Analisa Laporan Keuangan
-
Upload
besta-indonesia -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Analisa Laporan Keuangan
Comprehensive AnalysisObjek : PT Antam,Tbk.
Periode 2012
Disusun Oleh :
Tiara Barudin 120110110099
Fira Rahmadania 120110110104
Mia Mulianingsih 120110110105
Irfi Khoirunnisa 120110110108
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
Bandung
2014
Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan berkah-Nya Penulis dapat menyelesaikan
makalah Analisa Laporan Keuangan dengan pembahasan mengenai
analisa ekuitas dengan studi kasus pada PT Antam.
Kami telah berupaya menganalisa setiap data dan fakta yang
berkaitan dengan ekuitas di PT Antam dan mengolahnya menjadi
informasi yang singkat dan jelas sehingga mudah dipahami. Penulis
berharap, dengan adanya makalah ini dapat memberikan pemahaman
dan gambaran arus ekuitas di PT Antam kepada para pembacanya.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Maka dari
itu, memohon maaf atas keurangan itu dan Penulis sangat terbuka
terhadap kritik dan saran yang ingin disampaikan demi perbaikan
dalam penyusunan makalah kedepannya.
Penyusun,
Bandung, Mei 2014
Comprehensive AnalysisObjek : PT Antam,Tbk.
Periode 2012
Disusun Oleh :
Tiara Barudin 120110110099
Fira Rahmadania 120110110104
Mia Mulianingsih 120110110105
Irfi Khoirunnisa 120110110108
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
Bandung
2014
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................1Daftar Isi...........................................................2
Executive Summary....................................................3Profil Perusahaan PT Antam...........................................4
VISI MISI............................................................5Strategi Antam.......................................................6
Posisi Antam........................................................10Likuiditas PT Antam.................................................14
Working Capital.....................................................16Receivable Turnover.................................................18
Pengembalian Aset Operasional Bersih................................20Pengembalian Ekuitas Biasa (ROCE)...................................20
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas.........................................21Tingkat Pajak Efektif...............................................21
RASIO PROFITABILITAS................................................21RASIO EFISIENSI.....................................................23
Informasi tambahan (Perubahan Signifikan)...........................25
Executive Summary
Strategi Antam Posisi Antam di IndustriPenurunan biaya / Cost
reduction
Price Taker
RASIO
15%Pengembalian Aset
Operasional Bersih
25%Pengembalian Ekuitas
Biasa
23%Tingkat Pertumbuhan
Ekuitas
22%Pertumbuhan Ekuitas
Berkelanjutan
13%Tingkat Pembayaran
Dividen
23%Tingkat Pajak
Efektif
8,57% 80,64%
Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas
Dari hasil analisa laporan keuangan di tahun 2012 maka secara
keseluruhan kinerja operasi dan posisi keuangan Antam dibagi
dalam beberapa bagian analisa yakni:
1. Strategi dan posisi
2. Likuiditas
3. Working Capital
4. Receivable Turnover
5. Pengembalian Aset Operasional Bersih
6. Pengembalian Ekuitas Biasa
7. Tingkat Pertumbuhan Ekuitas
8. Tingkat Pajak Efektif
9. Rasio Profitabilitas
10. Rasio Efisiensi
11. Perubahan terhadap akun dan nominal yang signifikan
Profil Perusahaan PT Antam
NAMA DAN DOMISILI PERSEROAN Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Aneka Tambang Tbk disingkat
PT ANTAM (Persero) Tbk
Berdomisili di JakartaALAMAT PERSEROAN Gedung Aneka Tambang
Jl. Letjen. TB Simatupang No. 1
Lingkar Selatan, Tanjung Barat
Jakarta 12530
Indonesia
Tel : (62-21) 789-1234
Fax : (62-21) 789-1224
E-mail : [email protected]
www.antam.com
PEMBENTUKAN 5 Juli 1968
MODAL DASAR Rp3,8 triliun
MODAL DITEMPATKAN Rp953,8 miliar
KEPEMILIKAN Pemerintah Republik Indonesia
65%
Masyarakat 35%
ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang
terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang
berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di
seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM
mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari
komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan
batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di
Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan
besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, ANTAM
membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional
untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang
menghasilkan keuntungan.
VISI MISI
Untuk memberikan pedoman bagi Perusahaan dalam menjalankan
usahanya untuk pencapaian target tertentu maka Perusahaan telah
menyusun suatu visi dan misi Aneka Tambang yaitu:
Visi Antam pada tahun 2020
Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan
pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia
Misi Perusahaan :
1. Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik
kelas dunia untuk menjadikan ANTAM sebagai pemain
global.
2. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya
rendah dan teknologi tepat guna dengan
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan hidup.
3. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif.
4. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan
mengembangkan bisnis berbasis pertambangan,
diversifikasi dan integrasi selektif untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham.
5. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai
serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja
tinggi.
6. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi,
khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
STRATEGI ANTAM
Pada dasarnya tujuan ANTAM adalah meningkatkan nilai
perusahaan melalui penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh
guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan.
Strategi ANTAM adalah tetap berfokus pada bisnis inti
perusahaan. Manajemen seringkali bertanya pada diri sendiri,
“Bagaimana kita dapat memperoleh nilai yang maksimal melalui
pemanfaatan cadangan yang dimiliki?” Pembangunan kekuatan
perusahaan menjadi dasar untuk menjamin profitabilitas yang
bersifat jangka panjang. Melalui maksimalisasi output produksi,
perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat
biaya.
ANTAM berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan melalui
proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi strategis,
akuisisi, serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari
sekedar menjual bahan mentah dan beralih untuk lebih meningkatkan
kegiatan pemrosesan.
ANTAM berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan
perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, ANTAM dapat
memastikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban,
mendanai pertumbuhan masa depan, serta memberikan imbal hasil
bagi pemegang saham melalui pembayaran dividen.
ANALISIS PORTER
1. Rivalry between existing firms
Industri pertambangan merupakan sektor industri yang
memiliki tingkat persaingan yang tinggi.Tingkat persaingan yang
tinggi ini muncul sebagai akibat persaingan harus dihadapi bukan
lagi berskala nasional, tetapi persaingan juga harus dilakukan
dengan perusahaan yang telah bertaraf multinasional.Oleh karena
itu, mutlak setiap perusahaan yang ingin terus bertahan di dalam
industri ini harus terus menerus melakukan inovasi dan efisiensi
operasi guna mendapatkan competitive advantagesebagai bekal
menghadapi persaingan yang sangat ketat baik di kancah nasional
maupun internasional.
Sedangkan terkait produksi pertambangan, secara mayoritas
produk pertambangan di indonesia terdiri dari batubara, timah,
tembaga, emas dan ammonia yang mencatat pertumbuhan rata-rata
12.27 persen pada paruh waktu 2007-2011. Sementara itu, untuk
periode 2012–2016, pertumbuhannya diprediksi menjadi 8.27 persen.
Dengan besarnya potensi yang ada tentunya hal ini juga
memunculkan ketatnya persaingan di sektor industri ini.total
hingga Walaupun yang saat ini terdaftar di BEI hanya 38
perusahaan yang terdiri dari 4 subsektor, yakni pertambangan batu
bara, minyak dan gas bumi, logam dan mineral lainya, serta batu-
batuan.
PT Antam sendiri berada di subsektor Logam dan mineral
lainnya, dimana di dalam subsektor ini terdapat 8 perusahan,
termasuk PT Antam sendiri.Di dalam subsektor ini, PT Antam bisa
dikatakan sebagai market leader jika dibandingkan dengan
perusahaan tahun 2012 menurut Asosiasi Pertambangan Indonesia,
setidaknya ada 200 perusahaan yang bergerak di sektor indusri
pertambangan. -perusahaan yang telah terdaftar di BEI.Sebab, tak
bisa disangkal status PT Antam sebagai perusahaan BUMN memberikan
sebuah keuntungan dalam persaingan khususnya di sektor industri
ini yang muncul sebagai akibat regulasi yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
Antam masuk ke dalam pasar oligopoli dimana hanya ada beberapa
penjual dan banyak pembeli dan barang yang diperjualbelikan ecara
umum serupa. Jika dibandingkan dengan PT Freeport sebagai
pesaingnya, maka:
Product: PT ANTAM produknya tidak terlalu unggul
dibandingkan PT Freeport Indonesia, sebab jenis kandungan
dari bahan tambang yang dimiliki masih kalah.
Price: PT ANTAM lebih mengutamakan efisiensi biaya sehingga
harga produk lebih murah dan pastinya ini menjadi kekuatan
dalam persaingan dalam negeri.
Place: PT FREEPORT lebih banyak memiliki kawasan tambang dan
kerja sama yang lebih banyak.
Promotion: PT FREEPORT lebih terkenal sebab memiliki
teknologi dan sertifikat serta pengalaman yang lebih baik
daripada PT ANTAM.
2. Threat of New Entrant
Adanya ancaman dari pesaing baru umumnya di industry
Pertambangan relative kecil.Sebab industri pertambangan pada
dasarnya merupakan sebuah industri yang membutuhkan modal besar
dan juga memiliki risiko yang besar pula sehingga hal ini
mengakibatkan barrier to entry pada industri pertambangan cukup
besar.
barrier to entry yang cukup besar ini memberikan sebuah jaminan
bahwa di waktu yang akan datang persaingan di dalam sektor
industri ini tidak akan terlalu berubah secara signifikan
khususnya yang berada dalam lingkup nasional. Tetapi kondisi
persaingan itu bisa mungkin berubah seiring akan masuknya
Indonesia di era ACFTA dimana seluruh perusahaan yang ada di
regional ASEAN dan China bisa masuk untuk bersaing di Indonesia,
termasuk juga di sektor pertambangan.
Pada saat pasar global berlaku di Indonesia akan banyak
investor asing yang masuk ke Indonesia. Para pendatang baru
tersebut dapat menjadi ancaman bagi Antam. Beberapa pendatang
baru di Indonesia adalah PT. GAG Nikel, PT. Weda Bay Nikel, PT.
Galuh Cempaka, PT. Sorik Emas Mining dan PT. Gorontalo Mineral.
3. Threat of substitute products
Pada industri pertambangan, khususnya di subsektor logam dan
mineral lainnya, ancaman yang berasal dari produk substitusi
hampir sangat kecil.Sebab perkembangan permintaan terhadap
hasil produksi sangat stabil dengan kecenderungan yang terus
naik. Perkembangan permintaan terhadap subsektor logam dan
mineral lainnya, biasanya hanya dipengaruhi oleh naik atau
turunnya harga komoditas secara global atau jumlah bahan baku
yang tersedia.
Product: Sekarang produk pengganti baik dari perhiasan dan
bahan bakar menjadi tantangan tersendiri bagi PT ANTAM,
dimana perhiasan bisa tergantikan dengan perak selain murah
juga aman bagi kulit, sedangkan batu bara digantikan dengan
solar cell yaitu penggunaan sumber tenaga dari sinar
matahari.
Price: Harga dari kedua produk pengganti lebih murah jadi PT
ANTAM perlu melakukan dari efisien biaya serta
penganekaragaman produk, walau tidak terasa dalam beberapa
tahun ini, mungkin saja kedua produk ini merajai pasaran
kedepannya.
Place: Untuk wilayah pasar kedua produk pengganti sangatlah
berkompenten karena sangat kurang pesaingnya sehingga
kesempatan dan keuntungan menjadi lebih baik, selain itu
memang sangat dibutuhkan dari kedua produk pengganti
tersebut.
Promotion: Walau jarang terdengar namun untuk skala nya
mungkin berimbang karena memang sangat diminati dan
kompetisi kedua produk pengganti sangat gencar jadi perlu
adanya pengamatan akan tingkat persaingannya.
4. THE BARGAINING POWER OF SUPPLIER
Pada industri pertambangan dimana bahan baku tentunya
berasal dari SDA yang di ambil sendiri oleh perusahaan, tentunya
hal ini membuat perusahaan-perusahaan di sektor industri ini
tidak memiliki ketergantungan terhadap pihak lain untuk urusan
bahan baku walaupun bergantung pula pada ketersediaan bahan baku
dari alam. Tetapi di sisi lainnya proses operasional dari
perusahaan di sektor ini pada dasarnya sangat bergantung sekali
pada kemampuan alat-alat berat yang menjadi ujung tombak dari
sektor industri ini.
Oleh karena itu kebergantungan perusahaan di sektor
pertambangan rasanya akan secara sensitive dipengaruhi oleh
perusahaan-perusahaan yang berada di sektor penyedia alat-alat
berat. Sehingga jika ada kenaikan dan kurangnya pasokan alat
berat, maka bisa jadi hal ini akan menyebabkan gangguan pada
operasional perusahaan yang berada di sektor pertambangan.
Antam berada pada posisi yang kuat dalam tawar menawar
dengan pemasok. Pemasokdibutuhkan untuk keperluan material dan
inventory yang merupakan kebutuhan sehari-hari jadi jumlah
pemasoknya banyak. Untuk keperluan BBM, Antam masih bergantung
pada PT Pertamina. Pemasok lainnya seperti PT. Surya Timur (jasa
angkutan ore), PT. Sherlindo Pratama (alat-alat berat) dan PT.
Dharma Niaga (bahan pelumas).
5. THE BARGAINING POWER OF CUSTOMERS
Pada sektor industri pertambangan, konsumen biasanya tidak
memiliki kemampuan yang cukup besar untuk mempengaruhi
perusahaan-perusahaan yang berada di sektor ini.Sebab, jika
dilihat pada sisi substitute produk, hasil produksi dari sektor
industri pertambangan telah menjadi kebutuhan utama bagi seluruh
sektor kehidupan manusia. Oleh karena itu permintaan pun akan
relatif stabil, dan hanya akan bergeser jika terjadi perubahan
pada harga komoditas pertambangan secara global atau tidak
terlalu dipengaruhi oleh sektor mikro.
Antam berada pada posisi yang kuat dalam tawar menawar
dengan pembeli karena kebutuhan dunia akan emas dan nikel sangat
tinggi dan Antam juga mempunyai produk yang bisa menyaingi produk
dunia.
Antam berada pada posisi yang kuat dalam tawar menawar
dengan pemasok. Pemasokdibutuhkan untuk keperluan material dan
inventory yang merupakan kebutuhan sehari-hari jadi jumlah
pemasoknya banyak. Untuk keperluan BBM, Antam masih bergantung
pada PT Pertamina. Pemasok lainnya seperti PT. Surya Timur (jasa
angkutan ore), PT. Sherlindo Pratama (alat-alat berat) dan PT.
Dharma Niaga (bahan pelumas).
POSISI ANTAM
Berdasarkan data yang kami dapat dari IDX posisi antam
dibandingkan dengan perusahaan yang berada di industry yang
samayang listing di bursa efek dari 2010 hingga 2012 adalah
sebagai berikut:
Analisis :
Berdasarkan data di atas, posisi PT.Antam semakin menurun dari
peringkat 23 pada tahun 2009, kemudian peringkat 34 pada tahun
2010,dan peringkat 43 pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 tidak
termasuk kedalah 50 besar peringkat tersebut, bila dilihat dari
sisi “50 leading company in market capitalization”.
Analisis :
Pada tahun 2009 , bila dilihat dari EPS (earnings per share) .
EPS PT.Antam berada di bawah rata-rata EPS industry , rata-
rata industry adalah 81 dan PT Antam adalah 63, PT. Timah
dan perusahaan lainnya juga memiliki EPS dibawah rata0rata
hanya Perusahaan Internasional Nikel Indonesia yang memiliki
EPS di atas rata-rata.
Pada tahun 2010. Bila dilihat dari EPS (earnings per share).
EPS PT.Antam berada di atas rata-rata EPS industry, rata-
rata industry adalah 151 , meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya karena adanya satu perusahaan baru yang listing
di bursa efek dan menjadi ada 5 perusahaan yang satu
kategori dengan Antam, EPS PT.Antam adalah 176, dan PT.Timah
berhasil mengungguli PT Antam dengan perolehan EPS 188.
Pada tahun 2011. Bila dilihat dari EPS (earnings per share).
EPS PT. Antam berada di atas rata-rata EPS indutri, rata-
rata industry adalah 161, mengalami kenaikan lagi karena
ada satu perusahaan baru yang listing di bursa efek dan
menjadi ada 6 perusahaan yang satu kategori dengan
PT.antam , EPS PT.Antam adalah 202, pertumbuhan yang cukup
baik, dan EPS PT.timah adalah 178.
Pada tahun 2012. Bila dilihat dari EPS (earnings per share).
EPS PT. Antam berada di atas rata-rata EPS indutri, rata-
rata industry adalah 184 , mengalami kenaikan lagi karena
ada satu perusahaan baru yang listing di bursa efek dan
menjadi ada 7 perusahaan yang satu kategori dengan
PT.antam , EPS PT.Antam adalah 313, pertumbuhan yang cukup
baik, dan EPS PT.timah adalah 87.
Analisis:
Pada tahun 2009 bila dilihat dari “close price” atau harga
saham nya, PT. Antam memiliki harga saham 2200, berada
diperingkat ke dua dibandingkan dengan empat perusahaan
lainnya, dan PT.Timah memiliki harga saham 2000.
Pada tahun 2010 bila dilihat dari “close price” atau harga
saham nya, PT. Antam memiliki harga saham 2450, berada
diperingkat ke tiga dibandingkan dengan lima perusahaan
lainnya, walaupun harga saham seluruh perusahaan mengalami
peningkatan namun peningkatan PT Antam cenderung tidak
terlalu besar dibandingkan dengan perusahaan lainnya dan
PT.Timah memiliki harga saham 2750.
Pada tahun 2011 bila dilihat dari “close price” atau harga
saham nya, PT. Antam memiliki harga saham 1620 , berada
diperingkat ke tiga dibandingkan dengan lima perusahaan
lainnya, harga saham seluruh perusahaan dalam katagori yang
sama mengalami penurunan. dan PT.Timah memiliki harga saham
1670.
Pada tahun 2012 bila dilihat dari “close price” atau harga
saham nya, PT. Antam memiliki harga saham 1280, berada
diperingkat ke empat dibandingkan dengan ena m perusahaan
lainnya, walaupun harga saham mengalami penuruna nanmun
penurunan tersebut cenderung tidak terlalu besar
dibandingkan dengan perusahaan lainnya dan PT.Timah
memiliki harga saham 1540.
ANALISA SWOT
Faktor Strategis Internal
1. Kekuatan
Produk Komoditas Terdiversifikasi
Kegiatan operasi Antam yang terdiversifikasi dengan komoditas
nikel, emas, perak, bauksit, pasir besi, kegiatan eksplorasi dan
jasa pemurnian Logam Mulia tersebar di pelosok Indonesia yang
kaya akan mineral.
a. Segmen Nikel
Segmen nikel mencakup penjualan bijih nikel saprolit ke Jepang
dan bijih limonit ke Australia. Penambangan bijih nikel
menggunakan metode tambang terbuka dan dilakukan sendiri oleh
perusahaan di tambang Pomalaa, Sulawesi Tenggara, sementara
penambangan di tiga lokasi di wilayah Buli, Halmahera, yakni Gee,
Tanjung Buli dan tambang baru Mornopo dilakukan oleh pihak
ketiga.
Antam juga memproduksi feronikel yang memiliki kandungan besi 80%
dan nikel 20%. Feronikel diproduksi melalui pengolahan bijih
nikel saprolit di dua fasilitas pabrik, Feni I dan Feni II,
dengan rasio setiap 70 wmt of bijih nikel untuk memproduksi satu
ton nikel dalam feronikel.
b. Segmen Emas dan Pemurnian
Antam mengoperasikan satu-satunya tambang emas bawah tanah di
Indonesia di Pongkor, Jawa Barat. Tambang Pongkor dibangun di
bawah permukaan bawah tanah karena deposit emas berada di bawah
Taman Nasional Gunung Halimun. Penambangan emas Pongkor dilakukan
dengan kombinasi conventional dan machanized cut and fill mining
menggunakan pengeboran dengan hydraulic jumbo drill dan teknik
pengangkutan dengan load houl dump. Pemurnian bullion di Logam
Mulia menghasilkan emas batangan berkualitas tinggi serta produk-
produk emas, perak dan logam mulia lainnya. Kemurnian emas Logam
Mulia terakreditasi secara internasional oleh London Bullion
Market Association.
c. Segmen Bauksit dan Kegiatan Pasir Besi
Anram adalah satu-satunya produsen bauksit di Indonesia. Bijih
bauksit ditambang dari tambang bauksit Kijang di propinsi Riau
oleh kontraktor Antam yakni PT Minerina Cipta Guna yang dimiliki
Dana Pensiun Antam. Bauksit tersebut di cuci dan di saring untuk
selanjutnya diekspor ke produsen alumina di Jepang dan Cina.
Kegiatan operasi unit bisnis pasir besi telah diserahkan kepada
PT Antam Resourcindo pada tahun 2005 seiring kecilnya pendapatan
dari unit tersebut. Antam juga telah melakukan persiapan untuk
melepas sebagian aset dari unit tersebut. Kontribusi pasir besi
terhadap pendapatan Antam sangatlah kecil. Antam tidak
mendapatkan keuntungan dari unit bisnis pasir besi seiring dengan
biaya terkait dengan penutupan tambang Cilacap.
Integrasi Vertikal
Salah satu dari keuntungan kompetitif Antam adalah kegiatan
operasi yang terintegrasi secara vertikal. Hal ini menyebabkan
Antam dapat mengendalikan biaya dan volume produksi. Kegiatan
operasi Antam meliputi :
a. Eksplorasi
Salah satu keunggulan kompetitif kami adalah jumlah cadangan
berkualitas tinggi yang berjumlah besar. Kami menganggarkan
sekitar 2-3% pendapatan tahun sebelumnya bagi unit eksplorasi
kami, unit Geomin. Kekuatan bagi suatu perusahaan pertambangan
adalah jumlah cadangan yang dapat ditambang dan diolah.
b. Pengembangan
Pada saat estimasi cadangan yang akurat diperoleh, kami akan
melakukan pengembangan cadangan tersebut, baik dikerjakan sendiri
atau dengan mitra internasional. Kami akan membuat rencana
pengembangan, mendapatkan kontraktor, memperoleh perijinan serta
mendapatkan pendanaan dan teknologi untuk dapat mengembangkan
deposit yang ada menjadi tambang atau kegiatan pengolahan yang
menguntungkan.
c. Penambangan
Kami kemudian melakukan ekstraksi cadangan dengan metode yang
tidak hanya menguntungkan namun juga tetap peduli pada aspek
berkelanjutan secara bertanggung jawab. Kegiatan penambangan
dilakukan dengan metode tambang terbuka atau tertutup. Dengan
tingkat biaya penambangan yang rendah kami meningkatkan
penggunaan jasa kontraktor dan lebih berfokus pada kegiatan
pengolahan yang dapat menghasilkan nilai lebih.
d. Pengolahan dan Pemurnian
Meski marjin operasi kegiatan ini lebih sedikit, sesungguhnya
kami memperoleh keuntungan per ton yang lebih tinggi melalui
kegiatan pengolahan dan pemurnian.
e. Pemasaran
Antam melakukan sebagian besar ekspor produk komoditas ke Asia
Utara, Eropa dan Australia dengan metode pengapalan free on board
dan dikenakan harga sesuai dengan harga spot international.
Kekuatan Antam lainnya adalah sebagian besar pelanggan merupakan
pembeli jangka panjang serta perusahaan yang memiliki reputasi
tinggi.
f. Revegetasi
Praktek pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab serta
kegiatan pengembangan masyarakat yang baik merupakan kunci dari
kesuksesan kegiatan penambangan. Antam terakreditasi ISO1001
untuk manajemen lingkungan. Antam berupaya untuk terus menjadi
bagian dari masyarakat secara positif baik pada saat kegiatan
penambangan maupun pada saat pasca tambang.
Struktur perusahaan yang mudah
Struktur perusahaan relatif mudah dengan Antam memiliki
kepemilikan 100% pada dua entitas yang terkait dengan bidang
pendanaan yakni Antam Finance Limited (Mauritius) dan Antam
Europe B.V. (Belanda) dan satu entitas bernama PT Antam
Resourcindo yang menjalankan operasi pasir besi dan tambang emas
Cikotok di Jawa Barat.
Orientasi Internasional dari Asia Utara, Eropa dan Australia
Sebagian besar dari pelanggan Antam berjangka panjang, loyal dan
perusahaan terkemuka di Asia Utara, Australia dan Eropa.
Perjanjian penjualan Antam berjangka waktu satu tahun sampai
dengan tiga tahun dan didasarkan pada volume dengan harga yang
ditentukan oleh harga spot internasional. Antam juga memiliki dua
perjanjian jangka panjang masing-masing 11 tahun dan 10 tahun
dengan TKN Jerman dan Posco Korea dengan jumlah keseluruhan
15.000 ton nikel dan feronikel. Disamping mengekspor ke Asia
Utara, namun sebagian pelanggan Antam berasal dari Eropa Timur.
Antam mulai mengekspor bijih nikel ke FeniMak, Macedonia (untuk
IMA/Alferon) dan Pobuzky, Ukraina. Pada tahun 2004, Antam mulai
mengekspor bijih nikel ke Razno Imports, Ukraina.
2. Kelemahan
Tantangan volatilitas pasar komoditas
Keunggulan kompetitif perusahaan lainnya adalah keragaman
komoditas yang dihasilkan, yang menyebabkan perusahaan memiliki
buffer dari volatilitas harga komoditas. Hal ini adalah sesuatu
yang tidak dimiliki perusahaan pertambangan yang hanya memiliki
satu komoditas.
Produksi tergantung harga bahan bakar
Risiko utama Antam terkait dengan harga bahan bakar dan komoditas
serta perubahan nilai kurs Rupiah. Antam mengelolah risiko ini
dengan menggunakan sumber bahan bakar termurah yang dimungkinkan
dan menggunakan peralatan yang paling efisien untuk dimungkinkan.
Risiko dari kenaikan harga bahan bakar dikurangi melalui
kemampuan perusahaan untuk mengurangi tingkat biaya di pos lain,
seperti tenaga kerja.
Risiko penambangan yang besar
Pertambangan merupakan usaha yang berbahaya dengan adanya risiko
terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Antam memiliki
kebijakan kecelakaan nihil. Pada saat kecelakaan terjadi, Antam
belum pernah kehilangan jumlah produksi yang signifikan akibat
kehilangan jam kerja akibat masalah keselamatan dan kesehatan
kerja. Antam juga memiliki risiko perubahan teknologi yang dapat
menyebabkan tingkat kompetitif operasi Antam berkurang. Untuk
mengurangi kemungkinan ini, Antam telah dan sedang menjalin kerja
sama strategis dengan perusahaan pertambangan yang memiliki
teknologi terkini.
Faktor Strategis Eksternal
3. Peluang
Banyak Peminat Antam
Pergerakan saham Antam tahun 2005 mencatat kenaikan yang cukup
signifikan sebesar 107% dari posisi awal tahun Rp. 1.730 menjadi
Rp. 3.575. Posis ini merupakan pencapaian harga tertinggi
sepanjang sejarah pencatatan saham Antam di BEJ seiring dengan
meningkatnya keterkaitan investor terhadap Antam. Nilai rata-rata
perdagangan harian Antam tercatat meningkat 35,7% menjadi Rp.
15,4 miliar sementara untuk volume perdagangan mengalami
penurunan 19,6% menjadi 1,57 miliar lembar saham. Posisi
kapitalisasi pasar Antam pada akhir tahun 2005 meningkat 107,2%
menjadi Rp. 6,82 triliun (US$ 694 juta).
Faktor sumber daya alam yang mendukung
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya mineral di seluruh
dunia. Oleh karena faktor tersebut Antam memanfaatkan sumber daya
alam yang telah tersedia di negara Indonesia berupa nikel,
feronikel, emas, perak, bauksit dan pasir besi.
Konsumen tetap untuk jangka panjang
Salah satu dari pencapaian Antam tahun 2005 adalah pelanggan baru
untuk komoditas nikel dan bauksit walaupun sebagian besar
industri pengolahan dunia telah beroperasi hampir maksimal.
Produk komoditas yang berkualitas sesuai dengan spesifikasi
pelanggan serta pengiriman tepat waktu menyebabkan Antam memiliki
pelanggan jangka panjang, loyal serta berkualitas baik
internasional maupun domestik. Divisi pemasaran Antam memastikan
volume penjualan sesuai dengan kapasitas produksi.
Dukungan dari Pemerintah
Kepemilikan Antam sebesar 65% dipegang oleh Pemerintah Indonesia
sementara 35% dari jumlah modal ditempatkan atau 667.691.950
saham diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (JSX: ANTAM), Bursa
Efek Surabaya (SSX: ANTAM) dan Bursa Efek Australia (ASX: ATM).
Saham Antam tercatat secara penuh di ASX dan diperdagangkan dalam
satuan CDI (Cash Depository Inerests) yang setara dengan lima
saham biasa.
4. Kelemahan
Peraturan Undang-undang tentang lingkungan
Antam juga memiliki risiko gangguan usaha serta keputusan hukum
yang memberatkan, terutama terkait dengan aspek lingkungan dan
pengembangan masyarakat. Meski demikian, Antam mempertahankan
hubungan dan kontak yang bagus dengan masyarakat sekitar, yang
sebagian besar sudah ada di lokasi semenjak kegiatan operasi
dimulai. Selain itu, perusahaan juga memiliki standar pengelolaan
lingkungan yang setara atau melebihi standar nasional. Antam juga
memiliki sertifikasi manajemen pengelolaan lingkungan ISO14001.
Oleh karena itu, Antam berpendapat bahwa risiko kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan perundangan sangat kecil.
Terbatasnya sumber daya alam
Karena sumber daya alam berupa nikel, feronikel, emas, perak,
bauksit dan pasir besi merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat di perbaharui. Oleh karena itu dengan terbatasnya sumber
daya alam, Antam didalam mempergunakan sumber daya alam dengan
seefisien dan sebaik mungkin. Sumber daya alam tersebut baru bisa
ditambang lagi setelah berpuluh-puluh tahun.
Likuiditas PT AntamTingkat Likuiditas
Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan
memonitor profil jatuh tempo pinjaman dan sumber pendanaan,
menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga dan kesiapan untuk
menjaga posisi pasar. Perusahaan dan Entitas Anak mempertahankan
kemampuannya untuk melakukan pembiayaan atas pinjaman yang
dimiliki dengan cara mencari berbagai sumber fasilitas pembiayaan
yang mengikat dari pemberi pinjaman yang handal. Perusahaan dan
Entitas Anak mempunyai eksposur risiko likuiditas dengan adanya
pendanaan obligasi dan pinjaman modal untuk pengembangan
proyeknya.
Tanggal jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan
seperti hutang usaha, biaya masih harus dibayar, bagian jangka
pendek penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan
hidup dan hutang lain adalah kurang dari satu tahun, kecuali
untuk liabilitas keuangan seperti hutang obligasi dan bagian
jangka panjang penyisihan pengelolaan dan reklamasi lingkungan
hidup.
Selama tahun 2012, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki
rasio likuiditas 251% dengan aset lancar senilai Rp7,65 triliun
dan liabilitas jangka pendek senilai Rp3,04 triliun.
Risiko Likuiditas
Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan
memonitor profil jatuh tempo pinjaman dan sumber pendanaan,
menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga dan kesiapan untuk
menjaga posisi pasar. Perusahaan dan Entitas Anak mempertahankan
kemampuannya untuk melakukan pembiayaan atas pinjaman yang
dimiliki dengan cara mencari berbagai sumber fasilitas pembiayaan
yang mengikat dari pemberi pinjaman yang handal. Perusahaan dan
Entitas Anak mempunyai eksposur risiko likuiditas dengan adanya
pendanaan obligasi dan pinjaman modal untuk pengembangan
proyeknya.
Tanggal jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan
seperti utang usaha, biaya masih harus dibayar, bagian jangka
pendek penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan
hidup dan utang lain adalah kurang dari satu tahun, kecuali untuk
liabilitas keuangan seperti utang obligasi dan bagian jangka
panjang penyisihan pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup.
RASIO LANCAR
rasiolancar= Asetlancarkewajibanlancar
pada tahun 2011:
rasiolancar=Rp9.108.019.774.000Rp846.446.529.000
¿10,760
Pada tahun 2012:
rasiolancar=Rp7.646.851.196.000Rp3.041.406.158.000
¿2,514
Dari kedua perbandingan diatas, dapat diketahui bahwa
tingkat likuiditas PT Antam lebih besar pada tahun 2011. Nilai
10,760 dapat diartikan bahwa setiap 1 kewajiban PT Antam dapat
dibayarkan dengan 10,760 asetnya. Sedangkan pada tahun 2012,
setiap 1 kewajiban lancar hanya dapat dibayar dengan aset sebesar
2,541,
Tingkat likuiditas ini biasanya digunakan sebagai
perbandingan oleh beberapa pemangku perusahaan. Misalnya saja
kreditur atau pembeli obligasi. Nilai rasio lancar menggambarkan
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban janga pendeknya. Jika
nilai rasio lancarnya semakin tinggi, maka kemampuan membayar
kewajiban semakin baik, sehingga tingkat kepercayaan kreditur dan
pembeli obligasi juga lebih tinggi.
Berdasarkan data dan informasi di atas Rasio Lancar PT.
Antam adalah 1064% dan PT.Timah 2.970 (dalam miliar Rp)
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas PT.Antam
lebih baik dari PT.Timah bila dilihat dari Rasi Lancar
dibandingkan dengan PT. Timah.
WORKING CAPITAL
Working Capital = Aset Lancar – Kewajiban Lancar
Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012Aset Lancar Rp 9.108.019.774.000 Rp 7.646.851.196.000
Kewajiban Lancar (Rp
846.446.529.000)
(Rp
3.041.406.158.000)Modal Kerja Rp
8.261.573.245.000
Rp
4.605.445.038.000
Dari hasil perhitungan diatas, ternyata modal kkerja yang
dapat digunakan PT Antam pada tahun 2011 lebih besar dibandingkan
dengan tahun 2012.
RASIO KAS
Kas dan setara kas / Liabilitas Lancar=
386.857.476.900 / 3.041.406.158= 127,1
kas+setarakas+efekyangdapatdiperjualbelikanaktivalancar
pada perhitungan tahun 2011, didapatkan perhitungan:
Rp5.639.678.574.000+Rp35.668.299.000Rp9.108.109.774.000
=0,62
sedangkan pada tahun 2012
Rp3.868.574.769.000Rp7.646.851.196.000
=0,51
Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa
tingkat likuiditas PT Antam lebih baik pada tahun 2011
dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini dilihat dari tingat rasio
pada tahun 2011 yang lebih besar dibandingkan pada tahun 2012.
Penurunan ini salah satunya disebabkan tidak adanya efek yang
dapat diperjualbelikanPT Antam pada tahun 2012.
Selanjutnya adalah perhitungan tentang rasio kas terhadap
kewajiban lancar, yaitu:
kas+setarakas+efekyangdapatdiperjualbelikanKewajibanlancar
untuk 2011, didapatkan hasil perhitungan:
Rp5.639.678.574.000+Rp35.668.299.000Rp846.446.529.000
=6,70
sedangkan pada tahun 2012
Rp3.868.574.769.000Rp3.041.406.158.000
=1,27
Rasio ini mengukur ketersedian kas untuk membayar lancar.
Ukuran ini merupakan uji paling standar dengan mengabaikan sifat
pedanaan aset lancar dan kewajiban lancar. Rasio ini melengkapi
rasio kas terhadap aset lancar untuk mengukur ketersediaan kas
dari perspektif yang berbeda.
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bawa rasio pada
tahun 2011 lebih baik dari pada tahun 2012. Karena, dari hasil
perhitungan, kemampuan aset lancar menutupi kewajiban lancarnya
lebih besar dibandingkan tahun 2012 karena rasio as terhadap
kewajiban lancarnya lebih besar di tahun 2011 dibandingkan tahun
2012.
Secara keseluruhan, rasio keuangan ini digunakan salaha
satunya sebagai syarat mendapatkan pinjaman kredit dari bank.
Dalam laporan keuangannya, PT Antam mencantumkan rasio keungan
yang baik memberikan peluang mendapatkan kredit lebih
besar.Selain itu, selama jangka waktu obligasi perusahaan
berkewajiban, antara lain, mempertahankan rasio keuangan
tertentu. Hal ini bertujuan memberi kepastian dan keamanan atas
sejumlah investasi, yang dilakukan investor, di suatu perusahaan
RECEIVABLE TURNOVER
Kolektibilitas Piutang
Kolektibilitas piutang dipengaruhi oleh kemampuan ANTAM
dalam menagih piutangnya. Pada akhir tahun 2012, collection
period memperlihatkan peningkatan menjadi 51,86 hari dibandingkan
lama periode penagihan piutang di 2011 yang mencapai 49,87 hari.
Untuk mengurangi risiko pembeli gagal bayar (default), Perusahaan
menerapkan kebijakan pembayaran di awal.
untuk pembeli lama dan baru tertentu dengan kontrak jangka
panjang. Selain itu Perusahaan juga dilindungi oleh praktek
kontrak penjualan offtake jangka panjang dengan lebih dari satu
pembeli terutama untuk produk feronikel. Kontrak jangka panjang
ini menjamin Perusahaan selalu mendapatkan pembeli untuk produk
yang dihasilkan.
Untuk tidak menagih lagi atau menghapus bukukan dari
pembukuan piutang dan penghapusan persediaan barang yang melebihi
jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris.
INVENTORY TURNOVER
2012
Harga Pokok Penjualan = 8.427.160.000.000
= 5,37
Rata-rata persediaan
1.449.967.933.000+1.687.897.283.000/2
Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan = (persediaan x 360) /
harga pokokpenjualan
= (1.449.967.933.000 x 365) /
8.427.160.000.000
= 67 hari
2011
Harga Pokok Penjualan = 7.318,730.000.000
= 5,01
Rata-rata persediaan
1.229.283.112.000+1.687.897.283.000/2
Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan = (persediaan x 365) /
harga pokokpenjualan
= (1.687.897.283.000x 365) /
7.318,730.000.000
= 72 hari
LIKUIDITAS PT TIMAH
INVENTORY TURNOVER
2011 2012 2010
COGS6776336000000
.00 6498505000000.006415100000000
.00
PERSEDIAAN2447376000000
.00 1617389000000.001802710000000
.00
RATA-RATA PERSEDIAAN2125043000000
.00 3256070500000.00INVENTORY TURNOVER 3.188799474 1.99581213
JUMLAH HARI UNTUK MENJUAL PERSEDIAAN 114 HARI 182 HARI
Analisis:
Rasio Lancar : Berdasarkan data dan informasi di atas Rasio
Lancar PT. Antam adalah 1064% dan PT.Timah 2.970 (dalam
miliar Rp) maka dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas
PT.Antam lebih baik dari PT.Timah bila dilihat dari Rasi
Lancar dibandingkan dengan PT. Timah.
Working Capital : Berdasarkan data dan informasi di atas
Working capital PT. Antam adalah 8.261(dalam miliar Rp)
dan PT.Timah 409%, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
likuiditas PT.Antam tidak lebih baik dari PT.Timah bila
dilihat dari Working Capital dibandingkan dengan PT. Timah.
Rasio Kas : Berdasarkan data dan informasi di atas Rasio Kas
PT. Antam adalah 127,1% dan PT.Timah 70%, maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat likuiditas PT.Antam lebih baik
dari PT.Timah bila dilihat dari Rasio kas dibandingkan
dengan PT. Timah.
Account Receivable turnover : Berdasarkan data dan informasi
di atas Account re eivable turnover PT. Antam adalah 7,04
kali dan PT.Timah 16 kali , maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat likuiditas PT.Antam tidak lebih baik dari PT.Timah
bila dilihat dari Account Rece divable turnover ibandingkan
dengan PT. Timah. Dan Periode penagihan piutang PT.Antam
adalah 51,89 hari sedangkan PT.timah 23 Hari.bila dilihat
dari periode penagihan piutang pun lebih baik PT.Timah,
namun bila kita melihat jumlah piutang :
PT.ANTAM
PT TIMAH
Piutang PT Antam memang jauh lebih besar PT. Antam 1247
Miliar Rupiah dan PT. Timah 470,6, mungkin hal ini yang
menyebabkan kolektibilitas piutang PT.Antam lebih rendah
dibandingkan dengan PT.Timah.
Inventory turnover : Berdasarkan data dan informasi di atas
Inventory turnovern PT. Antam adalah 5,37 kali dan
PT.Timah 3,1 kali , maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
likuiditas PT.Antam bil lebih baik dari PT.Timah bila
dilihat dari inventory turnover bandingkan dengan PT. Timah.
Dan Periode untuk menjual persediaan PT.Antam adalah 67
hari sedangkan PT.timah 182 Hari.bila dilihat dari periode
untuk menjual persediaan pun lebih baik PT.Antam.
Rasio Pengembalian atas Modal yang Diinvestasikan Pengembalian aset operasi besih (Return on Net Operation Asset)
adalah rasio yang memperhitungkan kemampuan aset untuk
menghasilkan keuntungan atas modal yang telah diserahkan
investor. RNOA dirumuskan dengan:
RNOA=Lababersihsetelahpajak
Asetoperasibersih Dari rumus diatas, dapatkan nilai RNOA PT Antam tahun 2012
adalah 65% sedangkan pada 2011 hanya 23%. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah peningkatan
current liabilities yang sangat signifikan, yaitu sebesar Rp
1.461.168.578.000.
Sedangkan pada PT Timah, RNOA mengalami penurunan dari
semula 11% pada tahun 2011 menjadi hanya 8% pada tahun 2012.
Hal ini disebabkan adanya penurunan laba bersih setelah
pajak sekitar 50%.
Pengembalian Ekuitas Biasa (ROCE) Rasio ini menggambarkan profitabilitas perusahaan dan
efisiensi dengan modal dilakukan perusahaan dalam menjalakan
operasinya. Semakin efisien kegiatan operasinya, maka
semakin tinggi ROCE yang dimiliki perusahaan. ROCE
dirumuskan dengan:
Lababersih−dividenpreferenekuitaspemegangsahambiasa
Berdasarkan perhitungan yang telah kami lakukan, nilai ROCE
untuk PT Antam adalah 23,59% sedangkan untuk PT Timah adalah
20%. Hal ini mengindikasikan bahwa PT Antam, lebih efisien
atau lebih hemat dalam menggunakan sumber daya yang
dimilikinya disetiap kegiatan operasinya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2011, PT Antam dan PT Timah
mengalami penurunan tingkat efisiensi. Sebab pada tahun
2011, PT Antam memiliki tingkat ROCE sebesar 36,06%
sedangkan pada PT Timah, didapat nilai ROCE sebesar 27%.
Tingkat Pajak Efektif Rasio ini memperhitungkan besaran nilai pajak yang
harus dibayarkan dari tahun ketahun dibandingkan dengan laba
yang peroleh perusahaan. Tingkat pajak efektif dirumuskan
dengan:
bebanpajaklabasebelumpajak
Tingkat pajak efektif PT Antam pada tahun 2012 adalah
23% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 25%. PT Timah tahun
2012 memiliki tingkat pajak efektif adalah sebesar 33%
sedangkan pada tahun 2011 hanya 29%.
Tingkat Pembayaran Dividen Tingkat pembayaran dividen didefinisikan sebagai
kemampuan perusahaan membayarkan dividen atas investasi yang
dilakukan investor dengan menggunakan dana yang berasal dari
keuntungan perusahaan oada suatu periode. Tingkat pembayaran
dividen dirumuskan dengan:
dividentunailababersih
Setelah melakukan perhitungan terhadao dua perusahaan
didua periode yang berbeda, ternyata tingkat pembayaran
dividen pada kedua perusahaan juga mengalami perbedaan. Pada
PT Antam, tingkat pembayaran dividen tahun 2012 dan tahun
2011 berturut-turut adalah adalah 22% dan 45%. Sedangkan
pada PT Timah, tingkat pembayaran dividen 20% dan 50%
RASIO PROFITABILITAS
grossprofitmargin=netsales−costofproductssold
netsales
grossprofitmargin2012=10.449.885.512.000−8.427.157.554.000
10.449.885.512.000=19,36 %
grossprofitmargin2011=10.346.433.404.000−7.318.735.238.000
10.346.433.404.000=29,26 %
operatingprofitmargin=incomebeforetaxes∧interestexpensenetsales
operatingprofitmargin2012= 895.864.056.00010.449.885.512.000
=8,57%
operatingprofitmargin2011= 2.012.878.425.00010.346.433.404.000
=19,45%
Profitabilitas usaha ANTAM yang dihitung dari laba usaha
dibagi dengan penjualan bersih mencapai 9% di tahun 2012
dibandingkan dengan 19% untuk tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh
tingkat kenaikan biaya yang melebihi laju peningkatan penjualan
bersih. Profitabilitas segmen nikel turun terutama disebabkan
kenaikan biaya bahan bakar, pengenaan royalti terhadap feronikel
serta adanya pajak ekspor terhadap bijih nikel yang dijual,
sementara penurunan profitabilitas segmen emas dan pemurnian
disebabkan oleh kenaikan biaya pembelian logam mulia dan
penurunan kadar bijih emas yang ditambang sehingga mempengaruhi
biaya pengembangan tambang. Biaya naik, maka profitabilitas pun
menurun.
Berikut adalah profitabilitas PT Timah sebagai salah satu
saingan PT Antam dalam industri pertambangan. :
grossprofitmargin2012=7.822.560.000.000−6.498.505.000.0007.822.560.000.000
=16,93%
grossprofitmargin2011=8.749.617.000.000−6.776.336.000.0008.749.617.000.000
=22,55%
operatingprofitmargin2012= 646.639.000.0007.822.560.000.000
=8,27%
operatingprofitmargin2011=1.268.085.000.0008.749.617.000.000
=14,49%
Dilihat dari angka tersebut, profitabilitas PT Antam baik dilihat
dari gross profit margin maupun operating profit margin masih
lebih besar dibandingkan PT Timah,yang berarti bahwa PT Antam
memiliki profitabilitas yang lebih baik dari PT Timah walaupun
rasionya tidak berbeda jauh.
RASIO EFISIENSIRasio efisiensi adalah tingkat kenaikan beban di banding
penjualan perusahaan menunjukkan peningkatan
rasioefisiensibebanpokokpenjualan=bebanpokokpenjualan
penjualanbersih
rasioefisiensibebanpokokpenjualan2012=8.427.157.554.00010.449.885.512.000
=80,64%
rasioefisiensibebanpokokpenjualan2011=7.318.735.238.00010.346.433.404.000
=70,74%
Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa rasio efisiensi PT
Antam di tahun 2012 meningkat, berarti bahwa pada tahun 2012 PT
Antam dinilai kurang efisien dari tahun 2011. Beban Pokok
Penjualan ANTAM tahun 2012 naik 15% mencapai Rp8,43 triliun
dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp7,32 triliun. Sedangkan total
biaya produksi di tahun 2012 mencapai Rp8,25 triliun atau naik 8%
dari biaya produksi di 2011 sebesar Rp7,65 triliun. Kenaikan
biaya produksi tersebut dipicu terutama oleh kenaikan pemakaian
bahan bakar, transportasi, pembayaran royalti dan sewa.
rasioefisiensibebanusaha=bebanusaha
penjualanbersih
rasioefisiensibebanusaha2012=1.126.863.902.00010.449.885.512.000
=10,78%
rasioefisiensibebanusaha2011=1.014.819.741.00010.346.433.404.000
=9,81%
efisiensibebanpokokpenjualan2011= 7.318.735.238.00010.346.433.404.000
=70,74%
Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa rasio efisiensi PT
Antam di tahun 2012 meningkat, berarti bahwa pada tahun 2012 PT
Antam dinilai kurang efisien dari tahun 2011. Dalam tahun 2012
ANTAM mencatat Beban Usaha sebesar Rp1,13 triliun naik 11% dari
tahun 2011 sebesar Rp1,01 triliun. Komponen beban umum dan
administrasi adalah sebesar 76% dari beban usaha tahun 2012,
sehingga peningkatan beban umum dan administrasi sangat
mempengaruhi peningkatan beban usaha. Kenaikan beban umum dan
administrasi berasal dari kenaikan komponen gaji, upah, bonus dan
kesejahteraan karyawan, naik 9% dari tahun 2011, yang antara lain
disebabkan adanya peningkatan gaji berkala karyawan dan biaya
imbalan kesehatan pasca-kerja. Kenaikan beban penjualan dan
pemasaran disebabkan adanya kenaikan biaya pengapalan dan
asuransi sebesar 26% yaitu dari Rp124 milliar tahun 2011 menjadi
Rp166 milliar di tahun 2012.
Berikut adalah rasio efisiensi PT Timah sebagai salah satu
saingan PT Antam dalam industri pertambangan. :
rasioefisiensibebanpokokpenjualan2012=6.498.505.000.0007.822.560.000.000
=83,07%
rasioefisiensibebanusaha2012= 580.584.000.0007.822.560.000.000
=7,42%
Dilihat dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahun
2012 PT Antam lebih efisien dari PT Timah dalam pemakaian beban
pokok penjualan. Sedangkan dalam pemakaian beban usaha PT Antam
kurang efisien dibandingkan PT Timah.
Informasi tambahan (Perubahan Signifikan)Arus Kas Operasional
(In Rp000) 2012 2012
( Laporan tahunan
2012) ( Laporan tahunan
2013)Pembayaran kepada
pemasok
5.906.479.723 7.400.760.953
Pembayaran
komisaris, direksi
dan karyawan
2.415.277.493 920.996.263
Pembayaran kepada pemasok dan pembayaran kepada komisaris,
direksi dan karyawan mengalami kenaikan yang signifikan pada
tahun 2012. Namun, nominal tahun 2012 yang tertera pada laporan
tahunan 2013 mengalami perubahan. Terbatasnya informasi yang ada
pada laporan keuangan 2012 dan 2013 menimbulkan pertanyaan
mengapa hampir di setiap tahun terjadi kenaikan pembayaran kepada
komisaris, direksi dan karyawan dan juga terdapat perubahan
nominal tahun 2012 yang disajikan di laporan 2013. Informasi
tambahan lainnya adalah pada tahun 2013 Antam diperiksa oleh
Kantor Akuntan Publik yang berbeda, semula E&Y dan sekarang PWC.
Metode yang digunakan untuk arus kas tidak mengalami
perubahan, tetap dengan metode langsung. Minimnya informasi baik
dari laporan keuangan tahun 2012 dan 2013, kami berasumsi bahwa
kenaikan pembayaran kepada komisaris, direksi dan karyawan
dikarenakan adanya perubahan komposisi komisaris dan direksi pada
tahun 2012, kenaikan jumlah karyawan serta adanya kenaikan dana
pensiun. Selain itu, dimungkinkan adanya koreksi yang dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik PWC pada saat tahun 2013.
Stock Split
Antam melakukan stock split pada tahun 2007. Hal ini
berdampak pada laba usaha yang meningkat. Namun, tahun 2008
kembali turun sangat signifikan. Setelah stock split dilakukan,
Antam tidak melakukan issuance share. Kas dan setara kas
ANTAM memiliki kas dan setara kas sebesar Rp3,869 triliun.
Jumlah kas dan setara kas ANTAM turun 31% dibandingkan tahun 2011
yangberjumlah Rp5,64 triliun seiring dengan belanja modal untuk
keperluan proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa. Kas dan
setara kas tahun 2011 Rp5.639.678.574.000 sedangkan tahun 2012
sebesar Rp3.868.574.769.000.
Piutang Usaha
Kolektibilitas piutang dipengaruhi oleh kemampuan ANTAM
dalam menagih piutangnya. Pada akhir tahun 2012, collection
period memperlihatkan peningkatan menjadi 51,86 hari dibandingkan
lama periode penagihan piutang di 2011 yang mencapai 49,87 hari.
Piutang usaha mengalami kenaikan dari Rp1.247.342.620.000
pada tahun 2011 menjadi Rp 1.722.426.366.000 di tahun 2012. Hal
ini berbanding terbalik dengan statement Antam diatas dimana
kolektibilitas piutang nya mengalami peningkatan tetapi piutang
usaha cenderung naik walaupun tidak signifikan.
Persediaan
Persediaan ANTAM turun sebesar 14% dari Rp1,69 triliun
menjadi Rp1,45 triliun yang didorong oleh penurunan persediaan
feronikel dan emas dan perak.Namun, Antam memprediksikan
berdasarkan pernyataan bahwa permintaan dari China diperkirakan
akan tetap meningkat dan mendukung investasi di industri
pertambangan global. Selain itu, dengan semakin menipisnya
persediaan beberapa komoditas di pasar internasional, industry
pertambangan global diperkirakan masih akan tetap solid di tahun
2013.
Persediaan Antam yang bergantung pada alam sangat
mempengaruhi jumlah persediaan yang ada. Pada tanggal 31 Desember
2012, persediaan CSD sebesar Rp37.000.000 digunakan untuk jaminan
atas utang bank (Catatan 21d).
Catatan 21 d :
Perjanjian fasilitas kredit modal kerja tersebut dijamin melalui
beberapa agunan sebagai berikut:
1. Piutang usaha sebesar Rp24.000.000.
2. Piutang usaha baru sebesar Rp25.000.000.
3. Persediaan sebesar Rp37.000.000.
4. Tanah seluas 326.166m2, bangunan kantor, pabrik dan mesin di
lokasi tambang CSD dengan nilai keseluruhan sebesar
Rp180.000.000.
Investasi pada entitas asosiasi
Investasi pada entitas asosiasi mengalami kenaikan
signifikan dari Rp173.259.737.000 menjadi Rp3.956.042.901.000.
Berdasarkan pendekatan nilai wajar, kepemilikan saham sebelumnya
diukur kembali pada nilai wajar melalui laba rugi pada tahun
dimana terjadi penambahan kepemilikan saham.
Aset Tetap
Aset tetap mengalami kenaikan dari Rp2.980.742.742.000
menjadi Rp4.663.449.270.000 atau hampir dua kali lipat.
Penambahan harga perolehan aset tetap termasuk reklasifikasi aset
dalam penyelesaian yang telah selesai ke masing-masing aset tetap
terkait masing-masing sebesar Rp878.297.166 dan Rp167.944.263
pada tahun 2012 dan 2011.
Kenaikan beban bunga dan Pinjaman Bank
Beban bunga meningkat sangat signifikan yaitu sekitar 932%.
Beban bunga merupakan beban yang berasal dari pinjaman investasi
dan hutang obligasi. ANTAM memiliki fasilitas pinjaman investasi
dari PT Bank UOB Indonesia, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd, PT
Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan PT Bank Panin Tbk dengan
tingkat bunga berkisar 1,52% per tahun atau LIBOR plus 1,2%.
pinjaman bank jangka pendek yang mencapai Rp1,66 triliun.