Uro Genital

51
LAPORAN KASUS KEPANITERAAN UMUM SISTEM UROGENITAL “SEORANG LAKI-LAKI DATANG DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG KANAN” Dosen Pengampu : Prof.dr. Rifki, Sp.B, Sp.U Trainer : dr. Dyah Mustika Nugraheni Disusun Oleh : Kelompok I 1. Adetia Krisna H2A008002 2. Amalia Isnaini H2A010003 3. DieniaNop Ramliana H2A010010 4. DisktaWinza Ronica H2A010013 5. Fiska Rahmawati H2A010017 6. Indah Nurul Maghfiroh H2A010025 7. Maria Ulfah H2A010032 8. Nuzulia Ni’matina H2A010037 9. Reza Adityas Trisnadi H2A010043 10. Sandhy Hapsari Andamari H2A010046

description

uro

Transcript of Uro Genital

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN UMUM

SISTEM UROGENITAL

SEORANG LAKI-LAKI DATANG DENGAN KELUHAN

NYERI PINGGANG KANAN

Dosen Pengampu : Prof.dr. Rifki, Sp.B, Sp.U

Trainer : dr. Dyah Mustika Nugraheni

Disusun Oleh :

Kelompok I

1. Adetia Krisna

H2A0080022. Amalia Isnaini

H2A0100033. DieniaNop Ramliana

H2A010010

4. DisktaWinza Ronica

H2A010013

5. Fiska Rahmawati

H2A010017

6. Indah Nurul MaghfirohH2A0100257. Maria Ulfah

H2A0100328. Nuzulia Nimatina

H2A010037

9. Reza Adityas Trisnadi

H2A01004310. Sandhy Hapsari Andamari H2A010046FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2014

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. S

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 70 tahun

Pekerjaan

: Petani

Alamat

: DemakPendidikan terakhir : SMA

Status

: Menikah

No. CM

: 20.40.80

Tanggal Periksa

: 5 Mei 2014

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Mei 2014 jam 09.30 WIB di UGD RS Roemani.Keluhan utama : Nyeri pinggang bagian kanan.Riwayat Penyakit Sekarang: Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri pada pinggang bagian kanan namun tidak ditunjukan lokasi dengan jelas. Nyeri tumpul yang dirasakan semakin lama semakin berat hingga menjalar pada pinggang kiri pasien. Nyeri dirasakan terus-menerus. Faktor memperberat dan memperingan disangkal. Demam disangkal. Mual disangkal. Muntah disangkal. Riwayat pengobatan antinyeri tetapi tidak berespon.

Riwayat BAK pasien tidak ada masalah. BAK setiap 6 jam sekali. BAK lancar, pancaran air seni tidak putus-putus. BAK memulai dengan mengejan dan lama disangkal. Berkemih saat malam hari sampai mengganggu tidur disangkal. Air seni menetes setelah BAK disangkal. Merasa tidak tuntas saat BAK disangkal. BAK warna cokelat disangkal. BAK disertai darah disangkal. BAK keruh disangkal. Nyeri saat BAK disangkal. Nyeri saat BAB disangkal. Hubungan suami istri sudah lama tidak dilakukan.Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat dengan keluhan yang sama

: disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi

: belum pernah periksa

Riwayat kencing manis

: belum pernah periksa

Riwayat alergi obat dan makanan

: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama : anak mengeluh nyeri pinggang

Riwayat tekanan darah tinggi

: tidak tahu

Riwayat kencing manis

: tdak tahu

Riwayat Pribadi :

Stress

: disangkal

Minum minuman berenergi

: disangkal

Kurang minum air putih

: disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien berobat menggunakan biaya sendiri. Pasien tinggal dirumah bersama istri. Pasien memiliki 1 orang anak. Kesan ekonomi : kurang.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 5 Mei 2014 jam 09.45 WIB di UGD RS Roemani.

1. Kesadaran

: Compos mentis

2. Keadaan umum: Tampak kesakitan

3. Vital sign Tekanan darah: 120/80 mmHg

Nadi

: 75x/menit, reguler (isi dan tegangan cukup) Respiratory rate:20x/menit, irama reguler, tipe nafas thorakoabdominal

Suhu

: 37oC (aksiler)

4. Status Gizi

BB

: 67 kg

TB

:165 cm

IMT

: 24,6 kg/m2

Status gizi

: Normoweight

5. Status Internus

a) KepalaKesan mesocephalb) Mata

Konjungtiva palpebra anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek (+/+) c) Telinga

Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), pembesaran KGB(-/-)d) Hidung

Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas (-)e) Mulut

Bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-), Tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)

f) Leher

Simetris, trakea di tengah, pembesaran KGB (-), tiroid (Normal), nyeri tekan(-), JVP meningkat (-)

g) ThoraxDextraSinistra

Depan

1. Inspeksi

Bentuk dada

Hemitorak

Dinamis

2. Palpasi

Stem fremitus

Nyeri tekanPelebaran ICS

Arcus Costa

3. Perkusi

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan Lateral >Antero posterior

Simetris

Simetris

Dextra = sinistra

(-)

(-)

Normal

Sonor diseluruh lapang paru

Vesikuler

Wheezing(-), ronki (-) Lateral >Antero posterior

Simetris

Simetris

Dextra = sinistra

(-) (-)

Normal

Sonor di seluruh lapang paru

Vesikuler

Wheezing(-), ronki (-)

Belakang

1. Inspeksi

Bentuk dada

Hemitorak2. Palpasi

Stem fremitus

Nyeri tekan

Pelebaran ICS

3. Perkusi

Suara lapang paru

Peranjakan paru

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahanDalam batas normal

Simetris

Dextra = sinistra

(-)(-)

Sonor di seluruh lapang paru

Sulit dinilai

Vesikuler

Wheezing(-), ronki (-)Dalam batas normalSimetris

Dextra = sinistra

(-) (-)

Sonor di seluruh lapang paru

Sulit dinilai

Vesikuler

Wheezing(-), ronki (-)

Tampak anterior paru

Tampak posterior paru

SD : vesikuler

SD : vesikuler

ST : ronki (-), wheezing (-) ST : ronki (-), wheezing (-)

Cor

Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

Palpasi: ictus cordis tidak teraba

Perkusi:

batas atas

: ICS II parasternal sinistra

pinggang jantung : ICS III parasternal sinistra

batas kanan bawah: ICS V linea sternalis dextra

kiri bawah : ICS V linea midclavicula

sinistra 1 cm kearah medial

konfigurasi jantung : dalam batas normal

Auskultasi : reguler

Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.

Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-)

h) Abdomen

Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar,

ikterik (-), spider nevi (-), caput medusa (-)

Auskultasi : Bising usus (+) 10x / menit, bruit hepar (-), bruit aorta abdominalis(-), bruit a. iliaca dextra (-), bruit a. iliaca sinistra (-).

Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, liver span (10 cm), pekak sisi (+) normal, pekak alih (-), ruang traube (timpani), garis scuffner = 0

Palpasi: Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.

i) Ekstremitas

SuperiorInferior

Akral dingin-/--/-

Oedem-/--/-

Sianosis-/--/-

Jaundice-/--/-

j) Genitalia eksterna

1. Penis, Glan Penis, OUE

Inspeksi : warna seperti kulit sekitar, benjolan (-), Sirkumsisi (+), condiloma (-)Palpasi : nyeri tekan (-),discharge OUE (-), granulasi (-), striktur(-)2. Scrotum

Inspeksi : warna seperti kulit sekitar

Palpasi : nyeri tekan (-), benjolan (-)

3. Testis

Palpasi: nyeri tekan (-), varikokel (-)

k) Status Lokalis :

Regio supra pubik

Inspeksi : bulging (-)

Auskultasi : bising usus (-)

Perkusi : pekak (-)

Palpasi : nyeri tekan (-)

Regio Flank

Inspeksi: bulging (-)

Auskultasi: bruit a. renalis dextra (-), bruit a. renalis sinistra (-)

Perkusi: nyeri ketok CVA dextra (+), nyeri ketok CVA sinistra (-)Palpasi: nyeri tekan (-), balotemen (-)

l) Pemeriksaan tambahan :

Rectal toucher

Inspeksi :hiperemis (-), eskoriasi (-), fistula (-), benjolan (-)

Tonus sfingter ani: cukupDinding sfingter ani : benjolan (-), nyeri tekan (-)

Ampula recti : kolaps (-)

Dinding rectum : benjolan (-), nyeri tekan (-)

Prostat:

1. Diameter latero lateral : 4 cm

2. Konsistensi

: kenyal

3. Pemukaan

: licin

4. Nyeri tekan

: (-)

5. Sulcus medianus

: teraba

6. Polus anterior

: teraba

Feses : warna kuning, darah (-), lendir (+)

BCR : (+)

IV. RESUME Tn.S usia 70 tahun datang dengan keluhan sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri sekitar costovertebra angle dextra, lokasi tidak bisa ditunjukan dengan jelas. 1 bulan terakhir nyeri kemudian dirasakan di sekitar costovertebra angle sinistra, nyeri tumpul, nyeri terus-menerus. Riwayat keluarga pada anak menderita keluhan yang sama. Air yang dikonsumsi air sumur dan terdapat kerak setelah dimasak.Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak kesakitan dan Nyeri ketok CVA dextra (+)V. DAFTAR ABNORMALITAS

ANAMNESIS

1. Usia 70 tahun

2. Nyeri sekitar costovertebra angle dextra sejak 3 bulan, lokasi tidak bisa ditunjukan dengan jelas. 1 bulan terakhir nyeri kemudian dirasakan di sekitar costovertebra angle sinistra, nyeri tumpul, nyeri terus-menerus.

3. RPK anak juga mengeluh nyeri pada pinggang.

4. RPSos : air yang dikonsumsi adalah air sumur dan terdapat kerak setelah dimasakPEMERIKSAAN FISIK

5. Keadaan umum tampak kesakitan

6. Nyeri ketok CVA dextra (+)

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Suspek Nefrolithiasis dextra2. Suspek massa ginjal dextraMASALAH AKTIF

1. 1,2,3,4,5,6 ( Suspek Nefrolithiasis dextraMASALAH PASIF

1. Riwayat penyakit keluarga anak mengeluh nyeri pinggang2. Air minum dari sumur saat dimasak berkerak

INISIAL PLAN

Ip. Dx : suspek Nefrolithiasis dextraS:

O: Darah rutin, Urin rutin, Foto abdomen AP (IVP), USG

Ip. Tx :

Konsultasi ke Spesialis Bedah urologi

Ip. Mx :

Tanda vital

Fungsi ginjal

Tanda klinis (inflamasi/infeksi)

Ip. Ex :

Memberitahukan kepada keluarga bahwa penyakitnya adalah curiga ada batu atau peradangan pada ginjal

Bapak dan keluarga beresiko tinggi terkena batu saluran kencing karena air minum saat dimasak berkerak

Sebaiknya air minum yang akan dimasak ditampung dahulu minimal 1 hari kemudian baru bisa dimasak

Membutuhkan pemeriksaan lanjutan karena curiga ada batu.

Diberitahukan akan dikonsulkan ke spesialis bedah

Anaknya sebaiknya diperiksakan dan ditangani

VII. PROGNOSIS

1. Quo ad vitam

: dubia ad bonam

2. Quo ad sanam

: dubia ad malam3. Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam

ANALISIS KASUS

PROBLEMHYPOTHESISMECHANISMMORE INFODONT KNOWLEARNING ISSUEPROBLEM SOLVING

ANAMNESIS

1. Usia 70 tahun

2. Nyeri sekitar costovertebra angle dextra sejak 3 bulan, lokasi tidak bisa ditunjukan dengan jelas. 1 bulan terakhir nyeri kemudian dirasakan di sekitar costovertebra angle sinistra, nyeri tumpul, nyeri terus-menerus.

3. RPK juga mengeluh nyeri pada pinggang4. RPSos : air yang dikonsumsi adalah air sumur dan terdapat kerak setelah dimasakPEMERIKSAAN FISIK

5. Keadaan umum tampak kesakitan

6. Nyeri ketok CVA dextra (+)

DD :

1. Suspek Nefrolithiasis dextra

2. Suspek massa ginjal dextra

Dx

1,2,3,4,5,6( suspek Nefrolithisis dextraInfeksi dan atau noninfeksi

Proses inflamasi

Dengan atau tanpa Proses kalsifikasi batu

Peregangan kapsul ginjal

Reffered pain costovertebra angle1. Darah rutin

2. Urin rutin

3. Foto Rongten abdomen AP (IVP)

4. USG (bila pasien tidak bisa menjalani IVP) LUTS :1. Simtom gangguan miksi iritasi

2. Simtom gangguan miksi obstruksi

3. Gejala Pasca miksi

Indikasi RTLower Urinary Tract Syndrom :1. Simptom gangguan miksi iritasi

Frekuensi/poliuria

Nokturia

Disuria

zurgency

2. Simptom gangguan miksi obstruksi

Hesitansi

Pancaran lemah

Pancaran kencing bercabang

Waktu kencing prepusium menggelembung

Pancaran miksi terputus3. Gejala pasca miksi

Terminal dribling

Kencing tidak puas

Terasa ada sisa kencing

4. Indikasi RT

Pada pria: Pemeriksaan rekto abdominal, pemeriksaan prostate dan vesika seminalis, usia >60 tahun

Pada wanita : Pemeriksaan rekto abdominal, pemeriksaan uterus dan adneksa serta pemeriksaan genitalia pada nullipara.Ip. Dx : suspek Nefrolithiasis dextra

Ip. Tx :

Konsultasi ke Spesialis Bedah urologi

Ip. Mx :

Tanda vital

Fungsi ginjal

Tanda klinis (inflamasi/infeksi)

Ip. Ex :

Memberitahukan kepada keluarga bahwa penyakitnya adalah curiga ada batu atau peradangan pada ginjal

Bapak dan keluarga beresiko tinggi terkena batu saluran kencing karena air minum saat dimasak berkerak

Sebaiknya air minum yang akan dimasak ditampung dahulu minimal 1 hari kemudian baru bisa dimasak

Membutuhkan pemeriksaan lanjutan karena curiga ada batu.

Diberitahukan akan dikonsulkan ke spesialis bedah

Anaknya sebaiknya diperiksakan dan ditangani

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI TRAKTUS URINARIUS

1. Ginjal

Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal dan berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian belakang peritoneum, tinggi pada dinding posterior abdomen di samping kanan dan kiri columna vertebralis; dan sebagian besar tertutup oleh arcus costalis. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar di sisi kanan.1,2Ginjal memiliki tiga bagian penting yaitu korteks, medulla dan pelvis renal. Bagian paling superfisial adalah korteks renal, yang tampak bergranula. Di sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal, yang berbentuk seperti kerucut disebut piramid renal, dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papilla renal. Di antara piramid terdapat jaringan korteks, disebut kolum renal (Bertini). Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut pelvis renal. Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor, yang langsung menutupi papilla renal dari piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang terus-menerus keluar dari papila. Dari kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudian ke ureter, sampai akhirnya ditampung di dalam kandung kemih.2Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh-pembuluh darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang mengitari tubuli. Komponen tubuler berawal dengan kapsula Bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal, ansa Henle dan tubuli kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam duktus koligens (saluran penampung atau pengumpul). Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke dalam kaliks-kaliks sebagai urin.2

2. Ureter

Kedua ureter merupakan saluran muskular yang terbentang dari ren ke facies posterior vesica urinaria. Urine didorong sepenjang ureter oleh kontraksi peristaltik tunica muscularis, dibantu oleh tekanan filtrasi glomeruli.1Setiap ureter mempunyai panjang sekitar 10 inchi ( 25 cm) dan menyerupai oesophagus (panjang oesophagus 10 inchi). Karena mempunyai 3 penyempitan sepanjang perjalanannya: (1) di tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter, (2) di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang apertura pelvis superior, dan (3) di tempat ureter menembus dinding vesica urinaria.13. Vesica urinaria

Vesica urinaria terletak di tepat belakang pubis di dalam cavitas pelvis. vesica urinaria cukup baik untuk menyimpan urin dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya 500 mL. vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat, bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urin di dalamnya. vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa, seluruhnya terletak di dalam pelvis: bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk regio hipogastrium. Pada anak kecil, vesica urinaria yang kosong menonjol diatas apertura pelvis superior: kemudian bila cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam didalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang dewasa. vesica urinaria yang kosong berbentuk piramida, mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah facies inferolateralis: juga mempunyai collum. Dinding vesica urinaria terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), Tunika muskularis (lapisan otot), Tunika sabmukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).14. Uretra

Bagian akhir saluran keluar yang menghubungkan kandung kemih dengan luar tubuh ialah uretra. Uretra pria sangat berbeda dari uretra wanita. Pada laki-laki, sperma berjalan melalui uretra waktu ejakulasi. Uretra pada laki-laki merupakan tuba dengan panjang kira-kira 20 cm dan memanjang dari kandung kemih ke ujung penis. Uretra pada laki-laki mempunyai tiga bagian yaitu : uretra prostatika, uretra membranosa dan uretra spongiosa. 1Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria, karena hanya 4 cm panjangnya dan memanjang dari kandung kemih ke arah ostium diantara labia minora kira-kira 2,5 cm di sebelah belakang klitoris. Uretra ini menjalar tepat di sebelah depan vagina. Lapisan uretra wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongiosa dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). 1B. FISIOLOGI GINJAL

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin.3Secara singkat fungsi utama ginjal yaitu :

Fungsi Eksresi

a) Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mili Osmol dengan mengubah-ubah ekskresi air.

b) Mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah-ubah ekresi natrium.

c) Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu dalam rentang normal.

d) Mempertahankan derajat keasaman/pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan hidrogen dan membentuk kembali karbonat.

e) Mengeksresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (terutama urea, asam urat dan kreatinin).

f) Bekerja sebagai jalur eksretori untuk sebagian besar obat.

Fungsi Non eksresi yaitu menyintesis dan mengaktifkan hormon:

a) Renin : penting dalam pengaturan tekanan darah

b) Eritropoitin : merangsang produksi dan mematangkan sel darah merah oleh sumsum tulang.

c) Prostaglandin : sebagian besar adalah vasodilator bekerja secara lokal dan melindungi dari kerusakan iskemik ginjal

d) Degradasi hormon polipeptida, insulin, glukagon, parathormon, prolaktin, hormon pertumbuhan, ADH, dan hormon gastrointestinal.2,3Sistem eksresi terdiri atas dua buah ginjal dan saluran keluar urin. Ginjal sendiri mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri yang masuk ke medialnya. Ginjal akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Dari ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan mikturisi dan keadaan memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra.

Unit fungsional ginjal terkecil yang mampu menghasilkan urin disebut nefron. Tiap ginjal bisa tersusun atas 1 juta nefron yang saling disatukan oleh jaringan ikat. Nefron ginjal terbagi 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya hanya sedikit masuk medula dan memiliki kapiler peritubular, dan nefron jukstamedulari yang lengkung Henlenya panjang ke dalam medulla dan memiliki Vasa Recta. Vasa Recta adalah susunan kapiler yang panjang mengikuti bentuk tubulus dan lengkung Henle. Secara makroskopis, korteks ginjal akan terlihat berbintik-bintik karena adanya glomerulus, sementara medula akan terlihat bergaris-garis karena adanya lengkung Henle dan tubulus pengumpul.4Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan sebagian kecil zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi.5

Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi:2,6(1) Filtrasi (penyaringan)

Capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam.6

Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi.2

(2) Reabsorbsi (penyerapan kembali)

Dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. 6(3) Sekresi (pengeluaran)

Dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. 6

C. TEORI PEMBENTUKAN BATU8

Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh salurn kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (statis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.

Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain agregat kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregrat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membantu saluran kemih. Untuk agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.

Kondisi metastable dipengaruhi olh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, konsentrasi solut di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.

Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat ; sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat (batu infeksi), batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya. Meskipun patogenesis pembentukan batu-batu diatas hampir sama, tetapi suasana di dalam saluran kemih memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak sama. Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam suasana asam, sedangkan batu magnsium amonium fosfat terbentuk karena urine bersifat basa.

Penghambat Pembentukan Batu

Terbentuknya batu ditentukan oleh zat pembentuk dan inhibitor, zat inhibitor tersebut misalnya: ion magnesium, sitrat, dan protein (glikosaminaglikan, protein Tamm Horsfall, nefrokalsin, osteopontin

Komposisi Batu

a) Batu kalsium

Faktor terjadinya batu kalsium yaitu hiperkalsiuri, hiperoksaliuri, hiperurikosuria, hipositraturia, hipomagnesuria.b) Batu struvit

Batu struvit ada bila terdapat infeksi saluran kemih. Bakteri yang bisa menyebabkan infeksi ini adalah golongan pemecah urea yang bisa menghasilkan enzime urase. Keadaan ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat menjadi terbentuknya magnesium amoniak fosfat (MAP)

c) Batu asam urat

Sumber asam urat biasanya berasal dari diet yang mengandung purin dan metabolisme endogen dalam tubuh. Degradasi purin dalam tubuh melalai asam inosinat dirubah menjadi hipoxantin dengan bantuan enzime xantin oksidae, hipoxantin dirubah menjadi xantin yang akhirnya dirubah menjadi asam urat.

Faktor yang menyebabkan batu asam urat : 1) urin terlalu asam (pH