lakip - laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

136

Transcript of lakip - laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

DIREKTORAT JENDERAL KETAHANAN, PERWILAYAHAN, DAN

AKSES INDUSTRI INTERNASIONAL

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

LAKIP

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI

TAHUN 2021

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 i

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perwilayahan

Industri Tahun 2021 disusun sebagai akuntabilitas kinerja atas pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagai bentuk transparansi dalam

capaian kinerja dan penggunaan anggaran negara. LAKIP Direktorat Perwilayahan

Indusri berisi tentang analisis kinerja sasaran strategis, indikator kinerja utama (IKU), dan

analisis kinerja keuangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Perwilayahan Industri

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan perwilayahan industri dan pengawasan dan pengendalian kegiatan

kawasan industri.

Sesuai dengan yang tertera dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Direktorat

Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024, DIrektorat PI memiliki visi “Menyebarkan dan

Memeratakan Penumbuhan Industri yang berdaya saing dan berbasis sumber daya alam

ke seluruh NKRI”. Untuk mencapai visi tersebut, Direktorat PI telah menetapkan

sejumlah misi, tujuan, dan sasaran strategis. Direktorat PI telah menetapkan sejumlah

sasaran strategis yang dibagi ke dalam 3 (tiga) perspektif, yaitu Perspektif Pemangku

Kepentingan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi,

dan 7 (tujuh) IKU, meliputi : 1) Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang

beroperasi dan meningkatkan investasi; 2) Jumlah Kawasan Industri (KI) yang

dikembangkan; 3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik; 4) Wilayah Pusat

Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan; 5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI)

yang dikembangkan; 6) Regulasi Pengembangan Wilayah Industri; dan 7) Nilai SAKIP

Direktorat Perwilayahan Industri.

Berdasarkan Pengukuran Kinerja sasaran strategis yang tercapai adalah yang

terkait dengan perspektif pemangku kepentingan dan perspektif proses bisnis internal,

sementara itu untuk sasaran strategis pembelajaran organisasi belum tercapai sesuai

target.

Dari total 7 (tujuh) IKU, tercapai 6 (enam) IKU sesuai target dan tidak tercapai 1

(satu) IKU. IKU yang tidak tercapai sesuai target yaitu IKU “Nilai SAKIP Direktorat PI”

karena nilai yang didapatkan adalah 62,22 dari tager yang telah ditetapkan yaitu nilai 81.

Untuk kinerja anggaran, total DIPA yang diterima oleh Direktorat Perwilayahan

Industri untuk tahun anggaran 2021 adalah sebesar Rp 13.700.000.000,- tiga belas milyar

tujuh ratus juta rupiah). Dari total dana tersebut terjadi realokasi anggaran menjadi

sebesar 11.426.052.000 (sebelas milyar empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua

ribu rupiah) dan telah direalisasikan sebesar Rp. 11.398.629.475,- atau 99,76% dari

anggaran.

Untuk mengatasi sejumlah kendala dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat

Perwilayahan Industri, rekomendasi yang disarankan adalah: 1) Perlu inovasi dalam

pelaksanaan untuk pencapaian target serta optimalisasi pelaksanaan kegiatan melalui

media online, sehingga meskipun pandemi tujuan pelaksanaan kegiatan masih dapat

tercapai; 2) Koordinasi dengan stakeholder terkait yang lebih intensif untuk penyelesaian

permasalahan di bidang perwilayahan industri (baik dengan Pengelola Kawasan Industri,

Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga Terkait dsb); 3) Penguatan koordinasi dan

kerjasama di lingkungan Direktorat Perwilayahan Industri dalam rangka pencapaian

target bersama; 4) Penjadwalan dan strategi pelaksanaan kegiatan secara efektif serta

evaluasi kinerja minimal sebulan sekali; 5) Penyusunan Kebijakan yang menarik dan

implementatif bagi Kawasan Industri dan pelaku industri di dalamnya; 6) Dokumen SAKIP

agar dimonitor dan dievaluasi secara berkala, terutama pada indikator kinerjanya.

Direktorat Perwilayahan Industri masih perlu melakukan perbaikan agar kinerja

Direktorat Perwilayahan Industri semakin meningkat ke depan dan memberikan manfaat

bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan visi, misi dan tujuan Direktorat Perwilayahan

Industri.

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-

Nya Direktorat Perwilayahan Industri dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2021.

Dasar hukum penyusunan LAKIP diantaranya adalah Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan PP No.

8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban Direktur Perwilayahan Industri atas

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam membantu Dirjen Ketahanan

Perwilayahan dan Akses Industri Internasional dalam merumuskan dan melaksanakan

kebijakan di bidang perwilayahan industri, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perindustrian.

Dengan dukungan alokasi anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2021 telah

dilaksanakan berbagai program pembangunan guna merealisasikan target-target

perwilayahan industri sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra)

Direktorat Perwilayahan Industri yang merupakan turunan dari Renstra Kementerian

Perindustrian serta Renstra Direktorat Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses

Industri Internasional.

Melalui LAKIP ini, kami berharap dapat memberikan gambaran obyektif tentang

kinerja Direktorat Perwilayahan Industri tahun 2021, selain itu laporan ini diharapkan juga

dapat menjadi acuan yang berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan

kegiatan pada tahun mendatang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi usaha kita.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan laporan ini, baik

dalam bentuk kontribusi data, kontribusi penulisan laporan, maupun bentuk kontribusi

lainnya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, Februari 2022

Direktur Perwilayahan Industri,

Adie Rochmanto Pandiangan

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... I

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. III

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...…IV

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... V

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………….VI

1 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI ......................................................................... 1

1.2. PERAN STRATEGIS ORGANISASI ....................................................................................... 2

1.3. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................................. 2

2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................................................................. 8

2.1. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-2024 ............... 8

2.1.1 Visi dan Misi ...................................................................................................... 8 2.1.2 Tujuan ............................................................................................................... 9 2.1.3 Sasaran Strategis Pengembangan Perwilayahan Industri ................................ 9

2.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI ............................ 13

2.3. RENCANA KINERJA ...................................................................................................... 16

2.4. RENCANA ANGGARAN .................................................................................................. 19

3 AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................................. 21

3.1. CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 ............................ 21

3.2. REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 ...................... 51

4 PENUTUP ........................................................................................................................ 54

4.1. KESIMPULAN ............................................................................................................. 54

4.2. KENDALA DAN PERMASALAHAN ................................................................................... 54

4.3. REKOMENDASI ............................................................................................................ 55

LAMPIRAN 1 REKAPITULASI CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT

PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 .......................................................... I

LAMPIRAN 2 PEDOMAN KINERJA DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-

2024 .................................................................................................................. III

LAMPIRAN 3 MATRIKS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR KI RPJMN 2020 – 2024 ...... ERROR!

BOOKMARK NOT DEFINED.

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 v

LAMPIRAN 4 PROGRESS KI RPJMN 2020 - 2024 ........... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Perwilayahan Industri ......................................... 7

Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024 ................... 12

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daerah-Daerah yang Ditetapkan sebagai WPPI .................................................. 13

Tabel 2.2 Daftar 9 Kawasan Industri Prioritas RPJMN 2020-2024 ........................................ 15

Tabel 2.3 Daftar 18 Kawasan Industri Pengembangan Nasional RPJMN 2020-2024 ............ 15

Tabel 2.4 Sasaran Kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024 .............. 16

Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 Direktorat Perwilayahan Industri ....................... 18

Tabel 2.6 Kegiatan, Ouput dan Anggaran Tahun 2021 ...................................................... 20

Tabel 3.1 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang

Beroperasi dan Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1. .................... 22

Tabel 3.2 Target dan Realisasi IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang Beroperasi dan

Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra

Direktorat PI dan RPJMN Tahun 2020-2024 ....................................................... 22

Tabel 3.3 Status IUKI dan Progres 9 KI Prioritas Nasional 2020-2024 ............................... 23

Tabel 3.4 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI yang Dikembangkan dari Sasaran

Strategis 1 ............................................................................................................ 26

Tabel 3.5 Target dan Realisasi IKU Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan

dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun

2020-2024 ............................................................................................................ 26

Tabel 3.6 Target, Realisasi dan Capaian IKU Fasilitasi kawasan industri dengan zona

tematik dari Sasaran Strategis 1 ......................................................................... 28

Tabel 3.7 Progres Fasilitasi KI dengan zona tematik : KI Halal yang akan/telah ditetapkan

............................................................................................................................. 28

Tabel 3.8 Target dan Realisasi IKU Fasilitasi Kawasan Industri dengan Zona Tematik dari

Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun

2020-2024 ............................................................................................................ 29

Tabel 3.9 Target, Realisasi dan Capaian IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran

Strategis 1 ............................................................................................................. 33

Tabel 3.10 Target dan Realisasi IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1

Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024 ............................................ 33

Tabel 3.11 Target, Realisasi dan Capaian IKU KPI yang Dikembangkan dari Sasaran

Strategis 1 ............................................................................................................ 38

Tabel 3.12 Target dan Realisasi IKU KPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1

Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024 ........................................... 38

Tabel 3.13 Capaian Sasaran Strategis 1……………………………………………………...41

Tabel 3.14 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 1………………...………………..43

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 vii

Tabel 3.15 Target, Realisasi dan Capaian IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri

dari Sasaran Strategis 2 ...................................................................................... 44

Tabel 3.16 Target dan Realisasi IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri dari

Sasaran Strategis 2 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024……....45

Tabel 3.17 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 2…..……......................................45

Tabel 3.18 Target, Realisasi dan Capaian IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri

dari Sasaran Strategis 3……..................………………………………………..47

Tabel 3.19 Target dan Realisasi IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri dari

Sasaran Strategis 3 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024…........47

Tabel 3. 20 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 3……………………………...….51

Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021 Menurut

Sasaran Strategis /IKU…………………………………………..………………52

Tabel 3.22 Efisiensi (Realisasi Anggaran Dibanding Capaian Sasaran Strategis) Direktorat

Perwilayahan Industri Tahun 2020……………...………………………..…….53

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 1

1 PENDAHULUAN

1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Perwilayahan Industri

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan perwilayahan industri dan pengawasan dan pengendalian kegiatan

kawasan industri.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perwilayahan Industri

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengembangan wilayah

pusat pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan

pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan kawasan industri;

b. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan pusat

pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan

pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan kawasan industri;

c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan wilayah pusat

pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan

pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan kawasan industri;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan wilayah pusat

pertumbuhan industri, pengembangan kawasan peruntukan industri, dan

pembangunan kawasan industri dan kawasan tertentu serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan kawasan industri; dan

e. Pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, persuratan, kearsipan, dan rumah

tangga direktorat

1.2. PERAN STRATEGIS ORGANISASI

Direktorat Perwilayahan Industri mempunyai peran strategis dalam mewujudkan

penyebaran dan pemerataan pembangunan industri terutama di luar Pulau Jawa melalui

pengembangan Wilayah Pusat Perwilayahan Industri (WPPI), pengembangan Kawasan

Peruntukkan Industri (KPI), dan pembangunan Kawasan Industri (KI). Direktorat

Perwilayahan Industri menjadi fasilitator dalam mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur

industri, percepatan pembangunan Kawasan Industri, dan penyelesaian permasalahan

pengembangan Kawasan Industri di seluruh Indonesia.

1.3. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Perwilayahan Industri

didukung oleh 5 kelompok substansi dan 1 kasubbag TU. Berikut rincian Kelompok dan

tugas di Dit. PI:

1. Kelompok Substansi WPPI

Tugas :

• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengembangan

wilayah pusat pertumbuhan industri;

• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan

pusat pertumbuhan industri;

• pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan wilayah

pusat pertumbuhan industri;

• pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan wilayah pusat

pertumbuhan industri.

Koordinator Kelompok Substansi WPPI dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu :

a. Subkoordinator Fungsi Kebijakan dan NSPK Pengembangan WPPI

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 3

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan WPPI,

penyusunan NSPK WPPI, Harmonisasi Regulasi, Diseminasi Kebijakan dan NSPK,

Roadmap WPPI dan Evaluasi Kebijakan dan NSPK WPPI.

b. Subkoordinator Fungsi Infrastruktur WPPI.

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam Koordinasi Pembangunan Infrastruktur

WPPI: jalan, air, listrik, gas, pelabuhan, pengolahan limbah, perumahan pekerja,

pendidikan, telekomunikasi, R&D, kereta api, bandara.

2. Kelompok Substansi Kawasan Peruntukan Industri;

Tugas :

• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengembangan

Kawasan Peruntukan Industri;

• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan

Kawasan Peruntukan Industri;

• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan Kawasan

Peruntukan Industri;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan Kawasan

Peruntukan Industri.

Koordinator Kelompok Substansi KPI dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu:

a. Subkoordinator Fungsi Kebijakan dan NSPK Pengembangan KPI;

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan KPI, penyusunan

NSPK KPI, Bimtek Pengembangan KPI, Harmonisasi Regulasi KPI (pemberian

masukan substansi terkait KPI pada rapat lintas sektor RTR), Diseminasi

Kebijakan dan NSPK KPI, dan Evaluasi Kebijakan dan NSPK KPI.

b. Subkoordinator Fungsi Fasilitasi KPI

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyelesaian permasalahan Tata ruang

berupa Ketidaksesuaian Rencana Industri dan Kawasan Industri dengan RTRW,

Tumpang Tindih Lahan KPI dengan peruntukan lainnya, Review KPI

Kabupaten/Kota, dan Koordinasi optimalisasi pemanfaatan KPI. Selain itu sub

bagian ini juga yang mempunyai tugas dalam mengeluarkan rekomendasi Surat

Keteranfan Industri Berlokasi di Luar KI.

3. Kelompok Substansi Pembangunan Kawasan Industri

Tugas :

• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pembangunan

kawasan industri;

• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembangunan

kawasan industri;

• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembangunan kawasan

industri;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembangunan kawasan industri.

Koordinator Kelompok Substansi KI dibantu oleh 3 Subkoordinator, yaitu:

a. Sub Koordinator Fungsi Perumusan Kebijakan dan NSPK KI

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan KI, penyusunan

NSPK KI, Bimtek Pengembangan KI, Harmonisasi Regulasi KI, Diseminasi

Kebijakan dan NSPK KI, Roadmap KI dan Evaluasi Kebijakan dan NSPK KI.

b. Sub Koordinator Fungsi Perencanaan KI

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam pendampingan dan fasilitasi

perencanaan KI seperti pendampingan dokumen perencanaan (Master Plan,

Feasibility study, Amdal, DED,OBC,FBC), pendampingan dan fasilitasi proses

perizinan (Izin Lokasi, Lingkungan, IUKI/IPKI dan Ijin lainnya yg diminta di perda

spt IMB,dan SLF,Perijinan terkait infrastruktur dasar spt SIPA, IUPTL, IPPL B3)

serta pemenuhan kebutuhan infrastruktur di dalam KI (baik dilakukan oleh

pengelola maupun pemerintah).

c. Sub Koordinator Fungsi Penataan KI

Sub bagian ini melaksanakan tugas pada penyelesaian hambatan yang dihadapi

oleh KI eksisting seperti Pengadaan lahan (baik B2B, maupun untuk kepentingan

umum), Kelembagaan pengelola KI, Kenyamanan berusaha, Kerjasama teknik

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 5

dalam pembangunan KI (sinergi data antara KL dan Pemda), Promosi KI dan

Fasilitas/insentif KI.

4. Kelompok substansi Pembangunan Kawasan Tertentu

Tugas :

• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pembangunan

kawasan tertentu;

• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembangunan

kawasan tertentu;

• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembangunan kawasan

tertentu;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembangunan kawasan tertentu.

Koordinator Kelompok Substansi Kawasan Tertentu dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu:

a. Sub Koordinator Fungsi Perumusan Kebijakan dan NSPK KT

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan KT, penyusunan

NSPK KT, Bimtek Pengembangan KT, Harmonisasi Regulasi KT, Pengusulan

Juklak/Juknis untuk KT, Diseminasi Kebijakan dan NSPK KT, dan Evaluasi

Kebijakan dan NSPK KT.

b. Sub Koordinator Fungsi Fasilitasi KT

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam pendampingan dan fasilitasi

pembangunan Kawasan Tertentu seperti KI Halal, KI Hasil Tembakau, KI

Holtikultura, KI Digital, KI Eco Industrial park dan KI Maritim.

5. Kelompok Substansi Pengawasan dan Pengendalian KI

Tugas :

• Penyiapan perumusan dan pelaksanan kebijakan di bidang pengawasan dan

pengendalian kegiatan kawasan industri;

• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan dan

pengendalian kegiatan kawasan industri;

• Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan dan

pengendalian kegiatan kawasan industri;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan dan pengendalian

kegiatan kawasan industri.

Koordinator Kelompok Substansi Wasdal KI dibantu oleh 2 Subkoordinator, yaitu:

a. Sub Koordinator Fungsi Perizinan KI

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam penyusunan kebijakan Wasdal KI,

Pemantauan komitmen IUKI/IPKI, Evaluasi Pemberian IUKI/IPKI, Investigasi

dugaan pelanggaran, dan Pelaporan wasdal perizinan KI.

b. Sub Koordinator Fungsi Standard dan Data KI

Sub bagian ini melaksanakan tugas dalam Koordinasi pelaksanaan audit

kesesuaian penerapan standar KI, Monitoring keakuratan, kelengkapan, dan

ketepatan pelaporan pada SIINas, Pemetaan (updating atribut) pada WPPI, KPI,

KI, KT, Evaluasi penetapan status untuk KI/KT, Pelaporan wasdal standar KI dan

data KI.

Selain itu, pada kelompok substansi ini juga terdapat tugas dalam pengusulan PSN

dan OVNI di Bidang Kawasan Industri.

6. Subbagian Program dan Tata Usaha

Tugas :

Pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, persuratan, kearsipan, dan rumah

tangga direktorat.

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 7

Direktorat Perwilayahan

Industri

Kelompok Fungsi

Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan

Industri

Kelompok Fungsi

Pengembangan Kawasan

Peruntukan Industri

Kelompok Fungsi

Pengembangan Kawasan Industri

Kelompok Fungsi

Pembangunan Kawasan Tertentu

Kelompok Fungsi

Pengawasan dan

Pengendalian Kawasan Industri

Subbagian Tata Usaha

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Perwilayahan Industri

2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), disebutkan bahwa rencana strategis (Renstra)

merupakan bagian dari proses penyelenggaraan SAKIP. Perencanaan strategis

berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5

(lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau

mungkin timbul. Perencanaan strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, dan

strategi (yang meliputi kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis) dengan

mengantisipasi perkembangan masa depan.

Direktorat Perwilayahan Industri sebagai unit pada Direktorat Jenderal Ketahanan

Perwilayahan dan Akses Industri Internasional telah menyusun Rencana Strategis

(Renstra) yang merupakan suatu dokumen perencanaan yang disusun untuk dijadikan

sebagai alat acuan dalam melaksanakan tugas, fungsi dan program kegiatan, dan

merupakan tolok ukur pencapaian sasaran dan kinerja.

2.1. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-2024

2.1.1 Visi dan Misi

1. Visi

Visi Direktorat Perwilayahan Industri adalah: “Menyebarkan dan Memeratakan

Penumbuhan Industri yang berdaya saing dan berbasis sumber daya alam ke seluruh

NKRI”

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, Direktorat Perwilayahan Industri

mengemban misi :

1) Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh

NKRI melalui fasilitasi, regulasi dan implementasi pengembangan Wilayah Pusat

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 9

Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukkan Industri (KPI), dan

Kawasan (Kawasan Industri dan Kawasan Tertentu);

2) Memfasilitasi percepatan pembangunan industri di daerah yang berlandaskan

potensi sumber daya yang dimiliki daerah;

3) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana

industri dalam mendukung perwilayahan industri.

2.1.2 Tujuan

Direktorat Perwilayahan Industri menetapkan tujuan pengembangan perwilayahan

industri untuk 5 (lima) tahun ke depan yaitu “Meningkatnya penyebaran dan pemerataan

pembangunan industri ke seluruh wilayah NKRI”. Indikator Kinerja Tujuan (IKT) yang

menjadi ukuran keberhasilan pencapaian tujuan tersebut adalah:

(1) Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan

investasi;

(2) Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan;

(3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik;

(4) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan;

(5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan.

2.1.3 Sasaran Strategis Pengembangan Perwilayahan Industri

A. Persfektif Pemangku Kepentingan

Sesuai dengan amanat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian, maka selanjutnya perwilayahan industri dilakukan melalui pengembangan

Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, pengembangan Kawasan Peruntukan Industri,

pembangunan Kawasan Industri dan pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri

Menengah.

Sasaran Strategis 1 : Penyebaran Industri

Penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dilakukan melalui pengembangan perwilayahan industri dengan tujuan

untuk meningkatkan jumlah kawasan industri di Luar Jawa yang beroperasi dan

meningkatkan investasi, berkembangnya kawasan industri, memfasilitasi kawasan

industri dengan zona tematik, berkembangnya WPPI, dan berkembangnya Kawasan

Peruntukan Industri (KPI). Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang juga merupakan

Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran strategis ini adalah:

1) Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan

investasi;

2) Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan;

3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik;

4) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan;

5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan.

B. Persfektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis 2 : Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 14 menyatakan

bahwa salah satu upaya penguatan ekonomi melalui kegiatan industri dapat dilakukan

dengan perwilayahan industri. Pemerintah dan/ atau pemerintah daerah diamanatkan

untuk melakukan percepatan pemerataan dan penyebaran pembangunan industri ke

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui perwilayahan industri.

Perwilayahan industri tersebut dilaksanakan melalui pengembangan wilayah pusat

pertumbuhan industri; pengembangan kawasan peruntukan industri; pembangunan

kawasan industri; dan pengembangan sentra industri kecil dan industri menengah. Untuk

pengembangan perwilayahan industri tersebut dalam implementasinya diperlukan

adanya NSPK sebagai dasar pelaksanaan pengembangan. Untuk itu, Indikator Kinerja

Sasaran Strategis (IKSS) yang juga merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sasaran

strategis ini adalah:

1) Regulasi Pengembangan Wilayah Industri. (Kebijakan)

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 11

C. Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat

PI

Dalam usaha mewujudkan program kerja yang akuntabel perlu didukung dengan

manajemen kinerja prima. Sebagai bagian dari instansi pemerintah yang diatur dalam

perundang-undangan yang berlaku, setiap kegiatan yang dilakukan perlu

mengedepankan asas efektifitas, efisiensi, dan transparansi. Dengan demikian

pelaksanaan program kegiatan bisa dilakukan secara maksimal dan bisa mencapai target

yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang juga merupakan

IKU dari sasaran ini adalah:

1) Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri . (Nilai)

12

Visi dan Misi

Perspektif Pemangku

Kepentingan

Perspektif Proses Bisnis

Internal

Perspektif Pembelajaran

Organisasi

Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024

Mengkoordinasikan dan

melaksanakan pembangunan

sarana dan prasarana industri

dalam mendukung

perwilayahan industri

Fasilitasi, regulasi dan implementasi

pengembangan WPPI, KPI, dan

Kawasan (Kawasan Industri dan

Kawasan Tertentu)

Menyebarkan dan memeratakan penumbuhan

industri yang berdaya saing dan berbasis

sumber daya alam ke seluruh wilayah NKRI

Memfasilitasi percepatan

pembangunan industri di

daerah yang berlandaskan

potensi sumber daya yang

dimiliki daerah

Penyebaran Industri

Tersedianya NSPK

Pengembangan Wilayah

Industri

Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme

Manajemen Direktorat PI

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 13

2.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI

Arah kebijakan pertama adalah menarik investasi industri dengan menyediakan

tempat industri tersebut dibangun, dalam arti tempat yang seluruh sarana prasarana

yang dibutuhkan telah tersedia. Setelah itu baru kebijakan yang menyangkut arah

pertumbuhan populasi industri serta arah peningkatan produktivitasnya. Arah

kebijakan pembangunan industri adalah Pengembangan Perwilayahan Industri: (a)

Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri; (b) Kawasan Peruntukan Industri; dan (c)

Kawasan Industri.

Strategi untuk mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan

industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan dengan

cara :

a. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang sudah

ditetapkan sebanyak 22 (dua puluh dua) WPPI sebagaimana pada Tabel 3.1. Konsep

utama WPPI adalah terbentuknya suatu wilayah dengan karakteristik tertentu

yang berpotensi untuk menumbuhkan dan mengembangkan industri tertentu

yang akan berperan sebagai penggerak utama (prime mover) bagi pengembangan

wilayah tersebut serta membawa peningkatan pertumbuhan industri dan ekonomi

pada wilayah lain di sekitarnya dalam suatu wilayah regional atau provinsi dengan

batas-batas yang jelas. Pemilihan dan penetapan WPPI bukan hanya dimaksudkan

untuk memberikan prioritas pembangunan industri pada suatu wilayah, namun

juga menjadi strategi agar percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan

industri dapat diwujudkan. Lebih jauh, pengembangan WPPI dimaksudkan untuk

menekan kesenjangan (disparity) pendapatan dan mengurangi kesenjangan

kemiskinan antar wilayah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) serta kesenjangan antara

kota dan desa.

Tabel 2.1 Daerah-Daerah yang Ditetapkan sebagai WPPI

No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi

1. Mimika Papua

2. Teluk Bintuni Papua Barat

3. Halmahera Timur-Halmahera Tengah - Pulau

Morotai

Maluku Utara

No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi

4. Bitung-Manado-Tomohon-Minahasa-Minahasa

Utara (termasuk KAPET MANADO BITUNG)

Sulawesi Utara

5. Kendari-Konawe-Konawe Utara-Konawe

Selatan-Kolaka-Morowali (termasuk KAPET

BANK SEJAHTERA SULTRA)

Sulawesi Tenggara

6. Palu-Donggala-Parigi Mountong-Sigi (termasuk

KAPET PALAPAS)

Sulawesi Tengah

7. Makassar-Maros-Gowa - Takalar-Jeneponto-

Bantaeng

Sulawesi Selatan

8. Pontianak-Landak-Sanggau-Ketapang –Sambas-

Bengkayang (sebagian KAPET Khatulistiwa)

Kalimantan Barat

9. Tanah Bumbu-Kotabaru (termasuk KAPET

BATULICIN)

Kalimantan Selatan

10. Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kertanegara -

Bontang-Kutai Timur (termasuk KAPET

SASAMBA)

Kalimantan Timur

11. Tarakan-Nunukan Kalimantan Utara

12. Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie -Bireun-

Lhokseumawe (termasuk KAPET BANDAR ACEH

DARUSSALAM)

Aceh

13. Medan-Binjai-Deli Serdang-Serdang Bedagai -

Karo-Simalungun-Batubara

Sumatera Utara

14. Dumai-Bengkalis-Siak Riau

15. Batam-Bintan Kep. Riau

16. Banyuasin -Muara Enim Sumatera Selatan

17. Lampung Barat-Lampung Timur-Lampung

Tengah-Tanggamus-Lampung Selatan

Lampung

18. Cirebon-Indramayu-Majalengka Jawa Barat

19. Kendal-Semarang-Demak Jawa Tengah

20. Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya-Sidoarjo-

Mojokerto-Bangkalan

Jawa Timur

21. Cilegon-Serang-Tangerang Banten

22. Bogor-Bekasi-Purwakarta-Subang-Karawang Jawa Barat

b. Mengembangkan Kawasan Peruntukan Industri, dengan mendorong industri

setiap kabupaten/kota dibangun dalam Kawasan Peruntukan Industri (KPI).

Pengembangan KPI dilakukan dengan mengacu pada RTRW masing-masing

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 15

kabupaten/kota. KPI adalah tempat berlokasinya kawasan industri dan industri-

industri di daerah yang tidak memiliki kawasan industri. Bagi kabupaten/kota yang

tidak termasuk dalam WPPI dan tidak memungkinkan dibangun kawasan industri

karena tidak layak secara teknis dan ekonomis, pengembangan industrinya dapat

dilakukan sepanjang berada di dalam KPI.

c. Membangun dan mengembangkan Kawasan Industri, baik dilakukan oleh swasta

maupun pemerintah. Kawasan industri yang dibangun oleh Pemerintah

diprioritaskan untuk berada di luar Pulau Jawa. Dalam periode tahun 2020-2024,

Direktorat PI akan memfasilitasi pembangunan dan pengembangan 27 (dua)

kawasan industri prioritas RPJMN.

Tabel 2.2 Daftar 9 Kawasan Industri Prioritas RPJMN 2020-2024

No. KI Prioritas Lokasi

1. KI Takalar Prov. Sulawesi Selatan

2. KI Bintan Aerospace Prov. Kepulauan Riau

3. KI Galang Batang Prov. Kepulauan Riau

4. KI Sadai Prov. Bangka Belitung

5. KI Tanggamus Prov. Lampung

6. KI Ladong Prov. Aceh

7. KI Tanjung Enim Prov. Sumatera Selatan

8. KI Teluk Weda Prov. Maluku Utara

9. KI Ketapang Prov. Kalimantan Barat

Selain itu, terdapat 18 KI (Tabel 2.3) yang akan dikembangkan dalam kerangka

industrialisasi dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah dibangun, kerja sama

regional, serta diversifikasi perekonomian daerah.

Tabel 2.3 Daftar 18 Kawasan Industri Pengembangan Nasional RPJMN 2020-2024

No. KI Pengembangan Lokasi

1. KI Kuala Tanjung Prov. Sumatera Utara

2. KI Tanjung Buton Prov. Riau

3. KI Tenayan Prov. Riau

4. KI Kemingking Prov. Jambi

5. KI Tanggamuns Prov. Lampung

6. KI Batulicin Prov. Kalimantan Selatan

7. KI Pesawaran Prov. Lampung

8. KI Way Pisang Prov. Lampung

9. KI Katibung Prov. Lampung

10. KI Brebes Prov. Jawa Tengah

11. KI Bangkalan Prov. Jawa Timur

12. KI Sumbawa Barat Prov. Nusa Tenggara

13. KI Batanjung Prov. Kalimantan Tengah

14. KI Jorong Prov. Kalimantan Selatan

15. KI Batulicin Prov. Kalimantan Selatan

16. KI Tanah Kuning Prov. Kalimantan Utara

17. KI Palu Prov. Sulawesi Tengah

18. KI Teluk Bintuni Prov. Papua Barat

d. Berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam membangun

infrastruktur utama (jalan, listrik, air minum, telekomunikasi, pengolah limbah,

dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung

kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja.

2.3. RENCANA KINERJA

Sebagai unit kerja Eselon II di Ditjen KPAII, Direktorat Perwilayahan Industri

diberikan target-target kinerja yang menjadi sasaran kegiatan yang diturunkan baik

secara langsung maupun tidak langsung dari sasaran strategis RPJMN, Kementerian

Perindustrian, maupun Ditjen KPAII. Dalam periode tahun 2020-2024, sasaran kegiatan

Pengembangan Wilayah Industri pada Direktorat Perwilayahan Industri adalah

sebagaimana Tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4 Sasaran Kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020-2024

Program/

Kegiatan

Sasaran Kegiatan Direktorat

PI

/ Indikator Kinerja Utama

Satuan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

Kegiatan Pengembangan Wilayah Industri

Perspektif Pemangku Kepentingan

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 17

Program/

Kegiatan

Sasaran Kegiatan Direktorat

PI

/ Indikator Kinerja Utama

Satuan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SK1 Penyebaran Industri

1. Jumlah Kawasan

Industri (KI) prioritas di

luar Jawa yang

beroperasi dan

meningkatkan investasi

KI 11 13 15 16 17

(kumulatif)

2. Jumlah Kawasan

Industri (KI) yang

dikembangkan

KI 18 22 26 30 33

(kumulatif)

3. Fasilitasi kawasan

industri dengan zona

tematik

KI 2 2 2 3 3

(kumulatif)

4. Database Kawasan

Industri

Persen 0 30 50 70 80

5. Wilayah Pusat

Pertumbuhan Industri

(WPPI) yang

dikembangkan

WPPI 3 3 3 3 3

6. Kawasan Peruntukan

Industri (KPI) yang

dikembangkan

KPI 3 10 10 10 10

Perspektif Proses Bisnis Internal

SK2 Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

1. Regulasi

Pengembangan Wilayah

Industri

Kebijakan 2 4 6 8 10

(kumulatif)

Perspektif Pembelajaran Organisasi

SK3 Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat PI

1. Nilai SAKIP Direktorat PI Nilai 80 81 82 83 85

Pencapaian Target Kinerja Direktorat Perwilayahan Industri diukur dengan

tercapainya Indikator Kinerja Utama yang dihitung dengan formula pada Pedoman

Kinerja Direktorat Perwilayahan Industri yang ditunjukkan dalam Lampiran 2.

Berdasarkan sasaran strategis diatas, Direktorat perwilayahan industri menyusun

Rencana Kinerja Tahun 2021 yang disusun dalam rangka pencapaian target jangka

menengah. Rencana Kinerja Direktorat perwilayahan industri Tahun 2021 memuat

beberapa indikator kinerja yang ditetapkan berdasarkan perspektif pemangku

kepentingan dan pelaksanaan Tupoksi. Perjanjian Kinerja tersebut adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 Direktorat Perwilayahan Industri

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Satuan Kegiatan Pendukung

Perspektif Pemangku Kepentingan

1. Penyebaran Industri di Luar

Jawa

1.1 Jumlah Kawasan Industri (KI)

Prioritas di Luar Jawa yang

beroperasi dan meningkatkan

investasi

13 KI - PMO Kawasan Industri RPJMN

- Koordinasi Percepatan Perizinan

Kawasan Industri

1.2 Jumlah Kawasan Industri (KI)

yang dikembangkan

22 KI Koordinasi Pemenuhan

Infrastruktur KI

1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI)

dengan zona tematik

2 KI Pembentukan Kawasan Industri

Halal

1.4 Wilayah Pusat Pertumbuhan

Industri (WPPI) yang

dikembangkan

3 WPPI - Penyusunan NSPK

Pengembangan WPPI

- Koordinasi Kebutuhan

Infrastruktur dengan Pemerintah

Daerah dan Pelaku Industri di

dalam WPPI

1.5 Kawasan Peruntukan Industri

(KPI) yang dikembangkan

10 KPI ― Koordinasi Penetapan KPI dalam

RTRW

― Review Kawasan Peruntukan

Industri (KPI) Kabupaten/Kota

― Fasilitasi Penyelesaian

Permasalahan Kawasan

Peruntukan Industri (KPI)

Perspektif Pemangku Kepentingan

2. Tersedianya NSPK

Pengembangan Wilayah Industri

2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah

Industri

2 RPP/

Rperpres/

RPermen

- Penyusunan Kebijakan Dalam

Rangka Pembangunan Kawasan

Industri Melalui Prakarsa

Pemerintah

- Penyusunan Kebijakan

Pembentukan Kawasan

Hortikultura

Perspektif Pembelajaran Organisasi

3. Tersusunnya pengelolaan

keuangan, serta pengendalian

yang berkualitas dan akuntabel

3.1 Nilai Sakip Direktorat

Perwilayahan Industri

81 Nilai - Penyusunan Rencana Program,

Evaluasi dan Pelaporan

- Layanan Tata Usaha dan Rumah

Tangga

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 19

Dokumen Perjanjian Kinerja diatas merupakan pernyataan komitmen pimpinan

Direktorat perwilayahan industri sebagai wujud komitmen Direktur sebagai penerima

amanah dan kesepakatan yang diukur berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta

sumber daya yang tersedia. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja adalah: 1) Sebagai

wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan

integritas, akuntabilitas, transparasi dan kinerja Aparatur; 2) Menciptakan tolok ukur

kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 3) Sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar

pemberian penghargaan dan sanksi; 4) Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk

melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi atas perkembangan/kemauan kinerja

penerima amanah; 5) Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

2.4. RENCANA ANGGARAN

Untuk mewujudkan rencana kinerja Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021

dialokasikan anggaran melalui DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Berdasarkan

DIPA Direktorat Jenderal KPAII Tahun 2020 oleh Kementerian Keuangan Nomor: No.

019-09.1.248039/2021 tanggal 23 November 2020 Direktorat Perwilayahan Industri

memperoleh anggaran sebesar Rp. 13.700.000.000,- (tiga belas milyar tujuh ratus juta

rupiah). Kemudian setelah dilakukan realokasi anggaran, berdasarkan DIPA Ditjen

KPAII Revisi ke-8 No. 019-09.1.248039/2021 tanggal 8 Oktober 2021, Direktorat

Perwilayahan Industri berubah menjadi sebesar Rp. 11.426.052.000,- (sebelas milyar

empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua ribu rupiah). Anggaran tersebut

dipergunakan dalam melaksanakan program Pengembangan Wilayah Industri.

Untuk lebih jelasnya berikut adalah Tabel Rincian Kegiatan, Output, dan Anggaran

Direktorat Perwilayahan Industri Tahun Anggaran 2021 secara rinci, ouput dan

komponen Tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6 Kegiatan, Ouput dan Anggaran Tahun 2021

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 21

3 AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021

Penilaian atas pelaksanaan tugas Direktorat Perwilayahan Industri dilakukan

melalui pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan kegiatan / program / kebijakan sesuai dengan sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah

ditetapkan. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian

target indikator kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi

maximize (indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian

indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan):

2. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi

minimize (indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian

indikator kinerja lebih kecil dari nilai target yang ditetapkan) :

Direktorat Perwilayahan Industri melakukan pengukuran Kinerja Sasaran

Perjanjian Kinerja dengan 3 sasaran strategis dan 7 indikator kinerja utama, yaitu

sebagai berikut:

A. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis 1: Penyebaran Industri di Luar Pulau Jawa

Sasaran Strategis “Penyebaran Industri di Luar Pulau Jawa” pada Tahun 2021

diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja utama (IKU), yaitu:

1) Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan

meningkatkan investasi (Target : 13 KI)

Indeks Capaian = realisasi / target x 100%

Indeks Capaian = [(2 x target) - realisasi)] / target x 100%

Indikator Kinerja “Jumlah KI yang beroperasi dan meningkatkan investasi”

diukur dari jumlah Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri

(IUKI) efektif. Pada Tahun 2021 ini, ditetapkan target sebanyak 13 KI (kumulatif) yang

terbit IUKI-nya terdiri dari 8 KI baseline tahun 2019 dan 3 KI pada tahun 2020 dan 2 KI

Tahun 2021.

Tabel 3.1 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang

Beroperasi dan Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1.

Dari target 13 KI (kumulatif) tersebut, sebagaimana Tabel 3.1 telah tercapai 13 KI

yang telah terbit IUKI-nya , antara lain pada Tahun 2019 tercapai 8 KI Baseline, yaitu: KI

Sei Mangkei, KI Dumai, KI Batu Licin, KI Bitung, KI Morowali, KI Palu, KI Bantaeng, dan

KI Konawe. Dan pada Tahun 2020 tercapai sebanyak 4 KI, yaitu: KI Sadai, KI Ladong, KI

Wedabay, dan KI Ketapang, serta Tahun 2021 telah tercapat 1 KI, yaitu KI Tanjung

Enim. Sehingga target Tahun 2021 secara kumulatif tercapai sebanyak 13 KI yang telah

terbit IUKI-nya.

Pada tahun 2021 juga telah diterbitkan 4 IUKI pada KI Non RPJMN yaitu KI Bekasi

Surya (Kab. Bekasi), KI Sambalagi (Morowali Utara), KI Taifa (Subang), dan KIT Batang

(Kab. Batang).

Tabel 3.2 Target dan Realisasi IKU Jumlah KI Prioritas di Luar Jawa yang Beroperasi dan Meningkatkan Investasi dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI

dan RPJMN Tahun 2020-2024

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

2020 2021

Satuan T R T R

Capaian (%)

Penyebaran Industri

Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi

11 12 13 13 100% KI

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Target Renstra Target RPJMN

Realisasi Kumulatif s.d. Tahun

2021

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 s.d.

2024

Penyebaran Industri

Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi

11 13 15 16 17 (kumulatif)

9 13 KI

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 23

Pada Tabel 3.2, dalam Renstra Direktorat PI target jumlah KI di Luar Jawa yang

beroperasi dan meningkatkan investasi tahun 2021 secara kumulatif adalah 13 KI, yang

terdiri dari 8 KI Baseline tahun 2019 dan 4 KI tahun 2020 dan 1 KI tahun 2021. Dengan

realisasi 13 KI Kumulatif, maka target Renstra Direktorat PI terpenuhi. Sementara

target pada RPJMN adalah sebanyak 9 KI Kumulatif s.d. Tahun 2024 (KI Baru, tidak

termasuk KI Baseline 2019), maka realisasi yang tercapai sudah sebanyak 5 KI dari 9 KI.

Selain menfasilitasi perijinan untuk 9 KI prioritas RPJMN, Direktorat

Perwilayahan Industri juga memfasilitasi perijinan kepada KI lain, baik di luar Jawa

maupun di Jawa. Untuk Status IUKI beserta progres 9 KI prioritas RPJMN 2020-2024

dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel 3.3 Status IUKI dan Progres 9 KI Prioritas Nasional 2020-2024

No. KI Prioritas Lokasi Progres Status IUKI

1. KI Takalar Prov. Sulawesi Selatan Pembebasan Lahan

Belum terbit

2. KI Bintan Aerospace

Prov. Kepulauan Riau Operasional IUKI sudah terbit (IUKI KI Bintan Inti sebagai KI Induk)

3. KI Galang Batang

Prov. Kepulauan Riau Pembangunan Belum terbit

4. KI Sadai Prov. Bangka Belitung Operasional IUKI efektif

5. KI Tanggamus Prov. Lampung Penyusunan masterplan

Belum terbit

6. KI Ladong Prov. Aceh Operasional IUKI efektif

7. KI Tanjung Enim Prov. Sumatera Selatan

Operasional IUKI Efektif

8. KI Teluk Weda Prov. Maluku Utara Operasional IUKI efektif

9. KI Ketapang Prov. Kalimantan Barat

Operasional IUKI efektif

Komponen kegiatan yang mendukung capaian indicator tersebut adalah:

• PMO Kawasan Industri RPJMN

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah:

1. Pemutakhiran data 9 KI Prioritas RPJMN, KI Subang dan KI Batang

2. Telah dilaksanakannya workshop pengisian kartu kontrol dan penyusunan

rencana aksi terhadap 27 KI RPJMN

3. Telah disusun draft Rencana Aksi Kawasan Industri RPJMN 2020-2024

4. Telah disusun laporan debottlenecking permasalahan KI RPJMN bulan ke 2, 3,

4 (April, Mei, Juni)

5. Telah dilaksanakan FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan Kawasan

Industri RPJMN di Sektor Perhubungan

6. Telah dilaksanakan FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan Kawasan

Industri RPJMN di Sektor Tata Ruang dan Lingkungan

7. Telah dilaksanakan FGD Percepatan Pembangunan Kawasan Industri Teluk

Bintuni

8. Melakukan pemantauan perkembangan KI RPJMN dengan mengikuti rapat-

rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh K/L terkait

9. Melakukan survei dan kunjungan lapangan ke 27 lokasi Kawasan Industri

Prioritas dan Pengembangan

Rekap Progres Pembangunan KI RPJMN dilampirkan pada lampiran 4.

• Koordinasi Percepatan Perizinan Kawasan Industri

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :

1. Asistensi Rencana Pembangunan Industri PT. Setjava Globalindo

2. Asistensi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Aviarna oleh PT. Bumi

Raya Perkasa Nusantara

3. Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Penerbitan IUKI PT. Anugrah Tambang

Industri

4. Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Penerbitan IUKI PT. Bekasi Surya

5. Asistensi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Ngawi dengan Pemerintah

Daerah

6. Pendampingan BAP IUKI Tanjung Enim (PT. Bukit Asam)

7. Asistensi Perizinan KI bersama Disperindag Subang terkait Permohonan BAP

PT. Taifa Jaya

8. Workshop Penataan Infrastruktur Industri di WPPI Banten

9. Silaturahmi dan Sosialisasi Dukungan Penggunaan TKA pada OVNI dan PSN

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 25

10. Rapat Koordinasi Pengamanan OVNI Kawasan Industri

11. Pemeriksaan Lapangan dalam Rangka Pemenuhan Komitmen Penerbitan IUKI

PT. Taifa Jaya Development di Kabupaten Subang

12. Verifikasi Lapangan Objek Vital Nasional PT. Indonesia Weda Bay Industrial

melalui media daring

13. Koordinasi Proses Penerbitan IUKI oleh BKPM setelah penerbitan BAP PT.

Taifa Jaya Development terkait masa transisi OSS RBA pasca UUCK

14. Pendampingan Pelaksanaan BAP PT. Kawasan Industri Terpadu Batang

dengan Pemerintah Daerah

15. Koordinasi Usulan PSN PT. Widya Kreasi Abadi bersama Pemerintah Daerah

Kabupaten Indramayu dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

16. Koordinasi Usulan PSN PT. Biomasa Jaya Abadi bersama Pemerintah

Kabupaten Pohuwato dan Pemerintah Provinsi Gorontalo

17. FGD Pembangunan Kawasan Industri di Kawasan Rebana dan Kunjungan

Lapangan

18. Pendampingan Penerbitan IUKI KIT Batang

19. FGD Pembangunan Kawasan Industri Takalar dan Bantaeng

20. Rapat Koordinasi Perizinan PT. KIPI

21. Rapat Koordinasi Operasional Industri Dan Kawasan Industri dengan IOMKI

dan Peduli Lindungi

22. Rapat Koordinasi tindak lanjut Penyelesaian permasalahan PT. Fortech

Lingkungan Indonesia

23. Survey Kawasan Industri Buahdua dan Jonggol

24. Koordinasi Pengelolaan Kawasan Industri di Provinsi Sumatera Utara

2) Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan (Target: 22 KI)

Indikator Kinerja “Jumlah KI yang dikembangkan” dihitung dari jumlah kawasan

industri yang difasilitasi pemenuhan kebutuhan infrastrukturnya. Pada Tahun 2021

ini, terdapat 22 KI (Kumulatif) yang menjadi target output dalam fasilitasi

pemenuhan kebutuhan infrastrukturnya, yang terdiri dari 15 KI yang dikembangkan

pada tahun 2019 (baseline) dan 3 KI yang dikembangkan pada tahun 2020, dan 4 KI

pada Tahun 2021.

Tabel 3.4 Target, Realisasi dan Capaian IKU Jumlah KI yang Dikembangkan dari Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

2020 2021

Satuan T R T R

Capaian (%)

Penyebaran Industri ke Luar Jawa

Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan

18 18 22 22 100 KI

Dari target 22 KI (kumulatif) dikembangkan, sebagaimana Tabel 3.4 telah

tercapai 22 KI yang difasilitasi pengembangannya antara lain:

Tahun 2019 (15 KI):

KEK Tanjung Api-Api, KI Landak, KI Ketapang, KI Tanggamus, KEK Maloy, KI

Bantaeng, KEK Bitung, KI Morowali, KI Konawe, KI Buli, KI Kendal, KI JIIPE, KI Dumai,

KI Wilmar Serang, dan KEK Lhokseumawe.

Tahun 2020 (3 KI) à KI Teluk Bintuni, KI Brebes dan KI Jorong.

Tahun 2021 (4 KI) à KI Ladong, KI Sei Mangke, KI Tenayan, KI Tanjung Buton

Pada Tahun 2021, Direktorat Perwilayahan Industri juga memfasilitasi

pengembangan KI lain yaitu: KI Bintuni, KI Brebes, KI Batanjung, KI Surya Borneo, dan

KI Bantaeng.

Tabel 3.5 Target dan Realisasi IKU Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun 2020-2024

Untuk progres Pengembangan 18 KI RPJMN sampai dengan Tahun 2021

dilampirkan pada Lampiran 4.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Target Renstra Target RPJMN

Realisasi Kumulatif s.d. Tahun

2021

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 s.d.

2024

Penyebaran Industri

Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan

18 22 26 30 33 (kumulatif)

9 22 KI

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 27

Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator KI yang

dikembangkan adalah:

§ Koordinasi Pemenuhan Infrastruktur KI

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :

1. Penyelesaian SK Tim Harian KPBU KI Teluk Bintuni

2. Penyelesaian naskah CTP PT. PII

3. Monitoring penyediaan infrastruktur KI Batang melalui rapat Setkab

4. Koordinasi Penajaman Masalah KI RPJMN dengan BKPM

5. Rapat Tindak Lanjut Pemulihan Perjanjian Fasilitas KPBU KI Teluk Bintuni

6. Rapat Alokasi dan Harga Gas untuk Proyek KPBU KI Teluk Bintuni

7. Rapat Koordinasi Kawasan Industri Teluk Bintuni

8. Pelaksanaan Rapat MoU dan Tindak Lanjut Pemulihan PDF Proyek KPBU KI

Teluk Bintuni

9. Koordinasi perizinan dan permasalahan pengelolaan KI Tanah Kuning

10. Koordinasi Pembangunan Industri dan Kawasan Indusri di Kawasan Rebana

Jawa Barat

11. Koordinasi Pelaksanaan Eco Industrial Park Bersama UNIDO di Kawasan

Industri di Batam, Bekasi, dan Karawang

12. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah KI Teluk Bintuni

13. FGD Kawasan Industri Takalar dan Bantaeng

14. FGD Percepatan Pembangunan Proyek KPBU KI Teluk Bintuni

15. FGD Pengembangan Kawasan Industri di Sumatera

16. The 3rd CSSC Meeting Global Eco Industrial Park Programme – Indonesia

Country Level

17. Kunjungan Kerja Pengembangan Kawasan Industri di Batam dan Bintan

3) Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik (Target : 2 KI)

Indikator “Fasilitasi KI dengan zona tematik” dihitung dari Jumlah kawasan

industri yang telah ada/beroperasi (existing) yang menyediakan layanan berdasarkan

fungsi-fungsi spesifik. Fasilitasi KI dengan zona tematik yang dimaksud pada indikator

ini adalah Kawasan Industri Halal, yang dilakukan melalui surat keterangan Kawasan

Industri sebagai Kawasan Industri Halal dari Kementerian Perindustrian. Pada Tahun

2021 ditargetkan sebanyak 2 KI yang ditetapkan melalui Surat Keterangan Kawasan

Industri sebagai Kawasan Industri Halal dari Kementerian Perindustrian.

Tabel 3.6 Target, Realisasi dan Capaian IKU Fasilitasi kawasan industri dengan

zona tematik dari Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

2020 2021

Satuan T R T R

Capaian (%)

Penyebaran Industri

Fasilitasi kawasan industri dengan zona tematik

2 2 2 3 150 KI

Dari 2 KI Halal (kumulatif) yang menjadi target, pada Tahun 2021 telah tercapai 3

KI yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Industri Halal yaitu Modern Cikande

Industrial Estate, Kawasan Industri Safe n Lock dan Bintan Inti Industrial Estate.

Fokus kegiatan tahun 2021 adalah pendampingan pengembangan KI Halal yang

ditetapkan yaitu KI Modern Cikande dan KI Safe Lock.

Progres KI Halal maupun calon KI Halal sampai dengan tahun 2021, ditampilkan

dalam Tabel berikut.

Tabel 3.7 Progres Fasilitasi KI dengan zona tematik : KI Halal yang akan/telah

ditetapkan

No. KI Pengembangan Progres

Status KI Halal

(Surat

Keterangan)

1.

Modern Halal Valley oleh PT.

Modern Cikande Industrial

Estate

Telah memiliki 1 anchor tenant di bidang

FnB dan PT. Charon Phokpand dengan

luasan 94.5 ha dan sedang melakukan

pembangunan 3 plan

Sudah Terbit

(SJH sudah

ada)

2.

Halal Industrial Park Sidoarjo

oleh PT. Makmur Berkah

Amanda

Sudah terjual 25 unit IMKM dan 13 unit

kavling. Terakhir 1 MOU dengan Gangsu

Aminbio Gelatin Halal untuk membangun

Pabrik Halal terbesar di Indonesia bahkan

Asia Tenggara. Total investasi tenant ± Rp

40 Miliar

Sudah Terbit

(SJH sudah

ada)

3. Bintan Inti Halal Hub oleh PT.

Bintan Inti Industrial Estate

Telah terbangun dan beroperasi tenant

dengan fokus industri minyak kelapa PT

Sudah Terbit

(SJH sudah

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 29

No. KI Pengembangan Progres

Status KI Halal

(Surat

Keterangan)

Bionesia Organics Food dan PT. Indo

Gemilang Coconut Lestari. Total investasi

tenant USD 42 Juta

ada)

4. Batamindo Industrial Estate

Mempelajari sistem jaminan halal, serta

insentif fiskal untuk meningkatkan daya

tarik investor masuk ke Batam. Belum

SIINas

-

5. Surya Borneo

Mempelajari sistem jaminan halal, serta

insentif fiskal untuk meningkatkan daya

tarik investor masuk ke Kalteng. Belum

SIINas

-

6. Kawasan Industri Makassar

Mempelajari sistem jaminan halal, serta

insentif fiskal untuk meningkatkan daya

tarik investor masuk ke Makassar. Belum

SIINas

-

7 Kawasan Industri Subang

Mempelajari sistem jaminan halal, serta

insentif fiskal untuk meningkatkan daya

tarik investor masuk ke Subang. Belum

SIINas

-

Tabel 3.8 Target dan Realisasi IKU Fasilitasi Kawasan Industri dengan Zona Tematik

dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat PI dan RPJMN Tahun 2020-

2024

Pada Tabel 3.8, dalam Renstra Direktorat PI target fasilitasi KI dengan zona

tematik tahun 2021 secara kumulatif adalah 2 KI. Dengan realisasi 3 KI tahun 2021,

maka target Renstra Direktorat PI terpenuhi.

Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator tersebut

adalah:

§ Pembentukan Kawasan Industri Halal

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Target Renstra Target RPJMN

Realisasi Kumulatif s.d. Tahun

2021

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 s.d.

2024

Penyebaran Industri

Fasilitasi kawasan industri dengan zona tematik

2 2 2 2 3 (kumulatif)

3 3 KI

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di Tahun 2021 adalah :

1. Fokus pada triwulan II yaitu Pengembangan Sistem Jaminan Halal (SJH) dua

pengelola kawasan industri yang telah memperoleh surat keterangan

kawasan industri halal (Modern Cikande dan Safe N Lock).

2. Untuk itu dilakukan FGD Halal Traceability System yang memberikan

dorongan kepada para pengelola kawasan industri halal untuk melakukan

pengembangan sistem informasi ketelusuran halal yang dapat

meningkatkan kemampuan pasar mengakui/mengenal kehadiran kawasan

industri Modern Cikande dan Safe N Lock yang tengah mengembangkan

ekosistem halal yang lengkap dan terintegrasi.

3. FGD dilakukan bersama dengan KNEKS, Setwapres, BPJPH, LPPOM MUI,

Bank Indonesia, BPS, Pusat Kajian ITS, yang diharapkan para pengelola

kawasan industri halal dapat memperoleh insight yang baik terhadap peran

masing-masing pemangku kepentingan dalam menumbuhkan ekosistem

halal di Indonesia.

4. Laporan perkembangan calon investor sebagai tenan di ketiga kawasan

industri halal juga terus dimonitor oleh Kementerian Perindustrian, yang

juga berupaya untuk mempertemukan industri-industri eksisting dengan

para pengelola kawasan industri halal, yang selanjutnya direncanakan untuk

melakukan kajian terkait halal incentives dan traceability untuk mendorong

daya saing kawasan industri halal yang masih bersifat sukarela.

5. Kunjungan Menteri Perindustrian RI ke Modern Cikande beserta jajaran

didampingi Plt. Kepala BPJPH dan jajaran, Direktur Industri Produk Halal

KNEKS, Direktur Pelayanan Audit Halal LPPOM MUI, dan Direktur Utama PT.

Charoen Pokphand Indonesia. Kunjungan bertujuan untuk memberikan

insight progres Halal Modern Valley yang sempat tertunda

pembangunannya akibat dampak pandemi Covid-19. Untuk itu, diharapkan

dengan usulan perubahan Permenperin 17/2020 menjadi ketentuan

penetapan KIH oleh Menteri, diharapkan roadmap industri halal dan KIH

dapat segera terwujud dilengkapi insentif yang sesuai (karena ada

penambahan investasi untuk sarana dan prasarana) bersama-sama

stakeholder terkait.

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 31

6. Penyiapan rencana kunjungan Bapak Wakil Presiden ke Kawasan Industri

Halal (Safe N Lock), berkoordinasi dengan Setwapres dan KNEKS.

7. Kunjungan Dirjen KPAII ke Safe N Lock beserta jajaran yang bertujuan untuk

mendapatkan insight progres Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS). IKM

tumbuh dengan baik yang ditunjukkan dengan pembangunan 34 kavling

BPSP yang dalam pemasangan atap baja, konstruksi dinding, pipa air limbah

dan air baku, dan pematangan lahan untuk halal center.

8. Kunjungan Direktur PI ke KIMA didampingi Direktur Pelayanan Audit Halal

LPPOM MUI dan Kepala BBIHP Makassar yang bertujuan untuk memberikan

asistensi dan supervisi dalam merealisasikan rencana pengelola KIMA

mengembangkan KI Halal sebagai halal hub di timur Indonesia.

9. Penyampaian informasi terkait tren industri halal dan rencana

pengembangan investasi kawasan industri halal, serta strategi pembentukan

kawasan industni halal sebagai upaya mewujudkan ekosistem halal kepada

BKPM dan DPR-RI.

10. Asistensi dan supervisi terhadap pengelola Jababeka terkait JEDI-HUB

(Jababeka e-Commerce Digital Hub), yaitu pengembangan empat klaster

yang dibagi berdasarkan target sektor industrinya yaitu: 1) Klaster

Biomedical Tech Park yang menghadirkan Fasilitas Biomedis serta peluang

inovasi dalam peralatan medis yang sangat berguna dalam masa pandemi

saat ini; 2) Klaster Halal Industrial Park dalam rangka mendukung industri

halal di Indonesia; 3) Klaster Sains dan Hightech Park dalam upaya

mewujudkan inovasi teknologi industri; serta 4) Klaster Start-up yang

dirancang untuk mendukung usaha baru dalam persaingan di era globalisasi

saat ini.

11. Asistensi dan supervisi terhadap rencana pengelola KI Suryacipta Karawang

dan Subang untuk pengembangan KI Halal.

12. Target triwulan ketiga adalah usulan penetapan KI Halal oleh Menteri

13. Telah dilakukan rapat pembahasan terkait rencana revisi Permenperin

Nomor 17 Tahun 2021 karena tidak menjadi program legislasi Kemenperin

Tahun 2021

14. Draft naskah urgensi perubahan masih dalam penyusunan, paralel dengan

substansi yang terdapat di Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

Perwilayahan Industri

15. Koordinasi penyusunan masterplan (roadmap) industri halal dan

penyelenggaran Indonesia Halal Industrial Award 2021

16. Laporan Pemantauan Realisasi Investasi di Kawasan Industri Halal Semester I

2021

17. Kunjungan Bapak Wakil Presiden RI ke Halal Industrial Park Sidoarjo yang

didampingi oleh Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi dan UMKM,

Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Sidoarjo. Hasil kunjungan Bapak Wapres,

diharapkan pihak-pihak terkait dapat bersinergi dalam mempercepat

keterisian dan beroperasinya KIH sehingga dapat memberikan manfaat

ekonomi bagi masyarakat dan nasional.

18. Penyampaian informasi terkait tren industri halal dan rencana

pengembangan investasi kawasan industri halal, untuk dapat dipromosikan

oleh BI dan BKPM.

19. Pendampingan Kunjungan Kerja DPR ke Modern Halal Valley (PT Charoen

Pokpand)

20. Kunjungan ke KI Bintan Inti (Bintan Inti Halal Hub)

21. Tahun ini difokuskan untuk mengkaji lebih tentang kebutuhan Kawasan

Industri Halal untuk dapat menjadi lokasi industri halal mendapatkan

kemudahan dan kepercayaan calon investor pada pelaksanaan industri halal

berupa :

a. Penyusunan insentif fiskal maupun non-fiskal untuk kawasan industri halal

dan tenant di dalamnya.

b. Pembahasan Sistem ketelusuran halal/Halal Traceability System pun

sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kepercayaan calon investor

namun membutuhkan dukungan dari Kementerian/Lembaga terkait.

22. Workshop Stakeholder dalam Rangka Pengembangan Eco Industrial Park

23. Koordinasi/ Pendampingan Pembentukan Kawasan Industri Hasil Tembakau

4) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan (Target : 3

WPPI)

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 33

Indikator “WPPI yang dikembangkan” diukur dari jumlah WPPI yang difasilitasi,

antara lain dengan melakukan penyusunan Kebijakan pengembangan WPPI dan

fasilitasi pengembangan WPPI. Pada Tahun 2021 ditargetkan sejumlah 3 WPPI yang

dikembangkan. Pada Tahun 2021 telah tercapai 3 target WPPI yaitu WPPI Sulawesi

Tenggara, WPPI Riau, dan WPPI Aceh melalui kegiatan identifikasi dan koordinasi

penyediaan Kebutuhan Infrastruktur.

Disamping fasilitasi pada 3 WPPI di atas, juga difasilitasi pengembangan WPPI

lainnya, antara lain:

― Identifikasi dan koordinasi penyediaan Kebutuhan Infrastruktur di WPPI

Sumatera Utara.

― Koordinasi penyediaan infrastruktur gas di WPPI Jateng (KI Kendal), WPPI Jatim

(KI JIIPE).

― koordinasi infrastruktur WPPI Banten (Pelebaran jalan Anyer dan Pembangunan

Jalan Alternatif dalam rangka mendukung Cluster Industri Petrokimia di Cilegon).

Tabel 3.9 Target, Realisasi dan Capaian IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran

Strategis 1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

2020 2021

Satuan T R T R

Capaian (%)

Penyebaran Industri

Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan

3 6 3 3 100 WPPI

Tahun 2020 à tercapai 6 WPPI yang difasilitasi pengembangannya yaitu: WPPI

Maluku Utara (KI Weda), WPPI Kalimantan Barat (KI Ketapang), WPPI Kepulauan Riau

(KI Galang Batang), WPPI Sumatera Utara (KI Sei Mangkei), WPPI Sulawesi Tengah (KI

Palu), dan WPPI Kalimantan Selatan (KI Batulicin).

Tahun 2021 à WPPI Sulawesi Tenggara, WPPI Riau, dan WPPI Aceh

Tabel 3.10 Target dan Realisasi IKU WPPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1

Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024

Pada Tabel 3.10, dalam Renstra Direktorat PI target WPPI yang dikembangkan

tahun 2021 adalah 3 WPPI dan terealisai 3 WPPI sehingga tercapai sesuai target. IKU

WPPI yang dikembangkan tidak masuk dalam Prioritas RPJMN sehingga tidak

diperbandingkan dengan target RPJMN. Matriks kebutuhan infrastruktur terlampir

pada lampiran 3.

Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator WPPI ini

adalah:

§ Penyusunan NSPK Pengembangan WPPI

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan padaTahun 2021 adalah :

1. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perwilayahan Industri

merupakan rancangan kebijakan yang merupakan amanat dari UU No.3/2014

tentang Perindustrian yang mengakomodir pengembangan industri melalui

pendekatan spasial. Pada Triwulan IV/2021, prosesnya sudah memasuki

pembahasan Panitia Antar Kementerian (PAK).

2. Rapat PAK pertama diadakan pada tanggal 12 Agustus 2021 dan rapat kedua

pada tanggal 21 September 2021. Tujuan dari Rapat PAK adalah untuk

mendapatkan masukan baik terkait substansi maupun redaksi pada batang

tubuh RPP Perwilayahan Industri.

3. Pengembangan perwilayahan industri perlu keterlibatan K/L dan Pemda

karena erat kaitannya dengan tata ruang yang memerlukan daya dukung dan

daya tampung untuk penggerakan ekonomi melalui 4 (empat) instrumen,

yaitu WPPI, KPI, KI dan Sentra IKM.

4. Kebijakan perwilayahan industri mulai gencar disusun sejak arah kebijakan

untuk penyebaran ekonomi ke timur Indonesia dimana banyak program

kegiatan didorong untuk hilirisasi SDA. Untuk itu, diharapkan kebijakan

pengembangan wilayah industri terintegrasi dengan pengembangan sektor

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Target Renstra Realisasi Kumulatif s.d. Tahun

2021

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

Penyebaran Industri

WPPI yang dikembangkan

3 3 3 3 3 9 WPPI

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 35

industri. RPP Perwilayahan Industri disusun sebagai bentuk penegasan dalam

koordinasi antar instansi dan K/L.

5. Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perwilayahan

Industri (RPP Perwilayahan Industri) dapat diselesaikan sampai dengan tahap

rapat Panitia Antar Kementerian (PAK) yang melibatkan

Kementerian/Lembaga terkait. Rapat PAK dilaksanakan sebanyak 9

(sembilan) kali termasuk rapat pleno pada tanggal 27 Desember 2021 dengan

hasil kesepakatan yang tertuang dalam Berita Acara Persetujuan (BAP). Hasil

kesepakatan PAK ini selanjutnya disampaikan ke Biro Hukum untuk proses

Harmonisasi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Sebagai tindak

lanjut di tahun 2022, proses harmonisasi diharapkan bisa menetapkan

Peraturan Pemerintah tentang Perwilayahan Industri.

6. Pokok-pokok materi muatan draft RPP tentang Perwilayahan Industri

meliputi:

a. Ketentuan umum yang mencakup definisi, ruang lingkup, tujuan, Wilayah

Pengembangan Industri (WPI), dan Roadmap Perwilayahan Industri;

b. Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang

mencakup tujuan, ruang lingkup, penetapan, perencanaan, pelaksanaan,

pembinaan, serta pemantauan dan evaluasi pengembangan WPPI;

c. Pengembangan Kawasan Peruntukkan Industri (KPI) yang mencakup

tujuan, ruang lingkup, penetapan, perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,

serta pemantauan dan evaluasi pengembangan KPI;

d. Pembangunan Kawasan Industri yang mencakup maksud dan tujuan,

pembangunan, perizinan berusaha, pengelolaan, kewajiban perusahaan,

fasilitas, komite, standar, prakarsa pemerintah pusat dalam

pembangunan Kawasan Industri, Kawasan Industri tertentu, pengawasan

dan pengendalian pembangunan Kawasan Industri, dan sanksi

administratif.

e. Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM)

yang mencakup tujuan dan ruang lingkup, penetapan, pelaksanaan,

pemberdayaan, pembangunan, pengelolaan, pembinaan, serta

pemantauan dan evaluasi Sentra IKM;

f. Koordinasi pelaksanaan Perwilayahan Industri; dan

g. Ketentuan penutup.

7. Selain penyusunan RPP Perwilayahan Industri, tahun 2021 juga dilakukan

penyiapan masukan untuk reviu RIPIN 2015-2035. Masukan yang disampaikan

disesuaikan dengan perkembangan kondisi perwilayahan industri setelah 5

(lima) tahun RIPIN berjalan. Penyesuaian yang dilakukan mengikuti dinamika

dan proses yang sedang terjadi seperti penyusunan RPP tentang

Perwilayahan Industri termasuk penyusunan Roadmap Perwilayahan Industri.

Selain itu, adanya bentuk kawasan industri yang sesuai dengan dinamika

pembangunan kawasan saat ini yang bersifat penetapan status untuk

meningkatkan daya tarik suatu kawasan, seperti KI Halal dan Kawasan

Hortikultura. Selain itu, juga dilakukan evaluasi WPPI sebagai masukan dalam

Lampiran RIPIN.

§ Koordinasi Kebutuhan Infrastruktur dengan Pemerintah Daerah dan Pelaku

Industri di dalam WPPI

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan sampai di tahun 2021 adalah :

1. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Sulawesi Tenggara (KI

Konawe dan KI Morowali)

2. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Riau (KI Tenayan dan KI

Tanjung Buton) dan KI Kemingking

3. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Aceh (KI Ladong),

Sumatera Utara (KI Kuala Tanjung), dan KI Pulau Obi

4. Koordinasi usulan penurunan harga gas di Kawasan Industri kepada Presiden

RI

5. Melakukan FGD Penyediaan Infrastruktur yang mendukung WPPI khususnya

WPPI Sulawesi Tenggara (Kawasan Industri Konawe dan Morowali) pada

tanggal 2 Juni 2021

6. Penyusunan Matriks Kebutuhan Infrastruktur di luar KI bagi KI Prioritas

7. Melakukan koordinasi penyediaan gas di WPPI Jawa Tengah (Kawasan

Industri Kendal) dan WPPI Jawa Timur (JIIPE)

8. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Penyesuaian Lokasi

Tower Telekomunikasi di Kawasan Industri MM2100 (WPPI Jawa Barat)

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 37

9. Penyusunan Skema Impor Gas di Kawasan Industri Kendal

10. Penyusunan Skema Impor Gas di Kawasan Industri JIIPE

11. Penyiapan model konsorsium penyediaan gas di Kawasan Industri di Jawa

Tengah dan Jawa Timur

12. Koordinasi revisi Permenperin No. 18/2020 tentang Rekomendasi Pengguna

Gas Bumi Tertentu dalam rangka mengakomodir industri baru di kawasan

industri

13. Koordinasi penyediaan gas di KI RPJMN 2020 – 2024 dan KI PSN dengan PGN

dan Pertagas

14. Koordinasi pengalihan rencana jalan provinsi di Kawasan Industri Anugerah

Sambalagi Industrial Estate

15. Koordinasi Pelebaran Jalan Raya Anyer dan Pembangunan Jalan Alternatif

dalam rangka Mendukung Klaster Industri Petrokimia di Cilegon

16. Dukungan Pengoperasian Pelabuhan Patimban untuk Pengembangan Industri

Otomotif

17. Dukungan Pemberian Wilayah Usaha (Wilus) Penyediaan Tenaga Listrik bagi

KI Bintan Inti

18. FGD Penyediaan Infrastruktur Pendukung Industri KI Ladong

19. Rapat Koordinasi Penyediaan Infrastruktur Penunjang KI Tenayan terkait Jalan

dan Jembatan

5) Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan (Target : 3 KPI)

Pada indikator ini, pengembangan KPI yang dilakukan berupa penyiapan

kebijakan terkait dengan KPI maupun fasilitasi pengembangan KPI yaitu koordinasi

penetapan KPI di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Review KPI, serta

penyelesaian permasalahan KPI. Pada tahun 2021 terdapat target 10 KPI yang akan

difasilitasi pengembangannya. Sampai dengan Triwulan IV, telah dilaksanakan fasilitasi

pengembangan KPI di 10 KPI sebagai berikut:

1) Provinsi Lampung (15 Kab/Kota)

2) Provinsi Sulawesi Tenggara (17 Kab/Kota)

3) Provinsi Kalimantan Barat (14 Kab/kota)

4) Provinsi Yogyakarta (5 Kab/Kota)

5) Kab. Lampung Selatan

6) Kab. Bangkalan

7) Kab. Bangka Selatan

8) Kab. Pasuruan

9) Kab. Brebes

10) Kab. Halmahera Selatan

Tabel 3.11 Target, Realisasi dan Capaian IKU KPI yang Dikembangkan dari Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

2020 2021

Satuan T R T R

Capaian (%)

Penyebaran Industri

Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan

3 5 10 10 100 KPI

Tahun 2020 telah tercapai 5 KPI yang difasilitasi pengembangannya yaitu, Kab.

Takalar, Kab. Bangkalan, Kab. Muaro Jambi, Kab. Tanah Kuning, Kab. Lampung

Selatan.

Tahun 2021 telah tercapai 10 KPI yang difasilitasi Pengembangannya. Sehingga

sampai 2021 telah tercapai 15 KPI. IKU KPI yang dikembangkan tidak masuk dalam

Prioritas RPJMN sehingga tidak diperbandingkan dengan target RPJMN.

Tabel 3.12 Target dan Realisasi IKU KPI yang dikembangkan dari Sasaran Strategis 1 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024

Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator KPI yang

dikembangkan adalah :

§ Koordinasi Penetapan KPI dalam RTRW

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Target Renstra Realisasi Kumulatif s.d. Tahun

2021

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

Penyebaran Industri

KPI yang dikembangkan

3 10 10 10 10 15 KPI

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 39

1. Sebagai salah satu langkah dalam melakukan koordinasi dengan Pemerintah

Daerah dalam menetapkan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telah dilakukan sosialisasi Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 30 Tahun 2020 tentang Kriteria Teknis Kawasan

Peruntukan Industri di Provinsi Lampung pada tanggal 28 April 2021, Sulawesi

Tenggara pada tanggal 2 Juni 2021 dan kepada Pemerintah Provinsi dan

seluruh Kabupaten/Kota di Wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,

Maluku dan Papua yang dilaksanakan di Kota Pontianak pada tanggal 23

September 2021.

2. Penetapan KPI dalam RTRW sejalan dengan amanat UU 11/2020 tentang Cipta

Kerja yang bertujuan untuk meningkatkan ekosistem investasi dan kegiatan

berusaha. Pada pasal 13 disebutkan tentang pelaksanaan penyederhanaan

persyaratan dasar perizinan berusaha meliputi salah satunya Kesesuaian

Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR). KKPR diberikan sebagai kesesuaian

rencana lokasi kegiatan dan/atau usaha dengan Rencana Detail Tata Ruang,

dengan ketentuan sesuai pada Pasal 15.

3. Sosialisasi Permenperin KPI untuk daerah Jawa, Bali, dan Sumatera yang

dilaksanakan di Yogyakarta

4. Rapat-rapat dan FGD sinkronisasi terkait program dan kegiatan pada

penyusunan RDTR dan RTRW Kab/Kota

5. Rapat-rapat Lintas sektoral terkait pembahasan Peraturan Daerah/Peraturan

Bupati mengenai RTRW/RDTR

6. Rapat-rapat terkait pembahasan dan permsalahan penetapan RTR – RTR

Kawasan Strategis Nasional.

§ Review Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Kabupaten/Kota

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :

1. Rapat Koordinasi Review KPI antara Tenaga Ahli dengan Direktur

Perwilayahan Industri yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2021 secara

tatap muka di Jakarta.

2. Pelaksanaan Survey Review KPI Kabupaten Lampung Selatan dan Kunjungan

Rencana Lokasi KI RPJMN di Lampung Selatan yang dilaksanakan pada

tanggal 26-28 April 2021 di Kantor Dinas terkait di Lampung Selatan.

3. Menyusun bahan masukan dan tanggapan terkat Kawasan Peruntukan

Industri pada Revisi Penyusunan Perda RTRW & RDTR

Provinsi/Kabupaten/Kota, RTR KSN, RDTR Kawasan Perbatasan Negara, dan

RZ KSN.

a. Klinik RTRW: total terdapat 2 RTRW Provinsi (Jawa Barat dan Jawa Timur)

yang diberi masukan.

b. RDTR: total terdapat 3 RDTR (RDTR KPN Yetetkun, Ranai dan Serasan;

RDTR Medang Kampai Kota Dumai; RDTR Sentani, Ambon dan

Sungguminasa) yang diberi masukan.

4. Telah dilaksanakan FGD Laporan Akhir Kegiatan review KPI Kabupaten

Lampung Selatan pada tanggal 6 September 2021.

5. Telah Dilaksanakan Pengambilan Data dan Survey lapangan Kegiatan Review

Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri Kabupaten Bangkalan tanggal

7-10 September dan Kabupaten Bangka Selatan tanggal 19-22 September 2021.

6. Rapat laporan antara Review KPI Kabupaten Bangkalan dan Bangka Selatan

7. Rapat laporan akhir Review KPI Kabupaten Bangkalan dan Bangka Selatan

§ Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Kawasan Peruntukan Industri (KPI)

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di Tahun 2021 adalah :

1. FGD penyelesaian tata ruang Kabupaten Lampung Selatan

2. Rapat koordinasi permasalahan tata ruang di Kab. Pasuruan

3. Rapat awal dan analisa tumpang tindih KPI dengan kawasan peruntukan

lainnya

4. Pengumpulan demand program prakerja di KI

5. Rapat kordinasi tindaklanjut program prakerja di KI

6. Rapat Analisis Tumpang Tindih Lahan KPI dengan Peruntukan Lainnya di Kab.

Brebes

7. FGD Optimalisasi Pemanfaatan Tata Ruang Kabupaten Brebes dalam

Mendukung Industri

8. FGD Percepatan Penyesuaian Peruntukan Lokasi KI Pulau Obi

9. FGD Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dalam

rangka Revisi RTRW Kabupaten Pasuruan

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 41

10. Koordinasi Optimalisasi Pemanfaatan Tata Ruang Kabupaten Brebes dalam

Mendukung Industri dengan Pemprov Jawa Tengah

11. Koordinasi Optimalisasi Pemanfaatan Tata Ruang Kabupaten Brebes dalam

Mendukung Industri dengan dengan Pemkab Brebes

12. Rapat pembahasan Kawasan Peruntukan Industri/KKPR Kawasan Industri

Tanah Kuning, Kaltara

13. Rapat pembahasan Permasalahan terkait Surat Keterangan Pengecualian

Industri Berlokasi di Kawasan Industri

14. Rapat pembahasan Surat Keterangan Pengecualian Industri Berlokasi di

Kawasan Industri untuk KBLI yang terkait dengan data center.

15. Pemeriksaan dan penyusunan rekomendasi serta penerbitan Surat – Surat

Keterangan Pengeculian Industri berlokasi di Kawasan Industri.

Tabel 3.13 Capaian Sasaran Strategis 1

Sasaran

strategis Indikator kinerja

Target Capaian

Total

Capaian s.d

TW IV

Keterangan Tahun

2021

Progress

Kegiatan

s.d.

Triwulan

IV

TW I

TW

II

TW

III

TW

IV Progress

s.d.

Triwulan IV

Penyebaran

Industri

Jumlah Kawasan

Industri (KI)

Prioritas di Luar

Jawa Yang

Beroperasi dan

Meningkatkan

Investasi

13 KI

100%

-

1 - - 100%

(progress

kumulatif

pelaksanaan

kegiatan

terkait

Sasaran

Strategis 1)

13

(Kumulatif,

Baseline

2019 = 8 KI;

Tahun 2020 =

4 KI;

Tahun 2021 =

1 KI)

- Telah terbit IUKI KI

Tanjung Enim

- Telah terbit 4 IUKI

Lainnya (Non

Prioritas):

KI Bekasi Surya, IPKI

BeFA), KI Sambalagi

(Morowali Utara),

KI Taifa Jaya

(Subang), KIT

Batang)

Jumlah Kawasan

Industri (KI) yang

dikembangkan

22 KI 100% -

-

-

4 100% 22

(Kumulatif,

Baseline 2019

= 15 KI;

Tahun 2020 =

3 KI;

Tahun 2021 =

4 KI)

- Fasilitasi

Pemenuhan

Infrastruktur di KI

Ladong, KI Sei

Mangke, KI

Tenayan, KI

Tanjung Buton

Fasilitasi Kawasan

Industri (KI)

dengan zona

tematik

2 KI 100% 1

-

- - 100 % 3

(Kumulatif,

Tahun 2020 =

2 KI,

Tahun 2021 =

1 KI)

- Tahun 2021

terdapat tambahan

1 KI sebagai KI Halal

yaitu Bintan Inti

Halal Hub oleh

Bintan Inti Industrial

Estate

- Penyusunan Kartu

Sasaran

strategis Indikator kinerja

Target Capaian

Total

Capaian s.d

TW IV

Keterangan Tahun

2021

Progress

Kegiatan

s.d.

Triwulan

IV

TW I

TW

II

TW

III

TW

IV Progress

s.d.

Triwulan IV

Kontrol untuk 3 KIH

: Modern Halal

Valey, Halal

Industrial Park

Sidoarjo (HIPS), dan

Bintan Inti Halal Hub

Wilayah Pusat

Pertumbuhan

Industri (WPPI)

yang

dikembangkan

3

WPPI

100% -

-

-

3 100% 3 § Identifikasi dan

koordinasi

penyediaan

kebutuhan

Infrastruktur

Industri di:

- WPPI Sulawesi

Tenggara (KI

Konawe dan KI

Morowali)

- WPPI Riau (KI

Tenayan dan KI

Tanjung Buton)

- WPPI Aceh (KI

Ladong)

§ Rapat Panitia Antar

Kementerian (PAK)

RPP PI

Kawasan

Peruntukan

Industri (KPI) yang

dikembangkan

10 KPI

100% -

- 5 5 100% 10 - Sosialisasi Kriteria

Teknis KPI di :

1. Provinsi

Lampung

2. Provinsi

Sulawesi

Tenggara

3. Provinsi

Kalimantan

Barat

4. Provinsi

Yogyakarta

- Review KPI di :

5. Kab. Lampung

Selatan

6. Bangkalan

7. Bangka

Selatan

- Penyelesaian

permasalahan tata

ruang di:

8. Kab. Pasuruan

9. Kab. Brebes

10. Kab.

Halmahera

Selatan

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 43

Tabel 3.14 Realisasi anggaran untuk Sasaran Stategis 1

Kode Program/output/kegiatan Pagu (rupiah)

Realiasi Emon s/d

31 Desember 2021

(rupiah)

Realiasi

Emon s/d 31

Desember

2021 (%)

6074.QDH.001.051.A PMO Kawasan Industri

RPJMN

2.723.881.000 2.719.205.725 99,83

6074.QDH.001.051.B Koordinasi Percepatan

Perizinan Kawasan

Industri

1.770.267.000 1.762.092.469 99,54

6074.QDH.002.051 Koordinasi Pemenuhan

Infrastruktur KI

2.368.050.000 2.363.494.001 99,81

6074.QDH.003.051 Pembentukan Kawasan

Industri Halal

643.258.000 641.928.837 99,79

6074.ABP.001.051 Penyusunan NSPK

Pengembangan WPPI

624.424.000 622.377.115 99,67

6074.ABP.001.052 Koordinasi Kebutuhan

Infrastruktur dengan

Pemerintah Daerah dan

Pelaku Industri di dalam

WPPI

727.450.000 726.565.786 99,88

6074.ABP.002.051 Koordinasi Penetapan KPI

dalam RTRW

384.980.000 382.795.256 99,43

6074.ABP.002.052 Review Kawasan

Peruntukan Industri (KPI)

Kabupaten/Kota

520.000.000 519.447.769 99,89

6074.ABP.002.053 Fasilitasi Penyelesaian

Permasalahan Kawasan

Peruntukan Industri (KPI)

422.000.000 421.848.843 99,96

Total 10.184.310.000 10.159.755.801 99,76

Pada sasaran kinerja pertama terdapat anggaran sebanyak RP 10.184.310.000,-

(sepuluh milyar seratus delapan puluh empat juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah) yang

terbagi di 9 komponen kegiatan. Realisasi di Tahun 2021 adalah sebesar Rp.

10.159.755.801,- atau sebesar 99,76% dari anggaran.

B. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis 2: Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

Sasaran Strategis “Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri” pada

Tahun 2021 diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU), yaitu:

1) Regulasi Pengembangan Wilayah Industri (Target: 2 RPP/RPerpres/RPermen)

Penyusunan regulasi yang terkait pengembangan wilayah industri menjadi

sangat vital karena akan digunakan oleh stakeholder terkait baik dari K/L, pemerintah

provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Regulasi terkait pengembangan wilayah

industri dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program kegiatan yang

disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi, serta sebagai dasar pertimbangan

penganggaran di masing-masing instansi.

Pada tahun 2021 ditargetkan tersusun sebanyak 2 RPP/RPerpres/RPermen. Dari

target ini, telah tercapai 2 Rancangan Regulasi yaitu:

1) RPermenperin tentang Standar Kawasan Industri

2) RPP tentang Perwilayahan Industri

Tabel 3.15 Target, Realisasi dan Capaian IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri

dari Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

2020 2021

Satuan T R T R

Capaian (%)

Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

Regulasi Pengembangan Wilayah Industri

2 2 2 2 100 Kebijakan

(RPP/ RPerpres/RPermen)

Disamping itu juga telah disusun Rancangan Permenperin tentang

Pembangunan KI Prakarsa Pemerintah dan disusun revisi Permenperin No. 1/2020

tentang RKL-RPL Rinci. Serta dilakukan identifikasi karakteristik Kawasan Hortikultura

dan ditindaklanjuti dengan rapat pembahasan.

Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator sasaran

strategis 2 tersebut adalah :

§ Penyusunan Kebijakan Dalam Rangka Pembangunan Kawasan Industri Melalui

Prakarsa Pemerintah

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di Tahun 2021 adalah :

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 45

1. Telah diselesaikannya penyusunan legal drafting RPermenperin

Pembangunan KI Prakarsa Pemerintah

2. Sudah dilaksanakan beberapa rapat dan FGD dengan para stakeholder

3. Konsep Rancangan Permenperin terakhir telah disampaikan kepada Biro

Hukum untuk dapat diharmonisasikan

§ Penyusunan Kebijakan Pembentukan Kawasan Hortikultura

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan pada Tahun 2021 adalah :

1. Identifikasi karakteristik Kawasan Hortikultura dan ditindaklanjuti dengan

rapat pembahasan

2. Rapat pembahasan RPermenperin Standar Kawasan Industri dan konsep

terakhir telah disampaikan kepada Biro Hukum untuk diharmonisasikan

3. Rapat pembahasan Rancangan Revisi Permenperin 1/2020 tentang RKL-RPL

RInci

Tabel 3.16 Target dan Realisasi IKU Regulasi Pengembangan Wilayah Industri dari Sasaran Strategis 2 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024

Pada Tabel 3.16, dalam Renstra Direktorat PI target Regulasi Pengembangan

Wilayah Industri tahun 2021 adalah 2 Rancangan Kebijakan dan terealiasi 2 rancangan

kebijakan pada tahun 2021 sehingga target Renstra Direktorat PI pada IKU ini

terpenuhi.

Tabel 3.17 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 2

Kode Program/output/kegiatan Pagu (rupiah)

Realiasi Emon s/d 31

Desember 2021

(rupiah)

Realiasi

Emon s/d 31

Desember

2021 (%)

6074.PBP.001.051 Penyusunan Kebijakan Dalam

Rangka Pembangunan Kawasan

Industri Melalui Prakarsa

228.290.000 228.064.569 99,90

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Target Renstra Realisasi Kumulatif s.d. Tahun

2021

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

Regulasi Pengembangan Wilayah Industri

2 4 6 8 10 (Kumulatif)

4 Kebijakan

Kode Program/output/kegiatan Pagu (rupiah)

Realiasi Emon s/d 31

Desember 2021

(rupiah)

Realiasi

Emon s/d 31

Desember

2021 (%)

Pemerintah

6074.PBP.001.055 Penyusunan Kebijakan

Pembentukan Kawasan

Hortikultura

374.577.000 374.095.687 99,87

Total 602.867.000 602.160.256 99,88

Pada sasaran kinerja kedua terdapat anggaran sebanyak Rp 602.867.000,- (enam

ratus dua juta delapan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) yang terbagi di 2

komponen kegiatan. Realisasi pada tahun 2021 adalah sebesar Rp. 602.160.256,- atau

sebesar 99,88% dari anggaran.

C. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat PI

Indikator kinerja:

1) Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri (Target: Nilai 81)

Untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran dalam Program Percepatan

Penyebaran dan Pemerataan Industri tersebut, Direktorat Perwilayahan Industri

harus memastikan memiliki dan menjalankan perencanaan, program dan anggaran

yang akuntabel. Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Perwilayahan Industri

mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yaitu

rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk

tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,

pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Direktorat

Perwilayahan Industri pada tahun 2021 menargetkan mencapai Nilai 81 dalam

penerapan SAKIP.

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 47

Tabel 3.18 Target, Realisasi dan Capaian IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri dari Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

2020 2021

Satuan T R T R

Capaian (%)

Meningkatnya kinerja dan profesionalisme manajemen Direktorat PI

Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri

80 52,88 81 62,22 76,81 Nilai

Adapun target nilai SAKIP yang tertera pada dokumen Perkin Direktorat PI tahun

2021 dinilai berdasarkan hasil penilaian SAKIP tahun 2020 yang telah dilaksanakan oleh

auditor Inspektorat IV. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Direktorat PI

memperoleh nilai 62,22 (B) sehingga target nilai 81 belum tercapai, namun nilai

tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 52,88 (CC).

Tabel 3.19 Target dan Realisasi IKU Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri dari Sasaran Strategis 3 Berdasarkan Renstra Direktorat Tahun 2020-2024

Adapun beberapa kendala pencapaian target kinerja nilai SAKIP ini adalah:

a) Perencanaan Kinerja

• Sasaran, indikator, dan target yang ditetapkan dalam Renstra merupakan

tujuan dan sasaran yang akan diwujudkan. Namun dalam tujuan, indikator

kinerja tujuan dan target organisasi belum ditetapkan secara memadai serta

pengukuran pencapaian tujuan belum dilakukan;

• Renstra telah direviu dan terdapat upaya perbaikan namun belum nampak

perbaikan yang signifikan;

• Target jangka menengah telah dimonitor namun tidak ada tindak lanjut

terhadap rekomendasi yang diberikan.

b) Pengukuran Kinerja

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Utama

Target Renstra Realisasi Tahun 2021

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

Meningkatnya kinerja dan profesionalisme manajemen Direktorat PI

Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri

80 81 82 83 85 62,22 Nilai

• Indikator kinerja utama (IKU) belum dijadikan alat ukur tercapainya outcome

atau hasil-hasil program yang ditetapkan dalam dokumen anggaran (RKA);

• Penentuan target Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) belum sepenuhnya mengacu

pada target kinerja atasannya;

• Mekanisme pengumpulan data kinerja belum sepenuhnya sesuai dengan

kriteria dan up to date sehingga data yang dikumpulkan belum didasarkan

suatu mekanisme yang memadahi/tersruktur (terdapat mekasisme

pengumpulan data: siapa yang mengumpulkan data, mencatat, mensupervisi,

serta sumber data yang valid).

c) Pelaporan Kinerja

• Evaluasi Masih terdapat sumber data kinerja yang tidak mencapai target dan

belum dapat diukur sampai dengan akhir tahun anggaran;

• Informasi yang disajikan belum digunakan untuk menilai dan memperbaiki

pelaksanaan program dan kegiatan organisasi;

• Evaluasi dan analisis capaian knerja belum menggambarkan

keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja.

d) Internal

• Belum seluruh hasil evaluasi digunakan sebagai perbaikan kinerja di periode

berikutnya;

• Belum terdapat rencana aksi dan pemantauan yang dilakukan terhadap hasil

evaluasi kinerja

Rekomendasi yang diberikan oleh auditor sebagai tindak lanjut untuk perbaikan

nilai SAKIP adalah sebagai berikut:

a) Reviu dan implementasi seluruh dokumen Perencanaan Kinerja melalui:

• Reviu dan penempurnaan sasaran dan indikator kinerja sasaran dalam seluruh

dokumen perencanaan kinerja;

• Perbaikan atas integrasi perencanaan, penganggaran, dan manajemen

kinerja.

b) Reviu dan memperbaiki metodologi pengukuran kinerja melalui:

• Penyempurnaan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan menetapkan

formulasi perhitungan dan cara perhitungan yang disepakati banyak pihak

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 49

dan dilengkapi penanggungjawab pihak yang akan mengukur indikator serta

mekanisme jika terdapat kesalahan data;

• Memastikan setiap anggaran memiliki kaitan langsung dengan pencapaian

kinerja;

• Memantau dan menjadikan rencana aksi setiap periode evaluasi sebagai dasar

perbaikan dimasa mendatang.

c) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaporan kinerja melalui analisis

dan penyampaian informasi kinerja yang memadai berdasarkan hasil evaluasi dan

perbandingan dengan capaian periode sebelumnya;

d) Meningkatkan kualitas dan pencapaian sasaran/kinerja sesuai target dengan

menjamin keakuratan dan kekinian (up to date) data kinerja beserta sumber data

yang dapat ditelusur atas kinerja yang diperjanjikan.

Adapun komponen kegiatan untuk mendukung capaian indikator sasaran

strategis 3 tersebut adalah :

§ Penyusunan Rencana Program, Evaluasi dan Pelaporan

Kegiatan Penyusunan Rencana dan Program di dalamnya meliputi penyusunan

dokumen perencanaan mencakup Renstra Direktorat Perwilayahan Industri, Rencana

Kinerja, Perjanjian Kinerja dan Peta Resiko SPIP; maupun dokumen pelaporan

mencakup Laporan Kinerja Triwulan IV s.d. IV dan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP). Sampai dengan Triwulan IV telah dilakukan antara lain :

1. Telah dilaksanakan Rapat Evaluasi Kinerja Tahun 2020 dan Penyusunan Perjanjian

Kinerja Tahun 2021 pada tanggal 29 Januari 2021

2. Penyusunan Rencana Kinerja Tahun 2022

3. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan IV Tahun 2020

4. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun

2020

5. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2021

6. Penyusunan Renja Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2022

7. Penyusunan Peta Risiko Kegiatan Direktorat PI Tahun 2021

8. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2021

9. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2021

10. Telah dilaksanakan rapat rencana pelaksanaan kegiatan Direktorat PI dan

pending matters

11. Koordinasi terkait realokasi anggaran, jadwal pelaksanaan kegiatan

12. Telah dilaksanakan FGD Monitoring dan Evaluasi Perwilayahan Industri

13. Rapat Koordinasi Rencana Program Kegiatan Tahun 2023

14. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan IV Tahun 2021

§ Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga

Kegiatan Layanan Tata Usaha dan Rumah Tangga meliputi pelaksanaan

operasional perkantoran Direkrorat PI, Administrasi Persuratan / Kearsipan,

Administrasi Keuangan, serta Manajemen Kinerja Direktorat PI. Sampai dengan

periode Triwulan IV telah dilakukan antara lain:

1. Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Pegawai Direktorat Perwilayahan

Industri.

2. Telah dilakukan Rapat Rutin internal untuk pembahasan kendala dan rencana

kegiatan di setiap bulan (tangggal 5 Januari, 2 Februari, 9 Maret, 1 April, 16 Mei,

29 Juni, 29 September, 11 Juli, 16 Juli, 23 Juli, 29 Juli, 6 Agustus) .

3. Telah dilakukan re-layout ruangan direktur PI pada tanggal 13 Maret 2021 dengan

perbaikan pada beberapa hal (kaca yang pecah, pintu ruangan yang macet,

pengaturan ulang perlistrikan, kabel LAN serta telepon).

4. Telah dilakukan Rapat terkait kelompok Substansi Dit. PI pada tanggal 25 Maret

2021.

5. Pembekalan Teknis Penyediaan Gas di KI tanggal 21 April 2021.

6. Penerimaan dan pembekalan (bimbingan) terhadap 6 orang mahasiswa Kerja

Praktek di Dit. PI yang berlangsung selama bulan Juni-Agustus.

7. Pelaksanaan dan monitoring administrasi keuangan secara rutin.

8. Dalam rangka adaptasi terhadap pandemi dan pelaksanaan PPKM, telah

dilaksanakan: penjadwalan pegawai WFO dan WFH, pembelian penambah daya

tahan tubuh untuk pegawai, pemantauan absensi, serta pemantauan lokasi dan

kesehatan pegawai.

9. Pembekalan Teknis 2 dengan Tema Perizinan Lingkungan di Kawasan Industri

Pasca UUCK

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 51

10. Pembekalan Teknis 3 terkait "Hak Penggunaan Atas Tanah Pada Kawasan

Industri”

11. Penyusunan Daftar Informasi Publik dan Daftar Informasi Dikecualikan

Direktorat PI

Tabel 3. 20 Realisasi Anggaran untuk Sasaran Strategis 3

Kode Program/output/kegiatan Pagu

(rupiah)

Realiasi

Emon s/d 31

Desember

2021

(rupiah)

Realiasi

Emon s/d 31

Desember

2021 (%)

6041.FAD.004.051 Penyusunan Rencana

Program, Evaluasi, dan

Pelaporan

374.000.000 373.644.804

99,91

6041.FAD.004.052 Layanan Tata Usaha dan

Rumah Tangga

264.875.000

263.320.088 99,41

Total 638.875.000 636.964.892 99,70

Pada sasaran kinerja ketiga terdapat anggaran sebanyak Rp 638.875.000,-(enam

ratus tiga puluh delapan juta delapan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dimana

realisasi di Triwulan IV ini adalah sebesar Rp. 636.964.892,- atau sebesar 99,70% dari

anggaran.

3.2. REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021

Pada tahun 2021, Direktorat Perwilayahan Industri memperoleh anggaran

sebesar Rp.13.700.000.000,00- (tiga belas milyar tujuh ratus juta rupiah). Anggaran

tersebut digunakan untuk mendukung pencapaian 3 (tiga) sasaran strategis yang telah

ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2021, anggaran Direktorat PI menjadi Rp.

11.426.052.000,- (sebelas milyar empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua ribu

rupiah) dan telah terealisasi sebesar Rp. 11.398.629.475,- atau 99,76% dari pagu

anggaran. Secara rinci, realisasi anggaran Direktorat PI berdasarkan sasaran strategis

dan IKU, ditampilkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2021 Menurut

Sasaran Strategis / IKU

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama (IKU) Pagu Anggaran Realisasi

Capaian

(%)

Perspektif Pemangku Kepentingan

1 Penyebaran Industri 1.1 Jumlah Kawasan Industri (KI)

Prioritas di Luar Jawa yang

beroperasi dan meningkatkan

investasi

4.494.148.000 4.481.298.194 99,71

1.2 Jumlah Kawasan Industri (KI) yang

dikembangkan

2.368.050.000

2.363.494.001 99,81

1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI)

dengan zona tematik

643.258.000

641.928.837 99,79

1.4 Wilayah Pusat Pertumbuhan

Industri (WPPI) yang dikembangkan 1.351.874.000 1.348.942.901 99,78%

1.5 Kawasan Peruntukan Industri (KPI)

yang dikembangkan 1.326.980.000 1.324.091.868 99,78%

Perspektif Proses Bisnis Internal

2 Tersedianya NSPK

Pengembangan Wilayah

Industri

2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah

Industri

602.867.000 602.160.256 99,88

Perspektif Pembelajaran Organisasi

3 Meningkatnya Kinerja dan

Profesionalisme

Manajemen Direktorat PI

3.1 Nilai Sakip Direktorat Perwilayahan

Industri

638.875.000 636.964.892 99,70

Pada sasaran strategis pertama “Penyebaran Industri” terdapat anggaran

sebanyak RP 10.184.310.000,- (sepuluh milyar seratus delapan puluh empat juta tiga

ratus sepuluh ribu rupiah) yang terbagi di 5 IKU. Realisasi tahun 2021 untuk mencapai

sasaran strategis tersebut adalah sebesar 10.159.755.801,- atau sebesar 99,76% dari

anggaran.

Pada sasaran strategis kedua “Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah

Industri” terdapat terdapat anggaran sebanyak Rp 602.867.000,- (enam ratus dua juta

delapan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) pada 1 IKU. Realisasi pada tahun 2021 ini

adalah sebesar Rp. 602.160.256,- atau sebesar 99,88% dari anggaran.

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 53

Pada sasaran strategis ketiga “Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme

Manajemen Direktorat PI” terdapat anggaran sebanyak Rp 638.875.000,-(enam ratus

tiga puluh delapan juta delapan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dimana realisasi di

sasaran ini adalah sebesar Rp. 636.964.892,- atau sebesar 99,70% dari anggaran.

Dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 103,83% maka realisasi

anggaran sebesar 99,76% menunjukkan adanya efisiensi anggaran sebesar 4,07%

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.22 Efisiensi (Realisasi Anggaran Dibanding Capaian Sasaran Strategis)

Direktorat Perwilayahan Industri Tahun 2020

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Realisasi

Kinerja (%)

Realisasi

Anggaran (%)

Efisiensi

(%)

Perspektif Pemangku Kepentingan

1 Penyebaran Industri 1.1 Jumlah Kawasan Industri (KI) Prioritas di

Luar Jawa yang beroperasi dan

meningkatkan investasi

100 99,71 0,29

1.2 Jumlah Kawasan Industri (KI) yang

dikembangkan

100 99,81 0,19

1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona

tematik

150 99,79 50,21

1.4 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)

yang dikembangkan

100 99,78% 0,22

1.5 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang

dikembangkan

100 99,78% 0,22

Perspektif Proses Bisnis Internal

2 Tersedianya NSPK

Pengembangan Wilayah

Industri

2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah Industri 100 99,88 0,22

Perspektif Pembelajaran Organisasi

3 Tersusunnya pengelolaan

keuangan, serta

pengendalian yang

berkualitas dan akuntabel

3.1 Nilai Sakip Direktorat Perwilayahan Industri 76,81 99,7 -22,89

Direktorat PI 103,83 99,76 4,07

4 PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Direktorat Perwilayahan Industri adalah unit kerja di bawah Ditjen KPAII yang

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan perwilayahan industri dan pengawasan dan pengendalian kegiatan

kawasan industri.

Dari hasil evaluasi kinerja Direktort Perwilayahan Industri Tahun 2021, diperoleh

hal berikut:

1) Dari total 7 (tujuh) indikator kinerja utama (IKU), tercapai 6 (enam) IKU sesuai

target dan tidak tercapai 1 (satu) IKU. Dari 6 IKU yang tercapai, terdapat capaian

yang melebihi target, yaitu IKU “Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona

tematik” dengan capaian 150%. Sedangkan IKU yang tidak tercapai sesuai target

yaitu IKU “Nilai SAKIP Direktorat PI” dengan capaian hanya 76,81%.

2) Berdasarkan DIPA Direktorat Jenderal KPAII Tahun 2021 Nomor: No. 019-

09.1.248039/2021 tanggal 23 November 2020, Direktorat Perwilayahan Industri

memperoleh anggaran sebesar Rp. 13.700.000.000,- (tiga belas milyar tujuh ratus

juta rupiah). Kemudian setelah dilakukan realokasi anggaran, berdasarkan DIPA

Ditjen KPAII Revisi ke-8 No. 019-09.1.248039/2021 tanggal 8 Oktober 2021,

Direktorat Perwilayahan Industri berubah menjadi sebesar Rp 11.426.052.000,-

(sebelas milyar empat ratus dua puluh enam juta lima puluh dua ribu rupiah). Dari

anggaran tersebut realisasi Direktorat PI sebesar Rp. 11.398.629.475,- atau 99,76%

dari anggaran.

4.2. KENDALA DAN PERMASALAHAN

Dalam melaksanakan kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri tidak lepas dari

berbagai kendala yang harus diselesaikan. Kendala yang terdapat pada pelaksanaan

kegiatan Direktorat Perwilayahan Industri tersebut adalah sebagai berikut :

1) Adanya pandemik covid mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Direktorat

Perwilayahan Industri secara umum.

LAPORAN AKUNTABILITAS KERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021 55

2) Dalam pencapaian indikator Jumlah Kawasan Industri yang Beroperasi dan

Meningkatkan Investasi, pada dasarnya Direktorat Perwilayahan Industri tidak

dapat sepenuhnya memegang kendali atas terbitnya IUKI. Adanya pandemi Covid

mempengaruhi jadwal pelaksanaan BAP terutama pengecekan lapangan di

beberapa KI yang sudah mengusulkan via OSS, sehingga dialihkan melalui BAP via

online. Proses terbitnya IUKI djuga ditentukan oleh semua pihak yang terlibat

dalam proses perizinan melalui OSS.

3) Dalam pencapaian indikator Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan Industri, terdapat

kendala dokumen SAKIP belum dimonitor dan dievaluasi secara memadai,

sehingga masih terdapat kelemahan, diantaranya: Renstra yang disusun belum

mengakomodir perubahan organisasi dan tidak adanya keselarasan indikator

kinerja di dalam dokumen SAKIP.

4) Masih diperlukan eksplorasi terhadap penyusunan Permenperin Prakarsa

Pemerintah

5) Belum adanya amanat untuk mengatur KI Hortikutura yang membutuhkan

perbedaan dari kriteria KI pada umumnya, seperti lahan, kewajiban infrastruktur

dasar dan lain-lain

6) Beberapa KI RPJMN masih mengalami kendala permasalahan lahan (KI Takalar)

dan pengelolaan (Misalnya: KI Jorong).

7) Belum adanya aturan kebijakan yang menarik bagi Kawasan Industri Halal dan

Pelaku di Kawasan Industri sehingga perkembangan KI Halal belum terlalu cepat.

4.3. REKOMENDASI

1) Perlu inovasi dalam pelaksanaan untuk pencapaian target serta optimalisasi

pelaksanaan kegiatan melalui media online, sehingga meskipun pandemi tujuan

pelaksanaan kegiatan masih dapat tercapai.

2) Koordinasi dengan stakeholder terkait yang lebih intensif untuk penyelesaian

permasalahan di bidang perwilayahan industri (baik dengan Pengelola Kawasan

Industri, Pemerintah Daerah, Kementerian/Lembaga Terkait dsb)

3) Penguatan koordinasi dan kerjasama di lingkungan Direktorat Perwilayahan

Industri dalam rangka pencapaian target bersama

4) Penjadwalan dan strategi pelaksanaan kegiatan secara efektif serta evaluasi

kinerja minimal sebulan sekali

5) Penyusunan Kebijakan yang menarik dan implementatif bagi Kawasan Industri

dan pelaku industri di dalamnya

6) Dokumen SAKIP agar dimonitor dan dievaluasi secara berkala, terutama pada

indikator kinerjanya.

i

LAMPIRAN 1 REKAPITULASI CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT

PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2021

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Tahun 2021

Satuan Keterangan Target Realisasi Capaian (%)

Perspektif Pemangku Kepentingan

1 Penyebaran Industri

1

Jumlah Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi

13 13 100 KI

Baseline 2019 = 8 KI;

Tahun 2020 = 4 KI;

Tahun 2021 = 1 KI à KI Tanjung Enim

Telah terbit 4 IUKI Lainnya (Non Prioritas) à KI Bekasi Surya, IPKI BeFA), KI

Sambalagi (Morowali Utara), KI Taifa Jaya (Subang), KIT Batang)

2 Jumlah Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan

22 22 100 KI

Baseline 2019 = 15 KI;

Tahun 2020 = 3 KI;

Tahun 2021 = 4 KI

Fasilitasi Pemenuhan Infrastruktur di KI Ladong, KI Sei Mangke, KI Tenayan,

KI Tanjung Buton

3 Fasilitasi kawasan industri dengan zona tematik

2 3 150 KI

Telah terbit SUKET KI HALAL: 1) Modern Cikande Industrial Estate 2) KI Safe n Lock 3) Bintan Inti Industrial Estate

4 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan

3 3 100 WPPI

§ Identifikasi dan koordinasi penyediaan kebutuhan Infrastruktur Industri

di:

- WPPI Sulawesi Tenggara (KI Konawe dan KI Morowali)

- WPPI Riau (KI Tenayan dan KI Tanjung Buton)

- WPPI Aceh (KI Ladong)

5 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan

10 10 100 KPI

- Sosialisasi Kriteria Teknis KPI di :

1. Provinsi Lampung

2. Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Provinsi Kalimantan Barat

4. Provinsi Yogyakarta

- Review KPI di :

5. Kab. Lampung Selatan

6. Bangkalan

7. Bangka Selatan

- Penyelesaian permasalahan tata ruang di:

ii

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Tahun 2021

Satuan Keterangan Target Realisasi Capaian (%)

8. Kab. Pasuruan

9. Kab. Brebes

10. Kab. Halmahera Selatan

Rata-Rata Capaian Sasaran Strategis 1 110%

Perspektif Proses Bisnis Internal

2 Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

1 Regulasi Pengembangan Wilayah Industri

2 2 100,00 Kebijakan

§ Rpermenperin tentang Standar KI

§ RPP Perwilayahan Industri

Rata-Rata Capaian Sasaran Strategis 2 100 %

Perspektif Pembelajaran Organisasi

3

Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme Manajemen Direktorat PI

1 Nilai SAKIP Direktorat PI 81 62,22 76,81 Nilai Hasil Penilaian SAKIP Direktorat PI Tahun 2020. Target tidak tercapai.

Rata-Rata Capaian Sasaran Strategis 3 76,81%

Rata-Rata Capaian Kinerja Direktorat PI 103,83%

Jakarta, Februari 2022

Direktur Perwilayahan Industri

Adie Rochmanto Pandiangan

III

LAMPIRAN 2 PEDOMAN KINERJA DIREKTORAT

PERWILAYAHAN INDUSTRI TAHUN 2020-2024

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS1 Penyebaran Industri

S1.1 Kawasan Industri (KI) prioritas di luar Jawa

yang beroperasi dan meningkatkan

investasi

8 11 13 15 16 17

DEFINISI/DESKRIPSI

Kawasan industri (KI) prioritas di luar Jawa yang beroperasi dan meningkatkan investasi

merupakan KI yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) efektif. Kawasan Industri

yang beroperasi di luar Jawa dimungkinkan sama dari tahun ke tahun dan sudah memiliki

anchor industri. Jumlah KI yang beroperasi merupakan kumulatif, sehingga menunjukkan

jumlah KI yang telah difasilitasi perizinannya. Pada RPJMN tahun 2020-2024, ditargetkan

sebanyak 9 Kawasan Industri prioritas di luar Jawa telah memiliki IUKI efektif, meliputi: Teluk

Weda, Galang Batang, Ketapang, Bintan Aerospace, Takalar, Tanggamus, Ladong, Tanjung

Enim, dan Sadai.

SUMBER DATA

Online Single Submission (OSS) IUKI

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Jumlah Kawasan Industri (KI) yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI)

efektif

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

KI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS1 Penyebaran Industri

S1.2 Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan 15 18 22 26 30 33

DEFINISI/DESKRIPSI

Kawasan Industri (KI) yang dikembangkan merupakan kawasan-kawasan yang difasilitasi

pemenuhan kebutuhan infrastrukturnya. Pemenuhan terhadap infrastruktur dasar dan

penunjangnya merupakan prasyarat bagi pengembangan kawasan industri ke depannya. Dalam

periode 2020 – 2024, target pengembangan kawasan industri (KI) berjumlah 18 kawasan industri

(kumulatif), meliputi: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, Tenayan, Tanjung Buton, Kemingking, Way

Pisang, Katibung, Pesawaran, Batanjung, Surya Borneo, Jorong, Batu Licin, Tanah Kuning, Brebes,

Palu, Bangkalan, Sumbawa Barat, dan Teluk Bintuni.

SUMBER DATA

Data Kawasan Industri (KI) dari Direktorat Perwilayahan Industri

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Jumlah Kawasan Industri (KI) yang difasilitasi pemenuhan infrastrukturnya

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

KI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS1 Penyebaran Industri

S1.3 Fasilitasi Kawasan Industri (KI) dengan zona

tematik

N/A 2 2 3 3 3

DEFINISI/DESKRIPSI

Kawasan Industri (KI) dengan zona tematik merupakan kawasan industri yang telah

ada/beroperasi (existing) yang menyediakan layanan berdasarkan fungsi-fungsi spesifik. Dengan

adanya tambahan fungsi spesifik tersebut, KI dengan zona tematik memiliki kekhususan yang

tidak dimiliki KI lain. Pengembangan KI dengan zona tematik disesuaikan dengan kebutuhan

industri dalam hal: pemenuhan standard tertentu (misal: halal), manajemen pengelolaan (misal:

limbah), teknologi, dll. Fasilitasi KI dengan zona tematik yang dimaksud pada indikator ini adalah

Kawasan Industri Halal, yang dilakukan melalui penetapan atau keterangan Kawasan Industri

sebagai Kawasan Industri Halal dari Kementerian Perindustrian. Target KI dengan zona tematik

yang akan difasilitasi sampai dengan tahun 2024 adalah sebanyak 3 KI (Kumulatif).

SUMBER DATA

Surat Keterangan Kawasan Industri sebagai Kawasan Industri Halal

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Jumlah Kawasan Industri yang memenuhi unsur tematik

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

KI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

V

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS1 Penyebaran Industri

S1.4 Database Perwilayahan Industri N/A 0 30 50 70 80

DEFINISI/DESKRIPSI

Database Perwilayahan Industri merupakan sistem informasi perwilayahan industri yang

tersedia pada setiap Provinsi antara lain data Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI),

Kawasan Peruntukan Industri (KPI), dan Kawasan Industri yang reliable dan terpadu. Database

Perwilayahan Industri tersebut disesuaikan dengan kondisi pada setiap provinsi dalam hal:

Penyusunan NSPK atau payung hukum pemetaan perwilayahan industri, platform Digital dan

Aplikasi KI, Pemutakhiran peta KI eksisting dan rencana dari skala 1:50.000 menjadi skala 1:5.000,

Penyusunan peta 22 WPPI pada skala 1:50.000, Update database kawasan industri (status,

infrastruktur, deliniasi, okupansi, dll), Pengadaan hadware dan software, serta

diseminasi/sosialisasi/promosi. Jumlah provinsi dalam periode 2020-2024 merupakan kumulatif,

sehingga menunjukkan jumlah provinsi yang telah tersedia database perwilayahan industrinya.

SUMBER DATA

Data Perwilayahan Industri dari Direktorat Perwilayahan Industri

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Persentase dari total provinsi di Indonesia yang telah tersedia sistem informasi atau

database perwilayahan industrinya

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

Provinsi Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS1 Penyebaran Industri

S1.5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)

yang dikembangkan

16 3 3 3 3 3

DEFINISI/DESKRIPSI

Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dikembangkan merupakan WPPI yang

difasilitasi, antara lain dengan melakukan penyusunan NSPK pengembangan WPPI, review

pengembangan WPPI, redezain zona industri, analisis kebutuhan infrastruktur WPPI, serta

mengkoordinasikan pemenuhan kebutuhan infrastruktur WPPI. WPPI yang dikembangkan ini

disesuaikan dengan kondisi pada masing-masing WPPI.

SUMBER DATA

Data WPPI dari Direktorat Perwilayahan Industri

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Jumlah WPPI yang difasilitasi pengembangannya

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

WPPI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS1 Penyebaran industri di luar Jawa

S1.6 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang

dikembangkan

5 3 10 10 10 10

DEFINISI/DESKRIPSI

Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang dikembangkan merupakan KPI yang difasilitasi,

antara lain dengan melakukan penyusunan NSPK penetapan KPI, review KPI Kabupaten/ Kota,

koordinasi penetapan KPI di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta penyelesaian

permasalahan KPI. KPI yang dikembangkan ini disesuaikan dengan kondisi pada masing-masing

KPI Kabupaten/ Kota.

SUMBER DATA

Data Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dari Direktorat Perwilayahan Industri

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Jumlah KPI Kabupaten/Kota yang difasilitasi pengembangannya

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

KPI Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS2 Tersedianya NSPK Pengembangan Wilayah Industri

VII

S2.1 Regulasi Pengembangan Wilayah Industri 3 2 2 2 2 2

DEFINISI/DESKRIPSI

Regulasi Pengembangan Wilayah Industri merupakan perencanaan dan pedoman yang akan

menentukan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor industri melalui

perwilayahan industri serta menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat

dalam pengembangan perwilayahan industri. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, khususnya Pasal 14 dimana Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri

ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Perwilayahan Industri. Untuk itu

perlu disusun regulasi (NSPK) pengembangan perwilayahan industri tersebut, meliputi NSPK

terkait Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukan Industri (KPI), dan

Kawasan Industri (KI). Target Regulasi Pengembangan Wilayah Industri yang akan disusun sampai

dengan tahun 2024 adalah sebanyak 13 regulasi (kumulatif), dari baseline regulasi yang disusun

tahun 2019 sebanyak 3 regulasi.

SUMBER DATA

Data peraturan perundangan yang telah diselesaikan dari Direktorat Perwilayahan Industri

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Jumlah Rancangan peraturan perundangan yang telah diselesaikan

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

Kebijakan

(RPP/ RPerpres/

Rpermen)

Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

Kode Indikator Kinerja Baseline

2019

Target

2020 2021 2022 2023 2024

SS3 Tersusunnya pengelolaan keuangan, serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

S3.1 Nilai SAKIP Direktorat Perwilayahan

Industri

85 80 81 82 83 85

DEFINISI/DESKRIPSI

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan integrasi dari sistem

perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan

pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan. Dalam hal ini, setiap organisasi diwajibkan mencatat

dan melaporkan setiap penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan

yang berlaku.

Fungsi SAKIP, antara lain sebagai: (1) sarana dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi

dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik; (2)

sarana untuk meningkatkan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip good governance dan

fungsi-fungsi manajemen modern secara taat asas; (3) sarana pengelolaan dana dan sumber daya

lainnya menjadi efisien dan efektif dalam rangka meningkatkan kinerja penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik secara terukur dan berkelanjutan; (4) sarana

untuk mengukur tingkat keberhasilan dan atau kegagalan dari setiap pemimpin dalam

menjalankan Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana

Strategis dan Rencana Kerja Tahunan; (5) sarana penyempurnaan organisasi, kebijakan publik,

sistem perencanaan dan penganggaran, ketatalaksanaan, metode kerja dan prosedur pelayanan

masyarakat, mekanisme pelaporan serta pencegahan praktik-praktik KKN; dan (6) sarana untuk

mendorong kreativitas, produktivitas, sensitivitas, disiplin dan tanggung jawab para pegawai

dalam melaksanakan tugas/jabatan berdasarkan aturan/kebijakan, prosedur dan tata kerja yang

telah ditetapkan.

SUMBER DATA

Nilai SAKIP dari Tim Penilai / Evaluasi SAKIP Eselon I dan II

CARA MENGHITUNG (FORMULA)

Nilai SAKIP dari Tim Penilai / Evaluasi SAKIP Eselon I dan II

SATUAN KLASIFIKASI PENANGGUNG JAWAB DATA

Nilai Maksimasi Direktorat Perwilayahan Industri

LAMPIRAN 3

MATRIKS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

KAWASAN INDUSTRI RPJMN 2020 – 2024

KAWASAN INDUSTRI TAHAP OPERASIONAL

NO KAWASAN INDUSTRI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PROGRES DAN PERMASALAHAN KETERANGAN

1 Kawasan Industri Galang Batang

Jalan 1. Peningkatan kualitas jalan utama

Penyebarangan Galang Batang - Ibukota Provinsi berupa pelebaran badan jalan 6 m dari lebar semula di Jalan Lintas Kijang-Kawal, pelurusan jalan dari kondisi eksisting yang berkelok-kelok sepanjang 15 Km (PUPR pusat)

2. Pembangunan jalan menuju kawasan berupa pembangunan lintas jalan masuk ke KI sepanjang 3 km oleh PUPR Pusat (tanah sudah dibebaskan oleh PT. BAI 25 x 3000 m)

Progres 1. Telah terbangun infrastruktur dasar,

antara lain: a. Listrik daya 0.8 MVA dari PLN di

kantor administrator & Site Office b. Dalam Proses penyambungan listrik

dari PLN (Total 2.08 MW) c. IPAB berupa sumur pompa d. Telah terbangun Jalan dalam

Kawasan sepanjang 1.47 km jalan dari total 8.08 km. 6,61 Km dalam proses pematangan badan jalan

e. Drainase dalam konstruksi (bersamaan dengan pembangunan jalan)

f. Internet dari IP local di site Office dengan kecepatan 5 Mbps dan kantor Administrator dengan kecepatan 20 Mbps

g. Pintu gerbang kawasan h. Dermaga serbaguna dan dermaga

Tongkang berkapasitas 120.000 TEUS

i. Telah terbangun kantor Administrator

2 Kawasan Industri Ketapang

Jalan

• Percepatan peningkatan status menjadi jalan nasional dan peningkatan kualitas jalan dari Ketapang-Kendawangan sepanjang 74,9 Km (PUPR)

Pelabuhan

• Pelabuhan Khusus/Terminal Khusus kapasitas 27 juta ton di Desa Pagar Mentimun

Bandara

Masalah Saat ini hanya masalah cuaca ekstrim

• Pembangunan bandara Ketapang (koordinasi Bappeda dengan Dinas Perhubungan Kalbar)

Kereta Api

• Rel yang menghubungkan Rel Eksisting dari Kota Ketapang ke Kendawangan sepanjang 75 Km

Listrik

• Kebutuhan 33 MW (akan dibangun pembangkit oleh PT KBS, sedang dalam proses FS)

Air Baku

• pembangunan jaringan air baku bersumber Sungai Tengar yang berjarak 5-7 Km berkapasitas 14.441,19 m3

Jaringan Komunikasi

• BTS 5G

Perumahan Pekerja

• Rusunawa 6 unit

Fasilitas Pendidikan

• SMK, Politeknik jurusan teknik industri dan teknik elektro

Fasilitas R&D

• Balai riset dan standardisasi

Fasilitas Kesehatan

• Rumah sakit dan puskesmas

3 Kawasan Industri Palu Jalan 1. Pembangunan jalan bebas hambatan Palu-Parigi

Pass 30-40 Km menghubungkan Sulteng Barat dan Sulteng Timur

2. Peningkatan status jalan dalam Kota/Provinsi lingkar luar Kota Palu

3. Pelebaran jalan dalam kota (lingkar luar Kota Palu)

4. Pembangunan jalan Palu-Parigi, by pass Palu-Parigi

Pelabuhan

• Peningkatan dermaga ke selatan 500 m dan penambahan crane

Progres 1. Investor yang masuk ke KI pasca gempa

sebanyak 10 tenant, 5 tenant tahap konstruksi dan lainnya tahap perizinan dan persiapan.

2. Jalan : Fly over dibangun oleh

Kemenkomarves dengan pemerintah RRC yang masuk dalam proyek OBOR.

3. Air Baku : Pembangunan Embung akan

selesai pada tahun 2021. diperlukan kepastian penyelesaian FSnya.

Jalan 1. Usulan perbaikan jalan di dalam KI/KEKsudah masuk ke

Bappenas sebesar 20 M (inisiasi baru) namun belum masuk baseline karena perlu pendetailan DED.

2. Pembangunan jalan penghubung lintas barat dan timur di Parigi perlu pendetailan ruas jalan, serta dikoordinasikan dengan BPJT karena ada beberapa koridor yang VCR nya relatif tinggi.

3. Beberapa hal terkait usulan pembangunan jalan KI Palu: a. Kepastian ruas jalan untuk peningkatan kualitas agar

disampaikan ke Ditjen Bina Marga b. Peningkatan status jalan apabila merupakan

pelebaran jalan kota dan pembangunan akses ke

Listrik 1. Pembangunan gardu induk di kelurahan Baiya

berkapasitas 20 MW 2. Penambahan kapasitas gardu induk dari 150 kV

menjadi 300 KV

Gas

• jaringan gas untuk industri

Bandara

• Perpanjangan runway bandara sepanjang 300 m,

Air Baku 1. Pembangunan SPAM, sekaligus pembangunan

pipa sepanjang 4 kilometer intake sungaI wombo kapasitas 450 liter/detik

2. Pembangunan jaringan distribusi dari SPAM ke lokasi KI/KEK

Sarana Pendidikan

• Pembangunan Akom, jurusan pengembangan sistem informaasi berbasis digital

Perumahan Pekerja

• Pembangunan rusunawa 1000 unit dan rumah tapak 1000 unit dan diharapkan dapat menampung 10.000 orang

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan rumah sakit

Kereta Api

• Realisasi Pembangunan Kereta api

lokasi KI dan sifatnya urgent bisa diusulkan menggunakan skema DAK

c. Kajian mengenai pembangunan jalan bebas hambatan harap disampaikan ke Bappenas.

Rusunawa 1. Usulan pembangunan rusunawa sudah masuk baseline,

namun perlu dicek lokasinya. 2. Dukungan pembangunan perumahan untuk KI/KEK Palu

tidak terfokus pada KI/KEK, namun tersebar di Kota Palu berupa beberapa kegiatan dilakukan yaitu pembangunan 2 tower rusun untuk Universitas Tadulako dan Pon Pes Sirotol Mustaqim

Air Baku 1. Kegiatan penyambungan pipa transmisi baru akan

didesain tahun 2021 mengingat Embung Wombo akan dibangun pada 2021-2022 (pipa dibangun secara paralel) dengan kapasitas 90 m3/detik diperuntukan bagi pelayanan masyarakat, irigasi eksisting dan kawasan industri (perlu kepastian kebutuhan air baku KI/KEK Palu dan disesuaikan dengan timeline operasional kawasan industri, data sementara 1.050 liter/detik).

2. Direktorat Pusatab akan mengkaji sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air KI/KEK Palu, seperti Labuan Tofoso, Tawaru, Guntarano.

Bandara 1. Terkait perpanjangan runway, saat ini fokus pada

rehabilitasi runway yang rusak pasca gempa (bekerja sama dengan Asia Bank Development)

Pelabuhan 1. Pembangunan pelabuhan sedang dilakukan

penyusunan dokumen perencanaannya, sehingga rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan Teluk Palu akan menunggu hasil studi tersebut

• Dibutuhkan informasi bagaimana pengembangan Kawasan Industri Palu pasca bencana, sehingga perlu update masterplan pengembangan Kota Palu yang disusun oleh Bappenas.

• Isu dan permasalahan penyediaan infrastruktur seperti pengambilan air baku dapat dilakukan sinkronisasi masterplan yang sedang disusun dengan data-data dari

Badan Geologi dan instansi terkait. Terkait hal ini, Bappenas akan memantau rehabilitasi Kota Palu, dan untuk masterplan akan selesai dalam 2 tahun.

4 Kawasan Industri Surya Borneo

Jalan 1. Pembangunan jalan menuju kawasan Bandara

Baru, ruas: a. Jalan Pasir Panjang – Kumpai Batu Atas –

Kumpai Batu Bawah sepanjang 15,14 Km b. Jalan Pasir Panjang – Dukuh Mola

sepanjang 9,38 Km c. Jalan Pasir Panjang – Kumpai Batu Atas –

Dukuh Mola sepanjang 8,15 Km d. Jalan Kumpai Batu Atas – Batas Pasir

Panjang – Sebuai Barat sepanjang 9,22 Km e. Jalan Sebuai – Batas Pasir Panjang

sepanjang 17,74 Km f. Jalan Kumai – Kubu sepanjang 23,00 Km g. Jalan Kubu – Sungai Bakau – Teluk Bogam

sepanjang 22,40 Km h. Jalan Teluk Bogam – Keraya – Sebuai Timur

– Batas Tanjung Putri sepanjang 15,90 Km i. Jalan Tanjung Terantang – tanjung Putri

sepanjang 9,74 km j. Jalan Kumpai Batu Bawah – Tanjung

Terantang sepanjang 9,23 Km k. Total : 139,90 Km

2. Peningkatan kualitas jalan Trans Kalimantan 3. Peningkatan kualitas fisik jalan dan status pada 6

ruas jalan menuju Kawasan Industri sepanjang 33,86 Km dengan rincian: a. Jalan Natai Raya – Sungai Tendang

sepanjang 8,04 Km, b. Jalan Simpang Natai Raya – Pelabuhan

RoRo 5,7 Km, c. Jalan Sungai Tendang – Pangkalan Satu

9,14 Km, d. Jalan Simpang Bumi Harjo – Pangkalan Satu

5,6 Km, e. Jalan Kumai – Sungai Tendang 3,77 Km,

dan f. Jalan HM Idris - Jalan Al Huda 1,60 Km

Transportasi Lain:

Progres 1. Pengerukan Muara Sungai Kumai

sebagai jalur lintas kapal 2. Fasilitas & Handling Container /

Container Yard (CY) 3. Pasokan Bahan Bakar (Diesel/Solar)

Sumber Air Baku

• Pengusulan oleh Dinas PUPR Kotawaringin Barat mengenai pembangunan embung di Bungur seluas 25 Ha yang bersumber dari Sungai Arut (sudah pembebasan lahan 2,7 Ha, terpakai 0,5 ha untuk intake dan rumah jaga)

Bandara 1. Bandara Sebuai dan pelabuhan sudah masuk RPJMD

dan diusulkan ke Kemenhub, terkendala pada izin lokasi 2. Pembangunan bandara baru --> belum terakomodir 3. Usulan bandara SBI sudah diterima, namun penetapan

lokasi belum terbit dari Menteri terkait hasil kajian optimalisasi bandara sipil eksisting

• Percepatan pengerukan muara Sungai Kumai, kondisinya saat ini menghambat proses ekspor sehingga harus dilakukan prosedur ship to ship yang mengakibatkan peningkatan biaya ekspor.

Sumber Air Baku

• Pembangunan embung di Bungur seluas 25 Ha yang bersumber dari Sungai Arut

Pelabuhan 1. Pembangunan terminal untuk kepentingan

sendiri (TUKS) 2. Peningkatan Pelabuhan Kepentingan Sendiri di

Jetty SBI (Kawasan SBI) kapasitas 2.500 Teus / Bulan, 30.000 Teus / Tahun

Listrik

• Ada ekses listrik, perlu diskusi penjualannya

Gas

• Pembangunan Stasiun Gas

Pengolahan Limbah

• Pusat Penimbunan Limbah B3

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan jaringan 5G

Perumahan Pekerja

• Pembangunan rumah tapak

Sarana Pendidikan

• SMK jurusan teknik Kimia, Politeknik jurusan Teknik Kimia/Teknik Industri/Logistik

Sarana R&D

• Pembangunan Pusnov dan baristand

5 Kawasan Industri Weda Bay

Jalan

• Peningkatan kualitas jalan dari Weda ke lokasi kawasan industri 40 Km (dari total ruas 035 Kota Weda – Sagea sepanjang 60 km)

• (sdh tertangani selesai 2020)

Bandar Udara

• Pembangunan Bandara Umum baru Weda di Kabupaten Halmahera Tengah (skala regional)

Listrik

Masalah 1. permasalahan terutama di bidang

perizinan, seperti perizinan pengambilan air baku, perizinan pelabuhan, perizinan pengalihan sungai ake sake

2. Saat ini kebutuhan akan infrastruktur dasar sangat mendesak, terutama kebutuhan bagi masyarakat sekitar kawasan industri seperti hunian, air bersih, listrik, telekomunikasi, failitas kesehatan, fasilitas pendidikan,

Pelabuhan Umum dan Tersus:

• Pelabuhan Umum: belum dilakukan penetapan lokasi namun sudah masuk dalam Rencana Indyk Pelabuhan sebagai pelabuhan umum pengumpul

• Terminal Khusus PT Youshan Nickel: akan dilakukan audiensi antara PT YNI dengan Bupati Halteng agar surat rekomendasi segera diterbitkan oleh Dinas PMPTSP

• Terminal Khusus PT Lipe Metal Industy: izin konstruksi sedang dalam penandatanganan Dirjen Hubla

• Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi berkapasitas 10 MW di sekitar luar kawasan industri Teluk Weda (Desa lelilif, Desa Sagea, Desa, Kobe) untuk sentra IKM di sekitar KI Weda Bay

Air Baku 1. Pembangunan jaringan air baku dari sumber

terdekat dengan sumber Sungai Kobe untuk kebutuhan masyarakat di luar kawasan industri berkapasitas 1000 liter/detik

2. penyelesaian atas kendala dalam pemasangan pipa untuk pengambilan air baku sepanjang 10 km.

Pelabuhan: Penyelesaian perizinan konstruksi dan operasional untuk Terminal Khusus dan Pelabuhan Umum yang khusus melayani KI

Rusunawa

• Pembangunan rusunawa sebanyak 15 tower untuk 13.500 pekerja (estimasi sampai tahun 2022)

Pembangunan Pengolahan Limbah B3

• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan industri

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G/5G

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan Politeknik jurusan teknik perawatan mesin, teknik kimia mineral, teknik listrik dan instalasi

Fasilitas R & D

• Pembangunan pusat Inovasi

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan rumah sakit

mengingat saat ini sudah terserap tenaga kerja sekitar 7.300 orang dan diprediksi mencapai 19.800 pada tahun 2022.

Progres 1. Progres pembangunan KI mencapai 63-

64% 2. Permohonan Fasilitas keimigrasian

a. PT. Weda bay telah menyurati ditjen keimigrasian terkait permohonan Fasilitas Keimigrasian

b. lokasi permohonan fasilitas keimigrasian dapat di luar/dalam kawasan industri.

c. Telah terdapat 1.127 TKA d. PT. weda bay sanggup menyediakan

fasilitas perkantoran guna kepentingan keimigrasian

3. Izin Lokasi Pelabuhan a. Kajian telah diselasaikan b. Telah di informasikan kepada Bupati

terkait rencana pembangunan pelabuhan umum

4. RTRW a. Eksisting 500 menjadi 8000 b. Draft revisi sudah ada masih

meminta persetujuan DPRD

6 Kawasan Industri Sadai Jalan 1. jembatan Bangka Belitung – Pulau Sumatera 15

Km

Progres 1. Sudah mempunyai izin prinsip, izin

lokasi, izin lingkungan dan IUKI

Jalan 1. Pembangunan jembatan Pulau Bangka-Sumatera

(dokumen perencanaan sudah disiapkan PUPR Bangka Selatan)

2. Pembangunan dan perbaikan jalan sepanjang 130 km dari jembatan ke pelabuhan Sadai 1

3. Pembangunan Jalan Trans Bangka ruas: a. Trans Bangka Sadai-Tanjung Berikat 82,300

Km b. Trans Bangka Toboali – Pasir Putih 30 Km c. Trans Bangka Baher-Batu Belimbing 4,195

Km d. Trans Bangka Sukadamai- Jalan Merdeka

5,655 Km e. Trans Bangka Rias- Tj. Gusung 4,77 Km f. Trans Bangka Tj. Gusung – Batu Betumpang

38,89 Km g. Trans Bangka Batu Betumpang- Sebagin 40

Km 4. Pembangunan/perbaikan jalan sepanjang 215,31

Km dengan ruas: a. Ruas jalan Sebagin – Sadai b. Ruas jalan Gunung Namak – Sadai c. Ruas jalan Sadai – Kepoh – Bikang – Koba –

pangkal Pinang 5. Peningkatan kualitas jalan (masih

dikoordinasikan Dinas PUPR)--> paling urgent

Listrik 1. Kebutuhan 20 MW dari PLN Babel (untuk tahap I

400 Ha) PLN Babel akan membangun GI 2. Kebutuhan 100 MW untuk 1000 Ha dari PLN

Sumsel, PLTBM kapasitas 112 MW (PLN)

Pelabuhan

• Pembangunan Pelabuhan Umum kapasitas 500.000 TEUs/tahun di Desa Sadai

Bandara

• Perpanjangan runway bandara perintis sepanjang 1800 meter di Kota Toboali

Kereta Api

• Pembangunan rel kereta api yang menghubungkan ke Rel KA eksisting, yaitu dari Stasiun Kertapati (Sumsel) - ke Kawasan Industri Sadai & Sekitarnya sepanjang 288 KM

Gas

2. Sudah disusun Masterplan, DED, UdgL dan ANDAL

3. Dalam proses pembangunan infrastruktur dasar berupa: pematangan lahan, saluran buang air hujan dan kantor pengelola dan gudang logistik

2. Peningkatan dan pembangunan ruas Jalan Trans Bangka (diusulkan melalui APBN dan DAK)

Pelabuhan

• Pelabuhan: izin lokasi sudah keluar dari Kemenhub, sudah ada badan usaha pengelola pelabuhan

Air Baku

• Pembangunan embung (program kerja PUPR)

Bandara

• Bandara perintis sudah disiapkan oleh Bappeda Provinsi Babel dengan panjang runway 3200 m

Kereta Api

• Pembangunan jalur KA sepanjang 288 km (oleh Kemenhub)

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan politeknik manufaktur kelautan dan perikanan (lahan siap seluas 13 Ha)--> belum terakomodir

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan rumah sakit (lahan siap 32 Ha)--> belum terakomodir

• Pembangunan stasiun gas dan jaringan transmisi di Musi Banyuasin sepanjang 300 Km kapasitas 150 MMSCFD

Air Baku 1. Pembangunan jaringan air baku dari sumber

terdekat yaitu Sungai Pengarem dan SPAM IKK Tukak Sadai kapasitas 300 liter/detik

2. Pembangunan embung (sudah dibahas di rakortek PUPR)

Pengolahan Limbah

• Pembangunan pusat penimbunan limbah B3

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan BTS dan jaringan 5G

Perumahan Pekerja

• Pembangunan rumah tapak 400 unit, rusunawa 3 tower (500 unit)

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan SMK jurusan Teknik Mesin dan Elektro, dan Politeknik Manufaktur dan Kelautan dan Perikanan

Fasilitas R&D

• Pusat Inovasi dan Balai riset kelautan dan perikanan

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan Rumah Sakit

7 Kawasan Industri Bintan Aerospace

Pelabuhan

• Pengembangan Dermaga Terminal Khusus tahun 2020

Listrik 1. Sedang pengembangan WUPTL untuk 4000 Ha, 2. Kebutuhan listrik tahun 2024: 20 MW (akan

dibangun PLTD 2x10 MW)

Progres 1. Izin Lingkungan:

Telah selesai pada tahun 2013. 2. Telah mengajukan permohonan Izin

Lingkungan untuk Amdal 2019. Perubahan ini mencakup daerah laut di sekitar kawasan. Saat ini DLHK Prov.Kepri menghentikan semua proses Amdal yang terkait laut, sehubungan dengan permasalahan RZWP di Kepri

3. Izin Perluasan Wilayah Usaha Listrik 4. Telah memiliki Izin Wilayah Usaha

Penyediaan Tenaga Listrik untuk luas 172,94 Ha.

5. Sedang mengajukan perluasan Izin untuk Luas Wilayah 5.338,24 Ha sejak 2019. saat ini terkendala menunggu Verifikasi dari DJK.

6. Pembangunan Pembangkit Listrik (Tambahan Back up power) tahun 2021 dan 2023

7. Eksisting supply From PLN, Back up PLTD 10,3 MW namun masih menunggu perluasa wilayah usaha listrik

8. Pembangunan Industri Offshore Marine Centre

9. Sedang mengajukan Izin Ship/Rig Dismantle.

10. Pengembangan dermaga terminal khusus

Masalah 1. Terkendala KBLI tersebut belum dapat

diaplikasikan, terkait perizinan LHK. 2. Terkendala ekspor skrap metal, bahwa

untuk beberapa komoditi skrap tertentu harus berasal dari Pulau Batam dan hanya dapat diekspor dari Pulau Batam.

3. Untuk pengembangan dermaga sesuai kebutuhan OMC terkendala Amdal di atas yang belum dapat diproses.

8 KEK Sei Mangkei Jalan 1. Perbaikan Fisik jalan akses menuju Kawasan

Industri 2. Pembangunan flyover Sei Mangkei 3. Penyelesaian pembangunan Jalan Tol

Inderapura – Kisaran (48 km) 4. Perlintasan tak sebidang (fly over) Perlintasan

rencana Rel Kereta Api Bandar Tinggi – Kuala (1.675,66 m)

5. Perlintasan tak sebidang (underpass) Perlintasan Rel Kereta Api Perlanaan – Kisaran dengan jalan (575 m)

6. Pelebaran Simpang Kuala Tanjung - Pelabuhan Kuala Tanjung (Mendukung Pelabuhan Kuala Tanjung dan KI/KEK Sei Mangke) sepanjang 16 Km

Progres 1. Sudah memiliki IUKI, Izin Lokasi, Izin

Prinsip dan Izin Lingkungan 2. Lahan seluas 1,933,8 Ha dan sudah

dibebaskan seluruhnya 3. Sudah ada Infrastruktur Dasar berupa:

a. WTP Kapasitas 250 m3/jam b. Tank Farm, 2x3000 Ton CPKO,

1x5000 Ton CPO c. Dry Port 2300 TEUs d. Stasiun Kereta Api e. Jaringan kabel optik f. Fasilitas pemadam kebakaran g. Kantor kawasan h. Kendaraan pengangkut sampah

Sedang disiapkan kawasan penyangga oleh Dinas PUPR Prov, dilengkapi dengan sarana perumahan, perdagangan dan jasa, Pendidikan.

Perumahan

• BPIW PUPR: yang sudah masuk Konreg: Pembangunan 8 unit rusun

Jalan BPIW PUPR: yang sudah masuk Konreg:

• Pembangunan fly over Perlanaan,

• pembangunan under pass Sei Mangkei-Lima Puluh sepanjang 575 m, pembangunan fly over Simpang Kuala Tanjung sepanjang 1575 M

7. Pelebaran Jalan (Menambah Lajur) Simpang Kuala Tanjung-Lima Puluh : 22 Km

8. Pembangunan Fly Over Simpang Kuala Tanjung sepanjang 1675,66 m, pembangunan under pass Lima Puluh sepanjang 575 m, pembangunan fly over Perlanaan sepanjang 494 m,

Pengolahan Limbah

• Tempat pembuangan akhir tahun 2022

Jaringan SDA 1. Pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi

air baku 2. Kebutuhan air baku sebesar 250 m3/jam dan

telah terbangun WTP kapasitas 310 m3/jam untuk tahap pertama, dan perlu dibangun WTP tahap 2 sebesar 900 m3/jam

Perumahan

• Pembangunan Rusunawa untuk pekerja (2 Tower)

Kebutuhan Gas

• Kebutuhan gas sebesar 75 MMSCFD dengan harga yang kompetitif.

Pelabuhan:

• Utilitas Pelabuhan Kuala Tanjung belum optimal

Kereta Api

• Operasional KA Sei Mangkei- Kuala Tanjung, pekerjaan penyempurnaan seperti pemasangan tiang listrik, sarana persignalan, pembuatan frontage road untuk masyarakat, pemasangan pagar sterilisisi sebagai buffer dari permukiman penduduk, dan pembangunan perlintasan sebidang.

Listrik

• Pasokan listrik kapasitas 500 MW sampai dengan tahun 2025.

i. Jalan kawasan, ROW 62 = 3.4 km, ROW 43 = 0,9 km, ROW 34 = 1,7 km

j. PLTBS 2x3,5 MW kapasitas 60 MVA Jaringan listrik 20 kV

k. Jaringan Gas kapasitas 75 MMSCFD 4. Infrsatruktur Penunjang: Pelabuhan

Kuala Tanjung (±42 km ) a. Pelabuhan Belawan Medan (±160

km ) b. Dilalui jalur kereta api Trans

Sumatera c. Dilengkapi jalur kereta api Sei

Mangkei-Kuala Tanjung- 5. Sudah memiliki 6 Tenant, dengan Anchor

Industry PT. Unilever Oleochemical 6. Saat ini beberapa industri telah dapat

memanfaatkan kebijakan penurunan harga gas menjadi USD 6/MMBTU sesuai Perpres 40 tahun 2016 termasuk PT. Unilever di Kawasan Industri Sei Mangkei. Diharapkan semua tenant di Kawasan Industri dan pembangkit listrik sendiri di kawasan industri dimasukkan ke dalam revisi Perpres 40 tahun 2016. Apabila merujuk pada frame work revisi Perpres 40, pasokan gas untuk KEK dapat diilakukan melalui import. Namun perlu adanya koordinasi dengan pemegang Wilayah Usaha di Kawasan Industri Sei Mangkei terkait rencana pembangunan PLTMG dengan adanya kebijakan penurunan harga gas, karena pada awalnya rencana tersebut tidak direalisasikan karena harga gas yang mahal (sebelum adanya Kepmen ESDM) sehingga dilakukan pembelian listrik curah dari PLN yang harganya lebih murah.

7. Utilitas Pelabuhan Kuala Tanjung belum optimal karena beberapa hal: a. Kegiatan bongkar muat barang dari

Kawasan Industri Sei Mangkei lebih banyak berlangsung di Pelabuhan Belawan, karena adanya permintaan

Listrik

• Terkait ketenagalistrikan, Kawasan Industri Sei Mangkei sudah memiliki WUPTL di luar PLN dan ada kelebihan daya dari PLN sebesar 100 MVA. Travo daya yang terpasang di sekitar KI Sei Mangkei berkapasitas 60 MVA dan saat ini sedang ditambah gardu induk dengan kapasitas 60 MVA yang beroperasi sekitar bulan Oktober, sehingga akan ada cadangan sekitar 100 MVA.

Fasilitas R&D

• Pengelolaan Pusat Inovasi Sei Mangkei baru diserahkan pada PT KINRA oleh PTPN 3. PT. KINRA akan bekerjasama dengan PTPKS dalam pemanfaatan laboratorium untuk pengujian lingkungan dan uji mutu produk di KI Sei Mangkei.

Fasilitas Pendidikan

• Dalam penyiapan tenaga kerja, PT KINRA bersama dengan DPRD Simalungun untuk berkoordinasi dengan BPSDMI, Kemenperin dalam mengusulkan pembangunan sekolah yang diperlukan untuk suplai tenaga kerja di Kawasan Industri Sei Mangkei.

Beberapa infrastrukur pendukung Kawasan Industri Sei Mangkei sudah merupakan PSN seperti pelabuhan, ruas tol, dan kereta api, jika ada permasalahan KPPIP dapat membantu terutama yang melibatkan berbagai stakeholder, dan akan menentukan skala prioritas mana yang dibangun terlebih dahulu dengan melihat asas kemanfaatannya terutama dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

jumlah kontainer minimum 300-400 kontainer.

b. Belum beroperasinya Kereta Api Kuala Tanjung-Sei Mangkei.

c. Belum adanya kepastian mengenai tarif dari PT. Pelindo I, juga isu tarif yang lebih mahal dibanding Pelabuhan Belawan.

d. Belum semua industri memindahkan kegiatan bongkar muat barang dari Belawan ke Kuala Tanjung dan belum adanya sosialisasi mengenai hal tersebut, dan juga belum banyaknya investor yang masuk ke Kab. Batubara.

8. Saat ini sedang dilakukan kajian pemanfaatan pelabuhan Kuala Tanjung dan Belawan, dan nantinya untuk kontainer akan dialihkan ke Kuala Tanjung, untuk itu diperlukan percepatan operasional kawasan industri untuk mendukung optimalisasi penggunaan pelabuhan Kuala Tanjung.

9. Operasional kereta api Kuala Tanjung Sei Mangkei:

a. Dinas Perhubungan Sumatera Utara belum bisa melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap jalur kereta api, karena belum ada serah terima dari Kemenperin ke Kemenhub, sehingga Kemenhub belum dapat menginstruksikan dan menganggarkan pemeliharaan jalur kereta api tsb melalui Balai Kerata Api di daerah.

b. Belum beroperasinya jalur kereta api Sei Mangkei – Kuala Tanjung karena masih dibutuhkan pekerjaan penyempurnaan seperti pemasangan tiang listrik, sarana persignalan, pembuatan frontage road untuk masyarakat, pemasangan pagar sterilisisi sebagai buffer dari permukiman penduduk, dan pembangunan perlintasan sebidang.

Masalah 1. Harga gas yang kurang kompetitif. 2. Tarif shipping di Pelabuhan Kuala

Tanjung yang kurang kompetitif 3. Perlu adanya Pusat Pengolahan Limbah

B3 di Pulau Sumatera

9 Kawasan Industri Teluk Bintuni

Pembangunan Infrastruktur Dasar 1. Jalan 2. drainase 3. IPAB

dilaksanakan pada tahun 2023

Jalan:

• Pembangunan jalan dari Babo ke Onar

Pelabuhan

• Pembangunan/pengembangan pelabuhan

Kebutuhan Gas

• Kebutuhan gas sebesar 90 MMSCFD

Listrik

• Kebutuhan listrik berkapasitas 25 MW

Progres 1. Lokasi di Desa Onar : Onar Lama dan

Onar Baru seluas 212 Ha berstatus APL 2. Industri: petrokimia berbasis methanol

dengan kapasitas produksi 1 juta ton/tahun

3. akan dikembangkan 50 hektar tahap pertama, lahan dibebaskan oleH Pemkab Teluk Bintuni

4. Pengembangan kawasan seluas 50 Ha tersebut dengan skema KPBU, calon pengelola kemungkinan RNI

5. Pembangunan kawasan sekaligus dengan pembangunan tenant KI

6. Kementerian Perindustrian sedang memproses permohonan proyek pengembangan fasilitas

7. Perlu delineasi 50 ha yang akan dikembangkan terlebih dahulu

KAWASAN INDUSTRI TAHAP KONSTRUKSI

1 Kawasan Industri Kuala Tanjung

Jalan:

• Perbaikan Fisik Jalan sebagai akses menuju kawasan industri tahun 2020-2022

Listrik

• 350 MW Air Perlu pembangunan SPAM atau reservoir, dari sumber Air permukaan: Sungai Bah Bolon. Pembangunan IPAL

Progres

• Izin lingkungan 548 ha sudah terbit, namun perlu dipersiapkan untuk lokasi sesuai dengan peruntukan dalam Mas

Pengembangan KI dibagi menjadi 3 tahap untuk 3400 Ha: Penetapan lokasi 1128 Ha oleh Bupati Batubara. Tahap I : pengadaan tanahh tahap I seluas 55,65 Ha. 2021 2022: pembangunan infrastruktur tahap I untuk 55,65 Ha, pengadaan tanah tahap II : 300 Ha. Tahun 2023 dan 2024: pembangunan infrastruktur. Jaringan jalan: lebar 16 m, agar ditingkatkan menjadi 25 Meter. Kuala Tanjung sudah terkoneksi dengan jalan toll yang sedang dibangun (2021 sudah terkoneksi). Pelabuhan: Multipurpose Kuala Tanjung Port, kapasitas cukup untuk kebutuhan KI Kual tanjong

Jaringan gas sudah sampai ke KIKT, terkoneksi dari KI Sei Mangkei. Dalam tahap Kerjasama dengan Pertagas dan Pertagas Niaga Jaringan gas sudah tersedia, namun tahap I masih mencukupi. Concernya pada harga Pembangunan perumahan untuk pekerja. Listrik masih disuplai oleh PLN dengan kualitas dan harga yang handal. Disiapkan readiness criteria untuk pembangunan SPAM. Pembangunan BLK disiapkan lebih lanjut skemanya apa

2 Kawasan Industri Tanah Kuning ISI

Jalan 1. Perbaikan jalan Nasional dari Kota Tanjung

Selor ke KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi sepanjang 200 Km

2. (Kayan Propertindo) Pembangunan Jalan akses ± 1,5 km (termasuk jembatan untuk melewati sungai)

Pelabuhan

• Pembangunan terminal khusus di Kampung Karang Tigau, Desa Mangkupadi

Bandara

• Pembangunan bandara dengan panjang runway 2.500 m di Kec. Tanjung Palas Timur

Kereta Api

• Pembangunan dryport sepanjang 400 Km dari Tanjung Selor ke Provinsi Kalimantan Timur

Listrik

• Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi di Desa Data Dian, Kayan Hilir dengan kapasitas 1000-2000 MW

Gas

• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi di Nunukan, sepanjang 300 Km kapasitas 1000 MMSCFD

Air Baku

Masalah 1. PT. Adhidaya Suprakencana

a. Masalah Pembebasan Lahan KIPI, karena sebagian lahan masih dalam status HGU Perkebunan

2. PT. Kayan Propertindo a. Saat ini aksesbilitas masih melalui

laut (menyewa kapal milik warga yang terdekat dengan lokasi kawasan industri )

b. Tidak dapat membangun Gedung Kantor Pengelola dan Mess Karyawan

3. Tidak dapat melakukan kegiatan kerja yang membutuhkan waktu yang lama.

• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yaitu Sungai Pindada, Desa Mangkupadi, kapasitas 100 liter/detik

Pengolahan Limbah

• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan jaringan 5G

Perumahan Pekerja 1. Pembangunan rusunawa Adhihdaya

Suprakencana 1,5 tower dan rumah tapak 400 unit

2. Pembangunan rusunawa Kayan Propertindo: 40 unit, rumah tapak 3393 unit

Sarana Pendidikan

• SMK dan Akom

Sarana R&D

• Pembangunan Pusnov dan baristand

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan rumah sakit dan puskesmas

3 Kawasan Industri Tanjung Buton

Jalan 1. Peningkatan Jalan Simpang Beringin-Meredan-

Simpang Buatan sepanjang 16 km, preservasi berkala 5 km, dan preservasi rutin 16 km. status jalan provinsi.

2. Peningkatan jembatan 2 unit 3. Preservasi/peningkatan jalan Simpang Minas-

Simpang Pemda-Simpang Tualang Timur, sepanjang 30,48 Km. status jalan provinsi

4. Peningkatan jalan Sei Pakning (km 130)-Teluk Mesjid-Simpang Pusako sepanjang 40,71 Km status jalan provinsi

5. Peningkatan jalan Sungai Apit-Teluk Masjid, status jalan kabupaten

6. Peningkatan jalan Penyengat-Futong-Teluk Lanus. Status jalan kabupaten

7. Peningkatan jalan Simpang Lago-Siak Sri Indrapura, status jalan kabupaten.

Progres 1. Sudah memiliki IUKI 2. Pembebasan lahan 100% (600 Ha) 3. Sudah ada Tenant: PT Biomas Fuel

Indonesia (MFO, sedang dalam konstruksi), PT. Bina Puri Mandiri PT. Permata Agrindo Siak

4. Menunggu pengesahan RTRW Kabupaten Siak.

5. Jalan akses menuju KI rusak saat ini sedang dalam konstruksi

6. Infrastruktur dasar dalam KI yang kurang lengkap (air baku, listrik, dsb).

7. Lahan seluas 5100 Ha sudah dibebaskan Pemkab Siak, baru 600 Ha yang sudah HPL.

8. Peningkatan jalan nasional Simpang lago-KITB, peningkatan jalan provinsi Simpang Maredan-Simpang Buatan. 48,

8. Preservasi peningkatan Jalan nasional (Jl. Simpang Lago – Simpang Buatan – Mengkapan/ Buton10 km, berkala 15 km, rutin jalan 50 km, total panjang jalan 110,86 km)

9. Jalan Provinsi terdiri dari : a. Jl. Simpang Beringin – Meredan – Simpang

Buatan perlu dilakukan Preservasi peningkatan 16 km, berkala 5 km, rutin jalan 25 km, jembatan 2 unit, total panjang jalan 48,21 km

b. Jl. Simpang Minas – Simpang Pemda – Simpang Tualang Timur, perlu dilakukan Preservasi peningkatan 5 km, berkala 5 km, rutin jalan 20 km, total panjang jalan 30,48 km

c. Jl. Sei Pakning (KM.130) – Teluk Mesjid – Simpang Pusako, perlu dilakukan Preservasi peningkatan 4 km, berkala 2 km, rutin jalan 20 km, total panjang jalan 40,71 km

10. Peningkatan Jalan Sungai Apit -Teluk Masjid tahun 2020

11. Peningkatan jalan Penyengat - Futong - Teluk Lanus, tahun 2020

12. Peningkatan jalan Simpang Lago-Siak Sri Indrapura tahun 2020

Pelabuhan

• Penambahan dermaga di Pelabuhan eksisting (usulan sudah sampai ke Kemenhub0

Kereta Api 1. Pembangunan Dryport, Pembangunan Rel yang

menghubungkan Rel KA Eksisting 2. Direncanakan jalur kereta api utama adalah Duri

– Kandis – Minas – Pekanbaru a. Jalur Lokal:

- Jalur Pekanbaru – Perawang – tanjung Buton

- Jalur Pekanbaru – Buatan – Tanjung Buton

b. Rencana stasiun berada pada: - Stasiun Perawang , Kec. Tualang - Stasiun Buatan, Kec. Koto Gasib - Stasiun Siak, Kec. Siak - Stasiun Kandis, Kec. Kandi - Stasiun Tanjung Buton, Kec. Sei Apit

9. Pembangunan Gardu Induk Tanjung Buton

10. Pembangunan SPAM Sungai Rawa (akan dilakukan 2022), à sudah ada studi?? Kendala karena salinitas air yang tinggi, Cipta Karya tidak mau bangun karena biayanya tinggi, pemda siak usul titiknya di Danau Zamrud (namun milik nasional),PEMKAB SIAK sedang diskusi dengan KLHK untuk menggunakan danau ini sebagai SPAM

11. Pembangunan penambahan dermaga sepanjang 200 m, operasional padat. Seminggu 2 kapal – 100.000 ton. Pemkab siak sudah bersurat ke Kemenhub 1. Listrik yang dibutuhkan sekitar 120

MW untuk 600 Ha. Sumber yang ada; PLTG PLN Koto Gasib kapasitas 25 MW

2. Kebutuhan air 450 Liter/detik, namun yang dibangun oleh pemerintah

3. Investasi dalam waktu dekat akan membangun galangan kapal dan docking, membutuhkan arahan bagaimana prosedur pembangunan ini

KENDALA kesulitan akses keuangan, prosedur penyerahan lahan masih memberatkan pengelola, beberapa aturan daerah yang belum pro investasi

Tindak lanjut: Mendorong investor, koordinasi dengan Dit Transportasi

Listrik 1. Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan

Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi kapasitas 120 MW

c. Pembangunan GI Siak (150/20 Kv) oleh PLN 2. Pembangunan jaringan Transmisi

Tenayan/PLTU Riau - Siak Sri Indrapura oleh PLN

Gas

• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi di Koto Gasib sepanjang 94 Km

Sumber Air 1. Pembangunan Unit Air Baku/Intake 50 L/Detik.

tahun 2021 2. Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air dan

Jaringan Pipa Distribusi ke site tahun 2021

Pengolahan Limbah

• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan BTS dan jaringan 5G

Perumahan Pekerja

• Pembangunan rusun 78 unit dan rumah tapak 823 unit

Fasilitas R&D

• Pusnov, Baristand

4 Kawasan Industri Tenayan

Jalan 1. Pembangunan baru dan peningkatan status jalan

Lingkar Luar Kota Pekanbaru sebagai penghubung menuju pintu Tol PKU-Dumai seoanjang 12,90 Km, status jalan Kota (menjadi jalan nasional0 tahun 2023

2. Pembangunan jembatan Siak V akses menuju pintu Tol PKU-Dumai sepanjang 1,384 KM (status jalan Kota diusulkan menjadi jalan nasional) (2023)à DED sudah disusun tahun 2013

3. Pembangunan jalan lintas Timur menuju Jembatan Siak V sepanjang 11,4 Km, status

Progres 1. Lahan KIT tersedia seluas 266 Ha,

merupakan penyertaan modal pemerintah Kota Pekanbaru kepada PT KI Tenayan, sudah masuk dalam RTRW Kota Pekanbaru

2. Dokumen perencanaa, AMDAL sudah disusun

3. IUKI efektif 4. Izin lokasi PSS tahun 2020 5. Pembangunan infrastruktur oleh

Pemkot Pekanbaru : Pembukaan

Tindak Lanjut Pengusulan pembangunan infrastruktur SIPA sedang proses, tinggal meminta kejelasan dari PUPR dan daerah Pelabuhan sudah diusulkan ke Kemenhub, sudah dapaat persetujuan Jalan lingkar luar kota Pekanbaru: akan diusulkan menjadi jalan Nasional

jalan kOta diusulkan menjadi jalan Nasional (2023)

4. Pembangunan jalan dari KIT menuju Teluk Lembu sepanjang 1,125 Km, status jalan kota diusulkan menjadi jalan Nasional, tahun 2023

Pelabuhan Pembangunan Pelabuhan Khusus di luar Kawasan kapasitas 150.000 TEUs/tahun (2022)

Perumahan Pekerja

• Melanjutkan pembangunan Rusunawa sebanyak 1 tower ± 100 kamar tahun 2021, dari total kebutuhan 7.450 unit

Listrik

• Suplai listrik 54 MW (pasokan eksisting 495 MW oleh PLTU Tenayan 2 x 110 MW (2010), dan PLTGU 275 MW (2019))

Gas Suplai gas 4 MMSCFD, sumber Gas Pipa EMP Bentu (2023) IPAL Pusat penimbunan limbah B3, pusat pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 di dalam Kawasan industry (2023) Pendidikan Pembangunan politeknik jurusan informatika, mesin, computer, elektro. Teknologi dan manajeman agribisnis, manajemen dan teknologi industry hilirisasi agro, mekatronika, telekomunokasi, SI, teknplogi pengolahan hasil perkenunan, manajemen logistic, kimia.

badan jalan 45 m (sudah terbangun 6,5 Km), Jalan Badak-Rencana Jembatan Siak V sepanjang 7,8 Km (realisasi 6,5 Km), jalan rencana jembatan Siak V – Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 12,9 Km

6. Ketersediaan gas pipa EMP Bentu 7. Telah dibangun PLTU 2X110 MW

dan PLTGU 275 MW Pembebasan Lahan

1. 306 Ha telah dibebaskan. 2. 40 ha telah dimanfaatkan untuk

pembangunan PLTU 2x10 MW 3. Sisa lahan 266 Ha lahan Pemkot

Pekanbaru akan dilakukan penyertaan modal kepada kepada BUMD, proses masih menunggu persetujuan DPRD

4. Setelah dilakukan penyertaan modal akan dilakukan proses pengurusan HPL

5. Terdapat beberapa surat keterangan kepemilikan lahan yang terbit diatas lahan 266 Ha.

6. Tahap II akan dibebaskan 1300 Ha 7. Izin lokasi menunggu revisi RTRW 8. Kondisi lahan saat ini telah dikuasai

oleh Pemkot Pekanbaru 9. Telah termasuk dalam Kawasan

Peruntukan Industri (KPI) dalam Draft RTRW Kota Pekanbaru

10. Masterplan dan Studi Kelayakan Kawasan Industri telah disusun oleh Pemkot Pekanbaru pada Tahun 2013

11. Telah ditunjuk Perusda Kota Pekanbaru sebagai badan pengelola pada Tahun 2016

Hambatan

• Belum adanya regulasi khusus tentang KIT, perihal Moratorium Peizinan Industri diluar Kawasan Peruntukan Industri dari Pemerintah Kota Pekanbaru

• Belum terealisasinya karjasama dengan investor china karena pademi covid 19,

sehingga pembanguna infrastruktur dasar dalam kawasa belum terbangun

• Masih terdapatnya konflik lahan di dalam Kawsan Industri Tenayan

• Infrastruktur menuju pintu tol Pekanbaru - Dumai (Permai) belum terbangun

5 Kawasan Industri Kemingking

Jalan 1. Pembangunan Akses Pelabuhan Ujung Jabung 2. Pembangunan Jalan Akses KI-Kemingking 3. Pembanguunan jalan alternatif dari jalan lingkar

timur 2 ke Gerbang 1/gerbang utama kawasan Industri sepanjang 6,5 Km, ruas 10-3-3A-4(status jalan kota), eksisting lebar 12 m, kebutuhan rigid pavement (2023)

4. Interchange tol Trans Sumatera dari Tempino ke Gerbang Utama Kawasan sepanjang 19 Km lebar 23m, dan menuju Pelabuhan Ujung Jabung sepanjang 138 Km dan melalui KI Kemingking sepanjang 7,5 Km lebar 60 m (masih perlu pembebasan 60 m x 19 Km) (2024)

5. Peningkatan kapasitas jalan dari Pelabuhan Eksisting Talang Duku (Pelindo 2) ke Gerbang KI sepanjang 6,5 Km lebar 12 m (jalan provinsi) (2023)

6. Pembangunan jalan Bundaran/jalan laying yang mengintegrasikan KI 2 dengan Pelabuhan Wahyu Indah Samudera

7. Peningkatan kualitas jalan Nasional ruas: Batas Kota Jambi – Talang Duku sepanjang 3,95 Km, Jalan R Pamuk sepanjang 1,42 Km, Jalan Yos Sudarso sepanjang 3,61 Km

8. Rehabilitasi jembatan Muara Sabak sepanjang 266 M (2020)

9. Rekonstruksi jalan Batang Hari- Zona Lima – Muara Sabak (0,01 Km) (2020)

10. Peningkatan Kualitas jalan Sp Zona Lima-Muara Sabak (Kab Tanjung Jabung Timur) sepanjang 28,8 Km (2021)

11. Peningkatan Kualitas Jalan Simpang Zona V Muara Sabak (Kab Tanjung Jabung Timur) (2020)

12. Preservasi Jalan Simpang Tuan-Mendalo Darat (Simpang Tiga) – Batas Kota Jambi (3,85 Km) (2020)

13. Rehabilitasi Jembatan Batang Hari

Progres

1. MOU PLN W2SJB, nota kesepahaman PGN, MoU Whyu Samudera Indah Port, HoA dengan Pertagas Niaga

2. MoU SBW Energy GMBH, MoU Enviromate Technology International, Investment Agreement

3. Jalan Akses existing yang menuju lokasi KI Kemingking masih perlu peningkatan mutu jalan dan pelebaran jalan.

4. Jalan interchange tol trans sumatera yang melalui KI Kemingking menuju ke Pelabuhan Ujung Jabung kami harapkan dapat segera terwujud agar dapat melancarkan distribusi barang yang akan keluar maupun masuk melalui pantai Timur Jambi.

5. Posisi Jambi yang strategis diharapkan dapat menjadi hub bagi provinsi2 sekitar untuk distribusi barang yang melalui jalur ALKI I.

6. Jalan akan Rekonstruksi/peningkatan kapasitas struktur jalan (khusus Kabupaten) Lokasi TM 5-Pelabuhan Talang Duku - Simp Desa Kunangan sepanjang 5,61 Km, TM 3 - Simpang Desa Kemingking-Batas Kec Kumpeh sepanjang 4 Km

7. Listrik: terdapat gardu PLN di sebelah gerbang 2, perlu penarikan kabel sepanjang 600 m

8. Kebutuhan listrik Kawasan 400 mw, disupport PLN sebesar 35 MW hingga 2022

Pembangunan jalan dari Kota Jambi -Ujung Jabung paling optimal jika melewati JIC. JIC siap mengalokasi lahan sepanjang 7,5 Km selebar 60 m (45 Ha) untuk jalan tol melewati JIC dengan pintu exit sebanyak 3 yaitu: Menuju area residensial dan komersial, area pergudangan dan Pelabuhan, dan area industry Terdapat pipa gas eksisting milik Pertagas yang melintas KI Kemingking sepanjang 6 Km, dapat ditapping, KI Kemingking telah melaukan HoA dengan Pertagas

Air Baku Penyediaan air baku di KI Kemingking dan pembangunan intake berjarak 3 km dai WTP Perceapatan izin SIPA Listrik Pembangunan jaringandistribusi listrik ke Kawasan Perumahan Pekerja Pembangunan rusun termasuk untuk buruh, pekerja, ASN 6 lantai, ttahap 1 untuk 3000 orang (20220, tahap 2 untuk 9000 orang (2024)

Pelabuhan

• Pembangunan pelabuhan berkapasitas 150.000 TEUs/tahun

Kereta Api 1. Pembangunan Dryport 2. Pembangunan Rel yang menghubungkan Rel

KA Eksisting 3. Pembangunan jalur kereta api Sumatera

melintasi Kab Muaro Jambi

Listrik

• Pembangunan Pembangkit baru berkapasitas 400 MW

Gas

• Pembangunan Pipa jaringan disribusi ke seluruh KI Kemingking

• Pasokan gas industry di KI kapasitas 32,200 MMBTU (30 MMSCFD) (2024)

Air Baku

• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat di sekeliling kawasan berupa sungai dan saluran primer dengan kapasitas 69 liter/detik

• SID Intake air baku KSN Desa Kemingking (2021, konstruksi 2022 oleh Pemprov)

Pengolahan Limbah

9. Pembangunan power plant tenaga gas Kerjasama dengan Korea sebesar 365 MW (2024)

10. Air: KI Kemngking sedang memproses SIPA, pembangunan WTP daN WWTP dilakukan secara bertahap menjadi 3 tahap

Masalah 1. Bandara Udara existing Sultan Thaha

belum internasional, harapan kami ke depan dapat menjadi bandara internasional untuk memperlancar ekspor barang melalui udara.

2. Saat ini truk batu bara dibatasi jam operasionalnya (diatas pukul 18.00) dikarenakan jalan menuju Talang Duku atau Pelindo II sangat crowded dan macet, karena itu KI Kemingking mengusulkan pembukaan jalan baru dari Jalan Lingkar Timur II melewati KI Kemingking dan bisa diteruskan sampai ke Pelabuhan Ujung Jabung untuk memecahkan kemacetan yang terjadi ini. sehingga arus distribusi dan logistik di Jambi dapat berjalan lebih lancer

3. Proses izin lokasi terhambat RTRW sejak Mei 2018, membutykan kejelasan dari Pemda sehingga berpengaruh pada izin-izin selanjutnya

4. Adanya HGU yang belum direvisi pada RTRW, sehingga sulit untuk dilakukan pembangunan jalan

5. Area Parial 125 Ha untuk fasilitasi investor sudah terbit izin lokasinya, namun izin lingkungan tidak bisa terkait RTRW

• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan industri

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan jaringan sebesar 86.000 SST (JKE Bekerjasama dengan PT PGD untuk menyediakan fiber optic dan sarpras telekomunikasi), terdapat 2 BTS yang berlokasi dekat KI Kemingking (2023)

Perumahan Pekerja 1. Pembangunan rusunawa 1800 unit 2. Pembangunan rumah tapak 8000 unit

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan politeknik jurusan T mesin, administrasi niaga, T informatika dan computer, t. elektro, t. manufaktur, t. multimedia dan jaringam akuntansi, t kimia, agribisnis (2024)

Pengolahan Limbah dan Sampah Pembangunan TPS Pembangunan pengelolaan limbah B3 terpadu seluas 69 Ha (TBC lokasi di luar atau di dalam Kawasan) 2024

Fasiltas R&D

• Pusat Inovasi, Balai Riset dan Standardisasi

Fasilitas Kesehatan

• pembangunan Rumah Sakit (2024)

6 Kawasan Industri Batulicin

Jalan 1. Jalan Penghubung dari Blok 2 Ke Pelabuhan

9.25 Km lebar 30 m 2. Perbaikan Fisik Jalan akses menuju kawasan

industri

Listrik 1. Kebutuhan listrik sebesar 633 MVA. PT. PLN

akan mememenuhi kebutuhan daya listrik sebesar 50 MVA pada akhir tahun 2019.

2. Pembangunan Gardu Induk kapasitas 633 MVA, transmisi sepanjang 14 km, PLTU kapasitas 2 x 100 MW.

Air Bersih

Progres 1. RTRW: Perubahan Status Lahan dari

kawasan hutan menjadi Kawasan peruntukan Industri

2. KI Batulicin terdiri dari 2 blok dengan luas blok 1 1.500 Ha dan 500 Ha diantaranya sertifikat dikuasai oleh Pemprov Kalsel dan sisanya dikuasai swasta. Blok 2 seluas 1.700 Ha milik Jhonlin Mega Industri dan ada 5 perusahaan yang memiliki konsesi namun merupakan aliansi Jhonlin Mega Industri. Pengelolaan sementara oleh Pemkab Tanah Bumbu, namun

Air Baku

• Infrastruktur air baku untuk KI Batulicin akan didukung dari DAS Batulicin

Listrik 1. Pembangkit listrik kapasitas 2x100 MW sedang disusun

kajian kelayakannya menggunakan sumber air laut. Sehubungan karena investasi di Batulicin belum berkembang, maka izin dari PLN belum keluar.

2. Terkait ketenagalistrikan, di Provinsi Kalimantan Selatan telah terkoneksi ke jaringan Kalimantan Timur – Kalimantan Tengah. Total kapasitas terpasang di Kalimantan Selatan yaitu 1630 MW yang terdiri dari 2 sistem yaitu Barito dan Mahakam. Dari kapasitas tersebut, kapasitas terpakai adalah 1230 MW sehingga

• Kebutuhan air bersih sebesar 1407,17 lt/dtk (diasumsikan 0,75 lt/dtk/ha, dengan lahan seluas kurang lebih 2533 H).

Rusunawa

• Rumah tinggal/hunian 120.000 hunian (asumsi 65% tenaga kerja membutuhkan rumah) sampai akhir perencanaan tahun 2036

Pendidikan

• Dibutuhkan Politeknik karena diperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 150.000 orang

Pelabuhan 1. Pelabuhan Pelindo Batulicin. 2. Pelabuhan terpadu Jhonlin Group

kedepannya akan dikelola oleh PT Jhonlin Mega Industri.

3. Saat ini sedang konstruksi industri pengolahan solar kapasitas 2000 ton/hari.

4. Terdapat kendala di blok 2 terkait perubahan fungsi kawasan dari HPK ke HPL.

5. Penyediaan infrastruktur listrik sebesar 2x100 MW, ITP masih dipegang oleh PLN

6. Perlu dipertimbangkan pembangunan jalur kereta api dari Kawasan Industri Batulicin ke daerah lain terutama ke rencana Ibu Kota Negara.

7. Kawasan Industri Batulicin di Tanah Bumbu akan diintegrasikan dengan KEK Tanah Laut, termasuk jaringan konektivitasnya agar dapat saling mendukung.

8. Jalan a. Terkait jalan bebas hambatan Banjar

Baru-Batulicin sepanjang 180 Km sudah fungsional namun belum operasional (proyek KPBU PUPR) diharapkan tahun 2021 dapat terhubung ke jalan eksisting

b. Untuk pembangunan jembatan penghubung KI Batulicin dengan KEK Pulau Laut Kota Baru sudah masuk dalam RPJMN dan sudah direview oleh Kementerian PUPR

c. 3. Kegiatan yang masih dalam stokc/belum merupakan baseline konreg yaitu: usulan pembangunan jembatan penghubung Pulau Kalimantan dan Pulau Laut dan jalan bebas hambatan Batulicin

terdapat surplus sekitar 22% yang harapannya bisa memenuhi kegiatan industri.

Jalan 1. Terkait dukungan pembangunan/perbaikan jalan menuju

KI Batulicin sudah diusulkan 6 ruas jalan di luar dan dalam kawasan dan yang menghubungkan ke jalan nasional maupun jalan toll untuk dibangun pada tahun 2021.

2. Dukungan yang diberikan oleh BPIW untuk kawasan industri Batulicin berupa pembangunan jalan penghubung dan perbaikan fisik jalan menuju kawasan industri

3. 3 ruas jalan Sei Bamban, Asam-Asam, Pagatan, Ruas Sungai Cuka dan batas Kabupaten Tanah Bumbu akan dilakukan pemantapan

4. Kegiatan yang masih dalam stokc/belum merupakan baseline konreg yaitu: usulan pembangunan jembatan penghubung Pulau Kalimantan dan Pulau Laut dan jalan bebas hambatan Batulicin

Rusunawa

• Kegiatan yang masih dalam stokc/belum merupakan baseline konreg yaitu, pembangunan rumah pekerja tipe 36 3 lantai

Pelabuhan

• Terkait pembangunan pelabuhan, sudah dibangun dermaga dan pengerukan alur serta pengaturan Pelabuhan Samudera Batulicin dan Kotabaru yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat

Pendidikan

• Gubernur Kalimantan Selatan telah menghibahkan lahan 50 Ha di Blok 2 untuk pembangunan Politeknik Batulicin, dengan spesifikasi jurusan keahlian salah satunya mengenai industri perkapalan (rencana industri perkapalan docking dan galangan).

Bandara

• Usulan perpanjangan runway akan diidentifikasi dokumen perencanaannya, jika usulan tersebut merupakan kewenangan Kemenhub maka bisa dialokasikan penganggarannya.

7 Kawasan Industri Ladong

Jalan Progres Infrastruktur di dalam Kawasan sedang dalam proses penyiapan oleh pemerintah Aceh (Disperindag).

1. Peningkatan jalan negara dari Banda Aceh - KIA Ladong sepanjang 23 KM tahun 2020-2024

2. Peningkatan jalan negara dari KIA Ladong - Pelabuhan Krueng Raya sepanjang 12 KM tahun 2020-2024

3. Peningkatan Jalan Propinsi dari Bandara Blang Bintang - KIA Ladong sepanjang 18 KM, tahun 2020-2024

4. PERBAIKAN : Ruas Jalan Malahayati Ladong ke Batas Kota Banda Aceh sepanjang 35 KM yang berstatus Jalan Nasional dengan target pembangunan 2022

Pelabuhan

• Peningkatan Pelabuhan umum Malahayati Krueng Raya, Pembangunan terminal gas di depan KIA Ladong tahun 2022

• Pengembangan Pelabuhan Umum diluar Kawasan dengan kebutuhan Perluasan Dermaga, peningkatan kedalaman dan Pendukung Dermaga dengan target pembangunan tahun 2022

Bandara Pengembangan Bandara Domestik di luar Kawasan dengan kebutuhan Pengembangan Terminal – Relayout Terminal dengan target pembangunan tahun 2022

KA Pembangunan Baru Rel KA diluar Kawasan dengan kebutuhan Penyediaan Infrastruktur KA dengan target pembangunana tahun 2022

Listrik

• Pembangkit listrik kapasitas 10 MW

• Pasokan Listrik sekarang adalah 400 MW, sedangkan yang dibutuhkan adalah 639 MW. Dibutuhkan energi listrik dari PLN. Target pembangunan tahun 2022

Gas Dibutuhkan penyediaan infrastruktur perpipaan gas dari Private sebanyak 25 MMBTU dengan target pembangunan 2027

Air baku

1. Telah terdapat badan pengelola: PDPA (Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh)

2. Telah dibebaskan seluruh lahannya 3. Telah dibangun gerbang kawasan, jalan

poros, dan drainase 4. Telah diresmikan pada Desember 2018

oleh Gubernur Provinsi Aceh

1. Jalan. Peningkatan jalan negara dari Banda Aceh-

Malahayati merupakan penghubung Banda Aceh ke KIA Ladong dan KIA Ladong -Pelebabuhan Malahayati sepanjang 35 Km: sudah diajukan rencana 2020-2024, akan dilaksanakan pada tahun 2022. Tanggapan Dinas PUPR melalui surat, dibutuhkan percepatan pembangunan oleh PUPR. (sudah masuk ke usulan Musrenbang melalui APBN).

2. Peningkatan Pelabuhan Umum Malahayati à dermaga umum 400 m, perlu pendalaman Kembali agar kapasitas sandar lebih besar dan perpanjangan dermaga.

3. Pembanunan Jetty (untuk mendukung operasional K3S offshore di Malahayati) di depan KIA Ladong

4. Pembangunan bandara, perlu perpanjangan runway . Bandara Iskandar Muda sudah terkoneksi dengan Toll ke KIA Ladong. Perlu peningkatan fasilitas untuk mengakomodir penumpang dan logistic/pergudangan (tahun 2022).

5. Pembangunan Jalur Kereta Api Barang (penyusunan FS terlebih dahulu)

6. Listrik: PLN setuju, sedang negosiasi skema. 7. Regasifikasi line dari sumber Arun kapasitas 25

MMBTU untuk KIA Ladong dan pemakaian domestic rumah tangga, agar harga yang didapat lebih murah (2027). Jaringan gas dari luar Kawasan belum ada.

8. Kebutuhan Air: solusi permasalahan intake (sedimentasi dan teknisnya). Tahap awal akan menggunakan PDAM (dari reservoir) namun hanya cukup untuk jangka pendek. Untuk jangka Panjang diharapkan pembangunan Embung Krueng Raya, kelurahan Krueng Raya (sudah selesai DED nya) kapasitas 140 lt/detik-> WTP di dalam Kawasan.

9. Kebutuhan IPALà Pemerintah Aceh sudah melakukan kajian DED. Rencana tahun 2022 menggunakan APBD.

10. Kebutuhan rusunawa dalam Kawasan (oleh Kawasan) à sudah mendapatkan feedback dr PUPR. Sudah masuk Konreg PUPR 2020 (mungkin sudah masuk baseline)

Dibutuhkan Embung dengan kapasitas 140 Liter/detik dan jaringan pendistribusiannya dengan target pembangunan 2022

Pengolahan Limbah Dibuthkan IPAL. Saat ini belum ada pengolahan limbah (dalam proses pengusulan) dengan target pembangunan tahun 2022

Telekomunikasi Dibutuhkan infrastruktur jaringan telekomunikasi, karena kondisi eksisting belum ada. Target pembangunan 2022

Rusunawa Dibutuhkan rusunawa 1 unit. Target tahun 2022

11. Pembangunan politeknik agro untuk penyediaan SDM (hasil rakor denga n BPSDMI sudah masuk dalam programnya).

Disperindag Embung Krueng Raya sudah disepakati dalam Musrenbang 2021, aceh sudah membebaskan tanah, DED dengan APBD. Tinggal pembangunan melalui APBN Pelebaran krueng Rayaà sudah disepakati juga. Ada pembangunan jalan melalui skema DAK (Provinsi dan Kabupaten), tahun 2022à akan diupdate. RC SPAM untuk KI Ladong sudah disiapkan dan pembebasan tanah, namun intake merupakan kewenangan PUPR. DED Intake: DED 2013, Land Acquisition and Resettlement Action Plan (Larap, 2013). , Pembebasan lahan 2020. Pembangunan jngka menengah sudah masuk dalam RPJMD, à PMO minta rencana aksi disampaikan ke PI.

8 Kawasan Industri Takalar

Jalan 1. Perbaikan Fisik jalan akses menuju Kawasan

Industri 2. Preservasi jalan nasional, provinsi, kab/kota dan

jalan tol Dari Pelabuhan Internasional Soekarno Hatta Makasar menuju rencana kawasan industri Takalar sepanjang 60 Km

Pelabuhan

• Pembangunan pelabuhan Umum, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri berkapasitas 2 juta ton/tahun

Listrik

• Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi kapasitas sekitar 3500 MVA

Gas

• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi

Air Baku

• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yang bersumber dari Bendungan Pamukullu dengan kapasitas 2625 Liter/detik

Pengolahan Limbah B3

Progres 1. Sumber daya Air bersih (Air Baku)

a. Eksisting jaringan PDAM belum mampu untuk memenuhi kebutuhan, secara musiman ada beberapa bulan air baku mengalami kekeringan.

b. Penambahan Embung nampaknya bukan solusi yang tepat karena kekeringan tadi.

c. Sedangkan perkiraan proyek Bendungan Pamukullu selesai di tahun 2024. Itupun belum diketahui apakah mampu memenuhi kebutuhan ke depannya.

2. Jalan Akses dari Kabupaten Takalar menuju Kawasan Industri Takalar masih sempit a. Eksisting lebar rata-rata daerah Desa

Punaga adalah 5 meter. b. Diperlukan pelebaran jalan untuk

mengantisipasi jalur Trucking dari Pelabuhan Soekarno Hatta dan menuju Kawasan Indutri Takalar.

• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di dalam kawasan industri

Telekomunikasi

• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G

Rusunawa

• Pembangunan Rusunawa 10.000 unit dan rumah tapak 500 unit

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan politeknik dengan jurusan Teknik Industri, Ternik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Metalurgi, Teknik Sipil, Teknik Arsitek dan lain-lain

Fasilitas R&D

• Pusat Inovasi, Balai Riset dan Standardisasi

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan rumah sakit dan puskesmas

9 Kawasan Industri Jorong

Air Bersih

• Pembangunan embung karena sumber air belum mencukupi untuk kegiatan industri tahun 2021-2023

Progres 1. PT Jorong Port Development (PT. JPD)

telah menghibahkan lahan seluas 6 Ha untuk kepentingan Pembangunan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan pada tahun 2012 kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, dan menghibahkan lahan seluas 4,6 Ha untuk kepentingan akses jalan masuk ke Pembangunan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan pada tahun 2017 kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Laut.

2. Telah dibangun akses jalan masuk dari jalan desa menuju ke pelabuhan dan causeway sepanjang 3 km (baru pengerasan)

3. PT. JPD sudah melakukan kerjasama dengan PT. PLN (persero) Wilayah Kalselteng. Kebutuhan Total Energi Listrik KI Jorong di lokasi seluas 1.088 Ha sebesar 200 MW. Kebutuhan awal 5 tahun pertama sebesar 30 MW dan

terdapat PLTU Asam – asam dengan kapasitas 460 MW di dekat KI Jorong.

4. PT. JPD sudah melakukan kerjasama dengan PT. PERTAGAS NIAGA (persero) untuk supply kebutuhan gas bagi KI Jorong, dan kesiapan PT. PERTAGAS NIAGA (persero) untuk rencana membangun jaringan gas di KI Jorong dan hub gas di Kalsel.

KAWASAN INDUSTRI TAHAP PERENCANAAN

1 Kawasan Industri Bangkalan

Jalan 1. Jalan tol 19 km dari jembatan Suramadu ke KI

Bangkalan 2. Pembangunan Jalan Lintas Tengah Selatan dan

Lintas Selatan Madura serta pembangunan jalan akses menuju KKM yang terintegrasi dari Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan sepanjang 15,58 Km dengan nilai investasi 2,62 T

SDA: 1. Peningkatan kapasitas air baku menjadi 400

liter/detik 2. Pembangunan Waduk Blega dengan kapasitas

1200 liter/detik dengan target akan selesai dalam 5 tahun

Listrik 1. Energi listrik eksisting untuk memenuhi

kebutuhan KKJSM disuplai dari SKTT Suramadu 1 dan 2. KKJSM belum memiliki pembangkit sendiri sehingga rawan pemadaman,

2. Pembangunan PLTGU di Pulau Madura dengan kapasitas 450 MW

Progres

• Kawasan yang dikembangkan oleh PT. Boma Bisma Indra yaitu Kawasan Kaki Jembatan Surabaya Madura (KKJSM) seluas 3900 Ha, 3000 Ha diantaranya direncanakan menjadi kawasan industri dan pelabuhan dengan tahap awal pengembangan seluas 50 Ha. Rencana pengembangan akan menggunakan konsep KPBU antara BUMN dan PMA (investor dari Korea) yang akan dimulai di tahun 2020. Pengembangan kawasan industri akan lebih difokuskan di Kecamatan Klampis, Madurag

2 Kawasan Industri Batanjung

Jalan

• Pembangunan jalan nasional ke kawasan industri sepanjang 50 Km dari Basarang ke Batanjung (10 Km sudah dibangun oleh Pemkab) 150 M untuk 4 lajur tahun 2022

Pelabuhan

• Pengoperasian dan Peningkatan Pelabuhan Laut tahun 2022-2023

Progres

• Proses penyusunan masterplan dan FS

Listrik:

• 200 MW

3 Kawasan Industri Tanggamus

Jalan 1. Pemindahan jalan provinsi untuk berlokasi di luar

kawasan (…..km), tahun 2021 2. Perbaikan jalan provinsi dari ibukota tanggamus

ke dalam kawasan (sekitar 10 Km), tahun 2021 3. Relokasi jalan umum ke luar kawasan (a) tahun

2022

Progres 1. HPL sudah keluar untuk 800 ha dari

1000 ha lahan pertamina 2. Proses penerbitan IUKI via OSS diajukan

oleh dua calon pengelola yaitu PT. Repindo Jagad Raya dan PT. Pertamina Trans Kontinental

3. Tanah 1 dari Pertamina 1000 ha hanya penetapan lokasi

4. Tanah 2 izin lokasi dari Repindo 2000 ha baru dibebaskan 30ha"

Masalah 1. Belum ada kesepakatan antara PT.

Pertamina dengan PT. Repindo terkait pengelola kawasan industri, sehingga pembangunan KI tidak bisa berjalan (Akan dilakukan pembahasan oleh Setkab dan pertemuan dengan kedua pihak pada tanggal 21 Mei 2019).

2. Status pelabuhan/dermaga Batu Balai di Tanggamus belum jelas

4 Kawasan Industri Brebes

Jalan

• Jalan Provinsi dan Kabupaten dari Ruas jalan utama pantura menuju pesisir/utara di Kabupaten Brebes sepanjang 5 Km

Pelabuhan

• Pelabuhan Khusus/Terminal Khusus skala perintis di Desa Losari Kabupaten Brebes berkapasitas 500.000 TEUs

Bandara

• Pembangunan bandara perintis dengan panjang runway 1000 m

Kereta Api

• Pembangunan Dry Port sepanjang 2 km

Jaringan Listrik

• Pembangunan gardu induk dan jaringan transmisi SUTET 500 kV dan SUTT 150

Gas

Masalah

• Sumber Quary/material urugan yang jauh dan mahal

• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi sepanjang 30 Km di Balongan Cirebon Jawa Barat

Air Bersih

• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yaitu Sungai Cisanggarung

Pengolahan Limbah

• Pusat Penimbunan Limbah B3, Pusat Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 di Desa Losari Kabupaten Brebes

Jaringan Listrik

• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G/5G

Perumahan Pekerja 1. Pembangunan Rusunawa 2000 Unit 2. Pembanghunan rumah tapak 2000 unit

Fasilitas Pendidikan 1. SMK, Politeknik jurusan Tekhnik Industri

terurtama tekstil dan Furniture 2. Pembangunan jurusan Tekhnik Elektro, Tekhnik

sipil, tekhnik industri

Fasilitas R&D

• Pusat Inovasi, Balai Riset dan Standardisasi

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan Rumah sakit

5 Kawasan Industri Pesawaran

Jalan 1. Pembangungan jalan Kabupaten dari Jalan

Nasional ke Lokasi Kawasan Industri sepanjang 76 Km , dan dari jalan tol ke kawasan, selain itu diperlukan peningkatan ruas jalan nasional dan provinsi untuk memperbaiki akses kawasan tersebut ke tempat lainnya seperti, bandara, pelabuhan, pusat perkotaan

2. Pembangunan Jalan Kabupaten dari exit jalan Nasional sampe KI sekitar masing-masing 3 km (2 akses) tahun 2021-2024

3. Perbaikan fisik jalan nasional sebagai akses menuju KI tahun 2020-2021

Pelabuhan

Progres

• Perlu dilakukan sosialisasi terkait dengan kawasan industri dengan masyarakat sekitar, mohon dukungan Pemerintah Pusat Pengembangan Kawasan Industri Tegineneng Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung

• Pembangunan pelabuhan umum di Pelabuhan Internasional Panjang Kota Bandar Lampung

Kereta Api

• Pembangunan rel KA dari Stasiun Tegineneng ke Lokasi Kawasan Industri sepanjang 3 Km tahun 2021-2024 (Kereta Api eksisting 1 track, dibutuhkan double track)

Listrik

• Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi berkapasitas 240 KVA di dalam kawasan industri

Gas

• Pembangunan Stasiun Gas dengan panjang jaringan distribusi 3 Km

Air Bersih

• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat di Way Sekampung dengan debit 498,3 liter/detik

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan BTS, Pembangunan Jaringan 4G/5G

Perumahan Pekerja

• Pembangunan rusunawa 788 Unit

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan SMK jurusan akuntansi dan permesinan dan politeknik jurusan industri

Fasilitas Kesehatan

• Pembangunan rumah sakit

Fasilitas R&D

• Pembacngunan balai riset dan standardisasi

6 Kawasan Industri Bukit Asam (Tanjung Enim)

Jalan

• Pembangunan ruas jalan nasional mulai dari Simpang susun tol Muara Enim - KI Tanjung Enim sepanjang 31 Km

Pelabuhan

• Terminal khusus di Tanjung Carat dengan kapasitas 2990 TEUs/bulan

Bandara

Progres 1. Industri yang dibangun dalam kawasan

merupakan industri haus air sehingga memerlukan air dalam jumlah yang sangat besar. Untuk itu perlu dipertimbangkan opsi untuk menambah supply air dari sungai misalnya dengan pembangunan: a. Bendung (Weir) Sungai Enim

• Pembangunan bandara Perintis di Muara Enim panjang runway 1700 m

Kereta Api

• Pembangunan Dryport, Pembangunan Rel yang menghubungkan Rel KA Eksisting dari Stasiun Tanjung Enim Baru - Lokasi KI Tanjung Enim sepanjang 20 Km

Lstrik

• Kebutuhan listrik berkapasitas 200 MW (sedang tahap kajian)

Gas

• Pembangunan jalur pipa PGN sepanjang 50 Km

Air Baku

• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat yaitu Sungai Enim dan Sungai Lematang kapasitas 4400 liter/detik

Pengolahan Limbah

• Pembangunan pusat penimbunan limbah B3

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan BTS dan jaringan 5G

Perumahan Pekerja

• Pembangunan rumah tapak 18396 Unit

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan SMK, Akom, Politeknik jurusan: - Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak - Jurusan Teknik Komputer & Jaringan - Jurusan Kimia Industri - Jurusan Analis Kimia - Jurusan Teknologi Biofuel - Jurusan Teknik Pengolahan Migas & Petro

Kimia - Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik - Teknik Otomasi - Teknik Plumbing & Sanitasi - Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri - Teknik Mesin Produksi - Kontrol Mekanik - Kontrol Proses

b. Bendungan besar (Dam) di hilir pertemuan antara Sungai Enim dan Sungai Lematang

c. Embung 2. Selain penyediaan infrastruktur

penyediaan air, perlu juga adanya penataan ruang yang melindungi catchment area di hulu kawasan agar ketersediaan air mencukupi

3. Saat ini belum ada perencanaan tata ruang di sekitar kawasan. Mengingat kawasan industri ini merupakan kawasan industri untuk kegiatan industri petrochemichal yang cukup berbahaya, maka diperlukan penataan ruang yang tepat di sekitar kawasan sebagai buffer zone guna mengantisipasi adanya bahaya yang mungkin ditimbulkan terhadap area di sekitarnya.

4. Perlunya alokasi permukiman baru beserta infrastruktur pendukung permukiman. Beberapa infrastruktur pendukung permukiman tersebut antara lain listrik, air, jalan, pipa gas, dan fasos fasum.

5. Perlunya infrastruktur telekomunikasi dan jaringan IT mengingat lokasi berada cukup jauh dari pusat kota Muara Enim dan saat ini jaringan tersebut belum memadai

6. Industri yang berlokasi merupakan industri petrochemical dimana hasil produksinya didistribusikan menggunakan pipa gas. Oleh karena itu diperlukan dukungan pemerintah terkait pembebasan lahan jalur distribusi gas serta penyesuaiannya dengan rencana tata ruang

Masalah 1. Sebagian harga lahan yang belum

dibebaskan memiliki nilai di atas nilai KJPP.

2. Saat ini kondisi jalan eksisting kurang memadai baik dari segi kualitas dan kapasitasnya. Opsi revitalisasi jalan

eksisting diperlukan guna mendukung kegiatan industri baik itu mulai dari tahap konstruksi hingga operasional

7 Kawasan Industri Katibung

Jalan 1. Pembangunan akses tol trans Sumatera dari

sekitar Sidomulyo menuju KI Katibung. 2. Pembangunan akses dari jalan

Provinsi/Kabupaten Lamsel dan Kalianda dan Tarahan menuju KI Katibung,

3. Perlu penyesuaian jalan kabupaten disekitar batas (boundary) KI Katibung 5000 ha.

Pelabuhan

• Pembangunan terminal khusus di Kec. Katibung yang mencakup Pelabuhan curah cair, pelabuhan curah padat, pelabuhan multiguna, merupakan bagian dari pengembangan kawasan, eqivalen 50.000 TEU's/tahun

Kereta Api

• Pembangunan Rel yang menghubungkan Rel KA Eksisting dari lokasi ke Pelabuhan Panjang / Ruas Rel batubara PTBA Tarahan menuju KI Katibung sepanjang 5 Km

Listrik

• Pembangunan Pembangkit baru, Pembangunan Gardu Induk, Pembangunan Jaringan Transmisi 3 x 300 MW bertahap

Gas

• Pembangunan Stasiun Gas, Pembangunan Jaringan Transmisi PGN sepanjang 60 Km dari terminal LNG yang akan dibangun, selain untuk keperluan Industri, bisa memasok kota/Substitusi FSRU Labuhan Maringgai kapasitas 400 MMSCFD

Air Baku

• Pembangunan jaringan air baku dari sumber terdekat, Pembangunan pengolahan air (kewajiban perusahaan kawasan industri) dari Sumber terdekat yaitu Way Sekampung atau Margatiga atau Jaringan Irigasi Jabung, kapasitas 400 liter/detik

Pengolahan Limbah

Progres

• Pembebasan Lahan, koordinasi lintas instansi berwenang dalam rangka support infrastruktur.

• Pembangunan pusat penimbunan limbah B3

Jaringan Telekomunikasi

• Pembangunan BTS dan jaringan 5G

Perumahan Pekerja

• Pembangunan rumah tapak 5000 unit dan rusunawa 1000 unit

Fasilitas Pendidikan

• Pembangunan SMK semua jurusan , Akom semua jurusan, terutama teknik kimia, perminyakan, teknik industry, elektro dan mesin

Fasilitas Kesehatan

• Rumah sakit

Fasilitas R&D

• Pembangunan pusat inovasi dan baristand

8 Kawasan Industri Sumbawa Barat

Jalan 1. Peningkatan jalan nasional (Simpang Neara –

Taliwang) (JKP 1) 33,42 Km, Taliwang – Jereweh (JKP-1) 14,10 Km, Jereweh – Benete (JKP – 1) 11,67 Km

2. Peningkatan Jalan Lingkar Bary Benete-Maluk 10 Km

Pelabuhan

• Pembangunan Pelabuhan Umum di Desa Labuhan Lalar

Bandara

• Pembangunan Bandara di Kec. Sekongkanh dan Kec. Poto

Listrik 1. Pembangunan Pembangkit, gardu induk dan

jaaringan transmisi di Desa Maluk 2. kebutuhan listrik kurang lebih 70 MW*akan

berkoordinasi dengan Medco Power karena sedang finishing perjanjian Kerja Sama

Air Baku

• Pembangunan jaringan air baku dengan sumber dari Brang Nermolong, Brang Desa

Pengolahan Limbah

• Pembangunan pusat pengolahan limbah

9 Kawasan Industri Way

Pisang Listrik

• Kebutuhan sebesar 130 MW

Progres 1. Status lahan kawasan sebagian besar

masih dalam status hutan produksi 2. Tahap 1 seluas 500 Ha sudah dikuasai

oleh Pemprov Lampung dan sedang dalam proses pemberian tali asih kepada penghuni liar di lahan tersebut

3. Lahan 3000 Ha sedang dalam proses penggantian lahan hutan, lahan pengganti seluas 6000 Ha telah dipersiapkan di Kabupaten Tulang Bawang namun belum terealisasikan Karena keterbatasan anggaran.

4. Dokumen Masterplan telah disusun oleh Kemenperin di 2016

KAWASAN INDUSTRI PSN 1 Kawasan Industri

Konawe Jalan

• Perbaikan jalan nasional ruas Pohara ke batas KOnawe Utara sepanjang 15 km (tahun 2021)

• Peningkatan kualitas jalan provins di sekitar Kawasan (akses menuju Kawasan)

Air Baku Pembangunan intake dari Sungai/Danau berkapasitas 55 lt/det (2022) untuk suplai kebutuhan masyarakat

Pengolahan Limbah

• Pembangunan pengolahan limbah B3 (2021) Telekomunikasi Penambahan provider lain selain telkomsel (2021) Perumahan Pekerja Pembangunan rumah tapak sebanyak 5000 Unit (2022) dengan material batako dari slag/limbah nikel

Sarana Pendidikan

• Pembangunan politeknik dengan jurusan mesin, elektro, manajemen, dan Bahasa. *Sedang disiapkan lahan dan koordinasi dengan Kemenperin dan Dikti (2021)

Progres

• Progres: OSS masih membangun baru 2

smelter (8 lini), akan dibangun 2 smelter

lagi

• Pengembangan stainless steel dan

beberapa tenan akan masuk (low grade)

• Jetty: masih dalam pengembangan

• Sedang dalam proses pengembangan

luas Kawasan (di Provinsi sudah

confirmed, yang belum adalah revisi

RTRW Kab)

• 2253 Ha sudah KPI RTRW Provà 4000

Ha. Delineasi sudah disampaikan ke

Kab.

• Jumlah tenaga kerja : All in sekitar

15.000 TKà VDNI, OSS, Kawasan dan

PMS (Pelabuhan)

Permasalahan: Harga pembebasann lahan yang tinggi Adanya rencana pengembangan wilayah Kabupaten Konawe dan Konawe Utara, sehingga menyebabkan kesulitan mendapatkan perizinan Minimnya tenaga kerja yang siap pakai

• Pembangunan politeknik pelayaran (2022) Alih fungsi lahan pada Kawasan hulu Sungai Konaweha dan DAS Konaweha, sehingga mengakibatkan banjir di kecamatan Morosi, Bondoala dan Sampara dari Sungai Konaweha dan Lahambuti. Dibutuhkan perencanaan untuk mitigasi banjir Jalan rusak karena dilewati truk dengan tonasi lebih dari 10 T Revisi RTRW Kab Konawe belum selesai dan terganggu dengan pengambilan pasir di badan sungai Konaweha Izin penggunaan air permukaan yang belum disetujui (Non CAT)

2 Kawasan Industri Bantaeng

Jalan

• Pengalihan jalan nasional/Pembangunan Fly Over yang dapat dilakukan seperti pengalihan jalan di Karawang, dimana pihak KI membangun jalan di trase lain, kemudian di tukar aset dengan trase jalan nasional.

• Peningkatan Status jalan kabupaten sebagai jalan provinsi Ruas Jalan Desa Papan Loe ke Desa Baruga panjang 3 km. Target pembangunan 2022

• Pembangunan baru jalan provinsi Ruas Jalan D ke Jalan E sepanjang 0,75 km.

Pelabuhan

• Terminal Khusus dalam Kawasan kapasitas 50.000 DWT. Target pembangunan 2021

Listrik

• Suplai PLN 2 x 400 MW

Air Baku

• Penyelesaian pembangunan bendungan Karaloy

• IPAB kapasitas 2.000 L/detik dari sungai/danau. Target pembangunan 2021

Progres

• Isu terkait Pengalihan jalan nasional/Pembangunan Fly Over perlu diklarifikasi lebih lanjut

• Perlu Feasibility Study, DED dan pembangunanà sedang proses negosiasi dengan investor utk pembangunannya Calon investor; Korea & China

• Perlu pendalaman regulasi mengenai pembangunan power plant oleh tenant

• Ada kemungkinan intake air dari bendungan Karaloy (perlu konfirmasi dengan Dinas PU)

• Ada tenant bersedia membangun intake air, target 2021 dari Sungai Bialo (atau SWRO)

Masalah

• Lahan yang ada 20 Ha dari penyertaan modal Kab Bantaeng namun tidak dalam 1 hamparan. RDTR 3151 Ha, jumlah tenant yang sudah membebaskan lahan: 12 investor: PT Titan

• Sedang berkoordinasi dengan Pemda Bantaeng agar dapat memiliki lahan 50 Ha, dengan peminjaman dana atau KSO dengan investor, namun belum ada titik temu

• .Prioritas: lahan, kantor pengelola, jalan poros untuk mendapatkan IUKI

• Investor yang sudah melakukan land clearing: Butatoa Group/anak perusahaan pacific four dan Rohul Group

3 Kawasan Industri Wilmar Serang

Jalan

• Interchange jalan Tol

• Akses langsung menuju kawasan industry

• Rencana Pembuatan Simpang Susun terkoneksi dengan Exit Toll Cilegon Timur

Listrik

• Kebutuhan: 500 MW untuk 10 tahun kedepan dari PLN

Progres

• PJBTL Daya 15.000 KVA & 30.000 KVA (Existing Gardu Induk 150 MV dalam tahap pembangunan)

Masalah

• Harga lahan yang sangat tinggi

• Harga gas yang tidak kompetitif

• Kondisi Jl. Raya Bojonegara yang berstatus sebagai jalan Nasional hanya memiliki lebar ± 8 Meter yang dimana sudah tidak memadai untuk menunjang kegiatan industri yang berkembang di daerah Bojonegara.

• Simpang susun (interchange) merupakan alternatif dari pengelola kawasan. Rencana interchange jalan toll Jakarta – Merak KM 86 (akses langsung dari existing jalan toll Jakarta – Merak menuju existing Jl. Raya Bojonegara & sebagai penghubung menuju Kawasan) untuk mengatasi kemacetan yang saat ini sering terjadi karena volume kendaraan yang cukup padat

• Rencana pembangunan Terminal Umum oleh Badan Usaha Pelabuhan di dalam Kawasan masih terkendala perizinan. Percepatan proses perizinan sangat diperlukan karena begitu banyak tahapan perizinan yang perlu dipenuhi dari rekomendasi daerah (Kabupaten/Kota dan Provinsi) sampai dengan pusat (Kementerian Perhubungan).

Upaya Penyelesaian:

• Upaya telah dilakukan dengan bersurat kepada Dirjen Bina Marga, Kementerian PUPR untuk dapat mengakomodir bantuan infrastruktur tersebut.

• KSOP Kelas I Banten telah mengajukan usulan review Revisi Rencana induk Pelabuhan (RIP) Banten sebagai syarat awal untuk proses perizinan Terminal Umum, telah berporses hampir 3 tahun. Memerlukan rekomendasi Pemprov Banten.

• Rekomendasi Pemprov menunggu RZWP3K Prov. Banten yang sedang dalam tahap pembahasan di DPRD Prov. Banten.

4 Kawasan Industri Mandor

Jalan

• Peningkatan kualitas jalan akses dari jalan nasional menunju kawasan industri Mandor sekitar 1,8 Km

Progres

• Sudah ada perencanaan oleh Pemkab

Masalah

• Keterbatasan Anggaran Dalam Upaya Mendukung Pembangunan Kawasan Industri Landak (KIL). Untuk pemb infrastruktur dimungkinkan mll usulan DAK.

• Pembangunan jalan nasional Sungai Pinyuh-sebadu (Km 37) - Simpang KIM panjang 1,85 Km. Target pembangunan 2022

• Pembangunan jalan kabupaten Simpang KIM – KIM panjang 0,9 Km. Target pembangunan 2023

• Pembangunan jalan kabupaten Jalan Kawasan – KIM panjang 6 Km. Target pembangunan 2024

Pelabuhan

• Pelabuhan Umum di luar KIM kapasitas 10.000 DWT. Target pembangunan 2021

Bandara

Pengembangan bandara Internasional di luar Kawasan (Perpanjangan runway 3 Km). target pembangunan 2024.

Kereta Api

Pembangunan jalur KA dari KIM ke lokasi rencana jalur KA (ke arah Kab Sanggau)/ melalui KIM. Target pembangunan 2026.

Listrik

Kebutuhan Energi Listrik di luar Kawasan Industri Landak kapasitas 350 MW (untuk 82 Ha)

Air Baku Embung Kasturi di Desa Kasturi Kec Mandor (6 Ha volume 957.101 m3, dengan jaringan pipa 15 Km. Target pembangunan 2022.

IPAL Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu Skala Komunal dan Individual. Target pembangunan 2024.

Telekomunikasi Pengadaan Perangkat Jaringan Aplikasi

Perumahan Rumah Tapak 37.500 unit. Target pembangunan 2022.

Sarana Pendidikan

• SMK Jurusan Teknik Otomotif dan Prakarya

Perlu koordinasi mengenai ruasnya

• Sudah ada ekspor perdana mll Pelabuhan Kijing. Usulan: percepatan operasional ekspor impor CPO di 2021

• Pembangunan sudah ada di Kubu Raya. Usulan: pengembangan

• Koordinasi lebih lanjut dengan Pemkab, pemprov, Kemenhub

• PLN baru siap mensuplai jika sudah ada komitmen tenant

• Sudah ada perencanaan pembangunan (DED). sudah masuk Konreg PUPR

• Perlu koordinasi dengan Telkom Perlu koordinasi dengan Pemkab dan PUPR

• Sudah ada di Kab Mandor

• Politeknik Jurusan Operator Alat Berat dan Jurusan Pengasahan Intan basis industri karet.

Kesehatan Puskesmas Rawat Inap, Pustu : 7 Unit dan Polindes : 12 Unit

• Perlu pendalaman kebutuhan skill SDM dikaitkan dengan industry dalam KI

• Sudah tersdia

5 Kawasan Industri Morowali

Jalan:

Peningkatan kualitas (dimensi dan pelebaran) jalan nasional menuju Kawasan ruas Bungku – Batas Sultra Sulteng, Kecamatan Bahodopi sepanjang 30 Km

Pelabuhan

Pembangunan terminal khusus ke 2 di dalam Kawasan (masih dalam prose perizinan, sudah masuk usulannya di Kemenhub)

Pembangunan Pelabuhan nasional dan Kawasan pergudangan di luar KI

Air Baku

• Pembangunan bendungan untuk supai air pada saat musim kemarau

• Pembangunan intake air baku kapasitas 2,3 m3/detik untuk suplai dalam Kawasan. )

Pengolahan Limbah

• Pembangunan pengolahan limbah slag menjadi material tanggul/breakwater Sungai Dampala dan Bahodopi.

• Pembangunan TPA di luar Kawasan industry, karena saat ini yang tersedia hanya TPS yang berjarak 60 km dari KI

Telekomunikasi: Penambahan provider selain telkomsel di Kawasan Industri dan sekitarnya Listrik Penambahan suplai listrik dari PLN untuk sekitar KI

Permasalahan: 1. Ekses suplai listrik sudah terjual 5 MW

(kerjasama dengan PLN) ke masyarakat, masih ada ekses namun kapasitas ekses masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Perlu penyusunan RDTR untuk optimalisasi tata ruang di sekitar Kawasan Industri

3. Kurangnya sanitasi dan manajemen limbah domestic di sekitar KI

4. Kurangnya fasilitas Kesehatan dan pendidikan di sekitar KI (puskesmas 1 unit, RS 1 unit di ibukota Kabupaten, fasilitas pendidikan menengah pertama-atas baru ada 3 unit)

Keterangan: Kondisi jalan eksisting setiap hari terjadi kemacetan terkait dengan produktifitas KI. Distribusi bahan baku masih melalui darat dari Bungku-KI, sehingga cost tingggi Air: Saat ini sedang proses pengambilan air dengan system bendungan dari Sungai Dampala dan Sungai Bahodopi dengan kapasitas 2,3 m3/detik (30% dari kapasitas ke 2 sungai tersebut.

6 Kawasan Industri Pulau Obi

Jalan

Pelabuhan

Bandara

Kereta Api

Listrik

Gas

Air Baku

Pengolahan Limbah

Jaringan Telekomunikasi

Perumahan Pekerja

Sarana Pendidikan

Sarana R&D

Fasilitas Kesehatan

Progres

• Tersedia PLTU 230 MW. Akan dikembangkan hingga 860 MW.

• Tersedia jaringan listrik PLN di Labuha Masalah

• Area Izin pinjam pakai kawasan hutan tumpang tindih dengan TORA

• Pandemi Covid-19 menyebabkan mobilitas pekerja dan barang mengalami hambatan

• Penyesuaian RTRP Maluku Utara dan RTRWK Halmahera Selatan

• Perubahan fungsi HPK menjadi APL

Pulau Obi dapat diakses melalui laut, sehingga pendatangan karyawan dsb melalui Udara hanya sampai ke Ibukota Kabupaten (Labuha). Dukungan infrastruktur yang dibutuhkan: 1. Pembangunan bandara domestic di luar Kawasan, dengan Panjang runway 2400 M 2. Jaringan telekomunikasi (masih menggunakan BTS di pulau Lain) (2022) 3. permasalahan tenaga kerja local belum siap pakai, sehingga membutuhkan politeknik di Ternate (Tekniki kimia, metalurgi, elektro) untuk pengolaha n bijih nikel 4. Infrastruktur jalan: PUPR sudah melakukan survey trase di sebelah timur KI, Sebagian sudah dilakukan tender. Kendala: Rencana pembangunan jalan ruas Jikotomo-Jikodolong-Wayaloar-Sum-Jikotamo (Jalan Provinsi) terkendala karena perencanaan masuk dalam areal IUPertambangan PT Harita.

7 Kawasan Industri Batang

Jalan

• Pembangunan jalan provinsi Paket Jalan I.1.A dan Paket Jalan I.1.B (jalan primer dan sekunder) sepanjang 4,39 km. Target pembangunan 2021.

• Pembangunan jalan provinsi Paket I.2, Paket I.3 dan Paket I.4 sepanjang 49,26 km. Target pembangunan 2021.

• Pembangunan jalan provinsi Paket I.5 dan Paket II sepanjang 43,24 km. Target pembangunan 2021

Pelabuhan

• Terminal Khusus dalam Kawasan untuk memenuhi demand kawasan industri yang semakin bertambah pada klaster 1 (3.100 Ha). Kaasitas 152863. Target pembangunan 2023.

• Dalam Masterplan ada integrasi dengan dryport

Progres

• On progress , target penyelesaian bulan Juli

• Sedang tahap lelang., target akhir 2021 selesai

• Anggaran PUPR, target selesai 2022

• Anggaran belum terkonfirmasi dari Kemenhub.

• Yg lebih dibutuhkan investor: perluasan terminal, dryport.

Masalah 1. Pembebasan Lahan Infrastruktur yang harus dibebakan

konsorsium. Untuk Fase 2: Di fase 2: Pembangunan jalan paket 1.4 (non toll) à Bina Marga menyarankan pembebasan lahan oleh konsorsium 4000 m2 (lahan masyarakat), namun terkendala anggaran. Harapannya ada support dari Bina Marga Pembangunan intake DAS Urang (1,38 Ha lahan warga), butuh support dari BBWS SDA

2. Refocusing anggaran APBN tahun 2021 s/d 2022 dari Kementrian PUPR

3. Pembangunan Dry Port dan Pelabuhan yang belum di anggarkan untuk mendukung infrastruktur di Kawasan Industri Terpadu Batang. Membutuhkan reaktivasi jalur KA dari Ke Semarang Tawang – Tanjung Mas sebagai supporting arus barang.

4. Pekerjaan pematangan lahan fase 2: 2.650 Ha (cut&fill) dengan kebutuhan anggaran sekitar 2,7 T.

Bandara

Kereta Api

• Dry Port dalam Kawasan direncanakan untuk mendominasi pergerakan barang dari kawasan industri.

Listrik

• Kebutuhan: Untuk Operasional Tahap 1, (450 Ha) akan disuplai oleh PLN 600 MW. Target pembangunan 2021.

Gas

• Compressed Natural Gas. Diharapkan jaringan gas bisa tersedia dengan sistem distribusi CNG kapasitas 8 mmscfd dan diharapkan tahap selanjutnya untuk jaringan pipa transmisi bisa tersedia di KITB. Target pembangunan 2021.

Air Baku

• sumber air baku dari DAS Urang Kabupaten Batang untuk 450 Ha kapasitas 285 L/detik. Target pembangunan 2021.

• Untuk tahap selanjutnya masih proses kajian BBWS untuk menggunakan DAS Boyo (sisi barat) kapasitas kurang lebih 1000 lt/detik.

• Kapasitas Total: 1300 lt/det, namun menyesuaikan demand industry

• Integrasi angkutan barang melalui trucking dan gerbong KA ke Palabuhan Tanjung Mas

• Tahun 2021 belum ada anggaran untuk perluasan stasiun, penambahan track dan dryport, namun ada kajian dari KAI: DED dan FS untuk container yard dan perluasan stasiun, Pelindo III dan KAI: integrasi Pelabuhan dan dryport.

• Target selesai; 2023, akan berkoordinasi dengan Kemenhub

• PLN sudah mulai membangun kapasitas 6-8 MW untuk proses konstruksi, sambal menyesesuaikan kapasitas yg dibutuhkan

• Demand gas 2023-2024: 11 MMSCFD (industry kaca ada 2 fase: step 1: 8 mmscfd, fase 2: 5 mmscfd)

• Usulan awal CNG, namun investor mengharapkan pipeline gas dari sumber ke KITB.

• Opsi dari PGN:

• CNGàLNGàPipeline, 2023

• CNG: trucking point to point, langsung ke pabrik, namun jika demand banyak (tdk mungkin parkir truck),

• opsi 2: LNG trucking (kapasitas truck lebih besar), namun butuh unit regasifikasi (masih proses diskusi untuk kerjasama dengan PGN)

• Sudah proses lelang Ditjen SDA. Estimasi: maret 2022

Pengolahan Limbah

• Kebutuhan untuk Fase 1 (450 Ha) kapasitas 203 lt/detik. Target pembangunan 2021.

Jaringan Telekomunikasi

• Kebutuhan jaringan telekomunikasi untuk fase 1 (450) Ha yaitu 54,798 jalur per line

Perumahan Pekerja

• Kebutuhan Rusunawa 10 tower, @ 262 orang. Max cap: 2620 orang. Target pembangunan 2021.

Sarana Pendidikan

• Politeknik Mekatronik. Target pembangunan 2021.

Sarana R&D

• Balai Latihan Kerja untuk support pengembangan tenaga kerja di Kawasan Industri. Target pembangunan 2023.

Fasilitas Kesehatan

• Rumah Sakit. Target pembangunan 2023.

• Anggaran DJ Cipta Karya PUPR, proses lelang multiyear sampai 2022.

• Sudah Mou dengan PT Telkom, saat ini ada temporary mobile combat untuk suplai data.

• Fiber optic: sudah ada pembangunan tiang telekomunikasi dari akses jalan desa ke KITB

• Anggaran PUPR, target maret 2021 konstruksi. Pembangunan 10 tower dengan 5 lantai, target selesai akhir 2021

• Perlu Koordinasi ke BPSDMI Kemenperin

• Pemkab Batang bersedia support BLK, dan perlu koordinasi dengan Disnaker Batang

• Pemkab Batang ada usulan untuk pembangunan RS dalam KI.

LAMPIRAN 4

PROGRESS KI RPJMN 2020-2024

SADAI

PEMETAAN KESIAPAN KAWASAN INDUSTRI

PRIORITAS RPJMN 2020-2024

NoNama

KawasanProvinsi Jenis Industri

Pengelo-la

PerencanaanTata

RuangStatus Lahan

Perijinan

Infrastruktur Dalam

Kawasan

Infrastruktur Luar Kawasan

MP FSDok-ling

Konektivi-tas

Sumber Air Baku

Jaringan Listrik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Sei Mangkei Sumut

Hilirisasi Kelapa Sawit, Karet, dan aneka

industri3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2

2 SadaiKep. Babel

Hilirisasi Timah, Pengolahan

Perkebunan&

Pertanian, Pengolahan Hasil Laut, Terminal

Logistik Wilayah Barat

3 3 3 3 3 2belum

semua dari

rencana

3 2 2 2 2

3 Surya Borneo Kalteng CPO 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3

4 Palu Sulteng Agro 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3

5 Galang Batang Kep. Riau Alumina 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3

6 Ketapang Kalbar Alumina 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3

7Bintan Aerospace

Kep. RiauMRO dan Aneka Industri

3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3

8 Teluk Weda Malut Nikel 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3

9 Teluk Bintuni Pabar Petrokimia 2 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1

Keterangan untuk

kolom (5) s/d kolom (15)

Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1)Lahan belum

dikuasai (2)Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1)

Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2)Lahan sudah

dikuasai (2)Proses (2) Proses (2)

Proses

Pembangunan (2)

Proses

Pembangunan (2)

Proses

Pembangunan (2)

Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)Ada Lahan siap

Jual (3)Ada IUKI (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)

Data dan

Penilaian per

November -

Desember 2021

SADAI

PEMETAAN KESIAPAN KAWASAN INDUSTRI

PENGEMBANGAN RPJMN 2020-2024

Keterangan untuk

kolom (5) s/d kolom (15)

Belum Ada (1)Belum Ada

(1)

Belum Ada

(1)

Belum Ada

(1)

Belum Ada

(1)

Lahan belum

dikuasai (2)Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1) Belum Ada (1)

Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2) Proses (2)Lahan sudah

dikuasai (2)Proses (2) Proses (2)

Proses

Pembangunan (2)

Proses

Pembangunan (2)

Proses

Pembangunan (2)

Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)Ada Lahan

siap Jual (3)Ada IUKI (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3) Ada (3)

No Nama Kawasan Provinsi Jenis Industri Pengelola

PerencanaanTata

Ruang

Status

LahanPerizinan

Infrastruktur

Dalam

Kawasan

Infrastruktur Luar Kawasan

Kategori KIMP FS Dokling Konektivitas

Sumber Air

BakuJaringan Listrik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Ladong Aceh Agro Industri dan Manufaktur 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 Pengembangan

2 Tanjung Buton Riau Aneka Industri 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 Pengembangan

3 Kuala Tanjung Sumut Final Products of Palm Oil 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 Pengembangan

4 Tenayan Riau Agro 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 Pengembangan

5 Takalar SulselLogam (Non ferrous Metal

Recycling)3 3 3 3 2 1 3 1 2 1 1

Pengembangan

6 Batulicin Kalsel Aneka Industri 3 3 3 3 2 2 3 1 3 1 1 Pengembangan

7 Kemingking Jambi Hilirisasi AGRO 3 3 3 2 2 3 2 1 3 1 1 Pengembangan

8 Tanjung Enim Sumsel Hilirisasi Batubara 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 Pengembangan

9 Tanggamus Lampung Industri Maritim 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 Pengembangan

10 Way Pisang Lampung Agro 3 3 1 1 2 2 1 1 3 1 3 Pengembangan

11 Tanah Kuning Kaltara Alumunium 3 3 3 2 3 2 2 1 3 1 1 Pengembangan

12 Batanjung Kalteng Agro 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 Pengembangan

13 Brebes Jateng Aneka Industri 3

Sementara PT

KIW

3Konseptual

3.976 Ha

3untuk

3.976 Ha

2 3 1 1 1 1 1 1

Pengembangan

14 Sumbawa Barat NTB Smelter Tembaga 1 1 1 3 3 2 1 2 3 3 2 Pengembangan

15 Jorong Kalsel Industri Logistik 1 3 3 1 3 2 1 2 3 1 2 Tinjau Ulang

16 Bangkalan Jatim Metal based 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 Tinjau Ulang

17 Pesawaran Lampung Aneka Industri 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Tinjau Ulang

18 Katibung Lampung Migas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Tinjau Ulang

Data dan

Penilaian per

November -

Desember 2021

ISU PRIORITAS KAWASAN INDUSTRI VVIP & VIP

RPJMN 2020-2024

SEI MANGKEI

• Tarif shipping si Pelabuhan Kuala Tanjung yang kurang

kompetitif serta operasional kereta Api Sei-Mangkei-Kuala

Tanjung untuk logistic. (Sudah pernah difasilitasi pertemuan

dengan para stakeholder melalui FGD)

• Harga gas yang kurang kompetiitif

• Belum semua tenant dan calon tenant dapat menikmati

insentif/kemudahan. (pajak)

• Masih belum adanya Pusat Pengolahan Limbah B3 di Pulau

Sumatera

KI GALANG BATANG

Pelepasan Alih Fungsi Kawasan Hutan

KI BINTAN

Kebutuhan untuk pengadaan jaringan gas

KI SADAI

• Permohonan terkait pengembangan

Pelabuhan sadai oleh {T Sadai Terminal Internasional Logistik (STIL)

(Keterangan:Sudah pernah diadakan fasilitasi

pertemuan dengan para stakeholder melalui

FGD)

• Indikasi kebutuhan pembangunan jalan trans bangka serta indikasi kebutuhan

pembangunan/perbaikan jalan (ruas : Sebagin-

Sadai; Gunung Namak-Sadai;Sadai-Kepoh-

Bikang-Koba-Pangkal Pinang) perlu

dikonfirmasi terkait status jalannya

KI KETAPANG

kebutuhan infrastruktur luar

kawasan

KI SURYA BORNEO

permasalahan utama adalah perlu pengerukan dasar sungai kumai,

supaya mothervessel bisa masuk ke pelabuhan (proses saat ini ship to

ship menyebabkan operasional menjadi mahal) mohon update

kebutuhan kedalaman yang memungkinan dilakukan pengerukan dan

AKSES Jalan menuju KI surya Borneo rusak

KI PALU

Perlu pembangunan

infrastruktur didalam

kawasan, terutama

Kantor Pengelola rusak

karena gempa 28

september 2018

KI WEDA BAY

perlu adanya revisi RTRW untuk perluasan

Kawasan menjadi 15.000 Ha

KI

BINTUNI

Belum ada

pengelola

ISU PRIORITAS KAWASAN INDUSTRI PENGEMBANGAN

RPJMN 2020-2024

KI LADONG

'fasilitas dalamkawasan yang masih

minim

KI KUALA TANJUNG

Terkendala Pembebasan

lahan, karena harga yang

mahal (masalah Pendanaan)

KI TENAYAN

MasalahTerkait Isu Review Masterplan yang

menghambat Proses

Pembangunan Infrastrukturdi dalam kawasan dan FS

yang perlu di revisi

KI TANJUNG BUTON

Pembebasan Lahan

terkendala pembiayaan

KI KEMINGKING

Kebutuhan Infrastruktur luar dan dalam

Kawasan baik berupa jaringan gas, intake

air baku

KI TANJUNG ENIM

lahan masih belum

dikuasai semua karena

terhambat tingginya

harga lahan (diatas

Harga KJPP)

KI BATULICIN

515 Persil lahan yang masih digunakan

masyarakat di blok 1

belum di bayarkan ganti rugi pengalihan kepada

masyarakat.

KI TAKALAR

Izin lokasi tidak bisa digunakan karena ada

perubahan peraturan,

menunggu intruksi dari pusat

KI BREBES

• Penentuan Pemrakarsa dan penugasan konsorsium

Pembangunan dan Pengelolaan KI Brebes

• Terkait izin prinsip pemanfaatan ruang pembangunan

kawasan industri (keterangan: sudah pernah diadakan

fasilitasi pertemuan dengan para stakeholder melalui FGD)

• Tantangan selanjutnya secara umum terkait pengajuan

Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk

mendukung pengembangan KI Brebes

ISU PRIORITAS KAWASAN INDUSTRI TINJAU ULANG

RPJMN 2020-2024

KI KATIBUNG

Proses Revisi RTRW

Kabupaten, Belum

memiliki Pengelola, dan

delineasi Kawasan

belum definitif

KI PESAWARAN

KI belum ada

pengelola

KI JORONG

Belum ada pengelola

Baru. Izin kawasan

industri sebelumnya

dicabut oleh pemda

KI BANGKALAN

Masterplan dan FS

membutuhkan dana, butuh

dorongan percepatan

pembuatan Masterplan dan

FS. (Butuh semacam

insentiif dari kemenperin

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

Masterplan dan FS sudah tidak aktif (Terakhir 2011), Sudah

dilakukan penyaringan untuk pelaksanaan pembentukan MP dan FS

yang baru. Sedang dalam proses pembuatan Masterplan dan FS

KI Tanggamus Mendorong pemerintah daerah atau pemerintah provinsi maupun

pengelola untuk penyusunan dokumen perencanaan

Revisi masterplan dan studi kelayakan agar sesuai dengan

kebutuhan perkembangan kawasan industri

Perlu percepatan penyusunan FS dan masterplan, diharapkan

pemerintah pusat bisa membantu penyusunan

KI Batanjung

Perlu percepatan penyusunan FS dan masterplan, diharapkan

pemerintah pusat bisa membantu penyusunan

KI Katibung

Perlu percepatan penyusunan FS dan masterplan, diharapkan

pemerintah pusat bisa membantu penyusunan

KI Bangkalan

Masterplan tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga

menghambat pembangunan infrastruktur dalam kawasan

KI Tenayan

ASPEK PERENCANAAN

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK PERIJINAN

Isu dan Tantangan KI Rekomendasi

Permohonan terkait pengembangan pelabuhan sadai oleh PT Sadai

Terminal Internasional Logistik (STIL).

KI Sadai Sudah dilakukan fasilitasi pertemuan antara pengelola KI Sadai, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian serta stakeholder lain yang terkait melalui FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024,

terkait sektor perhubungan pada tanggal 27 Agustus 2021. Dalam FGD tersebut diketahui beberapa informasi, di antaranya:

● Direktorat Kepelabuhanan, Kementerian Perhubungan berharap PT Sadai Terminal Internasional Logistik dapat menyusun suatu proposal disertai kajian/studi/analisis kelayakan, dalam rangka mengajukan sebagai calon

mitra KSP (untuk tahap awal), sebagai salah satu bahan yang akan dibahas Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Keuangan.

● Pembahasan tersebut diharapkan akan memberikan kejelasan informasi terkait diterima atau tidaknya skema KSP atau skema lain (dalam hal ini salah satu kemungkinannya konsesi)

● Terkait muatan dalam proposal dan kajian/studi/analisis kelayakan tersebut, pengelola KI Sadai dan/atau PT Sadai Terminal Internasional Logistik

disarankan dapat berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, terutama Direktorat Kepelabuhanan, Kementerian Perhubungan

Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut: (*)

berkoordinasi dengan pengelola KI Sadai terkait dengan progres proposal dan

kajian/studi/analisis kelayakan tersebut.

(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK PERIJINAN

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

● Izin Lingkungan belum memiliki, (Dalam proses pembuatan

AMDAl)

IUKI belum memiliki (menunggu Masterplan dan FS selesai)

KI Tanggamus

Koordinasi dan komunikasi dengan kementerian terkait dengan

memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan.

● Izin Lokasi dicabut oleh pemerintah daerah

Izin Lingkungan Belum Selesai

KI Jorong

● PT Indonesia Strategis Industri yang telah memiliki izin lokasi

dan sudah memproses AMDAL masih ada isu di KLHS dan

butuh update dari Pemprov Kaltara.

PT Adhidaya Suprakencana sudah memiliki izin lokasi seluas 300-

400 Ha, tetapi masih terkendala perizinan AMDAL, PT Kayan

Patria Propertindo juga masih terkendala AMDAL

Isu terkait izin KKPR seluas 9500 Ha oleh PT KIPI dan dokumen

Pertek yang belum ada.

KI Tanah Kuning

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK TATA RUANG

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

Terkait izin prinsip pemanfaatan ruang

pembangunan kawasan industri

(keterangan: isu yang sebelumnya, dan sudah

difasilitasi melalui FGD dengan para

stakeholder terkait)

KI Brebes Terkait isu/tantangan izin prinsip tersebut, pada dasarnya, PT. Kawasan Industri Wijayakusuma

(KIW) telah berupaya bersurat terkait perihal perpanjangan permohonan izin persetujuan prinsip

melalui surat PT. KIW No. 98/S/KIW/06/2021 tanggal 25 Juni 2021 dan bersurat terkait perihal

progress permohonan perpanjangan izin prinsip pemanfaatan ruang pembangunan kawasan

industri melalui surat no.54/S/KIW/08/2021 tanggal 18 Agustus 2021 kepada Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Brebes

Untuk menindaklanjuti tantangan tersebut, dilakukan fasilitasi pertemuan antara Kementerian

Agraria dan Tata Ruang (ATR), Kementerian Perindustrian, PT. Kawasan Industri

Wijayakusuma (KIW) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait melalui FGD Penajaman

Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024, terkait aspek tata ruang dan lingkungan

(9 Desember 2021). FGD tersebut untuk memohon penjelasan dan mendiskusikan perihal:

● Skema dan proses/tahapan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR)

● Konfirmasi terkait jenis - jenis perizinan yang tergantikan oleh KKPR.

Proses pengajuan Kesesuaian Kegiatan

Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk mendukung

Pengembangan KI Brebes

KI Brebes Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut adalah: Mendorong Pemerintah Daerah

(Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Provinsi), dapat segera mengajukan KKPR ke Ditjen

Tata Ruang Kementerian ATR.(*) Pemerintah Daerah diharapkan dapat berkoordinasi dengan

Pengelola KI dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

(*) Pemohon yang mengajukan KKPR perlu disepakati terlebih dahulu antar pemangku kepentingan.

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK TATA RUANG

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

● Penyesuaian tata ruang (revisi RTRW

Kabupaten Teluk Bintuni), Terkait dengan

percepatan peta dasar di big masih dalam

antrian untuk asistensi peta dasar, agar

bisa secepatnya persetujuan substansi di

Kementerian ATR

● Pembebasan Lahan 50 Ha, Pemda Teluk

Bintuni telah menganggarkan Pengadaan

Lahan melalui APBD pada tahun 2019 dan

2020 namun terkena realokasi anggaran.

Kemenperin mengusulkan anggaran

pembebasan lahan pada tahun 2022

KI Teluk Bintuni • Mendorong BIG untuk menjadwalkan aistensi peta dasar sebagai percepatan peta dasar

RTRW agar Berita acara Peta Dasar bisa segera terbit.

• Mendorong Kementerian Perindustrian, Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah

Daerah Kabupaten Teluk Bintuni terkait pengadaan lahan

Status kepemilikan lahan, lahan HPL atas nama

pemda, dimana KI TJ buton harus membeli

lahan, perlu biaya besar untuk pembebasan

lahan dan ini memberatkan pengelola.

KI Tanjung Buton Mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Siak terkait pengadaan lahan, dalam bentuk kerja

sama penyertaan modal dari pemkab siak berupa lahan kepada pengelola kawasan industri.

KI Galang Batang,Terdapat Hutan Produksi

Terbatas (HPT) seluas ± 364 Ha dan Hutan

Produksi (HP) seluas ± 11 Ha yang belum

dilepas status kawasan hutan.

KI Galang Batang, Mendorong KLHK melakukan percepatan pelaksanaan Penelitian olehTim terpadu atas

Permohonan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK)

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK TATA RUANG

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

● KI Takalar, Sedang dalam proses pembebasan lahan tahap I oleh

Pemkab Takalar dan KBN seluas 350 ha

● KI Takalar, Kesesuaian tata ruang menunggu revisi RTRW Kab.

Takalar

KI Takalar

Mendorong KLHK melakukan percepatan pelaksanaan Penelitian olehTim

terpadu atas Permohonan Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat

Dikonversi (HPK)

● KI Way Pisang, Pengadaan lahan, proses administrasi dimana

lahan merupakan kawasan hutan milik KLHK, status lahan masih

belum clean dan clear sehingga perlu penyelesaian terkait status

hutan produksi yang ada di lokasi KI Way Pisang.

● KI Way Pisang, Proses Revisi RTRW Kab Lampung Selatan,

Pemprov sudah bersurat kepada bupati lampung selatan terkait

percepatan revisi RTRW

● KI Way Pisang, Deliniasi lokasi KI Way Pisang belum definitif

KI Way Pisang

● Perubahan fungsi kawasan perlu ditindak lanjuti (Perubahan Status

Lahan dari kawasan hutan menjadi Kawasan peruntukan Industri)

Belum ada pelepasan dari KLHK.

● 515 persil dilahan provinsi belum ada kejelasan terkait

pembebasan lahan dan ganti rugi pengalihan kepada masyarakat.

KI Batulicin

Ada hutan lindung dan produksi terbatas (450 Ha), belum ada pengajuan

untuk perubahan peruntukan (Belum ada revisi RTRW)

KI Kuala Tanjung

Perluasan lahan KI IWIP 4500 Ha menjadi 15.000 Ha (Revisi RTRW)

termasuk didalamnya Pelepasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi

(HPK) Menjadi Area Penggunaan Lain (APL)

KI Weda

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR DALAM KAWASAN

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

KI Galang Batang, Belum adanya pipa Jaringan gas

berdampak harga menjadi mahal, saat ini gas

didistribusikan lewat kapal.

KI Galang Batang

Mendorong revisi masterplan dan studi kelayakan agar sesuai dengan kebutuhan

perkembangan kawasan industri

KI Galang Batang, Kebutuhan perpanjangan

dermaga dari 1 km menjadi 1,5 km

KI Galang Batang

KEK Palu, Perlu Rekonstruksi kantor pengelola akibat

gempa palu, gedung tersebut merupakan aset

kemenperin

KEK Palu

Kebutuhan untuk pengadaan jaringan gas KI Bintan Aerospace

Pembangunan jaringan listrik untuk memenuhi

kebutuhan listrik sebesar 400 MW serta

pembangunan jaringan gas

KI Kemingking

KI Tajung Buton mengalami overload pada stockpile

dan dermaga, sehingga perlu Penambahan Panjang

Dermaga Pelabuhan Tanjung Buton 200 Meter

KI Tanjung Buton

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

belum adanya Pusat

Pengolahan Limbah B3 di

Pulau Sumatera

KEK/KI Sei

Mangkei

Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut:(*)

● Fasilitasi pertemuan antara Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, Pengelola KEK/KI, serta stakeholder lain

yang terkait dalam membahas/mendiskusikan indikasi kebutuhan/rencana Pusat Pengolahan Limbah B3 di Pulau

Sumatera.

● Dalam pertemuan tersebut atau setelahnya, diharapkan ada pembahasan/diskusi lebih lanjut tentang bagaimana upaya

memasukan indikasi rencana yang dibutuhkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) atau dokumen perencanaan lain

yang terkait di Kementerian PUPR.(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.

Indikasi kebutuhan

pembangunan jalan trans

bangka serta indikasi

kebutuhan

pembangunan/perbaikan

jalan (ruas: Sebagin – Sadai;

Gunung Namak – Sadai;

Sadai-Kepoh-Bikang-Koba-

Pangkal Pinang) perlu

dikonfirmasi terkait status

jalannya.

KI Sadai Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut:(*)

memfasilitasi pertemuan antara Kementerian PUPR, BPJN Bangka Belitung, Kementerian Perindustrian, Dinas PUPR Prov.

Bangka Belitung, Dinas PUPR dan Perhubungan Kab. Bangka Selatan, Pengelola KI, serta stakeholder terkait lainnya dalam

memohon penjelasan dan membahas/mendiskusikan perihal:

● Langkah – langkah dalam memperjelas perubahan status jalan (dari non-status ke nasional) (**)

● Bagaimana upaya memasukan indikasi rencana infrastruktur jalan yang dibutuhkan untuk mendukung KI Sadai ke dalam

Rencana Strategis (Renstra) atau dokumen perencanaan lain yang terkait di Kementerian PUPR.

● Jika dimungkinkan, dalam pertemuan tersebut atau setelahnya, diharapkan ada diskusi untuk membahas dan memperjelas

konfirmasi terkait indikasi kebutuhan/rencana pembangunan Jalan Trans Bangka dan indikasi kebutuhan/rencana

pembangunan/perbaikan Jalan (ruas Sebagin – Sadai; Gunung Namak – Sadai; Sadai-Kepoh-Bikang-Koba-Pangkal Pinang). (***)

(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.

(**) Terkait perihal perubahan status jalan masih perlu didiskusikan/dibahas lebih lanjut dengan para stakeholder yang terkait(***) Dalam fasilitasi pertemuan tersebut, peserta (stakeholder) diharapkan dapat mengkonfirmasi apabila ada perubahan ruas jalan dalam indikasi kebutuhan/rencana tersebut.

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

● Percepatan peningkatan status jalan provinsi ruas Ketapang-

Kendawangan menjadi jalan nasional

● Peningkatan kualitas, preservasi dan kemantapan jalan dari

Ketapang-Kendawangan sepanjang 74,9 Km (kebutuhan)

● Reshaping tikungan tajam menjadi jalan lurus di ruas Ketapang –

Kendawangan untuk memudahkan mobilitas kendaraan besar

● Membutuhkan tower telekomunikasi

● Intake air baku dari luar kawasan untuk kebutuhan sirkulasi air

pendingin dengan kapasitas 14.441,19 m3

KI Ketapang mendorong pengelola untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah

dengan agenda perumusan daftar kebutuhan infrastruktur kemudian

selanjutnya melaporkan daftar kebutuhan tersebut ke PUPR untuk

selanjutnya dimasukkan dalam daftar konreg PUPR dan dibahas dalam

Rakorbangwil PUPR

● Perlu peningkatan kapasitas listrik (rawan pemadaman)

● Perlu dibangun TPA (TPA Eksisting di Kecamatan Socah sudah

overload)

● Pelebaran jalan (lebar jalan eksisting 6 m)

KI Bangkalan mendorong pengelola untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah

dengan agenda perumusan daftar kebutuhan infrastruktur kemudian

selanjutnya melaporkan daftar kebutuhan tersebut ke PUPR untuk

selanjutnya dimasukkan dalam daftar konreg PUPR dan dibahas dalam

Rakorbangwil PUPR

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

● Peningkatan Jalan Nasional Banda Aceh - Malahayati

● Peningkatan Jalan Provinsi KI Aceh Ladong – Bandara SIM

● Pembangunan Embung Krueng Raya dan Jaringan Transmisi air

Baku

● Pembangunan Jaringan Gas

KI Ladong

Melakukan koordinasi dengan ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya

PUPR agar memastikan kebutuhan infrastruktur masuk ke dalam

konreg

● Pembangunan Intake di Sungai Batang Hari (Desa Kemingking) untuk WTP

● Peningkatan kapasitas jalan dari pelabuhan existing talang duku (pelindo 2) ke gerbang ki 2 (2a – 5) sepanjang ± 6,5 km, selebar 12 meter

● Pembangunan TPS 3R di sekitar kawasan● Pengelolaan Limbah B3 terpadu dengan luas 69 Ha ● Instalasi jaringan gas tapping dari pertagas untuk memenuhi

kebutuhan gas industri kawasan sebesar 32,200 MMBTU (30 mmscfd)

KI Kemingking

Perlu peningkatan kualitas Akses Jalan menuju KI surya Borneo,

Peningkatan Kualitas fisik jalan dan status pada 3 ruas :

● Jalan Natai Raya-Sungai Tendang sepanjang 8.04 km

● Jalam Simpang Natai Raya-Pelabuhan roro 5,7 km

● Jalan Sungai Tendang-Pangkalan Satu 9,14 km

KI surya Borneo

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

Perlu Pembangungan jalan Kabupaten dari Jalan Nasional ke Lokasi

Kawasan Industri sepanjang 76 Km , dan dari jalan tol ke Kawasan.

KI Pesawaran

Melakukan koordinasi dengan ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya

PUPR agar memastikan kebutuhan infrastruktur masuk ke dalam

konreg

Rencana pembangunan Bendungan Kusan oleh pusat perlu di

tanyakan kembali untuk menunjang kebutuhan di luar maupun dalam

kawasan industri.

KI Batulicin

● Perlu pembangunan jembatan siak 5 sepanjang 1348 m dengan

lebar 12 m bentang utama Kabel state 400m, sdh DED tahun 2021

sdh ada pemancangan satu kolom

● Perlu Pembangunan Pelabuhan Sungai Siak sudah di usulkan ke

Kemen Perhubungan

KI Tenayan

● Pembangunan Jalan By Pass Palu Parigi 49 km

● Peningkatan status dan Pelebaran Jalan dalam kota/provinsi

lingkar kota Palu 45 km

● Pembangunan Embung Wombo 450 L/detik

● Pembangunan SPAM 450 L/detik

● Pembangunan Rumah Susun, Pembangunan Rumah Tapak,

Program untuk Pekerja 2000 unit

KEK Palu

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR LUAR KAWASAN

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

Beberapa ruas jalan ada yang longsor, kabupaten mengusulkan jalan

lingkar. DED sudah ada tinggal eksekusi, (Pembangunan ruas jalan

nasional mulai dari simpang susun-Tol muara enim-Tj enim 31 KM)

KI Tanjung Enim

Melakukan koordinasi dengan ditjen SDA, Bina Marga, Cipta Karya

PUPR agar memastikan kebutuhan infrastruktur masuk ke dalam

konreg

KI Teluk Bintuni belum mendapatkan Kepastian pasokan gas dengan

kebutuhan 90 mmscfd

KI Teluk Bintuni

perlu pengerukan dasar sungai kumai, supaya mothervessel bisa

masuk ke pelabuhan (proses saat ini ship to ship menyebabkan

operasional menjadi mahal)

KI Surya Borneo

Pembangunan jalan 52 KM menuju Pelabuhan, sehingga pelabuhan

bisa operasional

KI Batanjung

● Jalan Provinsi dari Kota Balungan ke KI cukup ekstrim, rusak.

Sehingga waktu tempuh selama 3 jam

● Pembangunan Jalan Penghubung Tanjung Selor – Tanjung

Kuning, Tanjung Selor – ke PLTA

KI Tanah Kuning

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR PENGELOLA/TATA KELOLA

Isu dan

Tantangan

Nama KI Rekomendasi

● Tarif shipping di Pelabuhan Kuala Tanjung

yang kurang kompetitif serta

operasional Kereta Api Sei Mangkei –

Kuala Tanjung untuk logistik

KEK/KI Sei

Mangkei

Sudah dilakukan fasilitasi pertemuan antara Kementerian Perhubungan, PT Pelindo, Kementerian Perindustrian, Pengelola KEK/KI, dan

stakeholder lain terkait melalui FGD Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024,terkait sektor perhubungan pada tanggal

26 Agustus 2021. Dalam FGD tersebut diketahui beberapa informasi, di antaranya:

● Demand atau volume barang di Kuala Tanjung belum berkembang secara optimal, sehingga diperlukan percepatan operasionalisasi KI Kuala Tanjung dan hinterland-nya.

● Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Dirjen. Perkeretaapian, Kemenhub menyampaikan bahwa:(*)

● masih ada beberapa isu dan tantangan serta usulan tindak lanjut terkait penyediaan dan optimalisasi layanan angkutan

barang, untuk lintas pelayanan St. Sei Mangkei – St. Pelabuhan Kuala Tanjung.

● secara umum, beberapa isu penyediaan layanan angkutan barang di antaranya: Butuh adanya penyediaan jembatan timbang di jalur KA pada Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung; Kebutuhan fasilitas bongkar muat di Stasiun Pelabuhan Kuala

Tanjung; Akses jalan ke Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung; dan Serah terima aset dan melengkapi sistem persinyalan.● tindak lanjut yang diharapkan, di antaranya: (a) Perlu Pembahasan lebih lanjut terkait penyediaan jembatan timbang; (b)

PT KAI (Persero) meminta Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk menyediakan fasilitas bongkar muat di Stasiun

Pelabuhan Kuala Tanjung selaku pihak yang membangun prasarana; (c) Perlu koordinasi lanjutan dengan PT Pelindo I selaku operator terkait dukungan penyediaan akses Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung; (d) Diperlukan serah terima aset

dari Kementerian Perindustrian kepada Kementerian Perhubungan (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) agar dapat diajukan pembangunan untuk persinyalan.

● Secara umum, beberapa isu terkait optimalisasi layanan angkutan barang, di antaranya: aktivitas pelabuhan (Hub

pelabuhan masih berada di Belawan); optimalisasi produksi KEK Sei Mangkei. ● tindak lanjut yang diharapkan, di antaranya: (a) Perlu koordinasi yang lebih optimal antar lembaga terkait harmonisasi

rencana induk transportasi dan pengembangan kawasan agar kemanfaatan proyek dapat optimal; (b) Dibutuhkan optimalisasi kawasan industri berupa pengembangan infrastruktur untuk lebih menarik minat investor.

(*) Diringkas sebagian dari materi presentasi “Jalur KA Akses Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung - Persiapan Pengoperasian dan Tantangan”, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan yang disampaikan dalam (FGD) Penajaman Isu/Tantangan Pengembangan KI RPJMN 2020-2024, terkait sektor perhubungan pada tanggal 26 Agustus 2021.

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR PENGELOLA/TATA KELOLA

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

● Harga gas yang kurang kompetitif.

○ Hal ini terkait dengan fasilitasi kebijakan penerapan

harga Gas US$6/MMBTU untuk ke semua tenant

KEK Sei Mangkei.

○ Saat ini diberikan hanya pada tenant yang bergerak

di bidang oleochemical

● Belum semua tenants dan calon tenants dapat

menikmati insentif / kemudahan (misalnya dalam hal

pajak).

KEK/KI Sei

Mangkei

Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut: (*)

● Fasilitasi pertemuan antara Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Pengelola

KEK/KI, serta stakeholder lain yang terkait dalam membahas/mendiskusikan kebijakan

harga gas.

● Fasilitasi pertemuan antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian

Keuangan, Pengelola KEK/KI, serta stakeholder lain yang terkait dalam

membahas/mendiskusikan insentif / kemudahan bagi tenant / calon tenant. (*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.

Penentuan pemrakarsa dan penugasan konsorsium

pembangun dan pengelola KI Brebes.

KI Brebes Rekomendasi yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut: (*)

Mendorong adanya penentuan pemrakarsa dan penugasan konsorsium pembangun dan

pengelola KI Brebes(*) Masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim Direktorat Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian.

SADAI

Pengelompokkan Isu, Debotllenecking dan Rekomendasi

ASPEK INFRASTRUKTUR PENGELOLA/TATA KELOLA

Isu dan Tantangan Nama KI Rekomendasi

Belum memiliki pengelola Kawasan Industri KI Katibung

Sejauh ini pengelola KI terdiri dari: Swasta, BUMN/D, atau belum

memiliki pengelola. Beberapa upaya yang mesti dilakukan:

• Perlu ada upaya pendampingan yang lebih intensif terutama bagi

pengelola dari kelompok Pemerintah Daerah.

• Pemberian tengat waktu untuk penunjukan pengelola.

• Membantu promosi untuk mendapatkan anchor tenant dan berminat

untuk menjadi pengelola

Belum memiliki pengelola kawasan industri KI Sumbawa Barat

Pengelola Kawasan mengalami Wan Prestasi Pemkab Tanah laut telah

mengeluarkan SP3 terkait pencabutan ijin lokasi KI Jorong. Tidak ada

pengelola Kawasan Industri Saat Ini.

KI Jorong

Belum Adanya Pengelola Kawasan Industri KI Pesawaran

Ada 5 Calon Pengelola di Tanah Kuning dan belum ada Pengelola yang

ditunjuk sebagai PSN, Sehingga perlu dipilih pengelola mana yang

berhak menjadi PSN.

KI Tanah Kuning

Belum memiliki pengelola Kawasan, serta delineasi Kawasan belum

definitive.

KI Bangkalan

SADAI

KESIMPULAN

Isu dan Tantangan Nama KI Kesimpulan

Aspek Perencanaan • Sumatera: KI Tanggamus, KI Tenayan, KI Katibung• Jawa: KI Bangkalan• Kalimantan: KI Batanjung

• Mendorong pemerintah daerah atau pemerintah provinsi maupun pengelola untuk penyusunan dokumen perencanaan maupun revisimasterplan

Aspek Tata Ruang dan Lahan

• Sumatera: KI Tanjung Buton, KI Galang Batang, KI Kuala Tanjung, KI Way Pisang

• Jawa: KI Brebes

• Kalimantan: KI Batu Licin• Sulawesi: KI Takalar

• Maluku: KI Weda• Papua: KI Teluk Bintuni

• Mendorong KLHK melakukan percepatan pelaksanaan penerbitan SK Perubahan Fungsi kawasan hutan untuk selanjutnya dilakukan proses perubahan peruntukkan kawasan hutan

• endorong Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Provinsi), dapat segera mengajukan KKPR ke Ditjen Tata Ruang

Kementerian ATR

Aspek Perijinan • Sumatera: KI Sadai, KI Tanggamus• Kalimantan: KI Jorong, KI Tanah Kuning

• Koordinasi dan komunikasi dengan kementerian terkait dengan memenuhisemua persyaratan yang dibutuhkan.

Aspek Infrastruktur LuarKawasan

Sumatera: KI Ladong, KI Sei Mangkei, KI Sadai, KI Kemingking, KI Pesawaran, KI Tenayan, KI Tanjung EnimJawa: KI Bangkalan

Kalimantan: KI Batulicin, KI Surya Borneo, KI Batanjung, KI Tanah Kuning, KI Ketapang

Sulawesi: KI PaluPapua: KI Teluk Bintuni

mendorong pengelola untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerahdengan agenda perumusan daftar kebutuhan infrastruktur kemudianselanjutnya melaporkan daftar kebutuhan tersebut ke PUPR untuk

selanjutnya dimasukkan dalam daftar konreg PUPR dan dibahas dalamRakorbangwil PUPR

Aspek InfrastrukturDalam Kawasan

Sumatera: KI Galang Batang, KI Bintan Aerospace, KI Kemingking, KI Tanjung ButonSulawesi: KI Palu

Tata Kelola (Pengelola) Sumatera: KI Sei Mangkei, KI Katibung, KI PeasawaranJawa: KI Brebes, KI BangkalanKalimantan: KI Jorong, KI Tanah Kuning

Nusa Tenggara: KI Sumbawa Barat

Mendorong adanya penentuan pemrakarsa dan penugasan konsorsium pembangun dan pengelola Kawasan Industri melalui pembentukan timpercepatan yang melibatkan stakeholder tarkait baik tingkat pusat dan

daerah

SADAI SARAN DAN TINDAK LANJUT

• Integrasi database agar Kartu kendali dapat diupdate secara Bersama-sama oleh semua pihak di lingkungan

kementerian perindustrian. Sebelumnya, format Kartu kendali perlu disepakati. Juga, Perlu dipertimbangkan untuk

mengintegrasikan kartu kendali dengan kerangka basis data spasial dalam lingkup KPI yang sudah ada.

• Perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan tim PMO yang terdiri dari tim KI RPJMN 2020 – 2024 dan tim Kawasan

Industri PSN dan Direktif dalam satu koordinasi secara terintegrasi.