ARSIP DAN DOKUMENTASI - DPR RI

68
PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANAMAN MODAL MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2006-2007 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 15 MARET 2007 ARSIP DAN DOKUMENTASI

Transcript of ARSIP DAN DOKUMENTASI - DPR RI

PROSES PEMBAHASANRANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANGPENANAMAN MODAL

MASA SIDANG IIITAHUN SIDANG 2006-2007

DEWAN PERWAKILAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA

JAKARTA, 15 MARET 2007

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJAPROSES PEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANAMAN MODAL

Tahun Sidang

Masa Persidangan

Rapat ke

Jenis Rapat

Sifat Rapat

Hari, tanggal

Wa ktu

Tempat

Ketua Rapat

Sekretaris Rapat

Aca ra

2006-2007

III

72

Rapat Kerja RUU tentang Penanaman Modal denganMenteri Perdagangan Republik Indonesia (Raker ke­13)

Terbuka

Kamis, 15 Maret 2007.

Pukul 14.00 sId 20.,35 WIB

Ruang Rapat Komisi VI DPR RI.

1. Prof. Dr. Didik J. Rachbini2. Dr. Ir. H. Lili Asdjudiredja, SE, PhD.3. H. Dudhie Makmun Murad4. Drs. H. Anwar Sanusi, SH, MM.5. Ir. H. Agus Hermanto, MM.

Drs. Helmizar (Kabagset. Komisi VI DPR RI)- Laporan Ketua Panitia Kerja (Panja) kepada Komisi

VI DPR RI dalam rangka Pembahasan RUU tentangPenanaman Modal.

Orang anggotaOrang anggotaOrang anggotaOrang anggotaOrang anggotaOrang anggotaOrang anggotaOrang anggotaOrang anggotaOrang anggota

2

I. PEMERINTAH:Menteri Perdagangan Republik Indonesia besertajajarannya.

II. ANGGOTA PANJA KOMISI VI DPR RI41 dari 52 orang Anggota.1. F-PG = 8 dari 122. F-PDIP = 6 dari 103. F-PPP = 5 dari 64. F-PD = 5 dari 65. F-PAN = 5 dari 56. F-KB = 4 dari 57. F-PKS = 4 dari 48. F-BPD = 1 dari 19. F-PBR = 1 dari 1

10. F-PDS = 2 dar; 2

Had i r

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

PIMPINAN PANJA RUU TENTANG PENANAMAN MODAL1. Prof. Dr. Didik J. Rachbini2. Dr. Ir. H. Lili Asdjudiredja, SE, PhD.3. H. Dudhie Makmun Murod, MBA.4. Drs. H. Anwar Sanusi, SH, MM.5. Ir. H. Agus Hermanto, MM.

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG)6. Rambe Kamarulzaman, MSc.7. Dr. H.M. Azwir Dainyara, MBA.8. Drs. Djoko Poerwongemboro9. GBPH. H. Joyokusumo

10. Adi Putra Darmawan Tahir11. Muhidin M. Said, SE, MBA.12. Ir. Hamzah Sangadji

FRAKSI PARTAI DEMOKRASIINDONESIA PERJUANGAN (F-PDIP)13. H. Irmadi Lubis14. H. Soekardjo Hardjosoewirjo15. Ir. Hasto Kristiyanto, MM.16. H. Suwignyo, BA.17. Ni Gusti Ayu Eka Sukma Dewi

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP)18. H. Efiyardi Asda19. Hj. Sundari Fitriyana, Sag.20. H. Chairul Anwar Lubis21. Drs. H. Zainut Tauhid sa'aot

FRAKSI PARTI DEMOKRAT (F-PD)22. Jr. H.M. Yusuf Perdamean, Nst.23. Dr. Jr. Atte Sugandi, MM.24. drh. Jhonny Allen Marbun, MM.25. Drs. Idealisman Dachi

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN)26. Nasril Bahar, SE.27. Zulkifli Hasan, SE, MM.28. Jr. Cecep Rukmana, MM.29. Ora. Mardiana Indraswati

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA (F-KB)30. Jr. A. Helmi Faishal Zaini31. Prof. Drs. H. Cecep Syarifuddin32. Drs. Bisri Romli, MM.33. Choirul Sholeh Rasyid, SE.

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS)34. H. Refrizal35. H.A. Najiyulloh36. Dr. Zulkiflimansyah, SE, MSc.37. H. Fahri Hamzah, SE.

FRAKSI BINTANG PELOPOR DEMOKRASI (F-BPD)38. Muhammad Tonas, SE.

FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI (F-PBR)39. H. Zainal Abidin Hussein, SE.

FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA (F-PDS)40. Constant M. Ponggawa, SH, LLM.41. Carol Daniel Kadang, SE, MM.

3

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT (PROF. DR. DIDIK J. RACHBINI/F-PAN) :Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-Undang TentangPenanaman Modal Masa Sidang III Tahun Sidang 2006-2007, Kamis, 15 Maret2007.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.Bapakllbu Anggota Komisi VI DPR RI yang terhormat;Yang kami hormati Menteri Perdagangan Republik Indonesia besertajajarannya; danPara hadirin sekalian yang berbahagia;

Pada kesempatan ini kita semua berbahagia karena pendakian kita dalamrangka menyelesaikan Rancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modalsudah sampai di akhir, dan dalam rangka itu kita menyelesaikan satu tahap lagiyaitu laporan Panja kepada Pansus dalam Rapat Kerja ini.

Menurut laporan Sekretariat, sesuai dengan Pasal 99 ayat (1) Tata TertibDPR RI sudah dihadiri oleh lebih separuh fraksi dan dihadiri oleh 27 Anggota,sehingga kourum, karena itu dengan ucapan "Bismillahirrahmanirrahiim", makaRapat Kerja ini saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.30 WIB)

Anggota Komisi VI DPR RI yang kami hormati;Menteri Perdagangan dan para undangan;Dengan berakhirnya pembahasan di Panitia Kerja (Panja), maka kita akan

menerima laporan dan saya mohon persetujuan untuk agenda pada siang hariini:1. Laporan Panja kepada Komisi VI DPR RI.2. Lain-lain, yaitu menyelesaikan satu agenda yang belum selesai tetapi sudah

ada kecenderungan ditambah dengan persiapan fraksi-fraksi untukmenyampaikan pandangan, baik secara lisan maupun tulisan untukmenyampaikan pandangannya terhadap Rancangan Undang-Undangtentang Penanaman Modal ini.

Saya mohon persetujuan terhadap agenda ini.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASID, SE) :Saya mempertanyakan soal agenda berikutnya, apa yang dimaksud dengan

agenda persiapan menyusun pandangan mini fraksi. Saya ingin bertanya dahulukepada Ketua.

KETUA RAPAT :Silakan Bapak Dachi.F-PD (DRS. IDEALISMAN DACHI) :Terima kasih Pimpinan.Saya juga sependapat dengan yang disampaikan oleh Saudara saya

Choirul Sholeh Rasyid, soal pendapat mini fraksi-fraksi itu. Karena setahu sayakita juga baru mendapatkan materinya. Tentu kalau kita menyampaikanpendapat mini itu tentu 'kan butuh waktu dan kajian yang mendalam sehingga

4

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

pandangan kita itu mencerminkan suatu pandangan yang bisa, bahwa undang­undang yang kita hasilkan ini benar-benar bermanfaat bagi kemajuan bangsadan negara.

Untuk itu Pimpinan, untuk pandangan fraksi itu seharusnya diberi waktusatu minggu atau dua minggu supaya semua fraksi ini mempunyai waktu yangsangat dalam untuk mengkaji semuanya ini, kira-kira itu Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Saya mohon masing-masing fraksi itu berbicara sesuai dengan juru

bicaranya atau kalau mau berbicara mohon izin kepada juru bicaranya.Sekarang saya tawarkan, mau bicara bebas orang per orang atau fraksi per

fraksi. Saya mau tanya, pilih yang mana.

F-PD (DRS. IDEALISMAN DACHI):Pimpinan, saya berpendapat begini.

KETUA RAPAT :Tunggu, saya tawarkan dulu, saya ingin apakah kita dalam pembahasan ini

mau bicara fraksi per fraksi atau orang per orang, per fraksi ya, setuju ?

(RAPAT: SETUJU)

Yang kedua adalah saya ingin minta mendapat lagi dari fraksi lainterhadap agenda ini, yang pertama adalah laporan Panitia Kerja (Panja) kepadaKomisi VI DPR RI, yang kedua adalah lain-lain, menyelesaikan satu item yangbelum selesai dan kemudian kita menyiapkan pendapat akhir mini dari fraksi,lisan maupun tulisan, mohon tanggapan, tadi F-KB sudah, kemudian FraksiDemokrat sudah.

Silakan Bapak Nasril tentang agenda ini.

F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):Baik, Pimpinan.Berdasarkan Rapat Panja terakhir dan sesuai dengan undangan dan SMS

yang kami terima, bahwa hari ini adalah laporan Panja ke Pansus dan sekaliguspandangan mini terhadap tanggapan fraksi-fraksi mengenai pembahasanRancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modal. Untuk itu kami dariFraksi PAN menyetujui agenda ini.

Terima kasih

KETUA RAPAT :Fraksi Demokrat, silakan Bapak Jusuf Pardamean.

F-PD (IR. H. MHD. JUSUF PARDAMEAN, NST) :Baik, Pimpinan.Kalau dipertanyakan kepada kami Fraksi Partai Demokrat, karena ini

agenda sudah pernah kita bicarakan pada beberapa bulan yang lalu, makaalangkah baiknya kalau kita bisa percepat, kenapa kita lambat-Iambatkan. Kamisepakat untuk kita bicarakan sekarang.

5

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT:Fraksi PKS.

F-PKS (H. REFRIZAL) :Dari F-PKS, Ketua. Saya setuju dengan agenda ini secara berurutan, yang

pertama adalah laporan dari Panja ke Pansus dalam Rapat Kerja kita ini. Keduaadalah pengesahan yang belum kita sahkan yaitu Pasal 27 ayat (3) yang masihpending. Baru setelah itu pandangan mini, kita mungkin skors memberikesempatan kepada ternan-ternan kira-kira 5-10 menit untuk menyusunbarangkali yang belum menyusun pandangan mini atau memberi keluasaanseperti apa yang disampaikan oleh Bapak Didik, bisa menyusul pandanganmininya itu bisa disampaikan secara Iisan menyusul. Kebetulan kami F-PKSsudah membuat pandangan mininya, bagi yang belum diberi keluasaan begituBapak Ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Fraksi Partai Golkar, silakan.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc):Apapun yang diputuskan ya setuju ah, tidak ada soal.

KETUA RAPAT :Fraksi PDI Perjuangan.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Kami menghargai setiap upaya-upaya yang penuh semangat untuk

menghasilkan undang-undang sebagai bagian dari pelaksanaan fungsi legislasiDewan. Namun sekali lagi kami juga menyampaikan bahwa masih kuat di dalamingatan kita bahwa undang-undang ini adalah undang-undang yang mengikatyang diharapkan ikut menentukan nasib lebih dari 200 juta warga Indonesia.Karena itulah prinsip kehati-hatian dalam pembuatan undang-undang menjadisangat penting, lebih-Iebih di dalam pembahasan undang-undang yang sangatpenting ini, selama ini pembahasannya bersifat tertutup, sementara Undang­Undang Nomor 10 Tahun 2004 jelas-jelas mengamanatkan pentingnyaketerlibatan publik untuk mendapatkan informasi berkaitan undang-undang ini.Pada awal pembahasan kami mengusulkan agar Panja ini bersifat terbukasehingga langsung juga bisa diketahui oleh publik, namun kemudian kamimenghormati keputusan forum untuk menyatakan ini sebagai tertutup.

Karena itulah setelah kami juga melakukan mengecekan berdasarkan rapatinternal kami selain agenda yang tadi disampaikan, sebenarnya undangan yangkami terima hanya ada satu pada hari ini yaitu berkaitan dengan penyampaianlaporan Panja kepada Pansus.

Dan kemudian kami juga meneliti kembali dari catatan-catatan rapat,ternyata masih ada beberap PR yang belum diselesaikan oleh Panjaberdasarkan catatan kami. PR yang pertama adalah berkaitan dengan ketentuanumum, maksud kami bagian dari penjelasan. Di dalam penjelasan umum dimanasebelumnya kami menyampaikan di dalam Rapat Panja bahwa pada saat kitamengadakan Rapat Kerja yang lalu maka langsung diputuskan bahwapenjelasan sebagaimana tertuang di dalam ketentuan umum, itu langsungdibahas di dalam Tim Kecil, penjelasan umumnya. Kemudian saat itu kami

6

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

mengusulkan bahwa melihat spirit yang ada di dalam batang tubuh danperubahan-perubahan konsiderans, kami mengusulkan agar di dalam Panjatersebut dilakukan pembahasan kembali terhadap ketentuan umum tersebut.

Kemudian juga berkaitan dengan sanksi, berkaitan dengan sanksi disitudikatakan bahwa terhadap kejahatan korporasi, kemarin disepakati adanyapenambahan penjelasan pasal berkaitan dengan tindak lanjut dari Pemerintahuntuk mengadakan proses pengaduan apabila ada temuan-temuan dari BadanPemeriksa Keuangan dan seterusnya. Dengan demikian kami mengusulkan agaragenda hari ini tetap sesuai dengan undangan, yaitu yang pertamamendengarkan laporan dari Ketua Panja dan kemudian khususnya yang keduamenyelesaikan out standing item yang oleh Panja diserahkan kepada Pansus.Setelah itu kemudian sebelum laporan itu dinyatakan diterima, maka kemudiandisampaikan juga pandangan dari masing-masing fraksi. Dengan demikian kamimengusulkan agar kita tidak terburu-buru di dalam menyampaikan pandanganmini atas keseluruhan undang-undang ini sekaligus juga memberikankesempatan kepada publik melalui laporan yang akan disampaikan oleh Panjadimana rapat hari ini adalah bersifat terbuka, kemudian untuk kita cernakan dankita terima dari berbagai aspirasi. Bahkan kedepan itu juga kami mengusulkansebelum undang-undang ini disahkan kita juga mengadakan semacampertemuan meskipun tidak merubah substansi berkaitan dengan pihak-pihakyang sangat terkait dengan pelaksanaan undang-undang ini, sekaligus nantisebagai gambaran dari substansi Peraturan Pemerintah yang akan dibuat olehPemerintah sebagai pelaksanaan dari undang-undang ini.

Demikian Pimpinan dari kami, terima kasih.

KETUA RAPAT :Fraksi Partai Bintang Reformasi.

F-PBR (H. ZAINAL ABIDIN HUSSEIN, SE) :Terima kasih PimpinanPada prinsipnya Fraksi Partai Bintang Reformasi setuju dengan agenda ini,

hanya masalah pandangan mini fraksi, kami mohon waktu Pimpinan mungkinkami secara tertulis akan menyusul karena belum siap.

Demikian Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT:Terima kasih, berikutnya Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

F-PPP (Hj. SUNDARI FITRIYANA, S.Ag) :Terima kasih Pimpinan.Yang saya hormati Pimpinan, rekan-rekan di Komisi VI DPR RI;Ibu Menteri Perdagangan beserta jajarannya;Sesuai dengan undangan hari ini kita adalah penyampaian laporan Panja

kepada Panitia Khusus (Pansus). Untuk itu mungkin sebaiknya sesuai undangankita selesaikan dulu satu, lalu berikutnya adalah kita membahas pasal yangmasih di pending dan itu pandangan dari masing-masing fraksi saja, kalau sudahselesai baru dibicarakan di Pansus. Sebetulnya kemarin setelah Panja ituPimpinan sudah menyampaikan kepada kita untuk mempersiapkan paling tidakpandangan mini begitu. Dan kemarin nampaknya tidak ada yang komplin tentangitu. Kalau semuanya sudah selesai apa salahnya kalau itu bisa lakukan.

Terima kasih Pimpinan.

7

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Baik, terima kasih.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Saya bertanya tadi, sebelum dijawab sudah diputar dulu, sekarang 'kan

pandangan fraksi. Fraksi Kebangkitan Bangsa belum ditanya pendapatnya,begitu, tadi 'kan kami instrupsi, bertanya Pak Ketua menurunkan persoalan dulubiar tidak disorientasi.

KETUA RAPAT :Silakan Fraksi Kebangkitan Bangsa.

FKB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Terima kasih Bapak Ketua.Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Selamat sore Ibu Menteri dan sebagainya yang kami hormati.Saya kira jawaban usulan dari Ibu Fitri tadi, itu yang kita dahulukan Bapak

Ketua daripada kita berdebat, lalu agenda setuju apa tidak. Tokh jelas undanganyang kami terima adalah laporan Panja kepada Pansus. Oke, agenda nomorsatu ketok, silakan Pimpinan Panja melaporkan. Berikutnya agenda keduatawarkan lagi menyangkut masalah krusial dibadan kelembagaan, oke ketok,sepakat lobby jalan. Menyangkut pandangan fraksi akhir mini kita tawarkan lagi,yang tidak setuju banyak, yang setuju banyak, oke, bagaimana forumnya. Sayakira itu satu, satu lebih enak daripada kita telan sekaligus, tiga tahapan tidakcukup kekuatan kita ini. Jadi lebih baik bertahap, satu persatu "Insya Allah"-Iahakan kita selesaikan tanpa ada masalah, seperti pegadaian menyelelesaikanmasalah tanah.

Terima kasih Bapak Ketua.

KETUA RAPAT:Terima kasih Pak Chaoirul, bijak sekali pada sore hari ini, berbeda dengan

Ketua yang sedikit mengalami disorientasi karena ketularan Bapak Sekjen danmudah-mudahan kita bisa, bukan kita ini semua sudah penat 'kan saling nularmenulari. Pak Choirul sekarang sangat bijak dan kita mengambil langkah tengah,tetapi Pak Constant barangkali setuju ya. Baik ya jangan kesusu, itu istilahnyajangan kesusu supaya tidak terlalu ketabrak.

F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Pimpinan, karena Pimpinan tidak boleh kesusu, juga minta pendapat saya

dong.

KETUA RAPAT:Ya tunggu dulu, biasanya datang belakangan, silakan Pak Tonas, Yusril

bagaimana kabarnya.

F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Terima kasihPertama, saya mengamini yang disampaikan oleh Pak Choirul. Kedua, saya

sepakat dengan Saudara Constant. Untuk itu diteruskan saja Pimpinan.Terima kasih.

8

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Baik ya, ada yang bijak, kita melanjutkan mulai dari yang satu dulu ya, yaitu

laporan Panja kepada Komisi VI, setuju ya

(RAPAT : SETUJU)

Kami persilakan yang terhormat Almukarrom Bapak Dr. Lili Asdjudiredja,silakan pak.

KETUA PANJA (DR. IR. H. LIL1 ASDJUDIREDJA, SE, Ph.D):Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.Selamat siang dan salam sejahteran buat kita semua.Yth. Saudara Pimpinan Komisi VI DPR RI.Yth. Bapak/lbu Anggota Komisi VI DPR RIYth. Saudara Menteri Perdagangan beserta Jajarannya.Yth. Para Wartawan Media Cetak dan Elektronik serta,Hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenannya kita dapat menghadiri RapatKerja Komisi VI DPR RI dalam rangka Pembahasan RUU tentang PenanamanModal untuk menyampaikan Laporan Ketua Panja yang ditugaskan oleh KomisiVI DPR RI guna melakukan pembahasan terhadap substansi-substansipengaturan yang terkandung dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Fraksi­Fraksi yang telah dibahas dalam Rapat Kerja.

Panitia Kerja RUU tentang Penanaman Modal yang dibentuk oleh Rakerpada tanggal 7 Desember 2006 yang beranggotakan sebanyak 30 Anggotadan Pimpinan telah melaksanakan tugasnya selama lebih kurang 3 (tiga) bulanyang dimulai dari tanggal11 Desember sId 14 Maret 2007 ini.

Sesuai dengan kesepakatan Panja, maka pembahasan dimulai denganmembahas DIM RUU tentang Penanaman Modal yang diamanatkan oleh RapatKerja Komisi VI DPR RI dengan Pemerintah

Mengingat alokasi waktu Rapat-rapat Pembahasan RUU di Dewan hanya 2(dua) hari, yaitu Rabu dan Kamis, maka Panja sepakat untuk mempercepatPembahasan dengan melaksanakan secara Konsinyering di luar Gedung DPRRI yang dilaksanakan secara marathon yang dimulai dari pagi hari sampai larutmalam, serta memanfaatkan waktu Reses Masa Persidangan II Tahun Sidang2006-2007, untuk membahas RUU Penanaman Modal ini.

Pembahasan DIM RUU tentang Penanaman Modal di Panitia Kerjasepunuhnya telah diselesaikan, walaupun substansi atau materi muatan dalamRUU Penanaman Modal yang diamanatkan oleh Raker sebanyak 356 DIM,untuk mengefektifkan pembahasan RUU Penanaman modal, Panitia Kerja RUUPenanaman Modal juga membentuk Tim Kecil Panja yang bertugas membantuPanja dalam menyelesaikan substansi/materi dari DIM Persandingan Fraksi­Fraksi menjadi suatu rumusan Panja yang dipimpin oleh Bapak H. DudhieMakmun Murod, MBA.

9

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Tim Keeil Panja RUU Tentang Penanaman Modal juga bekerja seearamaraton serta memanfaatkan hari-hari Komisi untuk pembahasan RUUPenanaman Modal ini, dapat kami sampaikan pula bahwa Tim Keeilmelaksanakan tugasnya dari tanggal 18 Desember 2006 sId 7 Februari 2007dan Tim Keeil Panja sudah melaporkan hasil kerjanya kepada Panja padatanggal 8 Februari 2007, selain itu Panja juga membentuk Timus, Timsin, yangdipimpin Bapak Drs. Anwar Sanusi, SE, MM untuk merumuskan danmensinkronkan seluruh draft hasil pembahasan. Tim Kecil yang diamanatkanRapat Kerja dipimpin Bapak Ir. Agus Hermanto, MM yang melaksanakan tugasuntuk merumuskan ketentuan umum, konsiderans menimbang mengingatpenjelasan umum. Hasil pelaksanaan tugas dari Timus, Timsin dan Tim Keciltelah dilaporkan dalam Rapat Panja pada tanggal 8 Maret 2007.

Seeara terperinei Pelaksanaan Rapat Panja dapat kami kemukakan sebagaiberikut:1. Rapat Panitia Kerja sebanyak 12 kali Rapat termasuk konsinyering.2. Rapat Intern Tim Keeil Panja sebanyak 7 kali Rapat3. Rapat Tim Kecil Panja sebanyak 12 kali Rapat.4. Rapat TimusfTim Sinkronisasi sebanyak 7 kali Rapat5. Rapat Tim Kecil bentukan Rapat Kerja sebanyak 2 kali Rapat.

Sebelum kami sampaikan lebih lanjut laporan Ketua Panja, terlebih dahulukami sampaikan kronologis pembahasan Rapat Panja sebagai berikut:

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Kerja Komisi VI DPR RI tentang RUUPenanaman Modal, disepakati bahwa pembahasan DIM Persandingan Fraksi­Fraksi RUU tentang Penanaman Modal menjadi bahan aeuan dalampembahasan di Panja yang terkompilasi dalam satu buku.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa mekanisme pembahasanterhadap RUU ini berdasarkan amanat yang diberikan oleh Raker Komisi VI DPRRI kepada Panitia Kerja yang hanya membahas substansi DIM Fraksi-Fraksisebanyak 356 DIM dari total 420 DIM yang dibahas dalam Rapat Kerja Komisi VIDPR RI.

Dalam pembahasan di Tingkat Panja terhadap substansi/materi yangmemerlukan usaha eukup keras/alot untuk dapat mempersamakan persepsi dikalangan anggota Panja, terutama menyangkut substansi-substansi yangseeara rinci kami kemukakan sebagai berikut :

1. Judul Undang-Undang disetujui tetap sesuai Naskah RUU, yaitu Undang­Undang Tentang Penanaman Modal.

2. Konsiderans menimbang dimasukkan semangat demokrasi ekonomisebagaimana telah ditetapkan dalam Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomidalam rangka Demokrasi Ekonomi.

3. Konsiderans mengingat ditambahkan Pasal 4 ayat (1), Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

4. Ketentuan umum.

10

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Panja menyepakati dan menyetujui bahwa Ketentuan Umum yang termuatdalam Bab I terdiri dari 11 angka dirubah sehingga menjadi 13 angka denganmenambah rumusan mengenai pengertian pengertian penanam modal danpengertian pelayanan terpadu satu pintu yang rumusannya sebagai berikut :

Pasal1

4. Penanam modal adalah perorangan atau badan usaha yangmelakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modaldalam negeri dan penanam modal asing

10. Pelayanan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatuperizinan dan nonperizinan yang mendapat pendelegasian ataupelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memilikikewenangan perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannyadimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnyadokumen yang dilakukan dalam satu tempat.

5. Hal-hal yang sangat Krusial di dalam Batang tubuh.Dalam Pembahasan di Panja terdapat hal-hal yang sangat krusialpembahasannya yang memerlukan pemikiran, dan kesamaan persepsi,kesabaran dikalangan anggota Panja dan Pemerintah, baik dalamperumusan maupun dalam memutuskan suatu substansi maupun materiyang tertuang dari Pasal per pasal dan penjelasan pasal. Hal-hal yangsangat krusial banyak membutuhkan suatu energi yang kuat dan pemikiranyang mendalam sehingga dapat di putuskan antara lain mengenaipengaturan:

a. Pengaturan mengenai dalam hal adanya tanggung jawab hukum yangbelum diselesaikan oleh penanam modal.Setelah melalui perdebatan yang panjang dan berkali-kalipembahasannya serta Timus, Tim Kecil pun meminta agar Panja untukmembahas kembali mengenai Pasal 9 ini yang semula Bank Indonesiaatas permintaan Pemerintah atau Badan Koordinasi Penanaman Modaldapat menunda hak untuk melakukan transfer dan repatriasi, tetapidengan kesamaan persepsi dikalangan Anggota Panja dan Pemerintahmaka Panja bersepakat bahwa penyidik atau Menteri Keuangan dapatmeminta bank atau lembaga lain untuk menunda hak melakukan transferdan/atau repatriasi; dan pengadilan berwenang menetapkan penundaanhak untuk melakukan transfer dan/atau repatriasi berdasarkan gugatan

b. Fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal.Pada pengaturan mengenai fasilitas ini fraksi-fraksi di Komisi VI DPR RImenghendaki secara eksplisit dan terperinci diatur mengenai kriteriapenanaman modal yang berhak mendapatkan fasilitas dan bentuk darifasilitas yang diberikan tersebut, sedangkan Pemerintah dalam rumusanhanya menghendaki diatur secara garis besar saja karenamempertimbangkan teknis pengaturannya dalam peraturanpelaksanaannya serta implikasinya lebih lanjut bagi penerimaan negaradari sektor pajak.

Akhirnya disepakati bahwa pengaturan mengani fasilitas bagipenanaman modal diatur secara eksplisit dan terperinci dengan batasan-

11

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

batasan yang tegas mengenai kriteria penanaman modal yang berhakmendapatkan fasilitas, bentuk dari fasilitas yang diberikan, sertaperaturan pelaksanaannya.

c. Penyelanggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal.Pengaturan mengenai Penyelanggaraan urusan pemerintahan di bidangpenanaman modal memerlukan usaha yang cukup serius berkaitandengan penyamaan persepsi mengenai kriteria urusan penanamanmodal yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan kriteria urusanpenanaman modal yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerahsesuai dengan asas otonomi daerah.

Dalam hal penyelenggaraan urusan penanaman modal asing danpenanam modal yang menggunakan modal asing, yang berasal daripemerintah negara lain, yang didasarkan atas perjanjian yang dibuatoleh Pemerintah dan pemerintah negara lain akhirnya disepakatimenjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

d. Pelayanan terpadu satu pintu.Pengaturan mengenai pelayanan kepada penanam modal memerlukanusaha yang serius untuk menyamakan persepsi antara pemerintah danfraksi-fraksi.

Fraksi-fraksi menghendaki agar pelayanan yang diberikan kepadapenanaman modal adalah pelayanan terpadu satu pintu sebagaijaminan bahwa penyelesaian proses perizinan tidak akan memakanwaktu yang lama, sedangkan pemerintah beranggapan bahwa denganmodel pelayanan terpadu satu pintu akan ditemui kendala dalam halpelimpahan kewenangan perizinan lintas sektoral dan bahwanomenklatur pelayanan terpadu sudah cukup menjadi jaminan bagipenanaman modal untuk memperoleh izin dalam waktu yang singkat.

Akhirnya disetujui bahwa pelayanan terpadu harus dalam bentukpelayanan terpadu satu pintu dimana pemegang otoritas pelayanantersebut akan mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang darilembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dannonperizinan.

e. Koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman modalPanja berhasil menyepakati bahwa Pemerintah mempunyai kewenanganmengoordinasi kebijakan penanaman modal, baik koordinasiantarinstansi Pemerintah, antarinstansi Pemerintah dengan BankIndonesia, antarinstansi Pemerintah dengan pemerintah daerah, maupunantarpemerintah daerah, akan tetapi dalam hal lembaga pemerintahyang melaksanakan fungsi koordinasi ini, memerlukan usaha yang cukupmenguras pikiran antara Pemerintah dan fraksi-fraksi untuk menyepakatipengaturannya.

Akhirnya disepakati bahwa lembaga pelaksana koordinasi kebijakan dibidang penanaman modal adalah Badan Koordinasi Penanaman modal,akan tetapi hingga saat terakhir Panja belum berhasil menyepakatikedudukan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini,terutama menyangkut kedudukan dan kewenangannya di dalam strukturpemerintahan, sehingga masih menyisakan rumusan alternatif sebagaiberikut:

12

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Pasal27(3) Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala sebagai pejabatsetingkat menteri dan bertanggung jawab langsung kepadaPresiden.

Alternatif(3.1) Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden.

f. Larangan dan sanksi yang diberikan kepada Penanaman modal yangmelakukan tindak pidana untuk keuntungan korporasi.Sempat terjadi diskusi yang panjang dalam hal ini terutama mengenaiurgensi pengaturan sanksi bagi korporat dan personalnya dalam undang­undang penanaman modal, terutama karena dalam Rancangan Undang­Undang tentang Perseroan Terbatas juga akan mengatur mengenaisanksi yang akan diberikan oleh korporasi dan personalnya.Dan kekhawatiran dengan adanya sanksi ini maka Undang-UndangTentang Penanaman Modal yang dihasilkan menjadi tidak menarik bagiinvestor.

Akhirnya disetujui dengan pengaturan mengenai sanksi akan diberikan bagiPenanam modal yang membuat perjanjian dan/atau pernyataan yangmenegaskan bahwa kepemilikan saham dalam perseroan terbatas untuk danatas nama orang lain dan penanam modal yang melaksanakan kegiatan usahaberdasarkan perjanjian atau kontrak kerja sarna dengan Pemerintah melakukankejahatan korporasi berupa tindak pidana perpajakan, penggelembungan biayapemulihan, dan bentuk penggelembungan biaya lainnya untuk memperkecilkeuntungan yang mengakibatkan kerugian negara berdasarkan temuan ataupemeriksaan oleh pihak pejabat yang berwenang dan telah mendapat putusanpengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Demikianlah Laporan Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang tentangPenanaman Modal yang telah membahas penjelasan pasal demi pasal danpenjelasan umum, selanjutnya kami serahkan naskah RUU tentang PenanamanModal secara utuh yang sistimatikanya terdiri dari 18 Bab, 39 Pasal, dan kamisampaikan kepada forum Rapat Kerja ini untuk dapat menerima hasil-hasil yangtelah dicapai oleh Panitia Kerja yang dalam pembahasannya telah membentukTim Perumus, Tim Sinkronisasi, dan Tim Kecil yang telah bekerja keras dantanpa mengenal lelah untuk merampungkan perumusan terhadap Pasal-Pasaldalam RUU ini, Kami sampaikan juga terima kasih yang sebesar-besarnyatentunya penyelesaian ini tidak lain karena berkat kerjasama karena toleransidiantara fraksi-fraksi dan fraksi dengan pemerintah hingga bisa diselesaikandengan sebaik-baiknya.

Akhir kata kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh AnggotaKomisi VI DPR RI, selanjutnya kami serahkan semuanya kepada Komisi VI DPRRI untuk menerima hasil pembahasan Panitia Kerja ini, dan atas perhatian dariseluruh Anggota Komisi VI DPR RI kami ucapkan terima kasih.

Wabillahit Taufiq Walhidayah,Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

13

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

INTERUPSI F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Interupsi Pimpinan.Kalau saya salah tolong dikoreksi, saya kira ada yang terlupa, karena

kemarin kita terlalu tertuju kepada fasilitas, seolah-olah kalau fasilitas itu sudahselesai maka pembahasan selesai. Saya kira aturan peralihan belum kita sentuh­sentuh.

KETUA PANJA :Saya kira sudah pak.

KETUA RAPAT :Nanti setelah laporan selesai kita beri kesempatan pada berikutnya yang

belum selesai.Baik, terima kasih yang terhormat Bapak Lili Asdjudiredja atas laporannya

dan juga terima kasih kepada seluruh Anggota Panja yang bersusah payahbekerja keras dan Pemerintah yang mendampingi bersama-sama, dan itulahMenteri Perdagangan laporan yang sudah disampaikan tadi.

Kami memberikan kesempatan kepada fraksi-fraksi untuk memberikantanggapan terhadap laporan tadi, apabila tidak ada kami mohon persetujuanuntuk menerima laporan Panja berikut Rancangan Undang-Undang tentangPenanaman Modal yang telah dibahas oleh Panja tersebut.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Ada tanggapan dari kami, mungkin dari fraksi lain juga ada, diputar saja

Pimpinan.

KETUA RAPAT :Silakan Bapak Hasto dari Fraksi POI Perjuangan.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Terima kasih Pimpinan.Setelah mencermati laporan-Iaporan yang ada kemudian kami sebelumnya

juga mengadakan rapat secara internal dengan melakukan pengecekanterhadap risalah-risalah rapat kita, maka berdasarkan mandat yang diterima olehRapat Kerja kepada Panja, kami melihat ada beberapa tugas yang diberikanPanja yang belum kita selesaikan dengan catatan, yang pertama berkaitandengan Pasal 8, dari catatan risalah rapat yang ada Pasal 8 ayat (1), kitaditugaskan untuk membahas kata-kata "dengan bebas" berkaitan denganpengalihan aset yang dimiliki dan seterusnya, dan ini terlewatkan karena kemarinkita fokus kepada persoalan-persoalan yang kita anggap cukup penting sehinggadari Fraksi POI Perjuangan belum setuju untuk memasukkan kata-kata "denganbebas", itu dari Pasal 8.

Kemudian yang kedua berkaitan dengan Pasal 22. Pasal 22 ayat (2) inihanya masalah redaksional, dimana kami mencatat dan memahami sepenuhnyayang dimaksudkan hak atas tanah, ya kami bacakan "Hak atas tanahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dan diperpanjang dimukasekaligus untuk kegiatan penanaman modal, antara lain:", ini sebenarnyapemahaman kami adalah sebagai berikut bunyinya "Hak atas tanahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dan diperpanjang dimukasekaligus untuk kegiatan penanaman modal yang memenuhi persyaratan:"seperti itu.

14

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Kemudian yang ketiga, sebagaimana disampaikan oleh Bapak Irmadi tadi,berkaitan dengan ketentuan peralihan. Kami mengingatkan kembali bahwasebelumnya itu ada suatu pembahasan lintas fraksi dimana kita ingin mengaturadanya semacam kekhususan di dalam undang-undang ini sehingga segalasesuatu undang-undang yang berkaitan dengan penanaman modal maka harusmengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan ini. Sehingga dalamketentuan peralihan kami juga mengharapkan di dalam forum yang lebih tinggi didalam Rapat Kerja ini untuk dapat kita sempurnakan dengan berangkat darikesepakatan-kesepakatan fraksi sebelumnya.

Dan kemudian selanjutnya berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ataspasal demi pasal yang dimulai dengan penjelasan umum pada saat rapat diHotel Santika kami menyampaikan bahwa mandat yang diberikan oleh RapatKerja kepada Tim Kecil untuk langsung melakukan pembahasan ini, pasal-pasalini dan kemudian konsentrasi kita yang terlalu besar kepada pasal-pasal yangkita anggap krusial dimana tingkat perbedaannya cukup tinggi, ini menyebabkankonsentrasi kita di dalam penjelasan umum ini menjadi kurang. Karena itulah didalam rapat-rapat sebelumnya melalui koordinasi dengan fraksi-fraksi laintermasuk juga dengan Pimpinan, kami mengusulkan suatu rumusan yang baruberkaitan dengan penjelasan umum. Ini juga secara informal sudah kamisampaikan kepada seluruh Pimpinan dan juga kepada fraksi termasuk jugakepada ahli bahasa guna dipertimbangkan, mengingat itu kami berikan padasaat rapat di Hotel Santika sebagai suatu catatan terhadap ketentuan umum,yang penjelasan umum yang kami harapkan memberikan suatu penjelasantermasuk juga suasana kebatinan atas bebarapa konsiderans yang ada.

Kemudian yang terakhir penjelasan berkaitan dengan keterangan sanksi.Keterangan sanksi kita menambahkan Pasal 33 ayat (3), dimana sebelumnyadari pembahasan yang ada kami mengharapkan agar di dalam penjelasan Pasal33 itu juga dimasukkan berkaitan dengan bagaimana peran dari semacamBadan Pemeriksaan Keuangan yang telah menemukan adanya penyimpangan­penyimpangan termasuk juga mark up cost recovery, kemudian untuk menjaidtugas dari Pemerintah untuk menindaklanjuti itu sehingga bisa diproses melaJuipengadilan dan seterusnya.

Demikian catatan dari kami, pada prinsipnya sekali lagi kami juga ikutmemberikan suatu apresiasi atas kerja keras yang dilakukan oleh kita bersama,dari kerja keras yang dilakukan sampai diantara kita ada yang semacam tadiBapak Choirul disorientasi sehingga menjadi pertanyaan kita bagi yang kurangbekerja keras, namun juga ikut menjadi disorientasi. Karena itulah di dalampembahasan forum yang lebih tinggi ini, kami tetap mengharapkan agar kepadaseluruh Anggota dari Pansus ini dapat mencermati kembali barangkali karenaketegangan, karena kerja keras yang telalu dilakukan di dalam Panja membuatkami kurang peka di dalam melihat pasal demi pasal sehingga pada forum inisebenarnya menjadi kesempatan kita untuk melihat undang-undang ini secarakeseluruhan.

Demikian catatan dari kami Pimpinan, dan terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik, terima kasih.Sekarang demi tertib tahap-tahap dari pembahasan kita, saya kira saya

mohon dimasing-masing fraksi untuk memberikan tanggapan secara jernih dantentu saja kalau ingin menguliti seluruh isi ini, kita bisa mengambil langkah

15

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

pengulitan sebanyak mungkin dari undang-undang yang ada, dan saya kirakalau fraksi lain bereaksi terhadap itu tentu akan semakin banyak. Saya mohontentu kelemahan-kelemahan yang kita miliki, sama-sama kita coba give dalamproses yang lebih mengerucut. Saya mohon tanggapan dari fraksi yang lain F­PKS, Fraksi Golkar dan yang lain.

Silakan Fraksi PKS.

F-KPS (H. REFRIZAL) :Saya menginginkan acara kita tertib dulu ya, dilaksanakan sesuai dengan

yang tadi kita sepakati dan sudah diketok oleh Bapak Ketua, Laporan dari Panjasudah selesai, agenda kedua kita adalah ada satu pasal lagi yang belum kitaselesaikan satu ayat sebetulnya, Pasal 27 ayat (3) itu yang harus kita selesaikan.Kalau ada hal-hal lain kita selesaikan setelah kita buka, kita sesuaikan duludengan agenda, kita jalankan, nanti kalau ada hal-hal lain terserah disitu, kalaukita buka semua nanti terlalu ramai.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Silakan Bapak Nasril, saudaraku.

F-PAN (NASRIL BAHAR, SE):Terima kasih Pimpinan.Langsung saja bahwa apa yang disampaikan oleh Saudaraku Refrizal,

sebaiknya ketika ada tanggapan daripada fraksi-fraksi sebaiknya tertulis dandiinventaris oleh notulensi kita, sehingga kita dapat draft yang mana-mana sajayang belum diselesaikan. Kalau melihat daripada perjalanan Panja, kami hanyamelihat satu pasal saja yang belum terselesaikan yaitu pasal tentangkelembagaan. Untuk itu harapan kami supaya Rapat Kerja ini tidak berlama­lama, segera saja menginventarisir permasalahan yang ada.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Fraksi Partai Golkar silakan.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Terima kasih Saudara Ketua.Saya kira kita kembali ke tertib acara, memang ada yang belum selesai

disini khusus yang menyangkut Pasal 27, setelah itu kita selesaikan, baru jikaada tanggapan-tanggapan yang dianggap sangat-sangat penting tidak salah jikadi dalam Rapat Kerja Pansus ini untuk diangkat. Memang ada beberapa hal yangmasih ada catatan-catatan kita yang saya kira harus selesai di Pansus ini. Sebabjika nanti itu tidak bisa terselesaikan nanti belum sampai kita kepada pandanganmini. Oleh karena itulah sebab ini kita tidak perlu ada yang setuju dengan ini, itukami ada catatan tidak perlu dalam Rapat Pansus ini. Jadi harus kita selesaikansemua, jika hal-hal yang belum masuk tadi belum kita bicarakan dan bila perlukita lakukan lobby, sama tidak pengertian kita dengan pihak Pemerintah hal yangtadi.

Saya kira itu Saudara Ketua, pandangan kami sebelum masuk kebeberapahal. Tetapi pada intinya yang kita bahas ini sudah semua ada disini, kita tinggalricek kembali.

Terima kasih.

16

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Fraksi Partai Persatuan Pembangunan silakan.

F-PPP (Hj. SUNDARI FITRIYANA, S.Ag) :Terima kasih Ketua.Sebetulnya sesuai dengan usulan kami tadi bahwa kita selesaikan dulu

satu-satu, setelah laporan Panja kepada Pansus kita seJesaikan, JaJu setelah ituselesaikan dulu yang Pasal27, apakah diselesaikan disini atau melalui lobi nantisetelah itu baru kita akan mericek hal-hal yang memang masih menjadi catatan­catatan kita karena kami juga masih ada catatan karena memang belum sempatkita bahas. Nanti kita akan inventarisir, tidak banyak sebetulnya hanya beberapasaja, dan itu nanti kita akan selesaikan bersama.

Terima kasih Pimpinan

KETUA RAPAT :Yang lain Fraksi Partai Oemokrat, pak Oachi atau siapaSilakan

FPD (DRS. IDEALISMAN DACHI) :Terima kasih PimpinanSebagaimana yang saya sampaikan juga tadi dan beberapa pandangan dari

teman-teman fraksi lain pada prinsipnya Panja 'kan sudah menyelelesaikantugasnya, menurut Panja adalah sangat baik tentu ini 'kan diuji juga harus diPansus, karena Pansus itu 'kan tidak semua masuk di Panja, tentu ini perlupenelaahan yang lebih dalam lagi sehingga undang-undang yang kita hasilkanini benar-benar bisa diuji di publik secara baik, dan baik untuk kepentingannegara.

Point yang disampaikan oleh Fraksi Partai Persatuan Pembangunan tadisoal ada beberapa point tentang Pasal 27 ayat (3) dan sesuai dengan yangdiusulkan Pemerintah juga, seharusnya ini kita tuntaskan dulu. Kalau ini semuamasalah Panja sudah selesai di Pansus tentu akan lebih baik nanti pada saatnyamungkin pada waktu sudah ditentukan itu kita putuskan, itu pada tingkat pertamasehingga penyelesaiannyapun akan lebih elok.

Menyikapi yang disampaikan oleh Fraksi POI Perjuangan tadi soal perlupeneJaahan lebih dalam lagi, ini memang sangat penting sekali, karena ini bobotpolitiknya sangat tinggi sekali dan sangat berdampak luas terhadap dunia usaha.Tentu prinsip kehati-hatian ini sangat kita pegang sekali Bapak Ketua. Karenatidak ada yang sempurna di dunia ini tentu harus perlu ricek and ricek lagisehingga Komisi VI OPR RI punya tangungjawab moril dan politik atas apa yangdihasilkan mengenai undang-undang ini, sehingga kita jangan nanti disesali olehpublik, oleh dunia usaha bahwa keputusan yang kita ambil ini sangat kelirusekali. Karena ini menyangkut Komisi VI OPR RI tentu semua Anggota Komisi VIOPR RI mempunyai tanggungjawab moril dan politik terhadap semua keputusanyang diambil. Karena terus terang Pimpinan, saya juga tidak masuk dalam Panjaitu, tentu saya juga tidak tahu betul secara detail apa yang dimaksudkan pasaldemi pasal, tetapi alangkah baiknya seandainya pada rapat hari ini memberikankesempatan kepada semua person yang duduk di Komisi VI OPR RI ini untukmenelaah lebih tanjam lagi sehingga ide-ide yang mungkin lebih brilian, lebihcemerlang lagi bisa dihasilkan Rapat Pansus itu sehingga Rancangan Undang­Undang ini bisa kita ambil menghasilkan suatu keputusan yang bermanfaat untuknegara.

17

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Itu yang saya sampaikan Pimpinan, tidak ada niat sedikitpun untukmenghalangi, untuk mensahkan undang-undang ini, karena kitapun punyakecenderungan kita tuntaskan ini dengan baik, tetapi dengan catatan bahwaprinsip kehatl-hatian sangat kita pegang sekali Pimpinan. Itu yang sayasampaikan, mohon maaf kurang lebih.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik, terima kasih Bapak Dachi dari Fraksi Partai Demokrat.Kemudian berikutnya Bapak Constant. '

F-PDS (CONSTANT M. PONGGAWA, SH, LLM):Prinsipnya Fraksi Partai Damai Sejahtera setuju bahwa kita sebelum

difinalisasi kita bicarakan sekali lagi untuk disisir sekali lagi sebagaimana dimintaoleh kawan-kawan.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :Bapak Choirul dari Fraksi Kebangkitan Bangsa.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Terima kasih Bapak Ketua.Atas laporan Panja tadi kami sampaikan beberapa hal, pertama secara

substansial pada umumnya Panja ini sudah bisa mengakomodasi seluruh yangterbahas di dalam undang-undang ini. Ada beberapa pasal yang masih menjaditugas dan tanggungjawab Panja, Pasal 27 ayat (3) untuk dilaporkan ke Pansus,dan Pansus kita berharap bisa selesai di forum ini, bagaimana pembahasannyaterserah forum, apakah harus kita bahas satu persatu, per fraksi atau bagaimanaterserah Pimpinan nanti dicari formulasi.

Yang kedua, seperti yang disampaikan oleh Bapak Rambe tadi, di forumPansus ini kita berharap kita sisir kembali mana yang masih lebih, mana yangbelum. Saya kira itu cocok Ketua, saya sepakat dan setuju, mungkin sebelum kesubstansi mungkin ahli bahasa, ada yang terlewatkan titik, koma, dansebagainya. Itu mungkin bisa kita, sarnbil baca mungkin kawan-kawan juga yangbukan Panja yang baru bergabung di Pansus sore ini bisa membaca dansekaligus memberikan koreksi yang bukan substansi, yang sifanya mungkinperbaikan redaksi dan sebagainya. Yang substansi kita tawarkan ulang kepadakawan-kawan sekalian apakah memungkinkan atau tidak.

Jadi catatan kami hari ini kita akan membahas yang belum tuntas di Panja,yang kedua beri ruang kepada kawan-kawan yang baru bergabung untuk bisamenelaah barangkali secara otomatis publik juga bisa membaca bahwakesungguhan dan kehati-hatian kita. Berikutnya terserah Pimpinan menjabarkanpandangan fraksi, apakah hari Selasa atau kapan itu tergantung kesepakatankita semua.

Saya kira demikian Bapak Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT :Terima kasih Bapak Choirul, berikutnya Bapak Tonas, oke lewat.Selanjutnya Bapak Zainal dari Fraksi PBR, lewat juga.Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Bapak Refrizal silakan.

18

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

F-PKS (H. REFRIZAL) :Saya sudah sampaikan tadi, mungkin Bapak Ketua lupa, saya pertama kali

menyampaikan.

KETUA RAPAT :Maaf ini, kadang-kadang suka mengganggu yang baru datang ini.Baik, terima kasih atas pandangan-pandangannya. Bapak Lili ada jawaban

sedikit mungkin nanti kita akan minta persetujuan, nanti yang belum selesai kitaselesaikan.

Silakan Bapak Lili.

KETUA PANJA (DR. IR. H. LIL1 ASDJUDIREDJA, SE, PhD) :Terima kasih Bapak Ketua.Ini ada beberapa yang prinsipnya saja barangkali pada waktu setiap

keputusan. Pada waktu Tim Kecil atau katakan saja Tim Kecil untuk membantuPanja kita angkat lagi kepada Panja kemudian diputuskan. Kemudian dari Panjamembentuk Tim Kecil, Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi. Ini 'kan tahapnya,tentunya bahwa Tim Kecil lapor kepada Panja, kemudian diputuskan di Panja.Kemudian Tim Sinkronisasi dan Timus melakukan kerjanya, kemudiandiputuskan di Panja. Jadi ini 'kan sudah clear di Panja 'kan. Pada waktu itu tidakada masalah. Kemudian kalau tokh ada, saya kira barangkali ini menurut sayaharusnya itu pada waktu keputusan dari Laporan Timus dan Tim Sinkronisasikepada Panja, ini baru ada catatan kemudian kita bahas kembali.

Oleh karena itu saya kira kalau tokh ini keberatan-keberatan ini maudibahas, saya kira tempatnya tidak di Panja tetapi di Pansus ini. Namundemikian terserah kepada Pansus, apakah bisa diterima atau tidak. Karenamekanismenya setiap perubahan ini harus melalui fraksi dan secara tertulis, dansetiap usulan fraksi harus disetujui semua fraksi, saya kira itu mekanismenyaBapak Ketua.

Terima kasih.

INTERUPSI F-PDIP (H. IRMADI LUSIS) :Intrupsi Pimpinan.Kami dari Fraksi POI Perjuangan sebelum penutupan kemarin sudah

memasukkan surat apa-apa yang dari DIM kami belum masuk, seharusnyadimasukkan, sudah ada masuk sural. Kita masukkan surat apa-apa yang belumdibahas, bukan sekarang kami kemukakan, kami sudah ajukan surat secararesmi.

KETUA RAPAT :Sebenarnya surat itu sudah dibahas, dan Bapak Agus silakan.

WAKIL KETUA (IR. H. AGUS HERMANTO, MM) :Baik, kemarin memang dari Bapak Oudhie Makmun Murod memberikan

surat juga kepada kita semuanya dan setelah dibahas tentunya tidak disini,karena pada waktu itu ada pembahasan yang Rapat Intern dan kemudiandengan adanya disesuaikan itu lagi, terus Bapak Oudhie mengatakan bahwa iniakan diselesaikan di Intern Fraksi POI Perjuangan antara Bapak Oudhie danBapak Hasto yang memasukkan. Itu yang kami dapatkan dan bahkan kemarinpada saat Bapak Hasto klarifikasi makanya saya sampaikan bahwa mohon maafjuga diselesaikan ataupun diklarifikasi dengan Bapak Oudhie Makmun Murod. Itu

19

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

yang kami sampaikan tentunya sebenarnya ada hal ini lebih pas kalauseandainya nanti ada juga dengan Bapak Dudhie, dan Bapak Dudhie juga yangnanti akan diselesaikan di intern F-PDIP sendiri.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:Ini 'kan kita sudah prosesnya panjang dan kita tetap tertib pada mekanisme,

segala sesuatu hal baru yang muncul ditengah-tengah dan akhir mekanismenyaharus lewat satu usulan tertulis dari fraksi secara resmi, dan yang kedua hal barutersebut harus kita sepakati bersama-sama, apakah itu akan dibahas atau tidakdibahas, itu tetap pada kita ada peluang tetapi mekanismenya seperti itu. Tetapisebelum kita bahas, monggo kalau ada pendapat.

F-PKS (H. REFRIZAL) :Saya mengusulkan tadi, kita sudah ketok dari awal bahwa agenda kita a, b,

kita jalankan agenda kita, kalau ada hal-hal lain saya katakan nanti kitabicarakan setelah ini kita selesaikan. Jadi kita tidak gantung disana, gantungdisini. Jadi semuanya tidak kita kerjakan.

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT :Monggo, silakan.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Terima kasih Pimpinan.Fraksi POI Perjuangan pada prinsipnya kami setuju apabila Pasal 27 itu kita

bahas terJebih dahulu, karena dari Pasal 27 adalah pending item yangdimintakan oleh Panja kepada Rapat Kerja ini untuk diselesaikan. Namun di luardari itu dalam tertib mekanisme tadi malam kami melakukan pembahasan secarainternal berdasarkan risalah-risalah rapat kita dan kemudian menemukan bahwaada mandat yang diberikan oleh Panja yang belum dibahas di dalam Panjatermasuk catatan kami tentang usulan perubahan ketentuan umum. Itu juga kamisampaikan dan menjadi catatan tertulis dari notulensi yang ada. Dengandemikian itu hendaknya juga menjadi bagian dari agenda sebelum kitamenyatakan menerima laporan ini untuk dibahas. Karena itulah kami sepakatPasal 27 kita bahas. Dan kedua, mana-mana yang terlewatkan yang diberikanoleh Panja ternyata belum dibahas, kita selesaikan disini, karena komitmenuntuk mempercepat 'kan sudah kita buktikan, kerja Jumat malam dansebagainya kita sudah setuju untuk itu.

Jadi mohon spirit itu tetap kita kawaI, jangan kemudian ada koq seolah-olahvirus baru untuk membuat kita mau ketok pandangan mini hari ini. Itu yangdiharapkan dan kemudian yang disampaikan oleh Bapak Agus tadi yangklarifikasi internal adalah bukan perbedaan kami secara internal tetapi berkaitandengan jadwal. Kami sebelumnya menanyakan kapan Penjelasan Umumdibahas kembali dan seterus, dan selama ini kita fokus untuk menyelesaikan hal­hal sangat krusial untuk dibawa kedalam Rapat Kerja.

Persoalan kelembagaan adalah persoalan krusial untuk kita selesaikan didalam Rapat Kerja. Tetapi bukan berarti kemudian segala sesuatunya sudahberes setelah Pasal 27 itu beres. Jadi kami tetap mendorong untuk percepatanundang-undang ini, namun juga tertib administrasi mengingat ada mandat yangtercatat di dalam rapat yang belum diselesaikan dan bisa diselesaikan sekarang

20

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

karena itu gampang, kami juga menyajikan suatu formula karena dengan ngetembersama itu kita saling memahami satu sama lain, kira-kira seperti itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik, saya ingin dengan pandangan tadi, 'kan sekarang sudah laporan

Panja kepada Pansus dan kita berada ditengah-tengah Rapat Pansus, tentusaja diantara hasil kerja Panja masih ada item-item yang sudah disepakatibersama untuk dibahas. Kemungkinan ada item-item yang diusulkan fraksi untukdibahas yang perlu persetujuan Pansus dan fraksi-fraksi lain. Karena itu sayamohon persetujuan untuk menerima laporan Panja kepada Pansus danmembahas lanjutan yang pending item plus yang diusulkan secara tertulis olehfraksi. Setuju ya ?

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Pimpinan, terima kasih.Mohon dipahami bahwa Fraksi PDI Perjuangan taat pada aturan main. Kami

tidak membawa usulan yang di luar yang pernah ada di dalam DIM. Jadi seluruhsurat-surat yang kami sampaikan termasuk usulan adalah apa yang sudahtertuang di dalam DIM, kami tidak membawa DIM yang baru. Sehingga dalamkonteks seperti ini laporan bisa kami terima dengan catatan-catatan yangdiberikan tadi bahwa setelah kami mengadakan penelusuran dari risa/ah rapatyang ada ternyata ada beberapa pasal-pasal yang kemudian kita putuskan untukdi dalam Rapat Kerja ini. Itu catatan dari kami.

Terima kasih

KETUA RAPAT :Itulah yang saya katakan tadi.Silakan Bapak Choirul.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Saya kira Bapak Ketua, 'kan sudah ada titik temu yang harus kita bangun

disini. Ada persoalan di Pasal 27 yang belum selesai, ada di Penjelasan Umumyang belum sempurna. Itu perlu ketemu pak. Bagaimana ketemunya, sayatawarkan dalam satu forum misalnya begini, Bapak Ketua mengundang Poksi­poksi dalam forum lobby Pimpinan untuk membahas ini bagaimanamekanismenya, tahap pertama. Yang kedua, apakah sete/ah setuju po/anyalobby Poksi-poksi intern kita dengan Kapoksi mengundang Pimpinan untukmencari formulasinya, setelah oke, baru kemudian dengan Pemerintah atausekaligus dengan Pemerintah forum lobby, begitu. Saya kira begitu lebih cepatBapak Ketua, sehingga semua kata Bapak Rambe itu bisa terakomodasiberbagai kepentingan yang mungkin terlewatkan dalam kesempatan itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik, kita akan minta persetujuan laporan Panja dengan catatan yang

disampaikan tadi, bahwa kita tidak menutup apa saja yang dimasukkan dalamrangka memperbaiki dan menyempurnakan Rancangan Undang-Undang tentangPenanaman Modal ini, karena itu kita pertama mohon persetujuan untukmenerima laporan ini dan kemudian membahas yang sudah dimintakan oleh

21

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Panja, dan kemudian pindah berikutnya kepada yang diusulkan oleh fraksi,setuju ya ?

(RAPAT: SETUJU)

Baik dengan demikian maka laporan Panja sudah selesai, berikutnyasebagaimana diajukan oleh Panja tadi ada satu pending item plus yang tadi itu.Yang ingin kita bahas disini mohon disampaikan, yang untuk kita selesaikanyaitu Pasal 27 ayat (3) dan alternatifnya ayat (3.1).

Saya ingin menyampaikan kepada Ibu Menteri bahwa pasal ini belumsepakat tetapi lobby-lobby antar fraksi, lobby-lobby dan pendekatan termasukpemahaman, kemudian pendekatan-pendekatan lainnya maka dari item inisudah ada kecenderungan tetapi sesuai dengan sensitivitas, etika, cara dan lain­lain maka ingin mencoba sedikit membahas agar lebih smoot dan lebih baik.Saya bacakan Pasal 27 ayat (3) "Badan Koordinasi Penanaman Modalsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala sebagaipejabat setingkat menteri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden".

Alternatifnya (3.1) "Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala dan bertanggungjawablangsung kepada Presiden".

Sebenarnya dengan kewenangannya sudah relatif kita lihat dan mungkinsaya mohon sedikit pandangan dari Pemerintah, dan kemudian kami mintakanpersetujuan atau pandangan dari fraksi.

Kami silakan Ibu Menteri.

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI (MARl ELKA PANGESTU):Terima kasih.Ketua dan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI yang kami hormati;Anggota Komisi VI DPR RI yang kami hormati;Kami ingin menjawab mengenai Pasal 27 ayat (3), kami tetap kepada

rumusan Pemerintah karena pada dasarnya hak preogratif Presiden untukkeputusan apakah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal adalah pejabatsetingkat menteri atau tidak, jadi ini adalah preogratif Presiden. Menurut hematkami dari Pemerintah tidak bisa kita dimasukkan dalam undang-undang sepertiini karena hak tersebut adalah hak preogratif Presiden.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:Terima kasih Ibu Menteri.Kemudian kami minta tanggapan dari Anggota Dewan yang terhormat, dari

masing-masing fraksi, Fraksi Partai Golkar kami silakan, Bapak Rambe silakan.Untuk kita membahas dua ayat ini yang sebenarnya masih pending tetapi kitasudah punya kecenderungan dan akan kita putuskan sekarang. Satu ayatdengan dua alternatif.

Silakan

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Terima kasih Saudara Ketua.Dalam pembahasan ini cukup panjang untuk membahasnya, terus terang

pada saat itu adalah kami katakan beberapa fraksi termasuk Fraksi Partai Golkarjuga Fraksi POI Perjuangan, dan saya kira terakhir Fraksi Partai Oemokrat

22

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

condong kepada rumusan yang disampaikan oleh Pemerintah yang juga samadengan usulan kita pada waktu itu dengan alasan, saya tidak tahu alasannya.Jika Ibu Menteri tadi mengatakan hanya sekadar hak preogratif kalau itualasannya, kamipun tidak setuju. Kalau hanya alasan hak preogratif Presiden,tetapi ada alasan lain.

Saudara Ketua, hak preogratif Presiden itu sebagaimana Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu juga dibatasi, itu yang jugahangat pembicaraan di DPR RI sekarang, di Pansus Undang-UndangKementerian Negara. Bagaimana persepsi antara DPR RI dengan Pemerintahmempersepsikan Pasal 17 ayat (4) daripada Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 itu, termasuk mempersepsikan Pasal 4 Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa Presidenlahpemegang kekuasaan pelaksanaan pemerintahan negara.

Oleh karenanya Saudara Ketua, ada betulnya apa yang dikatakan oleh IbuMenteri bahwa yang menentukan seseorang itu untuk duduk sebagai apa, itumemang hak preogratif. Tetapi memang hasil loby yang terakhir terhadap ayat(3) ini bahwa ada keinginan pada waktu itu makanya pejabat setingkat menteriitu bahasa dipoles sekali. Ada keinginan pada waktu itu bahwa Badan KoordinasiPenanaman Modal ini sebagai lembaga yang disebut departemen, kementeriannegara atau apa, itu yang menjadi soal. Tetapi kita kembali kepada asal mulabahwa koordinasi dan pelaksanan kebijakan penanaman modal ini adalah harusditanggungjawab secara khusus termasuk itulah makna lex specialis daripadaundang-undang yang kita susun. Tidak yang mengurusi penanaman modal itu diberbagai-bagai badan atau lembaga begitu. Tetapi dalam posisi ada suatu badanatau lembaga apapun namanya yang secara khusus mengurusi penanamanmodal, itu salah satu yang kita maksudkan sifat yang lex specialis daripadaundang-undang ini.

Oleh karena itu memang ada pikiran untuk bagaimana cara memperkuatBadan Koordinasi Penanaman Modal, makanya ayat (1), ayat (2), jika ayat (1) itukatakan Pemerintah, yang dimaksudkan Pemerintah disitu dan juga di ketentuanumum sudah dijelaskan adalah Presiden. Presiden itu menyerahkan dalamrangka pelaksanaan kebijakan penanaman modal itu adalah kepada dilakukanoleh BPKM, tidak lagi dilakukan oleh Pemerintah akhirnya bolak-balik, tetapidilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal, dalam konteks ini sudahdiperkuat Badan Koordinasi Penanaman Modal. Makanya ada pertanyaanteman-teman kita berikan kuat ini apa posisinya. Bagi kami tidakmempertanyakan posisinya lagi, tetapi jika diperkuat Pemerintah sudahmenyerahkan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal lantas kita harusjelaskan secara tegas, apa tugas dan kewenangan Badan KoordinasiPenanaman Modal itu, itu dijabarkan di dalam Pasal 28, secara tegas dinyatakanoleh undang-undang ini di dalam Pasal 28.

Berikutnya Saudara Ketua, dalam rangka memperkuat Badan KoordinasiPenanaman Modal ini pun dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat olehPresiden dan bertanggungjawab Jangsung kepada Presiden, disamping tugas diPasal 28. Jadi disini adalah tidak mempersoalkan, jadi saya tadi katakan bentuklex specialis dalam khusus pengurusan, mengoordinasi kebijaksanaan atastugas Pemerintah itu kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Oleh karena itu Saudara Ketua, memang sekarang yang menjadiperdebatan adalah apakah ini menjadi setingkat, menjadi bentuk departemenatau yang Jain begitu. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 kita menyatakan pembentukan, pengubahan dan juga penggabungan itu

23

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

diatur dalam undang-undang. Ini sekarang yang menjadi persoalan preogratifPresiden itu adalah dalam mengisi, siapa yang akan mengisi itu. Jadi disitubentuk perdebatan kita, jadi bukan hanya sekedar hak preogratif Presiden itu.Tetapi tidak tempatnya jika misalnya di dalam undang-undang ini kita nyatakanitu adalah misalnya Kementerian Investasi. Sebab akan ada undang-undangyang juga sedang dibahas sekarang yang menyangkut itu.

Jadi tidak kita berpikiran disini bukan mau mengangkat dalam undang­undang ini seorang Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yang kitanyatakan setingkat menteri, bukan disitu soalnya. Tetapi terus terang memangkita sadari karena disini perlu juga kebersamaan antar fraksi. Ini dipoles bahasayang setingkat itu yang pada akhirnya beberapa ternan termasuk Bapak Choiruldari Fraksi KB, Saudara Zulkiflimansyah pun kadang-kadang berubah-rubah inidalam posisi ini, karena tidak ada yang mendukung ini, ya kasihanlah sayadukung a. Jadi begitu tidak terlalu pas dalam duduk soalnya.

Jadi Saudara Ketua, menurut kami kita selesaikan dalam forum ini, tidakperlu lobby saya kira.

INTERUPSI F-PKS (DR. ZULKIFLIMANSYAH, SE, MSc) :Intrupsi Pimpinan.Saya berubah-ubah itu disuruh Bapak Refrizal.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Kita kembalikan kepada konsep ini, jika ayat (1), ayat (2) sudah kita terima,

ayat (4) sudah kita terima yang pantas dan normatif, sebenarnya ayat (3.1) kalauitu dikatakan usul Pemerintah ini yang harus kita terima, agar dia bersesuaian.Kita tidak persoalkan lagi mau setingkat apa tetapi sudah kita berikan secarakhusus perkuatan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal itu sendiri. Maunanti setelah keluar undang-undang atau mau besok dirubah lagi oleh Presidenini mau jadi apa begitu, itu adalah urusan daripada Presiden.

Saya kira demikian Saudara Ketua, termasuk sikap Fraksi kami terhadappoint alternatif yang diajukan disini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Terima kasih atas penjelasannya pada Pasal 27 ayat (3) dan alternatifnya

ayat (3.1) termasuk penjelasan pasal yang berubah-rubah yang namanyaZulklfllrnansyah, sesuai dengan kecenderungan yang ada pada lobby-lobby,Fraksi Partai Golkar kecenderungan dan mempunyai pilihan kepada arah ayat(3.1).

Kami silakan Fraksi PDI Perjuangan.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Terima kasih Bapak Pimpinan.Para Anggota Komisi VI DPR RI;Ibu Menteri Perdagangan beserta seluruh jajarannya;Tadi semuanya sudah disampaikan oleh Bapak Rambe, tetapi mungkin ada

sedikit tambahan, saya sebenarnya kurang setuju dengan kata-kata hakpreogratif itu. Sebetulnya tidak hak preogratif itu, karena preogratif itu berasaldari kalau kita lihat sejarahnya perubahan dari monarki absolut menjadi monarkikonstitusional atau parlementer ada sebagian hak-hak yang masih tetapdipegang oleh raja. Menurut kita disini hak Presiden yang ditentukan oleh

24

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Undang-Undang Oasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimanatercantum dalam Pasal 4 ayat (1) "Presiden memegang kekuasaanpemerintahan menurut undang-undang dasar".

Kami dari Fraksi POI Perjuangan boleh dibuktikan dari sejak awal bahwakami berkeyakinan negara yang begini besar dan ditengah segalaheterogenannya harus oleh suatu sistem Presidensiil yang kuat. Jadi kita tidakboleh mencederai sistem Presidensil jangan sampai seperti kata seorang ahliyang menulis di Tempo katanya yang kita laksanakan sekarang adalah duasistem yang pernah kita laksanakan, sistem Presidensil murni itu tidak pernahkita laksanakan, yang pernah kita laksanakan adalah sistem Presiden sial, yaitumemang Presidennya memang sial karena parlementernya terlalu kuat dan adasistem Presiden sialan, karena MPR/OPR-nya begitu lemah sehingga semuakekuasaan dipegang oleh seorang Presiden mungkin itu selama 32 tahun kitajalankan.

Jadi sistem Presidensil murni itu belum pernah kita laksanakan dan sampaisekarangitu juga kalau kita sebisa mungkin menceritakan sejarah kenapa kamiwaktu itu dulu menolak Amandemen Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 waktu itu. Bukan kita mensakralkan Undang-UndangOasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tetapi suasana kebatinannya ituyang tidak cocok untuk melakukan suatu perubahan undang-undang dasar. Kitabisa melihat contoh seperti yang dikemukakan oleh Bapak Rambe tadi, kita buatPasal 17 karena kita tidak suka gayanya Gusdur, berubah-rubah, sesuka-sukahati, membubarkan Oepartemen Sosial, bubarkan Oepartemen Penerangan,suka-suka Presiden sehingga dibuatlah Pasal 17. Kita tidak suka Habibie, suka­suka mengasih tanda-tanda penghargaan kita buat Pasal 13 pemberian tanda­tanda jasa, gelar kehormatan harus dengan undang-undang, suasananya ituyang tidak cocok.

Oleh karena itu kami Fraksi POI Perjuangan sama sekali tidak berniat untukmendegradasi sistem Presidensil kita sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1).Oleh karena itu kami dari sejak awal sama dengan rumusan ayat (3.1) yaitu tidakusah setingkat dengan menteri.

Terima kasih Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT :Terima kasih, pilihan Fraksi POI Perjuangan.Kemudian kami persilakan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

F-PPP (Hj. SUNDARI FITRIYANA, S.Ag) :Terima kasih Pimpinan.Membahas masalah Bab XII Pasal 27, benar kata Bang Rambe kita

membahas ini sampai tujuh hari tujuh malam, dan perdebatan panjang denganargumentasi-argumentasi yang semua punya argumentasi dan semuanya sayapikir rasional tetapi memang ada hal-hal menjadi catatan kami adalah bicaratentang penanaman modal. Semangat kita adalah bagaimana semuanya bisamenjadi efisien maka sudah termaktub di dalam Pasal 26 tentang pelayananterpadu satu pintu. Pelayanan terpadu satu pintu itu sudah termaktub di dalamPasal 26 ayat (1) dan ayat (2) bahwa pelayanan terpadu satu pintu itu adalahpendelegasian atau pelimpahan kewenangan dari berbagai instansi kepadalembaga yang sudah disetujui yaitu lembaga Badan Koordinasi PenanamanModal.

25

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Lalu berkembang lagi kalau itu sudah mendapat pendelegasian yang begitubesar lalu sudah mendapatkan kewenangan yang begitu besar BadanKoordinasi Penanaman Modal, lalu teman-teman berpikiran bahwa kalaumendapatkan tugas yang begitu besar apakah masih layak lembaga ini masihmenjadi sebagai badan. Akhirnya kawan-kawan bersepahaman untuk menjadimenteri. Tetapi dalam proses berikutnya adalah dengan bahasa-bahasa pemanisbahasa yaitu atau dengan bahasa yang sangat kompromis adalah setingkatmenteri. Ini sudah bahasa yang paling kompromis diantara beberapa fraksi yangada.

Lalu pembicaraan tentang hak preogratif Presiden tadi, dan itu berkali-kaliselalu dilontarkan oleh teman-teman fraksi juga bahwa itu hak preogratif dan kitatidak lagi relevan bicara itu, kalau bicara hak preoratif Presiden lalu sekaranguntuk meninjau kembali hal itu 'kan sekarang ada lagi Rancangan Undang­Undang tentang Kementerian Negara, artinya itu tidak terlalu tepat kita bicara itu.Maka dari itu Pimpinan banyak pemikiran yang sudah kita lakukan lalu debatyang sangat panjang lebar sudah kita bicarakan. Maka dari itu mungkin usul darikami adalah sebaiknya untuk menyelesaikan ini karena dalam lembaga politik iniadalah musyawarah mufakat dan ada kompromi, maka dari itu setelah adapandangan seluruh fraksi kami berharap mengadakan kompromi atau lobbyantara fraksi-fraksi.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :Terima kasih.Berikutnya Fraksi Partai Demokrat, Bapak Yusuf atau Bapak Atte silakan

F-PD (DR. IR. ATTE SUGANDI, MM) :Terima kasih Pimpinan.Rekan-rekan Anggota Komisi VI DPR RI yang kami hormati;Ibu Menteri beserta jajaran yang kami hormati;Ada tiga alasan dari kami Fraksi Partai Demokrat, yaitu yang pertama

sesuai dengan tadi disampaikan oleh Bang Rambe dan Bang Irmadi, dimanabahwa dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,yang menyatakan di Pasal 4 ayat (1) dimana hak dari Presiden berdasarkanUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalammenentukan disini pembantu-pembantu Presiden.

Yang kedua, dari Rancangan Undang-Undang tentang Kementerian Negarayang masih dalam tahap pembahasan itu masih belum jelas sampai sekarang.Untuk itu tentunya itu berdasarkan kepada kewenangan yang ada dibawahPresiden. Dan alasan yang ketiga, bilamana kalau kita lihat dari Pasal 27 ayat (3)dilaksanakan atau diambil yang seperti ini dan tentunya Presiden pada saatsiapapun Presidennya tidak melaksanakan karena mungkin ada ketentuan­ketentuan yang lain sehingga nanti akan ada konsekuensi logis bahwaPemerintah akan melanggar undang-undang.

Untuk itu dengan tiga alasan tersebut dari Fraksi Partai Demokrat denganmengucapkan "Bismillahirrahmanirrahiim" kami sepakat sesuai dengan rumusanPemerintah yaitu ayat (3.1) yang berbunyi "Badan Koordinasi Penanaman Modalsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala danbertanggung jawab langsung kepada Presiden"

Terima kasih Pimpinan.

26

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Terima kasih Bapak Atte.Berikutnya Fraksi PAN, Bapak Nasril silakan.

F-PAN ( NASRIL BAHAR, SE) :Terima kasih Pimpinan.Menyikapi Bab XII Pasal 27, antata pilihan ayat (3) ataupun ayat (3.1) saya

rasa kalau prolog sudah disampaikan oleh pakar undang-undang yang terdahuluyaitu Bang Rambe dan Bang Irmadi.

Pertama, pada lobby-lobby terdahulu kami juga telah mempertanyakan,terutama kepada Bapak Erman Rajagukguk waktu itu tentang keberadaanPerpers Nomor 9 Tahun 2004, ketika undang-undang ini kalau diambil alternatif(3.1) posisi Perpresnya bagaimana, bahwa yang menyatakan Badan KoordinasiPenanaman Modal (BKPM) dibawah koordinasi oleh Departemen Perdagangan,itu 'kan Perpres yang berbunyi demikian di Perpes Nomor 9 Tahun 2004 danNomor 9 Tahun 2005. Tentunya ini desput kalau tidak ada kejeJasan terhadaphirarki daripada struktural nomenklatur ini, apakah otomatis Perpres tersebuttercabut karena undang-undang ini lahir, langsung dia bertanggungjawab kepadaPresiden, sementara ini posisi BKPM masih digolongkan dalam LPND. Ini yangmenjadi desput kami dari Fraksi PAN.

Tentunya ketika ditanya opsi mana yang akan dipilih, kami juga inginmelontarkan di forum ini tentang kebingungan kami, kenapa waktu itu pakarhukum tidak memberikan, tidak bisa memberikan jawaban pada waktu lobby­lobby. Tentunya dalam forum ini, tentunya ada yang sangat memahami tentangketatanegaraan, kami minta penjelasan terlebih dahulu, manapun dari ayat (3)dan ayat (3.1) ini kami sudah tidak ada masalah lagi.

Untuk itu kami melemparkan permasalahan ini di forum ini dan mungkinkalau diperkenankan nantinya langsung saja pada forum lobby, tetapi sebelumforum lobby kami ingin dijawab pertanyaan ini dulu.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :Berikutnya Fraksi Kebangkitan Bangsa.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Terima kasih Bapak Ketua.Segala yang terkait dengan proses lahirnya ayat (3) dan ayat (3.1) itu sudah

disampaikan oleh Bapak Rambe dan Bapak Irmadi, Ibu Fitri dan Bapak Nasril.Bagaimana terlahirlah sebuah rumusan dari menteri, setingkat menteri, dankepala, itu juga ada reseningnya. Ketika menteri kenapa kita memberikan tugasmandat dengan undang-undang ini sudah mencantumkan nama BKPM. Undang­undang ini sudah mengatakan koordinasi pelaksanaan penanaman modaldilaksanakan oleh BKPM. Ketika melakukan koordinasi keluar kita sepakat satupintu, koordinasi dalam pelayanan dan perizinan. Lalu bagaimana dengankekuatan komunikasi keluar, bagaimana kekuatan itu lagi perdebatan, menteriatau setingkat menteri atau kepala. Ada yang bilang preogratif Presiden, itukeberhasilan hari ini atau besok segala macam itu kementerian negara.Kementerian Negara juga melanggar Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dengan perdebatan-perdebatan seperti itu.

Saya kira kami tawarkan Bapak Ketua, kita mencari formulasinya mungkinIbu Fitri dan Bapak Nasir telah menawarkan lobby, saya kira itu forum yang

27

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

tepat. Mungkin kawan-kawan, Constant M. Ponggawa dari F-PDS juga sarna,saya kira begitu Bapak Ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Berikutnya Fraksi PKS silakan

F-PKS (H. FAHRI HAMZAH, SE) :Sesuai dengan petunjuk Bapak Refrizal. Saya tidak tahu ini berubah apa

tidak Pimpinan, karena ini pendapat baru juga, tetapi ini pendapat akhir kira-kirabegitu.

Kita ini 'kan tujuannya apa ? Dari dulu kita bicara perkuatan, lalu kita bicaraketegasan dan seterusnya. Karena itu dasarnya terus tadi saya tanya teman­ternan dari Fraksi Golkar, Bapak Jusuf Kalla memutuskan yang mana ? Sebabsaya memang ingin ikut Pak JK, lebih terang begitu kira-kira. Ini 'kan kita yangjelas saja, rupanya yang lebih jelas itu saya kira ayat (3). Jadi kalau disebutmana yang memberikan makna perkuatan kepada posisinya itu selain seorangbertanggungjawab langsung kepada Presiden jangan lupa Pak, investment isdailymatre setiap hari ada urusan itu. Jadi kalau tidak ada koordinasi langsungyang terus menerus dengan Presiden maka ini sebetulnya yang bisa menjadimasalah jika akses kepada Presiden tidak cepat, sementara kegiatan investasiitu adalah kegiatan yang terjadi terus menerus. Mana dari dua ini yangmemberikan perkuatan lebih besar kepada hadirnya seorang pemimpin kepalakoordinasi penanaman modal ini, itu yang kita pilih. Kalau tadi saya melihat sihsebetulnya yang memakai kata "setingkat menteri" itu yang lebih kuat. Tetapikalau Bapak JK ayat (3.1) ya akhirnya ayat (31.) kita ini, ya sudah ayat (3.1).

KETUA RAPAT :Ini luar biasa, kita naik turun, langsung dipermaikan begitu, luas biasa.Baik, saya berharap dari F-PKS cukup Bapak Refrizal saja juru bicaranya

jangan yang lain-lain.Berikutnya adarah Fraksi BPD rewat, kemudian Fraksi PBR rewat,

berikutnya Bapak Constant dari F-PDS.

F-PDS (CONSTANT M PONGGAWA, SH, LLM) :Terima kasih Pimpinan.Saya tidak jauh-jauh dari sabahat saya Bapak Fahri, Pimpinan. Sebeturnya

kami dari dulu maunya ayat (3) saja Pimpinan, tetapi arahan dari F-PKS sudahke ayat (3.1), saya tetap ke ayat (3) Pimpinan.

Jadi begini Pimpinan, kami serius merasa bahwa Ketua BKPM harus benar­benar seorang yang power full, dalam arti kata mempunyai wibawa sewaktumereka berbicara dengan investor beliau bisa langsung membawa berita itu kePresiden. Dan dailybasis itu karena kalau cuma sekali-kali dan kalau segalasesuatunya harus dikoordinasi saya khawatir tidak mempunyai wibawa yangdibutuhkan oleh para investor. Apabila saya melihat dari kacamata investor sayamau deal-nya sarna, bahkan saya mau deal-nya langsung sarna Presiden, kalausaya seorang investor besar, saya mau deal-nya sarna Presiden tetapi karenatidak sarna Presiden, oke siapa yang ditunjuk oleh Presiden.

Jadi oleh karenanya saya lebih cenderung ke point (3) dengan segalahormat.

Terim kasih Pimpinan.

28

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Terima kasih.Jadi kira-kira posisinya dari sepuluh fraksi yang ada, kira-kira ada Fraksi

PAN tidak keberatan tetapi ingin lobby, kemudian Fraksi PersatuanPembangunan ingin lobby juga, kemudian Fraksi KB begitu dan satu Fraksi PDSingin nomor (3), tetapi kecenderungan kita ingin bersama Pemerintahmenyelesaikan masalah ini, sebab sudah tidak lagi hal-hal argumen karenasudah banyak. Perkenankan kami ingin melakukan lobby dengan Pemerintahdan masing-masing fraksi satu orang dengan Pimpinan, mohon izin.

F-PAN (NASRIL BAHAR, SE) :Pimpinan, kami ingin pertanyaan kami dijawab dulu diforum ini tentang

posisi daripada BKPM kedepan, apakah masih mengacu kepada Perpres Nomor11 Tahun 2005, kalau memang mengacu kepada itu berarti dua koordinasinya,pertama koordinasi kepada Departemen Perdagangan dan kepada Presiden,yang mana ini ?

KETUA RAPAT:Begini Bapak dan Ibu sekalian, ini penting dan baik sekali. Pada saat ini

Badan Koordinasi Penanaman Modal berada dibawah koordinasi departemenyaitu Departemen Perdagangan, sekarang kita melahirkan undang-undanglangsung kepada Presiden. Sekarang ada undang-undang, ada Keppres, apabiladua ini ada maka ini ada komplikasi, mana yang akan diikuti. Satu hal yangmungkin mohon Ibu Menteri barangkali Bapak Erman atau Ibu Menteri yang bisamenjawab, setelah itu kita ingin minta izin lobby.

Saya silakan Ibu Menteri minta izin Bapak Erman.

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RISaya silakan Bapak Erman Rajagukguk.

PEMERINTAHITIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RAJAGUKGUK):Melalui Ibu Menteri Perdagangan saya ingin menjelaskan, Keppres itu

keluar pada waktu saya menjabat Wakil Sekretaris Kabinet dan itu Keppres yangsudah baku, yaitu semua LPND itu ada dibawah koordinasi departemen teknissehari-hari pada waktu itu, tetapi bertanggungjawab langsung kepada Presiden,setiap saat Kepala LPND itu bisa bertemu dengan Prresiden melaporkannya danPresiden bisa minta langsung kepada beliau itu, itu yang sekarang berjalan.Tetapi di dalam Undang-Undang Penanaman Modal ini ada kekhususan untukBKPM tentu nanti di peraturan pelaksanaannya Pemerintah akan membuat itumenegaskan posisi itu. Dan apakah dia mengesampingkan Keppres nomorsekian, khusus BKPM kita belum tahu. Tetapi selama ini dipemerintahan tidakada kontroversi tentang apakah ketua LPND dibawah menteri atau tidak, tidakada kontroversi selama ini berjalan lancar, karena presiden tidak mungkin sehari­hari membawahi LPND tidak, lalau dikaitkan dengan menteri departemen teknis,misalnya BPPT dibawah Menristek, BPN dibawah Mendagri.

Jadi hal-hal begini bapak, tetapi kalau pemerintah melihat ini ada undang­undang yang memberikan kekuasaan yang berat kepada Badan KoordinasiPenanaman Modal tentu didalam nanti peraturan pelaksana mengenaikoordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal dan apa tentu mungkinpemerintah bisa melihat itu dan bisa mengatakan Kepres nomor sekian tidakberlaku bisa, tergantung pemerintah nanti. Tetapi tidak ada kontroversi, tidak ada

29

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

kebingungan selama ini melaksanakn kepres dimana LPNO itu ada dibawahkoordinasi saja. Karena presiden tidak mungkin sehari-hari. Menteri saja adamenteri kordinatornya.

KETUA RAPAT :Mohon tanya sedikit, didalam Pasal 27 ayat (1) "pemerintah

mengkoordinasikan kebijakan penanaman modal baik koordinasi antar instansipemerintah, antar instansi pemerintah dengan Bank Indonesia, antar pemerintahdengan pemerintah daerah, antar pemerintah daerah". nah sekarang pemerintahitu presiden, tetapi dalam kasus ini yang memegang mengimplementasikanKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Kalau ada koordinasi denganpemerintah, pemerintah dengan bank Indonesia misalnya Badan KoordinasiPenanaman Modal itu ada didalam Menteri, ada dibawah Menteri Kemiskinan,yang mengkoordinasi menteri Kemiskinan atau Badan Koordinasi PenanamanModal, pertanyaan saya.

PEMERINTAHITIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RAJAGUKGUK):Maafkan saya bapak, bukan atas nama pemerintah saya ini sudah diluar,

saya penasehat saja. Jadi saya tidak bisa membayangkan pemerintahbagaimana nanti putusannya akhirnya. Tetapi saya kira didalam peraturanpelaksanaan, peraturan presiden tentang tata cara penanaman modal disitujelas, jelas bagaimana Badan Koordinasi Penanaman Modal ini hubungannyadengan departemen teknis atau menteri perekonomian atau presiden saya kirabegitu nanti pemerintah mengambilnya. Sebab ada didalam peraturanpelaksanaan ini nantinya kita perlu peraturan pelaksanaan tentang tata carapenanaman modal. Oisitu bisa diletakkan dimana hubungan Badan KoordinasiPenanaman Modal dengan menteri-menteri, dengan presiden bisa saya kira.Maafkan sekali lagi saya bukan orang pemerintah sekarang ini. Jadi tidak bisamenetapkan pemerintah apa maunya nanti.

KETUA RAPAT:Saya mau menanggapi, silakan

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Saya setuju dengan pendapat Profesor. Oleh karena itulah tadi ada

memang hal yang tertinggal bagaimana yang dinyatakan oleh Fraksi POIPerjuangan, Bapak Irmadi. Ada hal yang tertinggal yang perlu kita tegaskandalam bentuk lex specialis yang dinyatakan itu. Khusus terhadapa BadanKoordinasi Penanaman Modal itu agar didalam peraturan peralihan kitamasukkan. Kita masukan dengan apa yang dikatakan segala aturan perundang­undangan termasuk tadi harus kita nyatakan yang mengatur atau apalah nantiyang mengatur tentang penanaman modal, harus mengacu kepada undang­undang ini. Kalau secara hukum belum dilanjutkan oleh Profesor itu. Kalauundang-undang ini sudah mengesahkan seperti ini, yang dibawahnyasebenarnya otomatis menyesesuaikan kalau dalam ilmu perundang-undanganitu sudah batal demi hukum yang dibawahnya kalau tidak menyesuaikan. Jaditadi ada betulnya, ada yang terlupa seperti yang dinyatakan oleh Fraksi POIPerjuangan.

Oleh karena itulah kami ini sudah jelas sebenarnya, jangan sampaimisalnya Ketua Pansus mempertanyakan bagaimana kewenangan pemerintah,itu nanti urusan pemerintah, tetapi harus ada pegangan pemerintah yang akan

30

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

melaksanakan ini dalam undang-undang. Jadi ada aturan peralihan yang haruskita tambah itu ada perlunya. Makanya tadi jangan kita tutup wujud-wujud yangkita maksudkan lex specialis itu harus dinyatakan didalam aturan peralihanmisalnya segala aturan. Jadi dengan itu sudah jelas nanti akan disesuikan olehpemerintah dan undang-undang ini menyatakan jika tidak menyesuaikan bataldemi hukum sebenarnya, kan begitu.

KETUA RAPAT :Jadi yang disampaikan oleh Bapak Nasril mulai terjawab tetapi silakan

Bapak Nasril

F-PAN (NASRIL BAHAR, SE) :Memang diantara dua pilihan juga, di Perpres juga menyebutkan, karena

kita menginginkan bahwa sanya undang-undang ini kekhususan lex specialis.kata Bapak Erman mungkin saja karena kesibukan presiden dan alasan khususitu sudah secara otomatis didalam Perpres tersebut juga mengatakan pejabatsetingkat menteri. Jadi ini manapun jadi, memang tergantung kepada presiden.Jadi memang kalau alasan khusus juga itu sudah otomatis karena dia jugabukan eselon, non eselon dia disini. Maka persoalan ini juga kami tidak adamasalah satu atau tiga, (3.1) atau (3), yang jadi masalah kami posisi kedudukanBadan Koordinasi Penanaman Modal tersebut, memang kami serahkan kepadapresiden pada akhirnya. Makanya kami minta pencerahan-pencerahan tentangTUPOKSI daripada pemerintahan dan lembaga non departemen ini.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:Satu-satu ya, Bapak Choirul terus Bapak Irmadi

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Jadi begini, Bapak Rambe tadi memberikan gambaran kepada kita, setelah

undang-undang ini sah, misalnya taruhlan mulai tanggal 27 Maret 2007 yangakan datang, otomatis kan semua yang terkait kan harus berlaku, Bapak Nasrilbilang bagaimana dengan Kepres yang berlaku saat Bapak Profesor yang masihkoordinasi dengan Departemen Perdagangan, sementara didalam undang­undang ini tidak diatur contoh begitu, Bapak Agung Laksono misalnya yangmengetok selesai. Otomatis kan berlaku kebawah, sementara dia tidak perlu lagikoordinasi sesuai dengan Kepres. Maka ini yang belum diatur dalam peralihan,satu itu sepakat dimasukan diaturan peralihan. kita belum bicara ayat (3) atau(3.1), kita sudah sepakat Bapak Ketua kita cari forum syukur sore ini kalau tidakya kita cari lain waktu. Mudah-mudahan bisa sore ini syukurlah Baka Ketua.

Terima kasih

KETUA RAPAT:Bapak Irmadi silakan

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bapak PimpinanSaya juga tadi memang ada ketentuan yang lewat yaitu diketentuan

penutup yaitu "semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitanlangsung dengan penanaman modal harus mengacu kepada undang-undangini". itu memang ada sebetulnya yang kita masukan terlewatkan.

31

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Kedua, saya kira kalau nanti melakukan loby, kalau kita setuju yang ayat(3.1) kita harus memberikan catatan penjelasan terhadap kekhawatiran daripadaSaudaraku Narsil tadi, karena di Kepres itu juga berbeda dikecualikan tidaksemua LPND itu dibawah koordinasi menteri, ada di Kepres itu kecuali BIN,semua ini-ini kecuali BIN. Jadi di undang-undang ini juga bisa kita buat PP inibersifat khusus, PP ini dikecualikan dan tidak dikoordinasi oleh menteri atauapapun nanti dipenjelasan. Oi Perpres itu ada semua LPNO dikoordinasi kecualiBIN itu dikoordinasi oleh menteri-menteri. Jadi mungkin bisa nanti kita buatpenjelasannya. Kita kan artinya walaupun memang hak daripada presiden dalamhal menginikannya tetapi perkuatan lembaganya ini kan kekhawatiran kita akibatada kejadian dimasa lalu, kedudukan Badan Koordinasi Penanaman Modalseperti kita tahu tempo hari pernah pernah menjadi menteri, kemudian dibawahMegawati dibawah koordinasi menteri Perindustrian dan Perdagangan, dijamanGusdur dibawah Menko Ekuin, Menteri Perindustrian dan Perdagangankemudian sekarang dibawah Menteri Perdagangan, terus juga dijaman Gusdurpernah tanpa kepala dibiarkan begitu saja, kepalanya tidak ada hampir duatahun. Jadi itu kita mau meletakkan karena pentingnya lembaga penanamanmodal ini, ada suatu maqom yang tepat disini jangan dirubah-rubah.

Terima kasih Bapak Pimpinan

KETUA RAPAT :Baik, saya ingin masuk ke forum loby, tetapi catatan yang dikhawatirkan itu

low maker, yang dikhawatirkan itu yang tidak dikehendaki mensubordinasikanbadan ini yang mempunyai kewenangan koordinasi dan kebijakan untuk beradadibawah departemen dan masuk kesana-sini sehingga dia mempunyaikeleluasaan langsung kepada presiden, itulah spirit dari situ. Tetapi pilihan lainadalah supaya tidak khawatir setara menteri saja itukan maksudnya begitu.Sekarang setara menteri komplikasi dengan Undang-undang Kementerian, kitacari titik tengahnya mudah-mudahan ini dapat. Jadi Profesor Erman kita inginjelas yang dikhawatirkan itu bukan belum tahu dari semangat low makerlagislator ini, yang dikhawatirkan itu yang tidak dikehendaki tetapi itu kalau yangdikehendaki dan itu dipilih oleh presiden itu lain lagi persoalannya. Untuk itu adatawaran setingkat menteri, setingkat menteri itu adalah komplikasi denganUndang-undang Kementerian dan seterusnya.

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RAJAGUKGUK):Pimpinan seizin Menteri PerdaganganIngin menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Bapak Irmadi itu

betul, ada lembaga yang tidak dibawah kementerian. Mungkin saja kalaupresiden menginginkan, bisa saja apalgi Bapak Lutfi sarna-sarna PartaiDemokrat. Itu soal loby-Ioby saja tetapi undang-undang kan on the right trek,kira-kira begitu.

KETUA RAPAT :Jadi begini kita disini adalah pengambil keputusan legislator, oke kita

sekaang hilangkan mungkin saja, sesuatu yang tidak pasti kita hilangkan.Sekarang kita mau masuk kedalam forum loby, saya ingin tegaskan bahwa darisemangat tujuh malam tujuh hari seperti kawinan yang disebutkan oleh Ibu Fitritadi untuk membahas ini kita mau hilangkan kemungkinan ini, kemungkinan itu.Yang ingin hilangkan kita kekhawatiran itu tidak dikehendaki oleh oleh para lowmaker disini yang sedang mencari. Kalau masih ada khawatir mau naik ketingkat

32

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

menteri, lalu tidak selesai kita, saling mengunci. Jadi politik jalan buntu. Supayatidak jalan buntu kita cari yang kira-kira bisa menjadi titik tengah diantarakeduanya.

Jadi yang dikhawatirkan itu tidak dikehendaki oleh para pembuat hukumdisini, Bapan Profesor Erman, mohon maaf ini. Kemudian kita akan masukdengan keyakinan itu yang disampaikan oleh Fraksi PAN, kita akan merelakanuntuk masuk dalam forum loby sehingga lebih pasti bahwa lembaga ini betul­betul mempunyai kewenangan seperti yang kita harapkan. Ibu Menteri sayamohon izin untuk loby dan kita skor sampai loby selesai dan mungkin sholat.

(RAPAT DISKORS PKL 16.20 WIB)

Bapakllbu dan Saudara-saudara sekalian, setelah lobby skors kita cabut.

(SKORS DICABUT PKL 17.15 WIB)

Terima kasihBapakllbu Anggota Dewan;Menteri Perdagangan yang saya hormati;Dengan terbata-bata dan hal-hal yang panas kita berharap bahwa dalam

menit-menit atau detik-detik yang krusial ini saya berharap kita salingmendukung untuk penyelesaian tugas ini. Saya ingin menyampaikan laporanhasil loby dari yang sudah berjalan, dari fraksi-fraksi yang ada kita punyakecenderungan untuk memilih butir (3.1) dimana saya bacakan "BadanKoordinasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpinoleh seorang kepala dan bertanggungjawab langung kepada presiden" dengancatatan 2 (dua) yang pertama, memasukkan ketentuan penutup yang sudahbiasa dicantumkan didalam undang-undang ketika undang-undang itu selesai,saya bacakan ketentuan penutup yang sudah disetujui "semua ketentuanperaturan perundang-undangan yang berkaitan secara langsung denganpenanaman modal wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannyakepada undang-undang ini" ketentuan penutup ini sudah baku, biasa, normaldan langsung. Saya baca ya ketentuan penutup : "semua ketentuan peraturanperundang-undangan yang berkaitan secara langsung dengan penanamanmodal wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya kepada Undang­Undang ini", itu catatan pertama sebagai persetujuan kita.

Kemudian yang kedua adalah penjelasan pasal 27 ayat (3.1) yang kita pilih,saya bacakan "yang dimaksud bertanggung jawab langsung kepada presidenadalah bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas,fungsi, dan tanggung jawabnya langsung kepada presiden" kata-kata "tugas,fungsi, tanggung jawab" ada semua didalam pasal-pasal Undang-Undang inihanya dijelaskan lebih tegas. Jadi mohon persetujuan ini dengan beberapacatatan dari ternan-ternan fraksi yang mungkin melakukan disenting opiniondipersilakan tidak apa-apa.

Sebelum Bapak Tonas kami mohon Ibu Menteri menyampaikan pandanganuntuk kita merujuk kepada titik temu sehingga kita bisa menuntaskan. Kamisilakan.

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Ini ada berbeda soalnya bahasanya dengan apa yang kita sepakati tadi

didalam sehingga kami mohon Bapak Erman untuk menjelaskan perbedaannya

33

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

dengan demikian artinya akan berbeda sehingga kami tadi yang disepakatididalam sudah setuju tetapi ini agak berbeda.

PEMERINTAHITIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RAJAGUKGUK):Jadi yang disetujui pemerintah seizin Ibu Menteri kalimat tadi "da/am

melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepadapresiden" saya ingat betul sudah dibaca dua kali tadi itu. "dalam melaksanakantugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada presiden"

KETUA RAPAT :Dua alternatif kita bahas nanti biar tidak, oke ya begini sebenarnya, oke

saya ingin lihat persisnya, kami kira agak sarna tetapi berbeda ya, saya inginletakkan duduknya, oke yang dibawah adalah yang dibacakan dan disepakatio/eh kita dengan pemerintah saya baca "yang dimaksud dengan bertanggungjawab langsung kepada presiden adalah bahwa Badan Koordinasi PenanamanModal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsungkepada presiden" ini yang disepakati dari luar dalam loby tadi. Mengapa, diamengambil dari Pasal 28 yang ada kata-kata kunci yaitu Badan KoordinasiPenanaman Modal mempunyai tugas dan fungsi a.b,c, d, dan seterusnya.

Yang pertama adalah usulan perbaikan dari Bapak Irmadi, usulan perbaikanuntuk mungkin nambah ruang lingkup dan seterusnya yang saya sendiri sampaisaat ini mungkin melihat tidak terlalu banyak bedanya. Oke tetap ya begitu yangdiatas ada/ah perbaikan yang diusulkan Bapak /rmadi dan ini kemudian diresponoleh pemerintah. Baik mohon penjelasan Bapak Irmadi, menjelaskan perbedaandua itu dan mana yang kita pilih supaya tidak jalan buntu.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Saya kira, saya mencoba merangkum dari undang-undang yang dikatakan

Bapak Rambe tadi, ada tugas, ada fungsi, ada tanggung jawab. Jadi ketiga ituyang dimasukan, jadi maknanya begitu tetapi karena begitu cepatnya kitamelakukan ini, ya saya mengusulkan perbaikan karena yang dibawah ini tidakjelas, tidak tiga item jadi dua.

Terima kasih Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT:Si/akan Bapak Rambe.

F-PG (RAMBE KAMRULZAMAN, MSc) :Kalau tadi dikatakan dua kali diucap, saya yang berucap Profesor tentang

rumusan itu. Tetapi memang dibenak saya juga ada diberikan tugas, tidak bisadiberikan tugas seseorang tidak ada tanggung jawabnya. Ya memang disituharus ada tanggung jawab, yang memang tadi tidak terucap karena suasananyadisana pas tadi tidak ada yang membelokkan persepsi tatapi mempertegas saja.Karena memang sudah diberikan tugas, ya fungsi, harus ada jugatanggungjawabnya dong, teman-teman meminta ditulis saja tanggung jawab biarlengkap. Tidak bisa kita buat dalam undang-undang kita berikan tugas tetapitidak kita minta tanggung jawab.

Oleh karenanya ditambah juga itu lebih lengkap menurut saya. Tidak adahal yang ditambah tanggung jawab itu, yang diatas ditambah tanggung jawabnyaitu tidak jauh bedanya kalau menurut pengertian saya, pas dia disitu. Tugas,

34

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

fungsi dan tanggung jawabnya. Yang politis disitu juga tidak ada hanyamempertegas saja.

KETUA RAPAT:Silakan.

F-PO (IR. H. MHO. YUSUF PAROAMEAN, NST) :Pimpinan.Tetapi kalau sampai pada dua versi ini, yang paling terbaik adalah digabung

saja, cara menggabungkannya, tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya langsungbertanggung jawab kepada presiden langsung saja begitu bertanggung jawabkepada presiden konsep yang dibawah yang dikatakan oleh Pak Profesor taditinggal menambah tanggung jawabnya, bertanggung jawab kepada presiden,kan begitu saja.

KETUA RAPAT :Begini Pak, janagn menambah poin ke tiga,

F-PO (IR. H. MHO. YUSUF PAROAMEAN, NST) :Tidak, sebab begini kalau yang diatas kalau sampai tutup disitu saja, tugas,

fungsi dan tanggung jawabnya langsung kepada presiden, apanya? dari segi tatabahasa dia tidak nyambung, tidak nyambung dari segi tata bahasa.

KETUA RAPAT :Begini saya punya jalan keluar mudah-mudahan bisa diterima, baik begini

saya mohon izin untuk sebagai Pimpinan mencoba mencari solusi mudah­mudahan diterima karena kadang-kadang makin dekat makin sensetif, makindekat ke gol makin sensetif. Baik saya ingin sampaikan Bapak Irmadi kemudianBapak Rambe, sebenarnya diantara dua ini sarna, mohon maaf ya, saya cobacari jalan keluar, ada tiga kata kunci yaitu tugas, fungsi dan tanggungjawab.kalau memilih yang diatas tiga-tiganya lengkap, oke ya, Sekarang tetapi tidakdisetujui pemerintah, beJum disetujui pemerintah. KaJau memilih yang keduabelum lengkap tetapi disetujui oleh pemerintah. Saya ingin mengatakan bahwadibalik yang tidak lengkap ini lengkap juga karena ada Pasal 27 ayat (3.1),dimana Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu bertanggung jawablangsung kepada Presiden untuk keseluruhannya. Tanggung jawabnya,tugasnya, fungsinya dan lain-lain. jadi tidak ada masalah.

Jadi saya mohon persetujuan supaya tidak terlalu panjang, bahwa kedua­duanya ini adalah lengkap. yang kedua dibawah adalah tetapi dilengkapi sayabaca mohon, yang hilang di dua sebenarnya, dalam penjelasan yang kedua,yang hilang di dua ada didalam Pasal 27 ayat (3.1) saya baca, Pasal 27 ayat(3.1) yang kita pilih, saya baca Badan Koordinasi Penanaman Modalsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala danbertanggung jawab langsung kepada presiden, tangungjawabnya, fungsinya,tugasnya apa saja, perencanaan, kebijakan dan seterusnya. Jadi mohon izinuntuk kita memilih yang pemerintah dengan asumsi bahwa kelengkapannya jugaada pada pasal kita, saling melengkapi antara penjelasan dengan ayat.

F-POIP (H. IRMAOI LUSIS) :Bapak Pimpinan

35

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Saya kurang setuju, karena azas pembentukan suatu perundang-undanganadalah kejelasan aturan, kalau yang di posisi dua itu hanya dua kata bendanyayaitu tugas dan fungsi. Sedangkan yang diatas itu tiga yaitu tugas, fungsi dantanggungjawab.

KETUA RAPAT :Silakan Bapak Tonas.

F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Saya yang pertama itu ingin mengoreksi Pimpinan, tadi kan dikatakan

kecenderungan semua fraksi, saya difraksi saya itu jelas bahwasanya masihtetap menginginkan Pasal 27 ayat (3) artinya pengecualian disitu. Nah ketikapemerintah, Bapak Irmadi mengusulkan satu tambahan di paparkan, papaanyang tadi juga harus dipaparkan juga dong, karena tadi kesepakatankesepakatan semua, tetapi saya kan katakan bahwasanya kami belum mencabutitu, sama-sama juga ditampilkan, haknya kami juga dieliminir begitu pimpinan.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :Bapak Tonas, ada ruangnya untuk Saudara juga di senting opinion, tidak

apa-apa dipersilakan diruangan ini juga boleh, Bapak Refrizal silakan.

F-PKS (H. REFRIZAL) :Terima kasih Bapak Ketua.Saya sependapat dengan Bapak Irmadi, yang ingin kita jelaskan itu adalah

Pasal 27 ayat (3.1). Jadi saya sependapat dengan Bapak Irmadi, kalau kita inginmenjelaskan yang kita jelaskan itu adlah tanggung jawabnya, fungsi dantanggung jawabnya. Kalau itu sama saja dengan bahasa ayat (3.1) itu. Jadipenjelasannya menjadi kurang jelas, yang kedua itu penjelasannya menjadikurang jelas jadinya, kalau yang pertama penjelasannya menjadi tambah jelas.Jadi yang saya inginkan itu pertama tugas, fungsi dan tanggung jawabnya. yanglangsung kepada presiden itu fungsi dan tanggung jawabnya itu. Kalau soalbertanggung jawabnya sudah kita jelaskan. Sekarang fungsi dan tugasnya ituyang tangungjawabnya itu yang langsung kepada presiden.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Bapak Nasril dulu kemudian Ibu Menteri.

F-PAN (NASRIL BAHAR, SE) :Terima kasih PimpinanPertama menjawab kehati-hatian kita dan kewaspadaan kita berbagai hal

tentang pelaksanaan rancangan Undang-undangan yang sedang berjalan diSenayan ini. Pada pukul 16.31 WIB Rancangan Undang-Undang tentangBencana Alam telah disahkan ke tingka II, Pertama Pemerintah sebagaimanadimaksud pada Pasal 5 tentang Badan Nasional Penanggulangan BencanaAlam, ayat (2) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Alam sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga non departemen pejabat setingkatmenteri, sudah diketok pukul 16.31 WIB. Hal inilah yang merupakan pilihan kitadan sudah dirumuskan pada loby-Ioby tadi.

36

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Untuk itu pandangan kami ya kelihatannya adalah kearifan-kearifan dalamloby-Ioby ini kita sudah jauh mundur, kalau kesik furun bafu naik sudah kitalaksanakan tentunya maaft pasir naik batu turun sudah kita laksanakan kataKang Lili, untuk hal ini kita sudah dekat, sudah dekat sekali artinya pejabatsetingkat menteri kita delete oke. Sementara disebelah diketok, ini bukan kitakontroversial Pimpinan. Dalam hal ini desput antara alternatif diatas dan dibawahkami berharap adalah kearifan daripada pihak pemerintah didalam meresponperihal apa yang telah dibicarakan diruang loby-Ioby tadi. Persoalan yang terjadiapakah pelaksanaan tugas dan fungsinya masih berada di sub ordinat ataulangsung kepada presiden, saya rasa ini juga menjadi pertimbangan kita. Kalaukata-kata pemerintah ditujukan kepada presiden ya saya rasa juga ini tidak adamasalah lagi bu. Jadi ini ada dua hal yang berbeda menurut kami.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:Baik kira-kira begini ya, beberapa fraksi yang sudah merelakan untuk

kompromi, memberikan mengarah kepada pemerintah, kami juga berharap adaketegasan disini. artinya fraksi sudah menyampaikan, nah sekarang pemerintahmemberikan apa kompromi kepada kita, sekarang yang sedikit ini yang menurutsaya.

INTERUPSI F-PDIP (H. SOEWIGNYO, SA) :Interupsi pak.Kembali kepada Pansus, 'tadi kan menunjuk kepada penyelesaian

diserahkan kepada Panja Loby, kembalikan kepada Pansus saja bagi AnggotaPansus yang bukan Panja yang tidak mengerti asal usulnya tetapi ketika adapenjelasan menjadi bingung, misalnya ini kalau tadi mengambil misal, simbulbangsa Indonesia itu tertuang pada bendera merah putih, sementarapenjelasannya bendera bangsa Indonesia adalah merah, betul tidak, tidak merahputih merah saja, kan tidak betul, artinya kalau ada tugas, fungsi, dantanggungjawab mestinya penjelasannya juga tugas, fungsi, dan tanggungajwab.jangan penjelasan yang tidak menjelaskan pada pasal yang sebenarnya. Sebabkalau tidak ada penjelasan ini mungkin pasal itu sudah cukup jelas. Tetapikarena dianggap tidak jelas dijelaskan mencakup ketiga-tiganya, contoh sepertibendera tadi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik begini seperti maaf sedikit ya kita pelan-pelan coba seperti yang kita

sampaikan tadi semua anggota bebas berbicara tetapi melalui juru bicara,semua bebas tetapi mohon izin juru bicara untuk mengizinkan pimpinannyaberbicara.

Baik, saya ingin minta Ibu Menteri bagaimana mencari jalan kompromi yangsudah tinggal sedikit yang pokok didalam pasal sudah menyampaikan ini.Sebenarnya menurut saya ini tidak terlalu berat. Silakan Ibu MEnteri

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Pemerintah tidak keberatan salah satu dari usul dari yang ada disini cuma

kita concern dari segi bahasa. Jadi kalau mungkin dipersilakan ahli bahasamendengarkan tetapi kalau kita putuskan tetapi putuskan yang mana, tetapi sayarasa secara konsekwen kita harus mendengarkan pendapat dari ahli bahasa.

37

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

saya pikir artinya kurang lebih samalah tetapi pemahaman kita sama cumamohon mendengar pendapat ahli bahasa.

KETUA RAPAT :Sebelum ahli bahasa, jadi sebelumnya, sebelum ibu. Jadi Ibu Menteri sudah

menerima yang mana saja tetapi ingin memperbaiki dari segi bahasa, cobamohon teman pelan-pelan, ini Ibu Menteri menerima dan hanya inginmemperbaiki dari segi bahasanya salah satu diantara dua, silakan

AHLI BAHASA (LUSI) :Terima kasih atas waktu yang diberikan kepada saya.jadi saya akan menjelaskan berangkat dari kalimat pertama, jadi dimulai dari

"yang dimaksud dengan bertanggung jawab langsung kepada presiden adalahbahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas danfungsinya bertanggung jawab langsung kepada presiden". Kalau saya melihatdisitu ada kata yang dimaksud dengan bertanggung jawab, menurut hemat saya

KETUA RAPAT :Maaf bu, ibu menyatakan yang pertama atau kedua

AHLI BAHASA (LUSI) :Yang pertama.

KETUA RAPAT :Ibu menyatakan yang pertama tetapi membaca yang kedua, sekarang saya

tanya yang mana yang kedua

AHLI BAHASA (LUSI) :Saya yang kedua, karena begini saya melihat bahwa kalau bertanggung

jawab

KETUA RAPAT:Tunggu dulu, pelan-pelan, tungguIbu Menteri sudah setuju salah satu dari dua itu, sekarang saya minta ibu

menjelaskan yang atas yang dibawah tidak usah.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bapak Pimpinan, sebelum itu ibu harus mindsetnya ada tiga hal tugas,

fungsi dan tanggung jawab, bukan bertanggung jawab. Jadi ada tiga fungsi yangharus kita dijelaskan dalam ini. Jadi bendanya ada tiga, kalau yang kedua itudua, tiga jadi tugas, fungsi, dan tanggungjawab itu langsung kepada Presiden.

KETUA RAPAT :Baik, saya ingin mengerucutkan, maaf saya ingin mengerucutkan biar

selesai, dari kompromi yang ada bahwa fraksi memberikan ikut pemerintahkemudian ini ada penjelasan dua. Ibu Menteri setuju diatara salah satu, sekarangkita pilih salah satu, saya minta ibu membacakan yang atas yang bawah tidakusah untuk diperbaiki, monggo silakan.

38

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

AHLI BAHASA (LUSI) :Yang dimaksud bertanggung jawab langsung kepada presiden adalah

bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas, fungsi,dan tanggung jawabnya langsung kepada presiden. Saya akan menjelaskan dulumakna itu kalau dari segi kalimat, memang kalimat yang pertama itu belum adapredikatnya pada kalimat bawahnya itu, itu dari segi kalimat. Kemudian kalausaya melihat kata tanggungjawab menurut hemat saya tanggung jawab itu 'kanhanya tugas dan fungsi sedangkan tanggung jawab itu 'kan. Jadi yang tidakdipertanggung jawabkan kepada presiden itu kan tugas dan fungsi bukanpertanggungjawaban juga, begitu.

Oleh karena itu menurut hemat saya melaksanakan tugas dan fungsinyabertanggung jawab.

KETUA RAPAT :Jangan dirubah, kasih "is" saja, jangan "tanggung jawab" dirubah kasih "is"

coba ibu sampaikan.

AHLI BAHASA (LUSI) :Jadi untuk yang diatas, jadi melaksanakan tugas, fungsi, dan

tanggungjawab kemudian harUs ada lagi kata bla, bla, bla langsung kepadapresiden.

KETUA RAPAT:Kita minta solusi "is english" bahasa Indonesianya apa?

AHLI BAHASA (LUSI) :Adalah "is" adalah, berarti ada dua adalah

KETUA RAPAT :Adalah dirubah tolong ibu rubah itu. Tolong ibu rubah adalahnya yang satu

dihilangkan.

AHLI BAHASA (LUSI) :Yang dimaksud dengan bertanggung jawab kepada presiden adalah Badan

Koordinasi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas, fungsi, dantanggungjawabnya adalah, tidak nyambung ya, tugas, fungsi dantanggungjawabnya merupakan, tidak nyambung juga

KETUA RAPAT :Begini bu, sekarang kita minta kepada ibu, ibu tidak boleh mengubah tiga

elemen itu untuk diapa-apakan, sekarang tinggal menyambung saja.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Pimpinan, coba kita hapus "adaJah" yang diatas,

KETUA RAPAT :Saya bantu Ibu bahasa ya, begini saya membantu ibu apakah benar apakah

tidak, mohon maaf ini coba pelan-pelan, "yang dimaksud dengan bertanggungjawab langsung kepada presiden bahwa tugas, fungsi, dan tanggung jawabBadan Koordinasi Penanaman Modal adaJah langsung kepada presiden", bisatidak dirubah begitu.

39

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Coba tulis dibawahnya tetapi tidak mengubah atas ya, "yang dimaksuddengan bertanggung jawab langsung kepada presiden bahwa tugas, fungsi, dantanggung jawab Badan Koordinasi Penanaman Modal adalah langsung kepadapresiden".

AHLI BAHASA (LUSI) :Sebentar ya, jadi kalau model kalimat seperti itu yang selalu ada "bahwa" itu

"adalah" memang selalu muncul harusnya. Jadi kalau itu dihilangkan, itukalimatnya tidak pas. Jadi kalimat yang model seperti itu memang "adalahbahwa" harus ada adalah.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Kalau diganti dengan ialah bu, yang dibawahnya jadi jangan pengulangan

kata "adalah"

KETUA RAPAT :Ini ada masukan dari Bapak Dachi, silakan.

F-PD (DRS. IDEALISMAN DACHI) :Terima kasih Pimpinan.Seizin fraksi saya berbicara, jadi saya sampaikan bahwa menurut

pemahaman kami fraksi kami berpendapat bahwa tugas dan fungsi itu sudahmerupakan tanggung jawab. Artinya apa, kalau pada poin kedua yang dimaksuddengan bertanggungjawab langsung kepada presiden adalah tugas danfungsinya yang dipertanggung jawabkan kepada presiden. Artinya ada duabagian daripada tanggung jawab oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal ituadalah tugas dan fungsinya sendiri yang harus dipertanggung jawabkan kepadapresiden. Kalau kita masuk kepada poin pertama itu rancu, bertanggung jawabdan bertanggung jawab lagi. artinya kita cerna dulu Pimpinan, supaya ini benar­benar yang kita hasilkan itu benar-benar bahasanya juga bagus.

Menurut pemahaman kami bahwa tugas dan fungsi itu adalah bagian daritanggung jawab yang harus dipertanggung jawabkan kepada presiden. Artinyatanggung jawab itu dua bagian fungsi dan tugasnya. jadi tidak perlu lagidimasukkan tanggung jawab, jadi ada dobel, kira-kira Bapak Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAAT :Jadi begini Bapak Dachi itu sebenarnya mengacu kepada yang bawah, tidak

salah. Sekarang kita memilih, oke sekarang saya masuk lagi kepada mintabantuan ibu. Tiga elemen itu tugas, fungsi dan tanggung jawab jangan hilangdalam penjelasan. Nah sekarang kata sambungnya apa, mengacu kepadapresiden atau apa. Sekarang coba dicari bagaimana menyelesaikan ini.

AHLI BAHASA (LUSI) :Sebenarnya begini Bapak Pimpinan, berbahasa itu juga berlogika. Jadi

kalau misalnya itu secara struktur benar tetapi dari logikanya tidak jalan nantibagaimana. Jadi saya setuju tadi dengan fraksi terakhir berpendapat tadi.

KETUA RAPAT:Begini bu, ibu membantu, ibu tidak memilih, ibu jangan memilih pilihan ya bu

ya. Ibu tidak boleh memilih pilihan pasal berapa, pasal berapa. Sekarang yang

40

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

kita pilih ibu bantu untuk didekatkan dengan bahasa, sekarang pilihan kita dariIbu Menteri yang setuju salah satu diantara dua adalah yang pertama tadi.Namun bisa sekaligus ini menguji ibu apakah ibu bisa mencoba menyelesaikanmasalah bahasa yang ada dipolitisi-politisi Senayan yang sekarang ini denganIbu Menteri.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Pimpinan jangan sampai ada fraksi bahasa, tidak ada fraksi bahasa ini.

KETUA RAPAT:Begini kita mengacu kepada pilihan itu mohon dibantu untuk diselesaikan

jangan dirubah.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Seizin juru bicara fraksi, mohon izin.Yang dimaksud dengan pertanggung jawaban kepada presiden

mengandung pengertian bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal danseterusnya adalah langsung kepada presiden. Jadi mengandung pengertianyang dimaksud dengan pertanggung jawaban kepada presiden mengandungpengertian bahwa.

KETUA RAPAT :Tulis saja dibawahnya tidak apa-apa, tulis kecil sekali, hurufnya kecil sekali.

Coba diulangi Bapak Hasto

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Setelah adalah yang diatas diganti mengandung pengertian.

KETUA RAPAT :Coba diulangi.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Yang dimaksud bertanggung jawaban langsung kepada presiden

mengandung pengertian bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal danseterusnya, setelah langsung itu adalah, tanggungjawabnya adalah langsungkepada Presiden.

KETUA RAPAT :Coba sedikit ini perbaikan dari yang diatas, sebenarnya ini versi kecil dari

yang diatas pilihan tadi, saya baca ya, ahli bahsa dibantu ya, yang dimaksuddengan pertanggung jawaban kepada presiden mengandung pengertian ataunanti dicari kata bermakna terserah, mengandung pengertian bahwa BadanKoordinasi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya adalah langsung kepada presiden. Ibu ahli bahasa apakah pariasidibawah ini kira-kira diterima atau ada, silakan

AHLI BAHASA (LUSI) :Saya begini ya, saya kembali lagi mengingatkan bahwa kita berbahasa juga

bernalar. Jadi kalau titik tolaknya tanggung jawab disitu akan mempunyaipengertian bahwa yang akan dipertanggung jawabkan ke presiden ada tiga hal,tugas, fungsi dan tanggung jawab, apakah tanggung jawab itu dipertanggung

41

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

jawabkan, 'kan begitu. Padahal sementara ini menurut hemat saya yangdipertanggung jawabkan ke presiden itu adalah tugas dan fungsi.

KETUA RAPAT :Yang dimaksudkan begini, tugas, fungsi, dan tanggung jawab dihubungkan

dikoneksikan, dikoordinasikan, dikomunikasikan dan apakanlah yang sesuai ibumencari sebanyak mungkin. Jangan mengotak-atik tugas dan tanggung jawab,ibu tidak boleh merubah. Sekarang saya ingin tahu, ini ada tiga yaitu tugas,fungsi, dan tanggung jawab, ini ada presiden. Sekarang kata yangmenghubungkan ini mohon yang paling tepat itu apa, dihubungkan,dikomunikasikan, ditransformasikan diapakan terserah.

F-PD (IR. H. MHD. YUSUF PARDAMEAN, NST) :Pimpinan, kalau bisa saya sumbang saran Pimpinan.Terima kasih.Pimpinan dan rekan-rekan sekalian;Mari kita simak kalimat ini, kalimat yang dimaksud dengan, kalau kita

kembali dalam ketentuan umum, dalam undang-undang ini yang dimaksuddengan. Jadi kalau yang dimaksud dengan bertanggung jawab langsung kepadapresiden, tentu ada yang dimaksud tentu adalah Badan Koordinasi PenanamanModal dalam melaksanakan tugas, tugas, dan tanggung jawabnya bertanggungjawab langsung kepada presiden, harus begitu karena kita membuat yangdimaksud. Jadi bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal dalammelaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya bertanggung jawablangsung kepada presiden, itu baru nyambung. Itu saja Pimpinan

F-PD (DRS. IDEALISMAN DACHI) :Tambahan Pimpinan.Terima kasih Pimpinan.Inikan pasal yang kita bahas ini berkaitan dengan pasal-pasal sebelumnya

tentunya. Jadi kalau kita mengacu kepada Pasal 28 dikatakan bahwa dalamrangka koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan penanaman modalBadan Koordinasi Penanaman Modal mempunyain tugas dan fungsinya. Artinyaitu harus pokok daripada. Karena itu bagian daripada tanggung jawab BadanKoordinasi Penanaman Modal. Pada Pasal 28 sudah jelas, tetapi kalau kitatambahkan tanggung jawab dengan mencoba-coba cari supaya cocok, tidakakan cocok Ketua, karena sudah dikatan bertangung jawabnya tadi.

Jadi saya berpendapat, fraksi kami berpendapat bahwa Pasal 28 itu sudahjelas dan juga Pasal 29 sudah jelas. Artinya tugas dan fungsinya yang harusdipertanggung jawabkan kepada presiden, jadi itu jelas Pimpinan.

Terima kasih.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Saya kira kita jangan mengartikan kata seperti kita mengartikan kata

mengartikan sebuah cerita. Didalam penjelasan itu justru karena perlupenjelasan itu untuk menggambarkan suasana pembuatan undang-undang apa.Bukan kita mencari bahasa Indonesianya yang artinya, kalau begitu buka sajakamus. Ini 'kan untuk menggambarkan suasana kebatinan yang sedangberlangsung dengan kata-kata bertanggung jawab langsung itu. Sehingga tidakbisa kata ibu tadi nalar seolah-olah kita tidak punya nalar, ini bukan nalar, ini

42

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

untuk menggambarkan apa suasana di DPR RI ini bahwa dalam pelaksanaantugas, fungsi ini tidak boleh lagi, jadi harus langsung semuanya kepada presiden

KETUA RAPAT :Bapak Tonas dulu silakan.

F-SPD (MOHAMMAD TONAS, SE) :Ketika rapat loby tadi, ada beberapa poin yang disepakati minus dari Fraksi

BPD, itu satu, . kemudian berkembang dua dan sekarang sudah empat.Daripada ribut-ribut kembali saja kepada yang awal.

KETUA RAPAT :Yang kedua hapus dulu, yang nomor dua dihapus, silakan teruskan

F-SPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Jadi menurut saya daripada ribet persoalan seperti ini dan pemerintah juga,

hanya persoalan seperti itu bolak-balik. Saya pikir kembali lagi persoalan yangkita sepakati dari awal.

F-PDIP (H. IRMADI LUSIS) :Setelah mendengar penjelasan tadi dari Bapak Nasril disana diketok

setingkat menteri, saya juga mau berpikir lagi Fraksi PDI Perjuangan apakahkembali ke konsep semula kembali.

WAKIL KETUA (DRS. H. ANWAR SANUSI, SH, MM) :Saya minta waktu Bapak Ketua.Jadi tadi kan ada dua yang diutak atik oleg Ibu Lusi sebagai ahli bahasa,

Saya juga ingin berpendapat : yang dimaksud dengan bertanggung jawablangsung kepada presiden adalah pertanggung jawaban Badan KoordinasiPenanaman Modal tentang tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya kepadapresiden, tidak ada lagi langsungnya. dari segi bahasa saya tanya Ibu Lusi benaratau tidak.

KETUA RAPAT :Ini ada variasi sedikit dari nomor satu tadi, saya baca pelan-pelan, kalau

tidak kita hapus "yang dimaksud dengan bertanggung jawab langsung kepadapresiden adalah pertanggung jawaban Badan Koordinasi Penanaman Modaltentang tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya langsung kepada presiden"

WAKIL KETUA (DRS. H. ANWAR SANUSI, SH, MM) :Bapak Ketua mungkin ini karena dari saya jadi pertanggung jawaban kepala

Badan Koordinasi Penanaman Modal atau Ibu Lusi silakan

KETUA RAPAT :Ini variasi saja, saya mohon ahli bahasa kira-kira benar atau tidak benar,

kalau tidak benar harus ditemukan.

AHLI BAHASA (LUSI) :Kalau dari segi bahasa itu memang sudah benar dan memang itu diantara

yang lain dari segi bahasanya lebih baik. Kemudian yang menjadi pertanyaansaya adalah masalah substansinya apakah seperti itu artinya.

43

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Nanti itu politik, pilihan kita dari dua alternatif itu adalah satu dan dua, kita

pilih satu.dari ketidakberatan Ibu Menteri. Sekarang Bapak Irmadi, kemudianBapak Dachi.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Saya masih tetap yang pertama, kata-kata "pertanggung jawaban itu",

sedangkan disini ada pelaksanaan tugas dan fungsi, jadi tiga fungsi dari BapakAnwar Sanusi, yang tiga itu tidak dipisah tetapi saya cenderung untuk memilihyang pertama itu tinggal kita mencari kata penghubungnya seperti apa yangdisampaikan oleh Bapak Pimpinan tadi.

KETUA RAPAT :Kata penghubungnya itu apa.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Tadi dari kita sudah disampaikan oleh Bapak Hasto bahwa untuk mengganti

kata "adalah" yang diatas itu mengandung pengertian sehingga dibawah itu tidakada, untuk menghindari kata "adalah" dua kali. Kalau mau kata "adalah" dua kali,tidak apa-apa.

PEMERINTAHITIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RAJAGUKGUK) :Melalui Ibu Menteri.Bapak Irmadi ini saya betulkan sedikit yang diatas nomor satu itu. "yang

dimaksud dengan bertanggung jawab kepada presiden adalah Badan KoordinasiPenanaman Modal dalam melaksanakan tugas, menjalankan fungsi, danmenyampaikan pertanggung jawabannya langsung kepada presiden.

KETUA RAPAT :Ini ada ide ditambahkan, supaya jangan buyar, kita kan mencari kompromi,

saya baca, kata penghubungnya kira-kira itu. Jadi kita memperkaya variasibahasa untuk menjelaskan tiga-tiganya itu kepada presiden. Jadi kira-kira kitabersetuju walaupun tidak sepenuhnya tidak sempurna terhadap, saya baca nantiada pendapat lain boleh: "yang dimaksud dengan bertanggung jawab kepadapresiden adalah bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal dalammelaksanakan tugas, menjalankan fungsi, dan menyampaikan pertanggungjawabannya langsung kepada presiden. Mudah-mudahan ini menjadi solusi kitadan kita sampai kepada ending dari kelelahan kita, setuju, nanti kalau ada yanglain berikutnya, saya baca lagi, Bapak Yusuf biasa dulu waktu RUU Resi Gudangcepat sekali, sekarang kok ada apa ini, sekarang lain, saya ulangi "yangdimaksud dengan bertanggung jawab kepada presiden adalah bahwa BadanKoordinasi Penanaman Modal dalam melaksanakan tugas, menjalankan fungsi,dan menyampaikan pertanggung jawabannya langsung kepada presiden, baiksetuju

(RAPAT: SETUJU)Terima kasih.Baik Bapak-bapak sekalian, demikianlah penyelesaian dari Pasal 27 ayat

(3.1) ini, didalam pembahasan ada ketidak setujuan Bapak Tonas sebagai FraksiBPD menyampaikan disenting opinion, kami persilakan ruang ini terbuka untukanda, kami persilakan.

44

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Pimpinan yang saya hormati;Pertama saya mohon maaf tadi agak terlambat datang, tadi sudang datang

tapi masuk lagi langsung kepada rapat Pimpinan Poksi. Dari rapat itu kamiberketetapan masih persoalan debatnya panjang dari kemarin, tetapi kami masihberpandangan bahwa sanya konteks dari Pasal 27ini untuk ayat (3) kami masihberpikir bahwa sanya konteksnya masih ayat (3) yang diusulkan oleh Panjakepada Pansus ini.

Alasan kami kemarin sudah panjang lebar, karena tidak ada satupun yangdilanggar dalam undang-undang, kalau justifikasinya bahwanya bahwa Pasal 17itu, ada juga justifikasi pengertian dalam itu juga ada masalah undang-undangmengenai pemerintahan daerah, ada rujukannya. Jadi karena tidak menyalahiundang-undang maka kami berketetapan bahwa sanya masih bisa dimakandidalam Pasal 27 ini. Kalau itu menyalahi undang-undang, saya tolong kepadapemerintah kalau kami menyalahi undang-undang tolong kami dikoreksi, benartidak. tetapi kalau tidak pemerintah harus besar hati bahwa sanya menerima ini.Kita berkompromi tetapi komprominya ini menurut saya kompromi yangdikatakan tadi menurut saya itu masih bertentangan dengan pasal diatasnya.Tidak mungkin suatu badan itu berkordinasi dengan BI (Bank Indonesia). Tidakmungkin dia suatu badan bisa mengordinasi pemerintahan daerah. Walaupunditugaskan seperti itu, levelnya beda.

Kedua, yang dikatakan adalah yang dimaksud Pasal 17 ayat b, diayat cdikatakan yang bisa suatu kebijakan, karena badan koordinasi ini adalah suatubadan koordinasi yang membuat kebijakan, tidak bisa badan membuat suatukebijakan. Tadi diasumsikan BIN bisa, karena menurut saya badan koordinasisangat besar perannya dari awaJ sampai z itu sangat besar, tidak mungkin olehorang yang sub ordinat dari masing-masing menteri. Bagaimana dia bisa, diamendapat laporan hasil kebinet dari para menteri atau dari Menteri SekretarisKabinet, harusnya dia ikut dalam pengambilan keputusan itu. Jadi dari segalasis; menurut saya kalau kita ingin menguatkan lembaga ini tetapi dari sisikepemimpinannya kita bonsai menurut saya tidak efektif.

Jadi kalau seandainya ini disahkan didalam Komisi VI DPR RI maka kamiberketetapan bahwasanya ini akan kami bawa kepada Mahkamah Konstitusiuntuk direview kembali. Itu dari saya, Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :Terima kasih.Dengan lantang Bapak Tonas menyampaikan pandangan-pandangan yang

cemerlang untuk masalah ini mudah-mudahan ada hal-hal menjadi bertimbanganuntuk implementasi atau tafsir, atau yang lain. Baik, kita masih mempunyaiagenda, silakan.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Ketua dan hadirin yang kami hormati;Kami ingin memberikan catatan khusus dalam forum terhormat ini di Pasal

22, sebagai tanggapan atas laporan Panja kepada Pansus. Izinkan kami dariFraksi Kebangkitan Bangsa juga menyampaikan catatan khusus meskipundalam perdebatan sudah sedemikian alot dan kami bagian dari perdebatan, kamiingin menyampaikan catatan khusus Pasal 22 ayat (1) poin a, b, dan c. Karenadisini telah banyak menimbulkan polemik, banyak menimbulkan tafsir, dan

45

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

menyinggung rasa keadilan masyarakat khususnya menyangkut tanah HGU, danHGB ini.

Jadi dalam kesempatan ini, forum ini yang memberikan kehormatan dankesepatan pada kita untuk misalnya membahas ulang misalnya, kalau tidakboleh, tidak diperkenankan kami sebagai fraksi ingin menyampaikan catatankhusus tentang Pasal 22 ayat (1) poin a, dengan jumlah 95 tahun ini bagi kamisesuatu yang berat dan menyinggung rasa keadilan masyarakat secara khusus,HBU 95 tahun ini. Karena apa, alasannya jelas di Undang-Undang Agraria PokokAgraria, didalam Undang-Undang Pokok Agraria itu 60 tahun dan sebagainyadan kita sudah berdebat disana, termasuk dipoin b 80 tahun dan poin c 70 tahun.

Ini catatan kami sabagai tanggapan dari laporan Panja kepada Pansus, iniyang ingin kami sampaikan dalam kesempatan ini.

Terima kasih.

INTERUPSI F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Interupsi Saudara Ketua.

KETUA RAPAT:Silakan.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Sekarang ini forumnya apa, kami dari Fraksi Partai Golkar tidak mau

mengutak-atik yang telah kita sepakati, kita konsistenlah. Artinya apa, sampaikepada belum saatnya sekarang ini membicarakan minderhest nota dari forumini. ya kalau mau bongkar semua, ini kan kita membahas ada yang mengalahsampai ada istilah pada waktu itu ada yang memberi ada yang menerima harusbegitu abru ada kesepakatan. Bahwa undang-undang ini adalah ksepakatanpolitik bukan kesepakatan akademis. Jadi kita tidak bisa, kalau yang sudah kitasepakati tidak perlu dalam forum ini kita nyatakan itu, dalam pembahasan kitanyatakan. Tadi kan sudah kita buka hal-hal apalagi yang belum lengkap kitabicarakan lebih lanjut. Oleh karena itu Saudara Ketua, kalau forum ini sudahselesai urusannya sekarang kita masuk keacara kedua, mana lagi yang perlukita tambahkan yang dianggap prinsip kesepahaman kita sudah sama-sama.Apalagi yang dibahas disini, kalau undang-undang yang lain boleh tingkatmenteri, boleh setingkat itu, kenapa tidak di undang-undang ini. Beda Saudara­saudara yang terhormat Undang-undang tentang Bencana Alam denan undang­undang ini. Undang-undang Bencana Alam itu, saya ulangi

Undang-undang Bencana Alam adalah yang bersifat ad hoc, perlu. Badanatau kepala yang ditugasi memimpin badan itu mempunyai kewibawaan dalamsuasana tertentu, dalm kondisi tertentu. Tidak bisa kita samakan dengan ini.

Oleh karena itu saya kira kita lanjutkan rapat ini tetapi jangan kita mundurmaju dan belum saatnya sekarang membicarakan, dan dirapat itu tidak adakeluar minderhest nota pada waktu itu. Semua kita berjalan secara benar.Namanya musyararah mufakat itu kita rundingkan, saya ambil contoh SaudaraKetua, ini juga koreksi bagi kita samua. Tadi menyangkut rumusan mengenaitugas, fungsi, sudah titik disitu, langsung bertanggung jawab kepada presiden.Ditambah bertanggung jawab peresepsi saya ada tugas memang harus adatanggung jawab. Biar penjelasan ini lengkap mau ditambahkan oleh teman­teman, inikan namanya saling memberi untuk kita sama pengertian. okeditambahkan tanggung jawab, tidak perlu kami debat lagi. rumusan tadi duakali

46

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Ibu Menteri menanyakan apa, menunjuk saya, apa tadi yang dimaksudkan, duakali saya ucapkan itu.

Tetapi dalam arti saya berubah keluar dari persepsi saya sudah ada haldisitu. Karena persepsi saya tugas, bicara tugas harus ada tanggung jawab,tidak bisa kita berikan tugas seseorang tanpa ada tanggung jawab, setuju sayatanggung jawab itu kalau musyawarahnya sudah seperti itu. Sama dengan tadirumusan yang kita sepakati. Tetapi soal yang sudah kita sepakati tidak perlumisalnya kami dari fraksi kami menggugat kembali soal bahasa yang sudah kitasepakatiRu, agarundang-undanginibena~

Jadi didalam pembahasan tidak ada yang menyatakan keberatan yangmenyatakan itu apalagi ada pernyataan dari salah satu fraksi sekarang akan diujiundang-undang ini nanti, diujinya kalau sudah sah menjadi undang-undang barudiuji. Kalau undang-undang belum ada dinyatakan sekarang untuk apa. Sikapkami begini, tetapi masuk dalam pembahasan berikutnya iktu pula membahas.Kalau tidak setuju dari awal tentang hal itu jangan ikut dalam pembahasanberikutnya dong.

Oleh karena itu saya setuju ini dilanjutkan, apa yang sudah kita dapatkan,apa yang sudah kita sepakati oke, berikutnya adalah hal-hal apalagi, forum inikita buka hal-hal apalagi, ada hal yang tertinggal tidak, kita diskusi danpemerintahpun punya kewajiban untuk mendengarkan itu. Jadi saya kiraSaudara Ketua sekarang sudah Maghrib.

KETUA RAPAT :Satu menit silakan.

F-PAN (NASRIL BAHAR, SE) :Usul setengah menit Pimpinan, setengah menit pertama sebagaimana yang

Bapak Rambe sampaikan hal-hal apalagi kami berharap ada tertulis supayadiinverisir oleh notulensi kita, setelah itu kita Maghrib Ketua.

F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Saya mau luruskan Ketua

KETUA RAPAT :Satu menit, silakan.

F-BPD (MUHAMMAD TONAS, SE) :Jadi begini, tadi itu ketika kita membahas didalam rapat konsultasi kami

katakan tetap bersikukuh bahwa ayat ini Pasal 27 ini tetap dinyantumkan dankami belum cabut. Kawan-kawan kemudian memaksakan diri untuk membuatkesepakatan dan saya tidak mau masuk dan ketika pembahasan ini tidak maumasuk tetapi catatan saya dihargai dan itu yang saya pertahankan. masalahyang dikatakan tadi itu, kami punya hak walaupun itu akan kami lakukan padasaat setelah undang-undang ini diselesaikan. Jadi saya mohon kepada fraksibesar itu jangan merasa hak kami juga jangan dilanggar juga.

KETUA RAPAT:Sekarang Maghrib Bapak Tonas. mohon kita sudah menyelesaikan laporan

dua hal, laporan Panja, kedua penyelesaian pasal yang belum selesai, ketigaadalah hal-hal apa yang menyisir belum lengkap tetapi kita harapkan sepertisaran Bapak Rambe tidak membongkar kesepakatan yang sudah ada. Jadi kita

47

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

minta dan hal-hal yang tidak ada baru itu syarat-syarat sesuai denganmekanisme kita diusulkan secara resmi oleh fraksi dan disetujui oleh seluruhfraksi untuk dibahas

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Yang untuk disetujui itukan hal yang baru kalau ada yang ketinggalan tidak

perlu persetujuan lagi.

KETUA RAPAT :Baik Bapak-bapak sekalian, Ibu Menteri belum kata akhir nanti kita akan

skors dulu atau ada pandangan

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bapak Pimpinan.Yang dimaksud dengan kata akhir itu apa, belum menyampaikan akta akhir

fraksi.

KETUA RAPAT :Kami akan, ada alternatif dilanjutkan malam ini dengan menyisihkan rapat

kita atau kita dorong atau besok siang, dilanjutkan malam ini kita minta yangrapat kita kita tunda atau dilanjutkan besok siang, silakan.

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Dengan dua pilihan itu kami lebih memilih untuk menyelesaikan malam ini.

KETUA RAPAT :Saik, Sapak-bapak sekalian, kita hormati Pemerintah.

F-PKS (H. REFRIZAL) :Saya minta izin ketua, kita kini mengundang orang jauh-jauh datang, dari

Aceh, dari Medan, dari Pakan Saru, dari Lampung, dari Surabaya, dariKalimantan, banyak ini yang kita undang jangan kita korbankan, kita ada waktulagi, kita cari waktu yang lain.

Terima kasih.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Seizin juru bicara sesuai dengan etika.Jadi Ibu Menteri sudah mengatakan minta hari hari ini, itu bisa kita tunda

meskipun bisa jam 21.00. ini lebih penting dari persoalan kebun itu sendiri, ini'kan perkebunan tinggal menjawab pertanyaan sudah selesai semua. Saya kirabegitu, kita selesaikan malam ini, setelah maghrib kita skors kita lanjutkan lagi,paling tinggal satu jam 2 jam lagi, nanti kalau mau lanjutkan dengan perkebunandan Penanaman Modal sudah siap kita mulai jam sembilan malam.

KETUA RAPAT :Oke jalan tengan yang dengan perkebunan kita tunda satu jam, yang kita

lanjutkan maghrib dulu, kemudian kita, yang itu kita tunda satu jam. Kalau begituini jalan tengah yang baik, maka rapat kita skors untuk kita lanjutkan pada jam19.00 WIS, rapat saya skors.

(RAPAT DISKORS PUKUL 18.20 WIB)

48

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Bapakllbu sekalian, sudah pukul 19.20 WIB, kita mulai.Bapakllbu Anggota Komisi VI OPR RI yang kami hormati;Ibu Menteri Perdagangan dan hadiran sekalian;Kita berjanji untuk mulai pukul 19.00 WIB, mudah-mudahan satu jam ini kita

bisa produktif menyelesaikan sisa yang ada. Maka dengan demikian kita cabutSkors Rapat Kerja kita ini

(DISKORS DICABUT PUKUL 19.20 WIB)

Bapakllbu sekalian;Sebelum kita lobby menyelesaikan Pasal 27 ayat (3) tadi dan ditambah

dengan Ketentuan Penutup dan Penjelasan yang berhasil kita selesaikan. Makakita ingin menuju kepada penyelesaikan mudah-mudahan sebenarnya padatanggal 20 hari Selasa yang akan datang apabila tidak Seini tidak liburkemungkinan kita bisa menyelesaikan, tetapi kita sebelum tahu kalau tidakselesai kita akan targetkan tanggal 27 Maret 2007, sehingga kita minta alokasiwaktu kepada Pimpinan untuk menyelesaikan di Rapat Paripurna, apabila tidakmaka kita akan melompat pada bulan April dan Mei, dan ini akan menjadipreseden dan kemarin Gubernur Bank Indonesia juga menyampaikanpandangan dan harapan dan lain-lain disurat kabar.

Baik ini ada hal yang ingin saya sampaikan, Fraksi POI Perjuangan tadimenyampaikan hal-hal yang sifatnya memperkuat, menyempurnakan. Tetapisesuai dengan mekanisme kita apabila ada hal baru, substansi baru, sesuatubaru harus disampaikan oleh fraksi secara tertulis dan apakah dibahas atau tidakdibahas harus disetujui fraksi-fraksi yang ada. Karena itu saya melihat ini hal-halkemungkinan cukup baik misalnya "dapat dengan bebas" kita pertimbangkanapakah ini perlu kita hapus atau tidak antara lain diganti dengan "memenuhipersyaratan" dan lain-lain. Ini halmenurut saya ada urgensi juga kita menyisirpada Pansus ini.

Kami persilakan Fraksi POI Perjuangan dan mohon pandangan fraksi lainmenyampaikan pandangan untuk menyempurnakan, kontribusinya kita hormatidan juga sekaligus solusinya yang kira-kira kita dapat menerima dengan baik.kami persilakan.

F-PDIP (JR. HASTO KRJSTJYANTO, MM) :Terima kasih Pimpinan.Sesuai dengan saran tadi kita mulai dari hal ringan-ringan maka kami mulai

dengan pasal 8 ayat (1). Kalau kita melihat catatan didalam rapat kita makasebenarnya Panja ditugaskan saat itu untuk membahas ketentuan denganbebas. Oimana saat itu sebenarnya pembahasannya pemerintah sudah dalamposisi setuju untuk ini dihapus namun kemudian ada perkembangan yang laindan kemudian akhirnya menjadi suatu perdebatan dan kemudian ditugaskanPanja untuk menyelesaikan ini.

Jadi kalau sejak kecil kita diajari pergaulan bebas itu tidak baik, seks bebasitu tidak baik, baiknya untuk peliputan seks bebas, tetapi kalau dipraktekkan itutidak baik. Maka dalam konteks ini "dengan bebas" ini sudah masuk dalambenak kami tidak baik Pimpinan. Jadi kami mengusulkan agar dengan spirit yangada sebelumnya dimana saat itu pemerintah sudah menyatakan kesetujuannyanamun kemudian ada yang mempertanyakan yaitu Saudara Nusron saat itu.Maka kami mohon dapat dipertimbangkan kembali pada forum Rapat Kerja iniagar Pasal 8 ayat(1) "dengan bebas" itu dicoret sehingga menjadi "Penanaman

49

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

modal dapat mengalihkan aset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkanoleh penanam modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan".

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik, saya kira ini pandangan dan argumen yang saya kira urgent juga dan

mohon pandangan fraksi lain yang saya kira tidak terlalu urgent dan kamiberharap tidak perlu diputar kecuali ada yang tidak setuju. Jadi mohonpersetujuan, pemerintah ini tidak terlalu urgent dan menginterpretasikannyadengan sebaik mungkin. Pasal 8 ayat (1).

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Ya kami bisa setuju.

KETUA RAPAT :Baik tidak ada yang urgent kita selesaikan, mohon persetujuan supaya kita

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasihBapak Hasto terima kasih.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Yang ringan lagi yaitu Pasal 22 ayat (2), apalagi tadi ada pertimbangan­

pertimbangan yang disampaikan oleh Bapak Choirul sebagai tokoh yangmengordinasi PTP. Jadi ayat (2) "Hak atas tanah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat diberikan dan diperpanjang dimuka sekaligus untuk kegiatanpenanaman modal antara lain:" Dahulu spirit yang ingin kita bawa pada saatperdebatan bahwa ketentuan-ketentuan yang sebagaimana dimaksud dari butirayat (2) butir "a sampai dengan "e" itu adalah merupakan suatu ketentuan­ketentuan ketika pepanjangan dimuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kitasetujui.

Karena itulah kami ingin mengusulkan agar ayat (2) disempurnakanmenjadi "Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikandan diperpanjang dimuka sekaligus untuk kegiatan penanaman modal denganpersyartan:" jadi "antara lain" dihapus diganti dengan "persyaratan".

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik, jadi saya ingin sampaikan juga, kita juga membahas ini dan ini

substansi yang baik bahwa seluruh a,b,c,d,e itu ketentuan-ketentuan. Jadimengganti dengan persyaratan saya kira tidak terlalu punya makna tetapi menurtsaya tidak kontroversial. Saya mohon persetujuan dari pemerintah dan fraksi­fraksi. Bapak Bagio, silakan.

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Silakan Bapak Soebagio

PEMERINTAH/TIM AHLI (SOEBAGIO):Barangkali mungkin, sebelumnya terima kasih kepada Ibu Menteri.Pimpinan yang kami hormati;

50

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Mungkin juga perlu kita bersama sepakati apakah memenuhi persyaratanini komulatif a, b, C, d, e, atau salah satu, karena "antara lainnya" dibuang.

KETUA RAPAT:Saya kira gabungan dari gagasan Bapak Hasto dengan "persyaratan"

antara lain sebab kalau semua digabung. Jadi dengan "persyaratan" antara lain.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Bapak Soebagio, Bapak Pemerintah.Dengan persyaratan itu, ini 'kan kita coba menyempurnakan dan

membahas lebih dalam usulan dari kami ini "dengan persyaratan" oke. Kitaharapkan dari hak tanah dari ayat (1) itu dengan persyaratan a,b,c,d,e. Kita lebihkepada keseluruhan Pak. Sehingga persyaratan ini memang berlapis, ini yangkami tawarkan. Jadi tidak pakai "antara lain" Bapak Bagio. "dengan persyaratan"misalnya begitu, kira-kira begitu Pak.

Terima kasih

KETUA RAPAT :Baik saya ingin menyampaikan sedikit, saya mohon para Anggota Dewan,

yang sudah ada, pertama saya ingin supaya tidak melebar, pertama bahwaketentuan-ketentuan itu oleh kita dan pemerintah di itemise a, b, c, d, dan e,"dengan antara lain". antara lain tentu tidak komulatif bahwa kita memenuhipersyaratan seluruhnya sehingga itu terikat semua bahwa harus a,b,c, dan itumenjadi imposible.

Kemudian Fraksi POI Perjuangan, karena ini ketentuan dan persyaratanmenanbahkan kata "persyaratan".

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Pimpinan, koreksi sedikit "antara lain" tadi sebelum. Antara lain itu

penggantian kita terhadpa kata "mencukup tetapi tidak terbatas" jadi seluruh initetapi ada yang lain lagi, yang tidak sempat tertulis disini.

KETUA RAPAT :Saya ingin Bapak Bagio mengartikan bagaimana, saya kira begini saya

ingin mencoba. Kalau hak tanah itu melanggar kepentingan umum tidak boleh,kalau hak itu mengakulasi tanah-tanah luas sampai jutaan hektar juga tidakboleh saya kira begitu. Kalau dua-duanya juga tidak boleh Pak, lebih tidak bolehlagi. Jadi kalau Bapak Bagio bagaimana pak artinya, bingung saya.

PEMERINTAH/TIM AHLI (SOEBAGIO) :Terima kasih Pimpinan.Persepsi kami dengan tidak memenuhi salah satupun sudah tidak

dimungkinkan

KETUA RAPAT:Pertanyaan saya, apalagi dua, apalagi tiga.

FPG (NUSRON WAHID) :Ketua seizin juru bicara.Yang perlu dipertanyakan kepada teman-teman Fraksi PDI Perjuangan ini

dulu supaya clear. Perkara kalimat "dengan persyaratan", "dengan antara lain"

51

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

apa itu bisa kita cari, itu dari ahli bahasa kamusnya itu sudah banyak. Tetapiyang paling penting apakah dengan syarat ini itu komulatif atau tidak komulatif itudulu. Apakah syaratnya ini harus lima-Iimanya atau salah satu dari lima tersebut.Kalau itu salah satu dan tidak komulatif serahkan pilihan bahasa kepada ahlibahasa untuk mencari bahasa yang tepat untuk itu.

Terima kasih

F-PDIP (H. IRMADI luBIS) :Bapak Pimpinan.Kita sudah sepakat kalau dia tidak komulatif pakai "atau" kalau tidak pakai

ya komulatif.Bapak Pimpinan mohon izin, saya masih ingat benar kita waktu tim

perumus, itu dari ahli bahasa, ada kata-kata "mencakup tetapi tidak terbatas"kemudian oleh ahli bahasa diinikan menjadi "antara lain"

KETUA RAPAT :Artinya ditambahkan "dengan persyaratan" tidak apa-apa sebenarnya, tidak

ada masalah apa-apa.

F-PG (RAMBE KAMARUlZAMAN, MSc) :Sekarang menurut Saudara Hasto tidak komulatif 'kan.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Pimpinan apakah bisa dijawab.Baik seizin juru bicara, jadi kembali lagi kepada catatan rapat kita bahwa

pada awalnya sudah mencakup namun tidak terbatas. Dengan demikiana,b,c,d,e, itu satu kesatuan, satu kesatuan persyaratan. Namun pada waktu itukita belum tahu mungkin ada persyaratan lain yang pemerintah, maka kitakasihkan "antara lain:" Karena kita mensiasati terhadap Udnang-Undang PokokAgraria. Maka mula-mula Cantara lain" itu sebagai padanan kata-kata "mencakuptetapi tidak terbatas". Karena itulah kami disini menambahkan "denganpersyaratan" antara lain: Namun pemahamannya adalah seluruh syarat ini harusdipenuhi.

Terima kasih

KETUA RAPAT :Silaka Bapak Choirul

F-KB (CHOIRUl SOlEH RASYID, SE) :Jadi begini Bapak Ketua, setelah tadi sempat berdiskusi panjang dengan

Bapak Irmadi, dengan Bang Rambe jarak jauh tadi. "dengan persyaratan antaralain" itu lebih tepat Bapak Ketua. Kita sempurnakan setuju, Bapak Soebagio jugasudah setuju dari pemerintah. Jadin saya kira sudah bisa disetujui Bapak Ketua .

Terima kasih

KETUA RAPAT :Tidak apa-apa, jadi sebenarnya 'kan "dengan persyaratan antara Jain",

Bapak Rambe, silakan.

52

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Jika pengertiannya harus komulatif, ini jadi susah ini, itu 'kan jadi soalnya.

Kita juga tidak terlalu apa ya pada waktu itu. Tetapi ini adalah mengacu kepadaayat (1) yang diatas, "dapat diberikan". Pada waktu itu kata-kata "dapat" disiniialah dapat diberikan boleh ya, boleh tidak, itu sudah agak ringan. Tetapi kalaudikonci lagi pengertiannya komulatif semuanya, ini jadi luar biasa beratnya. Yangkita maksud pada waktu itu adalah terlepas dari pembahaan, pada waktu ya inisalah satu, bisa dua, kalau dia terpenuhi dua, kalau dia terpenuhi satu. Apalagimisalnya, apa sama persepsi kita dengan pemerintah, persepsi kami denganpemerintah. Ini bisa panjang memang kalau persepsi kita ini dianggap komulatif.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bapak Pimpinan.Memang yang kita maksdukan sangat selektif untuk memberikan "yang

dapat diperpanjang sekaligus" itu, bukan semua. Itu 'kan penanam modal yangjangka panjang, penanaman modal itu tidak memerlukan areal luas, penanammodal itu menggunakan tanah negara, penanam modal itu tidak mengganggu,kalau salah satu saja kacau dong, kalau dia hanya satu saja, misalnya berdayasaing, boleh dong. Ini memang komulatif dan masih ada lagi lain-Iainnya, yangtidak bisa sama kita terinventarisir. Jadi saya kira sudah panjang kemarin"antara lain" itu kita tetap tetapi ada usulan ditambahkan "dengan persyaratan".

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RAJAGUKGUK) :Ibu Menteri boleh minta izin.Seizin Ibu Menteri, kalau kita baca satu-satu tidak ada yang dapat

diperpanjang, kalau komulatif tidak ada yang diperpanjang. Contoh, saya inginmenanam modal perkebunan 10.000 hektar, a. Penanaman modal yangdilakukan dalam jangka panjang, masuk, dapat. Penanaman modal dengantingkat resiko penanaman modal yang memerlukan pengembalian modal,masuk. Penanaman modal yang tidak memerlukan area yang luas, tidak boleh,Oke. Penanaman modal dengan menggunakan hak atas tanah negara, tidak.Penanaman modal yang tidak menganggu rasa keadilan masyarakat. Sekarangsaya tidak perkebunan tetapi pabrik manupacture yang memerlukan hanya satuhektar. Tidak apa-apa ini semua, karena penanaman modal yang tidakmemerlukan areal luas, hanya satu pabrik kok, tidak dapat pak. Padahal ini yangpaling banyak, manupacture ini yang paling banyak. Perkebunan itu bisa dihitungdengan jari. Mohon dipertimbangkan lagi pak.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Pimpinan.Perumusan ini juga kami mencoba kontak kepada ahlinya dibidang industri,

saat itu makanya kami memberikan contoh untuk industri baja, karena ini satukesatuan yang penting semangat kita adalah itu sesuai dengan jenis kegiatanpenanaman modal yang dilakukan. Maka industri baja kalau memang disitusangat menentukan perubahan struktur pekonomian Indonesia yang berdayasaing dan itu adalah hulu. Maka syarat yang a dipenuhi. Syarat yang b, tingkatresiko penanam modal, jelas industri baja tinggi, memenuhi, C. Penanamanmodal tidak memerlukan area yang luas, ya. Ini 'kan juga terkait denganpersyaratan sebelumnya. Kalau industri baja itu memang memerlukan duahektar, ya dua hektar disitu.

53

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Kemudian yang d, penanaman modal dengan menggunakan hak tanah atasnegara, karena begitu pentingnya, strategis, maka negara campur tangan disitu,dan yang e, tidak mengganggu rasa keadilan, tanahnya tidak maling, tidakmenyerobot, maka disitu oke. Karena dia membeli secara sah dan sebagainya.Itu yang sebenarnya dalam perspektif lain itu juga bisa dipebunuhi. Jaditergantung pengusahanya pimpinan.

Terima kasih

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RAJAGUKGUK):Mungkin kita membuat penjelasan luas, satu hektar untuk rumah luas sekali,

tetapi satu hektar untuk pabrik tidak luas, karena dia ada gudang, adaperumahan.

KETUA RAPAT :Maaf saya potong, begini luas itu sudah diperdebatkan sangat panjang,

kasus-kasus penguasaan satu orang terhadap satu juta hektar tanah itu yangdimaksud disini. Kita sudah berdebat bahwa kalau tanah sepuluh hektar, limapuluh hektar dipakai makin intensif dijadikan kawasan berikat, veleusnya makintinggi justru diberikan, tetapi kalau menguasai setengah juta hektare, dimanadidalamnya ada komunitas masyarakat, itu menimbulkan implikasi sosial. Kitatidak bicara yang dua hektar, sepuluh hektar, lima puluh hektar. Itu yangmencakup satu resort besaryang sekarang diberikan tanpa ada aturan maindikunci disini. Itu maksudnya kira-kira seperti itu.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Memang diberikan dan diperpanjang sekaligus, tidak sembarang industri

yang bisa kita inikan, kalau itu sudah jelas mencederai rasa keadilandimasyarakat, kami juga kalau umpamanya ini tidak komulatif kami juga tidakdapat menyetujui diberikan dan diperpanjang sekaligus itu. Sama seperti waktuindustri pioner, ini 'kan sama industri pioner, memang selektif sekali.

F-PDIP (H. SOEKARDJO HARDJOSOEWIRJO) :Pimpinan saya boleh tanya.Mohon barangkali dibaca, hak tanah sebagaimana yang dimaksud dalam

ayat (1) dapat diberikan dan diperpanjang, baca langsung ke e, penanamanmodal yang tidak mengganggu rasa keadilan, yang dapat diberikan itu yang tidakmengganggu atau yang justru mengganggu rasa keadilan. Jadi yang baik-baiksaya maksudnya. Penanaman modal yang tidak mengganggu rasa keadilan dantidak merugikan kepentingan umum, betul.

Terima kasih

F-PPP (H. EFIYARDI ASDA) :Pimpinan saya bisa sedikit Pimpinan.

KETUA RAPAT :Tunggu dulu, FPPP juru bicaranya siapa, tadi ada Ibu Fitri, mohon izin siapa

juru bicaranya, baik.

F-PPP (H. EFIYARDI ASDA) :Terima kasih Pimpinan.

54

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Kalau saya meliha diayat ini memang kalau kata-kata "dengan persyaratan"berarti secara akomulatif harus kelima-limanya. Satu saja yang tidak termaktubberarti tidak dapat diberikan. Dalam hal ini saya kira agak berat bagi orang untukbisa mencakup kelima-limanya ini. Kalau ini berarti kita agak mempersulit untukorang melakukan investasi dinegara kita. 'kan diera sekarang ini kalau bisamemang kita jangan terlalu mempersulit orang untuk masuk, contohnya dinegaralain itu segala kemudahan-kemudan orang ciptakan. Sekarang ini saya pikir kitamemang agak ekstra hati-hati tetapi tidak terlalu hati-hati sekali begitu. Careboleh tetapi ekstra care itu yang bisa menyebabkan orang untuk pikir panjangatau tidak bisa melakukan investasi dengan banyaknya persyaratan ini agakrepot begitu. Makanya saya berpikir mungkin tidak secara akomulatif, tidak harussemuannya tidak dipenuhi, mungkin beberapa syarat sesuai dengan bidang­bidangnya itu bisa. Tetapi kalau semuanya harus dipenuhi 'kan tidak sesuaidengan bidangnya bagaimana, seperti kata Bapak itu tadi yang dia hanyamemerlukan tempat yang sedikit bagaimana atau dia memerlukan tempat yangluas tidak bisa disini. Jadi kalau secara akomulatif memang dengan limapersyaratan ini agak berat bagi orang untuk melakukan investasi dan jugaseolah-olah kita mencari-cari orang tidak dapat melakukan perolehan hak atastanah. Saya rasa kita agak repot melakukan itu, begitu pimpinan

Terima kasih

KETUA RAPAT :Saya kira begini, saya ingin coba ingin coba skors kira-kira lima-sepuluh

menit untuk coba merenungkan.

F-PKS (H. REFRIZAL) :Bapak Ketua,Saya selesai tidak selesai jam 20.00 saya minta acara ini diskors, kasihan

teman-teman, Saudara-saudara dari jauh yang kita undang.Terima kasih

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Saya kira ini sudah kita bahas dulu, sudah kita setujui, tinggal setuju tidak

ditambah kata "dengan persyaratan" tidak usah olah substansi lagi, itu di Panjasudah diketok, apa kita mau balik lagi, mau bongkar-bongkar lagi semua, ini 'kanmembongkat namanya.

F-PG (NUSRON WAHID, SS) :Kalau begitu usul kami kembali ke "antara lain" saja, "antara lain" saja tidak

apa-apa, supaya tidak multi tafsir kita kembali ke "antara lain". Dengan kalimat"antara lain" maka kembalikan tafsir kepada yang membaca dan pemerintahyang melaksanakan nanti.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Pimpinan.Seizin juru bicara, justru disitulah yang kami agak khawatir karena yang

kami maksudkan hati-hati tadi juga termasuk persepsi kemba/i seka/igus disinikami sampaikan hasil dari Panja-panja kepada seluruh Anggota Rapat Kerja iniatau Pansus. Karena dalam konteks seperti ini suasana kebatinan saat itu yangkami sampaikan adalah "a" sampai "e", itu sebenarnya komulatif. Dan ini adalahsebagai ketentuan yang mengatur ketika ayat (1) itu harus dipergunakan. Ini mau

55

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

masuk dalam penjelasan kami juga tidak berkeberatan prmsipnya sebagaibagian dari kompromi hanya saja jangan sampai nanti menimbulkan inter pretasiyang berbeda dari pelaksanaan undang-undang. Karena ketika kita membahassaat itu dari "a" sampai "e" ini memang satu kesatuan kolektif. Namundimungkinkan adanya syarat lain yang kita belum tahu karena itulah kata-kata"mencakup tetapi tidak terbatas" itu digantikan dengan "antara lain" supayahistorical-nya ada dan membangun suatu persepsi yang sama, itu sebenarnyayang terpenting bagi kami. Dan ini merupakan persyaratan katakanlah meskipunkata-kata "dengan persyaratan" itu tidak ada. Tetapi itu ada didalam contennyaitu ada didalam misalnya penjelasan pasal per pasal, misalnya disitu juga kamifleksibel, Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Baik, ini 'kan suatu usaha mengerahkan daya pikir interpretasi kita terhadap

kerangka, ini arsitek-Iah kita membangun arsitektur hukum. Jadi pilihannya,pertama menambah "dengan persyaratan", kedua tetap "antara lain". SekarangBapak Hasto tadi sebagai pengusul tidak berkeberatan untuk tidak menambahkata "persyaratan" tetapi "antara lain" ini kita perjelas dengan penjelasan supayakita menginterpretasikan lebih pasti dari ketentuan-ketentuan ini.

Jadi saya mohon untuk masuk kedalam satu koridor bersama mencobamengerahkan penjelasan kepada pasal 22 ayat (2) ini, saya mohon izin begitu.Sehingga kita ada ruang masuk kedalam hal yang bersama. Karena memangkata-kata ini memang bisa berputar dan kita bisa ini. Baik saya mohon untukmasuk kedalam penghubung "antara lain" tetap, tetapi dengan penjelasan yanglebih pasti, saya mohon Bapak Hasto dari Fraksi POI Perjuangan menyampaikantambahan penjelasan yang lebih komprehensif juga memperhatikan interpretasiyang berkembang, setuju ya, saya mohon.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Langsung saja kami sampaikan.

KETUA RAPAT :Tunggu dulu, sebelum disampaikan "antara lain" saya akan setujui. Kita

masuk "antara lain" tetapi ada usulan untuk interprestasi, oke kita masuk tetap"antara lain" dengan usulan untuk mencoba masuk dalam penjelasan,

(RAPAT: SETUJU)

Baik, terima kasih.Sekarang mohon ada interpretasi penjelasan kita bertemu disitu. Silakan

Bapak Hasto mencoba menyampaikan, nanti teman-teman berpandangan.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Yang dimaksudkan "antara lain" adalah persyaratan-persyaratan yang

mencakup tetapi tidak terbatas sebagaimana yang dijelaskan ayat (2) butir "a"sampai "e" yang merupakan satu kesatuan persyaratan atas pelaksanaan ayat(1).

56

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Coba kita bahas, ini interpretasi tetapi mungkin ada interpretasi lain kita

coba.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Yang dimaksud antara lain adalah persyaratan, pakai persyaratan dulu.

Yang dimaksud antara lain adalah persyaratan.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bapak Pimpinan.Saya ingat sekali saya mengemukakan waktu itu, kalau ini tidak komulatif

bukannya penanaman modal yang mengganggu rasa keadilan dimasyarakattetapi undang-undang inilah yang pertama kali yang mengganggu rasa keadilandimasyarakat, saya sampaikan waktu itu. Karena kita mengakomodir yang dapatdiperpanjang, yang diberikan dan diperpanjang sekaligus enam puluh tahun itu.Karena tidak ada sebetulnya orang lain sebelumnya itu diberikan, ini baru maudiberikan enam puluh tahun sekaligus.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Ada koreksi sebentar pak, pada langsung huruf "persyaratannya" dicoret.

KETUA RAPAT :Begini, ini 'kan adalah satu interpretasi dari cara pandang yang berbeda­

beda dan tentu menimbulkan hal baru yang sebenarnya dalam catatan darilaporan Panja kepada Pansus tidak ada penjelasannya kemudian adainterpretasi terhadap itu tentu dalam bahasa mungkin bisa menemukan banyakinterpretasi terhadap hal yang untuk satu kata penghubung yang sama. Baik"antara lain" itu sendiri bisa berarti sendiri-sendiri, bisa mencakup ini tetapi yanglain bisa macam-macam tergantung kita menginterpretasikan dan sesuai dengansemangat kita. Tetapi tentu perbedaan ini coba kita cari titik temunya dalam artibegini kalau ada tambahan.

Saya mohon maaf kalau ada substansi baru apakah ini akan kita bahassebagai hal baru, baik saya ingin minta penjelasan dari dari pemerintah dulu,karena ini kita sama-sama dan ini menemukan hal baru tak terduga. Ada yangbisa menjelaskan tidak, yang jelas begini kalau boleh saya jelaskan kami jugamemasukkan hanya satu dari Fraksi PAN yaitu "tidak menggunakan tanah yangluas" tetapi satu ini tidak dimaksudkan komulatif dengan yang lain, kamimemasukkan satu, Bapak Hasto ingat bahwa kami memasukkan "tidakmenggunakan area tanah yang luas", itu masukan dari kami dan kamimaksudnya pada waktu itu tidak mau mengakumulasikan, kalau itu saja tidakmengakulasikan seluruh dari yang ada. Itu semangat yang ada pada waktu itu.

F-PAN (NARSIL BAHAR, SE):Koreksi Pimpinan, dua Pimpinan, satu lagi "yang tidak mengganggu rasa

keadilan" .

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bapak Didik, dua tadi dari Fraksi PAN itu komulatif tidak,

KETUA RAPAT:Tidak, tidak.

57

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Wah berarti kalau dia tidak menggangu rasa keadilan masyarakat boleh

luas dong, kalau tidak komulatif. Apa itu yang dimaksudkan FPAN.

F-PPP (Hj. SUNDARI FITRIYANA, S.Ag) :Ketua, kita harus kebelakang lagi menggambarkan suasana kebatinan kata

Bapak Irmadi. Suasana kebatinan pada waktu Panja bahwa pada dasarnya sayamasih ingat ada bebarapa fraksi yang memang sangat berkeberatan dengansembilan lima tahun. Saya masih ingat sekali bahwa umur kita pun tidak sampaisembilan puluh lima tahun kenapa kita harus mencantumkan sembilan puluhlima tahun. Kekhawatiran kita sangat tinggi pada waktu itu, makanya karenahampir semua mayoritas khawatir, makanya dibuatlah pasal 22 ayat (1) ini poina,b,c,d,e itu. Akhirnya kita bisa menyetujui sembilan puluh lima tahun dimuka.Jadi semangatnya disitu Ketua. Dan kita setuju pada waktu Ketua mengusulkanpoin c dan poin rasa keadailan masyarakat itu.

Kalau seandainya salah satu saja, artinya ada yang terbuang, ada yangtertinggal. Kalau ada yang tertinggal jadi semangat awal kita itu jadi bias,semangat kita untuk menyetujui sembiIan puluh lima tahun itu karena ada poin a,b,c,d,e, itu, begitu Ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Silakan coba Pemerintah memberikan pandangan nanti implikasinya apa

dalam hal-hal seperti ini nanti kita. Sebenarnya penjelasan juga bisa tidakmengartikan tidak "antara lain", menjelaskan satu persatu dan memberikanruang kepada hal-hal itu.

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Saya silakan Bapak Hatanto untuk menjawab.

PEMERINTAH/SEKJEN DEPPERDAG (HATANTO REKSODIPOETRO) :Terima kasih Ibu Menteri.Bapak Pimpinan dan Bapak-bapak dan Ibu yang terhormatMungkin diantara Bapak-bapak waktu itu hadir disini, dan pertama sekali

kuncinya pada waktu itu diminta sangat tegas sekali harus ada yang namanyafasilitas mengenai pertanahan

Fasilitas pertanahan ini diterjemahkan konkritnya harus mempermudahterutama dalam kaitannya dengan perizinan. Saya masih ingat sekali pada waktuitu adalah di hotel Arya duta dan waktu itu bapak ketua sendiri yang mengatakandengan contoh-contoh permasalahannya. Sehingga kita kembali dengan suatuperumusan sedemikian rupa, yang memberikan kesempatan untuk yangnamanya diberikan dimuka karena permasalahan-permasalahan yang ada.

Jadi intisari dari ini sebetulnya adalah insentif, adalah seksi menurut kata­kata kita pada waktu itu. Bagaimana kita memberikan seksinya ini. Nah kitasudah datang, kemudian ada permasalahan saya masih ingat pada waktu ituPak Kardjo mengatakan Iho saya punya tanah warisan gimana. Misalkan gimanakalau ini berlaku juga kepada Penanaman Modal dalam negeri. Tapi kitaselesaikan permasalahan itu karena pada akhirnya kita kunci di ayat (3) dan (4).95 tahupun kalau ada masalah apa-apa, 5 tahunpun bisa diangkut kalau tidakada yang sesuai. Nah ayat (2) ini sebetulnya merupakan tambahan.

58

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Pimpinan. tolong dibaca Undang-Undang Nomor 2 tahun 1961 tentang

Pencabutan Atas Hak Tanah, tidak bisa. Itu harus melalui pengadilan. Mungkinpak Profesor Erman ingat itu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1961. Undang­Undang tentang Pencabutan Hak Atas Tanah itu masih berlaku sampaisekarang. Tidak bisa sembarangan Pemerintah langsung cabut. Itu melaluipengadilan harus dibuktikan apa kesalahannya, Jangan juga dikatakansegampang itu.

KETUA RAPAT :Oke, saya minta Pemerintah dahulu menyampaikan nanti bergilir yah,

pandangan fraksi terhadap masalah ini mungkin kita coba, silakan teruskan pak,nanti bergilir fraksinya.

PEMERINTAH/SEKJEN DEPPERDAG :Terima kasih pak.Karena memang sebetulnya intinya disini adalah merupakan insentif, maka

pada waktu dirumuskan ini Pemerintah tidak melihat ini sebagai komulatif.Memang jelas kalau dilihat secara komulatif ini imposible. Kalau harus dipenuhiseluruhnya. Itu pengertian kita pada waktu itu. Nah kemudian mungkin tidakberkembang karena masih punya pengertian. Tapi secara hukumnya barangkalipak Erman bisa menambahkan dengan izin Ibu Menteri, tapi kembali lagi pak iniadalah insentif. Jadi mungkin yah kalau kita sepakat bahwa ini merupakaninsentif tentunya juga insentif yang afreable yang memang benar-benar dilihatoleh, misalnya saya ambil contoh saja dulu waktu kita bicara mengenai perluatau tidak menaruh 95. Ada diantara kita mengatakan Iho yang baca inikan tahubahwa sebetulnya dari jumlahnyapun tidak perlu pakai 95 kita sudah tahu dapat95. artinya ini akan dibaca orang. Nah kalau dibaca orang, dan mereka tahu iniinsentif, kalau kita terlalu ketatkan juga tentunya tidak menjadi insentif lagi.Hanya itu yang ingin kami sampaikan pak itulah yang berkembang nuansannyakenapa ada usulan dari Bapak-bapak dari Panja dari Tim Kecil atau Panja waktuitu untuk mengisikan ini. Mungkin kalau ada tambahan dari segi hukum saya dariizin Ibu Menteri.

F-PDI-P (H. IRMADI LUBIS) :Pimpinan, saya izin sedikit saja, jangan kita pakai logika terbalik. Tadi pak

Erman mengatakan logika bahwa bagaimana perusahaan ini yang bisamemenuhi. Dan saya balik, bagaimana kalau umpamanya hanya satupersyaratan yang dipenuhi. Dia mempunyai persyaratan a, tidak perduli apakahmengganggu rasa keadilan, tidak perlu areal yang luas, dia bisa berhak. Kalauini merupakan pilihan. Coba kita balik. Jadi dia satu persyaratan saja dia artinyaPenanaman Modal menggunakan atas hak negara, dia sudah punya satu syarat.Jadi tidak perlu persyaratan yang dari PAN tadi, ada tanah yang luas, ada rasakeadilan, itu tidak perduli lagi. Kalau merupakan satu pilihan, itu pak Pimpinan.Karena memang pada dasarnya kita memang sangat selektif seperti industripionir kemarin. Kitakan bilang juga industri pionir itu oh tidak mungkin adaindustri perusahaan yang bisa dengan definisi dari Pemerintah. Tapi itu kataPemerintah ada di kitapun ltu ada, kalau umpamanya ini. Jadi memang sangatselektif seperti industri pionir juga tidak semua orang, tidak semua usahaPenanaman Modal bisa mendapatkan ini.

59

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Oke ya tunggu, Pemerintah dahulu, terus pak berputar yah, nanti silahkan

Erman dahulu.

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RADJAGUKGUK):Mohon izin ibu Menteri.Pertama-tama pasal ini perpanjangan dimuka ini kita melihat negara

tetangga. Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan negara China yang komunismemberikan jangka panjang 90 tahun atas tanah untuk investasi. Tetapi kita maumemagar. Jadi saya koreksi Ibu, saya tadi mengatakan 95 tahun tidak, Cuma 60tahun. Nanti setelah 60 tahun, setelah kita mati, semua kita sudah mati ini waktudievaluasi. Jadi dan corporation itu tidak tergantung kepada orang, corporationitu sudah ada seratus dua ratus tahun. Jadi kita 60 tahun sudah lebih rendahdengan negara-negara tetangga. Tetapi kita beri satu ketentuan. Coba simulasipak, dari pengalaman kita 30 tahun Penanaman Modal.

a. Penanaman Modal yang dilakukan dalam jangka panjang dan terkaitdengan perubahan struktur perekonomian Indonesia yang berdaya saing, bisadipenuhi. Karena undang-undang ini tidak ada jangka waktu Penanaman Modalpak. Undang-undang nomor 1 tahun 1967 ada 30 tahun. lalu waktu Pemerintahpada jaman itu mengatakan bisa diperpanjang dengan memperluas, danmemperluas itu apakah tambah 1 mesin atau 3 mesin tetapi itu ditambah 30tahun jadi 60 tahun bisa. Penanaman Modal dengan resiko Penanam Modalyang membuahkan Pengembalian dalam jangka panjang.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Interupsi supaya jangan ini, dan berarti kalau dia sudah memenuhi

persyaratan yang pertama dari pak Erman tadi, ya berarti persyaratan lain diatidak perlu lagi. Gugur dengan sendirinya dong, kalau merupakan pilihan.

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RADJAGUKGUK) :Tolong saya dulu mendengarkan ini, supaya kita bisa melihat.Yang kedua, Penanaman Modal dengan tingkat resiko Penanaman Modal

yang memerlukan pengembalian jangka panjang tidak ada jangka pendekpengembalian modal pak. sekarang jangka panjang itu berapa, 30 tahun,10tahun. 10 tahun jangka panjang tidak, 5 tahun jangka pendek, 10 tahun jangkapanjang tidak. Jadi persoalan jangka panjang perlu dibuat dalam penjelasanjuga. Tanah luas perlu dibuat dalam penjelasan juga. Sebab nanti akandiskresinya akan besar, siapa yang menentukan jangka panjang, siapa yangmenentukan luas apa tidak.c. Penanaman Modal yang risdak memerlukan areal yang luas, ini tidak dapat

perpanjangan. Saya mengoreksi. Kalau yang Bapak Pimpinan tadimengatakan tidak mencakup beberapa tempat sampai luas. Jadi kalau sayasekarang mau membuat pabrik sepatu, memerlukan Cuma setengah hektar,tidak dapat perpanjangan ini. Saya pergi sajalah ke China ada 100 tahun ko.Ngapain 35 tahun dapat, ke Vietnam saja 90 tahun. Rugi kita bapak.

d. Penanaman Modal dengan menggunakan hak atas tanah negara ini tidakada BPN disini.Begini, kalau saya menggunakan tanah hak ulayat, saya bebaskan dia, initanah negara apa bukan. Lalu perlu penjelasan juga ini.

60

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

e. Penanaman Modal yang tidak mengganggu rasa keadilan masyarakat.Kalau sudah mengganggu jangan dikasi izinlah, jangan lihat tanahnya,mengganggu tidak merugikan kepentingan umum. Ooh merugikankepentingan umum, jangan kasih izin. Jangankan tanahnya, dianya jangankasih izin. Pasti tanah itu tidak mengganggu kepentingan umum, kalaumengganggu kepentingan umum BKPM jangan kasih izinlah, Pemerintahdaerah jangan kasih izinlah sudah mengganggu ko. Jangan sampai tanahkalau sampai soal tanah. Soal lingkungan hidup oh jangan kasih izinlah.Jangan sampai tanah. Jadi saya mensimulasi ini kalau kita membuatketentuan ini bisa dilaksanakan apa tidak, atau menakuti for invesment lagi.Mohon pertimbangan, saya belum kalau saya antara lain tidak adaketakutan. Kalau begitu boleh dong.

INTERUPSI F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Intrupsi Pak Profesor, ini 'kan fasilitas, bukan soal izin. Ini menyangkut

fasilitas.

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RADJAGUKGUK):Bukan, fasilitas inikan perpanjangan. Kalau kita nanti, kita ini semua negara

kita ini menginginkan hanya 35 tahun, mereka tidak datang pak. mereka tidakdatang.

F-PD (IR. H. MHD. YUSUF PARDAMEAN, NST) :Bapak Profesor barangkali dibantu ayat (4)nya ada profesor Ayat (4)nya ada

pak, untuk menyahuti apa yang di.

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RADJAGUKGUK):Pemberian dan perpanjangan atas tanah diberikan dan sekaligus dimuka

dan dapat perbaharui oleh dapat dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jikaperusahaan penanaman modal menelantarkan tanah. Nah sudah jelas ini jugatidak usah kalau begitu kalau sudah dibaca ini, ayat ini tidak perlu a,b,c,d. Ini,tidak perlu. Kalau sudah dibaca ayat (4) ayat (2) a,b,c,d. Tidak perlu.

KETUA RAPAT :Oke, saya minta.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Pimpinan, saya informasi saja Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT :Tunggu puter dulu yah.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Informasi saja, bukan iniKemarin itu dari Pemerintah itu dalam rapat 3 atau 4 hari yang lalu ada dari

wakil BPN, sehabis sidang dia langsung datang kemari. Kami ini tidak setuju ini60 tahun diperpanjang sekaligus. Tapi menurut keterangan dari Pemerintah pakDjoyo Winoto sudah menginikan dan melalui siapa namanya kemarin, langsungdia bilang tidak ada Bapak Joyo Winoto justru datang kemari itu melihat ketidaksetujuan masalah ini. Tapi kami bilang ini ada kuncinya ini disini. Kita didatangikemarin.

61

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Kita ingin coba pandangan fraksi yah, kira-kira 2 menit dari masing-masing

terhadap masalah ini nanti akan apa solusinya, sehingga kita bisa betul-betulmempersembahkan ke masyarakat yang kira-kira sesuai.

F-PPP (Hj. SUNDARI FITRIYANA, S.Ag) :Sebelum pandangan fraksi minta penjelasan dari ahli bahasa dulu antara

lain itu apa maksudnya. Antara lain itu bisa juga maksudnya pilihan choice, 1, 2,3atau tidak keseluruhan coba ditanya dulu.

INTERUPSI F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Intrupsi, kalau dalam undang-undang antara lain itu a, bukan titik koma tapi

atau. Kealau choice begitu. Ada pasal juga yang mencakup itu. Kalau kita mau

KETUA RAPAT :Coba yah interpretasi kami yah, coba yang kita mengusulkan kemarin.

Begini, hak atas tanah itu boleh diperpanjang yang usulan kami ini, bolehdiperpanjang kalau tidak luas begitu. kalau luas, kita patok jangan. Itu saja.Urusan keadilan segala macam itukan judement lain. Tapi satu itukan missideyang muncul kira-kira seperti itu.

PEMERINTAHITIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RADJAGUKGUK):Bapak Pimpinan, boleh saya sedikit komentar.Kalau kita membangun daerah Irian, Sulawesi, Kalimantan, perkebunan

sawit apa, luas. 10.000 hektar minimal, 5.000 hektar minimal. Kalau kita cobakasih 35, out dia tidak mau datang.

KETUA RAPAT :Ya, makanya sekarang dengan semangat itu, interpretasi dari Pemerintah

terhadap luas dan lain-lain itukan lihat dari fakta-fakta yang muncul dilapangan,inikan semangat Undang-undang dari para legislator dan politisi melihat ketidakadilan satu orang, dua orang menguasai jutaan ratusan ribu hektar itukan tidakadil. Kita kunci disini salah satunya.

PEMERINTAH/TIM AHLI (PROF. DR. ERMAN RADJAGUKGUK):Bapak Pimpinan, bukan ini kalimatnya. Kalimatnya tidak boleh secara

akumulatif memiliki sampai lebih dari sekian hektar akumulatif. Ini pengertiannyasatu-satu pak. Jadi saya sepakat dengan Bapak bahwa satu orang perusahaantidak boleh membuat perkebunan sampai setengah Kalimantan dia punya. Kalaudijumlah semua di Irian di ini tidak boleh. Di Amerika juga begitu. panas bumi diAmerika tidak boleh lebih dari 1.500 hektar dibeberapa negara bagian. Tapisebutnya akumulatif. Tambahkan kata-kata akumulatif disini baru cocok.

KETUA RAPAT :Oke begini, kita minta pandangan fraksi yah, sambil direnungkan, karena ini

kondisinya juga sudah turun. Silahkan Fraksi Partai Golkar, 2 menit yah silahkan.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, MSc) :Terima kasih Ketua.Kalau ide kita ini waktu itu adalah untuk menarik itu sajalah. Tapi kita buat di

pasal diatas menarik, tapi di pasal dibawahnya kita kunci. Jadi inikan main-

62

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

mainan jadinya. Oleh karenanya ya undang-undang Agraria tidak ada kunci­kuncian begitu. Tetapi dalam diskusi kita pada waktu itu saya sependapatdengan Profesor Erman. pengertian antara lain yang kita maksudkan disituadalah, itu makanya dari awal tadi saya katakan maksudnya dengan persyaratanitu akumulatif atau kumulatif. Kalau akumulatif, ini jadi tidak bisa hal persyaratanyang akumulatif antara pasal 1 dan sampai kebawah point a sampai e ada yangbertentangan. Bagaimana mau akumulatif dalam satu hal yang bertentanganantara satu dengan yang lain. Ini jadi susah begitu.

Oleh karenanya jika kita kembali kepada konsep "antara lain" titik dua yangkami maksudkan "antara lain" itu adalah ya komulatif. Boleh satu, boleh dua,boleh tiga. Kalau ada yang memenuhi persyaratan ya boleh semua. Dalamdiskusi kita pada waktu itupun kita kunci di pasal 3 soal kata-kata evaluasi, dapatdiperbaharui. Belum kita yakin lagi kita kundi lagi inikan bagaimanamengakomodasi semuanya kita kunci lagi di ayat (4). Artinya ptrinsip-prinsip iniadalah kita mengakomodir segala sesuatunya dan disini kita berikankewenangan bagi Pemerintah untuk mengatur secara baik.

Saudara Ketua menurut saya antara lain memang, tapi persepsi kita samadengan itu yang dimaksudkan tadi kalau kita mau buat penjelasan antara lain dibawah. Jika dibuat akumulatif seperti penjelasan seperti itu inikan sebagai satukesatuan persyaratan begitu, wah itu lebih berat lagi tambah.

Oleh karena itu saudara Ketua, kalau ini kita lebih perpanjang ya bisapanjang lagi, bisa panjang lagi. Bagaimana kalau misalnya kita minta pendapatini ya kita cari jalan keluar yang paling pas yang menyangkut itu.

KETUA RAPAT :Oke yah jadi seperti Pemerintah, Partai Golkar, sebenarnya dari

pembahasan itu adalah ini insentif yah, itu posisi yang kira-kira ini, tetapi insentiftidak boleh kebablasan. Kira-kira seperti itu. Nah sekarang tengah-tengahnyadimana. Silahkan fraksi PDI-P sudah yah, kemudian fraksi silahkan yah, yangmemunculkan, yang memunculkan mutar dulu menanggapi ini, inikan dari PDI-Pmuter dulu pak.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bukan, bukan pak.Ini kita mau kembali ke kata asalnya, kata asalnya dulu kita itu mencakup

tapi tidak terbatas. Oleh bahasa dikatakan itu mencakup tidak terbatas itu digantidengan antara lain. Itu yang menjadi masalah dulu. Jadi kalau si pembuatundang-undang saja bingung apalagi pembacanya. Itu penggantian katapergantian kata-kata itu. Kata-kata aslinya mencakup tapi tidak terbatas.

KETUA RAPAT :Oke begini sekarang antara lain dan mencakup itu juga sekarang ada

makna yang direspon oleh fraksi lain. Nah makna yang direspon itu juga akandibahas yah. Silahkan fraksi Demokrat yah silahkan 2 menit ya.

F-PD (DR. IR. ATTE SUGANDI, MM) :Terima kasih Pimpinan.Kami dari Demokrat setelah mempelajari dengan seksama nampaknya

untuk antara lain lebih tepat, karena ini tidak bersifat komulatif. Artinya salah satupersyaratan dari a,b,coba,d,e itu bisa. Sebagai contoh untuk exercise bilamanaada satu izin usaha misalnya perkebunan, umpamanya di PTP atau yang

63

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

lainnya, mau meminta izin yang luasnya 50.000 hektar, karena aja yang disini c,sehingga akhirnya tidak bisa. Dan jelas hal ini jadi tidak menarik lagi. Nah untukitu jalan keluar dari ini saya kira bisa dilakukan sebagaimana yang sudah-sudahitu dengan memakai dibelakangnya atau. Jadi dari mulai pasal antara lain : a,dibelakang titik koma atau sampai seterusnya begitu terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT :Baik, kemudian silakan Fraksi PAN, terus Fraksi PPP.

F·PAN (NASRIL BAHAR, SE) :Terima kasih Pimpinan.Memang ada dua usulan pada waktu itu dari fraksi PAN, namun dalam

pandangan kita itu tidak agak ini yah, karena ada perubahan di ayat (2)nya, yakita masukkan saja ketentuan-ketentuan yang maksudkan disini.

Namun kami membuat sebuah cast, ini seizin ibu menteri, ataupun siapalahdisini, jika seorang Penanaman Modal ketika sudah memenuhi persyaratan asampai d, ini kalau kita buat alternatifnya antara lain a sampai d. Nah padahakekatnya a sampai d sudah memenuhi ketentuan persyaratan tersebut.

Oi point e, ini mengganggu rasa keadilan. Oalam konteks antara lain, BKPMatau lembaga lain lembaga yang menjalankan ini Badan Koordinasi PenanamanModal-Iah akan mengeluarkan izin. Tentukan tidak. Jadi ini kami jugamemandang ini tidak akumulatif. Ini antara lain. Antara lainkan beda denganakumulatif.

Oia ini choise, ketika choise ini a sampai d, dia sudah memenuhi, di poin emengganggu rasa keadilan, apakah pemerintah akan mengeluarkanrekomendasi atau tidak, sebelum pemerintah jawab tentu tidak 'kan. Jadi kamijuga memilih pada waktu itu masukan-masukan ya itu, tidak ada dispute antaraantara lain dan secara komulatif atau terpisah.

Pada pembahasan penyusunan daripada Tim Sinkronisasi dan tim Perumusdi ayat disinilah saya rasa dispute. Pada hakekatnya kami juga tidak keberatan di"antara lain".

Terima kasiah Pimpinan.

KETUA RAPAT :Boleh saya menjelaskan sebelum masuk. Ini 'kan cara membaca mungkin

kita sudah lelah dan mungkin ada logika yang agak salah. Kira-kira begini,misa/nya begini, ini 'kan insentif, insentif itu seperti mancing, banyak begitu ya.Sekarang pada pikiran kami pada waktu itu. Oke itu tanah yang dipakai pabrik 10sampai 20 hektar, tidak luas maka dikasih saja. Sekarang yang sepuluh hektaritu, malah bagus, tambah yakin kita dikasih begitu. Kemudian yang sepuluhhektar itu dia ini strategic tambah kasih lagi. Jadi satu satu itu adalah sepertijaring-jaring yang menebarkan kira-kira begitu. Ada interpretasi lain jugaberbeda. Sehingga sekarang "antara lain" ini tidak dijadikan untuk mengikatkarena sifatnya insentif. Sehingga dengan demikian menurut saya mohon iniinterpretasi terhadap satu undang-undang ini betul-betul kita memberikansemangat sama dengan Bapak Erman Rajagukguk, Undang-Undang PokokAgraria itu sebenarnya menurut Bapak Erman adalah in world looking. Tetapi kita'kan poles supaya lebih namun dinterpretasi ini coba kita akan ambilkesepahaman-kesepahaman. Memang tema-teman Fraksi POI Perjuangan inginagar jangan memberikan itukebablasan. Tetapi tetap semangat insentif ada.

64

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Tetapi bagaimanapun karena kelelahan interpretasi, barangkali sayamohon ini dipending dulu ya.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Bapak Pimpinan sedikit saja.Dalam pembuat undang-undang ini harus ada konsistensi, kalau itu

merupakan pilihan itu seperti Pasal 18 ayat (3), coba buka Pasal 18 ayat (3)kalau merupakan pilhan, coba tayangkan Pasal 18 ayat (3). Kalau merupakanpilihan seperti Pasal 18 ayat (3). Itu baru pilihan, kita harus konsisten. Kalaumerupakan pilihan sistematika begini.

KETUA RAPAT:Kita sekarang logikanya berpikir bahwa substansi dulu baru bahasanya,

jangan diikat bahasanya terus kita seluruhnya kepada bahasa.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Tetapi putaran belum selesai Bapak Ketua, diputar dulu.

KETUA RAPAT :Mohon Fraksi KB, silakan, dua menit ya.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Kita ingat Ketua bahwa saat itu perdebatan dengan angka 95 tahun 'kan

luar biasa perdebatanya, beberapa kawan mengusulkan 95 tahun. Kita Iihat diUndang-Undang Pokok Agraria tiga puluh lima plus dua puluh lima 'kan enampuluh tahun. Lalu dari mana angka 35 tahun berikutnya 'kan melihat dari PP.Nomor 80 tahun 1990.

F-PDIP (H. IRMADI LUSIS) :Tetapi setelah dicek bukan perpanjangan tetapi pembayaran.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Melalui perdebatan yang panjang, ini 'kan tidak main-main 95 tahun itu. Ini

'kan berat, umur kita saja tidak sampai segitu misalnya. Lalu muncul lahbeirkutnya di Pasal 22 ayat (2). Kita sepakat waktu itu di "antara lain".Pemahaman kami "antara lain" itu adalah sebagai sebuah persyaratan,skumulatif istilahnya ataupun "antara lain" itu tidak ada ataunya. Berbeda denganPasal 18 di ayat (2)ada ataunya.

Jadi artinya ini satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, itu bisa kitasepakati. Karena itu usul kami perlu penjelasan dengan dimaksud "antara lain"itu. Saya kira penjelasan ini sebagai suatu jawaban dari keraguan dankekhawatiran tersebut. Saya kira itu Bapak Ketua sikap Fraksi kami sebagaisebuah persyaratan.

KETUA RAPAT :Berikutnya Fraksi PPP.

F-PPP (Hj. SUNDARI FITRIYANA, S.Ag) :Terima kasih Bapak Ketua.Kita teringat waktu itu kenapa harus 95 tahun, kawan-kawan semua

mengatakan bahwa ini agar daya tarik investasi, agar undang-undang ini seksi.

65

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Akhirnya kita sepakatilah untuk 95 tahun dengan syarat-syarat dibawah itu asampai e. Lalu kekhawatiran kita waktu itu banyak sekali, salah satu diantaranyakalau misalnya perkebunan itu sampai 95 itu nanti apalagi kalau perkebunannyaluas. Lalu Bapak Oidik mengatakan, kalau begitu arealnya yang kita batasidengan areal yang tidak terlalu luas, lalu rasa keadilan. Itulah bagian dari syarat­syarat yang kita sepakati, begitu. Jadi tidak ada yang baru ini,

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT :Berikutnya Fraksi PKS, silakan.

F-PKS (H. REFRIZAL) :Ini kalau panjang Bapak Ketua, lima hari lima malam tidak seJesai, kita

bongkar lagi tidak selesai. Saya tetap saja ini kita pertahankan Ketua, kita tanyasaja kepada ahli bahasanya, mau semuanya sekaligus, mau sendiri-sendiriterserah sama ahli bahasanya bagaimana pengertiaan, karena kita sudah ketokini barang. Tadi sebenarnya kita sepakat dengan waktu kita sebetulnya, jam 8selesai tidak selesai kita stop, kasihan kepada saudara-saudara kita yang sudahmenunggu dari tadi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :Yang belum adalah Fraksi POS ada, Fraksi PBR tidak ada, Fraksi BPO tidak

ada. Baik jadi ini ada interprestasi ganda, interpretasi ganda itu begini kira-kirayang perlu kita pikirkan. Yang pertama insentif ini akan diberikan kepada yangkira-kira strategis, satu. Ini loh kira-kira tidak perlu luas, skecil-kecil silakan saja.Tetapi interpretasi ini bisa juga dirubah menjadi persyaratan. Jadi dua arti yangsekarang berkembang. Tetapi tidak apa-apa ini bagian dari kelelahan kita, yangdipikirkan kita itu adalah ini tidak luas, tolong dicatat dari Fraksi PAN termasukkita bahwa ini adalah tidak luas apapun silakan supaya nilai dan valueekonominya jalan. Dan kita tidak mengatakan perlu persyaratan a, b, c,d, untukmemerikan itu. Kira-kira itu interpretasi pertama.

Interpretasi kedua diakumulasikan, yang kita berikan walaupun kecil-kecilharus diberi syarat ini itu. Jadi dua interpretasi itu berkembang tetapi tidak apa­apa sebagai bagian dari manusia yang berpikir, kita coba selesaikan dengansebaik-baiknya. Mudan-mudahan kita bisa cooling down dan bisa menemukanjalan keluar. Kelihatan Ibu Menteri agak lelah dan semua aga lelah, saya mohonizin untuk diskors kita ketemu besok jam 14.00.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Pimpinan, ini berkaitan jadwal.Terima kasih.Beberapa kali kita sudah mengunakan hari Fraksi dan itu kami catat dan

kemudian besok juga ada acara konsinyir bagi kami sehingga kami tidak bisamengikuti itu. Untuk acara besok kami mengusulkan dilanjutkan minggu depan.Namun sekali lagi juga yang paling fair sebenarnya kalau buka rekaman dankemudian kita dengarkan seluruh rekaman perdebatan tentang masalah ini.Kami mohon untuk bersikap hati-hati karena ini bukan semata-mata fasilitastetapi ini mencakup hak atas tanah itu sendiri dan kemudian China yangdicontohkan oleh Profesor Erman tadi. Oi Cina itu tanah pesisir sebenarnya diasangat tertutup sehingga yang 100 tahun itu, kemudian juga kita mengingat

66

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

kalau kita melihat naskah akademik dari pemerintah fasilitas ini juga tidakdiperlukan sebanarnya tetapi kita membuka diri untuk itu. Maka mengingat itukami mengharapkan mengingat ini persoalan yang penting ini untuk kitalanjutkan minggu depan. Mohon maaf kepada kepada fraksi yang lain selama inikami sudah menunjukkan komitmen setiap hari Jumat kami sanggup bahkansampai malam hari sehingga besok kami mohon maaf tidak bisa mengikuti,kamimohon agar ditunda minggu depan.

Terima kasih.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA):Bapak Hasto, Bapak Irmadi, kita ada tugas lain, studi banding tentang cukai.

Kalau anda berdua tidak ada. Jadi kalau bisa pagi atau malam. Jangan lupaBapak Hasto.

KETUA RAPAT:Dengan kerelaan kita minta, kalau bisa kita coba malam, nanti kalau Bapak

Hasto secara khusus.

F-PDIP (IR. HASTO KRISTIYANTO, MM) :Its oke, nanti saya bersedia untuk tidak berangkat untuk membahas.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Bukan soal tidak bersedia, komitmennya harus bersedia dong.

KETUA RAPAT :Baik saya minta Fraksi KB.

F-KB (CHOIRUL SHOLEH RASYID, SE) :Jumat malam bisalah, kita sepakat lah Jumat malam, besok malam.

KETUA RAPAT:Baik kita mohon silakan Ibu Menteri.

PEMERINTAH/MENTERI PERDAGANGAN RI :Mohon maaf kalau besok malam kami tidak bisa, jadi pilihannya kita sih

bersedia sampai tamu diterima melanjutkan atau minggu depan Selasa. Selasahanya bisa pagi karena setelah itu GG3, kami menjadi tuan rumah untuk GG3mulai siang hari sampai dengan Rabu malam. Jadi Selasa pagi atau hari Kamis.

F-PG (DR. H.M. AZWIR DAINYTARA, MBA) :Maaf Ibu Menteri, kebetulan Selasa beberapa teman di Panja Cukai,

berangkatnya Selasa pagi. Maka mengusulkan besok malam, kecuali hari Seninmalam Iibur 'kan hari Nyepi.

F-PDIP (H. IRMADI LUBIS) :Pimpinan.Saya kira bisa saja jalan keluarnya kita bentuk Panja lagi. Sehingga besok

itu statusnya Panja untuk menyelesaikan ini sehingga Ibu Menteri tidak perluhadir, kita 'kan mau cepat selesai.

67

-- -----------

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT :Ini waktu dulu, jangan Panja dulu, waktu dulu nanti kita duduk lagi.

F-PKS (H. REFRIZAL) :Waktu ini kita tentukan belakangan saja Bapak Ketua, kita koordinasi saja

Bapak Ketua.

KETUA RAPAT :Kita skors, waktunya nanti cari scedul dan tentu tidak semua hadir dalam

Pansus ini 'kan asal ada wakil dari fraksi masing-masing, Insya Allah itu bisaberjalan. Kalau Ibu masih bisa berpikir-pikir besok malam tentu kami inginmencoba lagi kalau bisa. Kalau tidak bisa nanti kita akan jadualkan.

Dengan demikian dengan PR tadi maka kita skors sampai waktu berikutnya,baik setuju ya kita skors. Dengan demikian rapat kerja ini skors

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL 20.35 WIS)

Jakarta, 15 Maret 2007.a.n KETUA RAPAT

SEK TARIS RAPAT,

D S. H MIZARNIP. 210001447

68

ARSIP D

AN DOKUMENTASI