengapa harus berada di tiga tempat ini? Kalau memang Borobudur menjadi super prioritas ya ada Kantor SAR khusus yang berada di situ dan itu untuk super prioritas yang lain mestinya Kantor SAR melekat di situ. Persoalan Kantor SAR di luar dari super prioritas akan dibangun akan ditempatkan silakan, tidak jadi masalah, barangkali ada pertimbangan khusus, dilihat dari pada rekam bencana yang terjadi selama ini, tetapi untuk tempat super prioritas wisata ini mestinya Kantor SAR ditempatkan di situ dengan segala perangkatnya dengan segala

- 46 -

personilnya. Kalau kita ingin memang memprioritaskan ada sesuatu yang menjadi perhatian tentang super prioritas ini.

Saya kira itu Pimpinan, saya tidak berbicara lebih dari pada kontek

rapat pada kali ini, dan barangkali ini perkenalan perdana saya di Komisi V.

Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Mas Dewo, kangen aku sama suara Mas Dewo ini. Baik, mempersingkat waktu selanjutnya ke Bob Andika, ini Dapil-nya Danau Toba. Bersiap-siap Pak Hamka BKD. F-PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.): Terima kasih Pimpinan. Yang kami hormati Pimpinan Komisi V beserta teman-teman Komisi V, Yang kami hormati Bapak Menteri beserta jajarannya. Jadi saya singkat saja di sini pak, saya intinya sangat mengapresiasi atas pembangunan Danau Toba begitu pesat, tapi dengan begitu pesatnya pembangunan ini, jangan juga nanti menjadi bom waktu bagi sektor pariwisata. Kenapa saya bilang begitu, karena saya lihat sekarang berhasilnya suatu pariwisata itu kita lihat dari tingkat para pariwisata yang ingin ke daerah itu. Contohnya di Danau Toba ini sekarang ada sektor-sektor pariwisata penyangga seperti di Brastagi Kabupaten Karo.

Sekarang kalau Jumat-Sabtu-Minggu ini cukup padat pak, berarti tingkat pariwisata yang ingin ke daerah tersebut cukup tinggi, bisa sampai macet 4 jam 5 jam. Berarti sektor pariwisata masyarakat di Sumatera Utara itu ingin ke kota tersebut cukup tinggi. Sedangkan kita lihat sekarang ke Danau Toba lebih padat sekarang ke Kota Brastagi dari pada Danau Toba. Jadi seperti ada beberapa saran teman-teman sebelumnya, mohon juga memang perlu juga perhatian khusus bagi objek-objek pariwisata daerah penyangga Danau Toba ini. Karena saya lihat sekarang lebih banyak juga orang yang wisata ke daerah pinggiran dari Danau Toba ini, dari pada ke intinya pusat Danau Toba ini. Jadi sampai sekarang pun kita lihat juga tingkat pariwisata yang dari mancanegara yang ingin ke Danau Toba ini pun lebih banyak dari orang Malaysia. Dari sini juga kita lihat bahwasanya memang promosi pariwisata Danau Toba ini pun cukup masih kurang. Jadi ke depan kita harus jelaskan juga kepada masyarakat luas maupun dalam negeri maupun luar negeri dengan pembangunan yang cukup pesat dari sektor-sektor pariwisata yang super prioritas ini memang harus kita

- 47 -

genjot promosinya. Mungkin jangan nanti ini target yang cukup bagus, anggaran yang cukup besar, habis nanti masa kepemimpinan Presiden kita ini jadi pariwisata yang tidak punya tujuan jelas. Mungkin ini yang harus betul-betul kita perhatikan bersama. Mungkin ini sedikit dari saya Pimpinan saran saja. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Bob. Pak Hamka silakan. Bersiap-siap Pak Sudjadi. F-PG (DRS. HAMKA BACO KADY, M.S.): Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati, Pak Wakil Ketua DPR. Pak Menteri Perhubungan, Menteri PU dan Wakil Menteri PUPR dan seluruh jajarannya yang saya hormati dan saya banggakan. Saya tidak banyak Pak Ketua, saya hanya ingin meluruskan ataukah memberikan suatu statement mengenai sebenarnya pariwisata. Karena tadi kawan-kawan itu termasuk saya sebenarnya saya bunyikan mengenai Toraja, tapi saya paham bahwa penentuan KSPN itu bukan oleh beliau-beliau yang di depan.

Ditentukan KSPN itu jadinya kawasan itu bukan hanya Menteri kita, mitra kita ini, melainkan adalah Kementerian Pariwisata. Dan pada suatu saat nanti Pimpinan barangkali kita bisa audiensi ataukah apakah sehingga kita bisa memberikan gambaran secara komprehensif dan saya yakin dua Menteri kita di depan ini termasuk Basarnas itu sudah berkoordinasi dengan itu. Jadi saya ingin mengingatkan kepada kita semua kembali kepada persoalan kita meminta kepada kedua Menteri dan Basarnas ini untuk menanyakan kesiapan infrastruktur terhadap itu. Saya juga bisa protes, Toraja belum selesai tapi Menteri Perhubungan tadi sudah hampir selesai pak, masih banyak yang lain yang harus kita lakukan. Ini yang saya ingin saya sampaikan kepada kawan-kawan. Yang kedua, saya ingin luruskan lagi saya bukan membela Menteri PU dan Menteri Perhubungan, tadi kawan Pak Mas Dewo sudah menyampaikan terbanyak pak. Saya ingin mengingatkan bahwa memang APBN kemarin itu Kementerian PU ditambah 16.000.000.000.000,- pak. Itu karena adanya penugasan perguruan tinggi dibangun, pasar dibangun itu yang kita putuskan

- 48 -

di sini. Pada dasarnya anggaran PU itu yang kemarin itu, khususnya Tupoksi langsungnya sebenarnya tidak ada kenaikan yang prinsip. 16.000.000.000.000,- tambahan hanya untuk membangun pasar, perguruan tinggi dan seluruh infrastruktur sekolah yang ada. Saya ingin luruskan ini karena jangan sampai ada Komisi lain menganggap mungkin belum tahu karena ada Keppres kalau saya tidak salah penugasan kepada Kementerian PU. Yang ingin saya perjelas di sini adalah kepada Pak Menteri PU hal seperti apa yang disampaikan oleh Pak Dewo tadi gambaran secara komprehensif ya sehingga Tupoksi Kementerian PU tugasnya mengembangkan KSPN ini, itu jelas ukurannya ya. Kami barangkali kalau saya jujur juga menyampaikan dan kita juga yang lalu untuk KSPN ini kita tambahkan 415.000.000.000,- Pimpinan yang kita setujui tambahannya kemarin, 415.000.000.000,- untuk 5 destinasi wisata. Nah oleh karena itu saya pikir yang harus dijelaskan kepada kita ini apa lagi setelah itu-apa lagi setelah itu, sehingga diharapkan KSPN ini bisa berfungsi dengan baik. Kalau saya mau protes Pak Menteri Perhubungan ya berdosa juga saya. Saya bisa jadikan Bandara Toraja jadi karena beliau melanjutkan dari Pak Jonan, tapi oke saya simpan itu dan tidak mungkin tidak berpikir juga ke situ Pak Menteri. Bisik-bisik kita deh mau diselesaikan itu Pak Hamka, Alhamdulillaah. Nah ini kira-kira yang ingin saya luruskan, saya hanya ingin mengetahui persis utamanya dari Basarnas Pak atau BNPP. Apa yang dibutuhkan di sini Basarnas belum ada sama sekali usulannya untuk penambahan kemarin, padahal beliau terkait juga di dalam KSPN itu.

Sudah saya teriak ada Pak Wakil DPR, pak mohon izin Pak Wakil Ketua DPR, pada saat pembahasan anggaran pak, kami ini sudah teriak-teriak untuk menambahkan anggaran Basarnas, biaya operasionalnya, kapal-kapalnya tidak bisa dipelihara dengan baik. Ibu Sri Mulyani di Badan Anggaran menjanjikan tapi tidak ada yang turun dari kas bendahara umum, yang turun hanya 901.000.000.000,- hanya di BMKG untuk deteksi dini tsunami. Padahal ini sudah harus dilakukan. Nah pertanyaan saya kepada Basarnas atau BNPP, apa dukungan infrastruktur terhadap kesiapan kita untuk mendukung KSPN ini, khususnya yang 5? Pos Penjagaan atau kapalnya dan sebagainya? Saya tidak usah bicara tadi mengenai Labuan Bajo, teman-teman sudah ke sana, saya juga ikut dalam Kunspik itu.

Nah ini kira-kira Pak Ketua, saya hanya ingin menitipkan kepada bapak-bapak, khususnya kedua Menteri di dalam membangun infrastruktur jangan lagi berulang karena pemerintah daerah itu hanya Penlok saja penentuan lokasi. Jangan lagi kejadian-kejadian ter-pending pembangunan gara-gara pembebasan lahan, kasihan Pak Menteri. Saya ingat di Sulawesi

- 49 -

Selatan, Pak Menteri pimpin rapat, salah satu Satker langsung innalillaahi wa innailaihi rojiun di mukanya Pak Menteri, gara-gara pembebasan lahan. Ini yang saya titipkan pak, jangan lagi sepangkep di sana itu belum selesai Pak Dirjen Kereta Api, Pak Menteri Perhubungan, tidak usah saya masuk dulu di situlah. Saya hanya mau menitipkan infrastruktur-infrastruktur yang mendukung KSPN ini tolong dipertimbangkan dengan baik.

Yang terakhir adalah koordinasi dengan pemerintah daerah. Ada pengalaman menyedihkan saya pak, pemerintah daerah tidak dilibatkan dalam pembebasan lahan, BPN angkat tangan. Padahal 150 ada 1.500 bidang yang tidak jelas alas hukum, alas haknya masyarakat, sehingga terbengkalailah suatu pekerjaan itu, padahal sudah harus melakukan tindakan law enforcement terhadap itu. Jangan sampai kejadian di sini ya.

Saya kira ini yang bisa saya sampaikan, saya lebih detailnya nanti

415.000.000.000,- untuk tambahan kemarin untuk mendukung KSPN 5 tempat ini nanti akan kita bahas pada saat evaluasi anggaran.

Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (LASARUS, S.SOS) : KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Silakan Pak Sudjadi. Siap-siap Pak Jhoni Allen Marbun. F-PDIP (Ir. SUDJADI): Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Pimpinan terutama Bapak Wakil Ketua DPR, sahabat saya sohib saya. Kami dengan beliau mungkin bapak-bapak yang tahu punya sejarah yang mempencaksilatkan Eropa itu beliau dan Pak Edi Nalapraya, saya yang ngawal, yang memasukkan pencak silat jadi SeaGames itu beliau dan Pak Edi Nalapraya, saya yang ngawal. Beda partai tapi semangatnya untuk pencak silat sama ya pak ya? Bapak Menteri, Wakil Menteri, Bapak Dirjen. Saya ingin mengandai-andai super prioritas dan Bakmie, pada waktu mahasiswa Bakmie itu kalau pakai telur itu Bakmie istimewa, maka berarti sama dengan prioritas. Kalau super prioritas itu ibarat Bakmie sudah dengan brutu, telurnya dua, rampelo, ati, kepala jadi satu. Berarti proyek super prioritas itu harus dan harus dikerjakan dengan baik-baik dan sungguh-sungguh. Kita mulai saran saja ini Pak Menteri Perhubungan, saya mencoba

- 50 -

melihat outline butir 3 dan 4, itu dukungan terhadap pariwisata. Lalu rencana strategis merupakan arahan Presiden mendorong investasi.

Saya kalau Perhubungan hanya khusus KA kalau lainnya kalau darat sudah oke Pak. KA di sini ada program revitalisasi dan jalur kereta api baru, tapi setelah saya melihat Borobudur semuanya itu dicurahkan kepada jalur kereta api yang ke Yogya dan Solo, padahal judulnya Borobudur. Mohon ini bagian perencanaan agak jelilah membacanya. Kalau memang itu ya jangan dimasukkan Borobudur.

Kemudian revitalisasi itu janjinya ini kan dijamin oleh Undang-undang

KA, itu melibatkan peran serta swasta, gerbong yang menyelenggarakan swasta, rel dari pemerintah, lalu swasta bisa berperan dalam seperti bus-bus dan sebagainya. Saya mohon jalur Semarang, Rembang dan Demak itu ya direalisasi.

Kemudian kalau dana yang 1,2 Triliun ini tahun ini sampai dengan

tahun 21 itu jalur KA dari bandara baru ke Borobudur belum nampak. Apakah masih ini dimasukkan? Tolong pak ini dikoreksi karena ini anggota saya yang baru-baru itu pintar-pintar.

Kemudian saya menginjak kepada Pak Menteri PU, saya ini kalau dari

Kementerian PU sudah komplit, saya hanya mengingatkan pak kepada kita semua, bahwa dahulu ada Perpres No.58 Tahun 2014 tentang Tata Ruang Kawasan Borobudur, ini Dapil saya. Lalu ada Perpres No.3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan KSPN, nah Borobudur percepatan super KSPN.

Oleh karena itu bab per bab saya sampaikan kepada inti terutama

kepada Bapak Dirjen Kementerian PU, Bab II kalau menghambati izin semacam di Borobudur situs hutan itu bisa diselesaikan antar pemerintah pusat. Lalu Bab III tata ruang itu kalau memang itu bisa Menteri mengambil diskresi. Nah jadi ini tidak usah ragu-ragu apa lagi nanti kalau menghadapi kabupaten yang selalu ngutek-ngutek Perpres No.58, pakailah Perpres No.3 Tahun 2016.

Bab IV Penyediaan Tanah itu bisa pusat, bisa provinsi, bisa kabupaten,

oleh karena itu Bina Marga tolong programnya itu kalau membangun di kawasan KSPN itu sekaligus inheren dengan biaya pengadaan tanah, itu dijamin oleh Perpres pak. Jadi tidak usah ragu-ragu, sehingga lalu tidak mengharap kabupaten, kabupaten itu nangis pak.

Dulu zaman orde baru itu malah dikasih anggaran untuk APBD dari

keuntungan PT. Borobudur itu, sekarang tidak. Jadi kalau Kabupaten Magelang itu agak jual mahal ya sedikit mohon dipahamilah. Contohnya Pak Bina Marga ini bapak punya wilayah jadi tidak usah mikir-mikir anggaran pemerintah padahal itu hanya membuat pondasi jembatan gantung, kok pak. Jembatan gantung yang sudah lalu semuanya itu ada anggarannya, lah kok ini tidak ada anggarannya, ini salahnya di mana.

- 51 -

Kemudian Bab Masalah dan Hambatan. Ini yang penting, baik oleh Pak Menteri Perhubungan maupun Bapak Menteri PU, bila timbul masalah dan hambatan, Menteri bisa mengambil diskresi. Sekian.

Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Sudjadi. Suhu Komisi V. Silakan Pak Jhoni Allen Marbun. Terakhir Pak Vino. Silakan. Pak Jhoni Allen Marbun dulu, baru terakhir nanti Vino. F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.): Terima kasih. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang, Salam sejahtera. Yang saya hormati Wakil Ketua DPR, Pimpinan Komisi V dan seluruh Anggota dan mitra kerja kita pemerintah, Para Menteri dan para eselon di bawahnya. Pertama, saya memberikan apresiasi atas semua penjelasan terhadap KSPN 5 destinasi dan ini tentunya merupakan salah satu program pada posisi sekarang untuk menyelesaikan 5 tujuan pariwisata KSPN ini. Pemerintah Pak Menteri khususnya Perhubungan dan PU yang mewakiili di sini Menteri, barangkali terminologi-terminologi untuk pembahasan anggaran itu sebetulnya sudah jelas dari awal prioritas-prioritas. Sehingga memang banyak juga yang menjadi pertanyaan membuat istilah atau 5 destinasi pariwisata super prioritas ini memang menurut hemat saya kurang bagus, jangan ada kata super karena ini NKRI. Terminologi prioritas itu sudah menjadi terminologi umum. Prioritas pertama sesuai dengan kebutuhan anggaran, sesuai dengan perkembangan dari pada program kebijakan pemerintah. Jadi sekali lagi baru kali ini saya dengar itu super, tidak ada yang super, semua hanya ketersediaan dan keterbatasan anggaran itulah yang membuat program itu ada. Program 5 tahun pertama dan seterusnya dimulailah itu.

Saya kira ini penting ya, jadi saya sarankan kepada pemerintah jangan memakai istilah super. Karena dari Sabang sampai Merauke ini adalah semuanya sama untuk membangun kawasan-kawasan pembangunan apapun sifatnya dalam menumbuhkan ekonomi dan kesejahteraan

- 52 -

masyarakat itu adalah sama. Hanya dengan ketersediaan anggaran dan kebijakan pemerintah di dalam mengalokasikan anggaran tentunya ada skala-skala prioritas pada program-program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Saya kira terminologi itu sudah jelas dari awal, sehingga kata “super” tolong tidak digunakan supaya tidak mengandung pengertian yang lain-lain diantara kita sesama kita dan ini menurut hemat saya secara apa tidak baik. Yang berikutnya tadi teman-teman sudah melakukan berbagai masukan atau koreksi. Secara pembangunan infrastruktur di dalam katakanlah KSPN yang hal ini 5 kawasan yang sudah ditetapkan untuk prioritas-prioritas ke depan, tentunya tidaklah hanya kesiapan infrastruktur fisik semata, tentunya juga harus dipersiapkan dengan sumber daya manusia khususnya dalam rangka pelayanan-pelayanan peningkatan pariwisata tersebut. Itu juga yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan pada program-program 5 destinasi tujuan wisata tersebut. Ini barangkali yang harus menjadi program-program berikutnya setelah bicara infrastruktur itu sendiri. Contoh misalnya Pak Menteri Perhubungan di kawasan Danau Toba dalam pelayanan kapal ya, Ro Ro Ihan Batak ya? Tentunya bagaimana tingkat pelayanannya secara tahap demi tahap di manajemennya dibetulin diperbaiki sesuai dengan kebutuhan situasi pada permintaan di mana peningkatan pariwisata itu melonjak. Khususnya pada hari-hari besar, Natal, Tahun Baru dan Lebaran. Tentunya di sini tidak kaku ya, bahkan bisa sampai katakanlah mungkin pelayanan itu 1x24 jam dalam hari-hari tertentu.

Nah tentunya juga hal-hal seperti ini ada kebijakan juga terhadap katakanlah para pelayanan terhadap petugas-petugas yang bertugas mungkin sampai 24 jam pada hari-hari tertentu. Walaupun itu tidak menjadi SOP yang standar umum, tetapi ada hal-hal yang sangat khusus di mana masyarakat antri sehingga tidak boleh kapal itu berhenti, itu pun hanya beberapa hari tertentu dalam puncak dari pada kawasan pariwisata itu pada event-event tertentu. Ini barangkali karena kemarin itu, itu terjadi kok berhenti sementara antrian masih nunggu misalnya. Ini juga hal-hal seperti ini diperhatikan. Demikian juga dengan hal-hal yang lain walaupun sifatnya kecil, tetapi itu juga sangat menentukan di dalam kekecewaan atau kepuasan pelayanan pariwisata kita di dalam pemerintah terhadap masyarakat, apa lagi kepada masyarakat-masyarakat luar ya. Kita tidak mengatakan bahwa kita prioritas atau lebih super kepada masyarakat luar, termasuk juga masyarakat kita sendiri. Artinya pelayanan pariwisata itu sudah merupakan suatu kewajiban kita untuk semakin hari semakin baik dan semakin baik. Karena apa? Infrastrukturnya tentunya sudah semakin baik, tentunya pelayanannya pun harus juga semakin baik, khususnya manusianya di dalam tingkat pengetahuan dan pelayanan itu sendiri. Demikian Pimpinan sekedar masukan, terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

- 53 -

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Pak Jhoni. Silakan Mas Vino. Bersiap-siap Ibu Sri Wahyuni. F-PDIP (MOCHAMAD HERVIANO): Terima kasih Pimpinan. Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang, Salam sejahtera untuk kita semua. Kepada yang terhormat Bapak Wakil Ketua DPR, Pak Rachmat Gobel, Kepada Ketua Komisi dan Pak Wakil Ketua, Beserta Bapak Ibu rekan-rekan Anggota Komisi V, para senior yang kami hormati, Yang terhormat Bapak Menteri Perhubungan, beserta jajaran, Bapak Menteri PUPR dan Wamen beserta jajaran, Bapak PLH Basarnas beserta jajaran. Alhamdulillaah puji syukur ke hadirat Allah SWT, kita dapat bertemu pandang di siang yang berbahagia ini. Dan kami sebagai mitra kerja sangat mengapresiasi pak atas program dan langkah-langkah yang sudah dijalankan dalam konteks persiapan infrastruktur dan transportasi di 5 destinasi prioritas wisata nasional dalam rangka mengentaskan kesejahteraan rakyat. Mungkin kami hanya titip sedikit kita me-refresh dalam landasan konstitusi kita di Undang-undang 45 Pasal 27 Ayat (1), Pasal 28A, Pasal 28C Ayat (2), Pasal 28D Ayat (1), Pasal 28H Ayat (1), (2) dan (4), Pasal 33 Ayat (3), Pasal 33 Ayat (4), bahwasanya pembangunan itu harus berlandaskan demokrasi, demokrasi yang berasaskan keadilan dan kemanusiaan pak.

Kami tidak bosan-bosannya akan terus menyampaikan hal tersebut, mohon izin bahwasanya terutama di sektor-sektor yang vital infrastruktur maupun infrastruktur transportasi yang mendukung langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan 5 destinasi super prioritas ini.

Dalam prosesnya kami titip pak karena kami masih banyak mendapat

aspirasi, masih banyak dinamika, problematika lagi-lagi masalah infrastruktur lahan dalam pembangunan-pembangunan masih sangat banyak miss-komunikasi antara warga dengan mitra kerja pak. Itu kami harap mohon menjadi atensi, dibuka ruang persuasi dulu dalam proses pembangunan tersebut, kami harapkan seperti itu. Karena sejatinya ini semua tujuannya adalah untuk kemanfaatan warga, rakyat, bangsa dan negara.

- 54 -

Dan juga di sini diatur dalam TAP MPR No.16/MPR Tahun 1998 tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi pak. Di situ jelas disebutkan dalam Pasal 1, Pasal 6, Pasal 5 mohon maaf, Pasal 6, Pasal 7 bahwa dalam pembangunan ini juga pasti melibatkan pihak-pihak pemerintah dan juga swasta pak.

Dan kami harap di situ nanti bisa dibaca seperti ada Pasal 5 usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai pilar utama ekonomi nasional harus memperoleh kesempatan utama, dukungan perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas pada kelompok usaha ekonomi rakyat tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara. Selanjutnya di Pasal 6 mungkin ini yang menjadi catatan pak, bahwa usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara mempunyai hak untuk berusaha dan mengelola sumber daya alam dengan cara yang sehat dan bermitra dengan pengusaha kecil, menengah dan koperasi. Di TAP MPR tersebut jelas pak kaitannya dengan BUMN-BUMN yang secara langsung terlibat dalam sinergitas pembangunan ini mohon betul-betul bersinergi dengan usaha kecil dan rakyat.

Dan dalam proses seperti tadi yang tadi saya sampaikan dalam proses pembebasan lahan juga harus betul-betul berpihak terhadap rakyat pak. Dan juga kami tadi dititipi oleh senior kami Pak Sudjadi bahwasanya perlu dibuka ruang seluas-luasnya melibatkan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur transportasi dari 5 destinasi kawasan super prioritas tersebut. Saya kira itu yang bisa kami sampaikan pak, semoga menjadi atensi prioritas dari mitra kerja kami semua. Terima kasih, kurang lebihnya mohon maaf. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Mas Vino. Selanjutnya Ibu Sri Wahyuni, terakhir Pak Roberth Rouw. F-P.NASDEM (SRI WAHYUNI): Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua. Yang saya hormati Bapak Wakil Ketua DPR RI, Yang saya hormati saya banggakan Ketua Komisi V beserta Wakil Ketua, Yang saya sayangi juga rekan-rekan Komisi V,

- 55 -

Dan yang saya hormati Pak Menteri, Pak Deputi, Dirjen, beserta seluruh jajaran. Saya hanya menyampaikan beberapa satu hal, satu masukan saja, karena tadi beberapa hal sudah disampaikan oleh rekan-rekan dan menurut mengingat petunjuk dari Bapak Ketua Komisi kalau ada hal yang sama kalau bisa tidak usah diulang-ulang disampaikan begitu ya.

Jadi melihat paparan yang disampaikan Pak Menteri tadi, itu begitu bagus dan cukup bangga kita sebagai warga negara Indonesia, tetapi nilainya juga sangat fantastis sangat besar ya Pak Menteri dan Bapak-bapak Ketua Wakil Ketua.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengingatkan saja Pak Menteri, kalau

memang ini proyek ini bisa jalan, berhasil, sukses, saya ingatkan untuk tidak melupakan pemeliharaan dan perawatannya. Biasanya orang Indonesia kita itu semangat untuk membangun, membikin sesuatu itu besar, tetapi setelah itu sudah, pemeliharaan atau perawatan, apakah itu gedung, jalan, fasilitas-fasilitas yang ada itu biasanya dinomor sekiankan. Jadi dalam kesempatan ini saya hanya memberikan masukan kepada Pak Menteri bahwa untuk pemeliharaan, perawatan diperlukan mungkin manajemen yang lebih baik lebih serius begitu Pak Menteri.

Selanjutnya Pak Menteri, sebenarnya ada satu rasa pada hari ini saya

terutama juga mungkin teman-teman dari Komisi V ini yaitu rasa kecemburuan. Tadi juga sudah disampaikan kecemburuan apa, kecemburuan melihat 5 destinasi wisata yang tadi dipaparkan itu dengan biaya yang cukup besar itu kami merasa cemburu. Cemburunya karena kami juga mempunyai daerah wisata yang tidak kalah cantik, tidak kalah menarik.

Dalam kesempatan ini kami minta perhatian dari Pak Menteri agar supaya daerah-daerah wisata di daerah lain, terutama yang belum terjamah, yang belum terkena agar supaya bisa diperhatikan. Saya rasa demikian. Terima kasih. Wabillaahittaufik walhidayah, Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih Bu Sri Wahyuni. Silakan Pak Roberth Rouw. F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW): Terima kasih Pimpinan.

- 56 -

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Salam sejahtera dan selamat siang untuk kita sekalian. Yang saya hormati Wakil Ketua DPR RI, Yang saya hormati Ketua dan Wakil Ketua Komisi V, Yang saya hormati teman-teman Komisi V, Yang saya hormati saudara Menteri Perhubungan dan jajaran, Yang saya hormati saudara Menteri PUPR, Bapak Wamen dan Kepala BNPP dan seluruh jajaran mitra yang hadir pada siang hari ini. Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena pemerintah telah membantu kami Pemerintah Provinsi Papua dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dalam rangka pelaksanaan PON 2020. Menurut saya alangkah baiknya label super prioritas ini diberikan kepada kita, karena proyek kegiatan nasional PON ini sangat mendesak 2020. Jadi saya kira itu harusnya ke situ.

Bapak dan Ibu, saya kira tadi apa yang disampaikan oleh teman kami bahwa memang mitra kami ini tidak punya wewenang dalam menentukan destinasi pariwisata yang kita bahas ini. Maka saya ingin menitipkan karena destinasi ini ada karena sesuai dengan arahan Presiden dalam Rapat Kabinet tanggal 4 Januari tahun 2016, dari 220 destinasi wisata di Indonesia, Bapak Presiden memutuskan 10. Saya ikut pada waktu itu berbicara di Badan Anggaran tentang destinasi nasional, dan kami pernah sampaikan itu Pak Menteri bahwa dari 10 ini mohon maaf Papua tidak termasuk di dalam situ dan kami sudah memberikan keberatan dan catatan pada waktu itu.

Saya kira dalam kesempatan yang baik ini pula saya ingin titipkan kami

ada Bapak Wamen juga bisa nanti berbicara kepada Bapak Menteri untuk kami juga perlu bicara wisata kami punya, bukan tingkat nasional, tetapi tingkat internasional. Salah satu yang terbaik di dunia yaitu destinasi wisata bawah laut yang ada di tadi sudah disampaikan oleh teman kami dari Jawa Barat, beliau pun merasa tidak adil kok Papua tidak ada, Raja Ampat.

Kalau kita bicara Raja Ampat, masih banyak Raja Ampat-Raja Ampat

di Papua dan saya ingatkan bahwa Raja Ampat itu terkenal dikenal di dunia internasional bukan karena pemerintah yang meng-ekspose itu, tetapi ada orang asing yang meng-eskpose itu baru secara nasional kaget bahwa ada daerah yang begitu indah di bawah laut yang ada di Papua di Raja Ampat, ini catatan saya sampaikan juga.

Jadi tolong masih banyak. Saya ingin sampaikan bulan November

Tahun 2019, ada satu kapal dengan 6 keluarga membawa 2 kapal wisata masuk ke daerah Teluk Cenderawasih di Kepulauan ada yang namanya di ujung Barat Kepulauan Yapen, itu ada satu kawasan wisata, mereka hadir di sana, mereka tahu bahwa itu sangat indah. Saya punya foto-foto karena saya ke sana dan waktu mereka di sana kepergok sama kami datang bersama Bapak Bupati mereka takut mau lari, tapi kami bilang tidak, ke sini. Kami jamu mereka, kami tanya “Dari mana anda tahu?” “Oh kami lihat di Google”.

- 57 -

Mereka mau ke Afrika Selatan tapi mereka singgah berhenti di situ, mereka tinggal 4 hari di situ. Jadi dengan 2 kapal yang satu bawa perlengkapan nyelam dan segala macam, mereka hadir di situ. Saya kira mungkin secara internasional Bapak Menteri Pariwisata pemerintah tidak tahu itu, tapi mereka tahu.

Nah ini hal-hal ini yang perlu mungkin saya ingin sampaikan

permohonan kami tolong sampaikan kepada Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah datang ke sana, kami punya semua destinasi, mau dari pantai, kepulauan, pesisir sampai pegunungan, lembah kami punya, tetapi memang kawasan lembah masih bermasalah dengan keamanan, kami sadar itu.

Kami pun sadar kalau ini sekarang ini mau dibuka seperti apa pun, tapi

kalau tingkat kemahalan transportasi ke Papua begitu tinggi, tidak mungkin juga wisata lokal mau datang ke sana, mubazir, tetapi kami yakinkan bahwa wisata kami mempunyai spesifik yang sangat tinggi, maka kemahalan itu menjadi tidak menjadi halangan.

Banyak sekali wisata-wisata yang ingin datang ke Papua untuk melihat

keindahan bawah laut di Papua banyak sekali, cuma terkendala dengan transportasi yang membuat mereka sangat susah untuk datang ke sana. Hal ini yang perlu menjadi catatan kami untuk hari ini kita bicara tentang wisata nasional, 5 wisata super nasional super ada di situ tadi sudah disampaikan super prioritas, berarti sangat prioritas.

Nah tolong kami minta perhatian untuk berikan lagi kami Papua

prioritas untuk menjadi biar dunia tahu bahwa pemerintah pun hadir di sana untuk memberikan itu ya. Jadi saya ingin sampaikan itu bahwa ya Ketua saya tidak bisa terlalu banyak bicara, karena kami memang tidak ada di sini.

Jadi saya kembalikan dan saya cuma ingin sampaikan, kemarin kami

datang ke sana ini permintaan dari Kepala Daerah dan Bapak Kapolda untuk menjaga ketertiban di daerah pegunungan dan memberikan minta fasilitas tentang rumah susun untuk Kabupaten Jayawijaya untuk ASN dan POLRI. Pemerintah Daerah sudah bersedia kemarin melalui para Bupati menyiapkan lahan Bapak Menteri, nanti secara resmi saya akan sampaikan ini melalui Bapak Wamen permohonannya.

Mohon izin Pimpinan, ini karena kami tidak bisa pariwisata, kami minta

saja rumah susun ya ini konkrit ini. Karena kita perlu satu untuk ASN, satu untuk POLRI. Kasihan POLRI tidak punya fasilitas itu di sana, pasukan itu tinggal di ruko-ruko di rumah masyarakat ya, di tenda-tenda dalam pengamanan ketertiban di wilayah pegunungan. ASN-nya masih tinggal di rumah-rumah kos, di honai. Kami melihat itu maka kami minta dengan di tempat yang resmi ini untuk kami mengajukan nanti kepada melalui Bapak Wamen kami akan sampaikan untuk minta perhatian khusus.

Saya kira itu saja yang kami sampaikan, terima kasih Pimpinan atas

waktunya.

- 58 -

F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Pimpinan. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, terima kasih Pak Roberth Rouw. F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Terakhir pak. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Lo mau Wan? F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Ya, coba-coba sedikit pak. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

Sudah lama tidak lihat muka lo ke mana saja sih? Silakan. F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Bapak Wakil Ketua DPR RI, Pimpinan beserta Anggota Komisi V yang saya cintai, Pak Menteri PUPR, Pak Menteri Perhubungan beserta jajaran, Pak Kepala Basarnas, Pak Wakil Menteri PUPR yang juga saya hormati. Saya pada dasarnya tidak akan memprotes lagi kenapa ditentukan 5 wilayah ini, cuma kalau sekarang yang 5 destinasi wisata ini menjadi super prioritas, mungkin untuk di wilayah kami cukup menjadi prioritas pak. Jadi saya perlu ingatkan kepada Pak Menteri bahwa Sulawesi Selatan itu juga ada Tana Toraja yang sampai saat ini juga yang dulu menjadi andalan dari Indonesia sendiri pariwisata di Indonesia selain dari pada Bali, Tana Toraja adalah salah satu objek wisata yang sangat diminati oleh manca negara.

- 59 -

Yang kemudian akhirnya saat ini seluruh investasi yang ada di sana kecenderungannya akan sudah mati. Karena dukungan infrastruktur yang tidak memadai, baik jalan yang tidak sesuai dengan standar maupun bandara. Walaupun saat ini bandar udaranya sudah dilaksanakan peningkatan dan sementara dalam proses pembangunan di Bandara Buntu Kuning. Saya cuma mau mengingatkan beberapa hal dalam proses pembangunan daerah destinasi wisata ini pak. Yang pertama, menyangkut masalah pembebasan lahan. Selalu dalam setiap kegiatan yang ada di baik Kementerian PUPR maupun Perhubungan, kendala utama yang terjadi di lapangan adalah pembebasan lahan.

Setelah dianggarkan sebegitu besarnya, lantas kemudian tidak dapat dilaksanakan karena persoalan-persoalan sosial yang seperti itu. Saya menyarankan kepada bapak agar supaya sebelum memulai pekerjaan fisik pekerjaan di lapangan agar terlebih dahulu melakukan proses pembebasan lahan ini agar tidak ada lagi masalah-masalah sosial dalam pelaksanaan berikutnya. Yang kedua, salah satu hal yang dibutuhkan tentu adalah menyangkut masalah clearance imigrasi. Nah ini kan kalau kita membuat obyek wisata super prioritas seperti ini kita berharap bahwa di wilayah-wilayah itu harus dilengkapi dengan clearance agar supaya wisatawan mancanegara bisa langsung atau direct ke lokasi tersebut.

Nah untuk di daerah Sulawesi Selatan juga saya mau menyampaikan ke Pak Menteri Perhubungan bahwa di Kota Pare-pare itu juga saat ini sudah lengkap infrastrukturnya dan juga sudah lengkap stakeholders-nya baik itu Imigrasi, baik itu Bea Cukai maupun apa yang dibutuhkan dalam proses clearance, itu sampai saat ini Pelabuhan Nusantara di Pare-pare itu belum melaksanakan proses clearance tersebut. Saya minta kepada Pak Menteri agar itu bisa dipertimbangkan supaya juga tidak menjadi jalan masuk untuk hal-hal yang tidak memungkinkan. Karena selama ini kapal-kapal asing yang masuk ke sana melalui proses clearance-nya itu dengan cara manual oleh Imigrasi karena tidak difasilitasi oleh Pelindo atau pelabuhan yang ada di Pare-pare. Yang ketiga, mungkin pak yang terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa dalam proses pelaksanaan kegiatan ini, bapak juga lebih memperhatikan keberpihakan bapak dibutuhkan untuk bagaimana pengusaha lokal yang ada di setiap area destinasi wisata ini dapat lebih diberdayakan, tidak lagi menjadi penonton di wilayah-wilayah mereka. Mereka bisa ikut berperan aktif dalam proses pelaksanaan kegiatan ini, tentunya bukan saja sebagai joint operation dengan BUMN-BUMN tapi juga sebagai main contractor dan menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Mungkin itu saja Pimpinan yang bisa saya sampaikan. Terima kasih.

- 60 -

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, dari Anggota cukup, masih ada? Cukup ya? Dari meja Pimpinan? Baik, dari meja Pimpinan Pak Wakil Ketua DPR Pak Rachmat Gobel akan menyampaikan beberapa hal terkait dengan rapat kita hari ini. Saya persilakan Pak Rachmat Gobel. WAKIIL KETUA DPR RI (RACHMAT GOBEL / F-P.NASDEM): Jadi Pimpinan itu bukan hanya bisa perintah, harus bisa diperintah. Jadi saya diperintah oleh Ketua Komisi untuk bicara. Pak Menteri beserta seluruh jajarannya, Kepala BNPP beserta seluruh jajarannya, Rekan-rekan Anggota Dewan yang saya hormati. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semuanya. Pertama saya ingin memberikan apresiasi kepada pemerintah, terutama khususnya kepada kita punya arsitek yang sudah memberikan desain-desain yang sangat luar biasa yang memberikan kebanggaan buat kita punya bahwa inilah Indonesia yang bisa kita banggakan. Yang kedua, juga terima kasih kepada pemerintah dan hari ini kita duduk kembali bersama untuk membahas progress dan rencana yang akan dibuat dalam mendukung mewujudkan keinginan kita semua. Bukan hanya Presiden, melalui pariwisata yang akan sudah menjadi keputusan bagi kita semuanya. Melihat mendengar presentasi yang membanggakan ini, saya hanya ingin menyampaikan pak ada beberapa hal. Pertama, investasi yang besar ini supaya bagaimana bisa memberdayakan produk dalam negeri. Yang kedua, kalau dia belum dibuat dalam negeri, bagaimana diinventarisir supaya produk-produk yang tidak dibuat dalam negeri itu bisa dibuat di dalam negeri. Saya ingin mengingatkan ini sebelumnya, saya jelaskan saya ini Wakil Ketua DPR yang membidangi Inkorinbang, industri dan pembangunan yang membawahi Komisi IV, V, VI dan VII.

Jadi kenapa saya hadir, saya ingin melihat bagaimana progress dan saya mau lihat dampak kepada yang lain. Apakah investasi ini juga memberikan dampak investasi-investasi yang lain? Karena pemerintah ingin mendorong investasi dan juga lapangan kerja. Apa lagi kita juga sedang akan membahas omnibus law yang untuk mendorong investasi dan meningkatkan

- 61 -

lapangan kerja di Indonesia. Itulah kenapa saya hadir untuk memantau melihat. Tadi juga sudah disampaikan oleh kawan-kawan, jangan sampai investasi pemerintah yang juga pembiayaannya juga ada melibatkan dana dari luar negeri. Ini juga digunakan untuk produk-produk impor, tidak merangsang investasi di dalam negeri sendiri, padahal investasi dalam negeri sendiri sudah menjadi keputusan pemerintah supaya memprioritaskan industri dalam negeri. Tadi juga kawan-kawan katakan bahwa bagaimana dampak dari pada dengan investasi ini kepada investasi-investasi dalam negeri sendiri baik itu UKM maupun IKM. Jadi ini juga menjadi hal yang penting supaya menjadi catatan supaya jangan karena murahnya kita impor dari luar, sementara dalam negeri juga tidak memberikan nilai tambah yang maksimal dari investasi ini. Yang kedua, setelah barang ini jadi, siapa yang mengelola? Jangan sampai ini setelah kita buat nanti setelah 5 tahun ini akan karena tidak ada maintenance, tidak ada pengelolaan yang jelas akhirnya menjadi barang-barang yang hanya menjadi monumen saja.

Ini yang perlu diketahui apakah ini dikelola oleh pemerintah pusat, atau pemerintah daerah atau BUMN atau swasta? Saya kira ini sebagaimana yang sudah disampaikan Presiden dalam pertemuan di dengan pengusaha muda supaya didorong kepada para pengusaha-pengusaha lokal muda supaya mereka bisa ikut bertanggungjawab.

Termasuk tanggung jawab bukan bisnisnya, tapi mengelola,

maintenance-nya dan lain sebagainya, karena maintenance-nya ini akan biaya yang besar yang akan ditanggung oleh pemerintah, jadi lebih baik diberikan kepada pengusaha-pengusaha. Apa lagi tadi disampaikan bahwa ada Mall yang tidak dilalui oleh penumpang itu karena bagaimana sebetulnya marketing-nya? Nah inilah yang saya kira swasta yang perlu kita libatkan untuk itu. Juga saya kira kalau tenaga kerja demikian dan satu lagi karena ini industri dalam negeri, saya sangat concern kepada Krakatau Steel yang sekarang dalam menghadapi kesulitan. Apakah bisa pemerintah dalam pembangunan infrastruktur juga ikut mendorong Krakatau Steel punya peran di untuk penggunaan barang-barang steel? Kemudian juga Pak Menteri karena karet kita lagi turun harganya, apakah karet dalam negeri kita ini bisa dipergunakan untuk memperkuat aspal kita? Karena banyak pembangunan infrastruktur, apakah bisa digunakan bahan baku karet ini untuk kebutuhan sebagai bahan untuk membangun infrastruktur? Dan yang terakhir, ini karena ada kawan-kawan Papua tadi yang minta destinasi segala, saya kira yakin kalau pemerintah punya concern kepada

- 62 -

semua daerah pariwisata. Yang paling penting untuk Papua PON tahun ini bisa sukses atau tidak. Jadi itu juga saya minta kepada pemerintah pada Menteri PUPERA dan Menteri Perhubungan bagaimana persiapan juga untuk mendukung suksesnya PON pada tahun ini di Papua itu sendiri. Demikian. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, terima kasih Pak Wakil Ketua DPR, Pak Rachmat Gobel. Seperti kita ketahui kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional itu cukup lumayan ya. Data yang kita dapat per 2018 kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB itu 4,50%. Kemudian tahun 2019 naik menjadi 4,80%. Kemudian pada tahun 2014 telah mencapai 9% atau sebesar 946,9 Triliun dari PDB kita dan 2014 telah mencapai 120 Triliun dan kontribusi terhadap kesempatan kerja sebanyak 11 Juta orang. Ini data yang kita dapat dari Kementerian Pariwisata kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional. Saya tidak ingin mengulang lagi pendapat teman-teman yang tadi sudah disampaikan. Tadi saya diskusi kecil dengan Pak Pimpinan Komisi dan Pak Wakil Ketua DPR sepertinya kita perlu ada rapat lanjutan pak, terkait dengan apa yang tadi Pak Wakil Ketua DPR sampaikan, ini bagaimana ke depannya. Kita akan undang nanti duduk bersama di sini bagaimana pun adalah tanggung jawab Komisi V dalam sisi infrastruktur. Karena kami pasti ditanya untuk apa ini dibangun semua? Dan kita dari Komisi V juga wajib tahu ini kita sifatnya mendukung kebijakan pemerintah. Tadi Pak Hamka sudah sampaikan bahwa bukanlah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bukanlah Menteri Perhubungan yang menetapkan 5 kawasan ini menjadi kawasan strategis pariwisata nasional.

Ini adalah program Presiden yang sudah Presiden canangkan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ditunjuk bersama Kementerian Perhubungan untuk membangun segenap infrastruktur yang diperlukan di kawasan ini dan ini karena kedua kementerian ini adalah mitra kerja Komisi V dan kita wajib membicarakannya lebih dalam terkait anggaran yang sudah cukup besar. Tadi kami hitung saja kasat mata dari data yang sudah dipaparkan di sini per 2020 ini kalau digabung dua kementerian ini sudah hampir 10 Triliun di 5 kawasan pariwisata ini.

Nah tentu menjadi pertanyaan besar bagi kita ini investasi yang begitu

besar seperti apa nanti kelanjutannya? Siapa yang akan memeliharanya? Apakah ini diserahkan lagi kepada pemerintah? Dan ini pasti memerlukan biaya maintenance yang tidak kecil. Oleh karenanya kami memandang perlu nanti tadi Pak Wakil Ketua DPR juga sudah setuju kita akan agendakan rapat bersama di sini tentu ini

- 63 -

melalui proses. Nanti kami serahkan sepenuhnya kepada Pak Wakil Ketua DPR bersama Pimpinan DPR yang lain untuk kiranya mengundang secara bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mitra kerja Komisi V itu kami bisa undang secara langsung.

Kemudian Kementerian Perhubungan juga kami bisa undang secara langsung. Kalau Kementerian Pariwisata dan BKPM kami tidak bisa mengundang secara langsung di sini. Pak Wakil Ketua DPR mohon izin nanti kami akan bikin surat secara resmi supaya ini nanti bisa kita bahas. Tidaklah kita hanya selesai pada pembangunan ini saja tanpa tahu tindaklanjutnya nanti seperti apa dari investasi yang begitu besar ini. Oleh karenanya nanti di kesimpulan rapat kita akan buat kita akan agendakan rapat gabungan yang melalu proses sebagaimana diatur dalam Tata Tertib DPR yang waktu dan tempatnya sudah pasti di sini dan waktunya akan kita sampaikan setelah koordinasi. Sesuai Tata Tertib DPR kita sampaikan kepada Komisi-komisi yang menjadi mitra kerja dari Kementerian Pariwisata dan mitra kerja dari Badan Koordinasi Penanaman Modal terkait dengan pelibatan swasta dalam menggerakkan pariwisata nasional.

Bapak dan Ibu sekalian, Raja Ampat, kemudian Derawan di Kalimantan Timur itu juga daerah-daerah yang potensial dan daerah-daerah lainnya. Tentu pemerintah tidak serta merta semuanya sekaligus. Lima ini melalui proses yang panjang saya yakin di pemerintah melalui analisa-analisa yang juga matang untuk mendongkrak dulu pertumbuhan di masing-masing sektor ini dan ke depan ketika daerah ini sudah selesai. Tentu daerah-daerah lain ini bisa diinterpretasi sebagaimana kawasan dari 5 ini ditetapkan menjadi kawasan strategis pariwisata nasional.

Lebih lanjut kami persilakan Pak Menteri. INTERUPSI F-PDIP (Ir. SUDJADI): Interupsi sebentar pak. Saya usul ditambah yang diundang Kementerian P dan K karena kaitannya dengan candi-candi itu perizinan, kemudian ATR karena kami mengalami di Borobudur itu ada yang nyelonong bilang itu tanah purba dan sebagainya. Jadi supaya Menteri ATR sama Menteri P dan K yang bidang kebudayaan itu juga turut hadir. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, nanti Pak De mungkin yang pertama ini tadi sudah kita bicarakan sih, mungkin itu teknis yang terkait dengan infrastrukturnya ini, terkait dengan infrastrukturnya.

- 64 -

INTERUPSI F-PDIP (Ir. SUDJADI): Ketua, kalau izin itu tidak keluar tidak bisa dibangun, karena misalnya kalau di Borobudur itu dulu kan itu Danau Purba, terus ada Area Purba. Nah ini Area Purba itu yang bisa menentukan itu purba atau tidak itu ATR dan Dikbud. Terima kasih. Ini kepentingan dari Dapil saya. KETUA RAPAT (LASARUS, S.SOS) : Baik Pak De, kita akomodir nanti kita masukkan dalam kesimpulan rapat lebih lanjut nanti wewenangnya Pimpinan DPR untuk menentukan siapa yang boleh hadir dan tidak dalam rapat ini. Kita usulkan plus Gubernur di 5 kawasan wisata ini, jadi sekaligus kita duduk bersama di sini. Karena kalau tidak disambut baik oleh pemerintah daerah, nanti juga sia-sia pembangunan ini karena berada dalam wilayah pemerintah daerah masing-masing wilayah KSPN yang tadi kita sampaikan. Saya persilakan Pak Menteri PU dulu, tadi Menteri Perhubungan papar duluan. Ini saya minta Menteri PU dulu menyampaikan masukan dan saran dari teman-teman tadi mana yang bisa ditanggapi pak. Karena saya rasa singkat saja Pak Menteri, kita kan masih ada agendakan nanti di rapat selanjutnya untuk memperdalam KSPN, lima KSPN ini saya pikir Pak Menteri jawab yang penting-penting saja. Kalau yang terkait di luar dari KSPN ini kita akan ada Rapat Kerja khusus nanti terkait anggaran dan seterusnya dan itu nanti arenanya pak. Saya persilakan Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. MENTERI PUPR RI (MOCHAMAD BASUKI HADIMULJONO): Terima kasih Bapak Pimpinan. Bapak Wakil Ketua DPR, Ketua dan Wakil Ketua Komisi V, Ibu Bapak Anggota Komisi V yang terhormat. Sebelum saya menanggapi, izinkan saya juga mengusulkan kalau ada Rapat Gabungan mungkin Menteri BUMN. Karena di sana ada tourism development corporation di Danau Toba, di Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan sebagainya, tadi pertanyaan siapa yang mengelola nanti, mungkin ke sana. Terima kasih bapak. Yang pertama bapak tentang kenapa menjadi 5 prioritas. Saya kira seperti pak, saya me-rever pada Pak Suryadi dari Nusa Tenggara Barat bahwa pariwisata ini merupakan jawaban dari untuk memperkecil ketimpangan antar daerah. Kenapa pariwisata? Karena yang lebih cepat meng-create lapangan kerja dengan biaya yang lebih murah. Semua ada

- 65 -

lebih dari 10 KSPN sebetulnya, kalau tadi dibilang oleh Pak Roberth, Raja Ampat itu tidak termasuk dalam 10 saya kira mungkin beliau daftar dari yang lain, karena itu masuk di situ.

Jadi kenapa 5, 5 bukan berarti super prioritas harus yang ini tok tidak, itu hanya a small matter of programming. Jadi kami atas arahan Presiden program itu jangan dibagi rata, misalnya tadi misalnya 10 Triliun, mau dibagi 10 atau dibagi 14-15 jadi tidak jadi nanti semuanya. Jadi ini 5 dan ini dikasih waktu hanya 2020, tahun depan ini sudah tidak di-anu lagi, sudah pindah lagi yang ke 5 lagi.

Jadi dipindah, jadi pemerataannya bertahap bukan dibagi rata, supaya

kelihatan hasilnya dan cepat dirasakan oleh rakyat. Saya kira itu Bapak dan bukan berarti yang tidak termasuk 5 ini didiamkan, karena Mandeh, dulu siapa yang tahu Mandeh? Tidak ada yang tahu di Sumatera Barat, sekarang dia sudah menjadi kawasan destinasi wisata, karena kita bangun jalan barunya, kawasannya, sekarang menjadi destinasi. Jadi saya kira itu bapak. Wakatobi pasti jelas masuk, Raja Ampat pasti masuk, kalau tidak masuk pasti salah. Raja Ampat kaya gitu masa tidak masuk dari prioritas ya pasti masuk bapak. Tana Toraja juga ya, Tana Toraja pasti juga kita, tidak masuk pun kita sekarang bangun terus itu. Lapangan terbangnya juga mau dibangun oleh beliau, jadi saya kira jangan missleading mohon maaf itu hanya masalah programming, hanya masalah programming saya yang tahu persis. Karena programnya bukan dibagi rata tapi pemerataan yang bertahap, jadi jadi, hanya dikasih waktu 1 tahun ini harus jadi. Dan untuk wisata bapak, bukan hanya infrastruktur karena pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya. Makanya bukan promosinya. Setelah infrastrukturnya amenities dan event-nya, baru setelah itu mau promosi besar-besaran ya, supaya kalau itu tidak siap pak datang sekali tidak akan datang lagi dia, itu yang kita jaga betul gitu.

Ya kaya Toraja dulu misalnya jadi promosinya kan wisata mengerikan, karena sekali datang tidak datang lagi, sekarang jadi kopi di atas awan gitu ya dirubah namanya supaya orang juga tidak imajinasinya kuburan. Mohon maaf ini mohon maaf, sehingga orang takut ke sana. Sekali datang tapi sudah tidak datang lagi, tidak pernah datang dua kali. Nah ini sekarang lagi dicari caranya dan ini saya kira itu bapak tentang pariwisata. Kemudian yang lainnya bapak, kalau yang tadi Nusa Tenggara Barat. Kalau keterlibatan pengusaha lokal, ini kami juga kemarin terima kasih Pak Anang bisa datang di Bandung waktu peresmian Terowongan Nanjung, sekaligus penandatanganan kontrak lelang dini Kementerian PUPR sebanyak 33 Triliun, itu surprise, tidak surprise, 95% pengusaha lokal. Ditanya satu-satu oleh Presiden, pengusaha lokal semua pak.

Nah jadi saya kira bapak itu hanya packaging-nya saja kita atur, tapi tidak bisa kita ini harus diikuti harus dapat pengusaha lokal. Itu semua tender, semua tender bapak, tapi kita hanya bahwa the classing-nya saja, kelasnya

- 66 -

saja yang kita atur supaya memang untuk para pengusaha lokal dan kemarin buktinya 95% itu adalah pengusaha lokal, dari Asmat dan dari Marauke dari Jayapura, dari Kendari datang. Ada 100 kami kemarin dari 1.300 paket yang ditandatangani yang kami datangkan 100 pengusaha dan semuanya BUMN-nya saya kira, dari yang kontrak dari 260 Miiliar sampai yang 4 Miliar pengusaha lokal semua. Itu pak ya, jadi saya kira kalau keterlibatan pengusaha lokal, kami sudah tidak membedakan lagi pengusaha lokal apakah yang tapi yang penting kelasnya yang menengah besar, dan itu harus semua dengan tender. Itu yang pengusaha lokal. Kemudian kalau TKDN, bapak memang kami juga misalnya pembangunan jalan tol Yogya-Solo. Kalau elevated dia harus pakai baja, tapi add grade kita upayakan dia dengan rigid pavement jadi semen bisa masuk, baja bisa masuk. Jadi kami mengarahkan pada yang konstruksinya desainnya yang menyangkut ke sana. Kemudian kembali lagi tadi yang di Bendungan Mujur. Bapak, jadi kalau air bersih untuk Mandalika ini ada dua alternatif, mau bikin Bendungan Mujur atau mau ngambil dari Pengga. Bendungan Mujur akan efektif kalau Meninting jadi ya kan pak? Karena Mujur itu akan disuplai oleh Bendungan Meninting itu baru selesai tahun 2022 atau 2023 berarti ini nunggu itu, padahal kita butuh air sekarang, jadi lebih cepat dari Pengga. Pasti nanti suatu ketika akan dibangun Mujur, tapi kita yang akan dibutuhkan sekarang ini untuk yang 1-2 tahun ini dari mana, dari Pengga pak oke. Sudah kami pikirkan pak alternatif-alternatif tersebut. Kalau program kotaku kota tanpa kota kumuh di sekitaran di situ dan termasuk tadi juga di sepanjang. Kalau yang jalan bandara sampai ke Mandalika radius 5KM itu semua kena program tanpa kumuh. Bahkan di Mandalika sendiri itu di bawah desa sampingnya pasti sudah ada program tanpa kumuh, termasuk di Borobudur, itu kawasannya sudah kita perbaiki dulu sebelum ini masuk program ini. Jadi saya kira kita sudah tangani itu pak. Jadi saya kira mungkin itu bapak yang perlu kami sampaikan. Pemeliharaan tadi saya kira menjadi pemikiran kami pada saat Ratas juga dipimpin Pak Presiden siapa nanti. Salah satunya TDC tadi pak apakah Danau Toba Tourism Development Corporation atau Lombok, jadi ada BUMN-nya di sana, tapi itu baru alternatif, belum diputuskan. Oke, saya kira sementara itu pak. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, terima kasih. Sebelum ke Pak Menteri Perhubungan, Pak Basuki ada titipan tadi dari Pak Sukur, saya mesti sampaikan ini pak amanah, beliau tadi belum sempat ngomong sudah mesti kembali. Pintu masuk Danau Toba yang utama adalah Bandara Silangit Pak Menteri Perhubungan. Kemudian tadi diusulkan juga Jalan Lingkar Siborong-borong Pak ya, untuk mengurangi kemacetan di

- 67 -

sekitar yang sekarang memang ada titik macet yang disampaikan. Kemudian Muara salah satu pintu masuk ke Samosir dan Danau Toba.

Jadi itu pesan dari Pak Sukur Nababan, mungkin ini sebagian ke soal Silangit-langitnya kewenangan Pak Menteri Perhubungan dan soal jalan lingkar dan pintu masuk ke Danau Toba tadi kewenangannya ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saya persilakan Pak Menteri Perhubungan. MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Terima kasih Pak Ketua Komisi V. Yang terhormat Wakil Ketua DPR, Ketua Komisi V, Wakil Ketua Komisi V dan Wakil atau Anggota Komisi V, Bapak Ibu sekalian dan Hadirin. Pertama kali sekali pun tidak langsung berkaitan dengan 5 prioritas ini, saya ingin menjawab tentang tiket terjangkau. Pertama kali saya ingin mengingatkan bahwa Komisi V ingin mengundang Komisi VII untuk mau bicara tentang avtur. Karena sampai saat ini di tempatnya Pak Herson itu avturnya masih mahal, jadi kalau penerbangan mau ke pulau-pulau itu biasanya mereka mahal karena lebih mahalnya 20% gitu. Di salah satu rekomendasi kita adalah ada membuat harga itu lebih ekonomis dan juga rebalancing sehingga harga-harga yang di Indonesia Timur itu akan turun. Jadi tempatnya Pak Roberth ke Pak Daniel juga akan mendapatkan suatu harga yang relatif sama dengan di sini sehingga harga lebih. Mengenai tiket terjangkau, kami sebenarnya sudah rapatkan pertama kali arahan Presiden memang karena yang paling terdampak itu adalah tiga daerah. Satu itu Sulawesi Utara, yang kedua itu Kepulauan Riau, yang ketiga baru Bali. Nah oleh karenanya memang kita akan mengupayakan wisatawan lokal seperti yang diusulkan oleh Pak Eddy Santana, termasuk kami juga diminta untuk mengadakan kegiatan-kegiatan di minimal tiga tempat itu. Jadi bundling antara tiket dengan hotel itu dilakukan atas arahan Presiden.

Yang kedua avtur sekali lagi. Avtur seperti yang kami sampaikan kalau Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Pertamina dan penggunanya adalah Garuda dan Lion ikut, terjadi suatu kesimpulan yang baik mestinya ya.

Terus yang berikutnya rekomendasi kita seperti yang sudah saya

sampaikan berkali-kali adalah menjual tarif murah di hari-hari Senin sampai Kamis. Dan terakhir ini kami diskusi dengan Garuda dan Lion itu menjual tiket 3 bulan sebelumnya, karena sekarang ini occupancy dari pada penerbangan kita rata-rata 70%. Jadi kalau 10 atau 20% mereka bisa jual dengan harga-

- 68 -

harga yang murah tentunya occupancy -nya akan naik. Jadi event harganya itu kurang dari harga pokok itu bisa menambah pendapatan.

Yang kedua saya secara khusus ingin menjelaskan lelang Bandara

Komodo konotasinya akan dikuasai asing. Sama sekali tidak benar, namun demikian saya secara pribadi secara kelembagaan menghargai pendapat bapak ibu sekalian tentang kehati-hatian tersebut. Kami sangat hati-hati sekali.

Nah oleh karenanya kami mensyaratkan bahwa satu kepemilikannya

itu harus 51 lokal dan pada kenyataannya juga pemenang ini 80% Indonesia Cardig ya, Changi itu hanya 20% ya. Yang kedua, operasi bandara itu diberikan kepada badan usaha lokal ya, jadi Bubu yang akan kita berikan itu badan usaha lokal, jadi internasional tidak bisa. Yang ketiga adalah aerification-nya itu tetap dikelola oleh Airnav, itu BUMN dan kita pastikan justru aerification itu yang paling menentukan di satu bandara. Nomor empat adalah Bea Cukai, Bea Cukai tetap aktif dan yang terakhir adalah Imigrasi.

Jadi dari sekian peran itu ada 5 peran, peran mereka adalah pengelolaan itu pun cuma 20% dan biasanya Changi lebih banyak mengelola yang berkaitan dengan land site atau yang di gedung, kalau di air side dia tidak ikut dan yang penting adalah bahwa apa yang menjadi dasar kita satu tentu investasi.

Bapak-bapak, Kementerian Perhubungan itu punya 43 Triliun, tapi

belanja modalnya cuma 30 Triliun. Sisanya ada subsidi macam-macam itu 30 Triliun. Jadi kalau kita dapat 1 Triliun dari swasta, saya pikir cukup lumayan untuk menambah. Supaya apa? Supaya uang yang dimiliki oleh APBN bisa membangun bandara-bandara di kampungnya Pak Roberth sama Pak Daniel atau di Aceh gitu ya kita bangun di sana. Kalau tidak, masuk di sini semuanya. Jadi itu yang anu dan yang penting adalah traffic. Kita harapkan traffic dari luar negeri terutama dari Singapura akan banyak sekali.

Yang ketiga saya akan menjelaskan mengapa menggunakan Batik

bukan Garuda. Jadi bukan salahnya Garuda, bukan salahnya Batik, tapi karena China memberikan izin kepada maskapai yang sudah memiliki izin di kota itu dan yang hanya memiliki itu adalah Batik dan Sriwijaya, Garuda tidak punya, jadi Garuda tidak punya.

Nah oleh karenanya karena Sriwijaya tidak memiliki pesawat wide body

kita tunjuk Batik dan Alhamdulillaah Batik setuju. Frankly speaking kalau mau nolak, nolak mereka. Jadi kalau kasar-kasar itu sedikit nginjak kakilah ya. Jadi ya terima kasih Pak Daniel saya ucapkan karena secara komersial tidak bagus karena dia harus melakukan suatu penjelasan pada masyarakat pesawatnya sudah dipakai orang yang kena corona itu jelek sekali.

Nah proses ini panjang, jadi dibalik kejadian itu Kementerian

Perhubungan sangat intensif melakukan itu, bahkan menjelang pendaratan itu saya dan Dirjen Darat ada di Batam. Jadi kita diskusikan bagaimana proses pendaratan, bagaimana dari Batam menuju ke sana. Jadi kita intensif tapi

- 69 -

Alhamdulillaah kita di kabinet sangat kompak dengan leading sector adalah Menteri Luar Negeri dan Menteri Kesehatan kita berikan suatu itu. Garuda sudah berjanji nanti kalau memulangkan mereka-mereka ini Garuda yang akan melakukan. Ada Garuda di sini? Ya janji Pak Ivan ya? Garuda janji yang memulangkan daerah-daerah. Jadi sudah secara khusus menyampaikan juga Pak Menteri juga menyampaikan kepada saya.

Yang ketiga berkaitan dengan ketimpangan anggaran. Saya juga perlu

jelaskan, dana yang dialokasikan pada project-project 5 prioritas itu 2,9 Triliun artinya kurang dari 10% dari anggaran Kementerian Perhubungan. Nah dana-dana itu terlihat besar karena ada dana-dana dari BUMN, dana-dana dari swasta dan dana PTP atau KPBU. Jadi kalau dari kami itu 2,9 Triliun, yang dari BUMN itu Bandara Silangit itu kira-kira 500 Miliar. Kulon Progo itu 12 Triliun, Lombok itu kira-kira 500 sampai 1 Triliun, Labuan Bajo 1,2 Triliun, Menado itu 800 Miliar. Jadi banyaknya dari swasta bukan dari kita, tapi memang inisiatif ini kita konsentrasikan di situ.

Nah kami juga akan menyampaikan bahwa terutama berkaitan dengan pertanyaan Pak Iwan dan Pak Hasan Basri, bagaimana kita mendistribusikan anggaran kita. Saya pikir kalau saya lihat-lihat, daerah yang mendapat cukup banyak anggaran itu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Papua, Sulawesi Tengah itu banyak, Sulawesi Utara ya. Kalau mengenai Sulawesi Selatan Pak Iwan Aras lebih dari 1,5 Triliun kita ke sana Kementerian Perhubungan, ada Kereta Api, ada Buntu Kunik, dan ada macam-macam ya.

Pak Roberth ya Pak Daniel Papua, anggaran kita itu 1,5 Triliun untuk

Papua Pak, yang banyak itu untuk subsidi Pak dan bandara bapak itu kan banyak kecil-kecil, ada hampir 200 itu. Masing-masing kalau dapat 10 Miliar saja sudah banyak sekali itu Pak, tapi tetap concern Papua pak karena memang butuh kita take care Pak.

Ini ada pesan dari Dirut Damri, 20% dari trayek Damri itu ada di Papua

Pak ya. Jadi ini perlu kita dan kami tetap konsisten pak walaupun besar tambah besar lagi pak ya. Agak senyum dia tidak seram lagi ya. Ya jadi itu hal-hal yang penting tidak bisa disamakan. Seperti Sulawesi Selatan Toraja, kami itu walaupun tidak terlihat, sistematis melakukan. Buntuk Kunik kita keluarkan kira-kira 400 Miliar.

Kami akan mengembangkan Bandara Bua, karena Buntu Kunik itu

tidak mungkin 1.600, lebih dari 1.600 tidak mungkin karena mahal sekali. Pak Hamka kita akan kembangkan Bua menjadi lebih dari 2.000 supaya bisa mendarat itu pesawat yang jet, Pak Basuki bikin jalan 40 Kilo, jadi di sana menjadi suatu destinasi wisata yang baik gitu. Jadi kami koordinasi sekali dengan Kementerian Pariwisata dan kami ini cair sekali ini sekarang. Jadi nanti bisa diundang, kita bisa koordinasikan.

Seperti yang disampaikan tadi, kita juga membangun Tanjung

Kelayang, Pulau Seribu, Banten, Bromo, Wakatobi, Raja Ampat dan sebagainya. Bahkan Pak Roberth, saya tahu persis bahwa teman-teman Raja

- 70 -

Ampat ingin memindahkan jangan di Raja Ampat tadi di satu pulau tertentu ya. Karena Raja Ampat memang tidak kita bisa kembangkan menjadi 2.000 Meter oleh karena tahun depan kita akan membahas Raja Ampat bagaimana bandaranya, bagaimana konektivitasnya kita lakukan dengan baik.

Nah bapak ibu sekalian, kami juga punya kegiatan-kegiatan kereta api

yang padat modal itu akan kita dedikasikan di kota-kota besar. Kepada Pak Jadi saya jelaskan bahwa anggaran 1,2 Triliun is must pak harus pak, karena itu yang menghubungkan Tugu ke Bandara itu kira-kira 1 Triliun. Jadi mohon maaf kita memang belum bisa langsung ke Borobudur, tapi paling tidak antara Yogya sampai ke Bandara itu dengan adanya jalan itu menjadi 45 menit.

INTERUPSI F-PDIP (Ir. SUDJADI): Jadi maksud kami itu ini kan rakyat Borobudur kan sudah didengungkan 1,2 atau 1,3. Nah tetapi di dalam rincian tadi itu kan pekerjaan lama, jadi bukan jangan dimasukkan kawasan Borobudur, tapi program Joglosemar yang menyangkut bandara baru Yogya-Solo pak. Jadi artinya mohon dipisah supaya tidak di-anu. Saya tidak masalah, cuma kalau itu kan seolah-olah proyeknya masuk kawasan Borobudur, padahal dana itu adalah bagian dari Joglosemar, bandara baru Yogya dan Solo. Maturnuwun Pak Menteri. MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Jadi saya ingin menyampaikan juga ada satu konsep kalau kita ngomong Borobudur itu adalah Joglosemar pak. Nah oleh karenanya kita masukkan, tapi itu nama saja ya pak, jadi maaf kalau salah. Nah saya juga akan menjelaskan kalau kita ada program dari Semarang ke Solo, ke Yogya, Purwokerto muter lagi dan sebagainya itu, kita tidak membangun infrastruktur. Karena infrastruktur yang kita bangun sudah di anggaran kalau Jawa Tengah dapat 1 Triliun itu sudah di situ.

Jadi yang kita lakukan adalah memberdayakan ada satu koneksitas sehingga turis yang datang ke Borobudur itu tidak hanya dari Kulon Progo, tetapi bisa dari Semarang, bisa dari Solo dan dengan ada tiga titik masuk itu maka diharapkan length of stay dari pada wisatawan itu lebih panjang. Nah itu yang kita inginkan gitu. Jadi memang kita lakukan. Kami laporkan juga kereta bandara itu ada yang ke Yogya itu 45 menit Pak Jadi, yang dari Solo kami akan lakukan dari mulai Klaten sampai ke bandara itu juga kira-kira tidak kurang dari 1 jam. Ke Mas Vino, kita belum selesaikan masalah anu jadi Dirjen Kereta Api tolong diselesaikan karena kita akan membuat jalan kereta api dari pelabuhan sampai ke bandara, itu menjadi tugas kita. Mas Wisnu dibantu ini ya.

- 71 -

Jadi itu bapak-bapak, yang lain saya pikir Sriwijaya tetap eksis pak. Jadi kita akan perhatikan menjadi suatu Sriwijaya supaya ada suatu kompetisi jangan cuma ada dua gitu ya. TKDN Pak Wakil Ketua kita perhatikan. Lombok pak kita perhatikan. Jadi kalau dari kita kecil pak, tapi kalau dari AP1 sama Pelindo besar pak lebih dari 1 Triliun itu. Dan kita akan perbesar bandaranya, perbesar pelabuhannya dikombinasikan dengan kegiatan-kegiatan ini. Tentang Gili Air nanti kami perhatikan pak. Jadi muara untuk dilakukan, sebenarnya memang kalau kalkulasi waktu nanti disampaikan kepada teman kita, memang Muara lebih cepat pak, cuma harus sadar juga Muara harus develop pak.

Jadi belum bisa jadi magnit jadi orang tidak mau lewat situ, padahal di Muara sudah kita investasi 50 Miliar untuk bangun terminal pak, terminal kapal. Jadi dari Silangit ke Muara nyebrang itu dekat. Jadi total-total tidak kurang ke tempat Samosir pusat itu kurang dari 2 jam, kalau muter itu bisa 3 jam. Memang lebih singkat, tapi Muaranya sendiri belum welcome gitu. Terima kasih. Terima kasih Pak Ketua. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik. INTERUPSI F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.): Interupsi Ketua. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Ya, singkat Pak ya. F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.): Baik Pak, terima kasih. Pak Menteri, soal avtur tadi, apakah kita tidak bisa cari solusi lain? Selama ini avtur dimonopoli oleh Pertamina. Bagaimana kalau misalnya Badan Usaha Daerah (BUMD) yang sudah maju boleh juga mendistribusikan avtur ini? Paling tidak menambah pendapatan asli daerah juga. Itu yang pertama. Kemudian pertanyaan saya tadi Pak Menteri, di mana sektor udara ini untuk mendukung destinasi Likupang ada terurai dalam 4 kegiatan. Saya contoh misalnya ada pekerjaan lanjutan tanah Bandara Bolang Mongondow. Saya ingin tahu rupiahnya berapa, demikian juga untuk lanjutan pekerjaan

- 72 -

pelapisan landasan pacu di Bandara Malanguane. Saya juga ingin tahu rupiahnya berapa. Kemudian Pak Menteri PR ada pertanyaan saya tadi satu yang gagal tender itu. Terima kasih. INTERUPSI F-PDIP (Ir. SUDJADI): Interupsi sebentar pak, ini Pak Menteri saya bisa memahami cuma kami kan punya Dapil di ini, tahunya itu bahwa program perhubungan itu satu koma berapa. Jadi mungkin mohon sektor perkeretaapian itu di-split bukan programnya DSP Borobudur, yang masuk itu sektor darat, sehingga saya di Dapil lalu tidak terpojok karena isunya sudah 1,2 untuk KSPN Borobudur. Ini tentang bahasa saja.

Jadi monggo ini jalan, tapi mohon jangan dimasukkan pada sasaran KSPN Borobudur, untuk itu Borobudur kan Borobudur, tapi kesannya orang Magelang itu tidak terima dengan orang Yogya kan itu kan yang dibangun kan daerah Yogya ini. Jadi ini wisatawan ya ke Borobudur tetap bukan pakai kereta api. Saya setuju pak cuma mohon mungkin di-split tidak masuk pada mendukung program Borobudur tapi program apa. Jadi yang darat itu oke, kalau darat sudah tahu ini lewat Menoreh dan sebagainya itu. Maturnuwun. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Ya baik sudah Pak De? F-PDIP (Ir. SUDJADI): Cukup, tidak usah dijawab pak tidak usah dijawab. F-PG (H. ANSAR AHMAD, S.E., M.M.): Pimpinan, sedikit saja Pimpinan. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Wah ini sedikit-sedikit jadi bukit ini benar. F-PG (H. ANSAR AHMAD, S.E., M.M.): Ini soal Sriwijaya, kalau bisa Pimpinan Pak Menteri mohon izin, kalau bisa mungkin kita minta tanggapan dari Sriwijaya langsung, bagaimana kondisi penerbangan, karena sangat mengganggu pak. Di Kepulauan Riau itu Ibu Kota Provinsi, biasanya tiga penerbangan sekarang tinggal dua. Sriwijaya

- 73 -

satu minggu hanya tinggal 3 kali pak, kadang kala terbang, kadang kala diumumkan sesaat tidak terbang. Nah ini kan menggangu Pak kegiatan aksesibilitas ekonomi, kegiatan kita di sana. Nah mungkin khawatir ini kalau hanya jawabannya akan begini-begini tapi kita mau langsung gitu pak supaya tahu persis. Mohon maaf Pak Menteri. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik Pak Menteri, kita mulai dari avtur. Avtur ini memang saya juga dapat banyak keluhan dari daerah Pak Menteri. Ini Pertamina untuk membangun infrastruktur avturnya dia itu selalu melibatkan pemerintah daerah juga pak yang dibikin pusing. Nah bagaimana yang tadi disampaikan oleh Pak Herson itu menarik. Ya Pertamina berbagilah dengan BUMD toh kan soal saku kiri saku kanan saja. BUMD juga pemerintah gitu loh. Jadi saya pikir ini menarik ini, nanti mohon dijawab. Saya silakan Pak Menteri mungkin yang bisa dijawab. Sebentar dulu, dari Sriwijaya adakah? Sriwijaya ada tidak? MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Sriwijaya yang jawab Dirjen Udara silakan. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Silakan Pak Dirjen Udara. DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN: Terima kasih Bapak Ketua mohon izin Sriwijaya tidak hadir hari ini. Terkait dengan penerbangan Sriwijaya sejauh ini berjalan saja pak. Mungkin kalau pengurangan frekuensi itu mungkin karena beberapa airline juga mengurangi frekuensi Pak, mereka mempunyai trik bisnis tersendiri untuk mengurangi frekuensi, tetapi load factor-nya menjadi lebih baik. Demikian. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Ini strategi bisnis Pak ya. Lebih kepada strategi bisnis pak. Ini kalau sudah bisnis itu pakai hitung-hitungan. Ya silakan Pak Menteri.

- 74 -

MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Namun demikian nanti kita akan share kepada penerbangan lain kalau memang ada captive tertentu di Kepulauan Riau pak, tapi memang saya harus memberikan suatu ilustrasi tentang bagaimana industri penerbangan ini survival, ya kalau dengan tarif-tarif yang dulu itu pasti rugi mereka. Sekarang ini memang pada titik equilibrium mereka bisa break even dengan memberikan tarif-tarif murah hari tertentu dan sebagainya itu bisa. Nah oleh karenanya nanti di tempat-tempat tertentu yang penumpangnya tertentu itu juga mesti dilihat gitu. Karena tidak bisa juga dipaksakan di satu tempat dengan katakanlah satu hari ada orang 300 dari Kepulauan Riau ke Jakarta, ada 4 penerbangan dengan load factor di bawah 50% pasti mereka harus rugi gitu. Nah saya mengerti bahwa kepentingan dari masyarakat itu harus ontime, boleh satu penerbangan tapi ontime jadi itu yang harus kita tegakkan. Nanti kalau ada masalah mereka meniadakan penerbangan itu kita cabut dan kita kasih penerbangan yang lain bapak, janji kami adalah demikian. Yang lain berkaitan dengan avtur, sebenarnya avtur itu bisa murah kalau ada pemain baru, tapi kalau pemain baru maka avturnya mesti impor, padahal devisa kita ini masalah ya. Jadi ada suatu understanding tapi memang kalau bisa kita duduk sama-sama dengan beberapa pihak itu mungkin bisa selesai gitu. Tentang anggaran saya pikir nanti Pak Dirjen menghadap bapak saja Pak menjelaskan bisa tahu berapa nilainya pak. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, kita nanti ada rapat khusus terkait dengan anggaran pak, nanti kita pertajam di sana. Silakan Pak Menteri. MENTERI PUPR RI (MOCHAMAD BASUKI HADIMULJONO): Terima kasih Pak Ketua. INTERUPSI F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Interupsi Pimpinan sedikit Pimpinan. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

- 75 -

Bisakah Pak Menteri jawab dulu, mau ke mana ini interupsinya Menteri mana ini? F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Atau saya bertanya dulu pak sedikit menanggapi dulu supaya Pak Menteri sekalian jawab deh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Oh ya sudah. F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Saya tadi hanya mau menekankan masalah pembahasan lahan Pak Menteri. Ini kan masalah klasik pak, baik di Kementerian PUPR maupun Perhubungan selalu masalahnya di lahan. Saya tadi tidak mendapat tanggapan dari Pak Menteri menyangkut masalah lahan, kesiapan lahan dalam 5 destinasi wisata yang ada. Ini salah satu contoh untuk kereta api di Sulawesi Selatan bapak sudah sekian triliun bapak anggarkan sampai sekarang belum jalan sudah lelang, tapi karena lahannya tidak beres sampai sekarang tidak ada apa-apa.

Jadi buat apa anggaran yang besar ini kalau lahannya tidak ready? Itu pak yang saya maksud, saya mohon ada tanggapan sedikit masalah lahan ini, karena seringkali setiap kali rapat saya selalu mempertanyakan menyangkut masalah lahan. Selanjutnya menyangkut masalah rekanan lokal. Itu tadi yang ingin saya sampaikan ke Pak Menteri PUPR, rekanan kecil menengah pak. Saya ingin supaya kegiatan yang bapak buat itu tidak semata-mata atau lebih besar persentasenya untuk perusahaan-perusahaan besar, tetapi mungkin lebih banyak ke pengusaha kecil menengah.

Karena walaupun kelihatannya secara jumlah paket lebih banyak kegiatan yang kecil, tetapi secara nominal saya melihat 55% anggaran yang ada APBN yang ada di bapak itu teralokasikan untuk kegiatan besar, 45%-nya ke kegiatan kecil. Jadi itu juga salah satu hal yang ingin sebenarnya saya sampaikan kepada bapak. Mungkin itu tambahan pak, saya mohon ditanggapi sedikit menyangkut masalah pembebasan lahan. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, silakan pak. MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI):

- 76 -

Saya pikir saya bisa memberikan contoh yang tepat kepada bapak. Jadi kalau Pemda itu kalau lagi minta proyek “Tanah aku beliin” katanya, “Aku yang bebasin tidak usah bapak” gitu, contohnya dua satu di Sumatera Selatan, satu di Sulawesi Selatan. Jadi pada saat kita masuk itu tanggung jawab Pemda, tapi begitu kita masuk satu tahun anggaran berikutnya lepas gitu loh pak. Jadi tanpa bermaksud untuk melakukan debat ya, yang akan datang memang kita tidak terlalu berharap dengan Pemda atau dia sediakan baru kita kasih anggaran ya. Mungkin Pak Hamka sedikit tahu itu, makanya saya secara intensif ke Sulawesi Selatan sampai melibatkan Kajati ya.

Saya klarifikasi sampai detil itu karena Pemda-nya tidak tanggung jawab gitu ya, ya sayangnya Gubernur ga jadi Gubernur lagi di sana gitu ya. Kalau Pak Gubernur sekarang itu setiap kali ketemu saya guilty feelling pak, karena tadinya dia janji gitu. Di Sumatera Selatan juga demikian Pak Eddy Santana temannya bapak itu pak ya? Teman kan pak ya? ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Nanti tunggu saya jadi Gubernur saja Pak Menteri. MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Jadi itu dijanjikan pak, nah terakhir itu di TOD saja pak satu tempat saja kita mesti bebaskan tanah sendiri. Nah jadi lain kali mungkin memang kita harus aware kalau memang tanda tangan Pemda mau tanda tangan di atas materai mereka tanda tangan, tahun depannya kalau tidak ada kita tidak kasih dana gitu. Saya dua tahun berturut-turut itu tidak bisa selesai karena tanah di Sulawesi Selatan pak ya. Jadi nah sekarang ini kami lebih hati-hati makanya kita lakukan bertahap. Jadi saya pikir contohnya kemarin berdekatan Pak Eddy Santana sama pak anu di Sumatera Selatan sama Sulawesi Selatan pak masih pak. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, jadi Pak Iwan ini judulnya dijebak masuk dulu pak, setelah dijebak masuk baru dikerjain itu namanya ya. Ini kebetulan Pak Iwan kan Dapil-nya situ pak, nanti Pak Iwan bisa bantu menyelesaikanlah. Silakan Pak Basuki. MENTERI PUPR RI (MOCHAMAD BASUKI HADIMULJONO): Terima kasih bapak.

- 77 -

Saya kira menambahi apa yang disampaikan ini Pak Menteri Perhubungan, mumpung ini juga bapak-bapak Komisi V kan punya Dapil. Apa lagi kalau ada masalah pembebasan lahan yang di Dapil-nya, kami juga minta mohon bantuan bapak-bapak untuk bisa ikut cawe-cawe pak, karena biasanya kalau sosial tetap kalau kami kan tidak masuk, tapi APBN akan membayar biasanya begitu.

Jadi kalau bapak-bapak itu kan uangnya bapak-bapak juga kalau APBN ya kan? Jadi kalau bisa yang bapak-bapak yang ada proyek di Dapil-nya tidak hanya menegur atau mendorong kami, tapi membantu kami dengan Pemda pak. Mungkin bapak-bapak juga lebih dekat dengan rakyat bapak gitu. Itulah kerja sama yang lebih baik antara kita karena di dalam suatu tim Komisi V dan Kementerian. Bapak kalau yang Pak Herson tentang TPA Regional Mamitarang di Sulawesi Utara, memang sudah berapa kali tender 3 kali batal, sehingga sekarang lagi ditender di pusat. Mudah-mudahan tidak akan batal. Ini ada pengalaman juga yang di tempatnya Pak Eddy Santana yang jalan di Banyuasin itu juga tiga kali batal, kemudian kita tarik ke sini jadi.

Jadi kami sekarang sudah punya kaya SOP begitu 2 kali tidak tembus, tarik, asal tidak main-main saja pak kita. Jadi kita karena waktu itu 2 kali turun pasti Irjen turun, kami turunkan Irjen dulu, baru kami bisa ada alasan untuk menarik kita tenderkan di pusat. Mudah-mudahan tidak lama, Pak Dirjen-nya nanti akan lapor bapak-bapak oke. Bapak yang belum kami jawab pasti akan kami perhatikan, misalnya Pak Roberth Rouw tadi Rusun untuk ASN dan POLRI di Jayawijaya. Kemudian Pak Suryadi untuk pembangunan Jalan Lembar-Kayangan Bandara Lombok Timur, dan lain-lainnya yang ada catatan akan kami perhatikan dan kemudian akan kita tindaklanjuti. Pak Sukur tadi Jalan Lingkar Siborong-borong kami sudah ke sana pak, ini kan tanah kelahiran Pak Sukur ini. Tanah ibunya, saya pernah mampir ke rumah sana, ke Jalan Muara juga, jadi saya kira akan kita perhatikan pak. Terima kasih bapak. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, cukup ya? F-PAN (H. A. BAKRI H.M., S.E.): Pak Ketua, satu Pak Ketua.

- 78 -

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Waduh panjang lagi ini. F-PAN (H. A. BAKRI H.M., S.E.): Kan sudah terakhir ini, saya cuma minta Pak Menteri Perhubungan terkait dengan penutupan rute ini penerbangan ke China ini pak, karena pertanyaan juga banyak masuk ke kita ini pak. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Ya, silakan Pak Menteri. MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Pak Bakri, ada dua tahap yang kita lakukan soal penundaan, bukan penutupan ya pak ya? Garuda memang punya inisiatif untuk melakukan pada saat itu, kami bahas secara detail dengan Sekneg dan sebagainya. Nah pada dasarnya kita melakukan kegiatan itu sangat berhati-hati dan Kementerian Perhubungan baru mau mengajukan kepada Presiden setelah Kementerian Kesehatan merekomendasikan kepada kami didasarkan dengan rekomendasi WHO. Jadi pada dasarnya apa yang kita putuskan sangat berhati-hati. Apa yang diputuskan itu melalui Ratas yang dihadiri oleh Pak Presiden dan beberapa Menteri dan Panglima Kapolri, yaitu menunda penerbangan semua ke dan dari Mainland China mulai tadi malam pukul 00.00 dan dengan waktu yang tidak terbatas. Kita memang sengaja memberikan waktu yang tidak terbatas supaya harapannya bisa lebih cepat, supaya ini bisa berlangsung. Kami laporkan bahwa penumpang atau turis yang datang ke Indonesia itu 1 tahun 2,1 Juta. Tiga titik yang terbesar adalah Bali, Jakarta, Sulawesi Utara, baru Kepulauan Riau ya empat tempat itu 2,1. Nah sehingga memang cukup mempengaruhi, makanya kita lakukan upaya-upaya peningkatan, besok pagi kami akan rapat dengan para airline. Yang kedua adalah berkaitan dengan logistik ya. Logistik juga kami rapatkan dalam Ratas, kemarin di Bogor kami mengusulkan agar logistik ini tetap jalan, tetapi ada satu treatment yang dilakukan. Apa treatment-nya yang dilakukan? Pertama kali yang tidak diperbolehkan adalah life animals dan yang kedua awak pesawat ataupun awak kapal itu tidak turun dari pesawat dan kapalnya. Jadi kita lakukan pemeriksaan. Nah ini sudah kita sosialisasi mulai sekarang.

- 79 -

Nah ini memang satu upaya-upaya yang kita lakukan dengan hati-hati supaya hubungan bisnis kita tetap berjalan dengan baik, tetapi proses melindungi masyarakat dari bahaya corona itu tidak terjadi. Jadi itu yang kita lakukan, tetapi kita hari ke hari melakukan koordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri. Karena ini berkaitan dengan itu karena leading sector-nya adalah Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, cukup ya cukup? F-PAN (H. A. BAKRI H.M., S.E.): Terima kasih, terima kasih Pak Ketua. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Ya sambil menunggu kesimpulan, ini kayanya tegang semua ini satu ruangan ini, saya mau stop interupsi lagi-stop interupsi lagi. Kita putar video sebentar deh sambil kesimpulan lagi ada yang diralat. Mana Mas videonya Mas, video pariwisata ini kan pariwisata ini.

(PEMUTARAN VIDEO PARIWISATA)

ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Ini di Raja Ampat ini. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Cukup-cukup. Ya ini Pak Menteri namanya Air Terjun Lokhan Lonayan, tepatnya di Kabupaten Sintang pak kabupaten saya. ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Destinasi ke enam itu pak, destinasi ke enam berarti ya? KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Jadi ya makanya, supaya kita tahu juga Indonesia ini luas gitu loh. ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

- 80 -

Jadi destinasinya jadi 6 ini, bukan 5 ya?

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Ini bapak tidak akan pernah bisa mencapai sini pak saya yakin. Karena diperlukan waktu 1 hari bapak di jalan, nginap 1 malam, 1 hari besoknya lagi baru bisa sampai, karena aksesnya hanya bisa dilewati jalur sungai. Ini di tengah hutan, ini kawasan hutannya masih virgin pak. Masih ribuan hektar di situ hutannya masih asli. Artinya coba diperhatikan juga gitu loh maksudnya. ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Ini perintah ini ya? KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Ini kan cara senggol yang lain gitu loh pak. Baik sekarang kesimpulan. Baik, silakan kesimpulan. ANGGOTA KOMISI V DPR RI: Izin Pak Ketua. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik.

Draft kesimpulan Raker RDP Komisi V DPR RI dengan Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kepala Badan Nasional Pencarian Pertolongan, 5 Februari 2020.

Pertama, Komisi V DPR RI memberikan apresiasi dan dukungan

terhadap Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Badan Nasional Pencarian Pertolongan atas pembangunan infrastruktur dan transportasi di 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN); yakni KSPN Danau Toba, KSPN Borobudur, KSPN Mandalika, KSPN Labuan Bajo dan KSPN Likupang. Selanjutnya Komisi V DPR RI minta Pemerintah untuk meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan melibatkan partisipasi warga sekitar pada proses pembangunan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

- 81 -

Yang kedua, Komisi V DPR RI minta Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memastikan pembangunan infrastruktur dan seluruh fasilitas transportasi di 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) ini diselesaikan tepat waktu, tepat sasaran dan dioperasikan secara profesional. Sesuai dengan standar pelayanan dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja serta pengembangan usaha di wilayah tersebut.

Yang ketiga, Komisi V DPR RI minta Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan untuk meningkatkan sarana dan prasarana sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya yang tersedia di 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang mampu melayani upaya pencarian dan pertolongan dalam rangka mendukung keselamatan dan keamanan wisatawan, terutama saat terjadi bencana.

Yang ke empat, Komisi V DPR RI akan menjadwalkan Rapat Kerja

Gabungan dengan Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Pariwisata, Menteri BUMN, Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Gubernur dari 5 KSPN tersebut untuk mengoptimalkan koordinasi dan sinergi dalam percepatan pembangunan di 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Komisi V, teman-teman sekalian, Pimpinan, ada yang perlu dikoreksi?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.): Pimpinan. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Silakan Pak Jhoni. F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.): Ya saya kira yang 1,2,3 oke ya, 4 sih masa harus ketemu jadi kesimpulan? Seolah-olah kalau itu harus meminta, saya kira normatif saja, No.4 tidak usah. 1,2,3 saya kira. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik ya cocok, perlu kita bikin kesimpulan atau tidak ini?

- 82 -

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.): Tidak usah dong, jadi terikat. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Nomor 4. F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.): Untuk rapat kok, masa ada kesimpulan. Iya, saya kira DPR ini dalam konteks mengundang dalam Rapat Gabungan adalah punya kewenangan, kalau itu menjadi suatu kesimpulan berarti kita harus melakukan satu jadwal acara untuk melakukan satu rapat-rapat gabungan gitu loh. Sementara kesimpulan itu adalah poin-poin yang penting dari hasil rapat yang kita telah bicarakan. Sementara acara selanjutnya adalah menjadi kewenangan dan program kita, saya kira demikian. Terima kasih. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik. Cukup Pak Sudjadi setuju? F-PDIP (Ir. SUDJADI): Ada tambahan. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Baik, saya pikir jadwal ini kan kita yang bikin, saya setuju dengan Pak Jhoni nanti kan kita tinggal bikin surat saja, ya ini ranahnya internal Komisi sebetulnya. Baik kita drop saja Nomor 4 ya, tapi Pak Menteri untuk pemberitahuan saja ya, ini catatan rapat saja dimasukkan di catatan rapat. Lain-lain setuju ya? Setuju ya?

(RAPAT: SETUJU)

Baik, silakan dari pemerintah.

- 83 -

MENTERI PUPR RI (MOCHAMAD BASUKI HADIMULJONO): Bapak Ketua, Wakil Ketua, Bapak mohon maaf Wakil Ketua DPR RI, Ibu-ibu dan bapak-bapak Anggota Komisi V DPR RI yang terhormat. Terima kasih atas segala masukannya, tegurannya dan pengingatnya akan kami catat dan akan akan kami inshaAllah kami tindak lanjuti. Tadi Pak Menteri Perhubungan sebelum keluar menyampaikan setuju apa yang sudah diputuskan oleh rapat Komisi V. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Terima kasih. Demikian rapat kita pada hari ini ya, kalau tidak ada lagi saya beri kesempatan kepada Pemerintah untuk Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyampaikan kata-kata penutup. MENTERI PUPR RI (MOCHAMAD BASUKI HADIMULJONO): Bapak Ketua, Wakil Ketua dan Bapak Wakil Ketua DPR RI yang kami hormati, Ibu bapak Anggota DPR Komisi V, Rekan-rekan Bapak Menteri Perhubungan, Dan Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan. Kami atas nama Pemerintah menghaturkan terima kasih atas kesempatan menjelaskan karena ini sudah lama tapi baru kali ini kami diberikan kesempatan untuk menjelaskan kepada bapak-bapak tentang program pembangunan pariwisata di 5 destinasi ini. Sekali lagi terima kasih dan Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP): Wa'alaikumsalam warrahmatullaahi wabarakatuh. Baik, terima kasih Pak Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kepala BNPP atau yang mewakili Pak Wamen Pak Jon. Pak Jon ini sohib saya pak mohon izin pak, banteng pak. Ya Pak Jon kawal Raja Ampat ya pak, tidak perlu lagi ditetapkan sudah ada Wamen di situ ya toh pak. Pak Roberth masih tidak percaya ada Wamen di situ bagaimana sih.

- 84 -

Ya saya rasa demikian rapat kita pada hari ini, saya atas nama Pimpinan mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf manakala dalam rapat ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Saya akhiri dengan mengucap syukur Alhamdulillaah rapat saya tutup.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 15.05 WIB)

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua.

a.n. Ketua Rapat

SEKRETARIS RAPAT,

NUNIK PRIHATIN B., S.H. NIP. 19691202 199803 2 002