Laporan Kinerja Deputi PSPK 2021
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Laporan Kinerja Deputi PSPK 2021
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 2
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Laporan Kinerja
juga merupakan komponen dari prinsip "good governance" yang menjadi
persyaratan bagi setiap instansi, dalam upaya mewujudkan visi dan misi lembaga
yang selaras dengan visi dan misi Presiden. Sejalan dengan itu, penyusunan Laporan
Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021
dimaksudkan untuk melaporkan secara transparan penggunaan seluruh sumber
daya yang menjadi kewenangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) kepada
semua pihak yang berkepentingan.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
Tahun 2021 merupakan Laporan Kinerja tahun kedua Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Penyusunan Laporan Kinerja
Tahun 2021 telah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Sekretaris Utama BSN Nomor
22/KEP/SESTAMA/11/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan BSN, serta Rencana Strategis BSN Tahun
2020-2024.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
Tahun 2021 ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk
perbaikan dan peningkatan kinerja ke depan yang lebih baik lagi bagi organisasi
dan unit kerja di lingkungan BSN.
Jakarta, Januari 2022
Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian
Dr. Zakiyah, MM
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
Tahun 2021 telah menetapkan 5 (lima) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja.
Sasaran dan indikator kinerja tersebut merupakan perwujudan pelaksanaan Program
Pengembangan Standardisasi Nasional yang diamanatkan kepada Deputi Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
Berikut disajikan tabel capaian perjanjian kinerja Deputi Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021 menurut Sasaran:
TABEL SASARAN, INDIKATOR KINERJA, TARGET DAN CAPAIAN TAHUN 2021
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
%
1. Meningkatnya kepatuhan
produk terhadap SNI
1. Persentase produk ber SNI 10% 11,57% 115,7%
2. Persentase peningkatan
produk yang sesuai dengan
SNI
55% 64% 116%
2. Memastikan kebijakan SPK
dapat memfasilitasi
penerapan SNI dan
penilaian kesesuaian
secara efektif
3. Persentase kebijakan
penerapan SPK yang menjadi
acuan stakeholder
65% 96% 148%
4. Persentase rekomendasi
kebijakan penerapan SPK
yang ditindaklanjuti
stakeholder
85% 88 % 103 %
3. Meningkatnya SNI yang
diterapkan untuk daya
saing produk, penetrasi
pasar dan perlindungan
masyarakat dari aspek K3L
5. Persentase SNI yang
diterapkan oleh pelaku usaha,
organisasi dan LPK
40%
41,02 %
102 %
4. Meningkatnya keteraturan
penerapan tata kelola
standardisasi dan penilaian
kesesuaian yang baik di
organisasi pemerintah
secara optimal
6. Rata-rata tingkat maturitas
penerapan tata Kelola SPK di
instansi pemerintah
2,1 rata-
rata
tingkat
maturitas
2,1 100 %
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 4
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
%
5. Terwujudnya penguatan
akuntabilitas BSN
7. Predikat akuntabilitas Deputi
Bidang Penerapan Standar
dan Penilaian Kesesuaian
72 nilai (BB)
75,75 105,2%
Rata-rata capaian 112%
*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah
100%.
Dari 7 (tujuh) indikator kinerja di Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian semua indikator kinerja mencapai target (capaian 100%), Untuk
itu, rata-rata capaian indikator kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian tahun 2021 adalah 112 %. Capaian yang melebihi target
tersebut perlu dipertahankan secara berkelanjutan. Dengan adanya refocusing
anggaran akibat pandemic, Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuain dan unit kerja di bawahnya melakukan berbagai inovasi dan kolaborasi
dengan mitra yang menghasilkan banyak kegiatan meskipun dana mengalami
pemotongan yang cukup besar (70%). Kolaborasi dengan berbagai mitra baik
Kementerian, Lembaga, Bank Indonesia, BUMN, Perguruan Tinggi dan Komunitas
menjadikan capaian unit kerja di bawah Deputi bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian melampaui dari target yang diharapkan.
Pada tahun 2021, sebagai perwujudan amanah Undang-Undang No 11 tahun
2020 mengenai Cipta Kerja dan peraturan turunannya salah satunya mengenai
perijinan tunggal, dimana pelaku UMK dengan Risiko Rendah diberi kemudahan
berupa perizinan tunggal. NIB berlaku sebagai legalitas, Standar Nasional Indonesia
(SNI). Untuk melaksanakan peraturan ini, BSN menetapkan kebijakan dan program
SNI Bina UMK untuk pembinaan penerapan SNI kepada UMK kategori usaha risiko
rendah yang diharpkan dapat mempercepat transformasi UMK. UMK kategori risiko
rendah yang mengajukan perijinan usaha melalu aplikasi One SInggle Submission
(OSS) akan memperoleh NIB sekaligus tanda SNI Bina UMK, yang selanjutnya
dilaksanakan pembinaan penerapan SNI hingga memenuhi persyaratan SNI. SIstem
pembinaan penerapan SNI kepada UMK dilakukan melalui aplikasi SNI Bina UMK
berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah ini terus dikembangkan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 5
sehingga para UMKM akan mendapatkan pembinaan dari pemerintah pusat dan
daerah sampai mereka siap sertifikasi SNI.
Untuk meningkatkan akses pasar produk UMKM berSNI, pada tahun 2021 juga
telah dikembangkan Etalase Digital Produk UMKM berSNI, yang dinamakan TOKO
MUTU. Etalase ini merupakan sarana promosi dan pemasaran secara digital bagi
UMKM baik binaan BSN maupun lainnya. Etalase ini juga dapat menjadi acuan bagi
masyarakat, konsumen, BUMN atau Lembaga pemerintah dalam pembelian barang
yang aman dan terjamin mutunya sesuai SNI. Ke depan website TOKO MUTU ini akan
dikembangkan lebih luas lagi agar bisa menjadi sarana pemasaran yang strategis
bagi UMKM baik untuk pasar nasional maupun global.
Inovasi juga dikembangkan dalam pelaksanaan uji petik dalam rangka melihat
efektifitas penerapan SNI. Selain terhadap produk barang bertanda SNI, uji petik 2021
dikembangkan ke penerapan SNI jasa dan SNI bidang sistem. Selain itu Optimasi
penggunaan ICT dalam kegiatan diseminasi SPK dan pelaksanaan SNI Award juga
meningkatkan kesadaran dan keterlibatan stakeholder dalam penerapan standar.
Untuk membangun komunikasi antara peserta SNI award dan menyebarkan
perkembangan pengetahuan di bidang standar dan implementasinya Deputi
Bidang PSPK juga menerbitkan News Letter SNI Award secara rutin. Pada tahun 2021,
Kebijakan dan rekomendasi yang diterbitkan terkait pelaksanaan tupoksi Deputi
bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian adalah sebanyak 329.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 6
DAFTAR ISI
Halaman Cover ............................................................................................ 1
Kata Pengantar ............................................................................................ 2
Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 3
Daftar Isi ........................................................................................................ 6
Daftar Gambar …………………………………………………………………….. 8
Daftar Tabel ………………………………………………………………………… 10
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................... 12
I.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 12
I.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi .......................................... 13
I.4 Sumber Daya Manusia .................................................................. 15
I.5 Peran Strategis ............................................................................... 18
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis ................................................................. 25
II.1.1 Visi dan Misi ......................................................................... 25
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ........................................................... 27
II.2 Perjanjian Kinerja ........................................................................... 29
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Capaian Kinerja ............................................................................. 33
III.2 Realisasi Anggaran ........................................................................ 87
BAB IV PENUTUP
Penutup ................................................................................................... 89
LAMPIRAN
Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ……………………………………………….. 90
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 7
PNRT 2022 ……………………………………………………………………….. 92
PNRT 2020-2021…………………………………………………………………. 101
Tabel Rekomendasi pada perundingan/kesepakatan
Internasional bidang SPK ……………………………………………………. 108
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Penerapan Standar Dan Penilaian
Kesesuaian .............................................................................................................................................................................. 14
Gambar 1. 2 Diagram Personel ASN deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian Berdasarkan Jenjang Pendidikan.................................................................... 15
Gambar 1. 3 Diagram Personel ASN Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian Berdasarkan Rentang Usia .................................................................................... 17
Gambar 1. 4 Komposisi Tim Evaluator SNI Award 2021 ........................................................................ 18
Gambar 3. 1 Tahapan Pelaksanaan Monitoring Dan Uji Petik SNI Barang Tahun 2021
.......................................................................................................................................................................................................... 38
Gambar 3. 2 Tahapan Pelaksanaan Monitoring Dan Uji Petik SNI Jasa Dan Sistem
Tahun 2021 .............................................................................................................................................................................. 40
Gambar 3. 3 Mekanisme PNRT Sesuai PBSN No.7 Tahun 2020 ....................................................... 47
Gambar 3. 4 Perkembangan Data SNI Revisi s.d Tahun 2021 ........................................................ 50
Gambar 3. 5 Grafik Rasio Daya Dukung LPK Terhadap Produk Unggulan Daerah ...... 57
Gambar 3. 6 Grafik rasio daya dukung LPK terhadap sektor usaha ........................................ 58
Gambar 3. 7 Sebaran Wilayah Fasilitasi LPK Tahun 2021 .................................................................... 58
Gambar 3. 8 Progres PNRT dan Regulasi Yang Ditetapkan Periode 2015-2021 ............... 64
Gambar 3. 9 Persentase PNRT yang Ditetapkan Menjadi Regulasi Teknis Periode
2015-2021.................................................................................................................................................................................. 64
Gambar 3. 10 Jumlah Notifikasi Indonesia Periode 2011-2021 ...................................................... 65
Gambar 3. 11 Tahapan Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan .............................. 66
Gambar 3. 12 Struktur Komnas dan KK Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan .......................................................................................................................................................................................................... 67
Gambar 3. 13 Pertumbuhan Jumlah Organisasi Penerap SNI Dari Tahun 2016-2021 .. 75
Gambar 3. 14 Peta Sebaran Pembinaan Penerapan SNI Kepada Organisasi di 19
Propinsi ....................................................................................................................................................................................... 77
Gambar 3. 15 Peta Sebaran Pembinaan Penerapan SNI Kepada UMKM DI 25
Propinsi ....................................................................................................................................................................................... 78
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 9
Gambar 3. 16 Jumlah Pelaku Usaha Yang Fasilitasi Sertifikasi SNI 2015-2021 .................... 79
Gambar 3. 17 Perkembangan Fasilitasi LPK Dari Tahun 2017-2021 ............................................ 80
Gambar 3. 18 Aplikasi Pembinaan UMKM - SNI Bina UMK ................................................................. 81
Gambar 3. 19 Tampilan Etalase Digital Produk UMKM BerSNI ........................................................ 82
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Personel Asn Deputi Bidang Penerapan Standar Dan Penilaian Kesesuaian
Berdasarkan Jenjang Pendidikan......................................................................................................................... 15
Tabel 1. 2 Personel ASN deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................................................................................ 16
Tabel 1. 3 Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian berdasarkan Rentang Usia ........................................................................................................... 16
Tabel 1. 4 Potensi dan Permasalahan di Organisasi Deputi Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian ...................................................................................................................... 21
Tabel 2. 1 Tujuan dan Indikator Tujuan Deputi Bidang PSPK 2020-2024 .................................. 28
Tabel 2. 2 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian Tahun 2021 ................................................................................................................................................. 29
Tabel 3. 1 Pencapaian Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian Tahun 2020 ................................................................................................................................................. 34
Tabel 3. 2 Capaian Kinerja Sasaran 1 ................................................................................................................ 35
Tabel 3. 3 Capaian Kinerja Sasaran 2 ................................................................................................................ 42
Tabel 3. 4 Daftar PBSN Skema Penerapan SNI yang DitetaPkan Tahun 2021 .................... 43
Tabel 3. 5 Daftar keputusan Kepala BSN Mengenai Penunjukkan LSPro Pada Tahun
2021 .............................................................................................................................................................................................. 45
Tabel 3. 6 Rencana PNRT 2022 ................................................................................................................................ 48
Tabel 3. 7 Kebijakan Berbasi Penelitian ............................................................................................................ 51
Tabel 3. 8 Daftar Fasilitasi Kepada UMK Dalam Penerapan dan Sertifikasi SNI ................ 52
Tabel 3. 9 Daftar Fasilitasi Kepada Organisasi dan Industri Dalam Penerapan SNI ...... 55
Tabel 3. 10 LPK Binaan BSN yang Telah Selesai Proses Fasilitasi Tahun 2021 ...................... 59
Tabel 3. 11 LPK binaan BSN yang Tengah Dalam Proses Pengajuan Akreditasi KAN .. 59
Tabel 3. 12 Jumlah Kebijakan Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan Yang
Ditindaklanjuti ....................................................................................................................................................................... 65
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 11
Tabel 3. 13 Capaian Kinerja Sasaran 2 ............................................................................................................. 72
Tabel 3. 14 Rincian Jumlah SNI yang Diterapkan ..................................................................................... 73
Tabel 3. 15 Jumlah Organisasi Penerap SNI Sesuai Dengan Skema Akreditasi KAN .... 75
Tabel 3. 16 Capaian Kinerja Sasaran 4 ............................................................................................................. 82
Tabel 3. 17 Elemen dan Sub Elemen Evaluasi Penerapan Tata Kelola SPK ......................... 84
Tabel 3. 18 Lokus Penerapan Tata Kelola SPK Pada Organisasi Pemerintah ..................... 85
Tabel 3. 19 Capaian Kinerja Sasaran 5 ............................................................................................................. 86
Tabel 3. 20 Pagu dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian TA 2021 .................................................................................................................................. 88
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 12
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan
Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur dalam Perpres
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan
kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) tersebut
juga menjadi kewajiban Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian, sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
Capaian kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
memberikan kontribusi khususnya pada kinerja BSN. Oleh karena itu, penyusunan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN Tahun 2021.
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik
atas pelaksanaan program/kegiatan serta akuntabilitas kinerja dalam rangka
mencapai visi dan misi Lembaga yang selaras dengan visi dan misi Presiden, dengan
tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.
S
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 13
Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar penyusunan beberapa
rekomendasi untuk menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi
yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja Unit Kerja.
I.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional, tugas Deputi Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan standar dan penilaian kesesuaian
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan kebijakan di bidang pengembangan sistem, konsultasi,
diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian kesesuaian
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem, konsultasi,
diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian kesesuaian ;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan sistem,
konsultasi, diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian
kesesuaian.
4. Pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan
sistem, konsultasi, diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan
penilaian kesesuaian
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala
Struktur Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dapat
dilihat pada Gambar I.1 berikut.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 14
GAMBAR 1. 1 STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN
KESESUAIAN
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Deputi Bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian mempunyai tata kerja yang didukung oleh:
1. Direktorat Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dengan tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan,
serta pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang
pengembangan sistem dan pengendalian penerapan standar dan penilaian
kesesuaian
2. Direktorat Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dengan
tugas melaksanakan penyusunan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan, serta pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang
konsultasi dan diseminasi penerapan standar dan penilaian kesesuaian
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 15
I.4 SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan 31 Desember
2021 Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian memiliki personel
berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) orang, dengan
rincian sesuai tabel I.1 berikut:
TABEL 1. 1 PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN
BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN
GAMBAR 1. 2 DIAGRAM PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN
KESESUAIAN BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN
1 1
43
26
2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
SMA D3 S1 S2 S3
Strata Pendidikan
No Uraian Jenjang Pendidikan Jumlah
Orang SMA D3 S1 S2 S3
1. Deputi PSPK - - 1 1
2. Direktorat SPSPK - 21 14 1 36
3. Direktorat PPSPK 1 1 22 12 - 36
Jumlah 1 1 43 26 2 73
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 16
Berdasarkan Tabel 1.1 dan Gambar 1.2 terlihat bahwa Deputi PSPK mempunyai
sumber daya manusia dengan jenjang pendidikan S1 sebanyak 43 orang (59 %) dan
S2 sebanyak 26 orang ( 36 %) dan jenjang S3 sebanyak 2 orang (2,5 %) dan 2,5 %
sedang menyelesaikan Pendidikan ke jenjang S1. Terjadi peningkatan prosentasi
untuk jenjang S2 dari 23 % tahun 2020 menjadi 36 % pada tahun 2021. Peningkatan
komptensi SDM di lingkungan Deputi PSPK terus dikembangkan tidak hanya dari
tingkat Pendidikan formal, namun juga soft kompetensi maupun kemampuan teknis
lainnya yang menunjang pekerjaan di masing-masing unit kerja.
Sedangkan Tabel 1.2 menunjukkan jumlah pegawai laki-laki dan perempuan di
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian yang memperlihatkan
keseimbangan.
TABEL 1. 2 PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Selain itu, Tabel 1.3 dan Gambar 1.3 menunjukkan ketersediaan pegawai di Deputi
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan rentang usia. Terlihat
bahwa SDM di lingkungan PSPK didominasi oleh SDM dengan rentang usia 31-35
tahun.
TABEL 1. 3 PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN
KESESUAIAN BERDASARKAN RENTANG USIA
No Rentang Usia PNS Jumlah
1. 20 – 25 4
2. 26 – 30 10
3. 31 – 35 32
4. 36 – 40 13
No Uraian Jenis Kelamin Jumlah
L P
1. Deputi PSPK - 1 1
2. Direktorat SPSPK 13 23 36
3. Direktorat PPSPK 22 14 36
Jumlah 35 38 73
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 17
5. 41 – 45 6
6. 46 – 50 4
7. 51 – 55 1
8. >55 3
TOTAL 73
GAMBAR 1. 3 DIAGRAM PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN
KESESUAIAN BERDASARKAN RENTANG USIA
Selain SDM internal, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian juga
didukung oleh stakeholder sebagai partner/mitra dalam penerapan standar dan
penilaian kesesuaian dimana kontribusi mereka sangat besar. Mitra tersebut terdiri
dari:
1. Anggota Komite Kebijakan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan
Standardisasi Nasional yang melibatkan 15 institusi ;
2. Dewan Juri SNI Award sebanyak 20 orang yang terdiri dari unsur industri, regulator,
akademisi, media dan dari lembaga penilaian kesesuaian.
3. Komite Nasional Hambatan Teknis Perdagangan (HTP) yang terdiri dari 13
Kelompok Kerja dengan melibatkan 12 institusi;
4. Kelompok Kerja ISO COPOLCO yang terdiri dari 4 institusi baik dari pemerintah,
professional, maupun NGO yang bergerak di bidang perlindungan konsumen ;
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 18
5. Evaluator SNI Award sebanyak 69 orang yang terdiri dari Calon Asisten Evaluator,
Asisten Evaluator, Evaluator dan Lead Evaluator dengan komposisi masing-
masing seperti dalam Gambar 1.4
GAMBAR 1. 4 KOMPOSISI TIM EVALUATOR SNI AWARD 2021
6. Pembina UMKM dan LPK yang tersebar di pusat maupun daerah;
7. Verifikator tata Kelola SPK melibatkan 15 institusi;
8. Koordinator Sektor lingkup ACCSQ melibatkan 6 institusi;
9. Keanggotaan kelompok kerja pengelola penilaian kesesuaian
I.5 PERAN STRATEGIS
Sejalan dengan perkembangan nasional di bidang standardisasi dan dalam
mengantisipasi era globlalisasi perdagangan dunia, kegiatan standardisasi dan
penilaian kesesuaian perlu terus dikembangkan secara berkelanjutan khususnya
dalam memantapkan dan meningkatkan daya saing produk nasional,
memperlancar arus perdagangan yang sehat dan transparan serta melindungi
kepentingan umum. Badan standardisasi Nasional mempunyai tugas melakukan
koordinasi dan pembinaan di bidang standardisasi nasional.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 19
BSN mempunyai peran strategis mengkoordinasikan kementerian/
Lembaga dalam pembahasan isu strategis terkait standardisasi dalam
Undang Undang Cipta Kerja (UUCK) tahun 2020. Sesuai amanah UUCK ini,
pemerintah pusat dan daerah mempunyai kewajiban melakukan
pembinaan dan fasil itasi sertifikasi SNI kepada UMK. Untuk memberikan
kemudahan berusaha dan pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil , dan
menengah (UMKM), Pemerintah telah resmi menetapkan Peraturan
Pemerintah Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko dan PP Nomor 7 tahun 2021 tentang Kemudahan ,
Perlindungan, dan pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
sebagai turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja. Dalam peraturan
perijinan berusaha berbasis risiko atau Risk Based Approach (RBA) ini, SNI
menjadi salah satu isu strategis khususnya dimana Nomor Induk Berusaha
(NIB) untuk kegiatan usaha mikro kecil dengan tingkat risiko rendah,
berlaku juga sebagai SNI .
Dengan ketentuan tersebut, Deputi bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian mempunyai peran strateg is dalam Pembinaan UMK
dalam konteks perijinan tunggal melalui Kebijakan SNI Bina UMK. Lebih
lanjut kebijakan ini diturunkan kedalam program dan kegiatan diseminasi,
edukasi, dan pembimbingan penerapan SNI, serta pengembangan skema
sertiifkasi khusus UMK risko rendah secara terintegrasi. Untuk memudahkan
pelaksanakan kebijakan ini, BSN telah meluncurkan apl ikasi SNI Bina UMK
yang dapat menjadi sarana kementerian, Lembaga dan pemerintah
daerah untuk melakukan pendampingan penerapan SNI sampai fasil itasi
sertifikasi SNI. Dengan adanya kebijakan dan program terintegrasi ini
diharapkan mampu mempercepat UMK naik kelas dan berdaya saing.
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian juga mempunyai
peran strategis dalam meningkatkan keberterimaan dan daya saing produk nasional
melalui kegiatan pengembangan skema penilaian kesesuaian sesuai dengan prinsip
penilaian kesesuaian yang diakui global. Skema PK ini menjadi acuan LPK untuk
menjalankan kegiatan sertifikasi dan bisa dijadikan referensi bagi regulator saat
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 20
menetapkan regulasi teknis. Agar SPK dipahami dan atau diterapkan, Deputi bidang
PSPK melaksanakan diseminasi Standar SNI yabg ditetapkan kepada stakeholder
baik melalui kegiatan tatap muka dan Online dengan pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan
fasilitasi pendampingan penerapan SNI kepada pelaku usaha dan organisasi.
Beberapa Pelaku UMKM yang telah difasilitasi BSN telah sukses masuk ke pasar ekspor.
Untuk mendukung penerapan SNI produk unggulan daerah dan meningkatkan
ketersediaan Lembaga Penilaian Kesuaian (LPK) di berbagai wilayah, Deputi PSPK
juga melakukan pemetaan dukungan LPK dan memberi fasilitasi pembinaan kepada
LPK. Dengan semakin banyaknya LPK untuk mendukung penerapan SNI di berbagai
wilayah, akan memudahkan pelaku usaha dalam melakukan proses penilaian
kesesuaian terhadap produk dan jasanya.
Untuk memastikan pemenuhan produk bertanda SNI terhadap
persyaratan/ketentuan yang berlaku dan melihat keefektivitas penerapan SNI, BSN
melakukan uji petik produk bertanda SNI terhadap barang yang beredar
dilapangan, uji petik penerapan SNI sektor jasa dan sektor sistem manajemen yang
telah disertifikasi oleh Lembaga penilaian kesesuaian terakreditasi KAN. Atas dasar
hasil uji petik, BSN menyampaikan rekomendasi kepada stakeholder terkait untuk
ditindaklanjuti dan menjadi salah satu input bahan evaluasi stakeholder untuk melihat
konstribusi mereka dalam menunjang tingkat efektifitas penerapan SNI yang
berkelanjutan.
Peran strategis Deputi PSPK dalam forum internasional adalah melakukan
notifikasi rancangan regulasi teknis kepada anggota WTO melalui sekretariat komite
Technical barrier to Trade - TBT WTO sesuai tugas BSN sebagai notification body and
enquiry point sebagimana tertuang dalam PP 34 2018. Hal ini dilaksanakan untuk
memberi kesempatan bagi negara partner untuk memberikan masukan terhadap
rancangan regulasi teknis dan memberi waktu bagi industri dalam mempersiapkan
produknya memenuhi persyaratan yang terdapat dalam rancangan tersebut. Selain
hal tersebut Deputi PSPK menjadi Ketua Komite Nasional Hambatan Teknis
Perdagangan yang beranggotakan semua Kementerian dan Lembaga pemerintah
yang terkait untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia di forum internasional
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 21
sehingga dapat meningkatkan akses pasar dan memastikan bahwa kebijakan yg
ditetapkan oleh Indonesia efektif dalam memfasilitasi perdagangan. Selain itu juga
memperkuat pentingnya Standar, Technical Regulation and Conformuty assessment
procedure (STRACAP) dalam perundingan bilateral dan global.
Untuk itu, sesuai dengan tugas dan fungsinya Deputi Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian telah mengidentifikasi potensi, permasalahan
yang dihadapi, dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam mendukung
pelaksanaan fungsi BSN.
TABEL 1. 4 POTENSI DAN PERMASALAHAN DI ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR
DAN PENILAIAN KESESUAIAN
POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT
1.Tersedianya SNI sebagai
persyaratan sesuai
kepentingan nasional dan
selaras dengan standar
internasional,
1.1. Efektifitas penerapan SNI
belum optimal, Terlihat dari
adanya beberapa produk
bertanda SNI yang beredar
di pasar yang tidak konsisten
memenuhi persyaratan SNI.
1.1.1 Memperkuat forum
KKPRs untuk peningkatan
efektivitas penerapan SNI
dan pemantauannya
1.1.2 Penguatan komunikasi
dengan KAN untuk
pemeliharaan building trust
kegiatan PK .
2. Ditetapkannya
UU No 11 tahun 2020
tentang Cipta Kerja, PP 5
tahun 2021, PP 7 tahun
2021, dan kebijakan OSS
memperkuat pentingnya
penerapan SNI.
2.1 Aturan penerapan SNI
belum tersedia untuk
mendukung implementasi
perizinan tunggal untuk risiko
rendah sebagaimana
diamanahkan PP 5/2021
dan PP 7 tahun 2021
terutaman .
2.1.1 Pengembangan
kebijakan /sistem /program
pembinaan dan penerapan
SNI UMK risiko rendah - SNI
Bina UMK .
2.1.2. pengembangan
aplikasi layanan SPP SNI
berbasis OSS
3. Kolaborasi antar K/L/D
dalam Pembinaan UMK
melalui aplikasi SNI Bina
UMK sebagai amanah UU
Cipta Kerja
3.1 Anggaran pembinaan
UMK dan fasilitasi sertifikasi
SNI belum mendapat forsi
yang cukup di K/L/D.
3.1.1 Perlu Pendekatan untuk
pemanfaatan dana alokasi
khusus (DAK) di Kementerian
untuk pembinaan
penerapan dan fasilitasi
sertiifkasi SNI di daerah.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 22
4.Meningkatnya minat
masyarakat terhadap SPK
dan penerapannya
4.Terbatasnya saluran
komunikasi yang kontinu di
dalam masyarakat
4.1.1 Optimalisasi Kantor KLT
sebagai rumah mutu/SPK
bagi masyarakat.
4.1.2. Membangun sinergi
dengan informal leader
maupun opinion leader untuk
mengkomunikasi peran dan
signifikansi SPK dalam aktvitas
masyarakat.
4.1.3. Pengembangan Model
komunikasi SPK berbasis
sosiologi
5.Meningkatnya
permintaan penerapan
dan sertifikasi SNI oleh
pelaku usaha.
5.1 Industri (terutama pelaku
usaha mikro dan kecil) masih
kesulitan dalam memenuhi
SNI
5.1.1 Kolaborasi
Pengembangan panduan
penerapan SNI dan program
pendampingan UMKM
5.2. Masih terbatasnya
Pembina penerapan SNI i
5.2. 1 Capacity building bagi
pembina UMKM
5.2.2 Pengembangan
jejaring pembina UMKM
5.3 Akses pasar produk
tersertifikasi SNI masih
rendah
5.3.1 Penguatan keberadaan
Etalase Digital Produk UMKM
ber SNI “Toko Mutu”.
5.3.2 Pemanfaatan akses
Kerjasama bilateral
6. Adanya Kebijakan
dan kewajiban untuk
melaksanakan
tanggungjawab social dan
lingkungan pada BUMN
6.1 Kolaborasi dengan
beberapa BUMN baru
bersifat parsial, belum massif.
Belum ada landasan
kebijakan Kementerian BUMN
untuk memperkuat daya
saiang UMKM melalui
penerapan SNI dalam
kegiatan TJSL .
6.1.1 Perlu ada pendekatan
kepada Kementerian BUMN
untuk mengeluarkan
kebijakan bagi BUMN dalam
program TJSL untuk
memfasilitasi penerapan SNI
pada UMKM binaannya
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 23
7. Meningkatnya jumlah
lembaga penilaian
kesesuaian yang
diakreditasi KAN untuk
mendukung kegiatan
penerapan standar
7.1 Ruang lingkup akreditasi
belum sepenuhnya
mendukung produk daerah
dan pertumbuhan jenis
usaha
7.1.1 Penguatan Kerjasama
dengan pemerintah daerah
& perguruan tinggi dalam
pengembangan LPK di
daerah
7.2 Skema sertifikasi produk
begitu beragam,
7.2.1 Akselerasi Penyusunan
dan penetapan skema
sertifikasi untuk penerapan
SNI sukarela , bekerjasama
dengan LPK, pelaku usaha,
dan ahli sesuai bidang .
8. BSN selaku notification
body and enquiry TBT WTO
sehingga Kepentingan
Indonesia di forum TBT WTO
dapat terakomodasi
8.1 Rendahnya
pemenuhan prinsip
transparansi oleh regulator
8.1.1 Audiensi ke Regulator
mendorong pemenuhan
prinsip transparansi oleh
regulator dan
pemanfaatan forum high
policy dialogue (national
task force for NTMS)
8.2 Regulasi yang
dinotifikasi sering
mendapat concern dari
negara anggota lain
8.2.1 Pemastian PBSN 7 dan
PBSN 8 tahun 2020 dan
pemenuhan perjanjian TBT yg
akan dinotifikasi
8.3 Rendahnya awareness
dan partisipasi stakeholder
(industri ) dalam
mengakses rancangan
regulasi teknis negara lain
nasional
8.3.1 Sosialisasi ePing ke
industri untuk optimalisasi
peran Enquiry Point
8.3.2 Dialog secara intensif
dan FGD rancangan RT
dengan KADIN dan APINDO
serta para asosiasi.
8.4 Kurangnya
penyediaan data dalam
memperjuangkan posisi
nasional termasuk isu
lingkungan dan
kesehatan
8.4.1 Penguatan fungsi
Analis Standardisasi BSN dan
kerjasama research (Riset
Pro, LPDP, Insinas,dll) untuk
mendukung posisi Indonesia
termasuk penanganan
dispute.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 24
9. Meningkatnya
pemanfaatan SPK dan GRP
dalam penyusunan Regulasi
teknis
9.1 Kurangnya
pemahaman regulator
dalam penyusunan
Analisis dampak regulasi
teknis dan tata cara
pengusulan PNRT
9.1.1 Capacity building
penyusunan analisis
dampak regulasi teknis,
skema penilaian
kesesuaian dan Regulasi
teknis berbasis SPK
9.2. Dukungan
ketersediaan LPK yang
terbatas dalam hal
pengujian
9.2.1 Kolaborasi program
Penguatan kompetensi
LPK guna mendukung
penerapan Regulasi
Teknis.
9.3 Masih banyaknya
kebingungan stakeholder
terkait informasi status
penerapan SNI dan
ketentuan pemberlakuan
SNI wajib
9.3.1 Penyusunan FAQ
informasi penerapan SPK
bagi stakeholder
10. Penguatan Peran
(STRACAP) dalam perjanjian
perdagangan bebas
dengan negara mitra
(bilateral, regional,
multilateral)
10.1. Masih terbatasnya
kompetensi SDM SPK
dalam penyiapan dan
analisi data untuk
memperkuat posisi
Indonesia
10.1.1 Peningkatan
capacity building SDM SPK
terkait perjanjian
perdagangan dan aturan
terkait lainnya.
10.2 lemahnya
komunikasi data dan
informasi penunjang
antar unit di BSN maupun
lintas K/L dalam
perumusan posisi DELRI
bidang SPK
10.2.1 Pemanfaatan ICT
dalam penyiapan,
pengelolaan data dan
informasi perjanjian
perdagangan
10.2.2 Pembentukan Tim
Internal BSN Penanganan
Pemenuhan Kewajiban
Internasional Bidang SPK
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 25
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II.1 PERENCANAAN STRATEGIS
II.1.1 VISI DAN MISI
adan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari satu kesatuan pemerintah Republik Indonesia yang harus
bekerja secara bersama-sama dan saling bersinergi dengan seluruh
Kementerian/Lembaga sesuai dengan tanggung jawab, tugas dan
kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bawah
kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan
visi Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18
Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024. Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Kementerian/Lembaga
(K/L) hanya memiliki 1 (satu) visi, yaitu visi Presiden Republik Indonesia 2020-2024 yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”. Hal ini berarti bahwa visi BSN harus selaras dengan visi Presiden
Republik Indonesia, sehingga visi BSN sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BSN
Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
VISI
“Badan Standardisasi Nasional yang Andal, Profesional, Inovatif, dan
Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk
Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.”
Secara umum, visi ini bermakna bahwa 5 (lima) tahun ke depan, semua upaya
strategis yang dilakukan BSN harus bermuara untuk menggerakkan sektor
pembangunan nasional melalui penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian
secara komprehensif dan terintegrasi untuk menciptakan produk Indonesia
terstandardisasi nasional dan berdaya saing global sehingga dapat turut serta dalam
mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
B
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 26
Presiden Republik Indonesia memiliki 9 (sembilan) misi yang dikenal dengan
Nawacita Kedua yang harus dilakukan dalam pembangunan Indonesia 5 (lima)
tahun (2020-2024) yaitu:
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia.
2. Penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing.
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Memajukan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
7. Perlindungan bagi segenap bangasa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga.
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
Dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN berkontribusi
secara langsung terhadap misi nomor 2, yaitu Penguatan Struktur Ekonomi yang
Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing. Oleh karena itu, misi Badan Standardisasi
Nasional yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 yaitu:
MISI
“Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing
melalui Pengelolaan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian”
Pengelolaan standardisasi dan penilaian kesesuaian ini meliputi tahapan :
1. Mengembangkan Standar Nasional Indonesia yang berkualitas dan responsif
terhadap perubahan,
2. Menyelenggarakan tata kelola penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
secara komprehensif dan menyeluruh,
3. Mengelola sistem akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan berorientasi
pada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta keberterimaan global.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 27
4. Mengelola standar nasional satuan ukuran untuk menjamin ketertelusuran
pengukuran nasional ke Sistem Internasional.
5. Mengelola sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian
kesesuaian berbasis modal manusia.
6. Menerapkan reformasi birokrasi BSN sesuai roadmap reformasi birokrasi nasional.
Mengacu pada misi BSN sebagaimana dijabarkan di atas, maka Deputi PSPK
menjalankan misi yang difokuskan pada Menyelenggarakan tata kelola penerapan
Standar Nasional Indonesia (SNI) secara komprehensif dan menyeluruh, yang
meliputi :
1. Mengembangkan kebijakan dan skema penerapan standar dan penilaian
kesesuaian selaras dengan kepentingan nasional dan ketentuan internasional;
2. Memastikan ketersediaan lembaga penilaian kesesuaian untuk mendukung
penerapan standar dan daya saing nasional;
3. Meningkatkan keterlibatan organisasi dan pelaku usaha untuk penerapan
standar dan penilaian kesesuaian dalam rangka penguatan daya saing
nasional;
4. Menguatkan peran dan keberterimaan standar dan penilaian kesesuaian di
forum nasional dan internasional;
5. Memastikan efektifitas penerapan standar dan penilaian kesesuaian
6. Meningkatkan tata kelola penerapan standar dan penilaian kesesuaian
7. Mengembangkan budaya standar dan penilaian kesesuaian;
8. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan budaya organisasi kedeputian.
II.1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan
mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis
strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan
kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga
untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai mengingat tujuan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 28
dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Tujuan Deputi bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian mengacu pada tujuan BSN pada Renstra BSN
Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
TUJUAN
Tujuan Indikator Tujuan
Terwujudnya produk Indonesia
terstandardisasi nasional dan
berdaya saing global
1. Ratio produk Indonesia ber-SNI yang
diterima di negara tujuan ekspor, dengan
target sd 2024 sebesar 20%.
2. Ratio standardisasi produk Indonesia,
dengan target sd 2024 sebesar 20%.
Dengan tujuan BSN tersebut kemudian diturunkan ke tujuan Deputi Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian sebagai berikut :
TABEL 2. 1 TUJUAN DAN INDIKATOR TUJUAN DEPUTI BIDANG PSPK 2020-2024
Tujuan Indikator Tujuan
Meningkatkan pemenuhan
produk terhadap SNI
Indeks pemenuhan produk terhadap SNI (rata-
rata), dengan target sd 2024 sebesar 70%.
Terlaksananya tata kelola SPK
di organisasi pemerintah
Index Penerapan Tata Kelola SPK dengan
target sd 2024 sebesar 2,4
Sasaran disini merupakan sasaran di lingkungan Deputi bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian selaku Unit Teknis di lingkungan BSN. Deputi Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dituntut agar dapat mengikuti
perkembangan dan dinamika di lingkungan BSN untuk meningkatkan kualitas,
produktivitas dan kinerja pelaksanaan fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja
Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian harus dapat dinilai dari
aspek ketepatan penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target
dan keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 29
Sasaran Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
mengacu pada sasaran yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 dan
Indikator Kinerja Utama BSN adalah sebagai berikut:
SASARAN
Sasaran Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian sesuai Renstra
BSN Tahun 2020-2024:
1. Meningkatnya daya saing produk Indonesia
2. Meningkatnya pemenuhan produk terhadap SNI
3. Tersedianya kebijakan SPK berbasis penelitian atau pengkajian
4. Diterapkannya SNI sesuai persyaratan penerapan
5. Diterapkannya tata Kelola SPK
6. Tersedianya SDM SPK yang kompeten
7. Terselenggaranya Reformasi Birokrasi BSN Menuju Birokrasi professional
II.2 PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan Pernyataan Kinerja atau Perjanjian Kinerja
antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan
pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja dimanfaatkan oleh
pimpinan instansi pemerintah untuk menilai keberhasilan organisasi pada akhir tahun.
Berikut adalah Perjanjian Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian Tahun 2021 berdasarkan sasaran, indikator kinerja dan target
(Tabel 2.2).
TABEL 2. 2 PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN
TAHUN 2021
Sasaran Indikator Kinerja Target
2021
1. Meningkatnya
kepatuhan produk
terhadap SNI
Persentase produk ber SNI 10%
Persentase peningkatan produk yang
sesuai dengan SNI
55%
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 30
Sasaran Indikator Kinerja Target
2021
2. Memastikan kebijakan
SPK dapat
memfasilitasi
penerapan SNI dan
penilaian kesesuaian
secara efektif
Persentase kebijakan penerapan SPK
yang menjadi acuan stakeholder
65%
Persentase rekomendasi kebijakan
penerapan SPK yang ditindaklanjuti
stakeholders
85%
3. Meningkatnya SNI
yang diterapkan untuk
daya saing produk,
penetrasi pasar dan
perlindungan
masyarakat dari aspek
K3L
Persentase SNI yang diterapkan oleh
pelaku usaha, organisasi, dan LPK
40%
4. Meningkatnya
keteraturan
penerapan tata kelola
Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian
yang baik di organisasi
pemerintah secara
optimal
Rata-rata tingkat maturitas penerapan
tata kelola SPK di instansi pemerintah
2,1 Rata-
rata tingkat
maturitas
5. Terwujudnya
penguatan
akuntabilitas BSN
Predikat akuntabilitas Deputi Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian
72 nilai (BB)
Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Deputi Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian pada tahun 2021 menetapkan sebanyak 5 (lima)
sasaran dimana setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai acuan untuk
mengukur keberhasilan atau kegagalan pada setiap pelaksanaannya.
Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Deputi Bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian melaksanakan 2 (dua) kegiatan
dalam 1 (satu) program. Adapun keseluruhan program dan kegiatan tersebut
termasuk output yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 31
A. Program Pengembangan Standardisasi Nasional melalui :
1. Kegiatan Peningkatan Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
(3561), yang terdiri dari KRO dan RO sebagai berikut:
a. Klasifikasi Rincian Output (KRO): Kebijakan Bidang Tenaga Kerja, Industri dan
UMKM (3561.PBK) dengan Rincian Output (RO) antara lain :
1) Skema Penerapan Standar (3561.PBK.001)
2) Harmonisasi Regulasi Berbasis SPK (3561.PBK.002)
3) Pengendalian Penerapan Standar (3561.PBK.003)
b. Klasifikasi Rincian Output (KRO): Forum (3561.PEB) dengan RIncian Output
(RO) : Sidang Komite TBT WTO (3561.PEB.001)
c. Klasifikasi Rincian Output (KRO): Konferensi dan Event (3561.PEG) dengan
Rincian Output (RO) antara lain :
1) Sidang ACCSQ, APWG dan Plenary (3561.PEG.001)
2) Sidang WG2 (3561.PEG.002)
3) Sidang RCEP, APEC/JRAC, FTA, dan Bilateral Indonesia
(3561.PEG.003)
d. Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Peningkatan Manajemen Lembaga
Pemerintahan (3561.UAI) dengan RIncian Output (RO) : Tata Kelola SPK
pada Organisasi Pemerintah (3561.UAI.001)
2. Kegiatan Peningkatan Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian (3558) dengan yang terdiri dari KRO dan RO, sebagai berikut
a. Sosialisasi dan Diseminasi ( 3558.PEF) dengan rincian output (RO) :
1) Promosi Standar dan Penilaian Kesesuaian (3558.PEF.001)
2) Sosialisasi kepada Penerap Standar Nasional Indonesia (3558.PEF.002)
B. Pelayanan Publik Lainnya (3558.QAH) dengan rincian RO :
1) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di
Surabaya (3558.QAH.001)
2) Pelayanan Publik Lainnya di Surabaya (3558.QAH.002)
3) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di Jawa
Barat (3558.QAH.003)
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 32
4) Pelayanan Publik Lainnya di Jawa Barat (3558.QAH.004)
5) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di Riau
(3558.QAH.005)
6) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di
Palembang (3558.QAH.007)
7) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di
Makassar (3558.QAH.009)
C. Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga (3558.QDB) dengan RO :
1) Bimbingan teknis kepada Lembaga Penilaian Kesesuaian
(3558.QDB.001)
D. Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat (3558.QDD)
1) Bimbingan teknis kepada Kelompok Masyarakat (3558.QDD.001)
E. Fasilitasi dan Pembinaan UMKM (3558.QDG)
1) Bimbingan teknis kepada UMKM (3558.QDG.001)
2) Fasilitasi dan Pembinaan Badan Usaha (3558.QDH.001)
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 33
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam
mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai
dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.
Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian berkewajiban
untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan
Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun
waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah
ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian kinerjanya, Deputi bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian telah melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan
yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas kegiatan
tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021.
III.1 CAPAIAN KINERJA
Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
organisasi. Untuk mewujudkan visi dan misi Lembaga yang mendukung visi dan misi
presiden, maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target
kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas
kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing
sasaran dan target yang terkait Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian yang direncanakan dalam Tahun 2021 berdasarkan Perjanjian Kinerja,
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
A
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 34
TABEL 3. 1 PENCAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN
TAHUN 2020
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
%
1. Meningkatnya
kepatuhan produk
terhadap SNI
Persentase produk ber SNI 10 % 11,57% 115,7%
Persentase peningkatan
produk yang sesuai dengan
SNI
55% 64% 116%
2. Memastikan
kebijakan SPK dapat
memfasilitasi
penerapan SNI dan
penilaian kesesuaian
secara efektif
Persentase kebijakan
penerapan SPK yang
menjadi acuan stakeholder
65% 96% 148%
Persentase rekomendasi
kebijakan penerapan SPK
yang ditindaklanjuti
stakeholders
85% 88 % 103%
3. Meningkatnya SNI
yang diterapkan
untuk daya saing
produk, penetrasi
pasar dan
perlindungan
masyarakat dari
aspek K3L
Persentase SNI yang
diterapkan oleh pelaku
usaha, organisasi, dan LPK
40% 41,02%
102 %
4. Meningkatnya
keteraturan
penerapan tata
kelola Standardisasi
dan Penilaian
Kesesuaian yang
baik di organisasi
pemerintah secara
optimal
Rata-rata tingkat maturitas
penerapan tata kelola SPK
di instansi pemerintah
2,1 2,1 100 %
5. Terwujudnya
penguatan
akuntabilitas BSN
Predikat akuntabilitas
Deputi Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian
Kesesuaian
72 nilai (BB)
75,75 105,2%
Rata-rata capaian 112%
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 35
Berdasarkan tabel 3.1 di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Deputi bidang
Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian untuk masing-masing sasaran yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut:
SASARAN 1 Meningkatnya kepatuhan produk terhadap SNI
TABEL 3. 2 CAPAIAN KINERJA SASARAN 1
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2020 Capaian 2021
Capaian s.d 2024
(kumulatif)
% Target Realiasi % *) Target %
capaian
Persentase produk
ber SNI
% - 10 11,57 115,7 20 100
Persentase
peningkatan produk
yang sesuai dengan
SNI
% 52 55 64,3 116 70 100
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya
pemenuhan produk terhadap SNI terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja yaitu persentase
peningkatan produk yang sesuai dengan SNI. Capaian kinerja untuk indikator kinerja
tersebut sebesar 116 %, dengan target 55 % dan tercapai 64,3%. Sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, BSN melakukan uji petik kesesuaian untuk memastikan
efektivitas penerapan SNI serta mengetahui manfaat dan kendala penerapan SNI
bagi penerap. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, BSN berkoordinasi dengan
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.
Dari pengamatan terhadap penggunaan Tanda SNI, pencantuman Tanda
SNI pada barang yang beredar di pasar dapat digolongkan menjadi 4 kelompok:
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 36
1. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha sesuai SPPT SNI yang
diberikan oleh BSN. Penerbitan SPPT SNI dengan memperhatikan hasil verifikasi
BSN terhadap sertifikat kesesuaian yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi
Produk (LSPro) yang telah diakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) sesuai
dengan ruang lingkup akreditasinya.
2. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha berdasarkan SPPT SNI
yang diberikan oleh BSN. Penerbitan SPPT SNI dengan memperhatikan hasil
verifikasi BSN terhadap sertifikat kesesuaian yang diterbitkan oleh Lembaga
Sertifikasi Produk (LSPro) yang telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
3. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha berdasarkan SPPT SNI
yang diberikan oleh regulator melalui LSPro yang diakreditasi KAN sesuai ruang
lingkup akreditasinya dan ditunjuk oleh regulator.
4. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha berdasarkan SPPT SNI
yang diberikan oleh regulator melalui LSPro ditunjuk olehnya.
Untuk melihat efektivitas penerapan SNI pada barang yang beredar di
pasar, maka dilakukan kegiatan uji petik . Pada tahun 2021, BSN berkoordinasi dan
bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pengawas Obat dan
Makanan, dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional melakukan kegiatan uji
petik di beberapa kota di Indonesia. Hasil Koordinasi menetapkan 8 (delapan)
kelompok produk yang akan disampling dan 2 (dua) SNI bidang jasa dan sistem.
Pengambilan sample dilakukan pada produk yang beredar di pasar dan e-
commerce. Sedangkan uji petik sistem dan jasa dilakukan dengan penyebaran
survey.
Pelaksanakan Uji petik mengacu pada panduan pelaksanaan kegiatan uji petik
tahun 2021. Panduan ini dimaksudkan agar pelaksana uji petik memiliki persepsi
yang sama dalam pelaksanaan monitoring produk beredar, teknik pengambilan
sampel, jenis sampel yang diambil, pengemasan dan pengiriman sampel. Oleh
karena itu sebelum pelaksanaan uji petik, BSN melakukan pembekalan kepada
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 37
pelaksana untuk menginformasikan mengenai panduan pelaksanaan dan
persiapan pelaksanaannya.
Panduan monitoring dan uji petik penerapan standar dan penilaian
kesesuaian yang disusun mencakup:
a. produk yang SNI-nya telah diberlakukan wajib, yaitu: tepung terigu, dan
b. produk yang SNI-nya diterapkan secara sukarela dan telah mendapatkan
sertifikat/Tanda SNI atau mencantumkan tanda SNI pada produk, yaitu: beras,
mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi, cookware, masker medis, dan masker
kain.
Kegiatan monitoring produk dan pengambilan sampel produk dilaksanakan
pada bulan Maret hingga Mei 2021 di 28 kota dan 12 kabupaten di Indonesia,
dengan total pengambilan sampel sebanyak 140 merek. Pada tahun 2021 uji petik
dilakukan dengan mengambil sanple secara langsung di pasar tradisional, pasar
modern, dan secara daring dengan melakukan pembelian sampel produk melalui
produsen dan e-commerce. Sampel produk uji petik berasal dari Kota Banda Aceh,
Kota Medan, Kota Bukittinggi, Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, Kota
Pekanbaru, Kota Jambi, Kabupaten Pringsewu, Kota Tangerang, Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Jakarta Utara, Kota Jakarta Barat, Kota
Jakarta Pusat, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Selatan, Kota Depok, Kota Bogor,
Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kabupaten Ungaran,
Kota Yogyakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sleman, Kabupaten Pacitan,
Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Jember, Kabupaten
Situbondo, Kota Pontianak, Kota Banjarmasin, Kota Bontang, Kota Banjarbaru, Kota
Makassar, Kabupaten Maros, Kota Mataram, dan Kota Ambon.
Tahapan pelaksanaan monitoring dan uji petik untuk SNI barang digambarkan pada
gambar 3.1
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 38
GAMBAR 3. 1 TAHAPAN PELAKSANAAN MONITORING DAN UJI PETIK SNI BARANG TAHUN 2021
Berdasarkan hasil uji petik barang tahun 2021 tingkat pemenuhan produk
terhadap persyaratan mutu dan penandaan SNI mencapai 64,3%, dimana target di
tahun 2021 sebesar 55% sehingga capaian dibandingkan dengan target sebesar
116%. Rekomendasi hasil uji petik 2021 telah disampaikan kepada stakeholder terkait
sebagai berikut :
1. Rekomendasi kepada Kementerian/Lembaga yang memiliki tupoksi
pengawasan untuk meningkatkan pengawasan Produk tepung terigu,
masker medis, dan masker kain
2. Rekomendasi kepada Kementerian/Lembaga terkait untuk melakukan
pembinaan kepada pelaku usaha produk tepung terigu.
3. Rekomendasi kepada unit kerja BSN terkait untuk melakukan kaji ulang SNI
untuk produk abon ikan, masker medis, dan masker kain, cookware dengan
mempertimbangkan kondisi di lapangan yg dihadapi oleh pelaku usaha,
4. Rekomendasi kepada KAN untuk mengevalusi kredibilitas dan kinerja LSPro
yg diakreditasinya dan mengambil tindakan lain yg diperlukan untuk
memastikan kredibilitas sertifikat yang diterbitkan terutama untuk ruang
lingkup akreditasi SNI produk beras, mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi,
cookware terhadap SNI.
5. Rekomendasi kepada Unit kerja BSN terkait untuk meningkatkan pembinaan
penerapan SNI bagi pelaku usaha terutama pelaku usaha yang
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 39
memproduksi beras, mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi, cookware,
masker medis, dan masker kain.
6. Rekomendasi kepada unit kerja BSN yang terkait untuk menganalisis
kesulitan pemenuhan persyaratan SNI beras, abon ikan, cat tembok emulsi,
masker medis, dan masker kain Meminta Bersama pelaku usaha terkait.
7. Peningkatan sosialisasi mengenai penandaan SNI ke pelaku usaha terutama
untuk produk tepung terigu, beras, mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi,
cookware, masker medis, dan masker kain.
8. Pemberian apresiasi kepada penerap SNI yang produknya memenuhi SNI
melalui surat dan promosi produk tepung terigu, beras, mi instan, abon ikan,
cat tembok emulsi, cookware, masker medis, dan masker kain.
9. Penyempurnaan perluasan pengambilan sample pelaksanaan uji petik untuk
SNI sektor jasa dan SNI Sistem manajemen, yang mencakup penerap standar
dan stakeholder penerima dampak dan manfaat penerapan standar jasa
dan sistem manajemen.
Dalam rangka peningkatan kinerja kegiatan uji petik, terdapat beberapa
pengembangan dan inovasi yang dilakukan pada tahun 2021, adalah:
7. Efisiensi dan efektifitas penyampaian rekomendasi hasil uji petik per produk.
Pelaksanaan Analisa tingkat efektifikas penerapan SNI per produk yang diambil
samplenya tanpa menunggu semua sample selesai diuji, dilanjutkan dengan
penyusunan dan penyampaian rekomendasi untuk disampaikan kepada
stakeholder untuk ditindaklanjuti.
8. Pemberian apresiasi kepada penerap SNI yang produknya memenuhi SNI
melalui surat dan promosi produk yang memenuhi SNI di media sosial BSN.
Uji petik penerapan SNI untuk bidang jasa dilakukan terhadap penerapan SNI
8152:2015 Pasar Rakyat dan untuk bidang sistem manajemen terhadap penerapan
SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) oleh organisasi/pelaku
usaha. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas penerapan SNI
8152:2015 Pasar Rakyat dan SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 40
(SMAP) dengan menggali manfaat penerapan SNI yang diperoleh organisasi/pelaku
usaha. Selain itu uji petik bidang jasa dan sistem ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi kendala penerapannya untuk penyusunan rekomendasi perbaikan
yang diperlukan kepda bagi stakeholder terkait.
Pelaksanaannya dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2021.
Kegiatan ini diawali dengan sharing knowledge aturan dan penerapan pasar rakyat
SNI 8152:2015 dan SNI ISO 37001 yang dihadiri perwakilan Kementerian/Lembaga,
KAN, dan narasumber ahli. Metode yang digunakan dalam uji petik SNI bidang
sistem dan jasa bersifat cross sectional, dengan pengumpulan data melalui
pengisian survei atau kuisioner oleh penerap SNI pasar rakyat dan SMAP dengan
media google form. Selanjutnya dilaksanakan penyebaran kuesioner ke para
penerap SNI pasar rakyat dan SMAP. Jumlah responden pasar rakyat sebanyak 4
penerap, sedangkan responden SMAP sebanyak 115 responden.
Tahapan pelaksanaan monitoring dan uji petik untuk SNI jasa dan sistem
digambarkan pada gambar 3.2.
GAMBAR 3. 2 TAHAPAN PELAKSANAAN MONITORING DAN UJI PETIK SNI JASA DAN SISTEM
TAHUN 2021
Hasil survei Uji petik terhadap penerapan terdapat manfaat yang dirasakan
oleh penerap SNI sebagai berikut :
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 41
Manfaat Penerapan SNI
Sistem Manajemen Anti Suap
Manfaat Penerapan SNI pasar Rakyat
Kemampuan yang lebih baik dalam
melakukan mitigasi risiko penyuapan.
Pasar lebih bersih dan tertata dengan
baik,,
Tindak lanjut terhadap laporan
penyuapan yang diterima dapat
ditangani dengan baik
Kemudahan dalam administrasi
pengelolaan pasar, termasuk
pengelolaan parkir;
Mampu untuk mendeteksi praktek
penyuapan
Peningkatan jumlah pengunjung;
Jumlah laporan penyuapan mengalami
penurunan
Peningkatan jumlah pendapatan
pengelola pasar
Siap diaudit oleh badan pemeriksa
keuangan yang independen setelah
mendapatkan sertifikat SNI ISO 37001
Peningkatan omset penjualan pedagang
Sedangkan kendala yang masih dirasakan baik oleh penerap SNI SMAP maupun SNI
Pasar rakyat secara umum :
1. Masih rendahnya keterlibatan dan kompetensi SDM dalam penerapan
kebijakan dan informasi terdokumentasi ;
2. Terbatasnya sumberdaya baik sumberdaya keuangan, jumlah SDM dan
infrastruktur;
3. Belum memadainya turunan Sistem dan peraturan perundangan terkait ;
4. Masih kurangnya kesadaran pihak eksternal yang terkait untuk mengikuti
aturan/sistem yang ditetapkan penerap SNI.
Untuk mengetahui tingkat efektivitas penerapan SNI bidang jasa dan sistem yang
lebih komprehensif kedepan akan dilakukan improvement pelaksanaan uji petik
dengan :
1) Pemantaan klarifikasi pengisian survey dengan zoom meeting
2) Perluasan responden survey yang terdiri atas penerap SNI, stakeholder
penerima dampak atau manfaat dari penerapan SNI
3) Penguatan basis data dan responden surevi melalui pengembangan aplikasi
bangbeni.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 42
SASARAN 2 Memastikan kebijakan SPK dapat memfasilitasi penerapan SNI
dan penilaian kesesuaian secara efektif
TABEL 3. 3 CAPAIAN KINERJA SASARAN 2
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2020 Capaian 2021
Capaian s.d 2020
(kumulatif)
% Target Realiasi % *) Target %
capaian
Persentase kebijakan
penerapan SPK yang
menjadi acuan
stakeholder
% 40 65 97 149 90 100
Persentase
rekomendasi kebijakan
penerapan SPK yang
ditindaklanjuti
stakeholders
% - 85 88 103 95 100
Jumlah Rata-rata 75 92,5 126 92,5 100
Pada tahun 2021 terdapat perubahan sasaran dan indicator dari tahun
sebelumnya. Sasaran dan indicator tahun 2020 adalah “tersedianya kebijakan SPK
berbasis penelitian atau pengkajian dengan indikator jumlah kebijakan”. Pada
tahun 2021 sasaran berubah menjadi memastikan kebijakan SPK dapat memfasilitasi
penerapan SNI dan Penilaian Kesesuaian secara efektif. Sasaran mengarah kepada
outcome yang ingin dicapai dan terdapat 2 (dua) indikator sasaran: yaitu :
1) Indikator 1 : Persentase kebijakan penerapan SPK yang menjadi acuan
stakeholder. Capaian indikator ini sebesar 149 % atau dari dari target yang
ditetapkan sebesar 65 % , realisasinya mencapai 97 %.
2) Indikator 2 : Persentase rekomendasi kebijakan penerapan SPK yang
ditindaklanjuti stakeholders. Capaian Indikator ini sebasar 105% atau dari target
yang ditetapkan sebesar 85 % realisasinya mencapai 90%.
Adapun kebijakan di lingkup Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian terdiri dari :
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 43
2.1 Persentase kebijakan penerapan SPK yang menjadi acuan
stakeholder
Kebijakan penerapan SPK adalah kebijakan SPK yang ditetapkan BSN dalan Perka
BSN dan Keputusan Kepala BSN dan Keputusan Deputi PSPK. Deputi Bidang PSPK
telah menetapkan kebijakan yang menjadi acuan stakeholder Pada Tahun 2021
sebanyak 76 kebijakan, dimana 74 kebijakan telah digunakan (acuan) oleh
stakeholder terkait (capaian 97%), sehingga perbandingan capaian dengan target
2021 (65%) adalah 149%.
Kebijakan yang telah ditetapkan dan telah menjadi acuan stakeholder adalah
sebagai berikut:
a. Kebijakan Skema Penilaian Kesesuaian
Pada tahun 2021 telah dikembangkan 30 skema untuk 67 SNI. Skema Penerapan SNI
yang telah ditetapkan menjadi PBSN dan menjadi acuan dalam lingkup akreditasi
Lembaga Penilaian kesesuaian adalah 28 skema untuk 61 SNI (Tabel 3.4),
TABEL 3. 4 DAFTAR PBSN SKEMA PENERAPAN SNI YANG DITETAPKAN TAHUN 2021
No. PBSN Tentang Jumlah
Skema
Jumlah
SNI
1 PBSN 20/2021 Perubahan PBSN 1/2019 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
Produk Karet dan Plastik
1 1
2 PBSN 26/2021 Perubahan Kedua PBSN 1/2019 tentang
Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI
sektor Produk Karet dan Plastik
1 2
3 PBSN 18/2021 Perubahan PBSN 4/2019 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
Peralatan Penanganan Material
2 2
4 PBSN 16/2021 Perubahan atas PBSN 7/2019 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
Kimia
1 6
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 44
5 PBSN 2/2021 Perubahan PBSN 11/2019 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
kaca dan keramik
1 1
6 PBSN 3/2021 Perubahan PBSN 1/2020 tentang skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
makanan dan minuman
1 1
7 PBSN 14/2021 Perubahan atas PBSN 4/2020 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
Jasa
1 1
8 PBSN 24/2021 Perubahan Kedua atas PBSN 4/2020 tentang
Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI
sektor Jasa
2 2
9 PBSN 13/2021 Perubahan atas PBSN 5/2020 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
Keantariksaan
1 1
10 PBSN 19/2021 Perubahan PBSN 13/2020 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
Logam dan Produk Logam
2 5
11 PBSN 27/2021 Perubahan Kedua PBSN 13/2020 tentang
Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI
sektor Logam dan Produk Logam
1 18
12 PBSN 5/2021 Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI
sektor peralatan dan produk penanganan
kesehatan
7 8
13 PBSN 6/2021 Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI
sektor elektroteknika, telekomunikasi dan
produk optik
5 10
14 PBSN 17/2021 Perubahan PBSN 6/2021 tentang Skema
penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor
Elektroteknika, Telekomunikasi, dan Produk
Optik
1 1
15 PBSN 15/2021 Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI
sektor Peralatan dan Permesinan
1 2
JUMLAH
28 61
b. Kebijakan Penunjukkan Lembaga Penilaian Kesesuaian
Penunjukkan Lembaga Sertifikasi Produk pada tahun 2021 sebanyak 11 LSPro
berdasarkan Surat Keputusan Kepala BSN. Kebijakan penunjukkan LSPro dapat
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 45
dilakukan apabila belum ada LSPro terakreditasi KAN memiliki ruang lingkup untuk SNI
tertentu. Selain itu LSPro yang ditunjuk harus memiliki komitmen dan kemampuan
dapat diakreditasi dalam waktu maksimum 2 tahun. Apabila memenuhi syarat ini,
maka LSPro yang ditunjuk dapat melakukan sertifikasi SNI tertentu yang ditetapkan.
Berikut daftar SK Kepala BSN untuk Penunjukkan LS Pro pada Tabel. 3.5
TABEL 3. 5 DAFTAR KEPUTUSAN KEPALA BSN MENGENAI PENUNJUKKAN LSPRO PADA TAHUN 2021
No. LSPro Ruang Lingkup
SK Ka. BSN
(Penunjukkan
LSPro)
Masa berlaku
(2 tahun)
1 LSPro Balai Teknologi
Polimer (STP) – BPPT
(LSPr-044-IDN)
SNI 19-4377-1996, Plastik
polietilena untuk
mengemas
SK No.
22/KEP/BSN/2/
2021
15 Februari
2021 s/d 14
Februari 2023
2 LSPro Balai Teknologi
Polimer (STP) – BPPT
(LSPr-044-IDN)
SNI ISO 10282:2017,
Sarung tangan karet steril
untuk keperluan bedah
sekali pakai - Spesifikasi
SNI ISO 11193-1:2010,
Sarung tangan untuk
pemeriksaan medis sekali
pakai – Bagian 1:
Spesifikasi untuk sarung
tangan terbuat dari
lateks atau larutan karet
SNI ISO 11193-2:2010,
Spesifikasi untuk sarung
tangan terbuat dari PVC
untuk pemeriksaan medis
sekali pakai.
SK No.
152/KEP/BSN/5
/2021
6 Mei 2021
s/d 5 Mei
2023
3 LSPro PT Sucofindo
ICS
(LSPr-022-IDN)
SNI 8679-1:2018, Sarana
kincir pada budidaya
ikan – Bagian 1: Kincir 1
phase
SK No.
148C/KEP/BSN
/5/2021
5 Mei 2021s/d
4 Mei 2023
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 46
No. LSPro Ruang Lingkup
SK Ka. BSN
(Penunjukkan
LSPro)
Masa berlaku
(2 tahun)
SNI 8679-2:2018, Sarana
kincir pada budidaya
ikan – Bagian 2: Kincir
berangkai
4 LSPro Balai Teknologi
Polimer (STP) – BPPT
(LSPr-044-IDN)
SNI 8887:2020,
Polietilena massa jenis
tinggi dengan klasifikasi
PE 100 untuk aplikasi pipa
penyaluran bahan bakar
gas
SK No.
234/KEP/BSN/7
/2021
9 juli 2021 s/d
8 Juli 2023
5 LSPro PT IAPMO
Group Indonesia
(LSPr-054-IDN)
SNI 7033:2020,
Spesifikasi galvanisasi
celup panas (Hot dip
galvanized) pada produk
besi dan baja
SK No.
263/KEP/BSN/7
/2021
19 Juli 2021
s/d 18 Juli
2023
6 LSPro PT IAPMO
Group Indonesia
(LSPr-054-IDN)
SNI 7531:2009,
Alat pengolah air
dengan membran ultra
SK No.
264/KEP/BSN/7
/2021
19 Juli 2021
s/d 18 Juli
2023
7 LSPro Balai Besar
Industri Agro –
Kementerian
Perindustrian
(LSPr-010-IDN)
SNI 8906:2020, Remah roti
SNI 01-3723-1995, Sohun
SK No.
332/KEP/BSN/8
/2021
16 Agustus
2021 s/d 15
Agustus 2023
8 LSPro PT IAPMO
Group Indonesia
(LSPr-054-IDN)
SNI 8679-1:2018, Sarana
kincir pada budidaya
ikan – Bagian 1: Kincir 1
phase
SNI 8679-2:2018, Sarana
kincir pada budidaya
SK No.
459/KEP/BSN/1
0/2021
11 Oktober
2021 s/d 10
Oktober 2023
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 47
No. LSPro Ruang Lingkup
SK Ka. BSN
(Penunjukkan
LSPro)
Masa berlaku
(2 tahun)
ikan – Bagian 2: Kincir
berangkai
9 LSPro PT IAPMO
Group Indonesia
(LSPr-054-IDN)
SNI 7504:2011, Spesifikasi
material fiberglass
reinforce plastic unit
instalasi pengolahan air
SK No.
460/KEP/BSN/1
0/2021
11 Oktober
2021 s/d 10
Oktober 2023
10 LSPro Balai Besar
Industri Agro –
Kementerian
Perindustrian
(LSPr-010-IDN)
SNI 8370:2018, Keripik
buah
SK No.
506/KEP/BSN/1
1/2021
15 November
2021 s/d 14
November
2023
11 LSPro PT IAPMO
Group Indonesia
(LSPr-054-IDN)
SNI 8640:2018, Spesifikasi
bata ringan untuk
pasangan dinding
SK No.
529/KEP/BSN/1
1/2021
19 November
2021 s/d 22
November
2023
c) Kebijakan Program Regulasi Teknis (PNRT)
Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) diusulkan oleh Kementerian/Lembaga
yang memiliki kewenangan dalam pemberlakuan SNI secara wajib. Mekanisme
PNRT sesuai PBSN No 7 Tahun 2020 diuraikan pada Gambar 3.3.
GAMBAR 3. 3 MEKANISME PNRT SESUAI PBSN NO.7 TAHUN 2020
Pada tahun 2021, BSN menerima 155 usulan rencana PNRT terdiri dari 152 SNI
dan 3 non SNI untuk dapat ditetapkan menjadi wajib pada tahun 2022.
Berdasarkan Penelaahan terhadap validitas SNI, kesiapan Lembaga penilaian
Pengajuan Rencana PNRT
Penelaahan PNBRT
Konsuktasi Publik rencana PNRT
Penetapan & Publikasi PNRT
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 48
kesesuaian, pelaku usaha, potensi duplikasi dengan regulasi yang telah
berlaku dan pertimbangan analisis dampak regulasi, maka diterbitkan 25
Rekomendasi untuk diusulkan masuk kedalam PNRT 2022, yaitu usulan PNRT
dari Batan-Brin, BIG dan Kementerian Perindustrian. Sementara 127 usulan PNRT
(18 usulan ESDM dan 109 usulan kementerian Pertanian) masing masing masih
dalam tahap koordinasi dan konfirmasi.
Rencana pemberlakuan SNI secara wajib tahun 2022 tersebut telah
ditayangkan pada website BSN untuk memperoleh masukan dari pihak-pihak
yang berkepentingan, terhitung tanggal 28 Oktober sampai 28 November
2021. Kemudian diperpanjang sampai dengan 24 Desember 2021 karena
adanya usulan tambahan dari Kementerian Pertanian .
Rincian PNRT dapat dilihat pada tabel 3.6 dan Penetapan 25 SNI dalam PNRT
2022 dapat dilihat pada Lampiran 3.
TABEL 3. 6 RENCANA PNRT 2022
No. K/L Pengusul
PNRT 2022
Jumlah
Keterangan Usulan
PNRT
Rencana
PNRT
PNRT(lanjutan)
2020-2021
1 BATAN-BRIN 1 SNI 1 SNI -
2 BIG 1 SNI 1 SNI -
3 Kementerian ESDM 18 SNI Tahap
koordinasi
7 SNI telah diberlakukan
wajib melalui Permenprin
no 25/2018
11 dalam tahap
koordinasi ESDM dan
kemenprin
4 Kementerian
perindustrian
23 SNI
3 Non SNI
23 5 Non SNI = CPPOB, GMP
Produk kemasan Plastik
daur Ulang san Ban
Vulkanisir
5 Kementerian
Pertanian
109 Tahap
konfirmasi
Usulan pada masa
tanggapan Rencana
PNRT, perpanjanagan s.d
24-12-2021
Total 155 25 5 PNRT 2022 ditetapkan
akhir Desember 2021
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 49
Dalam tahap konsultasi publik terdapat beberapa masukan dari stakeholder
terkait pelumas; kualifikasi dan sertifikasi personil UTR (Uji Tak Rusak) Level I dan
II dan telah dilakukan koordinasi dengan pihak terkait. Hasil koordinasi terkait
PNRT terkait produk pelumas melihat adanya potensi duplikasi regulasi,
mengingat dalam aturan UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja bahwa
penerbitan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) pelumas berada dalam
kewenangan ESDM untuk), sedangkan persyaratan pemenuhan standar
terdapat dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 9 tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan/atau Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Perindustrian. Selain itu saat ini sekretariat
komite teknis pengembangan SNI pelumas ada di Kementerian ESDM. Kedua,
Kementerian Perindustrian telah memberlakuan SNI secara wajib telah
dilakukan untuk 7 SNI pelumas kendaraan bermotor melalui Permenperin No.
25 Tahun 2018. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, BSN menyiapkan legal
brief yang akan digunakan dalam koordinasi lebih lanjut di tahun 2022.
Usulan PNRT non SNI dari Kementerian Perindustrian tidak dapat masuk dalam
PNRT karena diluar cakupan dalam PBSN 7 tahun 2020. Usulan PNRT hanya
berlaku untuk SNI yang akan diberlakukan secara wajib.
Terkait usulan Kementerian Pertanian terhadap 109 SNI diberlakukan secara
wajib dalam rangka pelaksanaan UU No 22 tahun 2019 tentang pertanian
berkelanjutan, namun berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa ada
beberapa SNI yang diusulkan bukan merupakan SNI termutakhir dan ruang
lingkup akreditasi Lembaga penilaian kesesuaian (LPK) saat ini masih sedikit
untuk mendukung kegiatan penilaian kesesuaian SNI yang diusulkan. BSN telah
menyampaikan analisis tindak lanjut terhadap usulan PNRT tersebut.
Selanjutnya, Kementerian Pertanian akan melakukan koordinasi pada tahun
2022 dan akan mengajukan judul SNI segera setelah penetapan prioritas SNI
alat mesin pertanian yang akan diwajibkan.
d) Kebijakan masa Transisi SNI
Untuk memastikan bahwa SNI sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan, maka minimal setiap 5 (lima) tahun sekali dilakukan
kegiatan pemeliharaan SNI melalui kaji ulang. Rekomendasi Hasil kaji ulang
berupa perlunya SNI baru, revisi SNI dan Abolisi SNI. Terkait dengan SNI revisi
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 50
maka perlu ditetapkan masa transisi penerapannya guna untuk memberikan
ruang kepada penerap SNI untuk melakukan penyesuaian terhadap
perubahan persyaratan SNI. Pertimbangan Penentuan masa transisi pada SNI
revisi didasarkan pada jumlah penerap SNI, signifikansi perbedaan SNI lama
dan SNI baru, serta kesiapan sarana prasarana dari penerap SNI. Tahapan
penetapan masa transisi SNI sebagai berikut :
Sampai dengan tahun 2021, total SNI revisi yang dibahas sebanyak 579 SNI,
terdiri dari SNI revisi penetapan tahun 2017 sebanyak 148 SNI, tahun 2018
sebanyak 106 SNI, tahun 2019 sebanyak 145 SNI, tahun 2020 sebanyak 110 SNI dan
SNI tahun 2021 sebanyak 70 SNI. Adapun gambaran dari hasil pembahasan masa
transisi serta jumlah SNI yang belum dibahas, dapat dilihat pada gambar
Perkembangan Data SNI Revisi s.d Tahun 2021.
GAMBAR 3. 4 PERKEMBANGAN DATA SNI REVISI S.D TAHUN 2021
Pada tahun 2021 diterbitkan 10 (sepuluh) keputusan kepala BSN tentang
Penetapan Masa Transisi SNI Revisi Tahun 2021. Hal ini sesuai dengan target yang
diharapkan yaitu adanya 10 kebijakan berbasis penelitian dalam rangka
penetapan masa transisi SNI sukarela, sehingga seluruh capaian di tahun 2021
untuk kegiatan masa transisi SNI revisi 100% terpenuhi.
Identifikasi SNIPemetaan
jumlah penerap SNI
Analisis signifikasi
perubahan SNI
Pembahasan (rapat
koordinasi)
Penetapan masa transisi
37 579
SNI yang belum dilakukanpembahasan
SNI Revisi Tahun
Penetapan :
2017 : 148 SNI
2018 : 106 SNI
2019 : 145 SNI
2020 : 110 SNI
2021 : 70 SNI
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 51
TABEL 3. 7 KEBIJAKAN BERBASI PENELITIAN
No. Kepka BSN Penetapan masa transisi SNI Tahun
2021
Ruang Lingkup
1. 287/KEP/BSN/7/2021 – Penetapan 8( delapan)
SNI Revisi Tidak memiliki masa transisi Tahun 2021
Uji tak rusak, Manajemen
lingkungan, Pompa air
2. 397/KEP/BSN/9/2021 – Pencabutan 10 (sepuluh)
SNI yang direvisi
Perikanan Tangkap
3. 398/KEP/BSN/9/2021 – Penetapan 19 (Sembilan
belas) Masa Transisi SNI revisi Tahun 2021
Kimia Pembersih, Tekstil,
Makanan, Produk Perikanan
4. 400/KEP/BSN/9/2021 – Penetapan 4(empat)
Masa Transisi SNI Revisi Tahun 2021
Kelistrikan , Furniture
5. 401/KEP/BSN/9/2021 – Pencabutan 3 (tiga) SNI
yang direvisi
Kimia Pembersih, Tekstil,
Produk Perikanan non
Pangan
6. 402/KEP/BSN/9/2021 – Pencabutan 6 (enam) SNI
yang direvisi
Perikanan Tangkap
7. 462/KEP/BSN/10/2021 – Penetapan 21 (dua
puluh satu) Masa Transisi SNI Revisi tahun 2021
Kimia Bahan, Konstruksi,
kelistrikan, Geografi,
Permesinan
8. 470/KEP/BSN/10/2021 – Penetapan 8 (delapan)
Masa Transisi SNI Revisi tahun 2021
Minuman, Tekstil
9. 468/KEP/BSN/10/2021 – Pencabutan 6 (enam)
SNI
Peternakan, Geografi,
Fotovoltaik
10. 507/KEP/BSN/11/2021 – Penetapan 9 (Sembilan)
Masa Transisi SNI Revisi Tahun 2021
Peternakan, Permesinan,
Alat Kesehatan, material,
Kelistrikan, Kimia Lingkungan
2.2 Persentase rekomendasi kebijakan penerapan SPK yang
ditindaklanjuti stakeholders
Rekomendasi kebijakan penerapan SPK adalah rekomendasi hasil kajian penerapan
SPK yang mencakup fasilitasi penerapan SNI oleh organisasi, pelaku usaha dan LPK,
pengendalian penerapan SPK, regulasi teknis berbasis SPK dan Spesifik Trade
Concern (STC) , serta ketentuan STRACAP dalam perjanjian dan atau perundingan
internasional
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 52
Target rekomendasi kebijakan SPK yang di tindaklanjuti adalah 85% dengan realisasi
88 % persen atau 105% tercapai.
Rekomendasi kebijakan penerapan SPK yang ditindaklanjuti stakeholder adalah
sebagai berikut:
1. Rekomendasi hasil fasilitasi penerapan SNI yang dilakukan BSN yang
ditindaklanjuti oleh organisasi dan pelaku usaha termasuk UMKM.
Dalam meningkatkan penerapan SNI oleh pelaku usaha, Deputi bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian mempunyai kebijakan dalam pendekatan fasilitasi
untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), industri dan organisasi. Untuk UMKM
dan industri, fasilitasi penerapan SNI berorientasi kepada penerapan SNI Produk.
Pada tahun 2021, dari 150 UMKM yang dibina, terdapat 61 UMKM yang
direkomendasikan untuk diberikan fasilitasi dalam sertifikasi SNI. Rekomendasi
kebijakan fasilitasi sertifikasi SNI dengan mempertimbangkan komitmen UMKM dan
kebutuhan pasar yang mempersyaratkan SNI dalam transaksi pasarnya. Daftar
UMKM yang difasilitasi sertiifkasi SNI tahun 2021 seperti dalam Tabel 3.8.
TABEL 3. 8 DAFTAR FASILITASI KEPADA UMK DALAM PENERAPAN DAN SERTIFIKASI SNI
No Nama Produk Propinsi
1 CV Zanada Corporation Keripik tempe Jawa Barat
2 Batik Jambi Zhorif Batik Cap Jambi
3 PT Top Tekno Indo Insinerator Jawa Barat
4 CV Be Clean Deterjen cuci cair untuk
pakaian
Sulawesi Selatan
5 CV Armet Agro sari buah mengkudu Jawa Timur
6 PT Bala Adity Pakuaty Keripik tempe Jawa Timur
7 CV Kuliner Makmur Sejahtera Rendang Daging Sapi Sumatera barat
8 CV Bolu Ketan Mendut Biskuit Jawa Timur
9 PT Tatuis Cahaya Internasional Masker dari Kain Tipe A Jawa Barat
10 PT. Teddy Nem Family Air Mineral Jawa Timur
11 CV Putra Mataram Cocoa powder Sulawesi Barat
CV Putra Mataram Cocoa powder Sulawesi Barat
12 UMKM Pawon Narasa Eggroll gluten free Jawa Barat
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 53
13 Baby Fynsass Masker dari Kain Tipe A Jawa Barat
14 UMK Kawah Dempo Kopi bubuk Sumatera
Selatan
15 CV Bola Dunia Kopi bubuk Sumatera
Selatan
16 CV Kusuma Karya Sejahtera Pakaian bayi Jawa Barat
17 CV Sundoro Indonesia Mi basah Jawa Tengah
18 PT Radiator Spring Indonesia speedometer panel DI Yogyakarta
19 CV. Wilbi Madu Riau
20 Koperasi Rumbio Jaya Stel
Alat panen kelapa sawit
dodos
Riau
Koperasi Rumbio Jaya Stel Egrek Riau
21 UD Muji Jaya minyak goreng sawit Jawa Timur
22 PT Relev Global Teknologi Sepeda Listrik (modul kits) DI Yogyakarta
PT Relev Global Teknologi Sepeda Listrik (modul kits) DI Yogyakarta
23 PT Kampung COKLAT Blitar Coklat Jawa Timur
24 Unit Pengolahan Ikan Pempek
Syamil Pempek ikan rebus beku
Sumatera
Selatan
25 CV Mutiara Madu Kuansing Madu Riau
26 UD Bawadi Foods Kopi bubuk Aceh
27
UKM Torani Sumber Makmur Otak-otak Ikan Jawa Barat
UKM Torani Sumber Makmur Siomay ikan Jawa Barat
UKM Torani Sumber Makmur Bakso ikan Jawa Barat
28 Unit Pengolahan Ikan Cek Molek Pempek ikan rebus beku Sumatera
Selatan
29 Bumdes Gattareng Matinggi Pempek ikan rebus beku Sulawesi Selatan
30 PT Siki Coffee Berkah Alam Kopi bubuk Jawa Barat
31 UD SANG BAYU Kerajinan Tangan Sulawesi Utara
32 PT. Emasindo Tirta Berjaya Air Demineral Kep. Riau
33 CV. Tirta Dewi Kuningan Minuman Serbuk Jahe Kopi
dan Jahe Merah
Jawa Barat
34 PT. Citra Roepa Rasa Bumbu Instan Jawa Barat
35 CV. Rumah Mesin Mesin Pertanian DI Yogyakarta
CV. Rumah Mesin Mesin Pertanian DI Yogyakarta
36 PT. Entri Jaya Makmur Tempat tidur pasien Jawa Tengah
37 CV. Berkah Mujahid Air Demineral Maluku Utara
38 GOMBARA Bakso ikan Sulawesi Selatan
39
Koperasi Produsen petani kopi
tana toraja Kopi bubuk Sulawesi Selatan
Koperasi Produsen petani kopi
tana toraja Kopi bubuk Sulawesi Selatan
40 PT. Dharma Mitra Mandiri Garam konsumsi
beryodium
Riau
41 PT Menuju Warga Raharja Air Mineral Surabaya
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 54
42 Unit Pengolahan Ikan Rafins
Snack
Abon Ikan Lampung
43 Perkumpulan Wanoja Biji Kopi Jawa Barat
44 CV. RATU LUWAK Kopi bubuk Lampung
45 Koperasi Bina Masyarakat Batik
Tegalan
Masker dari Kain Tipe A Jawa Tengah
46 UMKM Nasa Boga Siomay ikan Jawa Barat
Bakso Ikan
47 PT. Trooper Andalan Hebat
Sejahtera
Helm Jawa Tengah
48 Alishamarsya Konveksi sarung bantal dari
kain songket palembang
Sumatera
Selatan
49 CV. INA NDAO Kain Tenun Ikat dan Tenun
Buna NTT
NTT
50 CV. Sentosa Andalan Wurmb Gula Aren Jawa Barat
51 PT. Lankah Hijau Bersama Mie basah, mie kering,
granola
Riau
52 PT. PRIMERA PANCA DWIMA Remah Roti Jawa Barat
53 UD. Sumatra Jaya minyak goreng sawit Sulawesi Selatan
54 IR & IR Songket Melayu Deli Kain Songket Deli Sumatera
Selatan
55 CV Jaya Maju Mandiri minyak goreng sawit Sumatera
Selatan
56 CV. Katong Punya Minyak Kayu Putih Maluku
57 CV Jasmine Gula Aren Sumatera
Selatan
58 CV Bio Smiley Fiberindo
Spesifikasi material
fiberglass reinforced plastic
unit instalasi pengolahan
air
Jawa Timur
59 Rumah Batik Andalan Batik Cap Riau
60 CV Jogja Mastercraft Jam tangan kayu DI Yogyakarta
61 Puta Dino Kayangan
Produk Tekstil dan Pakaian
- Kain Tenun Tradisional
Tidore
Ternate
Selain kepada UMK, kebijakan fasilitasi pendampingan penerapan SNI juga
diberikan kepada organisasi. Fasilitasi penerapan SNI pada organisasi diutamakan
pada SNI yang dapat membantu organisasi memberikan pelayanan publik secara
prima dan berintegritas. Pada tahun 2021, SNI yang diterapkan oleh organisasi
meliputi SNI ISO 37001, SNI ISO 9001, SNI Pengelolaan Pariwisata Alam, SNI ISO 35001,
SNI ISO 21001 dan SNI Pasar Rakyat. Ada 20 organisasi dan industri yang didampingi
BSN berhasil memperoleh sertiifkasi SNI. Daftar 20 organisasi dan industri yang berhasil
menerapkan SNI seperti dalam Tabel 3.9.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 55
TABEL 3. 9 DAFTAR FASILITASI KEPADA ORGANISASI DAN INDUSTRI DALAM PENERAPAN SNI
No Nama Organisasi/Industri SNI Yang Tersertifikasi Provinsi 1 BBKB Yogyakarta SNI ISO 37001-2016 : SMAP DIY
2 PT Pos Indonesia SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Barat
3 Universitas Marwadewa SNI ISO 21001-2018 : SMOP Bali
4 Inspektorat Bogor SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Barat
5 BKKBN Jatim SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Timur
6 KJRI Sydney SNI ISO 37001-2016 : SMAP dan SNI
ISO 9001:2015 : SMM Australia
7 BBLM SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Barat
8 OJK SNI ISO 37001-2016 : SMAP DKI Jakarta
9 Stikes Al Insyirah SNI ISO 21001-2018 : SMOP Riau
10 Pasar Gunung Batu SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat
11 Pasar Cisalak SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat
12 Pasar Sukatani SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat
13 Pasar Tugu SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat
14 Balitvet SNI ISO 35001-2019: SMBL Lampung
15
BPSDM
SNI ISO 37001-2016 : SMAP, SNI ISO
21001-2018 : SMOP dan SNI ISO
21001-2018 : SMOP
Maluku
16 DPMPTSP SNI ISO 37001-2016 : SMAP dan SNI
ISO 9001:2015 : SMM Maluku
17 PT Krakatau Daya Listrik SNI ISO 37001-2016 : SMAP Banten
18
PT. Krakatau Hoogovens
Internasional Pipes (KHI) SNI ISO 37001-2016 : SMAP Banten
19 PT Maesindo
SNI EN 14683+AC-2019 (2020) :
Masker Medis DIY
20 PT Sansan Saudaratex Jaya SNI 8914-2020 : Masker Kain Jawa Barat
21
PT MSI
SNI EN 12806-2015 : Komponen
otomotif untuk penggunaan bahan
bakar LPG
Banten
22 PT Primera Panca
SNI 8906-2020 : Produk remah roti
(Breadcrumbs) Jawa Barat
23 PT Kilang Nabati Terpadu
SNI 7709-2019 : Minyak Goreng
Sulawesi
Selatan
24 PT Multi Klin Nusantara
SNI 4594-2017 : Detergen Serbuk
Sulawesi
Selatan
Untuk mendukung UU Cipta Kerja, Deputi bidang PSPK menetapkan
kebijakan untuk melakukan Pembinaan SNI Bina UMK kepada Usaha Mikro dan
Kecil (UMK) untuk kategori risiko rendah melalui aplikasi SNI Bina UMK, sehingga
UMK Indonesia bisa naik kelas dan berdaya saing. Dalam melakukan
pembinaan ini, Deputi bidang PSPK juga menetapkan Kebijakan untuk
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 56
Penguatan Kolaborasi dengan berbagai institusi Pembina UMK dalam
pendampingan penerapan SNI Bina UMK berbasis OSS RBA. Kolaborasi dengan
instituasi Pembina UMK ini mencakup fasilitasi sertifikasi SNI, pemanfaatan
tenaga penyuluh/pendamping UMK di masing-masing wilayah baik dari
pemerintah daerah, komunitas Pembina UMK, perguruan tinggi dan BUMN.
Untuk lebih meningkatkan awareness pemerintah daerah, organisasi dan
pelaku usaha pada Standar dan penilaian kesesuaian, Deputi bidang PSPK
menetapkan kebijakan Penguatan Kantor Layanan Teknis (KLT) berorientasi
kebutuhan pemerintah daerah dan produk unggulan di wilayah KLT dan
daerah sekitar. Kebijakan ini diharapkan signifikansi SKP dapat dipahami
pemerintah daerah, dan produk unggulan daerah serta produk UMK mampu
bersaing di pasar nasional dan global. Salah satu upaya untuk memasarkan
produk UMK yang sudah berSNI, Deputi bidang PSPK memperkuat Platform
digital etalase digital produk UMK berSNI. Platform digital ini diharapkan dapat
memberikan ruang sebagai sarana promosi bagi UMKM sehingga dapat
meningkatkan akses pasarnya lebih luas lagi.
2. Rekomendasi penerapan SNI bidang PK yang ditindaklanjuti Lembaga
Penilaian Kesesuaian.
Untuk memperkuat ketersediaan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) dalam
mendukung kegiatan penilaian kesesuaian terhadap barang/jasa di wilayah
Indonesia, Deputi Bidang PSPK menetapkan kebijakan Fasilitasi LPK berbasis
produk unggulan daerah dan Sektor Usaha . Agar program fasilitasi LPK dapat
dilaksanakan tepat sasaran, Deputi PSPK melakukan identifikasi dan
memetakan dukungan ruang lingkup Lembaga Penilaian Kesesuaian terhadap
produk unggulan daerah dan pengembangan usaha di 24 Provinsi di Indonesia
mengacu pada dokumen Rencana Pengembangan Induk Provinsi (RPIP).
Analisis Dukungan LPK dilakukan :
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 57
Pertama, Analisis dukungan LPK untuk mendukung produk unggulan daerah
dilakukan dengan membandingkan ketersediaan ruang lingkup LPK di suatu
provinsi dengan produk unggulan daerah pada setiap Provinsi.
Kedua, Analisis dukungan LPK dalam mendukung pengembangan usah di
setiap provinsi dilakukan melakukan identifikasi dukungan ruang lingkup LPK
terhadap sektor usaha sesuai RPIP daerah.
Adapun hasil analisis penghitungan dukungan LPK terhadap produk unggulan
daerah diperoleh rasio 0,57 (Gambar 3.5). Sementara rasio dukungan ruang
lingkup LPK terhadap sektor usaha berdasarkan data Rencana Pengembangan
Induk Provinsi (RPIP) di 24 Provinsi sebesar 0,5 (Gambar 3.6). Hal ini menunjukkan
belum seluruh provinsi memiliki dukungan LPK, baik LS Produk maupun
Laboratorium penguji untuk melakukan penilaian kesesuaian terhadap produk
unggulan daerah maupun untuk mengantisipasi pengembangan usaha sesuai
RPIP daerah.
GAMBAR 3. 5 GRAFIK RASIO DAYA DUKUNG LPK TERHADAP PRODUK UNGGULAN DAERAH
RASIO 0.57
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 58
GAMBAR 3. 6 GRAFIK RASIO DAYA DUKUNG LPK TERHADAP SEKTOR USAHA
Pada tahun 2021 Deputi Bidang PSPK BSN memberikan fasilitasi pada 29 (dua
puluh sembilan) Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), baik milik pemerintah
maupun swasta baik wilayah barat Indonesia maupun Timur Indonesia. Sebaran
wilayah fasilitasi LPK dapat dilihat pada Gambar 3.7.
GAMBAR 3. 7 SEBARAN WILAYAH FASILITASI LPK TAHUN 2021
Target kebijakan fasilitasi LPK adalah LPK siap diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN). Pada tahun 2021 terdapat 7 (tujuh) LPK binaan yang telah selesai
RASIO 0.5
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 59
dilakukan fasilitasi dan direkomendasikan untuk segera mengajukan akreditasi KAN,
sebagaimana Tabel 3. 10.
TABEL 3. 10 LPK BINAAN BSN YANG TELAH SELESAI PROSES FASILITASI TAHUN 2021
No. Nama LPK Skema Akreditasi Referensi Standar
1 Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Lampung
Lembaga Sertifikasi
Organik
SNI ISO/IEC 17065:2012
2 Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Tengah
Lembaga Sertifikasi
Organik
SNI ISO/IEC 17065:2012
3. Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Bali
Lembaga Sertifikasi
Organik
SNI ISO/IEC 17065:2012
4. UPT. PSMB Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi
Sulawesi Tengah
Lembaga Sertifikasi
Produk
SNI ISO/IEC 17065:2012
5. BPSMB Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi
Gorontalo
Lembaga Sertifikasi
Produk
SNI ISO/IEC 17065:2012
6. Lembaga Sertifikasi Produk
Universitas Sebelas Maret -
Surakarta
Lembaga Sertifikasi
Produk
SNI ISO/IEC 17065:2012
7. Laboratorium Badan Narkotika
Nasional
Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018
Sementara itu, sampai dengan akhir tahun 2021 terdapat 5 (lima) LPK dalam
proses akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional sebagaimana terlihat pada
tabel 3.11 berikut :
TABEL 3. 11 LPK BINAAN BSN YANG TENGAH DALAM PROSES PENGAJUAN AKREDITASI KAN
No. Nama LPK Skema Akreditasi Referensi Standar
1. Lembaga Sertifikasi Produk
Universitas Sebelas Maret -
Surakarta
Lembaga Sertifikasi
Produk
SNI ISO/IEC 17065:2012
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 60
2. UPT PSMB Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi
Sulawesi Tengah
Lembaga Sertifikasi
Produk
SNI ISO/IEC 17065:2012
3. Laboratorium Badan
Narkotika Nasional
Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018
4. Laboratorium Poltekkes
Kupang
Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018
5. Laboratorium Universitas
Negeri Padang
Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018
Berdasarkan data yang tertera pada Table 3.10 dan Tabel 3.11 di atas, bahwa
LPK yang proses fasilitasinya telah selesai maupun siap mengajukan aplikasi
akreditasi ke KAN didominasi oleh LPK penerap SNI ISO/IEC 17065:2012. Penyiapan
akreditasi sesuai SNI ISO/IEC 17065:2012, dinilai tidak serumit seperti proses persiapan
akreditasi dalam rangka penerapan SNI ISO/IEC 17025:2018. Penerapan SNI ISO/IEC
17025:2018 memerlukan kesiapan infrastruktur pendukung, seperti ruangan
laboratorium, peralatan serta kalibrasi peralatan, disamping penyiapan kompetensi
sumber daya manusianya. Tentu hal ini berdampak terhadap waktu yang
dibutuhkan oleh LPK, baik selama proses fasilitasi, maupun saat pengajuan aplikasi
akreditasi ke KAN. Setiap LPK yang telah difasilitasi serta dinyatakan cukup siap
berdasarkan hasil penilaian kompetensi LPK, BSN memberikan rekomendasi agar LPK
tersebut mengajukan permohonan akreditasi kepada Komite Akreditasi Nasional.
Memperhatikan rasio ketersediaan ruang lingkup LPK terhadap Produk
Unggulan daerah maupun sektor usaha di 24 Provinsi, maka Deputi Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian akan melakukan langkah perbaikan sebagai
berikut:
(1) Melakukan kerjasama dan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah
(Provinsi dan kabupaten/kota) terutama di Kawasan Timur Indonesia guna
mendukung pengembangan infrastruktur mutu penilaian kesesuaian (LPK), baik
untuk sektor usaha maupun produk unggulan daerah.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 61
(2) Berkoordinasi dengan Komite Akreditasi Nasional untuk efektfitas waktu proses
akreditasi dalam rangka meniingkatkan rasio LPK provinsi terutama di wilayah
timur Indonesia;
(3) Berkoordinasi dengan unit kerja di BSN yang memiliki tupoksi untuk melakukan
pengembangan SNI dan skema sertifikasi, guna menutup kesenjangan
ketersediaan dukungan SNI maupun skema sertifikasi terhadap produk
unggulan daerah
3. Rekomendasi hasil pengendalian penerapan standar berdasarkan uji petik
produk ber-SNI yang ditindaklanjuti oleh Kementerian/Lembaga terkait, KAN, LPK
terakreditasi KAN, dan pelaku usaha.
Kegiatan Uji petik tahun 2021 untuk mengetahui tingkat eektivitas penerapan
SNI pada barang yang beredar di pasar dilakukan di beberapa kota di
Indonesia oleh BSN berkoordinasi dan bekerja sama dengan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait. Produk bertanda
SNI yang diambil sampelnya yang diberlakukan wajib yaitu tepung terigu dan
Produk bertanda SNI yang diterapkan secara sukarela yaitu beras, mi instan,
abon ikan, cat tembok emulsi, cookware, masker medis, dan masker kain.
Selain itu uji petik dilakukan terhadap SNI sektor jasa yaitu penerapan SNI
8152:2015 pasar rakyat dan SNI sektor sistem yaitu penerapan SNI ISO 37001
Sistem manajemen anti penyuapan.
Rekomendasi dari kegiatan uji petik 2021 telah disampaikan kepada
stakeholder terkait untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya
masing-masing dan dapat menjadi input untuk perbaikan penerapan SNI oleh
pelaku usaha agar berdaya saing dan peningkatan konstribusi mereka dalam
perlindungan terhadap kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup
bagi masyarakat.
Adapun rekomendasi yang telah ditindaklanjuti ke stakeholder terkait sebagai
berikut:
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 62
1. Kementerian Perindustrian telah meminta hasil uji petik tepung terigu secara
detil, untuk dilakukan pembinaan ke pelaku usaha terkait.
2. Direktorat PPSPK melakukan pembinaan bagi pelaku usaha dalam
menerapkan SNI untuk produk abon ikan, masker kain
3. KAN berkoordinasi dengan LSPro untuk menindaklanjuti hasil uji petik produk
abon ikan, cat tembok emulsi, cookware
4. Kementerian Perdagangan telah meminta hasil uji petik tepung terigu secara
detil, untuk dilakukan koordinasi dan pengawasan ke pelaku usaha terkait
5. Kementerian Kesehatan telah meminta hasil uji petik masker medis secara
detil, untuk dilakukan koordinasi dan pengawasan ke pelaku usaha terkait
6. Lembaga sertifikasi produk Texpa sudah mengirimkan laporan klarifikasi dari
produsen masker kain terkait adanya ketidak sesuai pada produk masker
kain, dan hal ini sudah ditindak lanjuti dengan dilakukannya perbaikan pada
sistem pelabelan produk dan penerimaan bahan baku.
7. Lembaga sertifikasi produk perikanan sudah mengirimkan laporan klarifikasi
dari produsen masker kain terkait adanya ketidak sesuai pada produk masker
kain, dan hal ini sudah ditindak lanjuti dengan dilakukannya perbaikan pada
sistem penerimaan bahan baku dari supplier.
8. Lembaga sertifikasi produk B4T sudah mengirimkan laporan klarifikasi dari
produsen cat tembok terkait adanya ketidak sesuai pada produk cat tembok
dimana produk beberapa cat tembok yang tersedia di pasaran masih
menggunakan kemasan lama dan ketidak sesuain produk disebabkan oleh
penenganan produk saat distribusi yang kurang baik.
9. Lembaga sertifikasi produk cookware sudah mengirimkan laporan klarifikasi
dari produsen cookware terkait adanya ketidak sesuai pada produk
cookware dimana produk beberapa cookware yang tersedia di pasaran
masih menggunakan kemasan lama.
10. Kementerian Pertanian sudah berkoordinasi dengan Lembaga sertifikasi
produk terkait penerapan SNI beras.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 63
4. Rekomendasi hasil kajian penerapan regulasi teknis berbasis SNI yang
ditindaklanjuti oleh stakeholder.
PNRT tahun 2021 telah ditindaklanjuti oleh K/L sebanyak 25 SNI dari 36 judul
SNI yang ditetapkan, dengan rincian sebagai berikut :
a) 6 (enam) SNI melalui penetapan Peraturan Permenperin Nomor 58 Tahun
2021 terkait Peralatan Dapur dan Peralatan Pemanas Cairan Untuk
Pemanfaat Listrik Rumah Tangga secara Wajib dan Permenperin Nomor
2 Tahun 2021 terkait Busbar Tembaga.
b) 15 (lima belas) SNI melalui penetapan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2
Tahun 2021 terkait Pemberlakuan Fotovoltaik Silikon Kristalin dan
Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2021 tentang Produk
Ketenagalistrikan.
c) 4 (empat) SNI Pembahasan untuk Bahan Isolasi dari Bahan Isolasi Panas;
Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool dan SNI
amademennya; Garam Konsumsi; dan Profil Rangka Baja Ringan.
Selain itu telah dilakukan pembahasan Kajian RIA untuk perumusan regulasi
teknis dan/atau evaluasi pemberlakuan SNI sesuai Perka BSN Nomor 8 Tahun
2020 tentang Tata Cara Penyusunan Analisis Dampak Regulasi dan
Pelaksanaan Kewajiban Internasional, yaitu untuk :
1. Baja/besi 14. Skema sertifikasi SNI Sektor Pangan.
2. Pusat data 15. Rencana SNI wajib sektor BIG
3. Karet alam spesifikasi teknis 16. skema batang dan kawat baja
4. Bejana tekan 17. Life jacket
5. Biometric 18. Cookware dan flatware
6. Pipa hydrogen dan Pipa gas 19. Alat pemadam api portable
7. Kartu dan perangkat pembaca kartu
cerdas
20. Evaluasi Pemberlakuan SNI
ketenagalistrikan
8. Minyak goreng sawit 21. Tim binwas FV
9. Kalsium karbida, bahan baku plastic 22. SIR
10. mainan anak 23. Layanan informasi SDPP
11. kawat tembaga enamel 24. Label hemat energi
12. SNI sektor perhubungan 25. Masa transisi pemberlakuan FV
13. Standar terkait Ketentuan Silo Komoditas
Pertanian dan Gudang Komoditas
Pertanian
26. SNI wajib kertas dan kemasan karton,
pupuk anorganik, kaca isolasi bangunan,
pelumas, pakaian bayi, produk refraktori,
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 64
sepeda, sodium tripoliphosphat, informasi
geospasial
Penetapan Regulasi teknis meningkat pada tahun 2021 yaitu sebesar 58,3 %
dibandingkan tahun 2020 hanya mencapai 8,7 %. Progres PNRT dan Regulasi
Yang Ditetapkan dan Persentase PNRT yang ditetapkan menjadi Regulasi Teknis
Periode 2015-2021 masing masing dapat dilihat pada Gambar 3.8 dan Gambar
3.9.
GAMBAR 3. 8 PROGRES PNRT DAN REGULASI YANG DITETAPKAN PERIODE 2015-2021
GAMBAR 3. 9 PERSENTASE PNRT YANG DITETAPKAN MENJADI REGULASI TEKNIS PERIODE 2015-
2021
5. Rekomendasi notifikasi regulasi di TBT WTO dan STC Indonesia dan negara
anggota WTO yang ditindaklanjuti
Penanganan hambatan teknis perdagangan dimaksudkan untuk
meningkatkan akses pasar pelaku usaha melalui pemenuhan terhadap
standar, regulasi teknis dan prosedur penilaian kesesuaian (STRACAP).
0
50
100
150
2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 2019-2020 2020-2021
111
57 61 5746
36
5 2 011 4
21
PNRT Ditetapkan menjadi Regulasi
0.0
20.0
40.0
60.0
2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 2019-2020 2020-2021
4.5 3.5 0.0
19.3
8.7
58.3
Persentase PNRT yang ditetapkan menjadi Regulasi Teknis
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 65
Penanganan TBT mencakup pelaksanaan notifikasi rancangan dan regulasi
teknis, analisis tanggapan dan pengajuan enquiry, serta pengajuan specific
trade concern dalam forum TBT WTO. Pada tahun 2021 rekomendasi
kebijakan yang ditindaklanjuti dapat dilihat dalam tabel 3.12 berikut:
Tabel 3. 12 Jumlah Kebijakan Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan Yang
ditindaklanjuti
Kebijakan Jumlah
Notifikasi Regulasi Teknis 25
Analisis Tanggapan dan pengajuan enquiry 89
Pengajuan Specific Trade Concern 5
Naiknya jumlah notifikasi regulasi teknis Indonesia pada tahun 2021
dibandingkan jumlah notifikasi tahun 2020 (Gambar 3.11) menunjukkan bahwa
K/L telah menyadari (aware) pada prinsip transparansi sebagaimana
ketentuan internasional dan PBSN Nomor 8 Tahun 2020. Selalin itu sosialisasi
dan koordinasi yang dilakukan Deputi Bidang PSPK kepada K/L telah
memberikan dampak yang positif.
GAMBAR 3. 10 JUMLAH NOTIFIKASI INDONESIA PERIODE 2011-2021
Kegiatan pemberian tanggapan dan pemantauan terhadap ketentuan
negara lain yang mempengaruhi perdagangan juga meningkat termasuk
yang diajukan dalam sidang regular TBT WTO, bilateral maupun penyampaian
kepada negara yang bersangkutan, yaitu sebanyak 89 enquiry.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 66
Pemantauan regulasi atau kebijakan yang berpotensi menghambat
perdagangan dianalisis dalam perspektif standar, regulasi dan penilaian
kesesuaian, dan nilai ekspor impor barang/jasa yang akan diatur/diregulasi.
Hasil analisis harian/mingguan dibahas dalam Kelompok Kerja (KK),
selanjutnya dibahas dalam rapat Komite Nasional (KOMNAS) PHTP untuk
penetapan posisi Indonesia. Lebih lanjut kesepakatan Posisi Indonesia
disampaikan ke enquiry point, sidang bilateral dan/atau sidang regular TBT
WTO. Adapun tahapan penanganan hambatan Teknis perdagangan dapat
dilihat pada Gambar 3.11.
GAMBAR 3. 11 TAHAPAN PENANGANAN HAMBATAN TEKNIS PERDAGANGAN
Komite Nasional Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan (Komnas PHTP)
yang diketuai oleh Deputi PSPK BSN, terdiri dari wakil-wakil K/L dan stakeholder
terkait. Komnas didukung oleh 13 (tiga belas ) Kelompok Kerja dengan tugas
membahas isu hambatan teknis perdagangan. Struktur Komnas PHTP dan KK
dapat dilihat pada Gambar 3.12.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 67
GAMBAR 3. 12 STRUKTUR KOMNAS DAN KK PENANGANAN HAMBATAN TEKNIS PERDAGANGAN
Pada tahun 2021 Indonesia mengajukan Specific Trade Concern (STC) dalam
sidang TBT WTO yang dilakukan pada regular meeting ke-1 (24-26 Februari
2021), Reguler meeting ke- 2 (2-4 Juno 2021), dan Reguler meeting ke-3 (10-12
November 2021). Isu ofensif yang dibawa Indonesia dalam siding tersebut
adalah:
1. Kebijakan India terkait plain copier paper, wheel rims dan pneumatic tyre,
2. Kebijakan Srilanka terkait dengan impor CPO,
3. Kebijakan Tajikistan terkait CPO serta
4. Kebijakan China terkait registrasi impor produk pangan (GACC).
Sedangkan Isu defensive mencakup Kebijakan halal Indonesia yang banyak
dianggat oleh beberapa negara lainnya.
List STC yang diajukan Indonesia sebagai berikut :
1. Pesticides Residue Limit : EU, Thailand
2. Organic Agriculture : Philippines
3. GACC Food Import Registration : China
4. Agriculture Products, Organic Farming : Korea, Malaysia
5. Food Safety , Labbelling : Usa, India
6. Halal Product : Uae, Saudi Arabia, Gulf Countries
7. Due Diligence : Inggris
8. Coffe : Vietnam
9. Product Of Hydrobiological Origin : Chile
10. Country Of Origin Labelling ( COOL) : New Zealand
11. Red Ii. Iluc Certification, Palm Oil Free Label : EU
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 68
12. Fatty Acid, Mycotoxin Plm Oil : Tajikistan, Ukraina , Srilanka, India
13. Waod Technology : Philippines
14. Wood Adhesive : Vietnam
15. Formaldehyde Emissions, Composite Wood Product : USA
16. Wiood -Based Panels : Malaysia
17. Automotive, Pulp And Paper Product ( Certification Scheme, Single Conformity Assessment Body, Conformity Marking And Licensing : India
18. Business Requirements For Manufacturing Assesmbly And Imports Of Automobile, Automobile Warranty And Maintenance Services : Vietnam
19. Automotive Product _ Certification Scheme,Single Conformity Assessment Body , Conformity Marking And Licensing : Philippine
20. Product Labelling (Shoes, Consumer Product, etc) : Rusia
21. G Mark - Mandatory Requirements for Low Voltage Electrical Prfoduct And Children’s Toys Being Exported : UAE
6. Rekomendasi Pemenuhan Kewajiban Pelaksanaan Perjanjian/ perundingan
Internasional yang ditindaklanjuti.
Perundingan perdagangan internasional selama tahun 2021 telah
dilakukan melalui partisipasi aktif dalam forum bilateral, regional dan
multilateral. Perundingan yang dilakukan merupakan satu kesatuan
perjanjian yang komprehensif di berbagai bidang yang membentuk satu
Trade Agreement (TA) dimana isu SPK menjadi salah satu Chapter/Article
dalam TA tersebut dan BSN bertindak sebagai lead negotiatornya.
Rangkaian perundingan dilakukan, yaitu pada:
a) Forum bilateral (IEUCEPA, IUAECEPA, IETO TETO Taiwan),
b) Forum regional (ACCSQ), dan
c) Forum multilateral (UNFSS).
Sebagian besar perundingan tersebut merupakan rangkaian kegiatan
lanjutan dari tahun sebelumnya dan ditargetkan selesai di tahun 2022.
Sehingga rekomendasi dan masukan BSN difokusikan pada penguatan posisi
yang berkaitan dengan Isu di bidang SPK yang dinegosiasikan meliputi
standar, regulasi teknis dan penilaian kesesuaian, serta isu-isu pendukung lain
yang dipandang penting seperti transparansi, kerjasama,
konsultasi/penyelesaian sengketa, contact point, dan isu lain berdasarkan
kesepakatan bersama. Permasalahan yang timbul adalah adanya
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 69
kesenjangan (gap/level of playing field) dalam infrastruktur mutu yang ada
yang diharapkan dapat terjembatani melalui kesepakatan perundingan ini.
Selain perundingan yang masih intensif berlangsung, Indonesia juga telah
menyelesaikan perundingan dengan negara mitra dan sekarang dalam
tahap implementasi antara lain:
a) Forum bilateral (Indonesia-Australia/IACEPA),
b) Forum regional (ASEAN-China/ACFTA, ASEAN-Australia New Zealand/
AANZFTA, Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP)
c) Forum multilateral (Trade Policy Review/WTO-TPR dan Trade Facilitation
Agreement/WTO TFA).
Pemanfaatan perundingan di bidang SPK tersebut telah dilakukan melalui
perumusan program kerja bersama dengan K/L terkait dan asosiasi termasuk
Kantor Layanan Teknis BSN dengan mempertimbangkan kondisi dan
ketersediaan infrastruktur mutu yang ada agar program kerja yang diusulkan
tepat guna dan tepat sasaran.
Rekomendasi BSN atas Implementasi IACEPA dilakukan melalui koordinasi
dengan BAPPENAS - institusi yang bertanggung jawab di bidang cooperation -,
meliputi bidang Agrifood, Advanced Manufacturing dan Services. Khusus
terkait SPK, bidang kerjasama meliputi pangan, obat2an, herbal, kosmetik,
smart city dan juga standard mapping. Secara umum sasaran kerjasama
tersebut adalah :
a. pembukaan akses pasar yang lebih luas (greater market access),
b. pasar terintegrasi lebih baik (better integrated markets), dan
c. penguatan keterampilan (enhanced skills).
Sementara itu, Implementasi ACFTA dan AANZFTA dikoordinasikan oleh BSN
dengan institusi teknis (BPOM, KEMENPERIN, KEMDAG, KOMINFO, KEMTAN).
Khusus untuk ACFTA bidang yang disepakati meliputi Healthcare (Cosmetics,
Traditional Medicines, Health Supplements), Prepared Foodstuff, Electrical and
Electronic Equipment, Wood-based, dan Automotives. Selanjutnya, untuk
AAZFTA bidang yang disepakati meliputi Good Regulatory Practices (GRP),
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 70
International Standard Engagement dan Technical Capacity Building di bidang
Food and Beverages, Cosmetics dan Health Supplement.
Penyampaian masukan atas Implementasi WTO TPR dilakukan dengan
melakukan analisis terhadap kebijakan bidang SPK yang diterapkan oleh
anggota WTO yang sedang di-review guna melihat apakah kebijakan tersebut
sejalan dengan aturan WTO atau menciptakan hambatan teknis perdagangan
(TBT) kepada negara anggota terkait melalui Kementerian Perdagangan.
Sedangkan, Implementasi WTO TFA di tahun 2021 fokus pada penguatan
kesekretariatan Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan yang merupakan salah
satu syarat implementasi TFA serta penunjukan focal point pada K/L terkait.
7. Rekomendasi Komite Kebijakan Penerapan Standar (KKPrS )
Komite Kebijakan penerapan standar dan penilaian kesesuaian (KKPrS) yang
didukung oleh wakil K/L, asosiasi dan stakehokder terkait bertugas untuk
menelaah dan membahas isu strategis mengenai penerapan standar secara
nasional maupun internasional, serta menyampaikan rekomendasi kepada
Kepala BSN sebagai input dalam penyusunan kebijakan.
Pada tahun 2021 terdapat (2) dua penting yang diterbitkan KKPrS dan telah
ditindaklanjuti yaitu :
1. penyusunan kebijakan pembinaan SNI Bina UMK dalam bentuk
peraturan Badan Standardisasi Nasional untuk mendukung
pelaksanaan UU 11 Tahun 2020, PP 5 tahun 2021 Penyelenggaraan
Perizinan Usaha berbasis Resiko, dan PP 7 tahun 2021 tentang
Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan KUKM
2. Revisi dan perbaikan terhadap Peraturan BSN terkait Tata Cara
Pemberian Persetujuan Penggunaan Tanda SNI agar sejalan dengan
pelaksanaan UU 11 Tahun 2020.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 71
8. Rekomendasi Kelompok Kerja Pengelolaan Penilaian Kesesuaian (KKPPK)
Kelompok Kerja Pengelolaan Penilaian Kesesuaian KKPPK yang beranggotakan
seluruh stakeholder terkait telah merumuskan satu rekomendasi yaitu
disepakati perlunya penguatan penggunaan NCB/CBTL serta dukungan
instansi pembina industri untuk mempromosikan penggunaan NCB/CBTL
Indonesia serta pengakuan saling keberterimaan produk IECEE. Rekomendasi l
tersebut sudah disampaikan kepada Kementerian Perindustrian dan
Kementerian ESDM. Kementerian ESDM telah menindaklanjuti melalui Permen
ESDM no 7 tahun 2021 tentang Standardisasi dibidang Tenaga Kelistrikan dan
Pembubuhan Tanda SNI dan atau Tanda Keselamatan bagi produksi dalam
negeri, produksi dari negara ASEAN atau produk impor dari negara lain sesuai
kode HS nya.
NCB saat ini hanya PPMB untuk lingkup produk battery dan selft ballast lamp.
Berdasakan kajian produk ekspor impor untuk sektor Elektronika, KKPPK
mengusulkan NCB PPMB untuk menambah lingkup produk Indonesia yang
berpotensi/banyak di ekspor dan juga untuk produk impor.
9. Rekomendasi Apresiasi kepada organisasi yang konsisten dalam menerapkan
SNI, berkinerja Unggul dan berkelanjutan.
Apresiasi tertinggi kepada organisasi organisasi yang menerapkan SNI secara
konsisten dan memiliki kinerja unggul dan berkelanjutan diberikan oleh
pemerintah Republik Indonesia skala nasional melalui BSN dalam bentuk
penganugerahan SNI Award. Framework penilaian SNI award didasarkan
pada 7 (tujuh) kriteria yaitu (1) kepemimpinan; (2) Strategi; (3) Focus kepada
pelanggan; (4) Manajemen sumberdaya; (5) operasi; (6) Pengukuran, analisis
dan peningkatan kinerja; (7) hasil bisnis. Penghargaan diberikan atas dasar
hasil eview proses (kriteria 1s.d 6) dengan pendekatan approach, deployment,
learning dan integration (ADLI) dan revieu hasil bisnis (kriteria 7) dengan
pendekatan Level, Tren, comparion and integration (LeTCI) .
Tahun 2021 merupakan penganugerahan SNI award ke-16 dimana Dewan Juri
SNI Award yang beranggotakan 20 orang ahli di bidangnya
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 72
merekomendasikan untuk memberikan kepada 98 organisasi (1 level platinum,
14 level emas, 57 level perunggu ) pada 12 kategori yaitu :
1. Organisasi skala besar barang sektor kimia, farmasi, ttekstil dan
pertambangan
2. Organisasi skala besar barang sektor logam, mesin, alat transfortasi dan
elektronika
3. Organisasi skala besar sektor agro
4. Organisasi skala besar sektor jasa .
5. Organisasi skala menengah barang sektor kimia, farmasi, ttekstil dan
pertambangan
6. Organisasi skala menengah barang sektor logam, mesin, alat transfortasi
dan elektronika
7. Organisasi skala menengah sektor agro
8. Organisasi skala menengah sektor jasa .
9. Organisasi skala kecil sektor Barang
10. Organisasi skala kecil sektor jasa
11. Organisasi Pendidikan tinggi
12. Organisasi Pendidikan menengah.
Kebijakan penting lain dalam pelaksanakan SNI award ke - 16 adalah remote
evaluation pelaksanaan penilaian desk evaluasi dan site evaluasi dengan
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Pelaksanaannya
mengacu Panduan Pelaksanaan Evaluasi SNI Award Jarak Jauh.
SASARAN 3 Meningkatnya SNI yang diterapkan untuk daya saing produk,
penetrasi pasar dan perlindungan masyarakat dari aspek K3L
TABEL 3. 13 CAPAIAN KINERJA SASARAN 2
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 73
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2020 Capaian 2021
Capaian s.d 2020
(kumulatif)
% Target Realiasi % *) Target %
capaian
Persentase SNI yang
diterapkan oleh pelaku
usaha, organisasi dan
LPK
% 29,87 40 41,02 102 60 100
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya SNI yang
diterapkan untuk daya saing produk, penetrasi pasar dan perlindungan masyarakat
dari aspek K3L terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Persentase SNI yang diterapkan
oleh pelaku usaha, organisasi dan LPK. Capaian kinerja untuk indikator kinerja “Persentase
SNI yang diterapkan oleh pelaku usaha, organisasi dan LPK” sebesar 41,02 % dengan
target 40 % sehingga capaian indikator ini terealisasi 102 %. Capaian tersebut dihitung
dari jumlah SNI yang diterapkan pada tahun 2021 yaitu sebanyak 4.362 SNI
dibandingkan dengan jumlah SNI base line Renstra 2020-2024, sebanyak 11.119 SNI.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya capaian kinerja tersebut mengalami
peningkatan dan mencapai target 68,36% bila dibandingkan dengan rencana tahun
2024. Rincian jumlah SNI yang diterapkan ditunjukkan pada Tabel 3.14
TABEL 3. 14 RINCIAN JUMLAH SNI YANG DITERAPKAN
No Sumber data Jumlah
1 Aplikasi Bang Beni 409
2 Lingkup Akreditasi LSPro 981
3 Skema Lembaga Sertifikasi 24
4 Regulasi K/L 416
5 Lingkup Penunjukan LPK 14
6 Peserta SNI Award 95
7 Lingkup akreditasi Laboratorium 1.684
9 Bina UMK 739
Jumlah SNI diterapkan 4.362
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 74
Berdasarkan hasil capaian, beberapa upaya sudah dilakukan oleh BSN agar
SNI yang ditetapkan BSN dapat diterapkan oleh pelaku usaha. Upaya tersebut
antara lain diseminasi SNI yang terus menerus dan masif kepada pelaku usaha,
mengkomunikasikan kebutuhan SNI kepada produsen atau pelaku usaha lain,
sehingga SNI yang ditetapkan memang sudah sesuai dengan kebutuhan pelaku
usaha. Untuk peningkatan kinerja ke depan, BSN akan lmeningkatkan kegiatan
pembinaan penerapan SNI, melalui program SNI Bina UMK berbasis OSS yang
diharapkan akan semakin banyak SNI yang diterapkan oleh pelaku usaha. Sampai
31 Desember 2021, SNI yang diterapkan sebanyak 3.995 SNI yang terdiri dari SNI yang
diterapkan sebagai lingkup LSPro, lingkup Lembaga Sertifikasi, lingkup penunjukan,
Lingkup laboratorium, Lembaga inspeksi, SNI yang diterapkan oleh peserta SNI Award
di luar lingkup LS, dan SNI yang dipakai sebagai acuan kebijakan Kementerian
Lembaga.
Meskipun dalam masa pandemic, jumlah Penerap SNI pada tahun 2021
mengalami kenaikan. Pada tahun 2020 jumlah penerap SNI yang menjadi klien
Lembaga sertifikasi (Gambar 3.13) mencapai 32.728 organisasi, dan tahun 2021 telah
mencapai 39.048 organisasi atau naik sebesar 19,3 %. Bila dilihat dari skema sertifikasi,
18 dari 21 (85%) skema sertifikasi mengalami kenaikan jumlah klien penerap SNI. dan
hanya 3 dari 11 skema mengalami penurunan yaitu untuk penerap SNI ISO 9001, SNI
sistem pertanian organik dan SHACCP. Penurunan penerap SNI ISO 9001 (sebanyak
162 organisasi), dimungkinkan karena munculnya standar sistem manajemen mutu
yang lebih spesifik untuk organisasi, seperti SNI ISO 21001 untuk organisasi Pendidikan,
SNI ISO 35001 untuk laboratorium bio risk. Disamping itu juga dimungkinkan karena
dampak pandemic sehingga organisasi tidak memperpanjang sertifikasi. Disisi lain,
jumlah penerap SNI ISO 21001 dan SNI ISO 35001 mengalami kenaikan .
Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian terus secara
gencar melakukan diseminasi, edukasi dan pendampingan penerapan SNI kepada
pelaku usaha untuk meningkatkan penerapan SNI di kalangan usaha dan juga
penyediaan 292 skema penilaian kesesuaian yang pada tahun 2021. Meskipun di
masa pandemik, pelaksanaan Diseminasi dan promosi SPK juga tetap gencar baik
melalui kegiatan sosialisasi, webinar, podcast dan media social dan pemanfaatan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 75
ICT, Dalam mendukung penerapan SNI, Deputi bidang PSPK juga melakukan fasilitasi
peningkatan ruang lingkup LPK untuk mendukung produk daerah dengan
bekerjasama dengan stakeholder yang ikut berkontribusi dalam pencapaian ini.
GAMBAR 3. 13 PERTUMBUHAN JUMLAH ORGANISASI PENERAP SNI DARI TAHUN 2016-2021
Secara detil jumlah organisasi penerap SNI sesuai dengan skema akreditasi terdapat
dalam Tabel 3.15
TABEL 3. 15 JUMLAH ORGANISASI PENERAP SNI SESUAI DENGAN SKEMA AKREDITASI KAN
No Organisasi/pelaku usaha 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Penerap SNI Produk 2982 3082 1560 2221 10.345 10.474
2 Penerap standar pertanian
organic 355 319 288 316 596 567
3 Penerap standar jaminan produk
halal - - 3314 3270 10.300 14.972
10,108 10,353
13,819
19,398
32,728
39,048
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pertumbuhan Jumlah Organisasi Penerap SNI tahun 2016-2021
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 76
4
Penerap standar sistem
mananjemen lingkungan (SNI ISO
14001)
438 775 650 1944 804 831
5 Penerap pengelolaan hutan
produksi lestari - - 223 251 288 288
6 Penerap standar ekolabel 7 7 9 8 9 9
7 Penerap standar Gas Rumah
Kaca - - 5 5 5 6
8 Penerap standar system
manajemen energi - - 6 57 35 35
9 Penerap standar verifikasi
Legalitasi Kayu - - 2257 2941 3.047 3.051
10 Penerap standar system
manajemen mutu (SNI ISO 9001) 5990 5691 4961 5714 4.635 4.473
11
Penerap system manajemen
keamanan pangan (SNI ISO
22001)
196 198 198 380 235 288
12
Penerap system Hazzard
Analytical Critical Control Point
(HACCP)
91 157 171 225 244 225
13
Penerap Sistem Manajemen
Keamanan Informasi (SNI ISO
27001)
39 113 88 163 386 421
14 Penerap Sistem Manajemen Alat
Kesehatan 10 11 17 33 36 40
15 Penerap Sistem Manajemen Anti
Penyuapan (SNI ISO 37001) - - 72 96 255 360
16
Penerap Sistem Manajemen
Keamanan Rantai Pasokan (SNI
ISO 28001)
- - - 2 5 5
17 Penerap standar Usaha Pariwisata - - - 1801 1.279 2.572
18 Penerap Sistem Manajemen
Biorisiko Laboratorium - - - 1 1 2
19
Penerap Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
- - - 71 51 62
20 Penerap Penyelenggara
Perjalanan Ibadah Umroh - - -- - 172 364
21 Penerap Sistem Manajemen
Organisasi Pendidikan - - - - 3
TOTAL 10.108 10.353 13.819 19.398 32.728 39.048
Meningkatnya jumlah organisasi penerap SNI, merupakan salah satu kontribusi dari
kegiatan yang dilakukan di Deputi Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian.
Sesuai dengan amanah UU No 20 tahun 2014, BSN melakukan pembinaan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 77
penerapan SNI kepada pelaku usaha dan masyarakat. Setiap tahun pelaku usaha
baik itu organisasi maupun usaha mikro kecil yang dilakukan pembinaan penerapan
SNI semakin meningkat. Selain itu Kebutuhan pelaku usaha untuk meningkatkan daya
saingnya melalui penerapan SNI semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat minat pelaku
usaha khususnya UMKM agar produknya memenuhi persyaratan SNI dengan
meningkat. Gambar III.14 memperlihatkan peta sebaran organisasi yang dibina BSN
dan Gambar III. 15 memperlihatkan peta sebaran UMK yang dibina BSN tahun 2021.
GAMBAR 3. 14 PETA SEBARAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA ORGANISASI DI 19
PROPINSI
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 78
GAMBAR 3. 15 PETA SEBARAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA UMKM DI 25 PROPINSI
Dibandingkan dengan capaian tahun lalu, pelaku usaha yang dibina pada tahun
2021 meningkat dan sebaran propinsinya juga meningkat meskipun terjadi refocusing
anggaran kegiatan yang mencapai lebih dari 50%. Sedangkan pelaku usaha yang
dibina yang produknya memenuhi SNI pada tahun 2021 juga meningkat dari tahun
sebelumnya seperti dalam Gambar III.16. Capaian ini tidak lain karena kolaborasi
yang dilakukan dalam pendampingan penerapan dan fasilitasi sertifikasi SNI.
Kolaborasi pendampingan penerapan SNI dilakukan dengan Bank Indonesia, yang
pada tahun 2021 ini terdapat 15 UMKM yang dibantu dalam sertifikasi baik untuk
produk Kopi, Handicraft, Tenun dengan sertifikasi tidak hanya untuk SNI produk
namun juga sertiifkasi HACCP dan SNI ISO 9001. Kolaborasi lainnya dilakukan dengan
BUMN seperti PT Pupuk Kaltim, PT Petrokomia Gresik, PT Pusri dan PT Amartha Karya
yang akan dilakukan secara intensif di tahun 2022. Untuk tahun ke depan, sinergi
fasilitasi sertifikasi SNI akan lebih baik lagi untuk terus dikembangkan dengan
kerjasama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian/lembaga lainnya.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 79
GAMBAR 3. 16 JUMLAH PELAKU USAHA YANG FASILITASI SERTIFIKASI SNI 2015-2021
Dalam meningkatkan penerapan SNI oleh pelaku usaha, Deputi bidang
PSPK juga melakukan fasilitasi pembinaan penerapan SNI kepada LPK. selama
tahun 2021, BSN telah melakukan fasilitasi kepada 29 institusi Lembaga Penilaian
Kesesuaian (LPK), baik pemerintah maupun swasta, dengan total pelaksanaan
fasilitasi sejumlah 73 bimbingan teknis. Perkembangan fasilitasi LPK dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan sebagaimana Gambar 3.17
:
178 9
2733
44
74
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 80
GAMBAR 3. 17 PERKEMBANGAN FASILITASI LPK DARI TAHUN 2017-2021
Menindaklanjuti amanah Undang-Undang Cipta Kerja No 11 tahun 2020 dan
aturan turunannya dalam perijinan tunggal terutama untuk usaha dengan kategori
risiko rendah, BSN membangun aplikasi SNI Bina UMK. Melalui perijinan tunggal ini,
UMK dengan risko rendah akan mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) sekaligus
tanda SNI Bina UMK. Dengan aplikasi yang terhubung oleh OSS, BSN menindaklanjuti
pembinaan penerapan SNI kepada pelaku UMK melalui aplikasi SNI Bina UMK
(gambar 3.18) untuk melakukan pendampingan menerapkan SNI. Aplikasi ini juga
dimanfaatkan untuk kolaborasi antar lembaga/kementerian/pemerintah daerah
dalam pendampingan penerapan SNI kepada UMK.
Untuk memudahkan penerapan SNI, BSN melalui Deputi bidang PSPK juga
membuat panduan penerapan SNI yang memudahkan UMK untuk menerapkan SNI.
Pada tahun 2021 telah tersedia 26 Panduan penerapan SNI untuk UMK yang
penyusunannya melibatkan pembina UMKM yang ada di BSN. Untuk lebih
memudahkan dalam membantu UMK menerapkan SNI. Panduan juga
dikembangkan dalam bentuk video tutorial penerapan SNI. Panduan tutorial dalam
bentuk video akan diteruskan penyusunannya Pada tahun 2022 yang sekaligus
menjadi salah satu bahan pendampingan di aplikasi SNI bina UMK.
15
49 7
14
24
36
15 16 15
2017 2018 2019 2020 2021
Rekapitulasi Fasilitasi LPK 2017-2021
LSLI Lab
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 81
GAMBAR 3. 18 APLIKASI PEMBINAAN UMKM - SNI BINA UMK
Dalam memberikan dorongan dan apresiasi kepada para penerap SNI, Deputi
bidang PSPK juga menyelenggarakan kegiatan apresiasi penerap SN, SNI Award.
Pada tahun 2021 merupakan penyelenggaraan yang ke-16. Proses penilaian
dilakukan secara remote dan didukung oleh kesiapan 110 peserta SNI Award
Apresiasi kepada organisasi penerima anugerah SNI award diharpkan menjadi role
model penerap SNI yang memiliki kinerja unggul dan berkelanjutan dan mampu
mengelola perubahan sehingga berdaya saing nasional dan global.
Peran evaluator dalam melihat keunggulan dan opportunity of improvement
kepada peserta menjadi hal yang tidak dipisahkan dalam memperkuat
penyelenggaraan evaluasi SNI Award yang semakin kredibel. Peningktan kompetensi
terus dilakukan kurun waktu tahun 2020 s.d 2021 telah dilaksanakan capacity building
yang 15 kegiatan capacity building yang diikuti 920 orang evaluator. Pelaksanaan
capacity building difokuskan kepada peningkatan kompetensi pemahaman
standar, kemampuan audit, strategic management dan penilaian SNI Award.
Beberapa capacity building yang dilaksanakan adalah ISO 45001 Internal Auditor
Training Course, SNI ISO 21001 tentang Sistem Manajemen untuk organisasi
pendidikan, SNI ISO 26000 tentang Social Responsibility Concept, Stategy and Tools
for Excellent Business Performance, SNI ISO 9004 tentang Manajemen Mutu - Mutu
Organisasi Panduan mencapai sukses berkelanjutan, SNI ISO 45001 tentang Sistem
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 82
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) - Persyaratan dan pedoman
penggunaan (ISO 45001:2018, IDT). Sementara untuk topik strategic management di
antaranya adalah Analisa Manajemen Keuangan Organisasi dan Perkembangan
Kerjasama Multilateral Terkait SPK dalam TBT WTO dan FTA.
Pada tahun 2021, untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi pelaku
usaha khususnya UMKM dalam penerapan SNI, BSN meluncurkan etalase digital
produk UMKM ber-SNI yang dihadiri Menteri Koordinator Maritim dan Investasi. Etalase
ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk memasarkan dan mempromosikan
produknya di pasar dalam negeri maupun luar negeri; menjadi acuan konsumen,
pengadaan barang dan jasa pemerintah dalam alternatif memilih produk yang
aman dan sehat sesuai SNI; dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan rkolaborasi
dengan Pasar Digital (PADI) untuk pengadaan barang dan jasa BUMN. Gamabr 3.19
merupakan contoh tampilan etalase digital produk UMKM ber-SNI .
GAMBAR 3. 19 TAMPILAN ETALASE DIGITAL PRODUK UMKM BERSNI
SASARAN 4
Meningkatnya keteraturan penerapan tata kelola Standardisasi
dan Penilaian Kesesuaian yang baik di organisasi pemerintah
secara optimal
TABEL 3. 16 CAPAIAN KINERJA SASARAN 4
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 83
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2020 Capaian 2021
Capaian s.d
2021(kumulatif)
% Target Realiasi % *) Target %
capaian
Rata rata tingkat
maturitas penerapan
tata Kelola SPK di
instansi pemerintah
Rata rata
tingkat
maturitas
- 2,1 2,1 100 2,1 100
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya keteraturan
penerapan tata kelola Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian yang baik di
organisasi pemerintah secara optimal terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian
kinerja untuk indikator kinerja indeks penerapan tata kelola SPK sebesar 100 %. Sistem
standardisasi dan penilaian kesesuaian nasional merupakan sistem yang bersifat
horizontal, yang menjadi landasan penerapan SPK bagi kementerian dan lembaga
sesuai dengan kepentingan sektor dan regulasi di masing-masing sektor, termasuk
dalam kerangka penerapan dan pelayanan SPK oleh pihak pemerintah maupun
swasta.
Tata Kelola Standardisasi dan Penilaian Kessuaian (SPK) merupakan cara kerja
(kerangka) terbaik dalam penerapan sistem standardisasi dan penilaian kesesuaian
nasional, yang bertujuan untuk memastikan Kementerian /Lembaga/stakeholder
untuk menerapkan kegiatan SPK secara efektif dan efisien sesuai tata kelola SPK di
sektornya masing masing. Dalam rencana strategis BSN tahun 2020-2024, tata kelola
SPK ditetapkan sebagai strategi ke-3 yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola
SPK secara komprehensif dan menyeluruh, Strategi ini merupakan upaya dalam
membangun dan memperbaiki tata kelola SPK di K/L sesuai dengan ketentuan, lebih
lanjut dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap SPK,
serta penguatan infrastruktur mutu.
4 (empat) elemen utama dalam Tata kelola SPK yang membentuk rantai nilai
SPK sehingga dapat dilihat tingkat maturitas penerapan SPK di K/L, yaitu elemen
pengembangan standar, elemen penerapan SPK, elemen akreditasi dan
ketertelusuran pengukuran, dan elemen learning and growth. Untuk membantu
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 84
pelaksanaan tata kelola SPK di K/L atau oleh stakeholder berjalan secara efektif
maka dikembangkan “Panduan, kriteria dan evaluasi tata kelola SPK”.
Panduan ini juga digunakan sebagai alat dignostik tingkat maturitas tata kelola SPK
di K/L. Isi panduan memuat elemen, diantaranya:
TABEL 3. 17 ELEMEN DAN SUB ELEMEN EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA SPK
Elemen Sub elemen
Pegembangan standar 1. Kebijakan
2. Pengembangan standar regional/
internasional
3. Perumusan SNI
4. Pemeliharaan SNI
Penerapan Standar 1. Kebijakan dan Perencanaan Strategis
2. Penerapan Sukarela
3. Penerapan Wajib
4. Fasilitasi Penerapan Standar
Learning and Growth 1. Sumber Daya Manusia SPK
2. Organisasi SPK
3. Sistem Informasi SPK
a) Penilaian Kesesuaian dan
ketertelusuran pengukuran
1. Kebijakan
2. Penggunaan LPK yang diakreditasi
oleh KAN
3. Pengembangan LPK
4. Saling Pengakuan/MRA
5. Ketertelusuran Pengukuran
Beberapa kegiatan dalam kegiatan Tata kelola SPK pada tahun 2021 adalah :
1) Pengembangan panduan, kriteria dan evaluasi tata kelola SPK yang
dilakukan terhadap perubahan kriteria dan indikator khususnya untuk
organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2) Sosialisasi dan pembimbingan pengisian krietria dan indikator penilaian tata
Kelola SPK di K/L dan pemerintah daerah
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 85
3) Fasilitasi pelaksanaan swa asesmen penerapan tata kelola SPK pada
organisasi pemerintah.
4) Penilaian internal sekretariat Deputi PSPK terhadap swa asesmen/penilaian
mandiri yang dilakukan oleh unit organisasi
Pada tahun 2021, Pelaksanaan evaluasi penerapan Tata Kelola SPK dilakukan dalam
terhadap 15 (lima) organisasi pemerintah baik pusat dan daerah, pada unit kerja
tingkat Eselon 2 sebagai berikut :
TABEL 3. 18 LOKUS PENERAPAN TATA KELOLA SPK PADA ORGANISASI PEMERINTAH
No Pemerintah Pusat/Daerah
1 Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu, KKP
2
Direktorat Standardisasi dan Pengendalian
Mutu, Kementerian Perdagangan
3 Direktorat Sumber Daya Air, Kementerian PUPR
4 Direktorat Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR
5 Badan Informasi Geospasial (BIG)
6 BSSN
7 BATAN
8 Dit. Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan-ESDM
9 Direktorat. Teknik dan Linkungan Mineral dan
Batubara, ESDM
10 Pemerintah Provinsi Riau
11 Pemerintah Provinsi Jawa Barat
12 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
13 Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 86
14 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
15 Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Pada tahun 2021 ini penilaian dilakukan melalui verifikasi internal atas penyampaian
penilaian mandiri yang dilakukan unit organisasi pemerintah. Hal ini karena adanya
refocussing anggaran. Pelaksanaan penilaian tim verifiaktor yang terdiri dari K/L
terkait - peserta penerapan tata kelola SPK sesuai panduan akan dilaksanakan
pada tahun 2022.
SASARAN 5 Terwujudnya Penguatan Akuntabilitas BSN
TABEL 3. 19 CAPAIAN KINERJA SASARAN 5
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2020 Capaian 2021
Capaian s.d 2020
(kumulatif)
% Target Realiasi % *) Target %
capaian
Predikat akuntabilitas
Deputi bidang
Penerapan Standar
dan Penilaian
Kesesuaian
Nilai 75,64 72 nilai
(BB)
75,75 105,2%
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Terwujudnya Penguatan
Akuntabilitas BSN terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Predikat akuntabilitas
Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian. Capaian kinerja untuk
indikator kinerja Tingkat akuntabilitas kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian sebesar 100 % yang terealisasi 75,75 dari target 72. Upaya BSN
dalam meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi dari 8 (delapan) komponen
Pengungkit dan 3 (tiga) komponen hasil telah dilakukan maksimal ini terlihat dari
capaian periode Renstra 2015 – 2019 terjadi kenaikan yang cukup signifikan di tiap
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 87
pelaksanaan butir komponen penilaian.
Untuk penilaian pada penguatan akuntabilitas BSN di Deputi bidang
Penguatan dan Penerapan Standar telah melakukan upaya untuk meningkatkan
nilainya rencana aksi antara lain :
1. Reviu Penyusunan Renstra Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian 2020-2024
2. Reviu IKU Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 2020-2024
3. Penyusunan Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian dan unit kerja di bawahnya untuk tahun 2021
4. Implementasi e-performance
5. Reward dan Punishment
6. Inovasi dalam layanan di Deputi bidang Penerapan Standar dan Penialain
Kesesuaian untuk memudahkan stakeholder
7. Penyederhanaan program, kegiatan dan output kegiatan BSN
Diawal tahun 2020 penilaian akuntabilitas dilakukan berdasarkan Permenpan
Nomor 14 Tahun 2014. Namun saat penilaian acuan yang digunakan adalah
Permen PAN RB Nomor 26 Tahun 2020. Hasil penguatan akuntabilitas kinerja yang
diperoleh sebsar 3,75 (Tiga Koma Tujuh Puluh Lima) atau 75,75 dengan hasil BB.
III.2 REALISASI ANGGARAN
Berdasarkan DIPA Nomor SP DIPA-084.01-0/2020 tanggal 12 November 2019, pagu
anggaran TA 2021 Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
adalah sebesar Rp 4.590.275.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp
4.583.133.885 atau 99,85%.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 88
TABEL 3. 20 PAGU DAN REALISASI ANGGARAN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN
PENILAIAN KESESUAIAN TA 2021
Dalam rupiah
Kode Kegiatan/Output/Komponen
2021
%
Pagu Realisasi
3561
Peningkatan Sistem Penerapan
Standar dan Penilaian
Kesesuaian
1.744.565.000 1.741.666.471 99.83
3558
Peningkatan Penguatan
Penerapan Standar dan
Penilaian Kesesuaian
2.845.710.000 2.841.467.414 99.85
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 89
BAB IV PENUTUP
aporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian Tahun 2021 menyajikan pertanggungjawaban dan
pencapaian kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian Tahun 2021 dalam mendukung pencapaian visi, misi, tujuan
dan sasaran organisasi.
Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021, seluruh kinerja kegiatan telah
terlaksana sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2021 yaitu seluruh capaian terealisasi 100%
dengan rerata capaian sebesar 112 %. Capaian ini mengindikasikan bahwa Deputi
Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian mempunyai kontribusi yang
besar dalam mencapai visi misi BSN dalam mewujudkan Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Meskipun
pada tahun 2021, BSN mengalami refocusing anggaran untuk penangan dampak
pandemik, namun capaian pembinaan penerapan SNI di Deputi bidang Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesusian mengalami kenaikan, dan melebihi target yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena kolaborasi yang baik dengan mitra
standardisasi, baik dengan Kementerian, Bank Indonesia, BUMN, Dinas dan
perguruan tinggi. Di samping itu, pembinaan penerapan SNI juga sudah melibatkan
pembina eksternal yang ada di beberapa daerah, sehingga kegiatan
pendampingan penerapan SNI lebih efisien.
Ke depan Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian perlu
terus meningkatkan kinerjanya agar capaian 100% dapat dipertahankan dan dapat
lebih baik lagi. Untuk itu dengan kerja sinergi dan kolaborasi untuk meningkatkan
penerapan SNI dan pemenuhan persyaratan SNI pada produk, Deputi Penerapan
Standar dan Penilaian Kesesuaian akan akan terus membumikan SNI untuk
meningkatkan daya saing produk Indonesia di tingkat nasional maupun global.
Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
Tahun 2021 ini diharapkan dapat memenuhi akuntabilitas dan sekaligus menjadi
sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja
Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian di masa
mendatang melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih optimal
L
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 90
LAMPIRAN 1
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
LAMPIRAN 2 Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) tahun 2020 – 2021
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
1. Garam SNI 3556:2016 Garam Konsumsi beriodium 2019-2021
Kementerian Perindustrian Pembahasan Rancangan Permenperin Pemberlakuan SNI Garam Konsumsi Beriodium Secara Wajib, 3 Maret 2021
2. Bahan Isolasi Panas, Penyerap
Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool
SNI 8421:2017 Bahan Isolasi Panas, Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool
2020-2021
Kementerian Perindustrian 1. Rancangan peraturan telah dinotifikasikan ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/130
2. Pembahasan Draft Peraturan Menteri, tanggal 5,10, 25 Mei dan 15 Juni 2021
3. Pompa air sentrifugal untuk irigasi SNI 0141:2009/Amd2:2015 Pompa air sentrifugal untuk irigasi - Unjuk kerja dan cara uji Amandemen 2.
2019-2021
Kementerian Perindustrian Terdapat SNI termutakhir, yaitu SNI 141:2020, Pompa air sentrifugal untuk irigasi – Unjuk kerja dan metode uji Sesuai SK kepala BSN No. 182/KEP/BSN/6/2020
4. Aki untuk Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih
SNI 0038:2009 Aki untuk Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih
2020-2021
Kementerian Perindustrian -
5. Aki untuk Kendaraan Bermotor Kategori L
SNI 4326:2013 Aki untuk Kendaraan Bermotor Kategori L 2020-2021
Kementerian Perindustrian -
6. Peranti listrik rumah tangga dan sejenis
SNI 7859:2013 Peranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 1: Persyaratan umum
2020-2021
Kementerian Perindustrian Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Peraturan Menteri Perindustrian no. 58 tahun 2020 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Peralatan Dapur dan Peralatan Pemanas
7. Electrical Blenders, Electrical
Juicer, Electrical Mixers
SNI IEC 60335-2-14-2011 Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan
listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-14: Persyaratan khusus untuk peralatan dapur
2019-2021
Kementerian Perindustrian
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 93
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
8. Penanak nasi (Rice Cooker), Ketel
listrik (Electric Kettle) dan Water Dispenser
SNI IEC 60335-2-15:2011 Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan
listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-15:
Persyaratan khusus untuk peralatan pemanas cairan
2019-2021
Kementerian Perindustrian
Cairan Untuk Pemanfaat Listrik Rumah Tangga secara Wajib Peraturan telah di Notifikasikan Kembali ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/122/Add.1
9. Pemanas rendam portabel (pemanas air celup)
SNI IEC 60335-2-74-2010 Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya -
Keselamatan - Bagian 2-74: Persyaratan khusus untuk pemanas rendam portabel
2020-2021
Kementerian Perindustrian
10. Water Dispenser SNI IEC 60335-2-24:2009 Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan
listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-24:
Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin, peralatan es krim dan pembuat es
2020-2021
Kementerian Perindustrian
11. Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna
SNI 66:2019 Baja lembaran lapis seng warna (Bj LS warna)
2019-2021
Kementerian Perindustrian -
12. Baja lembaran dan gulungan lapis
paduan aluminium seng dan lapis
paduan aluminium-magnesium
lapis cat warna
SNI 8305:2019 Baja lembaran dan gulungan lapis paduan
aluminium seng dan lapis paduan aluminium-
magnesium lapis cat warna (Bj LAS Warna –
Bj LAM Warna)
2019-2021
Kementerian Perindustrian -
13. Kawat Ban SNI 8347:2016 Kawat Ban (Bead Wire/KB) 2019-2021 Kementerian Perindustrian -
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 94
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
14. Profil rangka baja ringan
SNI 8399:2017
Profil rangka baja ringan 2019-2021 Kementerian Perindustrian Terdapat Amandemen terhadap
SNI tersebut, yaitu SNI
8399:2017/Amd1:2019, Profil
rangka baja ringan
Sesuai SK Kepala BSN No.
514/KEP/BSN/11/2019
15. Bus bar tembaga (copper bus bars)
SNI 8760:2019 Bus bar tembaga (copper bus bars) 2019-2021
Kementerian Perindustrian Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Peraturan Menteri Perindustrian no. 2 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Batang Konduktor dari Tembaga (Copper Bus Bars) Secara Wajib Peraturan telah di Notifikasikan ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/132.
16. Baja lembaran, pelat, dan
gulungan canai panas untuk
aplikasi struktur umum dan struktur las (Bj PS)
SNI 8522:2018 Baja lembaran, pelat, dan gulungan canai
panas untuk aplikasi struktur umum dan struktur las (Bj PS)
2020-2021
Kementerian Perindustrian Terdapat SNI termutakhir yaitu SNI 8522:2020, Baja lembaran, pelat, dan gulungan canai panas untuk aplikasi struktur umum dan struktur las (Bj PS) Sesuai SK Kepala BSN No, 19/KEP/BSN/2/2020
17. Baja lembaran, pelat, dan
gulungan canai panas lunak (Bj PL)
SNI 8784:2019 Baja lembaran, pelat, dan gulungan canai
panas lunak (Bj PL)
2020-2021
Kementerian Perindustrian -
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 95
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
18. Photovoltaics cells assembled in
modules or made up into panels
SNI IEC 61215-1:2016 Modul fotovoltaik (FV) terrestrial – Kualifikasi
desain dan pengesahan jenis – Bagian 1: Persyaratan uji (IEC 61215-1:2016, IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Peraturan Menteri ESDM no.2 tahun 2021 tentang Penerapan Standar Kualitas Modul Fotovoltaik Silikon Kristalin Peraturan telah di Notifikasikan Kembali ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/126/Add.1
19. Photovoltaics cells assembled in modules or made up into panels
SNI IEC 61215-1-1:2016 Modul fotovoltaik (FV) terestrial– Kualifikasi
desain dan pengesahan jenis – Bagian 1-1:
Persyaratan khusus untuk pengujian modul
fotovoltaik (FV) silikon kristalin (IEC 61215-1-
1:2016, IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
20. Photovoltaics cells assembled in modules or made up into panels
SNI IEC 61215-2:2016 Modul fotovoltaik (FV) terestrial – Kualifikasi
desain dan pengesahan jenis – Bagian 2:
Prosedur uji (IEC 61215-2:2016, IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
21. Luminer Rantai Cahaya SNI IEC 60598-2-20:2012 Luminer-Bagian 2-20: Persyaratan khusus -
Rantai Cahaya (IEC 60598-2-20:2010 IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
22. Luminer Lampu Tidur SNI IEC 60598-2-12:2016 Luminer – Bagian 2-12: Persyaratan khusus
– Lampu Tidur dipasang pada kotak kontak
instalasi listrik (IEC 60598-2-12:2013, IDT, Eng)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 96
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
23. Sakelar Tunda Waktu SNI IEC 60669-2-3:2012 Sakelar untuk Instalasi Listrik Magun Rumah
Tangga dan Sejenis -Bagian 2-3:
Persyaratan Khusus -Sakelar Tunda Waktu
2019-2021
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
-
24. Papan Hubung Bagi (PHB) SNI IEC 60670-1:2015 Kotak dan selungkup untuk lengkapan listrik
pada instalasi listrik magun untuk rumah
tangga dan sejenis- Bagian 1: Persyaratan
umum (IEC 60670-1:2011, IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
25. Papan Hubung Bagi (PHB) SNI IEC 60670-22:2017 Kotak dan selungkup untuk lengkapan listrik
pada instalasi listrik magun rumah tangga
dan sejenis - Bagian 22: Persyaratan khusus
untuk kotak dan selungkup hubung (IEC 60670-22: 2015, IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
26. Papan Hubung Bagi (PHB) SNI IEC 60670-23:2012 Kotak dan selungkup untuk lengkapan listrik
pada instalasi listrik magun rumah tangga
dan sejenis-Bagian 23: Persyaratan khusus untuk kotak dan selungkup lantai
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 97
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
27. Konduit SNI IEC 61386-1:2017 "Sistem konduit untuk manajemen kabel –
Bagian 1: Persyaratan umum (IEC 61386-
1:2008+AMD1:2017, IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI
Wajib melalui Permen ESDM No
7 Tahun 2021 tentang
Standardisasi Di Bidang
Ketenagalistrikan dan
Pembubuhan Tanda Standar
Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
28. Konduit SNI IEC 61386-21:2012 Sistem konduit untuk manajemen kabel -
Bagian 21: Persyaratan khusus - Sistem
konduit kaku
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI
Wajib melalui Permen ESDM No
7 Tahun 2021 tentang
Standardisasi Di Bidang
Ketenagalistrikan dan
Pembubuhan Tanda Standar
Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
29. Konduit SNI IEC 61386-22:2012 Sistem konduit untuk manajemen kabel -
Bagian 22: Persyaratan khusus - Sistem
konduit semifleksibel
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI
Wajib melalui Permen ESDM No
7 Tahun 2021 tentang
Standardisasi Di Bidang
Ketenagalistrikan dan
Pembubuhan Tanda Standar
Nasional Indonesia dan/atau
Tanda Keselamatan
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 98
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
30. Fitting Lampu SNI IEC 60838-1:2017 Berbagai fiting lampu- Bagian 1: Persyaratan
umum dan pengujian (IEC 60838-1:2016, lDT, Eng)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI
Wajib melalui Permen ESDM No
7 Tahun 2021 tentang
Standardisasi Di Bidang
Ketenagalistrikan dan
Pembubuhan Tanda Standar
Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
31. Fitting Lampu SNI IEC 60838-2-3:2017 Berbagai fiting lampu Bagian 2- 3:
Persyaratan khusus-Fiting lampu untuk
lampu LED linear berkaki dobel (IEC 60838-2-3:2016, IDT, Eng)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI
Wajib melalui Permen ESDM No
7 Tahun 2021 tentang
Standardisasi Di Bidang
Ketenagalistrikan dan
Pembubuhan Tanda Standar
Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
32. Fitting Lampu SNI 04-0534-1989 Fitting lampu arus bolak-balik 2020-2021
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan
33. RCBO SNI IEC 61009-1:2014 Pemutus sirkit dioperasikan arus sisa
dengan proteksi arus lebih terpadu untuk
pemakaian rumah tangga dan sejenis
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
-
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 99
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
(RCBO)- Bagian 1: Aturan Umum (IEC
61009-1:2012, lDT)
34. RCBO SNI IEC 61009-2-1:2014 Pemutus sirkit dioperasikan arus sisa
dengan proteksi arus lebih terpadu untuk
pemakaian rumah tangga dan sejenis
(RCBO)- Bagian 2-1: Penerapan aturan
umum untuk RCBO yang secara fungsi tak
tergantung pada voltase lin (IEC 61009-2-
1:1991, IDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
-
35. RCBO SNI IEC 61009-2-2:2014 Gawai proteksi arus sisa dengan proteksi
arus lebih terpadu untuk pemakaian rumah
tangga dan sejenis (RCBO's) - Bagian 2-2:
Penerapan aturan umum untuk RCBO's yang
berfungsi tergantung dari voltase lin (IEC 61009-2-2:1991, lDT)
2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
-
36. Kipas Angin SNI 7859:2013 Peranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 1: Persyaratan umum
2020-2021
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan Revisi acuan persyaratan umum untuk Pemberlakuan SNI kipas angin
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 100
No Produk/Jasa/Proses /Sistem
Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi
Untuk SNI 7609:2011 : Peranti listrik rumah tangga dan sejenis -Keselamatan - Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 101
Lampiran 3 Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) tahun 2022
No Produk/Jasa/Proses/ Sistem
Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi
1. Kualifikasi dan sertifikasi personil UTR (Uji Tak Rusak) Level I dan II
SNI ISO 9712:2014 Uji tak rusak - Kualifikasi dan sertifikasi personel UTR (ISO 9712:2012, IDT)
2022 BATAN/BRIN -
2. Profil metadata spasial Indonesia
SNI 8843-1:2019 Profil metadata spasial Indonesia - Bagian 1: Fundamental (ISO 19115-1:2014,MOD)
2022 BIG -
3. Pati Jagung
SNI 8523:2018
Pati Jagung
2022 Kementerian Perindustrian
-
4. Garam Konsumsi Beriodium SNI 3556:2016 Garam Konsumsi beriodium 2020-2022 Kementerian Perindustrian
-
5. Kaca Isolasi - Kaca untuk Bangunan
* Kaca Isolasi - Kaca untuk Bangunan 2022 Kementerian Perindustrian
Sesuai database SISPK, terdapat beberapa SNI terkait kaca isolasi - kaca untuk bangunan yaitu : 1. SNI ISO 20492-4:2014, Kaca
untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 4: Metode uji untuk sifat fisik segel tepi (ISO 20492-4: 2010, IDT), Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 102
No Produk/Jasa/Proses/ Sistem
Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi
2. SNI ISO 20492-3:2014, Kaca untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 3: Konsentrasi gas dan kebocoran gas (ISO 20492-3:2010, IDT) Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014
3. SNI ISO 20492-2:2014, Kaca untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 2: Uji pengkabutan kimia (ISO 20492-2:2008, IDT) Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014
4. SNI ISO 20492-1:2014, Kaca untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 1: Daya tahan segel tepi dengan uji iklim (ISO 20492-1: 2008, IDT) Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014
6. Bahan Tahan Api Kastabel Jenis Alumina dan Alumina Silikat
SNI 809:2021
Bahan Tahan Api Kastabel Jenis Alumina dan Alumina Silikat
2022 Kementerian
Perindustrian -
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 103
No Produk/Jasa/Proses/ Sistem
Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi
7. Ramming Mix Jenis Samot dan Jenis Kadar Alumina Tinggi
SNI 600:2021
Ramming Mix Jenis Samot dan Jenis Kadar Alumina Tinggi
2022 Kementerian
Perindustrian -
8. Bahan Isolasi Panas, Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool
SNI 8421:2017 Bahan Isolasi Panas, Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool
2020-2022
Kementerian Perindustrian
Terdapat amandemen SNI tersebut, yaitu SNI 8421:2017/ Amd.1:2020, Bahan isolasi panas, penyerap suara dan tahan api dari mineral wool Amendemen 1 Sesuai SK kepala BSN No. 598/KEP/BSN/12/2020
9. Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS)
SNI 2053:2019
Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS)
2022 Kementerian Perindustrian
-
10. Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna
SNI 66:2019 Baja lembaran lapis seng warna (Bj LS warna)
2020-2022
Kementerian Perindustrian
-
11. Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Alumunium-Seng (Bj LAS)
SNI 4096:2019
Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Alumunium-Seng (Bj LAS)
2022 Kementerian
Perindustrian -
12. Kompor Gas LPG dan LNG/NG Tekanan Rendah untuk Rumah Tangga
SNI 8660:2018 Kompor Gas LPG dan LNG/NG Tekanan Rendah untuk Rumah Tangga
2022 Kementerian
Perindustrian -
13. Kompor Gas LPG dan LNG/NG untuk komersial
SNI 7613:2019 Kompor Gas LPG dan LNG/NG untuk komersial
2022 Kementerian
Perindustrian -
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 104
No Produk/Jasa/Proses/ Sistem
Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi
14. Rangka Atap Baja Ringan SNI 8399:2017
Profil rangka baja ringan
2020-2022
Kementerian Perindustrian
-
-
SNI 8399:2017/ Amd1:2019
Profil rangka baja ringan
15. Peralatan Masak (Cookware) dari Logam
SNI 8752:2020 Peralatan Masak (Cookware) dari Logam 2022 Kementerian
Perindustrian -
16. Peralatan Makan dan Perlengkapan Masak (Flatware) dari Baja Tahan Karat
SNI 8753:2020 Peralatan makan dan perlengkapan masak dari baja tahan karat (Stainless Steel Flatware)
2022 Kementerian
Perindustrian -
17. Pompa Air Sentrifugal untuk Irigasi
SNI 0141:2009/ Amd2:2015
Pompa air sentrifugal untuk irigasi - Unjuk kerja dan cara uji Amandemen 2
2020-2022 Kementerian Perindustrian
Terdapat SNI termutakhir, yaitu SNI 141:2020, Pompa air sentrifugal untuk irigasi – Unjuk kerja dan metode uji Sesuai SK kepala BSN No. 182/KEP/BSN/6/2020
18. AC SNI IEC 60335-2-40-2009
Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa kalor listrik, pengkondisi udara dan pengering udara
2022 Kementerian
Perindustrian Terdapat SNI termutakhir pada SISPK yakni SNI IEC 60335-2-40:2010, Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa bahang listrik,
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 105
No Produk/Jasa/Proses/ Sistem
Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi
penyaman udara dan penurun lembab
19. Kulkas
SNI IEC 60335-2-24-2009
Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin, peralatan es krim dan pembuat es
2022 Kementerian
Perindustrian Terdapat SNI termutakhir pada SISPK yakni SNI IEC 60335-2-24:2010, Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peranti pendingin, peranti es krim dan pembuat es
20. Mesin Cuci
SNI IEC 60335-2-7-2009
Piranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 2-7: Persyaratan khusus untuk mesin cuci
2022 Kementerian
Perindustrian Terdapat SNI termutakhir pada SISPK yakni SNI IEC 60335-2-7:2010, Peranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 2-7: Persyaratan khusus untuk mesin cuci
21. Showcase SNI IEC 60335-2-89: 2015
Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-89: Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin komersial dengan unit refrigeran atau kompresor tergabung atau terpisah (IEC 60335-2-89:2012, IDT)
2022 Kementerian
Perindustrian -
22. Baterai Primer SNI IEC 60086-2-2015
Baterai primer - Bagian 2: Spesifikasi fisik dan listrik (IEC 60086-2:2011, IDT)
2022 Kementerian
Perindustrian -
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 106
No Produk/Jasa/Proses/ Sistem
Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan
Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi
23. * SNI IEC 62610-1-2015 *
- Kementerian
Perindustrian Nomor SNI tersebut tidak tersedia dalam database SISPK Berdasarkan data IEC IEC TS 62610-1:2009
Mechanical structures for
electronic equipment - Thermal
management for cabinets in
accordance wit IEC 60297 and
IEC 60917 series - Part 1:
Design guide: Interface
dimension and provision for
thermoelectrical cooling
systems (Peltier effect)
24. Pompa Submersible SNI/IEC 60335-2-41:2010 *
Piranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa
2022 Kementerian
Perindustrian -
25. Powerbank SNI 8785:2019
Bank daya (Power Bank) Ion Litium – Bagian 1: Persyaratan umum keselamatan
2022 Kementerian
Perindustrian -
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 108
Lampiran 4 Tabel Rekomendasi pada perundingan/kesepakatan Internasional bidang SPK
No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi
1 Bilateral IACEPA Implementasi Proposal Australia kepada Indonesia terkait Mekanisme dan Kerjasama program tindaklanjut IACEPA Tahun 2021
BSN memberikan rekomendasi kepada Kementrian PPN/Bappenas terkait usulan Kerjasama dan mekanisme di bidang Standar, Regulasi Teknis dan Prosedur Penilaian Kesesuaian sebagai tindak lanjut IA CEPA, yaitu: 1. Kerjasama untuk menjajaki peluang dukungan kendaraan listrik
melalui standar dan penilaian kesesuaian, fokus pada pengembangan keahlian pertambangan litium Australia dan pengembangan baterai lithium-ion teknologi.
2. mengusulkan program kerja Bersama untuk sektor potensial (tekstil, makanan, dan industry maju), dimana masing-masing K/L memiliki peran, seperti: - BSN ,: Melakukan fasilitasi penerapan dan sertifikasi - FTA Center : menyediakan pasar dan bina jalur perdagangan - LPK: melakukan PK dan koodinasi penyiapan persyaratan teknis - Pemda: menentukan lokus dan memfasiliasi infrastruktur daerah
2 IEUCEPA On-Going negotiation
1. Penyelesaian Draft text TBT dan Annex pada Chapter IEUCEPA
2. Annex List of
1. Annex List of Organization – BSN menyampaikan posisi Indonesia untuk tidak memasukkan UNECE dan ILO dalam daftar organisasi pengembang standar yang disetujui, dengan pertimbangan bahwa Standar dari kedua organisasi tersebut tidak masuk dalam lingkup TBT.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 109
No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi
Organization
3. Supplier Declaration of Conformity (SDoC)
3. Annex Motor vehicle
2. Annex Supplier Declaration - BSN merekomendasikan untuk saat ini pengaturan terhadap SDoC tetap belum bisa dimasukkan dalam draft teks TBT IEU Cepa dengan pertimbangan :
o Regulasi SPK yang ada saat ini (UU 20 tahun 2014 dan PP 34 Tahun 2018) belum mengatur penerapan SDoC secara eksplisit
o Regulasi berbasis standar untuk produk high risk tetap menggunakan pihak ketiga dan belum ada yang menerapkan SDoC. Berbeda dengan regulasi EU, penerapan SDoC bisa untuk beberapa produk yang high risk
3. BSN menyampaikan rekomendasi untuk menjadikan ASEAN MRA automotive sebagai best pratice yg berfungsi menjadi poertimbangan menentukan posisi Indonesia menjadi anggota WP 29, mengingat brdasarkan kajian Bersama masih banyak kesulitan untuk menjadi anggota WP 29 (tidak siap menjadi pasar bagi product-product EU)
3 IUAECEPA On-Going
negotiation Penyelesaian Draft text TBT dalam Working Group Trade in Goods
BSN merekomendasikan kepada Kementrian Perdagangan utk TBT/STRACAP tetap pada bentuk article di bawah Chapter Trade in Goods dan bukan chapter tersendiri dengan pertimbangan hubungan Indonesia dengan UAE di forum TBT WTO tidak terlalu banyak permasalahan sehingga kesepakatan dalam draft teks TBT Indonesia UAE Cepa bisa mengacu ke artikel-artikel yang ada di TBT WTO Agreement.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 110
No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi
4 IETO TETO Indonesia -Taiwan
On-Going negotiation
Pembahasan terkait article Intellectual Propoerty Right ( IPR) dalam MoU on Standardizationand Conformity Assessment Cooperation
BSN merekomendasikan kepada Direktorat Perundingan Bilateral Kemendag agar menyetujui Article Intellectual Property Rights dalam MoU on Standardization and Conformity Assessment pada Joint Committee on Trade and Investment IETO-TETO.
5 Regional ACCSQ Plenary
On-Going negotiation
Circular 32 on Certificate of Pharmaceutical Product (CPP) by Viet Nam
BSN memberikan rekomendasi untuk melakukan:
1. Evaluasi menyeluruh terhadap dossier obat yang diserahkan untuk registrasi sesuai dengan ACTD, dimana aspek mutu, khasiat dan keamanan suatu produk dapat dievaluasi melalui dossier sesuai ACTD.
2. Penyamaan persepsi bahwa CPP merupakan dokumen administratif yang menginformasikan suatu produk terdaftar di Negara asal, dimana untuk melihat apakah suatu produk sudah terdaftar atau belum, dapat melakukan pengecekan pada web site resmi NRA.
3. Penyampaian Inquiry terhadap notifkasi Circular 32/2018/TT-BYT kepada TBT WTO dengan substansi :
Permintaan Rancangan dokumen regulasi yang dinotifikasikan oleh Viet Nam, termasuk ketentuan transisi (Transitional Provision) dalam bahasa Inggris.
Klarifikasi pernyataan VietNam atas informasi tetang belum adanya AMS yang terdampak negatif dari penerapan regulasi tersebut.
6 ACFTA Implementasi Further Liberalisation of
Trade in Goods and
BSN memberikan:
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 111
No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi
Possible Areas of Cooperation between ASEAN and China under the ACFTA Upgrading Protocol
1. usulan terkait transparency dan cooperation dalam chapter STRACAP/TBT dapat disepakati mengingat pembahasan sejenis telah umum dalam chapter STRACAP di ASEAN FTA lainnya.
2. Usulan mutual understanding bidang STRACAP antara ASEAN dan China untuk memfasilitasi perdagangan melalui pengakuan atas hasil uji laboratorium dan sertifikat kesesuaian produk oleh kedua belah pihak juga harus dapat diimplementasikan pada beberapa level standar (tingkat daerah dan nasional).
3. Masukan bahwa dalam 5 kategori profuk dalam dialogue partner ACCSQ dengan ACFTA SC-STRACAP, yaitu Prepared Foodstuff, Healthcare (Cosmetics, Traditional Medicine, Health Suplement), Electrical and Electronic Equipment, Wood-Based, Automotives dan potensi area lain yang masih dalam penjajakan antara ASEAN dan China, dapat menjadi pintu liberalisasi dalam area STRACAP yang cukup terbuka diantara kedua pihak
7 RCEP Ratifikasi Proses pengesahan RCEP melalui Adopsi ke dalam instrumen hukum nasional
BSN memberikan masukan dalam rencana aksi persiapan implementasi perjanjian RCEP, antara lain
7. Peningkatan awareness para pemangku kepentingan Internal dan Eksternal
8. Melakukan sosialisasi dan diseminasi untuk identifikasi peluang positif dalam pemanfaatan perjanjian dengan tujuan meningkatkan ekspor produk unggulan yang memenuhi standar (SNI harmonis)
9. Melakukan identifikasi SNI yang harmonis dengan Standar Internasional dan roadmap arah adopsi dengan SDO Internasional
10. Melakukan pemetaan kesiapan Skema SNI yang sudah/belum tersedia untuk SNI wajib maupun sukarela
11. Melakukan kajian kesiapan keberterimaan conformity assessment result baik untuk scope test report atau
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 112
No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi
certification untuk sektor produk prioritas dengan UMKM sebagai target utama
12. Mengembangkan kerjasama dengan SDO dan NSB yang berpotensi untuk meningkatkan kemampuan pengembangan Standar di tingkat Regional maupun Internasional
13. Mengembangkan kerja sama dengan K/L pembina sektor untuk mendukung kemampuan sektor produk nasional dalam pemenuhan standar untuk tujuan Capacity Building,seperti:
- memusatkan Pelatihan kompetensi (bidang standar dan penilaian kesesuaian) yang berfokus pada produk prioritas nasional dan mengutamakan UMKM
- melakukan pelatihan teknis pada sektor-sektor produk yang berpotensi untuk di ekspor
8 AANZFTA Implementasi Upgrading AANZFTA framework agreement
Proposed inclusion of 60-day timeline specified in the RCEP STRACAP Chapter to the AANZFTA STRACAP Chapter
BSN merekomendasikan kepada delegasi Indonesia terkait:
1. Jangka waktu 60 hari yang terdapat dalam Bab STRACAP memberi keuntungan terutama peluang bagi Indonesia untuk memperoleh transparansi.
2. Ketentuan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA), memerlukan penelaahan lebih dalam dengan ketentuan ASEAN NTMs telah disepakati AMS untuk tujuan konsusrensi
9 Multi-lateral WTO TPR
Implementasi Penyelengaraan TPR anggota WTO Periode Tahun 2021
BSN memberikan masukan / Inquiry pada masing-masing dokumen Secretariat Report TPR negara anggota WTO yang sedang berjalan, antara lain: Argentina, Turki, Republik Rakyat Tiongkok, & Vietnam sebagai evaluasi terhadap praktek pemenuhan TBT WTO Agreement (standar, regulasi teknis, penilaian kesesuaian dan mekanisme transparansi) agar tidak merugikan kepentingan nasional.
2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 113
No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi
10 WTO TFA Implementasi 1. Penyusunan program kerja KNFP
2. Media Data, Informasi dan Komunikasi
1. BSN mengusulkan Keterlibatan perwakilan masing-masing K/L dalam menangani isu sectoral sebagai anggota Sekretariat KNFP yang sedang disusun, sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 406 Tahun 2020 tentang Sekretariat Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan dapat dilakukan secara periodik
2. BSN memberikan sambutan positif atas rencana pembentukan website KNFP untuk menampung Inquiry yang masuk ke Indonesia sebaagi program prioritas KNFP Tahun 2022
3. BSN menyampaikan masukan terhadap Indonesia's Trade And Trade-Related Measures (Periode of mid-October 2020 until mid-May 2021), bahwa Kebijakan BSN akan memiliki dampak bagi kebijakan K/L/LPK/stakeholder lain yang berkenaan dengan dukungan pemenuhan infrastruktur mutu nasional, namun tidak bersinggungan langsung konsumen/masyarakat.
11 UNFSS Kajian teknis Pembentukan platform multi-stakeholder untuk VSS di tingkat nasional (NP-VSS)
1. BSN merekomendasikan untuk melakukan harmonisasi terhadap pandangan Voluntary Sustainability Standards (VSS) sebagai aturan khusus yang menjamin bahwa produk yang dibeli konsumen tidak membahayakan lingkungan dan orang yang memproduksinya
2. BSN memberikan usulan proposal Kajian Pembentukan National Platform VSS (NP VSS) dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian yang seklaigus dapat menjadi tindaklanjut Perjanjian IEFTACEPA dan program UNFSS.