Presentasi Trauma Abdomen
-
Upload
muhammad-athoin-nashir -
Category
Documents
-
view
707 -
download
157
description
Transcript of Presentasi Trauma Abdomen
Oleh :Muhammad Atho’in Nashir
RSUD dr. R. Koesma Tuban2013
1
TRAUMAInsiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahunTrauma tumpul > trauma tusukPenyebab tertinggi kematian pada orang dewasa yg
berusia < 40 tahun Menduduki peringkat ke-5 penyebab kematian pada
semua orang dewasa
2
TRAUMATRAUMA : Emergency Management
Asumsi Dasar:
1. Pasien bisa mendapatkan lebih dari 1 jejas
2. Jejas yang nampak jelas bukan berarti yg paling penting
3
DEFINISITrauma abdomen : kerusakan terhadap struktur yang
terletak di antara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau luka tusuk.
Trauma abdomen : cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja.
Trauma abdomen : luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganannya lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi.
4
KLASIFIKASI
5
Tumpul/Blunt
Tembus/Penetrating
Tusukan benda tajam atau luka tembak
Jatuh, kekerasan fisik , kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan,
ledakan, deselarasi, kompresi
EPIDEMIOLOGITrauma tumpul
National Center For Injury Prevention And Control (US, 2000) 8% dari total kejadian trauma disertai trauma abdomen 83% dari cidera disebabkan oleh trauma tumpul 59% penyebab trauma merupakan kecelakaan lalu lintas
Laki:perempuan 3:2
Trauma tembusNational Vital Statistics Reports (US, 2009)
Terjadi 11.406 kasus pembunuhan dan 18.689 kasus bunuh diri dari senjata api 40% pembunuhan dan 14% kasus bunuh diri oleh cedera senjata api ke dada dan
perutLaki:perempuan 9:1
6
ANATOMI Abdomen Luar
Abdomen depanBatas superior = garis antar papila mammaeinferior = ligamentum inguinalis dan simfisis pubislateral = garis aksilaris anterior
Pinggang (flank)Berada di antara garis aksilaris anterior dan posterior, dari ruang interkostal ke-6 sampai krista iliaka
PunggungBerada di belakang garis aksilaris posterior dari ujung bawah skapula sampai krista iliaka
7
8Anatomi abdomen luar
1. Hipokondrium dex2. Epigastrium3. Hipokondrium sin4. Lumbal dex5. Umbilikus6. Lumbal sin7. Inguinal dex8. Suprapubik9. Inguinal sin
9
1 2
7
4
3
5
8
6
9
ANATOMI Abdomen Dalam
Rongga PeritoneumBagian atas dan bawah. Bagian atas (thoracoabdominal) meliputi diafragma, hepar, lien, gaster, dan colon transversum. Bagian bawah berisi usus halus, colon ascendens, descendens, dan colon sigmoid.
Rongga PelvisDibentuk oleh tulang-tulang pelvis, berada di bawah ruang retroperitoneum. Berisi : rektum, VU, pembuluh-pembuluh darah iliaka, uterus.
Ruang retroperitoneumDi belakang abdomen yang tidak diliputi peritoneum. Berisi pembuluh darah besar, doudenum, pankreas, ginjal, ureter, colon ascenden dan colon desenden
10
11Anatomi abdomen dalam
PATOFISIOLOGITrauma tumpul
Lien ( 40 – 55% ) Hepar ( 35 – 45% ) Usus halus ( 5 – 10% )
Trauma tembus Hepar (40%) Usus halus (30%) Diafragma (20%) Colon (10%)
12
Penilaian TraumaAnamnesis
Penilaian awal dimulai di tempat cedera, dg informasi yg diberikan oleh keluarga, pasien, saksi mata, paramedis, atau polisi
Mekanisme trauma, apakah trauma tumpul, tajam, tembakPada trauma tembus, perlu ditanyakan
Jenis senjata Jarak tembak Berapa kali ditusuk Posisi saat kejadian
13
Pemeriksaan Fisik
14
Primary SurveyABCDE
Jika tidak ditangani SEGERA †Trauma abdomen C (Circulation) problem
15
E (Exposure) periksa semua jejas yang ada di abdomen
Secondary SurveyIdentifikasi head-to-toeInspeksi
Depan, samping, belakangLecet atau ecchymosisLuka tembak atau luka tusukEcchymosis pada flank area (Grey Turner sign)
menunjukkan perdarahan retroperitoneal
16
Secondary SurveyAuskultasi
Suara usus normal atau hilang, pada cedera perut sering terjadi ileus paralitik
Adanya suara usus di dada bisa menunjukkan adanya cedera diafragma
Bruit abdominal mungkin mengindikasikan cedera pembuluh darah
17
Secondary SurveyPerkusi
Adanya perdarahan internal : redupAdanya udara bebas: pekak hepar menghilang
Palpasi Nyeri seluruh perutDefance muskular, yang menunjukkan tanda peritonitisPada perdarahan internal, adanya cairan bebas bisa
diketahui adanya undulasiKrepitasi atau ketidakstabilan tulang costa bagian bawah
berpotensi untuk terjadi cedera lien atau hepar
18
Secondary SurveyEvaluasi luka tembus
Dilakukan dengan cara explorasi luka dengan anestesi lokal Bila luka menembus fascia dinding depan abdomen
merupakan indikasi eksplorasi laparotomi utk memastikan organ apa saja yang terkena
Luka tembak masuk dan keluarUntuk luka tembus di sela tulang-tulang costa, tidak
dibolehkan eksplorasi karena menyebabkan pneumotoraks
19
Secondary SurveyEvaluasi stabilitas pelvis
Dengan melakukan pekanan pada tulang iliaka kanan dan kiri akan memberikan gerakan abnormal pada fraktur pelvis
RektalUntuk mencari bukti penetrasi tulang akibat tulang panggul
patah yang patah, dan feses apakah ada darahEvaluasi tonus spingter ani penting untuk menentukan
status neurologis pasien, dan palpasi dari floating prostat menunjukkan adanya cedera uretra
20
Secondary SurveyAlat kelamin dan perineum
Untuk cedera jaringan lunak, perdarahan, dan hematoma Unstable pelvis berpotensi untuk cedera saluran kencing
bawah, serta hematoma pelvis dan retroperitoneal
21
Secondary SurveyNasogastrik tube
Diberikan secara rutin (tanpa adanya kontraindikasi, misalnya, fraktur basis kranii)
Untuk dekompresi lambung dan menilai adanya darahJika pasien memiliki bukti cedera maksilofasial, maka
diberikan orogastric tube
Kateter dan sampel urinUntuk analisis hematuria mikroskopikJika ada cedera pada uretra atau VU, dilakukan
urethrogram retrograde sebelum kateterisasi
22
Pemeriksaan PenunjangMeliputi :
Foto RontgenPemeriksaan laboratoriumFocused Assessment with Sonography for Trauma (FAST)Computed Tomography (CT-Scan)Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)Laparoskopi
23
Penatalaksanaan Perawatan pra-Rumah Sakit
Evaluasi cepat terhadap masalah yang mengancam jiwa, memulai tindakan resusitasi, dan memulai transportasi cepat ke perawatan definitif
Pasien cedera dengan risiko perdarahan yg terus-menerus membutuhkan transportasi yg cepat ke rumah sakit terdekat
Mengamankan jalan napas, menempatkan IV line besar, cairan IV harus berlangsung dalam perjalanan
24
PenatalaksanaanPerawatan Rumah SakitPrimary surveyAirway (A)
Prioritas pertama adalah penilaian ulang jalan napasC-spine in-line imobilisasiPasang orothrakeal tube dan suctionJika intubasi diindikasikan, dilakukan nasotracheal atau
intubasi endotrakealJika intubasi tidak berhasil, lakukan krikotiroidotomi
25
Penatalaksanaan Breathing (B)
Ventilasi yang memadai dinilai dengan auskultasi kedua bidang paru-paru
Pasien apnea, hipoventilasi, atau takipnea memerlukan bantuan pernapasan
Berikan oksigen dengan masker nonrebreather
26
Penatalaksanaan Circulation (C)
Sirkulasi yang turun biasanya disebabkan oleh hipovolemia dari perdarahan
Identifikasi hipovolemia dan tanda-tanda syokResusitasi dengan memasang IV line besar untuk
memberikan cairan kristaloid hangat dan mengendalikan perdarahan eksternal
27
PenatalaksanaanPada trauma tumpul abdomen, perlu dilakukan:
Bed rest, puasaPasang cairan IVAB ProfilaksisPasang NGT, DCPasang lingkar perutMonitoring :
KU, anemia Tensi, Nadi, RR, Suhu tubuh Lingkar perut isi NGT, produksi urine Hb serial tiap 1 – 2 jam
28
Observasi
Ya Tidak
Eksplorasi luka
Laparotomi
Indikasi Bedah•Vital Sign tidak stabil•Evisceration•Impalement•Peritonitis•Tanda2 perdarahan
Trauma tembus
DPL
+ DPL
- DPL
Tembus peritoneum?
meragukan
Manajemen OperatifIndikasi untuk laparotomi :
Trauma tumpul abdomen dg hipotensi dan dugaan perdarahan intraabdominal secara klinis
Trauma tumpul abdomen dengan DPL + atau FAST+Hipotensi pada luka tembus abdomenLuka tembak melintasi rongga peritoneumEviserasi isi abdomenPerdarahan gaster, rektum, genitourinaria pada trauma tembusAdanya peritonitisUdara bebas, udara retroperitoneal, atau ruptur diafragma pada
trauma tumpulKlinis memburuk selama observasi
30
Laparotomi Ketika laparotomi diindikasikan, antibiotik spektrum luas
diberikanInsisi pada garis tengah biasanya lebih banyak dipakaiJika ada laserasi organ berongga harus dijahitDilakukan eksplorasi seluruh isi abdomen
31
Manajemen PerioperatifObservasi pre-op
Bukan hanya tanda vital (TNRS) sajaUSG FAST, CT-Scan, urine, GCS, laboratorium, dapat
digunakan untuk OBSERVASIKontinu dan, jika mungkin, oleh orang yang samaPasien STABIL juga harus OBSERVASI periodikPasien TIDAK STABIL harus OBSERVASI KETAT jika perlu,
setiap saat
32
Manajemen PerioperatifObservasi Pasca Operasi
Keadaan umum (kesadaran, Tanda Vital)Cairan (balance, intake, output)
Intake: infus, NGT, oralOutput: urine, feces, NGT, drain, IWL (insensible water
loss)Post-op bleeding (drain, incision site)Obat-obatan
33
34
Identitas PasienNama : Sdr. E.P. / laki-lakiUsia : 17 tahunAlamat : Sugiharjo – TubanPekerjaan : pekerja pabrikSuku : JawaStatus : belum menikahAgama : IslamNo. RM : 040381 / JamsostekTgl MRS : 21 November 2012 / pukul 22.00
Anamnesis Keluhan Utama: luka tusukan benda tajam pada dinding
perut kanan depan
Primary SurveyAirway: bebasBreathing: napas spontan, gerakan dinding dada simetris,
RR=20x/mntCirculation: warna kulit kemerahan, nadi karotis 100x/mnt,
kuat angkat, teratur. Tdk ada perdarahan eksternal aktifDisability: GCS 15, pupil 3 mm isokor, RC (+), lateralisasi (-)Exposure: luka terbuka tepi rata di regio lumbal dextra ukuran
panjang 3 cm, lebar 2 cm, disertai eviserasi omentumPrimary survey teratasi
Secondary SurveyRiwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dg temannya setelah 15 menit sebelumnya ditusuk senjata tajam di perutnya oleh orang tak dikenal saat menonton konser band ibukota di alun-alun Tuban. Pasien ditusuk 1x dari arah depan. Sejak dari TKP sampai RSUD dr. Koesma pasien sadar. Pasien bisa berjalan sendiri. Mual (-), muntah (-)
RPD : -RPK : -
Secondary SurveyKeadaan umum: baikKesadaran : Compos Mentis, GCS 15Tanda Vital:
TD = 120/80 mmHgNadi = 100x/menit, reguler, kuat angkatSuhu axilla = 36,7 CRR = 20x/menit
Secondary SurveyKepala: normocephal, jejas (-), brill hematom (-), battle’s
sign (-), bloody rhinore (-), bloody otorrhea (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), sianosis (-), dispneu (-)
Leher: jejas (-), pembesaran limfonodi (-)Thorax:
Inspeksi: jejas (-), gerakan dinding dada simetrisPerkusi: sonor Palpasi: fremitus raba simetris, krepitasi (-), emfisema
subkutis (-)Auskultasi: vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Secondary Survey Jantung:
Inspeksi: Ictus cordis tdk tampakPalpasi: Ictus cordis tdk terabaPerkusi: batas jantung tidak membesarAuskultasi: S1S2 tunggal, suara tambahan (-)
Abdomen:Inspeksi: luka terbuka tepi rata di regio lumbal dextra ukuran
panjang 3 cm, lebar 2 cm, disertai eviserasi omentum, tdk terdapat perdarahan aktif
Auskultasi: bising usus (+) normalPerkusi: timpani, redup di regio lumbal dextraPalpasi: soepel
Pelvis: jejas (-), stabilEkstremitas: akral hangat, jejas (-), krepitasi (-)
41
Diagnosis Pre opTrauma tembus abdomen dg eviserasi omentum
Penatalaksanaan Infus RL 20 tpm, extra 1 LRawat luka, tutup luka dg kasa betadin (tanpa
memasukkan omentum ke cavum abdomen)Injeksi cefotaxim 2x1 gram IV, skin testInjeksi ketorolac 3x1 amp IVPasang DC, monitor produksi urinCek DL, LFT, RFT, hemostatis, GDAKonsul dokter spesialis bedah, advis laparotomi
eksplorasi cito, puasa
Monitoring pre opJam TD Nadi RR Suhu GCS Input Output BU
22.00 120/80 100 20 36,7 456 RL I 170 cc dibuang ++
22.15 110/80 98 20 36,7 456 RL II 0 cc ++
22.30 110/80 98 20 36,7 456 RL III 0 cc ++
22.45 110/70 100 20 36,6 456 RL III 10 cc +
23.00 120/80 98 20 36,7 456 RL III 30 cc +
23.30 120/80 96 20 36,5 456 RL III 50 cc -
24.00 120/80 94 20 36,6 456 RL III 90 cc -
00.30 120/80 94 20 36,6 456 RL III 110 cc -
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemerikasaan Nilai Rujukan
Hematologi Hemoglobin 13,7 13,4 – 17,1 G/dL Laju endap darah 20/40 0 – 15 mm/jam PCV 40,1 40 – 54% Eritrosit 5.260.000 4 – 6 juta/cmm Diff Count -/-/-/78/20/2 0-3/0-1/50-70/20-40/4-10 Leukosit 12.700 4.000 – 11.000/cmm Trombosit 387.000 150.000 – 500.000/cmm
Hati SGOT 23 37 U/L SGPT 29 42 U/L
Ginjal BUN 15,3 6 – 20 mg/dL Kreatinin 0,63 0,6 – 1,1 mg/dL
Glukosa GDS 113 <140 mg/dL
Faal Hemostatis PTT 25,1 27,4 – 39,3 detik APTT 13,6 11,3 – 14,7 detik
Laparotomi Terdapat darah ±200 cc di cavum abdomenLaserasi omentum, laserasi colon transversum 1 cmOmentektomiJahit colon transversumCuci cavum abdomen hingga bersih
Follow UpTanggal S O A P
23-11-2012
Nyeri luka operasi, kentut (-), demam (-)
GCS= 15, TD=110/70, N=90, RR=20, T=36,8. PU=1000cc, drain= 300cc
Trauma tembus
abdomen dg eviserasi
omentum dan laserasi colon transversum
post laparotomi
Inf RL 20tpmInj cefotaxim 2x1Inj ketorolac 3x1
24-11-2012
Nyeri luka operasi, kentut (+)
GCS= 15, TD=120/70, N=86, RR=20, T=36,8. PU=1100cc, drain= 100cc
Inf RL 20tpmInj cefotaxim 2x1Inj ketorolac 3x1MSS, aff DC
25-11-2012
Nyeri luka operasi berkurang, kentut (+)
GCS= 15, TD=120/70, N=88, RR=20, T=36,6. drain= 50cc
Inf RL 20tpmInj cefotaxim 2x1Inj ketorolac 3x1 (KP)Aff drain
26-11-2012
Tdk ada keluhan GCS= 15, TD=120/70, N=84, RR=20, T=36,8.
Inf RL 20tpmInj cefotaxim 2x1Inj ketorolac 3x1 (KP)
27-11-2012
Tdk ada keluhan GCS= 15, TD=120/70, N=84, RR=20, T=36,8.
Acc KRSCefadroxil 2x500mgAs. Mef 3x500mg
49