5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mesin Pengaduk Dodol Mesin ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mesin Pengaduk Dodol Mesin ...
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Mesin Pengaduk Dodol
Mesin pengaduk dodol merupakan suatu mesin yang digunakan dalam pembuatan
dodol dengan kinerja mesin yang mengaduk bahan jenis kental melewati proses
pemanasan. Dapat dipergunakan untuk pengaduk dalam pembuatan makanan
dodol. (Erny listijorini, 2017)
Gambar 2.1 Mesin Pengaduk dodol (Mesinpengolahmakanan.com, tanpa tahun)
2.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja mesin pengaduk dodol ini yaitu untuk mengaduk adonan
sekaligus memasaknya agar matang secara merata dan mendapat hasil yang
sempurna. Mesin pengaduk menggunakan gas untuk memasak adonan, serta listrik
untuk mixernya. Mesin ini dilengkapi dengan pengaduk yang berputar terus-
menerus, yang membuat hasil dari adukan mesin pengaduk merata. Hal itu
dikarenakan terdapatnya dinamo listrik yang berguna sebagai pemutar untuk
pengadukan. (Erny listijorini, 2017)
6
2.3 Pabrikasi
Pabrikasi adalah suatu rangkaian pekerjaan dari beberapa komponen material baik
berupa plat, pipa ataupun baja profil dirangkai dan dibentuk setahap demi setahap
berdasarkan item β item tertentu sampai menjadi suatu bentuk yang dapat
dipasang menjadi sebuah rangkaian alat produksi maupun konstruksi. Dalam
proses fabrikasi banyak terpasang mesin β mesin dan alat β alat yang digunakan
pada proses fabrikasi alat ini antara lain: (Arlina, 2015)
1. Marking.
2. Cutting.
3. Proses Welding SMAW (Shield Metal Arch Welding).
4. Proses Roll.
5. Drilling ( pengeboran).
6. Proses Grinding (gerinda).
7. Proses Assembly.
8. Proses finishing.
2.3.1 Marking
Marking adalah suatu proses penandaan sebuah material yang akan dilakukan
proses pemotongan yang sesuai dengan gambar dan ukuran yang telah dibuat. Alat
yang digunakan pada saat proses marking dilakukan adalah mistar baja, penggores,
dan spidol. (Arlina, 2015)
Gambar 2.2 Penggores dan mistar baja (teknik-otomotif.com, 2017)
7
2.3.2 Cutting
Cutting dalam proses fabrikasi adalah suatu proses pemotongan material yang
akan digunakan. Proses pemotongan ini dengan menggunakan gerinda potong
duduk. (Arlina, 2015)
Gambar 2.3 Mesin cutting wheel
(myoutsourcedbrain.com, tanpa tahun)
2.3.3 Proses Welding SMAW (Shield Metal Arch Welding)
2.3.3.1 Pengetian Welding SMAW (Shield Metal Arch Welding)
Proses Welding adalah Proses penyambungan dua material secara permanen
dengan cara mencairkan material yang akan disambung dan diikuti oleh material
pengisi. Pada proses pembuatan mesin pengaduk dodol menggunakan jenis las
SMAW (Shield Metal Arch Welding).
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik
terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas
pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana β mana untuk hampir semua
keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan
45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus
8
hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 β 200 Ampere
(maritimeworld.web.id, 2015).
Gambar 2.4 Mesin las SMAW (Shield Metal Arch Welding)
(pengelasan.com, 2015)
2.3.3.2 Komponen Welding SMAW (Shield Metal Arch Welding)
A. Mesin Welding
Mesin las atau sering disebut pesawat mesin las dapat digunakan pada
bermacam-macam pengelasan busur listrik manual, bila ditinjau dari jenis arus
terdapat 2 jenis yaitu :
1. Mesin Las Arus Bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik terdiri dari beberapa macam pesawat mesin las,
yaitu transformator las, pembangkit listrik motor diesel. Pesawat mesin las yang
sering digunakan adala transformator las yang mempunyai kapasitas 200
sampai 500 Ampere. Sehingga banyak digunakan karena harganya relatif
murah, biaya operasinya yang rendah dan Voltase yang keluar antara 36 sampai 70
Volt. (kawatlas.jayamanunggal.com, 2014)
2. Mesin Las Searah (DC)
Pesawat las arus searah terdiri dari pesawat transformator pembangkit listrik
motor disel, rectifier, pesawat yang digerakkan oleh motor listrik.
Metode SMAW merupakan pengelasan dengan elektroda terbungkus, metode ini
sangat banyak digunakan dalam pembangunan kerangka, disamping harga yang
terjangkau, juga dikarenakan pengelasan dengan metode SMAW sangat fleksibel
dalam penggunaannya. Baik itu pengelasan dengan posisi datar, horizontal, tegak
(vertikal), ataupun posisi diatas kepala (overhead). Dalam pengelasan, ada
9
beberapa bagian bahan yang mempunyai sifat kekuatan bahan akibat proses
pengelasan, diantaranya adalah :
(1). Base metal (logam induk) merupakan bagian logam yang tidak mengalami
perubahan struktur akibat pengelasan.
(2). HAZ (Heat Affected Zone) merupakan daerah terpengaruh panas, daerah ini
adalah yang paling lemah baik kekerasannya, keuletan dan tegangannya, karena
struktur kristalnya banyak berubah,.
(3). Weld metal (logam las) merupakan logam las yang mencair dan melebur
bersama logam induk, daerah ini adalah yang paling baik kekerasan dan tegangan
tarik jika dalam pelaksanaan pengelasan memenuhi standard.
(kawatlas.jayamanunggal.com, 2014).
B. Alat Bantu Welding
1. Kabel Las
Kabel las atau Lead super fleksibel adalah alat untuk menghantar arus dari mesin
pengelasan ke benda kerja dan sebaliknya. Kabel las terdiri dari Lead dengan
lapisan karet, kain, dan penguat lapisan fabric holder elektoda atau Lead elektroda.
Lead dari benda kerja ke mesin dikenal sebagai Lead benda kerja. Tegangan pada
Lead bervariasi antara 14 dan 80 Volt. Lead memiliki beberapa ukuran, yang
semakin kecil nomornya, semakin besar diameternya Lead harus fleksibel agar bisa
mereduksi regangan pada tangan walder dan untuk memudahkan instalasi kabel
sehingga dapat digunakan 800 sampai 2500 kawat pada masing masing kabel. Lead
elektroda maupun Lead benda kerja harus menggunakan kabel listrik yang
berdiameter sama karena panjang Lead mempengaruhi ukuran kapasitas mesin las.
(kawatlas.jayamanunggal.com, 2014).
2. Palu Las
Palu las digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las
dengan dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah las
(kawatlas.jayamanunggal.com, 2014).
3. Pemegang kawat las (Holder Electrode)
Pemegang kawat las atau holder elektroda adalah peralatan las busur yang
dipegang oleh welder ketika mengelas. Holder ini digunakan untuk menahan
10
elektroda logam atau karbon. Handle pemegang terbuat dari bahan pelapis yang
mempunyai tahanan panas tinggi dan tahanan listrik yang rendahdan dibuat
untuk menyeimbangkan pegangan tangan. Ada sejumlah metode yang digunakan
untuk menjepit elektroda dalam holder yang salah satunya adalah konstruksi pincer
dan pegas untuk menghasilkan tekanan sehinnga diperoleh sambungan yang
baik. Membersihkan daerah kontak dengan menggunakan sikat kawat agar daerah
kontak antara elektroda dengan holder elektroda bersih. Rahang holder elektroda
juga harus dibersihkan dengan menggunakan ampelas atau alat lain yang sesuai.
Holder elektroda bagusnya dilengkapi dengan shield (plat kecil tahan panas)
untuk mencegah panas radiasi dari las ke tangan welder supaya tidak
meninmbulkan kecelakaan kerja. (kawatlas.jayamanunggal.com, 2014).
4. Sikat Kawat
Sikat kawat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas
dan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
(kawatlas.jayamanunggal.com, 2014).
5. Klem Massa
Klem massa sebagai alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja yang
terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Sebuah klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.
(kawatlas.jayamanunggal.com, 2014).
6. Penjepit
Penjepit dapat digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas seetelah pengelasan. (kawatlas.jayamanunggal.com, 2014).
C. Kawat Welding ( Elektroda )
Kawat Las perlu disiapkan sesuai metode las, bahan sambungan. Kawat las
memiliki berbagai macam bahan dan ukuran. Jika terjadi kesalahan pemilihan
kawat las, dapat menyebabkan cacat las.
1. Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut
klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX
yang artInya sebagai berikut :
11
a) E : menyatakan elaktroda busur listrik
b) XX (dua angka) : sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan Ib/in2 lihat table.
c) X (angka ketiga) : menyatakan posisi pangelasan.
d) angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar
di bawah tangan
e) X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai
untuk pengelasan lihat table.
Contoh : E 6013 Artinya:
a) Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42
kg/mm2Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
b) Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau
DC + atau DC β (hima-tl.ppns.ac.id, 2015).
2. Elektroda Baja Lunak dan stainless steel
Bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis
selaputnya. Sedangkan kawat intinya sama yaitu:
a) E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan
penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi
kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah.
Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E
6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian
pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan
dipakai untuk pangelasan pelat tipis. (hima-tl.ppns.ac.id, 2015)
b) E 308-16
Dengan kandungan Molibdenum yang memberikan ketahanan extra terhadap
korosi bahan kimia. Dengan kemampuan pengelasan yang sangat baik cocok untuk
berbagai keperluan pengelasan stainless steel pada pabrik pengolahan bahan kimia.
Hasil las tanpa retak, slag lepas secara otomatis serta warna deposit yang bersih,
sesuai untuk pembuatan tangki-tangki pengolahan makanan, minuman dan farmasi.
Dapat digunakan pada segala posisi dengan penetrasi sangat dalam. Sangat cocok
12
untuk perbaikan atau pengelasan semua benda dengan bahan stainless steel dengan
ketahanan terhadap bahan kimia sangat baik.
3. Kondisi Pengelasan
a) Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipakai untuk mengelas besi tuang adalah elektroda Baja,
elektroda nikel, elektrode perunggu dan elektroda besi tuang (hima-tl.ppns.ac.id,
2015).
b) Elektroda Baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan
deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan
demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas
besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub
terbalik. (hima-tl.ppns.ac.id, 2015)
c) Elektroda Steinless steel
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas Steinless steel menghasilkan
deposit las yang kuat dan tahan terhadap korosi. (hima-tl.ppns.ac.id, 2015)
2.3.3.3 Posisi Welding
Posisi pengelasan adalah jenis atau posisi sambungan yang akan dilakukan
pengelasan, posisi pengelasan ini dilakukan berdasarkan material atau produk yang
akan dilas. (pengelasan.net, 2016)
1. Posisi Pengelasan untuk sambungan Groove
a) 1 G (Posisi Pengelasan datar)
b) 2G (Posisi Pengelasan Horizontal)
c) 3G (Posisi Pengelasan Vertikal)
d) 4G (Posisi Pengelasan di atas kepala atau Overhead)
2. Posisi pengelasan untuk sambungan Fillet
a) 1F (Posisi Pengelasan datar)
b) 2F (Posisi Pengelasan Horizontal)
c) 3F (Posisi Pengelasan Vertikal)
d) 4F (Posisi Pengelasan di atas kepala atau Overhead)
13
3. Posisi Pengelasan pada Pipa
a) 1F (Posisi Pengelasan datar pipanya dapat diputar)
b) 2F (Posisi Pengelasan Horizontal pipa dapat diputar)
c) 5F (Posisi Pengelasan Vertikal namun pipa tidak dapat diputar, sehingga
welder las yang berputar)
d) 6F (Posisi Pengelasan pipanya miring sekitar 45 derajat dan statis atau tidak
dapat diputar)
Gambar 2.5 Posisi pengelasan (pengelasan.com, 2016)
2.3.4 Proses Roll
Roll adalah yaitu kegiatan membengkokkan plat dari bentuk datar menjadi
lengkung dengan cara dijepit dan ditekan pada 3 batang poros roll besi sehingga
membentuk lingkaran dengan jari-jari sesuai yang diinginkan. (cnzahid.com, 2015)
Gambar 2.6 Alat roll plat
14
2.3.5 Proses Drilling
Drilling adalah Proses gurdi dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang
bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Sedangkan bor (boring) adalah
proses meluaskan atau memperbesar lubang sesuai yang diinginkan.
(eliasebastian, 2014)
Gambar 2.7 Bor tangan (eliasebastian, 2014)
2.3.6 Proses Grinding
Proses Grinding adalah proses pengurangan partikel bahan dari bentuk kasar
menjadi ukuran yang lebih halus agas terlihat lebih bagus. Prinsip kerja mesin
Gerinda adalah Batu Gerinda berputar dan bersentuhan dengan benda kerja
sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, pemolesan, maupun
pemotongan pada benda kerja. (Robbyvaflor, 2016)
Gambar 2.8 Mesin gerinda tangan (Robbyvaflor, 2016)
2.3.7 Proses Assembly
Assembly adalah suatu proses perakitan komponen atau item akhir pada suatu
titik yang terdiri dari sejumlah bagian yang kemudian disatukan untuk melakukan
fungsi tertentu. (definisimenurutparaahli.com, tanpa tahun)
15
2.3.8 Proses Finishing
Proses Finishing adalah suatu proses yang dilakukan pada tahap akhir saat
pembuatan produk. Kegiatan yang dilakukan pada saat finishing yaitu:
pendempulan, pengecatan, dan pengecekan produk sebelum diuji.
(cnzahid.com, 2015)
2.4 Proses Permesinan
Proses permesinan adalah proses pembuatan produk dengan pemotongan,
penyayatan, dan menggunakan mesin perkakas. Adapun penggunaan mesin pada
proses permesinan adalah penggunan mesin bubut, mesin scrap, mesin milling dan
mesin bor tegak.(eliasebastian, 2014)
2.4.1 Mesin Bubut
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada
proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan
bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan
diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses
pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
(sukaotomotif.com, 2012)
Gambar 2.9 Mesin bubut
16
Gambar 2.10 Pahat bubut HSS
Rumus putaran mesin bubut yaitu: (teknikmesin.org, tampa tahun)
π =1000. Cs
Ο. d= β― π ππ
Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
Cs: kecepatan potong (meter/menit)
Ξ : nilai konstanta = 3,14
n : putaran benda kerja (rpm)
1000 : perubahan dari mm ke meter
Tabel 2.1 Cutting speed (Cs)
No. Jenis bahan Carbide Drills
Meter / menit
Hss Drills
Meter / menit
1 Aluminium dan
paduannya
200-300 80-150
2 Kuningan dan Bronze 200-300 80-150
3 Bronze liat 70-100 30-50
4 Besi tulang lunak 100-150 40-75
5 Besi tulang sedang 70-100 30-50
6 Tembaga 60-100 25-50
7 Besi tempa 80-90 30-45
8 Magnesium dan
paduannya
250-400 100-200
17
9 Monel 40-50 15-25
10 Baja mesin 80-100 30-55
11 Baja lunak 60-70 25-35
12 Baja alat 50-70 20-30
13 Baja tempa 50-60 20-30
14 Baja dan paduannya 50-70 20-35
15 Stainless steel 60-70 25-35
(teknikmesin.org, tanpa tahun)
2.4.2 Mesin Milling
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja
pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat
potong bermata banyak yang berputar. Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor
mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus
berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar sesuai dengan
kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh operator mesin
milling.(muhammadsumaryono, 2013)
Gambar 2.11 Mesin milling (muhammadsumaryono, 2013)
18
Gambar 2.12 End mill HSS (muhammadsumaryono, 2013)
Rumus putaran mesin milling yaitu: (muhammadsumaryono, 2013)
π =Vc. 1000
Ο. d= β― π ππ
Keterangan:
d : diameter pisau atau endmil (mm)
Vc: kecepatan potong (meter/menit)
Ξ : nilai konstanta = 3,14
n : Putaran sumbu utama (Rpm)
1000 : perubahan dari mm ke meter
Tabel 2.2 nilai Vc atau kecepatan potong milling
No Bahan Benda kerja Vc (m/menit)
1 Kuningan, Perunggu keras 30 β 45
2 Besi tuang 14 β 21
3 Baja >70 10 β 14
4 Baja 50-70 14 β 21
5 Baja 34-50 20 β 30
6 Tembaga, Perunggu lunak 40 β 70
7 Allumunium murni 300 β 500
8 plastik 40 - 60
(muhammadsumaryono, 2013)
19
2.4.3 Mesin Scrap
Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine)
merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak β balik
secara horizontal. Fungsi utama mesin ini adalah unttuk merubah bentuk serta
ukuran benda kerja seperti apa yang diinginkan. Mesin Sekrap ini bisa melakukan
berbagai fungsi seperti meratakan sebuah bidang datar, tegak maupun bidang
miring. Mesin ini juga bisa membuat bidang yang bersudut atau bertingkat. Selain
itu, Shaping Machine ini juga bisa membuat alur pasak, alur ekor burung bahkan
alur V.(fariedpradhana, 2012)
Gambar 2.13 Mesin scrap horizontal
Panjang langkah meliputi panjang benda kerja (l), panjang langkah awal (la)
dan panjang langkah akhir (lu). Untuk menghindari waktu yang tak berguna (la dan
lu) benda kerja tidak boleh terlalu panjang.(fariedpradhana, 2012)
2.4.4 Mesin bor tegak (Vercikal Drilling Machine)
Mesin bor tegak berfungsi untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran
yang lebih besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan
secara otomatis naik turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan
naik turun sesuai kebutuhan. Meja dapat diputar 360 derajat, mejanya diikat
bersama sumbu berulir pada batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik
turun dengan menggerakkan engkol.(muhammadsumaryono, 2013)
20
Gambar 2.14 Mesin bor tegak (muhammadsumaryono, 2013)
Gambar 2.15 Mata bor (muhammadsumaryono, 2013)
Rumus putaran mesin milling yaitu: (suryaputra, 2011)
π =Vc. 1000
Ο. d= β― π ππ
Keterangan:
d : diameter mata bor (mm)
Vc: kecepatan potong (meter/menit)
Ξ : nilai konstanta = 3,14
n : Putaran sumbu utama (Rpm)
1000 : perubahan dari mm ke meter
21
Tabel 2.3 nilai Vc atau kecepatan potong bor
No Bahan Benda kerja Vc (m/menit)
1 Kuningan, Perunggu keras 30 β 45
2 Besi tuang 14 β 21
3 Baja >70 10 β 14
4 Baja 50-70 14 β 21
5 Baja 34-50 20 β 30
6 Tembaga, Perunggu lunak 40 β 70
7 Allumunium murni 300 β 500
8 plastik 40 - 60
(suryaputra, 2011)
2.5 Thacometer
Alat Thacometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk pengujian yang
dirancang untuk mengukur kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti mengukur
dalam sebuah motor listrik yang diukur adalah rotasi per menit (RPM).
(Enny, 2017)
Gambar 2.16 Thacometer