makalah ikm

download makalah ikm

of 37

Transcript of makalah ikm

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan seorang manusia di muka bumi tidak hanya muncul karena suatu kebetulan belaka. Manusia harus melewati berbagai proses sampai ia mampu lahir dan tumbuh optimal sehingga ia mampu berperan serta di lingkungannya. Kehidupan intra-uterine merupakan kehidupan awal yang penting bagi perkembangan manusia, dimana saat itu janin hanya bersikap pasif menerima nutrisi dari ibu. Pembangunan kesehatan sebagai upaya pembangunan manusia seutuhnya harus mampu berorientasi pada kehidupan ekstrauterine dan intrauterine. Berbagai perubahan struktur dan metabolisme tubuh ibu agar nutrisi janin terpenuhi, tetapi keterbatasan dalam nutrisi janin masih saja terjadi. Masa kehamilan merupakan masa penting sebagai bagian kehidupan perempuan, ia melibatkan dua kehidupan dan pemenuhan nutrisi diantara keduanya. Pemenuhan nutrisi yang adekuat selama kehamilan penting dalam rangka menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin serta mencukupi nutrisi wanita selama kehamilan (Foster&anderson, 2008). Penjaminan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu langkah dalam mencapai arah pembangunan berbasis MDGs yang berupa penurunkan angka kematian anak dan peningkatkan kesehatan ibu. Tantangan krisis energi, pangan dan ekonomi juga merupakan faktor yang semakin memperberat langkah dalam menciptakan kesehatan ibu dan anak yang optimal. Puskesmas sebagai pusat kesehatan perorangan dan masyarakat primer tidak hanya memainkan peran dalam sektor kesehatan kuratif saja tetapi juga langkah-langkah preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Hal tersebut ditambah dengan beban revitalisasi fungsi puskemas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut pola pikir yang komprehensif, berwawasan luas dan etos kerja yang tinggi menjadi modal dasar penting bagi tenaga di puskesmas (Sulaeman, 2009).

1

Angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah prioritas di bidang kesehatan. Selain menunjukkan derajat kesehatan masyarakat,

angka kematian ibu juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan. Penyebab kematian langsung tersebut harus memperhatikan latar belakang yang bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik adalah keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup, perilaku, dan lain sebagainya. Terdapat sekitar 4 juta wanita hamil pertahun dan diantaranya 1 juta diantaranya menderita kekurangan energi kronis. Faktor-faktor seperti Pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah, Pendapatan keluarga yang rendah dan Persediaan pangan tingkat rumah tangga yang rendah merupakan faktor prediktif yang menjadi dasar permasalahan kekurangan energi kronis (New zealand ministry of health, 2008). Malnutrisi pada kehamilan merupakan salah satu faktor terjadinya peningkatan mortalitas perinatal dan neonatal, peningkatan berat badan lahir rendah, abortus dan Intra uterine fetal distress. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan intrauterin akan mendorong risiko gangguan penyakit kardiovaskuler, endokrin dan metabolik kehidupan dewasa. Risiko penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, hipertensi dan hiperlipidemia meningkat pada laki-laki dan wanita dengan berat badan lahir rendah. Kelebihan berat badan ibu selama kehamilan juga merupakan resiko makrosomia dimana efek timbulnya distosia bahu dan partus macet menjadi dua hal komplikasi selama proses persalinan. Makrosomia juga merupakan salah satu penyebab berkembangnya defek kongenital dan obesitas pada anakanak (ADA reports, 2002). Status ekonomi rumah tangga merupakan indikator kuat adanya pemenuhan makanan yang cukup bagi kesehatan. Isu ketahanan pangan dan pendapatan juga menjadi permasalahan dalam pemenuhan nutrisi keluarga. Kenyataan daerah dengan basis perekonomian sektor pertanian justru memiliki jumlah masyarakat miskin yang lebih tinggi menjadikan

permasalahan dibidang kesehatan semakin besar. Hal ini karena aksestabilitas

2

pelayanan kesehatan dan pemenuhan nutrisi menjadi terganggu. Daerah bulu dengan luas area pertanian sebesar 1.117 Ha dan 10.718 penduduknya hidup sebagai petani mempunyai potensi nutrisi yang berlimpah. Di sisi lain isu permasalahan nutrisi yang kurang adekuat pada daerah pertanian merupakan permasalahan yang membutuhkan pembuktian secara eksplisit (Tarbiah dkk., 2010). Pengetahuan gizi ibu hamil akan membawa pengaruh kuat terhadap pemilihan pola makan dan gaya hidup sehat keseharian. Pengetahuan gizi bagi ibu hamil dan tingkat pendapat merupakan dua faktor yang diperkirakan memegang peranan dalam kurangnya asupan kalori dan energi selama kehamilan merupakan hal yang menarik bagi peneliti untuk melakukan kajian lebih lanjut.

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang disusun adalah: Adakah pengaruh kesadaran diri (tingkat pengetahuan) dan sosial ekonomi (tingkat pendapatan) terhadap intake energi harian.

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Adakah hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dan pengetahuan dengan intake energi harian pada ibu hamil di kecamatan bulu, kab. Sukoharjo

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui intake kalori harian pada ibu hamil di kecamatan bulu b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai gizi dan nutrisi di kecamatan bulu c. Mengetahui tingkat pendapatan masyarakat secara kasar di kecamatan bulu

3

C. MANFAAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Ibu hamil Memberikan informasi tentang nutrisi harian ideal selama kehamilan. 2. Tenaga kesehatan Memberikan informasi tentang hubungan faktor non-medis yakni pengetahuan dan pendapatan terhadap nutrisi harian ibu hamil. 3. Institusi kesehatan Memberikan informasi tentang tingkat pendapatan dan penghasilan sehingga dapat dilakukan penyuluhan di puskesmas, posyandu, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. Mendorong pengembangan Unit Usaha kecil dan menengah sehingga perekonomian dapat tumbuh berkembang dan masyarakat dapat sehat optimal.Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi lembaga terkait dalam perumuskan program gizi. 4. Institusi pendidikan Sebagai masukan sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lainnya yang berkaitan dengan nutrisi dan ibu hamil.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan A.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003). Menurut Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan, yakni : 1. Awarenes (kesadaran), dimana responden menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus. 2. Interest (merasa tertarik) dimana responden mulai tertarik dengan stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul 3. Evaluation (menimbang-nimbang)terhadap baik atau

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial (mencoba), dimana responden mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.

5

5. Adoption

(beradaptasi),

dimana

responden

sudah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. A.2. Tingkat Pengetahuan Dalam Kognitif Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dalam kogniti dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi real (sebenarnya). 4. Analisis (Analilysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6

6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang diukur dari suatu objek penelitian atau responden. A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarkan 1. Umur Umur adalah suatu variabel yang sudah diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi, yaitu pada angka kesakitan ataupun angka kematian, hampir smua keadaan menunjukkan pada keadaan umur seseorang. Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2002) yang menyatakan bahwa semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang. 2. Pendidikan Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian itu perlu dipertimbangkan umur dan proses belajar, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi yang baru, semakin meningkat batas seseorang, maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan (pengertian, pendapat, konsep-konsep), sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru (Notoatmodjo, 2003).

7

3. Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Dimana seluruh bidang pekerjaan umumnya di perlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang baik, setiap orang harus dapat bergaul dengan orang lain, setiap orang harus bergaul dengan teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan dapat berperan dalam pengetahuan (Notoatmodjo, 2003) 4. Paritas Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang hidup maupun yang mati dimana bayi telah Viable. Paritas dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu a) Primipara adalah ibu dengan paritas b) Multipara adalah golongan ibu dengan paritas 2-5 c) Grande multipara adalah golongan ibu dengan paritas 2-3 (Prawiroharjo. S,1999) Tingkat paritas lebih menarik perhatian dalam penelitian terhadap hubungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparis tinggi. 5. Sumber Informasi Sumber informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan, informasi yang diperoleh dalam menyampaikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai

pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2005).

8

B. Kehamilan B.1. Definisi Kehamilan Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan (Sarwono, 2007). Menurut Sylviati (2008) lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah 259-293 hari dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Bayi kurang bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari). 2. Bayi cukup bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi 37- 42 minggu. 3. Bayi lebih bulan jika bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (> 294 hari). Menurut Sarwono (2007) ditinjau dari tuanya kehamilan. kehamilan terbagi atas 3 trimester yaitu : 1. Kehamilan trimester I antara 0-12 minggu 2. Kehamilan trimester II antara 12-28 minggu 3. Kehamilan trimester III antara 28-40 minggu Dalam trimester pertama organ-organ mulai dibentuk. Trimester kedua organ telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih diragukan. Sementara janin yang dilahirkan pada trimester terakhir telah viable (dapat hidup). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 20 minggu disebut abortus (keguguran). Bila hal tersebut terjadi dibawah 36 minggu disebut partus prematur. Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm (Sarwono, 2007).

9

B.2. Definisi Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi, (Supriadi dkk, 2001). B.3. Asupan Gizi Yang Dibutuhkan Selama Kehamilan Ibu yang memerlukan makanan lebih banyak dari biasanya. Selain itu untuk keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya, untuk itu sebaiknya ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut : 1. Kalori, Asupan kalori harus ditambah 300-400 kkal per hari selama kehamilan, tambahan kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna. Contohnya makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Umbiumbia berfungsi untuk kenaikan metabolisme dan keperluan tenaga si ibu. 2. Asam folat, pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan embrio janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel. Contohnya makanan yang mengandung kalori yaitu : sejenis sayuran dengan daun hijau yaitu kubis, bayam dan brokoli, kentang, kacang hijau serta buah-buahan asam yaitu jeruk manis, jus jeruk dan buah anggur. 3. Protein, Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pertumbuhan janin dan pertumbuhan dan perkembangan plasenta, contoh: susu, keju, telur, daging. 4. Vitamin A, vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, mata dan pertumbuhan sel dan jaringan ibu dan janin. sayuran dan buah. Contoh : mentega,

10

5. Kalsium,

Kalsium

100

mg/hari

diperlukan

untuk

menjaga

pembentukan tulang dan rangka janin, pembentukan gigi janin dan kenaikan metabolisme kalsium ibu. Contoh makanannya : susu, keju dan daging. 6. Zat besi, zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan carah. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia berbahaya bagi ibu dan bayinya. Sontohnya : daging sapi, domba, ayam kalkun, sardin, serta sayuran berdaun seperti brokoli, ercis, kubis, daun bawang dan bayam, beras, kacang-kacangan. 7. Vitamin C, bermanfaat untuk memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh dan pembentukan jaringan ikat. Contohnya : jeruk manis, buah anggur, tomat, dll. 8. Vitamin D, berguna untuk pembentukan tulang karena penyerapan kaslisum. Contoh : sardin dan makarel, telur dan produk susu lainnya, serta makanan yang diperkaya seperti margarin atau sereal. 9. Iodium, iodium dalam tubuh ibu hamil diperlukan sebanyak 175 mg/hari selama kehamilan, ini berfungsi untuk menaikkan

metabolisme basal. 10. Magnesium dari ibu hamil diperlukan guna untuk metabolisme energi dan protein, aktivitas enzim, penguat otot tubuh, (Ernel, 2005).

Kebutuhan makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil bila kondisi badan si ibu tidak terganggu, maka jumlah atau besar makanan yang dapat dimakan adalah : 1. Pada trimester I Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi berat badan menurun. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual, muntah. Untuk itu ibu dianjurkan porsi makan kecil tapi sering.

11

2. Trimester II Nafsu makan membaik, maka makanan yang baik diberikan 3 kali sehari ditambah 1 kali makanan selingan, hidangan lauk pauk hewan seperti telur, ikan, daging, hati. 3. Pada trimester III yaitu kehamilan umur 6-7 bulan, dimana pada trimester ini makanan harus disesuaikan dengan keadaan ibu, bila ibu hamil mempunyai berat badan lebih, maka makanlah yang mengandung sumber energi dan lemak harus dikurangi dan memperbanyak mengkonsumsi sayur dan buah yang segar.

Beberapa prinsip makanan yang baik selama kehamilan (Suririnah, 2004) : 1. Rubahlah cara makan, meskipun sudah makan dengan baik, ibu hamil sebaiknya membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori (untuk energi). Vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan bayi. 2. Hindari makanan yang dapat membahayakan ibu dan janin seperti : daging dan telur mentah, keju lunak, alkohol, juga kafein. 3. Jangan diet selama kehamilan, kehamilan bukan masa yang tepat untuk diet, hanya akan membahayakan ibu dan bayi. 4. Makan dengan porsi kecil tapi sering, pada trimester pertama biasanya terdapat keluhan mual muntah (Morning Sickness), cobalah atasi dengan makan dengan porsi kecil tapi sering, hindari makanan pedas dan berminyak. 5. Minum vitamin ibu hamil secara teratur. 6. Minum air yang cukup gelas sehari. 7. Makanlah makanan yang berserat, buah-buahan dan syuran.

12

Beberapa menu makanan ibu hamil yang baik selama masa kehamilan yaitu sebagai berikut : Sarapan Pagi o 2 lembar roti gandum o 1 gelas (200 ml) susu calsium o 1 butir telur rebus o Selingan : buah pepaya 150 gram. Makan Siang o Nasi putih 8 SM o Ayam bakar 1 potong o Tahu 2 potong sedang o Tempe 2 potong o Sayuran rebus sesuka o Puding 2 potong o Selingan : buah melon 150 gram Makan Malam o Nasi putih 8 SM o Sup jagung ayam o Tumis brokoli o Sapi lada hitam o Sebelum tidur : susu kalsium 1 gelas (dr. Nany Djaja, SPGK, 2007) Tabel 1. Kecukupan dan Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil Bagian Tubuh Tanda Cukup Gizi Tanda Kurang Gizi Keadaan umum - Gesit, responsibel Lesu, apatis Berat badan - Normal sesuai tinggi dan Lebih kurang (sering bentuk tubuh kurang) Postur - Tegak, tungkai lengan lurus Bahu menurun, dada cekung, bungkuk. Otot - Kuat, kenyal, sedikit lemak di Lemah, jalan tidak tegak bawah kulit Pencernaan - Nafsu makan baik Kurang nafus makan, pencernaan kurang baik, diare, sembelit13

Jantung

Vitalitas umum

Rambut

Kulit

Muka dan leher

Bibir

Mulut Gusi Lidah

Gigi

Mata

- Detak dan tekanan normal. Detak jantung tak ada, - Tekanan darah normal sesuai bising, cepat, irama usia. abnormal, tekanan darah meningkat. - Ketahanan baik, energik, Mudah letih, kurang cukuptidur,penuh semangat. tenaga, mudah mengantuk, lesu. - Mengkilat,keras, tak mudah Seperti serabut, tak rontok, kepala normal. mengkilau, kurus, jarang, mudah rontok. - Licin, cukup lembab, warna Kasar, kering, pucat segar. banyak pigmen, kering bintik-bintik merah. - Warna sama, licin tampak Keabuan, bersisik, sehat. bengkak, kehitaman dibawah mata, sisik disekitar hidung dan mulut. - Licin, warna bagus, lembab Kering, bersisik, merah tidak bengkak. dan bengkak, luka disudut bibir serta bibir pecahpecah. - Tidak luka dan selaput merah Bengkak dan mulut kotor - Merah normal tak ada Mudah berdarah perdarahan - Merah normal, licin, tidak ada Bengkak, merah tua, luka. jongot membesar atau mengecil. - Tak berlubang, tidak Lubang dak tambal, nyeri,mengilat, lurus dagu ompong, pisisi tak normal bersih tidak ada beraturan. perdarahan. - Bersinar, bersih, selaput besar Selaput dalam mata pucat, merah tidak ada perdarahan merah. - Tidak ada pembesaran - Keras dan kemerahan - Kaki tidak bengkak, normal Pembesaran genodok Bentuk seperti sendok dan rapuh. Bengkak, nyeri betis, lemah.

Kelenjar Kuku Tungkai

Sumber : Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil (Hendrawan, 2004)

14

C. KERANGKA BERFIKIR

D. HIPOTESIS Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat pendapatan terhadap intake kalori harian di kecematan Bulu.

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan pendapatan dengan intake kalori harian.

Gambar 2. Alur Kerangka Penelitian B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di daerah kecamatan Bulu, Sukoharjo.

Pengambilan data dilakukan pada 21-24 Januari 2012 C. POPULASI PENELITIAN Yaitu keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti. Populasi target adalah ibu hamil. Populasi aktual adalah Ibu hamil di kecamatan bulu16

yang melakukan pemeriksaan dan bersedia menjadi subyek penelitian saat penelitian dilaksanakan. D. SAMPEL DAN TEKNIK SAMPEL Adalah sebuah subset (bagian) yang dicuplik dari populasi yang diteliti (Murti, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu hamil di kecamatan bulu yang melakukan pemeriksaan dan bersedia menjadi subyek penelitian saat penelitian dilaksanakan. Teknik atau cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster sampling yakni menarik sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah (Sastroasmoro,2008).

E. ESTIMASI BESAR SAMPEL Karena populasi proporsi sebelumnya tidak didapatkan maka peneliti mengambil ukuran 32 sampel, sesuai dengan batas rekomendasi penelitian yang layak yakni 30 sampel (Murti 2006). Sampel tersebut akan didapat dari 4 desa dengan masing-masing desa diambil 8 sampel ibu hamil. F. KRITERIA RETRIKSI Kriteria restriksi terdiri dari: 1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah ibu hamil di daerah kecamatan bulu. 2. Kriteria ekslusi Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah apabila ibu hamil tidak bersedia melakukan pengisian kuisioner, tidak menyebutkan nilai pendapatan perbulan atau tidak melakukan pengisian secara total pada kuisioner pengetahuan, tidak mengisi asupan nutrisi harian yang disediakan.

17

G. DEFINISI OPERASIONAL 1. Pendapatan keluarga yaitu jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama atau perseorangan. Dalam hal ini dibagi tingkatan pendapatan berdasarkan penelitian sebelumnya: 1.000.000

2. Tingkat pengetahuan : hasil tahu seseorang melakukan penginderaan terhadap perihal pemenuhan kebutuhan nutrisi. Alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Skala pengukuran untuk mengukur tingkat pengetahuan menggunakan skala ordinal, dengan jumlah pertanyaan 60 item dan menggunakan jenis pertanyaan dengan pilihan jawaban. Untuk setiap jawabanyang benar diberi nilai 1, sedangkan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0.Tingkat pengetahuan pada penelitian ini akan dikelompokan dalam tiga kelompok berdasarkan nilai scoring dari kuesioner dan telah dilakukan uji content validitas dari Whati et al, 2005 yaitu : Sangat rendah : 57

3. Asupan kalori harian adalah jumlah makanan yang di konsumsi. Data asupan dari responden diperoleh dengan cara teknik wawancara dan dengan memperlihatkan model, kemudian dihitung jumlah asupan menggunakan manual. Wawancara mengenai asupan responden dilakukan satu kali dengan cara recall 24 jam. Untuk kebutuhan kalori, berdasarkan Widya Karya Pangan Nasional, pada wanita dengan usia 20 -59 tahun kebutuhan kalori dengan aktivitas sedang adalah 2250 Kkal/hari. Guidlines dietary reference intakes dari Washington:National Academies Press, 2002 pada trimester pertama tidak ada penambahan kalori, pada

18

trimster kedua diperlukan penambahan nutrisi sebesar 240 kkal sedangkan pada trimester ketiga sebesar 452 kkal. a. Gizi kalori kurang, dimana jumlah asupan 80% kebutuhan Trimester 1: