Projek Pertama "Jaringan" LAB ICT TERPADU Langkah-Langkah Membuat Hotspot Menggunakan Mikrotik
Langkah-Langkah Otoritas Pajak Menghadapi Adopsi IFRS
-
Upload
danimubarak -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of Langkah-Langkah Otoritas Pajak Menghadapi Adopsi IFRS
Langkah-Langkah Otoritas Pajak
Menghadapi Adopsi IFRS
Direktorat Jenderal PajakKementerian Keuangan RI
11 Mei 2010
Konvergensi IFRS
• Konvergensi IFRS
• Pembukuan dalam UU Perpajakan
• DJP dan Konvergensi IFRS
• Persiapan menghadapi Adopsi IFRS
Konvergensi IFRS
• DSAK-IAI sedang melakukan konvergensi
IFRS dengan target tahun penyelesaian 2012
• Didukung oleh kesepakatan dalam forum G20
• Dampak konvergensi IFRS terhadap Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan:
- Penyajian
- Pengukuran
- Pengungkapan
Konvergensi IFRS
• Manfaat yang diharapkan :
- Compliance terhadap IFRS meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan dan
peningkatan transparansi laporan keuangan
- Dengan tingkat keterbandingan yang sama
kinerja suatu perusahaan akan dapat dilihat
dengan lebih jelas.
- Mengurangi biaya penyusunan laporan
keuangan.
Pembukuan dalam UU Perpajakan
Pasal 1 angka 29 UU KUP
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang
dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut.
Pembukuan dalam UU Perpajakan
Memori Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP menjelaskan antara lain:
Dengan demikian, pembukuan harus diselenggarakandengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia,misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,kecuali peraturan perundang-undang perpajakanmenentukan lain.
Pembukuan sesuai PSAK, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain. .
Beberapa Perbedaan Prinsip
PERPAJAKAN AKUNTANSI
Mata uang pelaporan utama : Rupiah
• Pembukuan Bahasa Indonesia dan Rp
• WP tertentu Bahasa Inggris dan $ AS
UU KUP Pasal 28 ayat (4)
Menggunakan mata uang fungsional
PSAK 10 (revisi 2009)
Realisasi
• Aset dinilai berdasarkan realisasi.
• Revaluasi hanya menaikkan nilai aset.
UU PPh Pasal 10
PMK No 79/PMK.03/2008
Estimasi / Perkiraan
Dapat dilakukan Pembentukan Cadangan atau Kerugian Penurunan Nilai Aset berdasarkan perkiraan.
PSAK 16 (revisi 2007)
Nilai perolehan (Historical Cost)
Aset berdasarkan nilai perolehan
• Transaksi Jual Beli harga perolehan/penjualan
• Pengalihan harta harga pasar
UU PPh Pasal 10
Penggunaan Nilai wajar (fair value)
Penerapan fair value (Aset Tetap, Properti Investasi, Instrumen keuangan)
PSAK 50 & 55
Beberapa Perbedaan Prinsip
PERPAJAKAN AKUNTANSI
Form over substance
Status legal adalah hal penting
Contoh: dalam transaksi leasing selama masa leasing, lessee tidak boleh melakukan penyu-sutan atas barang modal sampai saat lesseemenggunakan hak opsi untuk membeli.
Status legal barang modal belum beralih.
KMK No. 1169 / KMK.01/1991
Substance over form
Dalam beberapa hal dilihat substansinya contoh pengakuan penyusutan oleh lesee dalam Finance Lease
PSAK 30 (revisi 2007)
Umur manfaat aset tidak berwujud maksimal 20 tahun
Harta tidak berwujud dibagi 4 kelompok dengan masa manfaat 4, 8,16, dan 20 tahun.
UU PPh Pasal 11A
Aset Tidak Berwujud ditentukan umur manfaatnya terbatas atau tidak.
ED PSAK 19 (Revisi 2009)
Revaluasi tdk dapat dilakukan setiap saat.
Revaluasi tidak dapat dilakukan sebelum jangka waktu 5 tahun sejak revaluasi terakhir
PMK No. 79/PMK.03/2008
Revaluasi dilakukan sesuai perubahan nilai wajar .
PSAK 16 (revisi 2007)
Beberapa Perbedaan Prinsip
PERPAJAKAN AKUNTANSI
Penyusutan aset berdasarkan kelompok aset.
Semua aset (kecuali tanah) yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun disusutkan sesuai dengan kelompoknya.
UU PPh Pasal 11
Klasifikasi aset yang baru
Aset yang memenuhi klasifikasi sebagai “yang dimiliki untuk dijual” tidak disusutkan
PSAK 13 (revisi 2007)
Principle based
• Penyertaan Modal
• Penguasaan
• Hubungan Keluarga
UU PPh Pasal 18
Rule based
Contoh : Hubungan Istimewa adalah Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama
ED PSAK 7 (revisi 2009)
Tidak ada konsep materiality
Pemeriksaan Pajak untuk menguji kepatuhan.
Konsep Materiality
General Audit untuk menilai kewajaran
DJP dan Konvergensi IFRS
• Pilihan I : Mengadopsi IFRS
- Menyederhanakan Pelaporan Keuangan Fiskal dan Komersial bagi Wajib Pajak.
- Perubahan aturan perpajakan sesuai dengan PSAK berdasarkan IFRS.
• Pilihan II : Mengadopsi sebagian IFRS
- Menyederhanakan Pelaporan Keuangan Fiskal dan Komersial bagi Wajib Pajak.
- Perubahan aturan perpajakan untuk hal yang sangat penting.
- Tetap dibutuhkan rekonsiliasi fiskal.
DJP dan Konvergensi IFRS
• Pilihan III : Tidak Mengadopsi
- Prinsip-prinsip dalam IFRS tidak bisa diterapkan
dalam penghitungan pajak.
- DJP memiliki kewenangan untuk menerapkan ketentuan perpajakan.
- Selama ini telah dilakukan rekonsiliasi fiskal.
Pilihan I, II, maupun III harus diambil/ ditentukan setelah
melalui simulasi dan penelitian yang komprehensif untuk
mengetahui dampak secara menyeluruh dari konvergensi
IFRS.
Persiapan Menghadapi Adopsi IFRS
1. Diskusi dengan IAI
2. Diskusi dengan institusi terkait (Bapepam,
KAP, Asosiasi)
3. Analisis aturan perpajakan
4. Informasi dan diklat untuk pegawai DJP