TRAUMA ABDOMEN-TRAUMA TAJAM.pptx
-
Upload
martin-susanto -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
Transcript of TRAUMA ABDOMEN-TRAUMA TAJAM.pptx
Latar Belakang
• Trauma tajam abdomen sangat mungkin mengancam nyawa dan harus ditangani dengan hati-hati. Setelah trauma, perut mungkin suatu tempat untuk perdarahan okultisme itu, jika tidak ditemukan dan diperbaiki secepatnya, dapat mengakibatkan konsekuensi buruk.
• Pasien dengan trauma tajam abdomen harus memperoleh penilaian cepat, stabilisasi, dan konsultasi bedah dini untuk memaksimalkan peluang hasil yang sukses.
ANATOMI ABDOMEN
TOPOGRAFI ABDOMEN
Proyeksi Letak Organ Dalam Abdomen
Hipokondrium kanan Epigastrium Hipokondrium kiri Lobus kanan dari hepar Kantung empedu Sebagian dari duodenum Fleksura hepatik dari kolon Sebagian dari ginjal kanan Kelenjar suprarenal kanan
Pilorus gaster Duodenum Pankreas Sebagian dari hepar
Lambung Limpa Bagian kaudal dari pankreas Fleksura lienalis dari kolon Kutub atas dari ginjal kiri Kelenjar suprarenal kiri
Lumbal kanan Umbilikal Lumbal kiri Kolon asendens Bagian bawah dari ginjal
kanan Sebagian daru duodenum
dan jejunum
Omentum Mesenterium Bagian bawah dari
duodenum Jejunum dan ileum
Kolon desendens Bagian bawah dari ginjal kiri Sebagian jejunum dan ileum
Inguinal kanan Hipogastrium Inguinal kiri Sekum Apendiks Bagian akhir dari ileum Ureter kanan
Ileum Kandung kemih Uterus (pada kehamilan)
Kolon sigmoid Ureter kiri Ovarium kiri
Trauma Abdomen
Pendahuluan
Trauma abdomen didefinisikan sebagai cedera yang terjadi anterior dari garis puting ke lipatan inguinal dan posterior dari ujung skapula ke lipatan gluteal.
Klasifikasi Trauma AbdomenTrauma Tumpul•Trauma tumpul paling
sering terjadi pada kasus kecelakaan kendaraan bermotor. Cedera terjadi sekunder terhadap geser, robek, atau kekuatan dampak langsung.
Trauma Tajam•Luka tembak•Luka Tusukan
Trauma Tajam Abdomen
Definisi Trauma Tajam
Trauma tajam adalah hasil dari senjata api kecepatan tinggi atau rendah, cedera tusuk, dan penetrasi benda asing ke dalam tubuh. 1
Insidensi Trauma Tajam Abdomen
•Senjata api menyebabkan insiden tinggi (90%) pada peritoneum / cedera organ solid yang serius, dengan tingkat kematian 10-30%. Luka tembak paling sering mengenai usus halus (50%), kolon (40%), hepar (30%), dan pembuluh darah abdominal (25%).
•Dua pertiga dari luka tusukan menembus peritoneum, dengan 50-75% dari pasien memiliki cedera pembuluh darah atau organ solid yang signifikan. Luka tusuk tersering mengenai hepar (40%),usus halus (30%), diafragma (20%)dan kolon (20%).
•Luka tusukan lebih sering di sebelah kiri (penyerang dominan kanan) dan di kuadran atas. Dalam 30% dari luka tusuk perut, ada 30% diiringi penetrasi rongga toraks.
•Kematian telah dilaporkan pada 5% dari cedera tusukan serius.
Insidensi cedera organ pada laparotomi berdasarkan mekanisme cedera di Presley Regional Trauma Center, 1990–1993.
PENANGANAN AWAL TRAUMA ABDOMENPRIMARY SURVEY
AIR
WAY Pastikan airway
clear dgn teknik head tilt, chin lift atau jaw thrust. Jika pasien tidak sadar, dipakai orofaringeal tube / memasang airway definitif.Jika disertai cedera kepala / leher lakukan immobilisasi in line.
BR
EATH
ING Setiap penderita
trauma abdomen diberikan oksigen dengan face mask.Pemakaian pule oximeter untuk menilai saturasi O2 yang adekuat.
CIR
CU
LATIO NResusitasi dimulai
segera setelah tiba.Dipasang kateter intravena berukuran besar minimal 2 di ekstremitas untuk resusitasi cairan.Pada pasien dengan perdarahan kelas III harus menerima produk darah sesegera mungkin
DIS
AB
ILIT
Y Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat. Yang di nilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
EX
PO
SU
RE Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan cara menggunting.Paparan lengkap dan visualisasi head-to-toe pasien.Setelah pakaian dibuka penderita diselimuti agar tidak kedinginan.
SECONDARY SURVEYSurvei Sekunder hanya dilakukan bila ABC pasien sudah
stabil.
Pemeriksaan dari kepala sampai ke jari kaki (head-to-toe
examination) dilakukan
•Kelainan kulit kepala dan bola mata
•Telinga bagian luar dan membrana timpani
•Cedera jaringan lunak periorbital
PEMERIKSAAN KEPALA
•Luka tembus leher
•Emfisema subkutan
•Deviasi trachea
•Vena leher yang mengembang
PEMERIKSAAN LEHER
•Penilaian fungsi otak dengan Glasgow Coma Scale (GCS)
•Penilaian fungsi medula spinalis dengan aktivitas motorik
•Penilaian rasa raba / sensasi dan reflex
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
•Clavicula dan semua tulang iga
•Suara napas dan jantung
•Pemantauan ECG (bila tersedia)
PEMERIKSAAN DADA
•Luka tembus abdomen memerlukan eksplorasi bedah
•Pasanglah pipa nasogastrik pada pasien trauma tumpul abdomen kecuali bila ada trauma wajah
•Periksa dubur (rectal toucher)
•Pasang kateter kandung seni jika tidak ada darah di meatus externus
PEMERIKSAAN ABDOMEN
•Cari adanya fraktur (pada kecurigaan fraktur pelvis jangan melakukan tes gerakan apapun karena memperberat perdarahan)
•Cari denyut nadi-nadi perifer pada daerah trauma
•Cari luka, memar dan cedera lain
PELVIS DAN EKSTREMITAS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto rontgen• CT scan
PENATALAKSANAAN DI RUANG EMERGENSI
Mulai prosedur resusitasi ABC
(memperbaiki jalan napas, pernapasan
dan sirkulasi).
Pertahankan pasien pada brankard,
Pastikan kepatenan dan kestabilan
pernapasan
Gunting pakaian penderita dari luka.Hitung jumlah luka dan tentukan lokasi
luka masuk dan keluar.
Aspirasi lambung dengan memasang selang
nasogastrik. Pasang kateter urin untuk
mendapatkan kepastian adanya hematuria dan pantau jumlah urine
perjam.
Pasang kateter IV berdiameter besar untuk penggantian cairan secara cepat dan memperbaiki dinamika sirkulasi
Kontrol perdarahan dan pertahankan volume
darah. Berikan kompresi pada luka dengan
perdarahan eksternal dan lakukan bendungan pada
luka dada.
Tutupkan visera abdomen yang keluar dengan balutan steril,
balutan dibasahi dengan salin untuk
mencegah kekeringan visera
Siapkan pasien untuk parasentesis atau lavase
peritonium. Siapkan pasien untuk sinografi untuk menentukan apakah terdapat penetrasi
peritonium pada kasus luka tusuk.
Berikan profilaksis tetanus sesuai
ketentuan. Berikan antibiotik spektrum
luas dan siapkan pasien untuk pembedahan
Alogrithm pada luka tusuk
Alogrithm pada luka tembak
Indikasi laparatomi
Intervensi bedah segera
Hemodinamik tidak stabil
Adanya tanda
peritoneal
Hipotensi(luka tusuk tembus)
Eviscerasi
Pendarahan dari gaster, rectum atau
traktus urogenitalis
Follow up/ ObservasiResusitasi cairan & transfusi
darah jika perlu.Pemeriksaan fisik serialAdanya tanda peritoneal,
dilakukan laparatomi.Dibenarkan pulang setelah
diobservasi 12-48 jam setelah keadaan umum/ hemodinamik stabil.