Landasan Pengelolaan TP

25
BAB I Pendahuluan Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh seseorang dalam kehidupan sehari hari. Kompetensi yang harus dimilki antara satu profesi dengan profesi yang lain berbeda- beda. Kompetensi sebagai salah satu wujud profesionalisme seseorang dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Guru memiliki 4 jenis kompetensi yang harus dimiliki dan harus mampu diwujudkan dalam sikap sehari – hari. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi paedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Jenis kompetensi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di kelas adalah kompetensi pedagogik. Salah satu bagian dari kompetensi paedagogik adalah kegiatan mengelola kelas. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dan kegiatan pembelajaran akan mendukung kelancaran proses belajar dan mengajar. Kegiatan mengelola juga merupakan salah satu fondasi dari teknologi pendidikan. Hal ini sesuai dengan pengertian teknologi pendidikan, yaitu “Studi dan praktek etis dalam memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan menggunakan, dan mengelola proses dan sumber daya teknologi yang tepat” (AECT, 2004). Kegiatan mengelola berkaitan dengan mendayagunakan sumber daya teknologi yang ada ke dalam proses pembelajaran yang tepat. Kegiatan pengelolaan meliputi berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain.

Transcript of Landasan Pengelolaan TP

1

BAB I

Pendahuluan

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh seseorangdalam kehidupan sehari hari. Kompetensi yang harusdimilki antara satu profesi dengan profesi yang lainberbeda- beda. Kompetensi sebagai salah satu wujudprofesionalisme seseorang dalam melaksanakan pekerjaantertentu. Guru memiliki 4 jenis kompetensi yang harusdimiliki dan harus mampu diwujudkan dalam sikap sehari– hari. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalahkompetensi paedagogik, kompetensi profesional,kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Jeniskompetensi yang berkaitan dengan proses belajarmengajar di kelas adalah kompetensi pedagogik. Salahsatu bagian dari kompetensi paedagogik adalah kegiatanmengelola kelas. Kemampuan guru dalam mengelola kelasdan kegiatan pembelajaran akan mendukung kelancaranproses belajar dan mengajar.

Kegiatan mengelola juga merupakan salah satu fondasidari teknologi pendidikan. Hal ini sesuai denganpengertian teknologi pendidikan, yaitu “Studi danpraktek etis dalam memfasilitasi pembelajaran danmeningkatkan kinerja dengan menciptakan menggunakan,dan mengelola proses dan sumber daya teknologi yangtepat” (AECT, 2004). Kegiatan mengelola berkaitandengan mendayagunakan sumber daya teknologi yang ada kedalam proses pembelajaran yang tepat. Kegiatanpengelolaan meliputi berbagai fungsi yang salingberkaitan satu sama lain.

2

Fungsi pengelolaan yang dilaksanakan dalam kegiatanpengelolaan dapat mempermudah dalam pencapaian tujuansuatu kegiatan. Karena pentingnya kegiatan pengelolaankhususnya dalam dimensi teknologi pendidikan, sehinggakelompok kami akan menjelaskan mengenai mengelola dalamteknologi pendidikan. Permasalahan dibatasi padadefinisi pengelolaan, paradigma mengelola dalamperkembangan zaman audio visual, manajemen kepemimpinan& perubahan, dan pengelolaan dalam teknologipendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi PengelolaanDefinisi teknologi pendidikan mengalami

perkembangan dari masa ke masa. Association forEducational Communications and Technology mendefinisikanteknologi pendidikan sebagai, cabang dari teoridan praktek pendidikan yang berkepentingan denganmendesain dan menggunakan pesan guna mengendalikanproses belajar (1963). Definisi lain dariteknologi pendidikan pada tahun 1977 adalah,“Proses kompleks yang terintegrasi meliputi;orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasiuntuk menganalisis masalah dan merancang,melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan

1

3

masalah dalam segala aspek belajar pada manusia”(AECT, 1977 :1). Kemudian pada tahun 1994 AECT(1994) memperbarui definisi teknologi pendidikanmenjadi teori dan praktek tentang rancangan,pengembangan, penggunaan, pengelolaaan danpengevaluasian dari suatu proses dan sumber-sumberuntuk belajar (Seels & Richey, 1994 :1). Danperkembangan definisi teknologi pendidikan palingmutakhir oleh AECT (2004) yang mendefinisikanteknologi pendidikan sebagai studi dan prakteketis dalam memfasilitasi pembelajaran danmeningkatkan kinerja dengan menciptakanmenggunakan, dan mengelola proses dan sumber dayateknologi yang tepat (Januszewski & Molenda,2008 : 1). Dari berbagai pengertian tersebut,dapat dilihat jika salah satu landasan dariteknologi pendidikan yang selalu muncul dalamberbagai versi definisi adalah kegiatanpengelolaan. Kegiatan pengelolaan berkaitan eratdengan proses dan sumber untuk menghasilkan outputyang direncanakan.

Kegiatan mengelola yang sering dikenal denganistilah managing/manajemen memiliki berbagaidefinisi sesuai dengan bidang kajiannya sertaproses aplikasinya. Manajemen dalam arti luasmemiliki arti proses perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha–usaha para anggota organisasi dan penggunaansumber daya organisasi lainnya untuk mencapaitujuan organisasi yang telah ditentukan (Stoner,1982). Sedangkan menurut Gulick, “Manajemenmerupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yangberusaha secara sistematis untuk memahami mengapadan bagaimana manusia bekerja bersama untuk

2

4

mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama yanglebih bermanfaat (1965 :14). Handokomendefinisikan manajemen sebagai bekerja denganorang–orang untuk menentukan, menginterpretasikan,dan mencapai tujuan organisasi dengan melaksanakanfungsi–fungsi perencanaan, pengorganisasian,personalia, pengarahan, kepemimpinan danpengawasan (2003).

Atas dasar berbagai definisi tersebut dapatkita ambil kesimpulan jika manajemen merupakansuatu proses kerja sama antara sekelompok orangdalam suatu organisasi untuk mencapai tujuantertentu dengan melaksanakan fungsi – fungsimanajemen. Manajemen yang baik akan mendorongkeberhasilan pencapaian tujuan yang telahditetapkan. Karena dalam manajemen terdapat fungsi– fungsi yang harus dilaksanakan. Fungsi manajemenini yang akan mendorong kegiatan berjalan denganbaik. Hal ini sejalan dengan pendapat Kotter(1999) yang menyatakan, “Manajemen efektif untukmendapatkan kerja yang terbaik” (Januszewski &Molenda, 2008 : 176).

Pengelolaan telah menjadi bagian dalamteknologi pendidikan sejak tahun 1920. DalamJanuszewski & Molenda (2008), pernyataan definisiformal pertama, mengelola dipandang perlu untukmengendalikan produk dan proses yang digunakan dilapangan (Ely. 1963). Dilihat dari sudut pandangpendekatan sistem mengelola dipandang sebagaisistem berpikir secara lebih luas mengenai prosesmanajemen dalam pengembangan pembelajaran dansistem pembelajaran berbasis teknologi (AECT,1977) mengikuti teori yang dikemukakan olehHeinich (1970). Pada saat tahun 1994 pengelolaan

5

dalam teknologi pendidikan didefinisikan sebagaiberikut, “Kegiatan perencanaan, koordinasi,pengorganisasian, dan pengawasan sumber daya,informasi, dan sistem pengiriman dalam kontekspengelolaan desain pembelajaran” (Seels & Richey,1994 :54).

Mengelola pada teknologi pendidikan fokuskepada konsep dan prinsip yang berkaitan denganmengelola proses teknologi yang tepat dan sumberdaya yang ada. Teknologi pendidikan bertindaksebagai desainer kegiatan pembelajaran, spesialismedia sekolah, konsultan pembelajaran, menanganimasalah manajemen profesional dan sebagainya.Teknologi pendidikan bekerja dengan sumber dayayang terbatas dalam waktu yang telah ditentukanuntuk mencapai tujuan yang ditetapkan denganmengelola proses dan mendayagunakan sumber dayayang tersedia. Proses berkaitan dengan desainpembelajaran yang direncanakan, sedangkan sumberbelajar bisa berupa koleksi bahan ajar. Kegiataanpengelolaan meliputi mendesain model pembelajaranyang paling dan relevan, memilih alat dan mediayang tepat, memilih orang yang terampil danmengendalikan setiap proses kegiatanpembelajaran / pendidikan secara tepat.

B. Paradigma Mengelola dalam Zaman Audio VisualFungsi pengelolaan mengalami perkembangan

dari masa ke masa pada zaman paradigmaaudiovisual. Dari munculnya bidang audiovisualdalam tahun 1920, perluasan lapangan audiovisualdi bidang instruksi pada 1970-an, hingga peng-gunaan pembelajaran yang berfokus kepada komputer

6

pada tahun 1990ansampai awal tahun 2000-an.Profesi teknolog bekerja sebagai direksi ataukoordinator pelayanan media di sekolah – sekolahbaik di SD maupun di tingkat pendidikan menengahhingga tingkat perguruan tinggi. Dalam pendidikantinggi, tugas utama teknolog pendidikan adalahuntuk memperoleh bahan audiovisual dan peralatan,untuk menjaga koleksi, dan untuk membantu gurumaupun dosen dalam mengidentifikasi danmenggunakan bahan untuk meningkatkan prosespembelajaran. Teknolog pendidikan juga bekerja dilembaga pendidikan tingkat kabupaten, regionalmaupun tingkat nasional. Secara garis besarperkembangan manajemen dalam zaman audiovisualdapat dibagi menjadi sebagai berikut :

a. Audiovisual Direksi PendidikanMasa awal kemajuan audiovisual adalah pada

tahun 1946, dimana lembaga pendidikan kabupatenmenunjuk 164 direktur, angka tersebut telahberkembang menjadi hampir 700 di tahun 1954.Angka-angka terus tumbuh dengan peningkatanpendanaan pemerintah pada bidang pendidikansetelah tahun 1958. Misalnya, keanggotaan Davi,yang hampir setengah bekerja sebagai direkturmedia di sekolah, tumbuh dari 3.000 pada 1958menjadi 11.000 pada tahun 1970. Pada tahun 1975,56% dari keanggotaan AECT (pengganti Davi)memegang posisi terutama bidang administrasi.Tugas-tugas administratif yang dilakukan selamaperiode ini banyak dan beragam. Diantaranyaadalah memperoleh, katalogisasi, menyimpan,mengambil, dan distribusi bahan audiovisual,mengawasi produksi dan sumber daya audiovisual

7

televisi, memelihara, dan menggunakan hardwareaudiovisual, perencanaan dan pemeliharaanfasilitas untuk media di kelas, mempromosikanpenggunaan media yang sesuai antara guru dansiswa, pengorganisasian program pengembanganprofesional, pengelolaan tenaga profesional dannonprofesional, penganggaran untuk operasilembaga dan evaluasi layanan yang ditawarkan.Dari penjelasan tersebut jelas tujuan mengeloladalam kegiatan pembelajaran adalah untukmembawa perubahan memodernisasi dan meningkatkanpendidikan dan pembelajaran.

b. Konsultan Desain PembelajaranMulai akhir tahun 1970 dan terus berlanjut

sampai 1980-an, profesi teknologpendidikan bergeser dari pekerjaan di sekolahmenuju kearah ketenagakerjaan diuniversitas dengan tugas administratif sebagaikonsultan desain pembelajaran. Di berbagaiorganisasi, konsultan desain pembelajaranberevolusi dari proses produksi bahan sebagaiteknologi pendidikan menjadi lebih terlibatdengan menginstruksikan teori. Teknologpendidikan berkolaborasi dengan instruktur untukmengembangkan lingkungan belajar yang lebihproduktif bagi pembelajaran siswa. Perubahanperan ini dirangsang karena adanya teorikognitivisme dan konstruktivisme. Pada masa ini,fungsi mengelola cenderung menuju ke arah desainpembelajaran proyek daripada mengelola bahandan peralatan.

8

c. Integrasi Audiovisual dan PerpustakaanSekolah

Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran umumtanggung jawab untuk bahan audiovisual dan jasadari teknologi pendidikan untuk pustakawansekolah. Pada umumnya pustakawan sekolahbertanggung jawab untuk bahan ajar berbasiscetak. Akan tetapi kemudian bahan Audiovisualjuga dikelola oleh pustakawan sekolah sebagaispesialis media. Istilah ini menjadi istilahyang disukai oleh American Association ofPustakawan Sekolah (AASL). Namun, bagi merekayang terus bekerja di sekolah dan layanan mediauniversitas, fungsi administrasi ganda tetapbertahan, berkembang dan mengalamipeningkatan dengan penggunaan teknologi komputeryang semakin meluas. Schmid (1980)mengidentifikasi fungsi utama dalam mengelolaadalah memilih, memperoleh dan menggunakanperalatan, katalogisasi, mendistribusikan bahanajar dan mempromosikan layanan media center,mengembangkan hubungan klien yang konstruktif,dan melaksanakan semua fungsi manajemen denganpenuh tanggung jawab dan akuntabilitas(Januszewski & Molenda, 2008 : 177). Prinsipakuntabilitas dilaksanakan dengan menganalisisdata mengenai biaya layanan yang diberikan.

d. Penganekaragaman TerbaruPada tahun 1990-an dan awal 2000-an,

demografi AECT terus bergeser ke arah manajemenmedia center. Pada tahun 2006, hanya 15% anggotaAECT yang bekerja di posisi direktur media(dibandingkan dengan 56% pada tahun 1975). Dan

9

pada tahun 2006, hanya 11% bekerja di pendidikandasar/menengah (dibandingkan dengan 39% padatahun 1975), sedangkan ahli dari desainpembelajaran dan desainer instruksional hanya34% dari keanggotaan AECT. Layanan mediapembelajaran masih ditawarkan di sekolah-sekolahdan perguruan tinggi, tetapi dikelola oleh paraprofesional lain selain anggota AECT. Paraprofesional AECT berfokus pada pengiriman danpendayagunaan media berbasis komputer.

C. Manajemen, Kepemimpinan dan PerubahanManajemen yang efektif memiliki arti bahwa

tujuan tercapai dan klien puas sementara anggaranterpenuhi. Manajemen efektif berhubungan denganorang, proses, infrastruktur fisik, dan sumberdaya keuangan untuk mencapai tujuan yang telahditentukan. Contoh pelaksanaan manajemen efektifdalam dunia pendidikan adalah pembelian,pengelolaan dan penggunaan media berbasis komputeryang disesuaikan dengan anggaran dan tujuanprogram pendidikan.

Di masa sekarang, mengelola sering dipandangsebagai sinonim dari mengelola proyek. Padaumumnya, lulusan tingkat program teknologipendidikan yang berfokus pada bidang pengelolaansering fokus pada mengelola proyek. Mengelolaproyek merupakan salah satu jenis penting darikegiatan pengelolaan tetapi hanya salah satubagian dari beberapa fungsi pengelolaan yang adadi lapangan. Seels dan Richey mendefinisikankegiatan pengelolaan dala kawasan pengelolaanteknologi pendidikan meliputi kegiatanpengendalian melalui perencanaan,

10

pengorganisasian, pengorganisasian dan supervisi(1994 : 54).

Menurut Seels dan Richey pengelolaan dibagimenjadi empat sub dari teori dan praktekpengelolaan, yaitu pengelolaan proyek, pengelolaansumber daya, pengelolaan sistem penyampaian danpengelolaan informasi. Menurut Seels dan Richey,manajer bertugas untuk memotivasi langsung,melatih, mendukung,memantau,mendelegasikan, danmengkomunikasikan informasi kepada rekan satuorganisasi. Hubungan antara kegiatan pengelolaandan kepemimpinan manajer sangat erat dan salingberkaitan satu sama lain. Hubungan ini berfungsimembawa perubahan ke arah konstruktif bagiorganisasi sehingga dihasilkan suatu kegiatanmanajemen yang efektif.a. Manajemen dan Kepemimpinan

Literatur manajemen menggambarkan perbedaanantara praktek pengelolaan dan praktekterkemuka. Menurut Seels dan Richey (1994)menunjukkan, pengelolaan pada dasarnya adalahtentang kontrol saat memimpin secara fundamentalmengatur tentang arah bagi suatu organisasi,mengemudi sejalan dengan tujuan yang telahditetapkan, dan memotivasi setiap tingkatorganisasi untuk mencapai tujuan tersebut.Pengelolaan berkaitan erat dengan kegiatan dalammemimpin. Kotter (1999) mencatat, kepemimpinandan manajemen adalah dua yang berbeda dan sistempelengkap aksi (Januszewski & Molenda,2008:179). Masing-masing memiliki fungsi dankarakteristik tersendiri. Keduanya diperlukanuntuk sukses dalam lingkungan bisnis yangsemakin kompleks dan kompetitif.

11

b. Kepemimpinan Dan Perubahan Menejemen. Kepemimpinan dapat mewujudkan perubahan pada

suatu organisasi. Menurut Kotter (1999),organisasi yang dipimpin akan melalui prosesperubahan yang konstruktif dengan terlebihdahulu menetapkan visi masa depan bersamamelalui strategi yang digunakan untuk mencapaitujuan bersama (Januszewski & Molenda, 2008 :179). Kepemimpinan dapat mendorong perubahan dankeselarasan antar individu dalam suatu kelompokorganisasi. Kepemimpinan yang unggul adalahsuatu kepemimpinan yang mampu memotivasi danmemberi inspirasi anggota organisasi untukbergerak ke arah yang lebih baik.

Proses menentukan visi dan tujuan bersamamemerlukan waktu yang relatif panjang denganmengumpulkan berbagai masukan darikaryawan/organisasi, masukan dari pelanggan,serta berdasarkan hasil analisa pasar. Pemimpinyang baik akan melaksanakan evaluasi berkaitankinerja masa lalu dan mencari tren yang dapatmeramalkan kebutuhan di masa depan. Parapemimpin yang efektif harus mampu berkomunikasikepada semua anggota organisasi serta pelanggan/pemakai produk dan jasa. Kotter (1999) mencatatbahwa strategi organisasi terbaik berdasarkanpada data yang solid dan analisis pasar yangdapat dikomunikasikan dengan jelas dan penuhsemangat kepada seluruh pengguna informasi.Dalam kegiatan pengelolaan maupunkepemipinan terdapat kegiatan perencanaanstrategis dan penilaian kebutuhan. Perencanaanstrategis adalah tugas penting bagi manajemen

12

dalam setiap organisasi. Penilaian kebutuhanbiasanya berfungsi sebagai langkah pertama dalamupaya melaksanakan perencanaan strategis yangsesuai dengan tantangan dan peluang di masadepan.

Perencanaan merupakan bagian penting, tetapianalisis efisiensi dan efektivitas hasil atasinisiatif juga merupakan bagian yang pentinguntuk siklus evolusi dalam menghadapi perubahan.Mencapai perubahan berkelanjutan dalam suatuorganisasi berarti setiap orang bergerak ke arahyang sama, menyelaraskan kegiatan mereka dengansatu tujuan. Para pemimpin yang efektif harusmampu melukiskan gambaran masa depan yang padasaat yang sama cukup berbeda dari kondisi saatini. Selain itu, seorang pemimpin yang efektifharus dianggap sebagai kredibel dan dipercayaoleh sesama karyawan, melakukan komunikasiefektif untuk memperkuat pesan mereka padasetiap rapat staf.

Akhirnya, karena mendorong perubahan adalahfungsi kepemimpinan, seorang pemimpin yangterampil harus mampu menghasilkan antusiasmetinggi demi kemajuan organisasi. Oleh karenaitu, memotivasi staf merupakan bagian yangpenting untuk menanamkan komitmen pada setiapdiri anggota organisasi. Pemimpin yang baikmemotivasi orang dengan cara yang berbeda.Pemimpin yang baik selalu mengartikulasikan visiorganisasi dengan cara yang beresonansi dengannilai-nilai organisasi. Menangani tantangan yangpenting dan berarti bagi orang lain. Pemimpinjuga sering melibatkan rekan kerja, bawahan, danatasan dalam memutuskan bagaimana mencapai visi

13

organisasi. Dengan demikian, para pemimpinmendukung orang lain melalui pembinaan,pemodelan peran, mengakui, dan bermanfaat.Manajemen yang efektif dapat dilihat sebagaikombinasi komplementer fungsi pengelolaan danfungsi kepemimpinan. Secara garis besar fungsiantara mengelola dan memimpin disajikan padatabel 1 berikut ini.

MENGELOLA MEMIMPINPerencanaanPemantauanMengontrol

Pengaturan arahMenyelaraskanMemotivasi

Tabel 1. Fungsi Mengelola dan Memimpin

c. Manajemen KinerjaSama halnya dengan definisi teknologi

pendidikan, manajemen kinerja juga mengalamiperkembangan definisi dari masa ke masa. Salahsatu definisi dari manajemen kinerja adalahmemantau dan mengontrol kualitas kinerjaindividu yang bekerja dalam suatu organisasi.Sejak tahun 1900-an, kualitas kerja dariseseorang menjadi fokus utama kinerja suatuperusahaan / organisasi. Salah satu metode yangdigunakan untuk menguji kualitas kerja dengancara Statistical Quality Control (SQC) atau pengendaliankualitas statistik. Metode ini memilikikelebihan karena secara signifikan mengurangikebutuhan untuk pemeriksaan, sehingga menghematbiaya.

Di masa sekarang definisi manajemen kinerjatelah diperluas untuk merujuk pada perspektifyang memandang setiap aspek dari suatuorganisasi dalam hal standar kualitas. Standar

14

kualitas sering dipandang dari sisi perspektifpengguna / pelanggan. Dalam Januszewski &Molenda ( Mengutip Schroeder, 2000) terdapatsuatu pendapat yang berkaitan dengan manfaatproduk atau jasa dalam memenuhi kebutuhanpelanggan sekarang dan di masa depan (2008 :182). Januszewski & Molenda ( MengutipSchroeder, 2000), menggambarkan manajemenkinerja dalam sebuah siklus kualitas yangmemerlukan urutan langkah sebagai berikut ;

1) Menentukan atribut kualitas atas dasarkebutuhan pelanggan.

2) Menentukan bagaimana mengukur setiapatribut.

3) Menetapkan standar kualitas.4) Menetapkan uji yang tepat untuk setiapstandar.

5) Mencari dan memperbaiki penyebabrendahnya kualitas

6) Melakukan perbaikan (2008 : 182)Berkaitan erat dengan metode SQC terdapat

filosofi manajemen yang dikenal sebagai TotalQuality Management (TQM), strategi yangdikembangkan W. Edwards Deming untukmeningkatkan kualitas produk dan jasa denganmenanamkan kesadaran akan masalah kualitas diantara semua anggota organisasi. Jepang adalahnegara pertama yang mengadopsi konsep TQM diawal 1950-an dalam kebangkitan budaya bisnismereka. Langkah ini kemudian ditiru olehperusahaan Amerika pada tahun 1980-an sebagairespon kompetitif bagi keberhasilan pertumbuhanbisnis Jepang.

15

Bonsting (1992) mengidentifikasi prinsip-prinsip TQM yang diyakininya dapat berlaku untuksekolah dan dunia pendidikan. Menurut Bonsting(1992) melalui TQM dapat diciptakan sebuahrevolusi baru yang berkaitan dengan kualitaspendidikan sesuai dengan prinsip–prinsip TQM(Januszewski & Molenda, 2008 : 182). Pertama,TQM membutuhkan fokus pada pelanggan danpemasok. Pelanggan dan pemasok dalam duniapendidikan adalah guru dan siswa, guru dan siswabersama–sama bekerja sama dalam menciptakanproduk dari sekolah masing–masing untuk kemajuansiswa. Pilar kedua dari pendekatan TQM adalahdedikasi untuk perbaikan terus-menerus. Iniberkaitan dengan proses penilaian kemajuan untukmencapai produktifitas. Sistem grading yangmerusak lingkungan belajar yang produktif dapatdiganti dengan penilaian portofolio sebagaialternatif. Pilar TQM ketiga adalah melihatorganisasi sebagai suatu sistem. sehinggasekolah harus memahami proses yang menyebabkansiswa menjadi maju. Hal ini sesuai denganpandangan teknologi pendidikan yang memandangsesuatu berdasarkan pendekatan sistem. Akhirnya,keberhasilan pelaksanaan kegiatan tergantungpada komitmen manajemen puncak, yang berartibahwa sekolah sebagai pemimpin harus menunjukkansikap terpadu, bekerja sama, dan berdedikasi.

D. Pengelolaan dalam Teknologi PendidikaanSetelah meninjau konsep-konsep yang terkait

dengan pengelolaan secara umum, baik itu untukmenghasilkan suatu manajemen yang efektif maupunberkaitan dengan manajemen kinerja. Pengelolaan

16

dalam teknologi pendidikan akan mampu mendukungpembelajaran di sekolah dan diperguruan tinggi,mendukung kelancaran penggunaan danpendistribusian media dari pusat pendidikan kekegiatan sekolah. Dalam teknologi pendidikan,kegiatan pengelolaan cenderung diarahkan ke salahsatu dari empat objek: mengelola proyek, mengelolasumber daya, mengelola kinerja orang, danmengelola program.

Mengelola proyek bertujuan untuk memastikanbahwa solusi yang tepat untuk masalah kinerjatertentu dikembangkan dan diimplementasikan padawaktu, anggaran, dan spesifikasi yang telahditetapkan pada awal rencana (Seels & Richy,1994 : 55). Tujuan dari mengelola sumber dayaadalah untuk memastikan bahwa sumber dikembangkan,dipelihara, dan tersedia saat dibutuhkan melaluiberbagai sistem pendistribusian untuk memenuhikebutuhan kegiatan belajar dan mengajar bagi gurudan siswa. Tujuan mengelola kinerja orang adalahuntuk menyediakan kondisi bagi orang untuk suksesdalam memainkan peran mereka pada pekerjaan disuatu organisasi. Semua fungsi tersebut salingberkaitan satu sama lain ke dalam prosespengelolaan yang lebih besar, yaitu mengelolaprogram. Penjelasan masing–masing obyek dalampengelolaan di teknologi pendidikan adalah sebagaiberikut :

a. Mengelola ProyekMengelola proyek adalah fungsi pengelolaan

yang dipahami dalam bidang teknologi pendidikan.Manajemen proyek dipraktekkan untuk memastikanbahwa suatu proyek diskrit, dapat mencapai suatu

17

hasil tertentu, selesai tepat waktu, sesuaianggaran, dan spesifikasi klien. Dalam teknologipendidikan, mengelola proyek umumnya berkaitandengan desain dan pengembangan bahan ajar dansistem pembelajaran. Mengelola proyek dibutuhkanketika produksi media dan proses pengembanganpembelajaran menjadi lebih kompleks dan dalam skalabesar. Mengelola proyek akan menghasilkanmanfaat seperti menghemat sumber dayaorganisasi,meningkatkan produktivitas, danmeningkatkan kemungkinan bahwa proyek akanberhasil.

Jantung pelaksanaan pengelolaan proyek adalahseorang indiidu yang dikenal sebagai manajerproyek. Seorang manajer proyek bekerja denganklien untuk membangun kerjasama berdasarkananggaran, spesifikasi dan waktu yang telahditentukan. Manajer proyek bertanggung jawabpenuh terhadapkeseluruhan kinerja proyek.Manajer proyek memulai bekerja dengan membangunstruktur tata kelola proyek dan menetapkanaturan-aturan dasar dari pelaksanaan proyek.Dalam proyek-proyek besar, manajer proyek akansering mendelegasikan tanggung jawab untuktugas-tugas utama kepada bawahannya. Manajerproyek biasanya tidak ahli teknis tetapi hanyamelakukan kegiatan pengelolaan. Manajer proyekharusmampu berkomunikasi secara efektif dengan klien.Manajer proyek juga harus waspada untuk mengurangirisiko keterlambatan proyek.

Ada dua jenis penundaan dalam pelaksanaanpekerjaan proyek, pertama penundaan yang berasaldari tim dan penundaan yang berasal dari klien.Dalam kedua kasus, penundaan memaksa manajer

18

proyek untuk menyesuaikan jadwal proyek danperubahan dalam jadwal proyek sering peningkatananggaran dalam jumlah tinggi. Jika penundaandisebabkan dari tim, biaya tersebut tidak dapatditeruskan ke klien tersebut. Penundaan yangdisebabkan oleh klien dapat diatasi denganmeminta klien meninjau kembali rencana danjadwal dari proyek. Hal ini memiliki beberapaimplikasi, jadwal proyek secara keseluruhandapat kacau dan menghasilkan keterlambata dalampenyelesaian akhir proyek. Kedua, sumber dayayang dijadwalkan untuk tugas selanjutnya perludialokasikan kembali untuk tugas-tugas lain. Halini tidak selalu mungkin dan sumber daya yangawalnya tidak diperhitungkan akan bertambah danberdampak pada kenaikan anggaran proyek.

b. Mengelola Sumber Daya Mengelola sumber daya merupakan dimensi lain

untuk peranpengelolaan dalam teknologi pendidikan.Mengelola sumber daya berkaitan erat denganpengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaaninformasi. Pada tahun 1994 definisi sebelumnya,pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaaninformasi merupakan bagian pengelolaan yangdilaksanakan oleh kawasan pengelolaan. Padadefinisi terbaru tahun 2004, menyatukanpengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaaninformasi menjadi satu bagian dengan kegiatanmengelola sumber daya. Pengelolaan sistempenyampaian dan pengelolaan informasi termasukdidalamnya kombinasi dari media dan metodepenggunaan yang digunakan untuk menyajikan

19

informasipembelajaran bagi siswa. Contoh dari pengelolaansistem penyampaian adalah terselenggarakannyapendidikan jarak jauh di Universitas Terbuka.

Dalam Januszewski & Molenda (Schmidt & Rieck,2000), pengelolaan sumber daya terlihat secaraholistik pada sistem dan layanan sumber daya,konteks untuk memberikan sumber daya, danbagaimana konten tersebut dikelola untukmenghasilkan pembelajaran yang efektif(2008:185). Mengelola sumber daya juga mencakuptanggung jawab mengawasi sistem pengiriman danproses yang digunakan untuk menyampaikan produk.Bagaimana informasi yang diperlukan disimpan,ditransfer, dan diproses juga termasuk dalamkategori kegiataan pengelolaan sumber daya.

Mengelola sumber daya juga mencakuppengelolaan sumber teknologi informasi yangdipraktekkan untuk memastikan bahwa teknologiinfrastruktur organisasi benar disesuaikandengan kebutuhan organisasi itu dan tetap up todate dengan biaya yang masuk akal. Sekolah danorganisasi media center juga membutuhkan tingkatpengelolaan. Koleksi, yang merupakan komponenutama dari fasilitas, membutuhkan pemantauanterus-menerus dan perlu diperbarui. Ruang fisikyang sebenarnya harus diatur baik secarafungsional dan menarik. Sumber daya ini terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan sesuaidengan anggaran yang dimiliki oleh organisasi.

c. Mengelola Kinerja OrangProyek dan program apapun membutuhkan orang

yang tepat untuk memastikan kesuksesan

20

penyelesaian proyek dan progeram tersebut.Pengelolaan personalia memastikan bahwa adaorang dengan keterampilan yang tepat untukmelakukan pekerjaan pada waktu yang tepat danuntuk biaya terendah sesuai dengan sumber dayayang diperlukan. Manajeen efektif akanmenghasilkan orang–orang yang bekerja secaraefektif. Pengelolaan personalia dan pengelolaanproyek memiliki hubungan yang erat. Mengelolaproyek akan menghasilkan orang–orang yang tepatuntuk mengerjakan proyek tersebut. Menetapkananggota tim proyek yang berkualifikasi denganbiaya serendah mungkin merupakan hal yang sulitdan membutuhkan waktu lama. Manajemen personaliaharus memastikan bahwa orang yang menanganitugas tertentu adalah orang yang tepat. Memilikianggota tim yang hanya duduk menganggur dapatmenambah biaya yang sering tidak diperhitungkandalam anggaran proyek. Jika beberapa proyekdijalankan secara bersamaan, akan menyulitkanpengelolaan sumber daya manusia karena ada tugasganda bagi masing–masing individu.

Dalam banyak kasus, spesialis media sekolahbertanggung jawab untuk memilih staf profesionaldan mengatur media center. Umumnya stafprofesional bekerja terpisah dengan spesialismedia sehingga dibutuhkan kegiatan pengelolaankinerja. Sebagai manajer personalia, spesialismedia harus mengidentifikasi individu yangberkualitas, mengawasi kinerja, membantu stafdalam pengembangan profesional berkelanjutan,dan memotivasi staf untuk terlibat dalamkualitas layanan.

21

d. Mengelola Program Terkadang sulit untuk membedakan antara

mengelola proyek dan mengelola program. Programdidorong oleh misi, memiliki jangka waktu lebihlama, bersifat luas dan biasanya mengandungbeberapa proyek. Proyek didorong olehspesifikasi, memiliki batas waktu terbatas, danmenghasilkan suatu produk, kemasan, atau jasa.Mengelola proyek melibatkan usaha jangka pendektanpa otoritas jangka panjang, sementaramengelola program merupakan usaha jangka panjangdan berkelanjutan untuk menghasilkan tujuanorganisasi.

Mengelola program erat kaitannya dengankepuasaan konsumen / pelanggan. Contohnya dalambisnis, penjualan dan kegiatan pemasaran ,pengiriman barang tepat waktu, tingkat kualitassesuai dengan yang diharapkan merupakanpelayanan untuk memanjakan pelanggan. Pondasisekutu, pemasaran dan penjualan adalah tentangmemahami kebutuhan pelanggan dan mampumenyelaraskan nilai layanan organisasi ataupenawaran produk kepada pelanggan. Oleh karenaitu, organisasi saat ini menjadi semakinberfokus pelanggan, dan peran pemasaran menjadisemakin menonjol. Pemasaran saat ini dipandangsebagai fungsi integratif utama antara pelanggandan organisasi.

Konsep klasik dalam pemasaran dikenal denganistilah 4 P. Yaitu product, price, place andpromotion. Product merupakan alat pemasaran nyatayang berupa barang maupun jasa yang akan dijualkepada pasar. Price adalah jumlah uang yang siapdibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh

22

produk. Penentuan price harus sebanding dengankualitas produk. Penentuan price juga harusmelihat dari sisi profit organisasi. Placemeliputi berbagai jenis kegiatan yang mampumemenuhi layanan produk. Place berkaitan dengankegiatan pendistribusian barang dan tempatmempromosikan barang. Promotion merupakanserangkaian kegiatan yang berkaitan dengan carakhusus dalam menawarkan barang kepada pelanggandengan jelas dan menarik. Promosi berhubungandengan positioning barang.

Selain dengan menggunakan konsep klasik 4P,teori pemasaran kontemporer memandang terdapatnilai dari pelanggan yang harus diperhitungkandalam kegiatan pemasaran. Teori ini dikenaldengan 4Cs. Customer Need & Wants, Cost to the customer,Convenience, Communication. Woolls (2004)menunjukkan bahwa spesialis media juga harusmempertimbangkan cara untuk memasarkan pusatmedia, baik di dalam organisasi maupun dalamkomunitas yang lebih besar (Januszewski &Molenda, 2008: 189). Seringkali, karena anggaranberkurang, peran spesialis media dalammemasarkan media juga berkurang. Ketikapendanaan sulit, spesialis media harus kreatifdalam mengelola anggaran.

Mengelola perubahan merupakan bagian darimanajemen program. Pembangunan kualitasmanajemen dan kepemimpinan akan menyediakankendaraan bagi terwujudnya suatu perubahan.Perubahan merupakan bagian tak terelakkan darisetiap organisasi-terutama di lingkungan yangdinamis saat ini. Manajer merupakan agenperubahan dalam organisasi yang dipimpin.

23

Karakter yang dmiliki oleh seorang manajersesuai dengan karakter yang dimiliki olehseorang agen perubahan. Karakter tersebut antaralain, visioner, dapat memandu staf, perencanayang baik dan sebagai evaluator.

Evaluasi program adalah salah satu fungsidalam mengelola program yang harus dilaksanakanoleh seorang manajer. Evaluasi memastikan bahwaprogram telah terlaksana dengan baik, sesuaidengan biaya dan spesifikasi yang telahditentukan. Melalui kegiatan evaluasi dapatdiperoleh laporan kemajuan dan mengidentifikasimasalah yang dihadapi saat implementasipengelolaan. Dengan demikian evaluasi turutmembantu dalam pengambilan keputusan yang akandibuat saat proses perencanaan selanjutnya.

BAB IIIKesimpulan

Teknologi pendidikan memiliki definisi studi danpraktek etis dalam memfasilitasi pembelajaran danmeningkatkan kinerja dengan menciptakan menggunakan,dan mengelola proses dan sumber daya teknologi yangtepat. Salah satu landasan dari teknologi pendidikanadalah kegiatan mengelola yang sering dikenal dengan

24

istilah manajemen. manajemen merupakan suatu proseskerja sama antara sekelompok orang dalam suatuorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu denganmelaksanakan fungsi – fungsi manajemen. Dalam teknologipendidikan kegiatan pengelolaan diartikan sebagaikegiatan perencanaan, koordinasi, pengorganisasian, danpengawasan sumber daya, informasi, dan sistempengiriman dalam konteks pengelolaan desainpembelajaran. Kegiataan pengelolaan dapat berupamendesain model pembelajaran yang paling dan relevan,memilih alat dan media yang tepat, memilih orang yangterampil dan mengendalikan setiap proses kegiatanpembelajaran / pendidikan secara tepat.

Perkembangan kegiatan mengelola pada zamanaudiovisual dapat dibagi menjadi 4 tahapan, yaitutahapan direksi, tahapan konsultan desain pembelajaran,tahapan integrasi audiovisual dengan perpustakaansekolah, dan tahap penganekaragaman terbaru. Kegiatanmengelola dengan memimpin memiliki keterkaitan yangerat satu sama lain. Fungsi dari mengelola dan memimpinakan memapu membawa perubahan organisasi ke arah yangkonstruktif dan mencapai manajemen yang efektif.

Kegiatan pengelolaan dalam teknologi pendidikandapat dibagi menjadi 4 bagian. Mengelola proyek,mengelola sumber daya, mengelola kinerja orang /personel dan mengelola program. Seluruh kegiatanpengelolaan dilaksanakan oleh seorang manajer yangbertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Meskipunperan manajer dalam teknologi pendidikan meliputi empatbidang, akan tetapi peran sesungguhnya dari seorangmanajer adalah sebgai agen perubahan di setiap bidangpengelolaan. Melalui inovasi manajer mampu menunjukkan

25

keterampilan kepemimpinan inovatif dalam setiap bidanggarapan pengelolaan dalam teknologi pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN

Gulick, L. (1965). Management is Science. Academy ofManagement Journal, 8(1), 7 – 14.

Handoko, T.H. (2003). Manajemen. Yogyakarta : BPFE UGM.

Januszewski, A. & Molenda, M. (2008). EducationalTechnology. London : Lawrence Elbraum Associates.

Seels, B. & Richey, R. (1994). Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.

Stoner, J. (1982). Management. New York : Prentice HallInternational Inc.

15