UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN...

81
UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI MA MANARATUL ISLAM Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Nurul Fathiyah 105015000644 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN...

Page 1: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI DI MA MANARATUL ISLAM Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

Nurul Fathiyah

105015000644

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Segala dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Alhamdulillah berkat

dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Profesi

Keguruan Terpadu (PPKT) ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis ucapkan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, dan para

pengikutnya hingga sepanjang masa. Amien

Selama kurang lebih empat bulan penyusun melaksanakan praktik kerja

lapangan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat pada bulan Februari sampai dengan

Mei 2009, dimana dalam pelaksanaan PPKT dan penyusunan laporan ini, tak lepas

dari dukungan berbagai pihak atas kontribusinya berupa tenaga, pikiran, serta hal

yang bersifat moril dan materil lainnya yang membuat penyusun tetap semangat

dalam menjalani kehidupan tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, melalui

kata pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih, penghargaan serta rasa hormat

kepada:

1. ak Drs. H. Endang Surahman, MA selaku Kepala Sekolah SMA

Muhammadiyah 8 Ciputat atas ketersediannya menerima penulis

melaksanakan kegiatan PPKT.

Bap

Bapak Drs.

Aya

Bpk

Dew

2. H. Nurochim, MM selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan masukan sehingga penulisan ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

3. handa dan Ibunda atas cinta kasihnya sepanjang masa yang tak dapat

tergantikan, kasih sayangnya dan belaian lembutnya hingga dapat

mensupport penulis dalam menyelesaikan laporan PPKT ini.

4. . Drs. Teguh Puja Rahayu selaku guru pamong yang telah membantu

penulis dalam menjalankan tugas PPKT

5. an guru SMA Muhammadiyah 8 Ciputat yang telah membantu kami

dalam melaksanakan kegiatan PPKT

i  

Page 3: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

6. an-teman satu tim PPKT atas kerjasamanya selama menjalankan

kegiatan PPKT

Tem

Sah7. abat-sahabat tercinta yang penulis tidak sebutkan namanya (karena

terlalu banyak), yang selalu mensupport penulis dari awal kuliah sampai

terlaksananya laporan ini. You All My Best Friends.

Penulis menyadari bahwa isi laporan ini belum sempurna, oleh karena itu

kritik serta saran-saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi perbaikan sehingga pada penulisan yang akan dating dapat lebih baik

lagi. Dan akhirnya dengan rasa rendah hati laporan ini penulis sajikan, khususnya

mahasiswa dan pembaca pada umumnya. Mudah-mudahan bermanfaat. Amien.

Alhamdulillahirobbil’alamiin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Jakarta, 03 Juni 2009

Penulis

ii  

Page 4: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

I. PENDAHULUAN

A. 1

B. Identifikasi 3

Latar Belakang

Masalah

Pembatasan Masalah

alah

ng 6

13

a i

B

16

18

C. 3

D. Perumusan Mas 3

E. Manfaat Penelitian 3

II. LANDASAN TEORI

A. Persepsi 4

B. Perilaku Menyimpa

C. Masyarakat 10

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian 13

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian 13

D. Instrumen Penelitian Data 13

E. Kisi-kisi Kuisioner 13

F. Teknik Pengumpulan Data 14

G. Analisis Data dan Interpretasi H s l Analisis 14

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEM AHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data 15

B. Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 18

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 20

iii  

Page 5: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

iv  

1. TABEL 4.1: Presentase h 15

DAFTAR TABEL

asil kuisioner

Page 6: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA MATA PELAJARAN

SOSIOLOGI DI MA MANARATUL ISLAM Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Disusun Oleh:

Nurul Fathiyah

NIM: 105015000644

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Drs. H. Banadjid

NIP:19541224 198103 1 004

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 7: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di MA Manaratul Islam” Oleh Nurul

Fathiyah, NIM 105015000644, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah

pada tanggal 25 Juni 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh

gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta, 29 Juni 2010

Panitia Ujian Munaqosyah

Ketua Panitia(Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Drs.H.Nurochim,MM ……….. ……………….. NIP.19590715 198403 1 003

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Iwan Purwanto, M.Pd ……….. ……………….. NIP. 197304242008011012

Penguji I

Dr.Faridal Arkam, M.Pd ………. ………………. NIP.

Penguji II

Drs.H.Nurochim,MM ………. ………………. NIP. 19590715 198403 1 003

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof.Dr.Dede Rosyada, M.A NIP.

Page 8: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurul Fathiyah

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 24 September 1987

Nim : 105015000644

Jurusan /Prodi : Pendidikan IPS

Judul Skripsi : Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Di MA Manaratul Islam

Dosen Pembimbing : Drs. H. Banadjid

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 22 September 2010

Nurul Fathiyah

Nim 105015000644

Page 9: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup

sendiri tanpa kehadiran orang lain, maka dalam menghadiri berbagai persoalan

hidup yang semakin berkembang dan akibat dari perkembangan dan kemajuan

zaman, manusia sangat memerlukan bantuan dan bantuan dari orang lain

disekitarnya.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak dapat melepaskan diri dari situasi

masyarakat sehingga harus membuat siswa-siswanya sebagai calon anggota

masyarakat, agar mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.

Permasalahan yang muncul dalam proses belajarnya tidak pernah lepas,

bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial yang terjadi pada

diri siswa akan berakibat pada proses belajar siswa dan akhirnya akan

mendatangkan masalah dalam belajarnya.

Dalam proses belajar, tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh seseorang

anak, hambatan dapat datang dari dalam diri anak, sebagai akibat pertumbuhan

dan perkembangannya dan dapat pula datang dari luar dirinya. Banyak faktor

yang mempengaruhi anak kemudian mengantarkannya kepada keberhasilan atau

kegagalan. Faktor-faktor yang positif memungkinkan anak berhasil dalam belajar,

sebaliknya faktor-faktor yang bersifat negatif dapat merugikan dan

mengakibatkan anak kurang atau tidak sukses dalam belajar.

Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung

secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat

cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal

semangat terkadang tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan

konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik

dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar.

  

Page 10: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

2  

Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah berkembang demikian

pesatnya, bahkan tiada kunjung habis sejalan dengan perkembangan zaman.

Situasi yang demikian dapat menimbulkan bermacam-macam perubahan di dalam

berbagai aspek kehidupan manusia.

Perubahan tersebut berdampak pada setiap individu di mana setiap individu

dituntut untuk mampu menyesuaikan diri. Dalam proses penyesuaian diri tersebut

individu-individu khususnya remaja mungkin saja akan menghadapi berbagai

masalah. Adapun masalah yang sering dihadapi remaja antara lain masalah

penyesuain diri, masalah keluarga, masalah pendidikan, masalah sosial, masalah

pekerjaan, dan lain-lain.

Dengan timbulnya masalah tersebut, maka remaja perlu mendapatkan bantuan

agar dapat memecahkan masalahnya. Bantuan itu dapat diberikan sebelum atau

sesudah remaja bersangkutan bermasalah.

Dalam kegiatan belajar yang dialami siswa tidak selamanya berjalan dengan

lancar dan tidak semua siswa berhasil dalam belajar, karena diantara siswa ada

yang mengalami kesulitan dalam belajar, seperti kesulitan belajar sendiri, dalam

belajar kelompok, dalam mempelajari buku, dalam mengerjakan tugas-tugas,

dalam menghadapi ujian, dan dalam menerima pelajaran di sekolah.

Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah

yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam

keadaan di mana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya itulah yang

disebut dengan kesulitan belajar.

Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh siswa sekolah, merupakan

masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena kesulitan

belajar yang dialami oleh siswa di sekolah akan membawa dampak negatif, baik

terhadap siswa itu sendiri maupun terhadap lingkungannya. Hal ini biasanya

termanifestasi dalam bentuk timbulnya kecemasan, frustasi, mogok sekolah, drop

out, hasil belajar yang rendah dan sebagainya.

Kegagalan dalam studi itulah yang harus dihindari bahkan diantisipasi segera

oleh berbagai pihak baik guru (sekolah) maupun orang tua (keluarga) karena kita

  

Page 11: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

3  

tidak menginginkan para siswa sebagai tunas-tunas bangsa menjadi “kerdil”

pengetahuannya.

Oleh karena itu, segala kesulitan dalam belajar yang dialami siswa jangan

dibiarkan berlarut-larut oleh para guru, tetapi harus segera diketahui dan diatasi

secepat mungkin, maka dari itu siswa perlu mendapatkan bantuan dalam belajar.

Karena dalam bidang pendidikan, siswa sebagai sumber daya manusia harus

ditingkatkan kualitasnya, sehingga diharapkan akan mencapai hasil belajar yang

optimal. Suatu hasil pendidikan dikatakan unggul atau mutu jika kemampuan

pengetahuan ketrampilan dan sikap yang dimiliki oleh para lulusan dapat

dipergunakan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah

yang lebih tinggi atau bermanfaat di masyarakat.

Siswa juga dapat mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran yang

dianggap mudah oleh para siswa, yaitu mata pelajaran sosiologi. Mata pelajaran

sosiologi dipandang mudah oleh para siswa karena mereka berpikir bahwa mata

pelajaran sosiologi hanya dengan modal membaca dan mendengarkan guru

menerangkan siswa akan merasa sudah dapat memahami pelajaran sosiologi

tersebut.

Namun, pada kenyataannya siswa mengalami kesulitan belajar pada mata

pelajaran sosiologi. Karena siswa meremehkan mata pelajaran sosiologi sehingga

siswa masih banyak yang tidak lulus pada mata pelajaran sosiologi tersebut.

Kesulitan belajar yang dialami siswa, berpengaruh juga terhadap metode

pembelajaran. Jika pembelajaran menggunakan metode yang bersifat siswa pasif,

maka hal ini akan membuat siswa kurang semangat dan membosankan sehingga

membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Karena metode berperan

sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan

menggunakan metode diharapkan terjadi interaksi belajar mengajar antara siswa

dengan guru dalam proses pembelajaran.

Interaksi belajar mengajar sering disebut dengan interaksi edukatif. Dalam

interaksi edukatif baik guru maupun siswa menjalankan tugas dan peran masing-

masing. Guru sebagai salah satu sumber belajar dan yang mengorganisir,

memfasilitasi, serta memotivasi kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.

  

Page 12: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

4  

Sedangkan siswa melakukan aktivitas belajar dan memperoleh pengalaman

belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku baik dari segi

kognitif, afektif, maupun psikomotorik, dengan bantuan dan bimbingan dari guru.

Kesulitan belajar dapat diatasi dengan cara siswa melakukan latihan, karena

memberikan latihan merupakan salah satu cara yang dianggap efektif. Guru yang

sering memberikan latihan- latihan dalam rangka pemahaman materi akan

menghasilkan siswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan guru yang hanya

sekedar menjelaskan dan tidak memberi tindak lanjut secara kontinu. Dengan kata

lain, kesulitan belajar siswa sangat ditentukan oleh cara mengajar guru yang akan

menciptakan kebiasaan belajar pada siswa, disamping juga metode yang

diterapkan untuk melakukan pembelajaran tersebut.

Salah satu metode pembelajaran ada yang dikenal dengan nama metode resitasi

(pemberian tugas). Pada metode resitasi, siswa mempertanggung jawabkan tugas

untuk menemukan kembali dan lebih memahami konsep-konsep sosiologi,

sehingga siswa mempunyai pengertian yang kuat mengenai konsep sosiologi.

Resitasi yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat dikerjakan di rumah /

dikerjakan diluar jam pelajaran sekolah. Sehingga metode resitasi ini lebih luas

bila dibandingkan dengan pekerjaan rumah (PR). Metode ini akan dilengkapi

dengan soal-soal sosiologi. Dengan demikian, metode ini diharapkan dapat

mengatasi kesulitan belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan penelitian yang berjudul :

“UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RESITASI PADA MATA PELAJARAN

SOSIOLOGI DI MA MANARATUL ISLAM”.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya persiapan siswa dalam menerima pelajaran sosiologi

2. Kurangnya persiapan guru dalam memilih metode pembelajaran yang

sesuai dengan materi dan kondisi kelas

  

Page 13: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

5  

3. Keluarga yang kurang harmonis dan keluarga yang kurang mendukung

karena kesibukan kerja

4. Kurangnya motivasi dalam diri sendiri

5. Kurangnya dukungan atau motivasi dari luar siswa (ekstern)

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka dibuat batasan masalah yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah metode resitasi

2. Kesulitan belajar dapat diatasi oleh metode resitasi

D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah, maka peneliti dapat merumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimana upaya mengatasi kesulitan belajar dengan menggunakan

metode resitasi?

2. Sejauhmana metode resitasi dapat mengatasi kesulitan belajar?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian

Untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode resitasi (penugasan) dalam

mengatasi kesulitan belajar

Kegunaan penelitian

Berdasarkan hasil penelitian

1. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini

menjadi sumbangsih gagasan dan tawaran solusi terhadap persoalan

penerapan metode resitasi yang jarang digunakan pada sekolah-sekolah

umumnya.

2. Manfaat praktis kepada pihak-pihak terkait, meliputi:

  

Page 14: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

6  

  

a) Guru sosiologi sebagai bahan masukan dan pedoman dalam penerapan

metode resitasi

b) Siswa sebagai penerima ilmu dapat menjadikan metode resitasi ini untuk

mengembangkan cara berpikir, sikap ilmiah, dan aktif

c) Sekolah sebagai umpan balik (feed back) agar terus berupaya

meningkatkan dan mengembangkan metode resitasi

d) Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan

metode resitasi pada mata pelajaran sosiologi

Page 15: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

7  

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori

1. Hakikat Belajar 1.1. Pengertian Belajar

Sebagian orang beranggapan dan berpendapat bahwa belajar adalah semata-

mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan

segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali

secara lisan ( verbal ) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks

atau yang diajarkan oleh guru.

Dengan demikian siswa yang hanya menghafal sejumlah kata-kata dan

mengulanginya kembali, pada hakikatnya bukanlah belajar. Begitu pula seseorang

yang terampil dalam menyanyikan sebuah lagu, hal itu pun pada hakekatnya

bukanlah belajar. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar bukan

hanya sekedar menghafal kata-kata, kaidah-kaidah, dan rumus-rumus.

“Menurut Hintzman, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman,

perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan

belajar apabila mempengaruhi organism”.1

Menurut Zikri Neni Iska belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup (survived).2                                                                  1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.VIII, h.90.      2 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta : Kizi Brother’s, 2006), Cet.I, h. 76.

  

Page 16: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

8  

“Sedangkan menurut morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman”.3

Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas atau kegiatan yang

merubah individu dalam bertingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman atau

latihan serta membantu individu tersebut dalam menyesuaikan diri dan bersifat

menetap.

1.2. Tujuan Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang mempunyai tujuan. Tujuan belajar ini ada

yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang disadari oleh orang yang

belajar. Tujuan belajar tersebut sangat erat kaitannya dengan perubahan atau

pembentukan tingkah laku tertentu. “Menurut Alisuf Sabri tujuan belajar yang

positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses

belajar”.4

Menurut Winarno Surachmad, tujuan belajar di sekolah itu ditujukan untuk

mencapai:

a. Pengumpulan pengetahuan

b. Penanaman konsep dan kecekatan atau keterampilan

c. Pembentukan sikap dan perbuatan

Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih dikenal

dengan tujuan pendidikan “menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa

diarahkan untuk mencapai ketiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotorik:

a. Tujuan belajar kognitif yaitu untuk memperoleh pengetahuan fakta atau ingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Tujuan belajar afektif yaitu untuk memperoleh sikap, apresiasi, karakteristik.

c. Tujuan belajar psikomotorik yaitu untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal, dan non verbal”.5

                                                                 3 M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.XIX, h.84.      4 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007),Cet.III, h.58      5 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan …., h. 59

  

Page 17: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

9  

2. Kesulitan Belajar 2.1. Pengertian Kesulitan Belajar

Kita mengetahui bahwa manusia bukan hanya makhluk biologis, namun juga

makhluk spiritual yang memerlukan kebutuhan pemuas, kebutuhan rohani untuk

berkembang dengan baik. Manusia perlu belajar dan diajar. Belajar merupakan

aktivitas belajar bagi setiap individu, dan tidak selamanya dapat berjalan dengan

lancar. Begitu juga dalam semangat belajar anak, terkadang menurun dan terasa

sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar.

Kenyataan diatas menimbulkan pertanyaan dalam masalah belajar apakah yang

dimasud dengan kesulitan belajar ? untuk menjawab hal tersebut perlu diketahui

terlebih dahulu mengenai arti kesulitan dan arti belajar. “Dalam kamus bahasa

Indonesia kesulitan adalah sulit atau suatu yang sulit”.6 “Sedangkan dalam kamus

bahasa Indonesia belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman”.7

Setelah mengetahui pengertian kedua istilah tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses

belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar,

jadi kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.

Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi, akan tetapi

dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi, dengan demikian IQ

yang tinggi belum tentu terjamin keberhasilan belajar yang sesuai dengan yang

diharapkan.

Kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa dalam proses belajarnya tidak

dapat dibiarkan begitu saja, melainkan harus segera ditangani dan dipecahkan. Hal

demikian merupakan tugas para guru, orang tua dan pembimbing sehingga dengan

adanya suatu penanganan yang diberikan sehingga tujuan pembelajaran dapat

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan memuaskan.

                                                                 6 Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1988).Cet.I, h. 866.      7 Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia …., h. 13.

  

Page 18: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

10  

Untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai kesulitan belajar, akan

“dikemukakan oleh Alisuf Sabri, menurutnya kesulitan belajar yang dialami siswa

adalah kesukaran siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran di sekolah”.8

Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-macam, sehingga

dapat dikelompokkan menjadi empat macam:

1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar a. ada yang berat b. ada yang sedang 2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari a. ada yang sebagian bidang studi b. ada yang keseluruhan bidang studi 3) Dilihat dari sifat kesulitannya a. ada yang sifatnya permanen atau menetap b. ada yang sifatnya hanya sementara 4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya a. ada yang faktor intelegensi b. ada yang faktor non intelegensi”9

Dalam proses belajar mengajar guru atau pendidik sering menghadapi masalah

adanya peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan siswa yang

memperoleh prestasi belajar meskipun telah diusahakan untuk belajar dengan

sebaik-baiknya. Dengan kata lain guru atau pendidik sering menghadapi dan

menemukan peserta didiknya atau siswanya mengalami kesulitan belajar.

Sebagai implementasinya siswa jadi terkesan lambat melakukan tugas yang

berhubungan dengan kegiatan belajar. Mereka tampak pemalas dan mudah putus

asa, terkadang disertai sikap menentang orang tua, guru, atau siapa saja yang

mengarahkan mereka pada kegiatan belajar. Mereka tersinggung. Senada dengan

itu “menurut Surya dalam Hallen, ada beberapa ciri tingkah laku yang merupakan

manifestasi dari gejala kesulitan belajar, antara lain:

a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas).

b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Mungkin murid yang selalu berusaha dengan giat tapi nilai yang dicapai selalu rendah.

                                                                  8 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ...., h. 88 9 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,( Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. V, h.230

  

Page 19: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

11  

c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang tersedia.

d. Menujukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dan dusta.

e. Menujukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam dan di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, dan tidak mau bekerja sama.

f. Menujukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu, misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan sedih atau menyesal”.10

Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan diatas, Burton dalam Makmun

mengidentifikasi kasus seorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan belajar

kalau yang bersangkutan mengalami kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan

tujuan-tujuan belajarnya. “Kegagalan belajar diidentifikasi oleh Burton sebagai

berikut:

a) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion referenced).

b) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya: intelegensi dan bakat).

c) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm-referenced).

d) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan (continuity) pada tingkat pelajaran berikutnya”.11

Bagi kesulitan yang ditingkatnya ringan, masalah tidak rumit dan

pemecahannya pun sederhana. Begitu pula yang tingkatannya sedang, tetapi bagi

kesulitan belajar yang berat, pemecahannya pun lebih berat, bahkan tidak jarang

                                                             10 Hallen, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet.I, h.129 11 Abin Syamsuddin Makmum, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran ModulI, (Bnadung: Remaja Rosdakarya, 2005),Cet. VIII, h. 308

  

Page 20: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

12  

terjadi bahwa perbaikan yang diusahakan mengalami kegagalan. Oleh karena itu

kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa dalam proses belajarnya tidak dapat

dibiarkan begitu saja, melainkan harus segera ditangani dan dipecahkan.

Pemahaman dari guru dan para orang tua tentang kesulitan belajar yang dialami

oleh peserta didiknya atau siswanya merupakan dasar dalam usaha memberikan

bantuan yang tepat sehingga dengan adanya suatu penanganan yang diberikan

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan memuaskan.

2.2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar pada siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang

datang dari siswa itu sendiri (intern) maupun faktor yang datangnya dari luar

siswa (ekstern). Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dapat

dikelompokkan menjadi beberapa hal diantaranya.

a. Faktor siswa

Faktor yang bersumber dari diri siswa adalah hal atau timbul dari siswa itu

sendiri. Faktor ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kemajuan

belajar siswa dan biasanya kurang disadari oleh siswa itu sendiri. Walaupun

disadari sering kali dianggap biasa saja dan terkadang siswa tidak mampu

berusaha untuk memperbaikinya.

Faktor-faktor yang dialami siswa diantaranya : intelegensi (IQ) yang kurang

baik, bakat kurang sesuai, emosional yang kurang stabil, aktivitas belajar yang

kurang, kebiasaan belajar yang kurang baik, penyesuaian sosial yang sulit, latar

belakang pengalaman yang pahit, cita-cita yang kurang relevan, latar belakang

pendidikan yang dimasuki kurang baik, kegiatan belajar mengajar kurang baik,

ketahanan belajar yang tidak sesuai, keadaan fisik yang kurang menunjang,

kesehatan yang kurang baik, pengetahuan dan keterampilan dasar yang kurang

memadai, tidak ada motivasi dalam belajar.

Apabila guru kurang memperhatikan dan tidak memahami kebaradaan siswa

tersebu, tentu akan membawa pengaruh yang kurang menguntungkan dalam

  

Page 21: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

13  

mencapai keberhasilan siswa sehingga prestasi yang ingin dicapai oleh siswa

tersebut tidak akan memuaskan.

b. Faktor sekolah

Faktor yang bersumber dari sekolah adalah termasuk faktor yang bersumber

dari luar diri siswa, faktor ini juga mempunyai pengaruh sangat besar terhadap

kesulitan siswa dalam mencapai keberhasilan.

Faktor yang datang dari sekolah dikarenakan : pribadi guru yang kurang

menyenangkan, cara guru mengajar kurang baik, alat atau media kurang memadai

serta kurang merangsang penggunaanya oleh siswa, fasilitas fisik sekolah tidak

terpelihara dengan baik, sarana sekolah kurang memadai, suasana sekolah kurang

menyenangkan, bimbingan dan penyuluhan tidak berfungsi, kepemimpinan dan

administrasi kurang menunjang proses belajar, kedisiplinan yang kurang

diperhatikan dan kurang tegas.

Sekolah juga mempunyai peranan khusus dalam menangani kesulitan belajar

yang dialami siswa. Sehingga yang mana telah disebutkan di atas, pihak-pihak

yang terkait harus segera menanganinya agar proses belajar siswa tidak

mempunyai hambatan yang dapat merugikan siswa tersebut.

c. Faktor keluarga

Faktor keluarga juga mempunyai peran yang dapat mempengaruhi proses

belajar pada siswa, karena sebagian besar waktu belajar siswa berada di rumah

bahkan mungkin menjadi faktor yang pokok untuk mensukseskan belajar siswa di

sekolah.

Orang tua yang kurang memperhatikan perannya dapat mengakibatkan

kesulitan belajar bagi siswa, faktor lain yang perlu menjadi perhatian orang tua

yaitu: ekonomi terlalu lemah dan besar sehingga membuat anak berlebihan,

perhatian orang tua yang kurang memadai, kesehatan yang kurang baik, kebiasaan

keluarga yang tidak menunjang, kedudukan anak dalam keluarga yang

menyedihkan, waktu belajar yang kurang memadai.

  

Page 22: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

14  

d. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat juga dapat mengakibatkan timbulnya kesulitan belajar

siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran, sebab faktor ini merupakan faktor

yang sangat erat kaitannya dengan hubungan sosial sehingga dapat

mengakibatkan siswa kurang memperhatikan belajar.

2.3. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

Peran guru dalam menangani kesulitan belajar yang dihadapi siswa harus

dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan terhadap gejala kesulitan belajar yang

terjadi. Pelaksanaan pemeriksaan kesulitan belajar tersebut harus berlangsung

secara sistematis dan terarah.

“Adapun langkah-langkah dalam pemeriksaan kesulitan belajar menurut

H.M.Alisuf Sabri:

a) Mengidentifikasi adanya kesulitan belajar

Pada langkah pertama ini guru harus mengidentifikasi atau menetapkan adanya

kesulitan belajar bukan berdasarkan naluri tetapi berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang luas agar terampil dalam mendiagnosis kesulitan belajar.

b) Menelaah atau menetapkan status siswa

Pada langkah kedua ini guru selanjutnya akan menelaah atau memeriksa setiap

siswa yang mengalami kesulitan tersebut, cara memastikan dengan menggunakan

dua cara yaitu:

i. Membandingkan hasil pencapaian atau penguasaan tujuan instruksional khusus hasil belajar siswa dengan tujuan instruksional khusus yang ditargetkan untuk dicapai oleh siswa. Sehingga dengan cara seperti ini, akan diketahui bagian yang sulit dikuasai oleh siswa.

ii. Menetapkan bentuk kesulitan dalam pros belajarnya, apakah sumber kesulitan terjadi pada waktu menerima atau menyerap pelajaran. Sehingga dengan cara ini, akan diketahui jenis dan bentuk kesulitan siswa dalam proses belajar.

c) Memperkirakan sebab terjadinya kesulitan

Setelah jelas jenis atau bentuk kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajarnya, maka pada tahap ketiga adalah guru berupaya untuk memperkirakan sebab timbulnya kesulitan tersebut. Cara atau usaha guru untuk menetapkan hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan alat diagnostik kesulitan belajar

  

Page 23: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

15  

seperti test diagnostik, test-test untuk mengukur kemampuan intelegensi, kemampuan mengingat, kemampuan alat indera yang erat kaitannya dengan proses belajar. Sehingga dengan demikian ditetapkan penyebab kesulitan tersebut apakah karena alat inderanya kurang baik, ingatannya lemah, kecerdasannya kurang, atau kurang motivasi.

d) Mengadakan perbaikan

Dengan mengetahui sebab kesulitan belajar yang dihadapi siswa maka

selanjutnya guru dapat bertindak untuk mengadakan perbaikan guna mengatasi

kesulitan belajar yang dihadapi mereka. Cara ini dengan menggunakan

pendekatan psikologis didaktis yang terdiri dari dua langkah yaitu :

i. Siswa yang akan diperbaiki sudah menyadari faktor kesulitan atau

kekurangan mereka

ii. Mereka yakin kesulitan atau kekurangan mereka dapat diatasinya

Kedua kondisi psikologis tersebut harus ditimbulkan pada diri siswa tersebut

dengan melalui bimbingan dan kebijakan guru dan berdasarkan petunjuk dan

kebijakan guru itu pulalah prosedur yang terakhir ini dilaksanakan yaitu siswa

dibimbing untuk mengadakan perbaikan sesuai dengan sebab dan kondisi

kesulitan belajar yang mereka alami”.12

3. Metode Resitasi Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi

adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru

dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar anak didik bergairah

dalam belajar. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru

gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan

sistematis.

Salah satu yang tidak akan dilupakan oleh guru adalah menentukan metode

dalam pengajaran, karena metode merupakan alat untuk menyampaikan materi

kepada siswa. Agar siswa mudah dalam menerima materi yang disampaikan oleh

guru.

                                                             12 Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan…., h.91

  

Page 24: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

16  

Resitasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru memberikan

tugas kepada siswa, dan kemudian siswa mempertanggung jawabkan hasil tugas

tersebut.

“Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, metode resitasi

(penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”.13

“Menurut Darwayan Syah, dkk metode resitasi adalah penyajian bahan

pelajaran dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa yang dapat dilakukan

di dalam atau di luar kelas, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel atau di

rumah”.14

“Sedangkan menurut Sudirman dkk metode resitasi adalah cara penyajian

bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan

kegiatan belajar”.15

Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar

siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan

latihan-latihan selama tugas; sehingga berpengalaman dalam menghadapi

masalah-masalah baru.

Metode resitasi ini mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya

pertanggungjawaban dari yang diberi tugas. Adanya tugas dapat bersumber dari

guru atau berupa perintah guru, dapar juga berupa hasil kompromi atau keinginan

sesama siswa dan hasil pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan dapat

berbentuk lisan atau tertulis. Namun agar variatif dan menghindari kejenuhan

siswa, maka dapat juga tugas berupa membuat atau merancang model-model, alat-

alat atau permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran sosiologi.

Agar metode ini dapat memberikan hasil belajar yang maksimal, maka

hendaknya tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan unsur penguatan sehingga

dapat merangsang siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Dengan adanya

                                                                 13 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 85.      14 Darwyan Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Faza Media, 2006), Cet. III, h.48.      15 Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), Cet. V, h. 141.

  

Page 25: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

17  

penguatan akan dapat menimbulkan sikap positif terhadap sosiologi, di dalam

memberikan tugas hendaknya perlu diperhatikan derajat kesukaran dan banyaknya

soal latihan. Sebab bila tugas yang diberikan terlalu sukar dan jumlahnya cukup

banyak akan membuat siswa menjadi frustasi dengan keadaan seperti ini akan

menimbulkan sikap negatif terhadap sosiologi. Sedangkan bila soalnya terlalu

mudah akan menimbulkan rasa bosan atau dengan kata lain menjemukan.

Bila metode pemberian tugas direncanakan dengan baik akan dapat

mengaktifkan siswa untuk belajar sendiri mengenal suatu masalah dengan cara

membaca, mencoba atau mengerjakan soal latihan. Selain daripada itu, pemberian

tugas dapat membiasakan siswa berpikir dengan membandingkan dan mencari

hukum-hukum yang berhubungan. Serta melatih siswa berhadapan dengan

persoalan yang tidak hanya sekedar hafalan. Melaksanakan tugas akan

mengembangkan dan memupukl inisiatif serta tanggung jawab dari siswa yang

bersangkutan.

Manfaat lain dari metode pemberian tugas yang direncanakan dengan baik

untuk siswa akan memiliki hasil belajar yang lebih baik, karena siswa

melaksanakan latihan (menyelesaikan soal-soal latihan) dengan kondisi seperti

mengakibatkan pengalaman siswa dalam mempelajari masalah sosiologi dapat

lebih terintegrasi. Selain daripada itu pengetahuan yang diperoleh melalui

pengalaman belajar akan lebih mendalam dan lama tersimpan di dalam ingatan.

Oleh sebab itu dalam pelaksanaan metode resitasi perlu memperhatikan

langkah-langkah berikut:

1. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama mengenai tujuan pemberian tugas, dan cara mengerjakannya.

2. Tugas yang diberikan harus dapat dipahami oleh siswa, kapan mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok. Hal tersebut akan sangat menentukan keefektifan penggunaan metode resitasi dalam pengajaran.

3. Apabila tugas tersebut berupa kelompok, maka perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.

4. Guru harus mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.

  

Page 26: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

18  

5. Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan siswa.

Pada dasarnya proses belajar berlangsung dalam suatu latihan atau

pengalaman, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada individu

yang dimaksudkan pengalaman disini adalah segala kejadian yang secara sengaja

atau tidak sengaja dialami seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan latihan

adalah kejadian yang dengan sengaja dilakukan seseorang secara kontinu yang

gunanya untuk mendapatkan keterampilan dan penguatan.

Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode resitasi adalah

cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik mempelajari

sesuatu yang kemudian harus dipertanggung-jawabkan. Tugas yang diberikan

guru dapat memperdalam materi, dapat pula mengembangkan bahan yang telah

dipelajari, dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari.

Adapun dasar pertimbangan penggunaan “menurut Darwyan Syah, dan

Kawan-kawan metode resitasi antara lain:

1. Adanya kesenjangan antara waktu yang tersedia dengan materi pelajaran

yang terlalu banyak.

2. Mengaktifkan siswa baik secara individu maupun secara kelompok

3. uan siswa dengan melakukan suatu tugas

4. Mendorong siswa belaj

Pemantapan pengetah

ar mandiri baik membaca, menulis, mengerjakan

soal dan sebagainya”.

resitasi atau

nurut Syaiful Bahri

siswa hendaknya mempertimbangkan :

gas yang

pat membantu siswa

a. iberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru                                                            

16

Sedangkan langkah-langkah dalam penggunaan metode

penugasaan me Djamrah dan Aswan Zain yaitu:

1. Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada

a. Tujuan yang akan dicapai tepat agar siswa dapat memahami tub. Jenis tugas yang jelas dan

diberikan c. Sesuai dengan kemampuan siswa d. Ada petunjuk atau sumber yang dae. Menyediakan waktu yang cukup

2. angkah Pelaksanaan Tugas L

     16 Darwyan Syah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Diadit Media, 2009), Cet.I, h.151.

  

Page 27: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

19  

b. Diberikan dorongan c. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil yang diperoleh dengan baik dan

ertanggungjawabkan Tugas Hal yang harus dikerjakan pada fase ini :

tes maupun nontes17

i kepada

nurut Darwayan Syah, dkk kelebihannya adalah

engisi waktu luang dengan kegiatan konstruktif dan produktif

engawasan dan mengolah informasi

ut Basyirudin Usman adalah

erjaan siswa dikerjakan oleh orang lain

                                                           

sistematik

3. Fase Memp

a. Laporan siswa secara lisan ataupun tulisan b. Ada tanya jawab atau diskusi kelas c. Penilaian hasil tugas siswa dilakukan secara

Metode mengajar merupakan suatu alat untuk mengantarkan mater

siswa, tetapi metode juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Maka,

“kelebihan metode resitasi menurut Syaiful Bahri Djamarah kelebihan metode

resitasi adalah pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar akan dapat

diingat lebih lama dan anak didik mempunyai kesempatan memupuk

perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan

berdiri sendiri”.18

“Sedangkan me

1) Merangsang aktivitas dan kreativitas siswa dalam rangka m

2) Menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab 3) Membiasakan anak belajar tanpa bimbingan dan p4) Memberikan pengalaman kepada siswa mencari

dan sumber belajar”.19

Jadi, kelebihan metode resitasi dapat menimbulkan siswa menjadi lebih kreatif,

bertanggung jawab, dan mandiri. Serta membawa siswa kepada arah yang positif

dan konstruktif dan menjadikan siswa aktif .

Adapun kelemahan metode resitasi menur

1) Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan pek

  17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar …., h.86       18 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. III, h.236.       19 Darwayan Syah, dkk, Perencanaan Sistem …., h. 149. 

  

Page 28: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

20  

2) Guru mengalami kesukaran dalam pemberian tugas, dikarenakan kemampuan siswa yang berbeda-beda, baik kemampuan individual,

oleh siswa 2) Beberapa orang siswa cenderung mengerjakan secara serampangan

iswa dalam

is, sosiologi berasal dari bahasa latin socius yaitu

ra terminology banyak pakar yang memberikan

n bahwa sosiologi adalah ilmu yang 22

                                                           

intelegensi, dan kematangan mental 3) Dapat menimbulkan kestabilan mental dan pikiran siswa apabila tugas

yang diberikan bersifat memaksa.20

Sedangkan menurut Darwayan, ddk kelemahannya adalah

1) Sulit mengontrol dan mengawasi tugas yang dikerjakan

3) Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangan s4) Tugas yang diberikan kelompok, tidak semua siswa berpartisipasi

menyelesaikannya 5) Menimbulkan kebosanan apabila tugas yang diberikan bersifat monoton.21

Maka, dapat disimpulkan bahwa kelemahan metode resitasi adalah kurangnya

pengawasan guru, tidak semua berpartisipasi dalam tugas apabila dikerjakan

secara kelompok, tidak mudah memberikan tugas tanpa mempertimbangkan

masing-masing perkembangan siswa, dan tugas yang diberikan dapt menimbulkan

kebosanan apabila bersifat monoton.

4. Hakikat Sosiologi 4.1. Pengertian Sosiologi

Secara harfiah atau etimolog

teman, kawan, sahabat sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi, sosiologi adalah ilmu

tentang cara berteman atau berkawan atau bersahabat yang baik, atau cara bergaul

yang baik dalam masyarakat.

Sedangkan sosiologi seca

pengertian-pengertian sosiologi

“Roucek dan Warren mengemukaka

mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok”. Kemudian

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu

       20 M.Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet.I, h. 48.       21 Darwayan Syah, dkk, Perencanaan Sistem …., h. 149.  22 Soerjono Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2007), h. 18

  

Page 29: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

21  

masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,

termasuk perubahan-perubahan sosial.23

“Menurut Mayor Polak menyatakan sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan

yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara

manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan

kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis”.24

Masyarakat terdiri dari individu-individu, keluarga, golongan-golongan serta

organisasi-organisasi yang saling berhubungan. Organ-organ yang ada di

masyarakat memiliki bentuk-bentuk yang berbeda, yang masing-masing saling

berinteraksi, berkomunikasi, dan saling mempengaruhi dengan cara-cara yang

berbeda sesuai dengan kebiasaannya masing-masing, di dalam bukunya yang

berjudul ilmu Masyarakat umum, P.J.Bouman mengatakan:

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan sosial antara oknum yang satu dengan oknum yang lain, antara oknum dan golongan serta sifat dan perubahan dari lembaga-lembaga dan buah pikiran sosial ia berusaha mencapai sintesis antara ilmu jiwa sosial dan bentuk sosial sehingga dapat memahami kenyataan masyarakat dalam kenyataan hubungan kebudayaan umumnya.25 “Menurut G. Kartasaputra dalam kamus sosiologi dan kependudukan, sosiologi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perkembangan dan prinsip-prinsip

organisasi sosial dan umumnya tingkah laku kelompok sebagai perbedaan dari

tingkah laku individu-individu dalam kelompok”.26

Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni

(pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Sosiologi

dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam

memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur

sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sosial sampai pada

terciptanya integrasi sosial. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu

sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan                                                                  23 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar …., h. 18      24 Ary.H.Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), Cet. I, h. 3.      25 P.J.Bouman, Ilmu Masyarakat Umum, ( Jakarta: Pustaka Sarjana, 1968), cet 14, h.13.      26 G.Kartasaputra, Kamus Sosiologi dan Kependudukan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), cet. II, h. 396.

  

Page 30: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

22  

pengetahuan tentang masyarakatdan kebudayaan yang disusun secara sistematis

berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir

untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur

dan teori yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.

4.2. Karakteristik Sosiologi

Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan

meneliti kelompok-kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, etnis,

atau suku bangsa, komunitas pemerintahan dan berbagai organisasi sosial, agama,

politik, budaya, bisnis, dan organisasi lainnya. Sosiologi pun mempelajari

perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal ususl pertumbuhannya, serta

menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para anggotanya. Dengan

demikian, sebagai objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia yang dilihat

dari sudut hubungan antarmanusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan

manusia dalam masyarakat.

Jika ditelaah lebih lanjut, tentang karakteristik sosiologi mencakup hal-hal

berikut:

1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, bukan merupakan bagian ilmu pengetahuan alam maupun ilmu kerohanian

2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, melainkan suatu disiplin yang bersifat kategoris. Artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi saat ini dan bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau seharusnya terjadi.27

3. Sosiologi bersifat empiris, artinya bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.

4. Sosiologi bersifat teoritis, artinya ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka daripada unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.

5. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama.

                                                                 27 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), cet. I, h. 74.

  

Page 31: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

23  

6. Sosiologi bersifat nonetis, yaitu yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.28

Sosiologi adalah ilmu masyarakat, yaitu tentang system hubungan yang

berlaku dan proses yang timbul dalam berbagai hubungan tersebut. Dalam hal ini

akan menggunakan istilah masyarakat, bangsa, dan rakyat.

Pengertian masyarakat sangat beragam rumusannya, tergantung aspek apa

yang menjadi inti definisinya. Namun demikian, secara umum pengertian

masyarakat adalah sejumlah manusia yang hidup dalam suatu lingkungan, dalam

kurun waktu yang cukup lama sehingga melahirkan budaya dengan satu kesatuan

kriteria dalam memiliki sistem hidup bersama.

Sistem hubungan kemasyarakatan yang menjadi pokok bahasan sosiologi ialah

hubungan kekerabatan, hubungan pergaulan, hubungan kerja, hubungan

pemerintahan, hubungan formal dan informal, hubungan alumni, hubungan daerah

asal kelahiran atau keturunan, hubungan bisnis, dan sebagainya.

4.3. Kegunaan (Faedah) Sosiologi

Kegunaan atau faedah untuk kehidupan sehari-hari yaitu:

a. Untuk pekerjaan sosial, sosiologi memberikan gambaran atau pengertian

tentang pelbagai problem sosial, asal-usul atau sumber terjadinya,

prosesnya dan sebagainya. Dengan gambaran seperti ini maka dapat dicari

cara-cara pendekatan untuk mengatsi problema sosial secara tepat.

b. Untuk pembangunan pada umumnya, sosiologi memberikan pengertian

“masyarakat” secara luas, sehingga dengan gambaran tersebut para

perencana dan pelaksana pembangunan dapat mencari pola pembangunan

yang paling sesuai agar berhasil. Hal-hal yang dapat diketahui dari

sosiologi untuk pelaksanaan pembangunan antara lain:

1) Kebutuhan/tuntutan masyarakat setempat, sehingga pembangunan dapat sesuai dengan keadaan nyata.

                                                             28 Syahrial Syarbaini, dkk, Sosiologi dan Politik, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2002), cet. I, h. 10.

  

Page 32: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

24  

2) Stratifikasi (pelapisan) sosial dengan memahaminya dapat menentukan bagi lapisan mana pembangunan akan dilakukan. Atau mau diapakan lapisan-lapisan sosial itu dalam pembangunan.

3) Letak pusat-pusat kekuasaan, dengan mengetahui di tangan siapa kekuasaan berada, maka usaha pembangunan akan mudah digerakkan

4) System dan saluran-saluran komunikasi, dengan memahami hal ini maka ide-ide pembangunan dapat sampai kepada anggota masyarakat, dan diterima dengan baik oleh mereka, karena disalurkan lewat system dan saluran komunikasi yang tepat.

5) Perubahan-perubahan sosial, dengan mengetahui hal ini para perencana dan pelaksana pembangunan dapat menentukan arah atau mengendalikan proses perubahan yang sedang atau akan terjadi. Atau akibat proses sosial yang telah terjadi, perubahan diharapkan berkembang menjadi lebih positif.

B. Deskripsi Teori Rancangan-rancangan Alternatif/Desain-

desain Alternatif Intervensi Tindakan yang dipilih

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris yaitu Classroom

Action Research (CAR) “menurut Masnur Muslich yaitu sebuah kegiatan

penelitian yang dilakukan di kelas”.29

“Suyanto menyatakan bahwa PTK atau Penelitian Tindakan Kelas merupakan

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-

tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran di kelas secara professional”.30

“Menurut Kurt Lewin Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu rangkaian

langkah yang terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi”.31

“Sedangkan menurut Wallace dalam Burns menyatakan penelitian tindakan

dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi secara sistematis tentang

                                                                 29 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.6, h.2      30 Masnur Muslich,Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research)Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional, (Jakarta : Bumi Aksara,2009),Cet 1, h.9.      31 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, ( Jakarta : Rajawali Pers,2009), Cet 4, h.42

  

Page 33: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

25  

praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusan-

keputusan tentang praktik yang seharusnya dilakukan di masa mendatang”.32

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas suatu rangkaian kegiatan penelitian yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran, yakni dilakukan

dengan cara mengumpulkan data atau informasi secara sistematis melalui empat

tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik penting, yaitu

1) Ciri khusus pada PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata.

Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan

ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis.

2) PTK harus menunjukkan adanya perubahan ke arah perbaikan dan

peningkatan secara positif. Oleh karena itu, dengan diadakan tindakan

tertentu harus membawa perubahan kea rah perbaikan. Apabila dengan

tindakan justru membawa kelemahan, penurunan, atau perubahan negatif

berarti hal tersebut menyalahi karakter PTK.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas “Mc Niff menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya penelitian

tindakan kelas adalah untuk perbaikan. Jadi, tujuan utama penelitian tindakan

kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik

dalam menangani proses pembelajaran”.33

“Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Kunandar dapat dilihat dari dua

aspek, yaitu:

1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan

pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki

mutu pembelajaran dalam jangka pendek.                                                                  32 Kunandar, Langkah Mudah …., h.43      33 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan …., h. 106-107

  

Page 34: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

26  

2. Manfaat praktis dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut; pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah dan pengembangan

kurikulum di tingkat sekolah”.34

4. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas Prinsip dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

1. Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar. 2. Tidak boleh terlalu menyita waktu. 3. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya. 4. Masalah yang dikaji benarp-benar ada dan dihadapi guru. 5. Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain). 6. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar

mengajar. 7. PTK menjadi media guru untuk berpikir kritis dan sistematis. 8. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai

akademik dan ilmiah. 9. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana,

konkret, jelas, dan tajam. 10. Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak

menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.35

5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan kelas sebagaimana jenis penelitian lainnya, memiliki

kelebihan dan kelemahan. Shumsky dalam Suwarsih menyatakan bahwa

kelebihan PTK sebagai berikut:

1) Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki. 2) Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam

hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti 3) Melalui kerja sama, kemungkinan untuk berubah meningkat. 4) Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan

masalah yang

Sementara itu, kelemahan dari PTK adalah sebagai berikut: 1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK pada

pihak peneliti (guru).

                                                                 34 Kunandar, Langkah Mudah …., h.68      35 Kunandar, Langkah Mudah …., h. 67

  

Page 35: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

27  

2) waktu. Karena PTK memerlukan komitmen peneliti

untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala

yang cukup besar.

Berkenaan dengn

                                                           

36

6. Model Penelitian Tindakan Kelas Beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang

berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun bagan alur

dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

?

Bagan 2.1 Alur Pelaksanaan PTK

      36 Kunandar, Langkah Mudah …., h. 69

  

Page 36: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

28  

7. Empat Aspek Pokok Penelitian Tindakan Kelas “Menurut Kemmis dan Mc Taggart, penelitian tindakan kelas dilakukan

melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat

“momentum”esensial. Yaitu sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk

meningkatkan penelitian yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan kelas

hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, rencana

itu harus memandang ke depan. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya

disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang refleksi.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar

dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi

refleksi sekarang, terlebih ketika putaran sekarang berjalan.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang

telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah,

persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis”.37

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Kajian tentang kehidupan masyarakat dari segi sosial dapat dipelajari melalui

ilmu sosiologi. Berbicara mengenai konsep sosiologi terdapat dua pengertian

dasar, yaitu sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai metode.

Dalam pembelajaran sosiologi, guru harus memberikan atau menyampaikan

konsep-konsep sosiologi secara efektif dan mudah dipahami oleh siswa. Karena

sosiologi membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsep

                                                                 37 Kunandar, Langkah Mudah …., h. 70-75

  

Page 37: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

29  

tersebut. Sebagai guru yang merupakan fasilitator terhadap siswanya, maka guru

diharuskan untuk lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Dalam

memilih metode, tidak ada metode yang semua mempunyai kelebihan dan

kekurangan.

Metode resitasi akan diterapkan pada mata pelajaran sosiologi dengan

menggunakan tema yang ada, dan gurulah yang akan memberikan tugas kepada

siswa dengan langkah-langkah penyelesaiannya. Dalam penerapan metode ini,

diharapkan siswa dapat lebih aktif, bertanggung jawab, dan dapat teratasi dalam

kesulitan belajar.

Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan bahwa

metode resitasi dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mata pelajran

sosiologi.

D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Seorang guru SMA Muhammadiyah 3 Surakarta telah melakukan penelitian.

Hasilnya dikutip dalam Jurnal Pendidikan, Maret 2008, Volume 5, Nomor 1, yang

berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Turunan Melalui

Penggunaan Metode Resitasi dan Diskusi bagi Siswa Kelas XI-IS.2 SMA

Muhamaddiyah 3 Surakarta pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2006/2007.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan penelitian, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode resitasi dan

diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada awal pembelajaran dengan

pretes diperoleh nilai rata-rata kelas 54,04 dan setelah diberi pembelajaran pada

siklus I kemudian dilakukan postes nilai rata-rata kelas naik menjadi 57,16.

Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 63,36.

     Noer Faizah seorang mahasiswa matematika, Fakultas Pendidikan melakukan

penelitian dengan judul skripsi Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa dengan Metode Resitasi. Hasil penelitian yang

dilaksanakan melalui 3 siklus. Pada siklus I nilai tes yang mendapatkan 70

sebanyak 5 orang yaitu 13,89% dan yang mendapatkan nilai kurang dari 70

sebanyak 31 orang yaitu 86,11%. Maka dilakukan siklus II untuk mencapai target,

  

Page 38: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

30  

  

nilai tes 70 sebanyak 12 orang yaitu 33,33% dan yang mendapat kurang dari

nilai rata-rata sebanyak 24% yaitu 66,61% dalam siklus II ini mengalami

peningkatan dibandingkan siklus I. sedangkan pada siklus III nilai tes 70

sebanyak 28 siswa yaitu 77,78% dan yang mendapat nilai kurang dari 70

sebanyak 8 siswa yaitu 22,22%. Pada siklus III ini indikator keberhasilan sudah

tercapai dimana lebih dari 60 % siswa mendapkan nilai 70 dari tes kemampuan

pemecahan masalah matematika.

E. Hipotesis Tindakan

Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep

sosiologi yang berkaitan dengan perilaku menyimpang, sehingga hasil belajarnya

tidak memuaskan. Berdasarkan analisis masalah, peneliti menyimpulkan bahwa

mereka tidak dapat memahami konsep sosiologi secara keseluruhan. Hipotesis

tindakannya adalah peneliti menerapkan metode resitasi pada mata pelajaran

sosiologi, dengan begitu siswa dapat mengatasi kesulitan belajar dan mendapatkan

hasil yang memuaskan. Adapun indikator keberhasilannya adalah 60% siswa

mendapatkan nilai 70.

Page 39: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

31  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X di MA Manaratul Islam, pada

semester ganjil tahun ajaran 2009/2010.

B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/ Rancangan Siklus

Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model proses yang digunakan dalam PTK ini

adalah model proses siklus (putaran/spiral) yang mengacu pada PTK Kemmis S,

dan Mc Tagget. R model dari putaran ke putaran atau siklus ke siklus dengan

target agar kualitas pembelajaran sosiologi dapat terselesaikan dengan baik

sehingga kualitas pembelajaran semakin tinggi. Gambaran langkah-langkah yang

akan dilakukan dalam tindakan penelitian adalah:

Page 40: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

32  

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan

?

Pengamatan

Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan PTK

C. Subyek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di MA Manaratul

Islam dan guru mata pelajaran sosiologi sebagai kolaborator dan observer.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian tindakan kelas, peneliti berperan sebagai pelaku penelitian.

Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran sebagai kolaborator dan

observer. Sebagai kolaborator yaitu membantu peneliti membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan refleksi, serta menentukan tindakan-

tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu

memberi penilaian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan

menggunakan metode resitas, mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran, dan menilai kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi

setelah diberikan pretes dan postes di setiap siklus. Untuk mencapai hasil

Page 41: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

33  

penelitian yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibutuhkan

solidaritas yang kuat antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Keduanya sama-

sama mempunyai peranan yang sangat penting.

E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan penelitian ini dimulai dengan tahap pra penelitian dan akan

dilanjutkan dengan siklus I. setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I,

penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Berikut akan disajikan bentuk uraian

kegiatan penelitian.

Tabel 3.1

Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pendahuluan

1. Analisis kurikulum dan studi pustaka

2. Observasi ke MA Manaratul Islam

3. Mengurus surat izin penelitian

4. Membuat instrumen penelitian

5. Menghubungi kepala sekolah

6. Menentukan kelas subjek penelitian

7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian

8. Mensosialisasikan pembelajaran sosiologi dengan menggunakan

metode resitasi pada siswa yang menjadi subjek penelitian

Tabel 3.2

Tahap Penelitian Siklus I

Tahap Perencanaan

1. Membuat rencana pembelajaran

2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan

4. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan

lapangan serta keperluan observasi lainnya

Page 42: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

34  

5. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan

6. Menyiapkan soal akhir siklus

7. Menyiapkan alat dokumentasi

Tahap Pelaksanaan

1. Pendahuluan

a. Apersepsi : dengan Tanya jawab guru mereview pengetahuan siswa

sebelumnya tentang materi terdahulu

b. Memotivasi siswa dengan permasalahan kontekstual (pembelajaran

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari)

2. Kegiatan Inti

a. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode resitasi

b. Siswa mempelajari materi sosiologi

c. Guru memberikan tugas proyek (tugas lapangan)

d. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar, guru memberikan

latihan soal

e. Membahas dan mengkoreksi latihan bersama

3. Penutup

a. Penilaian hasil tes siklus I

b. Guru bersama siswa membuat rangkuman semua materi yang telah

dibahas

c. Dokumentasi

Tahap Observasi

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari

observasi dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa

dan guru (peneliti), guru kolaborator mencatat semua hal yang terjadi

selama proses pembelajaran

Refleksi

Page 43: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

35  

Analisis hasil observasi dan evaluasi pembelajaran siklus I yang akan

dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya

Tabel 3.3

Tahap Pelaksanaan Siklus II

Tahap Perencanaan

1. Membuat rencana pembelajaran

2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan

4. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan

lapangan serta keperluan observasi lainnya

5. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan

6. Menyiapkan soal akhir siklus

7. Menyiapkan alat dokumentasi

Tahap Pelaksanaan

1. Pendahuluan

a. Memotivasi siswa dengan permasalahan kontekstual (pembelajaran

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari)

b. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti

a. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode resitasi yang

dilengkapi quiz dan tutor sebaya

b. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk mengerjakan tugas

kelompok

c. Guru mengulang materi sosiologi yang telah dijelaskan

d. Guru memberikan siswa kesempatan untuk bertanya tentang materi

yang kurang dipahami

e. Guru memberikan quiz yang bersifat mengatasi kesulitan belajar

f. Siswa menjawab quiz secara cepat tepat (kompetisi)

Page 44: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

36  

g. Guru memberikan reward (nilai plus) pada siswa yang menjawab

benar.

3. Penutup

a. Penilaian hasil tes siklus II

b. Guru bersama siswa membuat rangkuman semua materi yang telah

dibahas

c. Dokumentasi

Tahap Observasi

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari

observasi dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa

dan guru (peneliti), guru kolaborator mencatat semua hal yang terjadi

selama proses pembelajaran

Tahap Refleksi

Analisis hasil observasi dan evaluasi pembelajaran siklus I yang akan

dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas dalam penerapan metode

resitasi adalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.

G. Data dan Sumber Data Data dan sumber penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Data kualitatif

Hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil observasi aktivitas

siswa, catatan lapangan, serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan

pembelajaran).

2. Data Kuantitatif

Hasil data yang diambil adalah nilai tes siswa dan angket.

Page 45: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

37  

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru mata pelajaran,

dan peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrument

antara lain:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama

pembelajaran sehingga dapat mengukur kemampuannya dalam mengatasi

kesulitan belajar.

b. Lembar Soal/Tes

Lembar soal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal/tes dalam mengatasi kesulitan belajar

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis mengenai hal-hal spesifik / unik yang

terjadi selama penelitian berlangsung. Tujuan catatan lapangan ini untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam mengatasi kesulitan belajar sosiologi

dengan metode resitasi.

d. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan di akhir penelitian.

Wawancara dengan difokuskan pada tanggapan siswa selama proses

pembelajaran.

e. Lembar Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan pada setiap pelaksanaan penelitian. Tujuan lembar

dokumentasi untuk memperkuat data-data yang ada.

f. Lembar Angket

Lembar angket dibagikan kepada siswa untuk mengetahui kesulitan belajar dan

respon siswa terhadap mata pelajaran sosiologi serta metode resitasi.

Page 46: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

38  

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket

Variabel Dimensi Item Pernyataan

+ (positif) -(negatif)

Kesulitan belajar

(X)

Kesulitan belajar

disebabkan faktor

Internal

3 8

Kesulitan belajar

disebabkan faktor

eksternal

1, 2, 16, 17, 18, 195, 10, 13, 14, 15,

20

Metode Resitasi

(Y)

6, 7, 12 4, 9, 11

Adapun kriteria penskorannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban dengan Skala Likert

No Pernyataan Skor

SS S R TS STS

1. Positif 5 4 3 2 1

2. Negatif 1 2 3 4 5

Keterangan

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Page 47: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

39  

I. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi

Lembar observasi ini terbagi menjadi dua, yaitu lembar observasi guru dalam

proses belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar digunakan

untuk mengetahui proses pengajaran sosiologi dengan menerapkan metode

resitasi, apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar observasi aktivitas

siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengamati interaksi

pembelajaran di kelas.

Observasi untuk mengetahui perkembangan siswa dan kemudahan siswa dalam

belajar dan kegiatan guru dalam mengajar dilakukan metode observasi

(pengamatan) oleh guru kolaborasi. Observasi dilakukan di kelas X MA

Manaratul Islam yang menjadi subyek penelitian untuk mendapat gambaran

secara langsung tentang kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Dengan

melakukan observasi dapat mengetahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan dan

menerima pelajaran dari guru selama proses belajar berlangsung.

b. Metode Tes

Kesulitan belajar siswa dapat dilihat hasilnya melalui tes pada setiap akhir

siklus. Siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal sosiologi dan peneliti memberi

skor pada jawaban soal.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek

pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan

siswa, dan aspek lainnya yang perlu di catat.

d. Metode Dokumentasi

“Menurut Sukmadinata studi dokumenter (documentary study) merupakan

suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”.1 Metode ini

                                                                 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. I, h. 221.

Page 48: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

40  

penulis gunakan untuk memperoleh data tentang nama siswa, nomor induk, nilai

hasil tagihan blok dan laporan siswa pada kelas X MA Manaratul Islam.

e. Metode Wawancara

“Menurut Denzin dalam Rochiati Wiriaatmadja wawancara merupakan

pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan-penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu”.2 Pada penelitian ini yang diwawancarai adalah guru dan beberapa siswa.

f. Angket

Angket diberikan kepada siswa setelah berakhirnya penelitian, tujuannya

adalah untuk mengetahui respon siswa setelah belajar sosiologi dengan metode

resitasi. Respon siswa yang ingin diketahui adalah apakah responnya baik,

sedang, atau buruk.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness)

Studi

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan

dicatat dalam penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan

digunakan teknik triangulasi. “Menurut Lexy Moeleong triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut”.3

Penelitian ini menggunakan triangulasi penyelidikan dengan jalan

memanfaatkan peneliti atau penguatan keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal ini adalah guru

sosiologi kelas X agar dapat mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data.

Untuk menganalisis butir soal yang diujicobakan, peneliti melakukan beberapa

tahap diantaranya:

                                                                2 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung, : Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. III, h. 117     3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. VIII, h.178

Page 49: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

41  

a. Validititas

“Menurut Ahmad Sofyan validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan

tepat atau shahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya”.4

Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus Point

Biserial, yaitu:

rpbis (i) =

Keterangan rpbis (i) = Koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor I dengan skor total Xi = Rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal Xt = Rata- rata skor semua responden St = Standard deviasi skor total semua responden Pi = Proporsi jawaban benar untuk butir nomor i qi = Proporsi jawaban salah untuk butir nomor i5 Dari uji instrumen untuk siklus I dilakukan sebanyak 30 soal. Hasil uji

validitas didapatkan jumlah soal yang valid sebanyak 23 soal yakni 1, 2 ,3 ,6 ,9,

10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, dan 29. Agar

menjadi 20 soal, maka harus dibuang 3 soal yakni 1, 17, dan 22 karena tingkat

kesukaran pada setiap butir soal adalah sedang, maka dilihat dari betulnya siswa

yang menjawab soal tersebut.

Sedangkan pada siklus II didapatkan 20 soal yang valid yakni nomor 1, 7, 8,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30. Soal yang sudah

dihitung validitasnya dan mendapatkan 20 soal yang valid, maka soal tersebut

tidak dikurangkan ataupun ditambahkan. Karena sudah mencapai 20 soal yang

diinginkan.

b. Realibilitas                                                                   4 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta :UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 105 5 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran …., h.109

Page 50: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

42  

“Realibilitas menurut Ahmad Sofyan bermakna kepercayaan, keterandalan,

11=

keajegan, kestabilan, atau konsisten, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya dan konsisten”.6 Untuk mengetahui realibilitas

menurut Suharsimi instrument tes digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20)

dengan rumus sebagai berikut:

r ∑

r11 = Realibilitas tes secara keseluruhan es

ab item benar

inggi

ndah7

Dari hasil perhitungan pada siklus I diperoleh r hitung sebesar 0,84 yang

c. Tingkat Kesukaran

pakan suatu proporsi atau perbandingan antara siswa

                                                           

n = Jumlah butir soal dalam perangkat ts = Standar deviasi skor-skor tes p = Proporsi subjek yang menjawq = Proporsi subjek yang menjawab item salah pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q Adapun kriteria pengujiannya r11 = 0,91 – 1,00 = Sangat Tr11 = 0,71 – 0,90 = Tinggi r11 = 0,41 – 0,70 = Cukup

r11 = 0,21 – 0,40 = Rendahr11 = < 0,21 = Sangat re

menunjukkan bahwa instrument memiliki nilai reliabilitas tinggi. Sedangkan

perhitungan pada siklus II diperoleh r hitung sebesar 0,89 yang menujukkan

bahwa isntrumen memiliki nilai reliabilitas tinggi.

Tingkat kesukaran meru

yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Indeks

kesukaran rentangnya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks kesukaran

      6 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran …., h, 105 7 Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VIII, h. 100.

Page 51: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

43  

menunjukkan semakin mudah butir soal dan sebaliknya semakin rendah indeks

kesukaran menujukkan semakin sulit butir soal. Cara menghitung tingkat

kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P =

P = Proporsi (indeks kesukaran)

= Sukar 5

8

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis anaan di lapangan

dan

g ada dari

ber

iteria keberhasilan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah

n dan hasil yang

                                                           

B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah peserta tes Dengan ketentuan P = 0 – 0,25 P = 0,26 – 0,7 = Sedang P = 0,76 – 1 = Mudah

Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat pelaks

kegiatan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul

berupa hasil observasi, catatan lapangan, hasil wawancara, hasil tes siswa, dan

angket. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yan

bagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam

satuan-satuan dan mengategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-

kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan

alamiah.

Kr

terjadinya peningkatan siswa dalam memahami materi sosiologi yang terlihat dari

hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran

sesuai rencana dan siswa memahami materi pelajaran, serta hasil tes menujukkan

60% dari jumlah siswa kelas penelitian mendapatkan nilai 70.

Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakuka

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu kesulitan belajar siswa

  8 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran …., h.103

Page 52: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

44  

yang belum dapat teratasi, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan

selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.

Penelitian ini akan berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian

ini telah berhasil menguji penggunaan metode resitasi dalam mengatasi kesulitan

belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi.

Page 53: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

45      

 

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA,

INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya

Madrasah lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam di suatu tempat,

sehingga bentuk madrasah telah mengalami perubahan yang cukup panjang, yaitu

dari bentuk yang sangat sederhana sampai dengan bentuk yang sekarang ini.

Disamping itu madrasah selalu muncul dari masyarakat, artinya lahirnya

madrasah karena masyarakat di suatu tempat memerlukan pendidikan agama,

yang kemudian berkembang dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan

masyarakat.

Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa madrasah sebenarnya milik

masyarakat, dengan besar dan berkembang di masyarakat. Kita tahu bahwa yang

mendirikan madrasah adalah masyarakat, baik melalui bentuk yayasan maupun

pribadi-pribadi dengan melalui cara hibbah dan wakaf. Dengan demikian dana

yang terhimpun juga berasal masyarakat yang jumlahnya relatif sangat sederhana.

Dengan dipelopori oleh para ulama, tokoh masyarakat di wilayah Gandaria dan

skitarnya maka didirikanlah suatu yayasan yang beroreintasi kepada pendidikan

dan sosial kemasyarakatan. Yayasan tersebut diberi nama “Yayasan Pendidikan

Manaratul Islam“ pada tahun 1949, yang memiliki arti dari “Manaratul” adalah

tempat yang dibuat untuk menyiarkan atau menyebarkan suatu berita, dalam

bahasa Indonesia berarti menara. Jadi arti Manaratul Islam adalah sebagai suatu

wadah atau menara untuk menyiarkan agama Islam.

Lembaga pendidikan yang diselenggarakan Madrasah Ibtidauyah (MI) yang

didirikan pada tahun 1949, Madrasah Tsanawiyah (MTs) tahun 1967, dan SPIAIN

(Sekolah Persaiapan IAIN tahun 1970. Namun selama beroperasi selama dua

  

Page 54: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

46      

 

Mencetak lulusan yang berkualita

profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan

Terciptanya suasana pembelajaran

prasarana yang memadai

Memberikan pelayanan dan bim

das, Kreatif, Inovatif, Mandiri, 1

: Madrasah Aliyah Manaratul Islam

b. Alamat Madrasah : Jl. Madrasah No.12 Rt.001/01

: Gandaria Selatan

                                                           

tahun SPIAIN ditutup pada tahun 1972, dan dilanjutkan dengan Madrasah Aliyah

yang mulai beroperasi pada 1973.

Selain lembaga pendidikan formal, Yayasan Pendidikan Manaratul Islam juga

mendirikan Pondok Pesantren Miftahul Ulum pada tahun 1980 sebagai

pendukung dalam pengembangan kemampuan siswa dalam pengetahuan agama,

khususnya.

2. Visi dan Misi

Visi

Menjadikan MA. Manaratul Islam sebagai Lembaga Pendidikan Menengah yang

unggul dan terkemuka dalam pembinaan Keimanan, Keislaman dan Keilmuan

dalam menyongsong era globalisasi.

Misi

a. s dalam akademik, memiliki life-skill

yang mapan, dan berperilaku akhlak al-karimah.

b. Peningkatan

c. yang kondusif, aktif, dan kolaboratif

dengan dukungan sarana dan

d. bingan yang bermutu, cepat, tepat, dan

akurat.

Moto Cer Berprestasi, dan Berwawasan IPTEK

dengan Berlandaskan IMTAQ

3. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah

c. Kelurahan

d. Kecamatan : Cilandak

e. Kotamadya : Jakarta Selatan

  1 Profil Sekolah MA Manaratul Islam

  

Page 55: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

47      

 

rasah

atistik Madrasah 3

gu

ngan Nilai B

94/4/KP.08.8/4353/2005

m. ah

Luas Tanah : 3000 m2

n. Keadaan Bangunan : Berlantai tiga

Tabel. 4.1

Sarana dan Prasa

No Sarana / Ruang Jumlah Keadaan

f. Provinsi : DKI Jakarta

g. Nama Kepala Sekolah : H. Syafi’i Hamzah, Lc

h. Standar Mad : Permanen

i. Nomor St (NSM) : 31231712001

j. Tahun Didirikan/Diban n : 1949

k. Tahun Beroperasi : 1973

l. Akreditasi : Terakreditasi de

- Nomor : KW.0

- Tahun : 2005

Status Tan : Milik Yayasan / Wakaf

Profil Sekolah MA Manaratul Islam

rana Sekolah

1 Kantor Ka. Madras Baik ah 1

2 Kantor Tata Usaha 1 Baik

3 Kantor Guru 1 Baik

4 Kantor Adm BK 1 Baik

5 Ruang Konseling 1 Baik

6 Ruang Kelas 6 Baik

7 Perpustakaan / UKS 1 Baik

8 Lab IPA 1 Baik

  

Page 56: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

48      

 r 9 Lab Kompute 1 Baik

10 Lab Bahasa 1 Baik

11 IS Kantor OS 1 Baik

12 Aula Serbaguna 1 Baik

13 Musholla 1 Baik

14 Toilet Guru 1 Baik

15 Siswa (bersama) 8 Baik

16 Gudang 1 Baik

Jumlah 30 -

Sumber Data : MA Manaratul Islam

Tabel. 4.2

a tahun pelajaran 2009/2010

Kelas Kelas X

Kela

Jumlah sisw

s XI Kelas XII

Program IPS IPA IPS IPA

Laki-laki 24 24 14 18 16

Perempuan 30 19 24 22 23

Jumlah siswa 64

36 37 39 48

73 87

214

Rombongan Belajar

2 1 1 1 1

2 2

Profil Sekolah MA Manaratul Islam

  

Page 57: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

49      

 abel. 4.3

Jumlah sisw 5 (lima) tahun tera hir

Tahun 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

T

a k

Kelas X 43 64 80 83 77

Kelas XI 41 50 63 80 84

Kelas XII 34 41 53 61 79

Jumlah 118 155 196 224 239

Profil Seko A Man tul Islam

Tabel. 4.4

mla ru dan Karyawan b

Pendidikan Terakhir

PNS GTY Guru Bantu Honorer Jum

lah M ara

Ju h Gu erdasarkan pendidikan terakhir

L P L P L P L P L+P

SLTA - - 1 - - - 2 - 3

DIII - - - 1 - - 2 1 4

S-1 2 3 1 1 - - 4 6 17

S-2 - 1 - - - - - 1 2

Jumlah 2 4 3 1 - - 8 7 26

Profil Sekolah MA Manaratul Islam

Tabel. 4.5

Keadaan Guru dan Karyawan berdasarkan jenis kelamin

Tugas Jenis Kelamin

Jumlah L P

Ka. Mad 1 - 1

  

Page 58: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

50      

 Wakamad 1 1 -

Guru MP 20 9 11

Guru BK 1 - 1

TU 2 - 2

Pesuruh 1 - 1

Jumlah 15 11 26

Profil Sekolah MA Manaratul Islam

Tabel. 4.6

Kegiatan Ekstra Kurikuler

No Kegiatan Ket

1 Volley

2 Basket

3 Futsal

4 PMR

5 Marawis

6 Qasidah

Profil Sekolah MA Manaratul Islam

Tabel. 4.7

a dan Prasarana Pe belajaran

No Sarana dan Prasar

Saran m

ana Ket

1 Laptop / Notebo 1 unit ok

2 LCD Projector 1 unit

3 OHP 2 unit

  

Page 59: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

51      

 4 Slide 2 unit

5 Televisi 2 unit

6 VCD Player 1 unit

7 Amplier 2 unit

8 Tape Recorder 2 unit

9 VCD Pembelajaran 2 set

10 a Inggris CD Bahas 1 set

11 Komputer 20 unit

12 Media Praktik IPA 10 set

13 Media Praktik Bahasa 20 set

14 Koleksi Buku Perpustakaan l 264 judu

Profil Sekolah MA Manaratul Islam

  

Page 60: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

52      

 

YAYASAN PENDIDIKAN 

TATA USAHA 

KOMITE MADRASAH 

KEPALA MADRASAH 

WMADRASAAKIL KEPALA 

H

GURU 

SISWA 

OSIS 

BIMBINGAN KONSELING 

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH ALIYAH MANARATUL ISLAM

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Profil Sekolah MA Manaratul Islam

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi

Subjek penelitian tindakan ini adalah M

30 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun

a

saat pembelajaran adalah metode pembelajaran

yang membosankan, kondisi kelas yang ramai, dan mata pelajaran sosiologi yang

Tindakan A Manaratul Islam kelas XB sebanyak

hasil w wancara dengan siswa kelas XB, peneliti menyimpulkan bahwa kendala-

kendala yang mereka hadapi pada

  

Page 61: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

53      

 

itian dilakukan sebanyak dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri

si kesulitan belajar siswa pada

strumen (soal/tes,

n

pang selama 25 menit. Setelah menjelaskan kepada siswa semua

mempunyai banyak istilah-istilah yang baru mereka dengan ataupun kenal.

Sehingga dengan kendala-kendala tersbut siswa mengalami kesulitannya dalam

belajar.

Berdasarkan kendala-kendala yang dialami siswa sehingga membuah hasilkan

kesulitan belajar bagi siswa, peneliti mencoba menerapkan metode resitasi atau

metode penugasan yang mana dalam metode tersebut siswa diharapkan aktif,

bertanggung jawab dan siswa dapat berkembang.

Penel

dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi

kolaborator dan observer mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil

pengamatan awal dengan tujuan agar dapat mengata

mata pelajaran sosiologi. Sebelum melakukan penelitian peneliti, menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Power Point, dan in

lembar observasi, catatan lapangan, angket), dan melakukan uji coba instrumen.

Selanjutnya merupakan tahap pelaksanaan tindakan, adalah melakukan suatu

tindakan untuk memperbaiki atau mengatasi kesulitan belajar siswa pada proses

pembelajaran sosiologi. Pada tahap ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali

pertemuan.

Pada pertemuan pertama, proses pembelajarannya diawali dengan pembukaa

mata pelajaran atau pendahuluan selama 10 menit. Kemudian memberikan

apersepsi tentang pembelajaran yang akan dibahas dan menjelaskan pengertian

perilaku menyimpang, jenis-jenis perilaku menyimpang, dan fungsi-fungsi

perilaku menyim

bahan ajar, maka siswa diberikan tugas untuk mengetahui kemampuan siswa

terhadap bahan ajar yang sudah dijelaskan. Setelah siswa menyelesaikan tugas

yang diberikan, seluruh siswa mengoreksi tugas temannya secara acak. Dan dapat

disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang kurang memahami mata pelajaran

sosiologi. Sehingga, guru memberikan tugas proyek yang dikerjakan di rumah

untuk mencari materi yang terkait tentang perilaku menyimpang di Koran,

  

Page 62: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

54      

 

guru atau mengungkapkan pendapatnya

a atau tahap terakhir adalah tahap analisis dan refleksi, di

kan dengan indikator keberhasilan.

majalah, dan di internet dengan tujuan agar siswa mendapatkan penjelasan-

penjelasan tentang perilaku menyimpang.

Pertemuan kedua diawali dengan mengevaluasi materi pengertian perilaku

menyimpang, jenis-jenis perilaku menyimpang, dan fungsi-fungsi perilaku

menyimpang untuk mengetahui kemampuan siswa. Melakukan apersepsi untuk

menstimulus siswa untuk berpikir mengenai materi yang akan dipelajari. Siswa

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

dan guru mulai menjelaskan tentang teori-teori perilaku menyimpang. Kemudian

guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan guru pun memberikan

pertanyaan kepada siswa. Setelah siswa menjawab pertanyaan yang diberikan

guru serta guru sudah menjelaskan pertanyaan yang diberikan siswa, maka guru

memberikan tugas kepada siswa. Guru menyimpulkan, bahwa pada pertemuan

kedua ini, beberapa siswa mulai dapat mengatasi kesulitan belajar. Proses

pembelajaran pada siklus I diakhiri dengan melakukan tes/soal untuk mengetahui

kemampuan siswa.

Pada tahap observasi, guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran

dengan metode resitasi sekaligus mengamati aktivitas siswa, menilai hasil belajar

siswa yang telah diberikan melalui tugas atau tes pada akhir siklus, dan

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

Tahap selanjutny

mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan

observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I,

tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian.

Kemudian hasil penelitian siklus I dibanding

Tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang

akan diberikan di siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang

muncul di kelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk mencari solusi

yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran sosiologi. Kendala yang muncul

pada saat proses pembelajaran di antaranya adalah beberapa siswa tidak

mengerjakan tugas yang diberikan guru, tidak memperhatikan guru ketika

  

Page 63: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

55      

 

capai target yang diinginkan.

elakukan tindakan,

n ajar sebagai media

siswa membahas kasus yang diberikan oleh guru dan

menjelaskan materi, dan siswa masih pasif untuk melakukan atau mengutarkan

pendapat.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian di siklus I, peneliti

merasa penelitiannya harus dilanjutkan ke siklus II karena dirasa belum berhasil

menerapkan metode pembelajaran resitasi pada mata pelajaran sosiologi, selain itu

hasil belajar siswa pada tes akhir siklus masih perlu ditingkatkan sedikit karena

belum men

Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan yang

telah dikembangkan setelah melakukan refleksi di siklus I.

Tahap perencanaan merupakan tahap awal di mana peneliti dan guru mata

pelajarana yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana

tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. sebelum m

pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran sosiologi membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan baha

pembelajaran siswa.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan satu kali pertemuan karena

pada siklus ini, akan mengevaluasi mata pelajaran sosiologi yang telah dijelaskan

pada siklus I pada pertemuan I dan II untuk mengatasi kesulitan belajar dan

meningkatkan nilai pada hasil belajar sosiologi. Pada pertemuan ini, siswa dibagi

menjadi 5 kelompok

mempresentasikan kasus tersebut. Untuk membuat siswa tidak bosan dalam

mempelajari sosiologi dan mengingat apa yang telah dibahas, maka guru

membuat sebuah games atau quiz. Untuk mengetahui bahwa siswa mampu

mengatasi kesulitan belajar, maka guru memberikan tugas untuk merangkum

materi yang telah dibahas melalui pendapat siswa.

Pada tahap observasi, guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran

dengan metode resitasi sekaligus mengamati aktivitas siswa, menilai hasil belajar

sosiologi yang telah diberikan melalui tugas atau tes pada akhir siklus, dan

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

  

Page 64: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

56      

 

embelajaran dengan menggunakan

klus adalah 20 soal.soal tersebut berasal dari 30 soal yang diujikan

ahulu melalui validitas dan realibilitas. Proses pengambilan data hasil tes pada

telah ditentukan.

, 20, 22,

Tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang

bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi

proses pembelajaran pada siklus II, tindakan yang dilakukan sudah sesuai atau

belum dengan konsep penelitian. Proses p

metode resitasi sudah berjalan dengan baik, walaupun belum mencapai

kesempurnaan. Akan tetapi, pada siklus II ini, guru sudah menganggap berhasil

karena telah mencapai indikator keberhasilan. sehingga penelitian dihentikan di

siklus II.

C. Pemeriksaan Keabsahan Data Instrumen yang digunakan untuk menguji siswa melalui soal/tes pada masing-

masing si

d

masing-masing instrumen ketika pada akhir siklus yang

Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah

mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu

dengan menggunakan rumus validitas “Point Biseral”. Pada siklus I, didapatkan

23 soal yang valid yakni 1, 2 ,3 ,6 ,9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19

23, 24, 25, 27, dan 28. Sedangkan pada siklus II didapatkan20 soal yang valid

yakni nomor 1, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

29,dan 30.

Kedua instrumen tersebut juga diujikan realibilitasnya berdasarkan rumus

Kuder-Richardson (K-R 20). Realibilitas soal pada siklus I adalah 0,84 (kriteria

tinggi), sedangkan soal pada siklus II realibilitasnya adalah 0,89 (kriteria tinggi).

D. Analisis Data 1. Hasil Tes Siswa

Adapun nilai hasil tes siklus I disajikan dalam tabel sebagai berikut :

  

Page 65: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

57      

 Tabel 4.8

Nilai Tes Frekuensi

Nilai Tes Akhir Siklus I

4,0 2

4,5 3

5,0 5

5,5 10

7,0 6

7,5 2

8,0 2

Dari tabel di atas terlihat siswa yang mendapat alah 10 siswa yaitu

33,33% dan ≤ 70 adalah 20 siswa yaitu 66,67%. Pada siklus I ini, siswa belum

mampu mengatasi kesulitan belajar sehingga indikator keberhasilan yang ingin

icapai belum berhasil.

≥ 70 ad

d

Tabel 4.9

Nilai Tes Akhir Siklus II

Nilai Tes Frekuensi

5,5 2

6,0 2

6,5 3

7,0 9

7,5 5

8,0 4

8,5 4

9,0 1

Dari tabel di atas at siswa yang mendapat ≥ 70 adalah 23 siswa

yaitu76,66% dan ≤ 70 adalah 7 siswa yaitu 23,33%. Pada siklus I ini, siswa

mampu mengatasi ke an belajar sehingga telah mencapai indikator

keberhasilan 60% siswa mendapatkan nilai 70 bahkan lebih dari nilai 70.

terlih

sulit

  

Page 66: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

58      

 2. Hasil Wawanca

Responden I

ra

Wawancara ini dilakukan setelah akhir tindakan atau siklus II. Berikut hasil

wawancara dari beberapa siswa

Tabel 4.10

Hasil Wawancara Responden Siswa

Peneliti: Bagaimana menurut kalian tentang proses pembelajaran

menggunakan metode resitasi?

Siswa : “awalnya sich, bose as terus….tapi lama-lama

asyik juga me

Peneliti: Menurut kalian, apakah metode resitasi dapat mengatasi

ya mendapatkan hasil yang

ini merupakan metode yang

…soalnya dengan metode ini siswa lebih diajarkan

aimana dengan hasil yang kalian dapat pada pembelajaran

an”

n di kasih tug

ngerjakan tugas”.

kesulitan belajar?

Siswa: “iya…soalnya nilai tes sa

memuaskan”

Peneliti: Apakah metode resitasi

menyenangkan?

Siswa: ‘ya…iyalah

untuk lebih aktif”

Peneliti : Bag

ini?

Siswa: “memuaskResponden II

Peneliti: Bagaimana menurut kalian tentang proses pembelajaran

: “ mengasyikkan”.

ian, apakah metode resitasi dapat mengatasi

kesulitan belajar?

r”

i ini merupakan metode yang

menggunakan metode resitasi?

Siswa

Peneliti: Menurut kal

Siswa: “Alhamdulillah metode ini dapat mengatasi kesulitan belaja

Peneliti: Apakah metode resitas

menyenangkan?

  

Page 67: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

59      

 

na dengan hasil yang kalian dapat pada pembelajaran

Siswa: ‘iya….”

Peneliti : Bagaima

ini?

Siswa: “Alhamdulillah sangat memuaskan” 

Responden III

Peneliti: Bagaimana menurut kalian tentang proses pembelajaran

menggunakan metode resitasi?

kan”.

eneliti: Menurut kalian, apakah metode resitasi dapat mengatasi

?

i ini merupakan metode yang

na dengan hasil yang kalian dapat pada pembelajaran

Siswa : “menyenangkan dan tidak membosan

P

kesulitan belajar

Siswa: “iyach”.

Peneliti: Apakah metode resitas

menyenangkan?

Siswa: “metode ini membuat saya jadi lebih aktif untuk bertanya”.

Peneliti : Bagaima

ini?

Siswa: “cukup memuaskan”.

Berd dengan

menggu n

belajarnya. Karena metode resitasi, membuat siswa senang dan tidak

membo as dengan hasil yang mereka dapat. Hal ini

enujukkan bahwa penelitian tindakan dengan menggunakan metode resitasi

e di bawah ini

asarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

nakan metode resitasi dapat membuat siswa mengatasi kesulita

sankan dan siswa sangat pu

m

telah berhasil dilaksanakan oleh peneliti, karena implikasinya positif terhadap

proses pembelajaran sosiologi

3. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan Hasil Angket

Angket diberikan kepada siswa setelah berakhirnya penelitian, tujuannya untuk

mengetahui respon siswa setelah belajar sosiologi dengan metode resitasi.

Hasilnya dapat dilihat pada tabl

  

Page 68: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

60      

 Tabel 4.11

Nilai Respon Siswa Mengatasi Kesulitan Belajar

Menggunakan Metode Resitasi

No Responden Nilai

1. A1 79

2. A2 80

3. A3 82

4. A4 84

5. A5 80

6. B1 74

7. B2 82

8. B3 80

9. B4 85

10. B5 64

11. C1 85

12. C2 74

13. C3 74

14. C4 82

15. C5 77

16. D1 88

17. D2 73

18. D3 79

19. D4 70

20. D5 75

21. E1 75

22. E2 59

23. E3 60

24. E4 76

25. E5 78

  

Page 69: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

61      

 26. F1 80

27. F2 87

28. F3 77

29. F4 77

30. F5 75

Berdasarkan tabel di atas eroleh data berikut ini

Tabel 4.12

a Berdasarkan Kategori Respon Siswa

Terhadap Metode Resitasi

Respon

, dip :

Jumlah Sisw

Interval Jumlah Siswa 59-63 2 Sangat Tidak Cukup 64-68 1 Tidak Cukup 69-73 2 Cukup 74-78 10 Baik 79-83 9 Sangat Baik 84-88 6 ngat Baik Sekali Sa

Jumlah 30

Dari tabel d disimpulkan bahwa respon siswa setelah mempelajari

sosiologi denga gunakan metode resitasi adalah baik.

4. Analisi terpretasi Dat erdasarkan angan

Tabel 4.13

i atas, dapat

n meng

s dan In a B Hasil Catatan Lap

Catatan Lapangan

Siklus I Pertemuan Ke I

Tempat Penelitian / Sekolah : MA Manaratul Islam Jakarta a

Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi si eri yang terkait. Siswa

mendengarkan materi yang dijelaskan dan m ang diberikan guru untuk

mempermudah siswa dalam memaham

Aktivitas Guru :

Hari/ T nggal : Jum’at, 12 Februari 2010 Proses Pembelajaran :

swa tentang mat

engerjakan tugas y

i materi

  

Page 70: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

62      

 t untuk mempermudah

membuat bosa askan kepada siswa, guru

siswa untuk bertanya dan membagikan tugas yang akan

tidak fokus kepada materi yang

Guru menjelaskan materi kepada siswa dengan bantuan power poin

siswa dan tidak n siswa. Dan setelah menjel

memberikan kesempatan

dikerjakan.

Aktivitas Siswa :

a. siswa masih ada yang terlihat malas dan

diajarkan.

b. Siswa masih mengobrol dan bercanda

c. Belum terlihat aktif

d. Sebagian siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan

Siklus I Pertemuan Ke II

: Jum’at, 19 Februari 2010

lai dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya dan

rkan penjelasan materi,

Tanya jawab dan mengerjaka ntuk siswa dalam mengatasi

kesulitan belajar.

n mat i tenta g dan memberikan tugas

tasi kesulitan belajar

dengan baik.

Tempat Penelitian / Sekolah : MA Manaratul Islam Hari/ Tanggal Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran di mu

apersepsi tentang materi yang akan dijelaskan. Siswa mendenga

n tugas yang diberikan guru u

Aktivitas Guru

Guru menjelaska er ng teori perilaku menyimpan

kepada siswa untuk menga

Aktivitas Siswa

Dalam siklus ke II ini, siswa sudah terlihat tidak bosan, sebagian siswa sudah mulai aktif

dalam mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang materi yang belum jelas dan siswa

mengerjakan tugas

Siklus II

Tempat Penelitian / Sekolah : MA Manaratul Islam Jakarta : Jum’at, 12 Maret 2010 Hari/ Tanggal

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus ke II ini, mengevaluasi atau mengulang materi pada

  

Page 71: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

63      

 teori perilaku menyimpang, melaksanakan quiz, dan

engerjakan tugas kelompok

Aktivitas Guru

pang atau mengulang

s II, m bimb ng dilaksanakan, dan terakhir

pok kepada siswa.

dan mengerjakan tugas kelompok dengan

mengikuti mata pelajaran sosiologi.

siklus I tentang pengertian dan

m

Guru menjelaskan materi pengertian dan teori perilaku menyim

materi pada siklu em ing jalannya quiz yang seda

memberikan tugas kelom

Aktivitas Siswa

Pada sisklus II ini, aktivitas siswa meningkat dari siklus sebelumnya. Siswa sudah aktif

untuk bertanya, mengikuti quiz dengan baik

kompak dan mulai senang dalam

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan proses

pembelajaran siswa yang meningkat dan siswa mulai aktif dalam berbagai

as yang diberikan oleh guru.

rupa siklus-siklus

embelajaran yang dilakukan dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaa, observasi, dan

.

(soal/tes, lembar

ktivitas siswa/observasi, catatan lapangan, dan angket), dan menguji coba

dari dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama

belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan

kegiatan atau tug

E. Interpretasi Hasil Analisis

Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang be

p

Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus.

1. Siklus I

refleksi Seperti berikut ini.

a. Perencanaan

Peneliti dan kolaborator (guru mata pelajaran) membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Power point, menyiapkan Instrumen

a

instrumen.

b. Pelaksanaan

Pada siklus I ini, terdiri

pelaksanaan pembelajarannya

  

Page 72: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

64      

 

u mengikuti pelajaran dan tugas yang diberikan oleh guru.

wa terlihat lebih fokus daripada pertemuan pertama.

Pertemuan II

karena masih ada siswa yang belum fokus kepada materi yang diajarkan, siswa

masih belum aktif, dan hanya sebagian siswa yang mengerjakan tugas. Sehingga

guru harus lebih ekstra untuk mengatasi siswa dalam proses pembelajaran agar

siswa mamp

Pada pertemuan kedua, sis

Siswa sudah mulai aktif untuk bertanya ataupun mengutarkan pendapat dan siswa

senang apabila mendapatkan tugas. Sehingga ini memudahkan proses

pembelajaran sosiologi.

c. Observasi

1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran selama siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.14

Aktivitas siswa siklus I

Pertemuan I Nilai Aktivitas Nilai Aktivitas

Siswa Frekuensi Siswa Frekuensi

10 1 15 1 11 2 18 2 12 1 19 1 13 5 20 5 14 3 21 4 15 4 4 22 16 9 23 7 17 4 25 3 18 1 26 3

30 30

Keterangan :

9-17 = me tan belajar rendah

18-26 = me

27-36 = me

Berdasark diatas, m i aktivitas wa pada perte a

siswa belum pu mengatasi kesulitan belajar. Setelah pertemuan kedua siswa

ngatasi kesuli

ngatasi kesulitan belajar sedang

ngatasi kesulitan belajar tinggi

an tabel engena sis muan pertam

mam

  

Page 73: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

65      

  untuk mengatasi kesulitan belajarnya itu terlihat jelas pada

ai aktivitas guru dalam proses

si siklus I mengenai penguasaan konsep siswa terhadap materi

pem

p siswa terhadap materi pembelajaran masih tergolong

siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki ketika

r

lum mengerjakan tugas

bservasi, masih banyak yang harus diperbaiki dalam

i memperbaiki kelemahan dan

r da siklus

kan berdasarkan hasil

I

telah mampu

perbandingannya.

2) Hasil observasi siklus I mengen

pembelajaran

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran sosiologi siklus I

masih rendah. Ini juga dikarenakan guru masih kurang memotivasi siswa dalam

belajar.

3) Hasil evalua

belajaran

Penguasaan konse

rendah ini dikarenakan 60% dari siswa masih belum mampu mencapai nilai ≥ 70.

d. Refleksi

Pada

membe i tindakan pada siklus II. Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus I

adalah sebagai berikut.

1) Kurang membangkitkan motivasi

2) Kurangnya fokus siswa terhadap materi yang diajarkan

3) Sebagian siswa be

4) Kurangnya penjelasan terhadap tugas yang diberikan

5) Penguasaan konsep siswa mengenai materi sosiologi yang masih rendah

Berdasarkan hasil o

pember an tindakan guru kepada siswa. Untuk

mempe tahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pa

II perlu dibuat pengembangan perencanaan pemberian tinda

refleksi dari siklus I.

2. Siklus I

Pada siklus II ini, juga terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

  

Page 74: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

66      

 

refleksi pada siklus I, maka perencanaan di siklus II ini lebih

ikembangkan agar indicator keberhasilannya tercapai. Perencanaannya adalah:

anaan Pembelajaran atau RPP, mempersiapkan tugas

k dalam mengerjakan tugas, menyiapkan permainan atau

ames yang dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami mata pelajaran

e. Tabel 4.15

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil

d

Membuat Rencana Pelaks

yang akan diberikan, memberikan motivasi yang penuh kepada siswa,

membimbing siswa untu

g

sosiologi.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pada siklus II ini, siswa sudah bertambah aktif dalam

megutarkan pendapat, aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

dan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.

c. Observasi

1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran selama

siklus II dapat dilihat pada tabel berikut

f. Aktivitas siswa siklus II

Nilai Aktivitas Siswa Frekuensi

26 1 27 1 28 4 29 2 30 6 31 1 32 3 33 9 34 2 35 1

30

Keterangan :

9-17 = mengatasi kesulitan belajar rendah

18-26 = mengatasi kesulitan belajar sedang

27-36 = mengatasi kesulitan belajar tinggi

  

Page 75: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

67      

  Berdasarkan tabel diatas, at disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa

semakin meningkat.

2) Hasil observasi siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses

belajaran

mperbaiki kesalahan atau kegagalan

arena siswa semangat mendapatkan

ses pembelajaran lebih efektif dan

asi siklus II mengenai penguasaan konsep siswa terhadap

Hasil sil tes siswa pada siklus II ini, mengalami peningkatan

yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:

ang dipelajari.

r keberhasilan dari 33,33% meningkat menjadi

elajar dengan

asil tes pada

a

an keaktifan siswa

dap

pem

Pada siklus II ini, guru sudah dapat me

pada siklus I. Hal ini dapat ditunjukkan k

tugas yang diberikan oleh guru dan pro

menyenangkan.

3) Hasil evalu

materi pembelajaran

evaluasi atau ha

dibandingkan dengan siklus I. Karena pada siklus II ini siswa yang mendapatkan

nilai ≥ 70 mencapai 76,66%.

d. Refleksi

Keberhasilan

1) Aktivitas belajar siswa semakin meningkat dan siswa mampu menguasai

konsep konsep-konsep sosiologi y

2) Aktivitas guru juga meningkat dan mampu mempertahankan proses

pembelajaran sosiologi dengan metode resitasi.

3) Tercapainya indikato

76,66%.

Sementara berdasarkan hasil angket, respon siswa setelah b

menggunakan metode resitasi adalah baik. Hal itu dibuktikan dengan adanya

siswa dapat mengatasi kesulitan belajar yang dapat dilihat dari h

setiap khir siklus. Belajar sosiologi dengan menggunakan metode resitasi

berhasil mengatasi kesulitan belajar. Selain itu, motivasi d

dapat meningkat.

  

Page 76: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

68      

 

  

ang dan antisosial kepada siswa dapat memberikan pengalaman

aru bagi siswa dalam belajar sosiologi. Hal itu disebabkan karena guru terus

enerus melatih siswa untuk kreatif dan aktif serta variatif dalam menyelesaikan

oal. Tanggapan/respon yang diberikan guru dengan segera ketika siswa

k erhatikan dan dapat langsung

memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan, sehingga kesalahan yang dilakukan

F. Pembahasan Temuan Penelitian

Penggunaan metode resitasi dalam kegiatan belajar mengajar pokok bahasan

perilaku menyimp

b

m

s

melaku an kesalahan, membuat siswa merasa dip

siswa tidak akan terulang lagi pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan, hasil tes dan angket

siswa dalam mengatasi kesulitan belajar.

Kesulitan belajar yang dialami siswa mulai dapat teratasi terlihat dari hasil tes

akhir siklus I dan II yang nilainya terus meningkat pada siklus II 76,66% siswa

mendapat nilai ≥ 70 dari tes keseluruhan pada bab perilaku menyimpang dan

antisosial.

Page 77: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

69  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Upaya kesulitan belajar dapat diatasi dengan penerapan metode resitasi dalam

pembelajaran sosiologi dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal ini

terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata tes pada setiap akhir siklus.

Pada siklus I = 33,33% sedangkan siklus II = 76,66% siswa mendapat nilai ≥

70 dari tes yang mengatasi kesulitan belajar.

2. Penerapan metode resitasi dalam proses pembelajaran sosiologi siswa dapat

meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang terus

meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I pertemuan ke I nilai aktivitas

siswa masih tergolong rendah dan pada pertemuan ke 2 nilai aktivitasnya

tergolong sedang. Dan pada siklus II atau siklus akhir hasilnya tergolong

tinggi.

  

Page 78: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

70  

  

B. Saran 1. Berdasarkan penelitian ini, guru hendaknya dapat memberikan tanggapan atau

respon terhadap siswa yang melakukan kesalahan atau kekeliruan pada saat

mengerjakan tugas.

2. Tanggapan dan stimulus yang dilakukan guru dalam rangka mengatasi

kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara metode resitasi secara

kontinu, variatif, dan inovatif pada siswa misalnya latihan soal, diskusi,

proyek, quiz, lembar kerja siswa / PR.

3. Pada pembelajaran sosiologi hendaknya tugas yang diberikan guru tidak

terlalu banyak dan tidak monoton. Karena pada mata pelajaran sosiologi

banyak bentu tugas yang dapat dilaksanakan, seperti pengamatan yang terkait

dengan lingkungan atau masyarakat.

4. Tugas yang diberikan guru, hendaknya siswa mengerjakan dengan

bertanggung jawab dan disiplin.

5. Dalam mengatasi kesulitan belajar, hendaknya pihak sekolah mempersiapkan

media-media yang dibutuhkan oleh para pengajar.

 

Page 79: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

71  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2008.

Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VI, 2008. Bouman, P.J., Ilmu Masyarakat Umum, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XIV, 2007.

Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet V, 2009.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, Cet. III, 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2005.

Gunawan, Ary H., Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, Cet. I, 2000.

Hallen, Bimbingan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, Cet. I, 2002.

Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, Cet. I, 2006.

Kartasaputra, G, Kamus Sosiologi dan Kependudukan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet II, 2007.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, Cet IV, 2009.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cet. VIII, 1997.

Muslich, Masnur Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research)Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional, Jakarta: Bumi Aksara, Cet I, 2009.

71  

Page 80: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

72  

Purwanto, M Ngalim , Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cet XIX, 2003.

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, Cet. III, 2007.

Soekanto, Soerjono , Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo, 2007.

Sofyan, Ahmad dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Pers, Cet.I, 2006.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2005).

Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. V, 1991.

Supardan, Dadang, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2007.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet.VII, 2003.

Syah, Darwyan, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Faza Media, Cet. III, 2006.

Syah, Darwyan, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Diadit Media, Cet. I, 2009.

Syamsuddin Makmun, Abin Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cet.VIII, 2005.

Syarbaini, Syahrial, dkk, Sosiologi dan Politik, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. VI, 2002.

Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I, 1988.

72  

Page 81: UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4662/1/96634... · bahkan menjadi bagian integral dari peristiwa pribadi dan sosial

73  

73  

Usman, M. Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, Cet. I, 2002.

Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cet. VIII, 1997