Translate 3 New

40
MEMASTIKAN KEMAMPUAN KONSELOR SEKOLAH Menerapkan dan memastikan kemampuan konselor sekolah Menerapkan sistem pengembangan kemampuan seorang konselor Mendukung pengembangan professional Merujuk pada ketidakmampuan Menempatkan konselor baru kedalam program dan kedalam aturan yang di tepat Mengklarifikasi aturan pemberdayaan pendampingan dan program konseling/kepala staff Pada masa lampau, profesi konseling sekolah telah menekankan proses pendampingan (keterampilan dan teknik), seperti konseling, konsultasi, dan koordinasi. Penekanan pada pendampingan, diantaranya adalah pembuatan keputusan, pemecahan masalah, dan komunikasi, telah menjadi hal yang diperhitungkan sampai saat ini. Sekarang ini, standar nasional bagi program konseling di sekolah yang didirikan oleh asosiasi sekolah konseling Amerika (ASCA) merekomendasikan kandungan isi yang berkaitan dengan akademik siswa, karir dan pengembangan individu/sosial. Selain itu, pendekatan pengembangan adalah suatu hal yang masih baru bagi program pendampingan dan konseling dalam segi konsep dan penerapannya. Konselor sekolah telah menentukan peranan mereka dan telah diterapkan sejak awal keprofesian. Berkaca pada sejarah dan kebutuhan yang ada, pelatihan konselor sekolah tidak berjalan konsisten di seluruh Amerika. Hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kesuksesan pada pendampingan dan program konseling saat ini adalah dengan memastikan bahwa konselor sekolah mempunyai kompetensi yang di butuhkan demi terwujudnya peranan yang diharapkan. Bab ini membahas tentang performa sistem pelaksanaan. Untuk mencapai kompetensi yang optimal, profesional konselor sekolah

description

translate 3

Transcript of Translate 3 New

MEMASTIKAN KEMAMPUAN KONSELOR SEKOLAHMenerapkan dan memastikan kemampuan konselor sekolah

Menerapkan sistem pengembangan kemampuan seorang konselor

Mendukung pengembangan professional

Merujuk pada ketidakmampuan

Menempatkan konselor baru kedalam program dan kedalam aturan yang di tepat

Mengklarifikasi aturan pemberdayaan pendampingan dan program konseling/kepala staff

Pada masa lampau, profesi konseling sekolah telah menekankan proses pendampingan (keterampilan dan teknik), seperti konseling, konsultasi, dan koordinasi. Penekanan pada pendampingan, diantaranya adalah pembuatan keputusan, pemecahan masalah, dan komunikasi, telah menjadi hal yang diperhitungkan sampai saat ini. Sekarang ini, standar nasional bagi program konseling di sekolah yang didirikan oleh asosiasi sekolah konseling Amerika (ASCA) merekomendasikan kandungan isi yang berkaitan dengan akademik siswa, karir dan pengembangan individu/sosial. Selain itu, pendekatan pengembangan adalah suatu hal yang masih baru bagi program pendampingan dan konseling dalam segi konsep dan penerapannya. Konselor sekolah telah menentukan peranan mereka dan telah diterapkan sejak awal keprofesian. Berkaca pada sejarah dan kebutuhan yang ada, pelatihan konselor sekolah tidak berjalan konsisten di seluruh Amerika. Hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kesuksesan pada pendampingan dan program konseling saat ini adalah dengan memastikan bahwa konselor sekolah mempunyai kompetensi yang di butuhkan demi terwujudnya peranan yang diharapkan.Bab ini membahas tentang performa sistem pelaksanaan. Untuk mencapai kompetensi yang optimal, profesional konselor sekolah harus memanfaatkan pengawasan yang sesuai dan harus di evaluasi sepenuhnya. Peningkatan profesional dan perkembangannya harus di dukung. Sumber yang mendukung terorganisirnya pengembangan akan dibahas, termasuk pertimbangan pengalaman konselor baru, definisi pendampingan dan program konseling, serta ketersediaan sumber untuk mendukung pendidikan dan keterampilan. Walaupun tidak menyenangkan untuk dibicarakan, para pemipin pendampingan harus dipersiapkan untuk menanggulangi menurunnya pencapaian. Mempersiapkan konselor baru untuk terjun ke lapangan dapat menentukan kesempatan penting yang membuat mereka memulai arahan yang benar. Pada bagian menghadapi perbedaan, hal tersebut menekankan cara untuk memastikan kompetensi multikultural konselor sekolah telah meningkat. Bab ini membahas pula tentang perubahan peran pembangunan dan pendampingan distrik, serta program konseling dan pemimpin terkait.Menerapkan sistem pengembangan performa seorang konselor

Sekolah yang berada di daerah-daerah, yang secara sejarah dan aturannya berada di berbagai negara, membutuhkan panduan berkaitan dengan kebutuhan staff profesional. Mereka menegaskan seseorang harus dapat menyiapkan administrasi, pengawasan, dan hal kepemimpinan lain pada konselor sekolah dan yang lainnya. Mereka mengevaluasi performa mereka dan menyiapkan kegiatan untuk staff. Ketika kegiatan tersebut sesuai di dalam satu system, mereka akan lebih bermanfaat bagi konselor sekolah dari pada jika mereka berada dalam lingkungan yang terisolasi. Seperti yang telah di jelaskan secara mendetail pada memimpin dan mengatur pengendalian sekolah anda dan pegawai program konseling, performa sistem peningkatan yang lengkap adalah berdasarkan pada sejauh mana standar profesional dibutuhkan, selain itu terdapat 4 kelompok kegiatan yang membantu konselor sekolah pada standar tersebut. Table 9.1 menyajikan sebuah grafik yang meninjau sistem peningkatan performa konselor sekolah. Pertanggung jawaban kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dilakukan seseorang tergantung pada orang tersebut. Penunjukkan penyelenggara dan pengawas yang telah dipilih dinamakan pedoman dan program kepemipinan staff konseling (Henderson dan Gysbers, 1998, p.21), membantu dengan menyediakan kumpulan data timbal balik terhadap bawahannya dengan menyamakan dan membandingkan performa individu dengan performa standar mereka. Mereka juga mengatur keprofesionalan pengawasan mereka melalui ketentuan timbal balik dan bantuan untuk mencapai keberhasilan.Kelompok kegiatan ini merupakan satu kesatuan yang tidak hanya berdasarkan pada kesamaan pengaturan standar performa melainkan karena setiap kelompok merupakan sebuah perkembangan dari kelompok kegiatan sebelumnya. Pedoman petunjuk menetapkan harapan penerapan standar oleh masing-masing konselor sekolah. Pengawasan di persiapkan bagi konselor sekolah guna meningkatkan performa mereka secara terus menerus. Penilaian performa berhubungan langsung dengan masing-masing panduan, dan pertimbangan evaluatif berdasarkan pada pengumpulan data dalam kegiatan pengawasan tersebut. Tujuan pengembangan profesional ditentukan sebagai hasil penerimaan timbal balik oleh konselor sekolah dalam kegiatan pengawasan dan penilaian. Setiap kegiatan dari 4 grup tersebut dijelaskan secara rinci pada pembahasan ini.Table 9.1

Sistem peningkatan performa konselor

Penjelasan kerjapengawasanEvaluasi performaPengembangan professional

Komponen

Kedudukan penugasanKlinisEvaluasi diriPenilaian profesionalisme

Panduan kerjaPengembangan Evaluasi pengawasanPengaturan pencapaian dan

perencanaan

PengawasanPenilaian keberhasilan pencapaianPelatihan pendidikan

Bentuk

Posisi pembimbingpengamatanEvaluasi diriRencana pengembangan professional

Evaluasi awal lembar kerja konferensiRencana kegiatanEvaluasi performaPernyataan keberhasilan/rencana kegiatan

Peralatan kepengurusan (contohnya, pengaturan waktu, pelaporan berkas, catatan komunikasi (phone log))Keberhasilan program dan performaRencana pengembangan staff konselor di daerah

Standar

Dengan adanya standar professional maka muncullah sistem dasar peningkatan performa konselor. Mereka memberikan pokok-pokok yang menerangkan dugaan penunjuk kinerja konselor sekolah. Kami mengidentifikasikan 4 kategori standar: performa, kelayakan, kebasahan, dan standar professional lainnya. Standar keabsahan harus pula ditaati. Standar kelayakan adalah pengharapan pada klien konselor sekolah, pengurus dan yang lainnya pun mempunyai hak. Standar professional yang lain menginformasikan bahwa panduan konselor sekolah berdasarkan pada aturan area tertentu.Standar performa

Standar performa menjelaskan bidang-bidang dimana konselor sekolah selenggarakan. Seperti yang telah dijelaskan di pada bab 5, bidang-bidang tersebut dinyatakan oleh kompetensi dan penetapan lebih jauh terhadap performa indikator atau penjelasan. Pernyataan ini diungkapkan oleh sekolah terpencil dalam kriteria penilaian yang diambil untuk konselor sekolah lokal atau sekolah negeri. Penetapan standar performa dalam penilaian performa dibahas lebih lanjut pada bab ini.Dalam Asca National Model (ASCA, 2005, pg 63), 13 standar performa bagi konselor sekolah digambarkan sebagai berikut:

Standar 1: program organisasi

Standar 2: pedoman kurikulum sekolah yang dikirimkan pada seluruh siswa

Standar 3: rencana masing-masing siswa

Standar 4: pelayanan responsif

Standar 5: dukungan system

Standar 6: konselor sekolah dan kesepakatan pengurus

Standar 7: dewan penasehat

Standar 8: penggunaan data

Standar 9: monitoring siswa

Standar 10: penggunaan waktu

Standar 12: program audit

Standar 13: penetapan tema (contohnya, kepemimpinan, pembelaan. Kolaborasi dan kerjasama, systemic change)Dewan pengurus nasional standar pengajaran professional (NBPTS, 2004) mengidentifikasikan standar performa konselor sekolah sebagai berikut. Dalam tugas mereka, guru termasuk kedalam pendidik. Mereka mengidentifikasikan 5 hal penting yang dapat digunakan untuk seluruh pendidik dan 11 standar area bagi konselor sekolah. 5 hal pokok tersebut meliputi (pp. vi-vii):

1. Guru ada karena siswa dan pembelajarannya.2. Guru mengetahui materi yang mereka ajarkan dan bagaimana cara mengajar materi tersebut kepada siswa

3. Guru bertanggung jawab mengatur dan memonitor pembelajaran siswa

4. Guru berfikir secara sistematis tentang kegiatan mereka dan belajar dari pengalaman

5. Guru adalah anggota komunitas belajar

11 area standar pencapaian konselor sekolah diantaranya adalah (pp. 5-6):

1. Program sekolah konseling

2. Konseling sekolah dan kompetensi siswa

3. Pertumbuhan manusia dan perkembangannya

4. Teori dan teknik konseling

5. Kesamaan, keadilan dan perbedaan

6. Situasi sekolah

7. Kolaborasi keluarga dan komunitas

8. Sumber dan tekologi informative

9. Penilaian siswa

10. Kepemimpinan, pembelaan, dan identitas professional11. Sikap reflektif

Standar kelayakan

Standar kelayakan dikembangkan oleh asosiasi profesional yang menyiapkan sistem nilai professional dan menawarkan panduan untuk tindakan profesional. Konselor sekolah mengikuti standar kelayakan bagi konselor sekolah yang di terbitkan oleh ASCA (2004) dan kode kelayakan yang diterbitkan oleh perkumpulan konseling Amerika (ACA, 2005). Data tersebut tersedia pada appendix B. selain itu, standar dijelaskan untuk semua pendidik, termasuk konselor sekolah. Standar keabsahan

Standar keabsahan diungkapkan pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, negara dan kepemerintahan lokal dengan hukum yang sah yang terjadi dikawasan sekolah dan peraturan sesuai yang dikembangkan oleh bagian administratif untuk menerapkan aturan-aturan tersebut. Contoh standar keabsahan yang sesuai dengan konselor sekolah termasuk yang berhubungan dengan keterangan konselor sekolah serta keterangan pembaharuan, aturan pekerjaan dan tanggung jawab, hak pengasuhan, persetujuan minoritas terhadap konseling yang menggunakan hak orangtua, kekerasan anak dan pengabaian respon, penyerahan pada komunitas yang berbasis layanan, aturan yang di rekam dan di tulis, dan pertimbangan khusus untuk populasi siswa tertentu (contohnya, bagi yang terpengaruh oleh kekerasan tertentu, pendidikan khusus bagi siswa, siswa dari keluarga pindahan dan siswa yang bermasalah).Standar professional yang lain

Standar professional yang lain adalah pernyataan yang di keluarkan oleh organisasi professional, contohnya asosiasi konseling, termasuk para ahli yang menawarkan standar mereka yang melatih keahlian khusus. Konselor sekolah perlu mengetahui dan mengaplikasikan standar profesional yang dicetuskan oleh kelompok keahlian khusus yang sesuai dengan latihan mereka. Beberapa standar yang sesuai adalah penugasan kelompok komunikasi online dan penilaian. Selain itu, pada abad 21 ini, diperlukan pula standar yang memberikan perhatian pada berbagai budaya.Selanjutnya akan dibahas tentang menghadapi perbedaan dalam bab ini. Asosiasi kelompok ahli (ASGW) telah menetapkan standar professional pelatihan kelompok kerja (ASGW, 2000) dan latiahan terbaik (ASGW, 1998) untuk menunjukkan keefektifitasan penerapan kelompok konseling. Dewan pengurus nasional penjamin konseling (NBCC, 2001) telah mengumumkan panduan kelayakan, meliputi: kegiatan konseling internet ACA (1999) dan standar kelayakan internet online konseling.Perkumpulan dan penilaian konseling (AAC) dan ASCA berkerjasama pada sebuah kompetensi penilaian dan evaluasi konselor sekolah (AAC,2001). Terdapat 9 kompetensi yang dijelaskan oleh kompetensi penilaian dan evaluasi sekolah dimana semua konselor sekolah harus memilikinya, konselor sekolah harus:

1. Mampu memilih strategi penilaian

2. Dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengevaluasi intrumen penilaian yang banyak ditemukan

3. Mampu dalam teknik administrasi dan metode penilaian instrument

4. Mampu menafsirkan dan melaporkan hasil penilaian

5. Mampu menggunakan hasilhasil penilaian dalam membuat kebutusan

6. Mampu membuat, menafsirkan dan menampilkan informasi statistik tentang hasil penilaian7. Mampu melaksanakan dan menafsirkan evaluasi program sekolah konseling dan intevensi konseling.8. Mampu mengadaptasikan dan menggunakan kuisioner, survey dan penelilaian lain untuk mewujudkan kebutuhan yang dibutuhkan

9. Mengetahui bagaimana menggunakan penilaian respon professional dan praktek penilaianAAC (2001) juga mempunyai kebijakan informatif pada pertanggung jawaban pengguna standar test.

Asosiasi psikologi Amerika (2005) menerbitkan sebuah naskah mengenai praktek tes yang adil didalam dunia pendidikan, sebuah panduan untuk professional dalam memberikan dan menggunakan tes yang adil kepada semua peserta tes tanpa memperhatikan umur, gender, ras, etnik, negara asal, agama, orientasi gender, latarbelakang bahasa dasar ciri-ciri personal lainnya. Panduan tersebut menjelaskan 4 area kritis: pengembangan dan pemilihan tes yang sesuai, yang sesuai dengan tes penilaian, administering dan tes penilaian, melaporkan dan menafsirkan hasil tes, penginformasian peserta tes. Dewan nasional pengukuran pendidikan (1995) juga mempunyai sebuah naskah penanggung jawaban professional dalam pengukuran pendidikan yang berbunyi:Menerapkan semua jenis penilaian yang terjadi sebagai bagian dari proses pendidikan, termasuk formal dan informal, teknik tradisional dan alternatif untuk mengumpulkan imformasi biaya yang digunakan dalam memutuskan jenis pendidikan di semua level. Teknik ini termasuk penilaian skala besar di sekolah, daerah-daerah, negara, nasional dan level internasional; tes standarisasi; pengukuran observasi; penilaian yang dilakukan oleh guru; penilaian bahan ajar yang mendukung; dan pencapaian lainnya, bakat, ketertarikan, dan pengukuran personalitas yang digunakan dalam pendidikan.

Menjelaskan pekerjaan konselor sekolah

Dalam bab 5 telah menjelaskan nilai panduan dengan menegaskan terpenuhinya aturan dan kompetensi yang diperlihatkan oleh konselor sekolah sebagaimana yang mereka bawakan dalam pekerjaannya. Panduan ini menerapkan kepada semua individu yang berperan dengan masalah yang sama. Dalam bab 8, dijelaskan panduan yang membedakan setiap pekerjaan spesifik konselor dari setiap pekerjaan konselor di sekolah lain. Setiap panduan mempunyai hal yang unik antara konteks pendekatan panduan dan program konseling serta antara konteks ke masing-masing sekolah dimana konselor tersebut bekerja.

Panduan kerja (job description) adalah hal yang dasar atas pengharapan bagi performa konselor selama bertahun-tahun dan menjadi dasar perkembangan sistem performa kegiatan masing-masing konselor. Hal ini menjelaskan seberapa banyak pengharapan setiap konselor dalam menerapkan setiap aturan pekerjaan mereka berdasarkan proses pertimbangannya (Henderson & Gysberg, 1998). Hal ini juga menjelaskan sebagaimana mereka mampu menerapkan kompetensi mereka selama bertahun-tahun. Berdasarkan pada panduan pekerjaan mereka, panduan dan pemimpin program konseling mengingatkan mereka akan standar performa yang sesuai. Data yang dikumpulkan disiapkan untuk masing-masing penilaian performa yang sesuai dengan panduan pekerjaannya. Pemimpin aktifitas pengawasan dilakukan untuk menyoroti prioritas pekerjaan. Di awal tahun, sebuah konferensi diadakan antara panduan dan staff pemimpin program konseling serta setiap konselor sekolah. Selama konferensi ini mereka sepakat pada setiap panduan pekerjaan, sepakat pada pertimbangan yang di lakukan di setiap aturan-aturannya, membahas bagaimana penilai dapat mengetahui kualitas performa yang diberikan, membahas tekanan yang akan dialami oleh konselor sekolah atau cara pemimpin melakukan pekerjaan sesuai penjelasannya, serta menetapkan peningkatan program konselor sekolah dan ketercapaian pengembangan profesional selama setahun.Menyiapkan pengawasan yang sesuai

Pengawasan profesional adalah hal paling efektif yang dapat menolong pertumbuhan dan perkembangan lainnya. Tentu saja, tanpa hal itu, tingkat kemampuan konselor akan menurun (Wiley & Ray, 1986). Dasar pengawasan adalah penelitian pengawas langsung terhadap performa konselor sekolah. Melalui beberapa observasi langsung, data yang terkumpul adalah timbal balik kepada pihak yang di awasi (Borders, 1991). Data di pilah dan di analisis berdasarkan pada professional dan hal lainnya yang berkaitan dengan standar performa. Tujuan lain dari pengawasan adalah untuk meningkatkan pola pikir konselor dan komitmen pertanggung jawaban profesional mereka dengan menciptakan perbincangan yang berarti antara pengawas dan konselor (Glickman, Gordon & Ross-Gordon, 1995) dan mempengaruhi kinerja pihak yang diawasi (Bernard & Goodyear, 1992). Sejalan dengan tantangan dan kesempatan bagi konselor sekolah di abad 21, Paisley dan McMahon (2001) menyatakan konselor sekolah perlu untuk terus memperbaharui kompetensi profesional mereka. Mereka juga mengatakan, kemampuan untuk berkembang dengan hasil kekuatan diri sendiri tidaklah cukup, konselor sekolah harus berpartisipasi melanjutkan pengawasan supaya dapat meningkatkan pengembangan profesional mereka (p. 111).Sebagaimana yang dinyatakan oleh Barret dan Schmidt (1986), bahwa kegunaannya di sekolah adalah dalam 3 jenis pengawasan: klinis, pengembangan dan kepengurusan. Keefektifitasan yang digunakan oleh beberapa jenis pengawasan adalah alat yang penting untuk memastikan kompetensi konselor sekolah. Setiap jenis bergantung pada perilaku performa khusus konselor dan menyiapkan mekanisme penilaian dan timbal balik terhadap pencapaian tujuan mereka. Melalui mekanisme tersebut, baik pengawas dan konselor dipaksa untuk berkonsentrasi pada kelebihan dan kekurangan. Ketika konselor profesional dibantu untuk melihat hal-hal yang perlu mereka tingkatkan, mereka akan berkeinginan untuk meningkatkannya.Setiap jenis pengawasan profesional menargetkan bidang yang berbeda pada tiap profesional konselor sekolah dan menggunakan strategi yang berbeda dalam penerapannya. Hal ini sepenuhnya di rincikan dalam memimpin dan mengurus pembimbingan sekolah dan pegawai program konseling (Henderson &Gysberg, 1998) dan hanya dijelaskan dengan jelas di pembahasan ini. Pemimpin kepegawaian menggunakan setiap jenis pendekatan mereka, tiap jenis tersebut berdasarkan pada penilaian tingkat profesionalisme seorang konselor sekolah.Pengawasan klinis

Pengawasan klinis berfokus pada pelayanan langsung konselor dan kemampuan unik yang dimilikinya seperti bimbingan, konseling, konsultasi dan penyerahan. Penggunaan kemampuan konselor dan pemberian timbal balik khusus adalah berdasarkan atas apa yang telah terlihat dari pengawasan klinis. Model tersebut meliputi 5 tahapan:1. Pertemuan diawal observasi

2. Observasi

3. Analisis data

4. Pertemuan di akhir observasi

5. Analisis pertemuan akhir

Aurbey (Boyd, 1978, p. 306) menjelaskan kemampuan sebagai sikap operasional, dapat dinilai, dapat diprediksi dalam membatasi pengaruh. Kemampuan professional konselor (kompetensi) dapat digambarkan seperti dalam bentuk observasi. Banyak konselor program pendidikan dan sekolah di daerah-daerah menyatakan kompetensi yang mereka harapkan bagi konselor sekolah yang mereka bimbing dan kerjakan. Tes kompetensi memberikan dasar-dasar observasi. Sebagai penggambaran, deskripsi digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan oleh Nortside Independent School District yang disajikan di appendix M.

Pengawas menjamin konselor sekolah (seperti kepala konselor, penyelenggara pusat atau pengawas, atau konselor yang ditugaskan sebagai pengawas) harus menampilkan pengawasan klinis sehingga dapat menjadi efektif. observasi sebenarnya berfungsi sebagai (1) pencatat dan (2) penentu (Glickman et al., 1995, p. 237). Bentuk pendampingan pengawas adalah dalam mencatat kehadiran atau absensi serta perlakuan yang menonjol. Mereka juga menyediakan alat komunikasi antara peninjau dan orang yang akan ditinjau. Contoh format dari Northside Independen School District disajikan di appendix N.Tidak masalah seberapa cepatnya kompetensi yang dijelaskan atau bagaimana pemilihan observasi tersebut dilakukan, pelatihan bertujuan untuk memberikan pengawas latar belakang yang mereka harus dapatkan dengan penilaian yang tepat terhadap kualitas masing-masing performa dan memberikan timbal balik yang dapat bermanfaat bagi praktisi. Pertemuan pasca observasi mempunyai 2 bagian: pertama, menjelaskan apa yang telah di lihat dan menafsirkan apa maksudnya (Glickman et al., 1995, p. 238). Timbal balik ini harus diberikan dalam waktu 48 jam setelah observasi dilakukan sehingga keduanya dapat diingat.Hal ini sulit untuk menganjurkan hubungan yang ideal yang harus dimiliki oleh pengawas klinis dan konselor. Jika konselor tidak terlalu dipaksakan oleh beberapa observasi dan konferensi timbal balik yang sesuai, maka akan lebih mudah karena para professional melakukan penilaian timbal balik untuk menolong mereka meningkatkan kompetensinya. Pengawasan klinis mirip dengan bantuan pengajaran tambahan; hal ini disebut pembelajaran satu per satu, langsung dan berfokus pada kompetensi. Konselor dapat memperoleh keuntungan dari pengawasan klinis dalam setiap fungsi yang diminta di dalam pekerjaan mereka: instruksi, pendampingan, konseling, konsultasi dan penterahan. Penulis merekomendasikan penelitian yang akan dilakukan hendaklah setidaknya dua kali dalam setahun. Ingatlah, bahwa observasi dan timbal balik mengenai kompetensi konseling tidak penting untuk dapat memberikan konselor yang diharapkan mengenai bagaimana mengembangkan kompetensi konsultasi.

Pengembangan pengawasan

Pengembangan pengawasan berfokus pada pengetahuan dasar konselor sekolah, termasuk pemahaman teroritis serta klien mereka, program mereka dan kemampuan dalam menangani sejumlah kasus, dan komitmen mereka terhadap pekerjaannya, sekolah dan profesi. Tujuannya untuk mencapai profesional kognitif pengembangan konselor dan perkembangan afektif.Kegiatan pengembangan profesional tradisional ada dalam partisipasi pelayanan pendidikan, menghadiri konferensi, dan keterlibatan pengembangan pengawasan. Strategi lain yang digunakan dalam pengembangan pengawasan adalah dalam mendampingi konselor sekolah untuk menerapkan pencapaian mereka yang berhubungan dengan rencana dan mengukur hasil ketercapaiannya. Memeriksa ketercapaian peningkatan keberhasilan dari konferensi individual dan penyebaran kelompok konselor. Beberapa pencapaian mengharuskan mereka menulisnya kedalam laporan.

Strategi pengembangan pengawasan yang ketiga adalah formal, yang diadakan berdasarkan konsultasi. Strategi ini menolong para konselor untuk menumbuhkan konseptual mereka terhadap kliennya (Biggs, 1988) dan menolong mereka belajar tidak hanya secara objektif berdasarkan pengalamannya, melainkan belajar dari kasus-kasus yang lain. Semakin besar kasus yang konselor miliki maka semakin baik mereka mampu mengenali pola perilaku kliennya dan memnerikan tanggapan dengan tepat (Etringer, Hillerbrand, 7 Clairon, 1995).

Strategi pengeembangan pengawasan yang keempat adalah mempersiapkan mentor ke konselor sekolah yang lemah atau belum berpengalaman. Mentor memberikan pengetahuan dan keahliannya kepada konselor lain, misalnya, mengajarkan mereka, mendorong mereka dan melindungi mereka (Tentoni, 1995). Menjadi seorang mentor adalah juga merupakan strategi pengembangan pengawasan. Mentor mempelajari bagaimana pola mereka belajar (VanZandt & Perry, 1992). Dalam literature konseling juga dijelaskan bahwa mentor membutuhkan pelatihan untuk memenuhi aturan tersebut dengan efektif (Peace, 1995).Pengawasan administratif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengawasan administratif menargetkan kawasan tradisional dalam menetapkan profesional konselor, kesehatan mental mereka, kebiasaan bekerja, ketaatan mereka pada aturan dan standar, dan keefektifan hubungan mereka dengan kerabat dan klien (Henderson dan Gysberg, 1998). Pengamatan dan penilaian mengenai memadainya keputusan professional seorang konselor sekolah, kesehatan mental mereka, dan hubungan mereka dengan yang lain diperlukan kehati-hatian dan data yang lengkap yang kadang penerapan standar tersebut bersifat ambigu. Bagi pengamatan dan penilaian kebiasaan bekerja dan pemenuhan profesional, kelayakan dan keabsahan standar bersifat lebih nyata.

Pengawasan administratif bersandar pada beberapa startegi yang berkaitan dengan pembahasan topik yang besar. Pengawas administratif berpegang pada pertemuan masing-masing dari mereka dengan pihak yang diawasi. Kadang pertemuan ini menimbulkan konfrontasi. Pengawas administratif juga berhubungan dengan pihak yang di awasi tersebut secara langsung dalam kesulitan kasus yang mereka hadapi. Adapun pertemuan pegawai dengan seluruh anggota departemen merupakan strategi pengawasan yang lain.Penilaian keprofesionalan

Seluruh usaha dalam pendampingian sekolah adalah merupakan pengembangan berkelanjutan yang berdasarkan pada penilaian tingkatan mereka mengenai keprofesionalan, tantangan yang akan dialami oleh konselor sekolah dan pemimpin kepegawaiannya. Penilaian ini dibuat oleh masing-masing konselor sekolah dan pemimpin kepegawaian. Dimana pada kondisi sebelumnya memiliki pandangan subjektif dan jumlah data yang banyak. Kemudian pandangan tersebut menjadi objektif dan datanya bersifat selektif. Penilaian yang pernah berkembang yaitu: setiap bagian data diketahui oleh konselor, diamati oleh pengawas, dan diterima sebagai timbal balik kepada konselor sekolah yang kemudian berkontribusi pada penilaian keprofesionalannya (Henderson & Gysberg, 1998). Keprofesionalan tersebut termasuk kompetensi konselor sekolah dalam membawakan aturan yang dibutuhkan guna memenuhi kewajiban mereka. Seperti yang telah dikemukakan dalam buku ini, aturan dan kompetensi tersebut adalah bimbingan, konseling, konsultasi, koordinasi, penilaian, dan program penanganan. Hal ini juga termasuk komitmen konselor sekolah terhadap pekerjaannya yang secara khusus di berikan dalam program sebagaimana komitmen mereka terhadap sekolah dan kawasan daerah serta profesi mereka. Tiap dimensi tersebut termasuk kedalam berbagai bentuk. Tingkat keprofesionalan tersebut berubah-ubah dari situasi satu ke situasi yang lainnya. Maka dari itu, siatuasi tersebut dicontohkan kedalam bentuk suatu tantangan baik untuk konselor sekolah maupun pemimpin kepegawaiannya.Mengevaluasi pegawai dengan dengan seksama

Evaluasi konselor dilakukan dengan lebih seksama sebagai bagian dari sistem peningkatan performa yang signifikan. Kegiatan yang banyak dilakukan konselor ini untuk memberikan data yang berarti sebagai penilaian kejelasan terhadap standar performa. Pendekatan evaluasi konselor dibahas lebih mendalam pada bab 10, tetapi di bab ini pun dijelaskan untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan dengan bagian-bagian yang lainnya pada keseluruhan sistem perkembangan performa.Sebagaimana bagian yang lain pada keseluruhan sistem pengembangan performa panduan pekerjaan, pengawasan dan pengembangan professional evaluasi performa terletak pada posisi konselor sekolah seperti yang telah dikemukakan yaitu pada posisi pembimbing, panduan pekerjaan khusus dan standar kualitas performa. Ingatlah bahwa posisi pembimbing telah dituliskan pada dasar tujuan bimbingan komprehesif dan program konseling. Kemudian sesuai dengan program, posisi pembimbing, dan prosedur yang digunakan evaluasi konselor sekolah.

Tujuan dari ketiga kelompok tersebut adalah untuk membangun panduan kerja pada seluruh system pengembangan performa tang berkaitan, tetapi masing-masing mempunyai tujuan yang terpisah. Tujuan dari pengawasan adalah pemanfaatan sumber (misalnya, pengawas) dari system untuk mendampingi konselor sekolah mencapai profesi potensialnya dalam distrik. Tujuan dari pengembangan professional adalah untuk mendorong konselor sekolah terus menumbuhkan kompetensi professional mereka, dengan menggunakan distrik dan sumber dari masing-masing konselor. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengukur tingkat kompetensi konselor sekolah dari pandangan sekolah distrik, untuk menentukan bagaimana kompetensi mereka yang ditunjukkan pada pekerjaannya yang telah ditugaskan.

Dalam teori, pengawasan dan pengembangan professional didapatkan dari perilaku yang tidak di amati, tapi dalam kenyataannya mereka memberikan beberapa data yang mendukung pembuatan peilaian dalam evaluasi. Misalnya, konselor yang diamati oleh pengawas klinis mereka secara terus-menerus dengan memberikan informasi yang salah kepada siswa atau dengan terus menerus membangun nilai mereka dalam pembuatan keputusan, pengawas klinis bertanggung jawab terhadap penyediaan informasi kepada penilai. Hubungan satu sama lain dapat terjadi dengan baik. Jika penilai merasa konselor tidak cukup berwenang terhadap siswa, pengawas klinis dapat menjelaskan kepada penilai tentang alas an professional untuk tidak dihakimi.

Pengawasan dan pertumbuhan professional juga memberikan strategi yang membantu konselor memperbaiki kurangnya pengenalan akan evaluasi. Jika penilai merasa bahwa seorang konselor tidak ditaati oleh sekelompok anak, pengawas klinis dapat mengamati tindakan konselor pengawas akan sesuai dengan tujuan pengembangan professional yang konselor kembangkan dalam memberdayakan bahan methodology. Melalui strategi yang ditujukan untuk pengembangan professional, konselor akan menghadiri seminar mengenai keefektifitasan teknik mengajar. Maka evaluasi adalah bagian terpenting dalam semua system pengembangan professional.Mendukung pengembangan professional

Walaupun pengembangan professional pada dasarnya adalah tanggung jawab setiap konselor sekolah, distrik dan pembangunan bimbingan dan pemimpin program konseling juga memegang beberapa penjelasan kualitas performa masing-masing. Terlebih untuk menolong mengklarifikasi pekerjaan dan dugaan performa dan data timbal balik, mereka meletakkan motivasi professional masing-masing dan berusaha untuk memberdayakan mereka dalam pencapaian kematangan professional (Henderson & Gysberg, 1998).sebuah sekolah distrik harus memnerikan banyak sumber, tapi kebutuhan distrik harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing pegawai. Berdasarkan pandangan distrik, tujuan pemberian kesempatan pengembangan professional adalah untuk memberikan harga yang efektif dalam pendidikan in-service dan melatih kebutuhan yang sebagian besar konselor miliki yang berkaitan dengan kebutuhan prioritas distrik dan tujuan berpartisipasi dalam kesempatan pengembangan professional demi meningkatkan professional dan kompetensi professional dalam area yang mereka rasa penting. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tujuan pengembangan professional adalah untuk mendorong anggota pegawai untuk terus menumbuhkan kompetensi professional mereka, dengan menggunakan distrik dan sumber dari masing-masing.Tantangan dalam memberikan mekanisme yang membantu daerah-daerah dan target kompetensi khusus kawasan konselor termasuk pengetahuan, kemampuan, dan sikap harus ditingkatkan. Kami menganjurkan untuk mendorong pengembangan profesional dengan memiliki konselor yang di damping oleh pemimpin program pendampingan untuk mengidentifikasi kompetensi masing-masing dan membandingkannya dengan kompetensi yang diinginkan untuk diimplementasikan dalam program konseling. Dari dua sumber data tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi ditujukan untuk subpopulasi konselor sekolah dan bagaimana hal tersebut akan ditujukan.Tanggung jawab individual

Meningkatkan rencana pembangunan professional individuPaisley dan Mc Mahon (2001) menjelaskan pengembangan profesional secara terus menerus sebagai program terpenting akan sifat profesionalisme konseling di sekolah. Sebagai hasil klinis, pengembangan dan pengawasan administratif merupakan hasil evaluasi performa, konselor dan pemimpinnya akan mengidentifikasi kompetensi khusus yang menjadi target perkembangan. Konselor dan pengembangan rencana profesional dibangun dalam konteks profesional jangka panjang dengan tujuan sebagaimana dalam bimbingan komprehensif dan program konseling.

Beberapa target pengembangan professional pada awal abad 21 yang berkaitan dengan saat sekarang ini menyebutkan aturan konselor sekolah yang professional (ASCA, 2004). Pada saat ini konselor sekolah yang berkompeten diharapkan dapat memberikan pembelajaran, sistem aktifitas terpusat, individu dan kelompok konseling, konsultasi bersama guru dan pendidik lainnya, memberikan layanan dukungan kepada sekolah lain, atau komunitas sumber, bantuan sesama, penyebaran informasi, kenyamanan hubungan, managemen program dan operasinya, pengembangan professional, penggunaan data, perencanaan, penjadwalan dan pengaturan waktu. Selain itu, inisiatif kepercayaan konseling sekolah dalam perubahan pendidikan, menamakan kemampuan tersebut kedalam pembelaan, kepemimpinan, pengelompokkan, kerjasama, konseling, konsultasi, dan penggunaan data, dan mempergunakan kemampuan tersebut dalam mempengaruhi perubahan sistematis yang menghapus rintangan penghalang pencapaian siswa.

Teknologi modern juga mempengaruhi konseling sekolah. Kenny dan McEachern (2004) menyatakan, dalam dunia konseling dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Penggunaan telepon dan alat telekomunikasi lainnya (misalnya fax, surat elektronik, internet, telepon genggam) adalah metode peningkatan popular yang diberikan konseling (p.200). metode komunikasi tersebut menggunakan kompetensi yang berbeda, atau berbeda dalam penerapan komperensi tradisional. Mereka juga memiliki beberapa kelayakan baru yang menjadi dilemma.Bowers (2002), Evan dan Ward (2002) dan Van Horn dan Myrick (2001) mengidentifikasikan cara konselor sekolah berbeda-beda dalam memanfaatkan teknologi komputer untuk dapat bekerja lebih efisien dan menolong kesuksesan siswa. Mereka mendapatkan penyebaran informasi melalui beberapa surat elektronik, website, suratkabar elekrtonik, jurnal online; belajar jarak jauh melalui video konferensi dan sekolah online, menolong siswa mengembangkan rencana mereka melalui penyimpanan data pada computer dan registrasi elektronik (telepon dan internet); mengeksplor perguruan tinggi dan karir melalui website dan menunjuk system informasi, menggunakan computer sebagai alat konseling, jaringan dan pelatihan, dan pengawasan.Dalam meningkatkan rencana pengembangan professional mereka, konselor harus tegas dalam perencanaan jangka panjang mereka dan didorong oleh pemimpin untuk mengidentifikasikan tujuan menengah dan penting yang akan menolong mereka mencapai tujuan yang lebih besar. Kumpulan data target pengembangan performa khusus dan tujuan professional personal memberikan informasi kepada konselor sehingga mereka dapat mengembangkan rencana pengembangan profesional. Konselor harus didorong untuk mengembangkan beberapa rencana seperti 5-, 2-, atau bahkan 1 tahun periode. Sebagai disebuah daerah, anda akan mendapatkan lebih dari cukup data untuk bekerja jika anda tahu kebutuhan pokok konselor dan keinginan terhadap pengenalan kompetensi atau perkembangannya.Dalam meningkatkan sistem performa, konselor sekolah menulis rencana pengembangan professional yang bekerjasama dengan pemipin kepegawaian dan memasukkan mereka kedalam bimbingan penyelenggara. Metode dan prosedur yang dicapai dijelaskan dalam hal membimbing dan mengatur sekolah anda dan kepegawaian program konseling (Henderson dan Gysberg, 19898). Bentuk yang digunakan dalam permasalahan ini dijelaskan di gambar 9.1. Mereka juga membahas tujuan yang tepat yang akan meningkatkan keefektifitasan konselor. Seperti kemampuan untuk (a) mengungkapkan dasar teoretis bagi konselor, (b) menggunakan berbagaimacam teknik respon, (c) memfasilitasi pengembangan rencana perilaku siswa. Konselor yang kegiatannya diidentifikasi terhadap rencana, mengakibatkan mereka dapat mewujudkan tujuannya. Rencana tersebut termasuk waktu yang di batasi dan mengenai pernyataan bimbingan dan pemimpin kepegawaian program konseling mengenai bukti pengembangan potensial. Ketika menerima rencana konselor, program pengembangan dan pimpinan konseling serta penyelenggara dapat mengetahui apa yang anggota mereka inginkan. Mereka kemudian mendorong konselor untuk mencari kesempatan dalam melakukan pendidikan.Menilai kebutuhan bagi pengembangan kompetensi konselor

Mengetahui apa yang konselor inginkan adalah satu-satunya hal yang dibutuhkan penilaian dalam pengembangan pegawai. Hal lain yang diperlukan dalam penilaian kebutuhan sebagai peningkatan performa dalam kompetensi dan komitmen yang diperlukan, sehingga dapat mengimplementasikan program komprehensif yang diinginkan. Hal ini penting untuk menilai kompetensi konselor dalam mengetahui apa yang mereka miliki sebagaimana yang mereka butuhkan dalam bekerja.Metodologi yang sama digunakan untuk menilai kebutuhan yang dirasakan siswa yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi konselor; hanya rinciannya yang diubah. Rincian yang digunakan di hasilkan dari standar performa yang telah diidentifikasi dengan sama baiknya seperti apa yang telah di rancang dalam mengimplementasikan bimbingan komprehensif dan program konseling. Kompetensi dan indikator mereka dan penggambaran yang anda telah identifikasikan dapat mendukung pengawasan dan komponen evaluasi pada sistem peningkatan performa evaluasi, angket, atau teknik penilaian lain dimana data dikumpulkan dan di disusun. Banyak penilaian yang menanyakan konselor tidak hanya pada seberapa besar mereka perlu mengenali kompetensi tetapi pada seberapa penting mereka mengenali kompetensi tersebut.Gambar 9.1Bentuk perencanaan pertumbuhan professional konselor

Berdasarkan sudut pandang system penilaian, bimbingan dan kepemipinan program konseling juga mempunyai gambaran yang penting pada setiap kompetensi yang harus dimasukkan sebagai rencana pengembangan kepegawaian yang telah dibuat. Jika menyamakan dan membedakan program yang diperlukan saat ini, ketidaksesuaian telah diketahui bahwa hal tersebut sama seperti kompetensi yang tidak digunakan pada program saat ini tetapi menginginkan program tersebut, panduan kawasan daerah dan kepemimpinan program konseling akan mengetahui pentingnya pengembangan kepegawaian dalam kompetensi tersebut, sedangkan konselor belum dapat menyadarinya. Sebagai contoh, jika program yang diinginkan tersebut dianggap sebagai grup konseling yang telah diketahui, pengembangan kompetensi dalam kemampuan tersebut akan mendapatkan prioritas tinggi dari sudut bagi kawasan tersebut.

Dalam kepegawaian konseling, tidak akan berbeda pada grup konselor yang membutuhkan pengenalan kompetensi. Konselor baru mempunyai kebutuhan yang berbeda daripada konselor yang berpengalaman. Beberapa dari konselor yang berpengalaman lebih kompeten daripada yang lainnya dan mungkin membutuhkan saran pelatihan, sedangkan yang lain akan memerlukan pelatihan ulang. Kebutuhan prioritas untuk bimbingan pelatihan dan program pimpinan konseling akan berbeda konselor yang lainnya. Jika anda memiliki kader untuk kepemimpinan sesama, mereka akan mempunyai kebutuhan pengembangan profesional yang berbeda.Pengembangan program kepegawaianSeperti yang mereka telah kemukakan pada program proses pengembangan, konselor sekolah mempelajari berbagai macam konsep baru. Mereka mempelajari tentang bimbingan komprehensif dan program konseling, tentang aturan yang terkandung didalamnya dan tentang beberapa proses penerapannya. tampilan dari informasi yang dikumpulkan dalam penilaian dan dalam bagiannya, sebagaimana pada penuangan kembali program=m yang diperlihatkan dalam mengungkapkan struktur dasar distrik. Apakah anda telah memilih untuk memilih beberapa pratek efektif yang ada atau berspekulasi kedalam kegiatan inovatif yang sesuai dengan program yang diharapkan, konselor mempelajari tentang bagaimana detail operasional pendekatan komprehensif dan program konseling.Jika langkah pertama desain penilaian adalah membangun programnya, konselor sekolah akan memutuskan kegiatannya, mereka mencoba membuat program sendiri dan memperlihatkan data mereka yang telah dikumpulkan satu sama lain. Hal ini menolong mereka lebih jauh dalam program konsep dan membuat mereka mengerti kebiasaan kerja yang mereka lakukan. Beberapa informasi yang ketika dibandingkan dengan pengharapan terhadap aturan yang dijelaskan di posisi petunjuk, menyebabkan konselor dengan terobosannya mampu menambah kompetensi profesionalnya. Hal ini menempatkan panduan pada kepegawaian lain pada bagian bimbingan yang menolong semua anggota pegawai mengerti serangkaian perintah sebagaimana tanggung jawab bimbingan dan pimpinan program konseling serta berbagai jenis keprofesionalannya.Salah satu kesempatan yang diidentifikasikan oleh Paisley dan McMahon (2001) bagi konselor sekolah pada abad ini adalah menentukan aturan yang sesuai dan fokus pada area program (p.110). konselor harus belajar berbagai proses yang berkaitan dengan perencanaan seperti perencanaan tujuan, pernkingan prioritas dan perencanaan tindakan. Dengan memasukkan proses program peningkatan, mereka belajar tentang merencanakan program melalui beberapa aktifitas dengan menunjukkan pada penilaian kebutuhan, penilaian program yang ada, menetapkan rancangan program yang diinginkan. Mereka belajar tentang bekerjasama dengan para penguasa yang berkepentingan untuk menyesuaikan program mereka dan menyiapkan batasan-batasan untuk memusatkan aturan mereka dalam membantu pengembangan siswa menjadi lebih baik. Dalam menyusun tujuan dan mengembangkan rencana tindakan demi tercapainya tujuan tersebut, konselor membuat rencananya masing-masing.Salah satu keuntungan dalam menentukan panduan komprehensif dan program konseling adalah dengan memperioritaskan kejelasan yang akan menjadikan konselor mampu untuk mengaturnya. Pekerjaan tahunan konselor akan menjadi rencana tahunan. Setiap detik bahkan setiap hari yang tidak di rencanakan, menyebabkan tidak akan pernah terjadinya pertanggung jawaban mengenai perencanaan, dan membuat konselor sulit untuk mampu merasakan pencapaiannya. Mempunyai kendali pada berbagai bentuk program dan pekerjaan yang mereka lakukan membuat konselor mampu berkontribusi terhadap profesionalitas dan sebagai imbasnya menolong mereka menghidupkan kembali komitmen mereka dalam pekerjaannya.Yang menarik dalam pembahasan ini adalah pembahasan yang menitik beratkan pada pentingnya mengatur program: Fitch dan Marshall (2004) menyatakan bahwa ada bagian pengaturan program, evaluasi, penelitian yang menunjukkan ketidaksesuaian (p. 175) konselor sekolah mengalokasikan waktu mereka antara tinggi dan rendahnya pencapaian sekolah di Kentucky. Konselor sekolah dalam pencapaian yang tinggi juga menghabiskan lebih banyak waktu pada penugasan yang berhubungan dengan standar professional (p. 176), dan kegiatan bekerjasama konselor sekolah yang lebih relevan pada sekolah yang mempunyai pencapaian yang tinggi (p. 176). Dalam kesimpulannya, mereka menyatakan bahwa program managemen dan evaluasi membuatnya menjadi lebih sistematis dan secara terus menerus dapat meningkatkan programnya. Berkaitan dengan program standar professional yang membantu program tersebut lebih terfokus pada hasil yang berarti. Dan, melalui kegiatan dan program kerjasama di sekolah, konselor dapat mempengaruhi seluruh sekolah.Konselor khususnya mereka yang dulunya tidak mempedulikan program yang dimiliki oleh berbagai sumber, perlu untuk mendalami proses efektif yang berperan sebagai sumber, seperti pembiayaan, pemilihan materi yang teliti dan managemen waktu. Selama pengembangan program berlangsung, konselor perlu belajar memberdayakan tuntutan dan pengetahuan politis, mereka perlu melihat diri mereka sendiri untuk dapat memberdayakan.Sekali program yang diinginkan tersusun maka akan mendorong pembangunan, dan kekurangan antara apa yang seharusnya dan apakah masalahnya jelas menimbulkan banyak pemikiran yang dapat memperbaiki kekurangan tersebut, tidak hanya memberikan pemikiran yang banyak melainkan kreatifitas konselor akan tercipta. Pemecahan masalah diatur pada pembahasan bagaimana saya dapat berubah? Jika program proses peningkatan digunakan untuk meningkatkan perubahan program, beberapa konselor membutuhkan pengembangan kompetensi yang sesuai dengan usaha tersebut. Mereka perlu belajar untuk mengambil masalah dengan nyaman, dan mereka pun perlu belajar mengumpulkan kompetensi dengan proyek khusus sebagai tempat mereka berpartisipasi. Jika anda mencoba kurikulum yang ada, misalnya pelatihan pengembangan pelayanan pokok kurikulum, pelatihan akan menjadi spesifik terhadap pengembangan segi isi. Jika beberapa pembangunan mencoba membuat aktifitas yang lebih besar, maka diperlukan kompetensi pekerjaan dalam kelompok yang lebih besar. Jika anda membeli materi yang memungkinkan digunakan di distrik, konselor memerlukan pelatihan dalam penggunaan materi yang efektif.

Analisis perbedaan program yang ada dan program yang diinginkan telah tercapai, perubahan arah yang jelas dalam program ini telah ditetapkan, sehingga pelatihan membutuhkan antisipasi konselor kawasan daerah-daerah. Banyak yang telah dipelajari tentang proses belajar mengajar dalam beberapa tahun, dan konselor membutuhkan pembaharuan dalam proses tersebut jika mereka harus menyampaikan panduan kurikulum secara efektif dan memanfaatkan kredibilitas mereka sebagai konsultan menjadi sebagai guru. Mereka juga mendapat manfaat dari aktifitas pengembangan kepegawaian yang berfokus pada metodologi pengajaran seperti analisis penugasan, bentuk pelajaran, dan keefektifitasan praktek mengajar. Disamping itu, desain program baru menunjukkan pembaharuan konselor kompetensi mereka dalam pekerjaan yang sesuai di berbagai kebudayaan; dalam bimbingan dan konseling kelompok kerja, metode yang efektif adalah dari konsultasi antara orang tua dan guru, campur tangan keluarga, dalam kepentingan siswa yang bermasalah (seperti dropout, akan dropout, bagian dari pelaku kekerasan dan anak-anak pelaku kekerasan, tidak termotivasi, dan sering gagal dalam bidang akademik, masa remaja yang tertekan, dan yang terancam atau cenderung bunuh diri) dan menggabungkan pengembangan karir dalam program seperti pembuatan keputusan, perencanaan, dan penyelesaian masalah. Kebutuhan nyata lainnya dan salah satu dukung sepenuhnya penyelenggara adalah pemahaman mengenai managemen waktu. Lebih jauh, konselor membutuhkan kesepakatan pembelaan dan pengetahuan komunikasi publik.Sebagaimana bergesernya bimbingan dan program konseling yang memerlukan pergeseran bakat konselor dalam pendidikan, nilai profesionalisme mereka harus ditingkatkan. Seminar dan sesi pembelajaran terhadap standar kelayakan (ACA, 2005; ASCA, 2004; NEA, 2003) dan akan ada yang lainnya. Konselor seharusnya pula mendorong asosiasi professional untuk lebih meningkat dalam pekerjaan. Ketika memungkinkan, hasil pencapaian yang telah dinyatakan harus di dorong, dengandipublikaninya beberapa pencapaian yang diakui.Berdasarkan permulaan, bimbingan dan program pimpinan konseling dan pemimpin lainnya mendapatkan keuntungan dari pengajaran mengenai karakteristik dan gaya kepemimpinan. Keuntungan pribadi dari keikutsertaan pemimpin dalam meningkatkan pengetahuan dan aktualisasi. Keuntungan juga muncul bagi pemimpin yang belajar tentang kepemimpinan situasional, membangun kelompok, menggunakan kekuatan, membutuhkan keseimbangan antara penugasan dan orientasi yang berhubungan, dan aturan mereka dalam memainkan kelompok dan pemimpin berdasarkan situasi (Hersey, Blanchard, dan Johnson, 2001). Dalam program mereka aturan kepemimpinan pegawai berkembang, mereka mengenali banyak program kepemimpinan, atau jika program tersebut tidak sesuai dengan keputusan administratif atau pengawasan, anda pun akan mendapatkan keuntungan dari pembahasan ini yang tidak termasuk kedalam bimbingan pendidikan pelatihan.Sumber pengembangan staff

Usaha sistematis untuk memastikan kompetensi konselor sekolah berdasarkan pada pengetahuan dan pemanfaatan sumber yang ada. Sumber yang relevan termasuk pelatihan yang pernah dilakukan oleh konselor sekolah, menerangkan bahwa bimbingan dan program konseling dengan spesifik dalam posisi konselor sekolah, manusia, pembiayaan, dan sumber dukungan politis dalam membantu udaha pengembangan professional.

Layanan pendidikan konselor

Kesiapan setiap orang terhadap nasihat yang terdapat disekolahadalah fungsi dari departemen pendidikan negara, institusi terhadap tingginya pendidikan yang diberikan dalam bagaimana mereka mempersiapkan siswa mereka sehingga sesuai. Persiapan standar nasional bagi konselor sekolah telah disusun oleh badan akreditasi konseling dan program pendidikan yang sesuai (CACREP). Standar ini menyatakan bahwa semua konselor, termasuk para ahli harus merasakan kurikulum dalam area dimana manusia tumbuh dan berkembang, yayasan social dan budayamembantu kedekatan hubungan, kelompok kerja, karir, dan pengembangan gaya hidup, pengharapan, program penelitian dan evaluasi, dan orientasi professional (CACREP, 2001, pp. 2-3). Selain itu, siswa yang menyiapkan praktek konseling sekolah harus berpengalaman dalam kurikulum sekolah konseling, dimensi kontekstual atau konseling sekolah, dan penggambaran pengetahuan serta kemampuan sekolah konselor yang sesuai (pp. 28-30).Berdasarkan kompetensi yang telah diketahui melalui program pelatihan konselor dikawasan anda, memberikan anda informasi yang mendasar tentang kompetensi pengetahuan dan kemampuan yang berada dalam program konseling tersebut yang memberikan tugas konseling. Familiar dengan pakar yang ada pada program tersebut juga memberikan anda pemikiran mengenai sikap dan kepercayaan siswa mereka. Program tersebut memastikan kompetensi konselor meningkat dalam tahapan ini.Pengertian petunjuk dan program konseling

Dalam membuat petunjuk komprehensif dan program konseling anda, anda harus menempatkan posisi pendampingan yang menduga bahwa anggota pegawai dalam menerapkan program tersebut. Contoh yang kita gunakan adalah dari Northside Independent School District yang menggambarkan dugaan bahwa konselor sekolah harus:

mengajar kurikulum yang diarahkan

mengarahkan siswa dalam kelompok dan individu kedalam pembangunan pendidikan mereka dan rencana karir

menasehati siswa dalam kelompok kecil dan individu dengan permasalahan atau pemecahannya berkonsultasi dengan guru dan orang tua

mengarahkan siswa atau orang tua merreka kedalam program khusus yang lain

bekerjasama dengan yang lainnya (misalnya sebuah pengajaran melakukan penugasan di awal dengan memperkerjakan konselor dan komunitas relawan yang berpartisipasi dalam aktifitas pendekatan komprehensif dan program konseling)

merencanakan, mengatur dan mengevaluasi pendekatan sekolah dan program konseling

mengejar pengembangan professional berkelanjutan

Konselor memposisikan dirinya sebagai pendamping diharapkan memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengajar, menasehati, berkonsultasi, mengarahkan dan bekerjasama secara efektif. Terlebih jauh, penggambaran kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan, pengetahuan, perilaku, dan kepercayaan adalah bukan yang dimaksud dalam buku ini. Apa yang lebih penting adalah tujuan kita disini, apakah anda peduli memastikan kompetensi konselor yang akan terjadi jika anda dan kawasan pengajaran anda mengetahui kompetensi konselor yang diinginkan untuk menangani bimbingan komprehensif dan suksesnya program konseling.Mendukung ketersediaan sumberdayaSebagaimana anda memastikan kompetensi konselor, anda juga harus menentukan sumber yang ada. Pembangunan daerah dan komunitas meliputi adanya manusia, pembiayaan dan sumber politis yang tersedia untuk digunakan lebih efisient dan efektif?

Sumberdaya personal. Performa yang efektif dalam sebuah jabatan menunjukkan tanggung jawab pemegang posisi dan sekolah distrik. Konselor mempunyai tanggung jawab untuk memposisikan diri mereka sendiri seserasi mungkin supaya pegawai dapat mengevaluasi apakah mereka sesuai dengan pekerjaannya. Konselor mempunyai tanggung jawab yang professional untuk bisa kompeten dalam kawasan yang benar-benar diharapkan, dimana bidang pendidikan mempunyai standar minimal untuk mengesahkan dengan menyatakan kelayakan pada standar yang sesuai dengan profesinya.Setiap sekolah dan penyelengara pegawai di daerah-daerah bertanggungjawab terhadap performa pegawai. Titel dari berbagai penyelenggara sangat bervariasi, dan begitu pula dalam otoritas dan tanggung jawab. Penyelenggara mengkin mempunyai titel sebagai kepala, kepala konselor, pembimbing dan pengarah konseling, pelaku yang dapat bekerjasama, atau pengawas. Tiap-tiap aturan yang dipenuhi adalah untuk memastikan kompetensi konselor sekolah yang dibutuhkan. Jumlah penyelenggara akan menentukan perbandingan kompetensi dalam bimbingan dan konseling yang akan berbeda jumlahnya badi sekolah yang berada di daerah-daerah sebagaimana komitmen terhadap bimbingan komprehensif dan konsep program konseling. Hal ini juga dapat memasukkan penggambaran dalam rangka pengembangan karir yang diadakan oleh pihak penyelenggara adakan. Sebagai contoh, kepala sekolah yang pada awalnya adalah konselor sekolah yang baik dapat memberikan jenis arahan administratif yang berbeda dan pengawasan kepada orang lain yang tidak memiliki pengalaman konselin, serta kualitas dari beberapa arahan dan pengawasan dapat berbeda tergantung pengalaman kepala sekolah sebagai seorang konselor sekolah.Beberapa komunitas dan perkumpulan daerah geografis mempunyai sumberdaya yang konselor bisa gunakan. Misalnya, ada lebih dari 600 institusi pelatihan konselor di United States (Hollis, 1997). Banyak sekolah-sekolah di daerah berhubungan cukup dekat dengan institusi iniyang mempunyai akses ke pendidik konselor. Konselor sekolah yang lainnya, asosiasi pemimpin konseling professional, keseharan mental konselor, psikolog konseling, psikiater, pelatihan konsultasi, sumberdaya manusia yang ahli dibidang industri/bisnis, dan para ahli lainnya juga dapat ditemukan. Untuk mengpoptimalkan pemanfaatan para ahli tersebut, untuk pengembangan professional, keahlian mereka perlu di lakukan survey dan didaftarkan. Kami menyarankan anda untuk mengumpulkan sebuah daftar beberapa orang dan mengidentifikasi keahlian mereka, topik pada bagaimana mereka tampil di acara seminar, perizinan dan sertifikat professional mereka dan biaya mereka.Sumberdaya finansial. Sumberdaya finansial bagi bimbingan dan program konseling harus menentukan staff pengembangan professional dan konseling. Kawasan daerah menyediakan biaya dan kesempatan untuk pelatihan dan kehadiran dalam konferensi dan konvensi professional. Tempat kerja yang berlokasi di daerah dan departemen pendidikan negeri juga memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi konselor sekolah. System sekolah yang lebih besar dan menengah di daerah seringkali memberikan sumbangan, buku, dan kaset pelatihan melalui perpustakaan.Sumberdaya politis. Pada zaman reformasi pendidikan ini, terdapat peningkatan dukungan untuk meningkatkan kompetensi dan akuntabilitas bagi pendidik professional. Banyak negara berusaha memperbaikinya, termasuk memperbaharui dan pengutamaan pertumbuhan professional dalam bentuk pelatihan pemberian kuasa, pembaharuan professional merupakan syarat pemberian keterangan ulang dan jenjang karir. Bahkan jika konselor tidak menyebutkan secara langsung usaha-usaha tersebut, perubahan untuk meningkatkan kompetensi seluruh staff dapat digunakan dengan spesifik untuk membantu konselor. Sebagai contoh, pada tahun 1995 Texas memerintahkan pengembangan professional dan system penilaian (bentuk pendidikan di Texas) memberikan pelatihan dari para pelatih serta materi pelatihan san setiap jam yang ditujukan untuk guru dan penyelenggara untuk dilatih dalam model pengawasan dan evaluasi. Konselor dan pengawas konseling tidak termasuk kedalam perintah tersebut, tetapi penyelenggara konseling termasuk didalamnya. Dalam hal ini maka penyelenggara konseling bertanggung jawab untuk mengawasi konselor dan memberikan kesempatan untuk belajar tentang efektifitas mengajar, konseling dan pengawasan.

Menyusun sebuah rencana bagi pengembangan staff

Mengetahui apa yang staff innginkan dan butuhkan untuk mengembangkan kompetensi adalah merupakan langkah awal. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan sebuah rencana untuk mengetahui apakah kebutuhan tersebut efektif dan efisien. Rencana tersebut termasuk mengidentifikasi strategi dan sumnerdaya yang bisa di dapatkan bagi pengembangan staff, mengatur cakupan waktu untuk aktifitas pengembangan dimana daerah dan perkotaan akan memberikannya, dan termasuk bagaimana mengevaluasi keefektifitasan strategi yang digunakan. Gambar 9.2 menunjukkan sebuah format yang dapat digunakan untuk menuliskan rencana pemgembangan staff baik di daerah ataupun perkotaan.

StrategiBeranekaragamnya metode yang diberikan dapat di manfaatkan bagi pengembangan staff, termasuk dosen, bahan bacaan, bahan audiovisual, demonstrasi, program belajar, diskusi, simulasi, dan pengalaman langsung. Setiap metode berharga dan mempunyai keuntungan. Menentukan metode yang mana yang akan digunakan bergantung pada hasil yang nyata bagi staff. Dosen biasanya membantu siswa untuk peduli tentang gagasan dan latihan, sedangkan pengalaman langsung seperti pada saat magang membantu partisipan memahami isi kegiatan.Gambar 9.2

Format rencana pengembangan staff

Staff kategoriHasilstrategiCakupan waktuSumberdayaEvaluasi metode

PengalamanFasilitas/perangkatBiaya

Perkuliahan atau kegiatan pembelajaran akan membantu pendidikan pelatihan menjadi efektif. Perkuliahan dapat memotivasi atau memberikan pembelajaran. Konsultan dapat dibawa ke daerah-daerah, atau staff dapat didorong menghadiri konferensi pengembangan professional yang diadakan di kawasan setempat, daerah, negara atau tingkat nasional. Konselor yang memiliki pengetahuan harus didorong untuk tampil dalam beberapa konferensi karena dengan mengadakan dan mempresentasikan dapat membantu mereka menyaring tindakan dan gagasan mereka.Membaca materi teks dan jurnal professional. Masing-masing dari mereka mencari perkembangan dalam area yang khusus dengan menggunakan bilbliografi. Beberapa sumber yang sangat bermanfaat adalah artikel, sumber berbasis web mengenai keabsahan dan kelayakan sekolah konseling oleh Guillot Miller dan Partin (2003), dan persoalan khusus mengenai professional konseling sekolah dalam tatanan masyarakat urban yang di edit oleh Holcomb-McCoy and Lee (2005) yang pasti sudah dibaca oleh setiap konselor sekolah dalam tatanan masyarakat urban.

Jika keberhasilan ditujukan untuk sejumlah orang yang termasuk kedalam pembahasan (seperti kasus permasalahan khusus yang telah disebutkan), bahan bacaan dapat diberikan, dan kelompok dapat mendiskusikan isi dari bahan bacaan tersebut. Pembahasan tersebut difokuskan pada maksud agenda pembahasan yang ditunjukkan pada gambar 9.3 yang digunakan di Northside Independent School District. Professional jurnal sebanding dengan harganya, dapat diakses, dan dengan professional menjadi alat yang dipakai untuk pengembangan staff. Dimana beberapa bahan bacaan dipaksakan, pembahasan yang akan terjadi dapat membantu pembaca dalam proses pemikiran yang mereka telah ketahui tidak jarang terjadi, tetapi mereka harus melakukannya.Gambar 9.3

Agenda pembahasan kelompok konseling

Alat lain yang digunakan sebagai bahasan professional adalah dalam pertemuan dan pelatihan staff. Konsultasi kasus, yang biasanya dipimpin oleh seorang konsultan ahli, memberikan kesempatan belajar yang sangat berharga. Pertemuan timbal balik yang diadakan adalah sebagai bagian dari pengawasan klinis yang juga memberikan pengalaman pembelajaran bagi konselor. Konselor baru akan dapat mempelajari banyak hal dengan mengamati konselor ahli sebagaimana kemampuan mereka pada pekerjaan yang sesuai.Sumberdaya yang bisa didapatkan

Setelah mengidentifikasi sumberdaya yang sesuai untuk membantu staff pengembangan, hal penting lain yang menjadi sorotan keahlian mengenai keahlian yang dimiliki. Keahlian yang ada akan sesuai dengan kebutuhan prioritas staff. Sebagian konsultan bisa berada dalam system sekolah, sedangkan yang lainnya akan memikirkan masalah biaya. Maka dari itu biaya pendampingan harus diditentukan. Sekalinya kebutuhan pokok staff telah diidentifikasi dan mereka dapat mengejar pengembangan professional yang telah ditentukan, maka harus menargetkan sejumlah biaya yang diperlukan untuk membuat penggunaan sumberdaya tersebut optimal. Idealnya, setiap anggota staff mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kesempatan professional mereka dalam waktu satu tahun. Maka prinsip ketersediaan sumberdaya harus diperhatikan. Staff yang dapat membagi gagasan dan informasi yang mereka miliki adalah cara untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya, jika hanya seorang konselor dari suatu daerah menghadiri nasional profesional konferensi, konselor tersebut harus memberikan informasi dalam pertemuan antar staff yang lain.

Hal yang perlu diperhatikan lebih jauh dalam penerapan rencana pengembangan staff adalah perencanaan yang menggunakan fasilitas dan peralatan yang memadai. Kewajiban harus dimiliki untuk dapat mengetahui dimanakah berbagai kegiatan akan dilaksanakan, bagaimana kapasitas tempat tersebut dan apakah atmosfir tersebut sesuai. Jika rencana tersebut termasuk kedalam alat, pastikan bahwa alat yang dibutuhkan ada dan bisa diandalkan. Hal ini terlihat jelas, tetapi semuanya terlalu berlebihan sehingga menyebabkan hilangnya ingatan mengenai pencapaian pokok.Cakupan waktu

Berhati-hati dalam mempertimbangkan harus di tujukan ketika diadakannya pengembangan staff. Beberapa penulis menyarankan ketersediaan waktu di sore hari atau petang harus dihindari. Pemakaian waktu pada jam belajar dianjurkan tetapi pengadaan tersebut akan menjadi sulit karena mereka menggunakan waktu siswa. Pertemuan di hari sabtu atau hari libur akan berjalan dengan baik, terlebih jika anda berada dalam suatu negara yang mengizinkan akumulasi penambahan jam.Dalam proses pengembangan program, kami menyarankan kegiatan pengembangan staff harus dapat diselingi dengan beberapa kegiatan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan moral. Kegiatan pengembangan staff harus direncanakan dengan baik agar semua yang berkaitan dapat berpartisipasi. Pengembangan staff tidak boleh berhenti pada saat sebagian besar usaha pengembangan berhenti. Perkembangan professional harus berlanjut untuk mengontrol pengebangan professional individu dan program secara terus menerus.

Evaluasi

Setiap kegiatan pengembangan staff harus dievaluasi agar keefektifitasannya dapat dinilai. Cara mengevaluasi ini termasuk kedalam kegiatan angket, tes pencapaian, observasi dan demonstrasi. Apapun pendekatan yang digunakan, harus sesuai dengan hasil kegiatan pengembangan staff. Misalnya, pengamatan pada tingkah laku yang baru adalah alat evaluasi yang lebih cocok sebagai pengalaman pada aktifitas pengembangan staff daripada sebagai bahan perkuliahan.Keefektifitasan seluruh program pengembangan staff juga harus dievaluasi. Penilaian kembali kompetensi yang dimiliki oleh staff dengan menggunakan instrumen penilaian kebutuhan nyata dapat memberikan informasi bagi pengembangan staff. Memonitori kebutuhan staff secara terus menerus melalui rencana pengembangan professional akan memberikan data evaluasi yang berkaitan dengan keefektifitasan pengembangan kegiatan professional.Menunjukkan ketidakcakapan

Seperti dalam semua profesi, ada berbagai macam profesi konseling yang salah dalam menentukan pilihan karir atau mereka yang tidak dapat mengembangkan profesionalismenya dengan baik. Banyak dari mereka yang bekerja sebagai konselor sekolah, pembimbing dan pemimpin program konseling atau sebagai penyelenggara bimbingan yang tidak berkompeten didalam posisi tersebut atau tuntutan pekerjaannya. Dengan menekankan pada standar performa yang jelas sebagaimana yang kami sarankan, dengan system yang membantu staff mengembangkan komperensi profesionalnya akan memungkinkan performa yang dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan siswa tersebut berakhir. Seharusnya proses aturan diterapkan diberbagai situasi dapat melindungi mereka dari penilaian yang sewenang-wenang, dimana kebanyakan sistem mempunyai prosedur yang membantu mereka yang tidak berada dalam karir yang benar. Hal ini penting tidak hanya untuk siswa tetapi juga untuk profesi yang dimiliki oleh konselor dalam menemukan pekerjaannya.Pemberhentian tersebut merupakan prosedur yang sah yang dikeluarkan oleh peraturan penyelenggara, anggota departemen dan sistem advokat sekolah. Penilaian kembali terhadap posisi-posisi yang berbeda tersebut membantu pekerja mendapatkan kembali komitmen professional mereka. Dalam berbagai instansi, klarifikasi program yang diharapkan dan proses pengembangan performa mengakibatkan mereka mampu melihat kesalahan dalam posisi mereka. Dalam berbagai situasi tersebut, peraturan bimbingan dan pemimpin program konseling adalah berdasarkan pada penilaian evaluasi yang kongkret, kriteria tingkah laku ditetapkan dalam pernyataan bimbingan komprehensif dan program konseling, Jika anggota staff memiliki kompetensi yang kurang dari kriteria yang telah diinformasikan dan gagal dalam menggunakan kesempatan untuk mengenali kompetensi yang mereka butuhkan, maka mereka harus keluar dari profesi mereka.Membawa konselor baru kedalam program dan aturan yang sesuaiKetika panduan dituliskan dan ketersediaan sumberdaya diketahui, pendekatan sistematis bagi pengembangan staff dapat diadakan. Tugas awal yang memastikan kompetensi konselor sekolah adalah dengan menentukan orang-orang yang tepat dalam aturan yang yang tepat pula. Menemukan orang yang tepat untuk di pekerjakan membuat pemimpin bimbingan dan program konseling harus bekerjasama dengan kampus dan universitas dimana kebanyakan dari konselor dilatih, hal ini bertujuan untuk dapat merekrut lulusan yang berbakat dalam memenuhi posisi yang ada dan untuk memilih mereka yang berkemampuan tinggi untuk mengisi posisi tersebut. Dengan membantu konselor sekolah mengetahui aturan pemimpin bimbingan dan program konseling akan menempatkan mereka dengan tepat dan dapat menyesuaikan diri mereka kedalam penilaian yang baru.Kerjasama

Kebanyakan jurusan konselor di kampus dan universitas mencari pengembangan kerjasama yang sesuai dengan sekolah di kawasan konselor, hal ini sangat cocok untuk mempekerjakan para lulusan. Beberapa hubungan dibangun oleh professor untuk mencari masukan aspek pelatihan program mereka. Banyak jurusan pendidikan program konselor telah membentuk komite laporan formal yang mengikutsertakan konselor dan pembimbing serta pemimpin program konseling dari kawasan yang berdekatan. Selain itu, pendidik konselor mencari masukan lewat bahasan professional dan terlibat dalam asosiasi professional dilingkungan setempat atau pusat. Praktisi pun sering diajak untuk dapat melakukan presentasi di dalam kelas pendidikan konselor, dimana siswa yang dalam masa pelatihan serta professor memperoleh pengetahuan lebih dalam mengenai pekerjaan konselor yang sebenarnya. Pengalaman di lapangan memberikan kesempatan yang penting untuk dapat bekerjasama dengan baik antara pendidik konselor dan sekolah di daerah setempat. Pengalaman di lapangan bagi konselor yang berada dalam masa pelatihan merupakan aspek yang penting dalam pelatihan kerjanya. Nyatanya, standar akrediasi CACREP pada tahun 2001 bagi program pendidikan konselor membutuhkan 100 jam mengawas pengalaman praktek dan ditambah 600 jam mengawasi pengalaman pelatihan. Pengawasan diberikan oleh konselor sekolah yang kompeten. Perencanaan professional konselorSekolah:____________________________________

Nama:____________________________________

Tanda tangan Kepala sekolah/kepala konselor:_____

Tanggal:____________________________________

Menggunakan format terpisah dari setiap bagian kompetensi________________________________

Perencanaanevaluasi

(dilengkapi oleh _______________)(dilengkapi oleh________________)

Area target kompetensi:

Objektif:

Deskripsi penugasan/aktifitasCakupan waktuBukti pencapaianTanggalVerifikasi pencapaianLevel (1-5)

pencapaian

Penilaian pencapaian seluruhnya:

12345

(sepenuhnya tercapai)

Tandatangan konselor:_________________

Kepala sekolah/kepala konselor:_________

Tanggal:____________________________

Pertemuan staff konselor sekolah menengah/tinggi

Agenda pembahasan kelompok konseling

Penggunaan/nilai/batasan kelompok

Situasi apa yang akan dilakukan tindakan konseling/Situasi apa yang tidak

Model teori individual

Proses dan teknik professional yang digunakan dalam kelompok konseling

Situasi yang dibutuhkan bagi kesuksesan kelompok

Pengelompokkan

Proses pengelompokan

Norma:

Pengaturan:

Susunan:

Peran /tanggung jawab pemimpin