Laporan Kinerja Deputi PSPK 2021

114

Transcript of Laporan Kinerja Deputi PSPK 2021

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 2

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas

dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Laporan Kinerja

juga merupakan komponen dari prinsip "good governance" yang menjadi

persyaratan bagi setiap instansi, dalam upaya mewujudkan visi dan misi lembaga

yang selaras dengan visi dan misi Presiden. Sejalan dengan itu, penyusunan Laporan

Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021

dimaksudkan untuk melaporkan secara transparan penggunaan seluruh sumber

daya yang menjadi kewenangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) kepada

semua pihak yang berkepentingan.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

Tahun 2021 merupakan Laporan Kinerja tahun kedua Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Penyusunan Laporan Kinerja

Tahun 2021 telah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Sekretaris Utama BSN Nomor

22/KEP/SESTAMA/11/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan BSN, serta Rencana Strategis BSN Tahun

2020-2024.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

Tahun 2021 ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk

perbaikan dan peningkatan kinerja ke depan yang lebih baik lagi bagi organisasi

dan unit kerja di lingkungan BSN.

Jakarta, Januari 2022

Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian

Dr. Zakiyah, MM

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

Tahun 2021 telah menetapkan 5 (lima) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja.

Sasaran dan indikator kinerja tersebut merupakan perwujudan pelaksanaan Program

Pengembangan Standardisasi Nasional yang diamanatkan kepada Deputi Bidang

Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

Berikut disajikan tabel capaian perjanjian kinerja Deputi Bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021 menurut Sasaran:

TABEL SASARAN, INDIKATOR KINERJA, TARGET DAN CAPAIAN TAHUN 2021

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

1. Meningkatnya kepatuhan

produk terhadap SNI

1. Persentase produk ber SNI 10% 11,57% 115,7%

2. Persentase peningkatan

produk yang sesuai dengan

SNI

55% 64% 116%

2. Memastikan kebijakan SPK

dapat memfasilitasi

penerapan SNI dan

penilaian kesesuaian

secara efektif

3. Persentase kebijakan

penerapan SPK yang menjadi

acuan stakeholder

65% 96% 148%

4. Persentase rekomendasi

kebijakan penerapan SPK

yang ditindaklanjuti

stakeholder

85% 88 % 103 %

3. Meningkatnya SNI yang

diterapkan untuk daya

saing produk, penetrasi

pasar dan perlindungan

masyarakat dari aspek K3L

5. Persentase SNI yang

diterapkan oleh pelaku usaha,

organisasi dan LPK

40%

41,02 %

102 %

4. Meningkatnya keteraturan

penerapan tata kelola

standardisasi dan penilaian

kesesuaian yang baik di

organisasi pemerintah

secara optimal

6. Rata-rata tingkat maturitas

penerapan tata Kelola SPK di

instansi pemerintah

2,1 rata-

rata

tingkat

maturitas

2,1 100 %

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 4

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

5. Terwujudnya penguatan

akuntabilitas BSN

7. Predikat akuntabilitas Deputi

Bidang Penerapan Standar

dan Penilaian Kesesuaian

72 nilai (BB)

75,75 105,2%

Rata-rata capaian 112%

*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah

100%.

Dari 7 (tujuh) indikator kinerja di Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian semua indikator kinerja mencapai target (capaian 100%), Untuk

itu, rata-rata capaian indikator kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian tahun 2021 adalah 112 %. Capaian yang melebihi target

tersebut perlu dipertahankan secara berkelanjutan. Dengan adanya refocusing

anggaran akibat pandemic, Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuain dan unit kerja di bawahnya melakukan berbagai inovasi dan kolaborasi

dengan mitra yang menghasilkan banyak kegiatan meskipun dana mengalami

pemotongan yang cukup besar (70%). Kolaborasi dengan berbagai mitra baik

Kementerian, Lembaga, Bank Indonesia, BUMN, Perguruan Tinggi dan Komunitas

menjadikan capaian unit kerja di bawah Deputi bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian melampaui dari target yang diharapkan.

Pada tahun 2021, sebagai perwujudan amanah Undang-Undang No 11 tahun

2020 mengenai Cipta Kerja dan peraturan turunannya salah satunya mengenai

perijinan tunggal, dimana pelaku UMK dengan Risiko Rendah diberi kemudahan

berupa perizinan tunggal. NIB berlaku sebagai legalitas, Standar Nasional Indonesia

(SNI). Untuk melaksanakan peraturan ini, BSN menetapkan kebijakan dan program

SNI Bina UMK untuk pembinaan penerapan SNI kepada UMK kategori usaha risiko

rendah yang diharpkan dapat mempercepat transformasi UMK. UMK kategori risiko

rendah yang mengajukan perijinan usaha melalu aplikasi One SInggle Submission

(OSS) akan memperoleh NIB sekaligus tanda SNI Bina UMK, yang selanjutnya

dilaksanakan pembinaan penerapan SNI hingga memenuhi persyaratan SNI. SIstem

pembinaan penerapan SNI kepada UMK dilakukan melalui aplikasi SNI Bina UMK

berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah ini terus dikembangkan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 5

sehingga para UMKM akan mendapatkan pembinaan dari pemerintah pusat dan

daerah sampai mereka siap sertifikasi SNI.

Untuk meningkatkan akses pasar produk UMKM berSNI, pada tahun 2021 juga

telah dikembangkan Etalase Digital Produk UMKM berSNI, yang dinamakan TOKO

MUTU. Etalase ini merupakan sarana promosi dan pemasaran secara digital bagi

UMKM baik binaan BSN maupun lainnya. Etalase ini juga dapat menjadi acuan bagi

masyarakat, konsumen, BUMN atau Lembaga pemerintah dalam pembelian barang

yang aman dan terjamin mutunya sesuai SNI. Ke depan website TOKO MUTU ini akan

dikembangkan lebih luas lagi agar bisa menjadi sarana pemasaran yang strategis

bagi UMKM baik untuk pasar nasional maupun global.

Inovasi juga dikembangkan dalam pelaksanaan uji petik dalam rangka melihat

efektifitas penerapan SNI. Selain terhadap produk barang bertanda SNI, uji petik 2021

dikembangkan ke penerapan SNI jasa dan SNI bidang sistem. Selain itu Optimasi

penggunaan ICT dalam kegiatan diseminasi SPK dan pelaksanaan SNI Award juga

meningkatkan kesadaran dan keterlibatan stakeholder dalam penerapan standar.

Untuk membangun komunikasi antara peserta SNI award dan menyebarkan

perkembangan pengetahuan di bidang standar dan implementasinya Deputi

Bidang PSPK juga menerbitkan News Letter SNI Award secara rutin. Pada tahun 2021,

Kebijakan dan rekomendasi yang diterbitkan terkait pelaksanaan tupoksi Deputi

bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian adalah sebanyak 329.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 6

DAFTAR ISI

Halaman Cover ............................................................................................ 1

Kata Pengantar ............................................................................................ 2

Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 3

Daftar Isi ........................................................................................................ 6

Daftar Gambar …………………………………………………………………….. 8

Daftar Tabel ………………………………………………………………………… 10

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............................................................................... 12

I.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 12

I.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi .......................................... 13

I.4 Sumber Daya Manusia .................................................................. 15

I.5 Peran Strategis ............................................................................... 18

BAB II PERENCANAAN KINERJA

II.1 Perencanaan Strategis ................................................................. 25

II.1.1 Visi dan Misi ......................................................................... 25

II.1.2 Tujuan dan Sasaran ........................................................... 27

II.2 Perjanjian Kinerja ........................................................................... 29

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

III.1 Capaian Kinerja ............................................................................. 33

III.2 Realisasi Anggaran ........................................................................ 87

BAB IV PENUTUP

Penutup ................................................................................................... 89

LAMPIRAN

Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ……………………………………………….. 90

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 7

PNRT 2022 ……………………………………………………………………….. 92

PNRT 2020-2021…………………………………………………………………. 101

Tabel Rekomendasi pada perundingan/kesepakatan

Internasional bidang SPK ……………………………………………………. 108

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Penerapan Standar Dan Penilaian

Kesesuaian .............................................................................................................................................................................. 14

Gambar 1. 2 Diagram Personel ASN deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian Berdasarkan Jenjang Pendidikan.................................................................... 15

Gambar 1. 3 Diagram Personel ASN Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian Berdasarkan Rentang Usia .................................................................................... 17

Gambar 1. 4 Komposisi Tim Evaluator SNI Award 2021 ........................................................................ 18

Gambar 3. 1 Tahapan Pelaksanaan Monitoring Dan Uji Petik SNI Barang Tahun 2021

.......................................................................................................................................................................................................... 38

Gambar 3. 2 Tahapan Pelaksanaan Monitoring Dan Uji Petik SNI Jasa Dan Sistem

Tahun 2021 .............................................................................................................................................................................. 40

Gambar 3. 3 Mekanisme PNRT Sesuai PBSN No.7 Tahun 2020 ....................................................... 47

Gambar 3. 4 Perkembangan Data SNI Revisi s.d Tahun 2021 ........................................................ 50

Gambar 3. 5 Grafik Rasio Daya Dukung LPK Terhadap Produk Unggulan Daerah ...... 57

Gambar 3. 6 Grafik rasio daya dukung LPK terhadap sektor usaha ........................................ 58

Gambar 3. 7 Sebaran Wilayah Fasilitasi LPK Tahun 2021 .................................................................... 58

Gambar 3. 8 Progres PNRT dan Regulasi Yang Ditetapkan Periode 2015-2021 ............... 64

Gambar 3. 9 Persentase PNRT yang Ditetapkan Menjadi Regulasi Teknis Periode

2015-2021.................................................................................................................................................................................. 64

Gambar 3. 10 Jumlah Notifikasi Indonesia Periode 2011-2021 ...................................................... 65

Gambar 3. 11 Tahapan Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan .............................. 66

Gambar 3. 12 Struktur Komnas dan KK Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan .......................................................................................................................................................................................................... 67

Gambar 3. 13 Pertumbuhan Jumlah Organisasi Penerap SNI Dari Tahun 2016-2021 .. 75

Gambar 3. 14 Peta Sebaran Pembinaan Penerapan SNI Kepada Organisasi di 19

Propinsi ....................................................................................................................................................................................... 77

Gambar 3. 15 Peta Sebaran Pembinaan Penerapan SNI Kepada UMKM DI 25

Propinsi ....................................................................................................................................................................................... 78

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 9

Gambar 3. 16 Jumlah Pelaku Usaha Yang Fasilitasi Sertifikasi SNI 2015-2021 .................... 79

Gambar 3. 17 Perkembangan Fasilitasi LPK Dari Tahun 2017-2021 ............................................ 80

Gambar 3. 18 Aplikasi Pembinaan UMKM - SNI Bina UMK ................................................................. 81

Gambar 3. 19 Tampilan Etalase Digital Produk UMKM BerSNI ........................................................ 82

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 10

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Personel Asn Deputi Bidang Penerapan Standar Dan Penilaian Kesesuaian

Berdasarkan Jenjang Pendidikan......................................................................................................................... 15

Tabel 1. 2 Personel ASN deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................................................................................ 16

Tabel 1. 3 Personel ASN Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian berdasarkan Rentang Usia ........................................................................................................... 16

Tabel 1. 4 Potensi dan Permasalahan di Organisasi Deputi Bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian ...................................................................................................................... 21

Tabel 2. 1 Tujuan dan Indikator Tujuan Deputi Bidang PSPK 2020-2024 .................................. 28

Tabel 2. 2 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian Tahun 2021 ................................................................................................................................................. 29

Tabel 3. 1 Pencapaian Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian Tahun 2020 ................................................................................................................................................. 34

Tabel 3. 2 Capaian Kinerja Sasaran 1 ................................................................................................................ 35

Tabel 3. 3 Capaian Kinerja Sasaran 2 ................................................................................................................ 42

Tabel 3. 4 Daftar PBSN Skema Penerapan SNI yang DitetaPkan Tahun 2021 .................... 43

Tabel 3. 5 Daftar keputusan Kepala BSN Mengenai Penunjukkan LSPro Pada Tahun

2021 .............................................................................................................................................................................................. 45

Tabel 3. 6 Rencana PNRT 2022 ................................................................................................................................ 48

Tabel 3. 7 Kebijakan Berbasi Penelitian ............................................................................................................ 51

Tabel 3. 8 Daftar Fasilitasi Kepada UMK Dalam Penerapan dan Sertifikasi SNI ................ 52

Tabel 3. 9 Daftar Fasilitasi Kepada Organisasi dan Industri Dalam Penerapan SNI ...... 55

Tabel 3. 10 LPK Binaan BSN yang Telah Selesai Proses Fasilitasi Tahun 2021 ...................... 59

Tabel 3. 11 LPK binaan BSN yang Tengah Dalam Proses Pengajuan Akreditasi KAN .. 59

Tabel 3. 12 Jumlah Kebijakan Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan Yang

Ditindaklanjuti ....................................................................................................................................................................... 65

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 11

Tabel 3. 13 Capaian Kinerja Sasaran 2 ............................................................................................................. 72

Tabel 3. 14 Rincian Jumlah SNI yang Diterapkan ..................................................................................... 73

Tabel 3. 15 Jumlah Organisasi Penerap SNI Sesuai Dengan Skema Akreditasi KAN .... 75

Tabel 3. 16 Capaian Kinerja Sasaran 4 ............................................................................................................. 82

Tabel 3. 17 Elemen dan Sub Elemen Evaluasi Penerapan Tata Kelola SPK ......................... 84

Tabel 3. 18 Lokus Penerapan Tata Kelola SPK Pada Organisasi Pemerintah ..................... 85

Tabel 3. 19 Capaian Kinerja Sasaran 5 ............................................................................................................. 86

Tabel 3. 20 Pagu dan Realisasi Anggaran Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian TA 2021 .................................................................................................................................. 88

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 12

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan

Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur dalam Perpres

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan

kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam

mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) tersebut

juga menjadi kewajiban Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian, sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional

(BSN).

Capaian kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

memberikan kontribusi khususnya pada kinerja BSN. Oleh karena itu, penyusunan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang

Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN Tahun 2021.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik

atas pelaksanaan program/kegiatan serta akuntabilitas kinerja dalam rangka

mencapai visi dan misi Lembaga yang selaras dengan visi dan misi Presiden, dengan

tujuan sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja

yang telah dan seharusnya dicapai;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk

meningkatkan kinerjanya.

S

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 13

Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar penyusunan beberapa

rekomendasi untuk menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi

yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja Unit Kerja.

I.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2018 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional, tugas Deputi Bidang

Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang penerapan standar dan penilaian kesesuaian

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan kebijakan di bidang pengembangan sistem, konsultasi,

diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian kesesuaian

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem, konsultasi,

diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian kesesuaian ;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan sistem,

konsultasi, diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan penilaian

kesesuaian.

4. Pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan

sistem, konsultasi, diseminasi, dan pengendalian penerapan standar dan

penilaian kesesuaian

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala

Struktur Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dapat

dilihat pada Gambar I.1 berikut.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 14

GAMBAR 1. 1 STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN

KESESUAIAN

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian mempunyai tata kerja yang didukung oleh:

1. Direktorat Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dengan tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan,

serta pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang

pengembangan sistem dan pengendalian penerapan standar dan penilaian

kesesuaian

2. Direktorat Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dengan

tugas melaksanakan penyusunan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan

pelaporan, serta pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang

konsultasi dan diseminasi penerapan standar dan penilaian kesesuaian

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 15

I.4 SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan 31 Desember

2021 Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian memiliki personel

berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) orang, dengan

rincian sesuai tabel I.1 berikut:

TABEL 1. 1 PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN

BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

GAMBAR 1. 2 DIAGRAM PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN

KESESUAIAN BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

1 1

43

26

2

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

SMA D3 S1 S2 S3

Strata Pendidikan

No Uraian Jenjang Pendidikan Jumlah

Orang SMA D3 S1 S2 S3

1. Deputi PSPK - - 1 1

2. Direktorat SPSPK - 21 14 1 36

3. Direktorat PPSPK 1 1 22 12 - 36

Jumlah 1 1 43 26 2 73

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 16

Berdasarkan Tabel 1.1 dan Gambar 1.2 terlihat bahwa Deputi PSPK mempunyai

sumber daya manusia dengan jenjang pendidikan S1 sebanyak 43 orang (59 %) dan

S2 sebanyak 26 orang ( 36 %) dan jenjang S3 sebanyak 2 orang (2,5 %) dan 2,5 %

sedang menyelesaikan Pendidikan ke jenjang S1. Terjadi peningkatan prosentasi

untuk jenjang S2 dari 23 % tahun 2020 menjadi 36 % pada tahun 2021. Peningkatan

komptensi SDM di lingkungan Deputi PSPK terus dikembangkan tidak hanya dari

tingkat Pendidikan formal, namun juga soft kompetensi maupun kemampuan teknis

lainnya yang menunjang pekerjaan di masing-masing unit kerja.

Sedangkan Tabel 1.2 menunjukkan jumlah pegawai laki-laki dan perempuan di

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian yang memperlihatkan

keseimbangan.

TABEL 1. 2 PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Selain itu, Tabel 1.3 dan Gambar 1.3 menunjukkan ketersediaan pegawai di Deputi

Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian berdasarkan rentang usia. Terlihat

bahwa SDM di lingkungan PSPK didominasi oleh SDM dengan rentang usia 31-35

tahun.

TABEL 1. 3 PERSONEL ASN KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN

KESESUAIAN BERDASARKAN RENTANG USIA

No Rentang Usia PNS Jumlah

1. 20 – 25 4

2. 26 – 30 10

3. 31 – 35 32

4. 36 – 40 13

No Uraian Jenis Kelamin Jumlah

L P

1. Deputi PSPK - 1 1

2. Direktorat SPSPK 13 23 36

3. Direktorat PPSPK 22 14 36

Jumlah 35 38 73

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 17

5. 41 – 45 6

6. 46 – 50 4

7. 51 – 55 1

8. >55 3

TOTAL 73

GAMBAR 1. 3 DIAGRAM PERSONEL ASN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN

KESESUAIAN BERDASARKAN RENTANG USIA

Selain SDM internal, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian juga

didukung oleh stakeholder sebagai partner/mitra dalam penerapan standar dan

penilaian kesesuaian dimana kontribusi mereka sangat besar. Mitra tersebut terdiri

dari:

1. Anggota Komite Kebijakan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan

Standardisasi Nasional yang melibatkan 15 institusi ;

2. Dewan Juri SNI Award sebanyak 20 orang yang terdiri dari unsur industri, regulator,

akademisi, media dan dari lembaga penilaian kesesuaian.

3. Komite Nasional Hambatan Teknis Perdagangan (HTP) yang terdiri dari 13

Kelompok Kerja dengan melibatkan 12 institusi;

4. Kelompok Kerja ISO COPOLCO yang terdiri dari 4 institusi baik dari pemerintah,

professional, maupun NGO yang bergerak di bidang perlindungan konsumen ;

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 18

5. Evaluator SNI Award sebanyak 69 orang yang terdiri dari Calon Asisten Evaluator,

Asisten Evaluator, Evaluator dan Lead Evaluator dengan komposisi masing-

masing seperti dalam Gambar 1.4

GAMBAR 1. 4 KOMPOSISI TIM EVALUATOR SNI AWARD 2021

6. Pembina UMKM dan LPK yang tersebar di pusat maupun daerah;

7. Verifikator tata Kelola SPK melibatkan 15 institusi;

8. Koordinator Sektor lingkup ACCSQ melibatkan 6 institusi;

9. Keanggotaan kelompok kerja pengelola penilaian kesesuaian

I.5 PERAN STRATEGIS

Sejalan dengan perkembangan nasional di bidang standardisasi dan dalam

mengantisipasi era globlalisasi perdagangan dunia, kegiatan standardisasi dan

penilaian kesesuaian perlu terus dikembangkan secara berkelanjutan khususnya

dalam memantapkan dan meningkatkan daya saing produk nasional,

memperlancar arus perdagangan yang sehat dan transparan serta melindungi

kepentingan umum. Badan standardisasi Nasional mempunyai tugas melakukan

koordinasi dan pembinaan di bidang standardisasi nasional.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 19

BSN mempunyai peran strategis mengkoordinasikan kementerian/

Lembaga dalam pembahasan isu strategis terkait standardisasi dalam

Undang Undang Cipta Kerja (UUCK) tahun 2020. Sesuai amanah UUCK ini,

pemerintah pusat dan daerah mempunyai kewajiban melakukan

pembinaan dan fasil itasi sertifikasi SNI kepada UMK. Untuk memberikan

kemudahan berusaha dan pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil , dan

menengah (UMKM), Pemerintah telah resmi menetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan

Berusaha Berbasis Risiko dan PP Nomor 7 tahun 2021 tentang Kemudahan ,

Perlindungan, dan pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

sebagai turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja. Dalam peraturan

perijinan berusaha berbasis risiko atau Risk Based Approach (RBA) ini, SNI

menjadi salah satu isu strategis khususnya dimana Nomor Induk Berusaha

(NIB) untuk kegiatan usaha mikro kecil dengan tingkat risiko rendah,

berlaku juga sebagai SNI .

Dengan ketentuan tersebut, Deputi bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian mempunyai peran strateg is dalam Pembinaan UMK

dalam konteks perijinan tunggal melalui Kebijakan SNI Bina UMK. Lebih

lanjut kebijakan ini diturunkan kedalam program dan kegiatan diseminasi,

edukasi, dan pembimbingan penerapan SNI, serta pengembangan skema

sertiifkasi khusus UMK risko rendah secara terintegrasi. Untuk memudahkan

pelaksanakan kebijakan ini, BSN telah meluncurkan apl ikasi SNI Bina UMK

yang dapat menjadi sarana kementerian, Lembaga dan pemerintah

daerah untuk melakukan pendampingan penerapan SNI sampai fasil itasi

sertifikasi SNI. Dengan adanya kebijakan dan program terintegrasi ini

diharapkan mampu mempercepat UMK naik kelas dan berdaya saing.

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian juga mempunyai

peran strategis dalam meningkatkan keberterimaan dan daya saing produk nasional

melalui kegiatan pengembangan skema penilaian kesesuaian sesuai dengan prinsip

penilaian kesesuaian yang diakui global. Skema PK ini menjadi acuan LPK untuk

menjalankan kegiatan sertifikasi dan bisa dijadikan referensi bagi regulator saat

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 20

menetapkan regulasi teknis. Agar SPK dipahami dan atau diterapkan, Deputi bidang

PSPK melaksanakan diseminasi Standar SNI yabg ditetapkan kepada stakeholder

baik melalui kegiatan tatap muka dan Online dengan pemanfaatan kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan

fasilitasi pendampingan penerapan SNI kepada pelaku usaha dan organisasi.

Beberapa Pelaku UMKM yang telah difasilitasi BSN telah sukses masuk ke pasar ekspor.

Untuk mendukung penerapan SNI produk unggulan daerah dan meningkatkan

ketersediaan Lembaga Penilaian Kesuaian (LPK) di berbagai wilayah, Deputi PSPK

juga melakukan pemetaan dukungan LPK dan memberi fasilitasi pembinaan kepada

LPK. Dengan semakin banyaknya LPK untuk mendukung penerapan SNI di berbagai

wilayah, akan memudahkan pelaku usaha dalam melakukan proses penilaian

kesesuaian terhadap produk dan jasanya.

Untuk memastikan pemenuhan produk bertanda SNI terhadap

persyaratan/ketentuan yang berlaku dan melihat keefektivitas penerapan SNI, BSN

melakukan uji petik produk bertanda SNI terhadap barang yang beredar

dilapangan, uji petik penerapan SNI sektor jasa dan sektor sistem manajemen yang

telah disertifikasi oleh Lembaga penilaian kesesuaian terakreditasi KAN. Atas dasar

hasil uji petik, BSN menyampaikan rekomendasi kepada stakeholder terkait untuk

ditindaklanjuti dan menjadi salah satu input bahan evaluasi stakeholder untuk melihat

konstribusi mereka dalam menunjang tingkat efektifitas penerapan SNI yang

berkelanjutan.

Peran strategis Deputi PSPK dalam forum internasional adalah melakukan

notifikasi rancangan regulasi teknis kepada anggota WTO melalui sekretariat komite

Technical barrier to Trade - TBT WTO sesuai tugas BSN sebagai notification body and

enquiry point sebagimana tertuang dalam PP 34 2018. Hal ini dilaksanakan untuk

memberi kesempatan bagi negara partner untuk memberikan masukan terhadap

rancangan regulasi teknis dan memberi waktu bagi industri dalam mempersiapkan

produknya memenuhi persyaratan yang terdapat dalam rancangan tersebut. Selain

hal tersebut Deputi PSPK menjadi Ketua Komite Nasional Hambatan Teknis

Perdagangan yang beranggotakan semua Kementerian dan Lembaga pemerintah

yang terkait untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia di forum internasional

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 21

sehingga dapat meningkatkan akses pasar dan memastikan bahwa kebijakan yg

ditetapkan oleh Indonesia efektif dalam memfasilitasi perdagangan. Selain itu juga

memperkuat pentingnya Standar, Technical Regulation and Conformuty assessment

procedure (STRACAP) dalam perundingan bilateral dan global.

Untuk itu, sesuai dengan tugas dan fungsinya Deputi Bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian telah mengidentifikasi potensi, permasalahan

yang dihadapi, dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam mendukung

pelaksanaan fungsi BSN.

TABEL 1. 4 POTENSI DAN PERMASALAHAN DI ORGANISASI DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR

DAN PENILAIAN KESESUAIAN

POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

1.Tersedianya SNI sebagai

persyaratan sesuai

kepentingan nasional dan

selaras dengan standar

internasional,

1.1. Efektifitas penerapan SNI

belum optimal, Terlihat dari

adanya beberapa produk

bertanda SNI yang beredar

di pasar yang tidak konsisten

memenuhi persyaratan SNI.

1.1.1 Memperkuat forum

KKPRs untuk peningkatan

efektivitas penerapan SNI

dan pemantauannya

1.1.2 Penguatan komunikasi

dengan KAN untuk

pemeliharaan building trust

kegiatan PK .

2. Ditetapkannya

UU No 11 tahun 2020

tentang Cipta Kerja, PP 5

tahun 2021, PP 7 tahun

2021, dan kebijakan OSS

memperkuat pentingnya

penerapan SNI.

2.1 Aturan penerapan SNI

belum tersedia untuk

mendukung implementasi

perizinan tunggal untuk risiko

rendah sebagaimana

diamanahkan PP 5/2021

dan PP 7 tahun 2021

terutaman .

2.1.1 Pengembangan

kebijakan /sistem /program

pembinaan dan penerapan

SNI UMK risiko rendah - SNI

Bina UMK .

2.1.2. pengembangan

aplikasi layanan SPP SNI

berbasis OSS

3. Kolaborasi antar K/L/D

dalam Pembinaan UMK

melalui aplikasi SNI Bina

UMK sebagai amanah UU

Cipta Kerja

3.1 Anggaran pembinaan

UMK dan fasilitasi sertifikasi

SNI belum mendapat forsi

yang cukup di K/L/D.

3.1.1 Perlu Pendekatan untuk

pemanfaatan dana alokasi

khusus (DAK) di Kementerian

untuk pembinaan

penerapan dan fasilitasi

sertiifkasi SNI di daerah.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 22

4.Meningkatnya minat

masyarakat terhadap SPK

dan penerapannya

4.Terbatasnya saluran

komunikasi yang kontinu di

dalam masyarakat

4.1.1 Optimalisasi Kantor KLT

sebagai rumah mutu/SPK

bagi masyarakat.

4.1.2. Membangun sinergi

dengan informal leader

maupun opinion leader untuk

mengkomunikasi peran dan

signifikansi SPK dalam aktvitas

masyarakat.

4.1.3. Pengembangan Model

komunikasi SPK berbasis

sosiologi

5.Meningkatnya

permintaan penerapan

dan sertifikasi SNI oleh

pelaku usaha.

5.1 Industri (terutama pelaku

usaha mikro dan kecil) masih

kesulitan dalam memenuhi

SNI

5.1.1 Kolaborasi

Pengembangan panduan

penerapan SNI dan program

pendampingan UMKM

5.2. Masih terbatasnya

Pembina penerapan SNI i

5.2. 1 Capacity building bagi

pembina UMKM

5.2.2 Pengembangan

jejaring pembina UMKM

5.3 Akses pasar produk

tersertifikasi SNI masih

rendah

5.3.1 Penguatan keberadaan

Etalase Digital Produk UMKM

ber SNI “Toko Mutu”.

5.3.2 Pemanfaatan akses

Kerjasama bilateral

6. Adanya Kebijakan

dan kewajiban untuk

melaksanakan

tanggungjawab social dan

lingkungan pada BUMN

6.1 Kolaborasi dengan

beberapa BUMN baru

bersifat parsial, belum massif.

Belum ada landasan

kebijakan Kementerian BUMN

untuk memperkuat daya

saiang UMKM melalui

penerapan SNI dalam

kegiatan TJSL .

6.1.1 Perlu ada pendekatan

kepada Kementerian BUMN

untuk mengeluarkan

kebijakan bagi BUMN dalam

program TJSL untuk

memfasilitasi penerapan SNI

pada UMKM binaannya

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 23

7. Meningkatnya jumlah

lembaga penilaian

kesesuaian yang

diakreditasi KAN untuk

mendukung kegiatan

penerapan standar

7.1 Ruang lingkup akreditasi

belum sepenuhnya

mendukung produk daerah

dan pertumbuhan jenis

usaha

7.1.1 Penguatan Kerjasama

dengan pemerintah daerah

& perguruan tinggi dalam

pengembangan LPK di

daerah

7.2 Skema sertifikasi produk

begitu beragam,

7.2.1 Akselerasi Penyusunan

dan penetapan skema

sertifikasi untuk penerapan

SNI sukarela , bekerjasama

dengan LPK, pelaku usaha,

dan ahli sesuai bidang .

8. BSN selaku notification

body and enquiry TBT WTO

sehingga Kepentingan

Indonesia di forum TBT WTO

dapat terakomodasi

8.1 Rendahnya

pemenuhan prinsip

transparansi oleh regulator

8.1.1 Audiensi ke Regulator

mendorong pemenuhan

prinsip transparansi oleh

regulator dan

pemanfaatan forum high

policy dialogue (national

task force for NTMS)

8.2 Regulasi yang

dinotifikasi sering

mendapat concern dari

negara anggota lain

8.2.1 Pemastian PBSN 7 dan

PBSN 8 tahun 2020 dan

pemenuhan perjanjian TBT yg

akan dinotifikasi

8.3 Rendahnya awareness

dan partisipasi stakeholder

(industri ) dalam

mengakses rancangan

regulasi teknis negara lain

nasional

8.3.1 Sosialisasi ePing ke

industri untuk optimalisasi

peran Enquiry Point

8.3.2 Dialog secara intensif

dan FGD rancangan RT

dengan KADIN dan APINDO

serta para asosiasi.

8.4 Kurangnya

penyediaan data dalam

memperjuangkan posisi

nasional termasuk isu

lingkungan dan

kesehatan

8.4.1 Penguatan fungsi

Analis Standardisasi BSN dan

kerjasama research (Riset

Pro, LPDP, Insinas,dll) untuk

mendukung posisi Indonesia

termasuk penanganan

dispute.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 24

9. Meningkatnya

pemanfaatan SPK dan GRP

dalam penyusunan Regulasi

teknis

9.1 Kurangnya

pemahaman regulator

dalam penyusunan

Analisis dampak regulasi

teknis dan tata cara

pengusulan PNRT

9.1.1 Capacity building

penyusunan analisis

dampak regulasi teknis,

skema penilaian

kesesuaian dan Regulasi

teknis berbasis SPK

9.2. Dukungan

ketersediaan LPK yang

terbatas dalam hal

pengujian

9.2.1 Kolaborasi program

Penguatan kompetensi

LPK guna mendukung

penerapan Regulasi

Teknis.

9.3 Masih banyaknya

kebingungan stakeholder

terkait informasi status

penerapan SNI dan

ketentuan pemberlakuan

SNI wajib

9.3.1 Penyusunan FAQ

informasi penerapan SPK

bagi stakeholder

10. Penguatan Peran

(STRACAP) dalam perjanjian

perdagangan bebas

dengan negara mitra

(bilateral, regional,

multilateral)

10.1. Masih terbatasnya

kompetensi SDM SPK

dalam penyiapan dan

analisi data untuk

memperkuat posisi

Indonesia

10.1.1 Peningkatan

capacity building SDM SPK

terkait perjanjian

perdagangan dan aturan

terkait lainnya.

10.2 lemahnya

komunikasi data dan

informasi penunjang

antar unit di BSN maupun

lintas K/L dalam

perumusan posisi DELRI

bidang SPK

10.2.1 Pemanfaatan ICT

dalam penyiapan,

pengelolaan data dan

informasi perjanjian

perdagangan

10.2.2 Pembentukan Tim

Internal BSN Penanganan

Pemenuhan Kewajiban

Internasional Bidang SPK

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 25

BAB II PERENCANAAN KINERJA

II.1 PERENCANAAN STRATEGIS

II.1.1 VISI DAN MISI

adan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari satu kesatuan pemerintah Republik Indonesia yang harus

bekerja secara bersama-sama dan saling bersinergi dengan seluruh

Kementerian/Lembaga sesuai dengan tanggung jawab, tugas dan

kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bawah

kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan

visi Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18

Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2020-2024. Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Kementerian/Lembaga

(K/L) hanya memiliki 1 (satu) visi, yaitu visi Presiden Republik Indonesia 2020-2024 yaitu

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong”. Hal ini berarti bahwa visi BSN harus selaras dengan visi Presiden

Republik Indonesia, sehingga visi BSN sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BSN

Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

VISI

“Badan Standardisasi Nasional yang Andal, Profesional, Inovatif, dan

Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk

Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.”

Secara umum, visi ini bermakna bahwa 5 (lima) tahun ke depan, semua upaya

strategis yang dilakukan BSN harus bermuara untuk menggerakkan sektor

pembangunan nasional melalui penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian

secara komprehensif dan terintegrasi untuk menciptakan produk Indonesia

terstandardisasi nasional dan berdaya saing global sehingga dapat turut serta dalam

mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.

B

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 26

Presiden Republik Indonesia memiliki 9 (sembilan) misi yang dikenal dengan

Nawacita Kedua yang harus dilakukan dalam pembangunan Indonesia 5 (lima)

tahun (2020-2024) yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia.

2. Penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing.

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5. Memajukan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

7. Perlindungan bagi segenap bangasa dan memberikan rasa aman pada seluruh

warga.

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

Dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN berkontribusi

secara langsung terhadap misi nomor 2, yaitu Penguatan Struktur Ekonomi yang

Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing. Oleh karena itu, misi Badan Standardisasi

Nasional yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 yaitu:

MISI

“Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing

melalui Pengelolaan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian”

Pengelolaan standardisasi dan penilaian kesesuaian ini meliputi tahapan :

1. Mengembangkan Standar Nasional Indonesia yang berkualitas dan responsif

terhadap perubahan,

2. Menyelenggarakan tata kelola penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)

secara komprehensif dan menyeluruh,

3. Mengelola sistem akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan berorientasi

pada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta keberterimaan global.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 27

4. Mengelola standar nasional satuan ukuran untuk menjamin ketertelusuran

pengukuran nasional ke Sistem Internasional.

5. Mengelola sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian

kesesuaian berbasis modal manusia.

6. Menerapkan reformasi birokrasi BSN sesuai roadmap reformasi birokrasi nasional.

Mengacu pada misi BSN sebagaimana dijabarkan di atas, maka Deputi PSPK

menjalankan misi yang difokuskan pada Menyelenggarakan tata kelola penerapan

Standar Nasional Indonesia (SNI) secara komprehensif dan menyeluruh, yang

meliputi :

1. Mengembangkan kebijakan dan skema penerapan standar dan penilaian

kesesuaian selaras dengan kepentingan nasional dan ketentuan internasional;

2. Memastikan ketersediaan lembaga penilaian kesesuaian untuk mendukung

penerapan standar dan daya saing nasional;

3. Meningkatkan keterlibatan organisasi dan pelaku usaha untuk penerapan

standar dan penilaian kesesuaian dalam rangka penguatan daya saing

nasional;

4. Menguatkan peran dan keberterimaan standar dan penilaian kesesuaian di

forum nasional dan internasional;

5. Memastikan efektifitas penerapan standar dan penilaian kesesuaian

6. Meningkatkan tata kelola penerapan standar dan penilaian kesesuaian

7. Mengembangkan budaya standar dan penilaian kesesuaian;

8. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan budaya organisasi kedeputian.

II.1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan

mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis

strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan

kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga

untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai mengingat tujuan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 28

dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Tujuan Deputi bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian mengacu pada tujuan BSN pada Renstra BSN

Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

TUJUAN

Tujuan Indikator Tujuan

Terwujudnya produk Indonesia

terstandardisasi nasional dan

berdaya saing global

1. Ratio produk Indonesia ber-SNI yang

diterima di negara tujuan ekspor, dengan

target sd 2024 sebesar 20%.

2. Ratio standardisasi produk Indonesia,

dengan target sd 2024 sebesar 20%.

Dengan tujuan BSN tersebut kemudian diturunkan ke tujuan Deputi Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian sebagai berikut :

TABEL 2. 1 TUJUAN DAN INDIKATOR TUJUAN DEPUTI BIDANG PSPK 2020-2024

Tujuan Indikator Tujuan

Meningkatkan pemenuhan

produk terhadap SNI

Indeks pemenuhan produk terhadap SNI (rata-

rata), dengan target sd 2024 sebesar 70%.

Terlaksananya tata kelola SPK

di organisasi pemerintah

Index Penerapan Tata Kelola SPK dengan

target sd 2024 sebesar 2,4

Sasaran disini merupakan sasaran di lingkungan Deputi bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian selaku Unit Teknis di lingkungan BSN. Deputi Bidang

Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian dituntut agar dapat mengikuti

perkembangan dan dinamika di lingkungan BSN untuk meningkatkan kualitas,

produktivitas dan kinerja pelaksanaan fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja

Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian harus dapat dinilai dari

aspek ketepatan penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target

dan keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 29

Sasaran Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

mengacu pada sasaran yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 dan

Indikator Kinerja Utama BSN adalah sebagai berikut:

SASARAN

Sasaran Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian sesuai Renstra

BSN Tahun 2020-2024:

1. Meningkatnya daya saing produk Indonesia

2. Meningkatnya pemenuhan produk terhadap SNI

3. Tersedianya kebijakan SPK berbasis penelitian atau pengkajian

4. Diterapkannya SNI sesuai persyaratan penerapan

5. Diterapkannya tata Kelola SPK

6. Tersedianya SDM SPK yang kompeten

7. Terselenggaranya Reformasi Birokrasi BSN Menuju Birokrasi professional

II.2 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan Pernyataan Kinerja atau Perjanjian Kinerja

antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan

pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja dimanfaatkan oleh

pimpinan instansi pemerintah untuk menilai keberhasilan organisasi pada akhir tahun.

Berikut adalah Perjanjian Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian Tahun 2021 berdasarkan sasaran, indikator kinerja dan target

(Tabel 2.2).

TABEL 2. 2 PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN

TAHUN 2021

Sasaran Indikator Kinerja Target

2021

1. Meningkatnya

kepatuhan produk

terhadap SNI

Persentase produk ber SNI 10%

Persentase peningkatan produk yang

sesuai dengan SNI

55%

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 30

Sasaran Indikator Kinerja Target

2021

2. Memastikan kebijakan

SPK dapat

memfasilitasi

penerapan SNI dan

penilaian kesesuaian

secara efektif

Persentase kebijakan penerapan SPK

yang menjadi acuan stakeholder

65%

Persentase rekomendasi kebijakan

penerapan SPK yang ditindaklanjuti

stakeholders

85%

3. Meningkatnya SNI

yang diterapkan untuk

daya saing produk,

penetrasi pasar dan

perlindungan

masyarakat dari aspek

K3L

Persentase SNI yang diterapkan oleh

pelaku usaha, organisasi, dan LPK

40%

4. Meningkatnya

keteraturan

penerapan tata kelola

Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian

yang baik di organisasi

pemerintah secara

optimal

Rata-rata tingkat maturitas penerapan

tata kelola SPK di instansi pemerintah

2,1 Rata-

rata tingkat

maturitas

5. Terwujudnya

penguatan

akuntabilitas BSN

Predikat akuntabilitas Deputi Bidang

Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian

72 nilai (BB)

Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Deputi Bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian pada tahun 2021 menetapkan sebanyak 5 (lima)

sasaran dimana setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai acuan untuk

mengukur keberhasilan atau kegagalan pada setiap pelaksanaannya.

Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Deputi Bidang

Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian melaksanakan 2 (dua) kegiatan

dalam 1 (satu) program. Adapun keseluruhan program dan kegiatan tersebut

termasuk output yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 31

A. Program Pengembangan Standardisasi Nasional melalui :

1. Kegiatan Peningkatan Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

(3561), yang terdiri dari KRO dan RO sebagai berikut:

a. Klasifikasi Rincian Output (KRO): Kebijakan Bidang Tenaga Kerja, Industri dan

UMKM (3561.PBK) dengan Rincian Output (RO) antara lain :

1) Skema Penerapan Standar (3561.PBK.001)

2) Harmonisasi Regulasi Berbasis SPK (3561.PBK.002)

3) Pengendalian Penerapan Standar (3561.PBK.003)

b. Klasifikasi Rincian Output (KRO): Forum (3561.PEB) dengan RIncian Output

(RO) : Sidang Komite TBT WTO (3561.PEB.001)

c. Klasifikasi Rincian Output (KRO): Konferensi dan Event (3561.PEG) dengan

Rincian Output (RO) antara lain :

1) Sidang ACCSQ, APWG dan Plenary (3561.PEG.001)

2) Sidang WG2 (3561.PEG.002)

3) Sidang RCEP, APEC/JRAC, FTA, dan Bilateral Indonesia

(3561.PEG.003)

d. Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Peningkatan Manajemen Lembaga

Pemerintahan (3561.UAI) dengan RIncian Output (RO) : Tata Kelola SPK

pada Organisasi Pemerintah (3561.UAI.001)

2. Kegiatan Peningkatan Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian (3558) dengan yang terdiri dari KRO dan RO, sebagai berikut

a. Sosialisasi dan Diseminasi ( 3558.PEF) dengan rincian output (RO) :

1) Promosi Standar dan Penilaian Kesesuaian (3558.PEF.001)

2) Sosialisasi kepada Penerap Standar Nasional Indonesia (3558.PEF.002)

B. Pelayanan Publik Lainnya (3558.QAH) dengan rincian RO :

1) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di

Surabaya (3558.QAH.001)

2) Pelayanan Publik Lainnya di Surabaya (3558.QAH.002)

3) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di Jawa

Barat (3558.QAH.003)

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 32

4) Pelayanan Publik Lainnya di Jawa Barat (3558.QAH.004)

5) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di Riau

(3558.QAH.005)

6) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di

Palembang (3558.QAH.007)

7) Layanan Pembinaan UKM, Pelaku Usaha, dan Organisasi di

Makassar (3558.QAH.009)

C. Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga (3558.QDB) dengan RO :

1) Bimbingan teknis kepada Lembaga Penilaian Kesesuaian

(3558.QDB.001)

D. Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat (3558.QDD)

1) Bimbingan teknis kepada Kelompok Masyarakat (3558.QDD.001)

E. Fasilitasi dan Pembinaan UMKM (3558.QDG)

1) Bimbingan teknis kepada UMKM (3558.QDG.001)

2) Fasilitasi dan Pembinaan Badan Usaha (3558.QDH.001)

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 33

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam

mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai

dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.

Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian berkewajiban

untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan

Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun

waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah

ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian kinerjanya, Deputi bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian telah melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan

yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas kegiatan

tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021.

III.1 CAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

organisasi. Untuk mewujudkan visi dan misi Lembaga yang mendukung visi dan misi

presiden, maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target

kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas

kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing

sasaran dan target yang terkait Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian yang direncanakan dalam Tahun 2021 berdasarkan Perjanjian Kinerja,

dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

A

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 34

TABEL 3. 1 PENCAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN

TAHUN 2020

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

1. Meningkatnya

kepatuhan produk

terhadap SNI

Persentase produk ber SNI 10 % 11,57% 115,7%

Persentase peningkatan

produk yang sesuai dengan

SNI

55% 64% 116%

2. Memastikan

kebijakan SPK dapat

memfasilitasi

penerapan SNI dan

penilaian kesesuaian

secara efektif

Persentase kebijakan

penerapan SPK yang

menjadi acuan stakeholder

65% 96% 148%

Persentase rekomendasi

kebijakan penerapan SPK

yang ditindaklanjuti

stakeholders

85% 88 % 103%

3. Meningkatnya SNI

yang diterapkan

untuk daya saing

produk, penetrasi

pasar dan

perlindungan

masyarakat dari

aspek K3L

Persentase SNI yang

diterapkan oleh pelaku

usaha, organisasi, dan LPK

40% 41,02%

102 %

4. Meningkatnya

keteraturan

penerapan tata

kelola Standardisasi

dan Penilaian

Kesesuaian yang

baik di organisasi

pemerintah secara

optimal

Rata-rata tingkat maturitas

penerapan tata kelola SPK

di instansi pemerintah

2,1 2,1 100 %

5. Terwujudnya

penguatan

akuntabilitas BSN

Predikat akuntabilitas

Deputi Bidang Penerapan

Standar dan Penilaian

Kesesuaian

72 nilai (BB)

75,75 105,2%

Rata-rata capaian 112%

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 35

Berdasarkan tabel 3.1 di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Deputi bidang

Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian untuk masing-masing sasaran yang

telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.

Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut:

SASARAN 1 Meningkatnya kepatuhan produk terhadap SNI

TABEL 3. 2 CAPAIAN KINERJA SASARAN 1

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2020 Capaian 2021

Capaian s.d 2024

(kumulatif)

% Target Realiasi % *) Target %

capaian

Persentase produk

ber SNI

% - 10 11,57 115,7 20 100

Persentase

peningkatan produk

yang sesuai dengan

SNI

% 52 55 64,3 116 70 100

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya

pemenuhan produk terhadap SNI terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja yaitu persentase

peningkatan produk yang sesuai dengan SNI. Capaian kinerja untuk indikator kinerja

tersebut sebesar 116 %, dengan target 55 % dan tercapai 64,3%. Sesuai dengan

ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian, BSN melakukan uji petik kesesuaian untuk memastikan

efektivitas penerapan SNI serta mengetahui manfaat dan kendala penerapan SNI

bagi penerap. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, BSN berkoordinasi dengan

kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.

Dari pengamatan terhadap penggunaan Tanda SNI, pencantuman Tanda

SNI pada barang yang beredar di pasar dapat digolongkan menjadi 4 kelompok:

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 36

1. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha sesuai SPPT SNI yang

diberikan oleh BSN. Penerbitan SPPT SNI dengan memperhatikan hasil verifikasi

BSN terhadap sertifikat kesesuaian yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi

Produk (LSPro) yang telah diakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) sesuai

dengan ruang lingkup akreditasinya.

2. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha berdasarkan SPPT SNI

yang diberikan oleh BSN. Penerbitan SPPT SNI dengan memperhatikan hasil

verifikasi BSN terhadap sertifikat kesesuaian yang diterbitkan oleh Lembaga

Sertifikasi Produk (LSPro) yang telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi Nasional

(BSN).

3. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha berdasarkan SPPT SNI

yang diberikan oleh regulator melalui LSPro yang diakreditasi KAN sesuai ruang

lingkup akreditasinya dan ditunjuk oleh regulator.

4. Pencantuman Tanda SNI pada produk oleh pelaku usaha berdasarkan SPPT SNI

yang diberikan oleh regulator melalui LSPro ditunjuk olehnya.

Untuk melihat efektivitas penerapan SNI pada barang yang beredar di

pasar, maka dilakukan kegiatan uji petik . Pada tahun 2021, BSN berkoordinasi dan

bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pengawas Obat dan

Makanan, dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional melakukan kegiatan uji

petik di beberapa kota di Indonesia. Hasil Koordinasi menetapkan 8 (delapan)

kelompok produk yang akan disampling dan 2 (dua) SNI bidang jasa dan sistem.

Pengambilan sample dilakukan pada produk yang beredar di pasar dan e-

commerce. Sedangkan uji petik sistem dan jasa dilakukan dengan penyebaran

survey.

Pelaksanakan Uji petik mengacu pada panduan pelaksanaan kegiatan uji petik

tahun 2021. Panduan ini dimaksudkan agar pelaksana uji petik memiliki persepsi

yang sama dalam pelaksanaan monitoring produk beredar, teknik pengambilan

sampel, jenis sampel yang diambil, pengemasan dan pengiriman sampel. Oleh

karena itu sebelum pelaksanaan uji petik, BSN melakukan pembekalan kepada

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 37

pelaksana untuk menginformasikan mengenai panduan pelaksanaan dan

persiapan pelaksanaannya.

Panduan monitoring dan uji petik penerapan standar dan penilaian

kesesuaian yang disusun mencakup:

a. produk yang SNI-nya telah diberlakukan wajib, yaitu: tepung terigu, dan

b. produk yang SNI-nya diterapkan secara sukarela dan telah mendapatkan

sertifikat/Tanda SNI atau mencantumkan tanda SNI pada produk, yaitu: beras,

mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi, cookware, masker medis, dan masker

kain.

Kegiatan monitoring produk dan pengambilan sampel produk dilaksanakan

pada bulan Maret hingga Mei 2021 di 28 kota dan 12 kabupaten di Indonesia,

dengan total pengambilan sampel sebanyak 140 merek. Pada tahun 2021 uji petik

dilakukan dengan mengambil sanple secara langsung di pasar tradisional, pasar

modern, dan secara daring dengan melakukan pembelian sampel produk melalui

produsen dan e-commerce. Sampel produk uji petik berasal dari Kota Banda Aceh,

Kota Medan, Kota Bukittinggi, Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, Kota

Pekanbaru, Kota Jambi, Kabupaten Pringsewu, Kota Tangerang, Kabupaten

Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Jakarta Utara, Kota Jakarta Barat, Kota

Jakarta Pusat, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Selatan, Kota Depok, Kota Bogor,

Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kabupaten Ungaran,

Kota Yogyakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sleman, Kabupaten Pacitan,

Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Jember, Kabupaten

Situbondo, Kota Pontianak, Kota Banjarmasin, Kota Bontang, Kota Banjarbaru, Kota

Makassar, Kabupaten Maros, Kota Mataram, dan Kota Ambon.

Tahapan pelaksanaan monitoring dan uji petik untuk SNI barang digambarkan pada

gambar 3.1

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 38

GAMBAR 3. 1 TAHAPAN PELAKSANAAN MONITORING DAN UJI PETIK SNI BARANG TAHUN 2021

Berdasarkan hasil uji petik barang tahun 2021 tingkat pemenuhan produk

terhadap persyaratan mutu dan penandaan SNI mencapai 64,3%, dimana target di

tahun 2021 sebesar 55% sehingga capaian dibandingkan dengan target sebesar

116%. Rekomendasi hasil uji petik 2021 telah disampaikan kepada stakeholder terkait

sebagai berikut :

1. Rekomendasi kepada Kementerian/Lembaga yang memiliki tupoksi

pengawasan untuk meningkatkan pengawasan Produk tepung terigu,

masker medis, dan masker kain

2. Rekomendasi kepada Kementerian/Lembaga terkait untuk melakukan

pembinaan kepada pelaku usaha produk tepung terigu.

3. Rekomendasi kepada unit kerja BSN terkait untuk melakukan kaji ulang SNI

untuk produk abon ikan, masker medis, dan masker kain, cookware dengan

mempertimbangkan kondisi di lapangan yg dihadapi oleh pelaku usaha,

4. Rekomendasi kepada KAN untuk mengevalusi kredibilitas dan kinerja LSPro

yg diakreditasinya dan mengambil tindakan lain yg diperlukan untuk

memastikan kredibilitas sertifikat yang diterbitkan terutama untuk ruang

lingkup akreditasi SNI produk beras, mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi,

cookware terhadap SNI.

5. Rekomendasi kepada Unit kerja BSN terkait untuk meningkatkan pembinaan

penerapan SNI bagi pelaku usaha terutama pelaku usaha yang

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 39

memproduksi beras, mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi, cookware,

masker medis, dan masker kain.

6. Rekomendasi kepada unit kerja BSN yang terkait untuk menganalisis

kesulitan pemenuhan persyaratan SNI beras, abon ikan, cat tembok emulsi,

masker medis, dan masker kain Meminta Bersama pelaku usaha terkait.

7. Peningkatan sosialisasi mengenai penandaan SNI ke pelaku usaha terutama

untuk produk tepung terigu, beras, mi instan, abon ikan, cat tembok emulsi,

cookware, masker medis, dan masker kain.

8. Pemberian apresiasi kepada penerap SNI yang produknya memenuhi SNI

melalui surat dan promosi produk tepung terigu, beras, mi instan, abon ikan,

cat tembok emulsi, cookware, masker medis, dan masker kain.

9. Penyempurnaan perluasan pengambilan sample pelaksanaan uji petik untuk

SNI sektor jasa dan SNI Sistem manajemen, yang mencakup penerap standar

dan stakeholder penerima dampak dan manfaat penerapan standar jasa

dan sistem manajemen.

Dalam rangka peningkatan kinerja kegiatan uji petik, terdapat beberapa

pengembangan dan inovasi yang dilakukan pada tahun 2021, adalah:

7. Efisiensi dan efektifitas penyampaian rekomendasi hasil uji petik per produk.

Pelaksanaan Analisa tingkat efektifikas penerapan SNI per produk yang diambil

samplenya tanpa menunggu semua sample selesai diuji, dilanjutkan dengan

penyusunan dan penyampaian rekomendasi untuk disampaikan kepada

stakeholder untuk ditindaklanjuti.

8. Pemberian apresiasi kepada penerap SNI yang produknya memenuhi SNI

melalui surat dan promosi produk yang memenuhi SNI di media sosial BSN.

Uji petik penerapan SNI untuk bidang jasa dilakukan terhadap penerapan SNI

8152:2015 Pasar Rakyat dan untuk bidang sistem manajemen terhadap penerapan

SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) oleh organisasi/pelaku

usaha. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas penerapan SNI

8152:2015 Pasar Rakyat dan SNI ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 40

(SMAP) dengan menggali manfaat penerapan SNI yang diperoleh organisasi/pelaku

usaha. Selain itu uji petik bidang jasa dan sistem ini juga bertujuan untuk

mengidentifikasi kendala penerapannya untuk penyusunan rekomendasi perbaikan

yang diperlukan kepda bagi stakeholder terkait.

Pelaksanaannya dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2021.

Kegiatan ini diawali dengan sharing knowledge aturan dan penerapan pasar rakyat

SNI 8152:2015 dan SNI ISO 37001 yang dihadiri perwakilan Kementerian/Lembaga,

KAN, dan narasumber ahli. Metode yang digunakan dalam uji petik SNI bidang

sistem dan jasa bersifat cross sectional, dengan pengumpulan data melalui

pengisian survei atau kuisioner oleh penerap SNI pasar rakyat dan SMAP dengan

media google form. Selanjutnya dilaksanakan penyebaran kuesioner ke para

penerap SNI pasar rakyat dan SMAP. Jumlah responden pasar rakyat sebanyak 4

penerap, sedangkan responden SMAP sebanyak 115 responden.

Tahapan pelaksanaan monitoring dan uji petik untuk SNI jasa dan sistem

digambarkan pada gambar 3.2.

GAMBAR 3. 2 TAHAPAN PELAKSANAAN MONITORING DAN UJI PETIK SNI JASA DAN SISTEM

TAHUN 2021

Hasil survei Uji petik terhadap penerapan terdapat manfaat yang dirasakan

oleh penerap SNI sebagai berikut :

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 41

Manfaat Penerapan SNI

Sistem Manajemen Anti Suap

Manfaat Penerapan SNI pasar Rakyat

Kemampuan yang lebih baik dalam

melakukan mitigasi risiko penyuapan.

Pasar lebih bersih dan tertata dengan

baik,,

Tindak lanjut terhadap laporan

penyuapan yang diterima dapat

ditangani dengan baik

Kemudahan dalam administrasi

pengelolaan pasar, termasuk

pengelolaan parkir;

Mampu untuk mendeteksi praktek

penyuapan

Peningkatan jumlah pengunjung;

Jumlah laporan penyuapan mengalami

penurunan

Peningkatan jumlah pendapatan

pengelola pasar

Siap diaudit oleh badan pemeriksa

keuangan yang independen setelah

mendapatkan sertifikat SNI ISO 37001

Peningkatan omset penjualan pedagang

Sedangkan kendala yang masih dirasakan baik oleh penerap SNI SMAP maupun SNI

Pasar rakyat secara umum :

1. Masih rendahnya keterlibatan dan kompetensi SDM dalam penerapan

kebijakan dan informasi terdokumentasi ;

2. Terbatasnya sumberdaya baik sumberdaya keuangan, jumlah SDM dan

infrastruktur;

3. Belum memadainya turunan Sistem dan peraturan perundangan terkait ;

4. Masih kurangnya kesadaran pihak eksternal yang terkait untuk mengikuti

aturan/sistem yang ditetapkan penerap SNI.

Untuk mengetahui tingkat efektivitas penerapan SNI bidang jasa dan sistem yang

lebih komprehensif kedepan akan dilakukan improvement pelaksanaan uji petik

dengan :

1) Pemantaan klarifikasi pengisian survey dengan zoom meeting

2) Perluasan responden survey yang terdiri atas penerap SNI, stakeholder

penerima dampak atau manfaat dari penerapan SNI

3) Penguatan basis data dan responden surevi melalui pengembangan aplikasi

bangbeni.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 42

SASARAN 2 Memastikan kebijakan SPK dapat memfasilitasi penerapan SNI

dan penilaian kesesuaian secara efektif

TABEL 3. 3 CAPAIAN KINERJA SASARAN 2

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2020 Capaian 2021

Capaian s.d 2020

(kumulatif)

% Target Realiasi % *) Target %

capaian

Persentase kebijakan

penerapan SPK yang

menjadi acuan

stakeholder

% 40 65 97 149 90 100

Persentase

rekomendasi kebijakan

penerapan SPK yang

ditindaklanjuti

stakeholders

% - 85 88 103 95 100

Jumlah Rata-rata 75 92,5 126 92,5 100

Pada tahun 2021 terdapat perubahan sasaran dan indicator dari tahun

sebelumnya. Sasaran dan indicator tahun 2020 adalah “tersedianya kebijakan SPK

berbasis penelitian atau pengkajian dengan indikator jumlah kebijakan”. Pada

tahun 2021 sasaran berubah menjadi memastikan kebijakan SPK dapat memfasilitasi

penerapan SNI dan Penilaian Kesesuaian secara efektif. Sasaran mengarah kepada

outcome yang ingin dicapai dan terdapat 2 (dua) indikator sasaran: yaitu :

1) Indikator 1 : Persentase kebijakan penerapan SPK yang menjadi acuan

stakeholder. Capaian indikator ini sebesar 149 % atau dari dari target yang

ditetapkan sebesar 65 % , realisasinya mencapai 97 %.

2) Indikator 2 : Persentase rekomendasi kebijakan penerapan SPK yang

ditindaklanjuti stakeholders. Capaian Indikator ini sebasar 105% atau dari target

yang ditetapkan sebesar 85 % realisasinya mencapai 90%.

Adapun kebijakan di lingkup Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian terdiri dari :

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 43

2.1 Persentase kebijakan penerapan SPK yang menjadi acuan

stakeholder

Kebijakan penerapan SPK adalah kebijakan SPK yang ditetapkan BSN dalan Perka

BSN dan Keputusan Kepala BSN dan Keputusan Deputi PSPK. Deputi Bidang PSPK

telah menetapkan kebijakan yang menjadi acuan stakeholder Pada Tahun 2021

sebanyak 76 kebijakan, dimana 74 kebijakan telah digunakan (acuan) oleh

stakeholder terkait (capaian 97%), sehingga perbandingan capaian dengan target

2021 (65%) adalah 149%.

Kebijakan yang telah ditetapkan dan telah menjadi acuan stakeholder adalah

sebagai berikut:

a. Kebijakan Skema Penilaian Kesesuaian

Pada tahun 2021 telah dikembangkan 30 skema untuk 67 SNI. Skema Penerapan SNI

yang telah ditetapkan menjadi PBSN dan menjadi acuan dalam lingkup akreditasi

Lembaga Penilaian kesesuaian adalah 28 skema untuk 61 SNI (Tabel 3.4),

TABEL 3. 4 DAFTAR PBSN SKEMA PENERAPAN SNI YANG DITETAPKAN TAHUN 2021

No. PBSN Tentang Jumlah

Skema

Jumlah

SNI

1 PBSN 20/2021 Perubahan PBSN 1/2019 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

Produk Karet dan Plastik

1 1

2 PBSN 26/2021 Perubahan Kedua PBSN 1/2019 tentang

Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI

sektor Produk Karet dan Plastik

1 2

3 PBSN 18/2021 Perubahan PBSN 4/2019 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

Peralatan Penanganan Material

2 2

4 PBSN 16/2021 Perubahan atas PBSN 7/2019 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

Kimia

1 6

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 44

5 PBSN 2/2021 Perubahan PBSN 11/2019 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

kaca dan keramik

1 1

6 PBSN 3/2021 Perubahan PBSN 1/2020 tentang skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

makanan dan minuman

1 1

7 PBSN 14/2021 Perubahan atas PBSN 4/2020 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

Jasa

1 1

8 PBSN 24/2021 Perubahan Kedua atas PBSN 4/2020 tentang

Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI

sektor Jasa

2 2

9 PBSN 13/2021 Perubahan atas PBSN 5/2020 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

Keantariksaan

1 1

10 PBSN 19/2021 Perubahan PBSN 13/2020 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

Logam dan Produk Logam

2 5

11 PBSN 27/2021 Perubahan Kedua PBSN 13/2020 tentang

Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI

sektor Logam dan Produk Logam

1 18

12 PBSN 5/2021 Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI

sektor peralatan dan produk penanganan

kesehatan

7 8

13 PBSN 6/2021 Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI

sektor elektroteknika, telekomunikasi dan

produk optik

5 10

14 PBSN 17/2021 Perubahan PBSN 6/2021 tentang Skema

penilaian kesesuaian terhadap SNI sektor

Elektroteknika, Telekomunikasi, dan Produk

Optik

1 1

15 PBSN 15/2021 Skema penilaian kesesuaian terhadap SNI

sektor Peralatan dan Permesinan

1 2

JUMLAH

28 61

b. Kebijakan Penunjukkan Lembaga Penilaian Kesesuaian

Penunjukkan Lembaga Sertifikasi Produk pada tahun 2021 sebanyak 11 LSPro

berdasarkan Surat Keputusan Kepala BSN. Kebijakan penunjukkan LSPro dapat

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 45

dilakukan apabila belum ada LSPro terakreditasi KAN memiliki ruang lingkup untuk SNI

tertentu. Selain itu LSPro yang ditunjuk harus memiliki komitmen dan kemampuan

dapat diakreditasi dalam waktu maksimum 2 tahun. Apabila memenuhi syarat ini,

maka LSPro yang ditunjuk dapat melakukan sertifikasi SNI tertentu yang ditetapkan.

Berikut daftar SK Kepala BSN untuk Penunjukkan LS Pro pada Tabel. 3.5

TABEL 3. 5 DAFTAR KEPUTUSAN KEPALA BSN MENGENAI PENUNJUKKAN LSPRO PADA TAHUN 2021

No. LSPro Ruang Lingkup

SK Ka. BSN

(Penunjukkan

LSPro)

Masa berlaku

(2 tahun)

1 LSPro Balai Teknologi

Polimer (STP) – BPPT

(LSPr-044-IDN)

SNI 19-4377-1996, Plastik

polietilena untuk

mengemas

SK No.

22/KEP/BSN/2/

2021

15 Februari

2021 s/d 14

Februari 2023

2 LSPro Balai Teknologi

Polimer (STP) – BPPT

(LSPr-044-IDN)

SNI ISO 10282:2017,

Sarung tangan karet steril

untuk keperluan bedah

sekali pakai - Spesifikasi

SNI ISO 11193-1:2010,

Sarung tangan untuk

pemeriksaan medis sekali

pakai – Bagian 1:

Spesifikasi untuk sarung

tangan terbuat dari

lateks atau larutan karet

SNI ISO 11193-2:2010,

Spesifikasi untuk sarung

tangan terbuat dari PVC

untuk pemeriksaan medis

sekali pakai.

SK No.

152/KEP/BSN/5

/2021

6 Mei 2021

s/d 5 Mei

2023

3 LSPro PT Sucofindo

ICS

(LSPr-022-IDN)

SNI 8679-1:2018, Sarana

kincir pada budidaya

ikan – Bagian 1: Kincir 1

phase

SK No.

148C/KEP/BSN

/5/2021

5 Mei 2021s/d

4 Mei 2023

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 46

No. LSPro Ruang Lingkup

SK Ka. BSN

(Penunjukkan

LSPro)

Masa berlaku

(2 tahun)

SNI 8679-2:2018, Sarana

kincir pada budidaya

ikan – Bagian 2: Kincir

berangkai

4 LSPro Balai Teknologi

Polimer (STP) – BPPT

(LSPr-044-IDN)

SNI 8887:2020,

Polietilena massa jenis

tinggi dengan klasifikasi

PE 100 untuk aplikasi pipa

penyaluran bahan bakar

gas

SK No.

234/KEP/BSN/7

/2021

9 juli 2021 s/d

8 Juli 2023

5 LSPro PT IAPMO

Group Indonesia

(LSPr-054-IDN)

SNI 7033:2020,

Spesifikasi galvanisasi

celup panas (Hot dip

galvanized) pada produk

besi dan baja

SK No.

263/KEP/BSN/7

/2021

19 Juli 2021

s/d 18 Juli

2023

6 LSPro PT IAPMO

Group Indonesia

(LSPr-054-IDN)

SNI 7531:2009,

Alat pengolah air

dengan membran ultra

SK No.

264/KEP/BSN/7

/2021

19 Juli 2021

s/d 18 Juli

2023

7 LSPro Balai Besar

Industri Agro –

Kementerian

Perindustrian

(LSPr-010-IDN)

SNI 8906:2020, Remah roti

SNI 01-3723-1995, Sohun

SK No.

332/KEP/BSN/8

/2021

16 Agustus

2021 s/d 15

Agustus 2023

8 LSPro PT IAPMO

Group Indonesia

(LSPr-054-IDN)

SNI 8679-1:2018, Sarana

kincir pada budidaya

ikan – Bagian 1: Kincir 1

phase

SNI 8679-2:2018, Sarana

kincir pada budidaya

SK No.

459/KEP/BSN/1

0/2021

11 Oktober

2021 s/d 10

Oktober 2023

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 47

No. LSPro Ruang Lingkup

SK Ka. BSN

(Penunjukkan

LSPro)

Masa berlaku

(2 tahun)

ikan – Bagian 2: Kincir

berangkai

9 LSPro PT IAPMO

Group Indonesia

(LSPr-054-IDN)

SNI 7504:2011, Spesifikasi

material fiberglass

reinforce plastic unit

instalasi pengolahan air

SK No.

460/KEP/BSN/1

0/2021

11 Oktober

2021 s/d 10

Oktober 2023

10 LSPro Balai Besar

Industri Agro –

Kementerian

Perindustrian

(LSPr-010-IDN)

SNI 8370:2018, Keripik

buah

SK No.

506/KEP/BSN/1

1/2021

15 November

2021 s/d 14

November

2023

11 LSPro PT IAPMO

Group Indonesia

(LSPr-054-IDN)

SNI 8640:2018, Spesifikasi

bata ringan untuk

pasangan dinding

SK No.

529/KEP/BSN/1

1/2021

19 November

2021 s/d 22

November

2023

c) Kebijakan Program Regulasi Teknis (PNRT)

Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) diusulkan oleh Kementerian/Lembaga

yang memiliki kewenangan dalam pemberlakuan SNI secara wajib. Mekanisme

PNRT sesuai PBSN No 7 Tahun 2020 diuraikan pada Gambar 3.3.

GAMBAR 3. 3 MEKANISME PNRT SESUAI PBSN NO.7 TAHUN 2020

Pada tahun 2021, BSN menerima 155 usulan rencana PNRT terdiri dari 152 SNI

dan 3 non SNI untuk dapat ditetapkan menjadi wajib pada tahun 2022.

Berdasarkan Penelaahan terhadap validitas SNI, kesiapan Lembaga penilaian

Pengajuan Rencana PNRT

Penelaahan PNBRT

Konsuktasi Publik rencana PNRT

Penetapan & Publikasi PNRT

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 48

kesesuaian, pelaku usaha, potensi duplikasi dengan regulasi yang telah

berlaku dan pertimbangan analisis dampak regulasi, maka diterbitkan 25

Rekomendasi untuk diusulkan masuk kedalam PNRT 2022, yaitu usulan PNRT

dari Batan-Brin, BIG dan Kementerian Perindustrian. Sementara 127 usulan PNRT

(18 usulan ESDM dan 109 usulan kementerian Pertanian) masing masing masih

dalam tahap koordinasi dan konfirmasi.

Rencana pemberlakuan SNI secara wajib tahun 2022 tersebut telah

ditayangkan pada website BSN untuk memperoleh masukan dari pihak-pihak

yang berkepentingan, terhitung tanggal 28 Oktober sampai 28 November

2021. Kemudian diperpanjang sampai dengan 24 Desember 2021 karena

adanya usulan tambahan dari Kementerian Pertanian .

Rincian PNRT dapat dilihat pada tabel 3.6 dan Penetapan 25 SNI dalam PNRT

2022 dapat dilihat pada Lampiran 3.

TABEL 3. 6 RENCANA PNRT 2022

No. K/L Pengusul

PNRT 2022

Jumlah

Keterangan Usulan

PNRT

Rencana

PNRT

PNRT(lanjutan)

2020-2021

1 BATAN-BRIN 1 SNI 1 SNI -

2 BIG 1 SNI 1 SNI -

3 Kementerian ESDM 18 SNI Tahap

koordinasi

7 SNI telah diberlakukan

wajib melalui Permenprin

no 25/2018

11 dalam tahap

koordinasi ESDM dan

kemenprin

4 Kementerian

perindustrian

23 SNI

3 Non SNI

23 5 Non SNI = CPPOB, GMP

Produk kemasan Plastik

daur Ulang san Ban

Vulkanisir

5 Kementerian

Pertanian

109 Tahap

konfirmasi

Usulan pada masa

tanggapan Rencana

PNRT, perpanjanagan s.d

24-12-2021

Total 155 25 5 PNRT 2022 ditetapkan

akhir Desember 2021

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 49

Dalam tahap konsultasi publik terdapat beberapa masukan dari stakeholder

terkait pelumas; kualifikasi dan sertifikasi personil UTR (Uji Tak Rusak) Level I dan

II dan telah dilakukan koordinasi dengan pihak terkait. Hasil koordinasi terkait

PNRT terkait produk pelumas melihat adanya potensi duplikasi regulasi,

mengingat dalam aturan UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja bahwa

penerbitan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) pelumas berada dalam

kewenangan ESDM untuk), sedangkan persyaratan pemenuhan standar

terdapat dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 9 tahun 2021 tentang

Standar Kegiatan Usaha dan/atau Produk pada Penyelenggaraan Perizinan

Berusaha Berbasis Risiko Sektor Perindustrian. Selain itu saat ini sekretariat

komite teknis pengembangan SNI pelumas ada di Kementerian ESDM. Kedua,

Kementerian Perindustrian telah memberlakuan SNI secara wajib telah

dilakukan untuk 7 SNI pelumas kendaraan bermotor melalui Permenperin No.

25 Tahun 2018. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, BSN menyiapkan legal

brief yang akan digunakan dalam koordinasi lebih lanjut di tahun 2022.

Usulan PNRT non SNI dari Kementerian Perindustrian tidak dapat masuk dalam

PNRT karena diluar cakupan dalam PBSN 7 tahun 2020. Usulan PNRT hanya

berlaku untuk SNI yang akan diberlakukan secara wajib.

Terkait usulan Kementerian Pertanian terhadap 109 SNI diberlakukan secara

wajib dalam rangka pelaksanaan UU No 22 tahun 2019 tentang pertanian

berkelanjutan, namun berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa ada

beberapa SNI yang diusulkan bukan merupakan SNI termutakhir dan ruang

lingkup akreditasi Lembaga penilaian kesesuaian (LPK) saat ini masih sedikit

untuk mendukung kegiatan penilaian kesesuaian SNI yang diusulkan. BSN telah

menyampaikan analisis tindak lanjut terhadap usulan PNRT tersebut.

Selanjutnya, Kementerian Pertanian akan melakukan koordinasi pada tahun

2022 dan akan mengajukan judul SNI segera setelah penetapan prioritas SNI

alat mesin pertanian yang akan diwajibkan.

d) Kebijakan masa Transisi SNI

Untuk memastikan bahwa SNI sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

ilmu pengetahuan, maka minimal setiap 5 (lima) tahun sekali dilakukan

kegiatan pemeliharaan SNI melalui kaji ulang. Rekomendasi Hasil kaji ulang

berupa perlunya SNI baru, revisi SNI dan Abolisi SNI. Terkait dengan SNI revisi

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 50

maka perlu ditetapkan masa transisi penerapannya guna untuk memberikan

ruang kepada penerap SNI untuk melakukan penyesuaian terhadap

perubahan persyaratan SNI. Pertimbangan Penentuan masa transisi pada SNI

revisi didasarkan pada jumlah penerap SNI, signifikansi perbedaan SNI lama

dan SNI baru, serta kesiapan sarana prasarana dari penerap SNI. Tahapan

penetapan masa transisi SNI sebagai berikut :

Sampai dengan tahun 2021, total SNI revisi yang dibahas sebanyak 579 SNI,

terdiri dari SNI revisi penetapan tahun 2017 sebanyak 148 SNI, tahun 2018

sebanyak 106 SNI, tahun 2019 sebanyak 145 SNI, tahun 2020 sebanyak 110 SNI dan

SNI tahun 2021 sebanyak 70 SNI. Adapun gambaran dari hasil pembahasan masa

transisi serta jumlah SNI yang belum dibahas, dapat dilihat pada gambar

Perkembangan Data SNI Revisi s.d Tahun 2021.

GAMBAR 3. 4 PERKEMBANGAN DATA SNI REVISI S.D TAHUN 2021

Pada tahun 2021 diterbitkan 10 (sepuluh) keputusan kepala BSN tentang

Penetapan Masa Transisi SNI Revisi Tahun 2021. Hal ini sesuai dengan target yang

diharapkan yaitu adanya 10 kebijakan berbasis penelitian dalam rangka

penetapan masa transisi SNI sukarela, sehingga seluruh capaian di tahun 2021

untuk kegiatan masa transisi SNI revisi 100% terpenuhi.

Identifikasi SNIPemetaan

jumlah penerap SNI

Analisis signifikasi

perubahan SNI

Pembahasan (rapat

koordinasi)

Penetapan masa transisi

37 579

SNI yang belum dilakukanpembahasan

SNI Revisi Tahun

Penetapan :

2017 : 148 SNI

2018 : 106 SNI

2019 : 145 SNI

2020 : 110 SNI

2021 : 70 SNI

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 51

TABEL 3. 7 KEBIJAKAN BERBASI PENELITIAN

No. Kepka BSN Penetapan masa transisi SNI Tahun

2021

Ruang Lingkup

1. 287/KEP/BSN/7/2021 – Penetapan 8( delapan)

SNI Revisi Tidak memiliki masa transisi Tahun 2021

Uji tak rusak, Manajemen

lingkungan, Pompa air

2. 397/KEP/BSN/9/2021 – Pencabutan 10 (sepuluh)

SNI yang direvisi

Perikanan Tangkap

3. 398/KEP/BSN/9/2021 – Penetapan 19 (Sembilan

belas) Masa Transisi SNI revisi Tahun 2021

Kimia Pembersih, Tekstil,

Makanan, Produk Perikanan

4. 400/KEP/BSN/9/2021 – Penetapan 4(empat)

Masa Transisi SNI Revisi Tahun 2021

Kelistrikan , Furniture

5. 401/KEP/BSN/9/2021 – Pencabutan 3 (tiga) SNI

yang direvisi

Kimia Pembersih, Tekstil,

Produk Perikanan non

Pangan

6. 402/KEP/BSN/9/2021 – Pencabutan 6 (enam) SNI

yang direvisi

Perikanan Tangkap

7. 462/KEP/BSN/10/2021 – Penetapan 21 (dua

puluh satu) Masa Transisi SNI Revisi tahun 2021

Kimia Bahan, Konstruksi,

kelistrikan, Geografi,

Permesinan

8. 470/KEP/BSN/10/2021 – Penetapan 8 (delapan)

Masa Transisi SNI Revisi tahun 2021

Minuman, Tekstil

9. 468/KEP/BSN/10/2021 – Pencabutan 6 (enam)

SNI

Peternakan, Geografi,

Fotovoltaik

10. 507/KEP/BSN/11/2021 – Penetapan 9 (Sembilan)

Masa Transisi SNI Revisi Tahun 2021

Peternakan, Permesinan,

Alat Kesehatan, material,

Kelistrikan, Kimia Lingkungan

2.2 Persentase rekomendasi kebijakan penerapan SPK yang

ditindaklanjuti stakeholders

Rekomendasi kebijakan penerapan SPK adalah rekomendasi hasil kajian penerapan

SPK yang mencakup fasilitasi penerapan SNI oleh organisasi, pelaku usaha dan LPK,

pengendalian penerapan SPK, regulasi teknis berbasis SPK dan Spesifik Trade

Concern (STC) , serta ketentuan STRACAP dalam perjanjian dan atau perundingan

internasional

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 52

Target rekomendasi kebijakan SPK yang di tindaklanjuti adalah 85% dengan realisasi

88 % persen atau 105% tercapai.

Rekomendasi kebijakan penerapan SPK yang ditindaklanjuti stakeholder adalah

sebagai berikut:

1. Rekomendasi hasil fasilitasi penerapan SNI yang dilakukan BSN yang

ditindaklanjuti oleh organisasi dan pelaku usaha termasuk UMKM.

Dalam meningkatkan penerapan SNI oleh pelaku usaha, Deputi bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian mempunyai kebijakan dalam pendekatan fasilitasi

untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), industri dan organisasi. Untuk UMKM

dan industri, fasilitasi penerapan SNI berorientasi kepada penerapan SNI Produk.

Pada tahun 2021, dari 150 UMKM yang dibina, terdapat 61 UMKM yang

direkomendasikan untuk diberikan fasilitasi dalam sertifikasi SNI. Rekomendasi

kebijakan fasilitasi sertifikasi SNI dengan mempertimbangkan komitmen UMKM dan

kebutuhan pasar yang mempersyaratkan SNI dalam transaksi pasarnya. Daftar

UMKM yang difasilitasi sertiifkasi SNI tahun 2021 seperti dalam Tabel 3.8.

TABEL 3. 8 DAFTAR FASILITASI KEPADA UMK DALAM PENERAPAN DAN SERTIFIKASI SNI

No Nama Produk Propinsi

1 CV Zanada Corporation Keripik tempe Jawa Barat

2 Batik Jambi Zhorif Batik Cap Jambi

3 PT Top Tekno Indo Insinerator Jawa Barat

4 CV Be Clean Deterjen cuci cair untuk

pakaian

Sulawesi Selatan

5 CV Armet Agro sari buah mengkudu Jawa Timur

6 PT Bala Adity Pakuaty Keripik tempe Jawa Timur

7 CV Kuliner Makmur Sejahtera Rendang Daging Sapi Sumatera barat

8 CV Bolu Ketan Mendut Biskuit Jawa Timur

9 PT Tatuis Cahaya Internasional Masker dari Kain Tipe A Jawa Barat

10 PT. Teddy Nem Family Air Mineral Jawa Timur

11 CV Putra Mataram Cocoa powder Sulawesi Barat

CV Putra Mataram Cocoa powder Sulawesi Barat

12 UMKM Pawon Narasa Eggroll gluten free Jawa Barat

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 53

13 Baby Fynsass Masker dari Kain Tipe A Jawa Barat

14 UMK Kawah Dempo Kopi bubuk Sumatera

Selatan

15 CV Bola Dunia Kopi bubuk Sumatera

Selatan

16 CV Kusuma Karya Sejahtera Pakaian bayi Jawa Barat

17 CV Sundoro Indonesia Mi basah Jawa Tengah

18 PT Radiator Spring Indonesia speedometer panel DI Yogyakarta

19 CV. Wilbi Madu Riau

20 Koperasi Rumbio Jaya Stel

Alat panen kelapa sawit

dodos

Riau

Koperasi Rumbio Jaya Stel Egrek Riau

21 UD Muji Jaya minyak goreng sawit Jawa Timur

22 PT Relev Global Teknologi Sepeda Listrik (modul kits) DI Yogyakarta

PT Relev Global Teknologi Sepeda Listrik (modul kits) DI Yogyakarta

23 PT Kampung COKLAT Blitar Coklat Jawa Timur

24 Unit Pengolahan Ikan Pempek

Syamil Pempek ikan rebus beku

Sumatera

Selatan

25 CV Mutiara Madu Kuansing Madu Riau

26 UD Bawadi Foods Kopi bubuk Aceh

27

UKM Torani Sumber Makmur Otak-otak Ikan Jawa Barat

UKM Torani Sumber Makmur Siomay ikan Jawa Barat

UKM Torani Sumber Makmur Bakso ikan Jawa Barat

28 Unit Pengolahan Ikan Cek Molek Pempek ikan rebus beku Sumatera

Selatan

29 Bumdes Gattareng Matinggi Pempek ikan rebus beku Sulawesi Selatan

30 PT Siki Coffee Berkah Alam Kopi bubuk Jawa Barat

31 UD SANG BAYU Kerajinan Tangan Sulawesi Utara

32 PT. Emasindo Tirta Berjaya Air Demineral Kep. Riau

33 CV. Tirta Dewi Kuningan Minuman Serbuk Jahe Kopi

dan Jahe Merah

Jawa Barat

34 PT. Citra Roepa Rasa Bumbu Instan Jawa Barat

35 CV. Rumah Mesin Mesin Pertanian DI Yogyakarta

CV. Rumah Mesin Mesin Pertanian DI Yogyakarta

36 PT. Entri Jaya Makmur Tempat tidur pasien Jawa Tengah

37 CV. Berkah Mujahid Air Demineral Maluku Utara

38 GOMBARA Bakso ikan Sulawesi Selatan

39

Koperasi Produsen petani kopi

tana toraja Kopi bubuk Sulawesi Selatan

Koperasi Produsen petani kopi

tana toraja Kopi bubuk Sulawesi Selatan

40 PT. Dharma Mitra Mandiri Garam konsumsi

beryodium

Riau

41 PT Menuju Warga Raharja Air Mineral Surabaya

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 54

42 Unit Pengolahan Ikan Rafins

Snack

Abon Ikan Lampung

43 Perkumpulan Wanoja Biji Kopi Jawa Barat

44 CV. RATU LUWAK Kopi bubuk Lampung

45 Koperasi Bina Masyarakat Batik

Tegalan

Masker dari Kain Tipe A Jawa Tengah

46 UMKM Nasa Boga Siomay ikan Jawa Barat

Bakso Ikan

47 PT. Trooper Andalan Hebat

Sejahtera

Helm Jawa Tengah

48 Alishamarsya Konveksi sarung bantal dari

kain songket palembang

Sumatera

Selatan

49 CV. INA NDAO Kain Tenun Ikat dan Tenun

Buna NTT

NTT

50 CV. Sentosa Andalan Wurmb Gula Aren Jawa Barat

51 PT. Lankah Hijau Bersama Mie basah, mie kering,

granola

Riau

52 PT. PRIMERA PANCA DWIMA Remah Roti Jawa Barat

53 UD. Sumatra Jaya minyak goreng sawit Sulawesi Selatan

54 IR & IR Songket Melayu Deli Kain Songket Deli Sumatera

Selatan

55 CV Jaya Maju Mandiri minyak goreng sawit Sumatera

Selatan

56 CV. Katong Punya Minyak Kayu Putih Maluku

57 CV Jasmine Gula Aren Sumatera

Selatan

58 CV Bio Smiley Fiberindo

Spesifikasi material

fiberglass reinforced plastic

unit instalasi pengolahan

air

Jawa Timur

59 Rumah Batik Andalan Batik Cap Riau

60 CV Jogja Mastercraft Jam tangan kayu DI Yogyakarta

61 Puta Dino Kayangan

Produk Tekstil dan Pakaian

- Kain Tenun Tradisional

Tidore

Ternate

Selain kepada UMK, kebijakan fasilitasi pendampingan penerapan SNI juga

diberikan kepada organisasi. Fasilitasi penerapan SNI pada organisasi diutamakan

pada SNI yang dapat membantu organisasi memberikan pelayanan publik secara

prima dan berintegritas. Pada tahun 2021, SNI yang diterapkan oleh organisasi

meliputi SNI ISO 37001, SNI ISO 9001, SNI Pengelolaan Pariwisata Alam, SNI ISO 35001,

SNI ISO 21001 dan SNI Pasar Rakyat. Ada 20 organisasi dan industri yang didampingi

BSN berhasil memperoleh sertiifkasi SNI. Daftar 20 organisasi dan industri yang berhasil

menerapkan SNI seperti dalam Tabel 3.9.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 55

TABEL 3. 9 DAFTAR FASILITASI KEPADA ORGANISASI DAN INDUSTRI DALAM PENERAPAN SNI

No Nama Organisasi/Industri SNI Yang Tersertifikasi Provinsi 1 BBKB Yogyakarta SNI ISO 37001-2016 : SMAP DIY

2 PT Pos Indonesia SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Barat

3 Universitas Marwadewa SNI ISO 21001-2018 : SMOP Bali

4 Inspektorat Bogor SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Barat

5 BKKBN Jatim SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Timur

6 KJRI Sydney SNI ISO 37001-2016 : SMAP dan SNI

ISO 9001:2015 : SMM Australia

7 BBLM SNI ISO 37001-2016 : SMAP Jawa Barat

8 OJK SNI ISO 37001-2016 : SMAP DKI Jakarta

9 Stikes Al Insyirah SNI ISO 21001-2018 : SMOP Riau

10 Pasar Gunung Batu SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat

11 Pasar Cisalak SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat

12 Pasar Sukatani SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat

13 Pasar Tugu SNI 8152-2021 : Pasar Rakyat Jawa Barat

14 Balitvet SNI ISO 35001-2019: SMBL Lampung

15

BPSDM

SNI ISO 37001-2016 : SMAP, SNI ISO

21001-2018 : SMOP dan SNI ISO

21001-2018 : SMOP

Maluku

16 DPMPTSP SNI ISO 37001-2016 : SMAP dan SNI

ISO 9001:2015 : SMM Maluku

17 PT Krakatau Daya Listrik SNI ISO 37001-2016 : SMAP Banten

18

PT. Krakatau Hoogovens

Internasional Pipes (KHI) SNI ISO 37001-2016 : SMAP Banten

19 PT Maesindo

SNI EN 14683+AC-2019 (2020) :

Masker Medis DIY

20 PT Sansan Saudaratex Jaya SNI 8914-2020 : Masker Kain Jawa Barat

21

PT MSI

SNI EN 12806-2015 : Komponen

otomotif untuk penggunaan bahan

bakar LPG

Banten

22 PT Primera Panca

SNI 8906-2020 : Produk remah roti

(Breadcrumbs) Jawa Barat

23 PT Kilang Nabati Terpadu

SNI 7709-2019 : Minyak Goreng

Sulawesi

Selatan

24 PT Multi Klin Nusantara

SNI 4594-2017 : Detergen Serbuk

Sulawesi

Selatan

Untuk mendukung UU Cipta Kerja, Deputi bidang PSPK menetapkan

kebijakan untuk melakukan Pembinaan SNI Bina UMK kepada Usaha Mikro dan

Kecil (UMK) untuk kategori risiko rendah melalui aplikasi SNI Bina UMK, sehingga

UMK Indonesia bisa naik kelas dan berdaya saing. Dalam melakukan

pembinaan ini, Deputi bidang PSPK juga menetapkan Kebijakan untuk

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 56

Penguatan Kolaborasi dengan berbagai institusi Pembina UMK dalam

pendampingan penerapan SNI Bina UMK berbasis OSS RBA. Kolaborasi dengan

instituasi Pembina UMK ini mencakup fasilitasi sertifikasi SNI, pemanfaatan

tenaga penyuluh/pendamping UMK di masing-masing wilayah baik dari

pemerintah daerah, komunitas Pembina UMK, perguruan tinggi dan BUMN.

Untuk lebih meningkatkan awareness pemerintah daerah, organisasi dan

pelaku usaha pada Standar dan penilaian kesesuaian, Deputi bidang PSPK

menetapkan kebijakan Penguatan Kantor Layanan Teknis (KLT) berorientasi

kebutuhan pemerintah daerah dan produk unggulan di wilayah KLT dan

daerah sekitar. Kebijakan ini diharapkan signifikansi SKP dapat dipahami

pemerintah daerah, dan produk unggulan daerah serta produk UMK mampu

bersaing di pasar nasional dan global. Salah satu upaya untuk memasarkan

produk UMK yang sudah berSNI, Deputi bidang PSPK memperkuat Platform

digital etalase digital produk UMK berSNI. Platform digital ini diharapkan dapat

memberikan ruang sebagai sarana promosi bagi UMKM sehingga dapat

meningkatkan akses pasarnya lebih luas lagi.

2. Rekomendasi penerapan SNI bidang PK yang ditindaklanjuti Lembaga

Penilaian Kesesuaian.

Untuk memperkuat ketersediaan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) dalam

mendukung kegiatan penilaian kesesuaian terhadap barang/jasa di wilayah

Indonesia, Deputi Bidang PSPK menetapkan kebijakan Fasilitasi LPK berbasis

produk unggulan daerah dan Sektor Usaha . Agar program fasilitasi LPK dapat

dilaksanakan tepat sasaran, Deputi PSPK melakukan identifikasi dan

memetakan dukungan ruang lingkup Lembaga Penilaian Kesesuaian terhadap

produk unggulan daerah dan pengembangan usaha di 24 Provinsi di Indonesia

mengacu pada dokumen Rencana Pengembangan Induk Provinsi (RPIP).

Analisis Dukungan LPK dilakukan :

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 57

Pertama, Analisis dukungan LPK untuk mendukung produk unggulan daerah

dilakukan dengan membandingkan ketersediaan ruang lingkup LPK di suatu

provinsi dengan produk unggulan daerah pada setiap Provinsi.

Kedua, Analisis dukungan LPK dalam mendukung pengembangan usah di

setiap provinsi dilakukan melakukan identifikasi dukungan ruang lingkup LPK

terhadap sektor usaha sesuai RPIP daerah.

Adapun hasil analisis penghitungan dukungan LPK terhadap produk unggulan

daerah diperoleh rasio 0,57 (Gambar 3.5). Sementara rasio dukungan ruang

lingkup LPK terhadap sektor usaha berdasarkan data Rencana Pengembangan

Induk Provinsi (RPIP) di 24 Provinsi sebesar 0,5 (Gambar 3.6). Hal ini menunjukkan

belum seluruh provinsi memiliki dukungan LPK, baik LS Produk maupun

Laboratorium penguji untuk melakukan penilaian kesesuaian terhadap produk

unggulan daerah maupun untuk mengantisipasi pengembangan usaha sesuai

RPIP daerah.

GAMBAR 3. 5 GRAFIK RASIO DAYA DUKUNG LPK TERHADAP PRODUK UNGGULAN DAERAH

RASIO 0.57

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 58

GAMBAR 3. 6 GRAFIK RASIO DAYA DUKUNG LPK TERHADAP SEKTOR USAHA

Pada tahun 2021 Deputi Bidang PSPK BSN memberikan fasilitasi pada 29 (dua

puluh sembilan) Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), baik milik pemerintah

maupun swasta baik wilayah barat Indonesia maupun Timur Indonesia. Sebaran

wilayah fasilitasi LPK dapat dilihat pada Gambar 3.7.

GAMBAR 3. 7 SEBARAN WILAYAH FASILITASI LPK TAHUN 2021

Target kebijakan fasilitasi LPK adalah LPK siap diakreditasi oleh Komite Akreditasi

Nasional (KAN). Pada tahun 2021 terdapat 7 (tujuh) LPK binaan yang telah selesai

RASIO 0.5

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 59

dilakukan fasilitasi dan direkomendasikan untuk segera mengajukan akreditasi KAN,

sebagaimana Tabel 3. 10.

TABEL 3. 10 LPK BINAAN BSN YANG TELAH SELESAI PROSES FASILITASI TAHUN 2021

No. Nama LPK Skema Akreditasi Referensi Standar

1 Dinas Ketahanan Pangan

Provinsi Lampung

Lembaga Sertifikasi

Organik

SNI ISO/IEC 17065:2012

2 Dinas Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Tengah

Lembaga Sertifikasi

Organik

SNI ISO/IEC 17065:2012

3. Dinas Ketahanan Pangan

Provinsi Bali

Lembaga Sertifikasi

Organik

SNI ISO/IEC 17065:2012

4. UPT. PSMB Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi

Sulawesi Tengah

Lembaga Sertifikasi

Produk

SNI ISO/IEC 17065:2012

5. BPSMB Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi

Gorontalo

Lembaga Sertifikasi

Produk

SNI ISO/IEC 17065:2012

6. Lembaga Sertifikasi Produk

Universitas Sebelas Maret -

Surakarta

Lembaga Sertifikasi

Produk

SNI ISO/IEC 17065:2012

7. Laboratorium Badan Narkotika

Nasional

Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018

Sementara itu, sampai dengan akhir tahun 2021 terdapat 5 (lima) LPK dalam

proses akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional sebagaimana terlihat pada

tabel 3.11 berikut :

TABEL 3. 11 LPK BINAAN BSN YANG TENGAH DALAM PROSES PENGAJUAN AKREDITASI KAN

No. Nama LPK Skema Akreditasi Referensi Standar

1. Lembaga Sertifikasi Produk

Universitas Sebelas Maret -

Surakarta

Lembaga Sertifikasi

Produk

SNI ISO/IEC 17065:2012

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 60

2. UPT PSMB Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi

Sulawesi Tengah

Lembaga Sertifikasi

Produk

SNI ISO/IEC 17065:2012

3. Laboratorium Badan

Narkotika Nasional

Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018

4. Laboratorium Poltekkes

Kupang

Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018

5. Laboratorium Universitas

Negeri Padang

Laboratorium Penguji SNI ISO/IEC 17025:2018

Berdasarkan data yang tertera pada Table 3.10 dan Tabel 3.11 di atas, bahwa

LPK yang proses fasilitasinya telah selesai maupun siap mengajukan aplikasi

akreditasi ke KAN didominasi oleh LPK penerap SNI ISO/IEC 17065:2012. Penyiapan

akreditasi sesuai SNI ISO/IEC 17065:2012, dinilai tidak serumit seperti proses persiapan

akreditasi dalam rangka penerapan SNI ISO/IEC 17025:2018. Penerapan SNI ISO/IEC

17025:2018 memerlukan kesiapan infrastruktur pendukung, seperti ruangan

laboratorium, peralatan serta kalibrasi peralatan, disamping penyiapan kompetensi

sumber daya manusianya. Tentu hal ini berdampak terhadap waktu yang

dibutuhkan oleh LPK, baik selama proses fasilitasi, maupun saat pengajuan aplikasi

akreditasi ke KAN. Setiap LPK yang telah difasilitasi serta dinyatakan cukup siap

berdasarkan hasil penilaian kompetensi LPK, BSN memberikan rekomendasi agar LPK

tersebut mengajukan permohonan akreditasi kepada Komite Akreditasi Nasional.

Memperhatikan rasio ketersediaan ruang lingkup LPK terhadap Produk

Unggulan daerah maupun sektor usaha di 24 Provinsi, maka Deputi Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian akan melakukan langkah perbaikan sebagai

berikut:

(1) Melakukan kerjasama dan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah

(Provinsi dan kabupaten/kota) terutama di Kawasan Timur Indonesia guna

mendukung pengembangan infrastruktur mutu penilaian kesesuaian (LPK), baik

untuk sektor usaha maupun produk unggulan daerah.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 61

(2) Berkoordinasi dengan Komite Akreditasi Nasional untuk efektfitas waktu proses

akreditasi dalam rangka meniingkatkan rasio LPK provinsi terutama di wilayah

timur Indonesia;

(3) Berkoordinasi dengan unit kerja di BSN yang memiliki tupoksi untuk melakukan

pengembangan SNI dan skema sertifikasi, guna menutup kesenjangan

ketersediaan dukungan SNI maupun skema sertifikasi terhadap produk

unggulan daerah

3. Rekomendasi hasil pengendalian penerapan standar berdasarkan uji petik

produk ber-SNI yang ditindaklanjuti oleh Kementerian/Lembaga terkait, KAN, LPK

terakreditasi KAN, dan pelaku usaha.

Kegiatan Uji petik tahun 2021 untuk mengetahui tingkat eektivitas penerapan

SNI pada barang yang beredar di pasar dilakukan di beberapa kota di

Indonesia oleh BSN berkoordinasi dan bekerja sama dengan

kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait. Produk bertanda

SNI yang diambil sampelnya yang diberlakukan wajib yaitu tepung terigu dan

Produk bertanda SNI yang diterapkan secara sukarela yaitu beras, mi instan,

abon ikan, cat tembok emulsi, cookware, masker medis, dan masker kain.

Selain itu uji petik dilakukan terhadap SNI sektor jasa yaitu penerapan SNI

8152:2015 pasar rakyat dan SNI sektor sistem yaitu penerapan SNI ISO 37001

Sistem manajemen anti penyuapan.

Rekomendasi dari kegiatan uji petik 2021 telah disampaikan kepada

stakeholder terkait untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya

masing-masing dan dapat menjadi input untuk perbaikan penerapan SNI oleh

pelaku usaha agar berdaya saing dan peningkatan konstribusi mereka dalam

perlindungan terhadap kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup

bagi masyarakat.

Adapun rekomendasi yang telah ditindaklanjuti ke stakeholder terkait sebagai

berikut:

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 62

1. Kementerian Perindustrian telah meminta hasil uji petik tepung terigu secara

detil, untuk dilakukan pembinaan ke pelaku usaha terkait.

2. Direktorat PPSPK melakukan pembinaan bagi pelaku usaha dalam

menerapkan SNI untuk produk abon ikan, masker kain

3. KAN berkoordinasi dengan LSPro untuk menindaklanjuti hasil uji petik produk

abon ikan, cat tembok emulsi, cookware

4. Kementerian Perdagangan telah meminta hasil uji petik tepung terigu secara

detil, untuk dilakukan koordinasi dan pengawasan ke pelaku usaha terkait

5. Kementerian Kesehatan telah meminta hasil uji petik masker medis secara

detil, untuk dilakukan koordinasi dan pengawasan ke pelaku usaha terkait

6. Lembaga sertifikasi produk Texpa sudah mengirimkan laporan klarifikasi dari

produsen masker kain terkait adanya ketidak sesuai pada produk masker

kain, dan hal ini sudah ditindak lanjuti dengan dilakukannya perbaikan pada

sistem pelabelan produk dan penerimaan bahan baku.

7. Lembaga sertifikasi produk perikanan sudah mengirimkan laporan klarifikasi

dari produsen masker kain terkait adanya ketidak sesuai pada produk masker

kain, dan hal ini sudah ditindak lanjuti dengan dilakukannya perbaikan pada

sistem penerimaan bahan baku dari supplier.

8. Lembaga sertifikasi produk B4T sudah mengirimkan laporan klarifikasi dari

produsen cat tembok terkait adanya ketidak sesuai pada produk cat tembok

dimana produk beberapa cat tembok yang tersedia di pasaran masih

menggunakan kemasan lama dan ketidak sesuain produk disebabkan oleh

penenganan produk saat distribusi yang kurang baik.

9. Lembaga sertifikasi produk cookware sudah mengirimkan laporan klarifikasi

dari produsen cookware terkait adanya ketidak sesuai pada produk

cookware dimana produk beberapa cookware yang tersedia di pasaran

masih menggunakan kemasan lama.

10. Kementerian Pertanian sudah berkoordinasi dengan Lembaga sertifikasi

produk terkait penerapan SNI beras.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 63

4. Rekomendasi hasil kajian penerapan regulasi teknis berbasis SNI yang

ditindaklanjuti oleh stakeholder.

PNRT tahun 2021 telah ditindaklanjuti oleh K/L sebanyak 25 SNI dari 36 judul

SNI yang ditetapkan, dengan rincian sebagai berikut :

a) 6 (enam) SNI melalui penetapan Peraturan Permenperin Nomor 58 Tahun

2021 terkait Peralatan Dapur dan Peralatan Pemanas Cairan Untuk

Pemanfaat Listrik Rumah Tangga secara Wajib dan Permenperin Nomor

2 Tahun 2021 terkait Busbar Tembaga.

b) 15 (lima belas) SNI melalui penetapan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2

Tahun 2021 terkait Pemberlakuan Fotovoltaik Silikon Kristalin dan

Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2021 tentang Produk

Ketenagalistrikan.

c) 4 (empat) SNI Pembahasan untuk Bahan Isolasi dari Bahan Isolasi Panas;

Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool dan SNI

amademennya; Garam Konsumsi; dan Profil Rangka Baja Ringan.

Selain itu telah dilakukan pembahasan Kajian RIA untuk perumusan regulasi

teknis dan/atau evaluasi pemberlakuan SNI sesuai Perka BSN Nomor 8 Tahun

2020 tentang Tata Cara Penyusunan Analisis Dampak Regulasi dan

Pelaksanaan Kewajiban Internasional, yaitu untuk :

1. Baja/besi 14. Skema sertifikasi SNI Sektor Pangan.

2. Pusat data 15. Rencana SNI wajib sektor BIG

3. Karet alam spesifikasi teknis 16. skema batang dan kawat baja

4. Bejana tekan 17. Life jacket

5. Biometric 18. Cookware dan flatware

6. Pipa hydrogen dan Pipa gas 19. Alat pemadam api portable

7. Kartu dan perangkat pembaca kartu

cerdas

20. Evaluasi Pemberlakuan SNI

ketenagalistrikan

8. Minyak goreng sawit 21. Tim binwas FV

9. Kalsium karbida, bahan baku plastic 22. SIR

10. mainan anak 23. Layanan informasi SDPP

11. kawat tembaga enamel 24. Label hemat energi

12. SNI sektor perhubungan 25. Masa transisi pemberlakuan FV

13. Standar terkait Ketentuan Silo Komoditas

Pertanian dan Gudang Komoditas

Pertanian

26. SNI wajib kertas dan kemasan karton,

pupuk anorganik, kaca isolasi bangunan,

pelumas, pakaian bayi, produk refraktori,

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 64

sepeda, sodium tripoliphosphat, informasi

geospasial

Penetapan Regulasi teknis meningkat pada tahun 2021 yaitu sebesar 58,3 %

dibandingkan tahun 2020 hanya mencapai 8,7 %. Progres PNRT dan Regulasi

Yang Ditetapkan dan Persentase PNRT yang ditetapkan menjadi Regulasi Teknis

Periode 2015-2021 masing masing dapat dilihat pada Gambar 3.8 dan Gambar

3.9.

GAMBAR 3. 8 PROGRES PNRT DAN REGULASI YANG DITETAPKAN PERIODE 2015-2021

GAMBAR 3. 9 PERSENTASE PNRT YANG DITETAPKAN MENJADI REGULASI TEKNIS PERIODE 2015-

2021

5. Rekomendasi notifikasi regulasi di TBT WTO dan STC Indonesia dan negara

anggota WTO yang ditindaklanjuti

Penanganan hambatan teknis perdagangan dimaksudkan untuk

meningkatkan akses pasar pelaku usaha melalui pemenuhan terhadap

standar, regulasi teknis dan prosedur penilaian kesesuaian (STRACAP).

0

50

100

150

2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 2019-2020 2020-2021

111

57 61 5746

36

5 2 011 4

21

PNRT Ditetapkan menjadi Regulasi

0.0

20.0

40.0

60.0

2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 2019-2020 2020-2021

4.5 3.5 0.0

19.3

8.7

58.3

Persentase PNRT yang ditetapkan menjadi Regulasi Teknis

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 65

Penanganan TBT mencakup pelaksanaan notifikasi rancangan dan regulasi

teknis, analisis tanggapan dan pengajuan enquiry, serta pengajuan specific

trade concern dalam forum TBT WTO. Pada tahun 2021 rekomendasi

kebijakan yang ditindaklanjuti dapat dilihat dalam tabel 3.12 berikut:

Tabel 3. 12 Jumlah Kebijakan Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan Yang

ditindaklanjuti

Kebijakan Jumlah

Notifikasi Regulasi Teknis 25

Analisis Tanggapan dan pengajuan enquiry 89

Pengajuan Specific Trade Concern 5

Naiknya jumlah notifikasi regulasi teknis Indonesia pada tahun 2021

dibandingkan jumlah notifikasi tahun 2020 (Gambar 3.11) menunjukkan bahwa

K/L telah menyadari (aware) pada prinsip transparansi sebagaimana

ketentuan internasional dan PBSN Nomor 8 Tahun 2020. Selalin itu sosialisasi

dan koordinasi yang dilakukan Deputi Bidang PSPK kepada K/L telah

memberikan dampak yang positif.

GAMBAR 3. 10 JUMLAH NOTIFIKASI INDONESIA PERIODE 2011-2021

Kegiatan pemberian tanggapan dan pemantauan terhadap ketentuan

negara lain yang mempengaruhi perdagangan juga meningkat termasuk

yang diajukan dalam sidang regular TBT WTO, bilateral maupun penyampaian

kepada negara yang bersangkutan, yaitu sebanyak 89 enquiry.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 66

Pemantauan regulasi atau kebijakan yang berpotensi menghambat

perdagangan dianalisis dalam perspektif standar, regulasi dan penilaian

kesesuaian, dan nilai ekspor impor barang/jasa yang akan diatur/diregulasi.

Hasil analisis harian/mingguan dibahas dalam Kelompok Kerja (KK),

selanjutnya dibahas dalam rapat Komite Nasional (KOMNAS) PHTP untuk

penetapan posisi Indonesia. Lebih lanjut kesepakatan Posisi Indonesia

disampaikan ke enquiry point, sidang bilateral dan/atau sidang regular TBT

WTO. Adapun tahapan penanganan hambatan Teknis perdagangan dapat

dilihat pada Gambar 3.11.

GAMBAR 3. 11 TAHAPAN PENANGANAN HAMBATAN TEKNIS PERDAGANGAN

Komite Nasional Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan (Komnas PHTP)

yang diketuai oleh Deputi PSPK BSN, terdiri dari wakil-wakil K/L dan stakeholder

terkait. Komnas didukung oleh 13 (tiga belas ) Kelompok Kerja dengan tugas

membahas isu hambatan teknis perdagangan. Struktur Komnas PHTP dan KK

dapat dilihat pada Gambar 3.12.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 67

GAMBAR 3. 12 STRUKTUR KOMNAS DAN KK PENANGANAN HAMBATAN TEKNIS PERDAGANGAN

Pada tahun 2021 Indonesia mengajukan Specific Trade Concern (STC) dalam

sidang TBT WTO yang dilakukan pada regular meeting ke-1 (24-26 Februari

2021), Reguler meeting ke- 2 (2-4 Juno 2021), dan Reguler meeting ke-3 (10-12

November 2021). Isu ofensif yang dibawa Indonesia dalam siding tersebut

adalah:

1. Kebijakan India terkait plain copier paper, wheel rims dan pneumatic tyre,

2. Kebijakan Srilanka terkait dengan impor CPO,

3. Kebijakan Tajikistan terkait CPO serta

4. Kebijakan China terkait registrasi impor produk pangan (GACC).

Sedangkan Isu defensive mencakup Kebijakan halal Indonesia yang banyak

dianggat oleh beberapa negara lainnya.

List STC yang diajukan Indonesia sebagai berikut :

1. Pesticides Residue Limit : EU, Thailand

2. Organic Agriculture : Philippines

3. GACC Food Import Registration : China

4. Agriculture Products, Organic Farming : Korea, Malaysia

5. Food Safety , Labbelling : Usa, India

6. Halal Product : Uae, Saudi Arabia, Gulf Countries

7. Due Diligence : Inggris

8. Coffe : Vietnam

9. Product Of Hydrobiological Origin : Chile

10. Country Of Origin Labelling ( COOL) : New Zealand

11. Red Ii. Iluc Certification, Palm Oil Free Label : EU

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 68

12. Fatty Acid, Mycotoxin Plm Oil : Tajikistan, Ukraina , Srilanka, India

13. Waod Technology : Philippines

14. Wood Adhesive : Vietnam

15. Formaldehyde Emissions, Composite Wood Product : USA

16. Wiood -Based Panels : Malaysia

17. Automotive, Pulp And Paper Product ( Certification Scheme, Single Conformity Assessment Body, Conformity Marking And Licensing : India

18. Business Requirements For Manufacturing Assesmbly And Imports Of Automobile, Automobile Warranty And Maintenance Services : Vietnam

19. Automotive Product _ Certification Scheme,Single Conformity Assessment Body , Conformity Marking And Licensing : Philippine

20. Product Labelling (Shoes, Consumer Product, etc) : Rusia

21. G Mark - Mandatory Requirements for Low Voltage Electrical Prfoduct And Children’s Toys Being Exported : UAE

6. Rekomendasi Pemenuhan Kewajiban Pelaksanaan Perjanjian/ perundingan

Internasional yang ditindaklanjuti.

Perundingan perdagangan internasional selama tahun 2021 telah

dilakukan melalui partisipasi aktif dalam forum bilateral, regional dan

multilateral. Perundingan yang dilakukan merupakan satu kesatuan

perjanjian yang komprehensif di berbagai bidang yang membentuk satu

Trade Agreement (TA) dimana isu SPK menjadi salah satu Chapter/Article

dalam TA tersebut dan BSN bertindak sebagai lead negotiatornya.

Rangkaian perundingan dilakukan, yaitu pada:

a) Forum bilateral (IEUCEPA, IUAECEPA, IETO TETO Taiwan),

b) Forum regional (ACCSQ), dan

c) Forum multilateral (UNFSS).

Sebagian besar perundingan tersebut merupakan rangkaian kegiatan

lanjutan dari tahun sebelumnya dan ditargetkan selesai di tahun 2022.

Sehingga rekomendasi dan masukan BSN difokusikan pada penguatan posisi

yang berkaitan dengan Isu di bidang SPK yang dinegosiasikan meliputi

standar, regulasi teknis dan penilaian kesesuaian, serta isu-isu pendukung lain

yang dipandang penting seperti transparansi, kerjasama,

konsultasi/penyelesaian sengketa, contact point, dan isu lain berdasarkan

kesepakatan bersama. Permasalahan yang timbul adalah adanya

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 69

kesenjangan (gap/level of playing field) dalam infrastruktur mutu yang ada

yang diharapkan dapat terjembatani melalui kesepakatan perundingan ini.

Selain perundingan yang masih intensif berlangsung, Indonesia juga telah

menyelesaikan perundingan dengan negara mitra dan sekarang dalam

tahap implementasi antara lain:

a) Forum bilateral (Indonesia-Australia/IACEPA),

b) Forum regional (ASEAN-China/ACFTA, ASEAN-Australia New Zealand/

AANZFTA, Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP)

c) Forum multilateral (Trade Policy Review/WTO-TPR dan Trade Facilitation

Agreement/WTO TFA).

Pemanfaatan perundingan di bidang SPK tersebut telah dilakukan melalui

perumusan program kerja bersama dengan K/L terkait dan asosiasi termasuk

Kantor Layanan Teknis BSN dengan mempertimbangkan kondisi dan

ketersediaan infrastruktur mutu yang ada agar program kerja yang diusulkan

tepat guna dan tepat sasaran.

Rekomendasi BSN atas Implementasi IACEPA dilakukan melalui koordinasi

dengan BAPPENAS - institusi yang bertanggung jawab di bidang cooperation -,

meliputi bidang Agrifood, Advanced Manufacturing dan Services. Khusus

terkait SPK, bidang kerjasama meliputi pangan, obat2an, herbal, kosmetik,

smart city dan juga standard mapping. Secara umum sasaran kerjasama

tersebut adalah :

a. pembukaan akses pasar yang lebih luas (greater market access),

b. pasar terintegrasi lebih baik (better integrated markets), dan

c. penguatan keterampilan (enhanced skills).

Sementara itu, Implementasi ACFTA dan AANZFTA dikoordinasikan oleh BSN

dengan institusi teknis (BPOM, KEMENPERIN, KEMDAG, KOMINFO, KEMTAN).

Khusus untuk ACFTA bidang yang disepakati meliputi Healthcare (Cosmetics,

Traditional Medicines, Health Supplements), Prepared Foodstuff, Electrical and

Electronic Equipment, Wood-based, dan Automotives. Selanjutnya, untuk

AAZFTA bidang yang disepakati meliputi Good Regulatory Practices (GRP),

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 70

International Standard Engagement dan Technical Capacity Building di bidang

Food and Beverages, Cosmetics dan Health Supplement.

Penyampaian masukan atas Implementasi WTO TPR dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap kebijakan bidang SPK yang diterapkan oleh

anggota WTO yang sedang di-review guna melihat apakah kebijakan tersebut

sejalan dengan aturan WTO atau menciptakan hambatan teknis perdagangan

(TBT) kepada negara anggota terkait melalui Kementerian Perdagangan.

Sedangkan, Implementasi WTO TFA di tahun 2021 fokus pada penguatan

kesekretariatan Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan yang merupakan salah

satu syarat implementasi TFA serta penunjukan focal point pada K/L terkait.

7. Rekomendasi Komite Kebijakan Penerapan Standar (KKPrS )

Komite Kebijakan penerapan standar dan penilaian kesesuaian (KKPrS) yang

didukung oleh wakil K/L, asosiasi dan stakehokder terkait bertugas untuk

menelaah dan membahas isu strategis mengenai penerapan standar secara

nasional maupun internasional, serta menyampaikan rekomendasi kepada

Kepala BSN sebagai input dalam penyusunan kebijakan.

Pada tahun 2021 terdapat (2) dua penting yang diterbitkan KKPrS dan telah

ditindaklanjuti yaitu :

1. penyusunan kebijakan pembinaan SNI Bina UMK dalam bentuk

peraturan Badan Standardisasi Nasional untuk mendukung

pelaksanaan UU 11 Tahun 2020, PP 5 tahun 2021 Penyelenggaraan

Perizinan Usaha berbasis Resiko, dan PP 7 tahun 2021 tentang

Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan KUKM

2. Revisi dan perbaikan terhadap Peraturan BSN terkait Tata Cara

Pemberian Persetujuan Penggunaan Tanda SNI agar sejalan dengan

pelaksanaan UU 11 Tahun 2020.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 71

8. Rekomendasi Kelompok Kerja Pengelolaan Penilaian Kesesuaian (KKPPK)

Kelompok Kerja Pengelolaan Penilaian Kesesuaian KKPPK yang beranggotakan

seluruh stakeholder terkait telah merumuskan satu rekomendasi yaitu

disepakati perlunya penguatan penggunaan NCB/CBTL serta dukungan

instansi pembina industri untuk mempromosikan penggunaan NCB/CBTL

Indonesia serta pengakuan saling keberterimaan produk IECEE. Rekomendasi l

tersebut sudah disampaikan kepada Kementerian Perindustrian dan

Kementerian ESDM. Kementerian ESDM telah menindaklanjuti melalui Permen

ESDM no 7 tahun 2021 tentang Standardisasi dibidang Tenaga Kelistrikan dan

Pembubuhan Tanda SNI dan atau Tanda Keselamatan bagi produksi dalam

negeri, produksi dari negara ASEAN atau produk impor dari negara lain sesuai

kode HS nya.

NCB saat ini hanya PPMB untuk lingkup produk battery dan selft ballast lamp.

Berdasakan kajian produk ekspor impor untuk sektor Elektronika, KKPPK

mengusulkan NCB PPMB untuk menambah lingkup produk Indonesia yang

berpotensi/banyak di ekspor dan juga untuk produk impor.

9. Rekomendasi Apresiasi kepada organisasi yang konsisten dalam menerapkan

SNI, berkinerja Unggul dan berkelanjutan.

Apresiasi tertinggi kepada organisasi organisasi yang menerapkan SNI secara

konsisten dan memiliki kinerja unggul dan berkelanjutan diberikan oleh

pemerintah Republik Indonesia skala nasional melalui BSN dalam bentuk

penganugerahan SNI Award. Framework penilaian SNI award didasarkan

pada 7 (tujuh) kriteria yaitu (1) kepemimpinan; (2) Strategi; (3) Focus kepada

pelanggan; (4) Manajemen sumberdaya; (5) operasi; (6) Pengukuran, analisis

dan peningkatan kinerja; (7) hasil bisnis. Penghargaan diberikan atas dasar

hasil eview proses (kriteria 1s.d 6) dengan pendekatan approach, deployment,

learning dan integration (ADLI) dan revieu hasil bisnis (kriteria 7) dengan

pendekatan Level, Tren, comparion and integration (LeTCI) .

Tahun 2021 merupakan penganugerahan SNI award ke-16 dimana Dewan Juri

SNI Award yang beranggotakan 20 orang ahli di bidangnya

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 72

merekomendasikan untuk memberikan kepada 98 organisasi (1 level platinum,

14 level emas, 57 level perunggu ) pada 12 kategori yaitu :

1. Organisasi skala besar barang sektor kimia, farmasi, ttekstil dan

pertambangan

2. Organisasi skala besar barang sektor logam, mesin, alat transfortasi dan

elektronika

3. Organisasi skala besar sektor agro

4. Organisasi skala besar sektor jasa .

5. Organisasi skala menengah barang sektor kimia, farmasi, ttekstil dan

pertambangan

6. Organisasi skala menengah barang sektor logam, mesin, alat transfortasi

dan elektronika

7. Organisasi skala menengah sektor agro

8. Organisasi skala menengah sektor jasa .

9. Organisasi skala kecil sektor Barang

10. Organisasi skala kecil sektor jasa

11. Organisasi Pendidikan tinggi

12. Organisasi Pendidikan menengah.

Kebijakan penting lain dalam pelaksanakan SNI award ke - 16 adalah remote

evaluation pelaksanaan penilaian desk evaluasi dan site evaluasi dengan

pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Pelaksanaannya

mengacu Panduan Pelaksanaan Evaluasi SNI Award Jarak Jauh.

SASARAN 3 Meningkatnya SNI yang diterapkan untuk daya saing produk,

penetrasi pasar dan perlindungan masyarakat dari aspek K3L

TABEL 3. 13 CAPAIAN KINERJA SASARAN 2

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 73

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2020 Capaian 2021

Capaian s.d 2020

(kumulatif)

% Target Realiasi % *) Target %

capaian

Persentase SNI yang

diterapkan oleh pelaku

usaha, organisasi dan

LPK

% 29,87 40 41,02 102 60 100

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya SNI yang

diterapkan untuk daya saing produk, penetrasi pasar dan perlindungan masyarakat

dari aspek K3L terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Persentase SNI yang diterapkan

oleh pelaku usaha, organisasi dan LPK. Capaian kinerja untuk indikator kinerja “Persentase

SNI yang diterapkan oleh pelaku usaha, organisasi dan LPK” sebesar 41,02 % dengan

target 40 % sehingga capaian indikator ini terealisasi 102 %. Capaian tersebut dihitung

dari jumlah SNI yang diterapkan pada tahun 2021 yaitu sebanyak 4.362 SNI

dibandingkan dengan jumlah SNI base line Renstra 2020-2024, sebanyak 11.119 SNI.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya capaian kinerja tersebut mengalami

peningkatan dan mencapai target 68,36% bila dibandingkan dengan rencana tahun

2024. Rincian jumlah SNI yang diterapkan ditunjukkan pada Tabel 3.14

TABEL 3. 14 RINCIAN JUMLAH SNI YANG DITERAPKAN

No Sumber data Jumlah

1 Aplikasi Bang Beni 409

2 Lingkup Akreditasi LSPro 981

3 Skema Lembaga Sertifikasi 24

4 Regulasi K/L 416

5 Lingkup Penunjukan LPK 14

6 Peserta SNI Award 95

7 Lingkup akreditasi Laboratorium 1.684

9 Bina UMK 739

Jumlah SNI diterapkan 4.362

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 74

Berdasarkan hasil capaian, beberapa upaya sudah dilakukan oleh BSN agar

SNI yang ditetapkan BSN dapat diterapkan oleh pelaku usaha. Upaya tersebut

antara lain diseminasi SNI yang terus menerus dan masif kepada pelaku usaha,

mengkomunikasikan kebutuhan SNI kepada produsen atau pelaku usaha lain,

sehingga SNI yang ditetapkan memang sudah sesuai dengan kebutuhan pelaku

usaha. Untuk peningkatan kinerja ke depan, BSN akan lmeningkatkan kegiatan

pembinaan penerapan SNI, melalui program SNI Bina UMK berbasis OSS yang

diharapkan akan semakin banyak SNI yang diterapkan oleh pelaku usaha. Sampai

31 Desember 2021, SNI yang diterapkan sebanyak 3.995 SNI yang terdiri dari SNI yang

diterapkan sebagai lingkup LSPro, lingkup Lembaga Sertifikasi, lingkup penunjukan,

Lingkup laboratorium, Lembaga inspeksi, SNI yang diterapkan oleh peserta SNI Award

di luar lingkup LS, dan SNI yang dipakai sebagai acuan kebijakan Kementerian

Lembaga.

Meskipun dalam masa pandemic, jumlah Penerap SNI pada tahun 2021

mengalami kenaikan. Pada tahun 2020 jumlah penerap SNI yang menjadi klien

Lembaga sertifikasi (Gambar 3.13) mencapai 32.728 organisasi, dan tahun 2021 telah

mencapai 39.048 organisasi atau naik sebesar 19,3 %. Bila dilihat dari skema sertifikasi,

18 dari 21 (85%) skema sertifikasi mengalami kenaikan jumlah klien penerap SNI. dan

hanya 3 dari 11 skema mengalami penurunan yaitu untuk penerap SNI ISO 9001, SNI

sistem pertanian organik dan SHACCP. Penurunan penerap SNI ISO 9001 (sebanyak

162 organisasi), dimungkinkan karena munculnya standar sistem manajemen mutu

yang lebih spesifik untuk organisasi, seperti SNI ISO 21001 untuk organisasi Pendidikan,

SNI ISO 35001 untuk laboratorium bio risk. Disamping itu juga dimungkinkan karena

dampak pandemic sehingga organisasi tidak memperpanjang sertifikasi. Disisi lain,

jumlah penerap SNI ISO 21001 dan SNI ISO 35001 mengalami kenaikan .

Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian terus secara

gencar melakukan diseminasi, edukasi dan pendampingan penerapan SNI kepada

pelaku usaha untuk meningkatkan penerapan SNI di kalangan usaha dan juga

penyediaan 292 skema penilaian kesesuaian yang pada tahun 2021. Meskipun di

masa pandemik, pelaksanaan Diseminasi dan promosi SPK juga tetap gencar baik

melalui kegiatan sosialisasi, webinar, podcast dan media social dan pemanfaatan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 75

ICT, Dalam mendukung penerapan SNI, Deputi bidang PSPK juga melakukan fasilitasi

peningkatan ruang lingkup LPK untuk mendukung produk daerah dengan

bekerjasama dengan stakeholder yang ikut berkontribusi dalam pencapaian ini.

GAMBAR 3. 13 PERTUMBUHAN JUMLAH ORGANISASI PENERAP SNI DARI TAHUN 2016-2021

Secara detil jumlah organisasi penerap SNI sesuai dengan skema akreditasi terdapat

dalam Tabel 3.15

TABEL 3. 15 JUMLAH ORGANISASI PENERAP SNI SESUAI DENGAN SKEMA AKREDITASI KAN

No Organisasi/pelaku usaha 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Penerap SNI Produk 2982 3082 1560 2221 10.345 10.474

2 Penerap standar pertanian

organic 355 319 288 316 596 567

3 Penerap standar jaminan produk

halal - - 3314 3270 10.300 14.972

10,108 10,353

13,819

19,398

32,728

39,048

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Pertumbuhan Jumlah Organisasi Penerap SNI tahun 2016-2021

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 76

4

Penerap standar sistem

mananjemen lingkungan (SNI ISO

14001)

438 775 650 1944 804 831

5 Penerap pengelolaan hutan

produksi lestari - - 223 251 288 288

6 Penerap standar ekolabel 7 7 9 8 9 9

7 Penerap standar Gas Rumah

Kaca - - 5 5 5 6

8 Penerap standar system

manajemen energi - - 6 57 35 35

9 Penerap standar verifikasi

Legalitasi Kayu - - 2257 2941 3.047 3.051

10 Penerap standar system

manajemen mutu (SNI ISO 9001) 5990 5691 4961 5714 4.635 4.473

11

Penerap system manajemen

keamanan pangan (SNI ISO

22001)

196 198 198 380 235 288

12

Penerap system Hazzard

Analytical Critical Control Point

(HACCP)

91 157 171 225 244 225

13

Penerap Sistem Manajemen

Keamanan Informasi (SNI ISO

27001)

39 113 88 163 386 421

14 Penerap Sistem Manajemen Alat

Kesehatan 10 11 17 33 36 40

15 Penerap Sistem Manajemen Anti

Penyuapan (SNI ISO 37001) - - 72 96 255 360

16

Penerap Sistem Manajemen

Keamanan Rantai Pasokan (SNI

ISO 28001)

- - - 2 5 5

17 Penerap standar Usaha Pariwisata - - - 1801 1.279 2.572

18 Penerap Sistem Manajemen

Biorisiko Laboratorium - - - 1 1 2

19

Penerap Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

- - - 71 51 62

20 Penerap Penyelenggara

Perjalanan Ibadah Umroh - - -- - 172 364

21 Penerap Sistem Manajemen

Organisasi Pendidikan - - - - 3

TOTAL 10.108 10.353 13.819 19.398 32.728 39.048

Meningkatnya jumlah organisasi penerap SNI, merupakan salah satu kontribusi dari

kegiatan yang dilakukan di Deputi Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian.

Sesuai dengan amanah UU No 20 tahun 2014, BSN melakukan pembinaan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 77

penerapan SNI kepada pelaku usaha dan masyarakat. Setiap tahun pelaku usaha

baik itu organisasi maupun usaha mikro kecil yang dilakukan pembinaan penerapan

SNI semakin meningkat. Selain itu Kebutuhan pelaku usaha untuk meningkatkan daya

saingnya melalui penerapan SNI semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat minat pelaku

usaha khususnya UMKM agar produknya memenuhi persyaratan SNI dengan

meningkat. Gambar III.14 memperlihatkan peta sebaran organisasi yang dibina BSN

dan Gambar III. 15 memperlihatkan peta sebaran UMK yang dibina BSN tahun 2021.

GAMBAR 3. 14 PETA SEBARAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA ORGANISASI DI 19

PROPINSI

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 78

GAMBAR 3. 15 PETA SEBARAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA UMKM DI 25 PROPINSI

Dibandingkan dengan capaian tahun lalu, pelaku usaha yang dibina pada tahun

2021 meningkat dan sebaran propinsinya juga meningkat meskipun terjadi refocusing

anggaran kegiatan yang mencapai lebih dari 50%. Sedangkan pelaku usaha yang

dibina yang produknya memenuhi SNI pada tahun 2021 juga meningkat dari tahun

sebelumnya seperti dalam Gambar III.16. Capaian ini tidak lain karena kolaborasi

yang dilakukan dalam pendampingan penerapan dan fasilitasi sertifikasi SNI.

Kolaborasi pendampingan penerapan SNI dilakukan dengan Bank Indonesia, yang

pada tahun 2021 ini terdapat 15 UMKM yang dibantu dalam sertifikasi baik untuk

produk Kopi, Handicraft, Tenun dengan sertifikasi tidak hanya untuk SNI produk

namun juga sertiifkasi HACCP dan SNI ISO 9001. Kolaborasi lainnya dilakukan dengan

BUMN seperti PT Pupuk Kaltim, PT Petrokomia Gresik, PT Pusri dan PT Amartha Karya

yang akan dilakukan secara intensif di tahun 2022. Untuk tahun ke depan, sinergi

fasilitasi sertifikasi SNI akan lebih baik lagi untuk terus dikembangkan dengan

kerjasama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian/lembaga lainnya.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 79

GAMBAR 3. 16 JUMLAH PELAKU USAHA YANG FASILITASI SERTIFIKASI SNI 2015-2021

Dalam meningkatkan penerapan SNI oleh pelaku usaha, Deputi bidang

PSPK juga melakukan fasilitasi pembinaan penerapan SNI kepada LPK. selama

tahun 2021, BSN telah melakukan fasilitasi kepada 29 institusi Lembaga Penilaian

Kesesuaian (LPK), baik pemerintah maupun swasta, dengan total pelaksanaan

fasilitasi sejumlah 73 bimbingan teknis. Perkembangan fasilitasi LPK dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan sebagaimana Gambar 3.17

:

178 9

2733

44

74

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 80

GAMBAR 3. 17 PERKEMBANGAN FASILITASI LPK DARI TAHUN 2017-2021

Menindaklanjuti amanah Undang-Undang Cipta Kerja No 11 tahun 2020 dan

aturan turunannya dalam perijinan tunggal terutama untuk usaha dengan kategori

risiko rendah, BSN membangun aplikasi SNI Bina UMK. Melalui perijinan tunggal ini,

UMK dengan risko rendah akan mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) sekaligus

tanda SNI Bina UMK. Dengan aplikasi yang terhubung oleh OSS, BSN menindaklanjuti

pembinaan penerapan SNI kepada pelaku UMK melalui aplikasi SNI Bina UMK

(gambar 3.18) untuk melakukan pendampingan menerapkan SNI. Aplikasi ini juga

dimanfaatkan untuk kolaborasi antar lembaga/kementerian/pemerintah daerah

dalam pendampingan penerapan SNI kepada UMK.

Untuk memudahkan penerapan SNI, BSN melalui Deputi bidang PSPK juga

membuat panduan penerapan SNI yang memudahkan UMK untuk menerapkan SNI.

Pada tahun 2021 telah tersedia 26 Panduan penerapan SNI untuk UMK yang

penyusunannya melibatkan pembina UMKM yang ada di BSN. Untuk lebih

memudahkan dalam membantu UMK menerapkan SNI. Panduan juga

dikembangkan dalam bentuk video tutorial penerapan SNI. Panduan tutorial dalam

bentuk video akan diteruskan penyusunannya Pada tahun 2022 yang sekaligus

menjadi salah satu bahan pendampingan di aplikasi SNI bina UMK.

15

49 7

14

24

36

15 16 15

2017 2018 2019 2020 2021

Rekapitulasi Fasilitasi LPK 2017-2021

LSLI Lab

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 81

GAMBAR 3. 18 APLIKASI PEMBINAAN UMKM - SNI BINA UMK

Dalam memberikan dorongan dan apresiasi kepada para penerap SNI, Deputi

bidang PSPK juga menyelenggarakan kegiatan apresiasi penerap SN, SNI Award.

Pada tahun 2021 merupakan penyelenggaraan yang ke-16. Proses penilaian

dilakukan secara remote dan didukung oleh kesiapan 110 peserta SNI Award

Apresiasi kepada organisasi penerima anugerah SNI award diharpkan menjadi role

model penerap SNI yang memiliki kinerja unggul dan berkelanjutan dan mampu

mengelola perubahan sehingga berdaya saing nasional dan global.

Peran evaluator dalam melihat keunggulan dan opportunity of improvement

kepada peserta menjadi hal yang tidak dipisahkan dalam memperkuat

penyelenggaraan evaluasi SNI Award yang semakin kredibel. Peningktan kompetensi

terus dilakukan kurun waktu tahun 2020 s.d 2021 telah dilaksanakan capacity building

yang 15 kegiatan capacity building yang diikuti 920 orang evaluator. Pelaksanaan

capacity building difokuskan kepada peningkatan kompetensi pemahaman

standar, kemampuan audit, strategic management dan penilaian SNI Award.

Beberapa capacity building yang dilaksanakan adalah ISO 45001 Internal Auditor

Training Course, SNI ISO 21001 tentang Sistem Manajemen untuk organisasi

pendidikan, SNI ISO 26000 tentang Social Responsibility Concept, Stategy and Tools

for Excellent Business Performance, SNI ISO 9004 tentang Manajemen Mutu - Mutu

Organisasi Panduan mencapai sukses berkelanjutan, SNI ISO 45001 tentang Sistem

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 82

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) - Persyaratan dan pedoman

penggunaan (ISO 45001:2018, IDT). Sementara untuk topik strategic management di

antaranya adalah Analisa Manajemen Keuangan Organisasi dan Perkembangan

Kerjasama Multilateral Terkait SPK dalam TBT WTO dan FTA.

Pada tahun 2021, untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi pelaku

usaha khususnya UMKM dalam penerapan SNI, BSN meluncurkan etalase digital

produk UMKM ber-SNI yang dihadiri Menteri Koordinator Maritim dan Investasi. Etalase

ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk memasarkan dan mempromosikan

produknya di pasar dalam negeri maupun luar negeri; menjadi acuan konsumen,

pengadaan barang dan jasa pemerintah dalam alternatif memilih produk yang

aman dan sehat sesuai SNI; dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan rkolaborasi

dengan Pasar Digital (PADI) untuk pengadaan barang dan jasa BUMN. Gamabr 3.19

merupakan contoh tampilan etalase digital produk UMKM ber-SNI .

GAMBAR 3. 19 TAMPILAN ETALASE DIGITAL PRODUK UMKM BERSNI

SASARAN 4

Meningkatnya keteraturan penerapan tata kelola Standardisasi

dan Penilaian Kesesuaian yang baik di organisasi pemerintah

secara optimal

TABEL 3. 16 CAPAIAN KINERJA SASARAN 4

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 83

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2020 Capaian 2021

Capaian s.d

2021(kumulatif)

% Target Realiasi % *) Target %

capaian

Rata rata tingkat

maturitas penerapan

tata Kelola SPK di

instansi pemerintah

Rata rata

tingkat

maturitas

- 2,1 2,1 100 2,1 100

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya keteraturan

penerapan tata kelola Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian yang baik di

organisasi pemerintah secara optimal terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian

kinerja untuk indikator kinerja indeks penerapan tata kelola SPK sebesar 100 %. Sistem

standardisasi dan penilaian kesesuaian nasional merupakan sistem yang bersifat

horizontal, yang menjadi landasan penerapan SPK bagi kementerian dan lembaga

sesuai dengan kepentingan sektor dan regulasi di masing-masing sektor, termasuk

dalam kerangka penerapan dan pelayanan SPK oleh pihak pemerintah maupun

swasta.

Tata Kelola Standardisasi dan Penilaian Kessuaian (SPK) merupakan cara kerja

(kerangka) terbaik dalam penerapan sistem standardisasi dan penilaian kesesuaian

nasional, yang bertujuan untuk memastikan Kementerian /Lembaga/stakeholder

untuk menerapkan kegiatan SPK secara efektif dan efisien sesuai tata kelola SPK di

sektornya masing masing. Dalam rencana strategis BSN tahun 2020-2024, tata kelola

SPK ditetapkan sebagai strategi ke-3 yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola

SPK secara komprehensif dan menyeluruh, Strategi ini merupakan upaya dalam

membangun dan memperbaiki tata kelola SPK di K/L sesuai dengan ketentuan, lebih

lanjut dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap SPK,

serta penguatan infrastruktur mutu.

4 (empat) elemen utama dalam Tata kelola SPK yang membentuk rantai nilai

SPK sehingga dapat dilihat tingkat maturitas penerapan SPK di K/L, yaitu elemen

pengembangan standar, elemen penerapan SPK, elemen akreditasi dan

ketertelusuran pengukuran, dan elemen learning and growth. Untuk membantu

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 84

pelaksanaan tata kelola SPK di K/L atau oleh stakeholder berjalan secara efektif

maka dikembangkan “Panduan, kriteria dan evaluasi tata kelola SPK”.

Panduan ini juga digunakan sebagai alat dignostik tingkat maturitas tata kelola SPK

di K/L. Isi panduan memuat elemen, diantaranya:

TABEL 3. 17 ELEMEN DAN SUB ELEMEN EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA SPK

Elemen Sub elemen

Pegembangan standar 1. Kebijakan

2. Pengembangan standar regional/

internasional

3. Perumusan SNI

4. Pemeliharaan SNI

Penerapan Standar 1. Kebijakan dan Perencanaan Strategis

2. Penerapan Sukarela

3. Penerapan Wajib

4. Fasilitasi Penerapan Standar

Learning and Growth 1. Sumber Daya Manusia SPK

2. Organisasi SPK

3. Sistem Informasi SPK

a) Penilaian Kesesuaian dan

ketertelusuran pengukuran

1. Kebijakan

2. Penggunaan LPK yang diakreditasi

oleh KAN

3. Pengembangan LPK

4. Saling Pengakuan/MRA

5. Ketertelusuran Pengukuran

Beberapa kegiatan dalam kegiatan Tata kelola SPK pada tahun 2021 adalah :

1) Pengembangan panduan, kriteria dan evaluasi tata kelola SPK yang

dilakukan terhadap perubahan kriteria dan indikator khususnya untuk

organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

2) Sosialisasi dan pembimbingan pengisian krietria dan indikator penilaian tata

Kelola SPK di K/L dan pemerintah daerah

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 85

3) Fasilitasi pelaksanaan swa asesmen penerapan tata kelola SPK pada

organisasi pemerintah.

4) Penilaian internal sekretariat Deputi PSPK terhadap swa asesmen/penilaian

mandiri yang dilakukan oleh unit organisasi

Pada tahun 2021, Pelaksanaan evaluasi penerapan Tata Kelola SPK dilakukan dalam

terhadap 15 (lima) organisasi pemerintah baik pusat dan daerah, pada unit kerja

tingkat Eselon 2 sebagai berikut :

TABEL 3. 18 LOKUS PENERAPAN TATA KELOLA SPK PADA ORGANISASI PEMERINTAH

No Pemerintah Pusat/Daerah

1 Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu, KKP

2

Direktorat Standardisasi dan Pengendalian

Mutu, Kementerian Perdagangan

3 Direktorat Sumber Daya Air, Kementerian PUPR

4 Direktorat Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR

5 Badan Informasi Geospasial (BIG)

6 BSSN

7 BATAN

8 Dit. Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan-ESDM

9 Direktorat. Teknik dan Linkungan Mineral dan

Batubara, ESDM

10 Pemerintah Provinsi Riau

11 Pemerintah Provinsi Jawa Barat

12 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

13 Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 86

14 Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

15 Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Pada tahun 2021 ini penilaian dilakukan melalui verifikasi internal atas penyampaian

penilaian mandiri yang dilakukan unit organisasi pemerintah. Hal ini karena adanya

refocussing anggaran. Pelaksanaan penilaian tim verifiaktor yang terdiri dari K/L

terkait - peserta penerapan tata kelola SPK sesuai panduan akan dilaksanakan

pada tahun 2022.

SASARAN 5 Terwujudnya Penguatan Akuntabilitas BSN

TABEL 3. 19 CAPAIAN KINERJA SASARAN 5

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2020 Capaian 2021

Capaian s.d 2020

(kumulatif)

% Target Realiasi % *) Target %

capaian

Predikat akuntabilitas

Deputi bidang

Penerapan Standar

dan Penilaian

Kesesuaian

Nilai 75,64 72 nilai

(BB)

75,75 105,2%

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Terwujudnya Penguatan

Akuntabilitas BSN terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Predikat akuntabilitas

Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian. Capaian kinerja untuk

indikator kinerja Tingkat akuntabilitas kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian sebesar 100 % yang terealisasi 75,75 dari target 72. Upaya BSN

dalam meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi dari 8 (delapan) komponen

Pengungkit dan 3 (tiga) komponen hasil telah dilakukan maksimal ini terlihat dari

capaian periode Renstra 2015 – 2019 terjadi kenaikan yang cukup signifikan di tiap

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 87

pelaksanaan butir komponen penilaian.

Untuk penilaian pada penguatan akuntabilitas BSN di Deputi bidang

Penguatan dan Penerapan Standar telah melakukan upaya untuk meningkatkan

nilainya rencana aksi antara lain :

1. Reviu Penyusunan Renstra Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian 2020-2024

2. Reviu IKU Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 2020-2024

3. Penyusunan Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian dan unit kerja di bawahnya untuk tahun 2021

4. Implementasi e-performance

5. Reward dan Punishment

6. Inovasi dalam layanan di Deputi bidang Penerapan Standar dan Penialain

Kesesuaian untuk memudahkan stakeholder

7. Penyederhanaan program, kegiatan dan output kegiatan BSN

Diawal tahun 2020 penilaian akuntabilitas dilakukan berdasarkan Permenpan

Nomor 14 Tahun 2014. Namun saat penilaian acuan yang digunakan adalah

Permen PAN RB Nomor 26 Tahun 2020. Hasil penguatan akuntabilitas kinerja yang

diperoleh sebsar 3,75 (Tiga Koma Tujuh Puluh Lima) atau 75,75 dengan hasil BB.

III.2 REALISASI ANGGARAN

Berdasarkan DIPA Nomor SP DIPA-084.01-0/2020 tanggal 12 November 2019, pagu

anggaran TA 2021 Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

adalah sebesar Rp 4.590.275.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp

4.583.133.885 atau 99,85%.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 88

TABEL 3. 20 PAGU DAN REALISASI ANGGARAN DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN

PENILAIAN KESESUAIAN TA 2021

Dalam rupiah

Kode Kegiatan/Output/Komponen

2021

%

Pagu Realisasi

3561

Peningkatan Sistem Penerapan

Standar dan Penilaian

Kesesuaian

1.744.565.000 1.741.666.471 99.83

3558

Peningkatan Penguatan

Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian

2.845.710.000 2.841.467.414 99.85

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 89

BAB IV PENUTUP

aporan Kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian Tahun 2021 menyajikan pertanggungjawaban dan

pencapaian kinerja Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian Tahun 2021 dalam mendukung pencapaian visi, misi, tujuan

dan sasaran organisasi.

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian Tahun 2021, seluruh kinerja kegiatan telah

terlaksana sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2021 yaitu seluruh capaian terealisasi 100%

dengan rerata capaian sebesar 112 %. Capaian ini mengindikasikan bahwa Deputi

Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian mempunyai kontribusi yang

besar dalam mencapai visi misi BSN dalam mewujudkan Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Meskipun

pada tahun 2021, BSN mengalami refocusing anggaran untuk penangan dampak

pandemik, namun capaian pembinaan penerapan SNI di Deputi bidang Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesusian mengalami kenaikan, dan melebihi target yang

diharapkan. Hal ini disebabkan karena kolaborasi yang baik dengan mitra

standardisasi, baik dengan Kementerian, Bank Indonesia, BUMN, Dinas dan

perguruan tinggi. Di samping itu, pembinaan penerapan SNI juga sudah melibatkan

pembina eksternal yang ada di beberapa daerah, sehingga kegiatan

pendampingan penerapan SNI lebih efisien.

Ke depan Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian perlu

terus meningkatkan kinerjanya agar capaian 100% dapat dipertahankan dan dapat

lebih baik lagi. Untuk itu dengan kerja sinergi dan kolaborasi untuk meningkatkan

penerapan SNI dan pemenuhan persyaratan SNI pada produk, Deputi Penerapan

Standar dan Penilaian Kesesuaian akan akan terus membumikan SNI untuk

meningkatkan daya saing produk Indonesia di tingkat nasional maupun global.

Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

Tahun 2021 ini diharapkan dapat memenuhi akuntabilitas dan sekaligus menjadi

sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja

Kedeputian bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian di masa

mendatang melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih optimal

L

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 90

LAMPIRAN 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 91

LAMPIRAN 2 Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) tahun 2020 – 2021

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

1. Garam SNI 3556:2016 Garam Konsumsi beriodium 2019-2021

Kementerian Perindustrian Pembahasan Rancangan Permenperin Pemberlakuan SNI Garam Konsumsi Beriodium Secara Wajib, 3 Maret 2021

2. Bahan Isolasi Panas, Penyerap

Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool

SNI 8421:2017 Bahan Isolasi Panas, Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool

2020-2021

Kementerian Perindustrian 1. Rancangan peraturan telah dinotifikasikan ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/130

2. Pembahasan Draft Peraturan Menteri, tanggal 5,10, 25 Mei dan 15 Juni 2021

3. Pompa air sentrifugal untuk irigasi SNI 0141:2009/Amd2:2015 Pompa air sentrifugal untuk irigasi - Unjuk kerja dan cara uji Amandemen 2.

2019-2021

Kementerian Perindustrian Terdapat SNI termutakhir, yaitu SNI 141:2020, Pompa air sentrifugal untuk irigasi – Unjuk kerja dan metode uji Sesuai SK kepala BSN No. 182/KEP/BSN/6/2020

4. Aki untuk Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih

SNI 0038:2009 Aki untuk Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih

2020-2021

Kementerian Perindustrian -

5. Aki untuk Kendaraan Bermotor Kategori L

SNI 4326:2013 Aki untuk Kendaraan Bermotor Kategori L 2020-2021

Kementerian Perindustrian -

6. Peranti listrik rumah tangga dan sejenis

SNI 7859:2013 Peranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 1: Persyaratan umum

2020-2021

Kementerian Perindustrian Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Peraturan Menteri Perindustrian no. 58 tahun 2020 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Peralatan Dapur dan Peralatan Pemanas

7. Electrical Blenders, Electrical

Juicer, Electrical Mixers

SNI IEC 60335-2-14-2011 Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan

listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-14: Persyaratan khusus untuk peralatan dapur

2019-2021

Kementerian Perindustrian

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 93

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

8. Penanak nasi (Rice Cooker), Ketel

listrik (Electric Kettle) dan Water Dispenser

SNI IEC 60335-2-15:2011 Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan

listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-15:

Persyaratan khusus untuk peralatan pemanas cairan

2019-2021

Kementerian Perindustrian

Cairan Untuk Pemanfaat Listrik Rumah Tangga secara Wajib Peraturan telah di Notifikasikan Kembali ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/122/Add.1

9. Pemanas rendam portabel (pemanas air celup)

SNI IEC 60335-2-74-2010 Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya -

Keselamatan - Bagian 2-74: Persyaratan khusus untuk pemanas rendam portabel

2020-2021

Kementerian Perindustrian

10. Water Dispenser SNI IEC 60335-2-24:2009 Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan

listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-24:

Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin, peralatan es krim dan pembuat es

2020-2021

Kementerian Perindustrian

11. Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna

SNI 66:2019 Baja lembaran lapis seng warna (Bj LS warna)

2019-2021

Kementerian Perindustrian -

12. Baja lembaran dan gulungan lapis

paduan aluminium seng dan lapis

paduan aluminium-magnesium

lapis cat warna

SNI 8305:2019 Baja lembaran dan gulungan lapis paduan

aluminium seng dan lapis paduan aluminium-

magnesium lapis cat warna (Bj LAS Warna –

Bj LAM Warna)

2019-2021

Kementerian Perindustrian -

13. Kawat Ban SNI 8347:2016 Kawat Ban (Bead Wire/KB) 2019-2021 Kementerian Perindustrian -

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 94

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

14. Profil rangka baja ringan

SNI 8399:2017

Profil rangka baja ringan 2019-2021 Kementerian Perindustrian Terdapat Amandemen terhadap

SNI tersebut, yaitu SNI

8399:2017/Amd1:2019, Profil

rangka baja ringan

Sesuai SK Kepala BSN No.

514/KEP/BSN/11/2019

15. Bus bar tembaga (copper bus bars)

SNI 8760:2019 Bus bar tembaga (copper bus bars) 2019-2021

Kementerian Perindustrian Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Peraturan Menteri Perindustrian no. 2 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Batang Konduktor dari Tembaga (Copper Bus Bars) Secara Wajib Peraturan telah di Notifikasikan ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/132.

16. Baja lembaran, pelat, dan

gulungan canai panas untuk

aplikasi struktur umum dan struktur las (Bj PS)

SNI 8522:2018 Baja lembaran, pelat, dan gulungan canai

panas untuk aplikasi struktur umum dan struktur las (Bj PS)

2020-2021

Kementerian Perindustrian Terdapat SNI termutakhir yaitu SNI 8522:2020, Baja lembaran, pelat, dan gulungan canai panas untuk aplikasi struktur umum dan struktur las (Bj PS) Sesuai SK Kepala BSN No, 19/KEP/BSN/2/2020

17. Baja lembaran, pelat, dan

gulungan canai panas lunak (Bj PL)

SNI 8784:2019 Baja lembaran, pelat, dan gulungan canai

panas lunak (Bj PL)

2020-2021

Kementerian Perindustrian -

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 95

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

18. Photovoltaics cells assembled in

modules or made up into panels

SNI IEC 61215-1:2016 Modul fotovoltaik (FV) terrestrial – Kualifikasi

desain dan pengesahan jenis – Bagian 1: Persyaratan uji (IEC 61215-1:2016, IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Peraturan Menteri ESDM no.2 tahun 2021 tentang Penerapan Standar Kualitas Modul Fotovoltaik Silikon Kristalin Peraturan telah di Notifikasikan Kembali ke TBT WTO, G/TBT/N/IDN/126/Add.1

19. Photovoltaics cells assembled in modules or made up into panels

SNI IEC 61215-1-1:2016 Modul fotovoltaik (FV) terestrial– Kualifikasi

desain dan pengesahan jenis – Bagian 1-1:

Persyaratan khusus untuk pengujian modul

fotovoltaik (FV) silikon kristalin (IEC 61215-1-

1:2016, IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

20. Photovoltaics cells assembled in modules or made up into panels

SNI IEC 61215-2:2016 Modul fotovoltaik (FV) terestrial – Kualifikasi

desain dan pengesahan jenis – Bagian 2:

Prosedur uji (IEC 61215-2:2016, IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

21. Luminer Rantai Cahaya SNI IEC 60598-2-20:2012 Luminer-Bagian 2-20: Persyaratan khusus -

Rantai Cahaya (IEC 60598-2-20:2010 IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

22. Luminer Lampu Tidur SNI IEC 60598-2-12:2016 Luminer – Bagian 2-12: Persyaratan khusus

– Lampu Tidur dipasang pada kotak kontak

instalasi listrik (IEC 60598-2-12:2013, IDT, Eng)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 96

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

23. Sakelar Tunda Waktu SNI IEC 60669-2-3:2012 Sakelar untuk Instalasi Listrik Magun Rumah

Tangga dan Sejenis -Bagian 2-3:

Persyaratan Khusus -Sakelar Tunda Waktu

2019-2021

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

-

24. Papan Hubung Bagi (PHB) SNI IEC 60670-1:2015 Kotak dan selungkup untuk lengkapan listrik

pada instalasi listrik magun untuk rumah

tangga dan sejenis- Bagian 1: Persyaratan

umum (IEC 60670-1:2011, IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

25. Papan Hubung Bagi (PHB) SNI IEC 60670-22:2017 Kotak dan selungkup untuk lengkapan listrik

pada instalasi listrik magun rumah tangga

dan sejenis - Bagian 22: Persyaratan khusus

untuk kotak dan selungkup hubung (IEC 60670-22: 2015, IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

26. Papan Hubung Bagi (PHB) SNI IEC 60670-23:2012 Kotak dan selungkup untuk lengkapan listrik

pada instalasi listrik magun rumah tangga

dan sejenis-Bagian 23: Persyaratan khusus untuk kotak dan selungkup lantai

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 97

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

27. Konduit SNI IEC 61386-1:2017 "Sistem konduit untuk manajemen kabel –

Bagian 1: Persyaratan umum (IEC 61386-

1:2008+AMD1:2017, IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI

Wajib melalui Permen ESDM No

7 Tahun 2021 tentang

Standardisasi Di Bidang

Ketenagalistrikan dan

Pembubuhan Tanda Standar

Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

28. Konduit SNI IEC 61386-21:2012 Sistem konduit untuk manajemen kabel -

Bagian 21: Persyaratan khusus - Sistem

konduit kaku

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI

Wajib melalui Permen ESDM No

7 Tahun 2021 tentang

Standardisasi Di Bidang

Ketenagalistrikan dan

Pembubuhan Tanda Standar

Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

29. Konduit SNI IEC 61386-22:2012 Sistem konduit untuk manajemen kabel -

Bagian 22: Persyaratan khusus - Sistem

konduit semifleksibel

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI

Wajib melalui Permen ESDM No

7 Tahun 2021 tentang

Standardisasi Di Bidang

Ketenagalistrikan dan

Pembubuhan Tanda Standar

Nasional Indonesia dan/atau

Tanda Keselamatan

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 98

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

30. Fitting Lampu SNI IEC 60838-1:2017 Berbagai fiting lampu- Bagian 1: Persyaratan

umum dan pengujian (IEC 60838-1:2016, lDT, Eng)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI

Wajib melalui Permen ESDM No

7 Tahun 2021 tentang

Standardisasi Di Bidang

Ketenagalistrikan dan

Pembubuhan Tanda Standar

Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

31. Fitting Lampu SNI IEC 60838-2-3:2017 Berbagai fiting lampu Bagian 2- 3:

Persyaratan khusus-Fiting lampu untuk

lampu LED linear berkaki dobel (IEC 60838-2-3:2016, IDT, Eng)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI

Wajib melalui Permen ESDM No

7 Tahun 2021 tentang

Standardisasi Di Bidang

Ketenagalistrikan dan

Pembubuhan Tanda Standar

Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

32. Fitting Lampu SNI 04-0534-1989 Fitting lampu arus bolak-balik 2020-2021

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan

33. RCBO SNI IEC 61009-1:2014 Pemutus sirkit dioperasikan arus sisa

dengan proteksi arus lebih terpadu untuk

pemakaian rumah tangga dan sejenis

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

-

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 99

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

(RCBO)- Bagian 1: Aturan Umum (IEC

61009-1:2012, lDT)

34. RCBO SNI IEC 61009-2-1:2014 Pemutus sirkit dioperasikan arus sisa

dengan proteksi arus lebih terpadu untuk

pemakaian rumah tangga dan sejenis

(RCBO)- Bagian 2-1: Penerapan aturan

umum untuk RCBO yang secara fungsi tak

tergantung pada voltase lin (IEC 61009-2-

1:1991, IDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

-

35. RCBO SNI IEC 61009-2-2:2014 Gawai proteksi arus sisa dengan proteksi

arus lebih terpadu untuk pemakaian rumah

tangga dan sejenis (RCBO's) - Bagian 2-2:

Penerapan aturan umum untuk RCBO's yang

berfungsi tergantung dari voltase lin (IEC 61009-2-2:1991, lDT)

2019-2021 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

-

36. Kipas Angin SNI 7859:2013 Peranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 1: Persyaratan umum

2020-2021

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Telah ditetapkan menjadi SNI Wajib melalui Permen ESDM No 7 Tahun 2021 tentang Standardisasi Di Bidang Ketenagalistrikan dan Pembubuhan Tanda Standar Nasional Indonesia dan/atau Tanda Keselamatan Revisi acuan persyaratan umum untuk Pemberlakuan SNI kipas angin

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 100

No Produk/Jasa/Proses /Sistem

Progres Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/ Pemberlakuan SNI secara wajib (update Desember 2021) Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Sejak Tahun Instansi

Untuk SNI 7609:2011 : Peranti listrik rumah tangga dan sejenis -Keselamatan - Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 101

Lampiran 3 Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) tahun 2022

No Produk/Jasa/Proses/ Sistem

Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi

1. Kualifikasi dan sertifikasi personil UTR (Uji Tak Rusak) Level I dan II

SNI ISO 9712:2014 Uji tak rusak - Kualifikasi dan sertifikasi personel UTR (ISO 9712:2012, IDT)

2022 BATAN/BRIN -

2. Profil metadata spasial Indonesia

SNI 8843-1:2019 Profil metadata spasial Indonesia - Bagian 1: Fundamental (ISO 19115-1:2014,MOD)

2022 BIG -

3. Pati Jagung

SNI 8523:2018

Pati Jagung

2022 Kementerian Perindustrian

-

4. Garam Konsumsi Beriodium SNI 3556:2016 Garam Konsumsi beriodium 2020-2022 Kementerian Perindustrian

-

5. Kaca Isolasi - Kaca untuk Bangunan

* Kaca Isolasi - Kaca untuk Bangunan 2022 Kementerian Perindustrian

Sesuai database SISPK, terdapat beberapa SNI terkait kaca isolasi - kaca untuk bangunan yaitu : 1. SNI ISO 20492-4:2014, Kaca

untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 4: Metode uji untuk sifat fisik segel tepi (ISO 20492-4: 2010, IDT), Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 102

No Produk/Jasa/Proses/ Sistem

Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi

2. SNI ISO 20492-3:2014, Kaca untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 3: Konsentrasi gas dan kebocoran gas (ISO 20492-3:2010, IDT) Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014

3. SNI ISO 20492-2:2014, Kaca untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 2: Uji pengkabutan kimia (ISO 20492-2:2008, IDT) Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014

4. SNI ISO 20492-1:2014, Kaca untuk bangunan - Kaca isolasi - Bagian 1: Daya tahan segel tepi dengan uji iklim (ISO 20492-1: 2008, IDT) Sesuai SK kepala BSN No. 113/KEP/BSN/8/2014

6. Bahan Tahan Api Kastabel Jenis Alumina dan Alumina Silikat

SNI 809:2021

Bahan Tahan Api Kastabel Jenis Alumina dan Alumina Silikat

2022 Kementerian

Perindustrian -

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 103

No Produk/Jasa/Proses/ Sistem

Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi

7. Ramming Mix Jenis Samot dan Jenis Kadar Alumina Tinggi

SNI 600:2021

Ramming Mix Jenis Samot dan Jenis Kadar Alumina Tinggi

2022 Kementerian

Perindustrian -

8. Bahan Isolasi Panas, Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool

SNI 8421:2017 Bahan Isolasi Panas, Penyerap Suara dan Tahan Api dari Mineral Wool

2020-2022

Kementerian Perindustrian

Terdapat amandemen SNI tersebut, yaitu SNI 8421:2017/ Amd.1:2020, Bahan isolasi panas, penyerap suara dan tahan api dari mineral wool Amendemen 1 Sesuai SK kepala BSN No. 598/KEP/BSN/12/2020

9. Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS)

SNI 2053:2019

Baja Lembaran Lapis Seng (Bj LS)

2022 Kementerian Perindustrian

-

10. Baja lembaran lapis seng yang diberi lapisan cat berwarna

SNI 66:2019 Baja lembaran lapis seng warna (Bj LS warna)

2020-2022

Kementerian Perindustrian

-

11. Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Alumunium-Seng (Bj LAS)

SNI 4096:2019

Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Alumunium-Seng (Bj LAS)

2022 Kementerian

Perindustrian -

12. Kompor Gas LPG dan LNG/NG Tekanan Rendah untuk Rumah Tangga

SNI 8660:2018 Kompor Gas LPG dan LNG/NG Tekanan Rendah untuk Rumah Tangga

2022 Kementerian

Perindustrian -

13. Kompor Gas LPG dan LNG/NG untuk komersial

SNI 7613:2019 Kompor Gas LPG dan LNG/NG untuk komersial

2022 Kementerian

Perindustrian -

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 104

No Produk/Jasa/Proses/ Sistem

Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi

14. Rangka Atap Baja Ringan SNI 8399:2017

Profil rangka baja ringan

2020-2022

Kementerian Perindustrian

-

-

SNI 8399:2017/ Amd1:2019

Profil rangka baja ringan

15. Peralatan Masak (Cookware) dari Logam

SNI 8752:2020 Peralatan Masak (Cookware) dari Logam 2022 Kementerian

Perindustrian -

16. Peralatan Makan dan Perlengkapan Masak (Flatware) dari Baja Tahan Karat

SNI 8753:2020 Peralatan makan dan perlengkapan masak dari baja tahan karat (Stainless Steel Flatware)

2022 Kementerian

Perindustrian -

17. Pompa Air Sentrifugal untuk Irigasi

SNI 0141:2009/ Amd2:2015

Pompa air sentrifugal untuk irigasi - Unjuk kerja dan cara uji Amandemen 2

2020-2022 Kementerian Perindustrian

Terdapat SNI termutakhir, yaitu SNI 141:2020, Pompa air sentrifugal untuk irigasi – Unjuk kerja dan metode uji Sesuai SK kepala BSN No. 182/KEP/BSN/6/2020

18. AC SNI IEC 60335-2-40-2009

Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa kalor listrik, pengkondisi udara dan pengering udara

2022 Kementerian

Perindustrian Terdapat SNI termutakhir pada SISPK yakni SNI IEC 60335-2-40:2010, Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa bahang listrik,

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 105

No Produk/Jasa/Proses/ Sistem

Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi

penyaman udara dan penurun lembab

19. Kulkas

SNI IEC 60335-2-24-2009

Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin, peralatan es krim dan pembuat es

2022 Kementerian

Perindustrian Terdapat SNI termutakhir pada SISPK yakni SNI IEC 60335-2-24:2010, Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peranti pendingin, peranti es krim dan pembuat es

20. Mesin Cuci

SNI IEC 60335-2-7-2009

Piranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 2-7: Persyaratan khusus untuk mesin cuci

2022 Kementerian

Perindustrian Terdapat SNI termutakhir pada SISPK yakni SNI IEC 60335-2-7:2010, Peranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 2-7: Persyaratan khusus untuk mesin cuci

21. Showcase SNI IEC 60335-2-89: 2015

Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan - Bagian 2-89: Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin komersial dengan unit refrigeran atau kompresor tergabung atau terpisah (IEC 60335-2-89:2012, IDT)

2022 Kementerian

Perindustrian -

22. Baterai Primer SNI IEC 60086-2-2015

Baterai primer - Bagian 2: Spesifikasi fisik dan listrik (IEC 60086-2:2011, IDT)

2022 Kementerian

Perindustrian -

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 106

No Produk/Jasa/Proses/ Sistem

Rencana Penyusunan Regulasi Teknis/Pemberlakuan SNI secara wajib Keterangan

Nomor SNI Judul SNI Usulan sejak Tahun Instansi

23. * SNI IEC 62610-1-2015 *

- Kementerian

Perindustrian Nomor SNI tersebut tidak tersedia dalam database SISPK Berdasarkan data IEC IEC TS 62610-1:2009

Mechanical structures for

electronic equipment - Thermal

management for cabinets in

accordance wit IEC 60297 and

IEC 60917 series - Part 1:

Design guide: Interface

dimension and provision for

thermoelectrical cooling

systems (Peltier effect)

24. Pompa Submersible SNI/IEC 60335-2-41:2010 *

Piranti listrik rumah tangga dan sejenis - Keselamatan - Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

2022 Kementerian

Perindustrian -

25. Powerbank SNI 8785:2019

Bank daya (Power Bank) Ion Litium – Bagian 1: Persyaratan umum keselamatan

2022 Kementerian

Perindustrian -

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 107

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 108

Lampiran 4 Tabel Rekomendasi pada perundingan/kesepakatan Internasional bidang SPK

No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi

1 Bilateral IACEPA Implementasi Proposal Australia kepada Indonesia terkait Mekanisme dan Kerjasama program tindaklanjut IACEPA Tahun 2021

BSN memberikan rekomendasi kepada Kementrian PPN/Bappenas terkait usulan Kerjasama dan mekanisme di bidang Standar, Regulasi Teknis dan Prosedur Penilaian Kesesuaian sebagai tindak lanjut IA CEPA, yaitu: 1. Kerjasama untuk menjajaki peluang dukungan kendaraan listrik

melalui standar dan penilaian kesesuaian, fokus pada pengembangan keahlian pertambangan litium Australia dan pengembangan baterai lithium-ion teknologi.

2. mengusulkan program kerja Bersama untuk sektor potensial (tekstil, makanan, dan industry maju), dimana masing-masing K/L memiliki peran, seperti: - BSN ,: Melakukan fasilitasi penerapan dan sertifikasi - FTA Center : menyediakan pasar dan bina jalur perdagangan - LPK: melakukan PK dan koodinasi penyiapan persyaratan teknis - Pemda: menentukan lokus dan memfasiliasi infrastruktur daerah

2 IEUCEPA On-Going negotiation

1. Penyelesaian Draft text TBT dan Annex pada Chapter IEUCEPA

2. Annex List of

1. Annex List of Organization – BSN menyampaikan posisi Indonesia untuk tidak memasukkan UNECE dan ILO dalam daftar organisasi pengembang standar yang disetujui, dengan pertimbangan bahwa Standar dari kedua organisasi tersebut tidak masuk dalam lingkup TBT.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 109

No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi

Organization

3. Supplier Declaration of Conformity (SDoC)

3. Annex Motor vehicle

2. Annex Supplier Declaration - BSN merekomendasikan untuk saat ini pengaturan terhadap SDoC tetap belum bisa dimasukkan dalam draft teks TBT IEU Cepa dengan pertimbangan :

o Regulasi SPK yang ada saat ini (UU 20 tahun 2014 dan PP 34 Tahun 2018) belum mengatur penerapan SDoC secara eksplisit

o Regulasi berbasis standar untuk produk high risk tetap menggunakan pihak ketiga dan belum ada yang menerapkan SDoC. Berbeda dengan regulasi EU, penerapan SDoC bisa untuk beberapa produk yang high risk

3. BSN menyampaikan rekomendasi untuk menjadikan ASEAN MRA automotive sebagai best pratice yg berfungsi menjadi poertimbangan menentukan posisi Indonesia menjadi anggota WP 29, mengingat brdasarkan kajian Bersama masih banyak kesulitan untuk menjadi anggota WP 29 (tidak siap menjadi pasar bagi product-product EU)

3 IUAECEPA On-Going

negotiation Penyelesaian Draft text TBT dalam Working Group Trade in Goods

BSN merekomendasikan kepada Kementrian Perdagangan utk TBT/STRACAP tetap pada bentuk article di bawah Chapter Trade in Goods dan bukan chapter tersendiri dengan pertimbangan hubungan Indonesia dengan UAE di forum TBT WTO tidak terlalu banyak permasalahan sehingga kesepakatan dalam draft teks TBT Indonesia UAE Cepa bisa mengacu ke artikel-artikel yang ada di TBT WTO Agreement.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 110

No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi

4 IETO TETO Indonesia -Taiwan

On-Going negotiation

Pembahasan terkait article Intellectual Propoerty Right ( IPR) dalam MoU on Standardizationand Conformity Assessment Cooperation

BSN merekomendasikan kepada Direktorat Perundingan Bilateral Kemendag agar menyetujui Article Intellectual Property Rights dalam MoU on Standardization and Conformity Assessment pada Joint Committee on Trade and Investment IETO-TETO.

5 Regional ACCSQ Plenary

On-Going negotiation

Circular 32 on Certificate of Pharmaceutical Product (CPP) by Viet Nam

BSN memberikan rekomendasi untuk melakukan:

1. Evaluasi menyeluruh terhadap dossier obat yang diserahkan untuk registrasi sesuai dengan ACTD, dimana aspek mutu, khasiat dan keamanan suatu produk dapat dievaluasi melalui dossier sesuai ACTD.

2. Penyamaan persepsi bahwa CPP merupakan dokumen administratif yang menginformasikan suatu produk terdaftar di Negara asal, dimana untuk melihat apakah suatu produk sudah terdaftar atau belum, dapat melakukan pengecekan pada web site resmi NRA.

3. Penyampaian Inquiry terhadap notifkasi Circular 32/2018/TT-BYT kepada TBT WTO dengan substansi :

Permintaan Rancangan dokumen regulasi yang dinotifikasikan oleh Viet Nam, termasuk ketentuan transisi (Transitional Provision) dalam bahasa Inggris.

Klarifikasi pernyataan VietNam atas informasi tetang belum adanya AMS yang terdampak negatif dari penerapan regulasi tersebut.

6 ACFTA Implementasi Further Liberalisation of

Trade in Goods and

BSN memberikan:

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 111

No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi

Possible Areas of Cooperation between ASEAN and China under the ACFTA Upgrading Protocol

1. usulan terkait transparency dan cooperation dalam chapter STRACAP/TBT dapat disepakati mengingat pembahasan sejenis telah umum dalam chapter STRACAP di ASEAN FTA lainnya.

2. Usulan mutual understanding bidang STRACAP antara ASEAN dan China untuk memfasilitasi perdagangan melalui pengakuan atas hasil uji laboratorium dan sertifikat kesesuaian produk oleh kedua belah pihak juga harus dapat diimplementasikan pada beberapa level standar (tingkat daerah dan nasional).

3. Masukan bahwa dalam 5 kategori profuk dalam dialogue partner ACCSQ dengan ACFTA SC-STRACAP, yaitu Prepared Foodstuff, Healthcare (Cosmetics, Traditional Medicine, Health Suplement), Electrical and Electronic Equipment, Wood-Based, Automotives dan potensi area lain yang masih dalam penjajakan antara ASEAN dan China, dapat menjadi pintu liberalisasi dalam area STRACAP yang cukup terbuka diantara kedua pihak

7 RCEP Ratifikasi Proses pengesahan RCEP melalui Adopsi ke dalam instrumen hukum nasional

BSN memberikan masukan dalam rencana aksi persiapan implementasi perjanjian RCEP, antara lain

7. Peningkatan awareness para pemangku kepentingan Internal dan Eksternal

8. Melakukan sosialisasi dan diseminasi untuk identifikasi peluang positif dalam pemanfaatan perjanjian dengan tujuan meningkatkan ekspor produk unggulan yang memenuhi standar (SNI harmonis)

9. Melakukan identifikasi SNI yang harmonis dengan Standar Internasional dan roadmap arah adopsi dengan SDO Internasional

10. Melakukan pemetaan kesiapan Skema SNI yang sudah/belum tersedia untuk SNI wajib maupun sukarela

11. Melakukan kajian kesiapan keberterimaan conformity assessment result baik untuk scope test report atau

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 112

No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi

certification untuk sektor produk prioritas dengan UMKM sebagai target utama

12. Mengembangkan kerjasama dengan SDO dan NSB yang berpotensi untuk meningkatkan kemampuan pengembangan Standar di tingkat Regional maupun Internasional

13. Mengembangkan kerja sama dengan K/L pembina sektor untuk mendukung kemampuan sektor produk nasional dalam pemenuhan standar untuk tujuan Capacity Building,seperti:

- memusatkan Pelatihan kompetensi (bidang standar dan penilaian kesesuaian) yang berfokus pada produk prioritas nasional dan mengutamakan UMKM

- melakukan pelatihan teknis pada sektor-sektor produk yang berpotensi untuk di ekspor

8 AANZFTA Implementasi Upgrading AANZFTA framework agreement

Proposed inclusion of 60-day timeline specified in the RCEP STRACAP Chapter to the AANZFTA STRACAP Chapter

BSN merekomendasikan kepada delegasi Indonesia terkait:

1. Jangka waktu 60 hari yang terdapat dalam Bab STRACAP memberi keuntungan terutama peluang bagi Indonesia untuk memperoleh transparansi.

2. Ketentuan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA), memerlukan penelaahan lebih dalam dengan ketentuan ASEAN NTMs telah disepakati AMS untuk tujuan konsusrensi

9 Multi-lateral WTO TPR

Implementasi Penyelengaraan TPR anggota WTO Periode Tahun 2021

BSN memberikan masukan / Inquiry pada masing-masing dokumen Secretariat Report TPR negara anggota WTO yang sedang berjalan, antara lain: Argentina, Turki, Republik Rakyat Tiongkok, & Vietnam sebagai evaluasi terhadap praktek pemenuhan TBT WTO Agreement (standar, regulasi teknis, penilaian kesesuaian dan mekanisme transparansi) agar tidak merugikan kepentingan nasional.

2021| Laporan Kinerja Deputi bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 113

No Forum Nama Forum Status Isu Rekomendasi

10 WTO TFA Implementasi 1. Penyusunan program kerja KNFP

2. Media Data, Informasi dan Komunikasi

1. BSN mengusulkan Keterlibatan perwakilan masing-masing K/L dalam menangani isu sectoral sebagai anggota Sekretariat KNFP yang sedang disusun, sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 406 Tahun 2020 tentang Sekretariat Komite Nasional Fasilitasi Perdagangan dapat dilakukan secara periodik

2. BSN memberikan sambutan positif atas rencana pembentukan website KNFP untuk menampung Inquiry yang masuk ke Indonesia sebaagi program prioritas KNFP Tahun 2022

3. BSN menyampaikan masukan terhadap Indonesia's Trade And Trade-Related Measures (Periode of mid-October 2020 until mid-May 2021), bahwa Kebijakan BSN akan memiliki dampak bagi kebijakan K/L/LPK/stakeholder lain yang berkenaan dengan dukungan pemenuhan infrastruktur mutu nasional, namun tidak bersinggungan langsung konsumen/masyarakat.

11 UNFSS Kajian teknis Pembentukan platform multi-stakeholder untuk VSS di tingkat nasional (NP-VSS)

1. BSN merekomendasikan untuk melakukan harmonisasi terhadap pandangan Voluntary Sustainability Standards (VSS) sebagai aturan khusus yang menjamin bahwa produk yang dibeli konsumen tidak membahayakan lingkungan dan orang yang memproduksinya

2. BSN memberikan usulan proposal Kajian Pembentukan National Platform VSS (NP VSS) dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian yang seklaigus dapat menjadi tindaklanjut Perjanjian IEFTACEPA dan program UNFSS.