ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN: SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGIS (ADOPTION OF...

19
AGRIEKONOMIKA JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN ISSN 2301-9948 e ISSN 2407-6260 VOLUME 3 NOMOR 2 OKTOBER 2014 AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober yang memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi dan kebijakan pertanian dalam arti umum. Pemimpian Redaksi Ihsannudin Redaksi Pelaksana Elys Fauziyah Andri K. Sunyigono Slamet Widodo Tata Letak dan Perwajahan Taufik R.D.A Nugroho Mokh Rum Pelaksana Tata Usaha Taufani Sagita Miellyza Kusuma Putri Mitra Bestari Dr. Ir. Faidil Tanjung, M.Si Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur. M. Dr. Mohammad Arief, SE. MM. Dr. Amzul Rifin, SP., MA. Alamat Redaksi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang 02 Kamal Bangkalan Telp. (031) 3013234Fax. (031) 3011506 Surat elektronik: [email protected] Laman: http://agribisnis.trunojoyo.ac.id/agriekonomika AGRIEKONOMIKA diterbitkan sejak April 2012 oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Redaksi mengundang segenap penulis untuk mengirim naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media maupun lembaga lain. Pedoman penulisan dapat dilihat pada bagian belakang jurnal. Naskah yang masuk dievaluasi oleh mitra bestari dan redaksi pelaksana dengan metode blind review.

Transcript of ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN: SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGIS (ADOPTION OF...

AGRIEKONOMIKAJURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260

VOLUME 3 NOMOR 2 OKTOBER 2014

AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktoberyang memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomidan kebijakan pertanian dalam arti umum.

Pemimpian RedaksiIhsannudin

Redaksi PelaksanaElys Fauziyah

Andri K. SunyigonoSlamet Widodo

Tata Letak dan PerwajahanTaufik R.D.A Nugroho

Mokh Rum

Pelaksana Tata UsahaTaufani Sagita

Miellyza Kusuma Putri

Mitra BestariDr. Ir. Faidil Tanjung, M.Si

Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur. M.Dr. Mohammad Arief, SE. MM.

Dr. Amzul Rifin, SP., MA.

Alamat RedaksiProgram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Trunojoyo MaduraJl. Raya Telang 02 Kamal Bangkalan

Telp. (031) 3013234Fax. (031) 3011506Surat elektronik: [email protected]

Laman: http://agribisnis.trunojoyo.ac.id/agriekonomika

AGRIEKONOMIKA diterbitkan sejak April 2012 oleh Program Studi AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Redaksi mengundang segenap penulis untuk mengirim naskah yang belumpernah diterbitkan oleh media maupun lembaga lain. Pedoman penulisan dapatdilihat pada bagian belakang jurnal. Naskah yang masuk dievaluasi oleh mitrabestari dan redaksi pelaksana dengan metode blind review.

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

99

AGRIEKONOMIKAJURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260

VOLUME 3 NOMOR 2 OKTOBER 2014

DAFTAR ISI

PROGRAM PENGEMBANGAN MADURA SEBAGAI PULAU SAPIPERSPEKTIF MANAJEMEN RANTAI PASOKSAPI BERKELANJUTAN ……98Akhmad Mahbubi

PERUBAHAN NERACA PERDAGANGAN INDONESIA SEBAGAIAKIBAT PENGHAPUSAN TARIF IMPOR GULA ………………………………...110Agnes Quartina Pudjiastuti

STRATEGI TERCAPAINYA KETAHANAN PANGAN DALAMKETERSEDIAAN PANGAN DI TINGKAT REGIONAL ………………………….121Isbandi dan S.Rusdiana

KONTRIBUSI PENDAPATAN AGRIBISNIS KELAPA PADAPENDAPATAN KELUAR GA PETANI DI KABUPATEN GORONTALO ………137Mohamad Ikbal Bahua

VALUASI EKONOMI MANFAAT EKOSISTEM TERUMBU KARANG DIPULAU SAPUDI, SUMENEP, MADURA …………………………………………..146Agus Romadhon

ANALISIS RESPON KONSUME N TERHADAP FAKTOR -FAKTORMARKETING MIX DALAM PEMBELIAN PRODUK LUWAK WHITEKOFFIE DI PASAR SWALAYAN KOTA SURAKARTA …………………………157Yesi Krista Karnasih, Mohd. Harisudin, Suprapto

PROFIL DAN KARAKTER SOSIAL EKONOMI PETANI TANAMANPANGAN DIBOJONEGORO ………………………………………………………...171Kuntoro Boga Andri

ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PEMBANGUNANPEDESAAN: SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGIS …………………………………..185Apri Kuntariningsih1, Joko Mariyono2

PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENGELOLAANKOPERASIAGRIBISNIS BERORIENTASI BISNIS ………………………………197Gema Wibawa Mukti dan Anne Charina

PROSPEK DAN STRATEGI PERDAGANGAN TERNAKKAMBINGDALAM MEREBUT PELUANG PASAR DUNIA …………………….209S.Rusdiana, L. Praharani dan U.Adiati

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

185

ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PEMBANGUNANPEDESAAN: SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGIS

Apri Kuntariningsih1, Joko Mariyono2

1) Pemerhati Sosiologis Pembangunan Pedesaan2) Fakultas Ekonomi, Universitas Pancasakti Tegal

[email protected]

ABSTRAKTeknologi pertanian diharapkan dapat membantu petani untuk meningkatkankesejahteraan. Berbagai teknologi pertanian telah diperkenalkan dandisebarluaskan kepada petani, tetapi sebagian besar petani pedesaan masihdianggap tertinggal dari masyarakat lain. Kajian ini bertujuan mempelajarikegagalan penyebaran teknologi pertanian dalam mengentaskan kemiskinan didaerah pedesaan. Berdasar kajian ini nantinya diharapkan mampu merumuskanstrategi dari asepk sosiologis terkait penyebaran teknologi pertanian. Hasil kajianini menunjukkan bahwa faktor sosial, ekonomi dan kelembagaan perlu mendapatperhatian lebih dari pembuat kebijakan baik di tingkat nasional dan lokal dalamrangka untuk meningkatkan dampak diseminasi teknologi pertanian dalampeningkatan kesejahteraan petani di daerah pedesaan.

Kata kunci: Adopsi Teknologi Pertanian, Pendekatan Sosiologis, PembagunanPedesaan.

ADOPTION OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY FOR RURALDEVELOPMENT:A SOCIOLOGICAL STUDY

ABSTRACTAgricultural technology is expected to help farmers to improve welfare. Variousagricultural technologies have been introduced and disseminated to farmers, butto some extents, peasants are still considered lag behind other communities. Thispaper is conducted investigate the failure of agricultural technologiesdissemination in alleviating poverty in rural areas. This strudy showssocial,economic and institutional factors that need more attention from policy makersboth at national and local levels in orde to improve impact of agriculturaltechnology dissemination in escalating farmers’ welfare in rural areas.

Keywords: Agricultural Technology Adoption, Sociological Approach, RuralDevelopment

PENDAHULUANPembangunan pedesaan di Indonesia menginginkan agar masyarakat

dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Selain itu sasaranpembangunan tidak hanya menyangkut pembangunan fisik, akan tetapi jugapembangunan mental spiritual. Asumsi yang melandasi ini ialah bahwapembangunan berpangkal dan juga bertujuan pada diri manusia. Karena itupenelusuran terhadap makna pembangunan senantiasa tidak dapat melepaskandiri dari manusia yang mempunyai potensi dan yang sering dipandang sebagai

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

186

subjek maupun objek pembangunan. Titik tolak dari falsafah pembangunanadalah manusia dan tujuan akhirnya adalah manusia pula (Susanto,1983).

Paradigma Pembangunan Manusia (People Centered DevelopmentParadigm), fokus perhatiannya pada perkembangan manusia (human growth),kesejahteraan (well-being), keadilan (equity) dan berkelanjutan (sustainability).Dominasi pemikiran dalam paradigma ini adalah keseimbangan ekologi manusia(balanced human ecology), sumber pembangunannya adalah informasi danprakarsa yang kreatif dengan tujuan utama adalah aktualisasi optimal daripotensi manusia (Korten dan Klauss, 1984). Dalam paradigma pembangunanmanusia yang mendapatkan perhatian dalam proses pembangunan adalah:1. Pelayanan sosial (social service);2. Pembelajaran sosial (social learning);3. Pemberdayaan (empowerment);4. Kemampuan (capacity);5. Kelembagaan (institutional building).

Analisis mengenai orientasi pembangunan yang dilakukan oleh parapakar, membedakan secara garis besar adanya dua jenis orientasi. Pertama,pembangunan berorientasi produksi dan Kedua, pembangunan berorientasimanusia. Korten et al. (1988) menjelaskan bahwa perbedaan utama di antarakedua orientasi pembangunan tersebut ialah pada dimensi mana yangdisubordinasikan. Pada pembangunan yang berorientasi produksi, kebutuhanmanusia senantiasa disubordinasikan di bawah sistem produksi. Sedangkanpada pembangunan yang berorientasi manusia, senantiasa berusahamensubordinasikan kebutuhan-kebutuhan sistem produksi di bawah kepentinganmanusia. Korten menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

Pemahaman akan perbedaan antara pembangunan yang berpusat padarakyat dan yang berpusat pada produksi sangat penting bagi pemilihanteknik sosial yang cocok bagi pencapaian tujuan pembangunan menurutparadigma yang pertama, karena dalam hal tujuan atau nilai, metodologi-metodologi perencanaan dan bentuk-bentuk organisasi tidaklah netral.Teknik-teknik sosial dari pembangunan yang berpusat pada produksi,misalnya mencakup bentuk-bentuk organisasi yang menggunakan systemkomando, metode-metode analisis keputusan yang dianggap bebas nilai,metodologi-metodologi riset sosial yang didasarkan pada asas-asas ilmu-ilmu fisika klasik, sistem produksi yang didefinisikan secara fungsional, danperangkat analisis yang tidak mempertimbangkan manusia dan lingkungan.Teknik-teknik sosial dari pembangunan yang berpusat pada rakyat,mengutamakan bentuk-bentuk organisasi swadaya yang menonjolkanperanan individu dalam proses pengambilan keputusan dan menyerukandipakainya nilai-nilai manusiawi dalam pembuatan keputusan, proses-proses pembangunan, didasarkan pada konsep-konsep dan metode-metode belajar sosial, prespektif teritorial, bukannya fungsional, yangmendominasi perencanaan dan pengelolaan sistem-sistem produksi-konsuinsinya (Korten et al. 1988).

Kesejahteraan petani di Indonesia masih tergolong rendah, rendahnyakesejahteraan petani karena rata-rata kepemilikan dan penguasaan lahan yangsempit dan sulitnya akses terhadap kredit. Oleh karena itu peningkatankesejahteraan petani masih di perlukan, salah satunya adalah memperkenalkanteknologi pertanian. Dengan lahan yang sempit petani dapat meningkatkanproduksi dengan mengadopsi teknologi yang di praktekan saat mengikuti

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

187

pelatihan. Studi adopsi teknologi adalah penting untuk memahami faktor-faktoryang berhubungan dengan penerapan teknologi pertanian yang antara laindengan pengenalan tanaman baru, varietas yang lebih unggul, atau teknologiproduksi baru. Namun demikian untuk mempercepat tingkat adopsi teknologibaru, membutuhkan pengetahuan individu petani.

Untuk meningkatkan produksi cabai, perlu adanya cara (metode) yangdapat meningkatan hasil-hasil pertanian cabai. Salah satunya adalah teknologipertanian cabai yang tepat guna dan berkelanjutan. Pelaksanaan kebijakanteknologi pertanian mempunyai jalinan yang sangat kuat dengan aspek-aspeklainnya. Jika kita perincikan dimensi-dimensi perubahan tersebut, maka akanterlihat sangat nyata terjadi perubahan dalam struktur. Perubahan sosial akanmenambah keberagaman dalam tatanan sosial masyarakat desa. Petani saat inihanya sebagai obyek dari pembangunan itu sendiri.

Sangat dibutuhkan kajian sosiologis manusia sebagai individu yangmenjalankan kehidupan dengan berusaha keluar dari kemiskinan untukmencapai kesejahteraan yaitu dengan pelatihan teknologi pertanian yangberkelanjutan. Oleh karena itu dengan melihat latar belakang masalah di atas,masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah menjawab dua pertanyaan besaryaitu:1. Bagaimanakah kegagalan teknologi pertanian konvensional, sudahkah

petani cabai menerima teknologi yang berkelanjutan (sustainable) apakahpemberdayaan petani perlu dilakukan.

2. Menganalisis bagaimana kesejahteraan masyarakat dalam perangkapkemiskinan.

HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISISKegagalan Penerapan Teknol ogi Pertanian Konvensional

Penggunaan teknologi saat itu masih menyisakan kesedihan kepadaperubahan sosial, ekonomi dan ekologi. Penerapan teknologi pertaniankonvensional menyebabkan ketergantungan petani menggunakan pupuk kimiadan pestisida kimia. Pelaksanaan budidaya yang kurang memperhatikankelangsungan hidup ekosistem, menjadikan berkurangnya pendapatan petaniyang lebih baik. Bahkan hitung-hitungan yang rasional terhadap pembelanjaansarana produksi pertanian tidak dihitung sebagai untung rugi.

(Untung, 2009) mengemukakan beberapa fakta yang bisa ditemui saat iniberkaitan dengan gagalnya teknologi pertanian konvensional antara lain:1. Penurunan tingkat kesuburan tanah.2. Hilangnya bahan organik dalam tanah.3. Erosi dan sedimentasi tanah.4. Pencemaran tanah dan air akibat penggunaan bahan kimia yang

berlebihan.5. Residu pestisida dan bahan berbahaya lainnya.6. Memudarnya konsep gotong royong masyarakat.7. Berkurangnya luas lahan karena beralih fungsi jadi tempat industri, dan

lain-lainHingga kemudian para pakar mengemukakan gagasan mengenai

pertanian berkelanjutan. Urusan pangan bukan hanya untuk saat ini tetapi jugauntuk masa depan. Bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk anak cucu kita.Food and Agriculture Organization (FAO,1989) mendefinisikan pertanianberkelanjutan sebagai manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam, danorientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya danterpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang.

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

188

Pembangunan pertanian berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdayagenetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secarateknis, layak secara ekonomis, dan diterima secara sosial.

Pertanian berkelanjutan ini tidak lepas dari pemanfaatan teknologi. Tigapilar pertanian berkelanjutan antara lain; dimensi sosial, dimensi ekonomi dandimensi ekologi. Selain dimensi tersebut penting untuk mengaplikasikanteknologi yang berkaitan langsung dengan bidang pertanian maupun bidang lain.Teknologi ini harus mampu memacu peningkatan nilai tambah (value added),daya saing (competitiveness), dan keuntungan (profit/benefit) produk pertanian.

Organ teknologi yang diperlukan adalah cara budidaya dan bertani secaraberkelanjutan dilakukan dengan baik, penanganan hasil panen yang baik,pengolahan/pasca panen dan membangun sistem distribusi yang baik. Indikasiatau ukuran keberhasilan pelaksanaan teknologi tersebut adalah standarterhadap produk pertaniannya. Produk pertanian yang baik memenuhi kriteriakualitas, kuantitas dan kontinuitas. Teknologi yang mampu mendaur ulangproses pemanfaatan (zero waste) dan pemanfaatan sumberdaya lokal sertadiversifikasi merupakan salah satu bagian dari strategi penguatan teknologi.

Table1Alat Participatory Rural Appraisal yang Digunakan Selama Survei

Kelompo k Petani Tahun 2008 -2012Alat Dalam

PRAIsu/ variabel utama yang dikumpulkan dari kelompok petani

Focus GroupDiscussion

Diskusi umum mengenai isu-isu yang dominan tentang pertaniancabai.

Kunci faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pertaniancabai di setiap wilayah

Mengidentifikasi masalah kunci dan prospek penanaman cabai didesa, dan jenis teknologi produksi yang diadopsi oleh petani

Tingkat utama keparahan hama dan penyakit cabai,kepentingannya untuk musim tanam dan jenis tanaman, danadopsi dari praktek-praktek pengelolaan penyakit tanaman olehpetani

Timeline Peristiwa-peristiwa sejarah dalam pertanian sayuran denganinterval 10 tahun

Dampak yang signifikan pada praktek-praktek budidaya cabai Perubahan besar dalam berbagai cabai, hama dan penyakit, dll. Perubahan dalam layanan dukungan dan menggunakan teknologi

dari waktu ke waktuKecenderunganAnalisis

Perubahan dari waktu ke waktu jumlah petani cabai, hasil, dancabai pada masing-masing daerah

Perubahan relatif harga cabai dan pupuk dari waktu ke waktu Tren pada hama dan penyakit, dan pendapatan dari cabai

HubunganKelembagaan

Identifikasi lembaga/organisasi formal dan bagaimana pentingnyalembaga tersebut dalam mempengaruhi pertanian cabai

Tingkat intensitas dari interaksi dan hubungan antara para petanicabai dan lembaga lokal

PeringkatMasalah

Mengidentifikasi, membandingkan,memprioritaskan, dan peringkatmasalah utama dan kendala pertanian cabai di masing-masingdaerah

Sumber: USAID 2008-2012

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

189

Menurut Rogers (1995) adopsi adalah proses mental, dalam mengambilkeputusan untuk menerima atau menolak ide baru dan menegaskan lebih lanjuttentang penerimaan dan penolakan ide baru tersebut. Adopsi juga dapatdidefenisikan sebagai proses mental seseorang dari mendengar, mengetahuiinovasi sampai akhirnya mengadopsi. Adopsi adalah suatu proses dimulai dankeluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua, sampai idetersebut diterima oleh masyarakat sebagai pihak kedua.

Petani banyak belajar dari pengalamannya sendiri maupun pengalamanorang lain tentang suatu inovasi teknologi dengan mencoba serangkain tindakanyang beragam. Tingkat tindakan yang dilakukan petani tergantung pada tingkatmanfaat dan keuntungan yang akan diterima. Seorang petani dengan pendidikanyang rendah seringkali bersifat apatis terhadap inovasi sebagai akibat kegagalanyang dialaminya pada masa lampau, karena kurangnya pengetahuan tentanginovasi. Situasi dan kejadian yang dialami petani pasca panen juga membawadampak yang tidak sedikit terhadap sikap petani. Sifat-sifat apatis tersebutbanyak dialami oleh sebagian besar petani lahan kering akibat kegagalanusahatani yang dialaminya, yang disebabkan oleh faktor kondisi iklim yang tidakmenentu.

Pelatihan-pelatihan teknologi pertanian yang berkelanjutan, harus seringdilakukan untuk memberdayakan petani atas penggunaan teknologi pertanianyang benar dan ramah lingkungan. Partisipasi dan pemberdayaan petani dalampelatihan teknologi pertanian perlu di lakukan untuk mencapai kesepahamandalam pelatihan pertanian maka dilakukan survey secara menyeluruh dankomprenhensif sesuai metode dan langkah-langkah lebih lanjut seperti dalamTabel 1.

Model Pelatihan Teknologi Pertanian Berkelanjutan (sustainable)Secara umum kegiatan pelatihan teknologi pertanian ini menggunakan

strategi sebagai berikut: pertama, membuat kebun percontohan beberapatanaman unggulan seperti cabai, tomat, lada dan terong, kedua, menentukanprioritas jenis lahan dan komoditas yang cocok daerah sasaran; ketiga, diklatkader tani, dimana memberikan pembekalan ilmu, pelatihan tekhnologi pertaniandan profesionalisme petani dengan muatan 80 persen praktek disertai riset;keempat, pendirian sentra pemberdayaan tani di zona sekolah lapang petanihama terpadu (SLPHT). SLPHT berfungsi sebagai supplay center;training center(petani berlatih, petani bertanya, petani melihat contoh); research center.

Metode Pemuliaan (Menangkar) dan Penyerbukan BenihPelatihan teknologi pertanian yang berkelanjutan dapat di wujudkan

dengan metode perlakuan terhadap benih-benih yang akan ditanam dan untukselanjutnya sebagai tanaman cabai yang akan menghasilkan produk yang baikdan produktivitas yang tinggi. Petani cabai pada praktek pertaniannya kurangmemperhatikan kualitas benih cabai, hal ini penting dalam upaya menghasilkanproduk pertanian cabai yang bernilai ekonomis tinggi. Dalam metode pelatihanpemuliaan benih cabai ini, petani di bekali ketrampilan bagaimana memilih benihcabai yang baik dan menyimpan benih yang benar. Setelah panen biasanyapetani memisahkan jumlah cabai yang akan di tanam kembali dan jumlah yangakan di jual. Sangat penting untuk menyimpan benih cabai yang benar untuktetap hidup untuk ditanam di kemudian hari. Benih yang baru di panen tidak baikjika langsung di masukan ke kantong plastik karena masih memiliki tingkat

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

190

kelembaban yang tinggi, praktek yang selama ini terjadi adalah petani tidakmengeringkan dulu benih cabai. Untuk itu petani di berikan bekal pelatihanbagaimana cara menyimpan dan memperlakukan benih: Kelembaban; benih menyerap kelembaban dari lingkungan sekitarnya.

Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan aktifitas pernapasan yangtinggi dan meningkatkan penggunaan energy yang tersimpan dalam benih.Benih harus dikeringkan lebih dahulu sehingga kandungan airnya mencapai7-8% sebelum disimpan. Simpanlah benih di dalam wadah dengan tutupyang rapat.

Kondisi Gelap; sinar matahari akan memperpendek usia hidup benih.Pakailah botol berwarna gelap atau wadah yang tidak tembus pandang untukmelindungi benih dari sinar matahari. Jika menggunakan wadah yang jernih.Letakan ke dalam kantong kertas untuk melindungi dari sinar matahari.

Suhu; suhu ideal untuk menyimpan kebanyakan benih sayuran adalahkurang dari 15ºC. Benih dapat disimpan di dalam wadah kedap udara dandiletakkan di dalam lemari es. Untuk penyimpanan jarak pendek, simpanlahbenih di tempat yang sejuk, kering dan gelap.

Pengasingan dan Penyerbukan Benih Isolasi; cabai memiliki bunga sempurna dengan penyerbukan sendiri. jarak

pengasingan 20 m di antara varietas yang berbeda atau menanam tanamanyang tinggi di antara varietas pada umumnya memberi hasil isolasi yangmemuaskan. Jika jarak pengasingan tidak memungkinkan, kuntum bungadapat ditutupi dengan bola kapas untuk mencegah penyerbukan silang.

Musim tanam; cabai (Capsicum annuum) tumbuh paling baik di musim keringketika suhu udara di antara 21-33ºC. Suhu di malam hari cukup kritis untukproduksi benih. Pada umumnya tanaman tidak akan berbuah juka suhumalam hari di atas 30ºC.

Lahan/tanah; untuk hasil yang paling baik, pilihlah lahan yang sebelumnyaditanami ubi jalar, tomat, cabai, terong atau kentang untuk menghindariserangan hama dan penyakit tanaman.

Model Pelatihan Teknol ogi Pertanian BerkelanjutanPerkembangan model pelatihan yang didasarkan pada kearifan lokal

dengan mengetahui masalah pada petani cabai melalui FGD, memetakanmasalah dengan peringkat masalah yang bersifat partisipatif dan berpusat padapembangunan manusia. Dalam proses ini, para peserta pelatihan diharapkanmenjadi terampil dan berpengetahuan tentang teknologi pertanian yangberkelanjutan. Mereka diharapkan untuk mempengaruhi motivasi pesertapelatihan pada satu komunitas dan meningkatkan hasil dari prosespembelajaran. Kerangka kerja saat pelatihan, dalam pengembangan modelpelatihan berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan ketrampilan, pengalaman,partisipasi dan pemberdayaan, dalam proses pelatihan ini sering juga timbulkegagalan dalam adopsi teknologi. Untuk jelasnya dapat dijelaskan padaGambar 1.

Pemberdayaan PetaniPemberdayaan merupakan upaya yang dilakukan masyarakat, dengan

atau tanpa dukungan dari pihak luar untuk memperbaiki kehidupannya yangberbasis pada kekuatan mereka sendiri melalui optimalisasi. Pemberdayaanharus menempatkan kekuatan masyarakat sebagai modal utama serta

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

191

menghindari rekayasa pihak luar yang sering kali mematikan kemandirianmasyarakat setempat.

Pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman dalam psikologis pengaruhkontrol individu dan sosial. Konsep pemberdayaan (empowerment) mulai terlihatpada dekade 1970-an dan terus berkembang hingga saat ini. Konseppemberdayaan dapat dipandang sebagai konsep yang sealiran dengan post-modernisme. Munculnya konsep pemberdayaan merupakan akibat dari reaksiterhadap alam pikiran, tata masyarakat, dan tata budaya sebelumnya yangberkembang di suatu negara. Pemberdayaan dalam wacana pembangunanmasyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringankerakyatan, dan keadilan. Pada dasarnya pemberdayaan diletakkan padakekuatan individu dan sosial.

Gambar 1Model Proses Pelatihan Teknologi Pertanian untuk Petani

Gerakan pemberdayaan diawali dari munculnya paradigmapembangunan yang berpusat pada manusia (rakyat). Korten dan Klauss (1984)misalnya, menyebut ciri-ciri paradigma pembangunan berpusat pada manusia(rakyat) sebagai berikut: Pertama, logika yang dominan dari paradigma ini adalahlogika mengenai suatu ekologi manusia yang seimbang; Kedua, sumber dayautama berupa sumber-sumber daya informasi dan prakarsa kreatif yang takhabis-habisnya; dan Ketiga, tujuan utamanya adalah pertumbuhan manusia yangdidefinisikan sebagai perwujudan yang lebih tinggi dari potensi manusia.

Input Kearifan LokalFocus GroupDiscussion

Rencana

Proses

Pelatihan Teknologi(Grafting,Pemuliaan Benih,dan Menangkar Benih)

Implementasi

Output Ketrampilan, Pengalaman,Partisipasi dan Pemberdayaan

Evaluasi

Empowermentless

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

192

Pemberdayaan petani merupakan permasalahan yang sangat kompleks,sehingga perlu disusun strategi pemberdayaan secara sistematis danmenyeluruh. Di Indonesia, petani masih belum bisa dikatakan berdaya. Hal iniditunjukkan data BPS tahun 2012, dimana jumlah penduduk miskin di pedesaanyang mayoritas berprofesi sebagai petani di seluruh Indonesia mencapai 18,48juta jiwa (15 persen). Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dalamrangka pemberdayaan petani. Usaha yang dilakukan diantaranya, bantuanmodal, inovasi teknologi maupun pembangunan infrastruktur pertanian. Dalamhal inovasi berbagai program penelitian juga pengkajian dan atau diseminasitelah dilakukan dengan tujuan mengintroduksikan inovasi teknologi pertaniankepada petani atau kelompok tani. Hal ini sejalan dengan pemberdayaan danpengembangan masyarakat petani pada pelatihan teknologi pertanian selama inihanya pengenalan teknologi yang justru menambah persoalan baru. Teknologiyang di pakai adalah teknologi yang tidak tepat guna dan salah sasaran.Pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkandengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerakyatan, dan keadilan. Padadasarnya pemberdayaan diletakkan pada kekuatan individu dan sosial.

Analisis Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perangkap KemiskinanPada hakekatnya permasalahan kesejahteraan sosial timbul dari dapat

atau tidak terpenuhinya kebutuhan manusia. Permasalahan kesejahteraan sosialada yang secara nyata berpangkal pada hambatan-hambatan dalam pemenuhankebutuhan, ada yang timbul dan berkembang sebagai pengaruh dari perubahansosial-ekonomi serta penggunaan ilmu dan teknologi dalam kehidupan manusia(Comba dan Ahmed,1985). Di samping itu juga permasalahan yang sering tidakdapat atau sukar diperkirakan sebelumnya seperti bencana alam(Sumarnonugroho, 1984).

Kesejahteraan masyarakat di Indonesia terjadi fluktuasi dalam duadekade terakhir. Fluktuasi ini disebabkan antara lain oleh faktor krisis finansial,makro ekonomi, pemerintahan, dan lemahnya keberdayaan masyarakat dalammewujudkan kesejahteraan. Lemahnya keberdayaan masyarakat ini tampak daritingkat kemandirian, partisipasi, kemampuan warganya dalam akses terhadappengelolaan sumberdaya dan beradaptasi terhadap perubahan di lingkunganya(Sumardjo, 2010).

Pada bulan September 2012, jumlah penduduk miskin (penduduk denganpengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesiamencapai 28,59 juta jiwa (11,66 persen), berkurang sebesar 0,54 juta jiwa (0,30persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012 yang sebesar29,13 juta jiwa (11,96 persen). Selama periode Maret 2012–September 2012,jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,14 juta jiwa (dari 10,65juta jiwa pada Maret 2012 menjadi 10,51 juta orang pada September 2012),sementara di daerah perdesaan berkurang 0,40 juta jiwa (dari 18,48 juta jiwapada Maret 2012 menjadi 18,08 juta jiwa pada September 2012). Selamaperiode Maret 2012–September 2012, persentase penduduk miskin di daerahperkotaan dan perdesaan tercatat mengalami penurunan. Persentase pendudukmiskin di daerah perkotaan pada Maret 2012 sebesar 8,78 persen, turun menjadi8,60 persen pada September 2012. Sementara penduduk miskin di daerahperdesaan menurun dari 15,12 persen, pada Maret 2012 menjadi 14,70 persenpada September 2012. Dengan demikian kemiskinan penduduk Indonesia

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

193

berada di pedesaan, mencapai 18,48 juta jiwa (15,12 persen). Sedangkanpenduduk di pedesaan, bermata pencaharian sebagai petani (BPS, 2013).

Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang,keluarga atau anggota masyarakat tidak mempunyai kemampuan untukmemenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar sebagaimana anggota masyarakatlain pada umumnya. Sektor pertanian sebagai salah satu sektor penting dalampembangunan perlu memberikan prioritas dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Prioritas ini dipandang perlu karena beberapa alasan. Pertama,hampir dua pertiga sumber daya manusia Indonesia terlibat dalam sektorpertanian. Kedua, kualitas sumber daya manusia di sektor pertanianberpendidikan rendah (tamat SD, belum tamat SD, dan tidak pernah sekolah)dan proposisi yang hidup di garis kemiskinan relatif besar (mencapai 18,48 jutajiwa penduduk miskin berada di sektor pertanian). Meskipun selama dua puluhtahun terakhir ini ada kemajuan dalam jenjang pendidikan anggota rumah tanggapetani, terutama generasi muda, tetapi ada kecenderungan mereka yang telahberpendidikan enggan bekerja di sektor pertanian. Demikian juga seperti yangsudah saya sebutkan didepan, kemiskinan di pedesaan karena rata-ratakepemilikan dan penguasaan lahan yang sempit dan sulitnya akses terhadapkredit.

Menurut Korten dan Klauss (1984), bahwa terdapat dua kebutuhan pokokyang sulit untuk dipenuhi oleh kaum miskin, yaitu:1. Banyak di antara orang miskin tidak mempunyai kekayaan produktif selain

kekuatan jasmani mereka. Berkembang dan terpeliharanya kekayaantersebut tergantung pada semakin baiknya kesempatan untuk memperolehpelayanan umum, seperti pendidikan, perawatan kesehatan danpenyediaan air yang pada umumnya tidak tersedia bagi mereka yang justrupaling membutuhkan.

2. Peningkatan pendapatan kaum miskin itu mungkin tidak akan memperbaikitaraf hidup mereka apabila barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhandan tingkat pendapatan mereka tidak tersedia. Di antara kaum miskinmelalui peningkatan produktivitas mungkin akan memakan waktu lama, dansejumlah orang tertentu karena satu dan lain hal mungkin untuk selamanyatidak dapat dipekerjakan. Paling tidak dalam jangka pendek, dan mungkinuntuk selamanya, program subsidi mungkin diperlukan bagi orang-orang iniagar dapat memperoleh bagian dari hasil-hasil pembangunan.

Modal Sosial Dengan Faktor -Faktor Yang MempengaruhinyaModal sosial (social capital) berbeda dengan modal manusia (human

capital), pada modal manusia segala sesuatunya lebih merujuk ke dimensiindividual yaitu daya dan keahlian yang dimiliki oleh seorang individu. Padamodal sosial, lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubunganantar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruangperhatian terhadap pada jaringan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan (trust)antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok(Hasbullah, 2006). Kemampuan bekerjasama muncul dari kepercayaan (trust)umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian-bagian paling kecil dalammasyarakat. Modal sosial bisa dilembagakan (menjadi kebiasaan) dalamkelompok yang paling kecil ataupun dalam kelompok masyarakat yang besarseperti negara.

Untuk mewujudkan usaha kesejahteraan sosial atau kesejahteraanrakyat, dibutuhkan upaya peningkatan modal manusia (human capital) dan

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

194

modal sosial (social capital) yang menjadi dasar bagi pengembangan partisipasimasyarakat dalam pembangunan bangsa (Lawang 2004). Di samping itu untukmengembangkan kapital manusia dan kapital sosial selain melalui investasisosial dibutuhkan pula lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi. Upayapemberdayaan masyarakat dan energy sosial menjadi pemacu dan keharusanuntuk terwujudnya kesejahteraan sosial. Bagaimana kaitan hubungankesejahteraan, kapital manusia dan kapital sosial serta faktor lingkungan dapatdilihat pada Gambar 2.

Masyarakat pedesaan khususnya petani, telah berkembang sedemikianrupa dimana peningkatan pendidikan, ekonomi dan politik lokal telah membentuksuatu karakter sosial, ekonomi, dan politik tersendiri. Kepercayaan yangdibangun antara kelompok pedagang dan petani dalam menentukan harga-hargasayuran (cabai), merupakan wujud dari pola-pola hubungan antar individu dalamsuatu kelompok dan antar kelompok.

Pengembangan modal sosial dalam pelatihan teknologi pertanianmencakup aspek-aspek struktur hubungan antara individu-individu yangmemungkinkan mereka menciptakan nilai-nilai kearifan. Kapital sosial yang perlumenjadi komitmen pelatihan teknologi mengandung tiga komponen inti(Coleman, 1988). (1) kemampuan membangun kelembagaan (craftinginstitusion),(2) adanya partisipasi yang setara dan adil, dan (3) adanya sikapsaling percaya, saling mendukung, saling peduli (solidarity) sehingga salingmemperkuat di antara pihak yang terlibat dalam jaringan. Di antara pihak terkaitdalam pengelolaan sumberdaya di sekitar masyarakat terjadi hubungan yangsifatnya mutual, kepercayaan (trust), kelembagaan, nilai dan norma sosiallainnya yang berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.Hubungan tersebut dapat bersifat formal maupun informal.

Gambar 2Keterkaitan Logis Antara Kesejahteraan Sosial, Kapital Manusia,

Kapi tal Sosial dan Beberapa Faktor y ang Mempengaruhinya .

Pemberdayaan Masyarakat

KapitalManusia

KapitalSosial

KesejahteraanSosial

KepribadianKesehatanKapasitas KompetensiKepemimpinanOtonomi

KepercayaanJaringanLembagaKearifan LokalSolidaritasPengetahuanMasyarakat

PendapatanDukunganKebutuhan DasarManusiaMartabat ManusiaKemitraan

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

195

Hubungan formaldalam masyarakat misalnya yang terjadi melaluiorganisasi masyarakat, kelompok keagamaan, koperasi, partai politik, dansebagaianya, sedangkan hubungan sosial yang informal misalnya kelompok taniatau bentuk interaksi sosial lainnya antara masyarakat dalam satu lingkungan.Hal yang sangat menentukan dalam penguatan kapital sosial adalah intensitasinteraksi antara warga masyarakat maupun dengan pihak terkait, yang dapatberperan menjadi ruang publik yang partisipatif dan efektif.

PENUTUPPembangunan pedesaan di Indonesia menginginkan agar masyarakat

dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Partisipasi petani dapat diimplementasikan dengan pemberdayaan melalui keikutsertaan dan partisipasipetani dalam program-program pemberdayaan pertanian.

Studi adopsi teknologi pertanian penting untuk memahami faktor-faktoryang berhubungan dengan penerapan teknologi (tanaman baru, kualitas unggulyang tinggi, atau teknologi produksi baru). Karena dalam sejarah pertanian,adopsi dan difusi teknologi pertanian adalah komponen penting untuk kemajuanpertanian dan pembangunan pedesaan. Pada kenyataannya, sukses adopsiteknologi berkelanjutan dapat menjadi kekuatan besar dalam mengurangi angkakemiskinan.

Teknologi pertanian berkelanjutan mengurangi pengeluaran usahapertanian cabai yang modalnya sangat tinggi, sehingga dengan mengurangiangka pengeluaran akan menghemat modal. Dengan demikian sisa modaltersebut dapat dipakai untuk usaha tani lainnya. Kesejahteraan petani akanmaksimal jika ada usaha tani lain/sampingan yang menambah pendapatanrumah tangga petani.

Upaya penanggulangankemiskinan harus mengandung usahameningkatkan akses penduduk miskin untuk menguasai sumber daya(resources) sehingga mereka mampu mencukupi kebutuhan dasar hidup.Meningkatkan akses penduduk miskin dalam menguasai sumber daya yangtersedia tidak hanya cukup dengan meningkatkan pendapatan dan peluang kerja(aktivitas kerja). Perlu juga mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhidan menentukan dalam memanfaatkan sumber daya (resources) yangdibutuhkan oleh penduduk miskin. Seyogyanya mereka dilibatkan dalamperencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemanfaatansumber daya yang tersedia, dengan demikian petani bukan hanya di jadikanobyek pembangunan tetapi menjadi subyek dalam pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Profil Kemiskinan Di Indonesia September 2012, No.06/01/Th. XVI, 2 Januari 2013

Coleman, J.S. 1988. Social Capital In The creation Of Human Capital.AmericanJournal of Sociology Supplement 94: S95-S120.

Comba, Philip H. & Ahmed, Manzoor. 1985. Memerangi Kemiskinan di PedesaanMelalui Pendidikan Non Formal. CV Rajawali. Jakarta

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

196

FAO.1989. Sustainable Development And Natural Resources Management.Twenty-Fifth Conference, Paper C 89/2 Simp 2, Food And AgricultureOrganization, Rome.

Hasbullah, Jousairi, 2006. Social Capital, Menuju Keunggulan Budaya ManusiaIndonesia. MR-United Press. Jakarta

Korten, David C., & Klauss, Rudi .1984. Pembangunan yang Memihak Rakyat.Penerbit Lembaga Studi Pembangunan. Jakarta

Korten, David C., & Klauss, Rudi 1984. Contributions toward TheoryPlanningFramework For People Centered Development. Kumarian Press. WestHardfort. Connecticut

Korten, David C., & Klauss, Rudi; Carner, George. 1988. “Kerangka KerjaPerencanaan Untuk Pembangunan Yang Berpusat pada Rakyat,” dalamD.C. Korten dan Sjahrir (peny.), Pembangunan Berdimensi Kerakyatan,Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Lawang, Robert MZ. 2004. Kapital Sosial dalam Prespektif Sosiologik, SuatuPengantar. UI Press. Jakarta

Rogers, Everett M. 1995. Diffusion of Innovation. The Free Press, A Division ofMacmillan Publishing C., Inc. New York

Sumardjo, 2000. Autonomy as an Indicator of Farmer Readiness for Challengingthe Era of Economic Globalization. Agricultural Socio Economic Science,Agricultural Faculty of IPB.

Sumarnonugroho, T. 1984. Sistem Intervensi, Kesejahteraan Sosial. Penerbit PT.Hanindita. Yogyakarta

Untung, K. 2009. Penerapan Pertanian Berkelanjutan Untuk MeningkatkanKetahanan Pangan. Kalam Kebun Politeknik Negeri Lampung.,http://kebun93.blogspot.com/2009/04/penerapan-pertanian-berkelanjutan-untuk.html, Diakses tanggal 21 Juni 2014.

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

231

PEDOMAN PENULISANAGRIEKONOMIKA

JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIANISSN 2301-9948

e ISSN 2407-6260

KETENTUAN UMUM:1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format

yang ditentukan.2. Penulis mengirim naskah ke alamat email [email protected]. Artikel yang dikirim harus dilampiri: a) surat pernyataan yang menyatakan

bahwa artikel tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang diterbitkandi jurnal lain, yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandatanganioleh penulis. b) biodata tentang jenjang pendidikan, alamat, nomor telepon,atau e-mail penulis dengan jelas.

4. Keputusan pemuatan ataupun penolakan akan diberitahukan secara tertulismelalui email.

FORMAT PENULISAN:1. Artikel ditulis pada kertas A4, atas 4 cm bawah 3 cm samping kiri 4 cm

samping kanan 3 cm, spasi tunggal, Arial ukuran 11 Kecuali Judul ArialUkuran 12 dengan panjang halaman 10-15 halaman.

2. Sistematika penulisan: SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PENELITIAN:

JUDUL BAHASA INDONESIA :Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capitalbold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,“pengaruh”, “studi”.

NAMA PENULIS :ditulis tanpa gelar dan diberi nomor jika penulis lebih dari satu danberbeda institusi

NAMA INSTITUSI :ditulis lengkap

ALAMAT SURAT ELEKTRONIK :ditulis lengkap

ABSTRA K:Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraianmatematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnyatemuan. Format 1 spasi arial 11 italic

JUDUL BAHASA INGGRIS:Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold

ABSTRACT :

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

232

Ditulis dalam bahasa inggris dalam satu paragraph dengan bahasainggris 125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuaturaian matematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode danpentingnya temuan. Format 1 spasi arial 11 italic

PENDAHULUANBerisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yangdimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.

METODE PENELITIANSub bab

HASIL DAN PEMBAHASANSub bab

PENUTUPBerisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalamparagraph.

UCAPAN TERIMA KASIHJika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yangmembantu terselesaikannya penelitian.

DAFTAR PUSTAKAHanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkinditerbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)

SISTEMATIKA ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN / REVIEW:

JUDUL BAHASA INDONESIA :Ditulis dengan Bahasa Indonesia secara ringkas dan lugas huruf capitalbold arial font 12, maksimal 12 kata, hindari menggunakan kata “analisis”,“pengaruh”, “studi”.

NAMA PENULIS :ditulis tanpa gelar da diberi nomor jika penulis lebih dari satu berbedainstitusi

NAMA INSTITUSI :ditulis lengkap

ALAMAT SURAT ELEKTRONIK :ditulis lengkap

ABSTRA K:Ditulis dalam bahasa Indonesia satu paragraph dengan bahasa inggris125-150 kata dengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraianmatematis dan mencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnyatemuan. Format 1 spasi arial 11 italic

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

233

JUDUL BAHASA INGGRIS:Judul dalam bahasa Inggris, huruf capital arial font 11 non bold.ABSTRACT :Ditulis dalam dalam satu paragraph dengan bahasa inggris 125-150 katadengan kata kunci 4-5 kata. Abstrak tidak memuat uraian matematis danmencakup esensi utuh penelitian, metode dan pentingnya temuan.

PENDAHULUANBerisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka dan tujuan penelitian yangdimasukkan dalam paragraph-paragraf bukan dalam bentuk sub bab.

METODE PENELITIANSub bab

HASIL DAN PEMBAHASANSub bab

PENUTUPBerisi simpulan dan saran (jika diperlukan) yang dibentuk dalamparagraph.

UCAPAN TERIMA KASIHJika diperlukan ditujukan pada peyandang dana dan pihak lain yangmembantu terselesaikannya penelitian.

DAFTAR PUSTAKAHanya memuat sumber-sumber yang dirujuk yang sedapat mungkinditerbitkan 10 tahun terakhir dan diutamakan jurnal ilmiah (30-40 persen)

3. Penulisan penomoran yang berupa kalimat pendek diintegrasikan denganparagraf, contoh: Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkatrisiko usaha garam, (2) mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi risiko.

4. Tabel dan gambar dapat dimasukkan dalam naskah atau padalampiransesudah naskah harus diberi nomor urut.a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas

tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar.b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau

gambar.c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis

bagian paling bawah tabel sedangkan untuk garis-garis vertikal pemisahkolom tidak dimunculkan.

d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yangrepresentatif.

Oktober,2014

Agriekonomika, ISSN 2301 - 9948e ISSN 2407 - 6260Volume 3, Nomor 2

234

Contoh penyajian tabel:Tabel 2

Deskripsi Penguasaan Lahan PegaramanKategori Luas Lahan (Ha) Jumlah Persentase (%)< 2 35 702,1 - 3 11 22> 3,1 4 8Jumlah 50 100Rata-rata Luas lahan petani garam 2,04 HaStandar deviasi 0,95 Ha

Sumber: Data Primer Diolah, 2011Contoh penyajian gambar:

Sumber: Debertin, 1986

Gambar 1Perilaku Menerima Risiko

5. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusunpada baris terpisah dan diberi nomor secara berurutan dalam parentheses(justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar dengan baris tersebut.Contoh:wt = f (yt , kt , wt-1) (1)

6. Keterangan Rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan simbolsama dengan (=), masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkandengan koma.Contoh:dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalahintensitas modal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya.

7. Penulisan rumus menggunakan menu “Equation”8. Perujukan sumber acuan di dalam teks (body text) dengan menggunakan

nama akhir dan tahun. Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu,penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengan dipisah titik dua.Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan namapengarang aslinya.Contoh:• Hair (2007) berpendapat bahwa…• Ellys dan Widodo (2008) menunjukkan adanya ….• Ihsannudin dkk (2007) berkesimpulan bahwa….

I3I2I1

U3

U2

U1

Utilitas

Pendapatan

Agriekonomika, ISSN 2301-9948e ISSN 2407-6260Volume 3, Nomor 2

Oktober,2014

235

9. Penulisan Daftar Pustaka:a. Pustaka Primer (Jurnal)

Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judulartikel, nama dan nomor jurnal (cetak miring), halaman jurnal, contoh:Happy, S. dan Munawar. 2005. The Role of Farmer in Indonesia. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia 2(1): 159-173.b. Buku Teks

Nama belakang, nama depan, inisial (kalau ada), tahun penerbitan, judulbuku (cetak miring), edisi buku, kota penerbit, dan nama penerbit. Contoh:Wiley, J. 2006. Corporate Finance.. Mc. GrowHill Los Angeles.

c. ProsidingNama belakang, nama depan, tahun penerbitan, judul artikel, namaprosiding (cetak miring), penerbit (cetak miring), halaman, contoh:Rizal, Taufik. 2012. Pengaruh Bank Syariah Terhadap Produksi Jagung di

Madura. Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan PanganBangkalan Surabaya: 119-159.

d. Skripsi/Tesis/DisertasiNama belakang, nama depan, tahun, judul Skripsi/Thesis/Disertasi,sumber (cetak miring), nama penerbit, kota penerbit. Contoh:Subari, Slamet. 2008. Analisis Alokasi lahan mangrove Kabupaten

Sidoarjo. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas GadjahMada. Yogyakarta.

e. InternetNama belakang, nama depan, tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring),tanggal akses. Contoh:Zuhriyah, Amanatuz. 2011. Produktivitas Susu Peternak Rakyat.

http://agribisnis.trunojoyo.ac.id. Diakses tanggal 27 Januari 2012.

METODE REVIEWArtikel yang dinyatakan lolos dari screening awal akan dikirim kepada MitraBestari (blind review) untuk ditelaah kelayakan terbit. Adapun hasil dari blindreview adalah:1. Artikel dapat dipublikasi tanpa revisi.2. Artikel dapat dipublikasi dengan perbaikan format dan bahasa yang

dilakukan oleh penyunting. Perbaikan cukup dilakukan pada prosespenyuntingan.

3. Artikel dapat dipublikasi, tetapi penulis harus memperbaiki terlebih dahulusesuai dengan saran penyunting.

4. Artikel tidak dapat dipublikasi.