Makalah Patologi Anatomi

22
Tugas Kelompok Patologi Anatomi ADAPTASI SEL Kelompok 3 Kelas Ganjil Dosen Pembimbing Dr.Aswiyanti Asri,Msi.Med,SpPa Disusun oleh MAULIDENIL GEBI WINANDA(12-047) NIKEN RYEN NOVITA(12-041) NISIA NARTI(12-043) SARTIKA AMELIA PUTRI(12-045) SOMYA NOVERIGA RIZAL(12-049) DEBBY ANGGRAINI MARWAN(12-051) MITA DESMAYETA(12-053) UTARI DWI ASTUTI(12-055) Falkultas Kedokteran Gigi 1 PATOLOGI ANATOMI

description

winanda

Transcript of Makalah Patologi Anatomi

Page 1: Makalah Patologi Anatomi

Tugas Kelompok Patologi Anatomi

ADAPTASI SEL

Kelompok 3 Kelas Ganjil

Dosen Pembimbing

Dr.Aswiyanti Asri,Msi.Med,SpPa

Disusun oleh

MAULIDENIL GEBI WINANDA(12-047)

NIKEN RYEN NOVITA(12-041)

NISIA NARTI(12-043)

SARTIKA AMELIA PUTRI(12-045)

SOMYA NOVERIGA RIZAL(12-049)

DEBBY ANGGRAINI MARWAN(12-051)

MITA DESMAYETA(12-053)

UTARI DWI ASTUTI(12-055)

Falkultas Kedokteran Gigi

Universita Baiturahmah

2013/2014

1

PATOLOGI ANATOMI

Page 2: Makalah Patologi Anatomi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah S.W.T,yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul,” adaptasi sel”.

Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana kita dapat mengetahui adaptasi yang dilakukan oleh sel didalam tubuh kita baik dalam bentuk atropi, hipertrofi, hiperplasia, metaplasia,dan displasia serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya adapasi sel tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan selalu kami terima.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih,kepada semua pihak yang telah membantu kami ucapkan terima kasih,semoga allah selalu senantiasa meridhoi usaha kami. Aamiin

Padang, 29 Mei 2013

Penulis

2

PATOLOGI ANATOMI

Page 3: Makalah Patologi Anatomi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belaka Fakta dan Literatur............................................................................3

1.2 Tujuan.....................................................................................................................4

1.3 Manfaat...................................................................................................................4

BAB II Pembahasan..................................................................................................................5

2.1 Adaptasi seluler.......................................................................................................5

2.2 Sebab-sebab adaptasi sel........................................................................................11

2.3 Perubahan sel..........................................................................................................13

BAB III Penutup

3.1 Simpulan................................................................................................................15

3.2Daftar Pustaka.........................................................................................................16

3

PATOLOGI ANATOMI

Page 4: Makalah Patologi Anatomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Patologi adalah ilmu atau bidang studi tentang penyakit. Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi yang berubah atau terganggu, misalnya perubahan-perubahan fisiologis yang ditimbulkan penyakit pada makhluk hidup. Empat aspek dalam proses penyakit yang membentuk inti patologi adalah:

1. Penyebab penyakit (etiologi)2. Mekanisme terjadinya penyakit (patogenesis)3. Perubahan struktural yang ditimbulkan oleh penyakit di dalam sel4. jaringan   (manifestasi klinis)Sel normal memerlukan keseimbangan antara kebutuhan fisiologik dan keterbatasan-

keterbatasan strukur sel dan kemampuan metabolik, hasilnya adalah hasil yang terus seimbang atau homeostatis. Keadaan fungsional sel dapat berubah ketika bereaksi terhadap stress yang ringan untuk mempertahankan keadaan yang seimbang. Konsep keadaan normal bervariasi:

1. Setiap orang berbeda satu dengan yang lain karena perbedaan susunan genetik2. Setiap orang memiliki perbedaan dalam pengalaman hidup dan interaksinya dengan

lingkungan3. Pada tiap individu terdapat perbedaan parameter fisiologi karena adanya pengendalian

dalam fungsi mekanisme.Adaptasi  sel terjadi apabila stres fisiologik berlebihan atau suatu rangsangan yang

patologik menyebabkan terjadinya keadaan baru yang berubah yang mempertahankan kelangsungan hidup sel. Contohnya ialah hipertropi (pertambahan massa sel) atau atrofi (penyusutan massa sel). Jejas sel yang reversibel menyatakan perubahan patologikyang dapat kembali. Bila rangsangan dihilangkan atau penyebab jejas lemah. Jejas yang ireversibel merupakan perubahan patologik yang mentap dan menyebabkan kematian sel.

1.2 TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari adaptasi sel2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk adaptasi sel baik atropi, hipertropi, hiperplasia,

metaplasia dan displasia 3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya adaptasi sel

1.3 ManfaatAapu manfaat dari pembuatan makalah ini adalah

1. Mahasiswa tahu dan paham pengertian dari adaptasi sel2. Mahasiswa tahu dan paham dentuk adaptasi sel baik atropi, hipertropi, hiperplasi,

meaplasia dan displasi

4

PATOLOGI ANATOMI

Page 5: Makalah Patologi Anatomi

3. Mahasiswa tahu dan paham faktor-faktor yangg menyebabkan terjadina adaptasi selBAB II

PEMBAHASAN

2.1 Adaptasi Seluler

Adaptasi seluler merupakan kemampuan mengatur dirinya dengan cara merubah struktur dan fungsinya sebagai respons terhadap berbagai kondisi fisiologis maupun patologis.

Terdapat lima tipe adaptasi (atrofi, hipertrofi, hyperplasia, metaplasia dan dysplasia) seluler yang akan dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1 Atrofi

Atrofi merupakan pengurangan ukuran yang disebabkan oleh mengecilnya ukuran sel atau mengecilnya/berkurangnya (kadang-kadang dan biasa disebut atrofi numerik) sel parenkim dalam organ tubuh .Atrofi dapat disebabkan oleh berbagai faktor tergantung pada jenis atrofi tersebut. Sebelum membahas mengenai penyebab terjadinya, maka harus diketahui terlebih dahulu jenis-jenis atrofi agar pembahsannya lebih spesifik. Secara umum, terdapat dua jenis atrofi, yaitu atrofi fisiologis dan atrofi patologis.

5

PATOLOGI ANATOMI

Page 6: Makalah Patologi Anatomi

Atrofi fisiologis merupakan atrofi yang bersifat normal atau alami. Beberapa organ tubuh dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan atau pertumbuhan, dan jika alat tubuh tersebut organ tubuh tersebut tidak menghilang ketika sudah mencapai usia tertentu, malah akan dianggap sebagai patologik ( Saleh, 1973). Contoh dari atrofi fisiologis ini yaitu proses penuaan (aging process) dimana glandula mammae mengecil setelah laktasi, penurunan fungsi/produktivitas ovarium dan uterus, kulit menjadi tipis dan keriput, tulang-tulang menipis dan ringan akaibat resorpsi. Penyebab proses atrofi ini bervariasi, diantaranya yaitu berkurangnya/hilangnya stimulus endokrin, involusi akibat menghilangnya rangsan-rangsang tumbuh(growth stimuli), berkurangnya rangsangan saraf, berkurangnya perbekalan darah, dan akibat sklerosis arteri. Penyebab-penyebab tersebut terjadi karena peoses normal penuaan (Saleh, 1973). Berbeda dengan atrofi fisiologis, atrofi patologis merupakan atrofi yang terjadi di luar proses normal/alami.

Secara umum, atrofi patologis dan fisiologis terbagi menjadi lima jenis, yaitu atrofi senilis, atrofi local, atrofi inaktivas, atrofi desakan, dan atrofi endokrin.

Atrofi senilis

Atrofi senilis terjadi pada semua alat tubuh secara umum, karena atrofi senilis termasuk dalam atofi umum (general atrophy). Atropi senilis tidak sepenuhnya merupakan atropi patologis karena proses aging pun masuk ke dalam kelompok atrofi senilis padahal proses aging merupakan atropi fisiologis. Contoh atropi senilis yang merupakan proses patologik yaitu starvation (kelaparan). Starvation atrophy  terjadi bila tubuh tidak mendapat makanan/nutrisi untuk waktu yang lama. Atropi ini dapat terjadi pada orang yang sengaja berpuasa dalam jangka waktu yang lama (tanpa berbuka puasa), orang yang memang tidak mendapat makanan sama sekali (karena terdampar di laut atau di padang pasir). Orang yang menderita gangguan pada saluran pencernaan misalnya karena penyempitan (striktura) esophagus. Pada penderita stiktura esophagus tersebut mungkin mendapatkan suplai makanan yang cukup, namun makanan tersebut tidak dapat mencapai lambung dan usus karena makanan akan di semprotkan keluar kembali. Karena itu, makanan tidak akan sampai ke

6

PATOLOGI ANATOMI

Page 7: Makalah Patologi Anatomi

jaringan-jaringan tubuh sehingga terjadilah emasiasi, inanisi, dan badan menjadi kurus kering.

Atrofi Lokal

Atrofi local dapat terjadi akibat keadaan-keadaan tertentu.

Atropi inaktivitas

Terjadi akibat inaktivitas organ tubuh atau jaringan. Misalnya inaktivitas otot-otot mengakibatkan otot-otot tersebut mengecil. Atropi otot yang paling nyata yaitu bila terjadi kelumpuhan otot akibat hilangnya persarafan seperti yang terjadi pada poliomyelitis.

Atrofi inaktivitas disebut juga sebagi atrofi neurotrofik karena disebabkan olehhilangnya impuls trofik. Tulang-tulang pada orang yang karena suatu keadaan terpaksa harus berbaring lama mengalami atrofi inaktivitas. Akibatnya, tulang-tulang menjadi berlubang-lubang karena kehilangan kalsiumnya sehingga tidak dapat menunjang tubuh dengan baik. Sel-sel kelenjar akan rusak apabila saluran keluarnya tersumbat untuk waktu yang lama. Ini misalnya terjadi pada pankreas. Jika terjadi sumbatan (occlusion) pada saluran keluar pancreas, sel-sel asinus pancreas (eksokrin) menjadi atrofik. Namun, pulau-pulau Langerhans (endokrin) yang membentuk hormon dan disalurkan ke dalam darah tidak mengalami atrofi.

Atrofi desakan

Atrofi ini terjadi akibat desakan yang terus-menerus atau desakan dalam waktu yang lama dan yang mengenai suatu alat tubuh atau jaringan. Atrofi desakan fisiologik terjadi pada gusi akibat desakan gigi yang mau tumbuh dan dan yang mengenai gigi (pada nak-anak). Atroi desakan patologik misalnya terjadi pada sternum akibat aneurisma aorta. Pelebaran aorta di daerah substernal biasanya terjadi akibat sifilis. Karena desakan yang tinggi dan terus menerus mengakibatkan sternum menipis.

Atrofi desakan ini pun dapat terjadi pada ginjal. Parenkim ginjal dapat menipis akibat desakan terus-menerus. Ginjal seluruhnya berubah menjadi kantung berisi air, yang biasanya terjadi akibat obstruksi ureter, yang biasanya disebabkan oleh batu. Atrofi dapat terjadi pada suatu alat tubuh kerena menerima desakan suatu tumor didekatnya yang makin lama makin membesar ( Saleh, 1973).

Atrofi endokrin

Terjadi pada alat tubuh yang aktivitasnya bergantung pada rangsangan hoemon tertentu. Atrofi akan terjadi jika suplai hormon yang dibutuhkan oleh suatu organ tertentu berkurang atau terhenti sama sekali. Hal ini misalnya dapat terjadi pada penyakit Simmonds. Pada penyakit ini, hipofisis tidak aktif sehingga mrngakibatkan atrofi pada kelenjar gondok, adrenal, dan ovarium.

7

PATOLOGI ANATOMI

Page 8: Makalah Patologi Anatomi

Mekanisme atropi secara singkat adalah sebagai berikut.

Secara umum, seluruh perubahan dasar seluler (dalam hal ini merupakan perubahan ke arah atropi) memiliki proses yang sama, yaitu menunjukkan proses kemunduran ukuran sel menjadi lebih kecil. Namun, sel tersebut masih memungkinkan untuk tetap bertahan hidup. Walupun sel yang atropi mengalami kemunduran fungsi, sel tersebut tidak mati.

Atropi menunjukkan pengurangan komponen-komponen struktural sel. Sel yang mengalami atropi hanya memiliki mitokondria dengan jumlah yang sedikit, begitu pula dengan komponen yang lain seperti miofilamen dan reticulum endoplasma. Akan tetapi ada peningkatan jumlah vakuola autofagi yang dapat memakan/merusak sel itu sendiri.

Contoh artrofi pada Testis, Otak, dan Otot Bisep

Apa yang terjadi ketika testis mengalami atrofi???

Testis mengalami atrofi karena berbagai hal. Kebanyakan, atrofi testis diawali dengan orkitis yaitu peradangan pada testis yang desebabkan oleh infeksi. Biasanya, infeksi tersebut ditandai dengan gejala pembengkakan testis. Pada orkitis dapat terjadi kerusakan pembuluh darah pada korda spermatic (saluran yang berisi pembuluh darah, persarafan, kelenjar getah bening, dan saluran sperma) yang dapat menyebabkan atrofi testis. Akibatnya, testis tersebut mengalami kegagalan fungsi untuk memproduksi sperma. Sehingga akan terjadi gangguan dalam menghasilkan keturunan.

Apa yang terjadi pada atrofi otak (dalam hal ini otak besar yang mengalami Alzheimer)?

Alzheimer merupakan jenis kepikunan berbahaya yang dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Kejadian ini ditandai dengan adanya kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan social sehari-hari (Quartilosia, 2010). Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), Alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis. “Demensi Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak”, ujarnya dalam edukasi tentang Alzheimer. Secara anatomi, serebrum mengalami atrofi., yaitu girus serebrum menjadi lebih kecil/menciut sedangkan sulkusnya melebar. Perhatikan gambar serebrum di bawah ini.

Kejanggalan yang biasanya dirasakan oleh penderita sendiri yaitu mereka akan sulit mengingat nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka juga sering kali menutup-nutupi hal itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka (Quartilosia, 2010). Kejanggalan tersebut biasanya akan dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya yang mulai khawatir terhadap penurunan daya ingat si penderita. Ini merupakan akibat atrofi otak yang sangat mematikan, karena sel-sel saraf pada otaknya akan mati.

Apa yang terjadi pada atrofi otot Bisep?

8

PATOLOGI ANATOMI

Page 9: Makalah Patologi Anatomi

Gambar di samping menunjukkan atrofi pada otot bisep, yaitu otot pada lengan atas yang sering digunakan untuk mengankat beban atau apa pun itu . lihatlah perbedaan antara gambar yang kanan dan yang kiri! Gambar lengan kiri menunjukkan adanya atropi fisiologis pada otot bisepnya. Telihat dengan jelas bahwa lengan atasnya mengalami pengecilan. Pada umumnya, kondisi ini disebabkan oleh inaktivitas/disuse otot lengan tersebut. Lengan tersebut jarang digunakan untuk mengankat beban, atau jarang digunakan untuk bekerja sehingga mengalami penyusutan. Atrofi ini disebutatrofi inaktivitas patologik.

Selain dikarenakan kurangnya penggunaan otot tersebut, ada penyebab lain yang dapat memicu terjadinya atrofi otot, yaitu karena kondisi medis yang membatasi gerakan klien, penurunan tingkat aktivitas, orang yang terbaring di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama, dan dapat juga terjadi pada astronot yang jauh dari gravitasi bumi.

Seseorang yang mengalami atrofi otot akan mengalami penurunan kekuatan bahkan yang lebih fatal yaitu dapat mengakibatkan kelumpuhan. Namun, ada cara-cara mengatasinya diantaranya yaitu, dilakukannya program olah raga rutin dengan pengontrolan terapis, perawat, atau dokter; latihan dalam air untuk mengurangi beban kerja otot; dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

2.1.2 Hiperplasia

Hiperplasia merupakan suatu kondisi membesarnya alat tubuh/organ tubuh karena pembentukan atau tumbuhnya sel-sel baru (Saleh, 1973). Sama halnya dengan atrofi, terdapat dua jenis hyperplasia, yaitu hyperplasia fisiologis dan patologis. Contoh yang sering kita temukan pada kasus hyperplasia fisiologis yaitu bertambah besarnya payudara wanita ketika memasuki masa pubertas. Sedangkan hyperplasia patologis sering kita temukan pada serviks uterus yang dapat mengakibatkan kanker serviks. Sel-sel pada serviks tersebut mengalami penambahan jumlah. Biasanya hyperplasia ini diakibatkan oleh sekresi hormonal yang berlebihan atau faktor pemicu pertumbuhan yang besar.

Hiperplasia fisiologik dibagi:

Hyperplasia hormonal, ditunjukkan dengan poliferasi epitel kelenjar payudara perempuan saat pubertas dan selama kehamilan.

Hiperplasia kompensatoris, yaitu hyperplasia yang terjadi saat sebagian jaringan dibuang atau sakit

Sebagian besar bentuk hyperplasia patologi adalah contoh stimulasi factor pertumbuhan atau hormonal yang berlebih.

2.1.3 Hipertrofi

Hipertrofi merupakan suatu keadaan bertambahnya isi/volume suatu jaringan atau alat tubuh. Bertambah besarnya alat tubuh terjadi oleh karena masing-masing sel yang membentuk alat tubuh tersebut membesar dan bukan oleh kerena bertamabahnya jumlah

9

PATOLOGI ANATOMI

Page 10: Makalah Patologi Anatomi

unsure atau sel baru ( Saleh, 1973). Hipertrofi dapat terjadi pada semua jaringan atau alat tubuh tempat sel-selnya tidak dapat memperbanyak diri. Hipertrofi misalnya terjadi pada otot-otot polos. Sel-sel otot tidak dapat membentuk sel-sel baru. Suatu pengecualian adalah uterus gravidus. Hipertrofi otot terjadi karena sitoplasmanya bertambah.

Selain pada otot, hipertrofi dapat terjadi pula pada jantung, ginjal, kelenjar endokrin (tiroid dan hipofisis), dan otot polos pada alat-alat dalam yang berlumen/berongga seperti usus, ereter, dsb. Hipertrifi yang jelas dapat kita lihat pada otot-otot rangka, seperti otot tungkai pengemudi becak, otot bisep tukang pandai besi, atau pembesaran hampir semua bagian otot pada binaragawan.

Seperti yang sudah dijelsakan bahwa jantung pun akan mengalami hipertrofi. Hipertrofi yang sering kita temukan yaitu pembesaran ventrikel kiri karena bekerja terus-menerus memompa dan melawan tahanan yang lebih besar agar darah dapat dipompa keseluruh tubuh pada stenosis aorta. Begitupun dengan ginjal. Ginjal dapat menjadi hipertrofik jika ginjal lainnya sejak semula tetap kecil karena aplasi* atau hipoplasi*, dan pembesarannya disebut hipertrofi kompensatorik. Kata kompensatorik sebenarnya kurang tepat, karena walaupun jumlah nefron tidak bertambah namun ada pertambahan epitel tubulus dan kapiler glomerulus. Sehingga sebenarnya pembesaran ginjal ini disebabkan oleh hipertrofi dan hiperplasi (Saleh, 1973).

2.1.4 Metaplasia dan Displasia

Metaplasia merupakan perubahan suatu jenis jaringan dewasa (yang telah berdiferensiasi) menjadi jaringan lain yang juga dewasa. Perubahan ini bisa terjadi pada jaringan epithelial atau mesenchymal (Saleh, 1973).

10

PATOLOGI ANATOMI

Page 11: Makalah Patologi Anatomi

Gambar Metaplasia perubahan sel dari bentuk matur ke bentuk matur lainnya

Displasia merupakan metaplasia yang parah pada sel dewasa. Hal ini tampak dalam bentuk, besar, dan orientasinya (Saleh, 1973).

Gambar displasia perubahan bentuk dari matur ke imatur

2.2 Sebab-sebab Adaptasi Sel adalah :

Sebab-sebab yang menyebabkan adaptasi sel sama dengan sebab-sebab yang akan dialami oleh jejas sel dan kematian sel.Adapun sebab-sebab yang akan membuat timbulnya adaptasi sel adalah

2.2.1 Hipoksia :

Penyebab adaptasi sel paling penting

Mempengaruhi respirasi oksidasi aerob Hilangnya perbekalan darah, penyebab hipoksia yang paling sering Oksigenasi darah yang tidak memadai karena kegagalan kardiorespirasi

2.2.2 Bahan Kimia dan Obat :

Penyebab penting adaptasi, jejas dan kematian sel. Setiap agen kimia atau obat dapat dilibatkan. Bahan yang tidak berbahaya bila konsentrasinya cukup sehingga dapat merusak

lingkungan osmosa sel akan berakibat jejas atau kematian sel tersebut.

11

PATOLOGI ANATOMI

Page 12: Makalah Patologi Anatomi

Racun dapat menyebabkan kerusakan hebat pada sel dan kemungkinan kematian seluruh organisme.

Masing-masing agen biasanya memiliki sasaran khusus dalam tubuh

2.2.3 Agen Fisika : 

Trauma mekanik pada organel intrasel atau pada keadaan yang ekstrem, dapat merusak sel secara keseluruhan.

Suhu rendah Vasokonstriksi dan mengacau perbekalan darah untuk sel-sel, bila suhu semakin rendah, air intrasel akan mengalami kristalisasi.

Suhu tinggi yang merusak dapat membakar jaringan. Perubahan mendadak tekanan atmosfer juga dapat berakibat gangguan perbekalan

darah untuk sel-sel. Penyakit caisson Tenaga Radiasi menyebabkan ionisasi lansung senyawa kimia yang dikandung dalam

sel, mutasi yang dapat berjejas atau membunuh sel-sel. Tenaga Listerik meyebabkan luka bakar, dapat mengganggu jalur konduksi syaraf dan

sering berakibat kematian karena aritmia jantung.

2.2.4 Agen Mikrobiologi :

Virus dan rcketsia merupakan parasit obligat intrasel yang hidupnya hanya di dala sel-sel hidup.

Virus yang menyebabkan perubahan pada sel : Sitolisis (dapat menyebabkan kematian sel), Onkogen (merangsang replikasi sel, berakibat tumor).

Kuman dengan membebaskan eksotoksin dan endotoksin yang mampu mengakibatkan jejas sel, melepaskan enzim sehinga dapat merusak sel.

Jamur, protozoa dan cacing dapat menyebabkan kerusakan dan penyakit pada sel

2.2.5 Mekanisme Imun :

Penyebab kerusakan sel dan penyakit pada sel. Antigen penyulut berasal dari eksogen (Resin tanaman beracun), endogen (antigen

sel) yang menyebabkan penyakit autoimun.

2.2.6 Cacat Genitika :

Kesalahan metabolisme keturunan dapat mengurangi sutu enzem sel. Dalam keadaan parah meyebabkan kelangsungan hidup sel tidak sesuai. Beberapa keadaan abnormal genetika diturunkan sebagai sifat keluarga (anemia sel

sabit).

2.2.7 Ketidak seimbangan Nutrisi :

12

PATOLOGI ANATOMI

Page 13: Makalah Patologi Anatomi

Defesiensi nutrisi penyebab jejas sel yang penting, mengancam menjadi masalah kehancuran di masa mendatang.

Defesiensi protein-kalori, avitaminosis, kalori berlebihan dan diet kaya lemak merupakan masalah ketidakseimbangan nutrisi di dunia.

2.2.8 Penuaan :

Penuaan dan kematian sel merupakan akibat penentuan progresif selama jangka waktu hidup sel dengan informasi genitik yang tidak sesuai akan menghalangi fungsi normal sel.

2.3 Perubahan sel tergantung:

1. Jenis, lama dan beratnya jejas.

2. Jenis sel dan keadaan dan kemungkinannya untuk adaptasi.

3. 4 sistem intraceluler peka thd jejas:

Pernapasan aerobic Keutuhan membran sel Sintesa protein Genetik utuh Struktur dan biokimia sel erat berhungnan satu dengan yang lain. Gangguan satu

sistem menganggu yang lain.

2.4 Perubahan morfologi sel tampak sesudah gangguan biokimia.

Perubahan sub sel :

Membran( dan kerangka membran : kerusakan selaput yang reversibel dan ireversibel, kelainan lain pada struktur molekul membran dan komponen-komponen yang terkait, beberapa bersifat genetik.

Lisosom :

(1). Heterogasitosis, bahan-bahan dari lingkungan eksterna diambil melalui proses endositosis (cara khusus : fagositosis, dari makromolekul : pinositosis). Contoh : pengambilan dan pencernaan kuman oleh leukosit neitrofil.

(2). Autofagositosis, organel sel mengalami jejas setempat dan kemudian harus dicerna bila funsi sel normal ingin dipertahankan, lisosom dilibatkan dalam autodigesti (autolisosom) dan prosesnya disebut autofagi.

Induksi (Hipertrofi) Retikulum( Endoplasma Polos : Penggunaan barbiturat jangka lama akan berakibat pemendekan progresif jangka waktu tidur, penderita mengalami adaptasi terhadap

13

PATOLOGI ANATOMI

Page 14: Makalah Patologi Anatomi

obat. Dasar adaptasi ini ditelusuri melalui induksi meningkatnya volume (hipertrofi) retikulum endoplasma polos (SER) hepatosit.

 Mitokondria : Disfungsi mitokondria berperan penting( pada jejas akut sel, berbagai perubahan dalam jumlah, ukuran dan bentuk terjadi pada keadaan patologi. Contoh : keadaan abnormal (megamitokondria) pada hati penderita alkoholisme.

Sitoskelet,( keadaan yang abnormal mendasari berbagai keadaan patologi yang mencerminkan gangguan fungsi sel, seperti gerakan sel dan gerakan organel intrasel atau pada beberapa keadaan penimbunan bahan berfibril intraselular. Sitoskelet tersusun dari mikrotubuli, filamen aktin tipis, filamin miosin tebal, berbagai kelas filamen sedang, beberapa bukan filamin yang tidak mengalami polimerasasi lainnya. Patologi sitoseklet akan segera mengungkap lebih banyak keadaan dimana kelainan sitoseklet berperan pada perkembangan penyakit.

14

PATOLOGI ANATOMI

Page 15: Makalah Patologi Anatomi

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Adaptasi seluler merupakan kemampuan mengatur dirinya dengan cara merubah struktur dan fungsinya sebagai respons terhadap berbagai kondisi fisiologis maupun patologis.Terdapat lima tipe adaptasi atrofi, hipertrofi, hyperplasia, metaplasia dan dysplasia

Atrofi merupakan pengurangan ukuran yang disebabkan oleh mengecilnya ukuran sel atau mengecilnya/berkurangnya (kadang-kadang dan biasa disebut atrofi numerik) sel parenkim dalam organ tubuh (Syhrin, 2008).Atrofi dapat disebabkan oleh berbagai faktor tergantung pada jenis atrofi tersebut. Sebelum membahas mengenai penyebab terjadinya, maka harus diketahui terlebih dahulu jenis-jenis atrofi agar pembahsannya lebih spesifik. Secara umum, terdapat dua jenis atrofi, yaitu atrofi fisiologis dan atrofi patologis.

Hiperplasia merupakan suatu kondisi membesarnya alat tubuh/organ tubuh karena pembentukan atau tumbuhnya sel-sel baru (Saleh, 1973). Sama halnya dengan atrofi, terdapat dua jenis hyperplasia, yaitu hyperplasia fisiologis dan patologis. Contoh yang sering kita temukan pada kasus hyperplasia fisiologis yaitu bertambah besarnya payudara wanita ketika memasuki masa pubertas. Sedangkan hyperplasia patologis sering kita temukan pada serviks uterus yang dapat mengakibatkan kanker serviks. Sel-sel pada serviks tersebut mengalami penambahan jumlah. Biasanya hyperplasia ini diakibatkan oleh sekresi hormonal yang berlebihan atau faktor pemicu pertumbuhan yang besar.

Hipertrofi merupakan suatu keadaan bertambahnya isi/volume suatu jaringan atau alat tubuh. Bertambah besarnya alat tubuh terjadi oleh karena masing-masing sel yang membentuk alat tubuh tersebut membesar dan bukan oleh kerena bertamabahnya jumlah unsure atau sel baru ( Saleh, 1973). Hipertrofi dapat terjadi pada semua jaringan atau alat tubuh tempat sel-selnya tidak dapat memperbanyak diri. Hipertrofi misalnya terjadi pada otot-otot polos. Sel-sel otot tidak dapat membentuk sel-sel baru. Suatu pengecualian adalah uterus gravidus. Hipertrofi otot terjadi karena sitoplasmanya bertambah

Metaplasia merupakan perubahan suatu jenis jaringan dewasa (yang telah berdiferensiasi) menjadi jaringan lain yang juga dewasa. Perubahan ini bisa terjadi pada jaringan epithelial atau mesenchymal (Saleh, 1973).

Displasia merupakan metaplasia yang parah pada sel dewasa. Hal ini tampak dalam bentuk, besar, dan orientasinya (Saleh, 1973).

15

PATOLOGI ANATOMI

Page 16: Makalah Patologi Anatomi

DAFTAR PUSTAKA

Cellular injury. http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJIDX.html. (28 Mei 2013).

Complete Hydatidiform Mole.http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2450418886/. (28 Mei 2013).

Complete Hydatidiform Mole.http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2448406497/in/photostream/. (28 Mei 2013).

Complete Hydatidiform Mole.http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2448406013/. (28 Mei 2013).

Forum UM. Hipertrofi Kardiomiopati . http://forum.um.ac.id/index.php?topic=8468.0. (28 Mei 2013)

Lumongga. 2008. Apoptosis. Medan: Departemen Patologi Anatomi USU

Pap Smear-High Power. http://pathcuric1.swmed.edu/PathDemo/Start.htm. (28 Mei 2013).

Quartilosia. Alzheimer Penyakit Pikun Mematikan.http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/11/02/alzheimer-penyakit-pikun-mematikan/ .  (28 Mei 2013).

Saleh, S. 1973. Patologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Syahrin, H. 2008. Cellular Adaptations, Injury and Death. http://staff.ui.ac.id.(28 Mei 2013)

16

PATOLOGI ANATOMI