Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
-
Upload
roma-ulina-siahaan -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
1/13
1
BAB 1 PENDAHULUAN
KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEPdisebabkan karena
defisiensi makronutrient (zat gizi makro). Meskipun sekarang ini terjadi pergeseran masalah
gizi dari defisiensi makronutrient kepada defisiensi mikronutrient, tetapi beberapa daerah diIndonesia prevalensi KEPmasih tinggi (> 30%) sehingga memerlukan penanganan intensif
dalam upaya penurunan prevalensi KEP.
Penyakit akibat KEP ini dikenal dengan kwashiorkor, marasmus, dan marasmik kwashiorkor.
Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein. Marasmus disebabkan karena kurang energi
dan marasmik kwashiorkor disebabkan karena kurang energi dan protein. Adapun yang
menjadi penyebab langsung terjadinya KEP adalah konsumsi yang kurang dalam jangka
waktu yang lama. Pada orang dewasa, KEP timbul pada anggota keluarga rumahtangga
miskin olek karena kelaparan akibat gagal panen atau hilangnya mata pencaharian. Bentuk
berat dari KEP di beberapa daerah di Jawa pernah dikenal sebagai penyakit busung lapar atau
HO (Honger Oedeem).
Di Indonesia masalah kekurangan pangan dan kelaparan merupakan salah satu
masalah pokok yang dihadapi memasuki Repelita I dengan banyaknya kasus HO dan
kematian di beberapa daerah. Oleh karena itu tepat bahwa sejak Repelita I pembangunan
pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk merupakan tulang punggung
pembangunan nasional kita. Bahkan sejak Repelita III pembangunan pertanian tidak hanya
ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan pendapatan petani, tetapi
secara eksplisit juga untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat.
BAB 2 PEMBAHASAN
1. DEFINISIKata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yang
kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat
yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal
atau tinggi Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun dapat
pula terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai
komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang
berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang
dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa
edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.
Marasmus berasal dari kata marasmos (bahasa jerman) yang berarti sekarat. Mal nutrisi
jenis ini biasanya biasanya berupa kelambatan pertumbuhan, hilangnya lemak di bawah kulit,
mengecilnya otot, menurunnya selera makan dan keterbelakangan mental.
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
2/13
2
Marasmus adalah salah satu bentuk Malnutrisi paling sering ditemui pada balita penyebabnya
antara lain karen amasukan makanan yang sangat kurang, infeksi,pembawaan lahir,
prematuritas, penyakit pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan memiliki satu atau
lebih tanda defisiensi protein dan kalori.
Marasmik Kwashiorkor adalah suatu sindrom protein calorie malnutrition di mana
ditemukan gejala-gejala marasmus dan juga terdapat gejala-gejala kwashiorkor. Jadi,
marasmik kwashiorkor merupakan sindrom perpaduan dari marasmus dan kwashiorkor.
2. EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI KWARSIORKOR
Kwashiorkor dijumpai terutama pada golongan umur tertentu yaitu bayi pada masa
menyusui dan pada anak prasekolah, 1 hingga 3 tahun yang merupakan golongan umur yang
relatif memerlukan lebih banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya. Sindrom demikian
kemudian dilaporkan oleh berbagai negeri terutama negeri yang sedang berkembang seperti
Afrika, Asia, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan bagian-bagian termiskin di Eropa .
Penyakit ini banyak terdapat anak dari golongan penduduk yang berpenghasilan rendah. Ini
dapat dimengerti karena protein yang bermutu baik terutama pada bahan makanan yang
berasal dari hewan seperti protein, susu, keju, telur, daging, dan ikan . Bahan makanan
tersebut cukup mahal , sehingga tidak terjangkau oleh mereka yang berpenghasilan rendah.
Akan tetapi faktor ekonomi bukan merupakan satu-satunya penyebab penyakit ini. Ada
berbagai protein nabati yang bernilai cukup baik, misalnya kacang kedele, kacang hijau, dansebagainya, akan tetapi karena tidak diketahui atau tidak disadari, bahan makanan tersebut
tidak digunakan sebagaimana mestinya . Pengetahuan yang kurang tentang nilai bahan
makanan, cara pemeliharaan anak, disamping ketakhyulan merupakan faktor tambahan dari
timbulnya penyakit kwashiorkor. Keadaan higiene yang buruk, sehingga mereka mudah
dihinggapi infeksi dan infestasi parasit dan timbulnya diare mempercepat atau merupakan
trigger mechanisme dari penyakit ini.
EPIDEMIOLOGI MARASMUS
Pada umumnya masyarakat indonesia telah mampu mengkonsumsi makanan yang cukup
secara kuantitatif. Namun dari segi kualitatif masih cukup banyak yang belum mampu
mencukupi kebutuhan gizi minimum.
Departemen Kesehatan juga telah melakukan pemetaan, dan hasilnya menunjukan bahwa
penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupatendi Indonesia. Indikasinya 24 dari 10
balita di Indonesia menderita gizi kurang.
Sesuai dengan survai di lapangan, insiden gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita yang
dirawat mondok di rumah sakit masih tinggi. Rani di RSU Dr. Pirngadi Medan mendapat 935
(38%) penderita malnutrisi dari 2453 anak balita yang dirawat. Mereka terdiri dari 67% gizi
kurang dan 33% gizi buruk.
Penderita gizi buruk yang paling banyak dijumpai ialah tipe marasmus. Arif di RS. Dr.
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
3/13
3
Sutomo Surabaya mendapatkan 47% dan Barus di RS Dr. Pirngadi Medan sebanyak 42%.
Hal ini dapat dipahami karena marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan
penduduk dan higiene yang kurang di daerah perkotaan yang sedang membangun dan serta
terjadinya krisis ekonomi di ludonesia.
3. ETIOLOGIKWARSHIORKOR
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung
kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain:
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan
berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua
makanan mengandung protein/asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui
umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)
sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak
berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke
makanan pengganti ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik
tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah
berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor ekonomiKemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak
dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat
apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat
ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
MARASMUS
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori protein yang berat. Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain
faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir,
diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. Secara garis besar sebabsebab
marasmus antara lain :
1. pemasukan kalori yang tidak cukup, marasmus terjadi akibat masukan kalori yang
sedikit.
2. pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidak
tahuan orang tua si anak ; misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.
3. kebiasaan makan yang tidak tepat. Seperti mereka yang mempunyai hubungan orangtua
dan anak terganggu.
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
4/13
4
4. kelainan metabolic. Misalnya : renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia,
lactose intolerance. Malformasi kongenital misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit
Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia,
hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.
4. PATOFISIOLOGIMarasmus
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi yang dalam keadaan
normal dapat dipenuhhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenhi pada
masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein senagai
sumber energi. Pengahancuran jaringan pada defesiensi kalori tidak saja membantu
memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit
esensial lainnya, seperti berbagai asam amino.
Kwashiorkor
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat lebih, karena
persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. kelainanan yang
mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan
perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai
asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin
kekurangan asam amnino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin
oleh hepar yang kemudian berakibat edem. perlemakan hati terjadi karena gangguan
pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, denganakibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.
5. GEJALA DAN TANDAMarasmus
a) Perubahan psikis , anak menjadi cengeng, cerewet walaupun mendapat minum.
b) Pertumbuhan berkurang atau terhenti.
c) Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang ( turgor jelek dan kulit
keriput.
d) Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal sekung, tulang pipi dan dagu terlihat
menonjol, mata lebih besar dan cekung.
e) Hipotoni akibat atrofi otot
f) Perut buncit
g) Kadang-kadang terdapat edem ringan pada tungkai
h) Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.
Kwashiorkor
Manifestasi dini pada kwashiorkor cukup samar-samar mencakup letargi,apati, dan
iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak
memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih peka terhadap serangan
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
5/13
5
infeksi dan edema. Nafsu makan berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor dan lembek
serta ketegangan otot menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini atau kalau sudah
lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara dini,kegagalan
mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang terjadi ,yang kerap kali
telah terdapat pada organ-organ dalam,sebelum ia dapat terlihat pada muka dan anggotagerak.
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya
edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face dari akibat
terjadinya edema.
2. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan juga
kurang dibandingkan dengan anak sehat.
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa menjadi
apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya
bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan dinding kapiler,
dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
5. Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun warnanya.
Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa
sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarangdan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang.
6. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam
dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada sebagian besar
penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy
pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi
hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu
terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa
politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai
dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk
menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang tidak
mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi.
7. Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan hambatan
pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
8. Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir semua
sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda fibrosis, nekrosis, da
infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik.
9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
6/13
6
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit lain,
terutama infestasi parasit (ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia berat.
Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan darah
seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari pembentukan darah dari
hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun.Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen.
10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus halus
terjadi perlemakan.
11. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan hipokalemi dan
hipmagnesemia.
12. Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-kadang demikian
hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan
dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita (5,6). Hal ini terjadi
karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan
malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak
terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi
villi mukosa usus halus. Dermatitis juga lazim ditemukan.Penggelapan kulit terjadi pada
tempat-tempat yang mengalami iritasi,namun tidak pada daerah-daerah yang terkena sinar
matahari.. Rambutnya biasanya jarang dan halu-halus serta kehilangan elastisitasnya. Pada
anak-anak yang berambut gelap dapat terlihat jalur-jalur rambut berwarna merah atau abu-abu.Otot-otonya tampak lemah dan atrofi,tetapi sesekali dapat ditemukan lemak dibawah
kulit yang berlebihan.
Marasmic kwashiorkor
Anak/bayi yang menderita marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala (sindroma) gabungan
kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor
atau sebaliknya tergantung dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari
lemak dan protein akan berkurang/habis terpakai
Apabila masukan energi kurang dan cadangan lemak terpakai, bayi/anak akan jatuh menjadi
marasmus. Sebaliknya bila cadangan protein dipakai untuk energi, gejala kwashiorkor akan
menyertai. Hal ini dapat terjadi pada anak yang dietnya hanya mengandung karbohidrat saja
seperti beras, jagung atau singkong yang miskin akan protein.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKMARASMUS
1. Pemeriksaan Fisik
Mengukur TB dan BB
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
7/13
7
Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB(dalam meter)
Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep)ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur,
biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulitbanyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada
laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlahotot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
KWARSHIORKOR
Untuk menegakkan diagnosis kwashiorkor ini bias kita lihat melalui pemeriksaan fisis
dan pemeriksaan laboratorium. Dari pemeriksaan fisis yang pertama adalah inspeksi, dapatkita lihat fisik penderita secara umum seperti yang telah dijelaskan diatas antara lain edema
dan kurus, pucat, moon face, kelainan kulit misalnya hiperpigmentasi, crazy pavement
dermatosis. Pada palpasi ditemukan hepatomegali.
Sementara untuk pemeriksaan laboratorium ada beberapa hal yang penting
diperhatikan berupa :
tes darah (Hb, glukosa, protein serum, albumin)
kadar enzim pencernaan
biopsi hati
pem. tinja & urinperubahan yang paling khas adalah penurunan konsentrasi albumin dalam serum.
Ketonuria lazim ditemukan pada tingkat awal karena kekurangan makanan,tetapi sering
kemudian hilang pada keadaan penyakit lebih lanjut.
Kadar glukosa darah yang rendah, pengeluaran hidrosiprolin melalui urin,kadar asam
amino dalam plasma dapat menurun,jika dibandingkan dengan asam-asam amino yang tidak
essensial dan dapat pula ditemukan aminoasiduria meningkat.
Kerap kali juga ditemukan kekurangan kalium dan magnesium.Terdapat juga
penurunan aktifitas enzim-enzim dari pancreas dan xantin oksidase,tetapi kadarnya akan
kembali menjadi normal segera setelah pongobatan dimulai.
7. KOMPLIKASI1. shock2. koma3. cacat permanent4. Defisiensi vitamin A5. Dermatosis6. Kecacingan7. Diare kronis8. Tuberculosis
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
8/13
8
8. PENATALAKSANAANKWASHIORKOR DAN MARASMUS
Prinsip pengobatanya adalah:1) Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologik tinggi,
tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral
2) Makanan harus dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap
3) Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat
rendah.
4) Penanganan terhadap penyakit penyerta.
5) Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap
keluarga.
Dalam aplikasinya penanganan marasmus berat pada tahap awal adalah mengatasi kelainan
akut, seperti diare, bronkopneumonia, atau penyakit infeksi berat lainnya, gangguan elektrolit
dankeseimbangan asam basa, renjatan(shock), gagal ginjal, gagal jantung. Dalam keadaan
dehidrasi danasidosis pedoman pemberian cairan paraenteral adalah sebagai berikut:
1) Jumlah cairan adalah 250 ml/kg BB/hari
2) Jenis cairan yang dipilih adalah Darrow-glukosa aa dengan kadar glukosa dinaikkan
menjadi 10% bila terdapat hipoglikemia.
3) Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB diberikan dalam 4-8 jam
pertama,kemudian sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jam berikutnya. Selain itu ASI
ataususu formula dapat diberikan per oral bila anak telah dapat minum. Pengobatan
cairanintravena tersebut dapat dimodifikasi sesuai keadaan penderita dan jenispenyakit penyerta
Makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) diolah dengan kandungan protein yang
dianjurkanadalah 3,0 5,0 g/kg BB sehari. Biasanya dalam pemberian makanan diperlukan
pula penambahanvitamindan mineral, khususnya vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C,
asam folat mineralkalium, magnesium, dan besi.
Asam folat diberikan per oral dengan variasi dosis antara 3x5 kali mg/hari pada anak kecildan
3x15 pada anak besar. Kebutuhan kalium dipenuhi dengan pemberian KCL oral sebanyak 75-
100 mg/kg BB/hari (ekuivalen dengan 1-2mEq/kg BB/hari); bila terdapat tanda hipokalemia
diberikan KCL secara intravena dengan dosis 3-4 mEq/kg BB. Magnesium diberikan
intramuskularatau intravena dalam bentuk larutan MG-sulfat 50% sebanyak 0,4-0,5 mEq/kg
BB/hari selama 4-5hari pertama perawatan.
Pada hari perawatan ke 5 sampai ke 10 diberikan per oral dalam bentuklarutan Mg-klorida
dengan dosis0,1-0,3 mEq/kg BB/hari. Termurah adalah fero-sulfat dengan dosis3x10 mg/kg
BB/hari per oral atau parenteral. Pada keadaan hipoglikemia berat (glukosa darah
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
9/13
9
juga dipertimbangkanfaktor ekonomi, sosial, dan budaya keluarga atau masyarakat
lingkungannya.
Terapi dietetik
Cara pemberian makan pada marasmus berat dibagi atas 3 tahap :
1. Tahap penyesuaianTahap ini merupakan peralihan ke makanan biasa selama toleransi anak terhadap makanan
masihrendah. Makanan yang diberikan diawali dengan yang lebih encer, lebih cair, bernilai
kalori danprotein rendah, kemudian secara bertahap ditingkatkan hingga tercapai jumlah
kalori 150-200kkal/kg BB dan protein 3,0-5,0 g/kg BB sehari.tergantung dari kemampuan
penderita lamapenyesuaian ini biasanya bervariasi 1-2 minggu; atau lebih lama. Pada
aplikasinya penderita dibagimenjadi 2 golongan menurut berat badannya, yaitu berat badan
kurang dari 7 kg dan lebih dari 7 kg.
Berat badan kurang dari 7 kg.
Jenis makanan yang diberikan adalah makanan bayi. Pada awal perawatan makanan
utamanyadalah susu yang diencerkan (1/3,2/3,3/3) atau susu formula yang dimodifikasi (susu
rendah laktosa).Untuk tambahan kalori dapat diberikan glukosa 2-5% dan tepung 2%.
Kemudian secara berangsurdapat diberikan buah + biskuit. Makanan lunak dan makanan
lembik. Selain itu bila ada ASI dapatterus diberikan
Berat badan lebih dari 7 kg
Jenis makanan adalah makanan untuk anak berumur kebih dari 1 tahun, dimulai
denganpemberian kalori 50 kkal/kg BB. Protein 1,0 g/kg BB, dan cairan 200 ml/kg BB
sehari. Bentukmakan yang diberikandimukai dengan pemberian makanan cair yang
diencerkan, kemudiansecara bertahap dikentalkan (1/3,2/3,3/3). Bahan makanan utama dan
sumber protein makanancair adalah susu. Sebagai tambahan kalori dapat diberikanglukosa5%. Dalam tahap awal inimakanan cair diberikan lebih sering dengan porsi lebih kecil dan
bila perlu dengan sonde. Setelahdiberikanmakanan cair penuh dan toleransi makanan anak
membaik, dapat dimulai denganpemberian makanan lunak, disusul dengan makanan biasa.
2. Tahap penyembuhan
Bila keadaan umum anak, toleransi terhadap makanan, dan nafsu makan membaik, pemberia
nmakanan dapat ditingkatkan secara berangsur setiap 1-2 hari sehingga tercapai konsumsi
kalori sebanyak 150-200 kkal/kg BB dan protein 3,0-5,0 g/kg BB sehari
3. Tahap lanjutan
PENTALAKSANAAN KWARSIORKOR
Penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein. Namun, anak-anak yang
memiliki kondisi ini tidak akan pernah mencapai pertumbuhan maksimal.
Perawatan tergantung pada keparahan kondisi. Orang-orang yang shock perlu penanganan
segera untuk memulihkan volume darah dan menjaga tekanan darah.
Kalori pertama diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula, dan lemak. Protein adalah dimulai
setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah menyediakan energi. Suplemen vitamin dan
mineral penting.
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
10/13
10
Karena orang akan telah tanpa banyak makanan untuk jangka waktu lama, makan dapat
menyebabkan masalah, terutama jika kalori yang terlalu tinggi pada awalnya. Makanan harus
diperkenalkan kembali perlahan-lahan. Karbohidrat pertama diberikan untuk memasok
energi, diikuti oleh makanan yang mengandung protein.
PENATALAKSANAAN MARASMUS
Pasien marasmus berat dirawat inap dengan pengobatan rutin sebagai berikut:
1. Atasi/cegah hipoglikemiaPeriksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila < 35C, atau suhu rektal 35,5C).
Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, maka berikan:
50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa (1 sendok teh gula dalam 5 sendok makan air)
secara oral atau sonde/pipa nasogastrik.
Selanjutnya berikan larutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan
bagian dari jatah untuk 2 jam).
Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam.
Atasi/cegah hipotermiaBila suhu rektal < 35,5C, hangatkan anak dengan pakaian atau selimut, atau letakkan dekat
lampu atau pemanas.
Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5C.
Atasi/cegah dehidrasiJika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali. Jika anak
masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberikan minum anak 5
ml/kgBB setiap 30 menit cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP.Jika tidak ada cairan khusus untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit. Jika
anak tidak dapat minum maka dilakukan rehidrasi intravena dengan cairan Ringer
Laktat/Glukosa 5% dan NaCl 0,9%.
Koreksi gangguan keseimbangan elektrolitPada semua KEP berat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya:
Kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium plasma rendah.
Defisiensi kalium dan magnesium. Ketidakseimbangan ini diterapi dengan memberikan:
K 24 meq/kgBB/hari (150300 mg KCL/kgBB/hari).
Mg 0,30,6 meq/kgBB/hari (7,515 MgCl2/kgBB/hari). Obati/cegah infeksi
Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukan adanya infeksi seperti demam, seringkali
tidak nampak, oleh karena itu pada semua KEP berat secara rutin diberikan:
Antibiotika spektrum luas, bila tanpa komplikasi: kontrimoksazol 5 ml suspensipediatri secara oral, 2 kali sehari selama 5 hari (2,5 ml bila BB < 4 kg).
Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia,infeksi kulit, infeksi saluran napas atau saluran kencing) beri ampisilin 50 mg/kgBB
IM atau IV setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian secara oral amoksisilin 15 mg/kgBB
setiap 8 jam, selama 5 hari.
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
11/13
11
Bila amoksisilin tidak ada, maka teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam secaraoral, atau gentamisin 7,5 mg/kgBB/IM atau IV sekali sehari selama 7 hari.
Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25mg/kgBB/IM atau IV setiap 6 jam selama 5 hari.
Bila terdeteksi kuman spesifik, beri pengobatan spesifik. Bila anoreksia menetapselama 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi pemberian hingga 10 hari. Vaksinasi campak bila umur anak > 6 bulan dan belum pernah diimunisasi. Koreksi defisiensi nutrien mikro
Berikan setiap hari:
Tambahan multivitamin. Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama). Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari. Bila berat badan mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferosus 10 mg/kgBB/hari. Vitamin A oral pada hari 1, 2 dan 14. Untuk umur > 1 tahun 200.000 SI, umur 612
bulan 100.000 SI, dan umur 05 bulan 50.000 SI.
Mulai pemberian makananPemberian diet dibagi dalam 3 fase, yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi.
Fase Stabilisasi (27 hari)Fase dimulainya pemberian makanan segera setelah anak dirawat sehingga energi dan protein
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal tubuh.
Prinsif pemberian nutrisi pada fase inisial/stabilisasi adalah sebagai berikut:
Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa. Oral atau nasogastrik. Kalori 100 kkal/kgBB/hari Protein 11,5 gr/kgBB/hari. Cairan 130 ml/kgBB/hari.
Fase Transisi (Minggu ke-2)Fase pemberian makanan secara perlahan-lahan untuk menghindari resiko gagal jantung dan
intoleransi saluran cerna bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara
mendadak.
Kalori 150 kkal/kgBB/hari Protein 23 gr/kgBB/hari Cairan 150 ml/kgBB/hari.
Fase Rehabilitasi (Minggu ke-37)Pada masa pemulihan, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai asupan
makanan yang tinggi dan pertambahan BB > 10 gr/kgBB/hari. Awal fase rehabilitasi ditandai
dengan timbulnya selera makan, biasanya 12 minggu setelah dirawat.
Setelah masa transisi dilampaui, anak diberi:
Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering. Energi 150220 kkal/kgBB/hari. Protein 46 gr/kgBB/hari Bila anak masih mendapat ASI, teruskan tetapi beri formula lebih dulu karena energi
dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
12/13
12
Fasilitasi tumbuh kejarUntuk mengejar pertumbuhan yang tertinggal, anak diberi asupan makanan seperti pada fase-
fase tersebut di atas. Untuk itu harus tersedia jumlah asupan makanan yang memadai seperti
pada tahapan fase-fase di atas.Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental.
Siapkan follow up setelah sembuhBila berat badan sudah mencapai 80% BB/U dapat dikatakan anak sembuh. Pola pemberian
makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah setelah penderita
dipulangkan. Kepada orang tua disarankan:
Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur. Pemberian suntikan/imunisasi ulang (booster). Pemberian vitamin A setiap 6 bulan.
Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu:
Defisiensi vitamin A. Dermatosis. Penyakit karena parasit/cacing. Diare berlanjut. Tuberkulosis, obati sesuai dengan pedoman tuberkulosis.9. PENCEGAHAN
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang
paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 bulan ke
atas.
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan
kebersihan perorangan.
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program KB untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakanusaha pencegahan jangka panjang.
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang
gizi, dengan cara penimbangan BB tiap bulan.
-
7/29/2019 Tutorial Blok 7 Kwarshiorkor Dan Marasmus
13/13
13
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Anak menderita defisiensi protein dan kalori/marasmic kwashiorkor2. Perlu pengawasan khusus untuk mengembalikan anak ke kondisi normal
3. Perlu keseimbangan gizi untuk tumbuh kembang anak
4. Perlu dilakukan edukasi pada keluarga penderita agar memperhatikan gizi
5. Perlu diberikan penyuluhan untuk mengurangi kasus serupa.