TUGAS GERONTIK PUJI

download TUGAS GERONTIK PUJI

of 56

description

irm

Transcript of TUGAS GERONTIK PUJI

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    1/56

    TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

    DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : STROKE

    Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

    Dosen Pengampu: Dwi Novitasari, S.Kp.,Ns.,MSc

    Suwanti , S.Kep..,Ns

    OLEH KELOMPOK 2:

    1. Kadek Pridayanti ( 010109a094 )2. Presti Maharani ( 010109a106 )3. Siti Azizah ( 010109a117 )4. Tri Puji Rahayu ( 010109a130 )5. Maria Fatima L.L ( 010109a142 )6. Lalu Supriyadi ( 010109a072 )7. Muh Jumaedi ( 010109a084 )

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    NGUDI WALUYO

    UNGARAN

    2012

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    2/56

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakangBanyak orang takut mendengar kata stroke karena penyakit ini cukup mengerikan.

    Serangannya mendadak dan tak bisa diprediksi. Sekali terjadi serangan bisa berakibat

    fatal. Pasien bisa lumpuh atau bahkan langsung meninggal dunia. Penyakit ini tergolong

    tua. Gejalanya pertama kali dikenal Hipocrates. Ia adalah Bapak Kedokteran asal

    Yunani. Ia mengetahui stroke 2400 silam. Kala itu, belum ada istilah stroke. Hipocrates

    menyebutnya dalam bahasa Yunani: apopleksiyang artinya tertubruk oleh pengabaian.

    Ini karena faktanya penderita stroke mengalami kelumpuhan secara tiba-tiba dan

    perubahan pola hidup. (Sutrisno, 2007)

    Menurut taksiran WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke

    pada tahun 2001. Dari jumlah itu 5,5 juta telah meninggal dunia. Penyakit darah tinggi

    atau hipertensi menyumbang 17,5 juta kasus stroke di dunia. Di Amerika Serikat, stroke

    menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama yang menyebabkan kematian. Posisi

    diatasnya dipegang penyakit jantung dan kanker. Di negeri Paman Sam ini, setiap

    tahunnya terdapat laporan 700.000 kasus stroke. Sebanyak 500.000 diantaranya kasus

    serangan pertama, sedangkan 200.000 kasus lainnya berupa serangan stroke berulang.

    Sebanyak 75% penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan pekerjaan. Pada tahun

    2002, sebanyak 275.000 orang telah meninggal karena stroke. Sementara itu di Eropa

    dijumpai 650.000 kasus stroke setiap tahunnya. Di Inggris, stroke juga menempati urutan

    ketiga di bawah penyakit jantung dan kanker. (Sutrisno, 2007)

    Di seluruh bagian dunia, stroke merupakan penyakit yang terutama mengenai

    populasi usia lanjut. Insiden pada usia 75-84 tahun sekitar 10 kali dari populasi 55-64tahun. Di Prancis stroke disebut sebagai serangan otak (attaque cerebrale) yang

    menunjukkan kedekatan stroke dengan serangan jantung. (Darmojo, 1999)

    Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker.

    Sebanyak 28,5% penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita kelumpuhan

    sebagian maupun total. Hanya 15% saja yang bisa sembuh total dari serangan stroke atau

    kecacatan. Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan bahwa 63,52 per 100.000

    penduduk Indonesia brumur 65 tahun ditaksir terjangkit stroke. Setengah juta penduduk

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    3/56

    disini akan terjangkit penyakit itu. Sedangkan jumlah orang yang meninggal dunia

    diperkirakan 125.000 pertahun.(Sutrisno, 2007).

    Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia

    identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang

    melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, stroke merupakan

    penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut

    survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh

    penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah

    tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan

    fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional

    berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

    (http://www.medicastore.com/med/index.php)

    Banyak orang menganggap stroke tergolong penyakit yang sulit disembuhkan. Jika

    sudah atau terjadi gangguan pada organ tubuh, seperti mulut, penderitanya tidak akan

    lama bertahan hidup. Bahkan ada juga stroke yang bisa membuat orang mati seketika.

    Padahal tidak sepenuhnya benar. Memang ada beberapa pasien yang nyawanya tidak

    dapat diselamatkan. Namun, banyak pula kasus pasien yang sudah lumpuh bisa sembuh.

    Ia dapat kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sulit tidaknya seseorang bisa

    sembuh sangat tergantung pada beberapa faktor diantaranya tipe stroke dan

    penanganannya. (Sutrisno, 2007).

    B. Tujuan1. Tujuan Umum

    Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu memberikan asuhan

    keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem persarafan: Stroke

    2. Tujuan Khususa. Mampu menjelaskan tentang perubahan-perubahan fungsi organ pada lansia

    b. Mampu menjelaskan tentang definisi dari strokec. Mampu memahami tentang etiologi dari stroked. Mampu menyebutkan tentang manifestasi klinis dari strokee. Mampu menjelaskan tentang patofisiologi dari strokef. Mampu menjelaskan tentang komplikasi dari strokeg. Mampu menjelaskan tentang pemeriksaan diagnostik dari strokeh. Mampu menjelaskan tentang penatalaksanaan dari strokei. Mampu menjelaskan proses keperawatan dari stroke

    http://www.medicastore.com/med/index.phphttp://www.medicastore.com/med/index.php
  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    4/56

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.OrganOrgan Yang Mengalami Perubahan Fungsi Pada Lansia1. Otak

    Trombosis yang biasanya disebabkan oleh proses arteriosklerosis yang

    ditandai oleh plak berlemak pada lapisan intima arteria besar. Proses

    arteriosklerosis ini dipicu oleh kondisi hiperkolesterol atau hiperlipidemia yaitu

    kadar kolesterol dan lemak yang tinggi dalam pembuluh darah, kebiasaan

    minum minuman keras dimana alkohol memicu menumpuknya kolesterol dalam

    darah, penyakit diabetes mellitus menyebabkan darah semakin kental,

    penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan progesteron akan

    menyebabkan hipertensi dan darah menjadi lebih kental stres dan depresi

    meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol dan faktor pembekuan darah dan

    kegemukan yang dapat meningkatkan tekanan darah dan diabetes mellitus tipe

    2, sehingga memicu timbulnya plak berlemak (arteriosklerosis) yang diikuti

    oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Bagian intima arteria serebri

    menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel-sl ototnya mnghilang. Lamina

    elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi

    oleh sklerotik tersebut. (Sutrisno, 2007)

    Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat yang

    melengkung. Trombus juga dikaitkan dengan tempat-tempat khusus tersebut.

    Pembuluh-pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin

    jarang adalah sebagai berikut: arteria karotis interna, vertebralis bagian atas, dan

    basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar.

    Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan

    dinding pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepaskan enzim,

    adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat

    fibrinotrombosit dapat terlepas dan terbentuk emboli, atau dapat tinggal

    ditempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersumabat dengan sempurna.

    Penumpukan timbunan lemak dan kolesterol di pembuluh darah dan adanya

    gumpalan darah akan menghambat aliran darah yang mengakibatkan darah yang

    berasal dari jantung dan paru-paru tak bisa memasuki otak. Padahal darah itu

    membawa oksigen dan zat-zat makanan lain yang dibutuhkan oleh sel-sel otak.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    5/56

    Sel-sel otak lama-kelamaan kekurangan makanan dan mati. Kekurangan

    oksigen akibat trombus ini dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau

    kejang, kehilangan bicara sementara, hemiplegi atau parestesia. (Prince, 1995)

    Emboli serebri kebanyakan berasal dari trombus di jantung karena

    abnormalitas jantung seperti endikarditis inefektif, penyakit jantung reumatik,

    dan infark miokard serat infeksi pulmonal adalah asal emboli. Embolus

    biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya, yang

    merusak sirkulasi serebral. Emboli akan mengakibatkan keadaan yang terjadi

    perlahan-lahan karena pmbuluh anastomosis tidak mempunyai kesempatan

    melebar dan mengkompensasi. Awitan hemiperesis atau hemiplegia tiba-tiba

    dengan atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan

    penyakit jantung atau pulmonal adalah karekteristik dari embolisme serebral.

    (Brunner & Suddarth, 2002)

    Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat

    terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui

    proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan

    aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian

    pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak

    boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa

    sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar

    glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada

    saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik

    anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak. .

    (Prince, 1995)

    2. Pembuluh DarahRokok mengandung zat-zat beracun yang dibawa oleh asap rokok ke

    dalam paru-paru dapat menimbulkan penyempitan pembuluh darah, konsumsi

    sodium (garam) yang berlebihan dapat menurunkan kelenturan jaringan

    pembuluh darah, penggunaan obat narkotika seperti heroin, kokain, amfetamin

    yang terkenal dengan nama ekstasi, mariyuana, dan ganja akan menyebabkan

    peradangan pembuluh darah khususnya otak yang mengakibatkan pembuluh

    tersebut menyempit dan rapuh, gerakan leher yang tiba-tiba juga beresiko

    merusak pembuluh darah arteri vertebralis atau karotis. Hal-hal tersebut dapat

    menyebabkan ruptur arteria serebri (pecahnya pembuluh darah otak) atau

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    6/56

    pmbuluh darah bocor. Ini bisa terjadi karena tekanan darah ke otak tiba-tiba

    meninggi, sehingga menekan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat

    tidak lagi dapat menahan tekanan ini. Darah akan menggenangi otak. Darah yang

    membawa oksigen dan nutrisi tidak sampai ke target organ atau sel otak. Padahal

    semestinya darah itu harus mengalir ke sel-sel otak. Akibatnya sebagian otak

    tidak mendapat pasokan makanan. Biasanya pendarahan otak terjadi di basal

    ganglia, serebelum, brainstem (batang otak), dan korteks (selaput otak). Selain itu

    tekanan yang kuat membuat kebocoran juga merusak sel-sel otak sekelilingnya.

    Bila tekanannya sangat tinggi, pasien bisa koma atau meninggal dunia. Pecahnya

    pembuluh darah juga bisa terjadi lantaran dinding pembuluh darah yang lemah,

    sehingga gampang robek, seperti yang terjadi pada aneurisma maupun AVM.

    Stroke hemoragik biasa disebabkan oleh hipertensi, trauma, infeksi, tumor,

    kurangnya zat pembekuan darah, dan kelainan pada dinding pembuluh darah.

    (Sutrisno, 2007)

    Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan

    darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang

    menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan

    TIK yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian. Pecahnya

    pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering didapat

    pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai

    pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam

    ventrikel otak dan ruang subarakhnoid.(Sulisno, 2000)

    Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid

    mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya

    struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku

    kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang

    mendadak juga mengakibatkan perdarahan subarakhnoid pada retina dan

    penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan

    vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari

    setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat

    menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena

    interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam

    cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    7/56

    Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala,

    penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese). (Sulisno, 2000)

    Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut,

    sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik

    posisi tubuh maupun faktor lain misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah

    seperti fungsi jantung dan bahkan fungsi otak sendiri yang berkaitan dengan

    pengaturan tekanan darah. .(Darmojo, 1999)

    Gerakan leher tertentu akibat arteri vertebralis yang berkelok-kelok dapat

    berakibat insufisiensi sirkulasi di batang otak yang dapat mnimbulkan pusing atau

    kepala terasa ringan dan tiba-tiba jatuh. Dengan adanya plak-plak ateroma maka

    lumen pembuluh darah arteri otak sempit di beberapa tempat, sehingga gangguan

    fungsi jantung yang berakibat CBF (cerebral blood flow) menurun sesaat dapat

    berakibat gangguan sirkulasi serebral, yang bila cukup lama akan berakibat

    penurunan kesadaran. Gangguan sirkulasi setempat seperti ditimbulkan oleh

    oklusi pembuluh darah arteri dapat menimbulkan defisit neurologik yang sifatnya

    setempat juga. .(Darmojo, 1999)

    Pada lansia, turunnya aktivitas metabolik berkaitan dengan menurunnya

    fungsi neuron, akan menurunkan aliran darah serebral. Pada usia lanjut dimana

    otaknya sudah mengalami atrofi serta ruang antara selaput otak relatif luas,

    akselerasi otak karena trauma kepala, mudah berakibat robeknya pembuluh darah

    di daerah subdural ataupun subarakhnoid. Selain itu aliran darah serebral pada

    orang dewasa sekitar 50cc/100gm/menit akan menurun pada lanjut usia sampai

    30 cc/100gm/menit. Aliran darah serebral yang turun samapai 23 cc/100gm/menit

    dapat menimbulkan gangguan darah otak. .(Darmojo, 1999)

    3. JantungDengan meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami

    perubahan baik struktural maupun fungsional. Secara umum, perubahan

    disebabkan oleh penuaan berlangsung lambat dan dengan awitan yang tidak

    disadari. Dengan bertambahnya usia, sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku

    dan tidak lurus. Perubahan ini terjadi akibat peningkatan serat kolagen dan

    hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri. Lapisan intima arteri menebal

    dengan peningakatan deposit kalsium. Proses perubahan yang berhubungan

    dengan penuaan ini meningkatkan kekakuan dan ketebalan yang disebut dengan

    arteriosklerosis. Sebagai suatu mekanisme kompensasi, aorta dan arteri besar lain

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    8/56

    secara progresif mengalami dilatasi untuk menerima volume darah. Vena menjadi

    meregang dan mengalami dilatasi dalam cara yang hampir sama. Katup-katup

    vena menjadi tidak kompeten atau gagal untuk menutup secara sempurna.

    (Stanley, 2007)

    Peningkatan usia juga meningkatkan tekanan darah sistolik yang

    kemungkinan diakibatkan oleh kekakuan pembuluh darah atau karena selama

    bertahun-tahun menerima aliran darah bertekanan tinggi, baroreseptor yang

    terletak di arkus aorta dan sinus karotis menjadi tumpul atau kurang sensitif.

    (Stanley, 2007). Tekanan darah tinggi dapat membuat pembuluh darah sudah

    kaku dan tidak elastis pecah sehingga terjadi pendarahan yang mengkompresi

    jaringan otak setempat. (Guyton, 1997)

    Pada pembuluh darah terjadi penebalan intima akibat proses aterosklerosis

    dan tunika medika sebagai akibat proses menua. Aterosklerosis pada orang yang

    lebih tua proses penyakit lebih jelas karena akumulasi yang lebih besar selama

    bertahun-tahun. Permukaan endotelial pada tunika intima yang semula halus

    menjadi kasar karena proses menua, walaupun hanya plasma darah yang

    melakukan kontak dengan endotel maka timbul potensi untuk terbentuknya

    trombus ketika faktor koagulasi melakukan kontak dengan endotelium. Ini

    mengakibatkan sering terjadinya gangguan vaskularisasi otak yang berakibat

    terjadinya stroke. (Darmojo, 1999)

    B.Definisi/PengertianStroke atau cedera serebrovaskular (CVA), adalah kehilangan fungsi otak

    yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. (Brunner & Sudarth, 2002).

    Stroke didefinisikan sebagai suatu menifestasi klinik gangguan perdarahan

    darah otak yang menyebabkan defisit neurologik. (Darmoyo, 1999)

    Stroke adalah gangguan saraf yang menetap, yang diakibatkan oleh

    kerusakan pembuluh darah di otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. (Sutrisno,

    2007)

    Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat,

    berupa defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih

    atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan

    perdarahan otak non traumatik. (Kapita Selekta, 2000)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    9/56

    Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan

    mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari penyakit serebrovaskuler.

    (Hudak Gallo, 1996)

    Stroke adalah kerusakan jalur motorik pada serebrum oleh trauma karena

    cidera kepala. (Potter Perry, 2006)

    Stroke adalah robeknya pembuluh darah otak (serebrum) atau karena

    tersumbat oleh bekuan, sehingga terjadi kerusakan saraf (Sherwood, 2001)

    Klasifikasi Stroke:

    1. Stroke Iskemik (Stroke Non Hemoragik)Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai. Stroke iskemik

    juga disebut stroke non hemoragik lantaran tidak ditandai perdarahan otak.

    Stroke iskemik disebabkan oleh penggumpalan darah dan penyumbatan

    pembuluh darah di jantung. Namun penyebab utamanya adalah aterosklerosis.

    Dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan lokasi penggumpalan yaitu:

    a. Stroke Iskemik Trombotik: stroke jenis ini terjadi karena adanyapenggumpalan pada pembuluh darah ke otak.

    b. Stroke Iskemik Embolik: tidak terjadi di pembuluh darah otak, melainkan ditempat lain, seperti di jantung, sehingga darah tidak bisa mengaliri oksigen

    dan nutrisi ke otak.

    (Sutrisno, 2007)

    TIA (Transient Ischemic Attack)

    TIA adalah serangan iskemik sepintas atau sementara. Merupakan

    gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam

    beberapa menit sampai beberapa jam. (Prince, 1995)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    10/56

    2. Stroke HemoragikMerupakan jenis stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah

    di otak atau pembuluh darah di otak bocor. Stroke hemoragik dibagi 2

    berdasarkan lokasi serangan yaitu:

    a. Stroke hemoragik Intraserebral: banyak terjadi di dalam otak. Biasanyamengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak, dan otak besar.

    b. Stroke Hemoragik Subaraknoid: memiliki kesamaan dengan strokehemoragik intraserebral. Yang membedakannya, stroke jenis ini terjadi di

    pembuluh darah di luar otak, tapi masih di daerah kepala, seperti di selaput

    otak atau bagian bawah otak.. hal ini dapat terjadi akibat adanya aneurisma

    yang pecah. Atau AVM (arterivenous malformation) yang pecah.

    (Prince, 1995)

    C.EtiologiStroke biasanya disebabkan oleh salah satu dari empat kejadian yaitu:

    Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher) Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari

    bagian tubuh yang lain)

    Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    11/56

    Hemoragi Serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak)

    Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak yang menyebabkan

    kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori bicara, atau sensasi.

    (Brunner & Suddarth, 2002)

    Etiologi dari stroke adalah:

    1. Infark Otak (80%)a. Emboli

    1)Emboli kardiogenika)Fibrilasi atrium atau aritmia lain

    b)Trombus mural ventrikel kiric)Penyakit katup mitral atau aortad)Endokarditis (infeksi atau non-infeksi)

    2)Emboli paradoksal (foramen ovale paten)3)Emboli arkus aorta

    b. Aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang-besar)1) Penyakit ekstrakranial

    a)Arteri karotis internab)Arteri vertebralis

    2) Penyakit intrakraniala)Arteri karotis interna

    b)Ateri serebri mediac)Arteri basilarisd)Lakuner (oklusi arteri perforans kecil)

    c. Pendarahan intraserebral (15%)1) Hipertensif2) Malformasi arteri vena3) Angiopati amiloid

    d. Pendarahan subaraknoid (5%)e. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan)

    1) Trombosis sinus dura2) Diseksi arteri karotis atau vertebralis3) Vaskulitis sistem saraf pusat4) Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang progresif)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    12/56

    5) Migren6) Kondisi hiperkoagulasi7) Penyalahgunaan obat (kokain atau amfetamin)8) Kalainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia, atau leukimia)9) Miksoma atrium

    (Kapita Selekta, 2000)

    Faktor Resiko:

    1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIAatau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan heterozigot atau homozigot

    untuk homosistinuria.

    2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabets melitus, merokok, penyalahgunaan alkohol danobat, kontrasepsi oral, hematokrit, bruit karotis asimtomatis, hiperurisemia dan

    dislipidemia.

    (Kapita Selekta, 2000)

    Faktor resiko mayor (resiko yang kuat) meli puti:

    1. Tekanan darah tinggi2. Penyakit jantung, gangguan pembuluh darah koroner, dan karotis3. Diabetes mellitus4. Polisitema5. Riwayat pernah terkena stroke

    Faktor r esiko minor terdir i dari atas:

    1. Kadar lemak yang tinggi dalam darah2. Hematokrit yang tinggi3. Kebiasaan merokok4. Kegemukan5. Kontrasepsi oral6. Kadar asam urat tinggi7. Kurang olahraga8. Fibrinogen tinggi.

    (Sutrisno, 2007)

    Faktor r esiko terjadinya stroke serupa dengan faktor penyakit jantung iskemik,

    yaitu:

    1. Usia, yang merupakan faktor resiko independen terjadinya stroke

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    13/56

    2. Hipertensi, baik sistolik maupun diastolik merupakan faktor risiko dominan terjadinyastroke baik hemoragik maupun non hemoragik.

    3. Diabtes mllitus4. Hiperlipidemia5. Keadaan hiperviskositas6. Berbagai kelainan jantung, antara lain gangguan irama (fibrilasi atrium), infark

    miokard akut atau kronis, yang mengakibatkan hipoperfusi (dekompensasi jantung),

    infeksi yang disertai vegetasi (endokarditis bakterialis sub akut) dan tumor atrium.

    7. Koagulopati kartena gangguan berbagai komponen darah, antara lainhiperfibrinogenemia, dan lain-lain.

    8. Faktor keturunan juga memegang peranan penting dalam epidemiologi stroke.(Darmoyo, 1999)

    Faktor risiko utama dari stroke: Hipertensi, Transient Ischemic Attack, Hipercholesterolemia,

    dan Diabetes Mellitus.

    D.PatofisiologiTrombosis yang biasanya disebabkan oleh proses arteriosklerosis yang ditandai

    oleh plak berlemak pada lapisan intima arteria besar. Proses arteriosklerosis ini dipicu

    oleh kondisi hiperkolesterol atau hiperlipidemia yaitu kadar kolesterol dan lemak yang

    tinggi dalam pembuluh darah, kebiasaan minum minuman keras dimana alkohol memicu

    menumpuknya kolesterol dalam darah, penyakit diabetes mellitus menyebabkan darah

    semakin kental, penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan

    progesteron akan menyebabkan hipertensi dan darah menjadi lebih kental stres dan

    depresi meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol dan faktor pembekuan darah dan

    kegemukan yang dapat meningkatkan tekanan darah dan diabetes mellitus tipe 2,

    sehingga memicu timbulnya plak berlemak (arteriosklerosis) yang diikuti oleh

    terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Bagian intima arteria serebri menjadi tipis dan

    berserabut, sedangkan sel-sl ototnya mnghilang. Lamina elastika interna robek dan

    berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh sklerotik tersebut. (Sutrisno,

    2007)

    Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat yang melengkung.

    Trombus juga dikaitkan dengan tempat-tempat khusus tersebut. Pembuluh-pembuluh

    darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut:

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    14/56

    arteria karotis interna, vertebralis bagian atas, dan basilaris bawah. Hilangnya intima

    akan membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit menempel pada permukaan yang

    terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan

    melepaskan enzim, adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat

    fibrinotrombosit dapat terlepas dan terbentuk emboli, atau dapat tinggal ditempat dan

    akhirnya seluruh arteria itu akan tersumabat dengan sempurna. Penumpukan timbunan

    lemak dan kolesterol di pembuluh darah dan adanya gumpalan darah akan menghambat

    aliran darah yang mengakibatkan darah yang berasal dari jantung dan paru-paru tak bisa

    memasuki otak. Padahal darah itu membawa oksigen dan zat-zat makanan lain yang

    dibutuhkan oleh sel-sel otak. Sel-sel otak lama-kelamaan kekurangan makanan dan mati.

    Kekurangan oksigen akibat trombus ini dapat mengalami pusing, perubahan kognitif,

    atau kejang, kehilangan bicara sementara, hemiplegi atau parestsia. (Prince, 1995)

    Emboli serebri kebanyakan berasal dari trombus di jantung karena abnormalitas

    jantung seperti endikarditis inefektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard serat

    infeksi pulmonal adalah asal emboli. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral

    tengah atau cabang-cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Emboli akan

    mengakibatkan keadaan yang terjadi perlahan-lahan karena pmbuluh anastomosis tidak

    mempunyai kesempatan melebar dan mengkompensasi. Awitan hemiperesis atau

    hemiplegia tiba-tiba dengan atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien

    dengan penyakit jantung atau pulmonal adalah karekteristik dari embolisme serebral.

    (Brunner & Suddarth, 2002)

    Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi

    yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak

    punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan

    menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan

    bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan

    koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh,

    sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi

    serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses

    metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak. . (Prince,

    1995)

    Rokok mengandung zat-zat beracun yang dibawa oleh asap rokok ke dalam paru-

    paru dapat menimbulkan penyempitan pembuluh darah, konsumsi sodium (garam) yang

    berlebihan dapat menurunkan kelenturan jaringan pembuluh darah, penggunaan obat

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    15/56

    narkotika seperti heroin, kokain, amfetamin yang terkenal dengan nama ekstasi,

    mariyuana, dan ganja akan menyebabkan peradangan pembuluh darah khususnya otak

    yang mengakibatkan pembuluh tersebut menyempit dan rapuh, gerakan leher yang tiba-

    tiba juga beresiko merusak pembuluh darah arteri vertebralis atau karotis. Hal-hal

    tersebut dapat menyebabkan ruptur arteria serebri (pecahnya pembuluh darah otak) atau

    pembuluh darah bocor. Ini bisa terjadi karena tekanan darah ke otak tiba-tiba meninggi,

    sehingga menekan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat tidak lagi dapat

    menahan tekanan ini. Darah akan menggenangi otak. Darah yang membawa oksigen dan

    nutrisi tidak sampai ke target organ atau sel otak. Padahal semestinya darah itu harus

    mengalir ke sel-sel otak. Akibatnya sebagian otak tidak mendapat pasokan makanan.

    Biasanya pendarahan otak terjadi di basal ganglia, serebelum, brainstem (batang otak),

    dan korteks (selaput otak). Selain itu tekanan yang kuat membuat kebocoran juga

    merusak sel-sel otak sekelilingnya. Bila tekanannya sangat tinggi, pasien bisa koma atau

    meninggal dunia. Pecahnya pembuluh darah juga bisa terjadi lantaran dinding pembuluh

    darah yang lemah, sehingga gampang robek, seperti yang terjadi pada aneurisma maupun

    AVM. Stroke hemoragik biasa disebabkan oleh hipertensi, trauma, infeksi, tumor,

    kurangnya zat pembekuan darah, dan kelainan pada dinding pembuluh darah. (Sutrisno,

    2007)

    Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehingga jaringan

    yang terlatak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi

    jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar pendarahan.

    Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer otak dan sirkulus Wilisi. Bekuan darah

    yang semula lunak dan menyerupai selai merah akhirnya akan terlarut dan mengecil.

    Pendarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisme yang

    dipermudah oleh hipertensi dan gangguan pembuluh darah. Pembuluh yang mengalami

    gangguan biasanya adalah arteria yang menembus otak seperti cabang-cabang

    lentikulostriata dari arteria serebri media yang memperdarahi sebagian dari ganglia

    basalis dan sebagian besar kapsula interna. Ini dapat menyebabkan sakit kepala berat,

    stupor, leher bagian belakang kaku, muntah, koma dan kejang-kejang. (Prince, 1995)

    Sembilan puluh opersen kasus menunjukkan adanya darah dalam cairan

    serebrospinal. Dari semua pasien 70% -75% meninggal dalam waktu 1-30 hari biasanya

    karena diakibatkan perdarahan yang meluas sampai ke sitem ventrikel, herniasi lobus

    temporalis, dan penekanan mesenfalon atau perembesan darah ke pusat-pusat vital.

    (Prince, 1995)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    16/56

    Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di hemisfer serebri masih dapat

    ditolirir tanpa memperlihatkan gejala klinis yang nyata, sedangkan bekuan darah pada

    batang otak sebanyak 5 ml saja dapat menimbulkan kematian. Aneurisma berupa

    gelembung berdinding tipis yang hanya tertutup oleh intima yang menonjol dari arteria

    pada tempat-tempat yang lemah makin lama makin besar dan dapat pecah. Umumnya

    pecah pada saat penderita melakukan aktivitas. Menimbulkan sakit kepala hebat, kolaps,

    tidak sadar dan bingung. Salah satu ciri khas dari aneurisma adalah kecenderungan

    mengalami pendarahan ulang. (Prince, 1995)

    Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah

    masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan

    otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan

    cepat dapat mengakibatkan kematian. Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau

    AVM. Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di

    sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan

    ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid.(Sulisno, 2000)

    Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid mengakibatkan

    tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehingga

    timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan

    selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan

    subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat

    mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi

    3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat

    menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi

    antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan

    serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat

    mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal

    (hemiparese). (Sulisno, 2000)

    Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat

    menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah

    dan sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila

    volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan

    dalam dan 71 % pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar

    dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi

    volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Sulisno, 2000)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    17/56

    Pengaruh proses menua terhadap perjalanan penyakit stroke

    Pada usia lanjut banyak terjadi perubahan-perubahan pada sistem pembuluh darah

    arteri otak yang akan berpengaruh pula pada sirkulasi darah otak. Pembentukan plak

    ateroma banyak dijumpai pada sistem karotis yaitu di daerah bifurcatio, khususnya pada

    pangkal arteri karotis interna. Circulus Willisii fungsinya dapat pula terganggu oleh plak

    arteroma yang berakibat penyempitan pembuluh darah secara menyeluruh. Di samping

    itu semua pembuluh darah arteri yang kecil juga mengalami perubahan ateromatus

    termasuk fibrosis tunika medika, hialinisasi dan kalsifikasi.(Darmojo, 1999)

    Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem vertebrobasiler

    discus vertebralis (kadar air sangat menurun, fibrokartilago meningkat, dan perubahan

    pada mukopolisharid). Akibat discus ini menonjol ke perifer mendorong periost yang

    meliputinya dan ligamen intervertebral menjauh dari corpus vertebrae. Bagian periost

    yang terdorong ini akan mengalami kalsifikasi dan membentuk osteofit. Keadaan seperti

    ini disebut spondilosis servikalis. Spondilosis servikalis berakibat 2 hal pada arteri

    vertebralis yaitu: osteofit sepanjang pinggir korpus vertebrale dapat menekan arteri

    vertebrale dan posisi tertentu bahkan dapat berakibat oklusi pembuluh arteri, yang kedua

    berkurangnya panjang kolum servikal berakibat arteri vertebralis menjadi berkelok-

    kelok, pada posisi tertentu pembuluh ini dapat tertekuk sehingga terjadi oklusi.

    (Darmojo, 1999)

    Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut,

    sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik posisi

    tubuh maupun faktor lain misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti fungsi

    jantung dan bahkan fungsi otak sendiri yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah.

    (Darmojo, 1999)

    Gerakan leher tertentu akibat arteri vertebralis yang berkelok-kelok dapat

    berakibat insufisiensi sirkulasi di batang otak yang dapat menimbulkan pusing atau

    kepala terasa ringan dan tiba-tiba jatuh. Dengan adanya plak-plak ateroma maka lumen

    pembuluh darah arteri otak sempit di beberapa tempat, sehingga gangguan fungsi jantung

    yang berakibat CBF (cerebral blood flow) mnurun sesaat dapat berakibat gangguan

    sirkulasi serebral, yang bila cukup lama akan berakibat penurunan kesadaran. Gangguan

    sirkulasi setempat seperti ditimbulkan oleh oklusi pembuluh darah arteri dapat

    menimbulkan defisit neurologik yang sifatnya setempat juga. .(Darmojo, 1999)

    Pada lansia, turunnya aktivitas metabolik berkaitan dengan menurunnya fungsi

    neuron, akan menurunkan aliran darah serebral. Pada usia lanjut dimana otaknya sudah

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    18/56

    mngalami atrofi serta ruang antara selaput otak relatif luas, akselerasi otak karena trauma

    kepala, mudah berakibat robeknya pembuluh darah di daerah subdural ataupun

    subarakhnoid. Selain itu aliran darah serebral pada orang dewasa sekitar

    50cc/100gm/menit akan menurun pada lanjut usia sampai 30 cc/100gm/menit. Aliran

    darah serebral yang turun samapai 23 cc/100gm/menit dapat menimbulkan gangguan

    darah otak. .(Darmojo, 1999)

    Dengan meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan

    baik struktural maupun fungsional. Secara umum, perubahan disebabkan oleh penuaan

    berlangsung lambat dan dengan awitan yang tidak disadari. Dengan bertambahnya usia,

    sistem aorta dan arteri perifer menjadi kaku dan tidak lurus. Perubahan ini terjadi akibat

    peningkatan serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri.

    Lapisan intima arteri menebal dengan peningakatn deposit kalsium. Proses perubahan

    yang berhubungan dengan penuaan ini meningkatkan kekakuan dan ketebalan yang

    disebut dengan arteriosklerosis. Sebagai suatu mekanisme kompensasi, aorta dan arteri

    besar lain secara progresif mengalami dilatasi untuk menerima volume darah. Vena

    menjadi meregang dan mengalami dilatasi dalam cara yang hampir sama. Katup-katup

    vena menjadi tidak kompeten atau gagal untuk menutup secara sempurna. (Stanley,

    2007)

    Peningkatan usia juga meningkatkan tekanan darah sistolik yang kemungkinan

    diakibatkan oleh kekakuan pembuluh darah atau karena selama bertahun-tahun

    menerima aliran darah bertekanan tinggi, baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan

    sinus karotis menjadi tumpul atau kurang sensitif. (Stanley, 2007). Tekanan darah tinggi

    dapat membuat pembuluh darah sudah kaku dan tidak elastis pecah sehingga terjadi

    pendarahan yang mengkompresi jaringan otak setempat. (Guyton, 1997)

    Pada pembuluh darah terjadi penebalan intima akibat proses aterosklerosis dan

    tunika medika sebagai akibat proses menua. Aterosklerosis pada orang yang lebih tua

    proses penyakit lebih jelas karena akumulasi yang lebih besar selama bertahun-tahun.

    Permukaan endotelial pada tunika intima yang semula halus menjadi kasar karena proses

    menua, walaupun hanya plasma darah yang melakukan kontak dengan endotel maka

    timbul potensi untuk terbentuknya trombus ketika faktor koagulasi melakukan kontak

    dengan endotelium. Ini mengakibatkan sering terjadinya gangguan vaskularisasi otak

    yang berakibat terjadinya stroke. (Darmojo, 1999)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    19/56

    E. PathwayTerlampir

    F.Manifestasi KlinisStroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi

    (pembuluh darah mana yang tersumbat, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat,

    dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).

    1. Kehilangan Motorik: stroke mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadapgerakan motorik.

    hemiplegi (paralisi pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang

    berlawanan, hemiperesis (kelemahan salah satu sisi tubuh)

    2. Kehilangan Komunikasi:a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dngan bicara yang sulit dimengerti

    yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk

    menghasilkan bicara.

    b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutamaekspresif atau reseptif.

    c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajarisebelumnya) seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk

    menyisir rambutnya.

    3. Gangguan Persepsia. Disfungsi Persepsi Visual karena gangguan jaras sensori primer diantara mata

    dan korteks visual. Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang

    pandang), amorfosintesis (kepala berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan

    cenderung mengabaikan bahwa tempat dan ruang pada sisi tersebut.

    b. Gangguan hubungan visual-spasial ( mendapatkan hubungan dua atau lebihobjek dalam area spasial). Misal: pasien mungkin tidak dapat memakai

    pakaian tanpa bantuan.

    c. Kehilangan sensori: kehilangan kemampuan untuk merasakan posisi dangerakan tubuh juga untuk menginterpretasikan stimulasi visual, taktil dan dan

    auditorius.

    d. Kerusakan fungsi kognitif: lapang perhatian terbatas, kesulitan pemahaman,lupa, dan kurang motivasi. Masalah psikologik yang umum terjadi adalah

    bermusuhan, frustasi, dendam dan kurang kerjasama.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    20/56

    4. Disfungsi Kandung Kemih: inkontinensia urine sementara karena konfusi,ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk

    menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural.

    (Brunner & Suddarth, 2002)

    Manifestasi Kli nis Stroke Akut Dapat Berupa:

    1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbulmendadak

    2. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguanhemisensori)

    3. Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma)4. Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan)5. Disartria (bicara pelo atau cadel)6. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia7. Ataksia (trunkal atau anggota badan)8. Vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala.

    (Kapita Selekta, 2000)

    Gejala-gejala awal yang per lu diwaspadai:

    1. Tulisan tiba-tiba menjadi jelek dan tidak karuan2. Tangan seringkali tidak menuruti perintah3. Benda yang semula dipegang terlepas dengan sndirinya tanpa disadari4. Sering gagal memasukkan kancing baju5. Kalau makan selalu berceceran6. Tanpa disadari alas kaki kerap lepas saat berjalan7. Tidak terampil mngenakan alas kaki, harus dibantu dengan tangan.8. Rasa kebas atau tebal pada ajah seisi dengan atau tanpa diikuti dengan rasa kebas

    pada anggota gerak pada sisi yang sama.

    9. Jika membuka mata, merasa pusing dan berputar yang sering disertai denganmual dan muntah.

    (Sutrisno, 2007)

    G.KomplikasiKomplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan darah serebral, dan

    luasnya area cedera. (Brunner & Suddarth, 2002)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    21/56

    Ada tiga komplikasi utama pada stroke hemoragik antara lain: vasospasme,

    hidrosefalus, dan disritmia.

    1. VasospasmeEtiologi dari vasospasme belum jelas. Ada perkiraan terjadi korlasi positif

    antara ukuran hemoragi yang tampak pada skan CT dengan perkembangan

    spasme. Terjadi pelepasan ion-ion kalsium dari sel-sel darah merah yang lisis,

    dan diyakini bahwa ion kalsium merupakan mediator spasme. Telah ditunjukkan

    suatu keberhasilan dari penggunaan nipodipin setelah hemoragi subarkhnoid,

    meningkatkan hasil-hasil yang diharapkan dari pasien setelah terjadi pendarahan.

    Mungkin terjadi respon inflamasi pada hemoragi subaraknoid, dan keadaan ini

    dapat menstimulasi pelepasan mediator vasoaktif.

    Terapi hemodilus hipervolmik telah menjadi sesuatu yang terkenal dalam

    pengobatan vasospasme. Terapi triple H ini terdiri atas ekaspansi hipervolemik,

    hemodilusi, dan induksi hipertnsi pada pasien pascaoperasi. Hipervolemia

    dilakukan dengan ekspansi volume, menggunakan baik larutan koloid maupun

    kristaloid untuk membuat tekanan desak kapiler pulmonal mendekati nilai 14

    mmHg (nilai dasar aalah 6-8 mmHg) dan curah jantung 6,5 sampai 8L/menit

    (normal 4,5-5,0 L/menit). Hemodilusi menurunkan viskositas darah, menurunkan

    infark serta meningkatkan transpor oksigen yang bertujuan untuk mengurangi

    hemaokrit sampai 15% sampai 20%. Agen-agen presor digunakan untuk

    menginduksi hipertensi, sering digunakan kombinasi dobutamin dan dopamin.

    Sasarannya adalah untuk mempertahankan tekanan darah sistolik lebih tinggi dari

    20 mmHg di atas nilai normal. (Hudak Gallo,1996)

    2. HidrosefalusHidrosefalus menandakan adanya ketidakseimbangan antara pembentukan

    dan reabsorpsi dari CSS. Jika terdapat darah pada ruang subaraknoid maka sel-sel

    darah merah tersebut dapat menyumbat salua yang sangat kecil yang menuju satu

    ventrikel ke ventrikel lain. Jika itu terjadi maka berkembang hidrosefalus

    obstruksi pada pasien sehingga akan menyumbat aliran CSS normal, seringkali

    terjadi antara ventrikel ketiga dan keempat. Juga terdapat masalah reabsorbsi

    potensial jika terdapat darah dalam spasium subaraknoid. Sel-sel darah merah

    menyumbat vili araknoid, membahayakan reabsorbsi dan mengakibatkan

    hidrosefalus komunikan . Mungkin dipasang pirau, sering antara salah satu

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    22/56

    ventrikel lateral dengan kavitas peritonial (pirau V-P) untuk mengalirkan CSS

    dan menghilangkan hidrosefalus. (Hudak Gallo,1996)

    3. DisritmiaMungkin karena dalam CSS yang membasahi batang otak mengiritasi area

    tersebut. Batang otak mempengaruhi frekuensi jantung, sehingga adanya iritasi

    kimia dapat mengakibatkan ketidakteraturan ritme jantung. (Hudak Gallo,1996)

    4. Pendarahan UlangMengalami pendarahan ulang pada aneurisme yang tidak diperbaiki.

    (Hudak Gallo,1996)

    5. Peningkatan Tekanan IntrakranialMerupakan potensial komplikasi. Ini mungkin sebagai akibat dari iskemia

    setelah stroke dimana darah menyebabkan efek terhadap massa lesi. Keadaan ini

    mungkin diakibatkan malformasi arterivenoasa, atau aneurisme, atau mungkin

    post operatif setelah manipulasi otak selama kraniotomi.

    Intervensi yang dapat dilakukan seperti hiperventilasi, penggunaan

    osmotik, steroid, koma barbiturat, hipotermia, intubasi , penggunaan agens

    paralisis, dan pembatasan cairan juga merupakan tindakan yang sangat

    bermanfaat dalam mengatasi komplikasi ini. Osmotik tidak digunakan jika

    hemoragi aktif serebral, bagaimanapun karena osmotik dapat meningkatkan

    pendarahan dengan mengerutkan otak dn melepaskan efek temponade dari

    pembuluh yang bocor. (Hudak Gallo,1996)

    6. EpilepsiAdanya lesi pada mesensefalon, talamus dan kortek serebri akibat stroke

    dapat menyebabkan ketidakseimabangan ion yang mengubah lingkungan kimia

    dari neuron. Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan membran neuron

    mengalami depolarisasi. Sehingga impuls dari otak terjadi dalam bentuk ledakan

    sewaktu-waktu sebuah sel saraf untuk melakukannya. Kadang-kadang sel-sel ini

    terus menerus memancar setelah tugas selesai. Selama periode pelepasan yang

    tidak diinginkan, bagian-bagian tubuh dikontrol oleh pesan-pesan yang tidak

    diinginkan sehingga terjadi gerakan-gerakan fisik yang tidak teratur. (Prince,

    1995)

    7. I nf eksi dan sepsis8. Pneumonia, dekubi tus, inkontinensia akibat tir ah bar ing yang lama.

    (Darmoyo, 1999)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    23/56

    Selama perawatan dapat terjadi komplikasi. Seluruh komplikasi ini harus

    mendapatkan perhatian dari awal sehingga dapat diatasi dan diantisipasi sehingga

    tidak menjadi fatal. Komplikasi yang terjadi bisa beberapa organ atau aspek.

    1. Komplikasi Neurologik: Edema otak, kejang, tekanan tinggi intrakranial, infarkberdarah, stroke iskemik berulang, delirium akut, depresi.

    2. Komplikasi paru-paru: obstruksi jalan nafas, hipoventilasi, aspirasi, pneumonia3. Komplikasi kardiovaskuler: miokard infark, aritmia, dekompensasi kordis,

    hipertensi, emboli paru

    4. Komplikasi nutrisi/gastrointestinal: ulkus, pendarahan lambung, konstipasi,dehidrasi, gangguan elektrolit, malnutrisi, hiperglikemia.

    5. Komplikasi traktus urinarius: inkontinensia, infeksi6. Komplikasi ortopedi-kulit: dekubitus, kontraktur, nyeri sendi bahu, jatuh-fraktur

    (Unit Stroke, 2007)

    H.Proses Keperawatan1. Pengkajian

    a. Pengumpulan dataPengumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang status kesehatan

    klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial budaya, spiritual,

    kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya

    hidup klien. (Marilynn E. Doenges et al, 1998)

    1)Identitas klienMeliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,

    pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,

    nomor register, diagnosa medis.

    2)Keluhan utamaBiasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo,

    dan tidak dapat berkomunikasi.

    3)Riwayat penyakit sekarangSerangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada

    saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,

    muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan

    separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

    4)Riwayat penyakit dahulu

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    24/56

    Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,

    riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti

    koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.)

    5)Riwayat penyakit keluargaBiasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes

    militus.

    6)Riwayat psikososialStroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk

    pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga

    sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien

    dan keluarga

    7)Pola-pola fungsi kesehatana) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

    Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan alkohol, penggunaan obat

    kontrasepsi oral.

    b) Pola nutrisi dan metabolismeAdanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah

    pada fase akut.

    c) Pola eliminasiBiasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya terjadi

    konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.

    d) Pola aktivitas dan latihanAdanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori

    atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah

    e) Pola tidur dan istirahatBiasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang

    otot/nyeri otot

    f) Pola hubungan dan peranAdanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran

    untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.

    g) Pola persepsi dan konsep diriKlien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak

    kooperatif.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    25/56

    h) Pola sensori dan kognitifPada pola sensori klien mengalami gangguan penglihatan/kekaburan

    pandangan, perabaan/sentuhan menurun pada muka dan ekstremitas yang

    sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses

    berpikir.

    i) Pola reproduksi seksualBiasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari beberapa pengobatan

    stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis histamin.

    j) Pola penanggulangan stressKlien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena

    gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.

    k) Pola tata nilai dan kepercayaanKlien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak

    stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

    8)Pemeriksaan fisika) Keadaan umum

    (1)Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran(2)Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti,kadang tidak bisa bicara

    (3)Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasib) Pemeriksaan integumen

    (1)Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jikakekurangan cairan maka turgor kulit akan jelek. Di samping itu perlu

    juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol

    karena klien stroke hemoragik harus bedrest 2-3 minggu

    (2)Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis(3)Rambut : umumnya tidak ada kelainan

    c) Pemeriksaan kepala dan leher(1)Kepala : bentuk normocephalik(2)Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi(3)Leher : kaku kuduk jarang terjadi

    d) Pemeriksaan dada

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    26/56

    Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,

    wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat

    penurunan refleks batuk dan menelan.

    e) Pemeriksaan abdomenDidapatkan penurunan peristaltik usus akibat bedrest yang lama, dan

    kadang terdapat kembung.

    f) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anusKadang terdapat incontinensia atau retensio urine

    g) Pemeriksaan ekstremitasSering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

    h) Pemeriksaan neurologi(1)Pemeriksaan nervus cranialis

    Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

    (2)Pemeriksaan motorikHampir selalu terjadi kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu

    sisi tubuh.

    (3)Pemeriksaan sensorikDapat terjadi hemihipestesi.

    (4)Pemeriksaan refleksPada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.

    Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli

    dengan refleks patologis.

    9) Pemeriksaan penunjanga) Pemeriksaan radiologi

    (1) CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel,atau menyebar ke permukaan otak.

    (2) MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik. (MarilynnE. Doenges, 2000)

    (3) Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan sepertianeurisma atau malformasi vaskuler.

    (4) Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung,apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu

    tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.

    b) Pemeriksaan laboratorium

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    27/56

    (1) Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpaipada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil

    biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari

    pertama.

    (2) Pemeriksaan darah rutin(3) Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi

    hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan

    kemudian berangsur-angsur turun kembali.

    (4) Pemeriksaan darah lengkap : unutk mencari kelainan pada darah itusendiri.

    System Skore

    Untuk membedakan jenis stroke

    Skore Stroke Siriraj: (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x Vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x

    tekanan diastolik)(3 x petanda ateroma)12

    Skore > 1 = pendarahan supratentorial

    Skore -1 s.d. 1 = perlu CT scan

    Skore < 12 +infark serebri

    Derajat kesadaran: 0= komposmentis, 1= somnolen, 2= stupor/koma

    Vomitus: 0= tidak ada, 1= ada

    Nyeri kepala: 0= tidak ada, 1= ada

    Nyeri kepala: 0= tidak ada, 1= ada

    Ateroma: 0= tidak ada, 1= salah satu atau lebih: diabetes, angina, penyakit pembuluh darah.

    (Kapita Selekta, 2000)

    Skor yang dipakai pada perawatan stroke:

    1 Nihhs (national institute of health stroke scale)adalah skala penilaian yang dilakukanpada pasien stroke untuk melihat kemajuan hasil perawatan fase akut. Penilaian ini

    dilakukan dua kali yaitu pada saat masuk(hai pertama perawatan) dan saat keluar dari

    prawatan. Perbedaan nilai saat masuk dan keluar dapat dijadikan salah satu patokan

    keberhasilan perawatan.

    1a. Derajat kesadaran 0= sadar penuh

    1= somnolen

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    28/56

    2= stupor

    3= koma

    1b. Menjawab pertanyaan 0= dapat menjawab dua pertanyaan dengan benar (mis:

    bulan apa sekarang dan usia pasien)

    1= hanya dapat menjawab satu pertanyaan dengan

    benar/tidak dapat berbicara karena terpasang pipa

    endotrakea atau disartria

    2= tidak dapat menjawab kedua pertanyaan dengan

    benar/afasia/stupor

    1c. Mengkuti perintah 0= dapat melakukan dua perintah dengan benar (mis

    buka dan tutup mata, kepal dan buka tangan pada sisi

    yang sehat)

    1= hanya dapat melakukan satu perintah dengan benar

    2= tidak dapat melakukan kedua perintah dengan benar

    1. Gerakan horizontal 0= normal1= gerakan abnormal anya pada satu mata

    2= deviasi konyugat yang kuat atau paresis konyugat total

    pada kedua mata

    2. Lapang pandang padates konfrontasi

    0= tidak ada gangguan

    1= kuandranopia2= hemianopia total

    3= hemianopia bilateral/buta kortikal

    3. Paresis wajah 0= normal1= paresis ringan

    2= paresis parsial

    3= paresis total

    4. Motorik lengan kanan 0= tidak ada simpangan bila pasien disuruh mengangkatkedua lengannya selama 10 detik

    1= lengan menyimpang ke bawah sebelum 10 detik

    2= lengan tke kasur atau badan atau tidak dapat

    diluruskan secara penuh

    3= tidak dapat melawan gravitasi

    4= tidak ada gerakan

    X = tidak dapat diperiksa

    6. Motorik lengan kiri Idem 5

    2. Motorik tngkai kanan Idem 5(lengan digantai tungkai, dan diangkat bergantian)

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    29/56

    8. Motorik tungkai kiri Idem 79. Ataksia anggota badan 0= tidak ada

    1= pada satu ekstremitas

    2= pada dua atau lebih ekstremitas

    X= tidak dapat diperiksa

    10.Sensorik 0= normal1= defisit parsial yaitu merasa tapi berkurang

    2= defisit berat yaitu jika pasien tidak merasa atau

    terdapat gangguan bilateral

    11.Bahasa terbaik 0= tidak afasia1= afasia ringansedang

    2= afasia berat

    3= tidak dapat bicara(bisu)/ global afasia/ koma

    12.Disartria 0= artikulasi normal1= disartria ringan-sedang

    2= disartria berat

    X= tidak dapat diperiksa

    13.neglect/tidak ada

    atensi

    0= tidak ada

    1= parsial2= total

    Nilai nihhs berkisar antara 0-42. Penilaiannya adalah sebagai berikut:

    Nilai < 4: stroke ringan Nilai antara 4-15 : stroke sedang Nilai > 15 : stroke berat

    Keunggulan nihhs: mempunyai contoh pembelajaran audiovisual yang berisi 6 contohpasien, dapat dilakukan dengan cepat kuarng lebih 15 menit, telah banyak dipergunakan

    dan di validasi, berguna untuk kondisi stroke akut, mudah untuk dipelajari dan skor yang

    dipakai sederhana, tingkat reliabelitasnya tinggi diantara para pengguan skor.

    Kelemahan nihhs: kurang baik untuk stroke karena gangguan sirkulasi posterior, oleh

    karena di dalam skoring terdapat penilaian kemampuan berbahasa dan untuk gangguan di

    batang otak, nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan beratnya defisit yang signifikan.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    30/56

    Korelasi antara nilai nihhs masuk dengan kondisi saat keluar

    Nihhs saat masuk Keluaran

    0-8 Pulang dengan berobat jalan

    9-17 Perawatan rehabilitasi

    18+ Khusus di rumah, perawatan subakut atau perawatan

    khusus di suatu rumah rahabilitasi

    2 Sistem scoring barthel index: untuk memeriksa status ungsional dan kemampuanpergerakan otot/ekstremitas.

    Aktivitas Skor

    Makan/feeding 0= tidak mampu

    1= perlu bantuan untuk memotong, mengoles

    mentega, dan sebagainya, atau perlu mengubah

    diet

    2= independen

    Mandi/ bathing 0= dependen

    1= independen/mandi pancur

    Merawat diri/grooming 0= perlu bantuan untuk perawatan pribadi

    1= independen untuk

    wajah/rambut/gigi/bercukur (peralatan tersedia

    Berpakaian/dressing 0= dependen

    1= perlu bantuan tapi bias melakukan sendiri

    setengah dibantu

    2= independen(termasuk kancing, resleting, pita,

    dan sebagainya)

    Buang air besar/bowels 0= inkotinensia (atau perlu diberi enema)

    1= kadang-kadang kecelakaan

    2= kontinen

    Buang air kecil/bladder 0= inkontinensia, atau terpasang kateter da tidak

    mampu mengatur sendiri

    1= kadang-kadang mengompol (

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    31/56

    berpakaian, dan mengelap)

    Bergerak (dri tempat tidur ke

    kursi dan kembali lagi)/transfer

    0= tidak mampu, tidak seimbang saat duduk

    1= perlu banyak bantuan (satu atau dua orang, fisik)

    bisa duduk

    2= sedikit bantuan (verbal atau fisik)

    3= independen

    Mobilitas (pada tempat

    datar)/mobility

    0= immobile atau < 50 yards

    1= tergantung pada kursi roda, termasuk di sudut, >

    50 yards

    2= berjalan dengan bantuan satu orang (verbal atau

    fisik), > 50 yards

    3= independen (tetapi mungkin perlu bantuan

    misalnya tongkat), > 50 yards

    Tangga/stairs 0= tidak mampu

    1= perlu bantuan (verbal, fisik, membawa alat

    bantu)

    2= independen

    Total 0-20

    Skor total bias digunakan untuk memeperkirakan tingkat ketergantungan. Sebagai

    pedoman kasar, skor 14 sering kali sesuai dengan tingkat bantuang yang didapatkan di

    rumah jompo, skor total 10 mungkin hanya sesuai dengan kepulangan ke rumah disertai

    dukungan maksimal dan selalu didampingi perawat.

    Keunggulan barthel index: mempunyai reliabelitas dan validitas tinggi, mudah dan

    cukup sensitive untuk mengukur perubahan fungsi serta keberhasilan rehabilitasi.

    Kelemahan barthel index: tidak merupakan skala ordinat dan tiap penilaiannya tidak

    menunjukkan berat ringannya fungsi kehidupan sehari-hari(Unit stroke, 2007)

    2. Diagnosa Keperawatana. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengab interupsi aliran darah :

    gangguan oklusi, hemoragi, vasospasme serebral dan edema serebral.

    b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan neuromuskular :kelemahan, flaksid/paralisis hipotonik ( awal ), paralisis spastis, kerusakan

    perseptual/kognitif.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    32/56

    c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/koordinasi otot,

    kerusakan perseptual/kognitif, nyeri/ketidaknyamanan, depresi.

    d. Gangguan harga diri ( uraikan ) berhubungan dengan perubahan biofisik,psikososial, perceptual ( kognitif )

    e. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai kondisi, prognosis danpengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan, keterbatasan kognitif,

    kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber

    informasi.

    f. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan otak.g. Resiko tinggi terhadap kerusakan menelan berhubungan dengan kerusakan

    neuromuscular.

    3. Rencana KeperawatanDiagnosa 1

    Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengab interupsi aliran darah :

    gangguan oklusi, hemoragi, vasospasme serebral dan edema serebral.

    Ditandai dengan :

    a. Perubahan suhu kulit ( dingin pada ekstremitas ), warna biru atau ungub. Perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memoric. Perubahan dalam respons motorik/sensori, gelisahd. Defisit sensori, bahasa, intelektual, dan emosie. Perubahan tanda-tanda vital ( denyut arteri tidak teraba )Kriteria Hasil/Kriteria Evaluasi :

    a. Mempertahankan tingkat kesadaran membaik, fungsi kognitif, dan motorik atausensori

    b. Mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tidak adanya tanda-tandapeningkatan TIK

    c. Menunjukkan tidak ada kelanjutan kekambuhand. Memperlihatkan penurunan tanda dan gejala kerusakan jaringan

    Tindakan/Intervensi Rasional

    Mandiri

    1. Tentukan faktor yang berhubungan Mempengaruhi intervensi. Kerusakan

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    33/56

    dengan keadaan atau penyebab

    khusus selama penurunan perfusi

    serebral dan potensial terjadinya

    peningkatan TIK

    2. Observasi dan catat status neurologissesering mungkin dan bandingkan

    dengan keadaan normalnya.

    3. Observasi tanda-tanda vital seperti :a. Adanya hipertensi atau hipotensi,

    bandingkan hasil yang terbaca

    pada kedua lengan.

    b. Frekuensi dan irama jantung,auskultasi adanya murmur

    c. Catat pola dan irama daripernapasan, seperti periode apnea

    setelah pernapasan hiperventilasi,

    pernapasan Cheyne-Stokes

    tanda atau gejala neurologis atau

    kegagalan memperbaikinya setelah fase

    awal memerlukan tindakan untuk

    melakukan pemantauan terhadappeningkatan TIK.

    Mengetahui tingkat kesadaran, risiko

    peningkatan TIK, mengetahui lokasi,

    luas dan kemajuan atau resolusi

    kerusakan SSP. Menunjukkan TIA

    yang merupakan tanda-tanda

    thrombosis CVS baru.

    a.Variasi terjadi karena tekanan atautrauma serebral pada daerah

    vasomotor otak. Hipertensi atau

    hipotensi postural dapat menjadi

    presipitasi. Hipotensi terjadi karena

    syok ( kolaps sirkulasi vaskuler ).

    Peningkatan TIK terjadi karena

    edema, formasi bekuan darah.

    Tersumbatnya arteri subklavia

    ditandai adanya perbedaan tekanan

    pada kedua lengan.

    b.Perubahan terutama bradikardiaterjadi akibat kerusakan otak.

    Disritmia dan murmur pertanda

    adanya penyakit jantung yang

    menjadi pencetus CVS ( seperti

    Stroke setelah IM )

    c.Ketidakteraturan pernapasanmenggambarkan lokasi kerusakan

    serebral atau peningkatan TIK dan

    kebutuhan untuk intervensi

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    34/56

    4. Evaluasi pupil, catat ukuran, bentuk,kesamaan, dan reaksinya terhadap

    cahaya.

    5. Catat perubahan dalam penglihatan,seperti adanya kebutaan, gangguan

    lapang pandang atau kedalaman

    persepsi.

    6. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi,seperti fungsi bicara.

    7. Letakkan kepala dengan posisi agakditinggikan dan dalam posisi anatomis

    ( netral )

    8. Pertahankan keadaan tirah baring,ciptakan lingkungan yang tenang,

    batasi aktivitas sesuai indikasi.

    Berikan istirahat secara periodik

    antara aktivitas perawatan.

    9. Cegah terjadinya mengejan saatdefekasi, dan pernapasan yang

    memaksa ( batuk terus menerus )

    selanjutnya.

    Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial

    okulomotor ( III ) berguna menentukan

    apakah batang otak masih baik. Ukurandan kesamaan pupil ditentukan oleh

    keseimbangan antara persarafan

    simpatis dan parasimpatis. Respons

    terhadap refleks cahaya

    mengkombinasikan fungsi dari saraf

    cranial optikus ( II ) dan saraf kranial

    okulomotor ( III )

    Gangguan penglihatan yang spesifik

    mencerminkan daerah otak yang

    terkena, mengindikasikan keamanan

    yang harus mendapatkan perhatian dan

    mempengaruhi intervensi.

    Perubahan dalam isi kognitif dan bicara

    merupakan indikator dari lokasi atau

    derajat gangguan serebral dan

    mengindikasikan penurunan atau

    peningkatan TIK.

    Menurunkan tekanan arteri dengan

    meningkatkan drainase dan

    meningkatkan sirkulasi atau perfusi

    serebral.

    Aktivitas atau stimulus yang kontinu

    dapat meningkatkan TIK. Istirahat total

    dan ketenangan diperlukan untuk

    pencegahan terhadap perdarahan stroke

    hemoragik atau perdarahan lainnya.

    Valsava manuver dapat meningkatkan

    TIK dan memperbesar risiko terjadinya

    perdarahan.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    35/56

    10. Berikan oksigen sesuai indikasi

    Kolaborasi

    1. Berikan obat sesuai indikasia. Antikoagulasi, misal natrium

    warfarin, heparin, antitrombosit (

    ASA ), dipiridamol.

    b. Antifibrolitik misal asamaminokaproid

    Menurunkan hipoksia yang

    menyebabkan vasodilatasi serebral dan

    tekanan meningkat atau terbentuknya

    edema

    a.Meningkatkan atau memperbaikialiran darah serebral dan mencegah

    pembekuan karena embolus atau

    thrombus.

    b.Meningkatkan atau memperbaikialiran darah serebral dan mencegah

    pembekuan karena embolus atau

    thrombus. Merupakan kontraindikasi

    pada klien hipertensi akibat

    peningkatan risiko perdarahan.

    Diagnosa2

    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan neuromuskular :

    kelemahan, flaksid/paralisis hipotonik ( awal ), paralisis spastis, kerusakan

    perseptual/kognitif.

    Ditandai dengan :

    a. Ketidakmampuan bergerak dalam lingkungan fisikb. Kerusakan koordinasic. Keterbatasan rentang gerakd. Penurunan kekuatan/control ototKriteria hasil/kriteria Evaluasi :

    a. mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan oleh takadanyakontraktur, footdrop.

    b. Mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkenaatau kompensasi.

    c. Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.d. Mempertahankan intigritas kulit.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    36/56

    TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri

    1.

    Kaji kemampuan secara funsional/luasnyakerusakan awal dan dengan cara yang teratur.

    Klasifikasi melalui skala 0-4. (rujuk pada

    MK: Trauma kranioserebral, DK: Mobilitas

    Fisik, kerusakan, hal. 282)

    2. Ubah posisi minimal setiap 2 jam(telenteng,miring), dan sebagainya dan jika

    memungkinkan bias lebih sering jika

    diletakkan dalam posisi bagian yang

    terganggu.

    3. Letakkan pada posisi telungkup satu kali ataudua kali sehari jika pasien dapat

    mentoleransinya.

    4. Mulailah melakukan latihan rentang gerakaktif dan pasif pada semua ekstremitas saat

    masuk. Anjurkan melakukan latihan seperti

    latihan quadrisep/gluteal, meremas bola karet,

    melebarkan jari-jari dan kaki/telapak.

    5. Sokong ekstremitas dalam posisifungsionalnya, gunakan papan kaki (foot

    board) selama periode paralisis flaksid.

    Pertahankan posisi kepala netral.

    1.

    Mengidentifikasi kekuatan/kelemahandan dapat memberikan informasi

    mengenai pemulihan. Bantu dalam

    pemilihan terhadap intervensi, sebap

    teknik yang berbeda digunakan untuk

    paralisis spastic dengan flaksid.

    2. Menurunkan resiko terjadinyatraumaiskemia jaringan. Daerah yang

    terkena mengalami

    perburukan/sirkulasi yang lebih jelek

    dan menurunkan sensasi dan lebih

    besar menimbulkan kerusakan pada

    kulit/dekubitus

    3. Membantu mempertahankan ekstensipinggul fungsional; tetapi

    kemungkinan akan meningkatkan

    ansietas terutama mengenai

    kemampuan pasien untuk bernafas.

    4. Meminimalkan atrofi otot,meningkatkan sirkulasi, membantu

    mencegah kontraktur. Menurunkan

    resiko terjadinya hiperkalsiuria dan

    osteoporosis jika masalah utamanya

    adalah perdarahan. Catatan : stimulasi

    yang berlebihan dapat menjadi

    pencetus adanya perdarahan berulang.

    5. Mencegah kontraktur/footdrop danmemfasilitasi kegunaanya jika

    berfungsi kembali. Paralisis flaksid

    dapat mengganggu kemampuannya

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    37/56

    6.

    Gunakan penyangga lengan ketika pasienberada dalam posisi tegak, sesuai indikasi.

    7. Evaluasi penggunaan dari/kebutuhan alatbantu untuk pengaturan posisi atau pembalut

    selama periode paralisis spastic.

    8. Tempatkan bantal dibawah aksila untukmelakukan abduksi pada tangan

    9. Tinggikan tangan dan kepala.

    10.Tempatkan hend roll keras pada telapaktangan dengan jari-jari dan ibu jari-jari saling

    berhadap.

    11.Posisi lutut dan panggul dalam posisiekstensi.

    12.Pertahankan kaki dalam posisi netral denganulungan/bantalan trokanter.

    13.Gunakan papan kaki secara berganti, jikamemungkinkan.

    14.Bantu untuk mengembangkan keseimbanganduduk ( seperti meninggikan bagian kepala

    tempat tidur, bantu untuk duduk disisi tempat

    untuk menyangga kepala, dilain pihak

    paralisis spastic dapat mengarah pada

    deviasi kepala ke salah satu sisi.

    6.

    Selama paralisis flaksid, penggunaanpenyangga dapat menurunkan risiko

    terjadinya subluksasio lengan dan

    sindrom bahu lengan

    7. Kontraktur fleksi dapat terjadi akibatdari otot fleksor lebih kuat

    dibandingkan dengan otot ekstensor.

    8. Mencegah abduksi bahu dan fleksisiku.

    9. Meningkatkan aliran balik vena danmembantu mencegah terbentuknya

    edema.

    10.Alas/dasar yang keras menurunkanstimulasi fleksi jari-jari,

    mempertahankan jari-jari dan ibu jari

    pada posisi normal (posisi anotomis).

    11.Mempertahankan posisi fungsional.

    12.Mencegah rotasi eksternal padapinggul.

    13.Penggunaan yang kontinu (setelahperubahan pada paralisis flaksid ke

    spastik) dapat menyebapkan tekanan

    yang berlebihan pada sendi peluru

    kaki, meningkatkan spstisitas, dan

    secara nyata meningktkan fleksi

    plantar.

    14.Membantu dalam melatih kembalijaras saraf, meningkatkan respons

    proprionseptik dan motorik

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    38/56

    tidur, biarkan pasien menggunakan.Kekuatan

    tangan untuk menyokong berat badan dan

    kaki yang kuat untuk memindahkan kaki

    yang sakit, meningkatkan waktu duduk dankeseimbangan dalam berdiri seperti letakkan

    sepatu yang datar.sokong bagian belakang

    dan bawah pasien dengan tangan sambil

    meletakkan lutut penolong diluar lutut pasien,

    bantu menggunakan alat pegangan pararel

    dan walker.

    15.Observasi daerahyang terkena termasukwarna, edema, atau tanda lain dari gangguan

    sirkulasi.

    16.Inspeksi kulit terutama pada daerah yangmenonjol secara teratur.lakukan masase

    secara hati-hati pada daerah kemerahan dan

    berikan alat bantu seperti bantalan lunak kulit

    sesuai kebutuhan.

    17.Bangunkan dari kursi sesegera mungkinsetelah tanda-tanda vital stabil kecuali pada

    hemoragik serebral.

    18.Alasi kursi duduk dengan busa atau balon airdan bantu pasien untuk memindahkan berat

    badan dengan interval yang teratur.

    19.Susun tujuan dengan pasien atau orang

    15.Jaringan yang mengalami edema lebihmudah mengalami trauma dan

    penyembuhannya lambat

    16.Titik-titik tekanan pada daerah yangmenonjol paling berisiko untuk

    terjadinya penurunan

    perfusi/iskemia.stimulasi sirkulasi dan

    memberikan bantalan membantu

    mencegah kerusakan kulit dan

    perkembanganyaa dekubitus.

    17.Membantu mentabilkan tekanan darah(tonus vasemotor terjaga

    ).meningkatkan keseimbangan

    ekstermitas dalam posisi normal dan

    pengosongan kantung kemih/ginjal.

    Menurunkan resiko terjadinya batu

    kandung kemih dan infeksikarena urin

    yang statis.

    18.Mencegah/ menurunkan tekanankoksigeal/ kerusakan kulit

    19.Meningkatkan harapan terhadap

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    39/56

    terdekat untuk berpartisipasi dalam aktivitas

    /latihan mengubah posisi

    20.Anjurkan pasien untuk membantu pergerakandan latihan dengan menggunakan ekstermitas

    yang tidak sakit untuk menyokong /

    menggerakkan daerah tubuh yang mengalami

    kelemahan.

    Kolaborasi

    1. Berikan tempat tidur dengan matras bulat,tempat tidur aitr, alat flotasi, atau tempat

    tidurkhusus (seperti tempat tidur kinetik)

    sesuai indikasi

    2. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secaraaktif, latihan resistif, dan ambulasi fasien

    3. Bantulah dengan stimulasi elektrik,sepertiTENS sesuai indikasi

    4. Berikan obat relaksan otot, antispasmodiksesuai indikasi,seperti baklofen, dantrolen

    perkembangan/ peningkatan dan

    memberikan prasaan kontrol/

    kemandirian

    20.Dapat berespon denganbaik jikadaerah yang sakit tidak menjadi lebih

    terganggu dan memerlukan dorongan

    serta latihan aktif untuk menyatukan

    kembali sebagai bagian dari tubuhnya

    sendiri

    1. Meningkatkan distribusi merata beratbadan yang menurunkan tekanana

    pada tulang tertentu dan membantu

    untuk mencegah kerusakan kulit

    .tempat ini khusus membantu denagn

    letak pasien obesitas,meningkatkan

    sirkulasi dan menurunkan terjadinya

    vena statis untuk menurunkan resiko

    terhadap cedera pada jaringan dan

    komplikasi seperti ortostatik

    2. Program yang khusus dapatdikembangkan untuk menemukan

    kebutuhan yang berati /menjaga

    kekurangan tersebut dalam

    keseimbangan,koordinasi dan

    kekuatan.

    3. Dapat membantu memulihkankekuatan otot dan meningkatkan

    kontrol otot volunter.

    4. Mungkin di perlukan untukmenghilangkan spastisitas pda

    ekstermitas yang terganggu

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    40/56

    Diagnosa 3

    Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,

    penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/koordinasi otot, kerusakan

    perseptual/kognitif, nyeri/ketidaknyamanan, depresi.

    Ditandai dengan :

    Kerusakan kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari contoh

    ketidakmampuan makan, mandi, memasang atau melepasakan pakaian, dan toileting.

    Kriteria hasil/Kriteria Evaluasi :

    a. Mendemonstrasikan teknik/perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhanperawatan diri.

    b. Melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri.c. Mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas memberikan bantuan sesuai

    kebutuhan.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    41/56

    TINDAKAN /INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri

    1. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan(dengan menggunakan skala 0-4) untukmelakukan kebutuhan sehari-hari.

    2. Hindari melakukan sesuatu untuk pasienyang dapat di lakukan pasien sendiri

    ,tetapi berikan bantuan sesuai kbutuhan.

    3. Sadari perilaku /aktivitas infulsifkarnagangguan dalam mengambil keputusan.

    4. Pertahankan dukungan ,sikap yang tegas.beri pasien waktu yang cukup untuk

    mengerjakan tugasnya.

    5. Berikan unpan balik yang positif untuksetiap usaha yang di lakukan atau

    keberhasilannya.

    6. Buat rencana terhadap gangguanpenglihatan yang ada ;seperti:

    Letakkan makanan dan alat-alatlainnya pada sisi pasien yang tidak

    sakit

    Sesuaikan tempat tidur sehingga sisitubuh pasien yang tidak sakit

    menghadap ke ruangan dengan sisi

    menghadap ke dinding.

    1. Membantu dalammengantisipasi/merencanakan pemenuhankebutuhan secara individual.

    . Pasien ini mungkin menjadi sangatketakutan dan sangat tergantung dan

    meskipun bantuan yang di berikan

    bermampaat dalam mencegah frustasi

    ,adalah penting bagi pasien untuk

    melakukan sebanyak mungkin untuk diri

    sendiri untuk mempertahankan harga diri

    dan meningkatkan pemulihan.

    . Dapat menunjukkan kebutuhan intervensidan pengawasan tambahan untuk

    meningkatkan keamanan pasien.

    . Pasien akan memerlukan empati tetapi peluu tuk mengetahwi pemberi asuhan yang

    akan membantu pasien secara konsisten .

    5. Meningkatkan perasaan makna diri.meningkatkan kemandirian,dan

    mendorong pasien untuk berusaha secara

    kontinu.

    .

    Pasien akan dapat melihat untukmemakan makananya.

    Akan dapat melihat jika naik /turu daritempat tidur ,dapat mengobsevasi

    orang yang dating ke ruangan tersebut.

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    42/56

    Posisikan perabot menjauh dinding.

    7. Gunakan alat pribadi ,seperti kombinasipisau bercabang sikat tangkai

    panjang,tangkai panjang untuk

    mengambil sesuatu dari lantai kursi mandi

    pancuran kloset duduk yang agak tinggi .

    8. Kaji kemampuan pasien untukberkomunikasi tentang kbutuhannya utuk

    menghindari dan atau kemampuan untuk

    menggunakan urinal,bedpan.bawa pasien

    ke kamar mandi dengan teratur atau

    interval waktu tertentu untuk berkemih

    jika memungkinkan.

    9. Identifikasi kebiasaan depekasisebelumnya dan kembalikan kepada

    kebiasaan pola normal tersebut.kadar

    makanan yang berserat anjurkan untuk

    minum banyak dan tingkatkan aktivitas.

    Kolaborasi

    1. Berikan obat supositoria dan pelunakfeses.

    2. Konsultasi dengan ahli fisioterapi/ahliterapi okupasi.

    Memberi keamanan ketika pasienbergerak di ruangan untuk

    menurunkan resiko jatuh /terbentur

    perabot tersebut .7. Pasien dapat menangani diri sendiri

    ,meningkatkan kemandirian dan harga diri.

    . Mungkin mengalami gangguan sarafkandung kemih,tidak dapat mengatakan

    kebutuhannya pada fase pemulihan

    akut,tetapi biasanya dapat mengontrol

    kembali fungsi ini sesuai perkembangan

    proses penyembuhan.

    . Menkaji perkembangan program latihan(mandiri) dan membantu dalam

    pencegahan konstipasi dan sembelit

    (pengaruh jangka panjang).

    . Mungkin dibutuhkan pada awal untukmembantu menciptakan /meransang fungsi

    defekasi teratur.

    . Memberikan bantuan yang mantap untukmengembagkan rencana terapi dan

    mengidentifikasi kebutuhan alat

    penyongkong khusus.

    Diagnosa 4

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    43/56

    Gangguan harga diri ( uraikan ) berhubungan dengan perubahan biofisik,

    psikososial, perceptual ( kognitif )

    Ditandai dengan :

    a. Perubahan aktual dalam struktur dan/atau fungsi.b. Perubahan dalam pola biasanya dari tanggung jawab/kapasitas fisik untuk

    melaksanakan peran.

    c. Respons verbal/nonverbal terhadap perubahan aktual atau yang dirasakan.d. Perasaan negatif tentang tubuh, perasaan putus asa/tidak berdaya.e. Berfokus pada kekuatan, fungsi, atau penampilan masa lalu.f. Preokupasi dengan perubahan atau kehilangan.g. Tidak menyentuh/melihat pada bagian tubuh yang sakit.Kriteria hasil/kriteria evaluasi :

    a. Bicara/berkomunikasi dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yangtelah terjadi

    b. Mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dan situasic. Mengenali dan menggabungkan perubahan dalam konsep diri dalam cara yang

    akurat tanpa menimbulkan harga diri negatif

    Tindakan/ intervensi Rasional

    Mandiri

    1. Kaji luasnya gangguan persepsi danhubungkan dengan derajat

    ketidakmampuannya.

    2. Identifikasi arti darikehilangan/disfungsi/perubahan pada

    pasien.

    3. Anjurkan pasien untuk mengekspresikanperasaannya termasuk rasa bermusuhan

    dan perasaan marah.

    4. Catat pasien dapat menunjukkan daerah

    2. Penentuan faktor-faktor secara individumembantu dalam mengembangkan

    perencanaan asuhan/pilihan intervensi.

    3. Kadang kadang pasien menerima danmengatasi gangguan fungsi secara efektif

    dengan sedikit penanganan, dilain pihakada juga orang yang mengalami kesulitan

    dalam menerima dan mengatasi

    kekurangannya

    4. Mendemonstrasikanpenerimaan/membantu pasien untuk

    mengenal dan mulai memahami perasaan

    ini.

    5. Menunjukkan penolakan terhadap bagian

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    44/56

    yang sakit ataukan pasien meningkari

    daerah tersebut dan mengatakan hal

    tersebut telah mati

    5. Akui pernyataan perasaantentangpengingkaran terhadap tubuh;

    tetap pada kenyataan yang ada tentang

    realita bahwa pasien masih dapat

    menggunakan bagian tubuhnya yang

    tidak sakit dan belajar untuk mengontrol

    bagian tubuh yang sakit. Gunakan kata-

    kata (seperti lemah, sakit, kanan-kiri)

    yang tidak mengansumsikan bahwa

    bagian tersebut sebagian bagian dari

    seluruh tubuh.

    6. Tekankan keberhasilan yang kecilsekalipun baik mengenai penyembuhan

    fungsi tubuh ataupun kemandirian pasien

    7. Bantu dan dorong kebiasaan berpakaiandan berdandan yang baik

    8. Dorong orang terdekat untuk memberikesempatan pada melakukan sebanyak-

    banyak mungkin untuk dirinya sendiri

    9. Beri dukungan terhadap perilaku/usahaseperti peningkatan minat/partisipasi

    tubuh tertentu/perasaan negatif terhadap

    citra tubuh dan kemampuan, menandakan

    perlunya intervensi dan dukungan

    emosional.6. Membantu pasien untuk melihat bahwa

    perawat menerima kedua bagian tubuh

    tersebut merupakan satu bagian yang utuh

    dari seseorang. Memberikan kesempatan

    pasien untuk merasakan penghargaannya

    secara penuh dan mulai menerima

    keadaan yang dialami saat sekarang ini.

    7. Mengkonsolidasikan keberhasilanmembantu menurunkan perasaan marah

    dan ketidakberdayaan dan menimbulkan

    perasaan adanya perkembangan.

    8. Membantu peningkatan rasa harga diridan kontrol atas salah satu bagian

    kehidupan.

    9. Membangun kembali rasa kemandiriandan menerima kebanggaan diri dan

    meningkatkan proses rehabilitas . catatan:

    ini mungkin sulit dan menimbulkan rasa

    frustasi pada keluarga/pemberi asuhan

    yang tergantung pada derajat

    ketidakmampuan dan waktu yang

    diperlukan pasien untuk melakukan

    aktivitas secara keseluruhan.

    10.Mengisyaratkan kemungkinan adaptasiuntuk mengubah dan memahami tentang

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    45/56

    pasien terhadap rehabilitasi.

    10.Berikan penguatan terhadap penggunaanalat-alat adaptif,seperti tongkat untuk

    berjalan, kancing/ritsluiting, saku di pahauntuk kateter, dan sebagainya

    11.Pantau gangguan tidur, meningkatknyakesulitan untuk berkonsentrasi

    pernyataan ketidakmampuan untuk

    mengatasi sesuatu, letargi dan menarik

    diri.

    Kolaborasi

    1. Rujuk pada evaluasi neuropsikologisdan/atau konseling sesuai kebutuhan

    peran diri sendiri terhadap kehidupan

    selanjutnya.

    11.Meningkatkan kemandirian, menurunkanketergantungan terhadap orang lain, untukmemenuhi kebutuhan fisik dan pasien

    dapat bersosialisasi lebih aktif lagi

    12.Mungkin merupakan indikasi serangandepresi(umumnya setelah adanya

    pengaruh stroke)yang mungkin

    memerlukan evaluasi dan intervensi

    lanjut.

    1. Dapat memudahkan adaptasi terhadapperubahan peran yang perlu untuk

    perasaan/merasa menjadi orang yang

    produktif.

    Diagnosa 5

    Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ), mengenai kondisi, prognosis dan

    pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan, keterbatasan kognitif,

    kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber

    informasi.

    Ditandai dengan :

    a. Meminta informasib. Pernyataan kesalahan informasic. Ketidakakuratan mengikuti instruksid. Terjadinya komplikasi yang dapat dicegahKriteria hasil/kriteria evaluasi :

    a. Berpartisipasi dalam proses belajarb. Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis atau aturan terapeutikc. Memulai gaya hidup yang diperlukan

    Intervensi Rasional

  • 5/27/2018 TUGAS GERONTIK PUJI

    46/56

    1. Evaluasi tipe/derajat dari gangguanpersepsi sensori.

    2. Diskusikan keadaan patologis yangkhusus dan kekuatan pada individu.

    3. Tinjau ulang keterbatasan saat ini dandiskusikan rencana/kemungkinan

    melakukan kembali aktivitas (termasuk

    hubungan seksual).

    4. Tinjau ulang/pertagas kembali pengobatanyang diberikan. Identifikasi cara

    meneruskan program setalah pulang.

    5. Diskusikan rencana untuk memenuhikebutuhan perawatan diri.

    6. Berikan instruksi dan jadwal tertulismengenai aktivitas,pengobatan dan faktor-

    faktor

    7. Anjurkan pasien untuk merujuk padadaftar /komunikasi tertuli atau catatan

    yang ada daripada hanya bergantung pada

    apa yang diingat.

    8. Sarankan pasien menurunkan/membatasistimulasi lingkungan terutama selama

    kegiatan berfikir.

    1. Defisit mempengaruhi pilihan metodepengajaran dan isi/kompleksitas instruksi.

    2. Membantu dalam membangunpengharapan yang realistis danmeningkatkan pemahaman tentang

    keadaan dan kebutuhan saat ini.

    3. Meningkatkan pemahaman, memberikanharapan pada masa dating dan