analisis kesehatan keuangan koperasi pegawai republik ...

177
ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEYEGAN TAHUN 2015-2019 MENGGUNAKAN PEARLS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Oleh: Nikita Uta Damayanti NIM: 161324002 PROGRAM STUDI PENDIDKAN EKONOMI BIDANG KEAHILAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of analisis kesehatan keuangan koperasi pegawai republik ...

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI)

SEYEGAN TAHUN 2015-2019 MENGGUNAKAN PEARLS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Nikita Uta Damayanti

NIM: 161324002

PROGRAM STUDI PENDIDKAN EKONOMI

BIDANG KEAHILAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI)

SEYEGAN TAHUN 2015-2019 MENGGUNAKAN PEARLS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Nikita Uta Damayanti

NIM: 161324002

PROGRAM STUDI PENDIDKAN EKONOMI

BIDANG KEAHILAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada orang-orang yang berjasa dalam hidup saya

yaitu.

1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih dan cintanya kepada saya.

2. Bapak R. Hendrikus Wihandoko Suko Lelono dan Ibu Aostolia Sri

Purlastuti yang telah dengan tulus iklhas dengan kasih sayangnya memberikan

dukungan doa, moral dan material kepada saya. Adik saya tercinta Asmara

Wikara Prayojana yang selalu memberikan semangat kepada saya selama saya

menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

3. Sahabat-sahabat saya Christina Rita Haryanti, Odilia Anisa Berliana, Seno

Ajie Pion Kurniawan, Marya Natalia Dwi W, dan Kristian Wijaya yang

memberikan keceriaan, semangat, dan selalu menemani saya selama saya kuliah

di Universitas Sanata Dharma.

4. Marcellinus Hestu Kurniandaru, S.H. (6 Mei) yang selalu memberikan

semangat, dukungan, dan motivasi kepada saya selama menyelesaikan skripsi ini.

“Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:

Universitas Sanata Dharma tercinta”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam

segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur

(Filip 4:6)

Jangan pernah menyerah di awal proses, percayalah akan ada keberhasilan pada

akhir proses yang memberikanmu kebahagiaan

(Nikita Uta Damayanti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI

REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEYEGAN TAHUN 2015-2019

MENGGUNAKAN PEARLS

Nikita Uta Damayanti

Universitas Sanata Dharma

2020

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesehatan keuangan Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan tahun 2015-2019 dengan

menggunakan PEARLS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian

dilakukan di KPRI Seyegan pada bulan April-Mei 2020. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data

yang digunakan adalah analisis PEARLS (Protection, Effective Financial

Structure, Asset Quality, Rate of Return and Cost, Liquidity, dan Signs of

Growth).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) komponen Protection untuk

indikator P1 dan P2 berada dalam kriteria sehat; (2) komponen Effective Financial

Structure untuk indikator E1, E5, E7, dan E8 berada dalam kriteria tidak sehat; (3)

komponen Asset Quality untuk indikator A1 dan A2 berada dalam kriteria sehat;

(4) komponen Rate of Return and Cost untuk indikator R8 berada dalam kriteria

sehat, namun pada indikator R9 dan R12 berada dalam kriteria tidak sehat; (5)

komponen Liquidity untuk indikator L1 menunjukkan kriteria tidak sehat,

sedangkan indikator L3 berada dalam kriteria sehat; dan (6) komponen Signs of

Growth untuk indikator S10 menunjukkan kriteria tidak sehat, dan untuk indikator

S11 tahun 2015, 2016, 2017, dan 2019 berada dalam kriteria tidak sehat,

sedangkan tahun 2018 berada dalam kriteria sehat.

Kata kunci: Koperasi Republik Indonesia (KPRI), kesehatan keuangan, PEARLS

(Protection, Effective Financial Structure, Asset Quality, Rate of Return and Cost,

Liquidity, dan Signs of Growth)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FINANCIAL HEALTH OF KOPERASI PEGAWAI

REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEYEGAN 2015-2019 USING PEARLS

Nikita Uta Damayanti

Sanata Dharma University

2020

This research aimed to analyze the financial health of Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) Seyegan using PEARLS for the period 2015 to 2019.

This study is descriptive research. The research was conducted at KPRI Seyegan

in April-May 2020. The data collection techniques were interview and

documentation. The data analysis technique was PEARLS (Protection, Effective

Financial Structure, Asset Quality, Rate of Return and Cost, Liquidity, and Signs

of Growth) analysis.

The results of data analysis showed that: (1) the Protection component for

P1 and P2 indicators was in the healthy criteria; (2) the Effective Financial

Structure component for E1, E5, E7, and E8 indicators was in the unhealthy

criteria; (3) the Asset Quality component for A1 and A2 indicators was in the

healthy criteria; (4) the Rate of Return and Cost component for R8 indicator was

in the healthy criteria, but for R9 and R12 indicators was in the unhealthy

criteria; (5) the Liquidity component for L1 indicator was in the unhealthy

criteria, while for L3 indicator was in the healthy criteria; and (6) the Signs of

Growth component for the S10 indicator was in the unhealthy criteria, and for the

S11 indicator for 2015, 2016, 2017, and 2019 was in the unhealthy criteria, while

in 2018 it was in the healthy criteria.

Keywords: Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), financial health,

PEARLS (Protection, Effective Financial Structure, Asset Quality, Rate of Return

and Cost, Liquidity, and Signs of Growth)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Batasan Masalah ............................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ............................................................................ 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

Halaman

D. Tujuan Penelitian.............................................................................. 9

E. Manfaat Penelitian............................................................................ 9

F. Definisi Operasional ......................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORITIK .............................................................................. 12

A. Koperasi ........................................................................................... 12

B. Koperasi Simpan Pinjam .................................................................. 24

C. Laporan Keuangan ........................................................................... 30

D. Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam .................................. 34

E. Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam ............................... 37

F. Analisis PEARLS .............................................................................. 44

G. Penelitian yang Relevan ................................................................... 60

H. Kerangka Berpikir ............................................................................ 63

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 66

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 66

B. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................ 66

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 66

D. Variabel Penelitian ........................................................................... 67

E. Definisi Operasional ......................................................................... 68

F. Sumber Data ..................................................................................... 69

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 69

H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

Halaman

BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................................ 73

A. Sejarah Singkat KPRI Seyegan ........................................................ 73

B. Struktur Organisasi KPRI Seyegan .................................................. 75

C. Keanggotaan KPRI Seyegan ............................................................ 77

D. Jumlah Anggota KPRI Seyegan ....................................................... 78

E. Produk Simpanan Anggota............................................................... 80

F. Produk Pinjaman Anggota ............................................................... 81

G. Produk Sosial.................................................................................... 82

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................... 84

A. Deskripsi Data .................................................................................. 84

B. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................ 91

BAB VI PENUTUP ................................................................................... 126

A. Kesimpulan ...................................................................................... 126

B. Saran ................................................................................................. 128

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 131

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 132

Lampiran .......................................................................................................... 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ...................................................................... 60

Tabel 3.1 Rumus Analisis PEARLS .................................................................... 70

Tabel 3.2 Kriteria Sehat Analisis PEARLS ........................................................ 71

Tabel 4.1 Pembagian Tugas Pengurus KPRI Seyegan........................................ 76

Tabel 5.1 Laporan Laba Rugi KPRI Seyegan Tahun 2015-2019 ....................... 86

Tabel 5.2 Ketersediaan Dana Cadangan terhadap Total Pinjaman Macet2

Lebih Dari 12 Bulan (P1) .................................................................................... 92

Tabel 5.3 Ketersediaan Dana Cadangan Risiko & Provisi Pinjaman Lalai

Bersih terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2) ...................................... 96

Tabel 5.4 Saldo Pinjaman Beredar terhadap Total Aset (E1) ............................. 98

Tabel 5.5 Simpanan Non-Saham terhadap Total Aset (E5) ................................ 100

Tabel 5.6 Modal Saham terhadap Total Aset (E7) .............................................. 102

Tabel 5.7 Modal Kelembagaan terhadap Total Aset (E8) ................................... 104

Tabel 5.8 Total Kelalaian Pinjaman terhadap Total Aset (A1) ........................... 105

Tabel 5.9 Aset-Aset Yang Tidak Menghasilkan (A2) ........................................ 107

Tabel 5.10 Margin Pendapatan Kotor terhadap Total Rata-Rata Aset (R8) ....... 109

Tabel 5.11 Biaya Operasional terhadap Total Rata-Rata Aset (R9) ................... 111

Tabel 5.12 Rasio Sisa Hasil Usaha (SHU) (R12) ............................................... 113

Tabel 5.13 Dana Cadangan Likuid terhadap Simpanan Non-Saham (L1).......... 115

Tabel 5.14 Dana Likuid Yang Menganggur (L3) ............................................... 116

Tabel 5.15 Pertumbuhan Anggota (S10) ............................................................. 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

Halaman

Tabel 5.16 Pertumbuhan Total Aset (S11) .......................................................... 119

Tabel 5.17 Rangkuman Hasil Analisis Kualitatif Kesehatan Keuangan

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan Tahun

2015-2019 Menggunakan PEARLS..................................................................... 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 65

Gambar 4.1 Lokasi KPRI Seyegan ..................................................................... 74

Gambar 4.2 Gedung KPRI Seyegan ................................................................... 75

Gambar 5.1 Jumlah Anggota KPRI Seyegan Tahun 2019 .................................. 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1.1 Jumlah Koperasi Aktif di Indonesia Tahun 2015-2019 ..................... 2

Grafik 1.2 Jumlah Koperasi di DIY Tahun 2015-2019....................................... 5

Grafik 1.3 Jumlah Koperasi Aktif di DIY Tahun 2015-2019 ............................. 5

Grafik 4.1 Jumlah Anggota KPRI Seyegan Tahun 2015-2019 ........................... 79

Grafik 5.1 Perkembangan Neraca KPRI Seyegan Tahun 2015-2019 ................. 85

Grafik 5.2 Perkembangan Laporan Laba Rugi KPRI Seyegan Tahun

2015-2019 ........................................................................................................... 86

Grafik 5.3 Perkembangan Jumlah Anggota KPRI Seyegan

Tahun 2015-2019 ................................................................................................ 88

Grafik 5.4 Kelalaian Pinjaman 1-12 Bulan Tahun 2015-2019 ........................... 90

Grafik 5.5 Kelalaian Pinjaman >12 Bulan Tahun 2015-2019............................. 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian di KPRI Seyegan ..........................................137

Lampiran 2. Neraca KPRI Seyegan Tahun 2015 ................................................138

Lampiran 3. Neraca KPRI Seyegan Tahun 2016 ................................................139

Lampiran 4. Neraca KPRI Seyegan Tahun 2017 ................................................140

Lampiran 5. Neraca KPRI Seyegan Tahun 2018 ................................................141

Lampiran 6. Neraca KPRI Seyegan Tahun 2019 ................................................142

Lampiran 7. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan Tahun 2015 ............................143

Lampiran 8. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan Tahun 2016 ............................144

Lampiran 9. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan Tahun 2017 ............................145

Lampiran 10. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan Tahun 2018 ..........................146

Lampiran 11. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan Tahun 2019 ..........................147

Lampiran 12. Data Statistik Pinjaman Lalai KPRI Seyegan hingga

tahun 2019 ...........................................................................................................148

Lampiran 13. Data Statistik Keanggotaan KPRI Seyegan Tahun

2015 hingga Tahun 2019 .....................................................................................149

Lampiran 14. Data Perhitungan PERALS ...........................................................151

Lampiran 14. Perhitungan 15 Indikator PEARLS ...............................................153

Lampiran 15. Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Republik

Indonesia (KPRI) Seyegan Tahun 2015-2019 Menggunakan PEARLS .............162

Lampiran 16. Rangkuman Hasil Analisis Kualitatif Kesehatan

Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan Tahun

2015-2019 Menggunakan PEARLS..................................................................... 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi merupakan suatu organisasi yang telah dikenal hampir seluruh

masyarakat Indonesia. Kehadiran koperasi di tengah-tengah masyarakat tidak

hanya untuk mencari keuntungan semata namun lebih dari itu koperasi hadir

untuk dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan memajukan

kepentingan ekonomi anggota koperasi. Pentingnya peranan koperasi tersebut

menuntut koperasi untuk dapat bertahan dan berkembang di Indonesia serta

mampu menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan lainnya yang berusaha

pula untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi anggotanya. Oleh sebab itu,

koperasi harus mampu menjadi lembaga keuangan yang dapat bertanggung jawab

atas kepercayaan masyarakat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan

menjaga kualitas koperasi.

Pemerintah Indonesia telah mengupayakan suatu program untuk

mewujudkan koperasi yang berkualitas yaitu program reformasi total koperasi.

Program tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2015 lalu. Pelaksanaan program

ini dilakukan melalui pengolahan data koperasi dan pembekuan/pembubaran

koperasi yang tidak aktif (rehabilitasi), pemberdayaan koperasi dari kuantitas

menjadi kualitas (reorientasi), serta pengembangan koperasi aktif

(https://nasional.kontan.co.id). Dalam pelaksanaan program ini, Kementrian

Koperasi dan UKM (Kemkop UKM) telah membekukan/membubarkan 81.686

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

koperasi dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Berdasarkan informasi dari

Rully Indrawan selaku sekertaris Kemkop UKM, pemerintah akan terus

melakukan seleksi terhadap koperasi tidak aktif di Indonesia. Melalui pelaksanaan

program reformasi total koperasi, saat ini koperasi di Indonesia berada dalam

kondisi yang lebih baik meskipun jumlah koperasi aktif menjadi lebih kecil

(https://keuangan.kontan.co.id). Adapun jumlah koperasi aktif di Indoneisa dalam

kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber: www.depkop.go.id

Grafik 1.1 Jumlah Koperasi Aktif di Indonesia tahun 2015-2019

Berdasarkan grafik 1.1, pada tahun 2015 hingga tahun 2017 jumlah koperasi

aktif di Indonesia mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2018 hingga tahun

2019 jumlah koperasi aktif mengalami penurunan. Penurunan jumlah koperasi

aktif tersebut salah satunya karena dampak dari pembekuan/pembubaran koperasi

yang dinilai tidak aktif. Pembekuan/pembubaran koperasi tersebut tidak terlepas

dari permasalahan yang dihadapi koperasi. Permasalahan yang dihadapi koperasi

dapat disebabkan karena faktor eksternal (dari pihak luar koperasi) dan faktor

internal (dari pihak dalam koperasi). Beberapa kasus permasalahan koperasi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun terakhir lebih disebabkan oleh

permasalahan internal.

Pada awal tahun 2017, kasus permasalahan internal terjadi di Kabupaten

Sidoarjo, Jawa Timur. Sebanyak 35% koperasi bangkrut, dari total 1.450 koperasi

yang berada di Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan informasi M Tjarda selaku

sekretaris Dinas Koperasi dan Unit Kecil Menengah Sidoarjo terdapat 500

koperasi tutup di awal tahun. Jenis koperasi yang tutup didominasi oleh koperasi

simpan pinjam (KSP). Faktor penyebab banyaknya koperasi di Kabupaten

Sidoarjo tutup, terkait dengan permasalahan internal koperasi. Permasalahan

internal pada kasus tersebut adalah modal koperasi yang habis untuk dana kredit,

sementara pembayaran dari anggota terkait mengembalian pinjaman kredit

mengalami kemacetan. Kredit macet disebabkan oleh mismanajemen pengurusnya

yang kurang profesional dalam mengelola keuangan koperasi

(www.tribunnews.com).

Permasalahan koperasi juga terjadi di Kecamatan Maron, Probolinggo, Jawa

Timur. Pada akhir tahun 2017 KPRI Rukun Maron mengalami permasalahan

dalam pengolahan dan manajemen keuangan serta aset koperasi, sehingga anggota

koperasi mengalami kerugian yang cukup besar. Akibat dari kasus tersebut

anggota koperasi tidak dapat menarik simpanan wajib yang telah disetorkannya

(www.timesindonesia.co.id).

Kasus yang serupa juga terjadi di Kabupaten Pasuruan sekitar Bulan Januari

2019. Selama tahun 2018, terdapat 110 koperasi yang tidak aktif. Koperasi

tersebut tidak aktif dikarenakan adanya penurunan jumlah usaha, rendahnya daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

beli masyarakat, manajemen koperasi yang tidak sehat, hingga SDM (Sumber

Daya Manusia) yang kurang profesional. Berdasarkan informasi dari Edi Nurhadi

selaku sekertaris Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pasuruan, pihak

pemerintah akan melakukan pengawalan yang lebih ketat kepada koperasi yang

produktif dengan harapan koperasi tersebut dapat berkembang dan memberikan

hasil yang menguntungkan bagi anggotanya (https://faktualnews.co).

Permasalahan koperasi juga terjadi di Kalimantan tepatnya di Kota

Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dinas Koperasi dan UKM Kalimantan Selatan

mencatat bahwa terdapat 323 koperasi di Kalimantan Selatan telah dibubarkan

terhitung sejak Bulan November 2018. Berdasarkan informasi dari Gustava Yandi

selaku kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalimantan Selatan, penyebab koperasi-

koperasi tersebut dibubarkan karena adanya persaingan modal dan mismanajemen

internal (https://kumparan.com).

Selain terjadi pada beberapa daerah di atas, permasalahan koperasi juga

terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Permasalahan tersebut disebabkan karena

terjadi penurunan jumlah koperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam

kurun waktu 4 tahun terakhir. Data jumlah koperasi di Daerah Istimewa

Yogyakarta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Sumber: bapeda.jogjaprov.go.id

Grafik 1.2 Jumlah Koperasi di DIY tahun 2015-2019

Berdasarkan grafik 1.2 di atas, jumlah koperasi di Daerah Istimewa

Yogyakarta dari tahun 2016 sampai 2019 mengalami penurunan. Pada tahun 2016

jumlah koperasi di Yogyakarta adalah 2.738. Jumlah tersebut mengalami

penurunan sebanyak 358 pada tahun 2017 sehingga jumlah koperasi menjadi

2.380. Jumlah tersebut kembali menurun pada tahun 2018 menjadi 1.989 dan

kembali menurun pada tahun 2019 menjadi 1.918 koperasi. Penurunan jumlah

koperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta diikuti dengan penurunan jumlah

koperasi aktif di Daerah Istimewa Yogyakarta (bapeda.jogjaprov.go.id, 2020).

Sumber: bapeda.jogjaprov.go.id

Grafik 1.3 Jumlah koperasi aktif di DIY tahun 2015-2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Berdasarkan grafik 1.3 tersebut terlihat bahwa jumlah koperasi aktif di

Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2016 hingga tahun 2017 mengalami

penurunan. Namun pada tahun berikutnya koperasi mulai memperbaiki

kualitasnya sehingga jumlah koperasi pada tahun 2018 mengalami peningkatan.

Namun pada tahun 2019 jumlah koperasi aktif di Daerah Istimewa Yogyakarta

kembali mengalami penurunan. Penurunan jumlah koperasi aktif di Daerah

Istimewa Yogyakarta disebabkan karena kurangnya partisipasi aktif anggota

koperasi serta pengurus yang kurang profesional dalam megelolah kesehatan

keuangan koperasi sehingga berdampak pada kesehatan keuangan koperasi yang

tidak sehat (www.koperasi.net).

Kesehatan keuangan koperasi penting untuk diusahakan oleh koperasi agar

dapat mengetahui kondisi dan keadaan kesehatan keuangan koperasi pada setiap

periode (Eindrias dan Azizah, 2017:137). Kesehatan keuangan koperasi dapat

digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menghambat kesehatannya

sehingga koperasi dapat memperbaiki kinerjanya pada periode yang akan datang

(Indriawati, Winarno, dan Wijijayanti, 2017:36). Untuk menjaga kesehatan

keuangan koperasi diperlukan analisis kesehatan keuangan koperasi. Analisis

kesehatan keuangan pada koperasi simpan pinjam dapat diukur dengan

menggunakan sistem analisis kesehatan keuangan koperasi simpan

pinjam/koperasi kredit yaitu CAMEL dan PEARLS.

CAMEL merupakan analisis yang dapat mengukur kesehatan keuangan

secara kuantitatif dan kualitatif. Komponen dari CAMEL yaitu Capital, Asset

quality, Management, Earnings, dan Liquidity. Penilaian kualitatif diukur dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

komponen management. Namun penilaian di dalam CAMEL kurang dapat

memberikan penilaian terhadap koperasi simpan pinjam/koperasi kredit karena

CAMEL tidak mengukur pertumbuhan dan tidak menilai secara lengkap struktur

keuangan koperasi simpan pinjam (Ibnoe (dalam Kurniyati, 2011:39)).

Dewan Dunia Koperasi Kredit atau World Concil of Credit Unions

(WOCCU) merekomendasikan suatu rasio keuangan yang lebih lengkap yaitu

PEARLS. PEARLS merupakan seperangkat rasio keuangan yang dirancang untuk

dapat megukur kesehatan keuangan pada koperasi simpan pinjam. Dengan

menggunakan PEARLS maka pengurus atau manajer dapat mengetahui

permasalahan atau kelemahan yang terdapat dalam keuangan koperasi simpan

pinjam yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dicari solusi atau penyelesaian

terhadap permasalahan tersebut sehingga tidak terjadi pada periode-periode

berikutnya. Terdapat enam komponen di dalam PEARLS yaitu Protection

(perlindungan), Efective Financial Structure (struktur keuangan yang efektif),

Asset Quality (kualitas aset), Rates of Return and Cost (tingkat pengembalian dan

biaya), Liquidity (likuiditas), dan Signs of Growth (tanda-tanda pertumbuhan)

(Kurniyati, 2011:40).

Salah satu koperasi di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Seyegan. Koperasi ini merupakan koperasi pegawai negeri yang bergerak

dalam bidang usaha simpan pinjam. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

bendahara II KPRI Seyegan yang bernama Bapak Harto, B. A. di ketahui bahwa

selama KPRI Seyegan ini berdiri kurang lebih 30 tahun yang lalu, koperasi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

belum pernah melakukan analisis kesehatan keuangan secara mandiri. Hal ini

dikarenakan pengurus di KPRI Seyegan ini kurang memiliki ketrampilan khusus

dalam melakukan analisis kesehatan keuangan. Di sisi lain, analisis kesehatan

keuangan koperasi sangat penting bagi keberlangsungan sebuah koperasi simpan

pinjam. Analisis kesehatan keuangan secara rutin dapat membantu koperasi

simpan pinjam untuk mengetahui kondisi keuangan dan mengetahui permasalahan

dalam keuangan koperasi sehingga dapat segera diselesaikan agar tidak terjadi

pada periode-periode selanjutnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI

PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEYEGAN TAHUN 2015-

2019 MENGGUNAKAN PEARLS”.

B. Batasan Masalah

Agar dapat memberikan hasil analisis yang mendalam, maka penulis

memberikan batasan-batasan sebagai berikut.

1. Penelitian ini hanya dilakukan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Seyegan.

2. Analisis kesehatan keuangan koperasi hanya dilakukan dengan

menggunakan PEARLS (Protection (perlindungan), Efective Financial Structure

(struktur keuangan yang efektif), Asset Quality (kualitas aset), Rates of Return

and Cost (tingkat pengembalian dan biaya), Liquidity (likuiditas), dan Signs of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Growth (tanda-tanda pertumbuhan)), sedangkan analisis kesehatan keuangan

dengan menggunakan sistem lainnya tidak dibahas dalam penelitian ini.

3. Kesehatan keuangan yang dianalisis hanya periode tahun 2015 hingga tahun

2019.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimana analisis kesehatan keuangan

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan tahun 2015-2019 dengan

menggunakan PEARLS?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesehatan keuangan

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan tahun 2015-2019 dengan

menggunakan PEARLS.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat kepada beberapa

pihak antara lain:

1. Bagi KPRI Seyegan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan kepada pengurus di KPRI Seyegan tentang salah satu sistem analisis

kesehatan keuangan koperasi yaitu PEARLS. Selain itu, hasil penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diharapkan mampu memberikan informasi tentang kondisi keuangan KPRI

Seyegan sehingga dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat membantu peneliti untuk dapat menyalurkan ilmu yang

telah dipelajari selama perkuliahan. Selain itu, penelitian ini dapat memperluas

pengetahuan dari peneliti tentang salah satu koperasi yang berada di Kecamatan

Seyegan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik

untuk meneliti analisis kesehatan keuangan dengan menggunakan PEARLS.

4. Bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat memberikan tambahan pustaka tentang penelitian yang

terkait dengan analisis kesehatan keuangan koperasi menggunakan PEARLS

(Protection, Effective Financial Structure, Asset Quality, Rates of Return and

Cost, Liquidity, dan Signs of Growth).

F. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini adalah:

1. Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi dalam penelitian ini adalah laporan

pertanggungjawaban pengurus dan pengawas KPRI Seyegan pada tahun 2015

hingga tahun 2019 yang terdiri laporan neraca keuangan, laporan laba rugi, data

pinjaman lalai anggota KPRI Seyegan, dan data keanggotaan KPRI Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2. Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam dalam penelitian ini adalah

kondisi atau keadaan sehat atau tidaknya koperasi simpan pinjam yang dianalisis

dengan menggunakan analisis PEARLS yaitu Protection (perlindungan), Effective

Financial Structure (struktur keuangan yang efektif), Asset Quality (kualitas aset),

Rates of Return and Cost (tingkat pendapatan dan biaya), Liquidity (likuiditas),

Signs of Growth (tanda-tanda pertumbuhan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Koperasi merupakan salah satu organisasi yang cukup diminati oleh

masyarakat sehingga banyak masyarakat yang bergabung dalam organisasi

koperasi.

Berdasarkan definisi menurut Hatta (1954) koperasi merupakan

perkumpulan orang-orang yang lemah dan memiliki tujuan yang sama untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pengeluaran yang rendah, sehingga

keberadaan koperasi ini untuk memenuhi kepentingan bersama dan bukan untuk

mencari keuntungan (Baswir, 1997:4).

Konferensi Buruh Internasional (International Labor Organization = ILO,

1966) menyatakan bahwa suatu organisasi koperasi merupakan perkumpulan

orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dan secara sukarela bergabung

menjadi anggota koperasi sehingga membentuk suatu organisasi yang diawasi

secara demokratis, modal diperoleh melalui penyetoran kontribusi yang sama oleh

anggota, selain itu juga dilakukan pembagian risiko dan manfaat yang wajar dari

usaha koperasi sehingga anggota dapat berperan aktif dalam kegiatan koperasi

(Partomo, 2009:12).

Anoraga dan Sudantoko (2002:1) mengemukakan pendapatnya bahwa

koperasi merupakan suatu perkumpulan orang-orang ataupun badan-badan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

bergabung secara sukarela karena adanya kesamaan kebutuhan sehingga bekerja

sama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan pribadi maupun

perusahaan. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Widyanti dan Sunindhia

(2003:1) yang mengatakan pendapatnya bahwa koperasi adalah suatu

perkumpulan orang-orang atau badan-badan yang bergabung secara sukarela

untuk menjadi anggota koperasi dengan bekerja sama secara kekeluargaan untuk

dapat meningkatkan kesejahteraan jasmaniah anggotanya.

Di dalam UU No. 25/1992 pasal 1 tentang perkoperasian dijelaskan bahwa

koperasi merupakan suatu badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

atau didirikan oleh badan hukum koperasi, yang dalam menjalankan kegiatan

usahanya selalu berdasarkan atas prisip koperasi dan berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

Berdasarkan pendapat para ahli dan UU No. 25/1992 pasal 1 di atas, maka

pengertian koperasi adalah perkumpulan orang-orang atau badan usaha yang

memiliki tujuan untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama sehingga

membentuk suatu organisasi. Dalam menjalankan usahanya, koperasi tidak

menetapkan keuntungan sebagai tujuan utama namun lebih dari itu tujuan

koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

2. Landasan Koperasi

Partomo (2009:14) mengemukakan pendapatnya bahwa dalam menjalankan

kegiatan usahanya, koperasi memiliki landasan yang merupakan pedoman bagi

organisasi koperasi untuk dapat menentukan arah, tujuan, peranan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

kedudukannya di dalam sistem perekonomian Indonesia. Berdasarkan pasal 2 UU

No. 25/1992 tentang perkoperasian, koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, selain itu koperasi

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Tambunan (2019:10) mengemukakan

pendapatnya bahwa landasan koperasi terdiri atas tiga unsur yaitu.

a. Landasan idiil koperasi adalah Pancasila. Dalam menjalankan kegiatan

usaha untuk mencapai kepentingan-kepentingan ekonomi bersama, koperasi harus

berdasarkan atas Pancasila sebagai falsafah dan moral hidup bangsa Indonesia

serta menerapkan lima sila yang terkandung dalam Pancasila dalam setiap

kegiatan yang dijalankan.

b. Landasan struktural koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar

NKRI Tahun 1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 ayat (1) Undang-

Undang Dasar NKRI Tahun 1945 beserta penjelasannya. Landasan struktural dan

landasan gerak koperasi merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur

terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita-cita suatu bangsa. Bagi bangsa

Indonesia, segala usaha dan kegiatan ekonomi diatur dalam Undang-Undang

Dasar NKRI Tahun 1945.

c. Landasan mental pada koperasi adalah rasa kesetiakawanan dan rasa

kesadaran berpribadi. Harga diri dan ketinggian budi seseorang dapat tercermin

dalam rasa setia kawan dan kesadaran seseorang untuk hidup saling tolong-

menolong dan membantu di antara sesama manusia (self help).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

3. Tujuan Koperasi

Tujuan koperasi tercantum dalam pasal 3 UU No. 25/1992 tentang

perkoperasian. Menurut UU No. 25/1992 pasal 3 koperasi bertujuan

meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, selain itu koperasi juga ikut ambil bagian dalam membangun tatanan

perekonomian bangsa Indonesia untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju,

berkeadilan, dan makmur sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945. Berdasarkan bunyi pasal tersebut, maka tujuan koperasi Indonesia dapat

dirumuskan menjadi tiga hal yaitu:

a. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya;

b. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan

c. Untuk membangun tatanan perekonomian nasional yang maju, adil, dan

makmur.

4. Prinsip Koperasi

Dalam menjalankan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan koperasi, maka

koperasi didasari atas prinsip yang tercantum dalam UU No. 25/1992 tentang

perkoperasian. Di dalam pasal 5 UU No. 25/1992 dijelaskan prinsip-prinsip

koperasi yang tercantum meliputi:

a. Keanggotaan pada koperasi memiliki sifat sukarela dan terbuka;

b. Pengawasan yang dilakukan oleh anggota diselenggarakan secara

demokratis;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

c. Dalam melakukan pembagian pada Sisa Hasil Usaha (SHU), koperasi

melakukan pembagiannya secara adil dan disesuaikan dengan besarnya jasa

yang diberikan masing-masing anggota kepada koperasi. Selain itu

pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) disesuaikan juga dengan ketersediaan

modal koperasi;

d. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi juga memiliki prinsip

kemandirian;

e. Koperasi memberikan pendidikan perkoperasian bagi anggota, pengawas,

pengurus, dan karyawannya, selain itu koperasi juga memberikan informasi

tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi yang ditujukan kepada

masyarakat;

f. Koperasi melaksanakan kerja sama dengan koperasi lain melalui jaringan

kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional untuk

dapat memperkuat gerakan koperasi.

5. Macam-Macam Koperasi

Koperasi berdiri sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai, sehingga

koperasi memiliki beberapa jenis. Jenis koperasi dapat dibedakan menurut hal-hal

sebagai berikut.

a. Jenis koperasi berdasarkan kegiatan usaha koperasi/kepentingan ekonomi

anggota tercantum dalam UU Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 pasal 82-

84 adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

1) Koperasi konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.

2) Koperasi produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi

yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.

3) Koperasi jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non-

anggota.

4) Koperasi simpan pinjam

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi melayani anggotanya melalui

kegiatan usaha simpan pinjam.

b. Jenis koperasi berdasarkan latar belakang anggotanya (Muljono, 2012:4)

1) Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi Unit Desa (KUD) yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari

masyarakat pedesaan. KUD melayani kebutuhan anggota koperasi terutama

kebutuhan dalam bidang pertanian karena masyarakat pedesaan banyak

yang bekerja pada sektor pertanian.

2) Koperasi pasar

Koperasi pasar yaitu koperasi yang anggotanya adalah pedagang pasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

3) Koperasi sekolah

Koperasi sekolah yaitu koperasi yang anggotanya adalah siswa sekolah,

karyawan sekolah, dan guru di sekolah yang bersangkutan.

4) Koperasi Pegawai Negeri

Koperasi Pegawai Negeri yaitu koperasi yang anggotanya adalah pegawai

negeri.

c. Jenis koperasi berdasarkan tingkatan organisasi (Anoraga dan Sudantoko,

2002: 90)

1) Koperasi primer

Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari perseorangan.

Koperasi ini terbentuk apabila dapat dihimpun paling sedikit 20 orang

sebagai pendirinya.

2) Koperasi pusat

Koperasi pusat adalah koperasi yang terdiri dari sekurang-kurangnya 5

(lima) koperasi primer yang kemudian menggabungkan diri dalam suatu

organisasi yang lebih tinggi.

3) Koperasi gabungan

Koperasi gabungan adalah koperasi yang terdiri dari 3 (tiga) koperasi pusat

yang telah diakui sebagai badan hukum. Koperasi ini kemudian bergabung

membentuk tingkatan organisasi yang lebih tinggi lagi.

4) Koperasi induk

Koperasi induk adalah koperasi yang terdiri dari 3 (tiga) koperasi gabungan

yang telah berbadan hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

6. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Dalam setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi selain

dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, koperasi juga berusaha

untuk dapat memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU). Berdasarkan UU No. 25/1992

dijelaskan bahwa Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan yang diperoleh

koperasi dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan

kewajiban lainnya termasuk juga pajak yang harus diselesaikan koperasi dalam

satu tahun buku. Tambunan (2019:35) mengemukakan bahwa pembagian Sisa

Hasil Usaha (SHU) koperasi setelah disisihkan untuk dana cadangan diberikan

kepada anggota sebanding dengan jasa usaha anggota, selain itu juga digunakan

untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lainnya sesuai dengan

ketetapan dalam Anggaran Dasar. Dengan demikian, maka Sisa Hasil Usaha

(SHU) merupakan pendapatan yang diperoleh koperasi setelah dikurangi dengan

pengeluaran dan beban-beban koperasi yang kemudian disisihan untuk dana

cadangan, dibagikan kepada anggota koperasi sesuai dengan besarnya jasa

anggota, dan keperluan lainnya sesuai dalam Anggaran Dasar.

Partomo dan Soejoedono (2004:85) mengemukakan bahwa dari perhitungan

Sisa Hasil Usaha (SHU) dapat diperoleh beberapa kemungkinan dari Sisa Hasil

Usaha (SHU) yaitu.

a. SHU positif yaitu jumlah pendapatan yang diterima koperasi lebih besar

dari jumlah biaya yang dikeluarkan oleh koperasi sehingga koperasi dapat

menyisihkan SHU untuk dana cadangan dan keperluan koperasi lainnya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

sisanya akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan besarnya jasa masing-

masing anggota koperasi.

b. SHU minus yaitu jumlah pendapatan yang diterima koperasi lebih kecil dari

jumlah biaya yang dikeluarkan oleh koperasi sehingga koperasi dapat

menggunakan dana cadangan untuk menutup kekurangan biaya yang

dialami koperasi sejauh kerugian tersebut bukan karena kesengajaan

maupun kelalaian dari pengurus.

c. SHU nihil atau berimbang yaitu jumlah pendapatan yang diterima koperasi

sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh koperasi sehingga

koperasi harus berusaha untuk memperbaiki kinerjanya sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan diperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) positif.

7. Struktur Organisasi Koperasi

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi memiliki struktur

kepengurusan sehingga pembagian tugas dan tanggung jawab dapat tersusun

dengan jelas. Struktur organisasi yang terdapat pada koperasi adalah sebagai

berikut.

a. Rapat Anggota

Sitio dan Tamba (2001:35) mengemukakan pendapatnya bahwa rapat

anggota merupakan suatu wadah yang disediakan oleh pengurus koperasi bagi

anggota koperasi untuk membicarakan kepentingan yang berkaitan dengan

organisasi dan kegiatan usaha koperasi sehingga dapat diperoleh keputusan dari

suara terbanyak anggota yang hadir dalam rapat anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Berdasarkan UU No. 25/1992 dijelaskan bahwa rapat anggota merupakan

pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi sehingga pengambilan

keputusannya berdasarkan musyawarah untuk mufakat, namun apabila tidak

diperoleh kesepakatan maka pengambilan keputusan dilaksanakan dengan suara

terbanyak. Pelaksanaan dari rapat anggota dihadiri oleh anggota, pengurus dan

pengawas koperasi.

Dengan demikian, maka rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan

tertinggi dalam koperasi sehingga segala kepentingan menyangkut organisasi dan

kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi dibicarakan dan dimusyawarahkan

dalam rapat anggota untuk dapat menmperoleh kesepakatan atau mufakat.

Tambunan (2019:24) mengemukakan bahwa dalam rapat anggota

menetapkan beberapa hal yaitu.

1) Rapat anggota menetapkan anggaran dasar.

2) Rapat anggota menetapkan kebijaksanaan umum yang berkaitan dengan

bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.

3) Rapat anggota melaksanakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian

pengurus dan pengawas.

4) Rapat anggota menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan

belanja koperasi, serta melakukan pengesahan pada laporan keuangan.

5) Rapat anggota mengesahkan pertanggungjawaban pengurus dalam

pelaksanaan tugasnya.

6) Rapat anggota menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

7) Rapat anggota menetapkan penggabungan, peleburan, pembagian, dan

pembubaran koperasi.

b. Pengurus

Sitio dan Tamba (2001:37) mengemukakan pendapatnya bahwa pengurus

merupakan perwakilan dari anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota

dan diberikan tugas oleh anggota koperasi untuk mengelola organisasi dan usaha.

Tambunan (2019:29) mengungkapkan bahwa masa jabatan pengurus paling lama

adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih serta diangkat kembali menjadi anggota

pengurus seperti ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Dengan demikian, maka

pengurus koperasi merupakan perwakilan dari anggota koperasi yang dipilih

melalui rapat anggota dan diberikan kepercayaan oleh anggota koperasi untuk

melaksanakan tugas mengelola kegiatan usaha organisasi koperasi dengan masa

jabatan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih serta diangkat kembali menjadi pengurus

koperasi sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar.

Pengurus koperasi memiliki beberapa tugas yang harus dilaksanakannya

selama menjadi pengurus koperasi. Tugas pengurus koperasi menurut UU No.

25/1992 adalah sebagai berikut.

1) Pengurus bertugas untuk mengelola koperasi berdasarkan Anggaran Dasar.

2) Pengurus bertugas untuk menyelenggarakan rapat anggota.

3) Pengurus bertugas untuk menyusun rancangan rencana kerja dan rencana

pendapatan dan belanja koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota.

4) Pengurus bertugas untuk menyusun laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas untuk diajukan kepada rapat anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

5) Pengurus bertugas untuk menyelenggarakan pembukuan keuangan dan

inventarisasi secara tertib.

6) Pengurus bertugas untuk memelihara buku daftar anggota, buku daftar

pengawas, buku daftar pengurus, dan buku daftar pemegang sertifikat

modal, dan risalah rapat anggota.

Selain memiliki tugas yang harus dilaksanakan, UU No. 25/1992

menjelaskan bahwa pengurus koperasi memiliki wewenang untuk mewakili

koperasi di dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan dalam Anggaran

Dasar.

c. Pengawas

Sitio dan Tamba (2001:39) mengungkapkan pendapat bahwa pengawas

merupakan perangkat koperasi yang dipilih oleh anggota dan diberi mandat untuk

melakuakan pengawasan terhadap kegiatan usaha organisasi koperasi. Tambunan

(2019:29) menungkapkan bahwa persyaratan untuk menjadi pengawas ditetapkan

dalam rapat anggota, selain itu pengawas bertanggung jawab kepada rapat

anggota. Dengan demikian, maka pengertian pengurus merupakan perangkat

koperasi yang dipilih oleh anggota dengan persyaratan yang telah ditentukan

dalam rapat anggota dan diberikan kepercayaan oleh anggota untuk mengawasi

kegiatan organisasi dan kegiatan usaha koperasi.

Pengawas memiliki tugas yang harus dilaksanakan. UU No. 25/1992

menjelaskan bahwa tugas pengawas adalah sebagai berikut.

1) Pengawas bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

2) Pengawas bertugas untuk mebuat laporan tertulis dan melaporkan hasil

pengawasan kepada rapat anggota.

B. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi terdiri atas beberapa jenis bidang usaha. Kegiatan dalam bidang

usaha tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anggotanya masing-masing. Salah

satu jenis koperasi berdasarkan bidang usahanya adalah koperasi simpan pinjam.

1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

Subagyo (2017:25) berpendapat bahwa koperasi simpan pinjam merupakan

lembaga keuangan atau unit usaha simpan pinjam yang telah berbadan hukum

yang melakukan kegiatan usahanya dengan menghimpun dana dari anggota dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada anggotanya dalam bentuk pinjaman

atau bentuk lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya,

melindungi dana masyarakat, dan mendorong tercapainya tujuan anggota.

Widyanti dan Sunindhia (2003:52-53) mengemukakan pendapatnya bahwa

koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang menjalankan kegiatan usaha

simpan pinjam sehingga memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk

memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga yang ringan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pengertian dari koperasi simpan

pinjam merupakan koperasi yang menjalankan usahanya dalam kegiatan simpan

pinjam yaitu dengan menghimpun dana dari anggota untuk kemudian disalurkan

kepada anggota yang membutuhkan pinjaman dengan bunga yang ringan sehingga

tidak memberikan beban kepada anggota dalam mengembalikan pinjamannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

2. Manfaat Koperasi Simpan Pinjam

Menurut Moljono (2012:5) terdapat beberapa manfaat dari koperasi simpan

pinjam yang dapat diperoleh anggota koperasi antara lain:

a. Memberi kemudahan bagi anggota untuk memperoleh modal usaha

Koperasi simpan pinjam memberikan kemudahan bagi anggota koperasi

untuk dapat memperoleh modal usaha. Hal ini karena persyaratan meminjam pada

koperasi simpan pinjam relatif mudah. Namun walaupun koperasi simpan pinjam

memberikan kemudahan terhadap anggota yang akan meminjam, bukan berarti

koperasi simpan pinjam mengabaikan kehati-hatian dalam memberikan pinjaman

baik kepada anggota maupun calon anggota.

b. Memberi keuntungan kepada anggota melalui Sisa Hasil Usaha (SHU)

Koperasi simpan pinjam memberikan keuntungan kepada anggota koperasi

simpan pinjam melalui Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan kepada anggota.

Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) disesuaikan dengan peran dan partisipasi

anggota melalui besarnya simpanan pokok, simpanan wajib, maupun jenis

simpanan lainnya, serta melalui aktivitas peminjaman anggota, dan peran lainnya.

c. Mengembangkan usaha anggota koperasi

Salah satu tujuan dari koperasi adalah untuk mengembangkan usaha

koperasi tersebut agar lebih maju. Pinjaman yang dilakukan oleh anggota bukan

untuk kepentingan konsumtif anggota, namun untuk modal kerja bagi koperasi

simpan pinjam tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

d. Meniadakan praktek rentenir

Rentenir adalah pinjaman yang dilakukan dengan memberikan bunga

pengembalian pinjaman yang terlalu tinggi. Hal tersebut jelas akan memberatkan

peminjam saat akan melunasi pinjamannya. Koperasi simpan pinjam hadir

memberikan pinjaman dengan bunga yang tidak terlalu tinggi. Namun demikian,

koperasi simpan pinjam tidak dapat menetapkan bunga pengembalian pinjaman

yang serendah mungkin karena pembayaran bunga yang diberikan oleh anggota

koperasi kepada koperasi simpan pinjam digunakan untuk kesejahteraan anggota

koperasi dan demi kesehatan koperasi simpan pinjam tersebut.

3. Kewajiban dan Hak Anggota Koperasi Simpan Pinjam

Sebagai pemilik koperasi, anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban

yang harus dilaksanakan. Hak dan kewajiban anggota koperasi adalah sebagai

berikut (Muljono, 2012:12-13).

a. Kewajiban anggota koperasi simpan pinjam

Setiap anggota koperasi memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan

sehingga kegiatan koperasi dapat berjalan dengan lancar. Kewajiban sebagai

anggota koperasi adalah sebagai berikut.

1) Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga telah dituangkan di

dalam rapat anggota dan harus ditaati oleh seluruh anggota koperasi. Semua

aspirasi dan masukan serta keinginan dari anggota koperasi telah dicantumkan di

dalam rapat anggota sehingga keputusan dalam rapat anggota merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

keputusan bersama seluruh anggota koperasi. Tidak semua keinginan dan

kemauan dari anggota dapat dipenuhi dalam keputusan rapat anggota tersebut

sehingga anggota harus berbesar hati menerima keputusan rapat anggota dan

melaksanakannya karena keputusan rapat anggota adalah rangkuman aspirasi dari

seluruh anggota sehingga tidak akan merugikan anggota tersebut.

2) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha

Kegiatan usaha dalam koperasi simpan pinjam adalah simpan dan pinjam,

sehingga setiap anggota koperasi harus berpartisipasi dalam membayar simpanan

dan melakukan pinjaman. Terdapat dua simpanan yang pasti terdapat pada

koperasi simpan pinjam yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib.

3) Mengembangkan dan memelihara kebersamaan

Mengembangkan dan memelihara kebersamaan merupakan kewajiban

seluruh anggota koperasi simpan pinjam. Hal ini sesuai dengan asas kekeluargaan

pada koperasi.

b. Hak anggota koperasi simpan pinjam

Selain melaksanakan kewajiban, anggota koperasi juga memiliki hak yang

dapat diterimanya dari koperasi. Hak sebagai anggota koperasi adalah sebagai

berikut.

a) Anggota koperasi berhak untuk menghadiri, berpendapat, dan memberikan

suara dalam rapat anggota

Setiap anggota memiliki hak untuk menghadiri rapat anggota. Dengan

menghadiri rapat anggota maka anggota dapat menyampaikan pendapatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

sehingga semua aspirasi dari anggota dapat diakomodasikan dan

dimusyawarahkan untuk memperoleh keputusan bersama.

b) Anggota koperasi memiliki hak untuk memilih ataupun dipilih menjadi

anggota pengurus atau pengawas koperasi

Setiap anggota memiliki hak untuk mengajukan diri sebagai calon pengurus

dan pengawas dan memiliki hak untuk memilih pengurus dan pengawas sesuai

hati nurani masing-masing anggota.

c) Anggota koperasi berhak untuk memanfaatkan koperasi serta memperoleh

pelayanan yang sama antara sesama anggota koperasi

Setiap anggota koperasi berhak untuk memanfaatkan koperasi guna

memenuhi kebutuhannya, selain itu anggota koperasi juga berhak mendapatkan

pelayanan yang baik dan memuaskan dari pengurus, serta memperoleh perlakuan

yang sama antar anggota.

4. Sumber Modal Koperasi Simpan Pinjam

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, koperasi simpan pinjam memiliki

beberapa sumber permodalan yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha

koperasi guna mencapai tujuan bersama. Sumber modal koperasi adalah sebagai

berikut.

a. Modal sendiri

Modal sendiri merupakan modal yang menanggung risiko atau disebut

modal ekuitas sehingga harus dibentuk oleh koperasi melalui anggota, hasil usaha

koperasi, dan sumber lainnya. Modal sendiri terdiri dari (Muljono, 2012:114):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

1) Simpanan pokok/iuran

Simpanan pokok adalah yang dibayarkan oleh anggota koperasi saat

pertama kali masuk menjadi anggota koperasi. Jumlah uang yang dibayarkan pada

simpanan pokok sama banyak untuk setiap anggota. Saat ini simpanan pokok

telah diubah menjadi iuran sehingga dapat diposisikan sebagai modal.

2) Simpanan wajib/saham anggota

Simpanan wajib adalah simpanan yang jumlahnya tidak harus sama untuk

setiap anggota. Simpanan ini wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi

dalam waktu dan kesempatan tertentu. Dengan diubahnya simpanan wajib

menjadi saham anggota maka membuat koperasi memiliki modal tetap.

3) Dana cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang disedikan oleh koperasi untuk

menutup kerugian koperasi saat diperlukan. Dana cadangan ini diperoleh dari

penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang telah ditentukan untuk dialokasikan

dalam dana cadangan.

4) Hibah

Muljono (2012:115) menyatakan pendapatnya bahwa hibah merupakan

modal koperasi yang berasal dari anggota maupun bukan anggota, ataupun

pemerintah. Besarnya jumlah dana hibah tidak dapat ditentukan, namun dapat

diusahakan dengan berbagai pendekatan baik oleh pengurus maupun anggota.

b. Modal Penyetaraan

Menurut Muljono (2012:116) modal penyetaraan adalah modal yang

ditanamkan oleh pemodal kepada koperasi. Modal ini dapat berupa sejumlah uang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

ataupun barang yang dapat dinilai dengan uang. Tujuan dari penanaman modal ini

adalah untuk memperkuat permodalan koperasi dalam menjalankan usahanya.

Modal penyetaraan dapat berasal dari beberapa pihak yaitu.

1) Pemerintah

2) Anggota masyarakat

3) Badan usaha

4) Badan-badan lainnya

c. Modal Pinjaman

Berdasarkan UU No. 25/1992 pasal 41 modal pinjaman koperasi dapat

berasal dari beberapa pihak yaitu.

1) Anggota koperasi

2) Koperasi lain atau anggota koperasi lain

3) Bank dan lembaga keuangan lainnya

4) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

5) Sumber lainnya yang sah

C. Laporan Keuangan

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, sebuah badan usaha termasuk

koperasi perlu membuat laporan keuangan untuk mencatat kondisi keuangan

dalam periode atau jangka waktu tertentu.

1. Pengertian Laporan Keuangan

Sujarweni (2019:1) mengemukakan pendapatannya bahwa laporan

keuangan merupakan catatan yang memberikan informasi keuangan perusahaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

pada suatu periode akuntansi tertentu yang digunakan untuk menggambarkan

kinerja keuangan perusahaan dan sebagai dasar penilaian posisi keuangan

perusahaan tersebut.

Kasmir (2016:7) memberikan pendapatnya bahwa laporan keuangan

merupakan laporan yang menunjukkan kondisi dan posisi keuangan perusahaan

terkini, sehingga perusahaan dapat menentukan langkah selanjutnya melalui

laporan keuangan tersebut.

Menurut Prihadi (2010:4) laporan keuangan merupakan laporan yang

disusun oleh akuntan untuk melaporkan kondisi ekonomi terkini perusahaan.

Wardiyah (2017:5) mengemukakan pendapatnya bahwa laporan keuangan

merupakan laporan yang memberikan ringkasan tentang proses pencatatan

transaksi keuangan suatu perusahaan yang terjadi selama dua tahun buku yang

bersangkutan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut laporan keuangan

merupakan laporan yang memberikan informasi tentang kondisi keuangan suatu

perusahaan pada periode tertentu. Dengan adanya laporan keuangan dapat

digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan

menentukan langkah bagi perusahaan pada periode selanjutnya agar hasilnya

dapat lebih baik dari periode sebelumnya.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2016:10) terdapat beberapa tujuan pembuatan atau

penyusunan laporan keuangan yaitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

a. Laporan keuangan memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva

atau harta serta pasiva atau kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada

saat ini.

b. Laporan keuangan koperasi memberikan informasi tentang jenis dan jumlah

pendapatan yang diperoleh serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada

suatu periode tertentu.

c. Laporan keuangan memberikan informasi tentang perubahan-perubahan

yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

d. Laporan keuangan memberikan informasi tentang kinerja manajemen

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Laporan keuangan memberikan informasi tentang catatan-catatan atas

laporan keuangan yang perlu disampaikan dan diketahui oleh pengguna laporan

keuangan.

f. Laporan keuangan memberikan informasi keuangan lainnya.

3. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Sujarweni (2019:12) menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis

laporan keuangan yang dapat disusun yaitu.

a. Neraca

Neraca yaitu laporan yang memberikan informasi dan gambaran tentang

posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, dan

ekuitas pada suatu saat tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

b. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang memberikan informasi mengenai

pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode

tertentu.

c. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan yang menyajikan informasi

tentang perubahan modal yang terjadi karena adanya penambahan dan

pengurangan modal dari laba/rugi dan transaksi pemilik.

d. Laporan arus kas

Laporan arus kas yaitu laporan yang memberikan gambaran tentang

penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan arus kas

memberi gambaran penggunaan kas pada tiga bagian aktivitas dalam perusahaan

yaitu kas dari aktivitas operasi, kas dari aktivitas investasi, dan kas dari aktivitas

pendanaan. Aktivitas tersebut berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran

yang terjadi pada kas.

e. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah informasi maupun catatan yang

ditambahkan untuk dapat memberikan penjelasan kepada pembaca dan pengguna

laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan bantuan penjelasan

atas perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

D. Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

1. Pengertian Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Laporan keuangan pada setiap koperasi umumnya memiliki pengertian yang

serupa karena setiap koperasi memiliki kebutuhan dan kepentingan yang sama

akan penyusunan laporan keuangan koperasi. Indawatika (2017:39)

mengungkapkan pendapat bahwa laporan keuangan koperasi merupakan laporan

yang memberikan informasi yang berisi kondisi, kinerja, dan perubahan posisi

keuangan koperasi yang dapat digunakan oleh koperasi untuk mengambil

keputusan strategi yang tepat dalam pengembangan koperasi. Penyusunan laporan

keuangan pada koperasi simpan pinjam memiliki maksud dan tujuan yang serupa

dengan koperasi lainnya.

Menurut UU No. 13/Per/M.KUKM/IX/2015 laporan koperasi simpan

pinjam merupakan laporan keuangan yang memberikan informasi yang

bermanfaat bagi pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan untuk

kepentingan pengambilan keputusan ekonomi yang rasional seperti anggota,

pemerintah, dan masyarakat. Selain itu laporan keuangan koperasi simpan pinjam

juga merupakan laporan pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan sumber

daya yang telah dipercayakan kepada mereka.

2. Fungsi Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Penyusunan laporan keuangan koperasi simpan pinjam memiliki fungsi

yang penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

koperasi simpan pinjam tersebut. Tambunan (2019:110) mengungkapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

pendapatnya bahwa terdapat beberapa fungsi laporan keuangan koperasi simpan

pinjam yaitu.

a. Laporan keuangan koperasi simpan pinjam berfungsi sebagai bentuk

pertanggungjawaban koperasi simpan pinjam selama satu periode sehingga dapat

digunakan untuk menilai hasil kerja dan prestasi yang telah dicapai oleh koperasi

simpan pinjam selama satu periode tersebut.

b. Laporan keuangan koperasi simpan pinjam berfungsi sebagai bagian dari

sistem pelaporan koperasi simpan pinjam maupun unit usaha simpan pinjam

kepada pihak eksternal.

c. Laporan keuangan koperasi simpan pinjam berfungsi untuk memberikan

informasi kepada anggota koperasi simpan pinjam untuk menilai manfaat

ekomonis yang yang diberikan koperasi simpan pinjam. Selain itu juga berfungsi

untuk mengetahui prestasi koperasi simpan pinjam dalam memberikan pelayanan

kepada anggotanya, mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki oleh

koperasi simpan pinjam, mengetahui besarnya promosi ekonomi anggota yang

dihasilkan oleh koperasi, mengetahui transaksi yang terjadi dalam koperasi

simpan pinjam, dan informasi penting lainnya tentang keadaan keuangan

koperasi.

3. Komponen Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Komponen laporan keuangan koperasi memiliki perbedaan dengan

komponen laporan keuangan pada umumnya yang berlaku bagi perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Komponen dalam laporan keuangan koperasi simpan pinjam telah diatur dalam

UU No. 13/ M.KUKM/ IX/ 2015 adalah sebagai berikut.

a. Neraca

Neraca pada laporan keuangan koperasi memberikan informasi mengenai

posisi keuangan, yaitu sifat dan jumlah harta atau sumber daya usaha simpan

pinjam, kewajiban kepada pihak pemberi pinjaman dan penyimpan serta ekuitas

pemilik dalam sumber daya usaha simpan pinjam koperasi pada saat tertentu,

terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.

b. Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Laporan perhitungan hasil usaha adalah laporan yang memberikan informasi

tentang perhitungan penghasilan dan beban.

c. Laporan Penambahan Ekuitas

Laporan penambahan ekuitas merupakan laporan yang memberikan

informasi tentang penanbahan dan pengurangan komponen ekuitas koperasi dalam

satu periode tertentu.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi tentang

perubahan histori atas kas dan setara kas koperasi yang menunjukkan secara

terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,

aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah tambahan informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi

kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

E. Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Selain digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan koperasi, laporan

keuangan juga dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan keuangan koperasi

secara rutin.

1. Pengertian Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pnjam

Kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam merupakan suatu kondisi atau

keadaan keuangan koperasi simpan pinjamn yang perlu dilakukan penilaian pada

setiap periodenya. Peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah

Republik Indonesia deputi bidang pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Nomor 15/Per/M.KUKM/IX/2015 pasal 31 mengemukakan

bahwa penilaian kesehatan keuangan usaha simpan pinjam merupakan penilaian

tehadap kinerja yang dilakukan oleh pemerintah maupun pemerintah darerah

untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam dan usaha

simpan pinjam koperasi. Sudaryanti dan Sahroni (2017:3) mengungkapkan bahwa

penilaian kesehatan keuangan koperasi merupakan hal yang penting untuk dapat

mengetahui kinerja koperasi, kelayakan usaha koperasi, dan sejauh mana

kelangsungan hidup koperasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

2. Sasaran Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Dalam melakukan penilaian kesehatan keuangan koperasi memperhatikan

pedoman yang telah ditentukan dalam Peraturan deputi bidang pengawasan

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 06/Per/Dep.6/

IV/2016. Pedoman tersebut bertujuan untuk memberikan pedoman terhadap

pelaksanaan penilaian kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam. Sasaran dari

penilaian kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam antara lain:

a. Dengan melakukan penilaian terhadap kesehatan keuangan koperasi simpan

pinjam dapat mewujudkan pengelolaan KSP dan USP Koperasi yang sehat dan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. KSP dan USP dapat memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasa

koperasi;

c. KSP dan USP dapat meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha

simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan yang mampu mengelola

kegiatan usaha simpan pinjam sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

d. Dengan penilaian terhadap kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam

diharapkan mampu menjamin aset kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

e. KSP dan USP mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi; dan

f. KSP dan USP dapat meningkatkan manfaat ekonomi anggota dalam

kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

3. Analisis Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Analisis kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam sangat penting bagi

sebuah koperasi karena dengan melakukan analisis kesehatan keuangan koperasi

dapat dilihat kondisi kesehatan keuangan koperasi sehingga koperasi dapat

menentukan perencanaan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kondisi

kesehatan keuangan koperasi pada periode berikutnya. Dalam melakukan analisis

kesehatan keuangan koperasi, terdapat dua analisis kesehatan keuangan yang

dapat menjadi alternatif pilihan bagi koperasi untuk melakukan analisis kesehatan

keuangan. Analisis kesehatan keuangan tersebut yaitu.

a. CAMEL

CAMEL digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan tingkat kesehatan

suatu bank setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu

dengan menentukan hasil penilaian yang digolongkan menjadi peringkat

kesehatan bank (Sujarweni, 2019:96). CAMEL menggunakan indikator secara

kuantitatif dan secara kualitatif yang dinilai melalui komponen management

(Kuniyati, 2011:49). Analisis CAMEL dapat digolongkan menjadi 4 predikat

dengan kriteria sebagai berikut (Sujarweni, 2019:96-105):

1) Capital (Modal)

Dalam melakukan perhitungan rasio ini menggunakan Capital Adequeency

Ratio (CAR). CAR yaitu perbandingan jumlah modal dengan jumlah Aktiva

Tertimbang Menurut Ratio (ATMR).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

2) Aset Quality (Kualitas Aset)

Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dapat dilakukan dengan

menggunakan 2 rasio, yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap

jumlah aktiva produktif dan rasio penyisihan aktiva produktif yang wajib

dibentuk.

3) Management (Manajemen)

Manajemen adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam

mempimpin dan mengawasi kegiatan badan usaha. Manajemen dipusatkan pada

kegiatan administrasi dan mengintegrasi manusia, material, dan uang ke dalam

suatu unit operasi yang efektif serta mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha dalam

perusahaan.

4) Earning (Rentabilitas)

Perhitungan pada rentabilitas dilakukan dengan menggunakan 2 rasio, yaitu

rasio laba kotor terhadap volume usaha (Retrun On Asset/ROA) dan rasio biaya

operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).

5) Liquidity (Likuiditas)

Perhitungan pada rasio likuiditas dapat dilakukan dengan ini menggunakan

2 rasio, yaitu cash ratio untuk menghitung hutang lancar dan Loan on Deposit

Ratio (LDR).

b. PEARLS

PEARLS singkatan dari Protection (perlindungan), Efective Financial

Structure (struktur keuangan yang efektif), Asset Quality (kualitas aset), Rate of

Return and Cost (tingkat pengembalian dan biaya), Liquidity (likuiditas), dan Sign

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

of Growth (tanda-tanda pertumbuhan). Munaldus, dkk (2014:166) mengemukakan

bahwa PEARLS adalah suatu sistem monitoring terhadap kinerja keuangan yang

dirancang untuk dapat memandu manajemen Credit Union atau koperasi simpan

pinjam dalam mengelola keuangannya. Dalam analisis PEARLS terdapat 6

komponen antara lain:

1) Protection (Perlindungan)

Munaldus, dkk (2014:166) mengungkapkan bahwa suatu koperasi simpan

pinjam perlu untuk melindungi aset-asetnya. Perlindungan diukur dengan

membandingkan antara total penyisihkan dana cadangan untuk menutup kerugian

atas piutang lalai dan membandingkan antara total penyisihan terhadap total

kerugian investasi bebas (non-regulated investments).

2) Effective Financial Structure (Struktur Keuangan yang Efektif)

Munaldus, dkk (2014:167) mengemukakan bahwa indikator ini merupakan

salah satu faktor yang penting dalam menentukan potensi pertumbuhan,

kemampuan memperoleh pendapatan, dan kekuatan keuangan menyeluruh.

3) Assets Quality (Kualitas Aset)

Munaldus, dkk (2014:170) mengemukakan bahwa komponen kualitas aset

digunakan untuk mengukur aset-aset yang tidak produktif dan tidak menghasilkan

pendapatan. Apabila rasio di atas 5% dari total aset, maka dapat memberikan

dampak negatif bagi koperasi simpan pinjam.

4) Rates of Return and Cost (Tingkat Pendapatan dan Biaya)

Munaldus, dkk (2014:171) mengemukakan bahwa komponen ini digunakan

untuk menghitung dan mengetahui area penting yang berpengaruh terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

besarnya keuntungan bersih (net earning) atau selisih hasil usaha. Tujuan dari

perhitungan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada pihak manajemen

menghitung hasil investasi dan menilai biaya operasional.

5) Liquidity (Likuiditas)

Munaldus, dkk (2014:174) mengungkapkan bahwa perlu untuk menjaga

ketersediaan dana cadangan likuid karena hal tersebut penting dilakukan oleh

koperasi simpan pinjam untuk menjaga kesehatan keuangan koperasi.

6) Signs of Growth (Tanda-Tanda Pertumbuhan)

Munaldus,dkk (2014:174) mengemukakan bahwa untuk dapat menjaga nilai

aset caranya adalah dengan menjaga pertumbuhan aset agar tetap kuat dan cepat.

Namun demikian, perlu untuk tetap menjaga tingkat keuntungan yang memadai.

Keuntungan dari sistem analisis kesehatan keuangan PEARLS adalah mengaitkan

pertumbuhan dengan perolehan keuntungan juga dengan area kunci lain dengan

menilai kekuatan sistem secara keseluruhan.

Dari dua analisis kesehatan keuangan CAMEL dan PEARLS tersebut,

penulis memilih untuk menggunakan analisis PEARLS untuk menganalisis

kesehatan keuangan di KPRI Seyegan. Hal ini dikarenakan terdapat dua

kekurangan dalam analisis CAMEL yang membatasi efektivitasnya. Dua

kekurangan analisis CAMEL antara lain yaitu (Richardson, 2009:3).

a) “The CAMEL system does not evaluate the financial structure of the balance

sheet. This was a critical of concern in many countries since modernization

implies a major restructuring of credit union assets, liabilities, and capital.

Balace sheet structure has a direct impact on effciency and profitability. These

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

areas are critically important for effective and sustainable credit union operations

in a competitive envirroment”. Melalui penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa

analisis CAMEL tidak melakukan evaluasi terhadap struktur keuangan neraca

padahal neraca merupakan bidang kritis yang perlu mendapatkan perhatian.

Struktur neraca juga berdampak pada efisiensi dan profitabilitas. Area ini

merupakan bagian yang kritis dalam kegiatan usaha koperasi simpan pinjam yang

semakin kompetitif.

b) “CAMEL does not consider growth rates. In many countries, growth of total

is a key strategy used to address problems that accompany monetary devaluation

and runaway inflation. In a relatively hostlie macro-economic environment, the

credit unions have to sustain aggressive growth if they are to preserve the value of

their assets”. Penjelasan tersebut berarti bahwa CAMEL tidak mempertimbangkan

laju pertumbuhan. Di banyak negara, pertumbuhan total aset adalah strategi kunci

yang digunakan untuk mengatasi masalah yang menyertai devaluasi moneter dan

inflasi yang tidak terkendali. Koperasi simpan pinjam harus tumbuh secara cepat

apabila ingin mempertahankan nilai aset mereka.

Ibnoe Soedjono (dalam Yuli Kurniyati, 2011:39) menjelaskan bahwa

PEARLS disusun menanggapai adanya kekurangan-kekurangan pada analisis

CAMEL untuk menilai koperasi simpan pinjam/koperasi kredit.

Selain itu menurut pendapat Kurniyati (2011: 48-49) terdapat tiga perbedaan

utama antara PEARLS dan CAMEL sebagai sistem penilaian kesehatan keuangan.

Perbedaan ini menunjukan manfaat dan keunggulan penggunaan analisis

PEARLS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

a. PEARLS melakukan pengukuran kesehatan keuangan dengan menggunakan

rasio kuantitatif secara ketat sehingga menghasilkan perhitungan yang obyektif

sedangkan CAMEL mengukur menggunakan rasio kuantitatif dan kualitatif

(contohnya: manajemen) sehingga terdapat pandangan subyektif dalam

perhitungan CAMEL.

b. PEARLS melakukan perhitungan dan evaluasi pada struktur keuangan

neraca. Hal tersebut penting karena struktur keuangan memiliki efek langsung

pada efisiensi dan profitabilitas dari sebuah lembaga keuangan.

c. PEARLS melakukan pengukuran pada tingkat pertumbuhan. Dengan

demikian dapat memberikan kemudahan kepada menejer dalam mempertahankan

struktur keuangan yang efektif karena pertumbuhan secara langsung

mempengaruhi struktur keuangan.

F. Analisis PEARLS

Analisis kesehatan keuangan koperasi dapat dilakukan dengan sistem

CAMEL dan PEARLS seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam

melakukan analisis kesehatan keuangan, idealnya terdapat standar pada setiap

koperasi yang disesuaikan dengan kegiatan usaha masing-masing koperasi.

Dewan Dunia Credit Union atau World Concil of Credit Union (WOCCU)

yang berkedudukan di Madison, Amerika Serikat merupakan lembaga yang

memayungi koperasi kredit sedunia. WOCCU telah merekomendasikan

seperangkat rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam. Rasio keuangan tersebut bernama

PEARLS (Kurniyati, 2011:40).

1. Pengertian PEARLS

PEARLS adalah suatu sistem monitoring terhadap kinerja keuangan yang

dirancang untuk dapat memandu manajemen Credit Union atau koperasi simpan

pinjam dalam mengelola keuangannya (Munaldus, dkk, 2014:166).

Menurut Isabelle Kidney (2016:5) “PEARLS is a monitoring system

comprised of 46 quantitative financial indicators (ratios) that facilitate an

analysis and interpretation of the financial condition of any Saving and Credit

Cooperatives (SACCOs)” yang artinya bahwa PEARLS adalah sistem pemantauan

yang terdiri dari 46 indikator keuangan (rasio) yang memfasilitasi analisis dan

interpretasi kondisi keuangan setiap koperasi simpan pinjam. Isabelle Kidney

(2016:4) mengatakan bahwa “The objective of PEARLS ratios is to quantitatively

assess key risk areas and to measure and monitor the financial health of Saving

and Credit Cooperatives (SACCOs)” yang berati bahwa tujuan rasio PEARLS

adalah menilai secara kuantitatif bidang-bidang risiko utama serta mengukur dan

memantau kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam.

PEARLS adalah suatu sistem monitoring atau pengawasan terhadap kinerja

lembaga keuangan yang didesain untuk membantu manajemen koperasi simpan

pinjam dan lembaga keuangan lainnya (Kurniyati, 2011:40). Berdasarkan

pendapat-pendapat tersebut, PEARLS adalah seperangkat rasio yang dapat

memantau kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

memberikan penjelasan tentang kondisi kesehatan keuangan koperasi simpan

pinjam.

2. Tujuan PEARLS

Richardson (2009:1-2) menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan utama dari

rasio PEARLS antara lain:

a. Executive Management Tool

“Monitoring the perfomance of the credit union is the most important use of

the PEARLS system. It is designed as management tool that goes beyoned the

simpel identification of problems. It helps managers find meaningful solution to

serious intitutional deficiencies”. Dalam penjelasan tersebut dapat dikatakan

bahwa analisis PEARLS dapat memberikan kemudahan bagi manajer untuk

melakukan identifikasi terhadap suatu masalah dan menemukan solusinya. “Use

of the system permits managers to quickly and accurately pinpoint troubled areas,

and to make the neccssary adjustment befor problems become serious”.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa PEARLS memungkinkan

manajer secara cepat dan akurat menentukan area yang bermasalah, dan membuat

penyesuaian yang diperlukan sebelum masalah menjadi serius.

b. Standardized Evaluation Ratios and Formulas

“The use of standardized financial ratio and formulas eliminates the diverse

criteria used by creadit union to evaluate their operation. It also creates a

universal financial language that everyone can speak and understand”.

Penjelasan tersebut berarti bahwa dengan menggunakan standar PEARLS dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

menghilangkan beragam kriteria yang digunakan oleh koperasi simpan pinjam

untuk mengevaluasi operasi mereka. Selain itu PEARLS dapat menciptakan

bahasa keuangan yang universal sehingga dapat dipahami oleh semua orang.

c. Objective, Comparative Ranking

“The standardization of financial information eliminates the diversity and

provides an effective tool for comparing credit union performance on a national

basis. One particularly important aspect of the PEARLS comparative rankings it

is objectivity. No cualitative or subjective indicators are include in the ranking”.

Penjelasan tersebut berarti bahwa standar informasi keuangan ini menghilangkan

keragaman karena salah satu aspek penting dari peringkat PEARLS adalah

objektivitasnya. Tidak ada indikator kualitatif atau subjektif dalam PEARLS. “It is

particulary useful in situations where a credit union is at the bottom of ranking

scale. No time is lost debating points of view, and leadership can become more

focused in seeking solution to the problems affecting their institutions”.

Penjelasan ini mengungkapkan bahwa objektivitas dalam perhitungan PEARLS

sangat bermanfaat terutama saat koperasi simpan pinjam berada pada kondisi di

bawah skala peringkat karena manajer dapat fokus untuk mencari solusi dari

masalah yang sedang dihadapi tanpa memperdebatkan perbedaan pendapat.

d. Facilitate Supervisory Control

“In addition to it’s usefulness as a management tool, the PEARLS system

provides the framework for a supervisory unit at the National Federation.

National Associations can use the financial ratios generated by PEARLS to

conduct quarterly or monthly analyses of all key areas of credit union

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

operations”. Penjelasan ini berarti bahwa sistem PEARLS menyediakan kerangka

kerja bagi pengawas. Pengawas dapat menggunakan rasio keuangan yang

dihasilkan oleh PEARLS untuk melakukan analisis triwulan atau bulanan dari

semua bidang utama koperasi simpan pinjam.

3. Komponen dalam PEARLS

PEARLS memiliki enam komponen yang dapat digunakan untuk mengukur

kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam. Enam komponen yang terdapat

dalam analisis PEARLS tersebut antara lain adalah Protection (perlindungan),

Effective Financial Structure (struktur keuangan yang efektif), Asset Quality

(kualitas aset), Rates of Return and Cost (tingkat pengembalian dan biaya),

liquidity (likuiditas), dan Signs of Growth (tanda-tanda pertumbuhan). Berikut ini

merupakan komponen dari PEARLS (Munaldus, dkk. 2014:166-176).

a. Protection (Perlindungan)

Koperasi simpam pinjam perlu untuk melakukan perlindungan terhadap

asetnya. Munaldus, dkk (2014:166-167) mengungkapkan bahwa perlindungan

tersebut diukur dengan membandingkan total penyisihan dana cadangan untuk

menutupi pinjaman macet > 12 bulan. Perlindungan terhadap pinjaman macet >12

bulan tersebut dikatakan ideal atau sehat apabila Credit Union atau koperasi

simpan pinjam mampu menyisihkan dana sama besar dengan total piutang.

Perlindungan juga diukur dengan membandingkan total penyisihan dana

cadangan untuk menutupi pinjaman lalai 1-12 bulan. Perlindungan terhadap

pinjaman lalai 1-12 bulan tersebut dikatakan ideal atau sehat apabila Credit Union

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

atau koperasi simpan pinjam mampu menyisihkan 35% dana cadangan untuk

menutup total piutang lalai 1-12 bulan. total piutang. Penyisihan dana ini disebut

dana cadangan risiko yang dialokasikan secara tahunan dan provisi kredit lalai

yang dialokasikan setiap bulannya.

b. Effective Financial Structure (Struktur Keuangan yang Efektif)

Munaldus, dkk (2014:167-168) mengemukakan bahwa indikator ini

mengukur bagian-bagian yang paling penting dalam neraca keuangan. Indikator

ini penting untuk mementukan potensi pertumbuhan, kemampuan memperoleh

pendapatan, dan kekuatan keuangan menyeluruh. Effective financial structure ini

mengukur aset, liabilitas (utang), dan modal yang merupaka tiga bagian penting

dalam neraca keuangan. Selain itu effective financial structure ini juga

menunjukkan apakah struktur keuangannya ideal atau tidak. Pemakaian kata

“ideal” merujuk kata “sehat”. Komponen effective financial structure (struktur

keuangan yang efektif) yaitu.

1) Aset

Munaldus, dkk (2014:167-168) mengungkapkan bahwa aset produktif

memiliki prosentase 95% yang terdiri dari piutang (pinjaman beredar) dengan

prosentase 70-80% dari total aset. WOCCU merekomendasi prosentase tersebut

karena portopolio pinjaman adalah aset dari koperasi simpan pinjam yang paling

menguntungkan. Apabila portopolio pinjaman berada di bawah 70% dari total

aset, maka invesrasi likuid akan tinggi. Kondisi ini tidak diharapkan, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

pendapatan dari investasi lancar seperti bunga tabungan di bank tidak sebesar

pendapatan yang diperoleh dari investasi pada portopolio pinjaman.

Sebaliknya, apabila portopolio pinjaman berada di atas 80%, maka dana di

koperasi simpan pinjam tidak likuid sehingga koperasi simpan pinjam akan

kekurangan dana segar untuk keperluan penarikan simpanan, pencairan kredit,

atau keperluan lainnya. Prosentase untuk ketersediaan investasi likuid

(tersedianya dana segar) 10-20% dari total aset.

Aset-aset yang tidak produktif terutama berupa aset-aset tetap (seperti tanah,

gedung, perlengkapan, biaya dibayar di muka, kas) memiliki prosentase 5%.

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengukur persentase total aset yang

diinvestasikan dalam portofolio pinjaman.

2) Lialibities (Utang)

Munaldus, dkk (2014:168-16) mengemukakan bahwa rasio simpanan non-

saham yang ideal atau sehat berada pada prosentase 70-80% dari total aset

koperasi simpan pinjam. Apabila simpanan non-saham berada dalam keadaan

sehat maka dapat dikatakan bahwa koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam

telah mampu mengembangkan program pemasaran secara efektif. Rasio ini

menunjukkan bahwa semangat anggota menabung di koperasi simpan pinjam atau

koperasi kredit tinggi.

3) Modal

Munaldus, dkk (2014:169) mengemukakan bahwa modal terdiri dari modal

saham dan modal lembaga. Modal saham terdiri atas simpanan pokok dan

simpanan wajib yang memiliki prosentase sehat pada 10-20% dari total aset.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Modal lembaga terdiri atas dana cadangan umum, dana cadangan risiko, donasi,

SHU tak terbagi, dan SHU tahun berjalan yang dialokasikan untuk dana

cadangan. Prosentase sehat pada modal lembaga adalah minimal 10% dari total

aset. Hal ini bertujuan untuk mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan (tanah,

gedung, perlengkapan, biaya dibayar dimuka, kas), meningkatkan pendapatan,

dan menutup berbagai kerugian.

c. Assets Quality (Kualitas Aset)

Munaldus, dkk (2014:170-171) mengemukakan bahwa aset-aset yang tidak

produktif adalah aset yang tidak menghasilkan pendapatan. Apabila rasionya

berada di atas 5% dari total aset, maka akan memberikan dampak negatif bagi

koperasi simpan pinjam. Beberapa aset-aset yang tidak menghasilkan yaitu.

1) Rasio kelalaian pinjaman

Rasio kelalaian pinjaman merupakan ukuran penting untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahan koperasi simpan pinjam karena portopolio pinjaman

merupakan salah satu sumber pendapatan koperasi simpan pinjam. Jika rasio

kekalaian pinjaman di atas 5% dari total piutang maka koperasi tersebut akan

menghadapi krisis sehingga perlu memperbaiki kualitas pelayanan pinjaman.

2) Prosentase aset-aset yang tidak menghasilkan

Semakin tinggi rasio aset-aset tidak menghasilkan, maka akan semakin sulit

pula untuk koperasi simpan pinjam meningkatkan pendapatannya. Rasio aset-aset

yang tidak menghasilkan paling tinggi adalah 5%. Rasio aset-aset yang tidak

menghasilkan ini dapat turun saat banyak anggota baru yang menabung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

3) Mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan

WOCCU menuntut agar aset-aset yang tidak menghasilkan atau aset tetap

dapat didanai sepenuhnya atau 100% oleh modal lembaga.

d. Rates of Return and Cost (Tingkat Pendapatan dan Biaya)

Munaldus, dkk (2014:171-172) mengemukakan bahwa indikator ini

digunakan untuk mengetahui semua bagian-bagian yang penting dalam

memperoleh keuntungan bersih (net earning) atau selisih hasil usaha. Tujuan dari

perhitungan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada pihak manajemen

dalam menghitung hasil investasi dan menilai biaya operasional. Terdapat 4 area

utama investasi, yaitu portofolio pinjaman, investasi likuid, investasi keuangan,

dan investasi non-keuangan lainnya. Selain investasi, biaya-biaya operasional juga

perlu diukur. Biaya operasional dibagi menjadi tiga kelompok yaitu biaya

intermediasi keuangan, biaya administrasi, dan biaya provisi pinjaman lalai/macet

(Provisions for loan loses).

e. Liquidity (Likuiditas)

Munaldus, dkk (2014:174) mengungkapkan bahwa menjaga cadangan

likuiditas yang cukup merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen

keuangan yang sehat. PEARLS menganalisis likuiditas dari dua perspektif:

1) Total cadangan likuiditas

Indikator ini mengukur prosentase simpanan non-saham yang diinvestasikan

sebagai aset likuid di bank maupun di Pusat Koperasi Kredit. Indikator ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

memiliki prosentase sebesar minimum 15% setelah membayar semua kewajiban

jangka pendek (30 hari atau kurang).

2) Dana likuid yang menganggur (idle)

Indikator cadangan likuid penting untuk dijaga, namun cadangan likuid ini

juga menjadi opportunity cost yang hilang. Dana-dana yang disimpan di bank atau

investasi berpendapatan rendah dan tidak sebanding dengan biaya membeli dana

tersebut. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga idle money sekecil mungkin.

f. Signs of Growth (Tanda-Tanda Pertumbuhan)

Munaldus, dkk (2014:147) mengemukakan bahwa untuk dapat menjaga

nilai aset caranya adalah dengan menjaga pertumbuhan aset agar tetap kuat dan

cepat, namun tetap menjaga dan memperhatikan tingkat keuntungan yang

memadai. Pertumbuhan melakukan pengukuran pada 5 area kunci antara lain yaitu

pada total aset, pinjaman, simpanan non-saham, simpanan saham, dan modal

kelembagaan.

4. Rumus dalam PEARLS

Pada setiap komponen PEARLS memiliki indikator-indikator yang memiliki

prinsip kehati-hatian dan dapat menggambarkan bagaimana perubahan dalam satu

rasio memiliki konsekuensi bagi indikator indikator yang lainnya.

Secara total, di dalam PEARLS terdapat ±46 indikator keuangan kuantitatif

yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan dari

koperasi simpan pinjam atau lembaga keuangan lainnya. Namun telah dirinci dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

dipilih 15 indikator dan target sasaran yang dapat digunakan sebagai standar

minimum untuk mengukur kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam. Berikut

ini merupakan 15 indikator perhitungan PEARLS.

a. P = Protection (Perlindungan)

Richardson (2009:14) menjelaskan rumus protection (perlindungan) adalah

sebagai berikut.

1) P1 = Ketersediaan dana cadangan risiko terhadap total pinjaman macet >12

bulan.

Tujuan perhitungan ini adalah untuk mengukur kecukupan dana cadangan

risiko apabila dibandingkan dengan semua pinjaman macet lebih dari 12 bulan.

Rumus: P1=

Kriteria sehat = 100%

2) P2 = Ketersediaan dana cadangan risiko terhadap total pinjaman lalai 1-12

bulan.

Perhitungan ini bertujuan untuk mengukur kecukupan dana cadangan risiko

setelah dikurangi semua pinjaman macet >12 bulan.

Rumus: P2=

Kriteria sehat = 35%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

b. E = Effective Financial Structure (Struktur Keuangan yang Efektif)

a) E1 = Piutang bersih terhadap total aset

Munaldus, dkk (2014:178) mengemukakan bahwa tujuan perhitungan ini

adalah untuk mengukur prosentase total aset yang diinvestasikan dalam portofolio

pinjaman.

Rumus: E1=

Kriteria sehat = antara 70-80%

b) E5 = Simpanan non-saham terhadap total aset

Munaldus, dkk (2014:178) mengemukakan bahwa tujuan dari perhitungan

ini adalah untuk mengukur prosentase total aset yang didanai dari simpanan non-

saham.

Rumus: E5=

Kriteria sehat = antara 70-80%

c) E7 = Modal saham terhadap total aset

Richardson (2009:19) mengemukakan bahwa tujuan perhitungan ini adalah

untuk mengukur prosentase total aset yang dibiayai oleh modal saham.

Rumus: E7=

Krietria sehat = ≤20%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

d) E8 = Modal kelembagaan terhadap total aset

Richardson (2009:19) mengemukakan bahwa tujuan perhitungan ini adalah

untuk mengukur prosentase total aset yang dibiayai oleh modal kelembagaan.

Rumus: E8=

Kriteria sehat = ≥10%

c. A = Assets Quality (Kualitas Aset)

Munaldus, dkk (2014:179-180) mengemukakan beberapa indikator dari

Assets Quality adalah sebagai berikut.

a) A1 = Total pinjaman lalai terhadap total piutang

Tujuan dari perhitungan ini untuk mengukur prosentase total pinjaman lalai

di portopolio pinjaman terhadap total pinjaman beredar.

Rumus: A1=

Kriteria sehat = ≤5%

b) A2 = Aset-aset yang tidak menghasilkan terhadap total aset

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengukur prosentase total aset

yang tidak menghasilkan pendapatan.

Rumus: A2=

Kriteria sehat = ≤5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

d. R = Rates of Return and Cost (Tingkat Pendapatan dan Biaya)

Berikut adalah indikator dari Rate of Return and Cost antara lain yaitu.

1) R8 = Margin pendapatan kotor terhadap total rata-rata aset

Richardson (2009:24) mengungkapkan bahwa tujuan perhitungan ini adalah

untuk mengukur margin pendapatan yang dihasilkan dan dinyatakan sebagai

imbal hasil pada semua aset sebelum dikurangi dengan biaya operasi dan provisi

untuk kerugian pinjaman dan item luar biasa lainnya.

Rumus: R8=

Kriteria sehat = ≥ 10%

2) R9 = Biaya operasional terhadap rata-rata aset

Munaldus, dkk (2014:181) mengemukakan bahwa tujuan perhitungan ini

adalah untuk mengukur biaya yang terkait dengan manajemen dari semua aset

koperasi kredit atau Credit Union (CU). Biaya ini diukur sebagai presentase total

aset dan menunjukkan derajat efisiensi operasional atau ketidakefisienan

operasional.

Rumus: R9=

Kriteria sehat = ≤ 5%

3) R12 = Rasio Sisa Hasil Usaha (SHU)

Richarson (2009:25) mengungkapkan bahwa tujuan perhitungan ini adalah

untuk mengukur kecukupan pendapatan dan kemampuan untuk membangun

modal lembaga.

Rumus: R12=

Kriteria sehat = ≥10%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

e. L = Liquidity (Likuiditas)

Berikut ini merupakan indikator dari Liquidity antara lain yaitu.

1) L1 = Perhitungan dana cadangan likuid terhadap simpanan non-saham

Munaldus, dkk (2014:182) mengungkapkan bahwa tujuan perhitungan ini

adalah untuk mengukur ketahanan cadangan kas likuid untuk memenuhi

penarikan simpanan, setelah mambayar semua kewajiban jangka pendek ≤ 30

hari.

Rumus: L1=

Kriteria sehat = ≥15%

Keterangan:

a = total investasi lancar yang menghasilkan

b = aset lancar yang tidak menghasilkan

c = kewajiban lancar

d = Total simpanan non saham

2) L3 = Perhitungan dana likuid yang menganggur

Richardson (2009:26-27) mengemukakan bahwa tujuan perhitungan ini

adalah untuk mengukur seluruh harta yang diinvestasikan dalam akun likuid non

produktif.

Rumus: L3=

Kriteria sehat = <1%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

f. S = Signs of Growth (Tanda-Tanda Pertumbuhan)

Munaldus, dkk (2014:183) mengemukakan bahwa indikator ini mengukur

prosentase pertumbuhan di setiap nomor perkiraan yang paling penting di laporan

keuangan, juga pertumbuhan anggota. Rumus perhitungan Signs of Growth adalah

sebagai berikut.

1) S10 = Pertumbuhan Anggota

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengukur pertumbuhan anggota

koperasi kredit atau Credit Union (CU).

Rumus: S10=

Kriteria sehat = >12%

2) S11 = Pertumbuhan Total Aset

Tujuannya adalah untuk mengukur pertumbuhan total aset tahun berjalan.

Rumus: S11=

Kriteria sehat = > inflasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

G. Penelitian yang Relevan

Telah banyak penelitian tentang analisis kesehatan keuangan menggunakan

PEARLS. Beberapa penelitian tentang analisis PEARLS yang telah dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1

Penelitian yang Relevan

No Peneliti Tahun Judul

Penelitian Variabel Metode

Hasil

Penelitian

1. Napitupulu,

Rosalina

2019 “Analisis

Kinerja

Keuangan

Credit

Union

Dengan

Meng-

gunakan

PEARLS”

Studi Kasus

pada Credit

Union

Cindelaras

Tumangkar

Yogyakarta

Kinerja

keuangan

Credit

Union

Analisis

rasio

keuangan

PEARLS

61,54%

indikator

ideal dan

38,46%

indikator

tidak ideal

2. Sunarwati,

Arum

2018 Analisis

PEARLS

Sebagai

Alat Ukur

Kinerja

Keuangan

Pada Kopdit

Sinar

Harapan

Kediri

Kinerja

keuangan

koperasi

kredit

meng-

gunakan

analisis

PEARLS

Kuantitatif

Expost facto

Pada aspek

Protection

kurang

ideal, aspek

Effective

Financial

Structure

kurang

ideal, aspek

Asset

Quality

kurang

bagus,

aspek Rate

of Return

and Cost

tidak

ideal,aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

No Peneliti Tahun Judul

Penelitian Variabel Metode

Hasil

Penelitian

Liquidity

ideal, dan

aspek Sign

Of Growth

kurang ideal

3. Bella,

Stephani

2018 “Analisis

Kinerja

Keuangan

Ber-

dasarkan

Analisis

PEARLS”

studi pada

Credit

Union

Sandya

Swadaya,

Kota

Yogyakarta,

DIY

Kinerja

keuangan

Credit

Union

Analisis

PEARLS

Kinerja

keuangan

Credit

Union

Sandya

Swadaya

masih

kurang

sehat karena

banya hasil

perhitungan

rasio-rasio

PEARLS

masuk

dalam

kategori

poor dan

fair,

sehingga

ke-

mungkinan

tidak dapat

ikut serta

dalam

penyaluran

KUR dari

pemerintah

4. Juki,

Matheus

2017 “Kinerja

Keuangan

Berdasarkan

Rasio

PEARLS

Pada Credit

Union

Semandang

Jaya di

Balai

Semandang

Kecamatan

Kinerja

Keuangan

Credit

Union Se-

mandang

Jaya

Analisis

PEARLS

31,87%

indikator

sehat dan

68,13%

indikator

tidak sehat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

No Peneliti Tahun Judul

Penelitian Variabel Metode

Hasil

Penelitian

Simpang

Hulu

Kabupaten

Ketapang

5. Yuda,

Novita

Dewi

2017 “Analisis

Kesehatan

Keuangan

Credit

Union Ber-

dasarkan

sistem

PEARLS”

studi kasus

pada Credit

Union

Keling

Kumang di

Sintang

Kalimantan

Barat

Kinerja

keuangan

menurut

sistem

PEARLS

Sistem

PEARLS

Hasil

penelitian

tersebut

adalah

kinerja

keuangan

Credit

Union

Keling

Kumang

periode

tahun 2012

hingga 2016

ketika

dinilai

sistem

PEARLS

belum baik.

Selain itu

prediksi

kinerja

keuangan

untuk tahun

2017 hingga

2018 akan

masuk

dalam

kategori

buruk (tidak

sehat)

6. Pratiwi,

Ceacilia

Dian

2017 Analisis

Kesehatan

Kinerja

Keuangan

Koperasi

Kredit

Harapan

Bahagia

Ber-

dasarkan

Aspek-

aspek di

dalam

metode

analisis

PEARLS

Perhitung-

an acctual

per-

fomance,

per-

hitungan

per-

fomance

index,

perhitung-

Kinerja

keuangan

pada tahun

2011-2014

dan 2016

masuk ke

dalam

kategori

very good,

sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

No Peneliti Tahun Judul

Penelitian Variabel Metode

Hasil

Penelitian

Metode

PEARLS

an score,

per-

hitungan

total score,

meng-

analisis dan

membuat

pernyataan

tingkat

kesehatan,

perhitungan

analisis

PEARLS

tahun se-

lanjutnya

kinerja

keuangan

pada tahun

2015 masuk

ke dalam

kategori

good

7. Martikasari,

Kurnia

2015 ”Evaluasi

Kinerja

Keuangan

untuk Ke -

berlanjutan

Ekonomi

dalam

Credit

Union (studi

kasus di

Credit

Union

“Kerja

Bermakna”

Jogonalan,

Klaten,

Jawa

Tengah)”

Kinerja

keuangan

Credit

Union

PEARLS

Monitoring

System

Pada

penelitian

ini dapat

disimpulkan

bahwa

indikator

50%

indikator

sehat/ideal

dan 50%

indikator

tidak

sehat/tidak

ideal

H. Kerangka Berpikir

Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu jenis koperasi yang

menjalankan usahanya dengan menghimpun dana dari anggota dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada anggota dalam bentuk pinjaman. Dalam

kegiatan usahanya, koperasi simpan pinjam melakukan pembukuan keuangannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

dalam bentuk laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan

keuangan pada koperasi simpan pinjam terdiri dari laporan neraca, laporan laba

rugi, dan lain-lain. Penyusunan laporan keuangan koperasi ditujukan untuk

mengetahui kondisi keuangan pada kopersi yang bersangkutan. Untuk menjaga

kondisi keuangannya, maka koperasi simpan pinjam perlu untuk mengetahui

kesehatan keuangannya.

Kesehatan keuangan pada koperasi simpan pinjam perlu untuk diusahakan

agar dapat mengetahui kondisi kesehatan dan faktor yang menghambat

keberhasilan pada koperasi. Dengan mengetahui kesehatan keuangannya, maka

koperasi dapat melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki atau mempertahankan

kesehatan keuangannya. Untuk menjaga kesehatan keuangan, maka perlu

dilakukan analisis kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam. Analisis

kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam yang dapat digunakan untuk

menganalisis kesehatan keuangan adalah analisis PEARLS.

PEARLS merupakan alat monitoring yang berguna untuk melakukan analisis

terhadap kesehatan keuangan pada koperasi simpan pinjam. PEARLS terdiri dari 6

komponen yaitu Protection, Effective Financial Structure, Asset Quality, Rate of

Return and Cost, dan Sign of Growth yang mengukur kesehatan keuangan secara

kuantitatif sehingga memperoleh hasil yang objektif.

Dari uraian di atas, maka kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Koperasi

Simpan

Pinjam

Laporan

Keuangan

Koperasi Simpan

Pinjam

Analisis

PEARLS

Sign of

Growth

Liquidity

Rate of

Return

and Cost

Asset

Quality

Effective

Financial

Structure

Protection

Kesehatan

Keuangan

Koperasi

Simpan Pinjam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

menganalisis suatu data sampai pada proses deskriptif. Kesimpulan yang

diberikan dalam penelitian ini memiliki dasar faktual yang jelas karena penelitian

didasarkan pada data yang telah diperoleh. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk memberikan gambaran situasi maupun kejadian pada suatu populasi

atau bidang tertentu. (Azwar, 2009:6-7).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada April 2020 hingga Mei 2020. Penelitian ini

dilaksanakan di KPRI Seyegan yang berlokasi di Dusun Susukan, Margokaton,

Seyegan, Sleman, Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari penelitian ini adalah KPRI Seyegan. Dalam

memperoleh informasi berkaitan dengan KPRI Seyegan dibutuhkan bantuan dari

pihak-pihak yang diharapkan dapat memberikan informasi sesuai dengan data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dari penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan

KPRI Seyegan yang meliputi laporan neraca, laporan rugi laba, laporan

perkembangan SHU, dan data lainnya pada tahun 2015 hingga tahun 2019 yang

mendukung penelitian ini.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dari penelitian ini adalah kesehatan keuangan KPRI

Seyegan yang dianalisis menggunakan PEARLS yang terdiri dari:

1. P = Protection (Perlindungan)

P1 = Ketersediaan dana cadangan risiko terhadap total pinjaman macet >12

bulan.

P2 = Ketersediaan dana cadangan risiko terhadap total pinjaman lalai 1-12

bulan.

2. E = Effective Financial Structure (Struktur Keuangan yang Efektif)

E1 = Saldo pinjaman beredar terhadap total aset.

E5 = Simpanan non-saham terhadap total aset.

E7 = Modal saham tehadap total aset

E8 = Modal kelembagaan terhadap total aset

3. A = Assets Quality (Kualitas Aset)

A1 = Total pinjaman lalai terhadap total piutang.

A2 = Aset-aset yang tidak menghasilkan terhadap total aset.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

4. R = Rates of Return and Cost (Tingkat Pendapatan dan Biaya)

R8 = Margin pendapatan kotor terhadap total rata-rata aset

R9 = Biaya operasional terhadap total ata-rata aset

R12 = Rasio Sisa Hasil Usaha (SHU)

5. L = Liquidity (Likuiditas)

L1 = Investasi likuid + aset likuid – kewajiban jangka pendek terhadap

simpanan non-saham

L3 = Saldo kas terhadap total aset

6. S = Signs of Growth (Tanda-Tanda Pertumbuhan)

S10 = Pertumbuhan Anggota.

S11 = Pertumbuhan Tota Aset.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini adalah:

3. Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi dalam penelitian ini adalah laporan

pertanggungjawaban pengurus dan pengawas KPRI Seyegan pada tahun 2015

hingga tahun 2019 yang terdiri laporan neraca keuangan, laporan laba rugi, data

pinjaman lalai anggota KPRI Seyegan, dan data keanggotaan KPRI Seyegan.

4. Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Kesehatan keuangan koperasi simpan pinjam dalam penelitian ini adalah

kondisi atau keadaan sehat atau tidaknya koperasi simpan pinjam yang dianalisis

dengan menggunakan analisis PEARLS yaitu Protection (perlindungan), Effective

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Financial Structure (struktur keuangan yang efektif), Asset Quality (kualitas aset),

Rates of Return and Cost (tingkat pendapatan dan biaya), Liquidity (likuiditas),

Signs of Growth (tanda-tanda pertumbuhan).

F. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder. Data primer peroleh dari hasil skrip wawancara peneliti dengan

pengurus KPRI Seyegan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan

keuangan di KPRI Seyegan seperti laporan neraca dan laporan laba rugi KPRI

Seyegan periode tahun 2015 hingga tahun 2019. Periode tahun 2015 hingga tahun

2019 tersebut dipilih karena jangka waktu 5 tahun merupakan jangka waktu

menengah yang cukup untuk dapat melakukan analisis kesehatan keuangan

dengan menggunakan analisis PEARLS.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Wawancara

Teknik wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi lebih lanjut dan

lebih lengkap tentang KPRI Seyegan. Wawancara ini dilakukan dengan pengurus

KPRI Seyegan karena pengurus dianggap memiliki pengetahuan dan informasi

lebih mendalam berkaitan dengan KPRI Seyegan sehingga dapat membantu

peneliti dalam memperoleh informasi yang lebih mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan dan

mempelajari data laporan keuangan dari KPRI Seyegan berupa laporan neraca,

laporan laba rugi, dan data pendukung lainnya.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data dengan menggunakan

analisis PEARLS. Dengan menggunakan PEARLS ini maka permasalahan yang

ingin dijawab dalam berkaitan dengan kesehatan keuangan KPRI Seyegan periode

tahun 2015 hingga tahun 2019 akan terjawab. Rumus analisis PEARLS adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rumus Analisis PEARLS

Komponen Rumus Kriteria

Sehat

Protection

P1 Dana cadangan risiko x 100%

Total pinjaman lalai >12 bulan

100%

P2 ( a – b) x 100%

C

a = Dana cadangan risiko

b = Total pinjaman lalai >12 bulan

c = Total pinjaman lalai 1-12 bulan

35%

Effective

Financial

Structure

E1 Saldo pinjaman beredar – Dana cadangan risiko x 100%

Total aset

70-80%

E5 Simpanan non-saham x 100%

Total aset 70-80%

E7 Modal saham x 100%

Total aset ≤ 20%

E8 Modal kelembagaan x 100%

Total aset ≥ 10%

Assets

Quality

A1 Total kelalaian pinjaman x 100%

Total pinjaman beredar ≤ 5%

A2 Total aset tidak menghasilkan pendapatan x 100%

Total aset

≤ 5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Berikut ini adalah tabel 15 indikator dan kriteria sehat dari analisis PEARLS

yang dapat digunakan sebagai standar perhitungan untuk mengukur kesehatan

keuangan koperasi simpan pinjam.

Tabel 3.2

Kriteria Sehat Analisis PEARLS

No Indikator PEARLS Kriteria Sehat

1. P1 100%

2. P2 35%

3. E1 70-80%

4. E5 70-80%

5. E7 ≤ 20%

6. E8 ≥ 10%

7. A1 ≤ 5%

8. A2 ≤ 5%

9. R8 ≥10%

Komponen Rumus Kriteria

Sehat

Rates of

Return

and Cost

R8 Total margin pendapatan kotor x100%

Total rata-rata aset

≥10%

R9 Total biaya operasional x 100%

Total rata-rata aset ≤5 %

R

12

Pendapatan bersih (SHU) x100%

Total rata-rata aset

≥10%

Liquidity

L1 (a + b - c ) x100%

D a = Total investasi lancar yang menghasilkan

b = aset lancar yang tidak menghasilkan

c = kewajiban lancar

d = Total simpanan non saham

≥ 15%

L3 Kas x 100%

Total aset

<1%

Signs of

Growth

S10 Total anggota tahun ini – Total anggota tahun lalu x100%

Total anggota tahun lalu

>12%

S11 Total aset tahun ini – Total aset tahun lalu x 100%

Total aset tahun lalu > inflasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

No Indikator PEARLS Kriteria Sehat

10. R9 ≤ 5%

11. R12 ≥ 10%

12. L1 ≥ 15%

13. L3 < 1%

14. S10 >12%

15. S11 > inflasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat KPRI Seyegan

Pada tahun 1975 Kecamatan Mlati dan Kecamatan Seyegan bergabung

menjadi satu IPDA (Inspeksi Pendidikan Dasar) atau layanan pendidikan dasar

dengan nama IPDA Mlati yang terdiri dari guru-guru di Kecamatan Mlati dan

Kecamatan Seyegan. Kepala atau pemimpin dari IPDA Mlati adalah Bapak

Subardi, B.A.

Selain bergabung menjadi satu pelayanan pendidikan dasar, Kecamatan

Mlati dan Kecamatan Seyegan juga menjadi satu dalam perkoperasiannya dengan

nama KPN (Koperasi Pegawai Negeri) yang berkantor menempel dengan IPDA

Mlati.

Pada tahun 1980 pemerintah Kabupaten Sleman memberikan kebijakan

bahwa setiap kecamatan wajib untuk berdiri sendiri dan tidak bergabung antar dua

kecamatan. Oleh sebab itu, Kecamatan Mlati dan Kecamatan Seyegan tidak

menjadi satu IPDA, melainkan menjadi dua ranting yaitu ranting pendidikan Mlati

dan ranting pendidikan Seyegan. Selain dari sisi pelayanan pendidikan, KPN

(Koperasi Pegawai Negeri) Mlati juga dipecah menjadi dua yaitu menjadi KPRI

(Koperasi Pegawai Republik Indonesia) Mlati dan KPRI (Koperasi Pegawai

Republik Indonesia) Seyegan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Sumber: Google Maps

Gambar 4. 1 Lokasi KPRI Seyegan

KPRI Seyegan berkantor di sebelah selatan SD Negeri Susukan yang

terletak di Dusun Susukan III, Margokaton, Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55561. Gedung KPRI Seyegan ini berada satu halaman dengan SD

Negeri Susukan. Pada awal berdiri sendiri menjadi KPRI Seyegan, KPRI ini

beranggotakan sekitar ±250 orang anggota. Seiring dengan berjalannya waktu

anggota KPRI Seyegan semakin bertambah karena banyak dibangunnya SD

(Sekolah Dasar) Inpres atau yang sekarang sering disebut SD (Sekolah Dasar)

Negeri. Dengan demikian semakin banyak pula guru-guru PNS yang bergabung

menjadi anggota KPRI Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Gambar 4. 2 Gedung KPRI Seyegan

KPRI Seyegan ini berbadan hukum BH. 1638/BH/XI pada tanggal 22

Agustus 1990. Keanggotaan KPRI Seyegan hingga saat ini semakin bertambah

karena anggotanya tidak hanya terdiri dari guru-guru PNS saja, namun juga guru-

guru yang telah purna tugas dan guru-guru serta karyawan CPNS.

Kepengurusan KPRI Seyegan ini terbagi menjadi dua yaitu pengurus inti

yang terdiri dari ketua, sekertaris, dan bendahara serta badan pengawas yang

terdiri dari 3 orang yaitu ketua, sekertaris, dan satu anggota badan pengawas.

B. Struktur Organisasi KPRI Seyegan

Pengurus KPRI Seyegan ini dipilih melalui pemilihan bersama oleh seluruh

anggota KPRI Seyegan. Adapun susunan kepengurusan KPRI Seyegan adalah

sebagai berikut.

Pengurus Inti KPRI Seyegan:

Ketua : Drs. Suwandi

Wakil Ketua : Tukiyono, B.A.

Sekretaris 1 : Jumar, S.Pd.SD.

Sekretaris 2 : Siti Sudarmiyati, S.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Bendahara 1 : Widodo, S.Pd.

Bendahara 2 : H. Harto, B.A.

Komisaris : Ponijan, S.Pd.

Pengawas KPRI Seyegan:

Ketua : H. Tugiman, S.Pd.

Sekretaris : Hamtoyo, S.Pd.I.

Anggota : Maryono, S.Pd.

Dalam melaksanakan kepengurusan dalam KPRI Seyegan, pengurus memiliki

tugas masing-masing sesuai jabatan yang telah diberikan kepada mereka.

Pembagian tugas tersebut antara lain yaitu.

Tabel 4.1

Pembagian Tugas Pengurus KPRI Seyegan

Jabatan Nama Tugas

Ketua Drs. Suwandi Penanggungjawab tata kehidupan dan

usaha koperasi.

Penanggungjawab organisasi KPRI

Seyegan.

Mengesahkan tanda bukti transaksi.

Mengerjakan buku induk dan bunga

tabungan sukarela.

Mengerjakan administrasi simpanan

pokok. dan wajib.

Wakil Ketua Tukiyono, B.A. Mengerjakan administrasi sisa piutang

dalam bunga 20X.

Mengerjakan administrasi sisa piutang

dan bunga 40X.

Penanggungjawab amprah.

Sekretaris 1 Jumar, S.Pd.SD. Koordinator administrasi.

Menata administrasi koperasi.

Mengerjakan administrasi sisa piutang

dan bunga 10X.

Mengerjakan administrasi sisa piutang

dan bunga 60X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Jabatan Nama Tugas

Sekretaris 2 Siti

Sudarmiyati,

SPd.

Mengerjakan notulen rapat.

Mengerjakan daftar hadir rapat.

Mengerjakan pengabulan amprah.

Mengerjakan administrasi sisa piutang

dan bunga 30X.

Mengerjakan tabungan dan bunga hari

raya.

Bendahara 1 Widodo, S.Pd. Mengerjakan buku tabelaris.

Mengerjakan lintasan kas.

Mengerjakan pengetikan tagihan

bulanan.

Menyiapkan laporan RAT.

Bendahara 2 H. Harto, B.A. Mengerjakan buku kas harian.

Menyusun anggaran rutin.

Menerima, menyimpan, dan

mengeluarkan uang.

Mengerjakan konsep tagihan dan

tabungan sukarela.

Mengerjakan administrasi simpanan

peminjam.

Mengerjakan administrasi tabungan

wisata.

Mempersiapkan konsep laporan

keuangan.

Menyusun konsep RAPBK.

Komisaris Ponijan, S.Pd. Membantu bidang administrasi dan

usaha.

Mengerjakan administrasi tabungan dan

bunga pendidikan.

Mengerjakan administrasi sisa piutang

bunga 48X.

C. Keanggotaan KPRI Seyegan

KPRI Seyegan memiliki beberapa persyaratan dalam menerima anggota

baru. Persyaratan penerimaan anggota baru KPRI Seyegan adalah sebagai berikut.

1. Anggota merupakan guru PNS ataupun CPNS di SD dan TK Kecamatan

Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2. Anggota membayar simpanan pokok sebesar Rp2.000.

3. Anggota membayar simpanan wajib per bulan Rp10.000.

4. Anggota membayar tabungan pendidikan minimal Rp30.000.

5. Anggota membayar tabungan hari raya minimal sebesar Rp60.000.

D. Jumlah Anggota KPRI Seyegan

Jumlah anggota KPRI Seyegan sejak tahun 2015 hingga tahun 2019

mengalami perubahan terus-menerus. Perubahan tersebut karena adanya

penambahan jumlah anggota baru maupun ada anggota yang keluar dari KPRI

Seyegan. Keanggotaan KPRI Seyegan terdiri atas anggota laki-laki dan anggota

perempuan. Berikut ini adalah gambar jumlah anggota laki-laki dan jumlah

anggota perempuan di KPRI Seyegan pada tahun 2015 hingga tahun 2019.Adapun

jumlah anggota koperasi tahun 2015-2019 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1. Jumlah AnggotaLaki-Laki dan Perempuan KPRI Seyegan Tahun 2015-2019

Anggota KPRI Seyegan terdiri atas anggota laki-laki dan anggota

perempuan yang setiap tahunnya mengalami selalu mengalami perubahan. Jumlah

anggota laki-laki dan anggota perempuan di KPRI Seyegan pada tahun 2015

hingga tahun 2019 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Sumber: Laporan tahunan KPRI Seyegan, 2020

Grafik 4.1 Jumlah Anggota KPRI Seyegan Tahun 2015-2019

Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa jumlah anggota laki-laki di KPRI

Seyegan mengalami penurunan. Pada tahun 2015 jumlah anggota laki-laki di

KPRI Seyegan sebanyak 128 orang, lalu jumlah tersebut menurun pada tahun

2016 dan tahun 2017 menjadi 122 orang. Pada tahun 2018 menurun kembali

menjadi 120 orang dan pada tahun 2019 kembali menurun menjadi 117 orang. Hal

yang serupa dapat kita lihat pada jumlah anggota perempuan di KPRI Seyegan.

Jumlah anggota perempuan di KPRI Seyegan pada tahun 2015 hingga tahun 2018

mengalami penurunan. Pada tahun 2015 anggota perempuan di KPRI Seyegan

sebanyak 187 orang, lalu menurun pada tahun 2016 menjadi 185, dan menurun

kembali pada tahun 2017 menjadi 184 dan tahun 2018 menjadi 180 orang. Namun

pada tahun 2019 jumlah anggota perempuan di KPRI Seyegan mengalami

peningkatan sebanyak 29 orang menjadi 209 orang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa total anggota KPRI

Seyegan pada tahun 2015 hingga tahun 2018 terus mengalami penurunan, namun

meningkat secara signifikan pada tahun 2019 menjadi 326 orang anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

E. Produk Simpanan Anggota

a. Simpanan pokok

Simpanan pokok merupakan simpanan yang dibayarkan oleh anggota sekali

saat anggota masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok bagi anggota baru

KPRI Seyegan sebesar Rp2.000.

b. Simpanan wajib

Simpanan wajib merupakan simpanan yang dibayarkan oleh anggota KPRI

Seyegan setiap bulannya. Besarnya simpanan wajib bagi anggota KPRI Seyegan

adalah Rp10.000 per bulan.

c. Simpanan hari koperasi

Simpanan hari koperasi merupakan simpanan yang dibayarkan oleh anggota

hanya pada saat Bulan Juli. Simpanan hari koperasi yang dibayar oleh anggota

sebesar Rp5.000.

d. Simpanan peminjam

Simpanan peminjam merupakan simpanan yang ditujukan kepada anggota

yang kredit. Setiap peminjam dikenakan bunga sebesar 2% dari pokok pinjaman

dan dikembalikan setelah mengendap 1 tahun.

e. Tabungan pendidikan

Tabungan pendidikan yang harus dibayarkan oleh anggota kepada KPRI

Seyegan minimal Rp30.000 per bulan. Tabungan pendidikan ini dapat diambil

oleh anggota sesuai dengan kebutuhan perihal pendidikan biasanya pada Bulan

Juni dan Bulan November dengan jasa 0,5% per bulan yang dibayarkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

akhir tahun. Pengambilan tabungan pendidikan ini dapat dilakukan dengan

mengajukan surat penrmohonan baik secara lisan ataupun tertulis.

f. Tabungan Hari Raya

Tabungan Hari Raya yang harus dibayarkan oleh anggota KPRI Seyegan

minimal Rp30.000 per bulan dikembalikan menjelang Hari Raya Idul Fitri dengan

jasa 0,5% per bulan yang dibayarkan pada akhir tahun.

g. Tabungan Wisata

Tabungan ini bersifat masukan/sukarela. Tabungan ini diperlukan jika

anggota menginginkan adanya kegiatan wisata. Tabungan wisata ini tidak wajib

bagi anggota.

h. Tabungan Sukarela

Tabungan sukarela ini bersifat masukan. Tabungan ini dikenakan jasa

sebesar 0,5% per bulan dan dibayarkan pada awal bulan berikutnya.

F. Produk Pinjaman Anggota

Dalam memberikan pinjaman kepada anggotanya, KPRI Seyegan memiliki

beberapa produk pinjaman yang dapat dipilih oleh anggota. Produk pijaman yang

ditawarkan oleh KPRI Seyegan adalah sebagai berikut.

1. Pinjaman dengan 10 kali angsuran.

2. Pinjaman dengan 20 kali angsuran.

3. Pinjaman dengan 30 kali angsuran.

4. Pinjaman dengan 40 kali angsuran.

5. Pinjaman dengan 48 kali angsuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

6. Pinjaman dengan 60 kali angsuran.

7. Kredit barang

Dalam memilih jenis pinjaman, anggota harus menyesuaikan waktu pensiun

anggota agar saat pengembalian pinjaman tidak membebani anggota yang

bersangkutan. Pada awal berdirinya, KPRI Seyegan memberikan beban bunga

pengembalian angsuran sebesar 1,5%, kemudian prosentase tersebut menurun

menjadi 1,2%, dan sekarang turu kembali menjadi 1%. Penurunan prosentase

dilakukan koperasi karena persaingan dengan bank yang memberikan beban

bunga yang cukup kecil kepada nasabahnya sehingga hal tersebut dapat menarik

hati anggota koperasi untuk lebih memilih meminjam di bank dari pada di

koperasi, padahal simpan pinjam merupakan kegiatan yang penting di dalam

koperasi.

G. Produk Sosial

1. KPRI Seyegan memberikan bantuan kepada anggota yang menjalani rawat

inap di rumah sakit sebesar Rp250.000. Bantuan tersebut diberikan kepada setiap

anggota sebanyak 1 tahun sekali.

2. KPRI Seyegan memberikan bantuan kepada anggota yang istri atau

suaminya meninggal. Bantuan tersebut diberikan sebesar Rp200.000.

3. KPRI Seyegan memberikan tali asih kepada anggota yang telah pensiun

atau purna tugas. Bantuan yang diberikan kepada anggota disesuaikan dengan

masa keanggotaan anggota tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

a. Masa keanggotaan >15 tahun = Rp150.000

b. Masa keanggotaan >10 tahun dan <15 tahun = Rp125.000

c. Masa keanggotaan 5 tahun sampai <10 tahun = Rp100.000

d. Masa keanggotaan <5 tahun = Rp75.000

4. KPRI Seyegan memberikan bantuan kepada kegiatan guru-guru didalam

meningkatkan prestasi pada bidang pendidikan sebesar Rp250.000.

5. KPRI Seyegan memberikan bingkisan hari raya kepada anggota antara lain

10 kg gula, 5 liter minyak, dan 1 pak teh.

6. KPRI Seyegan memberikan kain seragam kepada anggota. Kegiatan

tersebut dilakukan sebanyak 2 tahun sekali.

Dana produk sosial KPRI Seyegan ini diperoleh dari beberapa pengelompokan

biaya. Dana untuk bingkisan hari raya diperoleh dari biaya organisasi, sedangkan

untuk dana produk sosial yang lainnya diperoleh dari penyisihan 5% SHU (Sisa

Hasil Usaha).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

BAB V

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan tahunan

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan tahun 2015-2019. Data

keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dapat

menjawab permasalahan penelitian yaitu untuk menganalisis kesehatan keuangan

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan dengan menggunakan

PEARLS periode tahun 2015-2019. Deskripsi data laporan tahunan KPRI Seyegan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Neraca KPRI Seyegan

Neraca KPRI Seyegan pada tahun 2015 hingga tahun 2019 terus mengalami

perkembangan pada setiap tahunnya Neraca KPRI Seyegan dapat dilihat pada

grafik berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Sumber: Laporan tahunan KPRI Seyegan, 2020

Grafik 5.1 Perkembangan Neraca KPRI Seyegan Tahun 2015-2019

Berdasarkan grafik 5.1 di atas dapat dilihat bahwa neraca KPRI Seyegan

pada tahun 2015 sebesar Rp1.289.415.109. Pada tahun 2016 neraca KPRI

Seyegan mengalami penurunan menjadi Rp1.222.741.383 dan pada tahun 2017

mengalami penurunan kembali menjadi Rp1.213.536.842. Hal tersebut

dikarenakan pada tahun tersebut banyak tabungan sukarela yang dikembalikan

kepada anggota karena kurangnya jumlah peminjam di KPRI Seyegan. Pada tahun

2018 neraca KPRI Seyegan meningkan menjadi Rp1.308.882.046. Hal tersebut

dikarenakan terdapat anggota baru yang berpartisipasi untuk menyimpan uangnya

dalam bentuk tabungan baik tabungan pendidikan, tabungan sukarela, tabungan

hari raya, dan lain-lain. Sedangkan pada tahun 2019 neraca KPRI Seyegan

mengalami penuruan menjadi Rp1.285.181.986.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

2. Laporan Laba Rugi KPRI Seyegan

Laporan laba rugi terdiri atas pendapatan yang diperoleh KPRI Seyegan dan

biaya yang dikeluarkan oleh KPRI Seyegan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan

di KPRI Seyegan. Laporan laba rugi di KPRI Seyegan dari tahun 2015 hingga

tahun 2019 dapat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.1

Laporan Laba Rugi KPRI Seyegan Tahun 2015-2019

Tahun Pendapatan Biaya

2015 Rp 275.788.167,75 Rp 249.028.177

2016 Rp 268.888.370,75 Rp 249.088.498

2017 Rp 255.025.712,75 Rp 200.184.105

2018 Rp 266.240.107,75 Rp 208.946.745

2019 Rp 254.827.262,75 Rp 205.396.009

Sumber: Laporan tahunan KPRI Seyegan. 2020

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat jumlah pendapatan dan biaya yang

dikeluarkan KPRI Seyegan selama tahun 2015-2019. Untuk menggambarkan

perkembangan pendapatan dan biaya KPRI Seyegan secara lebih jelas, dapat

dilihat melalui grafik berikut ini.

Sumber: Laporan tahunan KPRI Seyegan, 2020

Grafik 5.2 Perkembangan Laporan Laba Rugi KPRI Seyegan

Tahun 2015-2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Berdasarkan grafik 5.2 di atas diketahui bahwa jumlah pendapatan KPRI

Seyegan dari tahun 2015 hingga tahun 2019 lebih besar dari jumlah biaya yang

dikeluarkan oleh KPRI Seyegan. Hal ini dikarenakan KPRI Seyegan selalu

berusaha untuk melaksanakan kegiatannya sesuai rencana yang telah disusun

sebelumnya sehingga setiap tahunnya KPRI Seyegan selalu mendapatkan laba

atau Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dapat digunakan untuk membantu menopang

ketahanan KPRI Seyegan dari goncangan atau keperluan medadak.

3. Data Keanggotaan KPRI Seyegan tahun 2015-2019

KPRI Seyegan memiliki anggota yang terdiri dari guru-guru TK dan SD di

lingkungan Kecamatan Seyegan baik yang masih aktif bekerja maupun yang telah

pensiun. Jumlah anggota di KPRI Seyegan sangat tergantung dengan penerimaan

guru-guru baru TK dan SD di lingkungan Kecamatan Seyegan. Keanggotaan di

KPRI Seyegan adalah sebagai berikut.

a. Jumlah Anggota KPRI Seyegan Tahun 2015-2019

Jumlah anggota KPRI Seyegan setiap tahunnya mengalami penambahan dan

penurunan jumlah angguta karena adanya anggota baru dan anggota lama yang

telah keluar karena berbagai alasan. Jumlah anggota KPRI Seyegan pada tahun

2015-2019 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Sumber: Laporan tahuan KPRI Seyegan, 2020

Grafik 5.3 Perkembangan Jumlah Anggota KPRI Seyegan Tahun 2015-2019

Berdasarkan grafik 5.3 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah

anggota dari tahun 2016 hingga tahun 2018 dibandingkan tahun 2015. Hal itu

dikarenakan anggota KPRI Seyegan yang telah pensiun memutuskan untuk keluar

dari KPRI Seyegan dan ada pula anggota yang meninggal dunia. Di sisi lain, pada

tahun 2018 CPNS mulai masuk menjadi anggota KPRI Seyegan, namun

penambahan jumlah anggota CPNS yang bergabung tidak begitu banyak. Pada

tahun 2019 terjadi peningkatan jumlah anggota di KPRI Seyegan dari tahun

sebelumnya sebanyak 26 anggota baru. Hal ini dikarenakan pada tahun 2019

guru-guru TK mulai masuk menjadi anggota baru di KPRI Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

b. Jumlah Anggota KPRI Seyegan Tahun 2019

KPRI Seyegan memiliki jumlah anggota terbanyak dalam lima tahun adalah

pada tahun 2019. Hal ini karena guru-guru TK yang di lingkungan Kecamatan

Seyegan mulai masuk menjadi anggota di KPRI Seyegan. Adapun distribusi

jumlah anggota KPRI Seyegan tahun 2019 dilihat dari jenis kelamin adalah

sebagai berikut.

Sumber: Laporan tahuan KPRI Seyegan, 2020

Gambar 5. 1 Jumlah Anggota KPRI Seyegan Tahun 2019

Berdasarkan gambar 5.4, dapat dilihat bahwa total anggota KPRI Seyegan

pada tahun 2019 sebanyak 326 orang, yang terdiri dari 117 (36%) anggota dengan

jenis kelamin laki-laki dan 209 (64%) anggota dengan jenis kelamin wanita.

Dengan demikian, anggota KPRI Seyegan didominasi oleh anggota dengan jenis

kelamin wanita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

4. Data Statistik Kelalaian Pinjaman Anggota KPRI Seyegan

Kegiatan usaha yang dilakukan KPRI Seyegan adalah simpan pinjam

sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya kelalaian pada anggota KPRI

Seyegan dalam menjalankan tanggungjawabnya untuk mengembalikan pinjaman

tepat pada waktunya. Pada tahun 2015 hingga tahun 2019 terjadi beberapa

kelalaian pinjaman yang dilakukan oleh anggota KPRI Seyegan.

a. Kelalaian Pinjaman 1-12 Bulan

Kelalaian pinjaman 1-12 bulan yang terjadi di KPRI Seyegan dapat dilihat

melalui grafik berikut ini.

Sumber: Laporan tahuan KPRI Seyegan, 2020

Grafik 5.4 Kelalaian Pinjaman 1-12 Bulan Tahun 2015-2019

Berdasarkan grafik 5.5 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 terjadi

peningkatan pada jumlah pinjaman lalai 1-12 bulan karena jumlah anggota yang

kurang disiplin dalam mengembalikan pinjaman bertambah. Namun jumlah

tersebut tidak banyak mengalami perubahan pada tahun-tahun berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

b. Kelalaian Pinjaman >12 bulan

Selain kelalaian pinjaman 1-12 bulan, di KPRI Seyegan juga terjadi

kelalaian pinjaman >12 bulan. Kelalaian pinjaman >12 bulan dapat dilihat pada

grafik berikut ini.

Sumber: Laporan tahuan KPRI Seyegan, 2020

Grafik 5.5 Kelalaian Pinjaman >12 Bulan Tahun 2015-2019

Pada gambar 5.6 di atas dapat dilihat grafik kelalaian pinjaman macet

anggota >12 bulan. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2017

tidak terjadi pinjaman macet karena anggota telah mengembalikan pinjaman >12

bulan kepada KPRI Seyegan.

B. Analisis Data dan Pembahasan

Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu untuk

menganalisis kesehatan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Seyegan dengan menggunakan PEARLS periode tahun 2015-2019. Komponen

yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu Protection, Effective Financial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Structure, Asset Quality, Rate of Return and Cost, Liquidity, dan Signs of Growth.

Perhitungan dan pembahasan kesehatan keuangan Koperasi Republik Indonesia

(KPRI) Seyegan adalah sebagai berikut.

1. Pembahasan Hasil Anslisis Komponen PEARLS Tahun 2015-2019

a. Protection

Komponen Protection ini mengukur kecukupan dana cadangan risiko untuk

melindungi pinjaman kredit lalai. Perhitungan Protection dilakukan dengan cara

menghitung ketersediaan dana cadangan terhadap pinjaman macet lebih dari 12

bulan dan pinjaman lalai 1-12 bulan. Adapun perhitungan Protection adalah

sebagai berikut.

1) Ketersediaan dana cadangan terhadap total pinjaman macet lebih dari 12

bulan (P1)

Dalam kegiatan simpan pinjam di KPRI Seyegan, tidak menutup

kemungkinan adanya kelalaian anggota dalam mengembalikan pinjamannya.

Berikut ini adalah tabel indikator ketersediaan dana cadangan terhadap total

pinjaman macet lebih dari 12 bulan.

Tabel 5.2

Ketersediaan Dana Cadangan terhadap Total Pinjaman Macet Lebih Dari 12

Bulan (P1)

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Tahun Dana Cadangan

Risiko (a)

Pinjaman

Macet >12

Bulan (b)

P1 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 30.196.343,75 Rp 15.400.000 196,08% 100% Sehat

2016 Rp 31.534.338,75 Rp 11.480.000 274,69% 100% Sehat

2017 Rp 32.524.328,75 0 100% Sehat

2018 Rp 35.266.408,75 Rp 9.600.000 367,36% 100% Sehat

2019 Rp 38.131.073,75 Rp 18.100.000 210,67% 100% Sehat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dana cadangan risiko mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut karena dana cadangan risiko jumlahnya

selalu ditambah dari penyisihan 5% Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahunnya di

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan. Dengan demikian, dapat

diketahui bahwa dana cadangan risiko akan bertambah setiap tahunnya karena

telah dianggarkan 5% dari Sisa Hasil Usaha (SHU) dan jumlahnya akan terus

bertambah apabila tidak digunakan.

Berdasarkan perhitungan indikator P1, pada tahun 2015 menunjukkan

prosentase sebesar 196,08%. Prosentase perhitungan indikator P1 tahun 2015 ini

lebih dari 100%, sehingga dapat diketahui bahwa indikator P1 tahun 2015 dalam

kriteria sehat. Dengan demikian, dana cadangan risiko yang disediakan oleh KPRI

Seyegan pada tahun 2015 telah cukup untuk menutupi pinjaman macet lebih >12

bulan.

Indikator P1 tahun 2016 juga berada dalam kriteria sehat, yaitu 274,69%.

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan indikator P1

sebesar 78,61% jika dibandingkan dengan indikator P1 tahun 2015. Hal ini

disebabkan karena terdapat peningkatan dana cadangan risiko sebesar

Rp1.337.995 sedangkan pinjaman macet lebih dari 12 bulan mengalami

penurunan sebesar Rp3.920.000. Dengan demikian, pada tahun 2016 KPRI

Seyegan mampu menyediakan dana untuk menutupi 100% pinjaman macet lebih

dari 12 bulan.

Indikator P1 tahun 2017 berada dalam kriteria sehat karena tidak terdapat

pinjaman macet lebih dari 12 bulan sehingga dana cadangan yang disediakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

untuk melindungi pinjaman macet lebih dari 12 bulan tidak dipergunakan dan

tidak berkurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KPRI Seyegan

yang diwakili oleh Bapak Harto, B. A., selaku bendahara II KPRI Seyegan, pada

tahun 2017 semua anggota tertib untuk mengembalikan pinjaman karena pengurus

mampu memberikan penjelasan kepada setiap anggota secara personal tentang

kewajiban anggota mengembalikan pinjaman. Dengan adanya penjelasan yang

disampaikan oleh pengurus KPRI Seyegan dapat memberikan pengertian kepada

anggota yang lalai sehingga mereka melaksanakan tanggung jawabnya

mengembalikan pinjaman.

Indikator P1 tahun 2018 berada dalam kriteria sehat, yaitu 367,36%.

Prosentase tersebut mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Hasil

tersebut diperoleh karena adanya peningkatan pinjaman macet lebih dari 12 bulan

sebesar Rp9.600.000 dari tahun 2017. Indikator P1 tahun 2019, yaitu 210,67%.

Prosentase ini mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar 156,69%. Hal

tersebut disebabkan karena adanya peningkatan pinjaman macet lebih dari 12

sebesar Rp8.500.000 dan peningkatan dana cadangan risiko sebesar Rp2.864.665.

Peningkatan jumlah pinjaman macet pada tahun 2018 hingga tahun 2019 terjadi

karena banyak anggota yang kurang disiplin dalam melaksanakan tanggung

jawabnya untuk mengembalikan pinjaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan

pengurus KPRI Seyegan yang diwakili oleh Bapak Harto, B. A. pada tahun

tersebut terdapat beberapa anggota yang pensiun sehingga pendapatan yang

diperoleh mengalami penurunan. Penurunan pendapatan tersebut menyebabkan

anggota mengalami kesulitan dalam mengatur keuangannya baik untuk kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

sehari-hari, melunasi pinjaman, dan untuk kebutuhan yang lainnya. Hal tersebut

menjadi salah satu faktor berkurangnya kedisiplinan anggota dalam

mengembalikan pinjamannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KPRI Seyegan yang

diwakili oleh Bapak Harto, B. A. diperoleh informasi bahwa pinjaman macet yang

terjadi di KPRI Seyegan hingga saat ini belum menjadi kendala karena jumlah

anggota yang kurang disiplin dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk

mengembalikan pinjaman tidak banyak dan belum mencapai 50% dari jumlah

anggota keseluruhan.

Berdasarkan perhitungan PEARLS pada komponen Protection (P1), pada

tahun 2015 hingga tahun 2019 hasilnya berada di atas kriteria sehat yang

diharapkan yaitu 100%. Dengan demikian cadangan risiko mampu menutupi

kelalaian pinjaman >12 bulan di KPRI Seyegan.

2) Ketersediaan dana cadangan risiko & provisi pinjaman lalai bersih terhadap

total pinjaman lalai 1-12 bulan (P2)

Selain menyediakan dana untuk menutupi kelalaian pinjaman >12 bulan.

KPRI Seyegan juga menyediakan dana cadangan untuk dapat menutupi kelalaian

pinjaman anggota 1-12 bulan. Berikut merupakan tabel ketersediaan dana KPRI

Seyegan untuk menutupi pinjaman lalai 1-12 bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Tabel 5.3

Ketersediaan Dana Cadangan Risiko & Provisi Pinjaman Lalai Bersih

terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 Bulan (P2)

Tahun Dana Cadangan

Risiko dikurangi

pinjaman macet

>12 bulan (a)

Pinjaman

Lalai 1-12

Bulan (b)

P2 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 14.796.343,75 Rp 15.350.000 96,39% 35% Sehat

2016 Rp 20.054.338,75 Rp 34.550.000 58,04% 35% Sehat

2017 Rp 32.524.328,75 Rp 40.960.000 79,41% 35% Sehat

2018 Rp 25.666.408,75 Rp 36.300.000 70,71% 35% Sehat

2019 Rp 20.031.037,75 Rp 40.600.000 49,34% 35% Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.3 prosentase indikator P2 pada tahun 2015 sebesar

96,39%. Prosentse perhitungan indikator P2 tahun 2015 ini lebih dari 35%,

sehingga berada dalam kriteria sehat, yang berarti bahwa dana cadangan risiko

yang disediakan mampu untuk menutupi pinjaman lalai 1-12 bulan di KPRI

Seyegan. Indikator P2 tahun 2016 juga berada dalam kriteria sehat, yaitu 58,04%.

Hasil ini mengalami penurunan sebesar 38,35% dari tahun sebelumnya karena

adanya peningkatan pada dana cadangan risiko sebesar Rp5.257.995 dan

peningkatan pinjaman lalai 1-12 bulan sebesar Rp19.200.000. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan dengan pengurus KPRI Seyegan yang diwakili oleh

Bapak Harto, B. A. diperoleh informasi bahwa peningkatan pada pinjaman lalai 1-

12 bulan dikarenakan mulai tahun 2016 terdapat perubahan dalam sistem

pembagian gaji guru-guru. Pada awalnya gaji guru didistribusikan oleh kepala

sekolah sehingga dapat langsung dikurangi untuk pelunasan pinjaman masing-

masing anggota. Namun mulai tahun 2016 guru-guru dapat mengambil gajinya

secara mandiri di Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY tanpa dikurangi biaya

pelunasan pinjaman di KPRI Seyegan, sehingga seluruh gaji yang diterima dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi prioritas. Hal

tersebut menyebabkan kelalaian anggota dalam mengembalikan pinjamannya.

Indikator P2 tahun 2017 berada dalam kriteria sehat, yaitu 79,41%.

Prosentase ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar

21,37%. Hasil tersebut diperoleh karena adanya peningkatan jumlah pinjaman

lalai 1-12 bulan sebesar Rp6.410.000 dari tahun sebelumnya. Hal tersebut

dikarenakan jumlah anggota yang lalai dalam mengembalikan pinjamannya lebih

banyak dari tahun sebelumnya sehingga terjadi peningkatan pada pinjaman lalai

1-12 bulan tahun 2017.

Indikator P2 tahun 2018 juga berada dalam kriteria sehat, yaitu 70,71%.

Prosentase perhitungan ini mengalami penurunan dari tahun 2017 sebesar 8,7%.

Hasil ini diperoleh karena adanya penurunan pada dana cadangan risiko sebesar

Rp6.857.920 dan penurunan pinjaman lalai 1-12 bulan sebesar Rp4.660.000.

Penurunan kelalaian pinjaman 1-12 bulan tersebut dikarenakan jumlah pinjaman

lalai anggota pada tahun 2018 tidak sebanyak tahun 2017.

Indikator P2 tahun 2019 berada dalam kriteria sehat, yaitu 49,34%. Hasil

perhitungan tersebut mengalami penurunan dari tahun 2018 karena adanya

penurunan dana cadangan risiko sebesar Rp5.635.371 dan peningkatan pinjaman

lalai sebesar Rp4.300.000. Peningkatan kelalaian pinjaman tersebut dikarenakan

banyak anggota yang lalai dalam mengembalikan pinjamannya. Hal tersebut

disebabkan karena adanya perubahan sistem pembagian gaji guru.

Berdasarkan perhitungan PEARLS pada komponen Protection (P2), pada

tahun 2015 hingga tahun 2019 hasilnya berada dalam kriteria sehat karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

melampaui kriteria yang diharapkan yaitu 35%. Dengan demikian dana cadangan

risiko telah mampu menutupi kelalaian pinjaman 1-12 bulan.

b. Effective Financial Structure

Di dalam komponen Effective Financial Structure ini terdapat beberapa

indikator yang digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan. Perhitungan

tersebut terdiri dari perhitungan saldo pinjaman beredar, simpanan non-saham,

modal saham, dan modal kelembagaan terhadap total aset. Adapun perhitungan

Effective Financial Structure adalah sebagai berikut.

1) Saldo pinjaman beredar terhadap total aset

Sesuai dengan jenis kegiatan yang dilaksanakannya, KPRI Seyegan

memberikan pinjaman dana kepada anggotanya. Berikut merupakan tabel tentang

saldo piutang KPRI Seyegan terhadap total aset.

Tabel 5.4

Saldo Pinjaman Beredar terhadap Total Aset (E1)

Tahun Saldo Pinjaman

Beredar (a)

Dana Cadangan

Risiko (b)

Total Aset (c) E1 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 1.285.005.000 Rp 30.196.343,75 Rp 1.289.415.109 97,32% 70-80% Tidak

Sehat

2016 Rp 1.208.950.000 Rp 31.534.338,75 Rp 1.222.741.383 96,29% 70-80% Tidak

Sehat

2017 Rp 1.203.130.000 Rp 32.524.328,75 Rp 1.213.536.842 96,46% 70-80% Tidak

Sehat

2018 Rp 1.295.900.000 Rp 35.266.408,75 Rp 1.308.882.046 96,31% 70-80% Tidak

Sehat

2019 Rp 1.267.438.000 Rp 38.131.073,75 Rp 1.285.181.986 95,65% 70-80% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa prosentase indikator E1 tahun

2015 sebesar 97,32%. Hasil tersebut melampaui rasio yang diharapkan yaitu 70-

80%, sehingga dapat diketahui bahwa indikator E1 tahun 2015 tidak sehat.

Indikator E1 tahun 2016 sebesar 96,29%. Hasil perhitungan ini mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

penurunan sebesar 1,03% dari tahun 2015. Hasil perhitungan tersebut diperoleh

karena adanya penurunan saldo pinjaman beredar sebesar Rp76.055.000 dan

penurunan total aset sebesar Rp66.673.726, meskipun dana cadangan risiko selalu

meningkat setiap tahunnya karena telah disisihkan 5% dari Sisa Hasil Usaha

(SHU). Penurunan saldo pinjaman beredar terjadi karena adanya tunjangan

profesional dari pemerintah yang menyebabkan guru-guru semakin berkecukupan

dan mampu mengatur keuangannya sehingga minat untuk meminjam di KPRI

Seyegan berkurang.

Indikator E1 tahun 2017 adalah 96,46%. Hasil perhitungan prosentase

tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya karena adanya penurunan

pada saldo pinjaman beredar sebesar Rp5.820.000 dan penurunan pada total aset

sebesar Rp9.204.541, meskipun dana cadangan risiko meningkat sebesar

Rp989.990. Penurunan pada saldo pinjaman beredar dan total aset terjadi sebagai

dampak dari adanya tunjangan profesional guru yang bertujuan untuk

memberikan kesejahteraan kepada guru.

Indikator E1 tahun 2018 adalah 96,31%. Hasil tersebut diperoleh karena

adanya peningkatan saldo pinjaman beredar sebesar Rp92.770.000 dan

peningkatan total aset sebesar Rp95.345.204. Peningkatan total aset terjadi karena

partisipasi anggota dalam meminjam di KPRI Seyegan cukup baik. Pada tahun

2018 guru CPNS yang bekerja di Kecamatan Seyegan mulai masuk menjadi

anggota KPRI Seyegan. Selain memiliki semangat untuk menabung di KPRI

Seyegan, guru-guru CPNS juga berpartisipasi dalam meminjam dana di KPRI

Seyegan sehingga meningkatkan saldo pinjaman beredar di KPRI Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Indikator E1 pada tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun 2018

menjadi 95,65%. Hasil perhitungan tersebut melampaui indikator E1 yang

diharapkan yaitu 70-80%. Dari perhitungan Effective Financial Structure (E1)

tersebut, hasil yang diperoleh melampaui batas kriteria yang diharapkan yaitu 70-

80%, sehingga dapat dikatakan bahwa komponen Effective Financial Structure

(E1) tahun 2015 hingga tahun 2019 tidak sehat. Hasil tersebut terjadi karena

terlalu banyak uang yang beredar sehingga KPRI Seyegan kekurangan dana segar

untuk penarikan simpanan dan pinjaman anggota.

2) Simpanan non-saham terhadap total aset

Selain memberikan pinjaman kepada anggotanya, KPRI Seyegan juga

menghimpun dana dari anggotanya melalui simpanan non-saham. Berikut adalah

tabel simpanan non-saham di KPRI Seyegan terhadap total aset.

Tabel 5.5

Simpanan Non-Saham terhadap Total Aset (E5)

Tahun Simpanan Non-

Saham (Rp)

Total Aset (Rp) E5 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 823.764.200 Rp 1.289.415.109 63,89% 70-80% Tidak

Sehat

2016 Rp 746.660.900 Rp 1.222.741.383 61,06% 70-80% Tidak

Sehat

2017 Rp 744.227.400 Rp 1.213.536.842 61,33% 70-80% Tidak

Sehat

2018 Rp 809.919.000 Rp 1.308.882.046 61,88% 70-80% Tidak

Sehat

2019 Rp 774.401.000 Rp 1.285.181.986 60,26% 70-80% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.5, prosentase perhitungan E5 tahun 2015 sebesar

63,89%. Hasil ini berada di bawah kriteria yang diharapkan yaitu 70-80%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Prosentase E5 tahun 2016 hingga tahun 2017 mengalami peningkatan.

Perhitungan prosentase indikator tersebut diperoleh karena adanya penurunan

total aset dan penurunan saldo simpanan non-saham. Saldo simpanan non-saham

yang terdapat pada pasiva lancar memiliki jumlah yang cukup besar, sehingga

perubahan pada saldo simpanan non-saham akan berpengaruh pada perubahan

neraca. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KPRI Seyegan yang

diwakili oleh Bapak Harto, B. A. diperoleh informasi bahwa penurunan saldo

simpanan non-saham disebabkan karena terdapat tabungan sukarela yang

mengendap di KPRI Seyegan sehingga pengurus memutuskan untuk

mengembalikan tabungan tersebut kepada anggota. Selain itu terdapat beberapa

anggota yang mengambil tabungan pendidikan untuk keperluan sekolah anak

padahal tabungan pendidikan merupakan simpanan/tabungan yang nominalnya

cukup besar dalam simpanan non-saham di KPRI Seyegan.

Indikator E5 pada tahun 2018 adalah 61,88%. Hasil perhitungan ini

mengalami peningkatan sebesar 0,55% dari tahun sebelumnya. Peningkatan

prosentase rasio tersebut terjadi karena adanya peningkatan saldo simpanan non-

saham sebesar Rp65.691.600 dan peningkatan pada total aset sebesar

Rp95.345.200. Peningkatan pada simpanan non-saham khususnya

simpanan/tabungan sukarela ini merupakan partisipasi anggota pada akhir tahun

yang telah direncanakan oleh pengurus KPRI Seyegan dalam memenuhi

kebutuhan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dan balas jasa atas

simpanan/tabungan anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Indikator E5 pada tahun 2019 sebesar 60,26%. Hasil perhitungan ini

mengalami penurunan dari tahun 2018. Hal tersebut disebabkan cukup banyak

anggota yang keluar karena pensiun atau alasan yang lainnya sehingga KPRI

Seyegan harus mengembalikan simpanan non-saham anggota. Alasan tersebut

menyebabkan simpanan non-saham KPRI Seyegan tahun 2018 mengalami

penurunan.

Hasil perhitungan indikator E5 tahun 2015 hingga tahun 2019 berada di

bawah batas kriteria yang diharapkan yaitu 70-80%, sehingga dapat dikatakan

bahwa indikator E5 tahun 2015 hingga tahun 2019 tidak sehat. Hasil tersebut

terjadi karena partisipasi anggota untuk menabung di KPRI Seyegan masih

kurang.

3) Modal saham terhadap total aset

Salah satu persyaratan keanggotaan KPRI Seygan adalah dengan membayar

modal saham. Berikut ini adalah tabel modal saham di KPRI Seyegan terhadap

total aset.

Tabel 5.6

Modal Saham terhadap Total Aset (E7)

Tahun Modal Saham

(Rp)

Total Aset (Rp) E7 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 395.499.600 Rp 1.289.415.109 30,67% ≤ 20% Tidak Sehat

2016 Rp 416.053.800 Rp 1.222.741.383 34,03% ≤ 20% Tidak Sehat

2017 Rp 375.866.500 Rp 1.213.536.842 30,97% ≤ 20% Tidak Sehat

2018 Rp 402.909.700 Rp 1.308.882.046 30,78% ≤ 20% Tidak Sehat

2019 Rp 418.496.900 Rp 1.285.181.986 32,56% ≤ 20% Tidak Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa pada indikator E7 tahun 2015

sebesar 30,67%. Prosentase indikator tersebut mengalami peningkatan sebesar

3,36% pada tahun 2016 sehingga indikator E7 pada tahun 2016 sebesar 34,03%.

Hasil perhitungan tersebut diperoleh karena pada tahun 2016 modal saham

mengalami peningkatan sebesar Rp20.554.200 sedangkan total aset mengalami

penurunan sebesar Rp66.673.726. Peningkatan pada modal saham tahun 2016

terjadi karena kesadaran dan tanggung jawab anggota dalam membayar modal

saham terutama pada simpanan wajib dan simpanan hari koperasi cukup baik.

Indikator E7 pada tahun 2017 adalah 30,97%. Prosentase indikator E7 ini

mengalami penurunan sebesar 3,06% dari tahun 2016. Penurunan tersebut salah

satunya disebabkan karena kesadaran anggota dalam membayar simpanan wajib

menurun sehingga menyebabkan simpanan wajib berkurang dari tahun 2016.

Pada tahun 2018 hingga tahun 2019 terjadi peningkatan modal saham.

Peningkatan tersebut terjadi karena anggota cukup aktif dalam membayar modal

saham seperti simpanan wajib dan simpanan hari koperasi. Hasil perhitungan

indikator E7 tahun 2015 hingga tahun 2019 berada di atas kriteria yang

diharapkan yaitu maksimal 20%, sehingga dapat dikatakan indikator E7 tahun

2015 hingga tahun 2019 tidak sehat. Hal ini karena partisipasi anggota dalam

simpanan saham kurang diimbangi partisipasi untuk menabung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

4) Modal kelembagaan terhadap total aset

Modal kelembagaan merupakan dana yang dialokasikan untuk melindungi

KPRI Seyegan dari goncangan. Berikut adalah tabel modal lembaga di KPRI

Seyegan terhadap total aset.

Tabel 5.7

Modal Kelembagaan terhadap Total Aset (E8)

Tahun Modal

Kelembagaan

(Rp)

Total Aset (Rp) E8

(%)

Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 30.196.437,50 Rp 1.289.415.109 2,34% ≥10% Tidak

Sehat

2016 Rp 31.534.429,50 Rp 1.222.741.383 2,58% ≥10% Tidak

Sehat

2017 Rp 32.524.401,50 Rp 1.213.536.842 2,68% ≥10% Tidak

Sehat

2018 Rp 35.266.416,50 Rp 1.308.882.046 2,69% ≥10% Tidak

Sehat

2019 Rp 38.131.136,50 Rp 1.285.181.986 2,97% ≥10% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Modal kelembagaan merupakan perhitungan dana cadangan ditambah

dengan SHU tak terbagi. SHU tak terbagi merupakan dana yang tersisa namun

sulit untuk dibagikan kepada anggota karena jumlahnya yang sangat sedikit

sehingga dana tersebut tetap disimpan oleh KPRI Seyegan.

Berdasarkan tabel 5.7, pada tahun 2015 prosentase indikator E8 sebesar

2,34%. Prosentase indikator tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,24%. Prosentase indikator

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 0,1%. Pada tahun 2018

prosentase indikator E8 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar

0,01% dan kembali meningkat pada tahun 2019 sebesar 0,28%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Peningkatan prosentase indikator E8 pada tahun 2015 hingga tahun 2019

terjadi karena modal kelembagaan mengalami peningkatan. Peningkatan pada

modal kelembagaan terjadi karena dana cadangan mengalami peningkatan setiap

tahunnya Dana cadangan merupakan salah satu sumber pendanaan modal

kelembagaan. Dari hasil perhitungan tahun 2015 hingga tahun 2019, Effective

Financial Structure (E8) belum memadahi atau memenuhi syarat ketersediaan

modal kelembagaan yaitu minimal 10% dari total aset. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa prosentase indikator E8 tahun 2015 hingga tahun 2019 tidak

sehat.

c. Asset Quality

Komponen Asset Quality digunakan untuk mengukur aset-aset yang tidak

menghasilkan yang dapat berdampak negatif apabila berada dalam kondisi yang

tidak sehat. Perhitungan aspek Asset Quality adalah sebagai berikut.

1) Total kelalaian pinjaman terhadap total piutang

Setiap piutang/pinjaman beredar KPRI Seyegan memungkinkan risiko

kelalaian anggota dalam mengembalikan pinjamannya. Berikut adalah tabel yang

menjelaskan total kelalaian pinjaman anggota terhadap total piutang KPRI

Seyegan.

Tabel 5.8

Total Kelalaian Pinjaman terhadap Total Piutang (A1)

Tahun Total Kelalaian

Pinjaman (Rp)

Total Piutang (Rp) A1

(%)

Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 30.750.000 Rp 1.285.005.000 2,39% ≤ 5% Sehat

2016 Rp 46.030.000 Rp 1.208.950.000 3,81% ≤ 5% Sehat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Tahun Total Kelalaian

Pinjaman (Rp)

Total Piutang (Rp) A1

(%)

Kriteria

Sehat

Ket.

2017 Rp 40.960.000 Rp 1.203.130.000 3,40% ≤ 5% Sehat

2018 Rp 45.900.000 Rp 1.295.900.000 3,54% ≤ 5% Sehat

2019 Rp 58.700.000 Rp 1.267.438.000 4,63% ≤ 5% Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 diperoleh

prosentase indikator A1 sebesar 2,39%. Hasil perhitungan ini memenuhi kriteria

sehat yaitu ≤ 5%. Indikator A1 pada tahun 2016 sebesar 3,81%. Hasil perhitungan

ini mengalami peningkatan prosentase indikator A1 yaitu sebesar 1,42%.

Perhitungan tersebut diperoleh karena adanya penurunan pada total

piutang/pinjaman beredar sebesar Rp75.055.000 dan peningkatan total kelalaian

pinjaman sebesar Rp15.280.000. Total kelalaian pinjaman dalam perhitungan ini

merupakan akumulasi dari total pinjaman macet >12 bulan dan total pinjaman

lalai 1-12 bulan.

Indikator A1 pada tahun 2017 adalah 3,40%. Prosentase tersebut mengalami

penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2016. Hal ini terjadi karena pada

tahun 2017 tidak terdapat pinjaman macet >12 bulan sehingga akumulasi

kelalaian pinjaman hanya berasal dari pinjaman lalai 1-12 bulan. Pada tahun 2018

terjadi peningkatan prosentase indikator A1 sebesar 0,14% dari tahun 2017 karena

adanya peningkatan total kelalaian pinjaman sebesar Rp4.940.000 dan

peningkatan pada total piutang/pinjaman beredar sebesar Rp92.770.000.

Peningkatan prosentase indikator A1 kembali terjadi pada tahun 2019

sebesar 1,09%. Peningkatan prosentase indikator tersebut terjadi karena adanya

peningkatan total kelalaian pinjaman sebesar Rp12.800.000 dan penurunan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

total piutang/pinjaman beredar sebesar Rp28.462.000. Peningkatan total kelalaian

pinjaman tahun 2019 terjadi karena pada tahun 2019 terdapat banyak

penambanhan anggota baru sehingga berpeluang besar terjadi kelalaian pinjaman.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka Asset Quality (A1) tahun 2015

hingga tahun 2019 masuk dalam kriteria sehat karena memenuhi syarat kriteria

sehat yaitu ≤5% sehingga dapat dikatakan bahwa KPRI Seyegan memiliki kualitas

pelayanan pinjaman yang cukup baik.

2) Aset-aset yang tidak menghasilkan

KPRI Seyegan memiliki aset-aset yang tidak menghasilkan seperti tanah

kantor, dan peralatan di KPRI Seyegan. Berikut adalah tabel aset-aset yang tidak

menghasilkan dibandingkan dengan total aset.

Tabel 5.9

Aset-Aset Yang Tidak Menghasilkan (A2)

Tahun Aset-aset yang

tidak

menghasilkan

(Rp)

Total Aset (Rp) A2 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 619.749 Rp 1.289.415.109 0,05% ≤ 5% Sehat

2016 Rp 1.023 Rp 1.222.741.383 0,00% ≤ 5% Sehat

2017 Rp 316.482 Rp 1.213.536.842 0,03% ≤ 5% Sehat

2018 Rp 891.686 Rp 1.308.882.046 0,07% ≤ 5% Sehat

2019 Rp 653.626 Rp 1.285.181.986 0,05% ≤ 5% Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Perhitungan total aset yang tidak menghasilkan merupakan penjumlahan kas

dan inventarisasi yang telah dikurangi dengan depresiasi inventarisasi di KPRI

Seyegan. Perubahan total aset yang tidak menghasilkan dari tahun 2015 hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

tahun 2019 lebih didominasi oleh perubahan kas di KPRI Seyegan karena

inventarisasi yang terdapat di KPRI Seyegan telah habis masa pakainya sejak

tahun 2016 dan tidak dilakukan penilaian inventarisasi kembali. Hal tersebut

disebabkan karena inventarisasi yang terdapat di KPRI Seyegan masih dapat

digunakan meskipun sesungguhnya sudah habis untuk masa pakainya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KPRI Seyegan yang diwakili oleh

Bapak Harto, B. A. diperoleh informasi bahwa pengurus KPRI Seyegan sudah

pernah mengajukan rencana kepada anggota untuk memperbarui inventarisasi,

namun anggota kurang menyetujui usulan tersebut sehingga rencana pembaharuan

inventarisasi belum dilaksanakan.

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa prosentase indikator A2 pada

tahun 2015 sebesar 0,05%. Indikator tersebut memenuhi syarat kriteria sehat yaitu

≤ 5%. Pada tahun 2016 prosentase indikator A2 mengalami penurunan sebesar

0,05% dari tahun 2015 karena semua inventarisasi telah habis masa pakainya.

Total aset pada tahun 2016 juga mengalami penurunan sebesar Rp66.673.726.

Pada tahun 2017 prosentase indikator A2 kembali meningkat sebesar 0,03%. Hasil

tersebut diperoleh karena adanya peningkatan kas sebesar Rp315.459 dan

penurunan total aset sebesar Rp9.204.541.

Pada tahun 2018 terjadi peningkatan prosentase indikator A2 sebesar 0,04%

karena total aset yang tidak menghasilkan mengalami peningkatan sebesar

Rp575.204 dan total aset juga mengalami peningkatan sebesar Rp95.345.204.

Pada tahun 2019 prosentase indikator A2 menurun dibandingkan dengan tahun

2018 sebesar 0,02%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka indikator A2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

tahun 2015 hingga tahun 2019 masuk dalam kriteria sehat karena prosentasenya

adalah ≤ 5%.

d. Rates of Return and Cost

Komponen Rates of Return and Cost dapat digunakan untuk membantu

pihak manajenen menghitung besarnya keuntungan bersih (net earning) atau

selisih hasil usaha dan menilai biaya-biaya operasional. Adapun perhitungan

Rates of Return and Cost adalah sebagai berikut.

1) Margin pendapatan kotor terhadap total rata-rata aset

Melalui tabel berikut ini akan dijelaskan tentang margin pendapatan kotor di

KPRI Seyegan terhadap total rata-rata aset KPRI Seyegan.

Tabel 5.10

Margin Pendapatan Kotor terhadap Total Rata-Rata Aset (R8)

Tahun Total Margin

Pendapatan

Kotor (Rp)

Total Rata-Rata

Aset (Rp)

R8 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 226.953.797 Rp 1.326.585.689 17,11% ≥ 10% Sehat

2016 Rp 221.938.480 Rp 1.256.078.246 17,67% ≥ 10% Sehat

2017 Rp 208.872.725 Rp 1.218.139.113 17,15% ≥ 10% Sehat

2018 Rp 218.369.005 Rp 1.261.209.444 17,31% ≥ 10% Sehat

2019 Rp 213.003.391 Rp 1.297.032.016 16,42% ≥ 10% Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 prosentase

indikator R8 berada dalam kriteria sehat, yaitu 17,11%. Rasio R8 tahun 2016

berada dalam kriteria sehat, yaitu 17,67%. Prosentase ini mengalami peningkatan

sebesar 0,56% dari tahun 2015 karena adanya penurunan pada margin pendapatan

kotor dan total rata-rata aset tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Penurunan pada margin pendapatan kotor disebabkan partisipasi anggota untuk

menabung menurun sehingga berpengaruh pada biaya balas jasa atas simpanan

anggota juga menurun. Selain itu pendapatan kredit KPRI Seyegan juga

mengalami penurunan.

Indikator R8 pada tahun 2017 berada dalam kriteria sehat, yaitu 17,15%.

Hasil ini didapatkan karena adanya penurunan pada total margin pendapatan kotor

baik pada pendapatan jasa kredit maupun biaya balas jasa atas simpanan anggota.

Penurunan pendapatan kredit pada tahun 2017 terjadi karena terdapat beberapa

anggota yang lalai mengembalikan pinjamannya dengan nominal yang cukup

besar.

Indikator R8 pada tahun 2018 berada dalam kriteria sehat, yaitu 17,31%.

Prosentase ini naik sebesar 0,16% dari tahun 2017. Peningkatan Prosentase R8

pada tahun 2018 dikarenakan adanya peningkatan pendapatan kredit dan

peningkatan biaya balas jasa simpanan anggota. Peningkatan pendapatan kredit

disebabkan anggota tertib dalam mengembalikan pinjaman berserta bunganya.

Peningkatan pada biaya balas jasa simpanan anggota disebabkan karena anggota

aktif berpartisipasi untuk menabung di KPRI Seyegan.

Indikator R8 pada tahun 2019 berada dalam kriteria sehat, yaitu 16,42%.

Hasil perhitungan ini mengalami penurunan karena terjadi penurunan pendapatan

kredit di KPRI Seyegan dan penurunan pada biaya balas jasa atas simpanan

anggota. Hasil perhitungan Rates of Return and Cost (R8) tahun 2015 hingga

tahun 2019 berada ≥ 10% sehingga masuk dalam kriteria sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

2) Biaya operasional terhadap total rata-rata aset

Dalam menjalankan kegiatannya, KPRI Seyegan membutuhkan biaya

operasional agar kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar.

Berikut ini merupakan tabel tentang biaya operasional KPRI Seyegan terhadap

total rata-rata aset.

Tabel 5. 11

Biaya Operasional terhadap Total Rata-Rata Aset (R9)

Tahun Biaya

Operasional

(Rp)

Total Rata-Rata

Aset (Rp)

R9 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 200.193.900 Rp 1.326.585.689 15,09% ≤ 5% Tidak

Sehat

2016 Rp 202.138.698 Rp 1.256.078.246 16,09% ≤ 5% Tidak

Sehat

2017 Rp 154.031.190 Rp 1.218.139.113 12,64% ≤ 5% Tidak

Sehat

2018 Rp 161.075.650 Rp 1.261.209.444 12,77% ≤ 5% Tidak

Sehat

2019 Rp 163.572.200 Rp 1.297.032.016 12,61% ≤ 5% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Biaya operasional yang dihitung dalam perhitungan ini meliputi semua

biaya yang dikeluarkan oleh koperasi untuk kebutuhan administrasi, organisasi,

gaji pengurus, biaya usaha, transport tugas luar, intensif mitra kerja, dll.

Perubahan yang terjadi pada biaya operasional pada tahun 2015 hingga tahun

2019 lebih didominasi oleh pengeluaran pada biaya organisasi. Pengeluaran yang

dihitung dalam biaya organsasi antara lain adalah pengeluaran untuk rapat

pengurus, pengeluaran untuk penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT),

pengeluaran untuk transport dan jaminan tamu, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa hasil prosentase indikator R9

2015 sebesar 15,09%. Hasil prosentase tersebut meningkat pada tahun 2016

sebesar 1,00%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pada biaya

organisasi khususnya biaya untuk bingkisan hari raya.

Indikator R9 pada tahun 2017 adalah 12,64%. Hasil perhitungan ini

mengalami penurunan sebesar 3,45% dari tahun 2016 karena adanya penurunan

pada biaya operasional sebesar Rp48.107.508 dan penurunan pada total rata-rata

aset sebesar Rp37.939.133. Pada tahun 2018 prosentase indikator R9 meningkat

sebesar 0,13% dari tahun 2017. Peningkatan tersebut salah satunya dipengaruhi

oleh biaya organisasi khususnya biaya yang dikeluarkan untuk Rapat Anggota

Tahunan (RAT) di KPRI Seyegan. Pada tahun 2019 prosentase indikator R9

sebesar 12,61%. Hasil ini didapatkan karena adanya peningkatan pada biaya

operasional khususnya biaya untuk insentif mitra kerja.

Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa R9 tahun 2015

hingga tahun 2019 tidak sehat dikarenakan hasil prosentase setiap tahunnya

berada di atas kriteria yang diharapkan yaitu ≤ 5%.

3) Rasio Sisa Hasil Usaha (SHU)

Dalam menjalankan usahanya, KPRI Seyegan telah menyusun rencana

kegiatan dengan tujuan agar dapat memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) pada

setiap akhir periode. Berikut ini merupakan tabel tentang rasio Sisa Hasil Usaha

(SHU) di KPRI Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Tabel 5.12

Rasio Sisa Hasil Usaha (SHU) (R12)

Tahun Total

Pendapatan

Bersih (SHU)

(Rp)

Total Rata-Rata

Aset (Rp)

R12

(%)

Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 26.759.990,75 Rp 1.326.585.689 2,02% ≥ 10% Tidak

Sehat

2016 Rp 19.799.872,75 Rp 1.256.078.246 1,58% ≥ 10% Tidak

Sehat

2017 Rp 54.841.607,75 Rp 1.218.139.113 4,50% ≥ 10% Tidak

Sehat

2018 Rp 57.293.362,75 Rp 1.261.209.444 4,54% ≥ 10% Tidak

Sehat

2019 Rp 49.431.253,75 Rp 1.297.032.016 3,81% ≥ 10% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

KPRI Seyegan selalu berusaha untuk menyusun anggaran yang tepat

sehingga pada akhir tahun dapat diperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU). Langkah yang

dilakukan pengurus untuk dapat mengusahakan SHU setiap tahunnya adalah

dengan menekan biaya-biaya yang harus dikeluarkan apabila pendapatan yang

diperoleh mengalami penurunan. Dengan menekan biaya saat pendapatan

mengalami penurunan maka diharapkan KPRI Seyegan tetap dapat memperoleh

Sisa Hasil Usaha (SHU) pada tahun tersebut.

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan indikator

R12 tahun 2015 tidak sehat, yaitu sebesar 2,02%. Rasio R12 tahun 2016 juga

tidak sehat, yaitu 1,58%. Hasil tersebut mengalami penurunan sebesar 0,44% dari

tahun 2015 karena adanya penuruan pada total pendapatan bersih/SHU dan total

rata-rata aset sebesar Rp6.960.118 dan Rp70.507.452.

Pada tahun 2017 dan tahun 2018 prosentase indikator R12 terus meningkat

menjadi 4,50% dan 4,54%. Hal tersebut dikarenakan terdapat peningkatan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

total pendapatan bersih/SHU meskipun tidak diimbangi dengan peningkatan total

rata-rata aset. Namun pada tahun 2019 prosentase indikator R12 mengalami

penurunan sebesar 0,73% dari tahun 2018.

Dari hasil perhitungan tersebut maka indikator R12 tahun 2015 hingga

tahun 2019 tidak sehat karena hasil prosentase setiap tahunnya berada di bawah

batas kriteria sehat yaitu ≥ 10%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KPRI Seyegan yang

diwakili oleh Bapak Harto, B. A. diperoleh informasi bahwa KPRI Seyegan selalu

melakukan perencanaan kegiatan setiap akhir tahun agar kegiatan pada tahun yang

akan datang dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya rencana program kerja

KPRI Seyegan untuk tahun berikutnya maka pengurus dapat menyusun anggaran

yang tepat sehingga nantinya pada akhir tahun tetap diperoleh Sisa Hasil Usaha

(SHU).

e. Liquidity

Aspek Liquidity ini digunakan untuk mengetahui ketersediaan uang tunai

pada koperasi simpan pinjam sehingga mampu untuk mencukupi kebutuhan uang

tunai saat anggota ingin menarik simpanannya. Adapun perhitungan aspek

Liquidity adalah sebagai berikut.

1) Perhitungan dana cadangan likuid terhadap simpanan non-saham

Melalui tabel ini akan dijelaskan tentang ketersediaan dana likuid di KPRI

Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Tabel 5.13

Dana Cadangan Likuid terhadap Simpanan Non-Saham (L1) Tahun Total

Investasi

Lancar

Produktif

(Rp)

Total Aset

Lancar

Tidak

Produktif

(Rp)

Kewajiban Lancar

(Rp)

Total

Simpanan Non-

Saham (Rp)

L1 (%) Kriteria

Sehat

Ket

2015 Rp 3.700.000 Rp 107.236 Rp 782.516.174,50 Rp 823.764.200 -94,53% ≥ 15% Tidak

Sehat

2016 Rp 13.700.000 Rp 1.008 Rp 707.290.171,50 Rp 746.660.900 -92,89% ≥ 15% Tidak

Sehat

2017 Rp 10.000.000 Rp 316.467 Rp 699.901.205,50 Rp 744.227.400 -92,66% ≥ 15% Tidak

Sehat

2018 Rp 12.000.000 Rp 891.671 Rp 758.322.374,50 Rp 809.919.000 -92,04% ≥ 15% Tidak

Sehat

2019 Rp 17.000.000 Rp 653.611 Rp 723.068.158,50 Rp 774.401.000 -91,09% ≥ 15% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.13, dapat diketahui bahwa prosentase indikator L1

tahun 2015 tidak sehat, yaitu sebesar -94,53%. Hasil tersebut mengalami

peningkatan pada tahun 2016 menjadi -92,89%. Peningkatan juga terjadi pada

tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2017 hasil prosentase indikator L1 meningkat

menjadi -92,66%, tahun 2018 meningkat menjadi -92,04%, dan kembali

meningkat pada tahun 2019 menjadi -91,09%. Prosentase minus yang dihasilkan

dalam perhitungan indikator L1 tersebut dikarenakan dana investasi lancar dan

aset lancar lebih banyak dibandingkan dengan kewajiban lancar. Dengan

demikian prosentase indikator L1 tahun 2015 hingga tahun 2019 tidak sehat

karena sangat jauh dari kriteria sehat yaitu ≥ 15%. Meskipun masih jauh dari

kriteria sehat, namun prosentase indikator L1 mulai bergerak mendekati kriteria

sehat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KPRI Seyegan yang

diwakili oleh Bapak Harto, B. A. diperoleh informasi bahwa hasil perhitungan

tersebut berada pada posisi minus karena di sisi aktiva yaitu tabungan dan kas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

jumlahnya lebih sedikit dari pasiva lancar. Hal tersebut dikarenakan KPRI

Seyegan berusaha untuk tidak menyimpan uang di bank terlalu besar, selain itu

berdasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) di sepakati bahwa saldo kas di

KPRI Seyegan tidak boleh melebihi Rp1.000.000. Sedangkan di posisi pasiva

lancarnya jumlahnya lebih banyak karena banyaknya anggota yang berminat

untuk menabung terutama pada tabungan pendidikan.

2) Perhitungan dana likuid yang menganggur kas

Kas merupakan sumber dana likuid yang penting unuk tetap tersedia. Oleh

sebab itu KPRI Seyegan perlu untuk menjaga ketersediaan kas. Berikut adalah

ketersediaan dana likuid yang menganggur di KPRI Seyegan terhadap total aset.

Tabel 5.14

Dana Likuid yang Menganggur terhadap Total Aset (L3)

Tahun Kas (Rp) Total Aset (Rp) L3 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 107.236 Rp 1.289.415.109 0,01% < 1% Sehat

2016 Rp 1.008 Rp 1.222.741.383 0,00% < 1% Sehat

2017 Rp 316.467 Rp 1.213.536.842 0,03% < 1% Sehat

2018 Rp 891.671 Rp 1.308.882.046 0,07% < 1% Sehat

2019 Rp 653.611 Rp 1.285.181.986 0,05% < 1% Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Saldo kas di KPRI Seyegan selalu berada pada posisi < Rp1.000.000. Hal

tersebut karena adanya kesepakatan dengan seluruh anggota KPRI Seyegan di

dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) bahwa saldo kas tidak boleh melebihi

Rp1.000.000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Berdasarkan tabel 5.14, dapat diketahui bahwa prosentase indikator L3

tahun 2015 berada dalam kriteria sehat, yaitu 0,01%. Hasil tersebut mengalami

penurunan pada tahun 2016 menjadi 0,00% karena kas tahun 2016 menurun

sebesar Rp16.228 dan total aset juga mengalami penurunan sebesar

Rp66.673.726. Penurunan pada saldo kas tahun 2016 dikarenakan terdapat

pengeluaran mendadak yang harus dibiayai oleh KPRI Seyegan sehingga harus

menggunakan kas tersebut. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2017 dan tahun

2018, indikator L3 mengalami peningkatan menjadi 0,03% dan 0,07% karena

adanya peningkatan dana kas dan total aset.

Pada tahun 2019 prosentase indikator L3 mengalami penurunan sebesar

0,02% dari tahun 2018. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan kas sebesar

Rp238.060 dan penurunan total aset sebesar Rp23.700.060 dari tahun 2018.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka indikator L3 tahun 2015 hingga

tahun 2019 masuk dalam kriteria sehat karena memenuhi syarat < 1%.

f. Signs of Growth

Komponen Signs of Growth digunakan untuk mengukur prosentase

pertumbuhan aset dan pertumbuhan anggota. Adapun perhitungan Signs of

Growth adalah sebagai berikut.

1) Pertumbuhan anggota

Berikut ini adalah tabel pertumbuhan anggota di KPRI Seyegan pada tahun

2015 hingga tahun 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Tabel 5. 15

Pertumbuhan Anggota (S10)

Tahun Total Anggota

Tahun Ini

(Orang)

Total Anggota

Tahun Lalu (Orang)

S10

(%)

Kriteria

Sehat

Ket.

2015 315 302 4,30% > 12% Tidak

Sehat

2016 307 315 -2,54% > 12% Tidak

Sehat

2017 306 307 -0,33% > 12% Tidak

Sehat

2018 300 306 -1,96% > 12% Tidak

Sehat

2019 326 300 8,67% > 12% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Berdasarkan tabel 5.15, total anggota di KPRI Seyegan pada tahun 2015

hingga tahun 2018 terus mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan pada

tahun-tahun tersebut banyak anggota KPRI Seyegan yang telah pensiun/purna

tugas sehingga memutuskan untuk keluar dari KPRI Seyegan. Pada tahun 2015-

2019 juga terdapat beberapa anggota KPRI Seyegan yang meningga dunia. Selain

itu pada periode tahun 2018 belum banyak penambahan anggota baru dari adanya

pengangkatan CPNS di wilayah Kecamatan Seyegan.

Indikator S10 pada tahun 2015 tidak sehat, yaitu sebesar 4,30%. Pada tahun

2016 indikator S10 juga tidak sehat, yaitu sebesar -2,54%. Pada tahun 2017

prosentase indikator S10 adalah -0,33%. Hasil ini mengalami peningkatan sebesar

2,21% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 prosentase indikator S10

mengalami penurunan menjadi -1,96% karena adanya penurunan jumlah anggota

terutama pada anggota luar biasa (anggota yang telah pensiun/purna tugas).

Sedangkan pada tahun 2019, KPRI Seyegan mengalami peningkatan jumlah

anggota. Jumlah anggota bertambah 26 orang sehingga prosentase indikator S10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

menjadi 8,67%. Peningkatan jumlah anggota ini dikarenakan pada tahun 2018

hingga tahun 2019 terdapat kesepakatan baru bahwa guru-guru CPNS dan guru-

guru TK mulai bergabung menjadi anggota baru di KPRI Seyegan.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa

indikator S10 tahun 2015 hingga tahun 2019 tidak sehat. Hal tersebut karena

indikator S10 tahun 2015 hingga tahun 2019 berada di bawah kriteria sehat yaitu

>12%.

2) Pertumbuhan total aset

Berikut ini merupakan tabel tentang pertumbuhan total aset di KPRI

Seyegan pada tahun 2015 hingga tahun 2019.

Tabel 5.16

Pertumbuhan Total Aset (S11)

Tahun Total Aset

Tahun Ini (Rp)

Total Aset

Tahun Lalu (Rp)

S11 (%) Kriteria

Sehat

Ket.

2015 Rp 1.289.415.109 Rp 1.363.756.269 -5,45% > 3,35% Tidak

Sehat

2016 Rp 1.222.741.383 Rp 1.289.415.109 -5,17% > 3,02% Tidak

Sehat

2017 Rp 1.213.536.842 Rp 1.222.741.383 -0.75% > 3,61% Tidak

Sehat

2018 Rp 1.308.882.046 Rp 1.213.536.842 7,86% > 3,13% Sehat

2019 Rp 1.285.181.986 Rp 1.308.882.046 -1,81% > 2,72% Tidak

Sehat

Sumber: Data sekunder, diolah 2020.

Dari tabel 5.16 dapat diketahui bahwa prosentase indikator S11 tahun 2015

tidak sehat, yaitu -5,45%. Hasil prosentase tersebut mengalami peningkatan pada

tahun 2016 dan tahun 2017. Indikator S11 tahun 2016 dan tahun 2017 tidak sehat,

yaitu -5,17% dan -0,75%. Perubahan yang terjadi pada total aset terutama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

penurunan total aset pada tahun 2015 hingga tahun 2017 disebabkan karena

beberapa tabungan sukarela mengendap di KPRI Seyegan. Apabila tabungan

sukarela tersebut tetap mengendap di KPRI Seyegan akan menyebabkan kerugian

pada KPRI Seyegan sehingga KPRI Seyegan memutuskan untuk

mengembalikannya kepada anggota.

Indikator S11 pada tahun 2018 berada dalam kriteria sehat, yaitu 7,86%.

Hasil perhitungan ini mengalami peningkatan dari tahun 2017 karena adanya

peningkatan total aset sebesar Rp95.345.204. Salah satu faktor yang menyebabkan

peningkatan total aset pada tahun 2018 adalah adanya guru-guru CPNS yang

masuk menjadi anggota di KPRI Seyegan, sehingga partisipasi mereka cukup

berkontribusi untuk meningkatkan total aset pada tahun 2018 tersebut.

Indikator S11 tahun 2019 tidak sehat yaitu -1,81%. Hasil perhitungan ini

terjadi karena adanya penurunan total aset sebesar Rp23.700.060. Berdasarkan

hasil perhitungan tersebut maka indikator S11 tahun 2015 hingga tahun 2017 dan

tahun 2019 tidak sehat karena berada di bawah kriteria yang diharapkan yaitu >

inflasi (inflasi tahun 2015 sebesar 3,35%, tahun 2016 sebesar 3,02%, tahun 2017

sebesar 3,61%, dan tahun 2019 sebesar 2,72% sumber: www.bi.go.id) sedangkan

indikator tahun 2018 masuk dalam kriteria sehat karena memenuhi kriteria yang

diharapkan yaitu > inflasi (inflasi tahun 2018 sebesar 3,13% sumber:

www.bi.go.id).

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan 15 indikator analisis PEARLS

yang digunakan untuk menganalisis kesehatan keuangan Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) Seyegan pada tahun 2015 terdapat 40% indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

dengan kriteria sehat dan 60% indikator dengan kriteria tidak sehat. Pada tahun

2016 terdapat 40% indikator dengan kriteria sehat dan 60% indikator dengan

kriteria tidak sehat. Pada tahun 2017 terdapat 40% indikator dengan kriteria sehat

dan 60% indikator dengan kriteria tidak sehat. Pada tahun 2018 terdapat 46,67%

indikator dengan kriteria sehat dan 53,33% indikator dengan kriteria tidak sehat,

dan pada tahun 2019 terdapat 40% indikator dengan kriteria sehat dan 60%

indikator dengan kriteria tidak sehat.

2. Hasil Analisis PEARLS Secara General Tahun 2015-2019

Setelah dilakukan pembahasan pada setiap komponen analisis PEARLS,

maka selanjutnya dilakukan pembahasan secara keseluruhan tentang hasil analisis

PEARLS KPRI Seyegan tahun 2015-2019. Hasil analisis PEARLS KPRI Seyegan

tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.17

Rangkuman Hasil Analisis Kualitatif Kesehatan Keuangan Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan Tahun 2015-2019

Menggunakan PEARLS

Komponen Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Protection P1 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

P2 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

Effective

Financial

Structure

E1 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

E5 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

E7 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

E8 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Asset

Quality

A1 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

A2 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Komponen Indikator Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Rates of

Return and

Cost

R8 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

R9 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

R12 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Liquidity

L1 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

L2 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

Signs of

Growth

S10 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

S11 Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Tidak

Sehat

Sehat Tidak

Sehat

Sumber: Hasil Analisis PEARLS, 2020.

Berdasarkan tabel 5.17, dapat disimpulkan bahwa dari 15 indikator analisis

PEARLS, terdapat 6 (40%) komponen dalam kriteria sehat dan 9 (60%) komponen

dalam kriteria tidak sehat. Dengan demikian secara keseluruhan, KPRI Seyegan

tahun 2015-2019 berada dalam kriteria tidak sehat.

Komponen dalam kriteria sehat adalah komponen Protection indikator P1

dan P2, Asset Quality indikator A1 dan A2, Rates of Return and Cost pada

indikator R8, dan Liquidity indikator L3. Komponen Protection pada indikator P1

dan P2 berada dalam kriteria sehat karena dana cadangan mampu menutupi

pinjaman macet dan pinjaman lalai yang berada di KPRI Seyegan.

Pada komponen Asset Quality indikator A1 berada dalam kriteria sehat

karena total kelalaian pinjaman di KPRI Seyegan masih masih cukup sedikit.

Selain itu pada Asset Quality indikator A2 tahun pada tahun 2015-2019 tidak ada

penambahan jumlah aset-aset yang tidak menghasilkan di KPRI Seyegan sehingga

tidak ada pengeluaran untuk pembiayaan aset-aset yang tidak menghasilkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Pada komponen Rates of Return and Cost indikator R8, total margin

pendapatan kotor berada dalam kriteria sehat karena biaya balas jasa di KPRI

Seyegan belum terlalu banyak sehingga pengeluaran untuk biaya balas jasa tidak

terlalu mengurangi jumlah pendapatan yang diperoleh KPRI Seyegan.

Komponen Liquidity indikator L3 berada dalam kriteria sehat. Hal ini

dikarenakan berdasarkan hasil rapat anggota, jumlah ketersediaan kas di KPRI

Seyegan tidak boleh melebihi dari Rp1.000.000.

Sedangkan komponen yang tidak sehat adalah komponen Effective

Financial Structure indikator E1, E5, E7, dan E8, Rates of Return and Cost

indikator R9 dan R12, Liquidity indikator L1 dan Signs of Growth indikator S10

dan S11. Komponen Effective Financial Structure indikator E1, E5, E7, dan E8

berada dalam kriteria tidak sehat karena terlalu banyak uang yang beredar di

anggota. Selain itu, partisipasi anggota dalam menabung di KPRI Seyegan masih

kurang, pemupukan modal saham di KPRI Seyegan terlalu tinggi, dan modal

kelembagaan di KPRI Seyegan masih terlalu sedikit.

Komponen Rates of Return and Cost untuk indikator R9 tidak sehat karena

pengeluaran untuk biaya operasional masih cukup tinggi sehingga berdampak

pada indikator R12 yaitu perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) di KPRI Seyegan

yang kurang maksimal.

Pada komponen Liquidity indikator L1, untuk ketersediaan dana cadangan

likuid di KPRI Seyegan berada dalam kriteria tidak sehat karena jumlah dana

yang diinvestasikan dalam bentuk tabungan di bank jumlahnya tidak banyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Pada komponen Signs of Growth baik indikator S10 maupun S11 berada

dalam kriteria tidak sehat. Total pertumbuhan anggota di KPRI Seyegan berada

dalam kriteria tidak sehat karena penambahan jumlah PNS dan CPNS di KPRI

Seyegan setiap tahunnya belum terlalu banyak. Selain itu terdapat anggota yang

keluar dan meninggal dunia sehingga menyebabkan jumlahnya menurun pada

setiap tahunnya. Namun pada tahun 2019 jumlah anggota di KPRI Seyegan

meningkat karena guru-guru TK yang bekerja di lingkungan Kecamatan Seyegan

mulai masuk menjadi anggota KPRI Seyegan. Hal serupa juga terjadi pada

pertumbuhan total aset yang mengalami penurunan setiap tahunnya. Namun pada

tahun 2018 total aset mengalami peningkatan karena partisipasi anggota untuk

meningkatkan total aset cukup baik.

Dari beberapa indikator yang tidak sehat tersebut, terdapat permasalahan

kunci yang harus segera untuk diselesaikan. Permasalahan itu terdapat pada total

aset yang mengalami penurnan. Penyebab dari penuruan pada total aset tersebut

ada beberapa hal antara lain yaitu jumlah piutang yang beredar di anggota terlalu

banyak, kurangnya partisipasi anggota untuk menabung, tingginya pengeluaran

untuk biaya operasional, dan lain-lain.

Permasalahan tersebut dapat dapat diselesaikan dengan meningkatkan total

aset di KPRI Seyegan untuk setiap tahunnya. Langkah yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan total aset di KPRI Seyegan adalah dengan menambah

investasi di bank dalam bentuk tabungan sehingga selain meningkatkan total aset

juga dapat meningkatkan pendapatan di KPRI Seyegan. Selain itu dapat juga

dengan memperketat ijin pemberian pinjaman kredit bagi anggota, menarik minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

anggota agar semakin berpartisipasi untuk menabung di KPRI Seyegan, menekan

pengeluaran untuk biaya operasional, dan lain-lain. Tentunya solusi-solusi

tersebut harus dimusyawarahkan bersama dalam rapat anggota agar dapat

diperoleh kesepakatan senua anggota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Setiap Komponen

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan untuk setiap komponen Protection, Effective Financial

Structure, Asset Quality, Rates of Return and Cost, Liquidity, dan Signs of Growth

(PEARLS) pada kesehatan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Seyegan tahun 2015 hingga tahun 2019 adalah sebagai berikut.

1. Protection (Perlindungan)

Berdasarkan perhitungan ketersediaan dana cadangan risiko untuk

melindungi total pinjaman macet > 12 bulan (PI) dan ketersediaan dana cadangan

risiko untuk melindungi total pinjaman lalai 1-12 bulan (P2) pada tahun 2015

hingga tahun 2019 berada dalam kriteria sehat karena prosentase indikator P1

tahun 2015 hingga tahun 2019 di atas 100% dan prosentase indikator P2 tahun

2015 hingga tahun 2019 berada di atas 35%.

2. Effective Financial Structure (Struktur Keuangan yang Efektif)

Berdasarkan perhitungan saldo pinjaman beredar (E1) tahun 2015 hingga

tahun 2019, KPRI Seyegan berada dalam kriteria tidak sehat karena prosentase

indikator E1 berkisar 90% sehingga melampaui kriteria sehat yaitu 70-80%.

Perhitungan simpanan non-saham (E5) tahun 2015 hingga tahun 2019 berada

dalam kriteria tidak sehat karena prosentase indikator E5 berada di bawah kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

sehat yaitu 70-80%. Perhitungan modal saham (E7) tahun 2015 hingga tahun

2019 berada dalam kriteria tidak sehat karena prosentase indikator E7 berkisar

30% sehingga melampaui kriteria sehat yaitu ≤20%. Perhitungan modal

kelembagaan (E8) tahun 2015 hingga tahun 2019 berada dalam kriteria tidak sehat

karena prosentase rasio E8 berkisar 2% sehingga berada di bawah kriteria sehat

yaitu ≥10%.

3. Asset Quality (Kualitas Aset)

Berdasarkan perhitungan total kelalaian pinjaman (A1) tahun 2015 hingga

tahun 2019 berada dalam kriteria sehat karena prosentase indikator A1 masih

berada di bawah 5%. Perhitungan total aset tidak menghasilkan (A2) tahun 2015

hingga tahun 2019 berada dalam kriteria sehat yaitu ≤ 5%.

4. Rates of Return and Cost (Tingkat Pendapatan dan Biaya)

Berdasarkan perhitungan total margin pendapatan kotor (R8) tahun 2015

hingga tahun 2019 berada dalam kriteria sehat karena berada di atas kriteria yang

diharapkan yaitu ≥ 10%. Perhitungan total biaya operasional (R9) tahun 2015

hingga tahun 2019 berada dalam kriteria tidak sehat karena hasilnya melampaui

kriteria yang diharapkan yaitu ≤ 5%. Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun

2015 hingga tahun 2019 berada dalam kriteria tidak sehat karena hasilnya di

bawah kriteria yang diharapkan yaitu ≥ 10%.

5. Liquidity (Likuiditas)

Berdasarkan perhitungan total cadangan likuiditas (L1) tahun 2015 hingga

tahun 2019 berada dalam kriteria tidak sehat karena hasilnya di bawah kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

yang diharapkan yaitu ≥15%. Perhitungan total dana likuid yang menganggur (L3)

tahun 2015 hingga tahun 2019 berada dalam kriteria sehat yaitu <1%.

6. Signs of Growth (Tanda-Tanda Pertumbuhan)

Berdasarkan perhitungan total pertumbuhan anggota (S10) tahun 2015

hingga tahun 2019 berada dalam kriteria tidak sehat karena hasilnya di bawah

kriteria yang diharapkan yaitu >12% Perhitungan total pertumbuhan aset (S11)

tahun 2015 hingga tahun 2017 dan tahun 2019 berada dalam kriteria tidak sehat

karena berada di bawah inflasi dan tahun 2018 berada dalam kriteria sehat karena

hasilnya di atas inflasi.

7. Hasil Analisis PEARLS KPRI Seyegan Secara General Tahun 2015-2019

Berdasarkan hasil analisis PEARLS secara general, kesetahat keuangan

KPRI Seyegan berada dalam kriteria tidak sehat

B. Saran

Dalam penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan oleh penulis

kepada KPRI Seyegan dan peneliti selanjutnya. Saran yang disampaikan penulis

adalah sebagai berikut.

1. Bagi KPRI Seyegan

Saran yang disampaikan oleh penulis diharapkan dapat membantu KPRI

Seyegan untuk menetukan kebijakan dalam menjaga kesehatan keuangannya.

a. Berdasarkan analisis PEARLS, diketahui bahwa saldo pinjaman beredar

berada dalam kriteria tidak sehat sehingga perlu diperbaiki. Pengurus KPRI

Seyegan diharapkan lebih selektif memberikan pinjaman sehingga jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

pinjaman beredar tidak terlalu banyak dan dana likuid di KPRI Seyegan tetap

tersedia untuk penarikan simpanan, pencairan kredit, dan keperluan lainnya.

b. KPRI Seyegan diharapkan dapat memperbaiki saldo simpanan non-saham,

karena berada pada kriteria tidak sehat. Berdasarkan hasil perhitungan analisis

PEARLS, saldo simpanan non-saham di bawah 70-80%. Sebaiknya KPRI Seyegan

lebih mengembangkan program pemasaran sehingga dapat menarik partisipasi

anggota untuk menabung. Salah satu caranya yaitu dengan merencanakan

program baru pemberian apresiasi kepada anggota dengan simpanan terbanyak.

Apresiasi tersebut dapat berupa pemberian barang-barang kebutuhan rumah

tangga dengan harga yang terjangkau. Namun program ini perlu didiskusikan

lebih lanjut dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).

c. Berdasarkan hasil analisis PEARLS, diketahui bahwa pemupukan modal

saham di KPRI Seyegan cukup tinggi sehingga melebihi dari kriteria sehat yang

diharapkan yaitu ≤ 20%. Sebaiknya KPRI Seyegan dapat lebih memupuk

simpanan non-saham sehingga simpanan non-saham dapat meningkat dan jumlah

modal saham dapat sesuai dengan yang diharapkan.

d. Berdasarkan hasil analisis PEARLS, modal kelembagaan berada di bawah

kriteria sehat yaitu ≥ 10%. Sebaiknya, dana cadangan risiko sebagai bagian dari

modal kelembagaan dapat lebih ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan

meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) karena dana cadangan risiko berasal dari

penyisihan 5% dari Sisa Hasil Usaha (SHU).

e. Berdasarkan hasil perhitungan analisis PEARLS, diketahui bahwa biaya

operasional berada dalam kriteria tidak sehat. KPRI Seyegan diharapkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

melakukan evaluasi terhadap anggaran yang dikeluarkan untuk biaya operasional.

Sebaiknya pengurus KPRI Seyegan lebih menekan biaya operasional yang

dikeluarkan sehingga laba yang diperoleh KPRI Seyegan dalam Sisa Hasil Usaha

(SHU) dapat dimaksimalkan.

f. KPRI Seyegan diharapkan mampu untuk meningkatkan Sisa Hasil Usaha

(SHU). Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh KPRI Seyegan adalah dengan

merancang rencana pengeluaran untuk biaya operasional dengan lebih baik

sehingga diharapkan biaya operasional dapat lebih ditekan.

g. KPRI Seyegan diharapkan dapat memusyawarahkan kembali terkait dengan

kesepakatan tentang jumlah dana yang diinvestasikan di bank dalam bentuk

tabungan. Sebaiknya KPRI Seyegan dapat lebih meningkatkan jumlah dana yang

diinvestasikan di bank karena dana yang diinvestasikan di bank juga dapat

memberikan keuntungan meskipun tidak sebanyak apabila dana tersebut

dipinjamkan ke anggota.

h. Berdasarkan hasil analisis PEARLS, jumlah anggota di KPRI Seyegan masih

berada di bawah kriteria sehat yang diharapkan yaitu > 12%. Dalam hal ini

langkah yang dapat dilakukan oleh KPRI Seyegan adalah dengan memberikan

pelayanan yang baik untuk setiap anggota sehingga anggota dapat merasa nyaman

dan senang bergabung menjadi anggota di KPRI Seyegan. Dengan demikian dapat

meminimalkan jumlah anggota yang keluar dari KPRI Seyegan.

i. Total aset di KPRI Seyegan terus mengalami penurunan pada tahun 2015,

2016, 2017, dan 2019. Untuk dapat meningkatkan total aset di KPRI Seyegan

setiap tahunnya sebaiknya KPRI Seyegan dapat memperbaiki indikator-indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

yang tidak sehat dengan beberapa alternatif solusi yang telah ditawarkan pada

poin sebelumnya dan mempertahankan serta meningkatkan indikator yang sudah

sehat. Dengan demikian diharapkan dapat membantu KPRI Seyegan untuk

meningkatkan total aset setiap tahunnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian di KPRI Seyegan,

disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan melakukan analisis

kesehatan keuangan di KPRI Seyegan pada tahun-tahun selanjutnya.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami oleh penulis dalam melalukan penelitian ini yaitu

penelitian ini hanya melakukan perhitungan 15 indikator analisis PEARLS dari

jumlah total ±46 indikator analisis PEARLS. Hal tersebut karena disesuaikan

dengan ketersediaan data di KPRI Seyegan. Namun setiap komponen PEARLS

telah terwakili oleh beberapa indikator sehingga dapat dilalukan analisis terhadap

kesehatan keuangan di KPRI Seyegan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Sudantoko, Djoko. (2002). Koperasi, Kewirausahaan, dan

Usaha Kecil. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Badan Pusat Statistik. (2020). BI Rate, 2005-2020. [online]. Tersedia:

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1061. [14 Maret 2020]

Bank Indonesia. (2020). Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen). [online].

Tersedia: https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx. [24

Maret2020]

Baswir, Revrisond. (1997). Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Bella, Stephani. (2018). Skripsi: “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan

Analisis PEARLS” studi pada Credit Union Sandya Swadaya, Kota Yog-

yakarta, DIY. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Dinas Koperasi dan UKM DIY. Aplikasi Dataku Daerah Istimewa Yogyakarta.

[online]. Tersedia:

http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/cetak/94-keragaan-

koperasi. [14 Maret 2020]

Eindrias, Tri Dewi dan Azizah, Devi Farah. (2017). Analisa Tingkat Kesehatan

Koperasi Simpan Pinjam Berdasarka Peraturan Nomor:

06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Bahagia

Kota Kediri). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 51(2). 135-140.

Faktualnews.co. (2019). Setahun, 110 Koperasi di Pasuruan Bangkrut. [online].

Tersedia: https://faktualnews.co/2019/01/11/setahun-110-koperasi-di-

pasuruan-bangkrut/117708/. [12 Februari 2020].

Indawatika, Feri. (2017). “Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK ETAP

Koperasi Intako Dan Respon Pihak Eksternal”. Journal Of Accounting

Science. 1(1). 38-50.

Indriawati, Nurita, Agung Winarno, dan Trisetia Wijijayanti. (2017). “Tingkat

Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Faktor yang Mempengaruhinya”.

EKOBIS - Eko Bisnis. 22(1). 35-43.

Juki, Matheus. (2017). “Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio PEARLS pada

Credit Union Semandang Jaya di Balai Semandang Kecamanatan Simpang

Hulu Kabupaten Ketapang”. Bisma. 1(1). 2356-2370.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kontan.co.id. (2020). Kemenkop UKM Bubarkan 81.000 Koperasi Selama Empat

Tahun Terakhir. [Online]. Tersedia:

https://keuangan.kontan.co.id/news/kemenkop-ukm-bubarkan-81000-

koperasi-selama-empat-tahun-terakhir. [12 Maret 2020].

Kontan.co.id. (2019). Kementrian Koperasi dan UKM Bubarkan 40.013 Koperasi,

Ini Alasannya. [Online]. Tersedia:

https://nasional.kontan.co.id/news/kementerian-koperasi-dan-ukm-

bubarkan-40013-koperasi-ini-alasannya?page=all. [12 Maret 2020].

Kumparan. (2018). Penyebab Kebangkrutan 323 Koperasi di Kalsel. [online].

Tersedia: https://kumparan.com/banjarhits/penyebab-kebangkrutan-323-

koperasi-di-kalsel-1541588170118922845. [12 Februari 2020].

Kementrian Koperasi dan UKM. (2020). Data Koperasi. [online]. Tersedia:

http://www.depkop.go.id/data-koperasi. [4 Maret 2020].

Kurniyati, Yuli. (2011). “PEARLS: Seperangkat Alat Monitoring Dan Evaluasi

Kinerja Keuangan Koperasi Kredit”. Jurnal MAKSIPRENEUR. 1(1). 38-50.

Martikasari, Kurnia. (2015). Evaluasi kinerja keuangan untuk keberlanjutan

ekonomi dalam Credit Union (studi kasus di Credit Union “Kerja

Bermakna” Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah). Dalam: Seminar

Internasional: Pandangan Terpadu untuk Pembangunan Internasional:

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendekatan Ekonomi, Pertanian, dan

Teknik, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Wardiyah, Mia Lasmi. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV.

Pustaka Setia.

Muljono, Djoko. (2012). Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Munaldus. Yuspita Karlena., dan Herlina. (2014). Kiat Mengelola Credit Union.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Napitupulu, Rosalina. (2019). Skripsi: “Analisis Kinerja Keuangan Credit Union

Dengan Menggunakan PEARLS” Studi Kasus pada Credit Union

Cindelaras Tumangkar Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Partomo, Tiktik Sartika. (2009). Ekonomi Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono. (2004). Ekonomi Skala

Kecil/Menengah dan Koperasi. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Kidney, Isabelle. (2016). PEARLS Manual. ILCU Fondation.

Pratiwi, Ceacilia Dian. (2017). Skripsi: “Analisis Kesehatan Kinerja Keuangan

Koperasi Kredit Harapan Bahagia Ber-dasarkan Metode PEARLS”.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Prihadi, Toto. (2010). Analisis Laporan Keuangan: Teori dan Aplikasi. Jakarta:

PPM.

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian

Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/

Per/ Dep.6/ IV/ 2016 Tentang Pedoman Penilaian Koperasi Simpan Pinjam

Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Jakarta: Kementrian koperasi dan Usaha

Kecil dan Menegah Republik Indonesia

Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 13/ Per/ M.KUKM/ IX/ 2015

Tentang Pedoman Akuntansi Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. Jakarta:

Kementrian koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah Republik Indonesia

Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 15/ Per/ M.KUKM/ IX/ 2015

Tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. Jakarta: Kementrian koperasi

dan Usaha Kecil dan Menegah Republik Indonesia

Republik Indonesia (2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2012 Tentang Perkoperasian. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia

Republik Indonesia (1992). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia

Richardson, David. (2009). PEARLS Monitoring System. Madison: World Council

Information Center

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba (2001). Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta:

Erlangga.

Subagyo, Ahmad. (2017). Pengawasan Koperasi di Indonesia. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Sudaryanti, Dedeh Sri dan Sahroni, Nana. (2017). “Analisis Kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam Berdasarkan Aspek Permodalan, Manajemen, Likuiditas,

serta Kemandirian, dan Petumbuhan (Studi Empiris Simpenan Pamengkeut

Banda (SPB) pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kopta Tasikmalaya

Tahun 2015)”. Jurnal Ekonomi Manajemen. 3(1). 1-10.

Sujarweni, V. Wiratna. (2019). Analisis Laporan Keuangan Teori, Apikasi, dan

Hasil Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sunarwati, Arum. (2018). Artikel Skripsi: Analisis PEARLS Sebagai Alat Ukur

Kinerja Keuangan Pada Kopdit Sinar Harapan Kediri. Simki-Economic.

02(03). 1-9.

Tambunan, Toman Sony dan Hardi Tambunan (2019). Manajemen Koperasi.

Bandung: Yrama Widya

Tribunnews.com. (2017). Ratusan Koperasi di Sidoarjo Bangkrut, Ini

Penyebabnya. [online]. Tersedia:

https://www.tribunnews.com/regional/2017/05/09/ratusan-koperasi-

disidoarjo-bangkrut-ini-penyebabnya. [12 Februari 2020].

Wardiyah, Mia Lasmi. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV.

Pustaka Setia.

Widyanti, Ninik dan Sunindhia, Y.W. (2003). Koperasi dan Perkoperasian

Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta dan PT. Bina Adiaksara

Yuda, Novita Dewi. (2017). Skripsi: “Analisis Kesehatan Keuangan Credit Union

Ber-dasarkan Sistem PEARLS” studi kasus pada Credit Union Keling

Kumang di Sintang Kalimantan Barat. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

LAMPIRAN

1. Surat ijin penelitian di KPRI Seyegan dari fakultas

2. Neraca KPRI Seyegan tahun 2015-2019

3. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan tahun 2015-2019

4. Data statistik pinjaman lalai KPRI Seyegan tahun 2015-2019

5. Data statistik keanggotaan di KPRI Seyegan tahun 2015-2019

6. Data Perhitungan PEARLS

7. Perhitungan 16 indikator PEARLS

8. Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Seyegan Pada Tahun 2015 hingga tahun 2019

9. Rangkuman Hasil Analisis Kualitatif Kesehatan Keuangan Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan Tahun 2015-2019

Menggunakan PEARLS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran 1. Surat ijin penelitian di KPRI Seyegan dari fakultas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Lampiran 2. Neraca KPRI Seyegan tahun 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lampiran 3. Neraca KPRI Seyegan tahun 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Lampiran 4. Neraca KPRI Seyegan tahun 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Lampiran 5. Neraca KPRI Seyegan tahun 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 6. Neraca KPRI Seyegan tahun 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran 7. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan tahun 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Lampiran 8. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan tahun 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Lampiran 9. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan tahun 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Lampiran 10. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan tahun 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Lampiran 11. Laporan Rugi Laba KPRI Seyegan tahun 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran 12. Data Statistik Pinjaman Lalai KPRI Seyegan tahun 2015 hingga

tahun 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Lampiran 13. Data Statistik Keanggotaan KPRI Seyegan tahun 2015 hingga tahun

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Lampiran 14. Data Perhitungan PEARLS

1. Piutang Lalai >12 Bulan

Tahun Total Pinjaman Lalai >12 Bulan

2015 Rp 15.400.000

2016 Rp 11.480.000

2017 0

2018 Rp 9.600.000

2019 Rp 18.100.000

2. Piutang Lalai 1-12 Bulan

Tahun Total Piutang Lalai 1-12 Bulan

2015 Rp 15.350.000

2016 Rp 34.550.000

2017 Rp 40.960.000

2018 Rp 36.300.000

2019 Rp 40.600.000

3. Dana Cadangan

Tahun Total Dana Cadangan

2015 Rp 30.196.343,75

2016 Rp 31.534.338,75

2017 Rp 32.524.328,75

2018 Rp 35.266.408,75

2019 Rp 38.131.073,75

4. Saldo Pinjaman Beredar

Tahun 10 kali 20 kali 30 kali 40 kali 48 kali 60 kali Piutang

Barang

Total

2015 39.700 224.495 224.485 274.780 108.095 413.450 0 1.285.005

2016 70.250 100.280 213.325 309.295 72.875 343.925 0 1.208.950

2017 56.800 265.175 192.405 255.150 43.365 390.070 165 1.203.130

2018 80.320 184.550 209.490 258.110 11.700 548.490 3.240 1.295.900

2019 71.443 197.160 358.250 198.230 17.395 424.960 0 1.267.438

Dalam ribuan rupiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

5. Simpanan Non-Saham

Tahun Tabungan

Pendidikan

Tabungan

Hari Raya

Tabungan

Sukarela

Tabungan

Wisata

Tabungan

Peminjam

Total

2015 489.336.200 63.115.000 195.000.000 21.870.000 54.443.000 823.764.200

2016 507.737.700 77.430.000 92.000.000 21.430.000 48.063.200 746.660.900

2017 542.389.200 83.270.000 29.000.000 39.165.000 50.403.200 744.227.400

2018 501.711.800 86.660.000 79.000.000 87.457.000 55.090.000 809.919.000

2019 458.284.400 111.595.000 68.000.000 80.467.000 56.054.600 774.401.000

Dalam rupiah

6. Modal Kelembagaan

Tahun Dana Cadangan SHU Tak Terbagi Total

2015 Rp 30.196.343,75 Rp 93,75 Rp 30.196.437,5

2016 Rp 31.534.338,75 Rp 90,75 Rp 31.534.429,5

2017 Rp 32.524.328,75 Rp 72,75 Rp 32.524.401,5

2018 Rp 35.266.408,75 Rp 7,75 Rp 35.266.416,5

2019 Rp 38.131.073,75 Rp 62,75 Rp 38.131.136,5

7. Modal Saham

Tahun Simpanan

Pokok

Simpanan

Wajib

Simpanan

Hari

Koperasi

Simpanan

Hari Tua

Total

2015 10.136.000 333.432.000 20.355.000 31.576.600 395.499.600

2016 9.532.000 355.713.600 20.900.000 29.908.000 416.053.800

2017 12.568.000 313.104.000 21.585.000 28.609.500 375.866.500

2018 12.164.000 340.452.200 22.495.000 27.798.500 402.909.700

2019 10.746.000 359.840.200 22.425.000 25.485.700 418.496.900

Dalam rupiah

8. Aset-Aset Yang Tidak Menghasilkan

Tahun Kas Inventarisasi Total

2015 Rp 107.236 Rp 512.513 Rp 619.749

2016 Rp 1.008 Rp 15,00 Rp 1.023

2017 Rp 316.467 Rp 15,00 Rp 316.482

2018 Rp 891.671 Rp 15,00 Rp 891.686

2019 Rp 653.611 Rp 15,00 Rp 653.626

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

9. Biaya Operasional

Tahun Biaya

Administarsi

Biaya

Organisasi

Biaya

Operasional

Biaya Gaji Penyusutan Total

2015 1.427.500 162.499.900 2.954.000 32.800.000 512.500 200.193.900

2016 988.900 166.316.300 2.545.000 31.776.000 512.498 202.138.698

2017 896.300 120.684.890 2.550.000 29.900.000 0 154.031.190

2018 988.900 127.671.750 2.515.000 29.900.000 0 161.075.650

2019 1.086.600 125.765.600 5.220.000 31.500.000 0 163.572.200

Dalam rupiah

Lampiran 14. Perhitungan 15 Indikator PEARLS

1. Rumus P1 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

2. Rumus P2 =

a. Tahun 2015 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

3. Rumus E1 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

4. Rumus E5 =

a. Tahun 2015 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

5. Rumus E7 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

6. Rumus E8 =

a. Tahun 2015 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

7. Rumus A1 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

8. Rumus A2 =

a. Tahun 2015 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

9. Rumus R8 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

10. Rumus R9 =

a. Tahun 2015 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

11. Rumus R12 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

12. Rumus L1 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Keterangan:

a = total investasi lancar yang menghasilkan

b = aset lancar yang tidak menghasilkan

c = kewajiban lancar

d = Total simpanan non saham

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

13. Rumus L3 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

14. Rumus S10 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

15. Rumus S11 =

a. Tahun 2015 =

b. Tahun 2016 =

c. Tahun 2017 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

d. Tahun 2018 =

e. Tahun 2019 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Lampiran 15. Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan pada Tahun 2015-2019

Menggunakan PEARLS

Penilaian Kesehatan Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan

Tahun 2015-2019 Menggunakan PEARLS

Komponen

Tahun

Kriteria

Sehat

Penilaian

2015 2016 2017 2018 2019

2015 2016 2017 2018 2019

Sehat Tidak

Sehat

Sehat Tidak

Sehat

Sehat Tidak

Sehat

Sehat Tidak

Sehat

Sehat Tidak

Sehat

Protection P1 196,08% 274,69% 367,36% 210,67% 100% √ √ √ √ √

P2 96,39% 58,04% 79,04% 70,41% 49,34% 35% √ √ √ √ √

Effective

Financial

Structure

E1 97,32% 96,29% 96,46% 96,31% 95,70% 70-80% √ √ √ √ √

E5 63,89% 61,06% 61,33% 61,88% 60,26% 70-80% √ √ √ √ √

E7 30,67% 34,03% 30,97% 30,78% 32,56% ≤ 20% √ √ √ √ √

E8 2,34% 2,58% 2,68% 2,69% 2,97% ≥ 10% √ √ √ √ √

Asset

Quality

A1 2,39% 3,81% 3,40% 3,54% 3,95% ≤ 5% √ √ √ √ √

A2 1,79% 1,88% 1,92% 1,82% 1,84% ≤ 5% √ √ √ √ √

Rate of

Return and

Cost

R8 17,11% 17,67% 17,51% 15,31% 16,42% ≥10% √ √ √ √ √

R9 15,09% 16,09% 12,64% 12,77% 12,61% ≤5% √ √ √ √ √

R12 2,02% 1,58% 4,50% 4,54% 3,81% ≥ 10% √ √ √ √ √

Liquidity L1 -94,53% -92,89% -92,66% -92,04% -91,09% ≥ 15% √ √ √ √ √

L3 0,01% 0,00% 0,03% 0,07% 0,05% < 1% √ √ √ √ √

Signs of

Growth

S10 4,30% -2,54% -0,33% -1,96% 8,67% >12% √ √ √ √ √

S11 -5,45% -5,17% -0,75% 7,86% -1,81% >Inflasi √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Lampiran 16. Rangkuman Hasil Analisis Kualitatif Kesehatan Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Seyegan Tahun 2015-2019 Menggunakan PEARLS

Rangkuman Hasil Analisis Kualitatif Kesehatan

Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Seyegan

Tahun 2015-2019 Menggunakan PEARLS

Komponen Indikator Keterangan

2015 2016 2017 2018 2019

Protection P1 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

P2 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

Effective Financial

Structure

E1 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

E5 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

E7 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

E8 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

Asset Quality A1 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

A2 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

Rate of Return and

Cost

R8 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

R9 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

R12 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

Liquidity L1 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

L3 Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

Signs of Growth S10 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat

S11 Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Sehat Tidak Sehat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI