BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1 ...

24
7 BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti yaitu proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan. Fungsi pemasaran dalam sebuah perusahaan merupakan faktor penting dalam mengenalkan dan menjual suatu produk barang maupun jasa. Selain itu, pemasaran juga memiliki fungsi dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen serta mampu memberikan laba maksimum bagi perusahaan. Menurut Kotler dalam Tjiptono (2014:3), “Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain”. Sedangkan menurut American Marketing Association dalam Tjiptono dan Diana (2016:3), “Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran (offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum”. Berdasarkan definisi di atas bisa disimpulkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1 ...

7

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran mengandung arti yaitu proses mengelola hubungan pelanggan

yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah menarik pelanggan baru

dengan menjanjikan keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan pelanggan

yang ada dengan memberikan kepuasan.

Fungsi pemasaran dalam sebuah perusahaan merupakan faktor penting

dalam mengenalkan dan menjual suatu produk barang maupun jasa. Selain itu,

pemasaran juga memiliki fungsi dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan

konsumen serta mampu memberikan laba maksimum bagi perusahaan.

Menurut Kotler dalam Tjiptono (2014:3), “Pemasaran adalah proses

sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan

nilai satu sama lain”. Sedangkan menurut American Marketing Association dalam

Tjiptono dan Diana (2016:3), “Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi,

dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan

mempertukarkan tawaran (offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra,

dan masyarakat umum”.

Berdasarkan definisi di atas bisa disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai

8

tujuan untuk mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa dan

memperkenalkan sebuah nilai produk kepada pelanggan untuk meningkatkan

penjualan.

2.1.2. Manajemen Pemasaran

Pemasaran memiliki arti yang sangat luas, yang didalamnya membahas

tentang arti pemasaran dari pengenalan kebutuhan konsumen, keinginan

konsumen, dan permintaan konsumen yang kemudian dirancang untuk

membentuk sebuah produk baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh

masyarakat hingga proses saluran distribusi sampai ke tangan konsumen. Untuk

mencapai semua itu, dibutuhkan sebuah manajerial yang baik agar membangun

hubungan yang baik pula dengan sasaran pasar.

Menurut Kotler dan Keller (2012:27), “Manajemen pemasaran sebagai

seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan tumbuh

pelanggan melalui penciptaan, memberikan, dan berkomunikasi pelanggan yang

unggul ”. Sedangkan menurut Aaker (2013:13), “Manajemen pemasaran adalah

suatu sistem yang dirancang untuk membantu manajemen menciptakan,

mengubah atau mempertahankan sebuah strategi bisnis dan untuk menciptakan

visi strategis”.

Berdasarkan definisi manajemen pemasaran dari berbagai ahli, bisa

disimpulkan bahwa manajemen pemasaran ialah ilmu yang diterapkan pada suatu

perusahaan dengan tujuan menemukan, menarik, mempertahankan dan

menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan

mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan.

9

2.1.3. Strategi Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang terpenting dalam menentukan

hidup matinya perusahaan sebagai usaha untuk mencapai tujuan, perkembangan

perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan. Rencana yang strategis

menentukan keseluruhan misi dan tujuan perusahaan karena berfungsi untuk

menentukan nilai ekonomi perusahaan, baik itu harga barang maupun jasa. Tiga

faktor penentu nilai barang dan jasa yaitu produksi, pemasaran, dan konsumsi.

Dalam hal ini, pemasaran menjadi bagian yang menghubungkan antara kegiatan

produksi dan konsumsi.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:58), “Strategi pemasaran adalah

logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan

dan mencapai hubungan yang menguntungkan”. Sedangkan menurut Assauri

(2013:15), “Strategi pemasaran yaitu serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan

dan aturan yang memberi arah kepada usaha - usaha pemasaran perusahaan dari

waktu ke waktu, pada masing - masing tingkatan, acuan serta alokasinya, terutama

sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan

persaingan yang selalu berubah”.

Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya

(segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya

(diferensiasi dan positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu

membaginya menjadi segmen - segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang

paling menjanjikan, memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan

pelanggan dalam segmen ini.

10

Dengan strategi pemasaran, perusahaan dapat merancang bauran

pemasaran terintegrasi yang terdiri dari beberapa faktor didalamnya. Untuk

menemukan strategi dan bauran pemasaran terbaik, perusahaan melibatkan

analisis, perencanaan, implementasi dan kendali pemasaran. Melalui kegiatan -

kegiatan ini, perusahaan melihat dan menerapkannya pada pelaku dan

memasukannya dalam lingkungan pemasaran.

2.1.4. Pengertian Bauran Pemasaran

Didalam ruang lingkup pemasaran terdapat apa yang dinamakan dengan

bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan serangkaian

variabel yang harus dipahami dan dikuasai perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Menurut Kotler dan Keller (2012:119), “Bauran pemasaran (Marketing

mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus

menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”. Sedangkan menurut

Lupiyoadi dan Hamdani (2009:70), “Bauran pemasaran (marketing mix)

merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program

pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan

positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses”. Jadi dari definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang

dijadikan strategi perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan.

Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang

dikenal dengan marketing mix 4P yaitu product (produk), price (harga), place

(saluran distribusi), dan promotion (promosi). Sedangkan dalam pemasaran jasa

11

memiliki beberapa alat pemasaran tambahan 3P yaitu people (orang), process

(proses), dan physical evidence (bukti/fasilitas fisik). Sehingga dikenal dengan

istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product (produk),

price (harga), place (tempat/saluran distribusi), promotion (promosi), people

(orang), process (proses), dan physical evidence (bukti fisik). Berikut penjelasan

tentang alat - alat yang terdapat dalam bauran pemasaran :

1. Produk (Product)

Dikutip dari Tjiptono dan Diana (2016:176), “Produk merupakan

segala sesuatu yang diterima konsumen dalam proses pertukaran dengan

produsen, berupa manfaat pokok; produk fisik dan kemasannya; serta elemen

- elemen tambahan yang menyertainya ”. Produk mencakup lebih dari sekedar

barang - barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi

objek - objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran

entitas - entitas ini.

Berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya, produk

diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut Kotler dan Keller

(2012:349), yaitu:

a. Barang tidak tahan lama ( No durable Goods), adalah barang berwujud

yang biasanya habis di konsumsi dalam satu atau beberapa kali

pemakaian.

b. Barang tahan lama (Durable Goods), adalah barang berwujud yang

biasanya bisa bertahan lama dengan banyak perusahaan.

c. Jasa (Service), merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang

12

ditawarkan untuk dijual.

Tingkatan produk menurut Kotler dalam Tjiptono dan Diana (2016:176),

dalam merencanakan produk atau apa yang hendak ditawarkan ke pasar, para

pemasar perlu berpikir melalui tiga tingkatan produk dalam merencanakan

penawaran pasar. Tiga tingkatan produk sebagai berikut :

a. Manfaat inti, yaitu jasa atau manfaat fundamental yang benar-benar di

beli oleh pelanggan.

b. Produk aktual, perusahaan harus mengembangkan fitur produk dan jasa,

desain, tingkat kualitas, nama merek dan kemasan.

c. Produk tambahan, layanan dan manfaat tambahan yang membedakan

penawaran perusahaan dari penawaran pesaing.

Bisa disimpulkan, konsep produk total meliputi barang, kemasan,

merek, label, pelayanan dan jaminan. Produk tidak hanya diciptakan menurut

definisi produk itu saja, tetapi produk diciptakan untuk memberikan sebuah

nilai manfaat kepada konsumen.

a. Klasifikasi Produk dan Jasa

Perusahaan dalam menghasilkan produk harus memperhatikan

penggolongan produk itu sendiri yang dapat digolongkan menjadi

beberapa bagian menurut tujuan pemakaiannya.

b. Atribut Produk

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat

yang akan ditawarkan produk dan jasa tersebut. Manfaat inilah yang akan

dikembangkan dari atribut produk. Menurut Kotler dan Amstrong

13

(2008:272), terdapat berbagai macam atribut produk. Yaitu :

1) Kualitas produk

Kualitas produk (product quality) adalah salah satu sarana

positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung

pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas berhubungan

erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti sempit,

kualitas bisa di definisikan “bebas dari kerusakan”. Tetapi beberapa

perusahaan mendefinisikan kualitas berdasarkan penciptaan nilai dan

kepuasan pelanggan.

2) Fitur Produk

Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk

perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang

memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara

paling efektif untuk bersaing.

3) Gaya dan Desain Produk

Yakni cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui

gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang

lebih besar daripada gaya. Gaya hanya bisa menggambarkan

penampilan produk dan gaya lebih cenderung cepat membosankan.

4) Penetapan Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau

kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau

jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan

14

produk itu dari produk pesaing. Penetapan merek sendiri membantu

pelanggan agar bisa membedakan antara satu produk dengan produk

lainnya dari segi kualitas, harga dan sebagainya.

5) Kemasan

Kemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau

pembungkus suatu produk.

6) Pelabelan

Label berkisar dari penanda yang ditempelkan pada suatu produk.

Label memiliki fungsi untuk menunjukan merk, kapan produk itu

dibuat, kandungannya dan cara pemakaian.

7) Pelayanan Pendukung Produk

Pelayanan pendukung produk yang dilakukan kebanyakan

perusahaan saat ini dengan menggabungkan beberapa teknologi

interaktif yang canggih untuk melayani pelanggan yang dapat

melalui e-mail, telepon, faks, internet dan lain - lain.

8) Keputusan Lini Produk

Kelompok produk yang berhubungan erat karena kelompok produk

tersebut berfungsi, dijual, dipasarkan, melalui cara yang sama.

2. Harga (Price)

Harga adalah satu - satu nya elemen dan bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan. Harga juga merupakan satu dari elemen - elemen

pemasaran yang paling fleksibel yang dapat disesuaikan dari fitur produk,

saluran, bahkan komunikasi yang membutuhkan lebih banyak waktu. Tidak

15

seperti elemen produk atau saluran distribusi, elemen harga dapat berubah

dengan cepat.

Menurut Kotler dan Keller (2009:67), “Harga merupakan sejumlah

uang yang harus dibayar untuk mendapatkan barang dan jasa”. Berdasarkan

definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang dibayar oleh

pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Aspek

harga dapat berbentuk berupa daftar harga, diskon, sewa, ongkos, upah/fee,

bunga, tarif, komisi, potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit

dan lain - lain.

Harga memegang peranan bisnis jual beli dari produsen ke

konsumen. Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi kelayakan produk

dari nilai ekonomisnya. Menurut Kotler dan Keller (2009:83), ada 6 metode

penetapan harga yang dapat dilakukan perusahaan. Yaitu :

a. Penetapan Harga Markup, metode penetapan harga yang paling dasar

adalah menambah markup standar ke biaya produk. Besarnya markup

adalah keseluruhan biaya operasi dan keuntungan yang diinginkan.

Penetapan harga markup hanya berhasil jika harga yang telah dinaikkan

benar - benar membawa tingkat penjualan yang diharapkan.

b. Penetapan Harga Tingkat Pengembalian Sasaran, dalam penetapan harga

dengan metode target-return pricing ini perusahaan menentukan harga

yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi sasarannya.

c. Penetapan Harga Nilai Anggapan, sekarang semakin banyak jumlah

perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada nilai anggapan

16

(perceived value) pelanggan. Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen,

seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari

saluran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang

dominan seperti reputasi pemasok, ketepercayaan, dan harga diri.

Perusahaan harus menghantarkan nilai yang dijanjikan oleh proposisi

nilai mereka, dan pelanggan harus dapat menerima nilai ini menjadi nilai

anggapan. Perusahaan menggunakan unsur bauran pemasaran lain,

seperti iklan dan tenaga penjualan, untuk mengkomunikasikan dan

meningkatkan nilai anggapan dalam pikiran pembeli.

d. Penetapan Harga Nilai, beberapa perusahaan telah menerapkan penetapan

harga nilai (value pricing). Mereka memenangkan pelanggan setia

dengan mengenakan harga yang cukup rendah untuk penawaran

berkualitas tinggi. Karena itu penetapan harga nilai bukan masalah

menetapkan harga murah saja tetapi juga masalah merekayasa ulang

operasi perusahaan agar menjadi produsen biaya murah tanpa

mengorbankan kualitas, untuk menarik sejumlah besar pelanggan yang

sadar nilai.

e. Penetapan Harga Going Rate, dalam going-rate pricing perusahaan

mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan

harga yang sama, lebih mahal atau atau lebih murah dibandingkan harga

pesaing utama. Penetapan harga going rate saat ini cukup populer. Jika

biaya sulit diukur atau respon persaingan tidak pasti, perusahaan merasa

tingkatan harga saat ini (going rate) adalah solusi yang baik karena

17

dianggap mereflesikan kebijakan kolektif industri.

f. Penetapan Harga Jenis Lelang, salah satu tujuan lelang yang utama

adalah membuang persediaan berlebih atau barang bekas. Perusahaan

harus menyadari tiga jenis lelang utama yaitu lelang inggris (tawaran

meningkat), lelang belanda (tawaran menurun), dan lelang tender tertutup.

Ketika semakin banyaknya perusahaan melakukan lelang online untuk

pembelian industri, mereka harus menyadari dampak yang mungkin

ditimbulkan terhadap pemasok mereka. Lelang online dengan sejumlah

besar penawar, resiko ekonomi yang lebih besar, dan kurangnya

visibilitas penetapan harga telah menghasilkan kepuasan keseluruhan

yang lebih besar, ekspetasi masa depan yang lebih positif dan persepsi

oportunisme yang lebih sedikit.

Menurut Adrian Payne dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2009:100),

tujuan penentuan harga adalah :

a. Bertahan, merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan - tindakan

yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi

pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi

kelangsungan hidup perusahaan.

b. Memaksimalkan laba, penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan

lab dalam periode tertentu.

c. Memaksimalkan penjualan, bertujuan untuk membangun pangsa pasar

dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.

d. Gengsi/Prestis, tujuannya adalah untuk memosisikan jasa perusahaan

18

tersebut sebagai jasa yang eksklusif.

e. Pengembalian atas investasi, tujuan penentuan harga didasarkan atas

pencapaian pengembalian atas investasi ROI (Return On Investment)

yang diinginkan.

3. Saluran Distribusi (Place)

Saluran distribusi atau tempat yang ditujukan untuk mencapai target

konsumen. Sistem distribusi ini mencakup lokasi, transportasi, pergudangan,

dan sebagainya. Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun

orang lain. Dalam penyampaiannya ada tiga pihak yang terlibat yaitu :

penyedia jasa, perantara, dan konsumen.

Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat

memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan

mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang dapat

dipilih, antara lain : penjual langsung (direct sales), agen (agent), agen/broker

penjual atau pembeli, waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak

(contracted service deliverers).

Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada

kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman

barang, bila pasar menginginkan pengiriman yang cepat, tepat waktu, dan

sifat barang yang tidak tahan lama, maka lokasiyang dipilih harus strategis

dan saluran distribusi yang dipilih sebaiknya penjualan langsung supaya dapat

terkontrol.

4. Promosi (Promotion)

19

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:120), “Promosi merupakan

alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen. Promosi juga sebagai

alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau

penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya”. Bauran

promosi terdiri atas :

a. Iklan (advertising)

Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada

informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang

disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan

yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli.

b. Penjualan perorangan (personel selling)

Penjualan perorangan merupakan sifat penjualan yang paling luwes

karena sales marketing dapat secara langsung menyesesuaikan

penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing -

masing calon pembeli. Selain itu, seorang sales marketing dapat

langsung mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran

penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesesuaian -

penyesesuaian di tempat pada saat itu juga.

c. Promosi penjualan (sales promotion)

Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian

produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli

pelanggan.

20

d. Hubungan masyarakat (public relation)

Publik relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu

organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap

berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut.

e. Informasi dari mulut ke mulut (mouth of mouth)

Dalam hal ini, peranan orang sangat penting dalam mempromosikan

jasa .pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata

lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang

berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut,

sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya

dan dampaknya terhadap jasa dibandingkan dengan aktivitas

komunikasi lainnya.

f. Pemasaran langsung (direct marketing)

Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif

yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk

menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.

5. Orang (People)

Dalam hubungan pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi

sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.

Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang maka orang tersebut perlu

diseleksi, dilatih, dimotivasi sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap

pelanggan. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan

terhadap konsumen dengan sikap, perhatian, responsive, inisiatif, kreatif,

21

pandai memecahkan masalah, sabar, dan ikhlas.

Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen

dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan

karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan

mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan

penyampaian jasa (service encounter). People ini memiliki 2 aspek yaitu:

a. Pelayanan

Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda,

yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan

yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan kepuasan

dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan

meningkatkan nama baik perusahaan.

b. Pelanggan

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para

pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain,

tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan.

Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi,

pelatihan, motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia.

6. Proses (Process)

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:76), “Proses merupakan

gabungan semua aktivitas. Umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan,

mekanisme, aktivitas, dan hal - hal rutin dimana jasa dihasilkan dan

disampaikan kepada konsumen”. Proses dapat dibedakan dalam dua cara,

22

yaitu :

a. Kompleksitas (Complexity), berhubungan dengan langkah - langkah dan

tahapan proses.

b. Keragaman (Divergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam

langkah - langkah atau tahapan proses

7. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:71), “Bukti fisik (physical

evidence) merupakan lingungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung

berinteraksi dengan konsumen”. Dari definisi tersebut, dapat diartikan bahwa

bukti fisik adalah sesuatu lingkungan dimana jasa tersebut disampaikan dan

dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan berhubungan serta

seluruh komponen yang bersifat nyata yang memfasilitasi pelaksanaan atau

komunikasi jasa. Ada dua jenis bukti fisik yaitu :

a. Bukti penting (essential evidence), merupakan keputusan - keputusan

yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan tata letak (layout)

dari gedung, ruang, dan lain - lain.

b. Bukti pendukung (peripheral evidence), merupakan nilai tambah yang

bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa - apa. Jadi, hanya berfungsi

sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian peranannya sangat penting

dalam proses produksi jasa.

23

2.2. Profil Perusahaan

2.2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda

(VOC) mendirikan Bank Van Leening, yaitu lembaga keuangan yang memberikan

kredit dengan sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada

tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda

(1811), Bank Van Leening dibubarkan, dan kepada masyarakat diberi keleluasaan

untuk mendirikan usaha Pegadaian dengan mendapat lisensi dari pemerintah di

daerah setempat. Metode ini dikenal dengan liecentie stelsel. Dalam perjalanannya,

metode tersebut banyak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat.

Banyak pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang

tidak saja membebani masyarakat, tapi juga dipandang kurang menguntungkan

bagi pemerintah berkuasa. Sehingga akhirnya metode liecentie stelsel diubah

menjadi metode pacth stelsel, yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada umum

yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, metode pacth stelsel tetap

dipertahankan. Namun menimbulkan dampak yang sama, di mana pemegang hak

ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.

Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan metode baru yang disebut

dengan cultuur stelsel, di mana kegiatan Pegadaian ditangani sendiri oleh

pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar

bagi masyarakat.

24

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda

mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur

bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April

1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat). Selanjutnya

setiap tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, Gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian

yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan

Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak

banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi

kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian

dalam Bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian

dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang

pribumi yang bernama M. Saubari.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan

Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang

kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan

Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan

Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali

dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu

sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan

PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan

PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi

25

Perusahaan Umum (PERUM). Hingga pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011,

bentuk badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Sampai saat ini PT. Pegadaian (Persero) telah memiliki 12 kantor wilayah

dan kantor cabang pembantu serta UPC yang tersebar di seluruh Indonesia.

Berikut visi misi PT. Pegadaian (Persero) :

Visi

Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai

Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat.

Misi

1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh pemangku

kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.

2. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis baru

untuk menambah proposisi nilai ke nasabah dan pemangku kepentingan

3. Memberikan service excelence dengan fokus nasabah melalui :

Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital

Teknologi informasi yang handal dan mutakhir

Praktek manajemen risiko yang kokoh

SDM yang profesional berbudaya kinerja baik

2.2.2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal

organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas - tugas pekerjaan dibagi - bagi,

dikelompokan dan dikoordinasikan. Kerangka - kerangka tersebut

26

menghubungkan satu - satuan organisasi didalamnya yang terdapat hubungan

antara seseorang atau kelompok orang yang mempunyai tugas serta wewenang

yang masing - masing mempunyai peranan tertentu dalam ketentuan yang utuh.

Gambar 2. 1. Struktur Organisasi

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

1. Pimpinan Kantor

Bertugas merencanakan, mengorganisasi, mengintegrasikan,

menyelenggarakan, melakukan monitoring, pengawasan, evaluasi serta

tanggung jawab atas operasional kantor cabang maupun UPC guna mencapai

target kinerja yaitu yang berupa :

27

a. Menyusun rencana pengembangan bisnis pada cabang yang dikelolanya.

b. Menyusun rencana kerja, program, insiatif strategis, dan rincian biaya

untuk mendapatkan RKAP yang terintegritas dengan seluruh unit kerja

yang dikelolanya.

c. Mengelola aset cabang untuk mendukung efektifitas operasional kantor

cabang dalam mencapai target kinerja.

d. Mengembangkan bisnis perusahaan sesuai dengan potensi cabang yang

dikelolanya termasuk melakukan sosialisasi di lingkungan yang memiliki

potensi bisnis.

2. Kasir

Kasir menerima pekerjaan menerima, penghitungan, dan pembayaran uang

serta melaksanakan tugas administrasi keuangan dikantor cabang sesuai

kewenangan dan SOP. Adapun tugas - tugas kasir sebagai berikut :

a. Melaksanakan pekerjaan penerimaan, penghitungan, dan pembayaran

uang serta melaksanakan tugas administrasi keuangan di unit kerja sesuai

kewenangan dan SOP.

b. Melaksanakan penerimaan pelunasan uang pinjaman dari nasabah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

c. Menerima uang dari hasil penjualan barang jaminan yang dilelang.

d. Membayarkan uang pinjaman kredit kepada nasabah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

3. Penaksir

Penaksir memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting bagi kegiatan

28

operasional kantor. Berikut rincian tugas penaksir :

a. Melaksanakan kegiatan penaksiran barang dan jaminan sesuai dengan

kewenangannya secara cepat, tepat dan akurat.

b. Menetapkan uang pinjaman berdasarkan atas hasil penaksiran barang

jaminan, sesuai kewenangannya.

c. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang

secara cepat, tepat dan akurat untuk mengetahui mutu serta nilai, dalam

menentukan harga dasar barang jaminan yang akan dilelang.

d. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang

secara cepat, tepat, akurat untuk mengetahui nilai taksiran, dalam

menentukan harga dasar barang jaminan yang akan dilelang atau sebagai

tim taksir ulang.

4. Penyimpan barang agunan dan pemegang gudang

Tugas dari penyimpan barang agunan dan pemegang agunan, atau lebih

dikenal dengan pengelola agunan adalah sebagai berikut :

a. Mengelola dan melaksanakan penyimpanan barang jaminan seperti emas,

perhiasan, atau barang jaminan lainnya beserta dokumen secara aman,

tertib, disiplin, serta akurat sesuai kewenangan, ketentuan dan SOP.

b. Bertanggung jawab, berwenang dan meneliti isi barang jaminan untuk

dicocokan dengan dokumen administrasi atau daftar rincian barang

jaminan sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Memastikan keamanan dan kebersihan gudang jaminan.

5. Sales Analyst

29

Tugas dari sales analyst di dalam PT. Pegadaian sering berkaitan dengan

nasabah yang mengajukan pinjaman dengan jaminan BPKB atau sering

disebut tim mikro. Seorang sales analyst akan melakukan survey, mengecek

kondisi kendaraan serta melihat usaha yang dimiliki calon nasabah dan

menyimpulkan terpenuhi atau tidaknya syarat pinjaman.

6. Security

Menjaga keamanan dan tata tertib di lingkungan kantor serta bertugas

membantu nasabah dengan menanyakan keperluan saat calon nasabah atau

nasabah datang serta mengarahkan nasabah ke bagian pelayanan.

7. Office Boy

Bertugas membantu memenuhi keperluan karyawan dan staf di dalam kantor

untuk mendukung pelaksanaan tugas dan pekerjaan.

8. Driver

Bertugas membantu dalam keperluan transportasi karyawan kantor.

2.2.3. Bidang Kegiatan Perusahaan

PT. Pegadaian (Persero) sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

sektor keuangan Indonesia yang bergerak pada lini bisnis perusahaan yaitu

pembiayaan gadai dan mikro , emas dan aneka jasa. Perusahaan umum pegadaian

adalah satu - satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin

untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam

bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang

tertulis di undang - undang.

Kegiatan operasional PT. Pegadaian (Persero) sebagai berikut :

30

1. Menyalurkan uang dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat luas bagi yang

membutuhkan berdasarkan hukum gadai.

2. Menerima jasa taksiran, yaitu pelayanan kepada masyarakat yang ingin

mengetahui berapa besar nilai riil barang yang dimiliki, misalnya emas,

berlian, dan barang bernilai lainnya.

3. Menerima jasa pembayaran dan pembelian online seperti : go-pay, voucher

driver grab, pulsa, token listrik, tagihan listrik, air dan lain - lain.