HI SALAH - DPR RI

113
HI SALAH RI\PATPANJA KOMISJ Ill OPR-RI DlllflM RAHGKJ\ PEMBIGARMH TINGKAT Ill R U UT EH T l1H G PER UBl\HAH HAK C I PTA, PATEH Dl\H ER EK DENGAN PEM ERl NJ'AH C.Q. MENTERJ l\EHAKIMAN R.I. * • • * * * ••• * MASA PERSIDAHGAH III TfiHUH SIDI\HG 1996-1997 Rapat PANJA KE I T A H G G A l .6 R.e-r 19 9 7 ••• * * * ••• S E!<R ET/\R fAT JEHD ERAL D P R-R l OIRO PERSIDl\HGAW SEI<RET/\RIAT J<OMISIIII

Transcript of HI SALAH - DPR RI

HI SALAH RI\PATPANJA KOMISJ Ill OPR-RI

DlllflM RAHGKJ\ PEMBIGARMH TINGKAT Ill R U U T EH T l1H G PER UBl\HAH HAK C I PTA, PATEH Dl\H I\~ ER EK

DENGAN PEM ERl NJ'AH C.Q. MENTERJ l\EHAKIMAN R.I.

* • • • • • •

* * *

••• *

MASA PERSIDAHGAH III TfiHUH SIDI\HG 1996-1997

Rapat PANJA KE I

T A H G G A l .6 ~ R.e-r 19 9 7

••• • • • * * * ••• • • • •

S E!<R ET/\R fAT JEHD ERAL D P R-R l OIRO PERSIDl\HGAW

B~GI!\H SEI<RET/\RIAT J<OMISIIII OPR~RI

1- - '

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT III

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN HAK CIPTA, PATEt~l DAN MEREK DENGAN

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat Panja ke Janis Rapat

Sifat Hari/Tanggal Dimulai Pukui Tempat A t: a r a

Ketua Rapat Sekretaris Hadir

I. ANGGOTA PANSUS 1. Soenarto,

MENTERI KEHAKIMAN R.I Rapat PANJA ke 1

Kamis, 6 Maret 1997

: 1996-1997 : III : 1

. Rapat PANJ'A Komisi III DPR-RI deng~an Departs­men Kehakiman R.I.. dalam rangka Pembicaraan Tingkat III RUU tentang Perubahan Hak Cipta, Paten dan Marek.

. .

Tertutup Kamis, 6 Maret 1997 10.45 - 22.00 Wib. Ruang Rapat Pelangi Room Hotel Hori:son. 1. Pembicaraan Rencana J'adwal Acara. 2. Pembahasan DIM Persandingan Fraksi-fraksi

yang diserahkan kepada PANJ'A. Soenarto, SH. Achmad Djuned, SH.

- 19 dari 23 Orang Anggota Panja Komisi III DPR-RI.

- Wasekab, DIRJEN HCPM, DIRJ'EN KUMDANG dan jajarannya.

SH. 2. H. SK. Eff~ndi, SH. 3. A. Pranowo 4 • Ny. Sumartini D, SH. 5. Ismu Aksoputr·o, SH. 6. Drs. Moeljono AR. 7. Ora. Ny. Ra tnawa ti Fuad 8. HM. Ni'mat Rahmatullah, StL 9. Ny. Evita Asmalda, SH.

10. Ny. Far:i.da Syamsi Chadaria. SH. 1 1 . Sutrisno. SH.

12. . .......... .

-2-

12. Taruna, SH. 13. Prof. DR. KH. Sjechul H,

14. Achmad Saidun Ali, SH.

15. Drs. Sa bar Koembino 16. s 0 e k a r d i.

17. H. Ahmad Paris, S~l.

18. H. Oesman Sahidi, SH. 19. Y.e. Wiyanjono, SH.

II.PEMERINTAii : 1. eambang Kesowo, SH.LLM l. DR. Bagir Manan, SH.MCL 3. s. Kayatmo

dan Staf

SH.MA.

0

KETU~l

- 3 -

KETUA RAPAT (SOENARTO, SH)

Assalamu'alaikum Waraahmatullahi W&baratuh,

~)alan' se)21hLera baqi kit.a semua, 8apak-bapak. Ibu-ibu Angqota Panitia Ker.ia RUU tentang Peru-

bahan Und ·:. n·~l-• .. mdanq Hak C i pta, Paten tian Me rek.

Pi r· iP•1 ~ •.!•llt':l.-'\n•.:\ be-:.er·t.a 5Laf yanq k~'-ltni hor·1118ti.

h3.r" i 1 nt ~It a .,-.~•.;11\ IIIP.IIId"::.uki i'IC:i:H'Ci F~apa.t Pa.ni tia Ker·ja. ·-·,,,L,8l•.!l'' ~•,;;.o.:o o.;;.tk<.L 1n1 1-.it.."\ rnuLti llkHila.h U::nleb·ih dahulu

I.; I;, rHeno.--~[1 i,..J'· "1 (".' ·,! ·:ic'.r1 ":\'U~.\JI 'EP.r Ld ·~().:;~ ke.pada ruhan Ye~nq Maho

~ .... ·.~. ~~ ~ ~ 1 i_ ! ! , 1 ·.f ~:, :' • ) :-1. !·1 ,;i. r

F .. =<.'"' _; t. _i ·"'··· \< •-.~,. \ ... _., 1 r 1 ""i ... 1- u ·{ · 1 -· } · I l • ( i i o , ~ .. I • •. :\.'.dill ~.-. .. ::1'·-·.:'.c'.! '::t:.k\. 1!-ld. :1 .. d~.

·,· ::(l\ 1 .1 ' ' ~·, ~·~ ,•:: I k .i t."i.

•::!i•·\dhc,i 1 ·::•:·•·1\P•Y ... l.Oi c~C.:\f·::..-dCdr·.:c~ 02tllbc~.h.::~~".an d.:;tdlll Pdrt.ia _;_ni cl;;q:_ktl..

ber·ial.:~n denqa" lanc.:.~r· dan tnen~:Jh.:c=.ilk;:J.n r·urnusan van~:.) t·:=r-baik di

da lam ran9ka penyusunan Undar'lq-undanq in i .

Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, Dari jumlah Anggota 23 orang, yang menandatangani ada 16

o'rang yang sudah rnenanda tangani da ftar hadi r. dengan demikian

maka Rapat Panja ini dapat kita buka. Untuk mernbahasi pembahasan lebih lanjut1 maka yan~~ pertama

perlu kita sepakati adalah tentang jadwal kegiatan. Dihadapan

8apak-bapak dan Ibu-ibu sekalian telah disampaikan rencana acara

Rapat-rapat Panitia Kerja Tim Perumus, Tim Kecil dan Tim Sinkro-

nisasi. Untuk i tu say a pe rs i 1 ahkan kepada rapa t yang kam:l ho rma ti

un tuk rnenyampa i kan tanggapan dapa t rnengkonsul tentan9 rencana

keqiatan rapat ini.

Saya persilahkan dari FKP.

FI\P (O~~L_ SABAR KOE:tv1BIN0)

Assalamu'alil<um Wr. Wb. Saudara Pimoinan serta rel<an-rekan dari Komisi III yang saya

horrnati. Rencana aca ra rapa t tel ah diaj ul<an pada l<ami, pada hakeka tnya

kami dapat menyetujui mehgenai seal rencana ini. Namun ada satu

hal yang nomor 3 pada hari Sabtu itu diadakan Rapat Panja.

Jadi sepert.i apa yang dil<atakan oleh Ketua kemarin, karena

in .i aoakah sudah rnendapat i z in dar i P impi nan. Maka sebai knya

dalam hal 1n1 kalau hal ini diadakan ini hanya dicadar :kan saja

dan dicatatkan di dalam ini nanti akan bisa menjadi persoalan di

Barnus nanti bisa ditanyakan. Mengena i aca ra-acara l a i nnya mengena i seal i ni ka.m i dapa t

menvetujui. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.

t: ETUA ....

- 4 -

t<~E:JVf.\ .. R..A P.AT Terirna kasih. ?~tas tanggapan dar·i FKP, rnernang sampai hari ini kan1i selaku

pirnpi nan dapa t menyampa i kan informs i ten tang apakah di i1i nkan

atau tidak pada ~ari Sabtu kita mengadakan rapat. Oleh kar-en<'.A itu marilah kita dengarkan dari FrakHi-fraksi

1 (i .i n . K am i pe r· s i l a h k an FA B P. I .

FABRI (A. PRANOWO) Pimpinan Rapat yang saya hormati,

Peserta Rapat Panja yang saya horrnati pula. Di dalam rangka rnenanggapi rencana acara rapat-rap.at Panja

T:i.mus, Timcil dan Timsin ini secara garis besar karn:l sangat

sependapat nrengenai konsep ini. Seper·ti apa yang telah clisampai­

kan o l eh F KP tadi t.:nu tk ha ri hari Sa btu i ni perl u dji waspadai

karena pertama sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh

Pirnpinan Rapat Kerja bahwa hari Sabtu ini perlu izin dan saya

ki ra per-1 u dicadangkan saja apabila si tuasi nya i tu menuntut untuk

menggunakan waktu ini baru diputuskan. Kedua, mengenai waktu jam 16.00 s/d 19.30, ini ada staling

waktu 30 menit ini apakah tidak digunakan saja menjadi jam 16.00

s/d 20.00 dan jam 20.00 s/d 22.0C membahas DIM pen;andingan

beril<.utnya. Demikian Saudara Ketua.

Terima kasih.

K_E:TUA RAPAT

Terima kasih. Selanjutnya dari FPP, saya persilahkan.

FPP (H. AHMAD PARIS, S~) terirna Bapak Pirnpinan,

Assalarnu'alaikum Wr. Wb. Pad a dasa r nya sarn~' dengan rekan- rekan yang sudah be rbi ca ra

LE-Jfdt.'l.hulu dari nu1G~arrgan acara ini sudah cuku~ aspir·atif dan juga

me:;lrpl-::'rla11Ydki::lf1 t1i::lt-i S,'lbt.u. Saya kira hdr;sabtu saya kira supaya

jel.:'IS ditiadakan saja. S,e~y<'-\ sependapat sebayairnane~ dikenrul<,akan olell FABRI, jadi pada

.Ji.':\11• 16.00 s/d t<J.~',O ~-;eba.il<.nya dit.e•.:Jaskan 16.00 s/d 20.00. Jadi

suo<'lyo jelc~s Liddl<. aclo w.:.{ktu yanq ter·sel~nq, artinya penuh.

K811tUdic_,,, L_,e\Ar,,juLnY•-' k.=u11i llll-.'rllpP.rl..'lny;;\<.an pada ha1arnan :", p.:'lrla

t>.'ir' l1H11'At. y,-,j tu c~c-:-~r·;:, lllen·-~.il11-.rOI1.i<C:·3·--\\<.-!11 hc~~::,il ke.putu~;an t{CiPdL

~ 1 ,-t ll .I 1'\ . ~ i Ill'/'.. ( 1. «I I \Ill(. ·i 1 .

\o d I ·~ \ ,1 ~ I I 'I \ J ! ) .\ , ' I J , ., r • • ·~ I , ' I

K E. T l)1:1 t=.~r:, Pf:1 T

Terima kasih. Kepada FPDI karni persilahkan.

.. , : , l ~ \.I

FPDI ..... - ...

t'~!t!; .• l· ~;-. •',i

- 5 -

FPDI (Y.S. WIYANJONQL. SH} : Ibu dan Bapak sekalian yang kami hormati,

Pertama-tama kami sadari bahwa mengawali rapat hari ini kami membuat kecewa Bapak dan Ibu sekalian, karena keterlambatan 30 meMit dan saya lakukan. Untuk i tu dengan ha ti yang tul us kami mohpn maa f yang sebesar-besarnya, karena ternya ta kemari n siang te.lin~a saya didak beres, kata. "Horizon" terdengarnya "Hilton", jad~ kamiberkutek di Hilton sampai se~.engah jam ~~n ;akhirnya te)t·larnbat.

Selanjutnya atas keyakinan bahwa setelah Bapak dan 1bu mem­berikan maaf dan siap untuk memulai nilpat ini dan khusus menang­ga~i acara yanq disampaikan ini kami tidak akan mengadakan revisi ap'apun, karena usulan Sabtu kemarin kalau i tu menjadi problem kami .juqa tidak keberatan untuk menariknya.

Sekian terima kasih.

K~TUA RAPAT :

Terirna kasih .

.. Selanjutnya kepada Pemerintah kami persilahkan untuk memberi­kan tanqqapan atas rencana kegiatan ini.

OI .. ~JEN Kl)~,l)ANG (OR. ~~.GJR M.AN~N.J. $.ti.MCl,J Terima kasih.

Bapak-bapak dan I bu- i bu sekal ian, Pemeri ntah mengi kllti saja mana jadwal yang paling baik bagi Bapak dan Ibu semuanya. terma­su.k pembagian-pembagian waktu.

Kedua, sekaligus kami menjawab saja pertanyaan dari FPP

menqenai Tirn Sinkronisasi. Kalau berdasarkan pengalaman yang l~lu kita bisa bekerja lebih cepat berarti kita bi~a lebih cepat menyelesaikannva.

Kalau memanq menurut jadwal waktu kita masih bisa lebih cepat menyelesai kan. Memang sesuai dengan jadwal waktu ki ta harus kembali ke Senayan kita kerjakan di Senayan.

Ketiga dapat saya sampaikan bahwa sesuai dengan pumbagian peker.iaan diantara kami Tim Pemerintah maka yang akan men<:lampingi Bapak-bapak secara aktif hari ini dari Pemerintah ada Pak Bambang jadi nanti diskusi-diskusi ki ta bersama Pak Bambang yang kebetJJ­l~n pada hari ini bisa hadir bersama-sama kita. ·' ..

rerima kasih.

!<.!:.lUI~ RAPAT :

Terirna kasih.

O.ar'i tanqq9apan Fr·a~.si-fr·aksi rnaupun Pernerintah marilah l<.ita fllf:Hl~Jalnb'i 1 kesin,pulan bahwa P.etda prinsipnya rencana jadwal ini dr,-.p<'~t disetu.iui den':--lan catatan bahwa pada hat·i Sabtu itu hanya di.i.·ldikatt seba•..Jai. cadan• .. Jan saja apabila nanti diperlukan.

Denqan demikiar1 har·i Sablu tided•. rnenj~dikan satu k·epastian o;;ellin•,JI..Ja t.id.:~k rJer·lu dicant.uutl<.an di dalcuu r·encana jadwal ini.

P.:H•dt. diset.ui\Ji.

Kernudian .....

- 6 -

l<.ernud i cH1 Vdnq kedua, v1a l au nun t i da.k ·.,:,;·, uruhnya IIIEJ.n.:u~qqapi

n:;u11ur1 k.:tnri seuenda~.~;-:tt.. vai Lu t.entanq ::)er11bulatan accHd d::u·i ia.nr

lc.r)(\ v.:o.n\..' '"'·f:~''''.d.:l san1oai 1".2·0 itu dibtrL'Oitkan sampai. jam :'0.00.

r.·:~III'.Jdi:-:<r) '.!i\l'.l~. li:.'lll:.>a\ TJI'1~;]N v~~n~;l di i."vjw.:;d~·.an Pf.~da. t;~n~:)qal 14

M . .:..r·pt tn' .~ka.r• •·.iL.::~ L~r\!.• .. !~.2.,, 'lebit·1 1r1.n)u1 "'.f;·::;uat denqart per·J.<:ern-

( RAPAT : ~ETUJ~ )

Haiklah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, Kita akan lan.iutkan acar·a pada pagi hari ini dengan rnembahas.

FKP (TAP.UNA, SH)

I n s t r ups i P a k .

Sebe l urn k ita mer11bahas. I<. a rena i ni bahanya ada dua, bahan yang dad PenJE9rintah dan ada yang dari DP~~. jadi mana yang n1;::.u dipa­kai sebagai acuan. Jadi mana yang mau dipakai, bahan ~dng dari Pemerintah atau yang dari DPR.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih. Baqaimana kalau kita gunakan bahan yang dari Pemerintah

sepe r t i pada wak tu yang l al u, dengan manyandi ngkan den~Jan bahan yang dari Sekretariat.

Silahkan. .•

F.KP {QRS. SABAR KOEMBI_NO.) : Terima kasih Saudara Ketua. Oari kami jus tru sebal iknya, ki ta akan memoergunakan bahan

y~nq dari OPR, karena ini bahtltY resmi yang ki ta dapat d,an ki ta buat sendiri. Jadi kalau kita akan mambuat acuan dari yang lain kalau begitu dari Sekretariat tidak usah saja, pulang sa.ia. Jadi kan itu aparat kita daripada OPR.

Maka sebaiknya bahan-bahan dari OPR kita pergunakan dan bahan Yang dari Pemerintah itu bisa sebagai pelengkapnya.

Demikian Saudara Ketua, terima kasih.

KeTUA HAPAT : Terima kasih. Baqaimana dari rekan-rekan yang lain

FPOI (Y.B. WIYANJOND .... $H) :

Bapak Ketua, Ibu dan Bapak Anggota Pansus dan dari eksekutif, te~r·istimewa

Bapak

- 7 -

Bapak Bambanq, yang kami be rs idang a tas bahan Bapak Bamba:ng yang banyak menulis di koran itLJ, yang rnenjadi referensi kam.i selama ini. Terima kasih.

Khusus untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh yang ter­hormat Bapak Taruna, kita ini membahas lanjutan DIM. Oleh karena i tu untuk mencocokan apa yang kemarin menjadi tugas ki ta pasti panutan kita pada DIM.

Berdasarkan itu maka apa yang disajikan oleh Sekretariat Dewan ini adalah ur·utan sesuai dengan DIM, itu yang kita pegang. Sedangkan bahan yanq dar·i eksekutif menolong kita di dalam rangka I'Jerubahasan i. tu ka r·ena di sin i ada r·urnusan- n.nnusan yang di ha rapkan sudah bisa nJanqakorllodir· usul-usul yang kernar·in. I~ u .

Ki ra-ki ra begi-

!<ar·f~na itu b;:d1dn uLantt.:~ 1-.ita ad<'dah b<-'!han dari Sekret:.ariat, 1•\:'"tl.l'ii .. '"l•t l•.,1"'-~'' d.:u i P\:ltHerint.:dt ini adal,:,.d) s~baqai pei;Jan:-Jan unt.ul<. m!~I.;H·n .. il<:-:t.pi d:1r1 tllt:llltUt:'r L::~rtcdr sid,:,nq h:::~r i lttl.

:;,:l~·.i~'' L(::'r i~r~o::t kasih.

Hamt:'i r '='dlltd Pal· .

. )adi YCirH.J ki La peqanq adal...d1 yat-)q dar·i Sekr·et.ar·iat dan seba­gai bahan bandinqannya dari Pemer·intah.

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT : Terima l<asih. Dari FABRI kami persilahkan.

FA~RI (A. PRANOWO)

Kami sependapat, bahwa dimulai dari bahan Sekretariat. kemudi an bahan dari Pemerintah itu sebagai pertimbangan di dalam

rangka menentukan keputusan-keputusan. Tedma l<.asi h.

KETUA _RAPAT : Tedma kasih.

DIRJ~N KUMDANG : Terima kasih Pak.

Kami setuju digunakan bahan dar·i Sekretariat. seperti biasa­hYa dulu-dulu bahan dari Pemerintah sekedar untuk membantu saja.

Terima kasih.

KIETVA RAPAT : Te~dtna kasih.

Kalau demikian untuk pembahasan kita ini akan kita gunakan

bahan ........ .

- 8 -

bahan yang dari Sel<.retariat DPR dan dad Pemerintah dipergunakan

sebaqa i bandi n~.J.

( RAPAT : SETUJU )

Baiklah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian,

Sebaqaimana urutan RUU yang kita bahas pada waktu Pansus,

maka pada kesempatan ini jug~ yang pertamakali kita alc:an bahas

ada1ah RUU tentang Perubahan Undang-undang Hak Cipta.

Dari daftar yang ada ini maka yang menjadi tugas kita untuk

pembahasan hari ini adalah DIM Nornor 7, yai tu usul dari FABRI

ten t.'::\nq oen~.Jhapusan Pas a 1 33 UUD 1945 dan usul FPP ten tang ka ta

··dan" d i pi ndahketr1 keda 1 anr f rasa Pasd 1 5 aya t. ( 1) dengan menghapus

Land;~ "ko111a" dan fr·asa "Pasal 33·· dihapus.

~)dya ~'.ler·si lahkan c!.:~.r·i penqusul, yai Lu dad FABRI.

Ff;HP . .l ( t~, PP.ANOWrJ)

Pirn,:,i.n.,{n r-·a~·.:d. yan•.-1 s.::~y.::~ horntdti,

::;.;;~su.i:!i •:.l8r"l·~tcnr apa yo.n~::; disa111paikan

me rKri::H.'i:l F i'4t-il~ r r11e rH..Jl 1 r•.r i tlk •. :Hr Pds<:~ 1 ·' "t ... 1 •. 1

wad~ Rapat Kerja yang lalu UUO Jf'L1~) i ni. eli hapu·:;i-<.an,

~·.:tr t::!!t.!l tiJ.'ik 1!18111er lnt.ahkan lanq·::,un9 ~Ja.d.f.l konsep Undan~~-undan~~J

ini. ('dn IL".Ja refert:'n::;i. ka1ui. ::::.epe1 t.i ap . .'\ '/dn~;J !-<.ita ker,jal<.an

bt~r ~:.,~lit.~ lneii~-J\::!11,:\ i Ulldct!t~-:-·ulrd,;.r,q !..ellLdlt•,.J Ou!•.•.Jruerr Perusahaan dimana

ftf8 '!;, .:\ J .,:d I lilt• I I y .::1 I 1' .• ) fo. U f. 1:-: !•. ' .• 'IIL'lll l , ·t."' . . > .. ·• L ' I L

·~:ehin·-l~~J.-:1 df~nqa11 dt~1rrikid.1l kanti ure1rqu::-.ulkarl unLuk Pas<~l .',.~ ini

diii·HI'J-::>k.::.tll dd.1r kt~111udid11 1-<.dlcH.I t..oh dkdrr diln<.'(sukan di dalan1 Penje­

lason Pasal dan bukdlr Pt!n.ielasdrr UruurH.

ter irua l<.asih.

I<ETUA RAPAT : Terirna kasih.

Dad F PP karn i pe r·s il ahkan.

FPP (H. AHMAD PARIS, SH}

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Terima kasih pada Bapak Pimpinan,

Yth. Bapak Dirjen dan jajararrnya,

Y th. Ternan- ternan Anggo ta Panj a

Saya kira hampir sama dengan apa yang dikemukakan FABRI bahwa

kami cnenya rankan Pasal 33 UUD 1945 i ni un tuk di hapus kar·ena pasal

Jni tidak memerintahkan langsung terhadp pembuatan Undang-undang,

dengan nantinya dihapus tentunya kata "dan" itu dipindahkan

kedepan. setelah perubahan berbunyi "mengingat Pasal 5 ayat (1)

~an Pasal ·20 ayat (1) UUD 1945". Kalaupun nanti perlu adanya .. ' penjelasan tentang Pasal 33 UUD 1945 saya kira bisa clisinggung i pada penjelasan umum.

Sekian terima kasih.

KETUA .......•

• :.: I

t·· . ,i;

t •••

- 9 -

I "-' r· i I) 1.0\ k, :-'\ •.:: i I' , Uleh l'llt'Prld var1• .. 1 '"e'''.kl ·,,n,"'n t..·lr\•.l'l<.'H'··~t' •.~L'r i F!':\iHJ.f •i.1n r 1'>-',

oleh l<.ar .. en.::. i Lu kar11i (>er ·.::i L-dd·a.n l•.eP::'Idd f.JBIII!:'!t i.nt..':'lh untuk 1118111ber·1·

kan tangqar,an i':\Las us.ul-u:::.ul uu.

Saya oer·si lahkan.

PEMERINTAH/WASEKAB (BAMBANG KES0\'10, SH, LU1}. Bapak Pimpinan, Ibu dan Bapak yang saya hormati, Saya memahami dengan sepenuhnya pemikiran yang melatar­

belakangi Bapak-bapak dari FABRI dan FPP yang terhormat, mengenai

~sul peniadaan atau penghapusan Pasal 33 dari Bab Mengingat ini. Ada satu hal yang ingin saya sampaikan dan ini bertolak dari

ihgatan kami, kebetulan yang dulu merumuskan dan membahas bersa­ma-sama OPR yang terhorma t sewak tu UU No.7 Tahun 1987, UU No.6

Tahun 1989 dan UU No.19 Tahun 1992 digarap. Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati, Ada salah satu prihsip yang.__ ·. secara poli tis diakomodasi

,dan di.beri jalan keluar sewal<.tu ki ta membahas ketiga HUU terse­but. Nuansa politik yang melingl<.upi sewaktu kita mengintroduksi ~UU bidang Hak Kekayaan Itelektual ini dahulu adalah polemik

tentang sifat individualistik hak-hak tersebut. Itu sebabnya di dalam pembahasan dengan dewan dan bahkan juga

setelah mendengarkan nasehat dari p~ra pakar hukum ada na.S..ehat, bahwa pengaturan mengenai hak-hak apabila hak itu diinginkan

secant. pol i tis memperoleh pemahaman yang dalam di Ir"'donesia ini rr1aka ha r·us di ingat sa tu pd nsip bagaimana penterjemahan fungsi

sosial daripada hak tersebut. Itu sebabnya di dalam ketiga UU ini dijabarkan semangat

kesB imban~;;an an tara hak yang di be r i dan dengan kewaj i ban pemegang hak, antara hak yang diberikah dengan kepentingan r.egara dan antara hak yang dimiliki dengan kepentingan masyarakat. Masalah ini dijabarkan sebagai upaya penterjemahan fungsi sosial bagaima­

na konsep fisio sosial suatu hak itu harus diterjemahkan. Atas dasar- itu pula.,maka kita amati nanti kita akan rnembahas

sesudah UU Hak Cipta, UU Paten dan UU Merek. Dalam UU Hak Cipta contohnya bagaimana negara dapat memerintahkan lesensi wajib, pemberian lesensi wajib, apabila suatu karya cipta dipandang sanga t pen ti.ng ar ti nya bagi l~emaj uan i lmu pengetahuan tPenel i tian dan ilmu pengetahuan kegiatan penelitian dan kemajuan pendidikan. Itu kalau saya tidak salah di pasal 15 UU Hak Cipta.

Dalam UU Paten lebih ganas lagi, apabila satu ciptaan pene­rnuan tehnol ogi yang di be ri paten te rnya ta kemudian tidak diguna­

. kan di I ndons ia mal<. a dapa t rnendorong a: tau dapa t men!;Ja rah ~a tau

menyebabkan dimintakan pembatalan paten.

Kedua, un tuk rnendukung upaya i tu apabila tidak dipakai di dalam ne9eri rnaka irnpor·t tidak diatv~gap sebagai yang

pr5 ns i p kedua di tegaskan dan hanya sekedar impor-t,..,

telah digunakan di daiam

neger i

,,.,,

- 10 -

ne<,.1e r i. I ni baqa i nmana rnenye imban~)kan hak dan kewaj i ban pemegang

paten·.

Oengan neg a r·a apabi l a sa tu penemuan n8ga ra memandang sa tu

penemuan dan tehnologi sangat penting artinya bagi pertahanan dan

keamanan Ill aka nega ra dapa t menggunakan penemuan te r-sebut.. te tapi

tetap dengan memperhatikan kepentingan pemilik paten yaitu dengan

member'ikan imbalan. Orang boleh prates besarnya imbala.n, tetapi

ora'\"'\~ tidak boleh protes bahwa i tu digunakan untuk kepentingan

neg a ra. Begi tu pula masya raka t. Apabi la masya raka t mHnge tahui

sua tu penernuan i tu rnernpunya i rnakna yang besa r bagi kemaS)'araka tan

dan rnasya r·aka L, semen ta r·a upaya un tuk rnenemu, mencari a tau meng­

hubungi atau menegosiasikan dengan pernegang paten atau pemilik

pa'ten tidak ber·hasi 1 dan upaya-upaya telah dilakukan naka dia

dapat ruinta kepada pengadilan agar· pengadilan memutus, mE!mberikan

lesensi wajib. Itu dibidang Paten. Di bidang f'1erek demikian

pula. Tiga tahun bertur·ut-tur·ut tidak dipakai no way, h<npus dari

daftar. rw dulu amanat yang saya pegang. printahrwa waktu itu

tinyyal dijabarkan dan diusahakan untuk dilakukan. · Saya mengusa­

hakan untuk merumuskan dan kemudian setelah melalui PE!rnbahasan

disepakati, disetujui.

Ibu-ibu dan Bapak-bapaK yang kami hormati,

Langkah-langkah tadi sebetulnya menggandul pada semangat

Pasal 33. Itu sebabnya Pasal 33 hadir dihadapan Ibu dan Bapak.

SHea r·a subs tan t if in i 1 ah penj e l a san yang dapot. kami 1"1a turkan,

!:'H3C:r:u·H for·r11a1 yang ingin saya haturkan adalah sebagai berikut;

nru1c<:.tngan Undang·-undang in i mernang mernpe rba i ki, mengubah, menyem­

pur nakan Un<.:J.i:H'l<,:J-uncJan~:J yang suda~' ada. Undang-undang ya•lg sudah

ad.<:~ t i dak d i rna t i I<. an, sernen tara Undan~1- undang yang sudah ada i tu

gandul pada Pasal 33 tadi. Akan timbul suatu konvensi b.:1ru yang

~E)li:lllla ini kita ter·us ter·ang saja selama tehnik pel·unda~g­

llfldangan 1uas i h 111Eu aba. i tu j ad i t i dak sa 1 ah. Narnun rnungl<i n akan

lel>.l.ll 1nernudal1kan bi 1ar11ana Bapaknya a tau Iuunya sudah ·gandu1an

Pas a 1 .3.), anc:d<.. -<:Hiak a t.a u l<.eponakannya yang be 1 a kangan had i , dapa t

ue n:.>e•,Jan•:.Jan pad a ta 1 i yang sarna.

Jadi inilah penje1asan yang ingin saya sampaikan, ruengapa

Pasal .33 kita tur·un seper·ti apa yang te1ah dicantuutkan di dalarn

Uridany-undCin<,.J yCing di. ubah i tu sendi r· i.

Hi!q.Jd~. Pitnpinan, Ibu dan Bapa!<.-bapak 1

0en1ikia11 pen.ielaSdll yan<;.J dapat ka1ui llaLurkan,

lt~r i111dka·:;ih.

t<. t I''•~ l~t='1P~~ i

lP.r.i111c1 k.:'lsih PCida Pt:J1ner.i11t.ah atas p('.!njelasannya.

l.i11L\1~. i l.•.t ·.,,~yd kE~Inbdl'ik.:H'l kepad.3 FABU.I, dpakah <Jen~.:Ja·1 penje­

lf.(~':.r~•l drir i Ot?Hit=.r i11tal1 ini sud;:,dl.

A t..-tt.J dd r i r r ::1 ks i L:l in ad;:1 ya.n•J i n• .. ) in mena"'~I~·FI pi .

FKP ..... J

- '11 -

FKP (DRS. SABAR KOMEBINO) : T~rima kasih Saudara Ketua. Kalau memang diper·kenan~n juga menanggapi sebentar, sediki t

saja. Da ri FKP sebe tulnya ti.dak ada pe rubahan yai tu te tap pada perldiriannya bahwa i tu bisa dicantumkan dengan alasan. yar·~l perta­ma · bahwa UU yang lama memang sudah mencantumkan P,asal 33 UUD 1945. jadi tidak ada s!llahnya bahwa ini tetap dicantumkan disi­t~, jadi Undang-undang yang al<an di rubah i tu mencantumkarr sehing­ga kami berpendirian demikian.

Yang kedua masih ada suatu masalah yang sekarang itu menjadi ganjalan daripada FKP. Di dalam tiap-tiap mengajukan selalu mendenga r bahwa Undang-undang yang memeri ntahkan langSiiJnQ. i ni akan berkai tan dengan DIM berikutnya, jadi DIM yang nom•:Jr beri­kutnya DIM 8 dan 9, sehingga kalau pada waktu kesempatan ini kita akan bisa mendapatkan keterangan dari pada Pemerintah yang pasti, maka· ki ranya sesua tunya akan bisa selesai. menu rut penda.pat dari FKP, kalau ki ta hanya menjalankan kepada ketentuan pasa1 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) daripada UUD 1945, sebetulnya :i.tu hanya prosedure DPR bersama-sama dengan Pemerintah atau Presiden, yang kedua Presiden bersama-sama kita. Jadi kalau ini sekarang diang­gap sebagai hal yang memerintahkan berarti kita ingin mendapatkan p~njelasan. Kalau di dalam ini sudah jelas saya rasa di dalam tni akan sudah selesai dari pada keseluruhan.

Jadi untuk DIM yang berikutnya inipun akan bisa terselesai­k«n. Demikian Saudara Ketua.

T(!ri.ma kasil1.

KETUA RAP~H

S:i.lakan.

FKP (TARUNA, SH) : Tambahan, jadi FKP memang tetap tetapi semampang i~?.tilahnya

Wiyanjono, semampang ada Pak Bambang. Masalah seperti ini akan berulang kali dibahas atau timbul di dalam pembahasan Di Panja, .i.ni salah satu sebabnya memang bentuk Undang-undang ini belum ada sebagai pengganti a, b ini. Ini semampang Pak Bambang te>long ini supaya kami tidak kehilangan energi hanya membicarakan masalah apa yang masuk dan apa yang tidak di dalam konsiderans 11enimbang

khususnya Mengingat ini. Jadi sekali lagi kami mohon supaya Undang-undang itu ~egera

bisa dikeluarkan. Saya kira itu saja himbauannya.

Terima kasih. KETUA

0

- 12 -

KE'TUA R.APAT : Terima kasih.

Kepada FPDI yang juga dalam hal ini mengusulkan, saya persi­lakan untuk memberikan tanggapan.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) : Terima kasih Pimpinan.

Kiranya dari putaran rapat yang tempo hari, baik d:ari kami sendiri maupun ditambah oleh Pak Djupri, jelas sekali yang tadi diulang oleh Pak Bambang, yaitu dari aspek substansif yang mengkaitkan 3 kepentingan keseimbangan artinya kita di dalam menjabarkan selalu akan teringat hati-hati "awas", ini kita berbicara masalah pemberi hak individual berhadapan dengan kepen­tingan kewajibannya, berhadapan dengan kepentingan negara, berha­dapan dengan kemaslahatan daripada masyarakat. Ini kan selalu

. menjadi pegangan, kehati-hatian ki ta di dalaam upaya momperluas hak individu yang sekarang terdorong karena ~lobalisasi itu. Itu yang pertama.

Kemudian dari segi formal jelas sekali, karena ini gandulan cantelan daripada penjabaran pasal-pasal sedang kita sekarang kita berbicara masalah bagian daripada pasal-pasal itu yang kita rubah kiranya lebih tepat gandulan itu kita tidak rubah. Kiranya yang telah kami lontar sertifikasinya menjadi lebih mantap dengan uraian Pak Bambang pagi ini.

Sekian, terima kasih.

KETUA r~APAT :

Terima kasih. Jadi sebelum dari pihak Pemerintah nanti menjelaskan mengenai

kt.msideran Meng:i.ngat sebagaimana disampaikan oleh FKP, saya parsilakan terlebih dahulu dari para pengusul FABRI dan FPP. FPP dulu sekarang gantian untuk menanggapi apa yang disampaj~kan oleh r_,erne.wl n t:a h.

FPP (H. AHMAD PARIS, SH) : Terima l<asih a.tas penjelasan yang diberikan oleh pihak Peme-

d.ntah dari Pak Bambang, dan memang setelah kami melihat pada t Uhdang-undang yang ki ta ubah, jadi memang tadinya say a kurang begitu teliti melihatnya. Memang pada konsiderans Menging~tt ter-cantum Pasal 33 UUD 1945, dan kami juga. kembali sebagaimP"'Ia tadi disampaikan oleh Pak Taruna dari FKP, pada konsensus-kon:sensus

pembahasan ............ .

'·' ..,.,1

. ' - 13

F;f!Jmb.ahasan RUU sebelumnya hal ini selalu rnenjadi pembahasan yang

ber~<epanjangan. Jadi ki ta memang usdah sepakat bahwa pad a konsid­

erans· Mengingat ini yang dicantumkan di dalamnya ad¢,lah yang

memarintahkan langsung untuk pembuatan suatu Undang-undang.

Sebagai salah sa tu contoh yang masih hanga t yai tu Undang­undang tentang Dokumen Perusahaan tidak menjamin hal itu. Karena

dalam p19mbahasan

apa yan,;, dikemu-

1945, b.agaimana

ini sudah menjadi pegangan atau konsensus kita

RULI sebel umnya, bagaimana ka takanlah tadi benar kak.an oleh Pak Bambang tentang Pasal 33 UUD

kedudukannya apabila Pasal 33 UUD 1945 yang kita bicarakah ditem-

patkan pada penjelasan umum untuk melengkapi atau menyempurnakan apa yang disebut-sebut pada konsideran Mengingat yan,g menang

pasal itu memerintahk<"n langsung tentang pembentukan Undang­

undang. Diperlukannya penJelasan lebih lanjut yang m1myangkut

Pasal 33 UUD 1945 kita cantumkan dan dijelaskan secara sempurna pada Penjelasan Umum. Begitulah Pak kira-kira pendapat kami.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi dari FPP tadi tetap usul semula, jadi cukup dicuntumkan. Saya persilakan dari FABRI.

FABRI (NY. SUMARTINI D, SH)

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Bapak dan Iu yang kami hormati.

Menambahkat"'l penjelasan dari Bapak Pranowo, dan ter:[ma kasih kepada Bapak Bam bang a tas penj elasannya. Mengenai buti r Mer\gi nga t

ini memang ramai sekali bicarakan kalau l<i ta membahas Undang­undang, kami ingat pada saat membahas RUU tentang Perseroan

rarbatas yaitu sampai beberapa kali lc~bby, beberapa hari kita

~icarakan hanya apakah Pasal 33 UUD 1945 dimasukkan atau tidak.

~·l:lcf•' s~~at itu kita mempunyai kesepakatan dan itu sampai kita Al~IJ)if)g-mas i ng F raksi me nul is d-i dalam Pc~ndapa t Akhi r.r)ya bahwa

k1 ta s.,pakat untuk yang dicantumkan di dalam butir Mengingat l")anyalah Undang-undang yang memerintahkan untuk dibuat. menjadi

Pndang- undang. Mi sal nya mengenai Undang-undang Pokok Kekuasaan

kehakiman Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 disitu mengamanatkan

bahwa untuk Peradilan Umum harus berdasarkan Undang-undang, misalnya demikian. Baiklah yang dicantumkan di butir Mengingat.

Karena i tulah mengapa FABRI di dalam DIM nomor 7 ini meng­usulkan supaya Pasal 33 UUD 1945 ini dihapus, dan kami S•9pendapat

dengan •.•••••..••.•

- 14 -

dengan FPP. Segala penjelasan dari Bapak Bambang maupun tadi dari

Bapak' Wiyanjono, dari FPDI maupun dari Pemerintah dicant.umkan di d«lam Penjelasan Umum. Kalau toch ini memang akan kesepakatan

kita berarti ki.ta akan rnerubah kesepakatan yang pernah kita stapakati. .Jadi ini perlu kami kernukakan karena _ tidak hanya

a~k•li ini kita membicarakan mengenai ~on$iderans ~engingat ini yang memerlukan waktu yang cukup lama memgenai Undari~:_;un·dang atau

pasal mana yang perlu dicantum~an di dalam konsideran M•ltngipgat. Dan kami tadi sangat menyetujui usul dari FKP dalarn hai ini

Bapak Taruna untuk mohon ki ranya dari Pemerintah segera •nenerbi t­

kan Undang-undang pengganti AB.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terirna kasih . .Jadi FABRI juga masih menginginkan ini dihapus, dan dimasuk­

kan di dalam Penjelasan Umum. Baik kepada Pemerintah t.adi juga

sekalian usul dari Fraksi-fraksi mengenai masalah k•:mside.ran Mengi nga t yang memang setiap kali ki ta memasuki pembahciLSan Ran­cangan Undang-undang selalu menjadi ganjalan. Untuk :itu kami mohon kepada Pemerintah untuk dapat mernberikan penjehLsan a-tau

tanggapan. Saya persilakan.

PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO) : Baik Bapak Pimpinan, terima kasih. Saya ingat betul Bapal< Sabar lama di Dewan, BelhLu pernah

d~lam suatu kesernpatan menasehati saya, pokoknya rapat di DPR yang sabar, Beliau waktu itu masih di FABRI, saya menyatakan siap ·

Pal<, saya akan sabar. Memang benar ,apa yang diungkapkan oleh Bapak Sabar dan Bapak Taruna benar. Saya sendiri mengalami k0sulitan yang tidak sederhana setiap kali meneliti atau mengaju­kan satu RUU kepada Bapak Presiden. Saking selalu sulitnya setiap

kal i menghadapi begi tu saya akhi rnya konsentr·asi hanya k•9 masalah yang prinsipil saja. Mengapa demikian, memang masalah-masalah

teknik perundang-undangan ini suatu masalah berkemban~' sekali. D\13ngan suatu pernbahasan dengan satu pakar yang sekara;ng sudah

ellmarhum Professor Hamid pada waktu itu, kita kemukak.an suatu p{kiran bahwa mengenai masalah teknik ini memang ada yang baku, tetapi sebagian besar sebetulnya lebih banyak di samping hal yang ba.ku lebih banyak yang sifatnya seni art, itu sebabnya mengapa

ha 1 . . • • . . . . . . . . . .

'[',

.. - 15 -

hal ini mwncul !<arena beberapa rekan y~1ng ahli pernah mtmgemuka­kan bandingan-bandingan.

Apabila kita tengok conton-contoh bandingan yang ada di negara-negara malah lebih lagi tidak mementingkan hal-hal seperti 1 tu kadangkala, mereka formatnya lebih terkesan terlalu lugas. Itu sebabnya bagaimana satu format, ini kalau saya diizinkan bicara format, suatu RUU maka hal itu banyak tergantur,g kepa.da ci.ta rasa suatu bangsa i tu sendi ri. Di sini ki ta kesuli tan untuk rriencoba rnembakukan hal-hal yang si fatnya art tadi. Dalam konteks M•ngingat tadi yang 'baru terbangun kesepakatan sementar11. Semen­tara Bapak Pimpinan, karena yang dicoba untuk dibangun l<esepaka­t~n para ahli penmdang-undangan terutama dari dunia perguruan ti.nggi. Pertama-tama mernang acuan pada ketentuan atau l<ebutuhan penJabarari ketentuan UUD 1945.

Jadi memang dalarn pendapa t pakar i tu tidak perlu ad~1 hal-hal y•ng secara harfiah harus ditilik apakah UUD 1945 meme1·intahkan pambua tan Undang .. ·undang a tau tidak. Apabi la i tu bertumpu pada UUD 1945. Karena amanat di dalarn UUD 1945 itu yang pada dasarnya harus dijabarkan. dalam hal ada amanat yang begitu pentlng dan harus diindahkan maka ketentuan di dalam UUD 1945 dapat seketika dapat dijabarkan. Sarna halnya pada waktu kita memikirkan apa landasan legali tas bagi pembuatan suatu Undnag-undang, karena di dalam UUD 1945 itu ditegaskan kewenangan Presiden untuk bersama­sama dengan DPR, atau dengan persetujuan DP~ membuat Undang­undang. Begi tu pula pada Paal 20 yang berbicara tenta.ng kewe­nangan Dewan di dalam membuat Undang-undang maka kedua pasal ini selalu dicantumkan. Ini landasan legalitas.

Apabila Ibu dan Bapak-bapak Mengingat sejarahnyapurl Undang­undang kita dulu malah hanya mencantumkan Pasal 5 ayat (1) saja, b~ru kemudian kalau saya tidak salah awal tahun 80 an dirintis suatu kesepakatan baru bahwa tidak cukup Pasal 5 a1tat (1), .tetapi karena Undnag-undang juga dibahas di DPR, dan in:ll merupa­kan kewenangan Dewan, maka pasal yang legali tas Dewan j1.1ga harus muncul. 10 tahun yang lalu kira-kira itu awal tahun 80 an.

Bapak Pimpi nan,

Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian yang saya hormati : Muncul terus kemudian Pasal 20 itu selalu hadir ayat (1) UUD

J945 di dalam setiap Undang-undang yang dihasilkan.

~'omor dua memang ada ketentuan apabila hal i tu diperintahkan dengan jel.as dalam sua tu Undang-undang. I tu sebabnya benar·

seperti ........... ~

... 16 -

seperti apa yang diungkap tadi apabila seperti contohnya Undang­undang tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiinan seperti itu memer­i~·tahkan · bahwa i tu harus dia tur dengan Und.!lng-undang maka dia mJncul. Tetapi tidak hanya disitu apa panduan lebih lanjut yang memberi landasan dan harus diperhatikan bila menyusun Undang­undang landasan legalitasnya.

Setiap substansi yang menyangkut atau yang berkenaan dengan pehgurangan hal< atau penambahan kewajiban memang harus: diatur dengan Undang-undang, itu harus selalu dapat dicarikan referensi­n.y~L Hal-hal seperti ini memang merupakan pegangan saja, mengapa h~l sampai saat ini belum dapat berhasil dibakukan, beberapa L1t~·1>'131 trtem<ing untuk mernperbaiki seperti tadi dipesan oloh Bapak "Uti-Lu1<~ ju~Ja, a, b itu kapan selesainya .. Nyatanya memang belum !!lljoL~:~s<H, ini llarus saya akui. Karena set.iap kali diupayakan Pf.li'tdapat memang berkembang terus. Masalah ini, saya ing:in mohon * pell'kenan rnenyarnpa i kan sua tu pandangan a tau sua tu i nga tan sebagai corltoh pada waktu kita rnembahas RUU tentang Paten Bapak Pimpinan, ada arnanat sebab ini contoh yang konkrit penulisan jumlah apabila i tll t i dak be rkenaan dengan ke ten tuan pi dana tidal< pe rlu dengan angka, tetapi dengan huruf saja.

I tu sebabnya kalau di peri ksa di dalam Undang-undan~J Paten, ~nyebutan jangka waktu misalnya dalam waktu 1 bulan , 1 ditulis (satu). 30 hari ditulis (tiga puluh hari) tidak ada angka 30 nya, ngka hanya ada di dalam ketentuan pidana. baru 6 tahun misalnya

(enam), tetapi memang kelazirnan ki ta juga berkembartg, saya mati tidak selalu memperoleh kesempatan untuk dapat membantu e~an-rekan dari departemen lain, tetapi masalah ini juga berbeda

alam penanganan kalau seandainya di Pansus lain. Itu sebabnya di alain seperti di Undang-undang Penyiaran kemarin i tu ada angka da huruf, jadi sudah berlainan lagi. Hal-hal seperti :tni yang oba akan diundangkan dahulu sebelum kemudian jadi patok;an. mana ang sebenarnya beanr. Hal-hal seperti penulisan "dart a tau",

hulu ada amanat "dan atau" kalau "dan atau" itu sudah ngarani "dak perlu diadakan baris miring, jadi ditulis dan langsung au. Sekarang "dan" i tu di tulis lagi gar is miring b.:1ru ka ta au.

Tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu disal;ahkan di lam hal ini. Yang kami amati memang kelihatannya masalah seper­ini berkembang. Memang perlu ada suatu patokan agar semuanya

pat mempunyai pegangan, tetapi nyatanya memang membuat patokan perti di Departemen Kehakiman sendiri juga masih terus

diupayakan . ~ . . . . . . . . .

,.

j

···~

- 17 -

diupa~akan untuk menyusun pedoman tersebut. Ini penjel<!lsan beb­

erapa hal yang tadi diamanatkan Bapak Sabar dan Bapak Taruna Yang Terhormat.

Bagaimana sekarang dengan Pasal 33 ini, penguraian l<etentuan

di dalam penjelasan secara tidak kita sadari nanti akan membuat

pola baru lagi bahwa satu Undang-undang yang dulu sudllih berpe­

gangan, karena semangat yang ingin dijabarkan dari UUD 1945.

Kemudian di dalam Undang-unclang perubahannya tidak perll;l dan i tu

h.anya di tuangkan eli dalam penjelasan. Ini akan menjadi pola baru

lagi. Kalau suatu RUU misalnya katakanlah UU nanti Lilngkungan

yang juga ada di Dewan, itu tiba-tiba tetap seperti apa yang ada

nanti ki ta akan memperoleh suatu ragam yang makin lebar llagi. Itu

!.i!>Eibabnya apabi la di perkenankan saya m<Jhon i zin dan mohon perse­

tuj uan lbu dan Bapak-bapak untuk mengernukakan pandangan

L'!.Ubstansi f saya tadi, bilamana bukan sekedar formal, bi.lamana

IIISBalah ini memang harus kita pegang dari amanat yang ada maka

~aya pikir lebih baik Undang-undang itu tetap juga berpegang pada

;.\rn<H1at yang ki ta jabar-kan. Dengan kata lain apabila Pasal 33 ini

di dalam RUU ini kita bandingkan rnaka, saya ingin m•engajukan

pemi ki ran dan sekc.ll i lagi rnohon per~setuj uan seyogyanyat Undang­

undang ini juga tetap berpegang pada Pasal 33 tersebut.

Terima kasih Bapak Pirnpinan.

KETUA Hr-'lPAT ::

Terima kasih Kepada Pemerintah.

Ini untuk putaran kedua FKP, FPDI belum terjawab, kalau ingin

rnenyampa ikan pendapa t, dar i FPDI ? Oleh ka rena pembah.:tsann in i

sudah 2 putaran sesuai mekanisme apakah perlu lobby barang seje­nak, setuju ?

(RAPAT DISKORS)

Rapat kami buka kembali.

Setelah sejenak tadi berbincanC-bincang untuk bermusyawarah

untuk metlyelesaikan DIM yang pertama ini, telah dicapad saling

pengertian dan permufakatan dan untuk untuk hasilnya ak•:tn disam­paikan oleh Bapak Sukardi.

Saya persilakan Bapak Sukardi.

FPP (H. SUKARDI EFFENDI, DH) :

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

8apak ............ .

. .. ·•

! :jj ! '··!

- 18 -

Bapak dan Ibu sekalian yang terhormat terutama Bapak dari Pemerintah beserta jajarannya.

Taai walaupun secara formal bagaimana rumusan kesepakatan terhadap usulan tentang perlu atau tidh<nya dimasukkannya Pasal 33 UUD 1945. Namun dari apa yang dapat kita sadap tadi walaupun belum secara formal, itu nampaknya kita bisa mengerti alasan yang

I . .

.ki ta kemukakan apa yang diaj ukan sebagai alasan perubah<an begi tu pula alasan dari Pemerintah yang menghendaki tidak perlunya ~ntuk diadakan penghapusan atau'perubahan, itu antara lain men­cakup 2 masalah pertama mengenai konsensus yang se1lama ini disepaka ti. i tu nampaknya kalau sesua tu konsideran yang memua t sesuatu peraturan yang tidak memerintahkan langsung untuk dijadi­~an alasan pembuatan sesuatu RUU baru atau peraturan yang baru, itu harus jelas. Karena kalau tidak jelas nanti dalam kenyataan kita akan makin banyak landasan-landasan hukum yang berkait-, "'

k~it.f!tl, bisa terjadi satu tahun saja ada suatu perundang-undangan t.·~.h$·. t~t"l~ai.tan dengan Undang-undang yang lain katakanl~!l .10 atau ~~ Ut\cfarl~''"Ut'ldang. Itu kalau semua dimuat saya kira akan sulit, i,;~Eiltl l<arena i tu dulu konsensusnya hanyalah peraturan perundang-

, . . ' 411dlngan yang ada kaitan langsung dalam arti kata memerintahkaan ~ebagai lanadsan untuk dibuatnya.

Lalu masalah yang kedua, konsensus yang dulu ditegaskan t.erutama ini penjelasan Pemerintah tadi. i tu baru ffi13hyangkut mengenai perundang-undangan yang biasa artinya sebagai pelaksa­naan UUD 1945, tetapi aklau yang menyangkut materi atau pasal ¥ang menyangkut UUD 1945, dinilai waktu itu belum termasuk ~onsensus yang harus dijadikan landasan perintah langsung, jadi t:.adi arti nya begi tu pena fsi rannya. L.alu sekarang bagalmana way outnya karena disini menyangkut maslah Pasal di UUD 1945 apakah itu termasuk diartikan harus pasal yang memerintahkan langsung • sedangkan isi Pasal 33 adalah hanya mengenai hakekat dari Perin­tah i tu bahwa ekonomi Indonesia i tu berdasarkan atas l<ekeluar­gaan, go tong- royong dan sebagai nya. i tu kai tan dengan peri'\tah langsungnya itu apa ?

lentang perubahan ini. Ini nampaknya menyangkut so<!ll ekono­mi. Kalau ekonomi jangkuannya luas sekali di dalam atspek apa saja. Nampaknya i tu sudag diartikan sebagai perintah Jlangsung. Tetapi kalau kembali kepada penjelasan dari Sekneg loewat Pak Ba.mbang tadi. bahwa motivasi dulu dicantuml~an Pasal 33 dalam ~berapa perundang-undangan, i tu moti fnya bagaimana per•ekonomian Indonesia itu jangan sampai terlalu menonjol sifat

individualistisnya . .. . . . . . . . . . . .

- 19 -

individualistisnya, tetapi harus ada keseimbangan antara melayani hak a~asi individunya, ekonomi individu juga rnasyaral<at atau negara, itu tadi begitu.

Berdasarkan argumentasi ini, nampaknya masalah pa:sal yang dimuat dalam uuo 1045 itu belum otomatis sama persis dertgan yang perintah langsung menu rut Undang-undang tadi, sedangkan tadi j fiilas, tetapi kalau yang UUD 1945 inilah yang masih merupakan problemati:J<, Ini tadi ada semaca~ usulan himbauan bagaimlma Kalau sekiranya mengenai penyelesaian saat ini secara kasuistik hanya untuk RUU ini saja tidak akan ki ta perlakukan untuk RUU yang seterusnya, itu khusus Pasal ~3 ini, bagaimana kalau itu didasar­kan kepada prosedurenya saja, karena Pemerintah tidak yang terma­suk mengusulkan perubahan i tu andaikata bagaimana kalau .t;etap ....

Tadi ada pertanyaan bagaimana konsekuensinya kalau ada usu­lan-usulan baru di luar usul perubahan yang oleh · PE!tmerintah

~','l.t~r~ lain. misalnya usul dari FPDI kemarin. I~ilah ~·i!i~.a kir<:l ttdlkl. t;. yang perlu dipertimbangkan kembali, kam1 ser»d.L r 1 bel urn ~{e.~ mengkonkri tkan ki ra-ki ra .sebaiknya baga i.m.,f'\a ~ J.:~di ini kami hanya menyampaikan kira-kira petmasalah"n y~ng perlu diiselesai­kan mengingat hari ini juga haru, 11:3da kepastian bagaim~ma sikap ktta. Saya kira sementor~ begitu Pak, memang secara konkrit gambarannya seperti itu.

Terima kasih Pnk.

KEWA ••••

- 20 -

KETUA: Terus hasil musyawarah tadi bagaimana?

FPP (H. SK. EFFENDI, SH. ): Ya, secara kongkrit belum, terutama dari FKP.

KETUA: Terima kasih Bapak Pimpinan, Bapak dirjen, Bapak Bambang,

Yang kami hormati Sapak/Ibu sekalian. Jadi menyambung apa yang disampaikan Bapak Suoagio tndi, memang

be be rap a mas a 1 ah bet u 1 . Namun kami juga con dong dar i FAEIR I khusus­

nya kini dalam rangka pengembangan pembangunan hukum di Indonesia.

Saya kira ini pertimbangan-pertimbangan ini per1u diperhatikan untuk

kelanjutannya nanti Pak. Terus kemud ian juga ka it an dengan cat at an khusus nebaga i mana

tS:df d·ibicn.rakan oleh FKP Bapak Taruna khususnya yaitu bahwa sesudah Hlf diharapkan FABRI itu bisa diharapkan dikembangkan lebih lanjut

da 1 am rangk a penyempu rna an pe rundang-undangan mendat ar,g, dan da 1 am

hal ini terus terang kami sudah dari lobby tadi memang FJ1BRI sepen­

dapat dengan bahwa ini tetap sebagaimana konsep naskah ini. Ini

yang kami sarankan sebagaimana hasil lobby. Saya kira demikian Bapak Pimpinan, terima kasih.

KETUA:

T$rima kasih. Ini dianggap mewakili hasil lobby. Oem i k ian saya t anyakan kepada rapat ,

memutuskan bahwa pencatuman Pasal 30 tetap

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih.

FABRI (DRS. MOELJONO AR): Intrupsi sebentar sebelum diketok.

epakah hasi 1 lobby yang

dapat disetujui ?

0

Untuk menen·tukan bisa

disetujui ini dengan catatan agar konsesus yang lama itu disempurna­

kan kembali dengan catatan seperti yang disampaikan oleh Pak Kardi

t adi men gena i pas a 1 -pas a 1 Undang-Undang Jjasar it u dan P•Ht i mbangan

khusus. Demikian terima kasih.

KETUA ........... .

' :i-

- 21 -

KETUA:

Da~i FABRI menyetujui dengan catatan bahwa untuk Pasal 45 itu.

Jadi dari FABRI pada prinsipnya dapat menerima, narnun dengan

cat at an bahwa ·in i me rupakan suat u konsensus unt uk Pas a 1 6 Undang­

Undang Dasar 45 itu berbeda dengan konsesus pada waktu pencantuman Und~ng-undang lainnya, ~ndang-undang biasa.

FABRI (A. PRANOWO): Interupsi

Mohon penjelasan pengertian catatan itu apa tertuli::; apa cuma

catatan dalam tanda supaya kita mencatat begitu saja atau bagaimana

Pak. Kalau catatan dalam arti tertulis bisa minderhipnota· Pak.

KETUA:

Fraksi lain selain FABRI.

FKP (TARUNA, SH. ):

Tidak sampai ke tingkat itu Pak. Ada l<esepakatan di dalam rangka menyempurnakan kesepakatan yang lalu.

KETUA:

Terima kasih.

Cuma yang bahan satu catatan dalam pengertian notulen bukan pangertian kata bisa diingat-ingat.

B a 1 k 1 a h s a y a k i r· a P a s a 1 3 3 i n i s u d a h k i t a s e p a k a t i d a n s u ci a h

sava ketok.

Kalau kita menningat daftar bahwa pada pukul 12.CO kita istira­

hat, ~adangkan sekarang sudah jam 12.00 kurang 5 manit, apakah kita

teruskan 5 manit ini atau supaya kita teruskan 1 DIM lagi.

Ini sabenarnya hampir sama mungkin sakaligus sudah 8 dan 9. Saya persilakan dari FABRI.

FABRI (A. PRANOWO):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Untuk DIM 8 dan 9 ini seperti apa yang pernah kami sarnpaikan

dalam Raker yang lalu bahwa untuk DIM yarg ke-8 ini, seperti apa

yang kami jelaskan bahwa ini tidak memerintahkan, tetapi diperintah­kan untuk dirubah.

Apakah ini termasuk di dalam kesepakatan yang telah kita bentuk

pada waktu yang lalu sehingga perlu ini dicantumkan.

Yang ......... .

- 22 -

Y£in9 kedua JUga mengenai alasannya mengapa ini rnasuk untuk

dihilangkan, karana sudah termasuk dalam menimbang. Apakah setelah

mt.u:.u~<. dalam rnenimbang ini masih perlu juga dicantumkan dalam meng­

in~1at. Kemudian yan\3 ke--9 ini mernang termasuk Undang-undang yang

memer·intahl<an, tetapi \<.arena tercantum di dalam menimbang apakah

masih perlu dicantumkan "'mengingat"'.

Demikian terima kasih.

KETUA:

Terima kasitl. Ini sekalian nanti Pemerintah menjawab.

Saya persilakan rekan-rekan dari Fraksi yang mengusulkan tetap.

Dari FKP.

FKP (TARUNA, SH. ):

Terima kasih. Jadi mengapa mengusulkan tetap, ya tadi, kesepakatannya sebe-

narnya kesepatan untuk tidak sepakat. Jadi kita tidak dapat terang

bahwa ini harus UUD 45 begitu saja. Lalu yang ke-dua di dalam Undang-undang yang lama memang ter-

cantum Undang-Undsng #omor 6 dan itu tidak diajukan perubahan oleh

p~mer1ntah, jadi dianggap masih berlaku. Untuk itulah FKP masih

tr.tap dengan pengertian tadi sama dengan FABRI say-a kira m~rnang. Dahulu kalau tidak salah Pak Bagirmanan selalu mangatakan kalau

di konsiderans menimbang jangan mencantumkan nomor Undan&-undang

itu. Ini kebacut nomor Undang-undangnya ya sulit, jadi sebetulnya

FABRI tidak salah itu. Umparnanya di menimbangnya itu tidak pakai

nomor dan sebagainya saya kira FABRI tidak akan meng~:sulkan seperti

ini kira-kira. Tetapi karena dimenirnbangnya itu ada clicantumkan

Undang-undang sekian nomor sekian-sekian. Oahulu waktu FKP mengusulkan pakai itu waktu ditokak tidak

b o 1 e h i t u h a r- u s " d i men g i n gat .. . S e k a rang d i b a 1 i k sam a FA B R I t o 1 on g

dirasakan lah. Tetapi saya kira memang FABRI tidaf< akan keberatan

ini dicanturnkan, karena rnemang ini saya kira, ya itu tadi kesepaka­

tan yang tidak ada sepakatnya. Jadi boleh diusulkan boleh tidak

tergantung kita yang membuat Undang-undang ini.

Terima kasih.

KETUA: Terima kasih dari FKP, dari FPDI kami persilakan.

FPDI .......... ..

I' , .. FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH. ):

E~apak Ket ua.

S a ·y a i t u b a r· u m e r e n u n g k a n , y an g d i t u j u 8 a g i r , t -~ t a p i y a n g

merasakan kok malah saya, rasakanlah.

Saudara Ketua.

K a m i m a s i h t e r i n g a t a p a y a n g k am i r a s a k a n p a d a p u t a r· a n y a n g

1a1l.J. Jadi pemahaman karni itu sebelum kami Undang-undang itu lho.

Kami rnemang perlu menyampaikan bahwa tanggapan kami atas apa yang

diminta FABRI itu memang mempunyai khas karakter FABRI itu sendiri,

art.inya bukan FABRI kalau tidal< meminta itu. Kan yang dipegang itu

kan konsensus.

Konsensus yang seperti apa itu yang dihargai. Karena konsensus

nasi on a 1 apa 1 ag i l eb i h t i ngg i . Konsensus yang I< it a buat

dirubah dahulu baru kita bicara kan begitu kira-l<ira,

karakter FABRI.

ya

itu

to long

begitu

Jadi kami tidal< iri dan bisa mengerti, namun didalam kontekstu­

al bahwa perkembangan-perkembangan yang ada bahwa konnensus itu

senilai konsensus nasiona1 yang harus dipertahankan atau konsensus

yang mas i h men c a r i I< on s e 11s us- k on s ens us y an g b a r u .

Kalau tadi Pak Bambang saya kata-kata yang dimiringkan ''konsen­

sus sementara yang istilah saya mencari bt~ntuk sampai ketemu kita

itu nanti Keppres situ benar-benar yang mengenai ketentuan bagaimana

kita mernb~ntuk Undang-undang itu betul sudah ada yang frasa ~tu

clipndangkan atau dibuat peraturan yang jelas betul dari perkataan

~·Cjng sarna·-sama.

Dengan demikian apa pemahama11 saya pada FABRI, sekaligus kami

j~J"a mohon difahami oleh FABRI manakala kami didalam pemahaman

bagalmena ini Undang-undang tidak memerintahkal1 la11gsung oada butir

c dn1arn DIM ini, namun FF'DI melihat bahwa l<enapa ini tida< jadi kan

masih dica11tumkan dalam "mengingat", karena yang kita rubah sekarang

adtllah U11dang-undang itu dan ini rnemang t·idak dtcabut.

I n i d i c a n t o 1 s e b a g a i c a n t o 1 a 11 k a r e 11 a s e b a g i a n d a r i i :; i m u a t a n -

nya itu yang sekarang kita rubah de11gan Unda11g-unda11g ini. Sedang­

k a n i n i t e t a p h i d u p , I< a 1 a u i n i h i d u p b e r a r t i b a h w a tJ n d El n ~~ ·-- u n d a n g

yang kita ciptaka11 ini atau yang kita buat sekara119 ini kan kemudian

me11jadi: tambahan, tambahan, tambahan ditempe1 dengan in·l itu yang

dipusat sebagian.

Denga11 demikian karena ini masih hidup dan dijadikan ncuan kita

membahas semuanya itu kan dijadikan Undang-undang ini. Oleh karena

itu sudah sepantasnya se1ayaknya kalau ini tetap ada dica11tumkan

pada "mengingat".

Demikian

I"

I

- 24 -

Demi k ian a 1 as an kam; dan semoga FABRI juga dapat mHmahami apa Yi1ng menjadi pengalaman kami.

Terima kasih.

KETUA:

Terima kasih,

Selanjutnya dar·i FPP.

FPP (H. AHMAD PARIS, SH. ): Terima kasih Pak.

Kami ringan saja Pa.

DIM nomor 8 kebetulan bagian yang tidak siusulkan berubah. Jadi kami sependapat Pak tetap.

KETUA:

Terima kasih.

Pada Pemerintah kami persilakan untu~ memberikan tanggapan atas usul dari FABRI mengenai DIM nomor 8.

PEMERINTAH:

Pertama apabila saya dii1inkan saya ingin memohon Bapak supaya

ini dapat kita perlakukan satu paket pertimbangan apabila apapun

judulnya apapun predikatnya ini akan tadi yang masalah utama tadi disepakatan diantara kita sendiri saja dahulu.

Karena kurang lebih mas;alahnya itu sarna dengan nomor 8 dan 9 itu mungkin ctda baiknya ini kita perlakukan sama saja terlebih dahulu.

Jadi kita sepakati walaupun diantara kita yang apapun catatan ~-1-~ tanda petik catatan yang akan kita berikan.

kongkr"ltnya bieu·lah sesuai dengan cara kita metnperlakukan DIM

Y•hs nomor 7 tadi. Ini kalau saya boleh mengajukan pemikiran permo­h(ltlan.

Yang kedua Bapak Pimpinan.

Ibu-ibu dan Bapak-ba~ak yang saya hormati,

Memang saya akui apa yang dikemukakan Bapak Taruna tadi dengan gaya beliau itu tidak salah juga. Memang demikianlah, ini kita

mel ihe1t betapa belum mengendapnya pesoalan-persoal an sepert i ini. Sa~a laporkan sebagai berikut:

Dahulu ada satu patokan, kebetulan patokan itu yang saya ingat karena belum tertulis jadi belum saya pegang, tetapi saya ingat

"m·~nimbang" itu mempunya; fungsi yang lebih strategis da'lam artian

pengungkapan . , ......... .

- 25 -

per1gungkapan latar belakang filosofis dan tujuan politil< dari di­

blJatnya satu Undang-undang. Oleh karenanya pengungkapannya lebih

~gak bersifat bebas. sejauh latar belakang filosofis dan tujuan

~clitik dari pada pembuatan undang- undang itu dapat tampil.

Sedangkan di dalam Bab konsideran:) "mengingat" ·itu karena

ful"\gsitwa menjelaskan legalitas, menjelaskan legitimasi daripada

lturan, maka itu lah kemudian yang ditampilkan, dimana legitimasinya

$ampailah saya pada penjelasan y~ng ketiga. Pertama RUU ini mengu­bah Undang-undang yang ada.

Supaya Bapak tahu hal itu ini katana legitimasi. Te.tap menga-

lir dari sumber yang sama, maka sumber yang sama itu tampil. Begitu

pula mengena·i DIM nomor 9 penyebutan undang-undang nom1)r 7 tahun

1994, karena ini merupakan konsekwensi yang legis. Namun i~in Bapak

l;,impinan untul< menarnpi 1 kan menggarisbawahi kat a itu "konsekwensi ".

Sebenarnya ha 1 sepert i in i benar pandat1gan FABRI benar sudah

saya akui itu benar sekal i. Kalaupun itu merupakan latar be1akang

fi,.osofis ataupun tujuan politik bahwa kita ingin konsekwensi, kita

i n g· i n me n j a b a r k an U n d an g - u n d an g y an g t e 1 a h k i t a m il ; k ~ a p a 1 a g ;

klarifikasi perlu dielaborasi lebih lanjut, maka di dalam menimbang­pun sebetulnya cukup.

Di dalam Penjelasan Umum juga cukup, karena penjelasan umum iti

wadah untuk elaborasi lebih lanjut dari pada konsiderans menimbang

tadi. Benar sekal i, saya akui benar hanya kemudian ba1r1yak dalam

praktek kita yang lalu, konvensi l<ita yang lalu jadi konvensi kita

bahwa ketentuan-ketentuan yang merupakan penjabaran lanjut daripada

Undang-undang atau perjanjian yang int~rnasional yang kitEt ratifika­

si dengan ~ndang-undang hal itu kita tampilkan.

Seka 1 i 1 ag i it u akh i rnya pegangannya juga buat pr.!tkt ek kit a

kalau saya boleh menggunakan isti1ah konsensus kita yang lalu pula,

Irii sebatmya saya terusik walaupun saya juga merasa ini tadi yang

di~hUk&P Pak Taruna tadi.

Mohon ka1au saya fikir-fikir tanya pengalaman saya endapka~ Pak

bahwa konsensus yang dibuat di satu forum seringkal i tertabrak

diforum yang lain atau yang berdampingan.

Seringkali demikian Pak.

I t L,J rna k any a ben a r k a 1 au cat at an w a k t u be 1 i au menan yak an c at at an i n i

mau tertulis apa mau catatan kita pegang kita sendiri-sendiri dija­

wab Pak Pranowo ya jangan sejauh itu saya menangkap makna kata-kata

1t:u. Mungkin inilah 1-<ita membangun satu konsensus nanti kita tular­

~(an konsensus ini di forum yang lain.

In i ....... .

;

t ,i

I ~

il' r ~-

1·, .•

'~

~. I

- 26 -

I n i mung k i n d a pat t e r b i n a , con t o h y an g t ad i say a h ;:t t u r k an i t u

juga menggambarkan betapa !<onsensus l<ita bina dalam s·atu forum

~etapi hampir bersamaan diforum lain kita tertabrak/kesenggol.

Bapak Pi rnp i nan dem i k ian 1 ah say a kemba 1 i kepada pe rmohonan

pertarna bilamana Ibu dan Bapak-bapak berlapang hati sianghari ini

.nl\Jn~Jk in ada ba i knya tat a car a per 1 akuan kit a t erhadap DIM nomor 8

dan Nomor 9 kita ternpuh dengan pendekatan sewaktu kita menyelesaikan

rtM nomor 7, dengan konsensus yang ada sekarang ini di kita perlaku­

l.an sama akan kita gunakan.

Terima kasih Bapak Pimpinan, Ibu-ibu, Bapak-bapak terhormat.

KETUA:

Terima kasih kepada Pemerintah. Jadi ini mungkin sudah tambah-

l!ln untuk pengalaman d£1ri Bapal< dapat dijawab bahwa. memnng mungkin

perlu segera apa yang diusulkan oleh FKP tadi soal ketil ~ perti ini

bisa men~ka.n wa.ktu dan perlu kami sampaika.n juga pada waktu membaha.s

RUU Psikotropika di satu fihak dan Undang-undang sudah cukup banyak

pada waktu yang bersa.maan DPR rnemutuskan ba.hwa Undang-undang yang

satu isinya menggunakan istilah "pada" pada Pasal da.la.m Pasal.

Teta.pi dalam Undang-undang yang lain dibalik dalam Pasal pada

ayat waktunya ini bersamaan. Jadi dapat di~mbi1 kesimpu1an sebenar­

n y a k on s en s u s k i t a . 0 1 e h I< a r en a lt u h i •n b au an dar i P em e ,. i n t a h t ad i

saya kembalikan kepada FABRI.

Saya persilakan.

FAORI (A. PRANOWO):

Terima kasih, Dari FABRI bisa menerima..

Dengan catatan Pak, catatan kita di dalam DIM itu ba1wa kesepa­

k a~ an u n t u k yang 1 a 1 u bah w a a p a y an g d ; mas u k an d a 1 am men i mba n g i t u

t i d a I< b i sa d i cant u.m k an k a 1 am "men g in gat " t e 1 a h d i rub a h bah w a d i

dalam menimbangpun bisa tercantumkan dalam "mengingat".

Demikian apabila disepakati.

Tarirna kasih.

KETUA:

Terima kasih dari FABRI dapat menerima apa yang disampaikan o 1 e h P em e r i n t a h t a d i d e n g an p e n g e r t i an b i s a d i j ad i k a·l'l Gat at a.n· •

Dengan pengertian FABRI menghendaki bahwa pen'yebutan undang-undang

dalam "menimbang" diulang lagi dalam mengingat itu tidak apa-apa

kira-kira begitu.

Demikian apa yang dikemukakan dari FKP.

FKP ........... .

Q

- 27 -

FKP (DRS. SABAR KOEMBINO):

Terima kasih Saudara Ketua.

Ini bukan konsensus tetapi yang sampai sekarang juga jalan

dernikian, dari FKP tadi menyatakan biasanya kalau dalam menirnbang

itu tidak menyantumkan mengenai seal nomor dari suatu Undang-undang.

Meskipun ini tidak dibahas di dalam Panja sekarang ini, tBtapi

ada kaitannya yang langsung dalam mengenai rumusan pada menimbang

~1ant i, dimana hur·uf c dan huruf d mencantumkan mengenai nomor Un­

dang··undang dan sebaga i nya seba i knya dan seharusnya da 1 am ha 1 in i

lc,bby·nya yang dihilangkan, sehingga rumusan dari pada ketentuan itu

hanya menyangkut mengenai permasalahan apa, tetap·i ~lasar hukumnya

adalah di dalam mengingat. Dengan demikian tidak ada konfusing mengenai seal itu ada dua

satu rnacam Undang-undang yang dicantumkan dalarn "mengingat". ME)Skl­

pun per·masalahan dicanturnkan di dalarn rnenimbang, tetapi tidak men­

cant umkan nomor cJan t angga 1 dar i pad a Undang-undang, maka d i da 1 am

hal ini mungkin akan bisa sinkron.

Tentunya mengenai soal penjelasan lebih luas ada pada penjelas-

an umum ini akan bisa dielaborasi bagaimana mengenai soal ini.

Demikian saudara Pimpinan, terima kasih.

KETUA: Terimna kasih dari FABRI pembahasan ini malah berkernbang malat1

mengusu 1 kah apab i 1 a kemba l i t eta pi sebenarnya kemba l i kepada yang

lalu. Kalau di dalam konsideran mengingat dicantumkan pun, maka di

dalam konsiderans menimbang pun cukup disinggung substansinya tanpa

menyebut nomornya.

Saya persilakan dari FPDI.

FPOI (Y.B. WIYANJCNO, SH.):

Bapak t<et ua. Ada dua permasalahan yang kami perlu menanggapi.

Pertama apa yang disampaikan catatan dalam tanda kutip oleh FABRI,

kami menganggap dan menangkap amanat yang disampaikan oleh FABRI

itu kecual i kepada Fraksi-fraksi klta yang ada di DPR ini itu

t.elrlebih l<epada Departemen Kehakiman, l<arena setiap unjang-undang

i t u k an 1 e w at D e p a r t em en K e h a k i man d a 1 am asp e k y u r i d i s n y a , s e h i n g g a

pansus-pansus yang lain ini supaya jangan senggol-senggolan terus-

nHJnerus.

Sejauhmana ........... .

- 28 -

Sejauhmana Oepartemen Kehakiman itu bisa untuk mewarnai pansus

yang lain itu sehingga tidak senggol-senggolan sehinggat konsensus

seperti yang diharapkan FABRI menjadi pegangan, tidak setiap pansus

dengah modal sendiri-sendiri lagi kan repot.

Amanat ini rnenurut saya arnanat FABRI tadi kecual i untuko kita

terlebih untuk Pak Bagirmanan itu kan begitu kira-kira. Ka 1 au kami

menanggapnya kan begitu Pak FABRI begitu ya.

Yang kedua apa yang disampaikan oleh FABRI kali ini kita akan

mencari bentuk-bentuk konsensus ya salah-salah aedikit tidak apa-apa

hira-kira tadi begitu untuk menimbangnya yang pakai angka tadi

dengan paka·i nomor, tetapi Pak Koembino semampang kita rnemperbaiki

ldta buat konsensus yang lebih baik kenapa tidak disempurnakan

sakarang. Malah rnenjadi timbul suatu hal yang menurut Pal< Ketua lho

ini malah melibat lagi kan begitu.

FPDI tidak ingin rnenambah luasnya ini, FPDI yang ba·ik sajalah,

g .fl )' <~ t i d a k i k u t r) i c a r· a s a j a rn e m i 1 i h m a s a 1 a h a p a y a n g d i t a w a r k a n

FABRI, di satu fihak ditanggapi oleh FKP Pak. Akhirnya kami menjadi

bingung untuk memi1·ih mana sajalah ter·serah nanti diantat"a beliau­

lHl1iflu itu yang paling pas yang manalah.

M a u y a n g v e t" s i F ;., B R I y a n g m e n t o 1 e 1 i r a d a n y a y a t'l ~l ·1 d a b i a r

lancar ya rnonggo, rnau semarnpang kita rnenyempurnakan sepert 1 Pak

Koembino/FKP ya monggo, sudah enak.

Terima kasih.

KEILJA:

Mungkin mau menambah dari FPP ? sudah cukup.

Saya persilakan dari Pemerintah.

PEMERINTAH (BAGIR MANAN/DIRJEN KUMDAM):

Maksudnya sederhana Pak untuk merespons ini pertam.a dari Pak

Saoar itu dan konsideran menimbang kan Timcil. Jad i kit~~ amanat kan

saja kepada Dirjen untuk memperhatikan catatan itu. Pemerintah akan

mengikuti yang baik saja.

Kemudian juga yang dari Pak Wid juga begitu, amanatnya akan

kita perhatikan dengan sepenuh hati.

Yang ketiga Pak Wid koreksi bukan semampang Pak bahasa Indone­

sia "senyarnpang" sekarang ini dikoreksi, jadi yang kt9marin itu

1~ 111 :1 I r u , i t u s a j a t e r i m a k a s i h •

KETUA ........... .

,_._;_,.;·•

v'.">

- 29 -

KETUA:

Baiklah.

amb i 1 Dari tanggapan Fraksi-fraksi maupun Pemerintah kalau saya dapat

k e s i m p u 1 an dar i " FA 8 R I t i d a k k e b r, rat an d i cant urn k. an as a 1 i t u kesepakat an", dar i "FKP mengusu 1 kan senyampang" pad a ke.Bempat an in i

sebaiknya kita konsensuskan juga tidak perlu disebut dan memang eleh k a r en a d i s i n i me r up aka n t u g as dar i T i m c i 1 , k a 1 au say a be 1 e h am b i 1 kesimpulan bahwa rumusan dalam "menginf;'jat" ini tetap, sedangkan untuk "menimbang" menjadi perhatian untuk Tim Kecil menyesuaikan.

Apakah dapat disetujui ?

0

(RAPAT: SETUJU)

Ini sekarang sudah pukul 12.15 jadi mehen maaf tadi himbauan ~emerintah kan untuk DIM 8 dan 9 itu mejadi satu, jadi c.

Ba1klah saya ketok lag;.

Oleh karena sekarang sudah pukul 12.22 WIB. kita sudah lewat 22 manit, maka rapat kita seers sampai pukul 13.30 WIB.

.,•

Terima kasih saya seers sampai pukul 13.30 WIS.

(RAPAT: DISCORS PUKUL 12.22 - 13.30 WIS.)

'· ,. ' i r: I

t

! •·

-~-

k

r-

f ·.

- 30 -

KETUA RAPAT :

Mohon perhatian apakah rapat dapat ki ta lanjutkar., Rapat

Panitia Kerja saya nyatakan dibukan kembali.

(RAPAT DIBUKA)

Bapak/Ibu sekalian, marilah ki ta melanjutkan acar<l. pemba­

hasan dan ki ta masuki DIM nomor 16, di sini ki ta akan rnembahas

usulan dari FPDI tentang l<alimat "dalam bentuk yang khas dan

penunj ukan keas 1 i hannya". Kemudian mempertanyakan apa pBrbedaan

maknanya dengan rumusan butir 1.

Kemudian usul FKP ten tang J.etak buti r 2 menjadi buti r 3.

Saya persilakan dari FPDI untuk menyampaikan usulannya.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) :

Te r·ima kasi h Bapak Ketua, sebena rnya F'PDI curna i n9i n men­

s:l.nkronkan apa yang disebut pada aya t. (1) yai tu "penci pta" di

sana di j alaskan apa i tu "penci pta". Keti ka menj elasl<an "pmnci pta"

tli sana te rnya ta juga sudah memua t mengenai hasi l ci ptaannya

yai tu ciptaan di tuangkan dalam bentuk l(has dan b-<..rsi fat pribadi.

Sedangkan d i aya t (3) sebagai tamt>ahan i ni hanya mengangka t

m<.':t.sa l ah menunj uk kan keas l i annya, yang khas te tap. Apakalh tidak

bisa digabung be~Ji.tu, atau kalau memang mau berdiri sendiri harus

sama, tidak berbada.

Ini yang kami harapkan sehingga kalau memang di ayat (1) nya

itu ada khas dan ciptaannya itu khas bersifat pr·ibadi mengapa

t idak d i sam bung dengan as l i menunj ukkan keasl i han. ~:emudi an

khusus untu ini kalau ciptaan masih mau ditonjolkan silakiln untuk

di tul is lagi di ayat (3), nt.?lksudnya demildan. Sehingga tida ada

kerancuan yang satu khas bersifat pribadi, yang sata khas menun-

jukkan keaslian, ini agak rnembingun91<:c::an.

Itulah yang d:imak~ud oleh FPDI, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, selanjutnya dari FKP hanya masalah letak dari

tiga menjadi dua. Saya persilakan.

FKP (NY. EVITA ASMALDA, S.H.)

Terima kasih Bapak Pimpinan, jadi seperti yang telah kami

sar.1paikan .....

- 3'1 -

·:.'··..:'lrnp,:~ i kan p.:ld."t Hake r Pans us yang 1 a 1 u, bahwa un tul~ dar i segi

memudahkan pemahaman da1am artian runtut.

Jadi dalam Pasal 1 butir pertama itu mengenai pencipta, kemudian

kami menganggap bahwa setelah pencipta adalah seoran~1 atau be­

berapa orang dan seterusnya, kemudian ciptaan setelah mencipta

kemudial'l ada ciptaan dia. Bar.ulah setelah i tu runtut ketiganya itu adalah pemegang dari hak cipta .

1tu sendiri. Jadi alur pikir-nya berkait, kalau kami menganggap bahwa ini agak meloncat, kalau

dia langsung setelah pencipta adalah pemegang i1ak cipta. Karena

di si ni RUU i ni rnengenai Hak Cipta i tu sendi ri. Jadil penci pta

kemudian kami beranggapan alangkah baiknya kalau ciptaan itu y&ng

kedua baru menuraikan apa yang dimaksud dengan pemegang hak cipta :i.tu sendiri.

Demikian Pak, terima kasih.

K ETU?) RAP AT :

Terima kasih dari FABRI, dari FPP karena tidak ada tangga­

pan-tanggapan, kita langsungkan ke Pemerintah saja.

PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO, S.H.) :

Bapak Pimpinan, pertama untul< supaya tidak lupa, apa yang

diketnukan FKP yang terhormat dapat saya pahami, urutan untu~

membuat itu runtut memang benar adanya, Pemerintah tidak kebera­

tan untuk menata karena memang itu lebih baik.

Kedua, mengenai · ,_erbedaan i tu tadi Bapak Pimpinan, memang

ada perbedaan yang melekat ha.nya secara teknis agak kami alarni

kesulitan sebenarnya, kesulitan yang substantif juga tidak. Pada

waktu berbicara "penci ta" maka elemen yan9 · mei"lunjukkan karakte­

ri'st.ik kata "pencipta" itu yang kita tonjolkan, bahwa l<arya itu

memanag bersifat pribadi. Sedangkan pada waktu berbicara tentang

ciptaan, di samping l<has memang ciptaan elemen keaslian. Itu yang

memang ingin ditampilkan.

Apabila dalam pikiran FPDI yang terhormat diikuti tidak sepenuh­

nya salah, dalam arti kalau ki ta berbicara ten tang "pent::ipta "o di

mana elemen khas pribadi dan asli digabungkan i tu ticlak salah sama sekal i,

sebenarnya ini

tiba-tiba ada

lebi h meleka t

sebenarnya.

hanya kesulitannya nanti waKtu bicara "ciptaan"

memang aleman khas dan asli yang diperluk~~ tetapi

pribadi, padahal elemen pribadi itu s~betulnya

pada wa·ktu pengertian pencipta i tu sendiri. Ini

Saya .....

- 32 -

Say . .:~ menagk;:~p bahwa yanga dirnaksudkan i tu apakah 1n1 dua

hal yang ber·beda. sebetulnya ketiga elernen itu sebetulnya rnemang

melekat snjau~ meyan9!Cut ciptaan itu rnernang pribadi, ciptaan

i Lu rnernan~1 asli _ Oleh kar·enar;ya, bila mana ini disepakati nanti

bisa dirumuskan di Tirnus mengenai rnasalah ini, karena tidak ada

persoalan yang sebetulnya sangat mendasar atau substantif, kecua-

11 untuk me~berikan kelengkapan elemen pada pengertian itu tadi_

Tedrna kasih, Bapak Pimpinan.

Ter-in~.c1 k.Jsih dari FKP ~:~udah puas, dari FPDI, silakan_

FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) :

K am i i n g i n t i da k us a h pa k a i " s e I< a l ~ " sa j a k a1l au F P D I ,

karena kami puas atas penjalasan tadi, berulang-ulang kami menco­

t)a juga untuk menggabungkan, nuansa yang Pak Bambang sampaikan

ttlemang ad;a sesua t.u yang berbeda, tetapi lebih banyak yang sama

ki.ra.l<ira begitu, mix-nya itu susah. Oleh karena Pa.k Bambang

meH1gajak baiklah dicoba nanti kalau ketemu rumusan yang paling

tepat. ini di ba~o.Ja ke Tirnus saja, kami ucapkan terima kasih,

kar·tHla dengan Timus ini nanti awal r·umusannya akan datang dari

Pemerintah, lebih enak koreksi daripada membuat, kira-kira begi­

tu, ter·irna kasih.

KETUA RAPAT

Saya kira dapat karni arnbil kesirnpulan, Pemerintah tidak

kebe ra tan un tuk me rubt' '1 u rutan da ri dua l<e tiga dan u:;ulan d.s ri

FPDI diserahkan ke Timus.

Apakah ini dapat disetujui.

(RAPAT SETUJU)

Kemudiar1 DIM nomor 21 yang akan membicarakarl Lsul FABRI

ten tang ka ta performance di usul kan di hapus dan usul FI\P ten tang

frasa "aktor, penyanyi, musisi, dan penari" Gfihapus diganti

dengan kata ''orang". Selanjutnya dari FKP juga mengusulkan menam­

bahl<an kata "ceramah".

Saya persilakan dari FABRI.

FABRI _ .. __ !

- 3-3 -

FABRI (A. PRANOWO)

Terima kasih atas waktu yang diberikan. dari FABR! mengin­

ginl<an agar "performance" ini dihapus apabHa memang art.inya sama

dengan "pelaku" yang. dimaksud dalam Bahasa Indonesianya. Te tapi

kalau memang ada Perbedaan berkai tan de• Jan perjanjian t.rade yang

harus diwadahi kami bisa menerima apabila penjelasan diberikan lebi h lanj ut.

Demikian terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, selanjutnya dari ~KP.

FKP (TARUNA, S.H.) :

Bapak Ketua, Bapak/Ibu yang saya hormati, FKP dalam hal lni

mengusul kan ka ta "ak tor, penyanyi, musisi, dan penari" ini ki ta

hl•P••s. Alasannya tentu saja karena untuk menghi langkan kesan

Mt.ora Penari atau mereka in! ada satu kesan satu Pdngertian,

Let.api dl dalam Pansus yang lalu Pemerintah menyatakan

•etujunya ka,·ena justru "aktor, penyanyi, muslsi, dan penari"

inilah yang ingin dituju di dalam •Yat ini. Sehingga kalau memang

dem i k ian F KP dapa t mane,. imo un tuk i tu, namun mahan Sek i r" •t• ka ta

"ak tor, penyanyi, ffiliSi "", dan pena ri" i ni bi sa dijelaskan, bai k

mungk in di d~ 1 am Ke ten tuan Umum a taupun karena i ni di dal am

Ketentuan ~mum mungkin hanya bisa di Penjelasan Umum, kalau

memang tid~k bisa "ak tor, penyanyi. musisi, dan penari" ki ta

ganti dengan orang. Sebab maksud kami kalau Penger tiannya orang

tidal<.

a tau me r£.1(:. a i t u j e l a' mereka yang berprofesi sebagai menampil-

kan memperagakan mempertunj ukkan, menyanyi kan, menyampai kan,

mendeklamasikan, atau memainkan sesuatu karya musik, drama, sastra, dan karaya seni lainnya.

Jadi kami menganggap bahwa mereka yang seperti itu itulah

"ak tor, penyanyi, musisi, dan Penari", tetapi kalau Pengertian

Pemerintah lain kami mohon dijelaskan. Sebab kalau aktor misalnya

d! sini, kalau mungkin ini sudah semua orang dianggap tahu aktor

i tu. Ini kami mel ihat di Kamus ternyata aktor i tu pengertiannya

ada dua yanaga pertama pengertian aktor itu pria yang berperan di

atas pentas, radio, dan televisi. Kemudian yang kedua, orang yang

b<lrperan di suatu kejadian panting atau pelaku. Lalu mana yang dipakai dalam hal ini.

Kemudian .. ... .

- 34 -

Kemudian demildan juga dengan penyanyi, apakah penyanyi yang

prota.>ionc::lL atau mereka sekedar· menyanyi ini harus jelas juga,

sehingga kami sebetulnya menginginkan i tu diganti oran9, tetapi

dalam Pansus kemarin kelihatannya kemarin Pemerintah belum sepen­

dapat. Kemudian juga rnusisi, musisi saya cari-cari di Kamus

tidak ada, yang ada itu pemusik. Lalu penari ini juga apakah ini

penari yang profesional atau sekedar or~ng yang manari. ·(ni mohon

nanti penjelasan dari Pemerintah.

Say a yak in se telah nanti Pak Bam bang yang kami angHaP bega­

wannya hukum ini saya ki ra bisa menerima dengan baik. Apalagi

dua-duanya, Pak Bagi r Manan dan Pak Bambang. ini begawan-begawan

yang saya percaya fatwanya cukup ~ik untuk diikuti.

FKP (TARUNA, S.H.)

Lalu yang ceramah, kami mengusulkan di Timus saja Pak kalau

s.ependapa t. Jadi nanti bisa dibicarakan di Timus supaya tidak

terlalu banyak.

KETUA RAPAT :

Terima .kasih, karni persilakan kepada Pemerintah untuk mem-

b~r il<an j a waban a tas tanggapan dar i FABRI dan FKP.

PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO, S.H.) :

Bapak Pimpinan yang terhormat, Ibu dan Bapak-bapak yang kami

hcH·mati, pertama mengenai usul agar kata (performance) dalam

bahasa asing it.u dip:i.ndah saja dalam Penjelasan, kami memahami,

kami menyepakati. Karena ada baiknya memang agar Satang Tubuh UU

kita ini kalau tidak terpaksa betul tidak usah kita pakai bahasa

asi ng, say a sependapa t, nant i kami pi ndah di dalam enj e lsan

pasal yang bersangkutan.

kec:k.la, ada benarnya yan~: diungkap oleh Bapak Taruna tadi,

per·tama bagaimana l<alau SE-1andainya disebut orang yan•;;~ manari,

orang yang menyanyi, orang yang menyanyikan, yang menarikan,

mendramakan, memai nl<.an dan sebagainya. Pemahaman da.l am rasa

bahasa tidak salah sama .&ekali, hanya untung beliau tadi juga

menjelaskan, karena waktu meyinggung ~".{1 profesional atau amatir

tad i . Pena r i memang orang yang mena r i, te tapi orang yang mena r i

tidak semuanya penari, itu sebabnya kita sebut itu penari, kemudi

an k ita sebu t penyany i, k ita sebutl<.an musi si, a~: tor dan

sebagainya ..... .

-...! ;

.i

Jr~~~,

. ~ .. t ' ... ~.·.·,·· . l _,' ;:~,

- 35 -

St'b,3Q<1inya yang menampill.;an, rnemer·agakan, menyebutl<an. Itu lat.ar

bel.'d.:angnya '3ebHLu1nya dnrniki.an, hanya untuk tidak menyebut. as..=tl

nr '&r-t9 y,'lng n'er1ar-i .:tddlah t:.x~rrorm~"'nCA. Masalahnya demikian B.'lp,:if.

F'impin:~r1, d.tl..1111 R .. :~tld':.d Ind()nesia t.nt.<'tp l<arni itu mernah;_uni Pf'''''i'.

karni khawatir·kan bil<":tmana itu nanti. dit.t,jernahl·.dn

or·ang y;:~ri4J ntenari tidal<. selalu dalarn konsep pil<ir·nya orang

asing, kami tidak mendewakan orang asing, mohon tidak disalahpa­

h4.rt1i, tetapi tidak selamanya mereka memahami bahwa itu perform­

ance. Salah satu contohnya demikian Bapak Pimpinan, wakatu UU Hak

Cipta, karena l<i ta tidak mempunyai official transl<i tion, ada

pengalaman Kedutaan 4merika itu menterjemahkan tetapi minta yang

menter·jemahkan i tu menerjemah yang dL)umpah. Tetapi penerjemah­

yang disumpah i tu mernang pintar Bahasa Inggris, tetapi tidak

memahami tekhologi yang l<husus di bidang hukum. Pane ipta bukan

diterjemahkan sebagai author, tetapi dia t~rjemahkan sebagai

creator. Orang asing tidak memahamiJ tetapi sebaliknya orang

Indonesia pada waktu memterjemahkan creator memang diterjemahkan

pencipta, tetapi itu terus bisa luas, karena sang penc::ipta lain

halnya dengan pencipta karya cipta. Ini nuansa bahasa ini :r.aja

yang kami upayakan itu sebabnya kita menyebutkan actors, singers,

c;fancers, penari, penyanyi, dan sebagainya. Kami beru~.aha untuk

me11yelaraskan tanpa kami bermaksud sama sekali melece1hkan atau

menyampi ngkan bahasa, sama sekal i ti dak ada niat · i tu. Tetapi

hanya Lmtuk agar memudahkan pemahaman, karena di dalanl Konvensi

Roma yang itu menjadi basis persetujuan trade yang kita ratifika­

si, i tu diberi definisi performance mean actors, singer, musi­

cian, dancer dan seterusnya.

Jadi disebutkan author person who acting diliver diclaim

play in or other with performance or artist, artistic uork. Kami

mencoba mepetkan cara penjabaran, cara perlgungkapan i tu dengan

padanan yang agak mepet. Dari segi bahasa benar, padan~l'an kritik

beliau itu benar, muhgkin saya mohon maaf karena tidak hadir pada

wak tu Pans us sewak tu Pans us hal i tu dij19laskan penjel.asan yang

saya ungkap ini mungkin yang memberi kesan keberatan, tetapi

sebetulnya l.denya semata-rnata hanya ingin mepet, -mendekatkan,

mensejajarkan dengan pengertian yang ada pada konvensi interna­

sional, sehingga pemahamannya mudah. Ada celah yang ben.cu• seperti

ya~ di ungkap oleh Pak Tar una. bel iau mengungkap tnusisi a tau

pemusilc Saya pikir dalam hal ini benar beliau, bukan musisi

walaupun musicion terus kemudian dengan musisi, mustinya pemu.ik.

Ada ....... .

.-_,,,.i--1 . '':'''

- 36 -

l~da dua elemEH1 yang diungkap oleh Pal<. Taruna ta(:!i, pertama

ll'lt'H1~1Bna i c.:u·a penyaj iannya. Apa tidak k ita mulai qengan orans.

yang mampertunjukkan, orang yang menyanyikan, orang yang memain­

kan, orang yang menarikan. Ini penjelasannya, karena tidak setiap

orang yang menarikan adalah penari atau tidak setiap orang yang

rnenarikan adalah dancer, tidak setiap orang yang menyanyikan

adalah singer, rnaka kita sebut langsung penyanyi dan sebagainya.

Konotasinya kita semua memahami kalau kita sebut penyanyi, penari

itu adalah profesional. Kalau hal ini dikhawatirkan atau diingin­

kan untuk rnemerikan penegasan seperti itu mungkin ada baiknya di

dal'am Penjelasan nanti di tambahkan bahwa pekerjaan-pekerja<:tn yan·g

disebutkan dalam Satang Tubuh tadi dalam konteks profesi. Sehing­

ga jelas juga bagi konsep yang beliau pikirkan. Beiiau mengkhawa­

t i rkan I< a l au-l<a lau i ni nanti me leba r, karena di dalam k.onvensi

yang ada memang nanti dalam pasal-pasal belakangan waktu ki ta

memasukkan elemen brain right, hak-hak yang terkait, itu semua

dalam konteks komersial.

Dernikian penjelasan kami Bapak Pimpinan, Bapak/Ibu yang kami

hormati, terirna kasih.

KETUA Rr-<PAT :

Te r-ima kas i h, dar i jawaba.n Peme r i ntah tadi, Pemed n tah tidal<.

bed.:eber·at.an apabila kata performance yang diusulkan oleh FABRI

itu dihapus dan dipindahkan dalam Penjelasan.

Kernudian usulan dari FKP, Pemerintah tidak berkeberatan

untuk memberikan penjelasan dalam penjelaan butir yang bearsang­

kutan. Hanya mungkin yang menjadi permasalahan ini masa:lah ini

;·~d21lah merupakan suatu Ketentuan Umum, jadi apakah lazim kaL'iu

Ketentuan Umum diberikan penjelasan. Ini nanti akan rnenjadi

masalah juga apakah dijela.skan dalam Penjelasan Umum, barangkali

Pe~mer·int.ah bisa mernber·ikan penjelasan.

PEI"1EFUNTAH (BAMBANG KESOWO, S.H.)

Bapak Pirnpinan, Ibu dan Bapak sekalian, memang ada Ketentuan

Umum itu sebetulnya memang lazirnny~ diisi pasal-pasal yang memuat

pent,;p~rtian dan pr·i.nsi.p-prinsip yang ber .. sifat umum, itu wadah Bab

Ketentuan Umurn. Pertanyaan yang sangat logis l"<.:llau prinsip­

prinsip umurn dijelaskan mungkin dapat mudah diterima dengan

nalar, hanya kalau sudah pengertian masih dijelaskan i tu apa

lazim. I ni. ...

- 37 -

lni pnrtanya.3n yang benar sel\ali, mest:inya pengert:ian i.t.u harus

tuntas dan bulat, mestinya. dalam beberapa hal kita tidak menje­

laskan pengertian itu sendiri yang sifatnya menarnbah pengertian,

t:.etapi k.:Hiangkala dirasa rnasih mernber·i.kan tentang nuansanya,

riU.E\nsannya yan~J rnelin~:Jkupi. 1ni daldrn bFlbArdpa UU ju~Ja di 1,:,1-,uk.o~r'

rnemang, rnis .. ~lny:.~ seperti. k<::tLHJ kit:'l perikc.;a UU Perpaj.~:k.c~n, itu

diber·ikan penjelasan, t.et.:tpi isinya. itu nui\nsa yang rr11~l ir;•_jl·.u~·i

bukan penjelas.:n1 rnengenai rnasalah substansi.

Jadi sekali lagi di sini juga kita lihat adanya praktek yang

berkernbang juga. Saya secara pribadinnya mestinya berpendapat

l1ahwa kalau yan~~ namanya penjelasan i tu hendaknya yang bula t,

pengertian yang bulat yang final, yang tuntas begitu. Sf a memahr

ami dan saya sendiri juga berdapat demikian. Masalahnya sekarang

di si ni ki ta bagaimana kalau akomodasinya tadi ki ta hapus ki ta

hapus saja, tetapi nanti mungkin di dalam penjelasan umum sewaka­

tu rnembicarakan latar belal-<ang dan politiknya mengapa ini kita

ubah, ka rena say a juga i nga t sekal i pada wak tu mera:nc:anag in i

salah satu latar belakang perubahannya adalah menyesuaikan keten­

tuan dalarn trade, maka hal itu dapat d'isisipkan saja hak-hak yang

terkait bagi misalnya nanti dielaborasikan dalam kurungnya itu.

Atau ada teknil< lagi Bapal< Pimpinan dan ini masih m~~mberikan

kesempatan kepada kita, kalau ldta .mengubah satu pasal itu

penjelasannya ada dua macam. Penjelasan bagian yang per·tama, itu

selalu berisikan mengapa pasal i tu diubah. Kemudian psnjelasan

y,ang l<eduaberisikan penjelasan yang diperlukan untuk substansi

perubahan i tu sendiri. Jadi arahnya kalau angl<.a penjela!San dalam

s.atu UU Perubahan i tu berisi dua elemen tadi. Penjel<:tsan yang

s~ fatnya menjelaskan mengapa dan untuk apa, apa perluny.:l peruba­

h~n pasal yang bersangkutan, baru kemudian kalau dipand.:lng masih

perlu substansi perubahan i tu sendi ri l<etentuan di da:.am peru­

bahan itu sendiri apa. Ini dapat ditempuh juga nanti untuk mema­

sukkan performate bukan dalam ~~rtian menyisipkan di dalam penje­

las.an pasa 1 nya, te tapi penj elasan mengapa i tu di ubah di sana

nanti untuk menyesuaikan ketentuan dalam trade dengan menambahkan

ketentuan tentang . a rain right, hak-hak yang terkai t d1:~ngan hak

cipta yang mel iputi perlindungan pelaku (performace), baru per"""

formance ditaruh di situ, itu ada tempatnya sebena.r-n'(t'- secara

teknis.

Terima kasih Bapak Pimpinan.

KETUr~ HAPAT

0

- 38 -

'KETUA RAPAT :

l'erirna kasih, jadi nanti di dalam Penjelasan Urnurn, silakan

dari Pemerintah.

PEMERINTAH (DIRJEN KUMDANG) :

Sekedar membantu, barangkali apa yang dikatakan Pak Bambang

dalam Penjelasan Umum pada bagian akhir dari Penjelasan Umum kita

memuat hal-hal yang kita ubah. Di sini ada kalimat dengan latar

belakang dan pertirnbangas di atas mal<.a secara umum bidang dan

arah penyempurnaan yc.a~ · di lakukan dalam UU Nornor 6 Tahun 1982

sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Hak

Cipta meliputi antara lain. Jadi dari sana kita, di dalam Keten­

tuan Umum misalnya l<i ta tambah dengan beberapa tentang pengert:lan

pelaku kita masukkan di sana saja.

Saya kira teknis bisa disana, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, dari Pemerintah bersedia untuk menampung

usulan dari FABRI dan FKP dalam bagian Penjelasan Umum.

Apakah dapat disetujui ?

FKP (TARUNA, S.H.) :

Jadi setuju apa yang dijelaskan oleh Pak Bambang ini memang

jelas bagi kita, sehingga kalau nanti ·~ertuang dalam panjelasan

perubahan ini seperti apa yang disampail<.an oleh Pak Bamb.mng tadi.

Tentu saja rumusan pertama dari Pemerintah dan untuk i tu nanti

dibicarakan di Timus.

Lalu khusus untuk kata "musisi", karena Pak Bambanag tadi

sudah sependapat bahwa ini diganti dengan pemusik, ini sekalian

kita mengusulkan di-Timuskan atau syukur kalau langsung disetujui

mus i si digan ti pemusi k. Hanya i ni menawar Pak Bam bang, penyanyi

ini antara amatir dan profesional, kalau penyanyi diganati biduan

b<tgaimana Pak. Karena di kamus itu saya melihat biduan, kalau Q

b~duan saya ki r·a tidak ada rnasalah. l<.alau biduan mesti profesi-

onal, biduan atau biduani.ta ini di-Timuskan.

Khusus untuk akator, kalau ini pengertiannya hanya laki-laki

menurut kamus, maka mungkin sesuai dengan bahasa aslinya itu apa.

Saya kira iatu Pak, tBtapi pada prinsipnya ini l<.alau diganti

o 1 .1ng i r,i memang t i dak mungk in, kami sependapa t juga kalau d i j a­

laskan di dalam penjelasan, terirna kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, silakan dari FABRI.

FABRI ••••

- 39 -

fABRI (A. PRANOWO) : Kami menvarankan apakah tidak bisa dimasukah dalam Pasal 46 a

vanQ menvanqkut troubling light. disana juga menvebutkan mengenai

adanva pel•ku. produser. penviaran dan sebagainva

KETI.JA RAPAT : F PO I den•.,:jan redaks i sebaqa imana but i r 8 sebe tul nva sudah bisa

ki tc:t r,:,.sakan nuasan bahwa i ni merubedakan an tara penvanvi yang

dar u rat. rnerwarw i det~qan penvanvi yang profesiona l. SE!benar.nva

!5E!tJEHt.i in.i.. Kd.la•J Pak Basofi itu kemudian penvanvi at.au tidal<.

1-.t"'.lau ~udoh dikasetkan dan diiual sudah men.iadi penva.nvi.. Guber­

nur CJ~nv.:t.tiVi. T~tapi sel.:;,.wa tidal<. seperti i tu kan pak Basofi

Pt-" 1"\ y an 't i . i t. u ~<. i. ,. a·- k i r a . 6.3.Qi 1-i-'UI tidal<. di)elasall.an pun sudah jelas. kalau rnau ditarn-·

bohkar, dd.l.:t.r" ~,eniel::~.s.:;,.n lebih jela!!:. lagi :juga tidal<. kebet·at.:;,.n.

!<.ETUA P.AP,;T :

Terirua kasih Oari FPP ada komentar.

FPP (H~ AHMAD PARIS. SH) Terima k*sih Pak. Karena dari FPP tidal<. ada perubahan. yang ada hanya dari

FABR! dan FPP dan telah · dijelaskan oleh Pemerintah d.an cukup

jelas. dan sudah bersedia apa yang diusulkan oleh Pemerintah kami

tidak keberatan. kemudia~ di Ti~uskan.

KETUA R1~PAT :

Terirua ka.sih Sava oersilahkan kepada Pemerit~tah untuk menjelaskan.

PEMERINTAH (BAM8ANG ~tSOWO~.S~.LLM) : Ini tadi yanc,~ karni sera~ dan nanti teman-teman di Timus akan

membantu seruaksirnal munokin. Di penjelasan angka 1 di dalam

rancan~an yan~ kita saksikan Pemerintah kalau memano sudah ada. Dalam pengertian pelaku atau performenee.sudah ada disitu jadi

sebetulnva kita tin~yal caret yanc,J di batang tubuh itu sesuai

d~ngan saran saksi. Masalah mau di lenykapi perwanyi a tau biduan-biduani ta i tu

nanti d'i lengkapi untulot. tidak menimtlulkan kesalahpahaH•an hendak

men.h&di masalah. Sava pernah dikritik Pak Anton karena sewaktU ruenulis pemudi itu sava dikritik oleh beliau "Pak Barnbang

hati-hati Bahasa Indonesia tidak men~enal kelamin setenarnya,

jadi kalau Sumpah Pemuda itu sumpahnva orang laki-laki yang muda

sama orant,J pere111puan yanc,;J muda. Jadi tidak ada sumpah pemudi.

teta.pi surnpah pemuda i tu a.dal ah pemuda dan pernudi". Say.a pernah

dikri tik de1nil<,ian dan sava taati saja, karena beliau yang lebih

n,eruaharui. Nant i biduan rnaksudn:ya sudah menjangkau biduan pria

dan biduan wanita. Itu sava kira nanti bisa kita tempuh. "pen:yanyi" atau "bi-

duan'' . Te rima ka~it1. KETUA ........ .

I'

- 40 -

KE:.TUA RAPAT :

Terima kasih

Dari ucaoan-ucaoan

bahwa Pemerintah tidak

Pemerintah ki ta dapat ambil kt3simpulan

berkeberatan untul< menampunQ usulan dari

Ketua Frak.si dalam penjelasan. Dan yanQ berkai tan dengan apakah penyanyi a tau biduan. pe­

nyanvi atau pemusik diusulkan untuk dibahas lebih lanjut di dalam

Timus.

Daoa t dise tu.i ui. RAPAT

FABRI (Ny. SUMARTINI 0, SH) Instrupsi Saudara Ketua.

SETU.JU )

Karana ini persetujuan kami mohon dibaca apa yang kita setu­

jui ini. Kalirnat yang ki ta setujui ini dibaca sehing,·Qa jelas

r·umusan mana yanQ ki ta setujui, sebab dari tadi tanpa mt:Jndengar­

kan apa yanQ kita setujui.

Terirna kasih.

KETUA P.APAT

Jadi t.adi sudah saya safllpaikah Pemerintal"'l sudah mlmyetuj ui

k<ita .. perfor-n,er·s·· ini dipindah kebelakanQ, sehingga kalimat

be r·bunv i .. oe 1 aku ada 1 ah badan dsb". kemudian apakah di

dal.:tru penjelasan nanti &.kan digunakan kata biduan a tau penyanyi,

mus i si a tau pemusi h i tu akan dise rahkan rurnusan lebi h lanj ut

kepada T i ntus, demi k i .:ttL

Terima kasih.

Kemudian DIM k.e 22 yang akan dibahas setelah usul FABRI

nten~..~ena i sebutan orang .:t tau badan hukum yang rtrembua t rekarnan a tas

0(11 aku 'lang ~.am a te taoi den«,;~an aran~en yang be rbeda. J21di kalau

di d<:il.:trn P.:tniti.:t khusus di.ielaskan oleh FABfU aslinya kroncong

Retnud ian d i rubah men.i ad i regee. Kemudi an dar i usulan FKP ten tang

frasa terakhir at~u suara atau bunyi lainnya diha~us.

Saya persilahkan kepada FKP untuk menyampaikan usulannya.

F ~. P ( T A FJ.: ... n~A , ::-~ H )

FKP ruen~.,Ju:::.ulkan fr·a:::.a "atau suar·a atau burwi lainnya" dihd.­

pus. MEH1~-1a~Ja F KP nten?,usul kan di hapus,. karena i ni di ras<d<.an agak

berlebihdn atau uver· but:!i~ . Jadi k.alaulebih iela.snya C•IM Nomor

22 ini kita ntedihat k.:tta atauitu tidak kurang dari 4 l:.oahk.an S.

P rodusur rekaman :::.ua ra ada lah oraflQ a tau bacla.n hukurn yanq per tama

kali ruer·ekarn atau merttilil<.i prakarsa untuk membiayai kegiatan

per·~l-.arnan suard atau bunyi dari suatu pertut"'ljul<.an atau suara atau

burwi la i nny<-1. I ni yang ruengan~gap tadi nya FKP berlebi han a tau

:l!>uar·a atau bunyi lainnya, jadi disini ada qua atau yanQ berjejer­

an yang saya kira untuk suatu kalimat normatif. Ini agak kurang

pas,. sehi rv,.JQH St:!andainya ini toh rnun<Jk.in akan dijelaskan oleh

Pemer-i nt<-1h karni n1engharapkan~ karena ini r-edaksional b:lsa kami

t)a raoan ........... .

- 41 -

haraokan ke Timus. kalau nal"'ti penjelasal"' Pemerintah ini cukup

dapat diterima oleh FKP.

Terima kasih.

KEliJA RAPAT :

Terima kasih

Dari FABRI kami persilahkan.

FABRI (A. PRANOWO) : Oari FABRI sebetulrwa sudah ada

wak tu Raker yan<;:J lal u. bahwa rnemang

penjelasan pada waktu i tu

untuk mereka merekam lagu

yang samaJ tetapi denQan arasement yang berbeda itu juga disebut

w.ebaqai prod user. Sebetulnya wak tu i tu yang menjadi rnasalah,

dari FABRI mohun i tu masuk dalam penjelasan dan penjelasan ini

tidak masuk dalam penjelasan di pasal ini dan masih dicari tam­

pa trwa. dan pada wak tu i tu disarankan untuk dimasukan di dalam

Pasal 46 A yang berkai tan dengan Hak Cipta dan sampai s.aat ini

belurn ada keputusan. termasuk juga bagaimana pembagian hak-hak

dat(pencipta dengan yang berkaitan dengan Hak Cipt• ini, itu ada

penjelasan yang pada waktu itu belum ada kep.stian.

Oeruikian. ter·ima kasih.

l<.ETUA RI~PAT :

lerirna kasih

Karni persilahkan Pernerintah untuk memberikan jawaban.

PEME~INTAH (BAMBANG KESOWO, SH •. LLM) : .6apak Pimoinan.

Memanq "a tau" ini banyak, supaya cui<UP di terirna oletl BapaK

·r.~r·una i tu nanti ki ta seral'lkan di Tirnus. saya sudah 1110enanya

kepada rekan-rekan untuk merumuskan lebih baik. Hanya saya ingin

ruenyarup.aikan satu penjel.asan saja.

Nanti di dalam perumusan elemen suara a tau bunyi. hany.!l kalau

itu double-double ya nanti silahkan disederhanakan. tetapi elemen

suara atau bunyi jan~an sampai hilang sarna sekali. sebab ini

sebenarny~ terjemahan dari sound recordinQ. rekaman sound nya itu

suara. Saldn~ pintarnva sekaralig ini dalam pemikiran kor1sep

bahas~ kit::1 set'ingkali har-us ruenQikuti. suara i .. u ternyata. lebih

dia~ahkan pada konsep yang teratur. sedang bunvi itu satu ketika

bunyi dari ale:tru Y=:iflQ tintbul. Saya ingin menjelaskan rnengapa sejarahnya "suara' a tau bunyi ··

i tu rnur,c;u1 . ka r·ena k&s. 1 au hanya rekaman sua ra te rnya ta rec:ordi ng

itu adalah musik-musik yany terutama dinamakan musik seni primi­

Li f .~,)~ "isti L~hny.~ r.rusik et.nis. Oa1anr konsep orang yang modern

c..Li bi liiinq rnusik) t.etapi beda sarna rnusi.k yang etnis lebih banyak

c.:r.Jin.i:"i sek~dar· oaduarr bunvi -bunyi. sehi n,...(,l,~ suar·a hujanpun di rekam

t.enJ·=: kr=mudian dio1ah la.,;,i, tetapi mer,el<.a tetap mernakai dasar

b•.Jnyi-b·.Jny"i8.r, d.'iri &ld.tnya itu. Itu sebabny-:'1 kata-kdta suara itu

hcJ.r"us 1.:filt:H"H.,d•.dr)i ul~h bunyi. Ini penjelasan yang ingin"' saya

Prinsip ..... .

- 42 -

Pr·insio penvederhaan kata "atau" yang lima kali nanti diru­

muskan. Kalau di depal"1 sudah ada satu rekaman suara atau bunyi

dibelakanq munokin disederhanakan, saya pikir itu dapat dilakukan

hanya elernen suara atau buriyi jangan sampai hilang sam.a sekali

dar' · r·umusan.

Dalam masalah ini nanti pada saatnva. karena ini kekeliruan

kami. i ni say a akui saj a. Karena i ni kebetulan hanya berbunyi

suara atau bunvi. saya mohon Bapak dan Ibu yang terhormat memper­

t imbangkan keke l i ruan karoi i ni. say a tambahkan dan say a nanti

mengakui ada satu yang kelupaan. pada waktunya nanti membicarakan

.ienis-jenis aoa yang dapat diberi perlindungan Hak Ci1ota ada

elemen-elemen dalam UU yang lampau keliwatan dan tidak terketik

di dalarn RUU yang baru. padahal i tu penataan ulang saja menu rut

urouoin~. itu rekaman .suara atau sound recording. Rekaman suara

&.t.&u bunyi i tu ketin<;~galan di dalarr. 8ab 11 nanti. say.a mohon

~~pun di dalam masalah ini. P*CJi-pagi sava haturkan itu kekeli­

r·ur.in ~~ .. ~rui, hanya dul u ada tetapi mengeti knya di temps t yang ba ru

lc.uran\J. I ni !~arena mumoun\J sekarang ki ta berbicara sound rec:ording.

r·ekarul:1.n su.ara atau bunyi kami melaporkan saja pagi-pagi claripada

nanti waktu me111bicarakan kaget semua. kok alpa kok seperti itu,

saya n•ohon maaf untuk i tu. Ini untuk informasi nanti dibelakang

saja ~ak.

Terima kasih Pak.

KE'TUA RAPAT : Terirna 1-.asih

Sil&hkan FKP

FKP (TA~UNA, SH) : Terima kasih oada penjelasan dari Pemerintah khususnya.

Jadi kami tidak berkeinginan untuk menohilangkan

bunvi seperti van\J disamoaikan oleh Bapak. hanya

per·hatikan frasa yang terakhir ini tidak pas sekali.

sua1r·a a tau

kala.u ki ta

"Perekaman

suara atau bun,ti dari suatau pertunjukah atau suara ata1.1 bunyi

lainny~", inil-t.an double. Suara bunyi atau pertunjukan itlJ jelas

per turd ukan suar·a a tau bunv i i tu Pak. jadi menu rut katni memang

ini tid&k diperlukan,

Terima kasih Pak .

. KETUA RAPAT : Terirna k.asih Q

· Dari FABfU tadi ada yang belum dijawab oleh Pemerintah., yaitu

pertarua nren<;Jenai ~'Jenjelasan di dalam Pasal 46 a. juga ml!ngenai

pemba',.lian hak-hak antar·a penciota dengan yang menggubah.

j adi nteruang bena r· Pak. sekal i pun i tu 1 agu yang sarna tetapi

aransernen van',.l berbed~. orang yang menerbitkan itu. Pertaroa kali

htiH elt.aru ar·&r"'sen.en yang berbeda i tu juga produser rekaman SlJara

i t.u betul. Nanti i tu apabi la akan di tambahkan bahwa pen~~ertian

i t.u. ru81'1Qikuti orang badan hukurn yang pertama kali u.erekam suara

dengan

. :I

•I

... 43 -

d~rl'.ld.n a·r·ansemen vanq sarna seka 1 i baru termasuk pr·oduser r ekaman

it.•.J r.anti kita teQaskan. tempatnva nanti dimana yang bail-l., pan­

dan<.:~an naf'lti Pasal 46 a kita lihat dalan'l t.ernoatnva disitu kita

taruh disitu. Ter·ima kasih.

KETUA P.APAT : Terima kasih Kanti persilahkan

PEMEFHNTAH (BAMBANG KES.OWO .•. J?ti .. ~L.,M) : Kami seoakat. kami memahami maksud Bapak. Jadi rekaman suara

atau bunyi sebenarnva masil'l tetap ada hanya pengulang.an yan~

tidak perlu saja kita hapus.

K£TUA RAPAT : Te rirua kasi h Apakah eukuo, dari FPOI silahkan.

FPOI (Y.B. WIYANJONO. SM) :

Be<Ji rH Pirnoinan. Kami sanga t memahami apa yang dimaksud oleh FKP ~~alauoun

~.,en•aharnan karni i tu belum tentu benar sebagaimana yang dimaksud

oleh FKP sendiri. bahwa incJin rnenyederhanakan mengenai pen<,;~gunaan y~w.ng berulang at<:~.u bunyi i tu yang diulang pada baris ke·dua dan

k~tiua. Kalau daya tan~kap saya samoai segitu saja. FPOI kenap~ tempo har·i tidak memproblemkan i tu, karena FPOI

ke t i ka be r·usaha mendal ami apa yan'>J dirnaksud pada redaksi keten­

t.llan ini, kami ber·kesimoulan bahwa disini perekaman suara atau

blmvi dari suara pertunjukan atau. suara atau bunyi lainnya itu

bukan ruengandung arti ba.hwa. pereka.ma.n suara atau perekam~1n bunyi

dari pertunjukan. kar·ena disini dikar1·dung maksud bahwa ini adalah

ka ta. ruejeruuk, sua. tu arti yano terdi ri dari dua kal. ima t. yai tu

perekaman suar"a atau perek.aman bunyi. Atas apa. dari suatu

pertunjuka.n atau suara atau bunyi lainnya.. Oasar pemikir·an karlli pernahaman. sehin~ga kami tidak merubah

dan inl t~di t~rnyat~ dari ketera.ngan Pak BambanQ. Pemerinta.h ada

k.eluoaan nsf\ti pada pembetian perlindun'l.lan hak. ini fras<:l "pere­

katuan suar·a a tau bunyi" i tu harus dicanturtaka.n pula pada k'tatentua.n

nanti ya()~ mef'ubt:u·ikan hak. OenQan dernikian nanti di dalam pemo­tdnQ~n lt.~limat ini ka.lau ada. penyederhanaa.n itu kiranya. pasti

tidak akan memotony masalah frasa "perekaman suara a tau bunyi"

. yang ~erupa.kan satu arti. Kalau ini cocok bayi kami tidak ada problem. tetapi kalau itu

peny~derhaannya nanti justru memotong frasa yang mempunva.i sa.tu

arti itu meniadakan apa yang punya usul eksekutif sendiri. Oleh karEma i tu per·l u keutba.l i di tegaskan apa. yang diuaaui OlE!1h FKPdi

dal.am Pt:\nyederhanaan i tu sendiri, karena nanti bertentangan dengan

apa yang aka.n di usul kan oleh eksekuti f yang terka.hi r i tu t.adi • .. · Sekian Pimpinan. terima kasih.

KETUA ......... .

j.' I

- 44 -

KE TU?1 Hl-!PP:T

Terima kasih FPDI.

Wa 1 auoun t ida~' member i kan tan-wgapan namun rnenanQQapi saran

da ri F ABf:;;I oe r 1 u .::.:da t:)enegasan kembal i. Jadi apa yang di i ngi nan

ol~~h r:r<P dan ,.,< ;anq dijawab oleh Pemer·intah itu ada persamaan

1:1~~("(!\St:J:Si.

I\ a rn i D'c'! r- :::. u1 kepad.a Peme r in tah.

:>H:>MH:l I<.ESOWO_ .... SH. blM) PfMLPT ~HPt'

Y~\ri•J ''.ami ibu dar1 b•;;J3.k·

'a.p f3aoak Pimpinan. Ibu dan Bapak Pimpinan Ibu-

ho r·n1a. t i .

Dar·i C'\.PB '!' di.uanqkap oleh FPOI t.adi yan<,.1 terl1or·mat, u1gan

sant~)ai menyedc. r<·;:;c.nakC~.n in i menghi 1 angkan el emen. Kami rnernahami

be tul. i tu sebabn·.:;:J. tadi saya juga tanyakan bisa tidak merunnuskan

tetapi dengan c,, yang lebih baik supaya ataunya tidak tBrlalu

banvak kelihata tetaoi harus tetap utuh. rnereka menyanggupi akan

l'!telakukannya. J::1.di saya pikir yang dimaksud oleh beliau adalam

perekaruan suare a.tau bunyi, dari apa dar·i pertunjukan. dari

suar·a. dar·i bun< Jadi elen1en ini kami tangkap tetapi sebalik­

nya apa yan~ kam i unykap a tau di rasakan dar· i ca r·a penul isan. ca ra

pengungkapan baha.sa. vanq lebih enak sebagai diuangkap oleh Bapal<.

Tar·una yan<,J t·.~r·hur·mat pun kami tangkap. Oemikian penangkapan

kd.nl i .

T e r· i rna k as i h .

Terima. kasih

()a r· i tan'>-)'Jd .X'-" dan j awaban Peme r in tah daoa t say a s i mpul kan

terh3.dap rumus3.n DIM Nomor ini itu dise-

r·21hl•.an kepadd fili''·!'=' den<.,Jdn oen<.Jertian tl.dak rnenghilangi e1ernen--

!·(t:llnudi,in ;ar·,''.r: dar·i FABRI tentanQ apakah dimasukan dalam

Kemud i. ,w li'e'K'''"crla 1 hal<.-hak yang berka i a tan dengan prod user

r:.11't1!\,\~Mt1\ yang bn.r ·; tu al<'.an diatur dalarn Ti-'IP yang berkai tan dengan

hak.-hah.

Demikian. dE.p;Di~ diterima.

( RAPAT SETUJU )

!<.ita lanjutlr.~;.t-, DIM Nontor· 23,

ya i tu usu] ,jar· i FI<',P dan F POI yang mengusul kan rumus,annya

perlu disosuaik.s·n c;en<;~an Undang-undang tentang Penyiaran.

Jadi dalam 'i<'x.' ini memang pengertian dar: lembaga penyiaran

di dalar11 ruruus,cc,r '::,uti r 10 i ni i tu berbeda dengan rurnusan lElfllbaga

penyiaran dala1n RUU tetan<,J p,enyiaran.

Saya persilahk~n kepada pengusul untuk menjelaskan.

FKP .••.....•.

- 45 -

F~Y •,DRS. $ABAR. KQ~MJ;lJ;._NQ) Te\r' i >iHl kP' u-, Saudara Ketua.

Jadi untu rnenanQgapi DIM Nomor 23 angka 10 ini sebl!!tulnva

demikisn. Kar·e;1a pnlc;. waktu RUU ini diajukan i tu momentum bet·samaan

denQan t:o1ahr,/a RUU tentang penyiaran. Maka setelah i t.u jadi

te 1 ah cl i se tuj d dan sebac,Jainya. maka ada pula lembaQa penyiaran

di dalBr' uu >enyiaran. kami tidak mempersoalkan apakah telah

ffi(~nj ad i JU a;~ tt be 1 urn adalal1 rumusan yang khusus masalah tt)enyia.­

r:.~.n i tu di ter .• uk?.in pada wak tu pembicaraan R.UU Penyiaran i Vu. Sed:" nqkar lembaQa penY i ar·an yang ada di da lam RUU i nli sebe­

tu l nya -:odal ai si'1. l ah sa tu yang per 1 u di perl"'la ti kan bukan me t·upakan

sesua tu Undar,\1-undanl..,l yang khusus masalah penyiaran. Juga denga.n

dentikit-;.n karena a.da perbedaan di dalam rangka perumusan kanr•i akan

menanya\.an !'.i r-anya per1u disempurnakan men'!Jer'"lai soal t·umusan

dar·ip.::r,d;. ,>j.n,~:·'"'··a 10 ini, sehingga akan bisa disesuaikan dengan

hasi l y1.n9 ~-. ~<..:lah dicapai di dalam rangka membicarakan UU Penyia-

ran. Oerri.' an Saudara Ketua.

F\<.r v FARIDA SYAMSI CHADARIA,. SH)

T '" : ' as i h. ~.a., c; 1' :;in mencoba menarnbah sedikit dari apa yang telah

disamp:d: a.n o1eh Bapak Sabar Koembino khususnya rnengenai DIM

'::~C\/<'' inc,:1in men1ber·ikan satu contoh bahwa baru-baru 1n1 te1ah

tuernbat'':l.~ s.'·;. r.u RUIJ yang di namakan RUU ten tang Ketenaganuk 1 iran.

Nomor· in

Ketik ,J.l,"n da1am salah satu pasalnya in'.Jin mencantumkan defi­

J · d•.L'''.-:Bn hidup, i tu juga terjadi perdebatan yang dernikian.

De f i :·;: s l; :·\qk u11gan hi duo 'tang mana vang akan k ita ambi l ;r ka rena

~ .. Jd.·~,[, ::1 :: :y) ter,td.r,';J L_ir, 1,.)kungatl Hidupnya.

nisi

,:,r)c> ,'lh de"i.ni.,.:,i. tentariQ Lingkungan Hiduo yang sudah ada di

dii.l.•.r" u•r L t,<;.~t-<.unQ.d.l' Hidup itu akan !< .. ita adop beqitu sa)d. at.aukah

\·.\Lc :nf ou.i' de~inisi tentan<.J lingkungan hiduo 'lang baru dalarn UU

3•

t.u f'a.ntc:L~i, dan akhir·nya disepakati bahwa memang ~alau 'L1·l.':<.l11 UU L_i r•t;.i~'.unqan Hi duo definisi. mengenai l ingkun-

p .tu ·::.aia '/cHI'J har·us kita sepakati untuk kita adoo dan .. :i

kit:< nr ;u! .. r1 di da l o.ru RUU Ketenaganukl iran. Jn ;k it.u karni irNin menanyakan kiranva kebetu1an i.ni ada

.w,od i '-':!. r Se tneg, yanq rna.na yan~;;J ha rus ki ta cantumkan di si ni.

Sa•/a. 1-.. :"a demikian la.tar· belak.an·~nya.

1E;·irn·~ kasih.

~-3;~/a )e rs i 1ahkan FPD I

FPDI

- 46 -

FPQ ( Y. B IYANJONO, SH)

FPDI 3eder: ana saja. Begini Pak,

Wakt'. FPD :;1elihat lembaga penyiaran yang dipikirkan oleh

PPDI •da ~h in institusi yang sama yang dipikirkan oleh Undang-Uhd~hq i 1 clan i ni akan memberi kan sua tu gambaran nuansa tersen-

<H ri be ri >da d' •>)·:Jan nuansa di Penyia ran ~tau sama.

Ibar nva c· .~n'>J hebat itu lain artinya kalau di preman dengan

o I" a no he at k•. · u dengan orang · heba t yang di ti njau dari segi 001itik f \n Sai ·--sama \Jrany hebat.

I ni da o :.)edf.:lan an tara Undan9-undang ini untuk dimaksud

mtllnqena i .emb<> Penv i a ran i tu dar i h.andungan Undang-unclang i ni

d~n l)r,da: ;J-und. 1·.1 f>enyi a ran. Kalau t i dak: ada mes ti nya yang di pa­

k3i .a.da1,•) sa1 r·, satu saja, ini sudah kalah dulu dengan penger­

t.i tH1 Y<Hv sud,::;. ld ta ketok bersama dalam Rapat Paripurnll, kalau

i tu .sarna /an<,J c rnak.~-.,ud. kecual i yan~ be,~beda.

Unt.u! ini · H:>etulnya tempo hari penjelasan Pak Mentel'i. oelum

beqi tu rr. ntap, .:etapi karena pada waktu i tu maksudnya selesai

kerja la ), lee i .. CtS kita r·.erja dengan Dirjen denoan Dit;>antu dari

\3etne<.J ki a-ki; ~emikian.

Kembc> i pe: tanyaan karoi sebetulnya jawaban belum bisa kami

tangkap ·.~penui:nva. gerakan efisiensi waktu n•eruberi Pak Menteri

Kerja van) laL, kami $ett,Jjv i tu di~wa kemari, maka perJ.u dije­l~skan SE o..:d i 1 :\Qi.

Terin•i: ka$i ··,,

I".ETUr:, P.APAT

Terirn<: kas.i.:~~

Saya uersi1 hkan keoada Pemerintah

PEMERINTAH ....... .

- 47 -

PEMERINT~ (BAMBANG KESOWO, SH. LL.M)

PenjelRsan Bapak Pimpinan,

tfll t·horrnCJ. t.

Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang

Ap;). sebc. ulnya Lembaga Penyiar·an yang mau ki ta maksudkan ditl am nuu i r,::. sama apa tidak dengan lernbaga penyiaran yang dul u

cd. bic~ r .:dO'H1 dalam UU Penyiaran ? Jawa! ·nya sama, k~rena jus tru lE~mbaga-·lemba,~a penyiaran yang diberi payung UU Penyiaran i tulah

yang a.kan d beri. kan perlindungan hak-hak terkai t dengan hak

ciptanya yan.;:: akan dijamin dalam UU ini. Ini pertama. Jadi mud,\h-mudahan memberikan jawaban yang diharapkan oleh

Fraksi FPDJ yang saya hormati. Kemudian mengenai lbagaimana

pengertianny··, pendefinisiannya. Mendengar apa yang diun~dkap oleh FKP, saya ju( secara pribadi sependapat dengan pendekat•!ln sewak­

tu mmr.::)ahas ···uu Ketenaganukliran, pertanyaan Ibu yang saya hor­

mati, Juga :• '/a jawab mestinya demikian. Saya memahami m•:sngapa di

dalam ~1II'1 ini lebih ringkas, kelihatannya ada nua.nsa yang membayangi ._, bulan bel urn ada apa-apanya i tu, iya kalau j.adi kalau

tidak saya k ra ini hanya menebak apa nuansa psikolc1gis yang

membayang-ba' angi Bapak Sa bar Koembino Yang saya hormati. Saya memaharni se;.::.i jainya saya duduk di sebelah kanan, saya ak•an berla­ku sama. Be1 a.u berusaha mengamankan dengan memberikan definisi yang longgar· tetapi tetapi tetap masuk. Saya memahaminya demikian

darimana de·f nisi longgar tetapi masuk, kuncinya i tu berdasar

peraturan po:-undang-undangan yang berlaku. Kalau yz: r1g di tunggu 3 bulan i tu nanti jadi i tLrlah yang

nanti berlaku. Kalau tidak bagaimana ? Saya mohon m13ngungkap pendapa t dal<.c.m j aba tan tetapi ini say a mohon di ba tasi d:L ruangan

ini, kalaupur> ada pertanyaan ada apa 3 bukan apa gerangan yang menyebabkan t.etapi bukan pengertian ini yang menyebabkan. tetapi

ada substansl di tempat yang lain . Kalaupun yang itu disetujui masalahnya ::::::;lesai. kalaupun i tu harus berubah tidak akmn mengu­bah konsep dcfinisi lembaga penyiaran tang telah disetyjyu oleh Dewaan yan9 Terhormat. Jadi daru segi ini secara subst.nsi f dan secara polit:Lk, secara umum, secara teknik pengertian lembaga penyia ran ::J,,ngan a tau tanpa nanti yang ki ta tunggu 3 bulan

sevara subst tif secara materiil sudah disepakati, secara politik iud.1;.1·1 di sept:'.i'(a ti bahwa lembaga penyiaran i tu adalah i tu. I tu

)''ang mana (j '· rancang di dalam Undang-undang yang ki ta tunggu 3

bulan ini. )1eh karenanya sesuai dengan ungkapan FKP yang saya

horrnati, kaiau seandainya akan ditempuh penyamaan definisi dang<'ln yanc' telah dihasilkan di dalam Undang-undang, l~ancangan

dal arn ku r·u ; · r nya, Undang-undang Penyia ran Pertam.a seca ra konsi~.tensi likir dapat kami pahami, kedua secara substansifpun

benar adanyc. .. OlBh karenanya kalau seandainya hal iui ju·;)a menda­pat perkenan FKP yang saya hormati maka penyempurna.an atau

penampi lan r . .>en\,J€H·tian l<embaga penyiaran dapat ·dilakukan dengan bun~:' yang s.arna sepe1·ti yang dulu relah di.hasilkan oleh Dew<:tn yang ·:erhorrnat yang berbunyi "Lembaga penyiar. ; adalah

organ:i sasi "•nyelenggara siaran baik lembaga penyiaran Pemerin­

tah lernba~~~~ penyiar 1 swasta lembaga penyelenggara si.aran di

atas ···--··--

·- 48 -

'J1us,,s maupun penyelenggara siaran lainnya yang

dalam rv::JL::d'\sanakan tugas dan fungsinya berpedoman pada peraturan

perundz.ng~u!ldangan yang berlaku". Ini tadi sengaja saya tekankan

lagi, '.aya cocokan dengan apa yang sebenarnya sudah dis:i.apl<an

dalam L'ent.u\ kertas putusan Presiden • berdasarkan apa yang telah

disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden.

Ke~" impu.l.annya pertama pertanyaan sarna apa tidak. jawabnya

sama, i:,edu<>. rumusannya yang mana sebai knya yang dipakai maka

lebih baik apabila kita menggunakan rumusan yang sama dengan yang

secara subsc.ansi f t<'lah disetujui juga oleh Dewan yang t·erhormat. lF I" im2-c. <asi h"

KL., JA Fl -:PI'-'ir :

rc !_fr.({ ·~a.sih.

Mu kt3dua

~k.i,-, Jangsung saya ambil ketsimpulan bahwa dari tanggapan

r · dari FKP dan FPDI, Pemerintah sudah memberikan j a. lola b<

tidak

lemba(:a.

t •a penqer·tiannya sama, kemudian yang kedua P•emerintah

~erK beratan rumusannya akan disamakan dengan rumusan

pen:'/ 1 a ran yang terdapa t di RUU ten tang Penyi;;~. ran yang s.udah ;:; L!JJUi DPR. dapat disetujui ?

(RAPAT : SETUJU)

S.c; !1<'1. ·. lagi r·urw an lebih lanjut diserahkan kepada Timus.

INT~RUP~ FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.)

Seb:cnta., :='ak, apa yang dibaca oleh eksekutif tadi sudah ada di DIM ~PDI bahwa sama yaitu saja.

Te1~ima :,a.sih.

KETUA f\!=<Pr'iT : Te !' ima kasi h.

Jad[ d<:t.1am

setuj u rumusan

Timus.

DIM yang

persandingan

i tu ? jadi

FKP (TARUNA, SH) :

yang

tidak

asli

usah

sudah adat

diserahkan

memang,

kepada

Memang saya tidak bersuara karena saya terlibat dalam Pe-

nyia r·an j adi i<alau i tu di rumuskan sesuai dengan apa DIM nya FPDI

ini sebstulnya sama persis dengan RUU Penyiaran, jadi terima

kasih. Hanya mungkin bagi orang yang membaca nantinya dia akan

juga ta. ·1ya Lagi lembaga peny:iaran. lembaga penyelengga1r-a siaran

k 1'1USl.J~' ; tu yang kay a apa, i ni kan juga akan menimbul kan perma­

~al<:rt,l<H> pe :-rnasal.ahan yang mes ti nya t i dak usah dimasalahkan.

r~:~tapj kalau ~:;eandainya dari FKP ini lembaga penylaran adalah

organis~si penyelenggara penyiaran yang jenis dan fungsinya

sesuai denqan peraturan perundangan yang berlaku. Sudah iebih

si n~Jka t. he rna t dan t idak menimbul kan pe rtanyaan.

J~i.ci ;<c:l au memang tidak tergesa-gesa, ini di Timwskan saja

Pak kal ':u t. dak tergesa-gesa disetujui, tetapi sebetulnya senang

tetapi ....... .

- 49 -

tetapi s, /a k ; .. :.:;•ti r kalau orang tanya lagi LPSK yang bagaimana, itu uraia,nya tidak karuan.

Terir;;., ka:::;.j !·-;.

KETUP, RAPrn- ~

Seben.·;;rny<-t dari FKP masih mengusulkan perlu di di Timuskan, Saya putar kembali kalau demikian. Dari FAE?RI dan FPP y.ang bell,1m memberikan tanggapan.

Kami persilakan FABRI.

FABRI (A. PRANOWO) :

Jadi ~ami seoendapat untuk Timus.

KETUA :'~AP.C;:

Ter·irn.:: kas:::.

Dari F?P ~~~~kan.

FPP (H f\Hi·irc.r) PARIS, SH) Sependlpat :~mus Pak.

KETUA !APP: ·

PEMERI: TAH (3(-1MBANG KESOWO, SH.LL.M)

Akan d; T i rn'.':>kan kam i t idak be rkebe ra tan ca ta tan yang akan kami hantai·kan, sebenarnya kami telah memiliki dan kalaupun mamti

ada pertan,;aarL Pertanyaan itu pasti gandul pada terutama pada per a turan pelak:':anaan Undang-undang Penyiaran terse but. Jadi

kalau seanciainy;;~ i tu akan konsisten ki ta akan ikuti. Masalah hal

itu akan m:c:man';} cepat atau lanbat pertanyaan itu akan tetap akan ada. Jadi :)enyia.t-:~n yang jenis dan fungsinya sebagai peraturan perundang-l•ndan~;~.Ji yang berlaku, i tupun kemudian akan melihat lagi ke UrF)ang·- ur·,:fang Penyia ran. Di Undang-undang Penyiaran ki ta akan bertar1ya ~\. •~u, dan jadi pertanyaan i tu akhi rnya t~epat a tau lambat tetap akan ada Pak.

Terima i<asih ..

KETUA R::\PAT :

Terima \asih

Dari FPDI akan memberikaan tanggapan.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH) :

Bapak KBtua, 1:adi kami sudah gembi ra sekali plong usulnya FPDI masuk begitu kira-kira. Kalau diberi kredit poi11t lulus. Tetapi sekarang terganjal lagi, ada yang lebih sederhana tetapi

ssderhana nanti tokh menunjuk lagi ke sana larinya. Oleh karena i tu k;alau dc:,lam konteks ini sekarang sebetulnya sudah bisa setuju

kan:ma sudah begi tu jelas, masih diperlukan di perumus lagi. saya di limuska.n tidak keberatan dengan catatan nanti kalau clang absen

saya .. _____ . _ .

- 50,-

saya E .. :a tc apl saya orangnya tidak ada rnohon to long di tanggapi

bahwa usula~ ini seperti itu dari FPDI.

Te,·ima '·.asih.

KE TUA R;:~Pi=IT :

Ter ima kasih. J :Ji s• c·enarnya usulannya sama dari FKP tadi menga1nggap ini

lebih '>ede ,1a.na _ Jadi sekarang yang ingin ki ta rumuskan adalah

kita -~. Hnus' r·: ulang antara rumusan ini dengan rumusan P€3merintah,

begi t:, · D .} 1 i h yang mana, apakah di rumuskan kembal i.

F UI ( H .. WIYANJONO, SH) Boleh .~ya tanya Pimpinan ? Pertanyaan saya ini kita rnenje-

laskar, per· er·tian lembaga penyiaran yang lebih dulu sudah ada

kalau itu i_buat rumusan baru berarti lembaga penyiaran ada dua

pengt::: ti;:u·, r·,anti kan akan menjadi lucu. saya percaya kalau di

Timu:::Tun <' :.~ yang terjadi, ini yang pertama makan waktu, kedua

k<.3mi :,aki r: 'Jarnbarannya kalau FABRI kan konsisten kepada sesuatu ~~ang :;,.ucJar di pegang. Kami yaki n akan kembali ke sana, da ri pada

nant.i men. :~tbah pekerjaan Timus kalau akhirnya larinya ujung­

uj LlrifF<Ya Tl. Kami menganggap ini saja. Tetapi kalau ini diam­

bang~<;.-, n dv'. u nanti di Tim us ba1~u digol kan, tidak kebera tan.

r - t" i m "' \ ~ ::\ s i h .

':'. TU(\ ' 'AT

ya ~ilakan dari FKP.

o (r . sr~Br~R KOEMBINO)

: .·r·im:: as.ih saudara Ketua. :di 1 belum ada sesuatu artinya yang persis. l<alau usul

dar i p::'.da :'D I i ni adalah r·umusan yang ada pada UU Penyia ran,

tetapi ki~: itu menyederhanakan dengan tidak menghilangkan yaitu

sesuai d£ ngan perundang-undangan yang berlaku. Tetapi kalau

Undang-un• zng ini berlaku berarti rumusan itulah. Kita tidak akan

mengc:l:.mak. r rumusan lain, yang membua t perumusan i tu adalah

Undan·J-unciEng Penyiaran. Jadi kalau sekarang ki ta kasarnya seper­

ti bco n~:E-mplak daripada rumusan i tu, kok kurang pas rasanya.

Kalau sudah mencantumkan mengenai soal peraturan psrundang­

undangan yang berlaku. Kalau Undang-undang itu tidak dib3rlakukan

nanti bia. :-lah, disini sama halnya akhi r daripada ketentuaa i tu usul dari FPDI yang sudah dijawab Pemerintah juga memp!rgunakan

peraturan p«:trundang-tugas dan fungsinya berpedoman kepada

undangan yang berlaku. Jadi peraturan perundang-undangan yang t8rlaku di dalam hal

ini tidal perlu dijelaskan satu persatu bahwa i tu seperti apa

yang diur;;;iif<an. Demikian Saudara Ketua.

:< ETU(: Rt~PAT :

:·1asil :;,da tambahan ?

Ft(P ...•••

-· 51 -

FV:.P (T NA, SH)

Jadi msnqapa di Timuskan, karena Pemerintah ini di dalam ini

tidak sama sngan apa ;ang kita sepakati. Jadi kalau narlti misal­

nya ki tc:: "'C per·umusan baru karena Pemerintah ini merubah dar i

DIM 2:5 m<.. .• ki ra bicarakan disi tu". Jadi kalau memang seperti

itu n:mti :''Jperti itu may dikeluarkan Pemerintah. oke. Tetapi

kami hanya memberikan warning, kalau itu yang dikemukakan

banyak pe r·t>myaan. apa si h LPSK i tu yang di dalam UU Penyia ran

sudah 5 d.:: ;·i orang bicara definisi seprrti i tu. Tet.api kalau

memang Perne d ntah man tap dengan i tu. ya mari ki ta bicarakan di

Timus bukan di forum Panja untuk menetapkan karena mungkin di

Panja ini belum siaplah tetapi kalau ki ta limpahkan ke Timus,

kita masih ada pemikiran dan sebagainya sehingga Pemeri.ntah juga

menarik DH! 23 ini setelah dipikir matang.

Te r-ima )•;asi h.

KETUA F;rWAT :

Sebenarnya masalah perumusan yang memang bisa ke Timus. Dari

FKP itu sebenarnya mempertanyakan bagaimana kalau ada ~~rtanyaan

ten tang lernbaga penyiaran khusus. jadi sebenarnya ada penawaran

!3aja barangkali, apakah i tu tidak bisa dijelaskan dalam penje­

la2.an baranc.Jkali. satu kembalikan ini sudah dua putaran, namun

ld.ta L.Jut·a s;.tu lagi, barangkali Pemerir tah ingin menyampaikan

PEMERIN ;H (DR. BAGIR MANAN, SH.M.CL)

Sek;::;da 1- i ni saj a, sepe rti yang di ka takan Pak Bamba~ng, Peme­

rintah me ~dari bahwa yang dikehendaki di dalam pengertian

lembaga sizran itu ialah sama dengan yang di RUU Penyiaran,

karen:3. i tu :>ecara sederhana, Pemerintah tidak keberatan untuk

menyesuaik;.1 rumusan yang ini dengan rumusan yang ada di RUU

s ia ran, K, · --k ira i tu maksudnya, ka rena juga tadi pE!,rtanyakan

apakah i n5 ;~rna, ka rena ki ta anggap sama maka ki ta berst!tdia uJ~ tuk

menyamakar: :).3\Ja.

Ter·ima \casih.

KETUA R/~PAT :

Jadi Pcmerintah sudah menyatakan bahwa yang dimaksudkan

dengan lernbaga i ni sama, hanya seka rang masalah perumusannya,

jadi Pemer-:intah dapat menerima rumusan ini disamak.an dengan

rumusan lernbaga penyia ran dalam RUU Penyiaran. Tetapi dari FKP

mengusulkan rumusan sendi ri yang menunjuk kepada peraturan per·un­

dang-undangan yang berlaku.

Dari Pemerintah silakan ada tambahan.

PEMERINTAH (BAMBANG KESOWO, SH.LL.M) :

Bapak Pimpinan dan Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang saya hormati.

Kalau k:i ta bisa ikuti alur yang sederhana saja tetapi

disiplin. Jadi karena tadi juga sudah kami jelaskan ba~hwa sebe-·

tulnya obyF~knya sama lembaga penyiaran yang dimaksudkan disini

adalah juga sama sebetulnya dengan lembaga dalam UU Siaran. Jadi

pengettiannya ..... .

. ; :~

- 52 -

penQerti<wnya sama. Kalau ada masalah pertanyaan apapunn tentang

lembaga penyiaran a,b,c itu harus di adresskan kepada UU Siaran

tida.!-:. k•::J~:lada UU ini, tetapi sebal iknya lembaga penyiaran manapun

a, b, •; o>'CJkal i sekalipun dipertanyakan nantinya di dalarr' pelaksa-

ncv:,n ·:_ :- ::;--k ira yang apa maksudnya dan yang mana, mana pun, a tau

hukum

tidal<

tidak

apapun, tetapi Undang-undang ini memberikan perlindungan

a tas ha.i<.-·haknya sebagai lembaga penyiaran. Kalau nanti i tu

dial<.ui a tau tidak lahi riah pemberi perlindungan hukum ini

akari rnf.>.leka t. Tc:d.api kalau apapun dia i tu lahi r dalam bentuk dan penger­

tJ.at i ;.:.;~:><3-pun, maka perl i ndungan hukumnya yang diberil<an dalam

Unda.ng---undang i ni meleka t. Jadi apabi la dapa t disepakati dengan

alur pikir yang sederhana ini tadi maka kompleksitas yang mengi­

kut.i teknis lembaga penyiaran sebenarnya menjadi urus .. :mnya Un-·

dan~.rundang Penyiaran. Kami tidak bermaksud berpiki r fr'll.gmenta ti f

begi tu, tetapi pendeka tan. prak tis yang sederhana !!~aya ki r q;

demik:i.an karena Undang-undang ini sebetulnya bukan berbicara

po~wk a.tau berobyekan pokok lembaga siaran a,b,c itu .t'\pa dan

bagaimana tetapi perlindungan hukum dan hak-haknya seba9ai lemba-

ga siaran inilah yang diperlukan.

O}_cc;h karenanya dalam konteks ini ti tik berat Un,:Jang-undan0

~n1. ncu1ti bakalnya adalah perlindungan hukum terhadap hak-haknya.

Dem:t k 'an Bapak Pimpi nan apabi la disepaka ti mungki n kji ta dapa t

mendel<:.'- ti dengan car a bukan memudahkan, bukan menyepelek.an sesua .. ·

tu te.: .. ::.pi caard pendekatan yang disiplin dan sederhana stabetulnya.

dgpat kita peroleh juga. larima kasih Bapak Pimpinan.

'"UA RAPAT :

,:Jirna kas:ih. : 'benarnya kalau kita telaah lebih dalam pengertian yang

ma udkar1 ant.ani FPDI, FKP maupun Pemerintah itu ~an sarn.'\1,

any sekarang bagaimana rnerumuskannya. Kalau demikian sesuai

r' nc I; mekanisme, ini masalah perurnusan kita ser;ahkan saja kepada

FKP (DRS. SABAR KOEMBINO) l(ami setuju untuk didengarkan, memang dia

rn e · -l us u l k a n u n t 'J ~ di paksakan ha r u~:

d u l u , k 21 r e n a C'; P'' eli Tirnus, narmJt1 kalau di dalarn hal ini kita

rnenet~irna rnengenai rurnusan ini. Itu yang nanti jfll refer-ence pada ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Jadi sam<

eng an ke tent uan pe ra tu ran per undang-undangannya ka lau di da l ar

hak itu apa lembaga atau kegiatan, itu akan sesuai dengan keten·

tuan Undang-undang yang lain rnaka hanya dicantumkan bahwa it

sesuai dengan suatu Undang-undang. Rurnusan keseluruhannya 1t

ditulis tidak dernikiarl, ini yang sekarang, ini banyak contohnv

seperti di Peradilan Anak, atau Pemasyarakatan. Itu rnengc

refnrence, sesua:i pasal sekian daripada Undang-undang atau sesua

dengan ...... _

·'';''''J;iii!#tV . --· 'i

- 53 -

de ng;; :1 U

itu ClCi:l

ng-undang, tidak jiplak seluruhnya bahwa itu rumusan

mkan di dalam pasal ini.

i'ETU'. ·APr-1T ,-:adi ':bet.ulnya rnaksudnya sama hanya dari FKP rumusan cukup

menunjuk ndang-·undang sedangkan dari FPDI dan dari Pemerintah

tadi rnenqt :1gkap te.ks rumusan yang sudah ada. Jadi i ·1 i masalah

perumusan. dari FKP tidak berkeberatan apakah nanti monggunakan

rumusan . u atau rumusan yang diusulkan oleh FKP diserahkan

kepada Tfmus. Kalau begitu diserahkan kepada Timus saja ?

:3i lz,·i.c FABRI.

FABRI (DRS. MOELJONO AR)

Terima kasih Saudara Pimpinan. Jadi kami sifatnya hanya bertanya saja Pak karena ini menge-

nai masa1:·.h pengertian pertimbangannya agak cukup banyak juga. yang menyebut tentang lembaga Kalau kam baca dalam pasal-pasal

penyiaran. ini hanya satu Pasal 46 kalau tidak salah itu Pak, ini

apakah de;1gan pemua tan lembaga pemyiaran i tu hanya s<!l tu pasal

yang dima:1a di beberapa pasal tidaak nampak. ini apa ki ra-ki ra

perlu dibarikan pengertian tersendiri di rLl.am ketentuan umum.

Ini yan~:J l:ami tanyakan. kalau i tu memang dianggap perlu bisa saja

supaya tidak gumbyuh tadi artinya bukan saya tidak cocok dengan

FPDI saya lebih condong pada yang disebutkan di sana dari Saudara

Ketua k=c;n i yai tu supaya tidak menyimpang terlalu banyak dari

ketentua;-, yang sudah dicantumkan dalam Undang-undang yang sudah

a.da In5 .a ran dar·i ka.mi _

r e r 'f. _,, k as i h _

r~ET RAPAT : Jad• dar·i FABRI mempertany.:d,.an kenapa hanya terdapat dalarn

saaLu p.J::::c:d apakah tidak sebaiknya tidak perlu dicantumkan dalarn

.Ler1tuar• urnum, dan cukup disebutkan dalam penjelasan p.3.sal yang

ber-c;ans_:j l tan_ Ini putaran kan3na sudah 3 kali lebih bagaimana

k a 1 a. u a l o b by a t a u d i t e r us k a n s e k a l i an . 8 a i k k a l au beg i t u

dap.:L:c.t 'setujui, jadi baik rumusan yang diajukan oleh FKP,

i FPDI yang sudah dapat diterirna oleh Pemerintah maupun u·3u L ar1 dar i Fft'' I apakah itu dirnasukkan dalarn ketentuan umurn atau rJalam

penjel2 n diserahkan saja kepada Tirnus ?

FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) Y.a\a'.' langsung ki ta putuskan di Timus i tu yallg mana yan<;J

disaran n FABRI itu sarnpai sekarang hapus, sekarang kan ada tiga

a l t.e ~~ nz• t . f yai tu sa ran FPDI, sa ran FKP. Sa ran FABRI kan hapus

karena cuma satu atau sama sekali ketentuan umum ini hapus tetapi

tadi F(:<BP,I memberikan jalan keluarnya dicantumkan nanti di pasal

yang bersangkutan kan begi tu artinya daripada ki ta ribut-ribut

rumusan itu potong saja, kan begitu kan. Ini alternatif yang mau

di Timuskan yang mana ?

Ter:\•ila kasih. KETUA

-KETUA FJ\PAT :

:;::il.Eilkan ;·pp_

FF'-' (H. ~HMAD PAFUS, SH)

- 54 -

Y-'Hig m<"H..< di Timuskan supaya dipilih yang tiga i tu Pak.

KETUA RPCJAT

Jadi setuju ada beberapa al ternati f, apakah ki ta al<:<:m menggu­

nakan rurnu.::;aan dari FKP, apa ki ta menggunakan rumusan yang

diusulkan FPOI yang diterima oleh Pemerintah atau kita mengguna­

kan rumusan dari FABRI di dalam penjelasan saja.

FPDJ (Y. . WIYANJONO, SH)

Timus itu mestinya perumus bukan memotong dan menghilangkan.

Terima k;•sih.

KETUA R~~PAT

Ba i k, k.::: 1 au demi kian ki ta sudah 4 kal i. untuk tidak mempe r-

panjang kare;·,a masih ada usulan dari usul dari FPDI juga bisa

dipahami karena ini bukan tugas merumuskan buti r ya i tu ha rus putusan dari

Rapat Kerj.::' nanti. Oleh karena i tu saya persilakan bagaimana

kalau '<ita ~crnpuh lobby, 10 menit. Setuju?

82'.1k, k a tunda 10 rnenit..

(RAPAT DISKORS)

Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian rapat saya buka kembali.

~;ctelah Lnang lebih 10 menit kita rnengadakan lobby antara

F- r a k s i -- f r a k c:, j d a r1 P e me r i n L a t1 , rna k a k e s i m p u l a n d a r i rn us w a r a h

mufdk<lt yan<;J telah diarnbi l oleh lobby tadi akan disampaikan oleh

Bapak Rusdy 1 1 ~<3hir.

K ,:; rn i pe r ,- ; l a k an .

F Y. P ( M . ' ; 'J S D Y T H A H I R , S H )

T (-;:- i m a l ~ c, i h 13 a r>a k P i rn p i n a n .

Berdasa•·! an hasi l kesepaka tan an tara Fraksi-fraksi maupun

Peme r in tah rnz; ak<.l diambi 1 kesepaka tan bahwa subs tansi ma:s.alah i ni

d:iserahkan kE~)<HJa Timu~:,; dengan catatan bahwa permumusan yang akan

dL9.tnbiJ. oleh T:imus adalah dengan rnengacu kepada RUU tentang

Pf~nyiaran y.:;ng telah disahkan oleh DPR, jadi masih r JU. Jadi

istilahnya mEngacu

Ter-irna kci~>ih.

KETUA .. _ •• _ ....

- 55 -

'nT

,Ja k dz; Ibu sekalian.

3kah i!'lsil lobby yang disarnpaikan Bapak Rusdy Thahir tadi

.. 1< perunnr-san pengertian lernbaga penyiaran ini cliserahkan

,·!J.·.1da Tirnu·'. dengan rnengacu kepada rumusan lernbaga penyiaran yang

J<..ia di daLc:n· RUU tentang Penyiar-an yang sudah disetujui oleh DPR. Daoat di etujui ?

(RAPAT ~:; F T UJ IJ )

T c ;- i rn s 1 h .

SeLanju':'/2\ kita akan menginjak kepada DIM yang 27. Dalam DIM

yarl:J kr? 2 ·:I kita 3kar1 membahas usul FKP dan FPDI tentang kata

rnaupun z-.:::)· :;.h berar·t.i kumulatif atau alternatif. Saya 1:. ~r-silakan kepada pengu ;u l un tuk menyampai kan tanggapannya a tas usul-·usul yang telah disamuJikan.

Pertama Jari FKP.

FKP ........••

- 56 -

,, · i It.

111•'1!1,1. l'l 11·;u]<.1.11 I h.l' .. ,JIIId. •ICI'tl.ltl I f'i't] l·.c:·l ih,·lt·.\nT·:/i-1. I L \ 11 ,.·, •

I I ill, I 'I/ I II! ,j I I iII I :I '• :. 1- .. , {It ! I ! ' I 'I. I I I I

, i Ill .1 111. I: if) II I i j t IJ i ,·,, "' · J i ,J r i · 1 1•. , 1 1 -~ 1 ' I '" . ' i · '· a i 1 1 ;•J I t , ,-. r ; , :J t 1 f . : , .. ,

.:r: 1 l ,.-it_ i t · l. J ·· ·

11."\lif)IJr: i 11 i. ad 1 al1 d.J.n a tau. ~:lebab l<alatJ alter'natif menurut FKP kat:n

van 'ci r· l ; n :J c. , 'c. o I< u n t u k c\ l t e r· nat if ad a t a h "at au " . Sedangkan untul< f<urnul,,Ljf ad:.1! h "dan". Sedanql'.an kalau itu dua-dL~eJnya ldta pakai "da 11 n. L u

rnn.upur: u,

V r1

:nggal sekarang ini Pemerintah apa maunya dengan kat2

yarr·:J pcr·tama.

dar·i segi 1-<:ata, rnaupun itu di dalam kamu~. itu p3.d311<Jr: 'ia Etc! 13.h "rne~~kipun". J a d i rn e s k i p u n i n i a r' t i n y a ka t a a t a u

urlgktq),\11 pcn,~!ht;bung arTtara dua kalirnat rnajernuf< untuk rnenyatakan

an biasanya kalau kita menggunakan "maupun" itu rnusti-

nya dinHJI<a ac.Li kata "baik", jadi baik dan maupun. Jadi berdasar

ini.lah f'KP in~.dn rnerubah kata "maupun" menjadi "dan atau", kalau itu

m a k s u d n )i a l<t liT! u 1 at i f , a 1 t e r n a t i f m a up u n k u m u 1 at i f • s e h i n g g a i n i l a h

yang dirnasaJahkan di Fh.P, sehin~;Jga minta didalami di dalam Panja

in i .

KETUA RAF'A :

T e i i rna I-<: : h .

Sr·16nj t.Jtr• dari FPDJ.

FPi)_f. (Y. WIYANJONO, SH.):

FPDI wakt.u itu dijawab oleh Pak Menter'i bah•va itu

al tern.cc 'i' : •i au f<:esirnpulannya alternatif rnestinya diganti "atau"

tetapi di dalam penjelasan berikut Pak Menteri juga mengaitkan itu

bisa bc:-arti :,n,ulatif juga, sampai wal<tu itu saya ingat persis.

P.:;f<: Tarur i tu l ho f<ol-<: penangka~)an saya waktu i tu semacam

mernPEl r-ta nya I<: an i;ernbctl i 1 ho ko k be r uba h ka n beg it u, semacarn it u.

Y\<H·E:na k:epasti r· atas itu perlu diperjelas lagi di sini urrtuk pemi-

1 ihc.H1 )1 anq p,c1 • ir1g tepat, kiranya eksekutif biar untuk menjelaskan

:•·. tc f< cl .l i l .•1 :;1 i 1 ::1 t ,.-( ~.~ h: i t a :o:. a rr1 a ·-- :::.a rna r· e n u n g k a n p a~. n y a rn ern a k a i k a t a a p a 7

Sel<.ii:Jn, to·rirna h:a~;ih ..

KF::TUA

~ "'.~. :. ~ -~. · ........ .

- ') 7 -

!.:>Ef'1ERHHAi·i ( BAGI RMANAN, S. H. ) :

1.1\ bdr·u ',::tng "maupun" saja ini per·soalannya.

Kalau pertany2nn FABRI sudah tidak lagi. Apa dasar pemikiran

ayat (?) dan ays~ (3) ini ditempatkan dalam Pasal 2. sudah ya.

baik,. t~cdrna kE:· :.h Bapal<-bapak da.n Ibu·-ibu sekalian.

J:~(Ji f<ala:: fdta baca ini sebetulnya dua norma mengenai sat'J

obyel<. dua suby2l< mengenai satu obyek. Jadi kalau kita baca begini:

penct)ta etas ~~rya film dan program komputer atau kumpLJter p~ogram

memil: d h. t, Ui (;Jh rnembet'i izin,, itu satu.

i·~ :much.:~ n ; '' ''~l kedua "mener·irna hak cipta atas kar'ya f i i rn dan

progr<'i.•P ju,.1a :ncn;likL Jadi ar·tinya mereka itu dua-dua memiliki hak

t:er·t1adap b,•odan : :u. Jadi ini fungsinya di sana. Mengapl!l kita tidak

rnema k.::t i. f<;n:a , d<." cii depa n nya.. Ka r·e na kada ng- kada ng i ,, i kes u 1 it···

annya rdta diii, . .::,t oleh cara str·uktur· bahasa norma yang kita tidak

lazim rnenggunaf<ar1 rnenc!ahu1uka.n kata "baik" ini atau ini dalam rum,..Js­

an normatif kita dahulukan subyeknya.

0<:\n itu ter·paksa kita tidal< munculkan kata "baik" melainkan

hanya rn<~ng~;Junaf<an kata "maupun saja.

Jadi sebetuJ.nya dia tidak alternatif juga. Sedangkan alterna-

tif penggantinya nanti itu berarti kalau ini. ini tidak. Sedangkan

i~i tidak begitu. abouth of them mernpunyai itu.

Jadi maupun di sini berfungsi itu, jadi kalau sudah memiliki

i ni menj adi tidak. kan tidak be<;ri tu. Jadi i tu maksudny.:. "Pencipta"

maupun "Penerim.s." program. memlliki begitu ya. Itu dipahamkan

b~gitu itu maksudnya di sini. Jadi itu kira-ki: a makna Pasal ini.

Ja.di bukan dalam pengertian salah satu. Kalau satu sudah

memilild yang lain tidak, sama sekali tidak itu maksudnya, jadi

justru untuk rnelindungi kedua-duanya.

Ter':ima kasih.

KE'fUA RAPAT ::

Ter·irna. kasii1.

J.s.d:L Pemer~i1·1tah dalam hal inl menjelaskan bahwa itu bukan dalam

penqer·tian altet·natif maupun kurnulatif.

Jadi dalam pengertian ini juga pencipta.

juga punya tanpa mengurangi satu sama lainnya.

0

juga punnya penerirna

Saya kernbal~kan kepada Fraksi yang mengusulkan.

FKP

- 58 -

1RUNA, SH.):

,'<F' ingin rnerninta persetujuan dari Panja ini, kalau

iqar,ti "dan atau" itu setuju apa tidak. Seandainya ini

t da f·c. FKP me ngus u 1 ka n di muka "pe nc i pta" it u d i tamba h

,' d i . 1 1 p .•1 v a ::; t r· u I\ t u r k a l j_ rna t: n y a j a 1 an _ 11 J. p u:.:' , .. ·' :_ T i rn 1.1::-:. h: .. 1 L il u a l te r·na t if_ Kala u

Hanya ini rnestinya

"dan atau" tidal-<. rnau : : t . u Ill u r 1 g 1,; i 11 s e p e r t i us u J 21 FPOI rnaupun

,, 'l ,:_'\I ,·-l.J} ini diganti

h.,[ t . t 1.1- .ladi per·rna~:,;alahanrlyd dernif-<.ian . .ih r 1 cll<.

J -

r :.8. WIYANJONO, SH.):

Uni:. k cbih rnendalami Pak, karena karni mendalarni p€,raturan ini

juga c. 1tml c::.rn,. Jadi karni mau diperkaya di dalarn pemahan. Jadi penc1 · · .:u rnempunyai hak.

Kc::n, ud is n "pe ner i rna ha k" juga mernpunya L Terj adi nya a tau proses

pengalihcHt t:u. Kan ini si pemegang hak" itu kan menjadi memiliki

hak, k,:r,2rla ">e~>uatu proses yang diberi oleh pernilik awal. Si pene­

rima hak itu Kan awalnya tidak punya, baru punya kalau diberi oleh pemi 1 i I<: at.,raJ _

Der:gan dernLkian pemi1ikan itu kan tidak berkebersamaan. F1erta-

nyaan kami k lau si pencipta memberikan haknya kepada penerima hak,

itu apD. yan<._; sudah diberikan itu tanpa mengurangi atau masih utuh

atau itu f1ilang atau itu kemudian sama-sama rnasih memiliki.

In.i '/Dn:J perlu kami pertanyakan. karena dengan je1waban yang

jelas, kcrnudiDn kita akan baru bisa rnemilih yang paling tepat.

Alternati nya adalah ka1au pengertian saya pertama Pak pemahaman ini

bisa sdLo\1; 3a}ra !<atakJn bahwa karena kami rnemahami dalam ::>aat terba-

Pe:: r t:ian ;:>aya yang pertama ada1ah saya yang rnenemukan saya

y'cln~a rrrc:n::•L:n)/ili hak cipta, kemudian saya berikan kepada tetangga

'2-ay~t, l·<~i"t:na ~sudah saya berikan, mtJ.ka dia yang akan molaksanakan

h,':ll<, Sc.\ i:ic' tr menjadi pasif. Kalau begitu itu istilah saya dalam

"'"' j t e r· nat i f " j ad i "ct t a u " ..

Namun . _. ___ . _.

"'ngertiannya bahwa s;aya memberikan itu, ~>aya rnember-i

1nen gunakan ternan saya juga bisa menggunakan itu maksudnya

Ber-ar·tj_ kalau "atau" menjadi tidak tepat. _,agaimana itu :cak. Ini sebetulnya yang

T e r· i .11 El. a :; .·. h .

T e r- i ffli3. i<c:J~~- i h.

Ini .J.(JE\ :::'•)bstansinya sedikit rnemang ada bedanya juga mengenai

pengert dn, FPDI minta penjc,:lasan: apakah "pencipta" kalau

~sl.~d.,lh ad,J "penc:;rima hak" itu, hal<: pencipta aslinya hilang sehingga

tf.ng9al pcnci.pta atau dua-duanya masih. Ini mungkin perl.u penjelas­an lebih dahulu dari Pemerintah.

Sa.yr::~ r· I J 'l ka n ..

BAGIRMANAN/DIRJEN).

Say J,<J,r: ember·i ilustrasi Pa.fc

f<.ite n1 flil='i ai haf< cipta atas suatu kar-ya taruhlah ci.pta itu

beH'upa t,11 i 1d<u Paf,: ya, kita beri.l<an pada pener-irra hak pada

s.Lwtu pen.c•:b ,_ i<ita berikan untuk 50 ribu, tidak berar·ti bahwa l<ita

tidaf< la~'l mcmpunyai haf< cipta, kar·ena kita masih bisa memberikan kepada yang :,:'f,,, itu maksudnya itu.

Kalau contoh yang paling sederhana, karena itu hak cipta sese­

orang itu tidak bisa dihapus begitu saja, karena dia sudah diberikan

kepada hak yang lain, itu justru untuk melindungi sederhana, sehing­

ga bisa pada suatu ketika hanya dia saja atau memang dia. Kalau dia

memang sudah ber~ikan semuanya atau tetapi ini tetap h.!:lrus dilin­

dungi. Jadi itu tidak bisa dengan begitu saja dilepaskan.

Jadi itu maksudnya Pak, jadi menyederhanakan, karena itu saya

katakan dia tidaf\ boleh istilah dikatakan alternatif ti.dak boleh,

karena dia rnun:a!< n pada suatu saat harus tetap ber a.ma-~i-ama melin­dungi pencipta.

Terirna kasll:,

KETUA RAPAT:

Sudah jelas Fi<P.

FPDI ";:i 1.-lkn.n.

>'

·(

c

(Y.B. WIYANJONO, SH.):

i iili( i<:as i h Pa I< ..

- 60 -

enjcl<<san itu memperkaya betul pemahaman kami. Jadi saya

,~;r:u petlcipta suatu karya tulis saya bisa berikan l<epadet Bapak

;Cuk mencctak 1 juta kepada Pa.l<: Taruna 3 juta misalnyn kan begitu

oisa diberi l<:an kepada yang lain lagi, tetapi i tu mesti terkai t di

dalam suatu perjanjiannya Pak ya.

Oleh i<a.renanya saya kira justru tepat apa yang dil<atakan oleh

FKP untuk tidak menyalahtafsirf<an maupun berarti dipakai l<ata "dan

atau" l<~:u·ena bisa atau kalau full diberikan kepada Bapak kan berarti B~pak full bekerja.

Di dalam perjanj ian saya beri kan Bapak full, berart:[ saya tidak

mungf<in lagi ~:;aya ber~ikan perjanjian hak saya itu sudah r:>aya wenang-·

han PC't>Uh fx:rat-ti atau kan begitu. Tetapi kan saya masih bisa

1l11:~mb:'1:;1i L.l<:~Ji f<an kepada yang Jain. karena bersama masih me:mpunyai hak

itu p.:ti<~\1 'dan". Oleh karena itu, untuk tidak terpeleset kepada

pe ns.le r t ian L t u say a k ira l eb i h tepa t ::say a duk ung rumusan pada F'KP "dan atnu"_

Sci< i an t f:' r· i m a k as i h .

.J ad i a n t a r· a F K P d a n F P D I ti d a k p e r l u d i p e r d a l am ,, bag a i m a n a

menurut pendapJt fraksi lain.

Dari FADRI.

FABRI (DRS. MOELJONO AR):

Terima kasih Pak Pimpinan.

Bap<J.k lbu sekalian, jadi dari pertimbangan-pertimbangan yang

sudah kami dengar tadi, kebetulan kalau FABRI kan tidak ada saran

a p a -a p '" ,. 1 1m u ~,; ::um y a i t u s e s u a i de n :J a n y a n g d i us u 1 k a n F K P , '->a y a set u j u de n g a n " d a n ,'\ t~ a u " _

di ::,itu.

T ·, r ; rrr .:l i., i. h.

Jadi itu suatu hubungan kata yang memang tepat

a 1 t e r· rw t i f , say a k i r a de m i k i an P a k •

FPP .. _ .. , .. _ .. _

- 61 -

1 H. AHMAD PARIS, SH.):

im.::; f<:asih Pak.

,adi ta.dinya kami juga agak sedikit ingin menterje,mahkan ini.

_tJpi setelah ada penjelasan dari Pemerintah dari Pak Dirjen kami

engerti mal-<sudnya, karena ini menyangkut masalah bahasa,kita bisa

menger~t:r. j i\<~anya bahwa "maupun" di sini yang tadi sudah dijelaskan

bisa "penciptanya" bisa "pener~ima hak ciptanya" artinya tadi sudar 0 dikemukakan fungsinya oleh FKP supaya tidak membingungkan diperguna-

kan kata "dan atau". tetapi ada suatu hal yang ingin kami tambahkan.

Apakah strul<tur kalirnat seper·ti ini seperti rumusan dal.:tm RUU bisa

diterima olPh ahli bahasa, ini bisa dikonsultasikan untuk ahli bahasa_

Jadi apa yang dimaksud oleh Pemerintah struktur kalimat seperti

ini dengan rrrempergunakan "maupun" tanpa kata "baik" di muka pencipta

Rer · \:>arkan rumusan atau struktur' yang baku oleh ahli bahasa.

1<:;\lau bi~c;a saya kira ini bi.sa diterima., kalau tiC:al< ya bisa

di~Janti rnenj::<li "dan atau" ai:au boleh umpamanya seperti ini: pen··

c:tpta, demi h, •H) pula pener-irna hak cipta" umpamanya in ::>atu sol usi

v .'3. n s.'l 1 n. i n _

KETUA f~(<f'AT ·•

PEMERIN'U~H (BAGIR~1AN(.~N. S. H.):

YiHr~::J pen .i ng bah\.vd ~d ta c:.udah rnenangkap esensi nya bahwa pada

suatu saat "hak 1' itu ada pada dua·-duanya tidak berarti salah satu alternatif.

Jadi apakah nanti kita sampai kepada pemikiran atau memperta­

hankan "maupun" kami usulkan ditimuskan untuk merumuskannya. sambil

ki t'a merenung~-:an bahasa, tetapi yang penti ng esensi nya i tu j angan

sam,pai. sudah sama~ p(i!mahaman ki ta mengenai hal i tu.

Terima kasil;lPak.

Saya lanjutkan kalau tadi sekedar komentar terhadap FPP apakah

oleh ahl i bahasa apa ti.dak konsul tasi di si ni semua ahl i. bahasa

semua, tidak perlu konsultasi.

Ked ua. . ..•.....

..

- 62 -

.,/c~a nanti ini ada notaritr.nya tidak ada ya, nanti f<ita ditanya 0

.da ka1imat notaris yang saya notaris kenal begftu itu kan

.: • .;sa kita sendiri artinya bahasa hukum kita tidak s.elalu har~us

;ejajar dengan bahasanya para ahli bahasa itu.

Terima l<asih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Dari tanggapan Frak~. fraksi dan Pemerintah tadi dapat saya

ambil kesimpu1an untuk butir 27 ini kita serah~an pada Timus untuk

menyusun kcmbali apakah menggunakan "dan atau" atau "maupun" dengan demikian,

lag i .

S·:>tuj u untuk diser-ahkan kE:'pada Tirnus 7

. \ . l mr) ' J 'it

(F<AP(iT: SETUJU)

::5Udah ·:lla.tur· d<J 1 am ayat'

FKP (DRS. SABAR KOEMBINO):

T0rima kasih Saudara Ketua.

(?), :::;ehingqa kita duduk.ar·l

Jadi mengenai DIM nomor 28 FKP berpendapat bahwa ketentuan­

ketentuan in sangat implisit sudah diatur di dalam ayat (2). sehing-

ga kiranya tidak diperlukan lagi.

kan.

Sekian.

FI<P (TAHUNA, SH.):

Jadi jelasnya ini bina dihapus-

.Jadi mengapa demikian, karena pengertian produser r·ekaman ini

apakah tidak implisit sebagai penerima hak cipta, ataupun pencipta.

KhGsusnya didalam penerima hak cipta.

Kalau ini sudah saya kira memang tidak perlu ayat (3), tetapi

dalam Pansus kemarin mengatakan seluruh produser rekaman itu bukan

terrnasuk penerima hak cipta, bukan Pemerintah, apa betul begitu 7.

Kalau seperti itu apakah tidak bisa ayat (3) ini dimasukan di dalam

ayat (2) dengan perubahan dari l~alimat a.yat (2). itu per~tama yang ingin ditanyakan FKP.

Apa ka r ........ .

', ,,

- 63 -0

.;,ikah produser rekaman itu tidak masuk di dalam penerima hak

Ter-ima i-;asih.

K ETUA F'.A PAT :

Saya persilakan Pemerintah untuk memberlkan penjelasan.

PEMERINTAH (BAGIRMANAN/D!RJEN):

T c-~ ;- i m a ~~ :-1 ::;, i h .

tif)d ~/:1:1q d.isantpai~~an FKP itu dapat dit·aharni, tetapi sebelurr,

l<.i t n rn e n e n t ' ; k a n a p a f< a h i n i be r- ad a d a l a rn k u a 1 i f ll\ as i s e bag a i p e n c i pta

~;.;:urta :,.11-\ ,_·i.ut_,,, produser r·ek.:uni::\11 itu kita kernbali padcl pengertian

Pr--oduser rekaman suara it:u

tacli :::.udah -.i :.a ~:.epal\ati adalah or-ang atau badan hukum yanq banJ

tiJ'rck::un i1L.'1t.J rnern·fliki pr-o<iul\ pr·akBrsa untuk rnemhi:"<'r',::i

II ,:1 1- 2J _ ':?eli diet t:idnk rT1e11Cipt.·:~ mel.ainkc.1.n hanyn ::;et.>d·

p e n c i p t a , l; ; . : c' r 1 a d i f i 1 1 i s i. 1 1 y a t i d a ~' i t u .

l<ornen v,l_ng f<edu,:>." ap<:li"Jth mer·eka tidak di katakan pener ima ha~;

c i pt. a , d i a t i d a k rn e rw r· i m a , karen a d i a ad a 1 a h i nisi at i f send i r i .

Jadi dia tidak menerima dari siapapun dia inisiatif sendiri. Jadi

dia tidak menerima dari siapapun, dia inisiatif sendiri untuk mere­

kam pertama kali.

Karena itu diapun tidak dapat digolongkan sebagai penerima hak

. c_ipta. Karena i tu ki ta bedakan. kemudian pertanyaannya adalah.

apakah sudah tidak implisit di dalam angka 2 ayat (2) itu, menurut

Pemerintah belum, karena ayat (2) itu hanya bicara tentang pencipta

dan penerima hak cipta.

Jadi rnemang belum tidak termasuk, karena itu tidak bisa, menga­

pa dipisahkan karena produser itu tadi tidak terlibat pada seal

penciptaan, karena pemegang hak cipta adalah pencipta, pemberi hak

cipta i tu dalah pemegang suatu hak cipta meskipun dia delegati f

sifatnya.

Sedang!\an produser rekaman itu tidak, sehingga artinya meskipun

~HH!gat tipis secara f<ualitatif dia mempunyai gradasi yang agak

b•~i-bf:~c1ql, karena. itu kita berikan padR ayat yang (3), kira-kira

beg.itu pemi!-:.irannya.

T e r lm a f< as i h •

KETUA ....•..••..

-· 64 -

P(~T:

FKP (TARUNA, SH.):

Ter-ima kasih.

Jadi setelah mendengarkan penjelasan dari Pemerintat1 kami dapat

m~nerima dan ini bisa kita setujui.

Terirna 1\asih.

KETUA RAPAT:

Tnr·:irna i-<:asih pada FKP yang telah dapat menyerap penjelasan

Pemerintah_

Dengan Jf•mikian apakah ini dapat disetujui tetap.

F' P 0 T I\ !< t i d a k ad a d i 5 i n i y a .

'.)i lakar1 f' F)DI.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH.):

r·en.i I<P~;,:Jlahan l<ita ada:tah kita ber·pegang kepada DIM yanq

''.>e k1:1. 1 a 11q I< i t ' peg a ng, tetap i kala u [Jar 1 1<: rne 1 i hat k~pada DIM he sa r·

y':<nsJ .. ,.,,llnv ... ini berar·ti. ;'3ekretar·i.at ter-lupa. rnencantumkan

::;aya r.•IJIIYd kol\ Tirnusn';n dicoret Panja ya 7 Jadi di Tirnus,

t:.olonq Sekrc; ariat dicheckkan.

Karena saya minta Sekretariat sudah bicara dan saya perGaya.

Ter·ima !<asih.

Kalau demikian apakah sudah dapat disetujui tetap 7

Usulan tetap dari FKP, kemudian usulan FPDI Timus.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH.):

Begi ni Pale

ladi kan saya itu sudah memberi bonus kepada FKP ya kan seka-

rang diminta. lagi kok. Oleh karena itu biarlah dibawa ke Timus

saja.

Terima kasih.

KETUA Rf.H:J(-lT:

Ter·ima kasih.

r(aJau dernikian usul FKP tetap, sedangkan dari FPDI dibawa ke

Tirnus, setuj

(RAPAT:

- 65 -

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih.

Ki ta lanj utkan beri kutnya DIM 34. Usul FKP tentang kal imat

"untuk kepentingan penciptanya" dihapus diganti dengan "dipergunakan

sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat". Dan diantara kata "cip·­

taan itu" dan "belum diterbitkan" disisipkan anak kalimat "baik yang

sudah terekam maupun yang .

Saya persilakan FKP.

FKP (TARUNA, SH.):

Kalau usul

s~karang mengapa

adanya Pasal 33.

45 kalau se~:;uatu

perubahannya sudah disampaikan oleh Ketua. tetapi

FKP mengusulkan demikian, ini konsekwensi dari

Di mana negara memegang hak cipta dan di dalam UUD

itu diku .. "Jsai oleh negara, maka otornatis sebesar··

besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ini yang ingin disampaikan oleh

FKP t:c~r·hadap Pasal ini. Per·J-;ar·a r~edaksinv·a bagaimana, ini yan'~J

munqkin Pernr:r·ir·1tah ataupun teme:1n··teman itu bisa mernbe1·ikan j,3.lan

kelua1·rrva. tr:'LJpi rn,"l.l~sud l-<-a1rri hul\.'1n pencir:-.tanva kc~pe.,ntinqarr penc:ip

t.•J.n/i-l, tet.:q··i ju~~t1 .• f-:E'~Pf~ntin<Jtill 1·a~:ya.t, "C~';;uai dengan apa. yany

n1 e 11 '/ r~ 1· 1 J ·j u i :I n·l I!~;

: ,. · i rn.1 i d · 1 f, F'::t k

KETUA RAPiYf .:

PEMERI NT(1H ( BAGI F~MANAN, S. H. ) :

Tcrirna kasih Pak.

.., , . ) ,,) 1 t_'.l.l-

Pertama barangkali yang perlu menjadi perhatian kita semua

Pasal 34 ini bicara tentang ciptaan yang apabila su.:ttu ciptaan

diketahui penciptanya dan hak cipta itu belurn diterbitkan. Jadi ka­

lau sesuatu belum diterbitkan dia tentunya belum ted:ait dengan

suatu kegiatan yang sifatnya publik. Jadi karena ini belum diter­

bitkan, jadi kekuasaan negara itu adalah ada, jadi negara memegang

hak cipta atas ciptaan yang belum diterbitkan. Jadi tidak mungkin

arti nya ki ta bicara tentang menggunakannya

bagi kemakmuran rakyat, karena ini barang

Kaidah ini mengatur seperti itu.

untuk sebesar·-besar·nya

yang belum diterbitka.n.

Sedang ............ .

- 66 -

kai tannya yang sudah di terbi tkan itu nanti diatur di ayat selanjutnya.

Karena itu Pemerintah dalam jawabannyEi

'..'lkan bahv-Ja ini belurn dapat rnenarnpung pikiran, itu yang perta-

Kemudian yang f\edua, bahwa bagairnanapun juga hal\ ci)ta .itu kita

ingin rnenciptakan ketentuan yang melindungi kepentingan jari pencip­

ta, bahwa dia pada waktu itu belum diketahui tidak menqur·ans:Ji hak­

h a k n y a u n t u k rn e n d a p a t p e r· l i n d u n g a n . D a n 1 ern bag a y a n g ~ •.ell i n g tepa t

untuk melindungi kepentingan pencipta ya negara. 1\arena itu untuk

selarna orang belurn rnenerbitkan negaralah yang harus melindungi

kepentingan itu. Karena itu Pemeintah berpendapat bahwa as)ak kt1rang

pas dengan dasar pernif<irannya kalau itu dikatakan unt.lf\ sebesar

besarnya kernakmur~an rakyat. f\arena ini barang yang belLirr; diterbit-

kan. Jadi harang yan<;"J rnasih idle. Dan itu ju~Ja ke":er.tuan inf

sebetulnya kita ambil·dari ketentuan dari KUIPS oleh sebeb itu nanti

dapat diba-;:lii""an ketentuannya agar' dapat diketahui oleh Bapaf\··bapak semua.

Terirna kasih.

KiTUA RAPAT:

Terima f<asih.

::;a ya pe r·c;; i 1 aka n kernba 1 i kepada f:-KP.

FKP (TARUNA, SH.):

l<a1au rnenwn<J di batans:J tubuh tidak rnungkin, kalau dipenje1asan

ada seperti kata·-kata bahwa ini untuk fungsi sosial seperti itu saya

kira FKP bisa mencrirnanya ini. Tetapi ka1au hil q sarnn ~.ekali ini

r a sa n y a rn u b a z i r- 1 a h f< i t a rn e m a ~~ u k a n P a sa 1 3 3 i t u .

K e c u a l i f< a l a u P .:1 :.::. .:11 ::'d rn C:\ 1 J .:1 i c a b u t 1 a s:li , t e t a p i )i a 1: i d a k nw n ~'J --

kin )ia, dimana 1etak fungsi ~.osialnya ini. Pad aha 1 I< ita s ud.:t h

rnenernukan •vaf; (iikuasai nc~gar·:.'l ~:;ebesar--be~.arny·a kernakrnuran rakyat.

1\alau rncrnanq ·-:Ji hat:an<;~ t:uhuh nor-rnatif tidah rnunqkin apa tida~; hi<:.a

d i p e n j e 1 as a n . (, d a ern h C' l e fTI h (' 1 :~-. e rh:' r· L i i t u 1 a h k i t: a :': 11 d iJ h p u ''' ~'- h, t h w .-1

i n i u n t: 1.1 k. i<. t' m: • ! . r; 1 1 1 r · .'1 11 r· .-:1 f<: \,/ .. 3. t· .

. !.~1di kit.1 lil''rf:i.itii·l·'/.-:11 l<iC•clit C•(•irtf tp;;·!].~ti.li•lli< t.i·..J,'tk ·ii--._!1·:•:>-,,r,

KETUA RAPAT:

Saya pc1·silakar; tan~J<Japan dar·i f'·r-al'\si-fr·al<si lain.

Dar·i F(.~BRJ C;>

FABRJ ••••

i •

- 67 -

. i ( DI~S. MOELJONO AI~)

erima kasih Bapak Pimpinan,

3n FKP dalam hal ini melalui

iadi

.iuru

menanggapi apa yang disa­

bicara Pak Taruna, memang

noantu sosial i tu akan sangat senang dan bar· .. •::Ja. teta1)i penggu­

,Jaan d i s i ni aqak lain sedi kit. J adi say a condong seba•_:.1a irnana

di ter·an•::Jkar1 oleh Per11erintah tadi bahwa penerapan Pasal 33 di sini

rnernan~.:J bel .. !m tepat, m•.1nqkin di pasal lain nanti ditampunqnya dan

ini untuk rllemberikC!n perlindun•.;;Jan kepada penciptaatau kalau

penciptan'r·'::'; sudah r11eninqgal baru diketahui kepada ahli war·isnya.

5aya kira demikian, jadi

kepada ah11 warisnva. Saya kira

in i te tap d i per tanggungj awabkan

den1i· 3n, jadi ini tetap diper-

tar Jr:)•,Jun•.:J j d.vl3bkan un t uk ';ang me nc i ~>tanya. Say a k ira dern i k ian saran

dad FABF<.I, ter·irna kasih.

t<. E TUr; P.APAT

Maaf L.3.di dar·i Pak Rusdi inqin rnenarnbahkan tangs;apan dari

FKP.

FKP (MOHAMMAD RUSDY THAHIR)

Terirna kasih Bapak r<.etua. sekedar tarnbahan dari FI·(P, seba­

qairllana kit2 ket3hui UU yan9 baik adalah IJU yan~;J mernenuhi 3 aspek

yaitu secar·a ::-}hilosofis dia sesuai den•;Jan falsafah hidu:) ban~::;~sa,

secara sosiuloqis dapat diterima oleh rnasyara·kat dan secar·a

yuridis bisa dipertan~J.·.:n.JnQjawabkan. Bertitik tolak dari hal itu

sayd. bisa rnen1ahd.mi aoCJ. van•;J dikemukakan oleh Pemerint:1h bahwa

berddsark:'in ketentuan internasional trade yan•,J artikelnya ada di

hadap3n ki ta. k3rni

Jadi secara vuridis

rnenvadar·i bah11-1a itu juga merupakan

itu dapat dipertanggungjawabkan.

landsan.

Oleh kar·ena i tu kami

Dirjen. Suatu kombinasi

i tu daoat di terima dan

in~;Jin mengusulkan suatu kombinasi Pak

dirnana baik dari aspek ketentw1n trade

dari segi philosofi bangsa kita bisa

di te ri n1a. aoakah t i dak menya l ah i seki ranya apa yang d:: kemukan

oleh Fr<.P itu kita kombinasikan. Artinya kita kawinkan, ~;ehin•::lqa

rue nun i u k k a n k i t a i u g a n 1 e l i n dung i k e pe n t i n •;J an pen c i o t a d i sa t u

pihak, teta~)l kita iuqa inqin rnen•::lernukakan philosofi baw:1sa kita

seperti 1111 .. 01eh ka.r·ena itu. kami rnenqusulkan rumusan seba':,J.3.i

ber·.i~_~.Jr_~ "Hc_,:ib.i1~.o.J.. S~.J~-1t•kJ cir.,~t.a2.n tidak tjiketa.h•.J oenci~)t.3nv3. '.J.:in

ci ot3:i.!1 tJ~l'~JfH dlter·bit~.a.n.

.·it ./'-

I '

~ S8 -

i. ~ t. '-.I ~ 1 \ . r'j ._j. l :?i :1 I

pernikiran bet~pa kita juga ingin bahwa ketentunn internes ional

~""· i t 3 ~ r·., ' r -;', '. ') :.· ·~

d i pe r 'J u r 1 :-;f.<. 3

Demikian sekedar pemikiran, terirna kasih.

Terima ka·=.ih dar·i FPP. karni persilakan rnemberikan tan~)gapan.

F P P ( H . (I H !"1 AD P A P. I 5 • S . H . )

T e r i rn a k a. ?. i h P a k . j a d i k a rn i c u k u o m e n g e r t i a oa y a n 9 d i us u 1 -

k an o l e h F f( P d a. n oe n j e l as an d a r i P em e r i n t a h dan y an a tad i d i f.'. emu-

kan oleh Pak Taruna dari FY.P diumumkan den'::)3n oencantun;an c3._:a

·•[·::cint.•.!!'lkar: dala.n1 oeniela.san oasal S3ia.

~ '~-' r· · r •, ..J ·-• ~

B3~3k VAtua. sebaoaimana kami utarakan di dalarn Pansus tempo

hari. b3.hv-J3. hcd'. ciota itu mef'V;Jaoa dioe~~ang oleh negara itu FPDI

menii.ai justn suoaya tidak dioakai rebutan oleh oara ::lihak,

sehingga itu akan rnenanq vang kuat, bias_:t y'a kalau rebutar yan<.;:J

kuat yanq menanq. Makanya ini hak dipeqang oleh negara diam.:;nkan.

Kalau diteruskan itu sebetulnya berarti bahwa negara di dalam

rnenc;~amanka.n t i dak mernbe r i kesemoatan kepada yang kuat untuk

menang di dalam oerebutan i tu sudah rnenc.akup penqPrtian negara

demi keoentinaan rakvat. Itu asoek sosial yang tempo hari. kami

sebut, tetaoi denqan pene•;.Jasan yar1g dilakukan oleh FKP hari lrll,

ini baqi karrrl betul-bet.ul berfikir rnenqapa r~urnusan itu bukar· karni

yang 111 e n en r L! I•. a n . 1 r 1 ~~a y a . And a i k a t a P a k R us d i i t u ad a d i F P D I

past i d i per ta h:-;,.r:kan. karena bagi kami lrll bet u l r·urnusan yang

bagus :::.ekd.li.

r, r· tiny a.

- 69 -

.a di satu oihak itu aoa yang dimaui cantolan yang tadi oaqi

-1 berbi car-a begi tu dalam yai tu Pasal 33 UlJ.S 1945 i tu tr~rkai t.''. cCapi iur,:1a tidak rnenqesanroinqkan amanat dari trade.

Saya sangat setuju dan mendukung, terima kasih.

KETUA RAPAT

Terirna kasih, saya serahkan kepada Pemerintah untuk rnE!mberi­kan'tanqqaoan.

Tetar)i la.•:Ji-laqi, bicara konkrit. kal3u itu ·belurn diter·bit-

banyak d.?.03t. divJuiudkan. It.•.J

"·~r~na 1ni b i c.:: r .'<. t. e n a. t n '.J ~: f~ ·::: • .... • ;:t t 1• J ·,' -~ n 'J

1-' ern e r i n t .'l. h '.! ' , r '·" ~

ri 11 t. 3h ~." .. ! b 1 . ' .

l ~ ... :?. ~-: l

Ter...:t~:_,i .. ,

ses u3. r '_} :1.-~:

narnoak, seci.-'!rl'-)i''ifl f<.it2. ini kala•.! ber·bicdra ~.etJutuhan hukurnnva

Kalau bicara tentan•:;1 Pasal rnenjadi tidak berguna, tadi sudah disamoaik3n nrisalnya oleh FABRI ada oasal-oasal lain yang

mengatakan bahw3 rnisalnya dikatakan tidak melanggar kalau itu

untuk ini, untuk itu. itu sudah ada ketentuan itu dalam ketentuan

lain, misalnya ada lisensi wajib. Jadi misalnya hal-hal oerbanya­

kan un tuk keoen t i noan i 1 nru oenge tahuan dan sebagai nya oenqqunaan

Jadi kalat; bicara soal keoentinqan sosialnya, ada ber·bagai

ketentuan lain. tetaoi di sini sekali lagi kami nrohonkan po;rha-

t i ann y a fun q s i k e oe n t i n q an urn urn n y a rn en j ad i tidak narnoak sarna

sekal i. kar·ena i tu suatu ba.rang vana belunr diooerasikan, tt:!rima kasih.

KETUA RAPAT

Terirna kasih, karni serahkan keoada FKP.

FKP ...... .

- 70 -

,p (MUHAMMAD RUSDI THAHIR, S.H.)

Saya .iawab sedikit, maaf Pak Dirjen dalam Pasal 10 ini

.dah sua tu ke ten tuan yanQ member i kan hak kepada neQa r a un tuk

,nerneganQ hak cipta terhadap suatu ciptaan yang belum diter-bitkan,

memanQ betul Akan tetapi. pengertian di sini adalah bukan ber arti bahwa dengan adanya diktum, norma atau kaidah dari

Pasal ini r11emberikan oengertian bahwa denQan demikian negara

bukan ber·ar·ti tidak bisa menerbitkan hak ciota tersebut, demiki­

anlah harus diartikan. Oleh karena itu apabila neQara karena dia

sudah memegang hak ciota atas ciptaan tersebut, karena dia tidak

mengetahui siapa oenciptanya,

tersebut tidak berarti bahwa

rnaka nega ra oemegang hal< ci pta

tidak bisa menerbitkan ciptaan

te r·sebu t. bah~<'Ja da lam ha 1 neg a ra kemud ian rnene rbi tkan c i ptaan

ter·sebut, nw.ka hak it rnelekat bahwa itu untuk keoentingan pen­

ciptanya, dalam arti pada kemudian hari penciptanya dia muncul di

kemudian har-i maka diberikan kepada penciptanya, tetapi hasil

dar·i oenciptanya itu adalah dioergunakan untuk sebesar-besar:-nya

kentakmur·an rakya t.

J ad i k 2 i cl.-l h a t a u no ,- m a in i hanya member i kan hak kepada

n e s.J a r· a d i d a 1 a rn sua t u c i p t a a n t i d a k d i k e t a h u i pe n c i p t a n y a d a n i t u

belum di ter·bi tk;,n. tidC!k bP r t i bah w a s e 1 a rna n y a t i d a k d i t e r· b i t ·-

kan, kalau r1eq r d sudah rnerni l i ki hak i tu ber·dasarkarl nor·na r:Jar i

UU i ni, r11d~.a c:J,::ngcHI sen<.:ii r i r1ya negar-a berhak n1enerbi tkan ci pt.aan

tersebut. It'.J menurut oer·1gertian rnai. Uleh kar-ena itu, Pcrda saat

sedangkan hak ter·sebut ada J c1t1

c i Pta a 11 d a r i o r an g l a i r1 y a n g t i d a k d i ken a l . m aka d i s i n i l a h

·~ungsi sebesdr-besar nya untuk kepentingan negara.

J ad i r n e n u r u t r:>e no e r t i a n k am i , neg a r a b u k a n han y a n 1 erne g a n g

h a k c i ::; t a t_ e r s e b u t l a l u d i am , i t u b u a t a pa 1 u q a , t i d a k ad a 1n an·-

faatnvC! bu<:d nr?uara. Jadi nrenurut penger·tian kdrni bdhwa iu5Lru

adanya kdidah i rYi nrernber i hak 11egara pada ·.Jd.tu ~,aat. ,ja~Jat rrrener·-

bitkd.n hak tersebut karena hd.k tersebut diberikan oleh UU ini

kepada ne',.Jar·a. Jadi rnenur·ut pengertian saya bahwa apa yang dila­

kukan negara kernudian yaitu ~encetak dan sebagainya tentunya

dapat sa.ia dibenar·kan. Jadi tidak berarti hanya statis saja.

I t u 1 a h pe n g e r t i an karl! i P a k D i r j e n , t e r i m a k as i h .

KETUA RAPAT

Terima ~asih, sekarang sudah jam empat. bagaimana a~~ kita

selesaikan ..... .

- 71 -

. k an d i s i n i sa j a • a tau k i t a s e l e sa i k an sam pa i IJ I M i n i

~ai. FABRI kami persilakan.

FKP (DRS. MOELJONO AR)

Menvambung dari apa yang disampaikan oleh Pak Rusd:i., kami

aqak tersentuh juga, namun apakah itu tidak sebaiknya nanti kita

tampung di ayat 92)-nya yang ada kai tannya dengan masal,:J.h ayat

( 1) i ni era t seka 1 i. Te tapi untuk menampung masalah i tu, ka rena

itu di sini bunyinya begini, saya bacakan "Apabi,a suatu ciptaan

telah diterbitkan tetapi tidak diketahu penciptanya". Ini berarti

sama-sama, vanq satu belum diterbitkan yang ini sudah diterbit­

kan. tetapi te tap bel urn di ketahui penci ptanya a tau pada ci ptaan

tersebut hanya tertera nama samaran. maka penerbi t mernegang hak

ci pta a tas hak c i pta te rsebut un tuk kepenti ngan per"'ci ptany::L

Ini masalahnya demikian Pak, kalau yang satu ini tetap

memberikan per·lindungan kepada si penciota itu sendiri secara

khusus. dia menqhargai penciptanya, tetapi yang kedua ini per- lu

ada sernacd.rn ~><~r urnusan bar·u ~.ebagairnana menar11pung yang disarankan

oleh FKP tadi.

Ini sav.-:l. tldriVd per·tibangan itu saja, terima kasih.

F P Co I ( ,· . [j . W I Y A N J 0 N 0 , S . H . )

Tidak ,.;la.-sta. saya. tadi rnemuji Pak Rusdi. karena a:)a yang

disampaik<-tn cd•.Hnva pas iawabannya. Kami justru melihat.nya begi­

ni. aturan ini har·us dipasang artinya tambahan yang diusulkan Ff\P

yan<,.l dir umusk.-111 oleh Pak Rusdi tadi hanJs dipasang, karena apa,

apa gunanya ner,:.)ar·a pegang hak i tu kalau kemudian diam saja.

Bahwa kalau kepentingan r·akyat, demi kecerdasan bangsa rn•=nuntut

itu dicetak, rnaka itu har·us dicetak. Kalau tidak dicetak justru

OPR bi sa menva 1 ahkan. i tu un tuk

saja, untuk oenciptanya sendiri

kepentingan siapa cuma

nanti kalau pencipta

disimpan

rnuncul,

rnanfaatnya dar·i mana kar·ena belum rnenghasilkan juga, sama saja.

Aturan ini dibuat justru nanti kalau akan ada perbuatan yang akan

d i lakukan o l eh pemegang hak c i pta i tu ada l ah nega ra. DPR akan

n·renilai, r·akyat akan menilai. ini dikernanakan, r·akyat memb•.Jtuhkan

meng<:tpa tidak dicetak, salah kan begitu. Misalnya ada pe1r1erbit-

penerbi L •.••.

- 72 -

,r,erbiL '/ang 1ninta ke1nudian dikCJ.sih peinber·ian hak itu, dia

rnenerima hak, akan dinilai kepada siapa diberikar:, yang besar

sernak in d i kas i h, k ita bi sa menga takan l ucu i tu un tul<, kesej ahte-

raan,. Oleh karena itu, menurut saya justeru kalau dicantum --kan tanpa lnerHperhatikan dc.,·i amanat trade, tetapi eli satu pihat.­

amanat ini san,::;Jat jelas ba.hwa untuk rakyat, kalau ka.limat kemak

mur·an i tu fllengacu kepada masalah kesejahteraan lahi riah, sedang-

kan ini nanti khususnya masalah peningkatan keseja1teraan bang-

sa, mungkin lebih tepat "kemakmuran" itu diganti "kesejahteraan", Di sinilah kepentingan. Jadi di sini letaknya substansi dari

par11asanqan i tu betul-betul akan menjadikan suatu ikatan dimana

kepentinqan negara 1nemegang itu tidak semata-mata un•:uk pencipta,

ada ke:::· e i '" ba n~;:;~an ana tar a kepe n t i ngan kese j ah te raan r·ak y at maupun

pe nc i r:J Ld. send i r i .

De1nikian dd.n n1enurut karni memang itu belum riil diperbuat,

lllanfaat:.nva apa, rnanfaatnya perbuatan berikut yang akan dinilai

r11 a n f a a t a tau t i d a k , t e r i m a k as i h .

K.ETUA RAPAT

Teri111a kasih, kami persilakan dari FKP.

rc:<.fJ (f'.!Y. EVITA ASf"1ALDA, S.H.)

Terin1a kasih Pak Ketua, sebetulnya apa yang dik·:~rnukakan Pak

Bagir itu terjawab, kalau tidak salah ini dalam angkru 4 penjela­

san dari pasal itu sebenarnya ada kalirnat yang rnengata.kan derniki­

an. "sebdqai'''ana L· ·aknya ciptaaan itu diwujudkan, mi::;alnya dalam

hal karya tulis, karya musik, ciptaan tersebut belum dite~bitkan

dalam bentuk buku atau belurn direkan. Dalam hal de111ikian, maka

h a k c i p t a a t as k a r y a t e r s e b u t d i peg an g o l e h neg a r a . N r~ g a r a rn e l i n­

dunqi ddn 111e1aksanakan hak cipta untuk kepentin~~an penciptanya".

Jadi ses•..1ai der1• . .::Jan vanq dikernukakan oleh Pak Rusdi it•._o se!::>et•.Jlnya

rnefii31V.::J oer11Brintah pun ada :,)enjelasar, f<.alau sd.va baca dari penje­

lasan P:::!Salny3.

Jadi mu.":i.tan ir.'.J 111~ I1'J ba~::)us sekali, terirna k3sih.

C'~.~ r!! -.:·;. n f .3. .3. t. an ....

. ' - 73 -

pernanfaatan ciptaan, bahwa negara memegang hak cipta itu demi

kepen t i nQan hak c i ptanya. Sebab kalau i tu logi ka di pakai bahwa

untuk ini seolah-olah hak cipta d ··i pencipta itu menjadi tidak

ada, sedangkan ini harus dilindungi, bahwa dalA.m keadaan apapun

hak ciota seseorang tetap pada dia. mesioun dia belurn narnpak. Ini.

akan di lindungi. Jadi bedak.jn antara apakah pemanfaatan hak cipta

it.u sat.a ba<;.Jian yang lain. Kaidah ini bicara tentan.g ciptaan itu

ciotaa.n seseorang meskipun tidak diketahui tetap ada pada dia

haknyd ddn negar·a untuk sementara atas nama orang itu rnemegang

hak ciota. tetapi hak cipta itu harus tetap pada dia. Sebab kalau

bicar .::< tenta.ng diguna.kan kepentingan berarti seolah-olah ha~

cipt.; itu rnenjadi hapus dari penciptanya menjad:i kepentingan

uruum, sedanqkan ini tidak. Jadi ini tolonQ kaidah ini bicara

tentanq ciptaan, bahwa ciptaan seseorang yang belum itu meskipun

dia rndsih tidak a.da hak cipta itu masih ada pada dia. Tidak

bicar-a tentang apakah hak cipta itu akan diperbanyal<; atau tidak,

itu hal lain, ini bicara tentang hak ciptaan seseorang, ciptaan

seseor·ang itu harus tetap ada pada dia, meskipun dia tidc:k ada

sementara hak ciota itu dikuasai oleh negara untuk tidak mengha

pus. tidak hilany. Jadi kaidah itu bicara ini, sebab boleh juga

hak cipta itu dipublikasikan, tetapi tetap saja semua hasil,

semua seyala macam bagi negara, royaltinya itu misalnya itu tetap

untuk kepentingan penciptanya, n•eskipun dia perbanyak untuh.

kepentinga.n sebanyak-banyak kepentingan umum, seporti ada hak

begi tu hak ciptaaannya. Tentu saja negara sesuai den·Qan fungsinya

akan bicar·a untuk kepentingan orang banya, itu sudah pasti.

Jadi tolong ini dibedakan bahwa ini hak ciptaaan seseorang

itu tetap ada p,. Ja dia, meskipun dia pada waktu itu tidak diketa­

hui. Asumsi nya ha r·us begi tu. untuk semen tara untLtk mel i ndungi

kepentingannya i tu hak i tu biarlah negara yang memegang. Ini

kaidah hanya bicara i tu saja, tidak bicara tentang bagaimana

penggunaan. penggunaan i tu me rupakan bag ian lain, kai tannya i tu

di sini, justr·u untuk melindungi keoentingan pencipt.L

Saya ambil analogi begini. kebetulan Direktorat saya mengelola

yang narnanya Balai Harta Peninggalan (PHP), BHP itu maka seluruh

har-ta bagi or·ang yanQ tidak hadir dipilih kuasa oleh negara dan

tetap untuk kepentingan rnereka yanQ tidak hadi r sela1na 100 tahun.

baru setelah 100 tahun dia tidak rnuncul, maka baru diputuskan

menjadi untuk negara. Jadi tetap saja, karena meskipun dia

tidak ..... .

- 7 4 -

cidak hadir· .. tetap saja, rnernanQ dikuasai olet1 neQara tapi dikua­

sai oleh ne~Jara :i. tu rnenurut ketentuannya tetap untuk kapentins;~an

mereka yang tidak hadir.

Saya arnbil contoh ~'nkri t ini. karena sudah ini dirnohon oleh si

penghuni ini kita jual, semula uanQ itu ditaruh di bank dan tidak

boleh diganggu apapun oleh neQara karena uang adalah uan<,;J Sl

perni l i k yang tidak hadi r. BHP hanya boleh menggunakan uang jasa

untuk kepentingan transportasi, kepentingan i tu saja sedangkan

uang i tu tetap. Kalau ada bunga, ada apa yanQ lebi.h dari i tu

teto.p saja. Contohnya ini, kepentinQan mereka i tu harus dijamin

kar·ena ini milik. Jadi ita bedakan ini. bahwa kita na.nti berfikir

pen~guno.annya untuk apa, kita berfikir pada tempat yang lain.

SedanQkan ini sernata-mata rnelindungi pencipta yang tidak hadir

atas haknya itu, terirna kasih.

FKP (TARUNA, S.H.)

In i ternan- ternan rnenghendaki lobi. tetapi sebelum lobi.

kar·ena saya nanti juga tahu hasilnya lobi. Jadi saya rnelihat di

sinilah bahwa kita ini sebetulnya sudah rnasuk dalarn apa yanQ

disebut individualistik. Jadi kita secara tidak sad<:1r, ini hak

i:ndividu ha.rus kita pertahankan rna i-rnatian, inilah bentuknya.

Jadi kalau kita mau tahu barwo~a UU kita ini melindun9i individu

inilah, kita jangan kaget kalau kita dikatakan UU kita ini berpi­

hak l i ber·cd, individual. seandainya nanti putusannya rnenyerah.

Sei:indai nva i tu dengan catatan seper·ti dari FABRI tadi dengan

catatan, hdnYa catatan i t u c urn a d i s i n i sa j a . S e be t u l n y a k i t a

sudah bt:ro1tidk pada y;=;n<;J nartlanya liberalist.ik. incJividuali.st.ik.

Jadi itu'la:·;. kcirfll setuiu untuk dilobi. t.etapi bagairna1-;a ha1o.iln'/a

savCi sud.-di bi::-:;a rnenduga, terirna kasih.

masuk

nanti

KETU(:, RAPAT

Baik a.tas usul FKP,

sek.a rang pada pukul

k ita rnasuk kemba l i

rnaka setuju dilobi, jadi nanti kita

16.15 meni t ki ta skors untuk lobi,

pada pukul 20.00 den<;~an acara pertama

mendenqarkan hasil lobi.

Apakah dapat disetujui.

(RAPAT SETUJU)

Baik terima kasih, dengan demikian Rapat saya skors sampai

pukul 20~00 WIB.

(RAP AT DISKORS) Baiklah ••••

- 75 -

Baiklah Bapak/Ibu sekalian Rapat Panitia Kerja saya buka

kembali. Bapak dan Ibu sekalian sebelum kita memasuk.i istirahat

sore ha.ri tadi ki ta sepakat untuk DIM nomor 34 i tu dilobi dan

mudah-mudahan hasil dari lobi sudah dapat kita peroleh pada malam

ini dan untuk itu kami persilakan yang mewakili.

Bapak-bapak dan Ibu sekalian. dari hasil lobi tadi ternyata

yanag menjadi ganjelan itu adalah dalam penjelasan di mana terda­

pat kata melaksanakan. Ini bapak-bapak dari Fraksi-·fraksi dan

kata mela.ksanakan ini memberikan pengertian bahwa Pemerintah

mengope rasional kan. j adi Pemeri ntah sendi ri menggun8.kan haknya

dari penci pta yang belum diketahui i tu dengan melaksa.nakan sen­

diri. sehingga timbul pendapat bahwa hasil pelaksanaan itu perlu

di pe r·gunakan sebesa r-besarnya kemakmuran rakya t. namun ternya ta

yanQ di maksudka.n rne la.ksanakan oleh Pemeri ntah tadi bul<.an demi ki­

an. Sehingga Pemerintah bersedia untukmemperbaiki rum1Jsan penje­

lasan tersebut dengan menghilangkan kata "melaksanakan" dan akan

menperbaiki susunan kalimatnya.

Sedangkan rumusan di dalam Pasal 10 huruf a ini tetap.

Demikian hasil dari lobi tadi siang.

Apakah hasi l ini dapat disetujui. Jadi rumusan tetap. P9njelasan

disempurnakan dengan menghapuskan kata "melaksanak~n" dengan

memoerbaiki ~3USunannya. Apakah dapat disetujui.

(RAPAT SETUJU)

Ki ta lanjutkan e>ada DIM nomor 35. untuk DIM nomor 35 ini

usul dari FPDI untuk menambahkan kata "pertama" di belakan<;;J kata

pemi mpi n". 01 eh ka rena i tu. kami pe rsi lakan dari FPDI untl.ik

menyampaikan usulannya.

Namun sebelumnya kami meminta P~erintah memberikan penjelasan ·D[M 35 dimak­

sud.

Kami persilakan.

PEMERINTAH ...... .

- 76 -

J_f-LGPM :

na kasih Bapak Pimpinan,

pihak Pemer-intah kami ingin menjelaskan sebagai berikut,

dalam satu ciptaan yang tidak diketahui penciptany~t tetapi

,h d i terb i tkan i tu susah untuk mempero l eh s i apa yang melmpunya i

pertama karena tidak diketahui. Jadi dimungkinkan un"L.:uk

.eberapa penerbit bisa menerbitkan.

Oleh karena :i tu kami ber·pendapat bahwa kata "per-tama" i tu

ti4.c:ak. diper-lukan, karena fdta be1um mengetahui siapa yang pertama.

kali menerbitkan inL Ka1au ini contoh di dalam paten, kalau

terjadi yang mungkin sama itu akan dilihat dari logbo<:)k para

ricervernya itu, karena diketahui hari ini nulis apa/ j3.di dia

bisa ketemu persis siapa yang menang dan siapa yang kalah. Kalau

tidak ada logbook yang mempunyai logbook itu yang menang. Tetapi

kalau penerbtan ini agak susah karena di dalam menerbitkan hari

ini dengan hari yang sama jamnya itu tidak akan ketahuan jam

berapa dan siapa. Mungkin sama yang satu keluar pagi dan satu

keluar siang ini sulit, makanya kata pertama itu kita ~.erahkan

saja pada hakim.

Kira-kira demikian.

Kalau ada Staf yang ingin nambah

KETUA RAPAT : Terima kasih

Saya kembalikankepa~~FPDI apakah sudah jelas.

FPDI (Y.B. WIYANJQNO.~ Jelas sekali, maka permasalahannya kalau begitu berarti

memang untuk pengarang yang tidak diketahui maupun mungkin kalau

ada nama samaran itu kita sama-sama sekarang tahu bahwa bersama­

sama itu biar saja, it-u ada semuanya, kecuali kalau ada s.engketa

bi~r saja mereka bersengketa.

Permasalahan bahwa hakim untuk memutuskan siapa yang pertama

itu legitimasi dari keputusan hakim bahwa memenangkan Jni itu

dari mana kalau kita tidak tulis itu, kecuali kalau llni ada

cantelanJ kemudian bahwa ini ternyata setelah pembuktian bahwa

ternyata nyantolnya pakai pasal atau alat yang mana ata~

k e p u t us a n h a k i m . I n i fd r a- k i r a d a r i 1 a n j uta n p e r t a n y a <S: n k am i

kalau saya mengurut kepada penjelasan Bapak.

KETU..B__B.BP8I : Terima kasih Kami per·:-dlahkan l<epada Fr-aksi-fraksi yang men~.Jajuk<FJ u::::ul

untuk member- i ~:an tanggapan u.cr i Pemer i ntah bahwa da lam hal seper ·

ti ini penerbitnya jadi cRtU.

Saya per"silahkan yar,, ingin rnenanggapi, dari FPP.

FK~ARUNA.~ Jadi memang usulan f~PDI ini baik jadi hanya mungkin :o;ecar·<:-'.

tehnis oleh Bapak Oirjen dikatakan sulit untuk rnenentukan itu_

Lalu ____ , __

I

I

~-- 77 -

"-alu dengan sulitnya ini apakah nanti bisa terjadi yang

.niliki Hak Cipta itu lalu lebih banyak penerbit ini y.:Lng perlu

Jijawab. Kalau memang demikian saya kira nggak benar i.tu kalau

yang memakai banyak yang memiliki hak lalu menjadi banyak seperti

apa yang disampaikan FPDI. Jadi mohon penjelasan yang lebih

rinci lagi.

Saya kira kekhawatiran dari FPDI tidak terjadi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih

Ada tambahan lagi dari FKP, silahkan.

FKP (SOETRISNO.~ : Tambah sedikit saja Pak.

Dari penjelasan dari Bapak Dirjen tadi, apakah yang dicontoh­kan dari pihak Pemerintah bisa dianalogkan mengenai masalah ini.

Kalau rnemurlgfdnkan tentunya ada jalan keluar, tet<:.pi kalau tidak memungkinkan karni ri:l .. t perlu ada pemecahan lain.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih

Kepada FABRI kami persilahkan

FABRI (Ny. SUMARTINI D. SH) : Terima kasih Saudara Pimpinan

Mestinya di dalam naskah RUU sudah ada penjelasan dc1ri ayat

(2) ini. Disini disebutkan bahwa penerbit rnernegang ~1ak Cipta

a t as c i p t a a n n y a y a n g d i t e r· b i t k a n de n g a n me n q g u n a k a n n am, 3. s i'l m a r· a n

p e n c i p t a a n n y a , de n g a n de rn i k i a n s u a t r r c i p t a a n y a n q d i t: e r· t' i t f,·_ .:l : ;

tetapi tidak diketahui siapa penciptarrya atau terhadap ciptaan

tersebut hanya nama sarnaran penciptanya, maka penerbi t y.:J.ng nama­

nya tertera di dalarn ciptaan tersebut itu tidak mewakili pencip­

ta.

Ha 1 in i

identitasnya

ciptaanya.

tidak berlaku

dan ia dapat

apabila pencipta kemudian menyatakan

membuktikan bahwa ciptaan terseb .. t:

Ini dapat dibuktikan siapa sebetulnya kalau ada sengketa

kalau berdasarkan penjelasan dari ini.

KETUA RAPAT : Terima kasih

Kami persilahkan FPP

FPP (H. AHMAD PARIS. SH) : Terima kasih Pak.

Memang kalau kita melihat penjelsan angka 4 pada halaman 5

ini dan tadi sudah dibacakan oleh Ibu Sumartini dari FABRI, tetap

tidak menernukan bagairnana menentukan siapa penerbi t )'ang bisa

diakui Hak Ciptanya_

sebagaimana ...

! I:. ·.·~

- 7 8 ..

. <'bagairnana tadi sudah dijelaskan oleh Perner·intah, i(alau itu

;: sengketa itu nanti hakirn yan\:l rnenentukan. Tentunya hakirn .alarn menentukan siapa yang berhak terhadap hak cipta tersebut

berdasarkan data-data yang ada pada beberapa penerbit. .Jadi saya kira penjelasannya kalau memang rumusan pada naskah ini tetap

sebagaimana pada DIM 35 pada penjelasan ini perlu agak disempur­nakan supaya kita dapat memberikan penjelasan mana yang berhak

atas hak cipta manakali terjadi sengketa atas beberapa penerbit yang tidak diketahui penciptanya atau ada nama samarannyn.

Saya kira perlu penyempurnaan penjelasan Pak. Sekian terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih

Saya kembalikan kepada Pemerintah, jadi Fraksi-fraksi tadi

masih menginginkan penjelasan karena masih ada pengertian yang berbeda antara apa yang tertulis dan apa yang telah disaksil<an oleh Pemerintah.

Dari FPP menyarankan kalau perlu di dalam penjelasannya dapat dijelaskan lebih jelas lagi.

Saya persilahkan kepada Pemerintah.

DIRJEN HCPM :

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Jadi sebelurn karni rnemberi komentar, sebetulnya ini diambil

dari Bern Conventions, yaitu disana disebutkan kalau itu tidak diketahui penciptanya nanti kalau ada masalah diserahkan kepada

suatu otoritas yang kompetent. Kalau itu termasuk juga ciketahui penerbitan pertamanya siapa itukan oleh saksinya bisa dari Oitjen

PPG, itu sebetulnya isinya dari bahan conventions a(la tiga, tetapi kalau ini dipandang kurang jelas translations dari Bahasa Inggris ke bahasa Ir ;nesia, entah kita belum memaharni: bahasa Inggrisnya atau kita belum memahami bahasa Indonesianya kita dari pihak Pemerintah tidak keberatan untuk ~erumuskan kembali. Nanti staf akan merumuskan bersama-sama dengan pengertian bahwa yang

pertama ini sulit untuk diketahui, karena kalau hari yang sama pun tetapi jamnya lain itu siapa jadi yang pertama, karena t.idak ada record date suatu waktu yang diterhitkan oleh seseorang itu. Ini yang menjadi masalah yang cukup. Oulunya juga kit.:~ sangat

crusial untuk bagaimana kalau waktunya harinya sama.tetapi hanya j amnya yang berbeda, kalau har i nya berbeda i tu gampang, tetapi

hari yang sama, yang satu terbi tkan pagi, sedangkan yang satu sore, sore mungkin dikemasnya malamnya. Nanti orang akan menga­

takan "terbitan sasya itu terbitan sore itu jadi repot lagi kar'na masalah-masalah penerbitan itu juga mempunyai ·tenggang waktu dalam persiapannya_

Saya kira demikian. Jadi kalau itu dikehendaki olel~ sidang

yang terhormat untuk diadakan perumusan kami kira Pemerintah tidak keberatan sepanjang pengertiannya ini ada r·umusan yang betul-betul enak di dalam menentukan hal-hal yang sange~t sulit diketahui tadi_

KE TUA _ - - - - __ . _

- 79 -

rerirna f<asih

Padi rPDI yan<,l rnen~1usulkan, bagairnana usul dar-i P•:'merirltah ini supaya dijelaskan lebih lanjut, hanya diserahkan kep.~da limus rurnusannya dan diserahkan kepada PernerintEh_

Saya per-si lahkar·1 kepda I POI_

FPDI (t~B. WIYANJONO. SHl -Saya setuju

usulan Pak Kettr.-t tadi karena sama-sarna karena permasalahannya sesuatu yang sudah pas_ mencar·i,

dibiarkan Kalau berarti semua bisa menerbitkan saja_

K<:\lau it:u yang kita setujui berar·tj ini yang tidak cuia tatEt-­

nan_ Tetapi bagaimana mer·urnuskannya supaya kantor- tidak rren•;Jala-­rni kesulit:an_ Kalau terjadj sesuatu hakim dalarn mernutus!(an l<alau t e r- j a d i s e 11 q k e L:t i t r 1 rn e r· e f e r· e n c e p a d a y a n S:1 m a n a , i t u y a n q h c:n- u s kita temukan_

Itu nanti l<it:a car-j bersw!la, rnun\:Jkin kalau ada pasal i<l''i"(:'nrr.J a t a u I~ a 1 a u p e r· l u d i t a rn b a h k a n d i p e n j e 1 a s a n _ 0 l e h k a r· e 11 a i t u

sarnbil rnenanti proses dalarn Tirnus rnenjadi PR kita bersarnct._ Setuju Pak_

I<ETUA 8BEBI Terirna kasih

S e be 1 urn F r· a k s i y d rr g l a i n , rnenjelaskan lebih lanjut_ kepada Pemerintah barangkali dapa t

Kalau di dalam Pasal 29 ayat Kehakirnan melakukan pendaftaran

taan dan pengumuman resmi dalam tidak ada kaitannya dengan Pasal rnendaftar pertama barangkali.

Saya persilahkan Pernerintah.

D I RJ EN _l:tS.::Etl : Terima kasih Bapak Pirnpinan __

(1) disana disebutkan Departemen sekarang dalam daftar umum cip­

pendaftaran itu. Apa kira·-kira 29 ayat (1) ini, sehingga yang

Saya rasa kalau Pasal 29 ayat (1) itu Departemen Ker,akiman menyelenggarakan pendaftaran dalarn daftar umum ciptaan pengumurnan resmi tentang pendaftaran itu_ Ini kalau diketahui penciptanya __ Ini justru penciptanya t.dak diketahui.

Terima kasih_

I<ETUA RAPAT : Terirna kasih

Saya persilahkan pada Fraksi yang lain_ Dari ~emerintah

mengusulkan crussial untuk merumuskan penJelasan agar lebih jelas dan diserahkan kepada Timus_

Saya persilahkan FABRI.

FABRI (A. PRANOWO)

Fraksi ABRI bisa rnenerima Pak_

KETUA ____ . _ . __

- 80 -

KETUA_RAPAT :

Te rima kas i h

Kepada FKP, kami persilahkan.

FKP (TARUNA. SH)

Kalau yang dirumusl-<an ulang itu yang di batang tu)uh saya

khawatir Pemerintah tidak bisa, kalau mungkin d: dalam PE~njelasan

itu kami sependapat. Sebab ini ada kasus kalau bebeberapa Ol"ang

terbit ini bagaimana, ini yang mungkin bisa dijelaskan di penje­

lasan bukan di batang tubuhnya. Kalau di batang tubuhnya ini

sudah prinsipnya begini, jadi kalau dikatakan pertama m.ssuk it:u

tehnis akan kesulitan.

Saya kira kalau itu

kalau di batang tubuhnya

lagi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih

di penjelasan

saya khawatir

FKP sependapat, tetapi

rnalah kita akc:tn Panja

Saya kurang jelas tadi, dari Pemerintah mengusulkan

penjelasan yang akan disempurnakan kembali dan diserahkan kepada

Timus, dan Pemerintah yang akan menyerahkan konsep awalnya ..

Dari FPP kami persilahkan_

FPP (H. AHMAD PARIS. SH)

Jadi rumusan naskahnya pada DIM 35 tetap, kemudian Pemerintah

menyempurnakan penjelasan p.-t•-;al pada angka 4 yang menyangkut DIM

35 in i.

Sekian Pafc

1SJ~TUA RA2£H :

Terima f<:asih

Baiklah. dari tanggapan-tanggapan tadi kalau dapat saya

sirnpulkan bahwa rapat sepakat rurnusan penjelasan ayat (2) ini

akan disempur·nakEln oleh Pemerintah konsep awalnya disera~if<,an

kepada Tirnus_

Dapat disetuj tJi

( PAPAT: SETUJU)

Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian,

Mohon rna a f say a tad i lu p a me m be r i k an pen j e 1 as a r·1 b a h vJ a u n t. u k

RUU tentang Perubahan UU Hak Cipta ini DIM yang ditugaskar1 kepada

Panja selur·uhnya ada 20 DIM, sampai saat ini kita sudah 1nenyele-·

saikan 11 DIM, sehingga tinggal 9 DIM. Mudah-mudahan sampai

malam ini dapat diselesaikan dengan lancar_, sedangkan untul< RUt.

tentang Perubahan UU Hak Paten ki ta mendapat tugas 40 DIM di

Panja, sedangkan untuk RUU tentang Perubahan UU Hak Merek ada 20

DIM. Dan kita rnendapatkan alol-<asi waktu sarnpai deng3n hari

Selasa siang, jadi Selasa sor·e sudah menginjak kepada TimtJS.

Namun dengan semangat kebersamaan bahwa ini dapat k~ta sele­

saikan justru sebelum waktunya.

Elaiklah ...... .

. ···

- 81 -

Baiklah kita lanjutkan DIM berikutnya yaitu Nomor 40. Ini

.;ul FABRI yang mengusulkan agar alat peraga lebih tepat digo-

longkan dalam produk dan merupakan produk tehnologi, sehingga lebih cepat bukan Hak Cipta tetapi Hak Paten.

Saya persilahkan FABRI untuk menyampaikan tanggapannva .

FABRI (A. PRANOWOl : Terima kasih Bapak Ketu~.

Pada DIM 40 disinidari FABRI menyampaikan bahwa alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetnhuan ini lebih tepat sebagai bukan merupakan Hak Cipta. tetapi Hak Paten dan merupakan produk tehnologi_

Maksudnya disini adalah bukan komputer atau laser .:;tau alat elektronik lainnya_, tetapi merupakan desain gabungan dari laser komputer atau alat elektronik.

Sebagai contoh kami sampaikan disini pendidikan militer itu ada alat bantu untuk menembak tepat, yang merupakan l<ombinasi

dari komputer, laser dan alat elektronik lainnya. Desajn inilah yang disebut sebagai contoh alat peraga ini yang termesuk teh­nologi dimanalebih tepat disebut Hak Paten.

KETUA RAPAT :

Terima kasih

Saya per-silahkan f<epada Pemerintah untuk menjelaskannya.

DI RJEN HCPM :

Terima kasih Bapak Pimpinan,

Untuk masalah i ni perl u kami urai l<:an bahwa alat peraga i ni khususnya untuk ilmu ·>engetahuan, jadi ilmu pengetahuan ini septrti itu,jadi tidak ada pembaharuan. Jadi alat untuk menjelas­kan kepada siswa karena cara menjelaskan kepada orang timur agak

lain. Mungkin kalau di8arat dengan penjelasan seperti ini, itu dia bisa mengertiJ tetapi kalau orang Timur belum tentu, ini dicari, tetapi dasarnya yang dituju sama.

Jadi misalkan benda jatuh dari udara dengan kecepa~:an yang

sama, itu ilmu pengetahuan. Jadi lain Jaripada pendidik.9.n ABRI. karena disi ni i lmu pengetahuan dan seni j adi i tu dasarnya tetap hanya cara kita menjelaskan. Hanya alat peraga dalam pendidikan, pendidikan ilmu bukan pendidikan militer. Ini pendidikan militer

itu keterampilan, menuju ke keterampilan, sedangkan par· peraga pendidikan untuk menuju kepemahaman, jadi tidak ~da pembaharuan, sedangkan paten itu harus ada kebaharuan. Ini tidak ada kebaha­ruannya hanya metode cara untuk menjelaskan,sehingga orang-orang itu meo,.erti untuk gejala-gejala alam.

Jadi ilmu pengetahuan llat untuk menjelaskan gejala-gejala

alam sehingga seseor·ang itu akan memahami; sehingga sama. sekali

tidak. ~da pembaharuannya_ Nilai-nilai pembaharuannya tidak ada.

Sedangkan Paten itu adalah s ~uatu pembahar·uan yang mempunyai

n i l a i - n i 1 a i e 1<: n nom i s be,- i k u t ny a , sed a . ; i~ an i n i hanya

menjelaskan ______ . _

~-----------

- 82 -

njelaskan alatnya rnempunyai nilaL tetapi kalau ini di patenkan

cidak rnempunyai nilai ekonomis. Itu kira-kira.

Kira-kira bisa dipaharni demikian.

EABR_l_~f\_,.__E.__RANOWQ_}_ :

Me ll g e 11 a i d i "' i n i u n t u k 1- · 'p e n t i n g a n d a n pend i d i k an , b a r· d n q k a J i

r u m us a n i. n i y a n 9 p e r· l u d i s e m p u r· n a I<; a n , s e h i n n 9 a b i s a :n e r: c a k u r' I

seperti a0a yang Bapak jelaskan Kami ;Ji::.ir1i .:tdi:l dua kepentinqan, l<eperltir::~an pendid::l<.ar' •Jdrl

ilmu pen(jet:ohuan, serlir1~19Ci i<epf;ntirlqan pencidikan kami rrlPildll'oJkdp

se:)cr·ti ap:.1 •,;ar1q samp::ll saat ini karni l<etar1ui seper-t·i alat: f<un

struksL

Oernikian.

~ E T U A _:__8B_P_8_I : Terim;3. kasih

Oari ~raksi lain karni persilahkan.

flS_e_ _ _(_QJ§ . SABA R l$_0 E tHli_N_Q} : Terima kasih Saudara Ketua.

Ssaya mengerti sepenuhnya pola pikir daripada FABRI.

J ad i ~ e n g a n p e n g g u n a a n i s t i l a h " a 1 a t p e rag a " m a k a i n :L me r· as a

seolah-o1ah suatu pera1atan yang merupakan a1at bantu eli da1am

rangka pe,ndidikan dan ilmu pengetahuan. Tetapi seandainya d:

dalam hal ini bisa mencari yang lain sehingga bisa met~angsang

dengan istilah alat peraga itu barangka1i akan lebih tepat.

Pemerintah sudah beberapa kali memberikan istilah yang lain adaah

metode. Jadi kalau metode di dalam hal ini adalah softwere itu

mungkin s~bagai sesuatu yang diantisipasikan di dalam pencjidikan.

Tetapi kalau alat peraga ini merangsang tehno1ogi mungkin

yang lain, sehingga ini akan bisa merancukan pengertiannya.

Tetapi kalau nanti diganti dengan metode atau rnungkin istilah

yang lain yang tidak rnel-an~,:Jsang. Kalau rangsangannya itu betlJl

tidak apa-apa tetapi kalau keliru.

Jadi dari karni jelasnya ka1au sekarang bisa diketemukan untuk

disandingan dengan istilah yang lain, bisa dipikil-kan rc,engenai

istilah yang lain barangkali, kalau metode barangkali narrti asJak

lain khu~usnya mengenai soal ini yang pada hakekatnya adalEth

S'o·f t w-ere ! I n i ad a 1 a h pen emu an • h a k c i pta n y a d i s i t u • d i a rn () n c i pta-·

kan metod~. tetapi kalau alat peraga agak lain. '

Oemikian Saudara Ketua.

FKP (TARUNA I SH)

Jadi memang demikian

Jadi kalau Pemerintah

ma$alah, ijadi alat peraga

Pemerintah masih berpegang

bisa menerima ini saya f\ira tidah: ada

ini masuk paten. Tetapi se.:lndainya

I pada alat peraga ini FKP juga melihat

salah sat!u kelernahannya adalah di kata "pendidi kan" i tL. !

pendidika1n di dalam Pasal 11 ayat (1) tidak ada, disini

ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan seni dan sastra ..

kalau ..

Oirnana

hanya

Jadi

- 83 -

.au seandainya pendidikannya itu hilang rnunql<in dari r H :~-.. 't ener·ima, jadi tanpa kata "pendidikan" Jadi rf<P rnenqw~.l;l!•,rr -11, r

hal untuk rnernecahkan rnasalah ini, y.r:rq dttr·[ 'irJ<J·:Ji

softwere ini ditambahi metode atau pC'rt, Terserah Pemeri nt ,;-, rrLlrr '':

, r".lrr,,-,·,::1 dihaptJS. I -, ,:1 r 1 t u . :-; e b e t u 1 n y a d i f I<F ' tetapi SUP.-J'/,, rtrr·,

Te r i Itt. r i,

iII

i'l'I kartli pc!rsilahl<an.

l\,·11-' l_,,t 11,11,:1 ·! i 1 . 111 t tJr:r ,tltitVd .1!, 1 t

derr<r<:~rr 1-'l:'ir-li-l:t\,,,r •Ll' ilrrrr; 1--'<'ir·c;,•t:,t.lru.:lrr.

· :11 li1 i' r''ii' (1,:1 1: ~r-i(l _ :<,( 1.,

qaJ

d,lr i terlti:1rrq d]dt j)(?Jdganycr. ~'\emudi::tn kalau Pc.'rl-:_lc·tahuar-, bisa cJipc;r-clc-?t,

II, IiI t L q.rrrt!J,., r I< a 11

r ·, I 1 • j j < ! j i· , ! I : j l I J ·, (' I I d i I

i 1 flll.J rrr ,1 :. Jf.'· 1 J 11 • I i I r J.t r

kepada p t:' r HJ e t: a h 1 1 a r 1 •

de n g a n S D K e 1 a s I , d i rna n a rn u 1 a i a d a a 1 a t ·· a l a t y a n g rn e n ~:J h tJ b u n <;l i- .rr

anttu·a linqkar-<HJ yar1q dipecah menjadi beberapa ba<:Jian bulatan,

yang kadancJ··f<adang sekarang ini digunakan psikotest untul< adu

cepat. Kemudian dalarn kaitan itu ada bentuk binatang atau bentuk

manusia yang terbagi-bagi, bagairnana itu dlsatukan. Kalau kita

bicara masalah yang lebih tinggi lagi, SMP atau SMA, kita melihat

bahwa terdapat tubuh manusia dimana separo terlihat urat-uratnya,

sedangkan separonya lagi growong (gambar usus dan sebagai nya).

Ini rnenurut saya adalah yang dimaksud dengan alat peraga. Pencip­

ta itu adalah untuk kali ini dihargai sehingga mempunyai hak,

kalau hal ini yang dirnal-<sud maka POI sejak awal sudah bisa mP-· nangkap, jadi tetap.

gamb,3rkan :c;edikit yan<J terjacJi di

b e r e b u t rn a s a 1 a h h a k t e r· s e b u t. rn i 1 i k beber·e:1pn daer~ar1, dirnana Or""''n'J

siapa, masa1ah dari Tl-\. ::..u:rrpdi

Oernikian alasan POI rnenulis tetap, Sekian.

KETUA RAPAT

Terima kasih, dari FPP.

FPP (H. AHMAD PARIS, SH)

Terima kasih Saudara Ketua.

Cukup memahami apa yang dikemukakan oleh FABRI, tetgpi sete­

lah dijelaskan oleh Pemerintah dan diuraikan kernbali oleh Bapak

Sabar bahwa alat peraga seper·t itu adalah softwar-e, ~;aya kira

k3lau rumusan ini akan tetap, harus juga dijelaskan dalsm penje­

lasan sehingga dalam akan ter·kesan bahwa hal ini yang dirnaksud dengan software_

Sekian terima kasih_

f<ETU\ ......

l-

1'-

"\:

KETUA HAPAT :

Terima kasih.

Saya kembalikan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (IR. S. KAYATMO)

Terima kasih Pak.

saya kira apa yang dijelaskan dari FPDI tadi memang, itu yang

dimaksud antara lain yaitu anatomi manusia, itu bagaimana apa

cara mendidik itu orang mati dipotong-potong atau kita membik:in

a l a t s i m u l as i u n t u k a l a t i t u . J ad i o t a k d i l epa s , i n i ad a o t a k

kecil dilepas, itu namanya alat peraga antara lain untuk pendidi­

kan, i tu kan untuk mendidik pendidikanpun seperti masalah dalam kedokteran sebelum dia mengoperasi orang dia harus latihan dengan

simulasi berapa jam dia mengoperasinya apa saja yang har·us dipo­

tong itu dari alat peraganya ini. Ini untuk pendidikan ahli

cy rug. I ni k ira- ki ra Pak. J adi ka 1 au un tuk memudahkan tadi apa

yang digambarkan oleh FPDI itu betul, antara lain semacam itu.

S!3bagai contoh itu alat peraga dalam kedok".:.eran, itu mudah, itu yang dicerbakan semua itu yang dinamakan alat peraga.

Demiki~n kira-kira, kalau masih ada silakan.

KETUA RAPAT :

Terirna kasih.

Ini belum ada titik temu, yang dari FKP mengusull(an ada al te rna ti f pe rubahan rumusan anta ra lain dengan menggan·:i metoda

atau menghapuskan kata pendidikan dari FPP mengusulkan di dalam penj elasan dar i FPDI sudah cukup j el as, dan da ri FABRI mfmgi ng in­

kan ini dimasukkan dalam hak paten. Kalau demikian satu putaran lagi.

Saya persilakan kepada FABRI sebagai pengusul.

FABRI (A. PRANOWO)

Sebenarnya kami sependapa t dengan apa yang disampai kan dari

FKP tadi bahwa ini merupakan suatu ide atau perubahi:ln suatu

software bukan hardware tetapi kaalau yang di sampai kan c1 leh FPDI

tadi merupakan gardware sehingga kalau mungkin saya kirrn seper­

ti bentuk tubuh manusia yang diwujudkan dalam bentuk kerangka

dan lain sebagai nnya i ni f kal au di produksi i ni mung!<i n akan keluar patennya juga, sehingga perubahan bukan Hak Cipta di sana

yang muncul tetapi Hak Paten dalam rangka seseorang pertama kali

menemukan bagaimana cara mewujudkan hubungan manusia dengan cara kerangka tadi itu.

Demikian.

KETUA RAPAT :

Alas usul Pemerintah bagaimana ?

FABRI

'· - 85 -

FABRI (NY. SUMARTINI D, SH)

Kalau memang itu dipaksakan untuk masuk ci pta di r·tJbah a tau

demikaan ini masuk Hak Cipta, karena tadi seperti dijela:~kan dari

FKP bapak Taruna kan mengingatkan kembali sebetulnya ciptaann itu

kan hanya laporan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Disini

menyangkut pendidikan juga. Nah i tu apakah tida~~ ada konsistensi

demharn apakah c i ptaan i tu _ Dan ka lau tadi yang dicon tc; hkan i tu

ada lah tubuh manus ia bukan c i ptaan dar i •:J rang yang i tu b.:1hvw o tak

i tu begin i ben tuknya, 1 al u hat i bukan hak menunj ukkan khasnya

atau bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dari orang

yang menciptakan itu. Jadi mungkin kalau dipaksaa ma~.uk cipta

kita harus merubah penyusunan kalimat.

KETUA RAPAT :

Mungkin sebaiknya tidak ada unsur paksa-memaksa, jat.il basJai­

mana kita mencari jalan keluar' apakah dengan rnerubai·. rurnusan

ba tang t ubuh a tau rnenarnbah penj el a san dalarn penj e l a:;;an yang

besangkutan,

Saya apersilakan dari FPDI.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)

Terima kasih.

Kami memahami apa yang disarnpaikan oleh FABRI bahwa 1\erancuan

itu terdapat kepada tidak konsistennya antara apa yan~;J sekar·ang

dimasukkan dengan apa yang ada pada batasan lingkup dari.pada hak

c i pta . Tad i ad a F K P , k e r· a r ll~ u an i n i b is a hi lang kala u pend i d i k an

itu dipotong, .:::.ehingga ilmu pengetahuan, kalau ilrnu pengetahuan

be r a r· t i rna s u k l i n g k u p i t u . Sed .3 n g k a n pe rag a tad i yang d i u t a r a k a n

<ian dibenarkan oleh Pemer·intah bahkan dit.arnbah, 1n1 kar1 d.:t!.::<rn

r·.=tngka i lrnu penget:.ahuan, rnau diberikan dalarn kur·sus rnau diber·ikan

pendidikan for·mal, non formal itu kan lingkup ilmu pe11getahuan

juga. Jadi kalau kit:.a mau memotong pendidikannya, it.u ruang

lingkup tercapai, apapun sudah menjadi treb begitu lho.

Jadi sar·an yang kelihatannya sederhana, tetapi substansinya

dalam sekali Pak Taruna, Pak Sabar atau Pak Tris pokoknya dari

FKP tadi, jadi pas begitulah kira-kira. Jadi konkretnya tetap

dengan pendidikannya itu dicoret saja, semuanya sudah sB~n-

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Terima kasih.

J ad i r u pan y a d a r· i F r a k s i ·- f r a k s i me m a n g d.. 1 ._, , '" , u a n ; L u

adalah lingkup Hak Cipta itu sendir·i dakan. "1.. ~·· . .::11\:Jf.H huanrn :::.r~n1

dan sastra. Namun tadi

pendidikan ini.

Say a se rahka n kc p, . "'

baru, Pempr· _.

Fraksi-fr

Peme r· i nL .. e., ,jtd skan kai tan deng.o;.n

·<~ccr '·1tah, barangkali ada perni ki r·an

sepakat usul dari Fr·aksi. i<Alau ddr·i

c,impulkan kalau kata "pendidik::-n" <.1lr· .. :;·

i"'i-1·.:; \. n1e11ye tuj ui, se lesa i. say a pe rs i lakan.

PEMEfUrlfAH ·--·

86 -

PEMErHNTAH (HL S. K.AYATMO)

Kalau kita melihat pada Undang--undang Paterl Pasal ) ayat E~.

penernuan ter1tang teori dan rnetode di bidar1g ilmu pen<]etc·.~1uar1 dan

matem.·1tik.et tidak dilir1cJur1 paU~n. Jadi tidak ac.L\ ~'t.orJindung:\n

t.cr1t..~r1g t.eor 1 rnetud.:{ di hi ( j .. :l i c.·; t l rn L i

penget,,:,,_.~an ,j_,,r, rrrat.ernatika. Kernudiar1 a.da ';'C'\119 ay::lt

periurVJU L'lr·r

fA~ ernuar<

ddr1 pf:~rrrbe(J.'J···

har1 y:,ng diter."lpkari ter~iClc'IP rnar1u-oia dar1 hewarl t.etapi tidak rner1·­

j ui~JI<.'lll flr Clduk :1papun yan') dis::Juna.kan at.au ber-kai LcH1 der1~:Jctr1 nteLoda

ler·st:cbut i t11 tidal< l i.r1dur1gi unluk paten.

J ad i rna k s u d p E:' '1 d i d i k a n u n t u k me l i n dung i k a r· y a --- k a r· y a y a n g

sebetulnya ciptaan yang bisa rnernpunyai kaitan, menin<;:.Jkatkan

kepandaian (jr·ang atau r·akyat tetapi tidak dilindungi dalam paten,

i t u d i l i n d u n g i d a l a rn h a k c i p t a n y a . Merna n g pe n d i d i k a n rn e s t i n y a

mendidik ilrnu yang lebih tinggi, rnakanya dari Perner·intah itu

peraga untuk keperluan pendidikan at.au ilrnu pengetahuan ,3tau

sastr·a itu rnasuk hak cipta karena tidak

memnut Pasal 7 nya, tetapi i tu adalah

dilindungi dalarn paten

sua t u k a r y a ~; e s eo r an g

untuk memberikan suatu cara untuk meningkatkan kepandaian_

Contoh yang lain yai tu untuk pendidikan, alat peraga pen-

didikari, alat baca untuk suatu materi. Jadi pendidikan dikaitkan

dengan pendidikan yaitu pendidikan ilmu pengetahuan. Semua pen-­

didikan kecuali kalau pendidikan black magic, tetapi itupun juga

ada i lmunya sebe tul nya _ J adi yang be r ka i tan dengan i lrnu t i dak

bisa dipatenkan, tetapi proses dalarn produksi dan sebagainya itu

bisa dipatenkan. Ini hak cipta dimasukkan dalam hak cipta seper­

ti di Indonesia karena belurn ada desain, itu dimasukkan dimana,

itu sekarang juga dimasukkan dalam hak cipta. Karena dalam paten

tidak ada mengenai desain itu, merek juga tidak ada

Sedangkan kita hanya mengenal tiga Undang-undang Paten, Merek

dan Hak Cipta. Sedangkan di luar negeri desain itu dilindungi_

Ki ta di l indungkan dimana karena yang Merek i tu bukan te r·ang

u n t u k s u a t u i n d i k as i as a l d a r i ba r a n g dan k u a l i t as d a r i

sedangkan paten, itu yang ada novalty ada kebaharuan, yang

nya itu diadop di dalam hak cipta.

ba.rang

lain-

Mernang kalau ingin dijelaskan, dirubah rumusannya saJa karena

ini untuk memperjelas dimana kalau itu dilempar paten Letapi. di

dalarn paten ada suatu klausul yang tidak melindungi sehings.Ja

nan t i i de o rang I n do n e s i a i n i d i t a n g k a p o l e h o rang l u .'l r· n e 9 e r· i

malah orang luar neger·i yang untung, kita tidak bisa nunLut..

INTERUPSI (TARUNA, SH)

Interupsi Pak.

Maaf Pak, jadi saya kira FABRI sudah mau tadi cir.;ta, jadi

tidak rnasalah dia akan ke Paten asal pendidikan itu dih:.langkan.

T i n g g a 1 8 a pa k i n i k a l a u r a k y a t s u d a h s e t u j u , N a pa k s e t L j u t i d a k

pendidikan ini dihapus, begitu saja Pak "pendidikan dan" itu.

Ini

- ()7 -

Ini saJa, kalau Bapak keberatan berarti ini lobby, begitu

saja. Karena r·akyat sudah menghendaki begitu, yang di1'>1akili FPDI,

FPP, FABRI, FKP sudah. J:1di kalau Pemerintah mau menghilangkan

kata "pendidikan dan" FABRI tidak sudah tidaak mengutH.-·utik ke

paten lagi.

KETUA RAPAT

Jadi tadi seperti kami sampaikan dari FABRI sudah dapat

memahami dari, pada prinsipnya tetap diatur dalarn terrnasuk hak

cipta ini dengan memperrnasalahkan kata pendidikan seper·ti rekan­

rekan da ri yang lain. Ka lau memang Peme r i ntah masi h ber·anggapan

bahwa kata "pendidikan" itu perlu berarti apakah tidak s.ebaiknya

kita lobby, barang 5 menit, mungkin diskusinya lebih tuntas

begitu.

Atau masih ada hal yaang ingin dijelaskan oleh Pemer1ntah.

PEMERINTAH (IR. S. KAYATMO)

Kalau boleh kami rnenjelaskan, itu dalam Undang-undang Hak

Ci pta Pas a l 15, i tu ada kl a usul "un tuk kepenti ngan pend i di kan,

ilmu pengetahuan dan kegiatan penelitian dan pengemban~;JG!n sesua­

tu ciptaan yang dilindungi hak cipta dan selama 3 tahun selama

sejak diumumkan beliu, diter·jemahkan ke dalarn bahasa Jndonesia

atau perbanyakan di wilayah Republik Indonesia, jadi ada ini

k e pen t i n g a n pe n d i d i k a n d i 1 i n dung i h a k c i pta n y a d i s i n i , Pas a l J 5

Undang-undang Hak Cipta yang lama.

KETUA RAPAT

Kalau demikian saya tawarkan lobby saja mungkin lebin bebas.

Disetujui? Mungkin ini Rakyat sudah setuju "pendidikan" clihilang-­

kan tetapi Pemer·intah menyampaikan argumentasi, mung~<in aqar·

l e b i h j e l as l a g i r a pa t k i t a s k o r s 5 men i t , s e t u j u -:>

(RAPAT DISKORS)

Bapak-bapak dan Ibu-ib< ·sekalian rapat saya buka kernbali.

Untuk kesimpulan ini, saya sampaikan sendiri saja.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian yang menjadi per·masalahan

d a l am D I M 11 o rn o r 4 0 1 n 1 ad a l a h de n g an ad a n y a pe r bed a :Ct n r u rr: u .,,,a n

a pa b i l a d i d a l a rn Pas a l l. 1 a y a t ( l ) H a k . : i p t a i t u me l i p u t i b i d a (·, q ·

b iang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Namun di dalarn ayat. (1)

huruf c di sana ter·canturn kata pendidikan apabila clikaitkar1

den g a n Pas a l 1 5 rn ern a n g s ern u a n y a h a k c i p t a t e r s e b u t. de r1 <;J a n L u j u a n

untuk pendidikan dan ilrnu pengetahuan. Apabila kita konsisterl

dengan menyebut.kan kata "pendidikan" ini terdap;=1t. beberapa pasal­

pasal sebelurnnya ter-paksa har·us ditarnbahkan kata "pendidikan"

yang di luar tugas kewajiban kita. dari lobby diarnbil ke:=.epakat.ar1

bahwa kata "pendidikan" di dalam ayat (1) hur·uf c dihapu=:kan dan

dipindahkan ..... _ ...... _.

- 13H -

,.Jindahkan ke dalarn penjelasan. Untuk rurnusan penjelasan yang _,aru rumusan awal akan disiapkar oleh PernerinLah.

Apakah kesimpulan ini dapat, oh rnasih. Silakan

FKP (TARUNA, SH)

Jadi kalau nanti kita jurnpai lagi ada "pendidikan" pada batang tubuh yang lain, kita rnenyesuaikan "pendidikan" nya harus

hapus. Dengan penjelasan bahwa i lmu pengetahuan i tu terma<:.'-Uf< pendidikar1. !3ahwa kemungkinan di Pasal 15 tadi kaL'inya ada laqi,

ilrnu pengetahuan dan pendidikan. Jadi "pendidikan"n;:a haru~: hi lang.

KETUA RAPAT

Itu pasal yang

diartikan demikian.

diartikan dernikian.

t i d a k d i r- u bah , j ad i i n i rna sa l a h n y a t e tap i

Jadi khusus untuk yang aya t ( 1) huruf c i tu

Dari FPDI masih ada ?

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)

Kita ini kan berbicara pada Pasal 11 kan begitu Pak. Apa yang

disampaikan oleh FABRI tadi supaya jangan rancu denga,n r-uan~.:J lingkup dari pada hak cipta sesuai itu maka konsekuensinya adalah

"pendidikan" dihilangkan kan begitu? Ini betul-betul kita itu

kan meluruskan supaya pas konsisten. Saya :;etuju tadi sudah kami sampaikan.

Selanj utnya berkai tan dengan Pasal 15,

apa-apa Pak, sebab apa tidak ada perubahan, tidak ada p13rubahan

pelan-pelan kita baca Pasal 15 saya akan rnencoba membaca "Untuk kepentingan pendidikan,

i 1 mu penge tahuan dan kegi a tan pene 1 i tian dan pengembangan sua tu

ciptaan yang dilindungi hak cipta" artinya Pasal 11 ini kan lebih

du1 u, pe raga i tu kan d i l i ndung i hak ci pta be rdasa rkan P.:tsa l 11,

maka bagaimana itu dijabarkan di dalarn ketentuan lebih lanjut.

Ini kan mengait masalah kalau terjadi, Pasal 11 itu sudah rnelin­

dungi alat peraga untuk i lmu pengetahuan i tu sudah ki ta logi tima-­

s i i t u d i l i n dung i h a k c i pta m a k a u n t u k k e pen t i n g a an pe n d i d i k a ~~ , ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian, pengembangar'l s(~lama 3

tahun sejak diumumkan belum diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia

artinya masih bahasa Jerman atau belum dilaksanakan lantas dia­tu r. ha rus gin i -g i ni. J adi t i dak ada per tentangan.

Prinsip pokok tadi sudah tercapai, lantas bagaim<tna i tu

appliednya di dalam kegunaannya, itu di Pasal 15. Jadi saya kira

tidak ada problem Pak. Kita juga tidak usah kutik yang 15, kalau

tokh ini berkaitan dengan hak yang sama tidak substansi lztin saya

bagaimanapun juga tidak tertutup pintu bahwa itu harus clirubah,

karena apa ? Nanti lucu, satu hal sini. Saya dukung Pak Taruna

kalau substansinya sama. Pasal 15 substansinya lain. Oleh karena itu karena substansinya lain itu.

Jadi sudah dicukupkan.

KETUA ..... .

K'ETUA RAPAT :

Bapak-bapak dan I bu-i bu

pembicaraan karena Pasal 15

mengatur tindak lanjut untuk

- 89 -

sekal ian jadi sebenarnya t:idak ada

i ni bukan menga tu r 1 i ngkllp te tapi

kepenti ngannya. Jadi dar i F" PDI, F KP

pun sependapat apabi la nant:i. ada rumusan yang seper·ti sejenis

dengan Pasal 11 ayat (1) c ini yaitu nanti disesuaik.::1n dengan

rumusan ini. Jadi dapat saya ambil kesimpulan sekali L:tgi bahwa

untuk kata "pend:i.d:i.kan" dalam Pasal 11 ayat (1) hun;f c ini

d:i.hapuskan namun d:i.jelaskan dalam penjelasan pasal yang bersang­

kutan tentang pendidikan ini termasuk ilmu pengetahuan, :;;edangkan

apabila d:i. dalam pasal-pasal lebih lanjut apabila ad21 rumusan

yang seperti ini dise· ;.3ikan dengan apa yang sudah kita ::;epakati.

Demikian dapat disetuju:i. ? Jadi yang dicoret "pendidikan dan".

Dari Pemerintah ada penjelasan.

PEMERINTAH (IR. S KAYATMO)

Ini hanya anu saja, tetapi ini kasusnya lain, tetapi kalau

kami setuju apapun nanti, tetapi kasus demi kasus Pal<., karena

nanti kalau ada perpanjangan yang har us menyebutkan kata pen­

didikan" itu harus disebut. Ini tadi hanya alat pera.ga untuk

menghi langkan ke rancuan t.r ,. hadap gamba ran paten, say a k ira :i t.u

bisa ke penjelasan. Tetapi kalau nanti ada yang lain, j,tu har·us

dilihat kasus per kasus begitu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Bagaimana FKP, oleh FKP tadi yang sejenis sebetulnya t.idak

ada perbedaan, kalau sejenis.

FKP (TARUNA, SH)

Kalau yang ideal sekali semua yang ada kata bidang ilmu

pengetahuan tambah pendidikan sekalia' jadi sebetulnya begitu

tetapi karena Perner·intah kelihatannya II1a.sih ada 2 persepsi yang

satu di pihak internasional, itu cuma mengenal 3 ilmu pengeta­

huan, seni dan sast.r·a, tetapi Pak Dirjf~n mengatakan di rndonesia

yang pendidikan bagaimana nanti. Maka sebetulnya di P13rnerintah

satu dululah supaya kita tidak ikut bingung Pak. Tetapi saya kira

sudah bisa disepakati seperti apa yang disampaikan Ketua.

Terirna kasih.

KETUA RAPAT

8 a i k , j ad i say a u l an g kern ba l i u n t u k k a t a " pend i d i k an dan "

dalam huruf c ayat (1) Pasal 11, itu dihapuskan dan akan dijelas­

kan di dalam penjelasan pasal yang berse~ngkutan. Rumusan awal

akan disampaikan oleh Pemerintah. Apabila di dalam pc3rnbahasan

lebih lanjut ditemukan rumusan seperti ini akan disesuaikan

sesuai dengan konteks rumusan atau pasal yang bersangkuta.n.

Demikian ····-·-···-··

- 'JU -

Demiki0r1, d~-1pat disetujui ')

(RAPAT SETUJU)

Terirna f\.3":,ih.

Kernudiar1 ur1tuk C>IM r1ornor c.ia r se.kretar·iat.

raalat bahwd DIM nornur 4) itu bukar1 Par1ja. tl:~ta.pi fimu·:>. ~)et.uju

( RAPAT : SETUJU)

Kita lanjutkan DIM

FABRI tentang penambahan

usul dari FPP tentang

pasal.

43, dari FABRI lagi membicar-akan usrl1

rumusan huruf i mengenai seni batik. Dan

kata "kolase" agar diber·ikan penjelasan

Saya persilakan dari FABRI.

FABRI (A. PRANOWO)

Terima kasih Bapak Ketua.

Dari FABRI menginginkan agar supaya mengurangi jumlah butir­

butir yang ada di dalam pasal ini, maka menyarankan agar· huruf i

seni batik itu disatukan dengan f, karena ini juga r,nerupakan

satu kelornpok merupakan kelompok seni rupa juga seni bat:ik.

Demikian.

KETUA RAPAT

Terirna kasih.

Dari FPP karni persilakan.

FPP (H. AHMAD PARIS, SH)

Terima kasih Pak.

Dari FPP bukan usul perubahan hanya per-tanyaan Pak dan un

mernang telah dijawab oleh Pernerintah Pak Menter·i pada waktu Rapat

Kerja dan kami sudah setuju dan dengan catatan apa yang dijelas­

kan Pak Menteri dalam Raker i tu masuk dalam penjelasan p;lsal.

s e k i a n ' t e r· i rna k a c· i h .

KETUA RAPAT

Terima kasih, dari pengusul FPP mengusulkan hanya dimasukkan

dalam penjelasan ditambahkan pengertian "kolase" dan p<:rda waktu

Rapat Kerja sudah dijelaskan Bapak Menteri. Diserahkan kepada

Tirnus untuk catatan. Dan untuk saran dari FABRI saya p•'lrsilakan

kepada Pemerintah untuk dapat member. kan penjelasan a tau juga

tambahan tentang apa yang diusulkan FABRI.

PEMERINTAH (IR. S. KAYATMO)

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Kami memahami apa yang diusulkan oleh FABRI namun d.:tri pihak

Pernerintah .

- 91 -

r'smerintah bahwa seni batik itu khas Indonesia, lain t:tdak sa:na

dsngan seni rupa karena disitu mengandung ajaran-ajaran falsafah

Indonesia ssndiri. Jadi ada ssni, memang ada lukisan totapi itu

ada falsafah-falsafahnya yang tidak semua negara memilil'i fa1sa­

fah itu. Oleh karena itu tidak sekedar i1mu ni lukjs tetapi

1 uk i san yang rnempunyai fa1 sa fah makanya i ni di sendi r i kar: dan i ni

khas Indonesia. Ka1au dilihat dari cara menggambarnya itu memang

sen i 1 u k i s . T e tap i ad a pes an-pes a n d i d a 1 am 1 u k i san t a t i k i t u

seper ti pa rang rusa i tu untuk apa, ha rus bag a imana, ha rus ada

gambar apa dengan gambar apa, i tu tidak boleh dirubah g.::mbar i tu

karena ini pesan-pesan falsafah kerajaan-kerajaan zaman dulu dan

inipun untuk melindungi, kar·ena orang Malaysia itu sebetulnya juga asa1nya dari Indonesia, beberana kelahiran Indonesia.

Jadi i tu bisa ke sana kalau i tu hanya

itu akan diklairn ada Malaysia karena ini

dayaan falsafah. Ada falsafahnya maka

Menterinya Malaysia

dianggap seni 1ukis,

Pemer·intah itu dibuat ter·sendiri. Demikian kira--kira pE:njAlasan saya.

akan mempunyai

ini kita dar-i kebu­

pihak

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Terima kasih.

Dari FABRI apakah sudah dapat menerima penjelasan dari Peme­rintah ?

FABRI (A. PRANOWO)

Kami dapat rnener·ima apabila di da1am penjeJasan ditarnbahkan mengenai uraian tadi itu, mengapa dia disendirikan.

KETUA RAPAT :

Terirna kasih.

Dari FABRI sudah dapat. menerima dengan usul dimasukkan dalarn

penjelasan. Ada tanggapan dari Fraksi lain? Silakan dari FPDI.

FPDI (Y.t3. WIYANJOND, S.H.)

Bapak Ketua terima kasih.

Karni buk.:H1 ingin member·il<:an persoalan baru. FABFH <;;.udah

bersedia untuk mengembalikan kepada posisi semula dengan catatan,

ini dijelaskan. Cuma dalarn pe11jelasannya apa yang diutarakan Pak

Dirjen sekarang ini tempo hari juga disampaikan oleh Pak Menteri

dalarn rnember·ik.:"n contoh batik tr·adisiona1. Kalau ber·bicara masa·-

1ah batik tradisional l'arni tidak sependapat kalau itu, 1\ernudian

justr·u diber·ik.'\n h..:;k c1pt.a kar·ena sudah rniJik umurn, nanti rn~-~1.'111 jadi kacau. Ini kan rner1genai batik-batik yang kr·easi ban1, kalau batik tradisional Sido Mukti,

S i do l.uhur .....

- l) (. -

'Sido Luhur· rnacam-rnacarn, itu sudah menjadi milik urnun· .

. L'l d i j u ·:::: t r u j a rl '] .i n k F~ ·c; .:H1 .:1 l a r 1 r1 y .'-l , na r1 t i rn :d a 11 k i t.J i t. u 1 u 11 d u r kalau begitu.

Irli ydrl~J per lu karni sarnpaikan, _jadi dal.lrn rnerlJt~la•c;-ka.nnya tolorHJ Juga diingat bai·n'la yang rnilik rurnah jari'J::tr·, d1.:n1gkat lagi sebagai pribadi.

Sekiar1 t.erirna kasih.

KETUA RAPAT

FKP silakan.

FKP (TARUNA, SH.)

Sangat rnendukung dari FPDI, yang tr·adisional i tu, jadi Menter·i itu mengatakan ini

sekedar seni bati,

yang

te tapi k on tern po r e r , j ad i i n i s e n 1.

sen i ba t i k yang k on tern po r e r· . batik

Jadi

bukan

kalau yang tradisional seperti yang sekarang ini

Ciptanya ini yang menyengsarakan rakyat. kalau itu mernperoleh Hak

Sebab kalau nanti Of'jgi tu

sudah habis Pak, kalau yang orang-orang Pekalongan, orang-orang Solo

tradisional dirnintakan Hak Ciptanya.

Terirna kasih.

KETUA RAPAT

Terirna kasih.

Jadi FKP, FPDI yang dimaksudkan aca yang perlu dijolaskan i tu

justru yang temporer dengan seni-seni batik itu seperti Dana Rahar·­

di, Iwan Tirta kalau menurut FKP yang kontemporer, baranDkali menu­

rut FABRI juga demikian, dari FABRI.

FABRI (NY. SUMARTINI D, SH.):

Jadi tadi sudah diutarakan oleh FABRI bahwa boleh tersendi ri, tetapi pada penjelasan, asal penjelasannya dan penjelasan tadi siapa

yang digandakan dari FKP maupun FPDI.

Terirna kasih.

KETUA RAPAT :

Dari FPP sudah.

FPP (H. AHMAD PARIS, SH.):

Sarna Pak.

KETUA RAPAT

Terima kasih.

Jadi kepada Pernerintah di Fraksi-fraksi pada prinsi~:nya sepen­

dapat bahwa n.Hnusan 1n1 tetap, hanya rnengusulkan agar· d.:1lam penje­

lasan diberikan penjelasan yang dirnaksudkan Hak Cipta di sini bahwa d i a k on tern po r e r .

Saya persi1akan.

PEMERINTAH (DIRJEN HCPM):

Terima kasih.

Pad a

- 93 -

Pada prinsipnya setuju, hanya terhadap batik tradisional per~lu .da ·Hak Ciptanya, tetapi yang memegang negara tidak snperti asal

s u pay a neg a r a l a i n t i d a k b i sa men g k 1 a i m , s e s u d a h i t u d i a mulanya

milik negara.

Jadi yang tradisional itu negara mengajukan hak ciptanya seper­

ti tradisi-tradisi rakyat, tidak mengerti asal usulnya, itu kan di

dalam pasal-pasal sebelumnya dimiliki oleh negara atas p13nciptanya,

mengatasnamakan. Sampai kalau ini tidak dilindungi dikl.aim negara

lain kita yang malah mati, jadi atas nama negara nantinya ini. Yang

tradisional harus atas nama negara, karena kita tidak rne:1gerti pen-ciptanya.

Hal-hal yang baru itu terserah pencipta-penciptanya baru seper­

ti barang rusak, barang kredit dan sebagainya itu negara yang memi­liki.

demikian kira-kira kalau ini disetujui, terima kasih.

KETUA RAPAT :

I ni dar i r~ekan- rekan rna tang-rna tang sernua. J ad i dapa t say a

mengarnbil kesimpulan bahwa pada prinsipnya baik Fraksi maupun

Pemerintah setuju rurnusan tetap, dengan penjelasan bahwa seni batik

yang t radi s i ona 1 i tu nasi l rya di pegang o leh nega ra dengan maksud

untuk melindungi hak cipta tersebut dari klaim orang asing atau

orang luar negeri, sedangkan yang hak cipta dalam Paten ini adalah hak seni batik kontemporer.

Demikian barang kali bisa diterima.

(F~APAT: SETUJU)

Terima kasih.

Selanjutnya ki ta DIM 54, DIM 54 i tu ki ta akan membahas ':-:.dr-an d a r i F A B R I y a n g rn ern pe ,- t a n y a k a n r urn u s a n k u a l i t a t i f .

Jadi masalah r-urnusan yang kualitat.if, kernudian dar1 FrO' t.Hr,L.:.Inq

apa yang dima~sudkan dengan kr·iteria kepentingan yan<J w.'.lj<"r·. ',!•cL,rl~J· kan dar·i FPP tent .. .:;ng fr .. ':\-:o.a Y-'~119 wajar· itu san~.:>, d.:.-u-1 uc:.ul ~•.lL<t i<'·i·' ,., tingan dirl::ipus.

Saya persilakan kepada FPP dahulu.

FPP (H. AHMAD PARTS, SH.): Terima kasih Pak.

Pada DIM 54 ini, usul perubahan dari Fraksi ,··ersatuan frasa yang wajar setelah ka ta kepentingan di hapus. Jadi sntelah peru­

bahan, maka kalimatnya berbunyi: penggur1aan ciptaan piha~' lain dan

seterusnya, yang pada akhi r ka.l i n1,:t t menj adi "dengan keten tuan ti dak

merugikan kepentingan dar:i. ~dncipt.a". jadi tidak ada kata-kata yang

wajar, karena yar·,,.J wa.jar ini sulit untuk ukurannya sulit, jadi

sifatnya subye~tif. Oleh karena itu kalau memang kelak terjadi ada sengketa, sebelumnya kita serahkan saja kepada kewenangan hakim.

Sekian teri makasih.

~ETUA ........... .

KETUA RAPAT

Terima kasih.

- 94 -

Selanjutnya pada FKP, kami persilakan.

FKP (TARUNA, SH. ):

Jadi s2.ma dengan tiga-tiganya semuanya mengenai mc.salah yang

wajar. Kalau FABRI menyor·oti justru per·ubahan dar-i UU lama ke sun,

F K P j us t r u k e pe n t i n g a n y a n g w a j a r i n i u k u r a n 1 a l i t a t i f n y a me m a n g

sulit kita menger·tikan apakah kepentingan yang wajar d.:1lam bidang

ekonomi, apa non ekonomi. lalu yang wajar bagi si A rnllngkin beda

dari si C walaupun sama-sama wajar.

J ad i i n i mung k i n yang pe r l u d i j e 1 ask an l e b i h j e las , karen a i n i

merubah dari suatu kuantitatif ke kualitatif sehingga mesl:inya harus lebih jelas lagi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Terima kasih.

Pada intinya sama mempertanyakan rumusan yang sifatnya kualita­

tif dengan kata--kata wajar, sehingga ukurannya sulit ditentukan.

Kami persilakan pada Pemerintah untuk memberikan penjelas.:1n.

PEMERINTAH (DIRJEN HCPM):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Jadi, 1rn sebetulnya memang secara kuantitatif enak diukur,

tetapi kadang-kadang itu sulit kita juga mengukur, karena ada yang

dinamakan kerugian fisik dan kerugian moral. Ini sebetulnya di tu­

runkan atau dari Pasal 13 dar:i trade yang mungkin bisa d:ir:1dar·kan.

Jadi di s:ini limitation and eception members seven ~~int limi­

tation and eception or esetion to exlusif right to salton special

cases with do not conflic with a normal exploitation of the wor.ld

and do not an r·as.ionable prejudace the _legitimate interest; of the

right holders. Ini mak·:- dnya antara lain kalau dalam prosen itu

kemungkinan kur·allg dari 10%, tetapi mempunyai dampak yan•:J br~:~;H- 1n1

m i sa l k an con to h d i d a 1 am sua t u u n g k a pa r1 .

Ini jaman edar1 ticJak edan ti bk kebagiarl. dipotong di siLu i tu

kan sudah rneru~::Jikdn b.3r\y,3k. Padahal yang penting itu cuma kt~cil

se!,:ali di s1tu. f~l3.ngkah baiknya or·ang yang ingin dar1 waspad3..

Jadi kalau ki L3. rnotong--rnotongnya i tu pakai prosen kadang--kadar1~J yang

d i po tong sed i k i t , t e tap i sud a h k u r· an g d a r i 1 0 % t e tap i ~; u d a h rn e r u­

gikan secara moral

Ini ,"\ntar,=; L>in sebagai suat.u contoh yang kita ;:,usah kalau kita

rnenangan1 src:c,::~ra kua)itatif_

b i ~ .. 3 o 1 e h h. 1 k i rn d i l i h a t d -':< 1

tidak diu-i JW;rnclrt. t1akirn iLLr

K i r· c.'\ -- k 1 1 . ; d c• rr: i k ,

KETU!-''l Rf--;PAT

Makanya lebih baik mati S21hid tetapi

rnand 1111 rnert.rqik.·;n c,;F~cara nrural at.di.J

Ada s t.:1 f yar1g 1 ng 1 11 nwnambah.

Terirna kasih.

Sava

- 9 ~} -

Saya kembalikan kernudian kepada. fraksi-fr·ak:::.i yang mF.:.r-1Ql!'?.ulkan,

.·tL=tu ·saya s:tr'dr1kar1 apakah kaLa wajar· 1111 dijela·.=-.kan di d.:'\l<:trrl pt=or1.Jf~-­lasan bar·angkal i sup;ly..:l lebih jelas_ Sebab kalau di rurTIU":;kan i<Prnbr:l i

rnernang "'>lJd.:l/1 kr~rnb tl i ri.HI t i kepada pr u~:;er1 Ldse kl.Jdn t. i t.-1 t. i

S -3 y ·"~ pe r -.=-. i 1 a k a n k E'. P·'~ d a f r· a k s i ... f r· a k s i pen g lJ':', u 1 , d .'l r 1 = I< f' .

FKP ( TAHUNr<, SH.)-

.1adi rnDrn.c{ns.J ini kiL<t mengarnbul dar·i ·.:::cript, SPhir'<J<F-' i!IC~il:i-!11<) tidak ._i<:Ja jaLu1 lair1 kec:ual i ki ta mer·ubah cJar i kuanti tati f ke kual i­Latif itu dasarnya.

Hanya rnuns-:~ki11 sekarang ini yang perlu dijelaskan peilgert.i<''·'lya

y a n g w a J a r· i t u y a n SJ me r1 i l a i s i a pa , d a l a rn pe n j e l as a n d i k 21 t. a k a ,-, y a n q

kreatif. Kalau begitu berarti ini harus status sengketa.

Kanor1a hakin: akan ber·tinda.k kalau ada ser1gketa, kalatJ Ltdak clda

sengketa bagaimana, yang rner1entukan siapa apa Dir-jen HCPr~, itu bi'3a

saja kalau rnemang dernikian, kar·ena kalau yang waja.r- ini t: dak di len­

tukan siapa yang bisa rnenilai wah ini wajar, ini t.idak waJ.::'r

Kepentingarl yan~J. jar ini kepentingan yang tidak wajar- rnungku1

kalau ini bisa diberikan kita bisa rnenerima, kar·ena kalau t:i.dak mau

mernang harus kita terima, perubahan kualitatif ke kuantit<:ttif walau­

pun rnenurut Fraksi FABRI dan juga FKP di dalarn Pernandangan Urnumnya

jelas-jelas mengatakan bahwa apa latar belakangnya. Latar· belakang­

nya train oke, kar·ena ini tr·ain tentunya kita tidak begitu d.iarnb:il

tetapi juga harus dijelaskan sehingga I,; ta bisa mengerti dari pada itu.

Jadi

ada siapa

hakirn.

sekali

lagi. lagi yang berhak

Kalau di dalam rn8nilai selain hakim itu

penj e las an merna ng ya 11g mungkin

rnenilai

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT

T e r i rna k as i h d a r i F K P pad a p r i n s i p n y a d a pa t men 8 r i; n a , k a r 8 n a itu rnerupakan urusan di dalam great agreemen hanya perlu dijelaskan

dalarn ~enjelasan.

perlu aijelaskan.

lebih jelas tentang pengertian wajar itu. Itu di Jadi ukurannya

Dari FABRI.

apa, siapa yang rnenentukan

FABRI (A. PRANOWO):

itu

Dari FABRI rnenilai bahwa kualitatif itu lebih sulit dari pada

kuantitatif, sehingga barangkali ada alternat:i.f lain digabungkan

antara 10 % dengan hak-hak yang wajar dan salah satu alternatif.

Jadi disamping 10 % atau rnelindungi hak-hak wajar dari penciptanya.

Penggabungan dar·i rurnusan lama dengan rurnusan yang sekaran'J ini.

Yang alternatif juga yang bisa dipilih juga, terirna k.'lsih.

KETUA RAPt-H

Terima kasih dari F'ABrn yang rnalah mengusulkan gabt:n~~ar1 10 'l. atau yang waJar· begitu.

A pa yang w a j a r- beg i t u , say a pe r s i 1 aka n k epa d a F P P .

FPP

S\'Jf(· : ~~:~' ;,·,(~~~ li:

- 96 -

FPP (H. AHMAD PARIS, SH. ):

Kalau dari FPP sebagaimana usul perubahannya itu Pah.

J ad i u r1 t u k t ida k ad any a pen i 1 a i an·- pen i l a j_ an y a. n g s i fA t n y a subyektif bagairnana kalau yang wajar itu dihapus, tetapj kalau ada rumusan yang lebih tepat ter·utama yang masih diper·lukan dan bisa dijelaskan sehingga tidak memper·suli t seseorang untuk mengartikan tersebut, mungkin disempurnakan dalam penjelasan persoalan itu Pak.

Sekian terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Dari FPP mengusulkan penghapusan kata wajar, atau dijelaskan di dalam penjelasan. Dari FPDI.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH.): Terima kasih Pak.

Di dalam menentukan ini dan bagaimana kita mendapatkan ukuran dad. wajar, siapa yang memberikan, dari sisi mana itu diukur.

Kalau ini yang tidak akan problem sebetulnya kalau kia baca pada

bar,is yang terakhi r, ini kan dengan ketentuan tidak merugikan kepen­ti~gan yang wajar dari pencipta.

Kepentingan yang wajar dar·i pencipta, jadi diukur dari pencip-ta. Kalau pencipta ukuran umum mengatakan bahwa i tu sudah wajar. Pencipta mengatakan bagiku belum wajar kan repot.

Oleh karenanya ti tik berat kewajaran i tu diukur dari mana sebenarnya, sebetuln: ' aspek ini yang paling panting diLikur dalam ~mntekstual secara umum. Kalau i tu yang menjadi ukuran umum dapat kita terima bersama, maka susunan kalimat yang dirubah.

Ketentuan tidak merugi kan kepentingan pencipta seca ra wajar. Secara wajar itu ukurannya umum bukan ukuran dari penciJ:•ta, kalau ukur an dari pencipta umum mengatakan sudah wajar, tetapi pencipta

bis~ mengatakan untuk kepentingan saya tidak wajar. Tetapj_ biasanya kalau ukuran itu dipakai ukuran umum, itu tidak digunakan kata wajar

seingat saya dalam kelaziman yang dipakai adalah layak, saya bukan ahl~ bahasa tetapi yang kerap terjadi kan layak, layak i tu ukur·an umum kalau waj a r apa memang padanan i tu. r tu da ri j u !' u bah a sa mungkin bisa menambahkan ini, tetapi yang panting bagi FPDl sebetul­

nya, titik beratnya bul<an ukuran dari si pencipta tetapi ukuran dari umum.

Sekian terima kasii,

KETUA RAPAT :

Terima kasih dari FPDI.

Hanya pengertian wajar ini dilihat dar-i kepentingan umum bukan dari' kepentingan pencipta. Namun untuk penjelasan kata wajar daJ.am penj~lasan ini tidak keberatan bagi FPDI kalau tidak salah ya .

. Saya persilakan dari Pemerintah.

'PEMERINTAH (DIRJEN HCPM):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Memang .....

- 97 -

Memang dalam setiap sistem i tu selalu ada untung dan rug1.

Kalau secara kuantitatif memang mudah kita menghitung, tr:Jtapi sub­

stansi bisa penting bisa tidak penting begitu akhirnya. Ja.di misal-­

kan 10 % te tapi diambi l kan dar i ka ta-ka L. yang t i dak pent il-1g, te tapi

sudah dianggap melangga r. Misal kan ce rita panj ang i t.u inti nya i tu

cuma pendek, yang diambil sudah lebih 10 %, dia kena sebetulnya dia intinya bukan di situ.

Kua1itatif memang sulit menghitung, tetapi kita bis.:. memilah­milah mana itu yang substantif, penting atau tida

Memang semua ada untung n1ginya. Karena nanti kalau kuantitatif

berdebat itu sudah 1.0 %, merr1gikan atau tidak pokoknya diambil 10%

didop rugi padahal sebetulnya tidak ada dampak kerugian bagi pencip­

ta, tetapi mungkin diambil 90 % belum apa-apa, karena irltinya i tu prosentasenya kecil.

Kadang-kadang merugikan juga orang yang mau menyadur, sehingga

orang kadang-kadang hati-hati sekali. Kita sudah sekian per·serl atau

belum. Ini juga rnembu.cd. dalarn sadur' rnenv 1dur itu kurang pleksebi.le

juga, sehingga kita tetap pada kualitauf itu untuk memperrnudah

a j us men t s e be t u l n y a i n t i rna sa l aha b rna n a d i r u g i k an a tau t i d a k . I n i

permasalahar1 bagi penciptanya. Kira-kira iLu dan rnengenai atau itu

dielabor·asi cLdam penjelasar1 itu kitci akan PEHlakukarl elabcna~:.i saJa.

M u n g k i r1 k a L'i u a d a a 111 i b ,::d 1.:1 s a y a n ~J b a i k i t u k i t a t f3 r 1 m a k i t 'i

juga wellcome, tetapi l'>~dJar· itu rnernansJ wajar· secar·a sebettlrry .. ':i urnurn, jan g an j ad i re n c i pta .

KETUA RAPAT

Terima kasih.

Dari Pemerintah menawarkan untuk mengadakan wajar ini dijel~s­kan dalam penjelasan, dalam pengertian wajar menurut penilaian urnum, apakah dapat diterima ?

Di rumusan awal oleh Pemerintah nanti diserahkan kepada Timus, dapa t di se tuj u i_

Oh masih belum, silakan.

FKP (TARUNA, SH.):

jadi kalau penjelasan angka 6 itu memang bulat Pak.

Jadi memang perlu reraid ya disusun kembali mengenai yang usah panjang lebar tetapi ringkas, padat, kena begitu Pak.

wajar ini dasarnya apa, kenapa dirubah, lalu yang kedua siapa

menentukan waj a r i tu, di tenkan dalam bidang apa dan sebag~d nya. Tetapi saya setuju untuk itu ditulis kembali.

tidak

Jadi

yang

Jadi jangan ditambal sulam, kalau tambal sulam akan sulit

bunyinya, karena ini kembali lagi angka 6 ini bulat sekali,

dicari mana yang perkerjaannya lancar seperti kemarin saya rasa itu

Pak Menteri menjelaskan i tu yang menentukan yang wajar i tu hakim,

t e tap i say a d i s i n i d i C'\ r i t i d a k ad a . J ad i me n u r u t bel i au d i t em u k a n paqa waktu itu_

lagi

jadi

Apa itu nanti akan dimasukan bahwa

mana yang wajar mana yang tidak wajar. yang menentukan

Sebab kalau tadi itu hakim,

dikatak.'ln

;)

P' J"

I. - 98 -

itu juga bisa disebut wajar

a.h 90 % kok menurut penilaian

~bstansi dan mungkin 90 % tetapi

ini ma1ah tidak wajar. Perubahan

ini tidak masih wajar,

em be 1-embe 1. karena ada

Ini juga untuk yang membaca undang-undang nanti juga menjadi bingung, jadi nlCihon supaya

d i d a l am pe n j e 1 as an i t u k a rena i n i n a n t i tug as n y a T i m K e c i 1 , j ad i memang berat sekali untuk merumusankan seperti itu

Di penje1asan pasal kan Timus ya_

KETUA RrWAT

Dapat. sa.ya sirnpulka.n kernbali p(~rurnusan dalarn penje},:,::;:.,;n dipar~-­jakan akhirnya mer·umuskan kembali kr-edibilatas, tetapi mt.~l-umuskan kembali sehingga mantik isinya, apakah dapat disetujui ?

INTRUPSI FPP (H. 0HMAD PARIS, SH.):

Saya cukup sependdpat tadi yang diutarakan oleh Pak Taruna dari FKP, memang ha rus ada

siapa yang menentukan. uku ran ten tang kepen t i ngan yang waj a r. in i

Kalau begi tu saya ki ra karena ur1tuk tidak membingungkan dalam rumusan yang ada pada RUU, karena di sini pada

frasa, pada kalimat terakhir itu dengan ketentuan tidak merugikan

kepentingan yang wajar dari pencipta. Seolah-olah yang menentukan yang wajar itu adalah penciptanya.

Oleh karena itu bagaimana kalau diganti supaya nrtnti dalam

penjelasannya ada lembaga yang menutup kepenti ngan hak yang waja r _

:i n i d i g an t i d i s i n i : " den g a n k e ten t u an t i d a k me rug i k a n k e pe n t i n g a n

yang wajar bagi pencipta", b'1kan dari, sedang kepentingan yang wajar

i t u nan t i d i j e 1 ask an d ala m pen j e 1 as an pas a l rn e r, 1mb u 1 sua t u u k u ran

yang tadi dikatakan o1eh Pak Taruna urnpamanya yang k.lla.u dalarn

sengketa itu Hakim, kalau tidak c,.-,,,gketa lemb({ l yang berkopeterL Sekian Pak, terirna kasih.

KETUA F\APAT

Terima kasih.

Jadi in1 ada ber·ubah sediki t dar·i FPP rnengusulkan k.:'\ta "dar i ··

i t u dig an t i den g an k ,3 t a " bag i ' . K emu d i z~ ' d i d a l a rn pen j e l as an d i j e­

laskan t.ent.ang sar11a seper·t.i F"KP siapa ydr1g akan rnenilai itu ;vajar atau tidak.

Jadi t.arnbahannya pertama, saya ulang kernba1i rc>.dak~;inya kz~t.,:c~ "dari" diganti "bagi" kemudian pen~.;Jer·tian

itu dir·urrn.J·~;k . .-lfl

kembali dengan rurnu::.an awal oleh Pemerint.ah der1gc1n isi ya1l9 pertarna

bahwa kepentingan itu tidak dar·i kepentingan urnum, buk.:1n rnelalui umum.

Kemudian per·lu juga dijelaskan tentang leba~Ja siap rn,:~na Y<·tng berwenang unt.uk melakukan penilaian.

Dapat diset.ujui ?

FABRI ?, FPDI ? FPP, Pemerintah ?

(RAPAT: SETUJU) Terima kasih.

Kita lanjutkan masih ada 3 DIM lagi, sekar·ang sudah pukul .10

kurang 3 menit apakah kita teruskan sampai habis.

(RAPAT: SETUJU)

Ter·:[rna

~------------------------------------------------------------·

- 99 -

Terima kasih.

DIM nomor 57, jadi kesimpulannya sama dengan kesimpulan untuk

DIM 54, jadi konsistensi.

keputusan DIM 54, setuju?

Jadi untuk DIM 57 ini konsi~;ten dengan

(RAPAT: SETUJU)

Untuk DIM Nomor 68 membicarakan usul FABRI tentang pmnggabungan

butir e ke dalam butir f, tetap dimasukan di dalarn pHnjelasan

setuju ?. (RAPAT: SETUJU)

Terima kasih. DIM 70 ini seni batik juga konsisten dengan DIM Nomor· 46 setuju

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih. Kemudian DIM Nomor 114 itu usul dari FKP tentang perlunya DKC

pemusnahan ci pta an a tau ba rang hasi l pe langga.·an hak ci pt.3J d i hubun~;­

kan dengan azas man faa t. Jadi Pasal 45 huruf a. b-ny.:t di rampas

untuk negara guna dimusnahkan; atau.

Saya persilakan dari FKP yang mempunyai usul.

FKP (MOHAMMAD RUSDY THAHIR, SH.):

Terima kasit

Bapak Pirnpinan, Bapak Jan Ibu para Anggota Panja yang karni

hormati. Usul ini dasar pertimbangannya adalah ppr-tarna

pada ketentuan peratur·an perundan:.J··undangan ya.11g ada,

Ki tab Undang-Undang Hukurn Acara Pi dana. Ki ta tahu

bahvra pengacu

dal-J.rn hal ini

ba hwa. d i k t un1

kepu tusan i tu paling t i dak be r· tumpu kepada :s ha 1 yang pok<Jf<. Yaitu

pertarna bahwa t.ed1adap barang bukti itu dapat dir·arnpas unt~Jk r18CJara.

Kedua cJ i r.1mpa''. un tuk neg a r·."' gun a d i rnJJ',.; n.:1hka n.

De~ n y C\ 11 ·J k t.' t. i <J ::1 i ~:. 1: i l :-> h d i <J u11.·-l k"' ,., :1 c J.:1 l .. 'I i1 111 (-' r·h J r ·' n, h._, 1 1 I· .J r ·, t '.-! r ..l n g

t e r· -;:. e b u t. 1-· r-• r '. 1 , J . 1 y . , r ·"J h ~~ r h ~'~ k .

Konsisten ...... .

- l 00 -

Konsisten dengan hal t.ersebut kami melihat bahwa di sini ada

perubahan yang mendasar di mana yang biasa dipergun.a.kan oleh

peradilan justru tidak dianut di dalam ketentuan peraturan yaitu

bahwa setiap barang yang berasal dari pelangs>· r·an hak cipta i tu

hanya ada dua al te rna ti f ya i tu di ram pas un tuk neg a ra gun a di mus­

nahkan a tau di se rahkan kepada pemegang hak ci pta. Yang menj adi

permasalahan adalah bahwa kita tahu salah satu asas di dalam GBHN

adalah asas man faa t. Apakah tidak relevan dengan hal ini bi sa

diterapkan dalarn peraturan perundang-undangan. Contohnya begini

Pak Di r j en, apabi la ada sua tu pelangga ran hak ci pta, di mana

produk yang di hasi 1 kan dar i pelangga, •n hak ci pta orang lain,

umpamanya telah di p~sarkan a tau semen tara juga bel urn diedarkan,

akan tetapi hal tersebut mempunyai nilai yang cukup tinggi.

Artinya tinggi dalarn pengertian bahwa hal ter·sebut bisa dirnan­

faatkan untuk negara, saya memberikan suatu contoh tafsi r Al

Qur'an umpamanya, ini contoh konrit saja yang kebetulan katakan­

lah dibuat oleh Pak Ahmad Paris.Kemudian oleh Pak Usman Saidi

tafsir Al--Qur·'an tersebut karena kepentingan tertentu, l\atakanlah

untuk kepentingan penyalahgunaan hak tersebut, beliau mwnproduksi

sepesar-besarnya kemudian dijual ataukah yang balun ter·jual

berjumlah sekian puluh ribu. Tiba di Pengadilan, kalau dua alter­

na ti f i ni hanya di tempuh be ra r ti ta fsi r yang sekian pul uh ri bu

itu harus dimusnahkan atau diserahkan yang bersangkutan.

Apakah tidak bermanfaat justru hasil produk i tu dibaui-bagikan

kepada pesantren, tempat-ternpat pendidikan dan sebagainya. Apala­

gi logi kanya si pernegang hak ci pta tidak kebe ra tan d·sngan hal

tersebut berdasarkan asas rnanfaat.

Kalau pe r·a turan pe rundang-undangan i ni tidak lllBmbe r i kan

pel uang sepe rti i tu, maka menu rut hem at kami sang at muba.ri r,

apalagi pemegang hak ci pta te rsebut mernbena rkan, wala upun )•.:tng

bersangkutan telah rnelanggar hak ci pta saya, ka takanla h say a si

pembuat itu, tetapi melihat hal ini berrnanfaat buat dirnanfaatkan

orang lain saya tidak keberatan apabila itu dirampas oleh negara

bukan dimusnahkan tetapi bisa dimanfaatkan atas sepengEJtahuan si

pencipta. Tadi kalau tidak ada peluang i tu di dalam peraturan

perundang-undangan , .:i, maka tidak ada laternati f lain, tidak ada

j alan 1 a in Hakim hanya bi sa memusnahkan ba rang butk te r-~:;ebu t_

Ja.di ...... .

- 101 -

Jadi ini salah s.atu dasar pertimbangan apalagi kalau yang

bersangkutan d8ngan sukar8la atau iklas biarlah pelan-;1garan hak

c i pta a t a u p rod u k y a n g ad a i t u d i ram pa 5 o l e h n 8 g a r· a t e Lap i b u k a n

dirampas ol8h n8gara untuk dimusnahkan, tetapi dirampas untuk

negara guna dimanfaatkan.

:Jadi ada tiga alternatif yang kami tawarkan, yarg per·tama

dirampas untuk negara, dalam pengertian negar·a mau mengapakan itu

t 8 r s e r a h neg a r a , t e t a pi k a 1 a u k i t a me m be r i k a n k 1 a us u l d i d a l am

penjelasan umpamanya dengan persetujuan si penciptanya saya kir·a

bisa saja _ Kedua, di r·ampas untuk n8gara guna dimusnahkan, kami

setuju dan yans.J ketiga diserahkan kepada pernegang <ak cipta

sepanjang pem8gang hak cipta yang b8rsangkutan telah rlBngajukan

guga tan pe r·da ta.

Jadi ini alternatif sangat fl8ksibel dan hal i-~i dianut

d a 1 am 5 i s t 8 m pe r· ad i 1 a rn m a nap u n j u g a . K t a l i h a t be be r a p<t pe r k a r a­

perkara, sayalah yang dulu m8ngusulkan bar·ang-barng ~.elundupan

yang be r u pa TV , i n i ad a s e j a r a h n y a , 5 a y a k e be t u l an P e r1ll n t u t U m u m

dalam p8rkara Karnarium i tu dulu di Bea Cukai. Bahwa TV-·TV yang

disel undupkan t8 r·s8bu t ka 1 au di ram pas untuk neg a ra guna dimus­

nahkan, kar8na ini m8rupakan pemalsuan, artinya ada proc:uk irnpor·,

katakanlah Mitsubishi yang mendapat lisen5i di sini hartya dialah

yang b8rhak m8ng8darkan TV. T8tapi ada orang lain yang menyelund­

upkan TV Mi tsubhisi ters8but sebagai selundup;. '- Kalau hal ini

dianggap melanggar hak dari pemegang lisensi, maka hasil dari

i tuha rus di ram pas un tuk neg a ra guna di musnahkan, te tapi 5anga t

mubazir- kalau hal tersebut dilakukan. Saya pikir· posisinya hampir

sama dengan ini, apakah tidak s8baiknya kalau kita rn8mbE1rikan itu

yaitu dirampas untuk negara guna tidak dipbrgunakan untuk diman­

faatkan, t8tapi terserah n8gara mau diapakan tetapi dalarn diktum

di rarnpas untuk negar·a dan kalau diang'-. o i tu bertentang3rl dt::l:Jgan

pem8gang hak ciptan;ta bagairnana kalau kita tarnbahkan kl<:.usul ,;:tas

s 8 pen g e t a h u an d a r· i pe rn egan g h a k c i pta .

Ini sekedar tukar pikir-.CH, dan dernikiar1 tolok pikirc1ndari FKP

dalam rnengusulkan satu substansi. Dernikian, terima kasih_

KETUA RAPAT

Terirna kasih ada tambahan dari Pak Taruna.

FKP ______ _

- 102 -

FKP (TARUNA, S.H.)

T e r i m a k as i h , con to h yang k on k r i t sa j a 1 a h , k a 1 a u a r:J a pe l an g­

garan hak cipta mengenai seni batik kontemporer dari karya siapa,

i tu ba rangnya sudah si k ian kodi. Apa l a l u kalau di rarnpas neg a r-a

apa dirnusnahkan, apa tidak sayang.

Demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, saya persilakan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (DIRJEN HCPM)

Bapak Pirnpinan, rnemang diskusi ini cukup rnenar·ik, let.aoi di

dalam hak cipta ini agak lain daripada rnater·ial. f"lakanya di SHH

hanya dua alter-r1atif yaitu kalau itu dirampas oleh negara itu

harus dimusnahkan, kalau itu mubazir dikembalikan kepacla pencip­

tanya, lalu ter-serah kepada penciptanya. Ini contoh, kalau i tu

sofware computer. kemudian dirampas i tu market oppor.tuni ty-nya

menutup si pencipta. Nanti terus orang ini dalam tanda petik

sebab di beberapa negara tertentu bisasnya negara komunis i tu

menyadap sofware-sofware dari Barat, kita tutup mata saja, Pemer­

intah menyuruh orang membajak kemudian dirampas oloh negara

dipakai untuk negara. Jadi negara-negara ini seolah-olatl membajak

secara tidak resmi tetapi sengaja tidak resmi. Kalau itu kebetu­

lan pencipta software itu orang Indonesia, maka Indonesia rugi di

negara i tu semua. Ini sebetulnya untuk menghilangkan i tu supaya

orang itu tidak membajak, bahkan sekarang di Perancis yang kema­

rin kita tinjau, di Bea Cukai pun itukalau masukan ada baju

me r e k n y a pa l s u , m i sa l n y a Pi e r r e C a r d i n , t e tap i b u k an rn i l i k n y a

Pier·re Car·din itu yang mernbawa pun didenda. Itu untuk monghindar­

kan orang-a rang j angan n1embe l i ba rang-ba rng ti ruan, ka l au hanya

s i penci ptanya saj a a tau yang memproduks i saj a i tu ku r d11g e fek­

tif kalau penadahnya tidak dihukum. Kira-kira ide dar·i. ne-;ara

te r tentu i tu demi k ian un tuk mernbasmi pemalsuan-pema:Lsuan i tu

tadi.

Memang idenya baik, tetapi jangan sepengetahuan misal kan

kalau sepengetahuan bisa sambi 1 dipelototi, tetapi kalau bi lang

tidak boleh ki ta tidak berani. Karena penciptanya cuma satu

tetapi yang melototi banyak, itu repot f<;ita. Ini hanya konsideran

itu saja, makanya lebih baik kalau dibeslah oleh PEmerintah,

hapusk.:1 n ...... .

I

I~

- 10 3 -

hapuskan saja atau dikernbalikan saja biarpun ini tinJan, bajakdn,

kemba l i kan kepada penc i ptanya, terse rah penc i ptanya rnau d i hi bah-

kan terserah, mau dijual lagi atas sepengetahuan dia terserah.

Tetapi keuntungan tetap pada yang mernpunyai yang dinamakan inte­

lectual property Right yang mempunyai hak intele'•.tual itu, karena

ini intelektual bukan televisi tadi. Kalau televisi memang muba­

zir, kalau TV itu produk bukan ciptaan.

Jadi itu hanya ada produksi dan ini peniruan, pe,malsuan,

kalau produksi tadi selundupan. Bedanya satu itu selundupan,

ba t i k i t u d i t i r u , k a l au P em e r i n t a h me rasa i t u m u ba z i r k a l au i t u

dibakar, silakan saja kepada penciptanya asli yang mempunyai hak

cipta itu. Nanti dia bisa dijual, sehin :(]a dia kaya begitu. Jadi

tidak mubazir, kalau dia kaya dia dapat memberi lapangan peker­

jaan pada orang lain.

Kira-kira demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT

Kami persilakan kepada pengusul.

FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)

Begini Pak Dirjen, kit.a melihat dari konstruksi yuridis

yang ada dalam peraturan perundang-und~ngan ini. Kc1nstruksi

yu'ridisnya bahwa di dalam Pasal 45 i tu ada dua aspek di sini

yaitu aspek pidana dan aspek perdata. Yang Bapak katakan bahwa

penyerahan bar·ang bukti kepada pemegang hak cipta i tu mentang bisa

di lakukan da lam ha 1 ada guga tan pe rka ra pe rda ta, i tu ba ru bi sa

diserahkan dan itu terkait i dalam Pasal 45 ayat b-nya.

Jadi hanya bi sa d i se rahkan kepada penci ptanya, kal au t 3.di yang

kos truks i Bapak ka takan i tu hanya dapa t di lakukan apabi la peme­

gang hak cipta bersangkutan telah mengajukan gugatan perclata.

J adi ka l au pe rda ta memang bisa dise rahkan, tetapi cia lam hal

ketentuan pidana, ini tidak meyangkut ketentuan pidana, dirampas

untuk negara guna kepentingan negara, yang bawah diserahkan pda

pemegang hak cipta sepanjang pemegang hak cipta yang ber~1angkutan

telah menyampaikan gugatan perdata atas perkara pelangg.OJ.ran hak

cipta berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam P<1sal 42.

Jadi dalarn pe. -.ar·a perdata memang bisa, i tu dikmnbalikar1

k epa d a pe meg a n g h a k c i pta . T e tap i d a l am pe r k a r a pi dan a h a k n y a

bisa dimusnahkan, apakah tidak sebaiknya kita justr·u menc:anturnkan

suatu ketentuan dirarnpas untuk negara.

Diramr;as.

- 1 04 --

Dirampas untuk koper1tingan negara ini hanya bis dilakukan apabila

ada pers8tujuan dari pencipta, karena dia tidak k8ber·at.an. Sebab

Hakim tidak boleh dalam perkara pidana merampas barann ter-sebut

untuk diserahkan kepada pemegang hak cipta sepanjang dia tidak

me 1 a k u k a n g u g a t. a n pe r d a t a . J ad i k a l a u t i d a k rn e l a k u k an H a k i m

t i d a k bo 1 e h me n j a t u h k a n h a 1 s e pe r t i i t u , k a rena i n i j e :l as d i c a n -

tumkan.

I n i l a h d as a r - d as a r pe m i k i r a n k am i , s e h i n g ~~a pe r· l u a. d a pe n a rn -

b.ahan sepanj ang per ka r·a pe rda ta memang bi sa d i se r ahk.,.n, te tapi

d a 1 am pe r k a r a p i o dan a t ida k ad a a l t e r n a t i f l a i n d a L un U U i n i

hanya dimusnahkan, tidak boleh diserahkan kepada yang ~ersangku­

tan atau p8rnegang hak cipta sepanjang dia tidak rnelakuk.~n gugatan

perdata, ini jelas di dalam Pasal 45. Itu pemaharnan karni.

KETUA RAPAT

Saya persilakan tanggapan dari Fraksi

silakan.

FABRI (DRS. MOELJONO AR)

lain, FABRI

Terima kasih Pirnpinan, ini m8mang agak sedikit b<E1da antara

di satu sisi untuk melindungi penciptanya, d; satu sisi diman­

faatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jadi dalam hati

kecil kami betul-betul sangat setuju. Kemudian melihat perkem­

bangan hukum lanjut, saya ini kira ini merupakan penal.:1ran baru,

jadi positif sekali. Hanya kadang-kadang bisa menimbulkan hal-hal

yang negatif kalau tidak ada l<alusul yang menjelaskan s8cara

tegas dan saksinya harus pasti juga,

Jadi kalau m8mang i tu harus

mel i ndungi kep8n t i ngan rakya t juga.

justru kami condong untuk men8lorkan

ini masalahnya di :!.itu.

di ·usnahkan sebena 1·nya juga

Kami S8t8lah dipildr-pi:dr,

yang baru ini, cuma d8r'.gan

catatan bahwa penalaran ini harus menggambar-kan suatu hal yang

j an g a n m 8 n i m b u l k a n k 8 l em a h a n h u k u m , t e t a pi s u a t u p8 ,. l i n d u n g a n

hukum yang betul-betul bisa dimanfaatkan.

Saya kira domikian dari kami, terima kasih.

KETUA PAPAT

Dari FABRI usul konkritnya bagaimana.

Ff:lflfH ..

- 105 -

FABRI (DRS. MOEL.JONO AF-<)

Dari Pemerintah karni setuju cuma harus ada klausul yang

menjelaskanmenjelaskan ini benar-benar ke arah

sampai justru nanti malah merepotkan penegak hukum

kira demikian, ter·irna kasih

FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)

sana, jangan

sendiri. Saya

Jadi begini Pak Dirjen, :indaikan 1n1 bisa dipaharni karni

i n g i n rn eng h i n d a r· i sua t u h a l yang be r s i fat f o r rna l i t as b(':J l aka .

Dengan adanya ketentuan hukurn, kita JUga tidak ingin rnelakukan

penyelundupan hukurn. Karena pada kenyataannya seand3inya ada

dikturn semacarn itu, saya khawatir terjadi penyelundup:In hukurn

Pak Dir·jen. Ar·t.inya dalarn keputusan itu dir·arnpas untuk negara

dimusnahkan, padahalhanya secar·a formal dimusnahkan. TE~gakah ini

umpamanya neg a r· a, kala u sepe r t i yang d i kemukakan FKP, ka ta kan 1 ah

sudah ada diternukan ber·juta-juta bal hasil batik di pabr·ik terse­

but, harus dimusnahkan, sedangkan menurut pemegang hak sipta itu

sendir·i dia rnelihat, bahwa tahu ini rnelanggar hak cipta saya,

t e tap i neg a r a b i s "' rn ern a n fa a t k an . 1 n i d as a r pe rn i k i ran n y a , j an g a n

sampai juga nanti terjadi penyelundupan hukum yang formal saJ._~,

yang biasa dilakukan artinya secara formal dirampas, sudah di­

mushkan, pad aha l te r nya ta t i dak dimusnahkan, ka rena k ita me rasa

ini bermanfaat..

Oleh karena itu, apakah tidak sebaiknya memberil<an suatu

pasal yang fleksibel, kita bisa mengambil jalan tengah begini Pak

D i r j en , k i t a c a n turn k an d i a t as a . d i r a rn pas u n t u k neg a r a pen j e l a·­

san pasal di dalam hal Pengadilan menjatuhkan keputusan dirampas

untuk negara hal ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan

pemegang hak cipta. Saya kira ini cukup fleksibel untuk menampung

hal ini, sepanjang tidak sepengatahun Hakim karena yat)g dilin­

dungi pemegang ha k c i ··,t.a. Ka 1 au pemegang hak ci pta i tu sencL r· i­

merasa bahwa tidak merugikan kepentingan dia, maka keseimbangan

hukum ini yang ingin ditegakkan juga adalah keseimbang.sn hukurn.

Kalau memang pernegang hak cipta itu sendiri merasa bahwa keseim­

bangan hukum i tu sudah ada dengan adanya proses peni ndakan i tu

dan hasilnya bisa dirnanfaatkan untuk kepentingan negara saya kira

tidak ada masalah.

Ja·:ii ...... .

- 106 -

Jadi· ada klausul bahwa dirampas oleh negara kemudian diberikan

penjelasan bahwa dalam hal keputusan pengadilan bar;;mg bukti

tersebut dirampas untuk negara, maka hal ini hanya dap<Ht dilaku­

kan ata perstujuan pemegahg hak cipta.

Jadi ada sua tu keseimbangan hukum, di mana pem•sgang hak

cipta juga merasa bisa menerima keputusan itu dan di lain pihak

memberikan kesempatan memanfaatkan hal-hal sanga t mubazi r. I ni

saja dasa r pemi ki rannya. Kalaupun i tu bisa di pahami ka r·•:,na hal in

berlangsung dalam praktek banyak sekali, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih dari FPDI.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.) :

Terima kasih Pak Ketua, kami tert .r ik dengan apa )'ang dita­

warkan oleh Pak Rusdi, namun sebelum saya menanggapi mohon diu­

lang tadi penjelasannya, terlalu cepat. Jadi penjelasannya a.

dirampas untuk negara.

FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)

Penjelasannya dalam hal keputusan pengadilan nenetapkan

bahwa bar·ang yang rner·upakan hasil pelanggaran hak cipt<:t dirampas

untuk, maka hal ter·sebut hanya dapat dilakukan atas pBrsetujuan

pemegang hak cipta tersebut.

Saya kira ini sangat adil, itu saja dasar pemikirannya, soal

redaksi itu soal nanti, substansi seperti itulah yang kami ingin­

kan, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Dari FPDI, FPP silakan.

FPP (H. AHMAD PARIS, S.H.) :

Cukup mengerti Pak apa yang dikemukakan oleh Pak Rusdi, cuma

kita melihat pada UU induknya pada ketentuan pidana Pasal 44 ini

ayat (1) menga takan "barang siapa melanggar hak cipta di pi dana

dengan pidana paling lama 3 tahun dan denda setinggi-tingginya 5

j Ll ta ..... .

- 107 -

juta rupiah"_ Jadi ini artinya pelanggar hak cipta yang mesti

dipidana, megapa sekarang dimanfaatkan.

FKP (MOHAMMAD RUSDI TAHIR, S.H.)

Bukan begitu Pak, ini kita diskusi, jadi itu adalah hukuman

pokok bahwa ada hukuman penjara dan hukuman denda. Dis<lrnping i tu

ada perampasan ber, J-benda tertentu, i tu pasti ada perarflpasan.

Perampasan barang-barang tertentu itulah meyangkut di sini,

artinya barang hasil dari kejahatan. Jadi dia tetap dipidana, dia

juga tetap dipidana karena dia komulatif dan juga ban1ng-barang

hasil rampasan itu bagaimana posisinya. Inilah kami usulkan

pos isi ba rang-barang te rsebut bi sa di ram pas un tuk neg a ra, j adi

bermanfaat.

Jadi juga rnerupakan suatu hukuman, jad\ bisa saja clilakukan,

dia juga dihukum, dia juga didenda, barang-barangnya ticlak diser­

ahkan ke dia lagi, karena dia yang melang9ar hak cipta i. tu. Jad:i

harus ada posisi barang itu, katakanlah kaset yang diba_, <k sekian

puluh ribu, buku atau batik dan sebagainya itu rnerupa><.an hasil

dari kejahatan. Oleh karena itu, kami usulkan justru .3.pa tidak

sebaiknya itu bisa, ini adalah alternatif, bisa saja dirampa=;

untuk negara, bisa di rampas untuk dimusnat1kan. Ini clalam hal

perkara pidana.

FPP (H. AHMAD PARIS, S.H.)

Jadi pemanfaatan itu seijin pemegang hak cipta.

FKP (MOHA~MAD RUSDI TAHIR)

Terus teran9 informasi untuk Pak Dirjen, ter·us ter·ang saya

sec·ara informal pernah bicar-a dengan Pak Menteri dalam hal ini

dan P a k Mente r· i men 9 a taka n i t u m u n 9 k i n b is a d i 1 a k u k an a t as pe r ~- e ··­

tujuan dari perne9an9 hak cipta. Kalau 1n1 tidak bisa P.:tk Dirjen

mengambil keputusan sekarang, barangkali biarlah hal ini dipen­

di ng dan se 1 anj utnya di konsul tasi kan dengan Mente ri, sebab i ni

juga sangat prinsipil. Bukan untuk kepentingan siapa Pak Dirjen,

tetapi juga untuk kepentingan negara yang kita cintai ini, terima

kasih.

KETUA RAPAT :

Sekaran9 sudah pukul 10.25, tadi usul dari pengusul sendiri

untuk ..... .

"'<:"" .=:.'I"

. ' .

- 108 -

untuk DIM yang terakhir ini dipending, barangkali ada lagi sila­

kan.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, S.H.)

Terima kasih, kami peringatkan bahwa Pak Pimpinan sudah

menyampaikan tantangan kepada ki ta untuk malam hari ini tinggal

sekian bagaimana, dikatakan tadi persetujuan kemudian kita sampai

selesai. J adi tidak pe rl u te rgesa-gesa Pak. I ni yang pe r·tama.

Kedua, kami tertarik sekali dan ingin menelusuri apa yang

disampai kan oleh Pak Rusdi tadi seca r-:~ pel an supaya man tap, i ni

masalah substansial sekali. Saya sangat bisa memahami dan kami

akan sekali lagi menelusuri, nanti kalau dari telusuran kami itu

semak in menambah man tap, syuku r, ka lau meragukan sa~; a se tuj u

untuk kemudian dipending.

Saudara Ketua, kita tadi sama-sama melihat dari Pasal 45

tadi yang a itu merupakan proses peradilan pidana, sedang yang b

itu adalah perdata. Berbicara masalah a, itu menjadi konsekwensi

dari putusan pidana, maka penyantuman a ini dirampas unt.uk negara

guna dimusnahkan. Hebat betul ki ta ini bisa mengatur Hakim yang

hanya boleh memutuskan seperti itu, ini tergantung keputusan

Hakim, tidak bisa k ita, tidak mung kin ki ta melampaui kewenangan

dari UU yang sudah dibuat, disepakati bersama dan belum ditunjau

kembali. Induknya rnengatakan "ciptaan atas barang yang merupakan

hasil pelanggaran hak cipta atau barang berdasarkar1 putusan

Pengadi lan. Putusan Pengadi lan yang membua t siapa, Hakim. Hakim

memutuskan bagaimana, mengacu kepada UU yang ada, bisa beberapa

al ternati f, mengapa ki ta ki ta cantumkan hanya sa tu ke mungki nan

saja. Jelas ini kita salah, kalau mentoleril ini.

Jadi akan kembali kepada apa yang disampaikan oleh Pak RJsdi

Tahir tadi, bahwa ada beberapa kemungkinan termasuk tidak musti

ki ta cantumkan, i ni rala t untuk Pak Rusdi Tahir, tidak mus ti

dicantumkan bahwa itu sepersetujuan dar'i si pencipta, na:nti dulu,

keputusan Hakimnya bagaimana. Ini adalah kewenangan H;:1kim, ini

pi dana, Pak Rusdi tadi menga takan i ni pidana, nega ra rTienga takan

i tu pelangga ran, apa yang ha rus di pe rlakukan hukumnya l<epada si

pelangga r. Per tam a o rannya kern a hukurnan, kena denda, a ts.s ba rang­

nya bagaimana, keputusan Hakim bagaimana terserah, mau disuruh

mcrsnahkan, mau untuk dirnanfaa tkan nega ra, mau di lelang hasi l nya

untuk negara. Itu semua tetap kewenangan Hakim.

Jac i. ...... .

... - 109 -

Jadi ki ta tidak bisa apa-apa, j adi bagaimanapun juga Peme­

ri ntah mau be r tahan, to long kalau mau bertahan i ni arnbi 1 dul u,

rubah dulu kewenangan Hakim itu, silakan dibatasi dulu di sini,

tidak mungkin bisa Pak. Ini pertama masalah a.

Sekarang kita menginjak pada b, pada b ini kalau kita pelan,

ini perdata, "diser-ahkan kepada pemegang hak cipta sepanjang

pemegang hak cipta yang bersangkutan telah mengajukan gugatan

perdata atas perkara pelanggaran hak cipta tersebut sesuai kBten-·

tuan sebagaimana dimaksud Pasal 42. Jadi Pasal 42 itu pintunya

itu dia gugat, tetapi di sini kapan itu terjadinya di-::.·: 3, kemu­

dian dia rnenggugat lantas disita, belum ada keputusan sudah dika­

sih tidak bisa, menar,~l keputusan pengadilan yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap~ baru bol~h dia berjalan.

Oleh karena itu, rurnusan ini kurang untuk yang b. Kalau ini

di petahankan begi tu akan rancu. di si ta, say a sudah men<;1guga t P.'l.k

ini saya ambil. Tidak bisa keputusan Pengadilan ata·3 gugatan

bagaimana dan keputusan itu dibandin_; tidak, di kasasi tidak,

ba ru se te lah mempunya i kekua tan hukum yang te tap, ka l irna t i tu

tidak ada di sini. Jadi oleh karena itu b pun harus dj_sempurna­

k.an.

Demikianlah hasil penelusuran kami terhadap apa yang disam­

paikan Pak Rusdi, oleh karena itu apa yang rnenjadi kesjmpulannya

ada1 ah a i t.u ha rus di 1 engkapi beberapa a 1 te rna ti f yang seka rang

sudah diwenangkan o1eh UU.

I n i ......... .

-110-

Ini yang pertama untuk A, sedangkan di 8 harus ditambah

setelah berakhir Pasal 42,---~~an telah memperoleh keputusan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap~ Sekian, terima kasih.

KETVA BAPAT :

Terima kasih untuk FPDI. Jadi khusus untuk 8 ini p19rlu kita

renungkan juga. Dalam rumusan ini, tidak mungkin sebagai barang

bukti yang diserahkan dalam suatu perkara yang ma!:.i h da.lam

proses, hal ini fT1( upakan saran dari ketua, namun demil<ian saya

serahkan kembali kepada rapat apakah akan diteruskan at3u bariai­

mana. Dari FKP ingin menanggapi, kami persilakan.

FKP (TARUNA .____lliil_.: D a r i a p a y a n g d i sam p a i k a n o 1 e h F P D I me r- up a I< a n h a l y <1 n g p r· i n­

sip. Salah satu aspek pembuatan Undang-undang adalah harus meme­

nuhi syarat formi l maupun materi i 1. Syar·at formi l mengena i ben­

t u k , s y a r a t m a t e r i i 1 a d a s o s i o 1 o g i s • y u r- i d i s , f i l o so f i :c:. _ Y u r i d i ::·. ·-

nya suatu Un(::,Jr-,o,J--urlclna<] itu memang ti<Jak l_;oleh ber·te:•t.clr:q,'i::

dengan per·attHc1n yanq lain atau per~atur·c:ul y.:1.nq sudah 5tda. Jadi

k a 1 a u k i t: a rn e n g a c u pad a k e p lit: u "'·a n pen ~1 ad i l ,'1 --, • p i cJ a r": cl '.'l hI i ''· i_l ..

m a n , k i t a h a n y a rn e n g e n a i d u a n1 a '· d. m h u k u rn a n y a i t u p i d a 11 a p u f<. k d a n

pi dana tamba !1a '' _ ::a pokok terdir·i dari

penjara, kururl<cFJ.n dan denda. Pidana Tambahan adaJah r~encc.o.butan

hak-hak tertentu, perampasan bar·ang tertentu, dan rens_~umuman

putusan hakirn_

Kalau Undang-undang ini justru membuat peraturan yarq berten­

tangan dengan Pcu:-.al 10 KUHP, secara yur·idis undang-u;1dar1q ini

t~dak memenuhi syar·at formi l. Maka

yang disampaikan oleh 8apak Wiy<:~.njono dan 8apal~ Ru~;dy untuk

dipending dan kita teruskan besok pagi. Hal ini merupakan rnasalah

yang prinsip, tidak hanya menambah akhirnya tetapi kalau tidak

jelas akhirnya akan kita cabut, merubah, karena secara. yur-idis

bertentangan dengan Pasal 10 KUHP, dimana pertama juga berten­

t~ngan dengan UU kekuasaan pengadilan yang mana hakim tidak bi3a

ditentukan seperti ini. Walaupun disini pengadilan dapat. cuma

dua pili han. Bapak Wiyanj ono sebaga i pengacara cukup j eli da lam

hal ini dan saya dari FKP mengucapkan terima kasih.

Demikian Pak Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT : kasih. Karni Terima

memberikan

persilakan.

tanggapan

kembalikan

dan usu1

kepada Peme r i nt.s h

d a ri F r a k s i - f r a k ~- I .

untuk

Kami

PEMERINTAH .... -----

....

!" .• ·

- 111 -

PEMERINTAH (BAMBANG KESQWO. SH.LLM)

Terima kasi h saudar·a pimpi nan_

Kalau kita membaca pada UU tentang HCPM tahun 19:37 Pasal 45

yang berbunyi, Ciptaan atau barang yAng merupakan hasil pelangga­

ran hak cipta dirampas untuk negara guna dimusnahkan. Rumusannya

hanya dirubah saja, yang sekarang berlaku itu berbunri, Ciptaan

·atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta dirampas

. untuk negara guna dimusnahkan. Ini undang-undnag yang sekarang

berlaku, kemudian dan pelanggaran hak cipta sebenarnya bukan

delik aduan sehingga baik disetujui oleh pemeganga hak cipta atau

tidak, pelanggarnya harus ditindak, ini masalahnya. Sedangkan

hakim dibatasi oleh bunyi undang-undang, seperti dalam Undang-­

undang HCPH Tahun 1987 sudah ciptaan atau barang yan~:' mer·upakan

hasil pelanggaran hak cipta dirampas untul< negara gun.:1 dimusnah­

kan. Ciptaan barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta

pada DIM nomor 113 lama, ciptaan a tau barang yang meru~:oakan hasi J

pelanggaran hak cipta berdasarkan putusan pengadilan dapat di

rampas untuk negara guna dimusnahkan, ini hanya kata-kc:ltanya yang

dirubah, tetapi dalam UU ini bunyinya demikian.

Ka 1 au merna ng mas i h ba nya k yang berkeberatan, k.:tm i se tuj u

untuk dipending, direnungkan semalam, besok kita ket::lmu sambil

rnerenungkan dan memberi kesempatan kami pribadi untuk mempelajari

karena kami disini adalah minoritas, semuanya S.H. kecuali kamf

sendiri. kami belajar apa itu delik aduan, pidana, pei·data, ini

untuk direnungkan untuk dipelajari bagi semua staf disini.

FKP (TARUNA. SH) :

Ya,.g disebut dalam Pasal 45 ini kalau tidak keliru, Ciptaan

atau barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta dirampas

untuk negara guna dimusnahkan. Tidak ada putusan pengadilan. Jadi

kalau yang dulu t1dak memakai putusan pengadilan, bisa--bisa saJa

kita membuat beg1tu. Tetapi kalau kita sudah menginjak pada

putusan pengadilan, ada ketentuannya. Mohon untuk dicermati

karena hukurn itu mernang dernif·~ tn_ Sebetulnya kami let::ih ktlf'iH1~J

daripada Bapak. E3apaf\ itu sarjana, o,.edangkan syar·at untuk jddi

anggota DPR itu curna SHP, terirna kasih.

KETUA RAPAT

Balk. Kalau dernif<ian dapat kami simpl.;lkan_ f<ar'('rk. !-~.~l ini

masih rn e rn e r· 1 1 : 1..; a n r· c nun q (-1 n dan .J II (1 ,'J

Pemerintah tidaf< kcher-atan untuk ditinjat: lchil·; da1arn,

p~nding sampai besok pagi.

( RAPAT SETUJU )

Terima 1\asih.

T e r i rna •.... _ . _

- 112 -

Bapak dan Ibu sekalian.

Oleh karena DIM yang diserahkan kepada Panja sudah selesai,

tinggal satu yaitu DIM no. 114 dan kita lanjutkan pc :~·ahasannya besok pagi pada pukul 08.00 Wib.

Baiklah rapat :ya skors untuk kemudian dilanjul:kan besok pagi pukul 08.00 Wib.

( RAPAT DISKORS JAM 22.30 WIB )

Ja~drta, 6 Pebruari 1997

A.N. PIMPINAN RAPAT

SEKRETARIS RAPAT