ARSIP DAN DOKUMENTASI - DPR RI

25
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDANESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT PANSUS RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH Tahun Sidang : 2006-2007 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : RDPU Sifat Rapat : Terbuka Hari/Tanggal : Rabu, 27 Juni 2007 Waktu : 13.00 — 16.00 WIB Ternpat : Ruang Rapat Komisi VII, Gedung Nusantara 1 DPR-RI JI. Gatot Subroto Jakarta Ketua Rapat : Ir. Wahyudin Munawir Sekretaris : Dra. Dewi Barliana, M. Psi Acara : Masukan RUU tentang Pengelolaan Sampah dari : PT. AQUA GOLDEN MISSISIPI, PT. RNI DAN PT UNILEVER INDONESIA Anggota Hadir : dari 50 Anggota Pansus orang dari Undangan Pimpinan : 1. Ir. Hendarso Hadiparmono ( Ketua/ F. PDIP ) 2. Syamsul Bachri, MSc ( Wakil Ketua / F. PKB ) 3. H. Sukartono Hadiwarsito ( Wakil ketua / F. PD ) 4. Hj. Szaidah Sakwan, MA ( Wakil ketua / F. PKB ) 5. Ir. Wahyudin Munawir ( Wakil Ketua / F.PKS ) F. PARTAI GOLKAR 1. Drs. Mahadi Sinambela, M.Si 2. Ir. Agusman Effendi 3. Ir. Azhar Romli, Msi 4. Dra. Watty Amir, SH 150 ARSIP DAN DOKUMENTASI

Transcript of ARSIP DAN DOKUMENTASI - DPR RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDANESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT

PANSUS RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH Tahun Sidang : 2006-2007 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : RDPU Sifat Rapat : Terbuka Hari/Tanggal : Rabu, 27 Juni 2007 Waktu : 13.00 — 16.00 WIB Ternpat : Ruang Rapat Komisi VII, Gedung Nusantara 1 DPR-RI

JI. Gatot Subroto Jakarta Ketua Rapat : Ir. Wahyudin Munawir Sekretaris : Dra. Dewi Barliana, M. Psi Acara : Masukan RUU tentang Pengelolaan Sampah dari :

PT. AQUA GOLDEN MISSISIPI, PT. RNI DAN PT UNILEVER INDONESIA

Anggota Hadir : dari 50 Anggota Pansus orang dari Undangan Pimpinan : 1. Ir. Hendarso Hadiparmono ( Ketua/ F. PDIP ) 2. Syamsul Bachri, MSc ( Wakil Ketua / F. PKB ) 3. H. Sukartono Hadiwarsito ( Wakil ketua / F. PD ) 4. Hj. Szaidah Sakwan, MA ( Wakil ketua / F. PKB ) 5. Ir. Wahyudin Munawir ( Wakil Ketua / F.PKS ) F. PARTAI GOLKAR 1. Drs. Mahadi Sinambela, M.Si 2. Ir. Agusman Effendi 3. Ir. Azhar Romli, Msi 4. Dra. Watty Amir, SH

150  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

5. H. Abdul Nurhaman, S. IP, S.sos Msi 6. Ir. H. Soeharsojo 7. H. Dito Ganinduto, MBA 8. Hj. Hayani Isman Soetoyo F. PDI PERMANGAN 1. Ismayatun 2. Anwar Fatta 3. Ida bagus Nugroho F. PARTAI DEMOKRAT 1. Ir. H. Asfihani 2. Teuku Riefky Harsya F. PPP 1. H. Soelaeman Fadeli 2. KH. Ismail Muzaki 3. H. Choirul Anwar Lubis F. PAN 1. Ir. Ichwan Ishak, Msi 2. Darmayanto F. PKB 1. dr. Umar Wahid Hasjim, Sp. P 2. Muhammad Zubair 3. Drs. Muchotob Hamzah F. PKS 1. Kh. Ir. ABDUL Hakim MM F. BPD 1. Ir. Nizar Dahlan, MSi F. BINTANG REFORMASI 1. dr. Hj. Kasmawati Tahir Z Basalamah F. PDS 1. - UNDANGAN : 1. Kustiwan Amarga - PT Aqua 2. Rama Prihandana - RNI 3. Son Ramadir - RNI 4. Annie Wahyuni - PT Aqua 5. Franky Jamun - Treaswes Unilever Peduli 6. Leila jafaar - GM Communication 7. Okti Damajanti - Unilever Peduli

151  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT WAHYUDIN MUNAWIR Kami ucapakan terima kasih atas kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu dari PT. Aqua

Golden Misisipi, PT. Rajawali Nusantara Indonesia, PT. Unilever, Bapak-bapak Pansus RUU pengelolaan sampah dan para anggota Pansus yang saya hormati.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah Wasalatuwasalamu alaasrofilhamzahi Warmusalalim

Waalaalihiwasabihiazemain lma ba'du.

Rasanya kita bersyukur bisa berkumpul pada kesempatan siang hari ini, dalam rangka melanjutkan program pembahasan Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Sampah pada tahap menyerap aspirasi dari stage holder dalam bentuk RDPU, ini adalah RDPU yang terakhir setelah kita mengundang dari berbagai stage holder yang lainnya, untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada bapak Kustiawan Kamarga dari Aqua Golden Misisipi beserta kawan-kawan, juga kami ucapkan terima kasih kepada bapak Rahma Prihandana dari PT. RNI Rajawali Nusantara beserta kawan - kawan, juga kepada ibu Opi Damayanti beserta kawan kawan dari Unilever.

Anggota Pansus ini mestinya adalah 50, tapi kemudian, 50 orang tapi pada hari-hari ini ada hari-hari sibuk, anggota DPR yang pada saya ini banyak terlibat dengan Rancangan Undang-Undang yang lain, dan tugas-tugas yang lain sehingga mungkin yang bisa hadir adalah sebagai mana yang bisa tampil pada hari ini, kita persilahkan untuk memperkenalkan terlebih dahulu barang kali,

Dari sebelah kana kami bapak haji Soelaeman, kami persilahkan. ANGGOTA F.PPP : SOELAEMAN FADELI Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Nama saya Soelaeman Fadeli, dapil Jawa Timur, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, anggota komisi, komisi VII, terima kasih, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

ANGGOTA : MUHAMMAD ZUBAIR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nama saya Muhammad Zubair, dari FKB Jatim 3, dari komisi VII sehari-harinya, terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

ANGGOTA : ICHWAN ISHAK Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salamat sejahtera bagi kita semua. Saya Ichwan pak, dari Fraksi Partai Amanat Nasional, dari komisi VII, dari daerah

pemilihan Sumatara Barat 2, terima kasih pak. Waalaikum Salam. ANGGOTA : UMAR WAHID Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

152  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Saya Umar Wahid, dari Komisi IX, Fraksi Kebangkitan Bangsa, dapil 7 Jawa Tengah, terima kasih.

ANGGOTA : MUCHOTOB HAMZAH Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nama saya Muchotob Hamzah, jadi Muchotob Hamzah, bukan Noordin Muhammad Tob bukan ya, dari dapil 6 Jawa Tengah, Fraksi Kebangkitan Bangsa, komisi VIII, terima kasih.

Assalam’ualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

ANGGOTA : IR. ASFIHANI Assalamu’alaikum.

Nama saya Asfihani dari fraksi Demokrat, daerah pemilihan Kalimantan Selatan, terima kasih,

KETUA RAPAT : Silahkan Ibu. WAKIL KETUA : SAIDAH SAKWAN Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat slang. Saya Saidah Sakwan, dari komisi X, farksinya Kebangkitan Bangsa, terima Kasih. KETUA PANSUS : IR. HENDARSO HADIPARMONO Selamat slang. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Sejahtera untuk kita semua, saya Hendarso, fraksi PDI Perjuangan dari komisi VII, yang membidangi energi, lingkungan hidup, dan riset dan teknologi,

Terima kasih, KETUA RAPAT : Terima kasih, saya Wahyudin Munawir, dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera, komisi VII,

dari daerah pemilihan Jawa Barat 8, Sumedang-Majalengka-Subang, dan rnasih ada anggota. ANGGOTA : ZAINUDIN AMALI Terima kasih. Saya Zainudin Amali dari komisi VII, fraksi Partai Golkar. Terima kasih. KETUA RAPAT : Terima kasih. Kalau dari segi kelengkapan fraksi barang kali sudah terwakili, nanti saatnya akan, teman-

teman juga insya allah akan hadir ke acara ini, karena kemudian memang jadwal hari Pansus ini akan mengadakan juga rapat internal untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan aktifitas Rancangan Undang-Undang ini.

Baiklah bapak-bapak dan ibu sekalian kita persilahkan yang pertama barang kali disini, Rajawali dulu, kita persilahkan pada PT. Rajawali Nusantara Indonesia, untuk memberikan

153  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

paparan-paparannya, barang kali memang secara, melihat kepada kandungan dalam RUU ini, sampah itu yang berupa padatan, tapi dari masukan-masukan yang sudah kami terima dari berbagai stage holder juga menghendaki agar buangan yang sifatnya cairan juga untuk dikelola lebih baik lagi, dan saya pikir RNI mungkin ada peranan untuk itu, kami persilahkan.

PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA : Terima kasih bapak pimpinan. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pertama-tama tentunya perkenankan kami untuk memperkenalkan diri kami, saya Rahma

Prihandana, direktur utama Rajawali Nusantara Indonesia, dan disebelah kanan kami menyertai kami pak Sondramadir, direktur pengembangan usaha dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia.

Bapak-bapak anggota komisi VII atau Pansus RUU Sampah yang kami hormati, kami mohon maaf sebelumnya pak, karena bahan ini baru kami terima hari senin sore, dan kami sendiri terus terang saja baru kemarin slang kembali dengan tugas membuat atau menyusun penajaman program revitalisasi gula ini pak, jadi kami buat semampu kami, terutama adalah mungkin pandangan kami terhadap RUU ini, mudah-mudahan apa yang kami sampaikan, ya walaupun hanya beberapa lembar, bisa bermanfaat bagi Pansus yang bapak pimpin.

Bapak pimpinan yang kami hormati, mungkin sebelum sampai pada pemaparan sedikit pandangan dapat kami sampaikan pak bahwa Rajawali Nusantara Indonesia ini biasanya lebih dikenal sebagai RNI pak, supaya berbeda dengan RCTI dan Rajawalinya Sondakh, ini adalah badan usaha milik Negara, yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah 100%, memiliki 15 anak perusahaan, karena kami berupa holding company, mungkin ini juga satu-satunya BUMN yang berbentuk investment holding satu-satunya, jadi kita tidak overacting, kita hanya memanaged, membuat kebijakan, dan menarik deviden kira-kira dari anak-anak perusahaan, dari 15 anak dan 3 cucu pak, kami kelompokkan usaha kami menjadi 3 bagian, yaitu usaha dibidang perdagangan, bidang agro, dan bidang farmasi, nah ini mungkin yang banyak terkait dengan Iimbah ini adalah agronya, kalau farmasi mungkin ada tapi tidak terlalu banyak dan sudah dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini, untuk agro kami mempunyai beberapa jenis usaha, yang pertama adalah teh, yang kedua CPO, yang ketiga gula, dan yang keempat karet, dari 4 ini usaha kami yang terbesar di bidang pergulaan yaitu kami mengelola kurang lebih 11 pabrik gula, dimana 2 pabrik itu minoritas, sehingga yang dalam kendala kita ada 9 pabrik.

Pabrik kita yang sekarang kita kelola secara efektif ada 10 di pulau Jawa, ini sebenarnya satu diantaranya adalah madu kismo pak, yang sebenarnya kita pemilik hanya 30 %, 70% itu adalah milik Sultan, namun demikian pengelolaannya diserahkan kepada kita, areal tebu yang kita kelola kurang lebih ada 54.600 hektar dengan kapasitas 250 ribu ton gula kristal per tahun, produksi tetes + 140 ribu ton, dan limbah-limbah yang kita hasilkan itu mungkin dari kebun pertama adalah pucuk daun tebu, dalam pengelolaan di kebun ini ada daun kering tebu, kalau di Undang-Undang ini kan diantaranya ingin, berkeinginan untuk mengurangi kebakaran, nah yang sering terjadi adalah kebakaran dikebun ini akibat daripada daun kering tebu.

154  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Lalu di pabrik setelah pengolahan pertama keluarlah yang namanya bagas, dalam proses membuat gula keluar yang namanya blootong dan tetes, tetes biasanya kita olah menjadi alkohol, dari pabrik alkohol keluar limbah yang namanya vinase, nah vinase ini lumayan besar, pabriknya bekerja + 120 hari per tahun, limbahnya 400 ribu liter perhari, jadi lumayan besar, dan mungkin perlu kami informasikan juga ini yang paling akhir, pabrik alkohol kita di Palimanan ditutup sepanjang tahun 2006, karena dianggap mencennari lingkungan khususnya tambak udang di wilayah dekat Cirebon, nah ini cuman ini juga tarik ulur, karena Iimbah ini mengandung Z PK, jadi diminta terus oleh para petani tebu dan petani padi, tapi ditolak oleh para petambak, kira-kira seperti itu, itu yang terjadi.

Bapak dan ibu sekalian, mungkin berkaitan denga RUU ini pak yang berjudul Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah pak, sementara yang kami lihat pada awal-awal pembukaan Undang-Undang ini, atau yang menimbang dan seterusnya, mengelompokkan sampah ini hanya sampah rumah tangga, mungkin kami punya pendapat lain ini pak, berkaitan dengan ini, ini sebagai masukan pak bahwa mungkin yang pertama seperti juga yang sudah dilakukan dilingkungan Rajawali pak, dan ibu, kita tidak melihat yang disebut limbah ini sebagai sampah, kita melihat limbah ini sebagai suatu asset yang justru belum diberdayakan, sehingga adalah muncullah kemauan dari management untuk mengelola dengan baik, sampah atau limbah yang ada, agar bernilai tambah, kami juga punya keyakinan karena ini datangnya dari perkebunan atau dari alam, jadi kami juga yakin semua yang muncul disana pasti ada manfaatnya, tinggal bagimana kita memandang, bagaimana kita mengupayakan agar apa yang ada disana semuanya bernilai tambah.

Lalu sampailah kita pada tahun 2002-2003 yang lalu kita terapkan diseluruh pabrik, diseluruh unit usaha kita, konseo zero wash pak, bahwa semua pabrik pengelolaan agribisnis kita berbasis zero wash (tampa limbah), nah dengan demikian maka semua unit ini kita kerahkan untuk menginventarisir limbah-limbah yang ada, lalu kita tugaskan mereka untuk menciptakan nilal tambah atau value creation, bagi setiap limbah-limbah yang ada, hal ini juga terinspirasi oleh beberapa studi-studi banding yang kita buat, nah dari studi banding ini tampak bahwa yang sebetulnya disebut limbah atau sampah ini terlalu sempit rasanya kalau kita bilang sampah ini hanya sampah rumah tangga karena yang besar itu justru bukan dari sana, yang penanganan yang tersulit itu menurut hemat kami justru bukan dari sampah rumah tangga, tapi sampah-sampah atau limbah dari pengolahan-pengolahan, kami melihat di beberapa daerah, katakanlah seperti di Jerman, salah satu kota di Jerman di Frankurt bapak, di Frankurt ini pengolahan sampah itu ada di tengah kota, dimana disampah, dilimbah tadi tidak dibagi seperti RUU ini limbah padat cair atau limbah khusus, disana sampah itu dibagi 3 golongan pak, limbah organik, sampah organik, sampah anorganik, dan sampah metal, dibagi 3, nah ini dikelola Iangsung, sementara yang sampah-sampah organik, dikelola khusus sebagai mana yang dilakukan oleh juga China di kota Beijing untuk memproduksi kompos, nah dalam perjalannya produksi kompos ini diolah

155  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

energinya untuk menggerakan turbin, nah ini paling tidak dari 3 gambaran ini tampak bahwa sampah itu memang banyak manfaatnya.

Bapak dan ibu sekalian, kami sendiri mengelola limbah ini bermula sama dengan pandangan bapak dan ibu mungkin yang melihat sisa dari pada pabrik itu sebagai sampah, dan kita mengeluarkan dana yang cukup besar dalam mengelola dan membuang sampah ini, sebut saja pabrik gula kita di Cirebon, kita punya 5 pabrik gula hanya untuk membuang daun pucuk tebu dan daun kering tebu, kita harus mengalokasikan kurang lebih 3,8 sampai 4 milyar pertahun, nah saat ini pucuk tebu itu sudah kita olah sendiri, jadi tidak kita bakar, kita olah menjadi pakan ternak pak, jadi pucuk itu sekarang sudah kita ekspor ke Korea Selatan dan ke Jepang, sementara daun kering tebu itu kita olah menjadi briket-briket justru menjadi tambahan atau substitusi dari solar yang kita gunakan untuk menggerakkan turbin, dampaknya dari biaya atau pembelian, penggunaan solar + 16 juta liter ditahun 2002, ditahun 2005-2006 kita hanya menggunakan + 9 juta liter, jadi turun hampir 7 juta liter penggunaan ini, dengan menggunakan briket daun kering tebu, jadi kalau ditebu mungkin kita sebut sebagai dariuk, dariuk ini daun kering tebu.

Yang berikutnya adalah dari limbah pabriknya, demikian juga kita mempunyai apa yang namanya bagas pak, bagas itu sekarang kita sudah oleh pertama menjadi kompos yang kita kembalikan ke kebun pertama, kedua sebagian juga kita olah menjadi partikel board, pabriknya di Madiun, dan yang paling baru kita membuat pabrik kanvas rem pak dari ampas tebu, dengan dibimbing dari Astra kita sudah mungkin mempunyai pabrik kanvas rem dari ampas tebu, mungkin yang pertama didunia, mungkin ini, mungkin yang pertama di dunia.

Yang paling akhir yang tadi kami sampaikan pak yaitu bahwa kami juga pabrik kami alkohol ini baru saja ditutup oleh KLH selama tahun 2006, insya allah tahun 2007 bisa berjalan kembali, karena limbah yang tadi diprotes oleh para petambak, dan sementara diterima oleh para petani padi, kita sudah olah menjadi pupuk Z PK cair organik, dan dari percobaan di 7 desa, di 7 Kabupaten, kita sudah memperoleh hasil bahwa ada peningkatan produksivitas padi, antara 30 sampai 120 % dengan menggunakan vinase atau limbah vinase yang kita olah, dan dari limbah yang ada pak, kalau ini diolah semua cukup untuk memberikan pupuk bagi 3,7 hektar, 3,7 juta hektar sawah.

Nah itu sepintas mungkin yang dapat kami sampaikan mengenai pengelolaan sampah dikita, dan tentunya kitannya dengan Undang-Undang ini adalah harapannya bahwa dalam Undang-Undang ini diperluas pak pandangan menganai sampah, Karena sampah yang justru bisa langsung diolah dan dipergunakan dapat menciptakan lapangan kerja baru, dapat menciptakan tambahan bagi pabriknya, justru kalau pemerintah mungkin lebih care atau mendorong pengolaaan dari pada limbah dari pabrik- pabrik atau dari pengolaan agro ini, yang ditangani, sementara yang diperkotaan mungkin yang seperti tadi kami sampaikan adalah contohnya pengelolaan di Jerman ini pak, bahwa disana jelas siapa yang bertanggung jawab, kalau disinikan hanya disebut pemerintah ini pak, siapa sebenarnya yang bertanggung jawab terhadap sampah, pemerintah sebenarnya, pemerintah itu siapa, kan tidak mungkin penanganan sampah di Bogor lalu harus

156  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

konsultasi dengan menteri KLH rasanya nggak mungkin seperti itu, harusnya didaerah jelas siapa yang bertanggung jawab, nah setelah yang bertanggung jawab jelas mungkin pak tadi ide pengelolaannya tidak sekedar mengurangi atau menghilangkan, tapi bagaimana justru memanfaatkannya, kalau ide pemanfaatan sampah ini muncul kepermukaan banyak masyarakat yang tahu, mungkin seperti beberapa RW yang ada di DKI ini, saya pikir pembatasan-pembatasan tidak terlalu ketat karena masyarakat sendiri sudah menyadari apa manfaat daripada sampah itu, dan ini kalau cukup disosialisasi pak, sampah sendiri kaitannya ini tidak berdiri sendiri pak, samaph rumah tangga. Apa yang kami lakukan katakanlah untuk penghilang bau penggunaannya menggunakan bakteri ini dan itu, A, B, C dan seterusnya, ini juga masih tidak terlalu tersosialisasi di masyarakat, sehingga pengelolaan sampah tadi juga masih oleh satu person to person gitu loh bukan dilakukan oleh kelompok, hal lain mungkin perlu kami sampaikan juga pak di RUU ini mungkin vanisnya belum ada ini pak ya, mungkin vanisnya belum ada, disini baru menjelaskan sampah itu apa, bagaimana pengelolaannya sampai dengan pengelola sampah itu harus memenuhi adiminstrasi ABCD dan seterusnya, sementara kalau tidak memenuhi itu bagaimana, kalau pemerintah tidak mengelola dengan baik bagaimana, itu vanisnya tidak jelas.

Mungkin itu sebagai awal pak, masukan dari kami, kami kembalikan ke bapak, nanti mungkin masukan awal dapat kami sampaikan pak, ini belum banyak kami mencetak nanti akan saya serahkan kepada bapak, terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih pak Rahama Prihandana yang telah memberikan paparannya, dan memberikan beberapa masukan konsep washtitu energy, value creation, pertanggung jawaban yang jelas, program sosialisasi yang perlu diintensifkan, kemudian program insentif dan disinsentif, saya pikir sebuah masukan yang cukup berharga, kami ucapkan untuk itu terima kasih, selanjutnya kita akan mendengarkan paparan dari PT. Aqua Golden Misisipi, ini menarik sekali karena kalau kita lihat iklan di TV itu kan anak-anak bermain dengan dan bukan mohon maaf kami tidak menyediakan dengan aqua, tapi 2 tang, jadi ketika botol-botol aqua dirancang menjadi pesawat itu, itu sebuah ide yang bagus barang kali, ini bagian dari ekstended producer responsibility yang mungkin juga, sesungguhnya disini ada dituangkan dalam pasal 19, 20, 21, di badan pasal 19, 20, 21 sudah dimasukan, cuman barang kali apa yang perlu dikembangkan lagi disana, apa hal-hal yang sekiranya kemudian kita bisa bekerja sama-sama enak, begitu, oke, terima kasih kita persilahkan kepada PT. Aqua.

PT. AQUA GOLDEN MISISIPI : Selamat siang bapak-bapak dan ibu-ibu. Sebenarnya dari kalau pada kesempatan ini saya mau menceritakan mengeni

pengalaman Aqua mengenai masalah sampah kita.

157  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Sampah kita itu berupa botol-botol plastik yang kita sebut dengan rijek, sebenarnya kalau sampah Aqua yang dari pabrikan Aqua itu sebenarnya tidak terlalu besar, karena pak, target kita adalah begini, efissiensi usaha atau of siensi operasi itu semakin baik dengan minimalnya rijek begitu, tapi bukan berarti bahwa kita tidak punya rijek atau tidak punya sampah-sampah itu, selama ini sampah-sampah itu ada yang menampung pak, ada yang menampung adalah biasanya itu warga-warga setempat atau pengusaha-pengusaha limbah setempat begitu, nah biasanya itu biasanya mereka kumpulin itu botol-botol dan kemudian mereka cacah gitu loh pak, untuk sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan karet sintetis, begitu, untuk kaya baju, tas, dan sebagainya begitu, dan kemudian selama ini sih berdasarkan pengalaman kita itu masalah sampah-sampah rijek yang dari pabrikan itu selalu menjadi konflik, konflik jadi istilahnya selalu direbutkan antar warga-warga yang ada disetempat situ, karena dia menganggap bahwa itu ada nilai ekonomi dari sampah rijek-rijek itu, dan kemudian kalau misalnya ini pun sampai kedalam kota, maksudnya dalam bentuk sampah limbah-limbah yang sudah di kota yang dari Aqua dan sebagainya, itu pun selama ini dikumpulkan oleh lapak-lapak kecil itu loh pak, usaha-usaha kecil yang suka mengumpulkan botol-botol itu, untuk diproses yang sama juga menjadi kaya karet sintetis juga begitu.

Dan kemudian kalau saya lihat pak mengenai sampah itu begini pak, kita memang ada dalam rangka koorporait social responsibility ya pak ya, itu kita mencoba melakukan kaya semacam percontohan itu yaltu di Bali pak, karena di Bali itu sebenarnya adalah sector pariwisata, dimana sebenarnya ada tuntutan bahwa daerah itu lebih bersih, nah jadi di Bali itu pak, sampah-sampah itu pengalaman kita itu mereka mengolah membagi dua, antara sampah organik dan sampah anorganik, nah sampah yang organik itu dijadikan menjadi bahan kompos dan dijadikan, untuk bahan makan ternak begitu.

Jadi sebenarnya dari pengamatan kita bahwa sampah itu punya nilai ekonomi juga, dan kemudian yang menjadi problem menurut pengamatan kita itu adalah mengenai masalah pemilihan sampah, jadi banyak juga proyek-proyek yang dari pemerintah pak di Bali itu untuk apa, misalnya dari BPTP (Badan Penelitian Teknologi Pertanian) untuk mengolah menjadi kompos, pakan ternak dan sebagainya, problem yang utama itu adalah masalah pemilahan sampah pak, jadi dari sampah rumah tangga itu sampahnya tidak di pilah jadi sebagian besar operasi mereka itu costnya itu untuk memilah sampah gitu, jadi sebenarnya banyak juga proyek pengolahan sampah cuman tidak effisien karena dari awalnya itu sudah tidak dipilah-pilah antara sampah organik dan anorganik.

Jadi kembali lagi pak kalau berdasarkan pengalaman kita itu sebenarnya kita harus melihat cara pandang kita yang benar mengenai sampah itu, jadi sampah itu bukan sesuatu yang harus dibuang, tapi sampah itu mempunyai suatu nilai ekonomis, dan sebenarnya yang berkepentingan terhadap pengolahan sampah ini bukan hanya produsen-produsen besar-besar atau pabrikan besar-besar, tapi banyak industri-industri yang di bawah industry-industri kecil yang berkepentingan terhadap itu.

158  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Terima kasih pak. KETUA RAPAT : Oke, terima kasih atas paparannya. Semoga ini ada beberapa masukan bisa kita serap atau nanti bisa kita evaluasi lagi dalam

bentuk Tanya jawab. Selanjutnya kita akan mintakan kepada Unilever yang juga dilihat tampilan-tampilan dari

Unilever dalam bentuk CSR dan yang lain-Iainnya, barang kali bisa memberikan beberapa sumbangan pemikiran aspirasi untuk bagaimana agar kita bisa mengelola sampah dengan sebaik-baiknya kepada PT. Unilever kami persilahkan.

PT. UNILEVER : Baik, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kepada bapak ibu dewan terima kasih atas undangannya. Sebelumnya mungkin saya akan memperkenalkan diri dulu, kebetulan yang diundang saat

ini adalah atas nama yayasan Unilever peduli, sehingga yang hadir adalah saya sebagai ketua pengurus dari yayasan Unilever peduli, kemudian saya didampingi oleh ibu Laila, beliau adalah general manager comunicasion dan kemudian didampingi oleh pak Franky, bapak Franky ini adalah salah satu dewan pengurus dari yayasan Unilever peduli.

Mungkin selain menunggu saya ada beberapa sedikit paparan yang mudah-mudahan bisa dipakai oleh bapak ibu dewan terhormat sebagai salah satu masukan tapi seperti juga rekan-rekan dari bisnis yang lain bahwa terus terang kami belum mampu membahasnya dari pasal per pasal bapak, karena kebetulan memang kami terimanya baru hari senin sore, saya mohon maaf untuk itu, tapi secara general bagaimana pandangan dari Unilever mungkin kami bisa menyampaikan.

Secara, secara keseluruhan mungkin kami ingin sedikit memperkenalkan perusahaan kami yaitu PT. Unilever Indonesia perusahaan kami bergerak di consumer good dimana produk-produk konsumen keseharian dari bapak dan ibu mudah-mudahan bisa dipenuhi oleh perusahaan kami, kami beroperasi, pabrik kami ada dua lokasi yaitu di Jabotabek, di Jababeka, Cikarang dan satu lagi adalah di Rungkut Surabaya, kami saat ini mempunyai 30 brand yang mungkin tiap hari bapak-ibu bisa pakai dan kami bergerak di 14 kategori mengenai karyawan saat ini kami mempunyai 3000 karyawan, dan ternyata dari hasil penelitian dengan salah satu LSM Internasional yaitu Oksfam (Oksorto Famin) dampak yang di kriet oleh perusahaan kami ternyata sampai mencapai 300 ribu full time equivalent dari jumlah karyawan, jadi alhamdulillah ternyata kami mampu memberikan dampak terhadap penyediaan lapangan pekerjaan.

Kalau diizinkan bapak ibu dewan, saya langsung ke saya punya pemaparan, maaf bapak ibu ada sedikit gangguan dalam teknologi, pada prinsipnya Unilever itu memang menganggap bahwa sampah itu adalah sesuatu yang mempunyai nilai jual, bahwa sampai saat ini kelihatannya masih banyak ruang dimana kita bisa memperbaiki paradigma masyarakat bagaimana menangani sampah, sampai saat ini semua orang masih bilang jangan buang sampah sembarangan, jadi kata buang itu memberikan paradigma sampah adalah sesuatu yang sudah tidak ada manfaatnya sama

159  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

sekali, tidak mempunyai nilai ekonomis sama sekali, yang kami usulkan adalah merubah paradigma itu, jadi kita tidak bilang lagi jangan buang sampah sembarangan, tapi kumpulkan sampah di tempat yang tepat, kalau kita katakan bahwa kumpulkan sampah, itu artinya sampah itu kita kumpulkan, secara tidak langsung kita itu memberikan perspeksi baru dari masyarakat bahwa sampah mempunyai nilai ekonomis, itu adalah kepercayaan kita yang pertama, kemudian prinsip Unilever adalah dalam menangani sampah ternyata banyak sekali pelaku-pelaku di perekonomian sampah bapak, yang kebetulan para pelaku ini terdiri dari berbagai level ekonomi, level edukasi, level skill yang berbeda, nah bahkan kami juga melakukan beberapa program yang ternyata dengan sampah itu menyentuh para pemulung, menyentuh para pelapak-pelapak yang secara tidak sadar merekalah sebetulnya para pejuang-pejuang dari, masalah permasalahan sampah itu dari kondisi masyarakat, kalau dari kondisi industri kami juga melihat bahwa inisiatif dari kementerian lingkungan hidup dengan program propernya, itu adalah satu program yang sangat bagus, kami mengakuinya sangat bagus, karena itu memotivasi seluruh industri, untuk lebih peduli terhadap lingkungan, program propert juga dijalankan secara konsisten dari tahun ketahun dan saya dengar juga peserta dari industri itu meningkat secara signifikan, alhamdulillah Unilever itu selalu mendapatkan Greenlevel dari propert itu selama 3 tahun berturut-turut.

Karena kembali bahwa Unilever juga melihat bahwa sampah hasil dari limbah industri itu bukan sampah, kita melihat limbah di industri adalah sesuatu yang bisa kita kelola dengan baik, bahkan mampu memberikan nilai tambah, jadi itu dari sisi bagaimana kami melihat tentang persampahan.

Kemudian apa yang sudah dilakukan oleh Unilever kalau boleh berbagai pengalaman kami melihatnya itu dari dua sisi, kami memasukan unsur-unsur edukasi tentang persampahan lewat brand kami, mungkin bapak-ibu pernah mendengar Lifebouy, nah Lifebouy itu kami tidak hanya sekedar mengusung menjadi sabun mandi, tidak, buat kami tidak cukup, buat kami sabun Lifebouy adalah sabun kesehatan yang sangat peduli terhadap kondisi anak-anak Indonesia, itu adalah yang akan kami usung, jadi ada misi-misi sosial yang dibawa oleh brand, sebetulnya kami ingin sekali menyampaikan satu menit video, tapi kelihatannya tidak bisa ya bapak, satu menit video bagaimana Lifebouy turut berpartisipasi untuk mengkampanyekan mengenai bersahabatlah dengan sampah, itu dari segi brand.

Kemudian dari segi koorporate dari segi perusahaan, kami punya satu program bapak-ibu yang sudah kami usung selama 5 tahun yaitu Surabaya, program lingkungan di Surabaya, mungkin biasa dikenal dengan Surabaya Green And Clean dan 2 tahun ini kami mulai mengusung Jakarta Green And Clean, 2 tahun ini kami mengadopsi seluruh proses pembelajaran kami selama di Surabaya, apa yang kami' lakukan di Surabaya itu sebetulnya amat sangat sederhana, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah, yang kami lakukan adalah kami memberikan pengertian dan edukasi yang terus menerus kepada masyarakat yang pada prinsipnya adalah kelola sampah dari sumber yang paling kecil, yaitu dari rumah tangga, karena biar bagaimana pun Negara kita isinya itu adalah ratusan juta rumah tangga, dari sekala yang paling kecil itu rumah tangga kami

160  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

memberikan edukasi mengenai bagaimana sampah itu terdiri dari organik, anorganik, organik sebetulnya bapak ibu rumah tangga tersebut mampu mengolahnya menjadi kompos, kemudian anorganik itu bisa dipilah lagi dari kertas, kemudian plastik dan seterusnya, dan dari anorganik tersebut bisa menghasilkan uang tertentu, tidak sekedar uang untuk tambahan belanja ibu rumah tangga, tapi juga memperbaiki kondisi dari para pemulung, kenapa, karena sampah yang dikumpulkan oleh para pemulung, kualitasnya jauh lebih bagus, lebih bersih, sehingga pemulung pun senang, jadi ini semua senang dan bisa, oke.

Terima kasih, mungkin dari awal pak Franky, oh iya ini sedikit gambaran, ini adalah yayasan Unilever peduli, satu yayasan yang masih muda, baru 5 tahun, dan juga dikelola oleh anggota yang cukup muda, oke next.

Ini program-program corporate social responsibility dari PT. yayasan Unilever peduli, kita berkiprah di program-program lingkungan, berkiprah juga dalam edukasi kesehatan masyarakat, pembangunan dan pendidikan disekitar area dimana kita beroperasi, dan juga untuk natural disasere kita juga punya kepedulian yang khusus, sengaja mungkin bapak ibu bisa lihat bahwa box dari lingkungan itu di perbesar, karena itu adalah flaksi program, dari yayasan Unilever peduli, yang kami secara sadar mengatakan bahwa program lingkungan merupakan program utama kami.

Nah ini yang tadi saga katakan bahwa untuk Surabaya saat ini sampahnya itu mungkin perkiraannya 8700 m3 sehari, dan 70% nya itu timbulannya berasal dari rumah tangga, dan 30% itu dari yang lain, nah bagaimana kita mampu mengelola gunungan gajah sampah ini, maka kami melakukan pendekatan yang sangat sederhana yaitu konsep pengelolaan sampah yang sangat sederhana yaitu kita harus melakukan segregasi sampah, secanggih-canggihnya teknologi yang akan kita aplikasi, kalau kita tidak melakukan sesuatu hal yang wajib, yang basic, yang fundamental tidak akan bisa tercapai, jadi lakukan segregasi sampah mulai dari skala yang paling kecil yaitu rumah tangga, memilah dari organik dan anorganik, kalau, ini mimpi besar ya pak, bapak-ibu boleh kita bermimpi bahwa apabila seluruh rumah tangga di Indonesia melakukan segergasi sampah, rasanya 70% masalah sampah sudah bisa tertangani, artinya tinggal 30% lah yang akan dipikirkan oleh para pemikir-pemikir bangsa ini, 70% harusnya sudah bisa ditangani oleh rumah tangga, nah 70% pun itu bisa menjadi kompos, untuk menjadi pupuk dan bisa di, sangat berguna untuk pemupukan, untuk yang non organik, itu bisa di recycele, bisa juga di reuse atau bisa di redus, tapi memang kita sadar ada sekitar 4% yang tidak bisa di recycle, jail kalau kita melihat bagaimana magnetute permasalahan rasanya sih kalau kita sudah mampu mengelola ini 70% sudah mulai terkurangi.

Next, apa yang kita lakukan kita sudah tahu permasalahannya dimana, yang kita lakukan sedehana bapak-ibu, kita itu membentuk yang namanya informeleader, para pemimpin-pemimpin yang ada di RT-RT, nah yang kita lakukan adalah ibu-ibu ini kita dekati, kita beri motivasi untuk memulai peduli terhadap lingkungan dan bonusnya adalah tambahan uang belanja, karena mengelola sampah, nah ibu ini kita beri capacity billding training, bagaimana dia tidak sekedar mengelola sampah untuk rumahnya sendiri, tapi bagaimana dia mampu memotivasi tetangganya

161  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

pak, mereka adalah relawan yang kita bentuk, relawan-relawan ini walaupun tidak dibayar kami kasih target pak, bahwa satu kader lingkungan itu harus menularkan ilmu dan semangatnya dan aspirasinya kepada 10 rumah disekitar dia, jadi kita membayangkan itu seperti domino efek, kita punya satu agen perubahan dimana agan perubahan satu itu mampu menularkan seluruh mimpi-mimpi dia kepada 10 rumah tangganya, apa yang ditularkan kepada 10 rumah tangga di tetangga-tetangga dan saudaranya kembali pilah sampah menjadi hal yang lebih berguna, menjadi, gunakan yang organik itu menjadi kompos, yang anorganik itu menjadi bisa dijual, atau bisa juga dijadikan semacam handicraft.

Nah bagaimana Unilever melakukannya, kami itu masuk ke kampung -kampung bapak ibu, kita masuk ke RT-RT, siapa yang masuk, mereka ini adalah, ini kumpulan anak muda mereka adalah lulusan-lulusan dari Universitas di Surabaya, bidang studi kita tidak perduli, tidak terlalu penting, mau ekonomi, bahkan ada juga dari pesantren, tapi harus punya satu kesamaan, yaitu mereka adalah pencinta lingkungan, anak muda-muda inilah yang terjun ke kampong-kampung mengidentifikasikan siapakah agen-agen perubahan yang ada di kampung tersebut, dan bagaimana kita mampu membentuk mereka menjadi individu-individu yang kapabel untuk merubah lingkungan mereka.

Oke, nah ini kira-kira pak, kami sudah dari tahun 2002, jumlah kader yang sudah tercetak mulai awalnya memang 2, tidak mudah bapak-ibu, karena ini adalah satu program yang sifatnya relawan, kemudian 2004 = 48 orang, 2005 = 290 orang, 2006 = 1500, dan cita-cita kami di Surabaya saja tahun 2007 kami harus mampu mencetak 9000 kader lingkungan, dan kader lingkungan inilah yang insya allah mampu memberikan ilmu-ilmu mereka kepada banyak orang, kalau dari jumlah RT 200 tapi kita yakin tahun ini akan menjadi lebih baik lagi dan jumlah benefit seris pasti meningkat.

Itu kira-kira yang sudah kita lakukan tapi mungkin satu hal kalau bapak ibu datang ke Surabaya telpon saya, saya akan coba kasih sedikit gambaran bagaimana kampung yang sudah tersentuh dengan Surabaya Green and Clean, dan kami sudah masuk ke Jakarta, dan kita juga programnya Jakarta Green and Clean, kami bermitra dengan banyak sekali media yang mempunyai kesamaan misi dengan kita, dan bapak bisa jalan ke satu gang yang hanya cukup untuk menampung badan bapak karena saking mungilnya gang tersebut tapi asri, tapi hijau, tapi indah, tidak kalah dengan luar negeri bapak-ibu, nah kalau kembali kepada permasalahan rencana Rancangan Undang-Undang kami berfikir kita harus steping the most basic element, yaitu kesadaran masyarakat, karena saya tahu pemerintah tidak akan mampu menanganinya sendiri, bisnis seperti kita juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, NGO juga saya yakin juga mempunyai keterbatasan, tapi rasanya kembali ke pendidikan terakhir.

Mudah-mudahan bisa memberu sedikit masukan, terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Kita ucapkan terima kasih banyak.

162  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Saya pikir pantas mendapatkan aplus ya, dan saya pikir aplusnya kita akan hapus dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dari bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian untuk lebih memperdalam.

Kami persilahkan, pak Haji Soelaeman, gus Umar, kemudian masih ada yang lain, ya nanti sambil jalan, sambil ini, kalau sambil jalan nanti bubar, sambil bertanya nanti kita itukan.

Pak Leaman, dipersilahkan. ANGGOTA : SOELAEMAN FADELI Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ketua pimpinan para anggota yang

terhormat, Bapak-ibu narasumber yang kami hormati. Selamat datang di RUU Pansus ini, ada dua pertanyaan justru kami ingin menanyakan

kepada ibu, yang terakhir ibu mohon maaf ibu. Bu Uni, ada dua pertanyaan bu, memang masalah sampah ini ada segi mudharat ada

manfaatnya, yang mudharat ada manfaatnya, yang mudharat itu banjir, yang mudharat itu ada orang tertimbun sampah meninggal kemarin, yang mudharat itu adalah cemar udara, bahkan orang-orang yang sudah tua-tua itu sudah mendekat kesana, mungkin takut nambah penyakit juga gitu.

Lalu ada lagi NJOP bisa turun itu bu, harga rumah, harga tanah kalau sudah mendekat ke sampah itu sudah turun, tidak ada orang mau beli.

Kemudian yang manfaat antara lain ibu tadi katakana pemulung, saya ingin tanya bu menurut survey ibu, antara yang manfaat dengan yang mudhorat atau yang pemulung itu berapa mampunya orang memulung itu, sampah-sampah yang ada, pengalaman saya dirumah, pagi subuh jam 4 itu pemulung sudah nyerbu itu sampah, diambil, Cuma antara ngambilnya dengan sisanya lebih banyak sisanya, bahkan sisanya itu setelah di udal-udal itu tidak dikembalikan, mereka terus pergi begitu saja, nah saya ingin tanya mungkin ibu sudah survey berapa sih persentase yang manfaat tadi yang mudharat itu, kita dengan RUU ini tentunya, ya kalau memang manfaat kita arahkan supaya jadi manfaat betul bisa nilai tambah, lah yang mudharatnya ini harus kita kelola disedemikian rupa, itu yang pertanyaan pertama.

Yang kedua ibu tadi menyebut survey di Surabaya, saya ini orang Surabaya, besok mau kunjungan kerja soal sampah di Surabaya, kalau ibu menanyakan disitu bahwasannya di Surabaya itu 31 Kecamatan 163 Kelurahan, penduduk 3 juta bu ya, itu kalau malam itu, kalau slang mungkin akan tambah itu, karena para pekerja itu datangnya dari Bangkalan, dari Sidoarjo dan sebagainya, itu 70% domestik yang 30% diluar itu, yang kami tanyakan lalu ibu tadi mengatakan ada program Green And Clean yang ada di, mohon bu dimana itu, bila perlu kami besok akan datang itu, saya sendiri orang Surabaya itu, saya orang Rungkut bu, dekat UPN, saya ingin tahu yang namanya Green yang di Surabaya itu bagaimana, terima kasih pak pimpinan.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT : Terima kasih. Pak Soelaeman ini sudah nantang ini langsung, tinggal dibuktikan di lapangan.

163  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Oke, selanjutnya kita persilahkan Gus Umar. ANGGOTA : UMAR WAHID Terima kasih pimpinan. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan, teman-teman dari Pansus dan tamu-tamu kita. Saya ingin menanyakan beberapa hal kepada pak Rama, saya tertarik dengan stadment

anda tadi bahwa kita jangan pakai kata sampah gitu pak ya, limbah adalah asset yang mestinya bisa mendatangkan nilai tambah gitu, dan saya tertarik sekali kepada uraian anda tadi, kayanya sampah di tangan RNI ini bisa jadi berbagai hal yang sangat bermanfaat, pertanyaannya adalah berapa besar cost yang harus, biaya yang harus dikeluarkan untuk RNI mengelola sampah dan keuntungan yang didapat dari hasil pengelolaan sampah, tadi misalnya anda sebutkan solar dari 16 juta menjadi 9 juta ya pak Rahma ya, nah kalau dalam rupiah ini perbandingannya bagaimana pak.

Pimpinan ini saya kaitkan dengan rokok gitu, para ahli hisap kan, salah satu alasannya kan itu tadi, mendatangkan keuntungan ekonomis bagi masyarakat ya, tapi sebetulnya dampak yang diterima oleh masyarakat dari para penghisap ini justru jauh lebih besar, itu kalau penelitian di luar negeri, nah ini sama ini pak ya, berapa sih perbandingannya antara biaya pengelolaan dan keuntungan hanya dari sudut cost ya, kalau yang lain-lain rasanya sih memang kalau dikelola dengan baik insya allah akan lebih baik, itu yang pertama.

Kemudian saya juga tertarik dengan tadi zero wash gitu ya pak, seberapa jauh penerapannya pak, apakah memang sudah disemua unit-unit anda gitu, dan yang terakhir seingat saya RNI juga memproduksi peralatan Radiologi, masih pak Rahma ya, kemarin minggu yang lalu kita mengundang direktur rumah sakit, dan masalah buangan proses pelayanan Radiologi di rumah sakit itu ternyata masih seperti dulu pada waktu saya juga jadi direktur dan melakukan hal yang sama gitu, hasil fixer itu ditampung kemudian di serahkan kepada satu pengumpul kemudian tidak tahu ininya, nah apakah dari RNI sebagai produsen alat-alat radiology ini pernah terfikir untuk bagaimana caranya di Indonesia kita bisa lebih baik lah gitu ya, pertanyaan yang sama kepada Aqua, kita tahu bahwa plastik ini memang termasuk yang paling sulit ya pak ya, setelah lihat tayangan di TV saya kadang-kadang kalau mau bell Aqua di lampu merah itu ngeri juga pak ya, karena mungkin saja itu Aqua palsu, nah pertanyaannya apakah juga terpikir bagaimana caranya kita bisa, dari perusahaan anda ya, supaya bisa aman seaman-amannya, dan kepada yayasan Unilever saya salut bu, saya sering kalau pulang dari sini saya dengar radio Delta ya, dan mereka aktif untuk mempromosikan Jakarta Green and Clean ini, nah pertanyaan saya apa sih saran ibu supaya di RUU ini bisa kencang berbunyi mengenai kepedulian masyarakat, kalau di RUU ini kan kalau tidak salah cuman diatur secara partisipasi masyarakat itu satu pasal dua ayat dan atau bagaimana gitu ya, nah bagaimana saran ibu supaya RUU ini lebih menggigit gitu, mendorong partisipasi masyarakat.

Terima kasih pimpinan.

164  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

KETUA RAPAT : Terima kasih itu yang kita tunggu, Ada tambahan dari anggota. Silahkan pak Ichwan. ANGGOTA : ICHWAN ISHAK Terima kasih pimpinan. Bapak-bapak hadirin sekalian. Bapak RNI, Unilever dan Aqua dan teman komisi VII. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Saya sedikit saja, kepada pak Rahma barang kali, mempertajam apa yang dikatakan pak Umar Wahid barusan, itu tentang wash product atau wash process production, nah itu proses apa pak, mungkin bisa disebutkan, nah yang lebih saya ingin mempertajam, kalau itu kita masukan di Undang-Undang bahwa product seperti itu harus zero wash, nah itu kira-kira mungkin nggak itu, artinya supaya memang kalau memang itu mungkin kita cantumkan saja di Undang - Undang bahwa itu harus zero wash gitu, nah ini minta pandangannya juga dari pak Rahma.

Jadi itu saja barang kali, yang lain, terima kasih. Assalamu’alaikum.

KETUA RAPAT : Oke, terima kasih. Kalau dari anggota, oh masih, nanti pimpinan. WAKIL KETUA : SAIDAH SAKWAN Oh masih. ANGGOTA : MUCHOTOB HAMZAH Terpancing oleh pak Ichwan ini. Jadi zero wash ini kemarin juga saya tanyakan kepada perguruan tinggi kalau tidak salah,

disana mereka menyebutkan bahwa tetap ada yang namanya disposal, jadi yang sudah tidak bisa lagi untuk dimanfaatkan, oleh karena itu kami memang ingin bertanya juga kepada pak Rahma, dengan teknik bagaimana sehingga betul-betul zero wash, karena berbagai masukan yang kita terima itu justru ada yang namanya disposal tadi, itu yang pertama ya.

Yang kedua kepada pak, dari Aqua ini, saya juga dengar dari televisi itu, apa betul itu plastik itu bisa dijadikan untuk bahan darah, mungkin panjenengan mendengar atau tidak saya melihat di Metro itu, darah.

Kemudian terakhir kepada Unilever ya, rasanya indah sekali apa yang dipaparkan semuanya tadi baik pak Rahma maupun yang terakhir ini, tapi yang kita lihat sekarang ini kan bahwa plastik itu selalu menjadi satu hantu ya, hantu bagi kita sekalian di mana mana, jadi yang bisa di recyecle, reuse dan sebagainya itu-itu baru dari kita itu wancana kita, yang kita lihat itu merupakan hantu yang menakutkan menurut saya ini, baik itu yang terjadi di Bandung, dimana-mana semua itu karena kita memang pemilahannya yang belum jelas.

165  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Oleh karena itu nanti di dalam RUU nanti itu yang di target oleh kita adalah juga bagaimana untuk membudayakan, membudayakan masyarakat bisa mengelola sampah dari hulu, sehingga nanti ketika sampai ke, nah kita tinggal menikmati bersama-sama, begitu.

terima kasih. KETUA RAPAT : Terima kasih, kiyai Muchotob. Kita lanjutkan ke pimpinan, ke ibu Ida dipersilahkan. WAKIL KETUA : SAIDAH SAKWAN Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bapak ibu yang para tamu yang saya hormati. Ada beberapa hal sebenarnya tujuan dari kami mengundang bapak ibu adalah terkait

dengan pasal-pasal yang berkenaan dengan produsen, jadi ini kan ada istilah bagaimana sih tanggung jawab produsen terhadap produk yang dihasilkan, terutama produk-produk yang tidak bisa di, yang harus di recycle, saya melihat kenapa harus Unilever dan ya mewakili pak ya ini ada Aqua, saya kira kita sebenarnya ingin mendapat gambaran, dalam satu bulan, dalam satu tahun, dalam satu hari itu sebenarnya produksi itu berapa, produksi yang itu tadi disebut oleh teman-teman adalah yang harus di recycle kaya plastic-plastik dan sebagainya karena saya lihat kaya produk dari Unilever itu kebanyakan kan botol-botol sampoo itu ya, kalau kita lihat banjir, apa sampah banjir, itu lihat saja, itu pasti yang mayoritas adalah sampah-sampah plastik ya, yang itu tidak bisa di, menjadi kompos itu, tidak organik gitu, sampah-sampah yang anorganik, nah ini sebenarnya kita ingin mendapatkan masukan sebagai salah satu stage holder dari Undang-Undang ini saya kira bapak-bapak juga punya tanggung jawab, bagaimana kalau ada regulasi yang akan mengatur bahwa one produk one obligation gitu, jadi setiap produk itu ada tanggung jawabnya, mungkin apakah kemarin juga beberapa ada wacana yang dari stage holder yang lain bahwa bagaimana sih satu Aqua ini, botol, ini bukan Aqua pak ya, satu botol ini itu berapa sih ongkos recyclingnya gitu, nah ini tanggung jawab siapa, apakah menjadi tanggung jawab society, masyarakat pengguna, user, atau dari menjadi tanggung jawab produsen, nah ini sebenarnya kita ingin mendapatkan kejelasan yang cukup jelas dari teman-teman para produsen, agar didalam membuat Undang-Undang ini kita juga tidak melakukan diskriminasi gitu, bahwa produksi harus tetap jalan, tenaga kerja harus tetap dibuka lapangan pekerjaan, tetapi sampah juga harus kita kelola.

Jadi sebenarnya harus ada beriringan antara bagaimana tanggung jawab pembeli, bagaimana tanggung jawab produsen, nah saya memang tadi agak, mungkin kita fokuskan pembicaraan mungkin pada pasal-pasal itu, karena itu ada didalam Rancangan Undang-Undang itu pak, kalau ini kita terapkan bagaimana, apakah para produsen ini keberatankah, atau bagaimana skema yang sating menguntungkan antara produsen dengan pengguna, nah ini saya kira nanti akan menjadi pembicaraan yang lebih focus, sebenarnya kita mengharapkan bapak-bapak bisa mencermati pada sisi itu, bapak-bapak dan ibu-ibu, bisa mencermati dari sisi itu, agar

166  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

ketika Undang-Undang ini, RUU ini diundangkan itu tidak ada lagi keberatan dari para produsen, jadi kita dalam proses itu.

Nah yang kedua pak, bapak ibu, memang ibu Okti memang kami besok pagi selama 2 hari, kebetulan saya nanti yang mendampingi rombongan, itu kami akan ke Surabaya, dan ini ada, saya tidak tahu apakah kampung ibu atau bukan ya, disalah satu jadwalnya kami akan datang ke rumah kompos Brantang, Bratang, nah kemudian kita juga akan ke kunjungan pengelola sampah skata rumah tangga, Takakura method kelurahan Tenggilis Mejoyo, apakah nanti mungkin setelah rapat ini kami bisa koordinasi dengan bapak ibu, mungkin kita bisa mengapresiasi dan bisa belajar dari apa yang Unilever lakukan.

Terima kasih pimpinan. KETUA RAPAT : Terima kasih ibu Ida. Pak Hen, terima kasih, jadi demikianlah dari pertanyaan-pertanyaan itu memang sebagai

mana sudah disampaikan kita ingin fokus kepada pasal 19, 20, 21 yang memang itu ada terkait dengan produsen gitu.

Sesungguhnya bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian masih diberikan waktu untuk, kalau tidak sempat hari ini begitu, memberikan secara tertulis mungkin setelah sounding juga dengan sesama produsen yang lain barang kali bagaimana baiknya untuk hal ini, nanti kita bisa memberikan masukan yang mencukupi untuk kita rumuskan didalam perUndang-Undangan ini.

Kami persilahkan saja kepada bapak-bapak dan ibu-ibu untuk menjawab, pak RNI dulu pak Rahma, kami persilahkan.

PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA : Terima kasih pak. Saya pikir tadi mau urusan pemulung dulu. Dart pak Umar, tadi mungkin kaitannya dengan implementasi zero wash pak Umar, ya

kebetulan saya juga beberapa kali keternu pak Umar ini ketika dinas dirumah sakit, begini pak, jadi kita bahkan sudah membuat pedomannya pak mengenai implementasi zero wash untuk seluruh anak perusahaan kita khususnya yang bergerak dibidang industri agro, atau agro industri, nah ini juga sebetulnya terkait dengan lingkungan yang selama ini mencemari karena kami sendiri mulai berdinas di RNI sejak tahun 2002, ada beberapa pabrik kita yang sudah ya katakanlah rutin di demo gitu ya, ada rutin di demo, jadi ada keinginan untuk memperbaiki dengan tujuan adalah bagaimana kita bisa bekerja lebih tenang.

Yang pertama yang ditengah kota ini adalah pabrik gula kita candi di Sidoarjo, dulu memang ketika berdiri tahun 1832 itu masih diluar kota jauh dart Surabaya, tapi sekarang sudah ditengah-tengah kota Sidoarjo, jadi pilihannya kan memindahkan pabrik atau memindahkan kota gitu sebetulnya kalau mau tidak mau cemar, nah kita coba mau mendata apa sebenarnya yang menjadi masalah, ternyata adalah abu ketel atau abu yang keluar dari cerobong pabrik gula, itu pada waktu giling biasanya terbawa angin sehingga mencemari masyarakat yang tinggal disekitar

167  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

pabrik, itu kurang lebih ada 3 desa itu yang ada disana, nah sekarang cerobong itu kita pasangi dengan apa yang namanya kita sebut sebagai dash kolektor, kita ambil lalu kita kumpulkan kebawah, ini kita olah dengan kita tambahkan dengan sedikit campuran tetes yang terbuang, sekarang menjadi paling blok, nah ternyata pafing blok ini lebih kuat daripada yang dibuat oleh semen, sehingga harganya juga lebih mahal dan banyak digunakan untuk pabrik-pabrik atau jalan di depan pabrik yang dilalui oleh kendaraan berat, nah ini jadi pafing blok ini juga menciptakan lapangan kerja baru buat masyarakat, limbahnya atau debunya hilang, dan buat kita merupakan masukan atau pendapatan baru dari sana, dari pafing blok, itu yang pertama.

Yang kedua di Palimanan, di Cirebon ini, nah ini rebutan ini, si petani padi ingin limbahnya dialirkan ke mereka, tapi mereka kalau kelebihan dialirkan sendiri ke sungai, sehingga sampailah pada tambak-tambak dipinggir laut, nah yang dipinggir laut protes karena warnanya menjadi hitam, nah sekarang kita olah limbah itu, petani yang menginginkan tetap kita beri, tapi harus mengambil sendiri, supaya jelas tanggung jawabnya, nah kita olah menjacli pupuk NPK organik cair sekarang, jadi setelah kita lalui dengan beberapa percobaan selama satu tahun, ternyata pada padi yang menggunakan pupuk cair ini rata-rata tumbuh produksinya antara 30-120%, nah ini sekarang saya sedang mendorong untuk ikut program pendampingan bagi .program peningkatan produktifitas padi di Jawa Barat, yang nanti mencakup kurang lebih kalau tidak salah 3 juta hektar, ya kalau kebagian 10% ya lumayan untuk permulaan, tapi paling tidak peringkat daripada pabrik alkohol kita langsung berubah dari hitam tidak perlu melalui cokiat dan ini langsung hijau, insya allah tahun ini kita bisa beroperasi lagi setelah satu tahun tahun 2006 ini berhenti.

Nah mengenai implementasi zero wash ini memang sudah kita implementasikan di seluruh pabrik pak, namun demikian memang harus diakui ini belum bisa seluruh limbahnya kita olah, seperti tadi kami sampaikan bahwa kalau 400 ribu liter perhari selama 4 bulan, semuanya kita olah menjadi pupuk, itu mungkin cukup untuk memberikan pupuk atau digunakan untuk areal + 3,7 hektar, sementara saat ini pemasarannya belum sampai 1 juta hektar pun belum, mungkin baru sekitar 200 ribu hektar, jadi pupuk itu cukup kita gunakan atau kita pakai dari produksi + 7 hari saja, dari rencana 3 bulan, sisanya masih kita olah dan ini akan menjadi biaya, nah mungkin saya sambung langsung kepada pertanyaan berikutnya tentang biaya pak, tadi daun kering tabu ini kita olah menjadi briket pak, mesin briket ini cuman 200 juta, tidak terlalu mahal, 200 juta rupiah kita kurang lebih punya 3 mesin briket jadi hanya 600 juta, sementara daun kering tebu itu berlimpah, nah ini ada yang susah diukur pak, dengan kita olah dariugnya, areal yang terbakar itu makin berkurang, nah berapa dampak dari pada penurunan rendeman terhadap kebakar, ini yang belum kita teliti, yang jelas bahwa jumlah minyak solar atau IDO yang kita gunakan itu berkurang dari 16 juta menjadi 9 juta, ini turunnya kan 7 juta pak, kalau harga IDO sekarang sampai ditempat ± 3600 perliter, artinya kan penghematan yang kita terima itu + 25 Milyar gitu pak, untuk pabrik-pabrik kita yang ada di Cirebon, ada 5 pabrik disana, sementara biaya yang kita keluarkan biaya pengumpulan dan refreshing pembuatan briket hanya + 6 Milyar, jadi kalau dari perusahaan saja ini paling tidak kita bisa hemat 19 Milyar, nah mungkin dampak positif buat masyarakat sekitar

168  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

yang jelas berapa banyak pengumpul daun kering, berapa banyak yang bekerja di pabrik briket ini belum terhitung termasuk yang 19, artinya buat perusahaan ada penghematan yang cukup signifikan.

Buat masyarakat sekitar paling tidak juga menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru, hal lain mungkin juga untuk kanvas rem pak, ini juga ada resikonya, jadi kalau tadi bagaimana kalau kita cantumkan di Undang-Undang, saya pikir ini sifatnya masih anjuran pak, 18 anjuran tapi kalau nanti dicantumkan di Undang-Undang mungkin Undang-Undangnya katakanlah misalnya semua pabrik agro industri diharuskan untuk mengelola atau memanage katakanlah jangan mengolah, memanage limbah yang ada, nah ini sebenarnya kalau itu dicantumkan pak yang lebih penting buat pemerintah adalah memantaunya mungkin pak, karena kalau hanya dicantumkan rasanya limbah seperti ini ya katakanlah cukup mudah untuk disembunyikan sebenarnya, cukup mudah untuk disembunyikan ya, nah kami juga punya kanvas rem katakanlah tadi resiko ini pak, bahwa kanvas rem yang umum yang kita tahu itu terbuat dari asbes, dimana asbes ini jelas dari bahan kimia dan di import, dengan menggunakan kanvas rem yang berbasis pada ampas tebu, jelas lirribahnyakan lebih bagus pak, lebih friendly pasti pertama, kedua ya kalau buat keseluruhan kan importnya bisa dikurangi, paling tidak gitu, alhamdulillah sudah di test pak, ini kita sudah sementara kita pasarkan di 3 kota, di Cirebon lalu di Cianjur dan di Bandung, sasaranya baru pada angkutan kota, jadi karena ini yang bisanya angkot ini kan tidak perduli dari merek, hasil percobaan di beberapa angkot ini kalau menggunakan rem yang bisa dari asbes, umurnya 3 bulan, ini umurnya bisa 4 bulan, jadi satu bulan lebih panjang pertama, kedua harganya sementara ini 20-23% lebih murah dari yang ada, nah kembali soal resiko ini pak, karena ini rem baru tentunya juga belum banyak yang mengenal, butuh waktu untuk pengenalan, untuk saat ini kami dibimbing dari astra untuk terus memperbaiki kualitas daripada rem ini, harapannya pak, setelah angkot lalu sekarang kita masuk sepeda motor, nanti mungkin diujungnya kita akan masuk ke rem kereta api maunya sih, maunya ke kereta api, kereta api kan sekarang 100% masih import dari Australi ini pak, 100% masih dari Australi, jadi belum dibuat disini rem ini gitu, tidak ada salahnya, tapi kita sudah menggalang kerja sama dengan di Madiun, untuk membuat rem ini, jadi percobaan sudah menuju kesana, dari ibu Ida mungkin ya, oh satu lagi yang radiology pak Umar, ini limbah ini kan yang mengelola rumah sakit pak, bukan kita, satu.

Kedua kebetulan memang pabrik ronsen dan radiology ini kita pemegang saham minorotas, jadi tidak terlalu banyak touch masuk kedalam, kita lebih bertugas sebagai tradernya ini pak, bukan masuk ke produknya, kepada bu Ida mungkin kaitannya dengan hal pasal-pasal ini, tadi sebenarnya dari depan sudah kami sampaikan jutsru kami ingin memperluas jangkauan daripada Undang-Undang yang sekarang, hanya bicara mengenai sampah rumah tangga, itupun dipersempit lagi sampah padat rumah tangga, jadi cairnya malah belum ada ini, cairnya belum ada, nah harapan kami bahwa pengelolaan limbah ini kalau tadi pandangannya sama yaitu bahwa limbah di pabrik agro itu adalah asset yang perlu diberdayakan, maka rasanya tidak ada kelirunya kalau ini bagian daripada Undang-Undang ini dimana setiap perusahaan agro industri seharusnya

169  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

mengelola ini dengan baik, apalagi insya allah semuanya dikelola dengan lebih benar, menciptakan produk-produk baru, selain perusahaannya juga mendapatkan untung tambahan tercipta rasanya cukup banyak lapangan kerja, untuk pabrik kanvas rem kami saja dengan kapasitas hanya + 180 ribu set pertahun itu kami bisa menambah + 22-23 tenaga kerja, dengan 180 ribu set itu baru + 30% kapasitas itu, jadi masih bisa naik 4 kali lipat dari itu sebenarnya,

Terima kasih bu. ANGGOTA : ICHWAN ISHAK Instruksi pimpinan. Tadi pertanyaan saya yang tentang implementasi di Undang-Undang pak Rahma, saya

berharap juga jangan final sekarang kita putuskan, mungkin kita pertanyakan persis seperti tadi wadah plastik untuk Aqua dan Unilever.

Itu sebaiknya seperti apa gitu, karena kalau kita cuma anjurkan, kalau Unilever sama itukan wadahnya, plastik dan sebagainya, kalau inikan prosesnya, nah kedua-duanya ini barang kali kita bisa pikirkan selanjutnya setelah ini itu bentuknya seperti apa gitu, sehingga memang ada keterikatan dari perusahaan, kalau yang tadi Unilever dan Aqua wadahnya, ini dari perusahaan seperti RNI, itu dari prosesnya menjadi zero washkan, nah ini bentuknya seperti apa pak, karena kalau di Undang-Undang pengalaman kita kalau hanya sekedar anjuran mengelola dengan baik, itu nggak ada ukurannya, memang kalau ukurannya zero berat, nah ini bentuknya seperti apa yang tidak perlu dijawab sekarang pak Rahma, jadi nanti kita bisa pikirkan yang terbaik itu seperti apa dicantumkan di Undang-Undang, supaya himbauan itu memang bisa ada semacam unsur pemaksaan juga begitu.

Terima kasih pak. KETUA RAPAT : Terima kasih bapak anggota yang saya hormati dan para anggota Pansus yang lain dan

beserta tamu. Kami mohon maaf tadi tidak menyampaikan bahwa target kita acara hari ini adalah jam 3 ya, jam 15, jadi tinggal beberapa menit lagi, karena kami akan melakukan rapat internal juga untuk beberapa hal.

Kami mohon maaf barang kali jika waktu yang tersisa ini untuk di bagi dua, kepada PT. Aqua kami persilahkan.

PT. AQUA GOLDEN MISISIPI : Terima kasih pak. Sebenarnya pak, setiap kemasan produk Aqua dalam botol seperti ini sebenarnya

konsepnya adalah sebenarnya untuk satu kali pakai pak, jadi sebenarnya tidak boleh berulang-ulang begitu, ya kan, jadi cuma sebenarnya satu kali pakai, karena itu kontur dari botolnya pun sebenarnya supaya tidak bisa dipakai itu, mungkin saya bisa kasih lihat contoh ya pak ya, itu langsung di press begini pak, begini.

170  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Jadi prinsipnya adalah satu kali pakai, jadi kita berusaha untuk menghindari supaya kalau bisa Aqua tidak bisa dipalsu-palsu begitu loh pak, karena itu membahayakan, jadi dari konktur maupun dari prinsipnya bahwa itu satu kali pakai.

Kemudian pak mengenai ini, mengenai tanggung jawab produsen dan sebagainya, begini pak, memang saat ini berdasarkan teknologi yang dulu itu plastik itu, maksudnya sebagai kemasan itu belum bisa diolah begitu, tapi sebagai informasi juga, ini mungkin karena kita kan perusahaannya Prancis ya pak ya, sekarang itu sedang dikembangkan teknologi dimana bahan ini bukan dari bahan yang sekarang kimia itu, tapi dari bahan jagung, dari serat jagung yang istilahnya itu nanti akhirnya kalau misalnya itu, jadi istilahnya bisa apa, dikomposkan dan bisa larut dengan alam, jadi terurai, jadi tapi memang kita lagi menuju ke arah sana begitu.

Jadi sebagai dari produsen pun kita sadar bahwa ini yang sekarang ini kurang bagus, tapi istilahnya tidak ramah lingkungan, tapi arah kita menuju kearah situ, memang sih memang mesti dianalisa juga mengenai masalah harga dan sebagainya-sebagainya, tapi itu masalah yang lain dalam arti kita sadar bahwa kita akan menuju ke arah yang kemasan yang lebih ramah lingkungan.

Dan kemudian kalau saya tambahin lagi pak, bapak dan ibu, sebenarnya begini, kalau dari segi timbunan sampah, itu sampah Aqua atau sampah plastik Aqua itu sebenarnya sampah yang paling laris begitu, itu masuknya lapak-lapak itu diambil begitu, jadi kalau misalnya, kalau menurut pendapat saya kalau misalnya bahwa kita harus mengumpulkan kembali, itu kayanya mungkin dari segi perusahaan itu bisa konflik dengan perusahaan-perusahaan atau industry-industri kecil yang ada dibawahnya, jadi kasarnya bisa berebut bisnis, berebut rezeki.

Jadi kayanya mungkin persoalan kita bahwa, kita menyarankan bahwa sebaiknya ya kalau misalnya memang itu sudah terolah oleh industri yang dibawahnya begitu, dalam arti industri yang turunnya begitu, kayanya nggak perlu apa, nggak perlu kita mematikan industri itu.

Terima kasih. KETUA RAPAT : Oke, terima kasih. Cuman mungkin menjadi catatan bahwa Undang-Undang itu dibuat diantaranya adalah

untuk mengurangi konflik, jadi mungkin ada pemikiran-pemikiran yang cukup signifikan, bagaimana kira-kira sebagai rasa pertanggung jawaban produsen untuk meminimalisasi konflik tadi, sehingga kita bisa tuangkan secara bersama-sama untuk info yang lebih baik lagi untuk jangka kedepan.

Pada Unilever kami persilahkan. PT. UNILEVER : Baik terima kasih kepada bapak dewan, dan ibu dewan yang terhormat. Saya langsung saja mengenai bagaimana manfaat atau moderat dari para pemulung, satu

hal yang interonis pak, ternyata di Sidoarjo itu ada AIDUPI (Assosiasi Industri Daur ulang Plastik Indonesia), mereka itu adalah UKM-UKM bapak-ibu, yang mengumpulkan sampah-sampah plastik untuk di recycle menjadi benda lain yang bisa di jual, permasalahannya mereka sering menangis karena kekurangan bahan baku, jadi sampah plastik bekasnya itu sulit sekali mereka dapatkan,

171  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

kemudian yang kedua mereka juga suka curhat ke kita mengatakan bahwa "ko nggak ada insentif ya dari pemerintah" untuk meringankan beban mereka, mereka merasa bahwa mereka adalah salah satu pelaku yang pro terhadap lingkungan dalam hal misalnya apakah mungkin diberikan subsidi dalam bahan baker atau listrik atau apa.

Nah, kalau dilihat seperti ini berarti sebetulnya peranan pemulung itu sangat besar, permasalahannya adalah kembali pemulung tersebut itu kurang dapat terwadahi dengan tercampur baurnya dengan sampah kita yang dari rumah kita masing-masing, itu hanya sekedar gambaran bagaimana rumitnya permasalahan antara pemulung lapak, dan Assosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia ini, kalau tadi ibu Ida menceritakan plastik itu merupakan hantu memang setuju sekali, tapi untuk melakukannya dalam konteks kami pernah melakukan penelitian yang dibantu oleh ITS Surabaya, ternyata plastik itu mau memberikan kontribusi 2% dari total sampah yang di generic, yang timbul 2%, dan dari 2% tersebut sebenarnya lebih dari 60% itu bisa di recycle, lebih dari 60%, tapi kenapa 2% ini itu memang nyelinap kemana-mana karena kembali lagi permasalahannya tidak pernah dipilah dari awal dan pemahaman masyarakat yang masih sederhana dan masih sangat acuh tak acuh.

Kemudian pertanyaan, bagaimana sih memperkuat dampak yang sudah dilakukan yaitu pengalaman kita Jakarata Green and Clean Surabaya dan Surabaya Green and Clean ternyata semuanya itu insentif base bapak-ibu, jadi kalau dikasih insentif diberikan wadah tertentu, motivikasi itu menjadi meningkat, sebagai contoh tahun lalu kita mengadakan lomba Jakarta Green and Clean, di Jakarta bapak-ibu terus terang Unilever rada gerogi juga karena mengetahui betapa kompleksnya permasalahan di Jakarta, tahun lalu kita yang ikut itu pesertanya hanya sekitar 100 RT, yang lainnya cuek, tapi kita terus kampanyekan bersama Delta radio, bersama Republika dari Koran, dan juga kita dibantu LSM yaitu aksi cepat tanggap, kita berempat itu sama-sama melakukan edukasi lewat udara, lewat darat, lewat laut dari segala macam penjuru, line to the line, ternyata tahun ini yang berpartisipasi itu sudah lebih dari 800 RT, kita motivasi mereka, bahkan penduduk-penduduk yang termasuk yang mendaftar kita undang ke Delta, mereka cerita, itu semua orang diundang untuk langsung suruh dengerin radio Delta, jadi kalau ditanya bagaimana memperkuat dampak, berikan insentif buat mereka, berikan sesuatu yang membuat mereka merasa di "ajeni" kata orang jawanya bu.

Kemudian mungkin untuk masalah perplastikan, plastic-plastik produk Unilever hampir semua itu bisa di recycle, dan bagaimana tanggapan kita mengenai beberapa pasal yang tadi ibu Ida sampaikan, mungkin rekan saya pak Franky akan membahasbnya sedikit.

Silahkan pak Franky. PT. UNILEVER (Bpk. FRANKY) Ya, selamat siang. Yang saya bisa tambahkan adalah bahwa peran dari pemerintah itu sebetulnya sangat

penting, memang kalau lihat di RUU nya memang ada disinggung, tapi menurut saya mungkin kurang tajam, yang saya maksud itu adalah bahwa pemerintah yang disebut disana bisa lebih

172  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

dipertajam dalam hal missalnya bagaimana, misalnya disana ada bilang bahwa bagaimana supaya masyarakat bisa memilah sampah, ada ngomong disitu, tapi sekarang bagaimana pemerintah, sebenarnya pemerintah bisa fasilitasi dalam hal itu, jadi biasanya kalau reward, kalau kita kasih reward, insentif, itu hasilnya akan lebih baik, daripada kita terapkan pinalti, kalau pinalti biasanya orang akan mencari celah, bagaimana dia bisa by pass ya pinalti itu,

Ya dia merasa bangga ya bisa, misalnya ada pinlati tapi dia bisa by pass, kalau reward itu akan memacu orang lebih positif, jadi maksud saya misalnya dalam hal tiap provinsi kan ada lurah juga ada yang macam-macam, lurah bisa gerakan RW, RW-RW, RT, jadi kalau kita bisa manfaatkan, struktur itu, saya kita akan sangat bagus untuk menangani hal sampah ini ya, sebab tadi yang kita paparkan adalah bahwa 70% itu sampah, adalah dari rumah tangga, kalau itu bisa dilakukan berarti sudah kurangi 70%, jadi tinggal 30%, dan dari 30% itu, itu yang dari hilir, itukan produsen misalnya sudah semua bisa di recycle, atau 26%nya lah misalnya yang dari Unilever itu sudah bisa di recycle, cuma tinggal 4% saja, jadi tugas dari pemerintah atau dari masyarakat juga akan jauh lebih ringan, kalau kita lihat di Amerika itukan tiap rumah tangga kan diharuskan untuk memilah sampahnya, kalau dia tidak memilah sampahnya dia tidak diangkut, jadi maksud saya pemerintah bisa fasilitasi itu dari situ, jadi itu mungkin bisa dituangkan disitu, dan satu hal lagi, itukan ada Undang-Undang penanaman modal, jadi supaya Undang-Undang nanti Undang-Undang persampahan ini dikeluarkan itu bisa dibiayakan, atau teks didagtable ya, itu antara satu itu, Terus kalau ada saran lanjutannya nanti kita akan tuangkan didalam supaya bisa sejalan juga dengan Undang-Undang penanaman modal itu, misalnya untuk CSR sekarangkan masih belum boleh dibiayakan, jadi perusahaan kalau melakukan misalnya untuk menangani sampah itu, itu adalah kerelaan dari perusahaan, jadi mungkin pemerintah bisa dalam hal ini, misalnya biaya yang tertulisnya supaya lebih jelas, nanti kita bisa lebih menjabarkan lagi itu.

Ya, terima kasih. KETUA RAPAT : Oke, terima kasih atas masukan-masukannya dan kami menunggu masukan-masukan

secara tertulis, agar kita bisa kemudian mengkompilasinya dengan masukan-masukan yang lainnya.

Bapak-ibu anggota Pansus yang saya hormati, juga para tamu, nampaknya alhamdulillah paparan dan pertanyaan sudah kita selesaikan, dan waktu yang sudah kita anjangkan sudah sampai pada jam 15, oleh karenanya barang kali kita tutup acara pada kesempatan sore hari ini dengan pertama-tama kami mengucapkan sekali lagi terima kasih dan kami menunggu informasi masukannya.

ANGGOTA : IR. ASFIHANI Pimpinan, Pimpinan boleh tambah sedikit tidak. KETUA RAPAT : Oh begitu, Silahkan. ANGGOTA : IR. ASFIHANI

173  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Saya hanya menambah sedikit bapak, tadi karena saya tertarik satu dari RNI, nah selama itukan ada produk ekses tadi, jadi ada baiknya mungkin tidak perlu pertemuan tapi kita diberi informasi lebih lengkap, contohnya soal kanvas rem, ekses-eksesnya bisa tidak di minimize, nah kita butuh gambaran detailnya spek itu.

Yang kedua lebih penting lagi dari teman tadi dari Golden Misisipi Aqua tadi, ini juga tolong diberi informnasi karena arah kepada yang tadi orientasinya kesana kan, karena sebaik mungkinkan Undang-Undang ini dibikin juga mengkover waktu kedepan, the futurenya, jadi info tentang serat jagung tadi misalnya, kenapa kita butuh data failed kurang lebih agar lebih measurelable, kapan hal itu bisa terealisasi, sehingga kan kalau bisa itu, oh pak ini mungkin dalam satu-dua tahun sudah bisa tercover, sudah bisa diproduk dengan bahan seperti itu sehingga dia menjadi organik, sehingga kita masukan nafas itu tadi dalam rangkaian Undang-Undang ini tadi, misalnya diprediksi bila segera berlaku seperti ini misalnya pak.

Terima kasih pak. Jakarta, 27 Juni 2007

a.n. Ketua Rapat Sekretaris Rapat,

ttd Dra. Dewi Barliana, M. Psi

210002347

174  

ARSIP D

AN DOKUMENTASI