Tugas Praktikum Laboratorium Patologi Anatomi Finish
-
Upload
karinashasri206 -
Category
Documents
-
view
116 -
download
20
description
Transcript of Tugas Praktikum Laboratorium Patologi Anatomi Finish
Tugas Praktikum Laboratorium Patologi Anatomi
Kelompok 1
1. Berapa hari proses pembuatan preparat histopatologi ?
Jawaban:
- Teknik pembuatan preparat histopatologi meliputi beberapa proses,
yaitu :
1) Mendapatkan jaringan
Jaringan yang akan diperiksa merupakan jaringan yang diduga
adalah jaringan tumor atau karena terjadinya kelainan. Jaringan –
jaringan untuk pemeriksaan histologi antara lain :
Jaringan diambil dari pasien yang operasi atau baru meninggal.
Belum terjadi post mortum degeneration ( autolysis dan
putrefaction). Biasanya jaringan sudah harus difiksasi sebelum
(enam) jam setelah kematian, kalau didiamkan dalam jangka
waktu lama bisa terjadi maserasi.
Pemotongan harus menggunakan pisau yang tajam
Potongan jaringan disesuaikan dengan jenis jaringan, biasanya
tidak terlalu besar (1,5 x 1 x 0,5) cm3
Jaringan harus segera dimasukan kedalam larutan fiksasi.
Tidak boleh dicuci dengan air, karena akan terjadi perubahan
tekanan osmotik. Dan jika didiamkan terlalu lama akan terjadi
maserasi
Tidak boleh direndam di dalam NaCL 0,9 % karena akan
terjadi proses maserasi
Tidak boleh dibekukan, karena dengan didinginkan akan terjadi
proses pembentukan kristal es dalam sitoplasma, sehingga bisa
terjadi sobekan sel.
Identifikasi dan dokumentasi jaringan, Jaringan diukur
besarnya, ditimbang beratnya, dan dilakukan deskripsi jaringan
disertai lamelasi pada tumornya.
Memotong jaringan, jaringan dipotong dengan bentuk segi
empat sesuai ukuran 1,5 x 1 x 0,3-0,5 terutama masa tumornya
Dimasukkan ke kaset disertai label nomor pasien sebanyak
maksimal 3 cup, 3 cup 1 blok, 2 cup 1 blok = 2 blok masukan
ke larutan fiksasi.
2) Fiksasi
Fiksasi adalah proses mengawetkan jaringan dengan tujuan agar
jaringan awet dan kondisinya sama dengan keadaan seperti hidup,
larutan yang dipakai untuk mengawetkan jaringan biasanya adalah
formalin buffer 10%. Fiksasi dilakukan dengan cara merendam
kedalam larutan fiksasi, dengan jumlah minimal 20 kali besar
jaringan. Lamanya fiksasi rata-rata 24 jam, tetapi terkadang
lamanya bermacam-macm tergantung pada : zat fiksasi yang
dipakai, besar kecilnya jaringan, jenis jaringan.
3) Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses penarikan air secara aktif dalam jaringan
dengan menggunakan zat yang bisa menggeser air dari jaringan.
Air dihilangkan dari jaringan karena pada proses infiltrasi oleh
parafin tidak bisa masuk, karena didalmanya mengandung air.
Dehidrasi dilakukan dengan menggunakan alkohol yang dilakukan
dari konsentrasi yang rendah sampai konsentrasi yang tinggi,
sehingga air secara bertahap akan keluar dan juga tidak merusak
jaringan.
4) Clearing
Yang dimaksud dengan clearing adalah suatu proses pergantian
alkohol yang terdapat di dalam jaringan dengan menggunakan zat
yang dapat menghantarkan parafin kedalam jaringan. Jadi sifat zat
yang diapakai sebagai zat clearing agent adalah harus melarutkan
alkohol dan melarutkan parafin. Clearing agent yang biasa diapakai
antara lain Xylene, Benzene, Toluen, Cloroform. Pada proses
clearing, jaringan yang sudah didehidrasi sampai alkohol absolut,
dimasukan ke dalam larutan Xylene.
No Tahapan Zat Waktu
1 Dehidrasi
Alkohol 70% 60 menit
Alkohol 80% 60 menit
Alkohol 96% 60 menit
Etanol 60 menit
2 ClearingXylene I 90 menit
Xylene II 90 menit
3 ImpregnationParafin cair 60 menit
Parafin Cair 150 menit
5) Embedding
Yaitu suatu proses memasukan jaringan ke dalam parafin cair
untuk dibuat suatu blok yang padat. Dalam proses embbeding ini
mencakup tiga proses, yaitu : Impregnation, Blocking dan
Trimming.
Impregnation
Impregnation yaitu proses pergantian larutan Xylene dengan
parafin cair dengan cara memasukan jaringan kedalam parafin
cair I dan parafin cair II selama masing – masing 30 menit
dalam oven 56-60oC.
Blocking
Memasukkan jaringan ke dalam parafin cair yang kemudian
dipadatkan dengan cara menurunkan suhu parafin, lalu dibuat
dalam bentuk cetakan yang besarnya disesuaikan dengan
ukuran pada mikrotom.
Trimming
Jaringan yang sudah dimasukkan ke dalam parafin dan
dipadatkan, siap untuk dipotong, sebelumnya diratakan dengan
menggunakan pisau atau langsung dengan mikrotom, sehingga
pada saat pemotongan didapatkan potongan bentuk jaringan
yang baik.
6) Sectioning/Cutting
Yaitu pemotongan jaringan dengan menggunakan mikrotom
dengan ukuran yang sangat tipis (3-5 mikron) sehingga apabila
dilihat dengan menggunakan mikroskop akan tembus cahaya.
7) Pembuatan Preparat
Menempelkan potongan jaringan yang dianggap baik pada objek
glass (preparat). Dalam melakukan penempelan potongan jaringan
pada objek glass, lembaran pita dimasukan ke dalam water bath
suhu 40-50oC sehingga lembaran pita tidak melipat dan diatur
letaknya ¾ dari ujung objekglass dan bila sudah menempel
dikeringkan/diiriskan.
8) Staining
No TAHAPAN ZAT WAKTU KETERANGAN
1Deparafinisasi
Xylol I 2-3 celup Untuk menghilangkan /melarutkan paraffin yang
terdapat pada jaringan2 Xylol II 2-3 celup
3
Rehidrasi
Alkohol 100% 10 celup
Untuk memasukkan air kedalam jaringan. Air akan mengisi
rongga-rongga jaringan yang kosong.
4 Alkohol 90% 10 celup
5 Alkohol 80% 10 celup
6 AIR 1 menit
7Pewarnaan
Hematoxylin 1-5 menitUntuk member warna pada inti dan sitoplasma pada jaringan8 AIR 1 menit
9Differensiasi
HCl0,6% 1-2 celup Untuk mengurangi warna biru pada inti dan menghilangkan warna bitu pada sitoplasma
10 AIR 1 menit
11
Blueing
Lithium Karbonat 0,5% 3 menitUntuk memperjelas warna biru
pada inti sel12 AIR 1 menit
13 Alkohol95% 1-2 celup
14 Pewarnaan Eosin 3 menit Untuk member warna merah pada sitoplasma sel
15 Dehidrasi Alkohol80% 10 celup Untuk menghilangkan air dari jaringan
16 Alkohol90% 10 celup
17 Alkohol100% 10 celup
18 XylolI 2-3 celup
19 XylolII 2-3 celup
20 Mounting Entelan 1-2 tetes Untuk mengawetkan jaringan yang telah diwarnai
Jadi proses pembuatan preparat histopatologi membutuhkan waktu ± 1
hari.
2. Apabila jaringan dikirim pada hari Jumat dibaca pada hari apa?
Jawaban : Jaringan yang diterima pada hari Jumat setelah difiksasi dengan
formalin buffer 10% akan disimpan hingga hari Senin. Baru pada hari
Senin akan diproses menjadi suatu preparat, yang selanjutnya akan dibaca
paling cepat hari Selasa, tergantung dari antrian preparat yang masuk ke
Laboratorium Patologi Anatomi RSHS.
3. Apa guna entelan?
Jawaban : Entellan adalah media mounting water-free untuk melekatkan
preparat secara permanent agar bisa dilihat secara mikroskopis. Entellan
mengandung toluene, digunakan pada preparat water-free yang telah
diproses sebelumnya dengan xylol. Index refraksi entellan sekitar 1492-
1500 pada suhu 20 º C. dapat digunakan pada proses manual maupun
automatis.
Kegunaanya adalah merekatkan cover glass ke objek glass, mengawetkan
preparat dan memberikan warna cerah saat pembacaan dengan mikroskop.
Tugas Praktikum Laboratorium Patologi Anatomi
Kelompok 2
1. Bahan Untuk Sitologi adalah?
Jawaban:
a. Pap Smear
b. FNAB
c. Bilasan/Lavage Bronkhus
d. Cairan Pleura
e. Cairan Ascites
f. Cairan otak/LCS
g. Cairan Sendi
h. Urine sitology
i. Sputum sitology
j. Cairan Fistula
k. Pus/abses
l. Cairan Kista
m. Cairan Pericardial
n. Bucal smear
o. Cairan Abdomen
2. Apa pewarnaan untuk cairan tubuh?
Jawaban: Pada pemeriksaan sitologi yang diperiksa morfologi sel-sel
cairan tubuh. Sediaan atau disebut juga preparat dibuat berupa apusan pada
objek glass yang diwarani dengan pewarnaan tertentu.
1. Sediaan atau preparat dengan pewarnaan metode Giemza
Tujuan : Terutama yang diperiksa adalah detail dari morfologi untuk
memeriksa intisel, untuk melihat apakah sel tersebut sel normal, sel
noeplasma jinak atau ganas.
Sampel : Aspirasi Jarum Halus (AJH), Endapan cairan yang telah
disentrifuge
Bahan :
-Larutan pewarna giemza
-Larutan Phosfat buffer (ph 6,8)
-Methanol
Prosedur kerja :
1)Sediaan apus telah benar-benar kering di udara
2)Fiksasi dengan methanol minimal 5 menit
3)Cuci dengan aquadest, biarkan kering di udara
4)Tetesi dengan pewarna Giemsa dengan perbandingan (GZ : Bufer
phosfat = 1:4)
5)Cuci dengan aquadest, kering diudara
6)Tutup EZ Mount
2.Sediaan/preparat dengan pewarnaan metode Papaniculo
Metode ini umumya digunakan untuk pewarnaan Papsmear (tapi terkadang
ada juga pemeriksaan sitologi selain papsmear diwarnai dengan metode
ini).
Papsmear digunakan untuk mendignosis Kanker serviks. Melihat ada
tidaknya sel ganas
Sampel : apusan daerah peralihan endoserviks.
Bahan:
-Haematoksilin mayer
-EA (Eosin alkohol) 65/EA 36
- Alkohol 95% dan Alkohol absolut
Untuk EA 65 isinya: Eosine Y, Phospotung stic acid, light green, alkohol
absolute.
Prosedur Kerja :
1)Sedian apusan difiksasi dengan alcohol 95% 15 menit
2)Air mengalir sampai bebas alkohol 5 menit
(rak preparat diletakan di wadah yang di beri air mengalir)
3)Mayer haematoksilin 3-5 menit
4)Air Mengalir 15 menit
5)–Alkohol 95% 10 kali celup
-Alkohol 95% 10 kali celup
6) EA 3-5 menit
7)–Alkohol 95% 5 kali celup
-Alkoho 95% 5 kali celup
- Alkohol absolute 5 kali celup
8)Keringkan diudara
9)Xylol/clearing
10)Tutup dengan EZ mount
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan sitologi dan
fiksasinya:
1.Objek glass harus benar-benar bersih, terus beri nomor sesuai data biar
tidak tertukar,
2.¾ luas kaca objek memanjang, kita apus merata,tidak terlalu tebal dan
terlalu tipis
3.Segera fiksasi sesuai dengan pewarnaan yang akan digunakan
4.Untuk cairan, disentrifuge dahulu dan kemudian diambil untuk diproses
5.Untuk bahan sputum diambil bagian berwarna dan kental untuk dibuat
pulasan. Bagian yang lain bisa gunakan sebagai sel blog.
2. Apa pewarnaan untuk papsmear?
Jawaban : Papanicolau
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan sediaan/preparat
papsmear:
A. Pengambilan sampel harus mendapat sel-sel endoserviks sel-
sel metaplasia dan sel-sel skuamosa (karena daerah peralihan),
harus sedikit mungkin mengandung darah.
B. Sediaan harus segera difiksasi dengan alkohol 95%. Pada
reparat yang kering dan belum difiksasi akan menyebabkan
sel-sel rusak. Apabila tempat pengecatan jauh,setelah difiksasi
keringkan dan masukkan kewadah yang dapat menjaga
keamanan sediaan.
C. Jika menggunakan airspray tidak boleh terlalu dekat, karena
akan menghapus atau tidak terfiksasi dengan baik.
a. Kesalahan pada kriteria yang diatas bisa menyebabkan
negatif palsu.
b. Kesalahan pada pewarnaan dan screening dapat
menyebabkan positif palsu.
Tugas Praktikum Laboratorium Patologi Anatomi
Kelompok 3
1. Apakah prinsip Imunohistokimia ?
Jawaban : Prinsip Imunohistokimia adalah reaksi antigen-antibodi atau dikenal
sebagai reaksi serologi. Imunnohistokimia merupakan salah satu metode
pemeriksaan kanker yang diakui sebagai golden standar karena reaksi antigen-
antibodi merupakan reaksi yang sangat spesifik dan berungsi sebagai
diagnostik berbagai penyakit.
2. Zat apa yang dapat di deteksi untuk pemeriksaan Imunihistokimia ?
Zat yang dapat dideteksi pada pemeriksaan imunohistokimia adalah antigen.
Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan antibodi yang spesifik terhadap
antigen tersebut pada preparat jaringan, apabila ada reaksi (menimbulkan
warna) berarti terdapat antigen, bila tidak bereaksi (tidak ada perubahan warna)
berarti tidak terdapat antigen. Antibodi sekunder yang terikat pada enzim atau
zat flluoresense akan mengakibatkan perubahan warna yang dapat terlihat
dibawah mikroskop.
3. Berapa lama proses pewarnaan Imunohistokimia baik secara manual
maupun automatis ?
Jawaban : Pewarnaan Imunohistokimia berlangsung sebagai berikut :
1. Blok parafin dipotong setebal sekitar 4-6 mikron
2. Sediaan dipanaskan diatas slide warmer selama 60 menit dengan suhu 60
derajat.
3. Sediaan dideparafinisasi dengan
a. Xylol 1 selama 5 menit
b. Xylol 2 selama 5 menit
c. Alkohol absolut selama 5 menit
d. Alkohol 95% selama 5 menit
e. Alkohol 80% selama 5 menit
f. Kemudian dicuci dengan air mengalir selama 3 menit
4. Dilanjutkan Blocking peroxidase endogen (0,5% H202 dalam methanol)
selama 30 menit.
5. Dilanjutkan dengan pencucian air mengalir selama 3 menit.
6. Kemudian sediaan dimasukan dalam antigen retrieval solution dan
dipanaskan dengan microwave menggunakan target retrieval solution
(TRS) :
a. Pemanasan pertama, power level tinggi 6 -9 selama 5 menit
(hampir mendidih)
b. Pemanasan kedua, power level rendah 1 selama 5 menit (hampir
mendidih)
c. Kemudian didinginkan selama sekitar 45 menit dalam TRS.
7. Dilakukan pencucian sediaan dengan Phosphat buffer salin (PBS) dengan
pH 7,4 sebanyak 2 kali, masing-masing selama 3 menit.
8. Lingkari dengan PAP PEN
9. Dilakukan blocking aktivitas non spesifik dengan serum normal selama 20
menit.
10. Dilakukan inkubasi antibodi primer vimentin (mouse) dalam serum normal
semalam dalam suhu ruangan, kemudian di cuci dengan PBS pH 7,4
sebanyak dua kali, masing-masing selama 3 menit.
11. Selanjutnya antibodi biotinilated rabbit anti mouse (BRAM) sekunder di
inkubasi dalam serum normal selama 30 menit dan dilakukan pencucian
dengan PBS pH 7,4 sebanyak dua kali, masing-masing 3 menit.
12. Setelah itu dilakukan inkubasi streptavidin dalam serum normal dengan
pengenceran 1 : 1000 selama 60 menit.
13. Pada langkah selanjutnya dilakukan pencucian dengan PBS pH 7,4
sebanyak dua kali, selama 3 menit Dengan Chromogen diamino benzidine
(DAB) selama sekitar 10 menit (50 mL trisHCl 330 uL DAB + 50 uL
H2O2 30%)
14. Setelah itu dilakukan pencucian dengan PBS pH 7,4 kemudian dengan air
mengalir
15. Counter stain dilakukan dengan hematoxylin liliemayer pada air jernih,
kemudian dicelupkan kelarutan karbonat dua kali celupan.
16. Sediaan dicuci dengan air mengalir, dilakukan dehidrasi dengan alkohol
bertingkat (alkohol 95% selama 5 menit, alkohol absolut selama 5 menit).
17. Xylol II selama 5 menit dan terakhir dengan ditutup dengan entelan
18. Terhadap hasil pemeriksaan ini imunohistokimia vimentine dilakukan uji
diagnostik untuk mendapatkan sensitivitas dan spesifitasnya.
Jadi seluruh proses imunohistokimia berlangsung dengan manual dibutuhkan
waktu 7 jam sedangkan dengan automati selama 2 jam