BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1 ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1 ...
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran mengandung arti yaitu proses mengelola hubungan pelanggan
yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah menarik pelanggan baru
dengan menjanjikan keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan pelanggan
yang ada dengan memberikan kepuasan.
Fungsi pemasaran dalam sebuah perusahaan merupakan faktor penting
dalam mengenalkan dan menjual suatu produk barang maupun jasa. Selain itu,
pemasaran juga memiliki fungsi dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen serta mampu memberikan laba maksimum bagi perusahaan.
Menurut Kotler dalam Tjiptono (2014:3), “Pemasaran adalah proses
sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan
nilai satu sama lain”. Sedangkan menurut American Marketing Association dalam
Tjiptono dan Diana (2016:3), “Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi,
dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan
mempertukarkan tawaran (offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra,
dan masyarakat umum”.
Berdasarkan definisi di atas bisa disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai
8
tujuan untuk mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa dan
memperkenalkan sebuah nilai produk kepada pelanggan untuk meningkatkan
penjualan.
2.1.2. Manajemen Pemasaran
Pemasaran memiliki arti yang sangat luas, yang didalamnya membahas
tentang arti pemasaran dari pengenalan kebutuhan konsumen, keinginan
konsumen, dan permintaan konsumen yang kemudian dirancang untuk
membentuk sebuah produk baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat hingga proses saluran distribusi sampai ke tangan konsumen. Untuk
mencapai semua itu, dibutuhkan sebuah manajerial yang baik agar membangun
hubungan yang baik pula dengan sasaran pasar.
Menurut Kotler dan Keller (2012:27), “Manajemen pemasaran sebagai
seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan tumbuh
pelanggan melalui penciptaan, memberikan, dan berkomunikasi pelanggan yang
unggul ”. Sedangkan menurut Aaker (2013:13), “Manajemen pemasaran adalah
suatu sistem yang dirancang untuk membantu manajemen menciptakan,
mengubah atau mempertahankan sebuah strategi bisnis dan untuk menciptakan
visi strategis”.
Berdasarkan definisi manajemen pemasaran dari berbagai ahli, bisa
disimpulkan bahwa manajemen pemasaran ialah ilmu yang diterapkan pada suatu
perusahaan dengan tujuan menemukan, menarik, mempertahankan dan
menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan
mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan.
9
2.1.3. Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang terpenting dalam menentukan
hidup matinya perusahaan sebagai usaha untuk mencapai tujuan, perkembangan
perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan. Rencana yang strategis
menentukan keseluruhan misi dan tujuan perusahaan karena berfungsi untuk
menentukan nilai ekonomi perusahaan, baik itu harga barang maupun jasa. Tiga
faktor penentu nilai barang dan jasa yaitu produksi, pemasaran, dan konsumsi.
Dalam hal ini, pemasaran menjadi bagian yang menghubungkan antara kegiatan
produksi dan konsumsi.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:58), “Strategi pemasaran adalah
logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan
dan mencapai hubungan yang menguntungkan”. Sedangkan menurut Assauri
(2013:15), “Strategi pemasaran yaitu serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan
dan aturan yang memberi arah kepada usaha - usaha pemasaran perusahaan dari
waktu ke waktu, pada masing - masing tingkatan, acuan serta alokasinya, terutama
sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah”.
Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya
(segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya
(diferensiasi dan positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu
membaginya menjadi segmen - segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang
paling menjanjikan, memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan
pelanggan dalam segmen ini.
10
Dengan strategi pemasaran, perusahaan dapat merancang bauran
pemasaran terintegrasi yang terdiri dari beberapa faktor didalamnya. Untuk
menemukan strategi dan bauran pemasaran terbaik, perusahaan melibatkan
analisis, perencanaan, implementasi dan kendali pemasaran. Melalui kegiatan -
kegiatan ini, perusahaan melihat dan menerapkannya pada pelaku dan
memasukannya dalam lingkungan pemasaran.
2.1.4. Pengertian Bauran Pemasaran
Didalam ruang lingkup pemasaran terdapat apa yang dinamakan dengan
bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan serangkaian
variabel yang harus dipahami dan dikuasai perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2012:119), “Bauran pemasaran (Marketing
mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”. Sedangkan menurut
Lupiyoadi dan Hamdani (2009:70), “Bauran pemasaran (marketing mix)
merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan
positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses”. Jadi dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang
dijadikan strategi perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan.
Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang
dikenal dengan marketing mix 4P yaitu product (produk), price (harga), place
(saluran distribusi), dan promotion (promosi). Sedangkan dalam pemasaran jasa
11
memiliki beberapa alat pemasaran tambahan 3P yaitu people (orang), process
(proses), dan physical evidence (bukti/fasilitas fisik). Sehingga dikenal dengan
istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product (produk),
price (harga), place (tempat/saluran distribusi), promotion (promosi), people
(orang), process (proses), dan physical evidence (bukti fisik). Berikut penjelasan
tentang alat - alat yang terdapat dalam bauran pemasaran :
1. Produk (Product)
Dikutip dari Tjiptono dan Diana (2016:176), “Produk merupakan
segala sesuatu yang diterima konsumen dalam proses pertukaran dengan
produsen, berupa manfaat pokok; produk fisik dan kemasannya; serta elemen
- elemen tambahan yang menyertainya ”. Produk mencakup lebih dari sekedar
barang - barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi
objek - objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran
entitas - entitas ini.
Berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya, produk
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut Kotler dan Keller
(2012:349), yaitu:
a. Barang tidak tahan lama ( No durable Goods), adalah barang berwujud
yang biasanya habis di konsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian.
b. Barang tahan lama (Durable Goods), adalah barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyak perusahaan.
c. Jasa (Service), merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
12
ditawarkan untuk dijual.
Tingkatan produk menurut Kotler dalam Tjiptono dan Diana (2016:176),
dalam merencanakan produk atau apa yang hendak ditawarkan ke pasar, para
pemasar perlu berpikir melalui tiga tingkatan produk dalam merencanakan
penawaran pasar. Tiga tingkatan produk sebagai berikut :
a. Manfaat inti, yaitu jasa atau manfaat fundamental yang benar-benar di
beli oleh pelanggan.
b. Produk aktual, perusahaan harus mengembangkan fitur produk dan jasa,
desain, tingkat kualitas, nama merek dan kemasan.
c. Produk tambahan, layanan dan manfaat tambahan yang membedakan
penawaran perusahaan dari penawaran pesaing.
Bisa disimpulkan, konsep produk total meliputi barang, kemasan,
merek, label, pelayanan dan jaminan. Produk tidak hanya diciptakan menurut
definisi produk itu saja, tetapi produk diciptakan untuk memberikan sebuah
nilai manfaat kepada konsumen.
a. Klasifikasi Produk dan Jasa
Perusahaan dalam menghasilkan produk harus memperhatikan
penggolongan produk itu sendiri yang dapat digolongkan menjadi
beberapa bagian menurut tujuan pemakaiannya.
b. Atribut Produk
Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat
yang akan ditawarkan produk dan jasa tersebut. Manfaat inilah yang akan
dikembangkan dari atribut produk. Menurut Kotler dan Amstrong
13
(2008:272), terdapat berbagai macam atribut produk. Yaitu :
1) Kualitas produk
Kualitas produk (product quality) adalah salah satu sarana
positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung
pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas berhubungan
erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti sempit,
kualitas bisa di definisikan “bebas dari kerusakan”. Tetapi beberapa
perusahaan mendefinisikan kualitas berdasarkan penciptaan nilai dan
kepuasan pelanggan.
2) Fitur Produk
Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk
perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang
memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara
paling efektif untuk bersaing.
3) Gaya dan Desain Produk
Yakni cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui
gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang
lebih besar daripada gaya. Gaya hanya bisa menggambarkan
penampilan produk dan gaya lebih cenderung cepat membosankan.
4) Penetapan Merek
Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau
kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau
jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan
14
produk itu dari produk pesaing. Penetapan merek sendiri membantu
pelanggan agar bisa membedakan antara satu produk dengan produk
lainnya dari segi kualitas, harga dan sebagainya.
5) Kemasan
Kemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau
pembungkus suatu produk.
6) Pelabelan
Label berkisar dari penanda yang ditempelkan pada suatu produk.
Label memiliki fungsi untuk menunjukan merk, kapan produk itu
dibuat, kandungannya dan cara pemakaian.
7) Pelayanan Pendukung Produk
Pelayanan pendukung produk yang dilakukan kebanyakan
perusahaan saat ini dengan menggabungkan beberapa teknologi
interaktif yang canggih untuk melayani pelanggan yang dapat
melalui e-mail, telepon, faks, internet dan lain - lain.
8) Keputusan Lini Produk
Kelompok produk yang berhubungan erat karena kelompok produk
tersebut berfungsi, dijual, dipasarkan, melalui cara yang sama.
2. Harga (Price)
Harga adalah satu - satu nya elemen dan bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan. Harga juga merupakan satu dari elemen - elemen
pemasaran yang paling fleksibel yang dapat disesuaikan dari fitur produk,
saluran, bahkan komunikasi yang membutuhkan lebih banyak waktu. Tidak
15
seperti elemen produk atau saluran distribusi, elemen harga dapat berubah
dengan cepat.
Menurut Kotler dan Keller (2009:67), “Harga merupakan sejumlah
uang yang harus dibayar untuk mendapatkan barang dan jasa”. Berdasarkan
definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang dibayar oleh
pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Aspek
harga dapat berbentuk berupa daftar harga, diskon, sewa, ongkos, upah/fee,
bunga, tarif, komisi, potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit
dan lain - lain.
Harga memegang peranan bisnis jual beli dari produsen ke
konsumen. Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi kelayakan produk
dari nilai ekonomisnya. Menurut Kotler dan Keller (2009:83), ada 6 metode
penetapan harga yang dapat dilakukan perusahaan. Yaitu :
a. Penetapan Harga Markup, metode penetapan harga yang paling dasar
adalah menambah markup standar ke biaya produk. Besarnya markup
adalah keseluruhan biaya operasi dan keuntungan yang diinginkan.
Penetapan harga markup hanya berhasil jika harga yang telah dinaikkan
benar - benar membawa tingkat penjualan yang diharapkan.
b. Penetapan Harga Tingkat Pengembalian Sasaran, dalam penetapan harga
dengan metode target-return pricing ini perusahaan menentukan harga
yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi sasarannya.
c. Penetapan Harga Nilai Anggapan, sekarang semakin banyak jumlah
perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada nilai anggapan
16
(perceived value) pelanggan. Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen,
seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari
saluran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang
dominan seperti reputasi pemasok, ketepercayaan, dan harga diri.
Perusahaan harus menghantarkan nilai yang dijanjikan oleh proposisi
nilai mereka, dan pelanggan harus dapat menerima nilai ini menjadi nilai
anggapan. Perusahaan menggunakan unsur bauran pemasaran lain,
seperti iklan dan tenaga penjualan, untuk mengkomunikasikan dan
meningkatkan nilai anggapan dalam pikiran pembeli.
d. Penetapan Harga Nilai, beberapa perusahaan telah menerapkan penetapan
harga nilai (value pricing). Mereka memenangkan pelanggan setia
dengan mengenakan harga yang cukup rendah untuk penawaran
berkualitas tinggi. Karena itu penetapan harga nilai bukan masalah
menetapkan harga murah saja tetapi juga masalah merekayasa ulang
operasi perusahaan agar menjadi produsen biaya murah tanpa
mengorbankan kualitas, untuk menarik sejumlah besar pelanggan yang
sadar nilai.
e. Penetapan Harga Going Rate, dalam going-rate pricing perusahaan
mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan
harga yang sama, lebih mahal atau atau lebih murah dibandingkan harga
pesaing utama. Penetapan harga going rate saat ini cukup populer. Jika
biaya sulit diukur atau respon persaingan tidak pasti, perusahaan merasa
tingkatan harga saat ini (going rate) adalah solusi yang baik karena
17
dianggap mereflesikan kebijakan kolektif industri.
f. Penetapan Harga Jenis Lelang, salah satu tujuan lelang yang utama
adalah membuang persediaan berlebih atau barang bekas. Perusahaan
harus menyadari tiga jenis lelang utama yaitu lelang inggris (tawaran
meningkat), lelang belanda (tawaran menurun), dan lelang tender tertutup.
Ketika semakin banyaknya perusahaan melakukan lelang online untuk
pembelian industri, mereka harus menyadari dampak yang mungkin
ditimbulkan terhadap pemasok mereka. Lelang online dengan sejumlah
besar penawar, resiko ekonomi yang lebih besar, dan kurangnya
visibilitas penetapan harga telah menghasilkan kepuasan keseluruhan
yang lebih besar, ekspetasi masa depan yang lebih positif dan persepsi
oportunisme yang lebih sedikit.
Menurut Adrian Payne dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2009:100),
tujuan penentuan harga adalah :
a. Bertahan, merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan - tindakan
yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi
pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi
kelangsungan hidup perusahaan.
b. Memaksimalkan laba, penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan
lab dalam periode tertentu.
c. Memaksimalkan penjualan, bertujuan untuk membangun pangsa pasar
dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
d. Gengsi/Prestis, tujuannya adalah untuk memosisikan jasa perusahaan
18
tersebut sebagai jasa yang eksklusif.
e. Pengembalian atas investasi, tujuan penentuan harga didasarkan atas
pencapaian pengembalian atas investasi ROI (Return On Investment)
yang diinginkan.
3. Saluran Distribusi (Place)
Saluran distribusi atau tempat yang ditujukan untuk mencapai target
konsumen. Sistem distribusi ini mencakup lokasi, transportasi, pergudangan,
dan sebagainya. Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun
orang lain. Dalam penyampaiannya ada tiga pihak yang terlibat yaitu :
penyedia jasa, perantara, dan konsumen.
Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat
memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan
mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang dapat
dipilih, antara lain : penjual langsung (direct sales), agen (agent), agen/broker
penjual atau pembeli, waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak
(contracted service deliverers).
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada
kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman
barang, bila pasar menginginkan pengiriman yang cepat, tepat waktu, dan
sifat barang yang tidak tahan lama, maka lokasiyang dipilih harus strategis
dan saluran distribusi yang dipilih sebaiknya penjualan langsung supaya dapat
terkontrol.
4. Promosi (Promotion)
19
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:120), “Promosi merupakan
alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen. Promosi juga sebagai
alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau
penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya”. Bauran
promosi terdiri atas :
a. Iklan (advertising)
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli.
b. Penjualan perorangan (personel selling)
Penjualan perorangan merupakan sifat penjualan yang paling luwes
karena sales marketing dapat secara langsung menyesesuaikan
penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing -
masing calon pembeli. Selain itu, seorang sales marketing dapat
langsung mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran
penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesesuaian -
penyesesuaian di tempat pada saat itu juga.
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan.
20
d. Hubungan masyarakat (public relation)
Publik relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap
berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut.
e. Informasi dari mulut ke mulut (mouth of mouth)
Dalam hal ini, peranan orang sangat penting dalam mempromosikan
jasa .pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata
lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang
berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut,
sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya
dan dampaknya terhadap jasa dibandingkan dengan aktivitas
komunikasi lainnya.
f. Pemasaran langsung (direct marketing)
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif
yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.
5. Orang (People)
Dalam hubungan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi
sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.
Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang maka orang tersebut perlu
diseleksi, dilatih, dimotivasi sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap
pelanggan. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan
terhadap konsumen dengan sikap, perhatian, responsive, inisiatif, kreatif,
21
pandai memecahkan masalah, sabar, dan ikhlas.
Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen
dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan
karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan
mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan
penyampaian jasa (service encounter). People ini memiliki 2 aspek yaitu:
a. Pelayanan
Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda,
yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan
yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan kepuasan
dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan
meningkatkan nama baik perusahaan.
b. Pelanggan
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para
pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain,
tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan.
Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi,
pelatihan, motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia.
6. Proses (Process)
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:76), “Proses merupakan
gabungan semua aktivitas. Umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan,
mekanisme, aktivitas, dan hal - hal rutin dimana jasa dihasilkan dan
disampaikan kepada konsumen”. Proses dapat dibedakan dalam dua cara,
22
yaitu :
a. Kompleksitas (Complexity), berhubungan dengan langkah - langkah dan
tahapan proses.
b. Keragaman (Divergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam
langkah - langkah atau tahapan proses
7. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:71), “Bukti fisik (physical
evidence) merupakan lingungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung
berinteraksi dengan konsumen”. Dari definisi tersebut, dapat diartikan bahwa
bukti fisik adalah sesuatu lingkungan dimana jasa tersebut disampaikan dan
dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan berhubungan serta
seluruh komponen yang bersifat nyata yang memfasilitasi pelaksanaan atau
komunikasi jasa. Ada dua jenis bukti fisik yaitu :
a. Bukti penting (essential evidence), merupakan keputusan - keputusan
yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan tata letak (layout)
dari gedung, ruang, dan lain - lain.
b. Bukti pendukung (peripheral evidence), merupakan nilai tambah yang
bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa - apa. Jadi, hanya berfungsi
sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian peranannya sangat penting
dalam proses produksi jasa.
23
2.2. Profil Perusahaan
2.2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda
(VOC) mendirikan Bank Van Leening, yaitu lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda
(1811), Bank Van Leening dibubarkan, dan kepada masyarakat diberi keleluasaan
untuk mendirikan usaha Pegadaian dengan mendapat lisensi dari pemerintah di
daerah setempat. Metode ini dikenal dengan liecentie stelsel. Dalam perjalanannya,
metode tersebut banyak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat.
Banyak pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang
tidak saja membebani masyarakat, tapi juga dipandang kurang menguntungkan
bagi pemerintah berkuasa. Sehingga akhirnya metode liecentie stelsel diubah
menjadi metode pacth stelsel, yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada umum
yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, metode pacth stelsel tetap
dipertahankan. Namun menimbulkan dampak yang sama, di mana pemegang hak
ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan metode baru yang disebut
dengan cultuur stelsel, di mana kegiatan Pegadaian ditangani sendiri oleh
pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat.
24
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur
bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April
1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat). Selanjutnya
setiap tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, Gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian
yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan
Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi
kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian
dalam Bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang
pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan
Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang
kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan
Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan
Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali
dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu
sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan
PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan
PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi
25
Perusahaan Umum (PERUM). Hingga pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011,
bentuk badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Sampai saat ini PT. Pegadaian (Persero) telah memiliki 12 kantor wilayah
dan kantor cabang pembantu serta UPC yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berikut visi misi PT. Pegadaian (Persero) :
Visi
Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai
Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat.
Misi
1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh pemangku
kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.
2. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis baru
untuk menambah proposisi nilai ke nasabah dan pemangku kepentingan
3. Memberikan service excelence dengan fokus nasabah melalui :
Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital
Teknologi informasi yang handal dan mutakhir
Praktek manajemen risiko yang kokoh
SDM yang profesional berbudaya kinerja baik
2.2.2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal
organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas - tugas pekerjaan dibagi - bagi,
dikelompokan dan dikoordinasikan. Kerangka - kerangka tersebut
26
menghubungkan satu - satuan organisasi didalamnya yang terdapat hubungan
antara seseorang atau kelompok orang yang mempunyai tugas serta wewenang
yang masing - masing mempunyai peranan tertentu dalam ketentuan yang utuh.
Gambar 2. 1. Struktur Organisasi
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1. Pimpinan Kantor
Bertugas merencanakan, mengorganisasi, mengintegrasikan,
menyelenggarakan, melakukan monitoring, pengawasan, evaluasi serta
tanggung jawab atas operasional kantor cabang maupun UPC guna mencapai
target kinerja yaitu yang berupa :
27
a. Menyusun rencana pengembangan bisnis pada cabang yang dikelolanya.
b. Menyusun rencana kerja, program, insiatif strategis, dan rincian biaya
untuk mendapatkan RKAP yang terintegritas dengan seluruh unit kerja
yang dikelolanya.
c. Mengelola aset cabang untuk mendukung efektifitas operasional kantor
cabang dalam mencapai target kinerja.
d. Mengembangkan bisnis perusahaan sesuai dengan potensi cabang yang
dikelolanya termasuk melakukan sosialisasi di lingkungan yang memiliki
potensi bisnis.
2. Kasir
Kasir menerima pekerjaan menerima, penghitungan, dan pembayaran uang
serta melaksanakan tugas administrasi keuangan dikantor cabang sesuai
kewenangan dan SOP. Adapun tugas - tugas kasir sebagai berikut :
a. Melaksanakan pekerjaan penerimaan, penghitungan, dan pembayaran
uang serta melaksanakan tugas administrasi keuangan di unit kerja sesuai
kewenangan dan SOP.
b. Melaksanakan penerimaan pelunasan uang pinjaman dari nasabah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Menerima uang dari hasil penjualan barang jaminan yang dilelang.
d. Membayarkan uang pinjaman kredit kepada nasabah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Penaksir
Penaksir memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting bagi kegiatan
28
operasional kantor. Berikut rincian tugas penaksir :
a. Melaksanakan kegiatan penaksiran barang dan jaminan sesuai dengan
kewenangannya secara cepat, tepat dan akurat.
b. Menetapkan uang pinjaman berdasarkan atas hasil penaksiran barang
jaminan, sesuai kewenangannya.
c. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang
secara cepat, tepat dan akurat untuk mengetahui mutu serta nilai, dalam
menentukan harga dasar barang jaminan yang akan dilelang.
d. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang
secara cepat, tepat, akurat untuk mengetahui nilai taksiran, dalam
menentukan harga dasar barang jaminan yang akan dilelang atau sebagai
tim taksir ulang.
4. Penyimpan barang agunan dan pemegang gudang
Tugas dari penyimpan barang agunan dan pemegang agunan, atau lebih
dikenal dengan pengelola agunan adalah sebagai berikut :
a. Mengelola dan melaksanakan penyimpanan barang jaminan seperti emas,
perhiasan, atau barang jaminan lainnya beserta dokumen secara aman,
tertib, disiplin, serta akurat sesuai kewenangan, ketentuan dan SOP.
b. Bertanggung jawab, berwenang dan meneliti isi barang jaminan untuk
dicocokan dengan dokumen administrasi atau daftar rincian barang
jaminan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Memastikan keamanan dan kebersihan gudang jaminan.
5. Sales Analyst
29
Tugas dari sales analyst di dalam PT. Pegadaian sering berkaitan dengan
nasabah yang mengajukan pinjaman dengan jaminan BPKB atau sering
disebut tim mikro. Seorang sales analyst akan melakukan survey, mengecek
kondisi kendaraan serta melihat usaha yang dimiliki calon nasabah dan
menyimpulkan terpenuhi atau tidaknya syarat pinjaman.
6. Security
Menjaga keamanan dan tata tertib di lingkungan kantor serta bertugas
membantu nasabah dengan menanyakan keperluan saat calon nasabah atau
nasabah datang serta mengarahkan nasabah ke bagian pelayanan.
7. Office Boy
Bertugas membantu memenuhi keperluan karyawan dan staf di dalam kantor
untuk mendukung pelaksanaan tugas dan pekerjaan.
8. Driver
Bertugas membantu dalam keperluan transportasi karyawan kantor.
2.2.3. Bidang Kegiatan Perusahaan
PT. Pegadaian (Persero) sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
sektor keuangan Indonesia yang bergerak pada lini bisnis perusahaan yaitu
pembiayaan gadai dan mikro , emas dan aneka jasa. Perusahaan umum pegadaian
adalah satu - satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin
untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang
tertulis di undang - undang.
Kegiatan operasional PT. Pegadaian (Persero) sebagai berikut :
30
1. Menyalurkan uang dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat luas bagi yang
membutuhkan berdasarkan hukum gadai.
2. Menerima jasa taksiran, yaitu pelayanan kepada masyarakat yang ingin
mengetahui berapa besar nilai riil barang yang dimiliki, misalnya emas,
berlian, dan barang bernilai lainnya.
3. Menerima jasa pembayaran dan pembelian online seperti : go-pay, voucher
driver grab, pulsa, token listrik, tagihan listrik, air dan lain - lain.