pengaruh biaya operasional terhadap - Universitas ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pengaruh biaya operasional terhadap - Universitas ...
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PROFIT MARGIN DAN LABA BERSIH PADA
PT. GRESIK CIPTA SEJAHTERA
ARIYADI RINALDI10573 02363 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2015
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PROFIT MARGIN DAN LABA BERSIH PADA
PT. GRESIK CIPTA SEJAHTERA
ARIYADI RINALDI
10573 02363 11
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
i
vi
ABSTRAK
Ariyadi Rinaldi, 2015. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profit Margin dan Laba Bersih Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera. Dibimbing oleh Idham Khalid dan Abd Salam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya operasional terhadap prifit margin dan untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih.
Dari hasil uji regresi dan signifikansi diatas maka dapat dilihat bagaimana pengaruh biaya operasional terhadap profit margin yang diukur dengan Regresi, dimana diperoleh hasil dimana constant sebesar 0,249 dan koefisien regresi nilainya sebesar 2,5670. Dan berdsarkan hasil uji signifikan diperoleh hasil bahwa biaya operasional memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profit margin.Selanjutnya pengaruh biaya operasional mempengaruhi laba bersih. Pengaruh biaya opeasional terhadap laba bersih. Diperoleh constant sebesar 0,412 dan koefisien regresi nilainya sebesar 8,087, dan pengaruhnya tidak signifikan. Dari uji regresi, ditemukan tidak adanya pengaruh signifikan terhadap profit margin dan laba bersih. Hal ini disebabkan karena jumlah biaya operasional yang digunakan perusahaan hanya bagian kecil dari jumlah profit margin, sehingga tidak memiliki pengaruh yang tidak signifikan baik terhadap profit margin dan laba bersih.
Kata Kunci: Biaya Operasional, Profit Margin, Laba Bersih .
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Biaya-biaya operasional PT. Gresik cipta sejahtera pada tahun 2013.... 46
Tabel 2 : Biaya Operasional pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Periode 2009 s/d 2013……………………………………………………………. 47
Tabel 3 : Profit Margin pada PT. Gredik Cipta SejahteraPeriode 2009 s/d 2013………………………………………………………… 49
Tabel 4 : Perbandingan Profit Margin, Biaya Operasional, dan Laba Bersih PT. Gresik Cipta Sejahtera Periode 2009 s/d 2013............................ 51
Tabel 5 : Laba bersih PT. Gresik Cipta Sejahtera Periode 2009 s/d 2013……. 53
Tabel 6: Tabel Output SPSS pengaruh biaya operasional terhada profit margin……………………………………………………………………. 52
Tabel 7: Tabel Biaya Operasional dan Laba Bersih…………………… 54
Tabel 8: Tabel Output SPSS pengruh biaya operasional terhadap laba bersih……………………………………………………………….. 54
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
A. Konsep Biaya ...................................................................................... 8
1. Pengertian Biaya ............................................................................ 8
2. Penggolongan Biaya ...................................................................... 9
B. Biaya Operasional .......... 12
1. Pengertian Biaya Operasional ........................................................ 12
2. Klasifikasi Biaya Operasional ........................................................ 12
3. Anggaran Biaya Operasional.......................................................... 14
C. Profit Margin ....................................................................................... 15
D. Laba .................................................................................................... 19
x
11
1. Pengertian Laba ............................................................................. 19
2. Jenis Laba ...................................................................................... 20
3. Unsur – Unsur Laba ....................................................................... 21
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Laba..................................... 22
5. Konsep Laba .................................................................................. 24
E. Kerangka Pikir..................................................................................... 28
F. Hipotesis.............................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
B. Populasi dan Sampel............................................................................ 29
C. Jenis dan Sumber Data......................................................................... 30
D. Definisi Operasional ............................................................................ 31
E. Metode Analisis................................................................................... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAN ........................................... 33
A. Sejarah Singkat Perusahan................................................................. 33
B. Struktur Organisasi Perusahan........................................................... 37
C. GambaranTtugas dan Tanggung jawab.............................................. 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 43
1. Perkembangan Biaya Operasional PT. Gresik Cipta Sejahtera .... 43
2. Perkembangan Profit Margin PT. Gresik Cipta Sejahtera............. 46
3. Perkembangan Laba Bersih PT. Gresik Cipta Sejahtera ............... 49
B. Pembahasan ...................................................................................... 52
12
BAB VI PENUTUP...................................................................................... 57
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA 59
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur hanya milik Allah SWT, yang telah memberi
kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad
SAW yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya Islam. Teriring harapan
semoga kita termasuk umat beliau yang akan mendapatkan syafa’at di hari
kemudian. Amin.
Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini
rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan, namun berkat bantuan,
motivasi dan do’a dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi
ini. Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah
karya, melainkan awal dari semuanya, awal dari sebuah perjuangan hidup.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada Ayahanda
Usman dan Ibunda Nawaliah atas segala pengorbanan, pengertian, kepercayaan,
dan segala doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Kiranya Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
kita semua.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
penulis sampaikan kepada:
iv
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis hingga mampu
menyelesaikan pendidikan di Unismuh Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin
mengadakan penelitian.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Idham Khalid, SE., MM. dan Abd. Salam, HB., M.Si.,Ak. masing-masing
sebagai pembimbing I dan pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Bapak-Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan bantuan berupa ilmu pengetahuan kepada
penulis selama proses pendidikan.
6. Direktur PT. Gresik Cipta Sejahtera atas segala bantuan dan kerjasamanya
yang baik selama penulis melaksanakan penelitian.
7. Saudara saya Hardi, Pardi, Salmawati, Kasmawati, dan Resa Pardian atas
segala bantuan dan pengorbanannya selama penulis menjalani perkuliahan.
8. Sahabat-sahabat saya Supiandi, Rahadiah Nur, Taufik, Zulkufli, Nurul Huda,
Hisbullah, Esar Rahmadi, Sahrul Gunawan, Kamrijal, SE, Dudi Alfian, Vivin
Ardian, Herman, Imbang Perdana Sair, Hermanto, Masrullah, Azlan Syah,
Ahmar, Ridwan, Kaisar DM, Kamal, Ardianto Arsyad, Harianto Hadinata,
v
Ismail, Ahmad Zulkifli, dan Pandi Ahmad, SE. atas segala bantuan dan
masukannya selama menyusun skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
angkatan 2011 khususnya Akuntansi 1 atas segala bantuan dan kerjasamanya
selama penulis menjalani perkuliahan.
Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis
selama menempuh pendidikan di UniversitasMuhammadiyah Makassar, sehingga
tidak akan termuat bila dicantumkan namanya satu persatu, kepada mereka semua
tanpa terkecuali penulis ucapkan terimakasih yang teramat dalam dan
penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dengan pahala yang melimpahkan dan tak terbatas. Amin.
Makassar, 2015
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, perkembangan dunia usaha di bidang perdagangan semakin
marak, karena potensi perdagangan Indonesia yang begitu memiliki prospek yang
begitu besar kedepannya, terutama faktor pertumbuhan penduduk yang memicu
peningkatan kebutuhan di berbagai aspek, baik barang konsumsi, pelengkap,
maupun barang yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan. Ini tidak lain
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang samakan meningkat.
Dalam dunia ekonomi yang penuh dengan dinamika dan situasi
yangterkadang tidak pasti dan banyak perubahan-perubahan yang terjadi,
perusahaan atau badan usaha dianggap sebagai pelaku ekonomi dalam usahanya
untuk mendapatkan keuntungan dan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, interaksi antara kedua hal diatas mengharuskan perusahaan mengambil
tindakan-tindakan yang tidak akan mereka sesali nantinya dan selalu berusaha
menyiapkan dirinya untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Setiap
usaha dari perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya itu
merupakan suatu tindakan yang integral, terpadu, dan tepat.
Oleh kerena itu potensi perusahaan harus diperhatikan dan dimaksimalkan
agar mampu mencapai ekspektasi yang diinginkan, terutama potensi modal yang
dimiliki. Perusahaan yang mampu memanfaatkan modal semaksimal mungkin
akan akan memiliki efisiensi dan efektifitas dalam pemanfaatan modal. Setelah
1
2
pemanfaatan modal harus pula dilakukan analisis atas laporan keuangan untuk
menilai sampai dimana kinerja perusahaan.
Perusahaan adalah suatu lembaga atau instansi yang salah satu kegiatannya
bergerak dalam bidang perekonomian dan merupakan satu kesatuan teknis
ekonomi tempat terjadinya proses produksi. Dengan demikian tujuan didirikan
perusahaan identik dengan tempat diorganisasikan barang dan jasa. Setiap
perusahaan pada dasarnya memiliki berbagai tujuan yang berbeda-beda.
Meningkatkan keuntungan, meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan
kepuasan dan pembinaan karyawan, dan yang paling utama adalah bagaimana
perusahaan menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Persaingan dalam bidang
perekonomian semakin ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk lebih
teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan kegiatannya.Terdapat beberapa tujuan
yang hendak dicapai oleh perusahaan, salah satunya adalah memperoleh laba dari
hasil usahanya. Laba yang diperoleh perusahaan seringkali menjadi ukuran yang
dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemensuatu perusahaan.Oleh
karena itu dalam usaha mencapai tujuan tersebut, pihak manajemen perusahaan
dituntut untuk dapat meningkatkan seluruh aktivitas perusahaan dan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki agar mampu mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dan
kelancaran kegiatan suatu perusahaan, pada umumnya perusahaan selalu berusaha
meningkatkan laba operasional perusahaan. Hal yang mempengaruhi pencapaian
laba operasional yang maksimal yaitu adanya penggunaan laba operasional, maka
3
beban operasional itu memiliki kontribusi dalam perolehan laba operasional
disamping realisasi penjualan yang tentunya juga harus melebihi biaya
operasional yang telah dikeluarkan.
Menurut M. Hanafi dan Abdul Halim (2007:57) dalam jurnal Amaliah
menyatakan bahwa beban operasional merupakan asset keluar atau pihak lain
yang memamfaatkan asset perusahaan atau munculnya utang atau kombinasi antar
ketiganya selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan
barang, memberikan jasa, atau melaksanakan aktivitas lain yang merupakan
operasi pokok perusahaan.
Kesuksesan suatu perusahaan bisa dilihat dari kinerjanya, sedangkan
kinerja sebuah perusahaan dapat dilihat dari segi keuangannya , dimana kita dapat
menganalisisnya melalui data yang berupa laporan keuangannya. Laporan
keuangan merupakan cerminan dari kondisi perusahaan, baik buruknya kondisi
perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan. Financial Accounting Standar
Board (FASB) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari ikhtisar keuangan adalah
untuk memberikan informasi yang berguna dalam penilaian kemampuan
manajemen memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran
utama perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik adalah perusahaan yang
mampu menghasilkan laba guna untuk pembiayaan hutang-hutang perusahaan
maupun pemilik modal. Namun dalam hal ini untuk mencapai ke arah tersebut
banyak hal yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen diantaranya adalah
menyangkut pengendalian biaya dan pendapatan.
4
Biaya dan pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap
perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun perusahaan
manufaktur, dan perhitungannyapun harus dilakukan se-efesien dan se-efektif
mungkin. seperti halnya biaya operasional yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitas perusahaan guna mencapai tujuan
dari perusahaan tersebut. Biaya operasional dapat digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan profitabilitas yang diupayakan oleh perusahaan. Biaya operasi
diharapkan dapat digunakan dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki yang
efektif dan efisien.
Perolehan laba bersih sangat ditentukan oleh pendapatan yang diperoleh dan
biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Untuk
dapat mencapai laba yang maksimal pihak manajemen hanya dapat
mengendalikan komponen biaya karena pada komponen kuantitas penjualan jasa
yang akan mempengaruhi pendapatan, besarnya sangat bergantung pada
konsumen.
Laba bersih merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapatkan
imbalan yang memadai dari penggunaan asset yang dikuasainya.Bagi perusahaan
pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mencapai laba bersih yang
maksimal sehingga ukuran tersebut menjadi jaminan bagi sebuah perusahaan
untuk dapat beroperasi secara stabil.
Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan bahwa salah satu tolak ukur
keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuan perusahaan mencetak laba
5
secara efisien, yaitu bahwa manager perusahaan tersebut mampu membukukan
pendapatan dan penjualan yang signifikan dan dalam waktu yang sama, manager
mampu meminimalisir biaya-biaya. Bersamaan dengan itu, laba menjadi daya
tarik perusahaan-perusahaan lain karena itu merupakan tanda adanya kesempatan
Sebuah perusahaan dengan kemampuan menghasilkan laba yang tinggi memberi
tanda pada pasar bahwa perusahaan ini dapat memperoleh laba. Mengingat laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat
dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan.
Sebagaimana dikatakan pada uraian di atas bahwa untuk mengukur
efisiensi aktivitas suatu perusahaan dan kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan dapat diukur dengan menggunakan ratio. Rasio profit margin yaitu
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan
sebagainya, salah satunya adalah rasio margin laba. Rasio margin laba
(profitmargin ratio) merupakan salah satu ukuran persentase dari setiap penjualan
yang menghasilkan laba.
Menurut Riayanto (1994) dalam Jurnal Nukholifah menyatakan bahwa
besar kecilnya profit margin setiap teransaksi sales ditentukan oleh dua factor,
yaitu net sales dan laba usaha (operating expenses). Dengan jumlah operating
expenses tertentu Profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau
dengan jumlah sales tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan
menekan atau memperkecil operating expensesnya. Dengan kata lain biaya
operasional berpengaruh terhadap profit margin.
6
Berdasarkan uraian yangtelah disampaikan diatas maka penulis tertarik
untuk meneliti “Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profit Margin dan Laba
Bersih pada PT. Gresik Cipta Sejahtera” karena perusahaan perdagangan
merupakan perusahaan jasa dimana dimasa dewasa ini persaingan dibidang usaha
ini cukup ketat, sehubungan dengan itu maka perusahaan pemasaran harus lebih
efisien mengendalikan biaya, semoga dengan melalui penelitian ini perusahaan
pemasaran dapat menjadikan bahan referensi untuk mengendalikan biaya
operasionalnya dengan melihat pengaruh biaya operasional sesuai dengan judul
yang diangkat diatas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uaraian yang telah di kemukakan diatas pada latar belakang
penelitian maka masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Berapa besar biaya operasional berpengaruh terhadap profit margin ?
2. Berapa besar operasional berpengaruh terhadap laba bersih ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya operasional terhadap profit
margin.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya operasional terhadap laba bersih.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Yaitu penelitian ini dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat menjadi
bahan referensi khususnya untuk mengkaji teori tentang Pengaruh biaya
operasional terhadap laba bersih, biaya operasional terhadap profit margin,
profit margin terhadap laba bersih serta biaya operasional terhadap laba bersih
melalui profit margin, dan manambah pengembangan wawasan keilmuan
dibidang manajemen keuangan khususnya mengenai masalah biaya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi pihak – pihak yang
berkepentingan terhadap permasalahan ini. Berapa pihak yang dapat
mengambil manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, Memberikan informasi tentang Penggunaan biaya
operasional perusahaan, sehingga dapat meningkatkan laba bersih.
2. Bagi pihak luar, dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut rekan-rekan
mahasiswa yang berminat pada hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan
dibidang dagang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Biaya
1. Pengertian Biaya
Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat
penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.
Tujuan itu dapat tercapai apabilah biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu
pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara
tepat dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak,
maka terlebih dahulu harus dipahami tetang pengertian tentang biaya antara lain :
Menurut Simamora (2000:16) biaya adalah nilai atau setara kas yang
korbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan bermanfaat pada saat ini dan
masa mendatang bagi organisasi. Menurut Muliyadi (2001:8) biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi,
sedang terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Bustami dan Nurlela (2010:5) biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi, atau kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan. Menurut Widjaja Tunggal (2011:1) Biaya
berbeda dengan biaya, beban adalah ukuran arus keluar (out Flow) barang-barang
atau jasa, yang disbanding dengan pendapatan (Revenue) untuk menentkan
income,atau pengurangan dalam asset neto sebagai hasil dari penggunaan jasa
dalam menghasilkan pendapatan atau pembebanan pajak oleh unit pemerintah
8
9
sedang dalam istilah biaya (cost) digunakan secara khusus, maka harus
dimodifikasi dengan deskriptif antara lain : langsun, konversi, tidak langsun tetap,
variable, dapat dikontrol, produk period, gabungan (Joint), perkiraan (estimated),
standar, sunk, atau out-of-pocket. Menurut Carter (2009:30) Biaya adalah sebagai
suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin
perolehan manfaat.
Dari uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, biaya meliputi
semua biaya atau pengorbanan yang dapat diukur dalam satuan uang yang
dilakukan sebagai usaha untuk memperoleh satuan tertentu.
2. Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.
Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal
konsep “ different costs for diferent purpose”. Menurut Mulyadi (2002:14) dalam
skripsi Ridwan (H.12)biaya dapat digolongkan menurut :
a. Objek pengeluaran
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yaitu menggolongkan biaya
sesuai dengan nama objek pengeluaran. Misalnya nama objek pengeluaran
adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan
bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.
10
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu, biaya
dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok:
1. Biaya Produksi adalah merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
2. Biaya Pemasaran adalah merupakan biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya iklan, biaya
promosi, dan lain-lain.
3. Biaya administrasi dan umum adalah merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya
biaya gaji karyawan bagian akuntansi, keuangan, personalia, dan lain-lain.
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai,
sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen, dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan
menjadi dua golongan antara lain :
1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu
yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan
terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan
dengan sesuatu yang dibiayai.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak
11
langsung atau overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan
dengan produk tertentu.
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan biaya dapat digolongkan menjadi :
1. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya
tetap dan unsur biaya variabel.
3. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
4. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.
e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi.
2. Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat
dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
12
B. Biaya Operasional
1. Pengertian Biaya Operasional
Secara umum, biaya operasional diartikan sebagai biaya yang terjadidalam
kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalamsatuan
uang. Dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai operation cost ataubiaya
usaha.
Menurut kamus akuntansi yang dibuat oleh Syahrul dan Muhammad Afdi
Nizar (2000:256) dalam Skripsi Ridwan (H.14) pengertian biaya operasional
adalah adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan administratif
dan penjualan dari suatu perusahaan. Disebut juganon manufacturing expense.
Merupakan biaya periode yang berkaitan dengan waktu, bukan dengan produk.
Biaya ini dibagi atas biaya penjualan dan biaya administrasi umum.
Pengertian biaya operasional yang dikemukakan oleh Jusuf (2006:33)
dalam sekripsi Ridwan adalah sebagai berikut : “ Biaya operasional atau biaya
operasi adalahbiaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk
perusahaan tetapiberkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-
hari”.Sedangkan biaya operasional menurut Sinungan (1999:243) dalam skripsi
Ridwan (H.15)adalah :“Biaya Operasional adalah semua jenis biaya yang
berkaitan langsung denganbidang usaha perusahaan”.
2. Klasifikasi Biaya Operasional
Klasifikasi Biaya Operasional adalah suatu proses pengelompokkan biaya
yang sistematis atas keseluruhan dari elemen-elemen yang ada dalam golongan
13
biaya. pengkasifikasian biaya operasional menurut supriyono (2001:250) dalam
Skripsi Ridwan sebagai berikut :
a. Klasifikasi biaya operasional berdasarkan fungsi pokok kegiatan perusahaan.
1. Biaya Produksi
Yang termasuk biaya produksi adalah biaya materil, biaya langsung dan
Biaya overhead.
2. Biaya Administrasi dan Umum
Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi umum.
b. Klasifikasi Biaya Operasional berdasarkan objek atau pusat biaya yang
dibiayai.
1. Biaya Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak didefinisikan kepada
objek atau pusat biaya tertentu.
2. Biaya Tidak Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan
Kepada objek atau pusat biaya tertentu dan manfaatnya dinikmati beberapa
objek atau pusat biaya.
Setelah dilihat dari sejumlah pengertian diatas,maka biaya operasional
dapat diartikan sebagai pengeluaran yang masa manfaatnya tidak lebih dari satu
tahun atau pengeluaran yang dikaitkan secara langsung dengan pendapatan dalam
suatu periode tertentu atau dengan kata lain merupakan biaya yang dikeluarkan
yang ada pada hakikatnya dianggap terpakai dalam masa satu tahun. dalam biaya
14
operasional tersebut sudah termasuk segala pemeliharaan suatu aktivitas dan
peralatan milik perusahaan serta biaya penggantian bagian-bagian peralatan untuk
mempertahankan norma-norma teknis yang ada. Begitu pula biaya perolehan
aktiva yang nilainya dianggap kurang berarti atau dianggap mempunyai masa.
3. Anggaran Biaya Operasional
Anggaran adalah pernyataan yang terkuantifikasi dan tertulis dari rencana
manajemen. Seluruh tingkatan manajemen sebaiknya terlibat dalam membuatnya.
Anggaran yang dapat dilaksanakan meningkatkan kordinasi dari pekerja,
klasifikasi kebijakan, dan kristalisasi rencana. Anggaran itu juga menciptakan
harmoni internal dan kebulatan suara yang lebih besar antara manajer dan pekerja
berkaitan dengan tujuan (Charter. 2009:13).
Anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran yang
berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran
untuk menjalankan roda organisasi. Rudianto (2009:16). Menurut Munandar
(2007:19) penyusunan anggaran biaya operasional yang lazim terjadi pada suatu
perusahaan adalah mencakup anggaran berikut:
1. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost Budgeting),
2. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting),
3. Anggaran Biaya Semi-Variabel.
15
C. Profit Margin
Rasio Profit margin menurut Riyanto (1999:37) adalah perbandingan antara
net operating income dengan net sales. Dengan kata lain dapatlah dikatakan
bahwa rasio profit margin adalah selisih antara net sales dengan operating
expenses ( harga pokok penjualan + biaya adminitrasi ditambah biaya umum),
selisih mana dinyatakan dalam persentase dari net sales. Gross margin ratio adalah
merupakan ratio atau perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama
(Munawir, 2001:99).
Rasio profit margin menurut pendapat Hariyadi (2002:297) merupakan
ukuran kemampuan manajemen untuk mengendalikan biaya operasional dalam
hubungannya dengan penjualan. Makin rendah biaya operasi per rupiah penjualan,
makin tinggi margin yang diperoleh. Rasio Profit margin dapat pula
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menetapkan harga jual suatu
produk, relatif terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan untuk meghasilkan produk
tersebut.
Simamora (1999:161) mengemukakan bahwa margin kontribusi
(contribution margin) adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya
variabel per unit. Margin kontribusi dapat pula dinyatakan sebagai suatu
persentase dari pendapatan penjualan. Rasio margin kontribusi (contribution
margin ratio) adalah persentase margin kontribusi dibandingkan jumlah
penjualan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
16
bahwa rasio profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba per rupiah penjualan yang dinyatakan dalam persentase.
Penjualan produk atau jasa merupakan salah satu aktivitas operasional
perusahaan yang secara rutin menyumbangkan pendapatan terbesar bagi
perusahaan. Namun meskipun pendapatan merupakan kenaikan dalam laba, tidak
berarti dengan menghasilkan pendapatan yang tinggi atas penjualan suatu barang
atau jasa, maka laba yang diperoleh akan tinggi pula, mengingat perolehan laba
ini akan dipengaruhi oleh adanya sejumlah beban dalam memperolehnya. Maka
jika terjadi ketimpangan antara kenaikan beban operasional dengan kenaikan
pendapatan operasional dari penjualan tiap tahunnya maka akan terjadi selisih
yang kecil antara pendapatan dengan beban bahkan perusahaan dapat menderita
rugi, dan kemampuan perusahaan memperoleh laba dari kegiatan penjualannya
(profit margin) rendah. Sejalan dengan yang dikatakan Bambang Rianto bahwa
memperbesar profit margin adalah dengan cara menurunkan operating expense
relative lebih besar dari berkurangnya sales, meskipun jumlah sales berkurang
tetapi disertai berkurangnya operating expense yang lebih sebanding, atau dengan
kata lain tambahan penjualan harus lebih besar dari tambahan biaya operasional.
Oleh karena itu manajemen yang baik harus mampu mengendalikan
kegiatan usahanya, salah satunya adalah melakukan efisiensi beban operasional
yang dikeluarkan selama kegiatan usaha berlangsung. Menurut Jopie Jusuf
(2004:35) dalam jurnal Amaliah (H.3) menjelaskan bahwa: “Bila perusahaan
dapat menekan biaya operasional maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba
17
bersih. Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya akan
mengakibatkan menurunnya laba.”
Beban merupakan salah satu pos yang ada dalam rugi laba, perubahan
suatu pos akan menyebabkan perubahan pos lainnya, dan perubahan tersebut
dapat menguntungkan atau bahkan merugikan perusahaan, oleh karena itu
perubahan ini memerlukan analisis lebih lanjut. Penjualan yang diperoleh akan
digunakan untuk menutup beban operasional dan sisanya merupakan laba
operasional,jika penjualan dicapai dengan beban operasional yang bertambah
besar, ini akan mengurangi laba operasional.
Tujuan perusahaan adalah melakukan pengorbanan tertentu untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal, dengan adanya efisiensi beban maka
akan terjadi selisih yang lebih besar dengan pendapatan. Dengan demikian
perusahaan berhasil meningkatkan laba, namun untuk dapat melihat apakah
kinerja perusahaan sudah efektif dan efisien kita dapat melihatnya dari rasio
profitabilitas salah satunya adalah profit margin perusahaan. Menurut Harman
(2008:74) dalam jurnal Amaliah (H.3): “Profit Margin merupakan rasio mengukur
seberapa keuntungan operasional diperoleh dari setiap penjualan”. Karena itu
rasionya dinyatakan sebagai berikut:
Operasi Laba
MarginProfit = x100%
Penjualan
18
Menurut Syamsuddin (2009:59) dalam jurnal Rosalina, J. kuleh, dan
Maryam Nadir. Membagi tiga jenis profit margin yaitu gross profit margin,
operating profit margin, net profit margin yaitu :
1. Gross Profit Margin (GPM)
Gross profit margin merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of
goods sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin
semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa
cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah gross profitmargin, semakin kurang baik operasi
perusahaan. Gross Profit Margin (GPM) dapat dihitung sebagai berikut:
Laba KotorGross Profit Margin(GPM) = ×100%
Sales
2. Operating Profit Margin (OPM)
Operating profit margin menggambarkan apa yang biasanya disebut
“pureprofit” yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan.
Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah
yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan
kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah
berupa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin, maka semakin
tinggi ratio operating profit margin akan semakin baikpula operasi suatu
perusahaan. Operating Profit Margin (OPM) dihitung sebagai berikut:
19
Laba Operasi
Operating Profit Margin (OPM) = ×100%Penjualan
3. Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net profit)
yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik
operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin (NPM) dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih Sesudah PajakNet Profit Margin (NPM) = × 100%
Penjualan
D. Laba
1. Pengertian Laba
Salah satu tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah
mendapatkan laba yang maksimal. Maka penting bagi manajemen memperkirakan
besarnya laba yang diharapkan oleh perusahaan. Pengertian laba menurut Harahap
(2009:115) dalam skripsi Ridwan (H.17)Gains (Laba) adalah naiknya nilai equity
dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari
transaksi atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode
tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik. Dari
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa laba adalah naiknya nilai Sedangkan
menurut Simamora (2002:25) dalam skripsi Ridwan (H.17) menjelaskan “Laba
adalah perbedaan pendapatan dengan beban, jikalau pendapatan melebihi beban
20
maka hasilnya adalah laba bersih”.Dari pengertian diatas pengertian tersebut
disimpulkan bahwa laba adalah selisih pendapatan dengan beban apabila
pendapatan melebihi jumlah beban yang dikeluarkan.
Daniel Wijaya (2001:11) dalam skripsi Ridwan (H.18) menjelaskan
pengertian laba sebagai berikut:“Laba adalah pendapatan penjualan setelah
dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalankan usaha”. Dari
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa laba adalah pendapatan penjulan setelah
dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk menjalankan usaha.
Soemarso (2004:235) dalam skripsi Ridwan (H.18)menjelaskan:“Laba
bersih (net income) merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan
terhadap semua biaya-biaya kerugian”. Pengertian laba bersih menuru Ahmed
Riohi Belkaoui (2004:279) dalam skripsi Ridwan (H.18)yaitu:Laba bersih
merupakan kelebihan dan kekurangan pendapatan dibandingkan dengan biaya
yang telah habis masa berlaku serta keuntungan dan kerugian dari perusahaan dari
penjualaan, pertukaran, atau konversi lainya dari aktiva. Kedua pengertian laba
bersih diatas dapat disimpulkan bahwa laba bersih didalamnya terdapat selisih
antara semua pendapatan dan biaya.
2. Jenis Laba
Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan,
Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
a. Laba kotor, Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok
penjualan
21
b. Laba Operasional, Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas
yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar
dala perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh
karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan
mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.
c. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax) , Laba
sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya
diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak,
angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatkan laba yang pada
akhirnya dicapai perusahaan.
d. Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah
dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan.
Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan
sebagai Deviden kepada para pemegang saham.
3. Unsur- Unsur Laba
a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau penambahan nilai atas aktiva
suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajiban (atau kombinasi
keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa,
atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti
berkelanjutan.
b. Beban (expense) adalah arus keluar atau pemakaian lain nilai aktiva atau
terjadinya kewajiban (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan
22
barang, pemberian jasa, pelaksanaan aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama dari operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas.
c. Keuntungan (gain) adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari
transaksi periteral (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan, tidak
merupakan yang utama) atau insidental pada suatu entitas dari transaksi lain
dan kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang
dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik.
d. Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal
dari transaksi periteral (menyatakan sesuatu yang bersiat sampingan, tidak
merupakan hal yang utama) atau insidental pada suatu entitas dari transaksi
lain dan kejadiaan serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang
dihasilkan dari beban atau distribusi kepada pemilik.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba
Dalam memperoleh laba yang diharapkan, perusahaan perlu melakukan
suatu pertimbangan khusus dalam memperhitungkan laba yang akan diharapkan
dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut.
Menurut Mulyadi (2001:513) dalam skripsi Ridwan (H.22) faktor-faktor
yang mempengaruhi laba antara lain:
a. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan
mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
23
b. Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan
produk atau jasa yang bersangkutan.
5. Volume Penjualan dan Produksi
Besarnya volume penjulan berpengaruh terhadap volume produksi akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
Sedangkan menurut Harahap (2002:233) dalam skripsi Ridwan (H.22)
bahwa faktor-faktoryang mempengaruhi laba adalah:
a. Perubahan dalam Prinsip Akuntansi
Adalah perubahan yang diterima umum dengan prinsip lain juga diterima
umum yang lebih baik, misalnya menggunakan metode penyusutan Straight
Line yang sebelumnya Declining Balance, FIFO, LIFO dan sebagainya.
b. Perubahan Dalam Taksiran
Adalah merubah taksiran dari yang ditetapkan setelah taksiran tersebut tidak
sesuai denagn apa yang kita taksir. Contohnya taksiran umum,taksiran deposit,
barang tambang dan lain-lain.
c. Perubahan Dalam Pelaporan Entity
Adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perubahan yang materiil
yang terjadi dalam Entity yang sebelumnya dilaporkan melaui laporan
keuangan. Misalnya anak perusahaan yang sebelumnya dilaporkan mengalami
perubahan penting dibanding dengan keadaan sebelumnya.
24
5. Konsep Laba
Didalam kehidupan yang nyata konsep laba sangat diperlukan dalam proses
dunia usaha dan bisnis. Dimana konsep ini sebagai pedoman dalam pembuatan
laporan keuangan bagi pihak tertentu dan berguna dalam pengambilan keputusan
atau kebijakan yang akan dilakukan. Sofyan Syafri Harahap (2007:297) dalam
skripsi Ridwan menjelaskan konsep laba yang terdiri dari :
a. Konsep laba ekonomi (economic income)
b. Konsep laba akuntansi (accounting income)
c. Konsep capital maintenance
Adapun penjelasan dari konsep-konsep laba tersebut sebagai berikut:
a. Konsep laba ekonomi
Sifat-sifat laba ekonomi mencangkup tiga tahap yaitu :
1. Physical income yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini
tidak dapat diukur.
2. Real income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan
terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan untuk real incomen ini
biaya hidup (cost of living). Dengan perkataan lain, kepuasan timbul
karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan
pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang da jasa sebelum
dan sesudah dikonsumsi.
3. Money income, merupakan hasil uang yang diterima untuk dikonsumsi
dalam memenuhi kebutuhan hidup.
25
b. Konsep laba akuntansi (accounting income)
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah
perbedaan antara revenue yang direalisasikan yang timbul dari transaksi pada
periode tertentu dihadapkan denga biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode
tersebut . Definisi tentang laba itu mengandung lima sifat yaitu:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada potsulat periodik laba yaitu artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk laba
historis yang dikeluarkn perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya
yang diterima atau dikeluarkan pada periode yang sama.
Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi :
a. Dapat terus-menerus ditelusuri.
b. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan
dilaporkan secara objektif, perhitugan laba ini dapat diperikasa
(variability)
c. Memenuhi prinsif konservatisme, karena yang diakui hanya laba yang
direalisasi dan dapat memperhatikan perubahan nilai.
26
d. Dapat dijadikan sebagai alat control oleh manajemen dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen.
Terdapat pula kelemahan dari konsep laba akuntansi ini yaitu:
a. Tidak dapat menunjukan laba yang belum direalisasikan yang timbul dari
kenaikan nilai. Kenaikan ini ada namun belum direalisasikan.
b. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan, hal ini timbul
karena perbedaan dalam metode penghitungan cost, perbedan waktu antara
realisasi hasil dan biaya.
c. Penerapan prinsip realisasi, historical cost dan conservatisme dapat
menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.
3. Konsep Capital Maintenance
Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan
tetap masih ada ( capital maintained atau return on capital) atau biaya telah
tertutupi (cost recovery) atau pengambilan modal return of capital. Konsep ini
dinyatakan baik dalam ukuran uang (units of money) yang disebut financial
capital atau dalam ukuran tenaga beli (general purchasing power) yang disebut
physical capital. Berdasarkan kedua konsep ini, konsep capital maintenance
menghasilkan dua konsep sebagai berikut:
a. Financial capital
1. Money maintenance
Yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Menurut konsep ini
yang ditanamkan oleh pemilik tetap terpelihara. Laba menurut konsep ini
27
perubahan net asset dengan menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam
ukuran uang.
2. General purchasing power money maintenance
Yaitu financial capital yang diukur menurut tenaga ahli yang sama.
Menurut konsep, tenaga beli dari modal yang diinvestasikan pemilik tetap
dipertahankan sehingga menurut konsep ini laba adalah perubahan net asset
setelah disesuaikan transaksi modal yang diukur dengan tenaga beli yang sama.
b. Physical capacity
1. Productive capacity maintenance
yaitu physical capacity yang diukur menurut konsep uang. Menurut konsep
ini kapasitas produksi perusahaan dipertahankan, kapasitas produksi dapat
diartikan sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk memproduksi, (volume) barang
dan jasa yang sama dan kapasitas untuk memproduksi nilai barang dan jasa yang
sama.
2. General purchasing power, productive capacity maintenance
Yaitup hysical yang diukur dengan unit tenaga ahli yang sama. Menurut
konsep ini kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli
yang sama dipertahankan.
28
E. Kerangka Pikir
Skema Kerangka Pikir
F. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengangkat hipotesis yaitu :
1. Diduga bahwa biaya operasional berpengaruh signifkan terhadap profit margin
2. Diduga bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
PT. Gresik Cipta Sejahtera
Analisis
Biaya Operasional
Profit Margin Laba Bersih
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi tempat obyek penelitian ini yaitu PT. Gresik Cipta
Sejahtera yang beralamatkan di Jl. A.P. Pettarani Kompleks Ruko New Zamrud
Blok A No. 18-19 Kota Makassar sedangkan waktu yang yang dibutuhkan dalam
penelitian ini kurang lebih 1 (satu) bulan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sukandar Rumidi (2006:47) dalam Skripsi Corawettoeng
(2013:46) bahwa “populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data
dan memiliki karakter tertentu dan sama”. Sedangkan Pengertian populasi
penelitian menurut Umi Narimawati (2008:73) dalam skripsi ridwan (H.36)
bahwa populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian. Berdasarkan paparan pengertian ini maka sasaran
populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan.
29
30
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009:81) dalam skripsi Ridwan (H.37) sampel
merupakan” bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.Penarikan sampel dilakuan dengan menggunakan teknik penarikan
Nonprobability Sampling Design yaitu dengan menggunakan purposive
sampling.Nonprobability sampling design dengan menggunakan purposive
sampling merupakan teknik penarikan sampel yang tidak memberikanpeluang
atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasiuntuk dipilih
menjadi sampel.
Sedangkan Pengertian Nonprobability sampling menurut Sugiyono
(2009:84) dalam skripsi Ridwan (H.28)bahwa”Nonprobability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Dari
uraian pengertian sampel diatas maka penulis mengambil sampel penelitian
berupa laporan keuangan perusahaan dalam hal ini laba operasional, laba bersih,
dan biaya operasional untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapat informasi yang mengenai data yang relevan dengan asumsi
penulisan profosal penelitian agar lebih baik, maka penulis menggunakan dua
metode pengumpulan data yaitu :
31
1. Penelitian Lapangan
Yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke objek penelitian dengan
tujuan menggambarkan semua fakta yang terjadi pada objek penelitian, agar
permasalahan dapat diselesaikan. Pada penelitian lapangan ini penulis
menggunakan dua teknik penelitian yaitu :
a. Teknik Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsun pada
objek penelitian.
b. Teknik Interview, yaitu dilakukan dengan wawancara langsun dengan
sumber teknik yaitu pimpinan dan karyawan perusahaan.
2. Penelitian Pustaka
Yaitu dengan mempelajari beberapa literatur yang ada hubungannya dengan
penulisan profosal ini dilengkapi data yang diperoleh di lapangan serta untuk
mendapatkan suatu kerangka teori yang akan dipakai sebagai bahan acuan.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Jenis data
a. Data kualitatif
Yaitu data yang diperoleh berbentuk informasi baik lisan maupun tulisan
berupa data atau catatan akuntansi.
32
b. Data kuantitatif
Yaitu data yang berupa angka-angka hasil observasi dan pengukuran
berupa laporan keuangan.
2. Sumber data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer
Yaitu data yang secara langsun diambil dari objek penelitian oleh peneliti
baik itu perorangan maupun organisasi.
b. Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan serta informasi yang
tertulis lainnya yang berasal dari pihak yang erat kaitannya dengan
penelitian ini.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi variabel yang terukur, yang
mengemukakan definisi variabel-variabel dan indikator yang digunakan pada
kerangka pikir dan pembahasan, serta alat analisisnya, berdasarkan penjelasan
yang dikemukakan maka berikut beberapa definisi operasional yang perlu
dikemukakan dalam penulisan ini, antara lain :
1. Variabel dependen Laba Bersih (Y), Laba Bersih merupakan kelebihan
penghasilan atas biaya selama satu periode akuntansi.
33
2. Variabel dependen yaitu Profit Margin (M), Profit Margin Merupakan
keuntungan yang di hasilkan di setiap penjualan, profit margin diukur dengan
rumus :
Laba OperasiOperating Profit Margin (OPM) = ×100%
Penjualan
3. Variabel independen yaitu biaya operasional (X) merupakan biaya yang terjadi
dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam
satuan uang. Dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai operation cost
atau biaya usaha
F. Metode Analisis
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunkan adalah :
1. Analisis deskriptik, yaitu metode yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh biaya operasional terhadap profit margin dan labah bersih pada
perusahaan.
2. Analisis Regresi, yaitu untuk menganalisis pengaruh variabel biaya
operasional terhadap profit margin dan laba bersih pada perusahaan.
Ket. :
Y1 = Variabel terikat yang diproyeksikan (Profit Margin)
Y2 = Variabel terikat yang diproyeksikan (Laba Bersih)
Y = a + bX
34
X = Variabel bebas yang mempeunyai nilai tertentu untuk di prediksikan.
a = Nilai konstanta (nilai Y jika X = 0).
b = Nilai koefisien yang akan di taksirkan.
35
BAB IVGAMBAR UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT GRESIK CIPTA SEJAHTERA (PT GCS) didirikan pada tanggal 15 Juni
1972, merupakan salah satu perusahaan di lingkungan Petrokimia Gresik Group,
yang sahamnya dimiliki oleh Yayasan Petrokimia Gresik (YPG) dan Koperasi
Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG).
Akta PT GCS terakhir telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 26 Pebruari 1998 Nomor C2-1220 HT.01.04.Th.98. Atas
komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan dengan kualitas prima
kepada pelanggan, sejak tahun 2000 PT GCS telah memperoleh Sertifikat ISO
9001:2000 dari SGS International, dan tetap dipertahankan hingga saa tini.
Komitmen untuk memberikan pelayanan dengan kualitas prima kepada setiap
pelanggan telah dibuktikan dengan meningkatnya penjualan daritahun ketahun
serta diperolehnya Sertifikat ISO 9001 dari SGS International sejak tahun 2000
dan tetap dipertahankan hingga saat ini (sertifikat ISO 9001:2008).
Saatini PT GCS memasarkan barang-barang yang diproduksi dengan standar
mutu yang terjamin, diantaranya produk-produk pupuk dan bahan kimia dari PT
Petrokimia Gresik dan produsen lain yang diproduksi dengan system manajemen
mutu ISO 9001 dan ISO 14001 serta telah memenuhi Standar Nasional Indonesia
36
(SNI). Untuk produk-produk Asam Sulfat, Amoniak Cair, CO2Cair, Dry Ice,
Oksigen dan Nitrogen telah dilengkapi pula dengan Sertifikat Halal dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI).
Disamping sumber-sumber barang yang telah ada, PT GCS juga selalu
berusaha mencari sumber barang baru yang bisa diandalkan demi menjamin
kesinambungan pasokan kepada pelanggan dengan harga yang layak.
PT Gresik Cipta Sejahtera sebagai distributor pupuk, bahan-bahan kimia dan
gas industri serta pemasok barang tehnik dan bahan baku industri lainnya, telah
bermitra dan berpengalaman menangani/melayani para pelanggan dari berbagai
sektor industri, perkebunan pemerintah dan swasta serta pertanian/pangan yang
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Untuk melayani pelanggan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia
dan pasar ekspor, selain dilakukan melalui kantor pusat di Gresik (JawaTimur),
juga dilayani dari kantor cabang Medan (Sumatera Utara), kantor perwakilan di
Makassar (Sulawesi Selatan), Lampung, dan Jakarta. Disamping itu, PT Gresik
Cipta Sejahtera juga telah menempatkan sejumlah petugas pemasaran lapangan di
wilayah-wilayah pemasaran serta pelayanan penjualan pupuk langsung
kekonsumen akhir yang kesemuanya itu akan terus dikembangkan di masa-masa
yang akan datang.
Kinerja Perusahaan dari tahun ketahun menunjukkan perkembangan yang
positif. Omset 2009 menyesuaikan kondisi harga komoditi mengalami penurunan
37
dari tahun yang sebelumnya. Selain itu, dari hasil analisa menunjukkan bahwa
perusahaan berada pada posisi berpeluang untuk tumbuh dan berkembang pada
waktu-waktu yang akan datang.
Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan melihat potensi yang dimiliki,
PT Gresik Cipta Sejahtera terus berusaha mengembangkan diri dengan langkah-
langkah penyempurnaan yang berkesinambungan baik internal maupun eksternal
yang mengarah pada pengembangan kegiatan usaha untuk pemenuhan tuntutan
pasar dalam upaya menjadi sebuah perusahaan perdagangan, pergudangan,
angkutan dan produsen pupuk yang unggul dan handal serta mampu bersaing
secara optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka arah pengembangan perusahaan secara
garis besar ditujukan untuk :
• Meningkatkan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi,
termasuk peningkatan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu.
• Memperluas pasar baik domestic maupun ekspor, antara lain melalui berbagai
kegiatan promosi & sosialisasi produk, demplot penggunaan produk,
pendekatan kepada perusahaan perkebunan dan petani plasma.
• Berusaha memperbanyak sumber barang dari produsen lain untuk mengurangi
ketergantungan pada suatu sumber termasuk menjadi agen, sehingga pasokan
barang kepada pelanggan dapat lebih lancer dan terjamin.
• Memantapkan diri sebagai produsen pupuk (organik, NPK, pupuk tablet) dan
38
benih padi serta melakukan diversifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
• Mengembangkan industri pupuk organic sebagai 'cluster' agribisnis guna
member nilai tambah yang lebih tinggi bagi petani yang ada di sekitar pabrik.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan
barang/bahan kimia berbahaya, PT Gresik Cipta Sejahtera selalu memberikan
perhatian yang tinggi terhadap hal-hal yang menyangkut lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta pemeliharaan dan pengamanan sarana
kerja sehingga tercipta perasaan aman dan nyaman bagi karyawan, lingkungan
dan pelanggan.
Di samping selalu melengkapi setiap sarana kerja yang dimiliki dengan
peralatan dan perlengkapan K3 yang disyaratkan, PT Gresik Cipta Sejahtera
bersama-sama anak perisahaan lain khususnya yang ada di lingkungan PT
Petrokimia Gresik Group selalu aktif dalam kegiatan pelatihan terpadu mengenai
lingkungan kerjadan Keselamatan & Kesehatan Kerja secara berkesinambungan.
Untuk menjamin kompetensi penerapan K3 dalam operasional perusahaan,
secara berkala dan berkesinambungan dilakukan pengecekan dan control terhadap
berbagai aspek yang terkait melalui penerapan Sistem Mutu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3), baik oleh team internal maupun team gabungan
Petrokimia Gresik Group.
39
Komitmen dan perhatian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini
juga ditunjukkan dengan keikutsertaan PT Gresik Cipta Sejahtera sebagai anggota
Komite Nasional-Responsible Care Indonesia (KN-RCI).
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan perdagangan, pergudangan, angkutan dan produsenpupuk yang unggul dan handal serta mampu bersaing secara optimal
Misi Perusahaan
Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan bersaing
Memberikan kepuasan pelanggan, menjaga komitmen dan kepercayaanpelanggan dengan pelayanan yang handal.
Memberikan hasil yang terbaik kepada stakeholder (pelangan, pemegangsaham, manajemen, karyawan, pemerintah dan lingkungan) pada tingkat yang optimal.
Berperan aktif dalam menunjang pelaksanaan program dan kebijaksanaaninduk perusahaan
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Suatu perusahaan akan berhasil dan dapat mencapai pestasi kerja yang
efektif dan efisien dari karyawan apabila terdapat suatu sistem kerja yang baik di
mana fungsi-fungsi yang ada dan jelas dalam melaksanakan tugas masing-masing
di mana terdapat tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari karyawan
perusahaan.Untuk mendukung terselenggaranya tujuan perusahaan dalam bentuk
pencapaian keuangan atau laba perusahaan yang maksimal melalui peningkatan
omset penjualan alat kesehatan kepada setiap konsumen baik diwilayah makassar
maupun diluar daerah.
40
Struktur organisasi ibarat mata rantai yang saling berkaitan satu sama
lain, dimana jika salah satu dari mata rantai tersebut putus, maka akan dipastikan
perusahaan akan berjalan tidak sebagaimana yang diharapkan oleh manajemen
perusahaan.Dalam organisasi perusahaan, harus ada kerja sama yang baik antara
bagian yang satu dengan yang lainnya, dan msing-masing bagian harus
menegtahui dan memahami fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing agar
apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dan dikontrol dengan baik.Dalam
struktur organisasi harus jelas fungsi dan tugas masing-masing bagian agar tidak
terjadi over lepping dalam pekerjaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai
efisiensi waktu, tenaga dan untuk mencapai hasil yang maksimal agar perusahaan
bia tetap eksis pada persainagn antar perusahaan.Untuk menjaga agar kekayaan,
perusahaan dapat terdetekai dengan baik, maka struktur organisasi harus
dijalankan sesuai dengan apa yang telah diputuskan bersama oleh manajemen
perusahaan dan perlunya fungsi kontrol agar sistem yang telah dibuat dapat
berjalan dan dipenuhi sebagaiman yang diharapkan.
Salah satu sistem yang diterapkan oleh perusahaan harus ada struktur
organisasi yang mengatur arah kebijakan manajemen perusahaan yang harus
dipatuhi oleh setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi organisasi
tersebut.Seperti yang diketahui bahwa organiasi merupakan kumpulan orang-
orang yang tergabung dalam suatu wadah dan mempunyai visi yang sama untuk
menjalankan perusahaan agar mampu bersaing dengan peruahaan sejenis
lainnya.Oleh sebab itu, struktur organisasi dibentuk agar penempatan orang- orang
yang profsional untuk menduduki jabatan yanga ada, dimanaa setiap fungsi harus
41
mempunyai visi yang sama dalam memajukan perusahaan.Untuk mendukung
sistem jarinagan keja tersebut PT. Gresik Cipta Sejahtera telah menetapkan
pembagian tugas dan tanggung jawab atau struktur organsasi. Dari struktur
organisasi yang tersusun tersebut dibuat tugas dan tanggung jawab masing-msing
unit. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT. Gresik Cipta Sejahtera dapat
dilihat pada skema berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
PT. GRESIK CIPTA SEJAHTERA
Gambar4.1 :Struktur Organisasi PT Gresik Cipta Sejahtera
DIREKTUR
PRODUCK SUPPORTACCOUNTING
COLECCTOR /SIPPING
SHIPPING FACTURIST
MARKETING MARKETING ANGGINERING
42
C. Gambaran Tugas dan Tanggung Jawab
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai fungsi-fungsi
wewenang dan tanggungjawab, baik direktur maupun sebagian staf, maka
dibawah ini dapat diuraikan masing-masing tugas dan tanggung jawab dari setiap
sub bagian yang ada dalam struktur organisasi perusahaan PT. Gresik Cipta
Sejahtera.
1. Direktur
Dalam melaksanakan fungsi pada setiap kegiatan yang ada dalam
perusahaan, maka pimpinan (direktur) mempunyai tugas dan tanggungjawab
adalah sebagaiberikut :
a. Memimpin perusahaan
b. Bertanggungjawab atas segalas esuatu yang menyangkut masalah
perusahaan baik eksternal maupun internal
c. Memimpin rapat dalam mengevaluasi kegiatan atau rencana kerja masing-
masing bagian
d. Menanda tangani dan menyetujui pengeluaran/penerimaan kas dari bank
e. Menandatangani surat-surat yang masuk/keluar
2. Accounting
Tugas dan Tanggung Jawabnya
a. Bertugas mengkordinir, mengatur dan mengevaluasi serta bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan tugas/bidang akuntansi.
b. Membuat laporan keuangan antara lain :
1) Neraca dan rugi/laba
43
2) Hutang piutang
3) Persediaan barang
4) Penjualan
5) Dan lain-lain
c. Mencatat dan mengelolah semua transaksi yang menyebabkan perusahaan
perubahan atas harta dan piutang secara satuan kuantitatif.
d. Melakukan pengawasan intern terhadap semua aktivitas perusahaan
3. Collector/shipping
Tugas dan Tanggung Jawabnya
Bagian yang bertanggung Jawab atas distribusi barang.
4. Shipping
Tugasdan Tanggung Jawabnya
Bagian perkapalan memelihara semua pelayanan arsip dan
menyimpan/pelihara dokumen dan file mengorganisir. Aktif dan Organisasi
di dalam suatu cara tepat waktu adalah karakteristik penting untuk posisi ini.
5. Facturist/admistrasi
Tugas danTanggung Jawabnya
a. Mengurus surat masuk dan keluar dari workshop/ bengkel atau perusahaan
b. Menyusun laporan kegiatan dan laporan keuangan bulanan
c. Menyusun semua surat-surat dan kepentingan perusahaan dalam file/arsip
yang rapi.
6. Produk support
Tugasdan Tanggung Jawab
44
a. Pengadaan barang
b. Mengaturkeluarmasuknyabarang.
7. Marketing
Tugas danTanggung Jawabnya
a. Menyerahkan berkas kebagian keuangan (finance)
b. Konfirmasi keputusan/persetujuan
c. Menyediakan data untuk peluang pasar
d. Menyerahkan data untuk peluang pasar.
8. Engineering
a. Menangani permasalahan pada kualitas proses produksi
b. Menangani permasalahan yang timbul atas kerusakan peralatan
c. Melakukan kegiatan sesuai prosedur dalam rangka meningkatkan kegiatan
proses produksi
d. Menjaga kualitas produksi dengan baik
e. Melakukan pengontrolan biaya dan melakukan perbaikan apa nilai terdapat
permasalahan
f. Melakukan pengaturan prosedur baru dan menyiapkan proses produksi
yang baru
g. Melakukan pengaturan biaya agar biaya yang dikeluarkan dapat
diminimalkan.
45
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Perkembangan Biaya Operasional pada PT Gresik Cipta Sejahtera
Tujuan setiap perusahaan adalah mengahasilkan laba yang optimal demi
tercapainyacontinuitasusaha perusahan operasional pemasaran.Dalam
memperoleh laba suatu perusahaan dihadapkan dengan banyaknya
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan laba.Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pendapatan dan laba adalah biaya-biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan itu sering disebut biaya
operasional.
Pada umumnya prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak jauh berbeda
dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep penanding (matching principle)
laba bersih (Rugi) suatu perusahan dagang dihitung dengan cara mengurangkan
pendapatan dan biaya lain untuk memperoleh dari hasil penjualan pada periode
yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang
terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga pokok penjualan,
sedangkan biaya-biaya lain yang dikeluarkan oleh perusahan disebut biaya
operasional.
45
46
Biaya operasional PT. Gresik cipta sejahtera meliputi biaya-biaya yang
berhubungan dengan proses penjualan barang dagang perusahan. Adapun biaya-
biaya perusahan tersebut adalah seperti pada table di bawah ini,
Tabel1 : Biaya-biaya opersional PT. Gresik cipta sejahtera pada tahun
2013
No Biaya-biaya operasional Nilai
1 Gaji karyawan tetap 208.000.000
2 Biaya penyusutan 192.162.541
3 Biaya bunga bank 16.600.000
4 Biaya telepon/hp/fax/flexi 47.807.100
5 Biaya tenaga kerja kesehatan
6 Biaya listrik 15.300.000
7 Biaya alat tulis kantor cetakan/ATK 42.000.200
8 Biaya promosi 40.425.000
9 Biaya mingguan, service, BBM 50.350.000
10 Biaya barang yang expayer (rusak)
11 Biaya perjalanan usaha/bisnis 39.120.000
12 Biaya lainnya yang berhubungan dengan usaha 40.500.000
Jumlah biaya 692.465.041
47
Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah
perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual
barang dagangan.Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual,
biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang
dagangan yang disebut dengan persediaan barang dagangan.Perusahaan membeli
barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada
pelanggan.Adapun data biaya operasioanaladalah :
Tabel 2 : Biaya Operasional pada PT. Gresik Cipta Sejahtera.Periode 2009 s/d 2013
Tahun Biaya Operasional
2009 621.587.899
2010 768.959.251
2011 624.742.044
2012 741.968.236
2013 692.465.041
Sumber: Laporan keuangan PT. Gresik Cipta Sejahtera.
Diagram Biaya Operasional PT. Gresik Cipta Sejahtera.
- 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 800,000,000 900,000,000
2009 2010 2011 2012 2013
Biaya Operasional
Biaya Operasional
48
Berdasarka tabel 2 diatas, perkembangan biaya operasional PT. Gresik
Cipta Sejatera jika dilihat dari laporan keuangan bulanan selama 5 tahun
mengalami pergerakan fluktuatif, peningkatan biaya tertinggi dalam 5 tahun
tersebut terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 768.959.251. Ini disebabkan
karena meningktanya biaya operasi perusahaan, pemeliharaan dan energi.
Sedangkan pada tahun 2009 biaya oiperasional sangat rendah yaitu sebesar Rp.
621.587.899, peningkatan ini juga dapat dilihat dari total biaya operasional selama
satu tahun pada tabel diatas.
2. Perkembangan Profit Magin pada PT. Gresik Cipta Sejahtera
Rasio Profit margin adalah perbandingan antara net operating income dengan net
sales. Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rasio profit margin adalah
selisih antara net sales dengan operating expenses ( harga pokok penjualan +
biaya adminitrasi ditambah biaya umum), selisih mana dinyatakan dalam
persentase dari net sales. Gross margin ratio adalah merupakan ratio atau
perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan
tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama
Rasio profit margin merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk
mengendalikan biaya operasional dalam hubungannya dengan penjualan.Makin
rendah biaya operasi per rupiah penjualan, makin tinggi margin yang
diperoleh.Rasio Profit margin dapat pula menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menetapkan harga jual suatu produk, relatif terhadap biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk meghasilkan produk tersebut.
49
Simamora mengemukakan bahwa margin kontribusi (contribution margin)
adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.Margin
kontribusi dapat pula dinyatakan sebagai suatu persentase dari pendapatan
penjualan.Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah persentase
margin kontribusi dibandingkan jumlah penjualan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa rasio profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba per rupiah penjualan yang dinyatakan dalam persentase.
Rasio profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba per rupiah penjualan yang dinyatakan dalam persentase, adapun
profit margin PT. Gresik Cipta Sejahtera adalah Sebagai berikut :
Tabel 3 :Profit Margin PT. Gresik Cipta SejahteraPeriode 2009 s/d 2013
Tahun Pendapatan laba kotor profit margin
2009 4.987.637.920
906.379.480
0,12173
2010 6.703.876.540
1.160.620.000
0,23313
2011 8.580.725.410
1.033.023.610
0,11639
2012 3.374.517.610
1.007.314.410
0,23351
2013 4.140.285.760
891.162.934
0,21124
Sumber: Laporan keuangan PT. Gresik Cipta Sejahtera.
50
Diagram Pendapatan dan Laba Kotor PT. Gresik Cipta Sejahtera.
Diagram Profiut Margin PT. Gresik Cipta Sejahtera.
Kita ketahui bahwa profit margin merupakan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba per rupiah penjualan yang dinyatakan dalam persentase,
dengan berdasar pada tabel 3 diatas bahwa perusahaan dalam memperoleh laba
perupiah padaPT. Gresik Cipta Sejahtera itu cenderung fluaktuatif, keuntungan
tertinggi pada tahun 2012 sebesar 29,8% sedangkan terenndah pada 2011 sebesar
12,03%.
- 1,000,000,000 2,000,000,000 3,000,000,000 4,000,000,000 5,000,000,000 6,000,000,000 7,000,000,000 8,000,000,000 9,000,000,000
10,000,000,000
2009 2010 2011 2012 2013
pendapatan
laba kotor
-
0.05000
0.10000
0.15000
0.20000
0.25000
0.30000
0.35000
2009 2010 2011 2012 2013
profit margin
profit margin
51
Diatas telah dijelaskan bagaimana perkembangan biaya operasional, laba
bersih seta profit margin pada PT. Gresik Cipta Sejahtera yang bersumber dari
laporan keuangan tahun 2009 sampai 2013. Berikut tabel dan diagramnya:
Tabel 4 :Perbandingan \Profit Margin, Biaya Operasional, dan Laba
BersihPT. Gresik Cipta SejahteraPeriode 2009 s/d 2013
tahun profit marginbiaya
operasionallaba bersih
2009 0,12173 621.587.899 190.100.0002010 0,23313 768.959.251 292.796.0002011 0,11639 624.742.044 325.937.0002012 0,23351 741.968.236 232.176.0002013 0,21124 692.465.041 164.922.000
Sumber: Laporan keuangan PT. Gresik Cipta Sejahtera
Diagram perbandingan Profit Margin, Biaya Operasional dan Laba Bersih PT. Gresik Cipta Sejahtera.
3. Perkembangan Laba Bersih pada PT. Gresik Cipta Sejahtera
Fungsi dari penilaian atau pengukuran kinerja adalah sebagai alat bantu
bagimanajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan juga untuk
memperlihatkankepada investor maupun pelanggan atau masyarakat secara umum
bahwa perusahaanmempunyai kredibilitas yang baik.Penilaian dan pengukuran
kinerja perusahaan dapatdilihat dalam Perolehan laba bersih.Untuk mencapai laba
bersih yang maksimal pihakmanajemen hanya dapat mengendalikan komponen
- 100,000,000.00000 200,000,000.00000 300,000,000.00000 400,000,000.00000 500,000,000.00000 600,000,000.00000 700,000,000.00000 800,000,000.00000 900,000,000.00000
2009 2010 2011 2012 2013
profit margin
Biaya Operasional
laba bersih
52
biaya karena pada komponen tersebutmanajemen perusahaan dituntut untuk
melakukan efisiensi dalam kegitanproduksinya,selain itu faktor yang
mempengaruhi pendapatan laba bersih yaitu dilihatdari besarnya respon
konsumen atau pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.
Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk
suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan dalam
bentuk laporan laba rugi.Para akuntan menggunakan istilahnet income
untukmenyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah net lossuntuk
menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.Untuk menentukan keputusan
investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuan untuk
memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan
tingkat pengambalian yang tinggi.Laba bersih (net income) dapat dijadikanukuran
kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.Earningmerupakan suatu ukuran
berupa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang
keluar (beban dan kerugian).Potensi PertumbuhanSemakin cepat tingkat
pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai
perluasan. Semakin besar kebuthan dana dimasa mendatang, semakin mungkin
perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai dividen.
Karena itu potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor yang penting dalam
kebijakan dividen
Laba bersih merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan
yangdapat digunakan untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapatkan
imbalanyang memadai dari penggunaan asset yang dikuasainya.Bagi perusahaan
53
pada umumnyausahanya lebih diarahkan untuk mencapai laba bersih yang
maksimal sehingga ukurantersebut menjadi jaminan bagi sebuah perusahaan
untuk dapat beroperasi secara stabil. Adapun laba bersih PT. Gresik Cipta dalam
laporan keuangan adalah:
Tabel 5 :Laba Bersih pada PT. Gredik Cipta SejahteraPeriode 2009 s/d 2013
Tahun laba bersih
2009 190.100.000
2010 292.796.000
2011 325.937.000
2012 232.176.000
2013 164.922.000
Sumber: Laporan keuangan PT. Gresik Cipta Sejahtera.
Diagram Laba Bersih PT. Gresik Cipta Sejahtera.
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui besarnya tingkat pendapatan
laba bersih PT. Gresik Cipta Sejahtera selama 5 tahun dilihat dari laporan keuangan
bulanan mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2011 mengalami keuntungan
-
50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
300,000,000
350,000,000
2009 2010 2011 2012 2013
laba bersih
laba bersih
54
atau laba yang sangat tinggi sebesar Rp.325.937.000, ini diesebabkan biaya
departemen yang meningkat namun tidak diikuti dengan meningkatnya
pendapatan jasa dan pada tahun 2013 pendapatan sangat rendah sebesar
Rp.164.922.000 dikarenakan beban non departemen yang meningkat.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profit Margin.
Telah dijelaskan sebelumnya bagaimana biaya operasional perusahaan
serta hal-hal yang mempengaruhinya dari tahun ketahun serta perkembangan
profit margin, maka selanjutnya yang akan diolah adalah bagaimana menilai
pengaruh biaya operasional terhadap profit margin. Maka berikut data yang akan
diinput:
Tabel 5: Tabel Biaya Operasional dan Profit Margin
tahunbiaya
operasional profit margin
2009 621.587.899
0,18173
2010 768.959.251
0,17313
2011 624.742.044
0,12039
2012 741.968.236
0,29851
2013 692.465.041
0,21524
. Sumber: Laporan keuangan PT. Gresik Cipta Sejahtera
Berikut output dari SPSS:p
55
Tabel 6: Tabel Output SPSS pengaruh biaya operasional terhada profit margin.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .249 .214 1.162 .329
B.
Operasiona
l
-2.567E-010 .000 -.188 -.331 .763
a. Dependent Variable: Profit Margin
Sumber: Data yang diolah, Output SPSS 20.
Dari output tersebut diperoleh:
Y = 0,249 – 2,5670 X
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
variebel X (Biaya Operasional) mempunyai hubungan negatife terhadap variabel
Y (Profit Margin). Dimana constant sebesar 0,249 artinya koefisien regresi yang
menunjukkan biaya produksi terdapat sebesar 24,9% walaupun tidak dilakukan
intervensi. Koefisien regresi nilainya sebesar 2,5670 artinya jika variable biaya
operasinal terjadi peningkatan 100% maka variabel profit margin akan menurun
256,70%.
Berdasarkan tabel Model Summery, diperoleh nilai Sig. = 0,763 yang
berarti, kriteria signifikan (0,05) lebih kecil dari nilai Sig, (0,05 < 0,763), dengan
demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah tidak
signifikan artinya, model regresi linier tidak memenuhi kriteria linieritas.
Kaidah berikutnya adalah penentuan Fhitung dan Ftabel.
Jika Fhitung ≥Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Fhitung ≤Ftabel, terima Ho artinya tidak signifikan
56
Dari output SPSS diperoleh Fhitung = 0,109 dan Ftabel = 10,12796448
sehingga Fhitung <Ftabel (0.109 <10,12796448). Maka dapat disimpulkan Ho
diterima sehingga biaya operasional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
profit margin perusahaan.
2. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih.
Telah dijelaskan sebelumnya bagaimana biaya operasional perusahaan
serta hal-hal yang mempengaruhinya dari tahun ketahun serta perkembangan laba
bersih, maka selanjutnya yang akan diolah adalah bagaimana menilai pengaruh
biaya operasional terhadap profit margin. Maka berikut data yang akan diinput:
Tabel 7: Tabel Biaya Operasional dan Laba Bersih
tahunbiaya
operasional laba bersih
2009
621.587.899
190.100.000
2010
768.959.251
292.796.000
2011
624.742.044
325.937.000
2012
741.968.236
232.176.000
2013
692.465.041
164.922.000 . Sumber: Laporan keuangan PT. Gresik Cipta Sejahtera
Berikut output dari SPSS:p
57
Tabel 8: Tabel Output SPSS pengruh biaya operasional terhadap laba bersih.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .412 .405 1.018 .383
Biaya
operasional-8.087E-010 .000 -.303 -.552 .620
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Sumber: Data yang diolah, Output SPSS 20.
Dari output maka diperoleh persamaan:
Y = 0,412 – 8,087 X
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
variebel X (biaya operasional) mempunyai hubungan negatife terhadap variabel Y
(laba bersih). Dimana constant sebesar 0,412 artinya koefisien regresi yang
menunjukkan biaya produksi terdapat sebesar 41,2% walaupun tidak dilakukan
intervensi. Koefisien regresi nilainya sebesar 8,087 artinya jika variabel biaya
operasional terjadi peningkatan 100% maka variabel laba bersih akan menurun
808,7%.
Berdasarkan tabel Model Summery, diperoleh nilai Sig. = 0,620 yang
berarti, kriteria signifikan (0,05) lebih kecil dari nilai Sig, (0,05 < 0,620), dengan
demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah tidak
signifikan artinya, model regresi linier tidak memenuhi kriteria linieritas.
Kaidah berikutnya adalah penentuan Fhitung dan Ftabel.
Jika Fhitung ≥Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Fhitung ≤Ftabel, terima Ho artinya tidak signifikan
58
Dari output SPSS diperoleh Fhitung = 0,304 dan Ftabel = 10,12796448
sehingga Fhitung <Ftabel (0.304 <10,12796448). Maka dapat disimpulkan Ho
diterima sehingga biaya operasinal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
laba bersih perusahaan.
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab pembahasan,
maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil uji regresi dan signifikansi diatas maka dapat dilihat bagaimana
pengaruh biaya operasional terhadap profit margin yang diukur dengan
Regresi, dimana diperoleh hasil dimana constant sebesar 0,249 dan
koefisien regresi nilainya sebesar 2,5670. Dan berdsarkan hasil uji
signifikan diperoleh hasil bahwa biaya operasional memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap profit margin.
2. Selanjutnya pengaruh biaya operasional mempengaruhi laba bersih.
Pengaruh biaya opeasional terhadap laba bersih. Diperoleh constant
sebesar 0,412 dan koefisien regresi nilainya sebesar 8,087, dan
pengaruhnya tidak signifikan.
3. Dari uji regresi, ditemukan tidak adanya pengaruh signifikan terhadap
profit margin dan laba bersih. Hal ini disebabkan karena jumlah biaya
operasional yang digunakan perusahaan hanya bagian kecil dari jumlah
profit margin, sehingga tidak memiliki pengaruh yang tidak signifikan baik
terhadap profit margin dan laba bersih.
B. Saran
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis menyampaikan beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi perusahaan:
1. Kepada pihak perusahaan diharapkan agar mampu menekan atau
mengefektifkan penggunaan biaya operasional perusahaan guna
menunjang kinerja perusahaan kedepannya.
2. Kepada pihak perusahaan diharapkan agar mengoptimalkan laba yang
diperoleh agar bisa lebih bermanfaat bagi kondisi financial perusahaan
untuk mengimbangi penggunaan biaya operasional yang berlebihan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, Sheny. Tth. Jurnal. Analisi Dampak Beban Operasional Terhadap Profit Tingkat Profit Margin Pada Unit Desa (KUD) Sarva Mukti Cisarua Bandung. Universitas Komputer Indonesia.
Bustami, Bastian dan Nurlaela. 2010. Akuntansi Biaya. Mitra Wacana : Jakarta
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Empat Salemba Empat : Jakarta
Corawittoeng, Mutia. Skripsi. 2013. Pengaruh Presepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karirnya sebagai Auditor : Universitas Hasanuddin Makassar.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPPSS19. Edisi ke V : Universitas Diponegoro.
Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen. BPFE : Yogyakarta
Liana, Lie. 2009. Jurnal. Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen: Universitas Stikubank Semarang.
Muliyadi. 2001. Akuntansi Biaya. STIE YKPN : Yogyakarta
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta
Nurkholifah, Sitti dan Faisal Abdullah. 2010. Jurnal. Analisi Pengaruh Inflasi Dan Pertumbuhan Biaya Produksi Terhadap Profit Margin Pada Perusahaan Food and Beverages yang Go Publik : Universitas Muhammadiyah Malang.
Ridwan. Tth. Skripsi. Analisis Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Peningkatan Laba Bersih pada PDAM Kota Bandung.
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Lima. BPFE: Yogyakarta.
Rosalina, Lia, J. kuleh, dan Maryam Nadir. Jurnal. Tth. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI : Universitas Mulawarman.
Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. BP STIE YKPN: Yogyakarta.
Sumanora, Henry. 2000. Akuntansi Biaya. Salemba Empat : Jakarta
61
62
Widjaja Tunggal, Amin. 2011. Dasar – Dasar Akuntansi Biaya dan Manajemen Biaya. Harvindo : Jakarta
Sumber online:
http://blogdeta.blogspot.com/2010/07/pengertian-laba-bersih-dan-konsep laba.html
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Biaya operasional X 6.9754E8 6.94392E7 5
profit Margin 18320.0000 5927.15775 5
Correlations
Biaya
operasional X profit Margin
Pearson Correlation Biaya operasional X 1.000 .934
profit Margin .934 1.000
Sig. (1-tailed) Biaya operasional X . .010
profit Margin .010 .
N Biaya operasional X 5 5
profit Margin 5 5
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .934a .872 .830 2.86357E7 .872 20.521 1 3
a. Predictors: (Constant), profit Margin
b. Dependent Variable: Biaya operasional X
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.683E16 1 1.683E16 20.521 .020a
Residual 2.460E15 3 8.200E14
Total 1.929E16 4
a. Predictors: (Constant), profit Margin
b. Dependent Variable: Biaya operasional X
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) 4.971E8 4.607E7 10.789 .002 3.505E8 6.437E8
profit Margin 10942.823 2415.633 .934 4.530 .020 3255.201 18630.444
a. Dependent Variable: Biaya operasional X
Coefficient Correlationsa
Model profit Margin
1 Correlations profit Margin 1.000
Covariances profit Margin 5835281.723
a. Dependent Variable: Biaya operasional X
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) profit Margin
1 1 1.961 1.000 .02 .02
2 .039 7.053 .98 .98
a. Dependent Variable: Biaya operasional X
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 6.2444E8 7.5260E8 6.9754E8 6.48598E7 5
Std. Predicted Value -1.127 .849 .000 1.000 5
Standard Error of Predicted
Value
1.449E7 2.060E7 1.799E7 2344384.345 5
Adjusted Predicted Value 6.2411E8 7.6525E8 7.0024E8 6.64797E7 5
Residual -2.06296E7 4.22369E7 .00000 2.47992E7 5
Std. Residual -.720 1.475 .000 .866 5
Stud. Residual -.915 1.710 -.038 1.033 5
Deleted Residual -3.32798E7 5.67662E7 -2.69606E6 3.54008E7 5
Stud. Deleted Residual -.880 8.768 1.409 4.126 5
Mahal. Distance .224 1.271 .800 .401 5
Cook's Distance .000 .503 .188 .199 5
Centered Leverage Value .056 .318 .200 .100 5
a. Dependent Variable: Biaya operasional X
Charts
NERACA
PT. GRESIK CIPTA SEJAHTERA
2009 2010 2011 2012 2013
A. AKTIVA
I. AKTIVA LANCAR
- Kas/ Bank
642,987,940
659,830,320 647,688,873
1,085,487,963
541,950,416
- Piutang Dagang
289,764,645
350,940,430 255,043,436
312,900,000
610,000,000
- Persediaan Barang
107,987,430
15,155,000 84,250,000
190,000,000
203,055,000
- PPh Dibayar Dimuka
24,970,120
20,291,100 43,126,368
31,837,948
38,692,539
Jumlah Aktiva Lancar
1,065,710,135
1,046,216,850 1,030,108,677
1,620,225,911
1,393,697,955
II. AKTIVA TETAP & INVENTARIS KANTOR
- Inventaris Kantor
87,580,500
85,980,500 100,313,000
120,263,000
120,263,000
- Kendaraan
802,475,000
802,475,000 802,475,000
802,475,000
802,475,000
- Alat Kerja
803,925,000
803,925,000
- Bangunan Kantor
150,000,000
150,000,000 150,000,000
150,000,000
150,000,000
Nilai Perolehan
1,040,055,500
1,038,455,500 1,052,788,000
1,876,663,000
1,876,663,000
- Akumulasi Penyusutan
374,098,320
335,789,221 344,007,197
1,012,826,941
1,018,714,280
Nilai Buku
665,957,180
702,666,279 708,780,803
863,836,059
857,948,720
- Tanah
320,000,000
320,000,000 320,000,000
320,000,000
320,000,000
Nilai Akhir Buku
985,957,180
1,022,666,279 1,028,780,803
1,183,836,059
1,177,948,720
III. AKTIVA LAINNYA
- PPn-DN Lebih Bayar
2,870,245
2,203,941 -
1,619,211 -
-
Biaya Pendirian Perusahaan (Akte Perubahan) - - 3,500,000 -
25,000,000
Jumlah
2,870,245
2,203,941 3,500,000
1,619,211
25,000,000
Jumlah Aktiva Tetap, Inventaris Kantor & Aktiva Lainnya
988,827,425
1,024,870,220 1,032,280,803
1,185,455,270
1,202,948,720
TOTAL AKTIVA
2,054,537,560
2,071,087,070 2,062,389,480
2,805,681,181
2,596,646,675
B. PASSIVA
IV. UTANG JANGKA PENDEK
- Utang Usaha 478,584,859
520,221,070 347,234,480
870,941,084
530,000,000
- Utang Pajak 23,004,000
520,000 39,218,000
1,330,097
964,675
Jumlah 501,588,859
520,741,070 386,452,480
872,271,181
530,964,675
V. UTANG JANGKA PANJANG
- Utang Dari Bank BDP 219,846,780
180,750,000 175,000,000
73,200,000
75,000,000
- Utang / Kredit Kendaraan 292,331,921
217,800,000 275,000,000
41,600,000
7,150,000
Jumlah 512,178,701
398,550,000 450,000,000
114,800,000
82,150,000
Total Utang 1,013,767,560
919,291,070 836,452,480
987,071,181
613,114,675
VI. MODAL
- Modal Usaha 850,670,000
859,000,000 900,000,000
1,586,434,000
1,818,610,000
- Laba Tahun Berjalan 190,100,000
292,796,000 325,937,000
232,176,000
164,922,000
Jumlah Modal 1,040,770,000
1,151,796,000 1,225,937,000
1,818,610,000
1,983,532,000
TOTAL PASSIVA 2,054,537,560
2,071,087,070 2,062,389,480
2,805,681,181
2,596,646,675
LABA / RUGI
PT. GRESIK CIPTA SEJAHTERA
2009 2010 2011
I. PENDAPATAN
-Pendapatan dari Pengadaaan
Barang / Penjualan (Setelah PPN)4,987,673,920 6,703,876,540 8,580,725,410
II. HARGA POKOK PENJUALAN
- Persediaan Awal Tahun 130,843,730 107,987,430 15,155,000
- Pembelian Barang 3,999,459,220 5,389,920,110 7,536,652,800
- Biaya pengiriman Barang 58,978,920 60,504,000 80,144,000
Nilai Pembelian 4,189,281,870 5,558,411,540 7,631,951,800
-Persediaan Akhir Tahun 107,987,430 15,155,000 84,250,000
Harga Pokok Penjualan
4,081,294,440 5,543,256,540 7,547,701,800
Laba Kotor / Laba Bruto
906,379,480 1,160,620,000 1,033,023,610
III. BIAYA OPERASIONAL
-Gaji Karyawan
Tetap91,320,000 91,320,000 99,000,000
-Biaya
Penyusutan100,769,000 109,769,300 138,923,230
-Biaya Bunga
Bank 4,980,311 9,098,780 3,450,000
- Biaya Telepon/Hp/Fax/Flexi 77,054,240 99,056,870 72,767,024
- Biaya Tenaga Kerja Kesehatan
- Biaya Listrik 11,870,234 10,320,980 13,048,550
- Biaya Alat Tulis Kantor Cetakan/ATK 50,983,054 51,004,540 55,334,750
- Biaya Pameran Promosi 89,023,490 190,327,600 103,413,460
- Biaya Mingguan, Service, BBM 69,234,000 78,056,760 88,980,530
- Biaya Barang yang Expayer (Rusak)
- Biaya Perjalanan Usaha/Bisnis 67,340,320 71,005,400
- Biaya Lainnya yang Berhubungan Usaha
59,013,250 58,999,021 49,824,500
Jumlah Biaya 621,587,899 768,959,251 624,742,044
Laba Sebelum Pajak 284,791,581 391,660,749 408,281,566
PPh 50% x 25%
PPh 50% x 28% 40,874,295 42,987,469 31,974,594
PPh 28% 53,816,772 55,876,982 50,369,650
jumlah Pajak 94,691,067 98,864,451 82,344,244
Laba Sesudah Pajak 190,100,514 292,796,298 325,937,322
Dibulatkan 190,100,000 292,796,000 325,937,000
2012 2013
I. PENDAPATAN
- Pendapatan dari Pengadaaan Barang / Penjualan (Setelah PPN) 3,374,517,610 4,140,285,760
II. HARGA POKOK PENJUALAN
- Persediaan Awal Tahun 203,055,000 190,000,000
- Pembelian Barang 2,305,500,200 3,225,377,226
- Biaya pengiriman Barang 48,650,000 36,800,600
Nilai Pembelian 2,557,205,200 3,452,177,826
- Persediaan Akhir Tahun 190,000,000 203,055,000
Harga Pokok Penjualan 2,367,205,200 3,249,122,826
Laba Kotor / Laba Bruto 1,007,312,410 891,162,934
III. BIAYA OPERASIONAL
- Gaji Karyawan Tetap 176,300,000 208,000,000
- Biaya Penyusutan 194,001,804 192,162,541
- Biaya Bunga Bank 21,800,000 16,600,000
- Biaya Telepon/Hp/Fax/Flexi 47,667,675 47,807,100
- Biaya Tenaga Kerja Kesehatan 12,000,000
- Biaya Listrik 11,691,500 15,300,000
- Biaya Alat Tulis Kantor Cetakan/ATK 77,951,714 42,200,400
- Biaya Pameran Promosi 40,426,000 40,425,000
- Biaya Mingguan, Service, BBM 64,005,493 50,350,000
- Biaya Barang yang Expayer (Rusak)
- Biaya Perjalanan Usaha/Bisnis 56,974,000 39,120,000
- Biaya Lainnya yang Berhubungan Usaha 39,150,050 40,500,000
Jumlah Biaya 741,968,236 692,465,041
Laba Sebelum Pajak 265,344,174 198,697,893
PPh 50% x 25% 33,168,022 33,775,402
PPh 50% x 28%
PPh 28%
jumlah Pajak
Laba Sesudah Pajak 232,176,152 164,922,491
Dibulatkan 232,176,000 164,922,000