CBT-translet buku

download CBT-translet buku

of 151

Transcript of CBT-translet buku

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    1/151

    CHAPTER 1

    Basic Theory, Development and Current Status of CBT

    SEJARAH CBT

    Terapi Perilaku /Behaviour Therapymuncul sebagai reaksi atas

    paradigma psikodinamis Freud yang mendominasi psikoterapi dari abad ke-19.

    Terapi Perilaku menghindari spekulasi proses di luar kesadaran, motivasi

    tersembunyi, dan struktur pikiran yang tidak terobservasi alih-alih menggunakan

    prinsip mempelajari teori untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan

    reaksi emosional.

    Terapi Perilaku sukses secara cepat, terlebih pada penyimpangan

    kecemasan seperti fobia dan OCD. Di balik itu, ada ketidakpuasan atas

    pendekatan yang terbatas hanya pada pendekatan perilaku. Terapi Kognitif (CT)

    menjadi alternatif dan setelah diadakan penelitian terbukti bahwa sangat efektif

    untuk depresi. Terapi Perilaku & Terapi Kognitif tumbuh kembang bersama dan

    bersatu menjadi CBT.

    Prinsip dasar CBT:Prinsip Kognitif; ide pokok dari terapi ini adalah reaksi emosional dan

    perilaku yang sangat dipengaruhi oleh kognisi (pemikiran, kepercayaan, dan

    intrepetasi tentang diri atau situasi di mana mereka berada).

    Prinsip Perilaku; perilaku dapat mempengaruhi pikiran dan emosi dan

    memang, seringnya merubah perilaku adalah cara terbaik untuk merubah pikiran

    dan emosi.

    Prinsip Kontinuum; CBT percaya seringkali sangatlah menolong untuk

    melihat masalah kesehatan mental sebagai sesuatu yang muncul dalam versi

    ekstrim / berlebihan dari proses normalnya, daripada melihatnya sebagai kondisi

    patologis yang berbeda secara kualitatif dan tidak dapat dijelaskan oleh kondisi &

    proses normal.

    Prinsip "Di Sini & Sekarang" Terapi psikodinamis tradisional melihat

    gejala dari suatu masalah, mis: cemasnya orang fobia, adalah masalah di

    permukaan dan pengobatan yang sukses haruslah mengungkap proses

    perkembangan, motivasi tersembunyi, dan konflik di luar kesadaran yang terletak

    pada akar masalah. BT melihat bahwa target utama adalah gejala itu sendiri dan

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    2/151

    mampu menghadang kecemasannya secara langsung dengan melihat pada

    proses yang menyebabkannya dan merubah prosesnya. CBT modern

    mewariskan pendekatan BT. Fokus utama terapi adalah pada masa sekarang

    dan perhatiannya adalah pada proses yang menyebabkan masalah tersebut alih-

    alih rposes yang mungkin mengarah pada perkembangannya pada masa silam.

    Prinsip"Sistem Interaksi"

    Masalah haruslah dipikirkan sebagai interaksi antar berbagai sistem di

    dalam orang dan lingkungannya. CBT modern mengidentifikasi 4

    sistem: kognisi, afeksi, perilaku, fisiologi. Mereka berinteraksi satu sama lain

    dalam proses umpan balik yang rumit dan berinteraksi pula dengan lingkungan

    (diartikan dalam lingkup terbesar, tak hanya lingkungan fisik tapi juga sosial,

    keluarga, budaya, dan ekonomi).

    Prinsip Empiris

    CBT percaya bahwa kita harus mengevaluasi teori dan pengobatan

    sedetil mungkin menggunakan bukti ilmiah daripada anekdot klinis. Alasannya

    adalah:*Secara ilmiah, agar dapat ditemukan pada teori yang mapan.

    *Secara etis, agar ada kepercayaan diri untuk memberi tahu bahwa

    pengobatannya efektif.

    *Secara ekonomis, memastikan sumber daya kesehatan mental terbatas yang

    digunakan akan membawa manfaat yang terbaik.

    TINGKAT / MACAM KOGNISI

    CBT seringkali membedakan macam / tingkat kognisi.

    Negative Automatic Thoughts (NATs)

    Aliran pemikiran yang semua orang bisa merasakannya jika kita mencoba

    memberi perhatian lebih padannya. Mereka adalah pikiran / interpretasi negatif.

    Cth: ketika cemas, kita mungkin berpikir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi

    pada keluarga dekat; jika terganggu, kita mungkin berpikir ada ketidakadilan; jika

    muak, ada pikiran tentang kekalahan atau pikiran negatif ke diri sendiri.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    3/151

    Karakteristik umum:

    *NATs terjadi secara otomatis dan tanpa usaha

    *Pemikiran spesifik atas situasi yang spesifik.

    *Dilakukan secara sadar.

    *Sangat nyata & sering.

    *Sering dianggap masuk akal dan dianggap fakta, terlebih ketika emosi sedang

    kuat.

    *NATs juga hadir dalam pencitraan diri, bukan sekedar kata-kata batin.

    *Karena efek yang sangat cepat dalam kondisi mental, NATs seringkali dihadang

    pada awal terapi.

    Core Beliefs

    Merepresentasikan kepercayaan fundamental tentang diri mereka atau

    dunia secara umum. Karakteristiknya;

    *Kebanyakan tidak terhubung langsung dengan kesadaran. Harus lebih dahulu

    disimpulkan dari observasi pemikiran & perilaku karakteristik seseorang dalam

    situasi yang berbeda.

    *Bermanifestasi dalam pernyataan yang umum & absolut. Tidak seperti NATs,mereka tidak berubah-ubah sesuai waktu atau situasi.

    *Biasanya sebagai akibat dari pengalaman masa kecil, tapi terkadang

    berkembang sebagai hasil dari trauma yang berat.

    *Tidak dihadang secara langsung dalam terapi jangka pendek untuk masalah inti

    seperti penyimpangan kecemasan atau depresi mayor. Penghadangan lebih

    penting pada terapi untuk masalah kronis seperti penyimpangan perilaku.

    Dysfunctional Assumptions

    Menjembatani Core Beliefsdengan NATs. Menyediakan lahan untuk

    NATs berkembang. DAs bisa menjadi "aturan untuk hidup", lebih spesifik dalam

    aplikasinya daripada Core Beliefs, tapi lebih umum daripada NATs.

    Karakteristiknya:

    *Tidak sejelas NATs dan tak mudah untuk diverbalisasi.

    *Pernyataan kondisional, "Jikamaka" atau "haruskalau tidak".

    *Beberapa diperkuat oleh budaya; seperti mendahulukan orang lain atau

    pentingnya sebuah kesuksesan.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    4/151

    *Yang membuatnya menjadi sebuah disfungsi adalah terlalu kaku dan

    generalisasi berlebihan, tidak cukup luwes untuk berhadapan dengan masalah

    hidup.

    *Di dalam terapi biasanya dihadang belakangan, setelah klien mengembangkan

    semacam kemampuan untuk bekerja dengan NATs.

    KOGNISI KARAKTERISTIKDALAM MASALAH YANG BERBEDA

    Teori CBT modern melihat bentuk karakteristik kognisi terasosiasi dengan

    masalah tertentu. Pola karakteristik ini melibatkan konten dari kognisi sekaligus

    prosesnya. Depresi sebagai contohnya, pikiran orang yang depresi memiliki

    karakteristik konten. Misal pikiran negatif tentang diri sendiri atau orang lain.

    Orang depresi juga menunjukkan karakteristik bias general dalam hal berpikir,

    seperti apapun yang tidak berjalan lancar adalah kesalahan mereka atau

    mengeneralisir satu kejadian negatif yang spesifik menjadi kesimpulan negatif

    yang luas.

    Depresi

    Kognisi karakteristik dalam depresi adalah negative cognitive triad,pandangan bias negatif atas diri sendiri, pada dunia secara umum, dan pada

    masa depan.

    Kecemasan

    Proses umum di sini adalah bias atas estimasi yang berlebih pada

    ancaman. Contoh:

    *Dalam panik, ada misinterpretasi katastrofi dari gejala kecemasan yang tidak

    berbahaya sebagai indikasi atas bencana yang akan datang; cth: sekarat, akan

    gila

    *Dalam kecemasan kesehatan, misinterpretasi serupa atas gejala tak

    berbahaya yang mengindikasikan penyakit tapi dalam rentang waktu yang lebih

    lebar; cth: saya mungkin punya penyakit yang mengarah ke kematian suatu hari

    *Dalam kecemasan sosial, pikiran akan dinilai secara negatif oleh orang lain; cth:

    mereka akan berfikir bahwa saya bodoh

    *Dalam OCD, rasa bertanggung jawab, kebutuhan untuk mencegah.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    5/151

    Kemarahan

    Dalam kemarahan, pikirannya adalah tentang perilaku orang lain yang

    tidak adil, melanggar peraturan implisit atau eksplisit, atau memiliki niat yang

    berbahaya.

    Model CBT Generik untuk Perkembangan Masalah

    Manusia mengembangkan core beliefsdan asumsi seberapa besar fungsi

    diri mereka yang mengizinkan mereka memahami dunia dan melewatinya.

    Kebanyakan manusia memiliki campuran kepercayaan fungsi & disfungsi.

    Kepercayaan fungsi membuat seseorang dapat berurusan secara wajar

    kebanyakan waktu. Tetapi jika manusia berhadapan dengan kejadian yang

    melukai core beliefatau asumsi dan tidak dapat ditangani oleh kepercayaan

    positif, maka asumsi disfungsional akan lebih aktif, pikiran negatif muncul, dan

    kondisi emosional yang tidak menyenangkan seperti kecemasan atau depresi

    akan timbul. Interaksi antara pikiran negatif, emosi, perilaku dan perubahan

    fisiologis dapat berpengaruh pola disfungsi yang terus menerus dan manusia

    akan terperangkap dalam lingkaran setan.

    Status CBT

    Bukti terkait pengobatan CBT

    Path dan Fonagy (2005) dalam perbaruan What works for whom?melaporkan

    bukti yang menunjukkan CBT didukung kuat sebagai terapi untuk penyimpangan

    psikologis pada orang dewasa yang mereka pelajari dan memiliki banyak

    dukungan dalam berbagai masalah dari terapi lainnya.

    Bukti kuat lainnya adalah dari UK NICE (National Institute for Clinical

    Excellence). Mereka membuat rekomendasi sebagai berikut:

    *Skizofrenia (NICE, 2002): "CBT harus tersedia sebagai pilihan pengobatan

    untuk pasien dengan skizofrenia" (p.13)

    *Depresi (NICE, 2004a): "Untuk pasien dengan depresi sedang, pekerja

    layanan kesehatan harus mempertimbangkan rekomendasi program self-

    helpyang didasarkan pada terapi CBT"(p.5); Ketika menimbang pengobatan

    psikologis individu untuk depresi moderat, akut, dan kebal pengobatan,

    pilihannya adalah CBT" (p.27)

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    6/151

    *Penyimpangan makan (NICE, 2004b): "Terapi perilaku kognisi untuk bulimia

    nervosaharus ditawarkan pada orang dewasa dengan bulimia nervosa"

    (p.4); "Terapi perilaku kognisi untuk binge eating disorderharus ditawarkan

    pada orang dewasa dengan binge eating disorder" (p.5)

    *Panik & kecemasan yang digeneralisir (NICE, 2004c): "Intervensi yang memiliki

    bukti untuk durasi terpanjang pada efek dalam urutan akhir-awal adalah

    (pertama) CBT" (p.6)

    *Post Traumatic Stress Disorder(PTSD) (NICE, 2005): "Semua orang dengan

    PTSD harus ditawarkan kursus trauma-focused psychological treatment(trauma-

    focusedCBT atau eye movement desensitisation and reprocessing(EMDR)"

    (p.4)

    Dapat disimpulkan CBT adalah terapi psikologis yang jitu & efektif dengan

    bukti yang kuat dan luas.

    Bukti terkait teori CBT

    Adalah sebuah kesalahan jika ada yang berpikir bahwa

    mendemonstrasikan keberhasilan dari sebuah proses membuktikan kebenaran

    dari teori di mana pengobatan tersebut berasal. Keberhasilan pengobatan bisaterjadi karena kombinasi faktor yang tak terbayangkan dalam teori. RCT

    (Randomised Controlled Trial) menunjukkan bahwa pengobatan dengan sihir

    sangat efektif untuk depresi, tapi bukan berarti depresi disebabkan oleh setan;

    malah harus ditelusuri apakah ada efek plasebo yang sangat kuat atau ramuan

    herbal yang digunakan mengandung bahan psikoaktif. Keberhasilan CBT pun

    belum tentu menunjukkan bahwa teori CBT benar. Clark et al (1999)

    menunjukkan pertimbangan rinci dari bukti ilmiah yang seimbang dalam kasus

    teori kognisi untuk depresi. Mereka menyimpulkan, dengan mempertimbangkan

    pola pikiran negatif dalam depresi, terdapat bukti bahwa:

    *Ada peningkatan pikiran negatif atas diri sendiri, masa depan, dan dunia

    *Ada pengurangan pikiran positif atas diri sendiri, tapi perubahan ini kurang

    ditandai dan mungkin kurang spesifik pada depresi

    *Ada peningkatan spesifik dalam pikiran dan kepercayaan tentang kehilangan

    dan kegagalan (lebih dari orang yang menderita masalah kecemasan)

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    7/151

    Mengingat bahwa peran pikiran negatif sebagai penyebab, mis: sugesti

    pikiran negatif menyebabkan mood jelek, mereka menyimpulkan ada bukti

    eksperimental bahwa pikiran negatif self-referentdapat mempengaruhi fitur

    subyektif, perilaku, motvasi, dan fisiologi layaknya ke depresi ringan hingga

    moderat. Jika pikiran negatif diujicobakan ke orang yang tidak depresi, dapat

    diperoleh hasil keadaan sementara seperti pada depresi.

    Ada bukti lain bias proses kognisi dapat diidentifikasi pada percobaan

    dengan bukti pada orang depresi:

    *bias pada pemrosesan informasi negatif yang relevan pada diri mereka (tapi

    tidak ada bias untuk informasi non-personal atau netral_

    *memperkuat pemanggilan pada kejadian negatif dan meningkatkan

    kepercayaan negatif.

    Lebih jauh lagi, ada bukti bahwa perubahan pada proses ini dapat terjadi pada

    tingkat pra-kesadaran yang otomatis.

    Bagian teori yang paling tidak didukung adalah sugesti bahwa orang

    rentan terhadap depresi karena pikiran negatif yang masih hadir dalam bentuk

    laten bahkan ketika mereka tidak depresi. Gambaran serupa ditemukan pada

    model CBT tertentu untuk penyimpangan lainnya; pada area tertentu terdapatdukungan penelitian yang kuat dan bukti lainnya terbuka untuk ditafsirkan.

    Buktinya adalah:

    *tidak diragukan lagi CBT adalah pengobatan efektif untuk banyak

    masalah

    *ada dukungan untuk teori CBT tapi masih ada ruang untuk

    mengeksplorasi dan mengembangkan pendekatan ini lebih jauh di area tertentu

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    8/151

    CHAPTER 2

    DISTINCTIVE CHARACTERISTICS OF CBT

    COLLABORATION

    CBT merupakan proyek kolaboratif antara terapis dan klien. Antara

    keduanya adalah hubungan yang aktif dimana masing-masing pastisipan

    memiliki keahlian masing-masing yaitu terapis memiliki pengetahuan tentang

    cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah sedangkan klien memiliki

    pengalaman atas masalahanya sendiri. Tekanan dari kolaboratif mungkin saja

    berbeda dariu yang dibayangkan oleh klien. Oleh karena itu perlu dipersiapkan

    sejak awal, apa yang harus dipersiapkan klien untuk mengantisipasi agar

    menetapkan a shared view from the outset. Bagian penting dari pembukaan

    terapi adalah pernyataan mengenai peran dari klien. Sebagai contoh :

    ` We both have an importanta role in the treatment. I know quite a lot about

    CBT and about how particular sorts of problems can present difficulties for

    people. However, you know very much more than i can about the details of how

    your problem affects you, and it is this knowledge that will allow us to understand

    and gradually change the situation for you. This really is a joint enterprise.Hal ini juga berarti bahwa terapis tidak bisa mengharapkan untuk

    mengetahui semua jawaban sepanjang waktu. Jika terapis tidak yakin, maka

    terapis bisa menanyakan kepada klien untuk klarifikasi, tambahan informasi, dan

    pandangan mereka mengetahui situasi tersebut.

    ` Yang perlu diingat bahwa CBT mendorong keterbukaan dan kejujuran

    antara terapis dan klien. Klien akan menuntut keterbukaan atas apa yang

    dilakukan terapis dan alasannya. Selain itu, terapis akan meminta kejujuran klien

    untuk feedback atas hal apa yang dirasakan klien dapat membantu dan tidak.

    Kolaborasi seharusnya dibangun selama proses treatment. Doronglah

    klien agar secara rutin mengambil secara aktif peran yang ada dalam setiap

    agenda/sesi, merancang pekerjaan rumah dan memberikan feedback.

    Harapannya agar saat klien selesai menjalani CBT, akan memiliki keahlian

    sebagai praktisi CBT sehingga mereka dapat mendorong diri sendiri dan

    mempersiapkan untuk relapse.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    9/151

    STRUCTURE AND ACTIVE ENGAGEMENT

    CBT adalah problem untuk fokus dan terstruktur, dan beberapa terapis

    bekerja dengan klien untuk menjaga struktur di setiap sesinya. Sebagai contoh,

    pada awal setiap sesi, terapis dan klien akan menyusun agenda, dan

    menepatinya. Terapi CBT biasanya berbicara lebih banyak dalam setiap sesinya

    jika dibandingkan dengan terapis lainnya yaitu dengan komposisi 50% dari

    jumlah waktu yang ada pada awal sesi. Pada tahap awal sesi, terapis lebih

    banyak mengarahkan isi sesi ke arah yang lebih besar tetapi tanggung jawab

    klien juga dilibatkan untuk kemajuan sesi. Sebagai contoh, tugas pekerjaan

    rumah dirancang untuk di awal tapi sebagai proses treatment, peran klien akan

    meningkat dalam pertemuan-pertemuan berikutnya. Sejauh mana isi dari tiap

    sesi tergantung pada fungsi kepercayaan, kepribadian dan sikap dari klien. Klien

    yang tertutup kemungkinan akan melakukan kontrol pada awal sesi, namun klien

    yang dependenajan lebih mudah mengikuti kendali yang ada.

    TIME LIMITED AND BRIEF

    Bagi klien dan commissioners of services, CBT merupakan terapi yang

    menarik karena relatif singkat. Singkat yang dimaksud adalah berkisar enamhingga dua puluh sesi. Namun, jumlah sesi juga dipengaruhi oleh masalah klien

    dan sumber daya yang tersedia.

    Table 2.1 Guidelines on length of treatment

    Type of Problem Number of Sessions

    Mild Up to 6

    Mild to moderate 6 12

    Moderate to severe or

    Moderate problems with co-existing personality disorders 12 20

    Severe problems with co-existing personality disorders >20

    Klien sebaiknya diberitahu mengenai perkiraan lamanya atau

    kemungkinan paling lamanya treatment agar dapat membangun kemajuan

    treatment. Ada baiknya klien dibiarkan untuk mengatasi kesulitan yang pada saat

    treatmentsecara mandiri. Hal ini dilakukan secara bertahap dengan memberikan

    klien selang waktu antar sesi. Hal ini akan membuat klien mengambil tanggung

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    10/151

    jawab atas sisa masalah dan kemunduran, namun tetap disertai review dengan

    terapis.

    Tidak ada batasan bahwa CBT harus 50 menit dalam tiap sesinya,

    Misalkan klien yang memiliki agoraphobia dapat berjalan selama 2-3 jam. Perlu

    diingat, jika pekerjaan rumah berjalan secara efektif maka treatment dapat

    berjalan diluar jam terapi bersama terapis.

    EMPIRICAL IN APPROACH

    Penekanan kuat dalam CBT adalah penggunaan pengetahuan psikologi.

    CBT juga mengadaptasi dari behavior therapyyaitu komitmen untuk membangun

    keberhasilan treatmentdalam kasus individual. Sebagai terapis, kita menyimpan

    informasi mengenai hasil penelitian dan mengunakannya sebagai arahan dalam

    suatu kasus individual. Namun jika terapis memiliki bukti yang kuat untuk

    menunjukkan mengapa pendekatan lain akan cenderung lebih sukses, maka itu

    akan lebih adil bagi klien karena tidak berdasarkan intuisi terapis.

    PROBLEM ORIENTED IN APPROACH

    Permasalahan klien dapat beraneka ragam, melalui CBT terapis dapatmengidentifikasi permasalahan lain yang berhubungan dengan masalah utama.

    Kemudian, dapat secara fokus untuk menyelesaikan atau mengurangi

    permasalahan tersebut. Permasalahan juga dapat dijabarkan secara spesifik,

    tidak secara umum untuk diagnosa. Jika sudah mendapat persetujuan

    permasalahan apa yang akan ditangani, tiap goal disusun dari tiap masalah dan

    mengacu pada treatment. Proses penentuan giak terfokus pada keinginan klien

    pada saat treatment ini berakhir dan apa yang diharapkan klien berbeda dari

    dirinya saat ini.

    GUIDED DISCOVERY

    Terapis menggunakan form yang berisikan pertanyaan yang disebut

    Socratic untuk membantu klien mengklarifikasi pikiran dan keyakinannya. CBT

    juga membantu klien untuk melihat pandangan alternatif lainnya dan kegunaan

    persepktif yang baru untuk diri mereka sendiri.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    11/151

    BEHAVIORAL METHODS

    Behavioral interventions merupakan elemen terpenting dalam CBT,

    sehingga banyak sekali tugas yang berhubungan dengan behavioural tasksdan

    eksperimen. Hal tersebut berfungsi untuk menguji pandangan baru yang ada

    dalam sesi terapi dan mempertinggi proses belajar, dimana perubahan perlu

    untuk dibuat.

    IN-VIVO WORK

    Terapis CBT harus bisa membawa terapi yang ada ke lingkungan sehari-

    hari. Singkatnya, yang terpenting adalah melihat perubahan yang terjadi dalam

    setting terapi, harus bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

    sangat membantu ketika terapis ikut menemani klien saat ia menerapkan

    perubahan yang ada pada in-vivo work. Jika klien mengalami kesulitan dalam

    menunjukkan perilaku yang baru, akan membantu jika terapis terus mendorong

    dan support klien. Seringkali, terapis harus menjadi modelling sehingga dapat

    membantu klien.

    SUMMARIES AND FEEDBACKSetiap sesi CBT akan selesai, maka harus dibuat kesimpulan dan

    feedback selama sesi CBT berlangsung. Tiap 5 menit sekali, sebaiknya kita

    menghentikan sesi terapi untuk melakukan kesimpulan. Kesimpulan tersebut

    meliputi perasaan klien dan arti dari setiap peristiwa atau situasi yang terjadi

    pada klien. Namun, tidak menginterpretasi atas kata-kata yang disampaikan

    klien. Lebih baik, menggunakan kata-kata yang disampaikan klien daripada

    terapis menggunakan kata-kata sendiri karena itu bisa saja mengubah makna

    dari apa yang disampaikan klien. Setiap selesai sesi, mungkin akan lebih baik

    jika menanyakan kepada klien mengenai apa yang diperoleh selama sesi. Hal ini

    juga untuk mencegah kesalahpahaman pada klien. Feedbackjuga penting untuk

    mengetahui apa saja yang membantu, tidak membantu atau membingungkan.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    12/151

    MYTHS ABOUT CBT

    1. The therapeutic relationship is not important in CBT

    Karakteristik terapis CBT harus memiliki warmth, empathydan unconditional

    regard. Dalam hubungan yang terpenting adalah faktor secara kognitif

    dibandingkan dengan psikodinakik (Orlinsky, et al, 1994).

    2. CBT is mechanistic-just apply technique X to problem Y

    Model CBT adalah berdasarkan hubungan antara emosi, perilaku dan

    kognisi. Selain itu yang penting adalaha bagaimana ketiga hal tersebut

    mempengaruhi klien dan permasalaannya.

    3. CBT is about positive thinking

    Pernyataan bahwa CBT adalah untuk membuat klien melihat segala

    sesuatunya positif adalah salah. Dalam CBT yang benar adalah membantu klien

    untuk melihat secara realistik agar melakukan evaluasi terhadap pemikiran

    mereka, dan bukan menunjukkan bahwa mereka salah dan harus melihat dari

    sisi positifnya. CBT juga memberitahukan bahwa pemikiran mereka mungkin saja

    tepat di masa lalu dan tidak tepat pada saat ini.

    4. CBT does not deal with the past

    Sesi CBT berfokus pada here and now, namun bukan berarti CBT tidak

    memperhatikan masa lalu jika memang diperlukan. Arti dari here and now

    adalah lebih memperhatikan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi

    perkembangan masalah untuk situasi sekarang daripada masa lalu.

    5. CBT deals with superficial symptoms not the roots of problems, so

    alternative symptoms are likely to occur

    CBT memperhatikan mengenai proses psikologis yang mempengaruhi

    masalah dan mengintervensinya.

    6. CBT is adversarial

    Seringkali terapis CBT perlu memberitahukan kepada klien mengenai apa

    yang salah tentang pemikirannya dan bagaimana seharusnya klien berpikir. Cara

    pemberitahuan tersebut yang harus diperhatikan. Terapis harus mampu

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    13/151

    membuat klien menjadi terbuka sehingga membuat klien bejar untuk

    mempertanyakan pemikirannya sendiri.

    7. CBT is for simple problems : you need something else for complex

    problems

    CBT dapat digunakan untuk klien yang memiliki axis 1 pada diagnosa DSM

    atau klien yang keras kepala.

    8. CBT is interested in thoughts and not emotions

    CBT menolong orang lain dengan mengubah pemikiran klien. Perubahan

    kognitif berarti menolong orang lain mengubah pola pikir dan tak jarang menjadi

    sebuah diskusi intelektual dari pemikiran abstrak.

    9. CBT is only for clients who are psychologically minded

    Klien diharapkan mampu menyampaikan dan membicarakan mengenai

    pemikiran dan emosi, serta mampu membedakan antara keduanya. Jika klien

    kesulitan untuk melakukan hal tersebut, terapis diharapkan membantunya

    dengan menawarkan sesi khusus agar klien mampu menggunakan pendekatantersebut.

    10. CBT is quick to learn andeasy to practice

    CBT merupakan teknik yang relatif mudah dipelajari dan diaplikasikan.

    11. CBT is not interested in the unconscious

    Konsep pda CBT tidak mempergunakan unconscious dari Freudian karena

    kognitid merupakan sesuatu hal yang conscious. Tidak dipungkiri, bahwa terapis

    dan klien harus mengklarifikasi makna dari situasi yang awalnya mungkin saja di

    luar kesadaran.

    12. CBT demands high intelligence

    CBT tidak menuntut pada kemampuan kecerdasan yang tinggi, namun sudah

    diadaptasi sehingga bida digunakan untuk klien dengan learning difficulty, anak-

    anak dan orang muda.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    14/151

    CHAPTER 3

    The Therapeutic Relationship

    Dalam sebuah hubungan yang afektif antara seorang terapis dengan klien

    merupakan suatu hal yang penting untuk treatment yang ingin di berikan, dimana

    terbukti berkaitan dengan kualitas dari hasil yang ingin di capai. Sejauh mana

    klien memberikan kontribusinya dalam terapi, maka hal tersebut dapat

    menentukan keberhasilan dari sebuah treatment. Sebagai contoh, seorang klien

    yang lebih menikmati keterlibatannya dalam mengerjakan dan menyelesaikan

    tugas-tugas dalam proses terapi, memberikan saran tentang kemajuan

    treatment, berinteraksi secara hangat dan memberikan kepercayaan kepada

    terapis, dan seorang klien yang konsisten dan selalu menyelesaikan tugas-tugas

    yang harus dikerjakan di rumah dalam kaitannya dengan treatmen yang sedang

    dijalaninya.

    Menurut Bordin (1979) tentang hubungan terapeutik ini adalah berperan

    sebagai kesatuan kerja yang efektif. Dia mengatakan bahwa ada 3 komponen

    wajib untuk mrncapai kesatuan kerja yang sukses dan berhasil, yaitu:

    Kesepakatan terhadap tugas (apa yang menjadi kebutuhan dalam terapi,proses apa yang diperlukan untuk mencapai sebuah perubahan, dan apa

    saja aktivitas serta teknik yang akan digunakan)

    Kesepakatan terhadap tujuan terapi (apa yang dicari dalam sebuah terapi

    baik jangka panjang maupun jangka pendek, dimana masing-masing pihak

    antara klien dan terapis memberikan kontribusinya dalam bentuk sebuah

    komitmen guna mencapai tujuan)

    Ikatan atau hubungan yang baik di antara klien dan terapis, dimana

    menunjukkan ketertarikan, tanggung jawab, kepercayaan dan komitmen.

    Hal tersebut memperjelas bahwa kesatuan kerja yang baik menjadi sebuah

    keniscayaan untuk mendapatkan hasil yang juga baik. pada dasarnya, anda tidak

    bisa mengharapkan terjadinya terapi yang efektif jika klien mendapati sikap

    dingin dan tidak menunjukkan empati dari seorang terapisnya. Sebuah

    kerjasama yang dibutuhkan dibangun pada tiga atau empat sesi pada tahap

    awal, walaupun demikian tidak menjadi jaminan bahwa kualitas hubungan yang

    sudah terbentuk akan terus baik-baik. kemungkinan terjadinya bermacam-

    macam bentuk kemajuan dalam sebuah terapi selalu ada. Namun demikian,

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    15/151

    kualitas dari sebuah hubungan yang sudah terbina menjadi sebuah dasar

    penting dimana proses terapi dapat dilanjutkan ke dalam tahap penanganan.

    Mengapa hubungan terapeutik menjadi penting dilakukan karena dengan

    adanya hal tersebut, akan dapat membangun sebuah kesatuan kerja yang baik,

    termasuk di dalamnya klien akan merasakan :

    Dibantu untuk lebih memahami permasalahan yang sedang dihadapinya.

    Menjadi lebih mengetahui situasi-situasi apa saja yang muncul yang bisa

    berpotensi menjadi pemicu stress bagi dirinya.

    Menjadi lebih mampu untuk memahmi dirinya sendiri

    Menjadi lebih mudah menyesuaikan dengan kepribadian terapisnya.

    Peran dari seorang terapis

    Satu dari beberapa prinsip CBT adalah bahwa sebagai seorang terapis,

    anda harus menunjukkan empati dan sikap bekerjasama yang erat dengan klien

    selama terapi dikerjakan (Beck, 1967). Walaupun pada tahap CBT, digunakan

    sebuah metode bertanya sokrates namun pendekatan yang dilakukan secara

    umum adalah seorang terapis yang berfungsi sebagai mentor dan pendamping

    daripada menjadi seorang instruktur yang hanya memberikan arahan. Anda

    diibaratkan berjalan beriringan dan klien bebas menggali pilihan-pilihan baru

    yang terkait dengan apa yang dirasakan dan mampu dilakukannya. Dan peran

    anda sebagai terapis adalah turut membuka kesempatan-kesempatan klien untuk

    menggali lebih dalam lagi, melalui pertanyaan atau informasi yang bisa anda

    berikan. Hal tersebut memungkinkan klien untuk mencoba menggali pada area

    yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Sebagai seorang terapis, anda

    membutuhkan sebuah keterampilan memahami dengan baik terhadap apa yang

    sudah dimiliki oleh klien, sehingga anda bisa menerima dan bersikap terbuka

    terhadap keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh klien, juga terhadap perasaan

    dan perilakunya tanpa anda perlu menduga-duga sebelumnya. Sehingga,

    tuntutan yang dibebankan kepada terapisnya adalah tetap melakukan tindakan

    aktif bertanya, namun tidak menjadi seorang penuduh atau mudah memberikan

    penilaian pribadinya. Anda harus bersikap genuine, dan memberikan perhatian

    terhadap sudut pandang atau perasaan klien yang tengah ditunjukkannya.

    Namun demikian hal ini juga perlu di imbangi dengan kemampuan anda untuk

    tetap mempertahankan sikap skeptis terhadap semua hal yang disampaikan atau

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    16/151

    di tunjukkan oleh klien, karena mungkin saja semua yang dikatakannya adalah

    sebuah bentuk cognitive errors yang secara signifikan dapat mengubah apa

    yang ditampilkannya.

    Peran penting lainnya dari seorang terapis adalah sebagai seorang

    practical scientist, dimana ia membangun sebuah contoh terkait dengan klien

    dalam sebuah interaksi yang terjadi yang sekiranya dapat membantunya dalam

    mengatasi permasalahan yang mungkin muncul di masa yang akan datang.

    Menggunakan pendekatan bersikap terbuka terhadap semua kemungkinan yang

    ada dalam menyikapi permasalahan dan pengalaman, akan memunculkan

    sebuah kesimpulan sementara yang dapat di uji untuk pada akhirnya membuat

    atau menarik kesimpulan yang tepat, yang relevant dengan terapi.

    Kerjasama yang natural pada hubungan terapeutik memiliki arti bahwa

    anda terikat atau menjalin kerjasama dengan klien dalam konteks hubungan

    yang terjadi antara orang dewasa dan berlangsung sedekat mungkin. Sehingga

    anda dapat terbuka terhadap ide atau pendapat terkait dengan permasalahan

    yang dihadapi klien dan berbagi perumusan yang telah anda miliki, dan menjadi

    jalan untuk klien mendapatkan feedback yang berkaitan dan tepat sasaran; atau

    anda juga mungkin memperlihatkan atau menyampaikan perihal diri andatentang hal yang terkait dengan minat klien dalam pembahasan ini; atau anda

    juga bebas untuk mengatakan saya tidak tahu atau bisakah anda memberikan

    saya waktu beberapa saat untuk berpikir? tanpa perlu menunjukkan bahwa anda

    selalu tahu akan semua hal. Hal-hal tersebut memungkinkan untuk anda

    bersama dengan klien dalam upaya untuk mengatasi permasalahan secara

    bersama-sama.

    Cara untuk membangun atau membina kerjasama dan hubungan yang positif

    antara klien dengan terapis :

    Mendengarkan dengan seksama untuk mendapatkan penghayatan

    tentang bagaimana klien merasakan atau mengalaminya.

    Menyediakan waktu untuk membuat agenda secara bersama-sama.

    Membuat secara jelas bahwa umpan balik adalah sebuah bagian dari

    terapi yang dapat dijadikan untuk membuat kemajuan.

    Menetapkan secara hati-hati terkait dengan tujuan yang ingin di capai

    oleh klien dalam melakukan sebuah treatmen terapi.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    17/151

    Pecahnya atau kesatuan terapeutik yang retak

    Jangan terkejut ketika terjadi pecah atau retak dalam sebuah kesatuan

    kerja yang telah terbangun. Tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa telah

    terjadi pecah atau retaknya kesatuan terapeutik yang telah terbangun. Hal ini

    mungkin ditunjukkan melalui sikap yang muncul secara non-verbal yang terkait

    dengan situasi emosional seperti perasaan tidak nyaman, marah atau tidak

    percaya. Atau mungkin juga ditunjukkan melalui perilaku seperti tidak

    menyelesaikan pekerjaan rumah, menunjukkan ekspresi tidak yakin terhadap

    pendekatan yang dilakukan, atau secara lebih jelas menampakkan emosi yang

    dirasakannya terkait dengan proses yang sedang dijalaninya. Menjadi hal yang

    sangat penting bagaimana kualitas hubungan bisa terjalin di antara anda dan

    klien, sehingga anda bisa melakukan tindakan cepat untuk mengatasinya ketika

    klien menunjukkan tanda-tanda dimana akan terjadi retaknya sebuah hubungan

    kerjasama yang telah dibangun.

    Bagaimana harus bertindak saat berurusan dengan pecah atau

    retaknya sebuah kesatuan dalam hubungan terapeutik

    Menurut Watson dan Greenberg (1995), terjadinya keretakan biasanya

    berkaitan dengan: Tujuan atau tugas-tugas terapi (sebagai contoh: klien tidak

    memahami atau menyetujui dengan tujuan atau strategi-strategi yang

    digunakan dalam treatmen)

    Ikatan antara klien-terapis (sebagai contoh: klien yang tidak kooperatif

    atau tidak menunjukkan rasa percaya terhadap terapis dan bersedia

    memberikan responnya)

    Mereka berpendapat bahwa harus ada klarifikasi terhadap akar atau

    penyebab munculnya permasalahan secara langsung kepada klien, misalnya

    melakukan klarifikasi terkait dengan prmikiran tentang treatment atau mungkin

    saja mengubah pendekatan yang dilakukan. Namun jika yang terjadi ternyata

    berkaitan dengan ikatan yang terjalin diantara klien-terapis, maka yang harus

    dilakukan untuk pertama kali adalah memastikan bahwa memang tidak ada

    dugaan masalah dengan klien yang memiliki permasalahan pada area

    interpersonal dalam kepribadiannya. Newman (1994) memberikan perhatian

    terhadap hal yang harus dipertimbangkan dan di duga memberikan kontribusi

    dalam terhambatnya hubungan terapeutik yang tengah di bangun, seorang

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    18/151

    terapis perlu peka terhadap klien yang secara signifikan menunjukkan mata yang

    sembab atau berkaca-kaca, namun ia membantah ketika terapis mengutarakan

    kebingungannya atau mengajukan pertanyaan terkait dengan sikapnya tersebut.

    Jika menemukan kebuntuan terkait dengan issue yang dimiliki oleh klien,

    maka dapat dilakukan cara untuk memotongnya (dalam CBT), yaitu:

    Merumuskan kembali dasar pemikiran

    Menggunakan metode sokrates untuk mengklarifikasi issu

    Mengembangkan dan mengkolaborasikan pilihan-pilihan, selama proses

    structure, limits dan guidance

    Membicarakan kembali tentang hal-hal apa saja yang menjadi pro dankontra juga yang perlu di ubah dan tidak perlu di ubah.

    Mengkomunikasikan sesuai dengan bahasa dan imaji klien

    Hindari yang memunculkan jawaban pertahanan dari klien seperti saya

    tidak tahu

    Mempertahankan sikap empati, dan menghindari memberikan interpretasi

    salah atau negatif terhadap tingkah laku klien.

    Pembatasan masalah

    Hubungan yang dijalin antara klien dengan terapisnya berbeda dengan

    hubungan sosial yang pada umumnya, dan batasan masalah menjadi penting

    dan butuh perhatian serius dalam penerapan praktek CBT, terkait dengan yang

    akan di lakukannya. Pembatasan penanganan menggunakan sebuah kerangka

    aturan yang tepat untuk klien dan terapis, termasuk di dalamnya komponen dan

    struktur seperti dimana, kapan, dan berapa biayanya- dilakukan sebaik

    mungkin dalam terapi diantara klien dengan terapis.

    Batasan terapeutik di buat sebagai upaya agar klien:

    Merasa aman

    Percaya kepada terapis

    Merasa bebas untuk menyampaikan materi atau hal yang personal

    Merasa nyaman bahwa terapis memahaminya.

    Memelihara batasan dalam treatment

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    19/151

    CBT mungkin bisa menjadi efektif ketika diduga anda membutuhkan

    untuk melakukan kunjungan rumah. Hal tersebut memungkinkan namun tidak di

    waktu yang biasanya. Jangan memandang rencana ini dengan sepele, namun

    anda harus tetap memperhatikan sejauh mana usaha perlindungan dapat

    diberikan pada tempat dan situasi yang tepat yang dapat mengurangi perilaku

    yang tidak sesuai dari diri klien. Anda juga mungkin membutuhkan untuk

    menemani klien dalam tujuannya terlibat aktif di aktivitas hariannya. Akan lebih

    membantu jika membuatnya menjadi eksplisit, dengan kesepakatan waktu, hal-

    hal yang bisa memprediksi nantinya. Ini menjadikannya teknik yang lebih baik,

    khususnya dengan menggunakan tujuan yang lebih spesifik

    Jenis-jenis pelangaran dari batasan

    Dual relationship, terapist dan klien berada dalam second relationship

    dalam sebuah terapeutik yang utama.

    Self-disclosure, menjadi bagian dalam rangkaian kegiatan terapi

    psikodinamik atau konseling, namun tidak terlalu digunakan jika menggunakan

    CBT. Kecuali dilakukan untuk mengetahui informasi yang nantinya dapat

    mendukung tujuan terapi.Kontak fisik non seksual, mungkin membuat nyaman bagi sebagian

    terapis yang dapat mengurangi ketegangan dan memberikan rasa aman. Namun

    demikian juga harus diperhatikan batas-batasnya, terutama jika dilakukan

    dengan klien berbeda gender. Juga perlu diperhatikan apabila kontak tersebut

    memiliki asosiasi dengan permasalahan yang dialami oleh klien, misalnya

    sentuhan pada tangan klien, itu bisa menjadi tidak nyaman dan aman pada klien

    yang mengalami abuse.

    Sexual relationship, yang terjadi di antara klien-terapis termasuk yang

    memiliki potensi bahaya paling besar di antara semua pelanggaran terhadap

    batasan-batasan ini, termasuk di dalamnya memiliki pengaruh negatif dan dapat

    merusak hubungan terapeutik yang terjalin.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    20/151

    CHAPTER 4

    Assessment dan formulation

    Dasar keberhasilan utama dari CBT adalah mengembangkan formulasi

    (disebut juga konseptualisasi kasus): gambaran individual yang membantu kita

    dalam memahami dan menjelaskan masalah klien.

    Formulation dalam CBT

    Definisi kerja dari formulasi CBT adalah formulasi CBT menggunakan

    model CBT untuk mengembangkan:

    Gambaran dari current problem

    Perhitungan mengenai mengapa dan bagaimana masalah tersebut

    mungkin berkembang

    Analisis mengenai apa yang membuat masalah tersebut tetap ada

    Keuntungan dari membuat formulasi adalah:

    Membantu klien dan terapis untuk memahami masalah

    Formulasi berperan sebagai jembatan antara teori CBT mengenai

    perkembangan dan pemeliharaan masalah; dan pengalaman individual

    klien. Teori CBT biasanya bersifat general. Ia mendeskripsikan proses

    yang terjadi dalam setiap gangguan dalam skala yang abstrak, seperti

    halnya scientific theory. Akan tetapi untuk dapat mengaplikasikan teori

    dalam kasus individual, kita harus mengubah si generalisasi itu menjadi

    pengalaman spesifik dari klien kita. Salah satu fungsi yang paling penting

    dari formulasi adalah untuk menjembatani perbedaan ini.

    Formulasi membarikan pedoman pada terapis. Jika kita memiliki

    pemahaman yang rasional mengenai proses yang menyebabkan dan

    memelihara malasah klien, kita dapat dengan lebih mudah menentukan

    intervensi apa yang mungkin berguna untuknya. Formulasi yang bagus

    dapat membuat terapis lebih mudah menentukan apa yang harus ia

    lakukan dan membantu klien untuk memahami mengapa strategi tertentu

    akan berguna baginya.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    21/151

    Formulasi memulai proses membuka cara pemikiranyang baru. Hal ini

    dilakukan dengan cara member klien cara-cara yang berbeda untuk

    memahami masalah mereka.

    Membantu terapis untuk memahami, atau bahkan memprediksi, kesulitan

    yang akan ia hadapi selama proses terapi atau dalam hubungan

    therapeutic yang ada. Dengan begitu terapis dapat menghindari atau

    mengelola kesulitan tersebut supaya lebih baik.

    Focus on maintenance processes

    Focus dari rencana formulasi dan treatment CBT adalah pada prosespemeliharaan yang terjadi saat ini. Beberapa hal yang berkontribusi dengan

    focus ini adalah:

    Proses yang mendasari masalah tidak harus proses yang terjadi pada

    saat ini.

    Lebih mudah mendapatkan data mengenai proses yang terjadi sekarang

    daripada mendapatkan data mengenai sebab terjadinya masalah, yang

    mungkin saja terjadi beberapa tahun sebelumnya.

    Lebih mudah untuk mengubah proses yang dipelihara (maintenance

    process) yang terjadi saat ini (here ande now) daripada mengubah proses

    perkembangan.

    Alasan-alasan mengapa riwayat perkembangan dapat menjadi hal yang penting:

    Informasi mengenai masa lalu penting untuk menjawab bagaimana

    sampai saya begini? Hal ini penting bagi klien karena mereka ingin

    mengerti apa yang membuat mereka akhirnya memiliki masalah ini.

    Mengindentifikasikan penyebab awal dapat berguna untuk memcegah

    terjadi kembali hal yang sama

    Ada kesulitan atau masalah yang intinya atau bagian pentingnya

    diakibatkan oleh pengalaman masa lalu.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    22/151

    Proses asesmen

    Formulasi dibuat atas persetujuan dari pihak terapis dan klien. Formulasi

    merupakan proses yang aktif dan fleksibel mengenai membuat dan menguji

    hipotesis secara berulang. Figure 4.1 mengilustrasikan siklus ini.

    Terapis berusaha untuk memahami dan memperjelas informasi klien dan

    merancang ide tentative mengenai proses yang mungkin penting di dalam

    formulasi. Selanjutnya adalah menguji hipotesis. Jika data yang ditunjukkan

    mendukung hipotesis, ini akan menjadi bagian dari formulasi; jika tidak, hipotesis

    perlu dimodifikasi dan perlu dicari bukti atau data baru. Proses ini terus

    berlangsung sampai terapis merasa bahwa ada cukup formulasi yang dapat

    didiskusikan bersama klien. Namun setelah ini, modifikasi tetap dapat dilakukan.

    Figure 4.1 proses asesmen

    Mengumpulkan informasi

    Menganalisis informasi

    menggunakan teori CBT

    Mengembangkan/modifikasi

    hipotesis mengenai proses yangpenting

    Awal ide tentative mengenai

    formulasi

    Berdiskusi dengan klien dan

    modifikasi bila perlu

    Formulasi kerja yang disetujui

    Mungkin perlu memodifikasi

    formulasi

    Catat informasi lanjutan apa

    yang diperlukan selama

    Menentukan informasi apa yang

    akan mendukung uji hipotesis

    Rencana treatment

    Fase treatment

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    23/151

    Assessing current problem

    Problem description

    Langkah pertama, dengan tujuan mendapatkan gambaran yang tepat

    untuk suatu permasalahan, kita harus spesifik dan memecah masalah yang

    muncul ke dalam 4 sistem, yaitu:

    Kognisi: kata atau gambar yang ada di pikiran klien ketika ia ada

    masalah. Cara untuk mendapatkannya adalah dengan bertanya apa

    yang ada di pikiran anda ketika?, apa yang terlintas di pikiran anda

    sekarang?. Tidak semua kognisi dalam bentuk verbal.

    Emosi atau afek: adalah wajar jika klien mengalami kesulitan dalammembedakan pikiran dan emosi. Peraturannya adalah secara umum,

    emosi dapat dideskripsikan dalam satu kata, misalnya marah, cemas,

    sedih, dll. Jika yang klien ekspresikan lebih dari satu kata, misalnya saya

    merasa saya mungkin kena serangan jantung; ini mungkin pikiran, bukan

    emosi.

    Tingkah laku: apa yang dilakukan klien, aksi yang terlihat dari luar.

    Perubahan fisiologis atau bodily symptom

    Strategi yang baik adalah dengan cara bertanya pada klien mengenai

    kejadian terbaru yang dapat ia ingat ketika ia mengalami symptom dari

    masalahnya.

    Triggers and modifying factors

    Factor yang mempengaruhi masalah:

    Trigger adalah faktor yang menentukan frekuensi munculnya masalah

    (lebih sering atau lebih jarang)

    Modifiers adalah factor kontekstual yang memberikan perbedaan

    intensitas masalah ketika timbul

    Ada banyak factor yang dapat berjalan sebagai trigger dan modifier:

    Situation variable: apakah ada situasi, objek, atau tempat spesifik yang

    membuat perbedaan?

    Social/interpersonal variable: adakah orang tertentu yang membuat

    perbedaan? Jumlah orang? Jenis orang tertentu?

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    24/151

    Cognitive variable: apakah ada topic yang dapat menjadi trigger?

    Behavioral variable: apakah masalahnya terjadi ketika klien atau orang

    lain melakukan aktivitas tertentu?

    Physiological variable: apakah masalah terjadi karena pengaruh alcohol

    atau drug? Apakah masalah biasanya terjadi ketika individu lapar, lelah,

    atau tegang? Bagaimana PMS mempengaruhi masalah?

    Affective variable: apakah masalah semakin menjadi ketika individu

    depresi, bosan, atau kesal?

    Beberapa klien akan berespon pada pertanyaan di atas dengan berkata

    bahwa mereka selalu cemas atau depresi dan tidak ada yang membuat hal itumenjadi berbeda. Hal ini hampir tidak pernah benar. Respon seperti itu biasanya

    muncul karena klien sedang dalam keadaan distress dan dipenuhi dengan

    permasalahannya. Hal ini membuat dia kehilangan objektivitasnya. Tanyakan

    pada klien apa yang menjadi mimpi terburuknya. Dengan begitu, kita akan

    mendapatkan clue yang penting. Pendekatan lainnya adalah dengan

    memberikan PR pada klien.

    Informasi mengenai trigger dan modifier berguna dalam 2 hal, yaitu 1.

    Dapat memberikan clue yang berguna bagi terapis mengenai possible belief dan

    maintaining processes dengan cara mempertimbangkan tema apa yang mungkin

    ada dibelakang variable yang ditemukan; 2. Informasi ini akan berguna saat

    treatment, misalnya untuk menentukan target, membuat rencana, dll.

    Concequences

    Area major terakhir dari current problem adalah melihat apa yang terjadi

    sebagai hasil dari masalah. Hal ini dapat dieksplor melalui 4 aspek utama:

    Apa dampak dari masalah pada kehidupan klien? Bagaimana hidupnya

    berubah karena masalah? kehilangan apa yang terjadi padanya

    Bagaimana orang-orang terdekatnya berespon pada masalah? clue

    mengenai maintaining process

    Strategi coping apa yang sudah dicoba dan sesukses apa?

    Apakah ia menggunakan pengobatan lain atau ada yang membantunya

    untuk menyelesaikan?

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    25/151

    Maintaining process

    Biasanya ada siklus tertentu yang terjadi pada proses psikologikal, yaitu

    siklus yang membuat pemikiran awal, tingkah laku, afeksi, atau respon

    fisiologikal meningkat sebagai efek dari umpan balik yang diberikan (terpelihara

    atau memperburuk).

    Safety behavior

    Umumnya terjadi pada klien yang anxious. Klien biasanya melakukan

    sesuatu yang mereka yakini akan melindungi mereka dari ancaman apapun yang

    mereka takutkan. Hal ini dapat memiliki efek samping yang tidak terlihat dan tidak

    disengaja. Safety behavior ini akan memblok threat believe sehingga terjadi

    penguatan yang salah. Hal ini karena ketika tidak terjadi apa-apa, si kabur

    dengan selamat dianggap sebagai keberhasilan dari safety behavior daripada

    hasil penurunan persepsi dari threat. (lihat figure 4.2)

    Figure 4.2 Safety Behavior

    Escape/avoidance

    Ini merupakan salah satu bentuk safety behavior. Avoidance tidak harus

    lari secara harfiah. Avoidance yang terselubung lebih banyak ditemui daripada

    avoidance yang jelas (obvious).

    Fear

    Takut akan suatu bencana (cth.

    Life threatening illness,

    humiliation dll

    Failure to disconfirm threat

    Bencana yang tidak terjadi beratribut

    pada safety behavior daripada

    mengubah pandangan klien mengenai

    masalah

    Safety behavior

    Klien melakukan sesuatu

    yang dianggapnya dapat

    mencegah bencana

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    26/151

    Figure 4.3 Escape/avoidance

    Reduction of activityMaintaining proses ini banyak dilakukan oleh individu yang mengalami

    depresi.

    Figure 4.4 Reduction of activity

    Catastrophic misinterpretation

    Ini merupakan proses kognisi utama pada panic disorder. Bisa terjadi juga

    pada klien dengan health anxiety atau OCD.

    Figure 4.5 Catastrophic misinterpretation

    Symptoms

    Typically symptom of

    aotunomic arousal rising

    from anxiety

    Peningkatan anxiety

    Misinterpretation

    Mengindikasikan sesuatu yang

    serius, implikasi yang mengancam

    Depressed mood

    Kehilangan reward positif

    Kehilangan aktivitas yang dapatmemberikan kepuasan, achievement,

    atau penerimaan sosial

    Pengurangan aktivitas

    Secara umum mengurangi aktivitas,menarik diri, dll

    Pikiran negative

    Terlihat tidak menikmati, terlalu

    menuntut, dll

    Fear

    Takut akan suatu situasi atau

    objek

    Tidak ada perubahan pada fear belief

    Klien tidak belajar strategi coping atau

    expose belief to disconfirmation

    Escape/avoidance

    Klien mencona menghindari situasi

    yang menakutkan atau melarikan diri

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    27/151

    Scanning or hypervigilance

    Biasanya terjadi pada health anxiety atau PTSD.

    Figure 4.6 Scanning or hypervigilance

    Self-fulfilling prophesies

    Biasanya dilakukan oleh individu dengan negative belief mengenai orang

    lain.

    Figure 4.7 Self-fulfilling prophesies

    Performance anxiety

    Biasa terjadi pada individu dengan social anxiety.

    Khawatir pada penampilan

    (performance)

    Konfirmasi Symptom anxiety

    Negative belief mengenai

    orang lain

    Konfirmasi atau prediksi yang

    jelas

    Peubahan tingkah laku

    menimbulkan tingkah laku

    dari oran lain

    Perubahan tingkah laku

    pada orang lain

    Khawatir mengenai illness

    Peduli bahwa ia memiliki

    atau mungkin

    mengembangkan mental

    atau physical illness

    Sensation noticed (or

    produced)

    Symptom disadari dan

    diinterpretasi sebagi konfirmasi

    Scanning/checking

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    28/151

    Figure 4.8 Performance anxiety

    Fear of fear

    Figure 4.9 Fear of fear

    Perfectionism

    Biasa terjadi pada klien dengan negative belief mengenai kapasitas

    dirinya. Keinginan untuk membuktikan bahwa dirinya berharga atau mampu

    membuatnya memasang stadar yang tinggi sehingga ia tidak pernah mampu

    mencapainya. Rasa tidak mampu itu terus terpelihara dan tidak berkurang.

    Figure 4.10 Perfectionism

    High standards for self

    Contoh: Saya bisamenyembunyikan

    ketidakberdayaan ini jikasaya bisa melakukan

    sesuatu yang sempurnadan selalu berhasil.

    Impossible to achievestandards

    Selalu menganggap dirigagal.

    Negative beliefs for selfContoh: Saya tidak

    berguna. Saya tidak bisamelakukan apa-apa.

    Anxiety

    Ancipatory fear of becoming

    anxious

    Aversive anxiety

    symptom

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    29/151

    Ingat bahwa grafik di atas adalah proses yang mungkin terjadi. Jadi,

    gunakan itu sebagai awal dari pola berpikir dan sesuaikan dengan kebutuhan

    klien.

    Short-term rewards

    Tingkah laku terpelihara karena adanya short-term concequence. Short-

    term reward lebih kuat dalam membentuk suatu tingkah laku daripada long-term

    reward.

    Figure 4.11 Short-term reward

    Short-term reward

    Memiliki perasaan yang positifProblem behaviour

    Seperti penyalahgunaan obat-

    obatan, makanan, dan agresi

    Longer-term negative consequences

    Seperti masalah hukum, ketergantungan pada

    obat terlarang, kehilangan hubungan dengan

    orang-orang.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    30/151

    Assessing Past History and Problem Development

    Vulnerability factors

    Dalam CBT, hal yang paling perlu adalah pengembangan nilai-nilai dalam

    diri, meskipun dalam bentuk asumsi atau core beliefs. Kebanyakan orang-orang

    beranggapan bahwa mereka harus berhasil dalam segala hal, bisa berhasil jika

    ada orang yang mau menolong, ataupun merasa tidak berguna. Terkadang

    banyak menanamkan nilai bisa membuat seseorang menjadi lebih baik dalam

    rentang waktu tertentu. Mereka akan merasa tidak berdaya lagi hanya jika situasi

    yang sama terjadi beberapa kali, misalnya ketika mereka tidak berhasil, tidak

    dihormati, atau tidak memiliki pasangan.

    Precipitants

    Precipitants adalah situasi yang memicu timbulnya masalah. Dalam

    standar cognitive-therapy model biasanya dikenal dengan critical incidents.

    Seseorang harus memiliki penanggulangan dari situasi tersebut atau jika tidak

    hal ini akan menjadi trauma yang cukup mengganggu. Jika hal ini terjadi, kita

    harus dapat menemukan kejadian yang sesuai dengan nilai yang berlaku:

    sebagai contoh, seseorang yang merasa harus berada dalam suatu hubungankemudian dia kehilangan hubungan yang penting, atau seseorang yang percaya

    bahwa dia harus selalu mengontrol sesuatu lalu kemudian terjadi sesuatu yang

    tidak bisa dikontrol.

    Modifiers

    Biasanya klien mengeluhkan masalah yang pelan-pelan semakin buruk,

    namun terkadang suatu eksplorasi menyatakan bahwa ada waktu perbaikan dari

    sesuatu yang semakin buruk. Faktor modifikasi ini mengubah suatu hubungan,

    transisi suatu aturan seperti meninggalkan rumah, menikah atau anak yang

    meninggalkan rumah; dan perubahan tanggung jawab seperti promosi pekerjaan

    atau memiliki anak.

    The order of assessment components

    Terapis seharusnya benar-benar mengetahui apa yang menjadi masalah

    klien dan mampu memahami seperti apa klien yang datang padanya dengan

    berbagai macam perbedaan masing-masing. Hal ini dimulai dengan yang

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    31/151

    dinamakan asesmen untuk mengetahui apa sebenarnya masalah. Ini penting

    untuk menentukan langkah apa selanjutnya dari asesmen tersebut. Awalnya kita

    mengetahui sedikit apa masalahnya dan membuat beberapa hipotesis yang kira-

    kira dapat lebih dieksplor apa sebenarnya masalahnya dan bagaimana riwayat

    kehidupannya.

    Jadi, buatlah pendekatan yang terstruktur dalam asesmen, menjaga agar

    tetap fokus dalam satu area. Kemudian seiring semakin bertambahnya

    pengalaman dan struktur tersebut tidak lagi menjadi yang utama, maka kita bisa

    mengendurkan dan membiarkan percakapan sedikit meluas, namun kita masih

    tetap dengan pikiran yang terstruktur dan mengetahui bagaimana beberapa

    aspek menjadi suatu masalah.

    Non-specific factors and the therapeutic relationship

    Hal terpenting bukanlah bagaimana seharusnya teknik yang ada dalam

    asesmen, namun memberikan perhatian seluruhnya adalah yang paling penting.

    Kita harus jujur dan benar-benar mendengarkan apa yang disampaikan klien.

    Apabila kita lupa untuk mengajukan pertanyaan penting, pertanyaan tersebut

    akan kembali lagi nanti, daripada kita gagal merespon klien dengan hangat, halini dapat membuat klien tidak akan kembali lagi kepada kita.

    Teknik yang baik adalah sering menyimpulkan pemahaman kita tentang

    apa yang sudah klien sampaikan dan meminta feedback mereka apakah yang

    kita tangkap itu benar. Keuntungannya adalah kita bisa berpikir apa selanjutnya

    yang akan kita sampaikan atau lakukan. Hal ini juga dapat mengurangi resiko

    kesalahpahaman, dengan memberi kesempatan klien untuk memperbaiki

    perbedaan antara apa yang kita simpulkan dan apa maksud dari penyampaian

    mereka. Adanya feedback dimaksudkan agar klien tetap sebagai orang yang aktif

    dan terapis tidak selalu bijaksana dan tahu segalanya.

    Making formulations

    Not too fast, not too slow

    Mengembangkan formula yang baik akan membutuhkan terapi yang

    efisien dan fokus. Biasanya seorang terapis akan melihat dulu riwayat kliennya

    dari sejak lahir sampai saat ini. Biasanya jawabannya terdapat pada saat-saat

    itu. Sesi pertama digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    32/151

    sebanyak mungkin. Kemudian kita punya waktu untuk merasakan dan

    mendapatkan inti informasi tersebut dan mengembangkan formula. Mencoba

    membangun formula itu harus dengan sangat cepat. Di sesi kedua, kita bisa

    mencari tahu dengan jelas apa yang perlu kita ketahui, dan kemudian

    mengembangkan formula dengan berdiskusi bersama klien. Hal ini tidaklah sulit.

    Seiring berjalannya waktu, kita akan dapat dengan mudah mengembangkan

    formula hanya dalam satu sesi.

    Diagrams

    Membuat diagram untuk mengkomunikasikan formula akan lebih baik

    dibandingkan kata-kata. Biasanya terapis memberikan fotokopi diagram yang

    telah dibuat kepada klien. Libatkan klien dalam proses dengan bertanya, seperti:

    Dari apa yang telah kita diskusikan sejauh ini, menurutmu apa yang kira-kira

    membuat masalah itu muncul?,Menurutmu apa efek ketika kamu

    melakukannya?, dan seterusnya.

    Suitability for CBT

    Siapa sebenarnya yang cocok untuk CBT? Tidak ada bukti yang cukup untukmenjabarkan bagaimana klien cocok untuk terapis, apakah itu menggunakan

    CBT atau terapi lain. Menurut Safran (1993), sebaiknya menggunakan CBT jika

    klien:

    - Menyadari dan mampu membedakan emosi

    - Mengetahui dengan baik tentang kognisinya

    - Menerima perubahan tanggung jawab

    - Dapat membentuk kolaborasi therapeutic yang baik

    - Memiliki masalah mengenai riwayat hidupnya

    - Menunjukkan kemampuan bekerja dalam satu waktu dan fokus dalam

    satu hal

    - Optimis dengan terapi yang sedang dijalani

    Biasanya CBT ditawarkan oleh terapis dalam lima atau enam sesi. Namun,

    sebenarnya hal itu tidak cukup untuk memcahkan masalah klien, biasanya

    dengan perkiraan tersebut cukup untuk mendapatkan ide apakah CBT akan

    berguna atau tidak. Jika ya, terapi akan terus berlanjut. Jika tidak, kita bisa mulai

    mempertimbangkan treatment lain. Tentu saja hal ini atas persetujuan klien.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    33/151

    Possible problems during assessment

    Problems for the therapist

    Dengan pengalaman yang cukup, kita harus dapat mengembangkan

    sense area mana yang penting untuk digali lebih jauh. Biasanya terapis tidak

    selalu mengajukan pertanyaan yang tepat tapi juga harus menyadari dengan

    cepat ketika memberikan pertanyaan yang salah dan langsung berpindah untuk

    mencari cara yang tepat. Jangan bertahan dengan apa yang salah dan cobalah

    pendekatan yang berbeda.

    Problems for client

    Penting untuk memahami apabila klien sulit menjawab pertanyaan kita dan

    kita harus tahu apa penyebabnya. Biasanya ada dua jenis: klien yang benar-

    benar tidak tahu jawaban pertanyaan kita, dan klien yang sudah tahu

    jawabannya, namun tidak mau menjawab. Klien yang tidak tahu jawabannya:

    - Klien yang sudah benar-benar kacau dengan masalahnya dan dia tidak

    menyadari apa yang sedang terapis cari.

    - Klien yang berusaha menampilkan perilaku aman sehingga dia tidak

    berpikir negatif atau tidak mau mengambil resiko apapun.- Klien yang kesulitan dalam menilai pikiran dan emosi.

    Contoh klien yang sudah tahu jawabannya namun menolak memberikan

    jawaban:

    - Takut akan reaksi terapis.

    - Takut memunculkan simptom secara terbuka. Misalnya takut terapis akan

    melaporkan klien kepada polisi untuk ditangkap.

    Possible problems in making formulations

    Effect is not purpose

    Sangat penting untuk mencegah asumsi klien tentang konsekuensi dari

    perilaku mereka. Misalnya mereka yang memiliki perilaku agrophobic selalu

    ditemani oleh suami. Mereka tidak boleh tetap menjaga perilaku tersebut

    hanya untuk suaminya selalu menjaganya. Pada dasarnya, kebanyakan klien

    dan keluarga mereka ingin melepaskan masalah mereka, mereka hanya

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    34/151

    terjebak dalam pikiran dan perilaku tidak dapat menolong mereka untuk

    mencapai tujuan.

    Censoring the formulation

    Formula sebaiknya dikomunikasikan kepada klien. Tidak ada yang

    ditutup-tutupi. Akan lebih baik juga membuat formula setelah hubungan

    benar-benar kuat dan isu-isu yang ada dapat didiskusikan secara terbuka

    bersama-sama.

    Spaghetti junction

    Tidak semua informasi dijadikan suatu formula. Ambil informasi yang

    penting dan berhubungan dengan area masalah yang mengganggu klien.

    Tunnel vision

    Terkadang kita terlalu cepat membuat hipotesis dan kemudian stuck,

    hanya benar-benar memberikan perhatian dan jangan mencari informasi

    yang lain (Kuyken, 2006). Yang harus diingat adalah untuk mencek apakah

    hipotesis benar atau tidak, kita harus melihat data apa yang bisamembuktikan hipotesis tersebut benar.

    Formulations need to make sense

    Kita harus dapat menjelaskan bagaimana pikiran dapat mempengaruhi

    perilaku atau aspek pada kotak yang lain, atau bagaimana perilaku dapat

    memberikan dampak pada nilai-nilai. Formula tersebut harus masuk akal

    dan dapat diterima.

    Thoughts

    Behaviours

    Physiology

    Emotions

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    35/151

    Formulations need to be used

    Poin dari formula berguna untuk memandu terapis dan klien dalam suatu

    treatment. Kita dapat bertanya apakah hal tersebut cocok dengan klien dan

    meminta feedback darinya.

    Core beliefs and schemata

    Terkadang terdapat nilai-nilai dalam suatu formula atau bagan, hal itu

    haruslah menjadi target utama untuk treatment, karena lebih dalam dan kita

    harus mulai memodifikasinya. Pendekatan kita untuk menjaga agar tetap

    mungkin dengan nilai yang bermacam-maca dan asumsi hanya saat

    dibutuhkan karena kita telah mendapatkan sesuatu semampu kita dengan

    pemikiran dan perilaku yang spesifik.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    36/151

    CHAPTER 5

    MEASUREMENT IN CBT

    Pada chapter ini akan dijelaskan mengenai bagaimana menggunakan

    pendekatan empiris ini dalam prakteknya dengan klien individual. Kita juga bisa

    melihat bagaimana pengukuran bisa digunakan untuk lebih memahami masalah

    pada tahap assessment dan pada treatment berikutnya, bagaimana

    memanfaatkan hasil assessment, dan bagaimana merancang pengukuran yang

    tepat.

    Assesment and Formulation

    Saat assesmen, akan sangat membantu jika bertanya pada klien untuk

    mengumpulkan data mengenai jenis masalahnya, dimana data tersebut dapat

    berguna untuk 2 tujuan :

    1. Menguraikan masalah lebih detil lagi

    2. Memberikan baseline tentang masalah yang bisa dibandingkan kemudian

    hari

    Selama dan Diakhir Treatment

    Selama proses treatmen berlangsung, klien diharapkan akan memiliki

    deskripsi yang jelas mengenai masalahnya, apa yang memicu dan

    mempertahankannya. Kemudian klien diajak untuk mencoba tingkah laku,

    pikiran, dan pola interaksi baru. Setelah itu bersama-sama melihat apa dampak

    yang terjadi pada masalah saat menggunakan pola yang baru. Dengan demikian

    juga terapis dapat mendapatkan evalusasi mengenai dampak dari intervensi

    yang diberikan.

    Pentingnya Pengukuran Sebelum Intervensi Dilakukan

    Tujuan dari Pengukuran adalah untuk dapat melakukan assessment

    terhadap masalah dan mengevaluasi dampak dari intervensi. Diperlukan

    kreatifitas dan ketrampilan untuk dapat perancangan assessment tersebut.

    Alasan-alasan pentingnya pengumpulan data yang berasal dari interview :

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    37/151

    a. Memperoleh baseline dari aspek-aspek penting mengenai masalah yang

    kemudian dapat digunakan untuk mengukur efektivitas intervensi

    berikutnya.

    b. Tingkah laku yang terobservasi, pikiran dan perasaan yang terjadi lebih

    reliable.

    c. Observasi langsung oleh klien memiliki efek therapeutic tersendiri untuk

    dirinya.

    d. Dengan adanya baseline yang disepakati bersama, membantu klien untuk

    mengukur progressnya dengan lebih akurat.

    e. Jika intervensi tidak mengakibatkan dampak yang diprediksi sebelumnya,

    hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk mencari penyebabnya,

    misalnya kerana penyampaiannya yang kurang tepat.

    Mendapatkan Hasil Pengukuran yang Akurat dan Berguna

    1. Simplicity

    Jangan membebani klien terlalu banyak. Mulailah dengan tugas-tugas

    tertentu yang tidak menuntut terlalu banyak. Seiring dengan

    perkembangannya nanti, mulailah untuk meningkatkan tuntutan-tuntutanyang harus dilakukannya. Semua kegiatan yang dilakukan harus terrekam

    dengan baik.

    2. Consider measures in more than one system

    Walaupun sudah dibuatkan tuntutan-tuntutan yang dapat dilakukan klien,

    tetap ingat bahwa berbagai aspek dari masalah yang diungkapkan dapat

    berubah dengan cara yang tidak diprediksi sebelumnya.

    3. Relevance

    Tanyakan pertanyaan berkenaan dengan informasi yang dapat digunakan

    dan dapat membuat perubahaan pada treatment saja.

    4. Specific, clearly defined targets

    Target dari tuntutan yang diminta harus dibuat sedetail mungkin, dengan cara

    menguraikan detail dan mencatat setiap detail yang dilakukan.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    38/151

    5. Provide clear and simple instruction

    Jangan berharap klien akan mengingat semua tugas-tugas yang harus

    dilakukannya. MIntalah ia untuk mencatat, atau minta untuk membuat buku

    catatan perkembangannya.

    6. Use sensitive and meaningful measures

    Tidakan yang bermakna dan sensitive untuk klien berguna untuk

    perencanaan dalam melihat progress klien. Selain itu, berguna pula untuk

    melihat dampak dari intervensi dengan relative lebih cepat dan memastikan

    bahwa klien fokus pada masalah inti dan aspek-aspek yang sangat

    berpengaruh untuknya.

    7. Provide aids to recording

    Berikan dukungan sebanyak mungkin terutama saat tahap awal terapi

    dilakukan. Buatkan lembar kerja untuk mencatat semua kegiatan yang

    dilakukan. Buku catatan ini harus dibuat sesimpel dan sebijaksana mungkin,

    disesuaikan dengan karakteristik klien.

    8. Train the client to use the measure

    Pastikan bahwa klien paham mengenai tugas yang harus diselesaikannya

    dan berikan kesemaptan untuk mendiskusikan kendala-kendala yang

    mungkin akan terjadi. Hal ini dilakukan dengan cara Menjelaskan dengan

    detail metode pengukuran yang akan dilakukan dan bagaimana cara mereka

    menilai diri sendiri.

    9. Collect data as soon as possible after the event

    Tidak mungkin meminta klien untuk selalu membawa catatan dan

    mencatatnya disegala tempat. Klien dapat mengingat-ingat apa yang ingin ia

    tuliskan dalam buku catatan dan melengkapinya sesegera mungkin. Cara lain

    adalah klien dapat membuat catatan kecil dan singkat, kemudian

    melengkapinya sesegera mungkin ia memiliki kesempatan untuk mencatat.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    39/151

    10. Pay attention to the monitoring

    Terapis tidak boleh lengah saat memperhatikan informasi yang diberikan

    klien. Terkadang ada beberapa informasi yang berguna, bisa digunakan

    untuk sesi berikutnya, atau moment tersebut bisa digunakan untuk

    memberikan reward pada klien mengenai usaha yang telah dilakukannya

    dengan ketertarikan yang sungguh-sungguh dari terapis, agar ia semakin

    meningkatkan keinginannya untuk melanjutkan pengukuran ini.

    Cara-cara Mengumpulkan Informasi

    Ada berbagai cara untuk mengumpulkan informasi. Cara-cara tersebut

    dapat divariasikan untuk diberikan pada klien. Beberapa diantaranya adalah :

    1. Frequency Counts

    Metode ini paling reliable. Klien diminta untuk menghitung frekuensi

    terjadinya suatu perilaku. Harus disadari bahwa perilaku yang ditampilkan

    dapat dihitung, bukan yang tidak dapat dihitung. Selain itu, terapis juga harus

    peka terhadap perilaku apa yang penting untuk dicatat.

    2. Duration of Event/ExperienceMetode ini bukan mengukur frekuensi seperti metode diatas, melainkan

    durasi terjadinya perilaku tersebut.

    3. Self-Rating

    Klien diminta untuk mengukur sendiri perasaan/pikiran yang terjadi pada

    dirinya dalam skala, misalnya, 0-10. Klien diminta untuk mengira-ngira sendiri

    dan membandingkannya dengan kejadian yang sebelumnya. Kalau kejadian

    tersebut sangat sering, bisa di-rating berdasarkan waktu.

    4. Diaries

    Dapat digunakan untuk melihat keterkaitan antara satu aspek dengan

    masalah yang timbul, hubungan antara masalah dan pemicunya, perilaku

    yang aman, dan berbagai variabel lain. Penting untuk mengajarkan klien

    bagaimana cara menggunakannya, terutama memilah mana yang harus

    dicatat dan mana yang tidak perlu, jangan sampai ambigu dan hasilnya

    membingungkan terapis.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    40/151

    5. Questionnaires

    Sebaiknya menggunakan kuesioner yang sudah diuji coba dalam suatu

    penelitian, sehingga memastikan reliabilitas dan validitas kuesioner tersebut.

    Hasil dari kuesioner yang diberikan dapat dibandingkan dengan kelompok

    yang relevan dengan klien.

    Sumber Informasi Lain

    Selain dari klien, data bisa didapatkan dari :

    a. Other Informant

    Keuntungannya :

    - Mendapat informasi yang tida bisa didapat dari klien

    - Melihat dampak dari masalah klien terhadap orang lain

    - Cara orang lain merespon klien mungkin menjadi relevan untuk

    maintenance

    - Pemahaman orang lain mengenai masalah klien dapat menjadi informasi

    penting

    Selain dengan wawancara, informan lain ini juga bisa diminta untuk

    menggunakan material observasi yang sama seperti yang digunakan klien,untuk mendapat data yang lebih kaya.

    b. Role play and live observation

    Dengan role play dan observasi pada lingkungan alaminya, terapis akan

    mendapat data mengenai hal-hal yang tidak disadari klien.

    c. Physiological measures

    Bantuan pengukuran medis dapat membantu melihat perubahan dampak-

    dampak fisik akibat masalah yang dialami klien.

    Mengkombinasikan hasil data

    Setelah semubanyak waktu dan energy dikeluarkan untuk mendapatkan

    data, pastikan kalau semua data tersebut berguna. Pelajar secara hati-hati untuk

    membenarkan hipotesis yang sudah didesain untuk itu. Saat menyampaikan

    pada klien, lakukan secara dua arah, klien juga bisa diminta untuk melakukan

    analisis sendiri terhadap perubahan yang sudah dilakukannya.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    41/151

    Masalah dalam menggunakan pengukuran

    1. The client does not appreciate its potential value

    Penting untuk mendiskusikan keraguan-keraguan klien dan mendapatkan

    persetujuan untuk menjalani pengikuran ini.

    2. The client cannot read or write

    Harus cerdik untuk melakukan modivikasi metode pengukuran, seperti

    menggunakan rekaman.

    3. Poor reliability or validity of a questionnaire

    Hasu selalu memastikan kalau data tersebut reliable dan valid dan data

    tersebut relevan secara norma untuk klien.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    42/151

    Chapter 6

    Helping Clients Become Their Own Therapist

    Pengantar

    Dalam CBT, terapis mengajarkan kepada klien mengenai model dan

    metoda CBT. Teknik terapeutik dirancang sedemikian rupa agar mudah dipelajari

    dan diingat kembali oleh klien. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk

    mempersiapkan klien lebih mandiri untuk melakukan coping jangka panjang dan

    menjadi terapisbagi dirinya sendiri. Bab ini berfokus pada membuat klien dapat

    belajar mengatasi keadaan relapse.

    Membantu Klien Belajar dan Mengingat

    Klien tidak dapat menjadi terapis bagi dirinya sendiri jika ia tidak dapat

    mengingat kembali model dan metoda CBT. Banyak teori yang menjelaskan

    mengenai proses belajar, akan tetapi salah satu yang paling relevan adalah adult

    learning theorydari Lewin (1946) dan Kolb (1984)

    Adult Learning Theory

    Model ini menekankan pada pentingnya pengalaman belajar dan nilai-

    nilai dari refleksi. Terdapat empat tahapan utama dalam belajar efektif:- Pengalaman

    - Observasi

    - Konseptualisasi

    - Perencanaan

    The Adult Learning Cycle

    experience

    observation

    conceptualization

    planning

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    43/151

    Agar proses belajar lebih efektif, maka proses pembelajaran harus

    melalui semua tahapan tersebut. Pemahaman setiap elemen tersebut penting

    untuk menciptakan proses belajar yang efektif dan dapat membantu terapis

    dalam berbagai hal, misalnya: dalam memutuskan kapan memberikan informasi

    dan kapan menggunakan metode Socratic dan dalam membuat tugas agar

    proses belajar dapat lebih mudah diingat. Metode Socratic sendiri berisi tentang

    keempat elemen dari siklus belajar. Ketika menggunakannya, klien diminta untuk

    merefleksikan pengalamannya (observasi), lalu menggunakannya untuk

    mengembangkan pemahaman baru tentang masalah mereka (konseptualisasi),

    kemudian mensintesakan kemungkinan baru dan cara untuk melangkah maju

    (merencanakan pengalaman baru).

    Perpaduan antara pengalaman dan kognisi menunjukkan kemajuan yang

    lebih besar dalam hal perubahan kognisi, afeksi, dan perilaku dibandingkan

    dengan intervensi verbal (Bennet-Levy, 2003) dan juga membantu menjembatani

    kesenjangan antara pemikiran dan keyakinan / thinking-believing (Rachman and

    Hodgson, 1974).

    Setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menggunakan

    informasi dan mempelajarinya. Terdapat empat kecenderungan terkait dengansiklus pembelajaran, yaitu activist, reflector, theorist, dan pragmatist. Penjelasan

    dari keempat tipe tersebut adalah sebagai berikut:

    Experience : kecederungan tipe ini adalah activist, yaitu mereka

    yang menikmati keterlibatan dalam melakukan hal-hal

    yang nyata. Bentuk terapi dapat berupa role playatau

    tugas perilaku (behavioral assignment)

    Observation : Bagian dari siklus dimana terdapat refleksi dari apa

    yang sudah terjadi. Hal ini merupakan peran dari

    reflector yang menyelami kejadian-kejadian dan

    memikirkannya. Dalam suatu sesi, hal ini dapat

    berupa review pemikiran klien melalui diary atau

    feedback pada akhir pertemuan

    Conceptualization : Membuat pengertian mengenai apa yang telah terjadi

    dengan mengaitkannya pada pengalaman dan

    pengetahuan sebelumnya. Fase analitis ini cenderung

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    44/151

    dipilih oleh theorist yang menikmati mencari

    pemahaman. Dalam terapi, ini adalah suatu bentuk

    refleksi dari formulasi masalah, menggeneralisasi dari

    pengalaman atau prinsip abstraksi.

    Planning : Fase saat implikasi praktis dari suatu pemahaman

    yagn baru telah dicapai cenderung dilakukan oleh tipe

    pragmatist. Pada sesi terapi, fase ini mempersiapkan

    langkah selanjutnya, menentukan tujuan, dan tugas

    berdasarkan pemahaman yang baru.

    Penekanan yang kurang atau berlebih pada setiap elemen tersebut dapat

    berakibat pada proses belajar, misalnya sebagai berikut:

    - Activist banyak terlibat dalam tugas berupa perilaku namun bisa gagal untuk

    melakukan review sehingga akibat paling buruknya adalah pengalaman itu

    dapat menjadi sia-sia

    - Reflector akan melakukan review tapi bisa jadi gagal dalam mengaitkannya

    dengan pengalaman sebelumnya atau menggeneralisasikan pengembangan

    prinsip-prinsip baru- Theorist akan mampu mengaitkan dengan pengalaman, tapi kurang dalam

    melakukan observasi

    - Pragmatist akan fokus pada membuat rencana konkret tapi kurang efektif

    kecuali jika ia terlibat secara tepat dalam fase observasi dan fase teori

    Proses Mengingat

    Belajar bukan hanya tentang mendapatkan pengetahuan; informasi juga

    harus bisa dipertahankan dan retrievable. Banyak teori yang dapat digunakan

    untuk lebih memahami tentang memory dan pemrosesan informasi, salah satu

    yang paling informatif adalah yang dikemukakan oleh Alan Baddeley. System

    utama yang terlibat di dalamnya adalah:

    - Short-term memory (STM): penyimpanan informasi yang sementara (sekitar

    20-30 detik), informasi akan terlupakan jika tidak relevan atau tidak cukup

    dilatih

    - Long-term memory (LTM): LTM adalah tempat penyimpanan informasi dalam

    jangka waktu yang lama dan dapat di-recall. Memori dalam LTM seperti

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    45/151

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    46/151

    pertanyaan yang bisa ditanyakan klien pada dirinya sendiri saat terjadi

    kemunduran, yaitu:

    - Bagaimana penjelasan yang masuk akal dari semua ini?

    - Apa yang bisa saya pelajari dari hal tersebut?

    - Dengan peninjauan kembali, apa yang bisa saya lakukan secara berbeda?

    Melalui cara tersebut, klien mengembangkan kebiasaan untuk melakukan

    analisa dan memperoleh keuntungan atau pembelajaran dari proses kemunduran

    tersebut.

    Terdapat beberapa faktor yang merupakan pemicu terjadinya relapsepada

    klien. Salah satunya adalah dichotomous atau semua untuk tidak sama sekali

    (all or nothing), interpretasi dari kemunduran. Mereka yang mempersepsi dirinya

    dikontrol atau mengalami kegagalan cenderung mengalami relapse pada saat

    menelumi gejala kesulitan yang pertama. Sekali merasa gagal, klien akan

    merasa tidak berdaya.

    Klien mungkin bergerak pada spectrum antara mampu mengontrol dan

    mempersepsi kegagalan yang sebenarnya masih bisa diperbaiki. Kontinum

    tersebut digambarkan sebagai berikut:

    The dicotomus view of controlComplete control atau complete failure

    The continuous view of control

    Control Craving Lapse Relapse Perceived Failure

    Selama berada dalam kontinum tersebut, klien perlu menyadari kondisinya

    dan kondisi yang mungkin akan dihadapinya dengan mengevaluasi diri sendiri

    dan mengajukan pertanyaan:

    - Kapan saya akan berada pada kondisi berisiko?

    - Apa tanda-tandanya?

    - Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari lepas kendali?

    - Apa yang harus dilakukan jika sampai hilang kendali?

    Relapse cycle

    Keadaan tidak akan kunjung

    membaik. Tidak ada gunanya

    mencoba

    Kenapa mencoba bertahan:

    saya lemah dan akan selalu

    begitu

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    47/151

    Depresi Makan berlebih

    Berikut merupakan urutan kejadian yang dapat meningkatkan kemungkinan

    relapse:

    - Berada dalam kondisi berisiko

    Misalnya individu dengan gangguan makan berada dalam kondisi tidak

    makan dalam jangka waktu yang lama. Jika memungkinkan maka kondisi

    berisiko ini perlu dihindari, misalnya ia harus menghindari situasi stress yang

    bisa memicunya makan ters menerus. Namun jika tidak memungkinkan, perluditingkatkan kemampuan coping strategy pada klien atau memotivasi ulang

    klien melalui wawancara dengan pendekatan motivasional.

    - Memiliki coping strategy yang buruk atau tidak memiliki sama sekali

    Misalnya klien yang memiliki kemampuan mengelola mood yang buruk. Oleh

    karena itu klien perlu didorong untuk memiliki strategi coping yang tepat dan

    merencanakan bagaimana menempatkan strategi tersebut dalam bentuk

    aksi. Misalnya individu yang mengalami depresi membuat daftar aktivitas

    sosial yang dapat dilakukannya saat merasa kesepian.

    - Kehilangan keyakinan diri

    Misalnya klien yang merasa dirinya hopeless. Pada tahap ini, CBT dapat

    membantu klien untuk mengembangkan harapan yang realistis dan

    menumbuhkan pernyataan diri yang positif. Misalnya: saya memang sempat

    merasa terpuruk tapi saya mampu melatih diri untuk dapat keluar dari situasi

    tersebut. kalimat positif tersebut perlu diulang dan dilatih sendiri oleh klien.

    - Mengalami unhelpful behavior

    Menarik diri dari lingkungan

    sosial dan kesedihan yang

    berlebih

    Makan berlebih

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    48/151

    Misalnya menarik diri dari situasi yang berisiko. Klien yang mengalami tahap

    ini dapat dilatih menggunakan teknik restrukturisasi kognitif untuk mengubah

    pola perilaku dan mendukung perubahan perilaku.

    Breaking The Relapse cycle

    Depresi Makan berlebih

    Self-help Reading

    Membaca literature dapat meningkatkan dan mempertahankan

    kemampuan klien. Terapis dapat merekomendasikan suatu literature setelah

    sebelumnya me-review isi dan kualitas dari literature tersebut.

    Kemungkinan masalah yang akan muncul

    1. Terapis tetap berperan sebagai ahli, klien tetap berperan sebagai pasien

    Keadaannya mungkin tidak

    kunjung membaik tapi

    sebelumnya saya telah belajar

    bahwa berusaha itu sangat

    membantu

    Sangat sulit untuk bertahan

    dan sangat wajar tertarik pada

    makanan dan mencari

    kenyamanan. Tapi saya bisa

    dan harus bertahan.

    Mengikuti aktivitas sosial dan

    mood mengalami peningkatan

    Makan secara normal dan

    meraih pencapaian

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    49/151

    Temukan alasan dibalik terjadinya hal tersebut, misalnya terapis merasa

    harus lebih banyak mengetahui dibandingkan klien. Setelah mengetahui

    penyebabnya, evaluasi dan tantang asumsi-asumsi tersebut.

    2. Latihan dalam terapi tidak mencerminkan siklus belajar

    3. Klien ingin diperbaiki

    Klien mungkin akan bersifat pasif selama terapi. Oleh karena itu perlu

    dijelaskan kepada klien secara perlahan bahwa dalam CBT diperlukan

    kolaborasi dan keaktifan klien. Jika klien tidak kooperatif, bisa dirujuk pada

    jenis terapi yang lain.

    4. Relapsed management diberikan di akhir terapi

    Keterampilan dalam mengatasi relapseperlu diberikan sejak awal sesi terapi.

    5. Terapis merasa tertekan dalam relapse management

    Dalam menguasai kemampuan relapse managementdiperlukan waktu yang

    tidak sebentar. Jika klien tidak dapat mengantisipasi kapan akan terjadi

    relapse, maka klien tersebut tergolong sangat sangat rentan.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    50/151

    CHAPTER 7

    METODE SOCRATES

    - Socratic questioning disebut sebagai landasan dari terapi kognitif.

    - Socratic questioning mampu memberikan kesempatan kepada klien dan

    terapis untuk mengungkapkan apa yang klien telah ketahui tapi belum

    betul-betul dipikirkan atau telah dilupakan.

    - Melalui pertanyaan yang sensitif, klien diajak untuk menggunakan apa

    yang mereka ketahui untuk menemukan alternatif pandangan dan solusi

    untuk mereka sendiri daripada terapis yang harus mensugestikannya.

    - Pertanyaan yang bagus menggambarkan perhatian klien terhadap

    informasi yang relevan terhadap persoalan yang sedang didiskusikan tapi

    mungkin berada di luar inti dari alur diskusinya. Hal ini bisa sangat

    memabntu dalam mengklarifikasikan inti dari masalah dan bisa membanti

    klien untuk menggunakan informasi baru dalam mengevaluasi kembali

    kesimpulan dan untuk mengkonstruksikan rencana-rencana baru.

    Mengapa Memilih Socratic Question karena Efektifitas dalam mendorongpersonal review dari suatu situasi dimana itu relevan mengubah sikap,

    perasaan, dan perilaku.

    jika pikiran negatif itu benar, apa artinya nanti bagiku? Mengapa itu bisa

    membuatku kecewa?

    1. Asesmen dan formulasi

    - Dalam mengidentifikasikan kognisi, afeksi, perilaku dan senssasi yang

    berhubungan dengan kesulitan si klien, dialog socrates dapat

    mengelaborasi sesuatu yang mungkin berbeda dengan pikiran klien tapi

    tidak sepenuhnya diakui sebelumnya.

    - bagaimana perasaanmu? atau apa yang anda pikirkan? dapat

    membantu klien mengklarifikasi dan mngeakrtikulasikan perasaanya atau

    pikirannya.

    2. Education

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    51/151

    - Esensi dari CBT adalah mengajarkan klien tentang keterampilan dalam

    CBT seperti melatih keterampilan untuk asertif dan teknik bernafas.

    - Hubungan antara perasaan dan pikiran dan dampaknya pada motivasi

    dan perilaku, sangat baik dieksplorasi secara kolaboratif menggunakan

    penedekatan socratic.

    3. Challenging Unhelpful Cognitions

    - Metode ini adalah media yang ideal untuk mendorong klien untuk

    mempertimbangkan berbagai kemungkinan diluar aliran perspektif

    mereka dan membangun alternatif pandangan mengenai suatu situasi

    atau kejadian.

    - Consequences of question; evidence for question; evidence against

    question; alternative view questions.

    - Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membuat klien melihat tidak ada yang

    perlu heran dengan pikiran yang saya miliki ini dan meminimalisir

    kemungkinan self-critisim seperti saya sangat bodoh memikirkan ini

    - Untuk menemukan fakta dari ketidakkonsistenan dengan kesadaran akan

    masalah klien, kita mengarahkan perhatian klien untuk megalaminyadimana itu menantang keyakinan dasarnya dimana itu merusak validitas

    dari masalah yang tidak terselesaikan.

    4. Problem Solving and Working Out Solution

    - Kita dapat mengarahkan klien kita untuk membuat penyelesaian masalah

    yang baik dengan menggunakan pendekatan socratic untuk mendorong

    ketelitian dan kemudian kreativitas.

    - Ini dapat mengeksplorasi sebanyak kemungkinan cara-cara coping.

    - Tahapannya: mendefinisikan masalahnya, menghasilkan sebanyak-

    banyaknya solusi yang mungkin, merencanakan untuk diarahkan menjadi

    aksi, dan merancang kemungkinan rencana-rencana.

    5. Merancang Uji Perilaku

    - Ketika klien memilik perspektif baru, ia perlu untuk membawanya untuk

    mengecek validitas (perspektifnya). Sehingga, insight dari socratic

    questioningdapat digeneralisasikan yang butuh diikuti dengan behavioral

    testing.

  • 7/31/2019 CBT-translet buku

    52/151

    - Ini sangat penting, sejauh itu memungkinkan, percobaan atas konten dari

    setiap sesi dan terhubung dengan sangat dekat dengan perkembangan

    dari insight itu sendiri.

    - Setelah mencobanya, pemeriksaan atas pertanyaan socratic ini dapat

    digunakan untuk mendorong analisa atas apa yang terjadi, menyoroti

    masalah dan keraguan dan kemudian bergerak untuk merekonstruksi

    ulang konseptualisasi yang baru dan percobaan terhadap perilaku yang

    lebih lanjut.

    6. (Dilakukan) Dalam Supervisi

    - Hal lain mengenai metode ini adalah bahwa ini dapat digunakan dalah

    seupervisi atau pengawasan seperti pada terapinya.

    - Tools pengawasannya antara lain: meningkatkan pelatihan/pembelajaran,

    menumbuhkan kolaborasi, dan menguji hipotesis.

    KAPAN KITA MENGGUNAKAN SOCRATIC ENQUIRY ?

    - Terapis memiliki banyak tugas, yaitumembangun relasi yang kola