lakip - laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of lakip - laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
DIREKTORAT JENDERAL KETAHANAN, PERWILAYAHAN, DAN
AKSES INDUSTRI INTERNASIONAL
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
LAKIP
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI
TAHUN 2021
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perwilayahan
Industri Tahun 2021 disusun sebagai akuntabilitas kinerja atas pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagai bentuk transparansi dalam
capaian kinerja dan penggunaan anggaran negara. LAKIP Direktorat Perwilayahan
Indusri berisi tentang analisis kinerja sasaran strategis, indikator kinerja utama (IKU), dan
analisis kinerja keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Perwilayahan Industri
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan perwilayahan industri dan pengawasan dan pengendalian kegiatan
kawasan industri.
Sesuai dengan yang tertera dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Direktorat
Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024, DIrektorat PI memiliki visi “Menyebarkan dan
Memeratakan Penumbuhan Industri yang berdaya saing dan berbasis sumber daya alam
ke seluruh NKRI”. Untuk mencapai visi tersebut, Direktorat PI telah menetapkan
sejumlah misi, tujuan, dan sasaran strategis. Direktorat PI telah menetapkan sejumlah
sasaran strategis yang dibagi ke dalam 3 (tiga) perspektif, yaitu Perspektif Pemangku
Kepentingan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi,
dan 7 (tujuh) IKU, meliputi : 1) Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang
beroperasi dan meningkatkan investasi; 2) Jumlah Kawasan Industri (KI) yang
dikembangkan; 3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik; 4) Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan; 5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
yang dikembangkan; 6) Regulasi Pengembangan Wilayah Industri; dan 7) Nilai SAKIP
Direktorat Perwilayahan Industri.
Berdasarkan Pengukuran Kinerja sasaran strategis yang tercapai adalah yang
terkait dengan perspektif pemangku kepentingan dan perspektif proses bisnis internal,
sementara itu untuk sasaran strategis pembelajaran organisasi belum tercapai sesuai
target.
Dari total 7 (tujuh) IKU, tercapai 6 (enam) IKU sesuai target dan tidak tercapai 1
(satu) IKU. IKU yang tidak tercapai sesuai target yaitu IKU “Nilai SAKIP Direktorat PI”
karena nilai yang didapatkan adalah 62,22 dari tager yang telah ditetapkan yaitu nilai 81.
Untuk kinerja anggaran, total DIPA yang diterima oleh Direktorat Perwilayahan
Industri untuk tahun anggaran 2021 adalah sebesar Rp 13.700.000.000,- tiga belas milyar
tujuh ratus juta rupiah). Dari total dana tersebut terjadi realokasi anggaran menjadi
sebesar 11.426.052.000 (sebelas milyar empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua
ribu rupiah) dan telah direalisasikan sebesar Rp. 11.398.629.475,- atau 99,76% dari
anggaran.
Untuk mengatasi sejumlah kendala dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat
Perwilayahan Industri, rekomendasi yang disarankan adalah: 1) Perlu inovasi dalam
pelaksanaan untuk pencapaian target serta optimalisasi pelaksanaan kegiatan melalui
media online, sehingga meskipun pandemi tujuan pelaksanaan kegiatan masih dapat
tercapai; 2) Koordinasi dengan stakeholder terkait yang lebih intensif untuk penyelesaian
permasalahan di bidang perwilayahan industri (baik dengan Pengelola Kawasan Industri,
Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga Terkait dsb); 3) Penguatan koordinasi dan
kerjasama di lingkungan Direktorat Perwilayahan Industri dalam rangka pencapaian
target bersama; 4) Penjadwalan dan strategi pelaksanaan kegiatan secara efektif serta
evaluasi kinerja minimal sebulan sekali; 5) Penyusunan Kebijakan yang menarik dan
implementatif bagi Kawasan Industri dan pelaku industri di dalamnya; 6) Dokumen SAKIP
agar dimonitor dan dievaluasi secara berkala, terutama pada indikator kinerjanya.
Direktorat Perwilayahan Industri masih perlu melakukan perbaikan agar kinerja
Direktorat Perwilayahan Industri semakin meningkat ke depan dan memberikan manfaat
bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan visi, misi dan tujuan Direktorat Perwilayahan
Industri.
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya Direktorat Perwilayahan Industri dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2021.
Dasar hukum penyusunan LAKIP diantaranya adalah Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan PP No.
8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban Direktur Perwilayahan Industri atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam membantu Dirjen Ketahanan
Perwilayahan dan Akses Industri Internasional dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan di bidang perwilayahan industri, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian.
Dengan dukungan alokasi anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2021 telah
dilaksanakan berbagai program pembangunan guna merealisasikan target-target
perwilayahan industri sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Direktorat Perwilayahan Industri yang merupakan turunan dari Renstra Kementerian
Perindustrian serta Renstra Direktorat Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses
Industri Internasional.
Melalui LAKIP ini, kami berharap dapat memberikan gambaran obyektif tentang
kinerja Direktorat Perwilayahan Industri tahun 2021, selain itu laporan ini diharapkan juga
dapat menjadi acuan yang berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pada tahun mendatang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi usaha kita.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan laporan ini, baik
dalam bentuk kontribusi data, kontribusi penulisan laporan, maupun bentuk kontribusi
lainnya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Jakarta, Februari 2022
Direktur Perwilayahan Industri,
Adie Rochmanto Pandiangan
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. III
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...…IV
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... V
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………….VI
1 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI ......................................................................... 1
1.2. PERAN STRATEGIS ORGANISASI ....................................................................................... 2
1.3. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................................. 2
2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................................................................. 8
2.1. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-2024 ............... 8
2.1.1 Visi dan Misi ...................................................................................................... 8 2.1.2 Tujuan ............................................................................................................... 9 2.1.3 Sasaran Strategis Pengembangan Perwilayahan Industri ................................ 9
2.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI ............................ 13
2.3. RENCANA KINERJA ...................................................................................................... 16
2.4. RENCANA ANGGARAN .................................................................................................. 19
3 AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................................. 21
3.1. CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 ............................ 21
3.2. REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 ...................... 51
4 PENUTUP ........................................................................................................................ 54
4.1. KESIMPULAN ............................................................................................................. 54
4.2. KENDALA DAN PERMASALAHAN ................................................................................... 54
4.3. REKOMENDASI ............................................................................................................ 55
LAMPIRAN 1 REKAPITULASI CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT
PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 .......................................................... I
LAMPIRAN 2 PEDOMAN KINERJA DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-
2024 .................................................................................................................. III
LAMPIRAN 3 MATRIKS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR KI RPJMN 2020 – 2024 ...... ERROR!
BOOKMARK NOT DEFINED.
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 v
LAMPIRAN 4 PROGRESS KI RPJMN 2020 - 2024 ........... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Perwilayahan Industri ......................................... 7
Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024 ................... 12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daerah-Daerah yang Ditetapkan sebagai WPPI .................................................. 13
Tabel 2.2 Daftar 9 Kawasan Industri Prioritas RPJMN 2020-2024 ........................................ 15
Tabel 2.3 Daftar 18 Kawasan Industri Pengembangan Nasional RPJMN 2020-2024 ............ 15
Tabel 2.4 Sasaran Kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024 .............. 16
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 Direktorat Perwilayahan Industri ....................... 18
Tabel 2.6 Kegiatan, Ouput dan Anggaran Tahun 2021 ...................................................... 20
Tabel 3.1 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang
Beroperasi dan Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1. .................... 22
Tabel 3.2 Target dan Realisasi IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang Beroperasi dan
Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra
Direktorat PI dan RPJMN Tahun 2020-2024 ....................................................... 22
Tabel 3.3 Status IUKI dan Progres 9 KI Prioritas Nasional 2020-2024 ............................... 23
Tabel 3.4 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI yang Dikembangkan dari Sasaran
Strategis 1 ............................................................................................................ 26
Tabel 3.5 Target dan Realisasi IKU Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan
dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun
2020-2024 ............................................................................................................ 26
Tabel 3.6 Target, Realisasi dan Capaian IKU Fasilitasi kawasan industri dengan zona
tematik dari Sasaran Strategis 1 ......................................................................... 28
Tabel 3.7 Progres Fasilitasi KI dengan zona tematik : KI Halal yang akan/telah ditetapkan
............................................................................................................................. 28
Tabel 3.8 Target dan Realisasi IKU Fasilitasi Kawasan Industri dengan Zona Tematik dari
Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun
2020-2024 ............................................................................................................ 29
Tabel 3.9 Target, Realisasi dan Capaian IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran
Strategis 1 ............................................................................................................. 33
Tabel 3.10 Target dan Realisasi IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1
Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024 ............................................ 33
Tabel 3.11 Target, Realisasi dan Capaian IKU KPI yang Dikembangkan dari Sasaran
Strategis 1 ............................................................................................................ 38
Tabel 3.12 Target dan Realisasi IKU KPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1
Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024 ........................................... 38
Tabel 3.13 Capaian Sasaran Strategis 1……………………………………………………...41
Tabel 3.14 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 1………………...………………..43
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 vii
Tabel 3.15 Target, Realisasi dan Capaian IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri
dari Sasaran Strategis 2 ...................................................................................... 44
Tabel 3.16 Target dan Realisasi IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri dari
Sasaran Strategis 2 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024……....45
Tabel 3.17 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 2…..……......................................45
Tabel 3.18 Target, Realisasi dan Capaian IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri
dari Sasaran Strategis 3……..................………………………………………..47
Tabel 3.19 Target dan Realisasi IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri dari
Sasaran Strategis 3 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024…........47
Tabel 3. 20 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 3……………………………...….51
Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021 Menurut
Sasaran Strategis /IKU…………………………………………..………………52
Tabel 3.22 Efisiensi (Realisasi Anggaran Dibanding Capaian Sasaran Strategis) Direktorat
Perwilayahan Industri Tahun 2020……………...………………………..…….53
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 1
1 PENDAHULUAN
1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Perwilayahan Industri
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan perwilayahan industri dan pengawasan dan pengendalian kegiatan
kawasan industri.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perwilayahan Industri
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengembangan wilayah
pusat pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan
pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan kawasan industri;
b. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan pusat
pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan
pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan kawasan industri;
c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan wilayah pusat
pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan
pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan kawasan industri;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan wilayah pusat
pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan
pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan kawasan industri; dan
e. Pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, persuratan, kearsipan, dan rumah
tangga direktorat
1.2. PERAN STRATEGIS ORGANISASI
Direktorat Perwilayahan Industri mempunyai peran strategis dalam mewujudkan
penyebaran dan pemerataan pembangunan industri terutama di luar Pulau Jawa melalui
pengembangan Wilayah Pusat Perwilayahan Industri (WPPI), pengembangan Kawasan
Peruntukkan Industri (KPI), dan pembangunan Kawasan Industri (KI). Direktorat
Perwilayahan Industri menjadi fasilitator dalam mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur
industri, percepatan pembangunan Kawasan Industri, dan penyelesaian permasalahan
pengembangan Kawasan Industri di seluruh Indonesia.
1.3. STRUKTUR ORGANISASI
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Perwilayahan Industri
didukung oleh 5 kelompok substansi dan 1 kasubbag TU. Berikut rincian Kelompok dan
tugas di Dit. PI:
1. Kelompok Substansi WPPI
Tugas :
• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengembangan
wilayah pusat pertumbuhan industri;
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan
pusat pertumbuhan industri;
• pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan wilayah
pusat pertumbuhan industri;
• pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan wilayah pusat
pertumbuhan industri.
Koordinator Kelompok Substansi WPPI dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu :
a. Subkoordinator Fungsi Kebijakan dan NSPK Pengembangan WPPI
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 3
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan WPPI,
penyusunan NSPK WPPI, Harmonisasi Regulasi, Diseminasi Kebijakan dan NSPK,
Roadmap WPPI dan Evaluasi Kebijakan dan NSPK WPPI.
b. Subkoordinator Fungsi Infrastruktur WPPI.
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam Koordinasi Pembangunan Infrastruktur
WPPI: jalan, air, listrik, gas, pelabuhan, pengolahan limbah, perumahan pekerja,
pendidikan, telekomunikasi, R&D, kereta api, bandara.
2. Kelompok Substansi Kawasan Peruntukan Industri;
Tugas :
• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengembangan
Kawasan Peruntukan Industri;
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan
Kawasan Peruntukan Industri;
• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan Kawasan
Peruntukan Industri;
• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan Kawasan
Peruntukan Industri.
Koordinator Kelompok Substansi KPI dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu:
a. Subkoordinator Fungsi Kebijakan dan NSPK Pengembangan KPI;
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan KPI, penyusunan
NSPK KPI, Bimtek Pengembangan KPI, Harmonisasi Regulasi KPI (pemberian
masukan substansi terkait KPI pada rapat lintas sektor RTR), Diseminasi
Kebijakan dan NSPK KPI, dan Evaluasi Kebijakan dan NSPK KPI.
b. Subkoordinator Fungsi Fasilitasi KPI
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyelesaian permasalahan Tata ruang
berupa Ketidaksesuaian Rencana Industri dan Kawasan Industri dengan RTRW,
Tumpang Tindih Lahan KPI dengan peruntukan lainnya, Review KPI
Kabupaten/Kota, dan Koordinasi optimalisasi pemanfaatan KPI. Selain itu sub
bagian ini juga yang mempunyai tugas dalam mengeluarkan rekomendasi Surat
Keteranfan Industri Berlokasi di Luar KI.
3. Kelompok Substansi Pembangunan Kawasan Industri
Tugas :
• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pembangunan
kawasan industri;
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembangunan
kawasan industri;
• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembangunan kawasan
industri;
• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembangunan kawasan industri.
Koordinator Kelompok Substansi KI dibantu oleh 3 Subkoordinator, yaitu:
a. Sub Koordinator Fungsi Perumusan Kebijakan dan NSPK KI
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan KI, penyusunan
NSPK KI, Bimtek Pengembangan KI, Harmonisasi Regulasi KI, Diseminasi
Kebijakan dan NSPK KI, Roadmap KI dan Evaluasi Kebijakan dan NSPK KI.
b. Sub Koordinator Fungsi Perencanaan KI
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam pendampingan dan fasilitasi
perencanaan KI seperti pendampingan dokumen perencanaan (Master Plan,
Feasibility study, Amdal, DED,OBC,FBC), pendampingan dan fasilitasi proses
perizinan (Izin Lokasi, Lingkungan, IUKI/IPKI dan Ijin lainnya yg diminta di perda
spt IMB,dan SLF,Perijinan terkait infrastruktur dasar spt SIPA, IUPTL, IPPL B3)
serta pemenuhan kebutuhan infrastruktur di dalam KI (baik dilakukan oleh
pengelola maupun pemerintah).
c. Sub Koordinator Fungsi Penataan KI
Sub bagian ini melaksanakan tugas pada penyelesaian hambatan yang dihadapi
oleh KI eksisting seperti Pengadaan lahan (baik B2B, maupun untuk kepentingan
umum), Kelembagaan pengelola KI, Kenyamanan berusaha, Kerjasama teknik
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 5
dalam pembangunan KI (sinergi data antara KL dan Pemda), Promosi KI dan
Fasilitas/insentif KI.
4. Kelompok substansi Pembangunan Kawasan Tertentu
Tugas :
• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pembangunan
kawasan tertentu;
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembangunan
kawasan tertentu;
• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembangunan kawasan
tertentu;
• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembangunan kawasan tertentu.
Koordinator Kelompok Substansi Kawasan Tertentu dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu:
a. Sub Koordinator Fungsi Perumusan Kebijakan dan NSPK KT
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan KT, penyusunan
NSPK KT, Bimtek Pengembangan KT, Harmonisasi Regulasi KT, Pengusulan
Juklak/Juknis untuk KT, Diseminasi Kebijakan dan NSPK KT, dan Evaluasi
Kebijakan dan NSPK KT.
b. Sub Koordinator Fungsi Fasilitasi KT
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam pendampingan dan fasilitasi
pembangunan Kawasan Tertentu seperti KI Halal, KI Hasil Tembakau, KI
Holtikultura, KI Digital, KI Eco Industrial park dan KI Maritim.
5. Kelompok Substansi Pengawasan dan Pengendalian KI
Tugas :
• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengawasan dan
pengendalian kegiatan kawasan industri;
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan dan
pengendalian kegiatan kawasan industri;
• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan dan
pengendalian kegiatan kawasan industri;
• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan dan pengendalian
kegiatan kawasan industri.
Koordinator Kelompok Substansi Wasdal KI dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu:
a. Sub Koordinator Fungsi Perizinan KI
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan Wasdal KI,
Pemantauan komitmen IUKI/IPKI, Evaluasi Pemberian IUKI/IPKI, Investigasi
dugaan pelanggaran, dan Pelaporan wasdal perizinan KI.
b. Sub Koordinator Fungsi Standard dan Data KI
Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam Koordinasi pelaksanaan audit
kesesuaian penerapan standar KI, Monitoring keakuratan, kelengkapan, dan
ketepatan pelaporan pada SIINas, Pemetaan (updating atribut) pada WPPI, KPI,
KI, KT, Evaluasi penetapan status untuk KI/KT, Pelaporan wasdal standar KI dan
data KI.
Selain itu, pada kelompok substansi ini juga terdapat tugas dalam pengusulan PSN
dan OVNI di Bidang Kawasan Industri.
6. Subbagian Program dan Tata Usaha
Tugas :
Pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, persuratan, kearsipan, dan rumah
tangga direktorat.
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 7
Direktorat Perwilayahan
Industri
Kelompok Fungsi
Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan
Industri
Kelompok Fungsi
Pengembangan Kawasan
Peruntukan Industri
Kelompok Fungsi
Pengembangan Kawasan Industri
Kelompok Fungsi
Pembangunan Kawasan Tertentu
Kelompok Fungsi
Pengawasan dan
Pengendalian Kawasan Industri
Subbagian Tata Usaha
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Perwilayahan Industri
2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), disebutkan bahwa rencana strategis (Renstra)
merupakan bagian dari proses penyelenggaraan SAKIP. Perencanaan strategis
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau
mungkin timbul. Perencanaan strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, dan
strategi (yang meliputi kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis) dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan.
Direktorat Perwilayahan Industri sebagai unit pada Direktorat Jenderal Ketahanan
Perwilayahan dan Akses Industri Internasional telah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) yang merupakan suatu dokumen perencanaan yang disusun untuk dijadikan
sebagai alat acuan dalam melaksanakan tugas, fungsi dan program kegiatan, dan
merupakan tolok ukur pencapaian sasaran dan kinerja.
2.1. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-2024
2.1.1 Visi dan Misi
1. Visi
Visi Direktorat Perwilayahan Industri adalah: “Menyebarkan dan Memeratakan
Penumbuhan Industri yang berdaya saing dan berbasis sumber daya alam ke seluruh
NKRI”
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, Direktorat Perwilayahan Industri
mengemban misi :
1) Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh
NKRI melalui fasilitasi, regulasi dan implementasi pengembangan Wilayah Pusat
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 9
Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukkan Industri (KPI), dan
Kawasan (Kawasan Industri dan Kawasan Tertentu);
2) Memfasilitasi percepatan pembangunan industri di daerah yang berlandaskan
potensi sumber daya yang dimiliki daerah;
3) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana
industri dalam mendukung perwilayahan industri.
2.1.2 Tujuan
Direktorat Perwilayahan Industri menetapkan tujuan pengembangan perwilayahan
industri untuk 5 (lima) tahun ke depan yaitu “Meningkatnya penyebaran dan pemerataan
pembangunan industri ke seluruh wilayah NKRI”. Indikator Kinerja Tujuan (IKT) yang
menjadi ukuran keberhasilan pencapaian tujuan tersebut adalah:
(1) Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan
investasi;
(2) Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan;
(3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik;
(4) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan;
(5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan.
2.1.3 Sasaran Strategis Pengembangan Perwilayahan Industri
A. Persfektif Pemangku Kepentingan
Sesuai dengan amanat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian, maka selanjutnya perwilayahan industri dilakukan melalui pengembangan
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, pengembangan Kawasan Peruntukan Industri,
pembangunan Kawasan Industri dan pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri
Menengah.
Sasaran Strategis 1 : Penyebaran Industri
Penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dilakukan melalui pengembangan perwilayahan industri dengan tujuan
untuk meningkatkan jumlah kawasan industri di Luar Jawa yang beroperasi dan
meningkatkan investasi, berkembangnya kawasan industri, memfasilitasi kawasan
industri dengan zona tematik, berkembangnya WPPI, dan berkembangnya Kawasan
Peruntukan Industri (KPI). Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang juga merupakan
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran strategis ini adalah:
1) Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan
investasi;
2) Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan;
3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik;
4) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan;
5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan.
B. Persfektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis 2 : Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 14 menyatakan
bahwa salah satu upaya penguatan ekonomi melalui kegiatan industri dapat dilakukan
dengan perwilayahan industri. Pemerintah dan/ atau pemerintah daerah diamanatkan
untuk melakukan percepatan pemerataan dan penyebaran pembangunan industri ke
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui perwilayahan industri.
Perwilayahan industri tersebut dilaksanakan melalui pengembangan wilayah pusat
pertumbuhan industri; pengembangan kawasan peruntukan industri; pembangunan
kawasan industri; dan pengembangan sentra industri kecil dan industri menengah. Untuk
pengembangan perwilayahan industri tersebut dalam implementasinya diperlukan
adanya NSPK sebagai dasar pelaksanaan pengembangan. Untuk itu, Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKSS) yang juga merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran
strategis ini adalah:
1) Regulasi Pengembangan Wilayah Industri. (Kebijakan)
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 11
C. Perspektif Pembelajaran Organisasi
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat
PI
Dalam usaha mewujudkan program kerja yang akuntabel perlu didukung dengan
manajemen kinerja prima. Sebagai bagian dari instansi pemerintah yang diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku, setiap kegiatan yang dilakukan perlu
mengedepankan asas efektifitas, efisiensi, dan transparansi. Dengan demikian
pelaksanaan program kegiatan bisa dilakukan secara maksimal dan bisa mencapai target
yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang juga merupakan
IKU dari sasaran ini adalah:
1) Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri . (Nilai)
12
Visi dan Misi
Perspektif Pemangku
Kepentingan
Perspektif Proses Bisnis
Internal
Perspektif Pembelajaran
Organisasi
Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024
Mengkoordinasikan dan
melaksanakan pembangunan
sarana dan prasarana industri
dalam mendukung
perwilayahan industri
Fasilitasi, regulasi dan implementasi
pengembangan WPPI, KPI, dan
Kawasan (Kawasan Industri dan
Kawasan Tertentu)
Menyebarkan dan memeratakan penumbuhan
industri yang berdaya saing dan berbasis
sumber daya alam ke seluruh wilayah NKRI
Memfasilitasi percepatan
pembangunan industri di
daerah yang berlandaskan
potensi sumber daya yang
dimiliki daerah
Penyebaran Industri
Tersedianya NSPK
Pengembangan Wilayah
Industri
Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme
Manajemen Direktorat PI
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 13
2.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI
Arah kebijakan pertama adalah menarik investasi industri dengan menyediakan
tempat industri tersebut dibangun, dalam arti tempat yang seluruh sarana prasarana
yang dibutuhkan telah tersedia. Setelah itu baru kebijakan yang menyangkut arah
pertumbuhan populasi industri serta arah peningkatan produktivitasnya. Arah
kebijakan pembangunan industri adalah Pengembangan Perwilayahan Industri: (a)
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri; (b) Kawasan Peruntukan Industri; dan (c)
Kawasan Industri.
Strategi untuk mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan
industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan dengan
cara :
a. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang sudah
ditetapkan sebanyak 22 (dua puluh dua) WPPI sebagaimana pada Tabel 3.1. Konsep
utama WPPI adalah terbentuknya suatu wilayah dengan karakteristik tertentu
yang berpotensi untuk menumbuhkan dan mengembangkan industri tertentu
yang akan berperan sebagai penggerak utama (prime mover) bagi pengembangan
wilayah tersebut serta membawa peningkatan pertumbuhan industri dan ekonomi
pada wilayah lain di sekitarnya dalam suatu wilayah regional atau provinsi dengan
batas-batas yang jelas. Pemilihan dan penetapan WPPI bukan hanya dimaksudkan
untuk memberikan prioritas pembangunan industri pada suatu wilayah, namun
juga menjadi strategi agar percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan
industri dapat diwujudkan. Lebih jauh, pengembangan WPPI dimaksudkan untuk
menekan kesenjangan (disparity) pendapatan dan mengurangi kesenjangan
kemiskinan antar wilayah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) serta kesenjangan antara
kota dan desa.
Tabel 2.1 Daerah-Daerah yang Ditetapkan sebagai WPPI
No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi
1. Mimika Papua
2. Teluk Bintuni Papua Barat
3. Halmahera Timur-Halmahera Tengah - Pulau
Morotai
Maluku Utara
No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi
4. Bitung-Manado-Tomohon-Minahasa-Minahasa
Utara (termasuk KAPET MANADO BITUNG)
Sulawesi Utara
5. Kendari-Konawe-Konawe Utara-Konawe
Selatan-Kolaka-Morowali (termasuk KAPET
BANK SEJAHTERA SULTRA)
Sulawesi Tenggara
6. Palu-Donggala-Parigi Mountong-Sigi (termasuk
KAPET PALAPAS)
Sulawesi Tengah
7. Makassar-Maros-Gowa - Takalar-Jeneponto-
Bantaeng
Sulawesi Selatan
8. Pontianak-Landak-Sanggau-Ketapang –Sambas-
Bengkayang (sebagian KAPET Khatulistiwa)
Kalimantan Barat
9. Tanah Bumbu-Kotabaru (termasuk KAPET
BATULICIN)
Kalimantan Selatan
10. Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kertanegara -
Bontang-Kutai Timur (termasuk KAPET
SASAMBA)
Kalimantan Timur
11. Tarakan-Nunukan Kalimantan Utara
12. Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie -Bireun-
Lhokseumawe (termasuk KAPET BANDAR ACEH
DARUSSALAM)
Aceh
13. Medan-Binjai-Deli Serdang-Serdang Bedagai -
Karo-Simalungun-Batubara
Sumatera Utara
14. Dumai-Bengkalis-Siak Riau
15. Batam-Bintan Kep. Riau
16. Banyuasin -Muara Enim Sumatera Selatan
17. Lampung Barat-Lampung Timur-Lampung
Tengah-Tanggamus-Lampung Selatan
Lampung
18. Cirebon-Indramayu-Majalengka Jawa Barat
19. Kendal-Semarang-Demak Jawa Tengah
20. Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya-Sidoarjo-
Mojokerto-Bangkalan
Jawa Timur
21. Cilegon-Serang-Tangerang Banten
22. Bogor-Bekasi-Purwakarta-Subang-Karawang Jawa Barat
b. Mengembangkan Kawasan Peruntukan Industri, dengan mendorong industri
setiap kabupaten/kota dibangun dalam Kawasan Peruntukan Industri (KPI).
Pengembangan KPI dilakukan dengan mengacu pada RTRW masing-masing
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 15
kabupaten/kota. KPI adalah tempat berlokasinya kawasan industri dan industri-
industri di daerah yang tidak memiliki kawasan industri. Bagi kabupaten/kota yang
tidak termasuk dalam WPPI dan tidak memungkinkan dibangun kawasan industri
karena tidak layak secara teknis dan ekonomis, pengembangan industrinya dapat
dilakukan sepanjang berada di dalam KPI.
c. Membangun dan mengembangkan Kawasan Industri, baik dilakukan oleh swasta
maupun pemerintah. Kawasan industri yang dibangun oleh Pemerintah
diprioritaskan untuk berada di luar Pulau Jawa. Dalam periode tahun 2020-2024,
Direktorat PI akan memfasilitasi pembangunan dan pengembangan 27 (dua)
kawasan industri prioritas RPJMN.
Tabel 2.2 Daftar 9 Kawasan Industri Prioritas RPJMN 2020-2024
No. KI Prioritas Lokasi
1. KI Takalar Prov. Sulawesi Selatan
2. KI Bintan Aerospace Prov. Kepulauan Riau
3. KI Galang Batang Prov. Kepulauan Riau
4. KI Sadai Prov. Bangka Belitung
5. KI Tanggamus Prov. Lampung
6. KI Ladong Prov. Aceh
7. KI Tanjung Enim Prov. Sumatera Selatan
8. KI Teluk Weda Prov. Maluku Utara
9. KI Ketapang Prov. Kalimantan Barat
Selain itu, terdapat 18 KI (Tabel 2.3) yang akan dikembangkan dalam kerangka
industrialisasi dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah dibangun, kerja sama
regional, serta diversifikasi perekonomian daerah.
Tabel 2.3 Daftar 18 Kawasan Industri Pengembangan Nasional RPJMN 2020-2024
No. KI Pengembangan Lokasi
1. KI Kuala Tanjung Prov. Sumatera Utara
2. KI Tanjung Buton Prov. Riau
3. KI Tenayan Prov. Riau
4. KI Kemingking Prov. Jambi
5. KI Tanggamuns Prov. Lampung
6. KI Batulicin Prov. Kalimantan Selatan
7. KI Pesawaran Prov. Lampung
8. KI Way Pisang Prov. Lampung
9. KI Katibung Prov. Lampung
10. KI Brebes Prov. Jawa Tengah
11. KI Bangkalan Prov. Jawa Timur
12. KI Sumbawa Barat Prov. Nusa Tenggara
13. KI Batanjung Prov. Kalimantan Tengah
14. KI Jorong Prov. Kalimantan Selatan
15. KI Batulicin Prov. Kalimantan Selatan
16. KI Tanah Kuning Prov. Kalimantan Utara
17. KI Palu Prov. Sulawesi Tengah
18. KI Teluk Bintuni Prov. Papua Barat
d. Berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam membangun
infrastruktur utama (jalan, listrik, air minum, telekomunikasi, pengolah limbah,
dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung
kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja.
2.3. RENCANA KINERJA
Sebagai unit kerja Eselon II di Ditjen KPAII, Direktorat Perwilayahan Industri
diberikan target-target kinerja yang menjadi sasaran kegiatan yang diturunkan baik
secara langsung maupun tidak langsung dari sasaran strategis RPJMN, Kementerian
Perindustrian, maupun Ditjen KPAII. Dalam periode tahun 2020-2024, sasaran kegiatan
Pengembangan Wilayah Industri pada Direktorat Perwilayahan Industri adalah
sebagaimana Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Sasaran Kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024
Program/
Kegiatan
Sasaran Kegiatan Direktorat
PI
/ Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Pengembangan Wilayah Industri
Perspektif Pemangku Kepentingan
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 17
Program/
Kegiatan
Sasaran Kegiatan Direktorat
PI
/ Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SK1 Penyebaran Industri
1. Jumlah Kawasan
Industri (KI) prioritas di
luar Jawa yang
beroperasi dan
meningkatkan investasi
KI 11 13 15 16 17
(kumulatif)
2. Jumlah Kawasan
Industri (KI) yang
dikembangkan
KI 18 22 26 30 33
(kumulatif)
3. Fasilitasi kawasan
industri dengan zona
tematik
KI 2 2 2 3 3
(kumulatif)
4. Database Kawasan
Industri
Persen 0 30 50 70 80
5. Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri
(WPPI) yang
dikembangkan
WPPI 3 3 3 3 3
6. Kawasan Peruntukan
Industri (KPI) yang
dikembangkan
KPI 3 10 10 10 10
Perspektif Proses Bisnis Internal
SK2 Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri
1. Regulasi
Pengembangan Wilayah
Industri
Kebijakan 2 4 6 8 10
(kumulatif)
Perspektif Pembelajaran Organisasi
SK3 Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat PI
1. Nilai SAKIP Direktorat PI Nilai 80 81 82 83 85
Pencapaian Target Kinerja Direktorat Perwilayahan Industri diukur dengan
tercapainya Indikator Kinerja Utama yang dihitung dengan formula pada Pedoman
Kinerja Direktorat Perwilayahan Industri yang ditunjukkan dalam Lampiran 2.
Berdasarkan sasaran strategis diatas, Direktorat perwilayahan industri menyusun
Rencana Kinerja Tahun 2021 yang disusun dalam rangka pencapaian target jangka
menengah. Rencana Kinerja Direktorat perwilayahan industri Tahun 2021 memuat
beberapa indikator kinerja yang ditetapkan berdasarkan perspektif pemangku
kepentingan dan pelaksanaan Tupoksi. Perjanjian Kinerja tersebut adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 Direktorat Perwilayahan Industri
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Satuan Kegiatan Pendukung
Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Penyebaran Industri di Luar
Jawa
1.1 Jumlah Kawasan Industri (KI)
Prioritas di Luar Jawa yang
beroperasi dan meningkatkan
investasi
13 KI - PMO Kawasan Industri RPJMN
- Koordinasi Percepatan Perizinan
Kawasan Industri
1.2 Jumlah Kawasan Industri (KI)
yang dikembangkan
22 KI Koordinasi Pemenuhan
Infrastruktur KI
1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI)
dengan zona tematik
2 KI Pembentukan Kawasan Industri
Halal
1.4 Wilayah Pusat Pertumbuhan
Industri (WPPI) yang
dikembangkan
3 WPPI - Penyusunan NSPK
Pengembangan WPPI
- Koordinasi Kebutuhan
Infrastruktur dengan Pemerintah
Daerah dan Pelaku Industri di
dalam WPPI
1.5 Kawasan Peruntukan Industri
(KPI) yang dikembangkan
10 KPI ― Koordinasi Penetapan KPI dalam
RTRW
― Review Kawasan Peruntukan
Industri (KPI) Kabupaten/Kota
― Fasilitasi Penyelesaian
Permasalahan Kawasan
Peruntukan Industri (KPI)
Perspektif Pemangku Kepentingan
2. Tersedianya NSPK
Pengembangan Wilayah Industri
2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah
Industri
2 RPP/
Rperpres/
RPermen
- Penyusunan Kebijakan Dalam
Rangka Pembangunan Kawasan
Industri Melalui Prakarsa
Pemerintah
- Penyusunan Kebijakan
Pembentukan Kawasan
Hortikultura
Perspektif Pembelajaran Organisasi
3. Tersusunnya pengelolaan
keuangan, serta pengendalian
yang berkualitas dan akuntabel
3.1 Nilai Sakip Direktorat
Perwilayahan Industri
81 Nilai - Penyusunan Rencana Program,
Evaluasi dan Pelaporan
- Layanan Tata Usaha dan Rumah
Tangga
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 19
Dokumen Perjanjian Kinerja diatas merupakan pernyataan komitmen pimpinan
Direktorat perwilayahan industri sebagai wujud komitmen Direktur sebagai penerima
amanah dan kesepakatan yang diukur berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja adalah: 1) Sebagai
wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan
integritas, akuntabilitas, transparasi dan kinerja Aparatur; 2) Menciptakan tolok ukur
kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 3) Sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar
pemberian penghargaan dan sanksi; 4) Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk
melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi atas perkembangan/kemauan kinerja
penerima amanah; 5) Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
2.4. RENCANA ANGGARAN
Untuk mewujudkan rencana kinerja Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021
dialokasikan anggaran melalui DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Berdasarkan
DIPA Direktorat Jenderal KPAII Tahun 2020 oleh Kementerian Keuangan Nomor: No.
019-09.1.248039/2021 tanggal 23 November 2020 Direktorat Perwilayahan Industri
memperoleh anggaran sebesar Rp. 13.700.000.000,- (tiga belas milyar tujuh ratus juta
rupiah). Kemudian setelah dilakukan realokasi anggaran, berdasarkan DIPA Ditjen
KPAII Revisi ke-8 No. 019-09.1.248039/2021 tanggal 8 Oktober 2021, Direktorat
Perwilayahan Industri berubah menjadi sebesar Rp. 11.426.052.000,- (sebelas milyar
empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua ribu rupiah). Anggaran tersebut
dipergunakan dalam melaksanakan program Pengembangan Wilayah Industri.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah Tabel Rincian Kegiatan, Output, dan Anggaran
Direktorat Perwilayahan Industri Tahun Anggaran 2021 secara rinci, ouput dan
komponen Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 21
3 AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021
Penilaian atas pelaksanaan tugas Direktorat Perwilayahan Industri dilakukan
melalui pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan kegiatan / program / kebijakan sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah
ditetapkan. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian
target indikator kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi
maximize (indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian
indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan):
2. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi
minimize (indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian
indikator kinerja lebih kecil dari nilai target yang ditetapkan) :
Direktorat Perwilayahan Industri melakukan pengukuran Kinerja Sasaran
Perjanjian Kinerja dengan 3 sasaran strategis dan 7 indikator kinerja utama, yaitu
sebagai berikut:
A. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis 1: Penyebaran Industri di Luar Pulau Jawa
Sasaran Strategis “Penyebaran Industri di Luar Pulau Jawa” pada Tahun 2021
diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja utama (IKU), yaitu:
1) Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan
meningkatkan investasi (Target : 13 KI)
Indeks Capaian = realisasi / target x 100%
Indeks Capaian = [(2 x target) - realisasi)] / target x 100%
Indikator Kinerja “Jumlah KI yang beroperasi dan meningkatkan investasi”
diukur dari jumlah Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri
(IUKI) efektif. Pada Tahun 2021 ini, ditetapkan target sebanyak 13 KI (kumulatif) yang
terbit IUKI-nya terdiri dari 8 KI baseline tahun 2019 dan 3 KI pada tahun 2020 dan 2 KI
Tahun 2021.
Tabel 3.1 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang
Beroperasi dan Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1.
Dari target 13 KI (kumulatif) tersebut, sebagaimana Tabel 3.1 telah tercapai 13 KI
yang telah terbit IUKI-nya , antara lain pada Tahun 2019 tercapai 8 KI Baseline, yaitu: KI
Sei Mangkei, KI Dumai, KI Batu Licin, KI Bitung, KI Morowali, KI Palu, KI Bantaeng, dan
KI Konawe. Dan pada Tahun 2020 tercapai sebanyak 4 KI, yaitu: KI Sadai, KI Ladong, KI
Wedabay, dan KI Ketapang, serta Tahun 2021 telah tercapat 1 KI, yaitu KI Tanjung
Enim. Sehingga target Tahun 2021 secara kumulatif tercapai sebanyak 13 KI yang telah
terbit IUKI-nya.
Pada tahun 2021 juga telah diterbitkan 4 IUKI pada KI Non RPJMN yaitu KI Bekasi
Surya (Kab. Bekasi), KI Sambalagi (Morowali Utara), KI Taifa (Subang), dan KIT Batang
(Kab. Batang).
Tabel 3.2 Target dan Realisasi IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang Beroperasi dan Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI
dan RPJMN Tahun 2020-2024
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021
Satuan T R T R
Capaian (%)
Penyebaran Industri
Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi
11 12 13 13 100% KI
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target Renstra Target RPJMN
Realisasi Kumulatif s.d. Tahun
2021
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 s.d.
2024
Penyebaran Industri
Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi
11 13 15 16 17 (kumulatif)
9 13 KI
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 23
Pada Tabel 3.2, dalam Renstra Direktorat PI target jumlah KI di Luar Jawa yang
beroperasi dan meningkatkan investasi tahun 2021 secara kumulatif adalah 13 KI, yang
terdiri dari 8 KI Baseline tahun 2019 dan 4 KI tahun 2020 dan 1 KI tahun 2021. Dengan
realisasi 13 KI Kumulatif, maka target Renstra Direktorat PI terpenuhi. Sementara
target pada RPJMN adalah sebanyak 9 KI Kumulatif s.d. Tahun 2024 (KI Baru, tidak
termasuk KI Baseline 2019), maka realisasi yang tercapai sudah sebanyak 5 KI dari 9 KI.
Selain menfasilitasi perijinan untuk 9 KI prioritas RPJMN, Direktorat
Perwilayahan Industri juga memfasilitasi perijinan kepada KI lain, baik di luar Jawa
maupun di Jawa. Untuk Status IUKI beserta progres 9 KI prioritas RPJMN 2020-2024
dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 3.3 Status IUKI dan Progres 9 KI Prioritas Nasional 2020-2024
No. KI Prioritas Lokasi Progres Status IUKI
1. KI Takalar Prov. Sulawesi Selatan Pembebasan Lahan
Belum terbit
2. KI Bintan Aerospace
Prov. Kepulauan Riau Operasional IUKI sudah terbit (IUKI KI Bintan Inti sebagai KI Induk)
3. KI Galang Batang
Prov. Kepulauan Riau Pembangunan Belum terbit
4. KI Sadai Prov. Bangka Belitung Operasional IUKI efektif
5. KI Tanggamus Prov. Lampung Penyusunan masterplan
Belum terbit
6. KI Ladong Prov. Aceh Operasional IUKI efektif
7. KI Tanjung Enim Prov. Sumatera Selatan
Operasional IUKI Efektif
8. KI Teluk Weda Prov. Maluku Utara Operasional IUKI efektif
9. KI Ketapang Prov. Kalimantan Barat
Operasional IUKI efektif
Komponen kegiatan yang mendukung capaian indicator tersebut adalah:
• PMO Kawasan Industri RPJMN
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah:
1. Pemutakhiran data 9 KI Prioritas RPJMN, KI Subang dan KI Batang
2. Telah dilaksanakannya workshop pengisian kartu kontrol dan penyusunan
rencana aksi terhadap 27 KI RPJMN
3. Telah disusun draft Rencana Aksi Kawasan Industri RPJMN 2020-2024
4. Telah disusun laporan debottlenecking permasalahan KI RPJMN bulan ke 2, 3,
4 (April, Mei, Juni)
5. Telah dilaksanakan FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan Kawasan
Industri RPJMN di Sektor Perhubungan
6. Telah dilaksanakan FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan Kawasan
Industri RPJMN di Sektor Tata Ruang dan Lingkungan
7. Telah dilaksanakan FGD Percepatan Pembangunan Kawasan Industri Teluk
Bintuni
8. Melakukan pemantauan perkembangan KI RPJMN dengan mengikuti rapat-
rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh K/L terkait
9. Melakukan survei dan kunjungan lapangan ke 27 lokasi Kawasan Industri
Prioritas dan Pengembangan
Rekap Progres Pembangunan KI RPJMN dilampirkan pada lampiran 4.
• Koordinasi Percepatan Perizinan Kawasan Industri
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :
1. Asistensi Rencana Pembangunan Industri PT. Setjava Globalindo
2. Asistensi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Aviarna oleh PT. Bumi
Raya Perkasa Nusantara
3. Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Penerbitan IUKI PT. Anugrah Tambang
Industri
4. Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Penerbitan IUKI PT. Bekasi Surya
5. Asistensi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Ngawi dengan Pemerintah
Daerah
6. Pendampingan BAP IUKI Tanjung Enim (PT. Bukit Asam)
7. Asistensi Perizinan KI bersama Disperindag Subang terkait Permohonan BAP
PT. Taifa Jaya
8. Workshop Penataan Infrastruktur Industri di WPPI Banten
9. Silaturahmi dan Sosialisasi Dukungan Penggunaan TKA pada OVNI dan PSN
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 25
10. Rapat Koordinasi Pengamanan OVNI Kawasan Industri
11. Pemeriksaan Lapangan dalam Rangka Pemenuhan Komitmen Penerbitan IUKI
PT. Taifa Jaya Development di Kabupaten Subang
12. Verifikasi Lapangan Objek Vital Nasional PT. Indonesia Weda Bay Industrial
melalui media daring
13. Koordinasi Proses Penerbitan IUKI oleh BKPM setelah penerbitan BAP PT.
Taifa Jaya Development terkait masa transisi OSS RBA pasca UUCK
14. Pendampingan Pelaksanaan BAP PT. Kawasan Industri Terpadu Batang
dengan Pemerintah Daerah
15. Koordinasi Usulan PSN PT. Widya Kreasi Abadi bersama Pemerintah Daerah
Kabupaten Indramayu dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
16. Koordinasi Usulan PSN PT. Biomasa Jaya Abadi bersama Pemerintah
Kabupaten Pohuwato dan Pemerintah Provinsi Gorontalo
17. FGD Pembangunan Kawasan Industri di Kawasan Rebana dan Kunjungan
Lapangan
18. Pendampingan Penerbitan IUKI KIT Batang
19. FGD Pembangunan Kawasan Industri Takalar dan Bantaeng
20. Rapat Koordinasi Perizinan PT. KIPI
21. Rapat Koordinasi Operasional Industri Dan Kawasan Industri dengan IOMKI
dan Peduli Lindungi
22. Rapat Koordinasi tindak lanjut Penyelesaian permasalahan PT. Fortech
Lingkungan Indonesia
23. Survey Kawasan Industri Buahdua dan Jonggol
24. Koordinasi Pengelolaan Kawasan Industri di Provinsi Sumatera Utara
2) Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan (Target: 22 KI)
Indikator Kinerja “Jumlah KI yang dikembangkan” dihitung dari jumlah kawasan
industri yang difasilitasi pemenuhan kebutuhan infrastrukturnya. Pada Tahun 2021
ini, terdapat 22 KI (Kumulatif) yang menjadi target output dalam fasilitasi
pemenuhan kebutuhan infrastrukturnya, yang terdiri dari 15 KI yang dikembangkan
pada tahun 2019 (baseline) dan 3 KI yang dikembangkan pada tahun 2020, dan 4 KI
pada Tahun 2021.
Tabel 3.4 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI yang Dikembangkan dari Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021
Satuan T R T R
Capaian (%)
Penyebaran Industri ke Luar Jawa
Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan
18 18 22 22 100 KI
Dari target 22 KI (kumulatif) dikembangkan, sebagaimana Tabel 3.4 telah
tercapai 22 KI yang difasilitasi pengembangannya antara lain:
Tahun 2019 (15 KI):
KEK Tanjung Api-Api, KI Landak, KI Ketapang, KI Tanggamus, KEK Maloy, KI
Bantaeng, KEK Bitung, KI Morowali, KI Konawe, KI Buli, KI Kendal, KI JIIPE, KI Dumai,
KI Wilmar Serang, dan KEK Lhokseumawe.
Tahun 2020 (3 KI) à KI Teluk Bintuni, KI Brebes dan KI Jorong.
Tahun 2021 (4 KI) à KI Ladong, KI Sei Mangke, KI Tenayan, KI Tanjung Buton
Pada Tahun 2021, Direktorat Perwilayahan Industri juga memfasilitasi
pengembangan KI lain yaitu: KI Bintuni, KI Brebes, KI Batanjung, KI Surya Borneo, dan
KI Bantaeng.
Tabel 3.5 Target dan Realisasi IKU Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun 2020-2024
Untuk progres Pengembangan 18 KI RPJMN sampai dengan Tahun 2021
dilampirkan pada Lampiran 4.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target Renstra Target RPJMN
Realisasi Kumulatif s.d. Tahun
2021
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 s.d.
2024
Penyebaran Industri
Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan
18 22 26 30 33 (kumulatif)
9 22 KI
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 27
Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator KI yang
dikembangkan adalah:
§ Koordinasi Pemenuhan Infrastruktur KI
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :
1. Penyelesaian SK Tim Harian KPBU KI Teluk Bintuni
2. Penyelesaian naskah CTP PT. PII
3. Monitoring penyediaan infrastruktur KI Batang melalui rapat Setkab
4. Koordinasi Penajaman Masalah KI RPJMN dengan BKPM
5. Rapat Tindak Lanjut Pemulihan Perjanjian Fasilitas KPBU KI Teluk Bintuni
6. Rapat Alokasi dan Harga Gas untuk Proyek KPBU KI Teluk Bintuni
7. Rapat Koordinasi Kawasan Industri Teluk Bintuni
8. Pelaksanaan Rapat MoU dan Tindak Lanjut Pemulihan PDF Proyek KPBU KI
Teluk Bintuni
9. Koordinasi perizinan dan permasalahan pengelolaan KI Tanah Kuning
10. Koordinasi Pembangunan Industri dan Kawasan Indusri di Kawasan Rebana
Jawa Barat
11. Koordinasi Pelaksanaan Eco Industrial Park Bersama UNIDO di Kawasan
Industri di Batam, Bekasi, dan Karawang
12. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah KI Teluk Bintuni
13. FGD Kawasan Industri Takalar dan Bantaeng
14. FGD Percepatan Pembangunan Proyek KPBU KI Teluk Bintuni
15. FGD Pengembangan Kawasan Industri di Sumatera
16. The 3rd CSSC Meeting Global Eco Industrial Park Programme – Indonesia
Country Level
17. Kunjungan Kerja Pengembangan Kawasan Industri di Batam dan Bintan
3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik (Target : 2 KI)
Indikator “Fasilitasi KI dengan zona tematik” dihitung dari Jumlah kawasan
industri yang telah ada/beroperasi (existing) yang menyediakan layanan berdasarkan
fungsi-fungsi spesifik. Fasilitasi KI dengan zona tematik yang dimaksud pada indikator
ini adalah Kawasan Industri Halal, yang dilakukan melalui surat keterangan Kawasan
Industri sebagai Kawasan Industri Halal dari Kementerian Perindustrian. Pada Tahun
2021 ditargetkan sebanyak 2 KI yang ditetapkan melalui Surat Keterangan Kawasan
Industri sebagai Kawasan Industri Halal dari Kementerian Perindustrian.
Tabel 3.6 Target, Realisasi dan Capaian IKU Fasilitasi kawasan industri dengan
zona tematik dari Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021
Satuan T R T R
Capaian (%)
Penyebaran Industri
Fasilitasi kawasan industri dengan zona tematik
2 2 2 3 150 KI
Dari 2 KI Halal (kumulatif) yang menjadi target, pada Tahun 2021 telah tercapai 3
KI yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Industri Halal yaitu Modern Cikande
Industrial Estate, Kawasan Industri Safe n Lock dan Bintan Inti Industrial Estate.
Fokus kegiatan tahun 2021 adalah pendampingan pengembangan KI Halal yang
ditetapkan yaitu KI Modern Cikande dan KI Safe Lock.
Progres KI Halal maupun calon KI Halal sampai dengan tahun 2021, ditampilkan
dalam Tabel berikut.
Tabel 3.7 Progres Fasilitasi KI dengan zona tematik : KI Halal yang akan/telah
ditetapkan
No. KI Pengembangan Progres
Status KI Halal
(Surat
Keterangan)
1.
Modern Halal Valley oleh PT.
Modern Cikande Industrial
Estate
Telah memiliki 1 anchor tenant di bidang
FnB dan PT. Charon Phokpand dengan
luasan 94.5 ha dan sedang melakukan
pembangunan 3 plan
Sudah Terbit
(SJH sudah
ada)
2.
Halal Industrial Park Sidoarjo
oleh PT. Makmur Berkah
Amanda
Sudah terjual 25 unit IMKM dan 13 unit
kavling. Terakhir 1 MOU dengan Gangsu
Aminbio Gelatin Halal untuk membangun
Pabrik Halal terbesar di Indonesia bahkan
Asia Tenggara. Total investasi tenant ± Rp
40 Miliar
Sudah Terbit
(SJH sudah
ada)
3. Bintan Inti Halal Hub oleh PT.
Bintan Inti Industrial Estate
Telah terbangun dan beroperasi tenant
dengan fokus industri minyak kelapa PT
Sudah Terbit
(SJH sudah
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 29
No. KI Pengembangan Progres
Status KI Halal
(Surat
Keterangan)
Bionesia Organics Food dan PT. Indo
Gemilang Coconut Lestari. Total investasi
tenant USD 42 Juta
ada)
4. Batamindo Industrial Estate
Mempelajari sistem jaminan halal, serta
insentif fiskal untuk meningkatkan daya
tarik investor masuk ke Batam. Belum
SIINas
-
5. Surya Borneo
Mempelajari sistem jaminan halal, serta
insentif fiskal untuk meningkatkan daya
tarik investor masuk ke Kalteng. Belum
SIINas
-
6. Kawasan Industri Makassar
Mempelajari sistem jaminan halal, serta
insentif fiskal untuk meningkatkan daya
tarik investor masuk ke Makassar. Belum
SIINas
-
7 Kawasan Industri Subang
Mempelajari sistem jaminan halal, serta
insentif fiskal untuk meningkatkan daya
tarik investor masuk ke Subang. Belum
SIINas
-
Tabel 3.8 Target dan Realisasi IKU Fasilitasi Kawasan Industri dengan Zona Tematik
dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun 2020-
2024
Pada Tabel 3.8, dalam Renstra Direktorat PI target fasilitasi KI dengan zona
tematik tahun 2021 secara kumulatif adalah 2 KI. Dengan realisasi 3 KI tahun 2021,
maka target Renstra Direktorat PI terpenuhi.
Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator tersebut
adalah:
§ Pembentukan Kawasan Industri Halal
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target Renstra Target RPJMN
Realisasi Kumulatif s.d. Tahun
2021
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 s.d.
2024
Penyebaran Industri
Fasilitasi kawasan industri dengan zona tematik
2 2 2 2 3 (kumulatif)
3 3 KI
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di Tahun 2021 adalah :
1. Fokus pada triwulan II yaitu Pengembangan Sistem Jaminan Halal (SJH) dua
pengelola kawasan industri yang telah memperoleh surat keterangan
kawasan industri halal (Modern Cikande dan Safe N Lock).
2. Untuk itu dilakukan FGD Halal Traceability System yang memberikan
dorongan kepada para pengelola kawasan industri halal untuk melakukan
pengembangan sistem informasi ketelusuran halal yang dapat
meningkatkan kemampuan pasar mengakui/mengenal kehadiran kawasan
industri Modern Cikande dan Safe N Lock yang tengah mengembangkan
ekosistem halal yang lengkap dan terintegrasi.
3. FGD dilakukan bersama dengan KNEKS, Setwapres, BPJPH, LPPOM MUI,
Bank Indonesia, BPS, Pusat Kajian ITS, yang diharapkan para pengelola
kawasan industri halal dapat memperoleh insight yang baik terhadap peran
masing-masing pemangku kepentingan dalam menumbuhkan ekosistem
halal di Indonesia.
4. Laporan perkembangan calon investor sebagai tenan di ketiga kawasan
industri halal juga terus dimonitor oleh Kementerian Perindustrian, yang
juga berupaya untuk mempertemukan industri-industri eksisting dengan
para pengelola kawasan industri halal, yang selanjutnya direncanakan untuk
melakukan kajian terkait halal incentives dan traceability untuk mendorong
daya saing kawasan industri halal yang masih bersifat sukarela.
5. Kunjungan Menteri Perindustrian RI ke Modern Cikande beserta jajaran
didampingi Plt. Kepala BPJPH dan jajaran, Direktur Industri Produk Halal
KNEKS, Direktur Pelayanan Audit Halal LPPOM MUI, dan Direktur Utama PT.
Charoen Pokphand Indonesia. Kunjungan bertujuan untuk memberikan
insight progres Halal Modern Valley yang sempat tertunda
pembangunannya akibat dampak pandemi Covid-19. Untuk itu, diharapkan
dengan usulan perubahan Permenperin 17/2020 menjadi ketentuan
penetapan KIH oleh Menteri, diharapkan roadmap industri halal dan KIH
dapat segera terwujud dilengkapi insentif yang sesuai (karena ada
penambahan investasi untuk sarana dan prasarana) bersama-sama
stakeholder terkait.
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 31
6. Penyiapan rencana kunjungan Bapak Wakil Presiden ke Kawasan Industri
Halal (Safe N Lock), berkoordinasi dengan Setwapres dan KNEKS.
7. Kunjungan Dirjen KPAII ke Safe N Lock beserta jajaran yang bertujuan untuk
mendapatkan insight progres Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS). IKM
tumbuh dengan baik yang ditunjukkan dengan pembangunan 34 kavling
BPSP yang dalam pemasangan atap baja, konstruksi dinding, pipa air limbah
dan air baku, dan pematangan lahan untuk halal center.
8. Kunjungan Direktur PI ke KIMA didampingi Direktur Pelayanan Audit Halal
LPPOM MUI dan Kepala BBIHP Makassar yang bertujuan untuk memberikan
asistensi dan supervisi dalam merealisasikan rencana pengelola KIMA
mengembangkan KI Halal sebagai halal hub di timur Indonesia.
9. Penyampaian informasi terkait tren industri halal dan rencana
pengembangan investasi kawasan industri halal, serta strategi pembentukan
kawasan industni halal sebagai upaya mewujudkan ekosistem halal kepada
BKPM dan DPR-RI.
10. Asistensi dan supervisi terhadap pengelola Jababeka terkait JEDI-HUB
(Jababeka e-Commerce Digital Hub), yaitu pengembangan empat klaster
yang dibagi berdasarkan target sektor industrinya yaitu: 1) Klaster
Biomedical Tech Park yang menghadirkan Fasilitas Biomedis serta peluang
inovasi dalam peralatan medis yang sangat berguna dalam masa pandemi
saat ini; 2) Klaster Halal Industrial Park dalam rangka mendukung industri
halal di Indonesia; 3) Klaster Sains dan Hightech Park dalam upaya
mewujudkan inovasi teknologi industri; serta 4) Klaster Start-up yang
dirancang untuk mendukung usaha baru dalam persaingan di era globalisasi
saat ini.
11. Asistensi dan supervisi terhadap rencana pengelola KI Suryacipta Karawang
dan Subang untuk pengembangan KI Halal.
12. Target triwulan ketiga adalah usulan penetapan KI Halal oleh Menteri
13. Telah dilakukan rapat pembahasan terkait rencana revisi Permenperin
Nomor 17 Tahun 2021 karena tidak menjadi program legislasi Kemenperin
Tahun 2021
14. Draft naskah urgensi perubahan masih dalam penyusunan, paralel dengan
substansi yang terdapat di Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Perwilayahan Industri
15. Koordinasi penyusunan masterplan (roadmap) industri halal dan
penyelenggaran Indonesia Halal Industrial Award 2021
16. Laporan Pemantauan Realisasi Investasi di Kawasan Industri Halal Semester I
2021
17. Kunjungan Bapak Wakil Presiden RI ke Halal Industrial Park Sidoarjo yang
didampingi oleh Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi dan UMKM,
Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Sidoarjo. Hasil kunjungan Bapak Wapres,
diharapkan pihak-pihak terkait dapat bersinergi dalam mempercepat
keterisian dan beroperasinya KIH sehingga dapat memberikan manfaat
ekonomi bagi masyarakat dan nasional.
18. Penyampaian informasi terkait tren industri halal dan rencana
pengembangan investasi kawasan industri halal, untuk dapat dipromosikan
oleh BI dan BKPM.
19. Pendampingan Kunjungan Kerja DPR ke Modern Halal Valley (PT Charoen
Pokpand)
20. Kunjungan ke KI Bintan Inti (Bintan Inti Halal Hub)
21. Tahun ini difokuskan untuk mengkaji lebih tentang kebutuhan Kawasan
Industri Halal untuk dapat menjadi lokasi industri halal mendapatkan
kemudahan dan kepercayaan calon investor pada pelaksanaan industri halal
berupa :
a. Penyusunan insentif fiskal maupun non-fiskal untuk kawasan industri halal
dan tenant di dalamnya.
b. Pembahasan Sistem ketelusuran halal/Halal Traceability System pun
sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kepercayaan calon investor
namun membutuhkan dukungan dari Kementerian/Lembaga terkait.
22. Workshop Stakeholder dalam Rangka Pengembangan Eco Industrial Park
23. Koordinasi/ Pendampingan Pembentukan Kawasan Industri Hasil Tembakau
4) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan (Target : 3
WPPI)
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 33
Indikator “WPPI yang dikembangkan” diukur dari jumlah WPPI yang difasilitasi,
antara lain dengan melakukan penyusunan Kebijakan pengembangan WPPI dan
fasilitasi pengembangan WPPI. Pada Tahun 2021 ditargetkan sejumlah 3 WPPI yang
dikembangkan. Pada Tahun 2021 telah tercapai 3 target WPPI yaitu WPPI Sulawesi
Tenggara, WPPI Riau, dan WPPI Aceh melalui kegiatan identifikasi dan koordinasi
penyediaan Kebutuhan Infrastruktur.
Disamping fasilitasi pada 3 WPPI di atas, juga difasilitasi pengembangan WPPI
lainnya, antara lain:
― Identifikasi dan koordinasi penyediaan Kebutuhan Infrastruktur di WPPI
Sumatera Utara.
― Koordinasi penyediaan infrastruktur gas di WPPI Jateng (KI Kendal), WPPI Jatim
(KI JIIPE).
― koordinasi infrastruktur WPPI Banten (Pelebaran jalan Anyer dan Pembangunan
Jalan Alternatif dalam rangka mendukung Cluster Industri Petrokimia di Cilegon).
Tabel 3.9 Target, Realisasi dan Capaian IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran
Strategis 1
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021
Satuan T R T R
Capaian (%)
Penyebaran Industri
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan
3 6 3 3 100 WPPI
Tahun 2020 à tercapai 6 WPPI yang difasilitasi pengembangannya yaitu: WPPI
Maluku Utara (KI Weda), WPPI Kalimantan Barat (KI Ketapang), WPPI Kepulauan Riau
(KI Galang Batang), WPPI Sumatera Utara (KI Sei Mangkei), WPPI Sulawesi Tengah (KI
Palu), dan WPPI Kalimantan Selatan (KI Batulicin).
Tahun 2021 à WPPI Sulawesi Tenggara, WPPI Riau, dan WPPI Aceh
Tabel 3.10 Target dan Realisasi IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1
Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024
Pada Tabel 3.10, dalam Renstra Direktorat PI target WPPI yang dikembangkan
tahun 2021 adalah 3 WPPI dan terealisai 3 WPPI sehingga tercapai sesuai target. IKU
WPPI yang dikembangkan tidak masuk dalam Prioritas RPJMN sehingga tidak
diperbandingkan dengan target RPJMN. Matriks kebutuhan infrastruktur terlampir
pada lampiran 3.
Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator WPPI ini
adalah:
§ Penyusunan NSPK Pengembangan WPPI
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan padaTahun 2021 adalah :
1. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perwilayahan Industri
merupakan rancangan kebijakan yang merupakan amanat dari UU No.3/2014
tentang Perindustrian yang mengakomodir pengembangan industri melalui
pendekatan spasial. Pada Triwulan IV/2021, prosesnya sudah memasuki
pembahasan Panitia Antar Kementerian (PAK).
2. Rapat PAK pertama diadakan pada tanggal 12 Agustus 2021 dan rapat kedua
pada tanggal 21 September 2021. Tujuan dari Rapat PAK adalah untuk
mendapatkan masukan baik terkait substansi maupun redaksi pada batang
tubuh RPP Perwilayahan Industri.
3. Pengembangan perwilayahan industri perlu keterlibatan K/L dan Pemda
karena erat kaitannya dengan tata ruang yang memerlukan daya dukung dan
daya tampung untuk penggerakan ekonomi melalui 4 (empat) instrumen,
yaitu WPPI, KPI, KI dan Sentra IKM.
4. Kebijakan perwilayahan industri mulai gencar disusun sejak arah kebijakan
untuk penyebaran ekonomi ke timur Indonesia dimana banyak program
kegiatan didorong untuk hilirisasi SDA. Untuk itu, diharapkan kebijakan
pengembangan wilayah industri terintegrasi dengan pengembangan sektor
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target Renstra Realisasi Kumulatif s.d. Tahun
2021
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Penyebaran Industri
WPPI yang dikembangkan
3 3 3 3 3 9 WPPI
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 35
industri. RPP Perwilayahan Industri disusun sebagai bentuk penegasan dalam
koordinasi antar instansi dan K/L.
5. Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perwilayahan
Industri (RPP Perwilayahan Industri) dapat diselesaikan sampai dengan tahap
rapat Panitia Antar Kementerian (PAK) yang melibatkan
Kementerian/Lembaga terkait. Rapat PAK dilaksanakan sebanyak 9
(sembilan) kali termasuk rapat pleno pada tanggal 27 Desember 2021 dengan
hasil kesepakatan yang tertuang dalam Berita Acara Persetujuan (BAP). Hasil
kesepakatan PAK ini selanjutnya disampaikan ke Biro Hukum untuk proses
Harmonisasi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Sebagai tindak
lanjut di tahun 2022, proses harmonisasi diharapkan bisa menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Perwilayahan Industri.
6. Pokok-pokok materi muatan draft RPP tentang Perwilayahan Industri
meliputi:
a. Ketentuan umum yang mencakup definisi, ruang lingkup, tujuan, Wilayah
Pengembangan Industri (WPI), dan Roadmap Perwilayahan Industri;
b. Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang
mencakup tujuan, ruang lingkup, penetapan, perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, serta pemantauan dan evaluasi pengembangan WPPI;
c. Pengembangan Kawasan Peruntukkan Industri (KPI) yang mencakup
tujuan, ruang lingkup, penetapan, perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
serta pemantauan dan evaluasi pengembangan KPI;
d. Pembangunan Kawasan Industri yang mencakup maksud dan tujuan,
pembangunan, perizinan berusaha, pengelolaan, kewajiban perusahaan,
fasilitas, komite, standar, prakarsa pemerintah pusat dalam
pembangunan Kawasan Industri, Kawasan Industri tertentu, pengawasan
dan pengendalian pembangunan Kawasan Industri, dan sanksi
administratif.
e. Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM)
yang mencakup tujuan dan ruang lingkup, penetapan, pelaksanaan,
pemberdayaan, pembangunan, pengelolaan, pembinaan, serta
pemantauan dan evaluasi Sentra IKM;
f. Koordinasi pelaksanaan Perwilayahan Industri; dan
g. Ketentuan penutup.
7. Selain penyusunan RPP Perwilayahan Industri, tahun 2021 juga dilakukan
penyiapan masukan untuk reviu RIPIN 2015-2035. Masukan yang disampaikan
disesuaikan dengan perkembangan kondisi perwilayahan industri setelah 5
(lima) tahun RIPIN berjalan. Penyesuaian yang dilakukan mengikuti dinamika
dan proses yang sedang terjadi seperti penyusunan RPP tentang
Perwilayahan Industri termasuk penyusunan Roadmap Perwilayahan Industri.
Selain itu, adanya bentuk kawasan industri yang sesuai dengan dinamika
pembangunan kawasan saat ini yang bersifat penetapan status untuk
meningkatkan daya tarik suatu kawasan, seperti KI Halal dan Kawasan
Hortikultura. Selain itu, juga dilakukan evaluasi WPPI sebagai masukan dalam
Lampiran RIPIN.
§ Koordinasi Kebutuhan Infrastruktur dengan Pemerintah Daerah dan Pelaku
Industri di dalam WPPI
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan sampai di tahun 2021 adalah :
1. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Sulawesi Tenggara (KI
Konawe dan KI Morowali)
2. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Riau (KI Tenayan dan KI
Tanjung Buton) dan KI Kemingking
3. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Aceh (KI Ladong),
Sumatera Utara (KI Kuala Tanjung), dan KI Pulau Obi
4. Koordinasi usulan penurunan harga gas di Kawasan Industri kepada Presiden
RI
5. Melakukan FGD Penyediaan Infrastruktur yang mendukung WPPI khususnya
WPPI Sulawesi Tenggara (Kawasan Industri Konawe dan Morowali) pada
tanggal 2 Juni 2021
6. Penyusunan Matriks Kebutuhan Infrastruktur di luar KI bagi KI Prioritas
7. Melakukan koordinasi penyediaan gas di WPPI Jawa Tengah (Kawasan
Industri Kendal) dan WPPI Jawa Timur (JIIPE)
8. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Penyesuaian Lokasi
Tower Telekomunikasi di Kawasan Industri MM2100 (WPPI Jawa Barat)
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 37
9. Penyusunan Skema Impor Gas di Kawasan Industri Kendal
10. Penyusunan Skema Impor Gas di Kawasan Industri JIIPE
11. Penyiapan model konsorsium penyediaan gas di Kawasan Industri di Jawa
Tengah dan Jawa Timur
12. Koordinasi revisi Permenperin No. 18/2020 tentang Rekomendasi Pengguna
Gas Bumi Tertentu dalam rangka mengakomodir industri baru di kawasan
industri
13. Koordinasi penyediaan gas di KI RPJMN 2020 – 2024 dan KI PSN dengan PGN
dan Pertagas
14. Koordinasi pengalihan rencana jalan provinsi di Kawasan Industri Anugerah
Sambalagi Industrial Estate
15. Koordinasi Pelebaran Jalan Raya Anyer dan Pembangunan Jalan Alternatif
dalam rangka Mendukung Klaster Industri Petrokimia di Cilegon
16. Dukungan Pengoperasian Pelabuhan Patimban untuk Pengembangan Industri
Otomotif
17. Dukungan Pemberian Wilayah Usaha (Wilus) Penyediaan Tenaga Listrik bagi
KI Bintan Inti
18. FGD Penyediaan Infrastruktur Pendukung Industri KI Ladong
19. Rapat Koordinasi Penyediaan Infrastruktur Penunjang KI Tenayan terkait Jalan
dan Jembatan
5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan (Target : 3 KPI)
Pada indikator ini, pengembangan KPI yang dilakukan berupa penyiapan
kebijakan terkait dengan KPI maupun fasilitasi pengembangan KPI yaitu koordinasi
penetapan KPI di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Review KPI, serta
penyelesaian permasalahan KPI. Pada tahun 2021 terdapat target 10 KPI yang akan
difasilitasi pengembangannya. Sampai dengan Triwulan IV, telah dilaksanakan fasilitasi
pengembangan KPI di 10 KPI sebagai berikut:
1) Provinsi Lampung (15 Kab/Kota)
2) Provinsi Sulawesi Tenggara (17 Kab/Kota)
3) Provinsi Kalimantan Barat (14 Kab/kota)
4) Provinsi Yogyakarta (5 Kab/Kota)
5) Kab. Lampung Selatan
6) Kab. Bangkalan
7) Kab. Bangka Selatan
8) Kab. Pasuruan
9) Kab. Brebes
10) Kab. Halmahera Selatan
Tabel 3.11 Target, Realisasi dan Capaian IKU KPI yang Dikembangkan dari Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021
Satuan T R T R
Capaian (%)
Penyebaran Industri
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan
3 5 10 10 100 KPI
Tahun 2020 telah tercapai 5 KPI yang difasilitasi pengembangannya yaitu, Kab.
Takalar, Kab. Bangkalan, Kab. Muaro Jambi, Kab. Tanah Kuning, Kab. Lampung
Selatan.
Tahun 2021 telah tercapai 10 KPI yang difasilitasi Pengembangannya. Sehingga
sampai 2021 telah tercapai 15 KPI. IKU KPI yang dikembangkan tidak masuk dalam
Prioritas RPJMN sehingga tidak diperbandingkan dengan target RPJMN.
Tabel 3.12 Target dan Realisasi IKU KPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024
Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator KPI yang
dikembangkan adalah :
§ Koordinasi Penetapan KPI dalam RTRW
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target Renstra Realisasi Kumulatif s.d. Tahun
2021
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Penyebaran Industri
KPI yang dikembangkan
3 10 10 10 10 15 KPI
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 39
1. Sebagai salah satu langkah dalam melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Daerah dalam menetapkan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telah dilakukan sosialisasi Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 30 Tahun 2020 tentang Kriteria Teknis Kawasan
Peruntukan Industri di Provinsi Lampung pada tanggal 28 April 2021, Sulawesi
Tenggara pada tanggal 2 Juni 2021 dan kepada Pemerintah Provinsi dan
seluruh Kabupaten/Kota di Wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua yang dilaksanakan di Kota Pontianak pada tanggal 23
September 2021.
2. Penetapan KPI dalam RTRW sejalan dengan amanat UU 11/2020 tentang Cipta
Kerja yang bertujuan untuk meningkatkan ekosistem investasi dan kegiatan
berusaha. Pada pasal 13 disebutkan tentang pelaksanaan penyederhanaan
persyaratan dasar perizinan berusaha meliputi salah satunya Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR). KKPR diberikan sebagai kesesuaian
rencana lokasi kegiatan dan/atau usaha dengan Rencana Detail Tata Ruang,
dengan ketentuan sesuai pada Pasal 15.
3. Sosialisasi Permenperin KPI untuk daerah Jawa, Bali, dan Sumatera yang
dilaksanakan di Yogyakarta
4. Rapat-rapat dan FGD sinkronisasi terkait program dan kegiatan pada
penyusunan RDTR dan RTRW Kab/Kota
5. Rapat-rapat Lintas sektoral terkait pembahasan Peraturan Daerah/Peraturan
Bupati mengenai RTRW/RDTR
6. Rapat-rapat terkait pembahasan dan permsalahan penetapan RTR – RTR
Kawasan Strategis Nasional.
§ Review Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Kabupaten/Kota
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :
1. Rapat Koordinasi Review KPI antara Tenaga Ahli dengan Direktur
Perwilayahan Industri yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2021 secara
tatap muka di Jakarta.
2. Pelaksanaan Survey Review KPI Kabupaten Lampung Selatan dan Kunjungan
Rencana Lokasi KI RPJMN di Lampung Selatan yang dilaksanakan pada
tanggal 26-28 April 2021 di Kantor Dinas terkait di Lampung Selatan.
3. Menyusun bahan masukan dan tanggapan terkat Kawasan Peruntukan
Industri pada Revisi Penyusunan Perda RTRW & RDTR
Provinsi/Kabupaten/Kota, RTR KSN, RDTR Kawasan Perbatasan Negara, dan
RZ KSN.
a. Klinik RTRW: total terdapat 2 RTRW Provinsi (Jawa Barat dan Jawa Timur)
yang diberi masukan.
b. RDTR: total terdapat 3 RDTR (RDTR KPN Yetetkun, Ranai dan Serasan;
RDTR Medang Kampai Kota Dumai; RDTR Sentani, Ambon dan
Sungguminasa) yang diberi masukan.
4. Telah dilaksanakan FGD Laporan Akhir Kegiatan review KPI Kabupaten
Lampung Selatan pada tanggal 6 September 2021.
5. Telah Dilaksanakan Pengambilan Data dan Survey lapangan Kegiatan Review
Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri Kabupaten Bangkalan tanggal
7-10 September dan Kabupaten Bangka Selatan tanggal 19-22 September 2021.
6. Rapat laporan antara Review KPI Kabupaten Bangkalan dan Bangka Selatan
7. Rapat laporan akhir Review KPI Kabupaten Bangkalan dan Bangka Selatan
§ Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di Tahun 2021 adalah :
1. FGD penyelesaian tata ruang Kabupaten Lampung Selatan
2. Rapat koordinasi permasalahan tata ruang di Kab. Pasuruan
3. Rapat awal dan analisa tumpang tindih KPI dengan kawasan peruntukan
lainnya
4. Pengumpulan demand program prakerja di KI
5. Rapat kordinasi tindaklanjut program prakerja di KI
6. Rapat Analisis Tumpang Tindih Lahan KPI dengan Peruntukan Lainnya di Kab.
Brebes
7. FGD Optimalisasi Pemanfaatan Tata Ruang Kabupaten Brebes dalam
Mendukung Industri
8. FGD Percepatan Penyesuaian Peruntukan Lokasi KI Pulau Obi
9. FGD Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dalam
rangka Revisi RTRW Kabupaten Pasuruan
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 41
10. Koordinasi Optimalisasi Pemanfaatan Tata Ruang Kabupaten Brebes dalam
Mendukung Industri dengan Pemprov Jawa Tengah
11. Koordinasi Optimalisasi Pemanfaatan Tata Ruang Kabupaten Brebes dalam
Mendukung Industri dengan dengan Pemkab Brebes
12. Rapat pembahasan Kawasan Peruntukan Industri/KKPR Kawasan Industri
Tanah Kuning, Kaltara
13. Rapat pembahasan Permasalahan terkait Surat Keterangan Pengecualian
Industri Berlokasi di Kawasan Industri
14. Rapat pembahasan Surat Keterangan Pengecualian Industri Berlokasi di
Kawasan Industri untuk KBLI yang terkait dengan data center.
15. Pemeriksaan dan penyusunan rekomendasi serta penerbitan Surat – Surat
Keterangan Pengeculian Industri berlokasi di Kawasan Industri.
Tabel 3.13 Capaian Sasaran Strategis 1
Sasaran
strategis Indikator kinerja
Target Capaian
Total
Capaian s.d
TW IV
Keterangan Tahun
2021
Progress
Kegiatan
s.d.
Triwulan
IV
TW I
TW
II
TW
III
TW
IV Progress
s.d.
Triwulan IV
Penyebaran
Industri
Jumlah Kawasan
Industri (KI)
Prioritas di Luar
Jawa Yang
Beroperasi dan
Meningkatkan
Investasi
13 KI
100%
-
1 - - 100%
(progress
kumulatif
pelaksanaan
kegiatan
terkait
Sasaran
Strategis 1)
13
(Kumulatif,
Baseline
2019 = 8 KI;
Tahun 2020 =
4 KI;
Tahun 2021 =
1 KI)
- Telah terbit IUKI KI
Tanjung Enim
- Telah terbit 4 IUKI
Lainnya (Non
Prioritas):
KI Bekasi Surya, IPKI
BeFA), KI Sambalagi
(Morowali Utara),
KI Taifa Jaya
(Subang), KIT
Batang)
Jumlah Kawasan
Industri (KI) yang
dikembangkan
22 KI 100% -
-
-
4 100% 22
(Kumulatif,
Baseline 2019
= 15 KI;
Tahun 2020 =
3 KI;
Tahun 2021 =
4 KI)
- Fasilitasi
Pemenuhan
Infrastruktur di KI
Ladong, KI Sei
Mangke, KI
Tenayan, KI
Tanjung Buton
Fasilitasi Kawasan
Industri (KI)
dengan zona
tematik
2 KI 100% 1
-
- - 100 % 3
(Kumulatif,
Tahun 2020 =
2 KI,
Tahun 2021 =
1 KI)
- Tahun 2021
terdapat tambahan
1 KI sebagai KI Halal
yaitu Bintan Inti
Halal Hub oleh
Bintan Inti Industrial
Estate
- Penyusunan Kartu
Sasaran
strategis Indikator kinerja
Target Capaian
Total
Capaian s.d
TW IV
Keterangan Tahun
2021
Progress
Kegiatan
s.d.
Triwulan
IV
TW I
TW
II
TW
III
TW
IV Progress
s.d.
Triwulan IV
Kontrol untuk 3 KIH
: Modern Halal
Valey, Halal
Industrial Park
Sidoarjo (HIPS), dan
Bintan Inti Halal Hub
Wilayah Pusat
Pertumbuhan
Industri (WPPI)
yang
dikembangkan
3
WPPI
100% -
-
-
3 100% 3 § Identifikasi dan
koordinasi
penyediaan
kebutuhan
Infrastruktur
Industri di:
- WPPI Sulawesi
Tenggara (KI
Konawe dan KI
Morowali)
- WPPI Riau (KI
Tenayan dan KI
Tanjung Buton)
- WPPI Aceh (KI
Ladong)
§ Rapat Panitia Antar
Kementerian (PAK)
RPP PI
Kawasan
Peruntukan
Industri (KPI) yang
dikembangkan
10 KPI
100% -
- 5 5 100% 10 - Sosialisasi Kriteria
Teknis KPI di :
1. Provinsi
Lampung
2. Provinsi
Sulawesi
Tenggara
3. Provinsi
Kalimantan
Barat
4. Provinsi
Yogyakarta
- Review KPI di :
5. Kab. Lampung
Selatan
6. Bangkalan
7. Bangka
Selatan
- Penyelesaian
permasalahan tata
ruang di:
8. Kab. Pasuruan
9. Kab. Brebes
10. Kab.
Halmahera
Selatan
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 43
Tabel 3.14 Realisasi anggaran untuk Sasaran Stategis 1
Kode Program/output/kegiatan Pagu (rupiah)
Realiasi Emon s/d
31 Desember 2021
(rupiah)
Realiasi
Emon s/d 31
Desember
2021 (%)
6074.QDH.001.051.A PMO Kawasan Industri
RPJMN
2.723.881.000 2.719.205.725 99,83
6074.QDH.001.051.B Koordinasi Percepatan
Perizinan Kawasan
Industri
1.770.267.000 1.762.092.469 99,54
6074.QDH.002.051 Koordinasi Pemenuhan
Infrastruktur KI
2.368.050.000 2.363.494.001 99,81
6074.QDH.003.051 Pembentukan Kawasan
Industri Halal
643.258.000 641.928.837 99,79
6074.ABP.001.051 Penyusunan NSPK
Pengembangan WPPI
624.424.000 622.377.115 99,67
6074.ABP.001.052 Koordinasi Kebutuhan
Infrastruktur dengan
Pemerintah Daerah dan
Pelaku Industri di dalam
WPPI
727.450.000 726.565.786 99,88
6074.ABP.002.051 Koordinasi Penetapan KPI
dalam RTRW
384.980.000 382.795.256 99,43
6074.ABP.002.052 Review Kawasan
Peruntukan Industri (KPI)
Kabupaten/Kota
520.000.000 519.447.769 99,89
6074.ABP.002.053 Fasilitasi Penyelesaian
Permasalahan Kawasan
Peruntukan Industri (KPI)
422.000.000 421.848.843 99,96
Total 10.184.310.000 10.159.755.801 99,76
Pada sasaran kinerja pertama terdapat anggaran sebanyak RP 10.184.310.000,-
(sepuluh milyar seratus delapan puluh empat juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah) yang
terbagi di 9 komponen kegiatan. Realisasi di Tahun 2021 adalah sebesar Rp.
10.159.755.801,- atau sebesar 99,76% dari anggaran.
B. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2
Sasaran Strategis 2: Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri
Sasaran Strategis “Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri” pada
Tahun 2021 diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU), yaitu:
1) Regulasi Pengembangan Wilayah Industri (Target: 2 RPP/RPerpres/RPermen)
Penyusunan regulasi yang terkait pengembangan wilayah industri menjadi
sangat vital karena akan digunakan oleh stakeholder terkait baik dari K/L, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Regulasi terkait pengembangan wilayah
industri dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program kegiatan yang
disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi, serta sebagai dasar pertimbangan
penganggaran di masing-masing instansi.
Pada tahun 2021 ditargetkan tersusun sebanyak 2 RPP/RPerpres/RPermen. Dari
target ini, telah tercapai 2 Rancangan Regulasi yaitu:
1) RPermenperin tentang Standar Kawasan Industri
2) RPP tentang Perwilayahan Industri
Tabel 3.15 Target, Realisasi dan Capaian IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri
dari Sasaran Strategis 2
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021
Satuan T R T R
Capaian (%)
Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri
Regulasi Pengembangan Wilayah Industri
2 2 2 2 100 Kebijakan
(RPP/ RPerpres/RPermen)
Disamping itu juga telah disusun Rancangan Permenperin tentang
Pembangunan KI Prakarsa Pemerintah dan disusun revisi Permenperin No. 1/2020
tentang RKL-RPL Rinci. Serta dilakukan identifikasi karakteristik Kawasan Hortikultura
dan ditindaklanjuti dengan rapat pembahasan.
Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator sasaran
strategis 2 tersebut adalah :
§ Penyusunan Kebijakan Dalam Rangka Pembangunan Kawasan Industri Melalui
Prakarsa Pemerintah
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di Tahun 2021 adalah :
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 45
1. Telah diselesaikannya penyusunan legal drafting RPermenperin
Pembangunan KI Prakarsa Pemerintah
2. Sudah dilaksanakan beberapa rapat dan FGD dengan para stakeholder
3. Konsep Rancangan Permenperin terakhir telah disampaikan kepada Biro
Hukum untuk dapat diharmonisasikan
§ Penyusunan Kebijakan Pembentukan Kawasan Hortikultura
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :
1. Identifikasi karakteristik Kawasan Hortikultura dan ditindaklanjuti dengan
rapat pembahasan
2. Rapat pembahasan RPermenperin Standar Kawasan Industri dan konsep
terakhir telah disampaikan kepada Biro Hukum untuk diharmonisasikan
3. Rapat pembahasan Rancangan Revisi Permenperin 1/2020 tentang RKL-RPL
RInci
Tabel 3.16 Target dan Realisasi IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri dari Sasaran Strategis 2 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024
Pada Tabel 3.16, dalam Renstra Direktorat PI target Regulasi Pengembangan
Wilayah Industri tahun 2021 adalah 2 Rancangan Kebijakan dan terealiasi 2 rancangan
kebijakan pada tahun 2021 sehingga target Renstra Direktorat PI pada IKU ini
terpenuhi.
Tabel 3.17 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 2
Kode Program/output/kegiatan Pagu (rupiah)
Realiasi Emon s/d 31
Desember 2021
(rupiah)
Realiasi
Emon s/d 31
Desember
2021 (%)
6074.PBP.001.051 Penyusunan Kebijakan Dalam
Rangka Pembangunan Kawasan
Industri Melalui Prakarsa
228.290.000 228.064.569 99,90
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target Renstra Realisasi Kumulatif s.d. Tahun
2021
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri
Regulasi Pengembangan Wilayah Industri
2 4 6 8 10 (Kumulatif)
4 Kebijakan
Kode Program/output/kegiatan Pagu (rupiah)
Realiasi Emon s/d 31
Desember 2021
(rupiah)
Realiasi
Emon s/d 31
Desember
2021 (%)
Pemerintah
6074.PBP.001.055 Penyusunan Kebijakan
Pembentukan Kawasan
Hortikultura
374.577.000 374.095.687 99,87
Total 602.867.000 602.160.256 99,88
Pada sasaran kinerja kedua terdapat anggaran sebanyak Rp 602.867.000,- (enam
ratus dua juta delapan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) yang terbagi di 2
komponen kegiatan. Realisasi pada tahun 2021 adalah sebesar Rp. 602.160.256,- atau
sebesar 99,88% dari anggaran.
C. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat PI
Indikator kinerja:
1) Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri (Target: Nilai 81)
Untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran dalam Program Percepatan
Penyebaran dan Pemerataan Industri tersebut, Direktorat Perwilayahan Industri
harus memastikan memiliki dan menjalankan perencanaan, program dan anggaran
yang akuntabel. Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Perwilayahan Industri
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yaitu
rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk
tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Direktorat
Perwilayahan Industri pada tahun 2021 menargetkan mencapai Nilai 81 dalam
penerapan SAKIP.
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 47
Tabel 3.18 Target, Realisasi dan Capaian IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri dari Sasaran Strategis 3
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021
Satuan T R T R
Capaian (%)
Meningkatnya kinerja dan profesionalisme manajemen Direktorat PI
Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri
80 52,88 81 62,22 76,81 Nilai
Adapun target nilai SAKIP yang tertera pada dokumen Perkin Direktorat PI tahun
2021 dinilai berdasarkan hasil penilaian SAKIP tahun 2020 yang telah dilaksanakan oleh
auditor Inspektorat IV. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Direktorat PI
memperoleh nilai 62,22 (B) sehingga target nilai 81 belum tercapai, namun nilai
tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 52,88 (CC).
Tabel 3.19 Target dan Realisasi IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri dari Sasaran Strategis 3 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024
Adapun beberapa kendala pencapaian target kinerja nilai SAKIP ini adalah:
a) Perencanaan Kinerja
• Sasaran, indikator, dan target yang ditetapkan dalam Renstra merupakan
tujuan dan sasaran yang akan diwujudkan. Namun dalam tujuan, indikator
kinerja tujuan dan target organisasi belum ditetapkan secara memadai serta
pengukuran pencapaian tujuan belum dilakukan;
• Renstra telah direviu dan terdapat upaya perbaikan namun belum nampak
perbaikan yang signifikan;
• Target jangka menengah telah dimonitor namun tidak ada tindak lanjut
terhadap rekomendasi yang diberikan.
b) Pengukuran Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target Renstra Realisasi Tahun 2021
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya kinerja dan profesionalisme manajemen Direktorat PI
Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri
80 81 82 83 85 62,22 Nilai
• Indikator kinerja utama (IKU) belum dijadikan alat ukur tercapainya outcome
atau hasil-hasil program yang ditetapkan dalam dokumen anggaran (RKA);
• Penentuan target Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) belum sepenuhnya mengacu
pada target kinerja atasannya;
• Mekanisme pengumpulan data kinerja belum sepenuhnya sesuai dengan
kriteria dan up to date sehingga data yang dikumpulkan belum didasarkan
suatu mekanisme yang memadahi/tersruktur (terdapat mekasisme
pengumpulan data: siapa yang mengumpulkan data, mencatat, mensupervisi,
serta sumber data yang valid).
c) Pelaporan Kinerja
• Evaluasi Masih terdapat sumber data kinerja yang tidak mencapai target dan
belum dapat diukur sampai dengan akhir tahun anggaran;
• Informasi yang disajikan belum digunakan untuk menilai dan memperbaiki
pelaksanaan program dan kegiatan organisasi;
• Evaluasi dan analisis capaian knerja belum menggambarkan
keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja.
d) Internal
• Belum seluruh hasil evaluasi digunakan sebagai perbaikan kinerja di periode
berikutnya;
• Belum terdapat rencana aksi dan pemantauan yang dilakukan terhadap hasil
evaluasi kinerja
Rekomendasi yang diberikan oleh auditor sebagai tindak lanjut untuk perbaikan
nilai SAKIP adalah sebagai berikut:
a) Reviu dan implementasi seluruh dokumen Perencanaan Kinerja melalui:
• Reviu dan penempurnaan sasaran dan indikator kinerja sasaran dalam seluruh
dokumen perencanaan kinerja;
• Perbaikan atas integrasi perencanaan, penganggaran, dan manajemen
kinerja.
b) Reviu dan memperbaiki metodologi pengukuran kinerja melalui:
• Penyempurnaan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan menetapkan
formulasi perhitungan dan cara perhitungan yang disepakati banyak pihak
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 49
dan dilengkapi penanggungjawab pihak yang akan mengukur indikator serta
mekanisme jika terdapat kesalahan data;
• Memastikan setiap anggaran memiliki kaitan langsung dengan pencapaian
kinerja;
• Memantau dan menjadikan rencana aksi setiap periode evaluasi sebagai dasar
perbaikan dimasa mendatang.
c) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaporan kinerja melalui analisis
dan penyampaian informasi kinerja yang memadai berdasarkan hasil evaluasi dan
perbandingan dengan capaian periode sebelumnya;
d) Meningkatkan kualitas dan pencapaian sasaran/kinerja sesuai target dengan
menjamin keakuratan dan kekinian (up to date) data kinerja beserta sumber data
yang dapat ditelusur atas kinerja yang diperjanjikan.
Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator sasaran
strategis 3 tersebut adalah :
§ Penyusunan Rencana Program, Evaluasi dan Pelaporan
Kegiatan Penyusunan Rencana dan Program di dalamnya meliputi penyusunan
dokumen perencanaan mencakup Renstra Direktorat Perwilayahan Industri, Rencana
Kinerja, Perjanjian Kinerja dan Peta Resiko SPIP; maupun dokumen pelaporan
mencakup Laporan Kinerja Triwulan IV s.d. IV dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP). Sampai dengan Triwulan IV telah dilakukan antara lain :
1. Telah dilaksanakan Rapat Evaluasi Kinerja Tahun 2020 dan Penyusunan Perjanjian
Kinerja Tahun 2021 pada tanggal 29 Januari 2021
2. Penyusunan Rencana Kinerja Tahun 2022
3. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan IV Tahun 2020
4. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun
2020
5. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2021
6. Penyusunan Renja Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2022
7. Penyusunan Peta Risiko Kegiatan Direktorat PI Tahun 2021
8. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2021
9. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2021
10. Telah dilaksanakan rapat rencana pelaksanaan kegiatan Direktorat PI dan
pending matters
11. Koordinasi terkait realokasi anggaran, jadwal pelaksanaan kegiatan
12. Telah dilaksanakan FGD Monitoring dan Evaluasi Perwilayahan Industri
13. Rapat Koordinasi Rencana Program Kegiatan Tahun 2023
14. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan IV Tahun 2021
§ Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga
Kegiatan Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga meliputi pelaksanaan
operasional perkantoran Direkrorat PI, Administrasi Persuratan / Kearsipan,
Administrasi Keuangan, serta Manajemen Kinerja Direktorat PI. Sampai dengan
periode Triwulan IV telah dilakukan antara lain:
1. Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Pegawai Direktorat Perwilayahan
Industri.
2. Telah dilakukan Rapat Rutin internal untuk pembahasan kendala dan rencana
kegiatan di setiap bulan (tangggal 5 Januari, 2 Februari, 9 Maret, 1 April, 16 Mei,
29 Juni, 29 September, 11 Juli, 16 Juli, 23 Juli, 29 Juli, 6 Agustus) .
3. Telah dilakukan re-layout ruangan direktur PI pada tanggal 13 Maret 2021 dengan
perbaikan pada beberapa hal (kaca yang pecah, pintu ruangan yang macet,
pengaturan ulang perlistrikan, kabel LAN serta telepon).
4. Telah dilakukan Rapat terkait kelompok Substansi Dit. PI pada tanggal 25 Maret
2021.
5. Pembekalan Teknis Penyediaan Gas di KI tanggal 21 April 2021.
6. Penerimaan dan pembekalan (bimbingan) terhadap 6 orang mahasiswa Kerja
Praktek di Dit. PI yang berlangsung selama bulan Juni-Agustus.
7. Pelaksanaan dan monitoring administrasi keuangan secara rutin.
8. Dalam rangka adaptasi terhadap pandemi dan pelaksanaan PPKM, telah
dilaksanakan: penjadwalan pegawai WFO dan WFH, pembelian penambah daya
tahan tubuh untuk pegawai, pemantauan absensi, serta pemantauan lokasi dan
kesehatan pegawai.
9. Pembekalan Teknis 2 dengan Tema Perizinan Lingkungan di Kawasan Industri
Pasca UUCK
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 51
10. Pembekalan Teknis 3 terkait "Hak Penggunaan Atas Tanah Pada Kawasan
Industri”
11. Penyusunan Daftar Informasi Publik dan Daftar Informasi Dikecualikan
Direktorat PI
Tabel 3. 20 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 3
Kode Program/output/kegiatan Pagu
(rupiah)
Realiasi
Emon s/d 31
Desember
2021
(rupiah)
Realiasi
Emon s/d 31
Desember
2021 (%)
6041.FAD.004.051 Penyusunan Rencana
Program, Evaluasi, dan
Pelaporan
374.000.000 373.644.804
99,91
6041.FAD.004.052 Layanan Tata Usaha dan
Rumah Tangga
264.875.000
263.320.088 99,41
Total 638.875.000 636.964.892 99,70
Pada sasaran kinerja ketiga terdapat anggaran sebanyak Rp 638.875.000,-(enam
ratus tiga puluh delapan juta delapan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dimana
realisasi di Triwulan IV ini adalah sebesar Rp. 636.964.892,- atau sebesar 99,70% dari
anggaran.
3.2. REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021
Pada tahun 2021, Direktorat Perwilayahan Industri memperoleh anggaran
sebesar Rp.13.700.000.000,00- (tiga belas milyar tujuh ratus juta rupiah). Anggaran
tersebut digunakan untuk mendukung pencapaian 3 (tiga) sasaran strategis yang telah
ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2021, anggaran Direktorat PI menjadi Rp.
11.426.052.000,- (sebelas milyar empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua ribu
rupiah) dan telah terealisasi sebesar Rp. 11.398.629.475,- atau 99,76% dari pagu
anggaran. Secara rinci, realisasi anggaran Direktorat PI berdasarkan sasaran strategis
dan IKU, ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021 Menurut
Sasaran Strategis / IKU
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama (IKU) Pagu Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Perspektif Pemangku Kepentingan
1 Penyebaran Industri 1.1 Jumlah Kawasan Industri (KI)
Prioritas di Luar Jawa yang
beroperasi dan meningkatkan
investasi
4.494.148.000 4.481.298.194 99,71
1.2 Jumlah Kawasan Industri (KI) yang
dikembangkan
2.368.050.000
2.363.494.001 99,81
1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI)
dengan zona tematik
643.258.000
641.928.837 99,79
1.4 Wilayah Pusat Pertumbuhan
Industri (WPPI) yang dikembangkan 1.351.874.000 1.348.942.901 99,78%
1.5 Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
yang dikembangkan 1.326.980.000 1.324.091.868 99,78%
Perspektif Proses Bisnis Internal
2 Tersedianya NSPK
Pengembangan Wilayah
Industri
2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah
Industri
602.867.000 602.160.256 99,88
Perspektif Pembelajaran Organisasi
3 Meningkatnya Kinerja dan
Profesionalisme
Manajemen Direktorat PI
3.1 Nilai Sakip Direktorat Perwilayahan
Industri
638.875.000 636.964.892 99,70
Pada sasaran strategis pertama “Penyebaran Industri” terdapat anggaran
sebanyak RP 10.184.310.000,- (sepuluh milyar seratus delapan puluh empat juta tiga
ratus sepuluh ribu rupiah) yang terbagi di 5 IKU. Realisasi tahun 2021 untuk mencapai
sasaran strategis tersebut adalah sebesar 10.159.755.801,- atau sebesar 99,76% dari
anggaran.
Pada sasaran strategis kedua “Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah
Industri” terdapat terdapat anggaran sebanyak Rp 602.867.000,- (enam ratus dua juta
delapan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) pada 1 IKU. Realisasi pada tahun 2021 ini
adalah sebesar Rp. 602.160.256,- atau sebesar 99,88% dari anggaran.
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 53
Pada sasaran strategis ketiga “Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme
Manajemen Direktorat PI” terdapat anggaran sebanyak Rp 638.875.000,-(enam ratus
tiga puluh delapan juta delapan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dimana realisasi di
sasaran ini adalah sebesar Rp. 636.964.892,- atau sebesar 99,70% dari anggaran.
Dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 103,83% maka realisasi
anggaran sebesar 99,76% menunjukkan adanya efisiensi anggaran sebesar 4,07%
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.22 Efisiensi (Realisasi Anggaran Dibanding Capaian Sasaran Strategis)
Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Realisasi
Kinerja (%)
Realisasi
Anggaran (%)
Efisiensi
(%)
Perspektif Pemangku Kepentingan
1 Penyebaran Industri 1.1 Jumlah Kawasan Industri (KI) Prioritas di
Luar Jawa yang beroperasi dan
meningkatkan investasi
100 99,71 0,29
1.2 Jumlah Kawasan Industri (KI) yang
dikembangkan
100 99,81 0,19
1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona
tematik
150 99,79 50,21
1.4 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
yang dikembangkan
100 99,78% 0,22
1.5 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang
dikembangkan
100 99,78% 0,22
Perspektif Proses Bisnis Internal
2 Tersedianya NSPK
Pengembangan Wilayah
Industri
2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah Industri 100 99,88 0,22
Perspektif Pembelajaran Organisasi
3 Tersusunnya pengelolaan
keuangan, serta
pengendalian yang
berkualitas dan akuntabel
3.1 Nilai Sakip Direktorat Perwilayahan Industri 76,81 99,7 -22,89
Direktorat PI 103,83 99,76 4,07
4 PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Direktorat Perwilayahan Industri adalah unit kerja di bawah Ditjen KPAII yang
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan perwilayahan industri dan pengawasan dan pengendalian kegiatan
kawasan industri.
Dari hasil evaluasi kinerja Direktort Perwilayahan Industri Tahun 2021, diperoleh
hal berikut:
1) Dari total 7 (tujuh) indikator kinerja utama (IKU), tercapai 6 (enam) IKU sesuai
target dan tidak tercapai 1 (satu) IKU. Dari 6 IKU yang tercapai, terdapat capaian
yang melebihi target, yaitu IKU “Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona
tematik” dengan capaian 150%. Sedangkan IKU yang tidak tercapai sesuai target
yaitu IKU “Nilai SAKIP Direktorat PI” dengan capaian hanya 76,81%.
2) Berdasarkan DIPA Direktorat Jenderal KPAII Tahun 2021 Nomor: No. 019-
09.1.248039/2021 tanggal 23 November 2020, Direktorat Perwilayahan Industri
memperoleh anggaran sebesar Rp. 13.700.000.000,- (tiga belas milyar tujuh ratus
juta rupiah). Kemudian setelah dilakukan realokasi anggaran, berdasarkan DIPA
Ditjen KPAII Revisi ke-8 No. 019-09.1.248039/2021 tanggal 8 Oktober 2021,
Direktorat Perwilayahan Industri berubah menjadi sebesar Rp 11.426.052.000,-
(sebelas milyar empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua ribu rupiah). Dari
anggaran tersebut realisasi Direktorat PI sebesar Rp. 11.398.629.475,- atau 99,76%
dari anggaran.
4.2. KENDALA DAN PERMASALAHAN
Dalam melaksanakan kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri tidak lepas dari
berbagai kendala yang harus diselesaikan. Kendala yang terdapat pada pelaksanaan
kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri tersebut adalah sebagai berikut :
1) Adanya pandemik covid mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Direktorat
Perwilayahan Industri secara umum.
LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 55
2) Dalam pencapaian indikator Jumlah Kawasan Industri yang Beroperasi dan
Meningkatkan Investasi, pada dasarnya Direktorat Perwilayahan Industri tidak
dapat sepenuhnya memegang kendali atas terbitnya IUKI. Adanya pandemi Covid
mempengaruhi jadwal pelaksanaan BAP terutama pengecekan lapangan di
beberapa KI yang sudah mengusulkan via OSS, sehingga dialihkan melalui BAP via
online. Proses terbitnya IUKI djuga ditentukan oleh semua pihak yang terlibat
dalam proses perizinan melalui OSS.
3) Dalam pencapaian indikator Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri, terdapat
kendala dokumen SAKIP belum dimonitor dan dievaluasi secara memadai,
sehingga masih terdapat kelemahan, diantaranya: Renstra yang disusun belum
mengakomodir perubahan organisasi dan tidak adanya keselarasan indikator
kinerja di dalam dokumen SAKIP.
4) Masih diperlukan eksplorasi terhadap penyusunan Permenperin Prakarsa
Pemerintah
5) Belum adanya amanat untuk mengatur KI Hortikutura yang membutuhkan
perbedaan dari kriteria KI pada umumnya, seperti lahan, kewajiban infrastruktur
dasar dan lain-lain
6) Beberapa KI RPJMN masih mengalami kendala permasalahan lahan (KI Takalar)
dan pengelolaan (Misalnya: KI Jorong).
7) Belum adanya aturan kebijakan yang menarik bagi Kawasan Industri Halal dan
Pelaku di Kawasan Industri sehingga perkembangan KI Halal belum terlalu cepat.
4.3. REKOMENDASI
1) Perlu inovasi dalam pelaksanaan untuk pencapaian target serta optimalisasi
pelaksanaan kegiatan melalui media online, sehingga meskipun pandemi tujuan
pelaksanaan kegiatan masih dapat tercapai.
2) Koordinasi dengan stakeholder terkait yang lebih intensif untuk penyelesaian
permasalahan di bidang perwilayahan industri (baik dengan Pengelola Kawasan
Industri, Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga Terkait dsb)
3) Penguatan koordinasi dan kerjasama di lingkungan Direktorat Perwilayahan
Industri dalam rangka pencapaian target bersama
4) Penjadwalan dan strategi pelaksanaan kegiatan secara efektif serta evaluasi
kinerja minimal sebulan sekali
5) Penyusunan Kebijakan yang menarik dan implementatif bagi Kawasan Industri
dan pelaku industri di dalamnya
6) Dokumen SAKIP agar dimonitor dan dievaluasi secara berkala, terutama pada
indikator kinerjanya.
i
LAMPIRAN 1 REKAPITULASI CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT
PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
Tahun 2021
Satuan Keterangan Target Realisasi Capaian (%)
Perspektif Pemangku Kepentingan
1 Penyebaran Industri
1
Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi
13 13 100 KI
Baseline 2019 = 8 KI;
Tahun 2020 = 4 KI;
Tahun 2021 = 1 KI à KI Tanjung Enim
Telah terbit 4 IUKI Lainnya (Non Prioritas) à KI Bekasi Surya, IPKI BeFA), KI
Sambalagi (Morowali Utara), KI Taifa Jaya (Subang), KIT Batang)
2 Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan
22 22 100 KI
Baseline 2019 = 15 KI;
Tahun 2020 = 3 KI;
Tahun 2021 = 4 KI
Fasilitasi Pemenuhan Infrastruktur di KI Ladong, KI Sei Mangke, KI Tenayan,
KI Tanjung Buton
3 Fasilitasi kawasan industri dengan zona tematik
2 3 150 KI
Telah terbit SUKET KI HALAL: 1) Modern Cikande Industrial Estate 2) KI Safe n Lock 3) Bintan Inti Industrial Estate
4 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan
3 3 100 WPPI
§ Identifikasi dan koordinasi penyediaan kebutuhan Infrastruktur Industri
di:
- WPPI Sulawesi Tenggara (KI Konawe dan KI Morowali)
- WPPI Riau (KI Tenayan dan KI Tanjung Buton)
- WPPI Aceh (KI Ladong)
5 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan
10 10 100 KPI
- Sosialisasi Kriteria Teknis KPI di :
1. Provinsi Lampung
2. Provinsi Sulawesi Tenggara
3. Provinsi Kalimantan Barat
4. Provinsi Yogyakarta
- Review KPI di :
5. Kab. Lampung Selatan
6. Bangkalan
7. Bangka Selatan
- Penyelesaian permasalahan tata ruang di:
ii
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
Tahun 2021
Satuan Keterangan Target Realisasi Capaian (%)
8. Kab. Pasuruan
9. Kab. Brebes
10. Kab. Halmahera Selatan
Rata-Rata Capaian Sasaran Strategis 1 110%
Perspektif Proses Bisnis Internal
2 Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri
1 Regulasi Pengembangan Wilayah Industri
2 2 100,00 Kebijakan
§ Rpermenperin tentang Standar KI
§ RPP Perwilayahan Industri
Rata-Rata Capaian Sasaran Strategis 2 100 %
Perspektif Pembelajaran Organisasi
3
Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat PI
1 Nilai SAKIP Direktorat PI 81 62,22 76,81 Nilai Hasil Penilaian SAKIP Direktorat PI Tahun 2020. Target tidak tercapai.
Rata-Rata Capaian Sasaran Strategis 3 76,81%
Rata-Rata Capaian Kinerja Direktorat PI 103,83%
Jakarta, Februari 2022
Direktur Perwilayahan Industri
Adie Rochmanto Pandiangan
III
LAMPIRAN 2 PEDOMAN KINERJA DIREKTORAT
PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-2024
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS1 Penyebaran Industri
S1.1 Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa
yang beroperasi dan meningkatkan
investasi
8 11 13 15 16 17
DEFINISI/DESKRIPSI
Kawasan industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi
merupakan KI yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) efektif. Kawasan Industri
yang beroperasi di luar Jawa dimungkinkan sama dari tahun ke tahun dan sudah memiliki
anchor industri. Jumlah KI yang beroperasi merupakan kumulatif, sehingga menunjukkan
jumlah KI yang telah difasilitasi perizinannya. Pada RPJMN tahun 2020-2024, ditargetkan
sebanyak 9 Kawasan Industri prioritas di luar Jawa telah memiliki IUKI efektif, meliputi: Teluk
Weda, Galang Batang, Ketapang, Bintan Aerospace, Takalar, Tanggamus, Ladong, Tanjung
Enim, dan Sadai.
SUMBER DATA
Online Single Submission (OSS) IUKI
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah Kawasan Industri (KI) yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI)
efektif
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
KI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS1 Penyebaran Industri
S1.2 Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan 15 18 22 26 30 33
DEFINISI/DESKRIPSI
Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan merupakan kawasan-kawasan yang difasilitasi
pemenuhan kebutuhan infrastrukturnya. Pemenuhan terhadap infrastruktur dasar dan
penunjangnya merupakan prasyarat bagi pengembangan kawasan industri ke depannya. Dalam
periode 2020 – 2024, target pengembangan kawasan industri (KI) berjumlah 18 kawasan industri
(kumulatif), meliputi: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, Tenayan, Tanjung Buton, Kemingking, Way
Pisang, Katibung, Pesawaran, Batanjung, Surya Borneo, Jorong, Batu Licin, Tanah Kuning, Brebes,
Palu, Bangkalan, Sumbawa Barat, dan Teluk Bintuni.
SUMBER DATA
Data Kawasan Industri (KI) dari Direktorat Perwilayahan Industri
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah Kawasan Industri (KI) yang difasilitasi pemenuhan infrastrukturnya
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
KI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS1 Penyebaran Industri
S1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona
tematik
N/A 2 2 3 3 3
DEFINISI/DESKRIPSI
Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik merupakan kawasan industri yang telah
ada/beroperasi (existing) yang menyediakan layanan berdasarkan fungsi-fungsi spesifik. Dengan
adanya tambahan fungsi spesifik tersebut, KI dengan zona tematik memiliki kekhususan yang
tidak dimiliki KI lain. Pengembangan KI dengan zona tematik disesuaikan dengan kebutuhan
industri dalam hal: pemenuhan standard tertentu (misal: halal), manajemen pengelolaan (misal:
limbah), teknologi, dll. Fasilitasi KI dengan zona tematik yang dimaksud pada indikator ini adalah
Kawasan Industri Halal, yang dilakukan melalui penetapan atau keterangan Kawasan Industri
sebagai Kawasan Industri Halal dari Kementerian Perindustrian. Target KI dengan zona tematik
yang akan difasilitasi sampai dengan tahun 2024 adalah sebanyak 3 KI (Kumulatif).
SUMBER DATA
Surat Keterangan Kawasan Industri sebagai Kawasan Industri Halal
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah Kawasan Industri yang memenuhi unsur tematik
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
KI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
V
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS1 Penyebaran Industri
S1.4 Database Perwilayahan Industri N/A 0 30 50 70 80
DEFINISI/DESKRIPSI
Database Perwilayahan Industri merupakan sistem informasi perwilayahan industri yang
tersedia pada setiap Provinsi antara lain data Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI),
Kawasan Peruntukan Industri (KPI), dan Kawasan Industri yang reliable dan terpadu. Database
Perwilayahan Industri tersebut disesuaikan dengan kondisi pada setiap provinsi dalam hal:
Penyusunan NSPK atau payung hukum pemetaan perwilayahan industri, platform Digital dan
Aplikasi KI, Pemutakhiran peta KI eksisting dan rencana dari skala 1:50.000 menjadi skala 1:5.000,
Penyusunan peta 22 WPPI pada skala 1:50.000, Update database kawasan industri (status,
infrastruktur, deliniasi, okupansi, dll), Pengadaan hadware dan software, serta
diseminasi/sosialisasi/promosi. Jumlah provinsi dalam periode 2020-2024 merupakan kumulatif,
sehingga menunjukkan jumlah provinsi yang telah tersedia database perwilayahan industrinya.
SUMBER DATA
Data Perwilayahan Industri dari Direktorat Perwilayahan Industri
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Persentase dari total provinsi di Indonesia yang telah tersedia sistem informasi atau
database perwilayahan industrinya
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Provinsi Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS1 Penyebaran Industri
S1.5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
yang dikembangkan
16 3 3 3 3 3
DEFINISI/DESKRIPSI
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan merupakan WPPI yang
difasilitasi, antara lain dengan melakukan penyusunan NSPK pengembangan WPPI, review
pengembangan WPPI, redezain zona industri, analisis kebutuhan infrastruktur WPPI, serta
mengkoordinasikan pemenuhan kebutuhan infrastruktur WPPI. WPPI yang dikembangkan ini
disesuaikan dengan kondisi pada masing-masing WPPI.
SUMBER DATA
Data WPPI dari Direktorat Perwilayahan Industri
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah WPPI yang difasilitasi pengembangannya
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
WPPI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS1 Penyebaran industri di luar Jawa
S1.6 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang
dikembangkan
5 3 10 10 10 10
DEFINISI/DESKRIPSI
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan merupakan KPI yang difasilitasi,
antara lain dengan melakukan penyusunan NSPK penetapan KPI, review KPI Kabupaten/ Kota,
koordinasi penetapan KPI di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta penyelesaian
permasalahan KPI. KPI yang dikembangkan ini disesuaikan dengan kondisi pada masing-masing
KPI Kabupaten/ Kota.
SUMBER DATA
Data Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dari Direktorat Perwilayahan Industri
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah KPI Kabupaten/Kota yang difasilitasi pengembangannya
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
KPI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS2 Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri
VII
S2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah Industri 3 2 2 2 2 2
DEFINISI/DESKRIPSI
Regulasi Pengembangan Wilayah Industri merupakan perencanaan dan pedoman yang akan
menentukan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor industri melalui
perwilayahan industri serta menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat
dalam pengembangan perwilayahan industri. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, khususnya Pasal 14 dimana Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri
ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Perwilayahan Industri. Untuk itu
perlu disusun regulasi (NSPK) pengembangan perwilayahan industri tersebut, meliputi NSPK
terkait Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukan Industri (KPI), dan
Kawasan Industri (KI). Target Regulasi Pengembangan Wilayah Industri yang akan disusun sampai
dengan tahun 2024 adalah sebanyak 13 regulasi (kumulatif), dari baseline regulasi yang disusun
tahun 2019 sebanyak 3 regulasi.
SUMBER DATA
Data peraturan perundangan yang telah diselesaikan dari Direktorat Perwilayahan Industri
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Jumlah Rancangan peraturan perundangan yang telah diselesaikan
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Kebijakan
(RPP/ RPerpres/
Rpermen)
Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
Kode Indikator Kinerja Baseline
2019
Target
2020 2021 2022 2023 2024
SS3 Tersusunnya pengelolaan keuangan, serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
S3.1 Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan
Industri
85 80 81 82 83 85
DEFINISI/DESKRIPSI
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan integrasi dari sistem
perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan
pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Dalam hal ini, setiap organisasi diwajibkan mencatat
dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan
yang berlaku.
Fungsi SAKIP, antara lain sebagai: (1) sarana dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi
dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik; (2)
sarana untuk meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip good governance dan
fungsi-fungsi manajemen modern secara taat asas; (3) sarana pengelolaan dana dan sumber daya
lainnya menjadi efisien dan efektif dalam rangka meningkatkan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik secara terukur dan berkelanjutan; (4) sarana
untuk mengukur tingkat keberhasilan dan atau kegagalan dari setiap pemimpin dalam
menjalankan Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis dan Rencana Kerja Tahunan; (5) sarana penyempurnaan organisasi, kebijakan publik,
sistem perencanaan dan penganggaran, ketatalaksanaan, metode kerja dan prosedur pelayanan
masyarakat, mekanisme pelaporan serta pencegahan praktik-praktik KKN; dan (6) sarana untuk
mendorong kreativitas, produktivitas, sensitivitas, disiplin dan tanggung jawab para pegawai
dalam melaksanakan tugas/jabatan berdasarkan aturan/kebijakan, prosedur dan tata kerja yang
telah ditetapkan.
SUMBER DATA
Nilai SAKIP dari Tim Penilai / Evaluasi SAKIP Eselon I dan II
CARA MENGHITUNG (FORMULA)
Nilai SAKIP dari Tim Penilai / Evaluasi SAKIP Eselon I dan II
SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA
Nilai Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri
LAMPIRAN 3
MATRIKS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI RPJMN 2020 – 2024
KAWASAN INDUSTRI TAHAP OPERASIONAL
NO KAWASAN INDUSTRI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PROGRES DAN PERMASALAHAN KETERANGAN
1 Kawasan Industri Galang Batang
Jalan 1. Peningkatan kualitas jalan utama
Penyebarangan Galang Batang - Ibukota Provinsi berupa pelebaran badan jalan 6 m dari lebar semula di Jalan Lintas Kijang-Kawal, pelurusan jalan dari kondisi eksisting yang berkelok-kelok sepanjang 15 Km (PUPR pusat)
2. Pembangunan jalan menuju kawasan berupa pembangunan lintas jalan masuk ke KI sepanjang 3 km oleh PUPR Pusat (tanah sudah dibebaskan oleh PT. BAI 25 x 3000 m)
Progres 1. Telah terbangun infrastruktur dasar,
antara lain: a. Listrik daya 0.8 MVA dari PLN di
kantor administrator & Site Office b. Dalam Proses penyambungan listrik
dari PLN (Total 2.08 MW) c. IPAB berupa sumur pompa d. Telah terbangun Jalan dalam
Kawasan sepanjang 1.47 km jalan dari total 8.08 km. 6,61 Km dalam proses pematangan badan jalan
e. Drainase dalam konstruksi (bersamaan dengan pembangunan jalan)
f. Internet dari IP local di site Office dengan kecepatan 5 Mbps dan kantor Administrator dengan kecepatan 20 Mbps
g. Pintu gerbang kawasan h. Dermaga serbaguna dan dermaga
Tongkang berkapasitas 120.000 TEUS
i. Telah terbangun kantor Administrator
2 Kawasan Industri Ketapang
Jalan
• Percepatan peningkatan status menjadi jalan nasional dan peningkatan kualitas jalan dari Ketapang-Kendawangan sepanjang 74,9 Km (PUPR)
Pelabuhan
• Pelabuhan Khusus/Terminal Khusus kapasitas 27 juta ton di Desa Pagar Mentimun
Bandara
Masalah Saat ini hanya masalah cuaca ekstrim
• Pembangunan bandara Ketapang (koordinasi Bappeda dengan Dinas Perhubungan Kalbar)
Kereta Api
• Rel yang menghubungkan Rel Eksisting dari Kota Ketapang ke Kendawangan sepanjang 75 Km
Listrik
• Kebutuhan 33 MW (akan dibangun pembangkit oleh PT KBS, sedang dalam proses FS)
Air Baku
• pembangunan jaringan air baku bersumber Sungai Tengar yang berjarak 5-7 Km berkapasitas 14.441,19 m3
Jaringan Komunikasi
• BTS 5G
Perumahan Pekerja
• Rusunawa 6 unit
Fasilitas Pendidikan
• SMK, Politeknik jurusan teknik industri dan teknik elektro
Fasilitas R&D
• Balai riset dan standardisasi
Fasilitas Kesehatan
• Rumah sakit dan puskesmas
3 Kawasan Industri Palu Jalan 1. Pembangunan jalan bebas hambatan Palu-Parigi
Pass 30-40 Km menghubungkan Sulteng Barat dan Sulteng Timur
2. Peningkatan status jalan dalam Kota/Provinsi lingkar luar Kota Palu
3. Pelebaran jalan dalam kota (lingkar luar Kota Palu)
4. Pembangunan jalan Palu-Parigi, by pass Palu-Parigi
Pelabuhan
• Peningkatan dermaga ke selatan 500 m dan penambahan crane
Progres 1. Investor yang masuk ke KI pasca gempa
sebanyak 10 tenant, 5 tenant tahap konstruksi dan lainnya tahap perizinan dan persiapan.
2. Jalan : Fly over dibangun oleh
Kemenkomarves dengan pemerintah RRC yang masuk dalam proyek OBOR.
3. Air Baku : Pembangunan Embung akan
selesai pada tahun 2021. diperlukan kepastian penyelesaian FSnya.
Jalan 1. Usulan perbaikan jalan di dalam KI/KEKsudah masuk ke
Bappenas sebesar 20 M (inisiasi baru) namun belum masuk baseline karena perlu pendetailan DED.
2. Pembangunan jalan penghubung lintas barat dan timur di Parigi perlu pendetailan ruas jalan, serta dikoordinasikan dengan BPJT karena ada beberapa koridor yang VCR nya relatif tinggi.
3. Beberapa hal terkait usulan pembangunan jalan KI Palu: a. Kepastian ruas jalan untuk peningkatan kualitas agar
disampaikan ke Ditjen Bina Marga b. Peningkatan status jalan apabila merupakan
pelebaran jalan kota dan pembangunan akses ke
Listrik 1. Pembangunan gardu induk di kelurahan Baiya
berkapasitas 20 MW 2. Penambahan kapasitas gardu induk dari 150 kV
menjadi 300 KV
Gas
• jaringan gas untuk industri
Bandara
• Perpanjangan runway bandara sepanjang 300 m,
Air Baku 1. Pembangunan SPAM, sekaligus pembangunan
pipa sepanjang 4 kilometer intake sungaI wombo kapasitas 450 liter/detik
2. Pembangunan jaringan distribusi dari SPAM ke lokasi KI/KEK
Sarana Pendidikan
• Pembangunan Akom, jurusan pengembangan sistem informaasi berbasis digital
Perumahan Pekerja
• Pembangunan rusunawa 1000 unit dan rumah tapak 1000 unit dan diharapkan dapat menampung 10.000 orang
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan rumah sakit
Kereta Api
• Realisasi Pembangunan Kereta api
lokasi KI dan sifatnya urgent bisa diusulkan menggunakan skema DAK
c. Kajian mengenai pembangunan jalan bebas hambatan harap disampaikan ke Bappenas.
Rusunawa 1. Usulan pembangunan rusunawa sudah masuk baseline,
namun perlu dicek lokasinya. 2. Dukungan pembangunan perumahan untuk KI/KEK Palu
tidak terfokus pada KI/KEK, namun tersebar di Kota Palu berupa beberapa kegiatan dilakukan yaitu pembangunan 2 tower rusun untuk Universitas Tadulako dan Pon Pes Sirotol Mustaqim
Air Baku 1. Kegiatan penyambungan pipa transmisi baru akan
didesain tahun 2021 mengingat Embung Wombo akan dibangun pada 2021-2022 (pipa dibangun secara paralel) dengan kapasitas 90 m3/detik diperuntukan bagi pelayanan masyarakat, irigasi eksisting dan kawasan industri (perlu kepastian kebutuhan air baku KI/KEK Palu dan disesuaikan dengan timeline operasional kawasan industri, data sementara 1.050 liter/detik).
2. Direktorat Pusatab akan mengkaji sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air KI/KEK Palu, seperti Labuan Tofoso, Tawaru, Guntarano.
Bandara 1. Terkait perpanjangan runway, saat ini fokus pada
rehabilitasi runway yang rusak pasca gempa (bekerja sama dengan Asia Bank Development)
Pelabuhan 1. Pembangunan pelabuhan sedang dilakukan
penyusunan dokumen perencanaannya, sehingga rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan Teluk Palu akan menunggu hasil studi tersebut
• Dibutuhkan informasi bagaimana pengembangan Kawasan Industri Palu pasca bencana, sehingga perlu update masterplan pengembangan Kota Palu yang disusun oleh Bappenas.
• Isu dan permasalahan penyediaan infrastruktur seperti pengambilan air baku dapat dilakukan sinkronisasi masterplan yang sedang disusun dengan data-data dari
Badan Geologi dan instansi terkait. Terkait hal ini, Bappenas akan memantau rehabilitasi Kota Palu, dan untuk masterplan akan selesai dalam 2 tahun.
4 Kawasan Industri Surya Borneo
Jalan 1. Pembangunan jalan menuju kawasan Bandara
Baru, ruas: a. Jalan Pasir Panjang – Kumpai Batu Atas –
Kumpai Batu Bawah sepanjang 15,14 Km b. Jalan Pasir Panjang – Dukuh Mola
sepanjang 9,38 Km c. Jalan Pasir Panjang – Kumpai Batu Atas –
Dukuh Mola sepanjang 8,15 Km d. Jalan Kumpai Batu Atas – Batas Pasir
Panjang – Sebuai Barat sepanjang 9,22 Km e. Jalan Sebuai – Batas Pasir Panjang
sepanjang 17,74 Km f. Jalan Kumai – Kubu sepanjang 23,00 Km g. Jalan Kubu – Sungai Bakau – Teluk Bogam
sepanjang 22,40 Km h. Jalan Teluk Bogam – Keraya – Sebuai Timur
– Batas Tanjung Putri sepanjang 15,90 Km i. Jalan Tanjung Terantang – tanjung Putri
sepanjang 9,74 km j. Jalan Kumpai Batu Bawah – Tanjung
Terantang sepanjang 9,23 Km k. Total : 139,90 Km
2. Peningkatan kualitas jalan Trans Kalimantan 3. Peningkatan kualitas fisik jalan dan status pada 6
ruas jalan menuju Kawasan Industri sepanjang 33,86 Km dengan rincian: a. Jalan Natai Raya – Sungai Tendang
sepanjang 8,04 Km, b. Jalan Simpang Natai Raya – Pelabuhan
RoRo 5,7 Km, c. Jalan Sungai Tendang – Pangkalan Satu
9,14 Km, d. Jalan Simpang Bumi Harjo – Pangkalan Satu
5,6 Km, e. Jalan Kumai – Sungai Tendang 3,77 Km,
dan f. Jalan HM Idris - Jalan Al Huda 1,60 Km
Transportasi Lain:
Progres 1. Pengerukan Muara Sungai Kumai
sebagai jalur lintas kapal 2. Fasilitas & Handling Container /
Container Yard (CY) 3. Pasokan Bahan Bakar (Diesel/Solar)
Sumber Air Baku
• Pengusulan oleh Dinas PUPR Kotawaringin Barat mengenai pembangunan embung di Bungur seluas 25 Ha yang bersumber dari Sungai Arut (sudah pembebasan lahan 2,7 Ha, terpakai 0,5 ha untuk intake dan rumah jaga)
Bandara 1. Bandara Sebuai dan pelabuhan sudah masuk RPJMD
dan diusulkan ke Kemenhub, terkendala pada izin lokasi 2. Pembangunan bandara baru --> belum terakomodir 3. Usulan bandara SBI sudah diterima, namun penetapan
lokasi belum terbit dari Menteri terkait hasil kajian optimalisasi bandara sipil eksisting
• Percepatan pengerukan muara Sungai Kumai, kondisinya saat ini menghambat proses ekspor sehingga harus dilakukan prosedur ship to ship yang mengakibatkan peningkatan biaya ekspor.
Sumber Air Baku
• Pembangunan embung di Bungur seluas 25 Ha yang bersumber dari Sungai Arut
Pelabuhan 1. Pembangunan terminal untuk kepentingan
sendiri (TUKS) 2. Peningkatan Pelabuhan Kepentingan Sendiri di
Jetty SBI (Kawasan SBI) kapasitas 2.500 Teus / Bulan, 30.000 Teus / Tahun
Listrik
• Ada ekses listrik, perlu diskusi penjualannya
Gas
• Pembangunan Stasiun Gas
Pengolahan Limbah
• Pusat Penimbunan Limbah B3
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan jaringan 5G
Perumahan Pekerja
• Pembangunan rumah tapak
Sarana Pendidikan
• SMK jurusan teknik Kimia, Politeknik jurusan Teknik Kimia/Teknik Industri/Logistik
Sarana R&D
• Pembangunan Pusnov dan baristand
5 Kawasan Industri Weda Bay
Jalan
• Peningkatan kualitas jalan dari Weda ke lokasi kawasan industri 40 Km (dari total ruas 035 Kota Weda – Sagea sepanjang 60 km)
• (sdh tertangani selesai 2020)
Bandar Udara
• Pembangunan Bandara Umum baru Weda di Kabupaten Halmahera Tengah (skala regional)
Listrik
Masalah 1. permasalahan terutama di bidang
perizinan, seperti perizinan pengambilan air baku, perizinan pelabuhan, perizinan pengalihan sungai ake sake
2. Saat ini kebutuhan akan infrastruktur dasar sangat mendesak, terutama kebutuhan bagi masyarakat sekitar kawasan industri seperti hunian, air bersih, listrik, telekomunikasi, failitas kesehatan, fasilitas pendidikan,
Pelabuhan Umum dan Tersus:
• Pelabuhan Umum: belum dilakukan penetapan lokasi namun sudah masuk dalam Rencana Indyk Pelabuhan sebagai pelabuhan umum pengumpul
• Terminal Khusus PT Youshan Nickel: akan dilakukan audiensi antara PT YNI dengan Bupati Halteng agar surat rekomendasi segera diterbitkan oleh Dinas PMPTSP
• Terminal Khusus PT Lipe Metal Industy: izin konstruksi sedang dalam penandatanganan Dirjen Hubla
• Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi berkapasitas 10 MW di sekitar luar kawasan industri Teluk Weda (Desa lelilif, Desa Sagea, Desa, Kobe) untuk sentra IKM di sekitar KI Weda Bay
Air Baku 1. Pembangunan jaringan air baku dari sumber
terdekat dengan sumber Sungai Kobe untuk kebutuhan masyarakat di luar kawasan industri berkapasitas 1000 liter/detik
2. penyelesaian atas kendala dalam pemasangan pipa untuk pengambilan air baku sepanjang 10 km.
Pelabuhan: Penyelesaian perizinan konstruksi dan operasional untuk Terminal Khusus dan Pelabuhan Umum yang khusus melayani KI
Rusunawa
• Pembangunan rusunawa sebanyak 15 tower untuk 13.500 pekerja (estimasi sampai tahun 2022)
Pembangunan Pengolahan Limbah B3
• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan industri
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G/5G
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan Politeknik jurusan teknik perawatan mesin, teknik kimia mineral, teknik listrik dan instalasi
Fasilitas R & D
• Pembangunan pusat Inovasi
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan rumah sakit
mengingat saat ini sudah terserap tenaga kerja sekitar 7.300 orang dan diprediksi mencapai 19.800 pada tahun 2022.
Progres 1. Progres pembangunan KI mencapai 63-
64% 2. Permohonan Fasilitas keimigrasian
a. PT. Weda bay telah menyurati ditjen keimigrasian terkait permohonan Fasilitas Keimigrasian
b. lokasi permohonan fasilitas keimigrasian dapat di luar/dalam kawasan industri.
c. Telah terdapat 1.127 TKA d. PT. weda bay sanggup menyediakan
fasilitas perkantoran guna kepentingan keimigrasian
3. Izin Lokasi Pelabuhan a. Kajian telah diselasaikan b. Telah di informasikan kepada Bupati
terkait rencana pembangunan pelabuhan umum
4. RTRW a. Eksisting 500 menjadi 8000 b. Draft revisi sudah ada masih
meminta persetujuan DPRD
6 Kawasan Industri Sadai Jalan 1. jembatan Bangka Belitung – Pulau Sumatera 15
Km
Progres 1. Sudah mempunyai izin prinsip, izin
lokasi, izin lingkungan dan IUKI
Jalan 1. Pembangunan jembatan Pulau Bangka-Sumatera
(dokumen perencanaan sudah disiapkan PUPR Bangka Selatan)
2. Pembangunan dan perbaikan jalan sepanjang 130 km dari jembatan ke pelabuhan Sadai 1
3. Pembangunan Jalan Trans Bangka ruas: a. Trans Bangka Sadai-Tanjung Berikat 82,300
Km b. Trans Bangka Toboali – Pasir Putih 30 Km c. Trans Bangka Baher-Batu Belimbing 4,195
Km d. Trans Bangka Sukadamai- Jalan Merdeka
5,655 Km e. Trans Bangka Rias- Tj. Gusung 4,77 Km f. Trans Bangka Tj. Gusung – Batu Betumpang
38,89 Km g. Trans Bangka Batu Betumpang- Sebagin 40
Km 4. Pembangunan/perbaikan jalan sepanjang 215,31
Km dengan ruas: a. Ruas jalan Sebagin – Sadai b. Ruas jalan Gunung Namak – Sadai c. Ruas jalan Sadai – Kepoh – Bikang – Koba –
pangkal Pinang 5. Peningkatan kualitas jalan (masih
dikoordinasikan Dinas PUPR)--> paling urgent
Listrik 1. Kebutuhan 20 MW dari PLN Babel (untuk tahap I
400 Ha) PLN Babel akan membangun GI 2. Kebutuhan 100 MW untuk 1000 Ha dari PLN
Sumsel, PLTBM kapasitas 112 MW (PLN)
Pelabuhan
• Pembangunan Pelabuhan Umum kapasitas 500.000 TEUs/tahun di Desa Sadai
Bandara
• Perpanjangan runway bandara perintis sepanjang 1800 meter di Kota Toboali
Kereta Api
• Pembangunan rel kereta api yang menghubungkan ke Rel KA eksisting, yaitu dari Stasiun Kertapati (Sumsel) - ke Kawasan Industri Sadai & Sekitarnya sepanjang 288 KM
Gas
2. Sudah disusun Masterplan, DED, UdgL dan ANDAL
3. Dalam proses pembangunan infrastruktur dasar berupa: pematangan lahan, saluran buang air hujan dan kantor pengelola dan gudang logistik
2. Peningkatan dan pembangunan ruas Jalan Trans Bangka (diusulkan melalui APBN dan DAK)
Pelabuhan
• Pelabuhan: izin lokasi sudah keluar dari Kemenhub, sudah ada badan usaha pengelola pelabuhan
Air Baku
• Pembangunan embung (program kerja PUPR)
Bandara
• Bandara perintis sudah disiapkan oleh Bappeda Provinsi Babel dengan panjang runway 3200 m
Kereta Api
• Pembangunan jalur KA sepanjang 288 km (oleh Kemenhub)
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan politeknik manufaktur kelautan dan perikanan (lahan siap seluas 13 Ha)--> belum terakomodir
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan rumah sakit (lahan siap 32 Ha)--> belum terakomodir
• Pembangunan stasiun gas dan jaringan transmisi di Musi Banyuasin sepanjang 300 Km kapasitas 150 MMSCFD
Air Baku 1. Pembangunan jaringan air baku dari sumber
terdekat yaitu Sungai Pengarem dan SPAM IKK Tukak Sadai kapasitas 300 liter/detik
2. Pembangunan embung (sudah dibahas di rakortek PUPR)
Pengolahan Limbah
• Pembangunan pusat penimbunan limbah B3
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan BTS dan jaringan 5G
Perumahan Pekerja
• Pembangunan rumah tapak 400 unit, rusunawa 3 tower (500 unit)
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan SMK jurusan Teknik Mesin dan Elektro, dan Politeknik Manufaktur dan Kelautan dan Perikanan
Fasilitas R&D
• Pusat Inovasi dan Balai riset kelautan dan perikanan
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan Rumah Sakit
7 Kawasan Industri Bintan Aerospace
Pelabuhan
• Pengembangan Dermaga Terminal Khusus tahun 2020
Listrik 1. Sedang pengembangan WUPTL untuk 4000 Ha, 2. Kebutuhan listrik tahun 2024: 20 MW (akan
dibangun PLTD 2x10 MW)
Progres 1. Izin Lingkungan:
Telah selesai pada tahun 2013. 2. Telah mengajukan permohonan Izin
Lingkungan untuk Amdal 2019. Perubahan ini mencakup daerah laut di sekitar kawasan. Saat ini DLHK Prov.Kepri menghentikan semua proses Amdal yang terkait laut, sehubungan dengan permasalahan RZWP di Kepri
3. Izin Perluasan Wilayah Usaha Listrik 4. Telah memiliki Izin Wilayah Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik untuk luas 172,94 Ha.
5. Sedang mengajukan perluasan Izin untuk Luas Wilayah 5.338,24 Ha sejak 2019. saat ini terkendala menunggu Verifikasi dari DJK.
6. Pembangunan Pembangkit Listrik (Tambahan Back up power) tahun 2021 dan 2023
7. Eksisting supply From PLN, Back up PLTD 10,3 MW namun masih menunggu perluasa wilayah usaha listrik
8. Pembangunan Industri Offshore Marine Centre
9. Sedang mengajukan Izin Ship/Rig Dismantle.
10. Pengembangan dermaga terminal khusus
Masalah 1. Terkendala KBLI tersebut belum dapat
diaplikasikan, terkait perizinan LHK. 2. Terkendala ekspor skrap metal, bahwa
untuk beberapa komoditi skrap tertentu harus berasal dari Pulau Batam dan hanya dapat diekspor dari Pulau Batam.
3. Untuk pengembangan dermaga sesuai kebutuhan OMC terkendala Amdal di atas yang belum dapat diproses.
8 KEK Sei Mangkei Jalan 1. Perbaikan Fisik jalan akses menuju Kawasan
Industri 2. Pembangunan flyover Sei Mangkei 3. Penyelesaian pembangunan Jalan Tol
Inderapura – Kisaran (48 km) 4. Perlintasan tak sebidang (fly over) Perlintasan
rencana Rel Kereta Api Bandar Tinggi – Kuala (1.675,66 m)
5. Perlintasan tak sebidang (underpass) Perlintasan Rel Kereta Api Perlanaan – Kisaran dengan jalan (575 m)
6. Pelebaran Simpang Kuala Tanjung - Pelabuhan Kuala Tanjung (Mendukung Pelabuhan Kuala Tanjung dan KI/KEK Sei Mangke) sepanjang 16 Km
Progres 1. Sudah memiliki IUKI, Izin Lokasi, Izin
Prinsip dan Izin Lingkungan 2. Lahan seluas 1,933,8 Ha dan sudah
dibebaskan seluruhnya 3. Sudah ada Infrastruktur Dasar berupa:
a. WTP Kapasitas 250 m3/jam b. Tank Farm, 2x3000 Ton CPKO,
1x5000 Ton CPO c. Dry Port 2300 TEUs d. Stasiun Kereta Api e. Jaringan kabel optik f. Fasilitas pemadam kebakaran g. Kantor kawasan h. Kendaraan pengangkut sampah
Sedang disiapkan kawasan penyangga oleh Dinas PUPR Prov, dilengkapi dengan sarana perumahan, perdagangan dan jasa, Pendidikan.
Perumahan
• BPIW PUPR: yang sudah masuk Konreg: Pembangunan 8 unit rusun
Jalan BPIW PUPR: yang sudah masuk Konreg:
• Pembangunan fly over Perlanaan,
• pembangunan under pass Sei Mangkei-Lima Puluh sepanjang 575 m, pembangunan fly over Simpang Kuala Tanjung sepanjang 1575 M
7. Pelebaran Jalan (Menambah Lajur) Simpang Kuala Tanjung-Lima Puluh : 22 Km
8. Pembangunan Fly Over Simpang Kuala Tanjung sepanjang 1675,66 m, pembangunan under pass Lima Puluh sepanjang 575 m, pembangunan fly over Perlanaan sepanjang 494 m,
Pengolahan Limbah
• Tempat pembuangan akhir tahun 2022
Jaringan SDA 1. Pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi
air baku 2. Kebutuhan air baku sebesar 250 m3/jam dan
telah terbangun WTP kapasitas 310 m3/jam untuk tahap pertama, dan perlu dibangun WTP tahap 2 sebesar 900 m3/jam
Perumahan
• Pembangunan Rusunawa untuk pekerja (2 Tower)
Kebutuhan Gas
• Kebutuhan gas sebesar 75 MMSCFD dengan harga yang kompetitif.
Pelabuhan:
• Utilitas Pelabuhan Kuala Tanjung belum optimal
Kereta Api
• Operasional KA Sei Mangkei- Kuala Tanjung, pekerjaan penyempurnaan seperti pemasangan tiang listrik, sarana persignalan, pembuatan frontage road untuk masyarakat, pemasangan pagar sterilisisi sebagai buffer dari permukiman penduduk, dan pembangunan perlintasan sebidang.
Listrik
• Pasokan listrik kapasitas 500 MW sampai dengan tahun 2025.
i. Jalan kawasan, ROW 62 = 3.4 km, ROW 43 = 0,9 km, ROW 34 = 1,7 km
j. PLTBS 2x3,5 MW kapasitas 60 MVA Jaringan listrik 20 kV
k. Jaringan Gas kapasitas 75 MMSCFD 4. Infrsatruktur Penunjang: Pelabuhan
Kuala Tanjung (±42 km ) a. Pelabuhan Belawan Medan (±160
km ) b. Dilalui jalur kereta api Trans
Sumatera c. Dilengkapi jalur kereta api Sei
Mangkei-Kuala Tanjung- 5. Sudah memiliki 6 Tenant, dengan Anchor
Industry PT. Unilever Oleochemical 6. Saat ini beberapa industri telah dapat
memanfaatkan kebijakan penurunan harga gas menjadi USD 6/MMBTU sesuai Perpres 40 tahun 2016 termasuk PT. Unilever di Kawasan Industri Sei Mangkei. Diharapkan semua tenant di Kawasan Industri dan pembangkit listrik sendiri di kawasan industri dimasukkan ke dalam revisi Perpres 40 tahun 2016. Apabila merujuk pada frame work revisi Perpres 40, pasokan gas untuk KEK dapat diilakukan melalui import. Namun perlu adanya koordinasi dengan pemegang Wilayah Usaha di Kawasan Industri Sei Mangkei terkait rencana pembangunan PLTMG dengan adanya kebijakan penurunan harga gas, karena pada awalnya rencana tersebut tidak direalisasikan karena harga gas yang mahal (sebelum adanya Kepmen ESDM) sehingga dilakukan pembelian listrik curah dari PLN yang harganya lebih murah.
7. Utilitas Pelabuhan Kuala Tanjung belum optimal karena beberapa hal: a. Kegiatan bongkar muat barang dari
Kawasan Industri Sei Mangkei lebih banyak berlangsung di Pelabuhan Belawan, karena adanya permintaan
Listrik
• Terkait ketenagalistrikan, Kawasan Industri Sei Mangkei sudah memiliki WUPTL di luar PLN dan ada kelebihan daya dari PLN sebesar 100 MVA. Travo daya yang terpasang di sekitar KI Sei Mangkei berkapasitas 60 MVA dan saat ini sedang ditambah gardu induk dengan kapasitas 60 MVA yang beroperasi sekitar bulan Oktober, sehingga akan ada cadangan sekitar 100 MVA.
Fasilitas R&D
• Pengelolaan Pusat Inovasi Sei Mangkei baru diserahkan pada PT KINRA oleh PTPN 3. PT. KINRA akan bekerjasama dengan PTPKS dalam pemanfaatan laboratorium untuk pengujian lingkungan dan uji mutu produk di KI Sei Mangkei.
Fasilitas Pendidikan
• Dalam penyiapan tenaga kerja, PT KINRA bersama dengan DPRD Simalungun untuk berkoordinasi dengan BPSDMI, Kemenperin dalam mengusulkan pembangunan sekolah yang diperlukan untuk suplai tenaga kerja di Kawasan Industri Sei Mangkei.
Beberapa infrastrukur pendukung Kawasan Industri Sei Mangkei sudah merupakan PSN seperti pelabuhan, ruas tol, dan kereta api, jika ada permasalahan KPPIP dapat membantu terutama yang melibatkan berbagai stakeholder, dan akan menentukan skala prioritas mana yang dibangun terlebih dahulu dengan melihat asas kemanfaatannya terutama dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
jumlah kontainer minimum 300-400 kontainer.
b. Belum beroperasinya Kereta Api Kuala Tanjung-Sei Mangkei.
c. Belum adanya kepastian mengenai tarif dari PT. Pelindo I, juga isu tarif yang lebih mahal dibanding Pelabuhan Belawan.
d. Belum semua industri memindahkan kegiatan bongkar muat barang dari Belawan ke Kuala Tanjung dan belum adanya sosialisasi mengenai hal tersebut, dan juga belum banyaknya investor yang masuk ke Kab. Batubara.
8. Saat ini sedang dilakukan kajian pemanfaatan pelabuhan Kuala Tanjung dan Belawan, dan nantinya untuk kontainer akan dialihkan ke Kuala Tanjung, untuk itu diperlukan percepatan operasional kawasan industri untuk mendukung optimalisasi penggunaan pelabuhan Kuala Tanjung.
9. Operasional kereta api Kuala Tanjung Sei Mangkei:
a. Dinas Perhubungan Sumatera Utara belum bisa melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap jalur kereta api, karena belum ada serah terima dari Kemenperin ke Kemenhub, sehingga Kemenhub belum dapat menginstruksikan dan menganggarkan pemeliharaan jalur kereta api tsb melalui Balai Kerata Api di daerah.
b. Belum beroperasinya jalur kereta api Sei Mangkei – Kuala Tanjung karena masih dibutuhkan pekerjaan penyempurnaan seperti pemasangan tiang listrik, sarana persignalan, pembuatan frontage road untuk masyarakat, pemasangan pagar sterilisisi sebagai buffer dari permukiman penduduk, dan pembangunan perlintasan sebidang.
Masalah 1. Harga gas yang kurang kompetitif. 2. Tarif shipping di Pelabuhan Kuala
Tanjung yang kurang kompetitif 3. Perlu adanya Pusat Pengolahan Limbah
B3 di Pulau Sumatera
9 Kawasan Industri Teluk Bintuni
Pembangunan Infrastruktur Dasar 1. Jalan 2. drainase 3. IPAB
dilaksanakan pada tahun 2023
Jalan:
• Pembangunan jalan dari Babo ke Onar
Pelabuhan
• Pembangunan/pengembangan pelabuhan
Kebutuhan Gas
• Kebutuhan gas sebesar 90 MMSCFD
Listrik
• Kebutuhan listrik berkapasitas 25 MW
Progres 1. Lokasi di Desa Onar : Onar Lama dan
Onar Baru seluas 212 Ha berstatus APL 2. Industri: petrokimia berbasis methanol
dengan kapasitas produksi 1 juta ton/tahun
3. akan dikembangkan 50 hektar tahap pertama, lahan dibebaskan oleH Pemkab Teluk Bintuni
4. Pengembangan kawasan seluas 50 Ha tersebut dengan skema KPBU, calon pengelola kemungkinan RNI
5. Pembangunan kawasan sekaligus dengan pembangunan tenant KI
6. Kementerian Perindustrian sedang memproses permohonan proyek pengembangan fasilitas
7. Perlu delineasi 50 ha yang akan dikembangkan terlebih dahulu
KAWASAN INDUSTRI TAHAP KONSTRUKSI
1 Kawasan Industri Kuala Tanjung
Jalan:
• Perbaikan Fisik Jalan sebagai akses menuju kawasan industri tahun 2020-2022
Listrik
• 350 MW Air Perlu pembangunan SPAM atau reservoir, dari sumber Air permukaan: Sungai Bah Bolon. Pembangunan IPAL
Progres
• Izin lingkungan 548 ha sudah terbit, namun perlu dipersiapkan untuk lokasi sesuai dengan peruntukan dalam Mas
Pengembangan KI dibagi menjadi 3 tahap untuk 3400 Ha: Penetapan lokasi 1128 Ha oleh Bupati Batubara. Tahap I : pengadaan tanahh tahap I seluas 55,65 Ha. 2021 2022: pembangunan infrastruktur tahap I untuk 55,65 Ha, pengadaan tanah tahap II : 300 Ha. Tahun 2023 dan 2024: pembangunan infrastruktur. Jaringan jalan: lebar 16 m, agar ditingkatkan menjadi 25 Meter. Kuala Tanjung sudah terkoneksi dengan jalan toll yang sedang dibangun (2021 sudah terkoneksi). Pelabuhan: Multipurpose Kuala Tanjung Port, kapasitas cukup untuk kebutuhan KI Kual tanjong
Jaringan gas sudah sampai ke KIKT, terkoneksi dari KI Sei Mangkei. Dalam tahap Kerjasama dengan Pertagas dan Pertagas Niaga Jaringan gas sudah tersedia, namun tahap I masih mencukupi. Concernya pada harga Pembangunan perumahan untuk pekerja. Listrik masih disuplai oleh PLN dengan kualitas dan harga yang handal. Disiapkan readiness criteria untuk pembangunan SPAM. Pembangunan BLK disiapkan lebih lanjut skemanya apa
2 Kawasan Industri Tanah Kuning ISI
Jalan 1. Perbaikan jalan Nasional dari Kota Tanjung
Selor ke KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi sepanjang 200 Km
2. (Kayan Propertindo) Pembangunan Jalan akses ± 1,5 km (termasuk jembatan untuk melewati sungai)
Pelabuhan
• Pembangunan terminal khusus di Kampung Karang Tigau, Desa Mangkupadi
Bandara
• Pembangunan bandara dengan panjang runway 2.500 m di Kec. Tanjung Palas Timur
Kereta Api
• Pembangunan dryport sepanjang 400 Km dari Tanjung Selor ke Provinsi Kalimantan Timur
Listrik
• Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi di Desa Data Dian, Kayan Hilir dengan kapasitas 1000-2000 MW
Gas
• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi di Nunukan, sepanjang 300 Km kapasitas 1000 MMSCFD
Air Baku
Masalah 1. PT. Adhidaya Suprakencana
a. Masalah Pembebasan Lahan KIPI, karena sebagian lahan masih dalam status HGU Perkebunan
2. PT. Kayan Propertindo a. Saat ini aksesbilitas masih melalui
laut (menyewa kapal milik warga yang terdekat dengan lokasi kawasan industri )
b. Tidak dapat membangun Gedung Kantor Pengelola dan Mess Karyawan
3. Tidak dapat melakukan kegiatan kerja yang membutuhkan waktu yang lama.
• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yaitu Sungai Pindada, Desa Mangkupadi, kapasitas 100 liter/detik
Pengolahan Limbah
• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan jaringan 5G
Perumahan Pekerja 1. Pembangunan rusunawa Adhihdaya
Suprakencana 1,5 tower dan rumah tapak 400 unit
2. Pembangunan rusunawa Kayan Propertindo: 40 unit, rumah tapak 3393 unit
Sarana Pendidikan
• SMK dan Akom
Sarana R&D
• Pembangunan Pusnov dan baristand
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan rumah sakit dan puskesmas
3 Kawasan Industri Tanjung Buton
Jalan 1. Peningkatan Jalan Simpang Beringin-Meredan-
Simpang Buatan sepanjang 16 km, preservasi berkala 5 km, dan preservasi rutin 16 km. status jalan provinsi.
2. Peningkatan jembatan 2 unit 3. Preservasi/peningkatan jalan Simpang Minas-
Simpang Pemda-Simpang Tualang Timur, sepanjang 30,48 Km. status jalan provinsi
4. Peningkatan jalan Sei Pakning (km 130)-Teluk Mesjid-Simpang Pusako sepanjang 40,71 Km status jalan provinsi
5. Peningkatan jalan Sungai Apit-Teluk Masjid, status jalan kabupaten
6. Peningkatan jalan Penyengat-Futong-Teluk Lanus. Status jalan kabupaten
7. Peningkatan jalan Simpang Lago-Siak Sri Indrapura, status jalan kabupaten.
Progres 1. Sudah memiliki IUKI 2. Pembebasan lahan 100% (600 Ha) 3. Sudah ada Tenant: PT Biomas Fuel
Indonesia (MFO, sedang dalam konstruksi), PT. Bina Puri Mandiri PT. Permata Agrindo Siak
4. Menunggu pengesahan RTRW Kabupaten Siak.
5. Jalan akses menuju KI rusak saat ini sedang dalam konstruksi
6. Infrastruktur dasar dalam KI yang kurang lengkap (air baku, listrik, dsb).
7. Lahan seluas 5100 Ha sudah dibebaskan Pemkab Siak, baru 600 Ha yang sudah HPL.
8. Peningkatan jalan nasional Simpang lago-KITB, peningkatan jalan provinsi Simpang Maredan-Simpang Buatan. 48,
8. Preservasi peningkatan Jalan nasional (Jl. Simpang Lago – Simpang Buatan – Mengkapan/ Buton10 km, berkala 15 km, rutin jalan 50 km, total panjang jalan 110,86 km)
9. Jalan Provinsi terdiri dari : a. Jl. Simpang Beringin – Meredan – Simpang
Buatan perlu dilakukan Preservasi peningkatan 16 km, berkala 5 km, rutin jalan 25 km, jembatan 2 unit, total panjang jalan 48,21 km
b. Jl. Simpang Minas – Simpang Pemda – Simpang Tualang Timur, perlu dilakukan Preservasi peningkatan 5 km, berkala 5 km, rutin jalan 20 km, total panjang jalan 30,48 km
c. Jl. Sei Pakning (KM.130) – Teluk Mesjid – Simpang Pusako, perlu dilakukan Preservasi peningkatan 4 km, berkala 2 km, rutin jalan 20 km, total panjang jalan 40,71 km
10. Peningkatan Jalan Sungai Apit -Teluk Masjid tahun 2020
11. Peningkatan jalan Penyengat - Futong - Teluk Lanus, tahun 2020
12. Peningkatan jalan Simpang Lago-Siak Sri Indrapura tahun 2020
Pelabuhan
• Penambahan dermaga di Pelabuhan eksisting (usulan sudah sampai ke Kemenhub0
Kereta Api 1. Pembangunan Dryport, Pembangunan Rel yang
menghubungkan Rel KA Eksisting 2. Direncanakan jalur kereta api utama adalah Duri
– Kandis – Minas – Pekanbaru a. Jalur Lokal:
- Jalur Pekanbaru – Perawang – tanjung Buton
- Jalur Pekanbaru – Buatan – Tanjung Buton
b. Rencana stasiun berada pada: - Stasiun Perawang , Kec. Tualang - Stasiun Buatan, Kec. Koto Gasib - Stasiun Siak, Kec. Siak - Stasiun Kandis, Kec. Kandi - Stasiun Tanjung Buton, Kec. Sei Apit
9. Pembangunan Gardu Induk Tanjung Buton
10. Pembangunan SPAM Sungai Rawa (akan dilakukan 2022), à sudah ada studi?? Kendala karena salinitas air yang tinggi, Cipta Karya tidak mau bangun karena biayanya tinggi, pemda siak usul titiknya di Danau Zamrud (namun milik nasional),PEMKAB SIAK sedang diskusi dengan KLHK untuk menggunakan danau ini sebagai SPAM
11. Pembangunan penambahan dermaga sepanjang 200 m, operasional padat. Seminggu 2 kapal – 100.000 ton. Pemkab siak sudah bersurat ke Kemenhub 1. Listrik yang dibutuhkan sekitar 120
MW untuk 600 Ha. Sumber yang ada; PLTG PLN Koto Gasib kapasitas 25 MW
2. Kebutuhan air 450 Liter/detik, namun yang dibangun oleh pemerintah
3. Investasi dalam waktu dekat akan membangun galangan kapal dan docking, membutuhkan arahan bagaimana prosedur pembangunan ini
KENDALA kesulitan akses keuangan, prosedur penyerahan lahan masih memberatkan pengelola, beberapa aturan daerah yang belum pro investasi
Tindak lanjut: Mendorong investor, koordinasi dengan Dit Transportasi
Listrik 1. Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan
Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi kapasitas 120 MW
c. Pembangunan GI Siak (150/20 Kv) oleh PLN 2. Pembangunan jaringan Transmisi
Tenayan/PLTU Riau - Siak Sri Indrapura oleh PLN
Gas
• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi di Koto Gasib sepanjang 94 Km
Sumber Air 1. Pembangunan Unit Air Baku/Intake 50 L/Detik.
tahun 2021 2. Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air dan
Jaringan Pipa Distribusi ke site tahun 2021
Pengolahan Limbah
• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan BTS dan jaringan 5G
Perumahan Pekerja
• Pembangunan rusun 78 unit dan rumah tapak 823 unit
Fasilitas R&D
• Pusnov, Baristand
•
4 Kawasan Industri Tenayan
Jalan 1. Pembangunan baru dan peningkatan status jalan
Lingkar Luar Kota Pekanbaru sebagai penghubung menuju pintu Tol PKU-Dumai seoanjang 12,90 Km, status jalan Kota (menjadi jalan nasional0 tahun 2023
2. Pembangunan jembatan Siak V akses menuju pintu Tol PKU-Dumai sepanjang 1,384 KM (status jalan Kota diusulkan menjadi jalan nasional) (2023)à DED sudah disusun tahun 2013
3. Pembangunan jalan lintas Timur menuju Jembatan Siak V sepanjang 11,4 Km, status
Progres 1. Lahan KIT tersedia seluas 266 Ha,
merupakan penyertaan modal pemerintah Kota Pekanbaru kepada PT KI Tenayan, sudah masuk dalam RTRW Kota Pekanbaru
2. Dokumen perencanaa, AMDAL sudah disusun
3. IUKI efektif 4. Izin lokasi PSS tahun 2020 5. Pembangunan infrastruktur oleh
Pemkot Pekanbaru : Pembukaan
Tindak Lanjut Pengusulan pembangunan infrastruktur SIPA sedang proses, tinggal meminta kejelasan dari PUPR dan daerah Pelabuhan sudah diusulkan ke Kemenhub, sudah dapaat persetujuan Jalan lingkar luar kota Pekanbaru: akan diusulkan menjadi jalan Nasional
jalan kOta diusulkan menjadi jalan Nasional (2023)
4. Pembangunan jalan dari KIT menuju Teluk Lembu sepanjang 1,125 Km, status jalan kota diusulkan menjadi jalan Nasional, tahun 2023
Pelabuhan Pembangunan Pelabuhan Khusus di luar Kawasan kapasitas 150.000 TEUs/tahun (2022)
Perumahan Pekerja
• Melanjutkan pembangunan Rusunawa sebanyak 1 tower ± 100 kamar tahun 2021, dari total kebutuhan 7.450 unit
Listrik
• Suplai listrik 54 MW (pasokan eksisting 495 MW oleh PLTU Tenayan 2 x 110 MW (2010), dan PLTGU 275 MW (2019))
Gas Suplai gas 4 MMSCFD, sumber Gas Pipa EMP Bentu (2023) IPAL Pusat penimbunan limbah B3, pusat pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 di dalam Kawasan industry (2023) Pendidikan Pembangunan politeknik jurusan informatika, mesin, computer, elektro. Teknologi dan manajeman agribisnis, manajemen dan teknologi industry hilirisasi agro, mekatronika, telekomunokasi, SI, teknplogi pengolahan hasil perkenunan, manajemen logistic, kimia.
badan jalan 45 m (sudah terbangun 6,5 Km), Jalan Badak-Rencana Jembatan Siak V sepanjang 7,8 Km (realisasi 6,5 Km), jalan rencana jembatan Siak V – Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 12,9 Km
6. Ketersediaan gas pipa EMP Bentu 7. Telah dibangun PLTU 2X110 MW
dan PLTGU 275 MW Pembebasan Lahan
1. 306 Ha telah dibebaskan. 2. 40 ha telah dimanfaatkan untuk
pembangunan PLTU 2x10 MW 3. Sisa lahan 266 Ha lahan Pemkot
Pekanbaru akan dilakukan penyertaan modal kepada kepada BUMD, proses masih menunggu persetujuan DPRD
4. Setelah dilakukan penyertaan modal akan dilakukan proses pengurusan HPL
5. Terdapat beberapa surat keterangan kepemilikan lahan yang terbit diatas lahan 266 Ha.
6. Tahap II akan dibebaskan 1300 Ha 7. Izin lokasi menunggu revisi RTRW 8. Kondisi lahan saat ini telah dikuasai
oleh Pemkot Pekanbaru 9. Telah termasuk dalam Kawasan
Peruntukan Industri (KPI) dalam Draft RTRW Kota Pekanbaru
10. Masterplan dan Studi Kelayakan Kawasan Industri telah disusun oleh Pemkot Pekanbaru pada Tahun 2013
11. Telah ditunjuk Perusda Kota Pekanbaru sebagai badan pengelola pada Tahun 2016
Hambatan
• Belum adanya regulasi khusus tentang KIT, perihal Moratorium Peizinan Industri diluar Kawasan Peruntukan Industri dari Pemerintah Kota Pekanbaru
• Belum terealisasinya karjasama dengan investor china karena pademi covid 19,
sehingga pembanguna infrastruktur dasar dalam kawasa belum terbangun
• Masih terdapatnya konflik lahan di dalam Kawsan Industri Tenayan
• Infrastruktur menuju pintu tol Pekanbaru - Dumai (Permai) belum terbangun
5 Kawasan Industri Kemingking
Jalan 1. Pembangunan Akses Pelabuhan Ujung Jabung 2. Pembangunan Jalan Akses KI-Kemingking 3. Pembanguunan jalan alternatif dari jalan lingkar
timur 2 ke Gerbang 1/gerbang utama kawasan Industri sepanjang 6,5 Km, ruas 10-3-3A-4(status jalan kota), eksisting lebar 12 m, kebutuhan rigid pavement (2023)
4. Interchange tol Trans Sumatera dari Tempino ke Gerbang Utama Kawasan sepanjang 19 Km lebar 23m, dan menuju Pelabuhan Ujung Jabung sepanjang 138 Km dan melalui KI Kemingking sepanjang 7,5 Km lebar 60 m (masih perlu pembebasan 60 m x 19 Km) (2024)
5. Peningkatan kapasitas jalan dari Pelabuhan Eksisting Talang Duku (Pelindo 2) ke Gerbang KI sepanjang 6,5 Km lebar 12 m (jalan provinsi) (2023)
6. Pembangunan jalan Bundaran/jalan laying yang mengintegrasikan KI 2 dengan Pelabuhan Wahyu Indah Samudera
7. Peningkatan kualitas jalan Nasional ruas: Batas Kota Jambi – Talang Duku sepanjang 3,95 Km, Jalan R Pamuk sepanjang 1,42 Km, Jalan Yos Sudarso sepanjang 3,61 Km
8. Rehabilitasi jembatan Muara Sabak sepanjang 266 M (2020)
9. Rekonstruksi jalan Batang Hari- Zona Lima – Muara Sabak (0,01 Km) (2020)
10. Peningkatan Kualitas jalan Sp Zona Lima-Muara Sabak (Kab Tanjung Jabung Timur) sepanjang 28,8 Km (2021)
11. Peningkatan Kualitas Jalan Simpang Zona V Muara Sabak (Kab Tanjung Jabung Timur) (2020)
12. Preservasi Jalan Simpang Tuan-Mendalo Darat (Simpang Tiga) – Batas Kota Jambi (3,85 Km) (2020)
13. Rehabilitasi Jembatan Batang Hari
Progres
1. MOU PLN W2SJB, nota kesepahaman PGN, MoU Whyu Samudera Indah Port, HoA dengan Pertagas Niaga
2. MoU SBW Energy GMBH, MoU Enviromate Technology International, Investment Agreement
3. Jalan Akses existing yang menuju lokasi KI Kemingking masih perlu peningkatan mutu jalan dan pelebaran jalan.
4. Jalan interchange tol trans sumatera yang melalui KI Kemingking menuju ke Pelabuhan Ujung Jabung kami harapkan dapat segera terwujud agar dapat melancarkan distribusi barang yang akan keluar maupun masuk melalui pantai Timur Jambi.
5. Posisi Jambi yang strategis diharapkan dapat menjadi hub bagi provinsi2 sekitar untuk distribusi barang yang melalui jalur ALKI I.
6. Jalan akan Rekonstruksi/peningkatan kapasitas struktur jalan (khusus Kabupaten) Lokasi TM 5-Pelabuhan Talang Duku - Simp Desa Kunangan sepanjang 5,61 Km, TM 3 - Simpang Desa Kemingking-Batas Kec Kumpeh sepanjang 4 Km
7. Listrik: terdapat gardu PLN di sebelah gerbang 2, perlu penarikan kabel sepanjang 600 m
8. Kebutuhan listrik Kawasan 400 mw, disupport PLN sebesar 35 MW hingga 2022
Pembangunan jalan dari Kota Jambi -Ujung Jabung paling optimal jika melewati JIC. JIC siap mengalokasi lahan sepanjang 7,5 Km selebar 60 m (45 Ha) untuk jalan tol melewati JIC dengan pintu exit sebanyak 3 yaitu: Menuju area residensial dan komersial, area pergudangan dan Pelabuhan, dan area industry Terdapat pipa gas eksisting milik Pertagas yang melintas KI Kemingking sepanjang 6 Km, dapat ditapping, KI Kemingking telah melaukan HoA dengan Pertagas
Air Baku Penyediaan air baku di KI Kemingking dan pembangunan intake berjarak 3 km dai WTP Perceapatan izin SIPA Listrik Pembangunan jaringandistribusi listrik ke Kawasan Perumahan Pekerja Pembangunan rusun termasuk untuk buruh, pekerja, ASN 6 lantai, ttahap 1 untuk 3000 orang (20220, tahap 2 untuk 9000 orang (2024)
Pelabuhan
• Pembangunan pelabuhan berkapasitas 150.000 TEUs/tahun
Kereta Api 1. Pembangunan Dryport 2. Pembangunan Rel yang menghubungkan Rel
KA Eksisting 3. Pembangunan jalur kereta api Sumatera
melintasi Kab Muaro Jambi
Listrik
• Pembangunan Pembangkit baru berkapasitas 400 MW
Gas
• Pembangunan Pipa jaringan disribusi ke seluruh KI Kemingking
• Pasokan gas industry di KI kapasitas 32,200 MMBTU (30 MMSCFD) (2024)
Air Baku
• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat di sekeliling kawasan berupa sungai dan saluran primer dengan kapasitas 69 liter/detik
• SID Intake air baku KSN Desa Kemingking (2021, konstruksi 2022 oleh Pemprov)
Pengolahan Limbah
9. Pembangunan power plant tenaga gas Kerjasama dengan Korea sebesar 365 MW (2024)
10. Air: KI Kemngking sedang memproses SIPA, pembangunan WTP daN WWTP dilakukan secara bertahap menjadi 3 tahap
Masalah 1. Bandara Udara existing Sultan Thaha
belum internasional, harapan kami ke depan dapat menjadi bandara internasional untuk memperlancar ekspor barang melalui udara.
2. Saat ini truk batu bara dibatasi jam operasionalnya (diatas pukul 18.00) dikarenakan jalan menuju Talang Duku atau Pelindo II sangat crowded dan macet, karena itu KI Kemingking mengusulkan pembukaan jalan baru dari Jalan Lingkar Timur II melewati KI Kemingking dan bisa diteruskan sampai ke Pelabuhan Ujung Jabung untuk memecahkan kemacetan yang terjadi ini. sehingga arus distribusi dan logistik di Jambi dapat berjalan lebih lancer
3. Proses izin lokasi terhambat RTRW sejak Mei 2018, membutykan kejelasan dari Pemda sehingga berpengaruh pada izin-izin selanjutnya
4. Adanya HGU yang belum direvisi pada RTRW, sehingga sulit untuk dilakukan pembangunan jalan
5. Area Parial 125 Ha untuk fasilitasi investor sudah terbit izin lokasinya, namun izin lingkungan tidak bisa terkait RTRW
• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan industri
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan jaringan sebesar 86.000 SST (JKE Bekerjasama dengan PT PGD untuk menyediakan fiber optic dan sarpras telekomunikasi), terdapat 2 BTS yang berlokasi dekat KI Kemingking (2023)
Perumahan Pekerja 1. Pembangunan rusunawa 1800 unit 2. Pembangunan rumah tapak 8000 unit
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan politeknik jurusan T mesin, administrasi niaga, T informatika dan computer, t. elektro, t. manufaktur, t. multimedia dan jaringam akuntansi, t kimia, agribisnis (2024)
Pengolahan Limbah dan Sampah Pembangunan TPS Pembangunan pengelolaan limbah B3 terpadu seluas 69 Ha (TBC lokasi di luar atau di dalam Kawasan) 2024
Fasiltas R&D
• Pusat Inovasi, Balai Riset dan Standardisasi
Fasilitas Kesehatan
• pembangunan Rumah Sakit (2024)
6 Kawasan Industri Batulicin
Jalan 1. Jalan Penghubung dari Blok 2 Ke Pelabuhan
9.25 Km lebar 30 m 2. Perbaikan Fisik Jalan akses menuju kawasan
industri
Listrik 1. Kebutuhan listrik sebesar 633 MVA. PT. PLN
akan mememenuhi kebutuhan daya listrik sebesar 50 MVA pada akhir tahun 2019.
2. Pembangunan Gardu Induk kapasitas 633 MVA, transmisi sepanjang 14 km, PLTU kapasitas 2 x 100 MW.
Air Bersih
Progres 1. RTRW: Perubahan Status Lahan dari
kawasan hutan menjadi Kawasan peruntukan Industri
2. KI Batulicin terdiri dari 2 blok dengan luas blok 1 1.500 Ha dan 500 Ha diantaranya sertifikat dikuasai oleh Pemprov Kalsel dan sisanya dikuasai swasta. Blok 2 seluas 1.700 Ha milik Jhonlin Mega Industri dan ada 5 perusahaan yang memiliki konsesi namun merupakan aliansi Jhonlin Mega Industri. Pengelolaan sementara oleh Pemkab Tanah Bumbu, namun
Air Baku
• Infrastruktur air baku untuk KI Batulicin akan didukung dari DAS Batulicin
Listrik 1. Pembangkit listrik kapasitas 2x100 MW sedang disusun
kajian kelayakannya menggunakan sumber air laut. Sehubungan karena investasi di Batulicin belum berkembang, maka izin dari PLN belum keluar.
2. Terkait ketenagalistrikan, di Provinsi Kalimantan Selatan telah terkoneksi ke jaringan Kalimantan Timur – Kalimantan Tengah. Total kapasitas terpasang di Kalimantan Selatan yaitu 1630 MW yang terdiri dari 2 sistem yaitu Barito dan Mahakam. Dari kapasitas tersebut, kapasitas terpakai adalah 1230 MW sehingga
• Kebutuhan air bersih sebesar 1407,17 lt/dtk (diasumsikan 0,75 lt/dtk/ha, dengan lahan seluas kurang lebih 2533 H).
Rusunawa
• Rumah tinggal/hunian 120.000 hunian (asumsi 65% tenaga kerja membutuhkan rumah) sampai akhir perencanaan tahun 2036
Pendidikan
• Dibutuhkan Politeknik karena diperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 150.000 orang
Pelabuhan 1. Pelabuhan Pelindo Batulicin. 2. Pelabuhan terpadu Jhonlin Group
kedepannya akan dikelola oleh PT Jhonlin Mega Industri.
3. Saat ini sedang konstruksi industri pengolahan solar kapasitas 2000 ton/hari.
4. Terdapat kendala di blok 2 terkait perubahan fungsi kawasan dari HPK ke HPL.
5. Penyediaan infrastruktur listrik sebesar 2x100 MW, ITP masih dipegang oleh PLN
6. Perlu dipertimbangkan pembangunan jalur kereta api dari Kawasan Industri Batulicin ke daerah lain terutama ke rencana Ibu Kota Negara.
7. Kawasan Industri Batulicin di Tanah Bumbu akan diintegrasikan dengan KEK Tanah Laut, termasuk jaringan konektivitasnya agar dapat saling mendukung.
8. Jalan a. Terkait jalan bebas hambatan Banjar
Baru-Batulicin sepanjang 180 Km sudah fungsional namun belum operasional (proyek KPBU PUPR) diharapkan tahun 2021 dapat terhubung ke jalan eksisting
b. Untuk pembangunan jembatan penghubung KI Batulicin dengan KEK Pulau Laut Kota Baru sudah masuk dalam RPJMN dan sudah direview oleh Kementerian PUPR
c. 3. Kegiatan yang masih dalam stokc/belum merupakan baseline konreg yaitu: usulan pembangunan jembatan penghubung Pulau Kalimantan dan Pulau Laut dan jalan bebas hambatan Batulicin
terdapat surplus sekitar 22% yang harapannya bisa memenuhi kegiatan industri.
Jalan 1. Terkait dukungan pembangunan/perbaikan jalan menuju
KI Batulicin sudah diusulkan 6 ruas jalan di luar dan dalam kawasan dan yang menghubungkan ke jalan nasional maupun jalan toll untuk dibangun pada tahun 2021.
2. Dukungan yang diberikan oleh BPIW untuk kawasan industri Batulicin berupa pembangunan jalan penghubung dan perbaikan fisik jalan menuju kawasan industri
3. 3 ruas jalan Sei Bamban, Asam-Asam, Pagatan, Ruas Sungai Cuka dan batas Kabupaten Tanah Bumbu akan dilakukan pemantapan
4. Kegiatan yang masih dalam stokc/belum merupakan baseline konreg yaitu: usulan pembangunan jembatan penghubung Pulau Kalimantan dan Pulau Laut dan jalan bebas hambatan Batulicin
Rusunawa
• Kegiatan yang masih dalam stokc/belum merupakan baseline konreg yaitu, pembangunan rumah pekerja tipe 36 3 lantai
Pelabuhan
• Terkait pembangunan pelabuhan, sudah dibangun dermaga dan pengerukan alur serta pengaturan Pelabuhan Samudera Batulicin dan Kotabaru yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat
Pendidikan
• Gubernur Kalimantan Selatan telah menghibahkan lahan 50 Ha di Blok 2 untuk pembangunan Politeknik Batulicin, dengan spesifikasi jurusan keahlian salah satunya mengenai industri perkapalan (rencana industri perkapalan docking dan galangan).
Bandara
• Usulan perpanjangan runway akan diidentifikasi dokumen perencanaannya, jika usulan tersebut merupakan kewenangan Kemenhub maka bisa dialokasikan penganggarannya.
7 Kawasan Industri Ladong
Jalan Progres Infrastruktur di dalam Kawasan sedang dalam proses penyiapan oleh pemerintah Aceh (Disperindag).
1. Peningkatan jalan negara dari Banda Aceh - KIA Ladong sepanjang 23 KM tahun 2020-2024
2. Peningkatan jalan negara dari KIA Ladong - Pelabuhan Krueng Raya sepanjang 12 KM tahun 2020-2024
3. Peningkatan Jalan Propinsi dari Bandara Blang Bintang - KIA Ladong sepanjang 18 KM, tahun 2020-2024
4. PERBAIKAN : Ruas Jalan Malahayati Ladong ke Batas Kota Banda Aceh sepanjang 35 KM yang berstatus Jalan Nasional dengan target pembangunan 2022
Pelabuhan
• Peningkatan Pelabuhan umum Malahayati Krueng Raya, Pembangunan terminal gas di depan KIA Ladong tahun 2022
• Pengembangan Pelabuhan Umum diluar Kawasan dengan kebutuhan Perluasan Dermaga, peningkatan kedalaman dan Pendukung Dermaga dengan target pembangunan tahun 2022
Bandara Pengembangan Bandara Domestik di luar Kawasan dengan kebutuhan Pengembangan Terminal – Relayout Terminal dengan target pembangunan tahun 2022
KA Pembangunan Baru Rel KA diluar Kawasan dengan kebutuhan Penyediaan Infrastruktur KA dengan target pembangunana tahun 2022
Listrik
• Pembangkit listrik kapasitas 10 MW
• Pasokan Listrik sekarang adalah 400 MW, sedangkan yang dibutuhkan adalah 639 MW. Dibutuhkan energi listrik dari PLN. Target pembangunan tahun 2022
Gas Dibutuhkan penyediaan infrastruktur perpipaan gas dari Private sebanyak 25 MMBTU dengan target pembangunan 2027
Air baku
1. Telah terdapat badan pengelola: PDPA (Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh)
2. Telah dibebaskan seluruh lahannya 3. Telah dibangun gerbang kawasan, jalan
poros, dan drainase 4. Telah diresmikan pada Desember 2018
oleh Gubernur Provinsi Aceh
1. Jalan. Peningkatan jalan negara dari Banda Aceh-
Malahayati merupakan penghubung Banda Aceh ke KIA Ladong dan KIA Ladong -Pelebabuhan Malahayati sepanjang 35 Km: sudah diajukan rencana 2020-2024, akan dilaksanakan pada tahun 2022. Tanggapan Dinas PUPR melalui surat, dibutuhkan percepatan pembangunan oleh PUPR. (sudah masuk ke usulan Musrenbang melalui APBN).
2. Peningkatan Pelabuhan Umum Malahayati à dermaga umum 400 m, perlu pendalaman Kembali agar kapasitas sandar lebih besar dan perpanjangan dermaga.
3. Pembanunan Jetty (untuk mendukung operasional K3S offshore di Malahayati) di depan KIA Ladong
4. Pembangunan bandara, perlu perpanjangan runway . Bandara Iskandar Muda sudah terkoneksi dengan Toll ke KIA Ladong. Perlu peningkatan fasilitas untuk mengakomodir penumpang dan logistic/pergudangan (tahun 2022).
5. Pembangunan Jalur Kereta Api Barang (penyusunan FS terlebih dahulu)
6. Listrik: PLN setuju, sedang negosiasi skema. 7. Regasifikasi line dari sumber Arun kapasitas 25
MMBTU untuk KIA Ladong dan pemakaian domestic rumah tangga, agar harga yang didapat lebih murah (2027). Jaringan gas dari luar Kawasan belum ada.
8. Kebutuhan Air: solusi permasalahan intake (sedimentasi dan teknisnya). Tahap awal akan menggunakan PDAM (dari reservoir) namun hanya cukup untuk jangka pendek. Untuk jangka Panjang diharapkan pembangunan Embung Krueng Raya, kelurahan Krueng Raya (sudah selesai DED nya) kapasitas 140 lt/detik-> WTP di dalam Kawasan.
9. Kebutuhan IPALà Pemerintah Aceh sudah melakukan kajian DED. Rencana tahun 2022 menggunakan APBD.
10. Kebutuhan rusunawa dalam Kawasan (oleh Kawasan) à sudah mendapatkan feedback dr PUPR. Sudah masuk Konreg PUPR 2020 (mungkin sudah masuk baseline)
Dibutuhkan Embung dengan kapasitas 140 Liter/detik dan jaringan pendistribusiannya dengan target pembangunan 2022
Pengolahan Limbah Dibuthkan IPAL. Saat ini belum ada pengolahan limbah (dalam proses pengusulan) dengan target pembangunan tahun 2022
Telekomunikasi Dibutuhkan infrastruktur jaringan telekomunikasi, karena kondisi eksisting belum ada. Target pembangunan 2022
Rusunawa Dibutuhkan rusunawa 1 unit. Target tahun 2022
11. Pembangunan politeknik agro untuk penyediaan SDM (hasil rakor denga n BPSDMI sudah masuk dalam programnya).
Disperindag Embung Krueng Raya sudah disepakati dalam Musrenbang 2021, aceh sudah membebaskan tanah, DED dengan APBD. Tinggal pembangunan melalui APBN Pelebaran krueng Rayaà sudah disepakati juga. Ada pembangunan jalan melalui skema DAK (Provinsi dan Kabupaten), tahun 2022à akan diupdate. RC SPAM untuk KI Ladong sudah disiapkan dan pembebasan tanah, namun intake merupakan kewenangan PUPR. DED Intake: DED 2013, Land Acquisition and Resettlement Action Plan (Larap, 2013). , Pembebasan lahan 2020. Pembangunan jngka menengah sudah masuk dalam RPJMD, à PMO minta rencana aksi disampaikan ke PI.
8 Kawasan Industri Takalar
Jalan 1. Perbaikan Fisik jalan akses menuju Kawasan
Industri 2. Preservasi jalan nasional, provinsi, kab/kota dan
jalan tol Dari Pelabuhan Internasional Soekarno Hatta Makasar menuju rencana kawasan industri Takalar sepanjang 60 Km
Pelabuhan
• Pembangunan pelabuhan Umum, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri berkapasitas 2 juta ton/tahun
Listrik
• Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi kapasitas sekitar 3500 MVA
Gas
• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi
Air Baku
• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yang bersumber dari Bendungan Pamukullu dengan kapasitas 2625 Liter/detik
Pengolahan Limbah B3
Progres 1. Sumber daya Air bersih (Air Baku)
a. Eksisting jaringan PDAM belum mampu untuk memenuhi kebutuhan, secara musiman ada beberapa bulan air baku mengalami kekeringan.
b. Penambahan Embung nampaknya bukan solusi yang tepat karena kekeringan tadi.
c. Sedangkan perkiraan proyek Bendungan Pamukullu selesai di tahun 2024. Itupun belum diketahui apakah mampu memenuhi kebutuhan ke depannya.
2. Jalan Akses dari Kabupaten Takalar menuju Kawasan Industri Takalar masih sempit a. Eksisting lebar rata-rata daerah Desa
Punaga adalah 5 meter. b. Diperlukan pelebaran jalan untuk
mengantisipasi jalur Trucking dari Pelabuhan Soekarno Hatta dan menuju Kawasan Indutri Takalar.
• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan industri
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G
Rusunawa
• Pembangunan Rusunawa 10.000 unit dan rumah tapak 500 unit
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan politeknik dengan jurusan Teknik Industri, Ternik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Metalurgi, Teknik Sipil, Teknik Arsitek dan lain-lain
Fasilitas R&D
• Pusat Inovasi, Balai Riset dan Standardisasi
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan rumah sakit dan puskesmas
9 Kawasan Industri Jorong
Air Bersih
• Pembangunan embung karena sumber air belum mencukupi untuk kegiatan industri tahun 2021-2023
Progres 1. PT Jorong Port Development (PT. JPD)
telah menghibahkan lahan seluas 6 Ha untuk kepentingan Pembangunan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan pada tahun 2012 kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, dan menghibahkan lahan seluas 4,6 Ha untuk kepentingan akses jalan masuk ke Pembangunan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan pada tahun 2017 kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Laut.
2. Telah dibangun akses jalan masuk dari jalan desa menuju ke pelabuhan dan causeway sepanjang 3 km (baru pengerasan)
3. PT. JPD sudah melakukan kerjasama dengan PT. PLN (persero) Wilayah Kalselteng. Kebutuhan Total Energi Listrik KI Jorong di lokasi seluas 1.088 Ha sebesar 200 MW. Kebutuhan awal 5 tahun pertama sebesar 30 MW dan
terdapat PLTU Asam – asam dengan kapasitas 460 MW di dekat KI Jorong.
4. PT. JPD sudah melakukan kerjasama dengan PT. PERTAGAS NIAGA (persero) untuk supply kebutuhan gas bagi KI Jorong, dan kesiapan PT. PERTAGAS NIAGA (persero) untuk rencana membangun jaringan gas di KI Jorong dan hub gas di Kalsel.
KAWASAN INDUSTRI TAHAP PERENCANAAN
1 Kawasan Industri Bangkalan
Jalan 1. Jalan tol 19 km dari jembatan Suramadu ke KI
Bangkalan 2. Pembangunan Jalan Lintas Tengah Selatan dan
Lintas Selatan Madura serta pembangunan jalan akses menuju KKM yang terintegrasi dari Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan sepanjang 15,58 Km dengan nilai investasi 2,62 T
SDA: 1. Peningkatan kapasitas air baku menjadi 400
liter/detik 2. Pembangunan Waduk Blega dengan kapasitas
1200 liter/detik dengan target akan selesai dalam 5 tahun
Listrik 1. Energi listrik eksisting untuk memenuhi
kebutuhan KKJSM disuplai dari SKTT Suramadu 1 dan 2. KKJSM belum memiliki pembangkit sendiri sehingga rawan pemadaman,
2. Pembangunan PLTGU di Pulau Madura dengan kapasitas 450 MW
Progres
• Kawasan yang dikembangkan oleh PT. Boma Bisma Indra yaitu Kawasan Kaki Jembatan Surabaya Madura (KKJSM) seluas 3900 Ha, 3000 Ha diantaranya direncanakan menjadi kawasan industri dan pelabuhan dengan tahap awal pengembangan seluas 50 Ha. Rencana pengembangan akan menggunakan konsep KPBU antara BUMN dan PMA (investor dari Korea) yang akan dimulai di tahun 2020. Pengembangan kawasan industri akan lebih difokuskan di Kecamatan Klampis, Madurag
2 Kawasan Industri Batanjung
Jalan
• Pembangunan jalan nasional ke kawasan industri sepanjang 50 Km dari Basarang ke Batanjung (10 Km sudah dibangun oleh Pemkab) 150 M untuk 4 lajur tahun 2022
Pelabuhan
• Pengoperasian dan Peningkatan Pelabuhan Laut tahun 2022-2023
Progres
• Proses penyusunan masterplan dan FS
Listrik:
• 200 MW
3 Kawasan Industri Tanggamus
Jalan 1. Pemindahan jalan provinsi untuk berlokasi di luar
kawasan (…..km), tahun 2021 2. Perbaikan jalan provinsi dari ibukota tanggamus
ke dalam kawasan (sekitar 10 Km), tahun 2021 3. Relokasi jalan umum ke luar kawasan (a) tahun
2022
Progres 1. HPL sudah keluar untuk 800 ha dari
1000 ha lahan pertamina 2. Proses penerbitan IUKI via OSS diajukan
oleh dua calon pengelola yaitu PT. Repindo Jagad Raya dan PT. Pertamina Trans Kontinental
3. Tanah 1 dari Pertamina 1000 ha hanya penetapan lokasi
4. Tanah 2 izin lokasi dari Repindo 2000 ha baru dibebaskan 30ha"
Masalah 1. Belum ada kesepakatan antara PT.
Pertamina dengan PT. Repindo terkait pengelola kawasan industri, sehingga pembangunan KI tidak bisa berjalan (Akan dilakukan pembahasan oleh Setkab dan pertemuan dengan kedua pihak pada tanggal 21 Mei 2019).
2. Status pelabuhan/dermaga Batu Balai di Tanggamus belum jelas
4 Kawasan Industri Brebes
Jalan
• Jalan Provinsi dan Kabupaten dari Ruas jalan utama pantura menuju pesisir/utara di Kabupaten Brebes sepanjang 5 Km
Pelabuhan
• Pelabuhan Khusus/Terminal Khusus skala perintis di Desa Losari Kabupaten Brebes berkapasitas 500.000 TEUs
Bandara
• Pembangunan bandara perintis dengan panjang runway 1000 m
Kereta Api
• Pembangunan Dry Port sepanjang 2 km
Jaringan Listrik
• Pembangunan gardu induk dan jaringan transmisi SUTET 500 kV dan SUTT 150
Gas
Masalah
• Sumber Quary/material urugan yang jauh dan mahal
• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi sepanjang 30 Km di Balongan Cirebon Jawa Barat
Air Bersih
• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yaitu Sungai Cisanggarung
Pengolahan Limbah
• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di Desa Losari Kabupaten Brebes
Jaringan Listrik
• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G/5G
Perumahan Pekerja 1. Pembangunan Rusunawa 2000 Unit 2. Pembanghunan rumah tapak 2000 unit
Fasilitas Pendidikan 1. SMK, Politeknik jurusan Tekhnik Industri
terurtama tekstil dan Furniture 2. Pembangunan jurusan Tekhnik Elektro, Tekhnik
sipil, tekhnik industri
Fasilitas R&D
• Pusat Inovasi, Balai Riset dan Standardisasi
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan Rumah sakit
5 Kawasan Industri Pesawaran
Jalan 1. Pembangungan jalan Kabupaten dari Jalan
Nasional ke Lokasi Kawasan Industri sepanjang 76 Km , dan dari jalan tol ke kawasan, selain itu diperlukan peningkatan ruas jalan nasional dan provinsi untuk memperbaiki akses kawasan tersebut ke tempat lainnya seperti, bandara, pelabuhan, pusat perkotaan
2. Pembangunan Jalan Kabupaten dari exit jalan Nasional sampe KI sekitar masing-masing 3 km (2 akses) tahun 2021-2024
3. Perbaikan fisik jalan nasional sebagai akses menuju KI tahun 2020-2021
Pelabuhan
Progres
• Perlu dilakukan sosialisasi terkait dengan kawasan industri dengan masyarakat sekitar, mohon dukungan Pemerintah Pusat Pengembangan Kawasan Industri Tegineneng Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung
• Pembangunan pelabuhan umum di Pelabuhan Internasional Panjang Kota Bandar Lampung
Kereta Api
• Pembangunan rel KA dari Stasiun Tegineneng ke Lokasi Kawasan Industri sepanjang 3 Km tahun 2021-2024 (Kereta Api eksisting 1 track, dibutuhkan double track)
Listrik
• Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi berkapasitas 240 KVA di dalam kawasan industri
Gas
• Pembangunan Stasiun Gas dengan panjang jaringan distribusi 3 Km
Air Bersih
• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat di Way Sekampung dengan debit 498,3 liter/detik
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G/5G
Perumahan Pekerja
• Pembangunan rusunawa 788 Unit
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan SMK jurusan akuntansi dan permesinan dan politeknik jurusan industri
Fasilitas Kesehatan
• Pembangunan rumah sakit
Fasilitas R&D
• Pembacngunan balai riset dan standardisasi
6 Kawasan Industri Bukit Asam (Tanjung Enim)
Jalan
• Pembangunan ruas jalan nasional mulai dari Simpang susun tol Muara Enim - KI Tanjung Enim sepanjang 31 Km
Pelabuhan
• Terminal khusus di Tanjung Carat dengan kapasitas 2990 TEUs/bulan
Bandara
Progres 1. Industri yang dibangun dalam kawasan
merupakan industri haus air sehingga memerlukan air dalam jumlah yang sangat besar. Untuk itu perlu dipertimbangkan opsi untuk menambah supply air dari sungai misalnya dengan pembangunan: a. Bendung (Weir) Sungai Enim
• Pembangunan bandara Perintis di Muara Enim panjang runway 1700 m
Kereta Api
• Pembangunan Dryport, Pembangunan Rel yang menghubungkan Rel KA Eksisting dari Stasiun Tanjung Enim Baru - Lokasi KI Tanjung Enim sepanjang 20 Km
Lstrik
• Kebutuhan listrik berkapasitas 200 MW (sedang tahap kajian)
Gas
• Pembangunan jalur pipa PGN sepanjang 50 Km
Air Baku
• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yaitu Sungai Enim dan Sungai Lematang kapasitas 4400 liter/detik
Pengolahan Limbah
• Pembangunan pusat penimbunan limbah B3
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan BTS dan jaringan 5G
Perumahan Pekerja
• Pembangunan rumah tapak 18396 Unit
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan SMK, Akom, Politeknik jurusan: - Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak - Jurusan Teknik Komputer & Jaringan - Jurusan Kimia Industri - Jurusan Analis Kimia - Jurusan Teknologi Biofuel - Jurusan Teknik Pengolahan Migas & Petro
Kimia - Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik - Teknik Otomasi - Teknik Plumbing & Sanitasi - Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri - Teknik Mesin Produksi - Kontrol Mekanik - Kontrol Proses
b. Bendungan besar (Dam) di hilir pertemuan antara Sungai Enim dan Sungai Lematang
c. Embung 2. Selain penyediaan infrastruktur
penyediaan air, perlu juga adanya penataan ruang yang melindungi catchment area di hulu kawasan agar ketersediaan air mencukupi
3. Saat ini belum ada perencanaan tata ruang di sekitar kawasan. Mengingat kawasan industri ini merupakan kawasan industri untuk kegiatan industri petrochemichal yang cukup berbahaya, maka diperlukan penataan ruang yang tepat di sekitar kawasan sebagai buffer zone guna mengantisipasi adanya bahaya yang mungkin ditimbulkan terhadap area di sekitarnya.
4. Perlunya alokasi permukiman baru beserta infrastruktur pendukung permukiman. Beberapa infrastruktur pendukung permukiman tersebut antara lain listrik, air, jalan, pipa gas, dan fasos fasum.
5. Perlunya infrastruktur telekomunikasi dan jaringan IT mengingat lokasi berada cukup jauh dari pusat kota Muara Enim dan saat ini jaringan tersebut belum memadai
6. Industri yang berlokasi merupakan industri petrochemical dimana hasil produksinya didistribusikan menggunakan pipa gas. Oleh karena itu diperlukan dukungan pemerintah terkait pembebasan lahan jalur distribusi gas serta penyesuaiannya dengan rencana tata ruang
Masalah 1. Sebagian harga lahan yang belum
dibebaskan memiliki nilai di atas nilai KJPP.
2. Saat ini kondisi jalan eksisting kurang memadai baik dari segi kualitas dan kapasitasnya. Opsi revitalisasi jalan
eksisting diperlukan guna mendukung kegiatan industri baik itu mulai dari tahap konstruksi hingga operasional
7 Kawasan Industri Katibung
Jalan 1. Pembangunan akses tol trans Sumatera dari
sekitar Sidomulyo menuju KI Katibung. 2. Pembangunan akses dari jalan
Provinsi/Kabupaten Lamsel dan Kalianda dan Tarahan menuju KI Katibung,
3. Perlu penyesuaian jalan kabupaten disekitar batas (boundary) KI Katibung 5000 ha.
Pelabuhan
• Pembangunan terminal khusus di Kec. Katibung yang mencakup Pelabuhan curah cair, pelabuhan curah padat, pelabuhan multiguna, merupakan bagian dari pengembangan kawasan, eqivalen 50.000 TEU's/tahun
Kereta Api
• Pembangunan Rel yang menghubungkan Rel KA Eksisting dari lokasi ke Pelabuhan Panjang / Ruas Rel batubara PTBA Tarahan menuju KI Katibung sepanjang 5 Km
Listrik
• Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi 3 x 300 MW bertahap
Gas
• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi PGN sepanjang 60 Km dari terminal LNG yang akan dibangun, selain untuk keperluan Industri, bisa memasok kota/Substitusi FSRU Labuhan Maringgai kapasitas 400 MMSCFD
Air Baku
• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat, Pembangunan pengolahan air (kewajiban perusahaan kawasan industri) dari Sumber terdekat yaitu Way Sekampung atau Margatiga atau Jaringan Irigasi Jabung, kapasitas 400 liter/detik
Pengolahan Limbah
Progres
• Pembebasan Lahan, koordinasi lintas instansi berwenang dalam rangka support infrastruktur.
• Pembangunan pusat penimbunan limbah B3
Jaringan Telekomunikasi
• Pembangunan BTS dan jaringan 5G
Perumahan Pekerja
• Pembangunan rumah tapak 5000 unit dan rusunawa 1000 unit
Fasilitas Pendidikan
• Pembangunan SMK semua jurusan , Akom semua jurusan, terutama teknik kimia, perminyakan, teknik industry, elektro dan mesin
Fasilitas Kesehatan
• Rumah sakit
Fasilitas R&D
• Pembangunan pusat inovasi dan baristand
8 Kawasan Industri Sumbawa Barat
Jalan 1. Peningkatan jalan nasional (Simpang Neara –
Taliwang) (JKP 1) 33,42 Km, Taliwang – Jereweh (JKP-1) 14,10 Km, Jereweh – Benete (JKP – 1) 11,67 Km
2. Peningkatan Jalan Lingkar Bary Benete-Maluk 10 Km
Pelabuhan
• Pembangunan Pelabuhan Umum di Desa Labuhan Lalar
Bandara
• Pembangunan Bandara di Kec. Sekongkanh dan Kec. Poto
Listrik 1. Pembangunan Pembangkit, gardu induk dan
jaaringan transmisi di Desa Maluk 2. kebutuhan listrik kurang lebih 70 MW*akan
berkoordinasi dengan Medco Power karena sedang finishing perjanjian Kerja Sama
Air Baku
• Pembangunan jaringan air baku dengan sumber dari Brang Nermolong, Brang Desa
Pengolahan Limbah
• Pembangunan pusat pengolahan limbah
9 Kawasan Industri Way
Pisang Listrik
• Kebutuhan sebesar 130 MW
Progres 1. Status lahan kawasan sebagian besar
masih dalam status hutan produksi 2. Tahap 1 seluas 500 Ha sudah dikuasai
oleh Pemprov Lampung dan sedang dalam proses pemberian tali asih kepada penghuni liar di lahan tersebut
3. Lahan 3000 Ha sedang dalam proses penggantian lahan hutan, lahan pengganti seluas 6000 Ha telah dipersiapkan di Kabupaten Tulang Bawang namun belum terealisasikan Karena keterbatasan anggaran.
4. Dokumen Masterplan telah disusun oleh Kemenperin di 2016
KAWASAN INDUSTRI PSN 1 Kawasan Industri
Konawe Jalan
• Perbaikan jalan nasional ruas Pohara ke batas KOnawe Utara sepanjang 15 km (tahun 2021)
• Peningkatan kualitas jalan provins di sekitar Kawasan (akses menuju Kawasan)
Air Baku Pembangunan intake dari Sungai/Danau berkapasitas 55 lt/det (2022) untuk suplai kebutuhan masyarakat
Pengolahan Limbah
• Pembangunan pengolahan limbah B3 (2021) Telekomunikasi Penambahan provider lain selain telkomsel (2021) Perumahan Pekerja Pembangunan rumah tapak sebanyak 5000 Unit (2022) dengan material batako dari slag/limbah nikel
Sarana Pendidikan
• Pembangunan politeknik dengan jurusan mesin, elektro, manajemen, dan Bahasa. *Sedang disiapkan lahan dan koordinasi dengan Kemenperin dan Dikti (2021)
Progres
• Progres: OSS masih membangun baru 2
smelter (8 lini), akan dibangun 2 smelter
lagi
• Pengembangan stainless steel dan
beberapa tenan akan masuk (low grade)
• Jetty: masih dalam pengembangan
• Sedang dalam proses pengembangan
luas Kawasan (di Provinsi sudah
confirmed, yang belum adalah revisi
RTRW Kab)
• 2253 Ha sudah KPI RTRW Provà 4000
Ha. Delineasi sudah disampaikan ke
Kab.
• Jumlah tenaga kerja : All in sekitar
15.000 TKà VDNI, OSS, Kawasan dan
PMS (Pelabuhan)
Permasalahan: Harga pembebasann lahan yang tinggi Adanya rencana pengembangan wilayah Kabupaten Konawe dan Konawe Utara, sehingga menyebabkan kesulitan mendapatkan perizinan Minimnya tenaga kerja yang siap pakai
• Pembangunan politeknik pelayaran (2022) Alih fungsi lahan pada Kawasan hulu Sungai Konaweha dan DAS Konaweha, sehingga mengakibatkan banjir di kecamatan Morosi, Bondoala dan Sampara dari Sungai Konaweha dan Lahambuti. Dibutuhkan perencanaan untuk mitigasi banjir Jalan rusak karena dilewati truk dengan tonasi lebih dari 10 T Revisi RTRW Kab Konawe belum selesai dan terganggu dengan pengambilan pasir di badan sungai Konaweha Izin penggunaan air permukaan yang belum disetujui (Non CAT)
2 Kawasan Industri Bantaeng
Jalan
• Pengalihan jalan nasional/Pembangunan Fly Over yang dapat dilakukan seperti pengalihan jalan di Karawang, dimana pihak KI membangun jalan di trase lain, kemudian di tukar aset dengan trase jalan nasional.
• Peningkatan Status jalan kabupaten sebagai jalan provinsi Ruas Jalan Desa Papan Loe ke Desa Baruga panjang 3 km. Target pembangunan 2022
• Pembangunan baru jalan provinsi Ruas Jalan D ke Jalan E sepanjang 0,75 km.
Pelabuhan
• Terminal Khusus dalam Kawasan kapasitas 50.000 DWT. Target pembangunan 2021
Listrik
• Suplai PLN 2 x 400 MW
Air Baku
• Penyelesaian pembangunan bendungan Karaloy
• IPAB kapasitas 2.000 L/detik dari sungai/danau. Target pembangunan 2021
Progres
• Isu terkait Pengalihan jalan nasional/Pembangunan Fly Over perlu diklarifikasi lebih lanjut
• Perlu Feasibility Study, DED dan pembangunanà sedang proses negosiasi dengan investor utk pembangunannya Calon investor; Korea & China
• Perlu pendalaman regulasi mengenai pembangunan power plant oleh tenant
• Ada kemungkinan intake air dari bendungan Karaloy (perlu konfirmasi dengan Dinas PU)
• Ada tenant bersedia membangun intake air, target 2021 dari Sungai Bialo (atau SWRO)
Masalah
• Lahan yang ada 20 Ha dari penyertaan modal Kab Bantaeng namun tidak dalam 1 hamparan. RDTR 3151 Ha, jumlah tenant yang sudah membebaskan lahan: 12 investor: PT Titan
• Sedang berkoordinasi dengan Pemda Bantaeng agar dapat memiliki lahan 50 Ha, dengan peminjaman dana atau KSO dengan investor, namun belum ada titik temu
• .Prioritas: lahan, kantor pengelola, jalan poros untuk mendapatkan IUKI
• Investor yang sudah melakukan land clearing: Butatoa Group/anak perusahaan pacific four dan Rohul Group
•
•
•
3 Kawasan Industri Wilmar Serang
Jalan
• Interchange jalan Tol
• Akses langsung menuju kawasan industry
• Rencana Pembuatan Simpang Susun terkoneksi dengan Exit Toll Cilegon Timur
Listrik
• Kebutuhan: 500 MW untuk 10 tahun kedepan dari PLN
Progres
• PJBTL Daya 15.000 KVA & 30.000 KVA (Existing Gardu Induk 150 MV dalam tahap pembangunan)
Masalah
• Harga lahan yang sangat tinggi
• Harga gas yang tidak kompetitif
• Kondisi Jl. Raya Bojonegara yang berstatus sebagai jalan Nasional hanya memiliki lebar ± 8 Meter yang dimana sudah tidak memadai untuk menunjang kegiatan industri yang berkembang di daerah Bojonegara.
• Simpang susun (interchange) merupakan alternatif dari pengelola kawasan. Rencana interchange jalan toll Jakarta – Merak KM 86 (akses langsung dari existing jalan toll Jakarta – Merak menuju existing Jl. Raya Bojonegara & sebagai penghubung menuju Kawasan) untuk mengatasi kemacetan yang saat ini sering terjadi karena volume kendaraan yang cukup padat
• Rencana pembangunan Terminal Umum oleh Badan Usaha Pelabuhan di dalam Kawasan masih terkendala perizinan. Percepatan proses perizinan sangat diperlukan karena begitu banyak tahapan perizinan yang perlu dipenuhi dari rekomendasi daerah (Kabupaten/Kota dan Provinsi) sampai dengan pusat (Kementerian Perhubungan).
Upaya Penyelesaian:
• Upaya telah dilakukan dengan bersurat kepada Dirjen Bina Marga, Kementerian PUPR untuk dapat mengakomodir bantuan infrastruktur tersebut.
• KSOP Kelas I Banten telah mengajukan usulan review Revisi Rencana induk Pelabuhan (RIP) Banten sebagai syarat awal untuk proses perizinan Terminal Umum, telah berporses hampir 3 tahun. Memerlukan rekomendasi Pemprov Banten.
• Rekomendasi Pemprov menunggu RZWP3K Prov. Banten yang sedang dalam tahap pembahasan di DPRD Prov. Banten.
4 Kawasan Industri Mandor
Jalan
• Peningkatan kualitas jalan akses dari jalan nasional menunju kawasan industri Mandor sekitar 1,8 Km
Progres
• Sudah ada perencanaan oleh Pemkab
Masalah
• Keterbatasan Anggaran Dalam Upaya Mendukung Pembangunan Kawasan Industri Landak (KIL). Untuk pemb infrastruktur dimungkinkan mll usulan DAK.
• Pembangunan jalan nasional Sungai Pinyuh-sebadu (Km 37) - Simpang KIM panjang 1,85 Km. Target pembangunan 2022
• Pembangunan jalan kabupaten Simpang KIM – KIM panjang 0,9 Km. Target pembangunan 2023
• Pembangunan jalan kabupaten Jalan Kawasan – KIM panjang 6 Km. Target pembangunan 2024
Pelabuhan
• Pelabuhan Umum di luar KIM kapasitas 10.000 DWT. Target pembangunan 2021
Bandara
Pengembangan bandara Internasional di luar Kawasan (Perpanjangan runway 3 Km). target pembangunan 2024.
Kereta Api
Pembangunan jalur KA dari KIM ke lokasi rencana jalur KA (ke arah Kab Sanggau)/ melalui KIM. Target pembangunan 2026.
Listrik
Kebutuhan Energi Listrik di luar Kawasan Industri Landak kapasitas 350 MW (untuk 82 Ha)
Air Baku Embung Kasturi di Desa Kasturi Kec Mandor (6 Ha volume 957.101 m3, dengan jaringan pipa 15 Km. Target pembangunan 2022.
IPAL Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu Skala Komunal dan Individual. Target pembangunan 2024.
Telekomunikasi Pengadaan Perangkat Jaringan Aplikasi
Perumahan Rumah Tapak 37.500 unit. Target pembangunan 2022.
Sarana Pendidikan
• SMK Jurusan Teknik Otomotif dan Prakarya
Perlu koordinasi mengenai ruasnya
• Sudah ada ekspor perdana mll Pelabuhan Kijing. Usulan: percepatan operasional ekspor impor CPO di 2021
• Pembangunan sudah ada di Kubu Raya. Usulan: pengembangan
• Koordinasi lebih lanjut dengan Pemkab, pemprov, Kemenhub
• PLN baru siap mensuplai jika sudah ada komitmen tenant
• Sudah ada perencanaan pembangunan (DED). sudah masuk Konreg PUPR
• Perlu koordinasi dengan Telkom Perlu koordinasi dengan Pemkab dan PUPR
• Sudah ada di Kab Mandor
•
• Politeknik Jurusan Operator Alat Berat dan Jurusan Pengasahan Intan basis industri karet.
Kesehatan Puskesmas Rawat Inap, Pustu : 7 Unit dan Polindes : 12 Unit
• Perlu pendalaman kebutuhan skill SDM dikaitkan dengan industry dalam KI
• Sudah tersdia
5 Kawasan Industri Morowali
Jalan:
Peningkatan kualitas (dimensi dan pelebaran) jalan nasional menuju Kawasan ruas Bungku – Batas Sultra Sulteng, Kecamatan Bahodopi sepanjang 30 Km
Pelabuhan
Pembangunan terminal khusus ke 2 di dalam Kawasan (masih dalam prose perizinan, sudah masuk usulannya di Kemenhub)
Pembangunan Pelabuhan nasional dan Kawasan pergudangan di luar KI
Air Baku
• Pembangunan bendungan untuk supai air pada saat musim kemarau
• Pembangunan intake air baku kapasitas 2,3 m3/detik untuk suplai dalam Kawasan. )
Pengolahan Limbah
• Pembangunan pengolahan limbah slag menjadi material tanggul/breakwater Sungai Dampala dan Bahodopi.
• Pembangunan TPA di luar Kawasan industry, karena saat ini yang tersedia hanya TPS yang berjarak 60 km dari KI
Telekomunikasi: Penambahan provider selain telkomsel di Kawasan Industri dan sekitarnya Listrik Penambahan suplai listrik dari PLN untuk sekitar KI
Permasalahan: 1. Ekses suplai listrik sudah terjual 5 MW
(kerjasama dengan PLN) ke masyarakat, masih ada ekses namun kapasitas ekses masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Perlu penyusunan RDTR untuk optimalisasi tata ruang di sekitar Kawasan Industri
3. Kurangnya sanitasi dan manajemen limbah domestic di sekitar KI
4. Kurangnya fasilitas Kesehatan dan pendidikan di sekitar KI (puskesmas 1 unit, RS 1 unit di ibukota Kabupaten, fasilitas pendidikan menengah pertama-atas baru ada 3 unit)
Keterangan: Kondisi jalan eksisting setiap hari terjadi kemacetan terkait dengan produktifitas KI. Distribusi bahan baku masih melalui darat dari Bungku-KI, sehingga cost tingggi Air: Saat ini sedang proses pengambilan air dengan system bendungan dari Sungai Dampala dan Sungai Bahodopi dengan kapasitas 2,3 m3/detik (30% dari kapasitas ke 2 sungai tersebut.
6 Kawasan Industri Pulau Obi
Jalan
Pelabuhan
Bandara
Kereta Api
Listrik
•
Gas
•
Air Baku
•
Pengolahan Limbah
•
Jaringan Telekomunikasi
Perumahan Pekerja
Sarana Pendidikan
Sarana R&D
Fasilitas Kesehatan
Progres
• Tersedia PLTU 230 MW. Akan dikembangkan hingga 860 MW.
• Tersedia jaringan listrik PLN di Labuha Masalah
• Area Izin pinjam pakai kawasan hutan tumpang tindih dengan TORA
• Pandemi Covid-19 menyebabkan mobilitas pekerja dan barang mengalami hambatan
• Penyesuaian RTRP Maluku Utara dan RTRWK Halmahera Selatan
• Perubahan fungsi HPK menjadi APL
Pulau Obi dapat diakses melalui laut, sehingga pendatangan karyawan dsb melalui Udara hanya sampai ke Ibukota Kabupaten (Labuha). Dukungan infrastruktur yang dibutuhkan: 1. Pembangunan bandara domestic di luar Kawasan, dengan Panjang runway 2400 M 2. Jaringan telekomunikasi (masih menggunakan BTS di pulau Lain) (2022) 3. permasalahan tenaga kerja local belum siap pakai, sehingga membutuhkan politeknik di Ternate (Tekniki kimia, metalurgi, elektro) untuk pengolaha n bijih nikel 4. Infrastruktur jalan: PUPR sudah melakukan survey trase di sebelah timur KI, Sebagian sudah dilakukan tender. Kendala: Rencana pembangunan jalan ruas Jikotomo-Jikodolong-Wayaloar-Sum-Jikotamo (Jalan Provinsi) terkendala karena perencanaan masuk dalam areal IUPertambangan PT Harita.
7 Kawasan Industri Batang
Jalan
• Pembangunan jalan provinsi Paket Jalan I.1.A dan Paket Jalan I.1.B (jalan primer dan sekunder) sepanjang 4,39 km. Target pembangunan 2021.
• Pembangunan jalan provinsi Paket I.2, Paket I.3 dan Paket I.4 sepanjang 49,26 km. Target pembangunan 2021.
• Pembangunan jalan provinsi Paket I.5 dan Paket II sepanjang 43,24 km. Target pembangunan 2021
Pelabuhan
• Terminal Khusus dalam Kawasan untuk memenuhi demand kawasan industri yang semakin bertambah pada klaster 1 (3.100 Ha). Kaasitas 152863. Target pembangunan 2023.
• Dalam Masterplan ada integrasi dengan dryport
Progres
• On progress , target penyelesaian bulan Juli
• Sedang tahap lelang., target akhir 2021 selesai
• Anggaran PUPR, target selesai 2022
• Anggaran belum terkonfirmasi dari Kemenhub.
• Yg lebih dibutuhkan investor: perluasan terminal, dryport.
Masalah 1. Pembebasan Lahan Infrastruktur yang harus dibebakan
konsorsium. Untuk Fase 2: Di fase 2: Pembangunan jalan paket 1.4 (non toll) à Bina Marga menyarankan pembebasan lahan oleh konsorsium 4000 m2 (lahan masyarakat), namun terkendala anggaran. Harapannya ada support dari Bina Marga Pembangunan intake DAS Urang (1,38 Ha lahan warga), butuh support dari BBWS SDA
2. Refocusing anggaran APBN tahun 2021 s/d 2022 dari Kementrian PUPR
3. Pembangunan Dry Port dan Pelabuhan yang belum di anggarkan untuk mendukung infrastruktur di Kawasan Industri Terpadu Batang. Membutuhkan reaktivasi jalur KA dari Ke Semarang Tawang – Tanjung Mas sebagai supporting arus barang.
4. Pekerjaan pematangan lahan fase 2: 2.650 Ha (cut&fill) dengan kebutuhan anggaran sekitar 2,7 T.
Bandara
Kereta Api
• Dry Port dalam Kawasan direncanakan untuk mendominasi pergerakan barang dari kawasan industri.
Listrik
• Kebutuhan: Untuk Operasional Tahap 1, (450 Ha) akan disuplai oleh PLN 600 MW. Target pembangunan 2021.
Gas
• Compressed Natural Gas. Diharapkan jaringan gas bisa tersedia dengan sistem distribusi CNG kapasitas 8 mmscfd dan diharapkan tahap selanjutnya untuk jaringan pipa transmisi bisa tersedia di KITB. Target pembangunan 2021.
Air Baku
• sumber air baku dari DAS Urang Kabupaten Batang untuk 450 Ha kapasitas 285 L/detik. Target pembangunan 2021.
• Untuk tahap selanjutnya masih proses kajian BBWS untuk menggunakan DAS Boyo (sisi barat) kapasitas kurang lebih 1000 lt/detik.
• Kapasitas Total: 1300 lt/det, namun menyesuaikan demand industry
• Integrasi angkutan barang melalui trucking dan gerbong KA ke Palabuhan Tanjung Mas
• Tahun 2021 belum ada anggaran untuk perluasan stasiun, penambahan track dan dryport, namun ada kajian dari KAI: DED dan FS untuk container yard dan perluasan stasiun, Pelindo III dan KAI: integrasi Pelabuhan dan dryport.
• Target selesai; 2023, akan berkoordinasi dengan Kemenhub
• PLN sudah mulai membangun kapasitas 6-8 MW untuk proses konstruksi, sambal menyesesuaikan kapasitas yg dibutuhkan
• Demand gas 2023-2024: 11 MMSCFD (industry kaca ada 2 fase: step 1: 8 mmscfd, fase 2: 5 mmscfd)
• Usulan awal CNG, namun investor mengharapkan pipeline gas dari sumber ke KITB.
• Opsi dari PGN:
• CNGàLNGàPipeline, 2023
• CNG: trucking point to point, langsung ke pabrik, namun jika demand banyak (tdk mungkin parkir truck),
• opsi 2: LNG trucking (kapasitas truck lebih besar), namun butuh unit regasifikasi (masih proses diskusi untuk kerjasama dengan PGN)
• Sudah proses lelang Ditjen SDA. Estimasi: maret 2022
Pengolahan Limbah
• Kebutuhan untuk Fase 1 (450 Ha) kapasitas 203 lt/detik. Target pembangunan 2021.
Jaringan Telekomunikasi
• Kebutuhan jaringan telekomunikasi untuk fase 1 (450) Ha yaitu 54,798 jalur per line
Perumahan Pekerja
• Kebutuhan Rusunawa 10 tower, @ 262 orang. Max cap: 2620 orang. Target pembangunan 2021.
Sarana Pendidikan
• Politeknik Mekatronik. Target pembangunan 2021.
Sarana R&D
• Balai Latihan Kerja untuk support pengembangan tenaga kerja di Kawasan Industri. Target pembangunan 2023.
Fasilitas Kesehatan
• Rumah Sakit. Target pembangunan 2023.
• Anggaran DJ Cipta Karya PUPR, proses lelang multiyear sampai 2022.
• Sudah Mou dengan PT Telkom, saat ini ada temporary mobile combat untuk suplai data.
• Fiber optic: sudah ada pembangunan tiang telekomunikasi dari akses jalan desa ke KITB
• Anggaran PUPR, target maret 2021 konstruksi. Pembangunan 10 tower dengan 5 lantai, target selesai akhir 2021
• Perlu Koordinasi ke BPSDMI Kemenperin
• Pemkab Batang bersedia support BLK, dan perlu koordinasi dengan Disnaker Batang
• Pemkab Batang ada usulan untuk pembangunan RS dalam KI.
SADAI
PEMETAAN KESIAPAN KAWASAN INDUSTRI
PRIORITAS RPJMN 2020-2024
NoNama
KawasanProvinsi Jenis Industri
Pengelo-la
PerencanaanTata
RuangStatus Lahan
Perijinan
Infrastruktur Dalam
Kawasan
Infrastruktur Luar Kawasan
MP FSDok-ling
Konektivi-tas
Sumber Air Baku
Jaringan Listrik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Sei Mangkei Sumut
Hilirisasi Kelapa Sawit, Karet, dan aneka
industri3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
2 SadaiKep. Babel
Hilirisasi Timah, Pengolahan
Perkebunan&
Pertanian, Pengolahan Hasil Laut, Terminal
Logistik Wilayah Barat
3 3 3 3 3 2belum
semua dari
rencana
3 2 2 2 2
3 Surya Borneo Kalteng CPO 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3
4 Palu Sulteng Agro 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
5 Galang Batang Kep. Riau Alumina 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
6 Ketapang Kalbar Alumina 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
7Bintan Aerospace
Kep. RiauMRO dan Aneka Industri
3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
8 Teluk Weda Malut Nikel 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3
9 Teluk Bintuni Pabar Petrokimia 2 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1
Keterangan untuk
kolom (5) s/d kolom (15)
Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1)Lahan belum
dikuasai (2)Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1)
Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2)Lahan sudah
dikuasai (2)Proses (2) Proses (2)
Proses
Pembangunan (2)
Proses
Pembangunan (2)
Proses
Pembangunan (2)
Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)Ada Lahan siap
Jual (3)Ada IUKI (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)
Data dan
Penilaian per
November -
Desember 2021
SADAI
PEMETAAN KESIAPAN KAWASAN INDUSTRI
PENGEMBANGAN RPJMN 2020-2024
Keterangan untuk
kolom (5) s/d kolom (15)
Belum Ada (1)Belum Ada
(1)
Belum Ada
(1)
Belum Ada
(1)
Belum Ada
(1)
Lahan belum
dikuasai (2)Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1)
Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2)Lahan sudah
dikuasai (2)Proses (2) Proses (2)
Proses
Pembangunan (2)
Proses
Pembangunan (2)
Proses
Pembangunan (2)
Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)Ada Lahan
siap Jual (3)Ada IUKI (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)
No Nama Kawasan Provinsi Jenis Industri Pengelola
PerencanaanTata
Ruang
Status
LahanPerizinan
Infrastruktur
Dalam
Kawasan
Infrastruktur Luar Kawasan
Kategori KIMP FS Dokling Konektivitas
Sumber Air
BakuJaringan Listrik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Ladong Aceh Agro Industri dan Manufaktur 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 Pengembangan
2 Tanjung Buton Riau Aneka Industri 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 Pengembangan
3 Kuala Tanjung Sumut Final Products of Palm Oil 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 Pengembangan
4 Tenayan Riau Agro 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 Pengembangan
5 Takalar SulselLogam (Non ferrous Metal
Recycling)3 3 3 3 2 1 3 1 2 1 1
Pengembangan
6 Batulicin Kalsel Aneka Industri 3 3 3 3 2 2 3 1 3 1 1 Pengembangan
7 Kemingking Jambi Hilirisasi AGRO 3 3 3 2 2 3 2 1 3 1 1 Pengembangan
8 Tanjung Enim Sumsel Hilirisasi Batubara 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 Pengembangan
9 Tanggamus Lampung Industri Maritim 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 Pengembangan
10 Way Pisang Lampung Agro 3 3 1 1 2 2 1 1 3 1 3 Pengembangan
11 Tanah Kuning Kaltara Alumunium 3 3 3 2 3 2 2 1 3 1 1 Pengembangan
12 Batanjung Kalteng Agro 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 Pengembangan
13 Brebes Jateng Aneka Industri 3
Sementara PT
KIW
3Konseptual
3.976 Ha
3untuk
3.976 Ha
2 3 1 1 1 1 1 1
Pengembangan
14 Sumbawa Barat NTB Smelter Tembaga 1 1 1 3 3 2 1 2 3 3 2 Pengembangan
15 Jorong Kalsel Industri Logistik 1 3 3 1 3 2 1 2 3 1 2 Tinjau Ulang
16 Bangkalan Jatim Metal based 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 Tinjau Ulang
17 Pesawaran Lampung Aneka Industri 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Tinjau Ulang
18 Katibung Lampung Migas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Tinjau Ulang
Data dan
Penilaian per
November -
Desember 2021
ISU PRIORITAS KAWASAN INDUSTRI VVIP & VIP
RPJMN 2020-2024
SEI MANGKEI
• Tarif shipping si Pelabuhan Kuala Tanjung yang kurang
kompetitif serta operasional kereta Api Sei-Mangkei-Kuala
Tanjung untuk logistic. (Sudah pernah difasilitasi pertemuan
dengan para stakeholder melalui FGD)
• Harga gas yang kurang kompetiitif
• Belum semua tenant dan calon tenant dapat menikmati
insentif/kemudahan. (pajak)
• Masih belum adanya Pusat Pengolahan Limbah B3 di Pulau
Sumatera
KI GALANG BATANG
Pelepasan Alih Fungsi Kawasan Hutan
KI BINTAN
Kebutuhan untuk pengadaan jaringan gas
KI SADAI
• Permohonan terkait pengembangan
Pelabuhan sadai oleh {T Sadai Terminal Internasional Logistik (STIL)
(Keterangan:Sudah pernah diadakan fasilitasi
pertemuan dengan para stakeholder melalui
FGD)
• Indikasi kebutuhan pembangunan jalan trans bangka serta indikasi kebutuhan
pembangunan/perbaikan jalan (ruas : Sebagin-
Sadai; Gunung Namak-Sadai;Sadai-Kepoh-
Bikang-Koba-Pangkal Pinang) perlu
dikonfirmasi terkait status jalannya
KI KETAPANG
kebutuhan infrastruktur luar
kawasan
KI SURYA BORNEO
permasalahan utama adalah perlu pengerukan dasar sungai kumai,
supaya mothervessel bisa masuk ke pelabuhan (proses saat ini ship to
ship menyebabkan operasional menjadi mahal) mohon update
kebutuhan kedalaman yang memungkinan dilakukan pengerukan dan
AKSES Jalan menuju KI surya Borneo rusak
KI PALU
Perlu pembangunan
infrastruktur didalam
kawasan, terutama
Kantor Pengelola rusak
karena gempa 28
september 2018
KI WEDA BAY
perlu adanya revisi RTRW untuk perluasan
Kawasan menjadi 15.000 Ha
KI
BINTUNI
Belum ada
pengelola
ISU PRIORITAS KAWASAN INDUSTRI PENGEMBANGAN
RPJMN 2020-2024
KI LADONG
'fasilitas dalamkawasan yang masih
minim
KI KUALA TANJUNG
Terkendala Pembebasan
lahan, karena harga yang
mahal (masalah Pendanaan)
KI TENAYAN
MasalahTerkait Isu Review Masterplan yang
menghambat Proses
Pembangunan Infrastrukturdi dalam kawasan dan FS
yang perlu di revisi
KI TANJUNG BUTON
Pembebasan Lahan
terkendala pembiayaan
KI KEMINGKING
Kebutuhan Infrastruktur luar dan dalam
Kawasan baik berupa jaringan gas, intake
air baku
KI TANJUNG ENIM
lahan masih belum
dikuasai semua karena
terhambat tingginya
harga lahan (diatas
Harga KJPP)
KI BATULICIN
515 Persil lahan yang masih digunakan
masyarakat di blok 1
belum di bayarkan ganti rugi pengalihan kepada
masyarakat.
KI TAKALAR
Izin lokasi tidak bisa digunakan karena ada
perubahan peraturan,
menunggu intruksi dari pusat
KI BREBES
• Penentuan Pemrakarsa dan penugasan konsorsium
Pembangunan dan Pengelolaan KI Brebes
• Terkait izin prinsip pemanfaatan ruang pembangunan
kawasan industri (keterangan: sudah pernah diadakan
fasilitasi pertemuan dengan para stakeholder melalui FGD)
• Tantangan selanjutnya secara umum terkait pengajuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk
mendukung pengembangan KI Brebes
ISU PRIORITAS KAWASAN INDUSTRI TINJAU ULANG
RPJMN 2020-2024
KI KATIBUNG
Proses Revisi RTRW
Kabupaten, Belum
memiliki Pengelola, dan
delineasi Kawasan
belum definitif
KI PESAWARAN
KI belum ada
pengelola
KI JORONG
Belum ada pengelola
Baru. Izin kawasan
industri sebelumnya
dicabut oleh pemda
KI BANGKALAN
Masterplan dan FS
membutuhkan dana, butuh
dorongan percepatan
pembuatan Masterplan dan
FS. (Butuh semacam
insentiif dari kemenperin
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
Masterplan dan FS sudah tidak aktif (Terakhir 2011), Sudah
dilakukan penyaringan untuk pelaksanaan pembentukan MP dan FS
yang baru. Sedang dalam proses pembuatan Masterplan dan FS
KI Tanggamus Mendorong pemerintah daerah atau pemerintah provinsi maupun
pengelola untuk penyusunan dokumen perencanaan
Revisi masterplan dan studi kelayakan agar sesuai dengan
kebutuhan perkembangan kawasan industri
Perlu percepatan penyusunan FS dan masterplan, diharapkan
pemerintah pusat bisa membantu penyusunan
KI Batanjung
Perlu percepatan penyusunan FS dan masterplan, diharapkan
pemerintah pusat bisa membantu penyusunan
KI Katibung
Perlu percepatan penyusunan FS dan masterplan, diharapkan
pemerintah pusat bisa membantu penyusunan
KI Bangkalan
Masterplan tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga
menghambat pembangunan infrastruktur dalam kawasan
KI Tenayan
ASPEK PERENCANAAN
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK PERIJINAN
Isu dan Tantangan KI Rekomendasi
Permohonan terkait pengembangan pelabuhan sadai oleh PT Sadai
Terminal Internasional Logistik (STIL).
KI Sadai Sudah dilakukan fasilitasi pertemuan antara pengelola KI Sadai, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian serta stakeholder lain yang terkait melalui FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024,
terkait sektor perhubungan pada tanggal 27 Agustus 2021. Dalam FGD tersebut diketahui beberapa informasi, di antaranya:
● Direktorat Kepelabuhanan, Kementerian Perhubungan berharap PT Sadai Terminal Internasional Logistik dapat menyusun suatu proposal disertai kajian/studi/analisis kelayakan, dalam rangka mengajukan sebagai calon
mitra KSP (untuk tahap awal), sebagai salah satu bahan yang akan dibahas Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Keuangan.
● Pembahasan tersebut diharapkan akan memberikan kejelasan informasi terkait diterima atau tidaknya skema KSP atau skema lain (dalam hal ini salah satu kemungkinannya konsesi)
● Terkait muatan dalam proposal dan kajian/studi/analisis kelayakan tersebut, pengelola KI Sadai dan/atau PT Sadai Terminal Internasional Logistik
disarankan dapat berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, terutama Direktorat Kepelabuhanan, Kementerian Perhubungan
Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut: (*)
berkoordinasi dengan pengelola KI Sadai terkait dengan progres proposal dan
kajian/studi/analisis kelayakan tersebut.
(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK PERIJINAN
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
● Izin Lingkungan belum memiliki, (Dalam proses pembuatan
AMDAl)
IUKI belum memiliki (menunggu Masterplan dan FS selesai)
KI Tanggamus
Koordinasi dan komunikasi dengan kementerian terkait dengan
memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan.
● Izin Lokasi dicabut oleh pemerintah daerah
Izin Lingkungan Belum Selesai
KI Jorong
● PT Indonesia Strategis Industri yang telah memiliki izin lokasi
dan sudah memproses AMDAL masih ada isu di KLHS dan
butuh update dari Pemprov Kaltara.
PT Adhidaya Suprakencana sudah memiliki izin lokasi seluas 300-
400 Ha, tetapi masih terkendala perizinan AMDAL, PT Kayan
Patria Propertindo juga masih terkendala AMDAL
Isu terkait izin KKPR seluas 9500 Ha oleh PT KIPI dan dokumen
Pertek yang belum ada.
KI Tanah Kuning
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK TATA RUANG
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
Terkait izin prinsip pemanfaatan ruang
pembangunan kawasan industri
(keterangan: isu yang sebelumnya, dan sudah
difasilitasi melalui FGD dengan para
stakeholder terkait)
KI Brebes Terkait isu/tantangan izin prinsip tersebut, pada dasarnya, PT. Kawasan Industri Wijayakusuma
(KIW) telah berupaya bersurat terkait perihal perpanjangan permohonan izin persetujuan prinsip
melalui surat PT. KIW No. 98/S/KIW/06/2021 tanggal 25 Juni 2021 dan bersurat terkait perihal
progress permohonan perpanjangan izin prinsip pemanfaatan ruang pembangunan kawasan
industri melalui surat no.54/S/KIW/08/2021 tanggal 18 Agustus 2021 kepada Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Brebes
Untuk menindaklanjuti tantangan tersebut, dilakukan fasilitasi pertemuan antara Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (ATR), Kementerian Perindustrian, PT. Kawasan Industri
Wijayakusuma (KIW) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait melalui FGD Penajaman
Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024, terkait aspek tata ruang dan lingkungan
(9 Desember 2021). FGD tersebut untuk memohon penjelasan dan mendiskusikan perihal:
● Skema dan proses/tahapan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR)
● Konfirmasi terkait jenis - jenis perizinan yang tergantikan oleh KKPR.
Proses pengajuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk mendukung
Pengembangan KI Brebes
KI Brebes Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut adalah: Mendorong Pemerintah Daerah
(Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Provinsi), dapat segera mengajukan KKPR ke Ditjen
Tata Ruang Kementerian ATR.(*) Pemerintah Daerah diharapkan dapat berkoordinasi dengan
Pengelola KI dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
(*) Pemohon yang mengajukan KKPR perlu disepakati terlebih dahulu antar pemangku kepentingan.
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK TATA RUANG
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
● Penyesuaian tata ruang (revisi RTRW
Kabupaten Teluk Bintuni), Terkait dengan
percepatan peta dasar di big masih dalam
antrian untuk asistensi peta dasar, agar
bisa secepatnya persetujuan substansi di
Kementerian ATR
● Pembebasan Lahan 50 Ha, Pemda Teluk
Bintuni telah menganggarkan Pengadaan
Lahan melalui APBD pada tahun 2019 dan
2020 namun terkena realokasi anggaran.
Kemenperin mengusulkan anggaran
pembebasan lahan pada tahun 2022
KI Teluk Bintuni • Mendorong BIG untuk menjadwalkan aistensi peta dasar sebagai percepatan peta dasar
RTRW agar Berita acara Peta Dasar bisa segera terbit.
• Mendorong Kementerian Perindustrian, Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah
Daerah Kabupaten Teluk Bintuni terkait pengadaan lahan
Status kepemilikan lahan, lahan HPL atas nama
pemda, dimana KI TJ buton harus membeli
lahan, perlu biaya besar untuk pembebasan
lahan dan ini memberatkan pengelola.
KI Tanjung Buton Mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Siak terkait pengadaan lahan, dalam bentuk kerja
sama penyertaan modal dari pemkab siak berupa lahan kepada pengelola kawasan industri.
KI Galang Batang,Terdapat Hutan Produksi
Terbatas (HPT) seluas ± 364 Ha dan Hutan
Produksi (HP) seluas ± 11 Ha yang belum
dilepas status kawasan hutan.
KI Galang Batang, Mendorong KLHK melakukan percepatan pelaksanaan Penelitian olehTim terpadu atas
Permohonan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK)
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK TATA RUANG
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
● KI Takalar, Sedang dalam proses pembebasan lahan tahap I oleh
Pemkab Takalar dan KBN seluas 350 ha
● KI Takalar, Kesesuaian tata ruang menunggu revisi RTRW Kab.
Takalar
KI Takalar
Mendorong KLHK melakukan percepatan pelaksanaan Penelitian olehTim
terpadu atas Permohonan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi (HPK)
● KI Way Pisang, Pengadaan lahan, proses administrasi dimana
lahan merupakan kawasan hutan milik KLHK, status lahan masih
belum clean dan clear sehingga perlu penyelesaian terkait status
hutan produksi yang ada di lokasi KI Way Pisang.
● KI Way Pisang, Proses Revisi RTRW Kab Lampung Selatan,
Pemprov sudah bersurat kepada bupati lampung selatan terkait
percepatan revisi RTRW
● KI Way Pisang, Deliniasi lokasi KI Way Pisang belum definitif
KI Way Pisang
● Perubahan fungsi kawasan perlu ditindak lanjuti (Perubahan Status
Lahan dari kawasan hutan menjadi Kawasan peruntukan Industri)
Belum ada pelepasan dari KLHK.
● 515 persil dilahan provinsi belum ada kejelasan terkait
pembebasan lahan dan ganti rugi pengalihan kepada masyarakat.
KI Batulicin
Ada hutan lindung dan produksi terbatas (450 Ha), belum ada pengajuan
untuk perubahan peruntukan (Belum ada revisi RTRW)
KI Kuala Tanjung
Perluasan lahan KI IWIP 4500 Ha menjadi 15.000 Ha (Revisi RTRW)
termasuk didalamnya Pelepasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
(HPK) Menjadi Area Penggunaan Lain (APL)
KI Weda
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR DALAM KAWASAN
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
KI Galang Batang, Belum adanya pipa Jaringan gas
berdampak harga menjadi mahal, saat ini gas
didistribusikan lewat kapal.
KI Galang Batang
Mendorong revisi masterplan dan studi kelayakan agar sesuai dengan kebutuhan
perkembangan kawasan industri
KI Galang Batang, Kebutuhan perpanjangan
dermaga dari 1 km menjadi 1,5 km
KI Galang Batang
KEK Palu, Perlu Rekonstruksi kantor pengelola akibat
gempa palu, gedung tersebut merupakan aset
kemenperin
KEK Palu
Kebutuhan untuk pengadaan jaringan gas KI Bintan Aerospace
Pembangunan jaringan listrik untuk memenuhi
kebutuhan listrik sebesar 400 MW serta
pembangunan jaringan gas
KI Kemingking
KI Tajung Buton mengalami overload pada stockpile
dan dermaga, sehingga perlu Penambahan Panjang
Dermaga Pelabuhan Tanjung Buton 200 Meter
KI Tanjung Buton
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
belum adanya Pusat
Pengolahan Limbah B3 di
Pulau Sumatera
KEK/KI Sei
Mangkei
Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut:(*)
● Fasilitasi pertemuan antara Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, Pengelola KEK/KI, serta stakeholder lain
yang terkait dalam membahas/mendiskusikan indikasi kebutuhan/rencana Pusat Pengolahan Limbah B3 di Pulau
Sumatera.
● Dalam pertemuan tersebut atau setelahnya, diharapkan ada pembahasan/diskusi lebih lanjut tentang bagaimana upaya
memasukan indikasi rencana yang dibutuhkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) atau dokumen perencanaan lain
yang terkait di Kementerian PUPR.(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.
Indikasi kebutuhan
pembangunan jalan trans
bangka serta indikasi
kebutuhan
pembangunan/perbaikan
jalan (ruas: Sebagin – Sadai;
Gunung Namak – Sadai;
Sadai-Kepoh-Bikang-Koba-
Pangkal Pinang) perlu
dikonfirmasi terkait status
jalannya.
KI Sadai Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut:(*)
memfasilitasi pertemuan antara Kementerian PUPR, BPJN Bangka Belitung, Kementerian Perindustrian, Dinas PUPR Prov.
Bangka Belitung, Dinas PUPR dan Perhubungan Kab. Bangka Selatan, Pengelola KI, serta stakeholder terkait lainnya dalam
memohon penjelasan dan membahas/mendiskusikan perihal:
● Langkah – langkah dalam memperjelas perubahan status jalan (dari non-status ke nasional) (**)
● Bagaimana upaya memasukan indikasi rencana infrastruktur jalan yang dibutuhkan untuk mendukung KI Sadai ke dalam
Rencana Strategis (Renstra) atau dokumen perencanaan lain yang terkait di Kementerian PUPR.
● Jika dimungkinkan, dalam pertemuan tersebut atau setelahnya, diharapkan ada diskusi untuk membahas dan memperjelas
konfirmasi terkait indikasi kebutuhan/rencana pembangunan Jalan Trans Bangka dan indikasi kebutuhan/rencana
pembangunan/perbaikan Jalan (ruas Sebagin – Sadai; Gunung Namak – Sadai; Sadai-Kepoh-Bikang-Koba-Pangkal Pinang). (***)
(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.
(**) Terkait perihal perubahan status jalan masih perlu didiskusikan/dibahas lebih lanjut dengan para stakeholder yang terkait(***) Dalam fasilitasi pertemuan tersebut, peserta (stakeholder) diharapkan dapat mengkonfirmasi apabila ada perubahan ruas jalan dalam indikasi kebutuhan/rencana tersebut.
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
● Percepatan peningkatan status jalan provinsi ruas Ketapang-
Kendawangan menjadi jalan nasional
● Peningkatan kualitas, preservasi dan kemantapan jalan dari
Ketapang-Kendawangan sepanjang 74,9 Km (kebutuhan)
● Reshaping tikungan tajam menjadi jalan lurus di ruas Ketapang –
Kendawangan untuk memudahkan mobilitas kendaraan besar
● Membutuhkan tower telekomunikasi
● Intake air baku dari luar kawasan untuk kebutuhan sirkulasi air
pendingin dengan kapasitas 14.441,19 m3
KI Ketapang mendorong pengelola untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah
dengan agenda perumusan daftar kebutuhan infrastruktur kemudian
selanjutnya melaporkan daftar kebutuhan tersebut ke PUPR untuk
selanjutnya dimasukkan dalam daftar konreg PUPR dan dibahas dalam
Rakorbangwil PUPR
● Perlu peningkatan kapasitas listrik (rawan pemadaman)
● Perlu dibangun TPA (TPA Eksisting di Kecamatan Socah sudah
overload)
● Pelebaran jalan (lebar jalan eksisting 6 m)
KI Bangkalan mendorong pengelola untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah
dengan agenda perumusan daftar kebutuhan infrastruktur kemudian
selanjutnya melaporkan daftar kebutuhan tersebut ke PUPR untuk
selanjutnya dimasukkan dalam daftar konreg PUPR dan dibahas dalam
Rakorbangwil PUPR
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
● Peningkatan Jalan Nasional Banda Aceh - Malahayati
● Peningkatan Jalan Provinsi KI Aceh Ladong – Bandara SIM
● Pembangunan Embung Krueng Raya dan Jaringan Transmisi air
Baku
● Pembangunan Jaringan Gas
KI Ladong
Melakukan koordinasi dengan ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya
PUPR agar memastikan kebutuhan infrastruktur masuk ke dalam
konreg
● Pembangunan Intake di Sungai Batang Hari (Desa Kemingking) untuk WTP
● Peningkatan kapasitas jalan dari pelabuhan existing talang duku (pelindo 2) ke gerbang ki 2 (2a – 5) sepanjang ± 6,5 km, selebar 12 meter
● Pembangunan TPS 3R di sekitar kawasan● Pengelolaan Limbah B3 terpadu dengan luas 69 Ha ● Instalasi jaringan gas tapping dari pertagas untuk memenuhi
kebutuhan gas industri kawasan sebesar 32,200 MMBTU (30 mmscfd)
KI Kemingking
Perlu peningkatan kualitas Akses Jalan menuju KI surya Borneo,
Peningkatan Kualitas fisik jalan dan status pada 3 ruas :
● Jalan Natai Raya-Sungai Tendang sepanjang 8.04 km
● Jalam Simpang Natai Raya-Pelabuhan roro 5,7 km
● Jalan Sungai Tendang-Pangkalan Satu 9,14 km
KI surya Borneo
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
Perlu Pembangungan jalan Kabupaten dari Jalan Nasional ke Lokasi
Kawasan Industri sepanjang 76 Km , dan dari jalan tol ke Kawasan.
KI Pesawaran
Melakukan koordinasi dengan ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya
PUPR agar memastikan kebutuhan infrastruktur masuk ke dalam
konreg
Rencana pembangunan Bendungan Kusan oleh pusat perlu di
tanyakan kembali untuk menunjang kebutuhan di luar maupun dalam
kawasan industri.
KI Batulicin
● Perlu pembangunan jembatan siak 5 sepanjang 1348 m dengan
lebar 12 m bentang utama Kabel state 400m, sdh DED tahun 2021
sdh ada pemancangan satu kolom
● Perlu Pembangunan Pelabuhan Sungai Siak sudah di usulkan ke
Kemen Perhubungan
KI Tenayan
● Pembangunan Jalan By Pass Palu Parigi 49 km
● Peningkatan status dan Pelebaran Jalan dalam kota/provinsi
lingkar kota Palu 45 km
● Pembangunan Embung Wombo 450 L/detik
● Pembangunan SPAM 450 L/detik
● Pembangunan Rumah Susun, Pembangunan Rumah Tapak,
Program untuk Pekerja 2000 unit
KEK Palu
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
Beberapa ruas jalan ada yang longsor, kabupaten mengusulkan jalan
lingkar. DED sudah ada tinggal eksekusi, (Pembangunan ruas jalan
nasional mulai dari simpang susun-Tol muara enim-Tj enim 31 KM)
KI Tanjung Enim
Melakukan koordinasi dengan ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya
PUPR agar memastikan kebutuhan infrastruktur masuk ke dalam
konreg
KI Teluk Bintuni belum mendapatkan Kepastian pasokan gas dengan
kebutuhan 90 mmscfd
KI Teluk Bintuni
perlu pengerukan dasar sungai kumai, supaya mothervessel bisa
masuk ke pelabuhan (proses saat ini ship to ship menyebabkan
operasional menjadi mahal)
KI Surya Borneo
Pembangunan jalan 52 KM menuju Pelabuhan, sehingga pelabuhan
bisa operasional
KI Batanjung
● Jalan Provinsi dari Kota Balungan ke KI cukup ekstrim, rusak.
Sehingga waktu tempuh selama 3 jam
● Pembangunan Jalan Penghubung Tanjung Selor – Tanjung
Kuning, Tanjung Selor – ke PLTA
KI Tanah Kuning
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR PENGELOLA/TATA KELOLA
Isu dan
Tantangan
Nama KI Rekomendasi
● Tarif shipping di Pelabuhan Kuala Tanjung
yang kurang kompetitif serta
operasional Kereta Api Sei Mangkei –
Kuala Tanjung untuk logistik
KEK/KI Sei
Mangkei
Sudah dilakukan fasilitasi pertemuan antara Kementerian Perhubungan, PT Pelindo, Kementerian Perindustrian, Pengelola KEK/KI, dan
stakeholder lain terkait melalui FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024,terkait sektor perhubungan pada tanggal
26 Agustus 2021. Dalam FGD tersebut diketahui beberapa informasi, di antaranya:
● Demand atau volume barang di Kuala Tanjung belum berkembang secara optimal, sehingga diperlukan percepatan operasionalisasi KI Kuala Tanjung dan hinterland-nya.
● Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Dirjen. Perkeretaapian, Kemenhub menyampaikan bahwa:(*)
● masih ada beberapa isu dan tantangan serta usulan tindak lanjut terkait penyediaan dan optimalisasi layanan angkutan
barang, untuk lintas pelayanan St. Sei Mangkei – St. Pelabuhan Kuala Tanjung.
● secara umum, beberapa isu penyediaan layanan angkutan barang di antaranya: Butuh adanya penyediaan jembatan timbang di jalur KA pada Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung; Kebutuhan fasilitas bongkar muat di Stasiun Pelabuhan Kuala
Tanjung; Akses jalan ke Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung; dan Serah terima aset dan melengkapi sistem persinyalan.● tindak lanjut yang diharapkan, di antaranya: (a) Perlu Pembahasan lebih lanjut terkait penyediaan jembatan timbang; (b)
PT KAI (Persero) meminta Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk menyediakan fasilitas bongkar muat di Stasiun
Pelabuhan Kuala Tanjung selaku pihak yang membangun prasarana; (c) Perlu koordinasi lanjutan dengan PT Pelindo I selaku operator terkait dukungan penyediaan akses Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung; (d) Diperlukan serah terima aset
dari Kementerian Perindustrian kepada Kementerian Perhubungan (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) agar dapat diajukan pembangunan untuk persinyalan.
● Secara umum, beberapa isu terkait optimalisasi layanan angkutan barang, di antaranya: aktivitas pelabuhan (Hub
pelabuhan masih berada di Belawan); optimalisasi produksi KEK Sei Mangkei. ● tindak lanjut yang diharapkan, di antaranya: (a) Perlu koordinasi yang lebih optimal antar lembaga terkait harmonisasi
rencana induk transportasi dan pengembangan kawasan agar kemanfaatan proyek dapat optimal; (b) Dibutuhkan optimalisasi kawasan industri berupa pengembangan infrastruktur untuk lebih menarik minat investor.
(*) Diringkas sebagian dari materi presentasi “Jalur KA Akses Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung - Persiapan Pengoperasian dan Tantangan”, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan yang disampaikan dalam (FGD) Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024, terkait sektor perhubungan pada tanggal 26 Agustus 2021.
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR PENGELOLA/TATA KELOLA
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
● Harga gas yang kurang kompetitif.
○ Hal ini terkait dengan fasilitasi kebijakan penerapan
harga Gas US$6/MMBTU untuk ke semua tenant
KEK Sei Mangkei.
○ Saat ini diberikan hanya pada tenant yang bergerak
di bidang oleochemical
● Belum semua tenants dan calon tenants dapat
menikmati insentif / kemudahan (misalnya dalam hal
pajak).
KEK/KI Sei
Mangkei
Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut: (*)
● Fasilitasi pertemuan antara Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Pengelola
KEK/KI, serta stakeholder lain yang terkait dalam membahas/mendiskusikan kebijakan
harga gas.
● Fasilitasi pertemuan antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Keuangan, Pengelola KEK/KI, serta stakeholder lain yang terkait dalam
membahas/mendiskusikan insentif / kemudahan bagi tenant / calon tenant. (*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.
Penentuan pemrakarsa dan penugasan konsorsium
pembangun dan pengelola KI Brebes.
KI Brebes Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut: (*)
Mendorong adanya penentuan pemrakarsa dan penugasan konsorsium pembangun dan
pengelola KI Brebes(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.
SADAI
Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi
ASPEK INFRASTRUKTUR PENGELOLA/TATA KELOLA
Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi
Belum memiliki pengelola Kawasan Industri KI Katibung
Sejauh ini pengelola KI terdiri dari: Swasta, BUMN/D, atau belum
memiliki pengelola. Beberapa upaya yang mesti dilakukan:
• Perlu ada upaya pendampingan yang lebih intensif terutama bagi
pengelola dari kelompok Pemerintah Daerah.
• Pemberian tengat waktu untuk penunjukan pengelola.
• Membantu promosi untuk mendapatkan anchor tenant dan berminat
untuk menjadi pengelola
Belum memiliki pengelola kawasan industri KI Sumbawa Barat
Pengelola Kawasan mengalami Wan Prestasi Pemkab Tanah laut telah
mengeluarkan SP3 terkait pencabutan ijin lokasi KI Jorong. Tidak ada
pengelola Kawasan Industri Saat Ini.
KI Jorong
Belum Adanya Pengelola Kawasan Industri KI Pesawaran
Ada 5 Calon Pengelola di Tanah Kuning dan belum ada Pengelola yang
ditunjuk sebagai PSN, Sehingga perlu dipilih pengelola mana yang
berhak menjadi PSN.
KI Tanah Kuning
Belum memiliki pengelola Kawasan, serta delineasi Kawasan belum
definitive.
KI Bangkalan
SADAI
KESIMPULAN
Isu dan Tantangan Nama KI Kesimpulan
Aspek Perencanaan • Sumatera: KI Tanggamus, KI Tenayan, KI Katibung• Jawa: KI Bangkalan• Kalimantan: KI Batanjung
• Mendorong pemerintah daerah atau pemerintah provinsi maupun pengelola untuk penyusunan dokumen perencanaan maupun revisimasterplan
Aspek Tata Ruang dan Lahan
• Sumatera: KI Tanjung Buton, KI Galang Batang, KI Kuala Tanjung, KI Way Pisang
• Jawa: KI Brebes
• Kalimantan: KI Batu Licin• Sulawesi: KI Takalar
• Maluku: KI Weda• Papua: KI Teluk Bintuni
• Mendorong KLHK melakukan percepatan pelaksanaan penerbitan SK Perubahan Fungsi kawasan hutan untuk selanjutnya dilakukan proses perubahan peruntukkan kawasan hutan
• endorong Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Provinsi), dapat segera mengajukan KKPR ke Ditjen Tata Ruang
Kementerian ATR
Aspek Perijinan • Sumatera: KI Sadai, KI Tanggamus• Kalimantan: KI Jorong, KI Tanah Kuning
• Koordinasi dan komunikasi dengan kementerian terkait dengan memenuhisemua persyaratan yang dibutuhkan.
Aspek Infrastruktur LuarKawasan
Sumatera: KI Ladong, KI Sei Mangkei, KI Sadai, KI Kemingking, KI Pesawaran, KI Tenayan, KI Tanjung EnimJawa: KI Bangkalan
Kalimantan: KI Batulicin, KI Surya Borneo, KI Batanjung, KI Tanah Kuning, KI Ketapang
Sulawesi: KI PaluPapua: KI Teluk Bintuni
mendorong pengelola untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerahdengan agenda perumusan daftar kebutuhan infrastruktur kemudianselanjutnya melaporkan daftar kebutuhan tersebut ke PUPR untuk
selanjutnya dimasukkan dalam daftar konreg PUPR dan dibahas dalamRakorbangwil PUPR
Aspek InfrastrukturDalam Kawasan
Sumatera: KI Galang Batang, KI Bintan Aerospace, KI Kemingking, KI Tanjung ButonSulawesi: KI Palu
Tata Kelola (Pengelola) Sumatera: KI Sei Mangkei, KI Katibung, KI PeasawaranJawa: KI Brebes, KI BangkalanKalimantan: KI Jorong, KI Tanah Kuning
Nusa Tenggara: KI Sumbawa Barat
Mendorong adanya penentuan pemrakarsa dan penugasan konsorsium pembangun dan pengelola Kawasan Industri melalui pembentukan timpercepatan yang melibatkan stakeholder tarkait baik tingkat pusat dan
daerah
SADAI SARAN DAN TINDAK LANJUT
• Integrasi database agar Kartu kendali dapat diupdate secara Bersama-sama oleh semua pihak di lingkungan
kementerian perindustrian. Sebelumnya, format Kartu kendali perlu disepakati. Juga, Perlu dipertimbangkan untuk
mengintegrasikan kartu kendali dengan kerangka basis data spasial dalam lingkup KPI yang sudah ada.
• Perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan tim PMO yang terdiri dari tim KI RPJMN 2020 – 2024 dan tim Kawasan
Industri PSN dan Direktif dalam satu koordinasi secara terintegrasi.