Trauma Abdomen (2)

37
Trauma Abdomen Trauma Abdomen Dr.Efman E.U.Manawan Mkes., Dr.Efman E.U.Manawan Mkes., SpB-KBD. SpB-KBD.

description

trauma abdomen

Transcript of Trauma Abdomen (2)

Page 1: Trauma Abdomen (2)

Trauma AbdomenTrauma Abdomen

Dr.Efman E.U.Manawan Mkes., Dr.Efman E.U.Manawan Mkes., SpB-KBD.SpB-KBD.

Page 2: Trauma Abdomen (2)

OBJEKTIF• Memahami anatomi abdomen.• Mengenal perbedaan antara

pola trauma tumpul abdomen

dan trauma tajam.• Mengenal tanda-tanda cedera intra

peritoneal,retroperitoneal dan pelvis.• Menerapkan prosedur diagnostik

dan terapi trauma abdomen.

Page 3: Trauma Abdomen (2)

PENDAHULUAN

• Evaluasi daerah abdomen merupakan salah satu yang paling kritis dari Initial Assessment penderita trauma.

• Cedera abdomen yang luput dari diagnosis masih merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah.

• Penilaian penderita sering terganggu karena intoksikasi alkohol, obat terlarang,trauma kapitis/spinal.

Page 4: Trauma Abdomen (2)

ANATOMI ABDOMENA. Anterior

Batas superior: garis antara papila mammae

Batas inferior: ligamentum inguinal + simfisis pubis

Batas lateral: linea aksilaris anterior.

B. Pinggang (flank)

Antara linea aksilaris anterior dan posterior dari ICS VI - krista iliaka

C, Posterior

Page 5: Trauma Abdomen (2)

external

Page 6: Trauma Abdomen (2)
Page 7: Trauma Abdomen (2)

C. Punggung

Mulai dari linea aksilaris posterior

dari ujung skapula sampai krista

iliaka.

D. Rongga abdomen terdiri dari:

- Intraperitoneal

- Retroperitoneal

- Pelvis

Page 8: Trauma Abdomen (2)

MEKANISME TRAUMA• Trauma Tumpul

1. Kompresi

2. Shearing

3. Deselerasi

Organ yang sering cedera adalah:

- Limpa:40-55% -Retroperitoneal: 15%

- Hati :35-45% - Organ berongga

Page 9: Trauma Abdomen (2)

• Trauma Penetrans

Luka tusuk dan luka tembak kecepatan rendah/kecepatan tinggi

Page 10: Trauma Abdomen (2)

Cedera organ yang paling sering terkena:

• Luka tusuk → hati (40%), usus halus (30%), diafragma (20%), usus besar (15%).

• Luka tembak→usus halus (50%), usus besar (40%), hati (30%), vaskuler (35%)

Page 11: Trauma Abdomen (2)

Mekanisme Trauma Abdomen

Page 12: Trauma Abdomen (2)

ZONE 1

ZONE 3

ZONE 2

Page 13: Trauma Abdomen (2)

Approach to Traumatic Retroperitoneal Hematoma

Type-Hematoma

Penetrating Injury

Blunt Injury

Central (Zone I) Explore Explore

Lateral (Zone II) Usually explore

Usually do not explore

Pelvic (Zone III) Explore Do not explore

Mosche Schein : Common Sense Emergency Abdominal Surgery, Thieme 2000

123

2

Page 14: Trauma Abdomen (2)

PENILAIAN

• Riwayat trauma

a. Tumpul: kecepatan, jenis benda, posisi korban pasca trauma dan kerusakan kendaraan akibat trauma. b. Penetrans: jenis senjata dan jarak.

Page 15: Trauma Abdomen (2)
Page 16: Trauma Abdomen (2)

PEMERIKSAAN FISIK

• Inspeksi

• Auskultasi

• Perkusi

• Palpasi

Page 17: Trauma Abdomen (2)

• Pemeriksaan luka → eksplorasi oleh dokter bedah.

• Menilai stabilitas tulang pelvis.

• Pemeriksaan perineal, rektal dan penis.

• Pemeriksaan vaginal dan luteal.

Page 18: Trauma Abdomen (2)

Abdominal Compartement Syndrome

• suatu kondisi klinis pada peninggian tekanan intra abdomen, sehingga dapat mempengaruhi perfusi organ intra abdomen

• Mortality rate 42-71%,• dekompresi awal akan menurunkan mortalitas

• Pengukuran Tekanan Intra Abdomen

Page 19: Trauma Abdomen (2)

Grading of the Abdominal Compartment Syndrome Related to Its Proposed Management

Grade Bladder Pressure Recommendation(mmHg)

• I 10 – 15 Maintain normovolemia

• II 16 – 25 Hypervolemic resuscitation

• III 26 – 35 Decompression

• IV > 35 Decompression and re-exploration

Meldrum DR, Moore FA, Moore FE, et al. Am J Surg 174: 667; 1997.

Page 20: Trauma Abdomen (2)

• Target adalah dengan menurunkan APP (Abdominal Perfussion Pressure) sampai <50 mmHg

• Untuk mencegah ACS, :– tetap membiarkan abdomen

terbuka– koreksi koagulopathy dan

hipotermi

Page 21: Trauma Abdomen (2)

PEMASANGAN KATETER

• Pemasangan NGT dan kateter urin sering dilakukan sebagai bagian dari tahapan resusitasi.

Kontra indikasi pemasangan NGT→fraktur

basis kranii.

• Pemasangan kateter urine:

- monitor diuresis

- dekompresi v. urinaria sebelum DPL

Page 22: Trauma Abdomen (2)

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

• Rutin Pemeriksaan ronsen standar ATLS: - foto servikal lateral - toraks AP - pelvis AP• Tambahan - foto abdomen AP - kontras

Page 23: Trauma Abdomen (2)

DIAGNOSTIK KHUSUS• Trauma tumpul

DPL (Diagnostic Peritoneal

Lavage)

USG

CT scan

• Trauma penetrans

Anterior → eksplorasi luka

Posterior → foto ronsen + kontras.

Page 24: Trauma Abdomen (2)

F A S T

Page 25: Trauma Abdomen (2)
Page 26: Trauma Abdomen (2)

INDIKASI OPERASIA. Indikasi berdasarkan evaluasi abdomen

1.Trauma tumpul abdomen dengan DPL (+)

2.Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi berulang setelah resusitasi cairan

3.Peritonitis difusa

4.Hipotensi dengan luka tembus

5.Perdarahan dari gaster, anus, tr.ur inarius akibat luka tembus

Page 27: Trauma Abdomen (2)

6. Luka tembak melalui rongga peritonium

atau retroperitonium

7. Eviscerasi

B. Indikasi berdasarkan pemeriksaan rontgen

1. Udara bebas, udara retroperitoneal atau

ruptur diafragma akibat trauma tumpul

2. CT scan + kontras memperlihatkan

perforasi organ berongga akibat trauma

tumpul dan penetrans

Page 28: Trauma Abdomen (2)

MASALAH KHUSUS

• Diafragma Robekan trauma tumpul lebih sering

hemidiafragma kiri, besar robekan 5-10 cm, posterolateral

• Duodenum Robekan pada duodenum terjadi pada

pengendara bermotor yang tidak menggunakan sabuk pengaman dan tabrakan frontal.

Page 29: Trauma Abdomen (2)

• Pankreas Cedera pankreas paling sering akibat trauma

langsung di epigastrium yang menekan ke tulang belakang.

CT scan + kontras mungkin tidak menunjukkan tanda trauma pankreas yang berarti bila dilakukan segera setelah cedera.

Page 30: Trauma Abdomen (2)

TRAUMA PELVIS

• Trauma pelvis biasanya akibat tabrakan mobil dan pejalan kaki,sepeda motor.

• Fraktur pelvis mempunyai hubungan erat dengan cedera pada struktur intraperitoneal dan retroperitoneal serta struktur vaskular

• Mekanisme trauma kompresi AP, kompresi lateral atau vertikal.

Page 31: Trauma Abdomen (2)

PENILAIAN TRAUMA PELVIS

• Inspeksi

• Palpasi tulang pelvis

• Palpasi prostat

• Perbedaan / diskripensi tungkai bawah, posisi eksternal rotasi

• Nyeri pada palpasi tulang pelvis

• Pemeriksaan ronsen pelvis AP

Page 32: Trauma Abdomen (2)

PENANGANAN FRAKTUR PELVIS

• Resusitasi

• Immobilisasi tulang pelvis dengan PASG/pelvic sling/gurita

• Kontrol perdarahan interna dengan operasi

• Fiksasi eksterna

Page 33: Trauma Abdomen (2)
Page 34: Trauma Abdomen (2)

DPL VERSUS ULTRASOUND VERSUS CT SCAN PADA TRAUMA TUMPUL

IndikasiIndikasi Menentukan adanya Menentukan adanya perdarahan bila perdarahan bila

BPBP

Menentukan cairan Menentukan cairan bila BP bila BP

Menentukan organ Menentukan organ cedera bila BP cedera bila BP normalnormal

KeuntunganKeuntungan Diagnosis cepat dan Diagnosis cepat dan sensitif; akurasi 98%sensitif; akurasi 98%

Diagnosis cepat; Diagnosis cepat; tidak invasif dan tidak invasif dan dapat diulang; dapat diulang; akurasi 86%-97%akurasi 86%-97%

Paling spesifik Paling spesifik untuk cedera; untuk cedera; akurasi 92%-98%akurasi 92%-98%

KerugianKerugian Invasif, gagal Invasif, gagal mengetahui cedera mengetahui cedera diafragma atau cedera diafragma atau cedera retroperitoneumretroperitoneum

Tergantung Tergantung operator distorsi operator distorsi gas usus dan udara gas usus dan udara dibawah kulit. Gagal dibawah kulit. Gagal mengetahui cedera mengetahui cedera diafragma usus, diafragma usus, pankreaspankreas

Membutuhkan biaya Membutuhkan biaya & waktu tang lebih & waktu tang lebih lama, tidak lama, tidak mengetahui cedera mengetahui cedera diafragma, usus diafragma, usus dan pankreasdan pankreas

DPLDPL USGUSG CTCT

Page 35: Trauma Abdomen (2)

PERTANYAAN

Page 36: Trauma Abdomen (2)

KESIMPULAN

• Resusitasi ABCDE

• Trauma abdomen di bawa ke RS diperlukan konsultasi dini dengan dokter bedah

• Trauma abdomen dibagi trauma tumpul dan trauma tajam

• Pengelolaan trauma tumpul dan trauma tajam berdasarkan pemeriksan fisik & pemeriksaan khusus.

Page 37: Trauma Abdomen (2)

Terima KasihTerima Kasih