Menjadi Anggota DPR

20
TUGAS MAKALAH PENGANTAR ILMU POLITIK JUDUL “Andai Saya Menjadi Anggota DPR, Apa Yang Akan Saya Lakukan Dalam Menciptakan Politik Yang Bermoral” Disusun oleh : Ahmad Fathoni 6211131138 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Transcript of Menjadi Anggota DPR

TUGAS MAKALAH PENGANTAR ILMU POLITIKJUDUL

“Andai Saya Menjadi Anggota DPR, Apa Yang AkanSaya Lakukan Dalam Menciptakan Politik Yang

Bermoral”

Disusun oleh :

Ahmad Fathoni

6211131138

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Jendral Achmad Yani

Cimahi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Politik meliputi keseluruhan masyarakat yang merupakanperwujudan dari dimensi sosial manusia. Maka tindakan-tindakanpolitik harus mencerminkan moralitas dan etika hidup bersama.Kehidupan politik yang berkembang didalam kesepakatan tertuangdalam undang- undang juga tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Mengingat norma moral yang melandasi normaundang-undang jauh lebih kuat dan mengikat manusia. Pencerahanpolitis dapat diharapkan dari kaum beragama yang berpolitikberdasarkan moralitas yang dapat memberikan tuntutan politikyang sarat nilai dan moral kepada para politisi praktis.Tetapi perilaku politik praktis yang timbul sekarangmencerminkan mentalitas sebagian kaum Indonesia yangdipengaruhi oleh ide kekuasaan yang sempit. Sehingga tindakanpolitik sering menghalalkan segala cara untuk kepentingan dirisendiri atau kelompok. Ide kekuasaan menjadikan kekuasaandiatas segala-galanya. Akibat langsung dari ide kekuasaan ini  semua yang ada diluar lingkungan, grup, organisasi, partai,pemerintahan, negara adalah hal yang mengancam kelangsungankekuasaannya.

Melihat fenomena sekarang masyarakat jengkel dan ada perasaantidak puas terhadap para politisi di DPR maupun DPRD, karenatidak mewakili kepentingan dan memperjuangkan nasib rakyat.Padahal mereka sebelum didudukkan sebagai wakil rakyatberjanji menjalankan kewajiban membela kepentingan rakyatbukan kepentingan pribadi dan kelompok partai-partainya,sehingga mereka terkesan melalaikan kewajiban- kewajiban

utamanya selaku wakil rakyat. Sehingga rakyat tetap dalamkemelaratan yang akhirnya melakukan tindakan-tindakan anarkidemi menyambung kehidupannya.

Dengan memperbaiki moral yang baik, dapat dijadikan pedomanbersama baik dalam kehidupan politik yang menyangkutkenegaraan maupun kemasyarakatan. Untuk menemukan suatu bentukkehidupan bersama yang lebih baik, maka peraturan yang adildan Undang- undang yang lebih sempurna sangat diperlukan.Moral dan politik tidak dapat diabaikan begitu saja. Moralpolitik ditentukan oleh pola kehidupan para aktor politik itusendiri, yang hidup disuatu tempat, dalam kurun waktutertentu, kepentingan negara nasional harus diutamakan. Moralpolitik dipakai untuk memperjuangan kelas buruh, sehinggatercapai suatu masyarakat yang makmur, sama rata, sama rasa,dan tanpa kelas.

Politik adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengelola(mengendalikan, mengatur dan mendistribusikan) kebutuhan orangbanyak agar semua bisa mendapat bagian dan merasa terpuaskan.Karena berkenaan dengan kepentingan orang banyak, maka kodeetik yang berlaku di dunia politik adalah paradigma (yaitucara berfikir, bersikap dan bertindak) yang berorientasikepada kepentingan orang banyak, yaitu dengan jalanmendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentinganpribadi.

Karena merosotnya moral para pemimpin, maka banyakpenyimpangan-penyimpangan politik. Politik yang seharusnyadijadikan untuk kepentingan semua masyarakat hanya dijadikansebagai kepentingan diri sendiri saja atau kelompok. Akibatnyarakyat akan semakin tertekan dan hanya dijadikan sebagai alatbagi para politisi. Aspirasi-aspirasi rakyat yang seharusnyadiwujudkan dilempar jauh, dan penguasa hanya mementingkankepentingan politisi-politisinya. Berdasarkan kenyataantersebut, penulis menyajikan makalah yang berjudul : “AndaiSaya Menjadi Anggota DPR, Apa Yang Akan Saya Lakukan DalamMenciptakan Politik Yang Bermoral.

1.2. Rumusan Masalah

Pengertian DPR Pengertian Politik Pengertian Moral Andai Saya Menjadi Anggota DPR, Apa Yang Saya Akan

Lakukan Dalam Menciptakan Politik Yang Bermoral

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian DPR

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebutDewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalahsalah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraanIndonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPRterdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umumyang dipilih melalui pemilihan umum.

1. Sejarah

Masa awal kemerdekaan (1945- 1949) Pada awal kemerdekaan,lembaga- lembaga negara yang diamanatkan UUD 1945 belumdibentuk. Dengan demikian, sesuai dengan pasal 4 aturanperalihan dalam UUD 1945, dibentuklah Komite Nasional Pusat(KNIP). Komite ini merupakan cikal bakal badan legislatif diIndonesia. Anggota KNIP tersebut berjumlah 60 orang tetapisumber yang lain menyatakan terdapat 103 anggota KNIP. KNIPsebagai MPR sempat bersidang sebanyak 6 kali, dalam melakukankerja DPR dibentuk Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, BadanPekerja tersebut berhasil menyetujui 133 RUU disampingpengajuan mosi, resolusi, usul dan lain-lain.

Masa Republik Indonesia Serikat (1949- 1950) Pada masa initidak diketahui secara pasti bagaimana keberadaan DPR karenasedang terjadi kekacauan politik, dimana fokus utama berada dipemerintah federal RIS.

Masa Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (1950- 1956) Padatanggal 14 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS menyetujuiRancangan UUDS NKRI (UU No. 7/1850, LN No. 56/1950). Padatanggal 15 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS mengadakan rapatdimana dibacakan piagam pernyataan terbentuknya NKRI yangbertujuan: 1. Pembubaran secara resmi negara RIS yangberbentuk federasi 2. Pembentukan NKRI yang meliputi seluruhdaerah Indonesia dengan UUDS yang mulai berlaku pada tanggal17 Agustus 1950. Sesuai isi Pasal 77 UUDS, ditetapkan jumlahanggota DPRS adalah 236 orang, yaitu 148 anggota dari DPR-RIS,

29 anggota dari Senat RIS, 46 anggota dari Badan PekerjaKomite Nasional Pusat, dan 13 anggota dari DPA RI Yogyakarta.

Masa DPR hasil pemilu 20 Maret 1956 (1956- 1959) DPR iniadalah hasil pemilu 1956 yang jumlah anggota yang dipilihsebanyak 272 orang. Pemilu 1956 juga memilih 542 orang anggotakonstituante. Tugas dan wewenang DPR hasil pemilu 1955 samadengan posisi DPRS secara keseluruhan, karena landasan hukumyang berlaku adalah UUDS. Banyaknya jumlah fraksi di DPR sertatidak adanya satu dua partai yang kuat, telah memberi bayanganbahwa pemerintah merupakan hasil koalisi. Dalam masa initerdapat 3 kabinet yaitu kabinet Burhanuddin Harahap, kabinetAli Sastroamidjojo, dan kabinet Djuanda.

Masa DPR Hasil Dekrit Presiden 1959 berdasarkan UUD 1945(1959- 1965) Jumlah anggota sebanyak 262 orang kembali aktifsetelah mengangkat sumpah. Dalam DPR terdapat 19 fraksi,didominasi PNI, Masjumi, NU, dan PKI. Dengan Penpres No. 3tahun 1960, Presiden membubarkan DPR karena DPR hanyamenyetujui 36 milyar rupiah APBN dari 44 milyar yang diajukan.Sehubungan dengan hal tersebut, presiden mengeluarkan PenpresNo. 4 tahun 1960 yang mengatur Susunan DPR- GR. DPR-GRberanggotakan 283 orang yang semuanya diangkat oleh Presidendengan Keppres No. 156 tahun 1960. Adapun salah satu kewajibanpimpinan DPR- GR adalah memberikan laporan kepada Presidenpada waktu- waktu tertentu, yang mana menyimpang dari pasal 5,20, 21 UUD 1945. Selama 1960- 1965, DPR- GR menghasilkan 117UU dan 26 usul pernyataan pendapat.

Masa DPR Gotong Royong tanpa Partai Komunis Indonesia (1965-1966) Setelah peristiwa G.30.S/PKI, DPR- GR membekukansementara 62 orang anggota DPR- GR eks PKI dan ormas-ormasnya.DPR- GR tanpa PKI dalam masa kerjanya 1 tahun, telah mengalami4 kali perubahan komposisi pimpinan, yaitu :

a. Periode 15 November 1965- 26 Februari 1966. b. Periode 26 Februari 1966- 2 Mei 1966.c. Periode 2 Mei 1966- 16 Mei 1966.d. Periode 17 Mei 1966-19 November 1966. Secara hukum,

kedudukan pimpinan DPR GR masih berstatus sebagaipembantu Presiden sepanjang Peraturan Presiden No. 32tahun 1964 belum dicabut. Dalam rangka menanggapi situasi

masa transisi, DPR- GR memutuskan untuk membentuk 2 buahpanitia: a) Panitia politik, berfungsi mengikuti perkembangan dalam

berbagai masalah bidang politik.b) Panitia ekonomi, keuangan dan pembangunan, bertugas

memonitor situasi ekonomi dan keuangan serta membuatkonsepsi tentang pokok- pokok pemikiran ke arahpemecahannya.

Masa Orde Baru (1966- 1999) Berdasarkan Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966, yang kemudian dikukuhkan dalam UU No. 10/1966,maka DPR- GR Masa Orde Baru memulai kerjanya denganmenyesuaikan diri dari Orde Lama ke Orde Baru. Kedudukan,tugas dan wewenang DPR- GR 1966- 1971 yang bertanggung jawabdan berwewenang untuk menjalankan tugas- tugas utama sebagaiberikut:

1. Bersama- sama dengan pemerintah menetapkan APBN sesuaidengan pasal 23 ayat 1 UUD 1945 beserta penjelasannya.

2. Bersama- sama dengan pemerintah membentuk UU sesuaidengan pasal 5 ayat 1, pasal 20, pasal 21 ayat 1 danpasal 22 UUD 1945 beserta penjelasannya.

3. Melakukan pengawasan atas tindakan- tindakan pemerintahsesuai dengan UUD 1945 dan penjelasannya, khususnyapenjelasan bab 7.

Selama masa orde baru DPR dianggap sebagai Tukang Stempelkebijakan pemerintah yang berkuasa karena DPR dikuasai olehGolkar yang merupakan pendukung pemerintah.

Masa reformasi (1999- sekarang) Banyaknya skandalkorupsi, penyuapan dan kasus pelecehan seksual merupakanbentuk nyata bahwa DPR tidak lebih baik dibandingkan denganyang sebelumnya. Mantan ketua MPR- RI 1999 s.d 2004, AmienRais, bahkan mengatakan DPR yang sekarang hanya merupakanstempel dari pemerintah karena tidak bisa melakukan fungsipengawasannya demi membela kepentingan rakyat. Hal itutercermin dari ketidakmampuan DPR dalam mengkritisi kebijakanpemerintah yang terbilang tidak pro rakyat seperti kenaikanBBM, kasus lumpur Lapindo, dan banyak kasus lagi. Selain itu,DPR masih menyisakan pekerjaan yakni belum terselesaikannyapembahasan beberapa undang- undang. Buruknya kinerja DPR padaera reformasi membuat rakyat sangat tidak puas terhadap para

anggota legislatif. Ketidakpuasan rakyat tersebut dapatdilihat dari banyaknya aksi demonstrasi yang menentangkebijakan- kebijakan pemerintah yang tidak dikritisi oleh DPR.Banyaknya judicial review yang diajukan oleh masyarakat dalammenuntut keabsahan Undang- undang yang dibuat oleh DPR saatini juga mencerminkan bahwa produk hukum yang dihasilkanmereka tidak memuaskan rakyat. DPR juga kerap dikritik olehsebagian besar masyarakat Indonesia karena dianggap malasdalam bekerja. Hal ini terbukti dari pemberian fasilitasmewah, seperti gaji besar, kendaraan, dan perumahan, namuntidak sebanding dengan hasil yang diberikan. Hal lain yangsudah menjadi rahasia umum adalah banyaknya anggota yang"bolos" dalam sidang paripurna, atau sekedar "menitip absen",sehingga seolah-olah hadir, namun kenyataannya tidak. Kalaupunhadir, sebagian oknum anggota ternyata tidur saat sidang, maingame, atau melakukan tindakan lain selain mengikuti prosesrapat paripurna.

Dalam konsep Trias Politika, di mana DPR berperan sebagailembaga legislatif yang berfungsi untuk membuat undang- undangdan mengawasi jalannya pelaksanaan undang- undang yangdilakukan oleh pemerintah sebagai lembaga eksekutif. Fungsipengawasan dapat dikatakan telah berjalan dengan baik apabilaDPR dapat melakukan tindakan kritis atas kebijakan yangdikeluarkan oleh pemerintah yang tidak sesuai dengankepentingan rakyat. Sementara itu, fungsi legislasi dapatdikatakan berjalan dengan baik apabila produk hukum yangdikeluarkan oleh DPR dapat memenuhi aspirasi dan kepentinganseluruh rakyat.

2. Fungsi

DPR mempunyai fungsi ; legislasi, anggaran, dan pengawasanyang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat.

3. Legislasi

Fungsi Legislasi dilaksanakan untuk membentuk undang- undangbersama presiden.

4. anggaran

Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikanpersetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadaprancangan undang- undang tentang APBN yang diajukan olehPresiden.

5. Pengawasan

Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan ataspelaksanaan undang- undang dan APBN.

6. Hak

DPR mempunyai beberapa hak, yaitu; hak interpelasi, hakangket, hak imunitas, dan hak menyatakan pendapat.

a) Hak interpelasi

Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepadaPemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting danstrategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.

b) Hak angket

Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikanterhadap pelaksanaan suatu undang- undang dan/atau kebijakanPemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, danberdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

c) Hak imunitas

Hak imunitas adalah kekebalan hukum dimana setiap anggota DPRtidak dapat dituntut di hadapan dan di luar pengadilan karenapernyataan, pertanyaan/pendapat yang dikemukakan secara lisanataupun tertulis dalam rapat- rapat DPR, sepanjang tidakbertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode etik.

d) Hak menyatakan pendapat

Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakanpendapat atas:

Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasayang terjadi di tanah air atau di dunia internasional

Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan

pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadapnegara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atauWakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagaiPresiden dan/atau Wakil Presiden.

7. Hak anggot

Anggota DPR mempunyai hak:

mengajukan usul rancangan undang-undang mengajukan pertanyaan menyampaikan usul dan pendapat memilih dan dipilih membela diri imunitas protokoler keuangan dan administratif

8. Kewajiban anggota

Anggota DPR mempunyai kewajiban:

memegang teguh dan mengamalkan Pancasila melaksanakan Undang- Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturanperundangundangan

mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dankeutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

mendahulukan kepentingan negara di atas kepentinganpribadi, kelompok, dan golongan

memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan negara menaati tata tertib dan kode etik menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan

lembaga lain menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui

kunjungan kerja secara berkala

menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduanmasyarakat

memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politiskepada konstituen di daerah pemilihannya

9. . Larangan

Anggota DPR tidak boleh merangkap jabatan sebagai pejabatnegara lainnya, hakim pada badan peradilan, pegawai negerisipil, anggota TNI/Polri, pegawai pada BUMN/BUMD atau badanlain yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD.Anggota DPR juga tidak boleh melakukan pekerjaan sebagaipejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta, akuntanpublik, konsultan, advokat/pengacara, notaris, dokter praktekdan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan tugas,wewenang, dan hak sebagai anggota DPR.

10. Penyidikan

Jika anggota DPR diduga melakukan perbuatan pidana,pemanggilan, permintaan keterangan, dan penyidikannya harusmendapat persetujuan tertulis dari Presiden. Ketentuan initidak berlaku apabila anggota DPR melakukan tindak pidanakorupsi dan terorisme serta tertangkap tangan.

11. Fraksi

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenangDPR, serta hak dan kewajiban anggota DPR, dibentuk fraksisebagai wadah berhimpun anggota DPR. Dalam mengoptimalkanpelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPR, serta hak dankewajiban anggota DPR. Fraksi melakukan evaluasi terhadapkinerja anggota fraksinya dan melaporkan kepada publik. Setiapanggota DPR harus menjadi salah satu fraksi. Fraksi dapatdibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang batas batasperolehan suara dalam penentuan perolehan kursi DPR. Fraksimempunyai sekretariat. Sekretariat Jenderal DPR menyediakansarana, anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaantugas fraksi.

12. Alat kelengkapan

Alat kelengkapan DPR terdiri atas: Pimpinan, Badan Musyawarah,Komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran, Badan AkuntabilitasKeuangan Negara, Badan Kehormatan, Badan Kerjasama Antar-Parlemen, Badan Urusan Rumah Tangga, Panitia Khusus dan alatkelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapatparipurna.Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantu oleh unitpendukung yang tugasnya diatur dalam peraturan DPR tentangtata tertib.

13. Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal DPR-RI merupakan unsur penunjang DPR,yang berkedududukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negarayang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dalammelaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Pimpinan DPR.Sekretaris Jenderal diangkat dan diberhentikan denganKeputusan Presiden atas usul Pimpinan DPR. SekretariatJenderal DPR RI personelnya terdiri atas Pegawai Negeri Sipil.Susunan organisasi dan tata kerja Sekretaris Jenderalditetapkan dengan keputusan Presiden.

2.2. Pengertian Politik

Pengertian politik berasal dari kata Politics yang memmilikimakna bermacam- macam kegiatan dalam suatu sistem politik ataunegara yang menyangkut proses tujuan penentuan- penentuantujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan mengenai apakah yang menjaditujuan dari sistem politik itu yang menyangkut seleksi antarabeberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas daritujuan- tujuan yang dipilih.

Untuk pelaksanaan tujuan- tujuan itu perlu ditentukankebijaksanaan- kebijaksanaan umum atau public policies, yangmenyangkut pengaturan dan pembagian dari sumber- sumber yangada.  Untuk melakukan kebijaksanaan- kebijaksanaan itudiperlukan suatu kekuasaan (power), dan kewenangan (authority)yang akan dipakai baik untuk membina kerjasama maupunmenyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.

Cara- cara yang dipakai dapat bersifat persuasi, dan jikaperlu dilakukan suatu pemaksaan (coercion). Tanpa adanya suatupaksaan kebijaksanaan ini hanya merupakan perumusan keinginanbelaka (statement of intents) yang tidak akan pernah terwujud.

Politik selalu menyangkut tujuan- tujuan dari seluruhmasyarakat (public goals), dan bukan tujuan pribadi seseorang(privat goals). Selain itu politik menyangkut kegiatanberbagai kelompok termasuk partai politik, lembaga masyarakatmaupun perseorangan.

2.3. Pengertian Moral

Yaitu  ajaran baik atau buruk tentang perbuatan dan kelakuan. Pancasila sebagai nilai moral perorangan, moral bangsa dan moral negara mempunyai pengertian :

1. Dasar negara repuplik indonesia yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada dan berlaku. 

2. Pandangan hidup bangsa indonesia yanng dapat mempersatukan serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan. 

3. Jiwa dan kepribadian bangsa indonesia karena pancasila merupakan ciri khas bangsa indonesia.

2.4. Andai Saya Menjadi Anggota DPR, Apa Yang Akan Saya Lakukan Dalam Menciptakan Politik Yang Bermoral

Melaksanakan kewajiban- kewajiban dan meninggalkan larangan-larang yang telah ditetapkan di dalam peraturan anggota DPR.Dan langkah yang perlu saya lakukan dalam menciptakan politikyang bermoral adalah menggalakkan kembali penanaman prinsippancasila dalam kanca pemerintahan dan kehidupan masyarakat,karena ditinjau dari fenomena- fenomena yang telah terjadi dikanca pemerintahan dan kehidupan masyarakat belakangan inisangat menyimpang dari norma- norma pancasila. Padahal telahkita ketahui bersama bahwasannya peran pancasila di indonesiaadalah sebagai dasar, idiologi dan tolak ukur kehidupan bangsaindonesia.

Makna Pancasila Dalam Menciptakan Politik Yang Bermoral

Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan Negara yangmerupakan satu kesatuan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing- masing sila- silanya. Karena jikadilihat satu persatu dari masing- masing sila itu dapat sajaditemukan dalam kehidupan berbangsa yang lainnya. Namun, maknaPancasila terletak pada nilai- nilai dari masing- masing silasebagai satu kesatuan yang tak bias ditukarbalikan letak dansusunannya. Untuk memahami dan mendalami nilai nilai Pancasiladalam berpolitik yang bermoral itu semua terkandung dalamkelima sila Pancasila.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, sang pencipta seluruh alam.Yang Maha Esa berarti Maha Tunggal, tidak ada sekutu dalamzat- Nya, sifat- Nya dan perbuatan- Nya. Atas keyakinandemikianlah, maka Negara Indonesia berdasarkan pada KetuhananYang Maha Esa, dan Negara memberikan jaminan sesuai dengankeyakinan dan kepercayaannya untuk beribadat dan beragama.Bagi semua warga tanpa kecuali tidak boleh ada sikap danperbuatan yang anti Ketuhanan Yang Maha Esa dan antikeagamaan. Hal ini diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 dan2.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yangberbudaya dan memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta.Dengan akal nuraninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Adil berarti wajar, yaitu sepadan dan sesuai dengan hakdan kewajiban seseorang. Beradab kata pokoknya adalah adab,sinonim dengan sopan, berbudi luhur dan susila. Beradabartinya berbudi luhur, berkesopanan, dan bersusila. Hakikatnyaterkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama: “Bahwasesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan olehsebab itu, penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karenatidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan …”.Selanjutnya dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945.

3. Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu, artinya utuh tidak terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang berabeka ragam menjadi satu kebulatan. SilaPersatuan Indonesia ini mencakup persatuan dalam artiideologis, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam. Halini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea ke- empat, yangberbunyi, “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatupemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesi...”. Selanjutnyalihat batang tubuh UUD 1945.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyarawatan Perwakilan

Kata rakyat yang menjadi dasar Kerakyatan, yaitu sekelompokmanusia yang berdiam dalam satu wilayah tertentu. Sila inibermaksud bahwa Indonesia menganut system demokrasi, baiksecara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti bahwakekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat. Kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan berarti bahwa rakyat dalam melaksanakan tugaskekuasaannya ikut dalam pengambilan keputusan- keputusan.Sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat, yaitu, “… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaanIndonesia, yang berkedaulatan rakyat …”. Selanjutnya lihatdalam pokok pasal- pasal UUD 1945.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakatdisegala bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual.Seluruh rakyat berarti semua warga Negara Indonesia baik yangtinggal di dalam negeri maupun yang di luar negeri. Hakikatkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dinyatakan dalamalinea ke- dua Pembukaan UUD 1945, yaitu “Dan perjuangankemerdekaan kebangsaan Indonesia … Negara Indonesia yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Selanjutnyadijabarkan dalam pasalpasal UUD 1945.

Pola pikir untuk menciptakan kehidupan politik yang bermoralmutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila yang telahdijabarkan diatas. Yang mana dalam berpolitik harus bertumpupada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil danberadab, persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin olehHikmat Kebijaksanaan dalam permusyarawatan Perwakilan dandengan penuh keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiatampa pandang bulu. Nilai- nilai Pancasila tersebut mutlakharus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengaturpemerintahan, agar tidak menyebabkan berbaghai penyimpanganseperti yang sering terjadi belakangan ini. Seperti tindakpidana korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan,terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai perselingkuhandikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.

Nilai Pancasila Dalam Menciptakana Politik Yang Bermoral

Dengan konsep dan prinsip yang terdapat dalam pancasila, dapatdi temukan nilai dasar dalam menciptakan politik yangbermoral, yang ingin diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Nilai tersebut adalah :

1. Damai

Damai adalah situasi yang menggambarkan tiadanya konflik,segala unsur yang terlibat dalam suatu proses berlangsungsecara selaras, serasi dan seimbang, sehingga menimbulkanketeraturan, ketertiban dan keamanan. Segala kebutuhan yangdiperlukan oleh manusia dapat terpenuhi, sehingga tidakterjadi perebutan akan kepentingan. Hal ini akan terwujud bilasegala unsur yang terlibat dalam kegiatan bersama mampumengendalikan diri secara prima dengan asesanti memayuhayuning bawono serta leladi sesamining dumadi.

2. Iman

Iman adalah suatu keadaan yang menggambarkan keyakinan akanadanya kekuatan supranatural yang disebut Tuhan Yang Maha Esa.Dengan keimanan manusia yakin bahwa Tuhan menciptakan danmengatur alam semesta. Apapun yang terjadi di dunia adalahatas kehendakNya, dan manusia wajib untuk menerima dengankeikhlasan.

3. Taqwa

Taqwa adalah suatu sikap berserah diri kepada Tuhan Yang MahaEsa, sehingga bersedia untuk mematuhi segala perintahNya danmenjauhi segala laranganNya. Ketaatan dan kepatuhan inididasari oleh keikhlasan dan kerelaan.

4. Adil

Adil adalah menempatkan segala perkara pada tempatnya. Segalaunsur yang terlibat dalam suatu kegiatan dihormati dandidudukkan sesuai dengan harkat dan martabatnya, disesuaikandengan peran fungsi dan kedudukkannya. Kewajiban dan hak asasidihormati dan didudukkan sesuai dengan prinsip Pancasila.

6. Setara

Setara adalah menempatkan segala perkara tanpa membeda-bedakanbaik dari segi jender, suku, ras, agama, adat dan budaya.Setiap orang diperlakukan sama dihadapan hukum, memperolehkesempatan yang sama dalam pelayanan pendidikan, kesempatankerja sesuai dengan potensi, kemampuan dan peran yangdimilikinya.

7. Selaras atau Harmoni

Selaras atau Harmoni adalah keadaan yang menggambarkanketeraturasn, ketertiban, ketaatan karena masing-masing unsuryang terlibat melaksanakan peran dan fungsi secara tepat,sehingga timbul rasa nikmat dalam suasana damai. Ibarat suatuorchestra, masing- masing pemain berpegang pada partitur yangtersedia, dan masing- masing pemain instrumen melaksanakan

secara taat dan tepat, maka akan terasa suasana nikmat dandamai.

8. Beradab

Beradap akan terwujud apabila komponen yang terlibat dalamkehidupan bersama berpegang teguh pada adat budaya yangmencerminkan nilai dasar yang dipegang dalam kehidupanbersama. Beradab menurut bangsa Indonesia adalah apabilaprinsip yang terkandung dalam Pancasila dipergunakan sebagaiacuan pola fikir dan pola tindak, sedang nilai dasar Pancasiladipegang sebagai tujuan yang hendak direalisasikan.

9. Persatuan dan kesatuan

Menggambarkan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagaikomponen yang beraneka ragam, namun membentuk suatu kesatuanyang utuh. Masing- masing komponen dihormati dan didudukkansebagai bagian yang integral dalam kesatuan negara bangsaIndonesia.

10. Mufakat

Mufakat adalah hal ihwal yang mendapatkan kesepakatan bersamadari hasil musyawarah. Hal ihwal yang telah menjadi suatupermufakatan dipegang teguh dalam kehidupan bersama, masing-masing unsur yang terlibat dalam permufakatan wajibmematuhinya.

11. Bijaksana

Bijaksana adalah hal ihwal yang menggambarkan hasil olah fikirdan olah rasa yang bersendi pada kebenaran, dan keadilan. Bagibangsa Indonesia tolak ukur kebijaksanaan tiada lain adalahprinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

12. Sejahtera

Sejahtera adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinyatuntutan dan kebutuhan manusia baik kebutuhan lahiriyah maupun

kebutuhan batiniyah sehingga terwujud rasa puas diri, yangakhirnya bermuara pada rasa damai.

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah :

1. DPR adalah satu lembaga tinggi negara dalam sistemketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilanrakyat

2. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihanumum yang dipilih melalui pemilihan umum

3. Politik adalah kegiatan dalam suatu sistem politik ataunegara yang menyangkut proses tujuan penentuan- penentuantujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaantujuan- tujuan itu

4. Dalam menciptakan politik yang bermoral, sistempemerintahan menjadikan Pancasila sebagai prinsip

5. dengan melaksanakan semua sila yang ada di dalam Pancasisaakan ditemukannya nilai dasar dalam menciptakan Politik yangbermoral, yang ingin diwujudkan dalam kehidupanbermasyarakat. Nilai tersebut adalah damai, iman, taqwa,adil, setara, selaras atau harmoni, beradap, persatuan,kesatuan, mufakat, bijaksana dan sejahtera

3.2. Rekomendasi

Rekomendasi untuk berprinsip pancasila dalam berpolitik danbermasyarakat. dalam menciptakan politik yang bermoral akansangat efektif jika dilandasi dengan prinsip pancasila, karenadi dalamnya terdapat sila- sila yang mengatur kehidupan yangbaik dan benar dalam berpolitik maupun bermasyarakat.

3.3. Daftar pustaka

Hatta mohammad.1984.Uraian Pancasila.Mutiara;Jakarta.

Budiardjo.1981.Dasar-dasar Ilmi Politik.Gramedia;Jakarta.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat