Umumnya Klinis Pada Sepsis Tidak Spesifik

download Umumnya Klinis Pada Sepsis Tidak Spesifik

of 5

Transcript of Umumnya Klinis Pada Sepsis Tidak Spesifik

Umumnya klinis pada sepsis tidak spesifik, biasanya pada anamnesa ditemukan tanda-tanda non spesifik seperti demam, menggigil dan gejala konstitutif seperti lelah, malaise, gelisah dan tampak kebingungan. Tempat infeksi yang paling sering adalah paru-paru, traktus digestifus, traktus urinarius, kulit, jaringan lunak dan sistem saraf pusat. Gejala sepsis tersebut akan semakin berat pada pendeita usia lanjut, penderita diabetes, kanker, gagal organ utama yang sering diikuti dengan syok.Perlu juga diketahui juga apakah terjadi paparan pada hewan, gigitan tungau, bahaya di tempat kerja atau di perjalanan, penggunaan alkohol, seizure, hilang kesadaran, serta penyakit dasar yang mengarah pada agen infeksius. Tanda-tanda lain:1. Demam2. Hipotensi, oliguria, anuria3. Takipnea, hipotermia tanpa sebab jelas4. Perdarahan Pemeriksaan fisikYang biasa dilihat adalah bagaimana keadaan umum yang tampak (lemah, tampak sakit berat) dan tingkat kesadaran pasien. Dilakukan pula pula pemeriksaan tanda vital, dan pemeriksaan head to toe.Secara umumnya, curiga sepsis dipikirkan bila ditemukan dua atau lebih keadaan berikut: laju napas lebih dari 60 x/menit atau kurang 30 x/menit atau apnea dengan atau tanpa retraksi dan desaturasi oksigen, suhu tubuh tidak stabil (kurang dari 360C atau lebih dari 37,50C), waktu pengisian kapiler lebih dari 3 detik, hitung leukosit kurang dari 4.000 x 109/L atau lebih dari 34.000 x 109/L1,2,5.Akan tetapi, manifestasi klinis yang menjadi dasar diagnostik pada sepsis adalah melibatkan seluruh organ sistemik dengan manifestasi yang tidak begitu jelas dan bervariasi yang membuatkan seorang dokter sulit untuk mendiagnosa sepsis. Manifestasi klinis menurut sistem organ adalah seperti berikut1,2,4,6,7,8: 1. Keadaan umum : kesadaran menurun, malas minum (poor feeding), hipo/hipertermia, edema, sklerema.2. Sistem susunan saraf pusat : hipotonia, irritable, high pitch cry, kejang, letargi, tremor, fontanella cembung. 3. System saluran pernafasan : pernafasan tidak teratur, napas cepat (>60 x/menit), apnea, dispnea, sianosis.4. System kardiovaskuler : takikardia (>160 x/menit), bradikardia ( 60 x/menit atau < 30 x/menit atau apnea dengan atau tanpa retraksi dan desaturasi oksigen, suhu tubuh tidak stabil (< 360C atau > 37,50C), waktu pengisian kapiler > 3 detik, hitung leukosit < 4.000 x 109/L atau > 34.000 x 109/L. Pemeriksaan laboratorium adalah bermanfaat dalam kasus sepsis atau sepstis syok untuk menilai kondisi metabolik dan juga hematologik pasien. Pemeriksaan mikrobiologi dapat menunjukkan infeksi bakteri yang samar atau bakteremia dan juga sebagai indikator untuk menentukan etiologi mikrobiologi yang spesifik2,4,9.

Lab Darah LengkapPemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis seringkali dilakukan secara berulang-ulang untuk menetukan perubahan yang berlaku dalam tubuh akibat proses infeksi seperti thrombositopenia atau neutropenia, untuk memonitor perkembangan I/T rasio ataupun lebih sering dikenali sebagai shift to the left. Pemeriksaan ini juga penting dalam membantu membedakan syndroma sepsis dari abnormalitas nonspesifik akibat dari stres lahir8. Hitung thrombosit pada yang sehat jarang berada di bawah nilai 100.000/ul dalam 10 hari pertama setelah lahir (normal > 150.000/ul). Thrombositopenia dengan nilai kurang dari 100.000/ul mungkin terjadi pada neonatus dengan kasus sepsis5. Hitung leukosit dan rasionya mungkin dapat membantu dalam mendiagnosa sepsis walaupun pada 50% kasus dengan sepsis yang terbukti dengan kultur menunjukkan nilai leukosit yang normal saat diobservasi. Hitung leukosit dan rasionya adalah sangat tidak spesifik dan mempunyai nilai prediksi positif yang rendah. Hitung neutrofil ( sel PMN dan juga sel yang immatur) adalah lebih sensitif dalam menentukan diagnosa sepsis berbanding hitung leukosit.. namun, kurang bermanfaat pada sepsis neonatus. Rasio netrofil atau lebih dikenali sebagai IT rasio adalah paling sensitif dalam mendiagnosa sepsis. Semua netrofil yang belum matur dihitung dan rasio maksimum yang disepakati untuk menyingkirkan sepsis dalam 24 jam pertama adalah 0.16. Saat mendiagnosa sepsis, peningkatan IT rasio harus dikombinasi dengan tanda-tanda kemungkinan sepsis yang lain karena IT rasio juga dapat meningkat pada secara fisiologis.

CRP (C-Reaktif Protein)Pemeriksaan CRP adalah pemeriksaan darah dengan cara melihat kadar CRP dalam darah. CRP merupakan petanda radang (inflammatory marker) dimana substansi ini akan muncul jika tubuh mengalami respon peradangan. Kadar CRP yang tinggi di dalam darah menunjukkan adanya proses peradangan pada tubuh tetapi tidak dapat diketahui penyebab dan lokasinya. Protein C-reaktif (CRP) adalah suatu alfa-globulin yang diproduksi di hepar dan kadarnya akan meningkat dalam 6 jam di dalam serum bila terjadi proses inflamasi akut. Kadar CRP dalam plasma dapat meningkat dua kali lipat sekurang-kurangnya setiap 8 jam dan mencapai puncaknya setelah kira-kira 50 jam. Setelah pengobatan yang efektif dan rangsangan inflamasi hilang, maka kadar CRP akan turun secepatnya, kira-kira 5-7 jam waktu paruh plasma dari CRP eksogen1,2. Protein ini disebut demikian karena ia bereaksi dengan C-polisakaride yang terdapat pada pneumokokus. Semula disangka bahwa timbulnya protein ini merupakan respons spesifik terhadap infeksi pneumokokus, tetapi ternyata sekarang bahwa protein ini adalah suatu reaktan fase akut, yaitu indicator nonspesifik untuk inflamasi, sama halnya seperti LED. Tetapi berbeda dengan LED, kadar CRP tidak dipengaruhi oleh anemia, kehamilan atau hiperglobulinemia. Pada penderita dengan inflamasi yang berkaitan dengan kelainan imunologis, kadar CRP kembali normal bila pengobatan immunosupresif berhasil. Pemeriksaan CRP lebih sensitive dibandingkan dengan LED karena pada keadaan inflamasi kadar CRP lebih cepat meningkat yaitu dalam 6 jam dari awal terjadinya inflamasi. Sedangkan LED kadarnya meningkat setelah satu minggu dari awal terjadinya inflamasi. Kadar CRP dapat berbeda dari berbagai laboratorium tetapi menurut standar internasional kadar normal CRP adalah 0 1,0 mg/dL atau