Tutorial Abortus Inkomplit Fix

32
BAB II LAPORAN KASUS Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 8 Juli 2013 pukul 14.45 WITA di ruang VK Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. ANAMNESIS Identitas Pasien Nama : Ny. YL Usia : 27 tahun Alamat : Jln. Jaya Mulya RT. 37 Lempake Samarinda Pekerjaan : Ibu rumah tangga (IRT) Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Suku : Jawa Agama : Islam Identitas Suami Pasien Nama : Tn. D Usia : 35 tahun Alamat : Jln. Jaya Mulya RT. 37 Lempake Samarinda Pekerjaan : PNS Pendidikan : S1 Suku : Jawa Agama : Islam

Transcript of Tutorial Abortus Inkomplit Fix

Page 1: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

BAB II

LAPORAN KASUS

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 8 Juli 2013 pukul

14.45 WITA di ruang VK Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda.

ANAMNESIS

Identitas Pasien

Nama : Ny. YL

Usia : 27 tahun

Alamat : Jln. Jaya Mulya RT. 37 Lempake Samarinda

Pekerjaan : Ibu rumah tangga (IRT)

Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Suku : Jawa

Agama : Islam

Identitas Suami Pasien

Nama : Tn. D

Usia : 35 tahun

Alamat : Jln. Jaya Mulya RT. 37 Lempake Samarinda

Pekerjaan : PNS

Pendidikan : S1

Suku : Jawa

Agama : Islam

Masuk ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda pada 8 Juli 2013 pukul 14.00 WITA dengan

Keluhan Utama

Keluar darah per vaginam sejak 1 minggu yang lalu.

Page 2: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan keluar darah per vaginam sejak 1 minggu yang lalu.

Darah yang keluar berwarna merah segar dan darah jumlahnya sedikit. Akan tetapi

darah semakin banyak sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengatakan keluar

gumpalan darah. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri perut di atas simfisis sejak

1 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus,

asma, dan gangguan pembekuan darah.

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung, diabetes

melitus, asma, dan gangguan pembekuan darah.

Riwayat Menstruasi

Menarche : 14 tahun

Siklus haid : 30 hari/ teratur

Lama haid : 7 hari

Jumlah darah haid : 3-4 kali ganti pembalut

Hari pertama haid terakhir : 21- 04 - 2013

Taksiran persalinan : 28- 01- 2014

Riwayat Pernikahan

Merupakan pernikahan pertama, pasien menikah pada usia 20 tahun dengan

lama pernikahan selama 7 tahun.

Page 3: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

Riwayat Obstetrik

No.Tahun partus

Tempat Partus

Umur kehamilan

Jenis Persalinan

Penolong Persalinan

PenyulitJenis Kelamin/ Berat Badan

Keadaan anak

Sekarang

1. 2008 RS aterm Spontan Bidan - Laki-laki/2900 gr

sehat

2.Hamil

ini

Kontrasepsi

Suntik 3 bulan selama 5 tahun

Pemeriksaan Fisik

Antropometri : Berat badan (BB) : 55 kg, Tinggi badan (TB) : 155 cm.

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital :

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Frekuensi nadi : 82 kali/menit

Frekuensi nafas : 18 kali/menit

Suhu : 36,3 ºC

Status Generalisata

Kepala : tidak ditemukan kelainan

Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-).

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Hidung : tidak ditemukan kelainan

Tenggorokkan : tidak ditemukan kelainan

Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)

Thoraks :

Jantung : S1S2 reguler tunggal, murmur (-), gallop (-)

Page 4: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

Paru-paru : suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)

Abdomen :

Inspeksi : datar, linea (-), striae (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Superior : edema (-/-), akral hangat

Inferior : edema (-/-), akral hangat

Pemeriksaan Obstetrik

Inspeksi : datar

Palpasi : TFU

VT : Pembukaan 1 cm, teraba jaringan, perdarahan tidak aktif, nyeri goyang (-)

Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin

Leukosit : 7.600 /mm3

Hemoglobin : 12,5 gr/dl

Hematokrit : 34 %

Trombosit : 183.000 /mm3

Bleeding Time : 3 menit

Clotting Time : 9 menit

Kimia Darah

GDS : 95 mg/dl

Serologi

HbsAg : -

Page 5: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

Anti HIV : non reaktif

Urin

PP Tes : +

Diagnosis Kerja Sementara

G2P1A0 gr. 10-11 minggu + Abortus inkomplit

Follow Up

Tanggal/Jam Follow Up

8 Juli 2013

14.45

Menerima pasien dari IGD dan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis:

Lapor dr. SpOG, advis:

Mencoba pengeluaran secara manual, evaluasi dan lapor ulang

16.00 Mencoba secara manual namun tidak berhasil

17.00 Lapor dr. SpOG, advis:

-Rencana kuret besok

9 juli

07.00 Pasien mengeluhkan keluar darah (+) sedikit

TD= 110/80 mmHg; N= 86 x/mnt; RR: 20x/mnt T: 36,7 C

12.20 Dilakukan kuretase pada pasien

Terapi post kuretase

Cefotaxime injeksi 3x500 mg

Asam mefenamat 3x500 mg

Cek Hb post kuretase

13.30 Pasien kembali ke ruang perawatan

Page 6: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

TD= 100/70 mmHg; N= 72 x/mnt; RR: 18x/mnt T: 36 C

18.00 Mengambil sampel darah untuk memeriksa darah lengkap

Hasil - Leukosit : 6800

- Hb : 10,8

- Hematokrit : 31%

- Trombosit : 186.000

10 Juli Pasien mengatakan tidak ada keluhan

TD= 110/70 mmHg; N= 88 x/mnt; RR: 18x/mnt T: 36 C

Pasien boleh pulang

Kontrol poli

Page 7: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ABORTUS

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa

getasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek

liewollyn&Jones, 2002). Kelainan dalam kehamilan ada beberapa macam yaitu

abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Biasanya abortus spontan

dikarenakan kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Abortus buatan

merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 28

minggu. Pengguguran kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus

terapeutik (Prawirohardjo, S, 2002).

Hal yang menyebabkan fenomena tersebut adalah faktor ovovetal dan ibu

(Derek liewollyn & Jones, 2002).

Faktor ovovetal yang menyebabkan abortus adalah kelainan pertumbuhan

janin dan kelainan pada plasenta. Penyebab kelainan pertumbuhan janin ialah

kelainan kromosom, lingkungan kurang sempurna, dan pengaruh dari luar. Kelainan

plasenta disebabkan endarteritis pada villi koriales yang menghambat oksigenisasi

plasenta sehingga terjadi gangguan pertumbuhan bahkan menyebabkan kematian

(Prawirohardjo, S, 2002).

Keadaan ibu yang menyebabkan abortus antara lain: 1) penyakit Ibu seperti

pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, 2) toksin, bakteri, virus,

plasmodium masuk ke janin menyebabkan kematian sehingga terjadi abortus, 3)

penyakit menahun, dan 4) kelainan traktus genitalis, seperti inkompetensi serviks,

retroversi uteri, mioma uteri, dan kelainan bawaan uterus (Prawirohardjo, S, 2002).

Pada awal abortus terjadi pendarahan yang menyebabkan janin terlepas. Pada

kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi

koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8–14 minggu

villi koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan

Page 8: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

sempurna sehingga banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah

ketubah pecah janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion

kosong dan kemudian plasenta (Prawirohardjo, S, 2002).

Tindakan klinik yang dapat kita lakukan untuk mengetahui terjadinya abortus

antara lain: 1) terlambat haid kurang dari 20 minggu, 2) pemeriksaan fisik yang

terdiri dari keadaan umum tampak lemah, tekanan darah normal atau menurun,

denyut nadi normal atau cepat dan kecil, dan suhu badan normal atau meningkat, 3)

perdarahan pervagina yang disertai keluarnya jaringan janin, mual, dan nyeri

pinggang akibat kontraksi uterus, 4) pemeriksaan ginekologi meliputi inspeksi vulva

dengan melihat perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan janin, dan tercium/tidak

bau busuk dari vulva Inspekulo, 5) perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka

atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, dan ada/tidak cairan atau

jaringan berbau busuk dari ostium, dan 6) colok vagina dengan melihat porsio masih

terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar

uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang,

tidak nyeri pada saat perabaan adneksa, dan kavum douglasi tidak menonjol dan tidak

nyeri (Arif Mansjoer dkk, 2004).

Pemeriksaan penunjang yang umumnya dilakukan antara lain: 1) tes

kehamilan akan menunjukkan hasil positif bila janin masih hidup bahkan 2-3 hari

setelah abortus, 2) Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin

masih hidup, dan 3) Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion (Arif

Mansjoer dkk, 2004).

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi

dan syok (Prawirohardjo, S, 2002).

Perdarahan, cara mengatasinya dengan mengosongkan uterus dari sisa–sisa

janin dan transfuse darah, bila tidak segera ditolong menyebabkan kematian.

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi

hiperretrofleksi. Apabila terjadi perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk

menentukan luas cedera sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya. Syok terjadi

karena perdarahan dan infeksi berat (Sarwono Prawirohardjo, 2002).

Page 9: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

Etiologi

Pada kehamilan muda abortus tidak jarang di dahului oleh kematian

mudigah.sebaliknya pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin di keluarkan dalam

keaadaan masih hidup.

Kelainana pertumbuhan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian

mudigah pada kehamilan muda.faktor- faktor yang dapat menyebabkan kelainan

dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut

a. Kelaianan kromoson kelainan yang sering di temukan pada abortus spontan adalah

trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromoson seks.

b. Lingkungan kurang sempurna

bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna

sehingga pemberian zat- zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.

c. Pengaruh dari luar Radiasi

virus,obat- obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun

lingkungan hidupnya dalam uterus.

Pengaruh ini umumnya di namakan pengaruh teratogen.Zat teratogen yang lain

misalnya tembakau,alkohol,kafein, dan lainnya.

d. Kelainan pada placenta

Endarteritis dapat terjadi dalam vili chorialis dan oksigen placenta

terganggu,sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin

keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun

e. Penyakit Ibu

1)    Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu;pneumonia,tifus

abdominalis,pielonefritis, malarie ,dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau

plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan

kematian janin, kemudian dapat terjadi abortus

2)    Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrol

metabolik pada trimester pertama.selain itu juga hypotirodisme dapat meningkatkan

resiko terjadinya abortus, dimana auto anti bodi tiroid menyebabkan peningkatan

insidensi abortus walaupun tidak terjadi hipotiroidisme yang nyata.

Page 10: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

3)    . Kelainan traktus urogenital

mioma uteri , atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.tetapi ,harus

diingat bahwa hanya rertroversion uteri gravid inkarserata atau mioma sub mukosa

yang memegang peranan penting.

Sebab lain abortus dalam trimester ke- 2 ialah serviks inkompeten yang dapat

disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,

konisasi,amputasi,atau robekan serviks luas yang tidak di jahit.

Patofisiologi terjadinya abortus

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti

oleh nekrosis jaringan di sekitarnya.hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas

sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. keadaan

ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.

pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya di keluarkan

seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua lebih dalam,sehingga hasil

konsepsi mudah di lepaskan .pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi korialis

menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak di lepaskan

sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.

Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang di keluarkan setelah

ketuban pecah adalah janin di susul dengan plasenta. Perdarahan jumlahnya tidak

banyak jika placenta segera terlepas dengan lengkap

Hasil konsepsi pada abortus dapat di keluarkan dalam berbagai bentuk. Ada

kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk

jelas( blighted ovum) atau janin telah mati dalam waktu yang lama ( missed

abortion). apabila mudigah yang mati tidak di keluarkan secepatnya,maka akan

menjadi mola karneosa.Mola karneosa merupakan suatu ovum yang di kelilingi oleh

kapsul bekuan darah.Kapsul memiliki ketebalan bervariasi, dengan villi koriales yang

telah bergenerasi tersebar diantaranya.

Rongga kecil di dalam yang terisi cairan tampak mennggepeng dan terdistorsi

akibat dinding bekuan darah yang lama tebal.Bentuk lainnya adalah mola

Page 11: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

tuberosa,dalam hal ini amnion tampak berbenjol- benjol karena terjadi hematoma

antara amnion dan korion.

Pada janin yang telah meninnggal dan tidak di keluarkan dapat terjadi proses

mumifikasi.Mumifikasi merupakan proses pengeringan janin karena cairan amnion

berkurang akibat di serap,kemudian janin menjadi gepeng (fetus kompresus).dalam

tingkat lebih lanjut janin dapat menjadi tipis seperti kertas perkamen ( fetus

papiraseus).kemungkinan lain pada janin mati yang tidak cepat di keluarkan adalah

terjadinya maserasi.

Tulang –tulang tengkorak kolaps dan abdomen kembung oleh cairan yang

mengandung darah. Kulit melunak dan terkelupas in utero atau dengan sentuhan

ringan.organ- organ dalam mengalami degenerasi dan nekrosis.

Klasifikasi Abortus berdasarkan tindakan

Berdasarkan jenis tindakan, abortus di bedakan menjadi 2 golongan yaitu;

1)    Abortus spontan

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Kata lain yang di gunakan adalah

keguguran ( miscarriage).

2)    Abortus provokatus

Abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu

tindakan.

Abortus provokatus di bagi menjadi 2 yaitu :

1) Abortus provokatus terapeutik/ artificialis

Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin mampu

hidup (viabel). Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik diantaranya adalah

penyakit jantung persisten dengan riwayat dekompensasi cordis dan penyakit

vaskuler hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah carsinoma serviks invasif. American

College Obstetricians and gynecologists (1987) menetapkan petunjuk untuk abortus

terapeutik:

a.    Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa Ibu atau mengganggu

Page 12: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

kesehatan secara serius. Dalam menentukan apakah memang terdapat resiko

kesehatan perlu di pertimbangkan faktor lingkungan pasien.

b.    Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal ini pada evaluasi

wanita yang bersangkutan perlu di terapkan kriteria medis yang sama.

c.    Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinana besar menyebabkan lahirnya bayi

dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang berat

2) Abortus provokatus kriminalis

Abortus provokatus kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelim janin

mampu hidup atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan

penyakit janin atau gangguan kesehatan Ibu.sebagian besar abortus yang di lakukan

saat ini termasuk dalam kategori ini.

Secara klinik abortus dapat di klasifikasikan menjadi :

1) Abortus imminens

Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa

dilatasi serviks. Pada kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau

dipertahangkan.

2) Abortus insipiens

Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum

kehamilan 20 minggu dengan adamya dilatasi serviks uterus yang meningkat,tetapi

hasil konsepsi masih dalam uterus. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang

berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.

3) Abortus inkomplit

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minngu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

4) Abortus komplit

Abortus komplit adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi pada kehamilan 20

minggu.

5) Abortus tertunda ( Missed abortion)

Page 13: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

Abortus tertunda adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu,tetapi janin

yang mati tersebut tidak di keluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed

abortion tidak di ketahui,tetapi di duga adanya pengaruh hormon progesteron.

Pemakaian hormon progesteron pada abortus imminens mungkin juga dapat

menyebabkan missed abortion.

6) Abortus habitualis

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih

berturut- turut.etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab

abortus spontan.selain itu telah di temukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi

terhadap antigen lymphocyte trophoblast cross reactiv (TLX). Pasien dengan reaksi

lemah atau tidak ada akan mengalami abortus.

7) Abortus infeksiosa, abortus septik

Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada

genetalia,sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai

penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritonium.

8) Abortus servikalis

Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus di halangi oleh

ostium uteri eksternum yang tidak membuka,sehingga semuanya terkumpul dalam

kanalis servikalis,dan serviks uteri menjadi besar dengan dinding yang menipis.

Diagnosis

Abortus harus di duga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh

tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid. Kecurigaan

tersebut di perkuat dengan di tentukannya kehamianlan muda pada pemeriksaan

bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis (Galli Manini) atau imonologik

( pregnosticon,Gravindex ).

Sebagai kemungkinan diagnosisi yang lain harus di pikirkan kehamilan ektopik

terganggu,molahidatidosa,atau kehamilan dengan kelainan pada serviks. Kehamilan

ektopik terganggu dengan hematokel retrouterina kadang sulit di bedakan dengan

abortus di mana uterus posisi retroversi. Pada keduanya ditemukan amenorrhea di

Page 14: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

sertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan tumor di

belakang uterus. Tetapi keluhan nyeri biasanya lebih hebat pada kehamilan ektopik.

Apabila gejala- gejala menunjukkan kehamilan ektopik terganggu,dapat

dilakukan kuldosintetis untuk memastikan diagnosanya. Pada molahidatidosa uterus

biasanya lebih besar daripada lamanya amenorrea dan muntah lebih sering. Apabila

ada kecurigaan terhadap molahidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.

Karsinoma servik uteri, polypus serviks dan sebagainya dapat

menyertai kehamilan. Perdarahan dari kelainan ini dapat menyerupai abortus.

Pemeriksaan dengan spekulum , pemeriksaan dengan sitologik dan biopsi dapat

menentukan diagnosis dengan pasti.

Abortus komplit

Pada abortus komplit di temukan adanya perdarahan yang sedikit, ostium uteri

telah menutup, dan uterus telah mengecil. Diagnosis dapat di permudah apabila hasil

konsepsi dapat di periksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan

lengkap.

Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :

a.      Anamnesa: 

-         Adanya amenore pada masa reproduksi

-         Perdarahan pervagina disertai jaringan hasil konsepsi

-         Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis

b.      Pemeriksaan Fisis :

-         Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan

-         Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus, dapat

juga menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.

-         Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.

-         Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.

c.      Pemeriksaan Penunjang

1.      Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu

bekuan, waktu perdarahan, dan trombosit.

Page 15: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

2.      Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi.

Penanganan abortus inkomplit :

Di anjurkan segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara digital

agar jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera di

keluarkan,kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa

berhenti,selanjutnya di lakukan tindakan kuretase langsung pada umur kehamilan

kurang dari 14 minggu. Dan dengan induksi pada umur kehamilan diatas 14 minggu.

Pengobatan yang di berikan yaitu uterustonika dan anti biotika untuk

menghindari terjadinya infeksi.

1.      Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah

dan cairan yang cukup.

2.      Pemberian antibiotika yang cukup tepat

-         Suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam

-         Suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam

-         atau antibiotika spektrum luas lainnya

3.      24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila

terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan

hasil konsepsi.

4.      Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan

penderita.

Semua pasien abortus disuntik vaksin tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan

kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi

seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat atau infeksi. Pasien

dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari. Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila

pasien mengalami  demam atau nyeri setelah perdarahan  atau gejala yang lebih

berat.Tujuan perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi.

Page 16: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

KOMPLIKASI

1.      Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan

jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi

apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2.      Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi

hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis.

Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera

dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan

alat-alat lain.

3.      Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena

infeksi berat.

4.      Infeksi

Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan

flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci,

Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum),

Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada

lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp.,

Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi

terbatas pada desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi

menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme

yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli,

Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus,

Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang

dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani.

Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.

Page 17: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

PROGNOSA

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan

sebelumnya.

-         Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren

mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.

-         Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan

keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.

-         Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin

pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan

yang tidak jelas

Page 18: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Anamnesis

Teori Kasus

Keluhan subyektif:

- Adanya amenore pada

masa reproduksi

- Perdarahan pervaginam

disertai jaringan hasil

konsepsi

- Rasa sakit atau keram perut

di daerah atas simpisis

Pasien mengeluhkan keluar

darah per vaginam sejak 1 minggu yang

lalu. Darah yang keluar berwarna

merah segar dan darah jumlahnya

sedikit. Akan tetapi darah semakin

banyak sejak 1 hari yang lalu. Pasien

juga mengatakan keluar gumpalan

darah. Selain itu pasien juga

mengeluhkan nyeri perut di atas

simfisis sejak 1 minggu yang lalu.

4.2 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Teori Kasus

.      Pemeriksaan Fisis :

- Abdomen biasanya lembek dan

tidak nyeri tekan

- Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil

konsepsi ditemukan di dalam

uterus, dapat juga menonjol keluar,

atau didapatkan di liang vagina.

- Serviks terlihat dilatasi dan tidak

menonjol.

- Pada pemeriksaan bimanual

Tanda vital

-Tekanan darah 110/70

mmHg

-Nadi : 82x/menit

-Respirasi : 18x/menit

-Suhu :36,3 C

Pemeriksaan obstetrik

- Inspeksi :datar

-Palpasi : TFU

Page 19: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

didapatkan uterus membesar dan

lunak.

Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan laboratorium berupa

tes kehamilan, hemoglobin,

leukosit, waktu bekuan, waktu

perdarahan, dan trombosit.

- Pemeriksaan USG ditemukan

kantung gestasi tidak utuh, ada sisa

hasil konsepsi.

-VT :Pembukaan 1 cm,

teraba jaringan,

perdarahan tidak aktif,

nyeri goyang (-)

Pemeriksaan darah rutin

- Leukosit :7.600 /mm3

- Hemoglobin :12,5 gr/dl

- Hematokrit :34%

- Trombosit:183.000/mm3

- Bleeding Time: 3 menit

- Clotting Time :9 menit

Kimia darah

- GDS: 95 mg/dl

Serologi

- HbsAg : -

- Anti HIV : non

reaktif

Urin

- PP Tes : +

Pemeriksaaan USG tidak

dilakukan

Page 20: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

4.3 Penatalaksanaan

Teori Kasus

.     

- Memperbaiki keadaan umum. Bila

perdarahan banyak, berikan

transfusi darah dan cairan yang

cukup.

- Pemberian antibiotika yang cukup

tepat

- Dalam 24 sampai 48 jam setelah

dilindungi dengan antibiotika atau

lebih cepat bila terjadi perdarahan

yang banyak, lakukan dilatasi dan

kuretase untuk mengeluarkan

hasil konsepsi.

Terapi Sp.OG

- Infuse RL 30 tetes per menit

- Melakukan kuretase

- Terapi post kuretase

Cefotaxime injeksi 3x500 mg

Asam mefenamat 3x500 mg

- Cek Hb post kuretase

Page 21: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

BAB V

KESIMPULAN

Pasien wanita 27 tahun dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan

penegakan diagnosis yang telah sesuai dengan literature dalam mendukung diagnosis

G2P1A0 gr. 10-11 minggu + Abortus inkomplit. Penatalaksanaan pada pasien ini

adalah sectio cesarea, dan terapi suportif pasca operasi.

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan

sebelumnya. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang

rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %. Pada wanita keguguran

dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar

40-80 %.

Page 22: Tutorial Abortus Inkomplit Fix

DAFTAR PUSTAKA

- Prawirohardjo, Sarwono. 2002. ILMU KEBIDANAN. Jakarta : Tridasa Printer.

- Derek liewollyn & Jones. 2002. DASAR – DASAR OBSTETRI &

GINEKOLOGI. Jakarta : Hipokrates.

- Arif mansjoer,dkk. 2004. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta : Media

Aesculapius.

- James L Lindsey, MD. 2007. Missed Abortion - Obstetrics and Gynecology; .

Emedicine.

- Janesh K. Gupta and Cara Williams. 2004. Evidence for preventing infection

in abortion care.

http://kedokteran.fkuii/index.php?option=com_wrapper&Itemid=29

- Jasveer Virk, M.S., M.P.H,dkk. 2007. Medical Abortion and the Risk

of Subsequent Adverse Pregnancy Outcomes. N ENGL MED 357;7 : 648-653.

- Professor Paul D. Blumenthal, MD, MPH and Beverly Winikoff, MD, MPH.

2007. The Supreme Court and the Partial-Birth Abortion Ban Act of 2003: A

Political Procedure Replaces Woman-Centered Care. MedGenMed 9(2) : 52.