Translet Uro Jurnal Edited Farid

19
Dampak Pemasangan Stent Ureter Preoperative dilihat dari angka STONE-FREE RATES (SFRs) pada URETEROSCOPY pasien NEPHROURETEROLITHIASIS: Analisis Uji Cocok Berpasangan pada 286 Pasien. Christopher Netsxh, Sophie Knipper, Thorsten Bach, Thomas R.W. Herrmann, and Andreas J. Gross TUJUAN Untuk mengetahui pengaruh dari pemasangan stent ureter preoperative terkait dengan tingkat keberhasilan URS pada pasien nephroureterolithiasis. MATERI DAN METODE Kami mengevaluasi pasien secara retrospective yang melakukan pemeriksaan URS pada kasus nephroureterolithiasis tanpa memperhatikan berat jenis, posisi, ukuran, lokasi dan jumlah batu tiap pasien dimana pasien yang dilihat sebelum URS. Dibandingkan antara data pasien, SFRs, dan komplikasi-komplikasinya. HASIL Studi ini diikuti oleh 286 pasien ( 143 terpasang stent vs 143 tidak terpasang stent). Rata-rata ukuran batu adalah 5.69 ± 3 mm. Rata-rata ukuran batu per pasien adalah 1.35 ≠ 0.7. Secara keseluruhan SFR setelah 1

description

JURNAL

Transcript of Translet Uro Jurnal Edited Farid

Page 1: Translet Uro Jurnal Edited Farid

Dampak Pemasangan Stent Ureter Preoperative dilihat dari angka STONE-FREE

RATES (SFRs) pada URETEROSCOPY pasien NEPHROURETEROLITHIASIS:

Analisis Uji Cocok Berpasangan pada 286 Pasien.

Christopher Netsxh, Sophie Knipper, Thorsten Bach, Thomas R.W. Herrmann, and

Andreas J. Gross

TUJUAN Untuk mengetahui pengaruh dari pemasangan stent

ureter preoperative terkait dengan tingkat keberhasilan

URS pada pasien nephroureterolithiasis.

MATERI DAN

METODE

Kami mengevaluasi pasien secara retrospective yang

melakukan pemeriksaan URS pada kasus

nephroureterolithiasis tanpa memperhatikan berat jenis,

posisi, ukuran, lokasi dan jumlah batu tiap pasien

dimana pasien yang dilihat sebelum URS.

Dibandingkan antara data pasien, SFRs, dan komplikasi-

komplikasinya.

HASIL Studi ini diikuti oleh 286 pasien ( 143 terpasang stent vs

143 tidak terpasang stent). Rata-rata ukuran batu adalah

5.69 ± 3 mm. Rata-rata ukuran batu per pasien adalah

1.35 ≠ 0.7. Secara keseluruhan SFR setelah 1 prosedur

URS adalah 90.9% dan lebih besar pada pasien dengan

pemasangan stent dibandingkan dengan pasien tanpa

pemasangan stent (95.1% vs 86.7%), P ≤ .013). Untuk

kasus batu ureter, SFRs pada pasien terpasang stent

adalah 99% dan pasien tidak terpasang stent adalah 90%

dengan P ≤ .0048. Nilai SFRs tidak berbeda diantara

dua grup dengan batu ureter < 5mm (98.2% vs 83.3%, P

≤ .0105). Untuk batu dengan ukuran ≥ 5 mm, SFR lebih

tinggi pada pasien terpasang sten dibandingkan tidak

terpasang sten (93.3% vs 78.3%, P ≤ .0054).

Komplikasi selama operasi (perioperative) terjadi pada

27 pasien (9.4%; Clavien I, 6.6%; Clavien IIIb, 2.8%

keterangan lihat tabel 3) tanpa membedakan kedua grup.

Page 2: Translet Uro Jurnal Edited Farid

KESIMPULAN URS adalah prosedur yang aman dan sukses untuk

penatalaksanaan nephroureterolithiasis. Pemasangan

sten ureter preoperative berhubungan dengan besarnya

angka SDRs dibandingkan dengan pasien tanpa

pemasangan sten pada kasus batu saluran kencing

dengan ukuran ≥ 5mm. Pasien tanpa terpasang sten

dengan batu sal kencing ≥ 5 mm seharusnya diberikan

informasi mengenai resiko untuk melakukan prosedur

ulang URS untuk kedua kalinya.

Selama 2 dekade yang lalu, URS menjadi penatalaksanaan yang dipilih secara luas

pada kasus urolithiasis. Kemajuan teknologi ini mengembangkan URS menjadi suatu

treatmen yang aman dan efektif diterapkan untuk orang dewasa dan anak-anak sekalipun.

Dilaporkan bahwa Nilai Ureteroscopic stone-free rates (SFRs) mencapai 100% dan angka

morbiditas perioperative nya rendah, tergantung pada lokasi dan ukuran batu. Namun

demikian, akses ureteroscopic (URS) untuk dilakukan pada saluran urinaria bagian atas masih

dalam perdebatan. Beberapa pendapat bahwa pemasangan stent ureter sebelum dilakukan

URS berfungsi sebagai dilatasi pasif dari ureter sehingga dapat dijadikan akses menuju

traktus urinarius bagian atas. Keuntungan pemasangan stent ureter preoperatif dinilai dari

SFRs belum jelas menunjukkan hasil pada postoperative. Tujuan dari studi ini untuk menilai

efek dari pemasangan stent ureter preoperative pada ureteroscopic SFRs dengan analisis uji

cocok berpasangan (matched-pair analysis).

MATERI DAN METODE

Sejak Januari 2006 hingga Oktober 2011, 1801 pasien dengan batu saluran kencing

menjalani URS di departemen kami. Kami menggunakan database berdasarkan batu untuk

melihat pasien dan diidentifikasi tanpa pemasangan stent preoperative. Pasien-pasien tersebut

dicocokkan dengan data pasien dari database kami berdasarkan usia, jenis kelamin, BMI, dan

posisi, ukuran, letak, jumlah batu dari masing-masing pasien. Ukuran batu dinilai

berdasarkan foto polos abdomen dari ginjal, ureter dan bladder (KUB) atau melalui

intravenous urogram (IVU) atau melalui keduanya, menggunakan ukuran diameter batu yang

paling besar pada batu yang soliter dan ukuran diameter terbesar dari batu yang paling besar

Page 3: Translet Uro Jurnal Edited Farid

pada batu yang multiple. Konsultan radiologist senior menggunakan gambaran radiologi.

Sistem pengarsipan dan komunikasi digunakan untuk mengukur batu tersebut.

Beberapa alasan pemasangan stent preoperative adalah pada kasus obstructive

pyelonephritis, obstruksi tanpa nyeri, kegagalan akses URS, kegagalan keluarnya batu secara

spontan, dan gagal ginjal. URS dilakukan tanpa pemasangan stent terlebih dahulu dilakukan

pada pasien dengan obstruksi tanpa nyeri, kegagalan keluarnya batu secara spontan, pasien

asimptomatik atau pasien gagal ginjal. Pemasangan sten preoperative dengan diameter 6.0F

(pada kasus kesulitan secara teknis) dan 8.0F (pemasangan rutin) dilakukan di ruang operasi

dibawah sedasi atau anestesi lokal. Sten-sten dipasang minimal 7 hari sebelum dilakukan

URS dan ukuran sten tidak sama untuk setiap pasien. Prosedur URS dilakukan oleh 2

konsultan dari departement ini.

Antibiotik profilaksis dengan sefalosporin generasi kedua dapat diberikan sebelum

prosedur URS dimulai. Semua pasien melalui prosedur Pyelografi retrograde (RP) sebelum

dilakukan URS untuk melihat anatomi sistem collecting ginjal dan memastikan bahwa

kebanyakan batu tidak berlokasi diantara diverticulum dan parenkim ginjal.

URS dilakukan menggunakan ureteroscop semirigid dengan ukuran 7.5F atau

ureteroscop fleksibel dengan ukuran 6.9F menggunakan pegangan pengaman. Dilatasi balon

di orificium ureter tidak dilakukan sebelum URS. Selubung akses ureter (9.5/11.5F)

ditempatkan untuk memfasilitasi ekstraksi batu ketika dicuriga terdapat di >3 bagian ureter

menggunakan ureteroscope dan pada beberapa kasus sulit untuk mengakses orificium ureter

menggunakan jangkauan yang fleksibel. Laser lithotription Holmiumtrium-aluminum-gamet

diterapkan menggunakan kombinasi dengan laser fiber 272-µm. Untuk pengambilan batu,

dapat digunakan keranjang batu tipless nitinol 1.5F atau 2.2F. Usaha untuk menghilangkan

semua fragmen batu dapat digunakan keranjang batu yang dibuat untuk semua pasien.

Prosedur URS dapat gagal pada kasus minimnya lapang pandang, edema yang berarti,

atau beban batu persisten yang luas setelah lithotripsy luas dan ekstraksi batu. RP digunakan

pada akhir prosedur untuk mengidentifikasi residual batu dan mengetahui lesi-lesi pada ureter

atau ginjal. Sten ureter (8.0F) diletakkan pada akhir prosedur URS tergantung keputusan

surgeon jika anggap ada trauma ureter, edema atau obstruksi. Nilai SFR ditentukan dengan

tidak ditemukannya fragmen batu dari pemeriksaan endoskopi maupun RP pada akhir

prosedur.

Pilihan teknik pencitraan untuk memantau tindakan yang telah dilakukan dipilih

berdasarkan tipe batu dari masing-masing pasien dan kebiasaan dari surgeon. Kebanyakaan

pasien dipantau melalui USG renal dan KUB untuk memastikan tidak terjadi hidronefrosis

Page 4: Translet Uro Jurnal Edited Farid

atau batu residu. Pemeriksaan IVU atau CT Scan abdomen dilakukan jika diyakini adanya

batu residu. Komplikasi-komplikasi yang terjadi dijelaskan berdasarkan klasifikasi Clavien-

Dindo yang telah dimodifikasi.

Analisis statistik ditunjukkan menggunakan software SPSS 11.5.1. Data pasien

dinyatakan dengan nilai mean ± SD (range) . Perbedaan parameter diantara masing-masing

grup dikalkulasi menggunakan the Mann-Whitney U test. Perbandingan antar variabel

menggunakan 2 test. Dengan P < .05 secara statistik dianggap signifikan.

HASIL

Studi kohort meliputi 143 pasien tanpa pemasangan sten dibandingkan dengan 143

pasien dengan pemasangan sten preoperative. Data demografi pasien dan batu dapat dilihat

ditabel 1.

Tabel 2 berisi hasil dari angka keberhasilan dari URS. Secara keseluruhan nilai SFR

setelah 1 kali prosedur URS adalah 90.9% dan lebih besar pada pasien dengan pemasangan

sten dibanding tanpa pemasangan sten (95.1% vs 86.7%, P < .0131). Pada batu ureter, nilai

SFR pada pasien dengan pemasangan sten adalah 99% dan tanpa pemasangan sten adalah

90% (P < .0048). Pada ukuran batu ureter <5 mm, Tidak ada perbedaan nilai SFR pada kedua

grup.

Dengan kontras, pada ukuran batu ureter >5 mm, nilai SFR lebih besar pada pasien

dengan pemasangan sten dibandingkan dengan pasien tanpa sten (98.2% vs 83.3%, P < .01).

Pada ukuran batu saluran kencing >5mm, nilai SFR secara keseluruhan lebih besar pada

pasien dengan pemasangan sten dibanding pasien tanpa pemasangan sten (93.3% vs 78.3%, P

< .00541)

Prosedur URS kedua dibutuhkan pada 16 dari 26 pasien dengan batu residu setelah

URS pertama. Secara keseluruhan nilai SFR setelah prosedur URS kedua meningkat sebesar

96.5% (276 dari 286 pasien), diluar 10 pasien dengan pengeluaran batu residu secara spontan

setelah prosedur URS awal. Nilai akhir SFR setelah prosedur URS kedua dan pengeluaran

batu residu secara spontan adalah 100%. Dibandingkan dengan 26 pasien yang gagal dalam

prosedur ini, terdapat 260 kasus dengan hasil akhir sukses yang awalnya disajikan dengan

signifikasi rendahnya jumlah batu per pasien (1.24 ± 0.64 vs 1.94 ± 0.97, P < .001) dan

ukuran batu yang kecil (5.36 ± 2.5 vs 7.6 ± 4.2 mm, P < .006).

Komplikasi perioperative terjadi pada 27 pasien (9.1%), tanpa melihat perbedaan

diantara 2 grup tersebut (tabel 3). Intraoperative, komplikasi Clavien-Dindo grade I dan IIIb

terdapat 11 orang (3.8%) dan 8 pasien (2.8%). Sejumlah 8 pasien (2.8%) menunjukkan

Page 5: Translet Uro Jurnal Edited Farid

adanya perforasi dari traktus urinatius dilihat adanya aliran kontras yang keluar. Pasien-

pasien tersebut dilakukan pengobatan dengan antibiotik atau pemasangan sten ureter dalam

waktu yang panjang, atau keduanya selama 4 minggu. Evaluasi menggunakan IVU dilakukan

1 bulan setelah sten doble-J dilepas dan dilaporkan tidak terdapat ekstravasasi maupun

striktur ureter pada pasien tambahan untuk control URS. Post operative, komplikasi minor

(2.8%), klasifikasi Clavien-Dindo grade I terjadi pada kedua grup.

KOMENTAR

Beberapa studi yang konsen pada managemen URS untuk batu saluran kencing telah

banyak dipublikasi. Sedikit diantaranya membahas tentang efek dari pemasangan sten

preoperative pada tingkat kesuksesan URS. Jones et. al, yang pertama kali melaporkan bahwa

pemasangan sten ureter sebelum URS memiliki keterkaitan dengan meningkatnya kesuksesan

operasi. Penemuan ini didukung oleh penelitian yang lain, walaupun tanpa didukung data

statistik yang signifikan. Rubenstein et. al, melaporkan nilai SFRs pada URS lebih tinggi

pada pasien dengan pemasangan sten dibanding tanpa pemasangan sten, walaupun lainnya

menemukan tidak ada perbedaan SFRs URS diantara kedua grup, namun trend meningkatnya

SFRs pada pasien dengan pemasangan sten terus diobservasi. Dan lagi, terdapat perbedaan

yang cukup besar pada kasus ini antara pasien dengan terpasang sten dan tanpa terpasang sten

sehubungan dengan jumlah pasien secara keseluruhan, lokasi batu, dan jumlah batu per

pasien. Efek postoperative dari adanya sten ureter preoperative dilihat dari nilai SFRs

memang belum jelas ditunjukkan.

Kami beranggapan analisis matched-paired yang pertama pada 286 pasien

menunjukan angka SFR yang besar secara signifikan pada pasien dengan pemasangan sten

dibanding tanpa pemasangan sten (95.1% vs 86.7%). Perbedaan nilai SFRs antara kedua

kelompok tampaknya lebih jelas ketika mendefinisi secara acak untuk ukuran batu >5mm

(93.3% vs 78.3%); namun, nilai SFR tidak berbeda antar grup dengan ukuran batu <5mm.

Temuan kami tentang nilai SFRs secara keseluruhan pada pasien terpasang dan tidak

terpasang sten sesuai dengan literature dan sejalan dengan kasus URS yang membandingkan

pasien dengan terpasang dan tanpa terpasang sten. Seperti yang diharapkan, rata-rata ukuran

batu dan jumlah batu tiap pasien keduanya lebih tinggi pada pasien dengan prosedur URS

gagal. Hasil yang sama dilaporkan oleh Shields et. al. (1) Kita akan stress jika rata-rata

ukuran batu secara keseluruhan adalah 5.69 ± 3 mm pada kasus kami, hal ini sejalan dengan

Perlmutter et, al, namun dilaporkan lebih kecil ukurannya pada laporan yang lain

Page 6: Translet Uro Jurnal Edited Farid

Table 1. Karakteristik pasien dan batu

VariableTotal

(N = 286)

Nonstented

Group

(n = 143)

Stented Group

(n = 143)P value

Age, y

Body mass Index,

kg/m2

Stone size, mm

Stones/patient, No.

Sex

Male

Female

Side

Right

Left

Stones, No.

1

2

3

≥ 4

Stone location

Lower ureter

Middle ureter

Upper ureter

Upper pole

Lower pole

Lower pole

Multiple

locations

Renal pelvis

Postopreative stents

Laser lithotripsy

Scope type

50.29 ± 16.01

86)

26.71 ± 5.39 (17-

50.81)

5.69 ± 3 (2-10)

1.35 ± 0.73 (1-5)

202 (70.6)

84 (29.4)

141 (49.3)

145 (50.7)

216 (75.5)

46 (16.1)

16 (5.6)

8 (2.8)

150 (52.2)

22 (7.7)

28 (9.8)

10 (3.5)

2 (0.7)

22 (7.7)

46 (16.1)

6 (2.1)

169 (59.1)

25 (8.7)

50 ± 16.41 (13-86)

26.95 ± 5.68(17-

50.81)

53.87 ± 3.87(2-10)

1.32 ± 0.65 (1-5)

105 (73.4)

38 (26.6)

72 (50.3)

71 (49.7)

106 (74.1)

28 (19.6)

5 (3.5)

4 (2.8)

75 (52.5)

11 (7.7)

14 (9.8)

5 (3.5)

1 (0.7)

11 (7.7)

23 (16.1)

3 (2.1)

98 (68.5)

23 (16.1)

6 (4.2)

50.58 ± 15.66

6.19 ± 4.69 (19.6-

38.6)

5.58 ± 2.3 (2-10)

1.38 ± 0.8 (1-5)

97 (67.8)

46 (32.2)

69 (46)

74 (54)

110 (76.9)

18 (12.6)

11 (7.7)

4 (2.8)

75 (52.5)

11 (7.7)

14 (9.8)

5 (3.5)

1 (0.7)

11 (7.7)

23 (16.1)

3 (2.1)

71 (51)

2 (1.4

14 (9.8)

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

≤ .001

≤.001

n.s.

≤.024

Page 7: Translet Uro Jurnal Edited Farid

Flexible

Semirigid

Flexible +

semirigid

Operative time, min

20 (7)

220 (76.9)

46 (16.1)

38.5 ± 26.6 (3-

180)

118 (82.5)

19 (13.3)

31.55 ± 22.85

120)

102 (71.3)

27 (18.9)

34.67 ± 24.35

n.s

n.s.

n.s., not significant.

Data diatas adalah nilai rata-rata ± standard deviation (range) atau jumlah (%)

Dua alasan untuk perbedaan harus diungkapkan: Pertama, ukuran batu pada pasien

terpasang sten bergantung pada ukuran batu pada pasien yang tidak terpasang sten karena

pendekatan pada penelitian ini menggunakan uji cocok berpasangan. Pada awalnya, nilai SFR

dapat secara persis bertingkat untuk masing-masing grup dan lokasi batu pada kasus ini.

Namun demikian, adanya bias “selection bias” berdasarkan kecenderungan lebih besar pada

pasien terpasang sten dan lebih kecil pada pasien tanpa terpasang sten tidak dapat

disingkirkan dengan pendekatan retrospective matched-paired ini.

Kedua, ukuran batu rata-rata diberikan untuk setiap pasien. Nilai rata-rata tentu saja

lebih rendah dibanding dengan nilai yang menunjukkan beban batu secara kumulatif.

Karakteristik batu dan ukuran rata-rata batu tidak dievaluasi dengan kasus lain yang

membandingkan pasien terpasang sten dengan tanpa terpasang sten.

Kami menemukan tidak ada perbedaan pada lama waktu operasi antara pasien

terpasang sten dan tanpa terpasang sten. Berbeda dengan temuan kami, Chue et al,

menyebutkan bahwa pemasangan sten preoperative berhubungan dengan penurunan lama

waktu operasi pada pasien dengan beban batu yang besar (>1cm) dibandingkan dengan

pasien tanpa terpasang sten. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena ukuran batu

keseluruhan yang lebih kecil dan waktu operasi pada kasus kami dibandingkan dengan Chu et

al.

Pada studi ini, URS dikaitkan dengan rendahnya insiden komplikasi perioperative

dibandingkan dengan literature yang ada. Tidak ada perbedaan dalam terjadinya komlikasi

antara pasien terpasang dan tidak terpasang sten. Rata-rata terdapat 3.5% trauma ureter pada

kasus ini sesuai dengan literature yang ada. Tidak satupun komplikasi tersebut berkembang

menjadi striktur ureter. Nyeri postoperative yang berkepanjangan dan infeksi traktrus

urinarius masing-masing berkembang menjadi 1.4% tiap pasien, dibandingkan dengan

literature.

Page 8: Translet Uro Jurnal Edited Farid

Table 2. Karatkteristik klinis dan outcome tindakan

VariableTotal

(N = 286)

Nonstented

Group

(n = 143)

Stented Group

(n = 143)P value

Patients stone-free

One procedure

Ureteral stones

Stone size

≥ 5 mm

< 5 mm

Kidney stones

Stone size

≥ 5 mm

< 5 mm

Multiple location

Stone size

≥ 5 mm

< 5 mm

Renal pelvis

Stone size

≥ 5 mm

< 5 mm

Patients stone-free

One procedure

1 stone

Stone size, mm

≥ 2 stones

Stone size, mm

Patients stone-free

260 (90.9)

189 (94.5)

79 (92.9)

110 (95.7)

29 (85.3)

18 (81.8)

11 (91.7)

37 (80.4)

33 (78.6)

4 (100)

5 (83.3)

4 (80)

1 (100)

250 (93.2)

5.15 ± 2.5 (2-10)

55 (83.3)

7.42 ± 3.6 (2-10)

124 (86.7)

90 (90)

25 (83.3)

65 (92.9)

14 (78.3)

9 (75)

5 (100)

3 (66.7)

5 (75)

3 (100)

2 (66.7)

2 (66.7)

-

97 (91.5)

5.14 ± 2.99

10)

27 (81.8)

8.15 ± 5.32

136 (95.1)

99 (99)

54 (98.2)

45 (100)

15 (88.2)

9 (90)

6 (85.7)

19 (82.6)

18 (81.8)

1 (100)

3 (100)

2 (100)

1 (100)

108 (98.2)

5.16 ± 2.24

28 (84.5)

6.98 ± 1.93

≤.0131

≤.0048

≤.0105

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

n.s.

≤.0257

n.s.

n.s.

n.s.

Page 9: Translet Uro Jurnal Edited Farid

One procedure

Stone size

≥ 5 mm

< 5 mm

137 (86.7)

123 (96.1)

10)

54 (78.3)

70 (94.6)

83 (93.3)

53 (98.2)

≤.0054

n.s.

n.s., not significant.

Data diatas adalah nilai rata-rata ± standard deviation (range) atau jumlah (%)

Table 3. Komplikasi

VariableTotal

(N = 286)

Nonstented

Group

(n = 143)

Stented Group

(n = 143)

P

value

Intraoperative

Clavien-

Dindo, grade I

Bleeding, caused prolonged operation time

9 (3.2) 5 (3.5) 4 (1.4) n.s.

Mucosa injury (no contrast media outflow), causing DJ-stenting

without further therapy necessary

2 (0.7) 1 (0.7) 1 (0.7) n.s.

Clavien-Dindo,

grade IIIb

Perforation (contrast media outflow), causing prolonged DJ-

stenting,

control URS after stent removal

8 (2.8) 3 (2.1) 5 (3.5) n.s.

Postoperative

Clavien-

Dindo, grade I

Prolonged pain: conservative drug management

4 (1.4) 4 (2.8)

2/98*

2/45

0/71*

0/72

≤.04

4

n.s.

n.s.

Urinary tract infection: concervative drug management

Total

4 (1.4)

27 (9.4)

2 (1.4)

5 (10.5)

2 (1.4)

12 (8.4)

n.s.

n.s.

Page 10: Translet Uro Jurnal Edited Farid

DJ, double J; n.s., not significant; URS,uretoroscopy.

* Prolonged pain management in patients with postoperative stents. Prolonged pain management in patients without postoperative stents

Kebutuhan untuk pemasangan sten postoperative ditemukan sebesar 68.5% pada

pasien tanpa terpasang sten preoperative. Hal ini lebih besar dibandingkan nilai 51% pada

pasien terpasang sten (P< .001) pada studi kami, hal yang sama dilaporkan pada literatur.

Nilai ini belum dibahas dalam sebagian besar seri URS. Sten-sten ureter terkait dengan angka

morbiditas yang potensial, termasuk nyeri dan ketidaknyamanan terkait dengan pasangan

sten, frekuensi urinary, disuria, bakteriuria, demam dan disfungsi seksual. Peran pemasangan

sten ureter yang rutin setelah prosedur URS tanpa komplikasi baru-baru ini dievaluasi

menggunakan meta-analisa dengan randomized Controlled trials mebuka kelemahan

pemasangan sten ureter setelah prosedur URS dengan komplikasi. Kebanyakan sten pada seri

ini ditempatkan menggunakan benang sehingga kita dapat melepas dengan tepat dan mudah,

dan angka morbiditas dapat diturunkan. Sama halnya dengan pemasangan sten postoperasi,

pemasangan sten ureter preoperasi dapat menambahkan angka morbiditas yang potensial

dengan prosedur URS. Kebanyakan sten ureter dipasang saat kondisi darurat sebelum

prosedur URS. Pemasangan sten ureter preoperative terkait dengan tingginya nilai SFRs

setelah URS dibandingkan dengan pasien tanpa terpasang sten pada kasus ini, terutama pada

pasien dengan batu saluran kencing >5mm (93.3% vs 78.3%). Mengurangi presentasi

pengeluaran batu secara spontan (38%) dari perbedaan SFR 15% menjadi 9% keuntungan

pada prosedur URS kedua. Oleh karena itu, pasien tanpa terpasang sten dengan batu saluran

kencing >5mm seharusnya diberi informasi tentang meningkatnya resiko untuk dilakukan

prosedur URS ulang dibandingkan dengan pasien terpasang sten. Angka morbiditas yang

potensial pada prosedur URS kedua pada pasien dengan kegagalan URS pertama seharusnya

dipertimbangkan dengan 100% kemungkinan membutuhkan visite selama operasi, sedasi,

dan pemasangan sten secara baik atau setidaknya pemasangan sten ureter rutin sebelumnya.

Namun demikian, keuntungan pemasangan sten lebih jelas tampak pada pasien dengan batu

saluran kemih yang besar (>10mm).

Hanya sedikit data pada literatur yang memperhatikan pengaruh lama pemasangan

sten dan diameter sten sebelum tindakan terhadap SFR. Durasi pemasangan sten pada

penelitan kami adalah 7 hari, dibandingkan dengan penelitian lain yang memakan waktu 2

minggu atau 3 minggu. Kami memasukan sten dengan diameter 6F and 8F, dibandingkan

dengan yang lain 4.8F and 6.0 F sampai 8.5F. Pada penilitian lain diameternya tidak

Page 11: Translet Uro Jurnal Edited Farid

disebutkan. Oleh karena itu efek durasi pemasangan sten dan diameter stent terhadap SFR

masih belum diketahui karena keterbatasan data.

Keterbatasan penelitian kami terletak pada jenis penelitian yang retrospective dan

tanpa randomisasi. Bias seleksi (misalnya , pra operasi penempatan stent ureter pada pasien

yang kompleks untuk beberapa indikasi tertentu , kecenderungan untuk prestent batu yang

lebih besar ) tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan karena pendekatan retrospektif dan

karena beberapa pasien dirujuk ke kami untuk pengobatan ureteroscopic dengan terpasang

stent. Namun, kedua kelompok pasien yang hampir sama berkaitan dengan pasien dan

demografi batu. Kami menekankan bahwa semua prosedur URS dilakukan oleh 2 ahli bedah

dengan alokasi yang sama antara kelompok, sedangkan sebagian besar literatur URS hanya

laporan tunggal ahli bedah tunggal pada satu institusi , mendukung efek prestenting pada SFR

dan hasil bedah . Pada batu saluran kemih > 5 mm , pemasangan sten ureter preoperative

dikaitkan dengan SFR tinggi dibandingkan dengan URS primer pada pasien nonstented .

Manfaat prestenting mungkin lebih menonjol ketika membandingkan pasien dengan batu

saluran kencing lebih besar ( > 10 mm ) . Percobaan acak prospektif mungkin lebih tepat

untuk menentukan efek stenting ureter sebelum URS pada SFR, hasil bedah, kepuasan

pasien, dan skor gejala , dan untuk meminimalkan bias . Namun, sering - dilakukan darurat

stenting ureter akan menyulitkan desain penelitian dan pendaftaran pasien untuk penelitian.

KESIMPULAN

URS adalah prosedur yang aman dan sukses untuk penatalaksanaan batu saluran

kencing. Analisis matched-paired menunjukkan pemasangan sten preoperative meningkatkan

efektivitas URS dengan memperhatikan nilai SFRs dibandingkan dengan pasien tanpa

pemasangan sten preoperative pada batu saluran kencing >5mm. Angka morbiditas yang

paling potensial adalah adanya prosedur URS ulang setelah prosedur URS pertama gagal dan

seharusnya pemasangan sten secara rutin sebelum URS dapat menjadi pertimbangan

preoperative.