OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAM ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAM ...
OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAM
KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI KOPONTREN
AL-AMANAH AL-GONTORY
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Ahmad Zaelani
NIM: 1110053000006
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAM
KESBIAHTERAAI\I EKONONf,I ANGGOTA DI KOPONTREN AL.
AMANAII AL-GONTORY
Sfrripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakrvah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Symat-syarat Mencapai Gelr Sajana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
0leh:
AHMAD ZAELAI\II
NIM: I110053000006
Dibawah Bimbingan
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUAFIGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKII'AII
FAKUL'TAS ILMU DAKWAH DAIY ILMU KOMUN{IKASI
TJNIVERSITAS ISLAM I\IEGERI
SYARTF HIDAYATT}LLAH
JAKARTA
1436H/2015M
PENGES.A.HAN PAMTIA UJI,A.N
Skripsi berjudul Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi dalam
Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 07 April 2015.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S.Kom.I) Strata I pada program studi Manajemen Dakwah.
Ciputat, 09 April2015
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
st, ..-"rDrs. Cecep Castrawijaya. MMNIP: 196708 1 8 199803 1002
Anggota,
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. H. Murodi. MANIP: 1 9640705 199203 1003
mgilS. Ag, MA
Sekertaris Merangkap Anggota,
NIP: 19550101 198302 1001
195608281982031002
Pembimb
LEMBAR PER}IYATAAIY
Dengm ini saya menyatakan bahwa
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi
sdah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komrmikasi Islam
(S,Kom-t) di Fakultas Ilmu kkwalr dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta-
Sernua surrber yang sllya gunakan dalmr penulism ini telah saya cmttrmkm
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islarn Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jika di kemudian hari terbukti bahnia karya ini bukan hasil karya asli saya
atau menrpakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang b€rlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta-
1.
2.
-r-
Ciputat, Februai 2015
Ahmad Zgrelafi
i
ABSTRAK
AHMAD ZAELANI, NIM 1110053000006, Optimalisasi Sistem Operasional
Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Amanah
Al-Gontory, Pembimbing: Muhammad Zen, S.Ag, MA.
Upaya pengembangan koperasi di pesantren hanya dapat diupayakan jika
koperasi yang telah didirikan itu dianggap bermanfaat atau memiliki keuntungan-
keuntungan yang dapat dirasakan oleh para anggotanya. Hal ini ditandai dengan
keuntungan finansial yang meningkat dari tahun ke tahun, kesan positif dari para
penghuni pesantren dan masyarakat sekitarnya. Adanya potensi yang mendukung,
memungkinkan koperasi dapat dikelola secara baik oleh pesantren dengan
menambah pengetahuan-pengetahuan teknis operasional perkoperasian,
pengetahuan prinsip-prinsip dasar koperasi, dan latihan-latihan keterampilannya
kepada para pengelolanya.
Seperti halnya yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, dalam
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi anggotanya, kopontren
yang letaknya berada di lingkungan lembaga pendidikan pondok pesantren ini
selalu melakukan terobosan baru dengan ide-ide kreatif dari para pengurusnya
dalam memanfaatkan peluang agar dapat memberikan keuntungan dari segi
ekonomis untuk kesejahteraan bagi para anggota Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagimana sistem
operasional yang dijalankankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, dan
bagaimana tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory.
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati secara
langsung maupun catatan dari sumber terkait lainnya.
Dari hasil penilitian ini dapat disimpulkan bahwa optimalisasi sistem
operasional kopontren Al-Amanah Al-Gontory telah banyak memberikan dampak
yang positif dan manfaat yang baik bagi kehidupan masayarakat pondok pesantren
serta dapat membantu dalam memberikan kesejahteraan dari pendapatan SHU dan
kigiatan-kegiatan usaha yang dijalankannya, yang langsung dapat dirasakan oleh
para anggota kopontren dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Kata Kunci: Optimalisasi Sistem Operasional, Kesejahteraan Anggota.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur peneliti ungkapkan kepada Allah SWT,
karena berkat rahmat beserta inyah-NYA peneliti dapat menyelesaikan laporan
yang berwujud skripsi ini. Selanjutnya Shalawat serta salam juga tiada hentinya
kita panjatkan kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai suri
tauladan kita dalam menjalankan kehidupan ini.
Sebagai sebuah skripsi, penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan tanpa dukungan dari berbagai pihak tidak mungkin karya
ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs, Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
3. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen
Dakwah.
4. Muhammad Zen, S.Ag, MA, selaku Pembimbing penulis, yang dengan
kesabarannya memotivasi penulis dan senantiasa meluangkan waktu untuk
membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
tidak pernah leleh memberikan ilmunya kepada penulis hingga detik ini. Dan
segenap karyawan Perpustakaan Umum UIN dan Perpustakaan Dakwah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan pelayanan kepada
penulis dalam hal pencarian referensi yang penulis butuhkan.
6. Bapak Bule dan Ibu Winah selaku kedua orangtua penulis yang selalu
memberikan do’a yang tidak pernah putus sampai saat ini.
7. Keluarga besar pengurus Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, Drs. Ahmad
Rafe’i, serta jajaran lainnya yang tidak bisa disebutkan datu pesatu.
8. Sahabat-sahabat tercinta, rekan-rekan Manajemen Angkatan 2010 yang telah
banyak berbagi ilmu pengetahuan dan menjadi partner diskusi penulis selama
berjalannya perkuliahan.
iii
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
Jakarta, Maret 2015
Ahmad Zaelani
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................... 7
C. Tujuan Penelitian......................................................... 7
D. Manfaat Penelitian....................................................... 7
E. Metodologi Penelitian.................................................. 8
F. Penelitian Terdahulu.................................................... 11
G. Sistematika Penulisan.................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Optimalisasi................................................................. 15
B. Koperasi...................................................................... 17
1. Pengertian Koperasi.............................................. 18
2. Macam-macam Koperasi...................................... 20
3. Sisa Hasil Usaha (SHU)........................................ 22
4. Koperasi di Lingkungan Pesantren....................... 23
C. Sistem Operasional Koperasi..................................... 29
1. Pengertian Sistem.................................................. 29
v
2. Sistem Operasional............................................... 34
D. Kesejahteraan Ekonomi.............................................. 36
1. Pengertian Kesejahteraan..................................... 36
2. Kesejahteraan Ekonomi Anggota......................... 37
3. Indikator Kesejahteraan Ekonomi........................ 42
BAB III GAMBARAN UMUM KOPONTREN AL-AMANAH AL-
GONTORY
A. Sejarah Berdirinya..................................................... 46
B. Visi dan Misi............................................................. 47
C. Struktur Organisasi.................................................... 47
BAB IV OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPONTREN
AL-AMANAH AL-GONTORY DALAM KESEJAHTERAAN EKONOMI
ANGGOTA
A. Optimalisasi Sistem Operasional yang
dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-Gontory... 50
B. Kesejahteraan Ekonomi Anggota Kopontren
Al-Amanah Al-Gontory............................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................... 65
B. Saran........................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak zaman purbakala hingga sekarang ini, kerjasama merupakan pola
hidup masyarakat dengan segala manifestasinya. Naluri kejasama ini
penjelmaannya tampak di dalam pergaulan hidup masyarakat, yaitu dengan
berdirinya perserikatan-perserikatan/perkumpulan-perkumpulan.1
Hingga abad modern seperti sekarang ini tidak ada manusia yang dapat
hidup menyendiri, sama sekali terlepas dari pengaruh lingkungannya. Lebih
dari itu dapat disimpulkan bahwa, salah satu ciri dari dunia modern adalah
semakin banyaknya organisasi di mana seseorang menjadi anggotanya.
Berorganisasi atau berserikat menjadi kebutuhan manusia.
Belbagai cara telah dilakukan manusia untuk memecahkan
permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Bahwa jika semula dalam
pemecahan kebutuhan hidupnya, manusia melakukannya secara individual,
maka dalam perkembangannya manusia berusaha melakukannya secara
bersama-sama dan dalam perkembangannya lebih lanjut, cara-cara yang
dilakukan oleh masyarakat untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang
mereka hadapi itu berbeda-beda, seirama dengan berkembangnya zaman.2
1Sudarsono dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta,
2010), Cet. Ke-5, h. 13 2Hendrojogi, Koperasi Azas-azas, Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), Cet. Ke-4, Edisi 3, h. 2
2
Kerjasama dalam masyarakat modern telah tampak wujudnya dalam
suatu jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentuk-bentuk persekutuan hidup
telah berkembang dan untuk menjaga kelangsungan hidup dan rasa aman,
juga untuk memperoleh kasih sayang dan persahabatan seperti dalam
keluarga dan paguyuban juga telah digunakan untuk mencapai tujuan tertentu
yang diinginkan, seperti terlihat pada bentuk-bentuk organisasi yang resmi.
Kerjasama dalam lapangan ekonomi bagi masyarakat modern sudah
sangat berkembang, bukan saja dalam rangka kegiatannya, tetapi juga sangat
luas lingkupnya. Kerjasama terjalin dalam sistem pembagian kerja yang rumit
pada setiap lapangan ekonomi, seperti pertanian, industri, perdagangan,
koperasi, dan lain-lain.3
Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi
negara, yaitu Pancasila. Perekonomian yang disusun berdasarkan Pancasila
adalah ekonomi Pancasila. Kalimat utama pada salah satu pasal utama
mengenai ekonomi pada UUD 1945 mengatakan: “perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Perkataan
disusun mengisyaratkan adanya tindakan aktif, yaitu menyusun melalui
rencana.4
Sesuai dengan Sila-sila pada Pancasila dan isi pasal-pasal di dalam
maupun diluar Bab Kesejahteraan Sosial yang berkaitan dengan kehidupan
perekonomian. Maka secara garis besar Ekonomi Pancasila adalah ekonomi
3Ninik Widiyanti dan Y.W. Shunindia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta:
PT. Bina Aksara, 1989), h. 2 4Sri-Edi Swasono, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, (Jakarta: UI-Press,
1987), Cet. Ke-3, h. 152
3
yang berorientasi pada Sila-sila daripada Pancasila, yaitu berorientasi pada:
Ketuhanan yang Maha Esa (adanya etika moral agama, bukan materialisme);
Kemanusiaan Yang Yang Adil dan Beradab (tidak mengenal
pemerasan/eksploitasi, modernisasi); Persatuan (kekeluargaan, kebersamaan,
gotong-royong, tidak saling mematikan, bantu-membantu antara yang kuat
dan yang lemah, nasionalisme, dan patriotisme ekonomi); Kerakyatan
(demokrasi ekonomi, mengutamakan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang
banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan, kemakmuran masyarakat yang
utama, bukan kemakmuran orang-seorang).5
Perkembangan perkoperasian di Indonesia menunjukan bahwa koperasi
mula-mula berkembang di kalangan pegawai pemerintah, kemudian di daerah
pedesaan. Pada akhirnya saat ini sudah meluas di segala lapisan masyarakat
seperti petani, buruh/karyawan, pedagang, pegawai negeri, nelayan, guru
(ustadz), santri dan sebagainya.
Koperasi didirikan dengan tujuan untuk membantu dalam hal
pemenuhan kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Prinsip seperti ini harus benar-benar dijalankan oleh organisasi yang
menanamkan dirinya sebagai koperasi. Dan manfaat koperasi yaitu memberi
keutungan kepada para anggota pemilik saham, membuka lapangan kerja bagi
calon karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil usahanya
untuk mendirikan sarana ibadah sekolah dan sebagainya. Maka jelaslah
bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kezhaliman dan pemerasan,
5Sri-Edi Swasono, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, h. 153
4
pengelolanya demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan
kerugian kepada anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.6
Dalam UU No 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian pasal 4
menyebutkan bahwa Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan
Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan.7
Tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum. Karena itu, setiap
koperasi perlu menjabarkannya ke dalam bentuk tujuan yang lebih
operasional bagi koperasi sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dan dapat
dioperasikan akan memudahkan pihak manajemen dalam mengelola koperasi.
Pada kasus anggota juga bertindak sebagai pemilik, pelanggan dan pemodal
akan dapat lebih mudah melakukan pengawasan terhadap proses pencapaian
tujuan koperasi, sehingga penyimpangan dari tujuan tersebut akan dapat lebih
cepat diketahui.8
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan koperasi belakangan ini dengan
segala jenisnya di dunia pada umumnya, dan di Indonesia khususnya,
merupakan fenomena meningkatnya animo dan pengertian masyarakat akan
peranan koperasi dilingkungan mereka. Ikatan yang dapat mempersatukan
kepentingan anggota-anggota dalam jenis-jenis koperasi seperti kesamaan
lingkungan kerja, misalnya pegawai negeri, karyawan perusahaan swasta,
6H. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Bandung: Gunung Djati Press, 1997), h. 297
7Undang-undang, Perkoperasian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, (Bandung:
Fokusindo Mandiri, 2013), h.5 8Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga,
2001), h. 19
5
TNI, wartawan, guru/ustadz, dan sebagainya. Kesamaan tempat tinggal
misalnya kampung, desa, kecamatan, pondok pesantren, dan sebagainya.9
Dari ikatan yang mempersatukan kepentingan-kepentingan, mereka
berkumpul, bersatu, dan membentuk koperasi yang sesuai dengan
kepentingan masing-masing kelompok. Hal inilah yang mendasari
terbentuknya sebuah koperasi di dalam pondok pesantren, dan biasanya juga
dikenal sebagai Kopontren.
Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini. Pendidikan ini
merupakan pendidikan agama Islam sejak munculnya masyarakat Islam pada
abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini
semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian dan sebagai
tempat penginapan bagi para santri.10
Kelahiran pondok pesantren salah
satunya dapat meningkatkan perekonomian melalui kegiatan-kegiatan yang
menguntungkan, seperti salah satunya dengan mendirikan kopontren.
Kehadiran koperasi dilingkungan pondok pesantren pada dewasa ini
bukan merupakan barang baru. Populer dengan sebutan Kopontren, sebagai
singkatan dari Koperasi Pondok Pesantren. Kopontren bukan saja menandai
masyarakatnya koperasi di Indonesia, melainkan juga menandai
pengembangan peran fungsi dan dinamika pesantren itu sendiri di satu pihak
9Sudarsono dan Edilius, Koperasi: dalam Teori dan Praktik, h.178
10M. Sulthon Masyhud dan Muh Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta:
Diva Pustaka. 2005). h. 1
6
serta potensinya sebagai detonator bagi pengembangan koperasi selanjutnya
di masyarakat di pihak lain.11
Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Amanah Al-Gontory
adalah salah satu dari bentuk kopontren-kopontren yang sekarang ini sedang
berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Seluruh anggotanya
adalah para guru (ustadz), dan masyarakat sekitar pondok, telah banyak
dibantu dengan kehadiran koperasi tersebut, karena mereka bisa menabung,
membeli barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari, dan yang lainnya.
Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory sebagai salah satu
penyumbang dana pesantren yang seluruh anggotanya bisa dipastikan
muslim, untuk menjaga kredibilitasnya di mata masyarakat pesantren pada
khususnya, umumnya di mata masyarakat luar pesantren, harus bisa
mengoptimalisasikan sistem operasional yang dapat memberikan
kesejahteraan bagi para anggotanya.
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi dalam Kesejahteraan
Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory”
11
Ahmad Dimyati. Dkk, Islam dan Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h.
145
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah ini lebih terarah maka penulis membatasi
masalah pada: Optimalisasi sistem operasional koperasi dalam
kesejahteraan ekonomi anggota di kopontren Al-Amanah Al-Gontory.
2. Rumusan Masalah
Agar perumusan masalah ini lebih terarah dan fokus dalam penulisan
skripsi ini maka dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana optimalisasi sistem operasional yang dijalankankan oleh
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
b. Bagaimana tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren Al-
Amanah Al-Gontory?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui optimalisasi sistem operasional koperasi yang
dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-gontory.
2. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren Al-
Amanah Al-Gontory.
8
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pencerahan dan daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:
1. Untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan dan sebagai
referensi atau literature yang bermanfaat bagi mahasiswa serta staf
pengajar yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sistem operasional
koperasi pondok pesantren.
2. Menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca dalam rangka
mengimplementasikan sistem operasional koperasi yang berada di
lingkungan pondok pesantren dalam pengembangannya.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang
atau perilaku yang dapat diamati secara langsung.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan
pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.12
Adapun desain
penelitian yang diperlukan adalah deskriptif analisis. Yaitu penelitian
yang akan menjelaskan apa adanya kemudian akan mencoba
menganalisis dan mengungkapkan serta mendeskripsikan secara faktual,
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2006), Cet. Ke-6, h. 9
9
akurat dan sistematis, mengenai Optimalisasi Sistem Operasional
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory Pondok Aren Tang-Sel. Sehingga ada
suatu penyelesaian dari permasalahan tersebut.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa penelitian langsung pada Kopontren Al-Amanah Al-Gontory Kec.
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan dan pendekatan penelitian ini juga
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi agar data yang
diterima oleh penulis benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Sumber data
a. Data primer, merupakan sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dalam hal ini adalah penulis. Data yang
diperoleh penulis berupa dari hasil wawancara dengan pihak yang
terkait pada pengurus koperasi serta dokumen-dokumen koperasi,
berupa arsip atau dokumen yang relevan dengan pembahasan
penelitian penulis.
b. Data Sekunder, merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari
literatur-literatur kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, internet,
artikel serta sumber-sumber data lainnya yang mempunyai relevansi
dengan penulisan karya ilmiah ini.
10
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam setiap penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan
catatan lapangan.
a. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam hal ini
penelitian terjun langsung ketempat yang diteliti yaitu Kopontren Al-
Amanah Al-Gontory Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
b. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Jadi penelitian melakukan wawancara
langsung kepada dua orang yang bersangkutan tersebut di Kopontren
Al-Amanah Al-Gontory Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
c. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Jadi
peneliti meminta dokumen-dokumen Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory serta berfoto (mengambil gambar) di lokasi penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu upaya yang
dilakukan dengan cara analisis data dengan cara melakukan wawancara
dan studi dokumentasi.
11
6. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah
menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.13
F. Penelitian Terdahulu
Di dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan terhadap hasil
penelitian yang terdahulu oleh penulis dan ternyata ada beberapa mahasiswa
sebelumnya menulis masalah yang hampir sama, tetapi dalam hal
pembahasan dan objek sangatlah jauh berbeda. Oleh karena itu, untuk
menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil
karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-
masing judul dengan masalah yang sedang dibahas sebagai berikut:
1. Siti Hajar, dengan judul skripsi: “Peran Guru Al-Qur’an dalam
Menanggulangi Kesulitan Membaca Al-Qur’an pada Santriwati MTS
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Perigi Baru Pondok Aren
Tangerang Selatan”. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Skripsi ini menjelaskan tentang peran
guru serta pembinaan yang dilakukan guru Al-Qur’an khususnya dalam
menanggulangi kesulitan yang dihadapi santriwati dalam membaca Al-
Qur’an di MTS Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
13
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality
Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet. Ke-1.
12
2. Abdul Latif, dengan judul skripsi: “Strategi Koperasi Kossuma Syariah
Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro Produktif Di Kelurahan Tugu
Depok”. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Skripsi ini menjelaskan tentang peran
Koperasi Kossuma Syariah yang mana telah bekerjasama dengan
Lembaga Amil Zakat BSM (Bank Syariah Mandiri) dalam program
pinjaman dana bergulir yang disalurkan Koperasi Kossuma dalam bentuk
pinjaman dengan akad Qardul Hasan dimana pinjaman ini diberikan
tanpa margin sedikitpun agar memudahkan kaum miskin dalam
membangun usaha mikro produktifnya.
3. Kamaludin, dengan judul skripsi: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Sistem Operasional Koperasi Simpan Pinjam (Studi Kasus Pada Koperasi
Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor)”. Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008. Skripsi ini
menjelaskan tentang tinjauan hukum Islam terhadap sistem operasional
koperasi USP Darul Muttaqien yang mencakup: Hasil, Unsur Riba Uang,
dan Relevansi Hukum Islam terhadap Sistem Operasional Koperasi USP
Darul Muttaqien.
13
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan pada skripsi ini, penulis menyusun
sistematika penulisan kedalam lima Bab. Dimana setiap lima Bab terdiri dari
sub-sub Bab tersendiri. Agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya
maka penulis mensistematikan pembahasan yang akan ditulis kedalam bab-
bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang masalah yang
mendasari keseluruhan penulisan skripsi, pembatasan dan
perumusan masalah yang menjadi permasalahan, tujuan dan
manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian,
serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang optimalisasi sistem operasional koperasi
dalam kesejahteraan ekonomi anggota di kopontren Al-Amanah
Al-Gontory yang terdiri dari pengertian optimalisasi, pengertian
koperasi, macam-macam koperasi, Sisa Hasil Usaha, koperasi di
lingkungan pesantren, sistem operasional koperasi, pengertian
sistem, sistem operasional, kesejahteraan ekonomi, pengertian
kesejahteraan, kesejahteraan ekonomi anggota, dan indikator
kesejahteraan ekonomi.
14
BAB III GAMBARAN UMUM KOPONTREN AL-AMANAH AL-
GONTORY
Menggambarkan tentang sejarah berdirinya kopontren Al-
Amanah Al-Gontory, visi dan misi kopontren Al-Amanah Al-
Gontory, dan struktur organisasi kopontren Al-Amanah Al-
Gontory.
BAB IV OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPONTREN
AL-AMANAH AL-GONTORY
Bab ini menganalisis hasil penelitian tentang optimalisasi sistem
operasional yang dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory.
Kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory.
BAB V PENUTUP
Merupakan penutup dari keselurusan penulisan skripsi ini yang
menyajikan kesimpulan tentang pembahasan yang telah
dilakukan, serta saran-saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Optimalisasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia dari departemen pendidikan
nasional, kata optimalisasi dapat diartikan sebagai berikut:1
1. Menjadikan paling baik
2. Paling tinggi, dsb.
Optimalisasi menurut WJS Poerwadarminta berasal dari kata optimum
yang berarti yang terbaik, paling menguntungkan. Dalam hal ini, optimalisasi
membuat sesuatu menjadi lebih baik lagi. Sedangkan optimum adalah
tingkatan yang sangat menguntungkan dalam batas-batas tertentu dan
pengoptimalan merupakan penyempurnaan suatu sistem supaya berprestasi
sebaik-baiknya atas dasar kriteria-kriteria tertentu.2
Optimalisasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu
keuntungan yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan
adalah memaksimumkan keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling
kecil yang bisa ditekan jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan
biaya.3
1KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, h.
800 2http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00531-MTIF%202.pdf. Di Akses pada pukul
21.02 WIB 02 Nov 2014 3Hotniar Siringoringo, Pemrograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2005), h.4
16
Ada tiga elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi,
yaitu tujuan, alternatif keputusan, dan sumberdaya yang dibatasi.
1. Tujuan
Tujuan bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi. Bentuk
maksimisasi digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan
keuntungan, penerimaan, dan sejenisnya. Bentuk minimisasi akan dipilih
jika tujun pengoptimalan berhubungan dengan biaya, waktu, jarak, dan
sejenisnya. Penentuan tujuan harus memperhatikan apa yang
diminimumkan atau maksimumkan.
2. Alternatif Keputusan
Pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa pilihan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Alternatif keputusan yang tersedia
tentunya alternatif yang menggunakan sumberdaya terbatas yang dimiliki
pengambil keputusan. Alternatif keputusan merupakan aktifitas atau
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
3. Sumberdaya yang Dibatasi
Sumberdaya merupakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan sumberdaya ini terbatas.
Keterlibatan ini yang mengakibatkan dibutuhkannya proses optimalisasi.4
Dengan demikian, maka kesimpulan dari optimalisasi adalah sebagai
upaya, proses, cara, dan perbuatan untuk menggunakan sumber-sumber yang
4Hotniar Siringoringo, Pemrograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi, h. 5-6
17
dimiliki dalam rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling menguntungkan
dan paling diinginkan dalam batas-batas tertentu dan kriteria tertentu.
B. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : Cooperation (Latin),
atau Cooperation (Inggris), atau Co-operatie (Belanda), dalam bahasa
Indonesia diartikan sebagai : bekerja bersama, bekerja sama, atau
kerjasama, merupakan koperasi. Menurut Sri Edi Swasono.5
Koperasi yang kita maksudkan di sini dalam kaitannya dengan
demokrasi ekonomi, adalah koperasi sebagai organisasi atau lembaga
ekonomi modern yang mempunyai tujuan, mempunyai sistem
pengelolaan, mempunyai tertib organisasi (mempunyai rules dan
relugations) bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar.
Di tanah air kita sejarah perkembangan bentuk kerjasama tersebut
kemudian mengarah ke dua muara, yaitu yang satu disebut sebagai
“kerjasama sosial” dan yang lainnya, sebagai akibat adanya
perkembangan zaman baru, disebut sebagai “kerjasama ekonomi”.6
Menurut undang-undang No.12 tahun 1967 pasal 3 menyatakan
bahwa:
5Kamaralsyah, DH. SKK, Pancawindu Gerakan Koperasi, (Jakarta: Dekopin, 1987), Cet.
Ke-1, h. 190 6Sudarsono dan Edilius, Koperasi: dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. Ke-5, h. 1
18
“Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan
asas kekeluargaan.”7
Definisi lain tentang koperasi dikemukakan oleh:
a. Muhammad Hatta: Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum
lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan
hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang
dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan.
b. ILO mendefinisikan bahwa: koperasi ialah suatu kumpulan orang,
biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang
melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara
demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara
terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko
serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka
lakukan.
c. Dr. G. Mladenata, di dalam bukunya “Histoire Desdactrines
Cooperative” mengemukakan bahwa koperasi terdiri atas
produsen-produsen yang bergabung secara sukarela untuk
mencapai tujuan bersama, dengan saling bertukar jasa secara
7Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktek,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 40
19
kolektif dan menanggung resiko bersama, dengan mengerjakan
sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota.
d. H.E Erdman, dalam bukunya “Passing Monopoly as an aim of
Cooperative” bahwa koperasi ialah usaha bersama, merupakan
badan hukum, anggota ialah pemilik yang menggunakan jasanya
dan mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada
anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan dengan
koperasi.8
e. Soeriaatmaja memberikan definisi koperasi sebagai suatu
perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat
sebagai manusia dengan tidak memandang haluan agama dan
politik dan secara sukarela masuk untuk sekadar memenuhi
kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan
bersama.
f. Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Perkumpulan
Perseroan dan Koperasi Indonesia, mendefinisikan koperasi
adalah bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang termasuk
golongan kurang mampu, yang ingin bersama untuk meringankan
beban hidup atau beban kerja.9
Dari beberapa definisi di atas maka penulis menyimpulkan, bahwa
koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang
8Sudarsono dan Edilius, Koperasi: dalam Teori dan Praktik, h. 18-19
9Andjar Pachta, Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan
Modal Usaha, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-2, h. 19
20
memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
2. Macam-macam Koperasi
Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun
1992 beserta panjelasannya dinyatakan bahwa “jenis koperasi didasarkan
pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya”. Dasar
untuk menentukan jenis koperasi adalah sesama aktivitas, kepentingan
dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan
pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan
koperasi jasa. Khusus untuk koperasi yang dibentuk oleh golongan
fungsional seperti pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan, dan
sebagainya, bukan merupakan jenis koperasi tersendiri.10
Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan,
antara lain sebagai berikut:11
a. Jenis koperasi berdasarkan kegiatan usaha koperasi.
Berdasarkan kegiatan usaha secara umum, koperasi dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Koperasi Konsumen.
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang usahanya
memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota koperasi.
10
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan
Praktek, h. 62 11
Djoko Muljono, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam, (Yogyakarta:
ANDI OFFSET, 2012), h. 4
21
2) Koperasi Produsen.
Koperasi produksi adalah koperasi yang anggotanya
menghasilkan produk yang kemudian dijual atau dipasarkan
melalui koperasi.
3) Koperasi simpan-pinjam.
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani
kegiatan peminjaman dan penyimpanan uang para anggota.
b. Jenis koperasi berdasarkan latar belakang anggota.
Berdasarkan latar belakang anggota, koperasi dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Koperasi Unit Desa (KUD).
Yaitu koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan
dan melayani kebutuhan mereka, terutama kebutuhan di bidang
pertanian.
2) Koperasi Pasar.
Yaitu koperasi yang beranggotakan pedagang pasar.
3) Koperasi Sekolah.
Yaitu koperasi yang beranggotakan siswa sekolah,
karyawan sekolah, dan guru.
4) Koperasi Pegawai Negeri.
Yaitu koperasi yang beranggotakan pegawai negeri.
22
c. Jenis koperasi berdasarkan kondisi anggotanya
Berdasarkan kondisi anggotanya, koperasi koperasi secara
umum dapat dikelompokkan menjadi:
1) Koperasi Primer.
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang-seorang. Koperasi primer dibentuk
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.
2) Koperasi Sekunder.
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh
dan beranggotakan koperasi. Koperasi sekunder dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 3 koperasi.
3. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Dalam Pasal 45 UU No. 25 Tahun 1992 di rumuskan bahwa:
(1) Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan
dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
(2) Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada
anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-
masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota.
23
(3) Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat
anggota.12
4. Koperasi di Lingkungan Pesantren
a. Pesantren dan Peranannya di Indonesia
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran
Islam. Pada umumnya pondok pesantren didirikan oleh para ulama
secara mandiri, sebagai tanggungjawab ketaatan kepada Allah Swt.
Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran
agamanya. Karena pesantren didirikan oleh para ulama atau tokoh
agama dengan visinya masing-masing, maka kurikulumnya pun
sangat beragam. Tetapi terdapat kesamaan fungsi pendidikan
pesantren, yaitu pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman
ilmu-ilmu pengetahuan Islam (tafaqquh fiddin) dan pusat dakwah
Islam.13
Dengan begitu pesantren adalah pendidikan yang lebih tua
dibandingkan lembaga-lembaga pendidikan yang disebut sebagai
sekolah atau madrasah. Hal ini bisa dimengerti mengingat sekolah
12
Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-2, h. 82 13
Sudradjat Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri, (Jakarta: PT
Citrayudha, 2005), h. 27
24
mulai diperkenalkan di Indonesia sejak abad 19 oleh pemerintah
Belanda dan menandingi pengaruh pesantren yang luar biasa.14
Ciri umum yang dapat diketahui adalah pesantren memiliki
kultur khas yang berbeda dengan budaya sekitarnya. Beberapa
peneliti menyebut sebagai sebuah sub-kultur yang bersifat idio-
syncratic. Cara pengajarannya pun unik. Sang kyai, yang biasanya
adalah pendiri sekaligus pemilik pesantren, membacakan manuskrip-
manuskrip keagamaan klasik berbahasa Arab (dikenal dengan
sebutan “kitab kuning”), sementara para santri mendengarkan sambil
memberi catatan (ngesahi, Jawa) pada kitab yang sedang dibaca.
Metode ini disebut bandongan atau layanan kolektif (collective
learning process). Selain itu para santri juga ditugaskan membaca
kitab, sementara kyai atau ustadz yang sudah mumpuni menyimak
sambil mengoreksi dan mengevaluasi bacaan seorang santri. Metode
ini dikenal dengan istilah sorogan atau layanan individual
(individual learning process). Kegiatan belajar mengajar diatas
berlangsung tanpa penjenjangan kelas dan kurikulum yang ketat, dan
biasanya dengan memisahkan jenis kelamin siswa.15
Menurut hasil studi Prof. Wolfgang Karcher dalam tulisannya
Pesantren Education, Practice Without Theory, pendidikan
14
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h.
140 15
H. M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren,
(Jakarta: Diva Pustaka, 2005), h. 3
25
pesantren mempunyai perbedaan dengan sekolah umum, sebagai
berikut:16
1) Pesantren adalah lembaga otonomi sedangkan sekolah umum
sangat bergantung pada pusat
2) Guru pesantren ikhlas tanpa bergantung pada gaji sedangkan
guru sekolah umum sebaliknya
3) Santri belajar secara ikhlas menambah pengetahuan sedangkan
murid sekolah umum untuk ujian dan test
4) Konsep belajar pesantren luas dalam pengembangan sesuatu
yang dibutuhkan individual santri. Sedangkan murid sekolah
umum hanya meningkatkan apa yang tertulis di dalam buku-
buku pegangan di sekolah atau apa yang diucapkan oleh sang
guru
5) Kriteria keberhasilan pesantren berdasarkan penambahan
pengetahuan, keahlian dan pengembangan individual santri.
Sedangkan sekolah umum berdasarkan hasil ujian dan test
sehingga pengetahuan-pengetahuan itu bisa terlupakan di
kemudian hari
6) Droup Out pesantren lebih sedikit ketimbang sekolah umum dan
para santri lebih percaya pada diri sendiri. Sedangkan sekolah
umum percaya pada pengkuan orang lain.
16
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 141.
26
b. Kelayakan Koperasi Pondok Pesantren
Seiring dengan perkembangan zaman serta pengetahuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren juga terus berbenah
diri dan meningkatkan kualitas pendidikannya, baik dalam
materi/kurikulumnya, maupun metode pembelajarannya. Pendidikan
keterampilan juga dapat perhatian diberbagai pesantren, guna
membekali para santri untuk kehidupan masa depan. Pendidikan
keterampilan pada umumnya disesuaikan dengan keadaan dan
potensi lingkungan pesantren, seperti keterampilan bidang
peternakan, pertanian, perkebunan, dan perdagangan. Untuk melatih
para santri dalam kewirausahaan, pada umumnya pondok pesantren
telah mamiliki koperasi pondok pesantren (Kopontren) yang dikelola
oleh para santri senior. Beberapa pesantren telah mampu memiliki
koperasi yang cukup maju bahkan mampu mengembangkan ekonomi
masyarakat sekitarnya.17
Pada umumnya, kemandirian dan kegiatan kewirausahaan
pesantren dapat berjalan dengan lancar dan maju, karena adanya
beberapa faktor, antara lain:18
1) Pada umumnya lokasi pondok pesantren berada di daerah
pedesaan, sehingga banyak memiliki lahan, baik milik sendiri,
maupun wakaf umat;
17
Sudradjat Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri, h. 28 18
Ibid, h. 29
27
2) Banyak tersedia SDM, yaitu para santri, ustadz, keluarga besar
pesantren;
3) Tersedia waktu yang cukup banyak, karena para santri tinggal di
asrama;
4) Adanya tokoh pesantren (Kyai/Ajengan/Tuan Guru/Buya) yang
memiliki kharisma dan menjadi panutan masyarakat;
5) Tumbuhnya jiwa dan sikap kemandirian, keikhlasan, dan
kesederhanaan di kalangan keluarga besar pesantren.
6) Jumlah santri yang cukup banyak serta masyarakat Islam
sekitarnya yang biasa menjadi jamaah ta’lim di pesantren
merupakan pasar yang cukup potensial.
7) Di dalam lingkungan Pondok Pesantren terutama para santrinya
adalah merupakan potensi konsumen, dan juga potensi
produsen.
Keanggotaan kopontren sangat bervariasi dan sangat
bergantung pada kondisi pondok pesantren tersebut. Pada umumnya
sistem keanggotaannya dapat dikelompokkan dalam tiga macam,
sebagai berikut:19
1) Anggotanya terdiri dari santri yunior dan santri beserta guru-
guru/ustadz
2) Anggotanya terdiri dari santri, guru/ustadz, kyai, dan anggota
majelis taklim termasuk masyarakat sekitarnya
19
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 146
28
3) Anggotanya terdiri dari guru/ustadz, kyai, dan anggota majlis
taklim termasuk masyarakat sekitarnya.
Selain itu, pesantren dengan demikian turut besama-sama
lembaga-lembaga lainnya serta masyarakat luar mewujudkan cita-
cita bangsa sebagaimana diamanatkan UUD 1945 menjadikan
koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional.20
c. Prospek Pesantren dalam Pengembangan Koperasi
Upaya pengembangan koperasi di pesantren hanya dapat
diupayakan jika koperasi yang telah didirikan itu dianggap bermanfaat
atau memiliki keuntungan-keuntungan yang dapat dirasakan oleh para
anggotanya dan masyarakat sekitarnya. Hal ini ditandai dengan
keuntungan finansial yang meningkat dari tahun ke tahun, kesan positif
dari para penghuni pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para santri yang pernah
mengelola koperasi. Adanya potensi yang mendukung, memungkinkan
koperasi dapat dikelola secara baik oleh pesantren dengan menambah
pengetahuan-pengetahuan teknis operasional perkoperasian,
pengetahuan prinsip-prinsip dasar koperasi, dan latihan-latihan
keterampilannya kepada para pengelolanya. Akan tetapi pengembangan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan tersebut juga menjadi
bertambah. Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan para
20
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 147
29
pengurus koperasi harus sudah sampai pada pengetahuan dan
keterampilan pemasaran, studi kelayakan, manajemen, dan
sebagainya.21
Kopontren sebagai lembaga usaha dan ekonomi dituntut
kemampuannya untuk dapat menunjang gerak laju program anggotanya,
maupun program pokok pesantrennya itu sendiri sebagai lembaga
induknya. Hubungan timbal balik antara kopontren dan pesantrennya
secara kelembagaan sangat diperlukan. Sebagai pembinaan manajemen
dan teknik-teknik usaha, kopontren bersama-sama pihak pimpinan
pesantren perlu berhubungan dengan instansi terkait atau departemen
teknis yang sesuai dengan bidang usahanya. Tigkat pendidikan banyak
berpengaruh, kesempatan mengikuti latihan-latihan. Hal ini tidak hanya
untuk fungsionaris, tetapi juga bagi anggota pada umumnya karena hal
ini berkaitan dengan tingkat partisipasi anggota dan kaderisasi.22
C. Sistem Operasional Koperasi
1. Pengertian Sistem
Menurut kamus besar bahasa Indonesia dari departemen
pendidikan nasional, kata sistem dapat diartikan sebagai berikut:23
a. Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.
b. Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya.
21
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 152-154. 22
Ibid, h. 155-156. 23
KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, Cet. Ke-3, h.1076
30
c. Metode (cara).
Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur
dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem
dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang
mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan
pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan
sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran
kas, penjualan, pembelian, dan buku besar.
Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini adalah sistem
komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan
perangkat lunak.
Menurut Gerald. J., 1991, dalam mendefinisikan sistem terdapat
dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang menekankan pada
prosedur dan komponennya. Prosedur didefinisikan sebagai suatu urutan-
urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa
yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya.24
Penganut pendekatan elemen Davis (1985) yang mendefinisikan
sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
24
Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), Cet. Ke-2, h. 2
31
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan
Lucas (1989) mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau
variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, satu
sama lain dan terpadu. Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran.
McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Begitu pula Robert G. Mudrick (1993), mendefinisikan sistem sebagai
seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai suatu tujuan bersama.25
Elemen dari sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
Sebagai contoh: sistem penjualan harus mencapai target penjualan
perusahaan. Sistem akuntansi perusahaan harus dapat mengawasi harta
perusahaan dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan
bebas saji. Sistem sumber daya manusia harus memiliki data mengenai
keahlian, latar belakang pendidikan dan kompetensi dari semua karyawan
perusahaan.
Elemen dalam sistem harus berhubungan dan berkaitan dalam
pencapaian tujuan organisasi pada umumnya dan pencapaian divisi atau
departemen pada khususnya. Maksudnya departemen akuntansi yang
memiliki sistem akuntansi yang handal dan efektif, departemen sumber
daya manusia dengan merekrut karyawan yang berkualitas dan bermoral
dapat mendukung departemen penjualan dalam pencapaian tujuan
25
Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, h. 3
32
organisasi yaitu meningkatkan penjualan perusahaan yang pada akhirnya
meningkatkan laba perusahaan sehingga kekayaan pemegang saham
meningkat.26
Seperti yang telah disebutkan, setiap sistem (yang umumnya
terbuka itu) merupakan tempat memproses, mengolah, mengubah, atau
mentransformasikan bahan-bahan yang disebut masukan (input) menjadi
sesuatu hasil karya yang biasa disebut keluaran (out-put). Contoh berikut
akan lebih memperjelas kegiatan transformasi tersebut (Shcrode dan
Voich).
Manusia Perusahaan
Mengubah makanan Mengubah unsur manusiawi
menjadi energi dan fisik menjadi energi
Mengubah energi menjadi Mengubah energi menjadi
gerakan fisik dan kegiatan mental hasil produksi
Merubah kegiatan fisik Mengubah hasil produksi
dan mental menjadi kebutuhan menjadi keuntungan
26
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 2
33
akan organisasi, masyarakat dan pendapatan
atau pemenuhan kebutuhan
pribadi (ego)
Proses transformasi sistem operasional ini sering dilukiskan orang
mempergunakan model masukan-keluaran (input-output model). Model
masukan-keluaran ini biasa disebut juga dengan model kotak hitam (black-
box model). Model adalah gambaran mengenai sesuatu realitas untuk
menggambarkan bagaimana sesuatu itu tampaknya atau bagaimana
bekerjanya guna memudahkan memahami dan atau mengkajinya. Istilah
kotak hitam di sini dipergunakan untuk menunjukkan bahwa isi yang
terkandung di dalam satuan (unit) pemroses (transformasi) atau jelasnya
sistem itu tidak diketahui, jadi seperti kotak hitam. Model kotak hitam itu
sendiri digambarkan atau dilukiskan orang bermacam-macam. Konsep
dasarnya demikian:27
Masukan Keluaran
27
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori sistem, (jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 39
34
Sering pula orang menggambarkan model kotak hitam ini dengan cara
lain, yaitu dengan menyebut si “kotak hitam” itu dengan “proses” karena
melihatnya dari sudut ada kegiatan pemrosesan di dalam kotak tersebut.28
2. Sistem Operasional
Fungsi sistem operasional di dalam organisasi bisnis merupakan
bagian yang memproduksi barang atau jasa di dalam menghasilkan
produk. Sistem opersional itu sendiri merupakan bagian dari sistem di
dalam organisasi yang memproduksi barang secara fisik, seperti Mobil,
TV, Kulkas, Susu Instan, Boneka, dan lain-lain. Sedangkan jasa
pelayanan, seperti asuransi, rumah sakit, kurir, jasa transportasi
(penerbangan, darat, dan laut), dan perhotelan.29
Sistem operasional harus melakukan langkah-langkah perkiraan
berdasarkan informasi tentang permintaan yang diperoleh (hasil
pengamatan dan penelitian).
Di dalam memproduksi barang atau jasa, akan dapat terjadi
penambahan sumberdaya lainnya yang dibutuhkan untuk melengkapi dan
28
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori sistem, h. 41 29
Manahan P.Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004),
h. 1
Input Proses Output
35
menyempurnakan proses konversi tersebut, sehingga output yang
dihasilkan sesuai dengan selera yang diinginkan.
Sistem konversi di dalam operasional jasa dapat dilihat pada
gambar berikut ini. Di mana sistem operasioal dilihat dari beberapa
organisasi atau perusahaan, seperti hotel, restoran, rumah sakit, bank,
jasa penerbangan, jasa pendidikan universitas.
Sistem Operasional Usaha Jasa.30
OPERASIONAL MASUKAN (INPUTS) KELUARAN (OUTPUTS)
HOTEL Resepsionis, Bell Boy,
Laundry, Staf, Peralatan,
Perlengkapan dan Energi
Jasa penginapan, Layanan
menyenangkan, Kepuasan
layanan Laundry, Transpor
RESTORAN Juru masak, Penerima tamu,
Bahan makanan, Peralatan
Makanan, Layanan yang
menyenangkan, Kepuasan
RUMAH SAKIT Dokter, Perawat, Staf,
Peralatan, Perlengkapan
Jasa pelayanan kesehatan,
dan Kesehatan pasien
BANK Teller, Staf, Peralatan
komputer dan Sistem Up to
Date, dan Energi
Pelayanan jasa keuangan
PENERBANGAN Pesawat, Perlengkapan
pilot, Pelayanan
penerbangan, Perawatan,
Transportasi udara dari satu
lokasi ke lokasi lain
30
Manahan P.Tampubolon, Manajemen Operasional, h. 6
36
Tenaga kerja, dan Energi
UNIVERSITAS Fakultas, Staf pengajar, Staf
administrasi keuangan,
Peralatan, Perlengkapan,
Energi dan Ilmiah
Mahasiswa yang didik,
Penelitian, Pengabdian pada
masyarakat
Dari uraian definisi tentang sistem operasional diatas maka penulis
menyimpulkan bahwasannya yang dimaksud dengan sistem operasional
koperasi yaitu merupakan keterkaitan kumpulan sasaran dan aktivitas di
dalam organisasi koperasi yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
dalam mencapai tujuan dari organisasi koperasi. Jika di dalam organisasi
bisnis sistem operasional merupakan bagian yang memproduksi barang atau
jasa di dalam menghasilkan produk. Maka di dalam organisasi koperasi
adalah bagian yang menghasilkan kegiatan-kegiatan usaha yang mengarah
kepada tujuan organisasi. Adapun tujuan yang paling umum dari berbagai
macam jenis koperasi yang ada di Indonesia adalah kesejahteraan ekonomi
bagi para anggotanya.
D. Kesejahteraan Ekonomi
1. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kehidupan
individu dan masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup
yang dipersepsi masyarakat. Tingkat kelayakan hidup dipahami secara
37
relatif oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya, mengingat
tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi normatif suatu masyarakat
atas kondisi sosial, material, dan psikologis tertentu.31
Kesejahteraan dapat diperoleh dengan berbagai cara, Midgley
(1997) mengulas beberapa usaha yang dilakukan masyarakat guna
mencapai taraf kesejahteraan, antara lain pembangunan ekonomi dan
penciptaan lapangan kerja. Pembangunan bidang pendidikan kesehatan
dan penciptaan kebijakan-kebijakan sosial yang memberi jaminan atas
pemeliharaan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Selain itu
kesejahteraan juga dapat dipahami sebagai keadaan lahiriyah yang
diperoleh dalam kehidupan duniawi yang meliputi kesehatan, sandang,
pangan, papan, perlindungan hak asasi dan sebagainya.
Kesejahteraan dipahami sebagai hak dasar manusia yang bersifat
universal, sehingga setiap orang berhak atas suatu tingkat kesejahteraan
yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, usaha-usaha
pemeliharaan tingkat kesejahteraan dapat dipandang sebagai usaha
pemenuhan hak-hak asasi manusia.32
2. Kesejahteraan Ekonomi Anggota
Koperasi sebagai badan usaha harus mampu mengembangkan
usaha dan kelembagaan, termasuk menciptakan profit, benefit, dan
efisiensi serta meningkatkan kesejahteraan anggota. Koperasi sebagai
31
Kusmana, Bunga Rampai: Islam dan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: IAIN Indonesia
Social Equity Project, 2006), h. 32. 32
Ibid, h. 33
38
gerakan ekonomi rakyat berperan serta untuk mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun
sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi,
oleh karena itu pemberdayaan koperasi bukan hanya di tangan
pemerintah, tetapi seluruh masyarakat, khususnya para anggota koperasi.
Koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lainnya
dan secara spesifik memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi,
dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur moral dan etika. Nilai-nilai
dasar koperasi merupakan aspek penting yang membedakan antara
koperasi dan badan usaha ekonomi lainnya karena dalam nilai koperasi
terkandung unsur moral dan etika yang tidak dimiliki oleh semua badan
ekonomi lainnya. Adapun rumusan nilai yang dianut adalah merupakan
landasan untuk pengambilan keputusan, yang terdiri atas menolong diri
sendiri, memiliki tanggung jawab pribadi, demokrasi, persamaan,
keadilan, dan kesetiakawanan.
Nilai-nilai yag terkandung dalam menolong diri sendiri (self-help)
dan percaya pada diri sendiri (self-reliance) serta kebersamaan
(cooperation) dalam lembaga koperasi akan melahirkan efek sinergis.
Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi
untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya. Hal itu dapat
diraih, jika dan hanya jika para anggota koperasi mengoptimalkan peran
39
sertanya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa dalam
koperasi yang bersangkutan.33
Sebagai organisasi ekonomi, pendirian koperasi tidak mungkin
dilepaskan dari alasan-alasan ekonomis. Yang dimaksud dengan alasan
ekonomis ialah pertimbangan kemanfaatan ekonomis yang akan
diperoleh seseorang bila ia bergabung menjadi anggota koperasi. Tanpa
alasan ekonomis, maka dasar pendirian koperasi serta alasan seseorang
untuk menjadi anggota koperasi sulit dipertanggungjawabkan. Alasan-
alasan ekonomis untuk pendirian dan atau menjadi anggota koperasi
dalam garis besarnya sebagai berikut:34
a. Menekan biaya usaha
Salah satu alasan terpenting untuk mendirikan dan bergabung
menjadi anggota koperasi adalah untuk menekan biaya usaha. Jika
petani kecil menyatukan usahanya ke dalam Koperasi Unit Desa
(KUD), maka beban usaha petani tersebut akan berkurang
dibandingkan kalau tiap petani mengerjakan usahanya sendiri-
sendiri.
b. Meningkatkan pelayanan kepada anggota
Salah satu tujuan koperasi adalah mendirikan atau
meningkatkan pelayanan kepada para anggota. Jasa-jasa ini
sebelumnya sulit diperoleh. Sebagai contoh, Koperasi Pertanian
sebagaimana di atas, maka sebelum bersatu dalam koperasi, para
33
Pariaman Sinaga, Koperasi Dalam Sorotan Peneliti, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 448 34
Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, Cet. Ke-4, h. 33-34
40
petani tidak dapat menikmati manfaat dari pembelian pupuk
bersama.
c. Membuka kesempatan bergabung dalam suatu badan usaha.
Dengan menjadi anggota koperasi, maka orang yang bermodal
kecil akan terangkat harga dirinya. Sebagai anggota koperasi ia
berhak ikut serta menentukan jalannya perusahaan bersama-sama
dengan anggota lainnyayang turut dalam rapat anggota. Pendek kata
dengan ikut sertanya orang-orang yang terbatas kemampuan
ekonominya dalam koperasi akan memberi peluang bagi mereka
untuk ikut serta secara aktif dalam membangun perekonomian.
Dalam UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3
disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945. Tujuan tersebut mengandung makna bahwa
meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama
koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan
prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum.35
Dan apabila nantinya mempunyai kelebihan kemampuan, maka
usaha tersebut diperluas ke masyarakat di sekitarnya. Karena anggota
koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka
35
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19
41
dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.36
Karena disamping itu juga tujuan utama ekonomi kerakyatan pada
dasarnya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan jalannya roda perekonomian.
Tujuan mendirikan sebuah koperasi adalah untuk membangun
sebuah organisasi usaha dalam memenuhi kepentingan bersama, dari para
pendiri dan anggotanya di bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha,
penerapan asas ekonomi dan asas hukum menjadi jelas, asas ekonomi
adalah memenuhi kebutuhan ekonomi dengan menerapkan prinsip-
prinsip ekonomi dalam berusaha, sedangkan asas hukum adalah
memenuhi semua prinsip-prinsip hukum dalam usaha yang berbadan
hukum.
Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi tidak
hanya dituntut mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota, tetapi
juga mengembangkan sumber daya anggota melalui pendidikan dan
pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan
sehingga anggota semakin profesional dalam melakukan usaha-usaha
sebagaimana badan usaha lain, seperti sektor perdagangan, industri
manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, dan lain-lain. Maksud dan
tujuan pendiriran koperasi juga merupakan ketentuan yang harus
dimasukkan ke dalam AD. Maksud dan tujuan pendirian koperasi
36
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan
Praktek, h. 43
42
tersebut secara formal dan umum dapat dirumuskan untuk mewujudkan
kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat non-anggota
pada umumnya.37
Selanjutnya, fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No 25
tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu:38
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagi
sokogurunya
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
3. Indikator Kesejahteraan Ekonomi
Koperasi didirikan dengan tujuan untuk membantu dalam hal
pemenuhan kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Prinsip seperti ini harus benar-benar dijalankan oleh
organisasi yang menanamkan dirinya sebagai koperasi. Dan manfaat
37
Andjar Pachta W, dkk, hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan,
dan Modal Usaha, Cet. Ke-2, h. 82-83 38
Ibid, h. 20
43
koperasi yaitu memberi keutungan kepada para anggota pemilik saham,
membuka lapangan kerja bagi calon karyawannya, memberi bantuan
keuangan dari sebagian hasil usahanya untuk mendirikan sarana ibadah
sekolah dan sebagainya. Maka jelaslah bahwa dalam koperasi ini tidak
ada unsur kezhaliman dan pemerasan, pengelolanya demokratis dan
terbuka serta membagi keuntungan dan kerugian kepada anggota sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.39
Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari
peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat luas
dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat
berbeda satu sama lain. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang
tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar
tanpa batas. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas
ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi. Dalam
pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan
tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau
masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau
masyarakat tersebut meningkat pula. Sejalan dengan hal itu, maka
apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya,
39
H. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Bandung: Gunung Djati Press, 1997), h. 297
44
maka berarti pula koperasi tersebut diwujudkan dalam bentuk
meningkatnya pendapatan riil para anggotanya.40
Menurut Poernomosidi pendapatan per kapita bukan merupakan
indikator tingkat kesejahteraan wilayah yang tepat. Sebagai contoh, suatu
wilayah berpendapatan per kapita tinggi karena merupakan penghasil
kekayaan sumberdaya alam (pertambangan) yang sangat potensial, tetapi
tidak tersedia pelayanan dokter ahli bedah jantung, sehingga penderita
sakit jantung terpaksa harus berobat ke ibu kota negara (Jakarta).
Tersedianya pelayanan dokter ahli (dalam contoh) merupakan suatu
kemudahan dalam memenuhi pelayanan di bidang kesehatan.
Kemudahan (easyness) diartikan sebagai tersedianya fasilitas
pelayanan (ekonomi dan sosial) sehingga masyarakat dapat memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan,
informasi, pelayanan ibadah, dan lainnya. Tersedianya fasilitas
kemudahan yang mampu memberikan pelayanan pemenuhan sebagai
kebutuhan kepada masyarakat, berarti masyarakat merasa berkecukupan
atau berkesejahteraan. Karena berbagai kebutuhan, keinginan, dan
kepentingan hidupnya dapat terpenuhi dengan cukup, dengan mudah dan
lancar.
Mengingat potensi, kondisi, dan karakteristik wilayah-wilayah itu
berbeda-beda (bervariasi) secara fisik, ekonomi, dan sosial satu sama
lainnya dan bilamana berbagai kebutuhan hidup masyarakatnya dapat
40
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19
45
dipenuhi dengan mudah, cukup dan lancar, maka dapat dikatakan
masyarakat wilayah tersebut sudah sejahtera. Dengan demikian, tingkat
kemudahan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan
terutama dilihat dalam konteks pencapaian sasaran pengembangan
wilayah. Teori simpul jasa distribusi menghubungkan simpul (pada
umumnya adalah kota) yang merupakan konsentrasi penduduk dalam
jumlah besar dan berbagai kegiatan produktif serta tersedianya
kemudahan (yang umumnya terdiri dari fasilitas pelayanan). Semakin
tersedia fasilitas pelayanan yang memberikan kemudahan,
memungkinkan berkembangnya kegiatan ekonomi, yang berpengaruh
terhadap meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi, yang berarti
peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.41
Dari uraian diatas maka penulis menyimpulkan, bahwa dalam
mengukur tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari pendapatan riil
masyarakat dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah dijangkau oleh
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam
koperasi pendapatan riil, dapat dilihat melalui SHU yang dibagikan
kepada anggota koperasi, dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah
dijangkau, dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan usaha koperasinya.
41
Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi dan
Pertumbuhan Wilayah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 100
46
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPONTREN
A. Sejarah Berdirinya
Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN) Al-Amanah Al-Gontory
berdiri pada tanggal 22 November 1999 yang berada di dalam kawasan
lembaga pendidikan pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory Desa Perigi
Baru Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
Kopontren ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk dapat menjadikan
sebuah lapangan usaha bagi para ustadz dan ustadzah yang bermukim atau
menetap di dalam pondok pesantren.1
Banyaknya santri yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan dari
segi jumlahnya, memberikan keuntungan yang baik dari kegiatan usaha
kopontren. Selanjutnya dengan fasilitas tempat lokasi berbelanja yang
memadai, memudahkan bagi pengurus kopontren untuk menjalankan usaha
kopontrennya. Karena kopontren ini berada di tengah-tengah kawasan pondok
pesantren, kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yaitu
para santri-santri dan para ustadz-ustadz yang bermukim di dalam pondok.2
1Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor
Kopontren, jam 15.30 WIB. 2Hasil wawancara dengan Ustadz Asep Suhendra, 25 November 2014, di kantor
Kopontren, jam 18.20 WIB.
47
B. Visi dan Misi
1. Visi
Adapun Visi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah:
a. Mengangkat Ekonomi Pesantren.
b. Mensejahterakan Anggota.
2. Misi
Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu “Memenuhi
Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.3
C. Struktur Organisasi
Struktur, kata lainnya adalah bagan atau susunan. Sedangkan istilah
Organisasi berasal dari perkataan Yunani “Organon” yang dimaksudnya:
alat/perkakas. Dengan demikian organisasi dapat diartikan: sebagai suatu alat
yang digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh sebab itu struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai suatu susunan dari
alat-alat yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Struktur organisasi ini tercipta sebagai hasil dari proses
pengorganisasian. Dan ini merupakan rangka dasar hubungan formal yang
telah ditetapkan, yang membatasi kedudukan antara alat organisasi dengan
tujuan organisasi. Adapun tujuannya adalah membantu mengatur dan
3Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor
Kopontren, jam 15.30 WIB.
48
mengarahkan usaha-usaha dalam organisasi sedemikian rupa sehingga usaha
tersebut terkoordinir sejalan denagn tujuan-tujuan organisasi.4
Sesuai dengan UU No. 12/1967. Organisasi intern koperasi yang
disebut sebagai alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari Rapat
Anggota, Pengurus dan Badan Pemeriksa. Namun demikian bagi kepentingan
koperasi dapat diadakan Dewan Penasihat. Bahkan lebih dari itu juga masih
dibenarkan. Dewasa ini struktur intern organisasi koperasi makin memanjang
dan meluas sejalan dengan makin kompleksnya tugas/kegiatan baik pengurus
maupun koperasinya, sehingga diperlukan peran karyawan (termasuk
manajer).5
Sebagai organisasi yang berwatak sosial, maka pada struktur
organisasinya terdapat badan pengawas yang bertugas mengawasi dan
memeriksa kegiatan kopontren guna menjamin bahwa kopontren telah
beroperasi sesuai dengan ketentuan dan tidak menyimpang dari aturan
AD/ART kopontren yang telah dibuat sesuai dengan kesepakatan dari seluruh
para anggotanya.
Organisasi yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah
sebagai berikut:
Sebagaimana dimaklumi sesuai dengan ketetapan RAT dan Rapat
Pengurus Susunan Pengurus dan Pengawas Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory priode 2012-2014 adalah:
4Sudarsono dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta,
2002), Cet. Ke-4, Edisi 3, h. 83 5Ibid, h. 84
49
1. Kepengurusan
Ketua : Drs. Ahmad Rafe’i, M.M
Sekretaris : Drs. Muhamidan Wijaya, M.M
Bendahara : Rustiana, S.Pd.I
Wakil Bendahara : Ahmad Kharizal
2. Kepengawasan
Penasehat : KH. Sundusi Ma’mun
Ketua : Drs. Abdussyakur M.MPd
Sekretaris : Syahril Shidiq S.Ag, M.MPd
Anggota : H. Aditya Warman SE, M.M
3. Karyawan dan Kasir
Pengurus dalam menjalankan operasional kopontren dibantu
dengan karyawan tetap sebanyak 4 orang.6
4. Keanggotaan
Jumlah anggota per 31 Desember 2012 berjumlah : 66 Anggota
Masuk dalam tahun buku 2013 berjumlah : 14 Anggota
Jumlah keseluruhannya : 80 Anggota
Keluar dalam tahun buku 2013 : - Anggota
Jumlah per 31 Desember 2013 : 80 Anggota
6Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2013 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
27 Januari 2014.
50
BAB IV
OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPONTREN Al-AMANAAL
GONTORY DALAM KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA
Dalam upaya untuk menjadikan sebuah organisasi kopontren yang
terletak di dalam lembaga pendidikan pondok pesantren, peran dari pengurus
kopontren selalu berupaya dengan terus berusaha semaksimal mungkin agar
dapat mengoptimalkan keberadaan sebuah kopontren yang terletak di tengah-
tengah kehidupan masyarakat pondok pesantren.
Upaya dalam optimalisasi yang dilakukan oleh segenap pengurus
kopontren adalah dengan sistem operasional yang dijalankannya. Untuk
mengetahui lebih lanjutnya akan penulis bahas di bawah ini.
A. Optimalisasi sistem operasional yang dijalankan oleh Kopontren Al-
Amanah Al-Gontory
Dalam hal ini penulis akan mendeskripsikan dari hasil pengamatan dan
dari data-data yang telah penulis dapatkan, maka optimalisasi sistem
operasional yang dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-Gontory dapat
digambarkan dengan model kotak hitam sebagai berikut:
Sistem Operasional Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Input Proses Output
51
1. Input (masukan)
Komponen yang dibutuhkan di dalam organisasi kopontren yang
menjadi input (masukan) terdiri dari: anggota, pengurus, pengawas,
tanah/bangunan, dan modal.1
a. Anggota
Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik dari koperasi
dan usahanya, karena anggotalah yang mempunyai wewenang
mengendalikan koperasi bukan pengurus dan bukan pula manajer.
Oleh karena itu, tidak salah kalau dikatakan bahwa kunci
keberhasilan koperasi terletak pada anggota.
Adapaun anggota di dalam kopontren Al-Amanah Al-Gontory
memiliki andil dan peran yang sangat besar untuk perkembangan
kopontren, dikarenakan keberadaannya adalah sebagai pemberi saran
serta masukan-masukan yang membangun, tentunya untuk
kesuksesan dan perkembangan organisasi kopontren.
Bahkan dalam tata tertib Rapat Anggota Tahunan (RAT)
kopontren Al-Amanah Al-Gontory pada Pasal 8 No.1 yaitu: “Rapat
Anggota Tahunan (RAT) ini dinyatakan syah apabila dihadiri 50% +
1 dari seluruh anggota yang masih aktif dan tercatat dalam buku
induk anggota.2
1Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 26 November 2014, di kantor
Kopontren, jam 14.30 WIB. 2Tata Tertib Rapat Anggota Tahunan (RAT) Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, Tahun
buku 2013
52
Dengan jumlah yang pada setiap tahunnya mengalami
peningkatan, dari 66 anggota pada tahun 2012 hingga sekarang ada
sebanyak 80 anggota. Dari sinilah partisipasi anggota kopontren
dapat kita ketahui, bahwasannya keberadaan anggota di kopontren
Al-Amanah Al-Gontory bukan hanya sekedar sebagai pemilik modal
saja, namun juga sebagai Input (masukan) yang keberadaannya
sangat menentukan maju-mundurnya kopontren.
b. Pengurus
Pengurus ialah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan
dari rapat anggota untuk memimpin jalannya organisasi dan usaha
koperasi. Pengurus menentukan apakah program-program kerja yang
telah disepakati dalam rapat anggota benar-benar dapat dijalankan.3
Di dalam kopontren Al-Amanah Al-Gontory, seorang pengurus
kopontren adalah bagian dari anggota kopontren yang diberikan
wewenang dan tanggungjawab untuk mengelola jalannya organisasi
kopontren. Segala macam bentuk kegiatan usaha yang dijalankan
oleh kopontren, di kelola sepenuhnya oleh pengurus sampai dengan
membuat program-program jangka pendek dan jangka panjang
semua dilakukan oleh pengurus, sebelum program-program tersebut
disetujui oleh sebagian besar anggota.
3Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. Ke-4,
h. 55.
53
Pengurus yang diberikan wewenang untuk menjalankan
kegiatan usaha yang ada di kopontren, harus memiliki pengetahuan
mengenai perkoperasian serta mempunyai wawasan yang tinggi
dalam dunia usaha, dan mempunyai ide-ide yang kreatif untuk dapat
menumbuh kembangkan usaha kopontren. Hal ini menjadi penting
untuk dimiliki oleh seorang pengurus kopontren Al-Amanah Al-
Gontory, karena dengan cara yang seperti inilah kopontren akan
dapat berkembang dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi
para anggota kopontren.
c. Pengawas
Kewenangan pengawas koperasi pada dasarnya adalah
melakukan penelitian terhadap catatan-catatan yang ada di dalam
koperasi, termasuk akuntansi koperasi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, maka pengawas
berkewajiban melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota.
Dengan tugas dan wewenang seperti di atas, kiranya cukup jelas
bahwa pengawas ialah suatu perangkat organisasi koperasi yang
berada di luar lembaga pengurus.4
Pengawas yang ada di kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah
juga merupakan bagian dari anggota kopontren, perannya hampir
sama dengan pengurus yaitu mempunyai tanggungjawab dihadapan
4Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. Ke-4,
h. 59
54
forum Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang melaporkan hasil
kerjanya masing-masing sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Adapun bentuk dan tanggungjawab yang dimaksudkan dalam
pelaksanaannya adalah melakukan pelaporan terhadap jalannya
organisasi, usaha, keuangan dan lain-lain, termasuk kebijakan
pengurus selama satu priode dan menyampaikan hasil laporannya
secara lisan dan tertulis dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).5
d. Tanah/Bangunan
Menurut penulis sebagai sebuah organisasi, maka keberadaan
sebuah bangunan adalah hal yang wajib untuk dimiliki, demikian
pula oleh sebuah organisasi koperasi, yang mana dalam menjalankan
aktifitas kegiatan usahanya membutuhkan sebuah bangunan yang
nantinya digunakan sebagai tempat jalannya kegiatan usaha.
Adapun tanah/bangunan yang dimiliki oleh kopontren Al-
Amanah Al-Gontory hingga saat ini sudah memiliki tiga buah
bangunan. Bangunan yang pertama letaknya ada di tengah-tengah
area pondok pesantren putra, bangunan tersebut digunakan untuk
WASERBA (warung serba ada) yang mana di fungsikan untuk
menjual segala macam kebutuhan-kebutuhan sehari-hari bagi para
santri pondok pesantren dan masyarakat umum disekitar pondok.
Bangunan yang kedua letaknya ada di pondok pesantren putri,
5Dokumentasi dari Laporan Pertanggungjawaban Pengawas Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory, 27 Januari 2014.
55
digunakan juga untuk WASERBA (warung serba ada) yang menjual
segala macam kebutuhan-kebutuhan sehari-hari bagi para santriwati
pondok pesantren dan masyarakat umum disekitar pondok.
Sedangkan bangunan yang ketiga digunakan sebagai kantor
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory.6
e. Modal
Sebagai usaha yang dilatar belakangi dari perkoperasian,
kopontren Al-Amanah Al-Gontory juga menghimpun modal
usahanya dari para anggota kopontren melalui simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.
Dari sinilah dapat diketahui, bahwa elemen/komponen dasar
yang menjadi input (masukan) di dalam sistem operasional
kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu terdiri dari: Anggota,
Pengurus, Pengawas, Tanah/Bangunan, dan Modal.
2. Proses
Yang dimaksud proses dalam sistem operasional kopontren Al-
Amanah Al-Gontory ini adalah segala macam unit/kegiatan usaha yang
ada di dalam kopontren. Jadi yang dimaksud proses disini adalah
unit/kegiatan usaha yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-
6Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 26 November 2014, di kantor
Kopontren, jam 14.30 WIB.
56
Gontory, segala macam kegiatan usaha yang ada di dalam kopontren
adalah merupakan bagian dari proses dalam organisasi kopontren untuk
mencapai tujuan sistem operasional, yaitu kesejahteraan anggota.
Adapun unit/kegiatan usaha yang dijalankan oleh kopontren Al-
Amanah Al-Gontory adalah sebagai berikut:7
a. Pertokoan
b. Seragam Sekolah
c. Buku Sekolah
d. Almari/Lemari
e. Perlengkapan Santri
f. Kalender
g. Pinjaman Anggota
h. Lain-lain.
Dari sini dapat penulis ketahui bahwa jenis koperasi yang dijalankan
oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory kalau dilihat dari sudut pandang
pendekatan lapangan usaha, maka jenis koperasinya disebut sebagai
koperasi konsumen.
Banyaknya unit/kegiatan usaha yang ada di dalam kopontren dapat
memberikan keuntungan yang besar bagi kopontren dalam pembagian
SHU (sisa hasil usaha) yang setiap tahun diberikan kepada seluruh
anggota yang masih aktif.
7Dokumentasi dari Laporan Pertanggungjawaban Pengawas Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory, 27 Januari 2014.
57
Dari banyaknya dan beragamnya unit/kegiatan usaha yang
dijalankan kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini menandakan bahwa
kontribusi dari peran seorang pengurus sangat besar sekali dalam
mengembangkan kopontren yang ada di lingkungan pondok pesantren.
3. Output (keluaran)/Tujuan
Yang dimaksud output (keluaran) dalam sistem operasional koperasi
yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini adalah tujuan
dari didirikannya koperasi.
Adapun yang menjadi sasaran tujuan dari kopontren Al-Amanah Al-
Gontory adalah kesejahteraan ekonomi anggota.8 Hal inipun sesuai
dengan visi kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu: mengangkat
ekonomi pesantren, dan mensejahterakan anggota.
Dengan gambaran kotak hitam di atas tersebut, disini penulis dapat
mengetahui bagaimana optimalisasi yang dilakukan oleh pengurus
kopontren mengenai sistem operasional yang dijalankan oleh kopontren
Al-Amanah Al-Gontory, maka penulis dapat menyimpulkan, bahwa
optimalisasi yang dilakukan oleh pengurus kopontren Al-Amanah Al-
Gontory untuk dapat mencapai kondisi yang terbaik adalah dengan
memanfaatkan sebaik mungkin komponen-komponen yang ada di dalam
sistem operasionalnya yang saling berhubungan satu dengan yang
8Hasil wawancara dengan Asep Suhendra, 02 Desember 2014, di kantor Kopontren, jam
19.30 WIB.
58
lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh kopontren. Adapun
tujuan dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah kesejahteraan
ekonomi anggota.
B. Kesejahteraan Ekonomi Anggota Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992
tentang penjenisan koperasi, maka jika dilihat dari pendekatan kegiatan
usahanya, jenis kegiatan usaha kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah
sebagai koperasi konsumen, karena menjual berbagai macam kebutuhan
sehari-hari, adapun jika dilihat dari latar belakang anggota, adalah sebagai
koperasi sekolah, dan jika dilihat dari jenis koperasi berdasarkan kondisi
anggotanya, adalah sebagai koperasi primer.
Tujuan dari didirikannya kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah untuk
dapat membantu mensejahterakan anggotanya pada khususnya dan
masyarakat sekitar pondok pada umumnya.
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota kopontren Al-
Amanah Al-Gontory, ada dua indikator yang tepat untuk dijadikan sebagai
sebuah ukuran, diantaranya adalah:
1. Pendapatan SHU (Sisa Hasil Usaha)
Peningkatan pendapatan SHU merupakan salah satu indikator yang
tepat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi anggota
59
kopontren, adapun SHU yang di dapatkan oleh kopontren Al-Amanah
Al-Gontory yakni sebagai berikut:
Tabel Sisa Hasil Usaha (SHU) Tahun 2012 dan 20139
No. Uraian Tahun Buku 2013 Tahun Buku 2012
1. Pendapatan Rp. 280.500.000,00 Rp. 204.871.000,00
2. Beban Usaha dan
Organisasi
Rp. 143.384.500,00 Rp. 83.888.000,00
3. Sisa Hasil Usaha Rp. 137.116.100,00 Rp. 120.983.000,00
4. Penerimaan rata-
rata SHU per
Anggota
Rp. 1.184.270, 00 Rp. 981.275,00
Dari hasil inilah dapat diketahui pendapatan SHU yang didapatkan
Kopontren sebesar Rp. 137.116.100,00 pada priode tahun 2013,
keberadaannya meningkat dari tahun sebelumnya, yang mana pada tahun
sebelumnya sebesar Rp. 120.983.000,00 pada priode tahun 2012. Adapun
untuk penerimaan rata-rata SHU per anggota juga mengalami
peningkatan yaitu sebesar Rp. 1.184.270,00, hal ini juga mengalami
9Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2013 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
27 Januari 2014.
60
peningkatan dari jumlah penerimaan pada tahun sebelumnya yang hanya
sebesar Rp. 981.275,00 pada masa priode 2012.
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa kesejahteraan
ekonomi yang dirasakan oleh anggota kopontren Al-Amanah Al-Gontory
cukup mengalami peningkatan jika dilihat dari indikator pendapatan SHU
yang diterima dalam setiap tahunnya.
2. Kegiatan-kegiatan Usaha
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory memiliki berbagai macam
bentuk usaha, diantaranya adalah:
a. Pertokoan
Perkembangan kopontren banyak dipengaruhi oleh
perkembangan pondok yang cukup pesat baik dari segi jumlah
masyarakat pondok yang setiap tahunnya selalu mengalami
peningkatan, serta sarana dan prasarana. Seiring dengan
perkembangan ini maka kebutuhan pun yang dibutuhkan oleh
masyarakat pondok menjadi meningkat. Pertokoan/Waserba (warung
serba ada) adalah salah satu bagian dari unit usaha yang di kelola
oleh kopontren dengan manjual berbagai macam barang kebutuhan
sehari-hari, dan lain-lainnya yang diperlukan oleh masyarakat
pondok.
61
b. Seragam Sekolah
Selain pertokoan ada unit usaha lain yang dijalankan oleh
kopontren, yaitu usaha seragam sekolah. Unit usaha ini menyediakan
seragam sekolah bagi para santri dan santriwati pondok.
c. Buku Sekolah
Unit usaha buku sekolah ini adalah menyediakan berbagai
macam buku-buku pelajaran yang dipelajari oleh santri pondok. Dari
buku-buku pelajaran umum sampai dengan buku-buku pelajaran
agama semua tersedia lengkap dijual di kopontren.
d. Almari/Lemari
Unit usaha ini menyediakan almari/lemari untuk para santri
khususnya bagi santri yang baru masuk dalam tahun ajaran baru.
Karena di pondok pesantren ini setiap santri wajib mempunyai
almari/lemari untuk menyimpan barang-barang dan pakaian-pakaian
santri.
e. Perlengkapan Santri
Unit usaha ini menjual berbagai macam perlengkapan-
perlengkapan yang wajib dimiliki bagi para santri. Seperti halnya
perlengkapan sholat, dan lain-lain.
62
f. Kalender
Pembuatan kalender adalah hal yang selalu rutin setiap
tahunnya diproduksi oleh kopontren. Karena selain mempunyai nilai
keuntungan bagi kopontren, usaha kelender ini juga bisa menjadi
ajang promosi pondok pesantren dalam rangka penerimaan
pendaftaran santri baru ke masyarakat umum.
g. Pinjaman Anggota
Pinjaman anggota adalah memberikan pinjaman dalam bentuk
uang bagi anggota kopontren yang membutuhkan dengan jumlah
maksimal sebesar dua juta rupiah, dengan jangka waktu
pengembalian satu tahun.10
Dengan banyaknya kegiatan-kegiatan usaha yang dijalankan oleh
kopontren, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh
kopontren. Adapun dari realisasi usaha pada tahun buku 2013 bila
dibandingkan dengan tahun buku 2012 mangalami peningkatan, lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel omzet pertahun sebagai berikut:11
10
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di
kantor Kopontren, jam 15.30 WIB. 11
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2013 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
27 Januari 2014.
63
Tabel Realisasi Kegiatan Usaha Tahun 2012 dan 2013
No. Unit Usaha Tahun Buku 2013 Tahun Buku 2012
1. Pertokoan Rp. 519.126.200,00 Rp. 328.678.500,00
2. Seragam Sekolah Rp. 266.205.000,00 Rp. 187.940.000,00
3. Buku Sekolah Rp. 364.501.700,00 Rp. 253.705.000,00
4. Almari/Lemari Rp. 221.650.000,00 Rp. 206.800.000,00
5. Perlengkapan Santri Rp. 97.500.000,00 Rp. 73.600.000,00
6. Kalender Rp. 29.250.000,00 Rp. 22.300.000,00
7. Pinjaman Anggota Rp. 37.400.000,00 Rp. 24.750.000,00
8. Lain-lain Rp. 250.000,00
Tabel Pendapatan Usaha Tahun 2012 dan 2013
No. Laba Usaha Tahun Buku 2013 Tahun Buku 2012
1. Pertokoan Rp. 72.062.500,00 Rp. 43.008.000,00
2. Seragam Sekolah Rp. 51.005.000,00 Rp. 33.810.000,00
3. Buku Sekolah Rp. 87.643.500,00 Rp. 65.400.000,00
4. Almari/Lemari Rp. 42.630.000,00 Rp. 41.800.000,00
5. Perlengkapan Santri Rp. 12.460.000,00 Rp. 10.962.000,00
6. Kalender Rp. 10.500.000,00 Rp. 7.621.000,00
7. Pinjaman Anggota Rp. 2.830.000,00 Rp. 1.826.000,00
8. Jasa Bank Rp. 919.800,00 Rp. 444.000,00
8. Lain-lain Rp. 250.000,00
64
Sebelum adanya kopontren, masyarakat pondok pesantren (santri, ustadz,
dan ustadzah) sulit untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-
harinya, dikarenakan jangkauan yang begitu jauh untuk membeli barang-
barang kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat pondok pesantren. Di
karenakan letak geografis pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory ini
berada jauh dengan pusat pertokoan atau warung-warung yang menjual
barang-barang kebutuhan hidup.
Dengan demikian, dari kegiatan-kegiatan usaha inilah kesejahteraan
bukan hanya dapat dirasakan oleh anggota kopontren saja, namun juga dapat
dirasakan oleh non-anggota.
Pada sebelum adanya kopontren masyarakat pondok sulit untuk
mendapatkan segala macam kebutuhan hidupnya, namun setelah
keberadaannya, kini masyarakat pondok pesantren dapat dengan mudah untuk
mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-harinya.
Dari indikator kegiatan usaha inilah penulis dapat menyimpulkan bahwa
kesejahteraan yang di rasakan oleh para anggota kopontren bukanlah hanya
dari keuntungan SHU saja, namun dapat juga dirasakan dari manfaat dan
kemudahan akses bagi para anggota kopontren dan masyarakat pondok
pesantren dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, yang mereka
rasakan secara langsung melalui kegiatan-kegiatan usaha di kopontren Al-
Amanah Al-Gontory.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai optimalisasi sistem operasional yang
dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory dalam kesejahteraan
ekonomi anggota maka penulis dapat menyimpulkan, dari gambaran kotak
hitam tentang sitem operasional kopontren bahwa elemen/komponen dasar
yang menjadi input (masukan) di dalam sistem operasional kopontren Al-
Amanah Al-Gontory yaitu terdiri dari: Anggota, Pengurus, Pengawas,
Tanah/Bangunan, dan Modal. Selanjutnya yang menjadi elemen/komponen
proses dalam sistem operasional kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini adalah
segala macam unit/kegiatan usaha yang ada di dalam kopontren yang mana
usaha tersebut terdiri dari: Pertokoan, Seragam Sekolah, Buku Sekolah,
Almari/Lemari, Perlengkapan Santri, Kalender, Pinjaman Anggota, dan
sebagainya. Kemudian yang menjadi output (keluaran) di dalam sistem
operasional kopontren adalah tujuan dari awal didirikannya sebuah
kopontren, yaitu kesejahteraan ekonomi anggota kopontren.
Dari gambaran tersebut maka optimalisasi yang dilakukan oleh
pengurus kopontren Al-Amanah Al-Gontory untuk dapat mencapai kondisi
yang terbaik adalah dengan memanfaatkan sebaik mungkin komponen-
komponen yang ada di dalam sistem operasionalnya yang saling berhubungan
66
satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh
kopontren.
Dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota, kopontren
Al-Amanah Al-Gontory mengukurnya dengan indikator pendapatan SHU dan
kegiatan-kegiatan usaha kopontren. Dalam bentuk pendapatan SHU dapat
dilihat dari penerimaan yang diterima oleh para anggota kopontren, yang
mana pada priode tahun 2013 anggota menerima SHU rata-rata sebesar Rp.
1.184.270,00 jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan tahun 2012
yang hanya menerima SHU rata-rata sebesar Rp. 981.275,00.
Adapun dalam bentuk kegiatan-kegiatan usaha, anggota dan no-anggota
dapat merasakan manfaat dan kemudahan akses dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, yang mereka rasakan secara langsung melalui kegiatan-
kegiatan usaha di kopontren Al-Amanah Al-Gontory.
Kedua indikator tersebut adalah yang paling tepat digunakan di
kopontren Al-Amanah Al-Gontory sebagai acuan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan ekonomi anggotanya.
B. Saran-saran
1. Melihat potensi yang dimiliki, Kopontren Al-Amanah Al-Gontory harus
memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat menumbuh kembangkan
organisasi kopontrennya.
67
2. Meningkatkan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kesadaran dalam
berkoperasi agar dapat menghasilkan generasi penerus yang profesional serta
berdedikasi yang tinggi untuk umat.
3. Pengurus Kopontren Al-Amanah Al-Gontory harus lebih kreatif lagi agar
dapat menciptakan kegiatan-kegiatan usaha yang baru untuk peningkatan
SHU kopontren dalam setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo, Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan
Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Amirin, Tatang M, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Daud, Muhammad, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1995.
Dimyati, Ahmad, Dkk, Islam dan Koperasi, Jakarta: Koperasi Jasa Informasi,
1987.
Fidaus, Muhammad, dan Susanto, Agus Edhi, Perkoperasian, Sejarah, Teori dan
Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesai, 2002.
Hendrojogi, Koperasi, Azas-azas, Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002, Cet.4.
Kamaralsyah, DH.SKK, Pancawindu Gerakan Koperasi, Jakarta: Dekopin, 1987,
Cet.1
KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet.3.
Kusmana, Bunga Rampai: Islama dan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: IAIN
Indonesia Social Equity Project, 2006.
Ladjamudin, Al-Bahra bin, Analisis dan Desain sistem Informasi, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013, Cet.2.
Masyhud, M.Sulthon, dan Khusnurdilo, Muh, Manajemen Pondok Pesantren,
Jakarta: diva Pustaka, 2005.
Muljono, Djoko, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam,
Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012.
Nasuhi, Hamid, Dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Center for Quality
Development And Assurance: UIN Syarif Hidayatullah, 2007, Cet.1.
Pachta, Anjar, Hukum Koperasi di Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan,
dan Modal Usaha, Jakarta: Kencana, 2007, cet.2.
Rasyid, Sudradjat, Dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri,
Jakarta: PT. Citrayudha, 2005.
Sartika, Titik, dan Soejoedono, Abd. Rachman, Ekonomi Skala Kecil/Menengah
dan Koperasi, Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004, Cet.2.
Sinaga, Pariaman, Koperasi dalam Sorotan Peneliti, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.
Siringoringo, Hotiar, Pemrograman Linear: Seri Teknik Riset Operasi,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
Sitio, Arifin, dan Tamba, Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktek, Jakarta:
Erlangga, 2001.
Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, Bandung: Alfabeta, 2013, Cet.4.
Sudarsono, dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Renika Cipta,
2010, Cet.4.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2006, Cet.6.
Suhendi, H.Hendi, fiqih Muamalah, Bandung: Gunung Djati Press, 1997.
Sumarsan, Thomas, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja, Jakarta: PT. Indeks, 2013.
Swasono, Sri-Edi, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta: UI-Press,
1987, Cet.3.
Tampubolon, Manahan P, Manajemen Operasional, Jakarta: Ghalia Indonesia,
2004.
Undang-undang, Perkoperasian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Bandung:
Fokusindo Mandiri, 2013.
Widiyanti, Ninik, dan Y.W Sunindia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia,
Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989.
Judul Skripsi
PENDAYAGUNAAN SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAMKESHAIITERAAN EKONOMI ANGGOTA KOPERASI DI KOPONTRI,N AL.
AMANAH AT.GONTORY
Semester 9
4):>_/a
ooh\
?*"u"*-,;
I'{'}*u^. , MV
l,,lr-riversitas [sLi.11 N eee riSYARIF HIEAYATULLAH J&KARE&
Disusun oleh :
Ahmad Zaelani
1110053000006
Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas llmu Dakwah Dan llmu Komunikasi
Manajemen Dakwah
I TEm'e,utx H
143s HIaA,J}M
KEMENTERIAN AGAMAUNIVI,RSITAS ISLAM NEGIIRI GTIN)SYARIF HIDAYATULLAH .IAKARTA
FAKUI.TAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
.ll. lr. II. Juirnda No. 95 Ciputat l5'll2 Indonesia
Telepon/Fax' (021\ 7 132728 / 74701580
\\'etrsite: rr-ylll!-tglgrkartlirl'.4!. E-nrail : q[v.fl!;1-d!.r,LrUa[ar!it.as-Lr]
Nouror :
Lamp :
Hal :
Nama\r...^-^.. D.-1,,-1.l\UrltUl I UNUt\
JurusanSernesterfelp..luclul Skripsi
Tembusan :
1. Dekan2. Ketua .lurusan lr{ana.ientc'u Dakn'ah (lvlD)
Un.o I /F5/P P.oo.s &fif ,ro, o1 ( satu) bundel ' (
Bimbingan Skripsi
Jakarta, A-Aguttrs 2Ol 4
Kepada Yth.Moh. Zen, S.Ag., N{ADosen Fakultas Dakw'ait dan Ilmtr KorlrttrtiliasitjlN Sy'ari f FI idal'atu I lali .l akarta
Assu| umu'aluihon IIlr. Il'b.
Bersama ini kartri samltiiilian outline clart ttaskalt pro1,'osal skripsi yang diajukarl oieh
ntahasisu'a lraliultas Dalirralr clan llrrru Kornunil<asi UIN S1'aril Hidayatullah Jakarta sebagai
beril<.ut,
: Alrrrrad Zaelanr: I 1 1005300C005: Manajemen Daku,ah (MD) / I\4LI(S: IX (Senrbilan): 0ti9676189246: [)enclit.r agLlrlilAl-l Sistc-rtt Operasiclnal Koperasi dalanl
I(,,.sc.fahtcraan lllionotrii Angg6ta KoPs1il5i di Kt-rpontren AI-
Anranah Al-Contorv
i(artri mg[on lic'secliailrnl'a glttLlk nrentbinrLring tnahasisn'a tersebut dalam
pL'r'lvusLlrlr'ln titn p..n1'e-icsaian skripsiul'a scliula 6 t-rulan dari tanggal 22 Agtrstus s.d- 22
Irebruari 2AA.
Denrikian. atas pcrlratian clrn kesediaatrnla kami sarnpaikatt terinla kasih.
II'ct.s s a I ontu' ct I u i h r nt ll'r'. Il'b.
an. Dekan.\\zakil Dekan Bidang Akademik
.lid, Ph.DSuilar0330 199803 I 001
KEMENTERIAN AGAN{AUNIVERSITAS ISLAM NtrGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7 432728 / 7 47 03580
Jl. Ir.H.JuandaNo.95Ciputatl54 l2lndonesia website: u,urr.lilkuinjakarra.ac.id,E-rnail :daku'ahrOlclk.uiniakarra.ac.itl
NomorLampiranHal
: Un.0l/F5/PP.00.9/88 Jakartal) November 2014
' ,r,n Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Koperasi Ponpes Al-Amanah Al-Gontorydi
Tempat
As'sal amu' al aikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas Ilmu Dakrvah dan Ilmu Komunikasi UN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusan/KonsentrasiAlamat
Telp.
Tembusan :
l. \\Iakil Dc'kan Bidang Akadenrik2. Ketua .lunrsarr/Prodi. Ir,lanajenten Daku.alr
Ahmad Zaelani1 I I 00s3000006Tangerang, 28 .luni l99lIX (Sembilan)Manajemen Dakwah/MLKSJl. KH. Mas Mansvur RT 061011 Kunciran IndahKota Tangerang089676489246
adalah benar mahasisrva Fakultas Ihnu Dak'uvah dan Ilmu Komunikasi UINS1'arif Hidayatullah Jakaila 1'ang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalamrangka penulisan skripsi berjudul Optintalisasi Sistent Operasional Koperasi dalcunKesejaltteraan Ekononi Anggotct di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory.
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/lbu/Sdr. dapatnlenerima./rnengizinkan mahasisrva karni tersebut dalam pelaksanaan kegiatandimaksud.
Denrikian, atas keriasanra dan bantuannl,a l<anri ntengucapkan terima kasih.
Wa s s a I 0 m u' a I a i ku m LVr. LVb.
ief Subhan, N{A0l l0 199303
q@ IOPERASI PONDOI PESANTNBN AL.AIIIANAH AI{IONT()RYBADAN HUKUM : 35/Kep/pAD/KDK.10.4/XI/99
PARIGI BARU - PONDOKAREN. TANGERANG SELATAN - BANTENTELP. : 021 -9043 211i , OB12 B14B 2447
Nomor
Ldtttvlt dra
Hal
:10/SEK/KOP AMG/xl/14
l
:Penelitian Skripsi
Kepada r7th,
Dekan Fakuiias lk'ru Da'wah dan llmo kornunikasi Ullv Svahiti
Di
r---^.r<iiii.,dL
Assalamu'alaikum Wr. Wb-
l(etiia Koperasi Pesantren Ai-Arnanah Ai-Sontory Fei.fi 6aru, Fondok ArenTangerang Selatan Banten menerangkan :
Itotllo
Semester
Jurusan
: Ahrriacl iaeiarri
:lX
: iLfatral'enier)' Da''w,ai?'futli(S
Mahasiswa tersebut benar -benar telah melaksanakan penelitian di Koppontren(XoperasiPondok Fesantren Al-Amanah AI-6o$torVJ pacia tanggal l.5l.I*wember ZS14.I!{ .dal zm rangkamengumpulkan data dalam rangka penulisan skripsi.
Dan kepada nya kami berikan data-data koperasi sesuaidengan judul skripsipeneliti.
Derrrikianlah surat keterarrgarr ini kan-ri salrrpaikan senroga bermanfaat bagi,peneliti dan pe.rgur.uantinggi UIN Syahid.
Wassalamua'aiaiku wr.wb.
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTAF'A.KULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jln.Ir. H. Juanda No.95 t7 43272817 4703580
NomorLamp
Hal
: Un.0!/Fs/PP oogt Tndzo$1 (satu) berkas SkriPsr
Ujian Skripsi
Kepada Yth:1. Drs. Cecep CastrawijaYa, MA2. H. Mulkanasir, BA. S.Pd., MM3. Prof.Dr.H. Murodi, MA4. DRs.Nuru\ )ama\i,MA5. Moh. Zen,MA
di Jakarta
Nama
NIMTempat, Tanggal LahirJurusanKonsentrasi
Judul Skripsi
Ujian tersebut akan dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal
WaktuTempat
Tembusan :
1. Kasubag Kepegawaian dan Keuangan;
2. Kasubag Umum.
KetuaSekretaris
Penguji Ilerrguji\\Pembimbing
: Ahmad Zaelani
: I I 100530C0006
, Tangerang,23 Juni l99l: Manajemen Dakwah
: MLKS: Optimalisasi Sistem Operasioal Koperasi dalam Kesejahteraan
Ekonomi Anggota di Kapontren Al Amanah Al-Gontory
Assalamu'alaikum l0 r. Wb.
Dekan Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
menunjuk Bapak/Ibu sebagai Tim Penguji Skripsi mahasisu,a di Fakultas llmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi:
: Selasa, 7 April2015: 10.00-l1.00 WIB: Ruang Munaqosah Lt. VII /A
Untuk menunjang kelancaran ujian tersebut, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi
yang akan diujikan, guna dipelajari/diteliti sebagaimana mestinya
Demikian surat penunjukkan inidisampaikan, atas perhatian BapaMbu kami ucapkan
terima kasih.
Was s alamu' al aikum Wr. W
Maret 2013lakaru,l I
lr0 lee303 t004 &
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama : Drs. Ahmad Rafe’i, M.M
Pekerjaan/Jabatan : Ketua Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Tanggal : 19 November 2014
Jam : 15.30 WIB
Tempat : Kantor Sekretariat Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
Jawab: Keberadaan Kopontren Al-Amanah Al-Gontory didirikan sejak
tanggal 22 November 1999, lokasinya berada di dalam lingkungan pondok
pesantren.
2. Apa Visi dan Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
Jawab: Adapun Visi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah:
a. Mengangkat Ekonomi Pesantren
b. Mensejahterakan Anggota
Sedangkan Misi Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu
“Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.
3. Apa tujuan didirikannya kopontren?
Jawab: Adalah untuk mensejahterakan anggota kopontren, dan
masyarakat umum sekitar pondok, selain itu juga untuk memudahkan para
santri dan masyarakat pondok lainnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
4. Bidang usaha apa yang dijalankan di Kopontren?
Jawab: Jenis usaha yang dijalankan pada tahun 2013 adalah: Pertokoan,
Seragam Sekolah, Buku Sekolah, Almari, Perlengkapan Santri, Kalender,
Pinjaman Anggota, dan lain-lain.
5. Apa yang menjadi komponen Input (masukan) dalam sistem
operasional yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
Jawab: Yang menjadi komponen inputnya dalam sistem operasionalnya
itu ya dari peran para anggotanya yang utama, kemudian pengurus,
pengawas, tanah/bangunan, dan modal. Karena tanpa adanya itu semua,
tidak mungkinlah terbentuk sebuah kopontren.
6. Seperti apa peran anggota di dalam kopontren Al-Amanah Al-
Gontory?
Jawab: Jika kita lihat dari aspek hukum, anggota adalah sebagai pemilik
koperasi. Namun anggota di kopontren ini selain sebagai pemilik, mereka
juga selalu aktif memberikan saran, serta masukan-masukan yang
membangun untuk kesuksesan kopontren.
7. Seperti apa peran pengurus di dalam kopontren Al-Amanah Al-
Gontory?
Jawab: Disini pengurus diberikan kepercayaan sepenuhnya dalam
memimpin jalannya kopontren, kemudian diberikan tanggungjawab dan
tugas-tugas dalam mengelola, membuat program-program kerja, dan lain-
lain. Selain itu juga pengurus disini harus memiliki wawasan pengetahuan
mengenai tentang perkoperasian, dan memiliki ide-ide yang kreatif.
8. Seperti apa peran pengawas di kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
Jawab: Hampir sama peranannya seperti pengurus, kesamaannya paling
dari segi tanggungjawabnya dalam melaporkan hasil kerjanya di forum
Rapat Anggota Tahunan (RAT). Yang membedakannya ya paling dari
tugas dan fungsinya saja.
9. Ada berapa tanah/bangunan yang dimiliki oleh kopontren Al-
Amanah Al-Gontory?
Jawab: Selama ini kopontren sudah memiliki tiga buah bangunan.
Dimana bangunan yang pertama letaknya berada di tengah-tengah area
pondok, digunakan sebagai WASERBA (Warung Serba Ada) menjual
macam-macam dagangan. Lalu bangunan yang kedua ada di pondok
pesantren puteri, bangunannya juga digunakan untuk WASERBA, dan
bangunan yang ketiga digunakan sebagai kantor kopontren.
10. Darimanakah sumber modal yang dimiliki kopontren Al-Amanah Al-
Gontory?
Jawab: Mayoritas sumber modal di kopontren ini ya sebagian besarnya
bersumber dari anggota, melalui simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, dan hibah.
11. Apa saja yang menjadi komponen proses dari sistem operasional yang
dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
Jawab: Yang menjadi komponen proses dalam sistem operasional
kopontren, dari pengalaman saya sebagai pengurus menurut saya adalah
segala macam kegiatan-kegiatan usahanya, dari mulai Pertokoan, Seragam
Sekolah, Buku Sekolah, dan lain-lain.
12. Apa yang menjadi komponen output (keluaran) dari sistem
operasional yang dijalankan kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
Jawab: Yang menjadi output disini ya adalah tujuan dari kopontren itu
sendiri, yang mana cita-cita kopontren disini itu adalah memberikan
kesejahteraan bagi para anggotanya.
13. Bagaimana perkembangannya sekarang ini?
Jawab: Pada awal tahun berdirinya kopontren ini sempat fakum, karena
belum mampu untuk dapat menjadikan koperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip koperasi yang profesional, yang sesuai dengan ketentuan dan
peraturan UU Perkoperasian. Hingga akhirnya pada tahun 2010 bulan
Desember tepatnya, Kopontren Al-Amanah Al-Gontory mulai berbenah
diri, hingga akhirnya di tahun itu di bentuk pengurus yang baru untuk
masa bakti 20ll-2014. Berkat peran dari pengtrus yang baru sekarang
inilah akhinrya secara bertahap kopontren dapat mengalami
perkembangan, hal ini dapat di lihat dari pembagian sisa hasil usaha yang
dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan. Perkembangan
kopontren bukan hanya dapat terlihat dari peningkatan pembagian sisa
hasil usahanya saja, namun dapat dilihat dari peningkatan kegiatan
usahanyajug4 yaitu dari mulai pertokoan, seragam sekolah, buku sekolatr,
almari, perlengkapan santri, kalender, pinjaman anggot4 dan lainJain.
Tangerang Selatan, 19 November 2014
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama : Asep Suhendra
Pekerjaan/Jabatan : Marketing Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Tanggal : 25 November 2014
Jam : 18.20 WIB
Tempat : Kantor Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Dari manakah sumber modal kopontren ini?
Jawab: Modal kopontren berasal dari anggota melalui simpanan
pokok, yang harus dibayar ketika masuk menjadi anggota kopontren
sebesar Rp. 100.000, adapun simpanan pokok ini tidak dapat diminta
kembali walaupun anggota berhenti sebagai anggota kopontren.
Kemudian modal kopontren juga berasal dari simpanan wajib, yang
harus dibayar oleh para anggota dengan minimal sebesar Rp.170.000,
dan maksimal sebesar Rp. 270.000, setiap bulan dan tidak bisa diminta
kembali selama anggota belum berhenti sebagai anggota kopontren.
Dan juga dari dana cadangan yaitu dana yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal
dan menutup kerugian kopontren bila diperlukan.
2. Bagaiman cara mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota
di kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
Jawab: Dalam mengukur tingkat kesejahteraan yang dirasakan oleh
anggota kopontren Al-Amanah Al-Gontory, ada dua indikasi yang bisa
dijadikan dengan tepat untuk mengukur tingkat kesejahteraan anggota
kopontren, yang diantaranya bisa melalui SHU kopontren, dimana
setiap tahunnya dibagikan secara merata kepada seluruh anggota yang
masih aktif. Dan selanjutnya juga bisa diukur melalui kegiatan-
kegiatan usahanya.
3. Apa yang membuat kopontren dapat bertahan sampai saat ini?
Jawab: Banyaknya santri yang setiap tahun-ketahun selalu meningkat
jumlahnya yang kemungkinan besar akan memberikan keuntungan
yang baik bagi kegiaran usaha kopontren. Selanjutnya fasilitas belanja
yang memadai, sehingga memudahkan bagi pengurus kopontren untuk
menjalankan usaha kopontrennya. Kemudian tidak adanya pesaing,
dikarenakan keberadaanya ada di dalam pondok pesantren, yang
kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yakni para
santri-santri dan para ustadz-ustadzytrLgbermukim di dalam pondok.
Tangerang Selatan, 25 November 2014
on [Vdnancarai
Asep SuhendraAhmad Zaelant
I-APORAI{ PERTANGGUNGJA\A/A8AN PENGU RUS
KOPERASI PESANTREN ALAMANAH ALGONTORY
TAHUN BUKU 2013
Setragalmana yang dlatur dalam pasal 37 Undang-undfang no 17 tahun 2012 serta pasal 26
undang-undang no 25 tahun 1992 tentant perfoperaslan dan secara terperlncl leblh dljabarkan dalampasal 13 ayat 3 dan pasa! 23 ayat 5 Anggaran Dasar Koperasl Serba Usaha Al-Amanah Al-Gontory
,muka rapat anggota tahunan ( RAT ) adalah merupakan suatu kewarlban ysng mutlak harus
dllaksanakan oleh setlap p€ngurus koperasl,dlmana dalam rapat anggota tersebut pengurus
berkewajlban menyampalkan laporan pertantgunglauraban atas pelaksaneaan tugasnya.
Dengan berPedoman pada ketentuan terr€but make dal;am kesempatan lnl kami selakr'l
pengurus menyampaikab taporan pertansgunglawaban untuk pelaksanaan tugas kaml datam tahunbuku 2013 sebagai berlkut : -
t, BTDANG ORGANTSAST
1. Nama,Tempat dan Legalitas Koperasi
a. Nama Koperasi : Koperasi Serba Usalra Al-Amanah Al-Gontory Kota Tangsel
b. Badan Hukum
Nomor'. - : 35lBHlPAD/KDK.10.4ltXlL999Tanggal : 22 Nopember 1999
c. ljin Usaha Perdagangan { IUP )
Nomor : 503.1/000398-BP2Tl30-08lPKltv/20L3
Tanggal :08April 2013
Berlaku s/d : 08 April 2018
d. Surat Keterangan Domisili tJsah ( SKDLI)
Nomor : 503/14lSKDUlKel.Pre.B/Ut/20L3
Tanggal :20 Maret 2013
Berlaku s/d : 20 Maret 2018
e.Tanda Daftar Perusahan ( TDP )
Nomor :30.08.2.47.00096
Tanggal :08 April 2013
Berlaku s/d : 08 April 2018
f.NPWP : 24.055.304.8-4 11-000
Bendahara
2. KePengurusan
Sebagaimana dimaklumi sesuai Ketetapan RAT dan Rapat Pengurus Susunan
Pengurus dan Pengawas Koperasi Serba Usaha Al'Amanah Al-Gontory periode
2OLL2'2014 Adalah sebagay berikut
Ketua : Drs'Ahmad Rafe'l' M'M
Sekretaris : Drs' Muhammidan Wijaya 'M'M
Wakil Bendahara :
Susunan Pengawas
Penase
Ketua
Sekretaris
AmngSota
Rusti3na, S.F'd.l
Ahmad Kharizal
KH. Sundusi Ma'mun
Drs AbdussYakur M.MPd
syahrii Shidiq s'Ag, M.MPd
H. Aditya Warman $8, M'MPd
4. Manager dan Karyaw'an :
KaryawanTetaP : 4Orang
Kasir : 2 Orang
5. Keanggotaan
Jumlah anggota per 31' Desember 2012 berjumlah
Masuk dalarn tahun buku 2013 berjumlah
Jumlah selun:hnYa
Keluar dalanr tahun buku 2013
Jumlah Per 31 Desember 2013
: 56 Anggota
: 14 Ancflota
80 Anggota
: - Anggota
: 80 Anggota
BIDANG USAHA
Kegiatan Usaha
Jenis kegiatan usaha yang dilaksanakan pada tahum bukuj 2013 adalah
a. Pertokoan
b. Seragam sekolah
c. Buku sekolah
d. Almari
e. PerlengkaPan santri
f. Kalender
e. Piniaman Anggota
h. Lain-lain
2. Realisasi Kegiatan Usaha
Reallsasi kegiatan usaha pada Tahun Buku 2013 bila dibandingkan dengan
Tahun Buku 2012 mengalami p,eningkatan,lebih jelasnya dapat dilihat daritable
omzet pertahun sebagai berikut
4. Sisa Hasil Usaha
Tahun Buku 2012
Ro. 204.871
Slsa Hasil Usaha
BIDANG PERMODAI.AN
Keadaan Permodalan Tahun Buku 2013 bila dibandingkan dengan Tahun Buku
2012 ,mengalami kenaikan yang cukup signifikan sepertii table berikut ini.
l. ModalSendiri
3.
ilr.
Kesiatan usaha Tahun Buku 2013 Tahun Buku 2012
a. Pertokoan Rp. 328.57E.500.Q9
b.Se:'cam Sekolah Rp. 266.205.00000 Rp. 187.940.000,00
c.Buku Sekolah Rp. 364.501.700.00
d.Almari Rp. 221.650.000,00 Rp. 205.800.000,00
e.Perlenckaoan Santri rp. lz.sqc.qqqpo _tp.._21.5q0.q00,0qf.Kalender Rp. 29.250.000,00 Ro. 22.300.0@,00g.Pinjaman Anggota Rp. 37.400.000,00 Ro. 24.750.000.00
h.Lain-lain Rp. 250.000,00
Pendapatan Usaha
Laba usaha Tahun Buku 2013 Tahun Buku 2012
a. Pertokoan Rp. 72.062.500,00 Rp. 43.008.000,00
b.Sercam Sekolah Rp. 51,005.000,00 Rp. 33.810.000,00
c.Buku Sekolah Ro. 87.643.500,00 Ro. 65.400.000.00
d.Almari Rp. 42.630.000,00 Ro. 41.80C.000,00
e.Perlenckaoan Santri Rp. 12.450.000,00 Rp. 10.952.000,00
f.Kalender Ro. 10.500.000.00 Ro, 7.521.000,00g.Pinjaman Anggota Rp. 2.830.000,00 Rp. 1.325.000,00
h.Jasa Bank Rp. 919.800,00 Rp. 444.000,00
i. iasa lain Ro. 250.000,00
Uraian Tahun Buku 2013 Tahun Buku 2012
Setoran Pokok Rp. 8.000.000,00 Rp. 6.500.000,00
Setoran Waiib Rp. 17,200.000,00 Rp. 7.500.000,00
Cadangan Koperasi Rp. 102.892.590,00 Rp. 85.743.625,00
Hibah Rp. 65.000.000,00
SHU Tahun Berialan Ro. 137.728.800,00 Rp. 120,983.000,00
;ra
radn
tra
I
<z
?s_o6o
IE
c(2
sa
cH
E.
cB
E
IE
1
D;-l eId
g.aa
II
P6g.
8l"i IEd
Paats
aEE
7-tf;
815d
8
eH.
Qa8
R6:i8d
Iaats
aa8'.i
6aE8
eag
=
ECJ
EdE
"
EA
8c;
Itso.g. I
8<t
Eaa
6a
etso'Ro.
Qao.
I8o.
8ad
E.
8
eE8
E.
8I
E.
Ie8'
E.
E8
OE
EE
E tl5R6
I5E
EaaI
8I
88
8it II
8
Ez
E=9
!j=e
==;
:aaz
!I=dEp
==E=
=
=!3EE=
=E
E,;E
jEEe
==.s;EE=
!j=tE
=j-:a
E=Ea
ogN:a
3iqe-!E
>6
o!-zoJ
i2B=
s6=
-,rxloE
9?
ar 3E
Tzoo
3z
.inndnini.i!i
ddididdididiF.
a=
21,9t
3_-, S
A
E
<<
:i<
=t0
i lta
a+!rlz
F H
EO
EfrE
*Eo
zzE
Eo4>
e!z
<<
44<<
<<
+
ai++
a<<
<
x8E
EE
xSilE
E
es
.1ns
n.l
d6
..!
ESA
€3oi
aq
{sp
dE
a
E
EE
Io'E
.9
aaEd
E<t
R6Eo.
EE<
t
ag
aadE
6I
aEad
atso.
aEe
R68
qa
8daH
EdEct I6
go'
g
e89
8Ic
8IErl
8aa8
E888
I8'Ed.i
E68.t IPEx
IE8
9E8'
eI
=
IIa
II
g6
E.
R6I
ER6
eEE
EEl
IaE
6aa
atsEd
gaa
68
R6ea
E6
IU
9
I8' et5E
88
EeItsg
Igaa8
E68g
E8gg
ats8E8
IacE15
EgEfJ
EIE
.P
EIPa5rl
Erl8a
R6as
E.I
E8
RgP158
o9I
I8
8II
88
g8
88
88
eI
gE
Ixt5I
aI
8
EEE3
4EEE:
FEEz
pE
.q?z!
a=Eo
EEeE
E
;EEq:
!E2=
I=t6E
4
5I!,
'F-
E
!
I
=i2
=Ee2.E-Ej
!eEq
PE-9
ai{
eq
Ee
qEhie
E4
s3i<l-
FT
FI
hl-l
)
dd
o'd
dc;
Ei
,J
!E
I-i
8I
EI
eaEd
II
aa
Ied
aEd8
8d8d
R6o.E
.
8
R6a
Io.88
8aaI
Ed
Ea
EId
Edci
aets
E.
E. a
R6d
a8
aa8
I
E.
8E
I8'I
88d
88'Erl
aEa8
IE
IE
.8
grig8' gI
aaE
g.Iea8
Ia8
88B
8qa
!o8z?E
=
,Eg-g
E:
d
E
:l!=.E
=
E=EJ
EqE==
ce-qE
tE
EeE
]f!
.Ez
!]!=E
EB*
.=e2E=
eT=
66
HARTATETAPKOPERASI PONOOK PESANTREN (KOPPONTREN ) AL,AMANAHAL.GONTONY
PER.3I OESEMgER 2013
llama BaransTahun
beli
ThnHarsa beli
10%NllalSuku
1 EtelaseToko2 Hib:h RD Ro llp3 HIbah Rp
20112017201124712011207720112011
2011
2011
2011
20112011
20112011
2011
20112011
20712011
2011
RD 1,000,000 Rp 1OO,0oo 8p 100,000 Rp 800.0005 RD 1.500.000 Rp 150,000 Rp 150,000 Ro 1.200.m05 3 Ro 1.050,000 Rp 105,t100 Rp 105,000 Bp 840,000
Etalase 3 Rp 3,000,000 Rp 300,000 Rp 300.000 Rp 2,4oo,0oo8 Rak Besi 3. Rp 250,OOO Rp 25,000 Rp 25.000 Rp 200,0009 3 Ro 6.000.000 Rp 500,000 Rp 600,000 Rp 4,800.0@
10 3 Rp 150,000 Rp 15,000 ip 15,000 Rp 120,m011 Kulkas Es suah 3 Rp 1,400,000 Rp 140,000 Ro 140.000 Rp 1,120,0mt2 Kulkas 2 PintLi 3 RD 1.800.000 Rp 180,000 Rp 180,000 RD 1.2140.0@13 EanEku Plastik 3 Rp 680,000 Rp 68,000 Rp 58,000 Rp 544,000\4 Xursi Rp 400,000 Rp 40,000 Rp 40,000 8p 320.00015 3 Rp 300,000 Rp 30,000 Rp 30,000 Rp 240,0Oo
3 Rp 150,000 Rp 15,000 Rp 15,000 Rp 120,00077 Meja K.fe 3 Rp 700,000 flp 70,000 Rp 70,000 Rp 560.00018 Etalase Es Buah 3 Rp 900,000 Rp 90,000 Rp 90,000 Rp 720,00019 3 240,000 Rp 24,000 Rp 24000 Bp 192,00020 KoflDordan tabunE gr 3 Rp 250,000 Ro 25.000 Rp 25,000 Rp 200,000
3 Rp 125.000 Rp 12,5CrO Rp 12,500 100,000z2 Alat Pelebel h.rsa Rp 35,000 Rp 3,500 Rp 3,500 Rp 28,00023 EtaEeSemDel Rp 500,000 Rp 50,000 Rp 50,000 8p 400,00024 Kalkulator 3. Rp 1m,000 8p 10,000 Rp 10,000 Rp 80.00025 Alat 8or 2072 2 Rp 235,000 Rp 23,500 Rp 23,500 188,@O26 2072 Rp 2,700.000 Rp 270,000 Rp 270,000 Ro 2,160.0@27 2072 2 Rp 1,2m,000 Rp 120,000 Rp 120,000 Rp 960,00028 Meteran Ustrit 2072 2 Rp 3,300,000 Rp 330,000 flp 330,000 Ro 2,540.00029 Hordens 2072 2 Rp 850,000 Rp 85,000 Bp 85,000 Rp 680,000
Salon Komputer 2072 2 Rp 110,000 Ro 11.000 Rp 11,000 Rp 88,00031 .,am Dlndine 2012 2 Rp 90,000 Rp 9,000 Rp 9,000 Rp 72,000
2072 z Rp 450,000 Rp 45,000 Rp 45,000 Rp 360,00033 2072 2 Rp 700,000 Rp 70,000 Rp 70,000 Rp 560,00034 Senner 5antri Baru 2072 2 Rp 1,100,000 Rp 110,000 Rp 110.000 Ro a8o 0Oo35 2At2 2 Rp 1,050.000 Rp 105,ooo RD 105.000 840,00035 zo72 2 Rp 500,000 Rp 50,000 Rp 60,000 Rp 480,00037 2012 2 Rp 2,500,000 Rp 2S0,OO0 Ro 250.000 Ro 2.000.00038 201,2 2 Rp 2,000,000 Rp 200,000 Rp 200,000 Rp 1,600,00039 Hlbah40 2013 1 Rp 65,000,000 Rp 5,5OO.oo0 Rp 54,500,00041, Mobil 20!1 1 Rp 101,250.000 Rp 10,125,000 Rp 91,125,000
Jumlah Total Rp 203,66s,000 Rp 3,741,500 Rp 20,366,500 Rp 179,557,000
Akumulasi Penyusutan tahun 2012 =Penyusutaii tahun 2013
.lumlahAkumulasi Penyusutan
Rp 3,741,500
Rp 20,356,500
Rp 24,108,000
Pomdok Aren, 31 Desember 2013
ffi::-""{d&,,'
*3= -
.E \--1
t
#jqE
.l/2,?
E
i dr.ci
ts
i:!.
Es.4 r i
.!'6E-9r
tJd
d
II
ze
8
ge.I
ge.
zz
ra
I
2oo
oFa=
8daarl
I
zooo
II
IdEs.
E.
8
3]-9'6
EE!E
slE
a9=
z1*E
i<iri
Jt]MLAH
I
Rp 1,650,000
Rp 534,000
Rp 750,000
Rp 2,934,000
Pendapatan Penjualan
2.2 Lba 5eraSam
2.6l.aba PerlenEkapan
Rp 95,000,000
Rp 55,s00,000
Rp 48,245,000
Rp 85,s00,000
8p 16,300,000
Rp 15,700,000
SubJumlah Rp 316,24t000
Rp 319,179.000
RENCANA ANGGAMN PENDAPATAN DAN BEIAN]AKOPERA5I SERSA UsAHA AL-AMANAH AL.GONTOSY
TAHUN 8UI(U 2014
TanSera ng 5elatan, 31 Oelember 2013
]UMLAHSELANJA
1.1 lelanla P€nSurus
1.2 Gajlxaryewan
1.5 Puka
1.6 Slaya Manaserial
Rp 18,000,000
Rp 9,0O0,OOOqp 4,000,000
Rp 3,000,000
8p 1,200,000
Rp 5,000,000
Rp 40,200,000
2.1ATl(2.2 foto Copy
2.3 Tlnta Printer
2.4 Cetal Kwintanst, Benner dtt
2.5 kertas Hvs
2.5
2_1
Rp 30q0OO
Rp 450,000
fip 25q00oRp 90qOO0
Rp 150,000
Rp 2,050,000
3.1 Ejaya MT3.2 Sosial
3.4 AkomodaslMonitoring3.5 luran Koperasl tndut3.5 Blaya Penyururan
3.7 Lisrrik
3.8 Tunjansan HariRaya
3.9 zakatlpajak
3,10 Peraw:tan dan Perbatkan
Rp 6,0C0,000
Rp 3,300,000
Rp 3,600,000
Rp 1,0O0,00O
600,000
Rp 24,108,000
Rp s,000,00o
Rp 45,000,000
np 3,000,000Rp 4,510,000
Rp 8,000,000Rp 104,1$.000
Rp 145,368,000
SHU Rp 172,811.000JUMLAH Rp 319,179,000