TUGAS IKM

15
Menentukan Prioritas Masalah Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni: 1. Besarnya masalah yang terjadi 2. Pertimbangan politik 3. Persepsi masyarakat 4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1. Scoring Technique (Metode Penskoran) 2. Non Scoring Technique Teknik Non-Skoring Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik non- skoring I. Metode Delbeq

description

materi IKM

Transcript of TUGAS IKM

Page 1: TUGAS IKM

Menentukan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan

masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting

Dalam  menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus

diperhatikan, yakni:

1. Besarnya masalah yang terjadi

2. Pertimbangan politik

3. Persepsi masyarakat

4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu

1. Scoring Technique (Metode Penskoran)

2. Non Scoring Technique

Teknik Non-Skoring

Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan

adalah dengan teknik non-skoring

I. Metode Delbeq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi

kelompik namun pesertadiskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya,

maka sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama

terhadap masalah-masalah yang akan dibahas.

Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

Caranya

Page 2: TUGAS IKM

1. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6

sampai 8 orang

2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan

peringkat prioritasnya

3. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan prioritas

untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya

4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup

5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya dituliskan

di belakang setiap masalah

6. Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti

mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).

Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan

harapan masing-masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang

diberikan setelah mengetahui nilai rata-rata

Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan

mempengaruhi orang lain

Kelemahan

1. Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas

tersebut

2. Penentuan peringkat bisa sangat subyektif

3. Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan tidak

untuk menentukan prioritas atas dasar fakta

II. Metode Delphi

Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian

yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang

Page 3: TUGAS IKM

disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.

Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa

masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah

yang dicari

Caranya

1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan

2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap mengetahui

dan menguasai permasalahan

3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban

kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah

4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan

mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan

5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/

memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan kepada

pemimpin kelompok/pembuatan keputusan

Teknik Skoring

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk

berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah:

1. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah

2. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)

3. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet

need)

4. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit)

5. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility)

Page 4: TUGAS IKM

6. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

(resources availibility)

A. Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi

1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi

2. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah

dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka

kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan

tersebut

3. Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan

sumber daya

4. Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah

kesehatan tersebut

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang

ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan

dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya.

Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi

metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah

terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan

diambil.

B. Metode Matematik PAHO

(Pan American Health Organization)

Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom

dan dipergunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai

prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

1. Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah

Page 5: TUGAS IKM

2. Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan dengan case

fatality rae masing-masing

3. Vulnerability : Menunjukan sejauh mana masalah tersebut

4. Community and political concern : Menunjunkan sejauh mana masalah

tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi

5. Affordability : Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke

parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut.

MCUA

(Multiple Criteria Utility Asessment Method)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai

kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini memakai lima kriteria untuk

penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan

dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara untuk menentukan bobot dari

masing-masing kriteria dengan diskusi, argumentasi, dan justifikasi

Kriteria

1. Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian

2. Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi

3. Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan

4. Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan

5. Policy : Kebijakan pemerintah daerah /nasional

Metode CARL

• Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga

didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0 – 10.

1. C = Capability (ketersediaan sumber daya (dana, saran, dan peralatan)

Page 6: TUGAS IKM

2. A = Accessibility (kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.

Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta

penunjang pelaksana seperti peraturan)

3. R = Readiness (kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,

seperti keahlian atau kemampuan motivasi)

4. L = Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain

dalam pemecahan masalah yang dibahas)

Metode Reinke

• Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor berkisar

1-5 atas serangkaian kriteria:

1. M = Magnitude of the problem (besarnya masalah yang dapat dilihat dari %

atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta

kepentingan instansi terkait

2. I = Importancy / kegawatan masalah (tingginya angka morbiditas dan

mortalitas serta kecendrungan dari waktu ke waktu)

3. V = Vulnerability (sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitsnya dapat diketahui dari perkiraan

hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang

dipergunakan

4. C = Cost (biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan

masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya

Metode USG

            Urgency, Seriousness, Growth (USG)  adalah salah satu alat untuk menyusun

urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,

keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu

yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,

pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:

I. Urgency

Page 7: TUGAS IKM

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia

serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang

menyebabkan isu tadi.

II. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul

dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat

yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak

dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang

dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu

masalah lain yang berdiri sendiri.

III. Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan

kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

3 Prinsip Manajemen Puskesmas

1. PERENCANAAN

a. Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K):

RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun

menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru

b. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):

RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara

pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD).

c. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) :

Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan

secara terpadu

d. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) :

DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman

Page 8: TUGAS IKM

pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan

2. PENGATURAN

a. Penggerakan : Mini Lokakarya Lintas Program

Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap sebulan sekali, untuk

mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan

b. Pelaksanaan : Mini Lokakarya Linta Sektoral

Minlok ini dilaksanakan puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan

instansi terkait seperti dinkes,diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi

kegiatan puskesmas.

3. PENILAIAN

a. Pengawasan : Monitoring

Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar mencapai target yang

telah ditetapkan

b. Pengendalian : Controlling

Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak

menyimpang dari tujuan kegitan

c. Penilaian : Evaluation

Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi

terhadap publik dan pemerintah daerah.

Sistem Rujukan

Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

melaksanakan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah

kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik vertical dalam arti dari satu strata

sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun horizontal

dalam arti antara strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Macam-macam rujukan Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

1) Rujkan upaya kesehatan perorangan

Page 9: TUGAS IKM

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu,

maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang

lebih mampu (baik hotizontal maupun vertical).Sebaliknya pasien pasca rawat inap

yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, bias dirujuk kembali ke puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :

a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (missal

operasi) dan lain lain.

b. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang

lebih lengkap.

c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten atau melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medik spesialis di puskesmas.

2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas

tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan

pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi

kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi

masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan

kabupaten atau kota.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

a. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan

obat, vaksin, dan bahan bahan habis pakai dan bahan makanan.

b. Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenanga ahli untuk penyidikan kejadian

luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan, penanggulangan

gangguan kesehatan karena bencana alam.

Page 10: TUGAS IKM

c. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan

tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat (antara lain usaha

kesehatan sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa, pemeriksaan

contoh air bersih) kepada dinas kesehatan kabupaten / kota. Rujukan

operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu

KERJASAMA

Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa

program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas program

yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yang ada di

puskesmas. Tujuan khusus kerja sama lintas program adalah untuk menggalang kerja sama

dalam tim dan selanjutnya menggalang kerja sama lintas sektoral. (WHO,1998)

Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang-orang di luar sektor kesehatan yang

merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak langsung

terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikut

serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan interpretasi informasi serta

mengevaluasi. Lintas sektor kesehatan merupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau

bagian-bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk untuk mengambil tindakan pada suatu masalah

agar hasil yang tercapai dengan cara yang lebih efektif, berkelanjutan atau efisien dibanding

sektor kesehatan bertindak sendiri. Prinsip kerja sama lintas sektor melalui pertalian dengan

program di dalam dan di luar sektor kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih besar

terhadap konsekuensi kesehatan dari keputusan kebijakan dan praktek organisasi sektor-sektor

yang berbeda. (WHO, 1998)

Kerjasama lintas program adalah kerjasama didalam lingkup Puskesmas atau lingkup

DinasKesehatan itu sendiri,

sedangkan kerjasama lintas sektoral adalah kerjasama dengan organisasi Lembaga Swadaya

Masyarakat atau LSM, dan pemerintah desa.