LAPORAN KINERJA - BRIN
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of LAPORAN KINERJA - BRIN
LAPORAN KINERJA
SEKRETARIAT JENDERALKEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
2015
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 i
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana
diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Tahun 2015, merupakan tahun pertama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi melaksanakan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 sejak bergabungnya
Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjadi
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Riset Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Sekretariat Jenderal
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi, Sekretariat Jenderal menetapkan visi, misi,
tujuan dan sasaran strategis organisasi. Masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan
mempunyai indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaiannya, yang
setiap tahun indikator kinerja diukur tingkat ketercapaiannya.
Hasil pengukuran kinerja tahun 2015, ketercapaian masing-masing Indikator Kinerja
Utama yaitu:
1. Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja dengan
indikator kinerja prosentase efisiensi perencanaan penganggaran ditargetkan 90%, capaian
kinerjanya adalah 99% atau tingkat ketercapaiannya 110%. Sedangkan indikator kinerja
penilaian terhadap AKIP ditargetkan B, capaian kinerjanya adalah B.
2. Sasaran meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan
keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara dengan indikator kinerja
prosentase opini penilaian laporan keuangan oleh BPK ditargetkan WTP, capaian
kinerjanya adalah WDP.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 ii
3. Sasaran meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-
undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
dengan indikator kinerja kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti ditargetkan 60%, capaian kinerjanya adalah 63,89%
atau tingkat ketercapaiannya 106%. Sedangkan indikator kinerja prosentase kasus hukum
yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) ditargetkan 40%, capaian kinerjanya
adalah 47,8% atau tingkat ketercapaiannya 119%.
4. Sasaran meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan
antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri dengan indikator kinerja
indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman ditargetkan 60%, capaian kinerjanya adalah
60,75% atau tingkat ketercapaiannya 101%.
5. Sasaran meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian
dengan indikator kinerja prosentase pelayanan administrasi kepegawaian ditargetkan 90%,
capaian kinerjanya adalah 90% atau tingkat ketercapaiannya 100%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 iii
KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (good governance). Oleh karenanya Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi terus menggelorakan gerakan Reformasi Birokrasi sebagai suatu
keharusan, dan mengupayakan birokrasi pemerintah menjadi lembaga yang efisien, transparan
dan akuntabel.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan tiap pimpinan Kementerian/Lembaga
Pemerintahan, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, membuat
laporan akuntabilitas kinerja secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada
atasannya. Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, telah disusun Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan kinerja ini dimaksudkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan Tugas
Pokok dan Fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
yang mencakup semua hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada
Tahun Anggaran 2015. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini merupakan gambaran
capaian pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai bahan masukan bagi pemangku kepentingan
dan merupakan umpan balik bagi jajaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi untuk meningkatkan kinerja unit kerja dimasa yang akan datang.
Jakarta, Mei 2016
Sekretaris Jenderal
ttd
Ainun Na’im
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 iv
DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................ vii
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Tugas dan Fungsi ...................................................................................................... 1
1.3. Struktur Organisasi .................................................................................................. 2
1.4. Sumber Daya Manusia ............................................................................................. 3
1.5. Anggaran .................................................................................................................... 4
1.6. Sistematika Penyajian ............................................................................................... 5
PERENCANAAN KINERJA .................................................................................................. 6
2.1. Rencana Strategis ...................................................................................................... 6
2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 ...................................................................... 8
AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................................. 10
3.1. Pengendalian Kinerja ............................................................................................. 10
3.2. Pengukuran Kinerja ............................................................................................... 11
3.3. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ............................. 11
3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ............................................................. 13
3.5. Analisis Capaian Kinerja........................................................................................ 14
3.6. Realisasi Anggaran .................................................................................................. 33
PENUTUP ............................................................................................................................... 35
LAMPIRAN............................................................................................................................ 36
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome) ................................... 10
Gambar 2. Rapat Pimpinan Reviu Renstra 2015-2019 ............................................................ 20
Gambar 3. Kegiatan Launching SIMonev ............................................................................... 20
Gambar 4. Peluncuran PINTU ................................................................................................. 29
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal……………………… 3
Tabel 2. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2015…... 4
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015……………………… 8
Tabel 4. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Tahun 2015…………………………………………...
14
Tabel 5. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan
Akuntabilitas Kinerja……………………………………………………..
15
Tabel 6. Nilai AKIP Kemenristekdikti…………………………………………….. 18
Tabel 7. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan,
Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang
Milik Negara……………………………………………………………...
21
Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan
Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta
Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum………………………………..
24
Tabel 9. Kasus Hukum Tahun 2015……………………………………………….. 27
Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan
Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat
dan Kerjasama Luar Negeri……………………………………………….
28
Tabel 11. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar
Pelayanan Publik………………………………………………………….
29
Tabel 12. Capaian Sasaran Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan
Pembinaan Kepegawaian…………………………………………………
30
Tabel 13. Kinerja Administrasi Kepegawaian Tahun 2015…………………………. 31
Tabel 14. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2015…………………….. 33
Tabel 15. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja…………………………... 34
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2015 ....................................... 5
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal atas
penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini mengacu pada
Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi tahun 2015 ini dibuat dengan menyajikan serangkaian keberhasilan dan kegagalan atas
pencapaian rencana, tindakan dan kegiatan atas perencanaan dan perjanjian kinerja Sekretariat
Jenderal dalam mewujudkan birokrasi yang akuntabel, transparan, dan profesional melalui
program Reformasi Birokrasi.
Laporan kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2015 ini menjelaskan tentang pengukuran
kinerja dan evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran
kinerja tahun 2015. Tujuan penyajian laporan kinerja ini adalah untuk memberikan informasi
kinerja yang terukur kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi
Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan kinerjanya.
1.2. Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi
di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi kegiatan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 2
b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan
dokumentasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi
hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan
barang/jasa; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugas-
tugas Kementerian dalam pengaturan, pembinaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan
pembangunan terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan.
1.3. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Sekretariat Jenderal
terdiri dari:
1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana,
program, dan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
2. Biro Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepegawaian Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
3. Biro Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi keuangan, kerumahtanggaan, arsip, serta penyelenggaraan
pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
4. Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan
peraturan perundang-undangan, pelaksanaan advokasi dan bantuan hukum, serta
pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana
5. Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik mempunyai tugas melaksanakan pembinaan,
koordinasi, dan pelaksanaan kerja sama dalam negeri dan luar negeri, serta pelaksanaan
komunikasi publik
Selain itu Sekretariat Jenderal secara administratif membina tiga pusat yaitu:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 3
1. Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis,
pelaksanaan, pemanfaatan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data dan informasi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.
2. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan sarana, kerjasama dan bisnis teknologi, serta keamanan dan keselamatan di
kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan program dan evaluasi
pendidikan dan pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan.
1.4. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi didukung oleh orang 617 pegawai yang terdiri pegawai
468 laki-laki dan 149 perempuan.
Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal
No Unit Kerja Jenis Kelamin
Jumlah Pria Wanita
1 SEKRETARIAT JENDERAL 139 96 235
Sekretaris Jenderal 1 1
Biro Perencanaan 15 13 28
Biro SDM 38 29 67
Biro Keuangan dan Umum 57 23 80
Biro Hukum dan Organisasi 20 13 33
Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik 8 18 26
2 PUSAT DATA DAN INFORMASI IPTEK DAN
DIKTI
21 7 28
3 PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI
284 38 322
4 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 24 8 32
TOTAL 468 149 617
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 4
1.5. Anggaran
Pagu anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2015 sebesar Rp 2.907.347.043.000 dengan proporsi 12,5 untuk gas dan fungsi, 28,1%
PNS Eks Ditjen Dikti, PN, dan Kopertis dan proporsi terbesar adalah anggaran untuk BOPTN
dan BPPTN-BH sebesar 59,4%.
Tabel 2. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2015
Kegiatan Layanan
Umum Pendidikan Total Proporsi
Tugas Fungsi Sekretariat Jenderal 252.319.654.000 111.982.234.000 364.301.888.000 12,5%
Pembinaan dan Pengembangan
Humas dan Hukum 13.677.764.000 13.677.764.000 0,5%
Peningkatan Kualitas Perencanaan,
Kegiatan dan Anggaran, Penjalinan
Kerja Sama dan Evaluasi Pencapaian
Kinerja
16.242.104.000 16.242.104.000 0,6%
Peningkatan dan Pengelolaan Urusan
Umum 127.702.805.000 127.702.805.000 4,4%
Pengelolaan Data dan Informasi Iptek 5.468.250.000 5.468.250.000 0,2%
Pengembangan Jaringan Penyedia
Dengan Pengguna Iptek .397.000 792.397.000 0,0%
Pengembangan Jaringan Penyedia
Iptek Dengan Internasional 4.522.731.000 4.522.731.000 0,2%
Pengembangan Sistem Legislasi Iptek 1.945.954.000 1.945.954.000 0,1%
Pengembangan Kawasan Penelitian
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 81.967.649.000 81.967.649.000 2,8%
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Ditjen Pendidikan Tinggi
111.982.234.000 111.982.234.000 3,9%
Layanan Tridharma di Perguruan
Tinggi (BOPTN) 1.726.952.793.000 1.726.952.793.000 59,4%
Tunjangan Kinerja 816.092.362.000 816.092.362.000 28,1%
Total 252.319.654.000 2.655.027.389.000 2.907.347.043.000 100,0%
Dari sisi jenis belanja, paling besar dialokasikan untuk belanja barang sebesar 67%,
belanja pegawai 31%, dan belanja modal 2%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 5
Grafik 1. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2015
1.6. Sistematika Penyajian
Laporan kinerja ini melaporkan capaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2015 sesuai Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-
2019. Analisis Capaian Kinerja (performance result) diperbandingkan dengan Perjanjian
Kinerja (performance agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang
memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai perbaikan
kinerja di masa mendatang.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015.
2. Bab. I – Pendahuluan, menjelaskan latar belakang penyusunan laporan, maksud dan
tujuan, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi, sumber daya manusia dan anggaran.
3. Bab. II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Rencana Strategis, Arah Kebijakan dan
Strategi, dan Perjanjian Kinerja 2015.
4. Bab. III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, menjelaskan tentang pengendalian,
pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta pencapaian kinerja
sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis pada tahun 2015.
5. Bab. IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dan upaya perbaikan.
51 BELANJA PEGAWAI
31%
52 BELANJA BARANG
67%
53 BELANJA MODAL
2%
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang
bersifat mendasar dan dibuat secara integral, efisien, dan koordinatif. Dalam kurun waktu
2015-2019 dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun dan
memperhitungkan potensi, peluang, serta kendala yang ada maupun tantangan yang mungkin
terjadi, Sekretariat Jenderal melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, visi Sekretariat Jenderal
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019.
Dalam penentuan visi, Sekretariat Jenderal telah mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu:
(i) memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan organisasi, (ii)
ditetapkan secara rasional, realistis, mudah dipahami, (iii) dirumuskan secara singkat, padat,
mudah diingat, (iv) dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan (v) mempunyai
sifat fleksibel. Oleh sebab itu visi Sekretariat Jenderal akan ditanamkan pada setiap unsur
organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) dan mampu mengerahkan dan
menggerakkan segala sumber daya Sekretariat Jenderal. Adapun visi Sekretariat Jenderal yang
diharapkan mampu memberi arah ke masa depan yaitu:
Misi Sekretariat Jenderal merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
unit organisasi Sekretariat Jenderal dalam upaya untuk mewujudkan visi. Dengan pernyataan
misi yang telah ditetapkan, diharapkan seluruh unsur Sekretariat Jenderal dan pihak yang
berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran Sekretariat Jenderal
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Misi Sekretariat Jenderal telah disusun secara jelas dan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimilikinya sesuai peraturan perundang-
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 7
undangan. Perumusan misi ini telah memperhatikan masukan pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai
dengan tuntutan perkembangan lingkungan stratejik.
Kriteria dalam penentuan misi Sekretariat Jenderal antara lain adalah: (i) sejalan dengan
upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (ii) sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 - 2019 serta tugas yang dibebankan oleh
undang-undang, (iii) menggambarkan tindakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Sekretariat Jenderal.
Berdasarkan acuan tersebut di atas, misi Sekretariat Jenderal adalah:
Dalam rangka mencapai Visi dan Misi, maka Visi dan Misi tersebut dirumuskan ke dalam
bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals)
yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel
2. Meningkatnya kualitas layanan yang efektif dan efisien
Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan dalam sasaran strategis sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2015-2019. Sasaran
strategis tersebut adalah:
1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja
2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan,
inventarisasi dan pelaporan barang milik negara
3. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian
4. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan,
organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
5. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar
lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 8
2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan
Perjanjian Kinerja merupakan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk
mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dikelola.
Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: meningkatkan akuntabilitas,
transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah
dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah
menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas
dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemenristekdikti 2015-2019. Perjanjian Kinerja ini
merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2015, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015
No Sasaran Indikator Kinerja Target
2015
1
Meningkatnya kualitas
perencanaan, pemantauan dan
akuntabilitas kinerja
Prosentase efisiensi perencanaan
penganggaran
90%
Penilaian terhadap AKIP B
2
Meningkatnya kualitas
perbendaharaan, pembiayaan,
akuntansi, pelaporan keuangan,
inventarisasi dan pelaporan
barang milik negara
Opini penilaian laporan keuangan
oleh BPK
WTP
3
Meningkatnya kualitas
koordinasi dan pengelolaan
informasi, publikasi, hubungan
antar lembaga, layanan
masyarakat dan kerja sama luar
negeri
Indeks kepuasan pelayanan oleh
Ombudsman
60%
4
Meningkatnya pembinaan dan
koordinasi penyusunan peraturan
perundang-undangan, organisasi,
dan ketatalaksanaan serta
pemberian advokasi dan bantuan
hukum
Kualitas penilaian Kementerian PAN
dan RB atas pelaksanaan Reformasi
Birokrasi Kemenristekdikti
60%
Prosentase kasus hukum yang telah
terselesaikan (berkekuatan hukum
tetap)
40%
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 9
No Sasaran Indikator Kinerja Target
2015
5
Meningkatnya pengelolaan dan
penyusunan bahan pembinaan
kepegawaian
Prosentase Pelayanan Administrasi
Kepegawaian
90%
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengendalian Kinerja
Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, manajemen program berupa:
perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi
manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran
kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
1. Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja berubah dari pendekatan/cara pandang yang
berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja yang berorientasi
hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja
seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU) menjadi titik-tolak
manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan.
Dalam hal pengendalian kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi terus melakukan perbaikan. Dari PK 2015 yang telah ditandatangani, telah
dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan
sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik
(triwulan). Sehubungan dengan hal tersebut terus dikembangkan sistem monitoring dan
evaluasi dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan
anggaran unit kerja (SIMonev).
Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome)
Capaian
Kinerja
Pengndalian Kinerja
PengukuranKinerja
Evaluasi Kinerja
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 11
3.2. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas
kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai,
seberapa bagus kinerja financial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian
akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan
antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Adapun rumusannya adalah
sebagai berikut:
Realisasi
Persentase Capaian = x 100%
Rencana
Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah
persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian
kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang
selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan,
kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.
Untuk mengukur capaian masing-masing IKU dilakukan secara umum yakni melalui data
capaian kinerja dan pengukuran dengan kondisi riil yang ada. Sedangkan analisis capaian
masing-masing IKU diupayakan disampaikan secara rinci dengan mendefinisikan alasan
penetapan masing-masing IKU; cara mengukurnya; capaian kinerja yang membandingkan
tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun
sebelumnya, dan pada akhir periode Renstra; disertai dengan data pendukung berupa tabel,
foto/gambar, grafik, dan data pendukung lainnya.
3.3. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah
melaksanakan berbagai upaya perbaikan, dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya
pemerintahan yang baik (good governance) dan berorientasi kepada hasil (result oriented
government). Oleh karena itu dalam rangka sinergi implementasi SAKIP mulai tingkat
kementerian hingga unit kerja, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 12
Menteri tentang Pedoman Implementasi SAKIP di Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi.
Sekretariat Jenderal juga menginisiasi berbagai agenda akuntabilitas kinerja di semua
komponen yang merupakan bagian integral dari sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (SAKIP), meliputi aspek: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan
kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja.
a. Perencanaan Kinerja
1) Menetapkan Renstra Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-2019
dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015. Pada dokumen Renstra tersebut
tercantum Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program, beserta target-target Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK).
2) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah ditetapkanya
Permenristekdikti No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan revisi terhadap
dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2015, Indikator Kinerja Utama
(IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2015.
3) Selain itu dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi atas akuntabilitas
kinerja tahun 2015, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang
melakukan reviu Renstra 2015-2019, dan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2015-2019.
b. Pengukuran Kinerja
Pada dokumen Renstra Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-2019
tercantum indikator kinerja sasaran meliputi Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS),
Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK).
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengupayakan pengukuran atas
target-target yang direncanakan dengan menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS) dan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) yang berorientasi hasil (outcome)
dan diformalkan dalam Keputusan Menteri.
c. Pelaporan Kinerja
Penyajian informasi capaian kinerja dalam Laporan Kinerja (LAKIP) secara terus menerus
diperbaiki dan ditingkatkan antara lain melalui Capaian Kinerja dengan IKU yang terukur.
Dalam Laporan LAKIP ini juga terus ditingkatkan kualitasnya diantaranya
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 13
menggambarkan pembandingan capaian kinerja yang memadai, tidak hanya antara
realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, tren
kinerja dan pada akhir periode Renstra. Sehubungan dengan amanah PP No. 26 Tahun
2015, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan Menteri tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum.
d. Evaluasi Kinerja
Mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMonev),
dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem perencanaan di
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini dikembangkan secara
online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan
anggaran unit kerja dan satuan kerja mandiri. Hal ini dilakukan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi pimpinan atas pelaksanaan program dan kegiatan
dilapangan.
SIMonev telah disosialisasikan kepada unit kerja dan satuan kerja di pusat dan daerah, dan
telah dilakukan launching pada tanggal 14 Desember 2015 oleh Menristekdikti yang
dihadiri para Rektor PTN. SIMonev ini telah terintegrasi dengan aplikasi OM SPAN
Kementerian Keuangan sehingga realiasasi anggaran dapat diketahui secara real time.
Selain itu, SIMonev juga akan diintegrasikan dengan aplikasi SMART Kementerian
Keuangan dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L.
e. Capaian Kinerja
Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja,
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi juga sedang
menyusun Peraturan Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah
merumuskan indikator-indikator dan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar
pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa keberhasilan kinerja
Kementerian. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan tolok ukur capaian tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya. IKU ditetapkan mengacu
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-2019
sesuai dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 14
Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
capaian kinerjanya, dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Tahun 2015
Sasaran Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
2014
Tahun 2015
Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya kualitas
perencanaan,
pemantauan dan
akuntabilitas kinerja
Prosentase efisiensi
perencanaan
penganggaran
94% - 90% 99% 110
Penilaian terhadap
AKIP
A B B B 100
Meningkatnya kualitas
perbendaharaan,
pembiayaan, akuntansi,
pelaporan keuangan,
inventarisasi dan
pelaporan barang milik
negara
Opini penilaian laporan
keuangan oleh BPK
WTP WTP WTP WDP -
Meningkatnya
pembinaan dan
koordinasi penyusunan
peraturan perundang-
undangan, organisasi,
dan ketatalaksanaan
serta pemberian
advokasi dan bantuan
hukum
Kualitas penilaian
Kementerian PAN dan
RB atas pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Kemenristekdikti
100% - 60% 63,89% 106,48
Prosentase kasus
hukum yang telah
terselesaikan
(berkekuatan hukum
tetap)
60% - 40% 36% 90
Meningkatnya kualitas
koordinasi dan
pengelolaan informasi,
publikasi, hubungan
antar lembaga, layanan
masyarakat dan kerja
sama luar negeri
Indeks kepuasan
pelayanan oleh
Ombudsman
80% - 60% 60,75% 101,25
Meningkatnya
pengelolaan dan
penyusunan bahan
pembinaan
kepegawaian
Prosentase Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian
90% - 90% 90% 100
3.5. Analisis Capaian Kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah
menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam periode 2015 - 2019 yaitu:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 15
1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja
2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan,
inventarisasi dan pelaporan barang milik negara
3. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan,
organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
4. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar
lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri
5. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian
Capaian kinerja Sasaran Strategis tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama
(IKU). Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKU Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015, bahwa secara umum target berhasil dipenuhi,
bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan, walaupun beberapa
indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama
dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut:
Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas
Kinerja
Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja
diukur dengan dua indikator yaitu Prosentase efisiensi perencanaan penganggaran dan
Penilaian terhadap AKIP. Adapun capaiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan
Akuntabilitas Kinerja
Sasaran Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
2014
Tahun 2015
Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya
kualitas
perencanaan,
pemantauan dan
akuntabilitas
kinerja
Prosentase efisiensi
perencanaan penganggaran
94% - 90% 99% 110
Penilaian terhadap AKIP A B B B 100
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 16
1. Prosentase Efisiensi Perencanaan Penganggaran
Efisiensi perencanaan anggaran diukur dengan teknik spending review, yaitu alat
untuk mengevaluasi kinerja anggaran pemerintah. Fokus utamanya adalah untuk efisiensi
anggaran. Spending Review secara lugas menyebut angka yang harus dihemat karena
terdapat inefisiensi anggaran. Hasilnya direkomendasikan untuk pelaksanaan anggaran
pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien. Spending Review dilakukan
dalam rangka untuk mengetahui potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya
sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana yang menjadi
prioritas nasional seperti pembangunan infrastruktur.
Sesuai dengan hasil Spending Review yang dilakukan Kementerian Keuangan kepada
Kemenristekdikti pada tahun 2015, telah ditemukan inefisiensi sebesar 0,006% dari total
keseluruhan pagu Kemenristekdikti sehingga tingkat efisiensi anggaran sebesar 99,99%.
Hasil ini lebih besar dibandingkan target pada tahun 2015 sebesar 90%. Inefisiensi yang
terjadi salah satunya akibat perencanaan anggaran yang belum dibuat dengan baik. Masih
banyak yang membuat perencanaan anggaran mengikuti dari tahun anggaran sebelumnya
kemudian ditambah berapa persen. Akibatnya terjadi pemborosan anggaran ataupun
anggaran yang tidak terpakai karena bukan merupakan kebutuhan tahun bersangkutan.
Contoh inefisiensi yang terjadi adalah masih adanya penggunaan biaya yang melebihi
standar biaya. Hal ini dikarenakan pembuat anggaran tidak berpedoman pada standar biaya
yang telah ditetapkan Kementerian Keuangan setiap tahunnya. Contoh lainnya yaitu adanya
duplikasi anggaran, dimana untuk kegiatan yang sama dilakukan beberapa kali.
Beberapa catatan hasil spending review yang dilakukan Kementerian Keuangan
kepada Kemenristekdikti pada tahun 2015 antara lain:
1) Banyaknya konsinyering yang pesertanya sedikit sehingga lebih baik diganti dengan
Rapat Dalam Kantor (RDK) saja, termasuk penyusunan laporan tidak perlu
konsinyering.
2) Peserta RDK hanya berhak mendapatkan uang saku RDK. Uang transport diberikan
kepada peserta rapat yang tidak berada dalam satu kompleks perkantoran dimana RDK
diselenggarakan.
3) Kegiatan yang merupakan tupoksi semestinya tidak dapat diberikan honor.
4) Satuan honor moderator menggunakan jam, harusnya kali.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 17
5) Harga satuan honor, biaya pemeliharaan dan uang harian yang melebihi SBM.
6) Jumlah narasumber dan/atau tim pelaksana kegiatan yang terlalu banyak.
Untuk mengurangi tingkat inefisiensi pada tahun mendatang yang perlu dilakukan
adalah:
1) Lebih mencermati lagi dalam penggunaan satuan biaya sehingga tidak terjadi kesalahan
besaran biaya maupun penggunaan satuan dalam perhitungan anggaran;
2) Lebih selektif dalam hal pembentukan tim pelaksana kegiatan maupun
penyelenggaraan rapat/meeting di luar kantor sehingga tidak melanggar ketentuan yang
berlaku;
3) Lebih mencermati penyelenggaraan konsinyering hanya untuk kegiatan yang benar-
benar diperlukan;
4) Dalam penyusunan RKA-KL tahun-tahun berikutnya perlu dicermati kembali
pengalokasian pada Kelompok Belanja 5211, agar anggaran dapat diserap lebih
optimal.
2. Penilaian Terhadap AKIP
Terwujudnya akuntabilitas kinerja yang akuntabel tingkat keberhasilannya dilihat
dari perolehan predikat akuntabilitas kinerja yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sesuai rencana strategis
Kemenristekdikti 2015-2019, pada tahun 2015 Kemenristekdikti mentargetkan
memperoleh predikat B. Berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor B/3979/M.PANRB/12/2015, perihal hasil evaluasi atas
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, tanggal 11 Desember 2015, pada tahun 2015
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendapat predikat “B” dengan nilai
68,76 yang interpretasinya adalah akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem
yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.
Dalam rangka implementasi SAKIP, Kemenristekdikti terus melakukan berbagai
upaya perbaikan di semua komponen sistem akuntabilitas kinerja yaitu aspek perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja hingga capaian kinerja.
Upaya perbaikan memperhatikan catatan penting hasil evaluasi akuntabilitas kinerja yang
dilakukan oleh Kementerian PAN dan RB. Dalam Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 18
tentang Rencana Strategis Kemenristekdikti Tahun 2015-2019, target hasil penilaian
terhadap implementasi AKIP adalah katagori “ A “ dengan nilai > 80 - 90 pada tahun 2019.
Tabel 6. Nilai AKIP Kemenristekdikti
KOMPONEN 2011 2012 2013 2014 2015
1. Perencanaan Kinerja 23,4 24,84 24,54 25,1 22,87
2. Pengukuran Kinerja 13,45 13,57 13,66 14,97 15,94
3. Pelaporan Kinerja 9 9,15 9,04 11,64 10,81
4. Evaluasi Kinerja 6,16 5,46 5,78 6,86 6,89
5. Pencapaian Kinerja 11,94 13 16,21 12,5 12,25
TOTAL 63,95 66,02 69,23 71,07 68,76
PREDIKAT CC B B B B
Sesuai data evaluasi kinerja di atas, selama lima tahun terakhir nilai akuntabilitas
kinerja Kemenristekdikti mengalami naik turun. Namun begitu tingkat akuntabilitas kinerja
Kemenristekdikti tetap berada pada predikat “B” (Baik, perlu sedikit perbaikan).
Dibandingkan dengan tahun 2014, nilai akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti pada tahun
2015 mengalami penurunan. Ada beberapa catatan hasil evaluasi oleh Kementerian PAN
RB atas implementasi SAKIP Kemenristekdikti yaitu:
1) Rencana strategis Kemenristekdikti belum seluruhnya menyajikan tujuan/sasaran
strategis yang berorientasi kepada hasil/outcome dan dilengkapi dengan indikator
kinerja outcome yang relevan dan belum menjabarkan (cascade down) kedalam
berbagai sasaran strategis dan indikator kinerja di Renstra Eselon I bahkan hingga para
pejabat eselon III dan IV. Kemudian meneruskan performance cascade ini hingga
kinerja individu masing-masing pegawai;
2) Belum sempurnanya aplikasi keuangan dan kinerja yang ada sehingga mampu
mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja serta memudahkan penggunaannya;
3) Belum adanya pedoman implementasi akuntabilitas kinerja dan evaluasi kinerja yang
dapat digunakan untuk penilaian dan rekomendasi atas akuntabilitas kinerja masing-
masing Eselon l/unit utama;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 19
Melihat permasalahan yang dihadapi di atas Kementerian PAN dan RB memberikan
beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan Kemenristekdikti agar nilai akuntabilitas
kinerja dapat meningkat di masa datang antara lain:
1) Mereviu kembali Rencana Strategis (Renstra), Perjanjian Kinerja (PK) dan Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang merepresentasikan Kementerian Riset dan Teknologi
setelah digabungkan dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan selanjutnya
memperbaiki rumusan sasaran strategis dan indikator kinerja Kementerian kemudian
menjabarkan (cascade down) kedalam berbagai sasaran strategis dan indikator kinerja
di Renstra Eselon I bahkan hingga para pejabat eselon III dan IV. Kemudian
meneruskan performance cascade ini hingga kinerja individu masing-masing pegawai;
2) Menyempurnakan aplikasi keuangan dan kinerja yang ada sehingga mampu
mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja serta memudahkan penggunaannya;
3) Meningkatkan kualitas hasil evaluasi akuntabilitas kinerja agar dapat memberikan
penilaian dan rekomendasi atas akuntabilitas kinerja masing-masing Eselon I/unit kerja.
Sehingga dapat ditindaklanjuti untuk perbaikan perencanaan dalam bentuk langkah-
langkah nyata;
4) Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja
diseluruh jajaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, untuk
mempercepat terwujudnya pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel.
Dalam rangka memenuhi rekomendasi Kementerian PAN dan RB, Kemenristekdikti
telah melakukan beberapa langkah antara lain:
a) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah ditetapkanya
Kemenristekdikti No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan revisi terhadap
dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2015, Indikator Kinerja Utama
(IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2015.
b) Selain itu dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi atas akuntabilitas
kinerja tahun 2015, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang
melakukan reviu Renstra 2015-2019, Perjanjian Kinerja 2016, dan Indikator Kinerja
Utama (IKU) 2015-2019.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 20
Gambar 3. Kegiatan Launching SIMonev
Gambar 2. Rapat Pimpinan Reviu Renstra 2015-2019
c) Mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Evaluasi
(SIMonev), dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem
perencanaan di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini
dikembangkan secara online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program,
realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja. Hal ini dilakukan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi pimpinan atas pelaksanaan program dan kegiatan di
lapangan.
d) Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja,
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi juga sedang
menyusun Peraturan Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 21
Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan
Keuangan, Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Negara
Sasaran meningkatnya pengelolaan kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi,
pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara tingkat
pencapaiannya diukur dari opini audit yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
selaku pemegang otoritas dalam pemeriksaan keuangan. Untuk memperoleh opini WTP
suatu instansi pemerintah harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: 1) disusun
berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai; 2) sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP); 3) kepatuhan terhadap perundang-undangan; 4)
pengungkapan yang memadai; 5) tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI.
Tabel 7. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan,
Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Negara
Sasaran Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
2014
Tahun 2015
Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya
kualitas
perbendaharaan,
pembiayaan,
akuntansi,
pelaporan
keuangan,
inventarisasi dan
pelaporan barang
milik negara
Opini penilaian
laporan keuangan oleh
BPK
WTP WTP WTP WDP -
Tahun 2014 Kemenristekdikti berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) atas laporan keuangannya. Sedangkan untuk tahun 2015 tingkat pencapaian
indikator Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK adalah WDP (Wajar Dengan
Pengecualian). Beberapa kendala ditemukan dalam penyusunan Laporan Keungan
Kemenristekdikti Tahun 2015 antara lain:
1. Laporan Keuangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan
laporan keuangan kompilasi dari 142 Satker yang cukup variatif dalam menerapkan
pola pengelolaan keuangannya. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri pada saat
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 22
melakukan kompilasi maupun saat melakukan verifikasi data laporan yang
disampaikan oleh Satker. Satker Kemenristekdikti tersebut adalah :
a) Satker Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (29 satker);
b) Satker Pengelola Keuangan PNBP (85 satker);
c) Satker Pengelola Keuangan Non PNBP (21 satker)
d) Satker Sekretariat Ditjen Dikti - PTN BH (7 satker)
Disamping itu dari 142 satuan kerja tersebut, 11 (sebelas) diantaranya merupakan
Satker baru yang mengelola dana DIPA baru pada tahun anggaran 2015 ini,
sehingga pada saat menyusun laporan keuangan belum didukung oleh SDM yang
cukup memadai baik dalam pengelolaan maupun dalam menyusun laporan keuangan.
Selain itu Pagu Anggaran/DIPA yang dikelola oleh Eselon I Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan merupakan pecahan dari Pagu Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hal ini menyebabkan
adanya kelambatan dalam melakukan rekonsiliasi terhadap realisasi anggaran secara
keseluruhan. Selain itu pemecahan pagu ini menyebabkan kesalahan pada bagian
perencanaan sehingga banyak Pagu yang masih negatif dan telat untuk dilakukan
perubahan.
2. Penyajian Aset Tetap di sebagian besar Satker di lingkungan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi banyak terjadi ketidaksesuaian nilai antara SAK
dan SIMAK BMN, hal ini disebabkan pada aplikasi SAIBA dan SIMAK BMN yang
belum sempurna dan terdapat masalah pada proses pengiriman data aset dari Aplikasi
SIMAK-BMN ke Aplikasi SAIBA. Hal yang menjadi permasalahan utama adalah
munculnya nilai aset hasil pengiriman dari aplikasi SIMAK BMN yang tidak sesuai
dengan jumlah Belanja Modal yang dikeluarkan Satuan Kerja sehingga memunculkan
banyak nilai aset yang belum diregister. Nilai tersebut dihilangkan dengan
menjadikannya Beban Aset Ekstra komptabel dan koreksi aset.
Selain itu juga terdapat nilai negatif pada Persediaan Belum Diregister. Hal ini terjadi
karena pembelian persediaan menggunakan belanja yang langsung menjadi beban
dan bukan membentuk persediaan. Kesalahan belanja ini dikarenakan akun belanja
yang membentuk persediaan merupakan akun baru dan tidak semua Satuan Kerja
memiliki DIPA untuk akun baru tersebut. Solusi sementara yang digunakan adalah
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 23
dengan melakukan jurnal manual untuk menghilangkan nilai persediaan yang belum
diregister dengan melawankannya pada Beban Barang.
3. Sistem Akuntansi Akrual masih belum dipahami dengan baik oleh banyak operator
SAIBA pada unit kerja. Hal ini mengakibatkan pencatatan akuntansi dengan sistem
akrual belum dilaksanakan secara penuh.
Oleh karena itu terhadap permasalahan tersebut dilakukan upaya antara lain:
a) Membangun komitmen dari seluruh jajaran di lingkungan Kemenristekdikti mulai dari
pimpinan sampai dengan staf;
b) Pelaksanaan anggaran secara akuntabel dan bertanggungjawab serta didukung dengan
standar dan sistem akuntansi yang berlaku;
c) Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola keuangan;
d) Audit reguler oleh Itjen yang fokus pada Laporan Keuangan;
e) Pendampingan penyusunan laporan keuangan baik di pusat maupun di daerah oleh
Setjen, Itjen dan BPKP.
Sasaran 3 : Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan serta
Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum
Sasaran Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-
undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
diukur dengan kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi
Birokrasi Kemenristekdikti dan Prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan
(berkekuatan hukum tetap). Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 24
Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan
Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta Pemberian
Advokasi dan Bantuan Hukum
Sasaran Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
2014
Tahun 2015
Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya
pembinaan dan
koordinasi
penyusunan
peraturan
perundang-
undangan,
organisasi, dan
ketatalaksanaan
serta pemberian
advokasi dan
bantuan hukum
Kualitas penilaian
Kementerian PAN dan RB
atas pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Kemenristekdikti
100% - 60% 63,89% 106,48
Prosentase kasus hukum
yang telah terselesaikan
(berkekuatan hukum tetap)
60% - 40% 47,8% 119
1. Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kemenristekdikti.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan agenda
reformasi birokrasi, walaupun belum menyeluruh dan tertata dengan sangat baik. Agenda
perubahan telah dilaksanakan dan hasilnya telah dirasakan oleh pegawai dan pemangku
kepentingan terkait. Akan tetapi jalan panjang reformasi birokrasi masih berlanjut,
tantangan dan permasalahan birokrasi belum sepenuhnya tuntas, mengharuskan adanya
solusi dan penyelesaian untuk memecahkan persoalan-persoalan birokrasi dan
mewujudkan birokrasi yang profesional. Pada tahun 2015, Indeks Reformasi Birokrasi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) adalah 63,89
dengan kategori B.
Kemenristekdikti telah melakukan berbagai upaya demi kemajuan pelaksanaan
reformasi birokrasi. Upaya dimaksud telah menghasilkan berbagai kemajuan perbaikan tata
kelola pemerintahan, antara lain:
a. Jajaran pimpinan dan juga pegawai di Kemenristekdikti telah memberikan perhatian
yang cukup besar atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi dengan membuka website
khusus pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kemenristekdikti;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 25
b. Kemenristekdikti menggunakan 3 (tiga) komponen penilaian dalam memperhitungkan
pemberian Tunjangan Kinerja, yaitu Kehadiran, Rewards/Punishment dari Kinerja
Unit, dan Integritas;
c. Penerapan manajemen kinerja di lingkungan Kemenristekdikti sudah cukup baik,
dengan adanya keterlibatan para pimpinan tinggi dalam penerapan manajemen kinerja
dan evaluasi terkait capaian kinerja dilakukan secara berkala dengan adanya sistem
punishment jika kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tidak tercapai;
d. Sistem Promosi terbuka untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi secara nasional juga
telah dilakukan di Kemenristekdikti.
Hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas program reformasi birokrasi
adalah:
a. Reformasi Birokrasi di Kementerian belum terlaksana secara optimal, hal ini
disebabkan karena pemahaman perubahan pola pikir (mind set), serta budaya kerja
(culture set) PNS di lingkungan Kementerian belum merata sehingga apa yang
diharapkan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi belum tercapai sepenuhnya;
b. Pengintegrasian implementasi seluruh kebijakan, prosedur dan aplikasi yang selama ini
sudah berjalan dengan baik pada ex-Kementerian Riset dan Teknologi dan ex-
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke dalam lingkup Kemenristekdikti belum
sepenuhnya dilakukan;
c. Belum seluruh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Kemenristekdikti
telah diharmonisasikan;
d. Peta Proses Bisnis belum terjabarkan dalam semua Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang ada, hal ini disebabkan karena proses integrasi sistem dari dua unit yang
berbeda yaitu ex-Kementerian Riset dan Teknologi dan ex-Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Dalam rangka lebih meningkatkan kualitas birokrasi serta mampu lebih
menumbuhkan budaya kinerja di lingkungan Kemenristekdikti, terdapat beberapa hal yang
masih perlu dilakukan yaitu:
a. Memotivasi seluruh PNS di lingkungan Kementerian agar memiliki pola pikir (mind
set), serta budaya kerja (culture set) sesuai harapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi
di lingkungan Kemenristekdikti;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 26
b. Melakukan pengintegrasian implementasi seluruh kebijakan, prosedur dan aplikasi
yang selama ini sudah berjalan dengan baik pada ex-Kementerian Riset dan Teknologi
dan ex-Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke dalam lingkup Kemenristekdikti.
c. Melakukan identifikasi, analisis, dan pemetaan terhadap peraturan perundang-
undangan untuk mengetahui adanya kemungkinan tumpang tindih/tidak harmonis;
d. Menetapkan peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi untuk seluruh unit
organisasi, kemudian dijabarkan ke dalam prosedur operasional tetap (SOP) dan
disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi serta efektivitas birokrasi;
e. Meningkatkan kapasitas pegawai berdasarkan pada gap kompetensi serta menyusun
rencana pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan pegawai berbasis kompetensi
secara berkelanjutan;
f. Meningkatkan kualitas implementasi pengendalian gratifikasi, penerapan SPIP,
penanganan benturan kepentingan, pengaduan masyarakat dan Whistle Blowing System
(WBS), serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaanya;
g. Menetapkan unit kerja di lingkungan Kemenristekdikti yang akan dibina dan
dikembangkan menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani;
h. Menindaklanjuti hasil survey Indeks Kepuasan Pelayanan dan Indeks Persepsi Anti
Korupsi dengan menyempurnakan kualitas pelaksanaan kegiatan pada area pelayanan
publik dan pengawasan;
i. Melakukan inovasi terus menerus secara berkesinambungan dalam pelayanan kepada
masyarakat.
Mengacu pada kondisi birokrasi terkini sebagaimana tersebut diatas, Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berkomitmen terus melanjutkan reformasi
birokrasi periode 2015-2019. Peta jalan reformasi birokrasi telah disusun yang akan
menjadi rujukan utama pelaksanaan reformasi birokrasi dalam kurun waktu 2015-2019.
Berisi gambaran perihal langkah-langkah strategis dan agenda yang akan dilaksanakan
terkait dengan pembenahan birokrasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran reformasi
birokrasi nasional. Dengan berpedoman peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
berpijak dari hasil reformasi birokrasi sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi menjalankan delapan program area perubahan, yaitu 1) manajemen
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 27
perubahan; 2) penguatan pengawasan; 3) penguatan akuntabilitas kinerja; 4) penguatan
kelembagaan; 5) penguatan tatalaksana; 6) penguatan sistem manajemen SDM aparatur; 7)
penguatan peraturan perundang-undangan; dan 8) peningkatan kualitas pelayanan publik.
2. Prosentase Kasus Hukum Yang Telah Terselesaikan (Berkekuatan Hukum Tetap)
Untuk indikator kinerja Prosentase Kasus Hukum Yang Telah Terselesaikan
(Berkekuatan Hukum Tetap) dari target 40% kasus yang diselesaikan, terealisasi 47,8%
kasus atau dengan persentase capaian 119% nya adalah kasus hukum yang telah
terselesaikan (berkekuatan hukum tetap). Sebagian besar kasus-kasus yang ditangani
adalah kasus yang melibatkan perguruan Tinggi.
Pada tahun 2015 kasus hukum yang ditangani meliputi bidang litigasi sebanyak 12
kasus dan telah diselesaikan dengan ketetapan hukum sebanyak 7 kasus, 1 mengajukan
banding dan 4 sementara dalam pemeriksaan perkara. Untuk kasus nonlitigasi yang telah
ditangani sebanyak 11 kasus dan dapat diselesaikan sebanyak 4 kasus yang sudah
diselesaikan dengan baik dan sudah disepakati bersama, dan untuk 7 masalah lainnya
sampai saat ini masih dalam tahap penyelesaian dengan melakukan komunikasi,
rekonsiliasasi dan harmonisasi. Sehingga secara keseluruhan bidang advokasi dapat
menyelesaikan 7 kasus litigasi dari 12 kasus dan 4 kasus nonlitigasi dari 11 kasus atau 11
kasus terselesaikan dari total 23 kasus yang ditangani.
Tabel 9. Kasus Hukum Tahun 2015
Litigasi : Non Litigasi
1. Perkara Nomor 224/B/2016/PT.TUN.JKT : (menang di tingkat
Banding)
2. Perkara Nomor 126/G/2015/PTUN-JKT : (menang di tingkat pertama)
3. Perkara Nomor 40/Pdt.G/2015/PN.Ptk : (pemeriksaan perkara)
4. Perkara Nomor 38/Pdt.G/2015/PN.KDI : (menang di tingkat pertama)
5. Perkara Nomor 171/G/2015/PTUN-JKT : (pemeriksaan perkara)
6. Perkara Nomor 194/G/2015/PTUN-JKT : (pemeriksaan perkara)
7. Perkara Nomor 215/P/FP/2015/PTUN.JKT : (menang ditingkat
pertama - final)
8. Perkara Nomor 39/G/2015/PTUN.MKS (mengajukan banding)
9. Perkara Gugatan 34/Pdt.G/2015/PN. Tgl (pemeriksaan perkara)
10. Perkara MK Nomor 122/PUU-XII/2014 (Putusan Menolak Gugatan
Pemohon)
11. Gugatan pemberhentian (Dosen DPK Kopertis Bandung) – Kasus
ditolak
12. Uji Materil UU Pendidikan Kedokteran (Perkara MK nmr 122/PUU-
XII/2014) – Gugatan ditolak
13. Kasus STKIP Suluh
Bangsa dan STT
Telematika ke Kepolisian
14. BAP Kasus Univ.
Berkeley
15. Memenuhi BAP Kasus
PJJ
16. Kasus STIMIKOM
Indonesia Maju
17. Kasus STKIP PGRI NTT
18. Kasus Universitas Daru
Ulum Jombang
19. Kasus Universitas
Tritunggal Surabaya
20. Kasus Akbid Martapura
21. Kasus STIE Adhy Niaga
22. Kasus Tomohon
23. Kasus UISU Medan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 28
Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi,
Hubungan Antarlembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar
Negeri
Sasaran Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan
antar lembaga, layanan masyarakat dan kerjasama luar negeri diukur dengan indikator Indeks
Kepuasan Pelayanan oleh Ombudsman. Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai
berikut:
Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan
Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama
Luar Negeri
Sasaran Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
2014
Tahun 2015
Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya kualitas
koordinasi dan
pengelolaan informasi,
publikasi, hubungan
antar lembaga, layanan
masyarakat dan kerja
sama luar negeri
Indeks kepuasan
pelayanan oleh
Ombudsman
80 - 60 60,75 106,48
Dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, Ombudsman RI
melaksanakan penelitian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap pelayanan
publik, inovasi pelayanan publik, penguatan kapasitas, dan efektivitas pengawasan. Hasil
penelitian diharapkan menjadi acuan peningkatan kualitas pelayanan publik. Pada tahun
2015, Ombudsman RI telah melaksanakan penelitian terhadap produk pelayanan
administrasi yang diselenggarakan di Kemenristekdikti. Dari 6 produk pelayanan
administrasi diperoleh nilai rata-rata 60,75 atau dalam zona kuning dengan predikat
kepatuhan sedang. Nilai tersebut lebih besar dari target tahun 2015 sebesar 60. Hasil
penelitian tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 29
Tabel 11. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar
Pelayanan Publik
Produk Layanan Nilai
1) Izin perbantuan atau penugasan bagi tenaga ahli asing dan tenaga
sukarela
49
2) Permohonan izin pendirian PTS 67
3) Permohonan penambahan program magister dan profesi PTN dan PTS 67
4) Penyetaraan ijazah PT luar negeri 55
5) Informasi Publik 77
6) Perizinan mahasiswa asing di Indonesia 49
Nilai Rata Rata 60,75
Zona KUNING
Hasil penelitian menunjukkan rendahnya kepatuhan terhadap implementasi standar
pelayanan publik dalam berbagai bentuk yaitu ketidakjelasan proses dan prosedur,
ketidakpastian jangka waktu pelayanan, dan ketidakpastian hukum. Kondisi tersebut dapat
berdampak kepada pelayanan publik yang buruk, potensi perilaku koruptif dan
menurunnya kewibawaan pemerintah.
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, Kemenristekdikti meluncurkan
program PINTU (Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu), dimana layanan ini akan
mengintegrasikan layanan publik yang ada di Kemenristekdikti, seperti layanan teknis
pendidikan tinggi, layanan perizinan, layanan informasi serta layanan pengaduan.
Gambar 4. Peluncuran PINTU
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 30
PINTU dibentuk atas dasar semangat reformasi birokrasi internal Kemenristekdikti
sebagaimana yang juga diamanatkan oleh UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
agar terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-
asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik, dan PP Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang juga menekankan perlunya membentuk unit pelayanan
terpadu yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan
pelayanan publik yang transparan, efisien, dan tepat waktu. Layanan PINTU ini
menerapkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mulai dari sistem call center
hingga help desk yang dapat melayani masyarakat secara datang langsung, tatap muka (off
line) maupun tanpa tatap muka (on line) di hari dan jam kerja setiap harinya.
Sasaran 5 : Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan Pembinaan Kepegawaian
Sasaran Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian.
Adapun capaiannya adalah sebagai berikut: Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah
sebagai berikut:
Tabel 12. Capaian Sasaran Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan
Pembinaan Kepegawaian
Sasaran Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
2014
Tahun 2015
Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya
pengelolaan dan
penyusunan bahan
pembinaan
kepegawaian
Prosentase
Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian
90% - 90% 90% 100%
Administrasi Kepegawaian adalah bagian dari administrasi Negara yang
kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pelayanan Administrasi
Kepegawaian menjadi indikator kinerja Biro Sumber Daya Manusia sebagai wujud
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 31
Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Biro Sumber Daya Manusia meliputi:
a. Penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia
b. Pengadaan sumber daya manusia
c. Pengembangan sistem karier pegawai
d. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia
e. Promosi dan mutasi jabatan pimpinan tinggi, administrasi, dan fungsional
f. Disiplin sumber daya manusia
g. Pemberhentian dan pemensiunan pegawai sumber daya manusia
h. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi manajemen kepegawaian
i. Sistem pengukuran, dan penilaian kinerja pegawai
j. Pemberian penghargaan sumber daya manusia
k. Tata naskah dinas kepegawaian
Beberapa capaian kinerja pada administrasi kepegawaian tahun anggaran 2015 antara lain:
Tabel 13. Kinerja Administrasi Kepegawaian Tahun 2015
No. CAPAIAN VOLUME PROSENTASE
1 Seleksi jabatan tinggi Madya dan Pratama di
lingkungan Kemenristekdikti
44 orang 100%
2 Pelantikan JPT Madya dan Pratama di lingkungan
Kemenristekdikti
44 orang 100%
3 Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam
Pengisian Jabatan Administrator dan Jabatan
Pengawas
384 orang 100%
4 Pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat
Pengawas
378 orang 100%
5 Penataan staf/pegawai di lingkungan
Kemenristekdikti
832 orang 100%
6 Pelantikan Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri 21 orang 100%
7 Dokumen kepegawaian berkaitan dengan kenaikan
pangkat, alih status kepegawaian, tugas belajar,
izin keberangkatan ke luar negeri, izin tugas
belajar, cuti dan penyelesaian kasus disiplin
pegawai
1 dokumen
8 Pendataan dan pengalihan pegawai dari
Kemendikbud ke Kemenristekdikti
116.781 orang 100%
9 Pelatihan Bendahara Pengeluaran untuk 2 angkatan
bagi pegawai PTN, Kopertis dan Dikti
59 orang
10 Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Barang dan Jasa
angkatan I dan II bagi pegawai PTN dan Dikti
60 orang
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 32
No. CAPAIAN VOLUME PROSENTASE
11 Sosialisasi pengisian SKP bagi Pemimpin
Perguruan Tinggi
3 regional
(Jakarta, Denpasar
dan Yogyakarta)
12 Penyerahan Penghargaan Pegawai di lingkungan
Kemenristekdikti;
1619 piagam
13 Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Standar
Pelayanan Publik
19 PTN dan 14
Kopertis
14 Sosialisasi pengisian e-PUPNS pada pegawai
(Kantor Pusat, PTN dan Kopertis) sejumlah 165
unit kerja
4 kali (330 peserta)
15 Training Revolusi Mental bagi Aparatur Sipil
Negara Kemenristekdikti
103 orang
16 Penugasan CPNS tahun 2014 (ex Ditjen Dikti) 35 orang
17 Penugasan CPNS tahun 2014 (ex Kemenristek) 62 orang
18 Kenaikan Pangkat TMT Oktober 2015
Jabatan Fungsional Dosen
a. Jumlah yang diusul : 3550 berkas
b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN 1391 berkas
Jabatan Fungsional Non Dosen
a. Jumlah yang diusul : 145 berkas
b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN 92 berkas
Staff Administrasi
a. Jumlah yang diusul : 1715 berkas
b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN 1514 berkas
Alih Status
a. Jumlah yang diusul : 140 berkas
b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN 5 berkas
19 Tugas Belajar yang telah diproses 351 berkas
20 Penyerahan LHKPN 268 orang
a. Eselon 1 5 orang 50%
b. Eselon 2 24 orang 71%
c. Eselon 3 40 orang 36,50%
d. Eselon 4 100 orang 36,50%
e. Auditor 2 orang 25%
f. Perguruan Tinggi 145 orang 6,20%
21 Verifikasi E-PUPNS Tahap II per tgl 23 Desember
2015
61. 559 berkas 64%
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 33
Kendala yang dihadapi dalam pelayanan administrasi kepegawaian meliputi:
a. Struktur Organisasi yang baru terbentuk.
b. Penempatan dan penugasan pegawai belum sepenuhnya dapat didasarkan pada
kompetensi.
c. Keterbatasan sumber daya manusia yang ada.
d. Fasilitas yang kurang memadai (ruang kerja, komputer, peralatan kantor, penyimpanan
dokumen.
e. Adanya beban kerja yang cukup besar yang belum terselesaikan sebelum terjadinya
perubahan struktur organisasi Kementerian (pelimpahan beban kerja Kemendikbud ke
Kemenristekdikti).
Dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian, dilakukan antara lain:
a. Mempekerjakan tenaga non PNS.
b. Penyelesaian tugas secara terpadu yang melibatkan tenaga dari luar Biro SDM dan
dilaksanakan di luar kantor.
c. Pengadaan sewa peralatan kantor.
3.6. Realisasi Anggaran
Pagu belanja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
dalam DIPA 2015 yang digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis
sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja kementerian tahun 2015 adalah sebesar
Rp 2.907.347.043.000,-. Dari pagu anggaran terssebut untuk mencapai target yang ditetapkan
terserap sebesar Rp 2.380.444.848.847,- sehingga persentase daya serap anggaran Sekretariat
Jenderal Kemenristekdikti tahun 2015 adalah sebesar 81,9% yang rinciannya sebagaimana
dalam tabel berikut.
Tabel 14. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2015
Kegiatan Total Realisasi %
Tugas Fungsi Sekretariat Jenderal 364.301.888.000 239.580.043.806 65,8%
Pembinaan dan Pengembangan Humas dan
Hukum 13.677.764.000 9.201.884.065 67,3%
Peningkatan Kualitas Perencanaan, Kegiatan
dan Anggaran, Penjalinan Kerja Sama dan
Evaluasi Pencapaian Kinerja
16.242.104.000 5.694.766.140 35,1%
Peningkatan dan Pengelolaan Urusan Umum 127.702.805.000 111.309.895.985 87,2%
Pengelolaan Data dan Informasi Iptek 5.468.250.000 4.947.786.550 90,5%
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 34
Kegiatan Total Realisasi %
Pengembangan Jaringan Penyedia Dengan
Pengguna Iptek 792.397.000 584.363.925 73,7%
Pengembangan Jaringan Penyedia Iptek Dengan
Internasional 4.522.731.000 2.818.024.577 62,3%
Pengembangan Sistem Legislasi Iptek 1.945.954.000 598.785.139 30,8%
Pengembangan Kawasan Penelitian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi 81.967.649.000 26.723.544.320 32,6%
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Ditjen Pendidikan Tinggi 111.982.234.000 77.700.993.105 69,4%
Layanan Tridharma di Perguruan Tinggi
(BOPTN) 1.726.952.793.000 1.656.310.688.141 95,9%
Tunjangan Kinerja 816.092.362.000 484.554.116.900 59,4%
Total 2.907.347.043.000 2.380.444.848.847 81,9%
Dari sisi jenis belanja, realisasi Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti tahun 2015 untuk
belanja pegawai persentase realisasi anggaran sebesar 63,1%, belanja barang sebesar 93,4%,
dan belanja modal sebesar 29,3%.
Tabel 15. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
JENIS BELANJA PAGU ANGGARAN REALISASI %
51 BELANJA PEGAWAI 907.586.096.000,00 572.544.943.332,00 63,1
52 BELANJA BARANG 1.932.766.461.000,00 1.806.079.826.124,00 93,4
53 BELANJA MODAL 66.994.486.000,00 19.601.596.316,00 29,3
Total 2.907.347.043.000,00 2.398.170.227.272,00 82,5
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 35
BAB IV
PENUTUP
Laporan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Tahun 2015 ini menyajikan informasi atas hasil-hasil kinerja yang dicapai periode
Tahun Anggaran 2015 secara menyeluruh. Berbagai keberhasilan maupun kekurangan
sebagaimana tercermin dalam capaian kinerja Indikator Kinerja Utama (Key Performance
Indikators), telah tergambarkan secara rinci pada tabel, gambar dan uraian penjelasan diatas.
Beberapa kendala dalam rangka pencapaian kinerja optimal antara lain proses penataan
organisasi pasca penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi yang berlangsung lama. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ditetapkan berdasarkan Permenristekdikti Nomor 15
Tahun 2015 tanggal 15 Mei 2015. Sedangkan pengisian jabatan mulai Eselon I, II, III sampai
Eselon IV baru rampung tanggal 15 Oktober 2015. Oleh karena itu diperlukan upaya dan kerja
keras seraya melakukan konsolidasi dan sinergi pada semua lini, sehingga semua target-target
yang diperjanjikan semaksimal mungkin dapat terealisasi.
Secara umum target-target sasaran yang tercermin dalam Indikator Kinerja Utama (IKU)
berhasil dicapai. Untuk dapat mencapai target capaian indikator outcome yang telah
diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja (PK), Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi kedepan akan berupaya meningkatkan fungsi koordinasi,
pelaksanaan kebijakan dan meningkatkan efektivitas instrumen kebijakan yang ada. Hal ini
dimaksudkan agar pencapaian outcome bisa disinergikan dengan kebijakan dan program dari
Kementerian/Lembaga terkait dan stakeholder.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berkomitmen dan bekerja keras
untuk selalu meningkatkan kinerja dan mensukseskan reformasi birokrasi. Untuk ini
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dituntut berperan
serta mewujudkan aparatur yang bersih, kompeten, dan melayani serta membangun tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015 36
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA (PK) SEKRETARIAT JENDERAL 2015
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015
PERJANJIAN KINERJA
SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
TAHUN 2015
Kegiatan Anggaran
Pembinaan dan Pengembangan Humas dan Hukum 13.677.764.000
Peningkatan Kualitas Perencanaan, Kegiatan dan Anggaran, Penjalinan Kerja Sama dan Evaluasi Pencapaian Kinerja 16.242.104.000
Peningkatan dan Pengelolaan Urusan Umum 127.702.805.000
Pengelolaan Data dan Informasi Iptek 5.468.250.000
Pengembangan Jaringan Penyedia Dengan Pengguna Iptek 792.397.000
Pengembangan Jaringan Penyedia Iptek Dengan Internasional 4.522.731.000
No Sasaran Indikator Kinerja Target 2015
1 Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan
akuntabilitas kinerja
Prosentase efisiensi perencanaan penganggaran 90%
Penilaian terhadap AKIP B
2
Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan,
akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan
barang milik negara
Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK WTP
3
Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi,
publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan
kerja sama luar negeri
Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman 60%
4
Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan
peraturan perundang-undangan, organisasi, dan
ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan
hukum
Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas
pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti
60%
Prosentase kasus hukum yang telah terselesaikan
(berkekuatan hukum tetap)
40%
5 Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan
pembinaan kepegawaian
Prosentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian 90%
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2015
Kegiatan Anggaran
Pengembangan Sistem Legislasi Iptek 1.945.954.000
Pengembangan Kawasan Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 81.967.649.000
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Pendidikan Tinggi 2.655.027.389.000
Jumlah 2.907.347.043.000
Oktober 2015
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sekretaris Jenderal
ttd
Mohamad Nasir
ttd
Ainun Na'im