Trauma Ginjal

8
TRAUMA GINJAL Ginjal terletak di rongga retroperitonium dan terlindung oleh otot-otot punggung di sebelah posterior dan oleh organ- organ intraperitoneal di sebelah anteriornya. Karena itu cedera ginjal tidak jarang diikuti oleh cedera organ-organ yang mengitarinya. trauma ginjal merupakan trauma terbanyak pada sistem urogenital, lebih kurang 10% dari trauma pada abdomen mencederai ginjal. Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam rudapaksa baik tumpul maupun tajam. Penyebab Trauma Cedera ginjal dapat terjadi secara (1) langsung akibat benturan yang mengenai daerah pinggang atau (2) tidak langsung yaitu merupakan cedera deselerasi akibat pergerakan ginjal secara tiba-tiba di dalam rongga retroperitonium. Goncangan ginjal di dalam rongga retroperitonium menyebabkan regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika intima arteri renalis. Robekan ini akan memacu terbentuknya bekuan- bekuan darah yang selanjutnya dapat menimbulkan trombosis arteri renalis beserta cabang-cabangnya. Cedera ginjal dipermudah jika sebelumnya sudah ada kelainan pada ginjal, antara lain hidronefrosis, kista ginjal, atau tumor ginjal. Ada 3 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu 1. Trauma tajam 2. Trauma iatrogenik 3. Trauma tumpul

Transcript of Trauma Ginjal

Page 1: Trauma Ginjal

TRAUMA GINJAL

Ginjal terletak di rongga retroperitonium dan terlindung oleh otot-otot punggung di

sebelah posterior dan oleh organ-organ intraperitoneal di sebelah anteriornya. Karena itu

cedera ginjal tidak jarang diikuti oleh cedera organ-organ yang mengitarinya. trauma ginjal

merupakan trauma terbanyak pada sistem urogenital, lebih kurang 10% dari trauma pada

abdomen mencederai ginjal.

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam

rudapaksa baik tumpul maupun tajam.

Penyebab Trauma

Cedera ginjal dapat terjadi secara (1) langsung akibat benturan yang mengenai daerah

pinggang atau (2) tidak langsung yaitu merupakan cedera deselerasi akibat pergerakan ginjal

secara tiba-tiba di dalam rongga retroperitonium. Goncangan ginjal di dalam rongga

retroperitonium menyebabkan regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika

intima arteri renalis. Robekan ini akan memacu terbentuknya bekuan-bekuan darah yang

selanjutnya dapat menimbulkan trombosis arteri renalis beserta cabang-cabangnya. Cedera

ginjal dipermudah jika sebelumnya sudah ada kelainan pada ginjal, antara lain hidronefrosis,

kista ginjal, atau tumor ginjal.

Ada 3 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu

1. Trauma tajam

2. Trauma iatrogenik

3. Trauma tumpul

Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman pada abdomen bagian atas atau pinggang

merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.

Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi

intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy,

dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di

atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah

diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal .

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya

pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat

kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.

Page 2: Trauma Ginjal

Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma

langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian.

Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain.

Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal

secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel

ginjal atau robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis. 

Trauma ginjal deselerasi 

Trauma ginjal tumpul 

Page 3: Trauma Ginjal

Ada beberapa faktor yang turut menyebebkan terjadinya trauma ginjal. Ginjal yang

relatif mobile dapat bergerak mengenai costae atau corpus vertebrae, baik karena trauma

langsung ataupun tidak langsung akibat deselerasi. Kedua, trauma yang demikian dapat

menyebabkan peningkatan tekanan subcortical dan intracaliceal yang cepat sehingga

mengakibatkan terjadinya ruptur. Yang ketiga adalah keadaan patologis dari ginjal itu sendiri.

Sebagai tambahan, jika base line dari tekanan intrapelvis meningkat maka kenaikan

sedikit saja dari tekanan tersebut sudah dapat menyebabkan terjadinya trauma ginjal. Hal ini

menjelaskan mengapa pada pasien yang yang memiliki kelainan pada ginjalnya mudah terjadi

trauma ginjal.

Klasifikasi Trauma

Tujuan pengklasifikasian trauma ginjal adalah untuk memberikan pegangan dalam

terapi dan prognosis.

Menurut derajat berat ringannya kerusakan pada ginjal, trauma ginjal dibedakan

menjadi (1) cedera minor, (2) cedera mayor, (3) cedera pada pedikel atau pembuluh darah

ginjal. Sebagian besar (85%) trauma ginjal merupakan cedera minor (derajat I dan II), 15%

termasuk cedera mayor (derajat III dan IV), dan 1% termasuk cedera pedikel ginjal.

Klasifikasi trauma ginjal menurut Sargeant dan Marquadt yang dimodifikasi oleh

Federle : :

Derajat Jenis kerusakan

Grade I

· Kontusio ginjal.

· Minor laserasi korteks dan medulla tanpa gangguan pada sistem

pelviocalices.

· Hematom minor dari subcapsular atau perinefron (kadang kadang), 75 – 80

% dari keseluruhan trauma ginjal.

Grade II

- Laserasi parenkim yang berhubungan dengan tubulus kolektivus sehingga

terjadi extravasasi urine.

- Sering terjadi hematom perinefron.

à Luka yang terjadi biasanya dalam dan meluas sampai ke medulla, 10 –

15 % dari keseluruhan trauma ginjal.

Grade III - Laserasi ginjal sampai pada medulla ginjal, mungkin terdapat trombosis

arteri segmentalis.

Page 4: Trauma Ginjal

- Trauma pada vaskularisasi pedikel ginjal, 5 % dari keseluruhan trauma

ginjal

Grade IV- Laserasi sampai mengenai kalikes ginjal.

- Laserasi dari pelvis renal

Grade V- Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis arteri renalis.

- Ginjal terbelah (shattered).

Diagnosis

Kecurigaan terhadap adanya cedera ginjal jika terdapat:

1. Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut bagian atas

dengan disertai nyeri atau didapatkan adanya jejas pada daerah itu.

2. Hematuria.

3. Fraktur costa sebelah bawah (T8-T12) atau fraktur prosesus spinosus vertebra.

4. Trauma tembus pada daerah abdomen atau pinggang.

5. Cedera deselerasi yang berat akibat jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas.

Gambaran klinis yang ditunjukkan oleh pasien trauma ginjal sangat bervariasi

tergantung pada derajat trauma dan ada atau tidaknya trauma pada organ lain yang

menyertainya. Perlu ditanyakan mekanisme cedera untuk memperkirakan luas kerusakan

yang terjadi.

Pada trauma derajat ringan mungkin hanya didapatkan nyeri di daerah pinggang,

terlihat jejas berupa ekimosis, dan terdapat hematuria makroskopik ataupun mikroskopik.

Pada trauma mayor atau ruptur pedikel seringkali pasien dating dalam keadaan syok berat

dan terdapat hematom di daerah pinggang yang makin lama makin membesar. Dalam

keadaan ini mungkin pasien tidak sempat menjalani pemeriksaan PIV karena usaha untuk

memperbaiki hemodinamik seringkali tidak membuahkan hasil akibat perdarahan yang keluar

dari ginjal cukup deras. Untuk itu perlu segera dilakukan eksplorasi laparotomi untuk

menghentikan perdarahan.

 

Pencitraan

Jenis pencitraan yang diperiksa tergantung pada keadaan klinis dan fasilitas yang

dimiliki oleh klinik yang bersangkutan.Pemeriksaan dimulai dari IVP guna menilai tingkat

kerusakan ginjal dan melihat keadaan ginjal kontralateral.

Page 5: Trauma Ginjal

IVP dilakukan jika diduga ada (1) luka tusuk atau luka tembak yang mengenai ginjal,

(2) cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuria makroskopik, dan (3)

cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuria mikroskopik dengan disertai

syok.

Pemeriksaan USG juga dapat dilakukan untuk menemukan adanya kontusio parenkim

ginjal atau hematoma subkapsuler dan dapat pula diperlihatkan adanya robekan kapsul ginjal.

CT scan dapat menunjukkan adanya robekan jaringan ginjal, ekstravasasi kontras

yang luas, dan adanya nekrosis jaringan ginjal serta mendeteksi adanya trauma pada organ

lain.

 

Komplikasi

Jika tidak mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat, trauma mayor dan trauma

pedikel sering menimbulkan perdarahan yang hebat dan berakhir dengan kematian. Selain itu

kebocoran system kaliks dapat menimbulkan ekstravasasi urine hingga menimbulkan

urinoma, abses perirenal, urosepsis, dan kadang menimbulkan fistula renokutan. Dikemudian

hari pasca cedera ginjal dapat menimbulkan penyulit berupa hipertensi, hidronefrosis,

urolitiasis, atau pielonefritis kronis.

 Penatalaksanaan

Pada setiap trauma tajam yang diduga mengenai ginjal harus dipikirkan untuk

melakukan tindakan eksplorasi, tetapi pada trauma tumpul, sebagian besar tidak memerlukan

operasi. Terapi pada trauma ginjal adalah:

1. Konservatif

Tindakan konservatif ditujukan pada trauma minor. Dilakukan observasi

tanda-tanda vital, kemungkinan adanya penambahan massa di pinggang, adanya

pembesaran lingkaran perut, penurunan kadar haemoglobin darah, dan perubahan

warna urine.

Jika selama tindakan konservatif terdapat tanda-tanda perdarahan atau

kebocoran urine yang menimbulkan infeksi, harus segera dilakukan tindakan operasi.

2. Operasi

Operasi ditujukan pada trauma ginjal mayor dengan tujuan untuk segera

menghentikan perdarahan. Indikasi eksplorasi ginjal, yaitu syok yang tidak teratasi

dan syok berulang. Selanjutnya perlu dilakukan debridement, reparasi ginjal atau

Page 6: Trauma Ginjal

tidak jarang harus dilakukan nefrektomi parsial bahkan nefrektomi total karena

kerusakan ginjal yang sangat berat.