ABORTUS INKOMPLIT ASLI.rtf

download ABORTUS INKOMPLIT ASLI.rtf

of 63

Transcript of ABORTUS INKOMPLIT ASLI.rtf

BAB III

71

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahAbortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehahamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal didalam uterus.Abortus inkomplit ditandai dengan adanya pendarahan pervaginam disertai mules atau adanya kontraksi uterus.

Abortus inkomplit memiliki komplikasi yang dapt mengancam keselamatan ibu karna adanya pendarahan yang bisa menimbulkan kematian akibat adanya syok hipivolemik apabila keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.Seseorang ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit dapat mengalami guncangan psikis baik ibu maupun keluarga apalagi yang menginginkan anak.Oleh karna itu,abortus inkomplit adalah topik yang penting dan menarik yang harus dikuasai oleh dokter ataupun pekerja medis yang lain. Secara global WHO memperkirakan tahun 2005 lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat kehamilan, persalinan dan nifas, beberapa juta lagi menjadi sakit dan cacat.Di Asia Selatan wanita berkemungkinan 1:18 meninggal akibat kehamilan/persalinan selama kehidupannya, di negara Afrika 1:14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1:6.366 (Saifuddin, 2000) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2005 mencapai 291 jiwa tiap 100 ribu kelahiran hidup yang berarti setiap jam terjadi dua kematian ibu, dan sekitar 33% kematian disebabkan oleh perdarahan, keadaan ini memperlihatkan masih rendahnya pelayanan kesehatan ibu di Indonesia dan abortus salah satu penyumbang cukup besar terhadap kematian ibu di Indonesia yang angkanya mencapai 11,1%.Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tanggal 21 April 2007, jumlah persalinan tahun 2006 adalah 173.258 orang, angka kematian ibu sebanyak 133 orang (0,07%) dan penyebab terbanyak adalah perdarahan 71 orang (0,04%), eklampsia 34 orang (0,01%) , infeksi 4 orang (0,002%) dan penyebab lain 24 orang (0,01%). Abortus salah satu penyebab perdarahan hamil muda dimana kehamilan berakhir pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan (Manuaba ,2006).Frekwensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid terlambat. Menurut kejadiannya abortus dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus provakatus, abortus spontan merupakan abortus yang paling sering dan diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%. (Manuaba, 2006).Pada abortus inkomplit perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu, sering kali serviks terbuka karena adanya sisa jaringan didalam rahim sehingga uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya, tetap pada perdarahan yang sedikit kadang-kadang serviks akan menutup kembali (Anonim, 2005). Berdasarkan data di atas dimana angka kejadian abortus serta komplikasinya cukup tinggi sehingga penulis tertarik untuk membahas abortus inkomplit dalam Karya Tulis Ilmiah ini.B. Ruang Lingkup PembahasanAdapun ruang lingkup pembahasan dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membatasi pada proses penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo 2014.C. Tujuan PenulisanTujuan umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo 2014 dengan menggunakan manajemen kebidanan sesuai kompetensi wewenang bidan.Tujuan khusus

Dilaksanakannya identifikasi data dasar pada Ny A abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tahun 2014.Dirumuskannya diagnosa/masalah aktual pada Ny A abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tahun 2014.Dirumuskannya diagnosa/masalah potensial pada Ny A abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tanggal tahun 2014.Diberikannya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny A

abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tahun 2014.Tersusunnya rencana asuhan kebidanan pada Ny A abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tahun 2014.Terimplementasikannya tindakan asuhan kebidanan pada Ny A abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tahun 2014.Dievaluasinya asuhan kebidanan yang berikan pada Ny A abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tahun 2014.Didokumentasikannya asuhan kebidanan pada Ny A abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Palopo tahun 2014.

D. Manfaat PenulisanBagi institusi pendidikan

Digunakan sebagai bahan pustaka, sumber informasi dan sekaligus sebagai acuan dalam penerapan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit.Manfaat instansi tempat pengambilan kasus

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan, utamanya bidan dalam penanganan abortus inkomplit.Manfaat bagi penulis

Sebagai tambahan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis untuk memperluas dan menambah wawasan dalam penerapan asuhan kebidanan dengan abortus inkomplit.E. Metode PenulisanDalam menyusun karya tulis ini, berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktik dan pengetahuan penulis dengan menggunkan metode sebagai berikut :Studi kepustakaan

Membaca dan mempelajari buku-buku literatur yang ada kaitanya dengan masalah yang dibahas sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam pembahasan karya tulis ini.Studi kasus

Melaksanakan studi kasus pada abortus inkomplit dengan pendekatan manajemen kebidanan yang meliputi: identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial, melaksanakan tindakan segera/kolaborasi, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan, mengevaluasi asuhan kebidanan dan mendokumentasikan asuhan kebidanan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahAnamnesis

Yaitu penulis melakukan tanya jawab dengan ibu, suami dan keluarga yang terlibat guna mendapatkan data yang diperlukan untuk memberi asuhan kebidanan pada ibu tersebut.Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki yang meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan format pengkajian.Pengkajian psikososial dan spritual

Meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya serta pengetahuan tentang kesehatan dan permohonan serta harapan dan doa klien kepada Tuhan mengenai keadaannya d. Rencana Tindakan / Intervensi a.Latar belakangAgar dalam setiap sitiusi petugas kesehatan dapat merencanakan untuk melakukan tindakan pertolongan secepat mungkin terhadap pasien.Tujuan

Agar petugas kesehatan dapat melakukan rencana tindakan terhadap pasien agar ibu dalam kedaan baik.Studi dokumentasi

Membaca dan mempelajari status yang berhubungan dengan kasus ini seperti, masalah ibu termasuk hasil pemeriksaan dokter, bidan, petugas laboratorium, dan pemeriksaan USG.Diskusi

Penulis mengadakan tanya jawab dengan bidan dan dokter yang menangani ibu dalam ruang perawatan Rumah Sakit Umum Palopo serta berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ini.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum tentang KehamilanPengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester (Manuaba,2006). Proses kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan, untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, konsepsi (pembuahan ovum oleh spermatozoa), dan terbentuklah zigot hasil dari konsepsi, berlanjut ke proses nidasi dalam uterus, pembentukan placenta, pertumbuhan embrional, dalam berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan sampai mencapai kehamilan aterm (Prawirohardjo,2005) Proses kehamilan adalah suatu proses dimana harus ada ovum (sel telur), sperma (sel mani), pembuahan (konsepsi) dan nidasi (Rustam, 1998).Jadi kehamilan adalah suatu mata rantai yang kesinambungan mulai dari konsepsi sampai janin lahir dengan lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).Diagnosis Kehamilan (Rustam, 1998).

Tanda dugaan hamilAmenorhoe (tidak dapat haid) penting diketahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dan taksiran partus. Rumus taksiran partus menurut Naegle adalah bila siklus haid kurang lebih 28 hari adalah tanggal + 7, bulan 3, tahun tetap atau + 1. Nausea (enek) dengan tanpa vomitus (muntah) sering terjadi pada hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness. Mengidam (menginginkan makanan dan minuman tertentu). Konstipasi/obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormone steroid. Sering kencing, karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan, lalu timbul lagi akhir kehamilan. Pingsan dan mudah lelah, pingsan sering dijumpai bila berada ditempat ramai dan bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu. AnoreksiaTanda Kemungkinan hamil

Perut membesarUterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi rahim.Perubahan organ-organ dalam pelvic :

Tanda Chadwick yaitu vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke 6. Tanda Hegar yaitu segmen bawah uterus lembek pada pera

baan Tanda piscaseck yaitu uterus membesar kesalah satu arah/jurusan. Tanda Braxton Hicks yaitu uterus berkontraksi bila dirangsang tanda ini, khas untuk uterus pada masa kehamilan. Test Kehamilan

Banyak dipakai pemeriksaan hormone Corionic Gonadotropin (HCG) dalam urin, dasarnya reaksi antigen anti bodi dengan HCG sebagi antigen. Cara yang banyak digunakan hemoglutinasi, kadar terendah yang terdeteksi 501 u/L, HCG dapat ditemukan pada hari pertama haid tidak datang, Hasil positif palsu dapat diperoleh pada penyakit Tropoplasma ganas. Tanda Pasti Hamil

Pada palpasi dirasakan janin dan ballotemen serta gerak janin. Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (DJJ) dengan stetoskop Laenec DJJ baru terdengar pada kehamilan 12 minggu. Ultrasonografi (USG) atau screnning dapat dilihat gambaran janin. Pada pemeriksaan sinar X, tampak kerangka janin, tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin. Tinjauan Umum tentang Antenatal CarePengertian

Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janinnya secara berkala yang di ikuti dengan pengawasan ante natal. Pengawasan ante natal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan (Manuaba, 1998).

2. Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil (Saifuddin, 2002)Tujuan Umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat pula (Rustam,1998)Tujuan Khusus

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayiMeningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayiMengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahanMempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.Mempersiapkan ibu agar dalam masa nifas berjalan normal dan pemberian Asi eksklusifMempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Prawiroharjo, 2005)

3. Kebijakan Program dan Teknis Asuhan Antenatal (Prawiroharjo, 2005)

Kebijakan Program

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama hamil:Satu kali pada triwulan pertamaSatu kali pada triwulan keduaDua kali pada triwulan ketigaa) Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk 7 T : Timbang berat badan Ukur tekanan darah Ukur tinggi fundus uteri Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. b. Kebijakan TeknisSetiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :Mengupayakan kehamilan yang sehat.Melakukan deteksi dini komplikasi, melaksanakan penatalaksaan awal serta rujukan bila diperlukan.Persiapan persalinan yang bersih dan aman.Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.4. Informasi penting untuk setiap kunjungan antenatal (Saifuddin,2002) a. Trimester pertama (sebelum minggu ke-14).Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamilMendeteksi masalah dan menanganinya Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikanMemulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasiMendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, dan kebersihan, istirahat, dan sebagainya)b. Trimester II (sebelum minggu ke-28)Sama pada trimester pertama Kewaspadaan khususnya mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejalagejala preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, periksa untuk mengenai proteinuri)

c. Trimester III (minggu ke-28 ke-36)Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda dan deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.Tinjauan Tentang Abortus.Pengertian

Abortus adalah suatu kematian atau pengeluaran janin secara spontan atau dengan buatan (induksi) sebelum kehamilan janin cukup pertumbuhannya untuk hidup (Cunningham, 2008)Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. (Manuaba, 2006) Abortus dalam keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus dari usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Eastman).Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, dimana fetus belum viable (Low Jeff Coat).Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses plasenta belum selesai (Holmer).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dengan usia kehamilan belum viable dan hasil konsepsi belum sanggup hidup diluar uterus. Klasifikasi abortus dan gejalanya (Prawirohardjo, 2005)

Abortus imminiens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

Gejalanya : Terjadi perdarahan Mules sedikit atau tidak sama sekali. Uterus membesar sesuai tuanya kehamilan Serviks belum membuka Tes kehamilan positifAbortus insipiens ialah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih didalam uterus.

Gejalanya :Adanya perdarahan yang bertambah banyak.Rasa mules menjadi lebih sering dan kuatAdanya dilatasi serviks yang meningkat.Hasil konsepsi masih didalam uterusAbortus inkomplit ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

Gejala :Perdarahan yang banyak Nyeri perutKanalis servikalis terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau kadang-kadang jaringan menonjol.Perdarahan tidak berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkamAbortus komplit ialah semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

Gejalanya :Perdarahan sedikitOstium uteri telah menutupUterus sudah mengecil e.Missed abortion ialah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin tidak keluar selama 8 minggu atau lebih. Gejalanya :Adanya gejala dari abortus immines yang kemudian menghilang.Uterus mengecil.Mamma agak mengendor lagi.Tes kehamilan menjadi negatif.Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.

Gejalanya :Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mules.Ketuban menonjol dan pada suatu saat pecahTimbul mules yang diikuti pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal.Etiologi

Kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin di keluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat, kelainan berat biasanya menyebabkan mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :Kelainan kromosan, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosan seks.Lingkungan kurang sempurna, bila lingkungan di endometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.Pengaruh dari luar, radiasi, virus obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.Kelainan pada plasenta

Endoteritis dapat terjadi dalam villi korialis dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin, keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya hipertensi menahun.Penyakit Ibu

Penyakit dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta.Penyakit infeksi seperti pneumonia, tipus abdominalis, malaria dan sipilis.Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran darah O2 menuju sirkulasi retroplasenter.Penyakit manahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati dan diabetes mellitus.Trauma misalnya kecelakaan atau laparatomi.Kelainan Traktus Genitalis

Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis dan lain-lain)Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri.Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari hasil konsepsi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma submukosa.Distorsi uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.Uterus yang terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, molahidatidosa) (Manuaba, 1998).Patofisiologi

Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya, hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabakan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan antara 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya oleh karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya ynag dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta (Prawirohardjo, 2005). Diagnosis abortus (Anonim,2008)

Keguguran atau abortus dapat dipastikan dengan beberapa kriteria :Adanya amenorea (terlambat datang haid)Terjadinya perdarahan melalui vaginaPerdarahan disertai nyeri perut karena kontraksi uterusDapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsiPada pemeriksaan urine, planotest memberi positif atau sudah negatif.

Komplikasi abortus (Prawirohardjo, 2005)

Komplikasi yang yang berbahaya pada abortus adalah :Perdarahan.

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu lakukan pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan tepat pada waktunya.Perforasi

Perforasi uteri pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiper retrofleksi. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, luka perforasi atau perlu histerektomi.Infeksi

Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan. Infeksi dan syok dapat juga menyebabkan renalfaikuri (faal ginjal rusak). Pada pasien dengan abortus dikuratase selalu harus diperhatikan. Pengobatan adalah dengan pembatasan cairan dan pengobatan infeksi.Syok

Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).Tinjauan Khusus tentang Abortus InkomplitPengertian

Abortus inkomplit (keguguran bersisa) : hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan plasenta (Prawirohardjo, 2005).Abortus inkomplit (keguguran inkomplit) ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis. (Manuaba, 2006)

Gambaran klinis

Didapati antara lain adalah amenore, sakit perut mules, perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Pada vagina touch (VT) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta yang berukuran lebih dari seharusnya (Rustam, 1999).Penanganan abortus inkomplit : (Manuaba,2006)Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan :

Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau Misoprostol 400 mg per oral. Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan Aspirasi Vakum Manual (pilihan tergantung dari usia getasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin). Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis (sulbenisilin 2g IM atau sefuroksim 1 g oral). Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidasol 500 mg setiap 8 jam. Bila terjadi perdarahan hebat atau usia gestasi dibawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan Aspirasi Vakum Manual. Bila pasien tampak anemia, berikan sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat) Pengeluaran sisa jaringan secara digital.Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita di tempat yang tidak ada fasilitas kuretase, sekurang kurangnya untuk menghentikan perdarahan. Hal ini sering dilakukan pada keguguran yang sedang berlangsung (abortus insipiens) dan abortus inkompletus.Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembukaan serviks uteri yang dapat dilalui oleh satu jari longgar dan cavum uteri cukup luas. Karena manipulasi ini akan menimbulkan rasa nyeri, maka sebaiknya dilakukan dalam narkosa umum intravena (katalar) atau anastesi blok pars servikal.Caranya adalah dengan dua tangan (bimanual) : jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dimasukkan kedalam jalan lahir untuk mengeluarkan hasil konsepsi sedangkan tangan kiri menekan korpus uteri sebagai fiksasi. Dengan kedua jari tangan kikislah hasil konsepsi sebanyak mungkin atau sebersihnya.Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase (Kerokan) (Rustam,1998)

Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi dengan memakai alat kuretase. Sebelum melakukan kuretase penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk letak uterus, gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.1) Persiapan Penderita Melakukan pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, suhu, keadaan jantung dan sebagainya, Memasang infus dextrose 5 % atau RL yang mengandung 10 unit oksitosin2) Persiapan alat-alat kuretase : alat-alat hendaknya telah tersedia dalam bak, alat hendaknya dalam keadaan aseptik (suci hama) berisi : Spekulum Sims 2 buah,Cunam tampon (tampon tang) 1 buah,Cunam peluru (tenakulum) 1 buah,Uterus sonde 1 buah,Busi Hegar (dilatator) 1 buah,Cunam Ovum (fenster) 1 buah,Sendok kuret 1 buah,Jarum suntik 5 ml 2 buah,Mangkok logam berisi Bethadine,Kateter karet 1 buah,Sarung tangan DTT/steril 4 pasang,Baju kamar tindakan, apron, masker, kacamata pelindung, sepatu boot/karet,Kasa steril beberapa lembar,Penampung darah dan jaringan,Lampu sorot,Larutan chlorine 0,5% 3) Cara dilatasi kuretase.Pasang deok steril pada bokong ibu,Antiseptik genetalia externa dan sekitarnya,Kosongkan vesika urinaria dengan keteter,Pasang speculum,Jepit portio dengan tenakulum,Masukkan sonde uterus untuk mengetahui dalam dan arah cavum uteri.Lakukan dilatasi dengan dilitator hegar. Mulai dengan ukuran kecil sampai dengan ukuran yang dikehendaki )biasanya dilatator hegar nomor 8 sudah cukup untuk memasukkan kuret biasa),Keluarkan jaringan hasil konsepsi dengan tang abortus,Lakukan karutase secara sistemik dengan kuret tumpul dan tajam,Setelah diyakini bersih dan tidak ada perdarahan lagi, tenakkulum dilepas dan porti didep dengan gas bethadine,Lepaskan speculum,Bersihkan sekitar genitalia externa ibu.

Tinjauan Umum tentang Proses Manajemen KebidananPengertian manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logikal dalam memberi pelayanan (Varneys, 2008).Tahapan dalam manajemen kebidanan (Varneys, 2008)Langkah pertama adalah pengumpulan dan analisa data dasar

Pengumpulan dan analisa data dasar (pengkajian) merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan. Pengumpulan data dasar untuk menilai kondisi klien, yang termasuk data dasar : identitas klien riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan atas indikasi tertentu, catatan riwayat kesehatan lalu dan sekarang serta hasil pemeriksaan laboratorium.Semua data harus memberikan informasi yang saling berhubungan (relevan) dan menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya, data yang didapatkan untuk menegakkan kasus abortus inkomplit adalah:

Data subyektif:AmenoreSakit perut mulesPerdarahan yang bisa sedikit atau banyak melalui vagina dan biasanya berupa stolsel (darah beku)Sudah ada keluar fetus atau jaringanData obyektif:Serviks terbukaKadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteriKavum uteri lebih besar dari ukuranya yang seharusnya Pemeriksaan penunjang laboratorium urine kadang-kadang planotestnya masing positif.

Langkah kedua adalah identifikasi diagnosa/masalah aktual

Menginterprestasikan data secara fisik ke dalam rumusan diagnosa dan masalah kebidanan. Kata masalah dan diagnosa digunakan kedua-duanya dan mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Menguraikan bagaimana suatu data pada kasus diinterpretasikan menjadi suatu diagnosa atau secara teori.Berdasarkan teori, diagnosis abortus inkomplit tidak susah untuk dibuat karena ibu akan mengalami anemoroe, perdarahan pervaginam yang disertai dengan nyeri perut dan kadang-kadang sudah ada sebagian yang keluar pervaginam, kemudian dari hasil VT didapatkan kanalis servikalis terbuka dan kadang-kadang pada kanalis servikalis terba sisa-sisa jaringan. c. Langkah ketiga adalah identifikasi diagnosa/masalah potensialKumpulan masalah dan diagnosa, identifikasi faktor-faktor potensial yang memerlukan antisipasi segera, tindakan pencegahan jika memungkinkan atau waspada sambil menunggu mempersiapkan pelayanan segala sesuatu yang mungkin terjadi yaitu perdarahan.Pada kasus abortus selain terjadi perdarahan yang dapat menyebabkan syok, komplikasi lain yang kemungkinan terjadi adalah perforasi uteri pada waktu dilakukan tindakan kuretasi dan infeksi yang kadang-kadang sampai terjadi sepsis karena darah yang keluar merupakan tempat yang baik bagi kuman-kuman penyebab infeksi untuk berkembang biak.Langkah keempat adalah evaluasi perlunya tindakan segera (emergensi dan konsultasi)

Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini manghasilkan data baru segera dinilai. Beberapa data menunjukkan adanya suatu situasi yang menuntut tindakan segera. Situasi lain yang bukan merupakan keadaan darurat tetapi boleh memerlukan konsultasi dokter atau manajemen kolaborasi. Berdasarakan teori tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk kasus abortus inkomlit adalah memasang infus untuk mengatasi syok akibat perdarahan dan sisa hasil konsepsi dalan kavum uteri secara dogital atau cunam ovum. Langkah kelima adalah perencanaan tindakan asuhan kebidannan

Dikembangkan berdasarkan intervensi saat sekarang dan antisipasi diagnosa dan problem serta meliputi data-data tambahan setelah data dasar. Rencana tindakan komprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien serta konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, ataupun masalah psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan klien, semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritas.Jika ibu mengalami abortus inkomplit, maka rencana yang akan dilakukan adalah jelaskan pada pasien tentang keadaannya, taksir usia gestasi, observasi perdarahan, observasi tanda-tanda vital, observasi tetesan cairan, berikan antibiotik untuk pencegahan infeksi, berikan suntikan TT 0,5 cc. Langkah keenam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan ataupun bekerjasama dengan tim kesehatan lain. Jika seorang bidan tidak melakukan tindakan sendiri, maka ia menerima tanggung jawab mengurus pelaksanaannya. Dalam situasi di mana bidan melakukan tindakan kolaborasi dengan seorang dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan secara menyeluruh bagi klien.Langkah ketujuh evaluasi tindakan asuhan kebidanan

Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi oleh klien, apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru.Selain terhadap permasalahan klien, bidan juga harus mengenal apakah rencana yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan baik, apakah perlu disusun kembali rencana intervensi yang lain sehingga masalah dapat dipecahkan dengan cepat.Pada prinsipnya tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaam seberapa jauh tercapainya rencana yang dilakukan.3. Dokumentasi asuhan Kebidanan (WHO-JHPIEGO, 2003)Subjektif objektif assesment dan planning adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan subjektif objektif assesment dan planning setiap kali bertemu dengan kliennya selama masa antenatal seorang bidan dapat menuliskan subjektif objektif assesment dan planning untuk setiap kali kunjungan.Subjektif objektif assesment dan planning sebagai suatu metode pendokumentasian asuhan kebidanan, metode ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendukomentasikan hasil asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan perkembangan/kemajuan (progress note) yaitu :Subjektif (S)

Apa yang dikatakan,disampaikan,dikeluhkan oleh klien.Objektif (O)

Apa yang dilihat dan diraba,dirasakan oleh bidan saat melakukan pemeriksaan dan dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Assesmen (A)

Kesimpulan apa yang dibuat berdasarkan data subjektif dan data objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis terhadap klien tersebut. Planning (P)

Apa yang dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan yang diambil dalam rangka mengatasi masalah kien/memenuhi kebutuhan klien.

BAB IIISTUDI KASUSMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN OBSTETRI GINEKOLOGI PADA Ny. A DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSU SAWERIGADING PALOPO TANGGAL 04-06 AGUSTUS 2013

A. Langkah 1. Identifikasi Data DasarNomor Register : 25 04 42Tanggal Masuk Rumah Sakit : 04 Agustus 2013 jam 19.35 witaTanggal Pengkajian : 04 Agustus 2013 jam 20.00 witaIdentifikasi Ibu/Suami:

a. Nama: Ny A/TnTb. Umur: 36 Tahun/38 Tahunc. Suku: Toraja/Torajad. Pendidikan: SMP/SMAe. Pekerjaan: IRT/Wiraswastaf. A g a m a: Kristen/Kristeng. Nikah/lamanya: 1 kali/ 13 tahuni. Alamat : TorajaRiwayat Kehamilan Sekarang

G V P III AI

35Hari pertama haid terakhir 17-06-2013Keluar darah dari jalan lahir sejak 5 hari yang lalu, disertai nyeri perut bagian bawah dan mules.Ibu 4 kali ganti pembalutGerakan janin belum dirasakan

Riwayat kesehatan lalu

Tidak pernah menderita penyakit jantung, DM, hipertensi.Tidak pernah dioperasi.Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan.Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan makanan dan minuman.

4.Riwayat kesehatan keluargaTidak ada riwayat kehamilan gamelli baik dari pihak istri maupun suamiTidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM, dan jantung, dan hipertensi.Riwayat Reproduksi

Riwayat haid

Menarche : Umur 14 tahunSiklus haid : 28 30 hariLamanya haid: 3 7 hariSelama haid tidak ada dismenorhoe

c. Riwayat keluarga berencanaMenjadi akseptor KB mulai Agustus 2002 sampai Februari 2007 dengan suntik tiap 3 bulan (depoprogestin)Alasan berhenti karena ingin punyak anak

Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Kebutuhan NutrisiPola makan : nasi, ikan, sayur dan buahFrekwensi makan : 3 kali sehariKebutuhan minum : 7-8 gelas/hari

Kebutuhan Eliminasi BAB dan BAK

Frekwensi BAK : 6-7 kali sehariWarna / bau : kuning jernih/pesingFrekwensi BAB : 1 kali sehariWarna/konsistensi : kuning/lunak

Personal hygiene

Mencuci rambut 1 2 kali seminggu menggunakan shampooMandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandiPakaian dalam diganti setiap kali basah atau lembab

Kebutuhan istirahat

Tidur siang tidak teraturTidur malam : jam 21.00 s/d jam 05.00 wita ( 8 jam )

Data psikologis, sosial dan spiritual Ekspresi wajah kadang meringis, ibu nampak lemas dan gelisah Ibu selalu bertanya tentang keadaannya Ibu khawatir akan keadaannya Ibu dan keluarga ingin cepat ditolong dan cepat sembuh Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik Hubungan ibu dengan klien lain baik Hubungan ibu dengan petugas kooperatifIbu selalu berdoa untuk kesembuhannyaPemeriksaan FisikKeadaan umun

Kesadaran: komposmentisTanda-tanda vital :Tekanan darah : 100/70 mmHgPernapasan : 20 kali/menitDenyut nadi : 88 kali/menitSuhu Badan : 36 C

Inspeksi, Palpasi, Askultasi, Perkusi

Rambut lurus, hitam, tidak mudah tercabut, tidak berketombe.Wajah tidak ada oedema dan cloasma gravidarumMata simetis kiri dan kanan, konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterus.Gigi dan mulut tampak bersih, tidak ada caries, mukosa bibir keringLeher tidak ada pembesaran kelenjar limphe, kelenjar tyroid dan vena jugularis.Payudara simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk serta tampak hiperpigmentasi areola mammae, dan tidak ada nyeri tekanAbdomen ada striae albicans, striae livida, dan hyperpigmentasi, palpasi menurut Leopold TFU 2 jari atas symphisis, pembesaran perut sesuai umur kehamilan 12-14 minggu, nyeri tekan pada bagian bawah symphisis.Genetalia tidak ada varices, tampak pengeluaran darah dari jalan lahir berwarna kehitaman dan berbau amis.Ektremitas simetris kiri dan kanan, tidak ada odema dan varises, ujung jari tangan dan kaki agak pucat.

Pemeriksaan dalam/vaginal touche (VT) oleh bidan tanggal 04-08-2013 jam 19.30 wita dengan hasil:

Pembukaan serviks 1 cm, teraba jaringanPortio lunak, tebalPelepasan darah (+)

Pemeriksaan laboratorium tanggal 04 agustus jam 19.30 wita

Haemoglobin : 10,8 gr %Leukosit : 9.700Trombosit : 256.600/mmHematokrit: 34,2 %Eritrosit: 3,86 juta/mm3

B. Langkah 2. Identifikasi Diagnosa/Masalah AktualAbortus inkomplit, nyeri perut bagian bawah, dan kecemasan Abortus inkomplit Data subyektifIbu keluar darah dari jalan lahir 5 hari yang lalu sedikit-sedikit disertai nyeri perut bagian bawah dan mules. HPHT tanggal 17 juni 2013.Data obyektifTampak perdarahan dari jalan lahir warna kehitaman.Palpasi tinggi fundus uteri 2 jari atas sympisisPembukaan serviks 1 cm, teraba jaringan

Analisa dataBerdasarkan perhitungan Naegele dari HPHT tanggal 17 agustus 2013 sampai dengan tanggal 4 agustus 2013 terhitung amenorhoe 13 minggu 6 hari (Mochtar R, 2013)Abortus terjadi perdarahan pada desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya, yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas seluruhnya atau hanya sebagian, terlepasnya sebagian dari hasil konsepesi mengakibatkan terbukanya pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan (Prawirohardjo, 2006)Pada abortus inkomplit didapatkan gejala antara lain : amenorhoe, sakit perut dan mules, ada pelepasan darah, serta ada pengeluaran fetus atau jaringan. (Mochtar R, 2012) Nyeri perut bagian bawah

Data subyektif

Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan mulesData Obyektif

Palpasi nyeri tekan diatas sympisis

Analisa Data Nyeri perut bagian bawah disebabkan karena kontraksi uterus untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan, embrio, plasenta, dan pembukaan dari serviks sehingga tubuh mengeluarkan zat kimia (brakidinin), merangsang aktivasi reseptor-reseptor nyeri spesifik kemudian dihantarkan ke korda spinalis selanjutnya ke hipothalamus kemudian dikirimkan ke corteks sensorik somatik tempat lokasi nyeri sehingga diinterpretasikan oleh kesadaran (Corwin J, 2002).C. Langkah 3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial1. Potensial terjadi infeksi jalan lahir Data subyektif

Ibu mengatakan keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir sejak 5 hari yang lalu.Data obyektifIbu nampak lemasTampak pengeluaran darah dari jalan lahir bergumpal.Konjungtiva agak pucatPembukaan serviks 1 cm, teraba jaringanHaemoglobin 10,8 gr% dan leukosit 9.700 mm3

Analisa DataPengeluaran darah yang banyak menyebabkan keadaan tubuh lemah dan daya tahan tubuh menurun sehingga bibit/kuman penyakit mudah masuk ke dalam tubuh.Adanya pengeluaran darah dari jalan lahir, dimana darah sifatnya alkalis (basa) merupakan media yang baik untuk berkembang biaknya mikroorganisme dan adanya pembukaan pada serviks lebih memudahkan masuknya mikroorganisme yang bisa menyebabkan infeksi (Prawirohardjo,2006).

D. Langkah 4. Pelaksanaan Tindakan Segera dan KolaborasiKolaborasi dengan dokter untuk pemasangan infus RL

Rasional :RL merupakan larutan garam fisiologis yang komposisinya hampir sama dengan cairan tubuh dapat menggantikan darah yang keluar sehingga tidak terjadi syok hipovolemik.Kolaborasi dengan dokter pemeriksaan urine/plano tes

Rasional : Menunjang diagnosa kehamilanKolaborasi dengan dokter untuk USG

Rasional : untuk memastikan keadaan hasil konsepsi dalam rahimHasil : masih ada sisa jaringan Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan tindakan kuretase

Rasional :Tindakan kuretase atau mengeluarkan sisa jaringan fetus dan plasenta yang tertinggal dapat mengurangi/menghentikan perdarahan.Hasil : jam 11.00 sisa jaringan dikeluarkan, perdarahan 150 cc.Langkah 5. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Abortus inkomplitTujuan : abortus inkomplit teratasi dengan kriteria : Sisa jaringan dapat dikeluarkan seluruhnyaPerdarahan berhentiTanda-tanda vital dalam batas normalTekanan darah

Sistolik 110-130 mmHgDiastolik 70-90 mmHg

Pernapasan 16 20 x /menitDenyut nadi 70 80 X /menitSuhu badan 36 37,5 CRencana asuhan kebidanan

Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

Rasional : Dengan memberikan penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, pasien akan lebih mengerti dan mau diajak kerjasama untuk melakukan tindakan tersebut agar dapat berjalan lancar.Minta persetujuan tindakan

Rasional :Sebagai bukti persetujuan yang diberikan oleh pasien atau walinya terhadap petugas kesehatan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan.Observasi tanda - tanda vital

Rasional : Tanda - tanda vital merupakan salah satu indikator untuk mengetahui adanya penyimpangan dari keadaan normal sehingga lebih memudahkan untuk melakukan tindakan selanjutnya.Observasi jumlah perdarahan sebelum dan sesudah kuretase.

Rasional : Dengan mengobservasi jumlah perdarahan dapat ditentukan perdarahan masih aktif atau tidakObservasi cairan infus

Rasional :Untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh.Berikan suntikan toxoid tetanus 0,5 ml

Rasional :Anti tetanus serum merupakan salah satu upaya profilaksis untuk mencegah terjadinya tetanus.Siapkan ibu untuk tindakan kuret jam 11.00 wita

Rasional : Dengan menyiapkan ibu baik fisik maupun psikologis diharapkan ibu siap dikuretase dan tindakan kuret dapat berjalan baik sehingga sisa jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya dan perdarahan berhenti.Siapkan diri dan alat kuret

Rasional :Dengan menyiapkan semua alat yang diperlukan akan mempermudah dan memperlancar tindakan kuretase.Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologik.

Rasional :Meningkatkan relaksasi, menurunkan kecemasan dan kebutuhan metabolic dalam tubuh.Penatalaksanaan pemberian obat roborantia

Rasional :Biosambe merupakan multivitamin untuk dapat meningkatkan daya tubuh dan membantu meningkatkan kadar haemoglobin.Nyeri perut bagian bawah

Tujuan : nyeri berkurang/hilang dengan kriteria :

Ibu tidak mengeluh nyeriEkspresi wajah tidak meringisIbu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan

Rencana asuhan kebidananKaji tingkat nyeri

Rasional :Mengetahui tingkat nyeri memudahkan menentukan tindakan selanjutnya.Berikan penjelasan pada ibu tentang nyeri yang dialami

Rasional :Agar ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.Beri posisi yang menyenangkan.

Rasional :Posisi yang menyenangkan memberi relaksasi otot-otot perut sehingga dapat mengurangi rasa nyeriAjarkan tehnik relaksasi

Rasional :Teknik relaksasi sebagai salah satu upaya mengalihkan perhatian ibu terhadap nyeri yang dirasakan. Potensial terjadi infeksi jalan lahir

Tujuan : Infeksi jalan lahir tidak terjadi dengan kriteria :

Tanda-tanda vital dalam batas normal (suhu badan 36-37,5C).Pemeriksaan laboratorium (leucosit 5000-10000/mm)

Rencana asuhan kebidanan

Observasi tanda-tanda infeksi

Rasional :Dengan mengetahui lebih dini adanya tanda-tanda infeksi dapat memudahkan tindakan selanjutnya sehingga dapat dicegah hal-hal yang lebih fatal. Bekerja secara aseptik dan antiseptik

Rasional : Prosedur aseptic dan antiseptik dapat mencegah dan membunuh kuman patogen penyebab infeksi.Anjurkan klien memelihara kebersihan diri (personal hygiene)

Rasional : Personal hygiene yang baik dapat memberikan rasa nyaman dan menghilangkan berkembang biaknya kuman patogen yang dapat menyebabkan infeksi.Penatalaksanaan pemberian obat antibiotik

Rasional : Amoxicillin merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat membunuh kuman penyebab infeksi baik kuman gram (+) maupun kuman gram (-).Dokumentasikan laporan kuret

Rasional:Merupakan bukti pertanggung jawaban bidan dalam memberikan asuhan kebidananF. Langkah 6. Implementasi Asuhan KebidananTanggal 05 agustus 2013Abortus Inkomplit

Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan dan ibu mengerti penjelasan yang diberikan.Meminta persetujuan tindakan (informed consent) pada ibu ataupun keluarganya dan keluarga sudah setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.Menyiapkan klien untuk tindakan kuret dengan memberitahu ibu keluarga bahwa ibu akan dikuret pada jam 11.00 wita dan meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk pelaksanaan kuretase dan ibu dan keluarga menyetujui untuk dikuret pada jam 11.00 wita.Memastikan alat dalam kondisi baik dan siap pakai.Mengobservasi jumlah perdarahan sebelum dan sesudah kuretase, dan perdarahan 200 mlMengobservasi cairan infuse dengan hasil cairan infus RL botol III 28 tetes/menitMemberikan suntikan toxoid tetanus sebanyak 0,5 ml jam 09.15 wita.Memberikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologikMemberikan obat biosambe 1 x1 pada jam 12.00 wita.

Nyeri perut bagian bawah

Mengkaji tingkat nyeri dan hasil nyeri sedangMenjelaskan kepada ibu bahwa nyeri yang dirasakan adalah kontraksi rahim yang berusaha untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan hasil konsepsi.dan ibu mengerti penjelasan yang diberikanMembantu klien mengatur posisi yang diinginkan yaitu miring kiri Mengajarkan tehnik relaksasi pada saat timbul nyeri yaitu dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan membuang lewat mulut.

5.Potensial terjadi infeksi jalan lahirMengobservasi tanda-tanda infeksi

Infeksi tidak terjadi, pengeluaran darah berwarna merah kehitaman dan tdk berbau busuk, klien tidak demam (suhu 37 C )Melakukan pekerjaan secara aseptik dan antiseptik.Menganjurkan klien memelihara personal hygiene dan mengganti pakaian dalam setiap kali lembab/basah.Memberikan obat antibiotik amoxycillin 500 mg 3 x1 pada jam 12.00 wita.Mendokumentasikan asuhan kebidanan

G. Langkah 7. Evaluasi asuhan kebidanan.Tanggal 05-08-2013, jam 12.00 wita Abortus inkomplit teratasi, ditandai :

Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase sudah dilakukan jam 11.00 wita.Masih ada pengeluaran darah dari jalan lahir sedikit.Terpasang infus Rl botol ke III + Oxy 10 iu 28 tetes/menit.

Nyeri perut bagian bawah belum teratasi ditandai :Ibu masih mengeluh nyeri perut bagian bawahMasih nyeri tekan di atas symphisis

Infeksi tidak terjadi ditandai :Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti panas, takhikardi, nyeri tekan pada uterus, dan cairan amnion tidak berbau busuk.Tanda-tanda vital :

Tekanan darah: 100/80 mmHgNadi: 88 x/menitSuhu: 36 0cPernapasan: 20 x/menit

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN OBSTETRI GINEKOLOGI PADA Ny.A DENGAN ABORTUS INKOMPLIT TANGGAL 04 AGUSTUS 2013

A. Identitas Ibu/Suami : a. Nama: Ny A/TnTb. Umur: 36 Tahun/38 Tahunc. Suku: Toraja/Torajad. Pendidikan: SMP/SMAe. Pekerjaan: IRT/Wiraswastaf. A g a m a: Kristen/Kristeng. Nikah/lamanya: 12 kali/ 13 tahuni. Alamat : TorajaB. Data subyektifG. IV; P. III; A0Haid terakhir 17-06-2013Ada darah dari jalan lahir sejak 5 hari yang lalu, disertai nyeri perut bagian bawah dan mules.Ibu 4 kali ganti pembalutGerakan janin belum dirasakan

C. Data obyektifKesadaran composmentisKeadaan ibu nampak lemas dan berbaring di tempat tidurBerat badan 50 kg.Tanda-tanda vital :Tekanan darah : 100/70 mm/hgPernapasan : 20 kali/menitDenyut nadi : 88 kali/menitSuhu Badan : 36 CRambut lurus, hitam, tidak mudah tercabut, tidak berketombe.Wajah tidak ada oedema dan cloasma gravidarumMata simetis kiri dan kanan, konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterus.Gigi dan mulut tampak bersih, tidak ada caries, mukosa bibir keringLeher tidak ada pembesaran kelenjar limphe, kelenjar tyroid dan vena jugularis.Payudara simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk serta tampak hiperpigmentasi areola mammae.Abdomen ada striae albicans, striae livida, dan linea nigra, palpasi menurut Leopold TFU 2 jari atas symphisis, pembesaran perut sesuai umur kehamilan 12-14 minggu, nyeri tekan pada bagian bawah symphisisGenetalia tidak ada varices, tampak pengeluaran darah dari jalan lahir berwarna kehitaman dan berbau amis.Ektremitas simetris kiri dan kanan, tidak ada odema dan varises, ujung jari tangan dan kaki agak pucat.Pemeriksaan dalam oleh hasil:

Pembukaan serviks 1 cm, teraba jaringanPortio lunak, tebalPelepasan darah (+)

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 04-08-2013

Haemoglobin : 10,8 gr %Leukosit : 9.700Trombosit : 256.600/mmHematokrit: 34,2 %Eritrosit: 3,86 juta/mm3Plano test: (+)Pemeriksaan USG : nampak masih ada sisa pengeluaran hasil konsepsi.

D. AssesmentAbortus inkomplit, nyeri perut bagian bawah dan mules, kecemasan, potensial terjadi infeksi jalan lahir.

E. PlanningTanggal 05 Agustus 2014 Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan dan ibu mengerti penjelasan yang diberikan.Meminta persetujuan tindakan (informed consent) pada ibu ataupun keluarganya dan keluarga sudah setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.Menyiapkan klien untuk tindakan kuret dengan memberitahu ibu keluarga bahwa ibu akan dikuret pada jam 11.00 wita dan meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk pelaksanaan kuretase dan ibu dan keluarga menyetujui untuk dikuret pada jam 11.00 wita.Memastikan alat dalam kondisi baik dan siap pakai Mengobservasi jumlah perdarahan sebelum dan sesudah kuretase, dan perdarahan 200 mlJam 09.10 wita, mengobservasi cairan infus dengan hasil cairan infus RL botol III 28 tetes/menitJam 09.15 wita, memberikan suntikan Anti Tetanus Serum sebanyak 0,5 mlMemastikan alat dalam kondisi baik dan siap pakai Memberikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologikJam 12.00 wita, memberikan obat biosambe 1 tablet.Mengkaji tingkat nyeri dan nyeri telah berkurangMenjelaskan kepada ibu bahwa nyeri yang dirasakan adalah kontraksi rahim yang berusaha untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan hasil konsepsi.dan ibu mengerti penjelasan yang diberikanMembantu klien mengatur posisi yang diinginkan yaitu miring kiri Mengajarkan tehnik relaksasi pada saat timbul nyeri yaitu dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan membuang lewat mulut.Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya dan ibu telah mengungkapkan perasaannya kepada petugas /bidan.Memberikan dukungan moril dan spiritual bahwa ibu harus sabar dengan keadaan yang dialami dan tetap minta pertolongan dari Tuhan YME Melibatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan dan ibu didampingi oleh suami dan saudara selama perawatan.Jam 13.30 wita, mengobservasi tanda-tanda infeksi

Infeksi tidak terjadi, pengeluaran darah berwarna merah kehitaman dan tdk berbau busuk, klien tidak demam (suhu 37 C )Jam 13.45 wita, mengobservasi tanda-tanda vital dengan hasil:Tekanan darah : 100/70 mm/Hg,Pernapasan : 24 x/menit.Nadi : 88x/menit.Suhu : 37 cMelakukan pekerjaan secara aseptik dan antiseptik.Menganjurkan klien memelihara personal hygiene dan mengganti pakaian dalam setiap kali lembab/basah. Jam 14.00 wita, memberikan obat antibiotik amoxycillin 500 mg tiga kali satu tablet.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN OBSTETRI GINEKOLOGI PADA Ny.A DENGAN ABORTUS INKOMPLIT TANGGAL 05 JUNI 2013

Data Subyektif (S)Masih ada darah sedikit keluar dari jalan lahir.Nyeri perut bagian bawah sudah berkurang.Ibu selalu mengganti duk apabila terasa basah.Ibu minum obat sesuai anjuran yang diberikan.

Data Obyektif (O)Masih nampak pengeluaran darah dari jalan lahir ( 20 ml )Keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHgPernapasan : 20 kali/menitDenyut nadi : 80 kali/menitSuhu badan : 36 C Infus masih terpasang dengan cairan RL botol V 28 tetes/menitTelah dikeluarkan sisa hasil konsepsi /jaringan (kuret tanggl 05 Agustus 2013 jam 11.30 wita).TFU tidak teraba

Assesment (A)Post kuret hari II, nyeri perut bagian bawah berkurang dan potensial terjadi infeksi jalan lahirPlanning (P)Jam 08.00 - 13.00 witaMenganjurkan ibu untuk minum yang cukup dan makan makanan yang mengandung gizi tinggi dengan menghabiskan porsi yang telah disiapkan.Memberikan obat amoxycillin 500 mg 3x1, Biosambe 1x1 pada jam 12.00 witaMengobservasi cairan infus dengan hasil cairan infus RL botol V 28 tetes/menitMenganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi bertahap, ibu mencoba melakukan mobilisasi untuk memenuhi kebutuhannya misalnya berjalan ke kamar mandiMenganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah genetalia selama proses pemulihan, ibu mengerti dan mau melaksanakannyaCairan infus dihentikan atas instruksi dokter jam 10.00 wita

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN OBSTETRI GINEKOLOGI PADA Ny.N DENGAN ABORTUS INKOMPLIT TANGGAL 23 JUNI 2008

Data subyektif (S)Masih ada darah sedikit dari jalan lahirNyeri perut bagian bawah sudah hilangIbu rencana pulang hari ini jika Dokter memberi ijin

Data obyektif (0)Masih nampak keluar darah dari jalan lahir ( 5 ml ) Tinggi fundus uteri tidak teraba

Assesment (A)Post kuret hari III, potensial terjadi infeksi jalan lahirPlanning (P)Jam 08.00-12.00 witaMenganjurkan ibu untuk tetap makan makanan bergizi.Melanjutkan pemberian obat biosambe 1x1, amoxycillin 500 mg 3x1 pada jam 08.30 witaMenganjurkan ibu untuk memggunakan alat kontrasepsi, dan ibu mau melaksanakan anjuran yang diberikan.Memeriksakan tanda-tanda vital :Tekanan darah : 120/80 mm/hgPernapasan : 18 x /menitDenyut nadi : 80 x/ menitSuhu badan : 36,3 CAtas instruksi dokter ibu boleh pulang dan datang kembali memeriksakan diri 1 minggu kemudian, dan ibu bersedia datang 1 minggu kemudian (tanggal 30Juni-2008)

BAB IVPEMBAHASANPenulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara studi kasus dan tinjauan pustaka pada A dengan abortus inkomplit yang di rawat di Rumah Sakit Umum Sawerigading Kota Palop0 tanggal 4 Agustus sampai dengan 6 Agustus 2013.Pembahasan ini dibuat berdasarkan teori dan asuhan yang nyata dengan pendekatan proses manajemen, yang dibagi dalam 7 langkah yaitu : pengkajian dan analisa data dasar, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan potensial, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi hasil asuhan kebidanan.A. Langkah 1. Identifikasi Data DasarPengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui anamnese, meliputi identifikasi data biologis/psikologis serta data spiritual ibu yang berpedoman pada format pengkajian yang telah tersedia, namun tidak tertutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan data lain yang ditemukan pada ibu, selanjutnya pemeriksaan fisik yang dimulai dari kepala sampai kaki yang meliputi inpeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan USG.Tinjauan pustaka dikemukakan dengan gejala abortus inkomplit didapatkan adanya amenorhoe, perdarahan dari jalan lahir yang bisa sedikit atau banyak, nyeri pada perut bagian bawah pusat, pada pemeriksaan dalam (VT) didapati serviks terbuka kadang-kadang dapat diraba sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri (Prawirohardjo, 2006).Kasus Ny A dengan abortus inkomplit didapatkan data dari hasil pengkajian sebagai berikut : amenorhoe 14 minggu, perdarahan mula mula sedikit yang dimulai pada tanggal 31 juli 2013, kemudian pada tanggal 04 Agustus 2013 keluar darah banyak berwarna merah dan bergumpal, nyeri pada perut bagian bawah pusat, pada pemeriksaan dalam ada pembukaan serviks 1 cm, teraba sisa jaringan pada kavum uteri, pemeriksaan labaratorium darahKasus Ny. A didapatkan hasil haemoglobin 10,8, gr%, yang secara umum menunjukkan adanya persamaan pada tinjauan pustaka, meskipun tidak disebutkan dalam teori tetapi dilakukan dalam menegakkan diagnosa, untuk mengantisipasi terjadinya anemia dan infeksi sebagai dasar untuk penanganan selanjutnya. B. Langkah 2. Identifikasi Diagnosa Masalah AktualBerdasarkan data obyektif dan data subyektif yang didapatkan pada pengkajian maka penulis merumuskan diagnosa/ masalah aktual sebagai berikut : abortus inkomplit, nyeri perut bagian bawah dan mules, cemas Masalah/diagnosa ditegakkan dengan terlebih dahulu menganalisa data yang telah diperoleh dengan mengacu pada teori yang ada, sehingga pada tahap ini penulis menemukan tidak adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada yaitu tentang diagnosa kecemasan. Diagnosa kecemasan tersirat dalam teori dan didukung dengan keluhan dan ekspresi wajah Ny. "A, yang disebabkan karena karena keluarnya darah bergumpal pada jalan lahir, nyeri perut bagian bawah dan mules yang tidak pernah terjadi pada kehamilan sebelumnya, menyebabkan ibu bertanya-tanya tentang keadaannya sehingga timbul respon psikologis yang melebihi kemampuan ibu dalam proses adaptasi yang menyebabkan munculnya kecemasan.C. Langkah 3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial.Diagnosa masalah potensial yang ditegakkan menunjukkan adanya persamaan antara konsep dasar dan studi kasus yaitu bahaya yang paling sering timbul pada abortus inkomplit adalah infeksi jalan lahir yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak dan adanya pembukaan serviks serta tertinggalnya sebagian hasil konsepsi, hal ini menujukkan adanya kesamaan antara tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny.A.D. Langkah 4. Pelaksanaan Tindakan Segera dan Kolaborasi. Setelah diagnosis abortus inkomplit ditegakkan maka dilakukan stabilisasi keadaan umum ibu dan kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan infus RL botol I digujur untuk segera mengganti cairan tubuh yang hilang, selanjutnya botol II 28 tetes/menit sebelum tindakan kuretase dilakukan.E. Langkah 5. Rencana Tindakan Asuhan KebidananAdapun rencana tindakan yang dilakukan pada Ny.A dengan abortus inkomplit menunjukkan adanya kesamaan antara tinjauan pustaka dan studi kasus dimana rencana yang ditegakkan berdasarkan diagnosa yang ditegakkan seperti pasang infus, minta persetujuan tindakan, persiapan untuk tindakan kuretase, observasi jumlah perdarahan observasi tanda-tanda vital, beri posisi yang menyenangkan, beri dukungan moril, bekerja secara aseptik dan antiseptik, jaga personal hygiene dan berikan obat sesuai intruksi Dokter. F. Langkah 6. Implementasi Asuhan KebidananTindakan asuhan kebidanan berdasarakan dengan perencanaan asuhan kebidanan yang telah dibuat dilaksanakan seluruhnya dengan baik di Rumah Sakit Umum Sawerigading Kota Palopo tanggal 04-06 Agustus 2013, sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari ibu dan keluarga serta dukungan, bimbingan dari dokter dan bidan yang menangani kasus ini, hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus pada Ny.A

G. Langkah 7. Evaluasi Asuhan KebidananEvaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien dengan berpedoman pada tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil evaluasi setelah perawatan dari tanggal 04-06 Agustus 2013 adalah sebagai berikut :Abortus inkomplit teratasi yang ditandai dengan :

Sisa jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya dengan tindakan kuretase.Pengeluaran darah pervaginam berkurang

Nyeri perut bagian bawah teratasi yang ditandai dengan :

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah sudah berkurangIbu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakanKeadaan umum ibu baik

Kecemasan teratasi yang ditandai dengan :

Ibu tidak lagi menanyakan tentang keadaannya Respon positif terhadap tindakan yang diberikan.

Potensial terjadi infeksi jalan lahir yang ditandai dengan :

Pengeluaran darah pervaginam tidak foetor Suhu badan ibu dalam batas normal (36 37 C)

Hasil yang diperoleh dari asuhan kebidanan yang ditelah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tindakan asuhan kebidanan yang diterapkan tercapai, kecuali potensial terjadi infeksi yang masih memerlukan pengawasan selanjutnya.

BAB VPENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan tentang asuhan dengan kasus abortus inkomplit, maka dalam bab ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :A. KesimpulanPengkajian dan analisa data dalam memberikan asuhan kebidanan sangat penting dilakukan karena merupakan langkah awal yang kiranya perlu penanganan cermat. Sehingga semua masalah-masalah dapat terdeteksi secara dini dan tidak berlanjut ke masalah yang lebih berat.Dari data subyektif dan obyektif yang didapatkan pada Ny.A, maka ditegakkan diagnosa/masalah aktual dan potensial : abortus inkomplit, nyeri perut bagian bawah, kecemasan, dan potensial terjadi infeksi jalan lahir.Penanganan dan perawatan yang diterapkan pada klien tidak selalu berdasarkan pada teori saja akan tetapi disesuikan kondisi/kebutuhan klien serta kelengkapan fasilitas di rumah sakit tempat klien dirawat.Pelaksanaan asuhan kebidanan Ny A dilakukan tindakan segera bidan dengan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuret dan pemasangan infus RL. Pendokumentasian hasil asuhan adalah sesuatu yang sangat penting karena merupakan salah satu pembuktian pertanggung jawaban atas setiap penanganan yang dilakukan terhadap klien.

B. Saran saranAngka kejadian abortus inkomplit masih cukup tinggi yang dilaporkan di Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo. Hal ini perlu perhatian, karena itu diharapkan petugas kesehatan khususnya bagian kebidanan untuk dapat memberikan penjelasan dan pengertian tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara dini dan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan bagi setiap klienUntuk menurunkan angka kejadian abortus diharapkan kepada tenaga pelayanan kebidanan dapat memberikan konseling pasca aborsi, yang mewajibkan pemakaian kontrasepsi bagi mereka yang aktif seksual, namun tidak ingin mempunyai anak untuk jangka waktu tertentu, dan konseling untuk pemeriksaan kehamilan secara dini, sehingga jika terjadi kelainan dalam kehamilan dapat segera terdeteksi.Untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan yang profesional diharapkan kepada tenaga bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan lanjutan dan pelatihan institusi, demi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).Bagi setiap institusi pendidikan agar menerapkan asuhan kebidanan dalam pemecahan masalah dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat metode tersebut sangat bermanfaat di dalam membina tenaga pelayanan kebidanan guna menciptakan manusia yang profesional.

DAFTAR PUSTAKACunningham, 2008, Obstetri Williams, Edisi 21, EGC, JakartaAnonim, 2005, Abortus Salah Satu Penyumbang Kematian Ibu di Indonesia, www.depkes.go.id Dinkes Prop. Sul-Sel Tahun 2007 tentang angka kematian ibu dan bayi

Rekam Mediak Rumah Sakit Umum Palopo Tahun 2005 tentang angka kejadian abortus

Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid 1, EGC, Jakarta

Manuaba, I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Cetakan I, EGC, Jakarta

Saifuddin, A.B, 2000, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, A.B, Saifuddin , Jakarta

Saifuddin, A.B, 2002, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta

Sarwono Prawirohardjo, 1999, Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta Varney. 2008, Buku Ajar Konsep Kebidanan, Volume 1, EGC, Jakarta

WHO-JHPIEGO, 2003, Konsep Kebidanan, Jakarta