ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA BUNDARAN 1001 AI ...

10
1 ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA BUNDARAN 1001 AI KOTA SINGKAWANG Ismi Sukmawati 1) , S. Nurlaily Kadarini 2) , Sumiyattinah 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 2,3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak Email : [email protected] ABSTRAK Bundaran 1001 AI Kota Singkawang melayani penting yaitu arus lalu lintas keluar masuk ke Kota Singkawang, dimana sekitarnya terdapat lembaga pendidikan, perkantoran, permukiman, pusat perbelanjaan dan pasar. Meningkatnya jumlah penduduk, volume kendaraan yang akan melintas juga akan bertambah maka diperkirakan bahwa kedepannya bundaran akan memiliki arus lalu lintas yang padat, sehingga diperlukan analisis kinerja bundaran. Jika hasil kinerja dari bundaran tersebut buruk maka perlu dilakukann evaluasi perbaikan untuk bundaran tersebut. Analisis kinerja bundaran dihitung menggunakan MKJI (1997) dan VISSIM. Analisis pada kondisi eksisting menghasilkan nilai DS = 0,403 dengan tingkat pelayanan LOS B, untuk proyeksi tahun 2026 hasil DS = 0,497 dengan tingkat pelayanan LOS C, dan proyeksi tahun 2031 hasil DS = 0,759 dengan tingkat pelayanan LOS D. Berdasarkan hasil analisis, alternatif yang ada pada penelitian ini yaitu perbaikan untuk bundaran dengan merubah parameter geomterik pada bagian jalinan. Hasil analisis MKJI 1997 proyeksi tahun 2026 hasil DS = 0,373 dengan tingkat pelayanan LOS B, dan proyeksi tahun 2031 hasil DS = 0,569 dengan tingkat pelayanan LOS C. Hasil simulasi VISSIM proyeksi tahun 2026 nilai tundaan bundaran = 7,680 detik dengan tingkat pelayanan LOS A, dan proyeksi tahun 2031 nilai tundaan bundaran = 12,450 detik dengan tingkat pelayanan LOS B. Kata Kunci: bundaran, kinerja ABSTRACT The 1001 AI Roundabout Singkawang City serves an important function, named the flow of traffic in and out of Singkawang City. There are also educational institutions, offices, settlements, shopping centers, and markets in the vicinity. An analysis is important to know the performance of the roundabout. As the population increase, the volume of vehicles that pass through will also increase. so, it is estimated that in the future the roundabout will have more heavy traffic flow. If the performance results of the roundabout are poor, it is necessary to evaluate the improvement to the roundabout. The Roundabout performance analysis was calculated using MKJI (1997) and VISSIM. The analysis of the existing conditions, with a DS value of 0.403 with a service level of LOS B, for projections in 2026, the results of DS = 0.497 with a service level of LOS C, and a projection in 2031 with a service level of DS = 0.759 with a service level of LOS D. Based on the result analysis, the available alternatives In this study, the improvement to the roundabout was achieved by changing the geometric parameters of the section of the braid. 1997 projections for 2026 DS results = 0.373 with LOS B service levels, and projections for 2031 DS results = 0.569 with LOS C service levels. VISSIM simulation result, show that in 2026 the roundabout delay value will be equal to 7,680 seconds with LOS A service level, and in 2031 the value of the roundabout delay will be equal to 12,450 seconds with a service level of LOS B. Keywords: roundabout, performance I. PENDAHULUAN Bundaran ialah salah satu jenis pengendalian persimpangan lalu lintas terarah yang mengitari suatu pulau ditengah persimpangan. Bundaran umumnya berada pada daerah perkotaan sebagai pertemuan antara beberapa ruas jalan dengan kapasitas yang sama seperti persimpangan yang dikendalikan dengan lampu APILL. Perencanaan simpang dengan bentuk bundaran yang merupakan bagian penting pada perencanaan jalan. Pada bundaran terdapat pertemuan antara kendaraan dari berbagai arah. Jadi pada perencanaan bundaran harus dilakukan dengan baik agar tidak menimbulkan arus lalu lintas yang buruk. Bundaran 1001 AI Kota Singkawang merupakan bundaran yang terletak di pertigaan Jalan Batas Kota Singkawang - Sei Duri, Jalan Tani dan Jalan Ahmad Yani. Hadirnya bundaran ini mempercantik Kota Singkawang ditambah dengan terdapatnya air mancur pada pulau bundaran.

Transcript of ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA BUNDARAN 1001 AI ...

1

ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA BUNDARAN 1001 AI KOTA

SINGKAWANG

Ismi Sukmawati1), S. Nurlaily Kadarini2), Sumiyattinah3)

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

2,3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

Email : [email protected]

ABSTRAK

Bundaran 1001 AI Kota Singkawang melayani penting yaitu arus lalu lintas keluar masuk ke Kota Singkawang,

dimana sekitarnya terdapat lembaga pendidikan, perkantoran, permukiman, pusat perbelanjaan dan pasar.

Meningkatnya jumlah penduduk, volume kendaraan yang akan melintas juga akan bertambah maka diperkirakan

bahwa kedepannya bundaran akan memiliki arus lalu lintas yang padat, sehingga diperlukan analisis kinerja

bundaran. Jika hasil kinerja dari bundaran tersebut buruk maka perlu dilakukann evaluasi perbaikan untuk

bundaran tersebut. Analisis kinerja bundaran dihitung menggunakan MKJI (1997) dan VISSIM. Analisis pada

kondisi eksisting menghasilkan nilai DS = 0,403 dengan tingkat pelayanan LOS B, untuk proyeksi tahun 2026

hasil DS = 0,497 dengan tingkat pelayanan LOS C, dan proyeksi tahun 2031 hasil DS = 0,759 dengan tingkat

pelayanan LOS D. Berdasarkan hasil analisis, alternatif yang ada pada penelitian ini yaitu perbaikan untuk

bundaran dengan merubah parameter geomterik pada bagian jalinan. Hasil analisis MKJI 1997 proyeksi tahun

2026 hasil DS = 0,373 dengan tingkat pelayanan LOS B, dan proyeksi tahun 2031 hasil DS = 0,569 dengan tingkat

pelayanan LOS C. Hasil simulasi VISSIM proyeksi tahun 2026 nilai tundaan bundaran = 7,680 detik dengan

tingkat pelayanan LOS A, dan proyeksi tahun 2031 nilai tundaan bundaran = 12,450 detik dengan tingkat

pelayanan LOS B.

Kata Kunci: bundaran, kinerja

ABSTRACT

The 1001 AI Roundabout Singkawang City serves an important function, named the flow of traffic in and out of

Singkawang City. There are also educational institutions, offices, settlements, shopping centers, and markets in

the vicinity. An analysis is important to know the performance of the roundabout. As the population increase, the

volume of vehicles that pass through will also increase. so, it is estimated that in the future the roundabout will

have more heavy traffic flow. If the performance results of the roundabout are poor, it is necessary to evaluate the

improvement to the roundabout. The Roundabout performance analysis was calculated using MKJI (1997) and

VISSIM. The analysis of the existing conditions, with a DS value of 0.403 with a service level of LOS B, for

projections in 2026, the results of DS = 0.497 with a service level of LOS C, and a projection in 2031 with a

service level of DS = 0.759 with a service level of LOS D. Based on the result analysis, the available alternatives

In this study, the improvement to the roundabout was achieved by changing the geometric parameters of the section

of the braid. 1997 projections for 2026 DS results = 0.373 with LOS B service levels, and projections for 2031 DS

results = 0.569 with LOS C service levels. VISSIM simulation result, show that in 2026 the roundabout delay value

will be equal to 7,680 seconds with LOS A service level, and in 2031 the value of the roundabout delay will be

equal to 12,450 seconds with a service level of LOS B.

Keywords: roundabout, performance

I. PENDAHULUAN

Bundaran ialah salah satu jenis pengendalian

persimpangan lalu lintas terarah yang mengitari suatu

pulau ditengah persimpangan. Bundaran umumnya

berada pada daerah perkotaan sebagai pertemuan

antara beberapa ruas jalan dengan kapasitas yang

sama seperti persimpangan yang dikendalikan

dengan lampu APILL. Perencanaan simpang dengan

bentuk bundaran yang merupakan bagian penting

pada perencanaan jalan. Pada bundaran terdapat

pertemuan antara kendaraan dari berbagai arah. Jadi

pada perencanaan bundaran harus dilakukan dengan

baik agar tidak menimbulkan arus lalu lintas yang

buruk.

Bundaran 1001 AI Kota Singkawang

merupakan bundaran yang terletak di pertigaan Jalan

Batas Kota Singkawang - Sei Duri, Jalan Tani dan

Jalan Ahmad Yani. Hadirnya bundaran ini

mempercantik Kota Singkawang ditambah dengan

terdapatnya air mancur pada pulau bundaran.

2

Bundaran ini juga terkadang dijadikan tempat untuk

berfoto.

Bundaran ini dapat menyebabkan arus konflik

karena melayani arus penting yaitu arus lalu lintas

keluar masuk ke Kota Singkawang, dimana

sekitarnya juga terdapat lembaga pendidikan,

perkantoran, permukiman, pusat perbelanjaan dan

pasar. Meningkatnya jumlah penduduk, volume

kendaraan yang akan melintasi juga akan bertambah

maka diperkirakan bahwa kedepannya bundaran

1001 AI Kota Singkawang akan memiliki arus lalu

lintas yang padat. Setelah kinerja dari bundaran,

selanjutnya dilakukan proyeksi untuk mengetahui

apakah bundaran tersebut masih dapat memenuhi

kebutuhan dari arus kendaraan yang akan melintas.

Jika hasil kinerja dari bundaran tersebut buruk maka

perlu dilakukannya evaluasi perbaikan untuk

bundaran tersebut.

Pada penelitian ini dilakukan pemodelan

menggunakan software VISSIM. software VISSIM

atau Verkher In Stadten Simulations Model

merupakan aplikasi pemodelan transportasi yang

dapat memberikan simulasi kondisi lapangan dalam

bentuk 2D dan 3D. Aplikasi VISSIM dapat

mensimulasi mengevaluasi kinerja lalu lintas,

angkutan umum, transportasi pribadi dan juga pejalan

kaki. Pada aplikasi ini dapat memodelkan konfigurasi

geometrik ataupun perilaku pengguna jalan dalam

sistem transportasi. Sehingga kemudian didapatlah

hasil dari kinerja bundaran setelah itu menganalisis

kinerja bundaran dengan rekomendasi alternatif yang

diperlukan untuk meningkatkan kinerja bundaran di

masa datang.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka

tujuan penelitian ini sebagai berikut :

a. Mengetahui kinerja Bundaran 1001 AI Kota

Singkawang kondisi eksisting, dan masa proyeksi

pada tahun 2026 serta 2031 menggunakan MKJI

1997 dan software VISSIM.

b. Memberikan solusi alternatif perbaikan bundaran,

pada masa proyeksi tahun 2026 dan 2031.

c. Mengetahui hasil dari perhitungan dengan

menggunakan MKJI 1997 dan Software VISSIM

II. METODOLOGI DAN PUSTAKA

Perhitungan Kinerja Bundaran

Metode dengan Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (1997) mempunyai dasar empiris. Metode

yang digunakan dalam manual untuk perhitungan

bagian jalinan tunggal meliputi beberapa hal penting

diantaranya kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan,

dan peluang antrian.

Perhitungan kinerja bundaran dilakukan

dalam beberapa tahapan perhitungan berdasarkan

MKJI (1997) yang terdiri dari :

a. Kapasitas

Kapasitas toal pada bagian jalinan bundaran

merupakan hasil antara kapasitas dasar (Co) yaitu

kapasitas pada kondisi tertentu dan faktor

penyesuaian (F), yang memperhitungkan tentang

pengaruh kondisi lapangan sebenar-benarnya

terhadap kapasitas. Model kapasitas dapat dilihat

pada persamaan berikut:

C = 135 × WW1,3 × ( 1 + WE/WW)1,5 × ( 1 + PW/3)

0,5 × ( 1 + WW/LW)-1,8 × FCS × FRSU (1)

Dimana :

C = Kapasitas (smp/jam)

C0 = Kapasitas dasar kondisi ideal (smp/jam)

WE = Lebar masuk rata-rata (m)

Ww = Lebar jalinan (m)

LW = Panjan jalinan (m)

PW = Rasio jalinan (smp/jam); (QW/QTOT)

QW = Arus pada jalinan (smp/jam)

QTOT = Arus total (smp/jam)

FCS = Faktor penyesuain ukuran kota

FRSU = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan,

hambatan samping, dan kendaraan tak bermotor.

b. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan ialah rasio arus lalu lintas

terhadap kapasitas yang biasanya dihitung perjam.

Perilaku lalu-lintas bagian jalinan berkaitan erat

dengan derajat kejenuhan. Berikut rumus derajat

kejenuhan:

DS = Q

C (2)

Dimana :

Q = Arus total Kendaraan (smp/jam)

C = Kapasitas (smp/jam)

c. Tundaan

Tundaan pada bagian jalinan akan terjadi

karena, tundaan lalu-lintas (DT) akibat interaksi lalu-

lintas dengan gerakan lain pada simpang dan tundaan

geometrik (DG) akibat perlambatan dan percepatan

lalu-lintas.

D = DT +DG (3)

DG = (1 – DS) x 4 + DS (4)

DTR = Ʃ (Qi x DTi) / QMASUK; i = 1…..n (5)

DR = DTR + 4 (6)

Dimana :

D = Tundaan rata-rata bagian jalinan (det/smp)

DT = Tundaan lalu-lintas rata-rata bagian

jalinan (det/smp)

DG = Tundaan geometrik rata-rata bagian

jalinan (det/smp)

i = Bagian jalinan I dalam bundaran

n = jumlah bagian jalinan dalam bundaran

Qi = arus total pada bagian jalinan i (smp/jam)

DTi = tundaan lalu-lintas rata-rata pada bagian

jalinan i (det/smp)

Qmasuk = jumlah arus yang masuk bundaran

(smp/jam)

3

d. Peluang Antrian

Peluang antrian dengan lebih dari dua kendaraan

pada daerah pendekat yang mana saja. Antrian pada

bundaran dapat ditentukan dengan persamaan

berikut:

QPR% = maks. dari (QPi%) ; i = 1……n (7)

Dimana :

QPi = Peluang antrian jalinan (%)

QPR = Peluang antrian bundaran (%)

n = jumlah bagian jalinan dalam bundaran

e. Tingkat pelayanan berdasarkan Derajat

Kejenuhan (DS)

Tingkat pelayanan dikategorikan dari A sampai F

dengan tingkat pelayanan A mewakili kondisi operasi

pelayanan terbaik dan tingkat pelayanan F mewakili

kondisi operasi pelayanan terburuk, dan dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Tingkat pelayanan jalan berdasarkan

derajat kejenuhan

(Sumber : US – HCM 1994 dalam Pemayun,

2015)

Tingkat Pelayanan Batas Lingkup Q/C

Ratio

A 0 – 0,20

B 0,21 – 0,44

C 0,45 – 0,74

D 0,75 – 0,84

E 0,85 – 1,00

F > 1,00

f. Tingkat pelayanan berdasarkan Tundaan (D)

Tingkat Pelayanan Persimpangan, dengan

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan

Rekayasa Lalu Lintas, dan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat pelayanan ruas jalan berdasarkan

tundaan

(Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 96, 2015) Tingkat Pelayanan Ratio (detik)

A 0 – 5

B 5 – 15

C 15 – 25

D 25 – 40

E 40 – 60

F > 60

VISSIM

Menurut (PTV VISION, 2011) VISSIM

dikembangkan oleh PTV Planung Transport Verkehr

AG di Karlsruhe, Jerman. VISSIM adalah model

simulasi mikroskopis, langkah waktu dan berbasis

perilaku dikembangkan untuk memodelkan lalu lintas

perkotaan, operasi serta arus angkutan umum dan

pejalan kaki. Program ini dapat menganalisis operasi

transportasi pribadi dan transportasi umum di bawah

kendala seperti konfigurasi jalur, komposisi

kendaraan, rambu lalu lintas, perhentian, dan lain

sebagainya, menjadikannya alat yang berguna untuk

dievaluasi berbagai alternatif berdasarkan teknik

transportasi dan langkah-langkah perencanaan

efektivitas. Dengan demikian, arus pejalan kaki juga

dapat dimodelkan, baik secara eksklusif atau

digabungkan dengan lalu lintas pribadi dan atau

angkutan umum. VISSIM bisa digunakan menjadi

alat berguna dalam berbagai pengaturan pada

masalah transportasi.

Pengumpulan Data

Metode pada pengambilan data yang

digunakan dalam penelitian ini dengan metode survei,

alat bantu rekam berupa CCTV dan metode survei

manual yang langsung dilakukan di lapangan. Data

dapat pada penelitian dikelompokan menjadi dua

yaitu data sekunder dan data primer.

a. Data Primer

• Data geomterik jalan

• Data survei volume arus lalu lintas

• Data survei hambatan samping

• Survei kondisi eksisting bangunan

b. Data Sekunder

• Data jumlah kendaraan kota singkawang

• Data jumlah penduduk kota singkawang

• Data pembanding volume lalu lintas kondisi

normal

• Peta lokasi penelitian

Lokasi Penelitian

Bundaran 1001 AI Kota Singkawang

terletak di pertigaan Jalan Batas Kota Singkawang -

Sei Duri, Jalan Tani dan Jalan Ahmad Yani, sebagai

lokasi penelitian yang dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Lokasi penelitian

Waktu Survei

Penelitian dilakukan selama 4 hari yaitu, pada

hari Jum’at, mewakili akhir pekan adalah hari Sabtu,

hari libur yaitu hari minggu dan yang mewakili hari

4

kerja adalah hari senin. Survei dilakukan pada pukul

06.00 – 18.00 WIB.

Analisis Data

Analisis data dengan menggunakan MKJI

1997 dan Software VISSIM, lalu kemudian

dievaluasi, dan diberikan perbaikan alternatif pada

Bundaran 1001 AI Kota Singkawang. Tahapan

analisis data meliputi :

a) Analisis Kinerja Bundaran Kondisi Eksisting

(2021)

b) Analisis Kinerja Bundaran Proyeksi 5 Tahun

(2026)

c) Analisis Kinerja Bundaran Proyeksi 10 Tahun

(2031)

d) Rekomendasi Perencanaan Alternatif

Diagram Alir Penelitian

Gambar 2. Bagan alir penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kinerja Bundaran Kondisi Eksisting

Analisis kinerja lalu lintas terhadap bundaran

pada kondisi eksisting dilakukan berdasarkan

pengolahan data primer hasil survei geometrik jalan,

volume lalu lintas, dan hambatan samping pada ruas

jalan yang diteliti. Analisis perhitungan parameter

geometrik, perhitungan kapasitas, dan perilaku lalu

lintas bagian jalinan, yang bertujuan untuk

mengetahui nilai kapasitas, derajat kejenuhan,

tundaan dan peluang antrian bundaran. Pengambilan

data geometrik bundaran yang dilakukan dengan

pengukuran langsung dilapangan.

Parameter bagian jalinan bundaran dapat

dilihat pada gambar 2.

Gambar 3. Parameter geometrik bagian jalinan

Hasil perhitungan parameter geometrik

bundaran bagian jalinan kondisi eksisting dapat

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil perhitungan parameter geometrik

bagian jalinan kondisi eksisting

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Hasil perhitungan kapasitas bagian jalinan

kondisi eksisting hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil perhitungan kapasitas bagian jalinan

kondisi eksisting

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Hasil perilaku lalu lintas bagian jalinan

kondisi eksisting yang dapat dilihat hasilnya pada

tabel 5.

Tabel 5. Perilaku lalu lintas bagian jalinan kondisi

eksisting

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Simulasi pada software VISSIM pada kondisi

eksisting yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 6.

Indentifikasi Masalah

Studi Literatur

-

Pengumpulan Data

Data Primer

• Data Geometrik Jalan

• Data Survei Volume Arus Lalu

Lintas

• Data Survei Hambatan Samping

• Survei kondisi eksisting bangunan

Mulai

Data Sekunder

• Data Jumlah Kendaraan Kota

Singkawang

• Data Jumlah Penduduk Kota

Singkawang

• Data Pembanding Volume Lalu

Lintas Kondisi Normal

• Peta Lokasi Penelitian

Analisis Data

• Analisis Kinerja Lalu Lintas

Bundaran Kondisi Eksisting

• Analisis Kinerja Lalu Lintas

Bundaran Masa Proyeksi 5 Tahun

• Analisis Kinerja Lalu Lintas

Bundaran Masa Proyeksi 10 Tahun

Perencanaan Alternatif Solusi

Perbandingan kinerja antara MKJI 1997 dan Software Vissim

Kesimpulan dan Saran

Selesai

MKJI 1997 Software

Vissim MKJI 1997 Rumus Bunga

Majemuk

No Bagian

Jalinan

Lebar Masuk Lebar

Masuk

Rata-

Rata

Lebar

Jalinan WE/

WW

Panjang

Jalinan Ww/

Lw Pendekat

1 (m)

Pendekat

2 (m)

WE (m) Ww

(m) Lw (m)

1 AB 7,000 9,200 8,100 8,000 1,013 39,100 0,205

2 BC 7,000 9,300 8,150 9,600 0,849 39,900 0,241

3 CA 7,500 9,650 8,575 7,850 1,092 35,850 0,219

No Bagian

Jalinan

Faktor

Ww

Faktor

WE/

WW

Faktor

Pw

Ww/

WL

Co

smp/

jam

Faktor Penyesuaian C

smp/

jam

Fcs Frsu

1 AB 2015 2,855 0,958 0,715 3943 0,880 0,950 3296

2 BC 2554 2,514 0,818 0,678 3565 0,880 0,950 2980

3 CA 1966 3,027 0,845 0,700 3519 0,880 0,950 2942

No Bagian

Jalinan

Arus Bagian

Jalinan Q

smp/jam

Derajat

Kejenuhan

DS

Tundaan Lalu

Lintas DT

det/smp

Tundaan Lalu

Lintas Total

DTOT=QxDT

Peluang

Antrian

QP%

1 AB 1077 0,327 1,532 1649,001 3 - 7

2 BC 1200 0,403 1,888 2265,258 4 - 9

3 CA 1178 0,400 1,877 2210,235 4 - 9

4 DS dari Jalinan DSR 0,403 Total 6124,494

5 Tundaan Lalu Lintas rata-rata DTR det/smp 2,618

6 Tundaan Bundaran rata-rata DR (DTR+4) det/smp 6,618

7 Peluang Antrian Bundaran QPR% 4 - 9

5

Tabel 6. Hasil simulasi VISSIM kondisi eksisting

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Analisis Kinerja Bundaran Masa Proyeksi 5

Tahun (2026)

Analisis kinerja lalu lintas terhadap bundaran

pada masa proyeksi 5 tahun, untuk mengetahui

kinerja dari bundaran pada tahun 2026. Analisis ini

menggunakan rumus bunga majemuk untuk

memproyeksikan volume jam puncak yang telah

dianalisis.

Untuk perhitungan perilaku lalu lintas bagian

jalinan masa proyeksi 5 tahun (2026) hasilnya dapat

dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Perilaku lalu lintas bagian jalinan masa

proyeksi 5 tahun (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Simulasi pada software VISSIM pada kondisi

bundaran masa proyeksi 5 tahun (2026) yang hasilnya

dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil simulasi vissim masa proyeksi 5

tahun (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Analisis Kinerja Bundaran Masa Proyeksi 10

Tahun (2031)

Analisis kinerja lalu lintas terhadap bundaran

pada masa proyeksi 10 tahun, untuk mengetahui

kinerja dari bundaran pada tahun 2031. Analisis ini

menggunakan rumus bunga majemuk untuk

memproyeksikan volume jam puncak yang telah

dianalisis.

Untuk hasil perhitungan perilaku lalu lintas

bagian jalinan masa proyeksi 10 tahun (2031) yang

dapat dilihat hasilnya pada tabel 9.

Tabel 9. Perilaku lalu lintas bagian jalinan masa

proyeksi 10 tahun (2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Simulasi pada software VISSIM pada kondisi

bundaran masa proyeksi 10 tahun (2031) yang

hasilnya dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil simulasi VISSIM masa proyeksi 10

tahun (2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Klasifikasi kelas pada nilai derajat kejenuhan

tertinggi dan tundaan rata-rata untuk kondisi

eksisting, proyeksi 5 tahun dan proyeksi 10 tahun,

berdasarkan perhitungan MKJI 1997 dapat dilihat

pada tabel 11.

Tabel 11. Klasifikasi kelas pada derajat kejenuhan

dan tundaan rata-rata pada kondisi

eksisting, proyeksi (2026) dan proyeksi

(2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Setelah dilakukan simulasi pada VISSIM.

Klasifikasi kelas pada nilai tundaan berdasarkan hasil

simulasi untuk kondisi eksisting, proyeksi 5 tahun

dan proyeksi 10 tahun, dapat dilihat pada tabel 12.

Kode Dari jalan Menuju Jalan

Panjang

Antrian

(m)

Panjang

Antrian

Maksimum

(m)

Tundaan

(detik)

Level of

Service

BUT Bts Kota Skw - Sei

Duri

Bts Kota Skw -

Sei Duri 30,49 83,13 0,00 LOS_A

BRT Bts Kota Skw - Sei

Duri Ahmad Yani 30,49 83,13 17,75 LOS C

BST Bts Kota Skw - Sei

Duri Tani SMP VII 30,49 83,13 16,91 LOS_C

ALT Ahmad Yani Bts Kota Skw -

Sei Duri 6,51 71,93 4,82 LOS A

AUT Ahmad Yani Ahmad Yani 6,51 71,93 10,33 LOS_B

ART Ahmad Yani Tani SMP VII 6,51 71,93 6,73 LOS A

CST Tani SMP VII Bts Kota Skw -

Sei Duri 3,96 21,41 16,91 LOS C

CLT Tani SMP VII Ahmad Yani 3,96 21,41 12,95 LOS_B

CUT Tani SMP VII Tani SMP VII 3,96 21,41 0,00 LOS_A

Bundaran 13,65 83,13 12,01 LOS_B

No Bagian

Jalinan

Arus Bagian

Jalinan Q

smp/jam

Derajat

Kejenuhan

DS

Tundaan Lalu

Lintas DT

det/smp

Tundaan Lalu

Lintas Total

DTOT=QxDT

Peluang

Antrian

QP%

1 AB 1334 0,404 1,896 2529,073 4 - 9

2 BC 1482 0,497 2,332 3456,669 6 - 13

3 CA 1455 0,494 2,318 3373,315 6 - 13

4 DS dari Jalinan DSR 0,497 Total 9359,056

5 Tundaan Lalu Lintas rata-rata DTR det/smp 3,234

6 Tundaan Bundaran rata-rata DR (DTR+4) det/smp 7,234

7 Peluang Antrian Bundaran QPR% 6 - 13

Kode Dari jalan Menuju Jalan

Panjang

Antrian

(m)

Panjang

Antrian

Maksimu

m (m)

Tundaan

(detik)

Level of

Service

BUT Bts Kota Skw - Sei

Duri

Bts Kota Skw - Sei

Duri 45,10 83,16 0,00 LOS_A

BRT Bts Kota Skw - Sei

Duri Ahmad Yani 45,10 83,16 26,97 LOS_D

BST Bts Kota Skw - Sei

Duri Tani SMP VII 45,10 83,16 23,43 LOS_C

ALT Ahmad Yani Bts Kota Skw - Sei

Duri 16,44 76,38 9,56 LOS_A

AUT Ahmad Yani Ahmad Yani 16,44 76,38 3,79 LOS_A

ART Ahmad Yani Tani SMP VII 16,44 76,38 10,87 LOS_B

CST Tani SMP VII Bts Kota Skw - Sei

Duri 5,83 26,94 13,21 LOS_B

CLT Tani SMP VII Ahmad Yani 5,83 26,94 17,87 LOS_C

CUT Tani SMP VII Tani SMP VII 5,83 26,94 0,00 LOS_A

Bundaran 22,46 83,16 16,38 LOS_C

No Bagian

Jalinan

Arus Bagian

Jalinan Q

smp/jam

Derajat

Kejenuhan DS

Tundaan

Lalu Lintas

DT det/smp

Tundaan Lalu

Lintas Total

DTOT=QxDT

Peluang

Antrian

QP%

1 AB 2036 0,617 2,895 5894,546 9 - 21

2 BC 2263 0,759 3,560 8056,506 16 - 36

3 CA 2221 0,755 3,539 7862,231 15 - 35

4 DS dari Jalinan DSR 0,759 Total 21813,282

5 Tundaan Lalu Lintas rata-rata DTR det/smp 4,938

6 Tundaan Bundaran rata-rata DR (DTR+4) det/smp 8,938

7 Peluang Antrian Bundaran QPR% 16 - 36

Kode Dari jalan Menuju Jalan

Panjang

Antrian

(m)

Panjang

Antrian

Maksimum

(m)

Tundaan

(detik)

Level

of

Service

BUT Bts Kota Skw - Sei

Duri

Bts Kota Skw -

Sei Duri 51,35 83,11 0,00 LOS_A

BRT Bts Kota Skw - Sei

Duri Ahmad Yani 51,35 83,11 34,40 LOS_D

BST Bts Kota Skw - Sei

Duri Tani SMP VII 51,35 83,11 31,97 LOS_D

ALT Ahmad Yani Bts Kota Skw -

Sei Duri 38,33 78,48 19,37 LOS_C

AUT Ahmad Yani Ahmad Yani 38,33 78,48 11,79 LOS_B

ART Ahmad Yani Tani SMP VII 38,33 78,48 23,13 LOS_C

CST Tani SMP VII Bts Kota Skw -

Sei Duri 14,61 58,94 24,15 LOS_C

CLT Tani SMP VII Ahmad Yani 14,61 58,94 29,51 LOS_D

CUT Tani SMP VII Tani SMP VII 14,61 58,94 0,00 LOS_A

Bundaran 34,76 83,11 25,81 LOS_D

No Klasifikasi Hasil Tingkat

Pelayanan

1

DSR kondisi eksisting 0,403 B

DSR masa proyeksi (2026) 0,497 C

DSR masa proyeksi (2031) 0,759 D

2

DSR kondisi eksisting 6,618 B

DTR (detik) masa proyeksi (2026) 7,234 B

DTR (detik) masa proyeksi (2031) 8,893 B

6

Tabel 12. Klasifikasi kelas pada tundaan

berdasarkan simulasi VISSIM pada

kondisi eksisting, proyeksi (2026) dan

proyeksi (2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Solusi Perbaikan Alternatif Bundaran 1001 AI

Kota Singkawang

Kondisi eksisting kinerja lalu lintas Bundaran

menghasilkan nilai DS sebesar 0,403 dengan tingkat

pelayanan LOS B, untuk masa proyeksi tahun 2026

menghasilkan nilai derajat kejenuhan sebesar 0,497

dengan tingkat pelayanan LOS C, dan untuk masa

proyeksi tahun 2031 menghasilkan nilai derajat

kejenuhan sebesar 0,759 dengan tingkat pelayanan D.

Dimana kinerja bundaran untuk proyeksi 2031

dengan nilai derajat kejenuhan DS > 0,75

mengakibatkan penurunan tingkat kinerja pada

bundaran. Dari hasil perhitungan analisis, maka perlu

adanya solusi perbaikan dimasa yang akan datang

untuk Bundaran 1001 AI Kota Singkawang, untuk

mencapai tingkat pelayanan yang baik dimana hasil

akhirnya mendapat nilai DS < 0,75.

Percobaan alternatif I dengan percobaan yang

paling murah yang akan dilakukan ialah dengan

melalukan perubahan parameter geometrik pada

bagian jalinan bundaran. Sedangkan untuk alternatif

II yang akan dilakukan adalah dengan melakukan

perencanaan ulang bundaran sesuai dengan Pedoman

Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Bundaran

untuk Persimpangan Sebidang tahun 2004.

Alternatif I Perubahan Parameter Geometrik

Pada Bagian Jalinan Bundaran 1001 AI Kota

Singkawang

Alternatif pertama yang dilakukan ialah

perubahan geometrik dengan analisa MKJI 1997.

Perbaikan geometrik pada masing-masing jalinan

dengan merubah lebar pendekat 1, pendekat 2, maka

lebar jalinan, dan panjang jalinan juga akan berubah

sesuai dengan rentang variasi data empiris untuk

variabel masukan bagian bundaran. Dapat dilihat

gambar perubahan parameter pada jalinan bundaran

pada gambar 4.

Gambar 4. Perubahan lebar masuk, lebar jalinan,

dan panjang jalinan pada bundaran

Untuk perhitungan parameter geometrik

bagian jalinan alternatif I masa proyeksi 5 tahun

(2026) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Hasil perhitungan parameter geometrik

bagian jalinan alternatif I masa proyeksi

(2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Untuk perhitungan kapasitas bagian jalinan

alternatif I masa proyeksi 5 tahun (2026) terdapat

pada tabel 14.

Tabel 14. Hasil perhitungan kapasitas bagian jalinan

alternatif I masa proyeksi (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Perhitungan perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif I masa proyeksi 5 tahun (2026) yang dapat

dilihat hasilnya pada tabel 15.

Tabel 15. Perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif I masa proyeksi (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

No Klasifikasi Hasil Tingkat

Pelayanan

1 Tundaan kondisi eksisting 12,01 B

2 Tundaan masa proyeksi (2026) 16,38 C

3 Tundaan masa proyeksi (2031) 25,81 D

No Bagian

Jalinan

Lebar Masuk Lebar

Masuk

Rata-

Rata

Lebar

Jalinan WE/

WW

Panjang

Jalinan Ww/

Lw Pendekat

1 (m)

Pendekat

2 (m)

WE (m) Ww

(m) Lw (m)

1 AB 11,000 11,000 11,000 12,520 0,879 40,290 0,311

2 BC 11,000 11,000 11,000 14,630 0,752 39,580 0,370

3 CA 11,000 11,000 11,000 10,900 1,009 39,960 0,273

No Bagian

Jalinan

Faktor

Ww

Faktor

WE/

WW

Faktor

Pw

Ww/

WL

Co

smp/

jam

Faktor Penyesuaian C

smp/

jam

Fcs Frsu

1 AB 3607 2,575 0,958 0,614 5470 0,880 0,950 4573

2 BC 4417 2,319 0,818 0,568 4759 0,880 0,950 3978

3 CA 3012 2,848 0,845 0,648 4696 0,880 0,950 3926

No Bagian

Jalinan

Arus Bagian

Jalinan Q

smp/jam

Derajat

Kejenuhan

DS

Tundaan Lalu

Lintas DT

det/smp

Tundaan Lalu

Lintas Total

DTOT=QxDT

Peluang

Antrian

QP%

1 AB 1334 0,292 1,368 1823,735 3 - 6

2 BC 1482 0,373 1,747 2589,855 4 - 8

3 CA 1455 0,371 1,738 2528,865 4 - 8

4 DS dari Jalinan DSR 0,373 Total 6942,454

5 Tundaan Lalu Lintas rata-rata DTR det/smp 2,399

6 Tundaan Bundaran rata-rata DR (DTR+4) det/smp 6,399

7 Peluang Antrian Bundaran QPR% 4 – 8

7

Simulasi pada software VISSIM pada

alternatif I kondisi bundaran masa proyeksi 5 tahun

(2026) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Hasil simulasi VISSIM alternatif I masa

proyeksi (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Perhitungan perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif I masa proyeksi 10 tahun (2031) yang dapat

dilihat hasilnya pada tabel 17.

Tabel 17. Perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif I masa proyeksi (2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Simulasi pada software VISSIM pada

alternatif I kondisi bundaran masa proyeksi 10 tahun

(2031) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Hasil simulasi VISSIM alternatif I masa

proyeksi (2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Setelah dilakukan analisis untuk alternatif I

berikut ini klasifikasi kelas pada nilai derajat

kejenuhan tertinggi dan tundaan rata-rata untuk

kondisi eksisting, proyeksi 5 tahun dan proyeksi 10

tahun, berdasarkan perhitungan MKJI 1997 dapat

dilihat hasilnya pada tabel 19.

Tabel 19. Klasifikasi kelas pada derajat kejenuhan

dan tundaan rata-rata pada alternatif I

berdasarkan MKJI 1997

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Setelah dilakukan simulasi untuk alternatif I

pada software VISSIM. Klasifikasi kelas pada nilai

tundaan berdasarkan hasil simulasi untuk kondisi

eksisting, proyeksi 5 tahun dan proyeksi 10 tahun,

dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Klasifikasi kelas pada tundaan

berdasarkan simulasi VISSIM pada

proyeksi (2026) dan proyeksi (2031)

berdasarkan simulasi VISSIM

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Alternatif II Perencanaan Ulang Bundaran 1001

AI Kota Singkawang

Alternatif kedua pada Bundaran 1001 AI Kota

Singkawang dengan perbaikan geometrik sesuai

dengan perhitungan MKJI 1997 dan perencanaan

ulang Bundaran sesuai dengan Pedoman Konstruksi

dan Bangunan Perencanaan Bundaran untuk

Persimpangan Sebidang tahun 2004. Berikut ini

adalah hasil perencanaan bundaran:

a. Jumlah lajur lingkar adalah 2.

b. Kendaraan rencana yang dipilih ialah semi trailer

atau trailer dimana kecepatan rencana maksimum

lengan pendekat ialah 50 km/h rentang dimensi

diameter bundaran ialah 45 m dengan jenis jenis

bundaran lajur ganda.

c. Untuk diameter bundaran 45 m maka lebar jalur

lingkar ialah 9,8 m.

d. Lebar apron truk ialah 1,5 m, dimana diameter

pulau pusat ialah:

= Diameter bundaran – (2 x lebar jalur lingkar) –

(2 x lebar apron truk)

= 45 − ( 2 𝑥 9,8 )– ( 2 𝑥 1.5 )

= 22,4 m

e. Superelevasi lajur lingkar adalah 2% dan untuk

superelevasi apron truk siambil 3%.

f. Lebar lajur keluar dan lajur masuk ialah 4,9 m.

g. Untuk kecepatan rencana penedekat ialah 50 km/h

dimana radius lengan masuk dan keluar sebesar

94 m.

h. Jarak pandang lengan bundaran:

b = 0,278 (V konflik)(tc)

= 0,278 (70% x 50)(6,5)

= 63,24 m

Kode Dari jalan Menuju Jalan

Panjang

Antrian

(m)

Panjang

Antrian

Maksimu

m (m)

Tundaan

(detik)

Level of

Service

BUT Bts Kota Skw - Sei

Duri

Bts Kota Skw - Sei

Duri 14,86 72,71 0,00 LOS_A

BRT Bts Kota Skw - Sei

Duri Ahmad Yani 14,86 72,71 10,00 LOS_A

BST Bts Kota Skw - Sei

Duri Tani SMP VII 14,86 72,71 9,27 LOS_A

ALT Ahmad Yani Bts Kota Skw -

Sei Duri 4,97 39,61 4,43 LOS_A

AUT Ahmad Yani Ahmad Yani 4,97 39,61 3,39 LOS_A

ART Ahmad Yani Tani SMP VII 4,97 39,61 5,53 LOS_A

CST Tani SMP VII Bts Kota Skw -

Sei Duri 2,61 19,73 9,30 LOS_A

CLT Tani SMP VII Ahmad Yani 2,61 19,73 8,77 LOS_A

CUT Tani SMP VII Tani SMP VII 2,61 19,73 0,00 LOS_A

Bundaran 7,48 72,71 7,68 LOS_A

No. Bagian

Jalinan

Arus Bagian

Jalinan Q

smp/jam

Derajat

Kejenuhan DS

Tundaan

Lalu Lintas

DT det/smp

Tundaan Lalu

Lintas Total

DTOT=QxDT

Peluang

Antrian

QP%

1 AB 2036 0,445 2,088 4250,603 5 - 10

2 BC 2263 0,569 2,667 6036,210 8 - 17

3 CA 2221 0,566 2,653 5894,060 7 - 17

4 DS dari Jalinan DSR 0,569 Total 16180,873

5 Tundaan Lalu Lintas rata-rata DTR det/smp 3,663

6 Tundaan Bundaran rata-rata DR (DTR+4) det/smp 7,663

7 Peluang Antrian Bundaran QPR% 8 - 17

Kode Dari jalan Menuju Jalan

Panjang

Antrian

(m)

Panjang

Antrian

Maksimum

(m)

Tundaan

(detik)

Level of

Service

BUT Bts Kota Skw - Sei

Duri

Bts Kota Skw - Sei

Duri 30,38 82,13 0,00 LOS_A

BRT Bts Kota Skw - Sei

Duri Ahmad Yani 30,38 82,13 14,20 LOS_B

BST Bts Kota Skw - Sei

Duri Tani SMP VII 30,38 82,13 15,67 LOS_C

ALT Ahmad Yani Bts Kota Skw -

Sei Duri 13,98 70,24 8,85 LOS_A

AUT Ahmad Yani Ahmad Yani 13,98 70,24 7,84 LOS_A

ART Ahmad Yani Tani SMP VII 13,98 70,24 11,91 LOS_B

CST Tani SMP VII Bts Kota Skw -

Sei Duri 9,13 54,30 12,11 LOS_B

CLT Tani SMP VII Ahmad Yani 9,13 54,30 20,19 LOS_C

CUT Tani SMP VII Tani SMP VII 9,13 54,30 0,00 LOS_A

Bundaran 17,83 82,13 12,45 LOS_B

No Klasifikasi Hasil Tingkat

Pelayanan

1 DSR masa proyeksi (2026) 0,373 B

DSR masa proyeksi (2031) 0,569 C

2 DTR (detik) masa proyeksi (2026) 6,399 B

DTR (detik) masa proyeksi (2031) 7,663 B

No Klasifikasi Hasil Tingkat

Pelayanan

1 Tundaan masa proyeksi (2026) 7,68 A

2 Tundaan masa proyeksi (2031) 18,35 B

8

i. Jarak pandang henti minimum

d = (0,278)(t)(V) + (0,039 x (v2

a)

= (0,278)(2,5)(50) + (0,039 x 502

3,4)

= 63,43 m

j. Kelandaian lengan pendekat relatif datar = 0,5%

k. Rambu, pemarkaan, dan pulau pemisah

disesuaikan dengan pedoman.

Dapat dilihat untuk detail pulau pemisah pada

bundaran sesuai dengan pedoman pada gambar 4.

Gambar 4. Detail pulai pemisah pada bundaran

Dapat dilihat untuk alternatif II yaitu

perencanaan ulang bundaran pada gambar 4.

Gambar 4. Perencanaan ulang bundaran

Untuk perhitungan pameter geometrik bagian

jalinan alternatif II masa proyeksi 5 tahun (2026)

yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21. Hasil perhitungan parameter geometrik

bagian jalinan alternatif II masa proyeksi

(2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Untuk perhitungan kapasitas bagian jalinan

alternatif II masa proyeksi 5 tahun (2026) dapat

dilihat hasilnya pada tabel 22.

Tabel 22. Hasil perhitungan kapasitas bagian jalinan

alternatif II masa proyeksi (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Perhitungan perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif II masa proyeksi 5 tahun (2026) dapat

dilihat hasilnya pada tabel 23.

Tabel 23. Perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif II masa proyeksi (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Simulasi pada software VISSIM pada

alterntaif I kondisi bundaran masa proyeksi 5 tahun

(2026) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24. Hasil simulasi VISSIM alternatif II masa

proyeksi (2026)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Perhitungan perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif II masa proyeksi 10 tahun (2031) dapat

dilihat hasilnya pada tabel 25.

No Bagian

Jalinan

Lebar Masuk Lebar

Masuk

Rata-

Rata

Lebar

Jalinan WE/

WW

Panjang

Jalinan Ww/

Lw Pendekat

1 (m)

Pendekat

2 (m)

WE (m) Ww

(m) Lw (m)

1 AB 9,800 9,800 9,800 10,880 0,901 38,150 0,285

2 BC 9,800 9,800 9,800 10,800 0,907 41,430 0,261

3 CA 9,800 9,800 9,800 9,940 0,986 36,770 0,270

No Bagian

Jalinan

Faktor

Ww

Faktor

WE/

WW

Faktor

Pw

Ww/

WL

Co

smp/

jam

Faktor Penyesuaian C

smp/

jam

Fcs Frsu

1 AB 3005 2,620 0,958 0,637 4805 0,880 0,950 4017

2 BC 2977 2,634 0,818 0,659 4230 0,880 0,950 3536

3 CA 2672 2,799 0,845 0,650 4107 0,880 0,950 3434

No Bagian Jalinan

Arus

Bagian Jalinan Q

smp/jam

Derajat

Kejenuhan

DS

Tundaan

Lalu

Lintas

DT det/smp

Tundaan Lalu

Lintas Total DTOT=QxD

T

Peluang

Antrian

QP%

1 AB 1334 0,332 1,557 2075,888 3 - 7

2 BC 1482 0,419 1,966 2913,641 4 - 9

3 CA 1455 0,424 1,987 2891,084 5 - 10

4 DS dari Jalinan DSR 0,424 Total 7880,612

5 Tundaan Lalu Lintas rata-rata DTR det/smp 2,723

6 Tundaan Bundaran rata-rata DR (DTR+4) det/smp 6,723

7 Peluang Antrian Bundaran QPR% 5 - 10

Kode Dari jalan Menuju Jalan

Panjang

Antrian

(m)

Panjang

Antrian

Maksimum

(m)

Tundaan

(detik)

Level of

Service

BUT Bts Kota Skw - Sei

Duri

Bts Kota Skw - Sei

Duri 9,03 75,70 0,00 LOS_A

BRT Bts Kota Skw - Sei

Duri Ahmad Yani 9,03 75,70 5,79 LOS_A

BST Bts Kota Skw - Sei

Duri Tani SMP VII 9,03 75,70 5,33 LOS_A

ALT Ahmad Yani Bts Kota Skw -

Sei Duri 5,91 38,02 5,25 LOS_A

AUT Ahmad Yani Ahmad Yani 5,91 38,02 1,45 LOS_A

ART Ahmad Yani Tani SMP VII 5,91 38,02 4,79 LOS_A

CST Tani SMP VII Bts Kota Skw -

Sei Duri 1,89 13,97 10,53 LOS_B

CLT Tani SMP VII Ahmad Yani 1,89 13,97 8,93 LOS_A

CUT Tani SMP VII Tani SMP VII 1,89 13,97 0,00 LOS_A

Bundaran 5,61 75,70 6,01 LOS_A

9

Tabel 25. Perilaku lalu lintas bagian jalinan

alternatif II masa proyeksi (2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Simulasi pada software VISSIM pada kondisi

bundaran masa proyeksi 10 tahun (2031) yang

hasilnya dapat dilihat pada tabel 26.

Tabel 26. Hasil simulasi VISSIM alternatif II masa

proyeksi (2031)

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Setelah dilakukan analisis untuk alternatif II

berikut ini klasifikasi kelas pada nilai derajat

kejenuhan tertinggi dan tundaan rata-rata untuk

kondisi eksisting, proyeksi 5 tahun dan proyeksi 10

tahun, berdasarkan perhitungan MKJI 1997 dapat

dilihat pada tabel 27.

Tabel 24. Klasifikasi kelas pada derajat kejenuhan

dan tundaan rata-rata pada alternatif II

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Setelah dilakukan simulasi untuk alternatif II

pada software VISSIM. Klasifikasi kelas pada nilai

tundaan berdasarkan hasil simulasi untuk kondisi

eksisting, proyeksi 5 tahun dan proyeksi 10 tahun,

dapat dilihat pada tabel 28.

Tabel 28. Klasifikasi kelas pada tundaan

berdasarkan simulasi VISSIM masa

proyeksi (2026) dan proyeksi (2031)

berdasarkan simulasi VISSIM

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Perbandingan Peluang Antrian Hasil MKJI 1997

dan Panjang Antrian Software VISSIM

Untuk hasil peluang antrian untuk bagian

jalinan dengan MKJI 1997 yaitu didapat hasil dengan

satuan persen. Untuk hasil panjang antrian simulasi

software VISSIM didapat dengan satuan meter

dimana didapat hasilnya pada tabel 29.

Tabel 29. Peluang antrian MKJI 1997 dan panjang

antrian simulasi VISSIM

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Perbandingan Tundaan Hasil MKJI 1997 dan

Tundaan Software VISSIM

Tundaan antara hasil analisa dengan

menggunakan metode simulasi software VISSIM dan

MKJI 1997. Perbandingannya dapat dilihat pada tabel

30.

Tabel 30. Perbandingan hasil tundaan MKJI 1997 dan

Software VISSIM

(Sumber : Hasil Analisis, 2021)

Dapat dilihat bahwa hasil simulasi

menggunakan Software VISSIM mendapatkan hasil

yang lebih besar dibanding dengan perhitungan

menggunakan MKJI 1997, kecuali pada alternatif II

tahun 2026. Dimana hasil pada MKJI 1997 yaitu 6,72

detik dan hasil denga menggunakan VISSIM 6,01

itupun hanya selisih sedikit dari hasil perhitungan

MKJI 1997. Hasil perbandingan nilai antara MKJI

1997 dan Software VISSIM dapat dilihat pada

diagram batang pada gambar 5.

No Bagian Jalinan

Arus

Bagian Jalinan Q

smp/jam

Derajat

Kejenuhan

DS

Tundaan

Lalu Lintas DT

det/smp

Tundaan Lalu

Lintas Total

DTOT=QxDT

Peluang

Antrian

QP%

1 AB 2036 0,507 2,376 4838,301 6 - 13

2 BC 2263 0,640 3,001 6790,863 10 - 23

3 CA 2221 0,647 3,034 6738,289 10 - 23

4 DS dari Jalinan DSR 0,647 Total 18367,453

5 Tundaan Lalu Lintas rata-rata DTR det/smp 4,158

6 Tundaan Bundaran rata-rata DR (DTR+4) det/smp 8,158

7 Peluang Antrian Bundaran QPR% 10 - 23

Kode Dari jalan Menuju Jalan

Panjang

Antrian

(m)

Panjang

Antrian

Maksimum

(m)

Tundaan

(detik)

Level of

Service

BUT Bts Kota Skw - Sei

Duri

Bts Kota Skw - Sei

Duri 33,74 82,16 0,00 LOS_A

BRT Bts Kota Skw - Sei

Duri Ahmad Yani 33,74 82,16 18,55 LOS_C

BST Bts Kota Skw - Sei

Duri Tani SMP VII 33,74 82,16 19,10 LOS_C

ALT Ahmad Yani Bts Kota Skw -

Sei Duri 14,71 70,24 9,93 LOS_A

AUT Ahmad Yani Ahmad Yani 14,71 70,24 7,84 LOS_A

ART Ahmad Yani Tani SMP VII 14,71 70,24 7,07 LOS_A

CST Tani SMP VII Bts Kota Skw -

Sei Duri 6,67 48,47 14,97 LOS_B

CLT Tani SMP VII Ahmad Yani 6,67 48,47 13,08 LOS_B

CUT Tani SMP VII Tani SMP VII 6,67 48,47 20,67 LOS_C

Bundaran 18,37 82,16 14,42 LOS_B

No Klasifikasi Hasil Tingkat

Pelayanan

1 DSR masa proyeksi (2026) 0,424 B

DSR masa proyeksi (2031) 0,647 C

2 DTR (detik) masa proyeksi (2026) 6,723 B

DTR (detik) masa proyeksi (2031) 8,158 B

No Klasifikasi Hasil Tingkat

Pelayanan

1 Tundaan masa proyeksi (2026) 6,01 A

2 Tundaan masa proyeksi (2031) 14,42 B

Kondisi Bagian Jalinan MKJI 1997

Peluang Antrian QP%

VISSIM

Panjang Antrian (m)

Eksisting

(2021)

AB 3 - 7 6,51

BC 4 - 9 30,49

CA 4 - 9 3,96

Masa Proyeksi

(2026)

AB 4 - 9 16,44

BC 6 - 13 45,10

CA 6 - 13 5,83

Masa Proyeksi

(2031)

AB 9 - 21 38,33

BC 16 - 36 51,35

CA 15 - 35 14,61

Alternatif 1

proyeksi

(2026)

AB 3 - 6 4,97

BC 4 - 8 14,86

CA 4 - 8 2,61

Alternatif 1

proyeksi

(2031)

AB 5 - 10 13,98

BC 8 - 17 30,38

CA 7 - 17 9,13

Alternatif 2

proyeksi

(2026)

AB 3 - 7 5,91

BC 4 - 9 9,03

CA 5 - 10 1,89

Alternatif 2

proyeksi

(2031)

AB 6 - 13 14,71

BC 10 - 23 33,74

CA 10 - 23 6,67

Kondisi

Tundaan

(MKJI

1997)

Tundaan

(VISSIM)

Level of

Servis

(MKJI

1997)

Level of

Servis

(VISSIM)

Eksisting (2020) 6,62 12,01 B B

Proyeksi (2026) 7,23 16,38 B C

Proyeksi (2031) 8,94 25,81 B D

Alternatif I (2026) 6,40 7,68 B A

Alternatif I (2031) 7,66 12,45 B B

Alternatif II (2026) 6,72 6,01 B A

Alternatif II (2031) 8,16 14,42 B B

10

Gambar 5. Diagram batang hasil tundaan MKJI

1997 dan simulasi VISSIM

IV. KESIMPULAN

1. Untuk hasil evaluasi pada kinerja bundaran

dengan metode MKJI 1997 sebagai berikut:

a. Kondisi eksisting didapat hasil derajat

kejenuhan terbesar 0,403. Pada proyeksi 5

tahun (2026) didapat hasil derajat kejenuhan

terbesar 0,497. Pada proyeksi 10 tahun (2031)

didapat hasil derajat kejenuhan terbesar 0,759.

b. Alternatif pertama pada proyeksi 5 tahun

(2026), didapat hasil derajat kejenuhan

terbesar 0,373. Pada proyeksi 10 tahun (2031)

didapat hasil derajat kejenuhan terbesar 0,569.

c. Alternatif kedua pada proyeksi 5 tahun (2026),

kinerja yang didapat hasil derajat kejenuhan

terbesar 0,424. Pada proyeksi 10 tahun (2031),

kinerja yang didapat hasil derajat kejenuhan

terbesar 0,647

2. Hasil evaluasi kinerja bundaran dengan

menggunakan simulasi software VISSIM sebagai

berikut :

a. Kondisi eksisting didapat nilai tundaan

bundaran 12,010 detik. Pada proyeksi 5 tahun

(2026) didapat nilai tundaan bundaran 16,380

detik. Pada proyeksi 10 tahun (2031) didapat

nilai tundaan bundaran 25,810 detik.

b. Alternatif pertama pada proyeksi 5 tahun

(2026) didapat nilai tundaan bundaran 7,680

detik. Pada proyeksi 10 tahun (2031) didapat

nilai tundaan bundaran 12,450 detik.

c. Alternatif kedua pada proyeksi 5 tahun

(2026), didapat nilai tundaan bundaran 6,010

detik. proyeksi 10 tahun (2031), didapat nilai

pada tundaan bundaran 14,420 detik.

3. Berdasarkan alternatif yang sudah dianalisis,

peneliti merekomendasikan menggunakan

alternatif pertama, yaitu perbaikan parameter

bundaran, karena memiliki kinerja bundaran yang

baik dibanding alternatif kedua.

4. Keunggulan software VISSIM yaitu dapat

menghasilkan simulasi secara 3 dimensi, dapat

menganalisis kinerja per-lengan bundaran dan

tingkat pelayanannya, kekurangannya tidak dapat

menghitung derajat kejenuhan simpang, dan harus

menggunakan data kecepatan kendaraan untuk

melakukan simulasi.

Dari hasil analisis dan pembahan yang telah

diuraikan serta kesimpulan yang telah disampaikan

maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian dengan software VISSIM sebaiknya

menggunakan software berlisensi resmi dan

berbayar, karena VISSIM student version fiturnya

terbatas.

2. Untuk peneliti selanjutnya diperlukan adanya

kalibrasi pada software VISSIM untuk

penyesuaian parameter perilaku pengemudi pada

pemodelan dengan kondisi nyata dilapangan, agar

hasil simulasi sesuai dengan kenyataan.

REFERENSI

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

2004 Perencanaan Bundaran untuk

Persimpangan Sebidang. Jakarta :

Departemen Permukiman dan Prasarana

Wilayah

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual

Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta :

Departemen Pekerjaan Umum.

Pemayun, M. I. C. 2015. Analisis Kinerja Ruas Jalan

Diponegoro Akibat Bangkitan PerJalanan

SDN 5 Pendungan. Tugas Akhir Program

Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Udayana, Bali.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Nomor PM 75 Tahun 2015. Penyelenggaraan

Analisis Dampak Lalu Lintas. Jakarta :

Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

PTV VISION. 2011. Vissim 5.30-05 User Manual.

PTV AG, Karlsruhe, Germany.

Trilaksono, A. 2019. Evaluasi Dan Perencanaan

Bundaran Jalan Sultah Syahrir – Jalan

Selayar – Jalan Prof M Yamin – Jalan Dr

Sutomo Dengan Menggunakan Simulasi

Vissim. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil.

Pontianak : Universitas Tanjungpura.

Eksisting

(2020)

Proyeksi

(2026)

Proyeksi

(2031)

Alternatif

I (2026)

Alternatif

I (2031)

Alternatif

II (2026)

Alternatif

II (2031)

Tundaan rata-rata (MKJI) 6,62 7,23 8,94 6,40 7,66 6,72 8,16

Tundaan (VISSIM) 12,01 16,38 25,81 7,68 12,45 6,01 14,42

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

DIAGRAM BATANG TUNDAAN ANTARA MKJI 1997 DAN

SOFTWARE VISSIM