HI SALAH - DPR RI
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of HI SALAH - DPR RI
HI SALAH RI\PATPANJA KOMISJ Ill OPR-RI
DlllflM RAHGKJ\ PEMBIGARMH TINGKAT Ill R U U T EH T l1H G PER UBl\HAH HAK C I PTA, PATEH Dl\H I\~ ER EK
DENGAN PEM ERl NJ'AH C.Q. MENTERJ l\EHAKIMAN R.I.
* • • • • • •
* * *
••• *
MASA PERSIDAHGAH III TfiHUH SIDI\HG 1996-1997
Rapat PANJA KE I
T A H G G A l .6 ~ R.e-r 19 9 7
••• • • • * * * ••• • • • •
S E!<R ET/\R fAT JEHD ERAL D P R-R l OIRO PERSIDl\HGAW
B~GI!\H SEI<RET/\RIAT J<OMISIIII OPR~RI
1- - '
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT III
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN HAK CIPTA, PATEt~l DAN MEREK DENGAN
Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat Panja ke Janis Rapat
Sifat Hari/Tanggal Dimulai Pukui Tempat A t: a r a
Ketua Rapat Sekretaris Hadir
I. ANGGOTA PANSUS 1. Soenarto,
MENTERI KEHAKIMAN R.I Rapat PANJA ke 1
Kamis, 6 Maret 1997
: 1996-1997 : III : 1
. Rapat PANJ'A Komisi III DPR-RI deng~an Departsmen Kehakiman R.I.. dalam rangka Pembicaraan Tingkat III RUU tentang Perubahan Hak Cipta, Paten dan Marek.
. .
Tertutup Kamis, 6 Maret 1997 10.45 - 22.00 Wib. Ruang Rapat Pelangi Room Hotel Hori:son. 1. Pembicaraan Rencana J'adwal Acara. 2. Pembahasan DIM Persandingan Fraksi-fraksi
yang diserahkan kepada PANJ'A. Soenarto, SH. Achmad Djuned, SH.
- 19 dari 23 Orang Anggota Panja Komisi III DPR-RI.
- Wasekab, DIRJEN HCPM, DIRJ'EN KUMDANG dan jajarannya.
SH. 2. H. SK. Eff~ndi, SH. 3. A. Pranowo 4 • Ny. Sumartini D, SH. 5. Ismu Aksoputr·o, SH. 6. Drs. Moeljono AR. 7. Ora. Ny. Ra tnawa ti Fuad 8. HM. Ni'mat Rahmatullah, StL 9. Ny. Evita Asmalda, SH.
10. Ny. Far:i.da Syamsi Chadaria. SH. 1 1 . Sutrisno. SH.
12. . .......... .
-2-
12. Taruna, SH. 13. Prof. DR. KH. Sjechul H,
14. Achmad Saidun Ali, SH.
15. Drs. Sa bar Koembino 16. s 0 e k a r d i.
17. H. Ahmad Paris, S~l.
18. H. Oesman Sahidi, SH. 19. Y.e. Wiyanjono, SH.
II.PEMERINTAii : 1. eambang Kesowo, SH.LLM l. DR. Bagir Manan, SH.MCL 3. s. Kayatmo
dan Staf
SH.MA.
0
KETU~l
- 3 -
KETUA RAPAT (SOENARTO, SH)
Assalamu'alaikum Waraahmatullahi W&baratuh,
~)alan' se)21hLera baqi kit.a semua, 8apak-bapak. Ibu-ibu Angqota Panitia Ker.ia RUU tentang Peru-
bahan Und ·:. n·~l-• .. mdanq Hak C i pta, Paten tian Me rek.
Pi r· iP•1 ~ •.!•llt':l.-'\n•.:\ be-:.er·t.a 5Laf yanq k~'-ltni hor·1118ti.
h3.r" i 1 nt ~It a .,-.~•.;11\ IIIP.IIId"::.uki i'IC:i:H'Ci F~apa.t Pa.ni tia Ker·ja. ·-·,,,L,8l•.!l'' ~•,;;.o.:o o.;;.tk<.L 1n1 1-.it.."\ rnuLti llkHila.h U::nleb·ih dahulu
I.; I;, rHeno.--~[1 i,..J'· "1 (".' ·,! ·:ic'.r1 ":\'U~.\JI 'EP.r Ld ·~().:;~ ke.pada ruhan Ye~nq Maho
~ .... ·.~. ~~ ~ ~ 1 i_ ! ! , 1 ·.f ~:, :' • ) :-1. !·1 ,;i. r
F .. =<.'"' _; t. _i ·"'··· \< •-.~,. \ ... _., 1 r 1 ""i ... 1- u ·{ · 1 -· } · I l • ( i i o , ~ .. I • •. :\.'.dill ~.-. .. ::1'·-·.:'.c'.! '::t:.k\. 1!-ld. :1 .. d~.
·,· ::(l\ 1 .1 ' ' ~·, ~·~ ,•:: I k .i t."i.
•::!i•·\dhc,i 1 ·::•:·•·1\P•Y ... l.Oi c~C.:\f·::..-dCdr·.:c~ 02tllbc~.h.::~~".an d.:;tdlll Pdrt.ia _;_ni cl;;q:_ktl..
ber·ial.:~n denqa" lanc.:.~r· dan tnen~:Jh.:c=.ilk;:J.n r·urnusan van~:.) t·:=r-baik di
da lam ran9ka penyusunan Undar'lq-undanq in i .
Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, Dari jumlah Anggota 23 orang, yang menandatangani ada 16
o'rang yang sudah rnenanda tangani da ftar hadi r. dengan demikian
maka Rapat Panja ini dapat kita buka. Untuk mernbahasi pembahasan lebih lanjut1 maka yan~~ pertama
perlu kita sepakati adalah tentang jadwal kegiatan. Dihadapan
8apak-bapak dan Ibu-ibu sekalian telah disampaikan rencana acara
Rapat-rapat Panitia Kerja Tim Perumus, Tim Kecil dan Tim Sinkro-
nisasi. Untuk i tu say a pe rs i 1 ahkan kepada rapa t yang kam:l ho rma ti
un tuk rnenyampa i kan tanggapan dapa t rnengkonsul tentan9 rencana
keqiatan rapat ini.
Saya persilahkan dari FKP.
FI\P (O~~L_ SABAR KOE:tv1BIN0)
Assalamu'alil<um Wr. Wb. Saudara Pimoinan serta rel<an-rekan dari Komisi III yang saya
horrnati. Rencana aca ra rapa t tel ah diaj ul<an pada l<ami, pada hakeka tnya
kami dapat menyetujui mehgenai seal rencana ini. Namun ada satu
hal yang nomor 3 pada hari Sabtu itu diadakan Rapat Panja.
Jadi sepert.i apa yang dil<atakan oleh Ketua kemarin, karena
in .i aoakah sudah rnendapat i z in dar i P impi nan. Maka sebai knya
dalam hal 1n1 kalau hal ini diadakan ini hanya dicadar :kan saja
dan dicatatkan di dalam ini nanti akan bisa menjadi persoalan di
Barnus nanti bisa ditanyakan. Mengena i aca ra-acara l a i nnya mengena i seal i ni ka.m i dapa t
menvetujui. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.
t: ETUA ....
- 4 -
t<~E:JVf.\ .. R..A P.AT Terirna kasih. ?~tas tanggapan dar·i FKP, rnernang sampai hari ini kan1i selaku
pirnpi nan dapa t menyampa i kan informs i ten tang apakah di i1i nkan
atau tidak pada ~ari Sabtu kita mengadakan rapat. Oleh kar-en<'.A itu marilah kita dengarkan dari FrakHi-fraksi
1 (i .i n . K am i pe r· s i l a h k an FA B P. I .
FABRI (A. PRANOWO) Pimpinan Rapat yang saya hormati,
Peserta Rapat Panja yang saya horrnati pula. Di dalam rangka rnenanggapi rencana acara rapat-rap.at Panja
T:i.mus, Timcil dan Timsin ini secara garis besar karn:l sangat
sependapat nrengenai konsep ini. Seper·ti apa yang telah clisampai
kan o l eh F KP tadi t.:nu tk ha ri hari Sa btu i ni perl u dji waspadai
karena pertama sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh
Pirnpinan Rapat Kerja bahwa hari Sabtu ini perlu izin dan saya
ki ra per-1 u dicadangkan saja apabila si tuasi nya i tu menuntut untuk
menggunakan waktu ini baru diputuskan. Kedua, mengenai waktu jam 16.00 s/d 19.30, ini ada staling
waktu 30 menit ini apakah tidak digunakan saja menjadi jam 16.00
s/d 20.00 dan jam 20.00 s/d 22.0C membahas DIM pen;andingan
beril<.utnya. Demikian Saudara Ketua.
Terima kasih.
K_E:TUA RAPAT
Terima kasih. Selanjutnya dari FPP, saya persilahkan.
FPP (H. AHMAD PARIS, S~) terirna Bapak Pirnpinan,
Assalarnu'alaikum Wr. Wb. Pad a dasa r nya sarn~' dengan rekan- rekan yang sudah be rbi ca ra
LE-Jfdt.'l.hulu dari nu1G~arrgan acara ini sudah cuku~ aspir·atif dan juga
me:;lrpl-::'rla11Ydki::lf1 t1i::lt-i S,'lbt.u. Saya kira hdr;sabtu saya kira supaya
jel.:'IS ditiadakan saja. S,e~y<'-\ sependapat sebayairnane~ dikenrul<,akan olell FABRI, jadi pada
.Ji.':\11• 16.00 s/d t<J.~',O ~-;eba.il<.nya dit.e•.:Jaskan 16.00 s/d 20.00. Jadi
suo<'lyo jelc~s Liddl<. aclo w.:.{ktu yanq ter·sel~nq, artinya penuh.
K811tUdic_,,, L_,e\Ar,,juLnY•-' k.=u11i llll-.'rllpP.rl..'lny;;\<.an pada ha1arnan :", p.:'lrla
t>.'ir' l1H11'At. y,-,j tu c~c-:-~r·;:, lllen·-~.il11-.rOI1.i<C:·3·--\\<.-!11 hc~~::,il ke.putu~;an t{CiPdL
~ 1 ,-t ll .I 1'\ . ~ i Ill'/'.. ( 1. «I I \Ill(. ·i 1 .
\o d I ·~ \ ,1 ~ I I 'I \ J ! ) .\ , ' I J , ., r • • ·~ I , ' I
K E. T l)1:1 t=.~r:, Pf:1 T
Terima kasih. Kepada FPDI karni persilahkan.
.. , : , l ~ \.I
FPDI ..... - ...
t'~!t!; .• l· ~;-. •',i
- 5 -
FPDI (Y.S. WIYANJONQL. SH} : Ibu dan Bapak sekalian yang kami hormati,
Pertama-tama kami sadari bahwa mengawali rapat hari ini kami membuat kecewa Bapak dan Ibu sekalian, karena keterlambatan 30 meMit dan saya lakukan. Untuk i tu dengan ha ti yang tul us kami mohpn maa f yang sebesar-besarnya, karena ternya ta kemari n siang te.lin~a saya didak beres, kata. "Horizon" terdengarnya "Hilton", jad~ kamiberkutek di Hilton sampai se~.engah jam ~~n ;akhirnya te)t·larnbat.
Selanjutnya atas keyakinan bahwa setelah Bapak dan 1bu memberikan maaf dan siap untuk memulai nilpat ini dan khusus menangga~i acara yanq disampaikan ini kami tidak akan mengadakan revisi ap'apun, karena usulan Sabtu kemarin kalau i tu menjadi problem kami .juqa tidak keberatan untuk menariknya.
Sekian terima kasih.
K~TUA RAPAT :
Terirna kasih .
.. Selanjutnya kepada Pemerintah kami persilahkan untuk memberikan tanqqapan atas rencana kegiatan ini.
OI .. ~JEN Kl)~,l)ANG (OR. ~~.GJR M.AN~N.J. $.ti.MCl,J Terima kasih.
Bapak-bapak dan I bu- i bu sekal ian, Pemeri ntah mengi kllti saja mana jadwal yang paling baik bagi Bapak dan Ibu semuanya. termasu.k pembagian-pembagian waktu.
Kedua, sekaligus kami menjawab saja pertanyaan dari FPP
menqenai Tirn Sinkronisasi. Kalau berdasarkan pengalaman yang l~lu kita bisa bekerja lebih cepat berarti kita bi~a lebih cepat menyelesaikannva.
Kalau memanq menurut jadwal waktu kita masih bisa lebih cepat menyelesai kan. Memang sesuai dengan jadwal waktu ki ta harus kembali ke Senayan kita kerjakan di Senayan.
Ketiga dapat saya sampaikan bahwa sesuai dengan pumbagian peker.iaan diantara kami Tim Pemerintah maka yang akan men<:lampingi Bapak-bapak secara aktif hari ini dari Pemerintah ada Pak Bambang jadi nanti diskusi-diskusi ki ta bersama Pak Bambang yang kebetJJl~n pada hari ini bisa hadir bersama-sama kita. ·' ..
rerima kasih.
!<.!:.lUI~ RAPAT :
Terirna kasih.
O.ar'i tanqq9apan Fr·a~.si-fr·aksi rnaupun Pernerintah marilah l<.ita fllf:Hl~Jalnb'i 1 kesin,pulan bahwa P.etda prinsipnya rencana jadwal ini dr,-.p<'~t disetu.iui den':--lan catatan bahwa pada hat·i Sabtu itu hanya di.i.·ldikatt seba•..Jai. cadan• .. Jan saja apabila nanti diperlukan.
Denqan demikiar1 har·i Sablu tided•. rnenj~dikan satu k·epastian o;;ellin•,JI..Ja t.id.:~k rJer·lu dicant.uutl<.an di dalcuu r·encana jadwal ini.
P.:H•dt. diset.ui\Ji.
Kernudian .....
- 6 -
l<.ernud i cH1 Vdnq kedua, v1a l au nun t i da.k ·.,:,;·, uruhnya IIIEJ.n.:u~qqapi
n:;u11ur1 k.:tnri seuenda~.~;-:tt.. vai Lu t.entanq ::)er11bulatan accHd d::u·i ia.nr
lc.r)(\ v.:o.n\..' '"'·f:~''''.d.:l san1oai 1".2·0 itu dibtrL'Oitkan sampai. jam :'0.00.
r.·:~III'.Jdi:-:<r) '.!i\l'.l~. li:.'lll:.>a\ TJI'1~;]N v~~n~;l di i."vjw.:;d~·.an Pf.~da. t;~n~:)qal 14
M . .:..r·pt tn' .~ka.r• •·.iL.::~ L~r\!.• .. !~.2.,, 'lebit·1 1r1.n)u1 "'.f;·::;uat denqart per·J.<:ern-
( RAPAT : ~ETUJ~ )
Haiklah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, Kita akan lan.iutkan acar·a pada pagi hari ini dengan rnembahas.
FKP (TAP.UNA, SH)
I n s t r ups i P a k .
Sebe l urn k ita mer11bahas. I<. a rena i ni bahanya ada dua, bahan yang dad PenJE9rintah dan ada yang dari DP~~. jadi mana yang n1;::.u dipakai sebagai acuan. Jadi mana yang mau dipakai, bahan ~dng dari Pemerintah atau yang dari DPR.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih. Baqaimana kalau kita gunakan bahan yang dari Pemerintah
sepe r t i pada wak tu yang l al u, dengan manyandi ngkan den~Jan bahan yang dari Sekretariat.
Silahkan. .•
F.KP {QRS. SABAR KOEMBI_NO.) : Terima kasih Saudara Ketua. Oari kami jus tru sebal iknya, ki ta akan memoergunakan bahan
y~nq dari OPR, karena ini bahtltY resmi yang ki ta dapat d,an ki ta buat sendiri. Jadi kalau kita akan mambuat acuan dari yang lain kalau begitu dari Sekretariat tidak usah saja, pulang sa.ia. Jadi kan itu aparat kita daripada OPR.
Maka sebaiknya bahan-bahan dari OPR kita pergunakan dan bahan Yang dari Pemerintah itu bisa sebagai pelengkapnya.
Demikian Saudara Ketua, terima kasih.
KeTUA HAPAT : Terima kasih. Baqaimana dari rekan-rekan yang lain
FPOI (Y.B. WIYANJOND .... $H) :
Bapak Ketua, Ibu dan Bapak Anggota Pansus dan dari eksekutif, te~r·istimewa
Bapak
- 7 -
Bapak Bambanq, yang kami be rs idang a tas bahan Bapak Bamba:ng yang banyak menulis di koran itLJ, yang rnenjadi referensi kam.i selama ini. Terima kasih.
Khusus untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh yang terhormat Bapak Taruna, kita ini membahas lanjutan DIM. Oleh karena i tu untuk mencocokan apa yang kemarin menjadi tugas ki ta pasti panutan kita pada DIM.
Berdasarkan itu maka apa yang disajikan oleh Sekretariat Dewan ini adalah ur·utan sesuai dengan DIM, itu yang kita pegang. Sedangkan bahan yanq dar·i eksekutif menolong kita di dalam rangka I'Jerubahasan i. tu ka r·ena di sin i ada r·urnusan- n.nnusan yang di ha rapkan sudah bisa nJanqakorllodir· usul-usul yang kernar·in. I~ u .
Ki ra-ki ra begi-
!<ar·f~na itu b;:d1dn uLantt.:~ 1-.ita ad<'dah b<-'!han dari Sekret:.ariat, 1•\:'"tl.l'ii .. '"l•t l•.,1"'-~'' d.:u i P\:ltHerint.:dt ini adal,:,.d) s~baqai pei;Jan:-Jan unt.ul<. m!~I.;H·n .. il<:-:t.pi d:1r1 tllt:llltUt:'r L::~rtcdr sid,:,nq h:::~r i lttl.
:;,:l~·.i~'' L(::'r i~r~o::t kasih.
Hamt:'i r '='dlltd Pal· .
. )adi YCirH.J ki La peqanq adal...d1 yat-)q dar·i Sekr·et.ar·iat dan sebagai bahan bandinqannya dari Pemer·intah.
Terima kasih Pak.
KETUA RAPAT : Terima l<asih. Dari FABRI kami persilahkan.
FA~RI (A. PRANOWO)
Kami sependapat, bahwa dimulai dari bahan Sekretariat. kemudi an bahan dari Pemerintah itu sebagai pertimbangan di dalam
rangka menentukan keputusan-keputusan. Tedma l<.asi h.
KETUA _RAPAT : Tedma kasih.
DIRJ~N KUMDANG : Terima kasih Pak.
Kami setuju digunakan bahan dar·i Sekretariat. seperti biasahYa dulu-dulu bahan dari Pemerintah sekedar untuk membantu saja.
Terima kasih.
KIETVA RAPAT : Te~dtna kasih.
Kalau demikian untuk pembahasan kita ini akan kita gunakan
bahan ........ .
- 8 -
bahan yang dari Sel<.retariat DPR dan dad Pemerintah dipergunakan
sebaqa i bandi n~.J.
( RAPAT : SETUJU )
Baiklah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian,
Sebaqaimana urutan RUU yang kita bahas pada waktu Pansus,
maka pada kesempatan ini jug~ yang pertamakali kita alc:an bahas
ada1ah RUU tentang Perubahan Undang-undang Hak Cipta.
Dari daftar yang ada ini maka yang menjadi tugas kita untuk
pembahasan hari ini adalah DIM Nornor 7, yai tu usul dari FABRI
ten t.'::\nq oen~.Jhapusan Pas a 1 33 UUD 1945 dan usul FPP ten tang ka ta
··dan" d i pi ndahketr1 keda 1 anr f rasa Pasd 1 5 aya t. ( 1) dengan menghapus
Land;~ "ko111a" dan fr·asa "Pasal 33·· dihapus.
~)dya ~'.ler·si lahkan c!.:~.r·i penqusul, yai Lu dad FABRI.
Ff;HP . .l ( t~, PP.ANOWrJ)
Pirn,:,i.n.,{n r-·a~·.:d. yan•.-1 s.::~y.::~ horntdti,
::;.;;~su.i:!i •:.l8r"l·~tcnr apa yo.n~::; disa111paikan
me rKri::H.'i:l F i'4t-il~ r r11e rH..Jl 1 r•.r i tlk •. :Hr Pds<:~ 1 ·' "t ... 1 •. 1
wad~ Rapat Kerja yang lalu UUO Jf'L1~) i ni. eli hapu·:;i-<.an,
~·.:tr t::!!t.!l tiJ.'ik 1!18111er lnt.ahkan lanq·::,un9 ~Ja.d.f.l konsep Undan~~-undan~~J
ini. ('dn IL".Ja refert:'n::;i. ka1ui. ::::.epe1 t.i ap . .'\ '/dn~;J !-<.ita ker,jal<.an
bt~r ~:.,~lit.~ lneii~-J\::!11,:\ i Ulldct!t~-:-·ulrd,;.r,q !..ellLdlt•,.J Ou!•.•.Jruerr Perusahaan dimana
ftf8 '!;, .:\ J .,:d I lilt• I I y .::1 I 1' .• ) fo. U f. 1:-: !•. ' .• 'IIL'lll l , ·t."' . . > .. ·• L ' I L
·~:ehin·-l~~J.-:1 df~nqa11 dt~1rrikid.1l kanti ure1rqu::-.ulkarl unLuk Pas<~l .',.~ ini
diii·HI'J-::>k.::.tll dd.1r kt~111udid11 1-<.dlcH.I t..oh dkdrr diln<.'(sukan di dalan1 Penje
lason Pasal dan bukdlr Pt!n.ielasdrr UruurH.
ter irua l<.asih.
I<ETUA RAPAT : Terirna kasih.
Dad F PP karn i pe r·s il ahkan.
FPP (H. AHMAD PARIS, SH}
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Terima kasih pada Bapak Pimpinan,
Yth. Bapak Dirjen dan jajararrnya,
Y th. Ternan- ternan Anggo ta Panj a
Saya kira hampir sama dengan apa yang dikemukakan FABRI bahwa
kami cnenya rankan Pasal 33 UUD 1945 i ni un tuk di hapus kar·ena pasal
Jni tidak memerintahkan langsung terhadp pembuatan Undang-undang,
dengan nantinya dihapus tentunya kata "dan" itu dipindahkan
kedepan. setelah perubahan berbunyi "mengingat Pasal 5 ayat (1)
~an Pasal ·20 ayat (1) UUD 1945". Kalaupun nanti perlu adanya .. ' penjelasan tentang Pasal 33 UUD 1945 saya kira bisa clisinggung i pada penjelasan umum.
Sekian terima kasih.
KETUA .......•
• :.: I
t·· . ,i;
t •••
- 9 -
I "-' r· i I) 1.0\ k, :-'\ •.:: i I' , Uleh l'llt'Prld var1• .. 1 '"e'''.kl ·,,n,"'n t..·lr\•.l'l<.'H'··~t' •.~L'r i F!':\iHJ.f •i.1n r 1'>-',
oleh l<.ar .. en.::. i Lu kar11i (>er ·.::i L-dd·a.n l•.eP::'Idd f.JBIII!:'!t i.nt..':'lh untuk 1118111ber·1·
kan tangqar,an i':\Las us.ul-u:::.ul uu.
Saya oer·si lahkan.
PEMERINTAH/WASEKAB (BAMBANG KES0\'10, SH, LU1}. Bapak Pimpinan, Ibu dan Bapak yang saya hormati, Saya memahami dengan sepenuhnya pemikiran yang melatar
belakangi Bapak-bapak dari FABRI dan FPP yang terhormat, mengenai
~sul peniadaan atau penghapusan Pasal 33 dari Bab Mengingat ini. Ada satu hal yang ingin saya sampaikan dan ini bertolak dari
ihgatan kami, kebetulan yang dulu merumuskan dan membahas bersama-sama OPR yang terhorma t sewak tu UU No.7 Tahun 1987, UU No.6
Tahun 1989 dan UU No.19 Tahun 1992 digarap. Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati, Ada salah satu prihsip yang.__ ·. secara poli tis diakomodasi
,dan di.beri jalan keluar sewal<.tu ki ta membahas ketiga HUU tersebut. Nuansa politik yang melingl<.upi sewaktu kita mengintroduksi ~UU bidang Hak Kekayaan Itelektual ini dahulu adalah polemik
tentang sifat individualistik hak-hak tersebut. Itu sebabnya di dalam pembahasan dengan dewan dan bahkan juga
setelah mendengarkan nasehat dari p~ra pakar hukum ada na.S..ehat, bahwa pengaturan mengenai hak-hak apabila hak itu diinginkan
secant. pol i tis memperoleh pemahaman yang dalam di Ir"'donesia ini rr1aka ha r·us di ingat sa tu pd nsip bagaimana penterjemahan fungsi
sosial daripada hak tersebut. Itu sebabnya di dalam ketiga UU ini dijabarkan semangat
kesB imban~;;an an tara hak yang di be r i dan dengan kewaj i ban pemegang hak, antara hak yang diberikah dengan kepentingan r.egara dan antara hak yang dimiliki dengan kepentingan masyarakat. Masalah ini dijabarkan sebagai upaya penterjemahan fungsi sosial bagaima
na konsep fisio sosial suatu hak itu harus diterjemahkan. Atas dasar- itu pula.,maka kita amati nanti kita akan rnembahas
sesudah UU Hak Cipta, UU Paten dan UU Merek. Dalam UU Hak Cipta contohnya bagaimana negara dapat memerintahkan lesensi wajib, pemberian lesensi wajib, apabila suatu karya cipta dipandang sanga t pen ti.ng ar ti nya bagi l~emaj uan i lmu pengetahuan tPenel i tian dan ilmu pengetahuan kegiatan penelitian dan kemajuan pendidikan. Itu kalau saya tidak salah di pasal 15 UU Hak Cipta.
Dalam UU Paten lebih ganas lagi, apabila satu ciptaan penernuan tehnol ogi yang di be ri paten te rnya ta kemudian tidak diguna
. kan di I ndons ia mal<. a dapa t rnendorong a: tau dapa t men!;Ja rah ~a tau
menyebabkan dimintakan pembatalan paten.
Kedua, un tuk rnendukung upaya i tu apabila tidak dipakai di dalam ne9eri rnaka irnpor·t tidak diatv~gap sebagai yang
pr5 ns i p kedua di tegaskan dan hanya sekedar impor-t,..,
telah digunakan di daiam
neger i
,,.,,
- 10 -
ne<,.1e r i. I ni baqa i nmana rnenye imban~)kan hak dan kewaj i ban pemegang
paten·.
Oengan neg a r·a apabi l a sa tu penemuan n8ga ra memandang sa tu
penemuan dan tehnologi sangat penting artinya bagi pertahanan dan
keamanan Ill aka nega ra dapa t menggunakan penemuan te r-sebut.. te tapi
tetap dengan memperhatikan kepentingan pemilik paten yaitu dengan
member'ikan imbalan. Orang boleh prates besarnya imbala.n, tetapi
ora'\"'\~ tidak boleh protes bahwa i tu digunakan untuk kepentingan
neg a ra. Begi tu pula masya raka t. Apabi la masya raka t mHnge tahui
sua tu penernuan i tu rnernpunya i rnakna yang besa r bagi kemaS)'araka tan
dan rnasya r·aka L, semen ta r·a upaya un tuk rnenemu, mencari a tau meng
hubungi atau menegosiasikan dengan pernegang paten atau pemilik
pa'ten tidak ber·hasi 1 dan upaya-upaya telah dilakukan naka dia
dapat ruinta kepada pengadilan agar· pengadilan memutus, mE!mberikan
lesensi wajib. Itu dibidang Paten. Di bidang f'1erek demikian
pula. Tiga tahun bertur·ut-tur·ut tidak dipakai no way, h<npus dari
daftar. rw dulu amanat yang saya pegang. printahrwa waktu itu
tinyyal dijabarkan dan diusahakan untuk dilakukan. · Saya mengusa
hakan untuk merumuskan dan kemudian setelah melalui PE!rnbahasan
disepakati, disetujui.
Ibu-ibu dan Bapak-bapaK yang kami hormati,
Langkah-langkah tadi sebetulnya menggandul pada semangat
Pasal 33. Itu sebabnya Pasal 33 hadir dihadapan Ibu dan Bapak.
SHea r·a subs tan t if in i 1 ah penj e l a san yang dapot. kami 1"1a turkan,
!:'H3C:r:u·H for·r11a1 yang ingin saya haturkan adalah sebagai berikut;
nru1c<:.tngan Undang·-undang in i mernang mernpe rba i ki, mengubah, menyem
pur nakan Un<.:J.i:H'l<,:J-uncJan~:J yang suda~' ada. Undang-undang ya•lg sudah
ad.<:~ t i dak d i rna t i I<. an, sernen tara Undan~1- undang yang sudah ada i tu
gandul pada Pasal 33 tadi. Akan timbul suatu konvensi b.:1ru yang
~E)li:lllla ini kita ter·us ter·ang saja selama tehnik pel·unda~g
llfldangan 1uas i h 111Eu aba. i tu j ad i t i dak sa 1 ah. Narnun rnungl<i n akan
lel>.l.ll 1nernudal1kan bi 1ar11ana Bapaknya a tau Iuunya sudah ·gandu1an
Pas a 1 .3.), anc:d<.. -<:Hiak a t.a u l<.eponakannya yang be 1 a kangan had i , dapa t
ue n:.>e•,Jan•:.Jan pad a ta 1 i yang sarna.
Jadi inilah penje1asan yang ingin saya sampaikan, ruengapa
Pasal .33 kita tur·un seper·ti apa yang te1ah dicantuutkan di dalarn
Uridany-undCin<,.J yCing di. ubah i tu sendi r· i.
Hi!q.Jd~. Pitnpinan, Ibu dan Bapa!<.-bapak 1
0en1ikia11 pen.ielaSdll yan<;.J dapat ka1ui llaLurkan,
lt~r i111dka·:;ih.
t<. t I''•~ l~t='1P~~ i
lP.r.i111c1 k.:'lsih PCida Pt:J1ner.i11t.ah atas p('.!njelasannya.
l.i11L\1~. i l.•.t ·.,,~yd kE~Inbdl'ik.:H'l kepad.3 FABU.I, dpakah <Jen~.:Ja·1 penje
lf.(~':.r~•l drir i Ot?Hit=.r i11tal1 ini sud;:,dl.
A t..-tt.J dd r i r r ::1 ks i L:l in ad;:1 ya.n•J i n• .. ) in mena"'~I~·FI pi .
FKP ..... J
- '11 -
FKP (DRS. SABAR KOMEBINO) : T~rima kasih Saudara Ketua. Kalau memang diper·kenan~n juga menanggapi sebentar, sediki t
saja. Da ri FKP sebe tulnya ti.dak ada pe rubahan yai tu te tap pada perldiriannya bahwa i tu bisa dicantumkan dengan alasan. yar·~l pertama · bahwa UU yang lama memang sudah mencantumkan P,asal 33 UUD 1945. jadi tidak ada s!llahnya bahwa ini tetap dicantumkan disit~, jadi Undang-undang yang al<an di rubah i tu mencantumkarr sehingga kami berpendirian demikian.
Yang kedua masih ada suatu masalah yang sekarang itu menjadi ganjalan daripada FKP. Di dalam tiap-tiap mengajukan selalu mendenga r bahwa Undang-undang yang memeri ntahkan langSiiJnQ. i ni akan berkai tan dengan DIM berikutnya, jadi DIM yang nom•:Jr berikutnya DIM 8 dan 9, sehingga kalau pada waktu kesempatan ini kita akan bisa mendapatkan keterangan dari pada Pemerintah yang pasti, maka· ki ranya sesua tunya akan bisa selesai. menu rut penda.pat dari FKP, kalau ki ta hanya menjalankan kepada ketentuan pasa1 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) daripada UUD 1945, sebetulnya :i.tu hanya prosedure DPR bersama-sama dengan Pemerintah atau Presiden, yang kedua Presiden bersama-sama kita. Jadi kalau ini sekarang dianggap sebagai hal yang memerintahkan berarti kita ingin mendapatkan p~njelasan. Kalau di dalam ini sudah jelas saya rasa di dalam tni akan sudah selesai dari pada keseluruhan.
Jadi untuk DIM yang berikutnya inipun akan bisa terselesaik«n. Demikian Saudara Ketua.
T(!ri.ma kasil1.
KETUA RAP~H
S:i.lakan.
FKP (TARUNA, SH) : Tambahan, jadi FKP memang tetap tetapi semampang i~?.tilahnya
Wiyanjono, semampang ada Pak Bambang. Masalah seperti ini akan berulang kali dibahas atau timbul di dalam pembahasan Di Panja, .i.ni salah satu sebabnya memang bentuk Undang-undang ini belum ada sebagai pengganti a, b ini. Ini semampang Pak Bambang te>long ini supaya kami tidak kehilangan energi hanya membicarakan masalah apa yang masuk dan apa yang tidak di dalam konsiderans 11enimbang
khususnya Mengingat ini. Jadi sekali lagi kami mohon supaya Undang-undang itu ~egera
bisa dikeluarkan. Saya kira itu saja himbauannya.
Terima kasih. KETUA
0
- 12 -
KE'TUA R.APAT : Terima kasih.
Kepada FPDI yang juga dalam hal ini mengusulkan, saya persilakan untuk memberikan tanggapan.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) : Terima kasih Pimpinan.
Kiranya dari putaran rapat yang tempo hari, baik d:ari kami sendiri maupun ditambah oleh Pak Djupri, jelas sekali yang tadi diulang oleh Pak Bambang, yaitu dari aspek substansif yang mengkaitkan 3 kepentingan keseimbangan artinya kita di dalam menjabarkan selalu akan teringat hati-hati "awas", ini kita berbicara masalah pemberi hak individual berhadapan dengan kepentingan kewajibannya, berhadapan dengan kepentingan negara, berhadapan dengan kemaslahatan daripada masyarakat. Ini kan selalu
. menjadi pegangan, kehati-hatian ki ta di dalaam upaya momperluas hak individu yang sekarang terdorong karena ~lobalisasi itu. Itu yang pertama.
Kemudian dari segi formal jelas sekali, karena ini gandulan cantelan daripada penjabaran pasal-pasal sedang kita sekarang kita berbicara masalah bagian daripada pasal-pasal itu yang kita rubah kiranya lebih tepat gandulan itu kita tidak rubah. Kiranya yang telah kami lontar sertifikasinya menjadi lebih mantap dengan uraian Pak Bambang pagi ini.
Sekian, terima kasih.
KETUA r~APAT :
Terima kasih. Jadi sebelum dari pihak Pemerintah nanti menjelaskan mengenai
kt.msideran Meng:i.ngat sebagaimana disampaikan oleh FKP, saya parsilakan terlebih dahulu dari para pengusul FABRI dan FPP. FPP dulu sekarang gantian untuk menanggapi apa yang disampaj~kan oleh r_,erne.wl n t:a h.
FPP (H. AHMAD PARIS, SH) : Terima l<asih a.tas penjelasan yang diberikan oleh pihak Peme-
d.ntah dari Pak Bambang, dan memang setelah kami melihat pada t Uhdang-undang yang ki ta ubah, jadi memang tadinya say a kurang begitu teliti melihatnya. Memang pada konsiderans Menging~tt ter-cantum Pasal 33 UUD 1945, dan kami juga. kembali sebagaimP"'Ia tadi disampaikan oleh Pak Taruna dari FKP, pada konsensus-kon:sensus
pembahasan ............ .
'·' ..,.,1
. ' - 13
F;f!Jmb.ahasan RUU sebelumnya hal ini selalu rnenjadi pembahasan yang
ber~<epanjangan. Jadi ki ta memang usdah sepakat bahwa pad a konsid
erans· Mengingat ini yang dicantumkan di dalamnya ad¢,lah yang
memarintahkan langsung untuk pembuatan suatu Undang-undang.
Sebagai salah sa tu contoh yang masih hanga t yai tu Undangundang tentang Dokumen Perusahaan tidak menjamin hal itu. Karena
dalam p19mbahasan
apa yan,;, dikemu-
1945, b.agaimana
ini sudah menjadi pegangan atau konsensus kita
RULI sebel umnya, bagaimana ka takanlah tadi benar kak.an oleh Pak Bambang tentang Pasal 33 UUD
kedudukannya apabila Pasal 33 UUD 1945 yang kita bicarakah ditem-
patkan pada penjelasan umum untuk melengkapi atau menyempurnakan apa yang disebut-sebut pada konsideran Mengingat yan,g menang
pasal itu memerintahk<"n langsung tentang pembentukan Undang
undang. Diperlukannya penJelasan lebih lanjut yang m1myangkut
Pasal 33 UUD 1945 kita cantumkan dan dijelaskan secara sempurna pada Penjelasan Umum. Begitulah Pak kira-kira pendapat kami.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Jadi dari FPP tadi tetap usul semula, jadi cukup dicuntumkan. Saya persilakan dari FABRI.
FABRI (NY. SUMARTINI D, SH)
Terima kasih Bapak Pimpinan.
Bapak dan Iu yang kami hormati.
Menambahkat"'l penjelasan dari Bapak Pranowo, dan ter:[ma kasih kepada Bapak Bam bang a tas penj elasannya. Mengenai buti r Mer\gi nga t
ini memang ramai sekali bicarakan kalau l<i ta membahas Undangundang, kami ingat pada saat membahas RUU tentang Perseroan
rarbatas yaitu sampai beberapa kali lc~bby, beberapa hari kita
~icarakan hanya apakah Pasal 33 UUD 1945 dimasukkan atau tidak.
~·l:lcf•' s~~at itu kita mempunyai kesepakatan dan itu sampai kita Al~IJ)if)g-mas i ng F raksi me nul is d-i dalam Pc~ndapa t Akhi r.r)ya bahwa
k1 ta s.,pakat untuk yang dicantumkan di dalam butir Mengingat l")anyalah Undang-undang yang memerintahkan untuk dibuat. menjadi
Pndang- undang. Mi sal nya mengenai Undang-undang Pokok Kekuasaan
kehakiman Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 disitu mengamanatkan
bahwa untuk Peradilan Umum harus berdasarkan Undang-undang, misalnya demikian. Baiklah yang dicantumkan di butir Mengingat.
Karena i tulah mengapa FABRI di dalam DIM nomor 7 ini mengusulkan supaya Pasal 33 UUD 1945 ini dihapus, dan kami S•9pendapat
dengan •.•••••..••.•
- 14 -
dengan FPP. Segala penjelasan dari Bapak Bambang maupun tadi dari
Bapak' Wiyanjono, dari FPDI maupun dari Pemerintah dicant.umkan di d«lam Penjelasan Umum. Kalau toch ini memang akan kesepakatan
kita berarti ki.ta akan rnerubah kesepakatan yang pernah kita stapakati. .Jadi ini perlu kami kernukakan karena _ tidak hanya
a~k•li ini kita membicarakan mengenai ~on$iderans ~engingat ini yang memerlukan waktu yang cukup lama memgenai Undari~:_;un·dang atau
pasal mana yang perlu dicantum~an di dalam konsideran M•ltngipgat. Dan kami tadi sangat menyetujui usul dari FKP dalarn hai ini
Bapak Taruna untuk mohon ki ranya dari Pemerintah segera •nenerbi t
kan Undang-undang pengganti AB.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terirna kasih . .Jadi FABRI juga masih menginginkan ini dihapus, dan dimasuk
kan di dalam Penjelasan Umum. Baik kepada Pemerintah t.adi juga
sekalian usul dari Fraksi-fraksi mengenai masalah k•:mside.ran Mengi nga t yang memang setiap kali ki ta memasuki pembahciLSan Rancangan Undang-undang selalu menjadi ganjalan. Untuk :itu kami mohon kepada Pemerintah untuk dapat mernberikan penjehLsan a-tau
tanggapan. Saya persilakan.
PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO) : Baik Bapak Pimpinan, terima kasih. Saya ingat betul Bapal< Sabar lama di Dewan, BelhLu pernah
d~lam suatu kesernpatan menasehati saya, pokoknya rapat di DPR yang sabar, Beliau waktu itu masih di FABRI, saya menyatakan siap ·
Pal<, saya akan sabar. Memang benar ,apa yang diungkapkan oleh Bapak Sabar dan Bapak Taruna benar. Saya sendiri mengalami k0sulitan yang tidak sederhana setiap kali meneliti atau mengajukan satu RUU kepada Bapak Presiden. Saking selalu sulitnya setiap
kal i menghadapi begi tu saya akhi rnya konsentr·asi hanya k•9 masalah yang prinsipil saja. Mengapa demikian, memang masalah-masalah
teknik perundang-undangan ini suatu masalah berkemban~' sekali. D\13ngan suatu pernbahasan dengan satu pakar yang sekara;ng sudah
ellmarhum Professor Hamid pada waktu itu, kita kemukak.an suatu p{kiran bahwa mengenai masalah teknik ini memang ada yang baku, tetapi sebagian besar sebetulnya lebih banyak di samping hal yang ba.ku lebih banyak yang sifatnya seni art, itu sebabnya mengapa
ha 1 . . • • . . . . . . . . . .
'[',
.. - 15 -
hal ini mwncul !<arena beberapa rekan y~1ng ahli pernah mtmgemukakan bandingan-bandingan.
Apabila kita tengok conton-contoh bandingan yang ada di negara-negara malah lebih lagi tidak mementingkan hal-hal seperti 1 tu kadangkala, mereka formatnya lebih terkesan terlalu lugas. Itu sebabnya bagaimana satu format, ini kalau saya diizinkan bicara format, suatu RUU maka hal itu banyak tergantur,g kepa.da ci.ta rasa suatu bangsa i tu sendi ri. Di sini ki ta kesuli tan untuk rriencoba rnembakukan hal-hal yang si fatnya art tadi. Dalam konteks M•ngingat tadi yang 'baru terbangun kesepakatan sementar11. Sementara Bapak Pimpinan, karena yang dicoba untuk dibangun l<esepakat~n para ahli penmdang-undangan terutama dari dunia perguruan ti.nggi. Pertama-tama mernang acuan pada ketentuan atau l<ebutuhan penJabarari ketentuan UUD 1945.
Jadi memang dalarn pendapa t pakar i tu tidak perlu ad~1 hal-hal y•ng secara harfiah harus ditilik apakah UUD 1945 meme1·intahkan pambua tan Undang .. ·undang a tau tidak. Apabi la i tu bertumpu pada UUD 1945. Karena amanat di dalarn UUD 1945 itu yang pada dasarnya harus dijabarkan. dalam hal ada amanat yang begitu pentlng dan harus diindahkan maka ketentuan di dalam UUD 1945 dapat seketika dapat dijabarkan. Sarna halnya pada waktu kita memikirkan apa landasan legali tas bagi pembuatan suatu Undnag-undang, karena di dalam UUD 1945 itu ditegaskan kewenangan Presiden untuk bersamasama dengan DPR, atau dengan persetujuan DP~ membuat Undangundang. Begi tu pula pada Paal 20 yang berbicara tenta.ng kewenangan Dewan di dalam membuat Undang-undang maka kedua pasal ini selalu dicantumkan. Ini landasan legalitas.
Apabila Ibu dan Bapak-bapak Mengingat sejarahnyapurl Undangundang kita dulu malah hanya mencantumkan Pasal 5 ayat (1) saja, b~ru kemudian kalau saya tidak salah awal tahun 80 an dirintis suatu kesepakatan baru bahwa tidak cukup Pasal 5 a1tat (1), .tetapi karena Undnag-undang juga dibahas di DPR, dan in:ll merupakan kewenangan Dewan, maka pasal yang legali tas Dewan j1.1ga harus muncul. 10 tahun yang lalu kira-kira itu awal tahun 80 an.
Bapak Pimpi nan,
Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian yang saya hormati : Muncul terus kemudian Pasal 20 itu selalu hadir ayat (1) UUD
J945 di dalam setiap Undang-undang yang dihasilkan.
~'omor dua memang ada ketentuan apabila hal i tu diperintahkan dengan jel.as dalam sua tu Undang-undang. I tu sebabnya benar·
seperti ........... ~
... 16 -
seperti apa yang diungkap tadi apabila seperti contohnya Undangundang tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiinan seperti itu memeri~·tahkan · bahwa i tu harus dia tur dengan Und.!lng-undang maka dia mJncul. Tetapi tidak hanya disitu apa panduan lebih lanjut yang memberi landasan dan harus diperhatikan bila menyusun Undangundang landasan legalitasnya.
Setiap substansi yang menyangkut atau yang berkenaan dengan pehgurangan hal< atau penambahan kewajiban memang harus: diatur dengan Undang-undang, itu harus selalu dapat dicarikan referensin.y~L Hal-hal seperti ini memang merupakan pegangan saja, mengapa h~l sampai saat ini belum dapat berhasil dibakukan, beberapa L1t~·1>'131 trtem<ing untuk mernperbaiki seperti tadi dipesan oloh Bapak "Uti-Lu1<~ ju~Ja, a, b itu kapan selesainya .. Nyatanya memang belum !!lljoL~:~s<H, ini llarus saya akui. Karena set.iap kali diupayakan Pf.li'tdapat memang berkembang terus. Masalah ini, saya ing:in mohon * pell'kenan rnenyarnpa i kan sua tu pandangan a tau sua tu i nga tan sebagai corltoh pada waktu kita rnembahas RUU tentang Paten Bapak Pimpinan, ada arnanat sebab ini contoh yang konkrit penulisan jumlah apabila i tll t i dak be rkenaan dengan ke ten tuan pi dana tidal< pe rlu dengan angka, tetapi dengan huruf saja.
I tu sebabnya kalau di peri ksa di dalam Undang-undan~J Paten, ~nyebutan jangka waktu misalnya dalam waktu 1 bulan , 1 ditulis (satu). 30 hari ditulis (tiga puluh hari) tidak ada angka 30 nya, ngka hanya ada di dalam ketentuan pidana. baru 6 tahun misalnya
(enam), tetapi memang kelazirnan ki ta juga berkembartg, saya mati tidak selalu memperoleh kesempatan untuk dapat membantu e~an-rekan dari departemen lain, tetapi masalah ini juga berbeda
alam penanganan kalau seandainya di Pansus lain. Itu sebabnya di alain seperti di Undang-undang Penyiaran kemarin i tu ada angka da huruf, jadi sudah berlainan lagi. Hal-hal seperti :tni yang oba akan diundangkan dahulu sebelum kemudian jadi patok;an. mana ang sebenarnya beanr. Hal-hal seperti penulisan "dart a tau",
hulu ada amanat "dan atau" kalau "dan atau" itu sudah ngarani "dak perlu diadakan baris miring, jadi ditulis dan langsung au. Sekarang "dan" i tu di tulis lagi gar is miring b.:1ru ka ta au.
Tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu disal;ahkan di lam hal ini. Yang kami amati memang kelihatannya masalah seperini berkembang. Memang perlu ada suatu patokan agar semuanya
pat mempunyai pegangan, tetapi nyatanya memang membuat patokan perti di Departemen Kehakiman sendiri juga masih terus
diupayakan . ~ . . . . . . . . .
,.
j
···~
- 17 -
diupa~akan untuk menyusun pedoman tersebut. Ini penjel<!lsan beb
erapa hal yang tadi diamanatkan Bapak Sabar dan Bapak Taruna Yang Terhormat.
Bagaimana sekarang dengan Pasal 33 ini, penguraian l<etentuan
di dalam penjelasan secara tidak kita sadari nanti akan membuat
pola baru lagi bahwa satu Undang-undang yang dulu sudllih berpe
gangan, karena semangat yang ingin dijabarkan dari UUD 1945.
Kemudian di dalam Undang-unclang perubahannya tidak perll;l dan i tu
h.anya di tuangkan eli dalam penjelasan. Ini akan menjadi pola baru
lagi. Kalau suatu RUU misalnya katakanlah UU nanti Lilngkungan
yang juga ada di Dewan, itu tiba-tiba tetap seperti apa yang ada
nanti ki ta akan memperoleh suatu ragam yang makin lebar llagi. Itu
!.i!>Eibabnya apabi la di perkenankan saya m<Jhon i zin dan mohon perse
tuj uan lbu dan Bapak-bapak untuk mengernukakan pandangan
L'!.Ubstansi f saya tadi, bilamana bukan sekedar formal, bi.lamana
IIISBalah ini memang harus kita pegang dari amanat yang ada maka
~aya pikir lebih baik Undang-undang itu tetap juga berpegang pada
;.\rn<H1at yang ki ta jabar-kan. Dengan kata lain apabila Pasal 33 ini
di dalam RUU ini kita bandingkan rnaka, saya ingin m•engajukan
pemi ki ran dan sekc.ll i lagi rnohon per~setuj uan seyogyanyat Undang
undang ini juga tetap berpegang pada Pasal 33 tersebut.
Terima kasih Bapak Pirnpinan.
KETUA Hr-'lPAT ::
Terima kasih Kepada Pemerintah.
Ini untuk putaran kedua FKP, FPDI belum terjawab, kalau ingin
rnenyampa ikan pendapa t, dar i FPDI ? Oleh ka rena pembah.:tsann in i
sudah 2 putaran sesuai mekanisme apakah perlu lobby barang sejenak, setuju ?
(RAPAT DISKORS)
Rapat kami buka kembali.
Setelah sejenak tadi berbincanC-bincang untuk bermusyawarah
untuk metlyelesaikan DIM yang pertama ini, telah dicapad saling
pengertian dan permufakatan dan untuk untuk hasilnya ak•:tn disampaikan oleh Bapak Sukardi.
Saya persilakan Bapak Sukardi.
FPP (H. SUKARDI EFFENDI, DH) :
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
8apak ............ .
. .. ·•
! :jj ! '··!
- 18 -
Bapak dan Ibu sekalian yang terhormat terutama Bapak dari Pemerintah beserta jajarannya.
Taai walaupun secara formal bagaimana rumusan kesepakatan terhadap usulan tentang perlu atau tidh<nya dimasukkannya Pasal 33 UUD 1945. Namun dari apa yang dapat kita sadap tadi walaupun belum secara formal, itu nampaknya kita bisa mengerti alasan yang
I . .
.ki ta kemukakan apa yang diaj ukan sebagai alasan perubah<an begi tu pula alasan dari Pemerintah yang menghendaki tidak perlunya ~ntuk diadakan penghapusan atau'perubahan, itu antara lain mencakup 2 masalah pertama mengenai konsensus yang se1lama ini disepaka ti. i tu nampaknya kalau sesua tu konsideran yang memua t sesuatu peraturan yang tidak memerintahkan langsung untuk dijadi~an alasan pembuatan sesuatu RUU baru atau peraturan yang baru, itu harus jelas. Karena kalau tidak jelas nanti dalam kenyataan kita akan makin banyak landasan-landasan hukum yang berkait-, "'
k~it.f!tl, bisa terjadi satu tahun saja ada suatu perundang-undangan t.·~.h$·. t~t"l~ai.tan dengan Undang-undang yang lain katakanl~!l .10 atau ~~ Ut\cfarl~''"Ut'ldang. Itu kalau semua dimuat saya kira akan sulit, i,;~Eiltl l<arena i tu dulu konsensusnya hanyalah peraturan perundang-
, . . ' 411dlngan yang ada kaitan langsung dalam arti kata memerintahkaan ~ebagai lanadsan untuk dibuatnya.
Lalu masalah yang kedua, konsensus yang dulu ditegaskan t.erutama ini penjelasan Pemerintah tadi. i tu baru ffi13hyangkut mengenai perundang-undangan yang biasa artinya sebagai pelaksanaan UUD 1945, tetapi aklau yang menyangkut materi atau pasal ¥ang menyangkut UUD 1945, dinilai waktu itu belum termasuk ~onsensus yang harus dijadikan landasan perintah langsung, jadi t:.adi arti nya begi tu pena fsi rannya. L.alu sekarang bagalmana way outnya karena disini menyangkut maslah Pasal di UUD 1945 apakah itu termasuk diartikan harus pasal yang memerintahkan langsung • sedangkan isi Pasal 33 adalah hanya mengenai hakekat dari Perintah i tu bahwa ekonomi Indonesia i tu berdasarkan atas l<ekeluargaan, go tong- royong dan sebagai nya. i tu kai tan dengan peri'\tah langsungnya itu apa ?
lentang perubahan ini. Ini nampaknya menyangkut so<!ll ekonomi. Kalau ekonomi jangkuannya luas sekali di dalam atspek apa saja. Nampaknya i tu sudag diartikan sebagai perintah Jlangsung. Tetapi kalau kembali kepada penjelasan dari Sekneg loewat Pak Ba.mbang tadi. bahwa motivasi dulu dicantuml~an Pasal 33 dalam ~berapa perundang-undangan, i tu moti fnya bagaimana per•ekonomian Indonesia itu jangan sampai terlalu menonjol sifat
individualistisnya . .. . . . . . . . . . . .
- 19 -
individualistisnya, tetapi harus ada keseimbangan antara melayani hak a~asi individunya, ekonomi individu juga rnasyaral<at atau negara, itu tadi begitu.
Berdasarkan argumentasi ini, nampaknya masalah pa:sal yang dimuat dalam uuo 1045 itu belum otomatis sama persis dertgan yang perintah langsung menu rut Undang-undang tadi, sedangkan tadi j fiilas, tetapi kalau yang UUD 1945 inilah yang masih merupakan problemati:J<, Ini tadi ada semaca~ usulan himbauan bagaimlma Kalau sekiranya mengenai penyelesaian saat ini secara kasuistik hanya untuk RUU ini saja tidak akan ki ta perlakukan untuk RUU yang seterusnya, itu khusus Pasal ~3 ini, bagaimana kalau itu didasarkan kepada prosedurenya saja, karena Pemerintah tidak yang termasuk mengusulkan perubahan i tu andaikata bagaimana kalau .t;etap ....
Tadi ada pertanyaan bagaimana konsekuensinya kalau ada usulan-usulan baru di luar usul perubahan yang oleh · PE!tmerintah
~','l.t~r~ lain. misalnya usul dari FPDI kemarin. I~ilah ~·i!i~.a kir<:l ttdlkl. t;. yang perlu dipertimbangkan kembali, kam1 ser»d.L r 1 bel urn ~{e.~ mengkonkri tkan ki ra-ki ra .sebaiknya baga i.m.,f'\a ~ J.:~di ini kami hanya menyampaikan kira-kira petmasalah"n y~ng perlu diiselesaikan mengingat hari ini juga haru, 11:3da kepastian bagaim~ma sikap ktta. Saya kira sementor~ begitu Pak, memang secara konkrit gambarannya seperti itu.
Terima kasih Pnk.
KEWA ••••
- 20 -
KETUA: Terus hasil musyawarah tadi bagaimana?
FPP (H. SK. EFFENDI, SH. ): Ya, secara kongkrit belum, terutama dari FKP.
KETUA: Terima kasih Bapak Pimpinan, Bapak dirjen, Bapak Bambang,
Yang kami hormati Sapak/Ibu sekalian. Jadi menyambung apa yang disampaikan Bapak Suoagio tndi, memang
be be rap a mas a 1 ah bet u 1 . Namun kami juga con dong dar i FAEIR I khusus
nya kini dalam rangka pengembangan pembangunan hukum di Indonesia.
Saya kira ini pertimbangan-pertimbangan ini per1u diperhatikan untuk
kelanjutannya nanti Pak. Terus kemud ian juga ka it an dengan cat at an khusus nebaga i mana
tS:df d·ibicn.rakan oleh FKP Bapak Taruna khususnya yaitu bahwa sesudah Hlf diharapkan FABRI itu bisa diharapkan dikembangkan lebih lanjut
da 1 am rangk a penyempu rna an pe rundang-undangan mendat ar,g, dan da 1 am
hal ini terus terang kami sudah dari lobby tadi memang FJ1BRI sepen
dapat dengan bahwa ini tetap sebagaimana konsep naskah ini. Ini
yang kami sarankan sebagaimana hasil lobby. Saya kira demikian Bapak Pimpinan, terima kasih.
KETUA:
T$rima kasih. Ini dianggap mewakili hasil lobby. Oem i k ian saya t anyakan kepada rapat ,
memutuskan bahwa pencatuman Pasal 30 tetap
(RAPAT: SETUJU)
Terima kasih.
FABRI (DRS. MOELJONO AR): Intrupsi sebentar sebelum diketok.
epakah hasi 1 lobby yang
dapat disetujui ?
0
Untuk menen·tukan bisa
disetujui ini dengan catatan agar konsesus yang lama itu disempurna
kan kembali dengan catatan seperti yang disampaikan oleh Pak Kardi
t adi men gena i pas a 1 -pas a 1 Undang-Undang Jjasar it u dan P•Ht i mbangan
khusus. Demikian terima kasih.
KETUA ........... .
' :i-
- 21 -
KETUA:
Da~i FABRI menyetujui dengan catatan bahwa untuk Pasal 45 itu.
Jadi dari FABRI pada prinsipnya dapat menerima, narnun dengan
cat at an bahwa ·in i me rupakan suat u konsensus unt uk Pas a 1 6 Undang
Undang Dasar 45 itu berbeda dengan konsesus pada waktu pencantuman Und~ng-undang lainnya, ~ndang-undang biasa.
FABRI (A. PRANOWO): Interupsi
Mohon penjelasan pengertian catatan itu apa tertuli::; apa cuma
catatan dalam tanda supaya kita mencatat begitu saja atau bagaimana
Pak. Kalau catatan dalam arti tertulis bisa minderhipnota· Pak.
KETUA:
Fraksi lain selain FABRI.
FKP (TARUNA, SH. ):
Tidak sampai ke tingkat itu Pak. Ada l<esepakatan di dalam rangka menyempurnakan kesepakatan yang lalu.
KETUA:
Terima kasih.
Cuma yang bahan satu catatan dalam pengertian notulen bukan pangertian kata bisa diingat-ingat.
B a 1 k 1 a h s a y a k i r· a P a s a 1 3 3 i n i s u d a h k i t a s e p a k a t i d a n s u ci a h
sava ketok.
Kalau kita menningat daftar bahwa pada pukul 12.CO kita istira
hat, ~adangkan sekarang sudah jam 12.00 kurang 5 manit, apakah kita
teruskan 5 manit ini atau supaya kita teruskan 1 DIM lagi.
Ini sabenarnya hampir sama mungkin sakaligus sudah 8 dan 9. Saya persilakan dari FABRI.
FABRI (A. PRANOWO):
Terima kasih Bapak Pimpinan.
Untuk DIM 8 dan 9 ini seperti apa yang pernah kami sarnpaikan
dalam Raker yang lalu bahwa untuk DIM yarg ke-8 ini, seperti apa
yang kami jelaskan bahwa ini tidak memerintahkan, tetapi diperintahkan untuk dirubah.
Apakah ini termasuk di dalam kesepakatan yang telah kita bentuk
pada waktu yang lalu sehingga perlu ini dicantumkan.
Yang ......... .
- 22 -
Y£in9 kedua JUga mengenai alasannya mengapa ini rnasuk untuk
dihilangkan, karana sudah termasuk dalam menimbang. Apakah setelah
mt.u:.u~<. dalam rnenimbang ini masih perlu juga dicantumkan dalam meng
in~1at. Kemudian yan\3 ke--9 ini mernang termasuk Undang-undang yang
memer·intahl<an, tetapi \<.arena tercantum di dalam menimbang apakah
masih perlu dicantumkan "'mengingat"'.
Demikian terima kasih.
KETUA:
Terima kasitl. Ini sekalian nanti Pemerintah menjawab.
Saya persilakan rekan-rekan dari Fraksi yang mengusulkan tetap.
Dari FKP.
FKP (TARUNA, SH. ):
Terima kasih. Jadi mengapa mengusulkan tetap, ya tadi, kesepakatannya sebe-
narnya kesepatan untuk tidak sepakat. Jadi kita tidak dapat terang
bahwa ini harus UUD 45 begitu saja. Lalu yang ke-dua di dalam Undang-undang yang lama memang ter-
cantum Undang-Undsng #omor 6 dan itu tidak diajukan perubahan oleh
p~mer1ntah, jadi dianggap masih berlaku. Untuk itulah FKP masih
tr.tap dengan pengertian tadi sama dengan FABRI say-a kira m~rnang. Dahulu kalau tidak salah Pak Bagirmanan selalu mangatakan kalau
di konsiderans menimbang jangan mencantumkan nomor Undan&-undang
itu. Ini kebacut nomor Undang-undangnya ya sulit, jadi sebetulnya
FABRI tidak salah itu. Umparnanya di menimbangnya itu tidak pakai
nomor dan sebagainya saya kira FABRI tidak akan meng~:sulkan seperti
ini kira-kira. Tetapi karena dimenirnbangnya itu ada clicantumkan
Undang-undang sekian nomor sekian-sekian. Oahulu waktu FKP mengusulkan pakai itu waktu ditokak tidak
b o 1 e h i t u h a r- u s " d i men g i n gat .. . S e k a rang d i b a 1 i k sam a FA B R I t o 1 on g
dirasakan lah. Tetapi saya kira memang FABRI tidaf< akan keberatan
ini dicanturnkan, karena rnemang ini saya kira, ya itu tadi kesepaka
tan yang tidak ada sepakatnya. Jadi boleh diusulkan boleh tidak
tergantung kita yang membuat Undang-undang ini.
Terima kasih.
KETUA: Terima kasih dari FKP, dari FPDI kami persilakan.
FPDI .......... ..
I' , .. FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH. ):
E~apak Ket ua.
S a ·y a i t u b a r· u m e r e n u n g k a n , y an g d i t u j u 8 a g i r , t -~ t a p i y a n g
merasakan kok malah saya, rasakanlah.
Saudara Ketua.
K a m i m a s i h t e r i n g a t a p a y a n g k am i r a s a k a n p a d a p u t a r· a n y a n g
1a1l.J. Jadi pemahaman karni itu sebelum kami Undang-undang itu lho.
Kami rnemang perlu menyampaikan bahwa tanggapan kami atas apa yang
diminta FABRI itu memang mempunyai khas karakter FABRI itu sendiri,
art.inya bukan FABRI kalau tidal< meminta itu. Kan yang dipegang itu
kan konsensus.
Konsensus yang seperti apa itu yang dihargai. Karena konsensus
nasi on a 1 apa 1 ag i l eb i h t i ngg i . Konsensus yang I< it a buat
dirubah dahulu baru kita bicara kan begitu kira-l<ira,
karakter FABRI.
ya
itu
to long
begitu
Jadi kami tidal< iri dan bisa mengerti, namun didalam kontekstu
al bahwa perkembangan-perkembangan yang ada bahwa konnensus itu
senilai konsensus nasiona1 yang harus dipertahankan atau konsensus
yang mas i h men c a r i I< on s e 11s us- k on s ens us y an g b a r u .
Kalau tadi Pak Bambang saya kata-kata yang dimiringkan ''konsen
sus sementara yang istilah saya mencari bt~ntuk sampai ketemu kita
itu nanti Keppres situ benar-benar yang mengenai ketentuan bagaimana
kita mernb~ntuk Undang-undang itu betul sudah ada yang frasa ~tu
clipndangkan atau dibuat peraturan yang jelas betul dari perkataan
~·Cjng sarna·-sama.
Dengan demikian apa pemahama11 saya pada FABRI, sekaligus kami
j~J"a mohon difahami oleh FABRI manakala kami didalam pemahaman
bagalmena ini Undang-undang tidak memerintahkal1 la11gsung oada butir
c dn1arn DIM ini, namun FF'DI melihat bahwa l<enapa ini tida< jadi kan
masih dica11tumkan dalam "mengingat", karena yang kita rubah sekarang
adtllah U11dang-undang itu dan ini rnemang t·idak dtcabut.
I n i d i c a n t o 1 s e b a g a i c a n t o 1 a 11 k a r e 11 a s e b a g i a n d a r i i :; i m u a t a n -
nya itu yang sekarang kita rubah de11gan Unda11g-unda11g ini. Sedang
k a n i n i t e t a p h i d u p , I< a 1 a u i n i h i d u p b e r a r t i b a h w a tJ n d El n ~~ ·-- u n d a n g
yang kita ciptaka11 ini atau yang kita buat sekara119 ini kan kemudian
me11jadi: tambahan, tambahan, tambahan ditempe1 dengan in·l itu yang
dipusat sebagian.
Denga11 demikian karena ini masih hidup dan dijadikan ncuan kita
membahas semuanya itu kan dijadikan Undang-undang ini. Oleh karena
itu sudah sepantasnya se1ayaknya kalau ini tetap ada dica11tumkan
pada "mengingat".
Demikian
I"
I
- 24 -
Demi k ian a 1 as an kam; dan semoga FABRI juga dapat mHmahami apa Yi1ng menjadi pengalaman kami.
Terima kasih.
KETUA:
Terima kasih,
Selanjutnya dar·i FPP.
FPP (H. AHMAD PARIS, SH. ): Terima kasih Pak.
Kami ringan saja Pa.
DIM nomor 8 kebetulan bagian yang tidak siusulkan berubah. Jadi kami sependapat Pak tetap.
KETUA:
Terima kasih.
Pada Pemerintah kami persilakan untu~ memberikan tanggapan atas usul dari FABRI mengenai DIM nomor 8.
PEMERINTAH:
Pertama apabila saya dii1inkan saya ingin memohon Bapak supaya
ini dapat kita perlakukan satu paket pertimbangan apabila apapun
judulnya apapun predikatnya ini akan tadi yang masalah utama tadi disepakatan diantara kita sendiri saja dahulu.
Karena kurang lebih mas;alahnya itu sarna dengan nomor 8 dan 9 itu mungkin ctda baiknya ini kita perlakukan sama saja terlebih dahulu.
Jadi kita sepakati walaupun diantara kita yang apapun catatan ~-1-~ tanda petik catatan yang akan kita berikan.
kongkr"ltnya bieu·lah sesuai dengan cara kita metnperlakukan DIM
Y•hs nomor 7 tadi. Ini kalau saya boleh mengajukan pemikiran permoh(ltlan.
Yang kedua Bapak Pimpinan.
Ibu-ibu dan Bapak-ba~ak yang saya hormati,
Memang saya akui apa yang dikemukakan Bapak Taruna tadi dengan gaya beliau itu tidak salah juga. Memang demikianlah, ini kita
mel ihe1t betapa belum mengendapnya pesoalan-persoal an sepert i ini. Sa~a laporkan sebagai berikut:
Dahulu ada satu patokan, kebetulan patokan itu yang saya ingat karena belum tertulis jadi belum saya pegang, tetapi saya ingat
"m·~nimbang" itu mempunya; fungsi yang lebih strategis da'lam artian
pengungkapan . , ......... .
- 25 -
per1gungkapan latar belakang filosofis dan tujuan politil< dari di
blJatnya satu Undang-undang. Oleh karenanya pengungkapannya lebih
~gak bersifat bebas. sejauh latar belakang filosofis dan tujuan
~clitik dari pada pembuatan undang- undang itu dapat tampil.
Sedangkan di dalam Bab konsideran:) "mengingat" ·itu karena
ful"\gsitwa menjelaskan legalitas, menjelaskan legitimasi daripada
lturan, maka itu lah kemudian yang ditampilkan, dimana legitimasinya
$ampailah saya pada penjelasan y~ng ketiga. Pertama RUU ini mengubah Undang-undang yang ada.
Supaya Bapak tahu hal itu ini katana legitimasi. Te.tap menga-
lir dari sumber yang sama, maka sumber yang sama itu tampil. Begitu
pula mengena·i DIM nomor 9 penyebutan undang-undang nom1)r 7 tahun
1994, karena ini merupakan konsekwensi yang legis. Namun i~in Bapak
l;,impinan untul< menarnpi 1 kan menggarisbawahi kat a itu "konsekwensi ".
Sebenarnya ha 1 sepert i in i benar pandat1gan FABRI benar sudah
saya akui itu benar sekal i. Kalaupun itu merupakan latar be1akang
fi,.osofis ataupun tujuan politik bahwa kita ingin konsekwensi, kita
i n g· i n me n j a b a r k an U n d an g - u n d an g y an g t e 1 a h k i t a m il ; k ~ a p a 1 a g ;
klarifikasi perlu dielaborasi lebih lanjut, maka di dalam menimbangpun sebetulnya cukup.
Di dalam Penjelasan Umum juga cukup, karena penjelasan umum iti
wadah untuk elaborasi lebih lanjut dari pada konsiderans menimbang
tadi. Benar sekal i, saya akui benar hanya kemudian ba1r1yak dalam
praktek kita yang lalu, konvensi l<ita yang lalu jadi konvensi kita
bahwa ketentuan-ketentuan yang merupakan penjabaran lanjut daripada
Undang-undang atau perjanjian yang int~rnasional yang kitEt ratifika
si dengan ~ndang-undang hal itu kita tampilkan.
Seka 1 i 1 ag i it u akh i rnya pegangannya juga buat pr.!tkt ek kit a
kalau saya boleh menggunakan isti1ah konsensus kita yang lalu pula,
Irii sebatmya saya terusik walaupun saya juga merasa ini tadi yang
di~hUk&P Pak Taruna tadi.
Mohon ka1au saya fikir-fikir tanya pengalaman saya endapka~ Pak
bahwa konsensus yang dibuat di satu forum seringkal i tertabrak
diforum yang lain atau yang berdampingan.
Seringkali demikian Pak.
I t L,J rna k any a ben a r k a 1 au cat at an w a k t u be 1 i au menan yak an c at at an i n i
mau tertulis apa mau catatan kita pegang kita sendiri-sendiri dija
wab Pak Pranowo ya jangan sejauh itu saya menangkap makna kata-kata
1t:u. Mungkin inilah 1-<ita membangun satu konsensus nanti kita tular
~(an konsensus ini di forum yang lain.
In i ....... .
;
t ,i
I ~
il' r ~-
1·, .•
'~
~. I
- 26 -
I n i mung k i n d a pat t e r b i n a , con t o h y an g t ad i say a h ;:t t u r k an i t u
juga menggambarkan betapa !<onsensus l<ita bina dalam s·atu forum
~etapi hampir bersamaan diforum lain kita tertabrak/kesenggol.
Bapak Pi rnp i nan dem i k ian 1 ah say a kemba 1 i kepada pe rmohonan
pertarna bilamana Ibu dan Bapak-bapak berlapang hati sianghari ini
.nl\Jn~Jk in ada ba i knya tat a car a per 1 akuan kit a t erhadap DIM nomor 8
dan Nomor 9 kita ternpuh dengan pendekatan sewaktu kita menyelesaikan
rtM nomor 7, dengan konsensus yang ada sekarang ini di kita perlaku
l.an sama akan kita gunakan.
Terima kasih Bapak Pimpinan, Ibu-ibu, Bapak-bapak terhormat.
KETUA:
Terima kasih kepada Pemerintah. Jadi ini mungkin sudah tambah-
l!ln untuk pengalaman d£1ri Bapal< dapat dijawab bahwa. memnng mungkin
perlu segera apa yang diusulkan oleh FKP tadi soal ketil ~ perti ini
bisa men~ka.n wa.ktu dan perlu kami sampaika.n juga pada waktu membaha.s
RUU Psikotropika di satu fihak dan Undang-undang sudah cukup banyak
pada waktu yang bersa.maan DPR rnemutuskan ba.hwa Undang-undang yang
satu isinya menggunakan istilah "pada" pada Pasal da.la.m Pasal.
Teta.pi dalam Undang-undang yang lain dibalik dalam Pasal pada
ayat waktunya ini bersamaan. Jadi dapat di~mbi1 kesimpu1an sebenar
n y a k on s en s u s k i t a . 0 1 e h I< a r en a lt u h i •n b au an dar i P em e ,. i n t a h t ad i
saya kembalikan kepada FABRI.
Saya persilakan.
FAORI (A. PRANOWO):
Terima kasih, Dari FABRI bisa menerima..
Dengan catatan Pak, catatan kita di dalam DIM itu ba1wa kesepa
k a~ an u n t u k yang 1 a 1 u bah w a a p a y an g d ; mas u k an d a 1 am men i mba n g i t u
t i d a I< b i sa d i cant u.m k an k a 1 am "men g in gat " t e 1 a h d i rub a h bah w a d i
dalam menimbangpun bisa tercantumkan dalam "mengingat".
Demikian apabila disepakati.
Tarirna kasih.
KETUA:
Terima kasih dari FABRI dapat menerima apa yang disampaikan o 1 e h P em e r i n t a h t a d i d e n g an p e n g e r t i an b i s a d i j ad i k a·l'l Gat at a.n· •
Dengan pengertian FABRI menghendaki bahwa pen'yebutan undang-undang
dalam "menimbang" diulang lagi dalam mengingat itu tidak apa-apa
kira-kira begitu.
Demikian apa yang dikemukakan dari FKP.
FKP ........... .
Q
- 27 -
FKP (DRS. SABAR KOEMBINO):
Terima kasih Saudara Ketua.
Ini bukan konsensus tetapi yang sampai sekarang juga jalan
dernikian, dari FKP tadi menyatakan biasanya kalau dalam menirnbang
itu tidak menyantumkan mengenai seal nomor dari suatu Undang-undang.
Meskipun ini tidak dibahas di dalam Panja sekarang ini, tBtapi
ada kaitannya yang langsung dalam mengenai rumusan pada menimbang
~1ant i, dimana hur·uf c dan huruf d mencantumkan mengenai nomor Un
dang··undang dan sebaga i nya seba i knya dan seharusnya da 1 am ha 1 in i
lc,bby·nya yang dihilangkan, sehingga rumusan dari pada ketentuan itu
hanya menyangkut mengenai permasalahan apa, tetap·i ~lasar hukumnya
adalah di dalam mengingat. Dengan demikian tidak ada konfusing mengenai seal itu ada dua
satu rnacam Undang-undang yang dicantumkan dalarn "mengingat". ME)Skl
pun per·masalahan dicanturnkan di dalarn rnenimbang, tetapi tidak men
cant umkan nomor cJan t angga 1 dar i pad a Undang-undang, maka d i da 1 am
hal ini mungkin akan bisa sinkron.
Tentunya mengenai soal penjelasan lebih luas ada pada penjelas-
an umum ini akan bisa dielaborasi bagaimana mengenai soal ini.
Demikian saudara Pimpinan, terima kasih.
KETUA: Terimna kasih dari FABRI pembahasan ini malah berkernbang malat1
mengusu 1 kah apab i 1 a kemba l i t eta pi sebenarnya kemba l i kepada yang
lalu. Kalau di dalam konsideran mengingat dicantumkan pun, maka di
dalam konsiderans menimbang pun cukup disinggung substansinya tanpa
menyebut nomornya.
Saya persilakan dari FPDI.
FPOI (Y.B. WIYANJCNO, SH.):
Bapak t<et ua. Ada dua permasalahan yang kami perlu menanggapi.
Pertama apa yang disampaikan catatan dalam tanda kutip oleh FABRI,
kami menganggap dan menangkap amanat yang disampaikan oleh FABRI
itu kecual i kepada Fraksi-fraksi klta yang ada di DPR ini itu
t.elrlebih l<epada Departemen Kehakiman, l<arena setiap unjang-undang
i t u k an 1 e w at D e p a r t em en K e h a k i man d a 1 am asp e k y u r i d i s n y a , s e h i n g g a
pansus-pansus yang lain ini supaya jangan senggol-senggolan terus-
nHJnerus.
Sejauhmana ........... .
- 28 -
Sejauhmana Oepartemen Kehakiman itu bisa untuk mewarnai pansus
yang lain itu sehingga tidak senggol-senggolan sehinggat konsensus
seperti yang diharapkan FABRI menjadi pegangan, tidak setiap pansus
dengah modal sendiri-sendiri lagi kan repot.
Amanat ini rnenurut saya arnanat FABRI tadi kecual i untuko kita
terlebih untuk Pak Bagirmanan itu kan begitu kira-kira. Ka 1 au kami
menanggapnya kan begitu Pak FABRI begitu ya.
Yang kedua apa yang disampaikan oleh FABRI kali ini kita akan
mencari bentuk-bentuk konsensus ya salah-salah aedikit tidak apa-apa
hira-kira tadi begitu untuk menimbangnya yang pakai angka tadi
dengan paka·i nomor, tetapi Pak Koembino semampang kita rnemperbaiki
ldta buat konsensus yang lebih baik kenapa tidak disempurnakan
sakarang. Malah rnenjadi timbul suatu hal yang menurut Pal< Ketua lho
ini malah melibat lagi kan begitu.
FPDI tidak ingin rnenambah luasnya ini, FPDI yang ba·ik sajalah,
g .fl )' <~ t i d a k i k u t r) i c a r· a s a j a rn e m i 1 i h m a s a 1 a h a p a y a n g d i t a w a r k a n
FABRI, di satu fihak ditanggapi oleh FKP Pak. Akhirnya kami menjadi
bingung untuk memi1·ih mana sajalah ter·serah nanti diantat"a beliau
lHl1iflu itu yang paling pas yang manalah.
M a u y a n g v e t" s i F ;., B R I y a n g m e n t o 1 e 1 i r a d a n y a y a t'l ~l ·1 d a b i a r
lancar ya rnonggo, rnau semarnpang kita rnenyempurnakan sepert 1 Pak
Koembino/FKP ya monggo, sudah enak.
Terima kasih.
KEILJA:
Mungkin mau menambah dari FPP ? sudah cukup.
Saya persilakan dari Pemerintah.
PEMERINTAH (BAGIR MANAN/DIRJEN KUMDAM):
Maksudnya sederhana Pak untuk merespons ini pertam.a dari Pak
Saoar itu dan konsideran menimbang kan Timcil. Jad i kit~~ amanat kan
saja kepada Dirjen untuk memperhatikan catatan itu. Pemerintah akan
mengikuti yang baik saja.
Kemudian juga yang dari Pak Wid juga begitu, amanatnya akan
kita perhatikan dengan sepenuh hati.
Yang ketiga Pak Wid koreksi bukan semampang Pak bahasa Indone
sia "senyarnpang" sekarang ini dikoreksi, jadi yang kt9marin itu
1~ 111 :1 I r u , i t u s a j a t e r i m a k a s i h •
KETUA ........... .
,_._;_,.;·•
v'.">
- 29 -
KETUA:
Baiklah.
amb i 1 Dari tanggapan Fraksi-fraksi maupun Pemerintah kalau saya dapat
k e s i m p u 1 an dar i " FA 8 R I t i d a k k e b r, rat an d i cant urn k. an as a 1 i t u kesepakat an", dar i "FKP mengusu 1 kan senyampang" pad a ke.Bempat an in i
sebaiknya kita konsensuskan juga tidak perlu disebut dan memang eleh k a r en a d i s i n i me r up aka n t u g as dar i T i m c i 1 , k a 1 au say a be 1 e h am b i 1 kesimpulan bahwa rumusan dalam "menginf;'jat" ini tetap, sedangkan untuk "menimbang" menjadi perhatian untuk Tim Kecil menyesuaikan.
Apakah dapat disetujui ?
0
(RAPAT: SETUJU)
Ini sekarang sudah pukul 12.15 jadi mehen maaf tadi himbauan ~emerintah kan untuk DIM 8 dan 9 itu mejadi satu, jadi c.
Ba1klah saya ketok lag;.
Oleh karena sekarang sudah pukul 12.22 WIB. kita sudah lewat 22 manit, maka rapat kita seers sampai pukul 13.30 WIB.
.,•
Terima kasih saya seers sampai pukul 13.30 WIS.
(RAPAT: DISCORS PUKUL 12.22 - 13.30 WIS.)
'· ,. ' i r: I
t
! •·
-~-
k
r-
f ·.
- 30 -
KETUA RAPAT :
Mohon perhatian apakah rapat dapat ki ta lanjutkar., Rapat
Panitia Kerja saya nyatakan dibukan kembali.
(RAPAT DIBUKA)
Bapak/Ibu sekalian, marilah ki ta melanjutkan acar<l. pemba
hasan dan ki ta masuki DIM nomor 16, di sini ki ta akan rnembahas
usulan dari FPDI tentang l<alimat "dalam bentuk yang khas dan
penunj ukan keas 1 i hannya". Kemudian mempertanyakan apa pBrbedaan
maknanya dengan rumusan butir 1.
Kemudian usul FKP ten tang J.etak buti r 2 menjadi buti r 3.
Saya persilakan dari FPDI untuk menyampaikan usulannya.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) :
Te r·ima kasi h Bapak Ketua, sebena rnya F'PDI curna i n9i n men
s:l.nkronkan apa yang disebut pada aya t. (1) yai tu "penci pta" di
sana di j alaskan apa i tu "penci pta". Keti ka menj elasl<an "pmnci pta"
tli sana te rnya ta juga sudah memua t mengenai hasi l ci ptaannya
yai tu ciptaan di tuangkan dalam bentuk l(has dan b-<..rsi fat pribadi.
Sedangkan d i aya t (3) sebagai tamt>ahan i ni hanya mengangka t
m<.':t.sa l ah menunj uk kan keas l i annya, yang khas te tap. Apakalh tidak
bisa digabung be~Ji.tu, atau kalau memang mau berdiri sendiri harus
sama, tidak berbada.
Ini yang kami harapkan sehingga kalau memang di ayat (1) nya
itu ada khas dan ciptaannya itu khas bersifat pr·ibadi mengapa
t idak d i sam bung dengan as l i menunj ukkan keasl i han. ~:emudi an
khusus untu ini kalau ciptaan masih mau ditonjolkan silakiln untuk
di tul is lagi di ayat (3), nt.?lksudnya demildan. Sehingga tida ada
kerancuan yang satu khas bersifat pribadi, yang sata khas menun-
jukkan keaslian, ini agak rnembingun91<:c::an.
Itulah yang d:imak~ud oleh FPDI, terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih, selanjutnya dari FKP hanya masalah letak dari
tiga menjadi dua. Saya persilakan.
FKP (NY. EVITA ASMALDA, S.H.)
Terima kasih Bapak Pimpinan, jadi seperti yang telah kami
sar.1paikan .....
- 3'1 -
·:.'··..:'lrnp,:~ i kan p.:ld."t Hake r Pans us yang 1 a 1 u, bahwa un tul~ dar i segi
memudahkan pemahaman da1am artian runtut.
Jadi dalam Pasal 1 butir pertama itu mengenai pencipta, kemudian
kami menganggap bahwa setelah pencipta adalah seoran~1 atau be
berapa orang dan seterusnya, kemudian ciptaan setelah mencipta
kemudial'l ada ciptaan dia. Bar.ulah setelah i tu runtut ketiganya itu adalah pemegang dari hak cipta .
1tu sendiri. Jadi alur pikir-nya berkait, kalau kami menganggap bahwa ini agak meloncat, kalau
dia langsung setelah pencipta adalah pemegang i1ak cipta. Karena
di si ni RUU i ni rnengenai Hak Cipta i tu sendi ri. Jadil penci pta
kemudian kami beranggapan alangkah baiknya kalau ciptaan itu y&ng
kedua baru menuraikan apa yang dimaksud dengan pemegang hak cipta :i.tu sendiri.
Demikian Pak, terima kasih.
K ETU?) RAP AT :
Terima kasih dari FABRI, dari FPP karena tidak ada tangga
pan-tanggapan, kita langsungkan ke Pemerintah saja.
PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO, S.H.) :
Bapak Pimpinan, pertama untul< supaya tidak lupa, apa yang
diketnukan FKP yang terhormat dapat saya pahami, urutan untu~
membuat itu runtut memang benar adanya, Pemerintah tidak kebera
tan untuk menata karena memang itu lebih baik.
Kedua, mengenai · ,_erbedaan i tu tadi Bapak Pimpinan, memang
ada perbedaan yang melekat ha.nya secara teknis agak kami alarni
kesulitan sebenarnya, kesulitan yang substantif juga tidak. Pada
waktu berbicara "penci ta" maka elemen yan9 · mei"lunjukkan karakte
ri'st.ik kata "pencipta" itu yang kita tonjolkan, bahwa l<arya itu
memanag bersifat pribadi. Sedangkan pada waktu berbicara tentang
ciptaan, di samping l<has memang ciptaan elemen keaslian. Itu yang
memang ingin ditampilkan.
Apabila dalam pikiran FPDI yang terhormat diikuti tidak sepenuh
nya salah, dalam arti kalau ki ta berbicara ten tang "pent::ipta "o di
mana elemen khas pribadi dan asli digabungkan i tu ticlak salah sama sekal i,
sebenarnya ini
tiba-tiba ada
lebi h meleka t
sebenarnya.
hanya kesulitannya nanti waKtu bicara "ciptaan"
memang aleman khas dan asli yang diperluk~~ tetapi
pribadi, padahal elemen pribadi itu s~betulnya
pada wa·ktu pengertian pencipta i tu sendiri. Ini
Saya .....
- 32 -
Say . .:~ menagk;:~p bahwa yanga dirnaksudkan i tu apakah 1n1 dua
hal yang ber·beda. sebetulnya ketiga elernen itu sebetulnya rnemang
melekat snjau~ meyan9!Cut ciptaan itu rnernang pribadi, ciptaan
i Lu rnernan~1 asli _ Oleh kar·enar;ya, bila mana ini disepakati nanti
bisa dirumuskan di Tirnus mengenai rnasalah ini, karena tidak ada
persoalan yang sebetulnya sangat mendasar atau substantif, kecua-
11 untuk me~berikan kelengkapan elemen pada pengertian itu tadi_
Tedrna kasih, Bapak Pimpinan.
Ter-in~.c1 k.Jsih dari FKP ~:~udah puas, dari FPDI, silakan_
FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) :
K am i i n g i n t i da k us a h pa k a i " s e I< a l ~ " sa j a k a1l au F P D I ,
karena kami puas atas penjalasan tadi, berulang-ulang kami menco
t)a juga untuk menggabungkan, nuansa yang Pak Bambang sampaikan
ttlemang ad;a sesua t.u yang berbeda, tetapi lebih banyak yang sama
ki.ra.l<ira begitu, mix-nya itu susah. Oleh karena Pa.k Bambang
meH1gajak baiklah dicoba nanti kalau ketemu rumusan yang paling
tepat. ini di ba~o.Ja ke Tirnus saja, kami ucapkan terima kasih,
kar·tHla dengan Timus ini nanti awal r·umusannya akan datang dari
Pemerintah, lebih enak koreksi daripada membuat, kira-kira begi
tu, ter·irna kasih.
KETUA RAPAT
Saya kira dapat karni arnbil kesirnpulan, Pemerintah tidak
kebe ra tan un tuk me rubt' '1 u rutan da ri dua l<e tiga dan u:;ulan d.s ri
FPDI diserahkan ke Timus.
Apakah ini dapat disetujui.
(RAPAT SETUJU)
Kemudiar1 DIM nomor 21 yang akan membicarakarl Lsul FABRI
ten tang ka ta performance di usul kan di hapus dan usul FI\P ten tang
frasa "aktor, penyanyi, musisi, dan penari" Gfihapus diganti
dengan kata ''orang". Selanjutnya dari FKP juga mengusulkan menam
bahl<an kata "ceramah".
Saya persilakan dari FABRI.
FABRI _ .. __ !
- 3-3 -
FABRI (A. PRANOWO)
Terima kasih atas waktu yang diberikan. dari FABR! mengin
ginl<an agar "performance" ini dihapus apabHa memang art.inya sama
dengan "pelaku" yang. dimaksud dalam Bahasa Indonesianya. Te tapi
kalau memang ada Perbedaan berkai tan de• Jan perjanjian t.rade yang
harus diwadahi kami bisa menerima apabila penjelasan diberikan lebi h lanj ut.
Demikian terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih, selanjutnya dari ~KP.
FKP (TARUNA, S.H.) :
Bapak Ketua, Bapak/Ibu yang saya hormati, FKP dalam hal lni
mengusul kan ka ta "ak tor, penyanyi, musisi, dan penari" ini ki ta
hl•P••s. Alasannya tentu saja karena untuk menghi langkan kesan
Mt.ora Penari atau mereka in! ada satu kesan satu Pdngertian,
Let.api dl dalam Pansus yang lalu Pemerintah menyatakan
•etujunya ka,·ena justru "aktor, penyanyi, muslsi, dan penari"
inilah yang ingin dituju di dalam •Yat ini. Sehingga kalau memang
dem i k ian F KP dapa t mane,. imo un tuk i tu, namun mahan Sek i r" •t• ka ta
"ak tor, penyanyi, ffiliSi "", dan pena ri" i ni bi sa dijelaskan, bai k
mungk in di d~ 1 am Ke ten tuan Umum a taupun karena i ni di dal am
Ketentuan ~mum mungkin hanya bisa di Penjelasan Umum, kalau
memang tid~k bisa "ak tor, penyanyi. musisi, dan penari" ki ta
ganti dengan orang. Sebab maksud kami kalau Penger tiannya orang
tidal<.
a tau me r£.1(:. a i t u j e l a' mereka yang berprofesi sebagai menampil-
kan memperagakan mempertunj ukkan, menyanyi kan, menyampai kan,
mendeklamasikan, atau memainkan sesuatu karya musik, drama, sastra, dan karaya seni lainnya.
Jadi kami menganggap bahwa mereka yang seperti itu itulah
"ak tor, penyanyi, musisi, dan Penari", tetapi kalau Pengertian
Pemerintah lain kami mohon dijelaskan. Sebab kalau aktor misalnya
d! sini, kalau mungkin ini sudah semua orang dianggap tahu aktor
i tu. Ini kami mel ihat di Kamus ternyata aktor i tu pengertiannya
ada dua yanaga pertama pengertian aktor itu pria yang berperan di
atas pentas, radio, dan televisi. Kemudian yang kedua, orang yang
b<lrperan di suatu kejadian panting atau pelaku. Lalu mana yang dipakai dalam hal ini.
Kemudian .. ... .
- 34 -
Kemudian demildan juga dengan penyanyi, apakah penyanyi yang
prota.>ionc::lL atau mereka sekedar· menyanyi ini harus jelas juga,
sehingga kami sebetulnya menginginkan i tu diganti oran9, tetapi
dalam Pansus kemarin kelihatannya kemarin Pemerintah belum sepen
dapat. Kemudian juga rnusisi, musisi saya cari-cari di Kamus
tidak ada, yang ada itu pemusik. Lalu penari ini juga apakah ini
penari yang profesional atau sekedar or~ng yang manari. ·(ni mohon
nanti penjelasan dari Pemerintah.
Say a yak in se telah nanti Pak Bam bang yang kami angHaP bega
wannya hukum ini saya ki ra bisa menerima dengan baik. Apalagi
dua-duanya, Pak Bagi r Manan dan Pak Bambang. ini begawan-begawan
yang saya percaya fatwanya cukup ~ik untuk diikuti.
FKP (TARUNA, S.H.)
Lalu yang ceramah, kami mengusulkan di Timus saja Pak kalau
s.ependapa t. Jadi nanti bisa dibicarakan di Timus supaya tidak
terlalu banyak.
KETUA RAPAT :
Terima .kasih, karni persilakan kepada Pemerintah untuk mem-
b~r il<an j a waban a tas tanggapan dar i FABRI dan FKP.
PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO, S.H.) :
Bapak Pimpinan yang terhormat, Ibu dan Bapak-bapak yang kami
hcH·mati, pertama mengenai usul agar kata (performance) dalam
bahasa asing it.u dip:i.ndah saja dalam Penjelasan, kami memahami,
kami menyepakati. Karena ada baiknya memang agar Satang Tubuh UU
kita ini kalau tidak terpaksa betul tidak usah kita pakai bahasa
asi ng, say a sependapa t, nant i kami pi ndah di dalam enj e lsan
pasal yang bersangkutan.
kec:k.la, ada benarnya yan~: diungkap oleh Bapak Taruna tadi,
per·tama bagaimana l<alau SE-1andainya disebut orang yan•;;~ manari,
orang yang menyanyi, orang yang menyanyikan, yang menarikan,
mendramakan, memai nl<.an dan sebagainya. Pemahaman da.l am rasa
bahasa tidak salah sama .&ekali, hanya untung beliau tadi juga
menjelaskan, karena waktu meyinggung ~".{1 profesional atau amatir
tad i . Pena r i memang orang yang mena r i, te tapi orang yang mena r i
tidak semuanya penari, itu sebabnya kita sebut itu penari, kemudi
an k ita sebu t penyany i, k ita sebutl<.an musi si, a~: tor dan
sebagainya ..... .
-...! ;
.i
Jr~~~,
. ~ .. t ' ... ~.·.·,·· . l _,' ;:~,
- 35 -
St'b,3Q<1inya yang menampill.;an, rnemer·agakan, menyebutl<an. Itu lat.ar
bel.'d.:angnya '3ebHLu1nya dnrniki.an, hanya untuk tidak menyebut. as..=tl
nr '&r-t9 y,'lng n'er1ar-i .:tddlah t:.x~rrorm~"'nCA. Masalahnya demikian B.'lp,:if.
F'impin:~r1, d.tl..1111 R .. :~tld':.d Ind()nesia t.nt.<'tp l<arni itu mernah;_uni Pf'''''i'.
karni khawatir·kan bil<":tmana itu nanti. dit.t,jernahl·.dn
or·ang y;:~ri4J ntenari tidal<. selalu dalarn konsep pil<ir·nya orang
asing, kami tidak mendewakan orang asing, mohon tidak disalahpa
h4.rt1i, tetapi tidak selamanya mereka memahami bahwa itu perform
ance. Salah satu contohnya demikian Bapak Pimpinan, wakatu UU Hak
Cipta, karena l<i ta tidak mempunyai official transl<i tion, ada
pengalaman Kedutaan 4merika itu menterjemahkan tetapi minta yang
menter·jemahkan i tu menerjemah yang dL)umpah. Tetapi penerjemah
yang disumpah i tu mernang pintar Bahasa Inggris, tetapi tidak
memahami tekhologi yang l<husus di bidang hukum. Pane ipta bukan
diterjemahkan sebagai author, tetapi dia t~rjemahkan sebagai
creator. Orang asing tidak memahamiJ tetapi sebaliknya orang
Indonesia pada waktu memterjemahkan creator memang diterjemahkan
pencipta, tetapi itu terus bisa luas, karena sang penc::ipta lain
halnya dengan pencipta karya cipta. Ini nuansa bahasa ini :r.aja
yang kami upayakan itu sebabnya kita menyebutkan actors, singers,
c;fancers, penari, penyanyi, dan sebagainya. Kami beru~.aha untuk
me11yelaraskan tanpa kami bermaksud sama sekali melece1hkan atau
menyampi ngkan bahasa, sama sekal i ti dak ada niat · i tu. Tetapi
hanya Lmtuk agar memudahkan pemahaman, karena di dalanl Konvensi
Roma yang itu menjadi basis persetujuan trade yang kita ratifika
si, i tu diberi definisi performance mean actors, singer, musi
cian, dancer dan seterusnya.
Jadi disebutkan author person who acting diliver diclaim
play in or other with performance or artist, artistic uork. Kami
mencoba mepetkan cara penjabaran, cara perlgungkapan i tu dengan
padanan yang agak mepet. Dari segi bahasa benar, padan~l'an kritik
beliau itu benar, muhgkin saya mohon maaf karena tidak hadir pada
wak tu Pans us sewak tu Pans us hal i tu dij19laskan penjel.asan yang
saya ungkap ini mungkin yang memberi kesan keberatan, tetapi
sebetulnya l.denya semata-rnata hanya ingin mepet, -mendekatkan,
mensejajarkan dengan pengertian yang ada pada konvensi interna
sional, sehingga pemahamannya mudah. Ada celah yang ben.cu• seperti
ya~ di ungkap oleh Pak Tar una. bel iau mengungkap tnusisi a tau
pemusilc Saya pikir dalam hal ini benar beliau, bukan musisi
walaupun musicion terus kemudian dengan musisi, mustinya pemu.ik.
Ada ....... .
.-_,,,.i--1 . '':'''
- 36 -
l~da dua elemEH1 yang diungkap oleh Pal<. Taruna ta(:!i, pertama
ll'lt'H1~1Bna i c.:u·a penyaj iannya. Apa tidak k ita mulai qengan orans.
yang mampertunjukkan, orang yang menyanyikan, orang yang memain
kan, orang yang menarikan. Ini penjelasannya, karena tidak setiap
orang yang menarikan adalah penari atau tidak setiap orang yang
rnenarikan adalah dancer, tidak setiap orang yang menyanyikan
adalah singer, rnaka kita sebut langsung penyanyi dan sebagainya.
Konotasinya kita semua memahami kalau kita sebut penyanyi, penari
itu adalah profesional. Kalau hal ini dikhawatirkan atau diingin
kan untuk rnemerikan penegasan seperti itu mungkin ada baiknya di
dal'am Penjelasan nanti di tambahkan bahwa pekerjaan-pekerja<:tn yan·g
disebutkan dalam Satang Tubuh tadi dalam konteks profesi. Sehing
ga jelas juga bagi konsep yang beliau pikirkan. Beiiau mengkhawa
t i rkan I< a l au-l<a lau i ni nanti me leba r, karena di dalam k.onvensi
yang ada memang nanti dalam pasal-pasal belakangan waktu ki ta
memasukkan elemen brain right, hak-hak yang terkait, itu semua
dalam konteks komersial.
Dernikian penjelasan kami Bapak Pimpinan, Bapak/Ibu yang kami
hormati, terirna kasih.
KETUA Rr-<PAT :
Te r-ima kas i h, dar i jawaba.n Peme r i ntah tadi, Pemed n tah tidal<.
bed.:eber·at.an apabila kata performance yang diusulkan oleh FABRI
itu dihapus dan dipindahkan dalam Penjelasan.
Kernudian usulan dari FKP, Pemerintah tidak berkeberatan
untuk memberikan penjelasan dalam penjelaan butir yang bearsang
kutan. Hanya mungkin yang menjadi permasalahan ini masa:lah ini
;·~d21lah merupakan suatu Ketentuan Umum, jadi apakah lazim kaL'iu
Ketentuan Umum diberikan penjelasan. Ini nanti akan rnenjadi
masalah juga apakah dijela.skan dalam Penjelasan Umum, barangkali
Pe~mer·int.ah bisa mernber·ikan penjelasan.
PEI"1EFUNTAH (BAMBANG KESOWO, S.H.)
Bapak Pirnpinan, Ibu dan Bapak sekalian, memang ada Ketentuan
Umum itu sebetulnya memang lazirnny~ diisi pasal-pasal yang memuat
pent,;p~rtian dan pr·i.nsi.p-prinsip yang ber .. sifat umum, itu wadah Bab
Ketentuan Umurn. Pertanyaan yang sangat logis l"<.:llau prinsip
prinsip umurn dijelaskan mungkin dapat mudah diterima dengan
nalar, hanya kalau sudah pengertian masih dijelaskan i tu apa
lazim. I ni. ...
- 37 -
lni pnrtanya.3n yang benar sel\ali, mest:inya pengert:ian i.t.u harus
tuntas dan bulat, mestinya. dalam beberapa hal kita tidak menje
laskan pengertian itu sendiri yang sifatnya menarnbah pengertian,
t:.etapi k.:Hiangkala dirasa rnasih mernber·i.kan tentang nuansanya,
riU.E\nsannya yan~J rnelin~:Jkupi. 1ni daldrn bFlbArdpa UU ju~Ja di 1,:,1-,uk.o~r'
rnemang, rnis .. ~lny:.~ seperti. k<::tLHJ kit:'l perikc.;a UU Perpaj.~:k.c~n, itu
diber·ikan penjelasan, t.et.:tpi isinya. itu nui\nsa yang rr11~l ir;•_jl·.u~·i
bukan penjelas.:n1 rnengenai rnasalah substansi.
Jadi sekali lagi di sini juga kita lihat adanya praktek yang
berkernbang juga. Saya secara pribadinnya mestinya berpendapat
l1ahwa kalau yan~~ namanya penjelasan i tu hendaknya yang bula t,
pengertian yang bulat yang final, yang tuntas begitu. Sf a memahr
ami dan saya sendiri juga berdapat demikian. Masalahnya sekarang
di si ni ki ta bagaimana kalau akomodasinya tadi ki ta hapus ki ta
hapus saja, tetapi nanti mungkin di dalam penjelasan umum sewaka
tu rnembicarakan latar belal-<ang dan politiknya mengapa ini kita
ubah, ka rena say a juga i nga t sekal i pada wak tu mera:nc:anag in i
salah satu latar belakang perubahannya adalah menyesuaikan keten
tuan dalarn trade, maka hal itu dapat d'isisipkan saja hak-hak yang
terkait bagi misalnya nanti dielaborasikan dalam kurungnya itu.
Atau ada teknil< lagi Bapal< Pimpinan dan ini masih m~~mberikan
kesempatan kepada kita, kalau ldta .mengubah satu pasal itu
penjelasannya ada dua macam. Penjelasan bagian yang per·tama, itu
selalu berisikan mengapa pasal i tu diubah. Kemudian psnjelasan
y,ang l<eduaberisikan penjelasan yang diperlukan untuk substansi
perubahan i tu sendiri. Jadi arahnya kalau angl<.a penjela!San dalam
s.atu UU Perubahan i tu berisi dua elemen tadi. Penjel<:tsan yang
s~ fatnya menjelaskan mengapa dan untuk apa, apa perluny.:l peruba
h~n pasal yang bersangkutan, baru kemudian kalau dipand.:lng masih
perlu substansi perubahan i tu sendi ri l<etentuan di da:.am peru
bahan itu sendiri apa. Ini dapat ditempuh juga nanti untuk mema
sukkan performate bukan dalam ~~rtian menyisipkan di dalam penje
las.an pasa 1 nya, te tapi penj elasan mengapa i tu di ubah di sana
nanti untuk menyesuaikan ketentuan dalam trade dengan menambahkan
ketentuan tentang . a rain right, hak-hak yang terkai t d1:~ngan hak
cipta yang mel iputi perlindungan pelaku (performace), baru per"""
formance ditaruh di situ, itu ada tempatnya sebena.r-n'(t'- secara
teknis.
Terima kasih Bapak Pimpinan.
KETUr~ HAPAT
0
- 38 -
'KETUA RAPAT :
l'erirna kasih, jadi nanti di dalam Penjelasan Urnurn, silakan
dari Pemerintah.
PEMERINTAH (DIRJEN KUMDANG) :
Sekedar membantu, barangkali apa yang dikatakan Pak Bambang
dalam Penjelasan Umum pada bagian akhir dari Penjelasan Umum kita
memuat hal-hal yang kita ubah. Di sini ada kalimat dengan latar
belakang dan pertirnbangas di atas mal<.a secara umum bidang dan
arah penyempurnaan yc.a~ · di lakukan dalam UU Nornor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Hak
Cipta meliputi antara lain. Jadi dari sana kita, di dalam Keten
tuan Umum misalnya l<i ta tambah dengan beberapa tentang pengert:lan
pelaku kita masukkan di sana saja.
Saya kira teknis bisa disana, terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih, dari Pemerintah bersedia untuk menampung
usulan dari FABRI dan FKP dalam bagian Penjelasan Umum.
Apakah dapat disetujui ?
FKP (TARUNA, S.H.) :
Jadi setuju apa yang dijelaskan oleh Pak Bambang ini memang
jelas bagi kita, sehingga kalau nanti ·~ertuang dalam panjelasan
perubahan ini seperti apa yang disampail<.an oleh Pak Bamb.mng tadi.
Tentu saja rumusan pertama dari Pemerintah dan untuk i tu nanti
dibicarakan di Timus.
Lalu khusus untuk kata "musisi", karena Pak Bambanag tadi
sudah sependapat bahwa ini diganti dengan pemusik, ini sekalian
kita mengusulkan di-Timuskan atau syukur kalau langsung disetujui
mus i si digan ti pemusi k. Hanya i ni menawar Pak Bam bang, penyanyi
ini antara amatir dan profesional, kalau penyanyi diganati biduan
b<tgaimana Pak. Karena di kamus itu saya melihat biduan, kalau Q
b~duan saya ki r·a tidak ada rnasalah. l<.alau biduan mesti profesi-
onal, biduan atau biduani.ta ini di-Timuskan.
Khusus untuk akator, kalau ini pengertiannya hanya laki-laki
menurut kamus, maka mungkin sesuai dengan bahasa aslinya itu apa.
Saya kira iatu Pak, tBtapi pada prinsipnya ini l<.alau diganti
o 1 .1ng i r,i memang t i dak mungk in, kami sependapa t juga kalau d i j a
laskan di dalam penjelasan, terirna kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih, silakan dari FABRI.
FABRI ••••
- 39 -
fABRI (A. PRANOWO) : Kami menvarankan apakah tidak bisa dimasukah dalam Pasal 46 a
vanQ menvanqkut troubling light. disana juga menvebutkan mengenai
adanva pel•ku. produser. penviaran dan sebagainva
KETI.JA RAPAT : F PO I den•.,:jan redaks i sebaqa imana but i r 8 sebe tul nva sudah bisa
ki tc:t r,:,.sakan nuasan bahwa i ni merubedakan an tara penvanvi yang
dar u rat. rnerwarw i det~qan penvanvi yang profesiona l. SE!benar.nva
!5E!tJEHt.i in.i.. Kd.la•J Pak Basofi itu kemudian penvanvi at.au tidal<.
1-.t"'.lau ~udoh dikasetkan dan diiual sudah men.iadi penva.nvi.. Guber
nur CJ~nv.:t.tiVi. T~tapi sel.:;,.wa tidal<. seperti i tu kan pak Basofi
Pt-" 1"\ y an 't i . i t. u ~<. i. ,. a·- k i r a . 6.3.Qi 1-i-'UI tidal<. di)elasall.an pun sudah jelas. kalau rnau ditarn-·
bohkar, dd.l.:t.r" ~,eniel::~.s.:;,.n lebih jela!!:. lagi :juga tidal<. kebet·at.:;,.n.
!<.ETUA P.AP,;T :
Terirua kasih Oari FPP ada komentar.
FPP (H~ AHMAD PARIS. SH) Terima k*sih Pak. Karena dari FPP tidal<. ada perubahan. yang ada hanya dari
FABR! dan FPP dan telah · dijelaskan oleh Pemerintah d.an cukup
jelas. dan sudah bersedia apa yang diusulkan oleh Pemerintah kami
tidak keberatan. kemudia~ di Ti~uskan.
KETUA R1~PAT :
Terirua ka.sih Sava oersilahkan kepada Pemerit~tah untuk menjelaskan.
PEMERINTAH (BAM8ANG ~tSOWO~.S~.LLM) : Ini tadi yanc,~ karni sera~ dan nanti teman-teman di Timus akan
membantu seruaksirnal munokin. Di penjelasan angka 1 di dalam
rancan~an yan~ kita saksikan Pemerintah kalau memano sudah ada. Dalam pengertian pelaku atau performenee.sudah ada disitu jadi
sebetulnva kita tin~yal caret yanc,J di batang tubuh itu sesuai
d~ngan saran saksi. Masalah mau di lenykapi perwanyi a tau biduan-biduani ta i tu
nanti d'i lengkapi untulot. tidak menimtlulkan kesalahpahaH•an hendak
men.h&di masalah. Sava pernah dikritik Pak Anton karena sewaktU ruenulis pemudi itu sava dikritik oleh beliau "Pak Barnbang
hati-hati Bahasa Indonesia tidak men~enal kelamin setenarnya,
jadi kalau Sumpah Pemuda itu sumpahnva orang laki-laki yang muda
sama orant,J pere111puan yanc,;J muda. Jadi tidak ada sumpah pemudi.
teta.pi surnpah pemuda i tu a.dal ah pemuda dan pernudi". Say.a pernah
dikri tik de1nil<,ian dan sava taati saja, karena beliau yang lebih
n,eruaharui. Nant i biduan rnaksudn:ya sudah menjangkau biduan pria
dan biduan wanita. Itu sava kira nanti bisa kita tempuh. "pen:yanyi" atau "bi-
duan'' . Te rima ka~it1. KETUA ........ .
I'
- 40 -
KE:.TUA RAPAT :
Terima kasih
Dari ucaoan-ucaoan
bahwa Pemerintah tidak
Pemerintah ki ta dapat ambil kt3simpulan
berkeberatan untul< menampunQ usulan dari
Ketua Frak.si dalam penjelasan. Dan yanQ berkai tan dengan apakah penyanyi a tau biduan. pe
nyanvi atau pemusik diusulkan untuk dibahas lebih lanjut di dalam
Timus.
Daoa t dise tu.i ui. RAPAT
FABRI (Ny. SUMARTINI 0, SH) Instrupsi Saudara Ketua.
SETU.JU )
Karana ini persetujuan kami mohon dibaca apa yang kita setu
jui ini. Kalirnat yang ki ta setujui ini dibaca sehing,·Qa jelas
r·umusan mana yanQ ki ta setujui, sebab dari tadi tanpa mt:Jndengar
kan apa yanQ kita setujui.
Terirna kasih.
KETUA P.APAT
Jadi t.adi sudah saya safllpaikah Pemerintal"'l sudah mlmyetuj ui
k<ita .. perfor-n,er·s·· ini dipindah kebelakanQ, sehingga kalimat
be r·bunv i .. oe 1 aku ada 1 ah badan dsb". kemudian apakah di
dal.:tru penjelasan nanti &.kan digunakan kata biduan a tau penyanyi,
mus i si a tau pemusi h i tu akan dise rahkan rurnusan lebi h lanj ut
kepada T i ntus, demi k i .:ttL
Terima kasih.
Kemudian DIM k.e 22 yang akan dibahas setelah usul FABRI
nten~..~ena i sebutan orang .:t tau badan hukum yang rtrembua t rekarnan a tas
0(11 aku 'lang ~.am a te taoi den«,;~an aran~en yang be rbeda. J21di kalau
di d<:il.:trn P.:tniti.:t khusus di.ielaskan oleh FABfU aslinya kroncong
Retnud ian d i rubah men.i ad i regee. Kemudi an dar i usulan FKP ten tang
frasa terakhir at~u suara atau bunyi lainnya diha~us.
Saya persilahkan kepada FKP untuk menyampaikan usulannya.
F ~. P ( T A FJ.: ... n~A , ::-~ H )
FKP ruen~.,Ju:::.ulkan fr·a:::.a "atau suar·a atau burwi lainnya" dihd.
pus. MEH1~-1a~Ja F KP nten?,usul kan di hapus,. karena i ni di ras<d<.an agak
berlebihdn atau uver· but:!i~ . Jadi k.alaulebih iela.snya C•IM Nomor
22 ini kita ntedihat k.:tta atauitu tidak kurang dari 4 l:.oahk.an S.
P rodusur rekaman :::.ua ra ada lah oraflQ a tau bacla.n hukurn yanq per tama
kali ruer·ekarn atau merttilil<.i prakarsa untuk membiayai kegiatan
per·~l-.arnan suard atau bunyi dari suatu pertut"'ljul<.an atau suara atau
burwi la i nny<-1. I ni yang ruengan~gap tadi nya FKP berlebi han a tau
:l!>uar·a atau bunyi lainnya, jadi disini ada qua atau yanQ berjejer
an yang saya kira untuk suatu kalimat normatif. Ini agak kurang
pas,. sehi rv,.JQH St:!andainya ini toh rnun<Jk.in akan dijelaskan oleh
Pemer-i nt<-1h karni n1engharapkan~ karena ini r-edaksional b:lsa kami
t)a raoan ........... .
- 41 -
haraokan ke Timus. kalau nal"'ti penjelasal"' Pemerintah ini cukup
dapat diterima oleh FKP.
Terima kasih.
KEliJA RAPAT :
Terima kasih
Dari FABRI kami persilahkan.
FABRI (A. PRANOWO) : Oari FABRI sebetulrwa sudah ada
wak tu Raker yan<;:J lal u. bahwa rnemang
penjelasan pada waktu i tu
untuk mereka merekam lagu
yang samaJ tetapi denQan arasement yang berbeda itu juga disebut
w.ebaqai prod user. Sebetulnya wak tu i tu yang menjadi rnasalah,
dari FABRI mohun i tu masuk dalam penjelasan dan penjelasan ini
tidak masuk dalam penjelasan di pasal ini dan masih dicari tam
pa trwa. dan pada wak tu i tu disarankan untuk dimasukan di dalam
Pasal 46 A yang berkai tan dengan Hak Cipta dan sampai s.aat ini
belurn ada keputusan. termasuk juga bagaimana pembagian hak-hak
dat(pencipta dengan yang berkaitan dengan Hak Cipt• ini, itu ada
penjelasan yang pada waktu itu belum ada kep.stian.
Oeruikian. ter·ima kasih.
l<.ETUA RI~PAT :
lerirna kasih
Karni persilahkan Pernerintah untuk memberikan jawaban.
PEME~INTAH (BAMBANG KESOWO, SH •. LLM) : .6apak Pimoinan.
Memanq "a tau" ini banyak, supaya cui<UP di terirna oletl BapaK
·r.~r·una i tu nanti ki ta seral'lkan di Tirnus. saya sudah 1110enanya
kepada rekan-rekan untuk merumuskan lebih baik. Hanya saya ingin
ruenyarup.aikan satu penjel.asan saja.
Nanti di dalam perumusan elemen suara a tau bunyi. hany.!l kalau
itu double-double ya nanti silahkan disederhanakan. tetapi elemen
suara atau bunyi jan~an sampai hilang sarna sekali. sebab ini
sebenarny~ terjemahan dari sound recordinQ. rekaman sound nya itu
suara. Saldn~ pintarnva sekaralig ini dalam pemikiran kor1sep
bahas~ kit::1 set'ingkali har-us ruenQikuti. suara i .. u ternyata. lebih
dia~ahkan pada konsep yang teratur. sedang bunvi itu satu ketika
bunyi dari ale:tru Y=:iflQ tintbul. Saya ingin menjelaskan rnengapa sejarahnya "suara' a tau bunyi ··
i tu rnur,c;u1 . ka r·ena k&s. 1 au hanya rekaman sua ra te rnya ta rec:ordi ng
itu adalah musik-musik yany terutama dinamakan musik seni primi
Li f .~,)~ "isti L~hny.~ r.rusik et.nis. Oa1anr konsep orang yang modern
c..Li bi liiinq rnusik) t.etapi beda sarna rnusi.k yang etnis lebih banyak
c.:r.Jin.i:"i sek~dar· oaduarr bunvi -bunyi. sehi n,...(,l,~ suar·a hujanpun di rekam
t.enJ·=: kr=mudian dio1ah la.,;,i, tetapi mer,el<.a tetap mernakai dasar
b•.Jnyi-b·.Jny"i8.r, d.'iri &ld.tnya itu. Itu sebabny-:'1 kata-kdta suara itu
hcJ.r"us 1.:filt:H"H.,d•.dr)i ul~h bunyi. Ini penjelasan yang ingin"' saya
Prinsip ..... .
- 42 -
Pr·insio penvederhaan kata "atau" yang lima kali nanti diru
muskan. Kalau di depal"1 sudah ada satu rekaman suara atau bunyi
dibelakanq munokin disederhanakan, saya pikir itu dapat dilakukan
hanya elernen suara atau buriyi jangan sampai hilang sam.a sekali
dar' · r·umusan.
Dalam masalah ini nanti pada saatnva. karena ini kekeliruan
kami. i ni say a akui saj a. Karena i ni kebetulan hanya berbunyi
suara atau bunvi. saya mohon Bapak dan Ibu yang terhormat memper
t imbangkan keke l i ruan karoi i ni. say a tambahkan dan say a nanti
mengakui ada satu yang kelupaan. pada waktunya nanti membicarakan
.ienis-jenis aoa yang dapat diberi perlindungan Hak Ci1ota ada
elemen-elemen dalam UU yang lampau keliwatan dan tidak terketik
di dalarn RUU yang baru. padahal i tu penataan ulang saja menu rut
urouoin~. itu rekaman .suara atau sound recording. Rekaman suara
&.t.&u bunyi i tu ketin<;~galan di dalarr. 8ab 11 nanti. say.a mohon
~~pun di dalam masalah ini. P*CJi-pagi sava haturkan itu kekeli
r·ur.in ~~ .. ~rui, hanya dul u ada tetapi mengeti knya di temps t yang ba ru
lc.uran\J. I ni !~arena mumoun\J sekarang ki ta berbicara sound rec:ording.
r·ekarul:1.n su.ara atau bunyi kami melaporkan saja pagi-pagi claripada
nanti waktu me111bicarakan kaget semua. kok alpa kok seperti itu,
saya n•ohon maaf untuk i tu. Ini untuk informasi nanti dibelakang
saja ~ak.
Terima kasih Pak.
KE'TUA RAPAT : Terirna 1-.asih
Sil&hkan FKP
FKP (TA~UNA, SH) : Terima kasih oada penjelasan dari Pemerintah khususnya.
Jadi kami tidak berkeinginan untuk menohilangkan
bunvi seperti van\J disamoaikan oleh Bapak. hanya
per·hatikan frasa yang terakhir ini tidak pas sekali.
sua1r·a a tau
kala.u ki ta
"Perekaman
suara atau bun,ti dari suatau pertunjukah atau suara ata1.1 bunyi
lainny~", inil-t.an double. Suara bunyi atau pertunjukan itlJ jelas
per turd ukan suar·a a tau bunv i i tu Pak. jadi menu rut katni memang
ini tid&k diperlukan,
Terima kasih Pak .
. KETUA RAPAT : Terirna k.asih Q
· Dari FABfU tadi ada yang belum dijawab oleh Pemerintah., yaitu
pertarua nren<;Jenai ~'Jenjelasan di dalam Pasal 46 a. juga ml!ngenai
pemba',.lian hak-hak antar·a penciota dengan yang menggubah.
j adi nteruang bena r· Pak. sekal i pun i tu 1 agu yang sarna tetapi
aransernen van',.l berbed~. orang yang menerbitkan itu. Pertaroa kali
htiH elt.aru ar·&r"'sen.en yang berbeda i tu juga produser rekaman SlJara
i t.u betul. Nanti i tu apabi la akan di tambahkan bahwa pen~~ertian
i t.u. ru81'1Qikuti orang badan hukurn yang pertama kali u.erekam suara
dengan
. :I
•I
... 43 -
d~rl'.ld.n a·r·ansemen vanq sarna seka 1 i baru termasuk pr·oduser r ekaman
it.•.J r.anti kita teQaskan. tempatnva nanti dimana yang bail-l., pan
dan<.:~an naf'lti Pasal 46 a kita lihat dalan'l t.ernoatnva disitu kita
taruh disitu. Ter·ima kasih.
KETUA P.APAT : Terima kasih Kanti persilahkan
PEMEFHNTAH (BAMBANG KES.OWO .•. J?ti .. ~L.,M) : Kami seoakat. kami memahami maksud Bapak. Jadi rekaman suara
atau bunyi sebenarnva masil'l tetap ada hanya pengulang.an yan~
tidak perlu saja kita hapus.
K£TUA RAPAT : Te rirua kasi h Apakah eukuo, dari FPOI silahkan.
FPOI (Y.B. WIYANJONO. SM) :
Be<Ji rH Pirnoinan. Kami sanga t memahami apa yang dimaksud oleh FKP ~~alauoun
~.,en•aharnan karni i tu belum tentu benar sebagaimana yang dimaksud
oleh FKP sendiri. bahwa incJin rnenyederhanakan mengenai pen<,;~gunaan y~w.ng berulang at<:~.u bunyi i tu yang diulang pada baris ke·dua dan
k~tiua. Kalau daya tan~kap saya samoai segitu saja. FPOI kenap~ tempo har·i tidak memproblemkan i tu, karena FPOI
ke t i ka be r·usaha mendal ami apa yan'>J dirnaksud pada redaksi keten
t.llan ini, kami ber·kesimoulan bahwa disini perekaman suara atau
blmvi dari suara pertunjukan atau. suara atau bunyi lainnya itu
bukan ruengandung arti ba.hwa. pereka.ma.n suara atau perekam~1n bunyi
dari pertunjukan. kar·ena disini dikar1·dung maksud bahwa ini adalah
ka ta. ruejeruuk, sua. tu arti yano terdi ri dari dua kal. ima t. yai tu
perekaman suar"a atau perek.aman bunyi. Atas apa. dari suatu
pertunjuka.n atau suara atau bunyi lainnya.. Oasar pemikir·an karlli pernahaman. sehin~ga kami tidak merubah
dan inl t~di t~rnyat~ dari ketera.ngan Pak BambanQ. Pemerinta.h ada
k.eluoaan nsf\ti pada pembetian perlindun'l.lan hak. ini fras<:l "pere
katuan suar·a a tau bunyi" i tu harus dicanturtaka.n pula pada k'tatentua.n
nanti ya()~ mef'ubt:u·ikan hak. OenQan dernikian nanti di dalam pemotdnQ~n lt.~limat ini ka.lau ada. penyederhanaa.n itu kiranya. pasti
tidak akan memotony masalah frasa "perekaman suara a tau bunyi"
. yang ~erupa.kan satu arti. Kalau ini cocok bayi kami tidak ada problem. tetapi kalau itu
peny~derhaannya nanti justru memotong frasa yang mempunva.i sa.tu
arti itu meniadakan apa yang punya usul eksekutif sendiri. Oleh karEma i tu per·l u keutba.l i di tegaskan apa. yang diuaaui OlE!1h FKPdi
dal.am Pt:\nyederhanaan i tu sendiri, karena nanti bertentangan dengan
apa yang aka.n di usul kan oleh eksekuti f yang terka.hi r i tu t.adi • .. · Sekian Pimpinan. terima kasih.
KETUA ......... .
j.' I
- 44 -
KE TU?1 Hl-!PP:T
Terima kasih FPDI.
Wa 1 auoun t ida~' member i kan tan-wgapan namun rnenanQQapi saran
da ri F ABf:;;I oe r 1 u .::.:da t:)enegasan kembal i. Jadi apa yang di i ngi nan
ol~~h r:r<P dan ,.,< ;anq dijawab oleh Pemer·intah itu ada persamaan
1:1~~("(!\St:J:Si.
I\ a rn i D'c'! r- :::. u1 kepad.a Peme r in tah.
:>H:>MH:l I<.ESOWO_ .... SH. blM) PfMLPT ~HPt'
Y~\ri•J ''.ami ibu dar1 b•;;J3.k·
'a.p f3aoak Pimpinan. Ibu dan Bapak Pimpinan Ibu-
ho r·n1a. t i .
Dar·i C'\.PB '!' di.uanqkap oleh FPOI t.adi yan<,.1 terl1or·mat, u1gan
sant~)ai menyedc. r<·;:;c.nakC~.n in i menghi 1 angkan el emen. Kami rnernahami
be tul. i tu sebabn·.:;:J. tadi saya juga tanyakan bisa tidak merunnuskan
tetapi dengan c,, yang lebih baik supaya ataunya tidak tBrlalu
banvak kelihata tetaoi harus tetap utuh. rnereka menyanggupi akan
l'!telakukannya. J::1.di saya pikir yang dimaksud oleh beliau adalam
perekaruan suare a.tau bunyi, dari apa dar·i pertunjukan. dari
suar·a. dar·i bun< Jadi elen1en ini kami tangkap tetapi sebalik
nya apa yan~ kam i unykap a tau di rasakan dar· i ca r·a penul isan. ca ra
pengungkapan baha.sa. vanq lebih enak sebagai diuangkap oleh Bapal<.
Tar·una yan<,J t·.~r·hur·mat pun kami tangkap. Oemikian penangkapan
kd.nl i .
T e r· i rna k as i h .
Terima. kasih
()a r· i tan'>-)'Jd .X'-" dan j awaban Peme r in tah daoa t say a s i mpul kan
terh3.dap rumus3.n DIM Nomor ini itu dise-
r·21hl•.an kepadd fili''·!'=' den<.,Jdn oen<.Jertian tl.dak rnenghilangi e1ernen--
!·(t:llnudi,in ;ar·,''.r: dar·i FABRI tentanQ apakah dimasukan dalam
Kemud i. ,w li'e'K'''"crla 1 hal<.-hak yang berka i a tan dengan prod user
r:.11't1!\,\~Mt1\ yang bn.r ·; tu al<'.an diatur dalarn Ti-'IP yang berkai tan dengan
hak.-hah.
Demikian. dE.p;Di~ diterima.
( RAPAT SETUJU )
!<.ita lanjutlr.~;.t-, DIM Nontor· 23,
ya i tu usu] ,jar· i FI<',P dan F POI yang mengusul kan rumus,annya
perlu disosuaik.s·n c;en<;~an Undang-undang tentang Penyiaran.
Jadi dalam 'i<'x.' ini memang pengertian dar: lembaga penyiaran
di dalar11 ruruus,cc,r '::,uti r 10 i ni i tu berbeda dengan rurnusan lElfllbaga
penyiaran dala1n RUU tetan<,J p,enyiaran.
Saya persilahk~n kepada pengusul untuk menjelaskan.
FKP .••.....•.
- 45 -
F~Y •,DRS. $ABAR. KQ~MJ;lJ;._NQ) Te\r' i >iHl kP' u-, Saudara Ketua.
Jadi untu rnenanQgapi DIM Nomor 23 angka 10 ini sebl!!tulnva
demikisn. Kar·e;1a pnlc;. waktu RUU ini diajukan i tu momentum bet·samaan
denQan t:o1ahr,/a RUU tentang penyiaran. Maka setelah i t.u jadi
te 1 ah cl i se tuj d dan sebac,Jainya. maka ada pula lembaQa penyiaran
di dalBr' uu >enyiaran. kami tidak mempersoalkan apakah telah
ffi(~nj ad i JU a;~ tt be 1 urn adalal1 rumusan yang khusus masalah tt)enyia.
r:.~.n i tu di ter .• uk?.in pada wak tu pembicaraan R.UU Penyiaran i Vu. Sed:" nqkar lembaQa penY i ar·an yang ada di da lam RUU i nli sebe
tu l nya -:odal ai si'1. l ah sa tu yang per 1 u di perl"'la ti kan bukan me t·upakan
sesua tu Undar,\1-undanl..,l yang khusus masalah penyiaran. Juga denga.n
dentikit-;.n karena a.da perbedaan di dalam rangka perumusan kanr•i akan
menanya\.an !'.i r-anya per1u disempurnakan men'!Jer'"lai soal t·umusan
dar·ip.::r,d;. ,>j.n,~:·'"'··a 10 ini, sehingga akan bisa disesuaikan dengan
hasi l y1.n9 ~-. ~<..:lah dicapai di dalam rangka membicarakan UU Penyia-
ran. Oerri.' an Saudara Ketua.
F\<.r v FARIDA SYAMSI CHADARIA,. SH)
T '" : ' as i h. ~.a., c; 1' :;in mencoba menarnbah sedikit dari apa yang telah
disamp:d: a.n o1eh Bapak Sabar Koembino khususnya rnengenai DIM
'::~C\/<'' inc,:1in men1ber·ikan satu contoh bahwa baru-baru 1n1 te1ah
tuernbat'':l.~ s.'·;. r.u RUIJ yang di namakan RUU ten tang Ketenaganuk 1 iran.
Nomor· in
Ketik ,J.l,"n da1am salah satu pasalnya in'.Jin mencantumkan defi
J · d•.L'''.-:Bn hidup, i tu juga terjadi perdebatan yang dernikian.
De f i :·;: s l; :·\qk u11gan hi duo 'tang mana vang akan k ita ambi l ;r ka rena
~ .. Jd.·~,[, ::1 :: :y) ter,td.r,';J L_ir, 1,.)kungatl Hidupnya.
nisi
,:,r)c> ,'lh de"i.ni.,.:,i. tentariQ Lingkungan Hiduo yang sudah ada di
dii.l.•.r" u•r L t,<;.~t-<.unQ.d.l' Hidup itu akan !< .. ita adop beqitu sa)d. at.aukah
\·.\Lc :nf ou.i' de~inisi tentan<.J lingkungan hiduo 'lang baru dalarn UU
3•
t.u f'a.ntc:L~i, dan akhir·nya disepakati bahwa memang ~alau 'L1·l.':<.l11 UU L_i r•t;.i~'.unqan Hi duo definisi. mengenai l ingkun-
p .tu ·::.aia '/cHI'J har·us kita sepakati untuk kita adoo dan .. :i
kit:< nr ;u! .. r1 di da l o.ru RUU Ketenaganukl iran. Jn ;k it.u karni irNin menanyakan kiranva kebetu1an i.ni ada
.w,od i '-':!. r Se tneg, yanq rna.na yan~;;J ha rus ki ta cantumkan di si ni.
Sa•/a. 1-.. :"a demikian la.tar· belak.an·~nya.
1E;·irn·~ kasih.
~-3;~/a )e rs i 1ahkan FPD I
FPDI
- 46 -
FPQ ( Y. B IYANJONO, SH)
FPDI 3eder: ana saja. Begini Pak,
Wakt'. FPD :;1elihat lembaga penyiaran yang dipikirkan oleh
PPDI •da ~h in institusi yang sama yang dipikirkan oleh Undang-Uhd~hq i 1 clan i ni akan memberi kan sua tu gambaran nuansa tersen-
<H ri be ri >da d' •>)·:Jan nuansa di Penyia ran ~tau sama.
Ibar nva c· .~n'>J hebat itu lain artinya kalau di preman dengan
o I" a no he at k•. · u dengan orang · heba t yang di ti njau dari segi 001itik f \n Sai ·--sama \Jrany hebat.
I ni da o :.)edf.:lan an tara Undan9-undang ini untuk dimaksud
mtllnqena i .emb<> Penv i a ran i tu dar i h.andungan Undang-unclang i ni
d~n l)r,da: ;J-und. 1·.1 f>enyi a ran. Kalau t i dak: ada mes ti nya yang di pa
k3i .a.da1,•) sa1 r·, satu saja, ini sudah kalah dulu dengan penger
t.i tH1 Y<Hv sud,::;. ld ta ketok bersama dalam Rapat Paripurnll, kalau
i tu .sarna /an<,J c rnak.~-.,ud. kecual i yan~ be,~beda.
Unt.u! ini · H:>etulnya tempo hari penjelasan Pak Mentel'i. oelum
beqi tu rr. ntap, .:etapi karena pada waktu i tu maksudnya selesai
kerja la ), lee i .. CtS kita r·.erja dengan Dirjen denoan Dit;>antu dari
\3etne<.J ki a-ki; ~emikian.
Kembc> i pe: tanyaan karoi sebetulnya jawaban belum bisa kami
tangkap ·.~penui:nva. gerakan efisiensi waktu n•eruberi Pak Menteri
Kerja van) laL, kami $ett,Jjv i tu di~wa kemari, maka perJ.u dijel~skan SE o..:d i 1 :\Qi.
Terin•i: ka$i ··,,
I".ETUr:, P.APAT
Terirn<: kas.i.:~~
Saya uersi1 hkan keoada Pemerintah
PEMERINTAH ....... .
- 47 -
PEMERINT~ (BAMBANG KESOWO, SH. LL.M)
PenjelRsan Bapak Pimpinan,
tfll t·horrnCJ. t.
Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang
Ap;). sebc. ulnya Lembaga Penyiar·an yang mau ki ta maksudkan ditl am nuu i r,::. sama apa tidak dengan lernbaga penyiaran yang dul u
cd. bic~ r .:dO'H1 dalam UU Penyiaran ? Jawa! ·nya sama, k~rena jus tru lE~mbaga-·lemba,~a penyiaran yang diberi payung UU Penyiaran i tulah
yang a.kan d beri. kan perlindungan hak-hak terkai t dengan hak
ciptanya yan.;:: akan dijamin dalam UU ini. Ini pertama. Jadi mud,\h-mudahan memberikan jawaban yang diharapkan oleh
Fraksi FPDJ yang saya hormati. Kemudian mengenai lbagaimana
pengertianny··, pendefinisiannya. Mendengar apa yang diun~dkap oleh FKP, saya ju( secara pribadi sependapat dengan pendekat•!ln sewak
tu mmr.::)ahas ···uu Ketenaganukliran, pertanyaan Ibu yang saya hor
mati, Juga :• '/a jawab mestinya demikian. Saya memahami m•:sngapa di
dalam ~1II'1 ini lebih ringkas, kelihatannya ada nua.nsa yang membayangi ._, bulan bel urn ada apa-apanya i tu, iya kalau j.adi kalau
tidak saya k ra ini hanya menebak apa nuansa psikolc1gis yang
membayang-ba' angi Bapak Sa bar Koembino Yang saya hormati. Saya memaharni se;.::.i jainya saya duduk di sebelah kanan, saya ak•an berlaku sama. Be1 a.u berusaha mengamankan dengan memberikan definisi yang longgar· tetapi tetapi tetap masuk. Saya memahaminya demikian
darimana de·f nisi longgar tetapi masuk, kuncinya i tu berdasar
peraturan po:-undang-undangan yang berlaku. Kalau yz: r1g di tunggu 3 bulan i tu nanti jadi i tLrlah yang
nanti berlaku. Kalau tidak bagaimana ? Saya mohon m13ngungkap pendapa t dal<.c.m j aba tan tetapi ini say a mohon di ba tasi d:L ruangan
ini, kalaupur> ada pertanyaan ada apa 3 bukan apa gerangan yang menyebabkan t.etapi bukan pengertian ini yang menyebabkan. tetapi
ada substansl di tempat yang lain . Kalaupun yang itu disetujui masalahnya ::::::;lesai. kalaupun i tu harus berubah tidak akmn mengubah konsep dcfinisi lembaga penyiaran tang telah disetyjyu oleh Dewaan yan9 Terhormat. Jadi daru segi ini secara subst.nsi f dan secara polit:Lk, secara umum, secara teknik pengertian lembaga penyia ran ::J,,ngan a tau tanpa nanti yang ki ta tunggu 3 bulan
sevara subst tif secara materiil sudah disepakati, secara politik iud.1;.1·1 di sept:'.i'(a ti bahwa lembaga penyiaran i tu adalah i tu. I tu
)''ang mana (j '· rancang di dalam Undang-undang yang ki ta tunggu 3
bulan ini. )1eh karenanya sesuai dengan ungkapan FKP yang saya
horrnati, kaiau seandainya akan ditempuh penyamaan definisi dang<'ln yanc' telah dihasilkan di dalam Undang-undang, l~ancangan
dal arn ku r·u ; · r nya, Undang-undang Penyia ran Pertam.a seca ra konsi~.tensi likir dapat kami pahami, kedua secara substansifpun
benar adanyc. .. OlBh karenanya kalau seandainya hal iui ju·;)a mendapat perkenan FKP yang saya hormati maka penyempurna.an atau
penampi lan r . .>en\,J€H·tian l<embaga penyiaran dapat ·dilakukan dengan bun~:' yang s.arna sepe1·ti yang dulu relah di.hasilkan oleh Dew<:tn yang ·:erhorrnat yang berbunyi "Lembaga penyiar. ; adalah
organ:i sasi "•nyelenggara siaran baik lembaga penyiaran Pemerin
tah lernba~~~~ penyiar 1 swasta lembaga penyelenggara si.aran di
atas ···--··--
·- 48 -
'J1us,,s maupun penyelenggara siaran lainnya yang
dalam rv::JL::d'\sanakan tugas dan fungsinya berpedoman pada peraturan
perundz.ng~u!ldangan yang berlaku". Ini tadi sengaja saya tekankan
lagi, '.aya cocokan dengan apa yang sebenarnya sudah dis:i.apl<an
dalam L'ent.u\ kertas putusan Presiden • berdasarkan apa yang telah
disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden.
Ke~" impu.l.annya pertama pertanyaan sarna apa tidak. jawabnya
sama, i:,edu<>. rumusannya yang mana sebai knya yang dipakai maka
lebih baik apabila kita menggunakan rumusan yang sama dengan yang
secara subsc.ansi f t<'lah disetujui juga oleh Dewan yang t·erhormat. lF I" im2-c. <asi h"
KL., JA Fl -:PI'-'ir :
rc !_fr.({ ·~a.sih.
Mu kt3dua
~k.i,-, Jangsung saya ambil ketsimpulan bahwa dari tanggapan
r · dari FKP dan FPDI, Pemerintah sudah memberikan j a. lola b<
tidak
lemba(:a.
t •a penqer·tiannya sama, kemudian yang kedua P•emerintah
~erK beratan rumusannya akan disamakan dengan rumusan
pen:'/ 1 a ran yang terdapa t di RUU ten tang Penyi;;~. ran yang s.udah ;:; L!JJUi DPR. dapat disetujui ?
(RAPAT : SETUJU)
S.c; !1<'1. ·. lagi r·urw an lebih lanjut diserahkan kepada Timus.
INT~RUP~ FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.)
Seb:cnta., :='ak, apa yang dibaca oleh eksekutif tadi sudah ada di DIM ~PDI bahwa sama yaitu saja.
Te1~ima :,a.sih.
KETUA f\!=<Pr'iT : Te !' ima kasi h.
Jad[ d<:t.1am
setuj u rumusan
Timus.
DIM yang
persandingan
i tu ? jadi
FKP (TARUNA, SH) :
yang
tidak
asli
usah
sudah adat
diserahkan
memang,
kepada
Memang saya tidak bersuara karena saya terlibat dalam Pe-
nyia r·an j adi i<alau i tu di rumuskan sesuai dengan apa DIM nya FPDI
ini sebstulnya sama persis dengan RUU Penyiaran, jadi terima
kasih. Hanya mungkin bagi orang yang membaca nantinya dia akan
juga ta. ·1ya Lagi lembaga peny:iaran. lembaga penyelengga1r-a siaran
k 1'1USl.J~' ; tu yang kay a apa, i ni kan juga akan menimbul kan perma
~al<:rt,l<H> pe :-rnasal.ahan yang mes ti nya t i dak usah dimasalahkan.
r~:~tapj kalau ~:;eandainya dari FKP ini lembaga penylaran adalah
organis~si penyelenggara penyiaran yang jenis dan fungsinya
sesuai denqan peraturan perundangan yang berlaku. Sudah iebih
si n~Jka t. he rna t dan t idak menimbul kan pe rtanyaan.
J~i.ci ;<c:l au memang tidak tergesa-gesa, ini di Timwskan saja
Pak kal ':u t. dak tergesa-gesa disetujui, tetapi sebetulnya senang
tetapi ....... .
- 49 -
tetapi s, /a k ; .. :.:;•ti r kalau orang tanya lagi LPSK yang bagaimana, itu uraia,nya tidak karuan.
Terir;;., ka:::;.j !·-;.
KETUP, RAPrn- ~
Seben.·;;rny<-t dari FKP masih mengusulkan perlu di di Timuskan, Saya putar kembali kalau demikian. Dari FAE?RI dan FPP y.ang bell,1m memberikan tanggapan.
Kami persilakan FABRI.
FABRI (A. PRANOWO) :
Jadi ~ami seoendapat untuk Timus.
KETUA :'~AP.C;:
Ter·irn.:: kas:::.
Dari F?P ~~~~kan.
FPP (H f\Hi·irc.r) PARIS, SH) Sependlpat :~mus Pak.
KETUA !APP: ·
PEMERI: TAH (3(-1MBANG KESOWO, SH.LL.M)
Akan d; T i rn'.':>kan kam i t idak be rkebe ra tan ca ta tan yang akan kami hantai·kan, sebenarnya kami telah memiliki dan kalaupun mamti
ada pertan,;aarL Pertanyaan itu pasti gandul pada terutama pada per a turan pelak:':anaan Undang-undang Penyiaran terse but. Jadi
kalau seanciainy;;~ i tu akan konsisten ki ta akan ikuti. Masalah hal
itu akan m:c:man';} cepat atau lanbat pertanyaan itu akan tetap akan ada. Jadi :)enyia.t-:~n yang jenis dan fungsinya sebagai peraturan perundang-l•ndan~;~.Ji yang berlaku, i tupun kemudian akan melihat lagi ke UrF)ang·- ur·,:fang Penyia ran. Di Undang-undang Penyiaran ki ta akan bertar1ya ~\. •~u, dan jadi pertanyaan i tu akhi rnya t~epat a tau lambat tetap akan ada Pak.
Terima i<asih ..
KETUA R::\PAT :
Terima \asih
Dari FPDI akan memberikaan tanggapan.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) :
Bapak KBtua, 1:adi kami sudah gembi ra sekali plong usulnya FPDI masuk begitu kira-kira. Kalau diberi kredit poi11t lulus. Tetapi sekarang terganjal lagi, ada yang lebih sederhana tetapi
ssderhana nanti tokh menunjuk lagi ke sana larinya. Oleh karena i tu k;alau dc:,lam konteks ini sekarang sebetulnya sudah bisa setuju
kan:ma sudah begi tu jelas, masih diperlukan di perumus lagi. saya di limuska.n tidak keberatan dengan catatan nanti kalau clang absen
saya .. _____ . _ .
- 50,-
saya E .. :a tc apl saya orangnya tidak ada rnohon to long di tanggapi
bahwa usula~ ini seperti itu dari FPDI.
Te,·ima '·.asih.
KE TUA R;:~Pi=IT :
Ter ima kasih. J :Ji s• c·enarnya usulannya sama dari FKP tadi menga1nggap ini
lebih '>ede ,1a.na _ Jadi sekarang yang ingin ki ta rumuskan adalah
kita -~. Hnus' r·: ulang antara rumusan ini dengan rumusan P€3merintah,
begi t:, · D .} 1 i h yang mana, apakah di rumuskan kembal i.
F UI ( H .. WIYANJONO, SH) Boleh .~ya tanya Pimpinan ? Pertanyaan saya ini kita rnenje-
laskar, per· er·tian lembaga penyiaran yang lebih dulu sudah ada
kalau itu i_buat rumusan baru berarti lembaga penyiaran ada dua
pengt::: ti;:u·, r·,anti kan akan menjadi lucu. saya percaya kalau di
Timu:::Tun <' :.~ yang terjadi, ini yang pertama makan waktu, kedua
k<.3mi :,aki r: 'Jarnbarannya kalau FABRI kan konsisten kepada sesuatu ~~ang :;,.ucJar di pegang. Kami yaki n akan kembali ke sana, da ri pada
nant.i men. :~tbah pekerjaan Timus kalau akhirnya larinya ujung
uj LlrifF<Ya Tl. Kami menganggap ini saja. Tetapi kalau ini diam
bang~<;.-, n dv'. u nanti di Tim us ba1~u digol kan, tidak kebera tan.
r - t" i m "' \ ~ ::\ s i h .
':'. TU(\ ' 'AT
ya ~ilakan dari FKP.
o (r . sr~Br~R KOEMBINO)
: .·r·im:: as.ih saudara Ketua. :di 1 belum ada sesuatu artinya yang persis. l<alau usul
dar i p::'.da :'D I i ni adalah r·umusan yang ada pada UU Penyia ran,
tetapi ki~: itu menyederhanakan dengan tidak menghilangkan yaitu
sesuai d£ ngan perundang-undangan yang berlaku. Tetapi kalau
Undang-un• zng ini berlaku berarti rumusan itulah. Kita tidak akan
mengc:l:.mak. r rumusan lain, yang membua t perumusan i tu adalah
Undan·J-unciEng Penyiaran. Jadi kalau sekarang ki ta kasarnya seper
ti bco n~:E-mplak daripada rumusan i tu, kok kurang pas rasanya.
Kalau sudah mencantumkan mengenai soal peraturan psrundang
undangan yang berlaku. Kalau Undang-undang itu tidak dib3rlakukan
nanti bia. :-lah, disini sama halnya akhi r daripada ketentuaa i tu usul dari FPDI yang sudah dijawab Pemerintah juga memp!rgunakan
peraturan p«:trundang-tugas dan fungsinya berpedoman kepada
undangan yang berlaku. Jadi peraturan perundang-undangan yang t8rlaku di dalam hal
ini tidal perlu dijelaskan satu persatu bahwa i tu seperti apa
yang diur;;;iif<an. Demikian Saudara Ketua.
:< ETU(: Rt~PAT :
:·1asil :;,da tambahan ?
Ft(P ...•••
-· 51 -
FV:.P (T NA, SH)
Jadi msnqapa di Timuskan, karena Pemerintah ini di dalam ini
tidak sama sngan apa ;ang kita sepakati. Jadi kalau narlti misal
nya ki tc:: "'C per·umusan baru karena Pemerintah ini merubah dar i
DIM 2:5 m<.. .• ki ra bicarakan disi tu". Jadi kalau memang seperti
itu n:mti :''Jperti itu may dikeluarkan Pemerintah. oke. Tetapi
kami hanya memberikan warning, kalau itu yang dikemukakan
banyak pe r·t>myaan. apa si h LPSK i tu yang di dalam UU Penyia ran
sudah 5 d.:: ;·i orang bicara definisi seprrti i tu. Tet.api kalau
memang Perne d ntah man tap dengan i tu. ya mari ki ta bicarakan di
Timus bukan di forum Panja untuk menetapkan karena mungkin di
Panja ini belum siaplah tetapi kalau ki ta limpahkan ke Timus,
kita masih ada pemikiran dan sebagainya sehingga Pemeri.ntah juga
menarik DH! 23 ini setelah dipikir matang.
Te r-ima )•;asi h.
KETUA F;rWAT :
Sebenarnya masalah perumusan yang memang bisa ke Timus. Dari
FKP itu sebenarnya mempertanyakan bagaimana kalau ada ~~rtanyaan
ten tang lernbaga penyiaran khusus. jadi sebenarnya ada penawaran
!3aja barangkali, apakah i tu tidak bisa dijelaskan dalam penje
la2.an baranc.Jkali. satu kembalikan ini sudah dua putaran, namun
ld.ta L.Jut·a s;.tu lagi, barangkali Pemerir tah ingin menyampaikan
PEMERIN ;H (DR. BAGIR MANAN, SH.M.CL)
Sek;::;da 1- i ni saj a, sepe rti yang di ka takan Pak Bamba~ng, Peme
rintah me ~dari bahwa yang dikehendaki di dalam pengertian
lembaga sizran itu ialah sama dengan yang di RUU Penyiaran,
karen:3. i tu :>ecara sederhana, Pemerintah tidak keberatan untuk
menyesuaik;.1 rumusan yang ini dengan rumusan yang ada di RUU
s ia ran, K, · --k ira i tu maksudnya, ka rena juga tadi pE!,rtanyakan
apakah i n5 ;~rna, ka rena ki ta anggap sama maka ki ta berst!tdia uJ~ tuk
menyamakar: :).3\Ja.
Ter·ima \casih.
KETUA R/~PAT :
Jadi Pcmerintah sudah menyatakan bahwa yang dimaksudkan
dengan lernbaga i ni sama, hanya seka rang masalah perumusannya,
jadi Pemer-:intah dapat menerima rumusan ini disamak.an dengan
rumusan lernbaga penyia ran dalam RUU Penyiaran. Tetapi dari FKP
mengusulkan rumusan sendi ri yang menunjuk kepada peraturan per·un
dang-undangan yang berlaku.
Dari Pemerintah silakan ada tambahan.
PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO, SH.LL.M) :
Bapak Pimpinan dan Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang saya hormati.
Kalau k:i ta bisa ikuti alur yang sederhana saja tetapi
disiplin. Jadi karena tadi juga sudah kami jelaskan ba~hwa sebe-·
tulnya obyF~knya sama lembaga penyiaran yang dimaksudkan disini
adalah juga sama sebetulnya dengan lembaga dalam UU Siaran. Jadi
pengettiannya ..... .
. ; :~
- 52 -
penQerti<wnya sama. Kalau ada masalah pertanyaan apapunn tentang
lembaga penyiaran a,b,c itu harus di adresskan kepada UU Siaran
tida.!-:. k•::J~:lada UU ini, tetapi sebal iknya lembaga penyiaran manapun
a, b, •; o>'CJkal i sekalipun dipertanyakan nantinya di dalarr' pelaksa-
ncv:,n ·:_ :- ::;--k ira yang apa maksudnya dan yang mana, mana pun, a tau
hukum
tidal<
tidak
apapun, tetapi Undang-undang ini memberikan perlindungan
a tas ha.i<.-·haknya sebagai lembaga penyiaran. Kalau nanti i tu
dial<.ui a tau tidak lahi riah pemberi perlindungan hukum ini
akari rnf.>.leka t. Tc:d.api kalau apapun dia i tu lahi r dalam bentuk dan penger
tJ.at i ;.:.;~:><3-pun, maka perl i ndungan hukumnya yang diberil<an dalam
Unda.ng---undang i ni meleka t. Jadi apabi la dapa t disepakati dengan
alur pikir yang sederhana ini tadi maka kompleksitas yang mengi
kut.i teknis lembaga penyiaran sebenarnya menjadi urus .. :mnya Un-·
dan~.rundang Penyiaran. Kami tidak bermaksud berpiki r fr'll.gmenta ti f
begi tu, tetapi pendeka tan. prak tis yang sederhana !!~aya ki r q;
demik:i.an karena Undang-undang ini sebetulnya bukan berbicara
po~wk a.tau berobyekan pokok lembaga siaran a,b,c itu .t'\pa dan
bagaimana tetapi perlindungan hukum dan hak-haknya seba9ai lemba-
ga siaran inilah yang diperlukan.
O}_cc;h karenanya dalam konteks ini ti tik berat Un,:Jang-undan0
~n1. ncu1ti bakalnya adalah perlindungan hukum terhadap hak-haknya.
Dem:t k 'an Bapak Pimpi nan apabi la disepaka ti mungki n kji ta dapa t
mendel<:.'- ti dengan car a bukan memudahkan, bukan menyepelek.an sesua .. ·
tu te.: .. ::.pi caard pendekatan yang disiplin dan sederhana stabetulnya.
dgpat kita peroleh juga. larima kasih Bapak Pimpinan.
'"UA RAPAT :
,:Jirna kas:ih. : 'benarnya kalau kita telaah lebih dalam pengertian yang
ma udkar1 ant.ani FPDI, FKP maupun Pemerintah itu ~an sarn.'\1,
any sekarang bagaimana rnerumuskannya. Kalau demikian sesuai
r' nc I; mekanisme, ini masalah perurnusan kita ser;ahkan saja kepada
FKP (DRS. SABAR KOEMBINO) l(ami setuju untuk didengarkan, memang dia
rn e · -l us u l k a n u n t 'J ~ di paksakan ha r u~:
d u l u , k 21 r e n a C'; P'' eli Tirnus, narmJt1 kalau di dalarn hal ini kita
rnenet~irna rnengenai rurnusan ini. Itu yang nanti jfll refer-ence pada ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Jadi sam<
eng an ke tent uan pe ra tu ran per undang-undangannya ka lau di da l ar
hak itu apa lembaga atau kegiatan, itu akan sesuai dengan keten·
tuan Undang-undang yang lain rnaka hanya dicantumkan bahwa it
sesuai dengan suatu Undang-undang. Rurnusan keseluruhannya 1t
ditulis tidak dernikiarl, ini yang sekarang, ini banyak contohnv
seperti di Peradilan Anak, atau Pemasyarakatan. Itu rnengc
refnrence, sesua:i pasal sekian daripada Undang-undang atau sesua
dengan ...... _
·'';''''J;iii!#tV . --· 'i
- 53 -
de ng;; :1 U
itu ClCi:l
ng-undang, tidak jiplak seluruhnya bahwa itu rumusan
mkan di dalam pasal ini.
i'ETU'. ·APr-1T ,-:adi ':bet.ulnya rnaksudnya sama hanya dari FKP rumusan cukup
menunjuk ndang-·undang sedangkan dari FPDI dan dari Pemerintah
tadi rnenqt :1gkap te.ks rumusan yang sudah ada. Jadi i ·1 i masalah
perumusan. dari FKP tidak berkeberatan apakah nanti monggunakan
rumusan . u atau rumusan yang diusulkan oleh FKP diserahkan
kepada Tfmus. Kalau begitu diserahkan kepada Timus saja ?
:3i lz,·i.c FABRI.
FABRI (DRS. MOELJONO AR)
Terima kasih Saudara Pimpinan. Jadi kami sifatnya hanya bertanya saja Pak karena ini menge-
nai masa1:·.h pengertian pertimbangannya agak cukup banyak juga. yang menyebut tentang lembaga Kalau kam baca dalam pasal-pasal
penyiaran. ini hanya satu Pasal 46 kalau tidak salah itu Pak, ini
apakah de;1gan pemua tan lembaga pemyiaran i tu hanya s<!l tu pasal
yang dima:1a di beberapa pasal tidaak nampak. ini apa ki ra-ki ra
perlu dibarikan pengertian tersendiri di rLl.am ketentuan umum.
Ini yan~:J l:ami tanyakan. kalau i tu memang dianggap perlu bisa saja
supaya tidak gumbyuh tadi artinya bukan saya tidak cocok dengan
FPDI saya lebih condong pada yang disebutkan di sana dari Saudara
Ketua k=c;n i yai tu supaya tidak menyimpang terlalu banyak dari
ketentua;-, yang sudah dicantumkan dalam Undang-undang yang sudah
a.da In5 .a ran dar·i ka.mi _
r e r 'f. _,, k as i h _
r~ET RAPAT : Jad• dar·i FABRI mempertany.:d,.an kenapa hanya terdapat dalarn
saaLu p.J::::c:d apakah tidak sebaiknya tidak perlu dicantumkan dalarn
.Ler1tuar• urnum, dan cukup disebutkan dalam penjelasan p.3.sal yang
ber-c;ans_:j l tan_ Ini putaran kan3na sudah 3 kali lebih bagaimana
k a 1 a. u a l o b by a t a u d i t e r us k a n s e k a l i an . 8 a i k k a l au beg i t u
dap.:L:c.t 'setujui, jadi baik rumusan yang diajukan oleh FKP,
i FPDI yang sudah dapat diterirna oleh Pemerintah maupun u·3u L ar1 dar i Fft'' I apakah itu dirnasukkan dalarn ketentuan umurn atau rJalam
penjel2 n diserahkan saja kepada Tirnus ?
FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) Y.a\a'.' langsung ki ta putuskan di Timus i tu yallg mana yan<;J
disaran n FABRI itu sarnpai sekarang hapus, sekarang kan ada tiga
a l t.e ~~ nz• t . f yai tu sa ran FPDI, sa ran FKP. Sa ran FABRI kan hapus
karena cuma satu atau sama sekali ketentuan umum ini hapus tetapi
tadi F(:<BP,I memberikan jalan keluarnya dicantumkan nanti di pasal
yang bersangkutan kan begi tu artinya daripada ki ta ribut-ribut
rumusan itu potong saja, kan begitu kan. Ini alternatif yang mau
di Timuskan yang mana ?
Ter:\•ila kasih. KETUA
-KETUA FJ\PAT :
:;::il.Eilkan ;·pp_
FF'-' (H. ~HMAD PAFUS, SH)
- 54 -
Y-'Hig m<"H..< di Timuskan supaya dipilih yang tiga i tu Pak.
KETUA RPCJAT
Jadi setuju ada beberapa al ternati f, apakah ki ta al<:<:m menggu
nakan rurnu.::;aan dari FKP, apa ki ta menggunakan rumusan yang
diusulkan FPOI yang diterima oleh Pemerintah atau kita mengguna
kan rumusan dari FABRI di dalam penjelasan saja.
FPDJ (Y. . WIYANJONO, SH)
Timus itu mestinya perumus bukan memotong dan menghilangkan.
Terima k;•sih.
KETUA R~~PAT
Ba i k, k.::: 1 au demi kian ki ta sudah 4 kal i. untuk tidak mempe r-
panjang kare;·,a masih ada usulan dari usul dari FPDI juga bisa
dipahami karena ini bukan tugas merumuskan buti r ya i tu ha rus putusan dari
Rapat Kerj.::' nanti. Oleh karena i tu saya persilakan bagaimana
kalau '<ita ~crnpuh lobby, 10 menit. Setuju?
82'.1k, k a tunda 10 rnenit..
(RAPAT DISKORS)
Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian rapat saya buka kembali.
~;ctelah Lnang lebih 10 menit kita rnengadakan lobby antara
F- r a k s i -- f r a k c:, j d a r1 P e me r i n L a t1 , rna k a k e s i m p u l a n d a r i rn us w a r a h
mufdk<lt yan<;J telah diarnbi l oleh lobby tadi akan disampaikan oleh
Bapak Rusdy 1 1 ~<3hir.
K ,:; rn i pe r ,- ; l a k an .
F Y. P ( M . ' ; 'J S D Y T H A H I R , S H )
T (-;:- i m a l ~ c, i h 13 a r>a k P i rn p i n a n .
Berdasa•·! an hasi l kesepaka tan an tara Fraksi-fraksi maupun
Peme r in tah rnz; ak<.l diambi 1 kesepaka tan bahwa subs tansi ma:s.alah i ni
d:iserahkan kE~)<HJa Timu~:,; dengan catatan bahwa permumusan yang akan
dL9.tnbiJ. oleh T:imus adalah dengan rnengacu kepada RUU tentang
Pf~nyiaran y.:;ng telah disahkan oleh DPR, jadi masih r JU. Jadi
istilahnya mEngacu
Ter-irna kci~>ih.
KETUA .. _ •• _ ....
- 55 -
'nT
,Ja k dz; Ibu sekalian.
3kah i!'lsil lobby yang disarnpaikan Bapak Rusdy Thahir tadi
.. 1< perunnr-san pengertian lernbaga penyiaran ini cliserahkan
,·!J.·.1da Tirnu·'. dengan rnengacu kepada rumusan lernbaga penyiaran yang
J<..ia di daLc:n· RUU tentang Penyiar-an yang sudah disetujui oleh DPR. Daoat di etujui ?
(RAPAT ~:; F T UJ IJ )
T c ;- i rn s 1 h .
SeLanju':'/2\ kita akan menginjak kepada DIM yang 27. Dalam DIM
yarl:J kr? 2 ·:I kita 3kar1 membahas usul FKP dan FPDI tentang kata
rnaupun z-.:::)· :;.h berar·t.i kumulatif atau alternatif. Saya 1:. ~r-silakan kepada pengu ;u l un tuk menyampai kan tanggapannya a tas usul-·usul yang telah disamuJikan.
Pertama Jari FKP.
FKP ........••
- 56 -
,, · i It.
111•'1!1,1. l'l 11·;u]<.1.11 I h.l' .. ,JIIId. •ICI'tl.ltl I f'i't] l·.c:·l ih,·lt·.\nT·:/i-1. I L \ 11 ,.·, •
I I ill, I 'I/ I II! ,j I I iII I :I '• :. 1- .. , {It ! I ! ' I 'I. I I I I
, i Ill .1 111. I: if) II I i j t IJ i ,·,, "' · J i ,J r i · 1 1•. , 1 1 -~ 1 ' I '" . ' i · '· a i 1 1 ;•J I t , ,-. r ; , :J t 1 f . : , .. ,
.:r: 1 l ,.-it_ i t · l. J ·· ·
11."\lif)IJr: i 11 i. ad 1 al1 d.J.n a tau. ~:lebab l<alatJ alter'natif menurut FKP kat:n
van 'ci r· l ; n :J c. , 'c. o I< u n t u k c\ l t e r· nat if ad a t a h "at au " . Sedangkan untul< f<urnul,,Ljf ad:.1! h "dan". Sedanql'.an kalau itu dua-dL~eJnya ldta pakai "da 11 n. L u
rnn.upur: u,
V r1
:nggal sekarang ini Pemerintah apa maunya dengan kat2
yarr·:J pcr·tama.
dar·i segi 1-<:ata, rnaupun itu di dalam kamu~. itu p3.d311<Jr: 'ia Etc! 13.h "rne~~kipun". J a d i rn e s k i p u n i n i a r' t i n y a ka t a a t a u
urlgktq),\11 pcn,~!ht;bung arTtara dua kalirnat rnajernuf< untuk rnenyatakan
an biasanya kalau kita menggunakan "maupun" itu rnusti-
nya dinHJI<a ac.Li kata "baik", jadi baik dan maupun. Jadi berdasar
ini.lah f'KP in~.dn rnerubah kata "maupun" menjadi "dan atau", kalau itu
m a k s u d n )i a l<t liT! u 1 at i f , a 1 t e r n a t i f m a up u n k u m u 1 at i f • s e h i n g g a i n i l a h
yang dirnasaJahkan di Fh.P, sehin~;Jga minta didalami di dalam Panja
in i .
KETUA RAF'A :
T e i i rna I-<: : h .
Sr·16nj t.Jtr• dari FPDJ.
FPi)_f. (Y. WIYANJONO, SH.):
FPDI wakt.u itu dijawab oleh Pak Menter'i bah•va itu
al tern.cc 'i' : •i au f<:esirnpulannya alternatif rnestinya diganti "atau"
tetapi di dalam penjelasan berikut Pak Menteri juga mengaitkan itu
bisa bc:-arti :,n,ulatif juga, sampai wal<tu itu saya ingat persis.
P.:;f<: Tarur i tu l ho f<ol-<: penangka~)an saya waktu i tu semacam
mernPEl r-ta nya I<: an i;ernbctl i 1 ho ko k be r uba h ka n beg it u, semacarn it u.
Y\<H·E:na k:epasti r· atas itu perlu diperjelas lagi di sini urrtuk pemi-
1 ihc.H1 )1 anq p,c1 • ir1g tepat, kiranya eksekutif biar untuk menjelaskan
:•·. tc f< cl .l i l .•1 :;1 i 1 ::1 t ,.-( ~.~ h: i t a :o:. a rr1 a ·-- :::.a rna r· e n u n g k a n p a~. n y a rn ern a k a i k a t a a p a 7
Sel<.ii:Jn, to·rirna h:a~;ih ..
KF::TUA
~ "'.~. :. ~ -~. · ........ .
- ') 7 -
!.:>Ef'1ERHHAi·i ( BAGI RMANAN, S. H. ) :
1.1\ bdr·u ',::tng "maupun" saja ini per·soalannya.
Kalau pertany2nn FABRI sudah tidak lagi. Apa dasar pemikiran
ayat (?) dan ays~ (3) ini ditempatkan dalam Pasal 2. sudah ya.
baik,. t~cdrna kE:· :.h Bapal<-bapak da.n Ibu·-ibu sekalian.
J:~(Ji f<ala:: fdta baca ini sebetulnya dua norma mengenai sat'J
obyel<. dua suby2l< mengenai satu obyek. Jadi kalau kita baca begini:
penct)ta etas ~~rya film dan program komputer atau kumpLJter p~ogram
memil: d h. t, Ui (;Jh rnembet'i izin,, itu satu.
i·~ :much.:~ n ; '' ''~l kedua "mener·irna hak cipta atas kar'ya f i i rn dan
progr<'i.•P ju,.1a :ncn;likL Jadi ar·tinya mereka itu dua-dua memiliki hak
t:er·t1adap b,•odan : :u. Jadi ini fungsinya di sana. Mengapl!l kita tidak
rnema k.::t i. f<;n:a , d<." cii depa n nya.. Ka r·e na kada ng- kada ng i ,, i kes u 1 it···
annya rdta diii, . .::,t oleh cara str·uktur· bahasa norma yang kita tidak
lazim rnenggunaf<ar1 rnenc!ahu1uka.n kata "baik" ini atau ini dalam rum,..Js
an normatif kita dahulukan subyeknya.
0<:\n itu ter·paksa kita tidal< munculkan kata "baik" melainkan
hanya rn<~ng~;Junaf<an kata "maupun saja.
Jadi sebetuJ.nya dia tidak alternatif juga. Sedangkan alterna-
tif penggantinya nanti itu berarti kalau ini. ini tidak. Sedangkan
i~i tidak begitu. abouth of them mernpunyai itu.
Jadi maupun di sini berfungsi itu, jadi kalau sudah memiliki
i ni menj adi tidak. kan tidak be<;ri tu. Jadi i tu maksudny.:. "Pencipta"
maupun "Penerim.s." program. memlliki begitu ya. Itu dipahamkan
b~gitu itu maksudnya di sini. Jadi itu kira-ki: a makna Pasal ini.
Ja.di bukan dalam pengertian salah satu. Kalau satu sudah
memilild yang lain tidak, sama sekali tidak itu maksudnya, jadi
justru untuk rnelindungi kedua-duanya.
Ter':ima kasih.
KE'fUA RAPAT ::
Ter·irna. kasii1.
J.s.d:L Pemer~i1·1tah dalam hal inl menjelaskan bahwa itu bukan dalam
penqer·tian altet·natif maupun kurnulatif.
Jadi dalam pengertian ini juga pencipta.
juga punya tanpa mengurangi satu sama lainnya.
0
juga punnya penerirna
Saya kernbal~kan kepada Fraksi yang mengusulkan.
FKP
- 58 -
1RUNA, SH.):
,'<F' ingin rnerninta persetujuan dari Panja ini, kalau
iqar,ti "dan atau" itu setuju apa tidak. Seandainya ini
t da f·c. FKP me ngus u 1 ka n di muka "pe nc i pta" it u d i tamba h
,' d i . 1 1 p .•1 v a ::; t r· u I\ t u r k a l j_ rna t: n y a j a 1 an _ 11 J. p u:.:' , .. ·' :_ T i rn 1.1::-:. h: .. 1 L il u a l te r·na t if_ Kala u
Hanya ini rnestinya
"dan atau" tidal-<. rnau : : t . u Ill u r 1 g 1,; i 11 s e p e r t i us u J 21 FPOI rnaupun
,, 'l ,:_'\I ,·-l.J} ini diganti
h.,[ t . t 1.1- .ladi per·rna~:,;alahanrlyd dernif-<.ian . .ih r 1 cll<.
J -
r :.8. WIYANJONO, SH.):
Uni:. k cbih rnendalami Pak, karena karni mendalarni p€,raturan ini
juga c. 1tml c::.rn,. Jadi karni mau diperkaya di dalarn pemahan. Jadi penc1 · · .:u rnempunyai hak.
Kc::n, ud is n "pe ner i rna ha k" juga mernpunya L Terj adi nya a tau proses
pengalihcHt t:u. Kan ini si pemegang hak" itu kan menjadi memiliki
hak, k,:r,2rla ">e~>uatu proses yang diberi oleh pernilik awal. Si pene
rima hak itu Kan awalnya tidak punya, baru punya kalau diberi oleh pemi 1 i I<: at.,raJ _
Der:gan dernLkian pemi1ikan itu kan tidak berkebersamaan. F1erta-
nyaan kami k lau si pencipta memberikan haknya kepada penerima hak,
itu apD. yan<._; sudah diberikan itu tanpa mengurangi atau masih utuh
atau itu f1ilang atau itu kemudian sama-sama rnasih memiliki.
In.i '/Dn:J perlu kami pertanyakan. karena dengan je1waban yang
jelas, kcrnudiDn kita akan baru bisa rnemilih yang paling tepat.
Alternati nya adalah ka1au pengertian saya pertama Pak pemahaman ini
bisa sdLo\1; 3a}ra !<atakJn bahwa karena kami rnemahami dalam ::>aat terba-
Pe:: r t:ian ;:>aya yang pertama ada1ah saya yang rnenemukan saya
y'cln~a rrrc:n::•L:n)/ili hak cipta, kemudian saya berikan kepada tetangga
'2-ay~t, l·<~i"t:na ~sudah saya berikan, mtJ.ka dia yang akan molaksanakan
h,':ll<, Sc.\ i:ic' tr menjadi pasif. Kalau begitu itu istilah saya dalam
"'"' j t e r· nat i f " j ad i "ct t a u " ..
Namun . _. ___ . _.
"'ngertiannya bahwa s;aya memberikan itu, ~>aya rnember-i
1nen gunakan ternan saya juga bisa menggunakan itu maksudnya
Ber-ar·tj_ kalau "atau" menjadi tidak tepat. _,agaimana itu :cak. Ini sebetulnya yang
T e r· i .11 El. a :; .·. h .
T e r- i ffli3. i<c:J~~- i h.
Ini .J.(JE\ :::'•)bstansinya sedikit rnemang ada bedanya juga mengenai
pengert dn, FPDI minta penjc,:lasan: apakah "pencipta" kalau
~sl.~d.,lh ad,J "penc:;rima hak" itu, hal<: pencipta aslinya hilang sehingga
tf.ng9al pcnci.pta atau dua-duanya masih. Ini mungkin perl.u penjelasan lebih dahulu dari Pemerintah.
Sa.yr::~ r· I J 'l ka n ..
BAGIRMANAN/DIRJEN).
Say J,<J,r: ember·i ilustrasi Pa.fc
f<.ite n1 flil='i ai haf< cipta atas suatu kar-ya taruhlah ci.pta itu
beH'upa t,11 i 1d<u Paf,: ya, kita beri.l<an pada pener-irra hak pada
s.Lwtu pen.c•:b ,_ i<ita berikan untuk 50 ribu, tidak berar·ti bahwa l<ita
tidaf< la~'l mcmpunyai haf< cipta, kar·ena kita masih bisa memberikan kepada yang :,:'f,,, itu maksudnya itu.
Kalau contoh yang paling sederhana, karena itu hak cipta sese
orang itu tidak bisa dihapus begitu saja, karena dia sudah diberikan
kepada hak yang lain, itu justru untuk melindungi sederhana, sehing
ga bisa pada suatu ketika hanya dia saja atau memang dia. Kalau dia
memang sudah ber~ikan semuanya atau tetapi ini tetap h.!:lrus dilin
dungi. Jadi itu tidak bisa dengan begitu saja dilepaskan.
Jadi itu maksudnya Pak, jadi menyederhanakan, karena itu saya
katakan dia tidaf\ boleh istilah dikatakan alternatif ti.dak boleh,
karena dia rnun:a!< n pada suatu saat harus tetap ber a.ma-~i-ama melindungi pencipta.
Terirna kasll:,
KETUA RAPAT:
Sudah jelas Fi<P.
FPDI ";:i 1.-lkn.n.
>'
·(
c
(Y.B. WIYANJONO, SH.):
i iili( i<:as i h Pa I< ..
- 60 -
enjcl<<san itu memperkaya betul pemahaman kami. Jadi saya
,~;r:u petlcipta suatu karya tulis saya bisa berikan l<epadet Bapak
;Cuk mencctak 1 juta kepada Pa.l<: Taruna 3 juta misalnyn kan begitu
oisa diberi l<:an kepada yang lain lagi, tetapi i tu mesti terkai t di
dalam suatu perjanjiannya Pak ya.
Oleh i<a.renanya saya kira justru tepat apa yang dil<atakan oleh
FKP untuk tidak menyalahtafsirf<an maupun berarti dipakai l<ata "dan
atau" l<~:u·ena bisa atau kalau full diberikan kepada Bapak kan berarti B~pak full bekerja.
Di dalam perjanj ian saya beri kan Bapak full, berart:[ saya tidak
mungf<in lagi ~:;aya ber~ikan perjanjian hak saya itu sudah r:>aya wenang-·
han PC't>Uh fx:rat-ti atau kan begitu. Tetapi kan saya masih bisa
1l11:~mb:'1:;1i L.l<:~Ji f<an kepada yang Jain. karena bersama masih me:mpunyai hak
itu p.:ti<~\1 'dan". Oleh karena itu, untuk tidak terpeleset kepada
pe ns.le r t ian L t u say a k ira l eb i h tepa t ::say a duk ung rumusan pada F'KP "dan atnu"_
Sci< i an t f:' r· i m a k as i h .
.J ad i a n t a r· a F K P d a n F P D I ti d a k p e r l u d i p e r d a l am ,, bag a i m a n a
menurut pendapJt fraksi lain.
Dari FADRI.
FABRI (DRS. MOELJONO AR):
Terima kasih Pak Pimpinan.
Bap<J.k lbu sekalian, jadi dari pertimbangan-pertimbangan yang
sudah kami dengar tadi, kebetulan kalau FABRI kan tidak ada saran
a p a -a p '" ,. 1 1m u ~,; ::um y a i t u s e s u a i de n :J a n y a n g d i us u 1 k a n F K P , '->a y a set u j u de n g a n " d a n ,'\ t~ a u " _
di ::,itu.
T ·, r ; rrr .:l i., i. h.
Jadi itu suatu hubungan kata yang memang tepat
a 1 t e r· rw t i f , say a k i r a de m i k i an P a k •
FPP .. _ .. , .. _ .. _
- 61 -
1 H. AHMAD PARIS, SH.):
im.::; f<:asih Pak.
,adi ta.dinya kami juga agak sedikit ingin menterje,mahkan ini.
_tJpi setelah ada penjelasan dari Pemerintah dari Pak Dirjen kami
engerti mal-<sudnya, karena ini menyangkut masalah bahasa,kita bisa
menger~t:r. j i\<~anya bahwa "maupun" di sini yang tadi sudah dijelaskan
bisa "penciptanya" bisa "pener~ima hak ciptanya" artinya tadi sudar 0 dikemukakan fungsinya oleh FKP supaya tidak membingungkan diperguna-
kan kata "dan atau". tetapi ada suatu hal yang ingin kami tambahkan.
Apakah strul<tur kalirnat seper·ti ini seperti rumusan dal.:tm RUU bisa
diterima olPh ahli bahasa, ini bisa dikonsultasikan untuk ahli bahasa_
Jadi apa yang dimaksud oleh Pemerintah struktur kalimat seperti
ini dengan rrrempergunakan "maupun" tanpa kata "baik" di muka pencipta
Rer · \:>arkan rumusan atau struktur' yang baku oleh ahli bahasa.
1<:;\lau bi~c;a saya kira ini bi.sa diterima., kalau tiC:al< ya bisa
di~Janti rnenj::<li "dan atau" ai:au boleh umpamanya seperti ini: pen··
c:tpta, demi h, •H) pula pener-irna hak cipta" umpamanya in ::>atu sol usi
v .'3. n s.'l 1 n. i n _
KETUA f~(<f'AT ·•
PEMERIN'U~H (BAGIR~1AN(.~N. S. H.):
YiHr~::J pen .i ng bah\.vd ~d ta c:.udah rnenangkap esensi nya bahwa pada
suatu saat "hak 1' itu ada pada dua·-duanya tidak berarti salah satu alternatif.
Jadi apakah nanti kita sampai kepada pemikiran atau memperta
hankan "maupun" kami usulkan ditimuskan untuk merumuskannya. sambil
ki t'a merenung~-:an bahasa, tetapi yang penti ng esensi nya i tu j angan
sam,pai. sudah sama~ p(i!mahaman ki ta mengenai hal i tu.
Terima kasil;lPak.
Saya lanjutkan kalau tadi sekedar komentar terhadap FPP apakah
oleh ahl i bahasa apa ti.dak konsul tasi di si ni semua ahl i. bahasa
semua, tidak perlu konsultasi.
Ked ua. . ..•.....
..
- 62 -
.,/c~a nanti ini ada notaritr.nya tidak ada ya, nanti f<ita ditanya 0
.da ka1imat notaris yang saya notaris kenal begftu itu kan
.: • .;sa kita sendiri artinya bahasa hukum kita tidak s.elalu har~us
;ejajar dengan bahasanya para ahli bahasa itu.
Terima l<asih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Dari tanggapan Frak~. fraksi dan Pemerintah tadi dapat saya
ambil kesimpu1an untuk butir 27 ini kita serah~an pada Timus untuk
menyusun kcmbali apakah menggunakan "dan atau" atau "maupun" dengan demikian,
lag i .
S·:>tuj u untuk diser-ahkan kE:'pada Tirnus 7
. \ . l mr) ' J 'it
(F<AP(iT: SETUJU)
::5Udah ·:lla.tur· d<J 1 am ayat'
FKP (DRS. SABAR KOEMBINO):
T0rima kasih Saudara Ketua.
(?), :::;ehingqa kita duduk.ar·l
Jadi mengenai DIM nomor 28 FKP berpendapat bahwa ketentuan
ketentuan in sangat implisit sudah diatur di dalam ayat (2). sehing-
ga kiranya tidak diperlukan lagi.
kan.
Sekian.
FI<P (TAHUNA, SH.):
Jadi jelasnya ini bina dihapus-
.Jadi mengapa demikian, karena pengertian produser r·ekaman ini
apakah tidak implisit sebagai penerima hak cipta, ataupun pencipta.
KhGsusnya didalam penerima hak cipta.
Kalau ini sudah saya kira memang tidak perlu ayat (3), tetapi
dalam Pansus kemarin mengatakan seluruh produser rekaman itu bukan
terrnasuk penerima hak cipta, bukan Pemerintah, apa betul begitu 7.
Kalau seperti itu apakah tidak bisa ayat (3) ini dimasukan di dalam
ayat (2) dengan perubahan dari l~alimat a.yat (2). itu per~tama yang ingin ditanyakan FKP.
Apa ka r ........ .
', ,,
- 63 -0
.;,ikah produser rekaman itu tidak masuk di dalam penerima hak
Ter-ima i-;asih.
K ETUA F'.A PAT :
Saya persilakan Pemerintah untuk memberlkan penjelasan.
PEMERINTAH (BAGIRMANAN/D!RJEN):
T c-~ ;- i m a ~~ :-1 ::;, i h .
tif)d ~/:1:1q d.isantpai~~an FKP itu dapat dit·aharni, tetapi sebelurr,
l<.i t n rn e n e n t ' ; k a n a p a f< a h i n i be r- ad a d a l a rn k u a 1 i f ll\ as i s e bag a i p e n c i pta
~;.;:urta :,.11-\ ,_·i.ut_,,, produser r·ek.:uni::\11 itu kita kernbali padcl pengertian
Pr--oduser rekaman suara it:u
tacli :::.udah -.i :.a ~:.epal\ati adalah or-ang atau badan hukum yanq banJ
tiJ'rck::un i1L.'1t.J rnern·fliki pr-o<iul\ pr·akBrsa untuk rnemhi:"<'r',::i
II ,:1 1- 2J _ ':?eli diet t:idnk rT1e11Cipt.·:~ mel.ainkc.1.n hanyn ::;et.>d·
p e n c i p t a , l; ; . : c' r 1 a d i f i 1 1 i s i. 1 1 y a t i d a ~' i t u .
l<ornen v,l_ng f<edu,:>." ap<:li"Jth mer·eka tidak di katakan pener ima ha~;
c i pt. a , d i a t i d a k rn e rw r· i m a , karen a d i a ad a 1 a h i nisi at i f send i r i .
Jadi dia tidak menerima dari siapapun dia inisiatif sendiri. Jadi
dia tidak menerima dari siapapun, dia inisiatif sendiri untuk mere
kam pertama kali.
Karena itu diapun tidak dapat digolongkan sebagai penerima hak
. c_ipta. Karena i tu ki ta bedakan. kemudian pertanyaannya adalah.
apakah sudah tidak implisit di dalam angka 2 ayat (2) itu, menurut
Pemerintah belum, karena ayat (2) itu hanya bicara tentang pencipta
dan penerima hak cipta.
Jadi rnemang belum tidak termasuk, karena itu tidak bisa, menga
pa dipisahkan karena produser itu tadi tidak terlibat pada seal
penciptaan, karena pemegang hak cipta adalah pencipta, pemberi hak
cipta i tu dalah pemegang suatu hak cipta meskipun dia delegati f
sifatnya.
Sedang!\an produser rekaman itu tidak, sehingga artinya meskipun
~HH!gat tipis secara f<ualitatif dia mempunyai gradasi yang agak
b•~i-bf:~c1ql, karena. itu kita berikan padR ayat yang (3), kira-kira
beg.itu pemi!-:.irannya.
T e r lm a f< as i h •
KETUA ....•..••..
-· 64 -
P(~T:
FKP (TARUNA, SH.):
Ter-ima kasih.
Jadi setelah mendengarkan penjelasan dari Pemerintat1 kami dapat
m~nerima dan ini bisa kita setujui.
Terirna 1\asih.
KETUA RAPAT:
Tnr·:irna i-<:asih pada FKP yang telah dapat menyerap penjelasan
Pemerintah_
Dengan Jf•mikian apakah ini dapat disetujui tetap.
F' P 0 T I\ !< t i d a k ad a d i 5 i n i y a .
'.)i lakar1 f' F)DI.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH.):
r·en.i I<P~;,:Jlahan l<ita ada:tah kita ber·pegang kepada DIM yanq
''.>e k1:1. 1 a 11q I< i t ' peg a ng, tetap i kala u [Jar 1 1<: rne 1 i hat k~pada DIM he sa r·
y':<nsJ .. ,.,,llnv ... ini berar·ti. ;'3ekretar·i.at ter-lupa. rnencantumkan
::;aya r.•IJIIYd kol\ Tirnusn';n dicoret Panja ya 7 Jadi di Tirnus,
t:.olonq Sekrc; ariat dicheckkan.
Karena saya minta Sekretariat sudah bicara dan saya perGaya.
Ter·ima !<asih.
Kalau demikian apakah sudah dapat disetujui tetap 7
Usulan tetap dari FKP, kemudian usulan FPDI Timus.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH.):
Begi ni Pale
ladi kan saya itu sudah memberi bonus kepada FKP ya kan seka-
rang diminta. lagi kok. Oleh karena itu biarlah dibawa ke Timus
saja.
Terima kasih.
KETUA Rf.H:J(-lT:
Ter·ima kasih.
r(aJau dernikian usul FKP tetap, sedangkan dari FPDI dibawa ke
Tirnus, setuj
(RAPAT:
- 65 -
(RAPAT: SETUJU)
Terima kasih.
Ki ta lanj utkan beri kutnya DIM 34. Usul FKP tentang kal imat
"untuk kepentingan penciptanya" dihapus diganti dengan "dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat". Dan diantara kata "cip·
taan itu" dan "belum diterbitkan" disisipkan anak kalimat "baik yang
sudah terekam maupun yang .
Saya persilakan FKP.
FKP (TARUNA, SH.):
Kalau usul
s~karang mengapa
adanya Pasal 33.
45 kalau se~:;uatu
perubahannya sudah disampaikan oleh Ketua. tetapi
FKP mengusulkan demikian, ini konsekwensi dari
Di mana negara memegang hak cipta dan di dalam UUD
itu diku .. "Jsai oleh negara, maka otornatis sebesar··
besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ini yang ingin disampaikan oleh
FKP t:c~r·hadap Pasal ini. Per·J-;ar·a r~edaksinv·a bagaimana, ini yan'~J
munqkin Pernr:r·ir·1tah ataupun teme:1n··teman itu bisa mernbe1·ikan j,3.lan
kelua1·rrva. tr:'LJpi rn,"l.l~sud l-<-a1rri hul\.'1n pencir:-.tanva kc~pe.,ntinqarr penc:ip
t.•J.n/i-l, tet.:q··i ju~~t1 .• f-:E'~Pf~ntin<Jtill 1·a~:ya.t, "C~';;uai dengan apa. yany
n1 e 11 '/ r~ 1· 1 J ·j u i :I n·l I!~;
: ,. · i rn.1 i d · 1 f, F'::t k
KETUA RAPiYf .:
PEMERI NT(1H ( BAGI F~MANAN, S. H. ) :
Tcrirna kasih Pak.
.., , . ) ,,) 1 t_'.l.l-
Pertama barangkali yang perlu menjadi perhatian kita semua
Pasal 34 ini bicara tentang ciptaan yang apabila su.:ttu ciptaan
diketahui penciptanya dan hak cipta itu belurn diterbitkan. Jadi ka
lau sesuatu belum diterbitkan dia tentunya belum ted:ait dengan
suatu kegiatan yang sifatnya publik. Jadi karena ini belum diter
bitkan, jadi kekuasaan negara itu adalah ada, jadi negara memegang
hak cipta atas ciptaan yang belum diterbitkan. Jadi tidak mungkin
arti nya ki ta bicara tentang menggunakannya
bagi kemakmuran rakyat, karena ini barang
Kaidah ini mengatur seperti itu.
untuk sebesar·-besar·nya
yang belum diterbitka.n.
Sedang ............ .
- 66 -
kai tannya yang sudah di terbi tkan itu nanti diatur di ayat selanjutnya.
Karena itu Pemerintah dalam jawabannyEi
'..'lkan bahv-Ja ini belurn dapat rnenarnpung pikiran, itu yang perta-
Kemudian yang f\edua, bahwa bagairnanapun juga hal\ ci)ta .itu kita
ingin rnenciptakan ketentuan yang melindungi kepentingan jari pencip
ta, bahwa dia pada waktu itu belum diketahui tidak menqur·ans:Ji hak
h a k n y a u n t u k rn e n d a p a t p e r· l i n d u n g a n . D a n 1 ern bag a y a n g ~ •.ell i n g tepa t
untuk melindungi kepentingan pencipta ya negara. 1\arena itu untuk
selarna orang belurn rnenerbitkan negaralah yang harus melindungi
kepentingan itu. Karena itu Pemeintah berpendapat bahwa as)ak kt1rang
pas dengan dasar pernif<irannya kalau itu dikatakan unt.lf\ sebesar
besarnya kernakmur~an rakyat. f\arena ini barang yang belLirr; diterbit-
kan. Jadi harang yan<;"J rnasih idle. Dan itu ju~Ja ke":er.tuan inf
sebetulnya kita ambil·dari ketentuan dari KUIPS oleh sebeb itu nanti
dapat diba-;:lii""an ketentuannya agar' dapat diketahui oleh Bapaf\··bapak semua.
Terirna kasih.
KiTUA RAPAT:
Terima f<asih.
::;a ya pe r·c;; i 1 aka n kernba 1 i kepada f:-KP.
FKP (TARUNA, SH.):
l<a1au rnenwn<J di batans:J tubuh tidak rnungkin, kalau dipenje1asan
ada seperti kata·-kata bahwa ini untuk fungsi sosial seperti itu saya
kira FKP bisa mencrirnanya ini. Tetapi ka1au hil q sarnn ~.ekali ini
r a sa n y a rn u b a z i r- 1 a h f< i t a rn e m a ~~ u k a n P a sa 1 3 3 i t u .
K e c u a l i f< a l a u P .:1 :.::. .:11 ::'d rn C:\ 1 J .:1 i c a b u t 1 a s:li , t e t a p i )i a 1: i d a k nw n ~'J --
kin )ia, dimana 1etak fungsi ~.osialnya ini. Pad aha 1 I< ita s ud.:t h
rnenernukan •vaf; (iikuasai nc~gar·:.'l ~:;ebesar--be~.arny·a kernakrnuran rakyat.
1\alau rncrnanq ·-:Ji hat:an<;~ t:uhuh nor-rnatif tidah rnunqkin apa tida~; hi<:.a
d i p e n j e 1 as a n . (, d a ern h C' l e fTI h (' 1 :~-. e rh:' r· L i i t u 1 a h k i t: a :': 11 d iJ h p u ''' ~'- h, t h w .-1
i n i u n t: 1.1 k. i<. t' m: • ! . r; 1 1 1 r · .'1 11 r· .-:1 f<: \,/ .. 3. t· .
. !.~1di kit.1 lil''rf:i.itii·l·'/.-:11 l<iC•clit C•(•irtf tp;;·!].~ti.li•lli< t.i·..J,'tk ·ii--._!1·:•:>-,,r,
KETUA RAPAT:
Saya pc1·silakar; tan~J<Japan dar·i f'·r-al'\si-fr·al<si lain.
Dar·i F(.~BRJ C;>
FABRJ ••••
i •
- 67 -
. i ( DI~S. MOELJONO AI~)
erima kasih Bapak Pimpinan,
3n FKP dalam hal ini melalui
iadi
.iuru
menanggapi apa yang disa
bicara Pak Taruna, memang
noantu sosial i tu akan sangat senang dan bar· .. •::Ja. teta1)i penggu
,Jaan d i s i ni aqak lain sedi kit. J adi say a condong seba•_:.1a irnana
di ter·an•::Jkar1 oleh Per11erintah tadi bahwa penerapan Pasal 33 di sini
rnernan~.:J bel .. !m tepat, m•.1nqkin di pasal lain nanti ditampunqnya dan
ini untuk rllemberikC!n perlindun•.;;Jan kepada penciptaatau kalau
penciptan'r·'::'; sudah r11eninqgal baru diketahui kepada ahli war·isnya.
5aya kira demikian, jadi
kepada ah11 warisnva. Saya kira
in i te tap d i per tanggungj awabkan
den1i· 3n, jadi ini tetap diper-
tar Jr:)•,Jun•.:J j d.vl3bkan un t uk ';ang me nc i ~>tanya. Say a k ira dern i k ian saran
dad FABF<.I, ter·irna kasih.
t<. E TUr; P.APAT
Maaf L.3.di dar·i Pak Rusdi inqin rnenarnbahkan tangs;apan dari
FKP.
FKP (MOHAMMAD RUSDY THAHIR)
Terirna kasih Bapak r<.etua. sekedar tarnbahan dari FI·(P, seba
qairllana kit2 ket3hui UU yan9 baik adalah IJU yan~;J mernenuhi 3 aspek
yaitu secar·a ::-}hilosofis dia sesuai den•;Jan falsafah hidu:) ban~::;~sa,
secara sosiuloqis dapat diterima oleh rnasyara·kat dan secar·a
yuridis bisa dipertan~J.·.:n.JnQjawabkan. Bertitik tolak dari hal itu
sayd. bisa rnen1ahd.mi aoCJ. van•;J dikemukakan oleh Pemerint:1h bahwa
berddsark:'in ketentuan internasional trade yan•,J artikelnya ada di
hadap3n ki ta. k3rni
Jadi secara vuridis
rnenvadar·i bah11-1a itu juga merupakan
itu dapat dipertanggungjawabkan.
landsan.
Oleh kar·ena i tu kami
Dirjen. Suatu kombinasi
i tu daoat di terima dan
in~;Jin mengusulkan suatu kombinasi Pak
dirnana baik dari aspek ketentw1n trade
dari segi philosofi bangsa kita bisa
di te ri n1a. aoakah t i dak menya l ah i seki ranya apa yang d:: kemukan
oleh Fr<.P itu kita kombinasikan. Artinya kita kawinkan, ~;ehin•::lqa
rue nun i u k k a n k i t a i u g a n 1 e l i n dung i k e pe n t i n •;J an pen c i o t a d i sa t u
pihak, teta~)l kita iuqa inqin rnen•::lernukakan philosofi baw:1sa kita
seperti 1111 .. 01eh ka.r·ena itu. kami rnenqusulkan rumusan seba':,J.3.i
ber·.i~_~.Jr_~ "Hc_,:ib.i1~.o.J.. S~.J~-1t•kJ cir.,~t.a2.n tidak tjiketa.h•.J oenci~)t.3nv3. '.J.:in
ci ot3:i.!1 tJ~l'~JfH dlter·bit~.a.n.
.·it ./'-
I '
~ S8 -
i. ~ t. '-.I ~ 1 \ . r'j ._j. l :?i :1 I
pernikiran bet~pa kita juga ingin bahwa ketentunn internes ional
~""· i t 3 ~ r·., ' r -;', '. ') :.· ·~
d i pe r 'J u r 1 :-;f.<. 3
Demikian sekedar pemikiran, terirna kasih.
Terima ka·=.ih dar·i FPP. karni persilakan rnemberikan tan~)gapan.
F P P ( H . (I H !"1 AD P A P. I 5 • S . H . )
T e r i rn a k a. ?. i h P a k . j a d i k a rn i c u k u o m e n g e r t i a oa y a n 9 d i us u 1 -
k an o l e h F f( P d a. n oe n j e l as an d a r i P em e r i n t a h dan y an a tad i d i f.'. emu-
kan oleh Pak Taruna dari FY.P diumumkan den'::)3n oencantun;an c3._:a
·•[·::cint.•.!!'lkar: dala.n1 oeniela.san oasal S3ia.
~ '~-' r· · r •, ..J ·-• ~
B3~3k VAtua. sebaoaimana kami utarakan di dalarn Pansus tempo
hari. b3.hv-J3. hcd'. ciota itu mef'V;Jaoa dioe~~ang oleh negara itu FPDI
menii.ai justn suoaya tidak dioakai rebutan oleh oara ::lihak,
sehingga itu akan rnenanq vang kuat, bias_:t y'a kalau rebutar yan<.;:J
kuat yanq menanq. Makanya ini hak dipeqang oleh negara diam.:;nkan.
Kalau diteruskan itu sebetulnya berarti bahwa negara di dalam
rnenc;~amanka.n t i dak mernbe r i kesemoatan kepada yang kuat untuk
menang di dalam oerebutan i tu sudah rnenc.akup penqPrtian negara
demi keoentinaan rakvat. Itu asoek sosial yang tempo hari. kami
sebut, tetaoi denqan pene•;.Jasan yar1g dilakukan oleh FKP hari lrll,
ini baqi karrrl betul-bet.ul berfikir rnenqapa r~urnusan itu bukar· karni
yang 111 e n en r L! I•. a n . 1 r 1 ~~a y a . And a i k a t a P a k R us d i i t u ad a d i F P D I
past i d i per ta h:-;,.r:kan. karena bagi kami lrll bet u l r·urnusan yang
bagus :::.ekd.li.
r, r· tiny a.
- 69 -
.a di satu oihak itu aoa yang dimaui cantolan yang tadi oaqi
-1 berbi car-a begi tu dalam yai tu Pasal 33 UlJ.S 1945 i tu tr~rkai t.''. cCapi iur,:1a tidak rnenqesanroinqkan amanat dari trade.
Saya sangat setuju dan mendukung, terima kasih.
KETUA RAPAT
Terirna kasih, saya serahkan kepada Pemerintah untuk rnE!mberikan'tanqqaoan.
Tetar)i la.•:Ji-laqi, bicara konkrit. kal3u itu ·belurn diter·bit-
banyak d.?.03t. divJuiudkan. It.•.J
"·~r~na 1ni b i c.:: r .'<. t. e n a. t n '.J ~: f~ ·::: • .... • ;:t t 1• J ·,' -~ n 'J
1-' ern e r i n t .'l. h '.! ' , r '·" ~
ri 11 t. 3h ~." .. ! b 1 . ' .
l ~ ... :?. ~-: l
Ter...:t~:_,i .. ,
ses u3. r '_} :1.-~:
narnoak, seci.-'!rl'-)i''ifl f<.it2. ini kala•.! ber·bicdra ~.etJutuhan hukurnnva
Kalau bicara tentan•:;1 Pasal rnenjadi tidak berguna, tadi sudah disamoaik3n nrisalnya oleh FABRI ada oasal-oasal lain yang
mengatakan bahw3 rnisalnya dikatakan tidak melanggar kalau itu
untuk ini, untuk itu. itu sudah ada ketentuan itu dalam ketentuan
lain, misalnya ada lisensi wajib. Jadi misalnya hal-hal oerbanya
kan un tuk keoen t i noan i 1 nru oenge tahuan dan sebagai nya oenqqunaan
Jadi kalat; bicara soal keoentinqan sosialnya, ada ber·bagai
ketentuan lain. tetaoi di sini sekali lagi kami nrohonkan po;rha-
t i ann y a fun q s i k e oe n t i n q an urn urn n y a rn en j ad i tidak narnoak sarna
sekal i. kar·ena i tu suatu ba.rang vana belunr diooerasikan, tt:!rima kasih.
KETUA RAPAT
Terirna kasih, karni serahkan keoada FKP.
FKP ...... .
- 70 -
,p (MUHAMMAD RUSDI THAHIR, S.H.)
Saya .iawab sedikit, maaf Pak Dirjen dalam Pasal 10 ini
.dah sua tu ke ten tuan yanQ member i kan hak kepada neQa r a un tuk
,nerneganQ hak cipta terhadap suatu ciptaan yang belum diter-bitkan,
memanQ betul Akan tetapi. pengertian di sini adalah bukan ber arti bahwa dengan adanya diktum, norma atau kaidah dari
Pasal ini r11emberikan oengertian bahwa denQan demikian negara
bukan ber·ar·ti tidak bisa menerbitkan hak ciota tersebut, demiki
anlah harus diartikan. Oleh karena itu apabila neQara karena dia
sudah memegang hak ciota atas ciptaan tersebut, karena dia tidak
mengetahui siapa oenciptanya,
tersebut tidak berarti bahwa
rnaka nega ra oemegang hal< ci pta
tidak bisa menerbitkan ciptaan
te r·sebu t. bah~<'Ja da lam ha 1 neg a ra kemud ian rnene rbi tkan c i ptaan
ter·sebut, nw.ka hak it rnelekat bahwa itu untuk keoentingan pen
ciptanya, dalam arti pada kemudian hari penciptanya dia muncul di
kemudian har-i maka diberikan kepada penciptanya, tetapi hasil
dar·i oenciptanya itu adalah dioergunakan untuk sebesar-besar:-nya
kentakmur·an rakya t.
J ad i k 2 i cl.-l h a t a u no ,- m a in i hanya member i kan hak kepada
n e s.J a r· a d i d a 1 a rn sua t u c i p t a a n t i d a k d i k e t a h u i pe n c i p t a n y a d a n i t u
belum di ter·bi tk;,n. tidC!k bP r t i bah w a s e 1 a rna n y a t i d a k d i t e r· b i t ·-
kan, kalau r1eq r d sudah rnerni l i ki hak i tu ber·dasarkarl nor·na r:Jar i
UU i ni, r11d~.a c:J,::ngcHI sen<.:ii r i r1ya negar-a berhak n1enerbi tkan ci pt.aan
tersebut. It'.J menurut oer·1gertian rnai. Uleh kar-ena itu, Pcrda saat
sedangkan hak ter·sebut ada J c1t1
c i Pta a 11 d a r i o r an g l a i r1 y a n g t i d a k d i ken a l . m aka d i s i n i l a h
·~ungsi sebesdr-besar nya untuk kepentingan negara.
J ad i r n e n u r u t r:>e no e r t i a n k am i , neg a r a b u k a n han y a n 1 erne g a n g
h a k c i ::; t a t_ e r s e b u t l a l u d i am , i t u b u a t a pa 1 u q a , t i d a k ad a 1n an·-
faatnvC! bu<:d nr?uara. Jadi nrenurut penger·tian kdrni bdhwa iu5Lru
adanya kdidah i rYi nrernber i hak 11egara pada ·.Jd.tu ~,aat. ,ja~Jat rrrener·-
bitkd.n hak tersebut karena hd.k tersebut diberikan oleh UU ini
kepada ne',.Jar·a. Jadi rnenur·ut pengertian saya bahwa apa yang dila
kukan negara kernudian yaitu ~encetak dan sebagainya tentunya
dapat sa.ia dibenar·kan. Jadi tidak berarti hanya statis saja.
I t u 1 a h pe n g e r t i an karl! i P a k D i r j e n , t e r i m a k as i h .
KETUA RAPAT
Terima ~asih, sekarang sudah jam empat. bagaimana a~~ kita
selesaikan ..... .
- 71 -
. k an d i s i n i sa j a • a tau k i t a s e l e sa i k an sam pa i IJ I M i n i
~ai. FABRI kami persilakan.
FKP (DRS. MOELJONO AR)
Menvambung dari apa yang disampaikan oleh Pak Rusd:i., kami
aqak tersentuh juga, namun apakah itu tidak sebaiknya nanti kita
tampung di ayat 92)-nya yang ada kai tannya dengan masal,:J.h ayat
( 1) i ni era t seka 1 i. Te tapi untuk menampung masalah i tu, ka rena
itu di sini bunyinya begini, saya bacakan "Apabi,a suatu ciptaan
telah diterbitkan tetapi tidak diketahu penciptanya". Ini berarti
sama-sama, vanq satu belum diterbitkan yang ini sudah diterbit
kan. tetapi te tap bel urn di ketahui penci ptanya a tau pada ci ptaan
tersebut hanya tertera nama samaran. maka penerbi t mernegang hak
ci pta a tas hak c i pta te rsebut un tuk kepenti ngan per"'ci ptany::L
Ini masalahnya demikian Pak, kalau yang satu ini tetap
memberikan per·lindungan kepada si penciota itu sendiri secara
khusus. dia menqhargai penciptanya, tetapi yang kedua ini per- lu
ada sernacd.rn ~><~r urnusan bar·u ~.ebagairnana menar11pung yang disarankan
oleh FKP tadi.
Ini sav.-:l. tldriVd per·tibangan itu saja, terima kasih.
F P Co I ( ,· . [j . W I Y A N J 0 N 0 , S . H . )
Tidak ,.;la.-sta. saya. tadi rnemuji Pak Rusdi. karena a:)a yang
disampaik<-tn cd•.Hnva pas iawabannya. Kami justru melihat.nya begi
ni. aturan ini har·us dipasang artinya tambahan yang diusulkan Ff\P
yan<,.l dir umusk.-111 oleh Pak Rusdi tadi hanJs dipasang, karena apa,
apa gunanya ner,:.)ar·a pegang hak i tu kalau kemudian diam saja.
Bahwa kalau kepentingan r·akyat, demi kecerdasan bangsa rn•=nuntut
itu dicetak, rnaka itu har·us dicetak. Kalau tidak dicetak justru
OPR bi sa menva 1 ahkan. i tu un tuk
saja, untuk oenciptanya sendiri
kepentingan siapa cuma
nanti kalau pencipta
disimpan
rnuncul,
rnanfaatnya dar·i mana kar·ena belum rnenghasilkan juga, sama saja.
Aturan ini dibuat justru nanti kalau akan ada perbuatan yang akan
d i lakukan o l eh pemegang hak c i pta i tu ada l ah nega ra. DPR akan
n·renilai, r·akyat akan menilai. ini dikernanakan, r·akyat memb•.Jtuhkan
meng<:tpa tidak dicetak, salah kan begitu. Misalnya ada pe1r1erbit-
penerbi L •.••.
- 72 -
,r,erbiL '/ang 1ninta ke1nudian dikCJ.sih peinber·ian hak itu, dia
rnenerima hak, akan dinilai kepada siapa diberikar:, yang besar
sernak in d i kas i h, k ita bi sa menga takan l ucu i tu un tul<, kesej ahte-
raan,. Oleh karena itu, menurut saya justeru kalau dicantum --kan tanpa lnerHperhatikan dc.,·i amanat trade, tetapi eli satu pihat.
amanat ini san,::;Jat jelas ba.hwa untuk rakyat, kalau ka.limat kemak
mur·an i tu fllengacu kepada masalah kesejahteraan lahi riah, sedang-
kan ini nanti khususnya masalah peningkatan keseja1teraan bang-
sa, mungkin lebih tepat "kemakmuran" itu diganti "kesejahteraan", Di sinilah kepentingan. Jadi di sini letaknya substansi dari
par11asanqan i tu betul-betul akan menjadikan suatu ikatan dimana
kepentinqan negara 1nemegang itu tidak semata-mata un•:uk pencipta,
ada ke:::· e i '" ba n~;:;~an ana tar a kepe n t i ngan kese j ah te raan r·ak y at maupun
pe nc i r:J Ld. send i r i .
De1nikian dd.n n1enurut karni memang itu belum riil diperbuat,
lllanfaat:.nva apa, rnanfaatnya perbuatan berikut yang akan dinilai
r11 a n f a a t a tau t i d a k , t e r i m a k as i h .
K.ETUA RAPAT
Teri111a kasih, kami persilakan dari FKP.
rc:<.fJ (f'.!Y. EVITA ASf"1ALDA, S.H.)
Terin1a kasih Pak Ketua, sebetulnya apa yang dik·:~rnukakan Pak
Bagir itu terjawab, kalau tidak salah ini dalam angkru 4 penjela
san dari pasal itu sebenarnya ada kalirnat yang rnengata.kan derniki
an. "sebdqai'''ana L· ·aknya ciptaaan itu diwujudkan, mi::;alnya dalam
hal karya tulis, karya musik, ciptaan tersebut belum dite~bitkan
dalam bentuk buku atau belurn direkan. Dalam hal de111ikian, maka
h a k c i p t a a t as k a r y a t e r s e b u t d i peg an g o l e h neg a r a . N r~ g a r a rn e l i n
dunqi ddn 111e1aksanakan hak cipta untuk kepentin~~an penciptanya".
Jadi ses•..1ai der1• . .::Jan vanq dikernukakan oleh Pak Rusdi it•._o se!::>et•.Jlnya
rnefii31V.::J oer11Brintah pun ada :,)enjelasar, f<.alau sd.va baca dari penje
lasan P:::!Salny3.
Jadi mu.":i.tan ir.'.J 111~ I1'J ba~::)us sekali, terirna k3sih.
C'~.~ r!! -.:·;. n f .3. .3. t. an ....
. ' - 73 -
pernanfaatan ciptaan, bahwa negara memegang hak cipta itu demi
kepen t i nQan hak c i ptanya. Sebab kalau i tu logi ka di pakai bahwa
untuk ini seolah-olah hak cipta d ··i pencipta itu menjadi tidak
ada, sedangkan ini harus dilindungi, bahwa dalA.m keadaan apapun
hak ciota seseorang tetap pada dia. mesioun dia belurn narnpak. Ini.
akan di lindungi. Jadi bedak.jn antara apakah pemanfaatan hak cipta
it.u sat.a ba<;.Jian yang lain. Kaidah ini bicara tentan.g ciptaan itu
ciotaa.n seseorang meskipun tidak diketahui tetap ada pada dia
haknyd ddn negar·a untuk sementara atas nama orang itu rnemegang
hak ciota. tetapi hak cipta itu harus tetap pada dia. Sebab kalau
bicar .::< tenta.ng diguna.kan kepentingan berarti seolah-olah ha~
cipt.; itu rnenjadi hapus dari penciptanya menjad:i kepentingan
uruum, sedanqkan ini tidak. Jadi ini tolonQ kaidah ini bicara
tentanq ciptaan, bahwa ciptaan seseorang yang belum itu meskipun
dia rndsih tidak a.da hak cipta itu masih ada pada dia. Tidak
bicar-a tentang apakah hak cipta itu akan diperbanyal<; atau tidak,
itu hal lain, ini bicara tentang hak ciptaan seseorang, ciptaan
seseor·ang itu harus tetap ada pada dia, meskipun dia tidc:k ada
sementara hak ciota itu dikuasai oleh negara untuk tidak mengha
pus. tidak hilany. Jadi kaidah itu bicara ini, sebab boleh juga
hak cipta itu dipublikasikan, tetapi tetap saja semua hasil,
semua seyala macam bagi negara, royaltinya itu misalnya itu tetap
untuk kepentingan penciptanya, n•eskipun dia perbanyak untuh.
kepentinga.n sebanyak-banyak kepentingan umum, seporti ada hak
begi tu hak ciptaaannya. Tentu saja negara sesuai den·Qan fungsinya
akan bicar·a untuk kepentingan orang banya, itu sudah pasti.
Jadi tolong ini dibedakan bahwa ini hak ciptaaan seseorang
itu tetap ada p,. Ja dia, meskipun dia pada waktu itu tidak diketa
hui. Asumsi nya ha r·us begi tu. untuk semen tara untLtk mel i ndungi
kepentingannya i tu hak i tu biarlah negara yang memegang. Ini
kaidah hanya bicara i tu saja, tidak bicara tentang bagaimana
penggunaan. penggunaan i tu me rupakan bag ian lain, kai tannya i tu
di sini, justr·u untuk melindungi keoentingan pencipt.L
Saya ambil analogi begini. kebetulan Direktorat saya mengelola
yang narnanya Balai Harta Peninggalan (PHP), BHP itu maka seluruh
har-ta bagi or·ang yanQ tidak hadir dipilih kuasa oleh negara dan
tetap untuk kepentingan rnereka yanQ tidak hadi r sela1na 100 tahun.
baru setelah 100 tahun dia tidak rnuncul, maka baru diputuskan
menjadi untuk negara. Jadi tetap saja, karena meskipun dia
tidak ..... .
- 7 4 -
cidak hadir· .. tetap saja, rnernanQ dikuasai olet1 neQara tapi dikua
sai oleh ne~Jara :i. tu rnenurut ketentuannya tetap untuk kapentins;~an
mereka yang tidak hadir.
Saya arnbil contoh ~'nkri t ini. karena sudah ini dirnohon oleh si
penghuni ini kita jual, semula uanQ itu ditaruh di bank dan tidak
boleh diganggu apapun oleh neQara karena uang adalah uan<,;J Sl
perni l i k yang tidak hadi r. BHP hanya boleh menggunakan uang jasa
untuk kepentingan transportasi, kepentingan i tu saja sedangkan
uang i tu tetap. Kalau ada bunga, ada apa yanQ lebi.h dari i tu
teto.p saja. Contohnya ini, kepentinQan mereka i tu harus dijamin
kar·ena ini milik. Jadi ita bedakan ini. bahwa kita na.nti berfikir
pen~guno.annya untuk apa, kita berfikir pada tempat yang lain.
SedanQkan ini sernata-mata rnelindungi pencipta yang tidak hadir
atas haknya itu, terirna kasih.
FKP (TARUNA, S.H.)
In i ternan- ternan rnenghendaki lobi. tetapi sebelum lobi.
kar·ena saya nanti juga tahu hasilnya lobi. Jadi saya rnelihat di
sinilah bahwa kita ini sebetulnya sudah rnasuk dalarn apa yanQ
disebut individualistik. Jadi kita secara tidak sad<:1r, ini hak
i:ndividu ha.rus kita pertahankan rna i-rnatian, inilah bentuknya.
Jadi kalau kita mau tahu barwo~a UU kita ini melindun9i individu
inilah, kita jangan kaget kalau kita dikatakan UU kita ini berpi
hak l i ber·cd, individual. seandainya nanti putusannya rnenyerah.
Sei:indai nva i tu dengan catatan seper·ti dari FABRI tadi dengan
catatan, hdnYa catatan i t u c urn a d i s i n i sa j a . S e be t u l n y a k i t a
sudah bt:ro1tidk pada y;=;n<;J nartlanya liberalist.ik. incJividuali.st.ik.
Jadi itu'la:·;. kcirfll setuiu untuk dilobi. t.etapi bagairna1-;a ha1o.iln'/a
savCi sud.-di bi::-:;a rnenduga, terirna kasih.
masuk
nanti
KETU(:, RAPAT
Baik a.tas usul FKP,
sek.a rang pada pukul
k ita rnasuk kemba l i
rnaka setuju dilobi, jadi nanti kita
16.15 meni t ki ta skors untuk lobi,
pada pukul 20.00 den<;~an acara pertama
mendenqarkan hasil lobi.
Apakah dapat disetujui.
(RAPAT SETUJU)
Baik terima kasih, dengan demikian Rapat saya skors sampai
pukul 20~00 WIB.
(RAP AT DISKORS) Baiklah ••••
- 75 -
Baiklah Bapak/Ibu sekalian Rapat Panitia Kerja saya buka
kembali. Bapak dan Ibu sekalian sebelum kita memasuk.i istirahat
sore ha.ri tadi ki ta sepakat untuk DIM nomor 34 i tu dilobi dan
mudah-mudahan hasil dari lobi sudah dapat kita peroleh pada malam
ini dan untuk itu kami persilakan yang mewakili.
Bapak-bapak dan Ibu sekalian. dari hasil lobi tadi ternyata
yanag menjadi ganjelan itu adalah dalam penjelasan di mana terda
pat kata melaksanakan. Ini bapak-bapak dari Fraksi-·fraksi dan
kata mela.ksanakan ini memberikan pengertian bahwa Pemerintah
mengope rasional kan. j adi Pemeri ntah sendi ri menggun8.kan haknya
dari penci pta yang belum diketahui i tu dengan melaksa.nakan sen
diri. sehingga timbul pendapat bahwa hasil pelaksanaan itu perlu
di pe r·gunakan sebesa r-besarnya kemakmuran rakya t. namun ternya ta
yanQ di maksudka.n rne la.ksanakan oleh Pemeri ntah tadi bul<.an demi ki
an. Sehingga Pemerintah bersedia untukmemperbaiki rum1Jsan penje
lasan tersebut dengan menghilangkan kata "melaksanakan" dan akan
menperbaiki susunan kalimatnya.
Sedangkan rumusan di dalam Pasal 10 huruf a ini tetap.
Demikian hasil dari lobi tadi siang.
Apakah hasi l ini dapat disetujui. Jadi rumusan tetap. P9njelasan
disempurnakan dengan menghapuskan kata "melaksanak~n" dengan
memoerbaiki ~3USunannya. Apakah dapat disetujui.
(RAPAT SETUJU)
Ki ta lanjutkan e>ada DIM nomor 35. untuk DIM nomor 35 ini
usul dari FPDI untuk menambahkan kata "pertama" di belakan<;;J kata
pemi mpi n". 01 eh ka rena i tu. kami pe rsi lakan dari FPDI untl.ik
menyampaikan usulannya.
Namun sebelumnya kami meminta P~erintah memberikan penjelasan ·D[M 35 dimak
sud.
Kami persilakan.
PEMERINTAH ...... .
- 76 -
J_f-LGPM :
na kasih Bapak Pimpinan,
pihak Pemer-intah kami ingin menjelaskan sebagai berikut,
dalam satu ciptaan yang tidak diketahui penciptany~t tetapi
,h d i terb i tkan i tu susah untuk mempero l eh s i apa yang melmpunya i
pertama karena tidak diketahui. Jadi dimungkinkan un"L.:uk
.eberapa penerbit bisa menerbitkan.
Oleh karena :i tu kami ber·pendapat bahwa kata "per-tama" i tu
ti4.c:ak. diper-lukan, karena fdta be1um mengetahui siapa yang pertama.
kali menerbitkan inL Ka1au ini contoh di dalam paten, kalau
terjadi yang mungkin sama itu akan dilihat dari logbo<:)k para
ricervernya itu, karena diketahui hari ini nulis apa/ j3.di dia
bisa ketemu persis siapa yang menang dan siapa yang kalah. Kalau
tidak ada logbook yang mempunyai logbook itu yang menang. Tetapi
kalau penerbtan ini agak susah karena di dalam menerbitkan hari
ini dengan hari yang sama jamnya itu tidak akan ketahuan jam
berapa dan siapa. Mungkin sama yang satu keluar pagi dan satu
keluar siang ini sulit, makanya kata pertama itu kita ~.erahkan
saja pada hakim.
Kira-kira demikian.
Kalau ada Staf yang ingin nambah
KETUA RAPAT : Terima kasih
Saya kembalikankepa~~FPDI apakah sudah jelas.
FPDI (Y.B. WIYANJQNO.~ Jelas sekali, maka permasalahannya kalau begitu berarti
memang untuk pengarang yang tidak diketahui maupun mungkin kalau
ada nama samaran itu kita sama-sama sekarang tahu bahwa bersama
sama itu biar saja, it-u ada semuanya, kecuali kalau ada s.engketa
bi~r saja mereka bersengketa.
Permasalahan bahwa hakim untuk memutuskan siapa yang pertama
itu legitimasi dari keputusan hakim bahwa memenangkan Jni itu
dari mana kalau kita tidak tulis itu, kecuali kalau llni ada
cantelanJ kemudian bahwa ini ternyata setelah pembuktian bahwa
ternyata nyantolnya pakai pasal atau alat yang mana ata~
k e p u t us a n h a k i m . I n i fd r a- k i r a d a r i 1 a n j uta n p e r t a n y a <S: n k am i
kalau saya mengurut kepada penjelasan Bapak.
KETU..B__B.BP8I : Terima kasih Kami per·:-dlahkan l<epada Fr-aksi-fraksi yang men~.Jajuk<FJ u::::ul
untuk member- i ~:an tanggapan u.cr i Pemer i ntah bahwa da lam hal seper ·
ti ini penerbitnya jadi cRtU.
Saya per"silahkan yar,, ingin rnenanggapi, dari FPP.
FK~ARUNA.~ Jadi memang usulan f~PDI ini baik jadi hanya mungkin :o;ecar·<:-'.
tehnis oleh Bapak Oirjen dikatakan sulit untuk rnenentukan itu_
Lalu ____ , __
I
I
~-- 77 -
"-alu dengan sulitnya ini apakah nanti bisa terjadi yang
.niliki Hak Cipta itu lalu lebih banyak penerbit ini y.:Lng perlu
Jijawab. Kalau memang demikian saya kira nggak benar i.tu kalau
yang memakai banyak yang memiliki hak lalu menjadi banyak seperti
apa yang disampaikan FPDI. Jadi mohon penjelasan yang lebih
rinci lagi.
Saya kira kekhawatiran dari FPDI tidak terjadi.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih
Ada tambahan lagi dari FKP, silahkan.
FKP (SOETRISNO.~ : Tambah sedikit saja Pak.
Dari penjelasan dari Bapak Dirjen tadi, apakah yang dicontohkan dari pihak Pemerintah bisa dianalogkan mengenai masalah ini.
Kalau rnemurlgfdnkan tentunya ada jalan keluar, tet<:.pi kalau tidak memungkinkan karni ri:l .. t perlu ada pemecahan lain.
Terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih
Kepada FABRI kami persilahkan
FABRI (Ny. SUMARTINI D. SH) : Terima kasih Saudara Pimpinan
Mestinya di dalam naskah RUU sudah ada penjelasan dc1ri ayat
(2) ini. Disini disebutkan bahwa penerbit rnernegang ~1ak Cipta
a t as c i p t a a n n y a y a n g d i t e r· b i t k a n de n g a n me n q g u n a k a n n am, 3. s i'l m a r· a n
p e n c i p t a a n n y a , de n g a n de rn i k i a n s u a t r r c i p t a a n y a n q d i t: e r· t' i t f,·_ .:l : ;
tetapi tidak diketahui siapa penciptarrya atau terhadap ciptaan
tersebut hanya nama sarnaran penciptanya, maka penerbi t y.:J.ng nama
nya tertera di dalarn ciptaan tersebut itu tidak mewakili pencip
ta.
Ha 1 in i
identitasnya
ciptaanya.
tidak berlaku
dan ia dapat
apabila pencipta kemudian menyatakan
membuktikan bahwa ciptaan terseb .. t:
Ini dapat dibuktikan siapa sebetulnya kalau ada sengketa
kalau berdasarkan penjelasan dari ini.
KETUA RAPAT : Terima kasih
Kami persilahkan FPP
FPP (H. AHMAD PARIS. SH) : Terima kasih Pak.
Memang kalau kita melihat penjelsan angka 4 pada halaman 5
ini dan tadi sudah dibacakan oleh Ibu Sumartini dari FABRI, tetap
tidak menernukan bagairnana menentukan siapa penerbi t )'ang bisa
diakui Hak Ciptanya_
sebagaimana ...
! I:. ·.·~
- 7 8 ..
. <'bagairnana tadi sudah dijelaskan oleh Perner·intah, i(alau itu
;: sengketa itu nanti hakirn yan\:l rnenentukan. Tentunya hakirn .alarn menentukan siapa yang berhak terhadap hak cipta tersebut
berdasarkan data-data yang ada pada beberapa penerbit. .Jadi saya kira penjelasannya kalau memang rumusan pada naskah ini tetap
sebagaimana pada DIM 35 pada penjelasan ini perlu agak disempurnakan supaya kita dapat memberikan penjelasan mana yang berhak
atas hak cipta manakali terjadi sengketa atas beberapa penerbit yang tidak diketahui penciptanya atau ada nama samarannyn.
Saya kira perlu penyempurnaan penjelasan Pak. Sekian terima kasih.
KETUA RAPAT : Terima kasih
Saya kembalikan kepada Pemerintah, jadi Fraksi-fraksi tadi
masih menginginkan penjelasan karena masih ada pengertian yang berbeda antara apa yang tertulis dan apa yang telah disaksil<an oleh Pemerintah.
Dari FPP menyarankan kalau perlu di dalam penjelasannya dapat dijelaskan lebih jelas lagi.
Saya persilahkan kepada Pemerintah.
DIRJEN HCPM :
Terima kasih Bapak Pimpinan.
Jadi sebelurn karni rnemberi komentar, sebetulnya ini diambil
dari Bern Conventions, yaitu disana disebutkan kalau itu tidak diketahui penciptanya nanti kalau ada masalah diserahkan kepada
suatu otoritas yang kompetent. Kalau itu termasuk juga ciketahui penerbitan pertamanya siapa itukan oleh saksinya bisa dari Oitjen
PPG, itu sebetulnya isinya dari bahan conventions a(la tiga, tetapi kalau ini dipandang kurang jelas translations dari Bahasa Inggris ke bahasa Ir ;nesia, entah kita belum memaharni: bahasa Inggrisnya atau kita belum memahami bahasa Indonesianya kita dari pihak Pemerintah tidak keberatan untuk ~erumuskan kembali. Nanti staf akan merumuskan bersama-sama dengan pengertian bahwa yang
pertama ini sulit untuk diketahui, karena kalau hari yang sama pun tetapi jamnya lain itu siapa jadi yang pertama, karena t.idak ada record date suatu waktu yang diterhitkan oleh seseorang itu. Ini yang menjadi masalah yang cukup. Oulunya juga kit.:~ sangat
crusial untuk bagaimana kalau waktunya harinya sama.tetapi hanya j amnya yang berbeda, kalau har i nya berbeda i tu gampang, tetapi
hari yang sama, yang satu terbi tkan pagi, sedangkan yang satu sore, sore mungkin dikemasnya malamnya. Nanti orang akan menga
takan "terbitan sasya itu terbitan sore itu jadi repot lagi kar'na masalah-masalah penerbitan itu juga mempunyai ·tenggang waktu dalam persiapannya_
Saya kira demikian. Jadi kalau itu dikehendaki olel~ sidang
yang terhormat untuk diadakan perumusan kami kira Pemerintah tidak keberatan sepanjang pengertiannya ini ada r·umusan yang betul-betul enak di dalam menentukan hal-hal yang sange~t sulit diketahui tadi_
KE TUA _ - - - - __ . _
- 79 -
rerirna f<asih
Padi rPDI yan<,l rnen~1usulkan, bagairnana usul dar-i P•:'merirltah ini supaya dijelaskan lebih lanjut, hanya diserahkan kep.~da limus rurnusannya dan diserahkan kepada PernerintEh_
Saya per-si lahkar·1 kepda I POI_
FPDI (t~B. WIYANJONO. SHl -Saya setuju
usulan Pak Kettr.-t tadi karena sama-sarna karena permasalahannya sesuatu yang sudah pas_ mencar·i,
dibiarkan Kalau berarti semua bisa menerbitkan saja_
K<:\lau it:u yang kita setujui berar·tj ini yang tidak cuia tatEt-
nan_ Tetapi bagaimana mer·urnuskannya supaya kantor- tidak rren•;Jala-rni kesulit:an_ Kalau terjadj sesuatu hakim dalarn mernutus!(an l<alau t e r- j a d i s e 11 q k e L:t i t r 1 rn e r· e f e r· e n c e p a d a y a n S:1 m a n a , i t u y a n q h c:n- u s kita temukan_
Itu nanti l<it:a car-j bersw!la, rnun\:Jkin kalau ada pasal i<l''i"(:'nrr.J a t a u I~ a 1 a u p e r· l u d i t a rn b a h k a n d i p e n j e 1 a s a n _ 0 l e h k a r· e 11 a i t u
sarnbil rnenanti proses dalarn Tirnus rnenjadi PR kita bersarnct._ Setuju Pak_
I<ETUA 8BEBI Terirna kasih
S e be 1 urn F r· a k s i y d rr g l a i n , rnenjelaskan lebih lanjut_ kepada Pemerintah barangkali dapa t
Kalau di dalam Pasal 29 ayat Kehakirnan melakukan pendaftaran
taan dan pengumuman resmi dalam tidak ada kaitannya dengan Pasal rnendaftar pertama barangkali.
Saya persilahkan Pernerintah.
D I RJ EN _l:tS.::Etl : Terima kasih Bapak Pirnpinan __
(1) disana disebutkan Departemen sekarang dalam daftar umum cip
pendaftaran itu. Apa kira·-kira 29 ayat (1) ini, sehingga yang
Saya rasa kalau Pasal 29 ayat (1) itu Departemen Ker,akiman menyelenggarakan pendaftaran dalarn daftar umum ciptaan pengumurnan resmi tentang pendaftaran itu_ Ini kalau diketahui penciptanya __ Ini justru penciptanya t.dak diketahui.
Terima kasih_
I<ETUA RAPAT : Terirna kasih
Saya persilahkan pada Fraksi yang lain_ Dari ~emerintah
mengusulkan crussial untuk merumuskan penJelasan agar lebih jelas dan diserahkan kepada Timus_
Saya persilahkan FABRI.
FABRI (A. PRANOWO)
Fraksi ABRI bisa rnenerima Pak_
KETUA ____ . _ . __
- 80 -
KETUA_RAPAT :
Te rima kas i h
Kepada FKP, kami persilahkan.
FKP (TARUNA. SH)
Kalau yang dirumusl-<an ulang itu yang di batang tu)uh saya
khawatir Pemerintah tidak bisa, kalau mungkin d: dalam PE~njelasan
itu kami sependapat. Sebab ini ada kasus kalau bebeberapa Ol"ang
terbit ini bagaimana, ini yang mungkin bisa dijelaskan di penje
lasan bukan di batang tubuhnya. Kalau di batang tubuhnya ini
sudah prinsipnya begini, jadi kalau dikatakan pertama m.ssuk it:u
tehnis akan kesulitan.
Saya kira kalau itu
kalau di batang tubuhnya
lagi.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih
di penjelasan
saya khawatir
FKP sependapat, tetapi
rnalah kita akc:tn Panja
Saya kurang jelas tadi, dari Pemerintah mengusulkan
penjelasan yang akan disempurnakan kembali dan diserahkan kepada
Timus, dan Pemerintah yang akan menyerahkan konsep awalnya ..
Dari FPP kami persilahkan_
FPP (H. AHMAD PARIS. SH)
Jadi rumusan naskahnya pada DIM 35 tetap, kemudian Pemerintah
menyempurnakan penjelasan p.-t•-;al pada angka 4 yang menyangkut DIM
35 in i.
Sekian Pafc
1SJ~TUA RA2£H :
Terima f<:asih
Baiklah. dari tanggapan-tanggapan tadi kalau dapat saya
sirnpulkan bahwa rapat sepakat rurnusan penjelasan ayat (2) ini
akan disempur·nakEln oleh Pemerintah konsep awalnya disera~if<,an
kepada Tirnus_
Dapat disetuj tJi
( PAPAT: SETUJU)
Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian,
Mohon rna a f say a tad i lu p a me m be r i k an pen j e 1 as a r·1 b a h vJ a u n t. u k
RUU tentang Perubahan UU Hak Cipta ini DIM yang ditugaskar1 kepada
Panja selur·uhnya ada 20 DIM, sampai saat ini kita sudah 1nenyele-·
saikan 11 DIM, sehingga tinggal 9 DIM. Mudah-mudahan sampai
malam ini dapat diselesaikan dengan lancar_, sedangkan untul< RUt.
tentang Perubahan UU Hak Paten ki ta mendapat tugas 40 DIM di
Panja, sedangkan untuk RUU tentang Perubahan UU Hak Merek ada 20
DIM. Dan kita rnendapatkan alol-<asi waktu sarnpai deng3n hari
Selasa siang, jadi Selasa sor·e sudah menginjak kepada TimtJS.
Namun dengan semangat kebersamaan bahwa ini dapat k~ta sele
saikan justru sebelum waktunya.
Elaiklah ...... .
. ···
- 81 -
Baiklah kita lanjutkan DIM berikutnya yaitu Nomor 40. Ini
.;ul FABRI yang mengusulkan agar alat peraga lebih tepat digo-
longkan dalam produk dan merupakan produk tehnologi, sehingga lebih cepat bukan Hak Cipta tetapi Hak Paten.
Saya persilahkan FABRI untuk menyampaikan tanggapannva .
FABRI (A. PRANOWOl : Terima kasih Bapak Ketu~.
Pada DIM 40 disinidari FABRI menyampaikan bahwa alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetnhuan ini lebih tepat sebagai bukan merupakan Hak Cipta. tetapi Hak Paten dan merupakan produk tehnologi_
Maksudnya disini adalah bukan komputer atau laser .:;tau alat elektronik lainnya_, tetapi merupakan desain gabungan dari laser komputer atau alat elektronik.
Sebagai contoh kami sampaikan disini pendidikan militer itu ada alat bantu untuk menembak tepat, yang merupakan l<ombinasi
dari komputer, laser dan alat elektronik lainnya. Desajn inilah yang disebut sebagai contoh alat peraga ini yang termesuk tehnologi dimanalebih tepat disebut Hak Paten.
KETUA RAPAT :
Terima kasih
Saya per-silahkan f<epada Pemerintah untuk menjelaskannya.
DI RJEN HCPM :
Terima kasih Bapak Pimpinan,
Untuk masalah i ni perl u kami urai l<:an bahwa alat peraga i ni khususnya untuk ilmu ·>engetahuan, jadi ilmu pengetahuan ini septrti itu,jadi tidak ada pembaharuan. Jadi alat untuk menjelaskan kepada siswa karena cara menjelaskan kepada orang timur agak
lain. Mungkin kalau di8arat dengan penjelasan seperti ini, itu dia bisa mengertiJ tetapi kalau orang Timur belum tentu, ini dicari, tetapi dasarnya yang dituju sama.
Jadi misalkan benda jatuh dari udara dengan kecepa~:an yang
sama, itu ilmu pengetahuan. Jadi lain Jaripada pendidik.9.n ABRI. karena disi ni i lmu pengetahuan dan seni j adi i tu dasarnya tetap hanya cara kita menjelaskan. Hanya alat peraga dalam pendidikan, pendidikan ilmu bukan pendidikan militer. Ini pendidikan militer
itu keterampilan, menuju ke keterampilan, sedangkan par· peraga pendidikan untuk menuju kepemahaman, jadi tidak ~da pembaharuan, sedangkan paten itu harus ada kebaharuan. Ini tidak ada kebaharuannya hanya metode cara untuk menjelaskan,sehingga orang-orang itu meo,.erti untuk gejala-gejala alam.
Jadi ilmu pengetahuan llat untuk menjelaskan gejala-gejala
alam sehingga seseor·ang itu akan memahami; sehingga sama. sekali
tidak. ~da pembaharuannya_ Nilai-nilai pembaharuannya tidak ada.
Sedangkan Paten itu adalah s ~uatu pembahar·uan yang mempunyai
n i l a i - n i 1 a i e 1<: n nom i s be,- i k u t ny a , sed a . ; i~ an i n i hanya
menjelaskan ______ . _
~-----------
- 82 -
njelaskan alatnya rnempunyai nilaL tetapi kalau ini di patenkan
cidak rnempunyai nilai ekonomis. Itu kira-kira.
Kira-kira bisa dipaharni demikian.
EABR_l_~f\_,.__E.__RANOWQ_}_ :
Me ll g e 11 a i d i "' i n i u n t u k 1- · 'p e n t i n g a n d a n pend i d i k an , b a r· d n q k a J i
r u m us a n i. n i y a n 9 p e r· l u d i s e m p u r· n a I<; a n , s e h i n n 9 a b i s a :n e r: c a k u r' I
seperti a0a yang Bapak jelaskan Kami ;Ji::.ir1i .:tdi:l dua kepentinqan, l<eperltir::~an pendid::l<.ar' •Jdrl
ilmu pen(jet:ohuan, serlir1~19Ci i<epf;ntirlqan pencidikan kami rrlPildll'oJkdp
se:)cr·ti ap:.1 •,;ar1q samp::ll saat ini karni l<etar1ui seper-t·i alat: f<un
struksL
Oernikian.
~ E T U A _:__8B_P_8_I : Terim;3. kasih
Oari ~raksi lain karni persilahkan.
flS_e_ _ _(_QJ§ . SABA R l$_0 E tHli_N_Q} : Terima kasih Saudara Ketua.
Ssaya mengerti sepenuhnya pola pikir daripada FABRI.
J ad i ~ e n g a n p e n g g u n a a n i s t i l a h " a 1 a t p e rag a " m a k a i n :L me r· as a
seolah-o1ah suatu pera1atan yang merupakan a1at bantu eli da1am
rangka pe,ndidikan dan ilmu pengetahuan. Tetapi seandainya d:
dalam hal ini bisa mencari yang lain sehingga bisa met~angsang
dengan istilah alat peraga itu barangka1i akan lebih tepat.
Pemerintah sudah beberapa kali memberikan istilah yang lain adaah
metode. Jadi kalau metode di dalam hal ini adalah softwere itu
mungkin s~bagai sesuatu yang diantisipasikan di dalam pencjidikan.
Tetapi kalau alat peraga ini merangsang tehno1ogi mungkin
yang lain, sehingga ini akan bisa merancukan pengertiannya.
Tetapi kalau nanti diganti dengan metode atau rnungkin istilah
yang lain yang tidak rnel-an~,:Jsang. Kalau rangsangannya itu betlJl
tidak apa-apa tetapi kalau keliru.
Jadi dari karni jelasnya ka1au sekarang bisa diketemukan untuk
disandingan dengan istilah yang lain, bisa dipikil-kan rc,engenai
istilah yang lain barangkali, kalau metode barangkali narrti asJak
lain khu~usnya mengenai soal ini yang pada hakekatnya adalEth
S'o·f t w-ere ! I n i ad a 1 a h pen emu an • h a k c i pta n y a d i s i t u • d i a rn () n c i pta-·
kan metod~. tetapi kalau alat peraga agak lain. '
Oemikian Saudara Ketua.
FKP (TARUNA I SH)
Jadi memang demikian
Jadi kalau Pemerintah
ma$alah, ijadi alat peraga
Pemerintah masih berpegang
bisa menerima ini saya f\ira tidah: ada
ini masuk paten. Tetapi se.:lndainya
I pada alat peraga ini FKP juga melihat
salah sat!u kelernahannya adalah di kata "pendidi kan" i tL. !
pendidika1n di dalam Pasal 11 ayat (1) tidak ada, disini
ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan seni dan sastra ..
kalau ..
Oirnana
hanya
Jadi
- 83 -
.au seandainya pendidikannya itu hilang rnunql<in dari r H :~-.. 't ener·ima, jadi tanpa kata "pendidikan" Jadi rf<P rnenqw~.l;l!•,rr -11, r
hal untuk rnernecahkan rnasalah ini, y.r:rq dttr·[ 'irJ<J·:Ji
softwere ini ditambahi metode atau pC'rt, Terserah Pemeri nt ,;-, rrLlrr '':
, r".lrr,,-,·,::1 dihaptJS. I -, ,:1 r 1 t u . :-; e b e t u 1 n y a d i f I<F ' tetapi SUP.-J'/,, rtrr·,
Te r i Itt. r i,
iII
i'l'I kartli pc!rsilahl<an.
l\,·11-' l_,,t 11,11,:1 ·! i 1 . 111 t tJr:r ,tltitVd .1!, 1 t
derr<r<:~rr 1-'l:'ir-li-l:t\,,,r •Ll' ilrrrr; 1--'<'ir·c;,•t:,t.lru.:lrr.
· :11 li1 i' r''ii' (1,:1 1: ~r-i(l _ :<,( 1.,
qaJ
d,lr i terlti:1rrq d]dt j)(?Jdganycr. ~'\emudi::tn kalau Pc.'rl-:_lc·tahuar-, bisa cJipc;r-clc-?t,
II, IiI t L q.rrrt!J,., r I< a 11
r ·, I 1 • j j < ! j i· , ! I : j l I J ·, (' I I d i I
i 1 flll.J rrr ,1 :. Jf.'· 1 J 11 • I i I r J.t r
kepada p t:' r HJ e t: a h 1 1 a r 1 •
de n g a n S D K e 1 a s I , d i rna n a rn u 1 a i a d a a 1 a t ·· a l a t y a n g rn e n ~:J h tJ b u n <;l i- .rr
anttu·a linqkar-<HJ yar1q dipecah menjadi beberapa ba<:Jian bulatan,
yang kadancJ··f<adang sekarang ini digunakan psikotest untul< adu
cepat. Kemudian dalarn kaitan itu ada bentuk binatang atau bentuk
manusia yang terbagi-bagi, bagairnana itu dlsatukan. Kalau kita
bicara masalah yang lebih tinggi lagi, SMP atau SMA, kita melihat
bahwa terdapat tubuh manusia dimana separo terlihat urat-uratnya,
sedangkan separonya lagi growong (gambar usus dan sebagai nya).
Ini rnenurut saya adalah yang dimaksud dengan alat peraga. Pencip
ta itu adalah untuk kali ini dihargai sehingga mempunyai hak,
kalau hal ini yang dirnal-<sud maka POI sejak awal sudah bisa mP-· nangkap, jadi tetap.
gamb,3rkan :c;edikit yan<J terjacJi di
b e r e b u t rn a s a 1 a h h a k t e r· s e b u t. rn i 1 i k beber·e:1pn daer~ar1, dirnana Or""''n'J
siapa, masa1ah dari Tl-\. ::..u:rrpdi
Oernikian alasan POI rnenulis tetap, Sekian.
KETUA RAPAT
Terima kasih, dari FPP.
FPP (H. AHMAD PARIS, SH)
Terima kasih Saudara Ketua.
Cukup memahami apa yang dikemukakan oleh FABRI, tetgpi sete
lah dijelaskan oleh Pemerintah dan diuraikan kernbali oleh Bapak
Sabar bahwa alat peraga seper·t itu adalah softwar-e, ~;aya kira
k3lau rumusan ini akan tetap, harus juga dijelaskan dalsm penje
lasan sehingga dalam akan ter·kesan bahwa hal ini yang dirnaksud dengan software_
Sekian terima kasih_
f<ETU\ ......
l-
1'-
"\:
KETUA HAPAT :
Terima kasih.
Saya kembalikan kepada Pemerintah.
PEMERINTAH (IR. S. KAYATMO)
Terima kasih Pak.
saya kira apa yang dijelaskan dari FPDI tadi memang, itu yang
dimaksud antara lain yaitu anatomi manusia, itu bagaimana apa
cara mendidik itu orang mati dipotong-potong atau kita membik:in
a l a t s i m u l as i u n t u k a l a t i t u . J ad i o t a k d i l epa s , i n i ad a o t a k
kecil dilepas, itu namanya alat peraga antara lain untuk pendidi
kan, i tu kan untuk mendidik pendidikanpun seperti masalah dalam kedokteran sebelum dia mengoperasi orang dia harus latihan dengan
simulasi berapa jam dia mengoperasinya apa saja yang har·us dipo
tong itu dari alat peraganya ini. Ini untuk pendidikan ahli
cy rug. I ni k ira- ki ra Pak. J adi ka 1 au un tuk memudahkan tadi apa
yang digambarkan oleh FPDI itu betul, antara lain semacam itu.
S!3bagai contoh itu alat peraga dalam kedok".:.eran, itu mudah, itu yang dicerbakan semua itu yang dinamakan alat peraga.
Demiki~n kira-kira, kalau masih ada silakan.
KETUA RAPAT :
Terirna kasih.
Ini belum ada titik temu, yang dari FKP mengusull(an ada al te rna ti f pe rubahan rumusan anta ra lain dengan menggan·:i metoda
atau menghapuskan kata pendidikan dari FPP mengusulkan di dalam penj elasan dar i FPDI sudah cukup j el as, dan da ri FABRI mfmgi ng in
kan ini dimasukkan dalam hak paten. Kalau demikian satu putaran lagi.
Saya persilakan kepada FABRI sebagai pengusul.
FABRI (A. PRANOWO)
Sebenarnya kami sependapa t dengan apa yang disampai kan dari
FKP tadi bahwa ini merupakan suatu ide atau perubahi:ln suatu
software bukan hardware tetapi kaalau yang di sampai kan c1 leh FPDI
tadi merupakan gardware sehingga kalau mungkin saya kirrn seper
ti bentuk tubuh manusia yang diwujudkan dalam bentuk kerangka
dan lain sebagai nnya i ni f kal au di produksi i ni mung!<i n akan keluar patennya juga, sehingga perubahan bukan Hak Cipta di sana
yang muncul tetapi Hak Paten dalam rangka seseorang pertama kali
menemukan bagaimana cara mewujudkan hubungan manusia dengan cara kerangka tadi itu.
Demikian.
KETUA RAPAT :
Alas usul Pemerintah bagaimana ?
FABRI
'· - 85 -
FABRI (NY. SUMARTINI D, SH)
Kalau memang itu dipaksakan untuk masuk ci pta di r·tJbah a tau
demikaan ini masuk Hak Cipta, karena tadi seperti dijela:~kan dari
FKP bapak Taruna kan mengingatkan kembali sebetulnya ciptaann itu
kan hanya laporan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Disini
menyangkut pendidikan juga. Nah i tu apakah tida~~ ada konsistensi
demharn apakah c i ptaan i tu _ Dan ka lau tadi yang dicon tc; hkan i tu
ada lah tubuh manus ia bukan c i ptaan dar i •:J rang yang i tu b.:1hvw o tak
i tu begin i ben tuknya, 1 al u hat i bukan hak menunj ukkan khasnya
atau bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dari orang
yang menciptakan itu. Jadi mungkin kalau dipaksaa ma~.uk cipta
kita harus merubah penyusunan kalimat.
KETUA RAPAT :
Mungkin sebaiknya tidak ada unsur paksa-memaksa, jat.il basJai
mana kita mencari jalan keluar' apakah dengan rnerubai·. rurnusan
ba tang t ubuh a tau rnenarnbah penj el a san dalarn penj e l a:;;an yang
besangkutan,
Saya apersilakan dari FPDI.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)
Terima kasih.
Kami memahami apa yang disarnpaikan oleh FABRI bahwa 1\erancuan
itu terdapat kepada tidak konsistennya antara apa yan~;J sekar·ang
dimasukkan dengan apa yang ada pada batasan lingkup dari.pada hak
c i pta . Tad i ad a F K P , k e r· a r ll~ u an i n i b is a hi lang kala u pend i d i k an
itu dipotong, .:::.ehingga ilmu pengetahuan, kalau ilrnu pengetahuan
be r a r· t i rna s u k l i n g k u p i t u . Sed .3 n g k a n pe rag a tad i yang d i u t a r a k a n
<ian dibenarkan oleh Pemer·intah bahkan dit.arnbah, 1n1 kar1 d.:t!.::<rn
r·.=tngka i lrnu penget:.ahuan, rnau diberikan dalarn kur·sus rnau diber·ikan
pendidikan for·mal, non formal itu kan lingkup ilmu pe11getahuan
juga. Jadi kalau kit:.a mau memotong pendidikannya, it.u ruang
lingkup tercapai, apapun sudah menjadi treb begitu lho.
Jadi sar·an yang kelihatannya sederhana, tetapi substansinya
dalam sekali Pak Taruna, Pak Sabar atau Pak Tris pokoknya dari
FKP tadi, jadi pas begitulah kira-kira. Jadi konkretnya tetap
dengan pendidikannya itu dicoret saja, semuanya sudah sB~n-
Terima kasih.
KETUA RAPAT
Terima kasih.
J ad i r u pan y a d a r· i F r a k s i ·- f r a k s i me m a n g d.. 1 ._, , '" , u a n ; L u
adalah lingkup Hak Cipta itu sendir·i dakan. "1.. ~·· . .::11\:Jf.H huanrn :::.r~n1
dan sastra. Namun tadi
pendidikan ini.
Say a se rahka n kc p, . "'
baru, Pempr· _.
Fraksi-fr
Peme r· i nL .. e., ,jtd skan kai tan deng.o;.n
·<~ccr '·1tah, barangkali ada perni ki r·an
sepakat usul dari Fr·aksi. i<Alau ddr·i
c,impulkan kalau kata "pendidik::-n" <.1lr· .. :;·
i"'i-1·.:; \. n1e11ye tuj ui, se lesa i. say a pe rs i lakan.
PEMEfUrlfAH ·--·
86 -
PEMErHNTAH (HL S. K.AYATMO)
Kalau kita melihat pada Undang--undang Paterl Pasal ) ayat E~.
penernuan ter1tang teori dan rnetode di bidar1g ilmu pen<]etc·.~1uar1 dan
matem.·1tik.et tidak dilir1cJur1 paU~n. Jadi tidak ac.L\ ~'t.orJindung:\n
t.cr1t..~r1g t.eor 1 rnetud.:{ di hi ( j .. :l i c.·; t l rn L i
penget,,:,,_.~an ,j_,,r, rrrat.ernatika. Kernudiar1 a.da ';'C'\119 ay::lt
periurVJU L'lr·r
fA~ ernuar<
ddr1 pf:~rrrbe(J.'J···
har1 y:,ng diter."lpkari ter~iClc'IP rnar1u-oia dar1 hewarl t.etapi tidak rner1·
j ui~JI<.'lll flr Clduk :1papun yan') dis::Juna.kan at.au ber-kai LcH1 der1~:Jctr1 nteLoda
ler·st:cbut i t11 tidal< l i.r1dur1gi unluk paten.
J ad i rna k s u d p E:' '1 d i d i k a n u n t u k me l i n dung i k a r· y a --- k a r· y a y a n g
sebetulnya ciptaan yang bisa rnernpunyai kaitan, menin<;:.Jkatkan
kepandaian (jr·ang atau r·akyat tetapi tidak dilindungi dalam paten,
i t u d i l i n d u n g i d a l a rn h a k c i p t a n y a . Merna n g pe n d i d i k a n rn e s t i n y a
mendidik ilrnu yang lebih tinggi, rnakanya dari Perner·intah itu
peraga untuk keperluan pendidikan at.au ilrnu pengetahuan ,3tau
sastr·a itu rnasuk hak cipta karena tidak
memnut Pasal 7 nya, tetapi i tu adalah
dilindungi dalarn paten
sua t u k a r y a ~; e s eo r an g
untuk memberikan suatu cara untuk meningkatkan kepandaian_
Contoh yang lain yai tu untuk pendidikan, alat peraga pen-
didikari, alat baca untuk suatu materi. Jadi pendidikan dikaitkan
dengan pendidikan yaitu pendidikan ilmu pengetahuan. Semua pen-
didikan kecuali kalau pendidikan black magic, tetapi itupun juga
ada i lmunya sebe tul nya _ J adi yang be r ka i tan dengan i lrnu t i dak
bisa dipatenkan, tetapi proses dalarn produksi dan sebagainya itu
bisa dipatenkan. Ini hak cipta dimasukkan dalam hak cipta seper
ti di Indonesia karena belurn ada desain, itu dimasukkan dimana,
itu sekarang juga dimasukkan dalam hak cipta. Karena dalam paten
tidak ada mengenai desain itu, merek juga tidak ada
Sedangkan kita hanya mengenal tiga Undang-undang Paten, Merek
dan Hak Cipta. Sedangkan di luar negeri desain itu dilindungi_
Ki ta di l indungkan dimana karena yang Merek i tu bukan te r·ang
u n t u k s u a t u i n d i k as i as a l d a r i ba r a n g dan k u a l i t as d a r i
sedangkan paten, itu yang ada novalty ada kebaharuan, yang
nya itu diadop di dalam hak cipta.
ba.rang
lain-
Mernang kalau ingin dijelaskan, dirubah rumusannya saJa karena
ini untuk memperjelas dimana kalau itu dilempar paten Letapi. di
dalarn paten ada suatu klausul yang tidak melindungi sehings.Ja
nan t i i de o rang I n do n e s i a i n i d i t a n g k a p o l e h o rang l u .'l r· n e 9 e r· i
malah orang luar neger·i yang untung, kita tidak bisa nunLut..
INTERUPSI (TARUNA, SH)
Interupsi Pak.
Maaf Pak, jadi saya kira FABRI sudah mau tadi cir.;ta, jadi
tidak rnasalah dia akan ke Paten asal pendidikan itu dih:.langkan.
T i n g g a 1 8 a pa k i n i k a l a u r a k y a t s u d a h s e t u j u , N a pa k s e t L j u t i d a k
pendidikan ini dihapus, begitu saja Pak "pendidikan dan" itu.
Ini
- ()7 -
Ini saJa, kalau Bapak keberatan berarti ini lobby, begitu
saja. Karena r·akyat sudah menghendaki begitu, yang di1'>1akili FPDI,
FPP, FABRI, FKP sudah. J:1di kalau Pemerintah mau menghilangkan
kata "pendidikan dan" FABRI tidak sudah tidaak mengutH.-·utik ke
paten lagi.
KETUA RAPAT
Jadi tadi seperti kami sampaikan dari FABRI sudah dapat
memahami dari, pada prinsipnya tetap diatur dalarn terrnasuk hak
cipta ini dengan memperrnasalahkan kata pendidikan seper·ti rekan
rekan da ri yang lain. Ka lau memang Peme r i ntah masi h ber·anggapan
bahwa kata "pendidikan" itu perlu berarti apakah tidak s.ebaiknya
kita lobby, barang 5 menit, mungkin diskusinya lebih tuntas
begitu.
Atau masih ada hal yaang ingin dijelaskan oleh Pemer1ntah.
PEMERINTAH (IR. S. KAYATMO)
Kalau boleh kami rnenjelaskan, itu dalam Undang-undang Hak
Ci pta Pas a l 15, i tu ada kl a usul "un tuk kepenti ngan pend i di kan,
ilmu pengetahuan dan kegiatan penelitian dan pengemban~;JG!n sesua
tu ciptaan yang dilindungi hak cipta dan selama 3 tahun selama
sejak diumumkan beliu, diter·jemahkan ke dalarn bahasa Jndonesia
atau perbanyakan di wilayah Republik Indonesia, jadi ada ini
k e pen t i n g a n pe n d i d i k a n d i 1 i n dung i h a k c i pta n y a d i s i n i , Pas a l J 5
Undang-undang Hak Cipta yang lama.
KETUA RAPAT
Kalau demikian saya tawarkan lobby saja mungkin lebin bebas.
Disetujui? Mungkin ini Rakyat sudah setuju "pendidikan" clihilang-
kan tetapi Pemer·intah menyampaikan argumentasi, mung~<in aqar·
l e b i h j e l as l a g i r a pa t k i t a s k o r s 5 men i t , s e t u j u -:>
(RAPAT DISKORS)
Bapak-bapak dan Ibu-ib< ·sekalian rapat saya buka kernbali.
Untuk kesimpulan ini, saya sampaikan sendiri saja.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian yang menjadi per·masalahan
d a l am D I M 11 o rn o r 4 0 1 n 1 ad a l a h de n g an ad a n y a pe r bed a :Ct n r u rr: u .,,,a n
a pa b i l a d i d a l a rn Pas a l l. 1 a y a t ( l ) H a k . : i p t a i t u me l i p u t i b i d a (·, q ·
b iang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Namun di dalarn ayat. (1)
huruf c di sana ter·canturn kata pendidikan apabila clikaitkar1
den g a n Pas a l 1 5 rn ern a n g s ern u a n y a h a k c i p t a t e r s e b u t. de r1 <;J a n L u j u a n
untuk pendidikan dan ilrnu pengetahuan. Apabila kita konsisterl
dengan menyebut.kan kata "pendidikan" ini terdap;=1t. beberapa pasal
pasal sebelurnnya ter-paksa har·us ditarnbahkan kata "pendidikan"
yang di luar tugas kewajiban kita. dari lobby diarnbil ke:=.epakat.ar1
bahwa kata "pendidikan" di dalam ayat (1) hur·uf c dihapu=:kan dan
dipindahkan ..... _ ...... _.
- 13H -
,.Jindahkan ke dalarn penjelasan. Untuk rurnusan penjelasan yang _,aru rumusan awal akan disiapkar oleh PernerinLah.
Apakah kesimpulan ini dapat, oh rnasih. Silakan
FKP (TARUNA, SH)
Jadi kalau nanti kita jurnpai lagi ada "pendidikan" pada batang tubuh yang lain, kita rnenyesuaikan "pendidikan" nya harus
hapus. Dengan penjelasan bahwa i lmu pengetahuan i tu terma<:.'-Uf< pendidikar1. !3ahwa kemungkinan di Pasal 15 tadi kaL'inya ada laqi,
ilrnu pengetahuan dan pendidikan. Jadi "pendidikan"n;:a haru~: hi lang.
KETUA RAPAT
Itu pasal yang
diartikan demikian.
diartikan dernikian.
t i d a k d i r- u bah , j ad i i n i rna sa l a h n y a t e tap i
Jadi khusus untuk yang aya t ( 1) huruf c i tu
Dari FPDI masih ada ?
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)
Kita ini kan berbicara pada Pasal 11 kan begitu Pak. Apa yang
disampaikan oleh FABRI tadi supaya jangan rancu denga,n r-uan~.:J lingkup dari pada hak cipta sesuai itu maka konsekuensinya adalah
"pendidikan" dihilangkan kan begitu? Ini betul-betul kita itu
kan meluruskan supaya pas konsisten. Saya :;etuju tadi sudah kami sampaikan.
Selanj utnya berkai tan dengan Pasal 15,
apa-apa Pak, sebab apa tidak ada perubahan, tidak ada p13rubahan
pelan-pelan kita baca Pasal 15 saya akan rnencoba membaca "Untuk kepentingan pendidikan,
i 1 mu penge tahuan dan kegi a tan pene 1 i tian dan pengembangan sua tu
ciptaan yang dilindungi hak cipta" artinya Pasal 11 ini kan lebih
du1 u, pe raga i tu kan d i l i ndung i hak ci pta be rdasa rkan P.:tsa l 11,
maka bagaimana itu dijabarkan di dalarn ketentuan lebih lanjut.
Ini kan mengait masalah kalau terjadi, Pasal 11 itu sudah rnelin
dungi alat peraga untuk i lmu pengetahuan i tu sudah ki ta logi tima-
s i i t u d i l i n dung i h a k c i pta m a k a u n t u k k e pen t i n g a an pe n d i d i k a ~~ , ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian, pengembangar'l s(~lama 3
tahun sejak diumumkan belum diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia
artinya masih bahasa Jerman atau belum dilaksanakan lantas diatu r. ha rus gin i -g i ni. J adi t i dak ada per tentangan.
Prinsip pokok tadi sudah tercapai, lantas bagaim<tna i tu
appliednya di dalam kegunaannya, itu di Pasal 15. Jadi saya kira
tidak ada problem Pak. Kita juga tidak usah kutik yang 15, kalau
tokh ini berkaitan dengan hak yang sama tidak substansi lztin saya
bagaimanapun juga tidak tertutup pintu bahwa itu harus clirubah,
karena apa ? Nanti lucu, satu hal sini. Saya dukung Pak Taruna
kalau substansinya sama. Pasal 15 substansinya lain. Oleh karena itu karena substansinya lain itu.
Jadi sudah dicukupkan.
KETUA ..... .
K'ETUA RAPAT :
Bapak-bapak dan I bu-i bu
pembicaraan karena Pasal 15
mengatur tindak lanjut untuk
- 89 -
sekal ian jadi sebenarnya t:idak ada
i ni bukan menga tu r 1 i ngkllp te tapi
kepenti ngannya. Jadi dar i F" PDI, F KP
pun sependapat apabi la nant:i. ada rumusan yang seper·ti sejenis
dengan Pasal 11 ayat (1) c ini yaitu nanti disesuaik.::1n dengan
rumusan ini. Jadi dapat saya ambil kesimpulan sekali L:tgi bahwa
untuk kata "pend:i.d:i.kan" dalam Pasal 11 ayat (1) hun;f c ini
d:i.hapuskan namun d:i.jelaskan dalam penjelasan pasal yang bersang
kutan tentang pendidikan ini termasuk ilmu pengetahuan, :;;edangkan
apabila d:i. dalam pasal-pasal lebih lanjut apabila ad21 rumusan
yang seperti ini dise· ;.3ikan dengan apa yang sudah kita ::;epakati.
Demikian dapat disetuju:i. ? Jadi yang dicoret "pendidikan dan".
Dari Pemerintah ada penjelasan.
PEMERINTAH (IR. S KAYATMO)
Ini hanya anu saja, tetapi ini kasusnya lain, tetapi kalau
kami setuju apapun nanti, tetapi kasus demi kasus Pal<., karena
nanti kalau ada perpanjangan yang har us menyebutkan kata pen
didikan" itu harus disebut. Ini tadi hanya alat pera.ga untuk
menghi langkan ke rancuan t.r ,. hadap gamba ran paten, say a k ira :i t.u
bisa ke penjelasan. Tetapi kalau nanti ada yang lain, j,tu har·us
dilihat kasus per kasus begitu.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Bagaimana FKP, oleh FKP tadi yang sejenis sebetulnya t.idak
ada perbedaan, kalau sejenis.
FKP (TARUNA, SH)
Kalau yang ideal sekali semua yang ada kata bidang ilmu
pengetahuan tambah pendidikan sekalia' jadi sebetulnya begitu
tetapi karena Perner·intah kelihatannya II1a.sih ada 2 persepsi yang
satu di pihak internasional, itu cuma mengenal 3 ilmu pengeta
huan, seni dan sast.r·a, tetapi Pak Dirjf~n mengatakan di rndonesia
yang pendidikan bagaimana nanti. Maka sebetulnya di P13rnerintah
satu dululah supaya kita tidak ikut bingung Pak. Tetapi saya kira
sudah bisa disepakati seperti apa yang disampaikan Ketua.
Terirna kasih.
KETUA RAPAT
8 a i k , j ad i say a u l an g kern ba l i u n t u k k a t a " pend i d i k an dan "
dalam huruf c ayat (1) Pasal 11, itu dihapuskan dan akan dijelas
kan di dalam penjelasan pasal yang berse~ngkutan. Rumusan awal
akan disampaikan oleh Pemerintah. Apabila di dalam pc3rnbahasan
lebih lanjut ditemukan rumusan seperti ini akan disesuaikan
sesuai dengan konteks rumusan atau pasal yang bersangkuta.n.
Demikian ····-·-···-··
- 'JU -
Demiki0r1, d~-1pat disetujui ')
(RAPAT SETUJU)
Terirna f\.3":,ih.
Kernudiar1 ur1tuk C>IM r1ornor c.ia r se.kretar·iat.
raalat bahwd DIM nornur 4) itu bukar1 Par1ja. tl:~ta.pi fimu·:>. ~)et.uju
( RAPAT : SETUJU)
Kita lanjutkan DIM
FABRI tentang penambahan
usul dari FPP tentang
pasal.
43, dari FABRI lagi membicar-akan usrl1
rumusan huruf i mengenai seni batik. Dan
kata "kolase" agar diber·ikan penjelasan
Saya persilakan dari FABRI.
FABRI (A. PRANOWO)
Terima kasih Bapak Ketua.
Dari FABRI menginginkan agar supaya mengurangi jumlah butir
butir yang ada di dalam pasal ini, maka menyarankan agar· huruf i
seni batik itu disatukan dengan f, karena ini juga r,nerupakan
satu kelornpok merupakan kelompok seni rupa juga seni bat:ik.
Demikian.
KETUA RAPAT
Terirna kasih.
Dari FPP karni persilakan.
FPP (H. AHMAD PARIS, SH)
Terima kasih Pak.
Dari FPP bukan usul perubahan hanya per-tanyaan Pak dan un
mernang telah dijawab oleh Pernerintah Pak Menter·i pada waktu Rapat
Kerja dan kami sudah setuju dan dengan catatan apa yang dijelas
kan Pak Menteri dalam Raker i tu masuk dalam penjelasan p;lsal.
s e k i a n ' t e r· i rna k a c· i h .
KETUA RAPAT
Terima kasih, dari pengusul FPP mengusulkan hanya dimasukkan
dalam penjelasan ditambahkan pengertian "kolase" dan p<:rda waktu
Rapat Kerja sudah dijelaskan Bapak Menteri. Diserahkan kepada
Tirnus untuk catatan. Dan untuk saran dari FABRI saya p•'lrsilakan
kepada Pemerintah untuk dapat member. kan penjelasan a tau juga
tambahan tentang apa yang diusulkan FABRI.
PEMERINTAH (IR. S. KAYATMO)
Terima kasih Bapak Pimpinan.
Kami memahami apa yang diusulkan oleh FABRI namun d.:tri pihak
Pernerintah .
- 91 -
r'smerintah bahwa seni batik itu khas Indonesia, lain t:tdak sa:na
dsngan seni rupa karena disitu mengandung ajaran-ajaran falsafah
Indonesia ssndiri. Jadi ada ssni, memang ada lukisan totapi itu
ada falsafah-falsafahnya yang tidak semua negara memilil'i fa1sa
fah itu. Oleh karena itu tidak sekedar i1mu ni lukjs tetapi
1 uk i san yang rnempunyai fa1 sa fah makanya i ni di sendi r i kar: dan i ni
khas Indonesia. Ka1au dilihat dari cara menggambarnya itu memang
sen i 1 u k i s . T e tap i ad a pes an-pes a n d i d a 1 am 1 u k i san t a t i k i t u
seper ti pa rang rusa i tu untuk apa, ha rus bag a imana, ha rus ada
gambar apa dengan gambar apa, i tu tidak boleh dirubah g.::mbar i tu
karena ini pesan-pesan falsafah kerajaan-kerajaan zaman dulu dan
inipun untuk melindungi, kar·ena orang Malaysia itu sebetulnya juga asa1nya dari Indonesia, beberana kelahiran Indonesia.
Jadi i tu bisa ke sana kalau i tu hanya
itu akan diklairn ada Malaysia karena ini
dayaan falsafah. Ada falsafahnya maka
Menterinya Malaysia
dianggap seni 1ukis,
Pemer·intah itu dibuat ter·sendiri. Demikian kira--kira pE:njAlasan saya.
akan mempunyai
ini kita dar-i kebu
pihak
Terima kasih.
KETUA RAPAT
Terima kasih.
Dari FABRI apakah sudah dapat menerima penjelasan dari Pemerintah ?
FABRI (A. PRANOWO)
Kami dapat rnener·ima apabila di da1am penjeJasan ditarnbahkan mengenai uraian tadi itu, mengapa dia disendirikan.
KETUA RAPAT :
Terirna kasih.
Dari FABRI sudah dapat. menerima dengan usul dimasukkan dalarn
penjelasan. Ada tanggapan dari Fraksi lain? Silakan dari FPDI.
FPDI (Y.t3. WIYANJOND, S.H.)
Bapak Ketua terima kasih.
Karni buk.:H1 ingin member·il<:an persoalan baru. FABFH <;;.udah
bersedia untuk mengembalikan kepada posisi semula dengan catatan,
ini dijelaskan. Cuma dalarn pe11jelasannya apa yang diutarakan Pak
Dirjen sekarang ini tempo hari juga disampaikan oleh Pak Menteri
dalarn rnember·ik.:"n contoh batik tr·adisiona1. Kalau ber·bicara masa·-
1ah batik tradisional l'arni tidak sependapat kalau itu, 1\ernudian
justr·u diber·ik.'\n h..:;k c1pt.a kar·ena sudah rniJik umurn, nanti rn~-~1.'111 jadi kacau. Ini kan rner1genai batik-batik yang kr·easi ban1, kalau batik tradisional Sido Mukti,
S i do l.uhur .....
- l) (. -
'Sido Luhur· rnacam-rnacarn, itu sudah menjadi milik urnun· .
. L'l d i j u ·:::: t r u j a rl '] .i n k F~ ·c; .:H1 .:1 l a r 1 r1 y .'-l , na r1 t i rn :d a 11 k i t.J i t. u 1 u 11 d u r kalau begitu.
Irli ydrl~J per lu karni sarnpaikan, _jadi dal.lrn rnerlJt~la•c;-ka.nnya tolorHJ Juga diingat bai·n'la yang rnilik rurnah jari'J::tr·, d1.:n1gkat lagi sebagai pribadi.
Sekiar1 t.erirna kasih.
KETUA RAPAT
FKP silakan.
FKP (TARUNA, SH.)
Sangat rnendukung dari FPDI, yang tr·adisional i tu, jadi Menter·i itu mengatakan ini
sekedar seni bati,
yang
te tapi k on tern po r e r , j ad i i n i s e n 1.
sen i ba t i k yang k on tern po r e r· . batik
Jadi
bukan
kalau yang tradisional seperti yang sekarang ini
Ciptanya ini yang menyengsarakan rakyat. kalau itu mernperoleh Hak
Sebab kalau nanti Of'jgi tu
sudah habis Pak, kalau yang orang-orang Pekalongan, orang-orang Solo
tradisional dirnintakan Hak Ciptanya.
Terirna kasih.
KETUA RAPAT
Terirna kasih.
Jadi FKP, FPDI yang dimaksudkan aca yang perlu dijolaskan i tu
justru yang temporer dengan seni-seni batik itu seperti Dana Rahar·
di, Iwan Tirta kalau menurut FKP yang kontemporer, baranDkali menu
rut FABRI juga demikian, dari FABRI.
FABRI (NY. SUMARTINI D, SH.):
Jadi tadi sudah diutarakan oleh FABRI bahwa boleh tersendi ri, tetapi pada penjelasan, asal penjelasannya dan penjelasan tadi siapa
yang digandakan dari FKP maupun FPDI.
Terirna kasih.
KETUA RAPAT :
Dari FPP sudah.
FPP (H. AHMAD PARIS, SH.):
Sarna Pak.
KETUA RAPAT
Terima kasih.
Jadi kepada Pernerintah di Fraksi-fraksi pada prinsi~:nya sepen
dapat bahwa n.Hnusan 1n1 tetap, hanya rnengusulkan agar· d.:1lam penje
lasan diberikan penjelasan yang dirnaksudkan Hak Cipta di sini bahwa d i a k on tern po r e r .
Saya persi1akan.
PEMERINTAH (DIRJEN HCPM):
Terima kasih.
Pad a
- 93 -
Pada prinsipnya setuju, hanya terhadap batik tradisional per~lu .da ·Hak Ciptanya, tetapi yang memegang negara tidak snperti asal
s u pay a neg a r a l a i n t i d a k b i sa men g k 1 a i m , s e s u d a h i t u d i a mulanya
milik negara.
Jadi yang tradisional itu negara mengajukan hak ciptanya seper
ti tradisi-tradisi rakyat, tidak mengerti asal usulnya, itu kan di
dalam pasal-pasal sebelumnya dimiliki oleh negara atas p13nciptanya,
mengatasnamakan. Sampai kalau ini tidak dilindungi dikl.aim negara
lain kita yang malah mati, jadi atas nama negara nantinya ini. Yang
tradisional harus atas nama negara, karena kita tidak rne:1gerti pen-ciptanya.
Hal-hal yang baru itu terserah pencipta-penciptanya baru seper
ti barang rusak, barang kredit dan sebagainya itu negara yang memiliki.
demikian kira-kira kalau ini disetujui, terima kasih.
KETUA RAPAT :
I ni dar i r~ekan- rekan rna tang-rna tang sernua. J ad i dapa t say a
mengarnbil kesimpulan bahwa pada prinsipnya baik Fraksi maupun
Pemerintah setuju rurnusan tetap, dengan penjelasan bahwa seni batik
yang t radi s i ona 1 i tu nasi l rya di pegang o leh nega ra dengan maksud
untuk melindungi hak cipta tersebut dari klaim orang asing atau
orang luar negeri, sedangkan yang hak cipta dalam Paten ini adalah hak seni batik kontemporer.
Demikian barang kali bisa diterima.
(F~APAT: SETUJU)
Terima kasih.
Selanjutnya ki ta DIM 54, DIM 54 i tu ki ta akan membahas ':-:.dr-an d a r i F A B R I y a n g rn ern pe ,- t a n y a k a n r urn u s a n k u a l i t a t i f .
Jadi masalah r-urnusan yang kualitat.if, kernudian dar1 FrO' t.Hr,L.:.Inq
apa yang dima~sudkan dengan kr·iteria kepentingan yan<J w.'.lj<"r·. ',!•cL,rl~J· kan dar·i FPP tent .. .:;ng fr .. ':\-:o.a Y-'~119 wajar· itu san~.:>, d.:.-u-1 uc:.ul ~•.lL<t i<'·i·' ,., tingan dirl::ipus.
Saya persilakan kepada FPP dahulu.
FPP (H. AHMAD PARTS, SH.): Terima kasih Pak.
Pada DIM 54 ini, usul perubahan dari Fraksi ,··ersatuan frasa yang wajar setelah ka ta kepentingan di hapus. Jadi sntelah peru
bahan, maka kalimatnya berbunyi: penggur1aan ciptaan piha~' lain dan
seterusnya, yang pada akhi r ka.l i n1,:t t menj adi "dengan keten tuan ti dak
merugikan kepentingan dar:i. ~dncipt.a". jadi tidak ada kata-kata yang
wajar, karena yar·,,.J wa.jar ini sulit untuk ukurannya sulit, jadi
sifatnya subye~tif. Oleh karena itu kalau memang kelak terjadi ada sengketa, sebelumnya kita serahkan saja kepada kewenangan hakim.
Sekian teri makasih.
~ETUA ........... .
KETUA RAPAT
Terima kasih.
- 94 -
Selanjutnya pada FKP, kami persilakan.
FKP (TARUNA, SH. ):
Jadi s2.ma dengan tiga-tiganya semuanya mengenai mc.salah yang
wajar. Kalau FABRI menyor·oti justru per·ubahan dar-i UU lama ke sun,
F K P j us t r u k e pe n t i n g a n y a n g w a j a r i n i u k u r a n 1 a l i t a t i f n y a me m a n g
sulit kita menger·tikan apakah kepentingan yang wajar d.:1lam bidang
ekonomi, apa non ekonomi. lalu yang wajar bagi si A rnllngkin beda
dari si C walaupun sama-sama wajar.
J ad i i n i mung k i n yang pe r l u d i j e 1 ask an l e b i h j e las , karen a i n i
merubah dari suatu kuantitatif ke kualitatif sehingga mesl:inya harus lebih jelas lagi.
Terima kasih.
KETUA RAPAT
Terima kasih.
Pada intinya sama mempertanyakan rumusan yang sifatnya kualita
tif dengan kata--kata wajar, sehingga ukurannya sulit ditentukan.
Kami persilakan pada Pemerintah untuk memberikan penjelas.:1n.
PEMERINTAH (DIRJEN HCPM):
Terima kasih Bapak Pimpinan.
Jadi, 1rn sebetulnya memang secara kuantitatif enak diukur,
tetapi kadang-kadang itu sulit kita juga mengukur, karena ada yang
dinamakan kerugian fisik dan kerugian moral. Ini sebetulnya di tu
runkan atau dari Pasal 13 dar:i trade yang mungkin bisa d:ir:1dar·kan.
Jadi di s:ini limitation and eception members seven ~~int limi
tation and eception or esetion to exlusif right to salton special
cases with do not conflic with a normal exploitation of the wor.ld
and do not an r·as.ionable prejudace the _legitimate interest; of the
right holders. Ini mak·:- dnya antara lain kalau dalam prosen itu
kemungkinan kur·allg dari 10%, tetapi mempunyai dampak yan•:J br~:~;H- 1n1
m i sa l k an con to h d i d a 1 am sua t u u n g k a pa r1 .
Ini jaman edar1 ticJak edan ti bk kebagiarl. dipotong di siLu i tu
kan sudah rneru~::Jikdn b.3r\y,3k. Padahal yang penting itu cuma kt~cil
se!,:ali di s1tu. f~l3.ngkah baiknya or·ang yang ingin dar1 waspad3..
Jadi kalau ki L3. rnotong--rnotongnya i tu pakai prosen kadang--kadar1~J yang
d i po tong sed i k i t , t e tap i sud a h k u r· an g d a r i 1 0 % t e tap i ~; u d a h rn e r u
gikan secara moral
Ini ,"\ntar,=; L>in sebagai suat.u contoh yang kita ;:,usah kalau kita
rnenangan1 src:c,::~ra kua)itatif_
b i ~ .. 3 o 1 e h h. 1 k i rn d i l i h a t d -':< 1
tidak diu-i JW;rnclrt. t1akirn iLLr
K i r· c.'\ -- k 1 1 . ; d c• rr: i k ,
KETU!-''l Rf--;PAT
Makanya lebih baik mati S21hid tetapi
rnand 1111 rnert.rqik.·;n c,;F~cara nrural at.di.J
Ada s t.:1 f yar1g 1 ng 1 11 nwnambah.
Terirna kasih.
Sava
- 9 ~} -
Saya kembalikan kernudian kepada. fraksi-fr·ak:::.i yang mF.:.r-1Ql!'?.ulkan,
.·tL=tu ·saya s:tr'dr1kar1 apakah kaLa wajar· 1111 dijela·.=-.kan di d.:'\l<:trrl pt=or1.Jf~-lasan bar·angkal i sup;ly..:l lebih jelas_ Sebab kalau di rurTIU":;kan i<Prnbr:l i
rnernang "'>lJd.:l/1 kr~rnb tl i ri.HI t i kepada pr u~:;er1 Ldse kl.Jdn t. i t.-1 t. i
S -3 y ·"~ pe r -.=-. i 1 a k a n k E'. P·'~ d a f r· a k s i ... f r· a k s i pen g lJ':', u 1 , d .'l r 1 = I< f' .
FKP ( TAHUNr<, SH.)-
.1adi rnDrn.c{ns.J ini kiL<t mengarnbul dar·i ·.:::cript, SPhir'<J<F-' i!IC~il:i-!11<) tidak ._i<:Ja jaLu1 lair1 kec:ual i ki ta mer·ubah cJar i kuanti tati f ke kual iLatif itu dasarnya.
Hanya rnuns-:~ki11 sekarang ini yang perlu dijelaskan peilgert.i<''·'lya
y a n g w a J a r· i t u y a n SJ me r1 i l a i s i a pa , d a l a rn pe n j e l as a n d i k 21 t. a k a ,-, y a n q
kreatif. Kalau begitu berarti ini harus status sengketa.
Kanor1a hakin: akan ber·tinda.k kalau ada ser1gketa, kalatJ Ltdak clda
sengketa bagaimana, yang rner1entukan siapa apa Dir-jen HCPr~, itu bi'3a
saja kalau rnemang dernikian, kar·ena kalau yang waja.r- ini t: dak di len
tukan siapa yang bisa rnenilai wah ini wajar, ini t.idak waJ.::'r
Kepentingarl yan~J. jar ini kepentingan yang tidak wajar- rnungku1
kalau ini bisa diberikan kita bisa rnenerima, kar·ena kalau t:i.dak mau
mernang harus kita terima, perubahan kualitatif ke kuantit<:ttif walau
pun rnenurut Fraksi FABRI dan juga FKP di dalarn Pernandangan Urnumnya
jelas-jelas mengatakan bahwa apa latar belakangnya. Latar· belakang
nya train oke, kar·ena ini tr·ain tentunya kita tidak begitu d.iarnb:il
tetapi juga harus dijelaskan sehingga I,; ta bisa mengerti dari pada itu.
Jadi
ada siapa
hakirn.
sekali
lagi. lagi yang berhak
Kalau di dalam rn8nilai selain hakim itu
penj e las an merna ng ya 11g mungkin
rnenilai
Terima kasih Pak.
KETUA RAPAT
T e r i rna k as i h d a r i F K P pad a p r i n s i p n y a d a pa t men 8 r i; n a , k a r 8 n a itu rnerupakan urusan di dalam great agreemen hanya perlu dijelaskan
dalarn ~enjelasan.
perlu aijelaskan.
lebih jelas tentang pengertian wajar itu. Itu di Jadi ukurannya
Dari FABRI.
apa, siapa yang rnenentukan
FABRI (A. PRANOWO):
itu
Dari FABRI rnenilai bahwa kualitatif itu lebih sulit dari pada
kuantitatif, sehingga barangkali ada alternat:i.f lain digabungkan
antara 10 % dengan hak-hak yang wajar dan salah satu alternatif.
Jadi disamping 10 % atau rnelindungi hak-hak wajar dari penciptanya.
Penggabungan dar·i rurnusan lama dengan rurnusan yang sekaran'J ini.
Yang alternatif juga yang bisa dipilih juga, terirna k.'lsih.
KETUA RAPt-H
Terima kasih dari F'ABrn yang rnalah mengusulkan gabt:n~~ar1 10 'l. atau yang waJar· begitu.
A pa yang w a j a r- beg i t u , say a pe r s i 1 aka n k epa d a F P P .
FPP
S\'Jf(· : ~~:~' ;,·,(~~~ li:
- 96 -
FPP (H. AHMAD PARIS, SH. ):
Kalau dari FPP sebagaimana usul perubahannya itu Pah.
J ad i u r1 t u k t ida k ad any a pen i 1 a i an·- pen i l a j_ an y a. n g s i fA t n y a subyektif bagairnana kalau yang wajar itu dihapus, tetapj kalau ada rumusan yang lebih tepat ter·utama yang masih diper·lukan dan bisa dijelaskan sehingga tidak memper·suli t seseorang untuk mengartikan tersebut, mungkin disempurnakan dalam penjelasan persoalan itu Pak.
Sekian terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih.
Dari FPP mengusulkan penghapusan kata wajar, atau dijelaskan di dalam penjelasan. Dari FPDI.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH.): Terima kasih Pak.
Di dalam menentukan ini dan bagaimana kita mendapatkan ukuran dad. wajar, siapa yang memberikan, dari sisi mana itu diukur.
Kalau ini yang tidak akan problem sebetulnya kalau kia baca pada
bar,is yang terakhi r, ini kan dengan ketentuan tidak merugikan kepenti~gan yang wajar dari pencipta.
Kepentingan yang wajar dar·i pencipta, jadi diukur dari pencip-ta. Kalau pencipta ukuran umum mengatakan bahwa i tu sudah wajar. Pencipta mengatakan bagiku belum wajar kan repot.
Oleh karenanya ti tik berat kewajaran i tu diukur dari mana sebenarnya, sebetuln: ' aspek ini yang paling panting diLikur dalam ~mntekstual secara umum. Kalau i tu yang menjadi ukuran umum dapat kita terima bersama, maka susunan kalimat yang dirubah.
Ketentuan tidak merugi kan kepentingan pencipta seca ra wajar. Secara wajar itu ukurannya umum bukan ukuran dari penciJ:•ta, kalau ukur an dari pencipta umum mengatakan sudah wajar, tetapi pencipta
bis~ mengatakan untuk kepentingan saya tidak wajar. Tetapj_ biasanya kalau ukuran itu dipakai ukuran umum, itu tidak digunakan kata wajar
seingat saya dalam kelaziman yang dipakai adalah layak, saya bukan ahl~ bahasa tetapi yang kerap terjadi kan layak, layak i tu ukur·an umum kalau waj a r apa memang padanan i tu. r tu da ri j u !' u bah a sa mungkin bisa menambahkan ini, tetapi yang panting bagi FPDl sebetul
nya, titik beratnya bul<an ukuran dari si pencipta tetapi ukuran dari umum.
Sekian terima kasii,
KETUA RAPAT :
Terima kasih dari FPDI.
Hanya pengertian wajar ini dilihat dar-i kepentingan umum bukan dari' kepentingan pencipta. Namun untuk penjelasan kata wajar daJ.am penj~lasan ini tidak keberatan bagi FPDI kalau tidak salah ya .
. Saya persilakan dari Pemerintah.
'PEMERINTAH (DIRJEN HCPM):
Terima kasih Bapak Pimpinan.
Memang .....
- 97 -
Memang dalam setiap sistem i tu selalu ada untung dan rug1.
Kalau secara kuantitatif memang mudah kita menghitung, tr:Jtapi sub
stansi bisa penting bisa tidak penting begitu akhirnya. Ja.di misal-
kan 10 % te tapi diambi l kan dar i ka ta-ka L. yang t i dak pent il-1g, te tapi
sudah dianggap melangga r. Misal kan ce rita panj ang i t.u inti nya i tu
cuma pendek, yang diambil sudah lebih 10 %, dia kena sebetulnya dia intinya bukan di situ.
Kua1itatif memang sulit menghitung, tetapi kita bis.:. memilahmilah mana itu yang substantif, penting atau tida
Memang semua ada untung n1ginya. Karena nanti kalau kuantitatif
berdebat itu sudah 1.0 %, merr1gikan atau tidak pokoknya diambil 10%
didop rugi padahal sebetulnya tidak ada dampak kerugian bagi pencip
ta, tetapi mungkin diambil 90 % belum apa-apa, karena irltinya i tu prosentasenya kecil.
Kadang-kadang merugikan juga orang yang mau menyadur, sehingga
orang kadang-kadang hati-hati sekali. Kita sudah sekian per·serl atau
belum. Ini juga rnembu.cd. dalarn sadur' rnenv 1dur itu kurang pleksebi.le
juga, sehingga kita tetap pada kualitauf itu untuk memperrnudah
a j us men t s e be t u l n y a i n t i rna sa l aha b rna n a d i r u g i k an a tau t i d a k . I n i
permasalahar1 bagi penciptanya. Kira-kira iLu dan rnengenai atau itu
dielabor·asi cLdam penjelasar1 itu kitci akan PEHlakukarl elabcna~:.i saJa.
M u n g k i r1 k a L'i u a d a a 111 i b ,::d 1.:1 s a y a n ~J b a i k i t u k i t a t f3 r 1 m a k i t 'i
juga wellcome, tetapi l'>~dJar· itu rnernansJ wajar· secar·a sebettlrry .. ':i urnurn, jan g an j ad i re n c i pta .
KETUA RAPAT
Terima kasih.
Dari Pemerintah menawarkan untuk mengadakan wajar ini dijel~skan dalam penjelasan, dalam pengertian wajar menurut penilaian urnum, apakah dapat diterima ?
Di rumusan awal oleh Pemerintah nanti diserahkan kepada Timus, dapa t di se tuj u i_
Oh masih belum, silakan.
FKP (TARUNA, SH.):
jadi kalau penjelasan angka 6 itu memang bulat Pak.
Jadi memang perlu reraid ya disusun kembali mengenai yang usah panjang lebar tetapi ringkas, padat, kena begitu Pak.
wajar ini dasarnya apa, kenapa dirubah, lalu yang kedua siapa
menentukan waj a r i tu, di tenkan dalam bidang apa dan sebag~d nya. Tetapi saya setuju untuk itu ditulis kembali.
tidak
Jadi
yang
Jadi jangan ditambal sulam, kalau tambal sulam akan sulit
bunyinya, karena ini kembali lagi angka 6 ini bulat sekali,
dicari mana yang perkerjaannya lancar seperti kemarin saya rasa itu
Pak Menteri menjelaskan i tu yang menentukan yang wajar i tu hakim,
t e tap i say a d i s i n i d i C'\ r i t i d a k ad a . J ad i me n u r u t bel i au d i t em u k a n paqa waktu itu_
lagi
jadi
Apa itu nanti akan dimasukan bahwa
mana yang wajar mana yang tidak wajar. yang menentukan
Sebab kalau tadi itu hakim,
dikatak.'ln
;)
P' J"
I. - 98 -
itu juga bisa disebut wajar
a.h 90 % kok menurut penilaian
~bstansi dan mungkin 90 % tetapi
ini ma1ah tidak wajar. Perubahan
ini tidak masih wajar,
em be 1-embe 1. karena ada
Ini juga untuk yang membaca undang-undang nanti juga menjadi bingung, jadi nlCihon supaya
d i d a l am pe n j e 1 as an i t u k a rena i n i n a n t i tug as n y a T i m K e c i 1 , j ad i memang berat sekali untuk merumusankan seperti itu
Di penje1asan pasal kan Timus ya_
KETUA RrWAT
Dapat. sa.ya sirnpulka.n kernbali p(~rurnusan dalarn penje},:,::;:.,;n dipar~-jakan akhirnya mer·umuskan kembali kr-edibilatas, tetapi mt.~l-umuskan kembali sehingga mantik isinya, apakah dapat disetujui ?
INTRUPSI FPP (H. 0HMAD PARIS, SH.):
Saya cukup sependdpat tadi yang diutarakan oleh Pak Taruna dari FKP, memang ha rus ada
siapa yang menentukan. uku ran ten tang kepen t i ngan yang waj a r. in i
Kalau begi tu saya ki ra karena ur1tuk tidak membingungkan dalam rumusan yang ada pada RUU, karena di sini pada
frasa, pada kalimat terakhir itu dengan ketentuan tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pencipta. Seolah-olah yang menentukan yang wajar itu adalah penciptanya.
Oleh karena itu bagaimana kalau diganti supaya nrtnti dalam
penjelasannya ada lembaga yang menutup kepenti ngan hak yang waja r _
:i n i d i g an t i d i s i n i : " den g a n k e ten t u an t i d a k me rug i k a n k e pe n t i n g a n
yang wajar bagi pencipta", b'1kan dari, sedang kepentingan yang wajar
i t u nan t i d i j e 1 ask an d ala m pen j e 1 as an pas a l rn e r, 1mb u 1 sua t u u k u ran
yang tadi dikatakan o1eh Pak Taruna urnpamanya yang k.lla.u dalarn
sengketa itu Hakim, kalau tidak c,.-,,,gketa lemb({ l yang berkopeterL Sekian Pak, terirna kasih.
KETUA F\APAT
Terima kasih.
Jadi in1 ada ber·ubah sediki t dar·i FPP rnengusulkan k.:'\ta "dar i ··
i t u dig an t i den g an k ,3 t a " bag i ' . K emu d i z~ ' d i d a l a rn pen j e l as an d i j e
laskan t.ent.ang sar11a seper·t.i F"KP siapa ydr1g akan rnenilai itu ;vajar atau tidak.
Jadi t.arnbahannya pertama, saya ulang kernba1i rc>.dak~;inya kz~t.,:c~ "dari" diganti "bagi" kemudian pen~.;Jer·tian
itu dir·urrn.J·~;k . .-lfl
kembali dengan rurnu::.an awal oleh Pemerint.ah der1gc1n isi ya1l9 pertarna
bahwa kepentingan itu tidak dar·i kepentingan urnum, buk.:1n rnelalui umum.
Kemudian per·lu juga dijelaskan tentang leba~Ja siap rn,:~na Y<·tng berwenang unt.uk melakukan penilaian.
Dapat diset.ujui ?
FABRI ?, FPDI ? FPP, Pemerintah ?
(RAPAT: SETUJU) Terima kasih.
Kita lanjutkan masih ada 3 DIM lagi, sekar·ang sudah pukul .10
kurang 3 menit apakah kita teruskan sampai habis.
(RAPAT: SETUJU)
Ter·:[rna
~------------------------------------------------------------·
- 99 -
Terima kasih.
DIM nomor 57, jadi kesimpulannya sama dengan kesimpulan untuk
DIM 54, jadi konsistensi.
keputusan DIM 54, setuju?
Jadi untuk DIM 57 ini konsi~;ten dengan
(RAPAT: SETUJU)
Untuk DIM Nomor 68 membicarakan usul FABRI tentang pmnggabungan
butir e ke dalam butir f, tetap dimasukan di dalarn pHnjelasan
setuju ?. (RAPAT: SETUJU)
Terima kasih. DIM 70 ini seni batik juga konsisten dengan DIM Nomor· 46 setuju
(RAPAT: SETUJU)
Terima kasih. Kemudian DIM Nomor 114 itu usul dari FKP tentang perlunya DKC
pemusnahan ci pta an a tau ba rang hasi l pe langga.·an hak ci pt.3J d i hubun~;
kan dengan azas man faa t. Jadi Pasal 45 huruf a. b-ny.:t di rampas
untuk negara guna dimusnahkan; atau.
Saya persilakan dari FKP yang mempunyai usul.
FKP (MOHAMMAD RUSDY THAHIR, SH.):
Terima kasit
Bapak Pirnpinan, Bapak Jan Ibu para Anggota Panja yang karni
hormati. Usul ini dasar pertimbangannya adalah ppr-tarna
pada ketentuan peratur·an perundan:.J··undangan ya.11g ada,
Ki tab Undang-Undang Hukurn Acara Pi dana. Ki ta tahu
bahvra pengacu
dal-J.rn hal ini
ba hwa. d i k t un1
kepu tusan i tu paling t i dak be r· tumpu kepada :s ha 1 yang pok<Jf<. Yaitu
pertarna bahwa t.ed1adap barang bukti itu dapat dir·arnpas unt~Jk r18CJara.
Kedua cJ i r.1mpa''. un tuk neg a r·."' gun a d i rnJJ',.; n.:1hka n.
De~ n y C\ 11 ·J k t.' t. i <J ::1 i ~:. 1: i l :-> h d i <J u11.·-l k"' ,., :1 c J.:1 l .. 'I i1 111 (-' r·h J r ·' n, h._, 1 1 I· .J r ·, t '.-! r ..l n g
t e r· -;:. e b u t. 1-· r-• r '. 1 , J . 1 y . , r ·"J h ~~ r h ~'~ k .
Konsisten ...... .
- l 00 -
Konsisten dengan hal t.ersebut kami melihat bahwa di sini ada
perubahan yang mendasar di mana yang biasa dipergun.a.kan oleh
peradilan justru tidak dianut di dalam ketentuan peraturan yaitu
bahwa setiap barang yang berasal dari pelangs>· r·an hak cipta i tu
hanya ada dua al te rna ti f ya i tu di ram pas un tuk neg a ra gun a di mus
nahkan a tau di se rahkan kepada pemegang hak ci pta. Yang menj adi
permasalahan adalah bahwa kita tahu salah satu asas di dalam GBHN
adalah asas man faa t. Apakah tidak relevan dengan hal ini bi sa
diterapkan dalarn peraturan perundang-undangan. Contohnya begini
Pak Di r j en, apabi la ada sua tu pelangga ran hak ci pta, di mana
produk yang di hasi 1 kan dar i pelangga, •n hak ci pta orang lain,
umpamanya telah di p~sarkan a tau semen tara juga bel urn diedarkan,
akan tetapi hal tersebut mempunyai nilai yang cukup tinggi.
Artinya tinggi dalarn pengertian bahwa hal ter·sebut bisa dirnan
faatkan untuk negara, saya memberikan suatu contoh tafsi r Al
Qur'an umpamanya, ini contoh konrit saja yang kebetulan katakan
lah dibuat oleh Pak Ahmad Paris.Kemudian oleh Pak Usman Saidi
tafsir Al--Qur·'an tersebut karena kepentingan tertentu, l\atakanlah
untuk kepentingan penyalahgunaan hak tersebut, beliau mwnproduksi
sepesar-besarnya kemudian dijual ataukah yang balun ter·jual
berjumlah sekian puluh ribu. Tiba di Pengadilan, kalau dua alter
na ti f i ni hanya di tempuh be ra r ti ta fsi r yang sekian pul uh ri bu
itu harus dimusnahkan atau diserahkan yang bersangkutan.
Apakah tidak bermanfaat justru hasil produk i tu dibaui-bagikan
kepada pesantren, tempat-ternpat pendidikan dan sebagainya. Apala
gi logi kanya si pernegang hak ci pta tidak kebe ra tan d·sngan hal
tersebut berdasarkan asas rnanfaat.
Kalau pe r·a turan pe rundang-undangan i ni tidak lllBmbe r i kan
pel uang sepe rti i tu, maka menu rut hem at kami sang at muba.ri r,
apalagi pemegang hak ci pta te rsebut mernbena rkan, wala upun )•.:tng
bersangkutan telah rnelanggar hak ci pta saya, ka takanla h say a si
pembuat itu, tetapi melihat hal ini berrnanfaat buat dirnanfaatkan
orang lain saya tidak keberatan apabila itu dirampas oleh negara
bukan dimusnahkan tetapi bisa dimanfaatkan atas sepengEJtahuan si
pencipta. Tadi kalau tidak ada peluang i tu di dalam peraturan
perundang-undangan , .:i, maka tidak ada laternati f lain, tidak ada
j alan 1 a in Hakim hanya bi sa memusnahkan ba rang butk te r-~:;ebu t_
Ja.di ...... .
- 101 -
Jadi ini salah s.atu dasar pertimbangan apalagi kalau yang
bersangkutan d8ngan sukar8la atau iklas biarlah pelan-;1garan hak
c i pta a t a u p rod u k y a n g ad a i t u d i ram pa 5 o l e h n 8 g a r· a t e Lap i b u k a n
dirampas ol8h n8gara untuk dimusnahkan, tetapi dirampas untuk
negara guna dimanfaatkan.
:Jadi ada tiga alternatif yang kami tawarkan, yarg per·tama
dirampas untuk negara, dalam pengertian negar·a mau mengapakan itu
t 8 r s e r a h neg a r a , t e t a pi k a 1 a u k i t a me m be r i k a n k 1 a us u l d i d a l am
penjelasan umpamanya dengan persetujuan si penciptanya saya kir·a
bisa saja _ Kedua, di r·ampas untuk n8gara guna dimusnahkan, kami
setuju dan yans.J ketiga diserahkan kepada pernegang <ak cipta
sepanjang pem8gang hak cipta yang b8rsangkutan telah rlBngajukan
guga tan pe r·da ta.
Jadi ini alternatif sangat fl8ksibel dan hal i-~i dianut
d a 1 am 5 i s t 8 m pe r· ad i 1 a rn m a nap u n j u g a . K t a l i h a t be be r a p<t pe r k a r a
perkara, sayalah yang dulu m8ngusulkan bar·ang-barng ~.elundupan
yang be r u pa TV , i n i ad a s e j a r a h n y a , 5 a y a k e be t u l an P e r1ll n t u t U m u m
dalam p8rkara Karnarium i tu dulu di Bea Cukai. Bahwa TV-·TV yang
disel undupkan t8 r·s8bu t ka 1 au di ram pas untuk neg a ra guna dimus
nahkan, kar8na ini m8rupakan pemalsuan, artinya ada proc:uk irnpor·,
katakanlah Mitsubishi yang mendapat lisen5i di sini hartya dialah
yang b8rhak m8ng8darkan TV. T8tapi ada orang lain yang menyelund
upkan TV Mi tsubhisi ters8but sebagai selundup;. '- Kalau hal ini
dianggap melanggar hak dari pemegang lisensi, maka hasil dari
i tuha rus di ram pas un tuk neg a ra guna di musnahkan, te tapi 5anga t
mubazir- kalau hal tersebut dilakukan. Saya pikir· posisinya hampir
sama dengan ini, apakah tidak s8baiknya kalau kita rn8mbE1rikan itu
yaitu dirampas untuk negara guna tidak dipbrgunakan untuk diman
faatkan, t8tapi terserah n8gara mau diapakan tetapi dalarn diktum
di rarnpas untuk negar·a dan kalau diang'-. o i tu bertentang3rl dt::l:Jgan
pem8gang hak ciptan;ta bagairnana kalau kita tarnbahkan kl<:.usul ,;:tas
s 8 pen g e t a h u an d a r· i pe rn egan g h a k c i pta .
Ini sekedar tukar pikir-.CH, dan dernikiar1 tolok pikirc1ndari FKP
dalam rnengusulkan satu substansi. Dernikian, terima kasih_
KETUA RAPAT
Terirna kasih ada tambahan dari Pak Taruna.
FKP ______ _
- 102 -
FKP (TARUNA, S.H.)
T e r i m a k as i h , con to h yang k on k r i t sa j a 1 a h , k a 1 a u a r:J a pe l an g
garan hak cipta mengenai seni batik kontemporer dari karya siapa,
i tu ba rangnya sudah si k ian kodi. Apa l a l u kalau di rarnpas neg a r-a
apa dirnusnahkan, apa tidak sayang.
Demikian, terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih, saya persilakan kepada Pemerintah.
PEMERINTAH (DIRJEN HCPM)
Bapak Pirnpinan, rnemang diskusi ini cukup rnenar·ik, let.aoi di
dalam hak cipta ini agak lain daripada rnater·ial. f"lakanya di SHH
hanya dua alter-r1atif yaitu kalau itu dirampas oleh negara itu
harus dimusnahkan, kalau itu mubazir dikembalikan kepacla pencip
tanya, lalu ter-serah kepada penciptanya. Ini contoh, kalau i tu
sofware computer. kemudian dirampas i tu market oppor.tuni ty-nya
menutup si pencipta. Nanti terus orang ini dalam tanda petik
sebab di beberapa negara tertentu bisasnya negara komunis i tu
menyadap sofware-sofware dari Barat, kita tutup mata saja, Pemer
intah menyuruh orang membajak kemudian dirampas oloh negara
dipakai untuk negara. Jadi negara-negara ini seolah-olatl membajak
secara tidak resmi tetapi sengaja tidak resmi. Kalau itu kebetu
lan pencipta software itu orang Indonesia, maka Indonesia rugi di
negara i tu semua. Ini sebetulnya untuk menghilangkan i tu supaya
orang itu tidak membajak, bahkan sekarang di Perancis yang kema
rin kita tinjau, di Bea Cukai pun itukalau masukan ada baju
me r e k n y a pa l s u , m i sa l n y a Pi e r r e C a r d i n , t e tap i b u k an rn i l i k n y a
Pier·re Car·din itu yang mernbawa pun didenda. Itu untuk monghindar
kan orang-a rang j angan n1embe l i ba rang-ba rng ti ruan, ka l au hanya
s i penci ptanya saj a a tau yang memproduks i saj a i tu ku r d11g e fek
tif kalau penadahnya tidak dihukum. Kira-kira ide dar·i. ne-;ara
te r tentu i tu demi k ian un tuk mernbasmi pemalsuan-pema:Lsuan i tu
tadi.
Memang idenya baik, tetapi jangan sepengetahuan misal kan
kalau sepengetahuan bisa sambi 1 dipelototi, tetapi kalau bi lang
tidak boleh ki ta tidak berani. Karena penciptanya cuma satu
tetapi yang melototi banyak, itu repot f<;ita. Ini hanya konsideran
itu saja, makanya lebih baik kalau dibeslah oleh PEmerintah,
hapusk.:1 n ...... .
I
I~
- 10 3 -
hapuskan saja atau dikernbalikan saja biarpun ini tinJan, bajakdn,
kemba l i kan kepada penc i ptanya, terse rah penc i ptanya rnau d i hi bah-
kan terserah, mau dijual lagi atas sepengetahuan dia terserah.
Tetapi keuntungan tetap pada yang mernpunyai yang dinamakan inte
lectual property Right yang mempunyai hak intele'•.tual itu, karena
ini intelektual bukan televisi tadi. Kalau televisi memang muba
zir, kalau TV itu produk bukan ciptaan.
Jadi itu hanya ada produksi dan ini peniruan, pe,malsuan,
kalau produksi tadi selundupan. Bedanya satu itu selundupan,
ba t i k i t u d i t i r u , k a l au P em e r i n t a h me rasa i t u m u ba z i r k a l au i t u
dibakar, silakan saja kepada penciptanya asli yang mempunyai hak
cipta itu. Nanti dia bisa dijual, sehin :(]a dia kaya begitu. Jadi
tidak mubazir, kalau dia kaya dia dapat memberi lapangan peker
jaan pada orang lain.
Kira-kira demikian, terima kasih.
KETUA RAPAT
Kami persilakan kepada pengusul.
FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)
Begini Pak Dirjen, kit.a melihat dari konstruksi yuridis
yang ada dalam peraturan perundang-und~ngan ini. Kc1nstruksi
yu'ridisnya bahwa di dalam Pasal 45 i tu ada dua aspek di sini
yaitu aspek pidana dan aspek perdata. Yang Bapak katakan bahwa
penyerahan bar·ang bukti kepada pemegang hak cipta i tu mentang bisa
di lakukan da lam ha 1 ada guga tan pe rka ra pe rda ta, i tu ba ru bi sa
diserahkan dan itu terkait i dalam Pasal 45 ayat b-nya.
Jadi hanya bi sa d i se rahkan kepada penci ptanya, kal au t 3.di yang
kos truks i Bapak ka takan i tu hanya dapa t di lakukan apabi la peme
gang hak cipta bersangkutan telah mengajukan gugatan perclata.
J adi ka l au pe rda ta memang bisa dise rahkan, tetapi cia lam hal
ketentuan pidana, ini tidak meyangkut ketentuan pidana, dirampas
untuk negara guna kepentingan negara, yang bawah diserahkan pda
pemegang hak cipta sepanjang pemegang hak cipta yang ber~1angkutan
telah menyampaikan gugatan perdata atas perkara pelangg.OJ.ran hak
cipta berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam P<1sal 42.
Jadi dalarn pe. -.ar·a perdata memang bisa, i tu dikmnbalikar1
k epa d a pe meg a n g h a k c i pta . T e tap i d a l am pe r k a r a pi dan a h a k n y a
bisa dimusnahkan, apakah tidak sebaiknya kita justr·u menc:anturnkan
suatu ketentuan dirarnpas untuk negara.
Diramr;as.
- 1 04 --
Dirampas untuk koper1tingan negara ini hanya bis dilakukan apabila
ada pers8tujuan dari pencipta, karena dia tidak k8ber·at.an. Sebab
Hakim tidak boleh dalam perkara pidana merampas barann ter-sebut
untuk diserahkan kepada pemegang hak cipta sepanjang dia tidak
me 1 a k u k a n g u g a t. a n pe r d a t a . J ad i k a l a u t i d a k rn e l a k u k an H a k i m
t i d a k bo 1 e h me n j a t u h k a n h a 1 s e pe r t i i t u , k a rena i n i j e :l as d i c a n -
tumkan.
I n i l a h d as a r - d as a r pe m i k i r a n k am i , s e h i n g ~~a pe r· l u a. d a pe n a rn -
b.ahan sepanj ang per ka r·a pe rda ta memang bi sa d i se r ahk.,.n, te tapi
d a 1 am pe r k a r a p i o dan a t ida k ad a a l t e r n a t i f l a i n d a L un U U i n i
hanya dimusnahkan, tidak boleh diserahkan kepada yang ~ersangku
tan atau p8rnegang hak cipta sepanjang dia tidak rnelakuk.~n gugatan
perdata, ini jelas di dalam Pasal 45. Itu pemaharnan karni.
KETUA RAPAT
Saya persilakan tanggapan dari Fraksi
silakan.
FABRI (DRS. MOELJONO AR)
lain, FABRI
Terima kasih Pirnpinan, ini m8mang agak sedikit b<E1da antara
di satu sisi untuk melindungi penciptanya, d; satu sisi diman
faatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jadi dalam hati
kecil kami betul-betul sangat setuju. Kemudian melihat perkem
bangan hukum lanjut, saya ini kira ini merupakan penal.:1ran baru,
jadi positif sekali. Hanya kadang-kadang bisa menimbulkan hal-hal
yang negatif kalau tidak ada l<alusul yang menjelaskan s8cara
tegas dan saksinya harus pasti juga,
Jadi kalau m8mang i tu harus
mel i ndungi kep8n t i ngan rakya t juga.
justru kami condong untuk men8lorkan
ini masalahnya di :!.itu.
di ·usnahkan sebena 1·nya juga
Kami S8t8lah dipildr-pi:dr,
yang baru ini, cuma d8r'.gan
catatan bahwa penalaran ini harus menggambar-kan suatu hal yang
j an g a n m 8 n i m b u l k a n k 8 l em a h a n h u k u m , t e t a pi s u a t u p8 ,. l i n d u n g a n
hukum yang betul-betul bisa dimanfaatkan.
Saya kira domikian dari kami, terima kasih.
KETUA PAPAT
Dari FABRI usul konkritnya bagaimana.
Ff:lflfH ..
- 105 -
FABRI (DRS. MOEL.JONO AF-<)
Dari Pemerintah karni setuju cuma harus ada klausul yang
menjelaskanmenjelaskan ini benar-benar ke arah
sampai justru nanti malah merepotkan penegak hukum
kira demikian, ter·irna kasih
FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)
sana, jangan
sendiri. Saya
Jadi begini Pak Dirjen, :indaikan 1n1 bisa dipaharni karni
i n g i n rn eng h i n d a r· i sua t u h a l yang be r s i fat f o r rna l i t as b(':J l aka .
Dengan adanya ketentuan hukurn, kita JUga tidak ingin rnelakukan
penyelundupan hukurn. Karena pada kenyataannya seand3inya ada
dikturn semacarn itu, saya khawatir terjadi penyelundup:In hukurn
Pak Dir·jen. Ar·t.inya dalarn keputusan itu dir·arnpas untuk negara
dimusnahkan, padahalhanya secar·a formal dimusnahkan. TE~gakah ini
umpamanya neg a r· a, kala u sepe r t i yang d i kemukakan FKP, ka ta kan 1 ah
sudah ada diternukan ber·juta-juta bal hasil batik di pabr·ik terse
but, harus dimusnahkan, sedangkan menurut pemegang hak sipta itu
sendir·i dia rnelihat, bahwa tahu ini rnelanggar hak cipta saya,
t e tap i neg a r a b i s "' rn ern a n fa a t k an . 1 n i d as a r pe rn i k i ran n y a , j an g a n
sampai juga nanti terjadi penyelundupan hukum yang formal saJ._~,
yang biasa dilakukan artinya secara formal dirampas, sudah di
mushkan, pad aha l te r nya ta t i dak dimusnahkan, ka rena k ita me rasa
ini bermanfaat..
Oleh karena itu, apakah tidak sebaiknya memberil<an suatu
pasal yang fleksibel, kita bisa mengambil jalan tengah begini Pak
D i r j en , k i t a c a n turn k an d i a t as a . d i r a rn pas u n t u k neg a r a pen j e l a·
san pasal di dalam hal Pengadilan menjatuhkan keputusan dirampas
untuk negara hal ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan
pemegang hak cipta. Saya kira ini cukup fleksibel untuk menampung
hal ini, sepanjang tidak sepengatahun Hakim karena yat)g dilin
dungi pemegang ha k c i ··,t.a. Ka 1 au pemegang hak ci pta i tu sencL r· i
merasa bahwa tidak merugikan kepentingan dia, maka keseimbangan
hukum ini yang ingin ditegakkan juga adalah keseimbang.sn hukurn.
Kalau memang pernegang hak cipta itu sendiri merasa bahwa keseim
bangan hukum i tu sudah ada dengan adanya proses peni ndakan i tu
dan hasilnya bisa dirnanfaatkan untuk kepentingan negara saya kira
tidak ada masalah.
Ja·:ii ...... .
- 106 -
Jadi· ada klausul bahwa dirampas oleh negara kemudian diberikan
penjelasan bahwa dalam hal keputusan pengadilan bar;;mg bukti
tersebut dirampas untuk negara, maka hal ini hanya dap<Ht dilaku
kan ata perstujuan pemegahg hak cipta.
Jadi ada sua tu keseimbangan hukum, di mana pem•sgang hak
cipta juga merasa bisa menerima keputusan itu dan di lain pihak
memberikan kesempatan memanfaatkan hal-hal sanga t mubazi r. I ni
saja dasa r pemi ki rannya. Kalaupun i tu bisa di pahami ka r·•:,na hal in
berlangsung dalam praktek banyak sekali, terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih dari FPDI.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) :
Terima kasih Pak Ketua, kami tert .r ik dengan apa )'ang dita
warkan oleh Pak Rusdi, namun sebelum saya menanggapi mohon diu
lang tadi penjelasannya, terlalu cepat. Jadi penjelasannya a.
dirampas untuk negara.
FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)
Penjelasannya dalam hal keputusan pengadilan nenetapkan
bahwa bar·ang yang rner·upakan hasil pelanggaran hak cipt<:t dirampas
untuk, maka hal ter·sebut hanya dapat dilakukan atas pBrsetujuan
pemegang hak cipta tersebut.
Saya kira ini sangat adil, itu saja dasar pemikirannya, soal
redaksi itu soal nanti, substansi seperti itulah yang kami ingin
kan, terima kasih.
KETUA RAPAT :
Dari FPDI, FPP silakan.
FPP (H. AHMAD PARIS, S.H.) :
Cukup mengerti Pak apa yang dikemukakan oleh Pak Rusdi, cuma
kita melihat pada UU induknya pada ketentuan pidana Pasal 44 ini
ayat (1) menga takan "barang siapa melanggar hak cipta di pi dana
dengan pidana paling lama 3 tahun dan denda setinggi-tingginya 5
j Ll ta ..... .
- 107 -
juta rupiah"_ Jadi ini artinya pelanggar hak cipta yang mesti
dipidana, megapa sekarang dimanfaatkan.
FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)
Bukan begitu Pak, ini kita diskusi, jadi itu adalah hukuman
pokok bahwa ada hukuman penjara dan hukuman denda. Dis<lrnping i tu
ada perampasan ber, J-benda tertentu, i tu pasti ada perarflpasan.
Perampasan barang-barang tertentu itulah meyangkut di sini,
artinya barang hasil dari kejahatan. Jadi dia tetap dipidana, dia
juga tetap dipidana karena dia komulatif dan juga ban1ng-barang
hasil rampasan itu bagaimana posisinya. Inilah kami usulkan
pos isi ba rang-barang te rsebut bi sa di ram pas un tuk neg a ra, j adi
bermanfaat.
Jadi juga rnerupakan suatu hukuman, jad\ bisa saja clilakukan,
dia juga dihukum, dia juga didenda, barang-barangnya ticlak diser
ahkan ke dia lagi, karena dia yang melang9ar hak cipta i. tu. Jad:i
harus ada posisi barang itu, katakanlah kaset yang diba_, <k sekian
puluh ribu, buku atau batik dan sebagainya itu rnerupa><.an hasil
dari kejahatan. Oleh karena itu, kami usulkan justru .3.pa tidak
sebaiknya itu bisa, ini adalah alternatif, bisa saja dirampa=;
untuk negara, bisa di rampas untuk dimusnat1kan. Ini clalam hal
perkara pidana.
FPP (H. AHMAD PARIS, S.H.)
Jadi pemanfaatan itu seijin pemegang hak cipta.
FKP (MOHA~MAD RUSDI TAHIR)
Terus teran9 informasi untuk Pak Dirjen, ter·us ter·ang saya
sec·ara informal pernah bicar-a dengan Pak Menteri dalam hal ini
dan P a k Mente r· i men 9 a taka n i t u m u n 9 k i n b is a d i 1 a k u k an a t as pe r ~- e ··
tujuan dari perne9an9 hak cipta. Kalau 1n1 tidak bisa P.:tk Dirjen
mengambil keputusan sekarang, barangkali biarlah hal ini dipen
di ng dan se 1 anj utnya di konsul tasi kan dengan Mente ri, sebab i ni
juga sangat prinsipil. Bukan untuk kepentingan siapa Pak Dirjen,
tetapi juga untuk kepentingan negara yang kita cintai ini, terima
kasih.
KETUA RAPAT :
Sekaran9 sudah pukul 10.25, tadi usul dari pengusul sendiri
untuk ..... .
"'<:"" .=:.'I"
. ' .
- 108 -
untuk DIM yang terakhir ini dipending, barangkali ada lagi sila
kan.
FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.)
Terima kasih, kami peringatkan bahwa Pak Pimpinan sudah
menyampaikan tantangan kepada ki ta untuk malam hari ini tinggal
sekian bagaimana, dikatakan tadi persetujuan kemudian kita sampai
selesai. J adi tidak pe rl u te rgesa-gesa Pak. I ni yang pe r·tama.
Kedua, kami tertarik sekali dan ingin menelusuri apa yang
disampai kan oleh Pak Rusdi tadi seca r-:~ pel an supaya man tap, i ni
masalah substansial sekali. Saya sangat bisa memahami dan kami
akan sekali lagi menelusuri, nanti kalau dari telusuran kami itu
semak in menambah man tap, syuku r, ka lau meragukan sa~; a se tuj u
untuk kemudian dipending.
Saudara Ketua, kita tadi sama-sama melihat dari Pasal 45
tadi yang a itu merupakan proses peradilan pidana, sedang yang b
itu adalah perdata. Berbicara masalah a, itu menjadi konsekwensi
dari putusan pidana, maka penyantuman a ini dirampas unt.uk negara
guna dimusnahkan. Hebat betul ki ta ini bisa mengatur Hakim yang
hanya boleh memutuskan seperti itu, ini tergantung keputusan
Hakim, tidak bisa k ita, tidak mung kin ki ta melampaui kewenangan
dari UU yang sudah dibuat, disepakati bersama dan belum ditunjau
kembali. Induknya rnengatakan "ciptaan atas barang yang merupakan
hasil pelanggaran hak cipta atau barang berdasarkar1 putusan
Pengadi lan. Putusan Pengadi lan yang membua t siapa, Hakim. Hakim
memutuskan bagaimana, mengacu kepada UU yang ada, bisa beberapa
al ternati f, mengapa ki ta ki ta cantumkan hanya sa tu ke mungki nan
saja. Jelas ini kita salah, kalau mentoleril ini.
Jadi akan kembali kepada apa yang disampaikan oleh Pak RJsdi
Tahir tadi, bahwa ada beberapa kemungkinan termasuk tidak musti
ki ta cantumkan, i ni rala t untuk Pak Rusdi Tahir, tidak mus ti
dicantumkan bahwa itu sepersetujuan dar'i si pencipta, na:nti dulu,
keputusan Hakimnya bagaimana. Ini adalah kewenangan H;:1kim, ini
pi dana, Pak Rusdi tadi menga takan i ni pidana, nega ra rTienga takan
i tu pelangga ran, apa yang ha rus di pe rlakukan hukumnya l<epada si
pelangga r. Per tam a o rannya kern a hukurnan, kena denda, a ts.s ba rang
nya bagaimana, keputusan Hakim bagaimana terserah, mau disuruh
mcrsnahkan, mau untuk dirnanfaa tkan nega ra, mau di lelang hasi l nya
untuk negara. Itu semua tetap kewenangan Hakim.
Jac i. ...... .
... - 109 -
Jadi ki ta tidak bisa apa-apa, j adi bagaimanapun juga Peme
ri ntah mau be r tahan, to long kalau mau bertahan i ni arnbi 1 dul u,
rubah dulu kewenangan Hakim itu, silakan dibatasi dulu di sini,
tidak mungkin bisa Pak. Ini pertama masalah a.
Sekarang kita menginjak pada b, pada b ini kalau kita pelan,
ini perdata, "diser-ahkan kepada pemegang hak cipta sepanjang
pemegang hak cipta yang bersangkutan telah mengajukan gugatan
perdata atas perkara pelanggaran hak cipta tersebut sesuai kBten-·
tuan sebagaimana dimaksud Pasal 42. Jadi Pasal 42 itu pintunya
itu dia gugat, tetapi di sini kapan itu terjadinya di-::.·: 3, kemu
dian dia rnenggugat lantas disita, belum ada keputusan sudah dika
sih tidak bisa, menar,~l keputusan pengadilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap~ baru bol~h dia berjalan.
Oleh karena itu, rurnusan ini kurang untuk yang b. Kalau ini
di petahankan begi tu akan rancu. di si ta, say a sudah men<;1guga t P.'l.k
ini saya ambil. Tidak bisa keputusan Pengadilan ata·3 gugatan
bagaimana dan keputusan itu dibandin_; tidak, di kasasi tidak,
ba ru se te lah mempunya i kekua tan hukum yang te tap, ka l irna t i tu
tidak ada di sini. Jadi oleh karena itu b pun harus dj_sempurna
k.an.
Demikianlah hasil penelusuran kami terhadap apa yang disam
paikan Pak Rusdi, oleh karena itu apa yang rnenjadi kesjmpulannya
ada1 ah a i t.u ha rus di 1 engkapi beberapa a 1 te rna ti f yang seka rang
sudah diwenangkan o1eh UU.
I n i ......... .
-110-
Ini yang pertama untuk A, sedangkan di 8 harus ditambah
setelah berakhir Pasal 42,---~~an telah memperoleh keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap~ Sekian, terima kasih.
KETVA BAPAT :
Terima kasih untuk FPDI. Jadi khusus untuk 8 ini p19rlu kita
renungkan juga. Dalam rumusan ini, tidak mungkin sebagai barang
bukti yang diserahkan dalam suatu perkara yang ma!:.i h da.lam
proses, hal ini fT1( upakan saran dari ketua, namun demil<ian saya
serahkan kembali kepada rapat apakah akan diteruskan at3u bariai
mana. Dari FKP ingin menanggapi, kami persilakan.
FKP (TARUNA .____lliil_.: D a r i a p a y a n g d i sam p a i k a n o 1 e h F P D I me r- up a I< a n h a l y <1 n g p r· i n
sip. Salah satu aspek pembuatan Undang-undang adalah harus meme
nuhi syarat formi l maupun materi i 1. Syar·at formi l mengena i ben
t u k , s y a r a t m a t e r i i 1 a d a s o s i o 1 o g i s • y u r- i d i s , f i l o so f i :c:. _ Y u r i d i ::·. ·-
nya suatu Un(::,Jr-,o,J--urlclna<] itu memang ti<Jak l_;oleh ber·te:•t.clr:q,'i::
dengan per·attHc1n yanq lain atau per~atur·c:ul y.:1.nq sudah 5tda. Jadi
k a 1 a u k i t: a rn e n g a c u pad a k e p lit: u "'·a n pen ~1 ad i l ,'1 --, • p i cJ a r": cl '.'l hI i ''· i_l ..
m a n , k i t a h a n y a rn e n g e n a i d u a n1 a '· d. m h u k u rn a n y a i t u p i d a 11 a p u f<. k d a n
pi dana tamba !1a '' _ ::a pokok terdir·i dari
penjara, kururl<cFJ.n dan denda. Pidana Tambahan adaJah r~encc.o.butan
hak-hak tertentu, perampasan bar·ang tertentu, dan rens_~umuman
putusan hakirn_
Kalau Undang-undang ini justru membuat peraturan yarq berten
tangan dengan Pcu:-.al 10 KUHP, secara yur·idis undang-u;1dar1q ini
t~dak memenuhi syar·at formi l. Maka
yang disampaikan oleh 8apak Wiy<:~.njono dan 8apal~ Ru~;dy untuk
dipending dan kita teruskan besok pagi. Hal ini merupakan rnasalah
yang prinsip, tidak hanya menambah akhirnya tetapi kalau tidak
jelas akhirnya akan kita cabut, merubah, karena secara. yur-idis
bertentangan dengan Pasal 10 KUHP, dimana pertama juga berten
t~ngan dengan UU kekuasaan pengadilan yang mana hakim tidak bi3a
ditentukan seperti ini. Walaupun disini pengadilan dapat. cuma
dua pili han. Bapak Wiyanj ono sebaga i pengacara cukup j eli da lam
hal ini dan saya dari FKP mengucapkan terima kasih.
Demikian Pak Ketua, terima kasih.
KETUA RAPAT : kasih. Karni Terima
memberikan
persilakan.
tanggapan
kembalikan
dan usu1
kepada Peme r i nt.s h
d a ri F r a k s i - f r a k ~- I .
untuk
Kami
PEMERINTAH .... -----
....
!" .• ·
- 111 -
PEMERINTAH (BAMBANG KESQWO. SH.LLM)
Terima kasi h saudar·a pimpi nan_
Kalau kita membaca pada UU tentang HCPM tahun 19:37 Pasal 45
yang berbunyi, Ciptaan atau barang yAng merupakan hasil pelangga
ran hak cipta dirampas untuk negara guna dimusnahkan. Rumusannya
hanya dirubah saja, yang sekarang berlaku itu berbunri, Ciptaan
·atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta dirampas
. untuk negara guna dimusnahkan. Ini undang-undnag yang sekarang
berlaku, kemudian dan pelanggaran hak cipta sebenarnya bukan
delik aduan sehingga baik disetujui oleh pemeganga hak cipta atau
tidak, pelanggarnya harus ditindak, ini masalahnya. Sedangkan
hakim dibatasi oleh bunyi undang-undang, seperti dalam Undang-
undang HCPH Tahun 1987 sudah ciptaan atau barang yan~:' mer·upakan
hasil pelanggaran hak cipta dirampas untul< negara gun.:1 dimusnah
kan. Ciptaan barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta
pada DIM nomor 113 lama, ciptaan a tau barang yang meru~:oakan hasi J
pelanggaran hak cipta berdasarkan putusan pengadilan dapat di
rampas untuk negara guna dimusnahkan, ini hanya kata-kc:ltanya yang
dirubah, tetapi dalam UU ini bunyinya demikian.
Ka 1 au merna ng mas i h ba nya k yang berkeberatan, k.:tm i se tuj u
untuk dipending, direnungkan semalam, besok kita ket::lmu sambil
rnerenungkan dan memberi kesempatan kami pribadi untuk mempelajari
karena kami disini adalah minoritas, semuanya S.H. kecuali kamf
sendiri. kami belajar apa itu delik aduan, pidana, pei·data, ini
untuk direnungkan untuk dipelajari bagi semua staf disini.
FKP (TARUNA. SH) :
Ya,.g disebut dalam Pasal 45 ini kalau tidak keliru, Ciptaan
atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta dirampas
untuk negara guna dimusnahkan. Tidak ada putusan pengadilan. Jadi
kalau yang dulu t1dak memakai putusan pengadilan, bisa--bisa saJa
kita membuat beg1tu. Tetapi kalau kita sudah menginjak pada
putusan pengadilan, ada ketentuannya. Mohon untuk dicermati
karena hukurn itu mernang dernif·~ tn_ Sebetulnya kami let::ih ktlf'iH1~J
daripada Bapak. E3apaf\ itu sarjana, o,.edangkan syar·at untuk jddi
anggota DPR itu curna SHP, terirna kasih.
KETUA RAPAT
Balk. Kalau dernif<ian dapat kami simpl.;lkan_ f<ar'('rk. !-~.~l ini
masih rn e rn e r· 1 1 : 1..; a n r· c nun q (-1 n dan .J II (1 ,'J
Pemerintah tidaf< kcher-atan untuk ditinjat: lchil·; da1arn,
p~nding sampai besok pagi.
( RAPAT SETUJU )
Terima 1\asih.
T e r i rna •.... _ . _
- 112 -
Bapak dan Ibu sekalian.
Oleh karena DIM yang diserahkan kepada Panja sudah selesai,
tinggal satu yaitu DIM no. 114 dan kita lanjutkan pc :~·ahasannya besok pagi pada pukul 08.00 Wib.
Baiklah rapat :ya skors untuk kemudian dilanjul:kan besok pagi pukul 08.00 Wib.
( RAPAT DISKORS JAM 22.30 WIB )
Ja~drta, 6 Pebruari 1997
A.N. PIMPINAN RAPAT
SEKRETARIS RAPAT