Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

download Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

of 12

Transcript of Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    1/12

    MAKALAH PATOLOGI ANATOMI

    STEATOSIS : Akumulasi Lipid pada Hepar

    KELOMPOK 5

    Anggota :

    Reyudzky Putri 125130100111029

    Marina Corselia S. 125130100111035

    Muhtamalia Riska 125130101111035

    Balqis Arum A. 125130101111036

    Rumenega Nugraha 12513010011

    Didik Afif S. 125130

    M. Hasbi Assidiqi 125130107111016

    PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2013

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    2/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Hati merupakan organ terbesar, terletak di kuadran kanan atas rongga abdomen. Hati

    melakukan banyak fungsi penting dan berbeda-beda dan tergantung pada sistem darahnya

    yang unik dan sel-selnya yang sangat khusus. Hati tertutupi kapsul fibroelastik berupa kapsul

    glisson. Kapsul glisson berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Hati terbagi

    menjadi lobus kanan dan lobus kiri. Tiap lobus tersusun atas unit-unit kecil yang disebut

    lobulus. Lobulus terdiri sel-sel hati, disebut hepatosit yang menyatu dalam lempeng.

    Hepatosit dan jaringan hati mudah mengalami regenerasi.

    Hati menjalankan berbagai macam fungsi terutama metabolisme, baik anabolisme ataukatabolisme molekul-molekul makanan dasar (gula, asam lemak, asam amino) dilakukan oleh

    sel-sel hati. Pasien dengan penyakit hati sering kali harus menjalani operasi. Sekitar 10%

    pasien penyakit hati aka menjalani operasi pada dua tahun terakhir masa hidupnya. Sebelum

    klinisi memutuskan apakah pasien dengan gangguan fungsi hati layak atau tidak dilakukan

    operasi maka sebelumnya harus dilakukan penilaian preoperative sehingga dapat diprediksi

    resiko morbiditas dan mortilitasnya.

    Pasien dengan gangguan fungsi hati secara hemodinamik sangat rentan

    terhadap penurunan pasokan darah ke hati (hepatic blood flow). Tindakan oper as i dan

    anestesi yangdapat menurunkan pasokan darah ke hati menimbulkan komplikasi

    pasca-operas i.

    Organ hati juga dapat mengalami suatu keadaan dengan peningkatan kadar

    lemak dalam darah yang disebabkan diet tinggi lemak, terutama kaya kolesterol dan asam

    lemak jenuh yang disebut fatty change. Dalam kondisi normal, hati mengandung lemak.

    Namun, bila kadar lemaknya sudah lebih dari 10 % dari berat hati itu sendiri, maka sebagian

    sel-sel hati yang sehat akan diganti dengan sel lemak. Pada makalah ini akan dibahas

    beberapa aspek dari steatosis sehingga dapat diketahui tentang kelainan pada hati akibat

    akumulasi lemak.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apa definisi dan etiologi dari kasus steatosis?2. Bagaimana patomekanisme dari kasus steatosis?3. Bagaimana gambaran makroskopis dan mikroskopis kasus steatosis?

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    3/12

    1.3 Tujuan

    Makalah ini bertujuan untuk memberikan berbagai informasi tentang akumulasi lemak

    pada hepar (fatty liver/ steatosis) baik dalam hal definisi dan etiologi, bagaimana

    patomekanisme yang terjadi, bagaimana gambaran makroskopis dan mikroskopis kasus

    steatosis.

    Marina Corselia/ 125130100111035

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    4/12

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi Steatosis/ Fatty Liver

    Hiperlipidemia adalah suatu keadaan dengan peningkatan kadar lemak dalam darah

    yang disebabkan diet tinggi lemak, terutama kaya kolesterol dan asam lemak jenuh. Keadaan

    ini dapat meningkatkan kemungkinan perlemakan hepar (Chandana et al. 2008). Fatty liver

    disebut juga sebagai steatosis, dan apabila terjadi peradangan/ inflamasi disebut sebagai

    steatohepatitis.

    Fatty liveradalah suatu keadaan dimana adanya penimbunan lemak yang berlebihan

    di sel-sel hati. Dalam kondisi normal, hati mengandung lemak. Namun, bila kadar lemaknya

    sudah lebih dari 10 % dari berat hati itu sendiri, maka sebagian sel-sel hati yang sehat akan

    diganti dengan sel lemak. Hati. Hati akan brubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena

    berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal.

    Hasil pemantauan Departemen Kesehatan pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi

    perlemakan hepar 2,5 persen (pria) dan 5,9 persen (wanita) dari penduduk Indonesia. Badan

    Pusat Statistik menyebutkan bahwa julah penduduk Indonesia sebanyak 202 juta pada tahun

    2000, maka jumlah penderita perlemakan hepar di Indonesia berkisar antara 50 juta jiwa pada

    pria dan 11 juta jiwa pada wanita. Prevalensi tertinggi terjadi pada kelompok wanita usia 41-

    55 tahun.

    Gangguan metabolisme yang melibatkan peningkatan konsentrasi lipoprotein pada

    plasma berakibat klinis utamanya adalah pancreatitis akut dan aterosklerosis.

    Pengontrolankonsentrasi trigliserida pada orang yang terkena pankreatitis akut dapat

    mencegah serangan kembali penyakit tersebut. Hiperlipidemia disebabkan oleh beberapa hal,

    yaitu obat-obatan, rokok, gangguan penyimpanan glikogen, diabetes, penyakit hati,

    hipotiroidisme, transplantasi (jantung, hati, atau ginjal), dan obesitas. Hiperlipidemia

    merupakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskuler. Keadaan hiperlipidemia berkaitan

    erat dengan metabolisme lipid dan metabolisme lipid banyak dilakukan di dalam hati. Jadi,

    selain kardiovaskuler, ada kemungkinan kondisi hiperlipidemia juga mempengaruhi fungsi

    hati.

    Berdasarkan berat ringannya fatty liver dapat dibagi menjadi :

    1. Steatosis (hanya perlemakan hati_, keadaan ini masih ringan2. Steatohepatitis (perlemakan disertai dengan peradangan sel dibagi menjadi

    ASH (Alcoholic Steatohepatitis)

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    5/12

    terjadi akibat konsumsi alcohol yang berlebihan. Fatty liver jenis ini dapat terjadi

    dengan meminum kurang lebh 300 ml alcohol perminggu.

    NASH ( Nonalcoholic Steatohepatitis)Fatty liver jenis ini 80% disebabkan karena obesitas (kelebihan berat badan)

    Fatty liver jenis steatohepatitis bisa menyebabkan kematian sel hati dan akhirnya akan

    membentuk jaringan parut pada hati (fibrosis). Proses peradangan hati dapat terus berlanjut

    sampai 10-20 tahun, kemudian hati menjadi keras dan mengecil (sirosis). Kondisi ini akan

    menyebabkan kerusakan hati yang permanen bahkan dapat menyebabkan kanker hati (Sears,

    2009).

    1.2 Etiologi Steatosis

    Steatosis dapat disebabkan oleh banyak factor, yaitu (1) Konsumsi terlalu banyak

    makanan dan minuman yang mengandung lemak dan gula (2) Kurang berolahraga (3)

    Mempunyai lemak berlebihan di seluruh badan (4) Menderita diabetes penyakit yang

    muncul karena tubuh tidak mampu mengelola atau mengendalikan tingkat gula (glukosa)

    dalam tubuh (5) Penggunaan alkohol secara berlebihan selama waktu yang lama (6)

    Hiperlipidemiapeningkatan pada lipid (lemak) dalam darah. Lipid ini termasuk kolesterol,

    senyawa kolesterol, fosfolipid dan trigliserida (7) Terinfeksi HCV genotipe 3, kebanyakan

    ahli menganggap bahwa ada faktor tambahan terkait virus yang meningkatkan kemungkinan

    orang dengan HCV mengembangkan steatosis, tetapi faktor yang tepat belum jelas.

    Penyebab-penyebab yang paling umum dari akumulasi lemak pada hati adalah

    alkoholisme dan non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) yang berhubungan dengan

    kegemukan dan diabetes. Obat-obat mungkin menyebabkan fatty liver dengan atau tanpa

    hepatitis yang berkaitan. Pasien-pasien dengan fatty liver yang diinduksi obat mempunyaihanya beberapa gejala-gejala, atau tidak ada. Mereka secara khas mempunyai peninggian-

    peninggian yang ringan sampai sedang pada tingkat-tingkat darah dari ALT dan AST, dan

    juga mungkin mengembangkan hati-hati yang membesar. Pada kasus-kasus yang berat/parah,

    fatty liver yang diinduksi obat dapat menjurus pada sirosis dan gagal hati.

    Obat-obat yang dilaporkan menyebabkan fatty liver termasuk total parenteral

    nutrition, methotrexate (Rheumatrex), griseofulvin (Grifulvin V), tamoxifen (Nolvadex),

    steroids, valproate (Depakote), dan amiodarone (Cordarone).

    Pada situasi-situasi tertentu, fatty liver sendiri dapat mengancam nyawa. Contohnya,

    Reye's syndrome adalah penyakit hati yang jarang yang dapat menyebabkan fatty liver, gagal

    Alfrida Riski/ 125130101111032

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    6/12

    hati, dan koma. Dipercayai terjadi pada anak-anak dan remaja-remaja dengan influensa ketika

    mereka diberikan aspirin. Contoh lain dari fatty liver yang serius disebabkan oleh dosis yang

    tinggi dari intravenous tetracycline atau amiodarone.

    2.3 Patomekanisme SteatosisSteatosis menggambarkan bahan normal (trigliserid) yang terakumulasi berlebihan dan

    mengarah kepada peningkatan absolute lipid intrasel. Hal ini berakibat pemebentukan vacuola

    lemak intrasel. Kadang-kadang terjadi pada hampir semua organ, tetapi paling sering dalam

    hati, bila berlebihan dapat mengarah pada sirosis.

    Hati adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di dalam tubuh.

    Organ hati terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian besar obat dan toksikan.

    Secara struktural organ hati tersusun oleh hepatosit (sel parenkim hati). Hepatosit

    bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Sel-sel tersebut terletak di

    antara sinusoid yang terisi darah dan saluran empedu. Sel Kuffer melapisi sinusoid hati dan

    merupakan bagian penting dari sitem retikuloendotelial tubuh. Darah dipasok melalui vena

    porta dan arteri hepatika, dan disalurkan melalui vena sentral dan kemudian vena hepatika ke

    dalam vena kava. Saluran empedu mulai berperan sebagai kanalikuli yang kecil sekali yang

    dibentuk oleh sel parenkim yang berdekatan. Kanalikuli bersatu menjadi duktula, saluran

    empedu interlobular, dan saluran hati yang lebih besar. Saluran hati utama menghubungkan

    duktus kistik dari kandung empedu dan membentuk saluran empedu biasa, yang mengalir ke

    dalam duodenum (Lu, 1995).

    Toksikologi hati dipersulit oleh berbagai kerusakan hati dan berbagai mekanisme yang

    menyebabkan kerusakan tersebut. Hati sering menjadi organ sasaran karena beberapa hal.

    Sebagian besar toksikan memasuki tubuh melalui sistem gastrointestinal, setlah diserap,

    toksikan dibawa vena porta ke hati. Hati mempunyai banyak tempat pengikatan. Kadar enzim

    yang memetabolisme xenobiotik dalam hati juga tinggi (terutama sitokrom P-450). Hal

    tersebut membuat sebagian besar toksikan menjadi kurang toksik dan lebih mudah larut dalam

    air, sehingga lebih mudah dieksresikan. Tetapi dalam beberapa kasus, toksikan diaktifkan

    sehingga dapat menginduksi lesi. Lesi hati bersifat 6 sentrilobuler banyak dihubungkan

    dengan kadar sitokrom P-450 yang lebih tinggi (Zimmerman, 1982). Selain itu kadar

    glutation yang relatif rendah, dibandingkan dengan kadar glutation di bagian lain dari hati,

    dapat juga berperan mengaktifkan toksikan (Smith et al. 1979). Toksikan dapat menyebabkan

    berbagai jenis efek toksik pada berbagai organel dalam sel hati, seperti perlemakan hati

    M. Hasbi A./ 1251301071110

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    7/12

    (steatosis), nekrosis, kolestasis, dan sirosis (Lu, 1995). Steatosis adalah hati yang

    mengandung berat lipid lebih dari 5%. Mekanisme terjadinya penimbunan lemak pada hati

    secara umum yaitu rusaknya pelepasan trigliserid hati ke plasma.

    Akhir-akhir ini berkembang teori patogenesa steatosis terutama melalui mekanisme

    stress oksidatif, yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara prooxidant dan antioxidant

    sehingga menyebabkan kerusakan oksidatif pada makromolekul seluler (Robertson et al.,

    2001).

    Teori ini didukung dengan ditemukannya peningkatan stress oksidatif pada hepar

    manusia yang mengalami steatosis (Sangal, et al. 2001). Untuk proses ini organela yang

    memegang peranan penting adalah mitokondria (Robertson et al., 2001). Salah satu cara

    mencegah steatosis akibat stress oksidatif adalah mengubah ke diet yang dapat menurunkan

    kadar kolesterol dan meningkatkan asupan antioksidan, misalnya dengan menggunakan bahanmakanan yang dapat menurunkan kadar kolesterol plasma yaitu minyak wijen karena hampir

    85 % asam lemak minyak wijen berupa asam lemak tak jenuh ganda atau polyunsaturated

    fatty acid berupa linoleat (Handajani et al., 2002). Walaupun demi-kian karena linoleat

    mengandung ikatan rangkap maka dalam tubuh akan mudah mengalami oksidasi yang pada

    akhirnya dapat mencetuskan terjadinya stress oksidatif (Mayumi et al., 2002).

    2.4 Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Steatosis2.4.1 Gambaran Makroskopis Steatosis

    Di bandingkan dengan yang normal gambaran makroskopis hati yang terkena

    steatosis (akumulasi lipid pada hati) dari luar terlihat berwarna lebih coklat dan lebih

    besar ukurannya.

    Reyudzky P. / 1251301001110

    Normal liver

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    8/12

    Jika dilihat bagian medialnya terlihat hepar yang berlubang-lubang yang

    seharusnya secara normal halus dan rata.

    Hepatik Steatosis (Fatty Liver). Setelah mengonsumsi sejumlah kecil alkohol, muncul

    tetesan lipid yang terakumulasi dalam hepatosit (microvesicular). Dengan asupan kronis

    alkohol, lipid terakumulasi di hepatosit dan menciptakan tetesan yang besar dan jelas

    (macrovesicular), memampatkan dan menggeser nukleus ke pinggiran hepatosit. Transformasi

    ini awalnya centrilobular, tetapi dalam kasus yang parah mungkin melibatkan seluruh lobulus.

    Makroskopik hati berlemak alkoholisme kronis berukuran cukup besar ( 4-6 kg), lembut,

    kuning, dan berminyak. Meskipun ada sedikit atau tidak ada fibrosis pada awalnya, dengan

    terus mengonsumsi alkohol jaringan fibrosa berkembang di sekitar vena sentral dan meluas ke

    sinusoid yang berdekatan. Sampai fibrosis muncul, perubahan lemak benar-benar reversibel

    jika ada abstain dari asupan alkohol lanjut (Kumar et al, 2007).

    Marina Corselia/ 125130100111035

    Muhtamalia R. / 1251301011110

    Fatt liver

    Normal liver

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    9/12

    2.4.2 Gambaran Mikroskopis Steatosis

    Jika terdapat lemak yang terakumulasi dalam

    sel hati , maka akan mendorong inti samping,

    tapi hal ini tergantung dari ukuran uponthe

    dari vacoules lemak . Vakuola lemak

    mungkin berukuran besar ketika hanya satu

    atau dua gelembung menempati sitoplasma

    dan mendorong inti samping . bentukan

    seperti ini dikenal sebagai steatosis

    macrovesicular fatty change. Atau lemak

    terakumulasi dalam bentuk busa seperti

    bubles sabun . bentukan itu disebut

    microvesicular steatosis atau fatty change.Pola fatty changes dalam hepar

    Lobulus hatiAdanya fatty change akan mempengaruhi sebagian besar sel-sel lobulus dan membuat

    tampilan hati seperti bagian jaringan lemak. Tampilan seperti ini akan teramati jika hepar dalam

    kondisi :

    - Malnutrisi protein-calori yang parah (pcm)

    - Syndrom Reyes

    - Pregnancy perlemakan hati akut

    Periportal :Lemak akan menempati sel di sekitar daerah portal, pola ini biasa dikarenkan adanya:

    - awal protein kalori gizi buruk

    - toksisitas alkohol awal

    Perubahan lemak zonal sentral:Itu fetaure kondisi anoksik atau iskemik. Zona pusat terjauh dari saluran portal dan memiliki

    konsentrasi oksigen minimum. Ini terjadi pada gagal jantung kongestif dan di severre anemia.

    Perubahan lemak midzonalSangat jarang dan dapat dilihat pada keracunan fosfor . Distribusi tidak teratur dalam kondisi

    lain

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    10/12

    Berikut ini adalah ilustrasi gambar pola fatty changes dalam hepar :

    Balqis Arum (125130101111036) dan Paisal R. (125130101111033)

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    11/12

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KesimpulanFatty liveradalah suatu keadaan dimana adanya penimbunan lemak yang berlebihan

    di sel-sel hati. Dalam kondisi normal, hati mengandung lemak. Namun, bila kadar lemaknya

    sudah lebih dari 10 % dari berat hati itu sendiri, maka sebagian sel-sel hati yang sehat akan

    diganti dengan sel lemak. Hati. Hati akan brubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena

    berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal.

    Penyebab-penyebab yang paling umum dari akumulasi lemak pada hati adalah

    alkoholisme dan non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) yang berhubungan dengan

    kegemukan dan diabetes. Obat-obat mungkin menyebabkan fatty liver dengan atau tanpahepatitis yang berkaitan. Pasien-pasien dengan fatty liver yang diinduksi obat mempunyai

    hanya beberapa gejala-gejala, atau tidak ada.

    Salah satu cara mencegah steatosis akibat stress oksidatif adalah mengubah ke diet

    yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan asupan antioksidan, misalnya

    dengan menggunakan bahan makanan yang dapat menurunkan kadar kolesterol plasma.

    Marina Corselia/ 125130100111035

  • 7/22/2019 Makalah Patologi Anatomi (Steatosis)

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    Chandana, Alex, Navin, Sandrasegaran. 2008. Nonalcoholic Fatty Liver Disease.

    Hepatobiliary Imaging-Review. American Roentgen Ray Society.

    Handajani S, Astuti I, Iskandar, Chamdi AN (2002) The Potential of Product Based on

    Sesame on agiculture Sustainability System in Sukoharjo Distric, Central Java

    Province.Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Kumar et al. 2007.ROBBINS Basic Pathology. 8thEd. Saunders Elsevier

    Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar; Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi ke-2.

    Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, UI Press.

    Mayumi T, Nobuyo TK, Teruyo N, Masami I, Shuichi T, Hiroyuki, Osamu E (2002) PUFA

    feding alters liver gene expressions to defend against PPAR activation and ROSproduction.Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 282: G338-G348.

    Robertson G, Lec II, Farell GC (2001) Nonalcoholic steatosis and steatohepatitis II.

    Cytochrome P450 enzymes and oxidative stress. Am J Physiol Gastrointest Liver

    Physiol 281: G1135-G1139.

    Sangal AJ, Campbell-Sargent C, Mirshahi F, Rizzo WB, Contos MJ, SterlingK, Luketic VA,

    Shiffman ML, Clore JN (2001) Nonalcoholic steatohepatitis: association of insulin

    resistance and mitochondrial abnormalities. Gastroenterology 120: 1183-1193.

    Sears D, 2009. Fatty Liver. Emedicine.

    (Online).http://emedicine.medscape.com/article/175472- overview

    Smith ML, Loveridge N, Willis ED, Chayen J. 1979. The distribution of glutathione in rat

    liver lobule.Biochem. J. 182:103-108.

    Zimmerman HJ. 1982. Chemical hepatic injury and its detection. In: Toxicology of the Liver.

    Eds. GL. Plaa and WR.Hewitt. New York :Raven Press.